Melayu Pos

Page 1

DWI MINGGUAN TERBIT 12 HALAMAN

Edisi: 136/Thn VI / 21 Desember 2011 - 3 Januari 2012

IBL, PT Tirta Investama dan LKBN Antara Prakarsai Gemas Hal. 4

Harga Eceran :

Bupati Minta SKPD Kompak dan Bersinergi Hal. 7

Rp. 3.000,-

(Jabodetabek)

Togel Jenis Shang Hai Cobra Menjamur Belum Tersentuh Petugas Hal. 10

KPK Harus Berantas Korupsi Sampai Akarnya Jakarta, Melayu Pos Pelaku tindak pidana korupsi yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), biasanya dalam melakukan tindak korupsi tidak sendirian. Ada juga beberapa rekan kerjanya yang bersama-sama melakukan tindak serupa dalam kasus yang sama. Pimpinan KPK baru dibawah pimpinan Abraham Samad, diminta lebih tegas dengan mengungkap pelaku korupsi renteng tersebut.

Shandy Aulia

Tunda Momongan

Baca di hal. 11

TITIAN MUHIBAH Kebencian Terhadap Kapitalisme

Oleh: Mas‘ud HMN Ketua Pusat Kajian Peradaban Melayu Jakarta APA yang salah dari kata kapitalisme? Lalu mengapa tibatiba menjadi kata yang dibenci. Pada umumnya kita belum tahu, hanya menduga lantaran penjajah Indonesia adalah Belanda dan Belanda itu menganut paham kapitalisme dalam ekonominya. Lalu timbul kebencian terhadap kapitalisme. Hal ini mengacaukan konsep pemikiran karena menyamakan konsep etimology (makna kata) dan epistomology (metode mehamai). Aktivitas Produksi Secara etimology kapitalisme dalam pengertian umum, yaitu adalah orang yang memiliki modal (kapital) atau alat produksi dan menggunakan apa yang dimilikinya itu dalam aktivitas produksi dan usaha. Sehingga kapitalnya bertambah karena memperoleh nilai tambah makin tumbuh dan membesar. Diperbolehkannya orang perorang menggunakan kapitalnya untuk berusaha dalam kegiatan produksi dan distribusi tidak diganggu gugat tanpa ada pembatasan. Dari pengertian ini, rasanya tidak ada yang perlu dibenci, bukankah hal itu berlaku dalam praktek? Bukankah ada pengusaha Bakrie, Bosowa, Bokaka, Sahid ada Mercu Buana yang semuanya masih menjalankan fungsinya. Pengertian kedua kapitalisme dalam epistomlogy, yaitu bagaimana metode memahami kapitalisme sebagai fungsi ientelektual. Salah satu bentuknya konsep kapitalisme dalam konstitusi negara. Indonesia membatasi operasional kapitalis secara jelas, yaitu dalam hal bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Segala bentuk operasional kapaitalisme dilarang masuk menguasai hajat hidup orang banyak dari bumi, air dan apa yang tekandung di dalamnya mesti dikuasai negara yang diperuntukkan bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pada masa pemerintahan Orde Baru, era Soeharto, dua kategori ini dipertegas dengan dua pengertian yaitu “dikuasai” bukan dimiliki, dikausai itu dalam pengertian diatur oleh pemerintah. Maka dengan demikian arti pengaturan oleh pemerintah untuk barang dan cabang ekonomi yang penting dan menguasai hidup orang banyak serta bumi, air dan yang terkandung di dalamnya bisa dikuasai perorangan mendapatkan laba buat peroroangan. Ini bisa kita lihat dengan perusahaan-perusahaan yang merambah bidang jalan tol, telekomunikasi, penerbangan, tepung terigu dan lain sebagainya. Begitu juga perusahaan Bersambung ke hal. 11

PANTUN MELAYU

Biru-biru buah mengkudu Masak-masak si salak bali Kalau nafsu yang kita tuju Rusak akhlaq rusak pribadi

Ada buaya di kota Jeddah Hewan itu reptil melata Jika Cinta kepada Allah Buktikan dengan fi’ill yang nyata

Membelah jati pake gergaji Terpelanting jatuh ke dalam waduk Jadilah ahli ilmu sejati Semakin berilmu semakin tawadhu’

Mantan kuasa hukum Bibit-Candra, Achmad Rifai, mengungkapkan, pimpinan KPK baru dengan semangat baru ke depan harus bisa mendakwa seseorang bersamasama jika ingin memberantas tindak pidana korupsi sampai ke akar-akarnya. Dia mengatakan, selama ini lembaga ini tidak sertamerta mengungkap namanama yang disebut dalam dakwaan sebuah kasus.

Padahal penyebutan nama itu di satu sisi merugikan orang yang bersangkutan. Rifai mencontohkan bagaimana penanganan kasus mobil pemadam kebakaran yang melibatkan mantan Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno. Kemudian kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) dan kasus proyek PPIDT di Kementerian Tenaga Kerja dan TransBersambung ke hal. 11

Foto: Ist

SERTIJAB PIMPINAN KPK. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015 Abraham Samad (kanan) dan Ketua KPK sebelumnya Buysro Muqoddas (kiri) berjabat tangan saat serah terima jabatan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (19/12). Jajaran pimpinan KPK baru tersebut berjanji akan lebih giat memberantas korupsi tanpa pandang bulu dan menjauhkan diri dari intervensi pihak tertentu.

Mutilasi Pulau Kian Marak di Kabupaten Karimun

Tanah Yayasan Menteng Raya Dipertanyakan

Kredibilitas DPRD dan Pemda Semakin Diragukan

Sampit, Melayu Pos Puluhan masyarakat yang tinggal di Jalan Sampit Pangkalan Bun kecewa berat terhadap pimpinan Yayasan Menteng Raya, Marconie, baik yang tinggal di KM 68, KM 69, bahkan warga desa Bangkal pun ikut mendatangi ke lokasi tanah Yayasan Menteng Raya di KM 73 untuk minta kejelasannya di mana batas tanah tersebut. Pimpinan yayasan berjanji akan mengadakan pertemuan pada hari Senin (12/12) di lokasi untuk menunjukkan surat-surat tentang keabsahan tanah yayasan tersebut. Sebelumnya ada pertemuan dengan pihak Burhan yang tanahnya berbatasan dengan Yayasan Menteng

Karimun, Melayu Pos Di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) adalah terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) maka dengan itu juga Tangjung Balai Karimun dipilah mejadi salah satu kabupaten dengan tujuan untuk menunjang kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Karimun. Namun kenyataan yang diharapkan ternyata jauh panggang dari api. Kekayaan alam yang ada di negeri ini belum dapat diperuntukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Padahal, Bersambung ke hal. 11

Pulau kecil kian menjadi idola di Kabupaten Karimun.

Raya, tapi waktu itu tidak membawa surat keabsahan tanah tersebut, maka Marconie minta diadakan pertemuan lagi pada hari Senin tanggal 12 Desember 2011, tapi dari jam 08.00 s/d 16.00 WIB pimpinan yayasan tidak datang sehingga masyarakat merasa ditipu dan dibohongi. Bahkan, dua orang ketua RT ikut hadir di lokasi untuk memberikan keterangan masalah tanah tersebut ikut juga dibohongi. Menurut Burhan yang tanahnya berdampingan dengan tanah yayasan, tanah garapannya juga mau diambil dengan alasan bahwa tanah tersebut termasuk milik yayasan. “Makanya kemaren saya Bersambung ke hal. 11

Terkait Kekerasan PT Musim Mas Kepada Pekerjanya

Pengusaha Rampas 520 Ha Lahan Warga

Jangankan Memproses Pelaku Datang ke TKP Saja Polisi Malas

PD FKPPI Provinsi Riau Siap Bantu Masyarakat

Pelalalwan, Melayu Pos Sungguh ironis. Pihak kepolisian di negeri ini tidak bisa diharapkan sebagai pengayoman dan pelindung bagi masyarakat yang tertindas. Malah kadang sebaliknya, polisi menjadi body guard bagi penguasa atau pengusaha. Seperti yang dialami Fanti Zega, pekerja/buruh PT Musim Mas korban penganiayaan oleh satpam PT Musim Mas. Pada saat Fanti Zega melaporkan kepada Polsek

Kampar, Melayu Pos Perjuangan masyarakat Desa Kijang Jaya hampir terjawab sudah. Bertahun-tahun perjuangan mereka setelah dana dan tenaga banyak dikorbankan untuk mendapatkan hak atas tanah 520 ha milik mereka dirampas seorang pengusaha perkebunan sawit, Tukiran alias Acua. Dari keragaman pemilik tanah tersebut beberapa orang dintaranya masih anggota aktif Bersambung ke hal. 11

Pangkalan Lesung kejadian yang dialaminya. “Jangankan memproses pelakunya, datang ke TKP saja polisi tidak mau,” ujar Fanti Zega kepada Melayu Pos, belum lama ini. Fanti Zega mengatakan, penganiayaan yang dialaminya berawal dari penyakit akibat kecelakan kerja yang dialaminya pada tahun 2010 di PT Musim Mas, hingga satu tahun Fanti Zega tidak dapat bekerja. Padahal pasal 172 Undang-Undang nomor 13

HISTLEGEND

Tahun 2003 tentang ketenagaan kerja, menyebutkan ‘Perusahaan wajib membayar gaji pekerja selama pekerja tidak mampu bekerja.’ Disebabkan penetapan kecelakaan kerja Fanti Zega agak terlambat dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pelalawan, Fanti Zega yang sedang menunggu hak normatifnya ini malah sebaliknya menerima tangisan, tiba-tiba (9/12) pukul 07.00 wib datang Bersambung ke hal. 11

Oleh T Luckman Sinar Basyarsyah II

Orang Melayu dan Rajanya

D

engan tertanamnya penjajahan Belanda di Sumatera Timur, maka proses Melayunisasi Raja Melayu ke daerah pedalaman yang dihuni sukusuku Batak sudah terhalang, karena daerah tersebut disiapkan oleh Belanda sebagai daerah pengembangan agama Kristen. Seseorang dianggap sebagai Melayu apabila telah memenuhi syarat sebagai orang Islam, berbicara bahasa Melayu, mempergunakan adat Melayu, dan

memenuhi syarat menetap di tempat tertentu (Nagata: 91). Jadi, istilah Melayu adalah berdasarkan alasan kultural. Salah satu ciri orang Melayu adalah memegang konsepsi “kerajaan”. Hal ini menunjukkan pentingnya fungsi raja bagi orang Melayu dalam policy negara dan pemusatan sesuatu pada raja dalam indentitas kultural orang Melayu tua. Raja adalah simbol personifikasi nilainilai masyarakat dan tradisi sejarah (Milner, 1977).

Kerasnya konsep beraja tersebut ditunjukkan oleh beberapa pepatah Melayu, seperti “Ada raja adat berdiri, tiada raja adat mati” dan “Biar mati anak, daripada mati adat” (Kementerian Penerangan RI). Arti “kerajaan” di sini adalah wilayah kediaman (establishment) yang ada bandarnya. Orang Melayu sangat menghormati raja dari keturunan dinasti yang tersohor terus-menerus (illustrious and impeccable). Hal ini berfungsi sebagai

legitimasi, karena menurut mereka rakyat dan negeri mudah dicari, namun dinasti purba yang tersohor tidak dapat dicari. Selama dinasti itu utuh, tidak ada alasan untuk membubarkan kerajaan. Sesuai dengan adat pada zaman Hindu dan Budha, raja dianggap “bodhisatva” yang memberikan “tantra” dan kedamaian abadi kepada rakyatnya yang setia “bhak-ti” dengan “anugerah”. Ada seperangkat alat musik nobat yang menjadi bagian dari regalia kerajaan, yaitu sesuatu yang bersifat sakral dan mengandung supernatural po-

H John Analis Bagian: Pertama

wer, misalnya jin kerajaan. Pengangkatan raja baru tidak syah jika tidak “dinobatkan”. Pada zaman dahulu, jika terdengar alat musik nobat dibunyikan, maka orang berhenti bekerja seolaholah raja berada di situ (Sinar, t.t.: 3’16). Raja ‘berdaulat’ dan mempunyai kesaktian yang tidak dipunyai rakyat biasa. Konsep ini dipengaruhi ajaran Islam yang dibawa pada abad ke-13 dan ke-14 oleh kaum Sufi. Raja memakai titel ‘sultan’ atau ‘syah’ yang dianggap zil Allah fi’il alam (bayang-bayang Tuhan di atas dunia).


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.