Konsep Keperawatan Keluarga

Page 1

Page |1

DISCOVERY LEARNING KOMUNITAS DAN KELUARGA ‘Keperawatan Keluarga’

Dibuat oleh : PSIK 2013

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Page |2

2016

KATA PENGANTAR Puji syukur atas rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa, karena berkat nikmat sehat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Discovery Learning (DL) tentang Keperawatan Keluarga dengan semaksimal mungkin. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis. Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khusunya dan pembaca pada umumnya.

Tangerang selatan, Mei 2016 Penyusun


Page |3

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Keperawatan komunitas selalu berkaitan dengan individu, kelompok dan keluarga. Keperawatan keluarga sendiri berfokus pada masalah-masalah yang ada pada keluarga individu baik itu masalah kesehatan ataupun masalah psiko sosialnya. Keperawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan sutau pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keleurga dan anggota keluarga. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekananya pada keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien. Keperawatan keluarga sendiri merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan keperawatan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga menggunakan proses keperawatan (Suprajitno, 2007; Sudiharto, 2007). Sebuah kelurga terdiri dari ayah sebagai seorang suami,


Page |4

ibu sebagai seorang istri dari seorang sumai dan beperan sebagai ibu bagi anak-anaknya, dan anak yang mempunyai peran untuk menghormati orang tuanya dan lain sebagaianya (Setiadi, 2008).

B. Rumusan masalah 1. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan keluarga? 2. Apa pengertian keluarga dan pengertian keperawatan keluarga? 3. Apa itu tujuan keluarga? 4. Apa tujuan dari keperawatan keluarga? 5. Apa saja peran dan fungsi keluarga? 6. Apa saja ciri-ciri dan karakteristik keluarga? 7. Apa saja struktur keluarga? 8. Bagaimana tahap berkembangang keluarga? 9. Bagaimana proses keperawatan keluarga? 10. Apa saja ruang lingkup dari keperawatan keluarga? 11. Bagaimana peran perawat dalam keperawatan?

C. Tujuan masalah 1. Mengetahui sejarah perkembangan keperawatan keluarga 2. Mengetahui pengertian keluarga dan keperawatan keluarga 3. Mengetahui tujuan keluarga dan keperawatan keluarga 4. Mengetahui peran dan fungsi keluarga 5. Mengetahui ciri-ciri dan karakteristik keluarga 6. Mengetahui struktur keluarga 7. Mengetahui tahap perkembangan keluarga


Page |5 8. Mengetahui proses keperawatan keluarga 9. Mengetahui ruang lingkup keperawatan keluarga 10. Mengetahui peran perawat dalam keperawatan keluarga

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Keperawatan Keluarga Perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari tokoh metologi Yunan iyaitu :Ascleipius dan Higeia. Berdasarkan mitos Yunani bahwa Ascleipius adalah seorang dokter yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang ditempuhnya, berdasarkan mitos orang Yunani bahwa dia dapat mengobati penyakit dan melakukan bedah. Hegeia adalah asisten Asclepius dan juga merupakan istrinya, dia juga telah


Page |6

melakukan upaya-upaya kesehatan. Perbedaannya beliau lebih menekankan pada cara pendekatan atau penanganan masalah kesehatan (Wahit Iqbal Mubarak, 2005) .Berbicara tentang sejarah keperawatan di Indonesia, maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dibagi dalam tiga masa yaitu: 1.

Keperawatan di Masa Kuno Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat

2. Keperawatan di Masa Penjajahan

Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep keperawatan dari Negeri Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD) dan dinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut perawat dari penduduk pribumi. Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken Opposer. Para perawat dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama dibentuk di Surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama Perkoempoelan Zieken Velpleeger / Velpleester Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra). Para perawat ini bekerja di Binnen Hospital di Surabaya untuk merawat staf dan tentara Belanda. Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan Indonesia yang mengadopsi bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita dengar istilah Belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken (sprei), bovenlaken (kain penutup), warm-water zak (buli-buli hangat), Iiskap (buli-buli dingin), scheren (gunting/cukur), dan lain-lain. C. Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut:


Page |7 1.

Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan.

2.

Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR).

3.

Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan.

4.

Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper).

5.

Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan.

6.

Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR).

7.

Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

8.

Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit.

9.

Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

10. Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1

Keperawatan) yang pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas


Page |8

Indonesia

yang

menjadi

momentum

terbaik

kebangkitan

Profesi

Keperawatan di Indonesia. 11. Tahun

1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2

Keperawatan). 12. Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan

Menteri Kesehatan. (Mubarak. 2005)

B. Pengertian keperawatan dan keluarga 1. Pengertian keluarga dan keperawatan keluarga a. Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008). b. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan,

adopsi,

kelahiran

yang

bertujuan

menciptakan

dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008). c. Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya

jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 2002). Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama

lain

yang

saling

ketergantungan

untuk

menciptakan

atau

mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.


Page |9 d. Keperawatan

keluarga

adalah

suatu

rangkaian

kegiatan

yang

diberikanmelalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitna, 2004). 2.

Peran keluarga Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut: a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan. b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. c. Peranan anak: anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

C. Tujuan Keluarga dan Keperawatan Keluarga Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut. 1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap

individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. 2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau


P a g e | 10

isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 3) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah

bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. 4) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai

dengan kebutuhannya dibidang kesehatan. 5) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat. Agar masyarakat bebas

mengemukakan pendapat berkaitan

dengan

permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

D. Peran dan fungsi Keluarga

Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut: 1)

Peranan ayah: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan.

2)

Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping


P a g e | 11

itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. 3)

Peranan anak: anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.

Peran keluarga menurut Friedman, 2010: a. Peran formal 1. Peran parenteral dan perkawinan

Nyc dan Gecas (1976) mengidentifikasi 8 peran dasar yang membentuk posisi sosial suami – ayah dan istri – ibu: a)

Peran sebagai provider

b)

Peran sebagai pengatur rumah tangga

c)

Peran perawatan anak

d)

Peran sosialisai anak

e)

Peran rekreasi

f) Peran perasudaraan (memeliharan hubungan keluarga paternal dan maternal) g)

Peran terapeutik

h)

Peran seksual

2, Peran perkawinan a)

Kebutuhan bagi pasangan untuk memelihara suatu hubungan

b)

perkawinan yang kokoh. Anak anak terutama dapat mempengaruhi

c)

hubungan perkawinan yang memuaskan menciptakan situasi dimana

d)

suami istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara

e)

suatu hubungan perkawinan merupakan salah satu tugas

f)

perkembangan yang vital dari keluarga.

b. Peran informal 1. Pengharmonis


P a g e | 12 2. Inisiater-kontributor 3. Pendamai 4. Perawat keluarga 5. Koordinator keluarga (Friedman, 2010)

E. Karakteristik Keluarga 1.

Ciri keluarga Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh MacIver and charles Horton, Page (Khairuddin, 1985: 12), yaitu: a)

Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b)

kleuarga terbentuk suatu kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.

c)

keluarga mempunyai suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.

d)

keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota- anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhankebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

e)

keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok kelompok keluarga.

2.

Ciri keluarga indonesia a)

Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong

b)

Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran

c)

Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemusatan dilakukan secara musyawarah.


P a g e | 13 (Hernialwati . 2013)

F. Struktur Keluarga 1. Macam-macam struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah : a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarahsuami. e. Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri. (Nasrul Effendy, 1998) 2.

Ciri-ciri struktur keluarga Adapun ciri-ciri struktur keluarga adalah (Effendy, N, 1998).::

1. Terorganisasi, saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga 2. Ada keterbatasan, setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masingmasing. 3. Adanya perbedaan dan kekhususan, setiap anggota keluarga mempunyai

peranan 4. dan fungsi masing-masing

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :


P a g e | 14

Pola dan proses komunikasi

a.

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan adahierarki kekuatan. Komunikasi dalam keluarga di katakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. Karakteristik komunikasi berfungsi untuk : 1) Karakteristik pengirim a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat. b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas. c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima a) Siap mendengarkan. b) Memberikan umpan balik. c) Melakukan validasi.

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau non formal. c. Struktur kekuatan dan struktur nilai

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain ke arah positif. Ada beberapa macam tipe Struktur kekuatan : 1) Legitimate power (power). 2) Referent power (ditiru). 3) Reward power (hadiah). 4) Coercive power (paksa).


P a g e | 15

5) Affective power. 6) Expert power (keahlian).

d.

Struktur Norma dan nilai

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga

(Effendy, 1998)

G. Tahapan dan tugas perkembangan keluarga 1. Tahapan pemula

Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan dengan landasan cinta dan kasih sayang.tugas pada tahap ini antara lain saling memuaskan antara pasangan,beradaptasi dengan keluarga besar masing-masing pihak,merencanakan dengan matang jumlah anak,memperjelas peran masingmasing pasangan.

2. Keluarga dengan “Child Bearing�(kelahiran anak pertama)

Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada tahap ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang uta dan mempersiapkan berbgaia kebutuhan anak. Apabila anak sudah lahir tugas keluarga antara lain: memberikan ASI sebagai kebutuhan utama bayi(minimal 6 bulan),memberikan kasih sayang,mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan,pasangan kembali


P a g e | 16

melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga termasuk siklus hubungan seks,mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskna pasangan.

3. Keluarga dengan anak prasekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5 tahun. Tugas keluarga: menanamkan nilai-nilai dan norma kehiduoan,mulai menanamkan keyakinan beragama,mengenalkan

kultur

keluarga,memenuhi

kebutuhn

bermain

anak,membantu anak dalam bersosialisai dengan lingkungan sekitar,menanmkan tanggung jawab dalam lingkup kecil,memperhatikan dan memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anaka prasekolah.

4. Keluarga dengan anak usia sekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12 tahun. Tugas pada keluarga antara lain: memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya sekolah, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya,memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anak,membnatu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitar.

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-20 tahun. Tugas keluarga: memberikan perhatian lebih pada remaja, bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah ataupun kegiatan di luar sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

6. Keluarga dengan melepaskan anak ke masyarakat


P a g e | 17

Remaja yang akan beranjak dewasa harus usdah siap meninggalkan kedua orang tuanya untuk memulai hidup baru, bekerja dan berkeluarga, sehinggga tugas keluarga pada tahapan ini antara lain: mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri, mempertahanakn komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu,menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak.

7. Keluarga dengan tahapan berdua kembali

Tugas pada keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya antara lan: menjaga keintiman pasangan, merencanakan kegiatan yang akan datang, tetpa menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu,mempertahanakan kesehatan masingmasing pasangan.

8. Keluarga dengan tahapan masa tua

Masa tua dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya,sehingga tugas keluarga pada tahapan ini adalah: saling memberikan perhatian yang menyenangkan antara

pasangan,

memperhatikan

kesehtan

masingmasing

pasangan,

merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan berolahraga, berkebun,mengasuh cucu. Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupa ini.

(Setiawati, 2008)

H. Proses keperawatan keluarga Yuradan walsh (1978) menjelaskan bahwa proses keperawatan merupakan intisari dari keperawatan yang menjadi pusat semua tindakan keperawatan yang dapat diaplikasikan dalam bentuk konsep, teori, dan falsafah.


P a g e | 18

Sedangkan menurut Marilyn Friedman (1998) proses keperawatan keluarga yang digunakan akan berbeda-beda bergantung pada siapa yang mnjadi fokus perawatan. Oleh karena itu, perawat keluarga akan menggunakan dua tingkat proses keperawatan, yaitu: 1. Tingkat individu, biasanya kasus individu pada pertemuan pertama, melalui

tindak lanjut keperawatan setelah dari RS, atau penemuan langsung dari keluarga 2. Tingkat keluarga, setelah pelaksanaan proses keperawatan pada keluarga karena

keluarga sangat berpengaruh dalam penanganan masalah kesehatan klien tersebut

I. Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga 1. Promosi kesehatan 2. Pencegahan penyakit → pencegahan spesifik →keluarga bebas dari cidera,

imunisasi, pencegahan merokok, program kebugaran fisik, screening dan


P a g e | 19

follow up care berbagai kasus ( hipertensi, pencegahan komplikasi klien DM, dan osteoporosis dll 3. Intervensi keperawatan untuk proses penyembuhan ( terapi keperawatan )

→intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia pada anggota keluarga melalui terapi modalitas dan terapi kompelementer 4. Pemulihan kesehatan →rehabilitasi fisik, mental dan sosial →meningkatnkan

kemampuan keluarga dan anggota keluarga untuk berfungsi secara optimal.

J. Peran Perawat Keperawatan Keluarga Dalam meningkatkan kemampuannya menyelesaikan masalah kesehatan, perawat dapat berperan dalam keperawatan keluarga sebagai: 1) Pemantau kesehatan (health minitor)

Perawat membantu keluarga mengenali penyimpangan kesehatan dengan menganalisis data secara objektif serta membuat keluarga sadar tentang akibat masalah tersebut terhadap perkembangan anggota keluarga. 2) Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit

Selain berperan dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, perawat keluarga tetap berperan dalam memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Seringkali kontak pertama dengan keluarga dimulai dengan adanya anggota keluarga yang sakit baik melalui penemuan langsung, rujukan, atau tindakan lanjut perawatan di rumah sakit. setelah kontak pertama ini baru diberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh pada keluarga. 3) Koordinator perawatan keluarga

Dengan adanya orientasi ulang pelayanan kesehatan rumah sakit ke masyarakat, tenaga kesehatan yang lain juga bertujuan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, misalnya dokter gigi, ahli gizi, dan lain-lain. Untuk mencegah tumpang tindih pelayanan, diperlukan seorang koordinator. Dari semua tenaga kesehtan yang telah disebutkan sebelumnya, perawatlah yang lebih tepat menjadi koordinator dengan pertimbangan karena perawat (1)


P a g e | 20

mempunyai pandangan yang menyeluruh tentang kesehtan keluarga (2) mempunyai hubungan yang terus menerus dan lama dengan keluarga serta lebih mengetahui kebutuhan keluarga tersebut, (3) dapat mengambil tindakan yang tepat dalam menanggulangi masalah kesehatan baik perawatan mandiri atau rujukan ke puskesmas atau tempat lain. 4) Fasilitator

Perawat dapat menyingkirkan rintangan yang menghambat perawatan kesehatan keluarga. Rintangan yang sering terjadi adalah (1) ketidaktahuan keluarga tentang kemana dan bagaimana mendapatkan perawatan kesehatan yang lebih baik, (2) budaya, kebiasaan, dan adat istiadat yang mengganggu perawatan kesehatan. Perawat dapat memberi motivasi dan penyuluhan tentang keadaan yang seharusnya atau cara menggunakan fasilitas kesehatan dengan baik, (3) kendala ekonomi, perawat dapat memberi informasi kepada keluarga tentang bantuan ekonomi, misalnya informasi tentang dana kesehatan. 5) Pendidik

Ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan keluarga merawat keluarganya sendiri selalu menjadi masalah dalam bidang perawatan kesehatan. Oleh karena itu, perawat harus mampu memberi pendidikan/latihan kepada klien atau siapa saja sehingga klien mampu mengatasi masalahnya sendiri. 6) Penasehat

Dengan komunikasi yang baik disertai keterbukaan antara perawat dan klien, keluarga berani meminta nasehat pada perawat dan perawat berkewajiban memberi nasehat dengan baik dan benar (Ali. 2010)


P a g e | 21

BAB III PENUTUP Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Memiliki komponen yg saling berinteraksi, saling ketergantungan. Karakteristik keluarga diantaranya memilikibatasan, sebagai filter dalam menerima dan mengeluarkan informasi, berada dalam sistem yang lebih besar sub sistem dengan sistem masyarakat, terbuka dalam batasan permeabel dengan sistem yang lain, dan memiliki organisasi/ struktur yang mempengaruhi fungsi. Sedangkan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga yang bertujuan agar proses keperawatan dalam komunitas dapat mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya antara lain : Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) , perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat


P a g e | 22

(health general community) , memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA Effendy, nasrul. 1998 . Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat . Jakarta : EGC Iqbal, Wahit dkk. 2005 . Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga . Jakarta : EGC Friedman, Marilyn M . 2010 . Buku Ajar Keperawatan eluarga : Riset, Teori danPraktek . Jakarta : EGC Hernialwati . 2013 . konsep dan proses keperwatan keluarga. Sulawesi : AS salam Setiadi. 2008 . Konsep & Proses Keperawatan Keluarga . Jogjakarta : Graha Ilmu


P a g e | 23

Setiawati, Santun. 2008 . Asuhan Keperawatan Keluarga . Jakarta : TIM. Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin . 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas pengantar dan teori, buku1 . Salemba Medika : Jakarta Zaidin Ali, Haji . 2009. Pengantar keperawatan keluarga . Jakarta: EGC Ali, Zaidin . 2010 . Pengentar Keperawatan Keluarga . Jakarta : EGC


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.