IMPLIKASI LIKE & DISLIKE
EKSPERIMEN MARSHMALLOW
PENGALAMAN SUSTER KSSY
Lentera
edisi #29 | Maret 2017
Like vs Dislike majalahlentera.com - Februari 2017 | 1
Lentera
edisi #29 | Maret 2017
Konten 4
TELISIK
| Implikasi Like & Dislike
8
LENTERA KHUSUS
| Eksperimen Marshmallow
12 KESEHATAN 14 PENGALAMAN
| 8 Tanda Terlalu Banyak Konsumsi Gula |Tiga Bulan Sekamar dengan Pasien Rehab Narkoba
18 NASIONAL
Penerbit: KOMSOS Keuskupan Agung Medan | Penanggungjawab : RP Hubertus Lidy, OSC | Pemimpin Redaksi : RP Hubertus Lidy, OSC | Redaktur Pelaksana : Ananta Bangun | Langganan dan Iklan : Rina Barus (081370456696) | Keuangan: Sr. Dionisia Marbun, SCMM | Alamat Redaksi : Catholic Center, Jalan Mataram No. 21 Medan. Tel. (061) 88817709 | Informasi Liputan dapat dikirim ke e-mail : 足beritalentera@gmail. com | web: www.komsoskam.com | www.majalahlentera.com Rekening : BRI Rek. No.0336-01-068622-50-6 a.n. Hubertus Agustus Lidy & BNI No.0307532799 a.n. Hubertus A 足 gustus Lidy Redaksi menerima tulisan dan foto, maksimal 2halaman kwarto / ketikan 1,5 spasi. Batas pengiriman tulisan adalah akhir minggu 足kedua setiap bulannya. Redaksi 足berhak menyunting sebagian/ seluruh isi atau tidak memuat naskah. 2 | majalahlentera.com - Februari 2017
catatan Editor Selain ‘menunggu’, maka ‘rutinitas’ yang monoton adalah kegiatan yang menjemukan. Di khasanah religi, ritual beberapa hari khusus termasuk di antaranya. Bagi kita penganut Kristen, bisa jadi ritual puasa di masa Prapaskah ini. Namun, pandangan ini tidak s eyogianya kita resapi. Sebab asumsi tersebut bermula dengan ‘kaca mata’ mana kita memandangnya. Terbersitlah harapan Redaksi majalah online Lentera dalam edisi ini, bahwa melalui kolom Lentera Khusus bertema Experimen Marshmallow dapat menjadi inspirasi baru bagi sahabat pembaca. Sedikit bocoran di catatan Editor, bahwasanya -- sebagaimana berpuasa -- menahan diri sejatinya bermanfaat baik dalam menapaki keberhasilan di masa depan. Bagaimana mungkin? Segeralah melompat ke halaman 8. Pater Hubert OSC dalam kolom tetapnya juga menuangkan sebuah pemikiran yang berkenaan dengan gaya hidup terkini di media sosial: “Like vs Dislie”. Sebuah paradoks yang menghiasi khasanah di dunia mayantara dalam monitori berukuran belasan inchi.
Sila membaca juga kolom baru, Pengalaman, mengisahkan pengalaman Sr. Beatrix Lingga, KSSY yang menjalani program pelatihan pendampingan bagi pasien rehabilitasi narkoba. “Sungguh jungkir balik,” ujar Sr. Beatrix mengenai pelatihan yang berbeda jauh dengan bayangannya. Beberapa rubrik tambahan lainnya juga kami semat untuk inspirasi baru bagi sahadabat pembaca sekalian. Terima kasih seribu kepada semua saja yang telah mendukung terbitnya edisi ini. Semoga majalah online ini semakin terang di hati para pembaca sekalian. Shalom, AB
majalahlentera.com - Februari 2017 | 3
telisik
4 | majalahlentera.com - Februari 2017
Implikasi ‘Like’ & ‘Dislike’
oleh RP. HUBERTUS A. LIDY, OSC Like dan Dislike, yang diterjemahkan menjadi: suka dan tidak suka, termasuk salah satu fitur Facebook digemari para penggunanya. Ditandai dengan jempol tegak dan terbalik. Tegak berarti Like dan terbalik Dislike. Prosesnya sederhana dan cepat. Kala para fesbuker suka, mengklik tanda jempol naik dan sebaliknya kalau tak suka mengklik tanda jempol terbalik. Begitu membaca tulisan status dari teman tersebut dan langsung kliknya, sesuai dengan hasratnya saat itu.
Pertimbangan mengklik Like dan Dislike subyektif, dalam arti tergantung sepenuhnya pada orang yang bersangkutan. Dia suka atau tidak suka. Tanpa ada sebuah pemikiran dan analisa yang mendalam. Pada dasarnya, tulisan pada status FB menyangkut hal-hal umum seperti hobi, isu, mode, style, kuliner, oknum, dan ungkapan hati yang bersentuhan dengan pribadi yang bersangkutan, termasuk informasi-informasi sedang booming dan topiktopiknya lagi ‘ngetrend’. Situasi, kondisi, dan kepentingan si Subyek, turut majalahlentera.com - Februari 2017 | 5
mempengaruhinya dalam memberikan pandangan dan penilaiannya, yang secara spontan melalui ungkapan Like dan Dislike. Ibaratnya RayBan, yang dikenakan pada saat itu. Kalau yang dikenakannya berwarna hitam, maka obyek nampak semuanya hitam. RayBan yang dikenakannya biru maka sebaliknya semuanya biru. Cara pandang yang demikian membuka peluang bagi sebuah obyek tersebut
dengan kepribadian dan karakternya masing-masing. Meminjam istilahnya almarhum Soetan Batugana ‘ngeri-ngeri sedap’, kalau hanya sekedar mengklik Like dan Dislike. Artinya persoalannya tidak semudah itu. Mengapa? Filsuf Gabriel Marcel menggambarkan manusia itu dinamis. Aku yang detik ini sudah berbeda dengan aku yang detik yang mendatang. Manusia yang memiliki komplesitas
“ Manusia
yang memiliki komplesitas yang tinggi. Logisnya kalau aku mengklik ‘Like’ atas keberadaanya, pada detik ini seharusnya belum tentu ‘Like’ untuk detik yang berikut. “
agar tidak dinilai hanya dari salah satu sudut pandang saja. Bisa dilihat dari berbagai perspektif, cara pandang yang demikian akan mewarnai Like dan Dislike pada obyek yang sama. Tentu lebih simpel kalau tanggapan itu diarahkan kepada benda, pengalaman, dan lainnya.
yang tinggi. Logisnya kalau aku mengklik Like atas keberadaanya, pada detik ini seharusnya belum tentu Like untuk detik yang berikut. Atau sebaliknya Dislike pada detik ini pada detik berikut belum tentu Dislike. Toh dalam gerakan waktu Aku dan Dia sudah berubah.
Bagaimana kalau ‘obyek’ itu adalah manusia. Manusia
Masih dalam konteks manusia; berlebihan kalau mengatakan
6 | majalahlentera.com - Februari 2017
bahwa karakter si A yang suka marah-marah maka selamalamanya suka marah. Atau sebaliknya karakter B yang lembut selama-lamanya lembut. Ungkapan yang sifatnya mapan dan statis seperti ini, tepatnya diarahkan kepada obyek yang bukan manusia. Misalnya mengatakan panas pada air mendidih, ya selamalamanya air yang mendidih pasti panas. Bahkan dalam konteks dinamis, pandangan mapan dan statis terhadap manusia, sebenarnya tidak manusiawi. Seyogianya esensinya diarahkan kepada obyek yang bukan manusia. Tidak manusiawi juga bagi manusia yang mengungkapkannya, karena dia tidak menujukan keberadaanya sebagai manusia yang dinamis. Agama-agama samawi Âmengajarkan cara pandang Âterhadap sesama manusia
dengan kaca mata kasih dan kebaikan. Kaca mata yang demikian menantang manusia untuk melihat dirinya dan sesamanya dari segi positif. Kaca mata yang demikian menghargai perubahan dan pembaharuan melalui ini, pertobatan. Ampun dan maaf menjadi bagian yang penting dari agama-agama samawi karena yang sempurna hanyalah Sang Khalik. Sang Khalik senantiasa memberikan maaf dan ampun kepada manusia yang sering jatuh dalam dosa dan Âkesalahan. Berlebihan kalau tak ada ampun dan maaf untuk diri dan sesama. Orang-orang Indonesia adalah orang-orang beragama, maka KASIH,KEBAIKAN, PENGAMPUNAN, dan PERTOBATAN menjadi bagian dari karakter manusia Indonesia.
majalahlentera.com - Februari 2017 | 7
lentera khusus
Eksperimen Marshmallow
oleh Zain Ambi | FounderTeknologiPikiran.com Eksperimen Marshmallow adalah salah satu riset yang sangat terkenal dalam studi tentang psikologi dan p erilaku manusia. Eksperimen ini menggemparkan karena temuannya berhasil melacak sebuah elemen kunci yang mampu memprediksi kesuksesan masa depan seseorang puluhan tahun ke depan. Apakah elemen kunci itu? Dan bagaimana e ksperimen Marshmallow yang amat sederhana itu mampu memberikan sumbangan masif dalam the science of human psychology? Eksperimen Marshmallow sendiri dilakukan oleh Prof Walter Mischel di 8 | majalahlentera.com - Februari 2017
tahun 1960-an. Melalui riset ini terungkap karakteristik apa yang harus dimiliki seseorang jika ingin sukses dalam keuangan, kesehatan, karier, dan juga sukses dalam membangun hubungan sosial. Baik mari kita cermati seperti apa penelitian dilakukan, dan yang paling penting bagaimana kita bisa belajar dari penelitian itu. Penelitian legendaris ini dikenal dengan nama Marshmallow Experiment, karena menggunakan marshmallow sebagai medianya. Anda semua tahu kan apa itu marshmallow? Itu lho makanan kecil yang sangat disukai anakanak kecil. Rasanya kenyal dan maknyuss. Jadi saat itu Prof Mischel dan bersama timnya
mengumpulkan 600 anak kecil berumur 4 – 6 tahun sebagai subjek eksperimen ini.
tambahan. Durasi untuk menahan diri hanya sekitar 15 menit (sejak
Satu persatu mereka
bapak peneliti keluar ruangan
dimasukkan dalam sebuah
hingga para peneliti ini masuk
ruangan yang sudah diminimalisir
kembali ke ruangan eksperimen).
gangguannya sehingga hanya
Tentu proses ekperimen itu sung-
berisi kursi dan meja sederhana
guh menggemaskan, bayangkan
saja. Para peneliti tersebut lalu
saja anak kecil yang begitu polos
memasukkan anak kecil ke
harus menahan godaan yang
dalam ruangan dan memberikan
begitu besar.
sebuah marsmallow. Peraturannya
Dalam eksperimen itu, ada
sederhana, anak kecil itu boleh
sebagian responden anak kecil
memakan satu marshmallownya
itu yang langsung memakan
saat itu juga, segera setelah bapak-
marshmallownya begitu peneliti
bapak peneliti m eninggalkan
keluar ruangan. Ada juga yang
ruangan. Namun seandainya anak-
berusaha untuk menahan
anak kecil berhasil menahan diri
godaan tapi tetap saja tidak
dan tidak tergoda untuk langsung
berhasil m enahan diri untuk
mencaplok Marshmallow di
mencaploknya. Namun ada
depannya; maka mereka akan
pula sebagian responden yang
dihadiahi satu marshmallow
sukses menahan diri untuk tidak
majalahlentera.com - Februari 2017 | 9
memakan marshmallow yang ada
menunda kesenangan sementara
didepannya hingga peneliti masuk
dan sabar menunggu untuk
kembali ke ruangan.
marsmallow kedua; maka kehidu-
Ini yang menarik dari
pannya lebih sukses dan bahagia
ekseperimen Marshmallow. Prof
daripada responden yang asal
Mischel kemudian mengikuti jejak
main caplok Marshmallow.
kehidupan ratusan responden
Pelajaran kunci dari penelitian
itu hingga 25 tahun lamanya
panjang nan melelahkan ini
(longitudinal research namanya).
adalah : bahwa kekuatan menunda
Hasilnya mengejutkan : para
kesenangan (Delayed Gratification)
responden anak kecil yang berhasil
adalah skill yang amat krusial
melewati tes Marshamallow (yang
sebagai penentu kehidupan
mampu menahan diri untuk tidak
sesorang di kemudian hari :
langsung mencaplok Marshmallow
apakah hidup seseorang akan
puluhan tahun lalu itu) ternyata
gemilang atau nyungsep dalam
memiliki nilai SAT (Ujian Standar
lorong kenestapaan.
Akademik dan Berpikir kritis) yang baik, lebih kuat dalam menghadapi stress, lebih tidak
Hmm coba perhatikan sekitar, memang benar demikian kan? • Jika anda dapat menunda
rentan terhadap penyalahgunaan
kesenangan dari merokok dan
narkoba, juga tidak terjebak dalam
lebih memilih untuk lari tiap pagi
obesitas.
mungkin anda akan lebih sehat
Selain itu, kehidupan sosial dan ekonomi para responden
sekarang. • Jika anda dapat menunda
yang mampu melewati godaan
kesenangan dari bersosmed ria
tes Marshmallow rata-rata jauh
dan lebih memilih membaca buku
lebih sukses dibandingkan
mungkin anda akan lebih pintar
dengan anak yang gagal melewati
dan tercerahkan sekarang.
marshmallow experiment. Prof
• Jika anda dapat menunda
Mischel tetap terus mengikuti
kesenangan membeli barang
jejak ratusan responden hingga
-barang yang tak berguna dan
saat ini, atau lebih dari 40 tahun
lebih memilih mengumpulkan
lamanya! Dan hasilnya tetap sama,
uangnya untuk modal mungkin
para responden yang dulu dapat
saat ini anda sudah punya bisnis
10 | majalahlentera.com - Februari 2017
sendriri.
kesenangan – kesenangan
Atau contoh berikut ini :
sementara yang begitu meng-
• Dia yang stagnan nasib dan
goda. Dan sayangnya, dalam era
karirnya, mungkin karena tidak
smartphone ini, kita begitu mudah
mampu menahan godaan untuk
terjebak dalam kesenangan sesaat
hidup seenaknya dan cenderung
yang begitu distraktif (cek status
malas (sebab memang hidup
FB, cek notifikasi WA, baca berita-
malas itu sungguh nikmat) – dan
berita online, dst, dst).
ogah berjibaku melakukan kerja
Padahal kita tahu : jika kita ingin
keras meningkatkan skills (sebab
sukses dalam bidang apapun,
kerja keras itu cenderung tidak
kita wajib untuk mempunyai
menyenangkan).
kemampuan disiplin dan terus
Semua contoh tadi Âditentukan
fokus terhadap tindakan kita.
karena Kekuatan Menunda
Semoga Anda punya the power of
Kesenangan Sementara (delayed
delayed gratification yang kokoh,
gratification). Kebanyakan orang
dan tidak mudah terjebak dalam
gagal untuk mau bersakit-sakit
kesenangan sesaat yang begitu
dahulu, baru bersenang kemudian.
melenakan.
Kebanyakan orang acap memilih
Dikutip dari: http://strategi-
hidup yang gampangan, instan,
manajemen.net/2017/02/13/
dan cenderung malas. Kekuatan
eksperimen-marshmallow-dan-uji-nyali-mene-
untuk menunda kesenangan; dan
bak-nasib-hidup-30-tahun-kemudian/
mau berjibaku menahan godaan untuk bermalas-malasan acap tidak kita miliki. The power of our delayed gratification rapuh, dan kita begitu mudah terjebak dalam hidup yang begini-begini saja. Yang cenderung nyaman dan membuat kita malas untuk bergerak melakukan terobosan hidup. Kita seringkali gagal mengatasi distraksi majalahlentera.com - Februari 2017 | 11
kesehatan
8 TANDA TERLALU BANYAK KONSUMSI GULA
Mengkonsumsi makanan yang manis-manis memang enak dan sering bikin kita ketagihan. Tapi hati-hati, karena kebiasaan itu tidak baik untuk kesehatan dan dapat memicu aneka penyakit kronis.Nah, agar terhindar dari bahaya terlalu banyak gula, maka kita harus tau tanda-tandanya. Apa itu ? 1. Ingin selalu makan makanan manis.
seseorang yang kecanduan obat terlarang.
Semakin banyak gula yang kita konsumsi, maka kita akan semakin menginginkanya. “Ini seperti lingkaran setan, semakin banyak mengonsumsi gula, maka keinginan untuk makan makanan manis akan semakin meningkat”.
2. Tubuh merasa lemas
Penyebabnya adalah makanan manis memberikan rasa senang pada orang yang memakannya, sehingga ingin nambah dan nambah lagi. Ini mirip dengan
12 | majalahlentera.com - Februari 2017
Ketika makanan yang manis masuk ke tubuh, maka insulin akan mengubah gula menjadi energi. Munculah gairah serta menyebabkan gula darah meningkat. Tapi perasaan bersemangat itu akan lenyap manakala gulanya sudah ‘habis’. Akibatnya tubuh pun terasa lemas, dan otak akan bekerja untuk mencari makanan manis
lebih banyak. Jika kita hanya mengkonsumsi gula, maka tubuh akan kekurangan asupan protein dan serat. 3. Muncul masalah kulit Akibat dari terlalu banyak gula dapat langsung terlihat pada kulit. Misalnya kulit jadi berminyak, terlihat kusam, dan berjerawat. 4. Mood jadi terganggu Pada satu sisi gula dapat membuat seseorang merasa bergairah. Tapi pada sisi lain saat gula turun, maka suasana hati pun jadi muram dan tidak bersemangat. Selanjutnya energi yang rendah akan membuat mood jadi terganggu. 5. Berat badan naik Tingginya asupan gula dapat menambah berat badan. Selain itu jika tubuh terlalu banyak memproduksi insulin untuk mengolah gula, maka dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit diabetes. Bertambahnya berat badan dan diabetes adalah dua hal yang sangat ditakuti orang.
7. Susah fokus / konsentrasi Jika tubuh banyak mengonsumsi makanan manis, maka gula darah akan meningkat dengan cepat dan turun secara cepat pula. Sehingga, otak akan ‘berkabut’ dan susah untuk berkonsentrasi / fokus pada berbagai hal. Jika kondisi ini berlangsung lama, risiko demensia dini ikut meningkat. 8. Lidah merasa kebal Tanda terlalu banyak mengonsumsi gula yang terakhir yaitu akan membuat lidah kebal terhadap makanan manis. Sehingga, kita akan terdorong untuk terus menambah asupan gula karena lidah merasa ‘kurang manis’ (Sumber artikel: Info-kesehatan.net | Sumber gambar: Sheknows.com & openclipart.org)
6. Munculnya karang gigi Tanda berikutnya dari konsumsi gula terlalu banyak adalah timbulnya karang gigi. Jika gigi tidak segera dibersihkan setelah makan makanan manis, maka selanjutnya dapat menyebabkan gigi berlubang. majalahlentera.com - Februari 2017 | 13
pengalaman
Tiga Bulan Sekamar dengan Pasien Rehabilitasi Narkoba Sr. Beatrix Lingga, KSSY adalah Direktris ‘RUMAH KITA’, penanganan rehabilitasi bagi pecandu narkoba. Dalam kolom ini, dia mengisahkan pengalaman belajar pendampingan bagi residen (pasien rehabilitasi). “Pendamingan residen sulit dipahami bila hanya dari teori atau ceramah saja,” katanya.
Pendampingan Rehabilitasi bagi Pecandu Narkoba di Bogor, saya lekas turuti. Meskipun sesungguhnya saya kurang mengerti perihal pendampingan bagi pecandu narkoba. Saya masih ingat persis tanggal keberangkatan saya bersama satu rekan, Sr. Priscila KSSY, dari Medan, 5 Februari 2013 (hari Selasa)
K
etaatan adalah salah satu kaul dalam hidup klerus (biarawan/ biarawati).
Setiap perutusan dari kongregasi harus lah dipatuhi sungguhsungguh. Maka, saat pimpinan Kongregasi Suster Santu Yosef (KSSY) mengutus saya untuk belajar 14 | majalahlentera.com - Februari 2017
tepat pukul 03.00 WIB dini hari. Sembari menahan kantuk, kami bergegas berangkat menuju bandara agar tidak ketinggalan pesawat pagi. Setiba di Jakarta, kami berdua mampir di satu komunitas Suster KSSY. Seorang rekan Suster (Sr. Wilfrida KSSY) -- yang juga diutus untuk turut pelatihan ini -- telah
menanti kami di komunitas tersebut. Namun, pimpinan kami komunitas menyuruh kami untuk buru-buru sarapan pagi,
Suster?” “Ya sudah. Cemplung saja,” jawab Suster tersebut. Ha! Apa sih maksudnya
agar bergegas menuju tempat
cemplung segala. Demikian tanya
pelatihan di Panti Rehabilitasi
dalam benak saya.
Narkoba Terpadu Kedhaton
Seorang staf lain langsung
Parahita, Bogor, Jawa Barat.
menghantar kami memasuki
Kebetulan saat itu, seorang umat
ruang khusus bagi kami bertiga.
Katolik setempat berkenan meng-
Sementara Suster pimpinan
hantar kami.
komunitas dan umat tadi segera
Sembari beristirahat usai
berlalu pulang. Di dalam ruangan
perjalanan jauh, kami terlelap di
tersebut, tas kami bertiga
mobil yang menghantar kami
digeledah layaknya polisi ter-
“ kami
masing-masing ditempatkan sekamar dengan residen. Astaga! Tiga bulan sekamar dengan pasien pecandu narkoba. “
ke Kedhaton. Tanpa menyadari
hadap pelaku kejahatan. Seluruh
satu pengalaman besar bakal
barang-barang dalam tas kami
mengubah hidup saya selamanya,
dan mengatakan hanya beberapa
tentang pendampingan para
pakaian saja yang boleh dibawa
korban narkoba.
masuk. Sementara buku, obat, jam tangan, termasuk ponsel akan
Ya sudah. ‘Cemplung’ saja Setiba di Kedhaton, saya
disita selama pelatihan. Tentu saja saya langsung protes.
merasakan kejanggalan. Saat
“Apa-apaan sih ini! Tahu ga masih
pendaftaran nama kami bertiga,
pusing karena tadi berangkat pagi-
staf yang berjaga, bertanya pada
pagi sekali,” ujar saya. Dua rekan
Suster pimpinan komunitas yang
Suster lainnya juga menyampaikan
mengantar kami: “Ini langsung
keluhan senada.
cemplung atau bagaimana,
Namun, para staf tersebut majalahlentera.com - Februari 2017 | 15
Sr. Beatrix KSSY di depan gedung RUMAH KITA
tidak mengacuhkan protes kami.
masuk Kedhaton bukannya
Sebaliknya, mereka segera meng-
berkurang, malah semakin
hantar ke kamar inap kami selama
menumpuk. Sebab kami bertiga
tiga bulan pelatihan di Kedhaton.
diberikan jadwal sebagaimana
Ternyata, kami mengetahui bahwa
para residen di rehabilitasi
kami masing-masing ditempat-
tersebut. Sejak bangun pagi
kan sekamar dengan residen
hingga menjelang malam, selalu
(sebutan untuk pasien rehabilitasi
dijejali berbagai aktivitas padat.
di Kedhaton). Astaga! Tiga bulan
Mulai dari membersihkan kamar
sekamar dengan pasien pecandu
tidur, kamar mandi, hingga aneka
narkoba.
kegiatan yang berkenaan dengan
Sebelum istirahat malam,
motivasi jiwa dan iman. Kami
seorang staf mengingatkan kami:
juga diwajibkan hanya boleh
“Suster, jangan lupa ya. Besok
mengkonsumsi air mineral untuk
pagi semua bangun pukul 05.00
minuman.
WIB.” Glek! Mendengar itu saya
Ini semua jungkir balik dari
langsung terkapar pulas. Namun
bayangan saya semula, bahwa
bertekad b angun pagi pukul 07.00
pelatihan hanya berkutat pada
WIB.
kegiatan membaca buku modul, mendengarkan ceramah atau-
Akhirnya Memahami Perasaan dongkol sejak mulai 16 | majalahlentera.com - Februari 2017
pun diskusi. Seandainya saja ponsel tidak disita, saya tentu
segera menghubungi pimpinan
pemahaman kami tentang
kongregasi untuk menyampaikan
mereka. Tentang bagaimana
sistem pelatihan yang aneh ini.
mereka dapat menerima kami seu-
Ada satu peristiwa yang unik,
tuhnya sebagai teman. Tentu saja
ketika kami makan siang b ersama
dengan menjauhkan rasa curiga
para residen (usai kelelahan
maupun menghakimi mereka.
setrika pakaian) seorang staf
Uniknya, saya pernah diajak untuk
rehab menyapa satu rekan suster:
melarikan diri dari rehabilitasi.
“Bagaimana Suster, perasaannya
Sambil menahan geli, saya coba
selama di Kedhaton?” Bukannya
pura-pura untuk mengiyakan.
balas menjawab, perasaan rekan
Namun di akhir perbincangan,
saya tercurah dengan tangis pilu.
saya bilang hampir mustahil
Staf tersebut pun lekas berlalu
untuk melakukan itu. Dan teman
karena salah tingkah.
sekamar itu pun mengangguk-
Melewati masa satu bulan, saya dan rekan suster mulai m enyadari
angguk membenarkan. Tiga bulan pelatihan pen-
makna dari g emblengan
dampingan di Kedhaton sungguh
Kedhaton. Pendampingan
bermakna bagi kami. Tidak hanya
residen tidak lah berkutat den-
acting sebagai residen, namun
gan teori dan pembekalan biasa.
belajar menjadi pendamping dan
Para pasien hendaknya selalu
setiap posisi staf di rehab t ersebut.
disibukkan dengan berbagai
Meskipun selama sebulan, kami
aktivitas, agar tidak sempat larut
isi dengan merepet terus. Hehehe.
terfikir m encoba narkoba lagi.
Pengalaman cemplung terse-
Di samping gaya hidup bersih
but semakin bermakna ketika
dan disiplin d iharapkan merasuk
dipercaya oleh Kongregasi untuk
pada diri r esiden. Para residen
pelayanan di rehabilitasi RUMAH
juga diarahkan fokus fikiran dan
KITA, Jl. Bougenville - Medan.
tenaganya pada kegiatan-kegiatan yang telah dirancang khusus bagi residen. Mulai dari menghafal sem-
--- sebagaimana dikisahkan kepada Ananta Bangun
boyan, nilai, dan lainnya. Kedekatan dengan residen satu kamar juga menambah majalahlentera.com - Februari 2017 | 17
nasional
Pertemuan Raja Salman dan Tokoh Lintas Agama Wujud Nyata Toleransi
Pertemuan tokoh lintas agama
menyampaikan pesan-pesannya
dengan Raja Salman bin Abdulaziz
kepada Raja Arab Saudi,� kata
al-Saud dari Arab Saudi di Hotel
Retno LP Marsudi.
Raffles disambut baik oleh tokoh lintas agama yang hadir. Para tokoh lintas agama itu juga
Pertemuan ini, lanjut Retno, juga menjadi satu kesejukkan karena menampilkan kearifan dan kebi-
menyampaikan penghargaan
jaksanaan. Kedua Kepala Negara
setinggi-tingginya kepada Raja
ini juga memberikan motivasi
Salman atas kesediaannya ber-
dalam toleransi kehidupan antar
temu mereka. Hal itu disampaikan
umat beragama.
Menteri Luar Negeri Retno LP
Pada kesempatan itu, para tokoh
Marsudi dalam konferensi persnya
lintas agama juga mengajak untuk
di Ruang Palapa, Kementerian
selalu menebar kebenaran dan
Luar Negeri, Jalan Pejambon No 6,
keadilan.
Jakarta Pusat, Jumat (3/2). “Dari masing-masing agama
Sumber: https://kump-
menyampaikan pesan dan hara-
aran.com/ikhwanul-habibi/
pan kepada Raja Salman. Jadi
pertemuan-raja-salman-dan-tokoh-
masing-masing diwakili oleh wakil
lintas-agama-wujud-nyata-toleransi
satu orang jadi ada satu wakil yang 18 | majalahlentera.com - Februari 2017
Raja Salman Terkejut disapa Bahasa Arab oleh Seorang Pastor
Kuta - Ada kejadian menarik
Arief menjelaskan, saat Raja
saat Raja Salman mendarat di Bali.
Salman turun, dia berperan
Dia berbincang dengan Pastor
sebagai host seperti di acara
Katolik Roma, menggunakan
televisi. Dia mengenalkan satu
Bahasa Arab.
per satu para pemerintah Bali,
Hal ini diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada detikcom, Sabtu (4/3/2017) malam
tokoh-tokoh adat dan tokoh-tokoh agama. Pertemuan tersebut
di Ge-dung VIP Bandara Ngurah
berlangsung singkat, hanya
Rai, Bali setelah penyambutan
bersalam-salaman dan sedikit
Raja Salman. Dia menilai ini adalah
berbincang. Meski be-gitu,
cerita yang unik.
suasana hangat begitu tercipta.
“Ada kejadian unik, Raja Salman sempat berbincang sejenak
Apalagi Raja Salman juga dibuat terpesona oleh pentas tari Pendet.
dengan dengan Pastor Katolik Romo Ve-nus Dewantara, dalam
Sumber: https://news.
Bahasa Arab,” katanya kepada
detik.com/berita/d-3438454/
detikcom.
saat-pastor-katolik-roma-berba-
Kok bisa?
hasa-arab-dengan-raja-salman-di-bali
“Eh ternyata, Sang Romo pernah kuliah di Mesir,” kata Arief sambil tersenyum. majalahlentera.com - Februari 2017 | 19
20 | majalahlentera.com - Februari 2017