NSLIC/NSELRED GORONTALO CHAMPIONS Kelompok Wanita Tani (KWT) Muda Mandiri Sarintan Junus (42), pelaku UMKM perempuan pengolah minyak Kelapa di Provinsi Gorontalo merintis usahanya sejak 2002. Berawal dari membuka kios lalu mendirikan UD. Tiara yang bergerak di perdagangan beras, Sarintan pun mencoba usaha minyak Kelapa pada 2005 setelah ada permintaan dari beberapa pelanggan beras. Pada 2017, Sarintan masih bekerja sendiri memproduksi minyak goreng 80 liter/bulan dengan pendapatan Rp 560.000/bulan. Sejak 2019, produksi Sarintan meningkat menjadi 280 liter/bulan dengan dibantu lima pekerja perempuan. Produk Sarintan dengan merk Indra Trivera pun telah dipasarkan secara luas di Gorontalo bahkan hingga Kota Manado, Palu dan Minahasa dengan peningkatan menjadi Rp 15 juta per bulan. Selain aktif memproduksi minyak Kelapa, saat ini Sarintan juga menjadi pengurus Asosiasi Olahan Kelapa Gorontalo (OK-Go) dan Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) ‘Muda Mandiri’ binaan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo.
PENGEMBANGAN USAHA Kelompok Wanita Tani (KWT) Muda Mandiri dibentuk pada 2017 oleh penyuluh Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. KWT ini awalnya adalah kelompok ibu kreatif yang sudah memproduksi minyak Kelapa sejak 2014. Kemudian melalui APBD 2018, Dinas Pertanian dan Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan bantuan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Kelapa untuk KWT Muda Mandiri yang dibangun di Desa Dutohe Barat, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. UPH Kelapa inipun mampu memacu produktivitas KWT Muda Mandiri. Minimal sekali dalam seminggu, KWT secara rutin memproduksi minyak Kelapa sekitar 70-100 liter per minggu. Sebagai ketua, Sarintan Junus aktif mengkoordinir 20 anggota KWT untuk meningkatkan produksi minyak Kelapa melalui pembagian tugas yang jelas yaitu divisi pengolahan, bahan baku, pengemasan dan pemasaran. Di sisi lain untuk memperluas pemasaran minyak Kelapa produksi KWT Muda Mandiri, Sarintan melalui UD. Tiara yang semakin maju mulai membangun jaringan pemasaran secara konsisten. UD. Tiara yang didirikan Sarintan sempat mendapat pinjaman modal dari Bank Rakyat Indonesia sebesar Rp 250 juta pada 2005 lalu. Seiring perkembangan usaha, jaringan kemitraan bisnis UD. Tiara berkembang hingga Kota Raya, Nagaya, Mamuju dan Bone-Bone. Pada 2019, Sarintan kembali mendapat pinjaman modal Rp 800 juta dari BRI. Sarintan juga mengubah nama UD. Tiara menjadi UD. Indra Tivera sesuai dengan merek dagang minyak Kelapa yang dipasarkannya.
"Sebelum ikut pelatihan CEFE yang digelar NSLIC/NSELRED, pemasaran produk saya hanya bergantung resellers, yang penting ada order. Tapi setelah ikut CEFE dan mendapat tugas mencari minimal tiga konsumen baru, saya jadi berpikir eh kenapa cuma tiga? kenapa tidak cari tambahan konsumen lebih banyak? Di materi konsep Business Model Canvas hari kedua, Saya belajar trik-trik mencari konsumen baru dan saat ini sudah Saya terapkan." (Sarintan Junus, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) ‘Muda Mandiri’ dan pelaku UMKM minyak Kelapa di Provinsi Gorontalo).
INTERVENSI NSLIC/NSELRED
PERIZINAN DAN EKSPANSI PASAR
Pada 2018, NSLIC/NSELRED melakukan penguatan kapasitas bagi para pelaku usaha dan IKM pengolah minyak Kelapa di Provinsi Gorontalo, salah satunya Sarintan Junus. NSLIC/NSELRED juga mendorong standarisasi mutu dan pengolahan minyak Kelapa melalui berbagai pelatihan, pembuatan Panduan dan SOP. Sarintan pun menerapkan SOP dan knowledge yang dia dapatkan untuk memacu peningkatan produksi KWT Muda Mandiri. Sejak itu, kualitas minyak Kelapa mereka semakin membaik dan mulai berani merambah pasar hingga Kota Manado, Palu dan Minahasa. Untuk memenuhi volume permintaan minyak Kelapa yang semakin naik, Sarintan juga terdorong untuk bekerjasama dengan IKM-IKM yang tergabung dalam Asosiasi Olahan Kelapa Gorontalo (OK-Go) misalnya dalam hal penggunaan alat produksi bantuan NSLIC/NSELRED secara bergiliran dengan IKM lain untuk mempercepat produksi.
Salah satu prasyarat untuk mengembangan usaha dan melakukan ekspansi pasar adalah dengan memiliki perizinan usaha dan produk. UD. Indra Tivera dan KWT Muda Mandiri yang dipimpin oleh Sarintan telah mengurus dan mendapatkan akta notaris untuk usaha, izin Usaha Dagang (UD) dan nomor registrasi izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT). Sarintan melalui Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo juga telah mengurus Sertifikasi Halal yang saat ini tinggal menunggu disyahkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Untuk aspek penguatan manajemen usaha, NSLIC/NSELRED juga melibatkan Sarintan dalam berbagai pelatihan antara lain:
Pelatihan Standarisasi Mutu dan Pengolahan Minyak Kelapa; Pelatihan Competency-based Economies through Formation of Enterprises (CEFE); Training of Trainers (ToT) Peningkatan Kapasitas dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi Lokal; Penguatan Kapasitas Kelembagaan OK-Go (Sarintan adalah salah satu pengurus OK-Go).
Terkait upaya ekspansi pasar, Sarintan dalam waktu dekat akan melakukan survei potensi pasar dengan fokus wilayah Sulawesi Selatan dan nasional. Selain memperkuat jaringan marketing melalui 150 pelanggan tetapnya, Sarintan juga akan serius menggarap potensi pasar di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo setelah Maret 2018 lalu Pemerintah Kabupaten Bone Bolango memesan padanya 8.000 botol (ukuran 600 ml) minyak Kelapa untuk pasar murah saat Bone Bolango Fair.