EDISI3 2 EDISI
916-22 - 15 MARET 2022 MARET 2022
SUSUNAN REDAKSI
Edisi 3
Pimpinan Redaksi Novarita Selvi P.
Redaktur Pricilia Grasela
Layouter
Rizky Ardiansyah
Jurnalis Via Kurniati
Jurnalis
Fathana Nuranti
2 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
SALAM REDAKSI SALAM REDAKSI SALAM REDAKSI Halo, Once! Selamat menikmati edisi ketiga Majalah YOLO! Edisi kali ini memiliki tema stereotip di kalangan remaja, meliputi stereotip gender yang membahas tentang bagaimana laki-laki dan perempuan menepis stereotip yang ada, dan beberapa topik lainnya untuk menemani waktu Once di kala senggang. Mengapa? Karena tulisan yang ada di majalah ini mulai dari Headline dan per-rubriknya bisa menambah informasi, referensimu untuk kedepannya nanti, atau menjadi topik pembicaraan pas ngumpul bareng keluarga, teman, pacar atau doi! Hehe Rubrik Interest, berisi tentang berbagai hal yang menjadi minat dan cocok dijadikan topik pembicaraan ketika ngumpul bareng teman nantinya. Pada rubrik Dia, berkisah tentang seseorang, dia yang menginspirasi, menarik, dan memotivasi kamu yang membacanya. Lalu rubrik Gaul berisi tentang hal-hal kekinian yang sedang tren atau populer di kalangan anak muda. Terakhir, rubrik Healing berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan psikologi, diri, dan refreshing serta memberikan solusi untuk mengatasinya. YOLO! You Only Live Once! Salam Hangat, Novarita Selvi Panjaitan
3 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
DAFTAR ISI Headline 05
Perempuan dan Kemampuan Bela Dirinya
Dia... 12
Cewek Confess: Daripada Digantung!
Gaul 16
Nggak Merokok, Nggak Keren?
Healing 20 24
Menepis Stereotip Laki-laki Tidak Boleh Menangis Kaum Milenial Bukanlah Kaum Rebahan
Interest 26
Gamers Wanita: Jadi Rekan atau Sekedar Pelengkap Tim?
30
Perempuan Tidak Jago Baca Google Maps, Emang Iya?
4 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Headline
Perempuan
dan Kemampuan Bela Dirinya Immaniar Angela Sudarno Putri
P
Sumber Foto: YOLO!/Rizky Ardiansyah
ada dasarnya, seseorang akan menganggap remeh atau merasa aneh terhadap orang lain apabila ia tidak sejalan dengan gendernya. Contohnya perempuan identik dengan image yang lemah lembut dan selalu membutuhkan bantuan dari laki-laki. Ironisnya, anggapan remeh ini tidak hanya datang dari lawan jenis saja, seperti pandangan lakilaki terhadap perempuan, atau sebaliknya. Namun, terkadang sesama perempuan juga sering memandang rendah perempuan lain.
5 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Headline Sejak zaman nenek moyang, perempuan sudah dibatasi ruang mimpinya. Pasti Once pernah mendengar kalimat ‘untuk apa sekolah tinggi-tinggi, toh bakal di dapur juga’. Stereotip seperti inilah yang menyebabkan perempuan tidak menyadari kemampuan dan karakteristiknya. Meskipun zaman telah berkembang dan banyak perempuan yang berhasil menepis stereotip tersebut, namun tidak dimungkiri bahwa masih ada masyarakat yang berpikiran demikian.
Sumber Foto: YOLO!/Novarita Selvi P.
Perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan inilah yang menyebabkan munculnya stereotip dalam masyarakat. Laki-laki dipandang sebagai sosok yang kuat, sedangkan perempuan identik dengan sosok yang lemah. Maka seringkali terdengar anggapan yang merendahkan perempuan jika mereka memiliki kemampuan layaknya seorang lakilaki, seperti kemampuan bela diri. Jika seseorang memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan stereotip gendernya, lantas apakah kemampuannya tersebut tidak dianggap sebagai prestasi yang gemilang?
Perempuan Juga Harus Bersikap Tegas! Immaniar Angela
Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
6
Immaniar Angela Sudarno Putri, sosok perempuan yang cantik dan merupakan seorang atlet karate. Walaupun sudah bergelut di bidang tersebut selama kurang lebih delapan tahun, ia masih saja mendapatkan komentar-komentar negatif tentang kemampuannya. Untungnya, perempuan yang akrab disapa Angel ini menganggap komentar-komentar tersebut sebagai candaan atau angin lalu. Angel banyak mengikuti kejuaraan karate dan mendapatkan penghargaan di umurnya yang tergolong masih sangat muda, yaitu 16 tahun. Hal inilah yang menjadikan Angel sebagai salah satu perempuan yang berhasil memecahkan stereotip yang ada. Ia membuktikan bahwa
Headline
perlakuan yang tidak menyenangkan hingga yang terparah adalah dilecehkan. Semua itu terjadi akibat pemikiran bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah.
dirinya berkualitas dan mempunyai kemampuan lebih di bidang olahraga yang identik dengan kaum laki-laki. Angel tidak setuju dengan pernyataan bahwa perempuan harus lemah lembut. Ia turut membagikan pemikirannya dalam wawancara bersama tim YOLO! pada Sabtu (12/3/2022).
Angel: Komentar Negatif? Anggap Saja Bahan Candaan
“Enggak setuju, sih. Perempuan itu harus punya sikap tegas juga. Harus menempatkan diri lah, kapan harus lemah lembut dan gak harus kayak gitu.” ungkapnya.
Stereotip lainnya tentang perempuan yang memiliki kemampuan bela diri adalah mereka termasuk orang yang kasar dan berpenampilan urak-urakan. Namun pada kenyataannya, dalam ilmu bela diri, mereka dilatih untuk menjaga konsentrasi dan ketekunan sehingga muncul sikap disiplin pada diri mereka. Menerima ajaran yang keras tidak semena-mena menjadikan
Menurutnya, perempuan harus memiliki modal untuk menjaga diri sendiri karena tidak mungkin selalu bergantung pada laki-laki. Apalagi perempuan sering mendapatkan
7 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
perempuan sebagai orang yang keras dan kasar juga. ‘Cewek kok bukannya les piano kek, balet kek’. ‘Ngapain harus karate coba’. ‘Cewek kok kasar sih mainnya!’. ‘Emang gak bisa lembut apa jadi perempuan’. Seperti itulah komentar dari orang-orang yang masih terjebak dalam stereotip ‘perempuan harus lemah lembut’ kepada Angel. “Biasa aja sih. Soalnya kan, ngapain hidup menurut standar orang lain. Intinya aku udah jadi diri aku sendiri. Selagi apa yang aku lakukan itu gak ngeganggu atau ngusik orang lain, nyakitin orang lain, ya udah. Ngapain didengarin gitu,” kata Angel seraya menegaskan perasaannya mengenai
komentar-komentar tersebut. Meskipun kerap mendapatkan berbagai komentar, Angel tidak pernah mendapatkan perlakuan berbeda dari teman-temannya, begitu juga sebaliknya. Ia tetap hanya menjadikan itu sebagai candaan untuk lebih akrab dengan teman-temannya.
Maskulin dan Feminin Ketika perempuan menjadi seorang atlet, apalagi atlet bela diri, mereka identik dengan karakter yang maskulin atau tomboy. Beberapa orang mempertahankan karakter tomboynya dimanapun ia
8 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Sumber Foto: YOLO!/Via Kurniati
Headline
berada. Ada sebagian dari mereka yang menampakkan sisi tomboy itu saat berada di lapangan karena harus menyesuaikan dengan kondisinya, yaitu bela diri. Namun tidak ada yang menjamin bahwa atlet bela diri perempuan tidak bisa tampil feminin di luar lapangan. “Ya menempatkan diri sih lebih tepatnya. Kita tomboy, tapi jangan lupa kalau kita ni perempuan juga kan,” ucap angel. Tentu ada kalanya perempuan ingin berpenampilan menarik, cantik dan lainnya di luar apapun profesinya. Nah, Angel ini adalah tipe remaja yang tidak
Headline ingin menempatkan satu karakternya dalam seluruh bagian kehidupannya. Dia ingin menggunakan image maskulin dan feminin tersebut, namun sesuai dengan kondisi sekitar. “Kalau tomboy-tomboy, ya di tempat latihan, di pertandingan. Kalau misalnya lagi berteman, sekolah, jalan, ya udahlah feminin,” lanjut perempuan berumur 16 tahun itu.
Peran dan Dukungan Orang Tua Angel bercerita bahwa orang yang pertama kali mengenalkan karate kepadanya adalah mamanya. “Kenapa mama milih karate mungkin karna liat aku tu dari kecil mainnya grusakgrusuk kali ya. Jadi oh ya udah, iseng aja ikut,” jelas Angel. Seiring berjalannya waktu, ia merasa nyaman dan lebih mendalami bela diri ini. Berawal dari keisengan mengikuti ekstrakurikuler Sekolah Dasar (SD), Angel terlatih mengikuti latihan bela diri hingga olahraga itulah yang membesarkan namanya.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
“Dulu pertama, papa gak setuju sih. Cuman mama yang keukeuh dan akunya juga yang mau, jadi akhirnya sekarang papa yang lebih heboh mungkin dari mama,” jelas Angel sambil tertawa pelan.
9 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Headline Ia berhasil membuktikan kepada orang tuanya, bahwa apa yang mereka pikirkan tentang karate itu tidaklah benar. Angel juga bercerita ada masa dimana ia merasa jenuh dengan aktivitas karatenya, apalagi ketika bertanding dan ia mengalami kegagalan. Hal inilah yang seringkali mematahkan semangatnya. Namun ia berhasil keluar dari zona jenuh tersebut berkat orang tuanya. “Pernah ngerasa pengen berhenti. Capek, bosen, bete’ juga kan setiap hari latihan. cuman, balik lagi ke cita-cita dan ngingat orang tua yang merjuangin sampai sekarang dan ngeluarkan uang yang gak sedikit. Jadinya lanjut sampai sekarang,” ungkapnya.
“Karena aku rasa setiap manusia, baik cowo atau cewe itu punya sisi lemah lembutnya bukan cuman harus cewe aja yang lemah lembut cowo juga harus gitu loh,” jelasnya. “Tentu awal-awal ngerasa minder, terus gak yakin kalau aku belajar bela diri gini ni berguna ndk sih buat aku sesuai apa yang mereka bilang gitu kan, tapi semenjak aku diyakinkan sama pelatih aku, kalau bela diri ini tentu sangat berguna apalagi buat cewe, jadi aku merasa yakin,” ucap tami melalui pesan WhatsApp. Ia mematahkan stereotip ‘perempuan harus lemah lembut’ dengan mengikuti olahraga bela diri hingga menjadi perwakilan daerahnya, Kabupaten Sanggau, untuk bertanding ke ajang yang lebih tinggi.
Setiap Manusia Memiliki Sisi Lemah Lembut Setiap manusia pasti memiliki pengalaman yang berbeda. Salah satunya mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019, Rizky Utami Amadhea, seorang atlet tarung derajat. Perempuan yang akrab disapa Tami ini pernah menjadi korban stereotip dari lingkungannya. Pribadi Tami sangat bertentangan dengan stereotip bahwa seorang perempuan harus lemah lembut.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
10 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Headline Tami menceritakan bahwa ia menyukai tarung derajat ini karena salah satu pamannya yang merupakan atlet bela diri tersebut. Ia turut mengikuti jejak beliau. Namun bukan semata-mata karena faktor turunan, Tami juga menjadikan tarung derajat sebagai antisipasi jika mengalami kejadian yang buruk atau tinggal terpisah dengan orang tuanya. “Sangat mendukung bahkan, karena kan di keluarga aku juga ada yang ikut beladiri ini kan, jadi mereka sah-sah aja kalau anak nya ikut Tarung derajat apalagi kalau bisa menciptakan prestasi gitu,” ucap tami menceritakan tentang orang tuanya yang suportif dengan bidang yang ditekuninya. Bagi orang yang mendapatkan stereotip negatif, mereka mungkin
akan berhenti mengembangkan bahkan tidak menyadari sama sekali kemampuan yang ada dalam dirinya. Hal tersebut dapat menjadi kemunduran dari sebuah generasi. Berdasarkan cerita Angel dan Tami, dapat menjadi sebuah inspirasi bagi Once agar tidak terkecoh dengan komentar-komentar negatif dari siapapun itu. Para perempuan tidak ingin dikekang dengan stereotip berdasarkan gender. Langkah perempuan bukan hanya terbatas untuk bekerja di dapur atau hanya mengikuti perkataan pria. Sudah saatnya perempuan keluar dari zona ‘jahat’ yang disebut stereotip itu. Novarita Selvi Panjaitan
11
Rizky Utami Amadhea Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
Dia...
Cewek Confess: Daripada Digantung!
O
nce, kalian pasti berpikir kalau menyatakan cinta pasti identik dilakukan oleh cowok. Sedangkan cewek lebih suka nunggu cowok yang nyatain cinta duluan dan memilih memendam perasaannya. Alasannya, karena cewek dianggap nggak boleh agresif dan nggak boleh terlihat gampangan, jadi harus tunggu cowok duluan yang confess. Ujung-ujungnya, hubungan jadi nggak jelas dan malah bikin nggak nyaman.
Sejak lama cewek diajarkan untuk diam dan menyimpan perasaan. Berbagai ejekan atau meme yang mendiskreditkan cewek yang berani menyatakan perasaannya. Ironisnya, banyak yang berpandangan bahwa cowoklah yang harus mengungkapan perasaan duluan. Padahal, cewek yang menyatakan cinta lebih dulu itu nggak dosa kok. Daripada tersiksa menunggu kepastian, nggak ada salahnya jika para cewek mengungkapkan perasaannya.
12 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Dia... Nata, seorang mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi di Pontianak mempunyai pengalaman dimana ia menyatakan perasaannya duluan ke cowok yang ia suka. Hal ini dikarenakan Nata ingin memastikan perasaan si doi dan nggak ingin memendam perasaannya lebih lama.
ngejauh dan lupain perasaan itu. Yah, walaupun sebenarnya malu, akhirnya aku memberanikan diri bilang ke dia soal perasaan aku,” ungkap Nata. Seperti dugaan Nata, setelah ngungkapin perasaannya, ternyata Eric tidak bermaksud mendekati Nata untuk berpacaran. Eric malah mengatakan bahwa ia merasa bersalah karena perlakuan manisnya kepada Nata sehingga membuat Nata salah paham. Akhirnya Nata mengerti, dan memutuskan mengakhiri perasaannya.
“Awal kenal dia itu dari aplikasi dating dan lama-lama jadi dekat,” ujar Nata. Awalnya, mereka saling mengenal melalui salah satu aplikasi dating. Berawal dari kenalan hingga dekat layaknya orang sedang PDKT-an. Nata mengungkapkan bahwa lakilaki itu memperlakukannya dengan baik sehingga Nata mulai terbawa perasaan.
Namun setelah mengetahui perasaan Eric, Nata malah merasa lebih lega dibandingkan kecewa, karena Nata tidak perlu lagi berharap dengan hubungan yang tidak jelas. Nata merasa pilihannya mengungkapkan perasaannya itu adalah hal yang tepat.
“Tapi abis itu dia ghosting aku selama setahun dan tiba-tiba nge-chat lagi nanya kabar segala macam, terus ngajak aku ketemuan,” ujar Nata.
Bukan Berarti Mempermalukan Diri
Nata bercerita, ketika ketemu Eric (nama samaran) selalu memperlakukan Nata dengan baik dan membuat Nata lagi-lagi baper. Meskipun Nata sempat mikir kalau Eric adalah tipe orang yang friendly, namun Nata tetap menaruh rasa kepada Eric.
“Tuh kan, ditolak. Pasti malu banget! Pasti orang-orang mikirnya kayak gitu. Tapi aku malah ngerasa lega. Dan itu nggak membuat aku merasa menyesal sama sekali udah ngungkapin perasaan aku,” kata Nata.
Nata: Aku Hanya Butuh Kepastian
Nata memahami memang wajar kalau seorang perempuan merasa gengsi dan malu untuk menyatakan perasaannya duluan. Tetapi hal itu juga ada batasnya. Ada beberapa orang yang bisa menahan perasaannya, namun ada juga orang yang tidak bisa memendam perasaan itu dalam waktu yang lama.
“Perlakuan dia baik ke aku, gimana ndak baper kan,” pungkasnya. Setelah cukup lama dekat, Eric sama sekali tidak pernah membahas tentang hubungan mereka. Nata akhirnya merasa bimbang dengan ketidakjelasan hubungan mereka itu. “Aku jadi penasaran sebenarnya perasaan dia ke aku gimana. Kalaupun dia nggak suka, ya jangan ngasih harapan ke aku, jadi aku juga bisa
“Makanya, kalau udah kelamaan sakit sendiri karena ketidakpastian, lebih baik diungkapin dan segera selesaikan perasaan itu,” ujar Nata. Menyatakan cinta memang sulit. Jangankan cewek, cowok pun banyak
13 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Dia... yang nggak percaya diri untuk melakukannya. Namun, hal itu lebih baik daripada terlalu lama menunggu sesuatu yang tidak pasti dan berujung kecewa. Meskipun kadang ada perasaan takut gimana kalau tiba-tiba si cowok malah ngerasa ilfil sama kita, tapi nggak sepenuhnya prasangka itu benar. Banyak juga cowok yang tidak mempermasalahkan tentang cewek yang confess duluan. Nata sendiri, meskipun pernah ditolak cowok yang dia suka, namun dia sama sekali tidak menganggap hal itu memalukan. Nata menjadikannya sebagai pelajaran supaya kedepannya ia bisa menilai cowok yang benarbenar suka dan yang tidak suka. Jadi dirinya bisa mengontrol perasaannya itu supaya tidak jatuh terlalu dalam.
Sebenarnya Hal yang Wajar Kalian pasti pernah nonton film, drama, anime, atau baca buku dimana ada adegan cewek ngasih surat cinta ke cowok populer di sekolah? Adegan itu sering ada lho, terutama di genre komedi romantis. Nah, gimana tanggapan kalian tentang adegan itu? Banyak sekali drama-drama yang menceritakan tentang perjuangan female lead untuk mendapatkan cinta male lead-nya. Seperti drama Korea Selatan dengan judul Naughty Kiss, Itaewon Class, lalu ada juga drama China dengan judul A Love So Beautiful, film Thailand dengan judul Crazy Little Thing Called Love, dan masih banyak lagi.
Drama-drama ini bahkan tidak malumalu untuk mengisahkan cewek yang lebih dahulu mengungkapkan perasaannya dan berjuang supaya cintanya dibalas oleh si cowok. Melansir dari kumparan.com, psikolog klinis dewasa, Pingkan C.B. Rumondor, mengungkapkan cinta atau
14 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
“Tapi emang tergantung setiap orang lagi punya prinsip yang gimana. Tapi kalo menurutku nggak ada salahnya kok kalo cewek ngungkapin perasaannya duluan,” ujar Nata.
Dia... Nyatakan Perasaan Sekarang atau Tertekan Menyatakan cinta itu hak setiap orang. Jangan batasi diri. Memendam perasaan itu nggak enak. Apalagi sampai bertahun-tahun. Cewek ngomong duluan itu nggak salah kok. Demi kejelasan, sebaiknya dilakukan biar plong. Hidup ini panjang dan rumit, jangan habiskan waktumu hanya untuk menunggu. Belum tentu yang kamu tunggu akan membahagiakanmu, bagaimana jika justru yang ada malah kecewa? Tapi ada baiknya juga untuk jangan terlalu cepat mengungkapkan cinta. Lelaki juga butuh waktu untuk memikirkannya dan mengenal perasaannya. Jangan gegabah karena kamu ngerasa dia orang yang tepat! Bisa jadi dia juga butuh nyali untuk menyatakan perasaannya juga.
perasaan lebih dulu adalah hal yang wajar dilakukan oleh setiap perempuan. Apalagi, jika hal ini dilakukan untuk mengetahui kepastian hubungan pada masa pendekatan.
Intinya, ketika kamu merasa itu adalah waktu yang tepat, segera ungkapkan! Jangan sampai perasaan itu menyiksa diri kamu, karena diri kamu lebih berharga dari apapun. It’s okay untuk memberikan ‘first move’ ketika lagi PDKT, nggak salah juga kok kalau kamu memilih untuk merespon secara positif dan nggak sok jual mahal. Terkadang, saran-saran yang mengkotak-kotakkan peran perempuan untuk tidak melakukan ini itu cukup diterima saja. Terkait kamu ingin melakukan saran itu atau tidak, semua ada di tanganmu. Jadikan semua pengalaman itu menjadi sebuah pelajaran untuk menjalin hubungan kedepannya. Via Kurniati
Jadi, kenapa cewek harus merasa gengsi untuk ngungkapin perasaan duluan?
15 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
, k o k o r e Nggak M ? n e r e k k a ngg “Sebat dulu lah” “Gak afdol kalo gak nyebat” Beberapa dari kita dapat mengenal dan mengerti maksud dua kalimat tadi. Ya, ‘sebat’, suatu kata yang diartikan sebagai kegiatan membakar rokok dan menghisap rokok, singkatnya ‘merokok’. Seringkali orang merokok seraya melakukan aktivitas seperti bersantai atau nongkrong dengan teman, bahkan ada pula yang merokok sambil berkendara. Sebelumnya, merokok memang identik dengan cowok atau lakilaki. Adapun alasan mereka merokok karena merasa lebih keren ketika merokok. Meskipun begitu, pandangan tentang merokok pun berubah menjadi suatu cara agar lebih mudah mencari teman, bergaul, berbaur, dan mendekatkan diri dalam pergaulan, terutama dengan sesama perokok. Rokok yang identik dengan laki-laki pun sudah berubah, lantaran sekarang banyak perempuan yang juga merokok.
16 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
Gaul
Seseorang akan menawarkan rokok terutama di kalangan laki-laki dan apabila sesama perokok. Jadinya, mereka akan merokok bersama. Maka, rokok menjadi barang yang harus ada ke mana pun dan di mana pun, kecuali di lingkungan sekolah. Meskipun rokok tidak lagi menjadi hal yang identik bagi laki-laki, tetapi kebanyakan perokok adalah laki-laki. Lantas, bagaimana dengan laki-laki yang tidak merokok?
Nikotin yang Terkandung pada Rokok Rokok dibagi menjadi dua jenis, yaitu rokok batangan (yang dibakar) dan rokok elektrik (vape). Bedanya, rokok batangan perlu dibakar terlebih dahulu, sedangkan rokok elektrik (vape) tidak perlu dibakar. Rokok elektrik tidak perlu dibakar karena hanya perlu menyediakan alat yang memiliki baterai agar berfungsi dan cairan
James
Gaul liquid yang sangat bervariasi. Cairan liquid tersebut punya banyak variasi rasa dan nantinya akan diteteskan ke kapas yang ada di alatnya. Asap yang dikeluarkan pun punya aroma khas sesuai dengan cairan liquid yang digunakan, sehingga tidak seperti asap dari rokok batangan.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Meskipun terdapat perbedaan dari kedua jenis rokok, adapun persamaan dari keduanya yaitu samasama perlu dihisap terlebih dahulu untuk menikmatinya dan terdapat kandungan nikotin di dalamnya. Kandungan nikotin itulah yang menyebabkan perokok sulit untuk berhenti merokok, karena terasa candu. Nikotin seperti memicu sensasi kesenangan sesaat. Maka dari itu, ada perasaan yang mengganjal ketika tidak menghisapnya dan rasa ‘rindu’ pada sensasinya, karena itulah rokok seperti ‘kebutuhan pokok seharihari’ bagi para perokok. “Saya merokok awalnya hanya
Heartman
karena untuk bergaya di depan teman, namun lama kelamaan merokok membuat saya kecanduan,” ungkap James Heartman, seorang mahasiswa Universitas Tanjungpura yang sudah mulai merokok sejak usianya 15 tahun.
“Pas nyoba ternyata ndak ada ngerasakan kenikmatan macam orang lain malah ndak ngerasa apa-apa,” ujar Edy mengaku pernah mencoba vape milik temannya sebanyak tiga kali.
Meskipun begitu, ia merasa bahwa merokok itu keputusan masingmasing, karena di umurnya saat ini ada kalanya ia memutuskan untuk tidak merokok dalam beberapa waktu, agar tidak terlalu kecanduan rokok. Namun, ada alasan tersendiri pula bagi seseorang yang tidak merokok. Seperti cerita dari seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tanjungpura, Edy Septiadi. Selain dilarang oleh orang tua, ia pun tidak suka mencium bau asap rokok. Semakin bertambah umur, ia sadar akan bahaya dari rokok, sehingga ia tidak berniat untuk merokok.
EDY SEPTIADI
Beberapa tahun belakangan, rokok elektrik (vape) mulai banyak penggunanya dan hal itu menarik perhatian Edy. Ia merasa vape berbeda dan keren karena asapnya banyak dan wangi serta lama hilangnya.
17 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Gaul
Apakah Laki-laki Dianggap Ti
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
18 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Gaul Banyak anggapan tentang laki-laki merokok itu keren, terlihat macho, dan ganteng. Bahkan muncul istilah yang sering menggambarkan sindiran untuk stereotip itu, seperti ‘LAKIK!’ ya. Istilah ini dipopulerkan oleh Avan the Love, seorang TikTok influencer untuk menyindir sebuah komentar yang ada di videonya perihal stereotip gender laki-laki.
i Tidak Merokok idak Keren?
“Menurutku rokok di Indonesia identik dengan laki-laki, karena mungkin sudah membudaya dan sudah ada stereotip demikian di masyarakat, jadinya para laki-laki kebanyakan mengikuti ‘jejak’ laki-laki pada umumnya untuk merokok.” tambah Marya.
Marya Angelika Aventa Mese, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada, membagikan pandangannya tentang laki-laki yang tidak merokok. Ia merasa bahwa merokok merupakan pilihan masing-masing orang. Maka, cowokcowok yang tidak merokok termasuk orang yang tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Menurut Marya, kemungkinan para laki-laki yang merokok ikut-ikutan teman sepergaulannya dan termakan stereotip itu, atau laki-laki mengikuti orang tuanya ataupun keluarganya yang juga merokok. “Pendapatku tentang statement itu, sebenarnya pernyataan itu salah besar, karena tidak ada kaitannya antara sifat keren dengan merokok. Justru lebih keren jika melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat, seperti mengembangkan hobi, dan sebagainya,” jawab Marya. “Tolong hargai keputusan setiap orang dalam menentukan hidupnya, bagi orang ndak keren tapi bisa jadi dia bangga bisa kayak gitu,” tutup Edy menanggapi stereotip tersebut. Fathana Nuranti
Marya Angelika Aventa Mese
19 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Healing
Menepis Stereotip Laki-Laki Tidak Boleh Menangis Ayahku selalu berkata padaku Laki-laki tak boleh nangis Harus slalu kuat harus slalu tangguh Harus bisa jadi tahan banting Cuplikan lirik lagu ‘Bukan Superman’ ini sempat terngiang-ngiang di telingaku ketika mengulas topik tulisan ini. Once pasti mengenal siapa para penyanyi lagu ini. Ya mereka adalah Al, El, dan Dul yang merupakan anak dari musisi terkenal yaitu Ahmad Dhani. Ketiga penyanyi cilik ini tergabung dalam grup musik The Lucky Laki. Lagu yang sempat tenar pada tahun 2009 ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang ditinggalkan oleh kekasihnya sehingga ia tak sanggup membendung kesedihannya. Lirik yang menarik. Menyelipkan pesan dari seorang ayah untuk anak lelakinya. Ketika lagu ini dinyanyikan oleh para lelaki, pesan yang tersirat semakin tersampaikan. ‘Laki-laki tak boleh nangis’ begitu kata ayah. Sumber Foto: id.pinterest.com
20 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Healing
Alasan Dibalik ‘Laki-Laki Tidak Boleh Menangis’ Tentu saja, fenomena yang telah mengakar dalam masyarakat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Melansir dari klikdokter.com, seorang psikolog bernama Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog mengungkapkan fenomena ini lebih kepada pandangan maskulinitas dan feminitas. Ketika pandangan bahwa laki-laki tidak boleh menangis ditanamkan dalam pola asuh maupun budaya, hal itu dapat terinternalisasi dan mungkin menghambat laki-laki untuk meluapkan emosi melalui tangisan.
memang menangis jauh lebih sering daripada laki-laki. Perempuan diketahui menangis antara 30-64 kali setahun, sedangkan laki-laki hanya 6-17 kali setiap tahun. Stereotip inilah yang membuat lakilaki merasa tidak nyaman untuk menangis. Mereka mungkin takut dianggap lemah, cengeng, tidak berdaya, bahkan dianggap seperti perempuan. Apalagi ketika ia berada dalam pergaulan yang memandang laki-laki adalah sosok yang kuat. Maka rasa tidak nyaman tersebut semakin memuncak sehingga laki-laki memilih untuk melampiaskan emosi dengan cara lain. Pola asuh juga menjadi faktor yang membuat laki-laki memilih menyembunyikan kesedihannya di hadapan orang lain. Ketika anak lakilaki sering dimarah saat menangis, maka ia akan menganggap hal itu salah, sehingga muncul ketakutan dalam dirinya untuk mengulangi hal tersebut.
Rudi: Aku Diajarkan Tidak Boleh Menangis Sejak Kecil
Menangis. Ketika kita mengeluarkan air mata, baik saat merasa kesal, sedih, Faktor lainnya, fenomena ini telah maupun kecewa. Menangis menjadi stereotip dalam masyarakat. Kebanyakan masyarakat menganggap menjadi salah satu cara laki-laki berpikir menggunakan logika, seseorang meluapkan emosi sedangkan perempuan menggunakan yang dirasakannya. Setelah menangis, perasaan. Menangis lebih identik kebanyakan orang dengan perempuan. Perempuan akan merasa lega tidak perlu menjelaskan sejumlah alasan ketika mereka menangis, sebab dan tenang, karena perasaan tidak masyarakat menganggapnya sebagai nyaman tersebut hal yang lumrah. tidak terpendam Hal ini juga diperkuat oleh penelitian dalam hati. yang dilakukan oleh Profesor Ad Namun, apakah Vingerhoets asal Belanda. Penelitian menangis berlaku ini mengungkapkan perempuan untuk para laki-laki?
21
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Namun, ‘laki-laki tidak boleh menangis’ bukanlah lirik lagu semata. Realitanya, stereotip ini telah tertanam dalam masyarakat dan dibenarkan oleh banyak orang.. Seringkali kita mendengar beberapa orang berkata ‘eh jadi cowok tu jangan cengeng’ atau ‘cowok jangan nangis, malu tu sama cewek’. Ironisnya, laki-laki menangis akhirnya dianggap tabu. Masyarakat seolah-olah menempatkan laki-laki adalah pihak yang selalu kuat dan tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.
Rudi Hartono Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Healing
“Dari aku kecil, aku udah diajari lakilaki tu ndak boleh cengeng. Orang tua tu biasa bilang kayak gini juga kan, laki-laki tu ndak boleh lemah, ndak boleh cengeng, laki-laki tu harus kuat,” ungkap Rudi. Lelaki berkulit hitam manis ini mengaku pernah menangis, apalagi ketika ia mengalami masalah yang sangat berat. Bahkan ia pernah berdoa sampai menangis karena persoalan yang dihadapinya terlalu rumit. “Sekali, dua kali pernah nangis. Yang pertama tu kalau ada masalah yang benar-benar ndak bisa dihadapi gitu ya. Terus kalau kita ngerasa ndak ada yang membantu kita gitu. Jadi kita tu ndak ada yang dukung, ngerasa sendiri,” ungkapnya lirih.
Bolehkah Laki-Laki Menangis? Kesedihan bukanlah hal tabu yang harus dihindari. Setiap orang pasti mengalami kesedihan, baik lakilaki maupun perempuan. Penting untuk disadari, semua orang perlu meluapkan emosi berupa kesedihan yang dirasakan. Jika kesedihan tersebut dipendam secara terus menerus, maka hal tersebut tidak baik untuk kesehatan jiwa seseorang. Teruntuk kaum laki-laki, menangis tidak ada salahnya. Menangis merupakan bentuk mengekspresikan emosi, sehingga sebagian orang akan merasa lega setelah menangis walaupun menangis tidak dapat menyelesaikan masalah. Idealnya, setiap orang memiliki emosi yang perlu dirasakan dan diluapkan.
Namun saat ini, Rudi menyadari stereotip ‘laki-laki tidak boleh menangis’ tersebut salah. Ia ingin memberitahu kepada orang-orang kalau laki-laki boleh menangis, namun ia tidak tahu cara yang harus dilakukan untuk mewujudkan keinginan baik tersebut. “Kalau menurut aku ada dua persepsi. Kalau laki-laki ndak boleh nangis ni menunjukkan kewibawaan juga sih, biar dia tu kayak dihormati, dia tu kuat. Orang melihat dia tu kuat. Tapi di sisi lain laki-laki juga boleh nangis. Itu menunjukkan dia tu punya perasaan. Karena menangis tu bentuk ekspresi dia, untuk meluapkan emosi gitu. Tapi jangan keseringan nangis juga sih,” pendapat Rudi tentang stereotip tersebut.
22 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Sumber Foto: id.pinterest.com
Rudi Hartono, 24 tahun, mahasiswa Universitas Tanjungpura turut menceritakan kisahnya ketika harus menahan tangis di hadapan temantemannya saat ia mengalami masalah yang sangat berat.
Healing Berikut cara-cara yang dapat dilakukan oleh para laki-laki agar tidak terjebak dalam stereotip ‘lakilaki tidak boleh menangis’ :
1. Belajar untuk Mengekspresikan Emosi Mengekspresikan emosi merupakan kebutuhan jiwa. Laki-laki boleh mengekspresikan emosi yang dirasakan. Tidak ada salahnya untuk mengungkapkan keluh kesah serta menunjukkan rasa sedih dan menangis. Jika malu menangis di depan orang-orang terdekat, cobalah untuk menangis ketika sedang seorang diri. Apabila sudah terbiasa, maka cobalah pelan-pelan untuk membagikan emosimu kepada orang-orang terdekat yang dapat dipercaya, seperti orang tua, pacar, dan sahabat.
2. Memupuk Rasa Empati Rasa empati sangatlah penting. Ketika memiliki rasa empati, maka laki-laki bisa memahami perasaan dirinya dan orang lain serta mampu mengatur emosinya dengan baik. Rasa empati perlu dipupuk dan dilatih. Memiliki rasa empati artinya laki-laki akan memahami perasaan dirinya sehingga ia mampu mengetahui apakah emosi tersebut perlu diungkapkan atau sebaliknya.
3. Hindari Stereotip ‘Menangis Identik dengan Perempuan’ Seringkali masyarakat beranggapan bahwa menangis identik dengan perempuan. Hal inilah yang membuat para laki-laki merasa malu untuk menangis karena tidak mau dianggap sama seperti perempuan. Maka, penting untuk menghilangkan stereotip tersebut agar laki-laki memahami menangis tidak hanya untuk perempuan saja, sehingga mereka tidak malu untuk mengungkapkan emosinya dengan menangis.
Pricilia Grasela
23 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Healing
i
Romanus : Berkuliah sambil Bekerja Romanus Raflipidandi, seorang remaja yang berhasil mematahkan stereotip negatif terkait kaum milenial adalah kaum rebahan. Mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak ini mengisi waktu luangnya dengan bekerja di radio Diah Rosanti Pontianak. “Pernah, pernah banget. Jarang sih rebahan di radio. Kalau rebahan itu pas ketika capek banget, ada aktivitas penuh, baik itu di kampus atau aktivitas sehari-hari yang melelahkan sekali,” ungkap Romanus Sabtu (12/3/2022). Ia bekerja di radio sejak akhir Februari 2020, ketika ia memasuki perkuliahan semester dua. Ia mengaku banyak pengalaman yang dirasakannya selama bekerja di radio. Walaupun terkadang ia dilema karena harus membagi waktu untuk kuliah dan siaran di radio. “Dalam seminggu, aku siaran enam hari. Seharinya tu dua jam. Yang memotivasi aku mengisi waktu luang itu adalah rasa kasihan. Biasanya aku mikir oh orang tua aku lagi kerja keras ni kasihan sama mereka,” jelasnya.
24 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
nd Raflia
‘Ih pemalas banget, ndak produktif, kaum instan’ seperti itulah komentar yang melekat pada kaum milenial sebagai kaum rebahan. Namun, tidak semua kaum milenial menghabiskan waktu luangnya untuk rebahan kok. Ada juga milenial yang justru memanfaatkan sisa waktunya untuk produktif dan berkarya.
us
Sebenarnya, rebahan itu penting. Kita perlu memiliki waktu luang untuk bersantai setelah mengerjakan seluruh aktivitas yang menguras banyak tenaga dan waktu, seperti sekolah, kuliah, organisasi, kerjakan tugas, atau bekerja. Namun, seringkali stereotip kaum rebahan ini dipandang negatif oleh kebanyakan orang.
n ma
H
ai Once… Pernah tidak Once dengar tentang kaum milenial identik dengan kaum rebahan? Istilah rebahan ini merujuk pada orang-orang yang lebih memilih mengisi waktu luangnya untuk bersantai atau berbaring di kasur, daripada mengerjakan hal-hal yang positif dan produktif.
Ro
Kaum Milenial Bukanlah Kaum Rebahan
Healing
Kaum Milenial juga Produktif Nah Once, perlu diketahui kaum milenial tidak selamanya identik dengan kaum rebahan. Melansir dari onlinelearing.binus.ac.id., generasi milenial adalah salah satu generasi yang selalu bersikap reseptif ketika menghadapi sesuatu. Mereka selalu terbuka akan inovasi. Itu sebabnya mereka cepat beradaptasi dengan dunia digital. Mengisi waktu luang dengan rebahan tidaklah salah. Kita perlu rebahan untuk menenangkan pikiran dan raga yang haus akan istilah istirahat sejenak. Namun, jangan sampai kita menghabiskan seluruh waktu luang untuk rebahan. Ingatlah, kita kaum milenial yang produktif dan terbuka akan inovasi. Yuk, isi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang produktif dan positif, seperti :
1
Mengikuti Kelas Daring Saat ini banyak tersedia kelas daring secara gratis dari berbagai layanan pendidikan yang dapat kamu ikuti. Kamu bisa mengasah kemampuan baru dengan materi yang disampaikan dalam kelas tersebut. Bahkan beberapa kelas juga menyediakan sertifikat yang bermanfaat bagi kamu.
Belajar Keahlian Baru Kamu dapat mengisi waktu luang untuk belajar keahlian baru, seperti belajar bahasa asing, bermain alat musik, memasak, dan sebagainya. Keahlian ini bisa dipelajari secara otodidak di rumah. Manfaatkan media sosial kamu untuk mencari informasi seputar keahlian tersebut.
3
2
Berjualan Daring Nah, kamu dapat memanfaatkan waktu luang untuk menghasilkan uang. Kamu dapat memanfaatkan hobi atau keahlian kamu untuk menciptakan produk dan jasa untuk dijual secara daring. Selain itu, kamu juga bisa menjadi reseller dari beberapa produk terkenal di pasaran lho.
Pricilia Grasela
25 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Interest
Gamers Wanita,
Jadi Rekan atau Sekedar Pelengkap Tim ? Sumber Foto: id.pinterest.com
B
ermain game menjadi hobi hampir seluruh pria di dunia. Bagi pria, bermain game seolah sebagai solusi yang tepat dan ampuh untuk menghilangkan rasa bosan. Saat ini, banyak pria bercita-cita ingin menjadi profesional player dari game yang mereka mainkan. Namun, tahukah Once bahwa tidak hanya pria saja yang sering menghabiskan waktunya dengan bermain game. Saat ini, banyak wanita juga menghabiskan waktunya dengan bermain game ketika
merasa bosan. Berbeda dengan pria, biasanya para wanita bermain game dalam kurun waktu yang singkat. Hal inilah yang menyebabkan skill atau keterampilan bermain game yang mereka miliki tidak sama dengan para gamers pria. Akibatnya ketika berada dalam satu tim yang sama, biasanya gamers wanita cenderung diremehkan dan menjadi kambing hitam ketika tim mengalami kekalahan. Bahkan muncul sebuah stereotip yang berkembang di dunia
26 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
game, bahwa pria dikenal sebagai gamer yang lebih baik dari wanita, sedangkan wanita hanya pelengkap tim saja. Padahal hal ini dipatahkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Cuihua Shen dari University of California dan Dr Rabindra Ratan dari Michigan State University. Hasil penelitian mengungkapkan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemampuan bermain game seseorang. Berdasarkan penelitian tersebut, ada beberapa
Interest alasan mengapa gamers wanita tidak memiliki skill yang sebanding dengan gamers pria. Alasan utamanya, gamers pria lebih sering bermain game daripada gamers wanita. Alasan lain, gamers pria juga bertujuan untuk menaikkan level secepat mungkin guna memenangkan kompetisi dengan gamers lain. Sebaliknya, gamers wanita lebih fokus menjalin hubungan dengan gamers lain, dengan kata lain mereka lebih mementingkan interaksi daripada level tinggi.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Gamers Wanita Mendapat Ejekan hingga Perlakuan Tidak Sopan Nova, mahasiswi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tanjungpura, menceritakan pengalaman pribadi yang kurang menyenangkan ketika menjadi seorang gamers wanita. Ironisnya, hal ini sering dialaminya ketika bermain game.
Nova
For your information, game yang sering dimainkan oleh Nova adalah Player Unknown’s Battle Grounds atau yang lebih sering disingkat PUBG. PUBG sendiri adalah sebuah game dengan genre battle royale, dimana 100 orang sekaligus dapat
bermain secara daring. Pemenang dari permainan ini adalah individu atau tim yang dapat bertahan hingga akhir. Hal menarik dalam game ini, sebagai player kita dituntut untuk bekerja sama dengan tim guna meraih kemenangan. Nah, kerja sama yang dibangun tentunya memerlukan komunikasi antar sesama anggota tim guna menyusun strategi perang. Game PUBG menyediakan fitur dimana para player bisa menghidupkan mikrofon yang berfungsi sebagai media komunikasi para player dalam sebuah tim. Mirisnya, fitur ini yang menjadi sarana bagi para gamers pria untuk mengejek Nova. “Aduhh susah bawa cewek main pasti noob, pasti jadi beban tim, noob bah sok jago rasio KD cuma 0,90 jangan main jak. Gitu tu biasanya aku dikatakatain kalo aku mati duluan,” ujar Nova. Selain mendapat ejekan, Nova juga menceritakan pengalaman yang kurang mengasyikkan ketika berada dalam satu tim dengan para gamers pria. “Biasanya tu kalo player-player cowok udah dengar ada suara cewek yang open mic, langsung dah tu, nanya punya pacar atau belum lah. Tinggal dimana lah. Malah pernah ada cowok tanpa basa-basi langsung minta nomer WA, aduh duh, kan agak gimana yak,” tegas wanita yang memiliki hobi traveling tersebut.
27 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Interest Game yang seharusnya bisa mengusir rasa bosan dan memacu adrenalin justru membuat dirinya menjadi ilfil dan sedikit emosi, sehingga malas melanjutkan
permainannya. “Biasa kalau yang kayak ramah masih aku ladenin, tapi kalo yang udah kelewatan dan kurang ajar yak kan emosi jadinya. Udahlah
kalo aku diam ndak jawab malah dikatain noob. Gini ni biasa katakatanya, ‘udahlah noob ndak open mic lagi, mati ndak aku tolongin,” pungkas Nova kesal.
Gamers Wanita Juga Hebat dan Tangguh
Walaupun demikian, justru banyak professional gamers wanita di kancah E-sport tanah air saat ini. Hal inilah yang membuat stereotip tentang perempuan tidak jago bermain game dan pelengkap tim saja berhasil dipatahkan. Nova, wanita berparas cantik yang saat ini menjalani tahun ketiga berkuliah di UNTAN turut menyetujui hal tersebut.
“Cewek tuh nggak kalah sama cowok soal jago main game asal serius. Liat para pro player di tim-tim besar kayak RRQ, EVOS, BTR. Mereka tu jauh lebih jago ketimbang para cowok yang bisanya cuma ngatain cewek noob. Cuma ada alasannya, mereka bisa jago kan gara-gara sering latihan, tiap hari malah, soalnya aku tu dulu pernah
Sumber Foto: TikTok
28 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
mau serius terjun ke dunia E-SPORT, udah mulai ikut tim latihan secara online, ikutan scrim (sebutan untuk latihan para professional player) cuman kaya ada masalah waktu dan lain hal jadinya ndak jadi,” pungkas Nova wanita yang kini kerap mengunggah kontenkonten game play dirinya ketika bermain PUBG di TikTok.
Interest Nova juga berpesan kepada semua gamers pria supaya tidak menganggap semua gamers wanita adalah sama. Pasalnya tidak semua gamers wanita memiliki kemampuan yang sama. Ada yang sudah lama terjun ke dunia game, ada yang mungkin baru belajar bermain game. Menyalahkan para gamers wanita karena ketidak piawaian dalam bermain game boleh saja. Namun hal ini tidak wajar jika sampai memaki dan berkata kasar kepada gamers wanita.
“Jangan suka ngeremehin orang terutama wanita. Skill bisa diasah tapi attitude nggak bisa,” pesan Nova.
Sumber Foto: Do
kumentasi Pribad
Stereotip Gamers Wanita, Apa Kata Gamers Pria?
Sumber Foto: YOLO!/Rizky Ardiansyah
Bagi seseorang yang serius bermain game dan mengharapkan hasil yang baik dari permainan tersebut, mungkin akan merasa kesal ketika partner game nya sengaja membuat jalannya permainan menjadi tidak serius. Hal ini biasa ditemui ketika hendak menaikkan pangkat, tier, atau rank dalam permainan. Alhasil, partner game seperti inilah yang menjadi beban bagi tim. Imanudin Iqbal atau yang akrab disapa Ibal,
Imanudin Iqbal
i
menceritakan keluh kesahnya ketika dirinya hendak menaikan rank namun gagal karena salah satu player dari timnya merupakan seorang wanita yang tidak bisa bermain game. “Kesal lah, udah susah-susah kite naikan, eh pas mabar dengan cewek selalu turun. Kalo ndak tau main harusnya latihan dulu jangan langsung main, kan kasian poin yang udah kite kumpulkan susah payah,” ujarnya dengan raut wajah kesal. Ia juga menambahkan bahwasanya yang dimaksud oleh dirinya bukan wanita secara keseluruhan melainkan beberapa wanita saja. “Ndak semua sih, kadang ade yang pro, yang skill ee di atas kite, yang udah sering main pun banyak,” pungkas Ibal. Rizky Ardiansyah
29 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Interest Perempuan Tidak Jago Baca Google Maps , Emang Iya? “Ha l o, di m a n a ? K aya k nya a k u nyas ar …”
Ilustrasi: YOLO!/Fathana Nuranti
?
? ?
Y
a, itu sepenggal percakapan dari cerita teman perempuan saya ketika ingin berkunjung ke rumah teman kami. Kejadian seperti ini juga terjadi ketika ibu saya meminta saya untuk membawa motor ketika pergi ke tempat yang jauh. Saya harus membutuhkan google maps karena belum pernah pergi ke tempat itu. Iya, agar tidak tersesat, padahal saya juga perempuan. Lalu dari dua kasus tadi, emang iya perempuan beneran gak jago baca google maps? Bahkan stereotip ini sering beredar di media sosial, khususnya kalangan remaja.
30 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
Interest Melansir dari Ruangguru, membaca peta seperti di google maps merupakan suatu kemampuan khusus yang memang diperuntukkan untuk membaca peta. Kemampuan itu dinamakan kemampuan spasial. Apa itu kemampuan spasial? Kemampuan spasial merupakan kemampuan manusia untuk memvisualisasikan atau membayangkan berbagai hal di dalam pikiran seperti bentuk benda, dimensinya, proporsi, koordinat, hingga geraknya. Sebagai contoh, ketika ada arahan, ‘belok kiri dan masuk ke gang yang berada setelah rumah makan padang’. Maka kemampuan spasial pun bekerja dengan menafsirkan arahan tersebut seperti gang, belok kiri, rumah makan padang. Maka,
objek-objek tadi akan menjadi penanda yang memberitahu jalan yang dimaksud dengan benar. Ketika mencari lokasi dengan membaca peta, contohnya di google maps, kita akan fokus melihat petunjuk,, seperti tempat unik yang bisa menjadi penandanya. Setelah itu, kita pun butuh waktu untuk memproses tujuan yang akan ditempuh. Kemampuan spasial bisa dilatih dengan kegiatan yang berkaitan dengan objek dan spasial, walaupun memang ada beberapa faktor yang memengaruhi mengapa perempuan tidak sejago laki-laki dalam membaca google maps. Pada struktur otak, terdapat lobus parietal yang mana milik lakilaki areanya lebih besar dibandingkan perempuan. Lobus parietal di otak berfungsi dalam mengendalikan orientasi spasial atau pemahaman tentang ukuran, bentuk,
serta arah, sehingga membantu dalam memahami rute peta. Ada faktor lain yang menjadi perbedaan memori antara lakilaki dan perempuan. Hasil penelitian dari seorang ilmuwan syaraf NTNU, Dr. Pintzka, menunjukkan bahwa hippocampus memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan navigasi seseorang dan sering digunakan dalam aktivitas spasial. Sedangkan perempuan mengandalkan seluruh bagian antara otak kanan dan kirinya, yaitu bagian lobus frontal. Lobus frontal mengatur seluruh gerakan, emosi, ucapan, dan perilaku. Maka perempuan lebih menghafal detail dan informasi yang ada di jalannya, bukan pada proses navigasinya. Hal itu menjadikan perempuan lebih ahli dalam multitasking karena kinerja otak kanankiri nya berhubungan. Sedangkan, lakilaki menggunakan otak tertentu untuk tugas spasial, jadi lebih unggul dalam merespon informasi dan navigasi. Fathana Nuranti
Nyasar
31 Edisi 3 / YOLO! / 16-22 Maret 2022
EDISI 3
16-22 MARET 2022