Penelitian Tindakan Kelas

Page 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MATERI AL-MIHNAH MELALUI STRATEGI AL-TA’BIR AL-MUSAWWAR PADA SISWA KELAS VI MI DONOMULYO MALANG (Makalah ini dibuat sebagai tugas akhir sekaligus UAS mata kuliah PTK)

Oleh : Novia Akromussolihah:

14150003

Dosen Pengampu : H. Bisri Mustofa, M.A

PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBARAHIM MALANG 2017


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyesuaian diri yang dilakukan oleh siswa terhadap lingkungannya secara baik dapat dipengaruhi oleh suatu proses pendidikan. Dengan demikian, akan menimbulkan perubahan yang terjadi pada diri siswa yang dapat memungkinkan siswa untuk berfungsi dengan baik dalam kehidupan masyarakat. Di dalam dunia pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan tuntutan perkembangan pembangunan harus sesuai dengan kualitas pendidikan. Supaya dapat menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan alat komunikasi yaitu bahasa. Di sekolah dasar, pembelajaran bahasa yang diberikan bukan hanya bahasa lokal saja melainkan bahasa asing, diantaranya yaitu bahasa Arab. Perkembangan bahasa Arab di sekolah-sekolah semakin pesat, hal ini terbukti dengan adannya mata pelajaran bahasa Arab di sekolah-sekolah yang berbasis islami. Agar siswa bisa dan mampu menguasai empat keterampilan bahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis, merupakan tujuan secara umum dari pembelajaran bahasa Arab.1 Berdasarkan empat keterampilan di atas, peneliti memilih keterampilan berbicara untuk diteliti. Kemahiran dalam berbicara adalah salah satu dari jenis keterampilan berbahasa yang akan dicapai dalam semua pembelajaran bahasa termasuk juga bahasa Arab. Keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Arab juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kosa kata yang dipunyai oleh setiap siswa. Sejak berada di sekolah dasar hingga di sekolah menengah atas telah diajarkan tentang keterampilan berbicara yang terdapat di dalam mata pelajaran bahasa Arab. Namun, pada umumnya siswa masih belum bisa mengungkapkan bahasa Arab secara lisan ketika dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam menyampaikan gagasan, pikiran, ungkapan, pertanyaan, dan jawaban yang menggunakan bahasa Arab, siswa merasa masih kesulitan. Pendidikan tentang agama Islam di Madrasah Ibtidaiyyah terdiri dari empat mata pelajaran, yaitu: AlQur’an Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan juga Bahasa 1 Ismail Fahri, Handout Metode Penelitian Bahasa Arab (Semarang: FBS UNES, 2007), 23


Arab. Pada tiap mata pelajaran ini saling terkait. Dalam hal tersebut peneliti akan meneliti tentang mata pelajaran bahasa Arab yang berada di Madrasah Ibtidaiyyah terkait keterampilan berbicara. Mata pelajaran bahasa Arab yang berada di lingkup madrasah dipersiapkan untuk tercapainya kompetensi dasar dalam berbahasa, yang mengandung empat keterampilan berbahasa yang dipelajari secara menyeluruh, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan yang termasuk dalam kategori dasar (elementary) difokuskan pada kecakapan tentang menyimak dan juga tentang berbicara sebagai landasan dalam berbahasa.2 Terbentuknya pembelajaran yang dapat kondusif dan dapat tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik dibutuhkan seorang pendidik yang mampu menguasai seluruh kelas dengan baik, bukan hanya menguasai materi sesuai bidangnya. Ketika proses pembelajaran berlangsung harus dibuat secara menarik, menyenangkan serta tidak memberikan kesan bosan pada siswa. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, serta bukan yang membosankan dibutuhkan kreatifitas dari seorang pendidik dalam menggunakan metode-metode ketika kegiatan pembelajaran. Pembelajaran bermakna dapat berpengaruh terhadap siswa tentang pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang didapatkan siswa bisa semakin memberikan kesan positif jika proses pembelajaran yang diperoleh merupakan hasil pemahaman dan juga penemuan siswa itu sendiri. Maka dari itu, dalam pembelajaran yang efektif dan bermakna, siswa perlu untuk dilibatkan secara aktif karena siswa merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran serta pembentukan kompetensi, dan karakter.3 Berdasarkan observasi yang sudah dilaksanakan peneliti di MI Donomulyo Malang, peneliti menemukan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar yaitu keterampilan berbahasa siswa tepatnya pada aspek berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Arab yang tergolong dalam kategori kurang. Siswa merasa gugup, pengucapan kata-kata dalam bahasa Arab juga masih kurang jelas, ketika diminta untuk mengungkapkan pendapat atau bercerita bahasa Arab. Keterampilan 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standart Kompetensi Lulusan dan Standart Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, 22

3 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 103.


siswa tentang berbicara bahasa Arab masih rendah, siswa cenderung menulis daripada berbicara. Dari permasalahan di atas. Terdapat beberapa pertimbangan dalam rangka menentukan atau memilih metode pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, besar kelas, jumlah siswa, kemampuan siswa, kemampuan guru, fasilitas yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Setelah mempelajari berbagai strategi yang berhubungan dengan pembelajaran yang telah dikembangkan dan diaplikasikan

dalam

dunia

pendidikan,

maka

secara

hipotesis

strategi

pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV MI Donomulyo Malang seperti yang disebutkan diatas adalah strategi pembelajaran bahasa Arab Al-Ta’bir Al-Muasawwar dimana dalam penerapannya menggunakan media gambar. Keterampilan berbicara bahasa Arab dengan menggunakan strategi AlTa’bir Al-Muasawwar sangat berperan penting. Untuk itu dibutuhkan cara yang lebih menyenangkan dan efektif dalam pembelajaran bahasa Arab agar peserta didik lebih menyukai pelajaran bahasa Arab. Dilihat dari karakteristik visual peserta didik kelas. Dengan tujuan pembelajaran dengan strategi ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab peserta didik. Penulis memilih strategi ini supaya peserta didik lebih antusias dan mahir dalam keterampilan berbicara bahasa Arab. Dalam strategi ini, peserta didik dapat lebih aktif berbicara bahasa Arab dengan bantuan gambar. Strategi ini juga cocok digunakan dalam materi AlMihnah dengan alasan karena profesi bisa divisualisasikan dengan gambar dan strategi ini juga cocok dengan indikator keterampilan berbicara. Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Arab Materi Al-Mihnah Melalui Strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar Pada Siswa Kelas IV Mi Donomulyo Malang�. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa terutama pada mata pelajaran bahasa Arab. Metode ini dilakukan dengan praktik berpasangan dengan teman belajar yang dapat meningkatkan keakraban dengan siswa dan untuk memudahkan dalam mempelajari materi-materi yang bersifat psikomotorik. Dalam metode pembelajaran ini mengajak siswa aktif dan


merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1.

Bagaimana

penerapan

strategi

Al-Ta’bir

Al-Musawwar

dalam

meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Arab materi 2.

al-Mihnah siswa kelas 4 Madrasah Ibtidaiyyah Donomulyo Malang? Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Arab materi al-Mihnah melalui strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar siswa

kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Donomulyo Malang? 3. Tindakan yang Dipilih Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh peneliti pada siswa kelas IV dalam pembelajaran bahasa Arab materi al-Mihnah yaitu dengan meningkatkan keterampilan berbicara siswa menggunakan strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar. Pada strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam mata pelajaran bahasa khususnya pada mata pelajaran bahasa Arab. 4. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penerapan Pada strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar

dalam

meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Arab materi al-Mihnah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Donomulyo Malang. 2. Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Arab materi al-Mihnah melalui strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Donomulyo Malang. 3. Ruang Lingkup Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak menimbulkan kekeliruan atau meluasnya pembahasan, maka perlu dibatasi masalah-masalah yang akan dibahas. Adapaun ruang lingkup pembahasannya yaitu sebagai berikut: 1. Ruang lingkup kajian dari bidang studi hanya difokuskan pada mata pelajaran bahasa Arab kelas IV semester II tahun pelajaran 2017-2018, khususnya pada aspek berbicara yang berhubungan dengan kompetensi dasar berbicara: mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang keluarga, profesi, dan di sekolah.


2. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas IV tahun ajaran 2017-2018 di MI Donomulyo Malang. 3. Keterampilan berbicara yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu keterampilan berbicara yang berhubungan dengan materi alMihnah dalam proses pembelajaran bahasa Arab. 4. Implementasi penelitian ini menggunakan strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar. 4. Manfaat Penelitian Jika hasil tujuan penelitian di atas dapat dicapai, maka hasil PTK ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti penulisan

karya

selanjutnya.

Hasil

penelitian

ini

diharapkan

dapat

peningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Arab materi al-Mihnah dengan penggunaan strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti : dapat meningatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat karya ilmiah dan dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketika menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada tempat, kelas, setting, metode yang berbeda. b. Bagi sekolah : dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatkan mutu tenaga pendidik dan siswa.

BAB II KAJIAN TEORI 1. Strategi Pembelajran Al-Ta’bir Al-Musawwar 1. Pengertian Strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar


Strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar adalah aktifitas pembelajaran mengarang lisan yang dipergunakan oleh guru dalam proses pembelajaran melalui gambargambar yang tersedia15 atau suatu cara yang dilakukan oleh pendidik dengan menyiapkan gambar dengan tema materi yang akan diajarkan. Gambar dapat ditempelkan di papan tulis atau di tunjukkan dalam bentuk slide atau bisa juga seorang pendidik menggambarnya sendiri dan dibagikan kepada peserta didik. Strategi ini bertujuan agar siswa dapat menirukan alur cerita guru dengan cepat melalui bantuan media gambar, siswa dapat membahasakan materi ajar dari persepsi yang bisa ia tangkap dari uraian guru melalui bahasannya sendiri atau dengan bahasa yang lebih sederhana.4 Strategi ini menggunakan gambar

atau

foto

sebagai

media

pembelajarannya. Gambar atau foto merupakan media yang umum dipakai untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran. Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajinasi siswa. Misalkan diberikan kepada siswa sebuah gambar, kemudian mereka disuruh untuk menceritakan kejadian yang nampak pada gambar sesuai dengan persepsinya.5 Pada hakikatnya strategi ini menggunakan tahap bercerita dengan mengarang lisan. Bercerita merupakan suatu kegiatan untuk mengekspresikan suatu objek atau fenomena yang dilakukan secara lisan. Dalam pembelajaran bahasa, kegiatan ini dapat dilakukan melalui pemberian stimulus atau rangsangan maupun tanpa stimulus (bebas).6

2. Langkah-Langkah Strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar a. Guru memberikan materi mengarang lisan. b. Guru boleh menunjuk siswa secara individu atau dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. c. Guru membagikan beberapa gambar sebagai media untuk bercerita. d. Guru meminta setiap individu/kelompok untuk bercerita secara langsung e. sesuai gambar yang tersedia. 4 http:////ulfahmuthia.blogspot .co .id /2015 / 04 / strategi-tabirmushawwar.html? m=1. Diakses pada tanggal 03 Mei 2017 pukul 07:37.

5Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2012), 166. 6 M. Ainin, et al., Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: MISYKAT, 2006), 87.


f. Guru menjelaskan alur cerita dari gambar tersebut, kemudian guru meminta salah satu siswa untuk menceritakan kembali alur cerita yang telah diceritakan oleh guru dan meminta siswa lain untuk memperhatikan penjelasan temannya7 3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar a. Siswa lebih antusias dan senang dalam mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Arab. b. Dapat membuat pelajaran menjadi lebih menarik c. Dapat membuat siswa lebih mudah mengingat kosa kata dengan bantuan gambar. d. Siswa lebih terlatih untuk mengucap kosa kata. e. Dapat membuat siswa lebih percaya diri dalam praktek berbicara bahasa Arab. f. Memperjelas masalah bidang apa saja. g. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan. Sedangkan kekurangan strategi ini meliputi: a. Pada tingkat permulaan, siswa terlihat kesulitan dalam praktek berbicara bahasa Arab di depan karena belum memiliki bahan (perbendaharaan kosa kata) yang sudah dimengerti. b. Ketika siswa lain maju untuk praktek bebicara, masih tedapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan teman yang sedang praktek. Oleh karena itu kelas menjadi gaduh dan ramai.

2. Mahara Kalam 1. Pengertian Berbicara Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainnya. Menurut Reber, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola

7 Nurkholis, “Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Bahasa Arab�, Tarbawiyah, 12, 01 (Januari – Juni, 2015). Diakses pada tanggal 28 Mei 2017 pukul 09.45


tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.8 Berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik dan linguistik. Pada saat berbicara, seseorang memanfaatkan faktor fisik yang berupa alat ucap untuk menghasilkan bahasa. Faktor psikologis memberikan andil yang cukup

besar

terhadap

kelancaran

berbicara.

Berbicara

dengan

menggunakan emosi tidak hanya berpengaruh pada kualitas suara yang dihasilkan alat ucap saja, akan tetapi juga berpengaruh pada keruntutan bahan pembicaraan. Berbicara juga tidak telepas dari faktor neurologist, yaitu jaringan syaraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lainnya yang ikut dalam aktivitas berbicara. Demikian juga faktor semantik yang behubungan dengan makna, dan faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan berbicara berlangsung.9 Keterampilan berbicara (maharah kalam / speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata- kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, kegiatan berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.10 Keterampilan berbicara (al-Kalam) adalah keterampilan yang paling penting dalam berbahasa. Sebab berbicara adalah bagian dari keterampilan yang dilejari oleh para pebelajar, sehingga keterampilan berbicara dianggap sebagai bagian yang sangat mendasar dalam mempelajari bahasa Asing. Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang 8Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), 118.

9 Jauharoti Alfin, Keterampilan Dasar Berbahasa (Surabaya: Pustaka Intelektual, 2009), 41. 10 Abd Wahab Rosyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, Pembelajaran, 88


pemakai bahasa yang menuntut prakasa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan.11 Arti kalam adalah pengucapan bunyi-bunyi berbahasa Arab dengan baik dan benar sesuai dengan bunyi-bunyi yang berasal dari makhraj yang dikenal oleh para linguistik. Sedangkan maharah kalam adalah berbicara secara terus menerus tanpa henti tanpa mengulang kosakata yang sama dengan menggunakan pengungkapan bunyi. Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab. Untuk itu dibutuhkan suatu cara untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbicara, mengukur kemampuan berbicara bahasa Arab adalah mengukur kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide, pikiran dan perasaan siswa dalam bahasa Arab lisan (ta’bir syafawi).12 2. Prinsip-Prinsip Pengajaran Keterampilan Berbicara Agar pebelajar kalam dapat berjalan dengan baik bagi non Arab, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut: a. Hendaknya guru memiliki kemampuan yang tinggi tentang b. c.

keterampilan ini. Memulai dengan suara-suara yang serupa antara dua bahasa (bahasa pebelajar dan bahasa Arab). Hendaknya pengarang dan pengajar memperhatikan tahapan dalam pengajaran kalam, seperti memulai dengan lafadz-lafadz mudah

d. e.

yang terdiri dari satu kalimat, dua kalimat dan seterusnya. Memulai dengan kosakata yang mudah terlebih dahulu. Memfokuskan pada bagian keterampilan bagi keterampilan berbicara, yaitu: 1) Cara mengucapkan bunyi dari makhrajnya dengan baik dan benar. 2) Membedakan pengucapan harakat panjang dan pendek. 3) Mengungkapkan ide-ide dengan cara yang benar dengan memperhatikan kaidah tata bahasa yang ada. 4) Melatih siswa bagaimana cara memulai dan mengakhiri pembicaraan dengan benar.

11 Ibid, 89.

12Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 53.


5) Memperbanyak

latihan-latihan,

seperti

latihan

membedakan pengucapan bunyi, latihan mengungkapkan ide-ide.13

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat bagi pendidik atau guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tindakan yang digunakan dalam penelitian ini berupa penerapan strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar. Strategi ini merupakan suatu

13Abd Wahab Rosyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, Pembelajaran, 90-91.


inovasi yang akan diterapkan pada pembelajaran bahasa Arab materi alMihnah. Penelitian tindakan ini dilaksanakan untuk memperbaiki peningkatan mutu pada proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti terjun ke kelas untuk mengamati dan meneliti secara langsung pada saat guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh guru sebagai mitra kerja peneliti. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga unsur konsep, yakni sebagai berikut: a. Penelitian berasal dari kata bahasa Inggris research yang kemudian diadopsi dalam bahasa Indonesia menjadi kata riset. Riset merupakan suatu suatu proses mencari jawaban atau solusi terhadap suatu masalah melalui prosedur yang sistematis dan terawasi. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu dalam hal yang diminati. b. Tindakan yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa dengan tujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu atau kualitas proses pembelajaran. c. Kelas dalam hal ini tidak terkait pada pengertian tentang ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.14 Berdasarkan tiga unsur konsep diatas tentang batasan pengertian tiga kata inti, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja diterapkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tujuan penelitian tindakan

14 Suharsimi Arikunto, et al, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 3


kelas ini dilaksanakan yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada pelaksanaannya, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Kurt Lewin menyatakan bahwa dalam satu siklus terdapat empat langkah pokok, meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan atau observasi (observing), dan refleksi (reflecting). 2. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek 1. Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus penelitian tindakan kelas. a. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyyah Donomulyo Malang pada mata pelajaran bahasa Arab di kelas IV. Alasan peneliti di MI Donomulyo Malang karena peneliti pernah memiliki pengalaman belajar di MI Donomulyo Malang. b. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester genap kelas IV tahun ajaran 2017/2018. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena dalam PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar yang efektif di kelas. c. Siklus PTK Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan keterampilan berbicara kelas IV semester II dalam mengikuti mata pelajaran bahasa Arab. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Donomulyo Malang tahun pelajaran 2017/2018. Yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 5 laki-laki dan 11 perempuan. Masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu beberapa siswa dikelas ini memiliki


keterampilan berbicara bahasa Arab yang kurang. Selain itu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar belum pernah dilaksanakan di madrasah tersebut. 3.

Variabel yang diselidiki Variabel sangat penting dalam penelitian karena menjadi objek penelitian dan memiliki peranan tersendiri dalam menyelidiki suatu peristiwa yang akan diteliti. Variabel yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Input

: siswa kelas IV MI Donomulyo Malang

2. Variabel Proses

: penerapan strategi Al-Ta’bir Al-Musawwar

3. Variabel Output : peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Arab materi al-Mihnah 4.

Rencana Tindakan Dari model penelitian tindakan kelas yang dipilih dalam penelitian ini yaitu model Kurt Lewin, maka rencana tindakan dalam penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus membutuhkan waktu 2x35 menit dalam pelaksanaannya. Adapun rencana tindakan pada setiap siklus akan diuraikan sebagai berikut: 5. 1. Pra siklus Pra siklus dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal belajar siswa serta memperoleh data yang digunakan sebagai tolak perbandingan hasil belajar sesudah dan sebelum adanya penelitian tindakan kelas.

2. Siklus 1 a. Perencanaan (Planning) 1) Menyusun rencana pembelajaran atau RPP mengenai materi alMihnah dengan menggunakan metode Practice-Rehearsal Pairs. RPP

ini

digunakan

sebagai

pedoman

bagi

guru

dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. 2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi. Menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat


hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. 3) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran 4) Mempersiapkan instrumen penilaian untuk mengukur tingkat keterampilan berbicara b. Pelaksanaan (Acting) Pada tahap ini guru melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan telah pada RPP dalam situasi yang aktual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. c. Pengamatan (Observing) Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan di antaranya, sebagai berikut: Mengamati secara langsung aktivitas guru untuk mengetahui keberhasilan guru dalam menerapkan metode Al-Ta’bir Al-Musawwar Mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, yang bertujuan mengetahui

keaktifan

siswa

selama

proses

pembelajaran

menggunakan Al-Ta’bir Al-Musawwar. d. Refleksi (Reflecting) 1) Peneliti merefleksikan kegiatan selama proses belajar yang telah dilaksanakan. 2) Peneliti mencatat kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. 3) Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan dalam siklus I seperti apakah kegiatan siklus I dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV pada materi al-Mihnah. 3. Siklus II a. Perencanaan (Planning) 1) Mengidentifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif pemecahan masalah. 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah


3) Menyusun

dan

menyiapkan

pedoman

observasi

pelaksanaan

pembelajaran dan lembar observasi. Menganalisis proses dan hasil tindakan seperti lembar observasi dan pedoman wawancara untuk guru dan siswa. 4) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran 5) Mempersiapkan instrumen penilaian untuk

mengukur

tingkat

keterampilan berbicara. 6) Mempersiapkan media pembelajaran b. Tindakan (Acting) Tahapan ini merupakan penerapan pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan materi al-Mihnah menggunakan metode Practice-Rehearsal Pairs sebagai pembelajaran secara nyata di kelas IV MI Muhammadiyah 23 Surabaya. Kegiatan pelaksanaan tindakan ini mengacu pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran yang terdapat di RPP. c. Pengamatan (Observing) Observasi pada siklus II ini juga dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui performansi guru dan aktifitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung untuk kemudian dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hasil observasi dievaluasi dan dibandingkan untuk mengetahui hasil peningkatan yang diperoleh dari siklus sebelumnya. d. Refleksi (Reflecting) Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus II seperti pada siklus I, serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan

Al-Ta’bir

Al-Musawwar.

terhadap

peningkatan

keterampilan berbicara materi al-Mihnah siswa dalam pelajaran bahasa Arab di MI Donomulyo Malang. Dalam tahap refleksi siklus II ini, jika hasil refleksi dari proses kegiatan pembelajaran yang dilihat dari RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa sudah baik. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai target yang direncanakan yakni 80%, maka siklus terhenti sampai siklus II.


5. Data dan Teknik Pengumpulanya 1. Data Semua

keterangan

yang

berasal

dari

seseorang

yang

dijadikan

respondenmaupun yang berasal dari dokumen, baik dalam bentuk statistik ataupun dalam bentuk lainnya yang digunakan untuk kebutuhan penelitian yang dimaksud itu disebut dengan data.15 Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu: a. Data Kualitatif Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum peneliti memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.16 Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang suasana pembelajaran. Data ini berupa lembar pengamatan aktivitas siswa, pengamatan aktivitas guru, wawancara pada guru. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif merupakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Kemudian angka-angka yang terkumpul sebagai hasil dari penelitian yang analisis menggunaakan statistik. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti, yaitu: 1. Guru Dari sumber data guru untuk melihat tingkat keberhasilansa implementasi dari Al-Ta’bir Al-Musawwar 2. Siswa Dari sumber data siswa untuk mendapatkan data mengenai keterampilan berbicara bahasa Arab pada materi al-Mihnah. 2. Teknik dan Pengumpulannya 15Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 87. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 336


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diusahakan semaksimal mungkin sehinggadata yang diperoleh berupa data yang valid, maka peneliti mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut: a. Observasi Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis, kemudian dilakukan pencatatan.17 Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan guru dalam penerapan strategi Al-Ta’bir Al-Amusawwar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan menggunakan instrumen observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru. Observasi ini dilakukan oleh guru bahasa Arab kelas IV selaku mitra kerja peneliti, selama proses pembelajaran berlangsung dikelas. b. Wawancara Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui atau menemukan masalah yang harus diteliti.51 Dalam wawancara peneliti harus memilih responden yang dianggap mengetahui dengan jelas permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Wawancara pada penelitian ini berarti berhadapan langsung antara peneliti dengan responden dan kegiatannya dilakukan secara lisan. Responden dari wawancara ini adalah guru kelas IV mata pelajaran bahasa Arab. Teknik wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan keterampilan berbicara siswa baik sesudah maupun sebelum diberikan tindakan dengan menggunakan Al-Ta’bir Al-Amusawwar MI Donomulyo. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara. c. Penilaian Unjuk Kerja (Performance) Penilaian unjuk kerja merupakan teknik penilaian non-tes. Penilaian ini adalah penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu.18 Unjuk kerja yang dapat diamati seperti bercerita, 17 Joko Subagyo, Metode Penelitian..., 62-63. 18Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assesment Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 19.


bermain peran, memainkan alat musik, dan lain-lain. Dalam penilaian unjuk kerja ini terdapat dua jenis penilaian yaitu daftar cek (Cek list) dan sakala rentang (Rating Scale), pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penilaian skala rentang (Rating Scale). Penilaian skala rentang yaitu penilaian dengan cara kategori yang bermakna nilai, kategori tersebut diberi rentangan nilai dalam bentuk angka yaitu 4, 3, 2, 1 dan rentangat kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, gagal.19 Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada skala dengan jarak yang sama. Meletakkanyya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi.20 Dalam hal ini, siswa dituntut untuk terampil berbicara bahasa Arab pada materi al-Mihnah. d. Dokumentasi Dokumentasi atau dokumenter merupakan suatu tekhnik pengumpulan data dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen yang berupa gambar maupun elektronik.21 Dokumentasi adalah laporan tertulis yang berupa gambar, dokumen-dokumen resmi, foto yang mengenai peristiwa yang isinya memberikan penjelasan atau gambaran terhadap suatu peristiwa. dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data foto serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang ada pada proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas IV MI Donomulyo Malang dengan menggunakan strategi Al-Ta’bir Al-Muasawwar yang bertujuan sebagai hasil penunjang penelitian. 3. Analisis Data Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis data kunatitatif dan kualitatif. Dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Data Kuantitatif

19Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 77

20 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 41. 21 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 221


Analisis data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka statistik, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.22 yang termasuk data kuantitatif adalah: 1) Observasi aktivitas guru dan siswa Observasi terhadap aktivitas guru sebagai pengajar akan dicari persentase kemampuan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk menganalisis data observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut:23 Rumus Observasi aktivitas guru dan siswa â„Ž

∑ = ∑

100................. ....

Rumus 1

Adapun jumlah masing-masing tahapan dalam pembelajaran yang mampu dilakukan guru, diberikan kriteria penilaian dengan skor 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik). Sedangkan tahapan pembelajaran yang mampu dilakukan siswa, diberikan kriteria penilaian dengan skor 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik). Berikut adalah tabel kriteria tingkat keberhasilan:24 Tabel 3.1 Kriteria tingkat keberhasilan observasi aktivitas guru dan siswa Penilaian

Kriteria

91-100

Sangat Baik

81-90

Baik

71-80

Cukup

60-70

Kurang

22Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), 12.

23Kunandar, Penilaian Autentik (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 133. 24 Ibid, 33


≤60

Sangat Kurang

2) Hasil Penilaian Unjuk Kerja (Performance) Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar berlangsung, dilakukan dengan cara unjuk kerja (Performance) pada setiap siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:25 Rumus penilaian performance: ℎ

=∑ ...............Rumus 2

100

∑ Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus: Rumus nilai rata-rata = ∑ ...............................................Rumus 3 Keterangan : M

= Rata-rata (mean)

∑x

= Jumlah semua nilai

25Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), 272.


N

= Jumlah siswa Dari skor rata-rata yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan

kedalam bentuk sebuah kategori yang mempunyai skala sebagai berikut:26

Tabel 3.2 Kriteria tingkat keberhasilan Nilai rata-rata kelas Penilaian

Kriteria

85-100

Sangat Baik

75-84

Baik

60-74

Cukup

40-59

Kurang

0-39

Gagal

3) Penilaian Ketuntasan Belajar Metode pembelajaran Al-Ta’bir Al-Musawwar dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa jika siswa mampu menyelesaikan tugas dan memenuhi ketuntasan belajar yaitu minimal 80% dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut:27

26 Ibid,2 77

27Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), 272


Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Tingkat keberhasilan (%)

Arti

86-100%

Sangat baik

76-85%

Baik

60-75%

Cukup

55-59%

Kurang

<54%

Sangat kurang

Berikut adalah rumus menghitung persentase:63 Persentase ketuntasan belajar =

R S 100 ..................................Rumus 4 M

Keterangan: NP

= Nilai Persentase

R

=Skor mentah yang diperoleh siswa (jumlah siswa yang tuntas)

SM

=Skor maksimum dari tes yang bersangkutan (jumlah

100

seluruh siswa) =Bilangan tetap


Sebagaimana disebutkan, bahwa apabila persentase hasil belajar siswa mencapai 80% atau lebih maka pembelajaran tersebut dikatakan tuntas dan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat dikatakan berhasil. b. Data Kualitatif Analisis data kualitatif dilakukan berdasarkan data yang diperoleh ketika sebelum dilapangan, ketika dilapangan, dan setelah dilapangan. 28 Untuk mencari data kualitatif dengan cara mendeskripsikan hasil pembelajaran mulai dari awal hingga akhir. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. F. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat diukur.29 Penelitian tindakan kelas dengan penerapan Al-Ta’bir Al-Musawwar untuk meningkatkan keterampilan berbicara materi al-Mihnah mata pelajaran bahasa Arab pada siswa kelas IV MI Donomulyo Malang ini dinyatakan berhasil apabila mencapai indikator sebagai berikut: 1. Penelitian ini dipandang selesai bilamana keterampilan berbicara siswa pada materi al-Mihnah mata pelajaran bahasa Arab mencapai KKM 75. 2. Rata-rata keterampilan berbicara bahasa Arab siswa pada materi alMihnah mata pelajaran bahasa Arab mencapai ≼ 80. 3. Persentase keberhasilan siswa yang mencapai sebesar ≼ 80%. 4. Skor aktivitas Guru mencapai ≼ 80. 28Sugiyono, Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D), (Bandung: Alfabeta, 2007), 335.

29Kunandar, Langkah Mudah Penelitian..., 127.


5. Skor aktivitas siswa mencapai ≥ 80. DAFTAR PUSTAKA Abd Wahab Rosyidi dan Mamlu’atul Ni’mah, Pembelajaran Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assesment Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) Ismail Fahri, Handout Metode Penelitian Bahasa Arab (Semarang: FBS UNES, 2007) Jauharoti Alfin, Keterampilan Dasar Berbahasa (Surabaya: Pustaka Intelektual, 2009) Joko Subagyo, Metode Penelitian. Kunandar, Penilaian Autentik (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) M. Ainin, et al., Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: MISYKAT, 2006) Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995) Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015) Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 Tentang Standart Kompetensi Lulusan dan Standart Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015) Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2012) http:////ulfahmuthia.blogspot .co .id /2015 / 04 / strategi tabirmushawwar.html?m=1. Diakses pada tanggal 03 Mei 2017 pukul 07:37.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.