28/08
Oleh: Niken N T M V
SARJANA TEKNIK JADI INSINYUR Berubahnya gelar lulusan strata satu jurusan teknik merupakan salah satu efek disahkannya UndangUndang Keinsinyuran pada bulan Maret 2014 lalu. Undang-Undang ini disusun untuk meningkatkan kompetensi mutu sarjana teknik sebelum melakukan praktik keinsinyuran.
Mengapa dibutuhkan Undang-Undang Keinsinyuran? Dalam kurun waktu 16 tahun ke depan, Indonesia akan memiliki banyak agenda yang membutuhkan banyak tenaga kerja insinyur.
Akan terbentuk ASEAN Economic Community (AEC) yang membebaskan perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja antarnegara ASEAN dari bea cukai, termasuk di Indonesia.
Target tahun Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat, menurut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Tahun 2025 juga menjadi batas akhir periode Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
Adalah tahun yang menjadi momentum Indonesia untuk menjadi negara yang produktif, inovatif, dan memiliki ekonomi dengan penghasilan tinggi yang berkelanjutan, sesuai dengan sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara Penyatuan Visi: “Bersama Menuju Indonesia Maju 2030�, 13 November 2013.
Menurut Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Indonesia membutuhkan tambahan 1,2 juta insinyur untuk mencapai rencana-rencana tersebut. Kenyataannya, saat ini Indonesia hanya mengalami penambahan sarjana teknik sekitar 164 orang per tahun per satu juta penduduk. Menurut data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, hingga Agustus 2013, terdapat 48,002 tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Jika saat terbentuknya AEC pada tahun 2015, Indonesia masih belum memiliki jumlah tenaga kerja yang memadai, jumlah tenaga kerja asing kemungkinan akan bertambah. Sumber: PII, 2013
Melihat standar dan kualitas dalam dunia keteknikan, kemungkinan besar sarjana teknik Indonesia akan kalah saing di negeri sendiri. Hal ini disebabkan karena saat ini hanya empat jurusan teknik di ITB (Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Teknik Fisika, dan Teknik Kimia) serta satu jurusan di IPB (Teknologi Industri Pertanian) yang telah mendapat akreditasi internasional dari ABET. Sementara itu sebagian besar perguruan tinggi di Singapura dan Malaysia telah terakreditasi ABET. Dengan adanya Undang-Undang Keinsinyuran, kemungkinan tenaga kerja Indonesia kalah saing dengan tenaga kerja asing dapat berkurang. Undangundang ini menyaring insinyur asing yang dapat bekerja di Indonesia. Hanya insinyur asing yang dibutuhkan oleh SDM ilmu pengetahuan dan teknologi pembangunan nasional yang diterapkan oleh Pemerintah yang dapat bekerja di Indonesia. Selain itu, insinyur asing juga harus memiliki surat izin kerja yang disetujui oleh PII dan diwajibkan untuk melakukan alih ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kapan mulai diberlakukannya Undang-Undang Keinsinyuran? Saat ini Peraturan Pemerintah mengenai undang-undang tersebut masih dalam proses penyusunan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Diperkirakan pada tahun 2015 undang-undang ini mulai diberlakukan.
Siapakah yang memberikan gelar profesi Insinyur? Gelar profesi insinyur diberikan oleh Persatuan Insinyur Indonesia yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan kementerian yang terkait.
Bagaimana cara mendapatkan gelar Insinyur dan izin praktik Keinsinyuran/izin kerja?
Program Profesi Insinyur adalah program pendidikan tinggi dengan standar tertentu setelah program sarjana untuk membentuk kompetensi keinsinyuran. Program ini diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bekerja sama dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan industri. Selain itu, program ini dapat juga diselenggarakan melalui mekanisme pengakuan pembelajaran lampau (mempertimbangkan pekerjaan atau studi yang telah diambil sarjana teknik).
*
** Uji Kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi profesi. ***
Surat Tanda Registrasi Insinyur dikeluarkan oleh PII.
Sumber: Wawancara dengan Kaprodi Teknik Mesin ITB (Bapak Zainal Abidin) via surel, 21 Juli 2014 Salinan UU Keinsinyuran 2014: http://www.menpan.go.id/jdih/perundang-undangan/undang-undang?download=4283:uu2014-no-011 Transkrip Sambutan Presiden RI pada acara Penyatuan Visi: Bersama Menuju Indonesia Maju 2030, 13 November 2013 http://presidenri.go.id/index.php/pidato/2012/11/13/2008.html http://imtk.ui.ac.id/kajian-uu-keinsinyuran-sebagai-usaha-indonesia-dalam-menghadapi-pasar-tunggal-basisproduksi-asean-economic-community/ http://www.itb.ac.id/news/trackback/4430 http://jabar.tribunnews.com/2013/03/02/indonesia-masih-butuh-ratusan-ribu-sarjana-teknik
REDAKSI MECHANICAL EXPRESS PIMPINAN REDAKSI KOORDINATOR LIPUTAN KEPALA REDAKTUR EDITOR
Ridho Fidiantowi Niken Noor Triastuti M V Heri I. Wibowo Akbar Januari Fadlih Joel Ezra Takwarif
ART DIRECTOR ARTISAN
Firas Pradickto Elmo Tuwaidan
KEPALA PEMASARAN
Harish Zulfikar
WAWANCARA: ZAINAL ABIDIN
KAPRODI TEKNIK MESIN ITB TERKAIT UU KEINSINYURAN 21 Juli 2014, via Surat Elektronik
Ilustrasi: Elmo T.
Perbedaan apa saja yang ada/ terjadi antara sebelum dengan sesudah penetapan UU ini? Lulusan Perguruan tinggi teknik tidak dapat langsung diperbolehkan untuk (melakukan) praktek keinsinyuran, tetapi harus lulus sertifikasi yang diadakan oleh lembaga keprofesian terlebih dahulu (misalnya Persatuan Insinyur Indonesia, Asosiasi Pengelasan Indonesia, dsb). Jadi kalaupun kamu mampu untuk mendesain pressure vessel, kamu tidak diperbolehkan (secara hukum) sebelum kamu lolos ujian kualifikasi yang diadakan oleh Persatuan Insinyur Indonesia dalam ujian kualifikasi “Perancangan Bejana Tekan� dll.
Apa saja dampak positif dan negatif dengan keberadaan UU ini? Klien akan diuntungkan, karena orang yang merancang dan membuat alat/produk yang dia pesan adalah orang orang yang sudah terjamin kemampuannya. Jadi, kejadian salah desain atau salah memilih (jenis, cara) las (terjamin) tidak (akan) terjadi. Kelemahan untuk klien adalah jika jumlah sarjana teknik tersertifikasi sedikit, maka dia harus (membayar) mereka dengan gaji besar. Bagi sarjana teknik, hasil desainnya tidak akan dapat digunakan sebelum dia tersertifikasi. Sedangkan, sarjana yang belum tersertifikasi terpaksa harus mau bekerja dengan gaji kecil, karena (standar kualitasnya) akan berada di bawah sarjana yang telah tersertifikasi, walaupun dia lulusan universitas antah berantah.
Keuntungan aturan ini bagi sarjana ITB yang sudah tersertifikasi adalah sarjana Myanmar dan Vietnam yang belum tersertifikasi tidak akan dapat bekerja di Indonesia. Jelas sarjana Indonesia akan lebih mudah untuk mendapatkan sertifikasi daripada sarjana ASEAN lain.
Bagaimana implikasi UU tentang keinsinyuran bagi ITB? ITB harus lebih mengorientasikan pendidikannya agar lulusannya memiliki kemampuan keprofesian yang baik agar mudah lulus sertifikasi. Kalau bisa, dengan bekerjasama dengan lembaga keprofesian seperti PII, ujian komprehensif Teknik Mesin ITB bisa dianggap sebagai ujian sertifikasi profesi, sehingga begitu lulus sarjana dari Teknik Mesin ITB mahasiswa langsung memiliki sertifikasi keprofesian.
Langkah apa saja yang akan dan sudah dilakukan ITB dalam upaya melaksanakan UU tersebut? (Kami) mengundang alumni-alumni MS ITB sebagai dosen tamu dalam kuliah dan mengadakan hubungan dengan asosiasiasosiasi terkait.
Apa yang sebaiknya dipersiapkan mahasiswa jurusan teknik dalam menjawab tuntutan UU tersebut? 1. Mahasiswa sebaiknya menyadari bahwa setelah lulus, kalau tidak menguasai ilmu dasar mesin, maka (kamu) akan sulit mengambil ujian keprofesian, sehingga sukar untuk bekerja dalam bidang mesin di masa depan. 2. Mahasiswa sebaiknya mengurangi waktu hura-hura yang tidak penting dan mengarahkan waktunya untuk meningkatkan kemampuan keprofesian dalam bidang mesin. 3. Mahasiswa selalu melakukan update terhadap kemampuan keprofesian yang disyaratkan dalam ujian keprofesian.
SEKRETARIAT
Jalan Ganesha 10 Gedung Labtek II Himpunan Mahasiswa Mesin 40132 Institut Teknologi Bandung