Modul
PELAYANAN KESEHATAN IBU & ANAK DI POSYANDU
dalam Integrasi Layanan Primer (ILP)
BAGIAN 5
Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing)
Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader
*)Gambar diproses oleh AI dengan prompt yang dikembangkan oleh Desainer secara mandiri
Modul
PELAYANAN KESEHATAN IBU & ANAK DI POSYANDU
dalam Integrasi Layanan Primer (ILP)
BAGIAN 5
Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing)
Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader
*)Gambar diproses oleh AI dengan prompt yang dikembangkan oleh Desainer secara mandiri
Tentang
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk
Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer
Cetakan Pertama, Maret 2024
Dicetak oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Nusa
Tenggara Barat didukung oleh UNICEF Indonesia
bersama mitra kerja Forum Komunikasi Antar Pribadi dan Portkesmas dalam Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat untuk Program Kesehatan Prioritas (Pokja RCCE+)
Modul ini merupakan modul panduan komunikasi dan pendampingan kader dalam layanan Kesehatan Ibu & Anak (KIA) di Posyandu. Modul ini terbagi dalam 10 bagian menyesuaikan Panduan Keterampilan Dasar Kader Kementerian Kesehatan. Modul ini dikembangkan dan diadaptasi dari berbagai modul yang ada di Indonesia, pengalaman komunikator dalam edukasi di lapangan, serta sumber yang telah disesuaikan dengan tujuan penyusunan modul.
Pengarah
Direktur Eksekutif PKBI Daerah Nusa Tenggara Barat
Ahmad Hidayat
Health Specialist UNICEF NTT/NTB
VAMA Chrisna Taolin
Penyusun
UNICEF Indonesia
Risang Rimbatmaja
PKBI Daerah NTB
Yunila Widya Saputri
Forum Pelatih KAP
Aminatu Rofiah
Endah Ramadhinie
Lesti Kaslati Siregar
Portkesmas
Aditya Putra
Basra Ahmad Amru
Bayu Kresna Wiratama
Dhea Mangun
Hafidz Naeriansyah Djajawiguna
I Putu Wirasatya Eka Putra
Editor
Basra Ahmad Amru
Risang Rimbatmaja
Kontributor
Diah Rahmawati - Puskesmas Ampenan
Arini Retnowulan - Dinkes Provinsi NTB
M.Zainudin - Dinas Kesehatan Lombok Barat
Miftahul Jannah - Dinas Kesehatan Kota Mataram
Desain & Layout
Bayu Kresna Wiratama
1
Vitamin
*)Gambar diproses oleh AI dengan prompt yang dikembangkan oleh Desainer secara mandiri 2
Pemberian
A
Pemberian Vitamin A
Yang Perlu Kader Ketahui
Perumpamaan untuk Menjelaskan
“
Jika ingin menghasilkan foto yang berkualitas, lensa kameranya harus yang memang berkualitas. Sama halnya bila kita ingin memiliki melihat dengan baik, maka mata yang perlu sehat dan terawat .
Lensa kamera merupakan bagian terpenting di kamera. Jika kualitas lensa-nya baik, maka foto dalam kondisi terang maupun gelap pun tidak masalah. Hasil foto yang dihasilkan akan tetap berkualitas.
Begitu juga mata kita. Jika ingin dapat melihat dengan baik, dapat melihat dengan jelas dalam kondisi terang dan gelap sama baik, maka harus memiliki mata yang sehat.
Kalau perawatan lensa kamera mungkin bisa dibersihkan dengan dilap secara rutin. Kalau untuk perawatan mata kita tidak bisa begitu saja. Caranya lain, diberikan vitamin A saat usia bayi dan balita. Sehingga sehat dan saat kita dalam kondisi terang maupun gelap akan tetap terlihat sama baik.
Yang Perlu Kader Lakukan
Mengajak warga untuk membawa anaknya ke posyandu saat jadwal pemberian vitamin A.
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 3
*)Gambar diproses oleh AI dengan prompt yang dikembangkan oleh Desainer secara mandiri
Informasi tentang Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita
Manfaat
1
2
3
Meningkatkan kesehatan mata
Meningkatkan pertumbuhan bayi dan balita
Meningkatkan daya tahan tubuh
Lokasi Pemberian
Vitamin A diberikan secara gratis di Posyandu, Puskesmas, sekolah, TK, dan PAUD.
2
Rabun Senja
Bahaya Waktu Pemberian
1 1 kali pemberian saat usia 6 - 11 bulan di bulan Februari / Agustus
2 1
Rentan tertular penyakit berbahaya
2 kali pemberian setiap tahunnya sejak usia
1 tahun hingga 5 tahun di bulan Februari dan Agustus
Cara Mengomunikasikan
Menyampaikan manfaat pemberian vitamin A pada bayi dan balita
Menyampaikan waktu dan tempat pemberian vitamin A pada bayi dan balita
Tanpa Alat Bantu
Bangun keakraban
Penggunaan nama, Obrolan Informal
Saling Mendengarkan & Berbicara
Teknik Mendengarkan, Teknik Bertanya, Teknik Menjelaskan
Kunci Komitmen
3 Tahapan Kunci Komitmen
Komunikasi Tatap Muka - Individu
1 2 1
3
2
Menyesuaikan
Tahapan Komunikasi
Tujuan
Durasi
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing)
Alat Bantu
4
Tahapan Percakapan
Setelah mengetahui nama warga, sering-sering gunakan namanya dalam percakapan. Komunikator dapat gunakan kata ganti nama anak dalam berkomunikasi dengan orang tua. Baca lebih lengkap topik Penggunaan Nama pada Buku Bagian I
Pak Dayat nama anaknya Hafidz maka dapat dipanggil “Ayah-nya Hafidz”
Komunikator dapat menggunakan teknik-teknik membangun keakraban yang ada. Misalnya memancing percakapan menyenangkan melalui obrolan informal. Baca lebih lengkap topik Prinsip Pertama: Bangun Keakraban pada Buku Bagian I
“Wah, peliharaan burungnya banyak sekali Pak Dayat , merdu-merdu lagi suaranya. Apa ini jenis-nya Pak Dayat?” Tanya-tanya agar ceritanya makin seru.
Berikan pertanyaan umum, Dengarkan dengan bertanya-tanya pendek menggunakan teknik bertanya yang ada. Baca lebih lengkap topik Teknik Bertanya pada
Buku Bagian I
“Pak Dayat, bagaimana kabarnya Hafidz anak Bapak yang paling kecil?”; “Apa kegiatannya sekarang sehari-hari?”,
Berikan tanggapan apresiatif dan ajukan izin untuk membahas topik yang ingin dibahas komunikator.
“Syukurlah sehat-sehat ya. Aktif dan sudah mulai belajar berdiri. Saya ikut senang mendengarnya. Pak Dayat, saya ada informasi sedikit soal kesehatan untuk Hafidz yang makin besar ini. Apa boleh saya cerita sedikit?”
Sampaikan masalah secara umum sebagai pengantar. Pada bagian ini Komunikator jangan langsung menyebutkan solusi/ pesan kesehatan yang diperlukan.
Contoh:
Pada di masa pertumbuhan anak salah satu yang penting adalah kesehatan mata. Mata penting untuk melihat. Apabila kesehatan mata tidak dijaga sejak usia Anak, bisa mengalami rabun senja. Rabun senja itu penyakit mata yang sebabkan anak sulit melihat jika kondisi tidak terang, seperti saat senja dan malam hari. Penyakit ini bisa terjadi jika anak kekurangan vitamin A.
Sampaikan secara ringkas informasi pemberian vitamin A. Baca lebih lengkap Informasi tentang Pemberian Vitamin A pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader
Ketahui”
Gunakan perumpamaan untuk meningkatkan pemahaman warga. Baca lebih lengkap Menjelaskan Perumpamaan pada
BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader
Ketahui”
Tanyakan apakah ada yang ingin warga ketahui lebih lanjut terkait vitamin A.
Tanyakan untuk kunci komitmen. Baca lebih lengkap topik Kunci Komitmen pada
Buku Bagian I
Menanyakan ulang
“Bagaimana menurut Pak Dayat?”; “Mau kah membawa Hafidz ke posyandu untuk dapat vitamin A?”; “Untuk apa?”
Meragukan
“Beneran mau? kalau nanti ada tetangga yang bilang ini-itu?”
Merincikan
“Rencana kapan mau datang ke Posyandu?”
Sampaikan puji syukur dan komunikator bisa mengakhiri percakapan.
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer a b c d e f g h i j 5
Komunikasi Tatap Muka - Kelompok
Tujuan
Menyampaikan manfaat pemberian vitamin A pada bayi dan balita
Menyampaikan waktu dan tempat pemberian vitamin A pada bayi dan balita
Alat Bantu
Durasi
Tahapan Komunikasi
Pemanasan
Perkenalan nama, Permainan Lagu Gerak
Bermain - Belajar Adu tepuk
Belajar - Bermain Lagu Edukasi, Perumpamaan Kunci Komitmen
3 tahap kunci komitmen
Tahapan Percakapan
Lakukan tahapan pemanasan agar suasana nyaman, dengan langkah berikut:
Perkenalkan nama diri dengan cara yang menancap. Baca lebih lengkap topik Penggunaan Nama pada Buku Bagian I
“Perkenalkan Nama saya Endah. Bila sulit diingat, ingat saja Indah. Ingat yang indah-indah, tapi nanti I-nya diganti E jadi Endah ya”
Ajak peserta saling mengenal nama antar mereka. Minta salah satu peserta maju ke depan dan menyebutkan nama-nama peserta lainnya yang ia kenal. Nama yang disebut diminta untuk mengangkat tangan. Dalam kesempatan ini komunikator dapat menilai sudah seberapa saling mengenal peserta diskusi satu sama lain.
Berlanjut hingga maksimal 10 orang pertama. Bila peserta lebih dari 10, bagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah masing-masing kelompoknya tidak lebih dari 10. Setelah selesai menghafal secara bertumpuk, komunikator dapat mengajak semua peserta dalam setiap kelompok menyebut nama-nama anggota di dalamnya secara bersama-sama. Lalu, komunikator dapat membuat lomba. Tunjuk juru bicara (jubir) di setiap kelompok, lalu minta untuk menyebut seluruh nama dalam kelompoknya dengan tepat dan cepat. Yang tercepat dan tepat adalah pemenangnya.
Bila ternyata peserta sudah saling mengenal, komunikator dapat memilih hal lain yang dapat digunakan untuk saling mengenal dan dihafal. Misalnya, kata ganti nama Anak (Misal, Mama-nya Hafidz), atau pula bisa mencari persamaan di antara mereka, seperti hobi, kesukaan, dll.
Bila peserta belum saling mengenal satu sama lain, komunikator mengajak mereka saling mengenal dan menghafal nama.
Buku KIA halaman 69 tentang Pelayanan Gizi dan Obat Cacing
1 2 1
3 4
2
25 menit
Terima kasih Endah, nama saya Wiwid
Perkenalkan nama saya Endah
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing)
a b c d e 6
Terima kasih Endah, Wiwid, nama saya Dayat
Komunikator Warga
Ajak peserta memainkan Adu Tepuk: Cerah - Cerdas
a. Minta pasangan berdiri berbaris berhadapan. Baris pertama di satu sisi. Baris kedua di sisi lain.
b. Beri nama barisan pertama: Cerah. Barisan kedua: Cerdas. Ajak mereka mengangkat tangan saat disebut nama barisannya (ulangi beberapa kali).
c.Minta keduanya seperti hendak bersalaman namun tidak menyentuh (berjarak sekitar 5 cm).
d. Sampaikan bila komunikator menyebut “Cerah”, maka barisan Cerah harus segera menepuk tangan pasangannya di barisan Cerdas. Demikian sebaliknya. Minta agar jangan menghindar dulu. Ulangi beberapa kali agar saat bermain nanti sudah lancar.
e. Permainan dapat dimulai, minta agar masing-masing menghindar bila lawan ingin menepuk tangannya. Mainkan sampai 5 ronde. Sampaikan bahwa yang paling banyak menepuk dan menyentuh tangan lawan adalah pemenangnya.
f.Komunikator memberi instruksi setiap rondenya. “Cer..ah!”, “Cer..das!”, “Cer..ah!!”
Lempar pertanyaan untuk menjembatani topik masalah yang ingin dibahas, hubungan antara kata “Cerah” dan “Cerdas”.
a.Tanyakan, “Apa ada hubungan antara kata Cerah dan Cerdas? Siapa yang mau anaknya cerdas? Kalau anak cerdas, apa kah masa depannya akan lebih cerah?”. Biarkan peserta menjawab.
b. Jawaban peserta tentu saja ingin anaknya cerdas, sampaikan, tentu pada dasarnya kita semua ingin anak kita jadi anak yang cerdas, mudah mencerna pelajaran saat bersekolah, dan harapannya jadi sosok yang sukses di masa yang akan datang.
c. Sampaikan, bahwa satu modal agar dapat menjadi anak yang cerdas adalah penglihatannya harus baik. Cerah begitu, tidak rabun. Sampaikan, bahwa komunikator memiliki bahan edukasi yang penting terkait kesehatan mata anak.
d. Minta ijin dan sampaikan bahwa komunikator ingin menjelaskan tentang tips menjaga kesehatan mata anak.
Sampaikan, komunikator memiliki tips agar mata anak dapat sehat.
Aku punya mata, mata yang sehat
Aku punya tubuh, tubuh yang kuat
Karena selalu, mendapat vitamin
Vitamin A Vitamin A, itu namanya
1.Komunikator menunjukkan lagu dan ajak partisipan untuk bernyanyi bersama sebanyak 2 kali.
2. Bagi peserta membentuk beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok berisi 4 - 5 orang.
3.Sampaikan, akan dibuat lomba kelompok untuk bernyanyi.
4. Mintalah setiap kelompok untuk berlatih menyanyikan lagu tersebut serta menyiapkan gerakan pendukung lagu yang menarik.
5. Sampaikan, kelompok yang menang adalah kelompok yang kompak dalam nyanyian dengan gerakkan pendukung yang unik.
Baca lebih lengkap topik Permainan pada Buku Bagian 1
Bila diperlukan, ajak lakukan peregangan dengan permainan lagu-gerak.
Ajak warga untuk bernyanyi “Lagu Edukasi”
Judul Lagu : Mata Sehat, Tubuh Kuat Irama : Pelangi-Pelangi
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 7
Tanyakan makna dari lagu yang dinyanyikan sambil jelaskan pesan kesehatan yang ingin Komunikator sampaikan.
“Dari lagu tadi, apa yang harus dilakukan agar mata anak sehat?” (biarkan warga menjawab)
Sampaikan, bahwa pemberian vitamin A saat usia anak penting untuk menjaga kesehatan mata.
Mata penting untuk melihat. Apabila kesehatan mata tidak dijaga sejak usia anak, bisa mengalami rabun senja. Rabun senja itu penyakit mata yang sebabkan anak sulit melihat jika kondisi tidak terang, seperti saat senja dan malam hari. Penyakit ini bisa terjadi jika anak kekurangan vitamin A.
Baca lebih lengkap Informasi tentang Pemberian Vitamin A ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Sampaikan penjelasan dengan perumpamaan. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang mendalam pada warga.
Baca lebih lengkap Menjelaskan Perumpamaan pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Menanyakan ulang
“Jadi Bapak-ibu, bagaimana cara agar mata anak sehat?”
Tanyakan dan kunci komitmen.
Meragukan
“Serius, kalau nanti ada orang yang bilang tidak perlu vitamin-vitamin gitu, bagaimana?”
Merincikan
“Syukurlah kalau begitu, Kapan harus diberikan? Dimana?”
Bila waktu tersedia, sampaikan bahwa setiap anak diberikan vitamin A akan dicatat oleh tenaga kesehatan pada Buku KIA halaman 69 tentang Pelayanan Gizi dan Obat Cacing. Komunikator dapat tunjukkan secara langsung jika membawa buku KIA.
Sampaikan puji syukur dan akhiri dengan doa bersama.
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing) 8
9
*)Gambar diproses oleh AI dengan prompt yang dikembangkan oleh Desainer secara mandiri 10
Pemberian Obat
Cacing
“
Pemberian Obat Cacing
Yang Perlu Kader Ketahui
Perumpamaan untuk Menjelaskan
Setiap anak makan, makanan akan keburu habis karena dicuri dan dimakan duluan oleh cacing.
Bayangkan jika ada maling handal yang mencuri makanan di rumah anda. Karena tidak pernah tertangkap, ia terus mencuri makanan di rumah anda. Bahkan keenakan dan ikut tinggal disana. Tentu makanan yang anda simpan di rumah akan habis. Bahkan habis sebelum anda sempat makan.
Karena maling ini handal, maka untuk menangkapnya butuh tenaga keamanan khusus. Walau khusus, karena kejadiannya cukup banyak maka disediakan secara gratis oleh pemerintah. Bahkan kabar baiknya, pengamanan dapat digunakan tidak hanya untuk menangkap yang sudah mencuri, tapi juga untuk mencegah sebelum maling dapat mencuri.
Ini yang terjadi pada anak yang terkena penyakit cacingan. Cacing-cacing tersebut mencuri makanan yang anak makan. Menunggu dan menetap tinggal di usus anak. Saat ada makanan masuk ke dalam saluran cerna anak, cacing langsung menyerap nutrisi makanan tersebut sebelum sempat diserap oleh tubuh anak.
Apabila terjadi dalam waktu yang lama, akhirnya anak dapat kekurangan gizi. Kalau sudah kurang gizi, pertumbuhan anak pasti akan terganggu. Dan masalah-masalah kesehatan lainnya akan mengikuti.
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 11
Karena kejadiannya cukup banyak, pemerintah telah menyediakan obat cacing secara gratis. Digunakan untuk mencegah bagi yang tidak sakit, serta mengobati bagi yang sakit. Gratis. Untuk pencegahan, anak cukup minum obat cacing 1 kali setahun.
Informasi tentang Pemberian Vitamin A pada bayi dan balita
Manfaat
Membunuh cacing yang sedang mencoba masuk ataupun sudah menetap ke dalam tubuh anak.
Lokasi Pemberian
Vitamin A diberikan secara gratis di posyandu, Puskesmas, sekolah, TK, dan PAUD.
Cara Pemberian
Obat cacing diberikan melalui mulut agar dapat langsung membunuh cacing di saluran cerna.
1x / tahun pada anak sejak usia 1 tahun hingga 12 tahun
Bahaya Waktu Pemberian
Karena cacing mencuri makanan dengan mengganggu penyerapan nutrisi makanan di usus, maka dapat sebabkan anak mengalami gangguan gizi. Gangguan gizi yang dibiarkan terus akan sebabkan gangguan pertumbuhan, kurang darah (anemia), mudah sakit, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Karena cacing menumpang hidup dan menetap di usus, maka dapat sebabkan gangguan pencernaan seperti, sakit perut. Bila cacing sudah makin banyak dan memenuhi saluran usus, maka dapat menutup saluran cerna dan sebabkan kedaruratan di saluran cerna.
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing)
12
*)Gambar diproses oleh AI dengan prompt yang dikembangkan oleh Desainer secara mandiri
Yang Perlu Kader Lakukan
Mengajak warga untuk membawa anaknya ke posyandu saat pemberian obat cacing.
Cara Mengomunikasikan
Tatap Muka - Individu
Tujuan
Menyampaikan manfaat pemberian obat cacing pada anak
Menyampaikan waktu dan tempat pemberian obat cacing pada anak
Alat Bantu
Tahapan Komunikasi
Bangun keakraban
Penggunaan nama, Obrolan Informal Saling Mendengarkan & Berbicara
Teknik Mendengarkan, Teknik Bertanya, Teknik Menjelaskan
Kunci Komitmen
3 Tahapan Kunci Komitmen
Durasi
Menyesuaikan
Tahapan Percakapan
Setelah mengetahui nama warga, sering-sering gunakan namanya dalam percakapan. Komunikator dapat gunakan kata ganti nama anak dalam berkomunikasi dengan orang tua. Baca lebih lengkap topik Penggunaan Nama pada Buku Bagian I
Pak Dayat nama anaknya Hafidz maka dapat dipanggil “Ayah-nya Hafidz”
Komunikator dapat menggunakan teknik-teknik membangun keakraban yang ada. Misalnya memancing percakapan menyenangkan melalui obrolan informal. Baca lebih lengkap topik Prinsip Pertama: Bangun Keakraban pada Buku Bagian I
“Wah, peliharaan burungnya banyak sekali Pak Dayat , merdu-merdu lagi suaranya. Apa ini jenis-nya Pak Dayat?” Tanya-tanya agar ceritanya makin seru.
Berikan pertanyaan umum, Dengarkan dengan bertanya-tanya pendek menggunakan teknik bertanya yang ada.
“Pak Dayat, bagaimana kabarnya Hafidz anak Bapak yang laki-laki itu?”; “Apa kegiatannya sekarang sehari-hari?”
Berikan tanggapan apresiatif dan ajukan izin untuk membahas topik yang ingin dibahas komunikator.
“Syukurlah sehat-sehat ya. Sudah masuk Paud juga. Saya ikut senang mendengarnya. Pak Dayat, saya ada informasi sedikit soal kesehatan untuk Hafidz yang makin besar ini. Apa boleh saya cerita sedikit?”
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer
Komunikasi
Tanpa Alat Bantu
1 2 1 2 3
a b c d 13
Sampaikan masalah secara umum sebagai pengantar. Pada bagian ini komunikator jangan langsung menyebutkan solusi/ pesan kesehatan yang diperlukan.
Saat usia anak rentan terkena penyakit cacingan. Sudah banyak kejadiannya. Penyakit cacingan ini berbahaya, karena cacing tersebut menumpang hidup dalam saluran cerna anak (usus) dan mencuri nutrisi dari makanan yang dimakan anak sehari-hari. Bisa bergejala, bisa tidak. Namun bila dibiarkan anak bisa mengalami berbagai masalah gizi yang serius. Akibatnya, pertumbuhan dan kesehatannya bisa terganggu.
Sampaikan secara ringkas informasi pemberian obat cacing. Baca lebih lengkap Informasi tentang Pemberian Obat Cacing pada Anak pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Gunakan perumpamaan untuk meningkatkan pemahaman warga. Baca lebih lengkap Menjelaskan Perumpamaan pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Tanyakan apakah ada yang ingin warga ketahui lebih lanjut terkait obat cacing.
Tanyakan untuk kunci komitmen. Baca lebih lengkap topik Kunci Komitmen pada Buku Bagian I
Menanyakan ulang
“Bagaimana menurut Pak Dayat?”; “Mau kah membawa Hafidz ke Posyandu untuk dapat obat cacing?”; “Untuk apa?”
Meragukan “Beneran mau? kalau nanti ada tetangga yang bilang ini-itu?”
Merincikan “Syukurlah kalau mau. Rencana kapan?”
Sampaikan puji syukur dan komunikator bisa mengakhiri percakapan.
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing) e f g h i j 14
Komunikasi Tatap Muka - Kelompok
Tujuan
Warga dapat menyebutkan manfaat pemberian obat cacing pada anak
Warga dapat menyebutkan waktu dan tempat pemberian obat cacing pada anak
Tahapan Komunikasi
Pemanasan
Perkenalan nama, Permainan Lagu Gerak
Bermain - Belajar Adu tepuk
Belajar - Bermain
Tangkap Jari, Perumpamaan
Kunci Komitmen 3 tahap kunci komitmen
Tahapan Percakapan
Lakukan tahapan pemanasan agar suasana nyaman, dengan langkah berikut:
Perkenalkan nama diri dengan cara yang menancap. Baca lebih lengkap topik Penggunaan Nama pada Buku Bagian I
“Perkenalkan Nama saya Endah. Bila sulit diingat, ingat saja Indah. Ingat yang indah-indah, tapi nanti I-nya diganti E jadi Endah ya”
Ajak peserta saling mengenal nama antar mereka. Minta salah satu peserta maju ke depan dan menyebutkan nama-nama peserta lainnya yang ia kenal. Nama yang disebut diminta untuk mengangkat tangan. Dalam kesempatan ini komunikator dapat menilai sudah seberapa saling mengenal peserta diskusi satu sama lain.
Bila peserta belum saling mengenal satu sama lain, komunikator mengajak mereka saling mengenal dan menghafal nama.
Perkenalkan nama saya Endah
Terima kasih Endah, nama saya Wiwid
Terima kasih Endah, Wiwid, nama saya Dayat
Berlanjut hingga maksimal 10 orang pertama. Bila peserta lebih dari 10, bagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah masing-masing kelompoknya tidak lebih dari 10. Setelah selesai menghafal secara bertumpuk, komunikator dapat mengajak semua peserta dalam setiap kelompok menyebut nama-nama anggota di dalamnya secara bersama-sama. Lalu, komunikator dapat membuat lomba. Tunjuk juru bicara (jubir) di setiap kelompok, lalu minta untuk menyebut seluruh nama dalam kelompoknya dengan tepat dan cepat. Yang tercepat dan tepat adalah pemenangnya.
Bila ternyata peserta sudah saling mengenal, komunikator dapat memilih hal lain yang dapat digunakan untuk saling mengenal dan dihafal. Misalnya, kata ganti nama Anak (Misal, Mama-nya Hafidz), atau pula bisa mencari persamaan di antara mereka, seperti hobi, kesukaan, dll.
Buku KIA halaman 69 tentang Pelayanan Gizi dan Obat Cacing
1 2
1 2 3
4
25 menit
Durasi
Alat Bantu
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer Komunikator Warga a b c d e 15
Ajak peserta memainkan Adu Tepuk: Sakit - Sayang
a. Minta pasangan berdiri berbaris berhadapan. Baris pertama di satu sisi. Baris kedua di sisi lain.
b. Beri nama barisan pertama: Sakit. Barisan kedua: Sayang. Ajak mereka mengangkat tangan saat disebut nama barisannya (ulangi beberapa kali).
c.Minta keduanya seperti hendak bersalaman namun tidak menyentuh (berjarak sekitar 5 cm).
d. Sampaikan bila Komunikator menyebut “Sakit”, maka barisan Sakit harus segera menepuk tangan pasangannya di barisan Sayang. Demikian sebaliknya. Minta agar jangan menghindar dulu. Ulangi beberapa kali agar saat bermain nanti sudah lancar.
e. Permainan dapat dimulai, minta agar masing-masing menghindar bila lawan ingin menepuk tangannya. Mainkan sampai 5 ronde. Sampaikan bahwa yang paling banyak menepuk dan menyentuh tangan lawan adalah pemenangnya.
f.Komunikator memberi instruksi setiap rondenya. “Sa..kit!”, “Sa..yang!”, “Sa..kit!!”
Lempar pertanyaan untuk menjembatani topik masalah yang ingin dibahas, hubungan antara kata “Sakit” dan “Sayang”.
a.Tanyakan, “Apa ada hubungan antara kata Sakit dan Sayang? Apakah Bapak-Ibu rela anak tersayang sakit?”. Biarkan peserta menjawab.
b. Jawaban peserta tentu saja tidak ingin sampai anak sakit, sampaikan, tentu pada dasarnya kita semua ingin anak selalu sehat dan tidak mudah sakit.
c. Sampaikan, bahwa saat ini penyakit cacingan yang dapat mengganggu kesehatan anak. Cacing ini mencuri setiap makanan yang dimakan anak. Sehingga anak tidak dapat nutrisi dari makanan yang dimakan. Bila dibiarkan akan jadi masalah gizi yang serius. Akibatnya, selain kesehatan, pertumbuhannya juga terganggu.
d. Minta ijin dan sampaikan bahwa komunikator ingin memiliki bahan edukasi tentang penyakit cacingan pada anak.
Baca lebih lengkap topik Permainan pada Buku Bagian 1
Bila diperlukan, ajak lakukan peregangan dengan permainan lagu-gerak.
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing) 16
a.Minta warga membentuk posisi lingkaran.
b. Minta warga meletakkan tangan kanannya dalam posisi menengadah di pundak rekan sebelah kanannya. Sementara untuk tangan kiri, secara khusus jari telunjuk, diletakkan pada tangan kanan rekan sebelah kirinya yang sudah dalam posisi menengadah. Bila sulit menjelaskan instruksi, peragakan.
c. Sampaikan, tugas tangan kanan adalah menangkap jari telunjuk rekan sebelah kanannya. Sementara tugas tangan kiri adalah menghindar dari tangkapan rekan sebelah kiri.
d. Sampaikan, bahwa akan ada sebuah cerita yang disampaikan. Dan ketika mendengar kata “Sakit”, maka tangan kanan dan kiri harus bergerak sesuai tugasnya.
e. Sampaikan, yang jarinya tertangkap harus mengarang cerita untuk melanjutkan cerita yang disampaikan komunikator .
f.Sampaikan cerita yang sudah dipersiapkan oleh komunikator
1.Setiap orang tua pasti tidak ingin anaknya sampai Sakit.
2.Salah satu penyakit yang merugikan, adalah cacingan.
3.Sakit cacingan tidak hanya merugikan anak, tapi juga orang tua.
4. Bagaimana tidak rugi, setiap makanan yang orang tua belikan dan dimakan anak akan dicuri dan diambil duluan oleh cacing sebelum diserap tubuh anak yang Sakit
5.Maka dari itu, untuk mencegah anak tidak sampai Sakit cacingan.
6.Sajak anak satu tahun hingga 12 tahun.
7.Diberikan obat cacing satiap tahunnya.
8.Gratis, diberikan di sekolah, posyandu, puskesmas.
9.Pada bulan Februari/ Agustus untuk cegah anak sakit cacingan.
g. Komunikator dapat menggunakan variasi tinggi rendah suara dan variasi kata lain dengan awalan “Sa..”, “Saaa..” saat mengucapkan kata sakit untuk mengecoh konsentrasi warga.
1.Cerita yang ingin disampaikan:
2.“Maka dari itu, untuk mencegah anak tidak sampai Sakit cacingan”
3.Diubah untuk mengecoh:
4.“Maka dari itu, untuk mencegah anak tidak sampai Salah, yaitu Sakit cacingan”
“Dari cerita tadi, apa dampaknya ketika anak terkena penyakit cacingan ?” (biarkan warga menjawab);
“Bagaimana cara mencegah anak dari penyakit cacingan”
“Kapan waktu pemberian obat cacing? Dimana?”
Sampaikan, bahwa penyakit cacingan dapat mengganggu kesehatan anak.
Makanan yang dimakan anak akan dicuri dan diambil duluan oleh cacing sebelum diserap nutrisinya oleh tubuh anak. Bila dibiarkan, bisa jadi masalah gizi. Kalau sudah kurang gizi, masalahnya akan kemana-mana. Tapi pencegahannya dengan mudah, diberika obat cacing setahun sekali. Diberikan sejak anak usia 1 tahun hingga usia 12 tahun. Dapat diberikan saat di sekolah, posyandu, atau langsung di Puskesmas.
Baca lebih lengkap Informasi tentang Pemberian Obat Cacing pada Anak pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Ajak warga bermain Tangkap Jari. Jelaskan cara bermainnya.
Tanyakan makna dari cerita yang dibacakan sebelumnya sambil jelaskan pesan kesehatan yang ingin komunikator sampaikan.
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 17
Menanyakan ulang
“Jadi Bapak-ibu, mau kah memberikan obat cacing pada anaknya?”; “Supaya apa?”
Tanyakan dan kunci komitmen.
Meragukan
“Beneran mau? nanti kalau dengar ini itu dari orang-orang lain tentang obat cacing tidak perlu, bagaimana?”
Merincikan
Syukurlah kalau begitu, rencana kapan mau ajak anaknya? dimana?
Bila waktu tersedia, sampaikan bahwa setiap anak diberikan obat cacing akan dicatat oleh tenaga kesehatan pada Buku KIA halaman 69 tentang Pelayanan Gizi dan Obat Cacing. Komunikator dapat tunjukkan secara langsung jika membawa buku KIA.
Sampaikan puji syukur dan akhiri dengan doa bersama.
Sampaikan penjelasan dengan perumpamaan. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang mendalam pada warga.
Baca lebih lengkap Menjelaskan Perumpamaan pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing) 18
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 19
BAGIAN 5: Keterampilan Bayi dan Balita (Pemberian Vitamin A dan Obat Cacing) 20
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Jl. Majapahit No 11 A Mataram Daerah Nusa Tenggara Barat pkbintb@pkbi.or.id (0370) 7844163