LENTERA edisi #32 Agustus 2017

Page 1

RUANG KUDUS, SAAT KUDUS

DI SINI RUMAH-KU

JAMBORE SEKAMI DUA VIKARIAT MEDAN

Lentera

edisi #32 | Agustus 2017

PENULIS & AKTIVIS GEREJA

majalahlentera.com - April 2017 | 1


Lentera

edisi #32 | Agustus 2017

Konten

8

4

14

23 12 Penerbit: KOMSOS Keuskupan Agung Medan | Penanggungjawab : Ketua Komisi Komsos KAM | Pemimpin Redaksi : Ketua Komisi Komsos KAM | Redaktur Pelaksana : Ananta Bangun | Langganan dan Iklan : Rina Barus (081370456696) | Keuangan: Sr. Dionisia Marbun, SCMM | Alamat Redaksi : Catholic Center, Jalan Mataram No. 21 Medan. Tel. (061) 88817709 | Informasi Liputan dapat dikirim ke e-mail : ­beritalentera@gmail.com | web: www.komsoskam.com | www.majalahlentera.com Redaksi menerima tulisan dan foto, maksimal 2halaman kwarto / ketikan 1,5 spasi. Batas pengiriman tulisan adalah akhir minggu ­kedua setiap bulannya. Redaksi ­berhak menyunting sebagian/ seluruh isi atau tidak memuat naskah.

2 | majalahlentera.com - April 2017


catatan Editor Sahabat Pembaca Lentera yang baik hati, Terhitung sejak 1 Agustus 2017 ini, suasana di dapur redaksi majalah online LENTERA akan mengalami perubahan. Sebab, Ketua Komisi Komunikasi Sosial KAM, yang juga Penanggungjawab dan Pemimpin Redaksi media kita ini, RP. Hubertus Lidi, OSC mendapat titah ­penugasan yang baru dari Ordo Salib Suci. Tak bisa dipungkiri haru dan sedih mengisi hati kami saat ini. Dari Pastor Hubert lah, inspirasi penerbitan majalah online ini dimulai. Maka, kami seperti kehilangan sosok orangtua dan teladan. Namun, setiap pertemuan tentu juga dihasi perpisahan. Awak redaksi Lentera telah mendapat motivasi dan doa dari Pastor Hubert untuk terus berkarya melalui jagat mayantara. Karenanya, sejumlah besar artikel liputan di edisi Agustus 2017 ini merupakan tugas terakhir yang dipimpin oleh Imam asal Flores tersebut.

Dalam iringan waktu, gaya penulisan feature semakin tertanam dalam khasanah majalah online LENTERA. Kami tentu semakin bersemangat mempelajarinya demi sajian rajut aksara terbaik bagi sahabat pembaca. Kami meyakini tuturan cerita dapat menghantarkan ilham ini dalam kehidupan saudara. Selamat membaca dan beroleh inspirasi baru! Shalom, AB

majalahlentera.com - April 2017 | 3


telisik

4 | majalahlentera.com - April 2017


Ruang Kudus & Saat Kudus (2)

oleh RP. HUBERTUS A. LIDY, OSC Motivasi dan kepentingan

pada nuraninya, karena ternista dengan kepentingannya di luar

Prinsip umum hadir di tempat dan

sana. Allah, seakan-akan ­digiring

saat kudus itu untuk memuji dan

kepada sebuah ­kepentingan. Ia

memuliakan Tuhan. Berurusan

seakan-seakan dikudeta, lalu

dengan yang Ilahi, yang kudus.

dari tempatNya memaksa Allah

Konteksnya berdoa, hadir di

dengan seruaan kemegahan Allah

hadapan-Nya, dengan ketulu-

agar m ­ engabulkan harapan dan

san, tanpa dibungkus dengan

keinginannya.

kepentingan dan niat yang mencemarkan yang Kudus itu. Kala hadir ditempat kudus pada saat kudus dengan pikiran dan semangatnya yang ‘di luar’ atau aktifitas lain, maka yang jadi adalah adalah: Ada tetapi tidak hadir dalam ruang dan waktu kudus itu. Baginya seluruh ritual peribadat hanyalah u ­ ngkapan lahiria semata, tak berbekas

Beberapa tahun yang lalu, waktu masih bekerja di Papua sebagai petugas gereja setempat. Ada fenomena yang menarik, yang t­ erjadi usai ibadat pada hari Minggu. Selalu ada perkelahian antar umat yang baru keluar dari gereja dan terjadi di halaman gereja. Realitas itu membuat aku jengkel, marah, dan tidak majalahlentera.com - April 2017 | 5


mengerti. Aku merasa tak ada

asrama, merupakan saat kudus,

gunanya pembinaan, ­pengarahan,

dalam arti aktifitas terjadi harus

dan seruan persaudaraan,

terjadi dalam suasana tenang,

­kekeluargaan yang aku beritakan

misalnya berdoa, meditasi, bacaan

dalam gereja pada saat ibadat.

rohani. Beberapa anak asrama

Gagal total. Suatu kesempatan

­menggunakan saat teduh untuk

saya bertanya kepada bapa uskup,

maksud lain: mencuri buah-bua-

“Bagaimana ini bapa Uskup?” “Oh

han di sebuah gudang makanan

itu biasa saja, hari Minggu banyak

asrama itu. Maklum semua peng-

umat kumpul. Hari lain mereka

huni pasti ada di kamar, sehingga

terpencar kemana-mana. Hari

aman, ga ada lihat. Uniknya sebe-

“ Setiap

agama, mempunyai tempat dan waktu khusus untuk urusan ­peribadatan atau sembahyang. Nuansa dan seruan pada ruang dan saat itu pada umumnya damai, meneguhkan, dan m ­ engajak pertobatan “ Minggu dengan alasan berdoa,

lum teman-teman ini menjalankan

mereka berkumpul. Pada saat itu

aktifitas masuk gudang, mencuri

ada yang mencari dan mengejar

buah-buahan itu, mereka ­berdoa.

kesempatan untuk ­menunjukkan

“Tuhan Allah, lindungi kami biar

jago, kehebatannya, dan

aktivitas mencuri kami tak ini

­memperjuangkan ­kepentingannya

ditangkap oleh bapa asrama”,

dan ketenarannya. Pada waktu

inilah kira-kira isi doanya. Ternyata

itukan banyak yang menonton,

sial. Saat mereka sedang berdoa

apalagi frater juga ikut m ­ enonton.

dengan khusuknya, datanglah

Mereka mencari pengakuan diri,”

bapa asrama, tanpa mereka tahu,

ungkap bapa Uskup dengan

berdiri di belakang k­ omplotan

santai.

itu. Lalu dengan ­suasana

Ada pengalaman lain. Malam hari, bagi kami para penghuni 6 | majalahlentera.com - April 2017

­khusuk pula mereka digiring ke ­kantor asrama itu, agar mereka ­mempertanggungjawabkan


perbuatannya.

mengalami kedekatan, nikmat, dan kebaruan bersama Dia. Aspek ini amat mempengaruhi

Ruang Kudus dan Saat Kudus Setiap agama, mempunyai tempat dan waktu khusus untuk urusan peribadatan atau sembahyang. Nuansa dan seruan pada ruang dan saat itu pada umumnya damai, meneguhkan, dan ­mengajak pertobatan. Harapanya agar usai urusan peribadatan itu umatnya menjadi semakin ­bersaudara, dengan sesama yang hadir, juga sesama yang di luar.

kualitas iman yang beraplikasi pada hidup dan kesaksiaan sosialnya. Kekudusan ruang dan waktu secara simbolis juga ­melambangkan kekudusan dari yang disembah yakni Allah yang Maha Kudus. Corong atau suara yang keluar dari areal dan pada waktu kudus ­mencerminkan hakekat dari Sang Kudus. Damai, mengajak bersaudara dan ­bekerjasama demi kebaikan manusia.

Aspek-aspek rohani, spiritual, yang diutarakan pada saat itu, merupakan modal agar umatnya menjadi lebih baik. Berurusan dengan yang ilahi, maka waktu dan tempat demikian ­sungguh dihormati dan ­dikuduskan. Bahkan kadang juga menjadi tempat untuk orang berlindung, mencari damai, dan keselamatan dan pertobatan. Seorang pencuri yang lari berlindung di tempat ibadat karena dikejar masa, secara moral perlu dilindungi nyawanya. Kekudusan ruang dan waktu ­sebagai sarana agar setiap insan yang berada di dalamnya

S

:G

Annai Maria Velangkanni

majalahlentera.com ource - April raha 2017 | 7


lentera khusus

8 | majalahlentera.com - April 2017


S

aya mengetahui namanya

meja untuk bercerita. Ya, teman

bermula dari majalah

bercerita. Dengan demikian,

Ralinggungi – media cetak

kita coba mengenalnya dari satu

berbahasa Karo. Nama (depan) si

sudut pandang. Seorang penulis

bapa, walaupun sering diucapkan

yang ‘menyayat’ urat nadi-nya

setiap perayaan Natal, masih

dan membiarkan aksara keluar

asing di telinga orang-orang kita:

selaksa.

Betlehem Ketaren. Entah karena daya magnet sesama penulis, kesempatan itu pun tiba. Ketua

*** Jam digital di ponsel

unit Komisi Komunikasi Sosial

­menunjukkan pukul delapan

– Keuskupan Agung Medan,

pagi. Dan, kami masih menggigil

RP Hubertus Agustus Lidy OSC,

saat memasuki areal Pastoran

meminta saya untuk menulis profil

dan Paroki St. Fransiskus Assisi

beliau. Dan menyenangkan bahwa

– Brastagi. Maklum, selain diapit

Istriku, Eva, sedia mendampingi

oleh dua gunung berapi aktif,

sebagai tandem dalam liputan kali

Gunung Sibayak dan Gunung

ini.

Sinabung, kota ini sendiri berada di ketinggian lebih dari 1300 mdpl

Menulis tentang penulis. Ini

(meter di atas permukaan laut),

bukan sebuah tantangan ringan.

sehingga menjadikan kota ini

Musababnya, saya bisa saja

menjadi salah satu kota terdingin

luput ‘menangkap’ sisi inspiratif

yang ada di Indonesia.

tentang bapa Betlehem. Atau

Di tempat tersebut, ada dua

bahkan lebih buruk, tulisan

narasumber yang hendak kami

sosoknya tidak lah ‘menggigit’

wawancara guna dimuat di media

perhatian pembaca. ‘Siapa dia?’,

yang berbeda. Pater Leo Joosten

‘Sudahkah dia layak masuk dalam

OFM Cap untuk liputan di majalah

liputan utama ini?’, dan aneka

Menjemaat, dan Betlehem Ketaren

tanya lainnya yang meluruhkan

untuk Lentera. Narasumber

simpati. Namun, Lentera bukanlah

disebut pertama, tak sulit dite-

‘pengacara’ yang membeberkan

mui karena pastoran ini adalah

tumpukan perkara. Di media

­‘markas besar’-nya. Sementara

ini kita memperoleh ruang dan

bapa Betlehem, setelah dikontak majalahlentera.com - April 2017 | 9


10 | majalahlentera.com - April 2017


­ engalaman sebagai aktivis p dan penulis di Gereja adalah rahmat. Meskipun dia sendiri tak jarang mengalaminya di tengah zona tak nyaman. Dia memeluknya sebagai ilham

majalahlentera.com - April 2017 | 11


via pesan seluler, mengaku otw

sungguh baik digunakan untuk

(on the way) atawa sedang dalam

mencairkan suasana dalam tugas

­perjalanan menuju Paroki Brastagi.

pelayanan pastoral bersama umat.

“Tenang saja. Pak Ketaren

Di ranah Gereja, Betlehem

biasanya tiba agak tengah hari.

melebur dalam beberapa peran

Kalian saja yang datang lebih cepat

pelayanan. Selain Redaktur

lho,” seorang ibu pegawai Paroki,

Pelaksana di majalah Ralinggungi,

coba menyelingi penantian kami.

dia juga memangku jabatan

Benar saja. Dalam tempo

Sekretaris Dewan Pastoral Paroki

­sepeminum teh, samar-samar

Harian (DPPH) dan Anggota

tampak wajah Betlehem. Sisa

Missale Romawi Karo. “Selain itu,

kabut pagi coba menutupi, tapi itu

saya juga termasuk dalam pengajar

percuma saja karena senyum lebar

Kursus Persiapan Perkawinan (KPP)

terlihat jelas menghias wajahnya.

di Paroki ini,” imbuhnya.

Paras pecandu humor.

Dia mengaku bahagia ­menjalani

“Saya selalu ingat perkataan

ragam pelayanan itu, di sela

Pastor Jhon Paul (alm. RP John

­profesinya sebagai dosen di

Paul Yustinus Sutiman Tarigan

Universitas Quality dan usaha tani

OFMConv, seorang Imam

menanam bunga. “Sejalan dengan

Konventual). Dia bilang Rasul

hobi saya dalam dunia menulis dan

Petrus pasti lah bermarga Tarigan.

menerjemah.”

Sebab, Yesus sendiri bilang pada

Kedua minat-nya itu telah

Petrus,”Engkau adalah ‘Batu’

melahirkan tiga karya, yakni:

Karang” (‘Batu’ adalah p ­ anggilan

“Mejuah-juah man bandu,

khas bagi laki-laki bermarga

Katekismus Katolik”, “Youcat Karo

Tarigan),” ujar Betlehem berbagi

terjemahan Youcat Indonesia”

guyon, disusul gelak tawa kami

(dalam proses pencetakan),

bersama

“Masmur Pengaloi ras Alleluya”

Betlehem memang punya

(dalam kerjasama dengan Komisi

­segudang cerita kocak. Laiknya

Liturgi – Keuskupan Agung Medan,

bajak laut, setiap lelucon a­ dalah

“Bahan Bulan Kitab Suci Nasional

harta karun baginya. Dia tak

edisi Bahasa Karo” tahun 2013,

menampik bahwa ‘harta’ itu

2014, 2015, 2016 (dalam kerjasama

12 | majalahlentera.com - April 2017


dengan Komisi Kerasulan Kitab

melacak beberapa jejak narasumber. Paling

Suci KAM).

mudah dan lekas, tentu saja dari mesin pencari.

“Semua karya buku tersebut

Di laman Google, aku mendapati beberapa

tidak saya tulis sendiri. Namun,

tulisan Betlehem. Sebagian besar dalam bahasa

bekerjasama dengan insan-insan

Karo, dia publikasikan di blog pribadi-nya (http://

yang luar biasa,” dia menjelaskan.

kanam-kanam1.blogspot.co.id/). Ada juga di

***

laman resmi milik tabloid Sora Sirulo (versi cetak

Jiwa aktivis gereja telah

tak lagi terbit, kini sepenuhnya berbasis online).

melekat pada diri Betlehem

Salah satu tulisan Betlehem yang beroleh tingkat

sejak ­menempuh pendidikan di

keterbacaan tertinggi adalah artikel berjudul:

Universitas Sriwijaya, Palembang.

“Newin Barus: Terangilah dengan Lilin” (https://

Dirinya melebur dalam organisasi

sorasirulo.com/2013/03/17/newin-barus-

Persatuan Mahasiswa Katolik

terangilah-dengan-lilin/) ]

Rebupublik Indonesia (PMKRI) dan

Pengalaman-pengalaman

Pemuda Katolik. “Di sini (Paroki

tersebut mendorong Betlehem

Brastagi), bisa dibilang saya

untuk menggagas sebuah media

turut aktif melayani sejak mulai

cetak khusus bagi umat Paroki

­berdirinya paroki ini. Tahun 2005,”

Brastagi. “Ketika itu ada Frater

ujarnya.

Paulus Silalahi OFM Cap (kini Pastor

Suami dari Helpina Tarigan

Rekan di Paroki Saribudolok) yang

mengaku, mulai ‘larut’ dalam dunia

sedang menjalani masa TOP (Tahun

media saat sejumlah karya tulisnya

Orientasi Pastoral) di paroki ini.

mulai dimuat beberapa tabloid/

Kami berdua mengusulkan pada

majalah setempat. “Sebelum di

Pastor Paroki (saat itu), RP Ignasius

Ralinggungi, saya ada menulis di

Simbolon OFM Cap, bagaimana jika

majalah daerah seperti Sora Sirulo

kita membuat sebuah warta Paroki

dan juga majalah Budaya Karo.

Brastagi. Usulan itu disambut

Saya lihat hampir setiap tulisan

baik dan hangat, sehingga jadilah

yang saya kirim tidak banyak

sebuah majalah paroki yang diberi

yang dikoreksi, wah bisa juga ini.

nama Ralinggungi.”

Sehingga memunculkan semangat saya. Hehehehe.” [ Sebagaimana biasa dalam persiapan peliputan, sebelum wawancara aku kerap

Apa arti dari ‘Ralinggungi’ ini? Betlehem menjelaskan, Ralinggungi adalah lema dalam bahasa Karo yang berarti majalahlentera.com - April 2017 | 13


14 | majalahlentera.com - April 2017


‘menggemakan.’ “Peran dari media

anak muda kurang menaruh

juga adalah menggemakan atau

minat. “Mereka bilang, majalahnya

mewartakan,” imbuhnya.

kok berbahasa orang-orang

Seiring waktu, lingkup majalah

tua,” katanya sembari tersenyum

Ralinggungi kemudian meluas

geli. Dari lontaran komentar

pada wilayah Kevikepan (Teritorial

itu, awak redaksi Ralinggungi

Wilayah untuk kebutuhan

tengah m ­ erencanakan edisi ke

pelayanan pastoral yang efektif.

depan akan menyemat tanda

Kevikepan dipimpin oleh Vikep

kurung ­berisi terjemahan

dengan peran sebagai wakil Uskup

bahasa Indonesia bagi mereka.

yang memiliki kuasa administratif/

“Langkah ini tentu baik, agar

eksekutif ) Karo. “Ini terjadi saat

menjaga ­generasi muda tidak

Pastor Ignas diangkat menjadi

­meninggalkan budaya asalnya.”

Vikep Karo. Sehingga cakupan pembaca Ralinggungi masuk

Merindukan Sesama Penulis

ke sembilan paroki di bawah

Bergelut dalam ‘rajut aksara’

Kevikepan Karo. Puji Tuhan, ketika

hendaknya bukan menjadi dunia

Pastor Karolus Sembiring OFM

yang sunyi. Setidaknya demikian

Cap menggantikan Pastor Ignas

harapan yang tersirat di hati

sebagai Vikep Karo, majalah kita

Betlehem. “Saya merindukan

ini pun semakin diperluas menjadi

lebih banyak elemen-elemen

majalah Keuskupan Agung Medan

yang sangat berkompeten untuk

berbahasa Karo,” tutur Betlehem.

terlibat mengembangkan peran

Menurut Betlehem, komunitas

Ralinggungi,” katanya. “Tantangan

umat Katolik – yang mayoritas

paling utama, kita kekurangan

berbahasa Karo – mengapresiasi

personil yang memiliki hobi yang

Ralinggungi. “Media ini dinilai

sama (menulis). Masalah itu ada

sangat penting sebagai media

karena memang banyak teman

pewartaan, karena membantu

yang kurang hobi menulis.”

para pengurus menambah

Dia teringat, Uskup Agung

wacana pemikiran, khotbah dan

Medan, Mgr. Anicetus B. Sinaga

berkatekese dalam bahasa Karo.”

OFM Cap pernah berkata:

Hanya saja, Betlehem tidak

Perkembangan umat Katolik

menutupi bahwa kalangan umat

di KAM sungguh signifikan. majalahlentera.com - April 2017 | 15


Pertumbuhan mencapai seribu

luwes. “Tidak hanya cetak, namun

orang per tahunnya. “Beberapa

media berbasis online juga efektif

di antaranya ada di Lawe Desky,

­merangkul banyak umat.”

Lau Baleng dan Deli Tua. Daerah

Bagi Betlehem, seluruh

ini masih mayoritas umat Katolik

­pengalaman sebagai aktivis dan

berbahasa Karo. Nah, tanpa

penulis di Gereja adalah rahmat.

pendekatan dan peneguhan

Meskipun dia sendiri tak jarang

yang terus-menerus ini bisa

mengalaminya di tengah zona

menjadi bumerang, mereka bisa

tak nyaman. Dia memeluknya

saja ‘pindah ke lain hati.’ Di titik

sebagai ilham. “Kesengsaraan

ini lah hendaknya media turut

dan kepedihan salib ­merupakan

­menampilkan perannya,” kata

proses peninggian martabat

Betlehem menjelaskan.

yang sesungguhnya. Tuhan

Dalam beberapa lipu-

memanggilku bukan karena ia

tan ­tentang gereja Karo di

membutuhkanku tapi karena ia

blog pribadi, Betlehem juga

mengasihiku.”

­mendapati bahwa banyak ­perantau Karo, baik di luar kota dan luar n ­ egeri, s­ ungguh senang m ­ embaca tulisannya. Hal ini turut m ­ embuatnya mahfum bahwa media pewartaan semakin Ananta Bangun | Editor dan Penulis di majalah online Lentera. “Saya sempat mengendapkan hasil liputan ini beberapa lama. Syukur lah hasil tulisan bisa rampung jua.”

Eva Barus | Social Media enthusiast, sedang menumbuhkan minat menulis. “Sungguh menyenangkan bisa terlibat dalam peliputan ini. Terutama bisa berada di tengah orang-orang yang memberiku inspirasi dan gairah menulis.” 16 | majalahlentera.com - April 2017


majalahlentera.com - April 2017 | 17


kesehatan

Kiat Jaga Kesehatan Mata

Mata merupakan organ pada tubuh kita yang sangat berharga. Denga memiliki mata yang sehat, maka kita dapat melihat keindahan dunia beserta isinya. Untuk itulah, kita harus menjaga dan merawat kesehatan mata agar tidak mengalami berbagai penyakit atau masalah kesehatan lainnya seperti rabun jauh, presbiopi, miopi maupun hipermetropi. Untuk lebih memahami dan mengerti cara menjaga kesehatan mata yang benar. Berikut ini beberapa tips mudah menjaga kesehatan mata 1. Perhatikan Jarak Membaca Buku Usahakan membaca buku pada jarak yang ideal. Jarak ideal yang dimaksud yaitu membaca buku pada jarak 30 cm dari buku ke mata. Hal ini untuk mencegah penyakit mata seperti miopi atau rabun dekat.

18 | majalahlentera.com - April 2017

2. Jangan Sambil Tiduran Usahakan tidak membaca buku atau teks apapun dalam kondisi sambil tiduran. Ini juga dapat membuat kesehatan mata terganggu seperti dapat terkena miopi. 3. Pencahayaan Yang Cukup Jangan menggunakan


penerangan terlalu redup ketika belajar atau membaca apapun itu. karena penerangan yang kurang dapat menganggu kesehatan mata. 4. Istirahatkan Mata Usahakan mengistirahatkan mata, ketika sudah terlalu lama di depan layar komputer atau laptop saat mengerjakan tugas atau aktivitas apapun di komputer atau laptop. Ini juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mata anda. 5. Jangan Kucek Mata Usahakan tidak mengucek mata, ketika tangan dalam keadaan kotor atau habis memegang sesuatu benda. Karena tangan yang kotor dapat menginfeksi organ mata yang akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan mata anda. 6. Kedipkan Mata Usahakan mengedipkan mata dengan intensitas agak ditambah, pada saat fokus melihat sesuatu terlalu lama seperti komputer ataupun laptop.

mata. 8. Melindungi tulang Sebuah penelitian telah ­membuktikan bahwa seseorang yang mengonsumsi teh selama 10 tahun cenderung memiliki tulang yang kuat. Para peneliti telah berpendapat bahwa kandungan yang ada di dalamnya seperti phytochemical adalah zat yang bisa membantu melindungi tulang agar lebih kuat. 9. Meningkatkan metabolisme tubuh Teh hijau telah memiliki kandungan polifenol katekin yang sangatlah bermanfaat sekali untuk mengeluarkan energi yang ada di dalam tubuh lantaran bersifat menghangatkan tubuh. Lemak yang bisa cepat ter oksidasi dan juga sensitivitas insulin bisa membantu dalam meningkatkan metabolisme tubuh. Sumber: http://intips-kesehatan. blogspot.co.id Gambar: www.tealyra.com

7. Makanan Untuk Mata Usahakan memakan makanan yang sangat baik untuk kesehatan mata. Dalam hal ini, wortel merupakan jenis makanan yang paling baik untuk kesehatan mata, karena banyak mengandung vitamin A yang sangat baik untuk kesehatan majalahlentera.com - April 2017 | 19


feature 20 | majalahlentera.com - April 2017


P

ertemuan dengan Herianto

‘rumah’ bagi anak yatim piatu,

Marselino Sinaga, S.Pd

namun juga untuk ‘meringankan’

bermula ketika Komisi

beban para orangtua tunggal

Komunikasi Sosial – Keuskupan

dari latar perekonomian bawah.

Agung Medan menghelat

Sebagaimana hal nya bapa Heri.

Pelatihan Menulis Fakta & Feature

Oleh karenanya, dalam tulisan ini

bagi Seminari Ordo Konventual

terdapat beberapa lema ‘orang-

dan Siswa Katolik SMA Deli Murni,

tua’ bukan hendak membuat

di Bandar Baru, pada tahun 2015

bingung antara status anak di PA.

silam.

Betlehem yang dikunjungi orang-

Selain menjabat Kepala

tua kandungnya.

Sekolah SMA Deli Murni, bapa Heri – sapaan akrabnya – juga telah

***

lama menjadi pendamping anak-

“Saya merasa di sini Rumah-ku. bukan sekedar persinggahan.” anak di Panti Asuhan Betlehem

Sejak kelas 5 Sekolah Dasar,

– Bandar Baru. Sebagai salah satu

saya telah menetap di Panti

alumni, dia adalah gambaran

Asuhan Betlehem. Meninggalkan

binaan dalam panti asuhan karya

Mamak (Roslinda br. Silitonga)

Ordo Konventual ini. Dalam kolom

dan lima saudara kandung di

feature ini, dia mengisahkan

Kampung Jawa, Aek Nabara,

perjalanan hidup dan karakter diri

bukanlah tanpa alasan. Pada

yang tertanam selama menjadi

saat itu Bapak saya tercinta

bagian di PA. Betlehem.

(alm. Eduard Sinaga) mening-

“Saya merasa di sini (Panti

gal dunia. Seorang Suster KYM

Asuhan Betlehem) adalah rumah-

merasa iba melihat keluarga

ku. Bukan sekedar persinggahan,”

kami, lalu menyarankan Mamak

ucapnya.

agar dia bisa membawa saya

PA. Betlehem bukan sekedar

untuk hidup di panti asuhan yang majalahlentera.com - April 2017 | 21


berada di kecamatan Bandar

Mamak yang selalu menjadi

Baru, k­ abupaten Deli Serdang.

teladan dalam hidup. Meski

Sang biarawati berharap bisa

sepeninggal Bapak, dia tak per-

­meringankan beban Mamak

nah mengeluh atas beban yang

­sebagai orangtua tunggal.

ditanggungnya. Sehingga kami

Saat awal saya masuk di PA. Betlehem masih diasuh oleh Kongregasi Kasih Yesus dan Maria

anak-anak-nya turut semangat meraih prestasi. Masa menempuh kuliah,

Bunda Pertolongan Baik (KYM).

adalah pengalaman yang cukup

Seiring waktu, panti asuhan

berkesan. Sebelumnya, saya

ini kemudian ditangani oleh

­sempat gagal masuk perguruan

Imam dari Ordo Saudara Dina

tinggi negeri via jalur undangan.

Konventual (The Order of Friars

Dulu disebut program PMP. Saya

Minor Conventual atau OFM Conv)

lupa apa kepanjangannya.

yang juga melayani di Paroki Sang

Pastor Corrado, Imam

Penebus – Bandar Baru. Bahkan,

­pengasuh di PA. Betlehem,

Pastor Corrado Casadei OFM Conv

­memberi motivasi agar saya tak

menjadi sosok yang mendirikan

‘patah arang.’ “: “Bagaimana jika

Yayasan Panti Asuhan Betlehem.

memang mampu, kamu coba tem-

Bisa dikatakan bahwa

puh jalur ujian masuk ­perguruan

­semangat dan falsafah di panti

tinggi negeri?” ucapnya. Saya

asuhan ini mengalir dan hidup

menyanggupi, dan kemudian lulus

dalam kehidupan saya. Ada sekira

dari jalur Sistem Masuk Perguruan

20 tahun lamanya, saya diasuh

Tinggi Negeri atau SMPTN,

dan kini menjadi ­pendamping

di Universitas Negeri Medan

di PA. Betlehem. Lebih lama

(UNIMED).

­dibandingkan semasa saya

Meskipun biaya pendidikan

di kampung halaman. Tidak

sepenuhnya ditanggung oleh

­mengherankan, jika setiap berlibur

Yayasan Betlehem ataupun

ke kampung halaman, hanya

Ordo Konventual, saya tak ingin

­segelintir sanak famili mengenal

­berpangku tangan saja. Sembari

saya.

menambah uang saku, saya juga

Saya bersyukur memiliki 22 | majalahlentera.com - April 2017

menggali pengetahuan di satu


unit usaha komputer milik bapak

penuturan dokter tersebut. Masih

Simarmata, Ultracomp. Saya sering

tak percaya, saya lalu berkeras

harus ‘banting tulang’ di tempat

mengajak rekan-rekan guru untuk

usaha instalasi komputer tersebut.

membawa Kepala Sekolah ke

Usai tamat dari UNIMED

Rumah Sakit di Medan. Namun,

pada tahun 2007, saya kemudian

dokter coba meyakinkan saya atas

ditawari menjajal karir ke Yayasan

vonis tersebut. “Sudah lah, pak

Pendidikan Deli Murni. Di s­ amping

Sinaga. Yakin lah, bapak ini sudah

menjalani peran sebagai guru

‘lewat’ (meninggal, -red.),” katanya.

di SMP hingga SMA Deli Murni,

Dua hari berselang peristiwa

saya juga diberi peran sebagai

nahas tersebut, bapak Darwin

yang juga berperan sebagai

Sinaga,Pimpinan Yayasan Deli

Pendamping di PA. Betlehem.

Murni Bandar Baru, memberi Surat

Pada Januari 2013 terjadi

Keputusan (SK) pengangkatan

sebuah peristiwa yang paling

saya sebagai Kepala Sekolah.

membekas dalam ingatan saya.

Menggantikan almarhum D.

Pada saat itu, saya menjadi guru

Simbolon. Saya menerima

dan juga Pembantu Kepala

kepercayaan dari Yayasan untuk

Sekolah (PKS) Bidang Kurikulum

memangku tanggung jawab

di SMA Deli Murni. Sekira pukul

tersebut, hingga kini. Berbarengan

delapan pagi, seusai upacara

dengan peran sebagai

­bendera Kepala Sekolah Deli

­pendamping di PA. Betlehem.

Murni, D. Simbolon, tiba-tba kolaps atau tersungkur di lapa-

*** Jika ditanyakan, apakah

ngan. Dalam suasana panik, kami

­karakter yang menjadi ciri khas

lalu membopong badan pak

selama hidup di PA. Betlehem?

Simbolon ke klinik terdekat dari

Maka saya gegas menjawab:

sekolah kami.

Persaudaraa a la Fransiskan. Wajar

Dokter klinik lalu memeriksa

saja, karena kami memang diasuh

kondisi tubuh pak Simbolon

oleh para Imam Konventual yang

dan menyampaikan bahwa dia

menekankan spiritual hidup

telah tiada. Seperti disengat

yang diajarkan St. Fransiskus dari

­kalajengking, saya mendengar

Assisi. Sebagai identitas, kami juga majalahlentera.com - April 2017 | 23


24 | majalahlentera.com - April 2017


majalahlentera.com - April 2017 | 25


menyerap semboyan dari ordo terseubut: “Be Brother for All” atau “Menjadi Saudara untuk Semua”. Sebagai misal, jika ada ­penganan diberi oleh pihak luar, maka penganan tersebut harus lah dibagi-bagi sesuai jumlah seluruh saudara. Makanya kadang-kadang datang orangtua yang hendak menjenguk dengan membawa jedah, kami menasihati ‘jika tidak siap memberi bagi semua di dalam keluarga besar PA’ sebaiknya tidak usah dibawakan. Sehingga orangtua yang sudah mengerti falsafah ini, akan

(alm.) Pastor Syswido Swy (RP.

­menanyakan berapa jumlah anak-

Antonius Siswido Swy OFM Conv).

anak di panti – misalnya ketika

Sebagaimana Imam Konventual

hendak membawa cimpa (kue

lainnya, Pastor Swy juga sungguh

basah khas dari Karo) kerja tahun.

mencintai PA. Dia mencurahkan

Maka, wajar saja di masa

hidupnya secara total demi PA ini.

liburan pun tidak banyak yang

Bahkan, membangun agar PA ini

pulang kampung. Karena Pastor

bisa mandiri.

sudah menanamkan pemaha-

Saya patut bersyukur karena

man bagi mereka, bahwa panti

beroleh banyak pengetahuan

asuhan ini adalah rumah. Bukan

dan ilham dari Pastor Swy. Saya

­persinggahan. Kami seluruhnya

ingat satu petuahnya: “Kamu saya

saling memahami, beberapa anak

didik, agar kamu bisa cerita pada

tentu tidak memiliki orangtua.

penerus (Pemimpin PA. Betlehem)

Maka di PA ini lah dia menemukan

berikutnya.” Hal itu dia lontarkan

orangtua dan saudara-saudaranya.

saat kami tengah membangun

Semangat ini sungguh ­tertanam ketika dipimpin oleh 26 | majalahlentera.com - April 2017

sistem pendampingan yang baru dalam PA ini.


menghantarkan anak-anak di sini menjadi pribadi yang mandiri. Bukan hal mudah, mengingat latar belakang mereka ­mayoritas dari desa. Di mana pengaruh ­perkembangan zaman telah berimbas pada pola fikir dan gaya hidupnya. Salah satu kiat yang kami ­tempuh adalah mendampingi mereka belajar baik di ruang perpustakaan maupun di ­laboratorium komputer. Meski seadanya, mereka tentu dapat menyimpan bekal pengetahuan Semangat totalitas tersebut semakin saya pahami saat Pastor

dan keahlian. Akan hal ini, saya pun

Swy ditugaskan ke Paroki Deli

­terkenang kembali nasihat Pastor

Tua. Saya sempat kecewa karena

Corrado. “Kalau kau (telah diasuh)

beliau seperti tidak m ­ engingat

dari panti, minimal kau mendirikan

kami lagi di PA. Betlehem.

panti.” Maksud beliau, jika kelak

Belakangan saya tahu telah keliru.

saya tidak mengasuh (atau bekerja

Di mana pun tempat pelayanan,

di) panti lagi, setidaknya saya

Pastor Swy selalu menyerahkan

membuat satu panti saya sendiri.

diri sepenuhnya. Dalam setiap

Yakni mampu mengasuh anak-

kesempatan, bahkan dia selalu

anak dalam keluarga saya sendiri.

mendorong pribadi-pribadi murah hati ­memberikan donasi bagi PA.

| Sebagaimana ­dikisahkan kepada LENTERA|

Betlehem. *** Sebagai pendamping PA. Betlehem, menurut saya ­tantangan tak pernah usai adalah

majalahlentera.com - April 2017 | 27


28 | majalahlentera.com - April 2017


majalahlentera.com - April 2017 | 29


peristiwa

Jambore Sekami Dua Vikariat Medan – KAM 2017

30 | majalahlentera.com - April 2017


Derap hentak kaki, dentum musik dan bahana seruan membuncah di Taman Cadika Pramuka – Medan Johor. Selama dua hari (Sabtu/ 17 Juni 2017 – Minggu/18 Juni 2017), lapangan luas milik Pemerintah kota Medan tersebut menjadi arena Jambore Serikat Kepausan Anak Remaja Misioner (SEKAMI) Dua Vikariat Medan (Katedral dan Hayam Wuruk) – Keuskupan Agung Medan. majalahlentera.com - April 2017 | 31


I

ni adalah peristiwa istimewa,” ujar Germano Manalu, staf Diosesan Karya Kepausan Indonesia (KKI) Keuskupan

Agung Medan. Lembaga penghelat acara megah tersebut. “Sebab Jambore ini merupakan yang pertama dilaksanakan di Keuskupan Agung Medan.” Merujuk pada kamus bahasa Inggris, istilah ‘Jambore’ berasal dari kata ‘Jamboree’. Makna dari kata tersebut ialah perayaan atau pesta besar yang melibatkan massa dalam jumlah banyak dan riuh. Di samping itu, jambore juga identik dengan perkemahan. Sekira 650 orang dari 19 Paroki,

dirancang sesuai dunia anak-anak: bernyanyi, bermain, kuis hingga

mayoritas anak cilik dan remaja,

menari,” timpal Ketua Pelaksana

menjalani setiap prosesi dengan

Panitia, Filemon Falugosa

antusias. “Tim animasi tidak letih

Daeli, kepada Menjemaat. Staf

mengajak peserta SEKAMI se-

pegawai di perusahaan distribu-

dua Vikariat Medan untuk belajar

tor komputer tersebut mengaku

dan berkreasi dalam Jambore

pengalaman menjadi Pendamping

ini,” ujar Yolanda Harahap, ketua

Sekami di Paroki Simalingkar B

Seksi Acara, yang didukung para

banyak membantunya dalam

mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral

merancang Jambore tersebut.

(STP) Deli Tua serta beberapa

“Padahal, sebelumnya saya lama

Pendamping Sekami dari Paroki

jadi pengurus di lingkungan.

di Vikariat Medan Katedral dan

Sehingga saat ditugaskan jadi

Hayam Wuruk.

pendamping saya sempat sangat

“Benar. Ini adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi anakanak. Maka, susunan acara telah 32 | majalahlentera.com - April 2017

kewalahan. Sekarang, justru sudah menikmati. Hehehe.” Saat matahari tak lagi tepat di


Indonesia (KWI), RD Nur Widi turut berbaur dengan rombongan. “Penyebutan ke-lima benua tersebut ada artinya,” kata Pastor Martin menjelaskan makna semangat misioner Sekami dalam Jambore ini. “Terkait situasi global yang sedang mengalami krisis perdamaian. Agar mereka disadarkan untuk tidak melawan, tetapi berdoa agar sukacita muncul di tengah-tengah masyarakat.” Imam Soverdi murah senyum ini mengatakan, dalam jambore ini masing-masing peserta diberikan atas ubun-ubun, Panitia memandu seluruh peserta dan pendamping Sekami pawai dari Taman Cadika ke lapangan sekolah SMP St. Ignasius Medan. Suhu panas yang mendera lekas ditepis kegembiraan bernyanyi rombongan yang dipilah dengan lima warna seturut perwakilan benua: Kuning (Asia), Putih (Eropa), Hijau (Afrika), Merah (Amerika), dan Biru (Australia). Kirab semakin semarak saat Uskup Emeritus Keuskupan Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara OFM Cap, Direktur Diosesan KKI KAM, RP Martinus Nule SVD, dan Direktur Nasional KKI Konferensi Wali Gereja

rosario misioner. “Dan mereka dituntut berdoa satu kali sehari kepada diri sendiri dan kepada semua orang di dunia. Sebab itu rosario ini memiliki lima warna, yang masing-masing melambangkan lima benua dunia, yaitu merah (Amerika), putih (Eropa), hijau (Afrika), biru (Australia), kuning (Asia),” ujar Pastor Martin, sembari mengingatkan para anak Sekami agar disiplin menggunakan rosario untuk mendaraskan Doa Angelus setiap hari. Secara simbolis, Mgr. Pius, Pastor Martin dan Pastor Widi juga turut memberkati dan melepas balon rosario misioner – dalam rupa majalahlentera.com - April 2017 | 33


kelima warna benua tersebut

seperti kurangnya pengetahuan

– disaksikan seluruh peserta

iman, bahaya narkoba, arus-arus

Jambore, seusai pawai.

besar radikalisme, termasuk

Mgr. Pius dalam kata sambutan-

dampak teknologi komunikasi

nya, mendorong agar anak-anak

dan informasi yang bertentangan

Sekami teguh dalam semangat

dengan nilai-nilai injil dan nilai-

bermisioner. “Dan juga lakukan

nilai kebangsaan,” kata Pastor

semangat 2D dan 2K: Doa, Derma,

Widi di Taman Cadika, Minggu

Kurban, Kesaksian.”

(18/6/2017). Pastor Martin mengatakan

Merangkul Pilar Masa Depan Gereja Pastor Widi mengatakan, Gereja

jambore ini penting sebagai sarana untuk mempersekutukan kelompok-kelompok yang ada di

Katolik memberikan perhatian

Gereja Katolik. Selain itu untuk

yang besar terhadap perkem-

memotivasi anak-anak dan remaja

bangan iman dan moral anak-anak

agar bangga sebagai umat Katolik

dan remaja Katolik. Sebab itu,

serta berani mewartakan iman dan

pihak gereja selalu memberi-

injil, tidak hanya kepada teman-

kan bimbingan yang benar dan

temannya, tetapi kepada keluarga

berkelanjutan terhadap anak-anak

dan bangsa ini.

dan remaja khususnya untuk mer-

“Jambore yang dilaksanakan di

espons perkembangan dunia saat

Medan ini adalah jambore terbe-

ini yang cenderung membawa

sar kedua setelah jambore serupa

dampak buruk.

yang diselenggarakan di Bali pada

“Jambore ini adalah satu dari

beberapa waktu lalu. Jambore

sekian banyak upaya Gereja Katolik

kali ini merupakan perwujudan

untuk memperhatikan pengala-

nyata dari hasil sidang Sinode ke-6

man iman anak-anak dan remaja.

Keuskupan Agung Medan, di mana

Mereka perlu mendapatkan

anak-anak dan remaja menda-

pembinaan dan penguatan iman,

patkan perhatian khusus, dalam

apalagi saat ini situasi dunia dan

rangka tema besar, yaitu keluarga

lingkungan sekitar mereka sangat

sebagai gereja rumah tangga,” ujar

pelik dan mengancam psikologi,

Imam asal Timor.

34 | majalahlentera.com - April 2017


majalahlentera.com - April 2017 | 35


Turut menimpali, Helena Lumban

“Namun sungguh banyak

Gaol (Sekretaris Panitia) dan Sri

mendapat inspirasi baru tentang

Ulina Ginting (Bendahara Panitia),

Sekami dan misioner. Animasi dan

berharap acara seperti ini rutin

lagu sangat bervariasi, ditambah

dilaksanakan, supaya anak-anak

games dan serta interaksi yang

dan remaja Katolik antar paroki

menguatkan kekompakan den-

dapat saling bergaul, mengenal

gan sekami dari Paroki-paroki

satu sama lain. “Jika memungkin-

lain. Sehingga kami semua tidak

kan anak-anak dan remaja antar

merasa bosan menjalani setiap

stasi juga dilibatkan, tidak hanya

bagian acara,” aku Laurensius.

vikariat, agar misi ini sampai pula

Germano menambahkan, dalam

ke pelosok desa, tidak hanya kota-

tahun ini, kegiatan Jambore

kota,” ujar mereka.

tersebut tidak hanya berlangsung

Dari sisi peserta, Robeka Hutasoit,

di dua Vikariat Medan saja. “Dalam

Sekami dan Misdinar dari Paroki

waktu dekat, Vikariat Aek Kanopan

Padang Bulan mengaku beroleh

juga hendak menghelat Jambore

pengalaman mengesankan selama

Sekami. Wah, luar biasa. Dua

Jambore ini. “Acaranya seru,

Jambore Sekami dalam satu tahun

makanannya juga enak-enak. Dan

ini,” ucap pria berlensa ini, kepada

juga bisa bawa pulang barang

Menjemaat.

kenangan yang menarik, seperti

Proficiat bagi Jambore Sekami

rosario misioner,” ucap remaja cilik.

Dua Vikariat Medan! Semoga

“Harapannya, Jambore berikutnya

sukses juga bagi Jambore Sekami

kalau bisa dibuat seperti out-

di Vikariat Aek Kanopan!

bound ya.” Sementara Laurensius Gurusinga, pendamping Sekami dari Paroki Tuntungan, berharap ke depannya masalah keamanan menjadi perhatian bersama. “Terutama dalam sistem pengamanan tenda. Sebab hampir setiap orang bebas keluar masuk tenda, tanpa dihadang tanda pengenal.” 36 | majalahlentera.com - April 2017


majalahlentera.com - April 2017 | 37


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.