Pemantauan Tanda Bahaya
Ibu Hamil dan Nifas
Yang Perlu Kader Ketahui
Perumpamaan untuk Menjelaskan
Tanda Bahaya Ibu Hamil
“
Ibu adalah rumah bagi bayi dalam kandungannya. Bila rumah tersebut sudah lapuk dan tidak segera diperbaiki , maka akan jadi tempat tinggal yang berbahaya bagi bayi
Tubuh Ibu adalah rumah bagi bayinya ketika sedang hamil. Bila tubuh ibu sehat maka dapat diumpamakan menjadi rumah yang nyaman dan aman bagi bayi untuk tinggal, bayi dapat tumbuh dengan sehat. Misalnya Ibu makan-makanan bergizi setiap harinya, maka dapat diumpamakan bayi dalam kandungannya akan mendapat banyak makanan yang bergizi pula didalam kandungan.
Namun bila ada masalah kesehatan pada ibu hamil, maka akan juga menjadi masalah kesehatan bagi bayi dalam kandungannya. Apalagi kalau masalah kesehatannya yang mengancam nyawa, bayi dalam kandungan juga ikut terancam nyawanya.
Misalnya pada rumah bila tiba-tiba genteng rumah rubuh dan ada orang di dalam rumah, tentu akan membahayakan nyawa orang yang ada di dalam sana. Kalau rumah yang gentengnya rubuh tadi, sebetulnya bisa dikenali tanda-tanda sebelum akhirnya rubuh. Misalnya, atap sering bocor saat hujan datang. Jika kita mengenali tanda-tanda tersebut dan segera melakukan perbaikan genteng, maka bahaya dapat dihindari dan orang yang tinggal dalam rumah akan terlindungi.
Begitu juga pada ibu hamil. Jika kita bisa mengenali tanda-tanda yang berbahaya pada ibu hamil sejak dini, maka dapat segera diobati dan dapat melindungi bayi yang ada dalam kandungan.
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer
3
“
Perumpamaan untuk Menjelaskan Tanda Bahaya Ibu Nifas
Ibu yang sehabis melahirkan bagaikan kendaraan yang baru saja selesai menempuh perjalanan jauh. Kondisinya sedang lelah dan lebih rentan.
Bayangkan kondisi mobil yang digunakan untuk melakukan perjalanan antar provinsi, misalnya mudik ke kampung halaman. Telah melewati ratusan kilometer. Melewati jalan yang tidak selamanya mulus dan beraspal, kadang harus melewati lubang-lubang yang dalam, tersangkut di kubangan lumpur. Menghadapi cuaca yang kadang panas, hujan, kadang angin kencang. Kondisinya setelah perjalanan tersebut tentu akan lebih rentan dibanding kendaraan yang hanya digunakan sehari-sehari di dalam kota .
Untuk sementara waktu setelah perjalanan tersebut, tentu pemilik kendaraan tersebut lebih memperhatikan kondisi kendaraannya. Yang paling sering misalnya bannya jadi kurang angin, maka akan membahayakan penumpang di perjalanan selanjutnya. Belum lagi masalah mesin lainnya. Mengenali tanda-tanda yang bermasalah pada kendaraan agar dapat segera diperbaiki akan mencegah terjadinya situasi yang mengancam nyawa di perjalanan selanjutnya.
Begitu juga pada ibu nifas atau yang baru saja melahirkan, kondisinya kesehatannya belum pulih total. Habis mengandung selama 9 bulan, lalu melahirkan. Lebih rentan. Maka perlu perhatian khusus. Bila masalah kesehatan, harus segera diobat agar tidak mengancam nyawa. Sama halnya dengan kendaraan yang sehabis melakukan perjalanan jauh tadi. Bila kita dapat mengenali tanda-tanda masalah pada ibu nifas yang mengancam nyawa dan segera diobati, maka ibu dapat terlindungi di masa pemulihannya.
BAGIAN 9: Keterampilan Ibu Hamil dan Nifas (Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas)
4
*)Gambar diproses oleh AI dengan prompt yang dikembangkan oleh Desainer secara mandiri
Informasi tentang Pemantauan Tanda Bahaya Bayi dan Balita
Manfaat apabila dipantau
Ibu dapat segera diobati dan tercegah dari kondisi yang mengancam nyawa
Cara Memantau Tanda Bahaya
Keluarga dapat memantau secara mandiri dan berkala kondisi ibu hamil dan ibu nifas menggunakan Buku KIA Pemantauan Mingguan Ibu Hamil halaman 9; Pemantauan
Harian Ibu Nifas halaman 10
Ibu Hamil
1.Demam tinggi
2. Air ketuban keluar sebelum waktunya
3. Nyeri ulu hati dan atau mual muntah, tidak mau makan
4. Perdarahan pada hamil muda atau tua
5. Sakit kepala, dan atau pandangan kabur disertai atau tanpa bengkak pada kaki, tangan, dan wajah
6. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
Bila terlambat diobati dapat mengancam nyawa
Bahaya Yang Harus Dilakukan bila
Menemukan Tanda Bahaya
Jika menemukan salah satu saja atau lebih tanda bahaya, segera bawa ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.
Tanda Bahaya
Ibu Nifas
1.Demam lebih dari 2 hari
2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
3. Nyeri ulu hati, mual muntah, sakit kepala, pandangan kabur, kejang dengan atau tanpa bengkak pada wajah serta tangan dan kaki
4.Perdarahan lewat jalan lahir
5. Payudara bengkak dan merah disertai rasa sakit
6. Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi)
Yang Perlu Kader Lakukan
Mengedukasi warga tentang tanda bahaya pada ibu hamil dan nifas dan yang harus dilakukan bila menemukan hal tersebut
Sumber:
Buku KIA tahun 2023 halaman 22
29
Sumber: Buku KIA tahun 2023 halaman
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 5
Cara Mengomunikasikan
Komunikasi Tatap Muka - Individu
Tujuan
Menyampaikan manfaat mengenali tanda bahaya pada ibu hamil dan nifas.
Menyampaikan hal yang harus dilakukan bila menemukan tanda bahaya pada ibu hamil dan nifas.
Menyampaikan cara memantau tanda bahaya pada ibu hamil dan nifas menggunakan buku KIA
Alat Bantu
Buku KIA, Pemantauan Harian Bayi Buku KIA
Pemantauan Mingguan Ibu Hamil hal.9; Pemantauan Harian Ibu Nifas hal. 10.
Setelah mengetahui nama warga, sering-sering gunakan namanya dalam percakapan. Komunikator dapat gunakan kata ganti nama anak dalam berkomunikasi dengan orang tua. Baca lebih lengkap topik Penggunaan Nama pada Buku Bagian I
Pak Dayat nama anaknya Hafidz maka dapat dipanggil “Ayah-nya Hafidz”
Komunikator dapat menggunakan teknik-teknik membangun keakraban yang ada. Misalnya memancing percakapan menyenangkan melalui obrolan informal. Baca lebih lengkap topik Prinsip Pertama: Bangun Keakraban pada Buku Bagian I
“Wah, peliharaan burungnya banyak sekali Pak Dayat , merdu-merdu lagi suaranya. Apa ini jenis-nya Pak Dayat?” Tanya-tanya agar ceritanya makin seru.
Berikan pertanyaan umum, Dengarkan dengan bertanya-tanya pendek menggunakan teknik bertanya yang ada.
“Pak Dayat, bagaimana kabarnya Hafidz anak Bapak yang laki-laki itu?”; “Apa kegiatannya sekarang sehari-hari?”
Tahapan Komunikasi
Bangun keakraban
Penggunaan nama, Obrolan Informal
Saling Mendengarkan & Berbicara
Teknik Mendengarkan, Teknik Bertanya, Teknik Menjelaskan
Kunci Komitmen
3 Tahapan Kunci Komitmen
Durasi
Tahapan Percakapan
Berikan tanggapan apresiatif dan ajukan izin untuk membahas topik yang ingin dibahas komunikator.
“Syukurlah Bu Wiwid sehat ya. Masih bisa ikut masak di rumah walau usia kehamilan masih terhitung muda. Saya ikut senang mendengarnya. Pak Dayat, saya ada informasi sedikit soal kesehatan ibu hamil. Apa boleh saya cerita sedikit?”
Sampaikan masalah secara umum sebagai pengantar. Pada bagian ini Komunikator jangan langsung menyebutkan solusi/ pesan kesehatan yang diperlukan.
Tubuh Ibu yang sedang hamil menanggung beban lebih. Tubuh Ibu-nya sendiri, serta bayi yang ada dalam kandungannya. Maka dari itu, bebannya lebih besar. Kalau ada masalah kesehatan, dua-duanya akan ikut merasakan. Apalagi kalau masalah kesehatannya yang mengancam nyawa, dua-duanya ikut terancam.
BAGIAN 9: Keterampilan Ibu Hamil dan Nifas (Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas)
3
1 2
Menyesuaikan
1
2
3
a b c d e 6
Sampaikan secara ringkas informasi pentingnya mengendali tanda bahaya pada ibu hamil. Baca lebih lengkap Informasi tentang Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Gunakan perumpamaan untuk meningkatkan pemahaman warga. Baca lebih lengkap Menjelaskan Perumpamaan pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Tanyakan apakah ada yang ingin warga ketahui lebih lanjut terkait tanda bahaya ibu hamil
Sampaikan, bahwa selain mengenali tanda bahaya, warga dapat memantau tanda bahaya pada ibu hamil secara berkala dan mandiri menggunakan buku KIA halaman 9. Warga cukup mengisi kolom yang ada dengan checklist secara rutin.
Tanyakan untuk kunci komitmen. Baca lebih lengkap topik Kunci Komitmen pada Buku Bagian I
Menanyakan ulang
“Jadi, apa yang harus dilakukan ketika menemukan tanda bahaya pada ibu hamil?”; “Untuk apa?”
Meragukan
“Beneran dibawa ke rumah sakit? kalau nanti ada keluarga yang bilang tidak perlu?”
Merincikan
“Syukurlah kalau mau. Rumah sakit mana yang terdekat dari sini?”
Sampaikan puji syukur dan komunikator bisa mengakhiri percakapan.
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer f g h
j
7
j
k
Komunikasi Tatap Muka - Kelompok
Tanda Bahaya Ibu Hamil
Tujuan
Warga dapat menyebutkan tanda bahaya pada kehamilan.
Alat Bantu
Buku KIA halaman 22 tentang Tanda
Bahaya pada Kehamilan.
Kertas HVS dan pulpen (sebanyak jumlah kelompok)
Durasi
25 menit
Tahapan Percakapan
Tahapan Komunikasi
Pemanasan
Perkenalan nama, Permainan Lagu Gerak, Sampaikan tujuan
Bermain - Belajar
Teknik Bertanya untuk jadikan isu bersama
Belajar - Bermain Pesan berbisik (Chinese Whisper)
Kunci Komitmen
3 tahap kunci komitmen
Lakukan tahapan pemanasan agar suasana nyaman, dengan langkah berikut:
Perkenalkan nama diri dengan cara yang menancap. Baca lebih lengkap topik Penggunaan Nama pada Buku Bagian I
“Perkenalkan Nama saya Endah. Bila sulit diingat, ingat saja Indah. Ingat yang indah-indah, tapi nanti I-nya diganti E jadi Endah ya”
Ajak peserta saling mengenal nama antar mereka. Minta salah satu peserta maju ke depan dan menyebutkan nama-nama peserta lainnya yang ia kenal. Nama yang disebut diminta untuk mengangkat tangan. Dalam kesempatan ini ktomunikator dapat menilai sudah seberapa saling mengenal peserta diskusi satu sama lain.
Bila peserta belum saling mengenal satu sama lain, komunikator mengajak mereka saling mengenal dan menghafal nama.
Berlanjut hingga maksimal 10 orang pertama. Bila peserta lebih dari 10, bagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah masing-masing kelompoknya tidak lebih dari 10. Setelah selesai menghafal secara bertumpuk, komunikator dapat mengajak semua peserta dalam setiap kelompok menyebut nama-nama anggota di dalamnya secara bersama-sama. Lalu, komunikator dapat membuat lomba. Tunjuk juru bicara (jubir) di setiap kelompok, lalu minta untuk menyebut seluruh nama dalam kelompoknya dengan tepat dan cepat. Yang tercepat dan tepat adalah pemenangnya.
Bila ternyata peserta sudah saling mengenal, komunikator dapat memilih hal lain yang dapat digunakan untuk saling mengenal dan dihafal. Misalnya, kata ganti nama Anak (Misal, Mama-nya Hafidz), atau pula bisa mencari persamaan di antara mereka, seperti hobi, kesukaan, dll.
1 2 3 4
Terima kasih Endah, nama saya Wiwid
Perkenalkan nama saya Endah
9: Keterampilan Ibu Hamil dan Nifas (Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas) Komunikator Warga
b c d e 8
Terima kasih Endah, Wiwid, nama saya Dayat
BAGIAN
a
Tanyakan kabar warga dan ajak lakukan peregangan dengan permainan lagu-gerak.
Variasi permainan lagu gerak dapat dibaca lebih lengkap topik Permainan pada Buku Bagian 1
Tanyakan, “Siapa yang ingin Istri-nya yang sedang hamil sakit?”. Dengarkan dengan aktif dengan teknik bertanya yang tersedia.
Baca lebih lengkap topik Teknik Bertanya pada Bagian 1
Sampaikan, bahwa komunikator memiliki bahan bacaan penting terkait tanda bahaya ibu hamil. Penting karena kita semua tidak ingin pastinya ibu yang hamil sakit, apalagi dalam kondisi bahaya.
Tanyakan kesediaan warga untuk membaca dan coba pahami bagian buku KIA halaman 22 tentang tanda bahaya pada kehamilan selama 5 menit.
Selanjutnya minta warga menutup bukunya, tanyakan tanggapan umum terkait terkait topik kesehatan yang sudah dibaca warga sebelumnya.
“Bapak-Ibu, tentang apakah halaman 22 dalam buku KIA itu?”; “Apa yang sedang dialami oleh balita yang ada di gambar tersebut?”; “Kalau gambar paling atas, kira-kira balita kenapa itu?”;
Bagi warga menjadi beberapa kelompok dengan jumlah setiap kelompoknya sama banyak.
Teknik membagi kelompok dapat dilakukan dengan permainan “Patung Pancoran”, “Jongkok Senang”, atau Berhitung Nada Papua. Baca lebih lengkap pada Buku Bagian I Topik Permainan
Minta semua kelompok untuk duduk berbaris.
Ajak warga bermain Pesan Berbisik. Jelaskan cara bermainnya.
a. Orang dengan urutan paling belakang bertugas membisikkan salah satu tanda bahaya pada kehamilan.
b. Pesan tanda bahaya kehamilan tersebut dibisikkan berantai dari belakang ke depan, dari satu ke orang ke orang lainnya, hingga sampai kepada orang pertama dalam barisan. Orang pertama menuliskan pesan yang diterimanya dalam kertas.
c. Setelah itu, orang pertama dalam barisan berpindah ke barisan paling belakang dan berperan sebagai pembisik tanda bahaya lainnya, begitu seterusnya selama 10 menit. Kelompok yang paling banyak mengumpulkan tanda-tanda bahaya pada kehamilan dialah pemenangnya.
d. Kemudian meminta perwakilan kelompok yang menang untuk membacakan hasilnya, lalu minta kelompok lainnya untuk melengkapi.
Tanyakan tanggapan umum terkait topik yang sudah dibahas sambil minta
ingin Komunikator sampaikan.
izin untuk jelaskan pesan kesehatan yang
Baca lebih lengkap Informasi tentang Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas Perumpamaan pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 9
“Dari permainan tadi, kira-kira apakah Bapak Ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada ibu hamil? ?”;
“Nah, kalau nanti menemukan tanda bahaya, apa yang harus dilakukan?” (biarkan warga menjawab);
“Iya, bila ketemu salah satu saja, langsung harus dibawa ke rumah sakit”
Sampaikan penjelasan dengan perumpamaan. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang mendalam pada warga.
Baca lebih lengkap Menjelaskan Perumpamaan untuk Menjelaskan pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Sampaikan, bahwa selain mengenali tanda bahaya, warga dapat memantau tanda bahaya pada ibu Hamil secara berkala dan mandiri menggunakan buku KIA halaman 9.
Warga cukup mengisi kolom yang ada dengan checklist secara rutin.
Menanyakan ulang
“Jadi Bapak-ibu, apa saja tanda bahaya pada kehamilan?”;
“Apa yang harus dilakukan bila menemukan tanda bahaya pada ibu hamil?”; “Supaya apa?”
Tanyakan dan kunci
Meragukan
“Benar langsung dibawa ke rumah sakit kalau menemukan keluhan yang tadi disebutkan pada Ibu Hamil? kalau tetangga bilang tidak perlu bagaimana?”
Merincikan
“Kalau begitu kapan mulai mau ke puskesmas?”
Sampaikan puji syukur dan akhiri dengan doa bersama.
komitmen.
BAGIAN 9: Keterampilan Ibu Hamil dan Nifas (Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas) 10
Komunikasi Tatap Muka - Kelompok
Tanda Bahaya Ibu Nifas
Tujuan
Warga dapat menyebutkan tanda bahaya pada ibu nifas
Alat Bantu
Buku KIA halaman 29 tentang tanda bahaya pada ibu nifas
25 menit Durasi
Tahapan Komunikasi
Pemanasan
Perkenalan nama, Permainan Lagu Gerak
Bermain - Belajar
Bertanya untuk jadikan isu bersama
Belajar - Bermain Tebak Gaya
Kunci Komitmen
3 tahap kunci komitmen
Tahapan Percakapan
Lakukan tahapan pemanasan agar suasana nyaman, dengan langkah berikut:
Perkenalkan nama diri dengan cara yang menancap. Baca lebih lengkap topik Penggunaan Nama pada Buku Bagian I
“Perkenalkan Nama saya Endah. Bila sulit diingat, ingat saja Indah. Ingat yang indah-indah, tapi nanti I-nya diganti E jadi Endah ya”
Ajak peserta saling mengenal nama antar mereka. Minta salah satu peserta maju ke depan dan menyebutkan nama-nama peserta lainnya yang ia kenal. Nama yang disebut diminta untuk mengangkat tangan. Dalam kesempatan ini komunikator dapat menilai sudah seberapa saling mengenal peserta diskusi satu sama lain.
Bila peserta belum saling mengenal satu sama lain, komunikator mengajak mereka saling mengenal dan menghafal nama.
Perkenalkan nama saya Endah
Terima kasih Endah, nama saya Wiwid
Terima kasih Endah, Wiwid, nama saya Dayat
Berlanjut hingga maksimal 10 orang pertama. Bila peserta lebih dari 10, bagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah masing-masing kelompoknya tidak lebih dari 10. Setelah selesai menghafal secara bertumpuk, komunikator dapat mengajak semua peserta dalam setiap kelompok menyebut nama-nama anggota di dalamnya secara bersama-sama. Lalu, komunikator dapat membuat lomba. Tunjuk juru bicara (jubir) di setiap kelompok, lalu minta untuk menyebut seluruh nama dalam kelompoknya dengan tepat dan cepat. Yang tercepat dan tepat adalah pemenangnya.
Bila ternyata peserta sudah saling mengenal, komunikator dapat memilih hal lain yang dapat digunakan untuk saling mengenal dan dihafal. Misalnya, kata ganti nama Anak (Misal, Mama-nya Hafidz), atau pula bisa mencari persamaan di antara mereka, seperti hobi, kesukaan, dll.
1 2 3 4
Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer Komunikator Warga a b c d e 11
Modul
Tanyakan kabar warga dan ajak lakukan peregangan dengan permainan lagu-gerak.
Tanyakan warga terkait pengalaman pribadi maupun orang terdekatnya setelah melahirkan.
“Bapak Ibu, bagaimana pengalaman pribadinya atau mungkin orang terdekat terkait yang dirasakan setelah melahirkan?”, Komunikator mendengarkan aktif.
Gunakan variasi teknik mendengarkan yang ada pada Buku Bagian 1 tentang Teknik Mendengarkan
Sampaikan tujuan dengan bahasa sehari-hari, menyampaikan izin untuk menyampaikan edukasi selama waktu yang dibutuhkan.
“Bapak-ibu, kita berkumpul disini mau ngobrol-ngobrol tentang kesehatan ibu hamil, saya boleh minta waktu bapak-ibu ya sekitar 15 menitan ya..”
Minta warga untuk membaca dan coba pahami buku KIA halaman 29 tentang tanda bahaya pada ibu nifas selama 5 menit.
Selanjutnya minta warga menutup bukunya, tanyakan tanggapan umum terkait terkait topik kesehatan yang sudah dibaca warga sebelumnya.
“Bapak-Ibu, tentang apakah halaman 29 dalam buku KIA itu?”;
“Apa yang sedang dialami oleh ibu setelah melahirkan yang ada di gambar tersebut?”; “Kalau gambar paling atas, kira-kira ibu-nya kenapa itu?”;
Komunikator mendengarkan aktif. Gunakan variasi teknik mendengarkan yang ada pada Buku Bagian 1 tentang Teknik Mendengarkan
Tanyakan, apakah topik dalam buku KIA tersebut mudah diingat.
“Nah, yang Bapak-Ibu sebutkan tadi adalah tanda bahaya pada ibu setelah melahirkan”;
“Apakah Bapak-Ibu sudah hafal?”;
“Apa-apa saja tadi tanda bahayanya? coba Bu Wiwid bisa menyebutkan? Nah sekarang Pak Dayat coba sebutkan yang lainnya.”
BAGIAN 9: Keterampilan Ibu Hamil dan Nifas (Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas)
Variasi permainan lagu gerak dapat dibaca lebih lengkap topik Permainan pada Buku Bagian 1
12
Ajak warga bermain “Tebak Gaya”. Jelaskan cara bermainnya.
a. Minta warga membentuk 3 kelompok sama banyak. Gunakan teknik Berhitung Papua Contoh: “Satu.. Dua.. Tigaa!”
b. Posisikan kelompok pertama di sisi kiri komunikator. Kelompok kedua di sisi tengah. Kelompok ketiga di sisi kanan.
c. Sampaikan bahwa telah terbentuk 3 kelompok, yaitu baris di sisi kiri merupakan kelompok satu, baris di sisi tengah merupakan kelompok dua, dan baris di sisi kanan merupakan kelompok 3.
d. Minta setiap kelompok untuk menunjuk juru bicara. Juru bicara adalah anggota kelompok yang paling muda usianya.
e. Sampaikan bahwa setiap juru bicara akan memperagakan gaya dari gambar-gambar tanda bahaya pada ibu nifas ke kelompoknya. Tugas anggota kelompok adalah menebak yang dimaksud dari peragaan juru bicara tersebut.
f. Sampaikan bahwa kelompok yang menang adalah kelompok yang mampu menjawab paling banyak dengan benar maksud dari peragaan juru bicara kelompok selama 3 menit.
g.Permainan dilakukan secara serentak.
Tanyakan tanggapan umum terkait permainan yang sudah dilakukan sambil minta izin untuk jelaskan yang perlu dilakukan warga bila menemukan tanda bahaya setelah melahirkan
“Baik, Bapak-Ibu tadi sudah menebak gaya sekarang coba kita sebutkan apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu nifas?”;
“Tadi kelompok satu dapat apa saja? coba kelompok 2, apakah benar tadi yang disebutkan kelompok 1? ada tanda-tanda yang belum disebutkan?”;
“Pintar Bapak-Ibu semangatnya luar biasa, Nah.. Bapak-Ibu jika nanti setelah melahirkan mengalami tanda bahaya tadi? apa yang harus dilakukan?”;
“Benar bu, segeralah dibawa ke rumah sakit.”
Sampaikan penjelasan dengan perumpamaan. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang mendalam pada warga.
Baca lebih lengkap Menjelaskan Perumpamaan untuk Menjelaskan pada BAB ini bagian subbab “Yang Perlu Kader Ketahui”
Sampaikan, bahwa selain mengenali tanda bahaya, warga dapat memantau tanda bahaya pada ibu nifas secara berkala dan mandiri menggunakan buku KIA halaman 10.
Warga cukup mengisi kolom yang ada dengan checklist secara rutin.
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 13
Menanyakan ulang
“Jadi Bapak-ibu, apa saja tanda bahaya pada ibu setelah melahirkan?”; “Apa yang harus dilakukan bila menemukan tanda bahaya tersebut?”; “Supaya apa?”
Meragukan
“Benar langsung dibawa ke rumah sakit? kalau tetangga bilang tidak perlu bagaimana?”
Merincikan
“Memang rumah sakit terdekat dari sini itu dimana?”
Sampaikan puji syukur dan akhiri dengan doa bersama.
Tanyakan dan kunci komitmen.
BAGIAN 9: Keterampilan Ibu Hamil dan Nifas (Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas) 14
Modul Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan Pendampingan Kader untuk Pelayanan Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer 15
BAGIAN 9: Keterampilan Ibu Hamil dan Nifas (Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil dan Nifas) 16
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Jl. Majapahit No 11 A Mataram Daerah Nusa Tenggara Barat pkbintb@pkbi.or.id (0370) 7844163