NSLIC/NSELRED SOUTHEAST SULAWESI CHAMPIONS Usaha Olahan Kelapa ‘Rusdar Jaya’ Kabupaten Bombana Rusli (57) adalah satu-satunya pelaku usaha di Kabupaten Bombana yang mengembangkan produksi olahan Kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO). Usaha Rusli di Desa Laea, Kecamatan Poleang Selatan dirintis sejak 2014. Awalnya, Rusli mengikuti pelatihan teknis pembuatan VCO dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2011. Setelah itu, Rusli giat mengembangkan sendiri usaha pembuatan VCO hingga kini rata-rata produksinya 800 - 1.000 liter/bulan dengan wilayah pemasaran meliputi Kabupaten Bombana, Kota Kendari hingga Kota Makassar. Rusli mendapatkan izin usaha (SITU/SIUP) dengan nama usaha Rusdar Jaya pada 2015. Berkat produk VCO “As Shofa” miliknya, Rusli pun kerap diminta dinas terkait untuk mengikuti pameran produk unggulan UMKM lokal di level kabupaten, provinsi dan nasional. Omzet Rusli kini mencapai Rp 60 juta per bulan. Sejak didampingi NSLIC/NSELRED, Rusli mulai memberdayakan petani Kelapa di desanya untuk produksi dan pemasaran VCO dengan pola kemitraan yang saling menguntungkan.
POTENSI DAN TANTANGAN USAHA OLAHAN KELAPA Luas perkebunan Kelapa di Kabupaten Bombana mencapai 14.650 hektar. Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Bombana, dari total 22 kecamatan terdapat 6 kecamatan yang memiliki kultivar Kelapa lokal dengan produktivitas tinggi yaitu Kecamatan Poleang Selatan (4.050 ha), Poleang Barat (2.254 ha), Tontonunu (1.643 ha), Poleang Tengah (1.050 ha), Kabaena Selatan (957 ha) dan Poleang Timur (650 ha). Potensi pengembangan agribisnis Kelapa di Kabupaten Bombana pun cukup besar. Namun, saat ini mayoritas petani Kelapa setempat masih mengandalkan pengolahan Kelapa menjadi kopra hitam dan kopra putih dengan harga jual rendah meskipun komoditas Kelapa berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk turunan seperti VCO yang bernilai jual lebih tinggi di pasaran. Beberapa tantangan yang dihadapi saat ini antara lain menciptakan kemitraan antar pelaku UMKM lokal untuk pemasaran. Peningkatan mutu produk olahan Kelapa seperti VCO yang diproduksi Rusdar Jaya pun masih dibutuhkan. Khususnya, standarisasi mutu, penerapan Good manufacturing practices (GMP) dan sertifikasi halal sehingga produk memiliki daya saing pasar dan dapat menembus pasar modern. Aspek lainnya, proses produksi juga perlu memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.
“Sejak didampingi NSLIC/NSELRED, Saya mendapat banyak pengetahuan tentang kewirausahaan dan semakin termotivasi untuk membangun kemitraan serta pemberdayaan UMKM lokal melalui usaha produksi olahan Kelapa. Pengalaman menarik juga bagi Saya untuk pertama kalinya memberikan pelatihan produksi VCO kepada para pelaku UMKM lokal. Selama ini Saya sebatas jadi peserta pelatihan saja.” (Rusli, Pengusaha olahan Kelapa dan VCO ‘Rusdar Jaya’ Kabupaten Bombana)
INTERVENSI NSLIC/NSELRED
PENGEMBANGAN USAHA
Pada akhir Mei 2019, Multi-stakeholders Forum sebagai mitra NSLIC/NSELRED di Kabupaten Bombana menyepakati bahwa komoditas Kelapa dengan produk olahan berupa minyak VCO ditetapkan sebagai pilot dukungan NSLIC/NSELRED dalam pengembangan ekonomi lokal. Selanjutnya pada September 2019, NSLIC/NSELRED memfasilitasi penguatan kapasitas UMKM lokal melalui pelatihan produksi VCO yang diikuti oleh 18 orang pelaku usaha terdiri dari 11 peserta perempuan dan 7 laki-laki.
Untuk memenuhi permintaan pasar, pak Rusli Rusdar Jaya telah mempekerjakan 6 karyawan (5 perempuan dan 1 laki-laki) dengan upah per bulan Rp 1 juta per orang. Setelah mendapatkan izin usaha (SITU/SIUP) pada 2015, Rusdar Jaya juga telah terdaftar dan memperoleh izin industri rumah tangga pengolahan Kelapa dengan nomor registrasi PIRT 205740603000118.
Pada pelatihan tersebut, pak Rusli menjadi narasumber utama teknis pengolahan Kelapa menjadi VCO sesuai dengan standard industri yang selama ini dilakukan Rusdar Jaya. Perkembangan pasca pelatihan ternyata cukup prospektif dengan hasil produksi VCO kini mencapai 600-800 liter per bulan. Serapan bahan baku lokal pun mencapai 250-350 butir Kelapa per hari (13 butir Kelapa dapat menghasilkan sekitar 1 liter minyak VCO). Usaha inipun masih mengandalkan pengolahan Kelapa secara manual dengan metode fermentasi tanpa bahan pengawet.
Melalui pendampingan NSLIC/NSELRED, Rusli kini mulai bermitra dengan para pelaku UMKM lokal yang pada September 2019 lalu mengikuti pelatihan teknis pengolahan VCO. Hasilnya, tiga UMKM VCO di Desa Laea, Kecamatan Poleang Selatan, dua di antaranya perempuan telah memproduksi VCO dan bermitra dengan Rusdar Jaya dalam pemasaran olahan Kelapa. Untuk memacu motivasi berusaha, NSLIC/NSELRED juga meningkatkan kompetensi kewirausahaan dan bisnis pak Rusli melalui CEFE training yang membekalinya dengan knowledge pemetaan usaha menggunakan metode bisnis canvas model, perencanaan bisnis dan penggunaan aplikasi digital untuk bisnis. NSLIC/NSELRED dan Dinas Perindagkop saat ini juga terus memperkuat kapasitas dan kelembagaan UMKM olahan Kelapa di Kabupaten Bombana.