NAMA
: META INDRIYANI KURNIASARI HANFIE VANDANU
15412016 15412019
SHIFT 2 PRAKTIKUM-3 MAP 1 : ANALISIS STATISTIK INFERENSI
Kasus satu sampel Diketahui data tingkat pengembalian modal (FIRR) pada jalan tol di pulau Jawa sebagai berikut, dengan standar persentase pengembalian modal sebesar 17.81%. Akan dicari tahu apakah rata-rata jalan tol sudah mengalami pengembalian modal. Apakah benar tingkat pengembalian modal terhadap investasi pertahun adalah 17.81%? TOL
FIRR (dalam %)
CINERE - JAGORAWI
17.32
SEMARANG - SOLO
15.94
GEMPOL - PANDAAN
19.19
CIKAMPEK - PALIMANAN
17.86
SEMARANG - BATANG
17.64
GEMPOL - PASURUAN
17.90
PEJAGAN - PEMALANG
18.64
PEMALANG - BATANG
18.13
KANCI - PEJAGAN
19.23
JORR Seksi W1
17.74
KERTOSONO - MOJOKERTO
17.80
BOGOR RING ROAD
17.76
SURABAYA - MOJOKERTO
18.03
NGAWI - KERTOSONO
17.50
CINERE - JAGORAWI
17.32
SEMARANG - SOLO
15.94
FIRR adalah tingkat pengembalian modal terhadap investasi per tahun dalam %. Analisis dilakukan menggunakan analisis one sample t-test dengan hipotesa H0: μ %FIRR ≥ angka standar FIRR (17.81%) H1: μ %FIRR < angka standar FIRR (17.81%) Tingkat Kepercayaan: 95% α : 0.05
α : 0.025, two-tailed 2
One sample T-Test One-Sample Statistics N FIRR (dalam %)
14
Mean 17.9057
Std. Deviation Std. Error Mean .80919 .21627
One-Sample Test Test Value = 17.81 95% Confidence Interval of the t FIRR (dalam %)
df .443
13
Sig. (2-tailed) Mean Difference .665 .09571
Difference Lower Upper -.3715 .5629
Sumber : pengolahan SPSS 2014
Dari hasil analisis One sample T-Test didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.665. sehingga nilainya lebih besar dari nilai alpha two tailed (0.025). Oleh karena itu, maka H 0 diterima sehingga tingkat pengembalian modal terhadap investasi per tahun dalam % adalah benar â&#x2030;Ľ 17.81%. Interpretasi : Dengan angka FIRR â&#x2030;Ľ 17.81%, maka implikasinya terhadap perencanaan wilayah kota adalah pada pembiayaan pembangunan infrastuktur Tol. Pembangunan infrastuktur tol ini dapat menarik investor untuk bersama dengan pemerintah bekerja sama dalam pembiayaan pembangunannya. Sebagai return bagi pihak swasta dapat ditarik fee atau pembayaran kepada pihak swasta dapat berbentuk usercharges setelah jalan tol terbangun. Secara finansial FIRR â&#x2030;Ľ 17.81% adalah angka yang dikehendaki pihak investor karena angka tersebut berada di atas nilai discount rate atau suku bunga yang berlaku pada bank umum agar investasi yang diberikan menguntungkan. Untuk menarik investor juga sangat diperlukan kompensasi dari sector lainnya seperti sector perdagangan, komersil yang dapat dibangun sebagai rest area yang ada di jalan tol tersebut. Sehingga nilai FIRR ini berpengaruh juga kepada kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah untuk mengatur antara pembiayaan pembangunannya, dan alokasi ruang untuk pembangunan fasilitasnya. Kasus 2 sampel Independen Diketahui data hasil penelitian mencari hubungan antara jumlah toko dengan jumlah ATM yang ada. Dengan asumsi awal bahwa jumlah pertokoan yang ada mempengaruhi jumlah ATM. Oleh karena itu diambil 20 sampel untuk membuktikan asumsi tersebut. Yaitu: Apakah benar keberadaan ATM dipengaruhi jumlah toko? Kelurahan
Jumlah
ATM
Kel. Mengger Kel. Batununggal Kel. Margasenang Kel. Margasari Kel. Darwati Kel. Cipamakolan Kel. Mekar Mulya Kel. Pasirbiru Kel. Cipadung Kel. Cisurupan Kel. Cisaranten Wetan Kel. Pasanggrahan Kel. Cigending Kel. Pasir Endah Kel. Cisaranten Bina Harapan Kel. Sukamiskin Kel. Antapani Kidul Kel. Antapani Tengah Kel. Karang Pamulang Kel. Mandalajati Kel. Mengger
Toko 7 108 87 32 28 128 68 93 20 12 144 225 219 78 18 45 189 99 150 200 7
Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak
Analisis dilakukan menggunakan analisis independent sample t-test dengan hipotesa: H0 : Jumlah toko ber-ATM = jumlah toko non-ATM ( ada atau tidaknya toko tidak berpengaruh ke ATM) H1 : Jumlah toko ber-ATM ≠ jumlah toko non-ATM ( ada keterkaitan ) Tingkat Kepercayaan: 95% α : 0.05
α : 0.025, two-tailed 2
Independent Sample T-Test Group Statistics Keberadaan ATM Jumlah Toko
N
Ya dimension1
Tidak
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
5
132.80
77.380
34.605
15
85.73
67.973
17.551
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of
Variances
Means
F Jumlah Toko
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .034
t .855
df 1.299
18
1.213
6.205
Independent Samples Test t-test for Equality of Means Std. Error Sig. (2-tailed) Jumlah Toko
Mean Difference
Difference
Equal variances assumed
.210
47.067
36.237
Equal variances not assumed
.269
47.067
38.802
Independent Samples Test t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference Lower Jumlah Toko
Upper
Equal variances assumed
-29.064
123.198
Equal variances not assumed
-47.122
141.255
Sumber : pengolahan SPSS 2014
Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh diperoleh Sig. (2-tailed) sebesar 0.210. Artinya adalah 0.210 > 0.025 yang pada kesimpulannya H0: Jumlah toko ber-ATM = jumlah toko non-ATM ( ada atau tidaknya toko tidak berpengaruh ke ATM) diterima. Interpretasi: Dengan hasil bahwa tidak ada hubungan antara jumlah toko dengan petumbuhan jumlah ATM, maka implikasinya terhadap perencanaan wilayah kota adalah dalam pembangunan sarana dan prasarana perniagaan. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dalam pembangunan sarana dan prasarana perniagaan, misalnya pembangunan 1 toko tidak harus diikuti oleh pembangunan 1 gerai ATM. Pembangunan toko harus sesuai dengan hirarki jangkauan pelayanan, begitu juga pembangunan ATM. Contoh kasus, pembangunan toko di perkampungan, tidak harus diikuti dengan pembangunan ATM. Karakteristik ATM yang canggih tidak mungkin dibangun di kawasan perkampungan, maka ATM ini cocok untuk lingkungan dengan wilayah yang masyarakatnya mengerti teknologi.
Kasus 2 sampel dependen Diketahui data panjang jalan aspal di Kota dan Kabupaten di provinsi Jawa Barat terlampir sebagai berikut. Dengan asumsi awal bahwa rata-rata panjang jalan aspal tidak terjadi perubahan. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kabupaten/Kota Kab.Bogor Kab. Bandung Kab. Garut Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Cimahi Kota Tasikmalaya
Panjang Jalan Aspal Aspal 2004 Aspal 2005 1359145 1352245 3266900 3266900 900540 900540 414100 414100 632700 632700 582430 582430 813010 893160 617980 617980 1136670 1136670 467140 490112 166580 166580 165070 165070 307090 307090 101095 101095 451114 451114
Analisis dilakukan menggunakan analisis paired sample t-test dengan hipotesa H0: μ aspal 2004 = μ Aspal 2005 H1: μ Aspal 2004 ≠ μ Aspal 2005 Tingkat Kepercayaan: 95%, artinya tingkat keberartian adalah 5%, sehingga α : 0.05, two-tailed.
Paired Sample T-Test
α : 0.025, 2
Paired Samples Statistics Pair 1
2004
Mean 758770.93
2005
765185.73
N 15
Std. Deviation 780203.463
Std. Error Mean 201447.668
15
779900.955
201369.561
Paired Samples Correlations N Pair 1
2004 & 2005
15
Correlation 1.000
Sig. .000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Pair 1
Mean -6414.800
2004 - 2005
Std. Deviation Std. Error Mean 21350.979 5512.799
Lower -18238.578
Upper 5408.978
Paired Samples Test Pair 1
2004 - 2005
t -1.164
df 14
Sig. (2-tailed) .264
Sumber : pengolahan SPSS 2014
Dari hasil output SPSS didapatkan nilai sigfinicancy (2 tailed) sebesar 0.264, dan nilai ini memiliki nilai lebih besar dari persentase error sebesar 0.025 oleh karena itu Hipotesa H 0 diterima. Hal ini berarti asumsi awal bahwa tidak ada perbedaan panjang jalan dari tahun 2004 â&#x20AC;&#x201C; 2005 dapat diterima. Interpretasi:
Dari pengolahan data diperoleh bahwa tidak ada perbedaan panjang jalan Antara tahun 2004 â&#x20AC;&#x201C; 2005. Hal ini menjadi kajian perencanaan wilayah dan kota, khususnya dalam hal pembangunan aksesibilitas
dalam
bentuk
infrastuktur jalan.
Seharunya,
pemanfaatan
ruang
berupa
pembangunan infrastruktur jalan harus diawasi juga dalam bentuk pengendalian pemanfaatan ruang. Pembiayaan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah untuk maintenance penggunaan jalan dan pembangunan jalan bisa saja disalahgunakan dan di korupsi. Artinya, jika hal itu benar terjadi, maka pembangunan yang dilakukan tidak efisien dan tidak memberikan manfaat bagi banyak orang.