Edisi: 206/Thn VII / 27 Agustus - 9 September 2014
TERBIT 12 HALAMAN
Harga Eceran : Rp. 3.500,- (Jabodetabek)
Bandit Pejabat Berdasi Geser Pilar Tapal Batas Asahan dan Labura Labura (MP) - Diduga “pejabat bandit berdasi” dari Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Provinsi Sumatera Utara menggeser pilar tapal batas antar Kabupaten Asahan dan Kabupaten Labura. Dimana pada pilar 15 dan pilar 16 telah berseger ke arah barat sekira 3 km, sehingga mengakibatkan luas areal Kabupaten Asahan menjadi berkurang.
Hal ini dikatakan tim survey dan investigasi Irmansyah selaku manager Kelompok Tani (Koptan) Mandiri bersama Muliadi Sekjen Koptan Mandiri, T Pandiangan SH selaku kuasa hukum Koptan mandiri kepada tim MP, Jumat (15/8). Irmansyah memaparkan hasil survey dan investigasinya, tepatnya pada tanggal 08 s.d 10 Mei 2014, lokasi pilar 15
dan pilar 16 dengan menggunanakan bahan dan peralatan GPS merk Garmin tipe 60 Csx, peta batas kesepakatan bersama antara Bupati Asahan dengan Bupati Labuhanbatu Utara tanggal 13 November tahun 2010. Peta penetapan dan penegasan batas antara Kabupaten Asahan dengan Kabupaten Labuhanbatu (sebelum pemekaran) tahun 2006 yang
kerjasamakan dengan Kanwil BPN Sumut. Peta lampiran pertimbangan teknis areal prizinan HTR Koptan Mandiri dari BP2HP Sumatera Utara. Peta kerja tata batas areal perizinan HTR Koptan Mandiri dari BPKH Wil 1 Medan Lampiran Peta SK Menhut nomor SK.163/ Menhut-II/2008. Hasil temuan survey dan investigasi tentang dugaan
terjadinya pergeseran pilar batas Kabupaten Asahandan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, yaitu, areal kerja IUPHHK-HTR Koperasi Tani Mandiri terletak di Desa Perbangunan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara. “Bahwa bertitik tolak dari Bersambung ke hal. 11
YUDI LATIF:
Revolusi Mental Solusi Untuk Kemajuan Bangsa Jakarta (MP) - Presiden Terpilih, 2014-2019 yang memprioritaskan revolusi mental sejak awal dilantik pada 20 Oktober nanti merupakan langkah yang tepat, karena bangsa ini sangat membutuhkan revolusi mental.
MARISSA NASUTION
Akhiri Masa Lajang >>Baca di Halaman 11
TITIAN MUHIBAH
Kehidupan Tanpa Kearifan
Oleh: Mas‘ud HMN Ketua Pusat Kajian Peradaban Melayu Jakarta
“Saya menyambut baik rencana Jokowi memprioritaskan revolusi mental dalam pemerintahannya nanti, karena sejak lama kita menghadapi masalah serius dalam mentalitas. Kita masih punya mental inferior, rendah diri, bahkan mental budak. Kita tidak punya kepercayaan diri terhadap karya anak bangsa sendiri. Sebaliknya, kita kerap memuji karya bangsa lain,” jelas Cendekiawan Muslim yang juga Pakar Keagamaan dan Kenegaraan Yudi Latif, di
Not so much contribution humanity and natural cultural tradition (tidak banyak sumbangan tradisi kultur alamiah. Tharid Khalidi)
Pantun Melayu Bukan silat sembarang silat Silat dibawa pendekar hang tuah Bukan shalat sembarang shalat Shalatlah benar hanya kepada Allah Sangatlah subur pohon cempaka Jika tumbuh di Bukit Tursina Sepanjang umur bhakti pada bunda Karena surga di telapak kaki nya Di tepi kali saya singgah Menghilangkan penat menahan jerat Orang tua jangan disanggah Agar selamat dunia akhirat
Kaban Jahe (MP) - Sudah jatuh, kemudian tertimpa tangga. Pepatah tersebut rasanya cukup tepat dengan derita yang sedang dialami petani di Kabupaten Karo, seiring dengan terjadinya musim kemarau tiga bulan belakangan ini. Akibat kemarau, secara otomatis biaya produksi segala jenis tanaman semakin tinggi, karena hama juga meningkat. Kendati biaya produksi meningkat, petani di Tanah Karo tetap berupaya bercocok tanam dan memelihara tanaman tua, seperti jeruk. “Kita
Jakarta. Yudi lalu memaparkan bahwa dari tahun 1945-1949, Bung Karno berhasil melakukan revolusi fisik dengan menghadirkan kemerdekaan RI. Lalu, dari tahun 1949-1955, kita mampu mempertahankan kemerdekaan, membangun pemerintahan, dan mendapatkan pengakuan dunia internasional. Dari tahun 1956-1965, kita mulai investasi material dan keterampilan. ”Namun sejak 1965 hingga Bersambung ke hal. 11
Foto: Rahmat Ginting
tidak punya pilihan, ketimbang tak ada yang ditunggu. Kalau kita tidak menyemprot tanaman jeruk, otomatis terjadi kerusakan. Bahkan,
Tampak Agen Jeruk, Mamak Dani Beru Tarigan terkulai lemas saat menunggu jeruk yang sedang dikemas untuk dikirim ke Pulau Jawa, dari Desa Barung Kersap, Kabupaten Karo.
buahnya juga gugur,” kata Ny Tarigan, di Desa Kandibata. Menurut dia, disamping biaya produksi pertanian Bersambung ke hal. 11
Ribuan Warga Subantoro PNS Babel Diduga Punya Rekening Gendut! Tamansari Terancam KPK Diminta Turun Tangan
M
emahami makna kearifan dalam konteks umat Islam agaknya penting. Hal itu mengingat tanpa kearifan apa jadinya keberadaan umat. Bisa jadi kehidupan kehilangan nilai, kehilangan akhlak. Turunannya dunia akan galau, tidak aman dan tidak nyaman. Secara etimologis kearifan berasal dari kata arif. Maknanya bijaksana, cerdas. Kearifan bisa dipadankan dengan kata akhlak atau karakter. Dalam hal ini kearifan kaitan keberadaan dan kondisi umat Islam, antara lain adalah: Pertama, karakter normatif umat Islam. Nampakanya sangat kuat. Indikasinya adalah tingginya semangat membicarakan ibadah haji.Yang mendefenisikan belum sempurna Islam sesorang jika belum berhaji ke Mekkah. Sehingga dibuktikan dengan meningkatnya jemaah calon haji yang belum mendapatkan kesempatan kuota. Indikasi ini menunjukkan syariah dalam menunaikan haji tinggi. Kedua, karakter subsantif masih menjadi persoalan. Misalnya kesalihan tidak korupsi. Membantu orang miskin dan yatim. Peduli lingkungan, taat hukum, toleransi dan sebagainya. Indikasi karakter ini masih Bersambung ke hal. 11
Petani Jeruk Tanah Karo Mengeluh
Rumah mewah Subantoro yang sedang proses pembangunan nilainya di atas tujuh miliar lebih.
Babel (MP) - Subantoro yang menjabat sebagai Kepala Satker APBN Kementerian PU Cipta Karya Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Propinsi Bangka Belitung diduga punya rekening gendut dan harta yang melimpah. Padahal Subantoro merupakan PNS yang masih baru sejak tahun 2006 dan sebelum menjadi PNS, Subantoro digolongkan sebagai biasa biasa saja me-
nurut beberapa rekannya di jajaran PNS di Propinsi Babel. “Sangat aneh, sejak menjabat sebagai Kepala Satker PPLP, Subantoro yang biasa dipanggil Toro ini sudah menjadi OKB (orang kaya baru),” celetuk beberapa rekannya saat ngobrol santai di sebuah warung kopi dengan Melayu Pos. Selain diduga punya rekening gendut, Subantoro juga dikenal punya beberapa ruko (rumah toko) di kawasan jalan Baru Kota Pangkalpinang dan Bersambung ke hal. 11
Bantuan Bangkai Ayam Dari Disnak Pelalawan Dipertanyakan Pelalawan (MP) - Tahun 2013 lalu Pemerintah Kabupaten Pelalawan melalui Dinas Peternakan (Disnak), menyalurkan bantuan ternak bibit ayam kepada masyarakat di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan. Sayangnya bantuan ternak bibit ayam yang diberikan oleh Disnak Pelalawan itu, diterima oleh masyarakat dalam kondisi semua telah mati alias telah jadi bangkai. Jumat (15/8) lalu, salah seorang sumber yang dapat
dipercaya menyampaikan bahwa, bobroknya Dinas Peternakan Kabupaten Pelalawan dalam pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan ternak bibit ayam kepada masyarakat kelompok tani di Desa Sering, pada tahun 2013 lalu. Karena saat bantuan ternak bibit ayam itu sampai kepada masyarakat kelompok tani, sudah mati semuanya. Sementara hingga detik ini juga, pihak Disnak Pelalawan belum menggantikan bibit Bersambung ke hal. 11
HT Wahidudin
HISTLEGEND
Jadi Pengangguran
Karawang (MP) - Ribuan masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Pangkalan terancam kehilangan mata pencaharian mereka. Sebab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana melakukan penutupan tambang batu kapur di desa setempat. Salah seorang penambang batu kapur Desa Tamansari, Hendra mengatakan, adanya rencana penutupan pertambangan batu kapur oleh Pemprov Jabar mengancam ribuan
warga yang menggantungkan hidupnya dari pertambangan. “Hampir 60 persen warga Desa Tamansari menggantungkan hidupnya dari pertambangan, ketika ditutup maka kami harus mencari nafkah dari mana?” tanya Hendra. Dikatakan, kegiatan pertambangan batu kapur merupakan pekerjaan turun temurun yang sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda hingga saat ini. Jika melihat Bersambung ke hal. 11
RATUSAN KETUA BPD SE KOTIM
Bimtek ke Bali Habiskan Dana Hampir Miliaran Rupiah
Foto: Ariayanto/MP
Para Ketua BPD se-Kotim berkupul di muka ruang tunggu dengan tas barang bawaannya.
Sampit (MP) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit Kalimantan Tengah melalui asosiasi Badan Permusyawaratan Desa gelombang pertama memberangkatkan sebanyak 133 orang ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Kotawaringin Timur Bersambung ke hal. 11
Bagian: Kedua
Ambun dan Rimbun
K
etika memasuki hari ketujuh, Rimbun mendadak jatuh sakit, karena kelelahan berjalan jauh. Melihat kondisi adiknya itu, Ambun menjadi panik. Ia pun mencoba mengobati adiknya dengan memberinya minuman dari berbagai macam air akar-akaran. Namun, tidak satu pun yang mampu menyembuhkannya. Tidak terasa air matanya pun bercucuran membasahi pipi-
nya. Ia sangat menyesal dan merasa bersalah karena telah mengizinkan adiknya ikut serta. Beberapa saat kemudian, Rimbun akhirnya meninggal dunia. “Rimbun... Adikku! Jangan tinggalkan Abang...!” teriak Ambun memecah kesunyian di tengah hutan. Namun apa hendak diperbuat, adik tercintanya benar-benar telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Dengan diselimuti perasaan sedih, Ambun segera menggali lubang untuk kuburan adiknya. Setelah menguburkan jazad adiknya, Ambun mencabut dohong adiknya. Mata dohong itu ditancapkan di bagian kepala, sedangkan warangkanya ditancapkan di bagian kaki kuburan itu. Sementara kain berwarna kuning pembungkus dohong itu diikatkan pada nisannya. Setelah itu, Ambun melanjutkan perjalanan dengan menyusuri hutan lebat. Saat hari menjelang siang, perut-
nya terasa lapar. Ia pun membuka bungkusan makanannya di bawah sebuah pohon besar dan tinggi. Setelah bungkusan itu terbuka, barulah ia menyadari ternyata bekalnya sudah habis. Hatinya pun mulai cemas. Ia lalu memanjat pohon besar dan tinggi tempatnya berteduh itu. Sesampainya di atas, ia melihat kepulan asap tidak jauh dari tempatnya berada. “Wah, pasti ada orang di sana,” pikirnya dengan perasaan gembira. Tanpa berpikir panjang, Bersambung ke hal. 11