TIDAK HILANG NAMUN TAK TERULANG
Zine vol. 4
Siapa yang tidak pernah merenung akan masa lalunya? Ilustrasi merindukan masa kecil yang begitu cepat berlalu. Masa-masa yang menyenangkan, tidak perlu berpikir beban
P
Kata Pengantar
andemi yang disebabkan oleh virus Covid-19 telah memaksa hampir seluruh warga dunia melakukan aktivitas di dalam rumah. Saat ini, kita diusahakan untuk tetap waras dengan adanya bantuan teknologi. Ayah bekerja, ibu berbelanja, anak bersekolah – semua dapat dilakukan secara mudah untuk melanjutkan hidup, tentunya dengan jaringan internet dan teknologi yang memadai. Tidak hanya melanjutkan kegiatan pokok melalui dukungan internet, manusia sebagai makhluk sosial pun mulai dibiasakan mengadakan pertemuan secara daring; seperti buka puasa bersama daring di bulan Ramadan yang lalu, lembaga dan institusi pendidikan merayakan wisuda melalui media daring, bahkan mengadakan pameran seni secara virtual. What News merupakan satu dari sekian banyak pameran seni virtual yang diadakan selama masa pandemi virus Covid-19. Pameran ini sendiri mengusung tema besar berupa rasa kangen yang dapat mencakup sebaran yang luas. Sederhananya, seperti kangen bercengkerama dengan orang-orang terdekat di luar rumah tanpa takut tertular atau menularkan virus, atau rasa kangen mengerjakan kegiatan sehari-hari tanpa dibatasi oleh layar digital yang membuat mata perih atau sakit punggung akibat terlalu lama duduk, hingga kangen untuk melakukan kerja sebagai seniman – dalam konteks ini berkarya lalu mengadakan pameran – sembari duduk santai berhadapan dengan para seniman lainnya membicarakan tentang konsep karya yang akan dibuat.
Tajuk What News pun dipilih sebagai sebuah bentuk pertanyaan, tidak hanya bagi para seniman namun untuk siapa saja jika merasa terpanggil dan ingin menjawab; ada berita baik apa tentang kreativitasmu di masa inkubasi ini? Tentunya jawaban yang diharapkan adalah kabar baik mengenai karya yang segar dan baru, pertanda bahwa kreativitas tidak lantas mati suri dalam keadaan yang tidak kooperatif sekalipun. Dalam What News, kami percaya bahwa selalu ada hal baru yang bisa dikembangkan meski hanya di rumah dan melewati sistem digital. Pame ran se ni virtual What News menghadirkan bagi para seniman muda untuk saling bertegur sapa dan bertukar kabar soal produktivitas mereka selama masa diam di rumah. Selain itu, diharapkan pula bahwa What News dapat menjadi pengingat baik bagi para kontributor maupun pengunjung pameran, bahwa kreativitas selalu mampu dikembangkan di manapun selama otak di raga seorang individu masih dapat bekerja sama dengan sistem tubuh lainnya agar membuat raga tersebut tetap hidup.
Meutia Swarna Maharani Banjarbaru, 27 Juni, 2020
Tidak Hilang Namun Tak Terulang
D
alam kehidupan, waktu tidak pernah berjanji apa yang sudah kita alami hari ini akan terulang kembali setiap waktu, dan tempat yang kita singgahi akan selalu menjadi kenangan. Merasa ingin kembali pada kenangan adalah hal yang sangat wajar, hal yang akan muncul dengansendirinya tanpa kita minta. Sekian banyak masalah sudah kita hadapi , sekian banyak rasa sudah kita alami Ingatan akan hari yang sudah jauh kita tinggalkan tetap akan kembali diikuti dengan perasaan ingin kembali pada harihari itu, Memang suatu hal yang mustahil untuk mengulang sesuatu yang sudah menjadi memori tetapi perasaan dan pikiran kita di hari itu tetap tidak akan hilang, tetap akan singgah di pikiran walaupun entah kapan ia akan muncul bersamaan dengan rasa ingin kembali. Di masa masa seperti ini membuat kita lebih sering peduli akan suasana hati dan pikiran diri sendiri. Merindukan suasana rumah, merindukan berkumpul bersama teman, merindukan suasana hati yang lebih
damai atau bahagia, merindukan keluar melihat dunia beserta makhlukmakhluknya, bahkan merindukan hanya pikiranpikiran ringan yang singgah di kepala perasaan perasan seperti itu sekarang ini akan lebih sering muncul karena rasa peduli terhadap diri sendiri yang meningkat. Tetapi kembali lagi pada hakikatnya kita sebagai manusia akan hanya terus berharap bisa kembali merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya. Jelas itu mustahil karena setiap harinya semua akan berubah, rutinitas kita seharihari pun tetap akan berbeda di setiap harinya. Semua waktu dan tempat yang sudah kita singgahi tidak akan hilang dari ingatan kita, tetapi yang berlalu biarlah berlalu begitu saja. Di hari selanjutnya kita harus menjalani skenario hidup yang berbeda lagi. Anggieta Maharani S. Klaten, 24 Juli 2020
Zora Anandita “Dethroned” Pencil on Paper 21cm x 29.7cm 2020
Put Image Here.
Kali ini perempuan asli Surabaya. Namanya Zora. Zora memiliki wajah seperti penghuni penduduk timur tengah. Ia merupakan perempuan berkacamata yang cantik dan merupakan sosok yang menyukai tokoh korea. Zora sedang menempuh pendidikan seni murni di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.
Deskripsi Karya
S
ang Ratu kini terbebani dengan perasaan bahwa ia harus menang di setiap pertandingan. Terbebani oleh ekspektasi dari semua orang atas dirinya, yang jika ia tak dapat memenuhi hal itu, ia tak dapat berhenti melihat d i r i n y a s e n d i r i s e b a g a i s e b u a h kegagalan. Hal ini membuat apa yang dulunya ia cintai dengan sepenuh hati menjadi sebuah penyiksaan tersendiri.
Ia merindukan dirinya yang dulu, yang mendapatkan kebahagiaan walau hanya s e b a t a s d a p a t b e r m a i n d a l a m p e r t a n d i n g a n . D i a m e r i n d u k a n kebebasan yang dulu ia miliki saat ia belum menyandang titel sebagai “Ratu”.
Bastian Asra “Early Life” Acrylic on Canvas 50cm x 70cm 2020
Muhammad bastian asra dwi putra damar alam atau yang lebih sering di sapa bastian/aca Lahir di Jakarta tanggal 9 februari tahun 2002. Ia sedang menempuh Pendidikan di program study seni murni fakultas seni rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Deskripsi Karya
S
aya memilih judul “ Early life “ dikarenakan saya rindu masa di saat saya masih kecil. pada masa itu saya masih naif, tidak memikirkan halhal yang berat. Hanya sibuk bermain dan bercanda dengan teman-teman saya. Saya pernah mendengar kalimat “saat beranjak dewasa, kalian akan rindu masa kanak-kanak“. Saya membenarkan p e r k a t a a n t e r s e b u t d a n s a m p a i sekarang saya rindu masa masa itu. Saat saya masih kecil, saya suka bermain game, menonton kartun atau
film favorit saya dan karakter tersebut selalu membuat saya senang dan seolah membantu saya melewati masa-masa b u r u k . M e l a l u i l u k i s a n i n i s a y a menceritakan diri saya ketika masih kecil bersama karakter favorit saya.
Alpanggih Mustiko Tangkas “Romansa SMA” Mix Media on Canvas 40cm x 60cm 2020
Alpanggih Mustiko Tangkas lahir di Madiun, 04 juli 20 tahun silam. Ia sangat menggemari seni, bahkan ia memutuskan untuk meneruskan pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Deskripsi Karya
B
enar kata orang, masa SMA adalah masa yang sulit untuk dilupakan. Banyak yang m e n g a t a k a n m a s a - m a s a SMA adalah masa yg paling indah dalam hidup. Banyak suka duka yang terjadi, salah satunya kisah r o m a n s a . S e r i n g k a l i r a s a r i n d u m e n g h a m p i r i t a n p a k i t a s a d a r i , merindukan kenangan manis yang hadir di masa itu, dimana para remaja mulai saling membuka hati. Benih cinta t u m b u h b e g i t u c e p a t . B e r a w a l mengagumi dalam diam. Namun,
semua rasa itu harus segera diutarakan. Sungguh manis sekali. Momen yang begitu indah. Kita tidak bisa berada di masa itu lagi, namun benih cinta ini akan terus tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu.
Jasmine Haliza “UMA” Pencil on Paper 21cm x 29.7cm (2) 2020
Jasmine, kawan yang satu ini berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Jasmine merupakan perempuan dengan sosok yang berpendirian kuat dan juga feminis. Jasmine kini menempuh pendidikan seni murni di ISI Yogyakarta.
Deskripsi Karya
D
idedikasikan untuk mereka yang kepulangannya adalah teka-teki, Bahwa rumah adalah perjalanan waktu sebuah memori Serta liaran panjang imajinasi.
Moh. Kholilur Rahman “Yang Indahpun Terasa Hambar” Watercolor on Paper 21cm x 29.7cm 2020
Put Image Here.
Moh. Kholilur Rahman, seorang mahasiswa ISI Yogyakarta asal timur pulau Jawa, Situbondo. Ia pergi merantau ke Yogyakarta demi menjalani hidup yang lebih tidak layak. Setiap waktunya ia isi dengan merenung di pojok ruangan yang mungkin sebagian orang menganggapnya gila, tapi karena itulah, ia mampu menghasilkan karya-karya yang membuat kita tak bergairah untuk hidup.
Deskripsi Karya
K
egiatan melukis di tempat b e r s a m a t e m a n - t e m a n m e m a n g s e r u d a n menyenangkan, tapi di saat pandemi kegiatan itu sulit untuk terlaksana. Dalam karya tampak seseorang yang sedang berkegiatan melukis pemandangan alam di tempat tanpa didampingi oleh teman-temannya. Ketika ia baru mulai melukis, rasa hambar, gelisah dan tak bergairah serta ingatan yang muncul tiba-tiba akan kenangan sewaktu melukis bersama teman seakan-akan menjadi satu m e m b e n t u k d i n d i n g b e t o n y a n g
menghalangi tatapan dia terhadap pemandangan air terjun indah itu. Memang rasa rindu dapat mematahkan segalanya, bila rasa rindu kepada sesuatu tak terealisasikan, keindahan seindah apapun terasa hambar dan tak berkesan sama sekali, tumpukan emas pun terlihat seperti tumpukan sampah tak berguna, begitu sebaliknya. Tapi ia tetap tegak berdiri karena ia tau saatsaat seperti ini tak akan bertahan lama, dan nantinya bisa berkumpul bersama teman-teman seperti biasa.
Ratna Sanggita Waluyo “Rindu Keluar Rumah” Acrylic on Canvas 40cm x 60cm 2020
Put Image Here.
Ratna Sanggita Waluya, biasa dipanggil Sanggi. Saat ini sedang menempuh pendidikan seni rupa di ISI Yogyakarta. Aktif bermusik dan melukis.
Deskripsi Karya
S
ituasi seperti sekarang ini membuat beberapa aktivitas tidak berjalan sebagaimana m e s t i n y a . A n a k - a n a k merindukan dunianya, dunia yang penuh warna, yang karena bencana covid-19 harus jauh dari mereka. Kerinduan anak-anak adalah kerinduan bermain, dunia pelangi bagi jiwanya.
Yusuf Maulana Ramdani “Leuwiliang” Acrylic on Canvas 40cm x 40cm 2020
Yusup Maulana Ramdani ini berasal dari sunda ketika di kampus sering di panggil Ramdani atau Dani, Dani juga kadang suka berbicara dengan bahasa sunda. Karyanya memiliki garis lukisan yang unik dan berbeda. Dani sedang menekuni dan belajar seni murni di ISI Yogyakarta sejak tahun 2019.
Deskripsi Karya
L
euwiliang berasal dari nama pasar yang ada di kabupaten Bogor, pasar ini salah satu pasar pusat di Bogor Barat. Dulu saat saya masih kecil ada cerita dibalik pasar ini, ketika itu ibu saya membeli beberapa sayuran dan kebutuhan pokok lainnya, namun saat itu saya kekeh ingin sekali membeli ikan hias yang harganya dua kali lipat harga s a y u r a n d a n I b u s a y a t i d a k membelikannya walau sebenernya dia ingin membelikanya, dia mengimingngiming sesuatu yang lebih dari ikan hias w a l a u s a m p a i s e k a r a n g t i d a k diberikannya dan sayapun lupa benda apa itu. Selain itu dia memberikan rambutan namun saya menolaknya dan dia pun memarahi hingga sepanjang
jalan pulangpun saya menangis, kala itu umur saya 8 tahun. Entah kenapa hal sesepele itu mengingatkan pada masa kecil, dan itu sangat saya rindukan, dan ingin kembali kemasa-masa itu. Dan beliau menjadi tulang punggung keluarga. Begitu pula dengan garis spiral di setiap lukisan yang melambangkan kelahiran yang artinya andai saya terlahir kembali mungkin akan membenahi kesalahan saya dan akan menemani beliau saat sedang sekarat.
Ahmad Rizky Amran “Memoir” Acrylic on Canvas 21cm x 33cm (3) 2020
Ahmad Rizky Amran, pria kelahiran Surabaya, 10 september 2001 ini sekarang tinggal di Desa Jarakan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta karena studinya di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Deskripsi Karya
K
arya yang berjudul Memoir i n i M e r e p r e s e n t a s i k a n tentang rekam jejak dan peristiwa masa lampau. Kenangan akan kejadian unik di masa kecil yang tidak terlupakan menjadi sebuah rasa rindu untuk mengulang kembali masa tersebut.
Zahra Mediagustyana “Love Life High School” Digital Illustration and Video Art 21cm x 29,7cm 2020
Perempuan asal DKI Jakarta ini terkenal dengan panggilan Zamed yang merupakan gabungan dari awalan dan akhiran pada nama panjangnya. Katanya, Zamed adalah salah satu sosok yang super ceria di angkatannya dan memiliki cara berbicara yang lucu. Ia juga senang memanggil teman-temannya dengan cara berteriak. Zamed menempuh pendidikan seni murni di ISI Yogyakarta
Deskripsi Karya
K
a r y a i n i m e n c e r i t a k a n nostalgia kehidupan masa remaja SMA yang sulit untuk dilupakan. Dimana setiap sudut gedung sekolah selalu m e m i l i k i c e r i t a . T e m p a t d i m a n a kejadian positif dan negatif dimulai yang b e r c a m p u r d e n g a n k o n fl i k d a n pelajaran. Bagai api yang panas dan membara, juga kencangnya angin dan ombak di lautan. Disinilah zaman jiwa remaja pada masa itu. Yang haus akan rasa ingin tau dan kepuasan yang sangat tinggi. Menggambarkan logo SMA ini dan memodifikasinya menjadi sudut sekolah karna, dari logo sederhana tersebut, banyak makna yang memberi kesan tersendiri bagi saya. 4 boneka tersebut adalah contoh dari kehidupan masa sma yang tidak luput dari pertemanan ,persahabatan, juga percintaan ala anak SMA. 2 boneka yang sedang duduk adalah gambaran dari seorang remaja y a n g s e d a n g m a n i s - m a n i s n y a merasakan awal jatuh cinta. Dengan kata-kata yang begitu manis, perlakuan yang begitu indah, menjadikan dia tanpa sadar terikat dengan sebuah hubungan yang toxic juga terkekang. Belum lagi dengan emosi labilnya. 1 boneka yang berdiri di sebelah kiri,
adalah contoh dari gambaran seorang yang kita anggap sahabat bisa berubah menjadi seorang yang begitu jahat. Tapi dari sudut sekolah ini, kita juga diajarkan tentang kehidupan yang tidak luput dari kata pengorbanan juga perjuangan. Tentang suatu keikhlasan yang sangat penting untuk kedepannya, sesuatu yang kita inginan belum tentu itu terbaik untuk kita. Disini aku gambarkan dengan 1 boneka remaja laki-laki yang berdiri sebelah kanan. Remaja tersebut sebenarnya suka dan ingin memliki remaja wanita tersebut. Akan tetapi, ia sadar dia hanya bisa berteman dan menjadi malaikat pelindung untuk sang wanita. Alias friendzone. Tulisan-tulisan pada background a d a l a h c a r a t e r a k h i r s a y a mengungkapkan tentang masa itu. Kata sederhana yang tidak akan luput dari kehidupan anak SMA. Walaupun terkesan kasar, kata-kata tersebut lah yang menghibur dan memberi kesan konyol selama 3 tahun. Dengan sedikit efek giltch yang memberikan kesan loading atau mengingat-ingat kembali yang membuat kita seolah berfikir kembali pada kenangan masa tersebut.
Jangan menunggu inspirasi, itu akan datang ketika kita bekerja. – Henri Matisse –
Thanks to
Terima kasih sebesar-besarnya atas bantuannya kepada Lutse Lambert Daniel Morin, M.Sn., Satrio Hari Wicaksono, M.Sn., Devy Ika Nurjanah, S.Sn., M.Sn., AC Andre Tanama, M.Sn., Opung Farhan, Guruh Ramdani, Alodia Yap, Lor band, Danang Nasution, Saltys Spitoons, anggota Nawanata, dan para penulis yang terdiri dari; Meutia Swarna Maharani, Desi Sofianti, Awi Nasution, Tarisya Amalia, Anggieta Maharani, Maila A. Fainanita, dan M. Sifak Suliswanto, serta sponsor dan media partner yang membantu kelancaran pameran virtual ini.
Sponsored by :
Media Partner :
@chantfelicia