Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19

Page 1

Peta Jalan

Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia

pada Masa dan Pascapandemi COVID-19 Editor in chief : Dr. dr. Taufik Jamaan, SpOG. ILUNI UI 2021 ni


Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Ketentuan Pidana Pasal 72 UU No. 19 tahun 2002 1.

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2.

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

ii n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Peta Jalan

Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia

pada Masa dan Pascapandemi COVID-19

Editor in chief : Dr. dr. Taufik Jamaan, SpOG. ILUNI UI 2021 n iii


Pagebluk di Indonesia merupakan sebuah pengulangan sejarah, dari zaman kerajaan hingga era terkini. Tapi betapa pun sulitnya, kita selalu punya cara untuk bangkit dan melaju. ~ Sandiaga Salahudin Uno

iv n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Ilustrasi : freepik

ILUNI UI 2021 n v


Peta Jalan Pemulihan Ekonomi Kesehatan dan Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19 Penulis & Kontributor:

• Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA. • Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia • Jenderal TNI Dudung Abdurachman, SE., MM. • Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) • Dr. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc. • Gubernur Nusa Tenggara Barat • Andre Rahadian SH., LL.M, M.Sc. • Ketua Umum ILUNI UI Pusat • Prof. dr. Budi Sampurna, SH., DFM., Sp.F(K), Sp. KP • Ketua ILUNI FKUI Periode 2016-2019 • Dr. Penny Kusumastuti Lukito, MCP. • Kepala BPOM • Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP • Dekan FKUI • Dr. dr. Erlina Burhan, Sp.PK • Dokter Spesialis Paru • dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH., Ph.D. • Pakar Epidemiologi Universitas Griffith Australia • Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM7H, DTCE, FISR • Direktur WHO SEARO • Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH • Ketua Asosiasi Ekonomi Kesehatan Indonesia • Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK • Riset Vaksin, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi • dr. Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) dan Dr. dr. Alamsyah Azis SpOG(K) • Pengurus Pusat POGI • .dr. Andi Khomeini Takdir, SpPD. • Penggagas Vaksin untuk Kita • Letjend TNI (Purn) Doni Monardo • Ketua BNPB 2019-2021, Ketua Satgas COVID-19 Pusat • Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si • Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak • Gidion Suranta Barus ST MM • ICT Profesional • Yoris Sebastian • Creative Thinker • Dr. Yanti Pusparini, ST, MM • Pengamat Perkembangan Digital Sistem Pembayaran Indonesia dan Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia • Robby Saputra, MTI. • VP of Operation and Service QA Chief of Angkasa Pura II • Berly Martawardaya, S.E, M.Sc • Direktur Riset Indef • Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM • Ketua Satgas COVID-19 PB IDI • dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes • Ketua PERSI • dr. Hardhi Pranata, Sp.S, Mars • Ketua Umum PDHMI • Nurhadi Yudiyantho, SE.Ak • Managing Director Bunda Hospital Group • diDDi AGePe • Composer, Sound Healer, Inner Peace Coach • Dr. Ni Made Ary Widiastini., S.ST.Par., M.Par. Tourism • Dosen Perhotelan DIII Universitas Pendidikan Ganesha • Titing Kartika,S.Pd. MM.MBA.Tourism • Dosen STIEPAR YAPARI Bandung • dr. Andry Edwin Dahlan • Pelaku dan Pengamat Global Healthtourism • dr Ina Agustina Isturini, M.K.M. • Kepala Bidang Pencegahan, Mitigasi, dan Kesiapsiagaan, Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan

© 2021 Tim Penyusun Editor in chief : Dr. dr. Taufik Jamaan Sp.OG Managing editor : Hartin Rozaline Editor : dr. Andry Edwin Dahlan Copy editor : Alia Fathiyah Redaksi : Nazmia, Ida Layout, desain, ilustrasi & foto cover : Mulyana ISBN : 978-602-50963-1-0 Diterbitkan pertama kali oleh ILUNI UI bekerjasama dengan PT. Onbloss Creative Mandiri pada Desember 2021. Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang memperbanyak, mengopi, menyebarkan, dan menjual tanpa seizin penulis dan penerbit. vi n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


DAFTAR ISI KATA PENGANTAR — 6 SAMBUTAN — 10

Sandiaga Salahuddin Uno - Peluang yang Muncul dari Sektor Ekonomi Kreatif Saat Pandemi —12 Dudung Abdurachman - Peranan TNI dalam Penanganan Wabah COVID-19 —20 Zulkieflimansyah - Sambutan Gubernur Nusa Tenggara Barat — 28 Penny Kusumastuti Lukito - Sambutan Kepala BPOM — 34 Andre Rahadian - Sambutan Ketua Umum ILUNI UI — 38 Budi Sampurna - Ternyata COVID-19 Bukan Sekadar Pandemi — 46

KESEHATAN — 54

Ari Fahrial Syam - (Menangkap Peluang Market Pelayanan Kesehatan Nasional Selama dan Pascapandemi) — 56 Erlina Burhan - (Strategi Pengobatan COVID-19) — 66 Dicky Budiman - (Pandemi COVID-19, Pelajaran Penting Dunia Akibat Rapuhnya Ketahanan Kesehatan Global) — 74 Tjandra Yoga Aditama - (Mencegah Kenaikan Kembali Kasus COVID-19) — 82 Hasbullah Thabrany - (COVID-19 Membuka Mata: Sehat itu Mahal) — 102 Amin Soebandrio - (Vaksin Merah Putih Bisa Memenuhi 50% Kebutuhan Vaksin di Indonesia) — 122 Ari Kusuma J. dan Alamsyah Azis (Dampak pandemik COVID-19 pada Ibu Hamil dan Kesehatan Wanita serta Efek Vaksin terhadap Ibu dan Kehamilan) — 138 Andi Khomeini Takdir - (Pengaruh Psikosomatik pada Pasien COVID) — 156

EKONOMI — 164

Doni Monardo - (Strategi Penanganan COVID-19 Berbasis Pentahelix) — 166 Seto Mulyadi (Melintasi Sejarah, Menang Melawan Wabah. Tahun Ajaran Baru Bukan Gelombang COVID Baru) — 178

Gidion S Barus (Akselarasi Ekonomi Digital di Era Pandemi) — 192 Yoris Sebastian (Beradaptasi Cepat tapi Instan) — 198 Yanti Pusparini (Instrumen dan Kanal Digital Sebagai Solusi Pembayaran di Era Pandemi) — 204

PARIWISATA — 210

Robby Saputra (Strategi Angkasa Pura II dalam Menghadapi Situasi Pandemi COVID-19) — 212 Berly Martawardaya (Pariwsata Indonesia Merespons Pandemik: Rethinking dan Langkah Transformasi) — 218 Zubairi Djoerban (Siapkah Kita Membuka Kembali Keran Pariwisata?) — 224 Kuntjoro (Hospital Tourism: Sebuah Kesempatan dan Tantangan bagi Rumah Sakit Pascapandemi COVID-19) — 232 Hardhi Pranata (Indonesia Kaya Tanaman Obat) — 240 Nurhadi Yudiyantho (Inovasi dan Kolaborasi Kunci Keberhasilan Wisata Medis Indonesia) — 246 Diddi Agepe (Dampak dari Adanya Sebuah Pandemi) — 248 Ni Made Ary (Mendampingi Desa Tua Bali Aga Sidetapa. Mengembangkan Potensi Wisatanya di Masa Pandemi COVID-19) — 254 Titing Kartika (CHSE dan Kesiapan Destinasi Wisata) — 260 Andry Edwin Dahlan (Pandemi sebagai Momentum Kebangkitan Health Tourism Indonesia — 266 Ina Agustina Isturini (Antisipasi Bencana Lain saat Pandemi COVID-19 — 278

DAFTAR PUSTAKA — 288

ILUNI UI 2021 n 1


rm iirm

Ariyanto A Ariyanto Arnrnal ald d

aw m dldooLLaw FFiirrm nrnaal AAr

Ar Firim F rm Ariiyyaant aw w L ntoo o o La

rrnnaaldldoo L L a nntotoAA a w wF iiyyaa F AArr

Equity Tower 35th Floor, Suite35C 35C Equity Tower 35th Floor, Suite SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta12190 12190 Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta

Telp : :+62 +6221 212903 29037666 7666 Telp Email : info@ariyantoarnaldo.com Email : info@ariyantoarnaldo.com www.ariyantoarnaldo.com www.ariyantoarnaldo.com

Revenue Tower 12th Floor Telp : +62 21 2912 7888 Revenue Tower 12th Floor Telp : +62 21 2912 7888 SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 Email : info@aalflegaltax.com SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 Email : info@aalflegaltax.com Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta 12190 www.aalflegaltax.com Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta 12190 www.aalflegaltax.com

2 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


irm

Ariyanto Arn ald

Ariy an to

do Law Firm nal Ar

Firm aw oL

rnaldo L aw nto A iya F Ar

Ariyanto Bakri S.H Founding Partner

Ariyanto Arn ald

irm

Arnaldo Jr Soares, S.H., M.H., CTA Founding Partner

do Law Firm nal Ar

Mr. Bakri's ability to solve cases and manage offices at the m As Arai Firoffice. beginning of his development as a lawyer's nto aw concentrates onyathe founding partner, currently Mr. Ariyanto L o strategic development plan of AALF so that AALF is getting stronger and advancing rapidly.

Mr. Arnaldo has successfully handled various technical and non-technical aspects in resolving client legal issues, especially litigation cases which became his expertise. Litigation cases that have been handled vary from civil cases in banking and finance, land and property, insurance to criminal cases.

rnaldo L a nto A w iya F Ar

Equity Tower 35th Floor, Suite 35C Telp : +62 21 2903 7666 Dr. (Kand.) Marcella Santoso, S.H., M.Kn. SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 Email : info@ariyantoarnaldo.com Senior Partner Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta 12190 www.ariyantoarnaldo.com Ms. Marcella has substantial experience in all aspects of corporate and commercial transactional issues including contract dispute cases. Besides also having a deep understanding of Land and Property Law. She has successfully handled a very diverse litigation cases, Revenue Tower 12th Floor ranging from commercialTelp and civil :cases, and property +62land 21 2912 7888to criminal cases, which became her expertise. SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 Email : info@aalflegaltax.com

Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta 12190

www.aalflegaltax.com

Farida Kamaludin, S.E., BKP Senior Partner As a tax professional, Mrs. Faridah has extensively represented local and multinational company and highly familiar with complex tax litigation proceedings, transfer pricing documentation, cross border transaction, tax advisory and tax compliance.

ILUNI UI 2021 n 3


irm

Ariyanto Arn ald

Ariy an to

do Law Firm nal Ar

Firm aw oL

rnaldo L aw nto A iya F Ar

Business Law AALF Legal & Tax Consultants brings a deep understanding of Indonesian law, both civil and criminal procedural law, taxation regulation and familiar with best practices in financial area. In addition, we always serve with high standards of professionalism, uphold ethical values and always refer to the rules/regulations. Our Service Arbitration & Alternative Disputen Resolution Aviation, Maritime & Shipping Banking and Finance Commercial Business Law Capital Market Commercial & Criminal Litigation Commodity Market Communications & Media Debt Recovery and Restructuring Environment Foreign & Domestic Investments Foreign Exchange Market Forestry & Plantation High Tech Financial Engineering Hotel & Tourism Management Information Technology & Telecommunications

General Litigation Insurance Law Intellectual Property Rights International Trade International and Domestic Commercial Practice Family Law Money Market Labor Law Merger & Acquisition Mining & Energy Law Project Finance Property & Construction Law Restructuring & Bankruptcy Land Law Commercial Fraud Litigation

Equity Tower 35th Floor, Suite 35C SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta 12190

Telp : +62 21 2903 7666 Email : info@ariyantoarnaldo.com www.ariyantoarnaldo.com

4 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


irm

Ariyanto Arn ald

Ariy an to

do Law Firm nal Ar

Firm aw oL

rnaldo L aw nto A iya F Ar

Legal & Tax AALF Legal & Tax Consultants has served a broad range of Indonesian companies engage in various industries or business lines. We have extensively represented tax dispute and litigation (audit, objection, appeal/lawsuit, judicial review and counter memorandum of judicial review), strategic tax planning, tax diagnostic review, tax due diligence, transfer pricing documentation, annual and monthly tax compliance, cross border transaction, and obtaining tax facilities and rulings. Our Service Tax Audit Tax Objection Tax Appeal & Lawsuit Judicial Review & Counter Memorandum of Judicial Review Tax Court & Tax Supreme Court Representation Tax Office Representation Tax Refund Tax Diagnostic Review Tax Due Diligence Strategic Tax Planning Tax Opinion Cross Border Tax Issues Local Tax Advisory Tax Facilities & Ruling Merger & Acquisitions Transfer Pricing Documentation

Tax Disputes Resolutions Annual and Monthly Corporate Income Tax Return Annual and Monthly Individual Tax Return Periodic Third Party Witholding Tax Periodic Offshore Witholding Tax Monthly VAT Employee Tax Calculation Financial Statement Review Payroll Calculation Social Security Compliance Tax Accounts Reconciliation Deffered Tax Calculation

Revenue Tower 12th Floor SCBD, Jl. Jend. Sudirman No.52-53 Senayan, Jakarta Selatan, Jakarta 12190

Telp : +62 21 2912 7888 Email : info@aalflegaltax.com www.aalflegaltax.com ILUNI UI 2021 n 5


KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena buku ini telah selesai ditulis. Merebaknya pandemi virus Corona di Indonesia mendorong Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses sejarah pandemi pada era ini yang

merupakan rangkuman pemikiran dari para pihak terkait yang dikupas dari bidang kesehatan, ekonomi, dan pariwisata. Sebagaimana kita ketahui bahwa pandemi COVID-19 ini telah menyebabkan gangguan sosiomediko-ekonomik secara global, karena penundaan kegiatankegiatan serta kekhawatiran akan bahaya kesehatan. Adanya misinformasi dan banyaknya berita hoaks juga menyebabkan ketakutan bagi masyarakat. Saat ini hampir 200 negara di dunia dengan populasi penduduk sekitar 7.5 miliar orang termasuk negara Indonesia, sedang menghadapi tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, masa-masa yang berat dilalui bagi kehidupan kita. Pandemi Corona ini telah membawa kesedihan bagi sebagian orang dan kesulitan bagi banyak orang. Munculnya wabah ini sekitar bulan Maret 2020 di Indonesia, telah mengubah berbagai aspek dan perilaku dalam kehidupan keseharian kita dalam masyarakat. Juga telah

6 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


mengubah tatanan dunia dalam waktu yang singkat. Mungkin tidak terbayang oleh kita bahwa pandemi ini akan menyebabkan derita kemanusiaan yang begitu mendalam. Bahkan dalam waktu yang singkat pandemi ini telah menyebar secara cepat dalam skala yang luas dan menimbulkan banyak korban jiwa serta belum tahu kapan akan berakhirnya. Secara sosiologis, pandemi COVID-19 ini telah menimbulkan perubahan sosial yang tidak direncanakan sebelumnya. Akibatnya, terjadi ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi pandemi ini yang pada gilirannya telah menyebabkan terjadinya disorganisasi sosial di segala aspek kehidupan masyarakat. Pada bulan Maret 2021, kasus harian COVID-19 di Indonesia sempat mengalami

penurunan yang hanya mencapai 1000 kasus. Tetapi pada bulan Juni-Juli 2021 kasus meningkat dan bertambah secara cepat. Jumlah kasus tertinggi pada tanggal 15 Juli 2021, mencapai lebih dari 56.000 kasus per hari. Kondisi ini menyebabkan rumah sakit dan fasilitas kesehatan hampir kolaps. Alhamdulillah di bulan September 2021, kasus mulai melandai. Pada Oktober 2021, penambahan kasus kurang dari 400 kasus per hari. Tanggal 4 November 2021, kasus terkonfirmasi sebanyak 4.246.802 orang. Pasien yang sembuh 4.091.938 orang, sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 143.500 orang. Pemerintah dan seluruh stakeholder terkait meyakini bahwa program vaksinasi

Sumber : KPCPEN

ILUNI UI 2021 n 7


adalah salah satu upaya untuk mempercepat penurunan kasus. Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia mulai dilakukan pada Januari 2021. Pemerintah mengalokasikan vaksinasi sebanyak 50% di daerah dengan kasus yang morbiditas dan mortalitas tinggi, dengan memperbanyak sentra vaksinasi, memperlakukan syarat kartu vaksin, serta mempercepat tercapainya target vaksinasi. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, target sasaran vaksin sebanyak 208.265.720 orang. Sejauh ini sampai awal November 2021, penduduk yang sudah mendapat vaksin pertama hampir 123 juta orang, vaksin kedua hampir 77 juta orang, dan vaksinasi ketiga (khususnya untuk tenaga kesehatan) sekitar 1,2 juta orang. Efikasi vaksin mampu menurunkan risiko berat jika terinfeksi COVID-19. Karena itu buku yang ditulis para kontributor ini sangat penting. Para penulis menyodorkan beberapa pikiran upaya peta jalan (roadmap) berbagai masalah di bidang kesehatan, ekonomi, dan pariwisata, agar bangsa kita bisa bangkit dari keterpurukan akibat dampak pandemi COVID-19 ini. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah terlibat secara aktif dalam pembuatan buku ILUNI UI ini. Meskipun di tengah situasi pandemi dengan berbagai tantangan dan keterbatasan yang harus dihadapi, namun proses pembuatan buku ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Buku ini kami dedikasikan untuk para petugas medis dan nonmedis serta para relawan yang telah berjibaku di lapangan, untuk para policymaker dan stakeholder, serta untuk masyarakat pada umumnya. Akhir kata, semoga badai pandemi COVID-19 ini dapat segera berlalu. Semoga setiap usaha yang kita lakukan dapat membawa kebaikan bagi banyak orang. Salam sehat. Wassalam. Dr. dr. Taufik Jamaan, Sp.OG. Editor-in-Chief

8 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Dharmais Will Serve You at Home

"Stay Home Stay Safe - We are here to serve you" Dharmais Home Care Supported by Instalasi Pemasaran

rskankerdharmais

www.dharmais.co.id

ILUNI UI 2021 n 9


SAMBUTAN

Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. Sambutan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif : Peluang yang Muncul dari Sektor Ekonomi Kreatif saat Pandemi

Jendral Dudung Abdurachman, S.E., M.M Sambutan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) : Peran TNI dalam Penanganan Wabah COVID-19

10 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M. Sc. Sambutan Gubernur Nusa Tenggara Barat

Andre Rahadian S.H., LL.M, M.Sc. Kata Sambutan Ketua Umum ILUNI UI

Prof. dr. Budi Sampurna, DFM., S.H., Sp.F(K), SpKP

Ternyata COVID-19 Bukan Sekadar Pandemik

ILUNI UI 2021 n 11


PELUANG YANG MUNCUL DARI SEKTOR EKONOMI KREATIF SAAT PANDEMI

Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Buku ini datang tepat pada waktunya. Dibuat dengan merangkaikan ilmu lintas disiplin, membuat para pembaca mengerti “the big picture” dari pandemi COVID-19 bersama dengan tantangan, konsekuensi, dan peluang yang muncul. Saya sepakat dengan argumen para penulis yang melihat pandemi sebagai ancaman negara sehingga harus ditangani dengan penuh fokus dan empati. Sejatinya, kesehatan dan ekonomi bukan sesuatu yang harus dipertentangkan, melainkan sebuah rangkaian yang harus dijalankan secara bertahap. Tidak akan mudah menggenjot aktivitas ekonomi jika bahaya COVID-19 masih terus mengintai. Geliat ekonomi dan sektor pariwisata sebagai salah satu turunan sektoralnya perlu mendapatkan jaminan yang solid. Jadi penanganan pandemi dan usaha untuk mendorong sektor kesehatan sebagai panglima menjadi sesuatu yang tidak terbantahkan lagi. Pandemi, selain menghadirkan kesulitan-kesulitan, ternyata juga memunculkan peluangpeluang baru. Sebagaimana diulas oleh para pakar di buku ini, peluang wisata medis menjadi ruang yang luas dan bisa menghasilkan potensi ekonomi baru. Jika sebelumnya

12 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


dominasi wisata medis masih dipegang oleh negara jiran seperti Singapura dan Malaysia, maka kita dapat membuka wisata medis tersebut pada periode pascapandemi. Tidak hanya itu, selama pandemi ini, solusi yang berasal dari sektor ekonomi kreatif malah justru bermunculan. Peluang yang muncul sebagai konsekuensi dari perubahan perilaku masyarakat menjadikan aktivitas ini, terutama yang terhubung dengan platform digital, semakin signifikan dan relevan. Data BPS menunjukkan bahwa telah muncul hampir genap sejuta pengusaha mikro baru di masa pandemi ini, dan mayoritas menggunakan platform digital sebagai bagian dari strategi bisnis mereka di masa pandemi. Temuan anekdotal kami juga menunjukkan adanya peningkatan transaksi hingga ratusan persen selama periode pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita memiliki tingkat ketahanan yang cukup tinggi, tidak hanya Foto : Kemenparekraf

ILUNI UI 2021 n 13


14 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


untuk bertahan bahkan memanfaatkan periode pandemi ini untuk melompat ke jenjang pendapatan yang lebih tinggi. Melihat fenomena ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selalu berusaha untuk terus mendorong kolaborasi dengan semua pihak untuk memulihkan sektor Pariwisata dan Industri Kreatif, dan membuka lapangan pekerjaan seluasluasnya demi mencegah histerisis ekonomi. Histerisis ekonomi (economic hysteresis) ini adalah yang ingin kita hindari, karena jika kita sudah terjebak maka akan sulit bangkit untuk tumbuh kembali. Salah satu tulisan dari buku ini juga mengungkap pagebluk di Indonesia yang ternyata merupakan sebuah pengulangan sejarah, dari zaman kerajaan hingga era terkini. Tapi ada satu hal yang kita pelajari dari sejarah tersebut, betapa pun sulitnya kita selalu punya cara untuk bangkit dan melaju. Selamat kepada Ikatan Alumni Universitas Indonesia yang telah mengorkestrasi kumpulan tulisan penuh manfaat. Semoga tulisan ini juga menjadi dokumentasi yang solid bagi generasi penerus bangsa bahwa sekali lagi masyarakat Indonesia bisa bertahan dan menang.n

Foto : Kemenparekraf

ILUNI UI 2021 n 15


Foto : freepik

16 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Kemenparekraf mendorong kolaborasi dengan semua pihak untuk memulihkan sektor Pariwisata dan Industri Kreatif, dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya demi mencegah histerisis ekonomi. ~ Sandiaga Salahudin Uno

ILUNI UI 2021 n 17


18 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 19


PERAN TNI DALAM PENANGANAN WABAH COVID-19

Jendral TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)

Peran TNI dalam keikutsertaan penanganan pandemi COVID-19 tidak bisa dianggap sepele. Prajurit TNI sudah diikutsertakan sejak pemulangan 238 WNI yang berdiam di Kota Wuhanepisentrum awal virus Corona. Peristiwa penjemputan WNI yang terjadi pada 1 Februari 2020, atau tepat sebulan sebelum pemerintah mengumumkan kasus Corona pertama di Tanah Air pada 2 Maret 2020 lalu. Proses karantina ke-238 WNI dari Wuhan itu juga menggunakan fasilitas milik Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Raden Sadjad di Natuna, Kepulauan Riau. Sejak saat itulah para prajurit TNI menjadi bagian tak terpisahkan dalam penanganan pandemi Corona. Puluhan ribu prajurit TNI juga telah dikerahkan ke seluruh pelosok negeri untuk menegakkan protokol kesehatan (prokes). Tugas TNI dalam penanggulangan wabah merupakan implementasi dari Operasi Milter Selain Perang (OMSP) sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Khusus untuk percepatan penanganan pandemi COVID-19, ada tiga jenis operasi kemanusiaan yang langsung digelar Cilangkap,

20 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


yaitu Operasi Penanganan Medis, Operasi Pengamanan, dan Operasi Dukungan. Tiga jenis operasi kemanusiaan yang digelar adalah sebagai berikut. 1. Operasi Penanganan Medis Mengadakan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, mengerahkan tenaga medis, baik dokter spesialis maupun dokter umum 2. Operasi Pengamanan Mengadakan pengamanan perbatasan, pengamanan jalur logistik bantuan serta jaring pengaman sosial, pengamanan fasilitas publik, pengamanan disiplin protokol kesehatan masyarakat 3. Operasi Dukungan Mendistribusikan alat kesehatan ke berbagai provinsi (dengan pesawat angkut dan truk-truk TNI), penyaluran bantuan logistik ke masyarakat dan dapur umum. TNI bersama stakeholder lainnya juga menyiapkan rumah sakit darurat Wisma Atlet Kemayoran, rumah sakit di Pulau Galang, rumah sakit lapangan Indrapura, dan lainnya. Prajurit TNI juga disebar ke berbagai pelosok daerah di

Indonesia untuk memberi penjelasan secara detail ke masyarakat yang masih tidak percaya dengan COVID-19 atau menganggap pandemi ini sebagai konspirasi. Jika masih ada penolakan dari masyarakat terkait pelaksanaan vaksinasi, seluruh jajaran TNI harus membantu untuk menjelaskan dan menyampaikan bahwa COVID-19 nyata dan harus dihadapi bersama.

Percepatan Vaksinasi

Jajaran TNI mulai dari Kodam hingga Babinsa terus mengawal percepatan vaksinasi COVID-19. Pengawalan dan serbuan vaksinasi tersebut dilakukan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan vaksinasi. Pemerintah telah menargetkan vaksinasi COVID-19 akan diberikan kepada 181 juta rakyat Indonesia atau 70 persen dari total populasi. Dengan demikian diharapkan kekebalan kelompok dapat terbentuk. Untuk menyukseskan program vaksinasi, TNI mengerahkan 9.176 tenaga kesehatan sebagai vaksinator. TNI juga telah melaksanakan training of trainer (ToT) vaksinasi COVID-19 ILUNI UI 2021 n 21


yang diikuti oleh sebanyak 345 perwakilan tenaga kesehatan yang merupakan anggota TNI. Vaksinasi COVID-19 betulbetul memerlukan tenaga ekstra untuk menyukseskannya. Hal ini amat penting dalam rangka melindungi masyarakat dari wabah tersebut. Untuk itulah, TNI melantik 164 perwira karier TNI yang ahli di bidang kesehatan dan mereka langsung diterjunkan untuk melaksanakan vaksinasi yang diharapkan mempercepat target pemerintah dalam program vaksinasi nasional. Saya berharap buku ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan di sektor pemerintah

maupun non-pemerintah, serta masyarakat luas. Fakta yang dimuat dalam buku ini dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan yang tepat agar berpihak kepada rakyat. Kepada semua pihak yang telah dengan tekun menyusun buku ini, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan. Jerih payah, kerja keras, dan kerja cerdas saudara-saudara adalah bagian dari upaya melindungi masyarakat Indonesia di masa pandemi ini. n

22 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 23


24 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 25


26 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 27


SAMBUTAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc. Gubernur Nusa Tenggara Barat

Bismillahirrahmaanirrahim. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Seraya mempersembahkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala-Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut baik atas terbitnya buku dengan judul 'Kekuatan Ekonomi, Kesehatan dan Pariwisata Indonesia, pada Masa dan Pascapandemi COVID-19 (Vaksinasi, Upaya Percepatan Mengatasi Pandemi COVID-19)'. Kehadiran buku hasil karya Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) ini, saya pandang relevan di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini. Buku ini tentunya akan sangat bermanfaat sebagai sumber referensi dan rujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik secara individu, kelompok maupun organisasi dalam menghadapi pandemi COVID-19. Terlebih, buku ini memuat berbagai pemikiran dan pengalaman dari para narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing dalam hal penanganan pandemi COVID-19, khususnya dari sisi ekonomi, kesehatan dan pariwisata. Saya berharap, semoga melalui buku ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam upaya menghadapi pandemi COVID-19. Insya Allah, buku ini dapat menjadi solusi alternatif bagi model pendekatan penanganan pandemi COVID-19 untuk masyarakat, kalangan dunia usaha, tenaga kesehatan,

28 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


penyelenggaraan pemerintahan dan lainnya. Lebih dari itu, diharapkan dengan bertambahnya pemahaman dapat menginspirasi dan mendorong para pihak untuk turut serta dalam membantu upaya-upaya penanggulangan pandemi COVID-19 sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Pada akhirnya, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih kepada Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) selaku penyusun buku, atas sumbangsihnya melahirkan karya yang baik ini. Semoga

apa yang telah didekasikan ini, bernilai dan bermanfaat besar serta menjadi karya nyata bagi pengabdian ILUNI UI kepada masyarakat, bangsa dan negara. Apresiasi yang tinggi juga kepada para narasumber yang telah menularkan ide, gagasan, pemikiran konstruktifnya untuk kebaikan bersama. Semoga Allah Subhanahu Wata'ala- Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan dan usaha yang telah dilakukan. Aamiin. Wabillahitaufik Walhidayah. Wassalamu'alaikum Warahmatul-lahi Wabarakatuh.n

Mandalika Sirkuit Internasional di Pulau Lombok

Foto : ayobandung.com

ILUNI UI 2021 n 29


Pesona Alam Pulau Lombok sebagai Modal Pariwisata Nasional Pemikat Turis Lokal maupun Mancanegara

30 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : indonesiatrip.id

ILUNI UI 2021 n 31


32 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Pemerintah Tegaskan Kewajiban Pembayaran Royalti Lagu & Musik melalui PP No. 56 Tahun 2021 PP No. 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/ atau Musik ada untuk memperkuat pasal pasal terkait Royalti dan Lisensi pada UU Hak Cipta No.28 Tahun 2014. Penggunaan karya lagu dan musik, baik analog maupun digital oleh 14 Layanan Publik yang bersifat komersial, seperti kafe, hotel, konser musik, dsb. wajib membayar royalti kepada Pencipta/ Pemegang Hak Cipta/ Pemilik Hak Terkait melalui Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Pemerintah akan membangun pusat data lagu dan musik yang dapat diakses oleh : 1. Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) 2. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait, atau kuasanya 3. Orang yang melakukan penggunaan secara komersial.

Setelah Pemerintah memperbaiki sistem royalti lagu dan musik, selanjutnya DJKI akan membenahi peraturan dan sistem untuk karya literasi.

Hubungi DJKI melalui :

DGIP.GO.ID

Call Center 152

@DJKI.Kemenkumham

@DJKI.Indonesia

DJKI Kemenkumham

@DJKI_Indonesia

ILUNI UI 2021 n 33


SAMBUTAN KEPALA BPOM

Dr. Penny Kusumastuti Lukito, MCP.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun semakin membuka mata kita pentingnya tersedia sistem pelayanan kesehatan yang andal. Termasuk di dalamnya adalah ketahanan di bidang farmasi. Salah satu hambatan dalam penyediaan obatobatan dan vaksin sebagai salah satu upaya penting dalam penanganan pandemi ini adalah tingginya ketergantungan akan produk impor. Dalam kaitan inilah, urgensi dalam membangun kapasitas riset yang komprehensif dan mumpuni untuk menghasilkan produk inovasi di dalam negeri menjadi suatu kebutuhan yang mendasar. Riset dan inovasi menjadi kunci penting bagi kita untuk dapat membentuk ketahanan di bidang farmasi. Pandemi ini telah memberikan kita pelajaran berharga atas berbagai peluang untuk berinovasi di segala bidang termasuk di bidang farmasi. Sebagai regulator obat di Indonesia, BPOM mempunyai tugas untuk memastikan obat dan makanan yang beredar di masyarakat aman, berkhasiat dan bermutu, baik untuk produk impor maupun produk dalam negeri. Tentunya kita semua berharap agar tersedia produk-produk inovasi dalam negeri di bidang farmasi yang telah memenuhi standar dan persyaratan yang bertaraf internasional sehingga mampu bersaing baik di pasar lokal maupun pasar global. Sebagaimana kita ketahui obat adalah komoditas yang highly regulated karena obat harus benar-benar aman dan berkhasiat sebelum digunakan pada manusia. Hal ini menjadi penting terutama dalam mengatasi

34 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


pandemi akibat penyakit yang mengancam jiwa. Pengawalan terhadap pemenuhan standar khasiat, keamanan, dan mutu produk inovasi dalam negeri terus dilakukan oleh BPOM sebagai upaya dukungan terhadap hasil-hasil riset karya anak bangsa. Pemenuhan standar good laboratory practice (GLP), good clinical practice (GCP) dan good manufactoring practice (GMP) dalam setiap tahapan riset pengembangan obat terus didampingi oleh BPOM, agar dapat diperoleh evidence base yang kuat untuk mendukung pemberian persetujuan obat hasil riset inovasi dan sesuai dengan standar. Perguruan tinggi, dalam hal ini Universitas Indonesia, sebagai suatu institusi dengan kekuatan riset dan inovasi yang unggul diharapkan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem riset yang mendukung pengembangan obat-obat inovasi. Untuk dapat menghasilkan produk hasil riset klinis yang berkualitas dan berdaya saing, maka tahapan pengembangangan preklinik yang benar untuk mendapatkan

proof of concept dan tahapan uji klinik sesuai kaidah GCP untuk membuktikan khasiat dan keamanan obat serta vaksin harus terus dibangun. Badan POM menyambut baik upaya Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNIUI) dan semua pihak terkait yang telah mendedikasikan diri dalam penyusunan buku bertema ‘Kekuatan Ekonomi, Kesehatan, Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19’. Buku ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi semua sektor terkait dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19. Saya optimistis Indonesia bisa segera lepas dari situasi ini. Tentunya dengan terus membangun iklim riset yang baik untuk menghasilkan berbagai produk inovasi di bidang obat dan vaksin. Dengan demikian terbentuk ketahanan di bidang farmasi agar sistem kesehatan kita tahan terhadap goncangan. Semangat kolaborasi dari sinergi antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah dengan menjalankan peran masing-masing akan membawa kita menuju kemandirian dari ketahanan di bidang farmasi. n ILUNI UI 2021 n 35


36 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 37


KETUA UMUM ILUNI UI

Andre Rahadian SH., LL.M, M.Sc. Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Awal tahun 2020 mungkin menjadi bulan yang tak terlupakan bagi bangsa Indonesia dan seluruh umat manusia pada abad 21 ini. Ketika kita tengah menjalani hari seperti biasa, tiba-tiba Presiden RI Joko Widodo mengumumkan bahwa virus bernama SARS-CoV-2 ada di Indonesia. Dengan waktu yang terbilang cepat, virus tersebut pun mengubah kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Sebelum Indonesia diumumkan terjangkit COVID-19 untuk pertama kali, melalui Policy Center, Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bergegas untuk melakukan sebuah kajian yang mengupas seputar pandemi yang menghadirkan pakarpakar di bidang kesehatan, salah satunya Menteri Kesehatan RI periode 2014-2019 Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, Sp.M(K). Tak sampai di situ, koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk BNPB, FKUI, dan ILUNI FKUI pun dilakukan kala itu, hingga kemudian terbentuklah Satgas COVID-19. Ada banyak hal tak terbayangkan lainnya yang terjadi selama hampir dua tahun kita menghadapi pandemi. Kita menyaksikan bagaimana fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan kita berjuang mati-matian untuk dapat

38 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


menyelamatkan banyak nyawa. Kita menyaksikan kesedihan, keputusasaan, dan kehilangan datang secara silih berganti. Meski begitu, kita tak menyerah. Kita tak boleh kalah. Pandemi memang telah memberi dampak yang cukup besar dalam berbagai sektor kehidupan bangsa, tak hanya dari segi kesehatan saja. Sejak pandemi, ekonomi global dan juga dalam negeri pun terdampak. Tak lama setelah SARS-CoV-2 meluas, terjadi tekanan pada perekonomian global. Hargaharga di tingkat internasional, komoditas, hingga harga minyak dunia pun terkontraksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun melemah kala itu. Pada penghujung 2020, pertumbuhan ekonomi dunia pun merosot hingga ke angka minus 4.4 persen.1 Tak hanya itu, fasilitas kesehatan kita pun kewalahan menerima gelombang pasien COVID-19. Pariwisata pun menerima dampak yang signifikan. BPS 2020 mencatat bahwa pendapatan negara 1 Lihat https://www.liputan6.com/bisnis /read/4483655/kilas-balik-dampakpandemi-covid-19-ke-ekonomi-duniadan-indonesia

dari sektor pariwisata pada 2020 menurun sebesar Rp20,7 triliun akibat pembatasan sosial berskala besar. Selain itu, tingkat okupansi hotel pun menurun drastis. BPS 2020 juga mencatat bahwa sekitar 409 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan mereka.2 Angka ini mau tak mau semakin menambah jumlah pengangguran yang ada di Indonesia akibat pandemi COVID-19. ILUNI UI sebagai bagian dari keluarga besar UI tentu tak bisa tinggal diam. Selepas pengumuman dari Presiden Joko Widodo dan terbentuknya Satgas COVID-19, ILUNI UI turut berpartisipasi dalam penanganan COVID-19 dengan melaksanakan program “ILUNI UI TANGGAP COVID-19”. Kami mengumpulkan relawan baik dari kalangan alumni UI maupun mahasiswa. Dengan jalinan Sinergi Temu, ILUNI UI bersama ILUNI Fakultas, Wilayah, Chapter, dan tentunya sivitas akademika UI untuk bersama-sama berjuang menghadapi pandemi COVID-19, 2 Lihat https://kemenparekraf.go.id/ ragam-pariwisata/Tren-PariwisataIndonesia-di-Tengah-Pandemi

ILUNI UI 2021 n 39


dengan segenap potensi dan kekuatan yang dimiliki alumni UI. Sinergi Temu menjadi sebuah kunci penting dalam menjalankan program ILUNI UI tanggap COVID-19. Ada banyak pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan melalui program tersebut. Kami mengupayakan hand sanitizer yang pada awal masa pandemi sempat menjadi kebutuhan masyarakat yang keberadaannya menjadi langka.

Kami juga berupaya untuk menyalurkan APD, disinfektan, obat-obatan, konsumsi untuk nakes dan mahasiswa UI di asrama UI, ventilator, dan berbagai kebutuhan lainnya. Salah satu program yang baru saja selesai kami laksanakan adalah program Sentra Vaksinasi Sinergi Sehat yang berkolaborasi dengan 10 Rumah Sakit Vertikal Indonesia (RSVI), BAKTI Kominfo, Media Group, dan juga didukung Danone Indonesia. Program yang berlangsung selama 2 bulan sejak 22 Juli-17 September tersebut

Foto : freepik

40 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


berhasil memberikan layanan vaksinasi kepada 30 ribu lebih warga. Sebelumnya, beberapa kali juga kami telah mengadakan layanan vaksinasi bersama RSCM dan RSUI, dan juga XL Axiata. Berbagai diskusi dan focus group discussion dari center-center ILUNI UI juga telah digelar untuk mendapatkan berbagai insight, serta solusi meliputi bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan kondisi psikososial masyarakat. Beberapa diskusi tersebut melahirkan lima kertas kerja dari Policy Center ILUNI UI. Akhirnya, sebagai salah satu bentuk Hasil Temu untuk melanjutkan perjuangan ini, ILUNI UI pun berupaya untuk menyusun berbagai ide dan solusi untuk menghadapi COVID-19. Buku berjudul Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, dan Pariwisata Indonesia di Masa dan Pascapandemi COVID-19 ini membuat pemikiran, kajian, usulan, dan solusi serta pengalaman ahli dari berbagai bidang yang didukung sepenuhnya oleh Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG selaku Dekan FKUI.

Tak terasa, waktu terus bergulir. Hampir dua tahun sudah kita hidup di tengah pandemi COVID-19. Pandemi ini telah melahirkan banyak hal tak terbayangkan untuk semua orang, yaitu untuk pemerintah, para pemangku kepentingan, dan juga tentunya masyarakat. Vaksinasi pun kini telah digalakkan agar terbentuk kekebalan komunal dengan harapan kita bisa beraktivitas dengan lebih leluasa, meski tentunya tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Akhir kata, kami berharap agar buku ini bisa memberikan manfaat bagi segenap pemangku kepentingan. Semoga buku ini menjadi solusi dan panduan bagi pemerintah dalam membangkitkan kembali sektor ekonomi, kesehatan, industri, dan pariwisata Indonesia. Selamat membaca! Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Andre Rahadian S.H., LL.M, M.Sc. Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia

ILUNI UI 2021 n 41


42 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 43


Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) is a consulting institution with the expertise of psychology and human behavior. Established more than 50 years ago with the initiative of Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, Dr. Hon., LPTUI has always been the main gateway in bridging psychology approaches into society. LPTUI prioritizes professional services with an innovative research-based and technology approaches. The changes in the world drive us to innovate the way we serve the needs of our clients. Therefore, we introduce our new services with offline and online methods.

Our Services : Research & Organizational Consultation LPTUI organizational consulting serves the organization to build and strengthen human resources management, help the organization to understand every aspect that contributed to individuals’ better performance. Research helps organization to understand psychological states of individuals through survey or other psychological measurement tests. Our research and organizational consultation services span a range of topics of talent management, career path, workload analysis, job profile, performance management system – key performance indicators, developing soft & hard competency standards, employee engagement & satisfaction, good corporate governance and other customized services based on request. During Covid-19 pandemic we also provide survey on Covid-19 awareness and mental health.

Assessment Assessment services in LPTUI focus on obtaining individuals’ psychological profile to gain a better understanding of their potentials and competencies that could be used in work and education context. Assessment result could also be used as a way to fulfil organization’s needs for qualify workers. We always believe in “The right and happy person on the right place” is a key to a successful individuals' and a thriving organization. For educational purposes, we assess individuals' psychological development level since childhood to late adulthood. Our assessment services include school readiness assessment, grade acceleration readiness assessment, postgraduate study readiness assessment, recruitment and selection assessment, employee placement assessment and other assessment based on organization's needs.

Intervention LPTUI’s intervention unit has a wide range of services, ranging from early childhood to adult intervention. We always driven to help individuals and professionals in improving their mental health, career development and quality of life. Based on type of clients, our services are divided into: Early Childhood Intervention: day care & play groups @ TPA Makara Universitas Indonesia, skill training for childcare, child education consultant, child counselling & therapy. Adolescent, Adult and Family Intervention: adolescent and adult counselling, family counselling. Professional & Organizational Intervention: employee counselling, leadership training, assessor certification and various customized intervention program based on organization's needs.

Gedung LPTUI - Kampus UI Salemba Jalan Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10430, Indonesia

021 - 314 5078 021 - 390 7408 021 - 390 8995

@lpt.ui / Lembaga Psikologi Terapan UI

Gedung Fakultas Psikologi UI Kampus Baru Universitas Indonesia Depok 16424, Indonesia

info@lptui.co.id

Lembaga Psikologi Terapan UI

www.lptui.com

LPTUI Official

Lembaga Psikologi Terapan UI

44 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 45


TERNYATA COVID-19 BUKAN SEKADAR PANDEMIK

Prof. dr. Budi Sampurna, DFM., S.H., Sp.F(K), SpKP Konsultan Forensik Medikolegal, Spesialis Kedokteran Penerbangan

Alhamdulillah akhirnya kita menemukan titik terang di ujung jalan sana, yang semakin lama semakin terang. Jalan sempit dan gelap yang selama ini kita tempuh telah sebagian terlampaui. Kita berharap di depan kita akan ada jalan lebar yang terang dan cerah sehingga kita mampu menuju kecemerlangan kesehatan, ekonomi, dan pariwisata Indonesia. Penggambaran di atas adalah persepsi kita dalam melalui jalan pelayanan kesehatan selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Kita tahu bahwa persepsi kita mungkin berbeda, baik karena perbedaan pengetahuan dan pengalaman maupun berbeda dari waktu ke waktu. Pada masa kelam, kedokteran dan kesehatan masyarakat berkutat mencari tahu tentang virus SARS-Cov-2 dan penyakit COVID-19 yang diakibatkannya. Bersamaan pula mereka mencari jalan keluar penanggulangan dan pengobatannya. Di tingkat kesehatan masyarakat, negara memberlakukan pembatasan bergerak melalui PSBB dan PPKM, pelacakan, pengujian laboratorium, dan isolasi serta pengobatan. Selain itu kepada masyarakat diberlakukan pencegahan penularan melalui

46 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


pemakaian masker, penjagaan jarak, dan kebersihan tangan, serta pencegahan kerumunan dan pembatasan pergerakan manusia. Prinsip etik penghormatan terhadap otonomi manusia (respect for autonomy) diturunkan hingga titik terendah, bahkan juga hak asasi manusia. Siapa pun harus menuruti protokol kesehatan; dihentikan, ditanya, diperiksa, diisolasi, dirawat inap, dan diobati tanpa memerlukan persetujuannya, atau bahkan dimakamkan tanpa persetujuan keluarga terdekatnya. Dampak sosial penghilangan prinsip otonomi ini luar biasa. Di berbagai kota terjadi perlawanan masyarakat. Masyarakat dirumahkan, dirumahsakitkan, dan dihotelkan demi penjagaan jarak, penghilangan kerumunan, dan pengurangan pergerakan manusia. Di tingkat kedokteran klinis, profesional menguji kliniskan berbagai obat yang berpotensi dapat mengobati; menguji coba berbagai peralatan dan calon obat-obatan temuan baru; mencari aktivitas, makanan dan minuman sehat yang

meningkatkan imunitas; serta berupaya menemukan vaksin. Prinsip etik beneficence dan non-maleficence (tujuan kepentingan terbaik dan mencegah risiko buruk) diutamakan meskipun terkesan “kurang berpihak kepada kedaruratan” dan “lambat”. Bersyukur bahwa pemerintah tetap hadir dan berpihak kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan dibebankan kepada anggaran pusat dan daerah. Kebijakan dan peraturan seperti ini tidak hanya berlaku di sektor kesehatan, namun juga terasa di sektor ekonomi dan pariwisata, sambil tetap mempertahankan ketahanan sumber daya. Pemerintah melakukan tarik-ulur dengan mengetatkan dan mengendorkan pembatasan kegiatan ekonomi dan pergerakan manusia, baik untuk bekerja maupun berwisata. Pada awalnya terlihat sulit menemukan irama yang pas, namun akhirnya ditemukan juga irama tersebut. Kita paham pula bahwa peningkatan kesadaran masyarakat tentang pandemi serta peran masyarakat dalam mendukung permainan upaya

ILUNI UI 2021 n 47


tarik-ulur ekonomi membuat kesehatan masyarakat semakin baik di pertengahan tahun 2021. Pada masa fajar menyingsing ini, manusia seolah belajar kembali bagaimana seharusnya hidup sehat; bagaimana seharusnya mengadakan dan mendistribusikan sumber daya kesehatan dengan adil; bagaimana seharusnya mengatur sikap dan perilaku; bagaimana seharusnya menemukan peluang dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien; dan utamanya bagaimana seharusnya mensyukuri apa yang sudah ada di tangan dengan memanfaatkannya untuk kepentingan kemanusiaan. Para cendekia mampu memproduksi peralatan medis, alat kesehatan, dan metode pengobatan baru yang bermanfaat. Para profesional medis dan kesehatan mengembangkan pelayanan telemedisin dengan tetap menjaga mutu, etik, dan sistem pelayanan kesehatan baik bagi pasien non-COVID-19 maupun untuk monitoring pasien COVID-19 yang dalam isolasi mandiri. Fasilitas pelayanan kesehatan berlomba meningkatkan dan melengkapi

layanan laboratorium, layanan klinis yang menangkal virus, dan sistem rujukan yang lebih “ramah dengan kebutuhan pasien”. Kini, kita harus mampu memilah mana yang harus ditingkatkan, dimodifikasi, dan dipertahankan. Perubahan tersebut terjadi sejalan dengan upaya mengadaptasi perubahan cara kerja dan perubahan tatanan/tujuan baru. Perencanaan ke depan harus dimaknai sebagai strategi mengakomodasi perubahan budaya kerja. Perlu disusun strategi pengembangan layanan yang mengintegrasikan kepentingan kesehatan, ekonomi, dan pariwisata. Pelayanan kesehatan terbukti mampu bertahan, sedangkan kombinasi ekonomi dan pariwisata mampu berpasangan mendampingi kesehatan. Percepatan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia dapat dipacu melalui kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi dengan fasilitas pelayanan kesehatan di mancanegara. Pelayanan kesehatan harus kembali ke khitah, yaitu berdasarkan etik kedokteran, standar profesi, dan standar

48 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


pelayanan yang menjunjung tinggi martabat manusia. Prinsip respect for autonomy harus ditegakkan kembali, selain tetap mempertahankan prinsip beneficence dan non maleficence. Tidak ada lagi pasien dirawat tanpa persetujuan pasien atau keluarga dekatnya, dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan pasien serta memberikan peluang kepada pasien atau keluarga dekatnya untuk membuat keputusan. Tidak ada lagi jenazah dipulasara dan dimakamkan tanpa arahan atau persetujuan keluarga terdekat. Legislasi harus diperkuat dengan merevisi peraturan perundang-undangan yang tidak lulus dari ujian COVID-19, menyusun dan melengkapi peraturan perundang-undangan yang diamanatkan oleh undang-undang atau yang belum cukup diatur. Digitalisasi rekam medis dengan berbagai fitur keselamatannya harus segera dipayungi hukum dan penggunanya dilindungi dari penyedia layanan yang tidak bermutu. Telemedisin berupa pelayanan kesehatan langsung ke pasien harus dipastikan diatur dengan benar, sebagai

pelayanan kesehatan—bukan sebagai pelayanan dagang dan marketing. Pembukaan pasar pelayanan kesehatan ke mancanegara harus dilindungi dengan peraturan yang cukup protektif terutama pada masa awal, tetapi tetap menjamin lingkungan yang kompetitif berdasarkan keunggulan pelayanan. Integrasi pelayanan kesehatan dengan pariwisata agar difasilitasi oleh pemerintah demi percepatan pembinaan pelayanan travel medicine dan medical tourism. Indonesia harus berani menstandarisasi dan mengkonsistenkan tarif pelayanan sehingga menimbulkan kepastian bagi pasien. Akhirnya, marilah merangkapkan kedua tangan dan jemari kita untuk bersama mengembangkan pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satu yang harus dipegang teguh adalah kewajiban untuk menyeimbangkan kebutuhan individu dengan kebutuhan masyarakat luas. n

ILUNI UI 2021 n 49


Foto : freepik

50 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Integrasi pelayanan kesehatan dengan pariwisata agar difasilitasi oleh pemerintah demi percepatan pembinaan pelayanan travel medicine dan medical tourism. ~Prof. dr. Budi Sampurna

ILUNI UI 2021 n 51


#SIAP SALING JAGA Lindungi diri dan sekitar dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Untuk menjaga perjalanan kamu tetap nyaman dan aman, TRAC memaksimalkan pencegahan resiko persebaran Covid-19 dengan selalu menjaga kebersihan unit, swab berkala untuk setiap driver yang bertugas dengan status 100% sudah divaksin yang terangkum dalam SMART Protocol.

Download Sekarang! 52 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


PaperOne™ PaperOne™ enhanced enhanced with with ProDigi™ ProDigi™ HDHD Print Print Technology Technology works works with with your your home, home, office office PaperOne™ enhanced enhanced with with andPaperOne™ and commercial commercial digital digital printing printing ProDigi™ ProDigi™ HD Print Print Technology Technology equipment equipment to HD deliver to deliver professional professional works works with with your your home, home, office office print print quality. quality. andand commercial commercial digital digital printing printing PaperOne™ is made with 100% PaperOne™ with 100% equipment equipment toisfibers deliver tomade deliver professional professional renewable from sustainable renewable fibers from sustainable print print quality. quality. sold in more than 70 sources sources andand soldisinmade morewith than100% 70 PaperOne™ PaperOne™ is made with 100% countries worldwide. countries worldwide. renewable fibers from sustainable renewable fibers from sustainable sources in more than sources andand soldsold in more than 70 70 countries worldwide. countries worldwide.

ProDigiTM HD Print Technology saves ink while providing smudge free printouts with vibrant colours and crisp lines.

ProDigiTM HD Print Technology saves ink while providing smudge free printouts with vibrant colours and crisp lines. ProDigiTM HD Print Technology saves ink while providing smudge free printouts with vibrant colours and crisp lines.

BroBrughtoughtto youto youby by Brought Brought to you to you by by Brought Brought to you to you by by www.paperone.com www.paperone.com

PaperOneOfficial PaperOneOfficial

PaperOneGlobal PaperOneGlobal

PaperOneGlobal PaperOneGlobal

www.paperone.com www.paperone.com

PaperOneOfficial PaperOneOfficial

PaperOneGlobal PaperOneGlobal

PaperOneGlobal PaperOneGlobal

ILUNI UI 2021 n 53


KESEHATAN

Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPDKGEH, MMB, FINASIM, FACP

Menangkap Peluang Market Pelayanan Kesehatan Nasional Selama dan Pascapandemi

Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) Strategi Pengobatan COVID-19

Dicky Budiman, M.Sc.PH, PhD

Pandemi COVID-19: Pelajaran Penting Dunia karena Rapuhnya Ketahanan Kesehatan Global

Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR Mencegah Kenaikan Kembali Kasus COVID-19

54 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH COVID-19 Membuka Mata: Sehat Produktif itu Mahal

Prof. dr. Sp.MK (K)

Amin

Soebandrio.Ph.D,

Vaksin Merah Putih Bisa Memenuhi 50% Kebutuhan Vaksin di Indonesia

dr. Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) dan Dr. dr. M. Alamsyah Azis, SpOG(K) Dampak Pandemi COVID-19 pada Ibu Hamil dan Kesehatan Wanita serta Efek Vaksin terhadap Ibu dan Kehamilan

dr. Andi Khomeini Takdir, SpPD

Pengaruh Psikosomatik pada Pasien COVID-19

ILUNI UI 2021 n 55


MENANGKAP PELUANG MARKET PELAYANAN KESEHATAN NASIONAL SELAMA DAN PASCAPANDEMI

Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP Guru Besar dan Dekan FKUI

Sejak ditemukan pertama kali di bulan Maret 2020 sampai akhir Agustus 2021, berarti sudah berlangsung 17 bulan, jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia sudah mencapai lebih dari 4 juta. Penambahan jumlah kasus yang semakin cepat pada 1 juta pertama berlangsung 10 bulan, 1 juta berikutnya 5 bulan, dan 2 juta berikutnya masing-masing dalam 1 bulan. Tentu kita berharap jumlah kasus dalam 2 bulan berturut-turut sebanyak 1 juta tidak terjadi pada penambahan 1 juta pada bulan berikutnya. Memang keberadaan varian Delta menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terjadi secara dramatis. Dalam perjalanan pandemi COVID-19 di Indonesia, varian baru pertama yang masuk ke Indonesia dan memang sangat ditakutkan yaitu varian baru COVID-19 B.1.1.7 atau varian Alfa yang berasal dari Inggris. Kasus pertama varian baru ini ditemukan sejak 1 tahun kasus COVID-19 ditemukan di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI pada tanggal 2 Maret 2021. Penelusuran lebih lanjut menemukan fakta bahwa 2 kasus yang mengandung varian baru ini ternyata berasal dari tenaga kerja wanita Indonesia yang baru datang dari Timur Tengah. Mutasi yang terjadi dari virus mutant B.1.1.7 atau varian Alfa ini

56 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


terjadi pada spike protein, bagian dari virus untuk menempel pada reseptor manusia. Mutasi yang terjadi pada tempat menempel ini menyebabkan virus lebih mudah menempel dan mudah menyebabkan penularan dari satu orang ke orang lain. Hal ini juga yang menyebabkan terjadi penularan yang tinggi pada sesama orang muda. Dalam perjalanannya penyebaran varian Alfa memang tidak begitu cepat sehingga tidak begitu memperburuk perjalanan pandemi di Indonesia. Sampai sekarang varian Alfa ini tidak ditemukan lagi di Indonesia dalam 4 minggu terakhir ini. Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memang masuk kelompok virus RNA. Virus RNA sejatinya memang terus melakukan mutasi, tapi sebagian besar mutasi yang terjadi tidak berbeda jauh dengan varian Alfa. Perburukan pandemi di India dihubungkan dengan adanya varian baru yang berkembang di India, yaitu varian Delta. Varian ini menjadi penyebab perburukan perjalanan pandemi di India. Penyebaran varian Delta menjadi tidak terkendali ketika kasus-kasus ini mulai menyebar ke seluruh dunia. Salah satu

pemicunya adalah ketika orang keturunan India yang baru saja datang dari India kembali ke negara domisilinya. Hal ini juga terjadi di Indonesia ketika orangorang yang sudah terjangkit varian Delta dari India sampai ke Indonesia baik lewat laut maupun udara. Karena memang penyebarannya yang cepat dan mudah, varian Delta ini menyebar cepat ke seluruh Indonesia. Penyebaran Delta ini yang menyebabkan terjadi gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia. Beruntung varian lain, seperti varian Beta dari Afrika Selatan, tidak banyak ditemukan di Indonesia. Kalau melihat data dari GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data) yang menjadi lembaga bank data acuan untuk data genom virus SARS-CoV-2, diketahui bahwa pada akhir Agustus 2021 ternyata varian Alfa sudah menyebar ke 174 negara. Di Inggris sendiri jumlah kasusnya sudah hampir 270.000 orang. Sementara itu, berdasarkan data yang sama, varian Delta yang saat ini mendominasi dunia sudah ditemukan di 164 negara. Ternyata kasus ini di ILUNI UI 2021 n 57


Inggris sudah mencapai di atas 300.000 orang. Adapun varian Delta yang sudah menyebar luas di Indonesia hampir membuat pelayanan kesehatan di Indonesia kolaps. BOR (Bed Occupancy Rate) rumah sakit di beberapa kota sudah mencapai lebih dari 90%. Angka kematian terus meningkat. Evaluasi dengan PB IDI mendapatkan bahwa 30% dokter yang meninggal terjadi di bulan Juli 2021. Singapura memang bisa menjadi pintu masuk penyebaran berbagai varian virus ke Indonesia melalui Batam. Kalau memang tidak diantisipasi dengan baik, penyebaran yang meluas akan selalu berulang pada varian baru yang muncul, seperti penyebaran virus SARS-CoV-2 sebelumnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi berulangnya gelombang pandemi, perlu dilakukan skrining sekuensing atau evaluasi lebih lanjut dari virus tersebut pada kasus-kasus positif PCR SARS-CoV-2 yang ditemukan

di pelabuhan-pelabuhan laut dan bandar udara Indonesia, apalagi kalau pasien tersebut mempunyai riwayat bepergian ke luar negeri. Sebenarnya bukan saja Batam, tetapi pintu masuk lain di seluruh Indonesia, khususnya untuk WNI atau WNA yang berasal dari Eropa. Dari sudut perkembangan jumlah kasus baru terkonfirmasi saat ini jumlah penambahan kasus COVID-19 sudah

Foto : freepik

58 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


menurun. Secara umum memang kasus terbanyak saat ini—baik jumlah kasus yang terkonfirmasi maupun meninggal—terjadi di Amerika, Eropa, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, dan Pasifik barat. Indonesia akan menyelesaikan second wave (gelombang keduanya). Kita tentu berharap bahwa di Indonesia tidak mengalami third wave (gelombang

ketiga). Sekali lagi, jika tidak diantisipasi dengan baik, penyebaran berbagai varian virus bisa menjadi masalah kembali dan menyebabkan terjadinya third wave di Indonesia. Tentu hal ini tidak kita harapkan.

MASIH EFEKTIFKAH VAKSIN YANG ADA UNTUK MENCEGAH VARIAN BARU

Sebagaimana diketahui bahwa mutasi virus terjadi pada satu spike protein, sedang vaksin yang tersedia di Indonesia saat ini termasuk vaksin Sinovac akan membentuk antibodi untuk banyak spike protein. Karena itu, satu perubahan pada satu spike protein tidak

ILUNI UI 2021 n 59


akan mempengaruhi kerja vaksin. Tentu kita tidak berharap ada mutasi baru dari virus ini yang tidak bisa dicegah oleh vaksin yang sudah tersedia. Program vaksinasi COVID-19 secara nasional memang harus dipercepat. Kita harus mencapai kekebalan kelompok sebanyak 70% (sering disebut herd immunity) dalam waktu yang tidak terlalu lama. Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah agar vaksin segera tersedia untuk 180 juta orang di Indonesia. Dukungan semua pihak termasuk pihak swasta dan oleh TNI/ Polri bisa menyebabkan angka capaian vaksin terus meningkat. Di sisi lain mengingat ber-

bagai strain sudah ditemukan, pemerintah harus memberikan perhatian penuh. Hasil penelitian dari negara lain menyebutkan bahwa vaksin yang saat ini digunakan di Indonesia akan membentuk antibodi yang bisa melindungi dari varian virus yang ada. Tentu saat ini virus yang ada di Indonesia didominasi oleh varian Delta.

BAGAIMANA SIKAP MASYARAKAT?

Pengalaman buruk atas penyebaran varian Delta di tengah masyarakat Indonesia di bulan Juni-Juli 2021 harus menjadi pelajaran buat kita semua. Bagaimana tidak, saat itu kasus

BEFORE VACCINES

ENOUGH PEOPLE VACCINATED

HOW DOES

HERD IMMUNITY WORK?

Fighting measles is a shared responsability.

Sebelum vaksin menunjukan populasi terdiri dari kelompok terinfeksi dan kelompok rentan.

SUSCEPTIBLE

IMMUNE

INFECTED

Setelah divaksin menunjukkan terdapatnya kelompok populasi yang memiliki kekebalan, semakin banyak kelompok ini akan semakin kuat menangkal penyebaran virus

60 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


terkonfirmasi di Indonesia sampai menembus 56.000/hari pada tanggal 15 Juli 2021. Kasus aktif lebih dari 100.000 dan positivity rate sampai di atas 40%. Kasus kematian juga sempat di atas 2000/hari pada akhir Juli 2021 dan awal Agustus 2021. Kita semua jangan lengah dan harus tetap melaksanakan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun). Protokol kesehatan ini tetap harus diterapkan secara konsisten oleh masyarakat, termasuk masyarakat yang sudah mendapat vaksinasi. Kita perlu mengetahui bahwa kekebalan pascavaksinasi yang optimal mulai terjadi pada satu bulan setelah vaksinasi. Oleh karena itu, wajar jika kita masih mendengar ada orang terkena COVID-19 walau sudah divaksin. Mungkin saat itu memang belum terbentuk antibodi yang cukup kuat untuk melindungi dirinya dari COVID-19. Secara khusus, warga negara yang bertugas ke luar negeri tetap harus mewaspadai tertular oleh varian Delta. Karena varian virus baru ini berpotensi menyebabkan penularan yang tinggi jika terinfeksi.

PELUANG MEMAJUKAN PELAYANAN KESEHATAN DALAM NEGERI

Pandemi telah memaksa masyarakat Indonesia yang biasanya mencari

Memakai masker

1,5 m

Menjaga jarak

Mencuci tangan dengan sabun Protokol kesehatan harus tetap dijalankan secara maksimal

pelayanan kesehatan di luar negeri untuk kembali berobat di dalam negeri. Hal ini juga membuat pelayanan kesehatan di

ILUNI UI 2021 n 61


rumah sakit khususnya rumah sakit swasta semakin tumbuh. Selain itu laboratorium swasta dengan jaringan luas di seluruh Indonesia juga menjadi tambah berkembang. Masyarakat akhirnya memang tetap harus berada di dalam negeri, mengingat memang tidak mudah untuk mendapatkan visa untuk berangkat ke luar negeri. Belum lagi adanya pembatasan dalam bentuk karantina dan persyaratan sudah divaksin tertentu menjadi kendala sendiri. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, semua penyebaran varian baru berasal dari luar negeri. Jadi, hal ini juga yang harus dipahami oleh masyarakat yang berkeinginan ke luar negeri. Di luar negeri, risiko terinfeksi

varian baru dari virus SARSCov2 sangat tinggi. Sekali lagi, ini peluang yang harus dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan dalam negeri. Bahkan dengan semakin kondusifnya Indonesia untuk dikunjungi, wisata medis harusnya menjadi peluang yang semakin dicermati dan disiapkan dengan baik. Indonesia dengan keindahan alam dan keramahan masyarakatnya, apalagi dengan palayanan kesehatan yang terus diusahakan untuk bertaraf internasional, menjadi modal untuk manjadi salah satu destinasi wisata medis untuk masyarakat dunia. n

62 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Pantai Berlian di Pulau Penida, Bali, salah satu dari ribuan contoh keindahan alam yang dimiliki Indonesia

Foto : freepik

ILUNI UI 2021 n 63


64 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


KOMITMEN DAN PERAN AKTIF DANAMON M E N D U K U N G P E M E R I N TA H D A L A M PENANGANAN COVID-19 Danamon Peduli untuk mendorong karyawan, nasabah dan komunitas Bersama bertumbuh kembang mencapai kesejahteraan yang lebih baik, selaras dengan visi Danamon : “Kami Peduli dan Membantu Jutaan Orang untuk Mencapai Kesejahteraan”. Dengan pendekatan Berkolaborasi dan berkelanjutan diwujudkan dalam berbagai program untuk mendukung pemerintah dalam penanganan Covid-19.

Berkolaborasi atasi pandemi covid-19 hadirkan rumah sakit darurat

Dukungan Danamon terhadap program pemerintah terkait percepatan vaksinasi Covid-19

Danamon memberikan Donasi asuransi bagi 10.000 relawan Covid-19

ILUNI UI 2021 n 65


STRATEGI PENGOBATAN COVID-19

Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K) Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Di Indonesia sudah terdapat 3.67 juta kasus COVID-19 disertai dengan 107.000 kematian diakibatkan COVID-19 dan dengan penambahan kasus baru rata-rata 20.000-30.000 per harinya. Sebagai usaha dalam mengendalikan pandemi, pemerintah memberlakukan PPKM sejak 2 Juli 2021. PPKM di sebagian Indonesia dinyatakan sukses, seperti di Jakarta kasus aktif dalam perawatan turun dari 113.137 pasien pada tanggal 16 Juli 2021 menjadi 10.642 pada tanggal 8 Agustus 2021. Ketersedian tempat tidur di Jakarta juga menurun secara drastis dari 95% dan 92% untuk ICU dan ruang isolasi menjadi 65% dan 39%. Kasus baru per hari di Jakarta sempat mencapai lebih dari 14.000 pasien pada bulan Juli, lalu menurun menjadi di bawah 1.000 pada bulan Agustus. Akan tetapi pengendalian pandemi masih bermasalah bagi mereka yang di luar Jawa. Pada bulan Juli ditemukan bahwa kasus aktif di luar Jawa naik 216.74%. Terakhir pada periode 26 Juli-1 Agustus, terdapat 5 provinsi yang kasusnya melonjak di atas 50% (Gorontalo 118%, Sulawesi Tengah 88%, Bengkulu 57%, Riau 74%, Aceh 97%). Jadi, pekerjaan rumah kita saat ini masih sangat banyak dan pandemi masih jauh dari selesai di Indonesia.

66 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


PENGOBATAN TERBAIK

Pengobatan terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Sebagai rakyat Indonesia, tanggung jawab utama kita dalam pengendalian pandemi ini adalah dengan mempraktikkan protokol kesehatan 5M. Mengapa fokus ke 5M? Karena secara ilmiah seluruh komponen 5M dapat meminimalkan penyebaran COVID-19 apa pun variannya. Kenapa kita perlu menggunakan masker dan menjaga jarak? Karena droplet yang keluar dari mulut kita dari saat berbicara, batuk, bersin,

dan bernyanyi dapat terbang sejauh 1.5 meter. Penggunaan masker bisa mencegah droplet dari mulut kita untuk menyebar, serta melindungi kita dari droplet orang lain. Ditambah dengan menjaga jarak, droplet diharapkan tidak mengenai saluran pernafasan kita ketika telah dikeluarkan dari orang lain. Karena itu anjuran pemerintah dan para pakar kesehatan adalah untuk menggunakan masker dan menjauhi kerumunan. Secara data 5M ini sudah sangat efektif digunakan, sebagai kunci pengendalian pandemi luar negeri. Kita selalu melihat adanya

Gambar 8. Ilustrasi diambil dari Haley E. Randolph1 and Luis B. Barreiro. Herd Immunity: Understanding COVID-19. Elsevier Immunity 52, May 19, 2020.

ILUNI UI 2021 n 67


penurunan kasus dengan adanya lockdown ataupun penggunaan prokes secara ketat di negara lain. Akan tetapi saat ini kita melihat adanya kenaikan kasus seperti di United Kingdom, USA, Australia, dan India di saat terjadinya pelonggaran protokol kesehatan. Pencegahan utama lainnya adalah melalui vaksinasi. Tujuan besar dari vaksinasi adalah menciptakan herd immunity (kekebalan kelompok). Jadi ketika seseorang itu vaksin, keuntungan tidaklah hanya untuk individu tersebut, melainkan untuk komunitasnya sebagaimana dalam ilustrasi di atas. Vaksin yang beredar saat ini juga sudah terbukti dengan baik efektivitasnya. Di Chile dilakukan penelitian dalam skala besar untuk vaksin Sinovac, AstraZeneca serta Pfizer pada rentang bulan 2 Februari – 7 Juli 2021. Hasil penelitian sebagai berikut. l Sinovac—terdapat 8.6 juta orang yang mengikuti penelitian. 58.46% mencegah COVID-19 bergejala. 86.02% mencegah rawat inap akibat COVID-19. 89.68% mencegah masuk ICU akibat COVID-19.

86.38% mencegah kematian akibat COVID-19. AstraZeneca—terdapat 2.38 juta orang yang mengikuti penelitian. 68.68% mencegah COVID-19 bergejala. 100% mencegah rawat inap akibat COVID-19. 100% mencegah masuk ICU akibat COVID-19. 100% mencegah kematian akibat COVID-19. Pfizer—terdapat 2.38 juta orang yang mengikuti penelitian. 87.69% mencegah COVID-19 bergejala. 97.15% mencegah rawat inap akibat COVID-19. 98.29% mencegah masuk ICU akibat COVID-19. 100% mencegah kematian akibat COVID-19.

l

l

Jadi vaksin-vaksin yang beredar pada saat ini telah terbukti efektivitasnya dalam mencegah COVID-19 bergejala dan yang berat, apa pun

68 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


70% penduduk (target Herd Immunity) 24.68% sudah dosis 1 11.95% sudah dosis 2 Ilustrasi capaian vaksin seluruh Indonesia hingga November 2021

brand-nya. Sehingga tugas kita semua adalah divaksin, tanpa perlu memilih-milih karena ketersediaan yang terbatas. Cakupan vaksin di seluruh Indonesia masih jauh di luar target. Sebanyak 24.68% seluruh penduduk Indonesia sudah disuntik dosis 1, dan sebanyak 11.95% sudah mendapatkan 2 dosis. Padahal target kita minimal 180 juta penduduk Indonesia tervaksinasi untuk mencapai herd immunity. Karena itu pekerjaan kita masih banyak.

Obat yang Ada Bersifat Meringankan dan Mengendalikan Gejala COVID-19

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat beraksi secara langsung membunuh COVID-19. Obat-obat yang digunakan saat ini bertujuan untuk meringankan

dan mengendalikan gejala COVID-19, dari ringan sampai dengan berat. Para pakar sedang berusaha keras berusaha mencari obatobatan COVID-19 yang lebih mutakhir. Pada umumnya sebuah kandidat obat baru memerlukan 8,5 tahun, ditambah 2,5 tahun proses oleh BPOM. Akan tetapi pada keadaan darurat pandemi seperti ini adanya kerja sama antara institusi penelitian, industri farmasi, komite etik dan badan regulatori, penelitian obat dapat dipercepat hingga hanya memerlukan waktu 1-2 tahun. Pengobatan yang saat ini diberikan kepada para pasien COVID-19 yang terkonfirmasi positif masih bersifat empiris tergantung tingkat keparahan penyakit. Pada pasien tanpa gejala hanya cukup dengan pemberian vitamin C dan D. Bila

ILUNI UI 2021 n 69


70 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 71


pasien bergejala ringan, selain vitamin ditambahkan antivirus berupa Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1.600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5). Untuk gejala sedang antivirus yang diberikan adalah Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose 1.600 mg/12 jam/ oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5) atau Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5). Antikoagulan dapat ditambahkan berdasarkan evaluasi dokter yang merawat. Sementara itu, pada tingkat keparahan penyakit yang berat atau kritis antivirus yang dipilih adalah Favipiravir atau Remdesivir . Obat lainnya adalah Antikoagulan, Dexametason 6

mg/24 jam IV (selama 10 hari) serta anti interleukin-6 yaitu Tocilizumab 400 mg. Perlu diingat bagi semua penduduk Indonesia bahwa obat terbaik dari semua penyakit, adalah pencegahan. Begitupula dengan COVID-19. Solusinya tidak dibebankan hanya kepada pihak pemerintah, nakes ataupun masyarakat awam. Akan tetapi kita semua adalah bagian dari solusinya, selama kita menjalani protokol kesehatan. n

Foto : freepik

72 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 73


PANDEMI COVID-19: PELAJARAN PENTING DUNIA KARENA RAPUHNYA KETAHANAN KESEHATAN GLOBAL

Dicky Budiman, M.Sc. PH, PhD Peneliti Pandemi dan Keamanan Kesehatan Global Center for Environment and Population Health Griffith University Australia

Di dunia yang semakin saling terhubung saat ini, ancaman kesehatan di mana pun akan menjadi ancaman bagi seluruh negara. Patogen yang dibawa manusia ini kemudian dapat menyebar dari desa terpencil ke kota-kota besar di seluruh benua hanya dalam waktu satu setengah hari. Penyakit wabah seperti COVID-19 menimbulkan ancaman terhadap keamanan kesehatan global dan negara. Ancaman ini pada prinsipnya hampir serupa tapi tidak sama dengan serangan tentara asing yang mengancam keamanan nasional suatu negara. Pengertian ancaman keamanan nasional (national security) secara tradisional diartikan sebagai terganggunya atau terancamnya suasana perikehidupan sosial, ekonomi, politik, dan kesehatan masyarakat. Secara tradisional pula, umumnya masyarakat dan pemerintah mengartikan ancaman keamanan nasional ini dikaitkan dengan serangan fisik (militer) yang berasal dari luar. Namun, dalam dunia yang semakin mengglobal ini, ancaman tersebut tidak hanya berupa fisik tapi juga berupa patogen penyakit seperti virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Oleh karena itu, dunia membutuhkan ketahanan kesehatan global (global health security) yang bukan hanya fokus

74 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


pada pelayanan kesehatan. Tetapi semua negara didorong untuk mempersiapkan diri terhadap ancaman kesehatan, mendeteksi secara dini potensi ancaman kesehatan dan cara mengendalikannya. Jadi, tidak hanya merespon ketika banyak penduduk sudah jatuh sakit. Saat ini di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih terus menerjang berbagai belahan negara di dunia, prioritas global dan nasional adalah mengendalikan penyebaran COVID-19 dengan pendekatan kesehatan masyarakat berupa sistem deteksi dini penyakit (tes, trace, treat, isolasi, dan karantina) dan didukung strategi 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas dan interaksi serta menjauhi keramaian). Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan nyawa serta memberikan waktu untuk mengembangkan obat antivirus dan pelaksanaan vaksinasi secara massif dan efektif sebagai strategi keluar dari situasi pandemi. Namun, di sisi lain pandemi juga harus mendorong terjadinya perubahan mendasar dalam

pemahaman dunia dan setiap negara tentang health security. Pandemi COVID-19 memberi pelajaran penting bahwa ancaman terhadap keamanan kesehatan berdampak serius terhadap sektor penting lainnya seperti ekonomi, politik, dan sosial. Kesadaran akan collateral effect ini sangat penting di negara-negara Asia. Pasalnya, perhatian negaranegara Asia terhadap legitimasi politik, ketahanan ekonomi dan sosial mendominasi tiap proses pengambilan kebijakan akan bersaing dengan tanggung jawab internasional untuk membentuk tatanan kesehatan global yang mampu mendeteksi dan merespon ancaman global health security.

PENTINGNYA KEAMANAN KESEHATAN GLOBAL

Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan keamanan kesehatan masyarakat global sebagai kegiatan yang diperlukan, baik proaktif maupun reaktif, untuk meminimalkan bahaya dan dampak peristiwa kesehatan masyarakat yang membahayakan kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan batas-batas internasional. Masalah keamanan

ILUNI UI 2021 n 75


76 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 77


kesehatan global terjadi antara lain akibat adanya konflik wilayah, globalisasi, peningkatan mobilitas orang, perubahan iklim, bioterorisme, dan penyakit menular yang mewabah. Selain kematian dan kesakitan dengan jumlah yang luar biasa, wabah penyakit menular global ini akan merugikan sektor sosial, politik, dan ekonomi. Pandemi adalah ujian global, nasional, dan lokal terhadap sistem kesehatan dan seluruh sistem yang dibangun negara. Lemahnya sistem yang ada akan membuat pandemi mampu memporak-porandakan mutu layanan kesehatan dan menurunkan kapasitas untuk menangani masalah kesehatan rutin sehingga menimbulkan kolateral efek yang merugikan negara. Selain guncangan di sektor kesehatan, pandemi membuat banyak orang yang sakit tidak masuk kerja atau menjadi tidak efektif dan produktif. Ketakutan terhadap ancaman wabah mengakibatkan adanya penutupan sekolah, tempat usaha, dan layanan publik yang semuanya mengganggu aktivitas sosial lainnya dan aktivitas ekonomi. Keamanan sekaligus ketahanan suatu negara lebih terlindungi ketika ancaman kesehatan masyarakat dengan

cepat diidentifikasi dan diatasi. Sama halnya dengan upaya perlindungan yang dilakukan negara dari ancaman serangan fisik dengan cara penguatan sistem persenjataan dan pertahanan mereka. Bahkan, investasi besar-besaran telah dilakukan banyak negara meski dengan harapan bahwa sistem pertahanan militer ini tidak akan perlu (pernah) digunakan dalam perang sesungguhnya. Sementara itu, satu hal yang sering dilupakan adalah menyadari pentingnya membangun sistem perlindungan yang kuat terhadap ancaman health security. Padahal nilainya sama penting dengan penguatan sistem pertahanan fisik. Oleh karena itu, wajar jika saat pandemi terjadi, hanya sedikit negara yang memiliki kemampuan memadai untuk menyelamatkan diri dari penyakit menular baru seperti COVID-19.

INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS (IHR) SEBAGAI PENJAGA KEAMANAN KESEHATAN GLOBAL

Saat ini adalah waktu yang tepat untuk membangun dan

78 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


memperkuat sistem pelindung terhadap ancaman ketahanan kesehatan nasional dan global yang mampu merespons cepat setiap ancaman penyakit baru seperti COVID-19. Namun, mengingat ancaman ini dapat menimpa semua negara, maka diperlukan kolaborasi global dan pergeseran pola pikir dari sistem penyakit yang merespons ketika masyarakat sudah sakit menjadi berorientasi penguatan sistem kesehatan. Pola pikir keamanan kesehatan akan memfokuskan kembali investasi kesehatan pada intervensi untuk mencegah, menunda, atau menggagalkan ancaman kesehatan sejak awal sehingga kita bisa mencegah pandemi dan epidemi terjadi. Pada tahun 2005, Majelis Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) telah melakukan revisi Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) sebagai perjanjian yang dimaksudkan untuk menandai era baru kerja sama kesehatan global untuk membuat dunia lebih aman. Akan tetapi pandemi COVID-19 memberi pesan jelas bahwa IHR kurang fleksibel dan efektif untuk merespons ancaman penyakit menular baru di zaman modern.

Meskipun telah mengalami revisi sekitar 15 tahun lalu, namun tantangan saat ini dan masa depan menunjukkan bahwa IHR perlu kembali mengalami penyempurnaan. Tujuannya membantu setiap negara agar mampu melakukan deteksi dini, serta respon cepat dan tepat terhadap setiap ancaman kesehatan masyarakat.

BERMITRA UNTUK MELINDUNGI MASA DEPAN

Penyakit dapat ditularkan dengan cepat, baik di dalam negara maupun lintas negara, yang berarti bahwa tanggapan tepat waktu terhadap wabah awal sangat penting. Meskipun beberapa dekade terakhir zoonotic virus telah menjadi penyebab epidemi dan pandemi, masih cukup sulit untuk kita prediksi patogen mana yang akan menjadi penyebab pandemi atau epidemi berikutnya, termasuk dari wilayah atau negara mana pandemi akan berasal, atau pun seberapa mengerikan akibat yang ditimbulkannya. Tetapi selama manusia dan patogen menular hidup berdampingan sehingga batasan keseimbangan sering terabaikan, maka pandemi dan epidemi pasti akan terjadi dan ILUNI UI 2021 n 79


menimbulkan kerugian yang signifikan. Berita baiknya, sejalan dengan semakin berkembangnya pemahaman manusia tentang hubungan lingkungan, hewan, patogen, dan manusia, maka kesadaran akan pentingnya penguatan IHR dan pendekatan yang menyatu antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan (ONE Health) semakin terlihat saat pandemi COVID-19. Kita harus melakukan perubahan dan mengambil langkah proaktif untuk mengelola risiko pandemi dan mengurangi dampaknya. Semua ini memerlukan upaya bersama yang harus dimulai dari sekarang, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global untuk melindungi kesejahteraan kolektif kita dan generasi mendatang.

PENUTUP

Ancaman yang ditimbulkan oleh pandemi merupakan ancaman bagi seluruh dunia, dan berdampak bukan hanya pada sektor kesehatan saja. Investasi yang memadai dan berkesinambungan dalam sektor kesehatan, baik sumber daya manusia maupun fisik pada tingkat nasional dan global, diperlukan untuk mewujudkan keamanan kesehatan global agar mampu melindungi dampak pandemi terhadap sektor sosial, politik, dan ekonomi. Pelaksanaannya harus didukung komitmen yang kuat para pemimpin untuk memastikan dunia siap mencegah, mendeteksi, dan menanggapi setiap keadaan darurat kesehatan berikutnya. n

80 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 81


MENCEGAH KENAIKAN KEMBALI KASUS COVID-19

Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR Guru Besar FKUI, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes.

Selama bulan Juni-Juli 2021 kita mengalami kenaikan kasus COVID-19 yang amat tajam. Ketika itu rumah sakit sangat kewalahan. Bukan hanya tempat tidur perawatan yang tidak tersedia, Instalasi Gawat Darurat (IGD) pun penuh dan pasien harus daftar serta antre untuk hanya dapat masuk IGD. Banyak pasien yang akhirnya tidak dapat dirawat di IGD dan/atau rumah sakit sama sekali. Bahkan sebagian sampai meninggal tanpa dapat perawatan kesehatan yang memadai. Kita bersyukur bahwa sekarang angka kasus sudah amat menurun. Hanya saja kita tetap harus waspada. Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa saat keadaan sudah dianggap melandai kemudian bergejolak dan kasus meningkat tajam kembali. Untuk kewaspadaan dan mengantisipasi hal itu, maka kita belajar dari apa yang terjadi di rumah sakit ketika kasus sedang tinggitingginya. Kita harus mengambil pelajaran dari keadaan itu dan mempersiapkan diri lebih baik.

LIMA PELAJARAN PENTING DARI LEDAKAN PASIEN COVID

Sedikitnya ada lima hal yang dapat dijadikan bahan pelajaran atau lesson learned di rumah sakit. Pelajaran pertama, kenaikan kasus bulan Juni-Juli yang lalu sebenarnya sudah dapat dilihat tren kecenderungannya. Jumlah kasus baru COVID-19 pada 15 82 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Mei 2021 ialah 2.385 orang. Lalu naik sekitar dua kali lipat menjadi 5.662 pada 31 Mei 2021. Pertengahan Juni sudah lebih dari 10 ribu dan lalu naik menjadi 27.913. Rumah sakit sudah telanjur kewalahan. Jadi solusi yang dapat kita ambil ialah kalau memang ada kenaikan kasus lagi maka jangan tunggu sampai 10 kali lipat

Sumber: Tangkapan layar postingan Facebook

ILUNI UI 2021 n 83


melonjak. Mungkin dua atau tiga kali atau maksimal peningkatan lima kali lipat maka pembatasan sosial harus sudah diketatkan lagi. Dengan begitu, kasus tidak meningkat tanpa terkendali. Pelajaran kedua, pada waktu rumah sakit sudah penuh, maka ada kebijakan menambah tempat tidur untuk

menekan angka perawatan (Bed Occupancy Rate / BOR) COVID-19. Di satu sisi memang dengan menambah tempat tidur maka BOR akan turun. Tetapi temanteman tenaga medis di rumah sakit akan semakin kewalahan kalau penambahan tempat tidur ini tidak diimbangi dengan penambahan petugas serta alat kesehatan yang diperlukan. Jadi solusi yang dapat diambil adalah bahwa sejak sekarang siapkan petugas kesehatan yang siap diterjunkan

Foto : freepik

84 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


kalau nanti beberapa rumah sakit harus ditambah jumlah tempat tidurnya. Juga harus sejak sekarang disusun sistem agar kalau ada kenaikan kasus maka stok ventilator dan oksigen tersedia. Demikian juga alat kesehatan yang lain dan obatobatan yang diperlukan. Pelajaran ketiga yang pernah sangat bermasalah dalam beberapa bulan yang lalu ialah sistem rujukan dan informasinya yang tidak tertata secara optimal. Pasien harus jalan sendiri ke berbagai rumah sakit untuk mencoba mendapatkan perawatan.

Sementara itu kalau ada pasien yang harus dirujuk dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya maka harus menunggu lama dan kadang tidak ada kepastiannya. Untuk masalah ini, solusi yang dapat diambil ialah memperbaiki sistem rujukan, baik yang Sisrute (Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi) atau sistem lainnya. Perlu dilakukan pembenahan sistem elektronik dan digitalnya serta perlu lebih banyak petugas Penambahan tempat tidur harus disertai dengan penambahan tenaga kesehatan

ILUNI UI 2021 n 85


Foto : freepik

Perlindungan tenaga kesehatan merupakan bagian yang harus diperhatikan untuk pembenahan sistem kesehatan di Indonesia

86 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


khusus yang menangani hal sensitif dan penting ini. Pelajaran keempat, hal yang cukup banyak dikeluhkan rumah sakit ialah keterlambatan pembayaran klaim, juga rumitnya sistem untuk mendapatkannya. Di sisi lain ada juga pendapat bahwa klaim siap dibayarkan tapi kelengkapan data tidaklah dimasukkan dengan baik. Karena itu solusi masalah ini ialah menyelesaikan kemelut klaim pembayaran ini dengan tiga cara. Pertama, perlu dibuat prosedur yang lebih mudah bagi rumah sakit yang memang sedang sangat sibuk menyelamatkan nyawa manusia. Kedua, harus dibangun pola komunikasi intensif antara yang harus membayar dan pihak manajemen rumah sakit serta para tenaga kesehatan. Ketiga, harus ada sistem penganggaran. Khususnya di saat kritis, harus cukup luwes untuk dapat membayar kebutuhan, tapi juga cukup ketat untuk mencegah penyalahgunaan. Pelajaran kelima ialah tentang perlindungan tenaga kesehatan. Sudah sangat banyak korban yang jatuh, baik dokter, perawat maupun tenaga kesehatan lain di rumah sakit.

Tenaga kesehatan harus dapat menjalankan tugasnya di rumah sakit dengan aman agar terhindar dari penyakit, ancaman kematian akibat tertular, pengusiran dari pemilik kos, atau pengucilan dari masyarakat. Solusi untuk masalah ini ada tiga. Pertama, beban kerja yang tidak terlalu berlebihan. Kedua, alat pelindung diri yang memadai. Ketiga, perlindungan hukum bagi petugas kesehatan. Selain kelima pelajaran di atas, hal yang paling penting tentu menangani masalah dari hulunya yaitu pembatasan sosial baik berupa 3M/5M maupun PPKM. Juga penerapan 3T dan pemaksimalan vaksinasi. Harus dipastikan pula agar pelayanan kesehatan primer berjalan dengan baik. Juga penanganan penyakit non-COVID-19 yang harus tetap dapat terlayani dengan baik. (Artikel ini sudah dipublikasikan di Harian Media Indonesia, 14 September 2021)

MEWASPADAI VARIAN MU

Belakangan ini, cukup banyak berita tentang varian Mu sebagai salah satu varian baru virus COVID-19. Perlu ditekankan kembali bahwa virus COVID-19 sebagaimana juga virus ILUNI UI 2021 n 87


Foto : freepik

lainnya mungkin saja dapat memunculkan mutasi dan varian baru dari waktu tertentu. Pada awal 2020 hanya beberapa bulan sesudah virus ditemukan terjadi mutasi baru yaitu D614G yang beredar di Eropa, Asia termasuk Indonesia, dan berbagai negara lainnya di dunia. Dari sini kemudian disusul munculnya berbagai mutasi dan varian lain. Perlu diketahui bahwa sebagian besar mutasi dan varian baru ini mungkin tidak punya dampak berarti. Tetapi sebagian memang dapat menyebabkan masalah penting bagi penyebaran dan penanganan pandemi COVID-19. WHO sudah memasukkan varian Mu dalam kelompok ‘Varian of Interest (VOI)’ sejak 30 Agustus

2021. Organisasi kesehatan dunia membagi varian baru menjadi Varian of Concern (VOC) yaitu Alfa, Beta, Gama, dan Delta serta ‘Variant of Interest (VOI) seperti Etta, Kappa, Lambda, dan lainnya, serta kini ditambahkan dengan varian Mu. Secara umum tentu yang perlu lebih jadi perhatian utama adalah VOC yang memang bukti ilmiahnya sudah lebih jelas. Setidaknya ada lima hal yang biasa dikaji tentang dampak baru COVID-19 yaitu tingkat penularannya, dampak terhadap beratnya penyakit, kemungkinan infeksi ulangan (reinfeksi), pengaruhnya pada alat diagnosis COVID-19, serta bagaimana dampak varian baru terhadap efektivitas vaksin.

88 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Apabila bukti-bukti ilmiahnya sudah lebih jelas, maka kemungkinan saja varian yang tergolong VOI berpotensi ‘naik kelas’ menjadi VOC yang tentu perlu perhatian lebih mendalam lagi. Varian Delta yang sekarang menjadi salah satu varian dominan di banyak negara (termasuk Indonesia) juga awalnya dikategorikan sebagai VOI dan kemudian masuk ke dalam kelompok VOC dengan berbagai masalahnya kini. Selain VOC dan VOI, WHO belakangan juga mengidentifikasi varian lain yang bukti ilmiahnya masih sangat awal dan perlu pengamatan lebih lanjut. Varian itu disebut sebagai currently designated ‘Alert for Further Monitoring’. Salah satunya

adalah varian yang bermula dari negara kita, yaitu B.1.466.2 yang disebutkan bahwa sampelnya mulai didokumentasikan pada November 2020 serta mulai dimasukkan sebagai ‘Alert for further Monitoring’ pada 28 April 2021.

LIMA ANTISIPASI VARIAN MU

Guna mengantisipasi varian baru Mu dan varian lain di masa mendatang, setidaknya perlu lima langkah yang harus dilakukan. Antisipasi pertama, upaya terus-menerus untuk meningkatkan jumlah pemeriksa-an ‘whoe genome sequencing (WGS) di Indonesia. Data per 11 September 2021 di GISAID yang mengumpulkan genom seluruh dunia menunjukkan bahwa

ILUNI UI 2021 n 89


Indonesia sudah memeriksa dan memasukkan data 6.035 genom. Singapura lebih banyak yaitu 6.807 genom. India bahkan sudah memeriksa dan memasukkan 46.375 genom hampir delapan kali lebih banyak dari negara kita. Terbanyak pemeriksaan dan pengumpulan genom dilakukan oleh Inggris yakni 811.630 genom dan Amerika Serikat yang mencapai 931.373 genom. Artinya kita perlu terus meningkatkan pemeriksaan WGS ini setidaknya dengan dua cara. Cara pertama dengan meningkatkan jumlah laboratorium yang dapat memeriksa WGS ini. Akan lebih baik jika pemerintah juga turut mendukung dengan sarana dan prasarana agar lebih banyak laboratorium yang dapat meningkatkan kemampuannya. Cara kedua adalah memperluas prioritas keadaan-keadaan khusus untuk diperiksa.

Peningkatan jumlah tracing sebagai salah satu bentuk langkah antisipasi ketiga dalam kontrol munculnya kasus positif di masyarakat Foto : freepik

90 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Antisipasi kedua, selalu melakukan pembatasan sosial yang memadai, baik tingkat perorangan yaitu 3M atau 5M maupun kebijakan pemerintah seperti PPKM dan lainnya. Kita tahu bahwa pembatasan sosial merupakan faktor penting untuk mengurangi kemungkinan penularan. Kita tahu juga bahwa kalau ada penularan di masyarakat luas, maka virus akan terus bereplikasi dan malah mungkin menimbulkan mutasi dan varian baru. Antisipasi ketiga, terus meningkatkan jumlah tes dan telusur yang memadai misalnya target 400.000 tes

sehari dan telusur 15 orang dari setiap kasus positif. Sayangnya sampai sekarang angka itu belum tercapai. Jika dapat direalisasikan, maka hal itu bisa mendeteksi lebih banyak kasus positif di masyarakat, termasuk kalau sudah ada penularan akibat varian Mu atau varian baru lainnya. Antisipasi keempat, terus meningkatkan cakupan

ILUNI UI 2021 n 91


Foto : freepik

92 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


vaksinasi. Data sampai 11 September 2021 menunjukkan baru 19,94% cakupan vaksinasi yang lengkap sampai dosis kedua dengan 41.534.340 dosis. Memang sudah ada 34,69% yang mendapat suntikan satu kali dengan 72.248.720 dosis. Akan tetapi akan lebih efektif jika vaksinasi tersebut dilakukan dua dosis. Perlu disampaikan bahwa memang ada informasi yang menyebutkan bahwa varian Mu kemungkinan memengaruhi efektivitas vaksin. Akan tetapi, hal ini tidak harus memengaruhi upaya vaksinasi. Seperti halnya varian Delta yang juga menurunkan efektivitas tetapi vaksin masih dapat sangat berperan dalam pengendalian dampak varian Delta, utamanya untuk mencegah perburukan penyakit dan juga kematian. Hal serupa juga diharapkan terjadi pada varian Mu sehingga vaksinasi kini tetap sangat diperlukan dan diperluas. Selain itu yang perlu ditekankan juga adalah bahwa data per 11 September 2021 baru 18,61 % lansia kita yang mendapatkan vaksinasi lengkap dua kali. Artinya masih lebih dari 80% lansia belum mendapat

proteksi memadai. Padahal, lansia adalah kelompok dengan risiko tinggi tertular. Antisipasi kelima yang banyak dibahas adalah tentang kunjungan ke luar negeri. Dalam hal ini harus diawasi dengan ketat, setidaknya dalam dua periode. Jika ada warga datang dari luar negeri, apalagi dari negara yang sudah melaporkan ada varian Mu, maka harus dilakukan karantina dan pemeriksaan PCR untuk mengetahui positif atau tidak. Sedangkan lamanya hari karantina tidak boleh terlalu singkat, setidaknya satu atau dua kali masa inkubasi. Selanjutnya, pengawasan tidak hanya berhenti dengan karantina. Tetapi juga pada periode kedua yaitu beberapa minggu sesudah selesai karantina ketika mereka sudah berada di hotel atau di rumah atau di tempat kerja dan atau berbaur di masyarakat luas. Lalu apabila terdapat situasi yang mencurigakan, maka perlu segera dilakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendeteksi kemungkinan adanya varian baru, termasuk varian Mu. Jadi kalau bisa

ILUNI UI 2021 n 93


memang dicegah masuk, tapi kalau toh sudah masuk maka harus dideteksi sedini mungkin sehingga tidak menyebar luas di Indonesia. (Artikel sudah dipublikasikan di Koran Sindo, 13 September 2021)

MENCEGAH KENAIKAN KEMBALI KASUS COVID-19

Sejauh ini rekor kasus harian tertinggi adalah sekitar 50 ribu kasus yang terjadi pada pertengahan Juli 2021. Angka ini berhasil turun menjadi 5 ribu

kasus pada akhir Agustus 2021. Artinya turun sepuluh kali lipat dalam kurun waktu 1,5 bulan. Angka yang terpapar dan angka kematian juga sudah turun walaupun tentu kita harapkan jumlah yang meninggal akibat COVID-19 bisa terus diturunkan dengan tajam. Di sisi lain dengan mulai membaiknya situasi epidemiologi serta sosial dan ekonomi, pemerintah mulai melakukan pelonggaran aktivitas dalam masyarakat umum. Hal-hal

Foto : freepik

94 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


yang selama ini ketat sekarang mulai dilonggarkan. Apalagi cukup banyak daerah yang turun level epidemiologinya dari level 4 ke level 3. Karena kita semua sepakat bahwa penurunan ini terjadi akibat dilaksanakannya PPKM dengan ketat, tentu orang jadi bertanya bagaimana dampak dari pelonggaran PPKM yang sudah dilakukan secara bertahap selama ini. Kalau kasus turun karena PPKM ketat, apa yang harus dilakukan agar PPKM dilonggarkan? Jangan sampai angka kenaikan positif tidak terkendali lagi. Untuk menjawab ini kita perlu mengetahui bahwa ada 3 unsur yang memungkinkan kenaikan lagi atau tidak. Pertama, adanya orang yang menularkan. Dengan menggunakan masker dan menjaga jarak kemungkinan menularkan penyakit menjadi lebih kecil walaupun seharusnya dikarantina. Kedua, tersedianya cara penularan. Untuk upaya kedua yakni membatasi mereka dari cara penularan ada dua cara yang harus dilakukan. Cara pertama, dengan tetap menjaga 3M, memakai masker, mencuci

tangan dan menjaga jarak. Penerapan 3M ini sangat penting dalam menurunkan kemungkinan ter-tular COVID-19 sehingga harus terus diberlakukan secara ketat dan tampaknya masih harus terus kita lakukan dalam jangka yang panjang. Cara kedua untuk menghindari penularan adalah melonggarkan PPKM dengan amat bertahap dan hati-hati tentunya dengan memprioritaskan aspek perlindungan kesehatan masyarakat. Perlu diatur jangan sampai ada kerumunan massa. Ketiga, terjadinya penularan kepada orang yang tadinya sehatsehat saja. Upaya ketiga untuk mencegah kasus yang sudah cenderung turun dan tidak naik lagi adalah dengan meningkatkan daya proteksi yang rentan untuk tertular. Ada dua cara yang penting untuk meningkatkan proteksi yaitu dengan cara vaksinasi dan peningkatan daya tahan tubuh secara umum seperti makan makanan bergizi, olahraga, istirahat yang cukup serta mengelola stres dengan baik. Khusus untuk vaksinasi, sekaranglah saatnya untuk memaksimalkan cakupannya. Data pada akhir Agustus 2021 ILUNI UI 2021 n 95


Vaksinasi sebagai salah satu cara meningkatkan proteksi

Foto : freepik

96 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


baru sekitar 20% masyarakat kita yang sudah divaksinasi sebanyak dua kali. Artinya masih ada sekitar 80% masyarakat yang belum divaksin secara lengkap. Memang yang harus dinilai adalah vaksinasi dua kali. Karena vaksinasi yang digunakan di Indonesia sekarang memang untuk dua kali pemberian agar mendapatkatkan proteksi yang diharapkan. Kita saat ini menunggu proses pembuatan Vaksin Merah Putih yang sekarang sedang berproses sesuai kaidah ilmu pengetahuan agar lebih terjamin keamanan dan efektivitasnya. Jika vaksin sudah tersedia, ada lima hal yang harus dilakukan. 1. Menjamin sistem distribusi nasional yang baik ke seluruh pelosok negeri. Tentu dalam hal ini harus terjamin proses

rantai dinginnya (cold chain), karena vaksin akan rusak jika suhu tidak terjaga. Juga harus terjamin ketersediaan gudang farmasi di setiap provinsi juga kabupaten/kota serta manajemen distribusi yang akurat. 2. Tersedianya petugas vaksinator. Hal ini seharusnya tidak terlalu pelik karena kita toh sudah terbiasa melakukan vaksinasi pada anak dan anak balita selama ini. Hanya perlu penyesuaian karena kita sudah ada cukup banyak merek vaksin COVID-19 di negara kita dan masing-masing punya spesifikasi sendiri yang perlu diketahui oleh para vaksinator. 3. Kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan vaksin. Kini, sudah dilakukan sentra vaksinasi di beberapa tempat umum seperti gedung sekolah, stadion, dan ruang pertemuan lain. Memang dengan cara ini mampu mencakup banyak orang sekaligus. Tapi ada riskan terjadi keramaian orang dan masyarakat harus antre panjang sehingga menjadi tidak nyaman.

ILUNI UI 2021 n 97


Akan lebih baik kalau vaksinasi COVID-19 dilakukan saja di puskesmas atau rumah sakit di Indonesia yang jumlahnya sekitar 10 ribu unit. Semua puskesmas dan rumah sakit ini telah memiliki tenaga kesehatan, sudah ada pengalaman memberikan vaksin selama puluhan tahun, dan lokasinya tersebar di seluruh Indonesia. Dengan demikian masyarakat dapat pergi dengan mudah di dekat rumahnya atau di dekat tempat kerjanya dengan cara yang mudah dan nyaman. Selain itu kalau ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) akan lebih mudah terkontrol karena tempat tinggal yang berdekatan dengan puskesmas. Selanjutnya kita perlu memberi perhatian khusus pada dua kelompok masyarakat yaitu mereka yang tinggal di daerah terpencil dan anggota masyarakat kita yang dengan berbagai alasan masih belum mau divaksin. Kita tahu bahwa perlu ada mekanisme pendekatan kepada kedua kelompok tersebut agar vaksin dapat dijangkau maksimal. 4. Mengamati secara ketat perkembangan data di

5.

daerah secara seksama dari waktu ke waktu. Data yang dimiliki setidaknya meliputi angka yang positif, angka negatif, jumlah kasus baru, jumlah kematian serta jumlah tes yang telah dilakukan. Dari hasil pengamatan data yang ketat ini mungkin diperlukan upaya yang kelima yakni penerapan PPKM lagi jika diperlukan. Pengalaman yang lalu menunjukkan jumlah kasus baru pernah di bawah 3.000 kasus. Lalu naik sampai sepuluh kali lipat, menjadi 27 ribu sehingga diterapkam PPKM darurat pada 3 Juli 2021.

Di waktu mendatang sebaiknya tidak perlu menunggu sampai terjadi sepuluh kali lipat peningkatan angka kasus. Mungkin jika lima kali peningkatan angka kasus dari sebelumnya saja maka pembatasan sosial sangat perlu diperketat lagi. Semoga kecenderungan penurunan angka karena positif COVID-19 yang terjadi sekarang ini terus terjaga. Dengan penerapan lima upaya di atas, semoga situasi tidak memburuk lagi. (Artikel ini telah dipublikasikan di Harian Kompas, 8 September 2021)n

98 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 99


100 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 101


COVID-19 MEMBUKA MATA: SEHAT PRODUKTIF ITU MAHAL

Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH ILUNI FKUI 1980 dan Senior Health Economist & Health Policy Advisor, KBI Consulting

Ketika bulan Januari 2020 wabah COVID-19 di Wuhan mulai memenuhi berita di televisi, pemerintah Indonesia tampak tidak sigap. Bahkan Menteri Kesehatan ketika itu boleh dibilang menganggap enteng wabah tersebut. “Sakit flu bisa sembuh sendiri,” begitu kira-kira komentar sang Menteri yang banyak dikutip media. Satu setengah tahun kemudian, terjadi ledakan COVID-19 varian Delta di India. Banyak ahli kesehatan masyarakat yang memperingatkan pemerintah Indonesia mengenai risiko ledakan COVID-19 seperti di India. Sayangnya peringatan tersebut seakan tidak ada pengaruhnya. Pasalnya, akhir Juni 2021, kasus harian COVID-19 di Indonesia mulai merangkak dengan jumlah kasus baru 8.189 sehari pada tanggal 14 Juni. Puncaknya terjadi dalam sebulan saat kasus terkonfirmasi sehari mencapai puncaknya pada tanggal 18 Juli dengan jumlah kasus baru 54.517 dan kematian mencapai puncaknya pada tanggal 28 Juli dengan jumlah kematian 2.069 sehari. Jumlah kasus COVID-19 secara akumulatif telah mencapai lebih dari 4 (empat) juta orang di Indonesia pada tanggal 29 Agustus 2021. Pada tanggal yang sama pandemi COVID-19 ini telah memakan korban jiwa lebih dari 4,5 juta orang di dunia dan lebih dari 130 ribu jiwa di Indonesia. Penyebaran COVID-19 varian Delta begitu cepat dan menimbulkan

102 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


kepanikan dimana-mana. Pada bulan Juli sampai awal Agustus, banyak orang yang menderita stres karena hampir tiap hari mendapat berita duka di WA grup. Rakyat panik karena tidak dapat ruang perawatan, tidak dapat oksigen, dan tidak dapat obat. Meskipun semua biaya pengobatan ditanggung pemerintah, jika nyawa melayang apalah artinya. Tuhan secara berkala menguji manusia dengan berbagai cobaan bencana alam, bencana penyakit, bencana perang, dan bencana akibat perilaku manusia. Pada tahun 1918-1920, seabad yang lalu, pandemi virus Flu Spanyol merenggut nyawa sebanyak 50-100 juta orang, sepertiga penduduk dunia ketika itu. Kini virus Corona dengan nama resmi SARS-CoV-2 telah menyerang lebih dari 217 juta orang di dunia dengan angka kematian relatif rendah sebanyak 4,5 juta. Ternyata serangan makhluk halus yang besarnya 1/600 lebar rambut mampu memporakporandakan ekonomi dunia. Kita mungkin sedikit beruntung karena hidup di zaman teknologi kedokteran, farmasi, komunikasi, dan tingkat

ekonomi yang jauh lebih baik dari zaman ketika terjadi pandemi flu seabad lalu. Bank Dunia melaporkan bahwa pada tahun 2020 ekonomi dunia kontraksi sebesar 3,5 persen, sebuah resesi dunia yang paling berat. Itu artinya bahwa kerugian ekonomi dunia akibat pandemi COVID-19 mencapai USD 3 triliun, atau sekitar Rp43.500 triliun, cukup untuk memenuhi belanja Pemerintah Indonesia selama 16 tahun. Pada tahun 2009, ketika terjadi krisis finansial global, ekonomi dunia terkontraksi hanya 1,7%. Dampak COVID-19 bagi Indonesia relatif tidak seberat dampak COVID-19 di banyak negara maju dan negara setara, emerging market yang turun ratarata 4,3%. Ekonomi Indonesia tahun 2020 hanya menyusut sebesar 2,1% PDB yang sebesar Rp15.434 triliun. Dampak ekonomi Indonesia dirasakan berat bagi 1,8 juta orang yang menganggur di tahun 2020. Diperkirakan tahun 2021 ada 3,2 juta orang kehilangan pekerjaan. ³

Kesehatan dan Ekonomi

Peran sektor kesehatan terhadap sektor ekonomi di Indonesia 3

The World Bank. Boosting the Recovery – Indonesia Economic Prospect. Juni 2021.

ILUNI UI 2021 n 103


selama sebelum COVID-19 belum dipahami dan belum diakui banyak orang. Pola pikir sebagian pejabat terbelenggu pada “belanja kesehatan adalah belanja nonproduktif, cuma ngobatin orang sakit”. Oleh karena itu, belanja kesehatan dalam APBN sebelum COVID-19 nyaris tidak tumbuh, meskipun Pasal 28H ayat 1 UUD ‘45 telah menugaskan negara untuk memenuhi “hak layanan kesehatan setiap orang” sejak tahun 1999. Jika diukur dengan belanja kesehatan dibanding Produk Domestik Bruto (%

PDB) sebagai indikator sejauh mana Pemerintah memenuhi kewajiban konstitusional dalam melindungi rakyat, maka tidak terjadi kepatuhan yang cukup. Baru setelah program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dijalankan, atas perintah UU nomor 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS, belanja kesehatan publik mulai merangkak naik sebagaimana disajikan dalam gambar 1 di bawah ini. Selama 15 tahun sejak amandemen UUD ‘45 yang

Gambar 1. Tren Belanja Publik untuk Kesehatan di Tujuh Negara Asia Tahun 2000-2018

104 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


memerintahkan negara untuk memenuhi hak layanan kesehatan penduduk, belanja kesehatan publik selalu di bawah 1 (satu) persen PDB. Pemerintah lebih suka mengeluarkan uang hal yang bukan kewajiban konstitusional seperti subsidi BBM dan Energi (yang tidak diperintah UUD ‘45, tidak ada kewajiban konstitusional) yang jumlahnya jauh lebih banyak dari belanja wajib. Mengambil pelajaran wajib dan sunah dalam hukum Islam, “Pemerintah menjalankan yang sunah tetapi tidak menjalankan yang wajib.” Jadi, tidak mengherankan jika Sistem Kesehatan Nasional (SKN) terpuruk, sangat lemah, dan “gagap” menghadapi serbuan pandemi COVID-19. Padahal, di berbagai negara maju, kesehatan rakyat adalah investasi negara untuk produktivitas bangsa. Banyak pihak baru sadar bahwa SKN Indonesia sedang sakit parah, kekurangan laboratorium klinik yang mampu memeriksa PCR cepat dan murah, kekurangan suplai obat, kekurangan suplai oksigen, kekurangan tenaga kesehatan kompeten di berbagai daerah, dan kekurangan jumlah tempat

tidur layanan intensif. Baru pada masa pandemi COVID-19 hampir semua pejabat, di pusat dan di daerah, berbicara tentang upaya kesehatan—baik promotif maupun kuratif. Karena dipaksa pandemi, pemerintah terpaksa membelanjakan 11,8% APBN untuk kesehatan, yang hampir dua per tiganya (Rp201 Triliun di tahun 2021) untuk “belanja kaget” karena COVID-19. Sedangkan belanja rutin kesehatan sebesar Rp125,2 triliun atau hanya 4,5% APBN 2021.4 Jika digabung dengan perkiraan belanja JKN, belanja kesehatan publik—termasuk belanja kaget karena COVID-19— tahun 2021 masih di bawah 3% PDB, masih di bawah belanja kesehatan publik rutin negara-negara setara Indonesia yang pada tahun 2018 sudah mencapai 3% PDB. Jika setelah COVID-19 belanja kesehatan publik tidak mencapai 2,5% PDB, maka reformasi struktural yang dijanjikan pemerintah hanya akan menjadi “lagu nina bobok” bagi rakyat. Dalam urusan kesehatan, pemerintah masih belum patuh sepenuhnya pada amanat UUD 4

Kemenkeu. Advertorial RAPBN 2022: Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural. Jakarta, 2021

ILUNI UI 2021 n 105


Gambar 2. Tren Belanja Kesehatan Total dalam Int$ Indonesia dan Beberapa Negara Tetangga di Asia, Tahun 2000-2018

‘45. Rendahnya belanja kesehatan publik dan perlunya Indonesia meningkatkan belanja kesehatan telah diingatkan oleh tim Bank Dunia di tahun 20165 dan tahun 2020.6 Selain indikator belanja publik sebagai porsi PDB yang merupakan indikator komitmen suatu negara dalam membangun sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyatnya, Indonesia juga tertinggal dalam belanja kesehatan publik diukur dengan nilai internasional $. Belanja publik untuk kesehatan dalam nilai internasional $, nilai sebanding antarnegara, merupakan faktor 5 6

World Bank Group. Indonesian Health Financing System Assessment. Oktober 2016 World Bank Group. Public Expenditure Review Chapter 5: Health. Juli 2020

penentu seberapa baik sebuah SKN suatu negara. Gambar 2 di atas menunjukkan belanja publik Indonesia dalam investasi SDM dan penguatan kualitas layanan kesehatan jauh di bawah Malaysia, Thailand, dan China. Jangan heran jika banyak orang Indonesia, sebelum COVID-19 berobat ke Malaysia atau China, karena memang dengan belanja kesehatan per kapita yang jauh lebih tinggi, kualitas layanan di sana dapat dipastikan lebih baik. “Ada harga ada barang” atau “ono rego ono rupo”, begitu kata pepatah. Data tren belanja kesehatan Indonesia (Int$) meningkat lambat, meskipun sudah ada

106 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


JKN. Bahkan sejak 2015, nilainya sudah di bawah belanja publik Vietnam. Padahal pendapatan per kapita Vietnam hanya 2/3 pendapatan per kapita Indonesia. Artinya, komitmen Vietnam untuk penguatan SKN-nya jauh lebih baik dari komitmen Indonesia. Pada gambar 2 di atas, belanja kesehatan per kapita Indonesia tertinggi pada tahun 2018 hanya Int$ 375 sedangkan Vietnam sudah mencapai Int$ 440. Pendapatan per kapita Indonesia di tahun 2018 sebesar Int$ 11.45 sedangkan PDB per kapita Vietnam sebesar Int$ 7.768.7 Jelas, komitmen Vietnam dalam membangun kualitas dan produktivitas SDM-nya melalui investasi kesehatan jauh lebih besar dibanding komitmen Indonesia. Jangan heran jika ketahanan SKN Indonesia dalam menghadapi COVID-19 tampak berantakan. Nugroho dan Syarif (2021)8 menyimpulkan bahwa ketidakmampuan Indonesia mengendalikan COVID-19 7 8

Data Bank Dunia. https://data.world ba n k .o rg / i n d i ca to r/ N Y. G D P. P C A P. PP.CD?view=chart. Diunduh 1 Sept 2021 Nugroho Y and Syaries SS. Grave Failures in Policy and Communication in Indonesia during the COVID-19 Pandemi. ISEAS, Issue 2921 no 113 25 Agustus 2021.

merupakan bukti kurangnya kemauan politik untuk all out mengendalikan kesehatan sesuai UU Karantina. Ditambah lagi secara struktural SKN Indonesia lemah sehingga dapat dipastikan bahwa jika tidak cukup komitmen penguatan investasi kesehatan maka dalam waktu dekat daya saing Indonesia akan terkalahkan oleh Vietnam dan negara ASEAN lain. Fakta di dunia menunjukkan bahwa daya saing, kemajuan ekonomi, dan tingkat kesejahteraan suatu bangsa lebih ditentukan oleh kualitas SDM-nya, bukan jumlah SDA (sumber daya alam) yang dimilikinya. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan kepada semua elemen bangsa bahwa SKN Indonesia lemah. Data The Global Competitiveness Report 20199 menempatkan ranking layanan kesehatan Indonesia pada urutan ke-96, jauh di bawah urutan layanan kesehatan Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Lemahnya SKN Indonesia menimbulkan kerugian ekonomi yang besar ketika terjadi pandemi COVID-19. Kerugian ekonomi merupakan konsep 9

World Economic Forum. The Global Competetiveness Report 2019.

ILUNI UI 2021 n 107


nilai ekonomi, diukur dalam satuan mata uang, akibat suatu peristiwa seperti COVID-19. Nilai kerugian mencapai kerugian langsung berupa nilai uang yang dikeluarkan untuk berobat misalnya dan kerugian tidak langsung (opportunity loss) berupa nilai uang yang tidak diperoleh karena masyarakat sakit dan tidak bekerja. Berapa kerugian ekonomi Indonesia akibat COVID-19? Kerugian ekonomi nyata (riil) Indonesia akibat COVID-19 belum dihitung karena pandemi masih berlangsung. Kerugian ekonomi terukur sementara, dari sisi pemerintah saja—belum termasuk yang dialami masyarakat—mencapai rata-rata Rp607 triliun setahun selama tahun 2020-2021 (Advertorial APBN 2021). Nilai tersebut dihitung berdasakan nilai rata-rata perkiraan defisit APBN tahun 2020-2021 secara akumulatif sebesar Rp2.777 triliun dikurangi rata-rata defisit sebelum COVID-19 tahun 2017-2019 yang secara akumulatif sebesar Rp955 trilun. Artinya, dalam tiga tahun masa pandemi, tambahan defisit mencapai Rp1.822 triliun. Nilai tersebut belum terhitung nilai pendapatan rakyat yang

kehilangan pendapatan karena di-PHK, berhentinya bisnis, hilangnya hari produktif selama sakit, hilangnya hari produktif karena kematian penduduk usia produktif akibat COVID-19, dan nilai tambah bisnis baru yang terjadi akibat COVID-19. Dampak ekonomi COVID-19 di Indonesia dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi negaranegara mitra bisnis Indonesia. Modal manusia (penduduk sehat-produktif, terdidik, dan terampil) merupakan unsur terpenting bagi daya saing bangsa, jauh lebih penting dari unsur sumber daya alam. Dalam kondisi pandemi, hampir semua negara mengalami penurunan ekonomi. Negara berpendapatan tinggi (high income) mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam. Namun karena struktur ekonominya sudah lebih kuat, negara maju akan lebih cepat pulih. Pertumbuhan ekonomi negara mitra bisnis Indonesia akan membantu Indonesia memulihkan ekonominya lebih cepat. Tim IMF memprediksi bahwa mulai tahun ini ekonomi dunia akan kembali menguat di

108 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


atas 3,2% yoy.10 Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 adalah 5,6%, suatu pertumbuhan terkuat dalam 80 tahun terakhir.11 Kemajuan teknologi kedokteran, farmasi, dan bioteknologi serta cepatnya temuan dan produksi berbagai vaksin COVID-19 merupakan berkah kita semua. Namun, apakah pengendalian COVID-19 Indonesia juga akan lebih baik? Banyak faktor non-ekonomi yang ikut berpengaruh. Faktor terpenting yang berperan bagi kembalinya ekonomi Indonesia adalah cakupan vaksinasi COVID-19. Vaksin telah terbukti cost-effective dalam me10 Https://www.wsj.com/articles/imfsees-countries-economic-prospectssplit-based-on-Covid-19-vaccinationrates-11627390800. 11 World Bank Group. Global Economic Prospect. June 2021.

ngendalikan berbagai penyakit di dunia seperti polio, tuberkulosis, campak, cacar, dan lain-lain. Pemerintah memahami dan memperhitungkan pertumbuhan ekonomi dunia dan dalam negeri dalam RAPBN 2022 sebagaimana terlihat dalam gambar 3 di bawah ini.12 Data pertumbuhan ekonomi dalam gambar 3 memberi harapan dampak COVID-19 di Indonesia tahun 2022 dan seterusnya akan kembali ke masa prapandemi. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang dua digit, Kemenkeu mengakui bahwa prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sebaik itu. Namun, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sedikit lebih baik dibanding 12

Kemenkeu RI. RAPBN 2022 Buku I & II. Jakarta, 2021.

Gambar 3. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Beberapa Negara Pembanding (Kemenkeu 2021).

ILUNI UI 2021 n 109


110 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 111


pertumbuhan ekonomi Vietnam dan Korea. Hal itu disebabkan kontraksi ekonomi Vietnam tidak terjadi dan kontraksi ekonomi Korea hanya -2,5%. Tentu saja, dampak langsung SKN terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum dipengaruhi banyak faktor. Dalam hal penyakit menular, khususnya COVID-19, dampak langsung masalah kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi sangat jelas. Hal itu karena ada kesamaan pelaku dengan arah berlawanan. Penyakit COVID-19 menyebar karena mobilitas orang tanpa protokol kesehatan atau protokol kesehatan lemah, sedangkan mobilitas orang justru diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi. Efek negatif COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dibuktikan di seluruh dunia. Sistem kesehatan yang buruk juga mempengaruhi kesadaran orang dalam berperilaku hidup yang berisiko tinggi terhadap penularan COVID-19 dan terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi.

Harapan dan Tantangan Masa Depan

Kita bersyukur hidup di zaman modern yang memungkinkan dalam waktu satu tahun sejak mulai pandemi COVID-19, vaksin

telah ditemukan dan diproduksi. Meskipun obat COVID-19, seperti juga obat virus penyakit HIV/ AIDS dan banyak penyakit virus lain, belum ditemukan; vaksin memberi harapan besar ke depan. Harus diakui bahwa perilaku masyarakat yang masih belum memiliki disiplin tinggi dalam prokes menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kita sering mengikuti berita-berita masyarakat bahkan pejabat yang masih menyelenggarakan hajatan tanpa prokes yang ketat lalu dibubarkan petugas. Perubahan perilaku memang tidak bisa cepat dan tidak mudah dikendalikan. Dalam kondisi seperti itu, maka vaksinasi COVID-19 menjadi harapan terbesar. Sayangnya, sampai tanggal 1 September 2021, porsi penduduk yang telah mendapat vaksin dua dosis baru 17,3% penduduk dan yang telah mendapat vaksin satu dosis baru mencapai 30,5% penduduk.13 Padahal untuk mencapai herd immunity diperlukan paling sedikit 70% penduduk telah memiliki imun terhadap COVID-19. Lambatnya cakupan vaksinasi di Indonesia dipengaruhi banyak hal, seperti ketersediaan vaksin 13

Https://vaksin.kemkes.go.id/#/vaccines. Diakses 1 Sept 2021.

112 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


yang sangat bergantung pada produsen vaksin di luar negeri. Sampai saat ini Indonesia belum memproduksi vaksin buatan dalam negeri. Kita bergantung suplai vaksin Sinovac Sinofarm, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, dan Sputnik V. Selain suplai, banyak kendala lapangan yang berkaitan dengan disiplin pe r il aku p e t u g a s m a u p u n masyarakat. Faktor politik juga berpengaruh sebagaimana kita s a k s i k a n bahwa fasilitas kesehatan swasta belum mendapat izin untuk menyediakan vaksin berbayar. Padahal, secara ilmu ekonomi, vaksin berbayar sebagai alternatif untuk percepatan perluasan vaksinasi merupakan alternatif yang viable. Namun, secara politis hal ini belum diterima karena ketakutan permainan harga dan persepsi pelanggaran UU Karantina. Padahal, dalam praktiknya kini banyak sekali penduduk yang membayar

Foto : freepik

tes antigen atau PCR atau membayar biaya berobat di klinik atau rumah sakit swasta karena berbagai hal. Karena itu diperlukan perubahan struktural, fundamental, dan berbagai kebijakan yang mensinkronkan kewajiban negara, hak penduduk,

ILUNI UI 2021 n 113


dan pilihan penduduk yang menginginkan layanan tertentu atau waktu/tempat tertentu dengan membayar sendiri pilihan tersebut. Akibat tertutupnya pilihan, perluasan vaksinasi relatif lambat. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah dalam rangka percepatan cakupan vaksinasi yang pada berbagai penyakit pandemi dan epidemi terdahulu telah terbukti efektif. Bank Dunia14 merekomendasikan agar pengambil kebijakan melakukan reformasi yang menjamin stabilitas harga layanan serta produk kesehatan dan kesinambungan fiskal. Reformasi ekonomi juga harus diarahkan menuju ekonomi hijau, resilient, dan inklusif agar terjadi perbaikan kesehatan penduduk yang produktif secara ekonomi. Dalam RAPBN 2022 pemerintah mencoba mengusulkan reformasi struktural yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan menjadi 5,5% di tahun 2022 dibanding tanpa reformasi yang mungkin hanya tumbuh 5% tanpa reformasi (RAPBN 2022). Salah satu reformasi penting adalah perubahan dalam struktur belanja dan jumlah 14

World Bank Group. Global Economic Prospect. Juni 2021.

alokasi untuk fungsi kesehatan. Namun, reformasi fundamental SKN hanya sampai masa pandemi tidak akan meningkatkan ketahanan dan perbaikan jangka panjang (sinambung) sistem yang meningkatkan daya saing SDM Indonesia. Reformasi jangka panjang tidak bisa dipelajari dari jumlah anggaran tahunan dalam RAPBN saja. Diperlukan kejelasan arah reformasi penguatan SKN ke depan yang menyangkut pembiayaan publik yang cukup, berkeadilan, dan inklusif di semua tingkat sosial ekonomi penduduk dan berkeadilan di antara wilayah. Dalam dokumen RAPBN, baik buku I maupun buku II, belum tampak konsep reformasi fundamental. Yang tercantum masih sekadar penguatan program, akreditasi, kemandirian farmasi, distribusi tenaga kesahatan, dan teknologi informasi, tetapi belum jelas perubahan fundamental apa. Selain itu, dokumen RAPBN masih eksklusif programprogram yang diusulkan dan didanai APBN pada layanan di fasilitas kesehatan publik milik Pemerintah seperti puskesmas. Peran dan penguatan fasilitas kesehatan swasta belum

114 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


tampak. Hal ini berbeda dengan pendidikan dimana dana BOS dan hibah kepada perguruan tinggi swasta sudah lazim dilakukan. Dalam program JKN Pemerintah juga hanya menganggarkan subsidi (bantuan) iuran JKN masih pada 96,4 juta penduduk dengan besar iuran Rp42.000 per orang per bulan. Dengan demikian, subsidi yang berpotensi penduduk tersebut menggunakan fasilitas kesehatan swasta hanya berjumlah Rp48,6 triliun. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari anggaran subsidi yang tidak wajib, yaitu subsidi energi dan BBM yang mencapai Rp134 triliun. Padahal, selama COVID-19 begitu banyak orang yang bukan penerima upah yang tidak sanggup bayar iuran dan ketika sakit terpaksa membayar jumlah yang dapat memiskinkan. Padahal, tidak ada kewajiban pemerintah menanggung “BBM atau energi terjangkau”, Perintah pemenuhan layanan kesehatan yang layak bagi seluruh rakyat jelas tercantum dalam UUD ‘45 Pasal 28H (1) dan Pasal 34 (2). Bahkan, terdengar ada usulan Bappenas untuk mengurangi jumlah peserta PBI

JKN karena persepsi keliru yang menyamakan jumlah peserta PBI sama dengan jumlah orang miskin. Dalam RAPBN 2022 tampak bahwa belanja kesehatan reguler, di luar untuk COVID-19 yang berwarna orange dalam gambar 4 dan gambar 5 jelas menunjukkan bahwa porsi belanja wajib kesehatan dan belanja tidak wajib (subsidi) energi relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah belum mematuhi UUD ’45 secara penuh dan masih terbelenggu dengan belanja subsidi (yang tidak diwajibkan UUD ‘45) yang lebih bersifat politis. Sesungguhnya masih ada pilihan lain yang bisa menambah dana investasi pemerintah dalam membangun SDM unggul berkualitas sebagaimana direkomendasikan oleh Bank Dunia. Dalam dokumen Boosting Bank Dunia the Recovery15 merekomendasikan Indonesia untuk meningkatkan penerimaan, yang di banyak negara digunakan untuk meningkatkan belanja kesehatan antara lain peningkatan nilai cukai rokok, menaikan PPh (di atas maksimal 30%), pajak karbon, cukai minuman berpemanis yang 15

Bank Dunia. Boosting the Recovery, Juni 2021.

ILUNI UI 2021 n 115


meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Banyak negara telah meningkatkan belanja kesehatan bersumber pajak dosa (sin-tax), baik bersifat earmarked maupun dedikasi. Para pejabat Kemenkeu tidak suka dengan earmarking, yaitu penepatan persentase

tertentu dari penerimaan (cukai atau pajak) untuk layanan tertentu. Tetapi, seharusnya pemerintah mengalokasikan sejumlah dana yang cukup untuk kesehatan dari penerimaan cukai barang-barang yang memiliki dampak buruk kesehatan seperti rokok, bahan polutan (termasuk BBM), minuman

Gambar 4. Tren Belanja Kesehatan dalam APBN 2017-2022.

Gambar 5. Tren Subsidi Energi APBN 2017-2022.

116 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


alkohol, dan berpemanis tinggi. Pengalokasian ini disebut dedikasi yang tampaknya juga belum tampak.

Kesimpulan dan Saran

Pandemi COVID-19 telah menimbulkan kerugian ekonomi dunia dan Indonesia dalam jumlah dan tingkat yang sangat besar, jauh lebih besar dari krisis ekonomi yang terjadi setelah tahun 2000. Krisis ekonomi Indonesia dan dunia yang disebabkan oleh faktor kesehatan merupakan krisis yang pertama sejak satu abad yang lalu. Penyakit COVID-19 merupakan penyakit yang menular langsung dari manusia kepada manusia lain dalam jarak dekat tanpa perlindungan masker dan perilaku hidup sehat lain. Sementara ekonomi dapat tumbuh jika manusia bebas bergerak/bekerja untuk menggerakkan ekonomi. Jelas sekali antara COVID-19 dan ekonomi terdapat hubungan sebab-akibat. Kita dapat menjamin semua rakyat sehat, tetapi gerakan rakyat harus sangat dibatasi—apakah itu namanya PSBB, PPKM, lockdown— tidak masalah. Gerakan rakyat

yang dibatasi untuk mencegah penyakit dan kematian menghambat pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi yang diprioritaskan, maka banyak rakyat menderita sakit atau mati. Dalam kondisi SKN Indonesia yang secara tradisional lemah karena kekurangan investasi dan kekurangan dana, pandemi COVID-19 telah membuka mata banyak pejabat dan terasa perlunya reformasi fundamental, khususnya pembiayaan yang mencukupi. Selama pandemi terbukti pemerintah dipaksa mau dan mampu (meskipun harus pinjam) menyediakan dana yang cukup untuk penanganan COVID-19. Apakah ada kemauan politik pemerintah untuk mengeluarkan belanja kesehatan yang cukup, yang menjadi kewajiban konsititusional, untuk masa pasca COVID-19? Masih belum jelas. Peluang untuk menurunkan dampak negatif COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi terbuka dengan vaksinasi yang memadai. Namun demikian, sampai September 2021, cakupan vaksinasi belum cukup untuk menimbulkan herd immunity yang dapat berdampak

ILUNI UI 2021 n 117


Foto : freepik

makin lamanya COVID-19 di Indonesia terkendali. Komitmen pemerintah untuk melakukan reformasi struktural dengan penguatan

pembiayaan kesehatan yang pada akhirnya akan memperkuat ketersediaan bahan medis, obat, fasilitas, dan tenaga kesehatan yang kompeten harus

118 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


segera dirumuskan dengan menjamin inklusivitas seluruh masyarakat, seluruh fasilitas kesehatan publik dan swasta. Keterbukaan pemerintah dalam

melakukan reformasi dan menghimpun pandangan berbagai kelompok harus bisa dibuktikan dalam waktu satu tahun ke depan.n

ILUNI UI 2021 n 119


B1 B12 B6

B2

Zinc

Vit. B B3 B5

Asam Folat

Vit. C Vit.E

BANTU PELIHARA KESEHATAN

BACA ATURAN PAKAI

Surbex®Z Film Tab adalah tablet yang mengandung kombinasi vitamin B-Kompleks, Vitamin C, Vitamin E, Asam Folat dan Seng. Komposisi: Setiap tablet mengandung Vitamin: Vitamin E(dl-alfa Tokoferil Asetat) 30 I U, Vitamin C 750 mg, Asam Folat 400 mcg, Vitamin B1(Tiamina Mononitrat) 14.5 mg, Vitamin B2 15mg, Niasina 100 mg, Vitamin B6(Piridoksina HCI) 20mg, Vitamin B12 12 mcg, Asam Pantotenat 20 mg. MINERAL: Seng 22.5 mg Bahan tambahan Opadry OY-B-27603, Kegunaan: Surbex®Z membantu memenuhi kebutuhan Vitamin B-Kompleks, Vitamin C, Asam Folat dan Zinc untuk memelihara kesehatan. Aturan Pakai: Satu tablet sehari, atau sesuai anjuran dokter. Kemasan: Dus berisi 10 strip @ 10 tablet, Dus berisi 5 strip @ 6 tablet, Catch cover berisi 1 strip @ 6 tablet. Reg. No POM SD 071531621.

INO2202178

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: PT. ABBOTT INDONESIA Wisma Pondok Indah 2, Suite 1000, Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA, Jakarta 12310 - Indonesia Tel: +62 21 2758 7888; Fax: +62 21 2758 7889

120 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 121


VAKSIN MERAH PUTIH BISA MEMENUHI 50% KEBUTUHAN VAKSIN DI INDONESIA

Prof. dr. Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK (K) Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Periode tahun 2014–2021

Dengan adanya reorganisasi dan restrukturisasi Kementerian Riset dan Teknologi/Badang Riset dan Inovasi Nasional (KemRISTEK/ BRIN) menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sejak awal September kami juga mengalami reorganisasi dan restsrukturisasi, serta diganti namanya menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eikjman. Sekalipun sudah ditunjuk Kepala Pusat yang baru, tetapi tugas untuk merampungkan penelitian dan pengembangan vaksin Merah Putih tetap merupakan tanggung jawab saya sebagai peneliti utama. Sejak Januari 2020, begitu diketahui adanya infeksi virus yang merebak di Cina dan berpotensi menjadi pandemi, kami sudah mulai mengantisipasi semuanya. Kami sudah menyiapkan diri jika ada pandemi yang meluas. Kami sudah memiliki kemampuan jauh sebelum itu karena memiliki penelitian untuk mendeteksi penyakit infeksi emerging dan reemerging, termasuk virus Corona, yang ada di antara hewan liar dan manusia. Sejak Januari itu juga kami sudah mulai memantau munculnya kasus-kasus yang mencurigakan di beberapa rumah sakit tertentu, tapi belum dilaporkan karena saat itu secara resmi diagnosis laboratorium hanya dapat dilakukan

122 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


oleh Kementerian Kesehatan. Sekitar dua minggu setelah kasus pertama di Indonesia resmi diumumkan oleh Presiden pada tanggal 2 Maret 2020, baru laboratorium lain yang sudah memiliki kemampuan, termasuk kami, diizinkan untuk melakukan pemeriksaan PCR dan melaporkannya. Pada minggu berikutnya sekitar tanggal 15 Maret, kami sudah diizinkan untuk melakukan pemeriksaan. Kami sudah menerima sampelsampel PCR dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia. Kami juga sudah menyediakan Virus Transport Medium (VTM) secara gratis ke seluruh Indonesia. Karena saat itu masih sulit mendapatkan VTM, kami membuatnya sendiri dan itu menggunakan resep internal kami yang justru malah lebih bagus daripada yang komersial. Pada bulan Januari 2020 kami bersama pimpinan Bio Farma menyepakati perlunya Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar ini, memproduksi vaksin sendiri dalam menghadapi wabah yang kemungkinan akan menjadi pandemi ini. Ini akan

menjadi untuk pertama kalinya Indonesia mengembangkan vaksin sendiri dari nol. Di sisi lain, Kementerian Kesehatan juga mengundang beberapa Fakultas Kedokteran dan Lembaga Penelitian, untuk berupaya membuat vaksin untuk mengatasi pandemi ini. Pada minggu ke tiga bulan Maret 2020, Menteri RISTEK/Kepala BRIN saat itu, Profesor Bambang Brodjonegoro, menugaskan kami untuk mengembangkan vaksin untuk melawan pandemi COVID-19 ini, dan beliau menegaskan komitmen pemerintah, melalui Kementerian yang beliau pimpin, untuk mendanai pengembangan vaksin tersebut. Kami menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan tugas tersebut, karena kami punya kemampuan itu, dan kami sudah memiliki virus SARS-CoV-2 yang diisolasi dan dibiakkan dari penderita COVID-19 di Indonesia. Berdasarkan masukan dan kesanggupan pihak Bio Farma, kamipun memutuskan bahwa yang akan dikembangkan oleh kami bersama Bio Farma adalah vaksin ber-platform protein rekombinan. Platform ini akan menghasilkan protein subunit Spike (S) dan Nucleocapsid (N). Kedua protein tersebut ILUNI UI 2021 n 123


Foto : freepik

dipilih karena Protein S akan memfasilitasi menempelnya virus pada permukaan sel manusia melalui reseptor ACE2, sedangkan Protein N adalah bagian yang mengikat material genetik atau RNA di dalam virus dan berfungsi untuk melepaskan RNA-nya

apabila virus sudah berhasil masuk ke sel manusia.

Mengapa Disebut Vaksin Merah Putih.

Vaksin COVID-19 yang dikembangkan ini akan menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, karena dikembangkan berdasarkan virus

124 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


yang diisolasi di Indonesia, oleh peneliti Indonesia, di fasilitas penelitian Indonesia, diproduksi oleh industri Indonesia, dan dipergunakan utamanya untuk melindungi rakyat Indonesia dari Pandemi COVID-19. Ketika perkembangan pengembangan vaksin dengan ciri-ciri tersebut

dilaporkan ini di salah satu Rapat Kerja dengan Komisi DPRRI, semangat nasionalismepun muncul dan nama Merah Putih secara spontan diberikan, dan mendapat sambutan hangat dari seluruh anggota yang hadir. Sejak itu vaksin yang dikembangkan oleh tim kami disebut Vaksin Merah Putih. ILUNI UI 2021 n 125


Dalam perkembangannya, beberapa institusi lainnya, UI, LIPI, ITB, UGM, UNAIR, dan UNPAD, juga mengembangkan vaksin COVID-19 walaupun dengan platform dan pendekatan berbeda-beda. Karena semuanya memenuhi ciri di atas, maka oleh Kementerian Ristek/BRIN saat tu, semua calon vaksin tersebut disebut sebagai Vaksin Merah Putih.

Roadmap Pengembangan Vaksin Merah Putih Eijkman

Secara umum, pengembangan suatu vaksin terdiri dari dua tahapan besar. Pertama, tahap penelitian dan pengembangan, yang disebut juga tahap laboratorium, Kedua, tahap industri, termasuk di dalamnya uji pra-klinik dan uji klinik fase satu sampai tiga. Tugas kami adalah menyelesaikan tahap laboratorium dan menghasilkan bibit vakin, yang siap dihilirisasi ke tahap industri. Tahap laboratorium diawali dengan isolasi, pembiakan, dan karakterisasi virus. Kami mengambil salah satu virus yang diisolasi di bulan Maret 2020, yang masih berkerabat erat dengan virus SARS-CoV-2 yang

muncul pertama kali di Wuhan. Setelah mengisolasi materi genetiknya, kami mengisolasi dan mengamplifikasi gen S dan gen N-nya, Gen yang sudah berhasil diamplifikasi kemudian dimasukkan (insersi) dan diklon di dalam plasmid tertentu, untuk kemudian dimasukkan ke dalam virus adeno (adenovirus) khusus. Adenovirus yang sudah mengandung gen S atau gen N tersebut pada gilirannya digunakan untuk memasukkan gen yang dibawanya ke dalam sel mamalia, yang akan menjadi sistem ekpresi atau “pabrik” yang akan menghasilkan protein S atau protein N. Sel mamalia yang digunakan dalam sistem ekspresi adalah sel CHO (Chinese Hamster Ovary) yang memang sudah dikenal dan diijinkan untuk digunakan dalam menghasilkan obat maupun vaksin. Semua proses menginsersi dan mengklon gen tadi selalu pantau dengan menggunakan teknik molekuler, untuk memverifikasi bahwa gengen tersebut memang sudah masuk sebagaimana diharapkan. Pengujian awal menggunakan protein S menunjukkan bahwa kelompok mencit yang disuntik dengan protein S itu menghasilkan antibodi jauh lebih tinggi daripada

126 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


yang tidak mendapatkan protein S. Kami juga memeriksa beberapa organ penting seperti paru-paru, hati, dan limpa untuk mengamati apakah ada kerusakan jaringan pasca penyuntikan tersebut. Pengujian ini sekaligus memperlihatkan bahwa penyuntikan Protein S tidak menyebabkan kerusakan jaringan apa pun. Selain sel CHO, kami juga mengembangkan sistem ekspresi yang menggunakan sel ragi Pichia pastoris, yang juga sudah lazim digunakan dalam pengembangan bahan biologik dan vaksin. Alternatif ini dilakukan karena pada saat tersebut fasilitas produksi PT. Bio Farma lebih siap untuk memproses sistem ekspresi sel ragi. Setelah bibit vaksin berhasil diekspresikan, proses selanjutnya adalah transisi ke skala industri melalui proses optimasi, scaling up, dan meningkatkan yield-nya, agar proses produksi dapat lebih efisien dan harga vaksin menjadi lebih murah. Untuk itu kami sudah melakukan pembiakan sel ragi yang mengekspresikan protein rekombinan S dan N dengan skala pilot 2 liter, yang dilanjutkan dengan purifikasi,

karakterisasi, dan pengujian yield. Proses selanjutnya adalah menyiapkan seed GMP (Good Manufacturing Practice) agar dapat dilakukan uji pra-klinik pada hewan. Jika semua hasilnya baik, maka bisa berlanjut ke uji klinis fase 1 hingga fase 3. Apabila nanti sudah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM baru akan dilakukan produksi dengan skala yang lebih besar. Pengembangan vaksin Merah Putih ini juga memperhatikan perkembangan berbagai varian COVID-19 yang ada di Indonesia. Vaksin yang dikembangkan juga harus diuji terhadap varian yang beredar di Indonesia. Saat ini varian yang mendominasi virus yang beredar di Indonesia adalah varian Delta, namun varian lain seperti Alfa dan Beta juga hadir sekalipun tidak terlalu banyak. Tidak tertutup kemungkinan vaksin Merah Putih suatu ketika perlu disesuaikan terhadap varian tertentu, tapi karena teknologi dan resepnya sudah kita kuasai, kita tidak perlu mulai dari nol.

ILUNI UI 2021 n 127


Foto : freepik

128 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Dalam Situasi Pandemik Pembuatan Vaksin Bisa Dipercepat

Dalam situasi non-pandemik, pembuatan vaksin membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 tahun untuk menyelesaikan tahap R&D, dan sekitar 5 sampai 10 tahun untuk menyelesaikan uji kliniknya. Namun dalam situasi pandemik, beberapa proses dapat dilakukan secara lebih ringkas, dan/atau dilakukan secara paralel. WHO memprediksi pembuatan vaksin COVID-19 membutuhkan waktu sekitar 18 sampai 24 bulan. R&D di laboratorium dikejar mati-matian, dengan menambah tenaga peneliti dan memperpanjang jam kerja dalam sehari atau seminggu. Uji pra-klinik dan uji-klinik juga akan dilakukan secara intens dalam waktu lebih pendek termasuk dilakukan secara paralel. Misalnya jika hasil di fase uji praklinik sudah bagus tapi belum selesai, kita sudah bisa mendapatkan izin untuk melakukan uji klinik fase pertama yang akan berjalan selama 6 bulan. Jika setelah 3 bulan atau sudah mencapai 50% dan hasilnya dianggap memuaskan, maka fase kedua dapat dimulai dengan tetap menyelesaikan

fase pertama. Demikian pula dengan fase kedua, jika sesudah berjalan sebanyak 50% menunjukkan hasil baik, fase ketiga sudah dapat dimulai. Sebelum fase ketiga selesaipun, apabila hasilnya sudah memuaskan, BPOM dapat mempertimbangkan untuk memberikan Emergency Use Authorization (EUA). Dengan demikian, keseluruhan uji klinik dapat diselesaikan dalam waktu 8 sampai 12 bulan. Tentu semua proses ini tetap berada di bawah pengawasan ketat BPOM, untuk memastikan semua persyaratan keamanan dan efikasi terpenuhi.

Dampak Munculnya Varian Baru

Mutasi virus COVID-19 akan terus terjadi, yang mungkin menyebabkan munculnya berbagai varian baru. Beberapa varian ternyata memiliki sifat menurunkan keampuhan antibodi, baik yang terbentuk pascavaksinasi, pada penyintas, maupun yang digunakan pada pengobatan. Di beberapa negara telah diamati terjadinya penurunan efikasi beberapa vaksin sebesar 10% sampai 20%

ILUNI UI 2021 n 129


terhadap varian Alfa. Beberapa varian lain, termasuk Delta, Mu, dan R.1. juga menunjukkan penurunan kepekaan terhadap vaksin yang sudah ada. WHO menyatakan bahwa selama efikasi masih di atas 50%, vaksin yang sudah ada masih dianggap efektif. Sekalipun demikian, kita tetap harus memantau, jika suatu ketika, jika efikasi menurun sampai di bawah 50%, tidak tertutup kemungkinan kita harus melakukan penyesuaian terhadap vaksin yang sudah ada. Saat ini varian-varian baru memang diperoleh Indonesia dari luar negeri, tetapi dimungkinkan munculnya varian baru di Indonesia.

Peran Vaksin Merah Putih

Karena vaksinasi terhadap 208 juta penduduk Indonesia ditargetkan selesai pada ahir tahun 2021, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berencana menggunakan vaksin Merah Putih sebagai booster atau vaksin penguat di tahun depan. Tentu tetap tidak mengesampingkan penggunaan vaksin Merah Putih sebagai priming atau suntikan pertama dan kedua pada mereka yang belum mendapatkan vaksin. Diharapkan, ketika sudah mendapat Izin Edar, atau setidaknya EUA, vaksin Merah Putih dapat memenuhi sedikitnya 50% kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia. Di samping itu, Indonesia juga harus siap membantu beberapa

Foto : freepik

130 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


negara lain yang belum memiliki akses yang memadai terhadap vaksin ini. Kami juga berupaya agar vaksin Merah Putih diakui di dunia internasional. Karena itu sejak awal kami bekerja sangat hati-hati agar bisa memenuhi persyaratan internasional baik dari sudut keamanan, efikasi, maupun kehalalannya. Hingga saat ini belum ada negara lain yang memesan vaksin Merah Putih karena memang belum diproduksi. Tetapi beberapa negara sahabat sudah menyatakan minatnya untuk dilibatkan dalam uji klinik fase 3. Hingga saat ini kami belum bisa memastikan kapan vaksin

Merah Putih ini akan tersedia. Awalnya kami memperkirakan pertengahan tahun 2022 sudah bisa, tapi tampaknya terjadi beberapa keterlambatan. Kami berharap akhir tahun 2023 vasin Merah Putih sudah dapat diberikan secara gratis bagi penduduk Indonesia yang membutuhkannya. Berbicara soal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dari vaksin Merah Putih, pastinya semua vaksin memiliki KIPI. Tapi salah satu alasan penting pemilihan platform protein rekombinan adalah karena memiliki KIPI yang paling kecil, Teknologi dan platform ini sudah dikenal oleh negaranegara berkembang penghasil vaksin seperti India, Kuba, Brazil,

ILUNI UI 2021 n 131


Foto : freepik

Bangladesh, selain Indonesia sendiri, dalam mengembangkan vaksin hepatitis dan lainnya. Insya Allah vaksin Merah Putih aman diberikan untuk wanita hamil, anak kecil, komorbid, dan lansia. Vaksin COVID-19 direncanakan disuntikkan dua kali agar bekerja efektif untuk mencegah infeksi oleh virus SARS-CoV-2 dan munculnya gejala COVID-19. Kemungkinan juga dibutuhkan suntikan ketiga sebagai booster atau penguat. Hal tersebut berguna untuk memproduksi lebih banyak antibodi di dalam tubuh seseorang.

Perubahan Status dari Pandemi ke Endemi

Suatu penyakit dinyatakan berada di fase endemik apabila angka infeksi harian nasional bisa diredam di titik tertentu sehingga tidak lagi terjadi lonjakan kasus secara drastis. Tetapi kita tetap menjaga, terutama, bagi populasi vulnerable (populasi yang rentan). Kita melihat contoh influenza yang muncul musiman. Pada kasus ini yang paling berdampak adalah tempat atau negara dingin. Jika sudah musim dingin, kasusnya akan meningkat tajam karena cenderung satu keluarga berkumpul di dalam satu rumah

132 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


dengan sirkulasi udara yang tertutup, dengan menggunakan penghangat ruangan. Hal ini menyebabkan konsentrasi virus di dalam ruangan menjadi tinggi. Vaksinasi tahunan merupakan salah satu upaya yang ampuh dalam pencegahan infeksi, morbiditas, dan mortalitas. Karena virus influenza merupakan virus yang mudah dan cepat melakukan antigenic shift dan antigenic drift melalui proses mutasi, maka vaksin influenza harus dimodifikasi secara berkala, disesuaikan dengan antigen virus yang sedang bersirkulasi pada periode tersebut.

Berkembang informasi di masyarakat bahwa untuk memberikan perlindungan pada anak usia di bawah 12 tahun dari infeksi virus Corona adalah dengan memberikan vaksin influenza karena belum ketersediaan vaksin tersebut untuk anak usia di bawah 12 tahun. Pemikiran seperti itu tidak benar, karena virusnya berbeda, sekalipun sebagian tanda dan gejala klinisnya serupa. COVID-19 memang menimbulkan gejala mirip influenza, sehingga dikelompokkan ke dalam influenza life illness. Tidak terjadi cross protection, tetapi

ILUNI UI 2021 n 133


pemberian vaksin influenza itu sebetulnya lebih ditujukan untuk setidaknya untuk meminimalisasi gejalanya, apabila terjadi infeksi berbarengan (co-infection). Anakanak lebih rentan terhadap serangan virus influenza dan itu bisa menurunkan kekebalannya sehingga proteksi terhadap SARS-CoV-2 (COVID-19) itu menurun. Saat ini sudah hampir 2 tahun sejak virus SARS-CoV-2 ditemukan belum ada tandatanda pandemi ini akan berakhir, walaupun diamati bahwa jumlah kasus saat ini sudah jauh lebih rendah dibandingkan bulan Juni 2021. Kondisi yang baik

ini harus terus dipertahankan melalui berbagai cara, antara lain melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan kosisten, termasuk mencegah kerumunan dan membatasi pergerakan manusia, serta menuntaskan program vaksinasi. Tantangan yang dihadapi adalah adanya libur panjang terutama yang terkait dengan acara ritual, masih relatif tingginya jumlah kasus di negara lain, dan tingginya pergerakan domestik dan internasional manusia. Dengan pemahaman, peran aktif, dan kerja sama, seluruh lapisan masyarakat, insya Allah kita dapat segera terbebas dari pandemi ini. n

134 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Diagnos Laboratorium

LABORATORIUM KLINIK YANG KOMPREHENSIF Next generation laboratory yang komprehensif, dilengkapi fasilitas pemeriksaan molekuler dan genetika.

Visi dan Misi

Layanan Homecare

Visi dan misi kami adalah menjadi laboratorium klinik yang

Laboratorium Diagnos menyediakan layanan Homecare. Pemeriksaan tetap bisa dilaksanakan tanpa harus meninggalkan rumah.

terintegrasi, berkualitas, dan sesuai standar internasional serta menjadi rujukan diagnostik nasional.

NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing) Tes Skrining Prenatal ini sangat sensitif dan spesifik terhadap kondisi kromosom janin menggunakan darah ibu, tanpa prosedur yang invasif seperti amniocentesis atau Chorionic Villus Sampling (CVS)

PGT (Pre-implantation Genetic Testing) Tahukah Anda bahwa kegagalan yang paling sering terjadi pada proses bayi tabung (IVF) disebabkan karena kelainan kromosom? hal ini bisa dihindari dengan pemeriksaan PGT-A, PGT-M, PGT-SR, atau PGT-HLA yang seluruhnya tersedia di laboratorium Diagnos.

Pemeriksaan Khusus Dan Esoterik Diagnos Laboratorium berkolaborasi dengan Mayo Clinic Laboratories, sehingga pasien dan dokter dapat mengakses pelayanan dan pengetahuan termutakhir dalam menangani kasus kompeks dengan sudut pandang yang lebih luas.

Medical Check Up Laboratorium Melalui pemeriksaan ini, diharapkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan bisa dideteksi sejak dini, sekaligus berguna untuk merencanakan metode penanganan dan pengobatan yang tepat sebelum penyakit berkembang. SCAN DISINI

UNTUK INFORMASI MENGENAI DIAGNOS LAB

ILUNI UI 2021 n 135


Foto : freepik

136 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 137


DAMPAK PANDEMIK COVID-19 PADA IBU HAMIL DAN KESEHATAN WANITA SERTA EFEK VAKSIN TERHADAP IBU DAN KEHAMILAN

Ibu hamil termasuk dalam kelompok populasi yang berisiko. Sekitar 51,9% ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 tidak menunjukkan gejala dan 72% infeksi COVID-19 terjadi pada kehamilan di atas 37 minggu. 45 % membutuhkan perawatan intensif dan angka kematian sebesar 3% (Bank Data POGI sampai dengan April 2021). Hal ini tentu menjadi masalah untuk ibu hamil. Ibu hamil dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi daripada ibu yang tidak hamil untuk mengalami COVID-19 yang berat. Diperlukan suatu pencegahan COVID-19 yang efektif pada ibu hamil karena gejala COVID-19 yang berat pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko

Dr. dr. M. Alamsyah Azis, SpOG(K)

Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Pengurus Pusat POGI; Divisi Kedokteran Fetomaternal FK Unpad/ RSHS Bandung

dr. Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) Ketua Umum Pengurus Pusat POGI)

138 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


persalinan preterm, keguguran, dan kematian. Efektivitas dan keamanan vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil dan menyusui masih menjadi topik yang sering dibicarakan. Saat ini Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah merekomendasikan ibu hamil untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Selain itu, Center for Disease Control (CDC) juga telah menyatakan bahwa ibu hamil dan ibu menyusui dapat menerima vaksinasi COVID-19. Di Indonesia, berdasarkan rekomendasi POGI, pemerintah telah memperbolehkan vaksin COVID-19 untuk diberikan kepada ibu hamil dengan usia kandungan 13 minggu ke atas dan ibu menyusui.

Kondisi Indonesia terkait Peningkatan Kasus Maternal COVID-19

Ibu hamil merupakan salah satu bagian dari kelompok populasi yang berisiko tinggi Saat terpapar COVID-19. terpapar, sebanyak 51,9% ibu hamil yang terkonfirmasi COVID-19 tidak menunjukkan gejala. Berdasarkan data pada bulan April 2021, sebanyak 72% infeksi COVID-19 pada ibu hamil terjadi pada usia kehamilan di atas 37 minggu. Kasus yang membutuhkan perawatan intensif sebanyak 45% dengan angka kematian sebesar 3-5%. Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Pendidikan Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, terdapat fluktuasi kasus COVID-19

Gambar Data Kasus dan Kematian COVID-19 pada Ibu hamil di RSHS Bandung

ILUNI UI 2021 n 139


pada ibu hamil, kematian ibu hamil dengan COVID-19, dan kematian perinatal dengan COVID-19. Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai luaran/ outcome ibu hamil yang menderita COVID-19 dibandingkan yang NonCOVID-19. Dalam jurnal CMAI bulan April 2021 disebutkan bahwa ibu hamil yang mengalami COVID-19 dapat meningkatkan kejadian hipertensi dalam kehamilan/ preeklamsi, kematian janin dalam rahim, persalinan kurang bulan meningkat hampir dua kali lipat, bahkan akan meningkatkan perawatan di ruang intensif menjadi lima kali lipat dibandingkan ibu hamil yang tidak menderita COVID-19. Kejadian ini akan bertambah buruk bila ibu hamil mengalami gejala yang berat maka kemungkinan masuk ke ruangan rawat intensif menjadi meningkat 15 kali lipat. Jadi dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang menderita COVID-19 akan mengalami perburukan yang lebih dibandingkan dengan yang tidak terpapar COVID-19.

Isolasi Mandiri untuk Ibu Hamil tanpa Gejala atau Gejala Ringan COVID-19

Ada beberapa rekomendasi untuk ibu hamil tanpa gejala atau gejala Foto : freepik

140 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ringan COVID-19 yang perlu mendapatkan perhatian. 1. Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri diberikan konseling dan panduan isolasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Mengingat kemungkinan persalinan prematur yang lebih tinggi pada ibu hamil penderita COVID-19, sebaiknya ketika menjalani isolasi di rumah menghindari pekerjaan berat, mengurangi stres pikiran (dapat melakukan yoga, peregangan, cukup tidur), berkomunikasi dengan petugas kesehatan apabila timbul kencang atau kontraksi perut yang teratur, rasa menekan di perut bagian bawah, nyeri pinggang yang menetap, ada pengeluaran per vagina berupa lendir yang lebih banyak dari biasanya atau bercak darah. 3. Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya dibekali sarana komunikasi dan nomor kontak petugas yang bisa dihubungi untuk konsultasi dengan unit pelayanan maternal di tingkat

4.

5.

puskesmas dan petugas lain yang ditunjuk di FKTP terdekat dan petugas BKKBN. Ibu hamil yang sedang menjalani isolasi mandiri sebaiknya diberikan formulir penilaian diri (self assessment) kondisi kejiwaan. Apabila ada keluhan atau penilaian yang memerlukan konsultasi, bisa menghubungi petugas yang menangani kesehatan mental (mental health) di puskesmas (Petugas Kesehatan Jiwa Puskesmas). Apabila ada keluhan yang memerlukan konsultasi dengan dokter spesialis (psikiatri) pada Satgas COVID rumah sakit atau dokter di RSJ dapat dilakukan dengan cara telemedicine. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah dianjurkan untuk diberikan suplementasi vitamin sebagai berikut. a. Vitamin D 1000-5000 IU per hari. b. Vitamin C, pilihannya sebagai berikut. 1) Tablet vitamin C non acidic 500 mg per 6-8 jam sekali (untuk 14 hari). ILUNI UI 2021 n 141


2)

6.

7.

Tablet hisap vitamin C 500 mg per 12 jam sekali (selama 30 hari). 3) Multivitamin yang mengandung vitamin C sebanyak 1-2 tablet per hari (selama 30 hari). Dianjurkan multivitamin yang mengandung C, B, E, Zink. c. Tablet tambah darah (TTD) dilanjutkan sesuai dosis berdasarkan panduan kemenkes. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah sebaiknya dibekali dengan alat pemeriksaan suhu tubuh (termometer) dan diajarkan cara membaca dan melaporkan hasilnya secara harian kepada petugas. Kalau memungkinkan sebaiknya dibekali dengan oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah harus diberitahu tanda perburukan seperti demam tinggi di atas 38 C, frekuensi nafas di atas 24 kali per menit, denyut nadi di atas 100 kali per menit, saturasi oksigen kurang dari 95%, rasa berat bernafas, sesak nafas, berkeringat dingin, berdebar atau ada tanda bahaya dari

8.

9.

kehamilannya (nyeri kepala, keluar air ketuban, keluar darah, gerak anak berkurang). Jika mengalami hal itu, segera laporkan kepada petugas. Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah sebaiknya dilakukan telemedicine (telekonsultasi) dan didokumentasikan dalam kegiatan telemedicine harian. Apabila sudah selesai kegiatan isolasinya, segera diberikan surat keterangan selesai isolasi yang ditandatangani dokter umum fasilitas kesehatan terdekat (Puskesmas). Ibu hamil yang melakukan isolasi di rumah diberikan cara menghitung gerakan bayi dengan cara “menghitung 10 gerakan dari Cardiff” (The Cardiff Count to Ten). Ibu hamil diajarkan menghitung gerakan janin mulai jam 8 pagi. Apabila gerakan 10 kali sudah didapatkan (umumnya satu sampai dengan dua jam), maka bayi masih dalam kondisi baik dan ibu selesai menghitung gerakan janin untuk hari itu. Apabila dalam 12 jam (sampai jam 8 malam) belum didapatkan gerakan 10

142 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


kali, maka ibu melaporkan kepada petugas. 10. Ibu hamil risiko tinggi dengan komorbid maupun ada komplikasi medis seperti asma, penyakit jantung, diabetes, pengakit ginjal kronik, penyakit hati, disabilitas, obese, HIV, TBC, dan penyakit autoimun sebaiknya dirawat di fasilitas isolasi terpusat atau di tempat khusus yang memungkinkan dilakukan pemantauan langsung oleh petugas. 11. Ibu hamil yang mengalami masalah kebidanan risiko tinggi seperti preeklampsia, plasenta previa dengan riwayat perdarahan, riwayat SC lebih satu kali dengan keluhan, riwayat dirawat dengan KPD atau ancaman persalinan prematur sebaiknya melakukan isolasi di rumah sakit. 12. Ibu hamil yang melakukan isolasi mandiri diberikan nomor kontak telepon petugas kesehatan terdekat, seperti petugas Puskesmas, atau fasilitas kesehatan lain yang ditunjuk untuk memantau.

13. Khusus pasien ibu hamil konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang sudah dipulangkan tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7 hari dalam rangka pemulihan dan kewaspadaan terhadap munculnya gejala COVID-19, dan secara konsisten menerapkan protokol kesehatan. 14. Pascaisolasi mandiri, mengingat kemungkinan penyakit akan lebih berat apabila terkena COVID-19 di trimester 3, ibu hamil khususnya yang sudah mencapai trimester 3 sebaiknya sangat membatasi diri untuk kontak dengan orang lain (social distancing). 15. Waktu isolasi diri sendiri untuk kasus COVID-19 tanpa gejala adalah selama 10 hari dan gejala ringan adalah selama 10 hari plus 3 hari.

Rekomendasi dan Jenis Vaksin

Berdasarkan mekanisme kerja vaksin di dalam tubuh, para ahli percaya bahwa vaksin COVID-19 kemungkinan tidak menimbulkan risiko bagi ibu hamil. Penelitian tentang

ILUNI UI 2021 n 143


keamanan vaksin COVID-19 pada ibu hamil sampai saat ini masih terbatas terkait dengan masalah etik. Jenis sediaan vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini, dan telah direkomendasikan

oleh Kementerian Kesehatan RI dan POGI adalah sebagai berikut. a. Inactivated virus: Sinovac. b. RNA: Pfizer/Moderna. Saat ini vaksin yang beredar di dunia cukup banyak, seperti dijelaskan dalam gambar berikut.

Gambar Jenis Vaksin COVID-19 yang Ada di Dunia

Gambar Platform Vaksin COVID-19 yang Ada Saat Ini

144 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Dasar Rekomendasi Terkait Vaksinasi COVID-19 Ibu Hamil dan Menyusui 1.

2.

Inactivated Virus World Health Organization (WHO) tertanggal 22 Mei 2021 mengeluarkan rekomendasi interim tentang penggunaan vaksin inactivated CoronaVac, yang dikembangkan oleh Sinovac. Wanita hamil di atas usia 35 tahun dan memiliki IMT yang tinggi dengan komorbid hipertensi atau diabetes disarankan menggunakan jenis ini. Data yang didapatkan dalam percobaan binatang Developmental and Reproductive Toxicology (DART) memperlihatkan efek yang tidak berbahaya terhadap pemberian vaksin pada kehamilan. Persamaan penggunaan vaksin inactivated pada ibu hamil, dimana Hepatitis B dan Tetanus aman digunakan pada ibu hamil, sehingga efektivitas Sinovac: Coronavac pada wanita hamil diperkirakan aman bila dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil dalam usia yang sama. mRNA Virus CDC V-Safe Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 35.000 ibu

3.

4.

hamil yang bervariasi dari usia kehamilan dan ras saat menerima vaksin pertama dan kejadian infeksi COVID-19 dalam kehamilan didapatkan tidak ada perbedaan antara komplikasi atau luaran kehamilan pada populasi umum dibandingkan dengan ibu hamil yang mendapatkan imunisasi. Royal College of Obsetrics & Gynecology (RCOG) (30 Juni 2021) Vaksin COVID-19 dapat diberikan pada pasien dalam semua usia kehamilan. Pada kelompok risiko rendah, pemberian vaksinasi dapat ditunda paling lambat sampai dengan usia kehamilan 12 minggu. Pada ibu hamil kelompok risiko tinggi, pemberian vaksinasi sangat bergantung pada usia, etnis, IMT, serta penyakir penyerta. American College of Obstetrics & Gynecology (ACOG) Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap hewan, didapatkan

ILUNI UI 2021 n 145


5.

6.

bahwa Pfizer merupakan vaksin yang tidak memiliki efek yang berbahaya baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehamilan, perkembangan embrio, atau fetus dan perkembangan massa postnatal. Vector Virus Pada penelitian yang melibatkan percobaan terhadap hewan, vaksin yang dibuat oleh Janssen memperlihatkan tidak ada efek yang berbahaya pada kesuburan, perkembangan embrio atau fetus serta perkembangan post-natal. CDC Percobaan pada hewan yang menerima vaksin Moderna, Pfizer, dan J&J/ Janssen selama kehamilan memperlihatkan keamanan dalam kehamilan serta terhadap bayinya.

Pemberian vaksin hidup dilarang dilakukan terhadap ibu hamil. Pengalaman pemberian vaksin inactivated dan adjuvant yang sama untuk ibu hamil telah lama dilaksanakan dengan aman misalnya TT, Td, Tdap sehingga diduga hasilnya akan

sama jika vaksin ini diberikan pada ibu hamil dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Pemberian vaksin inactivated akan menghasilkan respon antibodi maternal dan antibodi pasif yang akan ditransfer pada bayi (akhir trimester kedua dan ketiga) sesuai rekomendasi ACOG/CDC. Uji klinis yang mempelajari efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 pada ibu hamil masih berjalan. Penelitian pada hewan yang menerima vaksin Moderna, Pfizer-BioNTech, atau J&J/ Janssen sebelum dan selama kehamilan tidak menunjukkan adanya kelainan pada hewan dan janin yang dikandungnya. Vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech adalah vaksin mRNA yang tidak mengandung virus hidup, Vaksin mRNA ini tidak berinteraksi dengan DNA seseorang atau menyebabkan perubahan genetik karena mRNA.

Syarat dan Skrining Ibu Hamil dan Menyusui

Berdasarkan rekomendasi dari POGI pada tanggal 1 Juli 2021 terdapat beberapa syarat untuk melakukan vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil. Beberapa syarat itu adalah sebagai berikut.

146 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


n Vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil di Indonesia menggunakan vaksin Pfizer, Moderna, dan Sinovac. n Pemberian vaksinasi untuk ibu hamil dapat dilakukan dengan konseling mengenai keamanan dan efektivitas vaksin. n Sasaran vaksinasi COVID-19 dapat dilakukan pada kelompok sebagai berikut. } Risiko tinggi: Usia > 35 tahun, komorbid (Hipertensi, DM), dan Obese. } Risiko rendah: dapat dilakukan setelah konseling. n Dosis pertama vaksinasi COVID-19 dianjurkan diberikan mulai kehamilan di atas 13 minggu dan paling lambat kehamilan 33 minggu. n Vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil hanya dapat dilakukan dalam pengawasan oleh dokter dan bidan. n Pasca vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil harus dilakukan pemantauan dan pencatatan oleh tim yang ditunjuk pemerintah bersama dari POGI. n Bagi ibu yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 kemudian diketahui hamil,

tetap dapat dijadwalkan untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis 2. Regulasi tanggal 2 Agustus 2021 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI mengenai vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil menyatakan sebagai berikut. Vaksin yang dapat digunakan untuk ibu hamil. } Vaksin COVID-19 platform mRNA: Pfizer dan Moderna. } Vaksin platform inactivated virus: Sinovac. Untuk platform vector virus, belum direkomendasikan. Pada tanggal 19 Agustus 2021 saat pencanangan percepatan dan perluasan vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil ditentukan sebagai berikut. 1. Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia kehamilan 13 minggu hingga aterm. 2. Tidak diperlukan rekomendasi dari Spesialis Obstetri dan Ginekologi. 3. Pemantauan dan pencatatan vaksinasi mulai dari sejak kehamilan sampai dengan persalinan. ILUNI UI 2021 n 147


4. 5.

Gform pemantauan yang dikeluarkan oleh PP POGI. Jenis vaksin yang dapat digunakan sesuai dengan SE Kemenkes: Pfizer, Moderna, dan Sinovac.

Sebelum melakukan vaksinasi COVID-19 perlu dilakukan skrining terlebih dahulu terhadap ibu hamil sebagai berikut. 1. Usia kehamilan trimester 1 (vaksinasi ditunda), 2 dan 3 (direkomendasikan). 2. Ibu hamil dengan preeklamsia (vaksinasi ditunda). 3. Riwayat anafilaksis karena vaksinasi COVID-19 sebelumnya (kontraindikasi). 4. Suhu <37,5 C dan Tekanan Darah <140/90 mmHg. 5. Ibu hamil dengan riwayat sebagai berikut. Penyakit autoimun. Riwayat anafilaksis bukan karena vaksinasi COVID-19. Alergi obat, rhinitis alergi, urtikaria, dermatitis atopic HIV. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, ILD penyakit hati, transplantasi hati.

6.

7.

Ibu hamil dengan riwayat hipertensi. Penyakit ginjal kronik (PGK), transplantasi ginjal. Gagal jantung, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, aritmia. Penyakit gastrointestinal diabetes melitus tipe 2. Obesitas. Hipertiroid dan hipotiroid, nodul tiroid. Penyakit gangguan psikomatis. Ibu hamil dan menyusui dengan kanker darah, kanker tumor padat, kelainan darah seperti talasemia, imunohematologi, hemofilia, gangguan koagulasi, dan kondisi kelainan darah lainnya vaksinasi ditunda. Kelayakan dari individu untuk vaksinasi ditentukan oleh dokter ahli terkait (SpOG, IPD & Spesialis lainnya). Ibu hamil dan menyusui yang ditunda vaksinasinya, apabila terdapat hal-hal berikut. Reaksi alergi berupa anafilaksis dan reaksi alegi berat akibat vaksin COVID-19 dosis pertama

148 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ataupun akibat dari komponen yang sama yang terkandung dalam vaksin COVID-19. Individu yang sedang terinfeksi COVID-19. Ibu hamil dan menyusui terdiagnosis penyakit imunodefisiensi primer. Ibu hamil dan menyusui sebagai penyintas dapat divaksinasi setelah 3 bulan dinyatakan negatif.

Konseling Pravaksinasi

Terdapat beberapa konseling yang dapat dilakukan untuk ibu hamil yang akan melakukan vaksinasi COVID-19. Risiko terpapar dan keparahan ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 bila tidak divaksinasi akan mengalami gejala berat sampai kematian ibu, komplikasi kehamilan, dan masalah pada janin. Risiko keparahan akan bertambah bila ibu memiliki komorbid seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi. Risiko keparahan akan bertambah berat jika infeksi

terjadi pada masa nifas karena reaksi inflamasi COVID-19 terjadi bersamaan dengan reaksi inflamasi yang meningkat juga pada masa nifas. Komplikasi kehamilan yang sering terjadi akibat terpapar COVID-19: persalinan prematur, kematian janin intra uterin, dan ketuban pecah dini.

Panduan Teknis Singkat Vaksinasi COVID-19 untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Jenis vaksin yang ada saat ini dapat diberikan kepada ibu hamil dan menyusui (Sinovac, Moderna, dan Pfizer). Ibu hamil yang mendapat vaksinasi diutamakan kelompok sebagai berikut. à Tenaga kesehatan. à Risiko tinggi. à Usia di atas 35 tahun. à Disertai komorbid (contoh: riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit autoimun). à Obese (BMI di atas 30).

ILUNI UI 2021 n 149


à Risiko rendah: dapat dilakukan vaksinasi COVID-19 setelah konseling. Vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil hanya dapat dilakukan dengan pengawasan dokter. Pemberian vaksinasi dosis pertama dianjurkan untuk diberikan di atas 12 minggu dan diharapkan paling lambat usia kehamilan 33 minggu, sehubungan dengan periode kritikal organogenesis trimester 1 dan guna memberikan perlindungan pada akhir trimester 2 dan 3. Bagi ibu yang telah mendapat suntikan vaksinasi COVID-19 kemudian diketahui hamil, tetap dapat dijadwalkan untuk mengikuti penyuntikan dosis ke-2 (usia kehamilan lebih dari 12 minggu). Melakukan konseling pada ibu hamil yang meliputi sebagai berikut. à Risiko jika terpapar virus COVID-19. à Risiko keparahan infeksi COVID-19.

à Keuntungan vaksinasi COVID-19. à Keamanan vaksinasi COVID-19. Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes kehamilan sebelum dilakukan vaksinasi COVID-19. Tidak dianjurkan untuk menunda kehamilan bagi ibu yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 secara lengkap. Vaksinasi COVID-19 dapat diberikan pada pasangan yang sedang merencanakan kehamilan. Pascapenyuntikan vaksinasi COVID-19 harus dilakukan pemantauan dan pencatatan oleh tim yang ditunjuk.

150 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : alodokter.com

ILUNI UI 2021 n 151


Gambar KIPI Pada Ibu Hamil Pasca Vaksinasi COVID-19.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Efek samping dapat terjadi setelah menerima vaksinasi dosis pertama atau kedua. Ibu hamil tidak mempunyai efek samping yang berbeda dari orang yang tidak hamil. Efek samping yang sering terjadi adalah merasa agak demam. Meski jarang, beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi. Dipastikan bahwa obatobatan untuk reaksi alergi yang akan diberikan juga aman untuk kehamilan. Selama dalam kehamilan diharapkan ibu hamil men-

dapatkan dua kali vaksinasi. Antibodi yang terbentuk akan melindungi ibu dan diharapkan adanya antibodi pasif yang masuk ke dalam tubuh janin selama dalam kandungan juga akan memberikan kekebalan setelah dilahirkan.

Registrasi dan Pemantauan

Setelah ibu hamil mendapatkan vaksinasi COVID-19 harus dilakukan pemantauan. Untuk form pemantauan dapat dilakukan pada bit.ly/ DATAVAKSINASIBUMIL.

152 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Form ini terbagi dalam 5 bagian. 1. Data diri. 2. Vaksinasi ibu hamil. 3. Pascavaksinasi. 4. Pemantauan kehamilan pascavaksinasi. 5. Data neonatus.

4.

5.

Kesimpulan 1.

2.

3.

Ibu hamil bila terpapar COVID-19 memiliki dampak kesehatan yang lebih buruk dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak terpapar COVID-19. Ibu hamil dengan gejala berat kemungkinan besar akan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Isolasi mandiri dapat dilakukan oleh ibu hamil tanpa gejala atau dengan gejala ringan dengan izin dokter dan harus diketahui oleh Puskesmas dan Perangkat Desa/Kelurahan setempat. Platform vaksin yang ada aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui (Sinovac, Moderna, dan Pfizer).

6.

7.

Vaksinasi akan melindungi ibu hamil terhadap paparan dan keparahan infeksi COVID-19. Perlu diberikan konseling dan skrining sebelum vaksinasi oleh petugas kesehatan terkait. Namun karena pada fase embrionik, embrio masih cukup rentan, masih muncul keluhan mual dan muntah pada trimester pertama, maka vaksinasi diberikan setelah usia kehamilan 13 minggu sampai dengan cukup bulan. Reaksi lokal dan sistemik yang muncul pada ibu hamil yang divaksinasi sebanding dengan wanita pada umur sama yang tidak hamil. Reaksi ini menunjukkan bahwa antibodi sedang bekerja. Pengamatan dan observasi dilakukan pasca vaksinasi dan dimasukkan di dalam data registrasi nasional POGI. n

ILUNI UI 2021 n 153


The Lawyers on Your Team A dynamic corporate and commercial law firm committed to provide high quality legal services www.cteolaw.com

The Lawyers on Your Team A dynamic corporate and commercial law firm committed to provide high quality legal services www.cteolaw.com District 8, Treasury Tower Floor 25-B Sudirman Central Business District Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, INDONESIA T +62 21 5020 2789 F +62 21 5020 1789 ctp@cteolaw.com

CTP Iluni white.indd 1

10/26/2021 11:51:57 AM

154 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 155


PENGARUH PSIKOSOMATIK PADA PASIEN COVID-19

dr. Andi Khomeini Takdir, SpPD Penggagas Vaksin Untuk Kita (VUK)

Pada abad ke-20 terjadi wabah besar yang dikenal sebagai wabah Flu Spanyol. Setelah wabah yang berdampak luas tersebut tahun-tahun berikutnya tidak lagi terjadi wabah yang seluas dan semengerikan Flu Spanyol itu, sampai kemudian umat manusia kembali dipertemukan dengan wabah penyakit yang penyebarannya begitu cepat ke berbagai negara hampir satu abad setelah Flu Spanyol itu. Wabah yang disebabkan oleh varian virus Corona bernama SARS-CoV-2 memicu sebuah pandemi baru yang disematkan nama sebagai COVID-19. Karakteristik COVID-19 yang menyebar di udara melalui mikrodroplet menyebabkan penularannya menjadi begitu cepat, untungnya, alhamdulilah-nya, Case Fatality Rate (CFR) virus ini tidak setinggi CFR dari SARS yang dicatatkan sebagai epidemi pada tahun 2002 dan MERS yang menjadi epidemi di tahun 2012. SARS dan MERS juga sama-sama disebabkan oleh varian virus Corona. Penyebaran virus Corona yang baru ini juga diikuti oleh penyebaran informasi yang begitu masif melalui media dan media sosial. Akibatnya di

156 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


beberapa tempat sempat terjadi kepanikan karena informasi saling menyusul sementara banyak ahli yang dianggap berkompeten belum siap dengan jawaban yang utuh mengenai bagaimana kita akan menghadapi wabah yang baru ini. Sehingga di satu sisi kita berhadapan dengan potensi wabah yang datang bersama penularan virus tapi di sisi lain kita juga diberhadapan dengan infodemi dan bahkan disinfodemi. Resultan dari dua jenis gelombang wabah tersebut menyebabkan terganggunya roda kehidupan manusia terutama di awal-awal pandemi tersebut. Wabah kemudian tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan saja tapi juga berdampak sosial, ekonomi, politik, keamanan, bahkan ke hal yang paling mendasar tentang bagaimana manusia memandang hidup. Sebuah pandemi dengan dampak multidimensi yang hampir semua orang di dunia ini tidak punya pengalaman dengan wabah yang seperti ini sebelumnya. Bagaimana dengan kita di Indonesia? Di Indonesia pun mengalami turbulensi tapi turbulensinya boleh dibilang tidak separah apa yang diprediksi

teman-teman sejawat kita di negara lain. Ternyata Indonesia punya resiliency yang di atas ratarata. Banyak aspek kehidupan kita terdampak tapi masih lebih banyak masyarakat Indonesia yang melakukan upaya yang multidimensional juga untuk bertahan dari dampak buruk pandemi ini. Boleh jadi karena kita masih punya nilai-nilai spiritualitas dan ketuhanan, nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan, serta persatuan dan gotong royong yang sudah terpatri dalam benak dan jiwa masyarakat kita. Memang fasiltas kesehatan kita tidak secanggih fasiltas kesehatan di dua negara adidaya, kita juga masih cukup tergantung kepada negara-negara sahabat kita untuk memasok kebutuhan obat dan alat kesehatan, tapi Indonesia bersama-sama sebagai suatu bangsa besar berhasil menunjukkan bahwa kita menolak untuk menyerah dan kita menolak untuk kalah. Masyarakat mulai dari mereka yang berpendidikan rendah hingga berpendididkan tinggi, mulai dari yang kelas ekonominya menengah ke bawah hingga mereka yang diberikan kemampuan lebih saling bantu. ILUNI UI 2021 n 157


Foto : freepik

158 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Hal ini sesuai dengan kalimat, “Kita memang berada di kapal yang berbeda-beda tapi kini kita dalam badai yang sama”, dan di sinilah diujinya persatuan Indonesia. Pada tahun pertama sering kita temukan masyarakat yang ketika keluarganya atau dirinya sakit berada pada kondisi kebingungan bahkan masyarakat sekitarnya pun bingung. Bagaimana cara membantu si orang sakit ini dan juga keluarganya? Karena lazimnya orang Indonesia ketika ada tetangga yang sakit maka mereka ingin ramai-ramai datang untuk menghibur dan membantu. Tapi situasi sekarang ini berbeda. Masyarakat diminta untuk tidak

hanya menggunakan masker agar tidak tertular virus tapi juga diperkenalkan sebuah konsep kekarantinaan dan termasuk jaga jarak atau physical distancing di dalamnya. Ini adalah tantangan yang unik bagi masyarakat kita karena di satu sisi jiwa sosial mayoritas orang Indonesia masih cukup bagus sehingga sulit untuk diperkenalkan dengan konsep social distancing. Kondisi agak membaik setelah social distancing diubah menjadi physical distancing sehingga pasien-pasien dan keluarganya tidak perlu merasakan dikucilkan secara sosial karena yang diperlukan hanyalah jaga jarak fisik, tapi secara psikososial tetap akrab dan saling menguatkan antara orang yang sehat dan orang yang sakit. Kita tahu bahwa COVID-19 ternyata tidak hanya menyerang satu dua organ saja. Dia bisa meniru banyak penyakit lain sehingga dikenal sebagai Penyakit 1000 Wajah. Apa yang terjadi ketika seorang pasien diberi tahu bahwa gejala yang dialami dan hasil pemeriksaan swabnya menunjang diagnosis COVID-19, tidak sedikit dari mereka merasa

ILUNI UI 2021 n 159


cemas. Tidak sedikit keluarga yang kemudian harus berpisah dengan keluarganya yang sakit itu merasakan kesedihan. Jika kondisi ini tidak diatasi maka akan lebih banyak lagi orangorang dengan kecemasan (anxiety) dan atau depresi, dan itulah yang terjadi sekitar dua tahun ini. Lagi-lagi beruntung di Indonesia kondisi tersebut tidak separah apa yang diprediksi pakar di negara lain. Mungkin karena beberapa faktor di Indonesia yang kulturnya memang berbeda dibandingkan negara lain. Sebuah studi yang dilakukan pada 300 pasien COVID-19 di RSDC Wisma Atlet mendapati bahwa sekitar 10% pasien yang dirawat itu mengalami gejala depresi yang ringan, sekitar 3% mengalami gejala yang sedang, dan kurang dari 1% mengalami gejala depresi yang signifikan. Tapi tetaplah angka-angka ini bukan sekadar angka tapi pasien-pasien kita tersebut tetaplah manusia. Meskipun 1% terlihat kecil secara statistik tapi jika ada banyak pasien, mungkin sekitar 1 juta maka tetap ada sekitar 10 ribu dari 1 juta itu yang jelas memerlukan bantuan tidak hanya secara fisik dan biologis

tapi juga secara sosial dan psikologis. Apalagi jika lebih dari 1 juta, di sini perlu diperlihatkan dan perlu hadir kebersamaan kita sebagai satu Indonesia. Saat ini pada tahun ke-2 wabah kita sudah tahu sedikit lebih banyak mengenai COVID-19, tata laksana sudah menjadi lebih terstruktur, fasilitas kesehatan pun sudah bisa lebih mengukur, pemerintah pun sudah lebih tahu dan lebih paham apa saja yang mesti dilakukan serta sudah memberikan vaksinasi pada puluhan juta orang. Bersama itu kita lihat menurunnya kasuskasus baru, menurunnya angka kematian, dan mulai dibukanya kembali secara bertahap sentra ekonomi. Roda ekonomi mulai menggeliat dan di sisi lain secara paralel sektor kesehatan terus diperkuat. n

160 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : freepik

ILUNI UI 2021 n 161


162 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 163


EKONOMI

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Doni Monardo Strategi Penanganan COVID-19 Berbasis Pentahelix

Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si

n Melintasi Sejarah, Menang Melawan Wabah. n Tahun Ajaran Baru Bukan Gelombang COVID-19 Baru

164 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Gidion Suranta Barus

Akselarasi Ekonomi Digital di Era Pandemi

Yoris Sebastian

Beradaptasi Cepat namun Instan

Yanti Pusparini

Instrumen dan Kanal Digital sebagai Solusi Pembayaran di Era Pandemi

ILUNI UI 2021 n 165


DONI MONARDO STRATEGI PENANGANAN COVID-19 BERBASIS PENTAHELIX

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Periode 2019-2021

Harapan bangsa dan negara terhadap Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 begitu membuncah. Gugus tugas dibentuk 13 Maret 2020 melalui Keppres No. 7 tahun 2020. Sebelas hari sebelumnya, 2 Maret 2020, untuk pertama kali Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya kasus nomor 1 dan 2 COVID-19 yang menyerang warga negara kita, asal Depok, Jawa Barat.

166 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menjadi garda terdepan dan pemegang kendali semua lini agar wabah bisa segera teratasi. Sejak awal, saya yang ditunjuk menjadi Ketua Gugus Tugas langsung fokus melindungi masyarakat dan berkoordinasi dengan semua sumber daya nasional. Pasalnya pandemi COVID-19 adalah bencana non-alam sehingga mutlak adanya satu "komando".

Patut dicatat, saat itu tidak ada satu pun negara yang piawai mengendalikan COVID-19. Bagi semua negara, wabah ini adalah hal baru. Sekalipun jika dirunut, wabah sejenis (Flu Spanyol) sejatinya pernah menyerang tahun 1918. Apalagi APD langka, testing sangat terbatas dan lama. Pengetahuan sejumlah ahli ketika itu sangat minim.

ILUNI UI 2021 n 167


Jadi kata kuncinya adalah menjaga yang sehat tetap sehat dan merawat yang sakit menjadi sembuh. Hal yang tak kalah pentingnya adalah menjaga keseimbangan "gas dan rem" agar jangan terpapar COVID-19 sekaligus terkapar PHK.

KOLABORASI BERBASIS PENTAHELIX Pada awal kemunculannya, pandemi COVID-19 tidak pernah menerjang sendiri. Ia berkelindan dengan berbagai persoalan. Tak bisa disangkal, ada kekentalan ego sektoral pada awal-awal pandemi. Siapa saja, tanpa kecuali, mendadak menjadi “ahli Corona”, dan tak jarang mengeluarkan statemen dan kebijakan sendirisendiri. Persoalan lain adalah aspek pemberitaan yang cenderung membingungkan. Para pakar kesehatan saling silang pendapat. Belum lagi “pengamat dadakan” yang mencari panggung di media. Belum cukup dengan itu semua, masih ditingkahi dengan sebaran hoaks. Kementerian Kominfo setiap hari melansir sebaran hoaks. Bukan hanya satu-dua, tapi ratusan bahkan ribuan. Data

terbaru, Mei 2021, Kominfo masih mendeteksi adanya 1.733 hoaks terkait COVID-19 dan vaksin. Di luar itu semua adalah serangan wabah COVID-19 itu sendiri. Tidak ada pilihan lain kecuali melakukan kolaborasi berbasis Pentahelix. Kerja sama unsur pemerintah, unsur masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media menjadi harga mati. Gugus Tugas melalui Tim Pakar di bawah koordinator Prof. Wiku Adisasmito segera melakukan langkah sinergi data. Itu langkah awal yang kelak akan besar manfaatnya bagi pengendalian pandemi COVID-19 di negara kita. Prinsip kolaborasi Pentahelix inilah yang membantu pemerintah merumuskan kebijakan yang tepat sehingga semua langkah terukur, serta berdasarkan data dan kajian ilmiah. Gubernur dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Pangdam/Danrem, Kapolda, Kadiskes dan Kepala BPBD serta OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan para pihak yang terkait. Bupati/ Wali Kota dalam pelaksanaan tugasnya akan dibantu oleh Dandim, Kapolres, Kadiskes dan

168 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : BNPB

Kepala BPBD serta OPD dan para pihak yang terkait. Untuk penanganan penyakit berada di jajaran sektor kesehatan, baik dari pemerintah maupun para pihak dari BUMN. Kemudian sektor lembaga usaha swasta, IDI, lembaga nonpemerintah, dan perguruan tinggi. Lembaga riset terlibat secara terencana dan terpadu untuk melakukan penguatan pencegahan serta percepatan deteksi dan respons. Masyarakat turut memegang peranan yang sangat penting dalam mencegah penyebaran COVID-19. Masyarakat menjadi subjek, berperan aktif

dalam pencegahan dan deteksi dini. Dalam hal ini, masyarakat adalah garda terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19. Sejumlah keteladanan yang diambil para tokoh masyarakat dan ulama-pendeta (para tokoh agama) kemudian diapresiasi dan dikembangkan di daerah lain. Selain itu, semangat gotong royong dari masyarakat yang saling membantu, seperti berbagi masker dan berbagi makanan kepada yang kurang sejahtera agar imunitas diri mereka meningkat. Gugus Tugas juga memberi masukan terkait “lockdown”. Indonesia dengan karakteristik

ILUNI UI 2021 n 169


geografis serta sosiologis yang berbeda dengan banyak negara lain tentu harus melakukan modifikasi kebijakan. Tidak semata-mata ikut-ikutan “lockdown”. Betapa pun aspek kesehatan dan aspek ekonomi harus dikaji secara cermat. Masalah lain yang dihadapi adalah terbatasnya jumlah dokter. Data menyebutkan bahwa jumlah dokter paruparu kurang dari 2.000 orang di seluruh Indonesia. Itu artinya, satu orang dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga negara Indonesia. Jika

kapasitas rumah sakit digabung antara swasta dan negeri sekali pun tidak akan sebanding dengan jumlah penduduk. Upaya untuk mengurangi masyarakat yang terkontaminasi tentu penting dilakukan sebagai upaya pencegahan. Modal terbesarnya adalah gotongroyong. Pendekatan keilmuan, ilmu kesehatan, imunologi, teknologi, pandemologi, dan lainlain dirangkum dalam satu sistem yang komprehensif. Kami selalu memakai prinsip kehati-hatian, apalagi yang terjadi kemudian adalah makin banyak

170 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


masyarakat yang tidak saja terpapar virus tapi juga terkapar akibat kehilangan pekerjaan. Kemudian dengan prinsip kehati-hatian tadi, sembilan sektor usaha dengan risiko rendah pelan-pelan dibuka. Terutama di daerah dengan risiko rendah, sedangkan pendidikan termasuk yang berisiko tinggi karenanya belum direkomendasi untuk dibuka. Salah satu ujung tombak adalah rantai komando dari pemerintah pusat, dari presiden hingga RT/RW untuk melakukan perubahan perilaku. Targetnya masyarakat yang harus tetap

sehat. Mereka yang kurang sehat menjadi sehat, dan mereka yang sakit akan diobati sampai sembuh. Agar mudah diingat oleh masyarakat, slogan 4 Sehat 5 Sempurna mulai digalakkan lagi dalam konteks menghadapi COVID-19. Slogan tersebut untuk membangun manusia Indonesia dalam menghadapi serangan COVID-19. Empat sehat lima sempurna didefinisikan sebagai upaya mencegah COVID-19, yaitu gunakan masker, jaga jarak, baik physical distancing maupun social distancing, rajin cuci tangan dengan sabun dan olahraga, tidur teratur dan cukup serta tidak panik. Satu yang membuat sempurna adalah makanan yang bernutrisi. Slogan ini dibutuhkan di era COVID-19 sebagai salah satu cara untuk berdaptasi.

ARAHAN PRESIDEN

Foto : BNPB

Posisi Indonesia menjadi unik, karena karakter kepulauan dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia. Di sinilah pentingnya menyinergikan data sebagai upaya mendeteksi dinamika penyebaran COVID-19 di Indonesia. ILUNI UI 2021 n 171


Dalam waktu tidak terlalu lama, gugus tugas yang kemudian diganti menjadi Satuan Tugas (Satgas) telah mengumpulkan data penting agar mudah terintegrasi, memberi akun lebih dari 10 ribu puskesmas, 2.900 akun rumah sakit, 514 akun Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan 34 akun Dinas Kesehatan provinsi di seluruh Indonesia. Alhasil data apa pun yang terkait COVID-19, Satgas memenuhinya. Termasuk data stok barang di gudang, serta distribusi barang kebutuhan. Dari data itu pula, tim pakar melakukan analisis dan cross data, sekaligus koordinasi lintas sektor untuk menentukan kualitas dan percepatan penanganan COVID-19. Presiden Jokowi mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran gugus tugas dari pusat sampai daerah. Juga kepada unsur lain yang bekerja tak kenal waktu dengan penuh dedikasi dan pengabdian untuk bangsa dan negara dalam menangani COVID-19. “Harus saya ingatkan, tugas besar kita belum berakhir. Ancaman COVID-19

masih ada. Kondisi masih dinamis. Saya ingatkan jangan sampai terjadi gelombang kedua, second wave,” ujar Presiden Jokowi. Kondisi seperti ini akan terus terjadi hingga ditemukan vaksin. Itu pun masih perlu waktu untuk sampai tahap vaksinasi. Mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan, sehingga masyarakat produktif tetapi tetap aman dari paparan virus. “Menangani perkembangan harus dengan ekstra hati-hati. Data dan fakta di lapangan harus jadi acuan. Saya minta kalau ada daerah yang berpotensi bahaya harus diberitahu agar kebijakan yang diambil bisa melindungi rakyatnya,” kata Presiden Jokowi. Presiden sudah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk menghadirkan aparat di titik-titik keramaian dan mengingatkan warga agar disiplin dan mematuhi protokol kesehatan. Tentu dengan pendekatan yang humanis. Presiden juga mengingatkan keseimbangan perhatian pada aspek ekonomi dan kesehatan. Kerja sama atau gotong royong mengendalikan COVID-19 harus dilakukan oleh seluruh bangsa, semua lapisan tanpa kecuali.

172 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : BNPB

Kendalikan keadaan dengan sistem injak gas dan injak rem. Jika kondisi tidak kondusif, kepala daerah harus menginjak rem. Sebaliknya, jika keadaan terkendali harus menginjak gas agar ekonomi bergerak.

VAKSINASI

Vaksinasi COVID-19 sudah tersedia di Indonesia. Program vaksinasi pun mulai dijalankan oleh pemerintah sebagai salah satu upaya untuk memutuskan rantai penyebaran infeksi virus.

Saat itu sedang marak kelompok masyarakat yang meragukan keamanan vaksin COVID-19. Maraknya pemberitaan Kepala Satgas mendaftar menjadi relawan vaksin COVID-19 seperti menebar gelombang kesadaran di tengah masyarakat. Kesadaran gotong royong, kesadaran bela bangsa. Bahkan ada yang menulis di sebuah media daring, “Menjadi Relawan Vaksin COVID-19 adalah Jihad.” Hadirnya Kepala Satgas ke garis depan menjadi sukarelawan

ILUNI UI 2021 n 173


Foto : BNPB

suntik vaksin COVID-19 seperti angin segar yang banyak membawa makna. Saat itu kebutuhan relawan hanya 1.620 orang membengkak menjadi 2.400 relawan yang mendaftar. Memasuki bulan ketujuh pandemi COVID-19, data yang ada menyebutkan masih besarnya angka masyarakat yang tidak

percaya bakal terpapar virus Corona. Menurut survei BPS, 17 dari 100 responden menyatakan "sangat tidak mungkin" dan "tidak mungkin" terinfeksi atau tertular COVID-19. Sosialisasi perlu digiatkan agar perilaku masyarakat berubah lebih meningkat dalam menjalankan protokol

174 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


kesehatan. Salah satu cara untuk mensosialisasikan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan adalah melalui peran media—terutama media sosial, televisi, dan WhatsApp. Pasalnya, berdasarkan survei, tiga jenis media itu yang paling besar menjadi sumber informasi masyarakat terkait COVID-19. Sisanya baru media jenis lain. Selain dengan penerapan protokol kesehatan, Tim Satgas juga mengajak masyarakat melaksanakan 3 kunci utama

yaitu Iman-Aman-Imun. Iman dalam arti rajin beribadah dan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Aman dalam arti patuh dan taat melaksanakan tiga kewajiban: wajib pakai masker, wajib menjaga jarak atau menghindari kerumunan, dan wajib mencuci tangan pakai sabun. Sedangkan imun dalam arti mengonsumsi makanan bergizi, menjaga hati tetap senang, rajin berolahraga, dan tidur cukup. n

ILUNI UI 2021 n 175


176 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 177


MELINTASI SEJARAH, MENANG MELAWAN WABAH

Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia

Game daring ada ribuan jumlahnya, bahkan sudah diperlombakan di tingkat dunia. Namun setiap kali bulan Agustus tiba, sumber kesenangan setiap orang Indonesia selalu sama sepanjang masa: permainan tradisional. Sedihnya, sudah bertahuntahun perayaan 17 Agustus tetap jauh dari kegiatan panjat pinang, lomba balap karung, dan kontes makan kerupuk. Keceriaan anakanak saat berkarnaval dengan aneka macam busana pun telah menjadi kenangan masa lalu yang entah kapan akan dapat disaksikan kembali oleh masyarakat. Ada perasaan sendu membayangkan anak-anak di tahuntahun belakangan ini hanya bisa menatap layar televisi atau monitor komputer sambil meletakkan ujung telunjuknya di pelipis. Upacara Hari Kemerdekaan kembali dilakukan secara daring. Para murid, dengan seragam sekolahnya, lagi-lagi hanya dapat berkhidmat di rumah mereka masing-masing. Kerinduan akan suasana khas Agustusan semakin hebat tatkala data COVID-19 menyajikan potret kepiluan anak-anak Indonesia saat ini. Per tanggal 8 Agustus 2021, misalnya, dari 3.666.031 kasus, sekitar 106.314 di antaranya adalah balita yang positif COVID-19 dan 531

178 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


di antaranya meninggal dunia. Begitu pula, terdapat sekitar 366.603 anak berusia 6 hingga 18 tahun yang terkonfirmasi positif dan 1.833 anak di antaranya tak tertolong. Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga cukup memprihatinkan. Tiga belas persen anak yang disurvei diketahui mengalami kondisi depresi. Tinggi juga persentase anak yang mengalami kekekerasan. Semua diasumsikan bersangkut paut dengan wabah COVID-19. Jadi bukan hanya virus yang membuat resah. Berbagai problematika psikologi dan sosial pun bermunculan. Tak pelak, angka-angka tersebut menyiratkan bahwa sebutan kenormalan baru (new normal) masih luar biasa sulit untuk diterima, apalagi diadopsi banyak orang. Jangankan menjalani aktivitas produktif, sebatas mendisiplinkan diri dengan berprokes pun susahnya bukan main. Tak terkecuali, anak-anak juga ikut menjadi korbannya. Dimulainya kembali proses belajar tatap muka di sekolah juga sebetulnya menghadirkan

dilema. Pada satu sisi, karena ada perasaan waswas anak-anak akan terjangkit virus Corona, maka mendiamkan mereka di dalam rumah boleh jadi merupakan langkah terbaik. Namun pada sisi lain juga sulit diingkari, di rumah anak-anak berhadap-hadapan dengan tekanan batin dan fisik yang sama seriusnya. Menjadi korban kekerasan dan mengalami ketertinggalan belajar adalah risikonya.

Pagebluk di Masa Orde Lama dan Orde Baru

Menteri Kesehatan dikabarkan tengah menyusun sebuah acuan tentang bagaimana bertahan hidup dalam waktu bertahun-tahun lamanya bersama virus Corona. Pedih membayangkannya. Namun saya mencoba untuk membesarkan hati dengan membolak-balik berbagai bacaan sejarah. Saya penasaran, pernahkah negeri ini diterjang wabah penyakit? Bila ya, bagaimana orang-orang kita pada masa itu melaluinya. Terilhami oleh kibaran merah putih di sepanjang jalan dan komplek perumahan, saya mencari jawaban yang—saya yakinkan diri sendiri—membangun optimisme.

ILUNI UI 2021 n 179


Optimisme bahwa kita, dari Sabang sampai Merauke, sanggup melewati masa pageblug ini dengan gilang-gemilang. Catatan yang saya temukan pertama kali adalah warta tentang kunjungan Presiden Sukarno ke beberapa daerah di Tanah Air. Kunjungan itu berisi aksi penyemprotan Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) dari rumah ke rumah, sebagai komando simbolik dimulainya pertarungan melawan Malaria. Penyemprotan perdana dilakukan pada 12 November 1959 di Desa Kalasan, Sleman, Jogjakarta. Pada masa itu, Indonesia memang diamuk nyamuk Malaria. Kabarnya, ratusan ribu orang terjangkit penyakit yang bisa berakibat fatal itu. Buruknya kondisi kesehatan masyarakat tidak terlepas dari kondisi negara yang memang sedang susah saat itu. Dalam situasi dekat dengan kepapaan, wajarlah orang-orang mudah terkena penyakit. Di samping menyelenggarakan program pengentasan penyakit fisik, Bung Karno juga coba mengisi rohani masyarakat luas. Salah satunya adalah melalui nyanyian untuk membesarkan hati sekaligus menggelorakan identitas nasional, “Mari kita bergembira, sukaria

bersama...Siapa bilang bapak dari Blitar, bapak kita dari Prambanan. Siapa bilang rakyat kita lapar, Indonesia banyak makanan!” Perang melawan Malaria berlanjut di masa Presiden Soeharto. Bahkan lebih dari “sekadar” nyamuk. Sekian banyak jenis kuman juga dihajar habis-habisan oleh Pak Harto, sebagai tanggapan atas berjangkitnya sekian banyak penyakit termasuk Kolera dan Tubercolosis (TB). Konon, dua ragam penyakit ini merupakan penanda porak-porandanya higienitas masyarakat. Karena higienitas sangat dekat hubungannya dengan pola hidup sehat, maka pemerintahan Pak Harto pun menggalakkan program imunisasi dan pendirian puskesmas. Upaya membenahi pola hidup masyarakat pun dilakukan hingga ke lapis akar rumput melalui pembentukan kelompok PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Sasarannya bukan sebatas memberantas bibit penyakit tapi juga memperkuat kualitas jasmani masyarakat. Lagu-lagu bertema kesehatan pun marak di era saat itu. “Aku

180 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


anak sehat, tubuhku kuat... Semasa aku bayi selalu diberi ASI, makanan bergizi dan imunisasi,” begitu satu di antaranya. Berkat program jangka panjang, Indonesia lolos dari lubang jarum. Wabah Malaria, TBC, dan Kolera, misalnya, tertanggulangi dengan baik. Kini, walau di sana-sini masih ada warga yang terkena penyakitpenyakit tersebut, namun secara umum kita memiliki keyakinan bahwa kita telah mampu mengatasinya.

Pagebluk di Masa Kerajaan

Saya terus menelusuri sejarah. Saya menemukan catatan dari sejarawan Claude Guillot. Ia melukiskan suasana di Banten pada tahun 1620-an sebagai masa serba sulit. Khusus terkait wabah berbagai jenis penyakit, Guillot menyebut itu semua sebagai akibat air kotor bahkan beracun, kurang makanan, tidak adanya hewan ternak, hama penyebar kuman, dan udara yang panas lagi lembab. Masyarakat di kawasan pantai Jawa juga pernah dilanda oleh penularan Malaria dan penyakit paru-paru yang parah. Itu disebabkan oleh

jumlah penduduk yang padat dan lingkungan yang kurang bersih. Begitu kondisi kerajaankerajaan Jawa pada kurun 1500 hingga 1700, sebagaimana ditulis Theodore G.Th. Pigeaud dan H.J. De Graaf. Penyakit epidemi juga menjalar di sejumlah wilayah, termasuk Blambangan, pada sekitar tahun 1750 hingga 1800. Puluhan ribu orang di Sumbawa dan Bali juga kehilangan nyawa. Penyakit ternyata bukan merupakan faktor tunggal. Penderitaan masyarakat semakin tak terperi akibat peperangan dan kelaparan yang berlangsung pada rentang waktu yang sama. Begitu sejarah yang direkam Anthony Reid. Sumatera pun tak kalah buruknya. Penyakit yang menular lewat air, seperti Tipoid dan Kolera, menyerang di seputaran Bengkulu. Masalah kesehatan berdampingan dengan kualitas tanah yang buruk. Lebih jauh lagi adalah potret wabah di masa kekuasaan Raja Airlangga di Jawa Timur. Manuskrip kuno memuat kisah tentang seorang ibu bernama Calon Arang. Terkenal sebagai sosok yang bengis, Calon Arang menahan amarah akibat tidak

ILUNI UI 2021 n 181


ada satu pun pemuda yang mau mempersunting putri satusatunya, Ratna Manggali (janganjangan nama ini menjadi asalmuasal dua sejoli dalam film Galih dan Ratna). Ubun-ubun Calon Arang pecah tak kuat meredam murka, sehingga ia meminta Bhatari Durga menghujani dunia dengan seburuk-buruknya penyakit. Terkabul, satu demi satu orang tewas dalam kondisi menyakitkan. Demam (pertanda infeksi) merajalela. Mayat bertumpuk tak sempat terkubur akibat kencangnya deret kematian. Sebagian membusuk di jalanan dan yang lainnya dimakan binatang. Berbagai kampung berubah bagaikan kota mati. Bukan karena lockdown, tapi karena warganya mengungsi ke daerah lain. Rapal kutukan Calon Arang dicuri oleh Bahula, pria yang dengan motif politik tersembunyi sengaja menikahi Ratna Manggali. Mantra

dibalas mantra. Bahula pun berhasil menghentikan wabah. Kisah tentang Calon Arang ini tampaknya tak lebih dari mitos. Tapi wabah penyakit itu benarbenar terjadi.

Hadapi COVID-19 dengan Kewaspadaan Tinggi dan Memupuk Optimisme

Deskripsi sejarah di atas kembali menunjukkan bahwa sejatinya bukan saat ini saja Indonesia terkena epidemi penyakit. Anak-anak yang mengalami penderitaan pun bukan main banyaknya. Baik mereka yang

182 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : freepik

jatuh sakit maupun yang terlunta-lunta hidupnya akibat ditinggal pergi oleh penopang hidup mereka. Namun hebatnya, sekian kali bibit penyakit menggerogoti kehidupan masyarakat, sekian kali itu pula kita berhasil menghentinya. Sampai di situ, saya tercenung. COVID-19 memang sudah sewajarnya kita hadapi dengan kewaspadaan tinggi sambil terus memupuk

optimisme. Berbagai pelajaran historis tentang penyakit yang pernah melintasi zaman itu menjadi penyemangat yang sangat berarti. Pada titik inilah kita patut memperkaya khazanah pelajaran sejarah negeri kita. Bukan semata kedigdayaan melawan penjajah, namun juga keperkasaan kakeknenek moyang kita bertarung bertahan hidup melawan penyakit melalui sekian banyak kebijakan dan strategi. Kesadaran akan pentingnya hidup sehat juga dapat “disuntikkan” ke kepala para murid melalui berbagai mata pelajaran di bangku sekolah maupun dongeng-dongeng pengantar tidur. Pada akhirnya, kita semua hari ini memiliki utang besar ke generasi nanti. Yakni, bagaimana kita dapat melewati dan mengakhiri pandemi COVID-19 dengan gagah perkasa. Itulah satu lagi kisah sukses yang harus dapat diwariskan ke para penggenggam masa depan tentang kemampuan kita memenangkan peperangan melawan penyakit, baik pada masa silam maupun di zaman sekarang. n

ILUNI UI 2021 n 183


184 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 185


TAHUN AJARAN BARU BUKAN GELOMBANG COVID-19 BARU

Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia

Ada banyak pihak yang menilai bahwa di masa wabah COVID-19 ini aksi kriminalitas terhadap anak semakin marak dan semakin kejam. Untuk mengunci anggapan tersebut tentu perlu dilakukan pengujian. Namun sampai saat ini paling tidak terdapat sejumlah alasan untuk membangun asumsi sedemikian rupa. Pertama, banyak rumah tangga yang mengalami problematika psikologi, sosial, dan ekonomi yang kian hari kian membebani. Berada dalam suasana batin yang terpuruk, seiring frustrasi yang semakin berat, tidak menutup kemungkinan sebagian orang tua atau anggota keluarga si anak akan mengatasinya dengan cara-cara kekerasan. Kedua, anak berada di rumah dalam durasi yang jauh lebih panjang. Kalau dianggap bahwa kebanyakan pelaku kejahatan terhadap anak adalah orang dekat si anak, maka lebih lama berada di rumah sama artinya dengan lebih lama si anak berada dalam penguasaan orang dekat. Risiko bagi dikorbankannya hak-hak anak akan semakin tinggi. Ketiga, tidak bisa lepasnya anak dari gawai dan aktivitas daring juga menghadap-hadapkan anak pada beraneka ragam ancaman baru. Pasalnya kejahatan terhadap anak tidak lagi mengharuskan pelaku dan korban berada di titik bumi yang sama, melainkan bisa melalui media maya.

186 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Keempat, meskipun anakanak gencar diberikan pengetahuan tentang kedahsyatan virus Corona, namun pendidikan tentang keterampilan hidup di masa kenormalan baru tampaknya masih jauh dari ideal. Konsekuensinya, pada musim pandemi ini, kesanggupan anak untuk mencari pertolongan dalam situasi yang membahayakan besar kemungkinan belum benarbenar terasah walaupun “tombol start” untuk pembangunan keterampilan itu sudah mulai dinyalakan sejak tahun 2021. Pada masa-masa sebelumnya, banyak orang tua dan pendidik yang menemukan kendala besar ketika bermaksud mendidik anak atau murid mereka dengan kebiasaan baik. Larangan merokok dilanggar. Jadwal ibadah diabaikan. Pembatasan aktivitas daring pun disiasati dengan menggunakan gawai secara sembunyi-sembunyi. Banyak lagi “tindakan melawan” yang dilakukan anak-anak. Sekian banyak kompleksitas pun tak pelak menjadi semakin berat seiring mewabahnya virus Corona. Potret umumnya, anak atau murid semakin sulit untuk diatur. Bila dilakukan penelitian, merujuk pada gambaran-gambar-

an di atas, dewasa ini semakin banyak anak yang menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan perilaku (conduct disorder). Atas segala masalah tersebut, kita dapat meninjaunya dari dua sisi. Pada satu sisi, dulu, anak-anak berkesempatan mengalami pendisiplinan diri di sekolah, yaitu melalui kegiatan bersama para guru dan teman-teman mereka. Dua pihak itu memang sering lebih efektif membangun tumbuhnya perilaku baik. Sekarang situasinya berbeda. Pertama, anak-anak menjalani pendisiplinan diri hanya dengan satu kurikulum, yakni kurikulum rumah. Metodenya tidak matang, “gurunya” pun kurang memiliki wibawa sebagaimana wibawa para guru di sekolah. Akibatnya, tendensi (tepatnya bias) anakanak yang menilai diri mereka serba mampu justru semakin tertantang oleh orang-orang dekat mereka. Kedua, keadaan di seputar wabah COVID-19 ini memang bertolak belakang dengan suratan kondisi anak sebagai—katakanlah—manusia yang tak bisa diam untuk waktu yang lama berhadapan dengan stimulus yang monoton. ILUNI UI 2021 n 187


Foto : freepik

Kedua hal di atas telah cukup kuat bagi terpantiknya backfire effect. Perwujudannya, semakin besar bobot ajaran kebaikan diberikan kepada anak, tindaktanduk mereka justru semakin tak tertata. Semakin diarahkan, semakin melawan. Darah orang tua pun naik ke kepala, anak

terdorong lebih kuat untuk melawan terhadap “penguasa”. Sampai di situ, layananlayanan bantuan yang sebelumnya aktif pun kini vakum bahkan semakin bubar. Setidaknya mengurangi tempo kerja mereka secara signifikan. Jadi, tanpa perlu didramatisasi, siapa pun

188 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


sesungguhnya dapat menyaksikan bahwa kehidupan anak-anak di masa pandemi ini mendatangkan masalah demi masalah yang luar biasa rumit untuk diatasi. Dengan situasi pelik sedemikian rupa di depan mata, melalui catatan ini saya tidak akan over optimistis dengan

menawarkan jalan keluar. Juga jujur saya katakan bahwa berbagai pandangan dan nasihat tentang pengasuhan yang dulu sering saya sampaikan ke publik kini harus saya rombak besarbesaran pada tataran teknis. Pokok-pokoknya memang tetap sama, yaitu kekuatan cinta, dialog, dan bermain. Namun bagaimana mengimplementasikan ketiga unsur itu ke tataran praktik, virus Corona mendesak saya untuk mereviu semuanya satu demi satu. Kerumitan serupa, dugaan saya, juga dihadapi oleh sentrasentra pendidikan anak usia dini. Kegiatan daring nyata-nyata bukan pendekatan yang dapat dipraktikkan untuk jenjang kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Para orang tua pun tentu tidak mengidamkan bahwa anak-anak usia dini mereka menatap layar komputer atau ponsel dalam waktu lama. Atas dasar itu, patut kita membangun asa bahwa mengaktifkan kembali kegiatan belajar secara tatap muka di sekolah hingga beberapa segi akan mengembalikan anakanak ke kondisi perkembangan mendekati normal. Tentu, ILUNI UI 2021 n 189


alternatif apa pun yang diambil niscaya selalu mempunyai dampak positif maupun negatif bagi anak-anak. Begitu pula, banyak orang memiliki keinsafan bahwa anak-anak berisiko menularkan maupun tertular COVID-19. Masyarakat perlu terus memompa semangat para pengelola dunia pendidikan agar sungguh-sungguh merancang program pembelajaran tatap muka dengan berdasarkan hasil penelitian dan kaji ulang yang berkelanjutan. Satu garis bawah ingin saya tambahkan di naskah ini, yaitu terkait materi pembelajaran tatap muka. Bukan semata materi akademik yang perlu dilesakkan ke kepala murid. Muatan belajar seperti itu hampir bisa dipastikan akan membuat para murid mengalami emotional breakdown. Mereka tidak lagi sebatas goyah, namun bahkan bisa kolaps. Sebagai ganti materi berorientasi akademik, setelah terkunci dalam serbaneka kerumitan hidup selama bertahun-tahun, para murid perlu memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengemukakan gundah gulana mereka.

Para guru patut membuka diri untuk menyimak ungkapan kesedihan, keletihan, kejenuhan, ketakutan, amarah, dan sensasisensasi batiniah negatif lainnya yang dapat diekspresikan oleh para siswa. Ilmuwan psikologi mengistilahkan proses itu sebagai katarsis atau emotion focused coping. Itulah kegiatan belajarmengajar yang paling dinantikan sekaligus paling realistis untuk diadakan melalui pembelajaran tatap muka di sekolah. Saat tulisan ini saya susun, gerbang sekolah telah dibuka. Wajah ceria bersorak gembira di setiap koridor. Sambil anak-anak bermain, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Perlindungan Anak perlu duduk bersama guna secepatnya mendesain program penyiapan seluruh guru di Tanah Air agar siap menjalankan peran ekstra laiknya guru bimbingan konseling. Kita memang perlu memiliki persepsi yang sama, yaitu sekolah adalah sentra rehabilitasi kolektif nasional, utamanya bagi anak-anak kita. Semoga. n

190 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 191


AKSELERASI EKONOMI DIGITAL DI ERA PANDEMI

Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 memberikan dampak negatif bagi perekonomian dan bisnis. Beberapa perusahaan menjalankan program efisiensi karena kehilangan sumber daya atau pasar akibat pembatasan kegiatan masyarakat. Program efisiensi ini antara lain adalah menunda rencana ekspansi bisnis, mengurangi kapasitas produksi, dan menutup beberapa gerainya karena kunjungan pelanggan yang terus menurun. Di sisi lain, masyarakat semakin teredukasi untuk melakukan aktivitas secara digital. Hasil survei Gidion Suranta Barus ST MM APJII (Asosiasi Penyelenggara ICT Profesional Internet Indonesia) pada periode tahun 2019 sampai dengan kuartal II tahun 2020 menunjukan bahwa telah terjadi penambahan 25,5 juta pengguna internet baru di Indonesia atau menjadi 196,7 juta pengguna Kenaikan jumlah internet.16 pengguna internet ini disebabkan kebijakan bekerja di rumah (work from home) dan adaptasi pembatasan kegiatan masyarakat seperti belanja secara online, belajar online, dan konsultasi kesehatan secara online. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan bahwa nilai transaksi e-commerce di tahun 2021 bisa mencapai Rp395 triliun, atau 16

Survei Pengguna Internet APJII 2019-Q2 2020

192 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


tumbuh 48,4% secara tahunan.17 Selain itu Bank Indonesia juga menyampaikan bahwa transaksi digital banking di tahun 2021 mencapai 3.410,7 triliun atau tumbuh sebesar 53,08% secara tahunan.18 Jumlah pengguna internet diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan perluasan cakupan layanan internet oleh operator telekomunikasi dan program akselerasi digital dari pemerintah. Operator telekomunikasi membangun serat optik dan BTS (Base Transceiver Station) 4G/5G di kawasan bisnis, baik kawasan industri maupun di kawasan perumahan. Pembangunan kabel laut dilakukan oleh beberapa operator telekomunikasi. Indosat sudah memiliki kabel laut Jakabare (menghubungkan Jakarta, Kalimantan, Batam, dan Singapura) dan kabel laut Indigo (menghubungkan Indonesia, Asia Tenggara, dan Australia). XL bekerja sama dengan Facebook dan Google sedang membangun kabel laut Echo (menghubungkan Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat) yang direncanakan 17 Paparan Virtual Gubernur Bank Indonesia yang dikutip oleh kontan.co.id (07/08/2021) 18 Publikasi Bank Indonesia, Rapat Dewan Gubernur Agustus 2021

selesai di tahun 2023. Telkom bekerja sama dengan Facebook dan Keppel sedang membangun kabel laut Bifrost (menghubungkan Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat) yang direncanakan selesai di tahun 2024. Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan operator telekomunikasi membangun infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Infrastruktur telekomunikasi yang dibangun berupa jaringan serat optik nasional (Palapa Ring) yang akan menjangkau 34 provinsi dan 440 kota/kabupaten, BTS untuk layanan 4G di 9.586 desa, dan satelit satria untuk menjangkau 150.000 titik layanan publik yang belum tersedia akses internet.19 Jumlah dan pertumbuhan pengguna internet atau masyarakat digital di Indonesia yang besar adalah pasar potensial bagi pelaku bisnis digital. Indonesia hanya akan menjadi pasar saja, jika tidak memiliki bisnis digital atau jika pelaku bisnis digital Indonesia menempatkan platform 19

Publikasi Kemkominfo 2021.

ILUNI UI 2021 n 193


digitalnya di luar negeri. Hal ini akan menyebabkan terjadinya transfer dana ke luar negeri karena transaksi digital pengguna internet Indonesia di platform digital di luar negeri, serta kehilangan potensi pendapatan pajak negara. Munculnya peraturan penyenggaraan sistem dan transaksi elektronik yang mewajibkan penyelengara membangun pusat data di Indonesia, peraturan perpajakan bagi perusahaan asing yang berbisnis di Indonesia, kebijakan tax holiday bagi industri pionir di sektor ekonomi digital, dan ketersediaan kabel laut telah mendorong pelaku bisnis digital menanamkan usahanya di Indonesia. Dimulai dengan kehadiran Alibaba Cloud di tahun 2018, kemudian diikuti oleh kehadiran Google dan Amazon di tahun 2021. Pelaku usaha nasional pun melihat potensi pasar digital ini sehingga bermunculan inisiatif transformasi digital, yang didukung oleh teknologi cloud computing, big data, dan artificial intelligence, seperti digital banking di perbankan dan insuretech di perusahaan asuransi.

Kehadiran penyelenggara sistem dan transaksi elektronik global di Indonesia dan inisiatif transformasi digital oleh pelaku bisnis nasional mengakibatkan peningkatan kebutuhan fasilitas pusat data dengan standar internasional yang didukung oleh kapasitas power listrik yang besar. Perusahaan penyedia pusat data seperti Telkom, Indosat, Lintasarta, dan DCI melakukan ekspansi kapasitas di masa pandemi. Pemerintah melalui Kemkominfo juga

194 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


membangun 4 pusat data nasional untuk mendukung transformasi digital di pemerintahan. Global Data Center Provider juga turut membangun pusat data di Indonesia. NTT Communication Corp, perusahaan dari Jepang, mengakuisisi perusahaan pusat data PT Cyber CSF dengan kapasitas 20 megawatt. Preston Digital Group dari Singapura

mengakuisisi 70% bisnis pusat data PT XL Axiata, Tbk, dan ST Telemedia Global Data Centers bekerja sama dengan Triputra Group untuk membangun pusat data dengan kapasitas 72 megawatt. Platform digital tentunya membutuhkan dukungan dari infrastruktur sistem pembayaran secara real-time

Foto : freepik

ILUNI UI 2021 n 195


selama 24 jam dalam 7 hari. Oleh karena itu Bank Indonesia akan meluncurkan BI Fast Payment, yang merupakan implementasi dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, sebagai pengganti Sistem Kliring Bank Indonesia (SKNBI) dan diharapkan dapat diimplementasikan secara penuh di tahun 2022. Pandemi COVID-19 tampaknya tidak menghalangi perkembangan ekonomi digital, bahkan terjadi akselerasi. Potensi pasar tetap tumbuh, penyelenggara sistem dan transaksi elektronik global datang ke Indonesia, perusahan nasional melakukan transformasi digital, dan startup digital tetap bermunculan dan tumbuh. Pembangunan dan implementasi infrastruktur utama ekonomi digital yang berupa infrastruktur telekomunikasi, infrastruktur pusat data, dan infrastruktur pembayaran juga terus berlangsung. Ada beberapa tantangan di dalam perkembangan ekonomi digital sebagai berikut.

1. Kolaborasi antar entitas di dalam ekosistem. Bukannya hanya kolaborasi antarpelaku usaha, tetapi juga antara pelaku usaha dan pemerintah, serta antara kementerian dan lembaga negara.

2. Cyber security. Pertumbuhan ekonomi digital akan selaras dengan cyber attack dan jika tidak dikelola dengan baik maka akan menurunkan trust pelaku pasar dan pengguna layanan dalam bertransaksi secara digital. 3. Pengembangan dan pemerataan sumber daya manusia agar tidak terpusat di kotakota besar di pulau Jawa. 4. Perubahan regulasi. Dibutuhkan kecepatan yang sama antara kecepatan perubahan bisnis ekonomi digital dan kecepatan adopsi di regulasi. Kolaborasi dan sinergi di dalam menghadapi tantang-an ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Bahkan Indonesia dengan potensi pasar, kesiapan infrastruktur pendukung, dan kesiapan SDM, dapat menjadi hubungan bisnis digital di kawasan Asia Tenggara. n

196 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 197


BERADAPTASI CEPAT TAPI TIDAK INSTAN

Yoris Sebastian Pemikir Kreatif OMG Consulting, Penulis Buku & Co-founder Inspigo

Virus COVID-19 membawa kita ke krisis dunia kesehatan, yang diikuti dengan krisis dunia usaha. Walau secara mental lebih siap karena sudah pernah mengalami krisis 1998, saya tetap dibuat jungkir balik di krisis kali ini. Tahun 1998, saya masih bekerja sebagai Assistant General Manager di Hard Rock Café Jakarta. Ingin menangis rasanya, saat biaya satu menu makanan kami mendadak naik lebih dari 100%. Berbagai inisiatif kami lakukan. Singkat cerita setelah saya menjadi interim General Manager di tahun 1999, keuntungan kami malah meningkat tajam dan lebih tinggi dari sebelum krisis terjadi. Namun krisis kali ini berbeda, karena diawali dengan krisis dunia kesehatan yang membuat pergerakan orang dibatasi. Sedangkan tahun 1998, krisis finansial tidak membuat orang harus di rumah saja.

Fokus ke Apa yang Bisa Kita Lakukan

Saya yang saat ini berada di industri kreatif, sebagai pemilik usaha, juga terdampak pandemik COVID-19. Di awal pandemi, pendapatan menurun ke

198 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


titik nol. Namun bermodal pengalaman tahun 1998 dan juga pengalaman bangkit setelah bom Bali tahun 2002 dan 2005, saya tetap semangat dan fokus pada apa yang bisa saya kerjakan. Mulai dari memindahkan newsletter mingguan saya menjadi podcast di Inspigo. Lalu mulai seru melakukan berbagai talkshow lewat Instagram Live, serta belajar berbagai hal baru seperti membuat origami. Semuanya tidak ada uangnya. Namun saya harus tetap aktif dan produktif. Kreativitas saya harus terus terasah walau tidak ada uangnya. Inspigo sendiri selain kerap membuat acara talkshow di Instagram Live, juga mulai membuat karaoke setiap Sabtu malam. Saya masih ingat begitu banyak yang bertanya, “Bagaimana sih cara bikin teks karaoke sambil Angga Puradiredja asyik bernyanyi bersama kita semua?” Sekarang sudah banyak program karaoke online yang kami buat. Saya juga belajar membuat kelas online dengan anakanak magang saya. Saya

juga membuat postingan di Instagram, dan mengamati apa yang dilakukan brand di saat pandemi dengan tagar #brandsemasaCOVID-19. Semua ini saya lakukan untuk pribadi dan masyarakat luas, karena saya mulai menggaungkan tagar #fokuskeapayangbisakitalakukan. Jadi, walau belum ada uangnya, setidaknya kita tetap positif dan aktif, serta tidak terusmenerus meratapi keadaan serba sulit yang memang tidak bisa kita ubah waktu itu. Saya juga ikut membantu gerakan sosial sekotak nutrisi untuk tenaga kesehatan. Hal ini saya lakukan setelah melihat ada kejenuhan memberikan sumbangan APD untuk para tenaga kesehatan. Saya melakukan apa pun yang bisa dilakukan, walau belum ada uangnya. Semua itu membuat kita terus tampil di masa yang serba sulit waktu itu. Senang sekali saat tagar #fokuskeapayangbisakitalakukan yang saya mulai sejak Maret 2020 ternyata senada dengan lagu dari musisi idola saya, Jon Bon Jovi. Jon merilis lagu baru berjudul Do What You Can di bulan Juli 2020.

ILUNI UI 2021 n 199


Banyak Kesempatan Baru di Tengah Krisis

Karena fokus ke apa yang bisa kita lakukan, berbagai kesempatan baru mulai bermunculan. Sebuah perusahaan asuransi yang sudah pernah memanggil saya sebagai pembicara seminar ingin mencoba mengadakan online workshop literation. Tujuannya untuk menggali ide-ide baru agar bisa meningkatkan pendapatan di tengah pandemi. Workshop yang biasanya dilakukan satu hari penuh di kantor atau hotel, saya pecah jadi 6 sesi, 90 menit secara online. Ternyata hasilnya malah jauh lebih bagus. Mengapa? Karena para peserta workshop bisa membuat tugas dengan waktu yang lebih lama dibanding saat kita workshop seharian penuh. Pernah juga Gojek membayar saya untuk acara bedah buku, menemani makan siang karyawan mereka di semua negara. Buku dipilih oleh mereka dan harus saya bawakan dalam bahasa Inggris. Gojek bahkan memikirkan bagaimana membuat karyawan mereka betah, walau di rumah saja. Setelah semakin mahir membuat workshop secara

virtual, terpikir membuat kelas menulis sebagai pengganti buku kesepuluh saya, yang harusnya terbit menandai sepuluh tahun saya berkarya sebagai penulis buku di Indonesia. Mumpung semua orang di rumah saja, saya bikin kelas menulis 3 sesi setiap Sabtu malam. Semacam malam mingguan bersama Yoris Sebastian. Kelas menulis secara online ini saya pastikan akan terus saya jalankan, bahkan setelah pandemi berakhir minimal satu tahun sekali. Mengapa? Karena saya suka sekali bisa membuat kelas yang dihadiri bukan hanya peserta dari berbagai daerah di Indonesia, tapi juga orangorang Indonesia dari berbagai belahan dunia. Bicara soal belahan dunia, pandemi juga membuat kita bisa melakukan hal-hal yang tadinya tidak bisa dilakukan. Perusahaan saya, London Speaker Bureau Indonesia bahkan bisa “mendatangkan” peraih nobel ekonomi Joseph Stiglitz. Prof Stiglitz mungkin tidak akan kuat naik pesawat dari Amerika ke Indonesia, kalau event yang

200 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


diselenggarakan Metro TV untuk dua bank ini dilakukan secara offline. Saya juga mulai dibayar oleh perusahaan kurir untuk ikut mengajar mitra-mitra mereka yang di tahun 2019 cukup banyak menggunakan jasa mereka. Hasilnya cukup baik dan tidak terasa saat saya menulis ini, kami sudah memasuki batch ketiga penyelenggaraannya. Ada peserta yang tadinya jualan tas kulit. Saat masa pandemi pendapatan mereka menurun drastis. Mereka lalu melakukan pivot jualan tas dengan bahan yang tidak akan rusak bila disemprot disinfektan. Mereka tetap menggunakan para penjahit dan jaringan reseller yang sama, hanya perlu bikin merek baru. Pendapatan mereka justru lebih tinggi dari sebelum pandemi. Saya jadi ingat kisah HRC Jakarta saat krisis 1998 tadi. Saya beruntung, karena bisa menghasilkan berbagai pendapatan baru dengan apa yang memang biasa saya lakukan. Bagaimana dengan mereka yang benar-benar tidak bisa mendapatkan uang di masa pandemi?

Setelah beberapa bulan menggaungkan #fokuskeapayangbisakitalakukan saya mulai membahas soal lakukan apa saja, yang penting ada pemasukan. Saya mulai mengangkat cerita soal MC pernikahan yang banting setir jualan buah. Yup, setelah beberapa bulan mencoba pivot, banyak juga yang tidak berhasil. Kita harus coba lakukan apa saja. MC pernikahan bisa sukses jualan buah secara daring, walau tidak punya pengalaman sebelumnya.

Bermain Skenario Tidak Lagi Rencana Bulanan

Pada akhirnya kita semua belajar bahwa pandemi ini tidak akan cepat berakhir. Kita harus mulai sadar untuk mulai membuat berbagai skenario. Skenario untuk apa? Untuk mengikuti peraturan yang mungkin berubah-ubah. Kelas menulis batch 3 saya waktu itu sudah siap dijalankan, tapi karena mendadak PPKM darurat, jadi saya tangguhkan dulu. Pada saat PPKM mulai dilonggarkan, barulah kelas menulis dipromosikan. Begitu pula kepada klien-klien saya,

ILUNI UI 2021 n 201


mereka saya berikan saran untuk terus membuat berbagai skenario, termasuk skenario apabila gelombang ketiga terjadi. Bisnis harus dirancang tidak hanya soal untuk bulan apa. Bisnis harus dirancang dengan beberapa rencana. Kalau jumlah kasus makin turun, kita bikin apa? Kalau kasus tidak turun, kita bikin apa? Tentunya kita harus siap bila

terjadi pengetatan lagi untuk menghindari gelombang ketiga. Salah satu contoh film seri Sajadah Panjang yang saya produksi untuk platform Maxstream. Film ini menuai sukses di musim pertama kemarin. Nah, untuk musim kedua, syuting harus direncanakan dan dipersiapkan sehingga saat

BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA (BANI) (BANI Arbitration Center) WAHANA GRAHA, Lt. 1 dan 2, Jln. Mampang Prapatan No.2, Jakarta 12760, INDONESIA Telepon: +62 21 7940542 Fax: +62 21 7940543 E-mail: bani-arb@indo.net.id Home: www.baniarbitration.org

Kantor Perwakilan BANI : BANI SURABAYA Office banisurabaya1@gmail.com BANI BALI & NUSA TENGGARA Office banibalinusra@gmail.com

BANI BANDUNG Office banibandung@gmail.com BANI PONTIANAK Office sekretariat@banipnk.com

BANI MEDAN Office banimedanoffice@gmail.com BANI JAMBI Office banijambi@gmail.com

BANI PALEMBANG Office banisumsel@gmail.com

Kami adalah Pemegang Hak Merek atas logo BANI dan nama BANI, BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA dan BANI ARBITRATION CENTER yang sah berdasar Sertifikat Merek Indonesia, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nomor Pendaftaran 553488 (3 Desember 2003), IDM000379661 (5 Desember 2013), dan Nomor IDM000474220 (28 November 2012).

 Petunjuk pencetakan : Mohon dicetak termasuk garis tepi sesuai g rancangan di atas. 202 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19

 Sponsor # 168


terjadi pelonggaran dapat langsung dilaksanakan. Kapan pelonggaran terjadi? Kita tidak pernah tahu pastinya. Kita hanya bisa membuat prediksi. Sama dengan klien produk perawatan kulit yang sedang ditangani OMG Consulting, kapan dilakukan peluncuran? Harus dibuat berbagai skenarionya. Yang

pasti kita harus tetap siaga, mempersiapkan yang terburuk, tapi setiap malam saya dan keluarga secara bersungguhsungguh berdoa supaya pandemi ini segera berakhir. n

ILUNI UI 2021 n 203


INSTRUMEN DAN KANAL DIGITAL: SOLUSI PEMBAYARAN DI ERA PANDEMI

Dr. Yanti Pusparini, ST, MM Pengamat Perkembangan Digital Sistem Pembayaran Indonesia dan Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia

Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat dalam satu dekade terakhir telah mendorong perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia. Tren digitalisasi—yang terutama didorong oleh teknologi berbasis internet dan mobile phone—menghadirkan berbagai bisnis model baru dalam perekonomian, yang mengubah pola interaksi produsen dengan konsumen dan seluruh mata rantai di antaranya, tidak terkecuali di sistem pembayaran. Selain itu kehadiran platform digital yang dimotori oleh perusahaan financial technology (fintech) juga memunculkan berbagai layanan keuangan yang semakin cepat, efisien, dan seamless kepada konsumen, sekaligus mendisrupsi peran lembaga seperti perbankan. Kondisi ini di satu sisi mengakibatkan perubahan peta kompetisi, namun di sisi lain menghadirkan peluang inovasi dan kolaborasi yang lebih luas di antara pelaku dalam industri. Dengan struktur demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi Y dan Z dengan penggunaan mobile phone, internet, dan media sosial yang terus meningkat, terjadi pergeseran pola konsumsi dengan memanfaatkan platform e-commerce yang

204 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


mendorong pertumbuhan berbagai alat (instrumen) dan kanal pembayaran digital. Pandemi COVID-19 sejak akhir triwulan 1 tahun 2020 berdampak sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi signifikan di triwulan 2 sebesar -5,32 % dan bergerak ke -3,49% pada triwulan 3 serta menyentuh -2,19% pada Triwulan 4.20 Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi mulai bergerak ke arah positif. Namun harus diakui bahwa kondisi pandemi memberikan tekanan kepada pelaku usaha, seiring dengan melemahnya daya beli yang berdampak ke tingkat konsumsi masyarakat disertai melemahnya ekspor barang dan jasa. Di sisi lain pandemi secara tidak langsung juga mengakselerasi adopsi solusi digital oleh masyarakat. Dengan pembatasan sosial berskala besar di mana masyarakat dituntut untuk membatasi aktivitas di luar termasuk bekerja dan belajar dari rumah, berbagai instrumen dan kanal digital yang memfasilitasi transaksi tanpa

tatap muka ataupun kontak fisik seperti uang elektronik (UNIK) dan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan. Pertumbuhan instrumen dan kanal digital pembayaran di era pandemi ini sejalan dengan arahan yang disampaikan oleh World Health Organization (WHO) pada awal pandemi COVID-19 yang menyatakan bahwa jika dimungkinkan, contactless electronic atau mobile payment sepatutnya menjadi opsi pembayaran yang dilakukan untuk mengurangi risiko transmisi virus.21 Selain pertimbangan kesehatan khususnya penyebaran virus, pengelolaan uang kas juga relatif mahal baik dari sisi perbankan maupun pedagang, misalnya untuk pengisian dan pengelolaan mesin ATM, cash pick up dan cash collection, sampai pengadaan uang dengan denominasi kecil. Karena itu penggunaan instrumen dan kanal digital harus terus didorong untuk mendorong lebih banyak transaksi nontunai (cashless) di masyarakat. Data menunjukkan bahwa fleksibilitas yang ditawarkan QRIS untuk konsumen dan merchant seperti dapat

20

21

Publikasi Bank Indonesia.

Guidance-note-CVA-COVID.pdf (who.int).

ILUNI UI 2021 n 205


menerima pembayaran aplikasi pembayaran apa pun yang menggunakan QR Code dan terhubung dengan rekening atau uang elektronik dari berbagai bank penerbit maupun fintech, serta kemudahan proses (cukup scan dan klik), membuat QRIS sebagai kanal digital yang relatif baru (diluncurkan di Agustus 2019) tumbuh secara signifikan khususnya untuk merchant/

pedagang segmen mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang mencapai rata-rata hampir 90% dari total transaksi QRIS. Sementara itu pertumbuhan uang elektronik didorong oleh peningkatan transaksi e-commerce dan jauh di atas instrumen pembayaran berbasis kartu seperti kartu ATM+Kartu Debit dan Kartu Kredit.

Gambar 6. Pertumbuhan Instrumen dan Kanal Pembayaran Digital (Sumber: Bank Indonesia [diolah])

206 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Jika dicermati lebih lanjut, peningkatan transaksi pembayaran secara digital di Indonesia masih memiliki beberapa area yang membutuhkan perbaikan untuk bisa terus mendorong transaksi nontunai. Beberapa perbaikan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Meskipun jumlah uang elektronik terus meningkat pesat di atas instrumen lain seperti Kartu ATM+Debit dan Kartu Kredit, namun secara total maupun rata-rata nominal penggunaannya masih sangat rendah dibanding kartu ATM+Debit. Uang elektronik umumnya hanya digunakan untuk small ticket size. Selain itu transaksi menggunakan Kartu ATM+Debit masih didominasi

2.

penarikan tunai yang secara tidak langsung menunjukkan jumlah masyarakat yang bertransaksi secara tunai masih tinggi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7. Meskipun jumlah merchant QRIS menunjukkan peningkatan, namun secara ratarata transaksi per merchant masih sangat rendah. Hal ini mengindikasikan merchant masih tetap menerima pembayaran di luar QRIS termasuk tunai dan atau banyaknya merchant QRIS yang tidak atau kurang aktif. Dari sisi penyebaran merchant QRIS, hampir 70% berada di Pulau Jawa.

Gambar 7. Perbandingan Instrumen Pembayaran Digital (Sumber: Bank Indonesia [diolah])

ILUNI UI 2021 n 207


3.

Masih adanya kesenjangan tingkat pemahaman konsumen dengan akses ke produk-produk keuangan termasuk sistem pembayaran, yang dicerminkan dari indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi Hal keuangan 76,19%.22 ini juga menjadi salah satu faktor yang mendorong merebaknya kejahatan/fraud dengan berbagai teknik yang memanfaatkan lemahnya pemahaman konsumen atas

22 Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019.

produk atau solusi keuangan berbasis digital, seperti phising dan scam. Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mendorong adopsi instrumen dan kanal digital di masyarakat di antaranya sebagai berikut. 1. Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antara pemangku kepentingan yaitu pemerintah (kementerian terkait), Bank Sentral, dan industri (penyelenggara jasa pembayaran) untuk mengimplementasikan program-program yang mendorong migrasi transaksi tunai ke instrumen dan kanal digital, seperti pendistribusian bantuan

Foto : freepik

208 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


2.

sosial menjadi nontunai, akselerasi elektronivikasi transaksi pemerintah daerah, dsb. Penggunaan QRIS untuk mendukung pembayaran dalam Gerakan Bangga Buatan Indonesia serta Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia merupakan salah satu wujud kolaborasi dan perlu dilakukan tidak hanya dalam pengembangan program dan fitur digital, namun juga bisnis model termasuk strategi harga yang akan menentukan akseptasi baik dari sisi konsumen maupun keberlanjutan bisnis model di sisi penyedia jasa pembayaran. Pengembangan infrastruktur teknologi informasi, khususnya untuk menjangkau daerahdaerah di luar Pulau Jawa sehingga solusi digital yang

3.

dikembangkan dapat diimplementasikan secara lebih luas di seluruh Indonesia. Peningkatan literasi kepada masyarakat luas sebagai konsumen maupun merchant, sehingga memiliki pemahaman atas fitur instrumen dan kanal digital yang digunakan. Dari sisi regulator, asosiasi dan penyelenggara jasa pembayaran juga harus menyiapkan kebijakan khususnya di sisi manajemen risiko, keandalan sistem teknologi informasi, perlindungan data dan konsumen untuk meningkatkan kepercayaan konsumen akan keandalan instrumen dan kanal digital dalam melaksanakan transaksi pembayaran. n

ILUNI UI 2021 n 209


PARIWISATA

Robby Saputra, MTI.

Strategi Angkasa Pura II dalam Menghadapi Situasi Pandemi COVID-19

Berly Martawardaya, S.E, M.Sc.

Pariwisata Indonesia Merespons Pandemik: Rethinking dan Langkah Transformasi

Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM Siapkah Kita Membuka Kembali Keran Pariwisata?

dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes

Hospital Tourism: Sebuah Kesempatan dan Tantangan bagi Rumah Sakit Pascapandemi COVID-19

dr. Hardhi Pranata, Sp.S, Mars Indonesia Kaya Tanaman Obat

210 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Nurhadi Yudiyantho, S.E.Ak.

Inovasi dan Kolaborasi Kunci Keberhasilan Wisata Medis Indonesia

Diddi Agepe

Dampak dari Adanya Sebuah Pandemi

Ni Made Ary Widiastini

Mendampingin Desa Tua Bali Aga Sidetapa, Mengembangkan Potensi Wisatanya di Masa Pandemi COVID-19

E D U C AT I O N

2005

Bachelor Degree-Universitas Negeri Jakarta

Titing Kartika

English Education

CHSE dan Kesiapan Destinasi Wisata Master Degree-Universiti Utara Malaysia 2009 Master of Business Administration (MBA) of Tourism and Hospitality Management

Master Degree-Universitas Sahid Jakarta 2010 Edwin dr. Andry Dahlan

Tourism Management Pandemi Sebagai Momentum Kebangkitan Health 2020 - Now Doctoral DegreeUniversitas Pendidikan Indonesia Tourism Indonesia

Titing Kartika, S.Pd.MM.MBA

Finishing Doctor Management-Tourism Studies

EXPERIENCE Lecturer/Researcher Dr. Ina Agustina Isturini, M.K.M. STIEPAR YAPARI Bencana saat Pandemi STIEPAR YAPARI: COVID-19 2014 - 2016 Lain Love Writing and travelingAntisipasi Secretary of Management Study Program WA: +6285223149011 2016 - 2020 STIEPAR YAPARI:

Sarijadi-Bandung nengtiting_kartika@

Head or Research Development

2020 - Now

STIEPAR YAPARI

ILUNI UI 2021 n 211


STRATEGI ANGKASA PURA II DALAM MENGHADAPI SITUASI PANDEMI COVID-19

Robby Saputra, MTI. Vice President of Operation and Service QA PT Angkasa Pura II

PT Angkasa Pura II (AP II) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan jasa kebandarudaraan, merupakan salah satu perusahaan yang terkena dampak dari kondisi pandemi COVID-19 ini. Kondisi pandemi ini menuntut AP II untuk melakukan berbagai macam cara agar dapat bertahan dan tetap eksis memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan. AP II memiliki 20 bandara yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Bandara Internasional Kualanamu Medan, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Internasional Minangkabau Padang, Bandara Supadio Pontianak, Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Bandara Husein Sastranegara Bandung, Bandara Sultan Thaha Jambi, Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Aceh, Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang, Bandara Silangit, Bandara Banyuwangi, Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, Bandara Raden Inten II Lampung, Bandara H. AS. Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, dan Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga. Pengelolaan masing-masing bandara tersebut memiliki persoalan dan tantangan tersendiri agar dapat tetap

212 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


memberikan pelayanan terbaik kepada customer (pelanggan) bandara. Pelanggan bandara AP II dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu corporate customer (government: otoritas bandara, Custom Immigration Quarantine (CIQ), Polres bandara, Basarnas, Airnav, dan BMKG), business customer (tenant, concessioner, dan cargo), dan personal customer (passenger dan visitor). Pengelompokan pelanggan ini bertujuan untuk memudahkan AP II dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masing-masing kelompok pelanggan tersebut. Juga agar fokus melakukan komunikasi dalam menindaklanjuti permasalahan yang dialami oleh masing-masing kelompok pelanggan. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada personal customer, AP II didukung oleh beberapa petugas frontliner seperti customer service, aviation security, terminal inspection service, digital No 1 2 3

TAHUN

service, airport helper, dan golf car assistant. Sayangnya, kondisi pandemi beberapa tahun ini menyebabkan turunnya traffic flight dan traffic passenger di seluruh bandara AP II. Berikut ini data penurunan tersebut. Turunnya traffic ini tentu berdampak kepada pendapatan AP II dan bisnis di bandara pada umumnya. Untuk menghadapi kondisi ini, AP II melakukan strategi business continuity management dengan 3 program, yaitu leapfrogging the corporation, lean operation, dan leading digital. Melalui leapfrogging the corporation, AP II akan menciptakan bisnis baru dan membangun ekosistem yang lebih besar. Salah satu yang sudah dilakukan yaitu mengoperasikan hotel bintang 4 di Terminal 3 Bandara Internasional SoekarnoHatta. Dengan beroperasinya hotel ini, peluang menciptakan bandara sebagai pusat MICE dapat diwujudkan.

TRAFFIC FLIGHT

TRAFFIC PASSENGERS 2019 736.640 90.779.230 2020 411.164 35.869.972 2021 (JAN – AGUSTUS) 230.679 18.355.149 Sumber: unit Corporation Planning Group AP II

ILUNI UI 2021 n 213


Selain itu, AP II terus berupaya membuka peluangpeluang baru lewat adjacent business-nya, seperti bekerja sama dengan start-up company untuk digitalisasi layanan. AP II juga sedang menyiapkan model bisnis yang berbasis ekosistem kebandarudaraan (airport ecosystem-based business model). Sementara itu, lewat program lean operation, AP II melakukan efisiensi biaya operasi dan pelayanan, serta optimalisasi sumber daya di bandara dengan tetap mengedepankan 3S + 1C (Safety, Security, Services dan Compliance). Implementasi Airport Collaborative Decision Making (ACDM) akan membuat stakeholder dapat secara optimal memanfaatkan sumber daya di bandara melalui pendekatan pemanfaatan infrastruktur bersama, serta kolaborasi sumber daya dan penggunaan platform operasi bandara secara bersama. Program lainnya yang akan dijalankan yaitu leading digital sebagai salah satu proses percepatan digitalisasi sistem kebandarudaraan. Salah satu program yang masih dalam proses adalah konsep Airport ID dengan berbasis implementasi

Know Your Customer (KYC), yaitu bagaimana AP II dapat memberikan new digital experience dengan memanfaatkan teknologi informasi yang terintegrasi dan seamless passenger journey experience. Selain beberapa program yang dijalankan tersebut, sejak pandemi COVID-19 ini mulai terjadi di Indonesia, AP II juga membentuk beberapa komite yang bertujuan untuk fokus dalam membahas beberapa inisiatif dan permasalahan yang terjadi. AP II membentuk komite Business Recovery Initiative (BRI) 1, New Normal Initiative (NNI) 1, New Normal Initiative (NNI) 2, dan New Normal Initiative (NNI) 3. Komite BRI1 dibentuk untuk melakukan percepatan pemulihan kondisi bisnis perusahaan dalam situasi pandemi yang masih berlangsung sampai saat ini. Komite NNI1 berkaitan dengan human capital dan culture management, komite NNI2 berkaitan dengan process technology & innovation, dan komite NNI3 berkaitan dengan external relation & stakeholder management. Output dari masing-masing komite yaitu output BRI1 terkait dengan workforce safety & health,

214 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


workforce communication, dan workforce performance. Output NNI1 adalah sistem FIERA, yaitu sistem pengaturan jadwal dinas yang disesuaikan dengan kebutuhan di bandara. Output NNI2 adalah pocket ACDM dan Travellin Pass. Output dari NNI3 adalah stakeholder relation & engagement program. Beberapa hasil dari programprogram yang dijalankan dan output dari beberapa komite di atas dimonitor dan dievaluasi oleh salah satu fungsi yang berada di kantor pusat AP II, yaitu fungsi Operation & Service Quality Assurance. Unit ini memiliki fungsi pengendalian dan melakukan evaluasi kegiatan pemastian kualitas operasional dan pelayanan, keamanan bandar udara, PKP-PK, dan sisi darat serta sisi udara terkait pelayanan penumpang pesawat udara di Terminal serta personel internal (aviation security, airport rescue & fire fighting, apron movement control, terminal inspection service, customer service, service quality inspector, dan quality control). Juga merencanakan serta mengevaluasi kegiatan audit dan survei (internal atau eksternal) atau kegiatan lainnya

dalam rangka pemastian kualitas operasional dan pelayanan serta personel internal pada bandara. Selain itu, unit ini juga memiliki fungsi untuk mengevaluasi kegiatan operasional serta pelayanan stakeholder mitra kerja (airnav, CIQ, otoritas bandara, kepolisian bandara) dan mitra usaha (airlines, ground transportation, ground handling) dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada pelanggan. Hal-hal yang sudah dilakukan oleh unit tersebut adalah melakukan audit terhadap standarisasi frontliner AP II yang berbasis kepada ISO 9001:2015, baik fungsi Customer Service (CS) dan Terminal Inspection Service (TIS) maupun fungsi aviation security dan airport rescue & fire fighting. Hal lain yang dilakukan adalah asesmen layanan ground transportation, survei digital Airport Service Quality (ASQ) dari Airport Council International (ACI), serta monitoring dan evaluasi implementasi SE Menkes nomor 847 tentang digitalisasi pemeriksaan dokumen kesehatan dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi di seluruh bandara AP II.

ILUNI UI 2021 n 215


Proses yang dijalankan tersebut tentunya membuahkan hasil yang sangat baik dalam memastikan kualitas operasional dan pelayanan yang diberikan di bandara AP II. Hasil audit ISO 9001:2015 fungsi CS dan TIS di 12 bandara AP II dan contact center 138 sangat memuaskan. Begitu juga dengan hasil audit ISO 9001:2015 fungsi aviation security dan airport rescue & fire fighting pada 5 bandara AP II juga sangat memuaskan. Hasil survei ASQ dari ACI untuk triwulan I dan triwulan II 2021 sebesar 4,89 dengan skala likert 1 sampai dengan 5. Capaian Level of Service (LoS) bulan Januari sampai dengan Agustus 2021 dari seluruh bandara sebesar 97,43% dari target KPI sebesar 85%. Selain capaian di atas, AP II juga menerima penghargaan di tahun 2020 dari ACI dalam program survei ASQ untuk 7 bandara (CGK, BDO, DJB, DTB, PGK, PLM, dan PNK) sebanyak 9 penghargaan, yaitu best airport by size & region (BDO, DJB, DTB, PGK, PLM, PNK) dan best hygiene measures by region (CGK, BDO, PGK). AP II juga menerima pengakuan dari ACI khusus untuk Bandara Internasional Soekarno-

Hatta yaitu ACI Airport Health Accreditation, yang diberikan kepada bandara dalam keberhasilannya memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik di bandara sesuai dengan standar dari ACI. Masih di tahun 2020, Bandara Internasional SoekarnoHatta menempati peringkat 35 bandara terbaik di dunia dan peringkat ke-4 untuk World Best Airport by Passenger Number 2019 (60-70 million passenger) versi Skytrax Airport Ranking. Di tahun 2021 ini, Bandara Internasional Soekarno-Hatta naik posisinya ke peringkat 34 dunia, Top 10 Best Airport Staff in Asia, dan The 2021 COVID-19 Airport Excellence Award. Apresiasi dan penghargaan tersebut tentu bukanlah suatu tujuan utama dari strategi dan program yang telah dijalankan. Tetapi hal itu merupakan hasil turunan saja dari tujuan yang utama, yaitu senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan bandara dan menciptakan kepuasan pelanggan serta memenuhi ekspektasi pelanggan bandara. n

216 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Aplog Integrated Logistics Services Through our global network, we can provide the highest quality services continuously by providing comfort, safety and accuracy in providing solutions or ideas to achieve customer satisfaction.

www.aplog.co

Angkasa Pura Logistics is the leading supply chain company of Indonesia. Through its transportation and logistics, we drive our business to the top level in global air, sea and land freight network from east to the west of Indonesia Island.

Warehouse

Airfreight

We give solutions for inventory management problems by providing realtime information using Warehouse Management System (WMS) in all warehousing process including inventory stock report and data interface. Our warehouse also occupied by pest control and security system to support warehouse sanitation and security. We also serve our customers to distribute their goods properly and professionally. Angkasa Pura Logistics Warehouses have been established in some of our coverage area, those are Marunda - Jakarta, and Bali Logistics Park - Bali.

Air Freight is widely recognized as the best option in terms of the speed and efficiency of time for the delivery of goods. APLOG Air Freight serves special flights using cargo aircraft. For your every need, whether it is shipping individuals, companies or other transportation, APLOG Air Freight will make offers tailored to your needs and provide personalized services designed to support all levels of existing business

Freight Forwarding Angkasa Pura Logistics Forwarding is able to handle both export and import, air freight, land freight, and sea freight shipments including transhipment cargo, door to door delivery, customs clearance, and consolidation. We streamline shipping operations and make sure customer receive their items in a timely manner.

Express We offer the convenience for you to arrange the shipment of goods according to your choice. SiAP! express is equipped with track & trace features in real time and checking shipping rates to several cities in Indonesia

Cargo Terminal Operator Angkasa Pura Logistics cargo terminal is one of the best cargo terminal operators in Indonesia We are the key point in the supply chain where international and domestic goods are loaded and unloaded in Angkasa Pura Airports. We have 15 cargo terminals to provide superior quality with extensive space and standard operating procedures for physical cargo handling service to import, export and transshipment cargo.

Regulated Agent Responsible for providing security protection for cargo shipments that have been inspected until they are handed over to airlines, issue the Consignment Security Declaration (CSD), and provide the professional team. We have 6 regulated agents located in Surabaya, Bali, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, and Jayapura

Our Other Services:

Contact Us

ask@aplog.co

Total Baggage Solution

+62 21 658 66 406

Angkasa Pura Logistics Gedung Datascrip Lantai 5-6, Jl. Selaparang Blok B.15, Kav.9, Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat.

ILUNI UI 2021 n 217


PARIWISATA INDONESIA MERESPONS PANDEMIK: RETHINKING DAN LANGKAH TRANFORMASI

Berly Martawardaya, S.E, M.Sc. Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI dan Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance [INDEF]

Selama tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 16,11 juta kunjungan atau naik 1,88% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2018 yang berjumlah 15,81 juta kunjungan. Di kalangan pelaku pariwisata, pemerintah, dan akademisi makin kuat optimisme bahwa sektor pariwisata akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Sektor pariwisata akan mendekati Malaysia dan Thailand yang pada tahun 2019 dikunjungi 26,1 dan 39,8 juta wisatawan mancanegara. Lalu pada tahun 2020 datanglah pandemik COVID-19 yang metode penyebarannya menyerang pergerakan dan kerumunan orang. Hampir semua negara menutup perbatasan negaranya, kecuali untuk kunjungan resmi pemerintah. Bukan saja masyarakat mengurangi perjalanan wisata, bahkan sebagian besar tidak menginap di luar rumah. Mereka hanya bepergian untuk hal yang penting karena komunikasi dilakukan secara daring dan menggunakan teknologi. Tahun 2020 kunjungan wisatawan mancanegara turun drastis di Thailand, Malaysia, dan

218 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Indonesia menjadi 6,7 juta, 4,3 juta, dan 4,0 juta. Angka tersebut tidak terlalu rendah mengingat Malaysia dan Thailand memiliki perbatasan darat yang cukup sibuk, sedangkan sebagian besar wisatawan datang ke Indonesia melalui jalur udara. Wisatawan Indonesia kebanyakan dilakukan oleh warga negara (istilah baku wisatawan Nusantara) dan pada 2019 tercatat ada 282,9 juta wisatawan. Pada tahun 2019, pariwisata mendatangkan devisa sebear USD 16,9 miliar, sekitar 4,8% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka tersebut meningkat dibanding 4,1% di 2017. Tenaga kerja yang diserap pariwisata pada 2019 adalah 14,96 juta orang. Dalam menghadapi pandemik yang berdampak besar pada sektor pariwisata dibutuhkan pemikiran ulang (rethinking) dan transformasi untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia. Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno, menargetkan dalam 5-10 tahun lagi kontribusi pariwisata meningkat menjadi 10-12% dari PDB. Hal itu bukannya tidak mungkin dicapai.

Pada jangka pendek setahun ke depan prioritasnya adalah melindungi pekerja sektor pariwisata dengan memprioritaskan bantuan sosial dan pelatihan keterampilan sektor lain yang bisa mendatangkan pendapatan bagi keluarga sambil menunggu bangkit kembalinya pariwisata. Dibutuhkan pendataan yang akurat dimana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perlu bekerja sama erat dengan dinas pariwisata di pemda, asosiasi aktor pariwisata, dan Kementerian Sosial. Dari aspek kesehatan, para aktor pariwisata juga perlu menjadi prioritas mendapatkan vaksinasi karena karakter pekerjaannya melibatkan interaksi jarak dekat dengan manusia dan melakukan pergerakan. Di daerah pariwisata seperti Bali, Lombok, Yogjakarta, Tanjung Pinang, dan Raja Empat perlu segera ditingkatkan vaksinasi sehingga mencapai 80 % dan tercipta herd immunity yang menekan persebaran pandemik. Dalam kondisi pandemik yang masih belum terlihat ujungnya, kesehatan adalah yang utama. Dalam industri pariwisata

ILUNI UI 2021 n 219


perlu ada standar minimal yang diimplementasikan oleh para aktor pariwisata untuk kegiatan dalam ruangan (khususnya makan dan menginap) serta kegiatan luar ruangan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan kegiatan pariwisata. Sertifikat Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainablity (CHSE) adalah langkah yang bisa meningkatkan kepercayaan tersebut. Tetapi Kemenparekraf perlu jeli bahwa kebutuhan CHSE adalah pada level menengah. Hotel bintang lima dan restoran kelas atas, baik yang international chain maupun yang domestik, telah menerapkan protokol kesehatan dan keamanan pada masa awal pandemik untuk menjaga kepercayaan pelanggan mereka. Sementara itu pelanggan hotel non-bintang dan kelas melati serta warung pinggir jalan memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap aspek kesehatan dan keamanan. Tetapi pelanggan hotel bintang 3 dan 4 serta restoran kelas menangah bisa lebih yakin setelah melihat sertifikat CHSE. Kemenparekraf hendaknya tidak mewajibkan sertifikasi

CHSE sehingga menjadi pilihan yang akan diambil pengusaha jika melihat dampak positif lebih besar dari biayanya. Kemenparekraf juga perlu mensosialisakan prosedur sertifikasi CHSE dan menjaga keketatan serta standar kualitas sehingga tidak menjadi formalitas belaka. Melihat perkembangan pandemik yang masih belum pasti serta munculnya ber-bagai

Foto : freepik

220 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


varian dengan tingkat vaksinasi yang masih belum merata antarprovinsi, maka kita perlu realistis bahwa pariwisata masih membutuhkan waktu untuk bangkit. Pada tahun 2021 penduduk urban masih akan berhati-hati dan membatasi perjalanan udara sehingga sebagian besar pariwisata akan terjadi pada radius setengah hari perjalanan (2-3 jam). Hanya sebagian kecil penduduk Jawa yang mulai berani menginap 1-2 hari di hotel.

Langkah terobosan yang dapat dilakukan adalah menyediakan travel bubble dimana wisatawan mancanegara bisa datang ke daerah yang kuat objek wisatanya, tinggi vaksinasi, dan taat prokes. Bali, Raja Empat, dan Pulau Bintan adalah kandidat utamanya. Sebelum pandemik Bali sudah menjadi tujuan wisata favorit, Pulau Bintan sudah menjadi tujuan wisatawan Singapura,

Pulai Bintan salah satu daerah yang kuat objek wisatanya yang dapat dijadikan stimulus travel bubble wisman ke Indonesia

ILUNI UI 2021 n 221


dan keindahan Raja Empat sudah menarik banyak wisatawan. Tentunya wisman yang datang harus sudah divaksinasi penuh dan taat prokes. Perlu juga dilakukan transformasi selama pandemik supaya selain Sun and Beach (matahari dan pantai) yang menjadi daya tarik tradisional pariwisata Indonesia juga dikembangkan daya tarik dan tujuan lain. Di antara potensi yang perlu digali adalah sustainability and impact tourism dimana wisatawan datang ke kawasan yang menjaga ekosistem dan kebudayaannya. Potensi lain adalah health dan education tourism seperti yang sudah dilakukan Malaysia dan Thailand. Dengan meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan mempromosikan pada dunia maka kedua negara tersebut bisa mendatangkan devisa yang cukup besar dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan dari pasien yang berobat. Pendidikan Indonesia, khususnya tingkat tersier, yang semakin ramah mahasiswa asing khususnya dengan menyediakan lebih banyak program studi dalam Bahasa Inggris serta

penginapan adalah potensi yang perlu digali. Mahasiswa asing yang tinggal paling tidak satu semester (sekitar 6 bulan) bukan saja mendatangkan devisa tapi juga menjadi aset kultural dan jaringan ekonomi masa depan. Ketika mereka sudah menjadi dewasa dan memiliki penghasilan, maka mereka akan terdorong untuk kembali mengunjungi Indonesia. Potensi lain adalah mengembangkan franchise restoran Indonesia di negara lain. Sudah banyak restoran asing di Indonesia tapi tidak sebaliknya. Langkah ekspansi bisa mulai dari negara ASEAN lalu masuk ke Eropa melalui Belanda yang memiliki hubungan historis, karena sebagian populasinya pernah ke Indonesia serta familiar dengan masakan Indonesia. Pariwisata Indonesia memang sedang menghadapi tantangan erat di masa pandemik. Namun bila momentum ini dihadapi dengan rethinking secara serius dan mendalam, justru bisa menjadi awal dari transformasi pariwisata Indonesia menjadi lebih kuat dan tahan banting di masa depan. Yes, we can! n

222 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 223


SIAPKAH KITA MEMBUKA KEMBALI KERAN PARIWISATA?

Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM Ketua Satgas COVID-19 PB IDI.

Setelah hampir dua tahun sebagian besar kita “dipaksa” untuk berdiam di rumah, pelonggaran berbagai pembatasan sewajarnya disambut dengan gembira, bahkan nyaris euforia. Buktinya, beberapa pekan ini wilayan Puncak, Bogor, dipadati mobil-mobil asal Jakarta dan sekitarnya. Pemerintah setempat berusaha maksimal menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety and Environmental Sustainability). Meskipun prokes diterapkan dengan ketat, pelanggaran masih terjadi di sana-sini. Yang lucu dan sekaligus membuat gemas adalah kejadian mobil pribadi yang diubah supaya tampak seperti ambulans. Memang tak bisa diingkari bahwa berwisata memang kebutuhan semua orang, siapa pun dia. Mengecat mobil supaya dikira ambulans hanya anekdot betapa berwisata dan rekreasi adalah kebutuhan yang nyaris universal. Itu dari sisi demand, atau permintaan pasar. Dari sisi supply, pariwisata adalah sumber utama pendapatan negara. Sebelum pandemi, sektor pariwisata ini diperkirakan menyumbang devisa sebesar 16,9 miliar dolar US atau hampir sebesar 245 triliun rupiah. Dihantam pandemi COVID-19, sumbangan devisa pariwisata

224 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


terkontraksi 80% menjadi 3,54 miliar dolar US atau sekitar 51,2 triliun rupiah.23 Industri pariwisata tidak hanya soal destinasi, tetapi juga perhotelan, restoran, maskapai penerbangan, tour operator, hingga UMKM. Jadi bisa dibayangkan ada berapa juta orang yang kehilangan pekerjaan (formal maupun nonformal) serta pendapatan selama pandemi yang belum jelas ujungnya, meskipun penurunan jumlah kasus penularan tampak signifikan dalam beberapa minggu belakangan.

Upaya Mengendalikan Pandemi

Sesuai profesi, penulis akan memfokuskan pembahasan pada aspek kesehatan, tepatnya pengendalian pandemi yang amat berpengaruh terhadap banyak aspek kehidupan termasuk pariwisata dan pendidikan. Sebagaimana dijelaskan oleh banyak epidemiolog, untuk mengendalikan pandemi ada beberapa fase yang harus dilalui dan pekerjaan yang harus dilakukan. 23 Lihat https://www.cnnindonesia.com/ ekonomi/20210427144430-532-635395/ devisa-pariwisata-susut-80-persen-jadirp512-t-pada-2020.

Fase pertama, dimulai dari fase supresi. Pada masa ini dilakukan berbagai intervensi sosial (pembatasan mobilitas, perubahan perilaku, pelacakan kasus, dan sebagainya) dan intervensi ekonomi sebagai konsekuensi dari berbagai pembatasan tersebut. Fase kedua, fase stabilisasi, yakni ketika penurunan jumlah kasus seperti yang hari-hari ini kita alami bisa dipertahankan selama 3-4 bulan. Dari pengalaman sejak tahun lalu hingga semester pertama 2021 kita merasakan betapa sulitnya mempertahankan kondisi penularan rendah seperti sekarang. Kasus baru COVID-19 beberapa kali terbukti naik tajam setelah libur panjang seperti Lebaran dan akhir tahun. Fase ketiga atau terakhir adalah normalisasi. Pada fase ini pandemi sudah berubah menjadi endemik dan masyarakat sudah hidup normal kembali meski pengertian normalnya tentu berbeda dengan masa sebelum era COVID-19.24 24 Lihat https://www.cnnindonesia.com/ nasional/20210901203436-20-688564/ roadmap-indonesia-terbebas-daripandemi-versi-ilmuwan.

ILUNI UI 2021 n 225


Sewaktu tulisan ini dibuat (19 September 2021) kondisi COVID-19 di Indonesia amat bagus. Positivity rate mingguan Indonesia telah turun ke 7.1%, yang berarti risiko penularan rendah. Jauh lebih baik dari awal bulan Agustus yang pernah mencapai 44%. Untuk Jakarta lebih baik lagi. Positivity rate mingguan 1.3%, dan itu sangat bagus. Demikian pula keterisian rumah sakit (BOR) di seluruh Indonesia turun drastis: di Aceh 43%, Bali 41%, Bangka Belitung 38%, Kalimantan Utara 32%, Papua 32%, Yogya 27%, Jawa Timur 17%, Jawa Barat 13%, Jawa Tengah 13%, DKI Jakarta 13%, dan Banten 11%. Obat-obatan dan oksigen tersedia cukup di semua rumah sakit. Angka kematian juga turun drastis dari 2000 ke 185 orang sehari pada tanggal 18 September. Jumlah kasus baru dalam satu minggu juga turun drastis ke 24.797. Jadi, bisa dikatakan kondisi ini aman untuk mulai sekolah tatap muka, membuka mal dan tempat-tempat parawisata. Tetapi tentu harus dengan amat hati-hati dan monitor-evaluasi ketat harian.

Problem Perilaku dan Strategi Pariwisata

Pengalaman hampir dua tahun ini menunjukkan bahwa pandemi pertama-tama adalah masalah perilaku. Kita semua tahu bahwa inang COVID-19 adalah manusia. Begitu interaksi antarorang diminimalkan, virus yang umurnya terbatas (self-limiting) tidak akan berkembangbiak. Masalahnya, mengatur mobilitas manusia itu perkara yang jauh dari mudah. Pelanggaran terus terjadi, dan ini bukan hanya masalah di Indonesia tapi di negara maju seperti Inggris dan Amerika. Faktor yang menyebabkan kegagalan lockdown, PSBB atau PPKM, adalah ketidaktaatan. Orang punya banyak sekali alasan untuk melanggar pembatasanpembatasan yang diterapkan. Mulai dari keharusan mencari nafkah, hingga stres karena interaksi yang sangat terbatas dengan orang lain. Mencermati persoalan perilaku tersebut, negaranegara seperti Indonesia yang pendapatannya didukung oleh pariwisata berusaha menerapkan cara-cara untuk menghidupkan potensi pariwisatanya tanpa

226 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


terlalu mengancam nyawa. Dalam diskusi di Universitas Indonesia beberapa waktu lalu, ada setidaknya dua pendekatan yang diterapkan. Pertama, mendorong wisatawan dalam negeri untuk memilih destinasi di dalam negeri saja seperti yang dilakukan Brazil. Promosi ke tujuan-tujuan wisata nasional digencarkan sehingga menarik hati calon pengunjung. Strategi yang sama juga dilakukan oleh Amerika, yang memberikan insentif kepada warganya yang melancong di dalam negeri. Sejak Juni 2021 lalu, turis domestik Amerika tidak lagi diharuskan melakukan karantina atau tes swab COVID-19. Amerika bahkan melakukan inisiatif yang menarik, yakni wisata vaksin yakni menggelar program vaksinasi di destinasi wisata. Sebuah inisiatif yang mestinya tidak sulit diterapkan di sini. Inisiatif ini, menurut narasumber, terbukti meningkatkan tingkat keterisian kamar hotel di sekitar tempat wisata. Kedua, melakukan promosi besar-besaran dan melonggarkan akses masuk untuk pengunjung mancanegara

seperti yang dilakukan Meksiko. Seperti diungkapkan Cheppy Triprakoso Wartono, Duta Besar RI untuk Republik Meksiko Serikat merangkap Belize, Republik El Salvador, dan Republik Guatemala, Pemerintah Meksiko tengah berupaya untuk melonggarkan akses masuk melalui negosiasi dengan negara tetangga yaitu Kanada dan Amerika Serikat untuk membuka wilayah perbatasan darat. Pemerintah Meksiko juga bekerja sama dengan maskapai penerbangan internasional untuk meningkatkan jadwal penerbangan ke Meksiko.25 Kecenderungan lain yang tampak dalam model berpariwisata adalah mengubah destinasi dari yang jauh ke destinasi yang lebih dekat. Itu tampak antara lain di Amerika yang pelancongnya mengalihkan tujuan dari benua Eropa ke negara-negara Karibia yang lebih dekat.

Program Vaksin

Jika untuk memulai kembali sekolah tatap muka syarat yang harus dipenuhi adalah positivity rate sudah turun di bawah 5% (aman) dan guru serta murid 25 Lihat https://www.ui.ac.id/pariwisata-diera-pandemi-belajar-dari-tiga-negara-dibenua-amerika/.

ILUNI UI 2021 n 227


sudah mendapat vaksin dosis lengkap, maka untuk pariwisata Kemenparekraf telah mengeluarkan protokol yang harus dipenuhi oleh wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Indonesia. Selain vaksinasi lengkap, wisatawan mancanegara juga diharuskan menjalani masa karantina selama 8 hari, serta tiga kali tes PCR negatif selama masa karantina tersebut. Di Indonesia cakupan vaksin masih jauh dari 73% dari jumlah penduduk, persentase yang ditargetkan. Data per 19 September 2021, baru 44.716.570 penduduk Indonesia

yang sudah divaksinasi 2 kali atau sekitar 21%. Sementara target sasaran vaksinasi nasional adalah 208.265.720 orang. Cakupan vaksin dan positivity rate jelas berhubungan erat. Semakin tinggi cakupan vaksin dan semakin rendah positivity rate maka tingkat kepercayaan negara lain akan meningkat. Sangat penting bagi pemerintah pusat dan daerah mengetahui pandangan negara lain mengenai situasi pandemi di Indonesia. Era internet tidak hanya memungkinkan orang saling terhubung dengan kecepatan

Foto : liputan6.com

228 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


tinggi, tetapi juga mengetahui apa yang terjadi di dalam negara lain. Situs resmi pemerintah Inggris dan Amerika, misalnya, hingga artikel ini ditulis masih menyebutkan “Advise against all but essential travel” dan “Travel to and within Indonesia is highly discouraged at this time”. Ini yang perlu diupayakan untuk berubah jika kita ingin turis mancanegara kembali datang ke Indonesia. Seperti disebutkan sebelumnya, mempertahankan prestasi positivity rate rendah bukan hal yang mudah. Ketaatan publik mematuhi protokol kesehatan adalah

kuncinya. Namun, dari sisi pemerintah, komunikasi risiko yang membuat masyarakat tahu apa yang harus dikerjakan jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan dan pada ujungnya mampu melindungi diri sendiri dan lingkungannya. Menjawab pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini, siap atau tidak kita membuka keran pariwisata dan mengembalikan lapangan kerja mereka yang bergerak di sektor itu, jawabannya tergantung pada kerja keras dan kerja sama erat antara pemerintah dan masyarakat. Keduanya sudah mempunyai “tupoksinya” masingmasing dan keduanya harus berhasil bersamaan. Tidak bisa hanya salah satu saja. n

Global Energy Global Energy Solution Solution Leader Leader

Visi

1978

34

est.

Propinsi

1

1

Pusat Desain

Pabrik Manufaktur

153 Karyawan

Menjadi yang terdepan dan handal dalam memberikan penyediaan dan solusi teknologi kWh Meter di Indonesia. Misi Untuk menyediakan solusi teknologi kWh Meter dan memberikan pelayanan yang prima terhadap mitra pelanggan di Indonesia.

Rukan Tendean Square No. 09, Jl. Wolter Monginsidi 122-124 Jakarta 12170 PT EDMI INDONESIA | 2021

ILUNI UI 2021 n 229

1


230 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Foto : Onbloss Creative

ILUNI UI 2021 n 231


HOSPITAL TOURISM: SEBUAH KESEMPATAN DAN TANTANGAN BAGI RUMAH SAKIT PASCA PANDEMI COVID-19

dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

Sejarah wisata medis telah ditorehkan sejak ribuan tahun yang lalu. Bangsa Sumeria membangun kompleks kesehatan dengan resor dan kuil terapi di sekitar sumber air panas di Yunani, sehingga banyak pendatang mengunjungi tempat tersebut dengan alasan meningkatkan kebugaran sambil berwisata. Di Eropa pada Abad ke16 dan 17 pun telah dikembangkan Pleasure Resort di tepi laut Inggris dengan kepercayaan bahwa air dan udara laut membawa efek penyembuhan berbagai macam penyakit. Kemudian dibangun berbagai sanatorium dengan air mineral yang dipercaya mempercepat penyembuhan penyakit kulit, penyakit pencernaan, dan rematik. Pengeluaran masyarakat untuk sektor kesehatan diperkirakan sebesar 337 USD per kapita pada tahun 2018, dan terus meningkat setiap tahunnya. Biaya kesehatan dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di dunia, dan diperlukan adanya perhitungan matang dalam memanfaatkan kemajuan industri kesehatan di dunia. Kemampuan negaranegara Asia di bidang kesehatan belakangan ini sangat menonjol dan merupakan potensi yang harus

232 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


dipersiapkan sebagai upaya daya saing di tingkat global. Data research and market bulan Maret 2020 menyebutkan bahwa potensi dasar pariwisata medis global hingga tahun 2026 mencapai 179,6 juta dolar AS atau sekitar Rp2.580,4 triliun. Karena itu, langkah menggalakkan program wisata kesehatan perlu pembenahan secara struktural dan terintegrasi, karena pertahun ada hampir Rp100 triliun lebih yang dibelanjakan di luar negeri terkait layanan kesehatan, padahal pelayanan tersebut bisa dilakukan di Indonesia. Semua pihak harus bergandengan tangan untuk menangani isu-isu strategis dalam pengembangan wisata kesehatan di Indonesia.

Rumah Sakit sebagai Bagian Wisata Medis

Sektor industri wisata merupakan salah satu fokus yang terus diupayakan oleh pemerintah. Pemerintah terus mendorong pengembangan wisata kesehatan, termasuk pembentukan Indonesian Health Tourism Board (IHTB). Pembentukan IHTB ini akan menaungi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada institusi medis di Indonesia

di samping merupakan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Tetapi tantangan terbesar tentu ada di dalam rumah sakit sendiri, apakah mampu membuat program pelayanan terkait wisata medis sesuai harapan masyarakat. Definisi wisata medis berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 tahun 2015 adalah perjalanan ke luar kota atau dari luar negeri untuk memperoleh pemeriksaan, tindakan medis, dan/atau pemeriksaaan kesehatan lainnya di rumah sakit. Wisata medis merupakan bagian dari wisata kesehatan yang telah ada selama ini. Pengembangan wisata kesehatan Indonesia saat ini terbagi dalam 4 (empat) ruang lingkup, yaitu wisata medis berbasis layanan unggulan (medical tourism), wisata kebugaran dan herbal (wellness and herbal tourism), wisata olahraga kesehatan berbasis even olahraga (sport health tourism), serta wisata ilmiah kesehatan berbasis MICE (meeting, incentive, convention, exhibition). Ruang lingkup di atas sudah tertuang dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Wisata Medis 2021-2024 ILUNI UI 2021 n 233


yang berupaya menyediakan fasilitas kesehatan dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik bagi wisatawan. Tentu dibutuhkan penyederhanaan berbagai regulasi baik di bidang kesehatan maupun peraturan lain yang terkait.

Rumah Sakit Rujukan Wisata Medis di Indonesia

Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan memiliki bermacam-macam fasilitas serta sumber daya yang dapat dimanfaatkan dalam menapis kondisi sehat dan sakit (medical check-up sebagai screening). Tujuannya agar mendapatkan penanganan medis lebih lanjut, maupun untuk pengobatan dan tindakan yang diperlukan bila diagnosis medis telah ditetapkan. Di Indonesia banyak rumah sakit yang terletak pada lokasi wisata atau punya potensi wisata yang dikunjungi turis lokal maupun dari luar Indonesia. Sambil berobat, keindahan wisata di wilayah sekitar rumah sakit dapat dimanfaatkan untuk mempercepat penyembuhan pasien. Karena itu, dengan pembiayaan kesehatan yang

efisien, kualitas baik, dan menyenangkan bisa menjadi daya saing rumah sakit kita dibandingkan rumah sakit-rumah sakit di luar negeri. Setelah cukup lama disibukkan pandemi COVID-19, sudah saatnya rumah sakit di Indonesia kembali berkegiatan dan memperhatikan kebutuhan pelayanan kesehatan di berbagai kalangan. Kementerian Kesehatan menargetkan wisata medis di Indonesia dapat berjalan baik di tahun 2024, ditunjang kemampuan rumah sakit yang mumpuni dengan unggulannya masing-masing. Berdasarkan katalog Kementerian Kesehatan tahun 2018, terdata 15 (lima belas) rumah sakit di berbagai daerah yang dianggap mampu ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan wisata medis. Persyaratan rumah sakit sebagai penyelenggara wisata medis di Indonesia yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan meliputi persyaratan adminis-tratif dan persyaratan teknis persyaratan, dapat dilihat pada tabel 1 tentang Assesment Tools Penetapan rumah sakit Sebagai Penyelenggara Wisata Medis.

234 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Pada tahun 2021 Kementerian Parawisata dan Perekonomian Kreatif menunjuk 3 (tiga) provinsi sebagai pusat wisata medis berdasarkan rating ketersediaan RS, dokter umum dan dokter spesialis, serta kemampuan diagnostik. Provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Bali, dan Sumatera Utara. Di berbagai daerah telah dicontohkan upaya rumah sakit yang sudah menjalankan kerja sama dengan berbagai negara. Di provinsi Bali, NTB, Jawa Tengah, dan Yogyakarta cukup banyak kegiatan wisata medis telah digiatkan terkait pelayanan kesehatan misalnya operasi bedah plastik yang terkait kosmetik atau korektif, perawatan gigi, pelayanan mata, infertilitas, radioterapi, hemodialisa, dan lain-lain. Di Jakarta telah ditetapkan beberapa pelayanan unggulan di beberapa rumah sakit besar, seperti pelayanan cancer, ortopedik (spine), cardiac dan neuroscience, serta wellness testing.

Tidak sedikit rumah sakit dalam area wisata yang sudah dikenal turis dari dalam maupun luar negeri. Bila sebelumnya rumah sakit dimanfaatkan turis hanya bila terjadi gangguan kesehatan saat mereka berwisata, kini polanya ditujukan bagi mereka yang ingin dilayani kesehatannya sambil berwisata. Artinya dibutuhkan akses, kejelasan informasi, dan kepastian pelayanan sejak di tempat asal masing-masing agar perjalanan wisata medis dapat berjalan sesuai dengan waktu dan kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Bagi turis mancanegara, misalnya diperlukan visa khusus sesuai lama kunjungan bagi pasien dan pendamping. Tentunya keterlibatan pemandu wisata yang paham akan pelayanan kesehatan dan mampu berkomunikasi dengan rumah sakit dan dokter di tempat asal dan tempat tujuan wisata sangat berperan sejak awal.

Tabel 1. Assesment Tool Penetapan Rumah Sakit sebagai Penyelenggara Wisata Medis No Persyaratan A Persyaratan Administratif 1. Izin Operasional sebagai Rumah Sakit kelas A atau kelas B yang masih berlaku 2. Sertifikat Akreditasi Nasional Tingkat Paripurna ILUNI UI 2021 n 235


No Persyaratan 3. Surat Keputusan Kepala/Direktur Rumah Sakit tentang Layanan Unggulan di RS 4. Surat Keputusan Kepala/Direktur Rumah Sakit tentang pembentukan Tim Kerja Wisata Medis di RS 5. Dokumen Rencana Strategis Pengembangan Pelayanan Wisata Medis 6. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Wisata Medis 7. Dokumen Kerja Sama dengan Biro Pengelola Wisata yang memiliki Pemandu Wisata Medis 8. Dokumen Bukti Kerja Sama dengan Asuransi Kesehatan Komersial 9. Layanan Unggulan Didukung Tenaga Kesehatan yang kompeten Pelayanan Administrasi dan Teknologi Infomasi Komunikasi yang andal Kriteria Layanan Unggulan Layanan Spesialistik dan/atau Subspesialistik Layanan yang berbasis bukti (evidence-based medicine) Tersedia layanan dengan kualitas tertinggi dalam dimensi keterjaminan mutu, keandalan, pelayanan yang responsif dan empati Mampu berkompetisi dengan layanan serupa di negara lain B 1.

Persyaratan Teknis Sumber Daya Manusia Kompeten di bidangnya sesuai dengan layanan Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan lancar Tenaga Nonkesehatan, minimal memiliki Tenaga Administrasi Tenaga Pemasaran Hubungan Masyarakat Penerjemah

236 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


No Persyaratan Layanan Pelanggan (Customer Service) 2. Sarana Pelayanan Ruang Tunggu Khusus Ruang Pendaftaran Administrasi Khusus Ruang Perawatan Sarana yang mendukung layanan unggulan Ambulans kegawatdaruratan Teknologi Informasi dan komunikasi 3. Peralatan Disesuaikan dengan layanan unggulan (Sumber : Permenkes No. 76 Tahun 2015 Tentang Pelayanan Wisata Medis) Rumah sakit yang akan menyelenggarakan pelayanan wisata medis harus mendapatkan penetapan dari Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan. Kegiatan wisata medis ini meliputi pelayanan prarumah sakit, selama di rumah sakit, dan pascarumah sakit, yang untuk pembiayaannya dapat dibayarkan secara paket. Promosi rumah sakit dalam wisata medis diperkenankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rumah sakit yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit pelayanan wisata medis mempunyai kewajiban untuk

memonitor dan meng-evaluasi pelayanannya serta selalu mengembangkan pelayanannya. Pengawasan dan pembinaan untuk meningkatkan mutu pelayanan dilaksanakan oleh Badan Pengawas Rumah Sakit, Pemerintah Daerah Provinsi dan/atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setempat.

Dukungan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)

Dari data rumah sakit online Kementerian Kesehatan tanggal 22 September 2021, rumah sakit di Indonesia berjumlah 3.102 RS. Ada 1.976 Rumah Sakit yang sudah terdaftar sebagai anggota

ILUNI UI 2021 n 237


Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). PERSI sebagai induk organisasi perumahsakitan di Indonesia terus mendukung terwujudnya wisata medis di Indonesia. Kegiatan sosialisasi maupun diskusi tentang Health Tourism maupun Medical Tourism diselenggarakan PERSI pada berbagai kesempatan, termasuk dalam even Seminar Nasional PERSI yang diselenggarakan setiap tahun. PERSI ikut serta dalam pertemuan dengan pemerintah—kementerian dan lembaga terkait kepariwisataan dan kesehatan untuk memberikan masukan-masukan. Sebagai kesimpulan, perlu dipetakan kembali potensi sejumlah rumah sakit di Indonesia yang mampu mengembangkan pelayanan bertaraf internasional sebagai unsur wisata kesehatan dan wisata medis. Kegiatan wisata medis dapat meningkatkan citra Indonesia sekaligus menambah devisa negara. Karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai Kementerian dan Pemerintah Daerah setempat untuk mempersiapkan ekosistem terintegrasi, terutama di area

Kawasan Ekonomi Khusus yang telah ditetapkan di Indonesia. Selain itu, bagi rumah sakit perlu dipastikan adanya komitmen yang kuat dari manajemen dan staf rumah sakit, sumber daya manusia yang profesional, fasilitas memadai sesuai standar unggulan, dan tim kerja wisata medis yang solid dan bersahabat. Yang tak kalah penting adalah kemudahan akses, pendukung untuk memfasilitasi calon pengguna sejak awal guna pembuatan jadwal perjalanan, serta kemudahan akses komunikasi antara rumah sakit dan wisatawan di setiap lokasi wisata dalam rangkaian kunjungan mereka. Semoga rumah sakit Indonesia mampu mengambil kesempatan dan menjawab tantangan untuk menjadi tuan rumah wisata medis yang terpercaya serta bertaraf internasional di tahun 2024. n

238 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


TOKO DAGING NUSANTARA HAL AL

MUR AH

BERKUALITAS

#belanjaamandarirumah

Tersedia

DAGING SAPI I DAGING KERBAU I DAGING KAMBING I AYAM BEBEK I IKAN I SAYURAN SEGAR I MAKANAN OLAHAN DAN LAIN LAIN

follow

tokodagingnusantara

ILUNI UI 2021 n 239


INDONESIA KAYA TANAMAN OBAT

Dr. Hardhi Pranata Sp.S, MARS Dokter Spesialis Saraf dan Praktisi Herbal Medik

Indonesia kaya dengan tanaman dari rempah-rempah yang bisa dijadikan obat. Indonesia dengan kekayaan keanekaragaman hayati berpeluang besar menjadi produsen natural medicine yang diperhitungkan di tingkat global. Indonesia merupakan rumah dari 9.600 spesies jenis tanaman obat berkhasiat. Ada 1.400 jenis ramuan di masing-masing daerah dari Aceh hingga Papua. Masing-masing memiliki local wisdom (kearifan lokal), dengan memanfaatkan tanaman obat di daerah untuk pengobatan. Potensi tersebut merupakan lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan atau mengobati beragam penyakit di masyarakat. Apalagi, tanaman obat pun tak kalah efektif untuk mengobati beragam penyakit. Terbukti, saat ini banyak produksi obat-obatan yang menggunakan material tanaman obat.

Sehat Bersama Jamu Tradisional

Jamu tradisional berbahan baku dari tanaman obat. Jamu sudah digunakan sebagai pengobatan secara turunmenurun oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Saat ini kurang lebih ada 10 ribu jenis jamu sudah disahkan oleh BPOM. Salah seorang yang suka mengonsumsi jamu tradisional adalah Presiden

240 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


kita. Presiden Joko Widodo secara rutin mengonsumi JKT yaitu jahe, kunyit, dan temulawak. Temulawak adalah tanaman khas Indonesia asli. Khasiat temulawak sangat banyak, yaitu antivirus, antiinflamasi, menguatkan tubuh dan stamina. Karena itu, kebiasaan presiden meminum jamu yang baik ini disarankan agar diikuti oleh masyarakat luas. Tanaman obat dari jenis rempah-rempah sering juga digunakan untuk membuat makanan tradisional. Leluhur kita tentu sudah mengetahui bahwa rempah-rempah mempunyai khasiat antiinflamasi, antivirus, antinyeri, dan sebagainya. Di setiap daerah ada makanan tradisional dengan bumbu rempah-rempah pilihan yang menyehatkan. Di Sumatera Barat kita mengenal makanan tradisional yang bernama rendang. Di dalam rendang itu ada bahan kembang lawang yang mengandung bahan tamiflu. Di Jawa banyak orang yang minum jamu dari ramuan jahe, kunyit, dan temulawak. Di Kalimantan ada kayu kuning, pasak bumi,

dan kayu bajakah. Di Papua ada buah merah. Di Bali ada tanaman jeruk bali. Semua rempah dan tanaman tadi mengandung khasiat herbal. Obat herbal berbeda dengan obat kimia. Obat herbal bisa multikhasiat dan relatf aman. Bahkan, Bapak Kedokteran kita (Hippokrates) berkata, “Biarlah makanan jadi obat dan obat jadi makanan.” Kata-kata ini merujuk kepada obat herbal. Saat ini kami sedang berjuang di UNESCO, kami ingin meraih pengakuan untuk jamu dari UNESCO seperti keris, angklung, batik atau wayang. Pencapaian tersebut menjadikan tidak hanya warisan budaya Indonesia tapi juga warisan dunia, sehingga jamu bisa semakin eksis di dunia internasional. Malah kami ingin jamu bisa menarik wisatawan, bukan hanya Indonesia juga wisatawan asing. Konteksnya jamu dikemas dalam warisan budaya. Ini merupakan potensi bagi kemajuan pengobatan di Tanah Air. Syaratnya, jamu harus diuji klinis dan terstandar sehingga bisa menjadi obat modern asli Indonesia. Melihat peluangnya yang besar, berbagai pihak berupaya

ILUNI UI 2021 n 241


untuk membuat jamu bergandengan dengan pengobatan kedokteran konvensional. Bahkan, era pemerintahan Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono berdiri Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI). Perhimpunan itu didirikan oleh saya, yang pernah menjadi dokter pribadi presiden ketika itu. Saya juga bagian dari pengurus Asosiasi Wisata Medis Indonesia (AWMI). Kami berharap herbal Indonesia menjadi daya tarik dari dunia pariwisata kita untuk menarik wisatawan asing. Tak hanya dari pemerintah dan asosiasi, jamu juga telah dikembangkan oleh pelaku usaha. Saya tidak menamakan perhimpunan dokter jamu, karena jamu itu di telinga dokter masih agak kurang nyaman. Istilah jamu di kalangan dokter konvesional masih "malu". Karena itu kami menggunakan istilah herbal untuk pendekatan ke dokter dan istilah herbal adalah istilah umum yang diterima di dunia. Upaya untuk memperdalam jamu Nusantara juga dilakukan dengan mendirikan program magister ilmu herbal. Saat ini

sudah berdiri Program Studi Magister Herbal di Fakultas Farmasi UI dan ada blok Herbal di Fakultas Kedokteran UKI Jakarta. Beberapa rumah sakit di Tanah Air telah menerima herbal atau jamu sebagai bagian yang terintegrasi dalam pengobatan, seperti RSUP Dr. Sardjito di Yogyakarta dan RSUP Sanglah di Denpasar. Ramuan jamu yang telah digunakan di rumah sakit berarti sudah sah secara medis, artinya telah melalui proses saintifikasi. Uji itu memastikan jamu atau obat herbal telah aman, memberi manfaat, tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, dan diawasi oleh para dokter. Tapi tetap ada syaratnya, obat yang berbahan alam dari Indonesia, dilakukan uji praklinis, uji klinis sehingga dokter bisa menerima. Saintifikasi jamu merupakan program penelitian berbasis pelayanan untuk mendapatkan bukti ilmiah terkait dengan manfaat dan keamanan jamu, yang pada akhirnya didapatkan jamu yang bermutu, aman, dan berkhasiat. Melalui saintifikasi jamu diharapkan akan didapatkan

242 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


formula jamu yang terbukti berkhasiat dan aman, sehingga dapat digunakan di pelayanan kesehatan formal atau dipakai secara self-care oleh masyarakat. Kami menilai pentingnya menanamkan visi untuk memajukan jamu herbal Indonesia agar masuk ke berbagai lini kehidupan masyarakat. Dimulai dari petani yang menanam tanaman herbal, pelaku usaha untuk memajukan herbal, dan para dokter, serta masyarakat. Pentingnya satu visi bersama, visi memajukan jamu herbal indonesia masuk ke dalam segala lini lapisan masyarakat. Hal ini bisa dimulai dari hulu ke hilir bagaimana memanfaatkan dan untuk membantu kalangan petani mengembangkan budidaya tanaman obat yang sudah mulai punah. Kerja sama dengan petani ini berkaitan dengan pengusaha-pengusaha yang memajukan herbal jamu lalu ke hilir. Juga kaitannya dengan dokter yang memakai jamu disertifikasi. Karena itu, diperlukan visi bersama, yakni

visi nasional herbal nasional, yang perlu digalakkan.

Anjungan Jamu

Kami punya cita-cita membangun satu anjungan jamu Indonesia dan pengobatan kesehatan tradisional Indonesia. Kita punya pemetaan dari Aceh hingga Papua ada 1.300 jenis ramuan dan beberapa jenis pengobatan kesehatan, seperti Sangkal Putung pengobatan alternatif patah tulang dari Banten. Pengobatan tradisional ini memiliki kemampuan lebih ketika dokter tidak mampu menangani. Anjungan ini nantinya merupakan tempat berbasis wisata medis yang menawarkan berbagai jenis pengobatan dan ramuan herbal. Tak hanya itu, anjungan juga akan diisi dengan taman herbal, museum, kafe, dan diorama tentang jamu. Juga bagaimana melestarikan suratsurat lama mengenai pengobatan dan rempah tradisional yang kini berpencar. Jadi anjungan ini bisa juga disebut sebagai museum. Peran pemerintah daerah sangat penting untuk berkontribusi dalam mewujudkan anjungan tersebut. Jadi jamu

ILUNI UI 2021 n 243


kita lestarikan tidak hanya sebagai bagian dari wisata domestik dan menarik turis mancanegara, tapi juga wisata pendidikan. Wisata medis memiliki peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Istilah wisata medis telah eksis sejak dulu, bahkan ada Peraturan Menteri Kesehatan No.76 Tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis. Wisata medis adalah perjalanan ke luar kota atau dari luar negeri untuk memperoleh pemeriksaan, tindakan medis, dan/atau pemeriksaan kesehatan lainnya di rumah sakit. Jadi anjungan tersebut menanam berbagai macam tanaman obat serta manfaatnya. Pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum bisa belajar banyak dari anjungan ini.

Virus Corona dan RempahRempah Nusantara

Virus Corona akan terus hidup bersama kita. Karena itu pola hidup bersih sudah harus diterapkan dan dipertahankan. Kita harus tetap menjaga jarak, memakan makanan yang memenuhi unsur 4 sehat 5 sempurna, dan mengkonsumsi jamu atau herbal yang berkhasiat meningkatkan imunitas, menjaga

ketahanan serta dan kebugaran tubuh. Saya berharap semua hotel di Indonesia menjadikan temulawak sebagai welcome drink. Selain banyak khasiatnya, temulawak bagus untuk segala usia. Jadi jika temulawak dijadikan welcome drink dan diberikan tambahan lain seperti jeruk, maka akan sangat nikmat dan berkhasiat. Lebih bagus lagi jika ada pojok jamu di setiap restoran yang ada di hotel. Saat sarapan, para turis mancanegara bisa menikmati jamu jahe, kunyit, dan temulawak. Ketiga jamu ini bisa menambah energi, antiinflamasi, dan antirematik. Hal penting lainnya adalah bahwa ketiganya aman dikonsumsi. Selain itu, minum jamu juga harus dikampanyekan kepada kalangan milenial dan anak-anak. Agar mereka suka, kita bisa memodifikasi jamu dalam bentuk es krim dan permen. Dengan demikian jamu tidak lagi identik dengan tampilan kuno dan rasa pahit. Apabila semua itu sudah dilakukan, maka imunitas masyarakat kita semakin baik

244 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


dan tubuh mereka semakin bugar. Tentunya kita juga harus tetap menjaga prokes 5M, jalan pagi agar terkena sinar matahari selama

30 menit, serta mengonsumsi vitamin D, C, dan B. Semoga tidak ada lagi lonjakan COVID-19. Tetap jaga imunitas. n

Usaha Pariwisata

LEBIH TERPERCAYA DENGAN SERTIFIKASI Layanan kami di sektor pariwisata dan kesehatan: CHSE Sertifikasi Usaha Pariwisata Bidang Usaha Hotel Sertifikasi Usaha Pariwisata Bidang Usaha Biro Perjalanan Wisata Pengujian laboratorium jejak COVID-19 pada produk pangan

MUTU International melayani berbagai layanan pengujian laboratorium, inspeksi, dan sertifikasi berbagai sektor lainnya.

Lorem ipsum

Jl. Raya Bogor No.19 KM 33,5 Cimanggis, Depok mutuinternational

MUTU International

MutuInfo

mutuinternational MUTU TV

ILUNI UI 2021 n 245


KUNCI KEBERHASILAN WISATA MEDIS INDONESIA

Nurhadi Yudiyantho, S.E.,Ak Managing Director PT Bundamedik Tbk.

Situasi Pandemi COVID-19 telah mengubah cara hidup manusia, bahkan dari sisi kesehatan. Masyarakat kini tak bisa bebas melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berobat. Sejumlah negara, termasuk Singapura, telah melarang pasien baru datang berobat ke negaranya. Namun, bukan berarti masyarakat tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan berstandar internasional di Indonesia. Pasalnya di Indonesia sendiri sudah ada fasilitas kesehatan yang berskala internasional. Berdasarkan data yang dirilis Indonesia Services Dialog (ISD), setiap tahun setidaknya orang Indonesia membelanjakan uang Rp100 triliun untuk mendapatkan layanan kesehatan di luar negeri. Menurutnya, masih dari survei yang sama, jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan hampir 100% selama 10 tahun terakhir. Jika di tahun 2006 terdapat 350 ribu orang pasien, tahun 2015 melonjak menjadi 600 ribu pasien. Dalam hal menyediakan layanan kesehatan prima dan mengembangkan wisata medis di Indonesia, semua pemegang kepentingan sebaiknya dapat

246 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


mengeluarkan kebijakan yang bisa mendukung program wisata medis dalam negeri. Tentu saja semua ini akan bisa berjalan secara baik dengan adanya dukungan penuh pemerintah—terutama dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan BUMN terkait. Tentunya dengan satu kata kunci yaitu “kolaborasi” yang secara terukur dan terpadu dari berbagai lini. Pariwisata berbasis budaya dan integrasi teknologi informasi adalah salah satu kunci dari terbentuknya wisata medis yang berkualitas di Indonesia. Hal ini akan menjadi landasan pariwisata Indonesia yang bernafaskan budaya. Itu adalah roh atau nafas yang menggerakkan pariwisata selama ini di Indonesia secara umumnya. Ini merupakan potensi besar yang dimiliki Indonesia,

termasuk dalam mengembangkan pariwisata medis. Keragaman potensi budaya yang dimiliki Indonesia dalam pembangunan pariwisata medis tak ditemukan di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, atau Thailand. Fasilitas kesehatan dan kualitas tenaga medis juga sebenarnya tak kalah dengan negara lain. Hal ini terbukti dengan hadirnya rumah sakitrumah sakit swasta berkualitas internasional di Indonesia. Saat pandemi seperti sekarang border ditutup sehingga menutup kemungkinan masyarakat pergi ke luar negeri untuk berobat. Hal ini merupakan kesempatan bagi pelaku pariwisata medis untuk terus berbenah memberikan pelayanan terbaik sehingga Indonesia dapat menjadi tuan rumah bagi wisata medis di negara kita sendiri. n

NKNLegal Nurhadian Kartohadiprodjo Noorcahyo

ILUNI UI 2021 n 247


DAMPAK DARI ADANYA SEBUAH PANDEMI

diDDi AGePe Composer, Sound Healer, Inner Peace Coach

Dampak dari Pandemi

Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan menimbulkan dampak yang sangat banyak. Pertama adalah menimbulkan ratapan. Sebagian besar dari kita mengetahui bahwa kita dikelilingi oleh banyak ratapan yang terjadi di WhatsApp Grup, sosial media, Youtube ataupun televisi. Kita semua mengalami dan melihat di lingkungan kita banyak ratapan dan kesedihan. Kedua, banyaknya keluhan yang terjadi di sekeliling kita atas kepergian seseorang, atas runtuhnya perusahaan seseorang, ambruknya bidang usaha seseorang, jatuhnya perusahaan seseorang ataupun dirumahkannya seseorang dari pekerjaannya. Hal-hal yang di luar dugaan tiba-tiba muncul semua setelah adanya pandemi COVID-9 ini. Ya, ratapan dan keluhan. Saat sebagian orang masih terus berkutat dan tetap rajin mengeluh dan meratap, ada sebagian lain yang justru menciptakan peluang. Mereka sejenak melupakan keluhan dan fokus pada peluang atau pada hal-hal baik. Mereka fokus melihat hal-hal apa yang dapat mereka raih dalam pandemi ini. Apa pun bidang usahanya semua dikerjakan. Semua diusahakan dari rumah baik itu melalui media daring, melalui online market, dari apa pun platform-nya. Dari situ timbullah apa yang disebut pencerahan. Apa pun bidang usahanya, apa pun kreativitasnya, muncul

248 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


pencerahan-pencerahan baru. Muncul peluang-peluang baru yang di luar zona nyaman mereka masing-masing. Di situ muncul juga keterbukaan pikiran. Apa pun dikerjakan untuk mempertahankan hidup, apa pun diusahakan untuk mempertahankan hidup, dan semua dilakukan dari rumah pada masa awal-awal pandemi. Sebagian masyarakat, teman, dan sekitar kita juga mengalami peningkatan kesadaran. Sebagian orang mengatakan tentang perluasan kesadaran. Mereka sadar bahwa tidak ada yang selalu datar, monoton, ataupun nyaman. Ketidaknyamanan, ketidakmulusan atau patahanpatahan ritme dalam hidup ini ada kemungkinan terjadi dan kapanpun tidak ada yang bisa menduga. Dari sinilah timbulnya peningkatan kesadaran atau perluasan kesadaran. Peningkatan kesadaran ini mau tidak mau bersinggungan dengan masalah spiritual dan masalah religi, dimana orang tidak lagi harus berdoa beramairamai di sebuah lapangan, di sebuah rumah ibadah, ataupun harus memuji Tuhannya di

negeri seberang. Tetapi cukup berdoa di rumah. Mereka pun mengalami kesadaran bahwa di rumah pun ada Tuhan, di hati kita juga ada Tuhan. Ada kesadaran-kesadaran baru di tingkat yang lain bahwa ada pesan ataupun sesuatu yang ingin disampaikan oleh semesta, oleh alam, oleh Sang Maha Pencipta. Sekali lagi. Dari situ timbul peningkatan-peningkatan kesadaran dan pencerahanpencerahan tersebut. Sebagian orang melihat ini sebagai kenaikan vibrasi. Walaupun dalam kepercayaan yang lain disebut juga vibrasi bumi naik karena perputaran bumi menjadi lebih cepat yang tadi awalnya hanya 8.3 kHz menjadi lebih cepat dari itu. Peningkatan vibrasi bumi pun diikuti peningkatan kesadaran manusia-manusianya walau tidak semuanya. Jadi, semuanya saling terkait dan kejadian ini bukanlah sesuatu yang kebetulan. Dari sini pun sebagian orang juga melihat dan mengalami serta mengamati apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sebagian berpikir bahwa ini adalah sebuah ILUNI UI 2021 n 249


rekayasa. Sebagian berpikir bahwa ini adalah konspirasi. Sebagian berpikir bahwa ini adalah bisnis gaya baru. Sebagian lagi berpikir bahwa ini adalah perang bisnis, perang kimia, perang senjata biologis. Sebagian lagi melihat bahwa ini adalah sebuah masa atau pergantian masa dari abad lama menjadi sesuatu yang baru, zaman baru, zaman cahaya. Nah, saat kita bicara zaman baru atau kebiasaan baru, di sini ada sebuah ritme hidup yang berubah. Banyak orang yang bekerja, belajar dan mengajar, beribadah, dan melakukan semua aktivitas dari rumah. Kita jadi terbiasa menjaga jarak secara fisik. Segala macam pertemuan cukup dilakukan dengan virtual melalui beragam media yang ada (Zoom, Google Meet, Whatsapp video, video call). Kita juga jadi terbiasa menaati dan mencoba untuk disiplin dalam protokol kesehatan. Kita terbiasa mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer. Kita jadi terbiasa menjaga kebersihan dengan penuh kesadaran. Tanpa sadar kita pun terbiasa mencari pengetahuan baru dari banyaknya aktivitas membaca dan browsing dari halaman situs-situs

yang ada di internet. Semakin banyak orang yang memiliki kebiasaan baru untuk membaca situs-situs di internet. Karena sebagian penduduk kota tidak menghabiskan waktu di tengah kemacetan di jalan, namun sibuk mencari berita medis ataupun berita viral dari situs di rumahnya masing-masing.

Dampak Positif Pandemi

Di sisi lain, pandemi COVID-19 juga menimbulkan dampak positif. Salah satu dampak positifnya adalah kita jadi belajar cara mempertahankan hidup bagi kita yang sudah dirumahkan. Bagi kita yang tutup usahanya di bidang hiburan, perhotelan, pariwisata, para pemusik, dan kesenian lain terpaksa belajar mengenal bisnis daring. Kita jadi terbiasa untuk berbelanja dan berjualan dari rumah dengan memanfaatkan jaringan internet. Banyak juga yang berlomba meningkatkan pengetahuan pribadi untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas dengan berbagi ke Youtube dan beragam media sosial yang ada. Walaupun tujuan awalnya mungkin karena mencari

250 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


subscriber, menambah jam tayang, dan ujung-ujungnya monetisasi tapi akhirnya semakin banyak orang yang berbagi di Youtube dan sosial media. Dampak positif lain adalah bertambah erat dan hangatnya hubungan di antara anggota keluarga. Jika sebelumnya suami isteri sibuk bekerja dan anak kuliah ataupun sekolah, tapi sekarang mereka bisa bersama-sama bekerja dan belajar dari rumah. Keakraban dan kehangatan keluarga bisa dirasakan kembali. Selain itu, pada awal-awal pandemi langit kembali cerah dan polusi sangat berkurang. Ada banyak hal yang disyukuri saat awalawal pandemi. Mungkin lima tahun kemudian kita akan mengingatnya sebagai suatu pengalaman manis yang pernah kita lalui. Saya pribadi merasa bersyukur melintasi waktu pandemi ini dengan selamat dan sehat. Saya bersyukur melintasi suatu waktu yang pernuh makna dan penuh arti, yakni kebangkitan spiritual bagi saya pribadi. Saya menjadi mudah bersyukur atas apa yang terjadi. Banyak sekali hal baru yang saya pelajari secara pribadi. Saya belajar editing film, belajar editing audio lebih mendalam, belajar

memakai kamera untuk video, belajar mengambil sudut pengambilan gambar dengan baik, teknis lighting, mengenal penggunaan tata cahaya, membuat script, membuat judul tayangan yang menarik, dan mencoba mencari target yang tepat sebelum sebuah materi dibagikan. Semua dilakukan karena adanya pandemi yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk menjadi Youtuber. Walaupun masih sangat pemula tapi banyak hal baru yang dipelajari. Jadi, penulis merasakan sangat bersyukur atas apa yang terjadi, termasuk waktu yang banyak bersama pasangan dan anakanak. Bicara soal rasa syukur ini, penulis merasa bersyukur karena dua kali sempat mengunggah video gratis music healing untuk COVID-19 Free. Di kemudian hari ada beberapa orang yang menyatakan kesembuhannya dari COVID-19. Namun sangat disayangkan beberapa testimoni musik yang COVID-19 Free ini beberapa kali dihilangkan oleh pihak Facebook. Mereka juga menghapus postingan link dari

ILUNI UI 2021 n 251


Youtube yang berkaitan dengan COVID-19 Free ini. Penulis sejak tahun 1995 aktif dan intens membuat musik-musik pemberdayaan diri maupun music healing. Orang dulu mengenalnya sebagai musik terapi, tetapi saya menamakannya sound healing dan music empowering. Di tahun 2020 penulis membuat musik untuk menaikkan kekebalan tubuh serta meningkatkan kebahagiaan, kepercayaan diri, dan kebugaran secara fisik. n

Foto : freepik

252 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Pada awal-awal pandemi langit kembali cerah dan polusi sangat berkurang. Ada banyak hal yang disyukuri saat awal-awal pandemi. Mungkin lima tahun kemudian kita akan mengingatnya sebagai suatu pengalaman manis yang pernah kita lalui.

ILUNI UI 2021 n 253


MENGEMBANGKAN POTENSI WISATA DESA TUA “BALI AGA SIDETAPA” DI MASA PANDEMI COVID-19

Dr. Ni Made Ary Widiastini., S.ST.Par., M.Par. Tourism Dosen Perhotelan DIII Universitas Pendidikan Ganesha

Pandemi COVID-19 telah mengajarkan banyak hal tentang kehidupan, tak terkecuali pada aspek pariwisata, yang merupakan sektor ekonomi penting bagi masyarakat Bali. Masyarakat Bali dapat dikatakan telah menggantungkan kehidupan ekonomi pada sektor jasa tersebut, tidak saja pada sektor ekonomi yang sifatnya formal, namun juga informal. Dalam hal ini, sektor informal pariwisata sangat banyak jumlahnya, bahkan sangat mudah ditemukan juga pada level pedesaan. Kehadiran sektor informal yang mendukung kegiatan pariwisata merupakan bentuk respons positif dari adanya pemahaman atas peluang-peluang yang dihadirkan oleh kepariwisataan tersebut. Beragamnya kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, baik secara langsung maupun tak langsung, telah memberi peluang kepada berbagai pihak untuk memperoleh sejumlah pendapatan dengan memanfaatkan kunjungan wisatawan tersebut (Widiastini, 2016). Pariwisata merupakan suatu industri besar yang tidak

254 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


saja multiproduk, tetapi juga multipeluang (Szivas dalam Francois Vellas, 2008), yakni adanya multiproduk yang dibutuhkan oleh wisatawan berimplikasi terhadap tersedianya multipeluang bagi mereka yang paham dan mau untuk menjadi bagian dari kegiatan pariwisata. Desa wisata juga merupakan sebuah respon masyarakat desa atas kegiatan pariwisata yang menghadirkan wisatawan ke sebuah desa. Implementasinya, desa wisata ada yang secara resmi ditetapkan sebagai desa wisata, ada pula yang menjadikan desanya sebagai sebuah tempat yang baik untuk dikunjungi oleh wisatawan karena memiliki potensi yang menarik bagi wisatawan. Kegiatan pariwisata di desa sebagian besar masih bersifat informal, meskipun secara langsung mereka berinteraksi kepada pelaku pariwisata seperti biro perjalanan wisata, pemandu wisata bahkan dengan wisatawan secara langsung. Mengambil peluang atas kehadiran wisatawan dan memahami potensi desanya,

sekelompok masyarakat desa membentuk dirinya menjadi sebuah grup pariwisata yang dikenal dengan nama Kelompok Sadar Wisata. Mereka mengelola sumber daya yang ada untuk dikemas menarik menjadi produk wisata dan ditawarkan kepada wisatawan. Desa Sidetapa yang terletak di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng merupakan salah satu desa tua (Bali Aga). Desa Sidetapa telah ditetapkan sebagai desa wisata melalui Surat Keputusan Bupati Buleleng Nomor 430/405/ HK/2017. Desa ini memiliki warisan budaya yang unik baik bersifat benda maupun tak benda, yang mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan. Desa Sidetapa dalam perkembangannya telah membentuk Kelompok Sadar Wisata dengan nama Pokdarwis My Darling. Kata “darling” merupakan kepanjangan dari sadar lingkungan, yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan wisata yang senantiasa berusaha memanfaatkan potensi alam yang dimilikinya sekaligus menjaganya. Desa Sidetapa memiliki hutan bambu yang luas. Masyarakat Desa Sidetapa memanfaatkan ILUNI UI 2021 n 255


hasil hutannya menjadi berbagai kerajinan yang pasarnya adalah masyarakat umum dan pariwisata. Kelompok Sadar Wisata My Darling dalam menjaga lingkungan membidik segmen wisatawan yang memiliki motivasi budaya dan volunteer. Salah satu kegiatan Kelompok Sadar Wisata My Darling diwujudkan dalam bentuk memberikan pelatihan bahasa Inggris bagi masyarakat setempat dengan sampah plastik sebagai bayarannya. Pada konteks ini, masyarakat yang mau belajar bahasa Inggris harus mengumpulkan sampah plastik dan dibawa ke rumah English Corner yang dikelola oleh desa sebagai tempat pelatihan dengan menghadirkan native speaker. Melihat gerakan positif yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sidetapa, khususnya mereka yang menggabungkan diri dalam Kelompok Sadar

Gambar 1. Memetakan Potensi Desa Sidetapa

Wisata (Pokdarwis My Darling), tim pengabdian Universitas Pendidikan Ganesha memberikan pendampingan kepada kelompok tersebut selama dua tahun. Pendampingan tersebut dilakukan dengan melibatkan peran aktif dari masyarakat Desa Sidetapa, Dosen dan Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha, serta industri yang membantu mempromosikan potensi desa dalam bentuk virtual tour.

Foto : istimewa

256 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Memetakan Potensi Desa

Kegiatan pendampingan diawali dengan melakukan pemetaan potensi desa, menemukenali sumber daya-sumber daya yang berpotensi untuk diberikan pendampingan. Dalam hal ini sumber daya manusia tentunya menjadi hal utama yang menjadi pertimbangan program pendampingan, dengan dasar pertimbangan agar hal-hal yang diberikan dapat diterima

oleh mayarakat. Oleh sebab itu, kegiatan pemetaan potensi desa pun diawali dengan melibatkan Pokdarwis My Darling secara aktif. Pemetaan sumber daya alam, sumber daya budaya, hingga fasilitas pendukung desa menjadi tempat tujuan wisata bagi wisatawan dilakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi yang dianggap perlu untuk diberikan pendampingan. Pada konteks ini, program yang diberikan dengan

Foto : istimewa

ILUNI UI 2021 n 257


mengakomodasi kebutuhan Pokdarwis My Darling dalam mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Mereka membutuhkan bantuan penyediaan homestay, toilet yang bersih, wastafel serta tempat makan yang memadai.

Bersama-sama Menyiapkan Sarana Wisata

Kegiatan pendampingan tentu tidak akan dapat berjalan tanpa keinginan dan dukungan dari masyarakat yang didampingi. Oleh sebab itu, keaktifan masyarakat yang didampingi merupakan hal yang utama

untuk mencapai suksesnya program pendampingan. Program pendampingan yang dilaksanakan di Desa Sidetapa sejak tahun 2020 telah menghasilkan beberapa luaran kegiatan seperti produksi brem buah khas Desa Sidetapa, tersedianya dua ruang layak huni bagi wisatawan yang disiapkan di dua lokasi yakni sentra belajar bahasa Inggris dan sentra kerajinan anyaman bambu, tersedianya satu tempat makan yang bersih di sentra bahasa Inggris, serta terselenggaranya kegiatan virtual tour dengan melibatkan unsur Pokdarwis My Darling sebagai pemandu wisata virtual.

Gambar 2. Kegiatan Virtual Tour tentang Kerajinan Bambu Desa Sidetapa

258 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Kegiatan virtual tour telah dilakukan sejak tahun 2020, diawali dengan memberikan informasi tentang virtual tour. Selanjutnya sebagian anggota Pokdarwis My Darling diberikan pelatihan oleh agensi

Foto : freepik

Gambar 3. Penyiapan Ruang Layak Huni bagi Wisatawan di Desa Sidetapa

Foto : freepik

wisata. Kemudian mereka dilatih untuk menangani kegiatan virtual tour. Meskipun belum mampu menangani kegiatan virtual tour secara mandiri penuh, Pokdarwis My Darling sudah mulai terbiasa memandu wisatawan secara virtual.

Foto : freepik

Masyarakat Desa Sidetapa menyambut baik kehadiran program pendampingan yang diberikan oleh Universitas Pendidikan Ganesha. Sebagai wujud kerja sama yang baik dalam rangka menyukseskan program pendampingan, penyiapan ruang layak huni dilakukan secara bersama-sama antara pihak akademisi (Undiksha) dan masyarakat (Pokdarwis My Darling Desa Sidetapa). Diharapkan melalui program pendampingan bagi Pokdarwis My Darling Desa Sidetapa, desa tersebut mampu mengembangan diri sebagai salah satu desa wisata budaya di Kabupaten Buleleng, Bali. n

ILUNI UI 2021 n 259


CHSE DAN KESIAPAN DESTINASI WISATA

Munculnya COVID-19 telah meluluhlantahkan hampir semua bidang kehidupan, termasuk sektor pariwisata. Pariwisata yang memiliki nilai kontribusi tinggi terhadap pendapatan nasional turut terdampak. Orientasi pemerintah sejak COVID-19 dinyatakan hadir di Indonesia di awal tahun 2020 adalah difokuskan pada upaya pencegahan penyebaran virus dan penyembuhan pasien yang terpapar. Memasuki tahun 2021, kondisi pariwisata Indonesia masih dalam ketidakstabilan, bahkan sejumlah pelaku usaha wisata mengibarkan bendera putih. Dampak berganda dari tidak beroperasinya industri pariwisata dan UKM terkait adalah adanya pemutusan hubungan kerja yang tentunya berdampak pada pendapatan ekonomi masyarakat. Sungguh sebuah kondisi yang tak mudah untuk dihadapi. World Economic Forum (WEF, 2020) memublikasikan dampak global dari COVID-19 ini. Dampak tersebut meliputi adanya resesi global, adanya gelombang kebangkrutan dan konsolidasi industri, kegagalan dalam pemulihan, tingginya tingkat pengangguran struktural, ketatnya pembatasan pergerakan lintas batas, melemahnya posisi fiskal, dan gangguan terhadap rantai suplai

2005

Titing Kartika, S.Pd. MM.MBA.Tourism Dosen STIEPAR YAPARI dan Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Jurnal [LPPMJ]

Titing Kartika, S.Pd.MM.MBA Lecturer/Researcher STIEPAR YAPARI Love Writing and traveling WA: +6285223149011

ED

Bache

E

2009

Ma

2010

Ma

M o

T

2020 - Now Doctoral Deg

Finis

EX

2014 - 2016 ST

Se

2016 - 2020 ST

260 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19

He


secara global. Sementara itu, mengacu pada data United Nation World Tourism Organization (UNWTO, Juni 2020), sektor pariwisata mengalami kerugian yakni sekitar 320 miliar US Dollar atau sekitar 4.700 trilun rupiah. Dari sisi kunjungan wisatawan di pertengahan 2020 mengalami penurunan mencapai 65% di seluruh dunia. Sementara itu sektor UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang juga menjadi bagian dominan yakni 80% di sektor pariwisata turut terdampak menjadi tak berdaya. Demikian halnya dengan yang terjadi di tingkat pariwisata nasional. Dari sisi jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia terjadi penurunan sebanyak 68,17% jika dibandingkan dengan tahun 2019 (kemenparekraf.go.id, 2020). Data yang sangat menghawatirkan juga terjadi pada tingkat pengangguran. Pada bulan Februari 2021 tercatat sebanyak 8,75 juta orang pengangguran. Jika dibandingkan dengan Februari 2020 terdapat 6,93 juta pengangguran. Dengan kata lain terdapat peningkatan angka pengangguran sebanyak 1,82 juta (BPS, 2021). Hal ini

disebabkan karena pemutusan hubungan kerja dari para industri pariwisata sebagai tanda ketidakmampuan menghadapi kondisi yang dihadapi.

CHSE

Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah sebagai strategi pemulihan seperti munculnya istilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Bermasyarakat (PPKM) JawaBali, PPKM Mikro, PPKM Darurat, hingga PPKM level 1-4. Demikian juga halnya dengan adanya program CHSE dari Kemenparekraf. Program ini meliputi penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada safety (keamanan), cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan). Program CHSE diberikan kepada pelaku usaha di industri pariwisata dan ekonomi kreatif, lingkungan masyarakat yang berada dekat dengan kawasan lokasi wisata, serta destinasi wisata baik yang berada di lingkungan provinsi, kota/ kabupaten atau desa/kelurahan.

ILUNI UI 2021 n 261


Sementara itu sertifikasi CHSE diberikan untuk usaha pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata agar terjaminnya layanan wisatawan pada aspek keamanan, kebersihan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. Jika kita merujuk pada hasil laporan dari Travel & Tourism Competitiveness Index (TCCI) tahun 2019, disebutkan bahwa Indonesia mendapatkan poin 4,51 untuk indikator kebersihan dan kesehatan. Angka tersebut jauh dari nilai rata-rata negara di dunia yakni 5,60. Dari hasil itu pula Indonesia berada pada peringkat 102 dari 140 negara. Sementara itu, pada aspek keamanan dan keselamatan Indonesia memiliki poin 5,37 dan berada pada peringkat 80 dari 140 negara. Dari data tersebut kiranya akan menjadi sebuah refleksi bagi seluruh pemangku kepentingan pariwisata bahwa pole pemberlakuan CHSE adalah sebagai upaya memperbaiki penyelenggaraan pariwisata di Indonesia sehingga dapat kompetitif di ranah global.

Foto : Freepik

262 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 263


Demikian halnya dengan penerapan pariwisata berkelanjutan hendaknya ada kebijakan yang sifatnya bottom-up dalam pengelolaan pariwisata sehingga pola wisata yang bersifat mass tourism menjadi small group traveler. Pola ini sangat baik terhadap proses pemulihan jangka panjang, karena prinsip global dari suatu keberhasilan pariwisata bukanlah diukur secara statistik jumlah kunjungan. Namun prinsip global dari suatu keberhasilan pariwisata diukur pada kualitas, yakni dilihat dari sebarapa besar dampak yang dapat diterima oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. CHSE yang telah diterapkan oleh para pelaku usaha wisata di destinasi adalah harapan baru agar pariwisata dapat menggeliat kembali. Tentu dalam implementasinya masih ditemukan destinasi yang masih longgar menerapkan prinsipprinsip tersebut. Perlunya kesadaran dari pihak wisatawan dalam melaksanakan protokol kesehatan juga menjadi kunci sukses berwisata masa pandemi. Dengan kata lain

dibutuhkan komitmen antara wisatawan dan pengelola destinasi untuk bersama-sama dalam mengimplementasikan CHSE.

Resiliensi

Pada kondisi saat ini, resiliensi (semangat ketahanan) dapat menjadi salah satu upaya dalam menghadapi kondisi normal yang baru (the new normal). Resiliensi adalah kapasitas kemampuan seseorang (organisasi) untuk menerima, menghadapi, dan mentransformasikan masalahmasalah yang telah, sedang, dan akan dihadapi sepanjang kehidupan, terutama pada saatsaat kritis (Grant and Hawkins, 1995). Resiliensi dapat digunakan untuk membantu seseorang atau organisasi dalam menghadapi dan mengatasi situasi sulit serta dapat digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Melakukan tahap resiliensi adalah tak mudah, mengingat karakter penyebaran COVID-19 yang telah memberikan efek distruktif hampir di seluruh kegiatan termasuk para pengelola destinasi wisata. Demikian juga dengan keunikan pariwisata yang melibatkan pergerakan manusia

264 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


dari satu tempat ke tempat lain (Leiper, 1979) sehingga wabah COVID-19 telah menghentikan pergerakan manusia sebagai pelaku wisata dan ber-dampak pada pelaku usaha pariwisata. Dampak karantina maupun pembatasan sosial menjadikan sebagian besar orang rindu berwisata, walaupun kita tidak tahu kapan COVID-19 ini akan berakhir. Tourism Economics memperkirakan pemulihan terjadi pada tahun 2022-2023.

Dengan disiplin menerapkan CHSE, baik wisatawan maupun pengelola destinasi, adalah sikap tepat agar pariwisata segera bangkit. Perilaku kita saat ini sangat menentukan kondisi yang akan datang. Tentu kita tidak ingin terjadinya kluster COVID-19 baru di destinasi pariwisata. Dengan demikian tidak ada pilihan lain untuk mampu bertahan dalam kondisi saat ini selain melakukan sikap adaptif di masa pandemi termasuk saat berwisata. n

ILUNI UI 2021 n 265


PANDEMI SEBAGAI MOMENTUM KEBANGKITAN HEALTH TOURISM INDONESIA

dr. Andry Edwin Dahlan Pelaku dan Pengamat Global Healthtourism

Memahami health tourism sebagai suatu konsep memerlukan kemampuan lateral thinking agar mampu menyederhanakan kompleksitasnya. Perubahan tatanan kesehatan global seringkali tidak cukup disikapi dengan kebiasaan lama dan pola pikir vertikal. Imajinasi, kreativitas, intuisi, dan keberanian risk taking menjadi softskill yang terus dikembangkan untuk menjawab semua perubahan yang senantiasa terjadi, termasuk mengkonversi tantangan menjadi peluang. Health tourism yang sedang gencar-gencarnya didengungkan di Indonesia mendapatkan tantangannya di masa pandemi kini. Bagaimana seorang yang berpikir lateral menyikapinya? Sebelum menjawabnya baiklah kita luruskan dulu pemahaman health tourism ini. Dalam Global Wellness Institute 2018 disepakati terminologi health tourism terbagi atas 2 klasifikasi, yaitu medical tourism dan wellness tourism. Medical tourism identik dengan perjalanan seorang yang sakit, melintasi wilayah asalnya, dalam upaya penyembuhan penyakitnya atau tahapan kuratif dan melibatkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik.

266 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Discovery tahun 2000 menambahkan bahwa segala tindakan yang menggunakan chirurgis termasuk dalam medical term tentunya dilakukan di luar daerah asal pelaku medical tourism. Wellness tourism atau wisata kebugaran lebih mengarah kepada perjalanan orang sehat dalam upayanya meningkatkan kualitas kesehatan (promotif), mencegah timbulnya penyakit (preventif), dan memulihkan kondisi pascasakit (rehabilitatif).

Health tourism sendiri merupakan suatu konsep produk lateral thinking yang sudah sejak lama dikembangkan di negaranegara lain. Tahun 27-14 SM tentara Romawi memulihkan kebugarannya pascapeperangan dengan melintasi wilayah Belgia (sekarang) untuk berendam di sumber air panas setempat. Di Jepang berkembang onsen (sumber air panas) yang diminati pelancong luar wilayah. Indonesia menjadi 10 besar

ILUNI UI 2021 n 267


negara tujuan natural healing versi Lonely Planet. Di Indonesia wisata medis atau health tourism sudah masuk dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024 sebagai pendukung pariwisata berkualitas. Salah satu produk health tourism adalah wellness tourism atau wisata kebugaran yang identik dengan terapi timur yang sedang diminati saat ini karena mengusung konsep

penyembuhan holistik bio-psikososial. Wisata kebugaran ini memiliki peluang besar menjaring pelancong wisata kesehatan mancanegara. Indonesia yang memiliki konsep holistik yang sama perlu memadupadankan kedua terminologi ini dalam satu layanan unggulan. Bayangkan pasien yang didiagnosis kanker saat fase awal akan mengalami penolakan dalam jiwanya. Pada fase ini diperlukan pendekatan bio-

268 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


psiko-sosial agar mempercepat fase penerimaan pada dirinya yang memungkinkan yang bersangkutan mau menjalani terapi medis. Program wellness seperti yoga healing, mindfulness, meditasi, olah nafas terbukti berhasil membuat pasien berada dalam kondisi mental yang lebih stabil dan acceptance. Selama menjalani periode medical treatment dilakukan upaya paliatif yang bertujuan meningkatkan kualitas hidupnya secara b i o - p s i ko - s o s i a l - s p i r i t u a l agar mereka lebih dapat menerima kondisi sakitnya dengan sikap mental positif. Beberapa wellness program dapat menunjang paliatif care yang sama-sama bertujuan meningkatkan kualitas hidup penderita. Wellness tourism sebuah konsep yang dalam pelaksanaannya memiliki irisan kuat antara 2 industri besar tourism industry dan wellness industry. Berdasarkan data dari Wellness Tourism Economy (2018), bidang ini menyumbangkan 2,6 trilyun

USD bagi industri pariwisata dan 4,2 Trilyun USD bagi industri wellness (kebugaran). Apa kiranya yang menjadi penyebab peningkatan health tourist melakukan aktivitas wellness ini? Global Wellness Institute mencatat beberapa pencetusnya sebagai berikut. Peningkatan stres di kalangan masyarakat modern, ketidakmampuan melakukan keseimbangan hidup yang diakibatkan beban kerja, cepatnya dinamika informasi menjadi beban digital, kemacetan jalan raya, dan insomnia. Semua hal diatas menurunkan kualitas hidup. Meningkatnya kasus kelelahan mental. Sebanyak 5% penduduk dunia saat ini menderita gangguan kesehatan mental berupa kecemasan, depresi, insomnia, dll. Sebanyak 90% dari semua kunjungan ke dokter dilatarbelakangi oleh gaya hidup yang kurang tepat ini, sehingga menimbulkan beberapa kelainan metabolik yang berujung penyakit menahun

ILUNI UI 2021 n 269


Modalitas Wellness Tourism yang Dimiliki Indonesia

Data dari survei Lonely Planet tahun 2018 menetapkan Indonesia di ranking ke-7 dalam Top 10 Countries Best in Travel. Data pertumbuhan wisatawan mancanegara Indonesia tahun sebelumnya (2017) menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 22% lebih tinggi dibandingkan ASEAN yang hanya tumbuh 7% dan petumbuhan global yang 6%. Masuknya program kesehatan dalam sektor unggulan ini akan memperkuat quality tourism yang dicanangkan Kementerian Pariwista, yang mana aktivitas wellness akan menambah length of stay para healthy traveler di Indonesia. Bagi Kemenkes, kolaborasi ini juga membantu pencapaian KPI layanan promotif dan preventif medicine, karena mengkondisikan masyarakat untuk selalu berprilaku hidup bersih dan sehat dalam suatu tatanan destinasi wisata kebugaran. Bagaimana kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat dalam konsep community development? Wellness tourism yang merupakan bagian dari ekowisata berbasis konservasi dan preservasi dapat berlangsung kontinyu jika

masyarakat setempat dilibatkan dalam pengembangannya. Misalkan bagaimana kita bisa mendapatkan energi healing dari hutan setempat, jika tumbuhtumbuhan dan pepohonannya habis ditebang? Bagaimana pantai dan laut sebagai sumber bahan baku nutrition food tercemar oleh limbah dan sampah jika masyarakat tidak menjaganya? Bagaimana mungkin sumber mata air alami yang bisa dijadikan terapi geotermal tercemar oleh ulah sekelompok penjarah? Keterlibatan masyarakat untuk melakukan koservasi dan preservasi akan mendapatkan kembali keuntungannya kepada mereka. Alam yang terjaga lestari akan banyak dikunjungi health tourist dari dalam dan luar negeri. Kita bisa mengemas paket Forest Healing di hutanhutan tropis, ramuan-ramuan herbal yang edible bisa diminum maupun non-edible sebagai rempah-rempah lulur dan massage spa. Air dan udara dari sumber geotermal baik bagi rehabilitasi beberapa organ. Kita dapat mengemas paket-paket rejuvenation, respiratory healing. Pantai dan

270 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


biota laut yang kaya protein bisa diolah menjadi nutrition food dan area water sport tourism. Berbagai program kebugaran yang bisa digabungkan dengan atraksi wisata pada umumnya, menjadi suatu unggulan pariwisata minat khusus yang berkualitas, tentunya akan menimbulkan multiplayer effect di tengah masyarakat. Masyarakat bisa dilatih menjadi pelaku dan pemilik usaha kuliner sehat, guide forest healing, pemandu sport tourism di alam, penyedia homestay rumah sehat, dll. Keterlibatan penuh masyarakat yang mendapatkan benefit dari aktvitas wisata kesehatan ini,

akan melanggengkan program wellness tourism. Gambar berikut menggambarkan potensi pengembangan wisata kebugaran Indonesia berdasarkan landscape sumber daya alam sebagai use existing asset natural resourches khas Indonesia yang tidak dimiliki negara lain. Masyarakat yang berada di wilayah ini perlu dibukakan wawasannya dan dilatih sebagai pelaku industri wisata kebugaran dan berperan sebagai local hero yang berdaya dan sejahtera.

ILUNI UI 2021 n 271


Dimanakah Peranan Sentral Pemerintah?

Program pariwisata kesehatan dalam konteks wisata kebugaran (wellness tourism) perlu dikelola secara profesional agar memiliki kontribusi yang terasa oleh masyarakat sekitarnya, mereka menjadi berdaya dan hidup sejahtera. Di titik inilah pemerintah sebagai regulator memiliki peranan yang vital menggerakkan semua perangkatnya untuk mendorong masyarakat dan pihak swasta dalam sinergi kerja sama pentahelix (institusi pemerintahan terkait, akademisi, pelaku industri/swasta, komunitas/masyarakat, dan media). Mudah untuk dituliskan, namun sulit untuk dilaksanakan. Sebuah konsep memerlukan tangan-tangan dingin untuk mewujudkannya menjadi nyata sehingga lebih jelas tergambarkan. Dimulai dengan langkah pertama, menyatukan perwakilan dari setiap komponen pentahelix untuk duduk dalam sebuah board nasional, sebut saja Indonesia Health Tourism Board. Dimana board ini melakukan langkah cepat sebagai berikut.

1.

2.

3.

4.

5.

Mendata semua potensi health tourism Indonesia baik dalam ranah medical maupun wellness. Mengelompokkan produk layanan wisata medis Indonesia menjadi produk unggulan medical tourism, produk unggulan wellness tourism dan gabungan kedua layanan unggulan di atas dalam produk layanan unggulan holistik khas Nusantara. Dukungan finansial dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik agar memiliki kompetensi menjadi pelaku industri layanan health tourism Indonesia. Memperbaiki regulasi seperti mempermudah perizinan industri herbal Indonesia, perizinan pusat layanan terpadu health tourism seperti izin hospital resort, industri alat penunjang medis yang mandiri, produksi bahan baku obat-obatan farmasi dan fitofarmaka yang dibutuhkan. Melakukan upaya maksimal dalam promosi, komunikasi

272 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


6.

dalam branding produk layanan unggulan health tourism yang dinilai sudah layak dikemas dan dilaunching kepada pasar wisatawan wisata medis baik dalam maupun luar negeri. Melakukan monitoring dan evaluasi program serta pengembangan diversifikasi layanan sesuai perkembangan demand masyarakat.

Pendekatan Design Thinking untuk Mewujudkan Langkah Konkret Program Healthtourism Suatu cara berpikir yang mengutamakan costumer value atau user sebagai fokus utama pencarian solusi. Sebagai contoh, mencari masalah utama masyarakat Indonesia mengapa banyak berobat ke luar negeri? kumpulkan database pelanggan medical tourism luar negeri ini dan lakukan wawancara singkat secara lisan maupun tertulis dalam bentuk kuesioner. Pahami

ILUNI UI 2021 n 273


sudut pandang mereka tanpa melakukan penghakiman, dalami perasaan dan keinginn mereka untuk mendatkan apa permasalahan utama. Definisikan masalah tersebut yang menjadi alasan mereka tidak melakukan pengobatan di dalam negeri. Dari sekian banyak permasalahan yang terungkap, lakukan langkah pencarian ide-ide sebanyak dan sekreatif mungkin, sortir dan memilah ide mana yang bisa menjadi solusi dan dijadikan prototype program yang konkret yang bisa dieksekusi. Tahap terakhir uji prototype tersebut dalam berbagai tes yang melibatkan costumer agar tercapai validasi. Namun tahapan design thinking ini tidak kaku, kita bisa kembali mengkoreksi setiap tahapan jika ternyata ide gagal dijajadikan prototype, atau jika prototype tidak lulus dalam rangkain uji yang tervalidasi. Proses design thinking ini merupakan irisan kuat dari critical dan creative thinking. Melibatkan kedua hemisphere otak yang rasional dan imajinatif. Saat mendefinisikan permasalahan, rasionalitas lebih mengemuka, ketika mencari ide, imajinasi yang menghasilkan creative thinking lebih dominan, ketika mendapatkan prototype lalu menguji nya sampai tervalidasi memerlukan integrasi kedua pemikiran di atas.

Key Performance Indicator Patokan utama untuk monitoring, evaluasi suatu program yang digarap profesional dan kolaboratif adalah KPI. Membuat KPI yang baik sudah mesti diuraikan dalam langkah

274 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 275


Foto : Freepik

276 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


usulan-usulan indikator keberhasilan program, serta melibatkan semua unsur pentahelix. Ini selayaknya menjadi tugas pemerintah yang dilaksanakan oleh Indonesia Health Tourism Board. Spektrum yang luas dalam layanan health tourism meliputi : medical tourism, wellness tourism yang didalamnya terkait herbal tourism, sport tourism dan MICE scientific health tourism mesti dapat diuraikan indikatorindikator keberhasilannya agar dapat dilakukan monitoring dan evaluasi. Memanfaatkan masa pandemi untuk memaksimalkan persiapan membangun destinasi wisata kesehatan khas Nusantara, inilah jawaban dari pertanyaan pada paragraf pertama tulisan ini. Sebuah pemikiran lateral bagaimana kita menyikapi pandemik ini agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Enam langkah di atas menjadi prioritas sebuah produk pemikiran lateral bagi Indonesia Health Tourism Board yang akan segera dibentuk. Dengan harapan ketika pariwisata dibuka kembali, Indonesia sudah siap menyambut wisatawan medis dalam program terencana, terukur, dan berkualitas. n

Pantai dan laut selain sebagai sumber bahan baku nutrition food, juga sebagai sumber healing yang harus dijaga dengan melibatkan masyarakat sekitar

ILUNI UI 2021 n 277


ANTISIPASI BENCANA LAIN SAAT PANDEMI COVID-19

dr. Ina Agustina Isturini, M.K.M. Kepala Bidang Pencegahan, Mitigasi, dan Kesiapsiagaan, Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan

Krisis kesehatan akibat bencana-bencana besar tetap terjadi pada masa pandemi COVID-19. Tahun 2020 tercatat antara lain terjadi banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara (Juli 2020), erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah (November 2020), erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang (Desember 2020), serta banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lebak (Januari dan Desember 2020). Tahun 2021 pun tidak kalah dahsyat. Awal tahun dibuka dengan sejumlah bencana besar dengan jumlah korban dan kerusakan yang tidak sedikit, yaitu banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Sulawesi Barat, serta banjir dan tanah longsor di Kota Manado. Di bulanbulan berikutnya pun bencana tetap tak berhenti, termasuk saat terjadi lonjakan kasus COVID-19 pada bulan Juli-Agustus 2021. Ada banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (Juli 2021) dengan jumlah pengungsi 19 ribu lebih dan gempa di Kabupaten Tojo Una-una Sulawesi Tengah (Agustus 2021) dengan jumlah pengungsi sekitar 1.000 jiwa. Rilis data bencana oleh Centre for Research on the Epidemiology of Disasters (CRED) menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir ini, yaitu tahun 2016 hingga tahun 2020, Indonesia secara konsisten masuk dalam 10 besar negara dengan frekuensi bencana alam tertinggi di dunia. Bahkan pada tahun 2018 Indonesia

278 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


masuk ke dalam negara dengan angka kematian akibat bencana alam tertinggi. Data-data di atas adalah fakta-fakta yang menunjukkan kalau bencana lain tetap dapat terjadi meskipun saat ini kita masih berjibaku menanggulangi pandemi. Tidak heran jika di Indonesia banyak bencana alam, mengingat posisi geografis Indonesia yang terletak di antara 3 lempeng tektonik, sehingga rawan terjadi gempa dan tsunami. Selain itu, perubahan tata guna lahan yang cepat disertai perubahan iklim global sehingga terjadi peningkatan intensitas dan durasi hujan, menyebabkan bencana banjir yang cukup tinggi di Indonesia. Kondisi pandemi tentu akan membuat penanganan krisis kesehatan akibat bencana menjadi lebih kompleks. Bayangkan saja, kegiatan kita sehari-hari saja menjadi lebih rumit, apalagi di kondisi bencana, di mana masalah kesehatan yang terjadi melebihi kapasitas kesehatan yang ada. Padahal, pada saat yang bersamaan kita harus merespon cepat dalam rangka life saving, limb saving, dan memastikan pelayanan kesehatan

esensial tetap berjalan sesuai dengan standar minimal kesehatan. Dengan adanya pandemi, tujuan respons cepat bertambah satu lagi, yaitu untuk mencegah penyebaran COVID-19. Kapankah pandemi berakhir? Menilik sejarah, pandemi terhebat dalam sejarah yaitu pandemi Spanish Flu berlangsung dari tahun 1918 hingga 1920. Penelitian Stephen M. Kissler dan kawan-kawan menyatakan bahwa surveilans SARS-CoV-2 agar dipertahankan hingga akhir tahun 2024. Kesimpulannya, kemungkinan pandemi akan berlangsung selama beberapa tahun. Kalau begitu, apa yang harus disiapkan untuk mengantisipasi bencana lain pada masa COVID-19? Apa saja tantangannya? Peluang-peluang apa saja yang dapat diambil? Akhir April 2020, World Health Organization mengeluarkan panduan “Preparedness for Cyclones, Tropical Storms, Tornadoes, Floods, and Earthquakes during the COVID-19 Pandemic.” Di dalamnya ada panduan bagaimana menyiapkan sumber-sumber

ILUNI UI 2021 n 279


daya penanggulangan bencana terintegrasi dengan upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Sumber daya yang dimaksud antara lain mekanisme koordinasi, perencanaan kedaruratan, peringatan dini, standar lokasi pengungsian, sumber daya manusia, fasilitas pelayanan kesehatan, logistik kesehatan, dan sebagainya. Pada akhir Juli 2020, Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan mengeluarkan dua pedoman sekaligus terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana lain pada masa pandemi COVID-19. Pedoman pertama ditujukan pada petugas kesehatan, sedangkan pedoman kedua ditujukan pada masyarakat yang diharapkan dapat berperan aktif untuk melakukan kesiapsiagaan. Garis besar isi dari pedoman pertama adalah menyiapkan sumber-sumber daya meliputi sumber daya manusia yang memahami manajemen krisis kesehatan (termasuk sistem komando dan koordinasi saat bencana) serta mengerti upaya teknis yang harus dilakukan untuk melindungi dirinya maupun masyarakat dari penyebaran

COVID-19. Selain itu juga penyediaan logistik yang memadai, termasuk untuk penerapan protokol kesehatan. Tidak kalah penting, yaitu penyiapan rencana kontingensi bidang kesehatan. Rencana kontingensi adalah dokumen rencana penanggulangan berdasarkan skenario bencana yang mungkin terjadi, yang disepakati bersama oleh para pelaku yang akan merespons bencana. Pedoman kedua tentang pemberdayaan masyarakat, yaitu memberikan langkahlangkah yang mudah dipahami dan dapat dilakukan masyarakat sebelum terjadi bencana, saat terjadi kedaruratan, dan pada masa pemulihan. Masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif untuk kesiapsiagaan dengan menyiapkan dirinya, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya, antara lain dengan memahami dan memantau ancaman bencana di wilayahnya, mencari informasi untuk titik kumpul dan jalur evakuasi di wilayahnya, menyiapkan rencana keluarga bila terjadi kedaruratan, serta menyiapkan tas siaga bencana keluarga untuk keperluan

280 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Gambar 1. Tas Siaga Bencana Keluarga (Sumber : Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan pada Masa COVID-19, Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes)

ILUNI UI 2021 n 281


Gambar 2. Upaya Masyarakat saat Tanggap Darurat Bencana (Sumber : Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan pada Masa COVID-19, Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes)

282 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


keluarga minimal selama 3 hari/72 jam. Tas tersebut diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan tersedia keperluan untuk penerapan protokol kesehatan. Sedangkan untuk kondisi kedaruratan, diharapkan masyarakat paham bagaiman cara menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyebaran COVID-19 meskipun dalam situasi chaos. Memang ini bukan hal yang mudah, tetapi dengan persiapan sebelum terjadi bencana diharapkan dapat mengurangi kendala yang ada saat kedaruratan. Langkah selanjutnya adalah bagaimana membuat pedoman tersebut dapat diketahui dan dipahami oleh orang-orang yang menjadi targetnya. Saat ini sudah tersedia aplikasi-aplikasi untuk pertemuan daring serta media sosial yang merupakan saluran strategis untuk menyebarluaskan informasi. Pusat Krisis Kemenkes pun telah menggunakan aplikasi pertemuan secara daring serta media sosial untuk mensosialisasikan panduanpanduan yang ada. Di satu sisi, keberadaan aplikasi pertemuan daring dan media sosial membuat jan-

gkauan menjadi lebih luas. Ya, kalau dulu pertemuan luring rata-rata hanya mengundang sekitar 50-an orang sekali pertemuan. Namun, di sisi lain, terbatasnya akses internet di beberapa wilayah merupakan tantangan tersendiri. Selain itu, berkurangnya interaksi dan hanya bersifat satu arah membuat penjelasan terhadap materi kurang optimal. Ditambah lagi, tidak jarang peserta melakukan pertemuan daring sambil melakukan aktivitas lainnya. Sehingga, tantangan berikutnya adalah mencari berbagai cara dan peluang untuk memperkuat penyebarluasan informasi tersebut. Untuk itu, pendekatan terhadap para tokoh kunci, baik itu para pimpinan maupun para aktivis kebencanaan, adalah bagian dari strategi yang penting. Mereka akan menjadi mitra yang akan membantu menyebarluaskan informasi sekaligus juga menjadi bagian dari orang-orang yang akan mengimplementasikan. Upaya kesiapsiagaan lainnya adalah menyusun rencana kontingensi atau memperbaharuinya bila sudah

ILUNI UI 2021 n 283


Foto : Kemenkes RI

Gambar 3. Rapat Koordinasi Klaster Kesehatan saat Tanggap Darurat Bencana Akibat Gempa di Sulawesi Barat (Sumber : Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes)

Foto : Kemenkes RI

Gambar 4. Situasi di Lokasi Pengungsian di Kab. Magelang Pasca Erupsi Gunung Merapi tahun 2020 (Sumber : Pusat Krisis Kesehatan, Kemenkes)

284 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ada sebelumnya. Beberapa hal tambahan yang perlu disepakati dalam rencana tersebut, antara lain sistem skrining bagi bantuan tenaga kesehatan yang datang, kebutuhan logistik untuk penerapan protokol kesehatan (alat pelindung diri, hand sanitizer, sabun, dan sebagainya), penyiapan lokasi pengungsian untuk dapat menjaga jarak, ventilasi yang baik untuk tempat pengungsian, tersedia lokasi khusus untuk isolasi dan karantina, pemantauan dan skrining di jalur keluar masuk tempat pengungsian, surveilans di pengungsian, sistem rujukan untuk kasus suspek/konfirmasi, dan sebagainya. Untuk semakin memperkuat pelaksanaan kesiapsiagaan di daerah, pada bulan November 2020, Menteri Kesehatan telah mengirimkan surat edaran pada seluruh gubernur dan bupati/ walikota tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi dan Sosial yang Berdampak pada Peningkatan Risiko Penularan COVID-19. Surat edaran berikutnya dikeluarkan oleh Kepala Pusat Krisis Kesehatan pada bulan Juni 2021 tentang Kesiapsiagaan Antisipasi

Lonjakan Kasus COVID-19, di mana di dalamnya disampaikan juga kesiapsiagaan terjadinya bencana lain pada saat lonjakan kasus COVID-19. Kesiapsiagaan bencana pada masa pandemi COVID-19 memang membutuhkan energi lebih dibandingkan dulu sebelum pandemi. Upaya penanggulangan pandeminya sendiri juga sudah cukup menantang, apalagi ketika terjadi lonjakan kasus. Namun percayalah, kerja keras sebelum terjadi bencana akan jauh lebih ringan dibandingkan harus berhadapan dengan bencana tanpa persiapan. Dampaknya tidak hanya korban akibat dampak langsung bencana, tetapi juga risiko penyebaran COVID-19 yang membuat pandemi menjadi semakin sulit ditaklukkan. Tetap semangat untuk mewujudkan Indonesia tangguh bencana! n

ILUNI UI 2021 n 285


286 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


ILUNI UI 2021 n 287


DAFTAR PUSTAKA

Abraham T. Lessons from the pandemic: the need for new tools for risk and outbreak communication. Emerg Health Threats J 2011; 4: 7160 Aginam O. Globalization of health insecurity: The World Health Organization and the new International Health Regulations. Med Law 2006; 25: 663–672. Al EDB et. Zoonotic Disease Programs for Enhancing Global Health Security - Volume 23, Supplement—December 2017 - Emerging Infectious Diseases journal - CDC. doi:10.3201/eid2313.170544. American College of Obstetricians and Gynecologists. Covid-19 Vaccines and Pregnancy: Conversation Guide for Clinicians Andrus JK, Aguilera X, Oliva O, Aldighieri S. Global health security and the International Health Regulations. BMC Public Health 2010; 10: S2. Bali S, Taaffe J. The Sustainable Development Goals and the Global Health Security Agenda: Exploring synergies for a sustainable and resilient world. J Public Health Policy 2017; 38: 257–268. Bonhoeffer J, Kochhar S, Hirschfeld S, Heath PT, Jones CE, Bauwens J, Honrado Á, Heininger U, Muñoz FM, Eckert L, Steinhoff M, Black S, Padula M, Sturkenboom M, Buttery J, Pless R, Zuber P; GAIA project participants. Global alignment of immunization safety assessment in pregnancy - The GAIA project. Vaccine. 2016 Dec 1;34(49):5993-5997. doi: 10.1016/j.vaccine.2016.07.006. Epub 2016 Oct 14. PMID: 27751641.

288 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Centers for Disease Control and Prevention. 2021. COVID-19 Vaccines While Pregnant or Breastfeeding. <https://www.cdc.gov/coronavirus/ 2019-ncov/ vaccines/ recommendations/pregnancy.html> Centers for Disease Control and Prevention. 2021. Understanding mRNA COVID-19 Vaccines. <https://www.cdc.gov/coronavirus/2019ncov/vaccines/different-vaccines/mrna.html> Chakraborty, S., Mallajosyula, V., Tato, C. M., Tan, G. S., & Wang, T. T. (2021). SARS-CoV-2 vaccines in advanced clinical trials: Where do we stand. Advanced Drug Delivery Reviews. Chin, R., & Lee, B. Y. (2008). Principles and practice of clinical trial medicine. Elsevier. (Book) Corona.jakarta.go.id Degeling C, Johnson J, Kerridge I, Wilson A, Ward M, Stewart C et al. Implementing a One Health approach to emerging infectious disease: reflections on the socio-political, ethical and legal dimensions. BMC Public Health 2015; 15. doi:10.1186/s12889015-2617-1. Destoumieux-Garzón D, Mavingui P, Boetsch G, Boissier J, Darriet F, Duboz P et al. The one health concept: 10 years old and a long road ahead. Front Vet Sci 2018; 5. doi:10.3389/fvets.2018.00014. Detik News (8 Agustus 2021), WHO (4 Agustus 2021) European Medicines Agency. 2021. COVID-19 Vaccine Janssen. Fischer JE, Katz R. Moving Forward to 2014: Global IHR (2005) Implementation. Biosecurity Bioterrorism Biodefense Strategy Pract Sci 2013; 11: 153–156. Francois Vellas dan Lionel Becherel (Eds.). 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional Sebuah Pendekatan Strategis. Jakarta: Yayasan Obor. Haley E. Randolph and Luis B. Barreiro. Herd Immunity: Understanding COVID-19. Elsevier Immunity 52, May 19, 2020 . https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/ sinovacs-Covid-19-vaccine-585-effective-preventing-illnesschile-real-world-2021-08-03/

ILUNI UI 2021 n 289


International Health Regulations (IHR) | Division of Global Health Protection | Global Health | CDC. 2020.https://www.cdc.gov/ globalhealth/healthprotection/ghs/ihr/index.html (accessed 1 Jul2020). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/Menkes/5671/2021 tentang Manajemen Klinis Tata Laksana Corona Disease 2019 (COVID-19) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Massadiah, Egy. 2021. Titik Nol Corona. Jakarta: Citra Jayakarta Nawa Astha. Melbourne Vaccine Education Centre. 2021. COVID-19 Vaccine Platform. <https://mvec.mcri.edu.au/references/COVID-19-vaccineplatforms/> Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 4. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020. Sehatnegeriku.kemkes.go.id Tsai F-J, Turbat B. Is countries’ transparency associated with gaps between countries’ self and external evaluations for IHR core capacity? Glob Health 2020; 16: 10. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2021. Revisi Rekomendasi POGI untuk Bumil dengan COVID-19. <https://pogi.or.id/publish/ wp-content/uploads/2021/06/Revisi-Rekomendasi-POGI-utkBumil-dengan-COVID-19-.pdf> Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2020. Rekomendasi Penanganan Virus Corona (COVID-19) pada Maternal (Hamil, Bersalin dan Nifas) Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2021. Panduan dan Petunjuk Teknis Singkat POGI tentang COVID-19. Royal College of Obstetricians & Gynaecologists. 2021. COVID-19 Vaccines, Pregnancy and Breastfeeding. <https://www.rcog.org.uk/en/

290 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


guidelines-research-services/coronavirus-COVID-19-pregnancyand-womens-health/COVID-19-vaccines-andpregnancy/COVID19-vaccines-pregnancy-and-breastfeeding/> Wei SQ, Bilodeau-Bertrand M, Liu S, Auger N. The impact of COVID-19 on pregnancy outcomes: a systematic review and meta-analysis. CMAJ. 2021 Apr 19;193(16):E540-E548. doi: 10.1503/cmaj.202604. Epub 2021 Mar 19. PMID: 33741725; PMCID: PMC8084555. Widiastini, Ni Made Ary. 2016. Pedagang Acung Sebagai Basis Ekonomi Keluarga di Desa Batur Tengah, Kawasan Pariwisata Kintamani, Bali. Disertasi. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana. William. 2020. Pregnant Women are More Likely to Die from the Coronavirus, Though Risk Remains Small. <https://www.washingtonpost. com/health/2020/11/02/covid-pregnant-women-death/> World Health Organization. 2021. Interim Recommendations for Use of The Inactivated COVID-19 Vaccine, Coronavac, Developed By Sinovac. Yosepha. 2021. Ibu Hamil dan Menyusui Disarankan Vaksinasi COVID-19. <https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/ 60f4d11462479/ibu-hamil-dan-menyusui-disarankan-vaksinasiCOVID-19.

ILUNI UI 2021 n 291


Practices Area : • ǡ • Ƭ Office: • Ƭ ǡ ͵ ǡ Ǥ ͻ ǡ ǡ ͳʹͻͺͲ • Ƭ ǣ Ϊ͸ʹ ʹͳ ʹͻ͵ ͺͲͺ ͹ͺǢ ǣ Ϊ͸ʹ ʹͳ ʹͻ͵ ͺͲͺ ͹͹ • ǡ Contact Person: Ǥ ȋ ̷ Ǥ Ȍ • Ǥ ȋ ̷ Ǥ Ȍ Ǥ ȋ ̷ Ǥ Ȍ

292 n Peta Jalan Pemulihan Ekonomi, Kesehatan, & Pariwisata Indonesia pada Masa dan Pascapandemi COVID-19


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.