Salam Redaksi
SALAM REDAKSI
S
elamat bersua lagi para pembaca setia Majalah KETIK di edisi ke-12! Kami segenap redaksi Majalah KETIK mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas izinnya KETIK dapat menerbitkan majalah ini yang ke-12. Meskipun Majalah KETIK bukanlah satu satunya majalah kampus yang ada di Indonesia, namun KETIK optimis akan mendapatkan tempat di hati para pencinta bacaan yang haus akan pengetahuan. Dalam majalah KETIK edisi ke-12, sejatinya Kompetisi Majalah Kampus (khususnya Politeknik se-Indonesia) sudah berjalan lebih dari setahun. Melihat kompetitor yang hadir tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, namun perubahan konsep acaranya saja yang terlihat berbeda meskipun dari tahun ke tahun selalu di tempat sama yang seharusnya dapat diselenggarakan di politeknik manapun. KETIK mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung semua kegiatan LPM KETIK. Semoga LPM KETIK akan terus menjadi Lembaga Pers Mahasiswa yang semakin baik dan lebih kreatif di setiap terbitannya. Kami jajaran redaksi LPM KETIK meminta maaf apabila masih ada kekurangan dalam pembuatan Majalah KETIK. Saran dan kritik dari pembaca sangat ditunggu kehadirannya. Semoga, kehadiran Majalah KETIK dapat menambah wawasan dan informasi bagi para pembaca. Hidup Pers Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! .............................................................................................................................. www.majalahketik.com @majalahketik
EDISI KE-XII (Juli 2022)
Susunan Redaksi Pimpinan Utama Dhimas Yoga Kusuma
Sekretariat Alif Rifqi Mirsya Anandari Utami Adi Sekararum Destiani Mozaika Fitra Roza Chelsea Karina Aolia
Pemimpin Redaksi Muhammad Yazid
Sekretaris Redaksi Nur Fitriani
Redaktur | Nurlaeli Aida Ishmah Zakiyyah Rafi Alvirtyantoro Hania Latifa
Reporter | Lulu Sofiannisa Adinda Balqis Yuswadi Anis Salamah Bella Nurmaya Putri Berkat Mangasitua Munthe Chendy Oktafian Eric Wirayudha Farhan Fathan Fathin Hilmi Muyassar Marsa Nur Alifah Meylia Putri Irawati Nurmaya Dwi Oktavia Serviana Rentiurma Simamora Vanes Tabir Amanda Widanti Cahya Hermisya
Pemimpin Pemasaran M. Arqom Hidayat
Humas
Nadia Amalia Salsabila Amatu Syukur Naimah Diah Ayu Puspitasari Edla Nitya Sjoekri Farah Aviarahma Siregar Hasyifa Nur Azizah Raqiqa Salma Zainiyah Al-Ayyub Yesa Afriansyah
Konten Kreatif Rizqi Ramadhan M. Ramzah Harfani Nazla Ufaira Sabri Tsabitah Qaulan Hanifah
Video Editor Anne Nur Apriyani Aliyah Safitri Bagas Essa Farhan Aziz Muhammad Sofiyulloh Sarah Al Hanifah Venna Ameilia Putri
Artistik Achmad Abiyyu Daffa Alyaa Salsabiila Afrah Putri Zafirah Ammar Agil Pangestu Putra Bisma Muhammad Zaky Rosvien Tyastie Talitha Maritza Tiara Alya Nabilla
Fotografer LPM KETIK mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi pada edisi ini. Majalah KETIK edisi ke-12 dan lainnya juga dapat diakses melalui url berikut: www.majalahketik.com/magazine. Dilarang mengutip, menyadur, menyalahgunakan isi dan gambar tanpa seizin LPM KETIK.
3
Intan Fadillah Listya Lupiya Apsari Ready Ruhut Simamora Safa Aulia Rachmat Shinta Sofariah
Daftar Isi
5
DAFTAR ISI Berita Utama
6 10
Eduketik
Kenalan dengan Direktur Baru PoliMedia Periode 2022-2026
47
Bersihkan Datamu pada File Memori, Bantu Selamatkan Bumi
Polimedia Goes To School: Ajang Branding PoliMedia
49
Pahami Bipolar dari Film “Kukira Kau Rumah”
Dunia Kampus
Resensi
13
Film dan Televisi: Mengenal Lebih Dalam Prodi Baru PoliMedia Jakarta
52
Senandung Rasa Tulus Untuk Melepas dalam “Hati-Hati di Jalan”
15
Anggun Gunawan, Dosen Inspiratif Peraih Beasiswa LPDP Oxford Brookes University
55
AbiGhea, Kisah Romansa Remaja yang Dibalut Konflik Tak Biasa
19
Resmi Dilantik, Pengurus Baru Ormawa Diminta Bantu Wujudkan PoliMedia Bangga
59
ShortMovie “Abu Biru Baru”
63
ShortMovie “Membasuh”
23
Tempo Ayeuna: Wirausaha Mahasiswi Polimedia dari Prodi Seni Kuliner
68
ShortMovie “Nuryanti”
26
PoliMedia Meraih 3 Piala Pada Ajang NPEO
Cerpen
71
Puisi
Gaya Hidup
30 34
Self-Grooming Ala Anak Perhotelan Tips Padanan Kuliah Ala Anak Desain Mode
80
Magang dan Segala Problematika: Eksploitasi Berkedok Edukasi?
40
Pro Kontra: Ondel-ondel sebagai Media Mengamen
Event
44
Ketupat Lebaran, Menjadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi
Suaraku Untuk Negeri
Desain
81
Opini
37
Gadis di Jembatan Perdamaian
There’s Something Else Behind A Smile
Fotografi
82 83 84 85
Ketika Tasbih Bercerita Hero Melukis Mimpi Hope
6
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Berita Utama
Kenalan dengan Direktur Baru Politeknik Negeri Media Kreatif Periode 2022-2026, Yuk! Teks: Meylia Putri Irawati Editor: Hania Latifa
Berita Utama
D
r. Tipri Rose Kartika, SE., M.M. terpilih menjadi direktur Politeknik Negeri Media Kreatif periode 2022-2026 dengan perolehan 17 (tujuh belas) suara dari total 26 suara, terdiri dari 35% suara menteri dan 65% suara senat Politeknik Negeri Media Kreatif. Tipri mengaku senang dan bersyukur atas tanggung jawab besar yang dipercayakan padanya. Baginya, menjadi pemimpin di PoliMedia merupakan tantangan yang besar dan ia ingin membawa PoliMedia lebih maju, unggul dalam segala aspek, serta lebih dikenal oleh masyarakat nasional maupun internasional. “Dengan menjadi dosen saja, saya hanya bisa membangun perubahan pada lingkup kecil saja. Saya ingin melakukan perubahan di lingkup yang lebih besar dengan berani untuk menyalonkan diri menjadi pemimpin PoliMedia,” ujarnya saat diwawancarai pada Jumat (4/3/2022). Tipri menjelaskan bahwa keinginannya adalah untuk menjadikan mahasiswanya dapat hidup sejahtera dan bisa mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Ia melihat peluang untuk mewujudkan hal tersebut dalam lingkup yang besar adalah dengan cara menjadi pemimpin di PoliMedia. “Passion saya
sebagai dosen. Dosen itu memiliki keinginan supaya mahasiswanya itu hidup lebih sejahtera, bisa hidup sendiri tanpa bergantung dari orang lain, seperti itu. Nah, kalau hanya sebagai dosen saja, itu, kan, hanya bisa membuat mahasiswa saya seperti itu di lingkup kecil saja, di kelas saja gitu. Beda dengan jika saya menjadi pimpinan atau direktur, saya bisa membuat kebijakan-kebijakan yang bisa mengarahkan lulusan saya untuk bisa jadi seperti itu,” ungkap Tipri. Dalam menjalankan tujuannya, Tipri sendiri memiliki prinsip yang selalu ia yakini, yaitu 4D. Pertama, diniatkan. Kedua, dijalankan dengan sungguh-sungguh. Ketiga, dinikmati prosesnya. Terakhir, disyukuri apa pun hasilnya. Pun, dalam menjalankan pemilihan direktur saat itu, Tipri juga menerapkan prinsip 4D-nya tersebut. “Yang pertama itu diniatkan. Jadi, apa pun yang saya lakukan, termasuk mengikuti kompetisi direktur ini diniatkan dengan baik agar PoliMedia lebih maju. Kedua adalah dijalankan sungguhsungguh. Dengan niat yang baik tersebut, saya jalankan sungguh-sungguh dengan cara mengikuti kompetisi [pemilihan direktur] dengan
7
baik. Ketiga adalah dinikmati prosesnya. Tentunya dalam berkompetisi, ada suka dan tidak sukanya. Ya, itu wajarwajar saja kalau dalam kompetisi, dinikmati saja. Keempat adalah disyukuri apa pun hasilnya,” jelas Tipri. Ia juga berharap prinsip 4D-nya itu dapat dijadikan contoh oleh banyak orang dalam mencapai tujuan atau mimpi mereka. Karier Tipri di PoliMedia dimulai pada tahun 2009, setelah PoliMedia diresmikan menjadi politeknik yang sebelumnya merupakan Pusgrafin (Pusat Grafika Indonesia) pada tahun 2008. Sebelum terpilih menjadi direktur di PoliMedia, Tipri Kilas Balik Karier Tipri di PoliMedia • • • •
Ketua Tim Kewirausahaan (Pemimpin Dosen Kewirausahaan) Ketua P3I (Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional) Ketua SPI (Satuan Pengawas Internal) Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Selain di PoliMedia, Tipri juga bergerak di beberapa bidang, yaitu: • • • • • • •
Ketua Kelompok Kerja Program KBMI (Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia) ASMI (Akselerasi Start Up Mahasiswa Indonesia) ProgramKreatifitasMahasiswa (PKM) Program Hibah Bina Desa Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi Program Magang Mahasiswa Vokasi ProgramKreatifitasMahasiswa Vokasi
8
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
adalah dosen yang mengampu mata kuliah entrepreneur atau kewirausahaan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai direktur, Tipri membawa lima gagasan utama, yaitu mengem(bang) kan (ga)gasan; mengem(bang) kan kelemba(ga)an; (bang)kit penuh (ga)irah; berkem(bang) sebagai keluar(ga); dan menyum(bang)kan tena(ga) kerja, yang disatukannya ke dalam #PolimediaBangga. Melalui #PoliMediaBangga ini, Tipri ingin menghadirkan adanya kebanggaan yang dirasakan oleh seluruh pihak karena telah menjadi bagian di PoliMedia. Ia juga berharap #PoliMediaBangga dapat membawa semangat baru yang lebih baik lagi serta dapat mendorong terjadinya kolaborasi di berbagai lapisan civitas kampus yang ada di PoliMedia.
“Nah, untuk mewujudkan #PoliMediaBangga ini, ada 5 hal yang harus dilakukan. Yang pertama, menerima semua masukan-masukan agar PoliMedia menjadi lebih baik. Saya akan membuka peluang, menerima masukan-masukan dan kritikan-kritikan,” jelas Tipri. Ia juga mengatakan bahwa berbagai lapisan civitas kampus yang ada di PoliMedia dapat memberikan saran dan kritik mereka lewat link atau scan barcode yang terdapat di beberapa tempat di PoliMedia. 5 Gagasan Utama •
mengem(bang)kan (ga) gasan • mengem(bang)kan kelemba(ga)an • (bang)kit penuh (ga)irah • berkem(bang) sebagai keluar(ga) • dan menyum(bang)kan tena(ga) kerja yang disatukannya ke dalam #PolimediaBangga.
Tempat kritik dan saran tersebut juga termasuk ke dalam lima gagasan #PolimediaBangga, yaitu mengembangkan gagasan dan mengembangkan kelembagaan. Seluruh kritik dan saran yang diperoleh tersebut, jelas Tipri, akan digunakan untuk menghadirkan lembaga PoliMedia, seluruh lapisan civitas kampus, kurikulum, serta sarana dan prasarana yang unggul. “Yang ketiga, bangkit penuh gairah. Di PoliMedia ini, kita harus terus punya semangat. Konsepnya itu saling mengisi, bukan mengeliminasi. Kalau kita saling mengeliminasi, kita akan lemah. Tapi, kalau kita saling mengisi, kita akan kuat, saling bergairah,” lanjut Tipri. Untuk gagasannya yang keempat, Tipri menjelaskan bahwa berkembang sebagai keluarga bermakna saling berkolaborasi dan saling bersinergi. “Enggak ada, tuh, superman. Enggak ada, tuh, superhero. Enggak ada, tuh, superwoman. Yang ada itu super team, yaitu timnya PoliMedia,” tambahnya. Keempat gagasannya tersebut, lanjut Tipri, dilakukan untuk menyumbangkan tenaga kerja untuk Indonesia dan untuk dunia. “Untuk apa kita melakukan itu semua?
Berita Utama
Yang kelima adalah agar kita bisa menyumbangkan tenaga kerja untuk dunia atau untuk Indonesia. Tenaga kerja yang punya kompetensi yang mumpuni dan memiliki daya saing karena dunia terus berubah.” Begitulah penjabaran Tipri mengenai #PoliMediaBangga. Branding #SmartCampus juga menjadi salah satu capaian Tipri untuk Polimedia ke depannya. Hal ini disebabkan karena Tipri melihat bahwa saat ini adalah era 4.0. Banyak hal sudah hampir serba digital. Namun, menurutnya, sistem di PoliMedia masih kurang terintegrasi satu sama lain. Oleh karena itu, #SmartCampus ini adalah upaya untuk menghadirkan perubahan di PoliMedia ke depannya agar hal-hal yang buruk serta kurang optimal tidak terulang kembali, juga agar memudahkan seluruh civitas kampus untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
“
Sistemnya harus dibangun dulu. Sekarang itu, modulmodul, bahkan sistem antarprodi, BAKPK, jurusan, itu belum terintegrasi. #SmartCampus bisa terlaksana kalau sistemnya sudah bagus, dan kita sedang menuju ke situ
“
Terkait sarana dan prasarana, selain pusgiwa yang masih dalam tahap pembangunan, Tipri berniat untuk membangun kelas baru, lab, bahkan hingga twin building jika memungkinkan. Ia juga menanggapi soal fasilitas yang masih dianggap kurang memadai dan sering dikeluhkan oleh para mahasiswa, seperti lahan parkir, toilet, dan kondisi lift yang mengkhawatirkan. Tipri menjelaskan bahwa permasalahan mengenai fasilitas-fasilitas tersebut sudah mulai ditangani satu per satu, beberapa juga ada yang sedang dalam tahap perbaikan. Terakhir, Tipri berpesan serta berharap pada seluruh civitas akademika di PoliMedia agar bisa saling berkolaborasi dan saling bersinergi dengan cara saling merangkul, serta tidak saling mengeliminasi satu sama lain, melainkan saling mengisi dengan menerapkan lima gagasan yang terdapat dalam #PolimediaBangga. Lalu, para mahasiswa juga diharapkan memiliki daya kreativitas dan inovasi yang tinggi untuk menghadapi tantangan yang besar dan perubahan yang pesat ke depannya nanti dengan tetap semangat. “Pesan saya, mahasiswa harus tetap semangat, harus tetap punya daya kreativitas dan inovasi yang tinggi. Tantangan
9
di depan sangat besar, jadi kita harus siap akan itu. Kita harus tetap semangat, berpikir positif, dan terbekali dengan hal-hal yang bisa mengasah potensi diri, keterampilan, maupun pengetahuan, ya. Untuk civitas akademika seluruhnya, saya berharap seluruhnya saling berkolaborasi dan saling bersinergi. Kita harus tahu bahwa dalam diri kita ada kelebihan dan ada kekurangan. Hal-hal yang bisa merusak persahabatan dan kekeluargaan disingkirkan. Jadi, seperti yang saya bilang, jangan saling mengeliminasi, tapi saling mengisi,” tutupnya.
Jika Sobat Ketik mempunyai saran atau kritik untuk ditindaklanjuti langsung oleh Tipri Rose selaku Direktur PoliMedia periode 20222026, Sobat Ketik dapat scan barcode yang berada di atas ini
10 10
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
PoliMedia Goes To School: Ajang Branding PoliMedia Berita Utama
P
oliMedia Goes To School (PGTS) merupakan agenda Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PoliMedia dari Departemen Luar Negeri Divisi Luar Kampus yang bekerja sama dengan himpunan mahasiswa (HIMA) dari setiap program studi yang terdapat di PoliMedia. Sesuai dengan namanya, PoliMedia Goes To School (PGTS) adalah kegiatan sosialisasi yang mendatangi sekolah-sekolah, baik itu SMA maupun SMK sederajat yang bertujuan sebagai ajang branding atau memperkenalkan PoliMedia ke setiap sekolah yang berada di sekitar wilayah Jabodetabek. Sekolah yang dikunjungi untuk sosialisasi PGTS, yaitu sekolah yang berada di
wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, Bogor, dan wilayah di sekitar Bekasi yang kawasannya masih dekat dengan Jakarta. Tujuan BEM bekerja sama dengan HIMA PoliMedia terkait kegiatan PGTS agar informasi mengenai kampus PoliMedia dari setiap jurusan dapat tersampaikan secara menyeluruh kepada para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di PoliMedia. Terdapat 38 anggota yang berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan PGTS pada periode ini, yang terdiri dari sembilan anggota sebagai perwakilan dari BEM dan 29 anggota sebagai perwakilan HIMA dari seluruh program studi di PoliMedia. Selain bekerja sama dengan HIMA, BEM juga turut mengundang alumni sekolah tujuan yang menjadi mahasiswa PoliMedia. Persiapan untuk kegiatan PGTS dilaksanakan dua minggu sebelum kegiatan ini dimulai. Selama persiapan prakegiatan, anggota BEM telah membuat
Berita Utama
pemetaan, melakukan survei, mengirim surat ke sekolah yang ingin dikunjungi, dan membuat perizinan ke sekolah terkait teknis pelaksanaan kegiatan PGTS. Sekolah-sekolah yang dikunjungi untuk kegiatan PGTS juga ditentukan berdasarkan jurusan yang selaras dengan program studi yang terdapat di PoliMedia. Menurut Johan, selaku Ketua Divisi Luar Kampus, agenda PGTS telah berjalan selama tiga tahun. Sebagai momentum yang tepat untuk mengawali musim penerimaan mahasiswa baru, agenda ini direncanakan akan berlangsung selama hampir satu bulan, yaitu dimulai pada tanggal 31 Januari sampai 25 Februari 2022. Namun, hingga saat ini, masih ada beberapa sekolah yang belum dikunjungi karena menyesuaikan jadwal dengan sekolah tersebut sehingga belum bisa dipastikan jadwal kegiatan PGTS akan berakhir. Selain dilaksanakan secara daring seperti tahun lalu, tahun ini kegiatan PGTS dapat dilaksanakan secara luring. Dengan dua cara pelaksanaan tersebut, kendala yang dihadapi hampir sama, yaitu terkait dengan keadaan pandemi. Bedanya, kendala yang dihadapi ketika sosialisasi secara daring, yaitu kurangnya perhatian siswa mengenai pemaparan informasi yang ingin disampaikan. Sedangkan saat luring, kendalanya adalah pihak sekolah yang secara mendadak membatalkan jadwal yang sebelumnya telah ditentukan, sebab kebijakan pembelajaran sekolah yang diadakan secara pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pihak sekolah yang mendadak menginformasikan jadwal pelaksanaannya. Oleh karena itu, anggota tim PGTS harus bersiap untuk dengan kendalakendala yang terjadi. Secara teknis, BEM PoliMedia awalnya membuat opsi dalam pelaksanaan kegiatan PGTS secara luring. Terkait situasi pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, kegiatan PGTS dapat dialihkan secara daring, apabila dari pihak
11 11
sekolah tidak mengizinkan sosialisasi secara luring. Akan tetapi, apabila kegiatan PGTS secara daring juga tidak diizinkan oleh pihak sekolah, maka pihak BEM PoliMedia tidak melakukan kegiatan ini ke sekolah tersebut. Oleh karena itu, keputusan dalam pelaksanaan kegiatan PGTS disesuaikan juga dengan kebijakan dari masingmasing sekolah. “Misalkan emang enggak bisa online juga, ya, udah. Kita enggak sosialisasi, gitu. Enggak bisa memaksakan juga, karena sekolah punya kesibukan masing-masing, kebijakannya juga beda-beda.” Tutur Johan terkait perizinan untuk melakukan kegiatan PGTS. Terdapat 45 sekolah yang telah dihubungi melalui surat undangan kegiatan PGTS. Hingga saat ini, terdapat tujuh belas sekolah yang telah dikunjungi, di antaranya sembilan sekolah dilakukan secara daring dan delapan sekolah dilakukan secara luring. Salah satu sekolah yang mengizinkan untuk pelaksanaan sosialisasi PGTS secara luring, yaitu SMK Negeri 2 Kota Depok. PGTS di SMK Negeri 2 Depok tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Februari 2022 dengan mendatangi sebelas kelas dari lima jurusan yang terdapat di SMK Negeri 2 Kota Depok. Saat itu, terdapat pula alumni SMKN 2 Depok yang juga sebagai mahasiswa PoliMedia, anggota BEM, dan anggota HIMA dari program studi Multimedia, Penerbitan, Seni Kuliner, Pengelolaan Perhotelan, Penyiaran, dan Periklanan. Berdasarkan penjelasan Johan, BEM PoliMedia tidak memiliki target jumlah mahasiswa baru yang akan mendaftar di PoliMedia pada tahun ini setelah dilaksanakannya kegiatan PGTS, karena tujuan kegiatan PGTS hanya untuk memperkenalkan dan menginformasikan hal-hal seputar kampus PoliMedia. Namun, dalam kegiatan PGTS ini terdapat pengisian formulir sebagai survei kegiatan PGTS oleh para siswa yang sekolahnya telah dikunjungi. Survei tersebut dapat dijadikan
12 12
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
sebagai acuan data untuk pihak kampus PoliMedia bahwa sudah sejauh mana PoliMedia dikenal oleh kalangan siswa. Selain itu, survei tersebut juga bertujuan agar pihak kampus dapat memberikan informasi mengenai jadwal penerimaan mahasiswa baru PoliMedia melalui e-mail. Hingga saat ini, sekitar 500 responden yang sudah mengisi survei tersebut. Tidak hanya itu, di dalam survei kegiatan PGTS juga terdapat peminatan siswa terhadap program studi yang terdapat di PoliMedia. Berdasarkan survei tersebut, kemungkinan program studi yang paling diminati tahun ini tidak beda jauh dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu program studi yang paling diminati dari jenjang pendidikan D3, yaitu terdiri dari Desain Grafis, Penyiaran, dan Periklanan. Sedangkan untuk jenjang pendidikan D4, yaitu dari program studi Multimedia, Animasi, dan Pengelolaan Perhotelan. “Kemungkinan kalau
program studi yang paling favorit, enggak jauh beda, ya, sama program studi yang tahun lalu. Kalau tahun lalu itu dari D3 yang pertama ada Desain Grafis, terus kedua ada Penyiaran, ketiga ada Periklanan. Nah, terus kalau misalkan yang D4 itu ada Multimedia, Animasi, sama Pengelolaan Perhotelan.” jelas Johan. Terlepas dari kendala yang dihadapi, kegiatan PGTS ini menuai manfaat. Citra PoliMedia makin dikenal oleh sekolah-sekolah yang telah dikunjungi melalui kegiatan PGTS, “Positifnya, yaitu branding. Terus siswa-siswi yang belum tau PoliMedia, jadi tau PoliMedia. Citra kita bisa dilihat juga siswa-siswinya, gitu. Jadi, penerimaan mahasiswa baru (PMB) sekarang insyaallah bisa naik dari sosialisasi.” Jelas Johan. Teks: Marsya Nur Alifah & Berkat Mangasitua Munthe Editor: Nurlaeli Aida
Foto: Berkat Mangasitua Munthe
Foto: Instagram/adisetiantoo
Dunia Kampus
Dunia Kampus
Film dan Televisi: Mengenal Lebih Dalam Program Studi Baru di PoliMedia Jakarta
13
14
L
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
ahirnya Program Studi Film dan Televisi (FTV) di PoliMedia Jakarta memberikan suatu terobosan baru dalam kebutuhan industri yang dibutuhkan saat ini. Program studi ini lahir atas ide dan wacana beberapa dosen serta persetujuan direktur yang sah. Film dan Televisi merupakan program studi ke-15 di PoliMedia Jakarta yang termasuk dalam Jurusan Penerbitan. Awal mula dibentuk program studi ini karena menyesuaikan kebutuhan industri terkait dengan film dan televisi sehingga dibuatlah sebuah team untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai Program Studi Film dan Televisi. Program studi ini dapat menghasilkan tenaga siap kerja di industri kreatif karena saat ini banyak ladang perindustrian yang membutuhkan keahlian dalam bidang tersebut. Banyak stasiun televisi yang membutuhkan kreativitas untuk memproduksi acara-acara yang berkualitas, serta banyaknya ragam profesi di dunia film dan televisi. Banyak yang beranggapan bahwa Porgram Studi Film dan Televisi sama dengan program studi yang sudah ada di PoliMedia Jakarta, yaitu Penyiaran. Namun, terdapat perbedaan di antara kedua program studi tersebut. Film dan Televisi adalah program studi yang fokus pada bidang ilmu yang
mempelajari bagaimana menciptakan bentukbentuk di dalam audio visual lengkap dengan berbagai prosesnya dan segala hal teknis pembuatan film dan program siaran televisi. Ada beberapa indikator perbedaan kedua program studi tersebut, salah satunya secara teknis dan alat. PoliMedia Jakarta sedang mengusahakan akreditasi untuk Program Studi Film dan Televisi serta selalu meningkatkan kualitas agar memiliki akreditasi sangat baik di kemudian hari. PoliMedia Jakarta juga akan terus mengejar terkait kerjasama industri, agency, dan orang- orang yang memiliki platform. Program Studi Film dan Televisi hanya dapat diikuti melalui jalur mandiri saja. Ketentuan yang harus dimiliki bagi mahasiswa yang ingin masuk di Program Studi Film dan Televisi, antara lain memiliki niat yang pasti untuk karir kedepanya, tidak buta warna karena dibutuhkannya audio visual pada warna, harus ada motivasi, dan tidak terlibat dalam kejahatan. Selebihnya harus mengikuti ketentuan kampus PoliMedia Jakarta yang tertera. Diharapkan Program Studi Film dan Televisi dapat dikenal lebih banyak oleh masyarakat luar bahwa PoliMedia Jakarta memiliki program studi baru, yaitu Film dan Televisi.
Foto: Dhimas Yoga
Teks: Widanti Cahya Hermisya Editor: Nurlaeli Aida
Dunia Kampus
Dunia Kampus
Anggun Gunawan, Dosen Inspiratif Peraih Beasiswa LPDP Oxford Brookes University Salah satu dosen di PoliMedia bernama Anggun Gunawan berkesempatan meraih beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi S2-nya di Inggris.
15
16
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Memilih Beasiswa Lokal
B
easiswa LPDP disediakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Melalui beasiswa tersebut, pemerintah Indonesia mendukung warga negaranya untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpendidikan dan berkualitas serta mempunyai jiwa kepemimpinan dan memberikan efek yang baik terhadap masyarakat luas dan bangsa di masa depan. Beasiswa ini juga menjadi kunci untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia di tahun 2045 nantinya, tepat di usia yang ke-100 tahun. Dosen yang mengajar di Jurusan Penerbitan ini, telah mengikuti rangkaian proses seleksi di awal tahun 2017 dan berhasil lolos dari ribuan pelamar yang mendaftar beasiswa tersebut. Beliau lebih memilih menggunakan beasiswa LPDP yang berasal dari pemerintah Indonesia, dibandingkan dengan beasiswa dari negara yang dituju.
“
Pride saat mendapatkan beasiswa dari pemerintah sendiri, tentu saja beda.” Ujar Anggun.
Beasiswa LPDP berbeda dibanding dengan founding beasiswa lainnya. Semua biaya keberangkatan, uang buku, uang kebutuhan, bahkan kepulangan juga ditanggung penuh oleh pemerintah Indonesia. Anggun mengaku telah didanai sekitar 700 juta rupiah selama berkuliah di sana. Dibalik dana yang terbilang cukup besar, ada dedikasi yang harus Anggun lakukan setelah lulus dan mendapatkan gelar S2, yaitu pengabdian selama dua kali masa studi
ditambah satu tahun. Jadi, beliau harus tinggal di Indonesia selama tiga tahun untuk melakukan kegiatan yang inovatif serta kreatif, dengan fungsi untuk negara dan masyarakat sekitar.
Menuju Inggris
Sempat terpikir oleh Anggun untuk melanjutkan pendidikan S2 di Jerman, namun akhirnya, beliau memilih S2 Penerbitan di Oxford Brookes University yang berada di Oxford, Inggris. Universitas ini terkenal dengan nama Oxford Polythecnic, sebelum berganti nama menjadi Oxford Brookes University di tahun 1992. Ada sekitar sebelas warga negara Indonesia yang berkuliah bersama Anggun saat itu. Menurutnya, ketika itu tidak banyak yang tahu tentang Oxford Brookes University, padahal jurusan yang ditawarkan aplikatif dan sangat unik. Anggun mengaku sudah mempunyai akun LPDP sejak tahun 2015 dan mengikuti seleksi di awal tahun 2017. Dosen lulusan Universitas Gadjah Mada Jurusan Filsafat ini juga memiliki kisah perjuangan yang tidak mudah dalam menempuh program beasiswa LPDP. Beliau harus mengikuti beberapa persyaratan, seperti IPK minimal 3.00, Letter of Acceptance (LoA) dari perguruan tinggi yang dipilih, surat rekomendasi dari akademisi, score test seperti TOEFL/IELTS dan lainnya. Anggun juga mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Inggris. Oleh karena itu, beliau menetap di Yogyakarta lebih lama untuk mengambil kursus bahasa Inggris. Pada tahun 2014, Anggun pernah mendapatkan beasiswa dari Goethe Institut untuk menjadi perwakilan delegasi Indonesia selama 10 hari dalam Frankfurt Bookfair, pameran buku terbesar sedunia. Selama di Frankfurt, Anggun juga mengunjungi Goethe
Dunia Kampus
University Frankfurt dan melihat program studi S2 yang menarik, yaitu Southeast Asian Studies yang memiliki syarat bisa berbahasa Indonesia atau berbahasa Melayu. Sempat terpikir untuk S2 di Jerman dan belajar bahasa Jerman, tetapi Anggun akhirnya mengurungi niatnya untuk melanjutkan studinya di sana dan tetap berpegang teguh untuk melanjutkan studi di Oxford, Inggris.
Kuliah di Oxford
Oxford merupakan pusat penerbitan di dunia dan memiliki Jurusan Penerbitan nomor satu di Inggris. Semua yang ada di Oxford bisa dibilang sudah memenuhi semua impian Anggun untuk melajutkan pendidikannya. Menurut penuturan Anggun sendiri, ketika di Jerman, beliau menyadari bahwa bisnis penerbitan adalah bisnis yang besar. Beliau juga tidak ingin membuang peluang tersebut dengan sia-sia. Apalagi di Indonesia tidak banyak orang yang mengambil program S2 Penerbitan. Warga Indonesia lebih mengenal Oxford University, daripada Oxford Brookes University. Maka dari itu, lebih banyak warga Indonesia yang melanjutkan pendidikannya di Oxford University. Warga Indonesia yang berkuliah di Inggris cukup banyak, bahkan ada himpunan yang bernama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di sana. Anggun sering berbincang atau melakukan aktivitas bersama, seperti bermain futsal dengan anggota PPI lainnya. Selama berkuliah di sana, Anggun tinggal di asrama. Beliau bersama 60 temannya yang berasal dari manca negara dengan background yang menakjubkan, sama-sama berjuang dalam meraih nilai yangbaik. Tetapi faktanya, untuk mendapatkan nilai di Oxford Brookes University tergolong sulit. Walau tidak memiliki
17
prestasi akademik yang banyak saat berkuliah, Anggun merasa pengalaman yang didapatkannya sangat tidak terlupakan dan membuatnya banyak belajar.
Anggun dan Dunia Penerbitan
Ketika di Yogyakarta dulu, Anggun memiliki sebuah usaha penerbitan inide yang ia mengelola penerbitannya sendiri dari masa kuliah sampai sekarang. Bahkan salah satu faktor mengapa Anggun tertarik dengan dunia penerbitan karena beliau mempunyai mimpi untuk memiliki sekolah penerbitannya sendiri. Impiannya tersebut juga dituangkan dalam motivation letter-nya, yaitu 5-10 tahun setelah membesarkan usaha penerbitannya sendiri beliau akan berusaha untuk membuka sekolah penerbitannya. Walaupun mendapat kejadian tidak terduga seperti keadaan pendemi di Indonesia yang membuat omset penerbitannya turun. Tetapi itu tidak menghambat Anggun untuk tetap berinovasi, salah satunya menjadi seorang dosen di Politeknik Negeri Media Kreatif yang memiliki Jurusan Penerbitan. Beliau bersemangat mengajar di sana, dengan harapan, bisa membagi ilmu yang sudah beliau pelajari selama berkuliah di Oxford Brookes University. Anggun bercerita sebelum terjun di dunia penerbitan, semuanya itu berawal dari skripsi yang beliau buat dengan judul Juru Selamat Orang Yahudi. Kemudian Anggun menjadikan skripsinya dalam bentuk buku dengan tujuan agar kelulusannya menjadi momen monumental dimana beliau ingin membanggakan kedua orang tuanya. Semua pengerjaannya dikerjakan olehnya sendiri, mulai dari mengurus ISBN, membuat sampul buku, hingga mengatur tata letak di Microsoft Word. Setelah selesai pengerjaannya, bukunya beliau bagikan kepada
18
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
para dosen sebagai tanda terima kasih. Bahkan ada beberapa dosen yang meminta untuk tesisnya dibuatkan menjadi buku juga. Setelah dari semua momen tersebut, Anggun akhirnya memberanikan diri membuat usaha penerbitan kecil-kecilan yang bertempat di kamar asramanya. Anggun juga melakukan promosi di platform media sosial, yaitu Facebook dan grup Milis yang berbasis email kepada rekan-rekan internetnya, serta mendapat keuntungan dari sana.
Masa Depan Penerbitan Indonesia
Hasil riset milik Anggun setelah lulus kuliah mengenai penerbitan di Indonesia membuahkan hasil yang bagus. Anggun sempat diundang menjadi pembicara dalam forum Musyawarah Kerja Nasional Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi (Mukernas APPTI). Anggun berpendapat mengenai masa depan penerbitan di Indonesia, bahwa banyak generasi milenial yang sudah membuka mata, khususnya keluarga-keluarga yang lulusan sarjana. Banyak dari mereka yang memberikan anaknya buku untuk menyiapkan pembelajaran di masa mendatang. Bahkan buku anak sendiri adalah buku yang paling laku di toko buku. Pemerintah telah mendorong beberapa profesi, seperti dosen dan guru untuk membuat buku. Hal ini yang Anggun rasakan bahwa masa depan penerbitan di Indonesia sendiri akan sangat cerah. Walaupun tertinggal oleh beberapa negara lainnya, contohnya Malaysia yang memiliki studi penerbitan setara S1 sampai S3, berbanding terbalik dengan Indonesia yang hanya setara D3. Namun tidak dipungkiri, kalau penerbitan akan menjadi peluang yang cukup besar di Indonesia. Anggun berharap kampus
PoliMedia dapat gencar untuk menjadikan mahasiswa penerbitan tetap inovatif dan bersinar di dunia kerja.
Tips & Trick
Anggun memberikan tips khususnya ketika melakukan wawancara untuk beasiswa LPDP. Beliau mengaku menjawab pertanyaan dengan simple dan kritis. Menurutnya, persyaratan pendaftarannya dapat dipenuhi dengan mudah dan pemberkasannya sendiri tidak begitu sulit. Tetapi untuk wawancara harus diperhatikan dengan seksama dan detail. “Khususnya saat pewawancara bertanya tentang kontribusi untuk Indonesia. Cukup berbicara rasional dan jujur saja, tetapi tetap berguna untuk sekitar,” tutur Anggun. Terakhir, beliau memberikan saran kepada mahasiswa di Indonesia yang ingin berkuliah ke luar negeri, untuk selalu tetap belajar, khususnya menguasai bahasa asing. Jangan lupa juga dengan konsistensi dan kesabaran dalam belajar, serta siap untuk bersikap dan berpikir secara terbuka. Namun, tidak boleh juga melunturkan budaya sendiri. Teks: Widya Tiara Sari Chaniago Putri Editor: Rafi Alvirtyantoro
Dunia Kampus
19
Dunia Kampus
Resmi Dilantik, Pengurus Baru Ormawa Diminta Bantu Wujudkan PoliMedia Bangga
P
elantikan pengurus baru Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Politeknik Negeri Media Kreatif baru saja digelar di Aula Gedung A Lantai 3 PoliMedia pada Kamis, 17 Maret 2022. Acara pelantikan Ormawa ini dilaksanakan secara luring dan mematuhi protokol kesehatan.
Acara pelantikan Ormawa ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa yang akan menjadi pengurus baru Ormawa PoliMedia, yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), Himpunan Mahasiswa (HIMA) dari berbagai program studi, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Semi Otonom (BSO), dan Organisasi di bawah Divisi (ODD). Ketua Panitia, Ramadhan Aulia Rachman, menyebutkan acara pelantikan ini mulanya akan digelar di depan Hall PoliMedia. Namun, karena cuaca tak mendukung maka acara dilaksanakan di aula.
20
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
“Secara teknis, tuh, sebenarnya kita tadi awalnya mau di depan hall kan. Terus ternyata tadi hujan, kemudian kita pindahkan (acara pelantikan) full ke aula, jadinya, ya, seperti sekarang.” Ujar Ramadhan. Acara pelantikan tersebut dibuka dengan lagu wajib Indonesia Raya, Mars PoliMedia, dan Mars Mahasiswa. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Tipri Rose Kartika selaku Direktur PoliMedia sekaligus membuka acara dan melantik pengurus baru Ormawa masa bakti 2022-2023. Tipri Rose Kartika secara resmi melantik seluruh Ormawa dengan terlebih dahulu melakukan pembacaan surat keputusan pengangkatan Ormawa dan dilanjut dengan penyematan Brevet. Dalam sambutannya, Tipri Rose mengatakan bahwa organisasi mahasiswa sebagai tempat
untuk menempa leadership, critical thinking, dan teamwork. “Jadi memang organisasi mahasiswa itu sebenarnya untuk menempa anak-anak leadership, critical thinking, serta teamwork. Harapannya di dalam organisasi kemahasiswaan ini bisa mengasah softskill. Kalo misalnya di akademik belajar mengenai mata kuliahnya, tapi di sini tidak, di sini belajar tentang kehidupan. Bagaimana cara berkomunikasi bersama temantemannya. Bagaimana jika ada masalah belajar untuk mencari solusinya bersama, kemudian mengkritisi masalah-masalah yang ada. Itulah fungsi Ormawa.” Ujar Tipri Rose. Tipri Rose juga meminta masukan-masukan dari mahasiswa untuk membantu mewujudkan visi yang ia usung, yaitu PoliMedia Bangga. Menurutnya, dalam mewujudkan PoliMedia Bangga yang nomor satu adalah menerima
Foto: Chendy Oktafian
Dunia Kampus
masukan dan kritikan. Ia merasa semua stakeholder yang ada di PoliMedia sekalipun mahasiswa memiliki kompetensi dan keahlian tertentu untuk dipergunakan hal-hal yang positif serta memberikan masukan dan kritik yang membangun. “Saya merasa semua yang ada di PoliMedia ini baik sekalipun mahasiswa itu punya peran, kompetensi, dan keahlian tertentu. Tentu saja kemampuan dan kompetensi itu dipergunakan untuk hal-hal positif. Memberi masukan dan kritik yang membangun, bukan berarti mejelekjelekan, tapi memberi masukan-masukan untuk perbaikan PoliMedia yang menjadikan PoliMedia Bangga.” Ungkapnya. Tipri Rose pun menjelaskan maksud dari PoliMedia Bangga di sini adalah setiap stakeholder PoliMedia menjadi pengambil keputusan atau berbagai kepentingan yang ada di PoliMedia. “Jadi PoliMedia Bangga itu bagaimana kita sebagai stakeholder menjadi pengambil keputusan atau berbagai kepentingan yang membuat kita menjadi bangga. Artinya, kita happy dengan PoliMedia, ke kampus senang, setelah keluar dari sini juga menjadi senang.” Jelasnya. Ketua BEM terpilih, Agistra Arifin, mengatakan arah gerak BEM Polimedia 2022 akan lebih fokus untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi kepada Ormawa secara menyeluruh agar program kerjanya bisa berjalan dengan baik. “Arah gerak kita (BEM) lebih ke arah komunikasi dan kolaborasi. Jadi kalau misalkan grand design dan segala macam prokernya itu kita mencoba
21
berkomunikasi ke Ormawa secara seluruhnya biar proker-proker kita bisa berjalan dengan baik.” Jelas Agis. Ia juga menambahkan kedepannya akan mencoba membawa restorasi proker yang tidak ada di tahun sebelumnya. “Kalo proker yang benar-benar mau kita bawa itu kita juga mau restorasi juga. Di tahun 2019 atau 2018 ada Olimpiade PoliMedia. Nah, kita mau coba kembalikan itu, euforia itu, mau mengembalikan lagi pesta rakyat mahasiswa di PoliMedia. Jadi kita coba untuk komunikasi dan kolaborasi sampai nanti bisa kembali lagi enggak hanya Olimpiade PoliMedia, tapi juga PoliMedia Mengabdi, ataupun nanti rangkaian-rangkaian yang pernah ada dan coba kita kembalikan lagi. Begitu sih.” Tambahnya. Demisioner Ketua umum MPM 2021, Lanang Indrajati, berharap ke depannya MPM menjadi lebih baik lagi karena ada beberapa poin-poin yang belum diselesaikan di periode sebelumnya dan muncul banyak lagi produk-produk legislatif, seperti produk hukum dan lainnya. “Untuk harapannya, MPM pastinya lebih baik lagi karena ada beberapa poin-poin yang emang belum bisa diselesaikan di angkatan saya. Semoga nanti makin banyak lagi muncul produk-produk legislatif, seperti mungkin produk-produk hukum atau yang lainnya gitu. Karena yang saya rasakan di zaman saya untuk legislatifnya masih kurang.” Ujar Lanang.
22
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Di samping itu, Ketua Umum MPM 2022-2023 terpilih, Muhammad Rafif Saputro, menegaskan bahwa MPM tidak memiliki program kerja, melainkan agenda. Ia juga menambahkan arah gerak MPM akan melihat evaluasi-evaluasi dari periode sebelumnya, di mana arahnya geraknya terbatas karena masa transisi dari pandemi dan akan merevitalisasi pondasi-pondasi yang sudah mulai rapuh. Salah satu perwakilan HIMA yang hadir dalam pelantikan, Malik Fikri, selaku Ketua HIMA Penerbitan juga berharap di masa transisi ini bisa mencoba lebih mengeskplor lagi dalam menyiapkan segala hal dan harus mulai berpikir untuk kegiatan-kegiatan offline seperti apa yang cocok untuk diadakan kembali. Ia juga meminta agar antar HIMA yang ada di PoliMedia supaya bisa lebih bersinergi lagi. Teks: Fathin Hilmi Muyassar Editor: Nurlaeli Aida
Saya merasa semua yang ada di PoliMedia ini baik sekalipun mahasiswa itu punya peran, kompetensi, dan keahlian tertentu. Tentu saja kemampuan dan kompetensi itu dipergunakan untuk hal-hal positif. Memberi masukan dan kritik yang membangun, bukan berarti mejelek-jelekan, tapi memberi masukan-masukan untuk perbaikan PoliMedia yang menjadikan PoliMedia Bangga.
Dr. Tipri Rose Kartika, SE, MM
Dunia Kampus
23
Dunia Kampus
Tempo Ayeuna: Wirausaha Mahasiswi Polimedia dari Prodi Seni Kuliner
D
emi mendukung munculnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menumbuhkan kreativitas, pada tahun 2021 lalu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV) dalam rangka mendorong munculnya wirausahawan dari kalangan mahasiswa pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) dengan memfasilitasi sebanyak 900 mahasiswa/i seluruh Indonesia yang terdiri dari 180 kelompok.
Mahasiswi Program Studi Seni Kuliner Polimedia menjadi salah satu peserta yang ikut ambil bagian dalam PWMV 2021 ini. Dengan mengusung nama Tempo Ayeuna (diambil dari bahasa Sunda) yang berarti zaman sekarang, keempat mahasiswi yang ikut serta dalam PWMV ingin menciptakan menu lokal yang kemudian diinovasikan sehingga cocok di generasi Z. “Jadi, Tempo Ayeuna itu usaha kuliner yang berasal dari program, yaitu PWMV yang diadakan oleh Kemendikbud, di mana usaha kita ini di danain sama Kemdikbud, nama Tempo Ayeuna sendiri juga diambil dari bahasa Sunda yang artinya
24
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
zaman sekarang. Salah satu alasan nama Tempo Ayeuna diambil dari bahasa Sunda itu karena usaha kami ingin menciptakan menu lokal yang kami inovasikan sehingga cocok di lidah generasi Z” jelas Nanda Bia Saputri. Empat Mahasiswi yang berkontribusi dalam menjalankan usaha Tempo Ayeuna ini memiliki tugas masing-masing antara lain; Nanda Bia Saputri sebagai ketua tim sekaligus koordinator kegiatan wirausaha, Anisa Vitri Ayuasih sebagai penanggung jawab produksi, Ikrimah sebagai penanggung jawab keuangan, sedangkan Patria Ika Kartini bertanggung jawab dalam hal pemilihan bahan dan alat produksi. Makanan yang dijual pada Tempo Ayeuna dibagi dalam dua kategori, yaitu gurih dan manis. Keduanya dijual dengan harga yang bersahabat bagi kantong mahasiswa. Selain dijual melalui media sosial Instagram dan Tiktok (@tempoayeuna.id), WhatsApp (+62 858-8350-7631), Tempo Ayeuna seringkali mengikuti acara bazar dan pameran-pameran guna memperkenalkan keberadaan mereka, serta menerima pesanan untuk katering. “Untuk menu yang kita jual itu ada dua kategori, ada makanan gurih dan manis atau bahasa Sundanya ‘tempo gurih jeung manis’, untuk makanan gurihnya sendiri kita menjual menu makanan paket yang cocok untuk harga mahasiswa, lalu untuk makanan
manisnya kita menjual menu inovasi lokal, yang di mana makanan itu kita inovasikan dari ekstrak daun singkong dan ubi ungu, terus kita ada menu katering dengan harga yang terjangkau dan bisa request menu apa yang diinginkan sesuai budget,” kata Nanda Bia Saputri Menu utama Tempo Ayeuna yang banyak diminati dan masuk kategori gurih adalah green rice atau nasi hijau yang ditemani dengan sate lilit dengan dua pilihan varian sambal yaitu sambal matah dan sambal mercon. Sementara itu, untuk kategori makanan manis favorit ada kotak cake yang terdiri dari perpaduan panna cotta yang lembut dengan cake rasa vanila. Dengan sistem penjualan Pre-order, awalnya mereka hanya menyasar mahasiswa/i Polimedia saja. Namun, pandemi Covid-19 yang mengakibatkan aktivitas di kampus terhenti, sehingga membuat penjualan pun ikut terhenti. Produksi Tempo Ayeuna akhirnya hanya dilakukan seminggu sekali dengan berjualan di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang. “Untuk waktu penjualannya itu kita pakai sistem PO jadi semisal kita mau ke kampus kita bakal buka PO dan ready nya itu pas kita ada jadwal kuliah. Kalau selagi masa pandemi ini karena gak ke kampus jadi kita cuma jualan di sekitar lokasi tempat kita bikin, jadi seminggu sekali,” kata Nanda.
Dunia Kampus
Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, mereka juga tidak bisa memproduksi sesering biasanya karena harus menerapkan protokol kesehatan. Hal itulah pula yang membuat penjualan mereka menjadi menurun. Untuk target pemasarannya sendiri mereka tidak hanya fokus pada lingkungan kampus saja, tetapi mereka juga memasarkan produk Tempo Ayeuna ini ke lingkungan dekat tempat produksi dan keluar zona produksi, seperti daerah Pakansari yang ada di Bogor atau tempat-tempat yang terdapat banyak pengunjung. Keempat mahasiswi dari prodi Seni Kuliner ini juga menjelaskan bahwa dana usaha untuk membangun Tempo Ayeuna ini ditanggung oleh Kemendikbud sepenuhnya. Tim Tempo Ayeuna menerangkan bahwa mereka paling sering mempromosikan produk mereka melalui story Whatsapp dan juga dari Instagram. Tempo Ayeuna juga selalu mencantumkan logo kebanggaan mereka, baik di seluruh media sosial mereka maupun di kemasan produk yang mereka jual.
25
“Kalau untuk cara mengembangkannya itu kita sering-sering promosi, bisa lewat status WhatsApp atau Instagram. Terus juga, pas menjualnya kita juga mencantumkan logo kita. Di logo tersebut sudah ada nomor WhatsApp dan akun Instagram. Jadi, bagi yang berminat, bisa langsung DM dan WhatsApp aja,” jelas Ketua Tim Tempo Ayeuna. Untuk saat ini, tim Tempo Ayeuna sendiri sedang mengembangkan menu baru, yaitu aneka macam pie dengan berbagai isian unik berupa fla bermacam rasa. Hal ini tentunya turut menyesuaikan dengan minat generasi Z saat ini. Lantas, bukan hanya fla yang dapat kita temui saat membeli pie Tempo Ayeuna, melainkan juga terdapat kombinasi lainnya, seperti brownies dan isian baru. Jadi, untuk Sobat Ketik yang tertarik membeli makanan dari Tempo Ayeuna, kalian bisa langsung scan barcode di bawah untuk memesan, ya! Selamat mencoba!” Teks: Ghifarra. M dan Vanes.T Editor: Ishmah Zakiyyah
26
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Dunia Kampus
PoliMedia Meraih 3 Piala Pada Ajang NPEO
Dunia Kampus
27
Foto: Syahran Al-Amsi
N
ational Polytechnic English Olympics (NPEO) merupakan ajang kompetisi berupa kompetensi bahasa Inggris bagi mahasiswa maupun mahasiswi Politeknik di seluruh Indonesia. Berawal dari kompetisi lomba debat dari seluruh mahasiswa Politeknik di Indonesia yang bernama National Polytechnic English Debate Competition (NPEDC), ajang tahunan ini menjadi NPEO di tahun 2013 dan dilaksanakan untuk pertama kalinya di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) di Jawa Timur dengan penambahan mata Lomba
Public Speaking, yang terdiri atas Kategori Speech, Storytelling, Dan Newscasting. Pada 22-26 Mei 2022 Politeknik Negeri Media Kreatif mengikuti kegiatan NPEO yang berlokasi di Politeknik Negeri Padang. NPEO merupakan akronim dari National Polytechnic English Olympic. Kegiatan ini di rutin laksanakan selama satu tahun sekali dan PoliMedia rutin mengirim delegasinya setiap kegiatan ini berlangsung. Peserta NPEO diberikan pelatihan khusus sebelum mereka mewakili delegasi PoliMedia untuk mengikuti kegiatan ini, yang
memiliki tujuan agar PoliMedia mengirimkan mahasiswa yang berkualitas sehingga dapat membanggakan dan mengaharumkan nama PoliMedia itu sendiri. Perlombaan yang diikuti PoliMedia dalam kegiatan NPEO ini sangat beragam seperti storytelling, writing, speech dan lain sebagainya. Dalam mempersiapkan ikut kegiatan NPEO ini juga memiliki hambatan, salah satu hambatan yang terjadi yaitu tanggal kegiatan perlombaan yang bersamaan waktunya dengan Ujian Akhir Semester (UAS), sehingga
28
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
“
Foto: Syahran Al-Amsi
mengakibatkan dari pihak mahasiswa dan pelatih terkadang susah menemukan jadwal yang tepat. Peserta yang mengikuti kegiatan NPEO kali ini telah menjalani proses yang cukup panjang dari bulan Februari hingga Mei. Sebelum menjadi tim resmi dari PoliMedia, peserta NPEO telah melewati seleksi secara internal yang akan dipilih tiga sampai lima besar dari setiap kategorinya, setelah mendapatkan tiga sampai lima besar itu mereka pun dilatih dan setiap minggunya akan dilihat perkembangan dari masing masing calon peserta untuk menyeleksi kandidat yang akan menjadi delegasi PoliMedia. Dari tiga sampai lima besar itu setiap minggunya dieliminasi hingga tersisa satu sampai dua
Harapannya, untuk NPEO selanjutnya, baik dari panitia dan harapan dari PoliMedia sendiri, agar PoliMedia terus mengikuti kegiatan ini tanpa absen dan mendapatkan delegasi tahunnya. Semoga tahun depan bisa lebih banyak lagi delegasi mahasiswa yang berprestasi di bidang bahasa Inggris. Selain itu juga, semoga di tahun tahun yang akan mendatang PoliMedia tidak hanya membawa tiga piala seperti tahun ini tapi bisa membawa pulang piala yang lebih banyak lagi,”
jelas Hawa Asma selaku Ketua Tim PoliMedia untuk NPEO tahun 2022.
mahasiswa saja dari masing masing kategori. Selama lima hari tim PoliMedia mengikuti kegiatan NPEO ini dan di hari terakhir acara dibacakan pengumuman pemenang NPEO tahun 2022. Dengan berbangga hati tahun ini tiga piala yang dibawa pulang tim PoliMedia, tergolong lebih banyak dari tahun sebelumnya yang hanya mendapatkan satu piala saja. Juara yang didapatkan yaitu Third Runner-Up Kategori Novice pada Lomba Newscasting oleh Gabriel Sal Jonggi dari Program Studi Periklanan, Fourth Runner-Up Kategori Novice pada Lomba Storytelling National oleh Ahmad Ekotito dari Program Studi Desain Grafis PSDKU Medan dan Third Runner-Up Kategori Novice pada Lomba Speech
NPEO oleh Hadisti Nur Adrian dari Program Studi Penyiaran. Dibalik kemenangan Lomba Newscasting terdapathambatan yang dialami oleh Gabriel, yaitu adanya perbedaan secara tiba tiba (berbeda dari panduan). Memberikan moril terhadap mahasiswa yang mengikuti kegiatan NPEO ini menjadi salah satu bentuk Polimedia dalam memberikan dukungan, seperti yang sudah disampaikan di atas, tanggal kegiatan ini bersamaan dengan pelaksanaan UAS di PoliMedia. Namun, pihak PoliMedia memberikan kelonggaran waktu untuk mahasiswa dalam melaksanakan UAS. Tidak hanya memberikan moril dan kelonggaran waktu, PoliMedia pun memberikan fasilitas bagi para peserta lomba dengan
Dunia Kampus
menanggung akomodasi tiket pesawat (pulangpergi) dan memberikan uang saku kepada peserta lomba dari PoliMedia. Perlombaan Newscasting memiliki aspek penilaian yang meliputi time management, penampilan, penggunaan bahasa, cara membawakan berita, dan yang terakhir kelancaran serta kejernihan suara. Adanya lomba NPEO ini pun memberikan dampak positif kepada para peserta lomba dari PoliMedia seperti memiliki relasi dari antar Politeknik lain, memiliki pengalaman tersendiri, serta kerjasama tim yang terbentuk dan mengenal budaya di kota Padang itu sendiri seperti apa.
Foto: Syahran Al-Amsi
29
Gabriel dan Delegasi NPEO PoliMedia berharap agar sosialisasi tentang NPEO ini bagi mahasiswa PoliMedia semakin digencarkan, mengingat besarnya antusias mereka untuk bergabung dalam kegiatan ini. Selain bisa membawa nama baik PoliMedia, ajang NPEO ini cukup bergengsi karena lingkupnya nasional. Delegasi NPEO juga berharap agar pihak PoliMedia bisa memfasilitasi kegiatan pelatihan lebih awal lagi untuk para calon peserta lomba agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal untuk PoliMedia itu sendiri. Teks: Nurmaya Dwi Oktavia & Farhan Fathan Qoriban Editor: Muhammad Yazid
30
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Foto: Listya Lupiya Apsari
Gaya Hidup
BAGAIMANA CARA ANAK PERHOTELAN MERAWAT DIRINYA? Teks: Eric Wirayudha Editor: Ishmah Zakkiyah
Gaya Hidup
ria merupakan makhluk visual yang selalu menuntut pasangannya untuk tampil menawan sesuai yang dia inginkan. Untuk wanita, mereka harus selalu menunjukkan sisi kecantikannya demi pasangan mereka agar keharmonisan dalam sebuah hubungan terjaga. Kalimat diatas merupakan contoh kalimat patriarki. Karena pada dasarnya, baik pria maupun wanita harus selalu memperhatikan self-grooming diri mereka masing-masing. Self-grooming sangatlah penting, terlebih bagi mereka yang terlibat dalam aktivitas sosial dan menuntut mereka untuk bertemu orang banyak serta diharuskan menjaga penampilannya. Ada banyak pekerjaan yang menuntut hal itu, salah satu contoh yang bisa kita ambil yaitu dari bidang perhotelan. Dari tadi ngomongin soal self-grooming, kamu sudah tahu belum, sih, self-grooming itu apa? Self-grooming sendiri adalah first impression diri kamu menurut orang lain yakni segala aspek dari ujung kepala sampai ujung kaki harus terlihat rapi. Sebagai anak perhotelan, self-grooming sudah pasti merupakan suatu hal yang sangat penting. Sebenarnya tidak hanya bidang perhotelan saja, tapi semua orang sangat dianjurkan untuk melakukan self-grooming pada dirinya masing-masing. Salah satu kelebihan dari self-grooming yaitu dapat meningkatkan kepercayaan diri. Ketika kamu merawat diri dengan baik, kepercayaan diri akan muncul dengan sendirinya. Dari sana mulai tumbuh aura positif yang membuat kamu yakin bahwa kamu juga pantas berada di hadapan orang lain. Terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan dalam self-grooming di bidang perhotelan.
31
Salah satu nya kebersihan diri dalam hal rambut. Untuk pria, rambut gondrong tidak diperbolehkan, rambut tidak boleh menyentuh telinga, tidak boleh diwarnai, tidak boleh berkumis, dan berjenggot. Bagi wanita yang tidak berhijab, jika berambut pendek boleh digerai, dan untuk yang berambut panjang harus memakai hairnet atau disanggul dengan rapi. Sedangkan bagi wanita yang berhijab, yang terpenting adalah memperhatikan kenyamanan dan kerapian mereka, tambahannya untuk wanita yaitu bisa menggunakan makeup. Baik pria dan wanita sendiri juga tidak diperbolehkan untuk memiliki tato, tidak boleh mewarnai kuku dengan cat kuku (kuteks) dan tidak diperbolehkan panjang, yang penting harus selalu rapi.Grooming sendiri bukan soal cantik atau jelek, tapi berpenampilan rapi dan bersih. Lalu ada aroma tubuh yang juga harus diperhatikan oleh pria maupun wanita, sebagai insan yang bergerak di industri perhotelan, mereka diharuskan wangi setiap saat, penggunaan parfum sangat dianjurkan, dan juga tidak boleh bau mulut. Kamu harus rajin menggosok gigi setelah makan siang. Wewangian dapat membuat kamu menjadi nyaman, secara tidak langsung hal itu akan membuat harimu lebih produktif. Eits! Jangan sampai lupa untuk membersihkan wajah. Wajah adalah salah satu bentuk first impression yang dilihat pertama kali oleh para tamu hotel. Jadi harus dirawat dengan baik dengan seperti menggunakan skincare sesuai skin type kamu, agar terlihat bersih dan fresh. Kemudian yang tidak boleh dilupakan dan yang terpenting adalah senyum. Hal ini harus dilakukan untuk memberikan image yang ramah pada para tamu hotel.
32
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Bagi kamu yang mulai tertarik untuk melakukan self-grooming, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan, nih, yaitu: 1
Foto: Unsplash
4
Foto: Unsplash
Hindari menggunakan pakaian yang kusut dan kotor, karena dapat mengurangi nilai penampilan diri. Usahakan pakaian yang ingin digunakan telah rapi dan disiapkan dari jauh hari
5
Coba untuk mulai menggunakan skincare sesuai skin type. Jika kamu bingung, kamu bisa datang ke dokter dermatologi ataupun klinik yang terkait Foto: Unsplash
2
Perhatikan outfit yang akan dikenakan sesuai dengan tempatnya. Tidak mungkin kamu datang ke pemakaman, tetapi malah memakai baju pesta Foto: Unsplash
Rutin menjaga rambut agar terlihat rapi, wangi, dan segar. Kamu bisa menggunakan sampo dan conditioner setiap tiga hari sekali
3
Foto: Unsplash
Mencukur jenggot dan kumis secara teratur (bagi pria). Perhatikan pisau cukur yang akan kamu gunakan dan jangan lupa menggunakan gel untuk menghindari luka
6
Foto: Unsplash
Gunakanlah aksesoris tambahan sebagai penunjang penampilan, tetapi jangan berlebihan juga. Untuk pria, kamu bisa memakai jam tangan. Sedangkan untuk wanita, kamu bisa memakai cincin, gelang, kalung, dan anting yang berwarna netral, serta ukuran yang tidak menarik perhatian. Jika kamu menggunakan hijab, pakailah bros atau pin yang tidak terlalu besar atau menyilaukan mata.
Gaya Hidup
33
7
Foto: Unsplash
Melakukan latihan otot agar tubuh tetap sehat dan bugar, kamu bisa melakukannya dengan olahraga ringan ataupun olahraga yang berat seperti workout
8
3. Bentuk kepedulian terhadap diri sendiri Kamu yang menjaga kebersihan dirinya adalah bukti kalau kamu sangat peduli pada diri sendiri. Memperhatikan penampilan adalah salah satu bentuk kepedulian diri
Foto: Unsplash
Perhatikan postur tubuh kamu. Postur tubuh yang tegap dan sigap memberikan kesan bahwa kamu sudah siap untuk memulai hari
9
Foto: Unsplash
Jangan lupa untuk selalu tersenyum, karena senyuman dapat membuat pembawaan diri kamu terlihat lebih happy
Pesan untuk kamu yang baru niat ataupun baru mau memulai self-grooming yaitu, tetap semangat dan percayalah dengan penampilan kamu. Kembangkan grooming dengan baik dan jangan sampai berantakan, kendalikan juga attitude dengan baik dan buang hal yang buruk. Serta selalu menjaga kebersihan diri kamu! Skincare basic wajib banget dipakai! Seperti micellar water, facial wash, pelembab, dan sunscreen baik pria ataupun wanita.
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Foto: Listya Lupiya
34
Gaya Hidup
Tips Padanan Kuliah Ala Mahasiswa Desain Mode
M
engenakan pakaian yang sopan saat pergi ke kampus adalah hal yang wajib bagi kamu sebagai seorang mahasiswa. Nantinya, kamu akan bertemu dengan banyak orang salah satunya adalah dosen. Jika kamu memakai pakaian yang rapi dan sopan, maka secara tidak langsung akan menunjukkan juga kepribadian dalam dirimu. Memakai pakaian yang rapi dan sopan, tidak selalu memadukan antara celana jeans dan kemeja berkerah. Perkembangan zaman yang semakin maju menjadikan mahasiswa mengikuti beberapa trend fashion yang bisa dipakai saat pergi ke kampus. Biaya yang dikeluarkan juga tidak banyak. Dengan menyesuaikan budget yang sesuai dengan kantong, kamu hanya perlu memadukan pakaian tersebut, sehingga tidak tampak monoton. Nah, ada beberapa referensi dan tips padanan dari mahasiswa prodi Desain Mode PoliMedia yang bisa kamu jadikan ide untuk pergi ke kampus.
1. Tampil Keren dengan Jaket Kulit
Jaket kulit biasanya dipakai untuk outfit motoran oleh para pria. Namun sekarang, jaket kulit bisa jadi pilihan untuk outfit kamu ke kampus, lho. Outfit ini hanya perlu dipadupadankan dengan kaos polos dan celana jeans. Dengan kombinasi style seperti ini, dijamin kamu bisa makin terlihat dewasa dan tetap keren maksimal. Nah, agar terlihat semakin keren, kamu bisa mengkombinasikan kacamata hitam sebagai aksesoris, dan menambah kesan maskulin dalam dirimu. Selain pria, kini wanita juga kerap kali memakai jaket kulit sebagai outfit untuk pergi ke kampus. Tampilan ini cocok sekali bagi kamu yang suka penampilan kasual dan praktis, tidak perlu ribet dan mudah. Kamu bisa memadukannya dengan skinny jeans kesukaanmu. Untuk bagian dalamnya, kamu bisa memilih blouse atau kemeja putih polos. Bagi kamu yang memakai hijab, bisa menggunakan kerudung pashmina berwarna hitam. Terakhir, untuk sepatunya kamu bisa memilih sepatu boots atau sneakers putih.
Gaya Hidup
2. Padanan Simple, Tapi Menarik
Terkadang mahasiswa bingung memilih outfit ke kampus karena suka yang ribet, tapi ingin tampil fashionable. Nah, memakai polo shirt bisa jadi solusi untuk kamu kalau sedang ingin tampil santai. Polo shirt sangat wajib dimiliki oleh para mahasiswa di dalam lemarinya. Model kaus ini cocok sekali dipakai ke kampus atau hanya sekadar hangout. Padu padannya juga mudah. Kamu hanya perlu pilih ingin memakai celana jeans, chino, atau khaki, semuanya serasi. Selain itu, kamu bisa memadukan polo shirt dengan outerwear, seperti denim jacket, cardigan, bomber jacket, kimono, atau sweater. Padukan kaus ini tergantung dengan suasana, kebutuhan, dan juga selera kamu. Khusus untuk mahasiswa baru, kaus polo shirt sangat pas digunakan bersama dengan jas almamater. Kamu bisa tampil sederhana, tapi tetap menarik. Kalau mahasiswa bisa tampil kasual namun tetap simple, para mahasiswi juga tidak boleh kalah dalam urusan fashion. Nah, celana jeans dan kemeja putih bisa sekali untuk kamu jadikan referensi. Outfit ini bisa jadi pilihan untuk kamu tampil simple, tetapi rapi dan sopan. Namun tidak selalu gaya sopan, harus menggunakan celana jeans atau celana panjang lainnya. Sesekali boleh kok ganti celana jeans kamu dengan menggunakan celana kulot, dan padukan dengan kemeja putih. Dengan tampilan ini, outfit kamu untuk pergi ke kampus akan terlihat lebih stylish, namun tetap sopan, lho. Padukan juga dengan low top sneaker putih atau sepatu sneaker lainnya, agar penampilan kamu semakin terlihat menarik.
35
3. Tambahan Blazer Buat Kamu Tampak Stylish
Buat kamu yang hanya memakai blazer pada acara formal saja, kini blazer bisa jadi trend outfit kamu untuk ke kampus, lho. Akhir-akhir ini, blazer sudah banyak ditemukan sebagai padanan outfit para pria. Memang kesannya terlalu formal jika dipakai sebagai outfit untuk ke kampus. Namun tenang saja, kini kamu bisa padu padankannya dengan yang casual dan simple, lho. Contohnya, seperti T-shirt sebagai atasan dan celana jeans. Nah, perpaduan tersebut bisa sekali dicoba bagi kamu yang tidak suka memakai kemeja. Buat kamu para mahasiwi, kini blazer bisa juga dijadikan outfit pilihan ke kampus agar tetap tampil stylish. Biasanya para mahasiswi bosan dengan baju berkerah dan celana panjang yang terlihat monoton. Kamu bisa sesekali tampil lebih bergaya dengan menggunakan setelan jas yang casual. Gunakan kaos warna chino polos sebagai atasan, lalu padukan dengan blazer atau jas wanita berwarna hitam. Sempurnakan penampilan kamu dengan menggunakan celana chino atau celana kain berwarna hitam. Sepatu boots juga bisa dijadikan pilihan, sehingga penampilan kamu tidak terlalu terlihat formal. Dengan menggunakan sepatu boots, penampilan kamu akan lebih casual dan santai. Kamu bisa terlihat tetap rapi dan sopan untuk menjalani jadwal perkuliahan di kampus. Teks: Serviana Simamora Editor: Rafi Alvirtyantoro
36
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
1. Tampil Keren dengan Jaket Kulit
Foto: Safa Aulia Rachmat
2. Padanan Simple, Tapi Menarik
Foto: Safa Aulia Rachmat
3. Tambahan Blazer Buat Kamu Tampak Stylish
Foto: Listya Lupiya Apsari
Opini
37
Foto: Shinta Sofariah
Opini
Magang dan Segala Problematikanya: Eksploitasi Berkedok Edukasi? Teks: Lulu Sofiannisa Editor: Hania Latifa
K
egiatan magang merupakan hal yang sudah ada sejak dahulu sebagai kegiatan wajib mahasiswa untuk salah satu syarat kelulusan di kampus. Terlebih lagi, semenjak adanya kebijakan baru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, yaitu “Kampus Merdeka”. Nadiem menjelaskan bahwa mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengambil mata kuliah di luar prodi dan melakukan perubahan Satuan Kredit Semester (SKS) dari total delapan semester, tiga semester bisa digunakan untuk belajar di luar prodi atau magang.
Kegiatan magang ini memang diperuntukan untuk mahasiswa semester akhir—6-7 atau untuk teman-teman prakerja. Namun, bukan hanya mereka, mahasiswa semester 3-4, mahasiswa baru, bahkan yang masih di jenjang sekolah menengah pun juga berbondong-bondong untuk mengikuti magang. Situasi pandemi yang mendorong perusahaan menetapkan kebijakan work from home juga merupakan faktor dari meningkatnya fenomena magang ini terjadi. Kebijakan itu betul melahirkan manfaatmanfaat menarik, seperti jam kerja fleksibel, pengalaman yang berlimpah, dan jabatan yang
338 8
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Perbedaan Pemagangan dan Internship
Pemagangan ini sangat erat kaitannya dengan konsep ketenagakerjaan, bukan dengan konsep kurikulum pendidikan. Karena itulah pemagangan ini diatur langsung oleh Kementrian Ketenagakerjaan. Untuk pesertanya sendiri, kriterianya adalah pencari kerja (job seeker) atau pekerja yang ingin meningkatkan kompetensinya. Syaratnya, minimal berusia 17 tahun, sehat, dan lulus seleksi program pemagangan.
“
dapat dicantumkan dalam CV. Namun, di sisi lain, fenomena magang ini juga menyebabkan munculnya pertumbuhan hustle culture. Selain karena kebutuhan ekonomi, banyak temanteman mahasiswa yang juga melakukan magang karena melihat progres seseorang. Waktu yang seharusnya dikhususkan untuk fokus belajar jadi makin ditambah pusing karena harus mencari tempat magang lebih dari satu tempat lantaran terjebak dalam polemik ini. Mungkinkah rasa semangat teman-teman ini berkorelasi dengan begitu banyaknya kasus yang dikatakan “eksploitasi tenaga kerja murah”? Apakah sebenarnya memang tidak ada hukum yang melindungi para pemagang dari isu ini? Sebelum membahas lebih jauh, dalam program magang, ada dua istilah yang perlu kamu pahami terlebih dahulu.
Dalam Permenaker Nomor 6 Tahun 2020, pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu di lembaga pelatihan ataupun bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur/pekerja yang berkompetensi dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan dengan tujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Dalam Pasal 13 Permenaker Nomor 6 Tahun 2020, hak peserta pemagangan adalah memperoleh uang saku dari penyelenggara pemagangan. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa penyelenggaraan magang tidak dilakukan secara asal. Dalam pelaksanaannya, pemagang dan perusahaan membuat perjanjian tertulis yang berisi minimal hak dan kewajiban peserta magang dan pengusaha, serta jangka waktu pemagangan.
“
Opini Opini
Lalu, bagaimana dengan istilah internship yang sampai sekarang sering digunakan oleh mahasiswa atau fresh graduate yang sedang mencari pengalaman dunia kerja? Sayangnya, “intership” ini masih terkesan abu-abu secara hukum. Sebab, belum ada regulasi yang secara spesifik mengatur tentang hal tersebut.
Jadi, Magang Itu Dibayar atau Tidak?
Selain untuk kepentingan akademis, banyak mahasiswa yang mengikuti magang untuk menambah penghasilan. Namun, yang terjadi justru janji-janji upah itu tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Dalam Pasal 13 Ayat (1) Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan, peserta pemagangan berhak untuk memperoleh uang saku, tetapi tidak disebutkan besaran minimum uang saku tersebut. Hal ini pun turut membuat banyaknya ketidakadilan yang dirasakan oleh para pemagang lantaran uang saku yang dibayarkan tak sesuai dengan beban kerja yang diberikan. Ketat dalam memahami surat perjanjian saja tidak cukup. Faktanya, sampai hari ini, masih banyak teman-teman pemagang yang harus bekerja di luar jobdesc-nya (overwork) dengan upah yang sangat minimum (underpaid). Bahkan, ada juga yang harus bekerja selama 6-10 bulan, setara dengan pekerja tetap, tetapi tidak diberi upah atau uang saku yang layak.
39 39
Sudah Underpaid, Overwork, Kena Hustle Culture, Dieksploitasi Pula
Tentu yang menjadi keresahan dan meluapnya isu ini adalah karena adanya kasus-kasus yang ditimbulkan oleh beberapa perusahaan, sebutlah Campuspedia dan Ruangguru yang membayar para pemagangnya dengan bayaran yang tak sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Tidak hanya kasus itu, masih banyak lagi kasus-kasus lainnya yang serupa. Anak magang yang sedang semangatnya mencari pengalaman dengan berlandaskan pendidikan justru malah dibebani dengan pekerjaan yang setara dengan pekerja tetap. Belum lagi mereka yang harus merogoh kocek lebih dalam, baik untuk keperluan internet bagi yang WFH maupun untuk ongkos dan juga makan bagi yang WFO. Belum lagi hustle culture, yaitu budaya menggilai kerja dengan waktu yang berlebihan, hal ini sering kali ditemukan dari para pemagang yang bermagang di lebih dari satu tempat. Sudah underpaid, overwork, kena hustle culture, dieksploitasi pula. Namun, sayang sekali hal-hal tersebut malah di-glorifikasi lewat iming-iming magang yang bakal menambah pengalaman kerja profesional, relasi yang luas, dan memperkaya keahilan. Bergerak dengan maksud mendapatkan edukasi justru malah terjebak dalam eksploitasi? Lantas, bagaimana pemagang bisa selamat dari hal ini?
Foto: Shinta Sofariah
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Foto: Listya Lupiya Apsari
40
Opini
Pro Kontra: Ondel-Ondel sebagai Media Mengamen
41
Foto: Fathin Hilmi Muyassar
Opini
O
ndel-ondel merupakan salah satu kesenian khas yang berasal dari kebudayaan Betawi. Sebelum menjadi kesenian khas Betawi, menurut cerita secara turun menurun, ondel-ondel memiliki nama barongan dan digunakan sebagai keperluan upacara adat, seperti upacara tolak bala. Upacara tolak bala adalah upacara yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang pada suatu perkampungan atau juga digunakan untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu dengan cara mengarak ondel-ondel keliling kampung. Namun, seiring berjalannya waktu, boneka raksasa yang berwujud manusia dengan tinggi mencapai 2,5 meter tersebut kian beralih fungsi. Selain menjadi pajangan pada setiap pesta pernikahan, khitanan, ulang tahun Kota Jakarta, atau ulang tahun kemerdekaan Indonesia, ondel-ondel juga dijadikan sebagai sebuah pertunjukkan. Biasanya di dalam sebuah pertunjukkan, kesenian ondel-ondel dilengkapi dengan sepasang boneka pria dan wanita sebagai pasangan suami istri. Dalam pertunjukannya juga harus disertai dengan musik pengiring, yaitu tanjidor dan rebana. Selain musik, ada pula alunan lagu, kembang manggar (kelapa) minimal sepasang, dan pertunjukkan atraksi
berupa pertunjukan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, kepandaian bermain api, dan permainan gendang dalam jumlah banyak bernama rampak gendang. Seiring berkembangnya zaman yang semakin modern, ternyata banyak masyarakat menginginkan hiburan yang instan. Bersamaan dengan fenomena tersebut, ketenaran ondelondel pun sempat meredup. Namun, ketika terbitnya Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 2017 mengenai penetapan delapan ikon budaya Betawi, salah satunya adalah ondel-ondel, eksistensi ondel-ondel mulai disorot kembali. Hal tersebut merupakan upaya pelestarian melalui pengenalan budaya khas masyarakat Betawi, sehingga ondel-ondel dapat ditemui pada beberapa tempat di Jakarta Selain melalui Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 2017, ternyata upaya untuk melestarikan budaya khas Betawi akhir-akhir ini sering dijumpai melalui fenomena ondelondel yang berkeliling di sisi jalan sebagai media mengamen. Pengamen ondel-ondel akan berkeliling di sisi jalan dengan iringan lagu yang berasal dari speaker. Masyarakat sekitar yang melihatnya pun ada yang memberikannya uang. Masyarakat sekitar yang melihatnya pun ada yang memberikannya uang.
42
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Foto: Fathin Hilmi Muyassar
Namun, ternyata didapati laporan bahwa ada beberapa oknum pengamen ondel-ondel yang merusak tatanan ketertiban jalan sehingga fenomena ini membuat masyarakat menjadi resah. Sementara itu, menurut Hasbullah selaku Sekretaris Umum Lembaga Kebudayaan Betawi, menuturkan bahwa fenomena ini bermula sejak dulu, ketika sanggar ondel-ondel berada di pinggiran Jakarta, mereka berkeliling di jalanan untuk latihan pertunjukan kesenian ondel-ondel. Merasa terhibur dan senang karena melihat pertunjukan ondel-ondel keliling tersebut, akhirnya beberapa masyarakat memberikan uang secara sukarela. Hasbullah juga berpendapat bahwa mengemis dan mengamen merupakan dua hal yang berbeda. Menurutnya, ketika mengemis dengan ondelondel sebagai medianya merupakan hal yang dilakukan tanpa menepati aturan-aturan yang berlaku, sementara jika mengamen dilakukan dengan adanya modal untuk memperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Ondel-ondel merupakan bentuk kesakralan sehingga dalam
pertunjukan keseniannya memiliki aturanaturan yang harus ditaati. Aturan-aturan tersebut diantaranya seperti mengenakan pakaian yang rapi, terdapat ondel-ondel yang sepasang, alat musik pengiring yang lengkap, dan lainnya, seperti yang tertera dalam Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 2017. Apabila kesenian ondel-ondel ini dalam pertunjukannya tidak memperhatikan aturanaturan yang berlaku, dikhawatirkan akan menurunkan nilai kesenian ondel-ondel tersebut karena ondel-ondel merupakan salah satu ikon budaya Betawi yang telah diupayakan pelestariannya melalui pengenalan budaya khas Betawi dan juga sebagai daya tarik wisatawan. Di sisi lain, terdapat sebuah sanggar di daerah Bekasi yang juga menjadikan ondelondel sebagai media mengamen. Sanggar tersebut bernama Sanggar Fahri Betawi (SFB). Namun, tujuan SFB melakukan hal demikian hanya ingin eksistensi ondel-ondel sebagai budaya Betawi tetap ada dan merangkul anakanak jalanan yang sering dinilai buruk oleh masyarakat.
43
Foto: Fathin Hilmi Muyassar
Opini
Oleh karena itu, Agus selaku pemilik sanggar ingin merangkul anak jalanan tersebut dan memberikan mereka sarana untuk bekerja dengan ondel-ondel sebagai media yang terdapat unsur pelestarian keseniannya. Gerakan merangkul anak jalanan tersebut telah dilakukan olehnya sejak 2018 silam. Pahitnya, ada saja kendala yang dihadapi seiring memenuhi keinginan tersebut, seperti razia dengan alasan merusak tatanan ketertiban di jalanan, mengusir serta melarang untuk mengamen di suatu daerah, bahkan menahan boneka ondel-ondel yang digunakan untuk mengamen. Agus pun paham, bahwa kesenian ondelondel memang seharusnya tidak diperbolehkan digunakan sebagai media mengamen. Namun, karena himpitan ekonomi dan tidak adanya pengarahan serta fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, akhirnya sanggar tersebut menjadikan ondel-ondel sebagai media mengamen sebagai bentuk pelestarian budaya. Agus akan merasa senang apabila ketika
mengamen diberikan arahan, tempat, dan fasilitas untuk melakukan pertunjukan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Akan lebih baik jika dibuatkan sebuah komunitas untuk kesenian ondel-ondel agar pelaku-pelaku yang juga melakukanpraktik mengamen menggunakan ondel-ondel dapat bergerak melalui arahan dan bimbingan sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal tersebut juga dapat menjaga budaya yang melekat pada kesenian ondel-ondel tanpa mengurangi nilainya sedikit pun. Oleh karena itu, dalam masalah menjaga citra dan nilai dalam suatu kesenian, peran pemerintah untuk andil pun sangat diharapkan. Alih-alih sebagai bentuk pelestarian kesenian ondel-ondel, secara tidak langsung pemerintah juga dapat ikut berperan, hal ini akan menolong masalah perekonomian masyarakat karena adanya wadah untuk mereka bekerja dan berkarya. Teks: Marsa Nur Alifah dan Fathin Hilmi Editor: Rafi Alvirtyantoro
44
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Event
Ketupat Lebaran, Menjadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi
U
nit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPKBB) Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan Pekan Lebaran di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dengan tema “Ketupat Lebaran”. Menimbang animo masyarakat yang besar, kegiatan ini telah dilaksanakan selama dua hari mulai pada 4 - 5 Juni 2022 pada pukul 09.00 - 15.00 WIB. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan civitas akademika, mitra instansi pemerintah dan swasta: Persatuan Pengusaha Jasaboga Indonesia (PPJI), Universitas Nasional, Getone. Serta berkolaborasi dengan beberapa unsur pemerintahan jajaran Walikota Jakarta Selatan: Suku Dinas Kebudayaan, Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah, Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian. Juga kolaborasi aktif dari unsur masyarakat: Forum Perkampungan Budaya Betawi, Pukdarwis Perkampungan Budaya Betawi, Satgas Perkampungan Budaya Betawi, Rukun Tetangga (RW), Rukun Warga (RW), Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), serta tokoh masyarakat. Dukungan Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) nyata dalam melestarikan budaya Betawi. Lebih dari 75 UMKM terlibat pada kegiatan ini dengan menjajakan produkproduk khas budaya Betawi, mulai dari beragam kuliner, fashion hingga souvenir khas Betawi.
Foto: Safa Aulia Rachmat
Event
“
45
Diwujudkan dalam bentuk lomba, karena sajian kegiatan Ketupat Lebarannya tidak boleh seperti dulu, mengingat saat ini sudah memasuki era yang semakin modern, maka sajian kegiatan ketupat lebarannya harus mengikuti zaman,” tutur Imron selaku kepala UPKPBB dan ketua pelaksana kegiatan Pekan Lebaran di Perkampungan Budaya Betawi.
Foto: Safa Aulia Rachmat
Seperti kerak telor, soto Betawi, dodol, mainan tradisional Betawi, hingga batik Betawi dijajakan dalam bazar produk khas Betawi. Selain bazar produk khas Betawi, terdapat pula penampilan kesenian Betawi, demo masak kuliner Betawi, penanaman bibit pohon khas Betawi, penyebaran ikan, workshop seni budaya Betawi: permaian tradisional dan musik tradisional. Pada workshop ini, pengunjung memiliki kesempatan untuk mencoba langsung membuat mainan tradisional yakni miniatur ondel-ondel dan mencoba memainkan langsung alat musik tradisional betawi. Selain itu terdapat pula talkshow “Ngaji Budaya” dengan tema tradisi lebaran masyarakat Betawi. Ngaji budaya dilaksanakan sebagai bentuk melestarikan kebiasaan budaya Betawi dalam melaksanakan lebaran. “Ini pertama kalinya saya buat miniatur ondel-ondel, tadi juga sempet cobain main alat musiknya, seru dan menyenangkan sekali,” ujar Puput, salah satu pengunjung Pekan Lebaran di Perkampungan Budaya Betawi. Uniknya, pada pekan lebaran tahun ini diadakan lomba membuat ketupat lebaran sebagaimana tema pada pekan lebaran budaya Betawi pada tahun ini, perlombaan ini akan diikuti oleh sekelompok masyarakat, akademisi, hingga kelompok professional.
Kegiatan ini punya judul besar yaitu Gebyar Budaya Betawi. Pekan lebaran budaya Betawi menjadi salah satu sub kegiatan dalam judul besar ini. Terdapat pula sub-sub kegiatan yang lain seperti penataan kampung budaya Betawi yang akan digelar pada bulan Juni sampai Agustus 2022, dengan tujuan kampung Betawi dapat tertata sesuai dengan karakter perkampungan budaya Betawi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan budaya Betawi, serta membuka kesempatan yang luar biasa bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam rangka mengembangkan budaya Betawi melalui kesenian hinga produk-produk khas budaya Betawi. Harapannya, bukan hanya berkembang dalam kawasan perkampungan budaya Betawi, tapi juga sampai taraf nasional hingga internasional. Mengingat tujuan dari kegiatan ini, Suku Dinas Kebudayaan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dalam rangka menjaga budaya Betawi, seperti pelatihan tarian Betawi, musik Betawi, yang sifatnya mengedukasi masyarakat. Selain bazar hingga pelatihan, masyarakat dihibur dengan hiburan yang menampilkan kesenian budaya Betawi, seperti musik Betawi, hingga tarian betawi guna meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya Betawi. Apalagi selama pandemi, kegiatan yang menampilkan hiburan dihentikan sementara. Sehingga dengan kembalinya kegiatan ini, menumbuhkan kembali
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
euforia masyarakat yang merindukan hiburan kebudayaan Betawi. Dalam pelestarian kebudayaan betawi ini, penting untuk melakukan kolaborasi. Dimana masyarakat turut saling melestarikan dan mempertahankan kelangsungan kebudayaan Betawi. “Pelestarian kalau dilaksanain sendiri akan kurang, jadi harus berkolaborasi dan turut saling ikut andil dalam menjaga kebudayaan Betawi,” tutur Imron. Imron juga mengingatkan, jika budaya Betawi ini dilestarikan, akan memberi manfaat kepada pelaku seni atau budayanya, melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pemerintah peka sehingga memberi dukungan dalam melestarikan budaya Betawi. Seperti misalnya menanggap pada sanggar-sanggar kesenian Betawi untuk memeriahkan suatu perayaan. Sehingga, hal itu akan membuat budaya Betawi dapat bertahan sampai ke
generasi-generasi selanjutnya. “Gelaran ini dibuat dengan tema ketupat lebaran tentu ada harapan yg disampaikan, kegiatannya kita rangkai dan susun sedemikian rupa supaya output dan outcamnya bisa terlihat. Pelestarian kalo dilaksanain sendiri akan kurang, jadi harus berkolaborasi dan turut saling ikut andil dalam menjaga kebudayaan Betawi. Mudah-mudahan bersama-sama saling melestarikan dan mempromsikan,” harap Imron. Imron juga berharap semoga kedepannya terdapat event-event lainnya dalam pelestarian budaya Betawi. Karena, event-event seperti inilah yang dapat menggerakkan masyarakat. eventevent seperti ini juga menjadi salah satu peluang pelaku seni dan UMKM dalam berkontribusi lebih lanjut, serta mempromosikan budaya, kuliner, hingga kriya Betawi dalam kancah nasional hingga internasional. Teks: Bella Nurmaya dan Chendy Oktafian Editor: Muhammad Yazid
Foto: Safa Aulia Rachmat
46
Eduketik Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Foto: Safa Aulia Rachmat
47
47
Eduketik
P
Bersihkan Datamu pada File Memori, Bantu Selamatkan Bumi
erkembangan teknologi telah memberikan banyak keuntungan bagi ekonomi digital untuk kehidupan manusia di era modern dalam beberapa tahun terakhir. Pengetahuan milik manusia mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terus berkembang menuju peradaban yang
lebih canggih dan memudahkan kehidupan manusia. Namun di balik semua dampak positif tersebut, tidak banyak yang mengetahui dampak buruk dari jejak karbon digital. Manusia kurang waspada pada dampaknya bagi lingkungan tempat tinggal mereka.
48
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Perubahan iklim semakin terasa tiap tahunnya dan mulai mempengaruhi alam serta kehidupan manusia, salah satunya adalah pemanasan global yang berdampak pada suhu bumi. Teknologi informasi dan komunikasi telah menguasai sekitar 10% dari pembangkit listrik dunia, bahkan era zettabyte akan menggunakan sekitar 50% lebih banyak energi daripada penerbangan global. Peningkatan jumlah permintaan energi teknologi informasi dan komunikasi harus terus dimoderasi dengan meningkatkan efisiensi. Namun, laju efisiensi teknologi mulai melambat, khususnya setelah kemunculan broadband nirkabel pada smartphone. Semua lalu lintas digital membutuhkan infrastruktur yang terdistribusi sangat besar dan secara eksklusif mengkonsumsi listrik. Aspek utama yang mendorong pertumbuhan permintaan listrik di masa depan sebagian besar karena teknologi informasi dan komunikasi. Perangkat keras akan ada dimana-mana, mulai dari jaringan nirkabel hingga pusat data raksasa. Pusat data adalah fitur infrastruktur internet dan cloud terbesar dan paling mudah diidentifikasi. Namun, itu hanyalah satu bagian dari keseluruhan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tak bisa diselaraskan dengan pertumbuhan ekonomi hijau tanpa ada aksi menyeluruh yang konsisten dan signifikan. Meskipun pandemi Covid-19 menurunkan tingkat ekonomi dan aktivitas manusia lainnya, hal tersebut tidak berpengaruh banyak pada efek rumah kaca di atmosfer. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pusat data penyimpanan berkas digital memakan banyak listrik. Bahkan
jika pusat data merupakan sebuah negara, maka akan memiliki permintaan listrik terbesar kelima di dunia. Jaringan nirkabel sendiri menggunakan energi sebanyak 1 pon batu bara untuk mengangkut 1 GB. Pemerintah pada negara maju mulai melancarkan kebijakan mitigasi dari hal yang kecil. Misalnya yang dilakukan oleh pemerintah Inggris, dengan menghimbau para penduduk untuk mengurangi pengiriman email atau surat elektronik dalam menghemat energi listrik. Para ahli mengatakan, pengiriman email secara global memakan 0,1% karbon. Tentu saja hal ini jauh lebih kecil dibanding penyumbang karbon lainnya, seperti penggunaan mobil. Namun, menurut OVO Energy, sebagai lembaga penyedia energi terbarukan di London, sebanyak 64 juta email dikirimkan oleh warga Inggris setiap harinya dan membuat sekitar 61.433 karbon terproduksi setiap tahunnya. Adapun hal sederhana yang bisa Sobat Ketik lakukan untuk membantu mengurangi pengeluaran karbon dalam lingkup teknologi informasi dan komunikasi, yaitu dengan mengurangi pengiriman email dan menghapus yang tidak penting. Bukan hanya email, hal ini juga berlaku pada media sosial. Baik tulisan, gambar, maupun video yang dikirimkan secara elektronik memerlukan energi yang besar untuk menyimpannya di dunia maya. Tidak seperti mobil dan pabrik yang menampakkan asap sebagai penyumbang emisi karbon, smartphone dan perangkat teknologi informasi lainnya tak mengepulkan asap apa pun. Padahal jejak karbon yang ditinggalkan tergolong besar dan terus meningkat. Teks: Dinda Balqis Yuswadi Editor: Rafi Alvirtyantoro
Eduketik
Eduketik
Memahami Bipolar dari Film “Kukira Kau Rumah”
49
50
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
K
ukira Kau Rumah merupakan film perdana Umay Shahab dalam debutnya sebagai sutradara film yang tayang pada 3 Februari 2022. Film ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Niskala (Prilly Latuconsina) yang mengidap bipolar sejak kecil dan membuatnya teramat dilindungi dan dibatasi oleh orang tuanya. Sehari-harinya, Niskala ditemani oleh dua orang sahabatnya yang mampu memahami keadaan dirinya. Niskala hanyalah gadis yang tidak ingin dipandang lemah dan ingin didengar. Tanpa sepengetahuan ayahnya dan dengan dukungan ibunya, Niskala memutuskan untuk berkuliah. Suatu ketika, pertemuannya dengan lelaki bernama Pram (Jourdy Pranata) membuat hidup Niskala berubah. “Dari yang sudah aku pelajari, bipolar itu ketika seseorang mengalami moodswing secara ekstrem dan dapat membahayakan diri sendiri maupun diri orang lain. Bi itu dua, dan polar itu kutub. Jadi, bipolar secara artian adalah orang yang memiliki dua kutub emosi yang berseberangan. Maka dari itu, perubahannya dapat seekstrem itu,” jelas Raden Roro Rifqi Pramesi Kumaralalita (19) mahasiswa semester 4 Jurusan Psikologi dari Universitas Islam Indonesia. Mengutip dari Halodoc, gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, serta kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Kondisi pengidap berkisar pada periode perilaku yang sangat gembira atau bersemangat menjadi
sangat sedih atau seperti putus asa. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif. Sementara itu, Riset Kesehatan Nasional menyatakan bahwa gangguan bipolar merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh kelainan pada zat kimiawi di sel syaraf otak. Ketidakseimbangan ini, ditambah dengan kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan, sehingga menyebabkan seseorang mengalami gangguan perasaan. Meskipun faktor genetik kadang mempunyai andil, siapa pun bisa menderita gangguan bipolar. Terdapat dua fase dalam gangguan bipolar, yaitu fase mania (naik) dan depresi (turun). Pada periode mania, pengidapnya jadi terlihat sangat bersemangat, energik, dan bicara cepat. Sementara pada periode depresi, pengidapnya akan terlihat sedih, lesu, dan hilang minat terhadap aktivitas sehari-hari. Banyak faktor penyebab bipolar, beberapa di antaranya, yaitu: • Keluarga yang memiliki riwayat bipolar • Stres berat • Pengalaman traumatik • Kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang Sementara itu, pengidap bipolar pada fase mania menunjukkan gejala sebagai berikut: • Merasa gelisah • Mudah tersinggung dan sangat sensitif • Sangat berenergi dan merasa dapat melakukan banyak hal di satu waktu • Kehilangan nafsu makan • Mengalami gangguan tidur Pengidap bipolar pada fase depresif menujukkan gejala sebagai berikut: • Merasa sedih, khawatir dan putus asa
Berita Utama
• • • • • •
Merasa kosong Merasa gelisah Merasa malas/hilang minat melakukan aktivitas seperti biasanya Kesulitan berkonsentrasi/membuat keputusan Merasa tidak mampu melakukan aktivitas, maupun hal kecil sekalipun Keinginan mengakhiri hidup
Namun, walaupun merasa gejala tersebut terjadi pada dirimu, jangan mendiagnosis diri sendiri, ya, Sobat Ketik. Segera hubungi orang terdekat dan terpercaya untuk menemui bantuan profesional.
Apakah Gangguan Bipolar Bisa Disembuhkan?
Dikutip dari Alodokter, Dokter Irna menjelaskan bahwa gangguan bipolar tidak dapat disembuhkan. “Sama seperti gangguan mental lainnya, gangguan bipolar juga tidak bisa disembuhkan. Meskipun tidak bisa disembuhkan, gejalagejala yang muncul dari gangguan ini bisa dikontrol hingga tidak menyebabkan gangguan fungsi hidup lagi, bahkan hingga penderitanya bisa hidup bebas dari gejala sama sekali. Bebas gejala tidak berarti bebas dari penyakit ini, sehingga kontrol ke psikiater secara rutin untuk mendapatkan psikoterapi dan juga obat-obatan tetap harus dilakukan hingga seumur hidupnya. Tidak semua orang perlu mengkonsumsi obatobatan setiap hari seumur hidup. Ada juga yang gejala-gejalanya bisa terkontrol dengan psikoterapi saja dan konsumsi obat sewaktu-
51
waktu. Satu yang pasti, Anda tidak bisa mengontrol penggunaan obat Anda sendiri. Anda harus selalu konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum Anda hendak memulai, mengurangi dosis, ataupun menghentikan pengobatan.” Teks: Meylia Putri Irawati Editor: Hania Latifa
52
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Resensi
Senandung Rasa Tulus Untuk Melepas dalam “Hati-Hati di Jalan” Tepat pada 3 Maret 2022 lalu, Tulus merilis album terbarunya yang bertajuk Manusia. Album istimewanya ini dirilis bertepatan dengan 10 tahun ia berkarya di dunia musik indonesia sebagai seorang penyanyi.
A
lbum Manusia berisikan sepuluh lagu yang menceritakan ragam dinamika perasaan manusia. Tulus sendiri berkata bahwa lagu-lagu yang ditulis berdasarkan cerita yang ia alami, peristiwa yang ia lihat, serta interaksi, baik dengan dirinya sendiri maupun orang lain.
Dari aspek musikalitas, lagu-lagu di dalam album Manusia benar-benar terasa ke-”tulus”-annya. Mulai dari hari pertama perilisannya sampai dengan hari ini, banyak penikmat lagu yang merasakan keajaiban senandung rasa Tulus lewat nada-nada dan suara indah dari penyanyi kelahiran Bukittingi, Sumatra Barat ini. “Hati-Hati di Jalan” merupakan bintang utama dalam album Manusia, diciptakan sendiri oleh Tulus yang juga terlibat langsung sebagai pencipta melodi dan akor (chord) bersama Ari Rinaldi. Ari Rinaldi sendiri bertindak sebagai produser sekaligus orang yang dipercayakan Tulus untuk menangani aransemen musik “Hati-Hati di Jalan”.
Resensi
53
Tak hanya itu, Ari Rinaldi yang sudah sering berkolaborasi dengan Tulus ini juga menangani aransemen strings dengan melibatkan Budapest Scoring Strings. Proses rekaman strings dilakukan di Studio 22, Budapest, Hungaria. Hanya butuh sekali dengar saja dan kita pun dapat memahami mengapa lagu ini begitu ramai diperbincangkan hingga berhasil menduduki posisi trending nomor 1 di YouTube secara 3 minggu berturut-turut. Lagu ini pun sukses dicintai oleh banyak orang. Ciri khas Tulus berada pada konsistensinya dalam mengemas dan mengaransemen lagu-lagunya. Hal ini jugalah yang membuat lagu-lagunya menjadi sangat easy listening. Uniknya lagi, walaupun makin kaya akan alat musik, lagu Tulus tetap ramah di telinga para penikmat lagu.
Tulus dan Torehan Perasaannya
“Hati-Hati di Jalan” membuat kita dapat membayangkan bagaimana Tulus duduk dengan selembar kertas di meja sembari membawa pikirannya menuju segala interaksi-interaksi berkesan yang pernah dialaminya, yang kemudian ditorehkan perasaannya tersebut ke dalam sebuah lirik yang sederhana, indah, tetapi juga menyesakkan dada.
Kukira kita asam dan garam Dan kita bertemu di belanga Kisah yang ternyata tak seindah itu Sempat terasa distraksi saat menyenandungkan lirik tersebut yang akan membuat penasaran tentang arti sebenarnya. Lirik di atas dapat diartikan dari sebuah peribahasa “Asam di gunung garam di laut bertemu dalam satu belanga ”. Makna peribahasa tersebut juga merupakan keresahan dalam lagu ini, “Jodoh kita bisa berasal dari tempat yang jauh, tetapi akhirnya dipertemukan juga”.
Kasih sayangmu membekas Redam kini sudah Pijar istimewa “Hati-Hati di Jalan” bukan sekadar lagu galau. Lagu yang bagian awalnya dipenuhi tanda tanya dan rasa harap ini menemani kita dengan tulus tentang bagaimana kita belajar untuk melepaskan hingga mengucapkan hati-hati di jalan untuk sang terkasih, dan menyadari bahwa hal yang selalu sama tak selalu berakhir bersama.
54
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Tulus secara tak langsung mengajak para pendengar, khususnya bagi yang sedang dalam posisi “masih belum melepaskan” untuk mengerti akan hal itu. Terkadang, kamu harus melanjutkan perjalananmu dan dia juga harus melanjutkan perjalanannya. Hati-Hati di Jalan
Dalam menjalani sebuah kehidupan, akan ada saatnya ketika kita memasuki gerbang hubungan percintaan yang tentunya tidak hanya diisi oleh pertemuan, tetapi juga perpisahan. Diramu dengan penuh harapan dan sarat akan banyak makna, dinamika alamiah para manusia ini disampaikan melalui lagu “Hati-Hati di Jalan” oleh Tulus. Lagu ini ini sangat cocok bagi orang-orang yang ingin merasakan sejenak arti sebenarnya dari perpisahan yang “baik-baik”. Walaupun air mata tetap hadir, kita berhasil melepaskan tanpa ada penyesalan karena pernah bertemu. Tulus sendiri berharap “Hati-Hati di Jalan” dapat menemani keseharian para pendengar lagunya. Lirik yang dipenuhi tanda tanya dan rasa bingung akibat kisah yang tidak berjalan sesuai ekspetasi tentunya menyentuh para pendengar yang juga mengalami perasaan yang sama. Lihat, kita pun menjadi saksi bahwa harapan Tulus itu sepertinya terwujud dengan sangat baik.
Teks: Lulu Sofiannisa Editor: Hania Latifa
Resensi
55
Resensi
AbiGhea, Kisah Romansa Remaja yang Dibalut Konflik Tak Biasa Teks: Anis Salamah Editor: Hania Latifa
A
biGhea merupakan novel fiksi karya Chelsea Karina Aolia yang diterbitkan oleh Black Swan Books pada Januari 2021. Penulis kelahiran Depok, 22 Juni 2003 yang kerap disapa Chelsea atau Karin ini mulai menggeluti kegiatan menulis sejak duduk di kelas 2 SMP. Beberapa novel fiksi yang sudah diterbitkannya adalah Alone, Never be Alone, dan AbiGhea dengan genre yang sama, yaitu romansa remaja. Buku AbiGhea merupakan buku ketiganya yang berhasil dialihwahanakan menjadi webseries. Selain itu, Chelsea juga mempublikasikan beberapa karyanya di Wattpad.
Mengenal Novel AbiGhea
Kisah ini bermula dari Citra Ghea Adhyasa, biasa dipanggil Ghea, yang kehidupannya berubah total setelah kecelakaan yang menimpa adiknya, Reynanda Adhyasa. Peristiwa nahas itu terjadi lantaran Ghea memaksa Rey untuk menjemputnya saat hujan deras. Semenjak kematian Rey, keluarga Ghea berubah menjadi tidak harmonis lagi. Gio (ayah Ghea), Nita (bunda Ghea), dan Jenaka Adhyasa—Naka (kakak Ghea) belum bisa memaafkan Ghea. Rumah yang ia singgahi terasa asing dan tidak ceria lagi seperti dulu. Ghea bahkan perlu minum obat tidur dari psikiater setiap hari
56
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
agar bisa tidur nyenyak. Belum ada yang tahu soal keadaan keluarganya, termasuk Dharma Rafael Hakim, pacar Ghea yang kerap disapa Rafa. Sikap Rafa yang terlalu sibuk karena lebih mementingkan organisasi dan belajar membuatnya tidak bisa selalu ada untuk Ghea. Pada awalnya, hubungan Ghea dan Rafa masih baik-baik saja. Namun, lambat laun, tingkah Rafa yang sering meminta sahabatnya, Sabian Cakrawala—Abi, untuk mengantar Ghea pulang saat sekolah usai membuat pasangan tersebut mulai renggang. Puncak dari kosongnya kehadiran Rafa di sisi Ghea adalah ketika cowok itu mengabaikan Ghea di saat-saat krusial yang dialami gadis itu. Ghea tentu terluka dengan kelakuan Rafa. Namun, kehadiran Abi yang selalu berada di sisi saat itu membuat Ghea memiliki perasaan lebih kepada sahabat pacarnya itu. Hal itu pun membuat berakhirnya hubungan Rafa dan Ghea, bersamaan dengan retaknya persahabatan Rafa dan Abi. Namun, hubungan baru Ghea dan Abi tidak seindah yang dikira. Perlahan, Ghea merasa lelah dengan Abi. Tak hanya itu, Vanya, teman kecil Abi, juga turut mengacaukan hubungan mereka. Vanya bahkan mengajak Rafa untuk bekerja sama menghancurkan hubungan Abi dan Ghea. Saking tidak wajarnya, aksi Rafa dan Vanya pun nyaris membuat Ghea mengakhiri hidupnya sendiri. Hubungan Ghea dengan Abi? Jangan ditanya lagi, sudah retak seretakretaknya. Dampak yang dialami Ghea sangat berat, tidak ada yang percaya padanya sama sekali, bahkan keluarganya. Namun, setelah melihat Ghea begitu terpuruk, Naka, bunda, hingga ayahnya mulai menyadari kesalahan mereka. Sikap mereka yang terus menyalahkan
Ghea adalah kesalahan terbesar yang perlu diperbaiki sama-sama. Di samping itu, walaupun sudah tidak ada hubungan lagi dengan Ghea, Abi diam-diam ternyata membantu Ghea mendapatkan keadilannya. Lalu, setelah semua terjawab dan terselesaikan, bersamaan dengan Ghea berhasil melalui masa-masa yang berat itu, hubungan Abi dan Ghea pun mulai membaik.
“Aku harap hubungan ini berjalan sehat dan bahagia, Bi.” – Ghea. Warna Baru dalam Kisah Fiksi Remaja
Dibalut dengan konflik yang tidak biasa, novel AbiGhea menghadirkan kisah fiksi remaja yang menarik dan memberikan warna baru. Dalam novel ketiganya ini, Chelsea menyuratkan banyak hal tentang keikhlasan, tanggung jawab, makna sebuah rumah, dan kasih sayang keluarga, serta hangatnya pertemanan. Ketika membacanya, kita seakan-akan terlibat langsung dalam perjalanan hidup para tokohnya. Kejadian-kejadian tak terduga yang ada juga makin memperkuat karakter para tokoh dalam novel ini. Kisah Abi dan Ghea memang terbilang jauh dari hubungan-hubungan manis para pasangan di luar sana. Namun, konflik soal keluarga dan juga pertemanan yang disajikan dalam kisah AbiGhea membuat novel ini cocok bagi Sobat Ketik yang ingin mempelajari makna kasih sayang dari sudut pandang yang berbeda.
Resensi
57
Mengenal Series AbiGhea
AbiGhea merupakan series yang diadaptasi dari novel karya Chelsea Karina yang diproduksi oleh Tu7uh Rumah Produksi. Series berdurasi 12-15 menit per episode ini disutradai oleh Tarmizi Abka dan dibintangi oleh Dea Annisa, Rasy Alrizky, Adam Kaze, dan Nadira Sungkar. Series ini resmi diluncurkan pada tanggal 17 September 2021 melalui Genflix. Sama dengan kisah pada novelnya, series AbiGhea berhasil memberikan intensitas emosional yang lebih kuat melalui visual dan audio yang dihadirkannya. Kalau Sobat Ketik mencari series romansa remaja dengan durasi yang tidak terlalu panjang, tetapi tetap mengguncang perasaan, Sobat Ketik bisa memulai dengan series AbiGhea ini. Lewat Ghea, minimal kita dapat memahami karakter orang lain dengan latar belakang yang amat berbeda dengan kita. Bagaimana sulitnya proses mendengarkan dan memaafkan terekam jelas dalam series ini. Meskipun memiliki masa lalu yang kelam, Ghea tidak pantang menyerah. Walaupun keluarganya belum bisa memaafkannya, Ghea tidak berhenti dan tetap melanjutkan hidupnya. Sebetulnya, ia ingin menyerah. Namun, ia tahu, kehidupannya akan lebih sulit apabila ia menyerah. Kehidupan Ghea yang menjadi lebih berwarna dengan hadirnya Abi di dalam hidupnya membuat series ini berakhir bahagia. “Abi, terima kasih, ya, sudah menjadi seseorang yang membuat aku akhirnya mengerti bahwa hidup ini enggak melulu tentang luka yang ada di dunia, tapi ada juga kebahagiaan yang sedang menanti di ujung sana.” – Ghea.
Perbedaan Novel dan Series
AbiGhea memberikan kisah romansa remaja yang berbeda dan unik. Ghea adalah perempuan kuat yang membuktikan bahwa proses bertahan dan berjuang dalam hidup itu benar adanya. Kisah ini juga mengajarkan bahwa semua manusia layak diperlakukan sebagai manusia juga, terlepas dari kesalahan atau kesalahpahaman yang sebenarnya juga mempunyai penjelasan.
58
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Novel dan series AbiGhea sebetulnya tidak memiliki alur yang begitu berbeda. Namun, pada novelnya, dijelaskan lebih lanjut mengenai proses Ghea dan keluarganya yang sembuh dari luka yang menimpa mereka masing-masing. Lalu, bagaimana keluarganya dapat kembali menerima dan memaafkan Ghea, kemudian mereka pun menjadi keluarga yang harmonis kembali. Diceritakan pula rencana-rencana jahat Vanya yang menimpa Ghea secara berkala. Sementara pada seriesnya, rencana-rencana Vanya dialokasikan menjadi sebuah rencana keseluruhan yang dampaknya tidak terlalu besar seperti di novelnya, hanya pada temanteman Abi dan Ghea.
Kesamaannya adalah akhir dari novel dan series ini sama-sama bahagia dan sarat akan makna. Sobat Ketik yang tertarik dengan kisah Abi dan Ghea disarankan untuk menonton seriesnya terlebih dahulu baru membaca novelnya, ya. Sebab, ada banyak jawaban yang terdapat dalam novel. Namun, kalau Sobat Ketik sudah membaca novelnya, pastikan jangan lupa untuk menonton seriesnya, ya! Sensasinya tentu berbeda apabila mendengar percakapan dan melihat adegan-adegan yang ada di dalam novel. Ingin dibuatkan season 2 dari series AbiGhea? Sudah pasti mau, dong!
Resensi
59
60
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Resensi
F
Abu Biru Baru: Belajar Terima Keadaan dan Mulai Hidup Baru
ilm pendek ini merupakan karya produksi mahasiswa prodi Penyiaran PoliMedia Jakarta yang tergabung dalam Lentera Cinema. Kalau dilihat dari pengambilan videonya, film ini cukup cinematic dan memberikan kesan tersendiri bagi penonton dan menimbulkan kesan seperti peristiwa di masa lampau. Abu Biru Baru memiliki Dinar sebagai pemeran utama yang pembawaan aktingnya cukup bagus. Mimik dan ekspresi wajahnya sangat mendalami sekali, dan seakan-akan membuat bahwa kamu merasa seperti sosok Dinar di dalam film tersebut. Berbeda dengan Dinar, akting Ayah dan Ibu masih sedikit kaku, mungkin karena dialog yang diambil tidak begitu banyak dari tokoh tersebut. Hal itu bisa dipertimbangkan oleh Lentera Cinema agar film pendek selanjutnya akan lebih baik dan menarik penonton. Film yang disutradarai oleh Sopian Aris Saputra ini memberikan gambaran yang mengajarkan bagaimana seorang anak harus kuat dengan takdir yang sudah ditentukan. Kamu harus sadar, bahwa sosok orang tua pasti akan pergi untuk meninggalkan semuanya dan dituntut untuk bisa menerima semua itu karena sudah garis jalannya takdir sebagai manusia.
Sinopsis Bercerita tentang kisah Dinar (Dherya Moniac), seorang siswi SMA yang sangat menyayangi kedua orang tuanya, dan mereka juga menyayangi Dinar yang merupakan anak semata wayang. Saat itu, orang tua Dinar menjanjikannya untuk pergi minggu depan dan ia merasa sangat senang karena janji tersebut. Namun malam itu, orang tua Dinar harus pergi karena ada urusan. Akhirnya, Dinar sendirian di rumah dan menunggu orang tuanya yang
berjanji akan pulang sekitar pukul tiga sore. Kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi, Dinar terbangun dari tidurnya karena mendengar suara dering telepon dari rumah sakit yang menyatakan bahwa kedua orang tuanya telah meninggal karena kecelakan. Hal itu membuat Dinar menangis dan bisa diibaratkan seperti mawar yang mulai layu, rapuh, hancur, dan sendirian. Sejak saat itu, sosok Dinar berubah.
Resensi
Dinar yang belum bisa berdamai dengan masa lalunya, terus merasa sendiri dan kesepian. Ia masih belum menerima kepergian kedua orang tuanya. Padahal pada dasarnya, semua manusia akan kembali kepada yang Maha Kuasa, tetapi hal itu sulit diterima oleh Dinar. Lalu, suatu ketika, Dinar mengingat saat diajak oleh orang tuanya untuk pergi bersama, dan di malam itu juga orang tuanya akan karena ada suatu urusan. Dinar kembali mengingat kata yang diucapkan oleh orang tuanya. Dinar mulai sadar, bahwa kehilangan seseorang pasti akan terjadi. Walaupun tidak tahu kapan, tapi setiap orang yang ditinggalkan harus menerima kenyataan, bahwa hidup harus terus berjalan. Belajar menerima keadaan dan berdamai dengan diri sendiri bisa membuatnya memulai semuanya dengan hidup yang baru dan lebih baik lagi. Ditambah dengan semangat dan cita-cita yang tentu saja yang harus ia gapai. Dinar mulai seperti bunga mawar yang kembali mekar untuk sebuah kebahagiaan.
61
Tidak banyak Adegan Yang Digunakan
Film pendek ini tidak memiliki banyak adegan karena terjadi banyak pengulangan. Alurnya menceritakan seakan-akan terdapat suatu peristiwa sebelum tokoh Ayah dan Ibu pergi, lalu mengalami kecelakan. Adegan tersebutlah yang banyak ditunjukkan dari film pendek ini. Mungkin ide ceritanya sengaja dibuat seperti itu karena memainkan kreatifitas, sebagaimana film pendek ini yang tidak banyak menggunakan adegan, tetapi memiliki pesan yang bisa diterima oleh para penonton. Film pendek ini juga tidak banyak menggunakan tempat, karena poin besarnya hanya ada di dalam rumah saja. Pengambilan gambar di luar ruangan terbilang sedikit. sehingga sedikit monoton dan menimbulkan kebosanan. Mungkin hal itu sengaja dibuat, agar para penonton semakin bertanya-tanya tentang isi cerita yang sebenarnya.
Orang Tua Merupakan Rumah Bagi kita
Bagaimanapun juga, sosok orang tua adalah rumah bagi setiap anak yang akan tumbuh dan besar dari kedua tangan mereka. Cara mendidik dan kasih sayang yang diberikan membuat mereka menjadi sosok yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan pengemangan karakter sang anak hingga dewasa. Peran orang tua juga sangat berpengaruh bagi kesehatan mental sang anak. Jika berada dilingkungan keluarga yang bahagia dan harmonis, maka anak tersebut mungkin akan menjadi anak yang penuh
62
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sang anak juga bisa menyampaikan keluh kesah hingga hal-hal kecil yang bisa diceritakan kepada orang tuanya.
Belajar Mengikhlaskan Kenyataan
Mengikhlaskan sesuatu yang hilang merupakan hal yang tidak mudah bagi siapapun. Pergi, hilang, dan sudah tiada adalah hal yang paling tidak bisa diterima. Kamu akan dituntut oleh keadaan yang mengharuskanmu untuk ikhlas dan kuat untuk menjalani hidup, tetapi untuk mencapai hal tersebut butuh proses yang cukup lama, bahkan banyak orang tidak sanggup untuk menerima takdir yang telah dituliskan pada garis tangannya. Perlu diingat, semua yang telah terjadi merupakan kenyataan yang telah tertulis oleh sang Maha Kuasa. Mungkin kamu merasa semua tidak adil dan merasa diri kita tidak mampu untuk menerima keadaan yang ada. Namun kenyatanya, itu hanyalah pikiran dan hatimu saja yang belum memahami semuanya, perlu dilakukan adaptasi dan proses yang panjang. Pada dasarnya, karena Sang Pencipta tidak akan memberikan kita kenyataan yang pahit di luar kendalimu.
Judul
: Abu Biru Baru
Sutradara : Sopian Aris Saputra Produser
: Mutia Hayati Chair
Produksi
: Lentera Cinema, XD Entertainment
Penulis
: Muhammad Arqom
Hidayat, Nuraini Rahmi Septiani Pemeran
: Dherya Moniac,
Mohammad Anhar,
Krisna Pasma Dwi,
Diva Kurnia Ichsan
Durasi
: 16 menit
Teks: Vanes Tabir Amanda Editor: Rafi Alvirtyantoro
Resensi
Resensi
Membasuh: Ketika Cinta Terpaksa Harus Bisa Merelakan
63
64
M
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
ahasiswa prodi Penyiaran PoliMedia tidak ada hentinya memproduksi film. Cineas Production merilis film berjudul Membasuh yang disutradarai oleh Panji Pandoe Poerbaya. Film pendek berdurasi 13 menit ini rasanya sangat mudah untuk dipahami dan langsung memiliki arti tersendiri bagi penontonnya, yang sebagian besar mungkin banyak dirasakan oleh para remaja atau orang dewasa. Isi cerita yang relate, membawa penonton semakin terwakili melalui film pendek ini. Membasuh bercerita tentang Daffa (Pieter Anthony) yang selalu ada untuk Tasya (Jihan Safira) saat mengalami masalah percintaan dengan pacarnya, Farel (M. Farhan Rizquloh). Film pendek ini sangat relate dengan kehidupan sebagian orang yang memiliki perasaan lebih atau jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri, hingga akhirnya salah satu dari mereka terpaksa harus mundur karena sakit hati dan ekspetasi yang terlalu berlebihan dengan sahabatnya karena hanya mencintai sepihak. Film pendek Membasuh ini benar-benar membuat para penonton termasuk saya merasakan bagaimana sakitnya Daffa yang mecintai sahabatnya, tetapi terpaksa memilih untuk pergi.
Sinopsis
Tasya bertengkar dengan Farel karena lakilaki itu selingkuh, dan sebagai seorang sahabat, Daffa selalu menguatkan serta memberi semangat untuk Tasya. Walaupun hanya teman, tetapi sosok Daffa sudah cukup menjadi tempat berkeluh kesah bagi Tasya untuk masalah percintaannya. Bahkan, Daffa membuat perjanjian dengan Tasya untuk jangan khawatir, karena Daffa akan selalu ada untuknya. Mulai dari sana Daffa diam-diam menyimpan perasaan lebih kepada Tasya, tetapi ia sadar bahwa Jihan sudah memiliki kekasih, yaitu Farel. Walaupun pacarnya Tasya mungkin tidak begitu baik karena sering membuatnya sedih hingga menangis. Lalu, suatu malam saat Daffa baru saja pulang dari rumah Tasya, ia mendapatkan panggilan telepon dari Tasya yang sedang menangis. Daffa yang tanpa berfikir lama, langsung menuju ke rumah Tasya lagi untuk menjadi tempat bersandar, dan obat penenang hati Tasya saat sedang sedih dan kecewa karena pacarnya. Daffa tiba di rumah Tasya dengan membawa jus mangga agar perempuan itu tidak sedih lagi. Kemudian, Daffa menghubungi Tasya untuk mengabarinya kalau ia sudah sampai.
Resensi
Namun, kabar tak terduga didengar oleh Daffa. Sahabatnya itu mengatakan sudah lebih baik dan sedang pergi bersama pacarnya. Tasya juga mengatakan pada Daffa untuk tidak perlu ke rumahnya. Sejak saat itu, Daffa sangat kecewa entah pada siapa. Apakah Daffa yang salah karena selalu mengharapkan Tasya, atau sahabatnya itu yang tidak menghargai perasaannya. Perasaan Daffa mulai tidak pasti, hanya sakit yang ia rasakan, hingga akhirnya ia tidak benar-benar pulang, tetapi menunggu Tasya. Ia kembali merasakan sakit hati yang mendalam saat melihat Tasya dan sang kekasih berboncengan menuju rumah sahabatnya. Setelah Farel pulang, Daffa pun menghampiri Tasya yang tentu saja membuatnya terkejut, dan di sana Daffa terlihat sangat sedih. Walaupun begitu, ia tetap memberikan jus mangga yang dibawanya dan mengatakan pada Tasya agar tidak sedih lagi. Daffa juga berpesan, bahwa semua sudah cukup, dan selesai.
“nights are the hardest but l”ll be okey if we are meant to be yeah we’ll find our way but now let it be”
65
I love you, but, I’m letting go. Mungkin hanya kalimat itu yang pantas untuk menceritakan kisah dari film pendek ini. Kalau Sobat Ketik berada di posisi Daffa, apakah kamu akan terus memperjuangkan rasa sayangmu, atau menyerah karena perasaan yang tidak di hargai itu sangat sakit?
Latar yang Didominasi dengan Malam Hari
Film pendek ini memiliki latar cerita yang sendu, gelap, dan lebih banyak adegan yang diambil pada malam hari. Mungkin hal itulah yang ingin ditunjukkan dan sangat menunjang isi dari cerita film pendek ini, Pada dasarnya, film ini termasuk ke dalam genre drama yang mengambil kisah sedih. Mungkin penonton harus sedikit melebihkan kontras cahayanya, jika ingin menonton lebih jelas. Namun, itu bukan hal yang perlu kamu pikirkan, karena film pendek ini benar-benar sangat bagus. Adegan-adegannya sangat mendukung dengan lokasi pengambilan yang tepat dan cinematic yang dibuat memberikan kesan apik pada film pendek ini.
66
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Sehingga tanpa disadari, penonton dibawa masuk ke dalam alur cerita film pendek ini dan ikut merasakan bagaimana feel di dalamnya, apalagi backsound-nya sangat mendukung. Ditambah lagi, klip yang diputar kembali dalam bentuk hitam dan putih menambahkan kesan yang membuat perasaan penonton campur aduk dengn alur cerita tersebut. Banyaknya klip dengan tempat yang berbeda-beda, membuat para penonton semakin menikmati film pendek ini, karena tidak menimbulkan bosan dan jenuh.
Pemain yang Menarik dan Mendalami Peran
Akting Pieter Anthony dalam memerankan karakter Daffa terlihat bagus dan membuat penonton semakin mengerti dengan jalan cerita film pendek tersebut. Karakter Daffa sama sekali tidak terlihat kaku dan pesan yang disampaikan film pendek ini dirasakan dengan jelas oleh penonton. Begitu juga dengan akting Jihan Safira yang cukup bagus dan mendalami karakter sebagai Tasya, sehingga semakin membuat film pendek ini menarik. Namun sayangnya, karakter Farel hanya ditampilkan sekali saja, yaitu pada bagian akhir, sehingga film pendek ini lebih didominasi dengan peran Tasya dan juga Daffa. Bisa dibilang, Farel hanya untuk pemeran pembantu saja. Berikut pesan serta kesan yang dapat diambil dari Film ‘Membasuh’ ini Sobat Ketik.
Jangan Pernah Berharap Lebih
Berharap lebih pada manusia adalah hal yang salah, apalagi kalau berharap tentang perasaan. Jangan berharap hanya karena kamu selalu ada disampingnya. Menjadi tempat keluh kesahnya itu adalah hal yang benar-benar salah, ditambah jika kamu berharap dengan orang yang sudah
Resensi
memiliki hubungan dengan orang lain. Namun, urusan perasaan tidak ada yang bisa membantah dimana kamu terbiasa dan dari sana muncul lah perasaan lebih serta perasaan nyaman yang kamu juga tidak pernah tahu kemunculannya. Mungkin memang karena terbiasa bersama, hingga akhirnya kamu lupa bahwa kenyataanya dia sudah dimiliki orang lain, dan hanya rasa sakit yang bisa kamu rasakan.
Belajar Menghargai Perasaan Orang lain
Kamu terlalu egois dengan perasaan yang kamu punya, hingga lupa bahwa ada sosok yang baik dan memiliki perasaan lebih pada dirimu. Ketika mengetahuinya, kamu akan menyesal dengan keegoisan itu. Terkadang memang lagi dan lagi, soal hati yang menutup mata kamu dengan orang-orang yang sayang pada kamu hanya karena kamu terlalu fokus dengan apa yang kamu cintai, padahal orang yang kamu cintai adalah sumber patah hatimu. Mencintai dalam keadaan yang sudah tidak baik-baik saja adalah hal yang tidak mudah. Di mana seharusnya kamu membuka mata dan sadar, bahwa mungkin kamu akan lebih baik bersama orang yang mencintaimu daripada bersama orang yang kamu cintai sampai kamu dibutakan oleh itu dan memilih untuk tidak menghargai perasaan orang yang selalu ada bersamamu.
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Rasanya memang tidak enak di posisi saat kamu mencintai orang hanya dengan sepihak saja, tanpa mendapat balasan cinta dari orang yang kamu cintai. Namun itu adalah risiko bagi kamu yang ditakdirkan dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Pasti rasanya kamu ingin keluar dari perasaan yang membuatmu sakit hati,
67
hingga membuat kamu kecewa. Padahal itu semua hanyalah ekspetasi kamu yang terlalu tinggi saja, karena kamu benar-benar mencintai orang itu. Kemungkinan besar, kamu memiliki keinginan untuknya memiliki perasaan yang sama denganmu, padahal kenyataanya tidak seperti itu. Judul: Membasuh Sutradara: Pandji Pandoe Poerbaya Produser: Fitrah Annisa Nurfadilah Produksi: Cineas Productions Penulis: Fitrah Annisa Nurfadilah Pemeran: Pieter Anthony, Jihan Safira, Muhammad Farhan Rizqulloh Durasi : 13 Menit Teks: Vanes Tabir Amanda Editor: Rafi Alvirtyantoro
68
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Resensi
Nuryanti: Kenangan Yang Tidak Dapat Dilupakan
M
enganggap bahwa semua masih ada di dalam hidupmu, kenangannya yang selalu melekat pada dirimu. Namun kenyataannya, itu semua telah lama hilang diambil oleh Sang Pencipta. Mungkin itu adalah sedikit gambaran mengenai film pendek hasil karya mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif prodi Penyiaran yang diproduksi oleh Lentera Cinema dan disutradai oleh Rendi Dwi Julianto.
Resensi
Karakter Ayah dan Ibu memiliki akting yang baik dan tidak kaku. Mereka berhasil mendalami peran sehingga membuat penonton bertanya, apa maksud dari film pendek tersebut. Hanya saja, film pendek ini sedikit membosankan karena banyak adegan yang diam tanpa suara karena sedang melakukan aktivitas, seperti adegan Bapak dalam film pendek tersebut. Sosok anak yang tidak dimunculkan juga membuat kesan yang semakin sedikit pada pemain di film pendek Nuryanti ini. Film yang bergenre drama ini, jika disaksikan mungkin tidak banyak yang menyukainya. Bukannya tidak bagus, tetapi karena cerita yang flat pada scene awal yang mungkin tidak begitu banyak menarik para penonton. Film ini memiliki alur yang membuat penonton sabar saat menontonnya karena semakin lama kamu menonton, semakin terlihat maksud pesan yang disampaikan melalui film tersebut.
Sinopsis
Film ini menceritakan seorang bapak bernama Erwin Kalalo yang terus dibayangbayangi oleh sosok istrinya, yaitu Reny Puspita Virganti, yang ternyata sudah lama meninggal. Karakter bapak ini masih menganggap bahwa istrinya masih hidup dan berpikir sang istri sedang pergi, sehingga ia melakukan aktivitas seperti mencuci, menjemur, dan menyetrika pakaian sendiri. Padahal itu adahal khayalan bapak yang belum bisa melupakan sosok istrinya. Bahkan, ia membuatkan dua cangkir minuman, kopi untuknya dan teh untuk istrinya. Hingga akhirnya, bapak dihubungi oleh anaknya yang berpesan bahwa belum bisa menemani makan siang karena harus pulang
69
malam dan akan membawakan makanan kesukaan bapak, yaitu ayam goreng. Sang anak juga berpesan bahwa Pak RT akan ke rumah untuk membantu mengangkat sofa ke depan rumah. Bapak pun bingung dan tanya untuk apa, lalu anak nya pun mengingatnya kembali bahwa akan ada tahlilan 40 harian sang istri. Kemudian, bapak pun baru menyadari bahwa dia telah kehilangan istirnya yang sudah pergi empat puluh hari lalu. Pada dasarnya, kehilangan sosok yang dicintai dan selalu ada untuk kamu, pasti rasanya memang sulit untuk menerima semua kenyataan itu, hingga akhirnya, kamu lupa kalau orang itu benar-benar akan pergi, walaupun tidak tahu kapan.
Akan Bingung Jika Tidak Menonton Hingga Akhir
Alur ceritanya cukup menarik, tetapi membingungkan karena sosok bapak dalam film pendek ini hampir tidak berbicara sama sekali hingga pertengahan film. Hal tersebut mungkin membuat para penonton bingung dan langsung menilai bahwa peran bapak di sana adalah bisu dan tidak bisa mendengar. Namun, hal tersebut sangatlah salah jika tidak menontonnya hingga akhir dan pesan yang disampaikan untuk penonton tidak bisa didapat, karena ternyata sosok ibu sudah meninggal dunia. Lalu, kenapa sosok bapak banyak diam dan tidak menjawab pertanyaan ibu? Karena itu semua adalah khayalan bapak saja. Hal itu mungkin sengaja, karena ingin membuat para penonton benar-benar memperhatikan alur cerita dan menonton sampai habis. Film pendek ini juga sangat berkesan dan memberikan pesan yang cukup sedih bagi penonton.
70
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Tone Film Yang bagus
Tone atau warna suasana film yang menarik, membuat kesan tersendiri bagi penonton, dimana hanya terlihat situasi pagi dan siang hari tanpa adanya malam dengan warna oren yang bercampur dengan kuning membuat kesan seperti ada dalam kondisi pasa masa lampau yang berlokasi di bagian dalam dan belakang rumah. Ditambah pakaian yang dipakai oleh bapak menberikan kesan kuat dan ibu yang memberikan kesan hangat, kekeluargaan, dan tenang. Itu merupakan hal kecil yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan penonton dalam menyaksikan sebuah film. “Rumah bukanlah tempat, Rumah adalah perasaan,” Nuryanti. Kenangan Tidak Dapat Dilupakan.
Ditinggal Orang Tersayang
Ditinggal oleh orang yang kamu sayang pasti sangatlah berat dan tidak mudah. Kamu dituntut untuk menyadari bahwa orang yang kamu sayangi sudah tiada, itu adalah hal tersulit untuk kamu terima. Kamu yang terbiasa dengannya membuat kamu susah melupakan sosok itu. Ketika dia yang selalu menemani harimu dengan penuh kasih sayang membuat kamu merasa sangat kehilangan, dan tentu saja membuat kamu sakit. Namun, itu semua adalah proses untuk belajar menerima dengan ikhlas, karena pada dasarnya, garis takdir seseorang telah tertulis sebelumnya. Jadi, kamu harus menerima semua kenyataan yang ada dan mengikhlaskan semua yang telah tiada, dan meyakini bahwa orang itu sudah bahagia di sana.
Kenangan Yang Sulit Dilupakan
Kenangan yang indah dan bahagia membuat kamu senang karena ada dirinya di sampingmu. Sosoknya yang selalu bersamamu masih terbayang, karena selalu ada dibenakmu dan juga kamu sudah terbiasa dengannya. Dipaksa dengan keadaan untuk tidak lagi seperti itu memanglah tidak mudah. Hal yang selalu melekat pada dirimu setiap harinya, tiba-tiba harus dihentikan dan diminta untuk berhenti tidak lagi seperti itu, karena orang tersebut telah tiada. Itu adalah hal yang sangat membuatmu merasa sedih, kecewa, dan sakit hati, karena lagi-lagi kamu harus sadar, bahwa semua itu sudah tidak lagi sama dengan sebelumnya. Judul: Nuryanti Sutradara: Rendi Dwi Julianto Produser: Asde Mansyah Putra Produksi: Lentera Cinema Penulis: Alya Pratami Pemeran: Erwin Kalalo, Reny Puspita Virganti Durasi: 13 Menit Teks: Vanes Tabir Amanda Editor: Rafi Alvirtyantoro
Cerpen
71
Gadis di Jembatan Perdamaian Karya: Rifqi Herdandi Editor: Rafi Alvirtyantoro
B
erbeda dari biasanya, hari ini ada sesuatu yang membuat pohon mapel di taman itu tersenyum. Pohon itu terlihat bahagia, walau banyak daunnya yang mulai berguguran. Daun-daun itu tertiup angin dengan cukup kencang. Semuanya berakhir di sungai dan hanyut bersama air. Belum pernah ada daun yang mencapai sisi seberang sungai. Aku memperhatikan pohon mapel itu yang seakan-akan dengan lambaian rantingnya dan berkata, “Kemari anak muda! Duduklah dan nikmati udara musim gugur ini.” Aku pun duduk di kursi taman yang berada di sampingnya dan mencoba menenangkan diri. Apakah aku sudah gila? Aku kembali menatap pohon mapel itu. Biasa saja, tidak ada yang istimewa. Itu hanya pohon mapel cantik dengan nuansa musim gugur yang menenangkan. Aku menghela napas. Sekolahku cukup membuatku tertekan. Jujur, sebenarnya aku tidak berminat sekolah di akademi militer. Namun apa boleh buat jika orangtua, teman-teman, bahkan negara pun memaksaku. Akhir-akhir ini keadaan semakin kacau. Semua anak laki-laki yang telah lulus SMA dipaksa masuk ke dalam akademi militer, kecuali anak yang terlihat bakatnya dalam bidang lain, itu bisa dipertimbangkan. Namun hampir 90% remaja laki-laki terjebak dalam suatu sistem yang disebut pelatihan militer remaja, atau aku lebih suka menyebutnya dengan penjara militer. Aku ingin satu tahun ini cepat terlewati. Aku ingin bersekolah dengan normal. Aku ingin masamasa remajaku berwarna, tapi sepertinya itu mustahil. Aku berdiri di pagar pembatas sungai. Melihat ke sisi sungai lain, ada merah berkibar di sana dan bendera kuning di sini. Inilah akar dari semua ini. Perang saudara beberapa tahun silam membuat negara ini terpecah menjadi dua. Kepergian Sang Raja Agung meninggalkan dosa serakah dan amarah calon pewaris tahta. Aku berdiri di kota Amarta Osta, bagian dari negara Aveniume Timur. Sementara beberapa meter di depan, di seberang sungai adalah kota Amarta Vasta, bagian dari negara Aveniume Barat. Secara sederhana, kotaku ini menjadi perbatasan antara dua negara, yang berada di tepat di tengah-tengah kota, tepatnya sungai taman ini. Hanya jembatan di taman ini yang menghubungkan kedua negara, dan tentunya dijaga oleh beberapa tentara yang bertugas.
72
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Walau begitu, setiap tanggal 29 Oktober, jembatan ini dibuka untuk umum. Warga Aveniume Barat dan Aveniume Timur bisa dengan bebas menyebrang jembatan tanpa melanggar hukum. Momen tersebut disebut dengan pesta jembatan perdamaian. Kami juga bisa menetap di negara seberang untuk seharian ini, tentunya hanya di sekitar taman sungai, tidak boleh masuk ke dalam kota lebih dalam. Terkadang juga beberapa anggota parlemen atau bahkan gubernur dari provinsi kedua negara datang untuk merayakan pesta jembatan perdamaian ini. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sehari saja. Esok harinya jembatan itu kembali kosong dan hampa. Bahkan daun mapel pun tidak dipersilahkan melewatinya. Walau begitu, sekarang aku sedikit bahagia dan bersemangat. Tersisa beberapa minggu lagi sebelum pesta jembatan perdamaian tiba. Aku bisa mengunjungi saudara-saudaraku di wilayah barat yang telah hilang kontak selama setahun ini. Aku bisa berdansa bersama teman temanku dan berpesta sepuasnya. Hal yang paling baik tentu sekolah akan diliburkan. Setidaknya pada hari itu, aku tidak akan melihat wajah sangar guruku di sekolah. Ketika aku sedang melamun, tidak sengaja aku melihat seorang gadis seumuranku di seberang sungai sana. Ia mengenakan gaun putih yang indah. Pertanyaannya, gadis mana yang memakai gaun putih di taman? Aku memandanginya. Rambut coklat yang panjangnya sebahu. Lurus dan indah. Mata birunya sangat indah, namun tajam. Ia memandangiku seolah-olah aku adalah manusia pertama yang ia lihat dalam 1000 tahun terakhir di gua kegelapan dalam perut bumi. Aneh sekali. Dari sungai ini aku bisa melihat senyumnya. Manis. Sangat manis. Aku membalasnya juga dengan senyuman. Ia terus memandangku, dan aku terus memandangnya.
1 menit, 5 menit, 10 menit, hingga 30 menit. Aku mulai tersadar, langit mulai memerah. Lampu-lampu taman sudah mulai menyala. Aku sudah berada di taman terlalu lama. Mata gadis itu yang membuatku beku dan terpaku. Aku melambaikan tangan kepadanya. Ia membalasnya. Aku segera pergi meninggalkan taman. Sementara ia samar-samar hilang ditelan gelap. *** Esoknya setelah sepulang sekolah, aku kembali ke taman. Berdiri di tempat yang sama. Ternyata gadis itu sudah ada sebelum aku datang. Entah sejak kapan dia sudah berdiri di sana. Aku melepas tas sekolahku yang sangat berat. Lalu
Gadis di Jembatan Perdamaian
Cerpen
menyangga kepalaku pada pagar dan terus memandanginya. Ketika aku tersenyum, ia pun tersenyum. Setelah itu, aku mulai memberanikan diri memulai percakapan dengannya. “SIAPA NAMAMU!?” teriakku. “ELLA AVIONA, KALAU KAMU!?” balasnya. “AZKI! NAMAKU AZKIANE ALVRONE!” Hingga di sana saja percakapan kami. Terlalu lelah untuk saling berteriak. Selanjutnya, kami hanya saling memandang dan tersenyum satu sama lain. Angin musim gugur yang lembab. Dari sejuk menjadi dingin, selaras dengan tenggelamnya sang mentari dari cakrawala. Siang sudah menjadi malam. Aku melambaikan tangan dan pulang. Meninggalkan ia yang tenggelam dalam kegelapan. *** Aku menulis beberapa surat untuk Ella di sekolah. Isinya biasa saja, kurang lebih tentang kehidupanku di negara ini, dan keinginanku bertemu dengan dirinya. Tanpa aku sadari, guru guru sejarah yang sedang mengajar memperhatikanku dan menegur agar aku tetap berkonsentrasi pada pelajarannya. Namun, tidak ada yang lebih membosankan dari mempelajari tantanan hidup manusia di abad pertengahan. Aku hanya terpaku pada apa yang aku tulis. Mematikan indra pendengaran untuk sementara. Sudah banyak surat yang aku tulis. Namun masalahnya, aku tidak tahu cara mengirimnya. Mustahil aku meminta izin pengawas perbatasan untuk melewati jembatan untuk bertemu dengan seorang gadis. Bahkan sang raja saja belum pernah melewati jembatan perbatasan ini. Sementara aku? Pemuda biasa yang merindukan seorang gadis. Di seberang sungai, kulihat Ella sedang bermain ayunan di taman. Aku berteriak memanggilnya dan ia menoleh.
73
“AKU MENULIS SURAT UNTUKMU!” Ella tersenyum mendengarnya. “TAPI AKU TIDAK TAHU CARA MENGIRIMNYA.” Ella tertawa kecil. “LEMPARKAN SAJA!” Teriak Ella. “KERTAS TIDAK SEPERTI BATU YANG BISA DILEMPAR!” teriakku. “KALAU BEGITU, LEMPAR SURATMU DENGAN BATU!” Ide yang bagus. Aku membungkus batu taman seukuran genggaman tangan dengan suratku. Anehnya, saat aku melempar batu itu ke seberang, suratku tidak pernah sampai. Dua suratku sudah hilang tenggelam di sungai. Aku punya ide yang lebih bagus. Aku melipat suratku menjadi pesawat terbang, seperti yang dilakukan anak kecil. Namun saat aku menerbangkannya, bisa ditebak. Suratku yang ketiga kembali ditelan sungai. Ella tertawa kecil. Mungkin ia tertawa atas kekonyolanku. Aku mencari akal agar surat itu sampai padanya. Pikiranku tertuju pada seorang penjaga tegap dengan seragam biru navy dan senapan menggantung dibahunya. “Permisi, pak.” Bapak itu menggeram. Bisa dilihat name tag di dadanya yang bertuliskan R. Ivano Erta. Aku memberanikan diri untuk meminta bantuan padanya.
Gadis di Jembatan Perdamaian
74
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
“Bolehkah aku melewati jembatan? Aku hanya ingin mengirim surat-surat ini kepada gadis di taman itu,” ucapku dengan muka sepolospolosnya, walau aku yakin jawabannya tidak. Namun percayalah, aku pandai bernegosiasi. Pak Ivano menghela napas dan menatapku lebih tajam. “Nak, lebih baik kamu pulang dan istirahat. Kerjakan tugas sekolamu jika ada, atau lebih baik kamu bantu ibu atau ayahmu.” “Tapi pak, aku hanya ingin mengirim surat ini saja, setelah itu aku akan kembali ke negara ini.” Aku berusaha meyakinkan petugas tersebut, “aku mohon.” “Kau punya surat tertulis dari kementerian luar negeri? Atau titah dari sang raja?” Aku menggeleng. “Kalau begitu kembalilah ke rumah!” “Tapi pak, ini hanya surat biasa, aku pun tidak berniat untuk kabur dari negara ini.” Ucapku. “Tidak. Semua orang tidak boleh melewati jembatan tanpa izin raja atau kementrian luar negeri.” “Kalau begitu kenapa tidak bapak saja yang lewat jembatan? Dan kirimkan surat- suratku padanya?” tanyaku. Pak Ivano mulai marah. “AKU TIDAK PUNYA WAKTU!” “Hanya mengirim surat saja, tidak lebih dari 10 menit.” “PERGILAH!” Aku membuka dompetku dan berusaha menyuap petugas itu. Tentu ini tindakan yang salah, tetapi semenjak perang saudara dan ekonomi, negara ini hancur, aku yakin seorang prajurit pun dengan mudahnya disuap demi mengirim selembar surat saja. “Bagaimana dengan uang 20 rade?” tanyaku. Wajah Pak Ivano terlihat meremehkan, “Cih! 100 rade atau tidak sama sekali!” “Oke.”
Aku tersenyum senang dan mengambil lagi beberapa uang, lalu menyerahkannya kepada Pak Ivano. Pak Ivano menghela napas. “Ini hanya surat biasa, kan? Tidak ada pesan atau kode misterius atau semacamnya?” Tanyanya. “Periksa saja pak,” jawabku dan memberikan surat yang kupegang kepadanya. Pak Ivano membaca suratku, lalu tertawa kecil. Mungkin ia teringat dengan masa remajanya, saling menulis surat seperti ini. Bukan hanya pejabat atau pegawai negara ini yang korup, ternyata petugas perbatasan juga seperti itu. Sifatnya berubah 180° dengan beberapa lembar uang saja. Pak Ivano berjalan melewati jembatan dan memberikan suratku kepada penjaga negara Aveniume Barat. Mereka pun menerimanya dan memberikan surat itu pada Ella. Ella membaca suratku. Ia tertawa kecil dan menulis sesuatu di halaman kosong surat itu. Pak Ivano menyerahkan surat balasan dari Ella kepadaku. Isinya seperti ini. Azki, kamu lucu sekali. Aku juga ingin kita bertemu langsung. Nanti saat Pesta Jembatan Perdamaian, kita janjian di sini ya! Aku sangat bahagia mendapat pesan itu. Akan ku bingkai dan dipajang di kamarku saat aku pulang nanti. Aku pun kembali memandanginya untuk beberapa lama, sebelum aku pulang. -Ella. *** Kami sudah merasa sangat dekat, tapi terpecahnya negara ini yang membuat kita tidak bisa bersatu. Lucu ya, kami tinggal di kota yang dulunya merupakan satu wilayah yang sama, tetapi sekarang sudah berbeda. Sudah beberapa hari aku saling berkirim surat dengan Ella. Tentu dengan Pak Ivano sebagai kurirnya.
Gadis di Jembatan Perdamaian
Cerpen
Aku rela mengambil seluruh tabunganku dan menahan jajan selama berhari-hari demi membayar jasa Pak Ivano. Namun seiring berjalannya waktu, uangku mulai menipis. Jadi hari ini, aku tidak mengirim surat kepada Ella. Kami hanya saling memandang seperti semula. Ditemani pohon mapel yang terlihat bahagia. “BESOK AKU AKAN BAWA ROTI ISI BUATAN IBUKU! TUNGGU YA!” Teriakku. Ella membalas dengan anggukan dan senyuman. Diiringi dengan lambaian bahagia ranting pohon mapel yang ditiup angin musim gugur. Seperti kisah cinta Romeo dan Juliet yang terpisahkan oleh status sosial, kisahku dengan Ella dipisahkan oleh sungai ini. Sungai yang menjadi pembatas dua negara yang dulunya merupakan satu wilayah yang sama. Tidak ada yang berubah, selain batas wilayah. Negara kami tetap memiliki isi yang sama. Mulai dari bahasa, kepercayaan, ras, suku, hingga budaya dan tradisinya pun sama. Bahkan nama negara kami sama, yaitu Aveniume. Hanya penambahan letak wilayah barat dan timur yang membedakannya. Manusia itu sendirilah yang membuat kami seolah-olah berbeda. *** Hari ini aku pulang telat karena dihukum akibat bolos pelajaran sejarah. Sungguh, tidak ada yang paling membosankan di dunia ini selain pelajaran sejarah. Namun sayangnya, hujan turun setelah hukumanku berakhir dan bersiap untuk pulang. Bahkan pohon mapel di sekolah mengeluh kedinginan. Daunnya banyak yang beterbangan dihempaskan oleh angin badai. Dentuman gemuruh di angkasa, membuat pohon mapel itu semakin ketakutan.
75
Ia takut sewaktu-waktu tumbang karena tersambar petir. Aku memutuskan pulang naik bus kota. Bus itu berhenti di halte taman. Dari jendela bus aku bisa melihat Ella sedang berdiri di seberang sungai. “Apa yang kau lakukan Ella? Kau bisa sakit!” batinku. Untuk apa ia mematung di sana dan membiarkan badannya basah kuyup kehujanan. Sorot matanya tajam ke bus yang aku tumpangi, atau lebih tepatnya ke diriku. Wajahnya pucat dan gaunnya sudah tidak cantik lagi. Aku baru ingat. Aku berjanji untuk membawakannya roti isi buatan ibuku. Mungkinkah ia terus berdiri di sana dan menungguku. Aku ingin turun dari bus dan memberikan roti isi padanya, tapi hujan sangat deras. Lagi pula, mana mungkin Pak Ivano mau mengantarkan roti di bawah guyuran air hujan. Aku tidak tega melihat Ella kedinginan seperti itu. Ingin rasanya aku berlari melewati menyeberang jembatan, melintasi perbatasan negara ini ke negara Aveniume Barat. Memberinya payung dan jas hujan, lalu kuajak dia main ke rumahku, sekalian berkeliling di negara Aveniume Timur. Tapi itu mustahil. Bus mulai melaju dan meninggalkan Ella di tengah air hujan yang turun dan dentuman gemuruh angkasa. Esoknya aku pergi ke taman, tetapi aku tidak melihat Ella di sana. Aku bertanya kepada Pak Ivano, tapi ia mengatakan Ella tidak ada di sana seharian ini. Besoknya juga sama. “Apa Ella marah padaku? Atau ia sakit karena kehujanan kemarin?” batinku.
Gadis di Jembatan Perdamaian
76
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Aku merasa bersalah padanya. Harusnya waktu itu aku tidak bolos pelajaran sejarah agar tidak dihukum dan bisa pulang lebih awal, sehingga Ella bisa menerima roti isi dariku sebelum hujan turun. Sudah hampir seminggu tidak ada tanda-tanda kehadiran Ella di taman. Aku mulai khawatir padanya. Namun dihari ke-7 Pak Ivano menitipkan pesan dari Ella padaku. Seperti ini pesannya. Kita akan bertemu di taman ini besok saat Pesta Jembatan Perdamaian. Jangan lupa roti isi nya ya! Salam Hangat, Ella Aviona. Aku lega mendapat pesan dari Ella. Itu berarti ia baik-baik saja. Aku lihat Pak Ivano dan tentara perbatasan lainnya dibantu beberapa orang lain sedang menyiapkan barang-barang untuk acara besok. Acara yang dinanti semua orang. Ada yang menyiapkan tenda, tiang bendera, menghiasi pagar-pagar, dan lainnya. Semuanya terlihat sangat sibuk di sini dan aku tidak mau mengganggu. *** Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Terompet berbunyi kencang. Lagu kebangsaan kedua negara dikumandangkan selaras dengan berkibarnya bendera kedua negara di jembatan
ini. Semua orang bersorak ramai. Seorang pria berjas yang dikawal tiga orang berbadan besar melewati kerumunan orang dan menjadi orang pertama yang melintasi jembatan. Ia adalah gubernur kami, dan di jembatan itu juga ada gubernur dari provinsi wilayah di Aveniume Barat. Mereka bersalaman. Setelah bersalaman, mereka melakukan pidato singkat dan sambutan. Setelah itu mereka berdua menggunting pita di tengah jembatan ini. Ini bukan peresmian jembatan, tapi inilah pesta jembatan perdamaian. Setelah pita itu putus, ratusan orang melintasi jembatan secara bersamaan. Ini adalah satusatunya momen dimana kami bisa pergi ke negara seberang dan menyapa kerabat yang terpisahkan oleh negara ini. Aku melihat banyak dari mereka yang menangis bahagia, ada kakekkakek tua yang menangis berlinang air mata menggendong anak kecil lucu yang kutebak adalah cucunya. Ada juga pasangan remaja yang saling berpelukan dan orang-orang yang tertawa sambil mengobrol santai. Semua orang yang menghadiri acara ini terlihat bahagia. Di antara ratusan orang ini, aku tidak melihat Ella. Aku berusaha melewati jembatan yang penuh sesak ini. Terlintas di pikiranku jembatan ini akan roboh karena banyaknya manusia di atasnya, tapi semoga saja tragedi itu tidak terjadi.
Cerpen
Aku dipeluk oleh seorang gadis. Dia memelukku dengan sangat erat. Aku hampir tidak bisa bernapas. Aku kira tadinya dia adalah Ella. “Azki sepupuku tercinta!” teriaknya, lalu memelukku dengan erat. “Bagaimana kabarmu? Bagaimana kehidupan di negara timur ini? Bagaimana sekolah militermu? Bagaimana kabar Bibi dan Paman Alvrone?” tanyanya. “Oh Li-linda, bi-bisakah kau me-melepas pelukanmu? Aku ti-tidak bisa bernapas,” balasku dan mencoba melepaskan pelukannya yang terlalu erat. Linda, sepupu dari keluarga ayahku. Ia gadis yang sangat periang. Kami seumuran. Rumahnya sebenarnya tidak jauh, ada di balik taman bagian Aveniume Barat. Dulu kita sering bermain bersama di taman, sebelum negara ini terpecah. “Kau makin tampan saja. Hahaha.” ia mencubit pipiku sambil tertawa. “Hentikan, Linda,” ujarku sambil mencoba merapikan penampilanku, aku tidak mau terlihat acak-acakan oleh Ella. “Ngomongngomong kau tau gadis yang bernama Ella Aviona?” “Ella Aviona? Aku belum pernah mendengar namanya,” Linda mencoba mengingat, “dia tinggal di barat?” “Iya,” jawabku. “Siapa dia?” seketika pandangan Linda berubah,
77
“kau punya pacar orang barat? Bagaimana bisa? Kau kan orang timur, mana bisa kalian melewati perbatasan?” “Bukan, bukan! Tapi maaf Linda, tapi sepertinya aku harus pergi dulu.” Linda mencoba menarik tanganku, tapi aku sudah lebih dulu kabur. Di antara kerumunan orang ini, pasti Linda kesulitan mencariku. Aku menembus lautan manusia ini. Kini aku sudah berada di negara Aveniume Barat. Aku menuju tempat biasa dia berdiri, tapi di sekitar sini tidak ada dirinya. Padahal aku sudah membawakan roti isi buatan ibuku. Aku melihat ke sekeliling. Di sana ada seorang kakek-kakek yang memakai kemeja dengan rapi melambaikan tangan kepadaku. Itu kakekku. Aku menghampiri kakek yang di sampingnya juga ada bibi dan pamanku. Mereka memelukku dengan erat. “Kau tambah besar aja jagoan,” ujar bibiku, lali mencium pipiku. “Dimana ayah dan ibumu?” tanya pamanku. “Masih di seberang.” Lalu aku teringat dengan Ella. “Oh iya, kek. Kakek tahu gadis yang bernama Ella Aviona?” tanyaku. Kakek terdiam sejenak. “Gadis bergaun putih?” jawabnya dengan nada rendah.
78
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
“Iya!” seruku senang. Aku tidak menyangka kakek mengetahui tentang Ella. Kemudian ia mengajakku ke tepi pagar pembatas sungai, tempat biasa Ella berdiri. Tatapannya mulai serius. Ia memandang lurus kedepan, memandang daerah negaraku, Aveniume Timur. “Bagaimana kau bisa tahu Ella Aviona?” tanya kakekku. “Aku melihatnya sendirian di sini saat aku pulang sekolah, sejak itu kami saling memandang dan saling berkirim surat,” jawabku. “Kakek bingung harus mulai dari mana,” ucapnya. Aku bingung. “Maksudnya, kek?” “Ayah kakek dulu pernah bercerita tentang dewi perdamaian waktu kakek kecil,” ucapnya, lalu menatap ke arah langit. “Dulu waktu kakek kecil, sedang masanya negara ini sering berperang. Kakek juga sama seperti Azki, wajib sekolah militer,” lanjutnya. Aku masih belum mengerti, tapi kakek tetap melanjutkan ceritanya. “Sebelum berperang, banyak prajurit yang melihat seorang gadis bergaun putih yang menangis di bawah pohon mapel. Beberapa orang percaya, gadis itu Aviona, sang Dewi Perdamaian,” Aku semakin bingung, tapi terus memperhatikan kakek yang sedang bercerita. “Dewi perdamaian bertugas untuk mencegah terjadinya peperangan di bumi ini. Mungkin waktu itu, dia sedih karena gagal menjalankan tugasnya dan menyaksikan pertumpahan darah di negara kita dulu. Namun, sejak kakek dewasa, negara mulai damai dan tentram. Tidak terdengar lagi soal Dewi Aviona.” “Apa kau melihat dia menangis Azki?” tanya Kakek. Aku menggelengkan kepala. “Mungkin dia bingung dengan perang
saudara negara yang terjadi. Ia berkomunikasi denganmu karena memiliki pandangan yang sama. Sudah tugasnya turun ke bumi untuk mendamaikan perang saudara ini,” jelas kakek. “Jadi, dimana Ella?” tanyaku. Kakek hanya menjawab, “ada di sini.” “Aku tidak paham, kek.” Kemudian kakek menunjuk dadaku dan berkata, “Hari ini, saat jembatan perbatasan berubah nama menjadi jembatan perdamaian. Saat bendera kedua negara saling berkibar. Saat kedua pemimpin negara bersalaman. Saat para tentara sibuk berpesta dan tidak memikirkan perang. Ella Aviona ada di sini. Di hati kita semua, termasuk hatimu, Azki.” Aku terdiam. “Dewi Aviona yang memberkahi perdamaian ini, membuat hati dan perasaan kita damai serta tentram.” Aku tidak tahu kenapa mataku mulai berkacakaca. Bahkan aku tidak tahu sejak kapan Linda ada di sampingku. Sepertinya ia tidak tahu apa yang kami bicarakan, atau pura-pura tidak tahu. “Ayo kita lihat kembang api itu Azki!” Linda menarik tanganku. “Tunggu sebentar,” ucapku. Aku menaruh roti isi di akar pohon mapel, dan menulis pesan singkat di kertas roti itu. Untuk Ella Aviona, Enak kan roti isi buatan ibuku? Besok kita janjian di taman seperti biasa ya! Nanti aku bawakan roti isi lagi deh! -Azkiane Alvrone. Aku tersenyum kepada pohon mapel, lalu ranting pohon itu melambai seolah-olah sedang memberikan balasan. Linda kembali menarikku dengan kekuatannya, setelah aku melambaikan tangan kepada pohon mapel ini. Saat pesta jembatan perdamaian ini, semua orang diwajibkan bahagia. Ella Aviona lah yang membuat hati kami melupakan perang
Gadis di Jembatan Perdamaian
Berita Utama
saudara beberapa tahun ini. Kami terlalu sibuk berpesta dan berbahagia. Tentara kedua negara juga kulihat sedang berdansa dengan antusias. Gubernur Timur sedang terlihat tertawa terbahak-bahak bersama oara pejabat dari wilayah barat. Beberapa remaja seumuranku dengan eratnya berpelukan dengan mata berkaca-kaca. Aku ingin setiap hari seperti ini. Damai dan tentram. Aku harap Ella bisa menyelesaikan ini semua. Aku ingin hari ini tidak akan pernah berakhir. Untuk Ella Aviona, Kamu sudah melaksanakan tugasmu dengan baik, setidaknya pada hari ini. Kamu jangan menangis di bawah pohon mapel lagi. Jika sedang sedih, tunggulah pukul 4 sore, aku akan menemanimu hingga matahari terbenam di taman ini. Jangan takut! Kita akan makan roti isi bersama, saling berkirim surat, saling memandang,
79
menyaksikan matahari terbenam, dan masih banyak hal yang bisa kita lakukan nanti. Aku yakin suatu saat jembatan ini akan dibuka untuk selama-lamanya. Jika saat waktu itu tiba, kita bisa berdiri di tengah jembatan dan menyaksikan matahari terbenam dengan lebih jelas sambil memakan roti isi buatan ibu. Kita juga bisa duduk berdua di taman, atau jika kau mau, kita akan keliling kota bersama. Oh, iya! Terima kasih untuk hari ini ya! Berkatmu, kami bahagia di pesta jembatan perdamaian ini. Aku tidak melihat ada orang sedih dan marah di sini. Ini semua berkatmu, Ella. Kami semua berhutang padamu!. Aku sangat ingin bertemu dan memegang erat tanganmu. Salam Hangat, Azkiane Alvrone
Gadis di Jembatan Perdamaian
80
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Suaraku untuk Negeri Oleh: Chloe Tabitha Prodi: Animasi Ku teringat saat ku berjalan melintasi negeri ini Memandang betapa warna-warninya di sekitar sini Orang-orang yang dari entah mana asal mereka Saling memberi tangan dan hidup bahagia Hutan gunung lautan dimana-mana menjadi rumah nyaman bagi flora fauna Budaya yang mewarnai sisi kota maupun desa dengan tarian indah dan suara yang menggema Namun semuanya sudah berubah Ku tak bisa berbuat apa-apa selain mendesah Warna-warna yang dulu bercampur dalam satu lingkaran sekarang terpisah dengan pagar-pagar kebencian Ketamakan yang membutakan hati manusia mengancam jiwa alam beserta penghuninya Harta budaya yang dilupakan pemiliknya Menarik dunia luar untuk merampasnya Wahai rakyat, jiwa-jiwa negeri hidupkanlah masa-masa yang indah itu kembali Demi Indonesia, tempat kita berpijak Jangan biarkan negeri kita semakin rusak
Desain
“There’s something else behind a smile”
Karya ini mengartikan sebuah perasaan sesungguhnya yang tidak bisa ditunjukkan kepada orang lain. Dituntut sempurna menopang kehidupan, bukankah lelah? tapi nyatanya itu sudah menjadi tuntutan. Seperti mempunyai dua kepribadian, tersenyum kepada banyak orang memastikan ‘aku baik-baik saja’ sehingga luka di balik topengmu tidak terlihat. Nabila Rahma Maulidia Desain Grafis
81
82
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
“Ketika Tasbih Bercerita”
Sesuai tema yaitu Ketika Tasbih Bercerita adalah setelah kita melakukan ibadah sebagaimana mestinya kita berdoa mencurahkan hati, mengagungkan Lillah, serta panjatkan puji syukur lalu berdzikir untuk menenangkan hati, pikiran, jiwa, dan raga seseorang. Revan Gemindo Fotografi
Fotografi
“Hero”
Pahlawan dengan baju paling sederhana yang telah basah dengan keringat. Memiliki kekuatan tatapan mata yang penuh kasih dan menenangkan. Eka Putri Febryanti Penerbitan
83
84
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
“Melukis Mimpi”
Keterbatasan, Ekonomi, Keringat, dan Semangat memiliki warna yang sangat indah untuk melukis. Eka Putri Febryanti Penerbitan
Fotografi
“Hope”
Dengan adanya harapan bisa menjadi sedikit penerang untuk melanjutkan perjuangan dalam gelapnya kehidupan. Listya Lupiya Apsari Penerbitan
85
86
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
Berita Utama
87
88
Majalah KETIK | Edisi ke-XII
cover