Peramalan OPT Vol 13 No 2

Page 1

Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan

Vol.12 No.2 Hlm.1- 38 Karawang Nopember 2013

4 PRAKIRAAN SERANGAN OPT MH.2013/14

18 HARI PANGAN SEDUNIA’33

34 PUSTAKA SPEKTRAL


BULETIN PERAMALAN OPT

 Media Komunikasi Masyarakat Perlindungan

PELINDUNG Sesditjen Tanaman Pangan

PENANGGUNG JAWAB Kepala BBPOPT PIMPINAN REDAKSI Kabid Pelayanan Teknik Informasi Dan Dokumentasi WK.PIMPINAN REDAKSI Kasi Informasi dan Dokumentasi REDAKTUR PELAKSANA Sarsito Wahono Gaib Subroto Baskoro Sugeng Wibowo Elwidar Is Antulat Taufiqurahman Edi Suwardiwijaya Urip Slamet Riyadi STAF REDAKSI Dulhalim DOKUMENTASI & GRAFIS uripsr@ymail.com SIRKULASI Eri Budiyanto ALAMAT REDAKSI Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari Karawang - Jawa Barat (41374) Telp/Fax: (0264) 360581 E-mail: peramal_hama@hotmail.com http://bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Catatan

W

akil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan dalam rapat koordinasi rencana aksi peningkatan produksi pangan yang bertempat di Gedung P2BN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengatakan “pertemuan jangan dianggap biasa saja (not business as usual) tapi merupakan pertemuan yang luar biasa, pertemuan yang disepakati, yang menghasilkan sesuatu dan menjadi pegangan untuk tahun 2014 (Rabu, 13/11). Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa pertemuan ini sebagai tindak lanjut dari sidang kabinet terbatas di Bukit Tinggi, dimana presiden telah menginstruksikan untuk menindak lanjuti rencana aksi peningkatan produksi pangan, meningkatkan kecukupan dan ketahanan pangan di Tanah Air. Lebih dari itu beliau menegaskan bahwa kepala dinas adalah imam pembangunan pangan, yang harus punya kemampuan menginisiasi dan mensinergikan instansi yang terkait serta berbagai resources guna mencapai target pembangunan pangan. Tahun 2014 harus disikapi dengan semangat yang luar biasa dengan memantapkan dasar-dasar yang kuat dan menjadikan pertanian mainstream bagi perekonomian indonesia, ujarnya. “who does work” ? Siapa berbuat apa. jadi soal bagaimana kita menyikapi waktu yang pendek yang tinggal satu tahun, tegasnya. Sementara itu dalam kesempatan yang sama Direktur Jenderal Tanaman Pangan Ir. Udhoro Kasih Anggoro mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh steakholder yang hadir sehingga bisa bersama merumuskan dan menindak lanjuti rencana aksi peningkatan produksi pangan. Ukurannya adalah kerja lapangan dan angka produksi. “Kepada seluruh steakholder agar menggunakan kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk membangun tanaman pangan padi, jagung, kedelai”, imbaunya. Lebih lanjut beliau mengajak semua melalui rapat koordinasi ini untuk bisa bersinergi melalui sistem informasi terpadu guna meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pangan serta pencapaian target pembangunan pangan. Hadir pula Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Pertanian Dan Kelautan Diah Maulida, kalangan usaha, Kepala Dinas Seluruh Indonesia, para pejabat Eselon I, II, dan III lingkup kementerian pertanian, perbankan, dan para steakholder lainnya. (Humas Ditjen TP)***

1


BULETIN PERAMALAN OPT Redaksi menerima saran, kritik, atau pendapat dari Anda. Kirimkan surat Anda ke alamat redaksi. Surat dapat juga dilengkapi dengan foto diri. Redaksi menerima kiriman naskah dengan panjang maksimum 3 halaman kuarto dengan spasi 1,5, termasuk foto dari luar. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat, tanpa mengurangi bobot tulisan. Ditunggu kiriman naskahnya. Alamat Redaksi: Buletin Peramalan Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos 1 Jatisari - Karawang, Jawa Barat (41374) Telp/Fax : (0264) 360581, E-mail: peramal_hama@hotmail.com, bbpopt@gmail.com, www.bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id

ď‚šď€

Kepada Yth. Redaksi Buletin Peramalan OPT Di Tempat. Salam kenal.. Saya petani yang saat ini tertarik bercocok tanam kedelai, pada musim lalu tanaman kedelai saya terserang kutu Aphis yang menempel pada daun. Yang mau saya tanyakan adalah bagaimana tanda serangan aphis, bioekologi dan cara pengendaliannya? Matur suwun. Hormat saya Irvan - Majalengka, Jawa Barat.

Kepada bapak Irvan di Majalengka, salam kenal kembali. Biologi Aphis Aphis glicines yang biasa disebut dengan aphis dikelompokkan ke dalam ordo Homoptera dengan famili Aphididae. Tubuh aphis berukuran kecil, lunak dan berwarna hijau agak kekuningan. Panjang tubuh aphis dewasa berkisar antara 1 1,6 mm. Nimfa aphis dapat dibedakan dengan imagonya dengan cara menghitung jumlah antenanya. Pada umumnya , nimfa instar satu mempunyai antena sebanyak 4-5 ruas. Sedangkan nimfa instar kedua berantena sebanyak 5 atau 6 ruas, dan imago sebanyak 6 ruas. Sebagian besar jenis serangga ini tidak bersayap, tetapi bila populasi meningkat, sebagian serangga dewasanya membentuk sayap yang bening. Selanjutnya, serangga yang bersayap pindah ke pertanaman kedelai lain untuk membentuk koloni baru. Serangga ini menyukai bagian -bagian muda dari tanaman inangnya, baik nimfa dan imago mengisap cairan tanaman.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Aphis juga bertindak sebagai vektor (serangga penular) berbagai penyakit virus kacang-kacangan (soybean mosaic virus, soybean yellow mosaic virus, bean yellow mosaic virus, soybean dwarf virus, dan peanut stripe virus). Tanda serangan Aphis Aphis menyerang tanaman kedelai muda sampai tua, serangan pada pucuk tanaman muda menyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil. Cuaca yang panas pada musim kemarau sering menyebabkan populasi hama kutu daun ini tinggi. Cara pengendalian Aphis 1. Tanam serempak 2. Pemantauan lahan secara rutin dan pemusnahan kelompok telur dan imago. 3. Jika populasi tinggi, semprot dengan insektisida yang direkomendasikan, antara lain yang berbahan aktif : amitraz, heksitiazok, dikofol, dan propargit. Demikian semoga jawaban ini bermanfaat bagi pak Irvan dan yang lainnya. (Redaksi)*** 2


BULETIN PERAMALAN OPT

Kepada Redaksi Buletin Peramalan OPT Di Jatisari-Karawang Perkenalkan nama saya Wahidin, saya mendapatkan alamat ini dari Buletin Peramalan OPT pada saat Soropada Agro Expo di Temanggung. Bagaimana cara bercocok tanam Sorghum? Kebetulan saya punya lahan nganggur. Trima kasih sebelumnya. Hormat saya Wahidin - Salatiga, Jateng Kepada bapak Wahidin di Salatiga, terima kasih atas pertanyaan yang disampaikan kepada kami. Bercocok tanam Sorghum sangat mudah, dapat tumbuh pada berbagai kondisi agroklimat, pada ketinggian 0-2700 m di atas permukaan laut. Sorghum merupakan tanaman yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh baik pada wilayahwilayah yang mempunyai curah hujan rendah (375-425 mm/tahun). Kemasaman atau ph tanah yang sesuai untuk sorghum 5,5-7,5 dan tinggi tempat ideal 0-800 dpl.

1 2 4 10 18 21 25 27 28 30 32 34

Cara bercocok tanam Pengolahan tanah tergantung dari jenis tanah, pada umumnya di cangkul atau dibajak 1-2 kali, kemudian digarap sampai gembur, sisa tanaman lain dibersihkan, dan pada tanah yang becek perlu dibuat saluran drainase. Penanaman Penanaman dengan cara di timpal dengan kedalaman 0-5 cm, jumlah biji per lubang 3-5 dan pada umur 3 minggu setelah tanam, tanaman diperjarang menjadi 1-2 per lubang. Jarak tanam 70x30 cm atau 75x15 cm, tergantung dari varietas yang ditanam, keperluan benih per hektar 8-10 kg. Pengendalian OPT OPT yang sering menyerang tanaman sorghum adalah penyakit karat daun, dapat dikendalikan dengan aplikasi fungisida yang sesuai anjuran. (Redaksi)***

CATATAN REDAKSI SURAT PEMBACA INFO PERAMALAN TEKNOLOGI PERLINTAN REPORTASE INFO KHUSUS KLINIK TANAMAN KLIPING BERITA ALBUM MIMBAR PROTEKSI KOLOM NABATI AGRO IPTEK

Judul Cover : Pembukan Pekan Peramalan OPT Tan. Pangan Foto : Urip SR Lokasi : BBPOPT Jatisari Vol.12, No.2. Nopember 2013

3


BULETIN PERAMALAN OPT

ďƒ˝

P

rakiraan serangan OPT utama tanaman padi di Indonesia pada MH.2013/14 yaitu sebesar 180.839 hektar. Apabila dibandingkan dengan MK. 2013 seluas 189.298 ha cenderung mengamai kenaikan dan MH. 2012/2013 seluas 173.081 cenderung lebih menurun. Secara berurutan prakiraan luas serangan maksimum pada MH. 2013/14 untuk jenis hama adalah Tikus mencapai 61.934 ha, Penggerek Batang Padi mencapai 54.409 ha, dan Wereng Batang Coklat (WBC) mencapai 7.853 ha . Untuk prakiraan serangan maksimum jenis penyakit yaitu BLB/Kresek seluas 24.836 ha, Blas 23.382 ha dan Tungro seluas 8.424 ha. Secara rinci prakiraan serangan OPT utama padi dapat dilihat pada table 1 sebagai berikut : Tabel 1. Kejadian Serangan OPT Utama Padi MH.2012/13 dan MK. 2013 serta Prakiraan luas Serangan MH. 2013/2014 di Indonesia. No. OPT UTAMA

KLTS MH. 2012/13 (Ha)

KLTS MK. 2013 (Ha)

Prakiraan Serangan MH. 2013/14 (ha)

Sasaran Tanam MH.2013/14 (Ha)

Prakiraan Ser. OPT Thd sasaran (%)

1

PBP

55.279

52.232

54.409

8.912.367

0.61

2

WBC

10.065

31.183

7.853

8.912.367

0.09

3

TIKUS

49.683

60.805

61.934

8.912.367

0.69

4

TUNGRO

1.888

4.147

8.424

8.912.367

0.09

5

BLAS

25.861

15.364

23.382

8.912.367

0.26

6

BLB

30.305

25.475

24.836

8.912.367

0.28

JUMLAH

173.081

189.298

180.839

2.03

Untuk musim hujan atau MH (2013/2014), Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) sudah meramalkan berbagai jenis OPT yang mungkin menyerang pada MH ini. Yaitu berdasarkan urutan intensitas serangan tikus, penggerek batang padi, hawar daun bakteri/BLB, Blas, wereng batang coklat dan Tungro. Dengan sudah mengetahui OPT yang bakal terjadi, antisipasi pengendaliannya bisa lebih dini. Target serangan OPT yang masih dapat diterima tidak lebih dari 2%. Jika serangannya diatas 2 % berarti antisipasinya kurang cepat. Selanjutnya secara rinci prakiraan serangan OPT berdasarkan propinsi dikupas pada halaman 5 (lima). Vol.12, No.2. Nopember 2013

4


BULETIN PERAMALAN OPT

Prakiraan serangan OPT utama pada tanaman padi MH. 2013/14 di masing-masing Propinsi secara lengkap disajikan pada tabel 2. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut: Prakiraan Serangan Penggerek Batang Padi Prakiraan serangan penggerek batang padi (Scirpophaga sp. WLK) tertinggi terdapat di 3 (tiga) propinsi yaitu Jawa Barat mencapai luas serangan 16.896 ha, diikuti Jawa Tengah mencapai luas 7.091 ha, dan Propinsi Sultra seluas 3.563 ha. Prakiraan Serangan Wereng Batang Coklat Prakiraan serangan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens STAL) tertinggi diprakirakan akan terjadi di Propinsi Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di Jawa Timur prakiraan serangan WBC diperkirakan mencapai luas 3.054 Ha, Jawa Barat seluas 1.609 ha, dan Jawa Tengah seluas 1.179 ha. Prakiraan Serangan Tikus Prakiraan serangan tikus (Rattus rattus argentiventer) tertinggi diprakirakan akan terjadi di 3 (tiga) propinsi yaitu di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Prov. Aceh. Di Jawa Tengah diprakirakan akan mencapai luas 3.823 ha, di Jawa Barat mencapai luas 9.519 ha, sedangkan di Propinsi Aceh mencapai luas 5.170 hektar. Prakiraan Serangan BLB/Kresek Tiga propinsi yang diprakirakan serangan penyakit BLB/kresek (Xanthomonas campestris) tinggi adalah propinsi Jawa Barat dengan luas serangan 8.532 ha, Jawa Timur 5.059, dan Jawa Tengah seluas 4.332 ha. Prakiraan Serangan Blas Prakiraan serangan penyakit blas (Pyricularia grisea) yang tinggi akan terjadi di 3 (tiga) propinsi, yaitu propinsi Jawa Barat dengan luas 4.947 ha, Jawa Timur seluas 4.617 ha, dan Jawa Tengah seluas 3.338 hektar. Prakiraan Serangan Tungro Prakiraan serangan penyakit Tungro yang tinggi akan terjadi di 3 (tiga) propinsi, yaitu Jawa Barat seluas 1.486 ha, Jawa Timur seluas 1.282 ha dan Nusa Tenggara Barat seluas 1.084 hektar. Vol.12, No.2. Nopember 2013

5


BULETIN PERAMALAN OPT

Tabel 2. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MH.2013/14 menurut Propinsi di Indonesia No.

Propinsi

PBP (ha)

WBC (ha

TIKUS (ha)

TUNGRO (ha)

BLAS (ha)

BLB (ha)

1

Pem ACEH

1823

55

5170

8

662

486

2

Sumatra Utara

603

107

859

156

969

519

3

Sumatra Barat

95

120

387

412

371

36

4

Riau

379

92

488

6

123

57

5

Jambi

164

43

63

6

39

13

6

Sumatra Selatan

1894

50

2508

77

1767

746

7

Bengkulu

294

37

632

329

149

129

8

Lampung

1722

86

1406

47

1827

586

9

Kep. Babel

178

128

134

6

175

9

10

Kep. Riau

2

4

2

6

3

1

11

DKI Jakarta

146

30

5

6

3

11

12

Jawa Barat

16896

1609

9519

1486

4947

8532

13

Jawa Tengah

7091

1179

13823

624

3338

4332

14

DI Jogjakarta

2148

52

1751

53

465

1053

15

Jawa Timur

3351

3054

8660

1282

4617

5059

16

Banten

1422

243

386

362

170

594

17

Bali

350

155

511

956

357

199

18

NTB

997

258

553

1084

775

511

19

NTT

1398

89

391

310

78

76

20

KALBAR

522

128

436

7

150

4

21

KALTENG

319

43

296

208

138

1

22

KALSEL

36

43

58

31

26

1

23

KALTIM

342

9

379

6

17

37

24

SULUT

724

4

215

587

48

166

25

SULTENG

1185

76

745

111

7

391

26

SULSEL

2243

24

4726

15

664

332

27

SULTRA

3563

27

4596

9

1140

141

28

GORONTALO

648

11

95

6

3

358

29

SULBAR

3290

75

3009

36

38

377

30

MALUKU

341

8

58

28

133

14

31

Maluku Utara

10

4

4

26

4

1

32

Papua Barat

96

5

29

7

3

1

33

PAPUA

138

4

40

132

176

62

Jumlah

54409

7853

61.934

8424

23382

24836

Vol.12, No.2. Nopember 2013

6


BULETIN PERAMALAN OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN PENGGEREK BATANG PADI PADA MH.2013/2014 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA MH.2013/2014 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

Vol.12, No.2. Nopember 2013

7


BULETIN PERAMALAN OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUS PADA MH.2013/2014 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TUNGRO PADA MH.2013/2014 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

Vol.12, No.2. Nopember 2013

8


BULETIN PERAMALAN OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLAS PADA MH.2013/2014 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN BLB/KRESEK PADA MH.2013/2014 MENURUT PROPINSI DI INDONESIA

Vol.12, No.2. Nopember 2013

9


BULETIN PERAMALAN OPT

ď€

P

engendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang memperhitungkan faktor ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbulkan kerugian besar. PHT merupakan paduan berbagai cara pengendalian hama dan penyakit, diantaranya melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat lebih tepat. 6 (enam) OPT utama yang sering menyerang tanaman padi sawah pada MH. 2013/2014 adalah : 1) Wereng Batang Coklat, 2) Penggerek batang Padi, 3) Tikus, 4) Penyakit BLB, 5) Penyakit Blas, dan 6) Penyakit Tungro. 1. Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal, Delphacidae) Wereng Batang Coklat menyukai pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat. Ambang pengendalian hama ini adalah 10 ekor per rumpun pada tanaman berumur < 40 HST atau 20 ekor per rumpun pada tanaman berumur > 40 HST. Siklus hidupnya 18 28 hari. Cara pengendalian sebagai berikut :  Pengaturan pola tanam, yang diter apkan adalah tanam serentak, pergiliran tanaman, dan pergiliran varietas berdasarkan tingkat ketahanan dan tingkat biotipe wereng batang coklat.

Vol.12, No.2. Nopember 2013



Penggunaan varietas tahan, dapat digabungkan dengan cara pengendalian biologi misalnya pemanfaatan musuh alami. Agar penggunaan varietas tahan dapat bertahan lama dan efektif perlu diintegrasikan dengan komponen pengendalian yang lain, seperti pengaturan pola tanam, pergiliran varietas, system pengamatan yang intensif.



Pengendalian hayati, beber apa cendawan pathogen serangga yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan wereng batang coklat adalah Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, M. flavoviridae, dan Hirsutella citriformis. Konservasi musuh alami dengan cara menghindari penggunaan pestisida semprotan.

10


BULETIN PERAMALAN OPT

Cendawan pathogen serangga Hirsutella citriformis menginveksi Wereng BatangCoklat (Foto : Repro) 

Pengendalian hayati, beber apa cendawan pathogen serangga yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan wereng batang coklat adalah Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, M. flavoviridae, dan Hirsutella citriformis. Konservasi musuh alami dengan cara menghindari penggunaan pestisida semprotan.



Eradikasi, dilakukan apabila ditemukan serangan virus kerdil rumput dan kerdil hampa dengan pencabutan dan pemusnahan.



Penggunaan insektisida, dilakukan apabila setelah dilaksanakan pengelolaan agroekosistem masih dijumpai wereng batang coklat 10 ekor per rumpun pada tanaman berumur < 40 hst atau 20 ekor per rumpun pada tanaman berumur > 40 hst. Insektisida yang dipilih bersifat selektif, efektif dan diizinkan untuk digunakan pada tanaman padi. Di daerah serangan wereng batang coklat yang merupakan daerah serangan virus (kerdil rumput dan kerdil hampa) dilakukan penggunaan insektisida butiran pada saat satu hari sebelum pengolahan tanah terakhir secara seed bed treatment. Penyemprotan tambahan dilakukan apabila ditemukan wereng batang coklat di persemaian dan pertanaman, dengan ketentuan seperti diatas.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

2. Penggerek Batang Padi (Scirpophaga Sp, Walker) Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek batang adalah dari pembibitan sampai pembentukan malai. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya mengakibatkan anakan mati yang disebut sundep pada tanaman stadia vegetatif, dan beluk (malai hampa) pada tanaman stadia generatif. Siklus hidupnya 40-70 hari. Ambang ekonomi penggerek batang adalah 10% anakan terserang; 4 kelompok telur per rumpun (pada fase bunting). Bila populasi tinggi (diatas ambang ekonomi) aplikasikan insektisida. Bila genangan air dangkal aplikasikan insektisida butiran seperti karbofuran dan fipronil, dan bila genangan air tinggi aplikasikan insektisida cair seperti dimehipo, bensultap, amitraz dan fipronil. 3. Tikus (Rattus argentiventer Rob. & Kloss) Tikus merusak tanaman padi pada semua fase tumbuh dari semai hingga panen, bahkan sampai penyimpanan. Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu membentuk anakan baru. Pengendalian tikus terpadu didasarkan pada pemahaman ekologis jenis tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi awal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus memasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebut meliputi gropyok missal, sanitasi habitat, pemasangan Trap Barrier System (TBS) dan Linier Trap Barrier System (LTBS).

11


BULETIN PERAMALAN OPT

4. Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas campestris pv oryzae) Penyakit HDB disebabkan oleh bakteri X anthomonas pv. Oryzae dengan gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Cara pengendaliannya sebagai berikut : 

Gunakan varietas tahan seperti conde dan angke.

Gunakan pupuk nitrogen sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Bersihkan tunggul-tunggul dan jeramijerami yang terinfeksi.

Jarak tanam jangan terlalu rapat.

Gunakan benih atau bibit yang sehat.

Pemasangan bubu perangkap tikus pada persemaian dan gropyokan missal (Foto: dok bbpopt)

Lakukan gropyokan massal dengan melibatkan semua anggota kelompok tani. Gropyokan dapat berupa pembongkaran sarang tikus pada habitat utama seperti sepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tanggul jalan, dan batas sawah dengan perkampungan. Pada daerah endemis tikus, lindungi persemaian dengan memasang pagar plastik dan memasang dua bubu perangkap untuk persemaian berukuran 10 m x 10 m. Pada periode padi vegetatif, sanitasi gulma pada habitat tikus, baik yang ada dihamparan sawah maupun disekitar sawah agar tidak digunakan sebagai sarang tikus. Bila populasi tikus masih tinggi, pasang LTBS di dekat habitat utama dan dipindahkan setiap 5 hari, serta lakukan fumigasi sarang tikus. Pada periode padi generatif, lakukan fumigasi asap belerang pada setiap sarang aktif tikus, sanitasi gulma pada habitat utama dan pasang LTBS di dekat habitat utama secara periodik.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

12


BULETIN PERAMALAN OPT

6. Penyakit Tungro

Penyakit blas menimbulkan dua gejala khas, yaitu blas daun dan blas leher malai (Foto: Repro)

5. Penyakit Blas (Pyricularia grisea)

Blas dapat menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan. Gejala khas pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat, lebar ditengah dan meruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 11,5 x 0,3-0,5 cm berkembang menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya. Bila infeksi terjadi pada ruas batang dan leher malai (neck blast), akan berubah leher malai yang terinfeksi menjadi kehitamhitaman dan patah, mirip gejala beluk oleh penggerek batang. Cara pengendaliannya adalah :  Gunakan varietas tahan blas secara bergantian.  Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran.  Upayakan waktu tanam yang tepat, agar waktu awal pembungaan tidak banyak embun dan hujan terus-menerus.  Gunakan fungisida yang berbahan aktif metal tiofanat atau fosdifen dan kasugamisin.  Perlakukan benih.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada padi, sangat merusak dan tersebar luas. Gejala serangan tungro yang menonjol adalah perubahan warna daun dan tanaman tumbuh kerdil. Warna daun tanaman sakit bervariasi dari sedikit menguning sampai jingga. Tingkat kekerdilan tanaman juga bervariasi dari sedikit kerdil sampai sangat kerdil. Gejala khas ini ditentukan oleh tingkat ketahanan varietas, kondisi lingkungan, dan fase tumbuh saat tanaman terinfeksi. Penyakit tungro ditularkan oleh wereng daun hijau dan dapat dikendalikan melalui pergiliran varietas tahan yang memiliki tetua berbeda, pengaturan waktu tanam, sanitasi dengan menghilangkan sumber tanaman sakit, dan penekanan populasi wereng daun hijau dengan insektisida. Beberapa varietas tahan tungro antara lain Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo. Beberapa cara yang juga dapat dilakukan adalah :  Mengatur waktu tanam serempak minimal 20 ha luasan sawah.  Menanam bibit pada saat yang tepat, yaitu dengan menanam bibit sebulan sebelum puncak kepadatan wereng daun hijau tercapai.  Menanam dengan cara jajar legowo.  Pada saat tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam bila dijumpai 2 tanaman bergejala lebih dari 10 rumpun segera aplikasikan insektisida yang efektif mematikan wereng hijau, dan  Sawah jangan dikeringkan, biarkan kondisi air pada kapasitas lapang agar wereng hijau tidak aktif berpencar menyebarkan tungro.

13


BULETIN PERAMALAN OPT

ď€

K

epinding tanah (Scotinophara, spp) merupakan hama penting yang serangannya dapat menurunkan hasil produksi tanaman padi di negara-negara asia. Penurunan produksi padi akibat adanya serangan hama kepinding tanah dapat mencapai 90% di Kecamatan Lolayan, Sulawesi Utara (Kompas, 14 Agustus 2010). Daerah persebaran hama kepinding tanah adalah Myanmar, India, Indonesia, Jepang, Kamboja, China, Malaysia, Nepal, Pakistan, Filipina, Srilangka, Thailand, dan Vietnam. Hama tersebut pertama kali menyerang pertanaman padi di Indonesia pada tahun 1903. Klasifikasi kepinding tanah menurut Latreille pada tahun 1802, yaitu : Kerajaan : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hemiptera Famili : Pentatomidae Genus : Scotinophora Spesies : Scotinophora spp. Kepinding tanah memiliki 3 stadia, yaitu stadia telur, nimfa dan imago (serangga dewasa). Siklus hidup kepinding tanah sekitar 32-35 hari. Telur kepinding tanah berbentuk lonjong dan berwarna kuning jingga atau abu -abu dan akan berubah warna menjadi putih jika telur telah menetas. Jumlah telur antara 25-40 butir. Telur diletakkan berderet dua atau empat baris dengan panjang telur sekitar 1 mm.

Oleh: Umi Kulsum dan Nanar A. Cahyana Kelompok Fungsional BBPOPT Nimfa kepinding tanah berwarna coklat muda. Nimfa kepinding terdiri dari 4-5 instar selama 25 sampai 30 hari dan nimfa mengalami pergantian kulit setelah 4 sampai 7 hari. Nimfa berada di antara celah pada pangkal tanaman padi pada siang hari dan aktif pada malam hari. Imago berbentuk seperti segilima. Tubuhnya berwarna coklat tua atau hitam dan terdapat bercak berwarna kuning pada bagian toraksnya.

Kelompok telur kepinding tanah (Foto : Umi Kulsum) Vol.12, No.2. Nopember 2013

14


BULETIN PERAMALAN OPT

Nimfa dan imago bersembunyi di antara pangkal batang padi dekat permukaan air pada siang hari dan aktif naik ke bagian atas pada malam hari. Kepinding tanah merupakan serangga yang mempunyai tipe mulut menusuk dan menghisap, sehingga serangannya dengan cara menghisap cairan tanaman pada batang dan mengakibatkan daun-daun berwarna coklat kemerahan atau kuning bahkan tanaman bisa menjadi kerdil. Serangan pada fase vegetatif menyebabkan pengurangan jumlah anakan dan tanaman menjadi kerdil, sedangkan serangan pada fase generatif dapat mengakibatkan malai tidak berkembang sempurna dan bulir kosong (berwarna putih). Pada populasi tinggi, dapat menyebabkan pertanaman mati, diawali dengan perubahan warna kuning kemerahan dan akhirnya menjadi coklat. Gejala tanaman dengan serangan tinggi dapat mengakibatkan tanaman mati atau mengalami bugburn (seperti gejala hopperburn yang diakibatkan oleh wereng coklat).

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Pengendalian Pengendalian kepinding tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:  Kultur teknis yaitu dengan menanam tanaman padi secara serempak dan mengatur jarak tanam tidak terlalu berdekatan.  Melakukan pembajakan tanah segera setelah panen untuk mematikan telur, nimfa dan imago yang tinggal pada pangkal padi.  Sanitasi lahan dan lingkungan dari tumbuhan inang atau rerumputan  Melakukan pemotongan tunggul tanaman sampai dasar, untuk memutus siklus hidup kepinding.  Penggunaan lampu perangkap yang dipasang pada saat bulan purnama  Kepinding tanah tidak menyukai lahan pertanaman yang tergenang, sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan kepinding tanah.  Berdasarkan hasil penelitian, musuh alami yang efektif terhadap hama kepinding tanah adalah Telenomus triptus dan T. cyrus.  Memanfaatkan entomopatogen Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliae, dan Verticillium lecanii.  Penggunaan insektisida sintetik jika serangan sudah diatas ambang ekonomi yaitu rata-rata 6 ekor/rumpun. (Umi Kulsum & Nanar)***

15


BULETIN PERAMALAN OPT

P

enyakit gosong palsu (smut) disebabkan oleh jamur Ustilaginoidea virens (Pat.) Bref. Penyakit gosong palsu dikenal sebagai penyakit “Lakshmi” karena pertama kali penyakit ini muncul merusak biji-bijian di India. Penyakit gosong palsu merupakan penyakit utama pada pertanaman padi di China dan Amerika Serikat, namun sejak tahun 2001 penyakit ini tersebar luas di seluruh dunia. Klasifikasi cendawan penyebab penyakit gosong palsu yaitu : Kingdom : Fungi Phylum : Ascomycota Class : Ascomycetes Order : Incertae sedis Family : Incertae sedis Genus : Ustilaginoidea Species : Ustilaginoidea virens (Pat.) Penyakit ini menyebabkan kerugian secara kualitatif dan kuantitatif. Kehilangan hasil akibat serangan cendawan U. virens telah diperkirakan antara 0,2 – 49% di beberapa negara yang berbeda.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Gejala penyakit gosong palsu terjadi pada bulir yang sudah keras dan matang. Jamur mengubah bulir-bulir panicle menjadi spora yang berwarna kuning kehijauan dimana penampilannya seperti beludru. Sporaspora tersebut mula-mula kecil dan terlihat diantara glomes, tumbuh dengan diameter rata-rata mencapai 1 cm atau lebih dan membungkus bagian bulir. Mereka ditutupi dengan membran yang telah menyembur sebagai hasil dari pertumbuhan yang lebih lanjut. Warna bola spora menjadi oranye dan kemudian menjadi kuning kehijauhijauan atau hijau kehitam-hitaman. Pada tahap ini, permukaan bola spora pecah. Lapisan luar dari bola adalah berwarna hijau dan terdiri dari spora matang bersama dengan fragmen sisa miselium. Daerah soporiferous memiliki tiga lapis. Pada lapisan terluar, tepung spora berwarna hijau kehitam-hitaman, pada lapisan tengah berwarna oranye dan lapisan bagian dalam berwarna kuning.

16


BULETIN PERAMALAN OPT

Patogen U.virens menghasilkan racun yang dikenal sebagai Ustiloxins. Ustiloxins adalah tetrapeptides unik dan Ustiloxins AF yang diisolasi dari ekstrak air spora gosong palsu. Racun-racun menyebabkan mycotoxicosis dan dapat menghambat polimerisasi tubulin otak pada konsentrasi mikromolar. Patogen dapat memproduksi sclerotia sebagai fase seksual dan klamidospora sebagai fase aseksual dalam tahapan siklus hidupnya. Sclerotia merupakan sumber utama atau inokulum primer. Di alam, sclerotia berkecambah dan menghasilkan ascospores pada awal pembungaan. Ascospores selanjutnya menginfeksi bagian bunga. Penyebaran klamidospora merupakan bagian penting pada proses keparahan infeksi patogen pada tanaman. Infeksi lanjutan dari klamidospora merupakan bagian penting dari siklus penyakit gosong palsu. Faktor pendukung ternyadinya penyakit gosong palsu yaitu diantaranya : Kelembaban yang relatif tinggi, suhu rendah dan curah hujan disertai dengan hari berawan selama tanaman padi berbunga merupakan kondisi yang sangat disukai oleh patogen. Jumlah hari hujan pada saat periode tanaman padi berbunga dipengaruhi oleh kejadian penyakit yang lebih dari jumlah curah hujan. Aplikasi pupuk nitrogen pada tahap pembuangaan secara berlebihan dapat meningkatkan kerentanan tanaman terhadap penyakit gosong palsu Patogen dapat bertahan pada tanaman alternatif lain seperti pada tanaman rumput lumbung (Echinochloa crusgalli), Imperata cylindrical dan gulma padi Digitaria marginata. Selain itu varietas tanaman padi yang sangat peka terhadap penyakit ini adalah varietas padi hibrida.

Pengendalian penyakit gosong palsu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu diantaranya : Waktu menanam padi dan masa pengisian bulir yang tepat dapat mengurangi kerusakan yang parah akibat patogen U.virens Hindari menanam benih yang terinfeksi oleh sclerotia dan chlamydospores Penyemprotan dengan menggunakan chlorothalonil 75 WP (Kavach) @ 2 ml/l atau Propiconazole 25 EC (Tilt atau Hasil) saat tanaman berbunga Sanitasi lingkungan seperti membersihkan pematang dari gulma-gulma

Gejala awal penyakit Ustilaginoidea virens (Pat.) Bref. (Foto : Umi Kulsum)

Gejala akhir penyakit Ustilaginoidea virens (Pat.) Bref. (Foto : Umi Kulsum) Vol.12, No.2. Nopember 2013

17


BULETIN PERAMALAN OPT

ď‚ľď€

P

eringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dimulai sejak Food and Agriculture Organization (FAO) menetapkan World Food Day melalui Resolusi PBB No. 1/1979 di Roma Italia, dimana dipilih tanggal 16 Oktober yang bertepatan dengan terbentuknya FAO. Sejak saat itu disepakati bahwa mulai tahun 1981, seluruh negara anggota FAO termasuk Indonesia memperingati HPS secara Nasional pada setiap tahun. Penyelenggaraan HPS di Indonesia dijadikan momentum dalam meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dan para stakeholder terhadap pentingnya penyediaan pangan yang cukup dan bergizi, baik bagi masyarakat Indonesia maupun dunia. Rangkaian kegiatan peringatan HPS tersebut diharapkan dapat menstimulasi peningkatan pemahaman dan kepedulian terhadap penyediaan pangan, melalui berbagai kegiatan seperti seminar, pengabdian masyarakat, gelar pengembangan teknologi, perlombaan dan tour diplomatik bagi para Kedubes negara luar negeri bagi Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk, konversi lahan untuk pemukiman dan industri, perubahan iklim menjadi tantangan bagi pengembangan sektor pertanian, perikanan dan kelautan serta kehutanan. Namun demikian peningkatan ketersediaan pangan melalui sektor pertanian, perikanan dan kelautan serta kehutanan, harus tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan ramah lingkungan serta tidak mengancam keanekaragaman hayati.Disamping itu ketahanan pangan nasional suatu negara berbasis sumberdaya lokal juga menghadapi tantangan di era globalisasi dan perdagangan bebas, dimana produk pangan impor membanjiri pasar konsumen.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

18


BULETIN PERAMALAN OPT

Apabila hal ini dibiarkan maka kerawanan pangan akan menjadi lebih rentan, bukan hanya diakibatkan oleh bencana alam namun juga faktor lainnya seperti inflasi dan kenaikan harga produk pangan impor yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan dan daya beli masyarakat dalam negeri. Oleh karena itu optimalisasi sumber daya lokal sangat diperlukan untuk mencapai kemandirian pangan. Kerjasama dan sinergitas diantara berbagai stakeholder sangat diperlukan, dalam peningkatan produksi pangan yang bergizi dan berkelanjutan, untuk pemenuhan pangan secara nasional, yang pada akhirnya juga dapat berkontribusi terhadap pemenuhan pangan dunia. FAO telah menetapkan tema peringatan HPS ke-33 Tahun 2013 adalah "Sustainable Food Systems for Food Security and Nutrition" yang artinya "Sistem Pangan Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Gizi" . Penetapan tema internasional oleh FAO tersebut dimaksudkan untuk memberikan arahan terhadap peringatan HPS dan membantu meningkatkan pemahaman tentang masalah dan solusi dalam memerangi kelaparan. TEMA NASIONAL Selaras dengan tema internasional HPS tersebut telah ditetapkan tema nasional HPS ke-33 Tahun 2013, yakni "Optimalisasi Sumber Daya Lokal Menuju Kemandirian Pangan" . Tema ter sebut dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut: Indonesia kaya akan berbagai sumber daya alam sebagai sumber pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang senantiasa harus dipenuhi dan ketersediaan pangan dalam suatu bangsa merupakan suatu keharusan agar bangsa tersebut dapat mandiri. Fluktuasi harga pangan dunia akibat perubahan iklim dan berbagai tantangan produksi pangan dunia perlu disikapi dengan mengoptimalkan sumber daya pangan lokal untuk kemandirian pangan

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Lokasi Minangkabau International Convention Center Jl. By Pass KM. 16 (Samping Gedung TVRI) Padang - Sumatera Barat. Produk Pameran Program-program pengelolaan serta perkembangan dunia pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. Inovasi produk dan jasa pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan yang memaksimalkan sumber daya, memanfaatkan alam bebas, menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, kelestarian lingkungan, serta keseimbangan ekologi. Peran perusahaan dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian petani. Komoditas pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan unggulan. Teknologi peralatan/mesin pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. Brand image/nama/merek produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Agro produk.

19


BULETIN PERAMALAN OPT

Sebagai salah satu Negara anggota FAO, Indonesia tentunya juga harus memperhatikan segala pesan yang disampaikan oleh badan dunia tersebut. “Kami menyadari bahwa persoalan pangan memang memerlukan perhatian yang serius. Harus diupayakan semaksimal mungkin agar bahan pangan cukup tersedia di dalam negeri meski masih banyak kendala menghadang di hadapan mata,” kata Menteri Pertanian Suswono dalam jumpa Pers menjelang peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-33. Di tingkat nasional kegiatan dalam rangka peringatan HPS ke-33 dipusatkan di Kota Padang, Sumatera Barat pada 31 Oktober sampai dengan 3 Nopember 2013 dan puncak peringatannya dilaksanakan pada 31 Oktober yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI. Menyinggung mengenai kemandirian pangan secara nasional, Mentan pada intinya mengatakan bahwa jika memperhatikan performa penyediaan bahan pangan utama maka bias dikatakan untuk beras dan jagung tingkat kemandiriannya cukup tinggi dalam arti sudah bisa mencukupi kebutuhan di masyarakat. Produksi beras dalam negeri sudah surplus, bahkan pemerintah telah menetapkan target untuk bias meningkatkan surplus beras menjadi 10 juta ton di tahun 2014. “Kami mendapat informasi dari Bulog bahwa karena penyerapan dari petani cukup besar maka tahun ini tidak ada impor beras,” tutur Mentan.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Yang dirasakan berat saat ini adalah untuk penyediaan kedelai. Persoalan kurangnya lahan penanaman menjadi masalah utama, mengapa masih sulit bisa meningkatkan penyediaan kedelai di dalam negeri. Produksi masih di kisaran 800 ribu ton sementara permintaan lebih dari 2 juta ton sehingga impor kedelai harus terus dilakukan. Menurut Direktur Kacang-kacangan dan Aneka Umbi Ditjen Tanaman Pangan, Maman Suherman, masih diperlukan terobosan dan langkah-langkah besar untuk bisa mencapai target produksi 1,5 juta ton kedelai di tahun 2013. Penambahan areal harus dipercepat karena itulah langkah tepat untuk bisa menggenjot produksi. Sejauh ini penambahan areal lahan kedelai sudah hamper merata dilakukan di Indonesia. Di Aceh penambahan areal mencapai 200 ribu hektar, Jambi 50 ribu hektar, Sumatera Selatan dan Lampung 200 ribu hektar, Sulsel, Sulut dan Sulteng masingmasing 50 ribu hektar serta NTB 100 ribu hektar. “Penambahan areal terluas di Aceh karena kondisi iklim dan lahannya sesuai untuk ditanami kedelai. Masyarakat setempat juga antusias,” kata Maman. Di samping perluasan areal, upaya intensifikasi juga giat dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi kedelai. Antara lain dengan memperbanyak penggunaan varietas yang produktivitasnya mencapai 3 ton per hektar.(Tim Liputan)***

20


BULETIN PERAMALAN OPT

ď€

JATISARI, 26 - 30 AGUSTUS 2013

P

enyelenggaraan kegiatan Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan yang dilaksanakan oleh BBPOPT merupakan salah satu wujud partisipasi dalam mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), yaitu dengan melakukan sosialisasi berbagai teknologi praktis untuk penanganan OPT baik melalui teknologi pengamatan, peramalan OPT dan penerapan teknologi pengendalian yang ramah lingkungan. Penyelenggaraan kegiatan pekan peramalan OPT ini telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan bidang perlindungan tanaman. Pelaksanaan kegiatan pekan peramalan OPT ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi pengamatan, peramalan dan teknologi pengendalian OPT khususnya padi serta memasyarakatkan proses budidaya tanaman padi yang ramah lingkungan. Selain itu penyelenggaraan pekan peramalan OPT ini sebagai upaya dalam percepatan arus diseminasi dan adopsi teknologi kepada masyarakat/pengguna, dan sekaligus dapat dijadikan sarana membangun komunikasi antar lembaga pemerintah maupun swasta, seperti peneliti, akademisi, penentu kebijakan, penyedia produk dan jasa di bidang perlindungan tanaman, Penyuluh, POPT, Mantri Tani/KCD, petani dan masyarakat umum.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

21


BULETIN PERAMALAN OPT

Pelaksanaan Pekan Peramalan OPT Penyelenggaraan pekan peramalan OPT dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal, 26 – 30 Agustus 2013 di BBPOPT. Dalam pelaksanaan kegiatan pekan peramalan OPT, jumlah peserta/pengunjung yang hadir sampai berakhirnya pelaksanaan kegiatan sebanyak ¹ 4.000 orang, dengan rangkaian kegiatan pelaksanaan pekan peramalan OPT adalah sebagai berikut : Kegiatan seminar, yang dilaksanakan dalam 2 (dua) sesi dengan peserta yang hadir terdiri dari : Petugas BBPOPT, BPTPH, Direktorat Perlindungan TP, Direktorat Perlindungan Hortikultura, Sekdit TP, Petugas Dinas Pertanian Kabupaten se Wilayah Jalur Pantura, Manteri Tani, Petugas lapang (POPT, PPL), Mahasiswa, Siswa-siswi SMPK/SMA, Petani dan masyarakat umum. Pada kegiatan seminar sesi 1, sebagai moderator Bapak Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM. (Kepala BBPOPT), sedangkan judul materi yang disampaikan terdiri dari : Adaptasi dan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim Untuk Mendukung Swasembada Berkelanjutan Strategi Peningkatan Produktivitas dalam rangka Mendukung Swasembada Beras Berkelanjutan dan Surplus Beras 10 Juta Ton pada Tahun 2014�. Perbaikan Ketahanan Padi Hibrida Terhadap Hama Penyakit Utama Untuk seminar sesi 2, judul materi yang disampaikan terdiri dari : Agro Silika untuk Keberlanjutan sustainable) Pertanian di Indonesia. Pemanfaatan Hyperspektral dalam Bidang Pertanian . Pemanfaatan Informasi Peramalan OPT sebagai Peringatan Dini

Suasana kegiatan seminar pada saat Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan, berlangsung sehari dengan materi bahasan terkini seputar permasalahan tanaman pangan (Foto : bbpopt) Vol.12, No.2. Nopember 2013

22


BULETIN PERAMALAN OPT

Kunjungan para peserta/ pengunjung yang hadir ke lokasi kegiatan demplot (outdoor) dan pameran indoor. Peserta kegiatan demplot outdoor, diikuti oleh 18 stakeholder, BBPPMBTPH Cimanggis, IPB, Universitas Jember, Paguyuban Petani Organik (PPO) Purwakarta dan Kelompok Tani Bakti Mandiri Silih Asih, Kabupaten Cianjur dengan jumlah demplot sebanyak 27 petak demplot. Dalam kunjungan ke petak demplot, peserta/pengunjung dapat melihat secara langsung pemanfaatan teknologi perlindungan tanaman. Sedangkan untuk pameran indoor, jumlah peserta pameran yang mengikuti sebanyak 35 stand, yang terdiri dari : 18 stakeholder/ perusahaan, BBPOPT, BBPPMBTPH, Humas Sekdit Tanaman Pangan, BPTPH Jawa Barat, BPTPH DKI Jakarta, BPTPH Jawa Timur, BPTPH Jawa Tengah, BPTPH DI Yogyakarta, BPTPH Sulawesi Tengah, BPTPH Kalimantan Selatan Kelompok Tani Telaga Sari Kabupaten Karawang, Kelompok Tani Bakti Mandiri Kabupaten Cianjur. Pada kegiatan pameran, para pengunjung dapat melihat produk dan sarana produksi yang dapat dipilih oleh para petani untuk meningkatkan produksi di lahan usahataninya.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Pelaksanaan pembukaan pekan peramalan OPT dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013. Pembukaan pekan peramalan OPT dilakukan oleh Bapak Wakil Menteri Pertanian R.I. Dalam acara pembukaan dihadiri sekitar Âą 900 peserta/pengunjung, yang terdiri dari : Bapak Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Direktur Perlindungan Hortikultura, Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Para Sesepuh Direktur Perlindungan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Kepala BP4K Kabupaten Karawang, Wakil Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Karyawan/ karyawati lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Hortikultura, BPTPH, Diperta Kabupaten, petugas LPHP, petugas POPT, PPL, Mantri Tani, Stekeholder, Mahasiswa, Siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK dan masyarakat umum. Setelah melakukan acara pembukaan, Bapak Wakil Menteri Pertanian RI. melanjutkan agenda kegiatannya antara lain : Kunjungan ke stand-stand pameran indoor dan demplot (outdoor).

23


BULETIN PERAMALAN OPT

Sarasehan dengan para peserta/ pengunjung, sarasehan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi dan isu terkini yang berkaitan dengan bidang perlindungan tanaman sekaligus menguatkan sambung rasa diantara peserta dan pengunjung. Pada acara sarasehan ini selaku pemateri/narasumber adalah Bapak Wakil Menteri Pertanian RI dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Dan acara sarasehan tersebut dipandu atau sebagai modertor adalah Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo. Peserta yang hadir terdiri dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Direktur Perlindungan Hortikultura, Kepala Balitpa Sukamandi, Kepala BBPOPT, Kepala BPTPH Jabar, Kepala BPTPH Jatim, Kepala BPTPH Sulteng, Kepala BPTPH DKI Jakarta, Kepala BPTPH Jateng, Kepala BPTPH Sumsel, Para Kepala LHPH, Manteri Tani, PPL, POPT, Petani, Mahasiswa, Siswa-siswi berserta Guru SD, SMP dan SMA/SMK. Kegiatan Seminar, dengan moderator Kepala BBPOPT (Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM.). Adapun judul materi yang disampaikan terdiri dari :  

  

Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Dinamika Perkembangan OPT Dukungan Perlindungan Tanaman Pangan dalam rangka Peningkatan Produksi Meningkatkan Peran Agen Hayati dalam Pengelolaan Ekosistem secara Kuantitatif Peran Permodelan Populasi Serangga dalam PHT Pemahaman Aspek Ekologi PHT Berkelanjutan

Pelaksanaan pekan peramalan OPT tanaman pangan pada hari ke-3 dan 4 pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2013, dilaksanakan pelatihan singkat tentang pemanfaatan/ perbanyakan agens hayati dengan peserta terdiri dari : petugas teknis BPTPH, Dinas Pertanian Kabupaten, petugas PPL, POPT, Petani, Mahasiswa dan Siswa-siswi SMA/ SMK..

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Pelatihan singkat tentang pemanfaatan/perbanyakan agens hayati ini dengan narasumber para petugas POPT dari BBPOPT. Adapun judul materi kegiatan pelatihan singkat tentang pemanfaatan/ perbanyakan agens hayati ini terdiri dari : Pembuatan MOL dan PGPR, Pembuatan Kompos Plus, Pembuatan Pestisida Nabati dan Pembuatan Agens Hayati Padat dan Cair. Penutupan penyelenggaraan pekan peramalan OPT dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2013. Penutupan dilakukan oleh Kepala BBPOPT, yang sebelumnya bersama Direktur Perlindungan Tanaman Pangan melakukan panen bersama para peserta sekaligus memberikan arahan kepada para peserta khususnya petani dan petugas lapangan. Kegiatan panen dilakukan pada petak demplot milik CV. Sejahtera Bintang Lestari, yang menerapkan sistem penanaman SRI dengan perlakukan produk organiknya adalah Yulifertiliser. Penutupan berlangsung cukup meriah, lima hari penuh menyuguhkan teknologi pengendalian OPT tanaman pangan (padi). Semua berharap apakah kegiatan seperti ini akan berlanjut? Saran Wamen perlu menjadi bahan pertimbangan, yakni kalau bisa setahun sekali. Semoga...! (M.Antulat & Urip SR)***

24


BULETIN PERAMALAN OPT

HAMA TANAMAN KEDELAI MUDA Kepada Admin Facebook BBPOPT Jatisari (Pertanyaan melalui Inbox Facebook Bbpopt Jatisari) Hama apa saja yang menyerang pada tanaman kedelai muda? Mohon penjelasan mengenai tanda-tanda serangan dan cara pengendaliannya. Terima kasih sebelumnya. Salam Waluyo Grobogan - Purwadadi, Jawa Tengah. Jawab : Terima kasih kepada bapak Waluyo di Grobogan. Salah satu kendala utama dalam peningkatan produksi kedelai adalah adanya gangguan hama. Jenis hama yang sering menimbulkan kerugian, diantaranya adalah : Lalat bibit kacang (Ophiomya phaseoli). Lalat bibit kacang menyerang sejak tanaman muda muncul ke permukaan tanah hingga tanaman berumur 10 hari. Lalat betina meletakkan telur pada tanaman muda yang baru tumbuh. Telur berwarna putih seperti mutiara dan berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15 mm. Telur diletakkan di dalam lubang tusukan antara epidermis atas dan bawah keeping biji atau disisipkan dalam jaringan mesofil dekat pangkal keeping biji atau pangkal helai daun pertama dan ke dua. Setelah dua hari, telur menetas keluar larva. Larva masuk kedalam keeping biji atau pangkal helai daun pertama dan ke dua, kemudian membuat lubang gerekan.

1

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Gejala serangan lalat bibit kacang dan pupa (Foto : Marwoto, Balitkabi)

Selanjutnya, larva menggerek batang melalui kulit batang sampai ke pangkal batang, dan berubah bentuk menjadi kepompong. Pada pertumbuhan penuh, panjang larva mencapai 3,75 mm. Kepompong mula-mula berwarna kuning kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan. Tanda serangan lalat bibit kacang. Serangan lalat bibit kacang ditandai oleh adanya bintik-bintik putih pada keeping biji, daun pertama atau kedua. Bintikbintik tersebut adalah bekas tusukan alat peletak telur (ovipositor) dari lalat kacang betina. Tanda serangan larva pada keping biji dan daun berupa garis berkelok berwarna coklat. Pada batang, ulat menggerek melengkung mengelilingi batang di bawah kulit batang dan akhirnya berkepompong pada pangkal batang. Akibat gerekan tersebut tanaman menjadi layu, mengering dan akhirnya mati. Selain kedelai, lalat kacang juga dapat menyerang kacang hijau, kacang merah, kacang hijau, kacang tunggak, kacang hiris, dan orok-orok.

25


BULETIN PERAMALAN OPT

2

Lalat Batang (Melanogromyza sojae). Lalat batang ini dikelompokkan ke dalam ordo Diptera dengan family Agromyzidae. Imagonya berwarna hitam dan bentuk tubuhnya serupa dengan lalat bibit kacang, dengan sayap transparan. Panjang tubuh serangga jantan 3,90 mm dan serangga betina 1,88 mm. Telur diletakkan pada bagian bawah daun sekitar pangkal tulang daun dari daun ketiga dan daun yang lebih muda. Telur berbentuk oval dengan ukuran panjang 0,36 mm dan lebar 0,13 mm. Setelah 2-7 hari telur menetas menjadi larva dan makan jaringan daun, kemudian menuju batang melalui tangkai daun dan masuk serta menggerek batang bagian dalam. Kepompong terbentuk di dalam batang dengan ukuran panjang 2,35 mm dan lebar 0,80 mm. Tanda Serangan Lalat Batang Pada daun muda, terdapat bintik-bintik bekas tusukan alat peletak telur. Lubang gerekan larva pada batang dapat menyebabkan tanaman layu, mengering dan mati.

Gambar pupa lalat pucuk (Melanogromyza dolichostigma) (Foto : Marwoto, Balitkabi)

3

Lalat Pucuk (Melanogromyza dolichostigma). Serangga dewasa berupa lalat berwarna hitam, bentuknya serupa dengan lalat kacang. Ukuran tubuh serangga betina adalah panjang 2,25 mmm dan lebar 0,64 mm dengan rentang sayap 5,65 mm, sedangkan serangga jantan mempunyai panjang tubuh 1,95 mm dan lebar 0,66 mm dengan sayap 5,15 mm. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun-daun bagian pucuk yang belum membuka. Telur berwarna hijau keputihputihan, berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 0,38 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah keluar dari telur, larva makan dan menggerek kedalam jaringan daun. Panjang tubuh larva yang telah tumbuh penuh berkisar 3,30 — 3,76 mm dengan lebar 0,70 mm. Kepompong dibentuk di dalam batang bagian pucuk. Panjang kepompong berkisar 2,35 — 2,55 mm dengan lebar 0,42 mm. Tanda serangan Lalat Pucuk

Pupa dan imago lalat batang (Melanogromyza sojae. Diptera : Agromyzidae) (Foto: Marwoto, Balitkabi)

Pada permukaan bawah daun, terdapat bintik-bintik putih. Serangan lalat pucuk pada tingkat populasi tinggi menyebabkan layu pada seluruh helai daun di satu tangkai daun. Serangan pada awal pertumbuhan umumnya jarang terjadi, kematian pucuk berlangsung pada saat pembungaan. Selain tanaman kedelai, lalat pucuk juga menyerang kacang hijau, kacang buncis, soya hispida, Crotalaria juncea, dan, C. muconoides.

Gejala serangan lalat pucuk (Melanogromyza dolichostigma. Diptera : Agromyzidae) (Foto: Marwoto, Balitkabi) Vol.12, No.2. Nopember 2013

26


BULETIN PERAMALAN OPT

Pengendalian :

Pengendalian untuk Lalat bibit kacang, lalat batang, dan lalat pucuk sebagai berikut : Tanam serempak, selisih waktu tanam tidak lebih dari 10 hari.  Rencanakan pergiliran tanam dengan tanaman bukan inang lalat bibit kacang, misalnya padi-kedelai-kacang tanah (irigasi non teknis); padi-kedelai-padi (irigasi teknis).  Gunakan varietas toleran (Galunggung, Kelinci, Tidar).  Pilih benih unggul bebas hama dan penyakit.  Perlakuan benih dengan insektisida berbahan aktif carbosulfan untuk daerah endemik.  Jika populasi mencapai ambang kendali (1 imago/50 rumpun tanaman atau 1 imago/5m baris) pada saat tanaman berumur 10 – 50 hari, semprot dengan insektisida yang berbahan aktif : carbosulfan, carbofuran, thiodocarp, dekametrin, BPMC, sipermetrin, dan fipronil.  Pemantauan pertumbuhan tanaman dan populasi hama secara rutin (1 minggu sekali). Demikian semoga bermanfaat. (BP)*** 

Sumber : Marwoto, Hardaningsih, S, dan Taufik, A.(2006) Hama, penyakit, dan masalah hara pada tanaman kedelai : Identifikasi dan pengendaliannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

P

PANEN SAYURAN DI TANAH MARJINAL

anen sayuran dan buah-buahan di lahan bersalinitas tinggi, tanah marjinal ini berada di daerah pantai kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul dengan luas lahan 105 hektar. Budidaya sayuran di lahan marjinal (pantai) dimulai sejak tahun 1995. Diawali dengan adanya Proyek Irigasi Selokan Mataram. Sumber air berasal dari Sungai Winongo 4 km dari lokasi, ditampung di embung kemudian dialirkan ke sumur-sumur berderet (dikenal dengan sumur renteng). Air dari sumur tersebut selanjutnya dimanfaatkan untuk mengairi pertanaman sayuran dengan menggunakan embrat/gembor. Sejak tahun 2008 telah digunakan mesin pompa air. Pola tanam pada bulan Januari - Maret : tumpangsari bawang merah dan cabai, April-Juni: Padi; Juni-Desember: bawang merah-cabai. Oktober merupakan panen raya cabai di kawasan tersebut dapat mencapai 25-26 ton/hari.

Irigasi sumur renteng

Irigasi sumur renteng mampu menyulai kebutuhan air di tanah marjinal (Foto : Urip SR) Vol.12, No.2. Nopember 2013

Pembuatan instalasi irigasi bertujuan untuk mempermudah dilakukannya penyiraman tanaman di lahan pasir. Instalasi ini dikenal juga oleh masyarakat sekitar dengan nama “sumur renteng” . Sumur renteng ini merupakan instalasi air dari sumbernya sungai winongo yang ditampung pada bak-bak penampungan yang dibuat dari bis beton yang dihubungkan dengan pipa pralon. (Urip SR)*** Sumber: Wisata Agro PF2N 2013

27


BULETIN PERAMALAN OPT



P

etak demplot (demonstrasi plot) di kebun percobaan seluas 4 hektar milik BBPOPT Jatisari terlihat semarak dengan aneka umbul-umbul milik perusahaan yang ikut berpartisipasi pada acara Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan (26-30 Agustus 2013). Warna yang sangat kontras diantara hijaunya tanaman padi yang tumbuh subur. Beberapa perusahaan ikut berpartisipasi dalam gelaran Pekan Peramalan OPT dengan menampilkan teknologi pengendalian di pameran outdoor (demplot). Sebuah ajang promo dan teknologi pengendalian yang dinanti-nanti pelaku usaha tani padi sawah. Bertempat di kompleks kantor Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jl. Raya Kaliasin, Jatisari - Karawang, Jawa Barat, sebanyak 33 stand pameran terisi penuh oleh 18 perusahaan dan 15 instansi terkait. Mengusung beragam produk andalan, beraneka komoditas terbaik dan paket teknologi pengendalian dari sektor pertanian berkumpul di satu tempat.

Pemberian cendera mata kepada narasumber yang telah memberikan materi seminar (Foto: Urip SR) Vol.12, No.2. Nopember 2013

28


BULETIN PERAMALAN OPT

Dirangkai aneka pelatihan kilat, kursus pembuatan agens hayati dan pestisida nabati, Pekan Peramalan OPT kian meriah. Seminar, temu pakar, talk show, dan demo pengendalian OPT di pameran outdoor menjadi rangkaian yang saling berkaitan pada acara tersebut. Selama lima hari berturut-turut pada akhir Agustus 2013, suasana hiruk pikuk senantiasa tercipta oleh para pengunjung pameran. Gelaran yang dibuka oleh Dr. Rusman Hariawan, Wakil Menteri Pertanian, itu menjadi tempat bertemunya sekitar 5000 pengunjung yang terdiri dari pelaku agribisnis, konsumen, dan Pemerintah (pusat maupun daerah). Acara itu diselenggarakan oleh BBPOPT Jatisari yang pertama kali dan insya Allah akan dijadikan agenda rutin setelah melewati beberapa tahap evaluasi dan menyerap aspirasi peserta maupun pengunjung pameran. Hadir mendampingi Wamentan, Ir. Udhoro Kasih Anggoro, MS, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Pejabat esselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan antara lain Direktur Perlindungan TP, Direktur Serealia, Direktur Perbenihan, Direktur Aneka Umbi-umbian dan UPT BBP2MBTPH Cimanggis, UPTD BPTPH Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Kalsel, Sulteng, Sumatera Selatan dan Dinas Pertanian maupun LPHP se wilayah Jawa Barat. Selain dari instansi juga dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pertanian, maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Berikut rekaman foto hasil jepretan tim liputan Buletin. (uripsr@ymail.com)***

29


BULETIN PERAMALAN OPT

ď‚—ď€ P

rakiraan serangan hama wereng batang coklat/WBC (Nilaparvata lugens. Stal) MH. 2013/14 yang dirilis Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari menempatkan 3 Propinsi di Pulau Jawa sebagai urutan teratas. Prakiraan serangan WBC tertinggi diprakirakan akan terjadi di Propinsi Jawa Timur (3054 ha), Jawa Barat (1609 ha), dan Jawa Tengah (1179 ha). Dengan sudah mengetahui angka prakiraan tersebut, diharapkan antisipasi pengendalian bisa lebih dini. Akibat serangan WBC yang bisa ditolerir adalah tidak lebih dari 2% (intensitas serangan). Dalam setahun 2,5 juta hektar lahan padi pernah luluh lantak akibat serangan WBC. Bila produksi rata-rata 5 ton per hektar, artinya 12.500.000 ton padi hilang begitu saja. Oleh karena itu system peringatan dini untuk mengendalikan hama itu sangat penting. Tujuannya agar gejala serangan WBC dapat dideteksi sehingga langkah untuk mengatasi segera dapat ditempuh.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Wereng Batang Coklat memang hama laten yang dapat menyerang pada setiap musim bila petani lengah memantau lahan padinya. Lengah sedikit saja menyebabkan pengambilan keputusan terlambat sehingga berdampak puso alias gagal panen.

Foto : Urip SR

Sistem peringatan dini atau early warning system itulah yang sering disosialisasikan di tingkat paling bawah oleh BBPOPT untuk menghadapi musim tanam mendatang (MH. 2013-2014). Kegiatan seperti itu terus menerus dilakukan bekerja sama dengan Balai Proteksi Tanaman Pangan & Hortikultura (BPTPH) dan Dinas Pertanian. Rangkaian kegiatan yang telah dibangun adalah dengan pengiriman data serangan WBC melalui SMS-Server, kirim data cepat dimaksud untuk mempercepat upaya pengendalian WBC di tingkat lapang. Dengan mengetahui system peringatan dini, diharapkan petani padi dapat menghindari ledakan hama wereng batang coklat (WBC) seperti yang terjadi pada 2005 dan 2010.

30


BULETIN PERAMALAN OPT

Bagaimana tanda serangan WBC? Hama ini menjadi hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an. Pemicu terjadinya serangan WBC antara lain tanam padi terus menerus, pemupukan N dosis tinggi dan pemakaian pestisida yang melanggar kaidah-kaidah PHT (tepat jenis, tepat dosis, dan tepat waktu aplikasi). Kerusakan yang ditimbulkan WBC adalah tanaman padi mengering karena WBC menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkutan (batang) tanaman padi. WBC dapat menimbulkan kerusakan ringan, berat sampai puso pada hamper semua fase tumbuh, sejak fase bibit, anakan, sampai fase masak susu (pengisian). Gejala serangan WBC pada rumpun dapat terlihat dari daun-daun yang menguning, kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejala ini ikenal dengan istilah hopperburn. Dalam suatu hamparan , gejala hopperburn terlihat sebagai bentuk lingkaran, yang menunjukkan pola penyebaran WBC yang dimulai dari satu titik, kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Dalam keadaan demikian, populasi WBC biasanya sudah sangat tinggi dan didominasi serangga bersayap panjang (makroptera). Menurut Baehaqi (Peneliti BB-Padi) strategi yang bijaksana dalam pengendalian WBC adalah pemantauan lapang, teknik penarikan sampel, dan pengambilan keputusan yang cepat. Dalam point terakhir seringkali pengambilan keputusan yang lambat karena prosedur birokrasi yang berteletele sehingga seringkali kecolongan.

Bagaimana pengendalian WBC?

Dengan mematuhi 5 kiat pengendalian ini diharapkan petani dapat menghindari ledakan hama WBC. 1. Penggunaan varietas tahan, antara lain: Memberamo, Widas, Cimelati untuk WBC biotipe1, sedangkan biotipe2 gunakan varietas Memberamo, Cigeulis, dan Ciapus. 2. Pengamatan yang rutin pada pertanaman. 3. Penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, gunakan jajar legowo 2:1 atau 3:1. 4. Pergiliran varietas. 5. Pemanfaatan musuh alami antara lain: Ophionea sp; Paederus sp; Miscraspis sp; Spiders (Lycosa sp.). 6. Penggunaan insektisida yang efektif berbahan aktif antara lain : bufrofezin, fipronil, amidakloprid, carbofuran, dan teametoksan. BBPOPT tetap konsisten dalam pengawalan petani melalui surveylance ke seluruh sentra produksi padi dalam rangka pengamanan produksi padi dan mendukung penerapan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Semoga ! (Urip SR/Dewi Nirwati/Ulfah Nuzulullia) Tulisan ini terinspirasi pada saat Pengambilan sampel Kegiatan Inventarisasi Pustaka Spektral Wereng Batang Coklat di Kec. Cineam, Kab. Tasikmalaya, Jabar. Sumber Pustaka : Masalah lapang: hama, penyakit, hara pada padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (2011).

Vol.12, No.2. Nopember 2013

31


BULETIN PERAMALAN OPT

ď€

D

ewasa ini upaya untuk mengubah metode pengendalian hama yang merusak lingkungan menjadi pengendalian yang ramah lingkungan terus digalakkan. Salah satu metode yang menjadi perhatian serius untuk pengendalian hama di persawahan adalah menggunakan pesnab (pestisida nabati). Penggunaan Pesnab untuk pengendalian hama tidak member dampak yang merugikan baik terhadap manusia, lingkungan, maupun hewan bukan sasaran. Meskipun demikian cara bekerja pesnab pada umumnya masih lambat.

RACIKAN 1 Bahan : Umbi gadung Daun mimba kering Daun tembakau kering Biji Mahoni

1 ons 1 ons 1 kg 10 biji

Cara membuat : Semua bahan ditumbuk halus dilarutkan dalam 10 liter air matang diaduk rata dan diberi 1 liter tetes tebu sebagai pengawet dan penambah aroma. Sesudah mengendap encerkan 20-25 CC air racikan dalam 10 liter air. Aduk rata dan semprotkan pada tanaman. Interval penyemprotan 5-7 hari. Pestisida nabati mampu mencegah dan mengatasi serangan hama padi maupun sayuran.

RACIKAN 2 Bahan : Urine/kencing sapi Kunyit Kencur Jahe Temu ireng

100 liter 10 kg 10 kg 10 kg 10 kg

Cara membuat : Kunyit, jahe, kencur, temu ireng dihaluskan, dicampur dengan urine sapi didiamkan selama 4 hari. Kemudian semprotkan di areal persawahan yang terserang wereng dengan menggunakan sprayer. Racikan ini dapat untuk mengendalikan hama wereng dan penggerek batang padi. Selamat Mencoba..!*** (Dari berbagai sumber)

Vol.12, No.2. Nopember 2013

32


BULETIN PERAMALAN OPT

ď€

S

osoknya seperti pada umumnya petani di tanah air, sederhana berpenampilan, berbicara blak-blakan (apa adanya). Namun dibalik kesederhaannya itu tercuat semangat yang tak pernah padam untuk senantiasa berkiprah membangun desanya melalui pengembangan Agens Hayati. Itulah sosok Cholifah (46), wanita tani dari desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Pasuruhan, Jawa Timur. Melalui hasil karyanya, ibu dua orang anak ini telah mendapatkan penghargaan Kalpataru sebagai perintis lingkungan hidup (2010) dan sederet penghargaan lainnya. Bu Chol demikian biasa disapa, tidak sendirian, bersama dengan suami dan anak menantunya telah mampu meraih prestasi sebagai perintis lingkungan hidup dan berhak mendapatkan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup. Selain itu pada 2011 mendapatkan Kartini A ward yang diserahkan langsung oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono. Prestasi yang telah diraihnya berkat kegigihan dan sebagai bukti kepada masyarakat sekitar yang tadinya mencibir dengan usaha yang ditekuninya. Dari cibiran para tetangga kini semua kelompok tani tergantung kepada karyanya berupa pupuk organik cair maupun padat, PGPR, Corynebacterium, Trichoderma, dan Trichogramma sp. Alumnus SL-PHT tahun 1997 ini bermula mengembangkan parasitoid Trichogramma sp. untuk kebutuhan lahannya yang terserang hama penggerek batang padi. Pengalaman di SL itulah yang membuatnya semangat memperbanyak parasitoid, hasilnya sawah miliknya terhindar dari serangan penggerek batang padi, yang oleh masyarakat sekitar biasa disebut sundep/beluk.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Keberhasilan yang diraihnya tidak seperti membalik telapak tangan, bertahun -tahun ia mencoba memperbanyak parasitoid Trichogramma sp; tidak langsung berhasil namun kegagalan demi kegagalan mampu ia sisihkan sampai akhirnya ia menemukan cara, ia tahu bioekologi parasit dan inang Corcyra sp. dari pengalaman sampai akhirnya iapun ahli di bidang ini. Tak jarang ia diundang untuk berceramah untuk menularkan ilmunya bahkan sampai perguruan tinggi sebagai nara sumber. (Urip SR)***

33


BULETIN PERAMALAN OPT

ďƒ ď€

PEREKAMAN SPEKTRAL DAUN TANAMAN PADI AKIBAT SERANGAN WERENG BATANG COKLAT

T

eknologi remote sensing (penginderaan jauh) merupakan salah satu teknologi unggulan untuk keperluan pengamatan sumber daya alam. Tanaman padi sebagai salah satu sumberdaya alam hayati dan merupakan salah satu sumber pangan negeri kita menduduki posisi penting sebagai obyek pengamatan. Pengamatan tanaman padi dari suatu ketinggian melalui teknologi citra (image) berwahana satelit ataupun pesawat terbang, memerlukan suatu referensi untuk memadukan suatu pemahaman dijital. Referensi dalam pengolahan citra dijital antara lain berupa nilai pantulan (reflection) dari suatu obyek pengamatan. Daun tanaman padi adalah obyek pengamatan yang penting dalam mengetahui kondisi kesehatan tanaman tersebut. Daun adalah tempat tanaman berfotosintesis, sehingga kesehatannya akan sangat mempengaruhi hasil fotosintesis terutama untuk mendukung pemasakan dari bulir padi. Kegagalan atau ketidak optimalan pengisian bulir padi akan berpengaruh pada kapasitas produksi dari tanaman padi tersebut. Organisme penggangu tumbuhan (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. OPT secara garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu : hama, penyakit dan gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata, dan molusca. Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman, disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematode, dan tumbuhan tingkat tinggi. (Suryo Wiyono, 2007). Vol.12, No.2. Nopember 2013

Satu set peralatan spectrophotometer yang digunakan untuk merekam daun tanaman padi (Foto: Urip SR) 34


BULETIN PERAMALAN OPT

Gejala serangan WBC terjadi pada semua fase tumbuh, sejak fase persemaian (pembibitan), fase vegetatif, sampai fase masak susu (pengisian bulir). Gejala serangan pada rumpun dapat terlihat dari daun-daun yang menguning, kemudian daun mengering dengan cepat seperti terbakar. Gejala ini dikenal dengan istilah hopperburn. Dalam suatu hamparan, gejala hopperburn terlihat sebagai bentuk lingkaran, yang menunjukkan pola penyebaran wereng batang coklat (WBC) yang dimulai dari satu titik, kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Dalam keadaan demikian biasanya populasinya sangat tinggi. Perubahan fisiologis pada daun padi, baik dari sisi warna maupun struktur daun, dapat dideteksi atau diamati denganmelihat nilai pantulan cahaya pada permukaan daun tersebut. Nilai pantulan dari daun akibat serangan WBC direkam dengan menggunakan spectrometer atau spectrophotometer. Dalam pengukuran nilai pantulan ini diperlukan kehati-hatian yang cukup tinggi mengingat kondisi obyek dan lingkungan yang ada, terkait dengan kebenaran prosedur pengukuran yang berakibat pada konsistensi hasil pengukuran. Penginderaan jarak jauh bekerja berdasarkan kenyataan bahwa gejala kerusakan tanaman dapat dibedakan dalam kenampakannya dengan vegetasi di sekitarnya. Gambaran vegetasi ditangkap dengan sensor, seperti kamera khusus atau radar, dan gambaran tersebut kemudian diproses dengan program komputer. Program dapat menghasilkan peta tipe vegetasi saat itu dan melakukan penghitungan seperti presentase area yang terinfeksi oleh suatu spesies OPT. Penginderaan jarak jauh telah digunakan untuk mendeteksi dan memantau kerusakan yang disebabkan oleh serangga hama dan penyakit tanaman., serta keberadaan dan penyebaran spesies tanaman invasif. (Greenfield, P.H; 2001).

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Menyiapkan daun padi yang sehat pada varietas yang ada di lapang untuk proses perekaman. (Foto: Urip SR)

Daun menguning akibat serangan wereng batang coklat dipilih yang seragam agar tidak bias waktu perekaman (Foto: Urip SR)

Daun mengering akibat serangan wereng batang coklat dipilih yang seragam agar tidak bias waktu perekaman (Foto: Urip SR)

35


BULETIN PERAMALAN OPT

Metodologi Perekaman spektral daun padi akibat serangan WBC ini dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Tahap persiapan referensi/pustaka. 2. Tahap persiapan peralatan. 3. Penentuan lokasi perekaman. 4. Survey perekaman spectral. 5. Pemrosesan data rekaman. Tahapan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tahap persiapan referensi/pustaka. Studi ini pustaka sangat perlu dilakukan untuk memperkuat persiapan materi. Berbagai landasan pengetahuan perlu diketahui dari beberapa artikel keilmuan dan juga jurnal. Beberapa pengukuran telah dilakukan oleh beberapa pihak, sehingga dapat dijadikan masukan yang baik untuk pelaksanaan di lapangan.

Perekaman spectral daun tanaman padi memerlukan sumber energy sebagai sumber dari gelombang yang akan dipantulkan oleh obyek. Alat baru yang dipunyai BBPOPT Jatisari halogen lightsource HL-2000 bisa merekam di luar maupun di dalam ruangan tanpa tegantung dari sumner energy matahari, sehingga sangat fleksibel dilapangan. Apabila cuaca tidak memungkinkan untuk proses perekaman daun maka sampel daun bisa dibawa ke tempat yang lebih aman untuk dilakukan perekaman.

2. Tahap persiapan peralatan. Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah sensor cahaya dengan kemampuan khusus. Pada umumnya alat yang digunakan adalah spectrometer atau spectrophotometer. Spectrometer mempunyai kemampuan untuk panjang gelombang tertentu sesuai dengan tipe alat. Secara umum, yang dapat diukur oleh spectrometer adalah intensitas (intensity), serapan (absorbance), transmisi (transmission), pantulan (reflection), dan relative irradiance. Dalam prosesnya terkait dengan perekaman spectral daun padi ini hanya digunakan kemampuan proses pantulan (reflection). Perekaman nilai spectral untuk daun tanaman padi akibat serangan WBC dilakukan dengan menggunakan OceanOptics tipe USB4000. Sesuai dengan tipe dari spectrometer, yaitu florescence maka sensor yang dipergunakan ini mempunyai kemampuan rekam panjang gelombang dalam rentang efektif 200 sampai dengan 1,100 nanometer. Sehingga dalam prosesnya penting diperhatikan mengenai target panjang gelombang terekam dan hal ini terkait pada obyek terekam yang akan dianalisis selanjutnya.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Perekaman nilai spectral untuk daun tanaman padi akibat serangan WBC dilakukan dengan menggunakan OceanOptics tipe USB4000. (Foto : Urip SR)

36


BULETIN PERAMALAN OPT

3. Penentuan lokasi perekaman. Lokasi perekaman direncanakan sedemikian rupa untuk memperbesar tingkat keberhasilan kegiatan. Hal-hal yang dipertimbangkan antara lain adalah :  Merupakan daerah endemis wereng batang coklat (WBC). Hal ini untuk memudahkan pengambilan sampel daun yang terserang WBC.  Lokasi dengan hamparan yang luas terdiri dari beberapa stadia yang akan direkam sehingga memudahkan dan mempercepat proses perekaman.  Lokasi perekaman mudah diakses mengunakan roda empat, mengingat mobil adalah sebagi sumber listrik untuk menghidupkan peralatan seperti laptop, mengubah energy listrik DC menjadi AC. Lokasi yang relative berdekatan akan menghemat waktu. 4. Survey perekaman spectral. Daerah survey yang sudah ditentukan secara purposive sampling berdasarkan informasi dari petugas POPT maupun dari Laboratorium PHPT akan sangat membantu dalam proses perekaman spectral. Obyek perekaman daun tanaman padi yang terserang WBC dipilih pada daun dengan intensitas serangan cukup tinggi hal ini terkait dengan perubahan warna daun akibat serangan WBC.

Pengambilan sampel daun Pengamatan identifikasi gejala serangan pada tanaman diklasifikasi pada stadia sebagai berikut:  S1 : Stadia 1, vegetatif 1 - anakan maksimum(<40 hst)  S2 : Stadia 2, primordia - pengisian malai (40-60 hst)  S3 : Stadia 3, masak susu - pemasakan (60-90 hst)  S4 : Stadia 4, panen (90-110 hst) Klasifikasi sampel daun yang terserang OPT sebagai berikut : Gejalat serangan akibat WBC Daun yang terserang WBC yang akan direkam dikategorikan terlebih dahulu dengan kategori sebagai berikut: Kategori A : ser angan pada helai daun (100%) mengering, pengukuran di bagian yang terbebas dari hal lain (embun jelaga, jamur, dll) Kategori B : war na daun menguning pada sebagian besar atau keseluruhan daun, pengukuran di bagian yang terbebas dari hal lain (embun jelaga, jamur, dll) Kategori Sehat: kondisi daun segar yang belum terkena serangan OPT.

Penentuan lokasi perekaman merupakan daerah endemis serangan WBC berdasarkan informasi dari petugas POPT maupun LPHP (Foto: Urip SR) Vol.12, No.2. Nopember 2013

37


BULETIN PERAMALAN OPT

Perekaman Pustaka Spektral Pastikan alat dan komputer/laptop terkoneksi. Buka spectra suite, lakukan setting integration time, scan to average dan boxcar. Sebelum dilakukan perekaman, lakukanr eferensi putih danr eferensi gelap. Letakkan probe diatassampel daun (posisi tulang daun di bawah) yang akan direkam. Jarak ideal dari probe ke media yang akan direkan yaitu 1 – 2 cm. Nyalakan light source dan tunggu sampai muncul grafik yang tepat, kemudian di save. Lakukan prosedur yang sama sampai semua sampel sudah terekam reflektannya. Jumlah sampel yang direkam minimal 50 sampel, jika jumlahnya lebih akan semakin baik. Jika dalam perekaman terjadi grafik yang berbeda seperti lompatan grafik terlalu tinggi atau tidak teratur lakukan kembali referensi putih dan gelap. Metoda Analisis Data Rekapitulasi dan analisis data pustaka spektral, rekaman spektral yang didapatkan dianalisis kemudian dibuat pustaka spektral. Analisis data pustaka spektral, konversi data spektrometer (tipe data Procspec) ke Tab Delimited (text ASCII). Import dari text ke excel, pisahkan data spektral daun padi yang sehat dan yang sakit atau masing-masing klasifikasi. Simpan per endmember, kemudian lakukan seleksi sampel, grafik yang tidak sama di buang, kemudian dari setiap sampel dirata-ratakan dan dibuat grafik.

Vol.12, No.2. Nopember 2013

Analisa citra satelit menggunakan software ENVI. Pustaka spektral yang didapatkan dianalisis dalam program ENVI dengan tujuanmengetahui pustaka spectral dapat terbaca dalam citra satelit (penginderaan jauh). Mempersiapkan citra satelit sesuai dengan koordinat wilayah pengamatan. Kalibrasi citra satelit dengan software ENVI. Cropping citra sesuai dengan peta kabupaten sesuai dengan peta *.shp kabupaten, penyesuaian peta *.shp dapat dilakukan dengan software ArcGIS. Resampling pustaka spectral menjadi 4 band (endmember resampler). Penggabungan endmember dengan citra satelit yang telah diseleksi dengan menggunakan LSU software ENVI. Hasilnya adalah inventarisasi pustaka spektral pada daun tanaman padi yang terserang OPT Utama. Tulisan ini sebagai kisi-kisi dari kajian Inventarisasi Pustaka Spektral TA. 2013. Pada kajian ini dilakukan perekaman pada OPT antara lain Wereng Batang Coklat, Penyakit BLB/Kresek dan Penyakit Tungro). Dan sebagai pembahasan contoh tersebut diatas adalah wereng batang coklat.(BP)*** Tim Spektral BBPOPT : Dewi Nirwati, Rahmad Gunawan, Ulfah Nuzulullia, Willing Bagariang, Urip SR. Daftar Pustaka: Hartanto Sanjaya, Fauziah Alhasanah, 2012 Perekaman spektral daun tanaman padi terinfeksi OPT BLB, Jurnal Sains & Teknologi Indonesia Afifah, Lisa Nisfi dan Hartanto Sanjaya, 2010. Aplikasi metode linear spectral unmixing citra hyperspectral untuk pengamatan sebaran OPT BLB tanaman padi (Studi kasus Subang) Proceeding pertemuan ilmiah tahunan Mapin; Jakarta. Wiyono, Suryo. 2007. Perubahan iklim dan ledakan hama dan penyakit tanaman. KEHATI.

38


1.

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan memiliki komitmen tinggi untuk senantiasa memberikan dan meningkatkan kepuasan pelanggan dan seluruh stakeholder terkait melalui produk dan pelayanan dengan mutu terbaik.

2.

Untuk memastikan tercapainya hal tersebut diatas, BBPOPT menerapkan sistem manajemen mutu dan program perbaikan berkesinambungan pada setiap aspek organisasi dan yang difokuskan pada peningkatan kompetensi sumberdaya manusia, sarana prasarana, dan peralatan pendukung kegiatan lainnya.

3.

Untuk meningkatkan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu pada setiap bagian unit kerja, BBPOPT menetapkan sasaran mutu yang relevan dan melakukan evaluasi pencapaiannya secara periodik.

4.

Kepala Balai, Pejabat esselon 3, dan 4, Fungsional dan seluruh pegawai memiliki komitmen dan bertekad untuk senantiasa bekerja sama dalam penerapan sistem manajemen mutu dan pencapaian tujuan/sasaran yang terkandung dalam kebijakan mutu.

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan – Kementerian Pertanian Jl. Raya Kaliasin Tromol Pos. 1 Jatisari – Karawang (41374) Telp/Fax : (0264) 360581, 360368 Email : peramal_hama@hotmail.com Website : www.bbpopt.tanamanpangan.deptan.go.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.