Panduan Proyek NSLIC/NSELRED untuk Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Page 1

Program undertaken with the financial support of the Government of Canada provided through Global Affairs Canada

Panduan Proyek NSLIC/NSELRED untuk Aspek Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

A Project implemented by



Panduan Proyek NSLIC/NSELRED untuk Aspek Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim


Daftar Isi


Pendahuluan

01

Siklus Proyek dan Kaitannya dengan Aspek Lingkungan Hidup

01

Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Penapisan (screening) Proyek Baru

03

3.1. Pendekatan Pemerintah Kanada 3.2. Pendekatan Pemerintah Indonesia 3.3. Penyatuan Faktor Penting dalam Evaluasi Proyek Baru dari Sisi Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim 4.1. Kepatuhan Regulasi 4.2. Penyampaian potensi masalah lingkungan akibat proyekbaru dan cara mengatasinya yang sesuai dan efektif 4.3. Penyampaian kemungkinan pengaruh lingkungan dan iklim terhadap proyek 4.4. Peluang perbaikan lingkungan hidup 4.5. Konsultasi dengan para pihak terkait 4.6. Pembiayaan keberlanjutan lingkungan 4.7. Tindak lanjut 4.8. Kemampuan penerima hibah untuk mengelola lingkungan hidup 4.9. Kontribusi proyek terhadap pencapaian FIAP, SDGs dan MEA

03 05 06 07 07 07 07 07 08 08 08 08 08

Keberlanjutan lingkungan hidup dan perubahan iklim dalam Logical Framework dan Key Performance Indicator

09

Penutup

10

Lampiran

11



1 Pendahuluan Setiap kegiatan pembangunan, apakah terkait dengan aspek ekonomi ataupun tidak, memiliki potensi untuk menimbulkan dampak negatif maupun positif dari sisi lingkungan hidup. Adalah kewajiban pihak yang membiayai dan melaksanakan kegiatan serta pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa dampak negatif dari kegiatan dapat ditiadakan atau diminimalir dan dampak positif diperkuat atau diperbesar. Terkait hal di atas, hampir semua negara memiliki peraturan terkait dengan upaya penyelamatan lingkungan hidup, baik dalam bentuk undang-undang atupun turunan dari undang-undang, seperti peraturan pemerintah, peraturan daerah ataupun kebijakan lembaga eksekutif. Indonesia dan Kanada juga memiliki peraturan yang terkait dengan upaya mendukung keberlanjutan lingkungan hidup yang umumnya di lakukan sebelum sebuah kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dilaksanakan. Petunjuk Evaluasi Proyek dari Sisi Keberlanjutan LIngkungan Hidup dan Perubahan Iklim ini disiapkan dalam rangka membantu pihak pemberi dana dan pelaksana kegiatan untuk mengkaji sejauh mana kegiatan yang akan didanai atau dilaksanakan sudah memasukkan aspek-spek keberlanjutan lingkungan dalam proposalnya.

2 Siklus Proyek dan Kaitannya

dengan Aspek Lingkungan Hidup

Setiap proyek atau kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan kesempatan yang ditawarkan oleh lembaga pemberi dana memiliki siklus yang bersifat umum, biasanya dimulai dengan adanya: (1) pengumuman atau penawaran untuk memasukkan kertas konsep/proposal yang dilengkapi dengan berbagai persyaratan, termasuk persyaratan lingkungan; (2) Penulisan dan pemasukan kertas konsep/ proposal oleh Lembaga pengaju; (3) penilaian proposal; (4) keputusan diterima atau ditolak oleh lembaga pemberi dana; (5) perbaikan dan/atau negosiasi proposal; (6) penandatanganan kerjasama pendanaan dan pelaksanaan kegiatan; (7) monitoring dan evaluasi oleh lambaga pemberi dana; dan (8) Tindak lanjut. Hal ini diuraikan secara lebih rinci pada Tabel 1 berikut ini.

01


Tabel 1. Siklus Proyek dan Kaitannya dengan Aspek Keberlanjutan Lingkungan Pengumuman Penerimaan Kertas Konsep/Proposal oleh Donor

• •

• • Penulisan/ Pemasukan Proposal

PIhak pemberi dana (donor) dapat berupa perwakilan pemerintah atau proyek yang didanai pemerintah atau Lembaga non pemerintah Sebagian Lembaga pemberi dana memakai proses bertaap. Dimulai dengan penerimaan kertas konsep baru dilanjutkan dengan proposal, bila kertas konsep sudah lolos seleksi awal. Sebagian yang lain langsung menerima proposal. Pengumuman penerimaan kertas konsep/proposal biasanya disertai dengan persyaratan sesuai dengan tujuan dan kepentingan lembaga pemberi dana Aspek keberlanjutan lingkungan biasanya menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi.

Pihak yang berminat dan sesuai dengan persyaratan yang diminta Lembaga pemberi dana memasukkan kertas konsep/proposal;

Penilaiain Proposal oleh Donor dan pembuatan keputusan

Pemberi dana menilai kertas konsep/proposal yang dimasukkan lembaga pengusul sesuai kriteria/persyaratan yang telah ditetapkan, termasuk aspek keberlanjutan lingkungan Pemberi hibah memberitahukan keputusan diterima atau ditolaknya kertas konsep/proposal kepada Lembaga pengusul, serta tindak lanjutnya bila kertas konsep/proposal diterima

Perbaikan/ Negosiasi Proposal

Kontrak dan Pelaksanaan

Monitoring dan Evaluasi

• Tindak lanjut

02

Bila proposal lolos seleksi, Lembaga pemberi dana biasanya memanggil atau berkomunikasi dengan lembaga pengusul untuk perbaikan proposal bila ada dan beberapa hal yang terkait dengan kontrak Di dalam kontrak dapat dimuat persyaratan tambahan yang harus dilaksanakan Lembaga pengusul, termasuk meyiapkan dokumen dan/ atau izin lingkungan bila diperlukan; Pemberi dana dan pengusul proposal melakukan penandatangan kontrak sebagai kesepakatan untuk dimulainya pelaksanakan kegiatan Lembaga pengusul mulai melaksanakan kegiatan yang diusulkan di dalam proposal Pemberi dana melakukan monitoring secara langsung atau menunjuk pihak ketiga untuk melakukannya; Selain pencapaian hasil yang diharapkan, salah satu aspek yang dimonitor adalah keberlanjutan lingkungan, dalam pengertian sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan telah memperhatikan dan memenuhi persyaratan lingkungan hidup. Pemberi dana dan pengusul proposal melakukan penandatangan kontrak sebagai kesepakatan untuk dimulainya pelaksanakan kegiatan Lembaga pengusul mulai melaksanakan kegiatan yang diusulkan di dalam proposal


3 Tata Kelola Lingkungan Hidup

dan Penapisan (Screening) Proyek Baru Pada bagian ini akan diuraikan proses penapisan (screening) yang selama ini dipakai baik di Indonesia maupun di Kanada. Selain itu, akan disampaikan/diusulkan juga proses penyatuan kedua pendekatan untuk memaksimalkan keberlanjutan lingkungan dan mitigasi/adaptasi perubahan iklim.

3.1. Pendekatan Pemerintah Kanada Salah satu regulasi utama terkait dengan lingkungan hidup di Kanada adalah Canadian Environmental Assessment Act (CEAA) tahun 2012. Undang-undang ini kemudian diterjemahkan kedalam Environmental Integration Process (EIP) untuk kegiatan yang akan dilaksakan di luar Kanada dengan memakai pendanaan dari Pemerintah Kanada. EIP membagi kegiatan yang didukung oleh Pemerintah Kanada ke dalam empat kategori: 1).

Kategori A: Resiko Lingkungan Tinggi. Memerlukan Analisis Lingkungan mendalam

2).

Kategori B: Resiko dan Peluang Lingkungan Sedang/Kecil. Memerlukan Analisis Lingkungan

3).

Kategori C: Tidak ada resiko atau peluang lingkungan, Tidak memerlukan Analisis LIngkungan

4).

Kategori D: Darurat. Tidak memerlukan Analisis Lingkungan karena merespon kondisi darurat.

Umumnya kegiatan yang didanai oleh Pemerintah Kanada untuk kegiatan di luar Kanada masuk dalam kategori B dan C. Diagram di bawah ini menggambarkan proses penapisan (screening) yang dilakukan.

03


Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Penapisan (Screening) Proyek Baru

Kegiatan Baru

Apakah untuk Kegiatan Darurat?

Ya

Kategori D Darurat

Tidak Perlu Analisis Lingkungan

Apakah akan menimbulkan dampak lingkungan serius?

Tidak

Kategori C Resiko Lingkungan Kecil/Diabaikan

Tidak

Kategori B Resiko Lingkungan Sedang

Ya

Kategori A Resiko Lingkungan Sedang

Memerlukan Analisis Lingkungan

Diagram 1. Kategori Proyek Menurut Proses Integrasi Lingkungan Kanada

04


Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Penapisan (Screening) Proyek Baru

3.2.

Pendekatan Pemerintah Indonesia Salah satu regulasi utama untuk pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup di Indonesia adalah Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Selanjutnya, terkait dengan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang berdampak pada lingkungan hidup, ditetapkan pula Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan PERMENLH No. 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Pada prinsipnya, rencana kegiatan/usaha dapat dibagi ke dalam 3 kategori: 1). Kategori A: Resiko Lingkungan Tinggi. Memerlukan Analisis Lingkungan mendalam 2). Kategori B: Resiko dan Peluang Lingkungan Sedang/Kecil. Memerlukan Analisis Lingkungan 3). Kategori C: Tidak ada resiko atau peluang lingkungan, Tidak memerlukan Analisis LIngkungan 4). Kategori D: Darurat. Tidak memerlukan Analisis Lingkungan karena merespon kondisi darurat.

Kegiatan Baru

Masuk dalam Daftar Kegiatan Wajib AMDAL PerMenLH No. 05/2012

Tidak

Ya

Kategori A Menyiapkan AMDAL

Kategori B Menyiapkan UKL-UPL PerGub/PerBup/PerWal

Kategori C Menyiapkan SPPL

Diagram 2. Proses Pelaksanaaan Kewajiban Lingkungan Hidup di Indonesia

05


Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Penapisan (Screening) Proyek Baru

3.3.

Penyatuan Kegiatan yang didanai oleh Pemerintah Kanada di Indonesia seyogyanya mengikuti peraturan lingkungan yang berlalu pada kedua negara. Artinya mengikuti EIP dari sisi Kanada dan UU No. 32/2009 dan turunnya dari sisi Indonesia. Dalam kasus tertentu, dapat pula dibuat kebijakan untuk mengikuti peraturan yang berlaku di negara tempat kegiatan dilaksanakan. Bila hal ini yang dipilih, maka semua kegiatan yang dilakukan dengan memakai pendanaan dari Pemerintah Kanada cukup mengikuti ketentuan yang berlaku di Indonesia. Walaupun demikian, sebenarnya ada peluang untuk melakukan harmonisasi dan sinergi antara sistem yang berlaku di Kanada dengan di Indonesia. Contoh, kegiatan usaha penggemukan sapi skala kecil (<100 ekor), sesuai Peraturan Bupati Pohuwato No. 9/2015 tentang Kegiatan yang Wajib UKL dan UPL, tidak diwajibkan membuat UKL dan UPL, sehingga hanya diperlukan SPPL (Kategori C). Sebenarnya, kegiatan penggemukan sapi yang mendekati 100 ekor memiliki potensi dampak lingkungan yang cukup serius yang perlu di kelola. Dalam hal ini, EIP yang digunakan oleh Pemerintah Kanada secara otomatis memasukkan kegiatan ini ke dalam Kategori B, wajib menyiapkan analisis lingkungan yang di dalamnya memuat juga rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang sederhana. Dalam kasus di atas, dapat dilihat bahwa sistem regulasi Kanada dan Indonesia dapat bersinergi, selama kedua-duanya dipenuhi. Dalam hal ini, kegiatan penggemukan sapi di Kabupaten Pohuwato harus menyiapkan SPPL sebagaimana ketentuan di Indonesia dan pada saat bersamaan juga menyiapkan Analisis Lingkungan sebagaimana ketentuan dalam EIP dari Pemerintah Kanada.

Usaha Penggemukan Sapi <100 ekor Indonesia

Kanada

Masuk dalam Daftar Kegiatan Wajib AMDAL PerMenLH No. 05/2012

Kategori B Dampak Lingkungan Sedang/Kecil

Kategori C Menyiapkan SPPL

Menyiapkan Analisis Lingkungan

Diagram 3. Penyatuan Sistem Pengelolaan Lingkungan Indonesia-Kanada

06


4 Faktor Penting dalam Evaluasi Proyek

Baru dari Sisi Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

Sebagai pedoman untuk mengevaluasi setiap kegiatan baru yang akan mendapat pendanaan dari proyek NSLIC dan pelengkap ketentuan yang harus dipenuhi sesuai peraturan yang berlaku baik dari Pemerintah Kanada dan/atau Pemerintah Indonesia, berikut disampaikan beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi proyek atau kegiatan baru: 4.1.

Pendekatan Pemerintah Kanada Kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku baik dari negara pemberi dana maupun negara tempat dilaksanakannya kegiatan mutlak diperlukan. Dalam kasus kegiatan di Indonesia yang memperoleh dana dari Pemerintah Kanada, regulasi lingkungan di kedua negara perlu dipatuhi, kecuali dalam kasus ada kesepakatan bahwa hanya regulasi di negara tempat pelaksaaan kegiatan yang berlaku. Sebelumnya telah diuraikan ketentuan yang berlaku baik yang berasal dari Pemerintah Kanada maupun Pemerintah Indonesia.

4.2.

Penyampaian potensi masalah lingkungan akibat proyek baru dan cara mengatasinya yang sesuai dan efektif Setiap kegiatan memiliki potensi dampak lingkungan tersendiri. Apakah semua dampak lingkungan tersebut sudah diidentifikasi dan direncanakan cara untuk mengatasinya? Hal ini sangat penting karena dapat dikembangkan menjadi bagian utama dari Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.

4.3.

Penyampaian kemungkinan pengaruh lingkungan dan iklim terhadap proyek Dampak dari lingkungan sekitar dan juga perubahan iklim terhadap proyek perlu juga disampaikan. Hal ini dikarenakan lingkungan sekitar dan perubahan iklim dapat ikut berpengaruh terhadap keberadaan aktifitas atau proyek. Misal, jika proyek berada pada daerah yang mudah longsor dan banjir, maka dapat berdampak negatif terhadap keberlangsungan kegiatan. Oleh sebab itu, dengan mengetahui aspek ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi dampak negatifnya.

4.4.

Peluang perbaikan lingkungan hidup Dampak dari lingkungan sekitar dan juga perubahan iklim terhadap proyek perlu juga disampaikan. Hal ini dikarenakan lingkungan sekitar dan perubahan iklim dapat ikut berpengaruh terhadap keberadaan aktifitas atau proyek. Misal, jika proyek berada pada daerah yang mudah longsor dan banjir, maka dapat berdampak negatif terhadap keberlangsungan kegiatan. Oleh sebab itu, dengan mengetahui aspek ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi dampak negatifnya.

07


Faktor Penting dalam Evaluasi Proyek Baru dari Sisi Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim

4.7.

Tindak lanjut Setiap proposal kegiatan sebaiknya mencantumkan juga aspek kepatuhan untuk menindaklanjuti temuan-temuan pada saat monitoring kegiatan yang sedang berjalan. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menyebutkan berapa kali monitoring akan dilakukan dan bagaimana pelaporan akan dilakukan.

4.8.

Kemampuan penerima hibah untuk mengelola lingkungan hidup Setiap kegiatan memiliki potensi dampak lingkungan tersendiri. Apakah semua dampak lingkungan tersebut sudah diidentifikasi dan direncanakan cara untuk mengatasinya? Hal ini sangat penting karena dapat dikembangkan menjadi bagian utama dari Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.

4.9.

Kontribusi proyek terhadap pencapaian FIAP, SDGs dan MEA Dampak dari lingkungan sekitar dan juga perubahan iklim terhadap proyek perlu juga disampaikan. Hal ini dikarenakan lingkungan sekitar dan perubahan iklim dapat ikut berpengaruh terhadap keberadaan aktifitas atau proyek. Misal, jika proyek berada pada daerah yang mudah longsor dan banjir, maka dapat berdampak negatif terhadap keberlangsungan kegiatan. Oleh sebab itu, dengan mengetahui aspek ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi dampak negatifnya.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah sebuah cetak biru (blueprint) yang berisi 17 tujuan yang ingin dicapai secara global untuk menciptakan masa depan umat manusis yang lebih baik. Tujuan nomor 6: Air Bersih dan Sanitasi, nomor 11: Keberlanjutan Kota dan Komunitas, nomor 12: Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab, nomor 13: Aksi Perubahan Iklim, nomor 14: Kehidupan Bawah Laut, dan nomor 15: Kehidupan di Darat langsung terkait dengan keberlanjutan lingkungan. Upaya pengelolaan lingkungan yang baik akan secara langsung ataupun tidak langsung ikut mendukung pencapaian tujuan-tujuan di atas. Multilateral Environmental Agreements (MEAs) adalah berbagai perjanjian lingkungan internasional yang ikut diratifikasi oleh Indonesia dan Kanada seperti United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Convention on Biological Diversity (CBD) dan protokol-protokol di bawahnya. Upayaupaya pengelolaan lingkungan yang baik akan ikut mendukung pencapaian tujuan konvensi internasional ini.

08


5 Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim dalam Logical Framework dan Key Performance Indicator Bila proposal yang diajukan untuk didanai memiliki Logical Framework (Logframe) dan Key Performance Indicators, maka perlu dipastikan bahwa nuansa lingkungan terbunyikan di dalam Logframe dan terdapat indikator lingkungan sebagai bagian dari Key Performace Indicator. Contoh untuk Logframe, misalnya ada kata “berkelanjutan” atau “ramah lingkungan” di dalam beberapa outcome atau outputs yang ingin dicapai. Hal yang sama juga dapat diterapkan untuk Key Performnace Indicator, misalnya dengan memasukkan indikator lingkungan seperti “jumlah pelatihan keberlanjutan lingkungan dan perubahan iklim yang dilakukan (output)”, dan “meningkatnya pengetahuan lingkungan dan perubahan iklim (immediate outcome)”, dan seterusnya.

09


6 Penutup Panduan Proyek NSLIC/NSELRED untuk Aspek Keberlanjutan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim ini disiapkan untuk membantu proyek dan mitranya melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup dengan baik sesuai dengan standard yang berlaku, baik di Indonesia maupun di Kanada. Adanya kemungkinan untuk saling melengkapi antara sistem di Indonesia dan Kanada menjadi salah satu kekuatan dari dokumen ini. Petunjuk yang disampaikan dalam dokumen panduan ini diharapkan dapat diikuti dengan seksama agar pengelolaan aspek lingkungan hidup dari pelaksanaan kegiatan proyek NSLIC/NSELRED dapat berjalan seperti yang diharapkan.

10


7 Lampiran Terlampir adalah petunjuk untuk memasukkan analisis lingkungan ke dalam kegiatan proyek baik di Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tenggara maupun di 18 kabupaten program Responsive Innovation Fund (RIF) yang difasilitasi oleh NSLIC/NSELRED dan daftar beberapa isu/kriteria lingkungan yang dapat dipakai sebagai salah satu acuan dalam pembuatan Analisis Lingkungan dan/atau Rencana Pengelolaan Lingkungan. Lampiran 1. Petunjuk Evaluasi Kegiatan Proyek dan RIF dari Perspektif Lingkungan A. Institutional Support A. Dukungan Institusional If the project is proposed by local government Jika proyek diusulkan oleh lembaga pemerintah agency, it must include somebody from the setempat, proyek harus memasukkan staf Local Environmental Office to be responsible for dari Kantor Lingkungan Hidup setempat project environmental analysis and monitoring. untuk bertanggung jawab terhadap Analisis If proposed by other institution, it should include Lingkungan dan monitoringnya. somebody who understand the environmental Sebaliknya, bila dusulkan oleh lembaga lain, analysis and monitoring. proyek harus memasukkan seorang staf yang memahami aspek lingkungan hidup dan monitoringnya. B. Kepatuhan Regulasi B. Regulatory Compliance The project must comply with the environmental The project must comply with the environmental regulation in Indonesia, especially those related regulation in Indonesia, especially those related to UKL and UPL, as well as SPPL. This is with to UKL and UPL, as well as SPPL. This is with an understanding that any proposed project/ an understanding that any proposed project/ proposal that will result in serious negative proposal that will result in serious negative environmental effects that will require AMDAL, environmental effects that will require AMDAL, will not be supported. This is due to a lengthy will not be supported. This is due to a lengthy and complex process of conducting AMDAL and complex process of conducting AMDAL C. Environmental Analysis C. Analisis Lingkungan It is recommended that all selected project to Disarankan bahwa semua proyek yang terpilih conduct Environmental Analysis as described untuk melakukan Analisis Lingkungan seperti below.

yang dijelaskan di bawah ini.

1. Brief Project Description

1. Deskripsi Singkat Proyek

Please provide brief project description

Harap sampaikan deskripsi singkat proyek

including background, scope, objectives,

termasuk latar belakang, ruang lingkup,

location, beneficiaries, and timeline.

tujuan, lokasi, penerima manfaat, dan garis waktu.

11


Lampiran | Evaluation of RIF Proposal from Environmental Perspectives

2. Methodology

2. Metodologi

a. Please describe in brief the data collection

and

public

a. Jelaskan

consultation

secara

pengumpulan

process and method to determine

data

ringkas dan

proses

konsultasi

publik serta metode penentuan dampak

environmental effects

lingkungannya.

b. Please also describe the scope of the

b. Harap jelaskan juga batasan geografis,

project either geographically, socially, or

sosial, dan administrasi.

administratively. 3. Penjelasan Kondisi Lingkungan Hidup Saat 3. Description

of

Existing

Environmental

a. Harap jelaskan kondisi lingkungan /

Condition a. Please

provide

brief

existing

environmental/biophysical condition of the location of the proposed project; b. Please provide brief existing social system at the location of the proposed project,

Ini

including

social

structure,

relation, organization, etc. c. Please provide brief information about the cultural system or beliefs in the proposed project location

biofisik singkat dari lokasi proyek yang diusulkan; b. Harap sampaikan secara singkat sistem sosial di lokasi proyek yang diusulkan, termasuk

struktur

sosial,

relasi,

organisasi, dll. c. Harap berikan informasi singkat tentang sistem budaya atau keyakinan di lokasi proyek yang diusulkan d. Harap jelaskan pengaturan kelembagaan

d. Please describe the existing institutional

yang ada di lokasi proyek seperti struktur

arrangement at the project location

administrasi (tingkat Kecamatan, desa,

such admirative structures (Sub-district,

dan masyarakat), lembaga ekonomi,

village, and community levels), economic

lembaga masyarakat, dll.

institution, community institution, etc. 4. Dampak Lingkungan 4. Environmental Effects

kemungkinan

dampak

Please identify the possible environmental

lingkungan (positif dan negatif) dari proyek

effects (positive and negative) of the

yang

proposed project, using the above four

aspek di atas: Biofisik, sosial, budaya, dan

aspects: Biophysical, social, cultural, and

kelembagaan.

institutional.

12

Identifikasi

diusulkan,

menggunakan

empat


Lampiran | Evaluation of RIF Proposal from Environmental Perspectives

5. Enhancement and Mitigation Measures

5. Tindakan Peningkatan dan Mitigasi

Please identify the enhancement effort to

Identifikasi

maximize positive effects and mitigation

memaksimalkan efek positif dan langkah-

measures to reduce negative environmental

langkah mitigasi untuk mengurangi efek

effects

lingkungan

from

the

above

possible

environmental effects.

negatif

dari

untuk

kemungkinan

6. Konsultasi Publik

describe

how

the

public

Jelaskan bagaimana publik (pemangku

(stakeholders, beneficiaries) have been

kepentingan,

consulted

in

peningkatan

dampak lingkungan di atas.

6. Public Consulation Please

upaya

developing

the

penerima

manfaat)

telah

proposal

dikonsultasikan dalam mengembangkan

and will be consulted during monitoring

proposal dan akan dikonsultasikan selama

activities.

kegiatan pemantauan.

7. Monitoring process

7. Proses Monitoring

Please include monitoring process such

Harap sertakan proses pemantauan seperti

as the frequency and schedule of of

frekuensi dan jadwal pemantauan, apa

monitoring, what will be monitored, reporting

yang akan dipantau, pengaturan pelaporan,

arrangement, and responsible person for

dan staf yang bertanggung jawab untuk

monitoring.

pemantauan.

8. Cost

8. Biaya

Please include the cost for producing

Harap sertakan biaya untuk melaksanakan

environmental

supporting

analisis lingkungan, mendukung upaya

conducting

mitigasi

mitigation

analysis,

efforts

and

monitoring activities in the proposal.

dan

melakukan

kegiatan

pemantauan di dalam proposal.

D. Environmental Analysis Training D. Pelatihan Analisis Lingkungan It is recommended that NSLIC and/or its partner It is recommended that NSLIC and/or its partner government agencies provides training to the government agencies provides training to the proponents of the selected proposals on how to proponents of the selected proposals on how to develop an environmental analysis mentioned develop an environmental analysis mentioned above. above.

13




NSLIC/NSELRED Project: World Trade Center (WTC) 5, 10th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920, Indonesia Tel : +62 21 5262282, +62 21 5268668 www.nslic.or.id NSLIC Project @NslicNselred


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.