NSLIC/NSELRED SOUTHEAST SULAWESI CHAMPIONS Usaha Pupuk Organik Kelompok Petani/Peternak ‘Sari Mekar’ Kabupaten Konawe Selatan Made Lamtro (41) bersama 15 orang petani/peternak yang tergabung dalam Kelompok Petani/Peternak ‘Sari Mekar’ telah memproduksi pupuk organik dari fermentasi feces sapi dan bahan organik lainnya di Desa Lalosingi, Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan. Usaha tersebut mulai dirintis bulan Agustus 2019 melalui bantuan usaha UPPO (Unit Pengolahan Pupuk Organik) dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Konawe Selatan dan dukungan Proyek NSLIC/NSELRED. Walaupun terbilang baru, usaha tersebut telah memproduksi pupuk organik padat rata-rata 5–15 ton per bulannya. Selain digunakan sendiri oleh petani untuk tanaman hortikultura, pupuk tersebut juga dipasarkan ke pedagang tanaman hias di Kota Kendari dan perusahaan perkebunan di beberapa kabupaten wilayah Sulawesi Tenggara, antara lain Kabupaten Muna dan Kabupaten Bombana. Saat ini, keuntungan yang diperoleh petani/peternak dari penjualan pupuk organik padat yaitu sebesar Rp 10.230.000 selama kurang lebih empat bulan produksi (Agustus-November 2019). Melalui usaha pupuk organik ini, Made Lamtro bersama anggota lainnya telah mendapatkan tambahan penghasilan selain bertani dan beternak sapi serta mampu menyediakan stok pupuk yang ramah lingkungan bagi petani di Desa Lalosingi.
POTENSI DAN TANTANGAN USAHA PUPUK ORGANIK Populasi ternak sapi di Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2019 mencapai 69.898 ekor. Populasi tersebut terus meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 67.746 ekor. Populasi sapi tersebut tersebar di 25 kecamatan namun terdapat 10 kecamatan dengan populasi terbesar yaitu Kecamatan Palangga (6.257 ekor), Konda (5.915 ekor), Tinanggea (5.011 ekor), Laeya 94.373 ekor), Moramo (4.227 ekor), Buke (3.924 ekor), Baito (3.650 ekor), Mowila (3.629 ekor), Palangga Selatan (3.276 ekor) dan Ranomeeto Barat (3.189 ekor). Kecamatan Mowila dan Konda merupakan dua wilayah intervensi proyek NSLIC/NSELRED. Satu ekor sapi dapat menghasilkan 20 kg feces/hari, jika dikalikan dengan jumlah populasi Sapi yang ada maka perkiraan dapat menghasilkan sekitar 1.000 ton kotoran Sapi per hari sebagai bahan baku pembuatan pupuk. Ketersediaan bahan baku ini merupakan potensi besar bagi petani/peternak untuk mengembangkan usaha pupuk organik yang hasilnya dapat digunakan oleh petani sendiri maupun dijual ke petani lainnya di Kabupaten Konawe Selatan dan di wilayah lain di Provinsi Sulawesi Tenggara. Alokasi pupuk organik subsidi pemerintah untuk provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2019 adalah 5.731 ton. Untuk Kabupaten Konawe Selatan, alokasi pupuk organik tersebut mencapai 883 ton/tahun dengan alokasi untuk tanaman pangan sebesar 847 ton, perkebunan 19 ton dan hortikultura 17 ton. Alokasi tersebut masih rendah dibandingkan dengan kebutuhan petani. Selain itu, kebutuhan pupuk organik bagi sektor swasta yang bergerak di usaha perkebunan juga cukup tinggi, rata-rata 10-100 ton untuk setiap perusahaan tergantung dengan luasan areal perkebunan yang dimiliki. Tantangan utama yang dihadapi saat ini antara lain ketersediaan bahan baku kotoran sapi sesuai standard yang dibutuhkan untuk pembuatan pupuk organik berkualitas masih terbatas karena sistem pemeliharaan ternak Sapi belum intensif (kandang), belum ada hasil tes laboratorium yang terakreditasi dan izin edar pupuk organik yang diperdagangkan, meskipun uji coba di lapangan telah dilakukan dan menunjukkan hasil yang sangat baik berdasarkan pengalaman konsumen.
Made Lamtro, Ketua Kelompok Petani dan Peternak ‘Sari Mekar’ mengelola usaha produksi pupuk organik dari kotoran sapi di Desa Lalosingi, Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan.
“Sejak didampingi NSLIC/NSELRED, Saya termotivasi untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan terutama yang dapat memberdayakan kelompok petani dan peternak secara langsung. Pemanfaatan kotoran sapi untuk pupuk organik memiiki prospek usaha dan potensi pasar yang sangat baik. Kami berharap terus didampingi agar mampu memproduksi pupuk organik yang berkualitas, terakreditasi dan berizin edar.” (Made Lamtro, Pengusaha pupuk organik Kelompok Petani/Peternak ‘Sari Mekar’ di Kabupaten Konawe Selatan)
INTERVENSI NSLIC/NSELRED
PENGEMBANGAN USAHA
Pada 25 Oktober 2018, telah dilaksanakan penandatanganan MoU kesepakatan kerjasama multipihak antara proyek NSLIC/NSELRED, Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, Universitas Halu Oleo dan Universitas Muhammadiyah Kendari untuk pengembangan usaha peternakan sapi yang terintegrasi dengan usaha pertanian di Konawe Selatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mendukung program tersebut adalah mendorong kelompok petani/peternak untuk memproduksi pupuk organik dari feces sapi dan sisa hasil pertanian, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan produktivitas hasil pertanian yang ramah lingkungan dan juga mendapatkan nilai tambah dari produk turunan ternak sapi yang mampu meningkatkan pendapatan peternak.
Selama periode Agustus-November 2019 (sekitar empat bulan), kelompok tani/peternak SARI MEKAR yang beranggotakan 15 orang petani/petani laki-laki dan dikoordinir oleh Made Lamtro telah memproduksi 31 ton pupuk organik padat. Kebutuhan bahan baku untuk saat ini masih diperoleh dari 22 petani/peternak (21 laki-laki dan 1 perempuan) di Desa Lalosingi, Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan. Untuk memastikan ketersediaan bahan baku utama feces sapi, ke depannya kelompok SARI MEKAR akan melakukan kerjasama dengan kelompokkelompok tani/peternak di desa-desa lainnya di wilayah Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan. Kelompok petani/peternak SARI MEKAR juga akan melakukan uji laboratorium kualitas pupuk, pengembangan kebun demo plot pemanfaatan pupuk organik untuk tanaman hortikultura bersama kelompok tani perempuan, mengurus surat izin edar pupuk organik dan pemasaran (packaging dan labelling). Usaha pupuk organik ini dharapkan semakin berkembang dan mendapatkan pengakuan dari petani/peternak dan juga pihak-pihak swasta yang menjadi mitra selama ini.
Dalam pelaksanaannya, NSLIC/NSELRED memberikan dukungan teknis melalui pelatihan pembuatan pupuk organik bekerjasama dengan Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo. NSLIC/NSELRED juga memfasilitasi kemitraan pemasaran pupuk organik dengan pengusaha pupuk organik lokal yaitu pak Nyoman Widana, pemilik usaha pupuk KOMISI, serta pelatihan CEFE. Untuk penyediaan sarana dan prasarana produksi pupuk organik, kelompok tani/peternak SARI MEKAR dibantu oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan.