1
Lokakarya Penggiatan �Kafe PEL� Panduan pelatihan untuk acara partisipatoris skala besar mengenai Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)
LOKAKARYA PENGGIATAN–”KAFE PEL”
Pembaca yang terhormat, Panduan ini dibuat untuk membantu fasilitator dan pemangku kepentingan lokal melaksanakan acara skala besar yang mengangkat Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Tujuan utama dari acara partisipatoris ini adalah untuk membuat para peserta terbiasa dengan konsep modern PEL, dan dengan melakukan hal ini diharap dapat membuka perspektif baru mengenai cara meningkatkan taraf hidup di wilayah mereka. Metode “Kafe-PEL” didasarkan pada Alat “World-Café” atau “Kafe Dunia” yang secara khusus dibuat untuk mengumpulkan peserta dalam jumlah yang sangat banyak. InWEnt dan Mesopartner telah mengadaptasi metode tersebut dalam konteks PEL dan melaksanakan serangkaian perhelatan yang terdiri dari lima acara di Peru Utara. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Kaulard, Mariella Bittar, dan Rosana Jiménez dari Kantor Regional InWEnt di Lima yang banyak membantu selama proses pelaksanaan berlangsung. Komitmen mereka membuat Kafe PEL sukses besar. Dalam buku ini Anda akan menemukan penjelasan langkah demi langkah yang membantu Anda mempersiapkan acara dengan kapasitas 60-200 orang. Metode ini melibatkan konsep PEL dasar, yang diperluas untuk memenuhi permintaan khusus dari kelompok besar. Panduan ini juga memberikan daftar periksa dan tabel waktu perincian organisasional. Selain itu, buku ini juga memberi Anda beragam pilihan cara untuk menerapkan metode, supaya Anda dapat menyesuaikannya dengan berbagai jenis acara dan proyek PEL. Buku ini bahkan dapat dikombinasikan dengan elemen dan alat lainnya yang sudah Anda ketahui dan ingin Anda terapkan juga. Kafe PEL membuat Anda dapat menjangkau peserta dan pelaku penting dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan alat tradisional lainnya. Pada saat yang sama, Kafe PEL menciptakan kenyamanan dan kesenangan selama aktivitas berlangsung, dan para peserta akan merasa sangat dilibatkan dalam proses PEL. Kami berharap bahwa metode Kafe-PEL akan tersebar luas, sehingga sekelompok besar pelaku dapat menikmati manfaat dari konsep ini. Jika Anda berencana untuk menerapkan metode ini, jangan sungkan untuk menghubungi kami untuk mengajukan pertanyaan dan meminta dukungan. Bila Anda sudah melaksanakan lokakarya Kafe-PEL, kami akan sangat senang untuk mengetahui pengalaman Anda dan sangat terbuka terhadap komentar Anda. Jangan ragu untuk menyampaikan pertanyaan dan kekhawatiran Anda kepada kami: enquiries@mesopartner.com, bernhard.adam@inwent.org.
Dr. Ulrich Harmes Liedke
Mesopartner
Bernhard Adam
InWEnt, Senior Programme Manager
DAFTAR ISI
1. Titik awal............................................................................... 08 2. Asal metode........................................................................... 08 3. Penerapan tema “PEL”........................................................... 11 4. Peran ................................................................................... 12 5. Program “langkah demi langkah“........................................... 14 6. Persiapan.............................................................................. 18 6.1. Kelompok target.............................................................. 18 6.2. Berkumpul....................................................................... 19 6.3. Daftar periksa.................................................................. 20 6.4. Rapat pralokakarya dengan lembaga penyelenggara dan “kelompok pemangku kepentingan PEL” ......................... 21 6.5. Daftar persediaan............................................................ 23 7. Menciptakan suasana yang ramah ......................................
24
8. Perkenalan permainan peran.................................................. 26 8.1. Tujuan............................................................................. 26 8.2. Peran............................................................................... 26 8.3. Properti dan kostum........................................................ 26 8.4. Naskah “sup batu”........................................................... 27 8.5. Contoh............................................................................ 30 9. Pertanyaan yang memotivasi................................................. 32 10.
Konten dan konsep “PEL”................................................. 34
11.
Mini Market..................................................................... 42
Lampiran.................................................................................... 44
1. STARTING TITIK AWAL 1. POINT
pendekatan baru and untuk menggiatkan dan memotivasi ASuatu new approach to sensitization motivation for Local Economic Development Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) sudah dirancang untuk menjadi (LED) has been devised as part of the CONCADEL Project –Concertación y bagian dari Proyek CONCADEL—Concertación y Capacitación para el Capacitación para el Desarrollo Económico Local (Concerted Action and Training Desarrollo Económico Local (Aksi dan Pelatihan Terorganisir untuk for Local Economic Ekonomi Development). TheTujuan purposedari of the project,yang conducted by Pengembangan Lokal). proyek dilakukan InWEnt, a German organization dedicated to professional capacity building and oleh InWEnt, sebuah organisasi dari Jerman yang fokus pada pembangunan kapasitas profesional dan pengembangan sumber international human resources development, is to train municipal officers and daya and manusia adalah melatih pejabatindaerah public privateinternasional, sector champions of Localuntuk Economic Development certain serta unggulan dari sektor publik dan swasta yang bergerak di bidang regions of Bolivia and Peru, with the aim of improving their concerted action Pengembangan Ekonomi Lokal di beberapa wilayah Bolivia dan Peru, planning development capabilities for local economic development. dengan and tujuan meningkatkan perencanaan aksi dan pengembangan kapabilitas yang terorganisir untuk pengembangan ekonomi lokal. The starting point was an initiative to promote a better understanding of LED Titik suatu yang already dilakukan . Each region had auntuk groupmendorong of individual in fiveawalnya regions ofadalah northern Peru(1)inisiatif pemahaman yang lebih baik mengenai PEL di lima wilayah Peru and institutional stakeholders actively involved in promoting their own regional utara(1). Setiap wilayah memiliki sekelompok pemangku kepentingan and local economies (the “LED Stakeholder Group”). In order to transfer LED perseorangan maupun institusional yang secara aktif terlibat knowledge to other local actors and, in addition, to encourage actors to dalam mendorong ekonomi lokal dan regional merekanew (“Kelompok join in the development activities, a program of LED sensitization and motivational Pemangku Kepentingan PEL”). Guna mentransfer pengetahuan PEL kepada pelaku lokal lain dan, selain itu, mendorong pelaku baru workshops was organized. untuk bergabung dalam aktivitas pengembangan, dibuatlah suatu lokakarya penggiatan dan motivasi PEL. (1) Cajamarca, Trujillo, Chiclayo, Jaén and Moyobamba (1) Cajamarca, Trujillo, Chiclayo, Jaén, dan Moyobamba
2.ORIGIN ASALOF METODE 2. THE METHOD Dalam hadirnya sebanyak Faced withmenghadapi the prospect ofkemungkinan drawing audiences of around peserta one hundred people sekitar seratus orang di setiap acara, tim fasilitator kami mulai at each event, our team of facilitators began to look for an adequate interactive, mencari metode yang interaktif dan penuh semangat untuk proses lively method forkolektif collective learning in large groups. pembelajaran dalam kelompok besar. Setelah menelusuri mayaspecialized dan membaca berbagai publikasi After searching the Websdunia and reading publications on large group (2) kelompok besar, kami khusus mengenai teknik-teknik fasilitasi to be the best method for facilitation techniques, we found The World Café (2) menemukan bahwa Kafe Dunia (World Café) ialah metode terbaik our purpose. This method was first developed in the United States, where it untuk tujuan kami. Metode ini pertama kali dibuat di Amerika has been successfully applied for several years. However, is still relatively Serikat, dan sudah sukses dijalankan selama itbeberapa tahun. unknown in developing countries. Namun demikian, metode ini relatif belum dikenal di negara-negara berkembang. (2)
For more information on this method, its history and current application see The World Café website (2) Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai metode ini, sejarahnya, dan at http://www.theworldcafe.com. Thekunjungi World Café copyright belongs to Whole penerapannya saat ini, silakan situs web The World Café, Systems Associates. Its http://www.theworldcafe.com. Hak cipta Kafe Dunia oleh Whole Systems creators kindly invite us to copy and distribute the concept, provideddimiliki we acknowledge The World Café Associates. Para penciptanya dengan baik hati mengizinkan kami untuk menyalin dan Community as its author. menyebarkan konsep tersebut, asalkan kami mengakui World Café Community sebagai penciptanya.
8
05
Gagasan adalah untuk menciptakan The key ideautama behind di Thebalik World Kafe Café isDunia to recreate the hospitable atmosphere kembali atmosfer ramah kafe pinggir jalan tempat of a sidewalk café where people can feel at ease and engage inorang informaldapat bersantai dan bercakap-cakap dengan santai. Para peserta terbagi conversation. Participants are seated in groups of four or five at tables that dalam kelompok beranggotakan empat atau lima orang di meja yang have been attractively set and arranged. telah ditata dengan menarik. Experience indicates that a smallbahwa group ambience to Pengalaman mengajarkan suasanaencourages kelompokparticipants kecil dapat mendorong para peserta orang develop an interest in others,untuk listen menumbuhkan to what they haveminat to say,terhadap keep an open lain, cerita and orang lain,theberpikiran terhadap mind mendengarkan regarding their opinions, sustain exchange ofterbuka ideas and points of pendapat mereka, dan menjaga terjadinya pertukaran ide dan sudut view. pandang. Participants are diberi asked asatu singlepertanyaan question or aatau cascade sequence ofpertanyaan questions. Para peserta serangkaian yang bertautan. yangand diajukan jelas, Questions should bePertanyaan kept simple, clear open, asharus well assederhana, thought provoking, dan terbuka, juga memicu orang untuk berpikir supaya terjadi debat. to encourage debate. Pertanyaan yang bagus tidak secara langsung menyinggung aksi Good pemecahan questions do not directly address stepspenjajakan and problem solusi solving, dan but dan masalah, tetapi action memicu incite the exploration of new solutions and possibilities. kemungkinan yang baru. One waysatu to evaluate the quality of questions kualitas is to monitor how participants Salah cara untuk mengevaluasi pertanyaan adalah dengan memantau interaksi untuk mengetahui interact, that is to say, whether theypeserta, are enthusiastically engaged in theapakah debate. mereka secara antusias terlibat dalam debat atau tidak. Participants change tables after working on a question for a period that may Para peserta akan bertukar meja setelah menjawab satu pertanyaan last fromsatu 20 toperiode 45 minutes. participant carries his/her of selama yangEach dapat berlangsung selamaunderstanding 20 hingga 45 the matter at issue to themembawa next round, pendapatnya as an “ambassador of opinion”. One menit. Setiap peserta mengenai persoalan yang dibahas keastahap dan berperan sebagai personsedang remains at the table “host” selanjutnya and briefs newcomers on the discussion “duta pendapat”. Saturound. orangThe tetap di meja held during the preceding participants thensebagai continue “host” to work dan on memberikan penjelasan kepada pendatang baru mengenai diskusi old or new questions until it is time to change tables again, and so on. Ideas, yang terjadi dalam tahap sebelumnya. Para peserta kemudian themes and pertanyaan questions begin to interrelate progress into deeper levels of menjawab yang lama atauand baru sampai waktunya pindah exploration. meja lagi, dan seterusnya. Ide, tema, dan pertanyaan kemudian mulai saling berkaitan dan berkembang menjadi pembahasan yang lebih luas. Ideas are linked and connected as a result of the continuous rotation of the groups and their verbal exchange. Additionally, participants write down their Berbagai akan saling terhubung berkat kelompok ideas on theide paper “tablecloths”, which remain on the rotasi tables, so those ideasdan can percakapan yang terus terjadi. Selain itu, para peserta menuliskan be read and completed during the next round. Key ideas are shared by the ide mereka di atas meja” yag dibuat darithat kertas, yang akan whole group and may “taplak be recorded on facilitation cards may subsequently tetap diletakkan di atas meja sehingga ide-ide tersebut dapat dibaca be taped on pin boards for further debate. dan dilengkapi pada tahap berikutnya. Ide-ide utama dibagikan oleh seluruh kelompok dan dapat dicatat di kartu fasilitasi yang kemudian This method has used by companies, associations, ditempelkan di been papan untuk dibahas lebih lanjut.municipalities, political parties, and other organizations and institutions interested in discussing a specific topic. Metode tersebut sudah digunakan oleh perusahaan, asosiasi, pemerintah kota, partai politik, dan organisasi serta lembaga lain yang berminat membahas satu topik khusus.
06
9
“Kafe Dunia” menjadi sangat berguna ..... • • • • •
Ketika banyak orang berkeinginan untuk mendiskusikan suatu topik yang kompleks; Untuk memvisualisasikan sudut pandang setiap orang terkait suatu topik; Ketika orang ingin membangun relasi dengan mudah dan mencari cara untuk berkolaborasi; Untuk memulai suatu proses perubahan; atau Sebagai modul dalam pertemuan tradisional sekaligus berfungsi sebagai moderator dalam kelompok besar (misalnya, Teknologi Ruang Terbuka (Open Space Technology) atau Pertanyaan Apresiatif (Appreciative Inquiry).
Proses Kafe ini tidak akan memberikan manfaat maksimal jika Anda ingin mendapat hasil atau rencana aksi yang instan.
LIMA CARA UNTUK MEMBUAT WAWASAN KOLEKTIF NAMPAK SECARA VISUAL Membuat catatan grafis Diskusi yang diselenggarakan di beberapa meja Kafe PEL diilustrasikan oleh pembuat grafis yang menggambarkan ide-ide dari kelompok pada flip chart dengan menggunakan kata dan gambar untuk mengilustrasikan pola dan gaya diskusi. Buat tur galeri Terkadang para peserta menulis dan menggambar ide-ide mereka pada taplak meja atau alas piring dari kertas yang kemudian mereka tempelkan di dinding, sehingga anggota-anggota lainnya dapat melihatnya di ilustrasi flip chart setelah acara selesai. Pajang insight Anda di dinding Para peserta dapat menggunakan kertas tempel Post-it yang besar untuk menuliskan kesimpulan atau ide, dan menempelkannya di dinding atau papan buletin supaya semua orang dapat melihatnya saat istirahat atau saat kegiatan mini market institusional berlangsung, jika ada. Membuat kelompok ide Kesimpulan yang dicatat di kertas Post-it dapat dikelompokkan menjadi “kelompok afinitas” sehingga sekumpulan ide yang koheren dapat dilihat bersamaan dan digunakan untuk merencanakan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh kelompok. Membuat cerita Beberapa “Kafe” memublikasikan sebuah koran atau buku cerita untuk menyampaikan hasil kerja mereka ke khalayak yang lebih besar setelah acara. Hasilnya juga dapat didokumentasikan ke dalam suatu buku cerita, termasuk gambar dan teksnya.
10
3.
PENERAPAN TEMA “PEL�
TUJUAN Dengan lokakarya kami ini, kami bermaksud mencapai tujuan-tujuan berikut ini: 1. Memastikan para peserta mendapatkan pengetahuan PEL yang mendalam; 2. Memotivasi para peserta untuk melakukan kegiatan PEL secara konkret. 3. Membantu para peserta mendefinisikan area kerja sama dan menerapkan networking.
Asumsinya adalah setiap peserta sudah mengenal Pengembangan Ekonomi Lokal dan bahwa setiap agen ekonomi lokal saling bertukar pikiran agar kegiatan menjadi sangat bermakna dan produktif sehingga akhirnya memperkaya wawasan praktis tentang PEL di wilayah mereka. Peran “Spesialis PEL� diciptakan untuk mengenalkan sudut pandang orang luar, menantang beberapa keyakinan lokal, dan menjabarkan beberapa isu konseptual tertentu. Spesialis PEL adalah seorang konsultan yang ahli di bidang pengembangan ekonomi lokal yang dilatih untuk mengenali pertanyaan kunci selama diskusi dan membahasnya secara mendalam selama dia tampil di hadapan peserta. Pertukaran pikiran antarpelaku lokal, yang dikombinasikan dengan keterlibatan Spesialis PEL, akan menghadirkan proses pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman pribadi para peserta.
11
4. PERAN 4. ROLES Lembaga Penyelenggara Lembaga yang menyelenggarakan lokakarya penggiatan harus merupakan lembaga tepercaya di wilayah tersebut dan memiliki The Organizing Institution kapasitas untuk menampung 80 hingga 150 orang. Lembaga penyelenggara boleh berasal dari sektor publik maupun The institution organizing the sensitization workshop shouldatau be widely recognized swasta. Sebagai contoh, Pemerintah Daerah Departemen in the area and have the convening power required assemble 80 tomenjadi 150 Perdagangan merupakan lembaga yang to tepat untuk penyelenggara PEL. people. Pelaku tersebut bertanggung jawab untuk undangan The organizing institution may belong to the publicmengirimkan or private sector. Regional kepada seluruh peserta dan membentuk tim fasilitator, sekaligus Governments or Business Chambers, for example, are appropriate institutions menunjuk Spesialis PEL. for the role penyelenggara of LED organizer. juga menyediakan makanan dan minuman, Lembaga This actor is responsible for sending invitations participants for engaging perlengkapan teknis untuk lokakarya, danto tempat untukand mengadakan (baca Bab a“Kafe teamPEL” of facilitators, as 7). well as the LED Specialist. The organizing institution makes the arrangements for food and beverages, technical equipment for the workshop, and the premises where the “LED Café” “Kelompok Pemangku Kepentingan PEL” is to be held (see Chapter 7). Lokakarya penggiatan harus diselenggarakan dengan dukungan The lembaga “LED Stakeholder dari lainnyaGroup” yang juga terlibat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal—yang kami sebut sebagai “Kelompok Pemangku Kepentingan Individu yang ditunjukwith olehthe organisasi The sensitizationPEL”. workshop should be organized support of tersebut other dapat membantu mengirimkan undangan, menyiapkan logistik, institutions also involved in Local Economic Development, which we will refer dan, khususnya, mengambil bagian dalam permainan peran yang to as the “LED Stakeholder Individuals by these organizations akan dilakukan selamaGroup”. program. Selainappointed itu, “Kelompok Pemangku can assist in sending invitations, preparing membayar the logistics, and, in particular, Kepentingan PEL”outdapat membantu kudapan dan penyewaan teknis serta acara. taking part in perlengkapan the role-play contemplated in tempat the program. In addition, the “LED Stakeholder Groups” can help pay for the refreshments and rental of technical equipment and event premises. Tim Fasilitator Thefasilitator Facilitatorterdiri Team dari satu atau dua orang yang berpengalaman Tim dalam menggunakan teknik yang biasa digunakan moderator. Fasilitator menjadi selama acara The facilitatorbertanggung team consists ofjawab one or two peoplemoderator with experience in moderation berlangsung. Jika ada dua orang fasilitator, mereka dapat saling techniques. berbagi tugas. The facilitator is in charge of the overall event moderation. If two facilitators Fasilitator memberitahukan metode lokakarya, menjelaskan tujuan are available,mengajukan the work is shared betweenyang them.akan memicu diskusi, dan lokakarya, pertanyaan The facilitator presents the workshop methodology, explains workshop objectives, mengatur kerangka waktu lokakarya. asks the questions that will launch the debate, and manages the workshop’s timeframe. Spesialis PEL The LED Specialist Spesialis PEL merupakan seseorang yang memiliki pengetahuan ahli dan pengalaman praktis dalam proses Pengembangan Ekonomi The LED Specialist is the person having expert knowledge of and practical Lokal. Spesialis PEL turut serta dalam diskusi yang terjadi di setiap meja experience in Local Economic Development processes. untuk diriindengan topik-topik utama The LEDmembiasakan Specialist takes part the discussions going on at eachyang tablediangkat to become oleh para peserta Kafe. acquainted with the main topics raised by Café participants.
12 09
Presentasi Spesialis PEL—pada umumnya ada dua dalam setiap lokakarya—membahas topik yang didiskusikan dan menjelaskan The LED Specialist’s presentations—typically two per workshop—address the konsep serta pengalaman PEL dengan cara yang jelas dan mudah topics discussed and describe LED concepts and experiences in a clear, dipahami sesuai dengan kebutuhan para peserta. understandable manner suitedmengambil to the needs peran of the participants. Fasilitator juga dapat Spesialis PEL jika dia memiliki keahlian yang dibutuhkan dan tidak ada dana yang cukup untuk membayar PEL. The facilitator can alsoSpesialis assume the role of LED Specialist, if he/she has the required expertise and funding is insufficient to pay for a LED Specialist. - The Logistics Team Tim Logistik Handling workshop requires the involvement of two orlogistik. three individuals, Dibutuhkan dualogistics atau tiga orang untuk menangani Orangwho willinilah substantially contribute to the eventberlangsung flowing smoothly. orang yang akan memastikan acara dengan This team coordinates at thelogistik event venue, supplies, membeli arranges lancar. Tim ini logistics mengelola di purchases tempat acara, persediaan, mengatur letak venue, fasilitator, the venue setting, supports tata the facilitator team,membantu and providestim assistance to dan memberikan Para anggota participants. Logistics pendampingan team members willkepada play the para role ofpeserta. café waiters /waitresses. tim logistik akan memainkan peran sebagai pramusaji kafe. - Peserta The Participants Ada dua jenis peserta dalam lokakarya penggiatan: There are two kinds of participants at a sensitization workshop: 1. Host, yang melaksanakan dan meringkas debat di meja, dan 1.2. Hosts, who conduct summarize table debates, Anggota meja,and yang menyumbangkan ideand dalam percakapan. 2. Table members, who contribute their ideas to the conversations.
Participants at the(baca tablesLampiran (see Annex5): 5): Peserta di meja Host Host • Tetap berada di meja at the setiap table pertanyaan dan membuat suatu sintesis • - Remains Menyarikan Synthesizes each • Memberikan question arahan kepada pendatang baru mengenai - Briefs newcomers the work already done pekerjaan yangon sudah dilakukan • - Presents Menyuguhkan kesimpulan kepada conclusions to the whole group seluruh kelompok Anggota Members • Berpartisipasi secara aktif dengan membagikan pengalaman - Participate mereka actively by sharing their experiences Change placestempat after each roundsatu of discussion • Berpindah setelah tahap diskusi selesai Peraturan Kafe PEL LED Café Rules • - Contribute Menyumbangkan new ideas ide-ide baru • Menyimak dengan teliti carefully • - Listen Menghubungkan ide Link and connect ideas dan menggambar (dengan bebas) pada • Menulis, mencoret, - Write, doodle, draw paper tablecloths taplak mejaand atau alas(freely) piringonberbahan kertas or place mats • - Cell Ponsel tidak boleh digunakan selama instruksi phones are not allowed while instructions are beingdiberikan.. given
10
13
5. PROGRAM “LANGKAH DEMI LANGKAH” Perkiraan Waktu
Aktivitas
10 menit
Sambutan dan Pembukaan Kegiatan ini dimulai dengan pidato singkat dari MC, yang mengundang para pihak atau pejabat penyelenggara untuk memberikan sambutan dan membuka acara. (Misalnya Kepala Daerah atau Gubernur).
10 menit
Perkenalan dari Lembaga Penyelenggara Penanggung jawab dari lembaga penyelenggara juga akan menyambut para peserta, mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka di lokakarya, dan secara singkat mengenalkan lembaganya serta menjelaskan kegiatan PEL yang dilakukan oleh lembaganya.
15 menit
Tujuan, Program, dan Metode Moderator akan menjelaskan tujuan lokakarya (yang perlu diadaptasi sesuai dengan konteks tertentu) dan jadwal program. Berkaitan dengan metode, moderator juga akan menjelaskan berbagai keuntungan melakukan kegiatan dengan menggunakan suasana “Kafe”. Harapannya adalah bahwa akan ada banyak orang memberikan kontribusi dan bertukar sejumlah ide dan sudut pandang yang beragam dan cukup dalam tiap diskusi. (Baca Bab 4—Peran Peserta)
15 menit
Permainan Peran Moderator/Fasilitator memperkenalkan Pembawa Cerita Sketsa (baca SUP BATU, halaman 24), yang akan mengawali narasi. Setelah narasi selesai, para individu yang memainkan peran pembuat sketsa akan dikenalkan, termasuk menyebutkan nama dan lembaga asalnya. Sketsa merupakan titik awal dan dorongan motivasional Kafe PEL serta pembuka aktivitas di meja Kafe.
10 menit
Pendahuluan mengenai Kafe PEL Sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengawali aktivitas di meja, Fasilitator memberikan instruksi dan menjelaskan metode aktivitas Kafe PEL, beserta peraturan dan peran di dalamnya (baca kotak Peraturan dan Peran). Ada dua kemungkinan peran untuk peserta Kafe PEL: menjadi host atau anggota. Setelah instruksi di atas disampaikan, para peserta diajak untuk mendiskusikan daftar Peraturan dan Peran yang ada di setiap meja Kafe PEL.
5 menit
Pertanyaan Pertama “Bagaimana cara melakukan kegiatan PEL di wilayah dengan sarana yang kita miliki?” Moderator membuka pertanyaan pertama yang tertulis di papan tempel. Diskusi Kafe PEL yang pertama akan dimulai setelah pertanyaan dibacakan dan dijelaskan. Satu putaran diskusi meja diberi waktu selama 25-30 menit. Fasilitator akan memantau jalannya waktu.
25 menit
Diskusi Pertama Diskusi mengenai pertanyaan yang telah dibuka dilakukan di setiap meja, dan setiap anggota di meja tersebut akan menuangkan idenya ke dalam bentuk gambar dan sketsa di taplak meja berbahan kertas.
14
5 menit
Instruksi untuk Pindah Meja Setelah pertanyaan pertama selesai dijawab, para peserta mendapatkan instruksi untuk pindah meja. Host tetap di meja yang sama untuk menyambut pendatang baru dan secara singkat menjelaskan hasil kerja yang sudah diselesaikan pada putaran pertama. Anggota lainnya pindah ke meja baru, yang mungkin tidak dapat menampung lebih dari jumlah anggota maksimum yang diperbolehkan.
5 menit
Pertanyaan Kedua “Siapa yang seharusnya memimpin proses PEL di wilayah kita?” Moderator membuka pertanyaan kedua, dan menjelaskan pertanyaan tersebut dengan kata-katanya sendiri (seperti yang dilakukan sebelumnya).
25 menit +10 menit coffee break
Diskusi Kedua Pada diskusi kedua ini camilan mulai disajikan sehingga makin menguatkan suasana “Kafe” yang sebenarnya. Pada tahap ini diperlukan tatakan gelas—yang bentuknya bulat atau jenis lain berbahan kertas juga dapat digunakan—supaya botol/gelas/cangkir tidak tumpah ke taplak meja berbahan kertas. Selain itu, jika lokakarya diadakan di wilayah perkebunan kopi, produk dari wilayah tersebut harus disajikan, misalnya kopi yang diproduksi oleh koperasi setempat.
25 menit
Komentar Spesialis PEL Spesialis Pengembangan Ekonomi Lokal akan memberikan masukan konseptual berdasarkan apa yang dia dengar saat dua diskusi meja pertama berlangsung (Spesialis PEL akan berpartisipasi di dua meja sama seperti peserta lainnya selama dua putaran pertama). Spesialis PEL juga akan merujuk pada beragam segitiga dari heksagon PEL (baca Bab 10: “Konten dan Konsep PEL”) untuk mendukung komentarnya. Selain itu, dia akan menjabarkan pengalaman aktual Pengembangan Ekonomi Lokal.
20 menit
Pertanyaan dari Peserta Para peserta akan mendapat kesempatan untuk mengutarakan pendapat, menyampaikan kekhawatiran, dan mengajukan pertanyaan kepada Spesialis PEL.
5 menit
Pertanyaan Ketiga “Komitmen PEL seperti apa yang saya ambil di wilayah saya?” Sebelum membuka pertanyaan ketiga dan terakhir, moderator kembali meminta peserta untuk pindah meja dan meminta agar sedapat mungkin juga bertukar anggota meja dengan yang lainnya. Kemudian moderator akan membuka pertanyaan ketiga (seperti yang telah dilakukan sebelumnya).
25 menit
Diskusi Ketiga
25 menit
Komentar Spesialis PEL Spesialis Pengembangan Ekonomi Lokal akan memberikan masukan konseptual untuk kedua kalinya (baca Bab 10: “Konten dan konsep “PEL”).
20 menit
Pertanyaan dari Peserta Para peserta akan mendapat kesempatan kedua untuk bertanya kepada Spesialis PEL.
15
10 menit
Persiapan dan Presentasi Wawasan Untuk persiapan wawasan, host akan diminta untuk menggantungkan taplak meja di sebuah ruang panel yang ditentukan sesuai dengan nomor meja dan berdiri di depan taplak meja kelompoknya.
1 menit setiap meja
Penjelasan Wawasan Setiap host meja (berdiri di hadapan lembaran kertas yang sudah dibuat di mejanya) menjelaskan pengalaman paling berkesan/penting yang muncul dari ketiga diskusi yang berlangsung di mejanya. Penjelasan para host harus singkat dan jelas.
5 menit
Kesimpulan dan Prospek Dengan mendapatkan masukan dari setiap meja, penyelenggara acara meringkas penjelasan yang telah disampaikan oleh setiap host. Mereka menguraikan semua harapan Pengembangan Ekonomi Lokal terkait semua pelaku yang mengikuti lokakarya dan menjabarkan kemungkinan adanya kegiatan pada masa mendatang.
15 menit
Evaluasi Moderator menjelaskan evaluasi dinamika lokakarya. Setelah itu, setiap peserta menilai tingkat kepuasan mereka atas hasil lokakarya dan menilai seberapa besar motivasi mereka untuk menerapkan Pengembangan Ekonomi Lokal. Selain itu, flip chart juga akan disediakan untuk menuliskan komentar. Setelah peserta memahami metode evaluasi, flipchart akan dikeluarkan dan bagian depannya membelakangi peserta sehingga penulisan komentar tetap bersifat “rahasia�. Kami menyarankan untuk menggunakan salah satu dari dua bentuk evaluasi dalam Lampiran 6. Pilihlah berdasarkan tingkatan budaya para peserta.
5 menit
Penutup Sama seperti upacara pembukaan, upacara penutup harus dilakukan oleh tokoh penting Pengembangan Ekonomi Lokal, seperti Kepala Kamar Dagang dan Industri atau Asosiasi Dagang setempat.
5 menit
Pemberian Sertifikat Sertifikat akan diberikan, tetapi hanya kepada peserta yang mengikuti seluruh acara. Upacara ini sifatnya simbolis, mengingat lokakarya sudah memakan waktu yang lama, tetapi tujuannya adalah untuk memancing keterlibatan dan komitmen peserta (lihat Lampiran 3).
Sesuai pertimbangan peserta
Mini Market Institusional Para peserta memiliki peluang untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kerja yang dilakukan setiap lembaga penyelenggara/sponsor (baca Bab 11: “Mini Market�).
16
T E AM AND P A R T I C I P A N T S TIM DAN PESERTA BERAKSI
I N
A C T I O N
17
6. PERSIAPAN 6.1.
KELOMPOK TARGET
Keterlibatan dan komitmen tokoh penting setempat merupakan hal yang penting untuk memulai proses Pengembangan Ekonomi Lokal. Oleh karena itu, penggiatan untuk pejabat dan pemimpin dari sektor publik dan swasta merupakan hal yang sangat penting. Biasanya, para pelaku tersebut tidak akan mengambil waktu cuti untuk berpartisipasi di dalam acara yang berlangsung selama beberapa hari. Itulah sebabnya “lokakarya penggiatan” hanya berlangsung selama beberapa jam.
Lokakarya dirancang untuk: • • • • • •
Walikota dan pejabat pemerintahan provinsi atau kabupaten Tergantung pada wilayah penyelenggaraan acara: Kepala Pemerintah Daerah dan pejabatnya Para pemimpin dan pelaku bisnis dari sektor swasta serta jaringan mereka (misalnya Kamar Dagang dan Industri) Lembaga pendidikan Pemimpin politik dan masyarakat sipil Perwakilan LSM
Partisipasi langsung pejabat yang berwenang dari sektor publik merupakan hal yang penting, karena jika tidak ada tindak lanjut dari undangan, kebanyakan wali kota akan mengutus staf teknis yang tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan dan sering kali bukan staf yang bekerja di bidang yang sedang dibahas. Adanya hubungan dengan sektor swasta juga penting bagi keberhasilan inisiatif PEL. “Waktu adalah uang” bagi para pengusaha, dan berpartisipasi dalam lokakarya mungkin berarti kehilangan waktu dan kesepakatan bisnis potensial. Sebagai insentif untuk para pengusaha agar mereka mau menghadiri “lokakarya penggiatan”, pameran kecil setelah acara atau mini market sebagai tempat para pengusaha memamerkan dan menjual produk mereka dapat dihadirkan. Insentif lainnya dapat berupa peluang untuk berbagi informasi dan membangun relasi dengan calon pelanggan atau vendor yang juga menghadiri acara tersebut.
18
6.2. BERKUMPUL Lembaga yang menyelenggarakan lokakarya bertanggung jawab untuk mengumpulkan peserta. Guna mencapai hasil yang baik, lembaga penyelenggara harus memiliki reputasi yang sudah dikenal luas di wilayah tersebut dan memiliki kemampuan yang cukup untuk mengadakan pertemuan. Jika lembaga penyelenggara masih kurang pengalaman atau kurang populer di wilayah itu, ada baiknya membentuk aliansi dengan lembaga setempat yang sudah dikenal dapat membantu mengadakan pertemuan dan ikut serta mengorganisasi acara. Sebagai pedoman, undangan biasanya disebarkan ke “pemangku kepentingan berpotensi�, yaitu kepada lembaga dan individu yang selalu berpartisipasi dalam acara serupa dan kepada mereka yang paling sering berkorespondensi dengan kita. Namun demikian, tantangan untuk mengadakan “lokakarya penggiatan� adalah mengumpulkan kelompok peserta yang cukup beragam. Metode Kafe PEL dibuat berdasarkan pertukaran ide-ide baru di antara para pelaku dari beragam sektor. Keberagaman itulah yang akan memperkaya debat serta diskusi ide. Lokakarya harus disiapkan sejak jauh hari; 15 hari sebelum acara, termasuk pengiriman surat undangan, seharusnya sudah cukup sebagai waktu persiapan. Tenggat waktu untuk memastikan kehadiran adalah empat hari sebelum acara dimulai. Ini diperlukan agar ada waktu yang cukup untuk memperkirakan jumlah peserta dan menyiapkan kudapan, banyaknya materi yang harus difotokopi, dan jumlah peralatan yang akan diberikan kepada para peserta. Saat mengirimkan surat undangan, ada baiknya brosur seminar juga dilampirkan dan dikirimkan kepada semua calon peserta (lihat contoh surat dan brosur: lampiran 1 dan 2). Tergantung dari kondisi setempat, acara tersebut harusnya dipromosikan di media (surat kabar, radio, dan televisi). Publikasi acara dilakukan guna memberitahukan kepada masyarakat dan seluruh elemennya mengenai manfaat sosial dan ekonomi lokakarya tersebut. Pesan haruslah singkat, padat, dan memotivasi. Selain itu, pesan harus memberikan informasi yang jelas mengenai cara berkomunikasi dengan penyelenggara lokakarya, dan cara melakukan pendaftaran. Daftar periksa berikut ini diberikan untuk keperluan persiapan lokakarya. Lembaga penyelenggara bertanggung jawab atas seluruh kegiatan, dengan dukungan dari mitra penyelenggara/sponsor.
19
6.3. Kode
DAFTAR PERIKSA Aktivitas
Hasil
Deskripsi
1
Tentukan tanggal dan waktu acara
2
Siapkan anggaran dalam bentuk spreadsheet Excel
3
Pekerjakan moderator dan/atau Spesialis
Kontrak yang sudah ditandatangani
Tentukan organisasi mana saja yang menjadi sponsor atau mitra penyelenggara acara.
4
Buat alat bantu periklanan
Selebaran siaran pers (press release) yang sudah dicetak
Edit, ubah desain, dan cetak brosur (lihat model, lampiran 2), serta promosikan acara di media lokal seperti surat kabar, radio, dan televisi lokal.
5
Kirimkan undangan dan terima konfirmasi kehadiran
Surat undangan, perkiraan jumlah peserta
Buat draf dan kirimkan surat undangan, tindak lanjuti undangan dan kepastian kehadiran, minta wali kota untuk memastikan partisipasi mereka pada upacara pembukaan/penutupan atau sepanjang jalannya acara.
6
Cari dan pesan tempat penyelenggaraan acara
Auditorium sudah dipilih
Pilih berdasarkan 3 penawaran. Tempat acara harus memiliki karakteristik sebagaimana digambarkan dalam “Menciptakan Atmosfer yang Ramah�.
7
Pilih dan pesan camilan dan minuman
Camilan dan minum sudah dipilih
Kopi (untuk menciptakan suasana seperti di kafe sebenarnya), minuman ringan, dan sandwich.
8
Beli persediaan dan kelola perlengkapan teknis
Tersedia sound system dan mikrofon ; semua persediaan sudah diadakan
Beli barang persediaan seperti termuat dalam daftar.
20
Tanggal dan waktu yang sudah terkoordinasikan
Hari libur dan akhir pekan panjang yang dapat mencegah partisipasi perlu dipertimbangkan. Cari tahu hari dan waktu yang terbaik untuk setiap lokasi. Misalnya, di area pedesaan akses ke tempat acara mungkin tidak mudah, jadi jangan minta peserta untuk hadir di pagi hari. Penyesuaian dan pembaruan yang terus berlangsung.
Code
9
10.
11.
10
11
Activity Deliverable Rancang dan buat Spanduk sudah selesai dicetak Designspanduk certificate Certificates printed
Description Spanduk dengan judul dan tanggal acara, sekaligus nama lembaga penyelenggara dan Certificate with event title and date, as well as sponsor. workshop contents (see Annex 3).
Desain sertifikat Sertifikat sudah Input from organizing Presentation dicetak prepared institution Masukan dari lembaga penyelenggara
Sertifikat dengan judul dan tanggal acara, Brief presentation the organizing institution sekaligus kontenoflokakarya (lihat Lampiran and 3). its involvement in Local Economic Development, preferably not Powerpoint; use of Presentasi sudah Mesocards Presentasi mengenai lembaga is singkat recommended. siap penyelenggara dan keterlibatannya dalam Pengembangan Ekonomi Lokal, lebih baik tidak dalam bentuk Powerpoint; lebih baik menggunakan Mesocard.
6.4. PRE-WORKSHOP MEETING WITH ORGANIZING INSTITUTION AND “LED
6.4. RAPAT SEBELUM LOKAKARYA STAKEHOLDER GROUP” DENGAN LEMBAGA PENYELENGGARA DAN “KELOMPOK PEMANGKU KEPENTINGAN PEL”
Ada baiknya meeting pertemuan dengan lembaga A pre-workshop of the bersama organizing institution, the group penyelenggara, kelompok “Pemangku Kepentingan of “LED Stakeholders” and the team of consultants/facilitators is PEL”, dan tim konsultan/fasilitator diadakan sebelum recommended. lokakarya. The meeting should be held the day sebelum before thelokakarya workshop to Rapat tersebut diadakan sehari untuk mengoordinasikan jalannya acara menyiapkan coordinate the event choreography and givedan the site a café-like tempat memiliki kafe. ambience.acara It is vitalagar that all organizersatmosfer are present serupa at this meeting. Kehadiran semua pihak penyelenggara dalam rapat tersebut sangatlah penting. According to our pengalaman experience, it is advisable that, as asangatlah first step, Berdasarkan kami sendiri, disarankan bahwa, langkah pertama yang harus all stakeholders at thesebagai meeting participate actively in preparing dilakukan, semua pemangku kepentingan yang the setting so that they get the feeling of working in a “LEDhadir Café” dalam rapat berpartisipasi aktif dalam menyiapkan (see Chapter 7: “Creating a Hospitable Atmosphere”). tempat supaya mereka mendapatkan suasana kerja sebuah “Kafe PEL” (baca Bab 7: “Menciptakan Atmosfer yang Ramah”).
18
21
Pin boardstempel are erected anddipasang. programs, objectives, motivating Papan harus Selain itu, tujuan, pertanyaan memotivasi, dll. juga which ditulisarepada questions, etc. yang are written on large Mesocards, later Mesocard taped on thebesar panels.yang kemudian ditempelkan ke panel. Selain itu, persediaan dan perlengkapan teknis harus In addition, supplies and technical equipment must be checked to diperiksa untuk memastikan pelaksanaan acara berjalan ensure proper dengan baik.operation. Afterwards, the main facilitatorutama gathers mengajak the group in akelompok circle and Setelah itu, fasilitator berkumpul dalamprogram, lingkaran dan menjelaskan metode, explains the method, objectives, and motivating questions program, tujuan, dan pertanyaan memotivasi for discussion, using the pin boards and facilitation untuk cards. diskusi, dengan menggunakan papan tempel dan kartu fasilitasi. The facilitator asks the group if everyone agrees with the objectives and program. akan If suggestions are made for changes, these are Fasilitator bertanya kepada kelompok untuk memastikan semuanya dengan discussed and a apakah program that suits the setuju expectations of thetujuan dan program yang and ada.the Apabila ada yangGroup menyarankan organizing institution LED Stakeholder is agreed. untuk mengubahnya, hal tersebut akan didiskusikan hingga mencapai kesepakatan suatu program yang The next step is to assign dutieslembaga and responsibilities to the actors sesuai dengan harapan penyelenggara dan that are present. It is suggested that the PEL. duties and names of the Kelompok Pemangku Kepentingan individuals responsible for each activity be written on a flip chart. Langkah selanjutnya adalah memberikan tugas dan tanggung jawab kepada para pelaku yang hadir. Tugas Role players rehearse their performance twice (see Chapter 8: dan nama individu yang bertanggung jawab untuk setiap “Stone Soup”). aktivitas sebaiknya dituliskan di flip chart. Estimated time foryang the pre-workshop meeting isperan 6 hours.berlatih Orang-orang akan bermain memainkan peran mereka sebanyak dua kali (lihat Bab 8: “Sup Batu”). Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk rapat pralokakarya adalah 6 jam.
MOST FREQUENT ERRORS KESALAHAN YANG PALING SERING TERJADI all organizers present • No Tidak semuaare penyelenggara hadir • Pertemuan baru diadakan beberapa jam sebelum dimulai Theacara meeting is held just a few hours in advance
22
19
6.5.
DAFTAR PERSEDIAAN
Untuk suatu lokakarya yang terdiri dari 80 peserta, Anda membutuhkan: #
Persediaan
16
Meja bundar atau kotak kecil, dengan kapasitas 5 orang (diameter maksimum = 1,2 m)
80
Kursi
16
Vas dengan bunga
16
Menu di meja yang berisi peraturan dan peran
60
Kertas flipchart: 48 lembar untuk taplak meja – 2 per meja + 1 tambahan, 12 lembar untuk presentasi Spesialis PEL (format: 67 x 99 cm)
40
Spidol hitam
40
Spidol biru
10
Spidol merah
10
Spidol hijau
50 m
Tali (untuk menggantung kertas flip-chart)
100
Pengait/jepitan baju (untuk menjepit kertas flip-chart)
300
Paku kertas untuk papan tempel
01
Selotip transparan
02
Selotip warna selebar 1”
20
Tempat pensil (1 di setiap meja untuk pendaftaran)
80
Label stiker polkadot warna untuk evaluasi (jika tidak ada, dapat menggunakan spidol)
100
Kartu Fasilitasi (persegi) berbagai warna untuk presentasi (9,5 x 20,5 cm)
30
Kertas papan tempel “Unik” (118 x 140 cm)
01
Flipchart (dengan luas permukaan 72 x 99 cm)
06
Papan tempel (dengan luas permukaan 118,5 x 146 cm)
01
Sound system dengan dua mikrofon nirkabel
01
Laptop dengan CD burner
01
Flashdisk (jika diperlukan)
01
Printer (jika diperlukan)
02
Gunting/cutter
01
Kamera
01
Set meja lengkap untuk logistik
01
Spanduk lembaga penyelenggara
23
7. CREATING MENCIPTAKAN SUASANA YANG RAMAH MENCIPTAKAN ATMOSFER YANG RAMAH 7. A HOSPITABLE ATMOSPHERE Salah satu hal yang penting adalah penciptaan lingkungan yang It is essential to create an environment of informality, the typical informal dengan suasana kafe pada umumnya yang membuat café participants relaxed and motivated. paraambience pesertawhere merasa santaifeel dan termotivasi. Hal yang perlu What we want to avoid is the typical lecture routine or traditional dihindari adalah gaya penyampaian yang terkesan mengajari atau pengaturan lokasi lokakarya tradisional. workshop setting. pilih pertemuan IfApabila possible, memungkinkan, select a large meeting roomruang with sufficient naturalyang besar dengan cahaya alami yang cukup dan ciptakan atmosfer intim light and create an intimate atmosphere to keep away people who agar orang-orang yang tidak terlibat dalam kegiatan “Kafe PEL” are notturut involved in the Jika “LED Café” activity. If the room glass tidak terlibat. ruangan memiliki pintuhas kaca dan di luar doors and there are busy corridors outside, tape chart paper over di pintu nampak koridor yang ramai, tempelkan kertas bagan untuk mendapatkan the doors for privacy. privasi. Musik merupakan bagian penting dari suasana. Putar musik Music is an important part of ambience. Play soft background dengan volume rendah sebagai latar belakang selama diskusi music during discussions, andmelakukan when the mini market ismini held. market. Music berlangsung dan ketika aktivitas Musik should be interrupted during appearances by the facilitator or harus dihentikan ketika fasilitator atau spesialis berbicara untuk menyapatopara peserta. specialist address the audience. Ruang pertemuan harus terlihat kafe ayang sebenarnya. The meeting room should look like a realseperti café. Imagine sidewalk Bayangkan sebuah kafe tepi jalan yang baru buka selama café after it has been open for a few hours, and just how inviting beberapa jam, dan meja di kafe itu terlihat mengundang serta and attractive its tables can be to the passer-by. menarik perhatian orang yang lalu-lalang. Meja tables yang can kecil berbentuk kotak atau bundar Small be dapat square or round (a diameter of 1.20 m is (sebaiknya dengan diameter 1,2 m), yang cukup untuk 5-6 recommended), accommodating up to 5 or 6 individuals. orang. Fewer Jumlah peserta kurang dari empat orang mungkin tidak dapat memberikan than four participants at a table may not provide enough diversity perspektif yang beragam; sedangkan lebih dari enam orang akan of perspectives; more than six may limit the amount of personal membatasi interaksi personal. interaction. Meja will akan diletakkan secara acak dan Tables be arranged in a random fashion (not(tidak in rows)berjejeran) and didekorasi dengan vas bunga sertaindicating sebuah table “menu” yang decorated with small flower vases andkecil a “menu” mencantumkan meja dan serta peran dalam tata number and settingnomor LED Café rules andperaturan roles (see Annex 4). acara pelaksanaan Kafe PEL (baca Lampiran 4). “Tablecloths” will consist two large of paper chartflip chart “Taplak meja” terdiriofdari dua sheets kertas besar(white (kertas paper). Four or five colored markers will be placed on each table, berwarna putih). Empat atau lima spidol, kartu registrasi, dan tempat with pensil akan diletakkan setiap meja peserta together registration cards and adipencil holder, so sehingga that dapat mulai mengisi kartu pendaftaran ketika mereka duduk di participants can start to fill in their registration cards as they meja. “Pramusaji” akan mengambil kartu yang sudah diisi. arrive at the tables. “Waiters” and “waitresses” will collect completed Minumancards. akan disajikan di meja selama diskusi. Sebuah kafe
tidak akan lengkap tanpa makanan dan minuman. Refreshments will be served at the tables during the discussions. Bentangkan baju difood satu sisi ruangan dan gantung A café setting tali isn’tberjepitan complete without and beverages. kartu bundar kecil dengan tulisan nomor meja di sepanjang “tali jemuran” dengan jarak yang cukup antarkartu supaya anggota meja dapat menggantungkan “taplak meja” mereka ketika diskusi selesai.
24
21
Jika di aruangan podium atauside meja pembicara, Stretch cord withterdapat clothespins across one of the room and coba “samarkan” dengan membuatnya seperti place small round cards indicating table numbers alongbar the kafe pada umumnya. Sebagai contoh, Anda dapat melapisi “clothesline”, at appropriate intervals between each card so that kotak dengan aluminium foil agar terlihat seperti mesin table espreso. members can hang their “tablecloths” when the discussions kopi Gunakan imajinasi Anda! Buatlah sesuatu have concluded. yang kreatif! If the room has a podium or a table for speakers, “disguise” it to look like a typical café bar. For example, wrap a box with foil paper so that it resembles an espresso coffee machine. Use your imagination! Be creative!
“Pramusaji” bertanggung menyambut “Waiters” and akan “waitresses” will be injawab chargeuntuk of welcoming peserta dan juga membantu menyajikan minuman. participants and will also help serving refreshments. Sediakan tempat untuk moderator. Alangkah baiknya jika Reserve a place for thedimoderator/s, preferablySelain across itu, the width tempatnya berada sisi lain ruangan. Anda juga papan untuk membu of the perlu room. meletakkan It is also important thattempel pin boards be erected toat “koridor tersembunyi” supaya orang-orang yang create a “hidden corridor” so that the people in charge of logistics bertanggung mengurus logistik dapat bergerak di can move aroundjawab the room without interrupting facilitator/specialist sekitar ruangan tanpa mengganggu fasilitator/spesialis explanations or presentations. saat memberi penjelasan atau presentasi. Position a small at the of the room where Letakkan mejatable kecil di end pojok ruangan agarworkshop dapat digunakan sebagai tempat menyimpan supplies, laptop / PC and printer personel will be keptlogistik for logistics personnel. perlengkapan lokakarya, laptop/komputer, dan printer.
TIPS: Bagaimana caranya membuat TIPS: How to make decorations for our LED Café?dekorasi untuk Kafe PEL kami? Vasa ceramic bunga: bowl Gunakan mangkuk keramik - Flower • vase: Use or a small straw/wicker basketatau with akeranjang foam block dari insidejerami/ to anyaman dengan balok busa di dalamnya untuk meletakkan bunga. hold flower. • Menu: Gunakan karton yang dilapisi plastik (supaya tahan lama) untuk - Menu: Use plastic-covered (for longer pasteboard for the menu, and balsa wood for menu, dan kayu balsawear) sebagai alasnya. the base.
22
25
8. PENGANTAR PERMAINAN PERAN CERITA “SUP BATU” 8.1. TUJUAN Tujuan melakukan permainan peran ini adalah untuk menunjukkan kepada para peserta bahwa Pengembangan Ekonomi Lokal berakar pada inisiatif individu dan membutuhkan koordinasi efektif di antara para tokoh setempat. Selain itu, permainan peran ini memberi peluang untuk mengenalkan setiap “pemain” sebagai anggota dari lembaga penyelenggara atau Kelompok Pemangku Kepentingan setelah permainan selesai. Hal tersebut merupakan cara sederhana untuk menyebutkan dan mengenalkan badan atau lembaga yang memimpin dalam proses Pengembangan Ekonomi Lokal. Pembawa cerita mengenalkan setiap anggota kelompok dan secara singkat menyebutkan nama lembaga mereka. 8.2. PERAN Saat presentasi, diperlukan seorang narator dan beberapa karakter berikut: • Pengembara yang bijaksana • Ibu penjaga penginapan • Penjaga toko • Petani • Istri petani • Anak • Penduduk kota Narator membacakan cerita sementara para aktor menginterpretasikan bagian lisan dari kisah itu, yang ditandai dengan huruf miring dan dituliskan dalam tanda kurung. Jika kelompok “Pemangku kepentingan PEL” tidak cukup banyak, beberapa orang dapat memainkan dua peran yang berbeda. 8.3. • • • • • • • • • •
26
PROPERTI DAN KOSTUM Tidak ada batasan kreasi dan imajinasi untuk kostum yang akan dikenakan oleh para pemain. Panci besar untuk memasak Sendok sup Kayu bakar Kantung garam dan merica kecil Sayur mayur (wortel, kentang, dan bawang bombai) Beberapa potong daging atau daging tiruan dari kertas. Roti Batu dengan beragam ukuran Alat musik
8.4. NASKAH “SUP BATU” SUATU METAFORA PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
Salah satu gagasan kunci dari Pengembangan Ekonomi Lokal adalah bahwa semua orang dapat berkontribusi, dan sesuatu yang luar biasa dan besar dapat diperoleh dari kumpulan kontribusi tersebut. PEL tidak harus selalu berupa uang tunai dalam jumlah besar, melainkan peningkatan komunikasi dan koordinasi. Metafora yang cocok untuk hal tersebut adalah kisah Sup Batu. Sup Batu Pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara bijaksana yang tengah menempuh perjalanan dan suatu hari tiba di sebuah desa yang sangat miskin. Usai meninggalkan bukit subur Irlandia untuk mencari makan, dia kemudian melihat sebuah desa kecil. Tidak lama setelahnya dia sudah tiba di pusat desa itu. Pertama-tama, dia masuk ke sebuah penginapan dan bertanya apakah penjaga penginapan dapat memberikan sedikit makanan untuk pria yang sudah kelelahan menempuh perjalanan tanpa makanan selama lima belas hari. Sang penjaga penginapan, seorang wanita tua berpakaian compang-camping berkata, “Aku akan dengan senang hati memberikannya padamu, pria baik, andai aku punya secuil saja yang bisa aku bagikan, tetapi kami sangat miskin dan aku harus menyimpan setiap potong makanan yang ada untuk keluargaku.” Dia pun meminta pria itu untuk pergi. Tidak jauh dari sana, di ujung jalan, dia melihat sebuah toko kecil dan seorang pria kecil berdiri di depannya. Sekali lagi dia meminta sedikit makanan. Lagi-lagi dia ditolak. Penjaga toko mengatakan bahwa dia sendiri kesulitan memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. Oleh karena itu si pengembara melanjutkan perjalanan sampai akhirnya dia sampai di sebuah ladang pertanian di perbatasan desa. Kepada petani dan istrinya, pengembara meminta makanan sebelum meninggalkan desa tersebut. Petani dan istrinya meminta pengembara malang itu untuk pergi. Selain hanya memiliki makanan yang sangat sedikit, mereka juga akan memukuli pengembara itu dengan cambuk jika berani meminta makanan dari orang yang sudah jelas sangat miskin. Dengan perasaan kecewa pengembara itu kembali ke bukit. Malam itu, ketika dia berbaring kedinginan dan kelaparan, dia membuat keputusan terkait hal yang harus dia lakukan begitu fajar menyingsing. Pagi harinya, dia kembali ke desa dan langsung berjalan menuju pusat desa. Dia beruntung menemukan sebagian besar penduduk desa di sana, termasuk orang-orang yang dia ditemui kemarin. Dia masuk ke pusat kota dan sekali lagi dengan sopan bertanya ke penjaga penginapan apakah sungguh tidak ada secuil makan pun untuk dibagikan kepadanya. Penjaga penginapan menjawab: “Aku berharap aku bisa membagikan makanan kepadamu, karena dengan begitu aku sanggup memberi makan sesama penduduk desa dan kami semua dapat berbahagia kembali.”
27
Pengembara itu memandangnya dan berkata, “Sayang sekali! Wanita yang baik, andai aku membawa sup batu ajaibku kamu sungguh dapat menyediakan makanan untuk seluruh penduduk desa.” “Batu ajaib apanya!”, ejek wanita tua itu. “Coba bayangkan! Sup batu untuk memberi makan seluruh desa!” Sekarang semua penduduk desa mulai berkumpul, penasaran ingin melihat sumber keramaian yang terjadi. “Nyonya cantik, kalau…”, dia berhenti. ... “Kau tahu, di pedesaan seperti inilah tempat aku pertama kali menemukan bebatuan ajaibku untuk memasak sup batu. Resepnya adalah resep ajaib yang diajarkan oleh seorang penyihir bertahun-tahun yang lalu. Nyonya yang baik hati, kau harus tahu bahwa bukan bebatuan—walaupun bebatuan yang digunakan haruslah batu yang benar—melainkan keajaiban dari resep penyihir itulah yang menghasilkan sup untuk memberi makan seisi desa.” Tertarik, penjaga toko berkata: “Ada beberapa batu cantik yang terletak di balik bukit pertama, dekat anak sungai.” “Kalau begitu, ayo kita ke sana”, kata pengembara. Semua penduduk desa kemudian mengikutinya ke sungai. Di sana dia melihat-lihat sekitar 30-40 batu dengan cermat. Dia memungut batubatu tersebut, melihatnya satu per satu dan menjilatnya ... kemudian melempar batu-batu itu kembali, dan semua batu itu jatuh ke air, membuat percikan air. “Yang itu tidak bagus.” Akhirnya, dia memungut satu kerikil dengan bentuk bundar yang sempurna dan berwarna kemerahan, kemudian tersenyum. “Ini sempurna!” katanya. “Mungkin kita masih bisa membuat sup batu yang cukup untuk semuanya.” Kerumunan mulai berbisik-bisik; ketertarikan mereka sangat terasa, karena semuanya, yang sudah berada di ujung tanduk kemiskinan, sangat kelaparan. Pengembara itu lari ke sisi anak sungai lainnya dan mengambil batu merah kedua, menari-nari sambil mengangkatnya ke udara supaya semua orang dapat melihat. Seorang anak kemudian mendekat dan menunjukkan batu yang baru saja ditemukannya. “Apakah ini batu ajaib, tuan?”, tanyanya. Pengembara melihat anak kecil itu, mengambil batu, dan mempelajarinya dengan saksama, Akhirnya, dia menjawab, ketika kerumunan terdiam. “Anak ini telah menemukan batu ketiga ... dan malam ini, teman-temanku yang baik, kita akan menikmati Sup Batu!” Pengembara itu kemudian beralih ke kerumunan yang ada di situ dan bertanya: “Nah, siapa yang punya panci besar?” Seorang pandai besi yang tampak lusuh berkata bahwa dia punya kuali besar tua, tetapi tidak terlalu usang, di belakang kandang kuda, dan kemudian dia pergi mengambilnya bersama beberapa pria lainnya. “Sekarang kita butuh kayu untuk membuat api!” Tukang kayu desa itu mengatakan bahwa dia memiliki beberapa potong kayu dan kemudian dia pergi mengambilnya. Kuali tersebut sudah dicuci dan disikat dengan bersih, diisi dengan air segar dari sungai, dan diletakkan di atas api menyala, sementara semua penduduk desa duduk mengitari api dan menyaksikannya. Pengembara mengambil beberapa batu dari kantungnya, memegangnya di atas kuali, dan bernyanyi dengan keras: “Bukan hanya dari satu batu, atau dua batu, melainkan tiga batu kita akan membuat makanan untuk semua orang.”
28
Setelah selesai bernyanyi, dia melemparkan batu—plung, plung, plung—ke dalam air yang mendidih. Lalu dia mengambil sendok sup kayu yang besar dan mulai mengaduk-aduk kaldu sambil menggumamkan lagu Celtic lama. Setelah sepuluh menit, kerumunan mulai tidak sabar. Melihat hal tersebut, pengembara berdiri, sekali lagi mengaduk kuali, mendekatkan sendok sup ke bibirnya, dan mencicipi sup tersebut. Di antara kerumunan ada yang bertanya: “Apakah supnya sudah siap dimakan?” Setelah sekali lagi mencicipi sup itu, si pengembara tersenyum dan berkata: “Rasanya sudah enak, sangat enak, tetapi, dengan sejumput garam rasanya akan makin sempurna.” Penjaga toko berkata: “Aku punya sejumput garam, dan merica juga; bisa ditambahkan,” lalu dia berlari ke toko mengambil garam dan merica. Beberapa menit berlalu dan pengembara itu berdiri lagi, mengaduk sup, mengangkat sendok sup ke bibirnya, dan mencicipi sup batu itu. Dengan senyum lebar, dia berkata: “Rasanya sudah enak, sangat enak, tetapi, kalau saja ada sedikit wortel, rasanya akan lebih gurih, dan sup ini akan jadi lebih sempurna lagi.” Istri petani menyahut: “Aku punya beberapa wortel, satu kentang, dan beberapa bawang bombai dari kebun; mungkin kita bisa tambahkan ke supnya”, dan dia juga bergegas ke kebun mengambil sayur-mayur. Beberapa saat kemudian si pengembara berdiri di samping kuali panas yang berasap dan berbuih, aromanya semerbak dan menggugah selera para penduduk desa, kemudian dia mencicipi lagi. Dengan wajah puas, dia berkata: “Rasanya enak, sangat enak, mungkin ini sup terlezat di dunia, tetapi kalau ada sedikit suwiran daging domba, wah, sup ini akan terasa sempurna, layak untuk seorang raja!” Kali ini petani berkata: “Baru saja pagi tadi aku menyembelih domba terakhir yang aku miliki; mungkin kita bisa tambahkan di situ”, kemudian dia lari mengambil daging. Begitulah seterusnya, semua penduduk desa menyumbangkan sedikit barang atau benda lainnya yang selama ini mereka simpan sendiri. Pada akhirnya sup menjadi begitu kaya rasa berkat banyaknya kontribusi yang diberikan sehingga lebih terlihat seperti semur daripada sup. Kemudian para penduduk desa merayakannya sepanjang malam, berpesta menikmati sup yang lezat itu. Pembuat roti membawa dua buah roti, dan bahkan penjaga penginapan memberikan satu tong kecil berisi bir sebagai pelengkap pesta. Pada malam yang indah itu, penduduk desa menikmati makanan sepenuh hati dan, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, mereka tidur sangat nyenyak. Keesokan paginya, pengembara meninggalkan desa untuk melanjutkan perjalanan; para penduduk desa memberinya banyak hadiah dan perbekalan. Sebagai ungkapan terima kasih, pengembara memberi penjaga penginapan batu-batu berharga itu dan berkata kepada orangorang desa: “Kalian bisa menikmati pesta makan seperti semalam kapan pun kalian mau; kalian hanya perlu mengikuti resep saya di kertas itu dan semua orang harus menyumbang sedikit supaya rasanya sempurna.” Begitulah akhirnya pengembara yang berbahagia itu pergi ke arah matahari terbenam dan perbukitan hijau Irlandia.
29
8.5. CONTOH
8.5. EXAMPLES
Dalam lokakarya yang diadakan di Peru In the workshops held in northern Peru, we were utara, kami terkesan dengan betapa impressed by how creative actors provedmembuat to be when kreatifnya para aktor ketika organizing the role-play. permainan peran. • Di Trujillo, ada dua orang yang - In Trujillo, two people playing provided memainkan alat instruments musik sebagai latar music belakang suaraTheuntuk drama background to the play. volume of music yang dipentaskan. Volume musik increased during the village celebration scene. adegan perayaan di Somemeningkat actors wore pada large hats, depending on their desa. Beberapa aktor menggunakan role; the wise man carried a traveler’s backpack topi yang lebar, sesuai peran mereka; and apengembara walking stick. membawa ransel pelancong dan tongkat bantu jalan.
Di Chiclayo, drama diganti menjadi pertunjukan panggung boneka, yang dapat menjadi pilihan menarik dan mengasyikkan. Berkenaan dengan hal tersebut, harus ada ruang yang cukup - In Chiclayo, role-play was turnedpertunjukan into a puppet besar the untuk menampilkan sehingga semua anggota show, which was an interesting and playfulpeserta option. dapat pementasan dari setiap In this case,melihat a large enough space has to be sudut ruangan. provided for the performance, so that all members of the audience can watch the play from every corner of the room. •
•
Di Jaén, seluruh ruangan digunakan untuk pementasan drama, dilengkapi pita plastik warna biru di sepanjang lantai yang menyimbolkan anak sungai tempat ditemukannya batubatu ajaib
- In Jaén, the whole room was used as a setting for the play, with a long blue plastic ribbon on the floor symbolizing the brook where the magical stones are found.
30
27
Di Moyabamba, para aktor juga menggunakan seluruh ruangan, berpindah-pindah tempat di sekitar ruangan untuk menampilkan - In Moyabamba, the players also used theadegan whole yang berbeda-beda. Beberapa aktor room, moving around to act out the different scenes. mengubah naskah asli dengan Some actors changedlelucon the original script, adding menambahkan spontan. in some spontaneous jokes.
•
USEFUL SUGGESTIONS SARAN SARAT MANFAAT At least one prior rehearsal is required for the play to be successful. Based on our Setidaknya harus ada satu kali latihan sebelum pementasan supaya experience, it isberhasil. best to haveBerdasarkan two rehearsals,pengalaman to ensure thekami, playersakan can memorize pementasan lebih baik jika their lines and feel comfortable on stage. latihan diadakan sebanyak dua kali untuk memastikan para aktor dapat Depending the dynamics each group nyaman of players,dihowever, an improvised mengingatondialog merekaof dan merasa atas panggung. Namun demikian, bergantung pada dinamika setiap kelompok aktor, performance may also be quite lively and spontaneous. pertunjukan dengan improvisasi juga dapat menjadi sesuatu yang menarik dan spontan. It is advisable to adapt the role-play script and geographical settings to the specific town. In northern Peru, for instance, annaskah Andean instead an Irish Ada baiknya pula menyesuaikan drama ofdan tatasetting letak was geografis used in some plays. dengan kota tertentu. Misalnya, di Peru utara, latar belakang masyarakat pegunungan Andes digunakan untuk drama alih-alih latar Irlandia. In large rooms, you might want to have two wireless microphones available, to Di passed ruangan yang besar, Anda mungkin perlu menyediakan dua mikrofon be around among the players. nirkabel, untuk digunakan bergantian oleh para pemain.
28
31
9. MOTIVATING PERTANYAAN YANG MEMOTIVASI 9. QUESTIONS Keberhasilan PEL sangat bergantung pada The success of theKafe LED Café depends to a large extent on the pertanyaan yang diajukan di setiap putaran diskusi questions launched for each table discussion round. Well-thoughtmeja. Pertanyaan yang diformulasikan dengan matang out questions attract energy andperhatian, attention, and helpmembantu lead the akan menarik energi dan serta discussion towards key points of the subject at hand. trick is mengarahkan diskusi ke poin utama pokok The bahasan. to link theadalah differentdengan questions so as to widen the scope of the Caranya mengaitkan beragam pertanyaan sehingga memperluas cakupan debat yang berkembang debate in logical progression during the various workshop stages. secara logis dalam beberapa tahap lokakarya. The LED Café debate is organized around three stages, introduced Debat dalam Kafe PEL diatur menjadi tiga tahap, yang by the following questions: dibuka denganmotivating pertanyaan memotivasi berikut ini: 1. How to do LED in the region with our own means? Bagaimana cara melakukan kegiatan PEL di wilayah dengan sarana yang kita miliki? 2. Who should lead the LED process in our region? 2. Siapa yang seharusnya memimpin proses PEL di 3. Which commitment will I assume for LED in my region? wilayah kita? 3. Komitmen apa yang perlu saya jalani untuk PEL di The firstwilayah questionsaya? is related to the “Stone Soup” sketch (see chapter 8), which explains LED as a process based on the use of local Pertanyaan pertama berkaitan dengan sketsa “Sup resources. Thisbab is a metaphor for “endogenousPEL potential”, a guiding Batu” (baca 8), yang menjelaskan sebagai suatu concept in the modern understanding of LED. At the same time, proses yang didasarkan pada pemanfaatan sumber this question the debatemerupakan towards the participants’ own daya lokal. leads Hal tersebut metafora “potensi endogen”, and sebuah konsep penuntun dalam experience, thus establishes a connection withpemahaman their own PEL modern. saat bersamaan, pertanyaan knowledge. We haveDi found it useful to encourage participants itu to mengarahkan debat pada pengalaman pribadi peserta bring in their own examples, so as to move beyond merely abstract dan membuka jalan masuknya wawasan mereka. statements. Kami sadar bahwa ada baiknya mendorong para peserta 1.
memberikan contoh berdasarkan pengalaman mereka sendiri agar diskusi tak hanya pernyataan The second question introduces theberisi perspective of the abstrak. local economic actors. Here, public and private sector roles are usually discussed. Opinions on the leadership issue often differ depending Pertanyaan kedua menghadirkan perspektif pelaku on whetherlokal. participants come from business or theakan municipal ekonomi Dari pertanyaan ini biasanya muncul government. The question results in positions being and diskusi terkait peran sektor publik dan swasta.taken Pendapat helps define each agent’s kepemimpinan specific role in a LED initiative. Ultimately, mengenai persoalan sering kali beragam. oleh asal peserta, dari pihakwhere pelaku itIniisdipengaruhi a shared leadership situation, a relationship thebisnis public atau pemerintah kota. Pertanyaan ini akan menunjukkan sector creates adequate conditions for private economic activities. posisi yang diambil dan membantu menjelaskan peran khusus setiap agen dalam inisiatif PEL. Pada dasarnya, The question leads thekepemimpinan debate towards action. This question PELthird merupakan suatu bersama, sebuah on individual is intended to encourage reflection on relasi yang commitment memungkinkan sektor publik menciptakan kondisi yang layak untuk kegiatan the contribution each individual participantekonomi can make.swasta. Our intention is to motivate local agents to actively involve themselves in a LED Pertanyaan beralih perdebatan ke tindakan. effort. The lastketiga round may alsodari be used as an opportunity to Pertanyaan terkait komitmen individu ini dimaksudkan encourage participants to work together in such activities and untuk membuat setiap peserta merefleksikan establish LEDyang networks. kontribusi dapat mereka berikan. Kami bermaksud memotivasi agen lokal agar secara aktif melibatkan diri mereka dalam upaya PEL. Putaran terakhir juga
32
29
At the end of the second andpeluang third rounds of debate, the “LED dapat digunakan sebagai untuk mendorong para peserta bekerja samaHe/she dalam speaks kegiatan Specialist” takes the floor. to tersebut the wholedan group for menciptakan jaringan PEL. twenty to thirty minutes and then takes questions from the Di akhir debat tahap kedua dan ketiga, “Spesialis PEL” audience. This question-and-answer period should be limited to akan mengambil alih. Dia akan berbicara di depan seluruh puluhand hingga tiga puluh not morekelompok than ten toselama twentydua minutes, the debate at the tables menit, kemudian menjawab beberapa pertanyaan dari is then resumed. Those who do not have a chance to ask questions peserta. Sesi tanya-jawab ini harus dibatasi agar tidak at thisdari timesepuluh should behingga told that will menit, have another opportunity lebih duathey puluh dan debat di meja akanround. dilanjutkan. Bagi peserta yang tidak after the next mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada sesi ini akan diberi kesempatan pada sesi berikutnya.
The guest specialist’s role is to detect issues raised at table Peran spesialis untukto mendeteksi discussions thattamu may adalah be relevant qualify, orpersoalan even challenge, yang diangkat dalam diskusi meja yang relevan certain beliefs in relation to LED. The “LEDmungkin Specialist” role provides untuk mengubah, atau bahkan menantang, beberapa an outsider’s viewpoint andPEL. helps participants attain keyakinan tertentu terkait Peran “Spesialis PEL”greater adalah memberikan sudut pandang orang lain dan conceptual clarity. membantu peserta untuk lebih memahami konsep dengan lebih baik.
The specialist should take part in table debates to better understand Spesialis ambiland bagian debat diinto meja the issuesharus discussed thus dalam gain insights theagar economic lebih dapat memahami persoalan yang sedang dibahas circumstances of the specific region. sehingga memperoleh gambaran mengenai kondisi ekonomi di wilayah tertentu.
Playing the “LED Specialist” role requires having a sound knowledge Peran “Spesialis PEL” membutuhkan yang of key LED concepts and, in particular, pengetahuan the ability to promptly baik akan konsep utama PEL dan, khususnya, mampu detect key issues in the local The LED Specialist may want mendeteksi dengan cepatdebate. persoalan utama dalam debat lokal. Spesialis PEL dapat beragam to use the different triangles of themenggunakan LED hexagon and other graphics segitiga dalam heksagon PEL dan bagan lainnya untuk to help structure his/her presentation. membantu menyusun presentasinya.
33
10. KONTEN DAN KONSEP “PEL “ Segitiga pertama: Perusahaan
Kelompok
Target—
Pengembangan ekonomi didasarkan pada upaya yang dilakukan oleh perusahaan, beberapa dimiliki oleh pemerintah, tetapi sebagian besar merupakan entitas sektor swasta. Oleh karena itu, perusahaan, khususnya di sektor swasta, merupakan kelompok target utama dari Pengembangan Ekonomi Lokal. Kelompok target lainnya termasuk para pekerja dan sektor publik; kita akan membahas kelompok-kelompok tersebut dalam bagian faktor lokasi. Perusahaan seperti apa yang termasuk dalam kelompok target utama? Upaya PEL sering kali terfokus pada perusahaan dari luar wilayah. Tujuan utama dari upaya PEL tradisional (yang dilaksanakan pada negara industri dari tahun 60–80-an) adalah untuk menarik investor baru. Akan tetapi, upaya tidak boleh hanya terbatas pada menarik perhatian investor eksternal. Pada dasarnya, ada tiga jenis perusahaan yang dapat menjadi target PEL: • Investor eksternal • Perusahaan lokal • Wirausaha Berdasarkan karakteristik khas wilayah tertentu, kita dapat menentukan jenis perusahaan apa saja yang perlu menjadi target utama. Menargetkan investor eksternal merupakan hal yang signifikan, khususnya untuk lokasi yang dengan basis perusahaan lokal yang lemah dan bisnis yang tidak terlalu dinamis. Di lokasi yang memiliki basis ekonomi lokal kuat, akan lebih masuk akal untuk meningkatkan daya saing antara perusahaan yang sudah ada, alih-alih menarik perusahaan baru. Namun, pesan utamanya adalah: Jangan fokus pada ketiga kelompok target secara terpisah; coba kembangkan sinergi di antara ketiga kelompok target tersebut. Gambar di bawah ini mengilustrasikan sinergi potensial
34
Sekarang, mari kita lihat dua anak panah yang menghubungkan “memperkuat perusahaan lokal� dengan dua tindakan lainnya. Ketika mencoba untuk menarik investor luar, kita dapat menarik perhatian segala macam perusahaan, yang juga termasuk salah satu pilihan, tetapi tidak selalu menjadi pilihan yang efektif. Jika, sebagai contoh, ada basis ekonomi lokal di industri pemrosesan makanan, bagaimana mungkin produsen produk elektronik menganggap lokasi ini menarik? Jika ada basis ekonomi yang lemah atau sama sekali tidak ada, bagaimana mungkin investor eksternal menaruh minat pada lokasi tersebut? Investor dari luar wilayah cenderung berkelompok. Oleh karena itu, jika wilayah Anda sudah memiliki profil usaha tertentu, seperti pemrosesan makanan, Anda sebaiknya mencari cara menarik investor komplementer. Bagaimana caranya? Pendekatan terbaik adalah berkonsultasi dengan pebisnis setempat. Mereka adalah orang-orang yang ahli di bidangnya, mengenal para pemain yang bergerak di industri tersebut, dan, oleh karenanya, dapat dengan mudah mengidentifikasi investor potensial. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi perusahaan yang dapat memperkuat profil lokal, khususnya dengan memberikan masukan, layanan, dan barang modal yang terspesialisasi. Anda juga akan menemukan bahwa “menjual� kota Anda kepada investor eksternal akan menjadi lebih mudah jika investor menganggap ada permintaan yang tinggi untuk produk atau layanannya. Sementara itu, terkait promosi start-up, perlu diingat bahwa hal tersebut mungkin memiliki hubungan yang dekat dengan basis ekonomi yang sudah ada. Perusahaan yang sudah ada mungkin tidak keberatan mengalihdayakan beberapa kegiatan, tetapi tidak dapat menemukan subkontraktor yang tepat. Melatih wirausaha baru atau pelaku bisnis dengan kinerja rendah merupakan pendekatan yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kondisi pendukung proses subkontrak lokal sehingga meningkatkan daya saing perusahaan terkemuka dan menciptakan peluang bisnis baru. Pendekatan dapat dilakukan dengan mendukung spin-off. Tenaga ahli yang bekerja untuk perusahaan lokal yang sudah ada mungkin mempertimbangkan untuk membuka usaha sendiri agar dapat memberikan masukan khusus atau layanan kepada pemberi kerja, tetapi ragu-ragu karena tidak yakin mampu menaklukkan tantangan. Sekali lagi, kursus pelatihan yang difokuskan pada kebutuhan mereka dapat menjadi satu pilihan.
35
Segitiga kedua: Memperkuat Faktor Lokasi Segitiga kedua adalah faktor lokasi, yaitu karakteristik yang menentukan apakah suatu kota atau wilayah telah menciptakan lingkungan usaha yang kondusif. Ada tiga jenis faktor lokasi: Faktor lokasi berwujud, yang biasanya merupakan parameter “keras� dan sering kali dapat diukur. Faktor tidak berwujud adalah faktor yang relevan bagi perusahaan. Faktor seperti itu disebut faktor “halus� dan tidak mudah untuk diukur. Faktor berwujud yang relevan bagi para ahli biasanya merupakan faktor yang menentukan kualitas kehidupan di suatu tempat. Ketiga jenis faktor lokasi ini memiliki pola hierarki yang jelas. Faktor berwujud merupakan faktor yang paling signifikan. Faktor tidak berwujud hanya dapat menjadi sama pentingnya dengan karakteristik pembeda yang khas ketika semua lokasi terkait memiliki semakin banyak faktor berwujud yang serupa. Dengan kata lain, jika lokasi Anda tidak memiliki karakteristik pendukung yang serupa dengan kota lain seperti penyedia daya yang dapat diandalkan, persediaan air yang melimpah, dan kondisi akses jalan yang baik, dampak yang dicapai akan menjadi terbatas, terlepas dari adanya lembaga pendukung yang unggul dan program jaringan bisnis yang sangat efektif. Segitiga ketiga: Fokus dan Sinergi— Menghubungkan Dorongan Ekonomi, Penciptaan Lapangan Kerja, dan Perencanaan Wilayah Sektor publik dan swasta memiliki pemikiran yang berbeda. Pengembangan Ekonomi Lokal tidak hanya berkaitan dengan aktivitas seperti promosi bisnis, dukungan untuk perusahaan kecil dan menengah, dan promosi usaha mikro.
36
Tujuan utama PEL adalah menciptakan lapangan kerja dan, berkenaan dengan hal tersebut, menyertakan kebijakan promosi ketenagakerjaan dan melibatkan organisasi dalam upaya PEL merupakan hal yang sangat penting. Akan tetapi, penciptaan lapangan kerja sering kali dianggap sebagai bagian dari kebijakan sosial. Hal ini sering kali menimbulkan kebingungan dalam memahami dua konsep yang sebenarnya berbeda: pengembangan ekonomi dan pengembangan masyarakat. Satu persoalan utama PEL adalah peningkatan kualitas lokasi di suatu area tertentu. Jika melihat faktor berwujud dan tidak berwujud yang menentukan kualitas suatu lokasi, kita akan menemukan bahwa beberapa faktor sangat erat hubungannya dengan promosi bisnis, sedangkan faktor lainnya melibatkan isu yang biasanya disertakan di dalam kerangka kerja Pembangunan Kota atau Pengembangan Daerah. Hal tersebut merupakan cabang ilmu dan organisasi yang mengurus persoalan seperti zonasi atau kualitas kota. Agar dapat merancang dan meluncurkan inisiatif PEL yang sesuai, lembaga pendukung terkait harus memahami cara dua bidang yang saling berkaitan ini berevolusi: Apa saja konsep dan instrumen utama yang digunakan saat ini? Sinergi seperti apa yang dapat dicapai dengan menghubungkan konsep, aksi, dan pelaku dalam dua bidang yang berbeda tersebut? Segitiga keempat: Pengembangan Berkelanjutan di Tingkat Daerah
Pengembangan yang berkelanjutan sering kali terlihat seperti konsep yang abstrak. Namun, konsep itu menjadi tidak abstrak ketika terkonsep di tingkat lokal. Contoh yang bagus adalah minyak sayur. Pernahkah Anda memikirkan seberapa banyak minyak sayur yang dikonsumsi secara rutin di wilayah Anda, khususnya di restoran dan dapur industri? Pernahkah Anda menyadari bahwa sebagian besar minyak sayur tersebut tidak dikonsumsi, melainkan dibuang setelah periode penggunaan tertentu? Jika Anda mulai banyak mengajukan pertanyaan, Anda mungkin mengetahui bahwa, setiap bulannya, beberapa ton minyak sayur dibuang ke sistem pembuangan setempat atau ke sungai. Hal tersebut tidak hanya menyebabkan masalah lingkungan; tetapi juga merupakan sesuatu yang sangat disayangkan. Minyak sayur bekas masih memiliki kandungan energi yang tinggi dan dapat digunakan kembali, setelah proses penyulingan, misalnya untuk kendaraan.
37
Mengapa tidak menggunakan minyak sayur yang didaur ulang pada bus umum? Hal tersebut jelas merupakan ilustrasi yang sangat baik tentang konsep pengembangan yang berkelanjutan. • Konsep ini mengatasi beberapa permasalahan lingkungan (polusi sungai, polusi udara akibat bahan bakar konvensional). • Konsep tersebut juga menciptakan peluang ekonomi, karena operasi pengepulan dan penyulingan minyak harus dilakukan oleh perusahaan swasta (mungkin dengan bantuan dana pemerintah untuk memulai proyek). • Konsep itu memupuk pengembangan sosial, khususnya karena ia menciptakan lapangan kerja baru yang tidak menuntut keterampilan khusus dalam bisnis pengepulan minyak sayur. Contoh ini menunjukkan dua hal: a. Pertama, pengembangan berkelanjutan ternyata dapat menjadi suatu konsep konkret dan sederhana. b. Kedua, dengan mengadopsi sudut pandang ini, kita akan memiliki titik keuntungan yang lebih besar yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi peluang yang bisa jadi terabaikan. Dengan adanya hubungan seperti ini, pengembangan berkelanjutan dapat memberikan panduan dalam hal orientasi strategis. Selain itu, pengembangan berkelanjutan juga dapat memotivasi pelaku lokal untuk menjalankan PEL. Ada banyak lokasi, termasuk di wilayah miskin, yang memiliki masalah besar terkait lingkungan seperti pembuangan limbah. Sebagian besar dari permasalahan ini, tidak diragukan lagi, juga merupakan peluang bisnis, dan membuat konsep seperti itu membuka jalan mencapai inisiatif PEL yang efektif. Segitiga kelima: Tata Kelola Semua upaya pengembangan lokal melibatkan sektor publik dan swasta. Pola dasar keberhasilan suatu upaya PEL melibatkan jaringan, bukan hanya satu organisasi. PEL didasarkan pada jaringan kebijakan, yaitu, suatu kelompok yang terdiri dari berbagai pelaku, baik dari kalangan pemerintah maupun nonpemerintah. Alasannya adalah karena setiap pelaku akan menyumbangkan sumber daya tertentu— kekuatan legislatif, uang, informasi dan pengetahuan, reputasi, dan sumber daya lainnya. Oleh karena itu, diskusi mengenai apakah lembaga Pengembangan Ekonomi Lokal harus diciptakan atau tidak dan mengenai bagaimana struktur organisasinya bukanlah prioritas utama.
38
Suatu lembaga PEL tidak dapat mengelola, atau menjadi pengganti untuk jaringan kebijakan; keduanya tidak dapat menghadapi beragamnya aktivitas yang tercakup dalam upaya PEL. Lembaga PEL akan menangani beberapa tugas khusus, oleh karenanya, akan menjadi bagian dari jaringan kebijakan PEL. Sementara itu, untuk sektor publik, cabang legislatif dan eksekutif pemerintah memiliki perannya sendiri. Di sektor swasta, KADIN dan asosiasi perdagangan harus turut berpartisipasi dalam upaya tersebut. Selain itu, badan usaha juga dapat terlibat secara aktif di dalamnya. Badan usaha yang dimaksud di sini mencakup usaha-usaha seperti perusahaan real estate dan pembangunan desa dan juga perusahaan penyedia utilitas. Akan tetapi, perusahaan lain juga mungkin berpartisipasi, seperti korporasi besar yang bergerak dalam pengembangan pemasok atau dalam aktivitas pengembangan masyarakat. Di banyak negara berkembang, masih banyak ditemukan pelaku di kedua sektor yang tidak cukup layak untuk mengemban tugas ini. Lembaga pemerintahan sering kali tidak memiliki dana yang cukup, tidak memiliki karyawan yang terampil, memiliki proses birokrasi yang rumit, tidak mampu memahami pola pikir pelaku bisnis, dll. Organisasi di sektor swasta, khususnya kadin dan asosiasi perdagangan, sering kali tidak memiliki personel yang cukup, tidak profesional, sangat terpolitisasi, memberikan sedikit layanan bagi anggotanya, tidak memiliki misi yang jelas, dll. Dalam lingkungan seperti itu, akan sulit untuk meluncurkan inisiatif PEL. Selain itu, kecil kemungkinannya masalah tersebut akan teratasi dalam jangka waktu menengah. Para pelaku yang tertarik untuk menerapkan inisiatif PEL harus bekerja dengan organisasi apa pun yang ada. Terjadinya reformasi sektor publik dan menunggu pengembangan organisasional kadin dan asosiasi perdagangan merupakan hal yang tidak dapat diharapkan. Alih-alih demikian, ada baiknya beralih ke inisiatif PEL yang justru menciptakan peluang, dan mungkin memotivasi, munculnya perubahan tersebut. Namun, penting diingat bahwa, di banyak daerah lain, baik reformasi sektor publik maupun pengembangan organisasi sangat erat kaitannya dengan potensi kerja sama antara sektor publik dan swasta (KPS—Kemitraan Pemerintah-Swasta). Upaya PEL harus didasarkan pada KPS. Namun, jika lingkungan tertentu memenuhi deskripsi di atas, kecil kemungkinanannya KPS akan berhasil, kecuali dalam bentuk klientelisme tradisional (terjadinya pertukaran barang dan jasa untuk keperluan dukungan politik). Perubahan organisasional dalam proses PEL dapat menciptakan kondisi awal yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan KSP.
39
Perbedaan pemikiran antara sektor publik dan swasta Salah satu alasan di balik banyaknya tantangan PEL adalah perbedaan cara pikir antara sektor publik dan swasta. Sektor publik mengikuti logika legal dan elektoral dan memandang jauh ke depan. Sebaliknya, sektor bisnis mengikuti logika pasar jangka pendek. Jika menginginkan agar perusahaan dan kamar dagang serta asosiasi dagang terlibat dalam proses, sektor publik harus mempertimbangkan perbedaan tersebut dan mencoba mengambil langkah spesifik yang akan memberikan hasil dalam jangka pendek. Sektor publik menyukai legitimasi yang secara otomatis memberikan kewenangan tertentu bagi pihaknya untuk memimpin proses PEL. PEL membutuhkan pendekatan manajemen baru Pendekatan piramida terhadap manajemen tidak sesuai dalam menerapkan PEL karena dalam investasi pasar ekonomi pengambilan keputusan didelegasikan dari pemerintah pusat ke daerah (terdesentralisasi). Pendekatan yang paling cocok untuk PEL adalah manajemen horizontal, yang memungkinkan para pelaku membangun jaringan melalui tindakan bersama mereka. Proses Kafe PEL, dengan para peserta yang secara konstan berpindah meja, mengilustrasikan pendekatan berjejaring ini. Oleh karena itu, Kafe PEL juga merupakan metafora untuk kerjasama antaragen ekonomi lokal dalam proses PEL. Segitiga keenam: Diagnosis, Perencanaan, Pemantauan, dan Evaluasi Pengembangan ekonomi lokal memiliki awal, tetapi tidak akan berakhir. PEL dapat dimulai dari pemerintah pusat mendelegasikan tanggung jawab pengembangan ekonomi ke lembaga berwenang setempat, atau pemangku kepentingan lokal yang memutuskan untuk menangani sendiri persoalan yang ada karena angka pengangguran dan kemiskinan sudah tidak dapat ditoleransi. Akan tetapi, begitu proses PEL dimulai, mereka akan mendapati bahwa mereka sedang membidik target yang bergerak. Begitu masalah yang lebih mudah, seperti proses perizinan yang sangat birokratis terselesaikan, akan lebih banyak masalah rumit lainnya yang teridentifikasi yang akan memerlukan waktu penyelesaian yang lebih lama. Yang seperti ini akan terus terjadi.
40
Cara terbaik untuk memahami PEL adalah dengan melihat proses ini sebagai siklus yang tidak putus, dengan proses pembelajaran berdasarkan pada tiga fondasi: • Diagnosis partisipatoris • Perencanaan partisipatoris • Pemantauan, evaluasi, dan poin referensi partisipastoris Elemen-elemen berbasis pembelajaran dan wawasan ini akan menuntun ke tiga aktivitas tambahan yang lebih praktis: • • •
motivasi dan mobilisasi pelaksanaan refleksi dan penyesuaian
Saat lokakarya, semua konsep heksagon ini dikembangkan satu per satu pada flipchart (bukan di presentasi PowerPoint). Presentasi flipchart akan memudahkan peserta untuk memahami konsep dan memungkinkan untuk menambahkan contoh dari diskusi meja. Dalam setiap presentasinya, spesialis PEL cukup menunjukkan satu atau dua konsep saja.
PERTANYAAN YANG MEMOTIVASI • sederhana dan jelas, • tetapi juga memancing pendapat, • mengilhami ide baru, • menantang konsep awal, • berdasarkan pengalaman sendiri, dan • membuka perspektif baru
41
11. THE MINI MARKET
11. MINI MARKET Objectives The mini market has two main objectives. Tujuan One objective to introduce the institutions/organizations that promote Local and Regional Tujuan mini ismarket ada dua. Economic Development and offer them an opportunity to display informative material at Tujuan pertama individual stands. adalah memperkenalkan lembaga/organisasi yang mendorong Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah dan memberi mereka peluang untuk memajang sumber informasi di stan mereka. In addition, it can help encourage business people (including producers) to participate in the event, by providing them an opportunity to sell their products, in a fair- or mini market-style Selain itu, mini market membantu mendorong pengusaha (termasuk produsen) untuk setting, at the end. berpartisipasi dalam acara, dengan memberi mereka peluang untuk menjual produk, dengan pengaturan tempat layaknya pameran atau mini market.
Preparation ItPersiapan should be emphasized that the mini market must be organized in coordination with and, prior to that, be explained to all institutions, Perluand ditekankan mini market harus terkoordinasi, firms producers bahwa intending to participate. dan sebelum dilaksanakan harus ada penjelasan yang diberikan kepada semua lembaga, perusahaan, dan Each institution, producer or business person is assigned a specific produsen yang berniat untuk berpartisipasi. area and table for them to exhibit informative materials or sell their products. If extraprodusen, pin boards are available, these may also Setiap lembaga, atau pengusaha sudah mendapatkan area dan meja khusus untuk memajang be assigned to exhibitors for the display of information regarding sumber informasi atau menjual produk mereka. Jika their business. ada papan tempel tambahan, papan tersebut dapat digunakan oleh peserta untuk Display arrangements should pameran be prepared at themenampilkan pre-workshop informasi terkait bisnis mereka. meeting, not after the workshop has begun. The organizing institution the LED disiapkan Stakeholder group have Pengaturan tampilanandharus padawillrapat apralokakarya, say as to the bukan prior installation and strategic location of the setelah lokakarya dimulai. different stands and will emphasize business opportunities and Sebelum instalasi, lembaga dan kelompok the potential for accessing otherpenyelenggara markets. Pemangku Kepentingan PEL akan memberikan pendapat lokasi strategis untuk penempatan beragam stan dan akan menekankan peluang bisnis yang ada serta potensi akses ke pasar lainnya.
Stands should not block room entrance/exit or facilitator areas. Stand tidak boleh menghalangi jalan masuk/keluar atau area fasilitator
39 42
Selamatimes “lokakarya penggiatan”, fasilitator akan Several during the “Sensitization Workshop”, thebeberapa facilitator kaliinvite mengajak para untuk mengunjungi dan will people to visit peserta and buy at the stands after the event membeli has ended. produk di stan setelah acara selesai. Tur mini market memiliki batasan alokasi waktu; Aoleh specific time slot should be assigned for thedisebutkan mini market saat tour; karenanya, kegiatan ini perlu therefore, this activity should be mentioned when the program is menjelaskan program. explained. Walaupun kunjungan mini market dijadwalkan setelah acara lokakarya selesai, para peserta perlu mengetahui Although the visit to the mini market is scheduled to occur after bahwa mini market merupakan bagian dari keseluruhan the end of the workshop, participants should know that the mini metodologi dan merupakan peluang menarik untuk market is informasi, part of the membangun overall methodology and memperjual/ an attractive bertukar relasi, dan opportunity to exchange and sell/buy belikan produk dalaminformation, lingkunganmake yangcontacts informal. products in an informal environment.
MOST FREQUENT ERRORS KESALAHAN YANG PALING SERING TERJADI • • • •
Visitors concentrating around some stands only Para pengunjung hanya mengunjungi beberapa stand saja Stan dipasang setelah acara dimulai being installed haspeserta begun LokasiStands mini market terlaluafter jauhthe darievent posisi Produk hanya untuk dipajang; tidak untuk dijual Mini market located too far from where the audience is Products on display only; no sales
40
43
LAMPIRAN
Lampiran 1: Contoh Surat Undangan........................................... 54 Lampiran 2: Brosur (model yang disarankan)............................... 55 Lampiran 3: Contoh Sertifikat PEL................................................ 59 Lampiran 4: Peta Lokasi................................................................ 60 Lampiran 5: Peraturan dan Peran Kafe PEL–Menu PEL................ 61 Lampiran 6: Evaluasi..................................................................... 62
44
Lampiran 1: Contoh Surat Undangan
[Nama dan alamat lembaga penyelenggara] Bpk./Ibu [Nama tamu PEL] Alamat [Logo lembaga penyelenggara] Yth. Bpk./Ibu [Nama]:
[Tanggal]
Dengan senang hati kami mengundang Anda untuk berpartisipasi di dalam “Lokakarya Penggiatan Pengembangan Ekonomi Lokal-Kafe PEL”. Acara ini diselenggarakan oleh [nama lembaga penyelenggara] yang bekerjasama dengan [organisasi pemangku kepentingan PEL]. “Lokakarya Penggiatan Pengembangan Ekonomi Lokal” akan diadakan pada [tanggal acara PEL] di [nama kota dan lokasi acara, termasuk alamat dan nomor telepon]. [Penjelasan singkat mengenai lembaga penyelenggara dan deskripsi kerangka kerja yang akan mendasari jalannya acara]. Selain itu, kami ingin menyampaikan bahwa, berkenaan dengan “Lokakarya Penggiatan”, [nama lembaga penyelenggara] akan menanggung biaya-biaya berikut: § Biaya perjalanan darat ke dan dari lokasi acara (wajib menunjukkan tiket perjalanan pulang-pergi). § Kudapan dan minuman akan disajikan selama lokakarya. § Biaya lainnya akan ditanggung oleh peserta. Mohon konfirmasi kehadiran Anda paling lambat pada [tanggal], melalui e-mail ke [nama dan alamat e-mail] atau faks: [Nomor faks], u.p.: [nama orang yang bertanggung jawab] Terlampir adalah sebuah leaflet yang mencantumkan informasi terperinci mengenai acara ini. Dengan hormat, [Nama orang yang bertanggung jawab, jabatan, dan lembaga]
45
Lampiran 2: Brosur (model yang disarankan) Informasi di bawah ini akan memberikan orientasi awal kepada Anda mengenai informasi apa saja yang perlu dicantumkan di dalam brosur (brosur perlu dilampirkan ke surat undangan). Dengan tipografi yang lebih kecil kami juga menambahkan—sebagai saran—teks yang digunakan untuk acara di Peru Utara. Halaman Judul Judul Lokakarya Penggiatan Partisipatif mengenai Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Subjudul Lokakarya Penggiatan mengenai Pengembangan Ekonomi Lokal di wilayah Cajamarca, La Libertad, Lambayeque, dan San Martín Penyelenggara Jabarkan semua lembaga dan organisasi penyelenggara yang berpartisipasi Sponsor Jabarkan semua sponsor yang terlibat dalam acara Halaman 1 Penjelasan mengenai konteks acara, serta ide dan tujuan utamanya. Presentasi Sebagai hasil dari proses desentralisasi, badan lokal dan daerah menjadi makin penting di negara-negara sekitar pegunungan Andes dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam pengembangan wilayah mereka. Partisipasi dan tindakan bersama antara pelaku dari sektor publik dan swasta di wilayah ini sangat diperlukan demi keberlanjutan proses pengembangan tersebut. Inisiatif PEL telah memperluas cakupan tindakan mereka. Namun, inisiatif seperti itu membutuhkan bantuan teknis yang sering kali tidak tersedia untuk pelaku lokal. Peningkatan kapasitas di level lokal menjadi kebutuhan yang penting. InWEnt, sebuah organisasi Kerjasama Pembangunan Jerman (German Development Cooperation), berupaya menggalakkan pelatihan profesional dan pengembangan sumber daya manusia. Atas permintaan Pemerintah Federal Jerman, InWEnt telah mengambil langkah untuk melaksanakan Project CONCADEL—Concertación y Capacitación para el Desarrollo Económico Local (Aksi dan Pelatihan Terorganisir untuk Pengembangan Ekonomi Lokal). Proyek tersebut didukung oleh pengalaman yang telah diperoleh selama dua tahun dalam fase uji coba dan telah memasuki fase keduanya pada 2004. Proyek CONCADEL dilakukan di wilayah Cajamarca (di kota Jaén dan Cajamarca), La Libertad, Lambayeque, dan San Martín. Kegiatan dikoordinasikan dengan lima lembaga penghubung: La Libertad Chamber of Commerce and Industry (KADIN La Libertad); Jequetepeque Basin Development Coordination Agency (Lembaga Koordinasi Pengembangan Daerah Aliran Sungai Jequetepeque); Pemerintah Daerah Lambayeque, diwakili oleh Badan Pengembangan Ekonomi; Pemerintah Daerah San Martín; dan Pemerintah Provinsi Jaén. Di dalam kerangka kerja proyek, dibentuklah “Kelompok Pemangku Kepentingan PEL”, yang terdiri dari tim yang beranggotakan 10 ahli dari berbagai lembaga pemerintah dan swasta di setiap wilayah. Para ahli ini akan mempelajari sejumlah perangkat dan teknik yang kemudian dapat mereka transfer dan terapkan di inisiatif PEL mereka sendiri.
46
Lampiran 2: Brosur (model yang disarankan) (lanjutan) Tujuan dari proyek ini adalah untuk melatih petugas pemerintah kota dan unggulan dari sektor publik serta swasta di beberapa wilayah Bolivia dan Peru, dengan tujuan untuk meningkatkan kapabilitas mereka dalam membuat rencana dan melakukan tindakan bersama untuk pengembangan ekonomi lokal. Salah satu aktivitas awal proyek adalah dengan mengadakan Lokakarya Penggiatan Pengembangan Ekonomi Lokal di setiap wilayah terpilih. Halaman dua Tujuan Lokakarya Deskripsi yang pendek dan akurat mengenai hal-hal yang akan diperoleh peserta dari lokakarya Tujuan Lokakarya Lokakarya Penggiatan Pengembangan Ekonomi Lokal dirancang untuk membantu para peserta: • Mengenali pentingnya bekerja dalam upaya bersama untuk Pengembangan Ekonomi Lokal di wilayah mereka. • Mempelajari dan memahami konsep Pengembangan Ekonomi Lokal, kondisi yang diperlukan untuk menjalankan proses ini, peran dari berbagai pelaku yang terlibat, dan strategi yang digunakan oleh pemerintah kota lain untuk menghadapi tantangan tersebut. • Mempelajari aktivitas Pengembangan Ekonomi Lokal yang dijalankan oleh lembaga di wilayah mereka. • Mengidentifikasi potensi dan batasan Pengembangan Ekonomi Lokal di lokasi mereka. Kelompok Target: a. Walikota dan pejabat pemerintah provinsi; b. Pejabat Pemerintah Daerah; c. Pemimpin sektor swasta dan bisnis; d. Lembaga pendidikan; e. Pemimpin politik dan sipil; f. Perwakilan-perwakilan LSM. Metodologi Sebuah deskripsi singkat mengenai metodologi yang digunakan dalam lokakarya. Kombinasi dari beberapa jenis metode yang digunakan saat melakukan lokakarya: penjelasan utama mengenai Pengembangan Ekonomi Lokal, permainan peran penggiatan terkait persoalan LED, dan kerja kelompok peserta. Halaman Tiga Programa de actividades Program Kegiatan Setiap lokakarya akan berlangsung selama kurang lebih 5 jam. Anda dapat menyertakan abstrak program yang direncanakan ke dalam brosur. Tanggal dan lokasi, tempat acara diadakan Arah, telepon, faks, e-mail lembaga yang bertanggung jawab atas acara. Jika memungkinkan, cantumkan logo lembaga.
47
Lampiran 3: Contoh Sertifikat PEL
SERTIFIKAT -------------------------------------------------------------------
telah berpartisipasi aktif dalam
“Lokakarya Penggiatan Pengembangan Ekonomi Lokal” yang diadakan oleh [LEMBAGA PENYELENGGARA] dalam kerangka kerja Program [NAMA PROGRAM] dan diadakan di [TEMPAT], pada [TANGGAL] Konsep dasar Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) telah dipresentasikan selama lokakarya. Selain itu, persoalan berikut telah dibahas: § § §
Bagaimana cara melakukan kegiatan PEL dengan sarana yang kita miliki? Siapa yang seharusnya memimpin proses PEL di lokasi saya? Komitmen apa yang perlu saya jalani untuk PEL? [TEMPAT], [TANGGAL]
[Tanda Tangan] ---------------------------[Nama] [Jabatan, Lembaga Penyelenggara
48
[Tanda Tangan] ---------------------------[Nama] [Jabatan, Lembaga Penyelenggara
Lampiran 4: Peta Lokasi
49
Lampiran 5: Peraturan dan Peran Kafe PEL-Menu PEL
Peraturan Kafe PEL 1. 2. 3. 4.
Menyumbangkan ide-ide baru Menyimak dengan teliti Menghubungkan ide Menulis, mencoret, dan menggambar (dengan bebas) pada taplak meja Ponsel tidak boleh digunakan selama instruksi diberikan
5.
Peran Kafe PEL Ketika lokakarya dimulai, host untuk setiap meja akan ditunjuk Host: • • • •
Tetap berada di meja Meringkas setiap pertanyaan Memberikan penjelasan kepada pendatang baru mengenai pekerjaan yang sudah dilakukan Menyuguhkan kesimpulan kepada seluruh kelompok
Anggota: • •
50
Berpartisipasi secara aktif dengan membagikan pengalaman mereka Berpindah tempat setelah satu tahap diskusi
Lampiran 6: Evaluasi
Contoh: Evaluasi Lokakarya Chiclayo
Contoh: Evaluasi Lokakarya Moyobamba
51
The “Stone Soup” tale
52
Kafe PEL Kafe PEL merupakan alat fasilitasi baru untuk menggiatkan kelompok besar pemangku kepentingan lokal, yang bermaksud meningkatkan kesadaran melalui lokakarya tunggal mengenai Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Kafe PEL telah berhasil diujicoba selama “Hari Penggiatan” yang dilakukan di berbagai lokasi di Peru Utara pada Agustus 2004. Di setiap wilayah, orang-orang yang sudah aktif melakukan PEL berupaya menjangkau lebih banyak orang dan untuk memotivasi pelaku utama agar berpartisipasi dengan aktif dalam mendorong ekonomi daerah dan lokal mereka. Karena alat tradisional tidak dapat memenuhi kebutuhan lokakarya dengan jumlah peserta hingga 200 orang, agensi pembangunan dari Jerman, InWEnt menghubungi badan konsultan PEL Mesopartner untuk mengadaptasi metode “Kafe Dunia” demi mencapai tujuan khusus PEL. Alat “Kafe PEL” yang baru, diterapkan di lima kota, dan memungkinkan terjadinya aktivitas yang interaktif dalam kelompok skala besar. Keberhasilan yang dicapai lokakarya ini telah melampaui apa yang diharapkan. Para peserta sangat tertarik dengan metodologi yang interaktif dan berpartisipasi dalam lokakarya dengan penuh semangat. Panduan “Kafe PEL” ini akan memberi Anda peluang untuk menghadirkan kembali pengalaman luar biasa ini di wilayah lain mana pun di dunia dan untuk mewujudkan PEL.
53
56