Metro Jabar edisi 4

Page 1

KAMIS, 16 APRIL 2015

Aspirasi, Suara Hati Masyarakat Jawa Barat

Unik, Daya Tarik Kuburan Kereta di Sudut Stasiun Purwakarta PURWAKARTA-Purwakarta adalah salah satu kabupaten yang masuk dalam wilayah Propinsi Jawa Barat. Kabupaten ini terletak di jalur utama antara Kota Jakarta dan juga Bandung. Tidak heran jika Purwakarta banyak disinggahi orang yang setiap harinya berlalu lalang dari Jakarta menuju ke Bandung atau sebaliknya. Selain itu, Purwakarta juga punya beberapa tempat wisata menarik yang sayang untuk dile-

watisepertiWadukJatiluhur,Situ Wanayasa, Gunung Bongkok, Gunung Parang, Situ Buleud, ataupun mencicipi kuliner khas Purwakarta seperti sate maranggi. Ada satu lagi tempat menarik terutama untuk para pecinta kereta api, yaitu adanya tumpukan gerbong kereta rusak yang ada di Stasiun Purwakarta. Jika kita pergi ke Purwakarta menggunakan kereta api, maka kita akan disuguhi dengan pemandangan tumpukan gerbong-gerbong kereta api

WARNA-WARNI: Tumpukan gerbong kereta usang warna-warni cocok dijadikan spot fotografi. Kuburan kereta ini hanya ada di Kabupaten Purwakarta.

yang berwarna-warni di salah satu sudut Stasiun Purwakarta. Gerbong kereta yang ditumpuk tersebut merupakan gerbong kereta komuter seperti Kereta Rel Listrik Jabotabek yang sudah tidak terpakai lagi dan digantikan dengan gerbong kereta yang baru karena sudah tidak ada lagi suku cadangnya dan sudah digunakan sejak tahun 80-an. Gerbong-gerbong kereta bekas tersebut dibiarkan menumpuk dan usang yang justru menjadi salah satu daya tarik yang ada di

Stasiun Purwakarta. Tidak sedikit orang yang menyebuttumpukangerbongkereta bekasdiStasiunPurwakartainisebagai kuburan kereta api, namun bukankesanseramyangakankita dapatkan,tetapikesanunikseperti permainanlegountukanak-anak. Gerbong-gerbongbekasyangada diStasiunPurwakartainiberjumlahsekitar181gerbongdanmasih adakemungkinantambahanjika ada kereta api lain dari Stasiun Manggarai,Jakartayangdikirimdi tempat ini untuk disimpan.

Gerbong-gerbong bekas tersebut ditumpuk meninggi ke atas bahkan sampai dengan tiga tingkatan. Ada juga beberapa gerbong kereta yang disusun memanjang. Banyak orang yang menjadikan tumpukan gerbong kereta api sebagai latar belakang foto menarik karena terlihat unik dan menarik perhatian. Aditya, salah seorang fotografer mengaku lokasi tersebut sangat unik karena tidak didapati di tempat lain.(and)

Mbah Tedjo: Bupati Dedi Berani

MENGUPAS SEJARAH: Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi didampingi vokalis ST12 Charly Van Houten menjadi dalang. Foto insert: Warga berkerumum menyaksikan wayang golek dan drama perang Bubat.

Musikal Perang Bubat di Purwakarta

Kang Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta

KATA MEREKA...

P U R WA K A R TA - B u dayawan Sudjiwo Tedjo memberikan apresiasi besar terhadap pementasan drama Perang Bubat. Ia menilai Bupati Dedi sungguh berani sebab selama ini tema tersebut dianggap tabu oleh banyak kalangan lantaran sensitif bagi dua suku besar di Indonesia. Yakni Raja Sunda (Galuh) dan Jawa (Majapahit). Drama Perang Bubat digelar dengan melibatkan empat dalang tersohor. Dua di antaranya merupakan anak dalang Asep Sunandar

Sunarnya yakni Dadan Sunandar Sunarya dan Yogaswara Sunandar Sunarya. Sementara dua lainnya adalah Awan Dede Amung Sunarya serta budayan sekaligus dalang wayang kulit Sudjiwo Tedjo. Pertunjukan semakin meriah dilengkapi dengan hadirnya vokalis ST12 Chari Van Houten, pelawak Ohang, budayawan Imam Soleh serta musik pengiring Emka9. Mbah Tedjo –panggilan akrab Sudjiwo Tedjo- sepakat peristiwa masa lalu bukan untuk dibesar-besarkan nilai negatifnya tapi sisi positifnya menjadi penting untuk cerminan kehidupan.

“Masa lalu adalah masa lalu yang suram karena Perang Bubat. Semoga alam ini semuanya selesai bahwa dalam perang itu tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar,” ujar Sudjiwo dalam syair puisinya. Sebagaimana diketahui, Perang Bubat terjadi antara Raja Sunda Galuh, Prabu Linggabuana dengan Raja Majapahit, Hayam Wur uk. Kala itu, rombongan Galuh datang ke Majapahit untuk menikahkan Diah Pitaloka C i t ra re s m i , pu t r i Raja G a l u h d e n g a n Ha y a m Wuruk. Namun bukannya diterima dengan b a i k , ro m b o n g a n ra ja

Galuh justru dihabisi oleh Mahapatih Gajahmada. Diah Pitaloka yang saat itu selamat memilih untuk bunuh diri demi membela kehormatan kerajaannya dibandingkan harus dipersunting Hayam Wuruk. “Citra Resmi aku mencintaimu. Tak ada alasan aku hidup jika tanpa cintamu. Negeri ini akan runtuh jika pemimpinnya tidak jatuh cinta. Maka, jika ada bupati yang tidak sedang jatuh cinta, turunkan dia dari jabatannya. Karena pemerintahan akan garing tanpa cinta,” ungkap Sudjiwo saat memerankan Mahapatih Hayam Wuruk dalam drama tersebut. Bupati Dedi Mulyadi menyebut pagelaran Perang Bubat bukan dimaksudkan untuk membuka aib lama. Sebaliknya, untuk menarik hikmah dari peristiwa besar Bubat. “Kita mencoba mengungkap sejarah tabu. Perang Bubat perang yang mela-

hirkan kebencian. Tapi kebencian di masa lalu dan perangnya jadi ungkapan cinta pada masa kepemimpinan masa itu,” jelas Dedi. Dari empat tokoh sentral dalam Perang Bubat, menurut Dedi, memiliki karakter kepribadian yang bisa diambil hikmah positifinya. Linggabuana dengan cinta kasihnya bersedia menjalin silaturahmi Sunda dan Majapahit melalui pernikahan Citra Resmi dan Hayam Wuruk meski mempelai wanita yang datang ke mempelai pria. “Begitu pun Citra Resmi. Berani mengorbankan dirinya dengan bunuh diri demi menjaga kehormatan bangsanya. Gajah Mada tumbuh perkasa menjaga keutuhan Majapahit melalui Sumpah Palapa dan cikal bakal bangsa kita. Dan Hayam Wuruk adalah ekspresi cinta raja yang tetap mencintai Citra Resmi sekalipun dia tiada,” beber Dedi. (and)

Menikmati Wisata Alam dan Kuliner Khas Kabupaten Purwakarta MERESAPI: Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menceritakan Diaroma Arsip Bale Panyawangan kepada Diky Candra.

Artis Terkesima Wisata Purwakarta PURWAKARTA-Dari tahun ke tahun Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengalami kemajuan pesat. Wajar jika Purwakarta kerap dikunjungi banyak orang. Dari dalam maupun luar kota bahkan artis pun tak sedikit berkunjung untuk menikmati indah dan kerennya daerah yang dijuluki Kota Simping ini. Seperti salah satunya pelawak kondang Raden Diky Candra Negara. Pria yang dikenal dengan nama ini Diky Candra ini baru-baru ini kerap berkunjung untuk menikmati indahnya kota wisata Purwakarta. Bahkan sempat menghadiri dan andil dalam wayang golek yang digagas Bupati Dedi Mulyadi pada akhir pekan kemarin. Selain itu, pria yang juga berprofesi sebagai MC, sutradara, penulis naskah dan aktor dalam dunia hiburan di tanah air ini pun mempromosikan Kota Purwakarta. Seperti yang ia tulis melalui akun twitternya @dikychandra_. Kata dia, jika ingin tahu mahkota raja Sunda berwisata aja ke Purwakarta. “Kalau ingin tahu mahkota raja Sunda, sejarah-sejarah kerajaan Sunda dan lain-lain berwisata budaya aja ke Purwakarta,” ungkap dia. Dalam lawatannya, Diky tampak penuh semangat berkeliling kota Purwakarta didampingi Bupati Dedi sambil bersepeda onthel. Dengan penuh gaya candanya, Diky memperlihatkan kesannya terhadap kota Purwakarta yang tertata rapi. Bahkan, ia begitu bangga memposting tulisan terhadap kepemimpinan Bupati Dedi yang dianggap sebagai pemimpin hebat. “Melihat sendiri HITAMnya para pemimpin bikin pesimis INDONESIA maju. Tapi kembali optimis saat brtemu pemimpin-pemimpin hebat minggu ini. Alhamdulillah,” begitu tulisnya. Bersepeda pun terhenti di Diaroma Arsip Bale Panyawangan Purwakarta. Bupati Dedi menjelaskan seluruh gedung dan fungsinya. Termasuk sejarah-sejarah yang dicantumkan di Diaroma tersebut. Selain Diky Candra. Belum lama ini berkunjung ke Purwakarta yaitu Charly Van Houten, Jenita Janet, Baim Wong, Pelawak Sunda Ohang, dan Nassar KDI. Saat mengunjugi Diorama Arsip Bale Panyawangan, Charly mengatakan, sejarah, kebudayaan yang ditampilkan di Purwakarta berbeda. Pasalnya, sejarah budaya dikemas modern. “Ini sangat bagus dan luar biasa,” ungkapnya. (and)

Nyamannya Melepas Penat di Situ Wanayasa Sungguh berbeda kondisi Situ Wanayasa terdahulu dengan kondisi saat ini. Bukan saja keren, tapi situ yang terletak di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, sekitar 23 km dari Kota Purwakarta atau 83 km dari Bandung ini menjadi salah satu lokasi favorit pecinta travelling. Laporan CATUR AZI, Wanayasa-Purwakarta KEINDAHAN yang elok, asri, nyaman dan sangat cocok untuk melepas penat sambil menikmati kuliner bermacam makanan yang disajikan. Situ Wanayasa memiliki luas sekitar 7 hektare. Dikelilingi pohon-pohon, bukit-bukit hijau, dengan air danau bersih dan alami. Situ Wanayasa semakin cantik saja. Situ ini memiliki ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan laut dengan temperatur udara rata-rata berkisar antara 17 sampai dengan 20 derajat celsius. Ada sebuah bukit kecil yang ditumbuhi pohon pinus. Bukit ini terletak di tengah-tengah. Di sana terdapat sebuah makam keramat. Prasarana yang sudah tersedia, listrik, telepon dan kendaraan umum. Untuk meningkatkan akses dan kenyamanan bagi pengunjung, jalan menuju Situ Wanayasa telah dihotmix, penataan Gedung Kewedanaan

bersantai. Untuk sarana wisata air yang ada pada saat ini yakni bebek gowes. Pada saat ini sedang disusun regulasi/juknis untuk pengoperasian dan pengamanan sarana wisata air tersebut. Situ Wanayasa merupakan kawasan wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan, karena secara geografis pariwisata, terletak di antara Tangkuban Parahu, Ciater dan danau Jatiluhur. Sekelumit sejarah situ ini diceritakan, antara tahun 1819-1826 Pemerintahan Belanda melepaskan diri dari Pemerintahan Inggris yang ditandai dengan upaya pengembalian kewenangan dari para Bupati kepada Gubernur Jendral Van der Capellen. Dengan demikian EKSOTIS: Bukit yang hijau rindang terletak di pulau tengah-tengah Situ Wanayasa memberikan Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820, melinuansa eksotis pemandangan indah. puti wilayah tanah yang terletak di sebelah Timur kali Citarum/Cibeet menjadi sarana aktivitas kebu- kuliner khas Purwakarta seperti Sate dan sebelah Barat kali Cipunagara. dayaaan dan pembangunan sarana Maranggi dan ikan bakar special Dalam hal ini kecuali Onder Distrik wisata berupa guest house. seagai manget wisatawan. Ke depan Gandasoli, sekarang Kecamatan Pada tahun 2007 Badan Pari- berbagai inovasi akan segera kami Plered pada waktu itu termasuk wisata Kabupaten Pur wakarta suguhkan untuk wisatawan,” kata Kabupaten Bandung. telah melakukan upaya penataan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Sebagai Bupati I Kabupaten kawasan Situ Wanayasa. Antara Selain itu pula telah dibuat juga Karawang yang dihidupkan kemlain p embuatan gazeb o yang jembatan semi permanen yang bali diangkat R.A.A. Surianata dari dapat dimanfaatkan pengunjung menghubungkan dari sisi ke pu- Bogor dengan gelar Dalem Santri untuk tempat beristirahat sambil lau kecil yang terletak ditengah yang kemudian memilih ibu kota menikmati keindahan panorama situ, sehingga kini pulau kecil Kabupaten di Wanayasa. Pada masa Situ Wanayasa. yang berada di tengah situ da- pemerintahan Bupati R.A. Suri“Kini Pemerintah Kabupaten Pur- pat dicapai pengunjung dengan awinata atau Dalem Sholawat, pada wakarta telah menata lebih baik mudah, di mana dalam tahun tahun 1830 ibu kota dipindahkan melengkapi berbagai fasilitas di Situ yang sama telah dilakukan pula dari Wanayasa ke Sindangkasih, Wanayasa sehingga bisa dijadikan penataan taman di tengah situ yang kemudian diberi nama Purdestinasi utama wisatawan baik do- tersebut, antara lain penyediaan wakarta yang artinya Purwa yakni mestic maupun mancanegara. Me- beberapa tempat duduk yang permulaan dan karta berarti ramai/ mang saat ini kami baru menjadikan dapat dipakai pengunjung untuk hidup. (*)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.