Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan
Vol.12 No.1 Hlm.1- 38 Karawang April 2013
4 PRAKIRAAN OPT PADI MK.2013
11 PEKAN PERAMALAN OPT’2013
30 SBY PANEN PADI
BULETIN PERAMALAN OPT
Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan
PELINDUNG Sesditjen Tanaman Pangan
PENANGGUNG JAWAB Kepala BBPOPT PIMPINAN REDAKSI Kabid Pelayanan Teknik Informasi Dan Dokumentasi WK.PIMPINAN REDAKSI Kasi Informasi dan Dokumentasi REDAKTUR PELAKSANA Sarsito Wahono Gaib Subroto Firdaus Natanegara Baskoro Sugeng Wibowo Elwidar Is Antulat Taufiqurahman Edi Suwardiwijaya Urip Slamet Riyadi STAF REDAKSI Dulhalim DOKUMENTASI & GRAFIS uripsr@ymail.com
SIRKULASI Eri Budiyanto ALAMAT REDAKSI Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari Karawang - Jawa Barat (41374) Telp/Fax: (0264) 360581 E-mail: peramal_hama@hotmail.com http://bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id
Vol.12, No.1. April 2013
Catatan
D
alam rangka meningkatkan produksi pangan terutama beras yang sesuai dengan harapan, serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) baik berupa hama maupun penyakit merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam setiap usaha budidaya tanaman padi. Pengambilan keputusan dalam menghadapi hama pada komoditas tanaman padi harus memiliki dasar yang kuat. Dasar terkuat yang dapat dijadikan patokan adalah kehadiran atau keberadaan hama di lahan pertanaman. Deteksi dini hama merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, dengan tujuan 1) memantau perkembangan populasi hama di lapangan, 2) memantau kemungkinan terjadinya serangan hama yang merugikan atau melebihi ambang ekonominya, dan 3) mencegah terjadinya serangan OPT yang lebih besar. Keberhasilan penerapan inovasi Teknologi Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT (P3OPT) tidak terlepas dari kebijakan dan sosialisasi kepada para penggunanya. Untuk itu Balai Besar Peramalan Oragnisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) akan menyelenggarakan PEKAN PERAMALAN OPT TANAMAN PANGAN di Jatisari, tanggal 24 - 28 Juni 2013. Acara ini merupakan bagian dari diseminasi teknologi P3OPT yang menyajikan pula pameran outdoor, seminar serta demplot penerapan teknologi yang ramah lingkungan. Demplot seluas 12 hektar menampilkan beragam teknologi ramah lingkungan bekerja sama dengan stake holders. Acara ini bertujuan menyebarluaskan informasi peramalan OPT tanaman padi kepada masyarakat luas, menyebarluaskan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan serta mendiseminasikan budidaya tanaman padi yang ramah lingkungan. (Redaksi)***
1
BULETIN PERAMALAN OPT Redaksi menerima saran, kritik, atau pendapat dari Anda. Kirimkan surat Anda ke alamat redaksi. Surat dapat juga dilengkapi dengan foto diri. Redaksi menerima kiriman naskah dengan panjang maksimum 3 halaman kuarto dengan spasi 1,5, termasuk foto dari luar. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat, tanpa mengurangi bobot tulisan. Ditunggu kiriman naskahnya. Alamat Redaksi: Buletin Peramalan Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari - Karawang, Jawa Barat (41374) Telp/Fax : (0264) 360581, E-mail: peramal_hama@hotmail.com, bbpopt@gmail.com, www.bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id
Kepada Redaksi Majalah Peramalan OPT Di Tempat (send via Inbox Facebook)
Pemahaman tentang perilaku burung hantu sangat membantu dalam pengembangan populasi burung hantu di lapangan. Dibawah ini adalah beberapa sifat -sifat penting burung hantu :
PENGELOLAAN BURUNG HANTU Mohon penjelasan mengenai Pengelolaan Burung Hantu sebagai predator Hama Tikus disawah
Siklus Hidup:
Seekor induk burung hantu mampu bertelur 2-3 kali dalam setahun. Setiap kali masa bertelur diproduksi 6-11 butir, sehingga seekor induk dalam setahun mampu bertelur sebanyak 12 hingga 33 butir.
Keluarnya telur tidak teratur setiap hari tetapi berselang 2 - 4 hari. Telur-telur tersebut akan menetas setelah dierami oleh induknya selama 27-30 hari.
Setelah berumur 3 bulan anak burung hantu menjadi dewasa dan dapat mencari makan sendiri. Selanjutnya burung hantu tersebut mulai bertelur setelah berumur 8 bulan. Umur burung hantu dapat mencapai 6 tahun.
Salam... Bambang Indramayu - Jawa Barat Jawab: Salam kembali untuk saudara Bambang di Indramayu, berikut penjelasan dari Redaksi semoga jawabannya memuaskan. Burung hantu (Tyto alba) merupakan predator tikus yang potensial, seekor burung hantu dewasa mampu memangsa rata-rata 2 - 5 ekor tikus setiap hari. Pemanfaatan burung hantu untuk tujuan mengendalikan hama tikus secara biologis sudah banyak dipraktekan di beberapa daerah seperti di Ngawi dan Jombang, Jawa Timur, perkebunan kelapa sawit di Sumut.
Judul Cover : SBY Panen Padi Foto : Cahyadi Irwan Lokasi : Cilamaya, Karawang Vol.12, No.1. April 2013
1 2 4 11 14 17 21 22 24 26 28 30 35 36 37 38
CATATAN REDAKSI SURAT PEMBACA INFO PERAMALAN AGENDA INFO KHUSUS KARTUN INTERMEZZO TEKNOLOGI PERLINTAN TOPIK UTAMA MIMBAR PROTEKSI TOPIK UTAMA REPORTASE KOLOM NABATI RESEP TRADISIONAL KLINIK TANAMAN SKETSA
Sukseskan… PEKAN PERAMALAN OPT TANAMAN PANGAN 26 - 30 Agustus 2013
2
BULETIN PERAMALAN OPT
Perilaku :
Hidup berkelompok dan makanan spesifik adalah tikus. Seekor burung hantu dewasa mampu memangsa 2-5 ekor tikus setiap hari. Kemampuan berkembang biak amat tinggi (2-3 kali dalam setahun) dan dapat mencapai umur 6 tahun. Mempunyai kawasan perburuan yang teratur dan daya jelajah sampai 12 km dari nest box (kandang) jika tikus sulit di dapat. Memiliki pendengaran sangat tajam, mampu mendengar suara tikus hingga 500 meter. Setia terhadap kandangnya selama tidak diganggu oleh hewan pemangsa dan manusia.
Kelemahan Burung Hantu :
Mudah stress, tidak tahan dalam kondisi lingkungan yang buruk (misalnya iklim ekstrim, kandang kotor, dll). Kandang penangkar/nest box harus aman dari gangguan manusia dan hewan serta lalu lalang kendaraan bermotor. Suka menyelam di air sewaktu bulan purnama sehingga beresiko mati bila terjebak dalam air berlumpur di waduk.
Identifikasi Keberadaan Burung Hantu alami :
Tahapan Pengembangan Burung Hantu : Agar pengembangan burung hantu berhasil dengan baik maka diperlukan tahapan pekerjaan yang harus dilakukan secara sistematis sebagai berikut :
Mengidentifikasi keberadaan burung hantu alami di dalam dan disekitar lingkungan kebun (gudang, menara). Mendirikan “kandang pemikat” dengan sepasang atau lebih burung hantu yang dipelihara didalamnya. Introduksi burung hantu dari kawasan perkebunan lain sebagai populasi awal jika disuatu kebun tidak dijumpai burung hantu alami.
Vol.12, No.1. April 2013
Mendirikan beberapa nest box disekitar “kandang pemikat” dan secara bertahap jumlahnya ditingkatkan disesuaikan dengan peningkatan populasi burung hantu. Monitoring populasi burung hantu secara rutin setiap bulan (tingkat hunian, telur, anakan terbang), serangan tikus dan kondisi nest box..
Burung Hantu spesies Tyto alba dapat dibedakan dari jenis burung hantu lainnya dari bentuk fisiknya yang spesifik, antara lain : tubuh lebih besar, permukaan wajah datar berbentuk seperti potongan jantung dan pada saat terbang malam seolah-olah seluruh bagian tubuh berwarna putih, meskipun bulu sayap bagian luar dan punggungnya berwarna agak coklat keemasan bila dilihat pada siang hari. Pada umumnya bersarang didalam lobang pohon besar dan dilangit-langit/atap bangunan seperti gudang, kantor, sekolah, mesjid, dan bangunan lain. Tanda-tanda yang dapat dijadikan parameter tentang keberadaan burung hantu adalah : ditemukan sisa muntahan dari mulut burung hantu dalam bentuk pellet (terdiri dari sisa tulang dan dan bulu tikus yang tidak dapat dicerna burung hantu) dan cairan kotoran berwarna putih kapur (basah atau kering) di atas permukaan tanah atau lantai. Selain itu burung hantu (terutama anakannya) akan mengeluarkan suara mendesis apabila sarangnya diganggu oleh manusia atau hewan. Pada malam hari burung hantu alami akan datang dan berkumpul disekitar kandang pemikat atau sarang alami (umumnya setelah jam 22.00 WIB). Kehadiran burung hantu alami dicirikan oleh suara pekikannya yang khas dan bersahutsahutan untuk memanggil burung hantu lainnya. (Redaksi)*** 3
BULETIN PERAMALAN OPT
ďƒ˝ Oleh : Ulfah N, Dwitya R, Suwarman, Yoyo Kusprayogie
P
rakiraan serangan OPT utama tanaman padi di Indonesia pada MK.2013 yaitu sebesar 174.461 hektar. Apabila dibandingkan dengan MK. 2012 seluas 184.554 ha dan MH. 2012/2013 seluas 174.034 cenderung lebih menurun. Secara berurutan prakiraan luas serangan maksimum pada MK. 2013 untuk jenis hama adalah Tikus mencapai 60.732 ha, Penggerek Batang Padi mencapai 48.980 ha, Wereng Batang Coklat mencapai 12.745 ha dan Ulat Grayak mencapai luas 2.726 ha. Untuk prakiraan serangan maksimum jenis penyakit yaitu BLB/Kresek seluas 26.331 ha, Blas 19.177 ha dan Tungro seluas 3.871 ha. Secara rinci prakiraan serangan OPT utama padi dapat dilihat pada table 1 sebagai berikut : Tabel 1. Kejadian Serangan OPT Utama Padi MK.2012 dan MH. 2012/2013 serta Prakiraan luas Serangan MK. 2013 di Indonesia. No. OPT UTAMA
KLTS MK. 2012 (Ha)
KLTS MH. 2012/13 (Ha)
Prakiraan Serangan MK. 2013 (ha)
Sasaran Tanam MK.2013 (Ha)
Prakiraan Ser. OPT Thd sasaran (%)
1
PBP
59.347
55.279
48.980
5.725.611
0.86
2
WBC
14.679
10.065
12.745
5.725.611
0.22
3
TIKUS
57.870
49.683
60.732
5.725.611
1.06
4
TUNGRO
3.096
1.888
3.871
5.725.611
0.07
5
BLAS
14.290
25.861
19.177
5.725.611
0.33
6
BLB
29.619
30.305
26.331
5.725.611
0.46
7
U. GRAYAK
5.653
953
2.726
5.725.611
0.05
184.554
174.034
174.461
5.725.611
3.05
JUMLAH
Secara global angka prakiraan serangan OPT MK. 2013 ini menurun dibandingkan dari angka prakiraan serangan MK. 2012. Namun dilihat per OPT maka prakiraan Tikus mengalami kenaikan (60.732 Ha) dibanding MK. 2012 (57.870 Ha), OPT yang mengalami kenaikan antara lain penyakit Blas, dan Tungro. Secara lengkap lihat table 1 tersebut diatas. Selanjutnya secara rinci prakiraan serangan OPT berdasarkan propinsi dikupas pada halaman berikutnya. Vol.12, No.1. April 2013
4
BULETIN PERAMALAN OPT
Prakiraan serangan OPT utama pada tanaman padi MK. 2013 di masing-masing Propinsi secara lengkap disajikan pada tabel 2. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi Prakiraan serangan penggerek batang padi (Scirpophaga sp. WLK) tertinggi terdapat di 3 (tiga) propinsi yaitu Jawa Barat mencapai luas serangan 16.725 ha, diikuti Jawa Tengah mencapai luas 8.828 ha, dan Propinsi Banten seluas 3.404 ha. Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat Prakiraan serangan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens STAL) tertinggi diprakirakan akan terjadi di Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Di Jawa Tengah prakiraan serangan WBC diperkirakan mencapai luas 6.540 Ha, Jawa Timur seluas 2.962 ha, dan Jawa Barat seluas 1.441 ha. Prakiraan Serangan Tikus Prakiraan serangan tikus (Rattus rattus argentiventer) tertinggi diprakirakan akan terjadi di 3 (tiga) propinsi yaitu di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Di Jawa Tengah diprakirakan akan mencapai luas 11.159 ha, di Jawa Barat mencapai luas 9.252 ha, sedangkan di Propinsi Sulawesi Selatan mencapai luas 6.957 hektar. Prakiraan Serangan BLB/Kresek Tiga propinsi yang diprakirakan serangan penyakit BLB/kresek (Xanthomonas campestris) tinggi adalah propinsi Jawa Barat dengan luas serangan 10.460 ha, Jawa Timur 5.711, dan Jawa Tengah seluas 4.525 ha.
Prakiraan Serangan Ulat Grayak Prakiraan serangan Ulat Grayak (Spodoptera litura) tertinggi terdapat di 3 (tiga) propinsi yaitu Sulawesi Barat mencapai luas serangan 669 ha, diikuti Kalimantan Tengah mencapai luas 431 ha, dan Sumatra Selatan seluas 276 ha.
Ulat Grayak
Penggerek Batang Padi
Wereng Batang Coklat
Tikus
Penyakit BLB
Prakiraan Serangan Blas Prakiraan serangan penyakit blas (Pyricularia grisea) yang tinggi akan terjadi di 3 (tiga) propinsi, yaitu propinsi Jawa Timur dengan luas 4.882 ha, Jawa Barat seluas 4.287 ha, dan Jawa Tengah seluas 3.417 hektar.
Penyakit Blas
Prakiraan Serangan Tungro Prakiraan serangan penyakit Tungro yang tinggi akan terjadi di 3 (tiga) propinsi, yaitu Jawa Barat seluas 1.088 ha, Jawa Tengah dan Sumatra Barat seluas 425 ha, dan Bali seluas 351 hektar. Vol.12, No.1. April 2013
Penyakit Tungro
Tujuh OPT utama tanaman padi yang paling dominan menyerang di pertanaman (Foto: dok bbpopt) 5
BULETIN PERAMALAN OPT
Tabel 2. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT.2012/13 menurut Propinsi di Indonesia No.
Propinsi
PBP (ha)
WBC (ha
TIKUS (ha)
TUNGRO (ha)
BLAS (ha)
BLB (ha)
Ulat Grayak
2.195
27
5.087
53
453
332
27
1
Pem ACEH
2
Sumatra Utara
235
4
890
20
379
872
7
3
Sumatra Barat
36
226
842
425
453
53
2
4
Riau
84
28
735
2
172
106
8
5
Jambi
107
40
294
3
81
32
11
6
Sumatra Selatan
966
182
2.386
31
382
365
276
7
Bengkulu
175
32
1.008
135
134
26
146
8
Lampung
1.652
143
3.383
16
1.455
489
18
9
Kep. Babel
28
117
101
0
54
32
24
10
Kep. Riau
0
0
0
0
0
0
0
11
DKI Jakarta
37
4
5
0
0
10
0
12
Jawa Barat
16.725
1.441
9.252
1.088
4.287
10.460
99
13
Jawa Tengah
8.828
6.540
11.159
425
3.417
4.525
46
14
DI Jogjakarta
1.206
167
1.242
16
322
673
0
15
Jawa Timur
3.396
2.962
5.721
329
4.882
5.711
133
16
Banten
3.404
197
1.351
161
34
1.067
27
17
Bali
215
104
944
351
373
124
29
18
NTB
283
18
39
231
513
412
85
19
NTT
981
19
133
45
8
4
45
20
KALBAR
337
15
341
9
143
0
22
21
KALTENG
293
100
1.651
108
72
7
431
22
KALSEL
40
99
609
53
85
4
6
23
KALTIM
205
0
555
7
100
46
13
24
SULUT
692
0
562
130
79
193
42
25
SULTENG
1.130
103
1.066
23
22
335
14
26
SULSEL
2.310
97
6.957
62
941
306
143
27
SULTRA
1.183
0
3.675
13
114
21
241
28
GORONTALO
85
0
52
0
0
33
99
29
SULBAR
1.531
10
231
13
3
63
669
30
MALUKU
323
46
59
70
76
8
8
31
Maluku Utara
71
2
50
21
5
0
0
32
Papua Barat
66
6
215
12
0
3
13
33
PAPUA
160
15
136
21
138
21
42
Jumlah
48.980
12.745
60.732
3.871
19.177
26.331
2.726
Vol.12, No.1. April 2013
6
BULETIN PERAMALAN OPT
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI PADA MK.2013 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA MK.2013 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
Vol.12, No.1. April 2013
7
BULETIN PERAMALAN OPT
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUS PADA MK.2013 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TUNGRO PADA MK.2013 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
Vol.12, No.1. April 2013
8
BULETIN PERAMALAN OPT
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLAS PADA MK.2013 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLB/KRESEK PADA MK.2013 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
Vol.12, No.1. April 2013
9
BULETIN PERAMALAN OPT
PRAKIRAAN LUAS SERANGAN ULAT GRAYAK PADA MK.2013 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
Tiga OPT utama tanaman padi yang luas serangannya tinggi adalah Tikus, Penggerek Batang Padi, dan Penyakit BLB. Untuk MK. 2013 kewaspadaan dan upaya pengendalian yang terkoordinir perlu ditingkatkan mengingat kemungkinan serangan Tikus dan penyakit BLB/Kresek yang mempunyai kecenderungan meningkat. Kewaspadaan terhadap serangan wereng batang coklat pada padi harus tetap dipertahankan karena masih mempunyai peluang terjadinya ledakan dengan kondisi di musim hujan. (Tim)***
Sukseskan ... PEKAN PERAMALAN OPT TANAMAN PANGAN Jatisari, Karawang 24 - 28 Juni 2013 “Melalui Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, Kita Masyarakatkan Penerapan Pertanian Ramah Lingkungan� Vol.12, No.1. April 2013
10
BULETIN PERAMALAN OPT
STOP PRESS
B
alai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) akan menggelar Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan sebagai perwujudan tugas dan fungsi BB-POPT dalam mendukung program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Pekan Peramalan tersebut akan dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal, 24 s/d 28 Juni 2013 dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan perlindungan tanaman. Teknologi yang ditawarkan BB-POPT tidak hanya sekedar teknologi dibidang peramalan OPT padi dalam penerapan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan, tetapi juga teknologi yang dapat mengoptimalkan potensi tanaman untuk hasil yang lebih baik. Dalam mendukung program P2BN, BB-POPT juga memiliki teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT (P3OPT) yang perlu didiseminasikan kepada pengguna. Oleh karena itu, untuk percepatan arus diseminasi dan adopsi teknologi tersebut, BB-POPT perlu menyelenggarakan kegiatan Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan. Kegiatan ini sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi peramalan OPT dan teknologi pengendalian OPT padi yang ramah lingkungan kepada masyarakat/pengguna, dan sekaligus dapat dijadikan sarana membangun komunikasi antara lembaga penelitian, dengan institusi penentu kebijakan, penyuluh, POPT, petani dan masyarakat umum. Dalam rangka melaksanakan promosi dan diseminasi teknologi P3OPT yang dihasilkan BB-POPT maupun para stakeholder, dan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna, Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan tersebut akan mengambil tema :
Melalui Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, Kita Masyarakatkan Penerapan Pertanian Ramah Lingkungan Vol.12, No.1. April 2013
11
BULETIN PERAMALAN OPT
Tujuan : 1. Menyebar luaskan informasi peramalan OPT tanaman padi kepada masyarakat luas. 2. Menyebarluaskan teknologi pengendalian OPT tanaman padi yang ramah lingkungan. 3. Mendiseminasikan budidaya tanaman padi yang ramah lingkungan. Agenda Acara : 1. Seminar 2. Sarasehan 3. Pelatihan Kilat 4. Demonstrasi Plot Teknologi Perlindungan Tanaman. 5. Pameran Teknologi Perlindungan ramah lingkungan. Peserta/Pengunjung : Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, diharapkan dapat dihadiri oleh peserta/ pengunjung yang berasal dari : Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Badan SDM dan Penyuluhan Pemerintah Daerah : Dinas Pertanian Provinsi/BPTPH dan Dinas Pertanian Kabupaten, Bakorluh, Bappeluh, Koordinator/ Petugas POPT Perguruan Tinggi Badan Litbang (BB Padi dan BPTP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Mitra BB-POPT / Stake Holder / Formulator Oraginisasi Petani : KTNA dan Gapoktan / Kelompok Tani Masyarakat Umum Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Dalam pelaksanaan Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, ditargetkan jumlah pengunjung berjumlah ± 7.000 orang. Melalui kegiatan ini diharapkan arus diseminasi dan proses adopsi inovasi teknologi P3OPT oleh pengguna bisa lebih cepat. Vol.12, No.1. April 2013
12
BULETIN PERAMALAN OPT
Dalam penyelenggaraan Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan ini panitia menyediakan :
Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan akan diselenggarakan di Balai Besar Peramalan OPT selama 5 hari dari tanggal, 24 s/d 28 Juni 2013, dengan jadwal sebagai berikut : Agenda Kegiatan : Jadwal Tentative Hari Pertama ( 24 Juni 2013 ) PEMBUKAAN PEKAN PERAMALAN OPT Kunjungan : - Demplot ( Ekspose Outdoor ) - Pameran ( Ekspose Indoor) - Bazar Jadwal Tentative Hari Kedua ( 25 Juni 3012 ) - Seminar - Pameran ( Ekspose Indoor ) - Demplot ( Ekspose Outoor ) - Pelatihan Petugas Lapangan - Pelatihan Petani - Bazar Jadwal Tentative Hari Ketiga ( 26 Juni 2013 ) - Pameran ( Ekspose Indoor ) - Demplot ( Ekspose Outoor ) - Pelatihan P3OPT - Bazar Jadwal Tentative Hari Keempat ( 27 Juni 2013 ) - Pameran ( Ekspose Indoor ) - Demplot ( Ekspose Outoor ) - Pelatihan P3OPT - Bazar Jadwal Tentative Hari Kelima ( 28 Juni 2013 ) - Pameran ( Ekspose Indoor ) - Demplot ( Ekspose Outoor ) - Pelatihan P3OPT
Vol.12, No.1. April 2013
Stand Pameran ( Paket Indoor ) Stand pameran/promosi ukuran ( 3 x 4 m ) di dalam lingkungan indoor BB-POPT, dengan biaya sewa akan ditentukan/dijelaskan pada saat tecknical meeting Fasilitas yang diberikan berupa dua kursi dan satu buah meja Penentuan lokasi stand dilakukan dengan cara diundi. Petak Display Lapangan ( Paket Outdoor ) Petak display (paket outdoor) yang tersedia 4 ha ( 40 petak ), masing-masing petak berukuran 1.000 m2. Setiap perusahaan dapat memesan lebih dari 1(satu) petak Varietas yang tersedia adalah varietas Ciheang Ketentuan untuk biaya usaha tani ditanggung BBPOPT, sedangkan untuk perlakuan termasuk perawatan tanaman diserahkan kepada pihak masing-masing perusahaan (stakeholder).
Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan tahun 2013, merupakan kegiatan yang dapat memfasilitasi untuk berdiskusi dan komunikasi bagi seluruh insan yang bergerak di bidang pertanian ramah lingkungan, termasuk peneliti, petugas, petani, stakeholder dan masyarakat umum. Agar penyelenggaraan Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan ini dapat berjalan dengan lancar, meriah dan bermanfaat untuk semua pihak, marilah kita dukung dan berpartisipasi aktif. Pariwara ini sebagai undangan resmi, silahkan hubungi kontak person sebagai berikut : Kontak Person : Ir. M. Antulat T HP. 08156455308 Ir. Lilik Retnowati HP. 081398377577
13
BULETIN PERAMALAN OPT
RENCANA AKSI P2BN TAHUN 2012 - 2014 MENUJU SURPLUS BERAS 10 JUTA TON 2014
Latar Belakang
Permintaan beras terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
Perubahan iklim menjadi lebih ekstrim akibat pemanasan global berdampak pada terganggunya produksi pangan.
Pasar beras dunia menjadi terbatas sehingga kita harus swasembada beras berkelanjutan dan memiliki cadangan beras yang memadai.
Beras masih sebagai contributor utama terhadap inflasi sehingga harga beras harus terkendali.
Arahan Presiden 22 Pebruari 2011 Program Prioritas “Surplus Beras” : Dari swasembada ke surplus beras dalam waktu 5 - 10 tahun, surplus beras minimal 10 juta ton pertahun.
Hasil sidang Kabinet tanggal 6 September 2011 dan ditegaskan lagi pada Pidato Pelantikan KIB II hasil Reshuffle (Political Speech) tanggal 19 Oktober 2011.
Peluang :
Kesenjangan hasil antara potensi dan kondisi di lapangan masih tinggi (rata-rata provitas nasional < 5,017 ton/ha, terutama pada lahan irigasi teknis)
Tersedia teknologi untuk meningkatkan produktivitas (benih bermutu, jajar legowo, pemupukan berimbang, hemat air, dll_
Potensi sumberdaya lahan sawah, rawa/ lebak, lahan kering (perkebunan, kehutanan dll) yang masih luas.
Pengetahuan, sikap dan ketrampilan SDM (petani, PPL, POPT dan Petugas Pertanian lainnya) masih dapat dikembangkan.
Tersedianya potensi pengembangan produksi pangan alternatif, ketersediaan sumber genetik (varietas unggul).
Arahan Presiden :
Pada sidang kabinet Paripurna 6 Januari 2011 : “Produksi beras dalam negeri harus ditingkatkan sehingga harga beras harus terkendali”.
Pada Rapimnas dengan Gubernur, Bupati/ Walikota, DPRD Propinsi dan Kab/Kota dan Pelaku usaha di JCC 10 Januari 2011. “Meskipun dalam system perdagangan kita bisa membeli atau menjual, tetapi untuk pangan kita harus menuju kemandirian pangan”.
Vol.12, No.1. April 2013
14
BULETIN PERAMALAN OPT
STRATEGI
1. Peningkatan Produktivitas
2. Perluasan Areal & Pengelolaan Lahan
SURPLUS BERAS 10 JUTA TON
3. Penurunan Konsumsi Beras
4. Penyempurnaan Manajemen
Program dan Kegiatan :
Brigade proteksi tanaman
1. Peningkatan Produktivitas a. Perakitan, Diseminasi, dan Penerapan Paket Teknologi tepat Guna Spesifik Lokasi
Pengembangan Pos Agens Hayati (PPAH)
Penyediaan cadangan pestisida
Penguatan penyediaan benih sebar
Penyediaan kalender tanam, data, SDL, data iklim, dan perangkat uji tanah.
Model pengembangan lahan rawa untuk padi.
Perbanyakan dan penyebaran bahan diseminasi teknologi
Penciptaan varietas, benih dan teknologi baru.
b. Penerapan dan Pengembangan Teknologi SL-PTT Padi Bantuan benih Alokasi pupuk bersubsidi Bantuan langsung pupuk Pemulihan kesuburan lahan SRI (System of Rice Intensification) Pengawalan dan pendampingan c. GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi) d. Perlindungan Tanaman dari gangguan OPT dan DPI SL-PHT dan SLI Pengamatan OPT/DPI oleh POPT-PHP Tambahan tenaga harian lepas (THL) POPT Vol.12, No.1. April 2013
e. Penurunan kehilangan hasil dan peningkatan rendemen beras
Penanganan pasca panen (vertical dryer, Paddy mower/reaper/stripper/sabit bergerigi, pedal tresher bermotor, power tresher, terpal)
Revitalisasi penggilingan padi
f. Pendampingan dan Penyuluhan
Pengembangan kelembagaan penyuluhan di tingkat kab/kota
Fasilitasi Balai Penyuluhan Kecamatan
Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian
Pengawalan pendampingan di lokasi SL-PTT
Pemberdayaan petani melalui demfarm (SLAgribisnis)
Pendampingan dan pengawalan SRI
Penyusunan dan penyebaran materi penyuluhan melalui cyber extension, Media cetak dan audio visual
Dukungan sarana penyuluhan
15
BULETIN PERAMALAN OPT
2. Perluasan Areal dan Optimalisasi Lahan
Pencetakan lahan sawah baru Optimalisasi lahan peningkatan IP Pengelolaan air : perbaikan jaringan irigasi, pembangunan dam/parit/embung, pengembangan sumber air, pengembangan irigasi partisipatif (PIP) Pengembangan mekanisasi : pengadaan pompa air, pengadaan alat dan mesin pra panen.
3. Penurunan Konsumsi Beras Percepatan Penganekaragaman Konsumsi : 1) Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, 2) pengolahan pangan local. Pengembangan pangan untuk orang miskin (Pangkin) Pengembangan agroindustri aneka tepung berbahan baku lokal TARGET PENGAMANAN PRODUKSI
Minimal 95% areal tanam aman dari serangan OPT dan DPI Gerakan lawan hama (Instruksi Presiden) Pendekatan “Spot Stop” (Spot = titik sumber serangan, Stop = dihentikan/dikendalikan agar tidak menyebar luas).
PENGAWALAN PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI
GERAKAN UNTUK MENCAPAI SASARAN PRODUKSI TAHUN 2012 - 2014
Percepatan pembentukan Brigade Tanam dan Brigade Panen serta memperkuat Brigade Proteksi, utamanya di sentra produksi padi.
Membagi habis areal/wilayah pembinaan kepada PPL yang ada dengan SK Bupati.
Pendampingan peneliti terutama lokasi SLPTT.
Pembentukan dan operasionalisasi Posko P2BN di semua tingkatan.
Peningkatan koordinasi Tri Partide (Penyuluh, Peneliti, POPT-PHP/KCD) dalam pelaksanaan peningkatan produksi padi.
Fasilitasi irigasi dengan pompa air dan drainase di daerah rawan banjir.
Mencarikan solusi kemudahan akses petani terhadap permodalan, agar mampu menerapkan paket teknologi sesuai rekomendasi.
YANG DIHARAPKAN DARI PENYULUH/ PETUGAS LAPANGAN
Pendampingan penyusunan RDK/RDKK
Pendampingan dalam penerapan kalender tanam
Penyebarluasan teknologi baru, spesifik lokasi.
Pendampingan pelaksanaan budidaya, penanganan panen, pasca panen dan pemasaran hasil.
Pilih paket teknologi sesuai tipologi lahan
Pendampingan petani/poktan dalam pemilihan paket teknologi
Kawal/dampinmgi petani/poktan dalam penerapan paket teknologi.
Setiap penyuluh memounyai wilayah binaan yang jelas dan tetap.
Fasilitasi akses petani/poktan terhadap permodalan usaha tani
Membantu pelaporan pelaksanaan di lapa ngan.
Bero solusi permasalahan yang dihadapi petani/poktan
Monitor dan segera melaporkan bila terjadi serangan OPT dan DPI (banjir, kekeringan, longsor, angin dll)
Laporkan luas tanam sesuai kondisi lapangan dan dikirimkan sesuai jadwal (tanggal 5 untuk Jawa dan 10 luar Jawa setiap bulan).
Vol.12, No.1. April 2013
16
BULETIN PERAMALAN OPT
FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
Komitmen seluruh stake holders
Peran aktif kepemimpinan formal dan non formal.
Optimalisasi potensi sumberdaya pertanian
Penerapan teknologi maju dan spesifik lokasi
Dukungan sarana produksi dan permodalan
Harga yang menguntungkan.
Pengawalan dan pendampingan penyuluhan pertanian dan peneliti.
dari
Arahan Presiden Pada Panen Padi di Sragen Jateng 17 Februari 2012
Pangan sangat penting untuk itu agar menjadi prioritas bagi semua yang terkait.
Mari kita wujudkan cita-cita dalam rangka meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani dengan bekerja keras dan cerdas.
Dengan adanya perubahan iklim, pemerintah akan terus berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi dampak perubahan iklim, agar petani tidak merugi.
Sering-seringlah ke lapangan, berdialog dengan petani, agar mengetahui apa yang diperlukan petani, sebagai bahan pengambilan kebijakan yang tepat.
Kita bersyukur iklim Indonesia cukup bersahabat, maka manfaatkan kondisi iklim yang baik inin seoptimal mungkin.
(Sumber bahan: Chief Editor Menteri Pertanian-Mei 2012)*** Vol.12, No.1. April 2013
17
BULETIN PERAMALAN OPT
Selama lima tahun ke depan (2010-2014), dalam membangun pertanian di Indonesia, Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama, yaitu : 1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2). Peningkatan diversifikasi pangan, 3) Peningkatan kesejahteraan petani. Keempat target utama tersebut di uraikan sebagai berikut : 1. Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan Swasembada ditargetkan untuk tiga komoditas pangan utama yaitu : kedelai, gula dan daging sapi. Agar tercapai swasembada, sasaran produksi kedelai, gula dan daging sapi pada tahun 2014 adalah kedelai sebesar 2,70 juta ton biji kering, gula 5,7 juta ton dan daging sapi 546 ribu ton, atau masing-masing meningkat rata-rata 20,05 % per tahun (kedelai), 17,63 % per tahun (gula) dan 7,30 % per tahun (jagung). Sedangkan swasembada berkelanjutan ditargetkan untuk komoditas padi dan jagung. Agar posisi swasembada padi dan jagung dapat berkelanjutan, maka sasaran peningkatan produksinya harus dipertahankan minimal sama dengan peningkatan permintaan dalam negeri, kebutuhan stock nasional dan peluang ekspor, maka sasaran produksi padi pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 75,70 juta ton gabah kering giling (GKG) dan jagung 29 juta ton pipilan kering atau masing-masing tumbuh 3,22 % per tahun (padi) dan 10,02 per tahun (jagung).
Vol.12, No.1. April 2013
Dalam rangka peningkatan produksi pertanian pada periode lima tahun kedepan (2010-2014), di samping prioritas pada lima komoditas pangan utama, juga akan dikembangkan 34 komoditas lain sehingga berjumlah 39 komoditas unggulan nasional, yaitu 7 komoditas tanaman pangan, 10 komoditas hortikultura, 15 komoditas perkebunan dan 7 komoditas peternakan. 2. Peningkatan Diversifikasi Pangan Diversifikasi pangan atau keragaman konsumsi pangan merupakan salah satu strategi untuk mencapai ketahanan pangan. Salah satu upaya peningkatan diversifikasi pangan adalah percepatan penganekaragaman konsumsi pangan yaitu tercapainya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman, yang dicerminkan oleh tercapainya skor Pola Pangan Harapan (PPH) sekurangkurangnya 93,3 pada tahun 2014. Konsumsi umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, pangan hewani ditingkatkan dengan mengutamakan produk lokal, dan dipihak lain konsumsi beras diharapkan turun sekitar 1,5% per tahun.
18
BULETIN PERAMALAN OPT
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 menetapkan kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal. Tujuan utama Peraturan Presiden tersebut adalah meningkatkan permintaan masyarakat terhadap aneka pangan baik pangan segar, olahan, maupun siap saji melalui internalisasi kepada seluruh komponen masyarakat, dengan melalui peningkatan pengetahuan dan kesadaran gizi seimbang sejak usia dini serta pengembangan pemberdayaan ekonomi rumah tangga. Disamping itu, juga ada ketersediaan aneka pangan segar dan olahan melalui pengembangan bisnis dan industri pengolahan aneka pangan sumber karbohidrat non beras dan non terigu, nabati dan hewani, serat, vitamin dan mineral yang menggerakkan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Termasuk juga adanya penguatan dan peningkatan partisipatif Pemerintah Daerah dalam pengembangan dan pelaksanaan program penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal. 3. Peningkatan Nilai tambah, Daya Saing, dan Ekspor. Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada dua hal yakni peningkatan kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (segar dan olahan) diukur dari peningkatan jumlah produk pertanian yang mendapatkan sertifikasi mutu (SNI, Organik, Good Agricultural Practies, Good Handling Practies, Good Manufacturing Practies). Pada akhir tahun 2014, semua produk pertanian organik, fermentasi kakao, dan bahan olah karet (bokar) sudah harus tersertifikasi dengan pemberlakuan sertifikasi wajib. Peningkatan jumlah olahan diukur dari rasio produk segar olahan. Kondisi saat ini, 80% produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk segar sedangkan 20 % dalam bentuk olahan sehingga nilai tambahnya sangat kecil.
Vol.12, No.1. April 2013
19
BULETIN PERAMALAN OPT
4. Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Pada akhir tahun 2014 ditargetkan bahwa 50 % produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk olahan. Peningkatan daya saing akan difokuskan pada pengembangan produk berbasis sumberdaya lokal yang bisa meningkatkan pemenuhan permintaan untuk konsumsi dalam negeri, dan indikatornya adalah besarnya pangsa pasar (market share) di pasar dalam negeri dan penurunan net impor. Produk berbasis sumberdaya local yang dijadikan prioritas adalah susu yang selama ini impornya mencapai 73% untuk memenuhi kebutuhan domestic. Pada tahun 2014, diupayakan 50% kebutuhan susu segar dipasok dari produksi dalam negeri. Untuk mengurangi besarnya impor gandum/terigu yang mencapai 6,7 juta ton per tahun akan dikembangkan tepung-tepungan berbasis sumberdaya local, yang ditargetkan pada akhir tahun 2014 sudah bias mensubstitusi 20% impor gandum/terigu impor. Untuk kakao, ditargetkan pada akhir tahun 2014 semua kebutuhan sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industry coklat dalam negeri dan 50% produk kakao dalam bentuk fermentasi bermutu sesuai SNI. Peningkatan ekspor akan difikuskan pada pengembangan produk yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan, yang kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi, seperti sawit, karet, kakao dan daging ayam serta komoditas dalam kelompok emerging produk yang meliputi buah tropika (mangga, manggis, pisang), produk biofarmaka, tanaman hias, anggrek dan non anggrek serta minyak atsiri. Sedangkan jeruk, susu (bersama tepungtepungan) ditujukan untuk substitusi impor. Indikatornya adalah pertumbuhan volume ekspor.
Vol.12, No.1. April 2013
Unsur penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan petani. Walaupun demikian tidak selalu upaya peningkatan pendapatan petani secara otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada nilai pengeluaran yang harus dibelanjakan keluarga petani serta faktor-faktor non finansial seperti faktor sosial budaya. Walaupun denikian, sisi pendapatan petani merupakan sisi yang terkait secara langsung dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, dalam kerangka peningkatan kesejahteraan petani, prioritas utama Kementerian Pertanian dalam upaya meningkatkan pendapatan petani. Saat ini rata-rata per kapita pertanian hanya sekitar Rp. 4,69 juta per tahun. Pada tahun 2014 Kementerian Pertanian menargetkan pendapatan per kapita tersebut dapat meningkat menjadi Rp. 7,93 juta per tahun. Hal ini berarti setiap tahun harus diupayakan kenaikan pendapatan 11,1 persen per tahun. Nilai-nilai pendapatan petani dapat bersumber dari usaha pertanian dan usaha non pertanian. Nilai pendapatan yang bersumber dari usaha pertanian akan diperoleh dari selisih nilai penjualan komoditas usaha tani yang dihasilkan dengan biaya usahatani yang dikeluarkan. Nilai penjualan hasil usaha tani akan ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan serta harga jual. Makin besar volume produksi yang dihasilkan makin besar pula volume fisik yang dapat dijual. SEmentara itu, walaupun komoditas pertanian berhasil ditingkatkan produksinya, hal tersebut hanya akan secara nyata meningkatkan nilai penjualan manakala harga hual juga meningkat atau paling tidak konstan. Oleh karena itu, hal fundamental yang perlu diupayakan dalam rangka peningkatan nilai jual ini adalah mempertahankan agar harga jual tidak mengalami penurunan.
20
BULETIN PERAMALAN OPT
Agar harga jual tidak mengalami penurunan, maka Kementerian Pertanian menyusun sejumlah rencana aksi guna menjamin peningkatan pendapatan petani, antara lain : 1. Tetap dilanjutkan subsidi, baik subsidi pupuk, benih/bibit, dan kredit/bunga.
2. Meningkatkan harga pembelian pemerintah (HPP), khususnya komoditas padi, agar petani mendapat jaminan kepastian harga jual padi yang mereka hasilkan. 3. Melanjutkan upaya intervensi stabilisasi harga melalui pembelian dari BULOG khususnya untuk komoditi beras pada saat panen. 4. Melanjutkan dan menerapkan secara intensif system pembelian dengan resi gudang. 5. Mengembangkan kelembagaan system tunda jual yang memungkinkan petani mendapatkan harga jual produk pertanian yang wajar. 6. Mendorong Pemerintah Daerah untuk menciptakan captive market bagi produk pertanian melalui system kontrak yang tidak merugikan petani. 7. Melakukan proteksi terhadap serbuan impor hasil-hasil pertanian, baik melalui instrument tariff dan non tariff. Hal ini sangat dibutuhkan untuk melindungi kejatuhan harga pertanian akibat perdagangan internasional yang tidak adil (unfair market).
Sumber : Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010 - 2014. (USR)***
Vol.12, No.1. April 2013
KOTORAN SAPI RASA VANILA
P
ernah merasakan sirup dan es krim rasa vanilla? Rasanya enak khan? Tapi kalau kotoran sapi rasa vanilla? Idiiih.., Jangan gila doong..! Siapa yang mau mencicipi? Mayu Yamamoto adalah ilmuwan dari International Medical Center di Jepang. Yamamoto merupakan orang Jepang keduabelas yang mendapatkan penghargaan dari Ig Nobel Prize Chemistry. Ia mendapatkan hadiah karena mengembangkan metoda untuk mendapatkan rasa dan wangi vanilla dari kotoran sapi. Ig Nobel Prize adalah penghargaan yang diberikan kepada para peneliti yang awalnya penemuannya dianggap tidak lazim namun pada akhirnya dapat membuat orang berpikir terhadap penemuan tersebut. Hal ini sesuai dengan keinginan para donator dari Annals of Improbale Research yang merupakan majalah science humor. Tamagotchi, mainan asal Jepang yang popular di Indonesia di kalangan remaja pada tahun 1990-an pernah mendapatkan Ig Nobel Prize Economic. Pada saat penerimaan penghargaan di Harvard University, Yamamoto menyampaikan harapannya agar penemuannya dapat mendukung kelestarian lingkungan dan dapat mencegah global warming. “Aya-aya wae orang nipong neh”.(Rips)***
21
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x20AC; Anik Kurniati - POPT AHLI PERTAMA Cahyadi Irwan - POPT PELAKSANA LANJUTAN
P
enyakit blas (blast) merupakan salah satu penyakit utama pada padi baik itu padi sawah maupun padi gogo yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif akhir-akhir ini. Telah banyak laporan tentang kerusakan yang disebabkan oleh penyakit blas ini di beberapa daerah di Indonesia. Wilayah dominan yang sering melaporkan keberadaan penyakit blas di Indonesia adalah Jabar, NTB, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan tengah. Tetapi akhir-akhir ini, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Riau juga telah melaporkan keberadaan penyakit blas ini. Pada tahun 2010 dilaporkan 9 ha tanaman padi puso akibat penyakit blas (sumber ditlin). Penyakit ini bisa menyebabkan kehilangan hasil mencapai 90% bila serangan mencapai tangkai malai, karena bisa menyebabkan kehampaan pada malai padi. Penyebab penyakit blas adalah jamur patogen Pyricularia oryzae Cav. (dulu jamur ini juga sering disebut sebagai Pyricularia grisea). Penyakit ini dapat menginfeksi tanaman pada stadia vegetatif maupun generatif. Bagaimana gejala Penyakit Blas? Kebanyakan orang masih sulit membedakan gejala penyakit blas dengan gejala penyakit lainnya yang hampir mirip dengan penyakit blas, antara lain penyakit bercak coklat (disebabkan oleh Helminthosporium oryzae) dan penyakit stuckburn (disebabkan oleh A lternaria padwickii). Pengetahuan tentang pengenalan terhadap gejala penyakit sangat diperlukan dan merupakan deteksi dini keberadaan penyakit di lapangan. Deteksi dini ini merupakan awal untuk penentuan tindakan pengendalian.
Gejala penyakit blas dapat timbul pada daun, batang, bunga, malai dan biji dan jarang sekali terdapat pada upih daun. Gejala blas lebih sering muncul di daun (leaf blast) dan leher malai (neck blast).
Gejala Leaf blas dan neck blas pada tanaman padi (Foto Anik Kurniati) Vol.12, No.1. April 2013
22
BULETIN PERAMALAN OPT
Berbagai variasi gejala Leaf Blas di lapangan (Foto : Anik Kurniati)
Gejala pada daun berupa bercakbercak berbentuk seperti belah ketupat dengan ujung runcing. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya mempunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. Bentuk dan warna bercak sangat bervariasi dan tergantung dari keadaan lingkungan, umur bercak, dan derajat ketahanan jenis padi. Ukuran bercak dapat mencapai panjang 1 – 1,5 cm dan lebar 0,3 – 0,5 cm. Apabila serangan berat pada leaf blas atau gejala muncul pada persemaian dapat menyebabkan kerdil (stunting) dan bahkan kematian pada tanaman. Pada daun tua bercak agak kecil dan lebih bulat, sehingga mirip dengan bercak coklat (Helminthosporium oryzae). Selain menyerang pada daun, penyakit blas dapat menyerang pada leher malai (neck rot/ neck blast). Gejala yang dijumpai adalah busuknya ujung tangkai malai (neck rot). Tangkai malai yang busuk mudah patah dan menyebabkan gabah hampa. Pada gabah yang sakit terdapat bercak-bercak kecil yang bulat. Daur hidup Penyakit Blas Satu daur hidup penyakit dimulai ketika spora jamur patogen menginfeksi pada permukaan daun dan menghasilkan suatu bercak pada tanaman padi dan berakhir ketika jamur patogen bersporulasi dan menyebarkan spora baru melalui udara. Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, satu daur dapat terjadi dalam waktu sekitar 1 minggu.
Penularan penyakit terutama terjadi dengan perantaraan spora yang dapat dipencarkan oleh angin. Spora dipencarkan pada waktu malam hari, walaupun sering juga dipencarkan pada siang hari sehabis turun hujan dan dilepaskan pada kelembaban nisbi lebih dari 90%. Spora dari tanaman terinfeksi dapat dipencarkan sejauh 2 km dari inokulum awal dan masih dapat menginfeksi tanaman sehat. Penetrasi kebanyakan terjadi dengan menembus kutikula atau melalui mulut kulit, waktu yang dibutuhkan untuk menginfeksi tanaman yaitu 6-8 jam. Suhu optimum adalah sekitar 25°-28° C. Peran embun/titik air hujan sangat menentukan keberhasilan infeksi. Masa inkubasi antara 5-6 hari pada suhu 24°-25° C dan 4-5 hari pada suhu 26°28°C. Suhu optimum untuk infeksi sama dengan suhu optimum yang diperlukan untuk pertumbuhan miselia, sporulasi, dan perkecambahan spora. Cahaya dan kegelapan juga mempengaruhi infeksi. Proses penetrasi lebih cepat dalam keadaan gelap, tetapi untuk perkembangan selanjutnya memerlukan cahaya. Satu bercak dapat menghasilkan ratusan sampai ribuan spora dalam satu malam dan dapat terus menghasilkan spora selama lebih dari 20 hari. Penyebaran spora terjadi selain oleh angin juga oleh biji dan jerami. Jamur patogen mampu bertahan dalam sisa jerami sakit dan gabah sakit. Dalam keadaan kering dan suhu kamar, spora masih bertahan hidup sampai satu tahun, sedangkan miselia mampu bertahan sampai lebih dari 3 tahun.
Konidia Helminthosporium oryzae dalam mikroskop Pembesaran 400x (Foto: Anik Kurniati) Vol.12, No.1. April 2013
23
BULETIN PERAMALAN OPT
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit Blas Berat-ringannya serangan penyakit blas sangat dipengaruhi oleh faktor luar. Pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan dapat menyebabkan lemahnya jaringan tanaman sehingga spora jamur dapat dengan mudah menginfeksi jaringan. Selain itu, perkembangan penyakit ini juga sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara, lamanya pengembunan, hembusan angin, air hujan dan suhu lingkungan disekitar pertanaman. Kelembaban dan suhu lingkungan dapat mempengaruhi perkecambahan dari spora, sedangkan angin berpengaruh terhadap pemencaran spora. Suhu optimum yang dibutuhkan perkecambahan spora dan pembentukan apresorium adalah 25-30C. Penanaman dengan jarak tanam yang terlalu rapat serta pemupukan yang tinggi tanpa menggunakan pupuk kalium dapat menciptakan iklim meso dan media tumbuh yang kondusif untuk berkembangnya penyakit blas pada leher malai. Bagaimana Mengendalian Penyakit Blas? Penyakit blas merupakan penyakit yang terbawa benih (seed borne pathogen), maka untuk mencegah penyakit blas dianjurkan untuk menggunakan benih sehat dan tidak menggunakan benih yang berasal dari daerah endemis penyakit blas, sebaiknya dilakukan pemilihan benih dan seed treatment. Upaya pengendalian lainnya yang dapat digunakan adalah dengan pengaturan jarak tanam. Penanaman dengan jajar legowo 2:1 dapat menciptakan kondisi mikro pertanaman yang tidak terlalu lembab dan aerasi yang baik sehingga membuat kondisi yang tidak kondusif bagi perkembangan jamur patogen penyakit.
Pemberian pupuk N yang berlebihan dapat menyebabkan lemahnya jaringan tanaman sehingga spora jamur dapat menginfeksi jaringan. (Foto: C. Irwan).
Penyakit blas mampu menurunkan hasil yang sangat besar, penyakit ini disebabkan oleh jamur patogen Pyricularia grisea (Foto: C. Irwan).
Tanam jajar legowo 2:1 sangat baik untuk sirkulasi udara dan sinar matahari sehingga membuat konsisi yang tidak kondusif bagi perkembangan penyakit (Foto: Urip SR). Vol.12, No.1. April 2013
24
BULETIN PERAMALAN OPT
Pada daerah endemis penyakit blas tidak dianjurkan untuk menggunakan pupuk N yang tinggi. Pupuk N yang berlebihan dapat memacu pertumbuhan anakan tetapi juga membuat lemahnya jaringan tanaman sehingga spora patogen menjadi mudah untuk menginfeksi. Selain itu anakan yang banyak juga menyebabkan kondisi iklim mikro pertanaman menjadi lebih lembab. Penggunaan varietas tahan dan penanaman varietas yang bergantian diharapkan dapat mengantisipasi perubahan ras blas yang sangat cepat. Patogen P. orysae sangat mudah membentuk ras baru yang lebih virulen dan ketahanan varietas sangat ditentukan oleh dominasi ras patogen. Hal ini menyebabkan penggunaan varietas tahan sangat dibatasi oleh waktu dan tempat. Artinya varietas yang semula tahan akan menjadi rentan setelah ditanam beberapa musim dan varietas yang tahan di satu tempat mungkin rentan di tampat lain. Ketahanan varietas yang hanya ditentukan oleh satu gen (monogenic resistant) mudah terpatahkan. Untuk itu pembentukan varietas tahan yang memiliki lebih dari satu gen tahan (polygenic resistant) sangat diperlukan. Penggunaan varietas tahan dapat mengurangi peluang infeksi awal atau penghambatan penetrasi awal sehingga cenderung patogen blas tidak dapat berkembang maksimal pada tanaman. Pergiliran tanaman dengan bukan tanaman padi juga bisa menjadi salah satu alternatif di daerah endemis.
Penggunaan agens antagonis (Corynebacterium) dapat digunakan untuk tindakan preventif. (Foto: Urip SR)
Jamur patogen dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman sakit, biji-biji terinfeksi dan rumput-rumputan yang merupakan tanaman inangnya (terdapat 38 macam jenis rumputan) sehingga perlu dilakukan sanitasi lingkungan untuk pembersihan rumput-rumputan dan gulma. Penanganan terhadap jerami bisa dilakukan pembenaman di dalam tanah atau digunakan sebagai pupuk. Pembersihan sisa -sisa tanaman dan tanaman inang selain padi dapat mengurangi sumber inokulum awal sehingga intensitas penyakit pada fase vegetatif dan generatif dapat berkurang. Penggunaan agens antagonis (Corynebacterium) dapat digunakan untuk tindakan preventif. Aplikasi Corynebacterium yang dianjurkan adalah dengan penyemprotan 2, 4, 6 MST dan 8 MST, dengan dosis 5 cc/l. Sebagai tindakan terakhir dari upaya pengendalian adalah penggunaan pestisida yang tepat jenis dan tepat waktu. Penggunaan fungisida yang tepat dapat mengurangi serangan sehingga kehilangan hasil dapat diminimalkan. Waspadai gejala awal dari penyakit blas dan tepat dalam melakukan tindakan pengendalian maka akan membuat pertanaman padi menjadi terbebas dari penyakit blas. Waspadalah...!!! (Anik & C. Irwan)***
Pergiliran bukan tanaman padi juga bisa menjadi salah satu alternatif menekan penyakit blas di daerah endemis (Foto : Urip SR) Vol.12, No.1. April 2013
25
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x201A;&#x2014;ď&#x20AC;
Pulau lombok merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menyimpan beribu ragam keindahan baik itu keindahan alamnya, keindahan kebudayaan dan keindahan mutiaranya. Banyak wisatawan baik itu domestik maupun mancanegara yang mulai melirikkan matanya ke pulau ini untuk tujuan liburan wisata mereka. Pulau lombok adalah salah satu pulau kecil di Indonesia yang berada di propinsi NTB. Selain menyimpan keindahan alamnya ternyata pulau lombok menyimpan keanekaragaman OPT terutama OPT pada tanaman jagung. Salah satu OPT yang bisa ditemui di Pulau lombok adalah Penyakit Busuk Batang (Bacterial Stalk Rot Disease). Menurut hasil survei di Pulau Lombok bahwa hampir di seluruh daerah yang ada tanaman jagung terserang oleh penyakit busuk batang. Penyakit busuk batang ini bisa menyebabkan kehilangan hasil minimalnya 5 %, dan bisa menimbulkan kerusakan pada tanaman sampai dengan 100 % karena penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dini pada tanaman. Gejala penyakit pada tanaman Gejala awal dari penyakit ini adalah adanya perubahan warna di pelepah daun dan pada buku-baku batang. Gejala berkembang ke daun dan pelepah. Penyakit kemudian berkembang di batang dan secepatnya menyebar ke seluruh batang dan sampai di daun. Bagian pangkal batang yang terinfeksi bakteri menjadi lunak, berlendir, berwarna coklat sampai coklat tua. Bagian batang yang melunak tersebut terpuntir dan ini merupakan gejala khas dari penyakit ini. Kerusakan yang lebih lanjut dapat dideteksi dengan bau busuk pada bagian batang dan bagian atas tanaman mudah dicabut. Bila batang busuk semuanya dan bagian atasnya patah. Penyakit busuk batang dapat mempengaruhi tanaman di berbagai bagian dari permukaan tanah sampai di lidah daun dan bunga. Infeksi yang terjadi pada masa generatif akan mengganggu pembungaan normal dan mempengaruhi penyerbukan.
Vol.12, No.1. April 2013
26
BULETIN PERAMALAN OPT
Apakah penyebab dari Bacterial Stalk Rot Penyakit busuk batang ini disebabkan oleh sejenis bakteri. Bakteri yang menyebabkan penyakit ini diidentifikasikan sebagai Erwinia crysanthemi pv. Zeae ( syn. Erwinia carotovora f sp. Zeae Sabet). Pada media Nutrient Agar (NA), koloni bakteri berwarna putih keabu-abuan, timbul, mengkilap dan pinggirannya halus. Secara morfologi, bakteri ini mempunyai sel berbentuk batang yang pendek, mempunyai flagella peritrikus yang dapat bergerak aktif, gram negatif, biasanya berpasangan atau jarang dalam bentuk rantai pendek.
Daur hidup dan Epidemiologinya Penyakit ini dapat berkembang pada daerah dengan curah hujan yang tinggi dan daerah yang sering terkena banjir. Suhu yang tinggi (30-35 c) dan kelembab yang tinggi merupakan kondisi yang terbaik untuk perkembangan penyakit ini. Bakteri ini mempunyai kemampuan hidup sebagai saprofit pada tanaman dan tanah, selain itu diduga bakteri ini terbawa oleh benih (seed borne). Bakteri ini menginfeksi tanaman melalui somata, hidatoda, atau luka pada daun maupun batang. Pengendalian
Gambar atas menunjukkan gejala busuk pada pangkal batang dan gambar bawah batang mudah patah, kerusakan yang lebih lanjut dapat dideteksi dengan bau busuk pada bagian batang dan bagian atas tanaman mudah dicabut. (Foto: Anik Kurniati)
Vol.12, No.1. April 2013
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk penyakit ini adalah dengan menggunakan benih yang sehat dan berlabel, tidak menggunakan benih yang berasal dari daerah endemis penyakit ini. Perlakuan seed treatment akan menekan dapat menekan patogen pada saat awal. Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu tindakan pengendalian yang dapat dilakukan, karena dapat menciptakan kondisi mikro yang tidak kondusif bagi perkembangan penyakit busuk batang ini. Hal lain yang bisa dilakukan adalah membersihkan sisa-sisa tanaman dan membakarnya karena bakteri patogen penyakit ini mampu bertahan di dalam sisa-sisa tanaman. Pembersihan sisasisa tanaman dapat mengurangi sumber inokulum awal sehingga intensitas penyakit pada fase vegetatif dan generatif dapat berkurang. Tepat dalam pengenalan gejala awal dan tepat dalam pengendalian penyakit akan menekan perkembangan dari penyakit ini sehingga dapat meminimalkan kerugian dan kehilangan hasil. Dari berbagai sumber (Anik)***
27
BULETIN PERAMALAN OPT
ď &#x2022;ď&#x20AC;
Selayaknya Indonesia menjadi negara eksportir pangan dunia, bila melihat potensi sumber daya manusia dan alam yang ada. Terlebih dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, sektor pangan pun harus dapat menjawab tantangan besar di bidang pertanian. Dari tahun ke tahun masalah pangan menjadi masalah krusial. Apalagi dengan jumlah penduduk dunia yang terus bertambah pesat, kebutuhan pangan tentunya akan ikut meningkat. Pangan sebagai kebutuhan pokok manusia semestinya tersedia di tempat yang diuperlukan. Kecukupan pangan harus meliputi jumlah yang mencukupi, mutu yang layak keamanan untuk dikonsumsi dan harga yang terjangkau. Namun dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat, tidak selamanya persediaan pangan akan mencukupi kebutuhan penduduk. Dalam waktu 35 tahun, jumlah penduduk Indonesia naik dua kali lipat. Apabila pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 210 juta jiwa, diperkirakan pada 2035 akan mencapai 400 juta jiwa. Dari ilustrasi tersebut, dapat dibayangkan tingginya ketersediaan pangan yang harus disediakan untuk memenuhi ratusan nyawa itu. Konsumsi beras di Indonesia 133 kilogram per kapita per tahun. Indonesia masuk dalam jajaran negara importir beras terbesar di dunia. Rata-rata Indonesia mengimpor 2 juta ton beras per tahun, disusul gula 1,6 juta ton per tahun (terbesar kedua di dunia).
Vol.12, No.1. April 2013
Sementara itu, untuk konsumsi daging, telur, dan susu justru rendah dibandingkan negara-negara ASEAN. Selain beras, Indonesia juga mengimpor gandum dalam jumlah banyak yakni 4,5 juta ton per tahun. Jumlah impor pangan Indonesia yang tinggi itu sangat kontradiktif dengan negara Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris di kawasan tropis. Badan Pangan PBB (FAO) menyebutkan bahwa negara-negara berkembang pada perkembangannya akan sangat tergantung pada impor pangan. Semua itu dikarenakan jumlah penduduk yang terus meningkat dan sulit dikendalikan. Dalam catatan FAO disebutkan impor pangan di negara berkembang dari 170 juta ton meningkat pada 1995, diprediksikan meningkat menjadi 270 juta ton pada 2030. Sedangkan ekspor pangan negara-negara maju dari 142 juta ton pada tahun 1995, diprediksikan meningkat menjadi 280 juta ton pada 2030. Dilihat dari kondisi geografis di Indonesia, luas Sabang sampai Merauke sama dengan 8.000 kilometer atau hamper 20 persen keliling dunia. Begitu luasnya, seharusnya bisa menjadikan Indonesia berpeluang emas sebagai penyuplai pangan tropis untuk dunia.
28
BULETIN PERAMALAN OPT
Namun hal itu justru belum terwujud hingga saat ini, apa yang salah? Hasil Sensus Pertanian 2003 menyebutkan bahwa kehidupan petani di Indonesia semakin miskin. Hal itu tercermin dari jumlah petani gurem yang jumlahnya terus naik dalam 10 tahun. Dari sensus tersebut disebutkan jumlah petani gurem di Indonesia dari 10,8 juta rumah tangga petani pada 2003. Dalam hitungan prosentase, petani gurem di Pulau Jawa pada sensus yang sama dari 69,8% menjadi 74,9%. Sedangkan di luar Jawa dari 30,6% meningkat jadi 33,9%. Kemiskinan petani di Indonesia diperparah dengan kondisi lahan pertanian yang semakin menyempit. Banyak petani tidak lagi memiliki lahan pertanian. Mereka menjadi buruh yang hasil kerjanya tidak lagi memiliki lahan pertanian. Mereka menjadi buruh yang hasil kerjanya tidak pernah dinilai. Sebab para tengkulak sebagai pembeli hasil pangan dari petani, membeli pangan harga sangat murah. Tidak ada hitungan untuk upah kerja. Kebijakan sektor pangan di Indonesia selalu dikaitkan dengan kebijakan harga bahan bakar minyak, distribusi produksi, dan pengembangan pangan. Namun pemerintah terkesan belum memiliki politik pangan yang mapan. Di tambah lagi utang negara cukup besar dengan penduduk yang banyak, yang turut mempengaruhi kondisi ketersediaan pangan nasional. Seharusnya Indonesia menjadi negara eksportir pangan dunia, bila melihat potensi sumber daya manusia dan alamnya. Apalagi di zaman sekarang, sektor pangan pun harus bias menjawab tantangan besar di bidang pertanian. Mulai dari peningkatan produksi, kualitas produk, penganekaragaman produk, peningkatan daya saing, diversifikasi produk ke arah produk akhir, hingga perluasan pasar. Bila tantangan itu bisa dijawab, maka membangun kemandirian di bidang pangan akan mudah dilaksanakan. Kemandirian pangan akan berhasil bila ketersediaan dan aksebilitas benih, pupuk, dan mekanisasi pertanian diterapkan.
Vol.12, No.1. April 2013
Dunia pertanian juga harus menggalakkan diversifikasi pangan, sehingga kebutuhan pangan tidak tergantung pada tanaman pangan tunggal seperti padi. Teknologi dan inovasi di sector pangan juga dibutuhkan. Transfer teknologi pertanian maju kepada para petani harus digiatkan untuk memajukan sector pertanian nasional. Lembaga riset di Indonesia seharusnya berlomba-lomba menciptakan inovasi di sector pertanian. Bayangkan saja, setiap tahunnya 3 juta ton tepung sagu di hutan Indonesia terbuang atau rusak, karena petani sagu tidak tahu bagaimana mengolahnya. Litbang pertanian pun belum mampu menciptakan inovasi agar sagu tidak rusak atau terbuang percuma. Saat ini produk pertanian di Indonesia yang diekspor seperti kelapa sawit, karet, coklat, lada putih, lada hitam, pala, jambu mete, jagung, ubi jalar, kelapa, singkong dan aneka buah-buahan harus bias dikembangkan sampai ke produk hilirnya. Dengan situasi seperti sekarang ini, negara diharapkan bias meningkatkan kesejahteraan petani. Negara juga harus mendorong pembangunan industry berbasis pertanian, agar memiliki nilai tambah di Indonesia. (Tien Muchtadi)*** (Sumber : Media Iptek edisi03/Juni 2011)***
29
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x201A;ľď&#x20AC;
P
residen Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan kunjungan ke Kabupaten Karawang. Di pesisir pantai utara (Pantura) Jabar ini, SBY mendatangi para nelayan dan petani. Di tempat pelelangan ikan (TPI) di Dusun Pasirputih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang. Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, SBY langsung menyaksikan kegiatan bongkar hasil laut para nelayan, pengolahan rajungan, dan proses pelelangan ikan. Di tempat ini, SBY melakukan dialog dengan nelayan setempat. Presiden beserta Ibu Negara dengan antusias mengikuti kegiatan pelelangan ikan bersama para nelayan. Sejumlah Menteri dan pejabat Negara turut mendampingi Presiden. Mereka di antaranya Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri Pertanian Suswono, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Amir Syamsudin, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, dan Direktur Utama Pupuk Indonesia Holding Company Arifin Tasrif.
Vol.12, No.1. April 2013
30
BULETIN PERAMALAN OPT
Setelah meninjau TPI Pasirputih, Presiden dan rombongan menuju ke dusun Jeruk Siwer. Di lokasi ini, SBY melaksanakan panen raya padi yang dilanjutkan dengan dialog bersama petani. Presiden menyampaikan bahwa pemerintah bersama dengan Pertamina dan Pupuk Indonesia Holding Company akan membentuk SPBU dan mengeruk laut guna memudahkan nelayan melaut serta menyediakan pupuk serta benih untuk memenuhi kebutuhan para petani. Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan pula bantuan 20 ton pupuk yang diserahkan oleh Direktur Utama PT Pupuk Kujang Bambang Tjahjono kepada tujuh gabungan kelompok tani di daerah tersebut. Sehari sebelumnya, Presiden SBY melaksanakan rapat koordinasi terbatas di gedung administrasi PT. Pupuk Kujang. Kegiatan ini mengawali kunjungan presiden ketempat pelelangan ikan dan kegiatan panen raya padi di Cilamaya. Setelah melaksanakan rakor terbatas dengan para menteri dan Dirut Pertamina dan Pupuk Indonesia, presiden beserta rombongan melakukan pertandingan voli dengan tim Kementerian BUMN yang bergabung dengan Direksi dari PT Pupuk Kujang. Tim presiden RI berhasil memenangkan pertandingan dengan skor telak.(Tim Liputan BP) *** Foto oleh: Dianto & C. Irwan Vol.12, No.1. April 2013
31
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x201A;ľď&#x20AC; Liputan Khusus :
AGRINEX EXPO 2013 5-7 April 2013
A
grinex 2013 merupakan event pameran tahunan yang bertujuan untuk menampilkan wajah agribisnis Indonesia dikalangan masyarakat luas baik di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, maupun bisnis pendukung dan produk konsumen mulai dari hulu hingga hilir. Agrinex Indonesia 2013 kali ini memiliki tema "Agribusiness for Food and Bioenergy Security" sebagai bentuk dukungan sektor pertanian untuk menghasilkan sumber pangan dan energi yang ramah lingkungan.
Vol.12, No.1. April 2013
Agrinex Expo tahun 2013 ini diselenggarakan pada tanggal 5-7 April 2013 dan dapat berlangsung atas kerjasama Performax, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Coop Indonesia Foundation dengan dukungan Kementerian Pertanian serta media massa. Penyelenggaraan Agrinex 2013 mengambil lokasi seperti penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya di Hall B Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Peserta Agrinex 2013 kali ini meliputi semua elemen yang bergerak dalam bidang agribisnis di Indonesia mulai dari perusahaanperusahaan besar sampai UKM dan Litbang serta Perguruan Tinggi yang memiliki fakultas yang terkait dalam agribisnis. Agrinex Expo dikunjungi oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan. Mayoritas pengunjung pada event ini adalah darikalangan pengusaha dan pelaku agribisnis, kelompok mahasiswa serta masyarakat umum baik dari dalam maupun luar negeri. Selain ajang pameran, untuk menarik minat pengunjung event Agrinex 2013 juga menyelenggarakan talkshow, doorprize dan demo produk. Agrinex 2013 dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI Ir. M. Hatta Rajasa.
32
BULETIN PERAMALAN OPT
Salah satu strategi memperkenalkan untuk memperkenalkan dan mengembangkan produk pertanian khususnya dalam menjamin ketahanan pangan dan pengembangan bioenergi adalah melalui promosi. Melalui sarana tersebut diharapkan image yang baik terhadap pertanian dan produk pertanian Indonesia akan terus meningkat. Promosi merupakan ujung tombak dari suatu system pemasaran. Pameran agribisnis dan promosi seperti Agrinex Expo 2013 merupakan kegiatan yang prinsipnya menyatukan berbagai kekuatan antara unsure pemerintah, perguruan tinggi dan pelaku usaha dalam mendorong agribisnis di Indonesia. Kegiatan ini sebagai upaya yang tepat dalam merespon perkembangan persaingan pasar yang semakin kokoh. Kegiatan ini sebagai suatu upaya yang tepat dalam merespon perkembangan persaingan pasar yang semakin ketat dengan mengembangkan kegiatan pertanian yang berwawasan bisnis global serta untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku agribisnis terutama para petani/ produsen. Melalui ajang promosi Agrinex 2013 ini akan terjadi interaksi yang lebih dinamis dan konstruktif antara petani/ produsen, pelaku bisnis, kalangan industry, praktisi, akademisi dan birikrasi dalam membangun jejaring agribisnis yang semakin kokoh. Kegiatan ini juga diharapkan bikan hanya sekedar mewujudkan business awareness tetapi sudah mengarah pada terciptanya business contact, antara pelaku agribisnis di dalam negeri maupun dengan pelaku agribisnis dari luar negeri. (Sambutan meneri Pertanian). Pada tahun 2013, penyelenggaraan Agrinex telah memasuki tahun ke-7. Sebagai wahana untuk penyadaran masyarakat tentang potensi dan peran penting agribisnis dalam pembangunan pertanian khususnya, dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya, kehadiran event Agrinex Expo sebagai kalender tahunan masyarakat agribisnis Indonesia merupakan upaya yang sangat patut untuk diberikan apresiasi, baik oleh kalangan praktisi, akademisi, dunia usaha, maupun masyarakat umum.
Vol.12, No.1. April 2013
33
BULETIN PERAMALAN OPT
Agrinex diselenggarakan atas keyakinan bahwa masa depan agribisnis di Indonesia sangat cerah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya sumber daya alam, perpaduan antara sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang berkualitas, ketersediaan teknologi dan peran investasi dari industry akan menjadikan agribisnis sebagai satu Pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional dan mampu bersaing secara global. Momentum ini sangat strategis untuk menunjukkan dan meyakinkan semua pihak bahwa pengembangan agribisnis di tanah air akan mampu menjawab tantangan penyediaan pangan dan energi., khususnya bioenergi bagi seluruh masyarakat sehingga bangsa ini akan memiliki ketahanan pangan dan ketahanan energi. (Sambutan Rektor IPB)
Vol.12, No.1. April 2013
Penyelenggaraan Agrinex Expo ke-7 tahun 2013 menjadi relevan dan penting untuk menghimpun pemikiran dan kesepakatan untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional dan sekaligus juga memberikan optimis dalam bentuk pameran kemajuan bangsa kita dalam bidang pertanian dan kegiatan terkait. Secara khusus kita memberikan perhatian kepada penguatan posisi petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian dan penguatan kelembagaan petani untuk mengokohkan posisi tawar dalam interaksi dengan factor modal. Kita berharap para pemutus kebijakan publik melalui berbagai diskusi dalam Agrinex Expo 2013 ini, dapat lebih menyadari dan lebih sigap untuk memihak kepeda kepentingan rakyat petani dan martabat bangsa. Jangan sampai kita lengah ideologis, bersikap netral dan bebas nilai didalam melihat pertarungan antara kepentingan modal besar dan asing dengan kepentingan nasional dan rakyat petani. (Sambutan Adi Sasono COOP Indonesia) Pada perhelatan Agrinex Expo 2013 yang secara resmi dibuka oleh Menko Perekonomian RI agar beliau melihat, mendengar dan secara tepat bias bias menolong meningkatkan produksi, akses pasar, ketersediaan lahan, infrastruktur dan logistik serta pembiayaan yang selama ini masih menjadi hambatan di sektor Agribisnis Indonesia. (Tim Liputan BP)***
34
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x20AC;˘ď&#x20AC;
Pestisida cenderung digunakan karena praktis dan mudah didapat. Padahal dari segi biaya dan efek sampingnya sering dipertanyakan. Alternatif lain sebagai solusinya adalah tanaman Paitan (Tithonia tagetiflora Desf) dapat dijadikan sebagai pengganti pengendali hama dan penyakit.
A
da dua cara membuat larutan paitan, yang pertama, paitan direndam dalam air sampai busuk (sekitar 2 minggu) kemudian diambil larutannya. Perbandingan air dan paitan kira-kira 1:2. Selanjutnya laruan paitan dicampur garam sampai terasa asin sebelum siap disemprotkan. Kedua, paitan dijemur di panas matahari sampai kering lalu dibakar. Hasil pembakaran dilarutkan dalam 1 liter air, kemudian di tambahkan pula Âź kg garam. Larutan dibiarkan agak lama sebelum diencerkan kembali dengan 10 liter dan sesendok kecil deterjen. Dikocok sebentar kemudian siap untuk diaplikasikan. Untuk aplikasi dilapangan larutan paitan disemprotkan pada daun tanaman yang terserang, bisa dengan kompresor atau sprayer. Untuk hasil yang lebih memuaskan sebaiknya penyemprotan diulang dua kali. Untuk tindakan pencegahan, maka penyemprotan dilakukan 15 hari sekali. Jumlah paitan yang dibutuhkan per luas lahan sangat tergantung pada tingkat serangan, disamping musim serta jenis komoditas yang juga turut menentukan. Biaya memanfaatkan paitan jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan menggunakan pestisida sintetis yang tersedia di toko saprotan. Jadi mengapa tidak mencoba pengendalian ala tradisional ini? Di masa mendatang mungkin tumbuhan yang tidak bernilai ekonomis ini akan diperebutkan karena bisa juga digunakan sebagai pupuk penyubur tanaman sebagai pupuk hijau. Vol.12, No.1. April 2013
Biologi tumbuhan Tanaman tahunan yang berbentuk perdu tegak, berkayu dengan tinggi antara 1 â&#x20AC;&#x201C; 2 meter. Bunga cakram berbentuk tabung dan bunga tepi berbentuk pita. Dikenal sebagai tanaman pagar atau tanaman hias. Manfaat sebagai insektisida dan fungisida. Senyawa aktif mengandung sesquiterpenlakton, tagitin A, tagitin C, hispidulin dan (z) beta ocimene. Cara kerjanya mempengaruhi reproduksi, menghambat perkembangan serangga dan jamur (cendawan) dan antifeedant (penolak makan). Sasaran OPT selain tersebut di atas adalah Helopeltis sp, Empoasca sp, Ulat jengkal (Hyposidra talaca), Tribolium castaneum, dan Pestalotia sp. (Dari berbagai sumber)***
Tanaman Paitan (Tithonia tagetiflora Desf) dapat dijadikan sebagai Pestisida Nabati (Foto: Repro) 35
BULETIN PERAMALAN OPT
P
enyakit kencing manis atau kencing gula disebabkan oleh pancreas (kelenjar ludah perut) yang terganggu (rusak), sehingga tidak cukup mengeluarkan fermen pencernaan yang disebut insulin. Akibat kelenjar insulin, maka gula dan hidrat arang (glukosa) yang dikandung makanan dan minuman sebagian besar terbuang sebab tidak dapat dirubah jadi glukosa. Kadar glukosa dalam darah lebih tinggi dari keadaan normal sehingga glukosa dalam darah lebih tinggi dari keadaan normal sehingga glukosa masuk ke dalam air kencing. Beberapa alternatif pengobatan (pilih salah satu) antara lain : Daun lidah buaya 2 pelepah, durinya dibuang dan dicuci bersih dan dipotong seperlunya. Rebuslah dalam air bersih 3 gelas. Sesudah dingin, saring lalu minum sehabis makan 2-3 kali sehari ½ gelas.
Makanlah tiap hari keripik gadung sebagai makanan kudapan pada waktu minum teh atau kopi (2-3 kali sehari sebanyak yang diperlukan).
Disamping mengkonsumsi obat-obat herbal tersebut, lebih baik diikuti dengan olah raga ringan (jalan, lari kecil) setiap hari 15 - 30 menit.
Menjaga makanan (khususnya berkadar gula tinggi) wajib dilakukan.
Konsultasi ke dokter secara rutin.
Serbuk biji petai cina 1 sendok teh, diseduh dengan air panah ½ gelas, suam-suam kuku diminum 3 menit sebelum makan (2-3 kali sehari 3 sendok makan). Buah mengkudu yang telah masak 2 buah, dicuci lalu diparut. Beri air garam 1 sendok makan, diperas dan disaring. Minumlah sesudah makan 2-3 kali sehari 2 sendok makan.
Vol.12, No.1. April 2013
Resep obat tradisional adalah system pengobatan yang mayoritas menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan. Dengan demikian ramuan ini ada di masyarakat terutama yang tinggal di pedesaan. Tanaman obat yang dikenal dengan apotik hidup bisa ditanam di pekarangan yang sekaligus berfungsi menghijaukan lingkungan. 36
BULETIN PERAMALAN OPT
Dengan hormat, Saya adalah petani muda yang tinggal di desa Desa Bulu, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang, Jateng. Apa sih yang dimaksud dengan PGPR itu? Penjelasannya. Matur uwun. Salam..! Burhanudin Desa Bulu, Petarukan Pemalang, Jawa Tengah.. Jawab: PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah bakteri perakaran pemacu pertumbuhan tanaman, yang merupakan kombinasi dari bakteri Bacillus polymixa dan Pseudomonas fluorescens. PGPR merupakan agens pengendali hayati yang menjanjikan yang dapat menekan penyakit lapang, serta meningkatkan pertumbuhan. Sifatnya yang ramah lingkungan sangat cocok digunakan untuk mendukukung pertanian yang berkelanjutan disamping untuk menekan penggunaan pestisida. Adapun kegunaan PGPR adalah: Meningkatkan pertumbuhan tanaman, antara lain: Memperbaiki dan merangsang tumbuhnya akar Meningkatkan diameter batang Meningkatkan jumlah cabang Memperbanyak produksi buah Meningkatkan daya berkecambah benih Merangsang pembentukan tunas
Vol.12, No.1. April 2013
Mekanisme PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan ketahanan tanaman antara lain: 1. Kemampuan memproduksi ZPT (zat pengatur tumbuh) seperti IAA. 2. Kemampuan untuk melarutkan fosfat, sehingga bisa meningkatkan efisiensi pemupukan P. 3. Kemampuan produksi antibiotic. 4. Produksi siderofor yang berperan dalam induksi resistensi atau peningkatan ketahanan tanaman terhadap penyakit. 5. Peningkatan produksi senyawa pertahanan tanaman seperti fitoaleksin. Bila penyerapan unsur hara dan air yang lebih baik dan nutrisi tercukupi, maka menyebabkan kebugaran tanaman juga semakin baik, sehingga akan semakin meningkatkan ketahanan tanaman terhadap gangguan biotic (hama & penyakit) maupun abiotik (kekeringan, kebanjiran). (Redaksi)***
37
S
elain ahli dalam mengidentifikasi OPT tanaman padi, petani juga mampu dalam penanganan pengendalian OPT dengan membuat pestisida nabati maupun perlakuan pratanam dengan perlakuan benih yang ramah lingkungan dengan menggunakan perendaman agens antagonis Corynebacterium dicampur dengan air sirih untuk menghambat perkembangan penyakit busuk pelepah pada tanaman padi. Pada MK 2013 ini BBPOT bekerja sama dengan kelompok tani di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta melakukan kegiatan Pengendalian Busuk Pelepah tanaman padi. (Foto: Cahyadi Irwan)***
Vol.12, No.1. April 2013
BULETIN PERAMALAN OPT
ď&#x20AC;
Seputar K ehidupan dan
38