SUSUNAN REDAKSI Edisi 1
Pimpinan Redaksi Fathana Nuranti Redaktur
Novarita Selvi P.
Layouter
Rizky Ardiansyah
Jurnalis
Pricilia Grasela Via Kurniati
Halo, Once!
SALAM SALAM REDAKSI REDAKSI
Selamat menikmati edisi pertama Majalah YOLO! Edisi ini memiliki tema Hobi dan Inspirasi untuk menemani waktu Once di kala senggang. Mengapa? Karena tulisan yang ada di majalah ini mulai dari Headline dan per-rubriknya bisa menambah informasi, referensimu untuk kedepannya nanti, atau menjadi topik pembicaraan pas ngumpul bareng keluarga, teman, pacar atau doi! Hehe Rubrik Interest, berisi tentang berbagai hal yang menjadi minat dan cocok dijadikan topik pembicaraan ketika ngumpul bareng teman nantinya. Pada rubrik Dia, berkisah tentang seseorang, dia yang menginspirasi, menarik, dan memotivasi kamu yang membacanya. Lalu rubrik Gaul berisvi tentang hal-hal kekinian yang sedang tren atau populer di kalangan anak muda. Terakhir, rubrik Healing berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan psikologi, diri, dan refreshing serta memberikan solusi untuk mengatasinya. YOLO! You Only Live Once!. Salam Hangat, Fathana Nuranti
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
2
DAFTAR DAFTAR ISI ISI Headline Henna Art, Berawal dari Hobi hingga Jadi Bisnis! (04)
Gaul Dia...
Tampil Feminim dengan Sneakers (17)
Antara Kuliah, Beasiswa, dan Organisasi (10)
Tren Nongkrong Anak Muda Pontianak di Coffee Shop (18)
Healing
Flawless Makeup For Your Daily Makeup (21)
Self Reward: Apresiasi Diri atau
Interest
Pemborosan? (22)
Kisah Adhitia Si Pembuat Lukisan Eyes of Heart (26) Ciptakan Lingkungan yang Ramah Bagi Kucing Liar (32) Menjadi Pemain Game Online Akan Selalu Melakukan Top Up Game? (34)
3
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
Headline
Henna Art, Berawal dari Hobi hingga Jadi Bisnis! Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
H
i, Once! Belakangan ini tren lukis Henna (Henna Art) di Indonesia populer banget lho. Terutama di kalangan mereka yang akan menuju jenjang pernikahan. Cukup banyak calon pengantin yang ingin tampil menawan di hari spesialnya. Henna yang berasal dari bahasa Arab yang merujuk pada tumbuhan bernama Lawsonia inermis atau terkenal dengan pohon hina merupakan sebuah teknik ukir menggunakan daun Henna atau pacar pada kulit tangan, kaki, maupun bagian tubuh lainnya. Budaya melukis tangan atau kaki dengan Henna sudah menjadi tradisi perempuan sebagai makeup maupun perhiasan, terutama di India sejak 5.000 tahun yang lalu. Wow, udah lama banget, ya! Namun memang, penggunaan Henna yang masih eksis hingga kini adalah penggunaan Henna pada acara
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
pernikahan karena sudah menjadi tradisi yang dilakukan, yaitu berupa pesta Henna yang dihadiri oleh kerabat dan sahabat dari mempelai perempuan. Dalam pesta Henna tersebut, mempelai perempuan akan memilih motif untuk dilukis oleh seniman Henna. Selain India, Henna juga banyak digunakan di negara-negara, seperti Peninsula Arab, Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Tak hanya sebagai aksesori pengantin, Henna juga memiliki filosofi tersendiri. Di Yaman, Henna dipercaya merupakan simbol dari kesuburan. Semakin gelap warnanya, maka semakin baik bagi kesuburan dari si calon pengantin. Di negara lain, Henna juga berkaitan erat dengan kepercayaan bahwa Henna bisa memberikan keberuntungan, keberkahan, kebahagiaan hingga kecantikan.
4
Headline Bagaimana dengan Tradisi Henna di Indonesia?
Uniknya, setiap daerah memiliki penyebutan yang berbeda-beda.
Banyak daerah di Indonesia yang memiliki tradisi Henna seperti di negara lain. Contohnya di Aceh dengan Malam Bohgaca yang dilakukan sebelum akad nikah, lalu di Minangkabau atau Sumatera Barat dengan prosesi Malam Bainai dengan menumbuk daun pacar dan ditorehkan pada kuku calon mempelai oleh keluarga-keluarga terdekatnya. Kini, bisa dibilang pengantinpengantin Minang tak hanya memakai inai saja sebagai hiasan tangan mereka, namun penggunaan henna juga sudah semakin marak diaplikasikan.
Tidak terkecuali di Kabupaten Sambas, tren Henna merupakan versi upgrade dari tradisi beinnai yang juga diwajibkan bagi
Selain Aceh dan Sumatera Barat, ritual pemakaian daun pacar ke tangan calon mempelai juga menjadi bagian tradisi di wilayah Indonesia lainnya. Mulai dari Mapacci dari suku Bugis, Malem Pacar dari Betawi, hingga Peta Kapanca dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengoleskan pasta Henna ke tangan pengantin. Sama halnya seperti di India, penggunaan Henna di Indonesia pun memiliki filosofinya masing-masing.
pasangan pengantin menggunakannya pada saat pernikahan. Dulunya, Henna atau innai di Sambas ini juga dipakaikan ke jari mempelai pengantin semalam sebelum acara pernikahan. Proses pembuatannya adalah dari daun innai yang diambil langsung dari pohonnya kemudian ditumbuk hingga halus. Pengaplikasian innai di jari tangan pengantin adalah daun innai yang sudah halus tadi dipasang di sekeliling jari dan kuku mempelai lalu dibungkus menggunakan plastik
5
dan didiamkan semalaman hingga kuku pengantin berubah menjadi berwarna merah. Henna Art sebagai Peluang Bisnis Dikarenakan tradisi Henna masih banyak diaplikasikan di berbagai acara pernikahan. Banyak salon kecantikan yang menyediakan jasa Henna bagi calon pengantin yang akan segera melangsungkan pernikahannya. Desainnya pun beragam, mulai dari penggunaan simbol tertentu, gambar bunga, motif brokat yang elegan hingga penyematan nama inisial pengantin. Harganya pun beragam tergantung dari bahan dan kerumitan dari motif Henna itu sendiri. Selain salon-salon kecantikan, banyak juga orang-orang yang memiliki keahlian melukis menggunakan Henna ini mengambil peluang untuk membuka jasa melukis Henna untuk pengantin. Nurul Hazikin, gadis berusia 22 tahun ini pun sukses menekuni usaha sebagai jasa melukis Henna untuk pernikahan. Di Kabupaten Sambas, khususnya di Kecamatan Jawai dan Jawai
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
Headline Selatan, banyak orang yang selalu menggunakan jasanya melukis Henna untuk hari pernikahan mereka. Di usianya yang terbilang muda itu, Nurul berhasil menghasilkan pendapatannya sendiri dan membuat namanya harum atas keterampilannya dalam melukis Henna. Lahir di Pangkalan, 18 Februari 2000, Nurul merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas Terbuka Singkawang. Nurul memulai karirnya menjadi jasa Henna pengantin ketika berusia 17 tahun, tepatnya saat ia duduk di kelas XI SMA. Berawal dari kesukaannya dengan film India membuatnya juga terjun ke dalam bidang tersebut. “Awal ketertarikan aku dengan Henna emang karena aku itu suka nonton India. Waktu itu suka banget nonton film Uttaran dan di situ ada Henna India yang pas pernikahan, jadi dari situ aku mulai tertarik sama Henna,” kata Nurul yang diwawancarai via WhatsApp (25/2/2022). Nurul sangat bersemangat ketika bercerita bagaimana ia sangat menyukai film-film India hingga halhal berbau India lainnya. Termasuk lah Henna yang saat itu juga sedang disukai anak-anak muda hingga Henna banyak dijual dimana-mana. Pada masa itu, kebetulan juga keluarga Nurul membawakannya Henna asli dari Pakistan dan dengan Henna itu dia mulai mencoba-coba melukis Henna di tangan orang lain. “Percobaan pertama aku masangin Henna dari Pakistan itu ya sama keluarga aku itu, masangin ke tangannya sampai ke kaki-kakinya aku pasangin Henna,” ungkap Nurul sambil tertawa saat mengirim balasan melalui voice note. “Aku belajar juga dari liat foto-foto doang, liat motifnya terus aku ikutin Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
6
Headline gambarnya gitu. Dulu juga di sekolah, hampir semua tangan temen-temen perempuan di kelas aku lukisin Henna buat aku belajar. Sambil niru-niruin motif di foto atau belajar lewat tutorial-tutorial pokoknya semua aku belajar otodidak,” ujarnya. Melihat hasil coretannya di tangan orang lain yang lumayan bagus dan beberapa pujian yang diterimanya, membuat Nurul semakin berkeinginan meningkatkan kemampuannya melukis Henna jadi lebih baik. Memberanikan Diri Membuka Jasa Henna Pengantin Keberanian Nurul untuk melukis Henna awalnya hanya sebatas melukis Henna ke tangan orang-orang terdekat saja. Ia tidak sampai berniat untuk membuka jasa melukis Henna karena tidak percaya diri. Nurul hanya berani melukis di tangannya sendiri atau di tangan teman-teman sekolahnya yang ingin dipasangkan Henna dengannya. “Dulu masih nggak ada niatan buka jasa buat masangin Henna ke orang karena emang takut dan belum siap nerima hujatan, nerima kritikan itu belum siap,” “Tapi karena ada tetangga yang ngerekomendasiin ke orang-orang buat minta pasangin Henna ke aku, akhirnya coba beraniin diri. Itulah job pertama aku ngelukis Henna,” pungkasnya. Nurul bilang hasil dari job pertamanya melukis Henna adalah sejumlah Rp20.000,00 di tahun 2017. Baginya, itu adalah pengalaman paling berkesan ketika ia baru terjun ke dalam bisnis ini. Hingga akhirnya, dari mulut ke mulut, di tahun 2017 itulah menjadi permulaan bagi Nurul membuka jasa melukis Henna untuk pengantin. Dari menerima tawaran rumah ke rumah, hingga sekarang jasa Henna Nurul selalu menjadi pilihan pengantin di Sambas untuk melukis Henna di acara pernikahannya.
7
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
Headline lah kita bisa lebih banyak belajar ngembangin diri,” tambahnya. Saat itu, diri Nurul yang masih anak sekolah SMA berusia 17 tahun pvastinya merasa terluka. Hampir setahun ia vakum dan berhenti menerima job karena tidak mampu menerima kritikan dari orang-orang terlebih orang tuanya. Namun setelah itu, Nurul mencoba bangkit lagi dan mengasah lagi kemampuannya melukis Henna. Nurul mencoba membuka jasa Henna lagi ketika lulus sekolah dan membuktikan kemampuannya dalam bidang ini. Pembuktian dan Pencapaian Nurul Nurul yang memulai karirnya dengan bayaran Rp20.000,00 pada job pertamanya, kini bahkan bisa mencapai meraih penghasilan hingga 6-7 juta rupiah per bulannya. Harga yang ditetapkan Nurul untuk jasa Hennanya adalah mulai dari Rp200.000,00 - Rp1.000.000,00 tergantung paket yang diinginkan customer. Harga tersebut juga tergantung dengan jenis Henna dan aksesoris seperti glitter, mutiara, hingga kuku palsu yang digunakan pengantin.
Sempat Diremehkan Orang Sekitar Meskipun Nurul sangat mencintai melukis Henna, akan tetapi ia juga sangat sering menerima ejekan dari orang-orang sekitarnya. Di awal karirnya pun masih banyak orang yang menganggap remeh bisnis ini termasuk orang tuanya. “Bahkan dulu orang tua aku juga nggak mendukung kegemaranku ini. Buat apa? Buang-buang uang aja buat nyoretin tangan. Bukannya bagus malah makin jelek. Nah, pernah digituin dulu sama orang tua,” kata Nurul.
Dalam satu minggu, Nurul biasanya menangani paling banyak 13 job pesanan melukis Henna pengantin. Dan job Nurul melukis Henna pengantin yang paling sedikit adalah sebanyak 4 job saja dalam sebulan saat awal pandemi COVID-19.
“Waktu itu juga banyak yang masih ragu karena aku masih muda, pasti belum banyak pengalaman. Masih anak sekolah, jadi banyak orang bilang fokus sekolah aja dulu, ya gitu gitu.. Padahal selagi kita muda
“Itu juga tergantung musimnya, karena kalo di kita ada musim-musim nikah itu biasa kan rame
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
8
Headline yang nikah dan itu pasti banyak yang ngehubungin. Itu juga aku pilih-pilih yang lokasinya deketan aku ambil, biar nggak kewalahan. Apalagi kalo orang nikah itu kan banyaknya hari Sabtu sama Minggu, jadi mulai hari Jumat itu pasti udah mulai pasangin Henna pengantinnya,” terang Nurul. Sejauh ini, Nurul telah menerima job dari berbagai desa di Kabupaten Sambas hingga ke luar kota. Namun, saat ini Nurul hanya fokus menerima job-job yang ada di sekitar Kabupaten Sambas saja. Banyak pengalaman tentunya yang dialami Nurul menyusuri setiap desa. “Belum lagi kalau aku di sana jadi dikenal orang-orang juga dan akhirnya orang tertarik dengan Henna aku, meskipun ada juga pastinya hal-hal yang kurang menyenangkan, tapi aku selalu ambil positifnya aja,” ujarnya. Selain menekuni usaha sebagai pelukis Henna pengantin, Nurul juga membuat pigura dan antaran pernikahan yang hasilnya tidak kalah cantik. Namun, usaha antaran Nurul ini terbilang masih baru sehingga masih belum banyak memberikan hasil.
Sebagai sosok anak perempuan pertama, tentunya tanggungjawab Nurul sangat besar dan juga sebagai contoh untuk adik-adiknya. Dan Nurul merasa bersyukur bisa menjadi sosok kakak yang membanggakan dan bisa diandalkan. Nurul pun berhasil mengubah persepsi orang tuanya dan banyak orang yang menganggap Henna hanya buang-buang uang kini dapat menghasilkan uang. “Intinya, ikutin aja apa yang menjadi kemauan kita selagi hal itu masih positif. Jalanin aja apa yang kita mau karena hidup kita sendiri ya kita yang menentukan. Kalau rintangan pasti selalu ada dan seberat apapun rintangan itu kita harus selalu sabar ngehadapinnya. Attitude, sopan santun itu sih yang paling utama, dan selalu rendah hati juga,” tutup Nurul.
Via Kurniati
Konsisten di dunia Henna yang mengantarkan Nurul menjadi sosok yang mandiri, terutama memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
“Untuk kebutuhan hidup diri sendiri tentunya, Alhamdulillah sangat tercukupi, bahkan bisa ngasih ke orang tua itu udah sangat cukup merasa bangga udah nggak jadi beban orang tua lagi,” ujar Nurul. Nurul yang dulunya diremehkan sekarang bahkan bisa mencukupi biaya hidupnya sendiri, membeli sepeda motor sendiri, membeli handphone, membayar biaya kuliah, memberi ke orang tua, bahkan bisa memberi uang jajan ke adik-adiknya juga.
9
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
Dia...
Efisiensi Waktu Antara Kuliah, Beasiswa, dan Organisasi
Sumber Foto: YOLO! /Rizky Ardiansyah
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022 EdisiPertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2Maret Maret2022 2022 Edisi
10
Dia... “Bagi saya, waktu itu kesempatan. Kesempatan kalau ndak diambil untuk apa kan? Masa kita tidak melakukan kesempatan tersebut padahal kita udah diberikan kesempatan,”
B
agi Robby Apriant Parta Sitorus, kampus bukan hanya sebatas tempat menimba ilmu, namun tempat pengembangan diri dan citacita. Kampus menjadi lahan emas untuk melatih kemampuan akademik maupun non akademik. Pria yang akrab disapa Robby ini merupakan mahasiswa semester delapan program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Tanjungpura.
mengenai pendidikan. Baginya pendidikan menjadi suatu dasar untuk menumbuhkan prestasi dalam diri dan masyarakat. Ia memiliki motivasi belajar yang tinggi dari dirinya sendiri. Robby mengungkapkan masih banyak masyarakat yang belum mengerti pendidikan, bahkan tidak sedikit pula yang tidak mengenyam pendidikan. Maka, kita yang memiliki kesempatan untuk belajar dan menempuh pendidikan harus memanfaatkan kesempatan belajar itu sebaik mungkin.
Anak ketiga dari tiga bersaudara ini bercita-cita menjadi seorang pengusaha. Ia terinspirasi dari orang-orang yang bermain saham sekaligus membuka usaha dari keuntungan saham tersebut. Menurutnya, pendidikanlah yang menjadi bekal baginya untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Karena itu, Robby berusaha mengisi waktunya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kampus yang menunjang pengembangan dirinya. Menjadi mahasiswa bukanlah sebatas prestasi di bidang akademik saja. Ia mengungkapkan ada banyak kegiatan kampus yang dapat membantu mahasiswa untuk membangun kualitas diri dan mengasah kemampuan diri.
“Kalau dari pendidikan, justru itu sangat menunjang saya untuk menjadi seorang pengusaha karena saya juga kan dari ekonomi jurusan akuntansi, dan saya juga mengetahui bagaimana membuat laporan keuangan, bagaimana membaca laporan keuangan, sehingga setidaknya untuk membangun suatu perusahaan, saya sudah mengetahui dalam segi keuangannya,” jelasnya pada Jumat (25/2/2022) di Korean Food area UNTAN.
Adapun organisasi kampus yang diikuti oleh Robby antara lain Keluarga Mahasiswa Kristen (Kemah Kristen) FEB UNTAN, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FEB UNTAN, Language Activity Center (LAC) FEB UNTAN, dan Generasi Baru Indonesia Kalimantan Barat (GenBI Kalbar).
Robby memiliki pandangan yang unik
11
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Dia...
KampusMengajar, Mengajar,Keprihatinan Keprihatinanakan akan Kampus Masyarakatyang yangTidak TidakMengenyam Mengenyam Masyarakat Pendidikan Pendidikan
R
kesempatan kepada mahasiswa selama 1 (satu) semester untuk membantu para guru dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdampak pandemi.
obby menjadi salah satu mahasiswa yang mengikuti program kampus mengajar angkatan dua kampus merdeka. Keinginannya mengikuti program ini timbul dari rasa kasihan akan masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan dengan baik. Ia bercerita jika ia memiliki tetangga yang kedua orang tuanya tidak bersekolah. Anaknya bersekolah hanya sampai jenjang SMP saja. Kehidupan tetangganya cukup memprihatinkan. Berkaca dari pengalaman itu, Robby sungguh menyadari pentingnya pendidikan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Robby mengikuti program tersebut sejak Juli 2021. Bersama delapan mahasiswa lainnya, mereka ditempatkan di SMP Negeri 20 Pontianak, Jl. Khatulistiwa No.150, Siantan Hilir, Kec. Pontianak Utara. Sebelum terjun langsung ke sekolah, Robby mengikuti pembekalan terkait pembelajaran literasi dan numerasi dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim selama satu bulan. Setelah itu, ia menghabiskan waktu lima bulan untuk mengajar di sekolah tersebut.
“Jadi saya juga mempunyai pengetahuan yang lumayan cukup lah untuk anak-anak yang masih SD dan SMP, sehingga saya bisa membantu mereka untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan secara cuma-cuma,” ujar Robby.
“Kalau ngajar tergantung kalau gurunya ada yang kosong atau kalau gurunya butuh bantuan. Saya ngajar kelas tujuh sama kelas sembilan, mata pelajaran bahasa inggris dan matematika,” ungkapnya.
Dilansir dari situs Kemdikbud. go.id., kampus mengajar adalah sebuah program yang memberikan
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
12
Dia... guru,” ungkap Robby sambil tertawa. Semangat mengajar Robby yang membara juga didukung oleh sikap para guru di SMPN 20 Pontianak. Guru-guru yang menarik dan sopan, serta menerima mereka dengan baik. Robby mengungkapkan ia juga membantu para guru untuk mengajar menggunakan aplikasi yang mendukung pembelajaran di kelas, seperti mengedit video atau mengedit power point. “Yang pasti hal menarik bisa membantu mereka menggunakan aplikasi, kayak mengedit video atau power point. Bisa dibilang mereka belum maksimal pakai aplikasi sehingga belum bisa menggunakan media itu untuk mengajar di kelas,” jelasnya.
Literasi dan Numerasi itu Penting
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Melalui program kampus mengajar ini, Robby berharap ia dapat berperan menumbuhkan literasi dan numerasi bagi generasi Indonesia. Ia ingin kehadirannya menjadi berkah bagi guru dan siswa di sekolah tersebut. “Literasi itu bagaimana kemampuan membaca buku, mengerti sebuah bacaan ataupun bagaimana cara bertutur kata dengan orang lain. Lalu numerasi bagaimana cara berhitung seperti hitungan dasar. Saya ingin meningkatkan literasi dan numerasi seperti tujuan dari kampus mengajar sendiri,” jelasnya. Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Robby yang tinggal di Jl. Dr. Wahidin S, Kota Pontianak dapat menghabiskan waktu hampir satu jam untuk menempuh perjalanan ke sekolah. Robby mengaku jarak yang jauh ini menjadi duka dalam pelaksanaan program ini. Namun, duka tersebut terbayarkan dengan semangat para siswa dalam belajar.
Penerima Beasiswa Bank Indonesia
Tidak hanya aktif berkuliah dan organisasi, Robby juga terlibat dalam program beasiswa. Pria kelahiran Nanga Bunut, 21 April 2000 ini merupakan penerima beasiswa Bank Indonesia sejak semester empat tahun 2020.
“Sukanya dalam mengajar itu melihat anak-anak yang interaktif, kayak bertanya, jadi tumbuh ketertarikan dalam mengajar. Anak-anak tu juga interaktif menanyakan tentang kita mahasiswa, universitas, dosen sama
“Saya ingin membantu orang tua, khususnya mengurangi beban mereka membayar uang semester. Setidaknya saya bisa meringankan
13
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Dia... beban mereka dan menambah uang jajan,” ungkap Robby yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan GenBI Kalbar.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Keinginan Robby mendaftar pada program beasiswa Bank Indonesia bermula ketika ia melihat informasi beasiswa dari akun Instagram milik Generasi Baru Indonesia (GenBI), @genbi_official dan akun Instagram Bank Indonesia @ bank_indonesia. Robby tertarik dengan program tersebut ditambah kegiatan-kegiatan beasiswa yang banyak dan seru. Robby menambahkan penerima beasiswa Bank Indonesia tergabung dalam sebuah komunitas yaitu Generasi Baru Indonesia (GenBI). Melansir dari situs generasibaruindonesia. com., Generasi Baru Indonesia merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa/i penerima beasiswa Bank Indonesia yang berada di bawah naungan Bank Indonesia.
Beasiswa, Bukan Sekadar Keuntungan Finansial Memilih beasiswa tidak hanya memikirkan segi finansial saja, begitulah prinsip yang dipegang Robby. Walaupun keinginan terbesarnya membantu meringankan beban orang tua, namun Robby ingin mengikuti program beasiswa yang memiliki komunitas, seperti beasiswa Bank Indonesia. Komunitas beasiswa menjadi wadah bagi Robby untuk membangun solidaritas bersama penerima yang lain serta membantu mengasah kemampuan soft skill. Maka, Robby terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh GenBI tersebut. “GenBI memiliki banyak kegiatan akademik dan
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
14
non akademik. Akademik ada kegiatan Olimpiade Kebanksentralan Bersama GenBI (OKSIGEN). Lalu non akademik ada kegiatan Gerakan Peduli Pedesaan, Pedalaman, Perbatasan, dan Kepulauan (GP4K), dimana kami terjun langsung ke masyarakat untuk membantu dan memberikan sosialisasi kepada mereka,” jelasnya. Robby mendapatkan pengalaman yang luar biasa selama bergabung dalam GenBI, terutama ketika pelaksanaan webinar online. Ada beberapa webinar online yang mengundang influencer terkenal dan berprestasi seperti Jerome Polin. Ia mengungkapkan hal itu memberinya pengetahuan baru yang dapat menjadi inspirasi bagi dirinya.
Dia... Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Sumber Foto: YOLO! /Rizky Ardiansyah
Pengalaman Baru Robby : Terlibat dalam Penelitian Bersama Dosen
Menginjak awal semester 6 pada Juli 2021, Robby melakukan penelitian bersama dosen akuntansi, Rafles Ginting, S,E., M.Ak. dan dua orang temannya, Feri Yanto dan Yongki Darmawan. Penelitian tersebut mengangkat tentang fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh sebuah perusahaan nirlaba. “Penelitian tentang akuntansi forensik. Bagaimana kita menelisik sebuah kecurangan di sebuah perusahaan nirlaba. Perusahaan nirlaba itu seperti perusahaan yang tidak mencari keuntungan tetapi ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat, seperti rumah sakit, kampus juga termasuk nirlaba,” jelas Robby. Robby diajak langsung oleh Pak Rafles Ginting untuk melakukan
15
penelitian tersebut. Ia mengaku mungkin karena dirinya pernah menjadi ketua kelas dan aktif di kelas sehingga terpilih menjadi anggota penelitian tersebut. Adapun penelitian tersebut memakan waktu sekitar enam bulan dan proses pencarian data selama sebulan. Robby mengungkapkan penelitian tersebut menjadi pengalaman menarik sekaligus pengetahuan baru baginya karena kali pertama ia mengikuti penelitian bersama dosen. “Ternyata ada juga ya organisasi nirlaba yang melakukan kecurangan. Itu adalah pengetahuan yang baru bagi saya. Organisasi nirlaba harusnya mendukung masyarakat, bukan menjadi batu sandungan masyarakat,” ujarnya. Pricilia Grasela
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Dia... “Ya pandai-pandai manajemen waktu,” ungkapnya.
Antara Kuliah, Beasiswa, dan Organisasi Menjadi mahasiswa produktif tidak selalu menyenangkan, begitulah yang dirasakan oleh Robby. Aktivitas perkuliahan dan beasiswa ditambah kegiatan organisasi yang banyak membuat Robby harus mampu mengatur waktu dengan baik. Robby mengungkapkan kegiatan kampus mengajar itu berlangsung dari pagi sampai siang, lalu dilanjutkan GenBI dan seminar fakultas dari siang sampai sore. Ketika malam, Robby harus melanjutkan penelitiannya untuk tugas akhir.
perkuliahan. Untuk tugas kuliah, saya kerjakan pada subuh, pagi hari, atau siang hari ketika istirahat selesai ngajar. Jadi curi-curi waktu,” katanya. Bagi Robby, waktu adalah kesempatan. Jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Maka Robby memiliki prinsip untuk mengedepankan cara agar pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat.
“Kalau saya pribadi, jujur saya lebih memprioritaskan kuliah. Karena apapun yang saya lakukan, saya dapatkan, itu semua dari kuliah. Saya mendapatkan beasiswa karena saya kuliah. Kalau saya tidak kuliah, saya tidak mengikuti kampus mengajar,” jelasnya.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
“Bagi waktu tu susah sebenarnya. Saya pun ketika kampus mengajar bentrok dengan jam kuliah, saya tidak mengajar dan ikut
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Tentu saja, Robby memiliki cara unik agar bisa mengerjakan tugas kuliah, beasiswa, dan organisasi dengan baik. Robby selalu menyusun skala prioritas, sehingga ia tahu tugas mana yang harus didahulukan dan dikerjakan. Kemudian untuk manajemen waktu, Robby memastikan hal apa yang menjadi urgensi dan harus diprioritaskan.
16
Gaul
Tampil Feminim dengan Sneakers Sumber Foto: YOLO! /Novaarita Selvi Panjaitan
Sneakers memang cenderung membuat tampilan wanita terlihat tomboy. Namun kamu bisa tampil dengan tetap terlihat feminim meskipun menggunakan sneakers. Sneakers bisa membuat kamu lebih stylish dan mempertahankan kesan feminim ketika dipadukan dengan dress.
Tips & Trick Banyak wanita yang tidak berani memadukan kedua item ini. Akan berbeda jika kamu berani memadupadankannya dan dengan pede menggunakan kedua item tersebut. Tipsnya adalah gunakanlah dress dengan corak yang tidak terlalu ramai lalu padukan dengan sneakers berwarna polos. Jika menggunakan dress polos, padukan dress dengan jaket denim dan gunakan sneakers yang memiliki warna lebih dari satu. Trik ini berguna agar penampilanmu tidak flat. Novarita Selvi Pannjaitan
17
EdisiPertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2Maret Maret2022 2022 Edisi
Gaul
Tren Nongkrong Anak Muda Pontianak di Coffee Shop
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Y
uk ngopi yuk di coffee shop, sambil kerjakan tugas….. Sebuah pesan masuk ke WhatsApp saya. Ajakan ngopi dari teman kuliah saya. Beberapa hari yang lalu, teman kuliah yang lain juga mengajak saya minum kopi atau ngopi di salah satu coffee shop di Pontianak. Saya menghela nafas. Kenapa anak muda suka nongkrong di kedai kopi atau coffee shop?
beberapa tahun terakhir, minum kopi atau ngopi menjadi sebuah tren bagi sebagian kaum muda. Banyak kaum muda menjadikan ngopi sebagai gaya hidup sembari mengisi waktu luang, ngobrol, bahkan berdiskusi.
Kopi menjadi salah satu minuman favorit bagi masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat memiliki kebiasaan meminum kopi di pagi hari, di sela-sela aktivitas kerja, hingga waktu santai di sore hari. Tiada hari tanpa ngopi, begitu kata mereka.
Saat ini, coffee shop atau kedai kopi semakin mudah dijumpai, terutama di kota Pontianak. Hampir di setiap sudut kota Pontianak terdapat coffee shop, mulai dari letaknya di tepi jalan, gang kecil, hingga komplek perumahan. Nongkrong sembari ngopi di coffee shop identik dengan anak muda. Hampir sebagian besar pengunjung coffee shop merupakan anak muda. Usia anak muda yang nongkrong di coffee shop berkisar antara 17-35 tahun.
Saat ini, kopi tidak lagi identik dengan minuman yang dinikmati orang tua, terutama bapak-bapak. Justru
Fenomena menarik ini justru membuat sebagian orang bertanyatanya, kenapa sih coffee shop yang
Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022 Edisi
18
Gaul menunya sebagian besar adalah kopi justru digemari oleh anak muda. Lantas, mengapa tren nongkrong di coffee shop menjadi populer di kalangan anak muda?
Mahasiswi jurusan Farmasi ini mengaku tidak selalu memesan kopi ketika nongkrong di coffee shop, sebab berbagai varian minuman non kopi, seperti green tea, red velvet, cokelat, dan sebagainya. Ia biasanya memesan green tea dan strawberry milk. Walaupun harga menu di coffee shop lebih mahal dibanding warung kopi biasa, namun Angi mengaku merasa nyaman ketika nongkrong di coffee shop. “Kalo di coffee shop yang tempatnya instagramable tu bagus untuk jadi tempat foto. Lalu ada musik juga, jadi betah nongkrongnya.”
Aura Coffee Shop yang Nyaman “Semenjak berteman sama mereka, aku sering ke coffee shop sih,” kata Natasya Tanjaya, 20 tahun, mahasiswi Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak. Ia dan dua orang temannya, Michelle dan Ruth Damayanti sedang bercanda ria di coffee shop Toko Kami Jl. Kh. A. Dahlan Pontianak pada Jumat (25/2/2022).
Coffee Shop, Tempat Estetik dan Instagramable Maria Agnesi Angi, 21 tahun, mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta mengungkapkan bahwa ia sering mengunjungi coffee shop di Pontianak. “Lumayan sering, biasanya nongkrong sama teman-teman. Aku suka coffee shop yang estetik dan instagramable,” ungkapnya pada Jumat (25/2/2022) melalui via WhatsApp.
“Karena lagi hype-hype nya gitu, makin banyak coffee shop baru. Karena di Pontianak adanya itu jak. Sebenarnya awalnya dari warung kopi lok sih, baru ke coffee shop. Kalo coffee shop tempatnya luas, nyaman, ada outdoor nya. Yang penting nyaman
19
Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022 Edisi
Gaul ngobrol, ndak ada putar musik gini. Lebih ribut juga,” ungkapnya.
jak sih, terus lingkungannya juga mendukung,” jelas Michelle, 20 tahun, mahasiswi Universitas Tarumanagara Jakarta. Menurut Michelle, tempat yang estetik dan instagramable tidak terlalu berpengaruh. Asal coffee shop tersebut nyaman dan ada musik supaya suasananya tidak terlalu sepi. “Karena tempatnya nyaman sih, soalnya kalo warung kopi gitu banyak orang, tempatnya sempit, susunan meja di warung kopi tu dempetdempet gitu kan. Kalo di coffee shop tu jauh antar mejanya. Terus vibes di warkop kan lebih dengar orang
Menu Coffee Shop yang Bervariasi Menurut Ruth Damayanti, 20 tahun, mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes (Poltekkes) Pontianak, coffee shop memiliki menu minuman yang bervariasi, mulai dari kopi hingga non kopi. “Kami tu biasa nyarinya minuman yang kopi sama non kopi, soalnya ada yang ndak bisa minum kopi juga kan,” ungkapnya. Ruth mengaku jika variasi menu di coffee shop juga
mempengaruhi minat mereka untuk mengunjungi tempat tersebut. “Biasa juga beberapa coffee shop ada yang jual kopi jak, ndak ada jual non kopi. Itu ndak kami kunjungi,’ katanya. Nah, tren nongkrong di coffee shop di kalangan anak muda Pontianak tidak melulu dipengaruhi oleh kesukaan mereka pada minuman kopi. Tempat yang estetik dan instagramable, aura yang nyaman hingga menu yang bervariasi menjadikan coffee shop sebagai tempat yang asik sebagai tempat nongkrong para kaum muda. Pricilia Grasela Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022 Edisi
20
Gaul
Sumber Foto: id.pinterest.com
Tren makeup selalu mengalami perkembangan yang salah satunya kini mengarah pada makeup flawless. Flawless Makeup merupakan salah satu teknik merias wajah yang bertujuan agar bisa tampil cantik secara natural. Makeup ini cocok banget buat kamu yang kurang suka dengan look makeup yang tebal. Flawless Makeup ini juga cocok untuk kita aplikasikan sehari-hari, terutama untuk ke sekolah atau kuliah. Ingin mencoba makeup dengan look ini? Nah, ini dia beberapa langkah mudah dari Tim YOLO! untuk kamu yang pengen coba Flawless Makeup.
Itu dia beberapa langkah mudah untuk membuat look Flawless Makeup. Gimana? Gampang kan? Yuk, cobain dan tampil cantik dengan gaya natural!
21
Via Kurniati
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Healing Self Reward: Bentuk Apresiasi Diri atau Pemborosan?
S
iapa dari kalian yang setelah berhasil mencapai berbagai target yang sudah direncanakan atau berhasil menuntaskan mingguminggu yang super sibuk dengan bergelut dengan pekerjaan atau tugastugas, dan kemudian merasa harus memberikan penghargaan pada diri sendiri atas kerja keras yang sudah dilakukan. Ya self reward itu istilah yang digunakan untuk apresiasi atau penghargaan yang kalian berikan kepada diri sendiri. Self reward adalah sebuah cara yang digunakan agar Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi kita dapat melakukan lebih banyak hal. Caranya yakni dengan memberi Nuzul Imron, seorang mahasiswa imbalan atau hadiah pada diri sendiri semester enam Program Studi atas pencapaian yang sudah diraih. Pembangunan Sosial FISIP UNTAN, Tidak sedikit orang yang mulai sekaligus menjabat sebagai Ketua berpikiran bahwa mengapresiasi Umum Himpunan Mahasiswa diri sendiri adalah hal yang penting, Pembangunan Sosial (HMPS). Ia juga dengan tujuan menjaga kesehatan merupakan seorang mahasiswa yang mental. Menurut penelitian dari berasal dari luar Kota Pontianak. Yap, beberapa sumber, orang yang mahasiswa rantau. memberikan self reward justru lebih Dirinya membagikan pengalamannya termotivasi untuk mencapai target lain. Rasa senang ketika mendapatkan mengenai self reward yang justru self reward mendorong diri untuk lebih membuat pengeluaran bulanannya membengkak. Banyaknya tugas semangat lagi dalam bekerja. serta kegiatan-kegiatan organisasi, Namun ketika kita melihat kenyataan menjadi latar belakang dirinya rutin mengenai bentuk penghargaan memberikan penghargaan kepada terhadap diri sendiri, tidak jarang dirinya. Ya wajar sih, pasalnya Nuzul seseorang justru menjadikan self merupakan salah satu mahasiswa reward sebagai kesempatan untuk yang sangat aktif dalam berorganisasi, menghamburkan uang. Bahkan selain menjabat sebagai ketua umum, tidak sedikit orang yang pernah dirinya juga aktif dalam organisasi melakukan self reward justru Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengalami masalah finansial setelah serta dalam Unit kegiatan Gema Napza mengapresiasi diri sendiri tersebut, UNTAN. Nuzul juga bekerja sebagai apalagi dilakukan rutin tiap waktu dan fotografer di Aogye Project. Kebayang dilakukan tanpa membatasi diri dalam kan gimana susahnya Nuzul mengatur melakukanya melakukannya. waktu? Seorang mahasiswa semester
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
22
Healing
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
banyak dengan tumpukan tugas-tugas namun tetap dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian serta dituntut profesional juga dalam pekerjaan “Uang bulanan dari orang tua tu biasanya aku pake buat beli alat-alat motor, pengen jak liat motor aku bagus sebagai hadiah la hitunganya selesai tugas-tugas atau UTS, UAS biasanya aku belanjanya. Balas dendam,” ujarnya sambil tertawa. “Tiba-tiba sisa setengah jak uang bulanan tu mana baru dikirim lagi, puas sih belanja barang apa yang memang kita pengen sebagai hadiah untuk diri sendiri, tapi tu kadang nyesalnya di akhir, kok aku boros, ya? Gitu soalnya kadang ndak sadar gitu uang sisa sedikit jak,” pungkasnya. Self reward merupakan kegiatan positif dan wujud perilaku menyayangi diri, “bila dilakukan dengan cara yang benar” kita sepakat bahwa pada dasarnya segala sesuatu yang
baik sekalipun jika dilakukan secara berlebihan justru bisa menjadi sesuatu yang tidak baik. Dampak positif dari Self reward malah tertutupi oleh dampak negatifnya karena kita justru menggunakan istilah ini sebagai kedok untuk menutupi jiwa konsumtif yang tidak terkendali. Setelah bekerja keras kita memang perlu memberi penghargaan pada diri, namun hal ini harus dilakukan dengan cara yang benar agar tidak merugikan diri di masa mendatang. Seperti halnya Nuzul yang justru mengatakan Self reward dengan sebutan “boros”. Beberapa mahasiswa lainnya yang saya tanyai soal Self reward mengaku dapat merasakan dampak positif dari Self reward karena pada prakteknya mereka tidak melupakan fungsi utama dari Self reward itu sendiri, yakni sebagai penghargaan terhadap diri sendiri guna menjaga kesehatan mental setelah menyelesaikan banyak tugas-tugas. Lalu sebenarnya seperti apa praktek benarnya terkait Self
23
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022 Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022 Edisi
Healing reward yang tidak mendatangkan penyesalan nantinya? Yang pertamatama yang wajib diketahui adalah “Kapan waktu yang tepat untuk memberikan self reward?”
dan boros. Ada berbagai bentuk self reward, salah satunya adalah me time, seperti maraton, nonton film, karaokean, membaca buku, atau sekedar jalan-jalan kesana kemari tanpa tujuan naik motor sambil Berikan self reward kapan pun kamu mendengarkan musik. Ada juga yang meraih pencapaian. Namun, kamu menghadiahi dirinya dengan makan di bisa tetap memberikan self reward restoran, merawat diri di salon, belanja saat berada dalam proses mencapai tujuan, atau bahkan ketika mengalami online yang tentunya membutuhkan biaya. Inilah yang terkadang sering kegagalan. Dengan demikian, kamu menjadi pembenaran dari kebiasaan kembali bersemangat mencapai boros. tujuan tersebut di kemudian hari. Langkah selanjutnya kita harus bisa membedakan antara self reward
Self reward atau justru pemborosan? Berikut cara membedakanya:
1. Sesuai Kemampuan
3. Bukan Berarti Kalap
Jika alasanmu beli HP baru adalah karena berhasil mendapatkan uang dari kerja sampingan, pastikan jika pengeluaran tersebut sesuai dengan kemampuan. Dalam artian, kamu sudah mengalokasikan untuk kebutuhan lebih mendesak lainnya seperti halnya jika kita yang merupakan mahasiswa rantau kita harus memprioritaskan biaya konsumsi misalnya, ketimbang HP baru.
Pasti puas rasanya bisa membeli barang yang diinginkan, apalagi membelinya dalam rangka merayakan keberhasilan. Tapi, coba tanya pada diri sendiri, apakah benar-benar butuh?
2. Tidak Sampai Rela Berhutang Self reward penting, tapi bukan kebutuhan utama. Jadi, tidak perlu sampai berutang atau mengambil cicilan berbulan-bulan. Supaya tidak jadi pemborosan, buat alokasi budget tersendiri. Jika benda yang kamu inginkan harganya mahal, menabung lah, lalu beli ketika kamu benar-benar berhak mendapatkannya.
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Menghargai kerja keras diri sendiri memang penting, tapi menahan diri untuk tidak menghamburkan uang lebih penting lagi. Jangan karena lapar mata, kebutuhan lain yang lebih mendesak jadi terabaikan.
4. Untuk Membahagiakan Diri, Bukan Memenuhi Gengsi Tujuan dari self reward adalah membahagiakan diri, bukan memenuhi gengsi. Jadi, hindari apabila selama ini self reward berupa staycation, shopping di mall setiap bulan demi bisa update di media sosial, karena hal ini namanya pemborosan.
24
Healing Karena pada dasarnya self reward adalah hadiah untuk dirimu karena telah melewati berbagai tekanan. Namun, jangan sampai sesuatu yang positif ini bikin mood jadi negatif karena membuat gaji atau uang bulananmu jadi minus. Oleh karena itu, untuk bisa tetap mengapresiasi diri tanpa menjadi boros, kamu perlu membuat budgeting, fungsinya supaya tidak selalu menjadi pembenaran dari kebiasaan boros, buat budget khusus untuk self reward. Jika budget bulan ini sudah habis, tunggu momen berikutnya.
ditulis diatas ada banyak self reward yang bisa dilakukan dengan biaya minim atau bahkan tanpa biaya. Misalnya, menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah, SPA di rumah, mencoba gaya rambut model baru, menulis jurnal, bermain game, menonton film dan lain sebagainya.
bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga orang di sekitarmu. Namun, tetap ingat batasan dan kemampuan, agar self reward tidak menjadi kedok dari perilaku boros. Rizky Ardiansyah
Ketika semangatmu sudah meningkat kembali, energi positif ini dapat mudah menular ke orang lain. Jadi, self reward tidak hanya
Selanjutnya kamu juga bisa membuat daftar self reward tanpa biaya seperti yang sudah
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
25
Edisi Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022 Edisi Pertama/Yolo!/2 Pertama/Yolo!/2 Maret Maret 2022 2022
Interest Kisah Adhitia Si Pembuat Lukisan
Eyes of Heart
ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
L
ukisan berwarna merah oranye memperlihatkan bagian pupil mata yang memantulkan wajah orang utan dan daun-daun hijau. Lukisan yang bernama Eyes of Heart itu milik Adhitia Teguh Pratama, Adhit membuatnya di Pongo Festival secara langsung atau live painting dan dipajang saat acara puncak Pongo Festival malam di Rumah Japin. Lukisan Eyes of Heart ini punya makna yang mendalam dan berkaitan dengan Pongo Festival, yaitu Orang Utan. Nuansa warna kuning merah (oranye) yang mendominasi dinarasikan sebagai kebakaran hutan yang sering terjadi, warna hijau tumbuhan diartikan sebagai harapan untuk ada yang tumbuh, serta warna biru pada bola mata diartikan sebagai harapan tetap akan ada penenang di antara kekacauan yang terjadi. Lukisan itu merupakan satu di antara karya-karya lainnya yang Adhit ciptakan. Adapun karya lukisan lainnya yang juga ia pajang di Instagram miliknya, lukisan bernama Borneo Metamorfosa, yang juga mengangkat tentang orang utan dan pembakaran hutan.
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
26
Interest
K
etertarikannya pada melukis berawal dari masa kecilnya saat tinggal bersama almarhumah neneknya yang mempunyai taman bacaan. Belajar menggambar secara otodidak dengan mencoba menggambar ulang dari cover novel dan kartu gambar yang biasa dimainkan anak kecil untuk main gempa atau ca’ (tepuk kartu). Ketertarikan melukisnya menjadi kegiatan kesehariannya hingga saat ini. Untuk menciptakan sebuah lukisan untuk project besar seperti pameran, bisa memakan waktu 1 hingga 2 bulan bagi Adhit untuk menyelesaikannya. Menurutnya dalam menyiapkan sebuah karya harus dipersiapkan dengan matang, karena merasa adanya ekspektasi orang-orang terhadap dirinya yang berkuliah di kampus yang ada di Jawa. Ketika kuliah ia juga sering dilatih dengan menggambar cepat, sehingga ia menjadi terbiasa.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
rasa pengen buru-buru nyelesaiin nye. Jadi nda maksimal segala macam,” jelas Adhit yang matanya juga minus sehingga lebih senang dengan seni rupa murni. Tetapi tidak jarang juga Adhit berkolaborasi bersama temannya yang menggambar digital.
“Kan ada pepatah tuh, bisa karena terbiasa,” ucapnya dengan tertawa kecil sambil menceritakan dirinya yang belajar dari kesalahan karena sering mengerjakan tugas di dekat deadline. Adhit yang merupakan seorang seniman pelukis seni rupa murni, menurutnya karena sudah lama menggunakan pensil dan kertas untuk melukis sehingga itu membuatnya lebih nyaman untuk berkarya dibandingkan dengan menggunakan media digital. “Kek kemana-mana selalu bawa itu kan (pensil dan kertas), kalau pakai Ipad tu bede feel jak sih, kayak nda kenal gitu pas gambarnya, kayak ada
“Jadikan gambarnya bisa di-scan, jadi bisa sama-sama cari cuan lah,” lanjut Adhit sambil tertawa kecil. Saat di Jogja, sebagai cara untuk survive nya Adhit sering melukis di Malioboro dan menjadi pelukis jalanan. Hingga suatu hari Adhit pernah melukis petani kopi dan ia pun mulai tertarik pada kopi yang menjadi acuannya untuk menjadi seorang barista. Menjadi barista juga karena Adhit senang untuk bertemu orangorang. “Karena mikirnya orang kan jarang yang jadi barista pas tahun 2016-an 2017an. Sampai sekarang saya juga masih jadi barista, itu juga karena tuntutan keadaan juga sih buat cari uang,” ujar Adhit yang berkuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
27
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Interest
Senang Bermain dengan Gaya Warna Monokrom Setelah lulus dari SMA, teman-teman Adhit mulai datang untuk meminta dibuatkan gambar. Sehingga pada saat itulah ia merasa bahwa tertarik untuk menggambar art potret realis. Adhit pun ingin memperdalam ketertarikannya dengan tes di ISI dan diterima. “Di ISI kan punya banyak acuan untuk diajarkan, nda cuma gambar realis kan, pun kawan-kawan juga jarang main di realis, banyaknya main di abstrak, surealisme, dan segala macam,”
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
warna hitam putih memang menjadi warna spesial baginya.
Selain gambar realis, Adhit juga tertarik pada warna hitam putih (monokrom) yang mana warna tersebut membuatnya merasa minoritas.
“Karena hidup nih kan hitam putih kelabu,” canda Adhit sambil tertawa kecil.
“Karena gini, teman-teman saye di pameran pada gambar yang bewarne, saye hitam putih sendiri, jadikan saye yang jadi one of focus kan karya nye,” jelas Adhit sambil menghisap rokok di jarinya. Selain alasan tadi, Adhit juga memiliki alasan lain mengapa warna hitam putih, yaitu karena jarang diperkenalkan dengan warna tersebut saat ia masih kecil oleh orang tuanya, “Seringnya warna mejikuhibiniu atau warna pelangi,” lanjut Adhit menyampaikan pemikirannya tentang warna hitam putih. Penggunaan warna hitam putih ini juga sebagai bentuk apresiasinya terhadap orang-orang yang buta warna sehingga mereka bisa melihat karyanya sama dengan semua orang. Ia juga merasa tidak semua foto bisa di hitam putih kan, karena itulah
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Bermeditasi Sebelum Memulai Membuat dan Karakter Karya Adhit memiliki kebiasaan sebelum memulai membuat karya, yaitu dengan bermeditasi. Meditasi yang suka Adhit lakukan yaitu dengan cara mendengarkan percikan air, yang mana rumahnya di Jogja maupun di Pontianak memiliki kolam yang ada air mancur, sehingga ia menggambar di sekitaran kolamnya. Kalaupun tidak ada, dia biasanya memanfaatkan Youtube untuk mendengarkan percikan air itu. “Mungkin semua orang punya cara meditasi tertentu, contohnya kayak Mbah saya umurnya 100 tahun lebih, meditasinya dengarkan radio tapi
28
Interest tempat tato serigala berada. “Bukan GGS tapi ye,” guyonnya tentang serigala tadi. Di dalam karakter karyanya, pewarnaan juga Adhit perhatikan agar berkorelasi dengan karya yang ingin dibuat, contohnya lukisan Eyes of Heart, sehingga ia juga berpikir bahwa warna untuk setiap seniman juga menjadi karakter di beberapa seniman dan alasannya untuk memainkan warna-warna di dalam karyanya.
suara frekuensi yang nda ade suara nye. Nah katenye ade suarenye, jadi yaudahlah,” Ucapnya sambil tertawa kecil. Adhit menemukan karakter tumbuhan di dalam karyanya karena pernah tinggal di suatu galeri dan bergaul dengan orang-orang yang mayoritas beragama Hindu. Adhit pun merasa respect dengan mereka yang melakukan sesuatu tetap memikirkan dampaknya terhadap alam serta makhluk hidup. “Mereka kan percaya teori reinkarnasi, jadi mikirnya mana tau someday kita jadi daun,” ujar Adhit sambil tersenyum. “Pun saya pernah mikir kalau saya reinkarnasi, saya ada buat tato serigala. Serigala kan nda bisa diperintah, jadi melakukan atas kemauan diri sendiri dan mereka pun tinggal di kutub-kutub gitu. Kek nya kalau someday saya minta lah kalau buat reinkarnasi kek nya mau jadi serigala,” lanjutnya dengan tertawa kecil setelah memegang lengan kirinya yang menjadi
Mengenai aura dari suatu karya, Adhit sedang mempelajari hal itu. Ia bercerita sedang belajar untuk menciptakan suatu karya yang membawa orang yang melihatnya ke nuansa dari karya tersebut. “Dosen saya pernah bilang kalau pelukis tuh ada dua, ada yang memang bakat, ada yang nda bakat tapi dia dilatih. Cuma kan selatihlatihnya orang bakal kalah sama orang yang punya bakat, karena orang yang punya bakat pasti punya aura. Dari aura itu lah tuh. Kalau kite lihat, setiap lukisan tuh bagus, tapi kalau lukisan itu punya aura kite pasti merasa something wrong disitu yang bikin kite diem mikir nye, ade ape sih. Kek nda cuma biase gitu,” jelas Adhit sambil menghisap rokok yang ada di jarinya.
Harapan di Dalam Karyanya “Kebanyakan seniman dalam membuat karya itu dari rasa sakit nye, terdapat harapan yang terselip di karya nya, rasa bahagia, segala macam,” begitu ucap Adhit tentang karya yang mencerminkan pembuatnya.
29
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Interest
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Adhit sendiri tertarik untuk mengangkat isu publik dan dunia, contohnya seperti orang utan, yang mana orang utan sudah mau punah dan menjadi isu publik. Sehingga pembahasan tentang orang utan ini akan tetap ada. “Acuan saya dalam membuat karya, saya nda mau karya saya tuh berhenti sampai di situ jak, jadi jangka panjang gitu, nda cuma berhenti di project itu jak,” ucap Adhit yang menceritakan pemikirannya. Berinteraksi atau mengobrol dengan orang lain juga menjadi satu cara bagi Adhit untuk menemukan ideide dalam membuat karyanya, karena dari cerita mereka Adhit merasa terbawa perasaannya dan
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
diresapi. Sehingga pada sesampainya di rumah Adhit pun mulai meditasi dan langsung mencurahkan ke dalam karyanya. Tidak hanya dari cerita orang lain, cerita yang ia alami juga Adhit curahkan ke dalam karyanya dan Adhit merasa bahwa hal itu membuat karyanya memiliki aura yang berbeda.
Ingin Membuat Galeri di Pontianak Dalam mengerjakan sesuatu baik itu hobi maupun pekerjaan, tentu manusia memiliki titik jenuhnya. Begitu pula dengan Adhit, ketika ia merasa jenuh dengan melukis atau menggambar, ia akan
30
beristirahat ke dunia kopi yaitu menjadi barista. Rasa jenuh itu tidak ia biarkan berlarut-larut, karena ia merasa harus bertanggung jawab dengan jalan yang ia pilih sejak awal. Begitu juga ceritanya ketika ia berada di Jogja, yang mana di lingkungan tersebut Adhit dikelilingi oleh teman-teman yang memiliki hobi yang sama dengannya, yaitu melukis. Ada rasa terpacu untuk kembali berkarya melihat teman-temannya yang terus membuat karya. Tetapi lingkungan seperti ini tidak ia dapat kan ketika berada di Pontianak, karena temanteman pelukis di sini terbilang sedikit. Hal ini membuat Adhit merasa bahwa Pontianak bukan kota yang produktif untuk seniman.
Interest “Kalau saya berhenti, satu, uang rokok dari mane, lalu uang buat nongkrong nda ade,” ujar Adhit menjelaskan alasan lain untuk tidak jenuh dalam berkarya. Adapun keinginan Adhit untuk mengembangkan membuat galeri di Pontianak, karena
merasa Pontianak tidak memiliki galeri. Sehingga dengan harapan orangorang untuk liburan ke Pontianak tuh ada, dan nilai jual seninya bakal tinggi juga. Adhit juga merasa nilai jual seni di Pontianak masih rendah. “Mudah-mudahan harapan saya
kedepannya gara-gara ada galeri tadi, semoge nilai jual (seni) nya jadi tinggi. Jadi banyak orang yang semangat untuk berkarya karena nilai jualnya bakal tinggi,” pungkas harapan Adhit dengan rencana project galerinya dalam jangka panjang. Fathana Nuranti
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
31
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Interest Ciptakan Lingkungan yang Ramah Bagi Kucing Liar dikhususkan untuk kucing. Sayangnya, tidak semua orang berpikir untuk memberikan makanan yang baik dan benar untuk kucing. Pikiran tentang ‘yang penting sudah memberikan makan’ yang menjadi hal utama. Untungnya, banyak orang-orang baik hingga membentuk suatu komunitas yang peduli akan kesehatan dan keselamatan kucing liar. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau komunitas tersebut adalah street feeding.
Sumber Foto: id.pinterest.com
K
ucing merupakan hewan yang paling dekat dengan manusia karena keberadaannya dapat ditemukan dengan mudah, baik itu kucing peliharaan ataupun liar. Pasti kamu menemukan setidaknya lebih dari 1 kucing liar di sekitar lingkungan rumahmu. Kucing memang bukan hewan yang suka memilih-milih makanan. Maka dari itu, banyak orang yang memberikan kucing dengan makanan sisa mereka. Memberikan makanan pada kucing, khususnya kucing liar memang sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap mereka. Namun kucing liar juga membutuhkan gizi yang baik bagi tubuhnya melalui makanan yang
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Apa itu Street Feeding? Street feeding adalah kegiatan memberikan makan kucing-kucing liar di jalanan. Makanan yang diberikan berupa makanan basah dan kering khusus untuk kucing. Biasanya individu atau komunitas mencari kucing-kucing liar atau tempattempat yang berkeliaran kucing liar untuk diberi makan. Namun ada juga orangorang yang selalu membawa persediaan makanan kucing untuk diberikan bila sewaktu-waktu melihat kucing liar, jadi mereka dapat langsung memberinya makan. Street feeding dapat menumbuhkan rasa kepedulian manusia terhadap hewan liar. Dengan melakukan street feeding setidaknya dapat memberikan lingkungan yang ramah hewan, bagi manusia dan hewan itu sendiri.
32
Interest Kebahagiaan Yang Timbul Saat Memberi Makan Kucing Liar
sih, enggak. Tapi lebih ke yang bawa makanan. Misalnya mau ke sini ni, oh tau di sini banyak kucing. Jadi bawa lah. Karena lebih di efisiensi waktu,” kata Siti menjelaskan bagaimana ia melakukan street feeding.
Meskipun bukan sebuah rutinitas, Siti Fakhriyyah Arief, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tanjungpura, terkadang melakukan street feeding di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut Siti, street feeding merupakan kegiatan yang simpel. Namun yang sulit dalam pelaksanaannya adalah bagaimana cara meluangkan waktu dan konsisten terhadap kegiatan tersebut. Memang untuk melakukan kebaikan yang terpenting adalah bagaimana kita dengan tulus memberikannya, baik waktu maupun energi.
Kegiatan yang dilakukan Siti 1 hingga 2 kali dalam sebulan ini tidak memerlukan alat-alat yang banyak. Selain membawa makanan untuk kucing liar, ia membawa wadah plastik sebagai tempat menaruh makanan karena akan kotor bila ditaruh langsung di tanah. Siti mengatakan bahwa rasa senang adalah motivasinya untuk melakukan street feeding, “walaupun gak sering, tapi waktu ketemu dikasih tu rasanya kita juga senang ngeliat kucing makan. Karena kan kita sebagai manusia, nggak hanya membantu manusia gitu kan tapi juga bisa membantu makhluk lain, seperti kucing.”
Meskipun jarang, namun Siti sudah melakukan street feeding selama kurang lebih 2 tahun. “Kalau dibilang selalu
Berawal dari salah satu kerabat yang memelihara kucing, terkadang ia membelikan kucing tersebut makanan. Hingga sudah hampir 1 tahun Yantika sengaja membeli makanan kucing dan diberikan ke kucing liar yang berada di kantornya atau tempat-tempat yang sedang dikunjungi.
Berbagi Rezeki Dengan Kucing Liar Berbagi tidak melulu kepada manusia, bisa juga dilakukan dengan memberi makan kucing liar. Manusia maupun hewan merupakan ciptaan Tuhan, seperti yang dilakukan oleh seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tanjungpura, Yantika, yang juga bekerja di PT. Radio Diah Rosanti. “Ingin berbagi aja sih sama kucing. Niatnya ingin berbagi setiap uang yang didapatkan, biar berkah,” ujar Yantika.
“Belasan sampai 20 ribuan. Tergantung besar kecilnya,” kata Yantika tentang pengeluarannya setiap membeli makanan untuk kucing liar. Apa yang Yantika lakukan memang hanya memberi makan untuk kucing-kucing liar. Namun bagi kucing-kucing itu, makanan adalah hal yang paling mereka butuhkan
33
Novarita Selvi Panjaitan Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Interest Menjadi Pemain Game Online akan Selalu Melakukan Top Up Game? Game ?
K
amu pemain game online? Kapan terakhir kali melakukan top up di game yang kamu mainkan? Istilah top up atau isi ulang ini sudah tidak asing lagi ditelinga para pemain game online. Top up dapat diartikan sebagai membeli alat tukar atau mata uang yang berlaku di game tersebut dan digunakan sebagai alat transaksi. Kebiasaan top up game ini sudah ada sejak game online mulai dikenal masyarakat, sekitar tahun 2010. Game online yang terkenal saat itu beberapa diantaranya Point Blank, Ayo Dance, dan game Massively Multiplayer Online Role Playing Game (MMORPG) lainnya. Meningkatnya pemain game itu membuat warung internet (warnet) pun semakin marak dan warnet pun menyediakan voucher untuk melakukan top up game. Lantas, apakah menjadi pemain game online akan selalu melakukan top up game? Top-up game merupakan cara pemain dalam memberikan apresiasi atau dukungan kepada developer, sehingga developer game nya pun punya pemasukan agar bisa terus mengembangkan game nya. Tujuannya agar game tersebut memiliki pemain yang memainkannya atau istilah yang sering digunakan pada game yang pemainnya sepi, yaitu dead game.
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
Beberapa pemain tentu memiliki alasannya tersendiri mengapa mereka mau menggunakan uangnya untuk melakukan top up dan digunakan untuk apa hasil dari top up itu. Alasannya seperti ingin membeli skin hero di Mobile Legend, seperti yang dikatakan oleh Reza, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (UNTAN), ia ingin saat bermain game nya menjadi lebih seru dan menarik karena ada skin milik heronya. Kemudian Christy, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN, yang ketika ia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sering melakukan top up di game Lost Saga, melakukan top up karena merasa worth it atau bayaran yang didapatkan setimpal dengan tawaran event yang sedang berlangsung saat itu. Adapun Kharan, seorang mahasiswa Fakultas Hukum, yang melakukan top up untuk mendapatkan fitur “premium” dari game yang dimainkan dan membeli game di platform Steam ketika ada event Black Market, yaitu event diskon harga game. Lalu Adfram, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN, yang tidak ingin ketinggalan tren yang sedang berlangsung di game yang ia mainkan, Mobile Legend.
34
Interest
biandi
Reza Ru
oria Christy E
ari ame d main g C P Sudah e m a g D, yaitu lagi kelas 3 S g n ra a k hase. Se . Grand C in Impact in Gensh a m a suk
Adf ram Adf
riyance S.
Sering mai n Point B lank waktu SD , Mau to p up kalau ada pr omo murah aja, karena mik irin kanton g.
Kharan Ch online di ristopher in game Mulai ma game Clash of , 16 20 . n d u n Main gam tah Lege e Lost Sa n Mobile ga Clans da g main game Indonesia n ri di tahun se h li a Masi cu 2011. ke , d n Se e ka g ra Le ng main Dota Mobile 2, Apex Clans. Legend, da Clash of n Valorant .
iyanti
Shella R
atau P kelas 2 Sejak SM nline game o 3 main nline. Iruna O game main i suka Saat in Impact. Genshin
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
“Ada rasa pengen sama kayak mereka yang punya skin gitu lho! Nih, aku juga punya loh skin ini! gitu sih,” jawab Adfram tentang adanya rasa kompetitif mengenai hal itu. Game online yang sedang banyak dimainkan beberapanya, yaitu Valorant, Dota 2, PUBG, Mobile Legend, dan Genshin Impact. Game-game itu punya genre yang berbeda, sehingga gameplay nya pun berbeda. Gameplay yang berbeda juga mempengaruhi apa yang dijual oleh developer di game nya masingmasing, walaupun sebagian besar sama yaitu menjual skin, seperti Valorant yang menjual skin senjata, Dota 2 dan Mobile Legend menjual skin karakter, di game PUBG selain bisa membeli
skin karakter juga bisa membeli skin dari item di dalamnya, serta Genshin Impact yang terdapat gacha sehingga pemain bisa meningkatkan level kekuatan karakter maupun senjatanya. Gacha itu juga bisa mendapatkan karakter dan senjata baru ketika terdapat event rilis karakter baru. Meskipun banyak pemain yang mau menggunakan uangnya untuk top up, tetapi masih ada pemain, yaitu Shella, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN, yang memilih tidak melakukan top up pada game yang ia mainkan. Alasannya, selain karena ia tidak ingin menggunakan uangnya hanya untuk game saja, ia juga sering mengganti-ganti game karena hanya ingin bersenang-senang saja.
35
Mau menjadi pemain yang melakukan top up game atau tidak, itu menjadi pilihan mereka. Tanpa melakukan top up pun kita juga masih dapat menikmati game, karena masih bisa menikmati momen bermain bersama teman-teman yang juga bermain game online yang sama. Dalam melakukan top up pun harus dipikirkan secara baik-baik, seperti menunggu momen diskon dulu agar tidak menjadi penyesalan. “Kalau kau orang yang kaya raya sih terserah mu mau menggunakan uang untuk apapun, tapi kalau orang yang sangat pas-pasan ini lebih baik memilih pilihan untuk menggunakan uang di dunia nyata,” pungkas Adfram. Fathana Nuranti
Edisi Pertama/Yolo!/2 Maret 2022
EDISI PERTAMA
2 MARET 2022