EDISI43 2 EDISI
916-22 - 15 MARET 2022 MARET 2022 23-29 Maret 2022
Cinta Monyet yang Tak Terlupakan
Persahabatan Masa SMA: Bisa Bertahan Atau Bubar
Buku Tahunan Buku Kenangan
Tren Motor Jadul
di kalangan Remaja
SUSUNAN REDAKSI
Edisi 4
Pimpinan Redaksi Rizky Ardiansyah
Redaktur Pricilia Grasela
Layouter Via Kurniati
Jurnalis
Novarita Selvi P.
Ilustrator Fathana Nuranti
2 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
SALAM REDAKSI SALAM REDAKSI SALAM REDAKSI Halo, Once! Selamat menikmati edisi keempat Majalah YOLO! Edisi kali ini memiliki tema Old but Gold di kalangan remaja, meliputi tren jaman dulu yang hingga saat ini masih digandrungi remaja, cerita remaja yang bernostalgia mengenai kisah cinta, persahabatan dan kegemarannya, serta beberapa topik lainnya untuk menemani waktu Once di kala senggang. Mengapa? Karena tulisan yang ada di majalah ini mulai dari Headline dan per-rubriknya bisa menambah informasi, referensimu untuk kedepannya nanti, atau menjadi topik pembicaraan pas ngumpul bareng keluarga, teman, pacar atau doi! Hehe Rubrik Interest, berisi tentang berbagai hal yang menjadi minat dan cocok dijadikan topik pembicaraan ketika ngumpul bareng teman nantinya. Pada rubrik Dia, berkisah tentang seseorang, dia yang menginspirasi, menarik, dan memotivasi kamu yang membacanya. Lalu rubrik Gaul berisi tentang hal-hal kekinian yang sedang tren atau populer di kalangan anak muda. Terakhir, rubrik Healing berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan psikologi, diri, dan refreshing serta memberikan solusi untuk mengatasinya. YOLO! You Only Live Once! Salam Hangat, Rizky Ardiansyah
3 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
DAFTAR ISI Headline 05
Tren Motor Jadul di Kalangan Remaja
Dia... 13 19
Persahabatan di Masa SMA, Bisa Bertahan atau Bubar? Cinta Monyet yang Tak Terlupakan
Gaul 24 26
Fashion Jadul yang Kembali Hits di Masa Sekarang Buku Tahunan, Buku Kenangan
Healing 32
Hidup Terus Berjalan, Ciptakan Liku-liku Kehidupan
Interest 36 39 42 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Selamat Datang, Alumni Hogwarts! Anak Warnet di Masanya Nostalgia Game Jadul di Smartphone
4
Headline
l u d a J r o t a o j a M m n e e R Tr angan l a k Di l
Ba i d a t i a Cer
a
Tu r o t o ik M
Sejut
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
5 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Headline
D
i tengah era modern saat ini entah kenapa anak muda justru menyukai halhal yang berbau klasik, entah itu fashion sampai ke kendaraan roda dua. Meskipun saat ini banyak bermunculan motor-motor baru dengan segala teknologi canggih dan desain yang semakin beragam, namun masih ada sebagian orang yang setia dengan motor klasik. Awalnya, hanya para kalangan orang dewasa yang menyukai motor-motor klasik. Namun saat ini, menggunakan motor jadul kembali ngetren hingga ramai digandrungi para anak muda. Banyak dari mereka beranggapan bahwa motor jadul mempunyai makna dan kenangan tersendiri. Tak heran mengapa tren motor jadul mewabah saat ini di kalangan remaja. Kita bisa dengan mudah melihat motor bebek tua tahun 70an hilir mudik di berbagai sudut jalan, dan terparkir rapi di depan kafekafe, termasuk di Kota Pontianak. Pada akhirnya saat ini tren motor klasik justru naik daun dan menjadi warna tersendiri di kalangan remaja meskipun banyak motor-motor keluaran baru.
Muhammad Iqbal Nugraha, salah satu pemuda berusia 20 tahun membagikan pengalamannya seputar hobi ini. Dirinya mengaku memilih motor jadul karena motor jadul jauh lebih asik ketimbang motor-motor keluaran baru saat ini. Menurutnya, proses restorasinya dan memperbaiki part demi part serta mencari part yang sulit dicari adalah sebuah proses yang sangat mengasyikan.
Para anak muda yang bahkan belum lahir ketika sepeda motor itu diproduksi, punya alasan tersendiri kenapa lebih memilih motor-motor jadul tersebut. Kebanyakan dari mereka mengaku, ada kepuasan tersendiri saat merawat sepeda motor berusia lebih dari 30-40 tahun.
Meskipun dirinya mengaku sangat senang dengan hobi ini, namun dirinya tidak menampik bahwa masih seringkali
6 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
M. Iqbal Nugraha
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Sumber Foto: YOLO!/Rizky Ardiansyah
Headline
Klasik itu Asik Pria yang akrab disapa Iqbal ini menambahkan bahwasanya alasan dirinya memilih motor jadul ketimbang motor keluaran baru bukanlah sekedar mengikuti tren saja, tetapi memang murni karena dirinya menyukai hal-hal yang berbau klasik. Dirinya pun membantah saat ditanya mengenai keikutsertaan dirinya ke dalam komunitas pecinta motor jadul. “Aku ndak ikut komunitas sih, cuman hobi jak, dan murni karena suka dengan hal-hal yang klasik-klasik gitu. Apalagi dibilang ngikutin tren pasti ndak lah. Orang ya orang, kita ya kita. Selera boleh sama, tapi jangan kitanya yang sampai ngikutin gaya orang, menyesuaikan dengan diri kita aja,” jelas Iqbal.
menemukan lumayan banyak kendala dalam menekuni hobi ini, yaitu di bagian spare part nya yang sulit dicari dan sering mogok. “Dukanya lebih utama di bagian mencari spare part-nya. Karena kan motor jadul jadi mau pandai-pandai nyari bengkel yang menjual spare part-nya. Banyak lah dukanya, mogok lah, ini lah, sama satu lagi dukanya, masalah biaya cukup menguras kantong, uang,” pungkas Iqbal.
Fyi Once, motor yang dikendarai Iqbal saat ini adalah Astrea Grand, dimana motor bebek jadul yang satu ini sendiri merupakan produk garapan Honda yang sempat menjadi motor bebek sejuta umat di eranya, yakni pada awal tahun 90-an. Tentu saja, hal tersebut menjadi sebuah keunikan dan bisa menciptakan kebahagian tersendiri di mata Iqbal sebagai pemiliknya.
Meskipun demikian, Iqbal tidak merasa terbebani dengan kendalakendala tersebut dan tetap menyukai merawat motor jadulnya. “Uang tuh bukan segalanya, yang terpenting kenangannya,” tutup Iqbal.
7 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Headline Meskipun sekarang kita sudah berada pada era motor injeksi yang modern, namun kenangan jaman dulu alias “jadul” masih tetap membekas di hati.
Wisnu aji prabowo
Tidak hanya Iqbal yang berpendapat seperti ini, Wisnu seorang mahasiswa Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Untan, juga berpendapat demikian. Pasalnya, dirinya merasa bangga menggunakan motor klasiknya menuju ke kampus. ”Memang motor yang dijual dipasaran sekarang identik dengan gaya yang tren atau apalah, meskipun banyak yang bagus dan lebih aman dibawa jalan jauh, aku lebih memilih motor klasik ketimbang motor-motor sekarang. Karena motor klasik merupakan pilihan yang sangat-sangat saya pilih dari hati. Ndak tau kenapa ya, bangga jak gitu ke kampus pake CB 100 kebanggaan ni,” ujar Wisnu. Wisnu juga membagikan pengalamannya mengenai sulitnya mencari spare part. Namun, Wisnu tidak perlu merogoh kocek dalamdalam saat menekuni hobi ini karena dirinya
juga bisa ngotak-atik motor klasiknya sendiri. “Biaya memang sangat besar saat membuat dan merawat motor klasik, itu kalau kita menyuruh bengkelbengkel yang memang sering memodifikasi motor klasik., Tapi kalo untuk yang aku pakai ndak memerlukan biaya yang cukup besar, karena untuk modifikasi motor aku lakuin sendiri,” pungkasnya. Pria yang merupakan mahasiswa rantau itu bercerita bahwa tak mudah untuk berkendara ke tempat jauh dengan motor tuanya itu. Banyak kendala yang kerap dialaminya selama berkendara dari kampung halamannya menuju Kota Pontianak. Mulai dari mesin motor yang mogok hingga kehabisan bensin secara tibatiba. “Mogok di tengah jalan itu udah makanan sehari-hari. Namanya juga motor tua. Kehabisan bensin juga sering. Itu karena speedometer motor ini udah ndak berfungsi jadi ndak tau bensin sisa berapa banyak,” ujar Wisnu sambil tertawa. Nah, motor yang menjadi kebanggan Wisnu ini adalah CB 100, salah satu motor keluaran jepang. Motor ini merupakan salah satu motor tua di Indonesia yang sudah ada sejak tahun 70-an.
8 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Headline
Semakin banyak bermunculan motor lama hasil rekondisi dan restorasi. Rekondisi motor lama memang tergolong tidak mudah, karena parts yang sudah mulai langka di pasaran. Namun, dengan segala tantangannya, upaya melakukan restorasi dan rekondisi tetap dilakukan demi mengembalikan motor ke wujud aslinya saat keluar pabrik menjadi sensasi tersendiri bagi pecinta motor klasik.
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Miliki Kebanggaan Tersendiri
awal dirinya menjalani perkuliahan di pulau Jawa tidak terbersit sedikitpun di pikirannya akan memiliki motor jadul. Pasalnya dia mengaku takut untuk menjadikan motor jadul sebagai kendaraan seharihari.
Vindo
Tentu saja motor ini sangat populer pada masanya, bahkan mungkin hanya orang-orang kalangan menengah ke atas yang mampu membelinya zaman dahulu. Selain itu Wisnu juga mempunyai satu unit Vespa keluaran tahun 80-an dengan warna cream yang masih mengkilap hingga saat ini.
“Awalnya takut, kan tau sendiri kalo motor tua tu sering mogok, pasti hitam kuku jarijari tangan tiap hari perbaiki ini itu. Mana kalo soal peralatan agak susah kan nyarinya kalo motor tua ni,” ujar Vindo
Namun karena kebanyakan mahasiswa laki-laki di kampusnya menggunakan motor jadul dan membuat semacam perkumpulan mahasiswa pecinta motor jadul, lamaSelain para pemuda pecinta motor kelamaan dirinya pun merasa tertarik jadul di Pontianak, tim YOLO! juga untuk memiliki satu unit motor jadul. mewawancarai pemuda pecinta motor Ketakutan dirinya soal peralatan jadul yang saat ini tengah menjalani atau suku cadang yang susah dicari perkuliahan di pulau Jawa, tepatnya akhirnya sirna karena di Yogyakarta di Politeknik Lembaga Pendidikan sendiri terdapat banyak bengkelPerkebunan Yogyakarta, Ade Novindo bengkel khusus untuk motor jadul. s. Sijabat Vindo, menceritakan bahwa pada saat
“Senior aku nawarkan motornya ke aku, karena banyak kawan-kawan
9 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Headline
Setelah beberapa bulan mengendarai mesin tua tersebut, dirinya mengaku merasakan sesuatu yang berbeda ketimbang mengendarai motor-motor standar umumnya. Ada rasa bangga serta kegembiraan tersendiri ketika mengendarai motor jadul. “Aku ngerasa bangga jak gitu, karena feel-nya bedalah waktu ngendarainnya. Karena sebagai pengguna motor klasik, menurut aku pasti setiap orang yang pake motor jadul pasti ngerasa gembira gitu lah waktu ngendarainnya,” lanjut Vindo bercerita. Dirinya juga menjelaskan alasan kenapa anak muda sekarang lebih memilih motor jadul ketimbang motor-motor keluaran baru saat ini. “Bagi para pecinta motor jadul untuk modifikasi motor tua, pasti akan selalu merasa kurang puas. Nah ketidakpuasan inilah yang menjadi
10 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
salah satu solusi bagi anak muda untuk mengisi waktu dengan aktivitas positif di era saat ini. Biasanya kan banyak tu anak muda yang ndak bisa diam gitu, bawaanya pengen gerak aja gitu. Nah, lebih baik kan energinya disalurkan ke hal-hal yang tidak ngerugiin orang lain. Ya, ini salah satunya. Kalo pecinta motor jadul nyebutnya restorasi,” tutup Vindo.
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
yang pake motor jadul, jadi kita yang ndak punya agak gimana gitu, jadi aku ambil motornya. Dari senior-senior aku itulah aku di kenalkan sama yang punya bengkel, rupanya banyak bengkel khusus untuk motor jadul di sini. Jadi tanpa pikir panjang lagi, udah pas di hati sama modelnya langsung aku beli ini CB 100 motor aku yang sekarang. Waktu itu CB 100 lagi naik daun juga kan, gara-gara film Dilan,” tutur Vindo.
Headline Faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan Remaja terhadap Motor Jadul Dari sekian banyak remaja pecinta motor jadul, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi ketertarikan ini, ketiga faktor tersebut adalah lingkungan sosial, film dan media sosial.
Lingkungan Faktor yang pertama ini adalah faktor teratas. Banyak remaja yang tidak memiliki alasan atau tidak bisa menjawab alasannya. Namun tentunya dipengaruhi oleh berbagai hal, terutama lingkungan. Seperti cerita Pindo di atas yang membeli motor jadul karena di lingkungan kampusnya banyak mahasiswa yang menggunakan motor jadul. Pada dasarnya masa remaja adalah masa pertumbuhan fisik dan mental, sehingga seorang remaja mudah sekali tertarik dengan hal-hal di sekitarnya. Umumnya, seorang remaja tidak bisa memberi jawaban atas apa yang dilakukannya, bahkan tidak tahu terhadap sebab serta penyebab dari apa yang mereka perbuat karena sudah terpengaruh oleh lingkungan sosial.
Film Faktor film juga menjadi salah satu faktor penyebab kenapa remaja menggemari hal-hal yang berbau klasik. Lebih-lebih pasca film trilogi Dia adalah Dilanku tahun 1990 (2018), Dia adalah Dilanku tahun 1991 (2019), dan Milea Suara dari Dilan (2020) rilis di Indonesia. Film bergenre romance yang berlatar di Bandung pada awal 90-an ini sangat digandrungi masyarakat, lebih-lebih anak cowok generasi Z. Dari film ini, banyak generasi Z yang kemudian menyukai dan ingin memiliki HONDA CB agar nge-Dilan, meskipun sebelum Dilan rilis HONDA CB sudah populer lebih dulu.
Media Sosial Konten dengan tema kendaraan klasik di media sosial memang menarik, sebagaimana umumnya pengguna media sosial yang selalu menampilkan hal terbaik. Dari postingan-postingan ini yang kemudian menimbulkan ketertarikan kepada pengguna media sosial yang lain untuk ikut memiliki kendaraan klasik.
11 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Headline Ada banyak faktor sebenarnya yang mempengaruhi ketertarikan remaja terhadap kendaraan klasik, dan faktor yang paling umum adalah lingkungan. Meski faktor yang beragam, tidak ada perbedaan di dalamnya. Sebab, tujuannya adalah menekuni hobi setiap pencintanya. Dari kesamaan hobi ini yang kemudian mendorong terbentuknya suatu komunitas, baik offline maupun online. Sehingga bagi mereka yang mempunyai kesamaan hobi, bisa berbagi cerita dan informasi. Sehingga setiap orang mendapatkan keuntungan, lebih-lebih mendapatkan teman-teman yang baru di lingkungan yang baru. Rizky Ardiansyah
Motor Tua akan membuat cerita di setiap kilometernya. -Muhammad Iqbal Nugraha-
12 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Dia...
Persahabatan Masa SMA: Bisa Bertahan atau Bubar?
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
13 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Dia... “Aku punya sahabat SMA, ada lima orang,” ungkap Naca.
kami sering barengan, misalnya tidur bareng atau masak-masak bareng,” ujar perempuan berparas manis ini seraya mengenang momen bersama para sahabatnya.
Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) memang identik dengan persahabatan. Hampir semua orang pasti memiliki sahabat semasa putih abu-abu. Masa yang indah, dimana waktu-waktu sekolah banyak dihabiskan bersama sahabat. Namanya sahabat, tempat berbagi tawa, canda, suka, duka, hingga tangis dan amarah.
Persahabatan yang Manis dan Harmonis
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
“Awalnya dulu pertama masuk SMA, kami nggak kenal satu sama lain. Tapi karena kami duduknya satu baris, jadi kenalan, sering komunikasi,” lanjutnya lagi. Feresia Naca, 21 tahun, mahasiswa Ilmu Komunikasi kajian Humas di Universitas Tanjungpura mengaku ia memiliki lima sahabat ketika duduk di bangku SMA. Persahabatan itu bermula ketika mereka duduk berdekatan di kelas dan akhirnya berkenalan satu sama lain. Hubungan tersebut semakin akrab ketika mereka bergabung dalam satu kelompok tugas. “Kami sering cerita, ke kantin bareng-bareng, lalu lama-lama kami buat grup. Kami makin akrab juga. Selain aktivitas di sekolah, di luar
FERESIA NACA Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Persahabatan yang manis. Itulah yang dirasakan Naca. Ia menjalani hari-hari di sekolah dengan bahagia. Naca merasa para sahabat melukis warna cerah semasa putih abuabunya. Mereka memiliki persamaan sifat. Humoris dan suka menghayal. Banyaknya sifat yang sama ditambah saling pengertian membuat persahabatan mereka tetap bertahan sampai lulus SMA. “Aku di antara sahabatku itu paling bungsu, jadi selalu dikasih pengertian. Terus kalau masalah cinta, kami ni kalau satunya ada masalah pasti bakal bantu dan hibur dia. Kami selalu kompak juga. Waktu itu teman kami diselingkuhi pacarnya, nah ketahuan sama kami. Kami langsung cari jalan keluarnya, kami diskusikan samasama gitu,” ungkap Naca. Persahabatan Naca bisa dibilang sangat harmonis. Naca mengaku mereka tidak pernah berkelahi satu sama lain. Ia sering ngambek karena para sahabatnya sering ke kantin saat jam pelajaran kosong. Namun, mereka selalu punya cara yang unik untuk menyenangkan hati Naca.
14
Dia... Naca: Pertemanan Masa SMA Beda Sama Masa Kuliah
mencoba berkenalan dan bergaul dengan teman-teman baru. Ia yakin mereka juga dapat mendukungnya untuk menikmati masa kuliah, seperti “Aku ngerasa ya mereka itu sahabatan sahabat SMA-nya. yang paling baik pernah aku temui. Lulus SMA, Hubungan Susah sama susah, senang sama senang. Mereka sangat peduli sama Mulai Renggang aku, mereka sayang sama aku,” Naca mengaku saat ini hubungan kenang Naca. persahabatan SMA-nya mulai Setelah tamat SMA, Naca melanjutkan renggang. Komunikasi mulai jarang, pendidikan di bangku perkuliahan. ketemu juga jarang. Hanya Naca yang Ia merasa berat hati harus berpisah melanjutkan perkuliahan, sedangkan dengan para sahabatnya. Tak ada kelima sahabatnya ada yang sudah lagi canda tawa di bangku kelas, tak menikah dan bekerja. ada lagi kerjakan tugas sama-sama. “Kami sekarang jarang kontak karena Bahkan Naca harus mencari teman ada beberapa yang ndak punya baru, beradaptasi dalam pergaulan, medsos. Ada juga yang punya. Semua dan belajar menjalin persahabatan pada sibuk ngurus anak, keluarga. dengan teman kuliahnya. Paling aku interaksi sama mereka “Aku ngerasa pas masuk kuliah aja, yang aktif di medsos aja, tanya-tanya aku rasanya nggak bisa cari orang kabar,” jelasnya. yang sebaik mereka, dan aku merasa Terkadang ia merasa sedih ketika terkejut pertemanan masa SMA itu mengingat para sahabat dan berbeda sama pertemanan masa kenangan bersama mereka. Naca kuliah,” ungkapnya. merasa tidak ada orang yang seperti “Kalo pas SMA dulu persahabatannya sahabatnya. Ketika wawancara lebih kental, lebih kemana-mana bersama tim YOLO! ini, Naca bareng, sering telponan, ketemu. Kalo mengaku teringat akan sahabatnya. kuliah ada tapi lebih jarang ketemu Persahabatan yang seru, mau dan kadang udah punya kesibukan menangis rasanya, begitu ungkap masing-masing jadi jarang ngabisin Naca. waktu sama-sama, sehingga ndak semuanya kesedihan sahabatnya bisa “Mereka juga udah sibuk, ndak bisa cerita lagi, sedih,” tutup Naca lirih. diketahui,” lanjutnya lagi. Namun, Naca berharap ia mempunyai sahabat seperti sahabat SMA-nya. Ia
15 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Dia... Bagaimana Persahabatan Masa SMA? Persahabatan masa SMA itu memang menyenangkan. Banyak momen indah yang tercipta sehingga membuat sebagian besar orang merindukan dan mengenang masa-masa tersebut. Bahkan film dan sinetron Indonesia turut mengangkat kisah persahabatan masa SMA yang digambarkan indah dan penuh makna. Tidak dipungkiri, banyak orang mempunyai kisah persahabatan indah di masa putih abu-abu. Bicara tentang persahabatan, sebenarnya hal yang sederhana namun cukup rumit. Ketika SMA, sekelompok remaja bisa bersahabatan karena memiliki minat yang sama, jadwal yang sama, bahkan karakter yang sama. Pokoknya seluruh kegiatan masa sekolah dilakukan sama-sama. Namun ketika masa SMA hampir berakhir, banyak remaja mulai memikirkan urusan masa depan masing-masing. Ada yang memikirkan jurusan kuliah, universitas favorit, hingga pilihan kerja. Nah, ketika kuliah ini, biasanya para remaja akan berpisah dengan sahabatnya. Ada yang diterima di universitas yang berbeda, ada yang satu universitas namun beda jurusan. Hal ini yang membuat mereka
memiliki kesibukan kuliah masingmasing, sehingga waktu luang yang dimiliki tidak sama. Tentu saja, para remaja masih bisa berkumpul bersama sahabat saat momen tertentu, mungkin momen ulang tahun atau reunian sekolah. Saat bertemu, mereka akan merasa seperti ‘saat masa putih abu-abu lagi.’ Namun, mungkin sedikit berbeda karena jarang ketemu dan kumpul bersama. Pada saat inilah, persahabatan masa SMA itu teruji. Apakah persahabatan itu bakal langgeng atau malah sebaliknya? Pada akhirnya, apa yang menentukan seberapa lama persahabatan itu bisa bertahan, bukan seberapa hebatnya mereka bisa ngobrol dengan akrab dan nyaman. Namun, seberapa besar usaha mereka untuk menjaga persahabatan itu agar tetap harmonis. Seperti meluangkan waktu untuk kumpul bersama, rajin menghubungi satu sama lain, bahkan setia menjadi tempat curhat yang nyaman. Sebenarnya, persahabatan masa SMA itu bisa bertahan lama, asalkan para remaja rela berusaha dan meluangkan waktu mereka untuk mewujudkan suasana persahabatan yang akrab dan nyaman.
16 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Dia... Persahabatan Masa SMA itu Bisa Bertahan Lama? Bicara tentang persahabatan masa SMA, gimana menurut Once? Apakah hubungan itu bisa bertahan atau sebaliknya? Jangan khawatir, persahabatan masa SMA bisa kok bertahan lama. Agnes Esmeralda (22) mahasiswi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak, memiliki sahabat sejak SMA dan masih berhubungan baik dengan para sahabatnya sampai sekarang.
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
“Kami sahabatan ada tujuh orang. Meskipun udah beda tempat kuliah, dan ada yang beda kota, tapi kami tetap sering komunikasi, masih saling curhat. Kadang kami juga atur jadwal buat kumpul bareng,” ungkap Agnes. Walaupun jarang ketemu, namun perempuan berparas cantik ini mengaku hubungan persahabatannya tetap akrab. Layaknya saat SMA, mereka tetap saling cerita, curhat, bahkan menginap bareng.
Agnes Esmeralda
“Kalo ketemu tu, kami pasti beli cemilan, saling tukar cerita, foto-foto, main TikTok,” lanjutnya lagi.
17 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Dia... Nah Once, berikut tips-tips dari Agnes Esmeralda agar persahabatan masa SMA tetap langgeng seperti gula dan semut! Ada Grup Chat Agar komunikasi bareng sahabat tetap lancar, penting untuk membuat grup chat. Agnes mengaku ia dan para sahabatnya sering berkomunikasi di grup WhatsApp. Melalui grup, mereka saling merespon dan peduli satu sama lain. Hal ini juga mencegah adanya ‘kelompok dalam kelompok’, sehingga nggak ada yang ketinggalan cerita curhat atau merasa dikucilkan. Harus Selalu Berbagi Cerita “Sama sahabat perlu terbuka, nggak boleh tertutup lah,” kata Agnes. Berbagi cerita itu penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan para sahabat. Sahabat akan merasa diperlukan ketika kita cerita, sehingga ia berusaha menjadi penghibur yang baik. Sebaliknya, kita akan merasa lega dan nyaman karena ada tempat untuk berkeluh kesah. Jangan Bocorkan Cerita Sahabatmu Penting banget nih! Walaupun udah beda kampus dan jarang ketemu, jangan pernah ceritakan rahasia sahabatmu kepada orang lain. Hal ini akan memicu perselisihan yang menghancurkan hubungan persahabatan. Bayangkan saja, jika orang lain tahu rahasia sahabatmu, pasti sahabatmu tidak akan percaya dan benci berteman denganmu. Susun Jadwal untuk Ketemu Agnes mengungkapkan ketemu sahabat itu perlu, karena ketika ketemu mereka bisa bertukar cerita sepuasnya bahkan seperti mengulang masa persahabatan saat SMA dulu. “Iya, kalo ketemu kan, kita bebas mau cerita apa aja, ndak terbatas waktu. Terus kita juga bisa susun rencana. Kalo ketemu mau ngapain, mungkin nginap bareng. Jadi kita bisa mengulang cerita kayak waktu SMA dulu,” jelasnya. Saling Membantu dan Peduli Sesekali luangkan waktu di tengah kesibukan kuliah untuk menanyakan kabar sahabatmu. Ketika menanyakan kabar sahabat, itu menunjukkan kita masih peduli dan sayang dengan sahabat kita. Atau ketika sahabatmu sedang mengalami kesusahan atau merasa sedih, penting untuk menjadi tempat baginya untuk berkeluh kesah. Agnes juga mengungkapkan penting untuk membantu sahabat ketika ia meminta bantuan. Ia akan merasa diperhatikan dan senang bersahabat denganmu. Pricilia Grasela Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
18
Dia...
Cinta Monyet yang Tak Terlupakan jangka panjang. Seperti monyet yang suka berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain, rasa cinta ini juga mudah berpindah hati atau bisa dibilang sementara meskipun tidak menutup kemungkinan cinta monyet bisa berlangsung lama.
Cinta monyet ini adalah perasaan romantis pertama yang muncul saat kematangan usia belum sempurna. Artinya, ciri-ciri cinta monyet adalah tidak ada komitmen
masa remaja yang membuat hati kita berbunga-bunga, kagum terhadap seseorang dengan sangat cepat, jantung berdegup kencang ketika melihat seseorang yang kita kagumi lewat, dan dengan cepat mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan asmara.
Cinta monyet adalah cinta pada
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
O
nce pasti udah nggak asing dong dengan istilah Cinta Monyet? Kemungkinan besar seseorang pasti pernah mengalami crush atau cinta monyet ini saat berusia remaja. Atau mungkin saat ini sedang mengalami fase percintaan yang seperti itu?
ayang
19 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Dia... Dalam perasaan cinta monyet, seseorang dapat dengan mudah merubah perasaan seiring berjalannya waktu. Ya, karena masa remaja adalah masa yang pertumbuhan emosional kita sangat cepat dan masih belum stabil sehingga terkadang sulit sekali untuk diatur. Kadang mudah emosi, kadang merasa cinta kadang tidak, salah satu yang suka, cinta yang tidak ada balasannya dan masih banyak lagi yang lainnya. Itulah sebabnya jika kita berbicara apa itu cinta monyet maka akan langsung mengaitkannya dengan anak-anak remaja.
“Dulu aku nggak pernah berpikir kalau itu cinta monyet. Tapi setelah dipikir-pikir sekarang, ternyata itu yang namanya cinta monyet,” ujar Nuraisah, seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Geografi di IKIP PGRI Pontianak, yang berkesempatan membagikan pengalaman cinta monyetnya kepada tim YOLO!.
“Pas SMP itu, aku suka banget kuncir rambut. Karena pergi sekolah naik sepeda, jadi kalo rambut digerai kan panas, makanya aku selalu kuncir rambutku. Eh, tapi ada satu cowok yang iseng banget suka narik kuncir rambutku sampe lepas,” Aisah berkata ia selalu menahan kesal karena menjadi bahan kejahilan si dia. Ada juga saatnya Aisah meluapkan kemarahannya dengan memukul si cowok. Tetapi, bukannya berhenti, si cowok malah semakin senang menjahilinya. Semakin hari semakin sering mereka berdua bertengkar, membuat teman-teman di kelasnya meledek dan jadi menjodohkan mereka. Bukannya berhenti, tetapi si cowok masih tetap mengganggu Aisah setiap hari.
Nuraisah atau kerap dipanggil Aisah, menceritakan kisah cinta monyet yang dulu ia alami ketika duduk di bangku SMP.
“Apa dia suka aku ya?” Tiba-tiba terlintas dipikiran Aisah tentang perasaan si dia yang sering mengganggunya. Mulai saat itu, Aisah melihat si cowok dengan cara yang berbeda. Si cowok yang memiliki sikap konyol dan
“Aku dulu yang sama sekali nggak pernah baper sama laki-laki, malah suka sama dia gara-gara temen-temen suka ngeledekin aku sama dia di kelas,” pungkas Aisah.
20 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Nuraisah
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Muncul Rasa Begitu Saja
Aisah yang tak habis pikir, hanya karena hal sepele bisa timbul rasa suka ke seseorang. Hal sepele itu juga merupakan kejadian yang sampai saat ini tak pernah Aisah lupakan.
Dia... banyak tingkah malah menjadi tontonan Aisah setiap hari di kelas. Kalau si cowok nggak ngegangguin dia, rasanya ada yang kurang. Kalau si cowok ngegangguin cewek lain, Aisah merasa sedikit kecewa. Cuma dia yang terlihat. Kalau cerita tentang dia paling bersemangat. Suka senyum-senyum sendiri kalo ingat tingkah laku dia. Bahkan ngelakuin apapun selalu ingatnya dia. Seolaholah dunia ini hanya berputar di dia aja. Itulah yang Aisah alami waktu pertama kali dia sadar kalau dia sedang jatuh cinta.
Cinta Monyet yang Cepat Berubah “Aku juga nggak tau gimana ceritanya ternyata dia beneran suka sama aku,” Pertama kali setelah hampir satu semester mereka berada di kelas yang sama, si cowok ngirim pesan messenger ke Facebook Aisah. Dengan banyak sekali basa-basi, Aisah merasa si dia lebih soft dan perhatian. Berbeda dengan waktu mereka di kelas. Setelah mereka sering chattingan, perlakuannya di kelas juga jadi berbeda. Dibanding menarik kuncir rambut Aisah, si dia lebih sering senyum ke Aisah dan lebih kalem. “Heran dong awalnya, tapi aku tambah suka dia yang begitu,” ungkap Aisah. Aisah adalah siswa yang aktif
mengikuti organisasi Pencak Silat di sekolahnya. Sedangkan si cowok sering datang ke sekolah sekedar untuk main bola atau main voli. Jadi kalau Aisah lagi istirahat, Aisah suka nonton dia dan teman-temannya main. “Hari itu, setelah pulang latihan, dia nyamperin aku. Dibanding ngirim chat atau ngomong langsung, dia malah ngasih kertas ke aku yang isinya bilang dia suka sama aku,” Aisah terusterusan tertawa kala bercerita. Setengah heran, setengah tidak percaya, tapi pada akhirnya Aisah juga jujur kalau dirinya juga punya rasa yang sama dan akhirnya mereka berdua berpacaran. “Biasalah, sama kayak remaja-remaja lainnya kalau pacaran, apalagi sekelas pasti bucin banget,” “Mungkin itu yang dinamakan cinta monyet, kita cuma bertahan 3 bulanan aja. Karena masih muda banget kali ya, perasaan cepat berubah,” ungkap Aisah lagi-lagi diiringi tawa. Selama berpacaran, Aisah mengaku si dia itu baik dan romantis. Tetapi lama-kelamaan terasa monoton dan membuat Aisah bosan. “Aku ngerasa lama-lama perhatiannya itu bukan bener-bener perhatian, jadi akunya jenuh. Belum lagi aku ngeliat dia dulu itu suka caper ke cewekcewek padahal udah punya pacar, bikin aku ilfil,” lanjutnya.
21 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Dia... Hal sepele seperti membantu membuang sampah ke belakang sekolah waktu teman kelas “cewek” sedang piket, atau ikut gabung main voli dengan cewek, di mata Aisah dulu adalah tidak wajar. Karena pengaruh dari teman-temannya juga membuat Aisah terbakar api cemburu. “Aku dulu mikirnya, karena dia suka tebar pesona ke cewek-cewek di sekolah, jadi aku juga nggak boleh kalah dan balas dendam tebar pesona juga ke cowok, jadinya berantem dan putus,” ujar Aisah. Hubungan mereka yang masih terbilang singkat itu berakhir karena ego masing-masing yang masih sangat labil. Tidak ada pikir panjang dan langsung mengambil keputusan. Setelah putus pun, hubungannya dengan si cowok menjadi tidak baik sampai mereka naik kelas dan berada di kelas yang berbeda. Karena sifatnya yang masih kekanak-kanakan, Aisah mengaku kadang masih merasa heran kenapa ia bisa seperti itu dulu.
Seperti Aisah yang perasaannya berubah dengan cepat, fase cinta monyet itu memang punya resiko besar untuk gagal dan berakhir. Remaja terlalu senang berekspektasi tinggi pada pasangan atau perasaan tertentu. Sehingga ketika realita yang mereka jalani tidak sesuai ekspektasi, maka perasaan itu bisa saja langsung berakhir. Dari pengalaman cinta monyet yang ia alami, Aisah menjadikan pengalaman itu sebagai sebuah pelajaran dalam menjalin hubungan kedepannya. “Sekarang itu jadi pelajaran sih, apaapa itu harus dipikir berkali-kali, jangan terlalu cepat berasumsi sendiri dan gegabah ngambil keputusan. Yah, karena emang cuma cinta monyet tapi cukup buat aku belajar menjalin hubungan,” tutup Aisah.
Belajar dari Cinta Monyet
22 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
Sebenarnya cinta monyet juga adalah hal normal, terutama bagi remaja. Bahkan ada kalanya cinta monyet bisa menyehatkan mental seseorang karena mendatangkan rasa bahagia. Namun terlepas dari rasa bahagia itu maka akan sampai pada ujung dimana rasa itu sudah tidak hadir lagi.
Dia... Melansir dari salah satu artikel IDN Times, terdapat 5 pelajaran berharga yang dapat kita petik dari cinta monyet ini. 1. Cinta Tidak Semudah itu Setelah menjalani cinta monyet, kita bisa menyadari bahwa cinta itu tidak mudah. Mudah jatuh cinta bukan berarti mudah mempertahankannya. Perasaan remaja yang masih labil membuat rasa cinta dengan cepat berubah dan tidak menutup kemungkinan perasaan itu juga dialami oleh orang dewasa. Sehingga ketika kita dewasa ingin mencari cinta sesungguhnya harus lebih berhati-hati agar tidak lagi terjebak cinta monyet ini. 2. Cinta Bukanlah Obsesi atau Kesenangan Semata Ketika kamu mencintai seseorang karena rasa penasaran, maka itu bisa saja hanyalah cinta monyet. Kamu hanya ingin mencari tahu tentang dirinya lebih dalam, namun setelah mengenalnya lebih dekat, rasa yang dulu kamu pikir adalah rasa suka ternyata hanya sebuah rasa keingintahuan. Setelah kamu berhasil mendapatkan itu dan merasakan kesenangan sesaat, rasa itu kemudian akan seketika lenyap. 3. Haruslah Memiliki Tujuan Kalau dulu remaja menjalani kisah cinta hanya untuk kesenangan saja, tentunya ketika dewasa, kita dapat memetik pelajaran dari cinta monyet agar untuk kedepannya dapat
memperjuangkan tujuan yang ada dalam suatu hubungan sehingga akan memiliki jaminan di masa depan. 4. Visi dan Misi yang Sama di Dalam Suatu Hubungan Suatu hubungan tentu saja akan menjadi semakin kuat ketika dua orang saling berpegang teguh pada satu visi dan misi yang sama. Dan ketika kita menjalani hubungan cinta monyet, itu sulit didapatkan. Perjalanan cinta monyet hanya berkeliling dalam kesenangan semata. Sehingga dapat diambil pelajarannya agar lebih berhati-hati lagi dalam menyatukan visi dan misi dalam suatu hubungan dengan pasangan. 5. Kedewasaan adalah Kunci Utama Pertengkaran atau selisih paham merupakan bumbu dalam suatu hubungan dan hal tersebut benar adanya. Dalam hubungan cinta monyet, ketika mengalami pertengkaran atau perselisihan, tidak ada upaya untuk mempertahankan hubungan karena usia remaja belum berpikir untuk menghadapi hal itu dan berakhir putus saja. Hal ini membuat kedewasaan dalam mengendalikan ego menjadi kunci utama dalam keberlangsungan suatu hubungan yang ada ketika menjalani cinta saat dewasa. Via Kurniati
23 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Gaul Crop Top Baju atasan berpotongan crop top ini menjadi salah satu atasan yang sangat disukai wanita era 90-an. Kini potongan semacam itu kembali muncul dalam berbagai model serta corak. Adapun model barunya yang muncul membawa sentuhan motif hits. Motif elegan mendominasi crop top model terbaru, sehingga pemakaiannya terlihat elegan.
Fashion
yang Kembali Hits d
Via Kurniati
Crochet atau Rajut Selanjutnya adalah tren rajutan atau “crochet” yang akhir-akhir ini merajalela. Tekstur dari rajutan ini pas banget dengan “sunshine spirit” dekade 70-an. Hasilnya pakaian ataupun aksesori terlihat lebih unik dan tidak polos. Baik merk luar maupun merk lokal, berbagai brand sudah banyak lho yang mengangkat tema rajutan. Tidak hanya untuk baju, namun aksesori rajutan seperti tas atau bandana juga populer sekarang.
Kaos Oversized Di era 90-an, Nike Ardila sering memakai kaos oversized. Itu membuktikan bahwa kaos berukuran longgar pernah menjadi tren pada tahun 90-an. Mode seperti itu kini kembali menjadi andalan anakanak muda. Model kaos ini tak hanya digunakan oleh kaum wanita, tapi menjadi outfit juga bagi kaum pria.
24 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Sumber Foto: id.pinterst.com
Gaul
n Jadul
di Masa Sekarang!
Jaket Denim Jaket berbahan denim menjadi tren fashion era 90-an yang kini kembali hits. Memang dari dulu jaket denim ini selalu memiliki peminat. Bahkan tetap on style sampai sekarang. Jaket denim cocok dengan outfit model apapun baik gaya casual, pelengkap dress, gaya tomboy bagi wanita, hingga pelengkap bagi penampilan berhijab.
Overall Pastinya kamu sudah tak asing lagi dengan item fashion ini. Padu padan overall juga tidak perlu ribet, cukup dengan kemeja atau kaos. Overall merupakan salah satu tren fashion era 90-an dan benar-benar menjadi hits pada zamannya. Tetapi, item fashion ini juga tetap oke kamu gunakan sekarang, tidak akan ada kesan ketinggalan zaman.
Celana Flare Salah satu tren ikonik dari era 70-an adalah celana flare atau celana cutbray. Model celana flare ini sedikit ketat di bagian paha, dan melebar pada bagian lutut ke bawah sehingga membuat ilusi kaki yang lebih panjang dan ramping. Model celana flare ini cukup timeless, makanya banyak yang menyukainya.
25 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Gaul
Buku Tahunan, Bukti Kenangan M
anusia senang mengenang masa lalu, apalagi mengingat kenangan indahnya, bernostalgia gitu haha. Biasanya sih yang paling senang untuk diceritain sebagai bahan obrolan kalau lagi reunian pasti kisah yang terjadi waktu sekolah. Kisah waktu sekolah memang kadang bikin kita senyum-senyum sendirian kalau ada kejadian yang lucu dan menarik. Tidak jarang juga kalau teringat pernah berkonflik dengan teman dan akhirnya saling memaafkan. Sekolah juga tempat kita banyak menghabiskan waktu selama satu minggu, sehingga orang-orang yang sering bertemu pun mereka yang ada di lingkungan sekolah. Maka tidak heran kalau masa sekolah suka bikin rindu akan momennya, seperti ngobrol di saat jam kosong, ketika ada teman yang sakit pada rebutan buat nganterin ke UKS, apalagi ada project yang mengharuskan kita bekerja sama dengan satu kelas itu seperti lomba menghias kelas, lomba HUT sekolah, dan masih banyak lagi.
26 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
Momen-momen berharga saat bersekolah pun ingin diabadikan ke dalam bentuk album foto yang dikemas semenarik mungkin. Karena terdapat konsep foto di dalamnya yang biasa disebut dengan “Buku Tahunan”.
Gaul
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Buku Tahunan merupakan sebuah buku album foto yang dirilis per tahunan. Buku tahunan itu berisi semua murid di satu angkatan yang sama, yaitu murid yang duduk di bangku kelas 12. Konsep foto di dalamnya pun dikembalikan ke kreatifitas masing-masing per kelasnya, yang kemudian disatukan dalam buku tahunan itu. Hal ini pun menarik perhatian murid karena bisa mengekspresikan diri mereka berdasarkan konsep foto yang mereka pilih. Adapun Winda Aulia Saputri, mahasiswi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Universitas Gadjah Mada, yang memiliki buku tahunan sekolah. Ia pun merasa senang ketika mengetahui akan ada foto buku tahunan. Baginya, buku tahunan itu menarik karena sebagai bukti akan momen-momen emas remaja, terutama SMA, sehingga itu berkesan.
Winda Aulia Saputri
“Karena itu kan jadi kenangkenangan, apalagi di dalamnya ada biodata kan jadi siapa tau ada yang kepo dengan doi-nya kan,” ucap Winda dengan tertawa kecil. Ia juga berbagi cerita dalam proses di kelasnya. Saat itu kelasnya, 12 IPS 3, mengambil konsep Bohemian, konsep foto yang pakaiannya memiliki corak khas etnik dipadukan dengan latar di alam bebas. Kemudian dibagi ke beberapa kelompok untuk berfoto di latar tempat yang berbeda. Dalam prosesnya hingga menuju hari
27 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Gaul pemotretan, tentu ada suka dan duka yang dilewati bersama seperti dalam pemilihan konsep foto yang bergantiganti, pemilihan kelompok yang akan di satu frame, dan masih banyak lagi. Momen seperti itulah yang juga dirindukan sehingga ketika melihat kembali foto itu, tentu akan teringat cerita dibaliknya.
Adapun suka duka Kintan menjadi
Kintan Regita, mahasiswa Administrasi Publik Universitas Brawijaya, yang ketika ia sekolah dulu tertarik menjadi panitia buku tahunan di angkatannya. Ia pun menjadi perwakilan kelas 12 IPS 3. Ia tertarik karena merasa memiliki tempat untuk mencurahkan kreativitasnya yang kurang ia dapat di pelajaran sekolah. Ia dapat mengeluarkan ideide ketika berdiskusi dan melatih kreativitasnya dalam membantu menyusun konsep dari buku tahunan. Tidak hanya itu, menjadi perwakilan kelas yang tergabung dalam panitia mengharuskannya untuk menghimpun pendapat-pendapat teman di kelasnya, yang nantinya akan dibawa ke dalam diskusi panitia inti buku tahunannya. Ia juga bercerita bahwa panitia juga menentukan konsep foto satu angkatannya yang akan ditampilkan juga di buku angkatannya. “Jadi kita waktu itu sekitar 400 orang, jadi gimana caranya kita memberdayakan 400 orang itu biar
Kintan juga mengatakan hal yang panitia kerjakan selain yang telah disebutkan tadi seperti, koordinasi antar kelas dalam menentukan jadwal foto per kelasnya agar tidak bentrok dan koordinasi dengan guru untuk menentukan jadwal foto para guru.
Kintan Regita Kintan Regita Kintan Regita Kintan Regita Kintan
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Pengalaman Berkesan menjadi Panitia
cukup untuk bisa foto angkatan gitu,” ucap perempuan yang sering dipanggil Kintan.
Regita Kintan Regita Kintan Regita Kintan Regita Kintan Regita Kintan Regita
panitia buku tahunan seperti perbedaan pendapat dengan teman di kelasnya tentang konsep foto kelasnya, sehingga Kintan harus berusaha menyatukan pendapat agar satu kelasnya sepakat untuk menggunakan satu konsep foto yang sama. Selain itu, ada beberapa murid yang merasa tidak butuh adanya buku tahunan, sehingga ia pun mencari cara untuk meyakinkan mereka untuk
28 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Gaul
turut serta di dalam buku tahunan. Kemudian ada pula beberapa teman yang ingin foto bersama (satu frame) dengan teman dekatnya saja, sehingga itu ada rasa kasihan bagi beberapa teman yang tidak terlalu dengan dengan anak di kelasnya. Maka Kintan pun berusaha untuk membagi kelompok secara adil, seperti dengan cabut undi. Dengan menjadi panitia buku tahunan, Kintan pun belajar banyak hal seperti menghadapi banyak masalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya dan ia merasa itu bagian dari pengembangan diri (self improvement). “Kalau misalnye kita ndak pernah ngehadapin masalahkan pasti ndak bakal bisa berkembang. Kalau semakin banyak hal yang kita hadapin, semakin banyak juga pengalaman yang kita punya,” ucap Kintan yang berusaha untuk mengambil sisi positif dan pengalaman dari apa yang dihadapinya. Hal itu juga menjadi bekal baginya ketika masuk ke dunia perkuliahan, ia pun menjadi terbiasa ketika bertemu dengan orang baru dengan budaya dan sifat yang berbeda.
29 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Gaul Memilih Vendor Buku Tahunan Dalam memilih vendor buku tahunan, Kintan memiliki beberapa tips agar vendor yang dipilih terpercaya. Menurut Kintan, vendor yang terpercaya tentu memiliki gedung kantor, sehingga kantor itu dapat dikunjungi. Adapun dengan melihat track record di Instagram resminya dengan melihat tag, apakah ada tag post Instagram pengguna vendor tersebut sehingga hasil foto yang menggunakan jasa mereka dapat kita lihat. “Karena kan mencurigakan kalau followers-nya banyak, likes-nye banyak, tapi kok ndak ade yang pake jasanya, di tag Instagram akun resminya misalnya.” ucap Kintan. Selain itu, Kintan juga menyarankan untuk bertanya ke orang yang pernah menggunakan jasanya, apakah bagus atau tidak, seperti menanyakan testimoninya. “Apalagi kalo owner-nya alumni dari sekolah itu, guru-guru pun udah kenal. Jadi kalau pun mau ‘kabur’ pun pasti jelekkan namanya nanti,” pungkas Kintan. Sebuah Production House milik Ardy Cahya yang bergerak di bidang desain & fotografi, Main Light, mulai menerima jasa pembuatan buku tahunan atau yearbook pada tahun
2013. Saat itu sekolah yang menjadi project pertamanya yaitu SMA Negeri 1 Pontianak. Buku tahunan memang belum begitu populer di kalangan anak sekolah di Pontianak, karena hanya beberapa sekolah saja yang memiliki buku tahunan di setiap angkatannya. Maka, Ardy merasa butuh kerja keras dalam mengedukasi ke anak-anak betapa pentingnya yearbook ini. Menurut Ardy, buku tahunan ini penting karena bisa sebagai profil sekolah, seperti visi misi sekolah, lingkungan sekolah, profil guru-guru, dan foto-foto murid beserta biodata
30 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Gaul untuk pemotretan 12 kelas tadi memakan waktu 3 minggu, belum lagi kendala dari luar seperti hujan. Adapun proses foto dengan guru dan ekstrakurikulernya. Setelah itu, dilanjutkan dengan editing dan layouting beserta revisi-revisi lainnya yang kemudian baru dicetak. Dalam proses cetak pun tentu memakan waktu yang cukup lama karena menunggu berdasarkan antrian dan jumlah yang dicetak pun dalam jumlah yang banyak. Biayanya pun perlu untuk didiskusikan lebih lanjut karena setiap sekolah memiliki jumlah murid dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Waktu pengerjaan buku tahunan pun tentatif karena prosesnya panjang seperti melakukan pemotretan dilakukan pada saat weekend. Kemudian jadwal itu disesuaikan dengan urutan slot, sehingga sekolah mana yang duluan, itu yang diprioritaskan. Sebagai contoh, pada sekolah SMA Negeri 1 Pontianak yang memiliki 12 kelas, sehingga 1 kelasnya dibagi ke 5 kelompok kecil. Dalam 1 hari bisa melakukan pemotretan untuk 2 kelas, jadi dalam 1 minggu terdapat 4 kelas. Maka,
Ardy Cahy a
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
singkatnya. Kemudian, manfaat untuk anak-anak sekolah satu diantaranya yaitu untuk kenang-kenangan.
Adapun tips lainnya dari Ardy tentang memilih vendor buku tahunan yang terpercaya, yaitu dengan memperhatikan vendornya dengan melihat hasil fotonya seperti detail-detail fotonya. Kemudian melihat produk buku tahunannya banyak atau tidak. Serta memperhatikan Memorandum of Understanding (MoU). “Cari yang jam terbangnya tinggi, lihat man behind the gun nya maksudnya siapa sih pencetusnya,” tambah Ardy. Fathana Nuranti
31 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Healing
Hidup Terus Berjalan, Ciptakan Lika-liku Kehidupan Bun, hidup berjalan seperti *sebagian teks hilang* - Bertaut oleh Nadin Amizah.
terjadi di hidup kita. Paragraf tadi mungkin cukup berat ya dalam mengawali tulisan ini, karena ngomongin tentang hidup. Ngomongin hidup memang nggak akan ada habisnya. Coba ingatingat deh, cerita, kenangan, atau hal apapun itu di masa lalu yang bikin kita merasa menyesal? Ingin ubah? atau bahkan ingin mengulang kejadian di masa lalu? Seperti time travel ke masa lalu gitu hahaha. Nah, kalau kamu punya kesempatan buat kembali ke masa lalu, ke bagian mana dan apa yang ingin kamu lakukan pada saat itu?
Penggalan lirik lagu Bertaut oleh Nadin Amizah itu terkadang membuat kita menyanyikannya dengan berbagai emosi, seperti kekecewaan, kekesalan, amarah, kesedihan, bahkan mungkin rasa pasrah. Setiap manusia tentu hidup dengan jalannya masing-masing, sehingga apa yang telah terjadi di hidup mereka tentu berbeda pula. Hidup yang akan terus berjalan menciptakan cerita-cerita baru setiap harinya.
Mungkin kedengarannya akan menjadi manusia yang tidak berjalan ‘maju’, karena terkesan terus memikirkan masa lalu jadi pemikirannya stuck atau terjebak di masa lalu dan tidak menghadapi masa sekarang serta masa depan. Meskipun begitu, tidak ada salahnya juga bagi kita untuk mengingat kejadian apa yang telah kita alami di masa lalu, sehingga bisa kita petik hikmah atau sisi positifnya.
Terkadang cerita itu menjadi suatu kenangan bahagia, sedih, ketakutan, atau bahkan pilihan di masa lalu yang membuatnya menyesal. Seiring berjalannya waktu pun, kita mulai belajar untuk menerima dan mengambil hikmah dengan apa yang
32 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Healing Ingin Mencoba Banyak Hal, tapi Takut
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Ada kalanya ketika ingin melakukan sesuatu, menggunakan gaya berpakaian yang baru, dan lainnya kita pun berpikir di kepala dengan apa yang orang lain katakan. Adapun cerita dari Ulita Desvira Siahaan, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro. Ia berbagi sedikit cerita di hidupnya yang ingin diubah. Hal ini terjadi selama ia kecil hingga remaja ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Masa-masa itu merupakan masa seseorang mencari jati diri, sehingga ada keinginan untuk mencoba banyak hal, sesimpel seperti ingin pandai melukis, belajar drum, dan sebagainya.
“Salahnya aku tuh terlalu khawatir sama pendapatnya orang,” ucap perempuan yang akrab disapa Uli. Kekhawatiran dan ketakutan akan pendapat orang lain membuatnya merasa jadi tidak percaya diri dan menghambatnya untuk tidak mencapai keinginannya. Padahal begitu banyak keinginan yang ingin ia coba, satu diantaranya, yaitu ia ingin ikut bergabung dalam tim basket ketika SMP. Bahkan keinginan tersebut masih ada saat ia masuk SMA dan temannya pun sudah mengajaknya. Ia pun merasa bahwa dirinya tidak memiliki skill karena berpikir anggota yang
tergabung di tim basket SMA sudah memiliki skill dari SMP. “Dan ini sih aku pasti bakal ketinggalan,” ujar Uli menceritakan pemikirannya saat itu yang membuatnya tidak percaya diri. Selain itu, Uli juga berpikir untuk tidak ingin merepotkan orang tua karena biaya peralatannya, belajar drum misalnya, ia pun sudah memikirkan hal-hal yang jauh. Padahal ia pun belum ada mengatakannya kepada orang tuanya tentang apa keinginannya.
Ulita Desvira Siahaan
Kurang dalam mencapai keinginannya membuatnya merasa tidak mengetahui bidang mana yang menjadi minatnya karena tidak banyak mencoba banyak hal. Penyesalan tersebut membuatnya sadar untuk kedepannya lebih berani dalam mencapai keinginannya dan tidak memikirkan berbagai macam hal yang negatif, sehingga menghambatnya untuk menggapai suatu keinginan di hidup.
33 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Healing Mengambil Hikmah dengan Apa yang Terjadi
“Ntah kenape disitu momen nye ‘wow’, dibandingkan waktu aku menang sendiri di individu itu beda rasenye,” pungkas laki-laki yang kerap dipanggil Faiz. Selain itu, ia juga memiliki hal yang ingin diubah di masa lalu yaitu mengecewakan dan M. Faiz Al Hamidi Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
menyakiti hati seseorang yang merupakan teman baiknya. Kejadian itu terjadi karena adanya perbedaan pendapat dan akhirnya hubungan mereka pun menjadi tidak baik yang masih berlangsung hingga detik ini, yaitu ketika tim YOLO wawancara pada 20 Maret 2022. “Dan itu sangat ndak enak lah dari kawan dekat, terus tibe-tibe jadi asing gitu,” ucap Faiz. Pada awal kejadian ia merasa menyesal dan mempertanyakan banyak hal atas sikapnya, tetapi seiring berjalannya waktu, berbagai proses, dan bercerita akhirnya ia pun sadar bahwa tidak boleh ada yang disesali, karena pasti ada pelajaran yang dapat diambil hikmahnya dari kejadian baik maupun buruk. “Ibaratnye kalau misalnya kita ndak melewati hal itu, yang buruk banget itu, belum tentu jadi aku yang sekarang, yang lebih baik,” tutupnya sambil mengambil minumnya.
34
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Adapun Muhammad Faiz Al Hamidi, mahasiswa Kewirausahaan Universitas Brawijaya, bercerita ada hal yang ingin ia lihat kembali di masa lalu saat ia duduk di bangku SMP kelas 8, saat itu ia sering mengikuti lomba yang berkaitan dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti Sejarah. Saat itu ia bersama teman baiknya, Fajar, walaupun hanya memenangkan juara 3 di perlombaan yang diadakan oleh fakultas di suatu universitas, ia merasa momen saat itu lebih berharga.
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
Healing
Ya, hidup memang penuh dengan kejutan, cerita, bahkan masalah yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Jadi, pelajaran apa yang sudah kamu dapat dari kisah di masa lalumu? Fathana Nuranti
35 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Interest
Selamat Datang, Alumni Hogwarts! “It’s Leviosa. Not Leviosar!” Once pasti udah nggak asing dong dengan dialog itu? Yap. Betul sekali. Salah satu kalimat iconic dalam film Harry Potter. Harry Potter merupakan sebuah buku karangan Joanne Rowling atau yang lebih dikenal J.K Rowling ini berkisah tentang dunia sihir, yang membuat anak-anak sangat tertarik karena cerita fantasinya itu. Pada tahun 2001, di garaplah novel tersebut menjadi sebuah film dan menyelesaikan ketujuh serinya pada tahun 2011. Pada tahun-tahun itu, Harry Potter sangat digemari bahkan sekarang. Ayo jujur! Once udah berapa kali nih rewatch filmfilm Harry Potter?
36 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Interest Return to Hogwarts Setelah 20 tahun berlalu, akhirnya para aktor dan sutradara Harry Potter dipertemukan dalam rangka ulang tahun seri film tersebut. Acara televisi spesial reuni khusus ini dirilis di HBO Max pada tanggal 1 Januari 2022.
Sumber Foto: id.pinterst.com
Harry Potter 20th Anniversary: Return to Hogwarts ini berisikan para aktor dan sutradara yang bernostalgia saat menjadi bagian dalam Harry Potter. Tempat yang di set seperti dalam film yang sedemikian rupa, semakin membawa para aktor dan penonton kembali ke masa itu. Rasa bahagia dan saling berpelukan selalu dilakukan para aktor saat berjumpa satu sama lain. Mereka pun bernostalgia. Para sutradara juga mulai bernostalgia, bagaimana suasana saat pembuatan film Harry Potter, sulitnya menemukan ‘sosok’ pemeran utama film tersebut, dan lainnya. Setelah sekian lama, akhirnya penggemar Harry Potter bisa melihat lagi trio ikonis, Harry, Hermione, dan Ron berada di satu frame di ruang rekreasi Gryffindor. Saat bisa bertemu kembali, itu masih terasa tidak nyata bagi mereka.
37 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Interest Behind The Scenes
Kita juga dapat melihat betapa lembutnya para villains dibalik layar. Proses syuting pun terasa sangat menyenangkan karena mereka bisa akrab satu sama lain.
Koleksi Poster Film dan tokoh-tokoh Harry Potter
Para aktor juga menceritakan bagaimana mereka mendapatkan pelajaran yang menarik, baik dari aktor senior maupun juniornya. Sehingga membuat mereka mengidolakan satu sama lain, hingga ada yang jatuh cinta. Pemeran Hermione, yaitu Emma Watson juga bercerita tentang kesulitannya dalam lingkungan tersebut hingga ingin berhenti. Namun untungnya para rekan aktor membantunya, hingga emma pun terus melanjutkan perannya itu.
Seperti yang kita tahu, selama tujuh tahun mereka bersama, pasti telah melihat pertumbuhan satu sama lain. 7 bukanlah angka yang sedikit dan bukanlah waktu yang singkat.
Dokumenter ini ditutup dengan haru, dimana trio ikonik itu mengungkapkan rasa syukurnya terhadap film Harry Potter yang telah membesarkan nama mereka. Selain itu, mereka juga mengungkapkan rasa terimakasih dan rasa sayang karena telah menjadi keluarga kedua mereka.
Nah, film dokumenter ini bisa membuat Once bernostalgia pada masa-masa itu. Film ini juga bisa mengobati rasa rindu Once dengan Harry Potter. Tunggu apalagi? Watch it! Novarita Selvi Panjaitan
38 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Sumber Foto: id.pinterst.com
Once juga bisa tahu di balik layarnya Harry Potter dari film dokumenter ini. Tentu saja akan membuat kita mengingat-ingat kembali masa-masa dimana kita mengoleksi poster-poster film Harry Potter, menghafal mantramantra, dan betapa takjubnya kita dengan fantasi itu.
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
Interest
Anak Warnet di Masanya 39 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Interest
G
enerasi 2000-an pasti udah nggak asing lagi kan dengan warung internet atau yang sering disebut warnet? Keterbatasan internet mengharuskan anak-anak pada zaman itu untuk pergi ke warnet, entah untuk bermain game, mengerjakan tugas, atau bermain sosial media seperti Facebook, Twitter, Youtube dan lainnya. Demi melakukan itu semua, mereka rela menyisihkan bahkan tidak memakai uang jajan sama sekali hanya untuk bisa bermain ke warnet. Bahkan ada juga yang sampai nekat bolos sekolah demi bermain game di warnet lebih lama lagi. Gimana? Udah pada ingat belum masa-masa itu? Tidak bisa kita pungkiri bahwa warnet merupakan masa-masa yang indah. Namun sayangnya, di jaman yang semakin modern ini membuat keberadaan warnet semakin sulit ditemukan. Adapun, bentuk dan suasana warnet tidak seperti dulu lagi. Ada juga warnet yang terpaksa berhenti beroperasi karena orangorang telah meninggalkan tempat tersebut.
Menjadi Sebuah Rutinitas Yang awalnya mungkin hanya coba-coba saja, namun akhirnya setiap hari pergi untuk bermain ke warnet, seperti yang dilakukan
Muhammad Tegar Raushanfikri, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura. Ia menceritakan bahwa pertama kali dirinya ke warnet saat kelas 5 atau 6 SD. Semakin bertambahnya tahun, ia pun semakin rajin pergi bermain ke warnet, bahkan di hari Minggu. Saat di wawancara oleh tim YOLO!, Tegar bernostalgia tentang masa itu. Salah satu kenangannya saat di warnet adalah saat memainkan salah satu game bersama-sama dengan semua orang yang ada di situ. “Kalau sekarang kan mabar (main bareng) ya. Jadi kami satu warnet tu mabar. Kayak ada kesenangan tersendiri gitu. Seru gitu kalo menang. Wuh… heboh gitu satu warnet,” kata Tegar. Untuk bisa bermain warnet setiap hari, Tegar menyisihkan uang jajannya yang diberi per bulan. Rela tidak jajan di sekolah demi jajan di warnet, seperti kebiasaan bagi anak-anak di jaman itu. Hal itu menjadi salah satu yang dikangenin pada masanya. Seperti Tegar yang berkata, “kangen sih. Apalagi kalo dulu itu kita harus pandai-pandai milih tempat ni. Terus juga kita harus bisa me-manage waktu. Misalnya, warnetnya buka jam
40 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
TEGAR
berapa jadi kita harus stay ni nunggu satu jam atau setengah jam biar bisa ngambil nomor gitu kan. Ndak rebutan dengan yang lain.” Selain bermain game, warnet juga bisa dijadikan sebagai tempat sosialisasi yang baik. Karena di dalam satu warnet tidak semuanya berisikan orang-orang yang kita kenal. Nah, maka dari itu warnet menjadi tempat menambah relasi karena kesamaan hobi.
Tak Selalu Kenangan Indah “Pas bertengkar dengan teman, sih. Karna biasa cekcok gitu,” kata Andre Gulo mengingat kembali salah satu kenangannya saat bermain ke warnet. Meskipun bukan hal yang indah, namun perkelahian itu bisa menjadi sebuah kenangan yang akan lucu kalau diingat kembali. Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ini juga menceritakan kejadian lucu yang dialaminya dulu. “Dulu pernah sekali waktu SMP, sering main tu pake paket malam ya. Jadi pernah orang tua cariin, sampe ke warnet,” katanya sambil sedikit tersenyum. “Terakhir sampe ditarik juga dari warnetnya. Disuruh balik ke rumah,” lanjut Andre. Meskipun kangen dengan masa-masa berada di warnet, Andre mengaku lebih nyaman
ANDRE
bermain game di rumah, dan merasa dimudahkan dari perkembangan teknologi ini. Menurutnya, ia bisa bebas melakukan apapun, dan ia bisa terhindar dari asap rokok yang mengganggu.
Kebersamaan Lebih Terasa Meskipun tinggal kenangan, namun masih ada yang menginginkan ketenaran warnet pada zaman ini. “Kadang sedih sih karena sekarang develop game ngembangin game secara mobile, jadinya games yang ada di pc juga kurang diminati. Orang-orang lebih milih main di rumah, di manapun. Padahal kalo di warnet kan kebersamaannya lebih kerasa gitu, meskipun berbayar. Jadi ada plus minus-nya lah,” jelas salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta yang T A bernama Tania Riandany.
NIA
Walau seorang perempuan, tidak menghentikan Tania dan temantemannya untuk bermain ke warnet setiap hari. Dari wawancara yang dilakukan melalui WhatsApp ini, Tania bercerita bahwa ia memiliki kenangan indah selama di warnet. Namun sayangnya, warnet jarang ditemukan dan suasananya sudah tidak seasik dulu lagi.
Sumber Foto: Dokumen Pribadi
Sumber Foto: YOLO!/Rizky Ardiansyah
Interest
Novarita Selvi Panjaitan
41 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Interest
Sumber Foto: Google
42 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
Interest
Via Kurniati
43 Edisi 4 / YOLO! / 23-29 Maret 2022
EDISI 4
23-29 Maret 2022