Majalah KETIK Edisi Ke-11

Page 1

Berita Utama

1


2

Majalah KETIK | Edisi ke-XI


Salam BeritaRedaksi Utama

SALAM REDAKSI

S

elamat bersua lagi para pembaca setia Majalah KETIK di edisi ke-11! Kami segenap redaksi Majalah KETIK mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izinnya dapat menerbitkan majalah ini yang ke-11. Meskipun Majalah KETIK bukanlah satusatunya majalah yang ada di Indonesia, namun kami optimis akan mendapatkan tempat di hati para pencinta bacaan yang haus akan pengetahuan. Dalam majalah KETIK edisi ke-11, sejatinya Kompetisi Majalah Kampus (khususnya Politeknik se-Indonesia) sudah berjalan lebih dari setahun. Melihat kompetitor yang hadir tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya namun perubahan konsep acaranya saja yang terlihat berbeda meskipun dari tahun ke tahun selalu ditempat sama yang seharusnya dapat diselenggarakan di politeknik manapun Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung semua kegiatan LPM KETIK. Semoga LPM KETIK akan terus menjadi Lembaga Pers Mahasiswa yang semakin baik dan lebih kreatif di setiap terbitannya. Dan kami jajaran redaksi LPM KETIK meminta maaf apabila masih ada kekurangan dalam pembuatan Majalah KETIK. Saran dan kritik dari pembaca sangat ditunggu kehadirannya. Semoga, kehadiran Majalah KETIK dapat menambah wawasan dan informasi bagi para pembaca.

EDISI KE-XI

(September 2021)

Susunan Redaksi Pimpinan Utama Jerni Maipah Siregar

Sekretariat Alif Rifqi Mirsya Anandari Utami

Pemimpin Redaksi Valerizma Mutia Sari

Redaktur | Jesica Syaputri Beninda Dhiyaa Ifada Early Meidiasa Prameswari Asih Munggarani Achmad Kamil

Reporter | Nurlaeli Aida Ishmah Zakiyyah Lulu Sofiannisa Dhimas Yoga Kusuma Maria Alexandra Fedho Rafael Al Maraghy Rafi Alvirtyantoro Hania Latifa Muhammad Yazid Nur Fitriani

Pemimpin Pemasaran Muhammad Syamil Thufail

Humas Della Zahra Syakilla Nadia Amalia Salsabila Vaniaaminah Kurniawan Nanik Damayanti

Konten Kreatif Rachma Alya Khairunnisa Dwi Agustia Putri Pertiwi Sheilla Elvianita Putri Elsa Nabila Rizqi ramadhan

Hidup Pers Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Video Editor

..............................................................................................................................

Artistik

www.majalahketik.com @majalahketik

M. Arqom Hidayat Annisa Yumna Yolanda Anne Nur Apriyani

Dimas Cahyo Nugroho Diva Nursyandita Silvy Salsabila Hasan Alyaa Salsabiila Achmad Abiyyu Daffa Dzakir Pratama Afrah Putri Zafirah

Fotografer LPM KETIK mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi pada edisi ini. Majalah KETIK edisi ke-11 dan lainnya juga dapat diakses melalui url berikut: www.majalahketik.com/magazine. Dilarang mengutip, menyadur, menyalahgunakan isi dan gambar tanpa seizin LPM KETIK.

3

Iffa Nailil Izzah Muhammad Syamil Thufail Diyanah Syafiah Saripah Iis Maryanih Reynaldi Irfan Aditya Achmad Sultan Fadhillah


4

Majalah KETIK || Edisi ke-XI

www.majalahketik.com

@majalahketik


Berita Daftar Utama Isi

5

DAFTAR ISI Berita Utama

6

Meningkatnya Akreditasi Kampus Diselingi Naiknya UKT?

9

Tim FKMPI PoliMedia Berhasil Meraih Juara Kedua Dalam Ajang FKMPI Awards

Dunia Kampus

Eduketik

38

Sempat Dicap Berbahaya, Yuk Mengenal Vaksin Astrazeneca Lebih Jauh

41

Kenalan dengan Prodi Game Teknologi, Yuk!

44

Campaign Lingkar Aman: Edukasi Seks dan Kontrasepsi

47

12

Bangunan dipenuhi Semak Belukar, Bagaimana Kelanjutan Pembangunan Pusgiwa?

14

Desas Desus Kuliah Offline

Kenali Maskne, Jerawat yang Disebabkan oleh Penggunaan Masker

17

13 Tim PKM PoliMedia Lolos Peroleh Pendanaan Dikti Vokasi

Resensi

Gaya Hidup

20

5 Tips Perpaduan Makin Kece walau Cuma Pakai Kaos Oblong

22 Rekomendasi Serial Drama

Indonesia, Gak Kalah Sama Drakor!

25

7 Rekomendasi Lagu yang Siap Nemenin Waktumu

49

Cruella: Si Perancang Busana dari Masa Depan

51

A Quiet Place 2: Invasi Monster Buta dengan Pendengaran Super Sensitif

54

Grave Of The Fireflies: Perang Sejatinya Hanyalah tentang Tragedi dan Tangisan

58

Mau Kamu Sampai Ketulangtulangnya, Ini dia Makna Lagu “To The Bone” yang Sesungguhnya!

Opini

27

Pro dan Kontra: Jam Malam Kampus

29

Pro dan Kontra: Fenomena Joki Tugas di Kalangan Mahasiswa

60

32

Meningkatkan Mutu Pendidikan Indonesia Di Balik Pro Kontra Kampus Merdeka

64

Pencarian

65

Sepanjang Malam

NEWS

35

Kuota Kemendikbud Tak Kunjung Datang, ke Manakah Larinya?

Cerpen Warung Mak Evi Puisi

Desain

66

Tua Dan Lelah

67

Tangan Iblis


6

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Berita Utama

Meningkatnya Akreditasi Kampus Diselingi Naiknya UKT? “Kalo kenaikan ini sih emang udah peraturan dari Kemendikbud,”

FOTO: LPM KETIK/SYAMIL


Berita Utama

T

ahun ini tepatnya pada bulan Maret lalu, Politeknik Negeri Media Kreatif meraih akreditasi kampus baik sekali yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Akibat dari naiknya akreditasi ini Polimedia mendapatkan pengakuan dan kepercayaan yang merupakan salah satu pencapaian penting agar para lulusan PoliMedia bisa terserap dengan baik serta diakui oleh masyarakat luas. Kabar baik mengenai naiknnya akreditasi PoliMedia ini disambut baik oleh seluruh sivitas akademik dengan berharap agar langkah awal ini bisa membawa PoliMedia kearah perubahan yang lebih baik dengan cara men-support mahasiswa dari segi fasilitas, sarana, dan prasarana. Selang beberapa bulan kemudian, mahasiswa PoliMedia dibuat ramai akan informasi berubahnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk para calon mahasiswa baru. Berubahnya UKT dari tahun ke tahun pun terlihat cukup terdapat perbedaan yang signifikan. Contohnya saja pada tahun 2019 program studi D3 yaitu Rp. 4.500.000 dan pada tahun 2020 semua program studi D3 yaitu Rp. 6.000.000. Ada apa sebenarnya? Apakah ada korelasinya antara naiknya akreditasi yang berdampak pada kenaikan UKT? “Kalo kenaikan ini sih emang udah peraturan dari Kemendikbud,” jawab Ibu Reni selaku staff BAKPK saat ditemui pada Selasa (8/6/2021). Lebih lanjut Ibu Reni menjelaskan bahwa bersamaan dengan naiknya akreditasi dan UKT ini mungkin untuk memperbaiki, menambah fasilitas, sarana maupun prasarana yang ada di PoliMedia sehingga saat pihak BAN-PT meninjau kembali akan terus terlihat peningkatan mutu dan kualitasnya. Dampak dari berubahnya UKT ini membuat banyak para mahasiswa baru untuk mengajukan pengurangan. Hingga kini tercatat ada 32 mahasiswa yang

7

mengajukan pengurangan UKT, namun untuk persetujuan di setujui atau tidaknya pihak Polimedia masih akan menyeleksi kembali. Sejumlah mahasiswa pun menanggapi isu terkait naiknya UKT, beberapa dari mereka beranggapan bahwa waktu berubahnya UKTnya tidak tepat karena pada masa pandemi ini ekonomi cenderung sulit dan juga para mahasiswa tidak bisa menikmati atau mendapatkan fasilitas sarana dan prasarana kampus. BEM Kemahasiswaan PoliMedia juga merespon terkait kenaikan UKT untuk para calon mahasiswa baru. “Kalo akreditasi naik udah tau dari pihak kampus, dosen maupun staff kampus. Tahun ini bakal ada kenaikan akreditasi namun untuk diselingi UKT naik juga gak ada informasinya soalnya kita tau juga dari CaMaBa (Calon Mahasiswa Baru).” Selain memberikan tanggapan, BEM Kemahasiswaan juga menjelaskan beberapa keringanan yang ada, yaitu berupa pencicilan, pemunduran tanggal, informasi beasiswa dari luar kampus hingga pengurangan UKT. Namun untuk mendapatkan informasi tersebut, Sarah Nurul selaku Kepala Divisi Kemahasiswaan BEM PoliMedia mengharapkan agar para mahasiswa lebih komunikatif menanyakan kepada Himpunan Mahasiswa yang nantinya pertanyaan tersebut bisa diteruskan kepada BEM dan akan diteruskan kembali kepada pihak kampus sehingga menemukan solusi atas pertanyaanya. “Yang paling berat itu pengkomunikasian antara mahasiswa dengan pihak kampus karena kita ini (BEM) sebagai jembatan lah antara kampus dan mahasiswa. Keringanan banyak bentuknya, bisa berupa cicilan atau pengurangan. Disitu BEM kesulitan karena gak ada komunikasi dari mahasiswa. Tidak ada bukti konkrit yang dapat diadukan kepada pihak kampus. Kesulitannya ialah


8

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

mahasiswa yang kurang aktif menanyakannya,” jelas Sarah Nurul, Kadiv BEM Kemahasiswaan Polimedia via daring. Keaktifan mahasiswa untuk menanyakan perihal UKT tersebut sangat membantu Pihak BEM PoliMedia untuk mengadukan permasalahan mahasiswa yang nantinya akan diteruskan kepada pihak kampus sehingga hasil akhirnya bisa mendapat titik temu. Terbukti pada semester lalu, BEM mengumpukan sejumlah data mahasiswa yang kesulitan di masa pandemi lalu menyerahkan data tersebut kepada pihak BAKPK dan nantinya pihak BAKPK memberikannya ke direktur sehingga dari situ adanya program pencicilan UKT. Walaupun kenaikan UKT bersamaan dengan naiknya akreditasi ini banyak menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak, namun mahasiswa dan BEM Polimedia berharap agar kenaikan UKT ini bisa berpengaruh untuk memperbaiki fasilitas, sarana maupun prasarana yang ada, sehingga bisa lebih mencetak generasi-generasi kreatif dan para lulusan PoliMedia nantinya bisa lebih mendapatkan pekerjaan di industri khususnya industri kreatif.

Jurnalis : Maria Alexandra Fedho & Dhimas Yoga Kusuma Editor: Early Meidiasa Prameswari


Berita Utama

Berita Utama

Tim FKMPI PoliMedia Berhasil Meraih Juara Kedua Dalam Ajang FKMPI Awards

9


10

D

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

iumumkan melalui akun Instagram @official_fkmpi pada 12 Maret 2021, tim Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia (FKMPI) PoliMedia, berhasil meraih gelar sebagai Tim Terbaik FKMPI tingkat nasional di urutan kedua dalam ajang FKMPI Awards 2021. Tim FKMPI PoliMedia berhasil mempertahankan peringkatnya, di tahun sebelumnya dalam ajang yang sama. Tim FKMPI PoliMedia juga meraih peringkat kedua untuk kategori tim FKMPI terbaik. FKMPI yaitu forum komunikasi yang berisi mahasiswa politeknik seIndonesia. FKMPI memiliki beberapa tingkatan, seperti kampus, daerah, wilayah, dan nasional. FKMPI PoliMedia masuk ke dalam daerah Jakarta-Banten. Dari segi struktural, tim FKMPI PoliMedia terbilang sudah rapi dibanding dengan tim FKMPI kampus lain. Untuk saat ini, tim FKMPI PoliMedia hanya meliputi PoliMedia Jakarta saja, PSDKU Medan dan PSDKU Makassar belum termasuk. Anggota aktif FKMPI tingkat kampus biasanya bisa menjadi anggota FKMPI tingkat daerah atau nasional. FKMPI Poli-Media dapat membuat acara khusus untuk anggota internal kampus PoliMedia saja, tetapi FKMPI PoliMedia dapat mengundang FKMPI daerah dan nasional dengan berkoor-dinasi terlebih dahulu oleh FKMPI daerah. Apabila FKMPI daerah mengadakan acara tertentu, FKMPI daerah dapat meminta bantuan kepada FKMPI kampus untuk mengirimkan utusan anggota aktifnya menjadi panitia acara besar yang diadakan oleh FKMPI daerah. Menurut Abdullah Thariq selaku Koordinator Kampus FKMPI PoliMedia, FKMPI Awards merupakan ajang untuk memberikan apresiasi terhadap tim FKMPI kampus dan daerah. Penilaian FKMPI Awards dilakukan oleh bidang kepemudaan FKMPI tingkat nasional, mencakup penilaian terhadap tim FKMPI tingkat kampus, juga tim FKMPI tingkat daerah. Ajang ini

diselenggarakan setelah acara Sarnas (Sarah Sehan Nasional). Ajang FKMPI Awards diikuti oleh seluruh tim FKMPI kampus dan daerah yang sudah terdaftar di tingkat nasional. Indikator keberhasilan untuk meraih gelar tim FKMPI terbaik meliputi kegiatan yang telah dilakukan oleh tim FKMPI beserta tanda bukti kegiatan berupa dokumentasi. Salah satu kegiatannya adalah webinar dalam rangka memperingati Hari Sampah. Indikator selanjutnya adalah melaporkan kegiatan rutin tim FKMPI untuk mengembangkan internalnya, seperti rapat bulanan, sosialisasi kepengurusan, dan sidang AD/ART. Indikator keberhasilan terakhir adalah penilaian terhadap struktural tim FKMPI PoliMedia,

Kunci utama dari kekompakan tim FKMPI PoliMedia itu sendiri pastinya koordinasi, sih. Jadi, apapun itu dikomunikasiin satu sama lain antar anggota FKMPI,” Abdullah Thariq


Berita Utama

dengan mengirimkan bukti berupa database struktural. Bobot penilaian terbesar untuk mendapatkan gelar sebagai tim FKMPI terbaik adalah penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan oleh tim FKMPI. “Kesannya, pastinya bangga sama tim FKMPI PoliMedia, karena bisa diajak kerja sama untuk mendapatkan yang terbaik dan akhirnya jadi terbaik. Bener-bener proud banget sama tim FKMPI PoliMedia. Pesannya, Meskipun tim FKMPI PoliMedia mendapatkan award dua terbaik senasional, semoga tetap semangat tambah semangat untuk selalu mendapatkan yang terbaik. Kedepannya, untuk mendapatkan

11

tujuan yang pertama, jangan jadikan FKMPI Awards sebagai tujuannya, tapi untuk mengembangkan dan memajukan FKMPI PoliMedia. Anggap saja FKMPI Awards sebagai hadiah atau bonus. Harapannya, semoga FKMPI PoliMedia bisa kompak terus, komunikasinya jangan sampai lepas satu sama lain, terutama antar angkatan. Kalau dirasa tingkat kampus sudah kompak, coba berbaur dengan FKMPI tingkat daerah agar jangkauannya lebih luas. Keep spirit untuk tim FKMPI PoliMedia, jangan pernah menyerah kita terus kembangkan dan majukan tim FKMPI ini.” ucap Thariq. Jurnalis : Muhammad Yazid & Nurlaeli Aida Editor: Early Meidiasa Prameswari


12

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Dunia Kampus

Bangunan Dipenuhi Semak Belukar, Bagaimana Kelanjutan Pembangunan Pusgiwa?

S

ejak dimulainya pembangunan Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) pada November 2020 hingga saat ini, pembangunan tersebut didanai oleh negara, anggaran tersebut di berikan oleh negara kepada pihak kampus secara bertahap. Akan tetapi, pembangunan tersebut mangkrak hingga sampai dipenuhi semak belukar di daerah pembangunan. Alasan pembangunan Pusgiwa mangkrak dikarenakan keterbatasan pembiayaan yang dianggarkan oleh negara. Selain itu, dana yang di anggarkan tidak serta merta hanya untuk pembangunan Pusgiwa saja, melainkan untuk kegiatan lainnya. Direktur PoliMedia memprioritaskan pembangunan Pusgiwa tersebut rampung untuk satu lantai dasar terlebih dahulu. Karena keterbatasan anggaran yang diberikan oleh negara, pihak kampus pun akan melanjutkan pembangunan tersebut dengan menyesuaikan anggarannya

pada tahun ini agar pembangunan dapat dilanjutkan. Staff Kasubbag PoliMedia menuturkan, pembangunan Pusgiwa dapat rampung tahun ini, jika, memang dari pihak negara memberikan anggaran, baru pihak kampus akan melanjutkan pembangunan tersebut untuk minimal satu lantai dasar terlebih dahulu agar bisa difungsikan. Walaupun target dalam pembangunan Pusgiwa hanya satu lantai dasar dan akan rampung tahun ini, jikalau pihak negara meanggarkannya, pihak Staf Kasubbag PoliMedia, mengatakan, beberapa fasilitas di kampus harus dibenahi, maka dari itu mahasiswa Polimedia dianjurkan untuk mengusulkan ke pihak Wadir 3 yang nantinya akan di proses ke bagian umum agar membangun dan memberikan fasilitasfasilitas di kampus yang disesuaikan dengan anggaran untuk menunjang kegiatan mahasiswa.


Dunia Berita Kampus Utama

13

Keterbatasan anggaran memang menjadi tantangan yang di hadapi Kampus Ungu ini, namun, pihak kampus akan berusaha untuk menyelesaikan pembangunan Pusgiwa secepatnya. Agar tempat-tempat lain, selain Pusgiwa, yang bisa digunakan untuk menunjang aktivitas harian mahasiswa PoliMedia dapat dibangun juga. Mengingat kegiatan mahasiswa PoliMedia yang cukup bervariatif, hal tersebut menunjukkan bahwa kampus harus disertai fasilitas yang mencukupi dan mumpuni. Pusgiwa itu sendiri, nantinya akan digunakan sebagai tempat kegiatan olahraga dan kesenian agar mempermudah UKM untuk melaksanakan program kerjanya dan menjalankan aktivitas harian di kampus. Sekretariat HIMA juga akan direlokasikan di gedung pusgiwa tersebut jikalau memang ruangannya mencukupi. Jurnalis : Dhimas Yoga Editor: Asih Munggarani

FOTO: LPM KETIK/SYAMIL


14

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Desas Desus Kuliah Offline Dunia Kampus

S

udah 15 bulan berlalu semenjak wabah virus Covid-19 di Indonesia, tampaknya masih belum ada tandatanda berakhirnya masa pandemi sampai saat ini. Pun sudah setahun pula para mahasiswa di seluruh Indonesia, khususnya di sekitar DKI Jakarta, terpaksa menjalani sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring dengan kampus masing-masing. Pertanyaan-pertanyaan seputar kapan para mahasiswa akan melaksanakan kuliah offline pun mulai menjadi topik yang tak berkesudahan.

Foto: LPM KETIK/Reynaldi


Dunia Kampus Berita Utama

Sebenarnya, pelaksanaan pembelajaran tatap muka sudah muncul sejak pertengahan 2020 lalu ketika kasus Covid-19 baru dikenal. Kala itu, Satgas Penanganan Covid-19 hanya memperbolehkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara bertahap pada daerah-daerah zona hijau. Akan tetapi, pelaksanaan PTM di daerah-daerah tersebut ternyata tetap dapat memicu kasus. Pada 2020, ada sejumlah insiden di sekolah yang justru menjadi klaster penyebaran Covid-19. Oleh sebab itulah pelaksanaan PTM diberhentikan dan ditunda secara total. Namun, belum lama ini, tepatnya awal Juni 2021, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyatakan bahwa mulai Juli 2021 akan memberlakukan opsi PTM terbatas. Nadiem kembali mengingatkan ada dampak buruk bila Indonesia tidak mulai menerapkan sekolah tatap muka. “Kita juga perlu mengingat dampak jangka panjang dari risiko tersebut. Tentu ibu dan bapak sudah memahami bahwa masa depan Indonesia sangat tergantung pada SDM sehingga tidak ada tawar menawar untuk pendidikan terlepas dari situasi yang kita hadapi,” kata Nadiem dalam konferensi pers daring. “Pembelajaran yang kita upayakan bersama ialah tatap muka terbatas. Sekali lagi, terbatas,” pernyataan Nadiem di Jakarta pada 9 Juni 2021. Dalam penjelasannya, Nadiem mengulang apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo mengenai contoh baik penerapan sekolah tatap muka terbatas, salah satu di antaranya adalah sekolah bisa memulai dengan mengatur 1 kelas diisi oleh 25% murid, dengan kegiatan belajar mengajar hanya 2 jam, dan digelar 2 kali dalam sepekan. Pernyataan tersebut juga kembali diperkuat oleh Nadiem dalam Webinar HUT ke-7 IDN Times secara daring pada Rabu (16/6/2021). Menteri yang senang disapa Mas

15

Menteri itu menegaskan bahwa sekolah yang guru dan tenaga kependidikannya belum divaksinasi COVID-19 juga diizinkan untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada Juli 2021. “Sekolah yang belum tervaksinasi boleh melakukan pembelajaran tatap muka terbatas,” ujar Nadiem. “Semua sekolah di Indonesia yang ingin melakukan tatap muka terbatas boleh melakukan tatap muka terbatas asal dia mengikuti prokes (protokol kesehatan) dan daftar periksa,” tambahnya. Akan tetapi, kasus Covid-19 terus mengalami lonjakan. Tercatat hingga 20 Juni 2021, DKI Jakarta mengalami penambahan kasus tertinggi, yaitu 5.014 kasus baru. Lalu, apakah sekolah tatap muka di Jakarta pada Juli 2021 mendatang tetap dilanjutkan? Dilansir dari Detik.com, salah satu poin dalam Surat Pemberitahuan Dinas Pendidikan DKI Jakarta No.8057/-1.851 tertanggal 17 Juni 2021 menegaskan bahwa semua kegiatan pembelajaran dilakukan secara penuh dari rumah dimulai sejak dikeluarkannya surat pemberitahuan ini hingga ada keputusan lebih lanjut. Melalui surat tersebut, Kadis Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, juga meminta kepala sekolah untuk tetap melakukan persiapan demi mengantisipasi pemberlakuan pembelajaran campuran pada tahun ajaran 2021/2022. Bagaimana tanggapan Polimedia terkait hal ini? Menyikapi pernyataan Nadiem dan Surat Pemberitahuan Dinas Pendidikan DKI Jakarta No.8057/-1.851, Politeknik Negeri Media Kreatif turut memberikan pernyataannya terkait kuliah tatap muka yang masih abu-abu, “Di Polimedia, meskipun di era pandemi, tetap ada (kuliah luring) dengan kapasitas 25% sesuai perintah dari pemerintah DKI Jakarta. Kita akan ada rapat lanjutan terkait persiapan kuliah tatap muka nanti,” kata Purnomo Ananto selaku Direktur Polimedia Jakarta saat diwawancara. Dengan dilaksanakannya kuliah tatap


16

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

muka dengan sistem hybrid secara terbatas sebagai jaminan keamanan dan penentu lancarnya kegiatan belajar mengajar tatap muka, apakah itu sudah cukup untuk menjamin kesehatan para mahasiswa dan jajaran sivitas akademika di Polimedia? Melihat keadaan pandemi yang terus berlanjut dan kasus makin meningkat, serta keberadaan Politeknik Kreatif ini yang tidak bisa sepenuhnya luring maupun daring. Jadi, hanya beberapa kegiatan praktik atau ujian yang diberlakukan dengan sistem luring terbatas sebanyak 25%, sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Merujuk pada SE SESJEN Nomor 9 Tahun 2021, menindaklanjuti laporan data peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19, terutama di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi telah diatur kebijakan bekerja dari rumah (BDR) tanggal 18 Juni 2021 dan akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan situasi dan kondisi. Surat Edaran ini memuat dibatasinya kegiatan fisik di lingkungan kantor paling banyak 25%, tidak diperkenankan menerima tamu kecuali untuk kepentingan yang bersifat penting

dan sangat mendesak paling banyak 3 orang dengan menunjukkan hasil tes swab antigen, serta seluruh pegawai wajib melaksanakan pola hidup bersih serta menerapkan prinsip 3M. Begitu pun Polimedia. Mulai tanggal 21 Juni 2021 sampai dengan 2 Juli 2021, mulai membatasi kegiatan fisik dengan syarat yang hampir sama, bahkan kegiatan kemahasiswaan di kampus hanya diperbolehkan untuk bimbingan TA dan sudah diatur jadwalnya oleh setiap dosen dengan mematuhi protokol kesehatan. Kesiapan Polimedia terkait hal ini juga menambah kualitas fasilitas yang digunakan para mahasiswa ketika praktik di kampus. Purnomo juga menambahkan, “karena ada magang industri, kelas akan kita tambah, apalagi udah ada tiga lantai baru. Lab juga akan diperbagus, praktik di lab tapi bergiliran tidak setiap hari dan tidak setiap minggu. Selama pandemi, kita tetap praktik.” Jurnalis: Hania Latifa & Lulu Sofiannisa Editor: Valerizma Mutia & Beninda Dhiyaa


Dunia Berita Kampus Utama

Dunia Kampus

13 Tim PKM PoliMedia Lolos Peroleh Pendanaan Dikti Vokasi

17


18

S

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

ebanyak 13 tim PKM PoliMedia, lolos pendanaan setelah melalui proses seleksi dari Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti Kemdikbud. 9 tim diantaranya adalah peserta PKM wirausaha berjenis Industri Kreatif dan Kuliner, sedangkan 4 tim lainnya adalah peserta PKM 5 bidang, yaitu PKMGFK, PKM-K, PKM-PI, dan PKM-RSH. PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya program restrukturisasi di lingkungan Ditlitabmas Ditjen Dikti. Sedangkan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang dilaksanakan pada tahun 2002 adalah PIMNAS-I kegiatan PKM. Kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana, yaitu PKM. Sebelumnya, pada tahun 1997 Ditlitabmas sudah menginisiasi kegiatan khusus bagi mahasiswa yaitu Karya Alternatif Mahasiswa (KAM) digabungkan bersama Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PPBKPT). KAM kemudian tumbuh menjadi cikal bakal PKM. PKM dikembangkan untuk mengantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreativitas dan inovasi berlandaskan penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang cendekiawan, wirausahawan mandiri dan arif. Mahasiswa diberi peluang untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap, tanggung jawab, membangun kerjasama tim melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni. Setelah memperoleh pendanaan, tim yang lolos akan memulai pelaksanaan proposal yang telah dibuat pada Program Kreativitas Mahasiswa. Tim akan melakukan kegiatan sesuai dengan perencanaan, kemudian melaporkan hasil perkembangan

kerjanya pada akun Simbelmawa masingmasing. Apabila tim pelaksana PKM lolos di penilaian seleksi selanjutnya, maka produk dari kelompok tersebut akan dipamerkan pada PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional). Untuk tim yang tidak lolos seleksi, tim pelaksana tersebut tetap melaporkan hasil kinerjanya pada tim penilai. Berdasarkan data yang diperoleh pada akun instagram @pkm.dikti, jumlah proposal yang masuk sejumlah 4.417 proposal untuk jenjang vokasi. Namun, hanya 34,8% saja yang berhasil lolos seleksi tahap 2. Agenda dari PKM 5 bidang vokasi sendiri dilaksanakan mulai dari bulan Mei hingga Oktober. Namun, sampai tulisan ini dibuat PKM AI & GT belum mengumumkan tim lolos pendanaan. Mahasiswa yang memperoleh pendanaan berasal dari PoliMedia Jakarta dan PoliMedia PSDKU Medan. Program studinya sendiri beragam, mulai dari Teknik, Desain, hingga Pariwisata. Tahun kemarin, PoliMedia hanya berhasil meloloskan 3 tim saja untuk memperoleh pendanaan proposal PKM. Nantinya, pihak kampus PoliMedia akan memberikan sertifikat sebagai bentuk apresiasi kepada mahasiswa yang memperoleh pendanaan PKM. Namun, pihak kampus tidak akan memberikan insentif mengingat tidak adanya alokasi dana untuk itu. Tutur Widi, selaku Koordinator Pelaksana PKM PoliMedia tahun 2021. Selain PKM, Ditjen Vokasi Kemdikbud juga membuka “Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi”. Di tahun 2021, proposal yang difasilitasi sejumlah 180 kelompok yang terdiri dari 900 mahasiswa vokasi di seluruh indonesia. Terhitung, sebanyak 9 kelompok dari PoliMedia memperoleh pendanaan sejumlah 145 juta rupiah untuk merintis usaha sesuai dengan proposal yang telah diajukan. “Jenis usaha yang kita mau rintis itu kuliner, karena usaha kuliner terbilang usaha yang menjanjikan. Kebetulan kita


Berita Utama

juga tertarik sama dunia kuliner, didukung dari latar belakang kita yaitu mahasiswa program studi Seni Kuliner. Selain merintis usaha, kita mengembangkan bakat di bidang kuliner ini dengan ikut serta pada Program Wirausaha Mahasiswa Vokasi (PWMV). Selama membuat proposal kendala yang kita hadapi biasanya revisi, supaya proposal kita terlihat menarik dan lolos dalam seleksi. Setelah memperoleh pendanaan, selanjutnya kita sudah membagi tugas kerja masingmasing anggota kelompok, kita sudah membuat akun instagram untuk media promosi kita, dan terakhir kita sudah merencanakan menu yang akan kita pilih untuk berwirausaha. Harapannya, semoga usaha yang akan dirintis bisa lancar terlaksana, dikenal banyak orang, dan usaha ini berkembang besar sampai kita membuka cafe atau toko untuk usaha ini,” jelas Ikrimah, salah satu mahasiswa PoliMedia program studi Seni Kuliner yang memperoleh pendanaan PWMV. Jurnalis : Muhammad Yazid Editor: Early Meidiasa Prameswari

19


20

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

6 Tips Perpaduan Makin Kece walau Cuma Pakai Kaos Oblong

H

alo, Sobat Ketik! Kalau kamu mendengar kata “Kaos Oblong” apa yang ada dipikiran kamu? Tentunya sesuatu yang sangat sederhana, namun nyaman, kan? Eits, tapi sesederhananya kaos oblong bisa tetap keren dan makin kece loh kalau kamu bisa memadukannya dengan baik dan benar. Berikut ini kami rangkum 6 tips makin kece walau cuma pakai kaos oblong, check this out! Kaos oblong putih polos dipadu dengan celana jogger dan sneakers emang paling nyaman dan elegan, loh!

Apa pun outwear-nya, kaos oblong solusinya!

2 Entah itu cardigan, kimono, atau jaket denim sekalipun, kaos oblong tetap menjadi dalaman paling aman untuk dipadukan berbagai jenis outwear. Kalau sudah dipadu dengan ripped jeans, sudah fix kamu paling keren pokoknya!

1 3 Gaya paling nyaman, namun tetap terlihat fashionable di segala kondisi. Cocok dipakai oleh kaum pria dan juga wanita yang mengutamakan kenyamanan.

Perpaduan simpel dan nyentrik emang nggak bakal ada habisnya. Membuat siapa pun yang memadukan ripped jeans dengan kaos oblong sekali pun dapat membuat kamu terkesan seperti anak muda banget.


Berita GayaUtama Hidup

21

Kalau udah serba hitam, kurang keren apalagi coba?

Emang gak ada yang bisa ngalahin nyamannya pakai celana pendek!

4 Kalau kata orang-orang, hitam itu misterius banget. Apalagi kalau kamu pakai pakaian serba hitam, ditambah sikap kamu yang dingin, beh! Gimana gak keren coba! Oblong oversize ditambah jangan lupa masukin ke calana, vintage-nya keliatan banget, kan?

6 Paling pas jika kamu menggunakan paduan celana pendek ketika pergi ke tempat bernuansa outdoor, kesan santai dan kecenya dapet banget pastinya, nih. Bagaimana, Sobat Ketik? Apa kamu tertarik memadukan kaos oblong kamu dengan gaya lainnya? Jurnalis : Rafael Al Maraghy Editor: Valerizma Mutia Sari

5 Kesan vintage fashion sedang digandrungi oleh anak muda masa kini. Apa pun pakaian yang dipakai intinya harus oversize dan juga tucked ke dalam celana. Tentunya paling cocok kalau kaos oblong jadi pilihannya.

Foto: unsplash.com


22

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Gaya Hidup

Rekomendasi Serial Drama Indonesia, Gak Kalah Sama Drakor!

K

ebanyakan dari masyarakat Indonesia, terutama para mahasiswa menyukai drakor (drama Korea). Setiap tahunnya banyak drakor yang berhasil memikat hati para mahasiswa dan membuatnya rela menyampingkan tugas agar tidak ketinggalan. Demam menonton drakor sudah tidak asing lagi bagi kamu pastinya. Tapi, apakah kamu sudah pernah coba menonton serial drama Indonesia? Dunia industri hiburan Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya. Berbagai rumah produksi dengan gencarnya membuat serial drama. Tentu saja, itu bisa menjadi hiburan baru untuk kamu. Apalagi serial-serial drama Indonesia sudah banyak yang dikemas dengan lebih baik. Tidak heran, jika banyak orang yang berbondong-bondong menuju situs layanan streaming untuk menontonnya. Kamu pasti penasaran dengan serial drama Indonesia yang sedang dibicarakan, kan? Kalau begitu berikut adalah daftarnya:


Berita GayaUtama Hidup

23

1. My Lecturer, My Husband Serial drama yang sempat heboh di tahun 2020, setelah Prilly Latuconsina sebagai pemeran utama wanita menunjukkan fotonya bersama lawan mainnya. Reza Rahardian. Banyak yang mengira kalau Prilly dan Reza adalah sepasang kekasih dan akan menikah. Padahal faktanya adalah benar, tapi bukan di dunia nyata. Serial ‘My Lecturer, My Husband’ diproduksi oleh MD Entertainment yang merupakan adaptasi dari novel Wattpad karya Gitlicious. ‘My Lecturer, My Husband’ menceritakan tentang seorang mahasiswi yang terpaksa menikah dengan seorang dosen karena perjodohan yang dibuat oleh ayahnya. Serial drama ini tersedia di layanan streaming WeTV dan Iflix. Total episode serial ‘My Lecturer, My Husband’ ada 8 episode. (8/10, IMDb) 2. Kisah Untuk Geri MD Entertainment kembali memproduksi serial drama yang sukses menarik perhatian banyak orang. Kamu pasti tau Angga Yunanda dan Syifa Hadju, kan? Mereka berdua adalah pemeran utama dalam serial drama ini. Serial drama ‘Kisah Untuk Geri’ diadaptasi dari novel karya Erisca Febriani, yang karya tulisannya juga pernah diadaptasi ke dalam film layar lebar. Serial drama ini menceritakan tentang dua orang remaja Bernama Geri dan Dinda yang sebelumnya bermusuhan. Namun ada hal yang tidak terduga terjadi, Dinda secara tiba-tiba meminta Geri untuk menjadi pacarnya. Tanpa memikirkan banyak hal, Geri setuju. Dengan hubungan mereka, apakah akan memperbaiki keadaan atau malah membuatnya lebih buruk? Kamu bisa menonton serial ‘Kisah Untuk Geri’ di WeTV dan Iflix. Ada 9 episode yang akan menemani kamu untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi diantara Geri dan Dinda. (9,6/10, IMDb) 3. Imperfect The Series Kiky Saputri, Zsa Zsa Utari, Neneng Wulandari, dan Aci Resti kembali beradu akting dalam serial ‘Imperfect The Series’. Setelah sukses menghibur para penonton lewat film ‘Imperfect’, Starvision Plus akhirnya membuat sebuah serial drama yang merupakan spin-off dari geng indekos. “Imperfect: The Series” menceritakan keseruan dan tingkah lucu antara Neti, Prita, Endah, dan Maria yang tinggal di satu atap yang sama. Kamu juga akan mengetahui bagaimana asal usul terbentuknya geng indekos dan masalah yang mereka hadapi bersama. Serial drama ini bisa kamu


24

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

saksikan di WeTV dan Iflix. Dengan total 12 episode, kamu bisa tersenyum dan tertawa tanpa henti saat menontonnya. Kabarnya, serial drama ini akan ada musim kedua nya, lho. (8,3/10, IMBd)

4. Ustad Milenial Serial drama yang tayang di paruh pertama tahun

2021 ini telah menarik banyak perhatian penonton. Apalagi dengan adanya konflik cinta segitiga antara para pemeran utama. Bahkan itu menjadi perdebatan netizen di sosial media. Prilly Latuconsina kembali sebagai pemeran utama dengan memerankan Khadijah. Sedangkan lawan mainnya di serial ini adalah Arbani Yasiz yang berperan sebagai Ahmad dan aktris muda dan berbakat, yaitu Yoriko Angeline sebagai Susan. Serial drama “Ustad Milenial” di sutradarai oleh Hestu Saputra, dengan melibatkan Hanung Bramantyo sebagai creative supervisor dan Luna Maya sebagai creative producer. Keren banget gak, sih? Kalau ingin menonton serial drama ini, kamu bisa langsung menuju WeTV dan Iflix. Serial drama “Ustad Milenial” memiliki total 20 episode. (8/10, IMBd)

5. 7 Hari Sebelum 17 Tahun Serial drama ini telah tayang sejak awal tahun

2021, tepatnya tanggal 14 Februari 2021. Di dalam serial drama ini, kamu akan menyaksikan tentang perjalanan para remaja dalam menyelesaikan masalahnya sebelum mereka beranjak dewasa. Dengan menggandeng aktor dan aktris muda Indonesia, seperti Endy Arfian, Tissa Biani, Marcell Darwin, dan lainnya, serial drama ini sukses menarik perhatian para warganet setelah cuplikan videonya dirilis. Selain itu, kamu juga bisa melihat debut akting dari penyanyi yang sedang naik daun, Lyodra Ginting. Berbeda dengan sebelumnya, serial drama ‘7 Hari Sebelum 17 Tahun’ bisa kamu nikmati di aplikasi atau situs layanan streaming berbasis permintaan, STRO. Di sana kamu juga bisa melihat karya-karya rumah produksi Indonesia lainnya, lho. (9/10, IMBd) Gimana dengan rekomendasinya? Semoga serial-serial drama di atas bisa sesuai dengan selera kamu ya, Sobat Ketik. Jangan lupa, nontonnya harus di situs layanan streaming yang resmi, ya. Mulai berhenti untuk nonton secara illegal yuk! Jurnalis : Rafi Alvirtyantoro

Editor: Beninda Dhiyaa Ifada


Berita Utama

25

Gaya Hidup

7 Lagu Rekomendasi yang Siap Nemenin Waktu Bersantai Kamu

H

alo, Sobat Ketik! Apakah kamu termasuk orang yang punya hobi dengerin musik? Rasa-rasanya hampir semua orang punya hobi dengerin musik bergenre kesu-kaan, baik ketika bekerja, belajar, maupun saat bersantai. Musik merupakan teman terbaik bagi sebagian orang. Terkadang, yang dibutuhkan cuma musik buat nemenin momen santai kamu. Nah, Majalah Ketik mau kasih rekomendasi musik yang pas buat chillin’. Seperti apa, sih? Yuk, simak lang-sung 7 lagu yang enak dan siap bikin kamu semakin santai!

1. To The Bone – Pamungkas

Lagu “To the Bone” dari musisi tanah air Pamungkas kembali meroket dan viral di tahun 2021 meskipun sudah dirilis sejak tahun 2019. Musiknya yang khas dan makna yang dalam mebuat lagu ini banyak disukai orang dari ber-bagai kalangan, terutama kaum milenial. Di balik liriknya yang berbahasa Inggris, lagu ini bercerita tentang kegalauan seorang pria terhadap wanita yang sangat ia cintai namun tidak berakhir mulus.

2. Bertaut – Nadin Amizah

Nadin kembali merilis lagu terbarunya dengan judul “Bertaut” pada Oktober 2020. Lagu yang termasuk ke dalam album Selamat Ulang Tahun ini mengisahkan tentang ikatan kasih sayang antara ibu dan anak dengan rangkaian bahasa indah dan lantunan suara lembut. Lagu “Bertaut” sukses menduduki penghargaan AMI Awards 2020 kategori Karya Produksi Folk/ Country/Balada Terbaik.

3. One Only – Pamungkas

Mencintai dalam diam rasanya sudah menjadi skill yang hampir dimiliki kaum milenial saat ini, ya, Sobat Ketik. Menceritakan tentang cinta dalam diam seseorang pada cinta pandangan pertamanya, menjadikan lagu “One Only” sebagai lagu paling populer dalam album Walk The Talk. Lagu yang diproduseri oleh Pamungkas sendiri cukup menarik perhatian masyarakat sejak awal rilis 2018 hingga saat ini.


26

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

4. Rehat – Kunto Aji

7. I Don’t Care – Rendy Pandugo

5. Blue Jeans – Gangga

Itulah berbagai rekomendasi lagu dari Majalah Ketik yang bisa kamu jadikan sebagai teman bersantai. Dari tujuh lagu di atas, mana yang akan masuk playlist ‘chill songs’ versi kamu, Sobat Ketik?

Banyak orang yang bilang kalau “Rehat” merupakan lagu healing nya anak milenial zaman now, lho! Rehat merupakan satu dari sekian lagu dalam album Mantra Mantra yang memiliki jumlah pendengar terbanyak. Perpaduan antara suara dan lirik dalam lagu ini bisa bikin kamu makin rileks. Lagu ini wajib masuk playlist kamu, nih, Sobat Ketik!

“Blue Jeans” bercerita tentang kerinduan seseorang kepada sang mantan kekasih. Rindu ini bisa berasal dari barang sederhana yang memiliki kenangan didalamnya. Lagu ini dibawakan oleh Gangga Kusuma yang merupakan musisi tanah air pendatang baru. Namanya mulai melonjak semenjak dia mengeluarkan single yang berjudul Blue Jeans pada tahun 2020. Meskipun memiliki lirik super galau, tetapi nada slow dari lagu ini bisa menemani waktu santai kamu sambil membaca buku.

6. Menulis Senja – Budi Doremi

Lagu yang telah dirilis tahun 2020 ini sempat viral di beberapa sosial media pada awal tahun 2021. Memiliki pesan yang sangat dalam, Budi sendiri berharap bisa menjadikan lagunya sebagai teman saat seseorang sedang mengalami masa sulit. Lagu ini cocok iringi kamu saat sedang santai juga, lho, Sobat Ketik!

Foto: pngwave.com

“I Don’t Care” merupakan salah satu lagu dari album The Journey yang dirilis pada tahun 2017. Lagu dengan genre pop ini bercerita mengenai kemarahan seseorang kepada pasangannya. Tidak hanya mengeluarkan single, Randy Pandugo juga merilis video klip dari lagu “I Don’t Care” yang kini sudah menebus 5,6 juta viewers di YouTube, lho!

Jurnalis : Nur Fitriani Editor: Jesica Syaputri


Berita Utama Opini

27

Foto: LPM KETIK/Syamil

Opini

Pro dan Kontra Jam Malam Kampus

K

ampus dalam KBBI merupakan daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (Universitas dan Akademi) tempat semua kegiatan belajarmengajar dan administrasi berlangsung. Walau memang memiliki fungsi utama sebagai tempat berlangsungnya kegiatan akademik, namun di kampus juga bisa menjadi sarana berkumpulnya mahasiswa untuk mengikuti kegiatan organisasi maupun hanya sekedar menongkrong. Saat sedang berkumpul dengan teman waktu pasti terasa berputar begitu cepat, entah itu dari pagi ke siang maupun sore ke malam hal itu kemudian menyebabkan para mahasiswa harus paham akan adanya jam yang diperizinkan untuk melakukan kegiatan di sekitar kampus. Umumnya sering dikenal dengan istilah “Jam Malam Kampus”. Jam malam kampus ini mengatur kegiatan para mahasiswa PoliMedia untuk meninggalkan area sekitar kampus pukul enam sore. Padahal, saat sore menjelang malam di sekitaran PoliMedia masih sering

terdapat para mahasiswa yang memiliki aktivitas seperti halnya rapat organisasi. Sesuai dengan aturan jam malam tersebut lantas membuat banyaknya mahasiswa yang sedang melakukan aktivitas di area kampus harus berpindah ke tempat lain. Para mahasiswa harus beralih ke tempat lain untuk berkumpul membahas kembali agenda yang belum terselesaikan. Kampus selalu menjadi pilihan utama untuk berkumpul organisasi atau menongkrong. Memang, aturan tetap aturan. Namun kampus sendiri bagi sebagian mahasiswa dianggap sebagai tempat yang cukup nyaman dan paling cocok untuk melakukan rapat organisasi hingga mengobrol santai. Belum ditambah dengan para mahasiswa yang dapat melakukan aktivitas di sekitar kampus seperti rapat organisasi yang biasanya dimulai rapatnya pada sore hari karena saat pagi dan siang harus mengikuti kegiatan perkuliahan. Dan juga rapat organisasi terkadang terpaksa


28

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

harus mengadakan rapat hingga larut malam karena harus membicarakan banyak hal program kerja yang akan diadakan dan juga ada sebagian mahasiswa yang terlihat sedang mengobrol santai namun ternyata sedang merencanakan ide untuk melakukan produktif seperti halnya berkarya. Aturan ini jelas sedikit merugikan para mahasiswa sekalipun kampus tetap memberikan sedikit kelonggaran. Para mahasiswa yang biasanya bebas untuk mengadakan rapat atau mengobrol santai hingga larut malam kini dibatasi waktunya. Walaupun kampus seakan hanya memberikan ‘sedikit’ kebebasan mengenai “Jam Malam” namun para mahasiswa masih tetap akan bisa melakukan kegiatan hingga malam di sekitar kampus dengan cara meminta izin kepada Dosen maupun Kaprodi agar diberikan waktu tambahan untuk melakukan aktivitas di sekitar kampus.

Jurnalis: Maria Alexandra Fedho Editor: Early Meidiasa Prameswari


Berita Utama Opini

29

Opini

Pro dan Kontra: Fenomena Joki Tugas di Kalangan Mahasiswa Foto: unsplash.com

Tak terasa bagai kedipan mata, pandemi telah berada lebih dari setahun di negara ini. Rasanya ada begitu banyak hal yang dilewati oleh para pelajar negeri ini sejak tahun 2020 lalu, salah satunya pengalaman belajar secara luring yang tidak bisa kita rasakan semenjak pemerintah menetapkan kebijakan melalui surat edaran untuk pencegahan virus Covid-19 pada satuan pendidikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim pada Minggu (9/3/2020).

Di Indonesia, aktivitas belajar mengajar secara tatap muka yang diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan salah satu langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan. Namun, tentunya PJJ tidak hanya sebagai pen-cegahan tapi juga perlahan menimbulkan beberapa fenomena baru terutama di kalangan akademisi. Saat ini akan begitu banyak anda temukan halhal baru yang ditemukan pelajar, khususnya mahasiswa dalam mengatasi rimbunnya permasalah-an dalam ranah pendidikan. Akankah se-mua fenomena itu sebuah terobosan baru atau justru permasalahan yang sedang mengakar?

Penyebab Akan Dampak Pada PJJ

Sejauh ini, penerapan PJJ yang telah berjalan hampir setahun menimbulkan dampak yang sangat terasa di pundak para pelajar. Bahkan, sering terbesit pikiran, akankah kita mendapat kesempatan untuk kembali berinteraksi secara langsung dan belajar tanpa harus ditakuti rasa waspada akan Covid-19 yang tak kunjung mereda? Ketika


30

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

kegiatan belajar mengajar sedang dilakukan, mata kita terpaksa harus bertatapan dengan layar laptop atau ponsel sepanjang hari untuk menyimak kelas dan mengerjakan tugas yang kadang tidak pada waktunya. Tentu hal itu menjadi penyebab munculnya aksi-aksi pintar sebagai fenomena yang menjadi “jalan pintas” bagi ke-banyakan pelajar di negeri ini. Sebagai mahasiswa, penulis sendiri juga melihat secara langsung kelalaian yang dilakukan seperti tidur sepanjang kelas dengan keadaan kamera dan mikrofon mati, kuliah sambil kerja seharian namun tidak fokus saat jam perkuliahan berlangsung, menyalin tugas teman dengan mudah, melakukan hal lain sambil kelas secara sekaligus dan yang paling menjadi pembicaraan adalah fenomena joki tugas. Pernyataan akan belajar di rumah membuat tugas terasa dua kali lebih banyak dari biasanya dan belum lagi kegiatan eksternal yang kita jalani membuat hilang fokus serta lebih banyak merasa lelah. Namun, tetap ada mereka yang hebat menawarkan sebuah jasa joki tugas sebagai solusi dari permasalahan yang baru saja dijelaskan. Hal itu dapat mudah kita temui terutama di media sosial, salah satunya Twitter yang berkeliaran menawarkan jasanya. Cukup dengan memberikan detail tugas yang diinginkan, membayar uang sesuai yang ditentukan dan kemudian menerima hasil akhir tugas tersebut. Mudah sekali bukan? Walaupun begitu, hal ini sering menimbulkan beberapa kecenderungan pendapat pro dan kontra tentang penerapannya yang disebut sebagai solusi akan menumpuknya tugas, terlebih lagi akan mudahnya akses dan hasil yang terjamin. Fenomena joki tugas sudah menjadi hal yang umum dan bisa saja disebut sebagai salah satu kecurangan akademik yang semakin mewabah semenjak PJJ diterapkan.

Pro dan Kontra Fenomena Joki

Tak dapat dipungkiri bahwa tren perjokian tugas menjadi main solution di dunia pendidikan Indonesia. Semakin berjalannya waktu, hal yang dikerjakan pun mulai beragam dengan harga yang terjangkau sesuai pasar. Bagi mereka yang memumpuni dan pintar memanfaatkan situasi, pandemi semakin membuat jasa ini makin diminati oleh para pelajar. Bagaikan dua sisi mata koin, tentu ada yang pro dan ada juga yang kontra terhadap hal ini disertai alasan dasar mengapa mereka memutuskan untuk menggunakan jasa ini. Jika dilihat dari sisi kejujuran tentu hal ini salah karena tugas merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan secara individu (berbeda dengan tugas kelompok), dalam hal ini penulis melihat langsung keadaan kehidupan mahasiswa yang sering menggunakan jasa ini.


Berita Utama Opini

Oleh karena itu, tim KETIK melakukan sebuah survei yang melibatkan 53 mahasiswa Polimedia sebagai perwakilan opini mereka terkait jasa joki tugas. Sebanyak 62,3% menyatakan tidak pernah menggunakan jasa joki tugas dan 37,7% menyatakan pernah. Hasil itu memberikan pengertian bagi penulis bahwa ternyata masih banyak yang ti-dak pernah menggunakan jasa tersebut menandakan masih adanya kesadaran dan paham rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Beberapa masih menyatakan bahwa masih ingin memahami sendiri tiap tugas yang diberikan sehingga bisa mempertanggungjawabkan jawaban yang telah diberikan pula. Tentu saja hal itu membuat diri lebih merasa percaya diri dan tidak membohongi siapapun bahkan dirinya sendiri. Selain itu, permasalahan uang juga menjadi alasan mereka tidak menggunakan jasa joki seperti salah satu pernyataan, “Selama aku mampu mengerjakan sendiri, kenapa tidak? aku lebih suka mengedepankan originalitas sebagai bentuk apresiasi terhadap diri. Apapun hasilnya, aku lebih menghargai proses yang sudah dikeluarkan.” Sementara itu seperti yang sudah diduga, bagi mahasiswa yang sudah pernah menggunakan jasa joki menyatakan faktor-faktor yang menjadi alasan seperti tenggang waktu yang mepet, tidak paham materi, tidak sempat, banyak urusan dan lain sebagainya, yang jika disimpulkan memang waktu dan kurangnya pemahaman materi menjadi alasan paling utama. Penyedia jasa joki itu sendiri berasal dari mahasiswa yang lebih mampu dalam manajemen waktu dan pemahaman materi lebih baik, dari survei yang sama terdapat 76,9% tidak pernah menjadi penyedia dan 23,1% pernah men-jadi penyedia. Hasil menunjukan bahwa produsen lebih sedikit dari konsumen `

Jurnalis : Lulu Sofiannisa Editor: Beninda Dhiyaa Ifada

31


32

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Meningkatkan Mutu Pendidikan Indonesia Dibalik Pro Kontra Kampus Merdeka

K

ampus merupakan tempat belajar bagi mahasiswa dan tempat mengajar bagi dosen. Dalam kegiatannya, sebagian besar kampus menerapkan konsep pembelajaran yang di mana dosen menjadi sumber utama dalam pembelajaran. Hal tersebut tentunya dapat menjadikan mahasiswa akan kurang mandiri dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada program pembelajarannya, sebu-ah kampus menerapkan sistem pembelajaran dengan SKS (Satuan Kredit Semester) yang mengharuskan adanya kegiatan belajar dan mengajar dalam kelas. Dengan begitu, mahasiswa merasa kekurangan rasa kemerdekaan belajar dalam proses pembelajaran.Dalam menyikapi hal tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meluncurkan kebijakan Kampus Merdeka.

Kampus Merdeka merupakan sebuah konsep baru yang membebaskan mahasiswanya mendapatkan kemerdekaan belajar di perguruan tinggi. Kampus Merdeka merupakan konsep lanjutan dari Merdeka Belajar. Dalam penerapannya, mahasiswa diberikan keleluasaan selama dua semester pada program belajarnya untuk belajar di luar kelas. Kebijakan ini dijadikan terobosan untuk mendorong mahasiswa agar memiliki kemampuan menguasai beragam ilmu yang berguna di dunia kerja. Adapun 4 kebijakan Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh Nadiem Makarim, yaitu:

1. Mengubah PTN Satker menjadi sebuah PTN BH

PTN Satker adalah sebuah perguran tinggi negeri dengan status sebagai satuan kerja yang di dalamnya terdapat layanan


Berita Utama Opini

umum yang tersedia. Pada kebijakan ini, PTN Satker diubah menjadi PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri dengan Kekuatan Badan Hukum). PTN dengan status badan hukum akan mendapatlan keleluasaan dalam bermitra dengan adanya industri. Dengan begitu, maka pihak kampus juga memiliki keleluasaan dalam melakukan proyek komersial.

2. Adanya penyederhanaan pada akreditasi perguruan tinggi Kebijakan ini berkaitan dengan program re-akreditasi yang bersifat otomatis dan bersifat sukarela bagi perguruan tinggi. Akreditasi pada kebijakan ini dalam kedepannya tetap berlaku selama lima tahun dan bisa diperbaharui secara otomatis.

3. Membuka program studi baru Otonomi membuka program studi baru akan diberikan jika sebuah PTN atau PTS telah memiliki akreditasi A ataupun B. Selain itu, hak otonom akan diberikan jika PTN atau PTS telah melakukan kerjasama dengan

33

organisasi atau universitas pada QS top 100 world universities. Namun, pada program pendidikan dan kesehatan penetapan kebijakan ini dikecualikan.

4. Adanya kegiatan dua semester di luar kampus Kebijakan ini tentunya dapat menjadi sebuah bentuk kemerdekaan yang didapatkan oleh mahasiswa. Dengan kebijakan ini, mahasiswa memiliki keleluasaan untuk melakukan kegiatan di luar kelas yang dapat membuat mahasiswa menjadi lebih mandiri. Kegiatan di luar kampus dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti magang ataupun praktik pada sebuah organisasi. Di balik tujuan dari Kampus Merdeka, masih terdapat beberapa penolakan dan ketidaksetujuan terhadap kebijakan tersebut. Kebijakan ini diragukan di kalangan mahasiswa, karena dianggap dapat mengubah cukup banyak hal fundamental dalam pendidikan di perguruan tinggi. Selain itu, ada pula kekhawatiran


34

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

kompetensi lulusan yang tidak spesifik keilmuannya. Adanya kegiatan di luar kampus selama dua semester juga dianggap dapat mengakibatkan kesulitan dalam penanganan administrasi mahasiswa yang pindah-pindah dari satu program studi ke program studi lainnya, atau dari satu kampus ke kampus lainnya. Dari hal tersebut, pasti akan ada masalah perbedaan dalam standar penilaian antar perguruan tinggi yang satu dengan yang lainnya. Namun, jika mengikuti kebijakan out of the box ala Mas Menteri, kekhawatiran tersebut sesungguhnya tidak akan terjadi. Asumsi terhadap keruwetan administrasi mahasiswa yang luar biasa tidak perlu dikhawatirkan. Beberapa kampus dalam negeri seperti IPB telah menerapkan hal tersebut sejak tahun 2005. Di mana IPB mengimplementasikan kurikulum mayorminor, yaitu mahasiswa dapat mengambil kurikulum minor atau supporting courses dari program studi lainnya, mereka juga dapat mengambil mata kuliah lain di luar negeri melalui student exchange atau summer course. Dalam penerapannya, mereka tidak ada masalah dan semua berjalan dengan lancer. Begitu pula dengan administrasi mahasiswa bisa diatur oleh perguruan tinggi terkait.

Kekhawatiran terhadap perbedaan standar penilaian antar perguruan tinggi tidak perlu diresahkan. Nadiem Makarim telah menjawabnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Dalam pasal 26 ayat 1 dijelaskan bahwa pelaporan penilaian keberhasilan mahasiswa dalam menempuh mata kuliah dinyatakan dalam kisaran A hingga E. Pada ayat berikutnya, perguruan tinggi diperbolehkan menggunakan huruf antara dan angka antara untuk nilai kisaran 0 hingga 4. Hal ini tidaklah sulit karena perguruan tinggi tinggal mengkonversi jika da perbedaan sistem nilai. Jadi, di balik kekhawatiran terhadap kebijakan Kampus Merdeka tidak perlu diresahkan. Kampus Merdeka tidak melemahkan kompetensi mahasiswa dalam sistem pendidikan perguruan tinggi Indonesia. Justru kebijakan Kampus Merdeka dapat menjadi peluang untuk menghasilkan mahasiswa yang mampu bersaing dengan dunia. Jurnalis : Nurlaeli Aida Editor: Asih Munggarani


Berita Utama News

35

Kuota Kemendikbud Tak Kunjung Datang, ke Manakah Larinya?

D

emi menunjang pelaksanaan PJJ yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, meresmikan kebijakan bantuan kuota data internet untuk tahun 2020 secara virtual pada Jumat (24/09/20). Kebijakan ini dilaksanakan guna membantu akses informasi bagi guru, siswa, mahasiswa, dan dosen selama menjalani PJJ. Bantuan kuota data internet yang diberikan pemerintah terdiri dari dua jenis, yaitu kuota umum dan kuota belajar. Kuota umum dapat digunakan untuk mengakses seluruh laman dan aplikasi, sedangkan kuota belajar hanya dapat digunakan untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran dengan daftar yang tercantum pada http://kuotabelajar.kemdikbud.go.id. Alokasi

kuota yang diberikan, terutama untuk mahasiswa dan dosen adalah 50GB/bulan. Dari 50GB tersebut, 5GB merupakan kuota umum. Berlanjut Hingga 2021 Karena mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat, program bantuan kuota data internet dari pemerintah hadir kembali untuk berbagai jenjang pelaku pendidikan. Melansir siaran daring di kanal YouTube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Senin (1/3/2021), bantuan kuota data internet tahun 2021 akan disalurkan mulai dari Maret hingga Mei. Penyaluran ini dilakukan pada tanggal 11-15 setiap bulannya. “Kuota ini merupakan kuota umum, jadinya bisa digunakan untuk mengakses seluruh laman dan aplikasi, kecuali aplikasi-


36

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

aplikasi yang diblokir,” ujar Nadiem dalam siaran persnya. Rincian aplikasi-aplikasi yang diblokir tersebut dapat dilihat di situs web resmi Kemdikbud sendiri. Di sisi lain, jumlah kuota bantuan internet di tahun ini berkurang jika dibandingkan dengan 2020. Pada tahun ini, paket kuota internet untuk mahasiswa dan dosen adalah 15GB/bulan Tak Seluruh Mahasiswa PoliMedia Mendapat Bantuan Kuota Kemendikbud 2021. Apa Penyebabnya? Menurut Freddy Yakob selaku Humas Polimedia, pihak PoliMedia berperan sebagai operator yang bertugas untuk mengawali pendataan dan verifikasi nomor ponsel para mahasiswa lewat data yang tercantum di SIAM PoliMedia. Nantinya, data dan nomor ponsel tersebut akan dilaporkan ke PDDikti untuk diteruskan ke Kemendikbud. Apabila nomor ponsel yang dicantumkan tidak valid, maka besar kemungkinan tidak akan mendapat bantuan kuota Kemendikbud 2021. “Kita (pihak PoliMedia) biasanya mengambil data dari SIAM. Kalau datanya blank, sudah pasti tidak akan dapat,” ujar Freddy ketika diwawancara pada Rabu (16/6/2021). “Terakhir pada tahun 2020, Pusdatin Kemdikbud merilis data bahwa hampir 200 ribuan nomor telepon tidak aktif,” tambah Freddy. “Kita juga enggak tahu apakah data tersebut termasuk (dari) PoliMedia atau tidak.” Freddy juga mengatakan bahwa ia, selaku Humas sering mengimbau kepada mahasiswa PoliMedia lewat anggota humas HIMA dan BEM, juga media sosial untuk memperbarui data dan nomor telepon yang benar, aktif, dan terkini di SIAM PoliMedia. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pelaporan apabila PDDikti membuka kembali kloter pengunggahan data dan nomor ponsel terbaru para mahasiswa. “Dari Kemendikbud sudah diatur waktu untuk update (data dan nomor telepon). Ada

kloternya, enggak bisa langsung update,” jelas Freddy. Freddy menegaskan bahwa pihak PoliMedia hanya sebagai operator yang mengawali dan membantu penginputan data dan nomor telepon para mahasiswa di SIAM PoliMedia ke PDDikti. “Apabila sudah verifikasi di web PDDikti, maka tugas kampus sudah terpenuhi. Tinggal dari Kemdikbud yang mendistribusikan kuotanya,” tambahnya. Para mahasiswa dapat mengecek kevalidan data dan nomor telepon mereka di situs web PDDikti. Apabila nomor telepon yang tercantum di situs web sudah diganti atau tidak aktif lagi, segera lapor ke pihak operator PoliMedia lewat pengurus HIMA atau BEM untuk ditindaklanjuti. Tindak lanjut tersebut nantinya akan berupa pengajuan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) untuk nomor baru yang dilakukan oleh pihak operator PoliMedia melalui situs web PDDikti. “Pihak operator Polimedia itu Pak Endang. Info dari beliau mengatakan bahwa memang sudah ada update SPTJM waktu bulan Oktober tahun lalu. Maret kemarin


Berita Utama News

kita minta lagi. Namun, karena kita sudah ada SPTJM-nya, jadi langsung upload saja (data dan nomor telepon baru) ke sistem operator PDDikti-nya,” ujar Freddy dalam wawancara lanjutan. “Saya lihat di PPDikti-nya satu-satu. Bahkan, sampai bulan Mei saja masih ada yang update data,” lanjutnya. Ia menyampaikan bahwa memperbarui data dan nomor telepon mahasiswa/dosen dilakukan hingga Rabu (23/6/2021). Dari total 10.071 transaksi (mahasiswa yang mendapatkan injeksi) bantuan kuota Kemendikbud tahun 2021, terdapat 80 transaksi yang gagal injeksi. Humas Polimedia mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui informasi lebih lanjut terkait nomor telepon valid yang gagal diinjeksi. Selain itu, dilansir dari laman Kemdikbud, bagi para mahasiswa yang menerima bantuan kuota pada bulan November–Desember 2020 dan nomornya aktif akan otomatis menerima bantuan kuota pada bulan Maret 2021, kecuali yang total penggunaannya di bawah 1GB.

Jurnalis : Hania Latifa Editor: Jesica Syaputri

37


38

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Sempat Dicap Berbahaya, Yuk Mengenal Vaksin Astrazeneca Lebih Jauh Foto: LPM KETIK/Iffa Nailil

D

i tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan kegiatan vaksinasi di negara kita yang telah dilaksanakan sejak awal tahun ini. Kalau Sobat Ketik sudah di vaksin belum, nih? Nah, sekarang Majalah Ketik mau membahas salah satu vaksin yang beberapa waktu ini jadi topik hangat di masyarakat. Kira-kira vaksin apa, ya? Simak bareng-bareng, yuk! Setelah vaksinasi pada kelompok prioritas seperti tenaga kesehatan dan petugas publik, kini pemerintah DKI Jakarta telah memulai kegiatan vaksinasi COVID-19 tahap III untuk kelompok masyarakat rentan yang tinggal di zona merah. Untuk memperluas cakupan vaksinasi COVID-19 di Jakarta, Kementerian Kesehatan telah memberi izin untuk memberikan vaksin ke masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. ”Sudah mulai (untuk) di atas usia 18 tahun. Menggunakan AZ (AstraZeneca),” kata juru bicara vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi pada Kamis (9/6/2021). Langsung saja simak vaksin AstraZeneca

yang digunakan pada vaksinasi tahap III ini. Vaksin AstraZeneca atau AZD1222 adalah vaksin untuk mencegah penyakit COVID-19. Vaksin ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca di Inggris yang dikembangkan sejak Februari 2020. Vaksin ini telah menjalani uji klinis di Inggris, Brazil, dan Afrika Selatan. Vaksin AstraZeneca memiliki nilai efikasi (tingkat kemampuan vaksin dalam memberi manfaat pada suatu individu) mencapai 63–75%. Lantas dengan segala kabar yang telah beredar, apakah penggunaan vaksin AstraZeneca ini tetap aman ketika digunakan oleh negara kita? Fakta Keamanan Vaksin AstraZeneca Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menanggapi soal meninggalnya pemuda asal Jakarta usai divaksin AstraZeneca. Ia mengatakan saat ini pemerintah masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) dan Komda DKI. Hingga saat ini, pemerintah akan tetap memakai vaksin COVID-19


Berita Eduketik Utama

AstraZeneca sampai hasil investigasi keluar. Terlebih, belum ada keputusan lebih lanjut untuk menunda penggunaan vaksin AstraZeneca. Sebenarnya vaksin AstraZeneca ini sudah lulus uji klinis dan dinyatakan aman, lho, Sobat Ketik. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin AstraZeneca. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sudah mengeluarkan pendapat bahwa vaksin ini halal untuk digunakan. Selain itu, European Medicines Agency (EMA) dan WHO menyatakan bahwa manfaat dari vaksin AstraZeneca sebagai pencegahan penyebaran COVID-19 masih lebih besar dibandingkan dengan efek sampingnya. Maka dari itu, meskipun kita tetap harus waspada dengan efek samping yang diberikan, masyarakat perlu diimbau agar tidak menolak vaksin COVID-19, termasuk vaksin AstraZeneca ini. Namun, jika memiliki gangguan penyakit yang serius berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu. Konsultasi dapat dilakukan sebelum melakukan vaksinasi atau dengan menggunakan pilihan vaksin yang berbeda seperti Pfizer sebagai alternatif.

Resiko dan Efek Samping Vaksin AstraZeneca WW

Efek samping yang diberikan tidak jauh berbeda baik dengan vaksin COVID-19 lainnya maupun vaksin untuk penyakit apapun. Pada dasarnya vaksin apapun selalu memiliki efek samping dan risiko yang berbeda pada tubuh manusia. Umumnya, efek samping dari vaksin ini hanya bersifat ringan hingga sedang dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.

39

Beberapa kemungkinan efek samping yang terungkap dalam uji klinis

Reaksi lokal:

• Tenderness • Nyeri saat ditekan dibagian yang disuntik • Kemerahan • Gatal dan pembengkakan

Reaksi sistemik ringan: • Kelelahan • Sakit kepala • Nyeri otot • Meriang • Nyeri sendi • Mual • Demam • Muntah

Vaksin AstraZeneca telah terbukti pula mampu merangsang pembentukan antibodi pada subjek orang dewasa hingga lanjut usia.

Vaksin AstraZeneca Tidak Terbukti Memicu Kematian

Vaksin AstraZeneca sempat dibayangi dengan rumor mengenai efek sampingnya yang memicu kerisauan di masyarakat. Beberapa penelitian pun mengaitkannya dengan risiko pembekuan darah, namun kejadiannya disebut sangat langka. Sementara itu, kasus kematian warga Jakarta Timur, yakni Trio Fauqi Virdaus, setelah sehari mendapat vaksinasi AstraZeneca juga sudah diselidiki. Sebelumnya, banyak spekulasi yang mengaitkannya dengan efek penyuntikan vaksin AstraZeneca ini.


40

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Syarat Penerima Vaksin AstraZeneca

Adapun beberapa syarat untuk bisa menerima vaksin AstraZeneca ini, lho, Sobat Ketik! Syarat-syarat ini masih sama dengan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Apa saja? Yuk, kita simak baik-baik! 1. Jika kamu pernah terpapar COVID-19 dan sudah sembuh lebih dari tiga bulan, maka bisa mengikuti vaksinasi. 2. Berusia di atas 18 tahun. Kelompok lansia (lanjut usia) sudah bisa mendapatkan persetujuan untuk diberikan vaksin COVID-19.

Jurnalis : Ishmah Zakiyyah Editor: Jesica Syaputri


Berita Eduketik Utama

41

Foto: LPM KETIK/Syamil

Kenalan dengan Prodi Gametech, Yuk!

K

ata orang tua main game itu cuma buang-buang waktu dan uang. Eits, siapa bilang? Ternyata game juga bisa menjadi bidang yang mempunyai prospek menjanjikan untuk meningkatkan ekonomi, lho! Di zaman sekarang, game bukanlah hanya permainan yang dilakukan saat waktu senggang. Banyak orang yang mengejarnya sebagai karier, baik untuk menjadi programer atau pun gamer profesional dalam industri e-sport. Beragam universitas, sampai institut pun mulai menawarkan jurusan teknologi permainan, tak terkecuali juga di Indonesia. Sudah cukup banyak kampus termasuk universitas negeri yang membuka jurusan permainan, salah satu nya adalah di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.

Telah berdiri sejak tahun 2018 Meski dapat dikatakan sebagai prodi yang baru, ternyata program studi Teknologi

Gim ini bukan hanya mempelajari tentang bagaimana sebuah game dibuat hingga bisa dimainkan lho! Tetapi mahasiswanya juga dituntut agar bisa memaksimalkan penggunaan otak kanan dan otak kiri, baik untuk mempelajari cara programming untuk membuat mekanisme game sampai mendesain/menggambar environment game secara 2D/3D. Seru banget kan?

Prodi GameTech juga punya keunikan lho! Mengetahui dan menentukan keunggulan dari masing-masing program studi menjadi salah satu cara untuk menarik minat dan perhatian calon mahasiswa baru yang ingin terjun ke dunia perkuliahan. Menurut ketua Himpunan Mahasiswa GameTech Fajri Nurwahid, ada beberapa poin yang membuat prodi ini berbeda dengan prodi lainnya. Pertama dari segi akademik. Mempelajari bagaimana membuat game sebenarnya adalah materi umum yang wajib dikuasai oleh mahasiswa prodi ini, namun tidak menutup kemungkinan bahwasanya mereka juga harus dituntut untuk membuat inovasi baru dengan segala macam konsep yang bermacam-macam dan dikemas dalam bentuk game itu sendiri, seperti salah satunya yaitu menambahkan unsur sejarah


42

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

dalam game, misalnya seperti tokoh Gatot Kaca. Selain itu, mayoritas dari mahasiswa prodi GameTech sendiri pada umumnya adalah orang-orang yang memang memiliki hobi dalam bermain game. Jadi memang jelas mengapa mereka memilih program studi GameTech ini selain bersumber dari hobi mereka sendiri.

Hubungan kerjasama dengan luar kampus Meskipun baru berdiri selama 3 tahun dan masih terus melakukan branding untuk meningkatkan minat mahasiswa baru, prodi GameTech sendiri telah menandatangani kontrak dengan perusahaan Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan melakukan kerjasama dengan rumah produksi game (AGATE).

Karya & prestasi prodi GameTech Terdapat website yang mewadahi hasil karya dari para mahasiswa GameTech dari seluruh semester. Lalu ada juga projek game sederhana yang pembuatanya dibantu sendiri oleh dosen mata kuliah, serta beberapa prestasi mahasiswa GameTech yang telah dicapai saat mereka belum menjadi mahasiswa PoliMedia. Untuk perlombaan di luar kampus, sampai saat ini belum ada yang diikut sertakan, tetapi dari Himpunan Mahasiswa prodi GameTech sendiri sudah mengadakan projek bersama yaitu membuat sebuah lomba pembuatan game yang akan digelar dan diselenggarakan pada tahun ini.

Sistem pembelajaran sampai fasilitas kampus saat ini Sampai saat ini pembelajaran tatap muka masih dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa melalui google meeting ataupun zoom, namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat beberapa mata kuliah yang harus melaksanakan kegiatan praktek dalam pembelajarannya

sehingga adanya kuliah offline dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan perjanjian dosen pengampu mata kuliah tersebut. Lalu terkait dengan fasilitas yang diberikan, sementara ini fasilitas seperti lab komputer ini sudah dapat dikatakan aman, dan untuk bagian software didalamnya sudah lumayan lengkap, karena telah dapat digunakan untuk melakukan kegiatan pemrograman dan juga mendesain. Namun akses penggunaannya masih cukup rumit karena tidak bisa sembarangan orang masuk ke lab tersebut.

Kendala pada program studi GameTech

Kendala secara umum yang merujuk sudut pandang setiap developer yaitu saat bagian pembuatan konsep pada game itu sendiri. Mereka harus memikirkan beberapa poin sebelum membuatnya agar menjadi game yang terstruktur dan efisien seperti bagaimana mekanisme permainanya, jalan cerita, mendesain karakter, desain lingkungan, dan bagian yang paling sulit yaitu saat programming.


Berita Eduketik Utama

Selain itu, mereka juga harus memikirkan feedback apa yang akan didapatkan oleh pemain dari game yang telah mereka ciptakan itu, apakah bisa berupa kesenangan semata saja atau sampai bisa menghasilkan uang.

Dalam prospek kerja, bisa jadi apa aja sih kalo kita mengambil prodi GameTech ini? Para lulusan dari program studi ini memiliki kesempatan kerja yang menjanjikan karena industri game digital di Indonesia sendiri memang akan terus berkembang. Kamu bisa bekerja pada sebuah developer game baik itu sebagai Game Designer, Game Tester, Game Artist, Game Programming, Game Engineer, Character Animator, dan sebagainya.

43

Selain berkecimpung di industri permainan, kamu juga bisa bekerja di bidang desain sebagai pembuat gambar 2D maupun 3D yang kemudian memiliki nilai jual tersendiri. Nah, itulah beberapa prospek kerja menjanjikan yang bisa kamu dapatkan ketika berkuliah dan mengambil program studi Teknologi Permainan di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta, selain itu masih banyak lagi peluang yang dapat kamu manfaatkan dengan berkuliah di jurusan yang penuh inovasi tersebut. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan buat kamu ya, Sobat Ketik!

Jurnalis : Ishmah Zakiyyah Editor: Valerizma Mutia Sari

Foto: unsplash.com


44

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Foto: unsplash.com

Campaign Lingkar Aman: Edukasi Seks dan Kontrasepsi Di umur yang cukup dewasa ini, edukasi tentang seks dan bagaimana pencegahannya telah marak digaunggaungkan dan menjadi bacaan serta sumber informasi yang mudah untuk didapat. Namun, bagi beberapa orang, edukasi sejenis ini sering disebut tabu dan kurang pantas untuk dibicarakan secara umum. Padahal, untuk semua orang, pasangan terutama, seks edukasi sangat penting untuk perencanaan ke depannya. Salah satu pencegahan yang memiliki pro-kontra dalam fungsi serta segala informasi yang beredar adalah kontrasepsi. Dilansir dari Halodoc, kontrasepsi adalah cara atau alat yang digunakan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi akan mencegah sel telur dan sel sperma bertemu, menghentikan produksi sel telur, menghentikan penggabungan sel sperma dan sel telur yang telah dibuahi yang menempel pada lapisan rahim. Penjelasan lebih lanjut tentang alat kontrasepsi

bisa diperoleh dari situs medis dan juga berkonsultasi langsung dengan dokter terkait. Namun, seringkali untuk pembaca awam akan sulit untuk memahaminya. Untuk itu khusus di Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), pemikiran tersebut bisa disederhanakan oleh penjelasan secara singkat mengenai kontrasepsi oleh sebuah komunitas non-profit dan independen yang terfokus pada gerakan kesetaraan gender serta tempat aman dari kekerasan seksual bernama ‘Lingkar Aman’. Selain sebagai tempat yang menyuarakan keresahan dan advokasi bagi korban kekerasan seksual di kampus kreatif ini, Lingkar Aman juga turut rutin membagikan sebuah awareness berupa seks edukasi ringan di sosial medianya. Dalam kesempatan kali ini salah satu perwakilan anggotanya memberikan pemahaman mereka terkait kontrasepsi sebagai bagian dari seks edukasi. “Kalau dari segi medis, alat kontrasepsi itu ada banyak. Tapi yang aku pahami itu ada KB, Kondom, Spiral. Bahkan,


Berita Eduketik Utama

KB itu ada jenisnya seperti pil dan suntik tapi keduanya memiliki kesamaan yaitu memberikan hormon untuk menunda kehamilan, hormon esterogen dan progesteron,” jelas Diffa Zahra, perwakilan dari Lingkar Aman pada (19/06/2021). Secara umum, kontrasepsi dibagi menjadi dua jenis, yakni kontrasepsi hormonal dan non-hormonal. Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang melibatkan hormon. Sebaliknya, kontrasepsi non-hormonal tidak menggunakan hormon. Pil dan suntik KB termasuk ke dalam kontrasepsi hormonal dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan pil KB dengan kontrasepsi lainnya adalah memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. Sementara itu, kekurangan pil KB adalah tidak dapat mencegah penyakit menular seksual, dapat menimbulkan efek samping seperti keluar bercak darah dari vagina, dan peningkatan tekanan darah. Begitupun dengan metode suntik KB terkandung hormon progestin untuk menghentikan terjadinya ovulasi. Namun, memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dan lebih praktis dibandingkan pil KB. Sedangkan kekurangan suntik KB adalah tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual dan kerap membuat siklus menstruasi jadi tidak teratur.

45

Selain hanya sebagai penunda kehamilan, pil dan suntik KB juga harus mendapat konsultasi terlebih dahulu ke dokter. Tidak hanya pil dan suntik KB, ada begitu banyak jenis alat kontrasepsi yang lebih banyak digunakan oleh perempuan dan bersifat hormonal. Alat kontrasepsi non-hormonal yang paling mudah didapat serta mudah dipahami penggunaannya adalah kondom, sebuah alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan elastis yang digunakan ke penis pria atau dapat berupa kondom wanita. Fungsinya sebagai penghalang yang menghambat bertemunya sperma dan sel telur. Memiliki kelebihan harga yang terjangkau dan mudah untuk digunakan menjadikan alat kontrasepsi ini paling banyak dipakai pasangan dengan usia di atas 18 tahun dan memahami cara pemakaian yang benar untuk meminimalisir kegagalan yang cukup tinggi. Diffa menambahkan, “penggunaan kondom yang asal dan minim pemahaman menjadi faktor utama terjadinya kebocoran seperti salah dalam pemakaiannya, tidak melihat tanggal kadaluwarsa, jarang diganti dan faktor lainnya yang sering tidak disadari. Walaupun, bisa dibilang kondom memang paling mudah didapatkan dan digunakan tapi bukan berarti ia menjamin atas penularan penyakit kelamin, ada kemungkinan kecil tetap tertular.” Menanggapi hal tersebut, Nahda Aqila yang juga merupakan perwakilan anggota dari Lingkar Aman mengatakan betapa pentingnya memahami cara penggunaan alat kontrasepsi. “Karena mudah didapat sebenarnya biar orangorang tuh bisa dengan gampang mencegah kehamilan dan mencegah menularkan penyakit kelamin. Alat kontrasepsi itu mempunyai banyak warning rules dengan tujuan memperdetail resiko dan cara pemakaian, agar lebih memahami pertanggungjawaban


46

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Jurnalis : Lulu Sofiannisa Editor: Beninda Dhiyaa Ifada

dan mempertimbangkan perbuatan yang bakal dilakukan,” ucapnya. Alat kontrasepsi menjadi penting bagi remaja dan pasangan menikah tergantung kebutuhan. Lingkar Aman yang bukan spesialis ekspert dalam bidang seks menyarankan sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi dengan pengawasan dokter saja. Namun, selain menggunakan alat kontrasepsi tentu saja dengan tidak berhubungan seksual secara sembarangan lebih mudah dilakukan dan menyelamatkan masa depan diri sendiri serta orang lain Tidak hanya membagikan pemahaman dan awareness di sosial media, semenjak didirikan pada 20 Agustus 2020 lalu, Lingkar Aman berfokus sebagai tempat menyuarakan keresahan dan sarana advokasi bagi korban kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di Polimedia. Bekerja sama dengan kolektifan lain, Lingkar Aman memberikan tempat pengaduan yang aman dan terpecaya untuk para korban. Lingkar Aman membuat sebuah kanal pelaporan kasus di bit.ly/LaporLingkarAman atau bisa langsung bercerita ke anggota yang saat ini terdiri dari 10 mahasiswa Polimedia. Lingkar Aman mengajak untuk melawan, memberikan penyuluhan, dan membantu korban pelecehan seksual seperti melakukan pendekatan self healing atau mengikuti keputusan korban untuk lanjut tahap ke ranah hukum atau tidak.


Berita Eduketik Utama

47

Foto: LPM KETIK/Iffa Nailil

Kenali Maskne, Jerawat yang Disebabkan oleh Penggunaan Masker

H

alo, Sobat Ketik! Sejak pandemi berlangsung, kita sudah dibiasakan untuk menggunakan masker saat hendak bepergian kemana pun. Seringnya memakai masker dengan waktu yang lama dapat menyebabkan maskne, lho! Apa sih, maskne itu? Maskne adalah munculnya jerawat di bagian wajah yang tertutup oleh masker. Saat ini, masker sudah menjadi barang wajib dibawa dan digunakan untuk beraktivitas sehari-hari, untuk meminimalisir penyebaran virus. Di sisi lain, penggunaan masker dengan frekuensi berulang secara terusmenerus ternyata dapat menimbulkan jerawat dan gangguan kulit seperti bruntusan dan lainnya. Istilah maskne ini merujuk pada makna, munculnya jerawat yang diakibatkan oleh penggunaan masker dalam waktu yang lama secara terus menerus. Biasanya, maskne muncul di bagian wajah yang tertutup masker, di antaranya: di sekitar bagian mulut, pipi, hidung, dan dagu.

Munculnya maskne disebabkan karena terjadinya gesekan masker pada kulit hingga menyebabkan iritasi. Selain itu masker dapat menimbulkan minyak berlebih pada wajah dan dapat menimbulkan jerawat. Penggunaan masker juga dapat menimbulkan udara panas selama berbicara atau bahkan sekadar bernafas saja. Udara panas itulah yang menyebabkan kulit menjadi lembab, hingga membuat bakteri penyebab jerawat berkembang biak di kulit wajah. Dalam menggunakan masker, kita harus memperhatikan hal berikut untuk mencegah tumbuhnya maskne pada kulit wajah kita:

1. Gunakan masker kain berbahan lembut

Pilihlah masker berbahan lembut untuk meminimalisir terjadinya gesekan berlebih yang dapat membuat kulit wajah menjadi iritasi atau menimbulkan jerawat.


48

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

2. Menjaga kebersihan masker

Biasakan cuci masker kain selepas beraktivitas, karena minyak, air liur, dan keringat dapat tersisa pada masker jika tidak dicuci secara rutin. Biasakan untuk tidak saling bertukar atau pinjam meminjam masker dengan orang lain.

3. Biasakan untuk membersihkan wajah setelah menggunakan masker Mencuci muka dengan sabun wajah dapat meminimalisir kotoran yang menempel pada wajah, setidaknya dapat dilakukan hingga 1-2 kali sehari. Juga, gunakan sabun wajah yang sesuai dengan jenis kulit masing-masing.

4. Gunakan riasan sederhana selama penggunaan masker Untuk perempuan, baiknya menggunakan riasan sederhana saja, karena penggunaan riasan tebal dan berlebihan dapat menyumbat pori-pori pada wajah dan memicu timbulnya jerawat. Itu saja, Sobat Ketik seputar maskne. Perhatikan penggunaan maskermu ya, agar tidak timbul maskne dan jaga kesehatan selalu!

Jurnalis : Rafael Al Maraghy Editor: Beninda Dhiyaa Ifada


BeritaResensi Utama

49

Cruella: Si Perancang Busana dari Masa Depan

P

ada awal bulan Juni, untuk pertama kalinya saya kembali menonton film di bioskop. Dengan protokol kesehatan yang berlaku, saya merasa yakin dan aman untuk datang ke sana. Film yang saya pilih sedang hangat-hangatnya menjadi perbincangan banyak orang di sosial media. Beberapa teman saya juga telah merekomendasikan film ini. Siapa lagi kalau bukan ‘Cruella’. Awalnya saya ragu ingin menonton film ini atau tidak, karena saya tidak familier dengan film Disney. Tapi karena pengaruh teman-teman saya yang telah menonton dan memberikan ulasan yang bagus, membuat saya penasaran. Ternyata film ini tidak buruk juga, malah saya sangat merekomendasikannya untuk kalian tonton. Saat pertama kali melihat karakter Cruella, saya jadi ingat dengan karakter favorit saya, Harley Queen. Mereka berdua memiliki kepribadian yang nakal, pembuat onar, dan juga cerdas. Yang menjadi perbedaannya adalah Harley Queen dibutakan oleh cintanya dengan Joker, sedangkan Cruella dibutakan dengan balas dendam atas kematian Ibunya. Jiwa Cruella sudah

ada di dalam diri Estella sejak kecil, tapi sang Ibu membantunya untuk menjadi anak yang manis dan penurut. Namun jati dirinya sebagai Cruella tidak bisa dibohongi. Setelah beranjak dewasa, ia mengubah dirinya dari Estella yang manis menjadi Cruella yang kejam. Yang membuat saya kecewa adalah karakter Cruella tidak sekejam namanya. Bahkan ia yang disebut-sebut karakter paling kejam di film-film Disney, masih bisa ditindas oleh musuhnya sendiri. Saya dengar juga, karakter Cruella yang diperankan oleh Glenn Close di film ‘101 Dalmantians’ jauh lebih kejam. Tapi tidak bisa dipungkiri, kalau bakat akting Emma Stone sangatlah bagus dan cocok sekali dengan karakter Cruella di film ini. Itulah mengapa saya cukup senang dengan kehadirannya dalam film ini. Ditambah aksi lucu dan kocak pemain lain, membuat saya dan orang-orang yang ada di studio tertawa dan terhibur. Bagian kesukaan saya dalam film berdurasi 134 menit ini ialah saat Estella berubah menjadi Cruella dan membalaskan dendamnya kepada Baroness. Saya bahkan


50

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Jurnalis : Rafi Alvirtyantoro Editor: Beninda Dhiyaa Ifada

tidak pernah berhenti tersenyum melihatnya. Dengan bantuan ketiga temannya, Cruella berhasil membuat Baroness ketakutan. Hahaha. Kepandaian Cruella dalam merancang busana, jauh lebih baik daripada Baroness. Menurut saya, Baroness adalah sosok yang hanya memanfaatkan anak buahnya demi kepentingan sendiri. Kalau kamu menyukai dunia fashion, saya pikir kamu wajib menonton film ini. Selain bisa melihat karya-karya rancangan Cruella yang luar biasa, kamu juga bisa melihat perkembangan dunia fashion di tahun 70-an dari kota London. Salah satu pakaian rancangan Cruella yang menjadi favorit saya adalah gaun “sampah” yang ia kenakan saat mengambil perhatian awak media. Oh iya, kalau kamu ingin menonton film ini, hati-hati dengan kilatan cahaya yang nantinya ada di beberapa klip dalam film ini. Kilatan itu berasal dari kamera fotografer dari media berita di kota London yang sedang mengabadikan momenmomen Cruella yang datang ke beberapa acara untuk menyaingi Baroness. Selama film berlangsung, saya merasa diajak untuk bergabung ke dalam film karena suara latar musik yang saya dengar. Musik-musik yang ada di film ‘Cruella’ adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses pembuatannya. Sosok Cruella sendiri sepenuhnya memiliki jiwa punk yang tertanam di dalam dirinya sehingga bisa membuatnya menyatu dengan musik-musik yang diberikan. Apalagi saat saya mendengar lirik lagu Call Me Cruella, saya bisa menggambarkan sedikit tentang sosok Cruella di sana. Sang director, Craig Gillespie, mengemas film ini dengan baik dan menyenangkan. Dengan musik-musik yang ada di dalamnya, penonton seperti diajak untuk bergabung ke dalam film. Ditambah lagi sinematografi yang ditampilkan sangat indah dan tidak membosankan. Saya bahkan sampai tidak percaya dengan transisi dan pergerakan kamera yang sangat mulus. Selain itu, ada plot twist yang membuat kamu akan terkejut setelah mengetahuinya. Saya sendiri menolak untuk percaya dengan plot twist itu. Bahkan kalau bisa, saya ingin memundurkan beberapa detik dan mengulangnya lagi. Sayangnya, saya menonton film ini di bioskop. Oh iya, film ini juga akan tersedia di layanan streaming Disney+ Hotstar lho! (7,4/10, IMDb)


BeritaResensi Utama

51

A Quiet Place 2: Invasi Monster Buta dengan Pendengaran Super Sensitif Foto: wallpapercave.com

T

idak seperti film pada umumnya yang didominasi latar suara yang interaktif, A Quiet Place datang membawa perspektif unik bagi para penonton. Penggambaran yang menegangkan tentang kemunculan monster buta ke bumi didukung dengan adegan-adegan yang nyaris tanpa suara, mampu menghadirkan kengerian yang tak terlupakan. Film gabungan genre thriller, horror dan fiksi ilmiah garapan sutradara John Krasinski ini menuai kesuksesan besar pada film pertamanya. Hal ini yang membuat peluncuran A Quiet Place 2 sangat dinantikan penggemarnya. Penantian sejak penayangan film pertama pada 2018 pun terbayar dengan rilisnya sekuel A Quiet Place di tahun ini. Sekuel ini melanjutkan kisah kehidupan keluarga Abbot di bumi setelah monster buta dengan pendengaran super sensitifnya menghancurkan sebagian besar populasi manusia dan mengharuskan manusia hidup tanpa suara. Berbeda dengan film pertamanya yang hampir tidak ada percakapan antar para pemerannya, pada sekuel ini, terdapat beberapa

adegan interaksi antara para pemainnya, termasuk pada saat flashback ketika keadaan bumi masih normal. Meski begitu, film ini tetap mengandalkan kesunyian demi menghindari sergapan para monster. Di sekuel A Quiet Place ini, John Krasinski seolah ingin memberi pandangan yang lebih luas mengenai apa yang terjadi di luar sana dan bagaimana orang-orang di luar sana bertahan hidup. Cerita ini dikemas dengan cukup baik ketika keluarga Abbot harus bertahan hidup tanpa sosok ayah yang tewas di akhir film pertama setelah berkorban untuk keluarganya. Evelyn Abbott (Emily Blunt), Regan (Millicent Simmonds), Marcus (Noah Jupe) dan anggota keluarga baru mereka yang masih bayi harus keluar dari tempat persembunyian dan keluar dari zona aman untuk mencari tempat perlindungan yang baru. Pada awal film, penonton akan disuguhkan kilas balik kehidupan di muka bumi sebelum monster turun ke bumi memporakporandakan kota dan seisinya. Kilas balik itu digunakan John Krasinski sebagai sarana


52

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

pengenalan tokoh baru yang memiliki peran cukup besar atas keseluruhan film A Quiet Place 2 bernama Emmet (Cillian Murphy). Kilas balik pun usai dan berganti pada kondisi bumi yang kritis. Dalam perjalanan mencari tempat yang aman, mereka pun menemukan pabrik baja dan bertemu Emmet, tetangga sekaligus teman mereka yang kini hidup sendiri setelah kehilangan keluarganya akibat serangan monster. Karakter Emmet yang menguak misteri rumit dalam cerita menjadi penyegar dalam film fiksi ilmiah ini. Konflik kemudian datang saat anak perempuan Evelyn yang tuli berinisiatif untuk pergi ke pulau karena menemukan petunjuk kode yang berupa lagu. Regan tidak sendiri, dia bersama dengan Emmet meskipun awalnya Emmet sempat menentang keputusan Regan untuk melakukan perjalanan berbahaya ini. Film ini dengan cerdas menempatkan penonton dalam sudut pandang yang unik. Terdapat satu adegan dimana suasana studio benar benar menjadi hening ketika Regan kehilangan alat bantu dengarnya. Penonton seolah diajak untuk merasakan keheningan seperti apa yang dialami oleh tokoh Regan. Film ini dengan apik membingkai kisah keluarga yang saling berjuang untuk melindungi satu sama lain. Pesan yang begitu kuat dengan situasi mencekam disampaikan dengan sangat baik. Penonton pun dapat merasakan keharuan dari perjuangan manusia melawan monster ini.


BeritaResensi Utama

Di film pertama tergambarkan pesan dengan sangat jelas, yaitu pengorbanan orang tua untuk anak dimana perlawanan ini harus meninggalkan kesedihan karena Lee Abbott harus berkorban untuk keluarganya. Pada sekuelnya, pesan serupa juga diangkat. Namun, ditambahkan juga peran anak meneruskan perjuangan orang tuanya seperti yang terjadi pada film pertama. Untuk saat ini, film A Quiet Place Part II memiliki rating 7,8/10 di IMDb dan 91% di Rotten Tomatoes. Meski terkesan terlalu terburu-buru, tetapi sensasi 97 menit dalam keheningan yang mencekam di bioskop dengan bayang bayang kemunculan monster yang mengerikan berhasil memuaskan penonton. Jurnalis : Nur Fitriani Editor: Valerizma Mutia Sari

53

Seperti apakah akhir dari kisah Evelyn Abbott dan ketiga anaknya dalam film A Quiet Place Part II? Mampukah mereka melanjutkan hidup? Sutradara : John Krasinski Produser : Michael Bay, Andrew Form, Brad Fuller, John Krasinski Penulis Cerita : John Krasinski, Scott Beck, Bryan Woods Durasi : 1 jam 37 menit Rating : 7,8/10 (IMDb) Negara : Amerika Serikat Genre : Horror, thriller, Sci-fi Bahasa : Inggris Tanggal Rilis : 26 Mei 2021


54

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Foto: Idlix.com

Grave Of The Fireflies: Perang Sejatinya Hanyalah tentang Tragedi dan Tangisan

G

rave of the Fireflies (火垂るの墓: Hotaru No Haka - Makam KunangKunang), film animasi Jepang yang tidak dapat dipungkiri lagi kisah tragisnya ini diproduksi oleh Studio Ghibli pada tahun 1988. Ditulis dan disutradai oleh Takahata Isao, film ini diadaptasi berdasarkan kisah pendek semi-autobiografi karya Nosaka Akiyuki pada tahun 1967 dengan judul yang sama. Nosaka sendiri mengatakan bahwa cerita ini ia buat sebagai permintaan maaf kepada adiknya yang meninggal karena kekurangan gizi saat Perang Dunia II. Grave Of The Fireflies sendiri mengisahkan tentang Seita (14 tahun) dan Setsuko (5 tahun). Keduanya merupakan salah satu dari banyaknya korban perang yang terus berusaha untuk bertahan hidup di tengah-tengah keputusasaan akibat Perang Dunia II. Berikut ulasan dari Majalah Ketik mengenai film animasi perang yang memilukan ini.

Pada malam 21 September 1945, aku mati.

TOKOH UTAMANYA SUDAH MATI Ya, kamu tidak salah baca. Baik Seita maupun Setsuko, keduanya telah mati di awal film. Sejak awal, film ini sukses mengoyak hati penonton dengan memperlihatkan keadaan Seita yang sekarat di stasiun kereta Kota Kobe. Petugas yang melihat Seita yang tak lama sudah tidak bernyawa itu ingin mengangkat jasad anak malang tersebut. Namun sebelum diangkat, sebuah kaleng terjatuh dari kantung celana Seita. Petugas yang tidak mengetahui kaleng tersebut pun membuangnya hingga ke tanah penuh rerumputan. Kaleng yang t`erjatuh itu pun mengeluarkan sedikit abu yang diyakini


BeritaResensi Utama

adalah abu dari Setsuko. Tak lama setelahnya, muncul banyak kunang-kunang yang beterbangan dari tempat kaleng permen buah tersebut terjatuh. Setsuko dan Seita pun muncul kembali, namun sebagai arwah. Dari sinilah film dimulai. Adegan-adegan selanjutnya yang menemani para penonton selama kurang lebih satu setengah jam ini merupakan kilas balik dari kehidupan tragis kedua bersaudara ini. Adegan-adegan selanjutnya yang menemani para penonton selama kurang lebih satu setengah jam ini merupakan kilas balik dari kehidupan tragis kedua bersaudara ini. Penonton disajikan kehidupan pilu dari kedua bersaudara yang sangat menyesakkan dada.

HARAPAN SEMU Jika saja perang tidak terjadi, sejatinya, Seita hanyalah anak laki-laki ceria berumur 14 tahun yang bercita-cita menjadi tentara seperti ayahnya dan Setsuko akan tumbuh menjadi gadis manis yang baik hati dan tinggal dengan keluarga hangatnya. Jika saja perang tidak terjadi, Seita tidak akan menderita di usianya yang masih belia akibat menyaksikan satu per satu anggota keluarganya mati tanpa bisa ia ucapkan selamat tinggal. Sekali lagi, jika saja perang tidak terjadi, baik kedua kakak beradik yang malang itu maupun korban-korban perang di luar sana tidak akan menderita. Grave Of The Fireflies merupakan representasi kecil ketika perang berlangsung, entah di belahan dunia mana pun. Film ini memperlihatkan dampak buruk akibat perang yang membuat rakyat tidak berdosa harus menanggung imbasnya.

55

KARAKTER SEITA YANG TANGGUH, NAMUN TRAGIS Jika diberi kesempatan lain, tentu Seita tidak akan mau terlahir sebagai ”Seita Si Korban Perang Dunia II“. Di dunia ini tidak akan ada orang yang ingin terlahir dengan kehidupan seperti Seita. Walaupun menyaksikan sendiri bagaimana ibunya sekarat dengan kondisi yang mengerikan, Seita tetap berhasil mempertahankan senyum dan menyembunyikan air matanya demi adiknya, Setsuko. Meskipun dikucilkan oleh bibinya sendiri, ayahnya mati dalam perang, hingga dipukuli habis-habisan akibat mencuri satu batang gula demi adiknya yang sedang sakit, Seita lagi-lagi berhasil bertahan hidup dari kekejaman hidup itu sendiri. Kasih sayangnya terhadap Setsuko tak pernah lepas di sepanjang film ini. Semua hal yang Seita tunjukkan kepada adiknya memperlihatkan kegigihan seorang kakak yang selalu siap untuk adiknya baik dalam keadaan susah maupun senang. Walaupun dihadirkan adegan hangat seperti tidur dengan cahaya kunang-kunang yang menemani, bermain-main di pantai, memasak bahan makanan dengan penuh sukacita, tetap saja semua itu sangat menyesakkan dada. Semua hal manis yang Seita dan Setsuko lakukan menunjukkan bahwa mereka berdua benar-benar hanya anak-anak biasa yang seharusnya pantas untuk hidup bahagia. Namun, lagi-lagi, perang merenggut kebahagiaan kakak beradik itu dan hanya menyisakan kesengsaraan bagi mereka berdua.


56

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

KRISIS KEMANUSIAAN Beberapa penonton pasti setuju bahwa kerabat jauh Seita dan Setsuko, Bibi beserta keluarganya, adalah pemeran antagonis dalam film ini. Bagaimana tidak? Setelah menghabiskan persediaan makanan yang Seita bawa dari tempat penyimpanan di rumahnya, si Bibi menyuruh untuk menukarkan seluruh kimono milik ibu Seita dan Setsuko dengan beras. Bibi ini juga lamat-lamat membedakan jatah makan Seita dan Setsuko lantaran ia menganggap keluarganya lebih berjasa terhadap negara daripada kakak beradik itu. Puncaknya, si Bibi menyuruh kedua bersaudara itu untuk pisah makan dari mereka lantaran kesal dengan gerutuan Setsuko yang notabene hanyalah bocah kecil berusia 5 tahun. Setsuko juga mengaku kepada Seita bahwa si Bibi memberitahukan kematian ibu mereka kepadanya. Bahkan, alam pun tahu bahwa hal yang dilakukan oleh si Bibi itu merupakan hal yang gila dan tega. Hal ini menjawab alasan mengapa Setsuko sering menangis di tengah malam karena gadis kecil itu tertekan secara mental akibat diberitahukan kematian ibunya oleh si Bibi. Keistimewaan Grave Of The Fireflies adalah kenyataan bahwa film ini tidak mencoba untuk menghibur para penonton sama sekali. Film ini ingin memberitahukan para penontonnya tentang keadaan perang yang sebenar-benarnya. Suka atau tidak, seluruh sikap bibi Seita sebenarnya merupakan realita dari manusia yang lebih memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan juga orang-orang berharganya saja daripada yang lain. Tetapi apakah mendahulukan diri sendiri dan orang berharga selama perang itu merupakan tindakan yang salah? Tentu tidak. Justru perang itulah yang memaksa semua orang untuk melindungi apa yang berarti bagi mereka. Lalu, apakah perlakuan si Bibi kepada dua bersaudara itu salah? Tentu saja salah. Walaupun perang memaksa semua manusia untuk mendahulukan kepentingan sendiri, lantas bukan berarti berhak untuk menghilangkan nurani dan kebijaksanaan dalam hati mereka. Film ini pun sejatinya jugaLatifa menjadi pengingat Jurnalis : Hania untuk tidak melenyapkan nurani dan kebijaksanaan mereka Editor : Jesica Syaputri bahkan di situasi yang mematikan sekali pun.


BeritaResensi Utama

CUKUP SATU KALI SEUMUR HIDUP Jika sudah menonton Grave Of The Fireflies, kamu pasti setuju bahwa film ini masuk ke dalam daftar film yang cukup ditonton sekali saja. Mengapa? Walaupun cerita ini dikemas secara apik dengan alur cerita yang cerdas dan sarat makna, tetap saja pilihan menonton ulang penderitaan Seita dan Setsuko adalah hal yang sangat tidak menyenangkan. Di samping menampar para penonton dengan realita peperangan, pengisi suara Seita dan Setsuko, Tatsumi Tsutomu dan Shiraisi Ayano, berhasil menjiwai suara kedua bersaudara tersebut dengan luar biasa. Lalu, meskipun dibuat pada tahun 1988, Studio Ghibli berhasil membuat grafis dalam film animasi ini menjadi cemerlang dan sangat memukau. Sampai saat ini, Grave Of The Fireflies memiliki rating sebanyak 8.5 di IMDb, sedangkan di Rotten Tomattoes sebanyak 95%. Roger Ebert, seorang kritikus film dari Chicago Sun-Times mengatakan bahwa Grave of the Fireflies merupakan film animasi perang terbaik. Di tahun 2000, Ebert memasukkan film ini ke dalam list ‘Great Movies’-nya. Jurnalis : Hania Latifa Editor: Jesica Syaputri

57


58

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Mau Kamu Sampai Ketulangtulangnya, Ini dia Makna Lagu To The Bone yang Sesungguhnya!

H

alo, Sobat Ketik! Kamu pastinya udah pernah dengarkan lagunya Pamungkas yang judulnya To The Bone? Itu loh, lagu yang pastinya selalu menjadi trending topic di jagat sosial media. Apalagi akhir-akhir ini, lagu ini dikaitkan dengan salah satu ayat yang terdapat di Al-Qur’an. Waduh, kok bisa ya? Semua bermula ketika banyaknya warganet yang penasaran dengan banyaknya viewers dalam video klip To The Bone. Hingga menimbulkan asumsi dan teori dari publik. Salah satu asumsi yang cukup menggegerkan berasal dari warganet Tiktok dengan akun @Abdullahhamsyz yang mengaitkan makna lagu To The Bone ini dengan Surat AlMu’minun Ayat 14. Di saat asumsi dari netizen makin meliar. Pamungkas sebagai pencipta lagu pun turun tangan dan menanggapi langsung pertanyaan penggemar yang menanyakan makna dari lagu ini via Instagram stories-nya. Tanggapan Pamungkas tersebut ternyata mematahkan semua asumsi dan teori dari publik, ditambah jawabnya cukup menggelitik. Walaupun Pamungkas sudah memberikan penjelasan terhadap lagu To The Bone. Warganet masih tetap bertanyatanya tentang arti lirik yang terdapat dalam lagu ini. Terlebih lagi di saat Pamungkas mengatakan “I want you to the bone..” yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia “Aku mau kamu sampai ke tulang..”. Kok agak serem, ya.

“Kalau makan ayam nggak mau makan tulangnya, tapi kalau sama kamu aku mau makan tulangnya”


BeritaResensi Utama

Saat itu album lagu Flying Solo kekurangan lagu jatuh cinta. ‘Walk The Talk’ the one and only, right? jadi yaudah, bikin aja lagu ‘To The Bone’ Terus waktu itu... cewenya kurus.” Ungkap Pam saat menjawab asumsi tersebut.

Namun, jika kita telaah lebih dalam makna lirik tersebut bermaksud sebagai seseorang yang mau melakukan apa pun bersama dengan kekasihnya. Hal ini tentunya langsung dikonfirmasi oleh Pamungkas saat menghadiri sebuah program Talk Show di salah satu stasiun TV swasta. Namun, Pamungkas mengibaratkannya seperti, “Kalau makan ayam nggak mau makan tulangnya, tapi kalau sama kamu aku mau makan tulangnya”, mungkin sedikit aneh penjelasannya, tapi jika kita lebih mendalami lagi mungkin maksudnya seperti apa yang biasanya tidak pernah kita lakukan, pada akhirnya akan kita lakukan jika bersama dengan orang yang kita cintai. Nah, bagaimana nih menurut kamu, apakah penjelasan Pamungkas sebagai empunya lagu To The Bone mengakhiri penasaran kamu terhadap lagu ini? Atau kamu masih punya asumsi yang berbeda terhadapat lagu ini? Jurnalis : Rafael Al Maraghy Editor: Early Meidiasa Prameswari

59


60

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Warung MAK EVI

Karya Moh. Amien Rais

A

ku tidak benar-benar sendirian untuk ke sana. Berdua, tetapi ukan bersama pacar seperti orang-orang ketika mengajak ke sebuah tempat istimewa tidak ada duanya, begitulah bujangan banyak tingkah yang suka berpetualang. Di tempat itu, mungkin sampai kapan pun akan disebut ruang perkumpulan cerita hebat. Ringga, teman kuliahku, untungnya mau menemani berkunjung pertama kalinya ke warung Mak Evi, walaupun ia tidak mengenalnya, namun ia sudah mengetahui karena aku selalu bercerita di rooftop rumahnya sambil menemaninya menyelesaikan lukisan wajah yang dipesan orang, dari malam hingga detik-detik matahari mau tampak. Kenakalan-kenakalan waktu sekolah adalah saat istirahat tiba. Aku, Rafael, Dio, Ridho, dan Hotmarito saling mengajak untuk ke warung Mak Evi. Kebetulan lokasinya di belakang sekolah yang jauh dari kerumunan warga. Bisa merokok secara diam-diam di sana agar tidak ketahuan para guru. Sebab kalau merokok di kamar mandi, kami suka ketahuan dengan barang bukti foto yang entah siapa pemotretnya. Kadang hari seperti itu ada dan memang paling sial Lebih memalukan lagi ialah ketika mendapatkan hukuman berdiri di tengah lapangan yang jadi sebuah tontonan

para siswa. Tetap saja, rasanya lebih perih dijadikan bahan hiburan daripada berlamalamanya di tengah lapangan saat matahari di atas kepala. Di samping itu, tidak mudah bagi kami untuk bisa ke warung Mak Evi. Tidak ada cara lagi selain harus melewati tembok sekolah yang melebihi badan. Temanku, Hotmarito, tubuhnya besar dan perutnya buncit, lari saja tidak kuat jadi sudah pasti ia sangat susah untuk bisa memanjat tembok itu. Namun akalnya panjang, mencari bangku baru yang belum terpakai di ruang kelas dan dijadikannya tumpuan kaki olehnya agar mudah menaiki si tembok. Kami berganti-gantian, teman yang satu melongok agar tidak ada yang menggagalkan. Meski rencana ini berhasil, tetapi ada saja para pengemudi jalan, warga setempat, pedagang kaki lima, hingga seorang ibu pejalan kaki yang mengantarkan anaknya sekolah melihat aksi kami. Alhasil kami terus berjalan dan mencoba tidak memedulikannya. Sangat mustahil kalaupun harus memaksakan melewati gerbang sekolah yang lebih mudah karena penjagaan yang ketat oleh satpam sekolah. Pernah sesekali satpam itu mengizinkan, namun bukan karena sedang baik atau kasihan, asal dirinya dibelikan kopi dan rokok saja. Biasanya ia begitu kalau gajinya telat dibayar, katanya.


BeritaCerpen Utama

Asalkan keluarnya tidak begitu ramai boleh saja agar menghindari kecurigaan pihak sekolah. Jika sudah pulang sekolah, aku tidak lupa untuk mampir dahulu ke warung Mak Evi. Di sana selalu ramai, bahkan kalau mau beli pun harus mengantri. Baik siswa mau pun siswi biasa nongkrong pula, mungkin ramai dari mulut ke mulut. Bisa saja bihun rebusnya yang menjadi ciri khas, tidak mahal dan sangat cocok untuk kantong anak sekolah. Dan yang paling ditunggu-tunggu, saat ada satu siswi adik kelas yang ingin memesan pop ice di warung Mak Evi, biasanya ia datang setelah selesai latihan esktrakulikuler paskibra. Ia memang diincarincar oleh anak-anak sekolah kami. Ketika nongkrong di sana, namanya tidak pernah absen dalam pembicaraan. Sampai-sampai salah satu dari kami rela pura-pura ingin membeli lalu membayar langsung, padahal biasanya perihal membayar itu saat mau pulang. Berharap agar dapat dilirik sera bisa dekat di samping perempuan itu. Barang siapa yang bisa mendapatkan hatinya, minimal bisa berhasil mengajaknya makan atau goncengan satu motor untuk sekedar mengantarkan pulang, siap-siap akan menjadi omongan satu sekolah. Tetapi sangat susah mendapatkan hatinya sebab ia tidak mudah untuk berkenalan dengan orang baru. Apalagi seperti kami yang setiap pulang sekolah tidak betah memakai seragam sekolah, membeli gorengan dengan sisa-sisa recehan di kantong, satu bungkus rokok dengan patungan seadanya, dam segelas kopi hitam yang tumpah tak sengaja ketendang. Kami akan dengan lesu berkata, “Duh, sayang … pasti tidak ada harapan untuk berkenalan dengannya, mencium wangi

61

parfumnya saja udah patut dikasih jempol.” Pernah perempuan itu sedang duduk di depan warung Mak Evi, barangkali menunggu pesanan minumannya. Kami sedang bernyanyi, sudah menjadi kebiasaan. Tidak ada satu pun lagu yang liriknya dinyanyikan hingga selesai. Rafael, si kribo kacamata, mendekati bagian reff lagu yang kami nyanyikan, sengaja suaranya tiba-tiba dikencangkan, berharap bisa menarik perhatian perempuan itu. Kira-kira yang sedang bernyanyi itu siapa, ya, namanya? Ingin dinyanyikan di sampingnya, suaranya begitu ciri khas, dari lahir memang berbakat penyanyi atau memang ia anak band? Perempuan itu tersenyum, berharap ia menanyakan tentang Rafael ke temannya. Ternyata jauh dari angan Rafael, perempuan itu langsung pergi tanpa memenuhi ekspektasinya. Mungkin suara Rafael tidak sebagus penyanyi sekelas Judika makanya perempuan itu tertawa tertahan oleh tangannya. Tiba-tiba sore itu hujan mampir mendadak, kami tidak jadi pulang ke rumah masing-masing. Khawatir seragam yang dipakai hari ini basah dan tidak bisa dipakai untuk hari esok. Akhirnya dengan terpaksa menunggu. Tenda yang disediakan warung Mak Evi tidak begitu lebar. Di bawah teduhan terpal biru kami duduk berimpit-impit. Tidak ada lagu yang dinyanyikan dan gitar yang dimainkan, suaranya akan kalah dengan geluduk. Rafael mulai membicarakan politik. “Pasti yang menang nanti pasangan calon presiden A. Sudah kelihatan dari kinerja-kinerja sebelumnya.” “Enak aja. Enggak mungkin dia menang, pasangan calon presiden B lebih cocok jadi pemimpin,” kataku.


62

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

“Tapi belum ada pengalamannya, kan?” “Ya memang belum. Kau tidak nonton waktu debat kemaren? Dari tata cara berbicaranya saja pasangan calon presiden B saja sudah layak jadi pemimpin karena mereka lebih paham,” “Kita enggak butuh yang jago ngomong, yang penting tindakan nyata, coy.” Rafael mulai mengotot. “Tindakan nyata darimana? dari ngutang iya.” “Dari yang sebelum-sebelumnya juga ngutang.” “Yaelah, El. Nih, wakil calon presiden B itu ada yang muda, pinter, berpendidikan, bisa merangkul para milenial. Kita butuh yang seperti itu, apalagi di bidang pendidikan kita masih ketinggalan jauh dibanding negara-negara luar.” “Pokoknya pasangan calon presiden A!” “Pasangan calon presiden B!” “A! A!” teriak Rafael. “B!” lawan Aku, “C, woi!” Dio meramaikan, ikut memanas-manasi. Tenda yang kami singgahi tibatiba ambruk karena tidak kuat menahan goncangan tubuh kami dari panasnya berdebat dengan tubuh kami. Kami mendadak terkejut, hening tanpa suara dan saling memandang satu sama lain. Kepanikan tidak terelakkan. “Yah gimana, nih? Gara-gara kalian jadi begini.” Dio menyalahkan Aku dan Rafael. “Tuh si Rafael,” tunjukku tidak mau disalahkan. “Lah kok jadi nyalahin sini?” Rafael membela diri. Hujan mulai reda, kami meminta maaf ke Mak Evi atas tendanya yang

ambruk atas ulah kami. “Yaudah, mau diapain, namanya juga tenda tua,” ujar Mak Evi memaklumi, Mulai saat itu, di manapun Aku dan Rafael bertemu jadi saling berjauhan. Kami berdua bersorak-sorak atas pasangan calon presiden yang berbeda pilihan. Tidak ada yang mau mengalah antar argumen, seperti mempertahankan klub bola yang dibanggakan sekaligus suasana final piala dunia yang menegangkan hingga menjadikan kesempatan untuk taruhan. Lumayan buat menambah uang jajan. Mak Evi pemilik warung suka kesal jika Aku dan Rafael bertemu sebab tidak ada habisnya berdebat seperti sedang perang harga diri. ditambah Ridho dan teman lainnya yang suka memancing pembahasan. Bahkan ketika ada pembeli, perdebatan kami jadi sebuah tontonan yang mengasyikkan bagi mereka. Hingga kami lulus sekolah, akhirnya pilihanku kalah dan harus menerima resiko, yaitu membayar hasil taruhannya kepada Rafael. “Duh, jadi ngantuk. Berarti besok kita kesitu,” kata Ringga setelah letih mendengarkan Aku yang bercerita.“Ok. Sudah lama tidak mampir.” Esoknya sesampai di warung Mak Evi, terlihat seseorang berkaos hitam dan memakai kalung sedang duduk di sana. Rambut yang keriting mekar serta terlihat sulit diurus sedang disisir olehnya. “Hei, Rafael! Apa kabar, nih?” Aku menepuk bahu si pemilik rambut keriting. “Wah, selalu baik. Situ gimana?” “Sama. Ngomong-ngomong masih ingat sama debatan dulu yang enggak ada capeknya.” “Ya masih, lah. Sekarang aja mereka yang tadinya lawan jadi kawan, masa kita


BeritaCerpen Utama

enggak?” Aku dan Rafael tertawa kecil, merasa seperti dibodohi dengan perdebatan waktu itu, Mak Evi dan tenda yang ambruk seakan menjadi saksinya. Ringga memesan kopi, Aku memesan bihun rebus, sudah lama tidak mencicipi buatan Mak Evi. Kedatanganku membuat dirinya terkejut, saat ia sibuk sedang memasak. menyiapkan beberapa mangkok bihun rebus. Kira-kira sudah dua tahun aku tidak pernah kesitu, “Eh ada anak Mak yang bandel, gimana kabarnya sekarang?” kata Mak Evi yang menganggap aku seperti anak sendiri Waktu itu gerbang sekolah sudah tutup. Kami tidak diperbolehkan masuk karena telat datang melebihi jam yang seharusnya sudah berada di kelas. Kami tidak akan pulang kerumah sebab takut orang tua kecewa, maka kami menuju warung Mak Evi yang memperbolehkan kami menunggu sampai gerbang dibuka. Karena sering di situ, lama-lama kami menganggap warung itu seperti rumah kedua. Kami suka menitipkan helm karena di parkiran motor dekat sekolah suka ada yang mengambil. “Hahaha … Mak bisa aja.” “Kuliahnya lancar, kan?” “Ya begitulah, Mak, masih online.” “Kapan ya belajarnya tatap muka seperti semula. Anak sekolah juga masih online.” Sejak awal pandemi melanda, sekolah yang pernah kami duduki selama tiga tahun itu berubah yang tadinya belajar secara tatap muka menjadi online di rumah masingmasing, Tidak ada lagi siswa yang sedang latihan ekstrakulikuler sepulang sekolah. Biasanya mereka pasti mampir ke warung Mak Evi karena kantin di sekolah sudah

63

tutup “Berarti setiap hari disini sepi, ya, Mak?” “Sepi banget. Orang-orangnya itu lagi yang beli, kadang temen-temen kamu ada yang ke sini. Tapi Mak seneng kalo ada kalian bisa kumpul lagi, anak-anak bandel yang suka berulah, jadi ingat warung Mak Evi setiap hari tidak pernah sepi.” Mak Evi menguncir rambut, menunjuk bangku untuk mempersilahkan kami duduk


64

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

Pencarian Oleh: Fitria

Aku berdialog bersama hujan dan senja Ingin ku lampiaskan luka yang semakin berkeliaran Sementara letih yang ku rasa bertebaran Seperti malam yang selalu berhasil mengheningkan Penggantimu tak hadir didalam pencarian Aku gagal seperti sediakala Berusaha tegar meski dihantam putus asa Menyerahkan diri dalam pinta yang mulai lupa Tertinggal dibelakang dalam tanda tanya Dan kemudian aku meninggalkan sebuah pesan Untuk cinta yang kupuja, kini tinggal sedih yang tersisa


Berita Utama Puisi

Sepanjang Malam Oleh: Rizal Muhammad Saputra

Malam dibayangi kabut Petir sedikit menyulut Berpendaran cahaya langit Bersama mekar bulan yang sabit Sepanjang malam Bintang bintang menjulang Memberi semangat kepada yang berjuang Yang terkadang payah dipelintir keadaan Malam ini Seperti biasa menjadi lebih panjang Entah kapan setibanya pagi itu Hari ini tetap tidak menjadi lebih panjang Sepanjang malam

65


66

Majalah KETIK | Edisi ke-XI

“Tua dan lelah” Muhammad Syamil Thufail Prodi: Desain Grafis


Berita Desain Utama

Terkadang manusia tidak menyadari sisi gelap mereka, dan tanpa sadar sisi gelap tersebut mengambil jiwanya Nauval Dwianto Prodi: Multimedia

67


68

Majalah KETIK || Edisi ke-XI


Berita Utama

69


70

Majalah KETIK | Edisi ke-XI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.