DWI MINGGUAN TERBIT 12 HALAMAN
Edisi: 135/Thn VI / 7 - 20 Desember 2011
Pengajian Jangan Ganggu Pengguna Jalan Dong Hal. 4
Harga Eceran :
Jangan Nodai Niat Baik Bupati Karimun Melalui Kegiatan RTLH Bermasalah Hal. 7
Rp. 3.000,-
(Jabodetabek)
Mekanisme Penyaluran Dana Sekolah Gratis Diubah Hal. 9
Kemenangan Ketua KPK Abraham Samad Aneh Kepercayaan Atau Ketakutan Belum Jelas Jakarta, Melayu Pos Kemenangan telak Abraham Samad dalam pemilihan Ketua KPK Jumat (2/12) lalu menimbulkan pertanyaan besar. Dari awal tak diperhitungkan namun belakangan namanya justru menyodok.
Nuri Maulida
Optimis di Dunia Musik
Baca di hal. 11
TITIAN MUHIBAH KPK Dengan Pemimpin Baru
“Saya merasa heran karena terjadi perbedaan yang luar biasa saat pemilihan Calon Pimpinan KPK dengan pemilihan Ketua. Apakah ini satu bentuk kepercayaan yang luar biasa atau ketakutan fraksi terhadap Bambang Widjojanto, tidak tahu,�tandas Martin Hutabarat. Saat pemilihan Calon Pimpinan KPK Abraham Samad mendulang suara maksimal yakni 55 suara dari 56 yang memiliki hak suara di Komisi Hukum DPR. Perolehan ini sama persis dengan perolehan
Bambang Widjojanto yang juga mendapat 55 suara. Nah, saat pemilihan Ketua KPK, konfigurasi berubah drastis. Di sinilah posisi Abraham Samad melesat bagaikan kilat. Dia mendapat suara cukup dominan yakni 43 suara. Perolehan ini mengalahkan rivalnya yakni Busyro Muqoddas 5 suara, Bambang Widjojanto 4 suara, Zulkarnain 3 suara, dan Adnan Pandu Pradja 1 suara. Saat pemilihan Ketua KPK inilah, secara faktual, terjadi Bersambung ke hal. 11
Foto: Ist
JUBILEUM HKBP. Jemaat membawakan tarian tor-tor dalam perayaan Jubileum 150 Tahun Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Stadiun Utama Gelora Bung Karno, Minggu (4/12). Dalam perayaan yang diikuti hampir 100 ribu jemaat tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpesan agar HKBP berperan aktif menjaga keutuhan umat beragama di Indonesia.
Indikasi Korupsi dan Penyalahgunaan APBD Rohil Pengusaha Pukul
Konfirmasi Izin Operasi Listrik
Oleh: Mas‘ud HMN Ketua Pusat Kajian Peradaban Melayu Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini dipimpin oleh pimpinan yang baru. Mereka adalah Abraham Samad sebagai ketua, dan Busyro Muqaddas, Adnan Pandu Praja, dan Zulkarnaen masing-masing sebagai pimpinan. Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPRRI) yang membidangi hokum, 2 Desember lalu telah memilih pimpinan KPK untuk priode 2011-2015. Apapun hasilnya itulah wajah dari wakil rakyat kita. Yang jelas wakil rakyat itu menunjukkan kekuasaanya, kekompakannya dan bahkan arogansinya untuk menentang arus besar aspirasi rakyatnya yang diwakilinya. Padahal semestinya, kebeberadaannya harus lebur bersama kepentingan rakyat, mengejawantahkan aspirasi, dalam tugas legislasi, budget dan pengawasannya. Khusus dalam pemilihan KPK terdapat kesan yang kuat berdasar kepentingan diri, kepentingan keamanan kelompok atau partainya. Tentulah kebalikan dari kepentingan rakyat. Tapi yang terjadi adalah sebaliknya, menjadi hamba dari kepentingaan, menjadi hamba dari kekuasaan, menjadi hamba politik berbudaya rendah. Persfektif kita adalah memandang masalah korupsi masalah besar bangsa. Jika diibaratkan perang, musuh kita adalah korupsi yang sedang menguasai wilayah hukum, wilayah politik, wilayah budaya. Kita bisa membayangkan betapa dahsyatnya musuh-musuh tersebut, yang tidak mungkin dimenangkan dengan tanpa senjata dan strategi yang kuat. Dalam hal ini pasukan yang disiapkan adalah Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Seumpama kesatuan militer, KPK memerlukan panglima yang brilian, cakap, dan berwibawa. Panglimanya mestilah independen, karena yang dihadapi ada yang bersifat intern, dan ada yang bersifat ektern. Pendek kata, ia harus tegar, jauh dari koloborasi kekuasaan, jauh dari tebang pilih dan sebagainya. Akankah itu terjadi? Nampaknya inilah sebuah muskilat. Sebuah keraguan sebuah masalah. Karena melihat proses pemilihan pimpinan KPK tercium aroma yang lain. Pertama sikap anggota Komisi III DPR yang mengatakan tidak akan mau mengikuti aliran pendapat panitia seleksi. Kedua, KPK harus fokus kepada kasus besar saja yang sudah ditentukan. Dalam pandangan, Komisi III DPR memilih pimpinan KPK tidak harus memilih orang yang direkomenasikan berdasarkan nomor urut panitia seleksi. Bagi DPR lebih mau memilih berdasar kepentinganya. Tidak memerlukan suara dan saran lain, bahkan dari rakyat sekalipun seperti Bersambung ke hal. 11
PANTUN MELAYU Sore hari ke taman bermain Ada kakek bergigi dua Berbaik hatilah pada orang lain Jika ingin disukai semua Si Sharah dapat rangking satu Di depan rumahnya ada ruba Jangan menyerah karena sesuatu Sebelum kamu telah mencoba Ke pasar membeli sukun Jangan lupa membeli pita Belajarlah dengan tekun Untuk meraih cita-cita
dan Hina Wartawan
Oleh Bupati Beserta Pejabat Lainnya Rohil, Melayu Pos Swadaya Masyarakat Perubahan dan Monitor Auditor Pengaperkembangan pemwas Aset Negara (DPW bangunan di daerah LSM Mapan) Prov Riau Kabupaten Rokan kepada Melayu Pos, di RoHilir memang sakan Hilir, belum lama ini. ngat pesat. Namun, Sehubungan deseiring dalam perungan langkah dan bahan dan perkemkebijakan pro akbangan tersebut titif di dalam mendak dipungkiri juga jalankan tudi dalamnya ada ingas-tugas dikasi sarat korupsi Zenal Efendi SP kontrol sodan penyalahgunan sial Dewan dana APBD oleh oknumPimpinan Wilayah oknum pejabat yang tidak Lembaga Swadaya bertanggung jawab. Masyarakat Monitor Hal tersebut diungkapkan Auditor Pengawas Zenal Efendi SP Ketua Dewan Asset Negara (DPW Bersambung ke hal. 11 Pimpinan Wilayah Lembaga
Annas Maamun Bupati Kabupaten Rokan Hilir
Dituding Menjual Lahan Warga
Penghulu Diadukan ke Bupati Bagansiapiapi, Melayu Pos Puluhan warga dari Kepenghuluan Bagan Barat dan Bagan Hulu Kecamatan Bangko mengaku pemilik lahan pertanian di Kepenghuluan Parit Aman di SK 5 atau Pembekoan, berunjuk rasa di halaman kantor Bupati Rokan Hilir di jalan Merdeka, Kamis (1/12) pagi. Aksi ini dilakukan untuk mengadu-kan Penghulu Parit Aman, Rusman, yang dituding telah menjual lahan milik warga kepada orang lain. Para demonstran silih berBersambung ke hal. 11
Masyarakat menggelar aksi demo mendesak Bupati agar memberikan saksi tegas kepada Rusman, Penghulu Parit Aman, karena telah menjual lahan warga.
HISTLEGEND
Pelalawan, Melayu Pos Seorang pengusaha listrik di Riau bersama dengan karyawan memukul dan menghina hingga meludahi muka wartawan saat mengkonfirmasi izin operasi listriknya. Berawal dari informasi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pelalawan, Nusyirwan, SH, melalui Kasi Pengawasan Mudasir, bahwa salah seorang pengusaha yang bernama H Amir yang berkantor di kota Pekanbaru telah memasukkan listrik di beberapa desa di daerah Kabupaten Pelalawan. H Amir mengelola listrik
H Amir Pengusaha listrik di Riau
tersebut atas nama perusahaan PT Cahaya Putri Agung yang seyogyanya kapasitas Bersambung ke hal. 11
DPRD dan Walikota Jangan Tutup Mata, Itbanko Jangan Ngorok
Bangunan Bermasalah Merajalela di Jakpus Jakarta, Melayu Pos Penataan Ibu Kota Jakarta khususnya Jakarta Pusat yang tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah serta minimnya retribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari perizinan bangunan pada tahun 2010 lalu yang jauh di bawah target. Namum, sepertinya tidak membuat unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) Kota
Oleh Tanggorajo
Administrasi Jakarta Pusat ini menjadi berbenah diri guna memperbaiki kinerjanya. Sepertinya SKPD ini sudah tebal muka dan bangga akan korupsi yang dilakukan karena dengan leluasa bisa melakukan tindakan yang hanya memperkaya diri sendiri hingga mengabaikan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) sebagai aparat penegak Peraturan Daerah (Perda). Bersambung ke hal. 11 Bagian: Kedua (habis)
Sejarah Kerajaan Melayu Jambi DARA PETAK kemudian dipersembahkan kepada Raden Wijaya untuk diperistri. Dari perkawinan ini, kemudian lahir Raden Kalagemet. Ketika Kalagemet menjadi Raja Majapahit menggantikan ayahnya, ia memakai gelar Sri Jayanegara. Demikianlah, keturunan Dara Petak menjadi Raja, sementara keturunan Dara Jingga, yaitu Aditywarman, menjadi salah seorang pejabat di istana Majapahit. Hingga suatu ketika, tahun 1340 M, Adi-
tyawarman dikirim kembali ke Sumatera, negeri leluhurnya, untuk mengurus daerah taklukan Majapahit, Dharmasraya. Namun, sesampainya di Sumatera, ia bukannya menjaga keutuhan wilayah taklukan Majapahit, malah kemudian berusaha untuk melepaskan diri dan mendirikan Kerajaan Swarnabhumi. Wilayahnya adalah daerah warisan Dharmasraya, meliputi wilayah Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya. Dengan ini, berarti
eksistensi Dharmasraya telah diteruskan oleh kerajaan baru: Swarnabhumi. Pusat kerajaan diperkirakan berada di wilayah Jambi saat ini. Dalam perkembangannya, pusat kerajaan yang dipimpin Aditywarman ini kemudian berpindah ke Pagaruyung, hingga nama kerajaannya kemudian berubah menjadi Kerajaan Pagaruyung, atau dikenal juga dengan Kerajaan Minangkabau. Akibat perpindahan pusat kerajaan ini, Jambi kemudian menjadi
bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung (Minangkabau). Kejadian ini terjadi sekitar pertengahan abad ke-14. Ketika Kerajaan Malaka muncul sebagai kekuatan baru di perairan Malaka pada awal abad ke-15, Jambi menjadi bagian wilayah kerajaan ini. Saat itu, Jambi merupakan salah satu bandar dagang yang ramai. Hingga keruntuhan Malaka pada tahun 1511 M di tangan Portugis, Jambi masih menjadi bagian dari Malaka. Tak
lama kemudian, muncul Kerajaan Johor-Riau di perairan Malaka sebagai ahli waris Kerajaan Malaka. Lagilagi, Jambi menjadi bagian dari kerajaan yang baru berdiri ini. Jambi memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu Johor berperang melawan Portugis di Malaka. Kemudian, memanfaatkan situasi yang sedang tidak stabil di Johor akibat berperang dengan Portugis, Jambi menBersambung ke hal. 11