Program undertaken with the financial support of the Government of Canada provided through Global Affairs Canada
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif (Responsive Innovation Fund/RIF)
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif (Responsive Innovation Fund/RIF)
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
Kata Sambutan Kementerian PPN/Bappenas Salah satu strategi pelaksanaan agenda pembangunan nasional dalam rangka pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah, khususnya dalam hal pengurangan kesenjangan antar wilayah perkotaan dan perdesaan sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJMN 2015-2019/2020-2024 adalah adanya penguatan terhadap pusat-pusat pertumbuhan baru yang dapat meningkatkan keterkaitan desa-kota. Terdapat sedikitnya 49 pusat pertumbuhan yang dilakukan melalui pengembangan kawasan perdesaan prioritas nasional pada 60 Kabupaten/kota yang dijadikan sebagai salah satu sasaran pembangunan RPJMN 2015-2019/2020-2024. Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran tersebut, salah satu komponen Proyek NSLIC/NSELRED, melalui Program Dana Inovasi Responsif (Responsive Innovation Fund/RIF) akan memberikan dukungan teknis kepada sejumlah daerah terpilih dalam menciptakan inovasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah. Proyek NSLIC/NSELRED merupakan proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kanada dengan tujuan untuk meningkatkan iklim usaha dan kemudahan investasi dengan lokasi intervensi di dua Provinsi, yaitu Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan tetap memberikan dukungan pada pencapaian sasaran RPJMN 20152019/2020-2024. Sebagai upaya untuk mendukung pelaksanaan Program RIF, maka perlu disusun Panduan Operasional RIF. Penyusunan panduan dilakukan secara bersama-sama melalui proses konsultasi dengan Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Global Affairs Canada (GAC). Panduan RIF disusun untuk
menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan, tepat, dan konsisten. Selanjutnya diharapkan program RIF dapat menjadi katalisator peningkatan keterkaitan kota-desa serta menstimulasi pengembangan kawasan perdesaan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru di Indonesia. Pada kesempatan ini, Kementerian PPN/ Bappenas mengapresiasi para pihak, yakni Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Global Affairs Canada (GAC), dan Proyek NSLIC/NSELRED, yang telah membantu tersusunnya Panduan Operasional RIF ini. Kami berharap, semoga panduan ini dapat digunakan para pemangku kepentingan baik di tingkat pusat dan daerah untuk pengembangan pusat pertumbuhan baru di daerah-daerah yang menjadi target RPJMN 2015-2019/20202024. Selain itu, secara umum kami juga berharap proyek kerjasama dan kemitraan ini benar-benar dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel sehingga membawa manfaat yang nyata bagi kesejahteraan masyarakat, dan kemajuan daerah.
Rudy S. Prawiradinata Deputi Bidang Pengembangan Kementerian PPN/Bappenas
Regional,
Kata Sambutan Global Affairs Canada (GAC) Setelah meninjau secara luas bantuan internasional Kanada baik di dalam maupun luar negeri, Menteri Pembangunan Internasional Kanada dan La Francophonie meluncurkan Feminist International Assistance Policy (FIAP) atau Kebijakan Bantuan Internasional Feminis Kanada pada Juni 2017. Proyek National Support for Local Investment Climates/ National Support for Enhancing Local and Regional
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif atau Responsive Innovation Fund (RIF) ini akan membantu memastikan peningkatan efisiensi pelaksanaan dengan memastikan pemahaman umum tentang tujuan dan proses Dana.
Economic Development (NSLIC/NSELRED) adalah kemitraan antara Global Affairs Canada (GAC) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, dengan tujuan meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat miskin baik perempuan maupun laki-laki di Indonesia melalui penguatan iklim investasi dan bisnis yang lebih berkelanjutan, adil dan kompetitif.
praktik baik dari implementasi inisiatif ini, akan membentuk landasan penting untuk memfasilitasi replikasi di tingkat lokal dan nasional.
Proyek NSLIC/NSELRED selaras dengan kebijakan bantuan internasional Kanada, khususnya dalam hal pertumbuhan yang bermanfaat untuk semua orang dan pemerintahan inklusif serta dengan kebijakan dan prioritas pembangunan Indonesia seperti yang dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Salah satu tujuan utama proyek NSLIC/NSELRED adalah ‘Peningkatan kemampuan lembaga di tingkat nasional untuk mendukung pembangunan ekonomi lokal dan regional yang berkeadilan’ atau Responsive Innovation Fund (RIF) adalah salah satu komponen dari tujuan yang memfasilitasi dukungan nasional untuk inovasi pemrograman pemerintah daerah untuk pengembangan usaha.
Panduan yang mengkombinasikan pembelajaran yang didapat dengan praktik-
Saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada Kementerian PPN/Bappenas untuk kemitraan kolaboratif Kami dalam pelaksanaan proyek NSLIC/NSELRED, khususnya kantor Deputi Pembangunan Daerah, serta mitra lainnya di tingkat nasional dan lokal. Saya berharap melalui kerja sama ini, kita dapat mencapai tujuan proyek NSLIC/ NSELRED untuk meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan bagi perempuan dan laki-laki dari masyarakat miskin di Indonesia.
Sharon Armstrong Direktur untuk Indonesia Pembangunan ASEAN
dan
Program
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
Kata Sambutan Proyek NSLIC/NSELRED Dalam rangka mendukung peningkataan iklim usaha dan kemudahan investasi di Indonesia, Pemerintah Kanada melalui proyek National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/ NSELRED) memberikan dukungan teknis kepada Pemerintah Indonesia. Salah satu bentuk dukungan teknis ini, Proyek NSLIC/NSELRED menyediakan
maupun daerah dalam mendorong peningkatan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan di kawasan perdesaan dan terwujudnya pengembangan ekonomi di pusat-pusat pertumbuhan baru daerah yang menjadi target RPJMN 2015-2019/2020-2024. Sementara itu, mengingat keterbatasan pendanaan yang tersedia dalam komponen RIF, Kami berharap
Program Dana lnovasi Responsif (Responsive Innovation Fund/RIF) yaitu berupa dukungan teknis kepada pemerintah daerah dalam menciptakan inovasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah. Program ini diarahkan kepada beberapa Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) yang dipilih dari 60 wilayah yang menjadi target nasional untuk Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan KotaDesa sesuai dengan RPJMN 2015-2019/2020-2024. Program diselenggarakan selama 3 (tiga) tahun di 18 kabupaten/kota, mulai 2018-2020 dengan memilih 6 (enam) usulan inovasi dari 6 daerah terpilih setiap tahunnya.
kontribusi dan partsipasi aktif, dari berbagai pihak, baik pemerintah nasional dan daerah, swasta, mapun masyarakat secara luas. Jika semua bekerja bersama dan saling bahu membahu, niscaya peningkatan ekonomi lokal dan daerah akan bisa diwujudkan secara optimal.
Sebagai upaya mendukung implementasi komponen RIF secara keseluruhan mulai hulu hingga hilir, maka disusunlah Panduan Operasional RIF ini. Proses penyusunan panduan dilakukan secara partisipatif antara NSLIC/NSELRED dengan Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Global Affairs Canada (GAC). Panduan RIF disusun untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan sesuai dengan target, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai sesuai mandat proyek NSLIC/NSELRED.
Proyek NSLIC/NSELRED menyampaikan apresiasi kepada para pihak, khususnya Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian PUPR, Kementerian ATR, dan Global Affair Canada (GAC), serta pihak lainnya, yang telah berpartisiasi aktif dalam penyelesaian Panduan RIF ini. Kami sadar bahwa Panduan ini masih belum sempurna, oleh karenanya atas saran, masukan, dan kontribusi demi perbaikan serta penyempuranaan dokumen ini dengan tangan terbuka Kami siap menerimanya.
Direktur Proyek NSLIC/NSELRED Kami berharap, semoga panduan ini dapat digunakan para pemangku kepentingan baik di tingkat pusat
Kata Pengantar Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif (Responsive Innovation Fund/RIF) ini merupakan dokumen yang disusun oleh National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) berdasarkan dokumen-dokumen resmi proyek, serta melalui proses konsultasi dengan Kementerian PPN/Bappenas dan Global Affairs Canada (GAC). Panduan ini dibuat untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang didukung dapat terlaksana dengan benar, tepat, dan konsisten. Dalam panduan ini dijelaskan: 1. Gambaran umum tentang Proyek NSLIC/NSELRED dan Panduan Operasional Dana Inovasi Reponsif (Responsive Innovation Fund/RIF), termasuk di dalamnya tentang kriteria dan proses seleksi proposal, pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan pembiayaan, serta pelaporan, monitoring dan pembelajaran. 2. Tema-tema lintas sektor (cross-cutting) yaitu kesetaraan gender, lingkungan hidup dan perubahan iklim serta tata kelola yang baik. 3. Prinsip, kriteria, persyaratan, dan manajemen RIF sebagai bagian dari pengaturan dalam Proyek NSLIC/ NSELRED. 4. Arah yang jelas tentang pengelolaan, proses pelaksanaan, kesepakatan kerjasama kemitraan, dan pemantauan kegiatan yang harus diikuti untuk memastikan koordinasi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan, termasuk pengaturan peran, tanggung jawab dan fungsi yang relevan dari berbagai tingkatan dalam menanggapi usulan RIF, pengambilan keputusan/persetujuan proposal, dan pemantauan proposal yang telah disetujui. Panduan ini memasukkan unsur-unsur birokrasi yang minimum, keterlibatan pemangku kepentingan (termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil), konsistensi, dan akuntabilitas.
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
Daftar Isi 1. Latar Belakang
3
2. Responsive Innovation Fund (RIF)
4
2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.
5 5 5 8 8 9
Pengertian Tujuan Jenis Kegiatan Inovasi yang dapat Didanai dan Siapa yang Bisa Mengajukan Jadwal Pelaksanaan Wilayah Kerja Strategi Pendekatan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan RIF
3. Manajemen RIF
10
3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
11 19 19 20
Gambaran Umum Koordinasi Pelaksanaan RIF Tenaga Pendukung Transparansi
4. Persyaratan dan Kriteria Proposal
22
4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
23 23 23 24
Batasan Besaran Total Dana Persyaratan Proposal Kriteria Kelayakan Proposal Tindak Lanjut Setelah Penetapan Proposal Terbaik
5. Proses Persiapan dan Pelaksanaan RIF 5.1. Proses Persiapan RIF 5.2. Proses Pelaksanaan RIF
6. Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi 6.1. 6.2. 6.3. 6.4.
1
Pengukuran Hasil Pelaporan Verifikasi dan Validasi Rangkuman
26 27 29
30 31 32 33 34
7. Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF
36
8. Manajemen Keuangan
36
9. Berita Acara Serah Terima Barang dan Jasa
36
Daftar Tabel Tabel Tabel
1. 2.
Rincian Jenis Usulan Inovasi Struktur Organisasi RIF
7 14
Siklus RIF Gambaran Umum Pengelolaan RIF Kerangka Logis dan Rantai Hasil NSLIC dan RIF
8 11 31
Daftar Gambar Gambar Gambar Gambar
1. 2. 3.
Daftar Lampiran LAMPIRAN 1. LAMPIRAN 2. LAMPIRAN 3. LAMPIRAN 4. LAMPIRAN 5. LAMPIRAN 6. LAMPIRAN 7. LAMPIRAN 8. LAMPIRAN 9. LAMPIRAN 10. LAMPIRAN 11. LAMPIRAN 12. LAMPIRAN 13. LAMPIRAN 14. LAMPIRAN 15. LAMPIRAN 16. LAMPIRAN 17. LAMPIRAN 18. LAMPIRAN 19.
TEMPLATE PROPOSAL MANAJEMEN RISIKO DAN MITIGASI KERANGKA KERJA LOGIS (LOGICAL FRAMEWORK) FORMAT KONFIRMASI PENERIMAAN PROPOSAL FORM FEEDBACK PERBAIKAN PROPOSAL POTENSIAL FORM CATATAN REVIEW PROPOSAL KEPADA TIM RIF FORM CATATAN REVIEW PROPOSAL BERBASIS KESETARAAN GENDER FORM CATATAN REVIEW PROPOSAL BERBASIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM RANGKUMAN REKOMENDASI KEPADA CO-CHAIRS LEMBAR PENILAIAN LAPORAN BULANAN LAPORAN TRIWULAN LAPORAN AKHIR STRATEGI KEBERLANJUTAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TABEL KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS NASIONAL PENILAIAN PROPOSAL BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER FORMAT RENCANA PENGUKURAN HASIL FORM EVALUASI PELATIHAN KIRKPATRICK
38 41 42 43 44 49 50 51 52 53 57 59 61 64 65 68 74 75 77
2
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
1. Latar Belakang National Support for Local Investment Climates/National Support for Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) adalah proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC, dulunya dikenal dengan nama Department of Foreign Affairs, Trade and Development Canada/DFATD lalu Canadian International Development Agency/CIDA). Mitra utama NSLIC/NSELRED adalah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang diberikan mandat untuk melakukan koordinasi dan perencanaan di tingkat nasional. Melalui proses pemilihan yang kompetitif, Cowater International terpilih sebagai pelaksana proyek NSLIC/NSELRED. Proyek NSLIC/NSELRED telah disiapkan melalui serangkaian konsultasi dengan Kementerian PPN/ Bappenas, pemangku kepentingan pemerintah dan nonpemerintah lainnya untuk memastikan bahwa proyek ini mendukung kebutuhan yang telah diidentifikasi dan bekerja di dalam Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa yang sesuai dengan RPJMN 2015-2019. Kementerian PPN/Bappenas melihat inisiatif Pemerintah Kanada sebagai bagian penting dari rencana keseluruhan untuk meningkatkan dan memperbaiki dukungan terhadap pemerintah daerah untuk pembangunan ekonomi. Proyek NSLIC/NSELRED ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) tahun, yaitu dari tahun 2016 sampai 2022, dengan tujuan meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat miskin di Indonesia baik perempuan maupun laki-laki melalui peningkatan iklim investasi dan dukungan bagi pengembangan usaha. Melalui Proyek ini diharapkan akan berkontribusi untuk: • mengatasi hambatan-hambatan kunci/utama dalam peraturan bisnis di tingkat nasional dan lokal/daerah; • mempromosikan kerja sama ekonomi regional dan nasional;
3
•
•
mendukung pemerintah nasional untuk pembangunan ekonomi lokal dan regional yang terkoordinasi; dan meningkatkan akses untuk layanan pengembangan usaha.
Dalam rancangannya, komponen, yaitu:
proyek
ini
memiliki
dua
1. Peningkatan kapasitas pemerintah dan lembaga di tingkat pusat dan daerah khususnya di dua provinsi terpilih yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara dan Gorontalo terkait pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan iklim investasi. Kegiatan proyek NSLIC/NSELRED dilaksanakan di 10 kota/kabupaten yaitu Kota Kendari, Kota Baubau, Kabupaten Bombana, Wakatobi dan Konawe Selatan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sementara di Provinsi Gorontalo meliputi Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara, Pohuwatu dan Boalemo. 2. Dana Inovasi Reponsif atau Responsive Innovation Fund (RIF) yang akan diarahkan kepada beberapa Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) yang dipilih dari 39 wilayah yang menjadi target nasional untuk Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa sesuai dengan dengan RPJMN 2015–2019/2020-2024. RIF merupakan dukungan sumber daya tambahan bagi pemerintah daerah dan pelaku ekonomi lokal dalam mempercepat pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) khususnya dalam peningkatan lapangan kerja dan pendapatan. Dengan demikian, program RIF tidak ditujukan untuk menciptakan kegiatan tersendiri yang tidak terhubung dengan strategi pemerintah daerah.
2. Responsive Innovation Fund (RIF) 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.
Pengertian Tujuan Jenis Kegiatan Inovasi yang dapat Didanai dan Siapa yang Bisa Mengajukan Jadwal Pelaksanaan Wilayah Kerja Strategi Pendekatan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan RIF
4
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 2.1. Pengertian RIF adalah salah satu komponen di dalam Proyek NSLIC/ NSELRED berupa bantuan teknis yang disediakan untuk membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan cara-cara baru (inovasi) untuk meningkatkan ekonomi di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), yang dipilih dari 60 wilayah yang menjadi target nasional untuk Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa sesuai dengan RPJMN 2015–2019/2020-2024. Bantuan teknis akan dilaksanakan selama tiga tahun, mulai 2018 hingga 2020 dengan memilih enam usulan daerah setiap tahunnya. 2.2. Tujuan RIF bertujuan: 1. Memberikan dukungan (bantuan teknis) bagi UMKM, Koperasi, Bumdesa, Bumdes/Bumdes Bersama,, Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, Kelompok Sadar Wisata, lembaga swadaya masyarakat dan kelompok serta lembaga lainnya di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), yang dipilih dari 60 wilayah yang menjadi target nasional untuk Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa sesuai dengan RPJMN 2015–2019/2020-2024. 2. Mengembangkan inovasi/melaksanakan ide-ide baru, metode, teknologi, dan praktik baru, termasuk perbaikan dan peningkatan perencanaan program untuk pengembangan usaha dan kemitraan dengan swasta. 3. Mendukung pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan, responsif gender, ramah lingkungan, dan beradaptasi dengan perubahan iklim, serta memasukkan unsur-unsur tata kelola pemerintahan yang baik. 2.3. Jenis Kegiatan Inovasi yang dapat Didanai dan Siapa yang Bisa Mengajukan Inovasi merupakan setiap ide atau pun gagasan baru yang belum pernah ada atau pun diterbitkan sebelumnya. Sebuah inovasi biasanya berisi terobosan-terobosan baru mengenai sebuah hal yang diteliti oleh sang inovator (orang yang membuat inovasi). Inovasi biasanya sengaja dibuat oleh sang inovator melalui berbagai macam aksi ataupun penelitian yang terencana.
5
Sebuah ide, gagasan, atau pun teori hanya bisa digolongkan ke dalam sebuah inovasi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Khas Inovasi harus memiliki ciri khas sendiri yang tidak dimiliki ide atau gagasan yang sudah ada sebelumnya. Tanpa ciri khas yang spesifik, sebuah ide ataupun gagasan tidak dapat digolongkan menjadi sebuah inovasi baru.   2) Baru Setiap inovasi haruslah merupakan ide atau gagasan baru yang belum pernah diungkapkan atau dipublikasikan sebelumnya. 3) Terencana Inovasi biasanya sengaja dibuat dan direncanakan untuk mengembangkan obyek-obyek tertentu. Dengan kata lain, setiap inovasi yang ditemukan pada dasarnya merupakan kegiatan yang direncanakan sejak awal. 4) Memiliki Tujuan Inovasi merupakan aktivitas terencana yang bertujuan untuk mengembangkan obyek-obyek tertentu. Manfaat inovasi bagi pertumbuhan perekonomian khususnya perubahan iklim usaha di daerah meliputi: (a) memperkenalkan pendekatan baru (gagasan unik, pendekatan baru dalam menyelesaikan masalah); (b) produktif (memberikan bukti/hasil); dan (c) berdampak (memberikan manfaat terhadap peningkatan atau perubahan dan daya saing). Daya saing daerah adalah kemampuan ekonomi dan masyarakat lokal (setempat) untuk memberikan peningkatan standard hidup bagi warga/penduduknya (Malecki, 1999). Hal ini berkaitan dengan kemampuan menarik investasi asing (eksternal) dan menentukan peran produktifnya. Daya saing dapat juga diartikan sebagai kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional (Abdullah, et al., 2002).
Definisi INOVASI menurut Global Affairs Canada (GAC) GAC menganggap bahwa dalam inovasi, termasuk di dalamnya hal-hal “baru dan lebih baik” atas model bisnis, pendekatan, praktik kebijakan, kemitraan, teknologi, wawasan perilaku atau cara menyampaikan produk dan layanan yang bermanfaat dan memberdayakan masyarakat miskin di negara berkembang. Fokus pengembangan inovasi adalah untuk menyelesaikan dan mengadopsi solusi sebagai upaya mengatasi masalah secara lebih efektif dibanding pendekatan yang sudah ada. Lebih lanjut, inovasi dapat bersifat transformasional atau bisa seperti solusi baru untuk membuatnya lebih efektif dan/atau efisien). Penting untuk diingat bahwa inovasi adalah alat untuk mencapai solusi, dan bukan hasil. Dengan demikian,
•
Jelaskan apakah pendekatan feminis telah mempertajam proses inovasi, atau apakah solusi-solusi inovatif yang dikembangkan telah membantu memajukan kesetaraan gender.
tiga karakteristik utama dari inovasi adalah bahwa: (1) mengatasi tantangan yang sedang dihadapi masyarakat miskin dan rentan; (2) baru atau penyesuaian atas praktik yang telah ada; dan (3) lebih efisien dan/atau efektif. Untuk menguji apakah suatu proyek itu inovatif atau tidak, GAC memberikan panduan di bawah ini: • Apakah proyek tersebut menghasilkan solusi inovatif dalam penyampaian bantuan internasional, termasuk eksperimen dengan kemitraan baru, model bisnis, praktik kebijakan, teknologi, wawasan perilaku dan/ atau cara untuk menghasilkan produk dan layanan? YA atau TIDAK?; • Jika YA, identifikasilah apa jenis inovasi, model bisnis, praktik kebijakan, pendekatan, jenis kemitraan, teknologi, wawasan perilaku, atau cara penyampaian produk/layanan?; • Secara singkat rangkumlah elemen proyek inovasi yang telah terjadi, dengan memperhatikan apakah proyek juga melibatkan eksperimentasi (yaitu pelajaran dari pengujian inovasi); • Apakah solusi inovatif berkontribusi terhadap pencapaian hasil proyek? Harap memberikan update tentang konteks penerapan solusi inovatif dalam proyek, peluang dan tantangan yang disajikan dalam menerapkan inovasi, pelajaran yang dapat ditarik (termasuk rintangan yang dihadapi selama implementasi yang menyebabkan inovasi perlu disesuaikan atau bahkan ditinggalkan) dan informasi lain yang relevan mengenai inovasi;
6
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif Untuk memperjelas apa saja yang dapat dibiayai oleh RIF, maka berikut rincian jenis usulan inovasi, kegiatan-kegiatan pendukung inovasi, dan siapa saja yang dapat mengajukan proposal. Tabel 1. Rincian Jenis Usulan Inovasi
Inovasi yang dapat dibiayai oleh RIF Inovasi menyangkut rantai nilai (value chains) seperti: • Aplikasi teknologi baru untuk peningkatan produktivitas • Kegiatan, teknik, metode dan pendekatan yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi lokal
Kegiatan pendukung inovasi yang juga dapat dibiayai RIF
Yang dapat mengajukan proposal RIF
• Dukungan Teknis pelaksanaan Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan atau Masterplan Kawasan Perdesaan • Pelatihan teknis • Layanan-layanan konsultasi • Peningkatan kapasitas
Inovator bisa dari kalangan: • UMKM • Koperasi • Bumdes • Bumdesma • Asosiasi/Organisasi/ Lembaga Swadaya Masyarakat setempat
• Penyimpanan dan pengawetan • Monitoring dan evaluasi • Pemasaran dan sistem pemasaran dalam pengembangan • Value chains ‘hijau’ (inovasi-inovasi yang ekonomi lokal meningkatkan keberlanjutan lingkungan hidup dan adaptasi perubahan iklim)
• Lembaga/Asosiasi Organisasi pemberdayaan ekonomi • Asosiasi Bisnis, Asosiasi Profesional
Inovasi layanan-layanan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan usaha, misalnya: • Informasi tata ruang (zonasi ekonomi); • Layanan berbasis website (misalnya perizinan); • Manajemen pengetahuan (misalnya teknologi pasar, praktik baik, akses kepada pasar, akses ke layanan-layanan konsultasi); • Identifikasi prioritas value chains, perencanaan pengembangan ekonomi yang strategis, penilaian pasar; • Inovasi yang menghubungkan penyedia layanan dan operator bisnis (misalnya penyedia kredit usaha/bank dan UMKM, komoditas pembeli dan komoditas produser/penghasil).
• Lembaga/Asosiasi/ Organisasi pemberdayaan ekonomi • Asosiasi Bisnis, Asosiasi Profesional, • Perguruan Tinggi
7
• Analisis/penilaian ekonomi
2.4. Jadwal Pelaksanaan Pengajuan proposal RIF terbuka setiap tahun, dimulai dari tahun 2017 sampai 2019. Satu siklus RIF terbagi dalam 5 tahapan, yaitu: diseminasi informasi RIF dan pengumpulan proposal; seleksi proposal; pengumuman pemenang; pelaksanaan dukungan kegiatan; dan monitoring dan evaluasi. Hasil-hasil pelaksanaan RIF termasuk pembelajarannya akan didiseminasikan pada akhir proyek. Berikut adalah rincian siklus RIF 2017 • Panggilan Proposal
Tahap I
2018
2019
• Pelaksanaan Kegiatan
• Monitoring Evaluasi
• Panggilan Proposal
• Pelaksanaan
2020
2021
• Seleksi Proposal • Pengumuman Pemenang
Tahap II
• Seleksi Proposal
Kegiatan
• Monitoring Evaluasi
• Pengumuman Pemenang
• Panggilan Proposal
Tahap III
• Seleksi Proposal
• Pelaksanaan Kegiatan
• Monitoring Evaluasi
• Pengumuman
• Penyebarluasan
Pemenang
Pembelajaran
Gambar 1. Siklus RIF 2.5. Wilayah Kerja Wilayah kerja RIF meliputi daerah terpilih di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), yang dipilih dari 60 wilayah yang menjadi target nasional untuk Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa sesuai dengan RPJMN 2015-2019/2020-2024, sebagaimana terlampir (LAMPIRAN 16).
8
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 2.6. Strategi Pendekatan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan RIF RIF mendukung berbagai program dan kegiatan yang inovatif dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut: • 2.6.1. Partisipatif •
Pendekatan partisipatif dilakukan pada proses perencanaan, pelaksanaan dan monitoring RIF. Pada proses perencanaan, RIF disusun dengan melibatkan berbagai OPD di kota/kabupaten terkait urusan pengembangan ekonomi. Proses ini juga melibatkan Organisasi Masyarakat Sipil, DPRD kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan konsultan ahli (perguruan tinggi).
•
Pelaksanaan kegiatan RIF mendorong partisipasi aktif masyarakat (dan tokoh masyarakat), swasta, insititusi (termasuk di antaranya bank, lembaga pembiayaan, koperasi, paguyuban usaha, serta lembaga swadaya masyarakat) yang bergerak dalam bidang ekonomi untuk meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa memiliki proyek oleh pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat. Rasa memiliki bagi pemerintah daerah diharapkan menginspirasi program dan kegiatan rutin pemerintah dengan mengadopsi inisiatif RIF. Demikian pula di tingkatan masyarakat, partisipasi aktif masyarakat akan sangat mendukung upaya yang dilakukan pemerintah, memperkuat eksistensi kelembagaan lokal, meningkatkan kesadaran masyarakat dan pada akhirnya diharapkan hal ini berkontribusi bagi perubahan perilaku seluruh masyarakat untuk bahu-membahu meningkatkan peningkatan pendapatan dan meminimalkan kesenjangan masyarakat.
•
•
•
9
Pendekatan ini bersifat legalistik, dimana seluruh inisiatif RIF terintegrasi dalam program, kebijakan dan mekanisme perencanaan pemerintah. Pendekatan ini dipilih dengan mempertimbangkan bahwa tujuan yang dikembangkan RIF merupakan bagian dari tujuan
memiliki dampak yang lebih luas. Pada proses perencanaan, mekanisme perencanaan RIF juga mengikuti tahapan perencanaan daerah. Salah satu di antaranya adalah penyusunan dan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan RIF. Kegiatan ini dilakukan di bulan Oktober-Desember dimana waktu tersebut seiring dengan tahapan pembahasan dan penetapan RAPBD. Inisiatif kegiatan RIF tidak ditujukan untuk menggantikan aktivitas rutin pemeritah kabupaten/kota. Seluruh inisiatif RIF diharapkan untuk memberi nilai tambah/daya ungkit, mengembangkan inovasi, mencoba hal yang lebih praktis, efesien, dan efektif.
2.6.3. Proses Multipihak (Multistakeholders) •
2.6.2. Terintegrasi pada Program dan Kebijakan Daerah •
penyelenggaraan pemerintah. Dengan demikian RIF hanya bersifat stimulus untuk mempercepat peningkatan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Sustainable Development Goals (SDGs) bagi daerah yang didukung. RIF mendorong inisiatif pembentukan regulasi atau kebijakan daerah seperti: inisiatif pemberian bantuan modal usaha dan/atau kerjasama dengan lembaga pendanaan swasta (bank, koperasi, dll.), tata kelola CSR, dan sebagainya. Inisiatif ini perlu ditunjang dengan regulasi pemerintah terkait dengan mekanisme penentuan penerima manfaat, persyaratan, pelaksanaan dan mekanisme pembiayaan. Demikian pula jika skema RIF dinilai memberi dampak positif, RIF mendorong inisiatif tersebut menjadi kebijakan kabupaten/kota agar
•
Pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan RIF bukan hanya Bappeda melainkan perlu adanya keterlibatan pihak lain, seperti: Dinas Perindustrian/Perdagangan, Dinas UMKM, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas PU, dll. Dalam proses pembiayaan, diperlukan adanya keterlibatan pihak swasta khususnya lembaga perbankan, CSR perusahaan, OMS, lembaga donor, dll.
3. Manajemen RIF 3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
Gambaran Umum Koordinasi Pelaksanaan RIF Tenaga Pendukung Transparansi
10
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
3.1. Gambaran Umum
GAMBARAN UMUM
2
3
1 CALL FOR PROPOSALS Sekretariat RIF menindak lanjuti diseminasi dengan berkoordinasi kepada para pihak di daerah untuk mengumpulkan proposal dan memberikan feedback kepada pemohon
DISEMINASI INFORMASI RIF Tim RIF bersama Sekretariat melakukan desiminasi informasi dan call for proposal serta melakukan evaluasi proses dan hasil diseminasi informasi RIF
PERSIAPAN Tim RIF bersama Sekretariat melakukan persiapan yang perlu dilakukan
6
5
4 SELEKSI PROPOSAL Sekretariat RIF mereview proposal dan uji kelayakan proposal menggunakan instrumen penilaian proposal
PELAKSANAAN KEGIATAN
PERSETUJUAN PROPOSAL
NSLIC/NSELRED menyiapkan draft kesepakatan kerjasama kemitraan serta akan merekrut sumber daya pendukung kegiatan dan memberikan pembekalan teknis
Sekretariat RIF bersama konsultan mereview dan memberikan masukan untuk perbaikan yang akan diminta persetujuan dari Co-chairs
MONITORING DAN EVALUASI
7
8
Sekretariat RIF menyiapkan dan menyampaikan draft instrumen Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) kepada anggota tim RIF
DISEMINASI DAN PEMBELAJARAN HASIL PELAKSANAAN RIF Sekretariat RIF mengumpulkan praktik-praktik baik dari daerah. Tim juga mengevaluasi proses dan hasil diseminasi
Gambar 2. Gambaran Umum Pengelolaan RIF
11
1. Persiapan a) Tim RIF bersama Sekretariat RIF menyiapkan: 1) Paket Informasi RIF, yang pada intinya meliputi: • Pengertian dan Tujuan RIF • Siklus RIF • Kriteria dan Persyaratan Pengajuan Proposal • Format Standard Proposal (template) 2) Instrumen Penilaian Proposal 3) Instrumen Monitoring, Evaluation and Learning (MEL).
b) Sekretariat RIF melakukan prakondisi koordinasi dengan para pihak di daerah sebelum diselenggarakannya diseminasi informasi RIF, termasuk di dalamnya mengenai: • Memastikan informasi contact person daerah; • Memastikan ketersediaan dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP); • Menyiapkan surat pemberitahuan dan undangan, serta ToR kegiatan diseminasi informasi RIF; • Memastikan Kepala Daerah untuk mendukung kegiatan temasuk di dalamnya membentuk Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan/ (TKPKP); • Memastikan Kepala Bappeda mengundang stakeholders kawasan perdesaan; • Memastikan Bappeda menjadi fasilitator diseminasi informasi RIF kepada stakeholders kawasan perdesaan, dan tindaklanjutnya berupa penyusunan, pengajuan, dan revisi proposal setelah mendapatkan feedback dari Sekretariat RIF.
4. Seleksi Proposal a) Sekretariat RIF mereview proposal, dan uji kelayakan proposal menggunakan instrumen penilaian proposal. b) Sekretariat RIF menyampaikan proposal yang sudah siap dinilai sesuai instrumen penilaian kepada anggota Tim RIF. c) Tim RIF menyelenggarakan proses penilaian proposal dengan menggunakan instrumen penilaian yang disiapkan Sekretariat RIF. 5. Persetujuan Proposal a) Sekretariat RIF bersama para konsultan cross-cutting issues, mereview dan memberikan masukan untuk perbaikan proposal yang akan direkomendasikan oleh anggota Tim RIF untuk dimintakan persetujuan dari Co-Chairs. b) Sekretariat RIF memastikan muatan crosscutting issues dalam proposal yang akan dimintakan rekomendasi persetujuan Co-Chairs, sudah diverifikasi oleh para konsultan cross-cutting issues. c) Tim RIF menyiapkan dan menyampaikan rekomendasi persetujuan proposal kepada Co-Chairs. d) Co-Chairs melakukan pengambilan keputusan persetujuan proposal berdasarkan rekomendasi dari Tim RIF. e) Co-Chairs menyampaikan hasil persetujuan proposal kepada forum Project Technical Committee (PTC).
2. Diseminasi Informasi RIF a) Tim RIF bersama Sekretariat RIF melakukan diseminasi informasi RIF dan call for proposals; b) Tim RIF bersama Sekretariat RIF mengevaluasi proses dan hasil diseminasi informasi RIF. 3. Call for Proposals Sekretariat RIF menindaklanjuti diseminasi dengan melakukan koordinasi kepada para pihak di daerah untuk pengumpulan proposal, memberikan feedback kepada pemohon/mitra mengenai proposal yang diajukan.
12
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 6. Pelaksanaan Kegiatan a) NSLIC/NSELRED menyiapkan draf Kesepakatan Kerjasama Kemitraan; b) NSLIC/NSELRED merekrut sumber daya pendukung kegiatan dan memberikan pembekalan teknis; c) NSLIC/NSELRED menyelenggarakan kick off dan workshop rencana tindak lanjut; d) Sekretariat RIF memastikan prosedur pelaksanaan kegiatan sesuai SOP yang disiapkan; e) Sekretariat RIF mereview pelaporan dari daerah; f) Sekretariat RIF menyampaikan rangkuman pelaporan kepada anggota Tim RIF dalam forum rapat koordinasi tiga bulanan; g) Tim RIF mereview pelaporan yang disiapkan oleh Sekretariat RIF. 7. Monitoring dan Evaluasi a) Sekretariat RIF menyiapkan dan menyampaikan draf instrumen Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) kepada anggota Tim RIF; b) Tim RIF bersama anggota Sekretariat RIF melakukan Monitoring, Evaluation and Learning/MEL di lapangan (incidental dan berkala); c) Sekretariat RIF menyiapkan dan menyampaikan draf laporan Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) kepada anggota Tim RIF; d) Tim RIF melakukan pertemuan koordinasi regular (3 bulanan). 8. Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF a) Sekretariat RIF mengumpulkan praktik-praktik baik dari daerah; b) Sekretariat RIF menyiapkan dan menyampaikan Draf Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF kepada anggota Tim RIF; c) Tim RIF bersama Sekretariat RIF melaksanakan Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF; d) Tim RIF mengevaluasi proses dan hasil Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF.
13
Prinsip dasar manajemen RIF adalah prosedur yang ringkas dan sederhana, dengan keterlibatan pemangku kepentingan utama termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga-lembaga nonpemerintah lainnya. Struktur organisasi RIF adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Struktur Organisasi RIF Tingkat Nasional
Nama Komite
Tahapan
Co-chairs
Persetujuan
Tim RIF
Proposal
Tanggung Jawab --
Melakukan
pengambilan
persetujuan
proposal
Ketua dan Anggota keputusan GAC (Senior Development berdasarkan Officer), Bappenas (Direktur
rekomendasi dari Tim RIF --
Menyampaikan proposal
DTTP),
hasil
kepada
persetujuan
forum
Project
Technical Committee (PTC) --
Memberikan arahan kepada Anggota Tim RIF terkait keseluruhan kegiatan RIF
Ketua
Tim Semua Tahapan
--
Pelaksana
Memberikan arahan kepada Sekretariat GAC (Senior Development RIF terkait keseluruhan kegiatan RIF
Officer), Bappenas (Direktur DTTP)
Anggota Tim Persiapan
Mereview
dan
memberikan
masukan Anggota:
RIF
terhadap:
Dit. DTTP Bappenas,
1. Draf paket diseminasi informasi RIF;
Dit. Pengembangan
2. Draf instrumen penilaian proposal;
UKM Bappenas, Dit.
3. Draf instrumen Monitoring, Evaluation Pemdes Kemendagri, and Learning/MEL.
Dit. PPKP Kemendes PDTT, Kemenkop UKM,
Memberikan
arahan
prakondisi
kepada BKPM,
Sekretariat RIF terkait rencana pelaksanaan Kemenko PMK, diseminasi informasi RIF di wilayah kerja Senior Advisor NSLIC/ RIF.
NSELRED
Diseminasi
Bersama
Sekretariat
RIF
melakukan
Informasi RIF
diseminasi informasi RIF dan call for proposals. Bersama
Sekretariat
RIF
mengevaluasi
proses dan hasil diseminasi informasi RIF. Seleksi Proposal
Melakukan
proses
penilaian
proposal
dengan menggunakan instrumen penilaian yang disiapkan Sekretariat RIF. Persetujuan
Memastikan muatan cross-cutting issues
Proposal
dalam proposal yang akan dimintakan rekomendasi persetujuan Co-chairs, sudah diverifikasi oleh para konsultan crosscutting issues. Menyiapkan
dan
menyampaikan
rekomendasi persetujuan proposal kepada Co-chairs. Pelaksanaan
Mereview pelaporan yang disiapkan oleh Sekretariat RIF.
14
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif Tingkat
Nama Komite
Tahapan
Tanggung Jawab
Ketua dan Anggota
Tahapan
Bersama-sama Sekretariat RIF melakukan GAC (Senior
Monitoring dan
monitoring kegiatan di lapangan.
Development Officer),
Evaluasi
Bappenas (Direktur Melakukan pertemuan koordinasi regular DTTP), beranggotakan TIM (tiga bulanan).
RIF dan NSLIC/NSELRED
Diseminasi dan
Mereview Draf Diseminasi dan Pembelajaran GAC (Senior
Pembelajaran
Hasil Pelaksanaan RIF yang disiapkan Development Officer),
Hasil
Sekretariat RIF.
Bappenas (Direktur
Pelaksanaan RIF
DTTP), beranggotakan tim Mereview draf proses (format dan desain) RIF dan NSLIC/NSELRED diseminasi
dan
pembelajaran
hasil
pelaksanaan RIF. Bersama Sekretariat RIF melaksanakan diseminasi
dan
penyebaran
hasil
pelaksanaan RIF (lesson learned dan good practices). Sekretariat RIF
Persiapan
Menyiapkan draf paket informasi RIF, desain diseminasi informasi RIF dan informasi tahapan pengajuan proposal. Menyiapkan
draf
panduan
diseminasi
prakondisi
koordinasi
informasi RIF. Menindaklanjuti
dengan para pihak di daerah, termasuk di dalamnya mengenai: 1. Memastikan informasi kontak person daerah; 2. Memastikan Rencana
ketersediaan
Pembangunan
dokumen Kawasan
Perdesaan (RPKP); 3. Menyiapkan
surat
pemberitahuan
dan undangan, serta ToR kegiatan diseminasi; 4. Memastikan mendukung
Kepala kegiatan
Daerah
untuk
temasuk
di
dalamnya membentuk Tim Koordinasi Pembangunan (TKPKP);
15
Kawasan
Perdesaan
Tingkat
Nama Komite
Tahapan
Tanggung Jawab 6. Memastikan mengundang
Ketua dan Anggota
Kepala
Bappeda
stakeholders
kawasan
perdesaan; 7. Memastikan Bappeda menjadi fasilitator diseminasi
informasi
RIF
kepada
stakeholders kawasan perdesaan, dan tindak lanjutnya berupa penyusunan, pengajuan, dan revisi proposal. Diseminasi
Bersama anggota Tim RIF melakukan
Informasi RIF
diseminasi informasi RIF dan informasi pengajuan proposal. Mengevaluasi proses dan hasil diseminasi informasi RIF.
Call for
Koordinasi dengan para pihak di daerah
Proposals
(termasuk
di
dalamnya
rangkaian
kegiatan-kegiatan pengumpulan proposal, memberikan feedback kepada pemohon/ mitra mengenai proposal yang diajukan). Mengumpulkan proposal dan melaksanakan tugas-tugas
administrasi
seperti
penomoran proposal, pengiriman lembar konfirmasi penerimaan proposal kepada para
pelamar,
konfirmasi
kelengkapan
dokumen pendukung proposal, dan lain-lain. Seleksi Proposal Mereview
proposal,
dan
uji
kelayakan
proposal menggunakan instrumen penilaian proposal. Menyampaikan proposal yang sudah siap dinilai sesuai instrumen penilaian kepada anggota Tim RIF. Persetujuan
Bersama
Proposal
issues, mereview dan memberikan masukan untuk
para
perbaikan
konsultan proposal
cross-cutting yang
akan
direkomendasikan oleh anggota Tim RIF untuk dimintakan persetujuan Co-Chairs.
16
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif Tingkat
Nama Komite
Tahapan Pelaksanaan
Tanggung Jawab Pra Kegiatan: 1. Menyiapkan draf Kesepakatan Kerjasama Kemitraan; 2. Menyiapkan teknis penandatangan Kesepakatan Teknis; 3. Bersama anggota Tim RIF melakukan penajaman atas usulan kegiatan yang sudah disetujui; 4. Menyiapkan draf rekomendasi hasil penajaman; 5. Mengidentifikasi sumber daya pendukung kegiatan; 6. Merekrut sumber daya pendukung kegiatan dan memberikan pembekalan teknis; 7. Menyelenggarakan kick off dan workshop rencana tindak lanjut. Kegiatan: 1. Mereview TOR yang diajukan daerah; 2. Memastikan prosedur pelaksanaan kegiatan sesuai SOP yang disiapkan. Pelaporan: 1. Mereview pelaporan dari daerah; 2. Menyampaikan rangkuman pelaporan kepada anggota Tim RIF dalam forum rapat koordinasi tiga bulanan.
Monitoring dan
Menyiapkan dan menyampaikan draf
Evaluasi
instrumen Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) kepada anggota Tim RIF. Bersama anggota Tim RIF melakukan Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) di lapangan (incidental dan berkala). Menyiapkan dan menyampaikan draf laporan Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) kepada anggota Tim RIF.
17
Ketua dan Anggota
Tingkat
Nama Komite
Tahapan
Tanggung Jawab
Diseminasi dan
Menyiapkan dan menyampaikan draf
Pembelajaran Hasil
strategi pengelolaan pengetahuan
Pelaksanaan RIF
(knowledge management) kepada anggota
Ketua dan Anggota
Tim RIF. Mengumpulkan praktik-praktik baik dari daerah. Menyiapkan dan menyampaikan Draf Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF kepada anggota Tim RIF. Menyiapkan dan mengusulkan draf proses (format dan disain ekspos) diseminasi dan pembelajaran hasil pelaksanaan RIF kepada anggota Tim RIF. Bersama anggota Tim RIF melaksanakan Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF.
18
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 3.2. Koordinasi Pelaksanaan RIF Sebagaimana telah disebutkan, bahwa wilayah kerja RIF meliputi daerah terpilih di antara 39 pusat pertumbuhan pada 60 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) yang merupakan amanat RPJMN 2015–2019/2020-2024, dengan usulan kegiatan yang mengacu pada dokumen rencana pembangunan kawasan perdesaan yang telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati. Dalam implementasinya, terdapat Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP), yang merupakan lembaga penyelenggara pembangunan kawasan perdesaan, seperti diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembangunan Kawasan Perdesaan. Berkaitan dengan skema pelaksanaan dan fasilitasi RIF, peran TKPKP dapat dibedakan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu: 1. Pra Kegiatan (sampai dengan Diseminasi) a. Memastikan tersedianya dokumen rencana pembangunan kawasan perdesaan; b. Menindaklanjuti surat pemberitahuan dan undangan diseminasi dari Kementerian PPN/ Bappenas, termasuk dalam hal memastikan kehadiran stakeholders kawasan perdesaan; c. Menjadi fasilitator diseminasi informasi RIF kepada stakeholders kawasan perdesaan, dan tindaklanjutnya berupa penyusunan, pengajuan, dan revisi proposal; d. Mereview dan memberikan masukan instrumen Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) yang dikembangkan NSLIC/NSELRED dan Tim RIF. 2. Pelaksanaan Kegiatan a. Menyediakan dukungan berupa Sekretariat, SDM, dan dukungan sumber daya lainnya (catatan: fungsi dan peran seperti dijabarkan di bawah); b. Menyediakan dukungan informasi untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan; c. Melakukan koordinasi dan partisipasi dalam seluruh kegiatan; d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan menggunakan instrumen MEL yang dikembangkan oleh NSLIC/NSELRED dan Tim RIF.
19
Catatan: Sekretariat TKPKP berada di Kantor Bappeda Kabupaten/Kota. Tugas dan fungsi utama Sekretariat TKPKP adalah mendukung TKPKP dalam hal: a) Mengatur perencanaan dan pertemuan–pertemuan, pengelolaan logistik, agenda, dan prosedur; b) Memonitor semua kegiatan agar sesuai dengan prosedur dan panduan yang disepakati; c) Mendokumentasikan, menyebarluaskan, dan mempromosikan hasil-hasil kegiatan inovasi, sehingga dapat dikembangkan dan direplikasi oleh daerah lain. 3. Pembelajaran a. Bersama Tim RIF mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan kegiatan b. Bersama pengusul kegiatan menjadi focal point dalam knowledge sharing. 3.3. Tenaga Pendukung Dalam rangka persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, diseminasi hasil kegiatan dan pengendalian proyek agar efektif dan efisien, dibutuhkan dukungan dan tenaga pendukung berupa: a. Fasilitasi peran Pemerintah Pusat dalam memberikan bantuan teknis bagi pelaksanaan kegiatan maupun peningkatan kapasitas pelaku inovasi; b. Tenaga Teknis Ahli, terdiri dari: 1. Tenaga ahli untuk penajaman proposal; • Sesuai kebutuhan sektor unggulan dalam proposal (inovasi di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pelayanan publik, dan lain-lain); • Penajaman dilakukan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam poin 9 matriks “Persiapan dan Pelaksanaan RIF” (Bab 5); • Direkrut oleh NSLIC/NSELRED.
2. Tenaga pendukung pelaksanaan kegiatan; • Diusulkan sebagai salah satu komponen Rencana Anggaran Biaya (RAB) proposal dan ditetapkan melalui proses verifikasi oleh NSLIC/NSELRED • Terdiri dari : a) RIF-TA Bertanggungjawab atas pengelolaan dan administrasi keuangan kegiatan, termasuk memastikan kesiapan kegiatan, materi dan pemateri, kepesertaan, dll. Direkrut melalui prosedur perekrutan Technical Assistant (TA) NSLIC/NSELRED (termasuk mengenai kriteria dan persyaratan) dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Bappeda; b) Fasilitator (lokal atau nasional)
4. Tenaga Ahli Diseminasi/Knowledge Management a) Membantu Sekretariat dan Tim RIF: • Menyiapkan draf strategi pengelolaan pengetahuan (knowledge management), termasuk di dalamnya mengenai format dan desain ekspos diseminasi dan pembelajaran hasil pelaksanaan RIF; • Mengumpulkan praktik-praktik baik (best practices) dari daerah; • Menyusun story of changes (cerita-cerita perubahan); • Menyiapkan Draf Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF; • Menjadi fasilitator penyelenggaraan forum Diseminasi dan Pembelajaran Hasil
Bertanggung jawab dalam fasilitasi proses kegiatan berupa lokakarya, pelatihan, atau kegiatan sejenis; c) Narasumber (konsultan, pakar, tenaga ahli lokal/ nasional) Bertanggung jawab dalam penguatan teknis dan substansi kegiatan.
Pelaksanaan RIF; b) Menjadi tanggung jawab Staf Knowledge Management NSLIC/NSELRED 3.4. Transparansi Semua keputusan dan dokumentasi hasil kegiatankegiatan RIF akan dipublikasi untuk umum sesuai dengan ketentuan kebijakan Proyek NSLIC/NSELRED.
3. Tenaga ahli Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) • Membantu Sekretariat dan Tim RIF: a. Mereview dan memberikan masukan draf instrumen Monitoring, Evaluation and Learning (MEL); b. Mereview rangkuman hasil Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) c. Melakukan Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) di lapangan (incidental dan berkala); d. Memfasilitasi workshop Monitoring, Evaluation and Learning (MEL); e. Menyusun draf laporan Monitoring, Evaluation and Learning (MEL); • Direkrut oleh NSLIC/NSELRED
20
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
21
4. Persyaratan dan Kriteria Proposal Serta Tindak Lanjut Setelah Penetapan Proposal Terbaik 4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
Batasan Besaran Total Dana Persyaratan Proposal Kriteria Kelayakan Proposal Tindak Lanjut Setelah Penetapan Proposal Terbaik
22
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 4.1. Batasan Besaran Total Dana Inovasi yang Dapat Diajukan Batasan dana inovasi untuk setiap proposal adalah maksimal Rp 1 milyar per kawasan dimana dana tersebut sudah termasuk biaya operasional kegiatan inovasi. Komposisi Rencana Anggaran dan Belanja (RAB) disusun dengan ketentuan: a. Total alokasi dana operasional tidak melebihi 30% dari total dana inovasi (maksimal Rp 300 juta); selebihnya dialokasikan untuk kegiatan. b. Total alokasi dana kegiatan, dibagi menjadi: maksimal 20% untuk pengadaan barang dan jasa selebihnya dialokasikan untuk pemberdayaan atau peningkatan kapasitas, seperti pelatihan, lokakarya, dan sejenisnya. 4.2. Persyaratan Proposal Proposal yang dikirimkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Diajukan melalui Bappeda Kabupaten/Kota, disertai pengesahan oleh pimpinan Pemerintah Kabupaten/ Kota dan ditembuskan ke Pemerintah Provinsi; b. Merepresentasikan usulan pembangunan kawasan perdesaan (bukan usulan kegiatan yang bersifat parsial per-desa) yang disepakati oleh para kepala desa di kawasan perdesaan tersebut; c. Bukan merupakan kegiatan rutin pemerintah; d. Memasukkan rincian pembiayaan: 1. Workshop pemantapan Rencana Tindak Lanjut (RTL), yang harus dilaksanakan selambatnya satu bulan setelah penandatanganan Kesepakatan Teknis; 2. Paket pelatihan dan sejenisnya, termasuk kompensasi untuk fasilitator dan narasumber baik lokal maupun nasional serta fasilitas pendukung pelatihan; 3. Pembiayaan kegiatan lain, termasuk biaya fasilitas pendukung dan kompensasi untuk tenaga yang dibutuhkan; 4. Kompensasi untuk maksimal dua orang tenaga pengelolaan keuangan dan administrasi (dalam hal ini disebut dengan RIFTA – RIF Techninal Assistant); 5. Kompensasi untuk tenaga pendampingan dari konsultan, pakar/ahli lokal dan nasional;
23
Catatan: Menggunakan Standard Biaya Umum (PMK 49/ PMK.02/2017) e. Mengikuti format proposal yang disiapkan oleh Proyek NSLIC/NSELRED (Lampiran 01). 4.3. Kriteria Kelayakan Proposal Seluruh usulan kegiatan diharapkan dapat memberi nilai tambah/daya ungkit, mengembangkan inovasi, hal baru yang lebih praktis, efektif, dan efisien. Penilaian proposal dilakukan dengan memastikan hal-hal sebagai berikut: 1. Berlokasi di salah satu 39 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional, sesuai dengan RPJMN 20152019/2020-2024; 2. Diajukan oleh Pemerintah Daerah yang mempunyai sumber daya manusia yang cukup untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan proposal yang diajukan; 3. Berisi/memuat/menjelaskan tentang: a. Usulan kegiatan/inovasi yang terefleksi dan terintegrasi berdasarkan perencanaan ekonomi strategis daerah (yang tertuang dalam RPJMD, rencana pembangunan kawasan perdesaan), program dan kebijakan daerah; b. Kegiatan-kegiatan inovasi yang merupakan kegiatan pilot yang dapat diadopsi dan direplikasi; c. Pernyataan komitmen kontribusi in-kind untuk mendorong komitmen dan rasa kepemilikan inovasi di tingkat lokal. Kontribusi in-kind dapat berupa jasa, tenaga dan infrastruktur misalnya tenaga/staf untuk monitoring, tempat-tempat pertemuan/pelatihan, dan lain sebagainya; Berdasarkan rangkuman penilaian proposal yang telah memenuhi kriteria dasar di atas, Tim RIF akan merekomendasikan maksimal 6 (enam) proposal terbaik yang akan dimintakan persetujuan Co-Chairs.
4.4. Tindak Lanjut Setelah Penetapan Proposal Terbaik Terhadap 6 (enam) proposal yang direkomendasikan tersebut, Tim RIF dapat dibantu oleh konsultan crosscutting issues yang akan mereview dan memperbaiki proposal dalam hal keterkaitan isu-isu pengarusutamaan sebagai berikut; a. Analisis kesetaraan gender b. Analisis pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim c. Analisis tata kelola yang baik Hal-hal berkaitan dengan cross-cutting issues di atas dapat dipelajari dari dokumen pada Lampiran 17. Setelah penetapan dan pengumuman 6 (enam) proposal terbaik, Tim RIF dibantu oleh tenaga ahli penajaman (berdasarkan kebutuhan prioritas pengembangan sektor unggulan), akan melakukan penajaman usulan kegiatan atas hal-hal sebagai berikut: 1. Keterkaitan Pengembangan Ekonomi Lokal a. Dapat menjelaskan kegiatan inovasi tentang pengembangan unggulan kawasan b. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik c. Menjelaskan analisis pangsa pasar d. Menjelaskan rancangan kegiatan usaha e. Memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengungkitan pengembangan komoditas unggulan f. Sejauh mana usulan inovasi membantu meningkatkan daya saing kawasan melalui peningkatan produktivitas komoditas unggulan kawasan 2. Kriteria Keberlanjutan Pasca Proyek a. Alokasi anggaran b. SDM c. Pengembangan potensi untuk dapat direplikasi d. di daerah lainnya
Proses penajaman tersebut akan dilakukan melalui fasilitasi dari NSLIC/NSELRED berupa Workshop Penyempurnaan Proposal yang melibatkan Pimpinan Bappeda, OPD terkait, BUMDES/BUMDES Bersama, sebagai Tim Penyusun Proposal serta stakeholders terkait (aktor kunci di daerah), termasuk misalnya sektor swasta, perbankan, akademisi (peguruan tinggi), atau organisasi profesi (terutama dalam bidang usaha/ekonomi). Workshop akan membantu setiap Tim Pengusul Proposal melakukan rekonstruksi proposal terutama dalam rangka sinkronisasi dan mematangkan rencana aksi, pelibatan dan dukungan dari aktor kunci di daerah, identifikasi peluang dukungan dari Kementerian/ Lembaga yang berhubungan dengan pengembangan kawasan perdesaan, sumberdaya lintas sektor, dan keberlanjutan penguatan ekonomi kawasan. Workshop akan diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif. Melalui workshop ini, Tim Penyusun Proposal akan diajak untuk memformulasikan faktor kritis yang perlu ada dalam menyusun suatu perencanaan. Faktor kritis ini akan memandu peserta untuk menyusun rencana ke depan yang lebih fokus, yang biasanya berupa Road Map dan Action Plan. Action Plan yang dihasilkan tersebut, diharapkan tetap sejalan dengan arah pengembangan kawasan perdesaan yang tertuang dalam dokumen rencana pembangunan kawasan perdesaan. Jika ternyata ada perubahan atau penyesuaian, maka akan difasilitasi untuk mengusulkan revisi kepada Kementerian/Lembaga terkait yang memfasilitasi penyusunan rencana pembangunan kawasan perdesaan tersebut.
24
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
25
5. Proses Persiapan dan Pelaksanaan RIF 5.1. Proses Persiapan RIF 5.2. Proses Pelaksanaan RIF
26
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 5.1. Proses Persiapan RIF Setelah mendapatkan diseminasi dan/atau menerima paket informasi RIF, Pemerintah Daerah melakukan serangkaian proses persiapan, dan mengikuti proses pengajuan proposal, terutama sebagai berikut: 1. Penerimaan proposal awal melalui email Sekretariat RIF: rif.sekretariat@gmail.com, selambat-lambatnya satu bulan setelah pelaksanaan diseminasi atau satu bulan setelah mendapatkan paket informasi RIF; 2. Perbaikan Proposal berdasarkan feedback yang diberikan Sekretariat RIF RIF, selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah menerima feedback. Secara lebih lengkap, proses persiapan hingga pelaksanaan RIF, tercermin dalam kerangka berikut ini:
Proses Persiapan 1.
Kerangka Waktu
Penerimaan proposal melalui email: rif.sekretariat@gmail.com selambatnya 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan diseminasi atau satu bulan Setiap proposal yang sudah diterima akan didokumentasi setelah mendapatkan paket informasi RIF; oleh Sekretariat RIF dengan memberikan Nomor Pendaftaran Proposal berdasarkan urutan waktu penerimaan proposal. Nomor Pendaftaran Proposal akan selalu dicantumkan dalam proses feedback, perbaikan dan penilaian proposal.
2.
Verifikasi awal meliputi: a. Memastikan format proposal, sesuai atau tidak b. Memastikan usulan proposal merupakan ide pengembangan kawasan, bukan per desa c. Memastikan kelengkapan administrasi (sesuai syarat dan kriteria pengajuan proposal)
Dalam 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal penerimaan proposal
3.
Perbaikan Proposal berdasarkan feedback yang diberikan Sekretariat RIF
selambatnya 5 (lima) hari kerja setelah menerima feedback
4.
Verifikasi lanjutan atas revisi proposal
3 (tiga) hari setelah revisi proposal diterima
5.
Hasil verifikasi lanjutan (beserta catatan dan rekomendasi dari November Sekretariat RIF) disampaikan kepada Tim RIF
6.
Penilaian proposal oleh Tim RIF menggunakan instrumen penilaian untuk menentukan 6 (enam) proposal terpilih
27
November
7.
Verifikasi dan perbaikan muatan cross-cutting issues oleh Konsultan
November
6 (enam) proposal terpilih disampaikan kepada Co-Chairs Tim RIF untuk mendapatkan persetujuan akhir
November/Desember
8.
Pengumuman proposal yang terpilih dan tidak terpilih oleh Sekretariat RIF
Maksimal 5 (lima) hari kerja setelah persetujuan akhir proposal
9.
Rekruitmen RIFTA
Dimulai Januari tahun berikutnya
10.
Penajaman 6 proposal terbaik melalui Workshop Penyempurnaan Proposal (Compass Workshop)
Maksimal 3 (tiga) hari kerja dalam bulan Februari (minggu III dan IV) dan Maret (minggu I), setiap pekan untuk 2 kawasan
11.
Persiapan manajemen pelaksanaan kegiatan (induction): 1. Koordinasi dengan RIFTA
1 (satu) hari untuk setiap kawasan
2. Sosialisasi prosedur admin dan keuangan 3. Sosialisasi forms pelaporan dan MEL 12.
Penandatanganan Kesepakatan Kerjasama Kemitraan, dan Launching Program RIF Tahap II, serta Penandatanganan Kontrak RIFTA
April
13.
Pelaksanaan RIF
April tahun berjalan sampai April tahun berikutnya
Catatan terkait Kesepakatan Kerjasama Kemitraan RIF: Kesepakatan Kerjasama Kemitraan RIF akan disiapkan oleh Manajemen NSLIC/NSELRED. Setiap Kesepakatan Kerjasama Kemitraan akan memuat elemen-elemen sebagai berikut: 1. Penjelasan keseluruhan tujuan dan sasaran inovasi; 2. Penjelasan bahwa Proyek NSLIC/NSELRED berperan dalam mengendalikan keseluruhan penggunaan dana; 3. Penjelasan bahwa semua pembayaran harus dilengkapi dengan bukti otentik; 4. Penjelasan jadwal implementasi, patokan/benchmarks, intermediate and final deliverables yang jelas, pelaporan, monitoring, dan Evaluasi; 5. Keseluruhan jumlah dana inovasi; 6. Kondisi-kondisi yang mengakibatkan pemutusan kesepakatan teknis; 7. Lampiran-lampiran seperti catatan konsep proposal, dan sebagainya. Kesepakatan Kerjasama Kemitraan RIF akan ditandatangani oleh Direktur Proyek NSLIC/NSELRED mewakili Proyek NSLIC/NSELRED dan Kepala Daerah tempat inovasi dilaksanakan, disaksikan oleh Direktur DTPP Bappenas mewakili Kementerian PPN/Bappenas dan Perwakilan Global Affairs Canada (GAC).
28
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 5.2. Proses Pelaksanaan RIF Pelaksanaan RIF dilakukan setelah penandatanganan Kesepakatan Teknis sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum di dalam rencana tindak lanjut. Tahapan dan ketentuan pelaksanaan kegiatan mengacu pada matriks berikut:
Proses Persiapan
Kerangka Waktu
1.
Pemantapan Rencana Tindak Lanjut di masing-masing kawasan terpilih oleh Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP).
Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah penandatanganan Kesepakatan Kerjasama Kemitraan
2.
Administrasi pelaksanaan kegiatan sesuai form yang disiapkan oleh Sekretariat RIF: a. ToR dan RAB per kegiatan b. ToR dan RAB pengadaan barang dan jasa
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja, sebelum pelaksanaan kegiatan
3.
Prosedur Pengelolaan Keuangan Salinan buku rekening sudah harus diterima a. Pengusul membuat rekening khusus untuk proyek datanya oleh sekretariat RIF selambat-lambatnya RIF atas nama lembaga (dengan dua tanda tangan 15 April specimen). b. NSLIC/NSELRED akan melakukan pembayaran tahap pertama berdasarkan kebutuhan pendanaan selama tiga bulan pertama. c. Pengusul mengirimkan rekapitulasi laporan kegiatan dan keuangan atas penggunaan dana tahap pertama, Form disediakan oleh Sekretariat RIF d. Pembayaran tahap selanjutnya akan dilakukan setelah Tim NSLIC/NSELRED melakukan verifikasi terhadap rekapitulasi laporan seperti dimaksud dalam poin c (demikian seterusnya), dengan berdasarkan pada budget forecast. e. Pihak-pihak yang bertanggungjawab dan menandatangani dokumen keuangan adalah: 1. RIFTA (sebagai penyusun) 2. Pengelola Kawasan (sebagai pemeriksa) dengan diketahui oleh Bappeda. Form disediakan oleh Sekretariat RIF
29
6. Pelaporan, Monitoring, dan Evaluasi 6.1. 6.2. 6.3. 6.4.
Pengukuran Hasil Pelaporan Verifikasi dan Validasi Rangkuman
30
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif 6.1. Pengukuran Hasil Untuk mengukur perubahan yang terjadi akibat intervensi RIF di setiap wilayah, acuan yang digunakan adalah kerangka logis dan indikator sebagaimana yang ditetapkan dalam proyek NSLIC/NSELRED. Kerangka logis tersebut adalah sebagai berikut: NSLIC/NSELRED
RIF
Ultimate Outcome
Meningkatnya lapangan kerja dan pendapatan bagi perempuan dan laki-laki miskin di Indonesia.
Peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor/komoditas melalui pajak, retribusi dll
Peningkatan pendapatan penyedia jasa, UMKM, dan/atau rumah tangga pertanian
Intermediate Outcome
Koperasi dan UMKM lebih berkelanjutan, adil, dan kompetitif
Peningkatan iklim usaha di kawasan
Peningkatan produktivitas penyedia jasa, UMKM, dan/atau rumah tangga pertanian terhadap praktik-praktik usaha yang baik
Immediate Outcome
Meningkatnya kemampuan stakeholder dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal dan regional yang adil, responsif gender dan berkelanjutan
Peningkatan pelayanan atau kualitas pengelola kawasan atau Pemda terkait pengembangan sektor/komoditas
Peningkatan pemahaman dan pelaksanaan praktik-praktik usaha yang baik oleh penyedia jasa, UMKM, dan/atau rumah tangga pertanian
Output
Dana Inovasi Responsif (Responsive Innovation Fund) dikembangkan dan dilaksanakan sebagai dukungan nasional untuk inovasi program pemerintah daerah yang mendukung pengembangan usaha
Bantuan teknis disediakan kepada pengelola kawasan atau Pemda untuk peningkatan kapasitas terkait pengembangan sektor/komoditas
Bantuan teknis disediakan kepada penyedia jasa, UMKM, dan/atau rumah tangga pertanian untuk peningkatan pemahaman terhadap praktik-praktik usaha yang baik
Gambar 3. Kerangka Logis dan Rantai Hasil NSLIC/NSELRED dan RIF Kerangka logis RIF di atas adalah gambaran umum mengenai potensi rantai hasil atau perubahan hasil yang akan terjadi, mulai dari output hingga outcome. Output adalah konsekuensi nyata yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan, sementara outcome adalah perubahan perilaku dan kapasitas sebagai akibat dari output dan sebagai prasyarat dalam rangka tercapainya tujuan akhir atau dampak yang diharapkan. Kerangka logis di masing-masing daerah nantinya akan berbeda menyesuaikan dengan jenis inovasi yang dilakukan. Di lain sisi, kerangka logis ini juga berguna untuk melihat apakah rencana aksi yang disusun oleh masing-masing daerah sudah sesuai dengan kerangka logis dari NSLIC/NSELRED sebagai acuan utamanya.
perubahan atau arahan. Kaidah penentuan indikator berpatokan pada lima prinsip yaitu Specific, Measurable, Attainable, Relevant and Timely (SMART). Spesific artinya jelas dan tidak mengundang beragam tafsiran, Measureable artinya dapat diukur baik secara kuantitatif dan/atau kualitatif. Attainable artinya dapat dilakukan dengan biaya yang rasional dan metode yang layak, Relevant artinya informasi yang didapatkan memang sesuai dengan kebutuhan pihak-pihak terkait yang akan menggunakan data tersebut, dan Timely artinya dapat dikumpulkan pada waktu yang tepat sebagai alat untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
Tahap selanjutnya adalah penentuan indikator dari masingmasing tingkatan rantai hasil. Indikator adalah unit pengukuran yang menyebutkan hal apa yang akan diukur beserta skala atau dimensi, namun tidak mengindikasikan
Tahap terakhir adalah pembuatan rencana pengukuran tersebut, dimulai dengan penetapan target, sumber data yang diperlukan, dan penentuan jadwal survei baseline dan endline. Sumber data bisa diambil
31
dari data sekunder seperti data dari BPS, Dinas terkait, Pemerintahan Desa, Bumdes dll. Data primer yaitu dengan melakukan survey akan menjadi pilihan jika data sekunder dari indikator yang akan dihitung tidak tersedia. Misalnya intervensi yang dilakukan ada di desa tertentu yang menyasar kelompok pelaku usaha tertentu, maka diperlukan survey terhadap rumah tangga pelaku usaha tersebut. Terkait jadwal pelaksanaannya, baseline survey yang ideal adalah jika daftar calon peserta kegiatan-kegiatan inovasi sudah didapatkan, dan pendataan dilakukan sebelum dan mendekati dimulainya kegiatan inovasi tersebut. Format penyusunan indikator dan rencana pengukurannya ada di lampiran 17. Khusus pengukuran hasil pelatihan, ada satu metode evaluasi khusus yang akan digunakan yaitu Evaluasi KirkPatrick. Metode ini mengukur empat tingkatan hasil dari sebuah pelatihan, yaitu: 1. Bagaimana respon peserta terhadap pelatihan yang diberikan seperti tingkat kepuasan terhadap materi dan fasilitatornya? 2. Apakah pembelajaran dan pengetahuan baru yang didapatkan? 3. Apakah pembelajaran dan pengetahuan baru tersebut sudah diaplikasikan di pekerjaan mereka? 4. Apakah impementasi pengetahuan baru tersebut bermanfaat atau membawa dampak pada produktivitas baik personal maupun terhadap institusi? Format evaluasi pelatihan KirkPatrick guna mengukur poin 1 dan 2 ada di Lampiran 18. Format tersebut harus dibagikan kepada peserta di sesi penutupan pelatihan. Untuk Poin 3 dan 4 akan diukur minimal 6 bulan setelah pelatihan dilakukan. Format untuk poin 3 dan 4 akan menyesuaikan hasil yang ada dari poin 1 dan 2. 6.2. Pelaporan A. Jenis Pelaporan Dalam pelaksanaan RIF terdapat dua jenis pelaporan: 1. Pelaporan per kegiatan a. Pelaporan pelaksanaan kegiatan untuk setiap event; b. Pelaporan pengadaan barang dan jasa.
2. Pelaporan berkala a. Bulanan b. Tiga bulanan c. Laporan akhir B. Mekanisme Pelaporan • Pada prinsipnya, Kepala Bappeda sebagai Ketua Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Perdesaan (TKPKP) pengusul proposal bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pelaporan kegiatan. Namun secara teknis, terdapat RIF Technical Assistant (RIFTA) yang bertanggung jawab membantu TKPKP dalam pengelolaan dan administrasi kegiatan, termasuk dalam hal pelaporan. •
Proses Quality Assurance untuk setiap pelaporan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: ○○ RIFTA melengkapi form laporan kegiatan dan menyampaikannya kepada TKPKP dan/atau Pengelola Kawasan selambatnya 3 hari setelah kegiatan selesai dilaksanakan. ○○ TKPKP mereview dan memberikan masukan atas form laporan tersebut untuk dimintakan persetujuan dari Ketua TKPKP.
•
Kelengkapan Laporan ○○ Form Laporan (lengkap) ○○ Daftar Hadir ○○ Bukti-bukti Pembayaran (Asli) ○○ Salinan materi kegiatan ○○ Dan lain-lain
•
Pengiriman Laporan ○○ File Form Laporan yang sudah ditandatangani oleh TKPKP (yang dipimpin oleh Kepala Bappeda) dikirimkan ke Sekretariat RIF melalui email: rif.sekretariat@gmail.com, maksimal 5 hari setelah kegiatan dilaksanakan. ○○ Dokumen Asli Form Laporan Lengkap beserta dokumen kelengkapannya, dikirimkan ke Sekretariat RIF via pos sebelum tanggal 10 setiap bulan ke NSLIC/NSELRED: World Trade Center (WTC) 5, lt. 10, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 29-31 Jakarta 12920. Sudirman, Kav. 29-31 Jakarta 12920.
32
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif ○○ Catatan: -- Untuk pelaporan tiga bulanan akan dilakukan sekaligus sebagai forum Monitoring dan Evaluation bersama RIFTA dari 6 Kawasan secara bersama-sama, dipandu oleh NSLIC/NSELRED Monitoring, Evaluation and Learning Manager. -- Setiap enam bulanan akan dilakukan forum evaluasi strategi penyelenggaraan kegiatan, melalui workshop Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) bersama perwakilan 6 kawasan. Penyelenggaraan workshop Monitoring, Evaluation and Learning (MEL) menjadi tanggung jawab NSLIC/NSELRED. -- Format-format laporan bulanan, triwulanan, dan laporan akhir terdapat di Lampiran 11, 12 dan 13. 6.3. Verifikasi dan Validasi Verifikasi dan validasi dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi akan dilakukan dalam bentuk review dokumen laporan dan kunjungan lapangan atau spot check oleh: 1. Sekretariat RIF: a. Bulanan; b. Tiga bulanan; c. Enam bulanan; d. Akhir Proyek. 2. Tim RIF: a. Enam bulanan; b. Akhir Proyek. Review atas dokumen laporan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan dan konsistensi narasi laporan dan dokumen pendukung seperti daftar hadir, foto, dan catatan kegiatan. Jika ada kekurangan dan inkonsistensi, maka dilakukan verifikasi kepada tim pelaksana di lapangan. Validasi dalam hal ini adalah melakukan kunjungan lapangan terutama saat berlangsungnya kegiatan inovasi yang dilakukan, mewawancarai pihak terkait, dan memeriksa hasil/kemajuan yang sudah bisa terlihat. Validasi atas dokumen laporan yang telah dikirimkan juga akan dilakukan jika terasa perlu, atau ada indikasi kejanggalan dari hasil verifikasi.
33
Monitoring dilakukan untuk; (i) pelacakan (tracking) perubahan-perubahan dari kondisi awal atau baseline menuju output yang diinginkan; (ii) fokus kepada hasilhasil kegiatan proyek dan kontribusinya terhadap output; (iii) pelacakan (tracking) dan menilai kinerja melalui analisis dan perbandingan dari indikator-indikator dan sebagai peringatan (alert) apabila ada permasalahan dan juga menyediakan solusi untuk upaya-upaya perbaikan dan menunjukkan akuntabilitas. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi akan dibuat berdasarkan proposal yang berfokus pada aspekaspek: (i) pelaksanaan proyek (yaitu monitoring aspekaspek pelaksanaan proyek dan penyampaian output); (ii) performance proyek inovasi (yaitu menilai efektivitas yang intinya berfokus pada outcomes); dan (iii) dampak dan keberlanjutan proyek (yaitu evaluasi dari dampakdampak proyek inovasi pada iklim investasi lokal dan pengembangan ekonomi lokal serta keberlanjutan kegiatan inovasi setelah disbursement final/setelah proyek inovasi yang didanai berakhir). Monitoring dan Evaluasi akan didasarkan pada beberapa pertanyaan utama sebagai berikut: • Sejauh mana kegiatan inovasi yang direncanakan telah benar-benar dilaksanakan? Apakah perkembangan/kemajuan menuju pencapaian keluaran dan hasil yang diharapkan telah sesuai dengan perencanaan? Jika tidak, mengapa? • Bagaimana kualitas dari dukungan yang diberikan NSLIC/NSELRED kepada proses kegiatan inovasi? • Sejauh mana proyek telah berjalan sesuai dengan perencanaan dan anggaran yang disetujui? Catatan: Format Monitoring dan Evaluasi terdapat di Lampiran 15.
6.4. Rangkuman • Secara garis besar, kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) adalah sebagai berikut: • Penyusunan rencana pengukuran hasil yang meliputi rantai hasil, indikator, target, sumber data, baseline, dan endline • Pengumpulan data: baseline/endline, evaluasi pelatihan KirkPatrick • Pelaporan: per kegiatan, bulanan, triwulanan, akhir tahun, monev • Verifikasi dan Validasi (Spot check/Monitoring lapangan) • Pembelajaran Alur dari kegiatan di atas adalah: • Penyusunan Rencana Aksi Bersama > Penyusunan Rencana Pengukuran Hasil > Baseline Survey > Implementasi Kegiatan dari Rencana Aksi Bersama > Laporan per kegiatan > Evaluasi KirkPatrick (Respon dan Pembelajaran) > Laporan Bulanan/Triwulanan > Verifikasi dan Validasi Lapangan Triwulanan > Evaluasi KirkPatrick (Perubahan perilaku dan dampak) > Endline survey > Laporan Akhir > Laporan Sustainability and Exit Strategy > Pembelajaran Most Significant Changes
Alat Monev
Tenggat Waktu
Penanggung Jawab
Catatan
Laporan Bulanan
7 hari kerja setelah periode bulan pelaksanaan kegiatan
Pelaksana daerah dan RIFTA
Dibuat untuk dua bulan pertama per triwulan
Laporan Triwulanan
7 hari kerja setelah periode kerja per tiga bulan
Pelaksana daerah dan RIFTA
Dibuat untuk tiga triwulan pertama dalam setahun
Laporan Akhir
20 hari kerja (akhir bulan) setelah setahun periode kerja
Pelaksana daerah dan RIFTA
Sustainability and Exit Strategy (Strategi Keberlanjutan)
20 hari kerja (akhir bulan) setelah setahun periode kerja
Laporan Bulanan
Formulir Monitoring dan Evaluasi
20 hari kerja (akhir bulan) setelah periode kerja per tiga bulan
Tim Monev NSLIC
Indikator Hasil dan Rencana Pengukuran (Lihat Indikator pada RAB)
Baseline: Sebelum kegiatan/ Implementer dan RIFTA pelatihan/event dimulai dan berkoordinasi End-line: 7 hari kerja setelah setahun dengan tim Monev periode kerja
Evaluasi Pelatihan (KirkPatrick)
Level 1&2: Langsung setelah pelatihan
Jadwal dan kuesioner perlu dicatat dan disiapkan dengan baik oleh tim Monev dan RIFTA
Pelaksana daerah dan RIFTA
Level 3&4: minimal 6 bulan setelah pelatihan Laporan kegiatan/ event/rapat
Per kegiatan
Pelaksana daerah dan RIFTA
Dokumen pendukung: daftar absen, Foto kegiatan
34
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
35
7. Diseminasi dan Pembelanjaan Hasil Pelaksanaan RIF 8. Manajemen Keuangan 9. Berita Acara Serah Terima Barang dan Jasa
36
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
7. Diseminasi dan Pembelanjaan Hasil Pelaksanaan RIF a. Hasil–hasil pelaksanaan RIF termasuk pembelajarannya akan didiseminasikan pada setiap akhir tahun proyek. b. Staf Knowledge Management NSLIC/NSELRED akan membantu Sekretariat dan Tim RIF dalam: Menyiapkan draf strategi pengelolaan pengetahuan (knowledge management), termasuk di dalamnya mengenai format dan disain ekspos diseminasi dan pembelajaran hasil pelaksanaan RIF • Mengumpulkan praktik-praktik baik dari daerah • Menyusun story changes (cerita-cerita perubahan) • Menyiapkan draf Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF • Menjadi fasilitator penyelenggaraan forum Diseminasi dan Pembelajaran Hasil Pelaksanaan RIF
8. Manajemen Keuangan a. Proyek ini merupakan donor execution, dimana semua pembiayaan, pembayaran, dan pengadaan barang/ jasa dilakukan secara langsung oleh NSLIC/NSELRED, mengacu pada ketentuan keuangan proyek NSLIC/ NSELRED. b. Pengelolaan dan administrasi keuangan kegiatan untuk setiap proposal terpilih akan dilakukan oleh tenaga administrasi lokal yang diusulkan oleh pengusul proposal. Dalam proyek ini tenaga administrasi tersebut kemudian disebut RIF-TA (RIF Technical Assistant). c. NSLIC/NSELRED memegang teguh prinsip transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana, dimana setiap penyalahgunaan yang ditemukan akan diproses dan ditindaklanjuti secara seksama sesuai dengan prosedur yang berlaku.
9. Berita Acara Serah Terima Barang dan Jasa Pendanaan RIF merupakan bagian dari dukungan teknis Proyek NSLIC/NSELRED, sehingga apabila dalam pemberian dukungan kepada daerah terpilih terdapat konsekuensi pengadaan barang/jasa maka dukungan tersebut merupakan komponen/bagian dari kegiatan peningkatan kapasitas atau pelatihan sebagaimana yang diusulkan masing-masing daerah melalui mekanisme pengajuan proposal. Untuk kelengkapan Administrasi dan pertanggungjawaban NSLIC/NSELRED kepada pihak donor, Berita Acara Serah Terima Barang harus dibuat pada akhir setiap tahapan RIF.
37
INSTRUKSI
Nomor Proposal RIF dan
Semua pertanyaan dibaca
Tanggal (diisi oleh NSLIC/
dan dijawab dengan
LAMPIRAN 1. TEMPLATE PROPOSAL
NSELRED):
jelas dan lengkap (ketik komputer). HALAMAN DEPAN PROPOSAL Nama Proyek Inovasi dan Lokasi a. Nama: b. Lokasi: 1. Informasi Mengenai Pemerintah Daerah/Pelamar a. Nama Lengkap: b. Perwakilan Resmi: d. Alamat Lengkap dan email: 2.
Rincian Kontak:
a. Nama Contact Person: Titel/Jabatan: b.
Alamat Lengkap:
c.
Nomor telepon:
d.
Website (jika ada): -
e. Email: LEMBAR PENGESAHAN PIMPINAN DAERAH Tanggal: Nama Kepala Daerah: Tanda Tangan:
LEMBAR PENGESAHAN ORGANISASI/LEMBAGA PENGUSUL Dengan ini kami menyatakan bahwa semua informasi yang disampaikan didalam proposal inovasi ini adalah benar. Kami mengerti bahwa jika terjadi kesalahan informasi pada dokumen proposal ataupun dokumen lain yang diminta oleh Proyek NSLIC/ NSELRED dapat mengakibatkan pemberhentian proyek inovasi yang diajukan. Tanggal: Nama Pimpinan Organisasi: Tanda Tangan:
38
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif LEMBAR PENGESAHAN PARA KEPALA DESA DARI KAWASAN LOKASI USULAN KEGIATAN INOVASI: TANGGAL: ____________________________ Nama Kepala Desa 1: ________________________________________________________________ Tanda Tangan
: ________________________________________________________________
Nama Kepala Desa 2: ________________________________________________________________ Tanda Tangan
: ________________________________________________________________
Nama Kepala Desa 3: ________________________________________________________________ Tanda Tangan
: ________________________________________________________________
BAGIAN A. LATAR BELAKANG PROYEK INOVASI Bagian ini menjelaskan tentang kondisi terkini pengembangan ekonomi kawasan perdesaan a. Jelaskan kegiatan-kegiatan kunci (jasa, layanan, atau hasil produksi) pengembangan ekonomi kawasan perdesaan. b. Jelaskan capaian/hasil utama dari kegiatan-kegiatan di atas. c. Uraikan hambatan dan tantangan yang dihadapi BAGIAN B. RENCANA PROYEK INOVASI Bagian ini menjelaskan secara rinci mengenai rencana inovasi yang diusulkan 1. Jelaskan secara rinci mengenai inovasi yang diusulkan 2. Apa keuntungan yang diperoleh dari inovasi ini 3. Apakah
inovasi
yang
dikembangkan
berkaitan
dengan
komoditas unggulan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional di tempat tersebut? Jelaskan 4. Bagaimana inovasi yang diusulkan dapat dipasarkan secara domestik dan internasional 5. Apakah
inovasi
yang
diusulkan
tidak
membahayakan
lingkungan hidup dan atau tidak berdampak negatif terhadap lingkungan hidup? Jelaskan. (Lihat penjelasan di Booklet Panduan Untuk Pelamar) 6. Apakah inovasi yang diusulkan memperhatikan unsur-unsur kesetaraan gender (misalnya melibatkan perempuan didalam kegiatan inovasi, mendorong akses, partisipasi, peran, kontrol, dan manfaat yang berimbang antara laki-laki dan perempuan dll)? Jelaskan. (Lihat penjelasan di Booklet Panduan Untuk Pelamar RIF)
39
7. Jelaskan bahwa inovasi yang diusulkan memasukkan prinsipprinsip tata kelola yang baik dalam hal: 1) transparansi, 2) partisipasi 3) akuntabilitas 4) koordinasi
(Lihat penjelasan di Booklet Panduan Untuk Pelamar RIF))
8. Jelaskan mengenai kegiatan – kegiatan kunci yang akan dilakukan
untuk
menjamin
keberhasilan
proyek
inovasi
(termasuk jadwal kegiatan) (Untuk bagian ini silahkan mengisi Template Kerangka Kerja Logis terlampir) C. ALUR MANAJEMEN DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN INOVASI 1. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap proyek inovasi? 2. Bagaimana memastikan bahwa proyek akan dijalankan sesuai dengan rencana? 3. Jelaskan mekanisme pengambilan keputusan di organisasi terkait dengan kegiatan inovasi. D. MANAJEMEN RISIKO Silahkan mengisi template MANAJEMEN RISIKO terlampir 1. Jelaskan risiko–risiko yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek inovasi. 2. Rincikan daftar risiko–risiko tersebut dan jelaskan apa yang akan dilakukan jika hal itu terjadi atau apa yang dilakukan untuk menghindari hal tersebut. E. KOMITMEN Bagian ini penting untuk menjelaskan mengenai komitmen Pemerintah Daerah melalui kontribusi yang diberikan ke dalam proyek inovasi yang diusulkan sehingga meningkatkan rasa kepemilikan proyek inovasi 1. Kontribusi
Pemerintah
Daerah
terhadap
proyek
inovasi
(misalnya: uang, tanah, staff/tenaga, insfrastruktur yang ada, dan/atau aset-aset lainnya). Jelaskan secara spesifik dalam kualitas dan kuantitas. 2. Bukti kemampuan untuk berkontribusi minimum 20% dari total biaya proyek. F. DAMPAK KEBERHASILAN INOVASI Jika proyek inovasi yang diusulkan berhasil, apa dampak yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan: 1. Peningkatan pendapatan rumah tangga miskin 2. Menciptakan lapangan kerja yang lebih luas 3. Bagaimana inovasi yang diusulkan dapat meningkatkan investasi bisnis atau fasilitas bisnis di daerah. 4. Apakah ada perubahan lainnya/dampak positif dari inovasi (misalnya peningkatan daya saing wilayah)? G. KETERLIBATAN PARA PIHAK 1. Rincikan daftar para pihak (organisasi/lembaga/pemerintah) yang mendukung terlaksananya inovasi; 2. Jelaskan peran masing-masing pihak dalam proyek inovasi ini.
40
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif H. KEBERLANJUTAN KEGIATAN INOVASI DAN EXIT STRATEGY Penjelasan mengenai bagian ini terdapat di dalam Booklet Panduan Untuk Pelamar RIF. 1. Jelaskan rencana keberlanjutan kegiatan inovasi apabila pendanaan RIF telah berakhir beserta exit strategy. 2. Apa keuntungan yang diperoleh dari inovasi ini I. KEBUTUHAN PROYEK INOVASI Bagian ini menjelaskan mengenai rangkuman biaya yang diajukan serta bantuan atau dukungan lain yang dibutuhkan dari NSLIC/NSELRED untuk pelaksanaan proyek inovasi 1. Arus Kas Proyek (bulanan dan tahunan) sesuai dengan kegiatan yang diusulkan dari bulan pertama sampai akhir proyek inovasi (silahkan melampirkan usulan anggaran di lampiran terpisah jika form ini tidak cukup) 2. Dukungan lainnya yang dibutuhkan misalnya pelatihan, pelaksanaan lokakarya:
INSTRUKSI Semua pertanyaan dibaca dan dijawab dengan jelas dan
LAMPIRAN 2. MANAJEMEN RISIKO DAN MITIGASI
lengkap (ketik komputer). No. 1.
2.
3.
41
Risiko
Cara Menghindar
Nomor Pendaftaran Penerimaan Proposal RIF (diisi oleh Sekretariat RIF)
Apa yang dilakukan jika hal
Kemungkinan hal tersebut
tersebut terjadi
terjadi (Besar, Sedang, Kecil)
INSTRUKSI Semua pertanyaan dibaca dan dijawab dengan jelas dan
LAMPIRAN 3. KERANGKA KERJA LOGIS (LOGICAL FRAMEWORK)
lengkap (ketik komputer). RINGKASAN PROYEK INOVASI
INDIKATOR
ALAT VERIFIKASI
Nomor Pendaftaran Penerimaan Proposal RIF (diisi oleh Sekretariat RIF)
RISIKO/ASUMSI
TUJUAN UMUM PROYEK INOVASI TUJUAN KHUSUS HASIL YANG DIHARAPKAN DARI PROYEK INOVASI; 1. 2. KEGIATAN
YANG
DILAKUKAN
UNTUK SETIAP HASIL YANG DIHARAPKAN: 1. 2. 3. SUB-KEGIATAN UNTUK SETIAP KEGIATAN: 1. KEGIATAN:
1.1. SUB KEGIATAN
1.2. SUB KEGIATAN
1.3. 2. KEGIATAN:
2.1. SUB KEGIATAN
2.2. SUB KEGIATAN
42
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif Nomor Pendaftaran
LAMPIRAN 4. FORMAT KONFIRMASI PENERIMAAN PROPOSAL
Penerimaan Proposal RIF (diisi oleh Sekretariat RIF)
1. Judul Proposal:
2. Nama Organisasi/Lembaga:
3. Observasi: a. b. c.
4. Rekomendasi:
0 Dikembalikan kepada pemohon untuk diperbaiki/returned to applicant for improvement 0 Disetujui untuk proses lebih lanjut/approved for further process 0 Ditolak/rejected
5. Hal-hal yang perlu diperbaiki (saran-saran teknis)
6. Alasan-alasan proposal drop out
43
Nomor Pendaftaran
LAMPIRAN 5. FORM FEEDBACK PERBAIKAN PROPOSAL POTENSIAL
Penerimaan Proposal RIF (diisi oleh Sekretariat RIF)
1. Judul Proposal:
2. Nama Organisasi/Lembaga:
3. Total Proposed Innovation Cost: IDR: CAD: 4. Lokasi Proyek Inovasi:
5. Observasi/Temuan Bersama, terkait dengan hal-hal sebagai berikut: No.
Proposal
1.
Template
2.
Pengesahan
3.
Bagian A: DATA ORGANISASI PENGUSUL
Keterangan (sudah, belum, ok, catatan)
Poin a Poin b Poin c Keterwakilan Perempuan dalam Lembaga Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik 4.
Bagian B: INOVASI YANG DIUSULKAN Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 Poin 5 Poin 6 Poin 7 Poin 8
44
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
1. 2. 3. 4.
Apakah proyek inovasi yang diusulkan menjawab kebutuhan perempuan? Apakah proyek yang diusulkan akan melibatkan perempuan dalam pelaksanaannya? Apakah proyek yang diusulkan memberi manfaat bagi perempuan? Apakah proyek yang diusulkan dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengembangan ekonomi lokal? 5. Apakah proyek yang diusulkan akan berdampak pada pengembangan usaha ekonomi perempuan? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik 5.
Bagian C: ALUR MANAJEMEN Poin 1 Poin 2 Poin 3 Apakah ada keterwakilan perempuan dalam tim pelaksana proyek? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
6.
Bagian D: MANAJEMEN RISIKO Poin 1 Poin 2 Apakah ada kemungkinan program yang diusulkan memberikan dampak negatif bagi perempuan? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
7.
Bagian E: KOMITMEN Poin 1 Apakah pemerintah daerah memiliki komitmen untuk melaksanakan kesetaraan gender? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
8.
Bagian F: DAMPAK KEBERHASILAN INOVASI 1. Apakah jika program inovasi berhasil akan memberikan dampak pada peningkatan pendapatan bagi perempuan? 2. Apakah jika program inovasi berhasil akan memberikan dampak pada peningkatan lapangan kerja bagi perempuan? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
9.
Bagian G: KETERLIBATAN PARA PIHAK Poin 1 Apakah ada organisasi perempuan yang akan terlibat dalam proyek? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
45
10.
Bagian H: KEBERLANJUTAN DAN EXIT STRATEGY Poin 1 Poin 2
11.
Bagian I: KEBUTUHAN PROYEK INOVASI Poin 1 Poin 2
12.
LAMPIRAN MANAJEMEN RISIKO DAN MITIGASI Poin 1
13.
LAMPIRAN KERANGKA KERJA LOGIS
14.
RAB Total RIFTA Workshop Penajaman RTL Ratio Operasional vs Kegiatan In-kind Contribution
15.
KELENGKAPAN DOKUMEN
6. Saran/Rekomendasi No.
Proposal
1.
Template
2.
Pengesahan
3.
Bagian A: DATA ORGANISASI PENGUSUL
Saran dan Rekomendasi Perbaikan berdasarkan Observasi/Temuan Bersama
Poin a Poin b Poin c Keterwakilan Perempuan dalam Lembaga Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik 4.
Bagian B: INOVASI YANG DIUSULKAN Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 Poin 5 Poin 6 Poin 7 Poin 8
46
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
1. 2. 3. 4.
Apakah proyek inovasi yang diusulkan menjawab kebutuhan perempuan? Apakah proyek yang diusulkan akan melibatkan perempuan dalam pelaksanaannya? Apakah proyek yang diusulkan memberi manfaat bagi perempuan? Apakah proyek yang diusulkan dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengembangan ekonomi lokal? 5. Apakah proyek yang diusulkan akan berdampak pada pengembangan usaha ekonomi perempuan? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik 5.
Bagian C: ALUR MANAJEMEN Poin 1 Poin 2 Poin 3 Apakah ada keterwakilan perempuan dalam tim pelaksana proyek? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
6.
Bagian D: MANAJEMEN RISIKO Poin 1 Poin 2 Apakah ada kemungkinan program yang diusulkan memberikan dampak negatif bagi perempuan? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
7.
Bagian E: KOMITMEN Poin 1 Apakah pemerintah daerah memiliki komitmen untuk melaksanakan kesetaraan gender? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
8.
Bagian F: DAMPAK KEBERHASILAN INOVASI 1. Apakah jika program inovasi berhasil akan memberikan dampak pada peningkatan pendapatan bagi perempuan? 2. Apakah jika program inovasi berhasil akan memberikan dampak pada peningkatan lapangan kerja bagi perempuan? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
9.
Bagian G: KETERLIBATAN PARA PIHAK Poin 1 Apakah ada organisasi perempuan yang akan terlibat dalam proyek? Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim Tata kelola pemerintahan yang baik
47
10.
Bagian H: KEBERLANJUTAN DAN EXIT STRATEGY Poin 1 Poin 2
11.
Bagian I: KEBUTUHAN PROYEK INOVASI Poin 1 Poin 2
12.
LAMPIRAN MANAJEMEN RISIKO DAN MITIGASI Poin 1
13.
LAMPIRAN KERANGKA KERJA LOGIS
14.
RAB Total RIFTA Workshop Penajaman RTL Ratio Operasional vs Kegiatan In-kind Contribution
15.
KELENGKAPAN DOKUMEN
7. Cek list cross-cutting issues: 1. Kesetaraan gender: 2. Manajemen pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim: 3. Tata kelola pemerintahan yang baik:
Tanggal: -----------------------------------------
Diperiksa oleh Sekretariat RIF:
Tanda tangan: ------------------------------------------
48
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
LAMPIRAN 6. FORM CATATAN REVIEW PROPOSAL KEPADA TIM RIF
Nomor Pendaftaran Penerimaan Proposal RIF (diisi oleh Sekretariat RIF)
1. Judul Proposal:
2. Nama Organisasi/Lembaga:
3. Total Proposed Innovation Cost: IDR: CAD: 4. Lokasi Proyek Inovasi: 5. Observasi dan Justifikasi a.
Kegiatan inovasi: 1) Utama/unggulan 2) Pendukung
b. Hasil yang diharapkan c. Identifikasi bottleneck inovasi yang akan dihadapi d. Risiko inovasi e. Komitmen: 1) In-kind contribution 2) SDM 3) Keberlanjutan paska proyek (exit strategy) f. Kelengkapan administrasi: 1) Surat Pengesahan
2) Tanda tangan para pihak pengusul 3) Dan lain-lain
g.
Catatan kunjungan lapangan
6. Rekomendasi
Tanggal: -----------------------------------------
Diperiksa oleh Sekretariat RIF:
Tanda tangan: ------------------------------------------
49
LAMPIRAN 7. FORM CATATAN REVIEW PROPOSAL BERBASIS KESETARAAN GENDER
Nomor Pendaftaran Penerimaan Proposal RIF (diisi oleh Sekretariat RIF)
1. Judul Proposal:
2. Nama Organisasi/Lembaga:
3. Lokasi Proyek Inovasi:
4. Observasi dan Justifikasi, untuk memastikan bahwa: • Instrumen analisis gender digunakan dalam usulan kegiatan. • Aspek kesetaraan gender merupakan bagian dari keseluruhan yang tercermin dari partisipasi perempuan yang tercantum dalam setiap usulan kegiatan. 5. Saran dan Rekomendasi
Tanggal: -----------------------------------------
Diperiksa oleh Sekretariat RIF:
Tanda tangan: ------------------------------------------
50
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif LAMPIRAN 8. FORM CATATAN REVIEW PROPOSAL BERBASIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM
Nomor Pendaftaran Penerimaan Proposal RIF (diisi oleh Sekretariat RIF)
1. Judul Proposal:
2. Nama Organisasi/Lembaga:
3. Lokasi Proyek Inovasi:
4. Observasi dan Justifikasi, untuk memastikan bahwa: • Instrumen analisis keberlanjutan lingkungan, perubahan iklim dan pertumbuhan ekonomi hijau digunakan dalam usulan kegiatan. • Aspek keberlanjutan lingkungan, perubahan iklim dan pertumbuhan ekonomi hijau merupakan bagian dari keseluruhan yang tercermin dari usulan kegiatan. 5. Saran dan Rekomendasi
Tanggal: -----------------------------------------
Diperiksa oleh Sekretariat RIF:
Tanda tangan: ------------------------------------------
51
52
No. Urut
No. Registrasi
Kabupaten/ Kota Pengusul
Utama
Pendukung
Kegiatan Inovasi
Hasil yang diharap kan
Identifikasi bottleneck yang akan dihadapi Risikorisiko Inovasi
In-Kind Contribution SDM
Komitmen
Exit Strategy
LAMPIRAN 9. RANGKUMAN REKOMENDASI KEPADA CO-CHAIRS
Surat Pengesahan
Tanda tangan para pihak
Dokumen lain
Kelengkapan Administrasi
Rekomendasi
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
INSTRUKSI
Nomor Proposal RIF dan
Semua pertanyaan dibaca
LAMPIRAN 10. LEMBAR PENILAIAN
dan dijawab dengan jelas dan
Tanggal (diisi oleh NSLIC/ NSELRED):
lengkap (ketik komputer). Informasi Umum a.
Nama Proyek Inovasi:
b.
Nama Organisasi/Yayasan/Lembaga:
c.
Nama Pimpinan Organisasi/Yayasan/Lembaga:
d.
Alamat Organisasi/Yayasan/Lembaga
e.
Lokasi Kegiatan Inovasi:
f.
Periode Pelaksanaan:
g.
Dana yang dibutuhkan:
Total anggaran
(mata uang lokal)
100%
Jumlah yang diminta
(mata uang lokal)
(%)
Kontribusi pemohon hibah
(mata uang lokal)
(%)
No
Kriteria
Indikator Kinerja Utama/Main Performance Indicator
Bobot
a. Bukan merupakan bagian dari wilayah pengembangan kawasan perdesaan sebagaimana dijelaskan dalam rencana pembangunan kawasan perdesaan =0 Lokasi
fokus
merupakan 1.
pusat
perdesaan sebagaimana dijelaskan dalam rencana
pertumbuhan pada RPJMN 2015-
pembangunan kawasan perdesaan perdesaan tapi belum
2019 (daftar lokasi terlampir –
ditetapkan oleh Perbup/SK Bupati = 1
lampiran 13)
lokasi
intervensi b. Merupakan bagian dari wilayah pengembangan kawasan
c. Merupakan bagian dari wilayah pengembangan kawasan perdesaan sebagaimana dijelaskan dalam rencana pembangunan kawasan perdesaan perdesaan dan sudah ditetapkan oleh Perbup/SK Bupati = 2
53
5
a. Tidak terkait dengan pengembangan komoditas unggulan kawasan yang tertera di dalam rencana pembangunan kawasan perdesaan = 0 b. Terkait dengan pengembangan komoditas unggulan sebagaimana dijelaskan pada rencana pembangunan Keterkaitan 2.
Proposal
dengan
kawasan perdesaan, namun jenis kegiatannya tidak
dokumen rencana pembangunan
dicantumkan dalam rencana kebutuhan
kawasan perdesaan
dokumen rencana tersebut = 1
di dalam
5
c. Terkait dengan pengembangan komoditas unggulan sebagaimana dijelaskan pada rencana pembangunan kawasan perdesaan, dan jenis kegiatannya dicantumkan dalam rencana kebutuhan di dalam dokumen rencana tersebut = 2 a. Usulan kegiatan masih berupa kegiatan rutin, bukan/ Keterkaitan 3.
Proposal
dengan
dokumen rencana pembangunan kawasan perdesaan
belum ada inovasi = 0 b. Usulan kegiatan merupakan upaya inovasi, namun belum disertai analisis dampak keberhasilan inovasi = 1
5
c. Usulan kegiatan merupakan upaya inovasi dan sudah disertai analisis dampak keberhasilan inovasi = 2 a. Tidak berbasis kawasan perdesaan (Individual, UKM, Koperasi, Bumdes) = 0 b. Berbasis kawasan perdesaan (Sentra UKM, Bumades,
4.
Cakupan/lingkup penerima
Koperasi Skala Kawasan) namun bukan merupakan
manfaat kegiatan inovasi
pengembangan komoditas unggulan = 1
5
c. Berbasis kawasan perdesaan (Sentra UKM, Bumades, Koperasi
Skala
Kawasan)
dan
sudah
merupakan
pengembangan komoditas unggulan = 2 a. Tidak ada kontribusi dari Pemda = 0 b. Sudah ada kontribusi dari PEMDA dalam bentuk dana, Komitmen Pemerintah Daerah: 5.
Kontribusi Pelaksanaan
Pemda RIF
dalam sebesar
minimum 20%
jasa, tenaga, infrastruktur pendukung sebagai komitmen pendamping RIF senilai sampai dengan 20 % dari total anggaran yang diajukan dari peserta = 1
5
c. Sudah ada kontribusi dari PEMDA dalam bentuk dana, jasa, tenaga, infrastruktur pendukung sebagai komitmen pendamping RIF senilai lebih dari 20 % dari total anggaran yang diajukan dari peserta = 2
Keterlibatan para pihak dalam mendukung 6.
pelaksanaan
kegiatan inovasi yang diusulkan dalam konteks pengembangan kawasan perdesaan
a. Hanya melibatkan unit-unit di Bappeda saja =0 b. Melibatkan sejumlah unsur SKPD terkait, unsur non pemerintah, dan masyarakat = 1 c. Melibatkan sejumlah unsur SKPD terkait, unsur non
5
pemerintah, dan masyarakat, serta didukung penuh oleh Kepala Daerah = 2
54
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif a. Keterkaitan usulan kegiatan inovasi dengan prinsipprinsip pengarusutamaan tidak dijelaskan di dalam Ketersediaan penjelasan prinsip-
proposal = 0
prinsip pengarusutamaan dalam b. Keterkaitan usulan kegiatan inovasi dengan prinsip7.
proposal (1. kesetaraan gender
prinsip pengarusutamaan hanya dijelaskan sebagian di
2. Pengelolaan LH dan perubahan
dalam proposal = 1
iklim, 3. tata kelola yang baik)
5
c. Keterkaitan usulan kegiatan inovasi dengan prinsipprinsip pengarusutamaan dijelaskan menyeluruh dalam proposal = 2 a. Tidak ada penjelasan mengenai keberlanjutan kegiatan inovasi pasca dukungan RIF (kegiatan tindak lanjut setelah dukungan RIF selesai) = 0
Keberlanjutan kegiatan inovasi 8.
pasca dukungan RIF (kegiatan tindak lanjut setelah dukungan RIF selesai)
b. Ada penjelasan mengenai keberlanjutan kegiatan inovasi pasca dukungan RIF (kegiatan tindak lanjut setelah dukungan RIF selesai) tetapi tidak ada penjelasan pada
5
masing-masing kegiatan inovasi yang diusulkan= 1 c. Ada penjelasan mengenai keberlanjutan kegiatan inovasi pasca dukungan RIF (kegiatan tindak lanjut setelah dukungan RIF selesai) pada seluruh lingkup kegiatan inovasi yang diusulkan = 2 a. Kegiatan
inovasi
yang
diusulkan
tidak
dapat
diimplementasikan di daerah lain dan tidak ada penjelasan Kegiatan inovasi yang diusulkan 9.
bisa diimplementasikan di daerah lainnya (rencana replikasi)
rencana replikasinya = 0 b. Kegiatan inovasi yang diusulkan dapat diimplementasikan di daerah lain tetapi tidak ada dijelaskan rencana
5
replikasinya = 1 c. Kegiatan inovasi yang diusulkan dapat diimplementasikan di daerah lain dan ada penjelasan rencana replikasinya= 2 a. Tidak Ada Pengesahan = 0
10.
Pengesahan Proposal
b. Disahkan oleh Kepala Bappeda Kabupaten Sederajat = 1
5
c. Disahkan Oleh Bupati = 2 Nilai Maksimum
55
100
Catatan: Apabila nilai proposal untuk kriteria ini kurang dari 70, maka proposal langsung gugur. Namun demikian tetap mempertimbangkan keterwakilan pembagian wilayah. Wilayah I : Jawa, Bali Wilayah II : Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara Wilayah III : Sulawesi, Maluku, Papua Adapun proporsi pembagian keterwakilan wilayah: Wilayah I : Wilayah II : Wilayah III = 1 : 2 : 3 TANGGAL: __________ TANDATANGAN PENILAI
____________________ NAMA LENGKAP TIM PENILAI
56
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif PETUNJUK: Tolong jawab setiap pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Baca
Tanggal dan Nomor Registrasi
LAMPIRAN 11. LAPORAN BULANAN
dengan seksama dan ikuti
Proposal RIF (diisi oleh NSLIC/ NSELRED):
semua petunjuk. Informasi Umum a. Nama Proyek: RIF b. Jenis Aktivitas: PULAU TUJUH c. Periode Pelaksanaan: 1 April 2018 – 31 Maret 2019 d. Periode laporan: April-Juni 2018 e. Lokasi Kegiatan: Maluku Tengah f.
Penyusun laporan: RIFTA
Bagian 1: Ringkasan daftar dan status kegiatan selama tiga bulan terakhir Daftar kegiatan (lokakarya, pelatihan, dll.) dan pengadaan (procurement) yang dilakukan selama periode pelaporan. Jelaskan setiap kegiatan (misalnya tujuan, hasil, jumlah peserta yang menghadiri atau menerima barang/aset (untuk pengadaan), penyelenggara, dan rencana tindak lanjut. Rincian setiap kegiatan perlu disertakan bersama dengan Laporan. Daftar rencana kegiatan selama sebulan
Status:
Penjelasan dan Capaian
Dilakukan/Tidak
(Berdasarkan indicator di RAB)
Dilakukan/Ditunda ….Melakukan analisis value chain
…Ditunda
…Dalam proses penyusunan proposal oleh konsultan
….Pelatihan manajemen pariwisata
…Dilakukan
..Pelatihan diikuti tiga kelompok sasaran
.... Bagian 2: Rincian Pelaksanaan Kegiatan a. Daftar kegiatan (lokakarya, pelatihan, dll) dan pengadaan (Procurement) yang dilakukan selama periode pelaporan. Jelaskan setiap kegiatan (misalnya tujuan, hasil, jumlah peserta yang menghadiri atau menerima barang / aset (untuk pengadaan), penyelenggara, dan rencana tindak lanjut. Rincian setiap kegiatan perlu disertakan bersama dengan Laporan b. Ringkasan total pengeluaran selama periode pelaporan dan status anggaran (underspending/overspending – melebihi/ kurang dari yang dianggarkan), jelaskan alasannya dan bagaimana mengatasi underspending/overspending. c. Penerima manfaat yang terlibat dalam kegiatan selama periode pelaporan berdasarkan gender; perempuan, laki-laki, dan jumlah total) juga jenis penerima manfaat (Pemerintah, sektor swasta, nelayan, pengrajin / wanita, pemilik homestay ...)
57
d. Tantangan yang dihadapi: Contoh: Peserta pelatihan dari pihak Pemda bukan orang yang tepat sehingga peserta kurang aktif dan pelatihan menjadi tidak relevan, atau peserta belum memahami pemahaman dasar yang dibutuhkan untuk pelatihan. e. Usaha untuk mengatasi tantangan: Contoh: Pelatihan dibuat separtisipatif mungkin, cara penyampaian dibuat sesederhana mungkin. f.
Pembelajaran (lessons learned) pada periode pelaporan: : Contoh: Sebelum pelatihan perlu koordinasi yang intensif dengan pihak Pemda baik dalam mempersiapkan materi maupun seleksi peserta pelatihan.
g. Analisis cross-cutting: •
Bagaimana pemahaman gender diaplikasikan selama periode kerja pelaporan
•
Bagaimana pemahaman good governance diaplikasikan selama periode kerja pelaporan
•
Bagaimana dampak lingkungan yang terjadi yang diakibatkan oleh kegiatan RIF selama periode kerja pelaporan
Bagian 3. Rencana Tindak Lanjut a.
Rencana kerja bulan berikutnya (lihat RAB) dengan anggaran
b.
Rencana tindak lanjut /rekomendasi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi
c.
Penyesuaian/perubahan rencana dan anggaran yang dibutuhkan.
Disusun oleh: RIF Senior Admin
Diperiksa oleh: Pengelola Kawasan
Diketahui oleh: Bappeda
Note: Untuk disertakan bersama laporan bulanan: 1. Laporan Keuangan sesuai dengan Manual Keuangan NSLIC/NSELRED; 2. Dokumen bukti kegiatan (daftar hadir, laporan kegiatan, foto-foto, dll.; 3. Catatan serah terima (BAST) untuk pembelian/pengadaan peralatan.
58
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif PETUNJUK: Tolong jawab setiap pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Baca
Tanggal dan Nomor Registrasi
LAMPIRAN 12. LAPORAN TRIWULAN
dengan seksama dan ikuti
Proposal RIF (diisi oleh NSLIC/ NSELRED):
semua petunjuk. Informasi Umum a. Nama Proyek: RIF b. Jenis Aktivitas: PULAU TUJUH c.
Periode Pelaksanaan: 1 April 2018 – 31 Maret 2019
d. Periode laporan: April-Juni 2018 e.
Lokasi Kegiatan: Maluku Tengah
f.
Penyusun laporan: RIFTA
Bagian 1: Ringkasan daftar dan status kegiatan selama tiga bulan terakhir Bulan
April
Daftar rencana kegiatan
Status:
Penjelasan dan Capaian
selama tiga bulan terakhir
Dilakukan/Tidak dilakukan/Ditunda
(Berdasarkan indikator di RAB)
….Melakukan analisis value
…Ditunda
…Dalam proses penyusunan
chain ….Pelatihan manajemen
proposal oleh konsultan …Dilakukan
pariwisata
Pelatihan diikuti tiga kelompok sasaran
.... Bagian 2: Rincian Pelaksanaan Kegiatan a. Daftar kegiatan (lokakarya, pelatihan, dll) dan pengadaan (Procurement) yang dilakukan selama periode pelaporan. Jelaskan setiap kegiatan (misalnya tujuan, hasil, jumlah peserta yang menghadiri atau menerima barang / aset (untuk pengadaan), penyelenggara, dan rencana tindak lanjut. Rincian setiap kegiatan perlu disertakan bersama dengan Laporan. b. Ringkasan total pengeluaran selama periode pelaporan dan status anggaran (underspending/overspending – melebihi/ kurang dari yang dianggarkan), jelaskan alasannya dan bagaimana mengatasi underspending / overspending. c. Penerima manfaat yang terlibat dalam kegiatan selama periode pelaporan berdasarkan gender; perempuan, laki-laki, dan jumlah total) juga jenis penerima manfaat (Pemerintah, sektor swasta, nelayan, pengrajin / wanita, pemilik homestay ...) Bagian 3: Analisis kegiatan, tantangan, dan pembelajaran a. Jelaskan bagaimana kegiatan yang diselesaikan berkontribusi dalam mencapai hasil yang diharapkan. Apakah hasilnya memenuhi harapan? Misalnya: bagaimana pelatihan yang telah diberikan kepada staf Pemda dapat berkontribusi kepada peningkatan kapasitas. Apakah pelatihan yang diberikan mendapatkan respon yang baik, diikuti oleh staf yang tepat dll.
59
b. Elaborasi lebih lanjut dari Bagian 1. Apakah kegiatan-kegiatan yang disebutkan dalam Rencana Kerja Tahunan untuk periode ini sudah dilaksanakan sesuai rencana? Jika ya, apakah seluruh pelaksanaannya sesuai dengan rencana? Jelaskan. Jika tidak, apa yang membuat kegiatan tidak dapat diimplementasikan baik sebagian ataupun secara keseluruhan? Misalnya: Secara umum 5 dari 6 kegiatan yang dilakukan sudah berjalan. Satu kegiatan mengenai analisis value chain masih terhambat dikarenakan …… c. Tantangan yang dihadapi: Contoh: Peserta pelatihan dari pihak Pemda bukan orang yang tepat sehingga peserta kurang aktif dan pelatihan menjadi tidak relevan, atau peserta belum memahami pemahaman dasar yang dibutuhkan untuk pelatihan. d. Usaha untuk mengatasi tantangan: Contoh: Pelatihan dibuat separtisipatif mungkin, cara penyampaian dibuat sesederhana mungkin. e. Pembelajaran (lessons learned) pada periode pelaporan: Contoh: Sebelum pelatihan perlu koordinasi yang intensif dengan pihak Pemda baik dalam mempersiapkan materi maupun seleksi peserta pelatihan. d. Isu cross-cutting: •
Bagaimana pemahaman gender diaplikasikan selama periode kerja pelaporan
•
Bagaimana pemahaman good governance diaplikasikan selama periode kerja pelaporan
•
Bagaimana dampak lingkungan yang terjadi yang diakibatkan oleh kegiatan RIF selama periode kerja pelaporan
Bagian 4. Rencana Tindak Lanjut a. Rencana kerja bulan berikutnya (lihat RAB) dengan anggaran b. Rencana tindak lanjut /rekomendasi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi c.
Penyesuaian/perubahan rencana dan anggaran yang dibutuhkan.
Disusun oleh: RIF Senior Admin
Diperiksa oleh: Pengelola Kawasan
Diketahui oleh: Bappeda
Catatan: Untuk disertakan bersama laporan triwulan: 1. Laporan Keuangan sesuai dengan Manual Keuangan NSLIC/NSELRED; 2. Dokumen bukti kegiatan (daftar hadir, laporan kegiatan, foto-foto, dll.; 3. Catatan serah terima (BAST) untuk pembelian/pengadaan peralatan.
60
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
LAMPIRAN 13. LAPORAN AKHIR Laporan Akhir dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara singkat hasil dari proyek inovasi dan merupakan dokumen akhir dalam proyek inovasi. Laporan Akhir digunakan untuk mendokumentasikan keberhasilan proyek, pembelajaran, dan kinerja serta pembelajaran untuk masa depan. Informasi Umum a. Nama Proyek: RIF b. Jenis Aktivitas: PULAU TUJUH c. Gambaran kegiatan: (Tambahkan deskripsi proyek yang diambil dari Proposal dan Rencana Aksi). d. Periode Pelaksanaan: 1 April 2018 – 31 Maret 2019 e. Target Penerima Manfaat: Pemerintah daerah Maluku Tengah, Pemilik homestay, …. f. Lokasi Kegiatan: Maluku Tengah g. Penyusun laporan: RIFTA Bagian 1: Ringkasan Eksekutif Catatan: Rangkuman dari setiap bagian laporan. Dibuat terakhir setelah semua bagian 2-8 terisi.
Bagian 2: Ringkasan dan Tujuan Proyek Catatan: Diambil dari proposal
Bagian 3: Keberhasilan Jelaskan faktor kunci kesuksesan dari proyek ini. (Hal-hal positif yang dipengaruhi proyek ini, seperti: peningkatan pendapatan penerima manfaat, meningkatnya keahlian dalam mengelola unit bisnis, meningkatnya peran perempuan dalam mengelola UMKM…)
Daftar Keberhasilan Proyek
Penjelasan
(.....)
[…………………..]
Kisah sukses, best practice
61
Bagian 4: Hal-hal di luar perkiraan Jelaskan setiap hal-hal yang tidak terduga (unexpected events) yang terjadi saat proyek berlangsung, dampak terhadap proyek, dan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasinya.
Daftar kejadian di luar perkiraan
[……………….]
Dampak
Tindakan
[……………………]
[………………………]
Bagian 5: Pembelajaran (Lessons learned) Buat daftar dan uraikan pembelajaran apapun dari proyek inovasi ini dan berikan rekomendasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan proyek di masa depan. (Lihat laporan Triwulan Bagian 3e dan 4b)
Daftar dan Penjelasan
……………..
Rekomendasi
……………………
Bagian 6. Kinerja Proyek Berikan status dari setiap kegiatan dan anggaran. Kegiatan yang direncanakan
Bulan
Varians
Status (Selesai atau
(dalam Hari)
tidak selesai)
Penjelasan
- (lihat Bagian 1 laporan bulanan dan laporan triwulanan) Anggaran yang disetujui
Realisasi anggaran
[Rp… ]
[Rp… ]
Sesuai anggaran
Kriteria keberhasilan dan indicator
Memenuhi
Lihat file RAB (success indicators)
Kriteria
Di bawah anggaran
62
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif Bagian 7. Data penerima manfaat (rekap) Lihat Bagian 2c di Form Laporan Bulanan dan Laporan Triwulanan.
1. …. 2. …..
Bagian 8. Keberlanjutan 1.
……Misalnya: Kegiatan kembali dilanjutkan di tahun kedua dengan biaya sepenuhnya oleh Bumdes, dan pihak swasta
2. ……. 3. dll.
Disusun oleh: RIF Senior Admin
Diperiksa oleh: Pengelola kawasan
Diketahui oleh: Bappeda
Diperiksa oleh: Bupati
Lampiran: 1. Laporan Keuangan sesuai dengan Manual Keuangan NSLIC/NSELRED; 2. Dokumen bukti kegiatan (daftar hadir, laporan kegiatan, foto-foto dll.; 3. Catatan serah terima (BAST) untuk pembelian/pengadaan peralatan.
63
64
No.
mereka
kepentingan baru dan peran
Identifikasi pemangku
seksama dan ikuti semua petunjuk.
dengan jelas dan lengkap. Baca dengan
Tolong jawab setiap pertanyaan
INSTRUKSI
Komitmen untuk Pendanaan
Kemungkinan hal tersebut terjadi (Besar, Sedang, Kecil)
kegiatan inovasi di area lain
NSELRED):
Proposal RIF (diisi oleh NSLIC /
Rencana untuk distribusi dan replikasi
LAMPIRAN 14. STRATEGI KEBERLANJUTAN
Nomor dan Tanggal Pendaftaran
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
PETUNJUK: Tolong jawab setiap pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Baca dengan seksama dan ikuti
LAMPIRAN 15. LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI
semua petunjuk. A. Profil Proyek Inovasi a.
Nama proyek:
b.
Tujuan Inovasi:
c.
Periode pelaksanaan:
d.
Mitra langsung (Pemerintah dan Non-pemerintah):
e.
Mitra tidak langsung:
f. Lokasi: g.
Total anggaran (termasuk sharing budget dengan mitra):
B. Ringkasan dan Agenda Monitoring
Ringkasan Eksekutif (termasuk poin agenda dari kunjungan monitoring)
Lokasi, dan waktu kunjungan monitoring
Deskripsi pendekatan monitoring: 1. Pertemuan/Diskusi: 2.
Konfirmasi/perjanjian dan update Logframe:
3.
Daftar rapat, dengan nama peserta dan cakupan topik:
65
Tanggal dan Nomor Registrasi Proposal RIF (diisi oleh NSLIC/ NSELRED):
C. Catatan Progress Kegiatan Kegiatan/Kontribusi/Fasilitasi/Peran apa saja yang sudah dilaksanakan oleh pihak/institusi anda (baik oleh Bappeda, Pendamping Kawasan dan RIFTA)? Gambaran situasi yang dihadapi mitra pelaksana dan
pemangku
kepentingan
terkait
dengan
keseluruhan pelaksanaan proyek inovasi (baik kecepatan, kemajuan, ataupun tantangan dan hambatan). Sejauh mana kegiatan inovasi yang direncanakan telah dilaksanakan dengan benar (kualitas pemateri, keaktifan peserta dll)? Apakah kemajuan/progress menuju pencapaian hasil (yang diharapkan) sesuai dengan rencana? Jika tidak, mengapa? Catatan: lebih baik jika memonitoring kegiatan yang sedang berlangsung pada saat di lapangan Kualitas dukungan yang diberikan oleh sekretariat RIF/NSLIC Kegiatan apa saja yang sudah diambil untuk memastikan: 1.
Gender equality
2.
Partisipasi aktif masyarakat
3.
Ekonomi hijau
4.
Lingkungan dan perubahan iklim
5.
Governance/tata kelola yang baik
Bagaimana media terlibat dalam proses inovasi? Rekomendasi dan komentar akhir Kemungkinan resiko dan tindakan mitigasi (lihat lampiran)
66
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif D. Tabel capaian dan hasil berdasarkan rencana aksi
Objektif kegiatan
Indikator
Sumber informasi
Status quo di
Nilai capaian/
Kemungkinan
(dibutuhkan
awal proyek (Nilai
Status di
rIsiko (Eksternal
baseline data)
capaian saat
Bulan:
dan Internal)
baseline)
Tahun:
Tanggal: ________________________________
67
Tanda Tangan: __________________________________
LAMPIRAN 16. TABEL KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS NASIONAL
68
9
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
69
10
11
70
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif LAMPIRAN I : Berita Acara Kesepakatan Nomor : /BA/D.VII/MDK.00.02/X/2018 Penyusunan Masterplan KPPN 2015-2019
DAFTAR PENYUSUN MASTERPLAN/RIK/RPKP KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS NASIONAL (KPPN) 2015-2019 No
Kawasan
NO
Kabupaten/ Kota
1 2
Poso Bula
Sulawesi Tengah Maluku
1 2
Poso Maluku Tengah
3 4 5 6 7 8 9
Merauke Tanjung Siapiapi Pinrang Banyuwangi Maba Rasau Jaya Misool
Papua Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Jawa Timur Maluku Utara Kalimantan Barat Papua Barat
3 4 5 6 7 8 9 10
Seram Bag. Timur Merauke Banyuasin Pinrang Banyuwangi Halmahera Timur Kubu Raya Raja Ampat
10 11 12
Daruba Praya Tabanan
Maluku Utara NTB Bali
11 12 13
Pulau Morotai Lombok Timur Tabanan
13 14
Labuan Bajo Tanjung Pandan
14 15
Manggarai Barat Belitung Timur
15
Mesuji
NTT Kepulauan Bangka Belitung Lampung
16
Tulang Bawang
16 17
Barru Baturaja
Sulawesi Selatan Sumatera Selatan
17 18
Barru OKUT
18 19 20
Marabahan Mamuju Peureulak
Kalimantan Selatan Sulawesi Barat Aceh
19 20 21
Barito Kuala Mamuju Tengah Aceh Timur
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Tapan Sukadana Cibaliung Buol Manokwari Arso Sangata Raha Mamuju Rasau Jaya Baturaja Marabahan Barru Kolonedale
35
Sidikalang
Sumatera Barat Kalimantan Barat Banten Sulawesi Tengah Papua Barat Papua Kalimantan Timur Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Kalimantan Barat Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sumatera Utara
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Pesisir Selatan Kayong Utara Pandeglang Buol Manokwari Jayapura Kutai Timur Muna Mamuju Mempawah Empat Lawang Banjar Sidenreng Rappang Luwu Timur Morowali Pakpak Barat
36 37 38
Raba Tanjung Redeb Tanjung Pandan
38 39 40 41
Toba Samosir Dompu Berau Bangka Selatan
42
NTB Kalimantan Timur Kepulauan Bangka Belitung
33
Kwandang
Gorontalo
34
Pamekasan
Jawa Timur
35
Sambas
Kalimantan Barat
36 37
Wangi-wangi Batik Nau Mesuji Sumbawa Besar Ende Pangkalan Bun Praya Raha Kolonedale Ende Poso
Sulawesi Tenggara Bengkulu Lampung NTB NTT Kalimantan Tengah NTB Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara NTT Sulawesi Tengah
38 39 40
12
71
Provinsi
Tahun Penyusun MP Penyusunan K/L Pamona Puselemba 2016 Kemendesa PDTT Seram Utara Timur Kobi, Seram Utara Timur 2016 Kemendesa PDTT Seti, Seram Utara Barat Teluk Waru 2016 Kemendesa PDTT Kimaam, Tabonji, Liwayab, Waan 2016 Kemendesa PDTT Tanjung Lago 2016 Kemendesa PDTT Suppa 2016 Kemendesa PDTT Licin, Glagah, Kalipuro 2016 Kemendesa PDTT Maba 2016 Kemendesa PDTT Rasau Jaya, Sungai Raya 2016 Kemendesa PDTT Misool Barat, Misool Selatan, Misool Timur, 2016 Kementerian Agraria dan Tata Misool Utara Ruang Morotai Selatan 2016 BPIW (Kementerian PUPR) Keruak, Jerowaru 2016 BPIW (Kementerian PUPR) Kerambitan, Pupuan, Selemadeg, 2016 BPIW (Kementerian PUPR) Selemadeg Barat dan Selemadeg Timur Komodo 2016 BPIW (Kementerian PUPR) Manggar 2016 Kemendesa PDTT Kecamatan
2016
Kemendesa PDTT
2016 2016
Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT
2016 2016 2017
Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR)
2017 2017 2017 2018
BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) Kemendesa PDTT
Belitung
Rawa Jitu Selatan, Rawa Jitu Timur, Rawa Pitu Balusu, Baru Belitang, Buay Pemuka Peliung, Bunga Mayang, Cempaka, Martapura Anjir Pasar Karossa, Topoyo Idi Rayeuk, Peunaron, Peureulak, Peureulak Barat, Peureulak Timur, Rantau Peureulak Koto XI Tarusan Teluk Batang, Simpang Hilir Labuan, Jiput Tiloan Sidey Muara Tami Sangata, Teluk Pandan Kontunaga Kaluku, Mamuju Sadaniang Sikap Dalam Martapura, Martapura Barat Maritengngae Towuti Bungku Selatan Kerajaan, Pergetteng-getteng Sungkut, Siempat Rube, Tinada Ajibata Manggalewa, Kilo Pulau Derawan Air Gegas, Payung, Tukak Sadai, Lepar Pongok, Kepulauan Pongok Selat Nasik
2018
43 44
Boalemo Gorontalo
Wonosari Mootilango
2018 2018
45 46
Gorontalo Utara Pamekasan
Kwandang, Ponelo Kepulauan Waru
2018 2018
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Sampang Sambas Bengkayang Wakatobi Bengkulu Utara Mesuji Sumbawa Ende Kotawaringin Barat Lombok Tengah Muna Barat Konawe Selatan Ngada Parigi Motong
Banyuates, Ketapang Semparuk, Tebas, Pemangkat Ledo Wangi-wangi Selatan Padang Jaya Mesuji Timur Utan Kelimutu Kumai Praya Barat, Pujut, Praya Barat Daya Maginti, Tiworo Selatan Tinaggae Soa Torue
2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2019
Kementerian Agraria dan Tata Ruang BPIW (Kementerian PUPR) Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kemendesa PDTT Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT BPIW (Kementerian PUPR) Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT Kemendesa PDTT BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) BPIW (Kementerian PUPR) Kementerian Agraria dan Tata Ruang
a. Keberlanjutan proyek inovasi dan strategi pengakhiran (exit strategy) setelah jangka waktu pelaksanaan proyek inovasi berakhir. Strategi pengakhiran adalah suatu rencana kelanggengan atau keberlanjutan (sustainability plan) dari suatu program. Strategi pengakhiran perlu disusun dengan baik untuk menghindari penggunaan sumber daya yang tidak efisien, dan pada akhirnya tidak memberdayakan pihak yang menjadi sasarannya. Hal ini penting untuk menghindari pengeluaran yang terus-menerus bagi program yang tidak terbukti keefektifannya, program yang sudah berhasil mencapai sasarannya dan perlu diarahkan kepada sasaran baru, atau program yang sudah dapat dikelola dan didanai oleh pemerintah atau komunitas setempat. Penyusunan strategi pengakhiran diperlukan dengan tujuan memberikan indikasi kelanjutan suatu program, atau peningkatan suatu kebutuhan program. Penyusunan strategi ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi siapa dan peran stakeholders baru untuk proyek inovasi yang perlu dilibatkan dalam kegiatan setelah dukungan dana RIF dari Proyek NSLIC/NSELRED berakhir; 2. Menganalisa kegiatan dan perpindahan komitmen dan pembiayaan setelah masa terminasi dukungan Proyek NSLIC/NSELRED untuk proyek inovasi berakhir. 3. Merencanakan rencana distribusi dan replikasi kegiatan inovasi di daerah lain.
b. Memasukkan tema-tema cross-cutting yaitu gender, lingkungan hidup, dan tata kelola pemerintahan yang baik. Tema-tema cross-cutting tersebut harus diaplikasikan dalam rencana dan pelaksanaan inovasi-inovasi RIF. Prinsip-prinsip tema cross-cutting harus direfleksikan didalam perencanaan dan pelaporan RIF untuk setiap proposal.
Pertumbuhan Ekonomi Hijau (green economic growth) dan/atau Ekonomi Biru (blue economy), Perubahan Iklim, dan Lingkungan Berkelanjutan
Proposal yang diajukan harus memasukkan aspekaspek atau kegiatan-kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan atau ekonomi biru dengan mempromosikan praktik-praktik lingkungan yang berkelanjutan. Ekonomi Hijau adalah peningkatan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan, perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. Proposal dapat memasukkan praktik-praktik keberlanjutan lainnya yang juga memenuhi tantangan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi hijau. Proposal harus menyajikan analisis potensi dampak perubahan iklim terhadap populasi dan daerah yang ditargetkan oleh proyek inovasi, dan bilamana perlu, mengusulkan langkah-langkah untuk memperkuat kapasitas untuk adaptasi (berhubungan dengan dampak perubahan iklim terhadap proposal yang diusulkan), serta mitigasi perubahan iklim. Proposal harus memuat analisis terkait kelestarian lingkungan hidup dan perubahan iklim, sejauh mana dampak lingkungan positif dan negatif akan ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan inovasi RIF. Dengan demikian secara spesifik, usulan program dan kegiatan yang ada di dalam proposal RIF harus menjelaskan dan mendokumentasikan dampak dari inovasi. Prioritas akan diberikan kepada usulan inovasi yang tidak mempunyai dampak negatif yang merugikan, dan kepada usulan dengan dampak negatif minimal yang dapat diantisipasi. Untuk kategori usulan dengan dampak negatif minimal tersebut, hanya memerlukan sedikit tindakan untuk mengembalikan kondisi lingkungan/alam yang asli.
72
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif
Kesetaraan Gender
Proposal harus menjelaskan bagaimana kegiatan inovasi mendukung kesetaraan gender seperti mendorong akses, partisipasi, peran, kontrol, dan manfaat yang berimbang antara laki-laki dan perempuan. Hal tersebut harus dituangkan secara jelas dalam dokumen perencanaan dan pelaporan RIF serta praktik-praktik di lapangan yang mencerminkan kesetaraan gender. Prioritas akan diberikan kepada usulan proposal yang mengintegrasikan isu-isu kesetaraan gender ke dalam disain proposal. Hal ini berarti bahwa proposal harus memasukkan penjelasan mengenai bagaimana: • Kelompok perempuan telah dikonsultasikan selama proyek inovasi dirancang; • Kebutuhan perempuan dan anak telah disuarakan di dalam proposal; • Manfaat kegiatan inovasi terhadap perbaikan perekonomian perempuan dan laki-laki; • Perempuan akan dilibatkan ke dalam kegiatan– kegiatan pelaksanaan proyek inovasi dan monitoring proyek.
Tata Kelola yang Baik
Usulan inovasi harus memasukkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik yang tercermin melalui keseluruhan kegiatan organisasi (atau pemerintah) yang dijalankan dengan efektif, adil, jujur, transparan, dan akuntabel. Di dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme mengenai asas-asas umum pemerintahan negara yang baik, ada beberapa asas yaitu: 1. Asas kepastian hukum; 2. Asas tertib penyelenggaraan negara; 3. Asas kepentingan umum; 4. Asas keterbukaan; 5. Asas proporsionalitas; 6. Asas profesionalitas; 7. Asas akuntabilitas.
73
Berdasarkan hal tersebut di atas, penilaian dalam proposal yang diajukan mengambil prinsip transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan koordinasi sebagai faktor kunci penilaian. Keempat prinsip kunci inilah kemudian digunakan sebagai dasar penilaian yang dilihat dari sisi landasan hukum, para pihak yang terlibat dalam inovasi dan implementasinya. Transparansi, adalah proses keterbukaan dalam semua kegiatan inovasi yang dilakukan sehingga pihak luar (termasuk masyarakat lokal, pelaku usaha, maupun instansi pemerintah lainnya) dapat mengawasi dan memperhatikan aktivitas tersebut. Memfasilitasi akses informasi merupakan hal yang terpenting untuk menginformasikan dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan inovasi. Komponen transparansi mencakup informasi yang komprehensif, ketepatan waktu dalam pelayanan informasi, ketersediaan informasi bagi publik. Partisipasi, adalah proses pelibatan pemangku kepentingan (stakeholders) seluas mungkin dalam proses inovasi. Masukan yang beragam dari berbagai pihak dalam proses inovasi dapat membantu pihak pelaksana untuk mempertimbangkan berbagai persoalan, perspektif, dan alternatif jika terdapat isuisu yang harus diselesaikan selama proses kegiatan inovasi. Akuntabilitas, adalah mekanisme pertanggungjawaban antara pemberi dana inovasi dengan pelaksana inovasi dan semua pihak yang terlibat di dalam proses inovasi. Adanya mekanisme akuntabilitas memberikan kesempatan kepada para pihak untuk meminta penjelasan dan pertanggungjawaban apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan persetujuan pelaksanaan proposal. Koordinasi, adalah mekanisme yang memastikan sejauh mana pihak-pihak lain (khususnya institusi pemerintah terkait) berkoordinasi dalam memastikan bahwa kegiatan-kegiatan inovasi dapat dilaksanakan secara benar dan tepat. Koordinasi para pihak pelaksana dan pemberi dana RIF akan memaksimalkan efisiensi dan efektifnya pengelolaan dan pelaksanaan proposal.
LAMPIRAN 17. PENILAIAN PROPOSAL BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER NO. 1.
ANALISA KEPEKAAN GENDER DALAM PROPOSAL
YA/TIDAK
KETERANGAN
ORGANISASI PENGUSUL PROPOSAL •
Keterwakilan Perempuan dalam Lembaga pengusul kegiatan RIF
2.
USULAN INOVASI •
Apakah proyek inovasi yang diusulkan menjawab kebutuhan perempuan ?
•
Apakah proyek yang diusulkan akan melibatkan perempuan dalam pelaksanaannya?
•
Apakah proyek yang diusulkan memberi manfaat bagi perempuan?
•
Apakah proyek yang diusulkan dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengembangan ekonomi lokal?
•
Apakah proyek yang diusulkan akan berdampak pada pengembangan usaha ekonomi perempuan?
3.
Manajemen •
Manajemen Pelaksana Proyek --
Apakah ada keterwakilan perempuan dalam tim pelaksana proyek?
•
Manajemen Resiko --
Apakah ada kemungkinan program yang diusulkan memberikan dampak negatif bagi perempuan?
4.
Komitmen •
Apakah pemerintah daerah memiliki komitmen untuk melaksanakan kesetaraan gender?
•
Jika ya, dalam bentuk apakah komitment tersebut diwujudkan?
5.
Dampak Inovasi •
Apakah inovasi akan memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan bagi perempuan?
•
Apakah dengan inovasi akan memberikan dapat pada peningkatan lapangan kerja khususnya bagi perempuan?
6.
Keterlibatan para pihak •
Apakah terdapat keterlibatan organisasi/ kelompok perempuan dalam kegiatan RIF?
74
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif LAMPIRAN 18. FORMAT RENCANA PENGUKURAN HASIL Level
NSLIC/NSELRED
RIF Peningkatan pendapatan
Meningkatnya Ultimate
lapangan kerja dan
Outcome
pendapatan bagi
(Jangka
perempuan dan
Panjang)
laki-laki miskin di Indonesia
penyedia jasa , UMKM, dan/atau rumah tangga pertanian Peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor/ komoditas melalui pajak, retribusi, dll. Peningkatan produktivitas penyedia jasa,
Intermediate
Koperasi dan
Outcome
UMKM lebih
(Jangka
berkelanjutan, adil,
Menengah)
dan kompetitif
UMKM, dan/atau rumah tangga pertanian terhadap praktik-praktik usaha yang baik Peningkatan iklim usaha di kawasan Penyedia jasa, UMKM, dan/ atau rumah
Immediate Outcome (Jangka pendek)
Meningkatnya
tangga pertanian
kemampuan
memahami dan
stakeholder dalam
melaksanakan
mendukung
praktik-praktik
pengembangan
usaha yang baik
ekonomi lokal dan
Peningkatan
regional yang adil,
pelayanan atau
responsif gender
kualitas Pengelola
dan berkelanjutan.
Kawasan atau Pemda terkait pengembangan sektor/komoditas
75
Indikator
Target
Sumber Data
Hasil Baseline
Hasil Endline
Level
RIF
NSLIC/NSELRED
Indikator
Target
Sumber Data
Hasil Baseline
Hasil Endline
Bantuan teknis disediakan kepada penyedia jasa, Dana Inovasi Responsif (Responsive Innovation Fund) dikembangkan dan dilaksanakan Output
sebagai dukungan nasional untuk inovasi program pemerintah daerah yang mendukung pengembangan usaha.
UMKM, dan/atau rumah tangga pertanian untuk peningkatan pemahaman terhadap praktikpraktik usaha yang baik Bantuan teknis disediakan kepada Pengelola Kawasan atau Pemda untuk peningkatan kapasitas terkait pengembangan sektor/komoditas
76
Panduan Operasional Dana Inovasi Responsif LAMPIRAN 19. FORM EVALUASI PELATIHAN KIRKPATRICK A. Informasi Pelatihan (diisi oleh Pelatih/Fasilitator) 1
Tema Pelatihan
2
Kode PMF
____._
3
Tanggal
a. Tanggal: _ _
4
Lokasi kegiatan (Kab/Kota)
b. Bulan:_ _
c. Tahun: _ _ _ _
B. Informasi Peserta 1a
Lembaga
1b
Detail Lembaga
2
Jenis Kelamin
1. Pemerintah Pusat
4. Sektor swasta/BDS
2. Pemerintah Provinsi
5. UMKM/BumDes
3. Pemerintah Kab/Kota
6. Petani/Nelayan
1.
Laki-laki
7. Universitas
2.
C. Penilaian (Tolong pilih dan beri tanda (√) untuk penilaian di setiap isu di bawah ini) Ket: 1 = Buruk 2 = Biasa 3 = Memuaskan 4 = Sangat Baik
Perempuan
5 = Sempurna 1
1
Pelatih dalam memahami materi pelatihan
2
Pelatih dalam mempersiapkan pelatihan
3
Skill/kemampuan pelatih secara umum
4
Fasilitas pelatihan (ruangan, lokasi dll)
5
Kesesuaian waktu (lamanya) pelatihan
6
Kesesuaian tanggal dan hari pelatihan
7
Metode/pendekatan yang digunakan dalam pelatihan
8
Pelatihan memenuhi harapan dan kebutuhan anda dan lembaga
9
Penilaian pelatihan secara umum
2
D. Pembelajaran Pelatih dalam memahami materi pelatihan Jika Ya, sebutkan tiga contohnya! a. ….. b. ….. c. ….. Apakah pelatihan ini meningkatkan skill/pengetahuan anda? 1. Ya
2. Tidak
Jika Ya, sebutkan tiga contohnya! a. ….. b. ….. c. ….. Apakah anda akan menerapkan pengetahuan/skill yang didapatkan di pekerjaan anda? 1. Ya 2. Tidak Jika Ya, sebutkan tiga contohnya? a. ….. b. ….. c. ….. E.
77
Silahkan tambahkan jika ada komentar tambahan atas pelatihan ini: ……………..
3
4
5
NSLIC/NSELRED Project: World Trade Center (WTC) 5 Building, 10th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920, Indonesia Tel : +62 21 5262282, +62 21 5268668 www.nslic.or.id
NSLIC Project
@NslicNselred