Peramalan OPT Vol 12 No 2

Page 1

Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan Vol.11 No.2 Hlm.1-38 Karawang Oktober 2012

Hal. 03 Prakiraan OPT Utama Padi MT. 2012/2013

Hal. 09 Paket Pengendalian OPT Utama Padi

Hal. 23 Sekilas MPTHI 2012


BULETIN PERAMALAN OPT

Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan

PELINDUNG Sesditjen Tanaman Pangan

PENANGGUNG JAWAB Kepala BBPOPT PIMPINAN REDAKSI Kabid Pelayanan Teknik Informasi Dan Dokumentasi WK.PIMPINAN REDAKSI Kasi Informasi dan Dokumentasi REDAKTUR PELAKSANA Sarsito Wahono Gaib Subroto Firdaus Natanegara Baskoro Sugeng Wibowo Elwidar Is Antulat Taufiqurahman Edi Suwardiwijaya Urip Slamet Riyadi STAF REDAKSI Dulhalim DOKUMENTASI & GRAFIS uripsr@ymail.com

Catatan

P

embaca yang budiman, dalam menghadapi MT. 2012/2013, BBPOPT Jatisari melakukan diseminasi Teknologi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (P3OPT) melalui siaran di RRI Bandung, dan penayangan di TVRI Bandung dalam Program Forum Kita. Materi siaran tentang persiapan menghadapi MT. 2012/2013 hasil Prakiraan serangan OPT secara nasional disampaikan oleh narasumber dari BBPOPT, sedangkan secara regional tingkat Provinsi disampaikan oleh UPTD BPTPH Provinsi Jawa Barat. Sinergisme antara BBPOPT dan UPTD BPTPH dibangun berdasarkan tanggung jawab bersama dalam rangka pengamanan produksi pangan khususnya padi di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan di Jawa Tengah siaran radio di RSPD Kabupaten Sukoharjo bekerjasama dengan LPHP Palur Sukoharjo yang merupakan daerah endemis Wereng Batang Coklat. Secara nasional hasil prakiraan serangan OPT utama padi juga di desiminasikan di Pameran MPTHI ke X yang berlangsung di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah yang dilaksanakan pada tanggal 6 - 8 Nopember 2012. Pada edisi II tahun 2012 ini Redaksi menampilkan berita seputar MPTHI dan sekilas Kota Palu sebagai tuan rumah penyelenggara MPTHI melalui rubrik “Info Khusus”. Tema MPTHI kali adalah : "Peran MPTHI dalam Mendukung Peningkatan Agribisnis untuk Penguatan Pasar Dalam Negeri " Selamat melaksanakan Munas MPTHI ke X di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Semoga Sukses..!!! (Red)***

SIRKULASI Eri Budiyanto ALAMAT REDAKSI Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari Karawang - Jawa Barat (41374) Telp/Fax: (0264) 360581 E-mail: peramal_hama@hotmail.com http://bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id

Vol.11, No.2. Oktober 2012

1


BULETIN PERAMALAN OPT Redaksi menerima saran, kritik, atau pendapat dari Anda. Kirimkan surat Anda ke alamat redaksi. Surat dapat juga dilengkapi dengan foto diri. Redaksi menerima kiriman naskah dengan panjang maksimum 3 halaman kuarto dengan spasi 1,5, termasuk foto dari luar. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat, tanpa mengurangi bobot tulisan. Ditunggu kiriman naskahnya. Alamat Redaksi: Buletin Peramalan Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari—Karawang, Jawa Barat (41374) Telp/Fax : (0264) 360581, E-mail: peramal_hama@hotmail.com, bbpopt@gmail.com, Website http://bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id

Kepada Redaksi Majalah Peramalan OPT Di Tempat (send via Inbox Facebook) Punten butuh info keberadaan hama penggerek padi putih dan bergaris. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Atik Suryani Indramayu - Jawa Barat Jawab: Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata Wlk) hama ini disebut hama sundep atau mati pucuk jika menyerang tanaman padi yang belum berbunga. Sementara itu, hama ini juga disebut hama beluk jika ulat tersebut menyerang tanaman padi yang telah mulai berbunga. Ngengat berwarna putih, telur berbentuk bulat panjang dengan ukuran 0.6 mm x 0.5 mm. Telur ditutupi bahan seperti beludru berwarna coklat muda. Selanjutnya telur menetas menjadi ulat.

Judul Cover: Jembatan Punulele Foto : Urip SR Lokasi: Kota Palu, Sulteng. Vol.11, No.2. Oktober 2012

1 2 3 10 17 19 23 25 29 30 31 33 35 36 37 38



Sedangkan Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo suppressalis Wlk) tanda-tanda serangannya seperti pada Penggerek Batang Padi Putih atau kuning. Tanaman inangnya yaitu padi, jagung dan rumputrumput liar. Daerah penyebarannya antara lain Indonesia, India, Malaysia, Filipina, Jepang, Sri Langka, Amerika, Rusia, dan Australia. Larvanya menyerang tanaman padi dengan membuat lubang dalam batang dan memakan jaringannya.

Ngengat S. innotata sedang bertelur dan ngengat Chilo suppressalis (penggerek batang bergaris)

CATATAN REDAKSI SURAT PEMBACA INFO PERAMALAN PANDUAN PRAKTIS REPORTASE TEKNOLOGI PERLINTAN AGENDA FOKUS (INFO KHUSUS) MIMBAR PROTEKSI DEPOT IDE TOPIK UTAMA KOLOM PETANI KOLOM NABATI RESEP TRADISIONAL KLINIK TANAMAN SKETSA

2


BULETIN PERAMALAN OPT

ďƒ˝ Oleh : Dwitya Rizqillah Gabriel, Ulfah Nuzulullia, Suwarman

P

rakiraan serangan kompleks OPT utama padi di Indonesia pada MT.2012/13 diperkirakan maksimum mencapai sebesar 191.974 hektar. Prakiraan luas serangan tertinggi untuk Tikus mencapai luas 65.889 hektar menyusul hama Penggerek Batang Padi mencapai 57.513 hektar dan Wereng Batang Coklat mencapai 7.561 hektar. Untuk penyakit, ramalan serangan tertinggi adalah BLB seluas 29.191 hektar menyusul Blas 24.341 hektar dan Tungro 7..478 hektar. Secara rinci ramalan serangan OPT utama padi dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kejadian Serangan OPT Utama Padi MT.2011/12 dan MT. 2012 serta Prakiraan luas Serangan MT. 2012/13 di Indonesia. No

OPT

KLTS MT.2011/12 (Ha)

KLTS MT. 2012 (Ha)

Prakiraan Serangan OPT MT. 2012/13 (Ha)

Sasaran Tanam MT.2012/13 (Ha)

Prakiraan serangan Thd Sasaran tanam (%)

1

PBP

57.875

59.347

61.371

8.211.243

0.75

2

WBC

11.351

14.679

7.534

8.211.243

0.09

3

TIKUS

54.300

57.870

61.182

8.211.243

0.75

4

TUNGRO

4.994

3.096

5.683

8.211.243

0.07

5

BLAS

31.383

14.290

28.313

8.211.243

0.34

6

BLB

43.719

29.619

46.405

8.211.243

0.57

7

U. Grayak

20.067

5.653

5.197

8.211.243

0.06

Jumlah

223.689

184.554

215.684

8.211.243

2.63

Secara global angka prakiraan MT. 2012/13 ini naik dibandingkan dari angka ramalan MT. 2012, kecuali wereng coklat. Kenyataan dilapang menunjukkan bahwa kondisi agroklimat sangat berpengaruh terhadap turun naiknya serangan OPT utama tanaman padi, terutama di Pulau Jawa, Bali dan Sumatra.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

3


BULETIN PERAMALAN OPT

Prakiraan Serangan BLB/Kresek Tiga propinsi yang diprakirakan se rangan penyakit BLBnya tinggi adalah propinsi Jawa Timur dengan luas serangan maksimum 9.329 ha, Jawa Tengah 5.023 ha, dan Jawa Barat seluas 2.498 hektar. Prakiraan Serangan Blas Serangan penyakit blas yang tinggi akan terjadi di 3 (tiga) propinsi, yaitu propinsi Jawa Barat dengan luas maksimum 13.389 ha, Jawa Timur seluas 12.091 ha, dan Jawa Tengah seluas 11.267 hektar. Prakiraan Serangan Tungro Prakiraan serangan OPT utama pada tanaman padi MT. 2012/13 di masingmasing Propinsi secara lengkap disajikan pada tabel 2. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi Prakiraan serangan penggerek batang padi tertinggi terdapat di 3 (tiga) propinsi yaitu Jawa Barat mencapai luas maksimum 17.625 ha, diikuti Jawa Tengah mencapai 10.625 ha, dan Jawa Timur 5.482 ha. Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat Serangan wereng batang coklat tertinggi diprakirakan akan terjadi di Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di Jawa Timur serangan WBC diperkirakan mencapai luas maksimum 1.971 Ha, Jawa Tengah seluas 1.823 ha, dan Jawa Barat 898 ha. Prakiraan Serangan Tikus

Prakiraan serangan penyakit tungro tertinggi akan terjadi di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Barat, dan Bali. Di NTT diprakirakan akan mencapai luas maksimum 2.068 ha, di Jawa Barat mencapai luas maksimum 1.088 ha, dan di Bali mencapai luas 429 hektar. Prakiraan Serangan Ulat Grayak

Serangan tikus tertinggi diprakirakan akan terjadi di 3 (tiga) propinsi yaitu di Banten, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Di Banten diprakirakan akan mencapai luas maksimum 752 ha, di Sulawesi Selatan mencapai luas 568 ha, sedangkan di Aceh mencapai luas 542 hektar.

Serangan tikus tertinggi diprakirakan akan terjadi di 3 (tiga) propinsi yaitu di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Di Jawa Tengah diprakirakan akan mencapai luas maksimum 11.585 ha, di Jawa Barat mencapai luas 11.517 ha, sedangkan di Jawa Timurmencapai luas 6.768 hektar.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

4


BULETIN PERAMALAN OPT

Tabel 2. Prakiraan Maksimum OPT Utama Padi MT.2012/13 menurut Propinsi di Indonesia No.

Propinsi

PBP (ha)

WBC (ha

TIKUS (ha)

TUNGRO (ha)

BLAS (ha)

BLB (ha)

U.Grayak (Ha)

1

Pem ACEH

2.010

16

6.500

0

1.268

195

542

2

Sumatra Utara

448

76

1.281

96

1.053

1.017

62

3

Sumatra Barat

46

32

830

301

231

21

38

4

Riau

499

8

666

0

361

143

16

5

Jambi

159

51

149

1

81

31

51

6

Sumatra Selatan

1.283

384

1.986

61

601

518

109

7

Bengkulu

265

10

726

153

252

94

139

8

Lampung

2.258

146

2.310

58

2.455

1.023

189

9

Kep. Babel

0

17

1

0

8

0

3

10

Kep. Riau

0

0

0

0

0

0

3

11

DKI Jakarta

60

9

12

0

0

52

3

12

Jawa Barat

17.625

898

11.517

1.088

2.498

13.389

275

13

Jawa Tengah

10.625

1.823

11.585

532

5.023

11.267

161

14

DI Jogjakarta

1.665

328

933

1

464

777

6

15

Jawa Timur

5.482

1.971

6.768

192

9.329

12..091

263

16

Banten

2.421

787

1.508

76

86

1.054

752

17

Bali

320

223

764

429

654

578

38

18

NTB

684

37

104

174

1.540

1.144

182

19

NTT

2.842

156

617

2.068

64

1.248

43

20

KALBAR

981

66

1.360

30

555

0

35

21

KALTENG

861

120

781

15

292

25

195

22

KALSEL

453

117

533

6

148

17

93

23

KALTIM

17

4

93

2

52

6

72

24

SULUT

810

0

370

85

41

127

88

25

SULTENG

2.786

149

1.354

126

21

326

289

26

SULSEL

3.306

60

4.641

42

533

844

268

27

SULTRA

1.443

0

2.657

25

375

48

295

28

GORONTALO

488

0

101

0

0

166

179

29

SULBAR

664

4

636

29

6

150

276

30

MALUKU

322

9

61

0

97

15

79

31

Maluku Utara

87

1

65

33

0

0

3

32

Papua Barat

248

17

171

29

0

4

43

33

PAPUA

212

18

101

32

225

38

111

Jumlah

61.371

7.534

61.182

5.683

28.313

46.405

5.197

Vol.11, No.2. Oktober 2012

5


BULETIN PERAMALAN OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI PADA MT.2012/13 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA MT.2012/13 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

Vol.11, No.2. Oktober 2012

6


BULETIN PERAMALAN OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUS PADA MT.2012/13 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TUNGRO PADA MT.2012/13 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

Vol.11, No.2. Oktober 2012

7


BULETIN PERAMALAN OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLAS PADA MK.2012 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLB PADA MK.2012 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

Vol.11, No.2. Oktober 2012

8


BULETIN PERAMALAN OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN ULAT GRAYAK PADA MK.2012 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

K

eberadaan ulat grayak dapat dilihat dari kotoran yang berserakan diatas permukaan tanah lahan sawah yang kering. Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan batang padi. Mula-mula ulat makan helai daun, dimulai dari ujung atau sisi daun, hingga hanya tersisa tulang-tulang daun, dan tampak bekas keratin daun. Pada tanaman padi yang telah keluar malai, tangkai malai padi dipotong atau dirusak sehingga kadang-kadang terlihat potongan tangkai malai. Spesies Mythimma separate dapat memotong malai pada pangkalnya dan dikenal sebagai ulat pemotong leher malai. Ulat grayak menyerang pertanaman padi pada malam hari. Serangan dapat terjadi pada semua fase pertumbuhan tanaman, mulai dari pembibitan, khususnya pembibitan kering, sampai fase pengisian malai.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Bila sudah ditemukan adanya gejala serangan ulat grayak, sebaiknya dilakukan pengamatan pada malam hari untuk memperkirakan kepadatan populasi hama di lapangan yang dapat digunakan sebagai acuan tindakan pengendalian.

9


BULETIN PERAMALAN OPT

PANDUAN PRAKTIS

P

aket pengendalian OPT utama padi MH. 2012/2013 menyajikan cara praktis pengendalian di lapangan dalam rangka meningkatkan produksi pangan terutama beras yang sesuai dengan harapan, serangan OPT baik berupa hama maupun penyakit merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam setiap usaha budidaya tanaman padi. Pengambilan keputusan dalam menghadapi hama dan penyakit pada komoditas tanaman padi harus memiliki dasar yang kuat. Dasar terkuat yang dapat dijadikan patokan adalah kehadiran atau keberadaan hama di pertanaman padi. Deteksi dini OPT utama tanaman padi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, dengan tujuan 1). Memantau perkembangan populasi OPT di lapangan, 2). Memantau kemungkinan terjadinya serangan OPT yang merugikan atau melebihi ambang ekonominya, dan 3). Mencegah terjadinya serangan OPT yang lebih besar. Panduan praktis ini menyajikan cara-cara praktis mengenai paket pengendalian OPT utama padi di lapangan, sehingga membantu petugas lapang dalam melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan prioritas kegiatan pengelolaan OPT serta untuk mengestimasi kemungkinan berkembangnya OPT pada suatu daerah.

1

Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens STALL) umummya serangan Wereng Batang Coklat (WBC) ini terjadi pada tanaman padi yang telah dewasa, tetapi belum memasuki masa panen. Kadang WBC juga menyerang persemaian padi. Jika tanaman padi muda yang terserang, warna daunnya menjadi kuning, pertumbuhannya menjadi terhambat, dan tanaman tetap menjadi kerdil. Serangan yang hebat akan mengakibatkan tanaman menjadi layu dan mati. Perkembangan akar pun menjadi terhambat. WBC mengeluarkan kotoran embun madu yang biasanya akan ditumbuhi cendawan jelaga sehingga daun padi berwarna hitam.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Banyaknya kotoran putih bekas pergantian kulit nimfa yang terlihat itu menunjukkan populasi WBC telah tinggi. WBC secara langsung akan mematikan tanaman dan menyebarkan penyakit virus kerdil rumput. Oleh karena itu, penanggulangannya harus betul-betul diperhatikan begitu gejala serangan WBC muncul. 10


BULETIN PERAMALAN OPT

Rotasi Tanaman Sesudah tanam padi, sebaiknya ditanam jenis tanaman lain yang berbeda family, misalnya kedelai, cabai, kubis dan ubi jalar. Rotasi tanaman dapat memutus siklus hidup wereng batang coklat. Sanitasi lahan.

Pengendalian Secara biologis : Pemanfaatan musuh alami seperti Ophionea sp, Paederus sp, Miscraspis sp, dan Spiders (Laba-laba), serta jenis cendawan pathogen serangga seperti Hirsutella, sp, Metarrhizium sp, dan Beauveria bassiana merupakan musuh utama WBC. Secara kimia Penyemprotan dengan pestisida harus bijaksana karena bisa menyebabkan resurjensi pada wereng batang coklat. Oleh karena itu, sebaiknya jangan menggunakan pestisida secara sembarangan. Tujuannya agar keseimbangan alam tetap baik sehingga predator masih bisa tetap hidup hingga mampu mengendalikan populasi wereng batang coklat. Gunakan insektisida yang dianjurkan, penyemprotan harus mengenai wereng yang ada di pangkal tanaman padi. Jika yang terkena hanya bagian atas dari tanaman padi, penyemprotan tidak efektif karena sebagian besar wereng bersembunyi di bagian pangkal padi. Penanaman Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW) Menanam varietas yang telah terbukti tahan/toleran terhadap populasi WBC di daerah masing-masing. Varietas tahan wereng tergantung pada biotipe yang berkembang di suatu ekosistem. Daerahdaerah endemis wereng batang coklat biotipe1, dapat menanam antara lain: varietas Memberamo, Widas, dan Cimelati, untuk biotipe 2 dan 3, Memberamo, Cigeulis dan Ciapus.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Kebersihan lahan harus dijaga. Tunggul-tunggul jerami harus segera dihilangkan. Tujuannya agar tunas baru tidak tumbuh dan tidak dapat ditempati wereng. Wereng batang coklat menyukai keadaan lembab dan terlindung. Oleh karena itu, sebaiknya sesudah panen, sawah betul-betul dikeringkan atau malah sebaliknya malam direndam. Tunggul-tunggul jerami yang direndam dalam beberapa hari akan mengakibatkan wereng mati. Pemupukan Pemupukan dengan pupuk nitrogen jangan terlalu banyak karena pupuk ini akan mendorong populasi wereng menjadi besar. Hal ini terjadi akibat suburnya tanaman sehingga batang padi menjadi lunak dan berair banyak. Pergiliran Varietas Penanaman varietas padi tidak dilakukan satu jenis yang sama selama beberapa musim tanam berturut-turut. Misalnya, hanya selalu tanam Ciherang atau Sidomuncul saja. Sebaiknya segera ganti jenis varietas padi yang lain, misalnya Inpari-1 dan Mekongga Tujuannya untuk menghindari serangan WBC biotipe 2. WBC dapat segera menyesuaikan diri dengan tanaman yang resisten (tahan) terhadap serangan wereng ini. Hama ini akan segera dapat menurunkan keturunan yang dapat menghancurkan tanaman padi yang sebelumnya resisten. Kemampuan ini disebut biotipe.

11


2

Tikus (Rattus rattus argentiventer) Gejala serangan (potongan-potongan padi yang dirusak tikus): Tikus menyerang tanaman padi pada bagian tengah petak sawah. Tanda-tanda tanaman yang terserang hama tikus adalah banyak tanaman padi yang roboh dan sisa-sisa tanaman terkerat pada petak sawah. Pada tanaman yang terserang ini terdapat bekas keratin tikus membentuk sudut 45o Apabila serangan hama dibiarkan, maka terjadi serangan hebat pada tanaman padi yang masih muda. Di tengah petak tanaman padi tampak botak-botak bekas serangan tikus. Rekomendasi Pengendalian Rekomendasi pengelolaan hama tikus dilakukan setelah munculnya populasi hama di areal pertanaman. Rekomendasi pengelolaan dilakukan melalui pendekatan pengelolaan Hama Tikus Terpadu (PHTT), yaitu tindakan pengelolaan yang didasarkan pada biologi dan ekologi tikus, dilakukan secara bersama oleh petani sejak dini, intensif dan terus menerus, memanfaatka berbagai teknologi pengelolaan hama yang tersedia, dan dalam wilayah sasaran pengendalian skala luas. Apabila pada awal musim telah muncul populasi tikus, maka ditekanka untuk menekan populasi awal tikus, melalui gropyok massal, sanitasi habitat, pemasangan Trap Barrier System (TBS) dan pemasangan bubu perangkap pada persemaian, TBS pesemaian atau pengumpan beracun pada lahan persemaian. TBS merupakan pertanaman padi yang

ditanam 3 minggu lebih awal, berukuran minimal (20x20) m, dipagar dengan plastic setinggi 60 cm yang ditegakkan dengan ajir bambu pada setiap jarak 1 m, memiliki bubu perangkap pada setiap sisi pagar plastik dengan lubang menghadap keluar, dan dilengkapi dengan tanggul sempit sebagai jalan masuk tikus.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

BULETIN PERAMALAN OPT

TBS dikelilingi parit dengan lebar 50 cm yang selalu tergenang air untuk mencegah tikus menggali atau melubangi pagar plastik. Prinsip kerja TBS adalah menarik tikus dari lingkungan sawah di sekitarnya (hingga radius 200 m) karena tikus tertarik padi yang ditanam lebih awal dan bunting lebih dahulu, sehingga dapat mengurangi populasi tikus sepanjang pertanaman. Apabila populasi tikus sudah tinggi dan melebihi ambang ekonomi dapat dilakukan fumigasi. Fumigasi paling efektif dilakukan pada fase generative, saat sebagian besar tikus berada dalam lubang untuk reproduksi. Metode ini efektif membunuh tikus beserta anak-anaknya didalam lubangnya. Rodentisida sebaiknya hanya digunakan saat populasi tikus sangat tinggi, dan hanya efektif pada periode bera dan fase awal vegetatif.

12


3

Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas). Keberadaan hama ini dapat diketahui berdasarkan gejala serangan yang timbul di lapangan seperti kematian tunas-tunas padi (sundep) dan kematian malai (beluk). Karakteristik S. incertulas ini hanya seekor larva dalam satu tunas, pupa berada di dalam pangkal tunas di bawah permukaan tanah. Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya, dengan cara membuat gulungan ujung daun, menjatuhkan diri ke permukaan air dan memencar ke rumpun yang lain. Perubahan kepadatan populasi hama penggerek batang padi di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban) Rekomendasi Pengendalian Rekomendasi pengendalian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya serangan hama yang lebih berat dan hanya dilakukan apabila telah dijumpai populasi hama disekitar pertanaman. Strategi pengendalian hama di lakukan dengan menerapkan komponen pengelolaan penggerek batang padi meliputi waktu tanam yang tepat, merupakan cara yang efektif untuk menghindari serangan penggerek batang. Pengumpulan kelompok telur Kelompok telur selanjutnya dipelihara untuk mendapatkan parasitoid yang mungkin keluar. Biasanya dalam satu kelompok telur muncul dua atau tigas jenis parasitoid sexcara bersama-sama. Parasitoid selanjutnya dilepas ke pertanaman. Pemerangkapan ngengat dengan lampu perangkap yang dibawahnya diberi air dan minyak tanah/detergen. Pemanfaatan/pelepasan parasitoid hasil pengumpulan telur.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

BULETIN PERAMALAN OPT

Musuh alami penggerek batang padi cukup banyak, sangat berpengaruh terhadap perkembangan populasi dan serangan penggerek batang padi. Musuh alami yang diketahui efektif untuk menekan populasi penggerek batang padi adalah parasitoid telur Trichogramma spp, Tetrastichus spp, dan Telenomus spp. Pelepasan dalam jumlah besar (inundasi) parasitoid telur Trichogramma spp hasil perbanyakan di laboratorium dengan media telur Corcyra spp. Waktu pelepasan parasitoid sebaiknya dilakukan pada awal penerbangan ngengat yang dipantau melalui lampu perangkap. Konservasi musuh alami lainnya. Menuntaskan tindakan pengelolaan penggerek batang padi di persemaian. Penggunaan insektisida anjuran apabila intensitas serangan 6%, dan parasitisme kelompok telur < 50%. Hasil pengelolaan hama efektif dan efisien jika dalam penggunaan insektisida memenuhi prinsip 6 tepat (jenis, dosis, konsentrasi, sasaran, waktu, dan cara aplikasi). Penyabitan serendah mungkin pada saat panen dan penggenangan setelah panen, untuk menekan populasi hama di masa tanam yang akan datang.

13


4

Penyakit Tungro, infeksi penyakit ini disebabkan oleh virus dengan serangga penular wereng daun hinau (Nephotettix virescens dan N. nigropictus) serta wereng zig zag (Recilia dorsalis). Gejala serangan pertumbuhan terhambat dan kerdil, jumlah anakan berkurang, daun menguning sampai jingga mulai dari pucuk daun ke arah pangkal daun. Pada daun muda sering terlihat seperti mottle dan daun pada daun tua terlihat seperti bintikbintik coklat bekas tusukan serangga penular. Masa pembungaan tertunda, malai yang dihasilkan lebih sedikit dan tidak sempurna. Pada bulir terdapat bintik-bintik coklat kehitaman. Timbulnya gejala serangan sangat dipengaruhi oleh varietas, umur tanaman pada saat terjadi infeksi, dan strain virus. Serangan berat terjadi apabila penularan telah berlangsung sejak di persemaian atau pada tanaman muda yang berumur kurang 1 bulan. Di lapangan serangan terjadi secara sporadic sehingga pertanaman kelihatan bergelombang. Gejala juga dapat timbul pada singgang

BULETIN PERAMALAN OPT

Rekomendasi Pengendalian Perbaikan cara bercocok tanam melalui pengolahan tanah secara optimal dan pengaturan jarak tanam. Pengaturan pola tanam, pergiliran tanaman dengan tanaman non padi atau diberakan. Waktu tanam yang tepat dan serempak minimal meliputi satu wilayah kelompok tanam, sehingga pada saat serangan tungro tinggi tanaman sudah melewati fase peka infeksi. Penanaman varietas tahan tungro dari benih sehat yang terdiri dari 2 tipe, yaitu varietas yang tahan terhadap wereng daun hijau dan tahan virus. Contoh varietas yang tahan virus adalah Tukad Petanu, Tukad Unda, dan Kalimas. Pemupukan berimbang (N, P, K, S dan unsure mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan (terutama penggunaan pupuk N tidak berlebihan). Sanitasi lingkungan pertanaman dan eradikasi tanaman sakit baik di persemaian maupun pertanaman serta singgang dan tanaman inang lainnya. Pengendalian serangga penular dengan insektisida sesuai anjuran yang efektif dan diizinkan secara bijaksana.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

14


BULETIN PERAMALAN OPT

5

Penyakit Hawar Daun Bakteri (Bacterial Leaf Blight) yang disebabkan oleh bakteri X anthomonas campestris. Penyakit bakteri ini bersifat sistemik dan dapat menginfeksi tanaman pada berbagai stadium pertumbuhan. Gejala penyakit tersebut dibedakan menjadi 3 macam yaitu gejala layu (kresek) pada tanaman muda atau tanaman yang rentan, gejala hawar, dan gejala daun kuning pucat. Gejala layu yang kemudian dikenal dengan istilah “kresek” umumnya terjadi pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam atau tanaman dewasa yang rentan. Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan. Bercak tersebut meluas berwarna hijau keabu-abuan, seluruh daun menjadi keriput dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Kerapkali bila genangan air irigasi tinggi tanaman yang layu terkulai kepermukaan air dan menjadi busuk. Pengendalian : Untuk mengatasi penyakit hawar daun bakteri (kresek) upaya pengendalian yang dilakukan antara lain : 1. Perbaikan cara bercocok tanam, melalui : 

Pengolahan tanah secara optimal;

Pengaturan pola tanam dan waktu tanam serempak meliputi satu petak tersier wilayah kelompok paling sedikit satu wilayah kerja kelompok.

Pergiliran tanaman dan varietas tahan, paling sedikit satu hamparan wilayah kerja kelompok;

Penanaman varietas unggul dari benih sehat, seperti varietas Angke atau Conde;

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Pengaturan jarak tanam, untuk memperoleh iklim mikro yang sesuai;

Pemupukan berimbang (NPK dan unsure mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan dan musim, penggunaan pupuk N tidak berlebihan.

Pengaturan sistem pengairan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.

2. Sanitasi lingkungan pertanaman dari gulma; 3.

Penyemprotan bakterisida anjuran yang efektif dan diizinkan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan

6

Penyakit Blas disebabkan oleh cendawan pathogen Pyricularia grisea. Penyakit blas merupakan salah satu penyakit yang paling merugikan di dunia yang tersebar di 85 Negara. Di Indonesia serangan penyakit blas lebih penting pada pertanaman padi lahan kering (padi gogo) di daerah dataran tinggi daripada dataran rendah, sebab kerusakannya lebih berat dibandingkan dengan dataran rendah. Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan frekuensi kemunculan penyakit blas di dataran rendah juga cukup tinggi. Secara umum gejala penyakit blas dapat muncul pada stadia vegetatif dan generatif . Pada stadia vegetatif gejala blas muncul pada bagian daun, buku-buku atau ruas tangkai, kadang-kadang bercak juga terdapat pada pelepah daun. Sedangkan pada stadia generatif gejala blas muncul pada bagian leher malai, malai atau bulir. Bercak pada daun mempunyai cirri khas berbentuk elips. Bagian tengah bercak berwarna kelabu atau keputihan, dan bagian tepi biasanya coklat atau merah kecoklatan. Bentuk dan warna bercak tergantung pada kondisi lingkungan, umur bercak, dan kepekaan tanaman padi.

15


BULETIN PERAMALAN OPT

Pengendalian : Upaya-upaya teknis yang mungkin dilakukan untuk mengatasi penyakit blas antara lain : 1. Perbaikan cara bercocok tanam, melalui :  Pengolahan tanah secara optimal; 

Pergiliran tanaman dan varietas tahan, paling sedikit satu hamparan wilayah kerja kelompok;

Penanaman varietas tahan dari benih sehat;

Pengaturan jarak tanam, untuk memperoleh iklim mikro yang se suai;

Pemupukan berimbang (N,P,K, S, dan pupuk mikro) sesuai dengan fase pertumbuhan dan musim, penggunaan pupuk N tidak berlebihan terutama pada musim hujan;

Pengaturan sistem pengairan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. 2. Sanitasi lingkungan pertanaman dari gulma dan eradikasi tanaman sakit perlu dilakukan 3. Pemanfaatan bakteri antagonis, seperti Pseudomonas fluorescens dan Corynebacterium, ditingkat laboratorium cukup berpotensi akan tetapi masih perlu diuji di tingkat lapangan. 

7

Ulat Grayak/ulat tentara (Spodoptera spp) ulat ini mempunyai sifat merusak tanaman secara bergerombol dan berpindah tempat secara serentak. Oleh karena itu hama ini dinamakan ulat tentara. Menyerang pertanaman padi pada malam hari pada semua fase pertumbuhan tanaman. Pengendalian 

Penyemprotan dengan Bacillus ringiensis, SLNPV

thu-

Apabila populasi melebihi ambang ekonomi maka dapat dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan insektisida secara spot treatmen sebelum ulat berpencar. Penyemprotan terhadap ulat besar hasilnya tidak/kurang efektif.

(BP)***

4. Penyemprotan fungisida anjuran yang efektif dan diizinkan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan. Untuk daerah endemis waktu aplikasi adalah saat anakan maksimum, fase bunting, dan awal berbunga (5-19% berbunga), sedangkan untuk daerah bukan endemis aplikasi dilakukan pada saat awal berbunga apabila pada pengamatan sebelumnya ditemukan bercak daun.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

16


BULETIN PERAMALAN OPT



D

alam rangka program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dan kegiatan pengembangan palawija melalui pola tanam padi-padi-palawija, Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang mengadakan Panen Perdana Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan pencanangan Gerakan Tanam Palawija. Prosesi panen dilaksanakan di areal persawahan Jl. Lingkar Karawang Desa Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat, acara pencanangan dilakukan oleh Bupati Karawang, H, Ade Swara, Jumat (13/7) disaksikan unsur muspida dan instansi terkait di wilayah Karawang. Dalam sambutannya Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kab. Karawang, Nachrowi M. Nur mengatakan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangkan meningkatkan produksi dan produktifitas lahan pertanian di Kab. Karawang, yang diantaranya dilakukan oleh SL-PTT dengan luas mencapai 21 ribu hektar, yang tersebar di 30 kecamatan. “Selain itu, kami mengembangkan metode SRI di areal seluas 9 ribu hektar , serta menjalin kerjasama antara BUMN dan para kelompok tani,” imbuhnya. Gerakan tanam palawija setelah panen padi dilakukan oleh Bupati Karawang Ade Swara didampingi ketua HKTI Karawang (Foto: Urip SR)

Vol.11, No.2. Oktober 2012

17


BULETIN PERAMALAN OPT

Sedangkan terkait dengan Gerakan Tanam Palawija, Nachrowi menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kab. Karawang untuk memutus mata rantai hama dan penyakit tanaman. Melalui kegiatan ini, pihak dinas mengajak masyarakat untuk kembali memanfaatkan gerakan tanam Padi - Padi – Palawija guna memutus mata rantai hama, dan meningkatkan produksi palawija sebagai alternatif pendapatan bagi para petani. Sementara itu, Kasubdin Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Uneef Primadi mengatakan bahwa perpaduan kegiatan panen perdana dan pencanangan Gerakan Tanam Palawija yang diselenggarakan di Kab. Karawang merupakan sebuah inovasi dan baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Untuk itu, pihaknya menyambut baik gagasan tersebut, dan optimis bahwa kegiatan tersebut dapat efektif dalam memutus mata rantai hama dan penyakit tanaman di Kab. Karawang. Dalam sambutannya H. Ade Swara mengatakan, Pemerintah Kab. Karawang masih tetap memperhatikan dan komitmen untuk menjadikan Karawang sebagai lumbung padi Jawa Barat dan lumbung pangan nasional. Dan hingga saat ini, dalam masa kepemimpinan saya, Pemerintah Kabupaten Karawang tidak pernah sekalipun merubah tata ruang, khususnya dalam alih fungsi lahan pertanian. “Untuk itu, secara khusus menyampaikan terima kasih kepada para petani Karawang yang memilih untuk mempertahankan lahan sawahnya, daripada menjualnya kepada industri,� ujarnya. (USR)***

Foto-foto kegiatan panen perdana SLPTT padi MT.2012 di Kabupaten Karawang (Foto : Urip SR)

Vol.11, No.2. Oktober 2012

18


BULETIN PERAMALAN OPT

ď€

B

ondol peking sering ditemui di lingkungan pedesaan dan persawahan, terutama di dekat persawahan atau tegalan. Makanan utama burung ini adalah aneka biji rumput -rumputan termasuk padi. Oleh sebab itu bondol peking kerap mengunjungi sawah, padang rumput, lapangan terbuka bervegetasi dan kebun. Hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, bondol peking sering teramati bergerombol memakan bulir biji-bijian di semak rerumputan atau bahkan turun ke atas tanah. Kelompok ini umumnya lincah dan bergerak bersama-sama, sambil terus berbunyi-bunyi saling memanggil. Burung ini tidak segan untuk bercampur dengan jenis bondol lainnya, seperti dengan bondol jawa (Lonchura. leucogastroides) atau yang lain. Kelompok bondol ini pada awalnya mungkin hanya terdiri dari beberapa ekor saja, akan tetapi di musim panen padi dapat membesar hingga mencapai ratusan ekor. Terlihat menyolok di sore hari pada saat terbang dan hinggap bersama-sama di pohon-pohon tempat tidurnya. Kelompok yang besar semacam ini dapat menimbulkan kerugian yang besar kepada para petani.

Keberadaan burung di lapangan dapat dideteksi dengan :  Memantau kehadiran burung di pertanaman, burung pemakan padi sering berkeliaran di sekitar tanaman padi.  Gejala serangan yang ditimbulkannya : burung memakan biji-biji padi, hingga dalam waktu yang singkat biji padi akan habis atau serangan mengakibatkan biji hampa, dan biji banyak yang hilang.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Selain itu, tangkai buah padi mengalami kerusakan, tangkai patah, dan sisa biji berjatuhan. Sepintas pertanaman padi yang terkena serangan hama burung hanya menyisakan batang -batang tanaman padi yang mengering.  Perilaku hama : burung secara berkelompok atau berbondonmg-bondong mendatangi areal pertanaman padi yang hamper panen. Burung biasanya dating dan menyerang pertanaman padi pada jam 06.00 - 10.00 (pagi) dan jam 14.00 - 18.00 (sore).

19


BULETIN PERAMALAN OPT 

Fase Kritis : burung menyerang tanaman padi pada fase matang susu sampai pemasakan biji (sebelum panen).

Bioekologi : Burung merupakan musuh bagi petani, karena mereka menyerang padi pada saat menjelang panen dan mengakibatkan berkurangnya produksi padi. Yang termasuk burung pengganggu adalah : 1. Burung Gereja (Passer mantanus malaccensis) 2. Manyar (Ploceus manyar) 3. Gelatik (Padda oryzivora) 4. Emprit, Pipit (Lonchura Leucogas troides) 5. Peking (Lonchura pinctulata) 6. Bondol hitam (Lonchura ferruginosa) 7. Bondol Putih (Lonchura maja)

Burung secara berkelompok atau berbondong-bondong mendatangi areal pertanaman padi yang hampir panen. Kemudian mereka makan biji-biji padi, hingga dalam waktu singkat biji padi akan habis. Mereka berpindah-pindah ke tempat yang sekiranya masih bisa diperoleh biji padi. Rekomendasi Pengelolalaan Hama Apabila telah terlihat keberadaan burung di areal pertanaman sebaiknya dilakukan :  Pengusiran burung mulai dari jam 06.00 sampai 10.00 (pagi) dan jam 14.00 sampai jam 18.00 (sore), karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang kritis bagi tanaman diserang burung.

 

Memperkejakan penjaga burung. Diupayakan jangan memanen di luar musim agar tidak dijadikan sebagai satu-satunya sumber makanan pada saat itu. Kendalikan habitat/sarang burung.

Sumber : Pedoman Deteksi Dini Serangan OPT (Hama Tanaman Padi) Ditlin (2008)

Gunakan jaring untuk mengisolasi sawah dari serangan burung, luas sawah yang diisolasi kurang dari 0,25 hektar.

Benih yang sudah disebar di sawah ditutup dengan tanah.

Benih yang banyak.

Gunakan orang-orangan atau tali yang diberi plastik untuk menakut-nakuti burung.

digunakan

harus

Tali rafia yang dilengkapi lembaran plastik untuk menakut-nakuti burung di persawahan. (Foto: Google Image)

Petani sedang menghalau burung dari persawahan menggunakan tali raffia. (Foto: Google Image)

lebih

Orang-orangan sawah (Ririwa) untuk menakut-nakuti burung di tengah sawah. (Foto: Dok Prognas PHT) Vol.11, No.2. Oktober 2012

20


BULETIN PERAMALAN OPT

M

enteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono melakukan peninjauan ke beberapa sentra produksi pangan di wilayah Pantai Utara (Pantura) seperti Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Safari Ramadhan Mentan selama bulan puasa yang bertujuan untuk mengetahui kondisi para petani di lapangan termasuk berbagai kendala yang dihadapinya serta untuk mengecek stok beras yang sudah terserap Bulog. Di Kabupaten Karawang dan Subang, Mentan melakukan peninjuan sekaligus panen perdana pada pertanaman padi SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) serta melihat lokasi pompanisasi yang dilakukan oleh kelompok tani secara swadaya. Selain itu Mentan juga mengecek gudang Bulog untuk melihat ketersediaan beras di Karawang, Subang dan indramayu. Mentan mengakui, di tengah kesibukannya tidak setiap hari dapat melihat kondisi petani secara langsung. Oleh karena itu ia menyempatkan diri turun ke lapangan pada hari sabtu dan minggu di luar jam kantor. “Sebagai Menteri saya memang tidak memiliki hari libur, karena itu disela – sela kegiatan menjalankan program pembangunan pertanian, saya sempatkan hari sabtu dan minggu ini untuk turun langsung ke lapangan mengunjungi para petani di daerah,� katanya saat berbincang dengan petani di Desa Citarik, Tirtamulya, Karawang pada Sabtu (28/7). Menteri Pertanian RI Dr. Ir. Suswono, MMA

Vol.11, No.2. Oktober 2012

21


BULETIN PERAMALAN OPT

Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA saat melakukan panen padi hibrida di Sukamandi, Subang, Jawa Barat . (Foto: Biri Humas)

Pada kesempatan tersebut, Mentan mengungkapkan rasa senangnya melihat program SLPTT yang dikembangkan di daerah dapat berhasil dengan baik. Ia berharap agar ke depan, petani mampu menjadikan program SLPTT tersebut sebagai model percontohan yang nantinya bisa direplikasi sendiri. “Kalau petani mau disiplin sesuai SLPTT maka hasilnya pasti akan bagus, baik disiplin pengaturan tanamnya maupun airnya,� katanya. Sebagaimana diketahui, Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) merupakan program nasional pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan nasional melalui usaha peningkatkan produksi pangan nasional, khususnya padi, jagung dan kedelai. Pengembangan SLPTT dilakukan dengan memberi pengajaran pada petani mengenai pengendalian pemberian benih, pupuk, pengendalian hama terpadu, sekolah lapang iklim, dan teknologi budidaya. Program ini telah dikembangkan sejak tahun 2008 dengan melibatkan sekitar 60.000 kelompok tani dimana setiap kelompoknya mengelola lahan pertanian seluas 25 ha di seluruh Indonesia. Sumber: Biro Umum dan Humas Direktorat Jenderal tanaman Pangan (BP)***

Vol.11, No.2. Oktober 2012

22


BULETIN PERAMALAN OPT

B

alai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari memanfaatkan berbagai media dalam penyebarluasan informasi Teknologi Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (P3OPT). Media yang digunakan antara lain media cetak seperti brosur, leaflet, poster, Majalah, media elektronik dan internet (Website), media massa seperti radio dan televisi, serta acaraacara pameran, seminar dan sosialisasi. Publikasi Untuk menyebarluaskan hasil kajian teknologi P3OPT BBPOPT menerbitkan berbagai media antara lain : 1) Majalah 2 edisi, 2) Brosur teknologi tepat guna 10 judul, 3) Poster 4 judul, 4) Leaflet 6 judul, dan 5) melalui Internet. Sejak tahun 2008 BBPOPT memiliki situs yang secara terus menerus dikelola baik isi maupun tampilannya. Situs tersebut beralamat di http: // bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id yang berisi tentang profil, pangkalan data hasil surveillance OPT pangan, agenda kegiatan BBPOPT dan teknologi pengendalian OPT utama pangan. Diseminasi Teknologi Multimedia Interaktif Ketersediaan informasi yang dihasilkan BBPOPT perlu diolah dan dikemas agar sesuai dengan kebutuhan pengguna (petani dan petugas lapang) serta dapat diakses dengan mudah dan cepat. Hasil pengemasan informasi P3OPT yang dilakukan BBPOPT melalui:

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Kepala Balai didampingi staf sedang melakukan siaran Radio di RRI Pro4 FM Bandung (Foto : Baskoro SW)

23


BULETIN PERAMALAN OPT

Radio Suara Adyasamudra (ADS) Cikampek, Karawang, Radio Top FM (RSPD Kabupaten Sukoharjo), RRI Pro 4 FM Bandung dan TVRI stasiun Bandung (Program Forum Kita dan Bianglala) Didalam melakukan siaran Radio maupun Televisi melibatkan instansi terkait yang ada di daerah seperti di Jawa Barat bekerjasama dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH Provinsi Jawa Barat) dan di Jawa Tengah dalam melakukan siaran Radio bekerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis BPTPH Provinsi Jawa Tengah, yakni Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (LPHP TPH) Palur, Sukoharjo. Didukung oleh sumberdaya manusia dengan kualifikasi ilmu Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, BBPOPT Jatisari menerima konsultasi dari pendengar (audiens) secara langsung melalui dialog interaktif yang dipandu oleh penyiar radio/ reporter. Siaran Multimedia Interaktif Radio BBPOPT Jatisari telah dijadwalkan akan melakukan siaran radio melalui dialog interaktif sebanyak 16 kali siaran baik di radio swasta maupun radio pemerintah daerah. Materi siaran dikelompokkan menjadi 2 kategori yakni seputar OPT utama Padi (Wereng Coklat, Penggerek Batang padi, Tikus, Tungro, Blas, dan BLB/Kresek) dan OPT Hortikultura (Penanganan Lalat Buah Mangga melalui teknologi Vapor Heat Treatment (VHT) dan Nematoda Sista Kuning pada komoditas kentang). Kemudian tambahan materi mengenai cara Penggunaan Pestisida yang bijaksana, sebagai salah satu alternative terakhir dalam penanganan OPT utama Pangan maupun Hortikultura

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Siaran Multimedia Interaktif Televisi Untuk acara siaran di televisi telah dilakukan pengambilan gambar (shoting) film dokumenter kegiatan BBPOPT sebagai bahan pembuka siaran mengenai profil BBPOPT pada program acara “Forum Kita” dan “Bianglala”. Ilustrasi film dokumneter tersebut juga digunakan sebagai pembuka acara “Talk Show” di TVRI Bandung yang sudah berjalan 2 kali siaran. Melalui siaran langsung ini audiens/pemirsa baik yang ada di studio maupun dirumah bisa langsung menanyakan permasalahan seputar dunia pertanian yang berhubungan dengan OPT. Sebagai tempat layanan rujukan BBPOPT merupakan layanan yang menjawab semua pertanyaan pengguna/pemirsa yang dibutuhkan. Semua pertanyaan akan dijawab oleh narasumber yang berkompeten dibidangnya. Langkah kedepan BBPOPT akan menjajagi siaran di TVRI Pusat agar jangkauan siaran lebih luas lagi diterima masyarakat tani di seluruh nusantara. Semoga…! (Urip SR)***

24


BULETIN PERAMALAN OPT

Peran MPTHI dalam Mendukung Peningkatan Agribisnis untuk Penguatan Pasar Dalam Negeri

ď€

P

alu, sebuah kotamadya di Provinsi Sulawesi Tengah, tahun ini mendapat giliran menjadi tuan rumah Musyawarah Nasional (MUNAS) Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia (MPTHI) ke X yang dilaksanakan pada tanggal 6-8 Nopember 2012. Tidak kurang dari 3000 peserta yang terdiri dari petani, akademisi, peneliti, penyuluh, pengamat hama (POPT), Pemerintah dan swasta ikut ambil bagian dalam munas itu. MPTHI yang dideklarasikan pada tanggal 8 September 2003 merupakan suatu wadah organisasi profesi yang dapat mengaktualisasikan peran masyarakat perlindungan tumbuhan dan hewan. Dalam arti luas MPTHI tidak hanya mewadahi masyarakat perlindungan tumbuhan dan hewan tetapi diharapkan juga dapat mewadahi perlindungan hutan dan perikanan. MPTHI merupakan partner pemerintah dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan tumbuhan dan hewan, sehingga pembangunan pertanian dapat bersinergi di semua subsektor. Peran MPTHI harus diaktualisasikan melalui implementasi pemikiran dan kegiatan sebagai salah satu alternatif dalam mensosialisasikan pembangunan pertanian melalui bidang perlindungan tumbuhan dan hewan.

Munas yang rencananya akan dibuka oleh Menteri Pertanian ini dijadwalkan selama tiga hari dengan diisi oleh berbagai macam kegiatan seperti seminar, workshop dan pameran hasil pembangunan pertanian dibidang perlindungan tanaman. Menurut panitia pusat penyelenggara Munas X MPTHI menjelaskan, Munas ini merupakan arena belajar-mengajar, tukar menukar informasi dan pengalaman antar peserta. Dari munas ini diharapkan dapat membangkitkan semangat, tanggung jawab, serta kemandirian petani dan petugas dalam membangun dunia pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan. Koordinasi dan sinkronisasi pembangunan di bidang perlindungan tumbuhan dan hewan dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal. Kerjasama semua stake holder terkait dalam mewujudkan sinergi yang optimal sangat diharapkan bagi keberhasilan pembangunan pertanian.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Perlindungan Tumbuhan dan Hewan Indonesia diharapkan dapat mempertemukan seluruh stake holder/pemangku kepentingan terkait untuk saling bertukar informasi tentang arah kebijakan, perkembangan teknologi, antisipasi dan pemecahan permasalahan, dan berbagai isu strategis terkini di bidang perlindungan tumbuhan dan hewan. Pesta masyarakat perlindungan ini pertama kalinya dideklarasikan pada tanggal 8 September 2003 di Kota Solo, Jawa Tengah. Sejak itu kegiatan berskala nasional ini rutin dilaksanakan setiap tahun sekali. Temanya pun selalu berbeda-beda. Dan, untuk kali ini Munas MPTHI ke X mengusung tema yang paling aktual saat ini, yakni : "Peran MPTHI dalam Mendukung Peningkatan Agribisnis untuk Penguatan Pasar Dalam Negeri "

25


BULETIN PERAMALAN OPT

Tercatat 10 jenis kegiatan, antara lain: Temu Wicara, Seminas, Pameran, Musyawarah Nasional, gelar dan temu teknologi, lomba stand dan kesenian (musik tradisional). Tujuan dan sasaran Membangun wadah bagi seluruh stake holder/pemangku kepentingan di bidang perlindungan tumbuhan dan hewan untuk saling bertukar pikiran dan bertukar informasi tentang arah kebijakan, perkembangan teknologi, pasar dan peraturan, antisipasi dan pemecahan masalah, dan berbagai isu strategis terkini di bidang perlindungan tumbuhan dan hewan. Dan sasarannya adalah:  Tersosialisasinya kebijakan dan peraturan tentang perlindungan tumbuhan dan hewan.  Terwujudnya persamaan persepsi diantara pemangku kepentingan perlindungan tumbuhan dan hewan dalam menghadapi era pasar global  Terdiseminasinya teknologi perlindungan tumbuhan dan hewan.  Terbangunnya jejaring kerja diantara pemangku kepentingan yang efektif dan efisien. MPTHI dari waktu ke waktu Munas I 2003 di Solo Munas II 2004 di Yogyakarta Munas III 2005 di Malang Munas IV 2006 di Bandung Munas V 2007 di Maros, Sulsel Munas VI 2008 di Bantul, Yogyakarta Munas VII 2009 di Banjarbaru, Kalsel Munas VIII 2010 Nusa Tenggara Barat Munas IX 2011 Palembang. Munas X 2012 di Palu, Sulteng Itulah sekilas profil organisasi profesi MPTHI yang ikut berkiprah dalam mendukung pembangunan pertanian di Indonesia. Sampai jumpa di Munas MPTHI ke sepuluh di Kota Palu Sulawesi Tengah.(BP) ***

Vol.11, No.2. Oktober 2012

26


BULETIN PERAMALAN OPT

P

alu adalah “Kota Baru� yang letaknya di muara sungai. Dr. Kruyt menguraikan bahwa Palu sebenarnya tempat baru dihuni orang (De Aste Toradja’s van Midden Celebes). Awal mula pembentukan kota Palu berasal dari penduduk Desa Bontolevo di Pegunungan Ulayo. Setelah pergeseran penduduk ke dataran rendah, akhirnya mereka sampai di Boya Pogego sekarang ini. Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu : Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado di tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888 Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

27


BULETIN PERAMALAN OPT

Pertumbuhan Kota Palu setelah Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda kemudian Jepang pada tahun 1945 semakin lama semakin meningkat. Dimana hasrat masyarakat untuk lebih maju dari masa penjajahan dengan tekad membangun masing-masing daerahnya. Berkat usaha makin tersusun roda pemerintahannya dari pusat sampai ke daerah-daerah. Maka terbentuklah daerah Swatantra tingkat II Donggala sesuai peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun 1952 yang selanjutnya melahirkan Kota Administratif Palu yang berbentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978. Berangsur-angsur susunan ketatanegaraan RI diperbaiki oleh pemerintah pusat disesuaikannya dengan keinginan rakyat di daerah-daerah melalui pemecehan dan penggabungan untuk pengembangan daerah, kemudian dihapuslah pemerintahan Swapraja dengan keluarnya peraturan yang antara lain adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 dan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 serta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 Tentang Terbentuknya Dati I Propinsi Sulteng dengan Ibukota Palu.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Sebagai latar belakang pertumbuhan Kota Palu dalam perkembangannya tidak dapat dilepaskan dari hasrat keinginan rakyat di daerah ini dalam pencetusan pembentukan Pemerintahan wilayah kota untuk Kota Palu dimulai sejak adanya Keputusan DPRD Tingkat I Sulteng di Poso Tahun 1964. Atas dasar keputusan tersebut maka diambil langkah-langkah positif oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Dati II Donggala guna mempersiapkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kemungkinan Kota Palu sebagai Kota Administratif. Usaha ini diperkuat dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Sulteng Nomor 225/Ditpem/1974 dengan membentuk Panitia Peneliti kemungkinan Kota Palu dijadikan Kota Administratif, maka pemerintah pusat telah berkenan menyetujui Kota Palu dijadikan Kota Administratif dengan dua kecamatan yaitu Palu Barat dan Palu Timur. Baca juga Sekilas Profil Provinsi Sulawesi Tengah (Dari berbagai Sumber)***

28


BULETIN PERAMALAN OPT



P

engendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) atau yang dulu dikenal sebagai PHP (Pengamat Hama Penyakit) merupakan ujung tombak dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) yang tersebar seluruh pelosok tanah air. Kiprah mereka jarang sekali dipublikasikan, kalah pamor dengan Penyuluh Pertanian Lapangan tetapi sesungguhnya merekalah kunci sukses Pembangunan Pertanian di Indonesia khususnya bidang Perlindungan tanaman. Ditangan merekalah para petani bergantung, tempat mengadu permasalahan hama dan penyakit (OPT) baik tanaman padi maupun hortikultura. Walaupun minim penghargaan dan apresiasi tetapi mereka tetap semangat menjalankan tugas mulia demi kesejahteraan para petani. Tanggungjawab yang berat dengan wilayah kerja 1 (satu kecamatan) bahkan ada yang memegang 2 (dua) kecamatan sekaligus, sehingga mereka layak disebut Pahlawan Pertanian yang sebenarnya. Sejatinya PHP-POPT merupakan “Soulmatenya Petani.” Siapa yang akan mengapresiasi kerja mereka kalau bukan kita, maka pada edisi kali ini Redaksi ingin mengangkat harkat para PHP-POPT yang mempunyai andil cukup besar bdalam pembangunan pertanian di Indonesia. PHP-POPT merupakan “Soulmate Petani” yang selalu memberikan bimbingan kepada petani agar dapat menerapkan teknologi perlindungan tanaman pangan maupun hortikultura. Salah satu teknologi yang sering disuluhkan adalah Pengendalian Hama Terpadu (PHT) melalui Sekolah Lapangan (SL). Dalam menghadapi tantangan OPT yang selalu mengancam pertanaman padi, peran POPT masih sangat diperlukan terutama dalam transfer teknologi perlindungan dan bimbingan teknis lainnya agar petani bisa mengimplementasikan teknologi perlindungan yang tepat bagi lahannya (spesifik lokasi).

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Untuk menghargai kerja keras para PHP-POPT yang berdedikasi tinggi bagi kemajuan pertanian nasional, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Direktorat Perlindungan Tanaman memberikan penghargaan PHP-POPT Teladan yang diberikan pada saat acara Munas MPTHI setiap tahunnya. Penghargaan yang diberikan sejak Munas MPTHI yang pertama (2003) dan akan terus berlangsung setiap tahunnya. Sebagai bentuk apresiasi bagi PHP-POPT, (termasuk para THL-PHP/POPT) peran mereka ternyata sangat luar biasa. Mereka dapat memegang wilayah kerja sampai 2 (dua) kecamatan. Sungguh luar biasa….! Maka untuk memotivasi kerja mereka selalu diberikan penghargaan pada setiap acara Munas MPTHI dan penghargaanpenghargaan lainnya yang diberikan dari Institusi langsung pembinanya (BPTPH) di seluruh Indonesia.

29


BULETIN PERAMALAN OPT

Membuat Mikroorganisme Dekomposer

Dengan adanya pemberian penghargaan PHP-POPT Teladan, diharapkan mereka dapat berdedikasi pada wilayah kerjanya lebih semangat lagi dan lebih meningkatkan kinerjanya. Seperti judul tulisan ini, walaupun pengabdianmu sepi dari publikasi tetapi tetap semangat menjalankan tugas dengan tulus dan ikhlas. Pada Munas MPTHI ke X akan diberikan penghargaan kepada POPT Teladan, PPAH teladan, Petani teladan dan LPHP teladan. Dalam kegiatan pemberdayaan petani POPT mempunyai andil yang cukup besar dalam memajukan SDM petani. Seperti dalam pelaksanaan SL-PHT, peran POPT begitu menonjol sebagaimana tercermin dalam kegiatan perencanaan, dinamika kelompok, kerjasama dan sebagainya. Oleh karenanya sejak awal POPT dipandang sebagai kunci keberhasilan dan sumberdaya manusia yang paling potensial. Dengan kata lain, untuk mencapai “pertanian tangguh” mutlak diperlukan adanya “POPT Tangguh”. Selamat berjuang.!(USR)***

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Bahan dan alat :  Terasi 3 ons  Gula putih 2 ons  Pupuk kandang 1 kg  Dedak 1 kg  Air 5 liter  Ember, saringan, alat pengaduk. Cara Membuat : 1. Pupuk kandang rendam dengan 3 liter air selama kurang lebih 24 jam, kemudian disaring (diperas) dan diambil airnya, ampasnya dibuang. 2. Rebus air sebanyak 2 liter sampai mendidih, kemudian angkat. 3. Masukkan dedak, terasi, gula putih kedalam air yang telah direbus kemudian diaduk dan didinginkan. 4. Air pupuk (1) + campuran (3) diaduk kemudian tutup rapat kurang lebih 14 hari, tetapi setiap hari harus diadukaduk sampai rata. 5. Setelah 14 hari, disaring dan air saringan masukkan ke dalam botol wadah/ kemasan, (mikroorganisme dekomposer siap pakai.) Selamat Mencoba…!!!***

30


BULETIN PERAMALAN OPT

ď •ď€ Workshop Pemantapan Pencapaian Surplus 10 juta ton Beras, Swasembada Jagung berkelanjutan dan Swasembada Kedelai 2014.

U

ntuk memantapkan langkah-langkah operasional guna menjamin tercapainya target produksi yang telah ditetapkan, Kementerian Pertanian mengadakan Workshop Pemantapan Pencapaian Surplus 10 juta ton beras, Swasembada jagung berkelanjutan dan Swasembada kedelai 2014. Pada workshop yang dihadiri kepala dinas pertanian dari seluruh propinsi se-Indonesia, perusahaan-perusahaan BUMN dan swasta, Menteri Pertanian Suswono mengatakan bahwa kesempatan untuk mencapai target produksi hanya tinggal satu bulan, yakni September. Maka dari itu harus ada aksi lapangan yang terukur agar sasaran produksi 2012 mampu tercapai. Sementara itu, menurut prakiraan BMKG, kondisi iklim di sebagian wilayah Indonesia dalam keadaan kondusif bagi pertanian. Hal tersebut seharusnya menjadi peluang untuk memacu peningkatan produksi. Pada siding cabinet terbatas dalam rangka Safari Ramadhan di kantor Kementan, SBY memberikan arahan-arahan yang harus ditindaklanjuti yaitu pengembangan rencana aksi konkrit untuk percepatan pencapaian target produksi dalam negeri untuk swasempada pangan pada 2014 yang meliputi lima komoditas pangan yaitu beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi. Rencana aksi perlu memasukkan roadmap pengembangan irigasi, biaya dan kebutuhan lahan yang diperlukan. Kedua, meningkatkan diversifikasi pangan, melalui kerjasama dengan pihak swasta. Ketiga, meningkatkan kesejahteraan petani dan sumberdaya manusia di bidang pertanian. Untuk itu lanjut Mentan perlu disusun roadmap untuk pengembangan SDM pertanian termasuk upaya modernisasi atau mekanisasi alat pertanian.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

31


BULETIN PERAMALAN OPT

Yang terakhir, mengoptimalisasi lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang terlantar untuk menambah ketersediaan lahan pertanian dan memasukkan lahan terlantar dalam peta produktivitas, menetapkan rencana aksi bersama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mengidentifikasi dan mengoptimalkan lahan terlantar untuk meningkatkan produksi pertanian. Suswono meminta pada seluruh peserta Workshop agar menindaklanjuti arahan-arahan Presiden tersebut dengan empat tindakan, yaitu meningkatkan komitmen terhadap pencapaian target swasembada di daerah masing-masing melalui koordinasi program yang lebih baik serta menyediakan dukungan dana APBD yang memadai. Kedua meningkatkan kerjasama dengan BUMN dan BUMD dalam mendukung pencapaian program swasembada pangan termasuk dukungan permodalan. Juga dengan mengendalikan alih fungsi lahan pertanian produktif di semua daerah sesuai amanat UU Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Terakhir, meningkatkan pemanfaatan teknologi pertanian dan mempercepat diseminasi dan adopsi hasil-hasil pertanian. Suswono mengatakan keberhasilan pencapaian swasembada pangan menuju kemandirian pangan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah namun juga pihak swasta dan masyarakat.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Saat ini kata Dirjen Tanaman Pangan, swasembada kedelai di dalam negeri memang cukup sulit karena tantangan yang dihadapi cukup berat dan kompleks. Selain terbatasnya lahan, tingkat harga kedelai di dalam negeri juga tidak selalu berpihak kepada petani. “Kedelai impor yang harganya lebih murah saat ini membuat harga kedelai produksi dalam negeri terpukul, sehingga petani lebih bergairah bertanam padi dan jagung,� ujarnya. Anggoro mengakui tahun 2012, produksi kedelai belum menggembirakan. ARAM I BPS telah menyatakan produksi padi dan jagung cukup positif walau belum mencapai sasaran yang ditetapkan, sedangkan produksi kedelai justru sebaliknya. Realisasi produksi kedelai mencapai 6 ribu ton, padahal target produksi kedelai 2012 sebesar 1,92 juta ton sedangkan tahun berikutnya mencapai 2,2 juta ton. Guna mencapai sasaran produksi 2012, produktivitas harus dipacu menjadi 1,5 ton/ha, penggunaan benih unggul diharapkan terus meningkat sehingga mencapai 85 persen dari total pertanaman. “Penggunaan benih unggul bermutu di lingkungan pertanaman kedelai sebenarnya terus meningkat dan kini telah mencapai sekitar 50 persen,� katanya. Langkah besar lainnya untuk memacu produksi kedelai yakni penggunaan pupuk, harus ditingkatkan sebesar 89 persen. Di bidang pasca panen, tingkat kehilangan kedelai akan ditekan sedemikian rupa antara lain dengan penyaluran alat perontok kepada petani/kelompok tani. Idealnya, harus ada tambahan areal tanam minimal 700 Ha, sedangkan investasi yang dibutuhkan untuk 2012 misalnya minimal Rp. 1,38 triliun. Dengan begitu swasembada kedelai baru bisa diwujudkan, tandas Dirjen.(ST)*** (Sumber Sinar Tani No.3472/2012)

32


BULETIN PERAMALAN OPT

ď€

K

ementerian Pertanian mengembangkan suatu konsep pemanfaatan pekarangan dengan sebutan “Kawasan Rumah Pangan Lestari�. Kawasan ini merupakan dusun, desa, RT, RW, yang memiliki Rumah Pangan Lestari. Rumaha Pangan Lestari adalah pemanfaatan pekarangan secara intensif, ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan mengacu empat prinsip 1) ketahanan dan kemandirian pangan, 2) diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, 3) konservasi sumberdaya genetik, dan 4) upaya lestari melalui kebun bibit desa, menuju peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani/ masyarakat. Perencanaan yang tepat untuk pemanfaatan lahan pekarangan/halaman dengan tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman obat-obatan , ternak, ikan dan lainnya, dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga sendiri, sekaligus berpeluang meningkatkan penghasilan rumah tangga. Pemanfaatan pekarangan tersebut juga dirancang untuk meningkatkan konsumsi aneka ragam sumber pangan local dengan prinsip gizi seimbang yang diharapkan berdampak menurunkan konsumsi beras. Melalui penanaman dan pengelolaan sumber pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang yang diharapkan berdampak menurunkan konsumsi beras. Melalui penanaman dan pengelolaan sumber pangan local tersebut, petani dan masyarakat telah melakukan pelestarian tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan generasi masa depan. Untuk melestarikan pemanfaatan pekarangan dan meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan, dalam kawasan Rumah Pangan Lestari dibangun kebun benih/ bibit untuk memenuhi kebutuhan benih/bibit bagi tiap rumah dan unit pengolahan serta pengolahan limbah pertanian menjadi kompos.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari. 2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (Toga), pemeliharaan ternak dan ikan, serta diversifikasi pangan. 3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan local untuk masa depan. 4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

33


BULETIN PERAMALAN OPT

Rancangan Rumah Pangan Lestari Penataan Pekarangan : memanfaatkan yang sebesar-besarnya lahan pekarangan/ halaman secara intensif (verikultur, pot, bedengan, pagar, multistrata, kolam, kandang) dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pemilihan komoditas : ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan local, pelestarian sumber pangan local, serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas yang dapat dikembangkan antara lain : sayuran, tanaman rempah dan obat, buah (papaya, belimbing, jambu biji, srikaya, sirsak, dan buah lainnya disesuaikan dengan lokasi), serta berbagai sumber pangan lokal (ubi jalar, ubikayu, ganyong, garut, talas, suweg, ubi kelapa, gembili, labu kuning). Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan budidaya ikan dalam kolam dan ternak. Kebun Bibit Desa : dibuat secar a kelompok sebagai unit produksi benih dan bibit untuk memenuhi kebutuhan RPL maupun kawasan. Diversifikasi Pangan : untuk peningkatan konsumsi aneka ragam pangan lokal dengan prinsip gizi seimbang dan juga mengembangkan unit pengolahan untuk mewujudkan diversifikasi pangan bagi keluarga sehari-hari, maupun untuk kebutuhan pertemuan kelompok dan dapat dikembangkan untuk komersial. (BP)***

Contoh Model Budidaya di Rumah Pangan Lestari Perkotaan Kelompok Lahan

Model Budidaya

Basis Komoditas

Rumah Tipe 21 (Luas tanah sekitar 36 M2), tanpa halaman

Vertikultur (model gantung, tempel, tegak, rak)

Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun. Toga : Kencur, antanan, gempur batu, daun jinten, sambiloto, jahe merah, binahong, sirih.

Pot/Polybag Benih/bibit

Sayuran : cabai, terong, tomat, buncis tegak.

Toga : Jahe, kencur, kunyit, temu lawak, kumis kucing. Rumah tipe 36 (luas tanah sekitar 72 M2) halaman sempit

Vertikultur (model gantung, tempel, tegak, rak)

Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun. Toga : Kencur, antanan, gempur batu, daun jinten, sambiloto, jahe merah, binahong, sirih.

Pot/Polybag Benih/bibit

Sayuran : cabai, terong, tomat, buncis tegak. Toga : Jahe, kencur, kunyit, temu lawak, kumis kucing. Buah : Jeruk, mangga, jambu, belimbing.

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Vol.11, No.2. Oktober 2012

34


BULETIN PERAMALAN OPT



J

ika tanaman kita ada yang terserang hama yang dapat merusak tanaman yang kita tanam, maka sebaiknya kita segera melakukan penanganan yang cepat, tepat, aman, efektif dan efisien. Cara yang paling mudah adalah beli pestisida kimia di toko untuk digunakan di lahan kita. Akan tetapi alangkah baik dan bijak jika kita menggunakan yang alami, karena di samping murah, juga tidak merusak lingkungan serta kesehatan manusia. Cara membuat pestisida / insektisida organik alami untuk mengatasi/mengusir hama, kutu dan ulat perusak tanaman pertanian/ perkebunan secara umum : Bahan-bahan yang dibutuhkan : 1. Bawang putih, cabe rawit, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir : masing-masing 100 gram. 2. Gula pasir 2 sendok makan 3. Air suling destilasi/aqua destilata 1 liter 4. Dekomposer (mikro organism pengurai) 2 cc 5. Botol kaca steril besar 2 buah.

Tahap-tahap pembuatan : 

  

Cabe rawit, bawang putih, pandan, kemangi, tembakau, kunyit, kenikir dan air destilasi diblender hingga bercampur rata. Masukkan ke dalam botol yang telah disteril bebas kuman. Masukkan ke dalam botol yang telah disteril bebas kuman. Masukkan gula dan decomposer , tutup lalu biarkan satu minggu untuk proses fermentasi. Buka dan saring dari ampas-ampas yang ada dan simpan di tempat yang tertutup

Cara pemakaian/penggunaan cairan pestisida organik :

1. Campur 60 cc cairan pestisida/ insektisida organik yang telah dibuat dengan 1 liter air biasa. Bisa juga buat takaran sendiri sesuai perbandingan tadi. 2. Semprot pada batang dan daun tanaman yang terserang hama dan ulat satu minggu sekali. Habiskan semua karena tidak bisa disimpan. Selamat mencoba semoga berhasil. (BP)***

Vol.11, No.2. Oktober 2012

35


BULETIN PERAMALAN OPT

P

enyakit darah tinggi bisa dibilang banyak yang mengidapnya. Silakan lihat sekeliling anda, pengidap darah tinggi bisa sangat menderita. Beberapa ramuan tradisional obat darah tinggi sudah kami tulis dan berikut dua ramuan tradisional obati darah tinggi yang bisa anda coba bila anda mengidapnya. Selamat mencoba‌! Ramuan 1 Bahannya : - Seledri - Air matang Cara membuatnya : Ambillah segenggam daun Seledri lalu tumbuk sampai halus. Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada sebuah kain bersih atau saringan halus. Usahakan air saringan sampai satu gelas. Diamkan selama satu jam baru diminum dengan sedikit ampas. Minum secara rutin setiap pagi dan sore. Ramuan 2

Seledri (Apium graviolen) berkhasiat menurunkan penyakit darah tinggi, (Foto : Google image)

Bahannya : - 3 buah Mengkudu Cara membuatnya : Ambillah 3 buah mengkudu kemudian parut dan peras airnya. Usahakan airnya sampai satu gelas. Minum setiap pagi dan sore hari. Demikian ramuan tradisional obat darah tinggi yang bisa anda coba untuk kesembuhan anda. (USR)*** (Sumber: http://www.ramuantradisional.com)

Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) berkhasiat menurunkan penyakit darah tinggi, buah serbaguna ini tumbuh liar dipekarangan. (Foto : Urip SR)

Vol.11, No.2. Oktober 2012

36


BULETIN PERAMALAN OPT

Atasi Penggerek Tongkol Jagung

S

aya memiliki kebun jagung seluas 1,5 Ha, pada musim bera kemarin ditanami jagung manis, namun banyak sekali tongkol yang terserang ulat. Bila kelobot dibuka terdapat ulat yang cukup besar. Akibatnya kualitas tongkol kurang bagus. Yang ingin saya tanyakan adalah : 1. Apa jenis hama yang menyerang? 2. Bagaimana cara menanggulanginya? 3. Bagaimana cara pencegahan dan perawatan tanaman agar serangan itu tidak menyebar ke pohon jagung lainnya?



Pengendalian Kimiawi : Untuk mengendalikan larva H. armigera pada jagung, penyemprotan insektisida dilakukan setelah terbentuk rambut jagung pada tongkol dengan selang 1-2 hari hingga rambut jagung berwarna coklat.

Untung JP Desa Doro, Pekalongan Jawa Tengah Jawab : Tanaman jagung anda terserang Penggerek Tongkol Jagung (Helicoverpa armigera Hbn) Lepidoptera : Noctuidae. Pengendaliannya melalui beberapa cara antara lain :  Kultur Teknis : Pengelolaan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah dan dapat mengurangi populasi H. armigera berikutnya.  Pengendalian Hayati : musuh alami yang cukup efektif mengendalikan penggerek tongkol adalah : Parasit Trichogramma spp yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae) yang merupakan parasit pada larva muda. Cendawan, Metarhizium anisopliae, menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus thuringensis. Virus, Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) menginfeksi larva.

Vol.11, No.2. Oktober 2012

Petugas POPT sedang melakukan pengamatan pada tongkol jagung (Foto : dok Indok)

Larva penggerek tongkol masuk ke dalam tongkol dan memakan biji yang sedang berkembang. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung. (Foto : Urip SR)

37


BULETIN PERAMALAN OPT

Seputar K ehidupan dan

PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI KEGIATAN SL-PHT

S

osok sekolah lapangan merupakan “Sekolah Tanpa Dinding” sehingga ruang kelas, sekaligus perpustakaan adalah sawah itu sendiri. Dalam sekolah lapangan, peserta berkumpul secara rutin - satu kali seminggu selama satu musim tanam untuk mengamati dan menganalisa perkembangan dan permasalahan di lapangan. Petani pintar, Petani maju, petani kaya. Negara jadi kuat. Mari majukan petani kita, membangun ketahanan pangan nasional melalui penerapan, pengembangan dan Pemasrakatan PHT. (USR)***

Vol.11, No.2. Oktober 2012

38


Sukseskan…. MUNAS MPTHI KE X PALU, 6-8 OKTOBER 2012


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.