Teori-Teori Keperawatan
KATA PENGANTAR Segala puja dan puji kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fundamental Keperawatan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Namun dengan kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berupa laporan hasil diskusi kelompok tentang Teori-teori Keperawatan dan Konsep Self care. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Tangerang Selatan, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2 DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3 BAB I .................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4 1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 4 1.4 Metode Penulisan ........................................................................................................ 5 BAB II................................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN TEORI ...................................................................................................... 6 2.1 TEORI-TEORI KEPERAWATAN............................................................................. 6 2.2.1
Definisi Middle Range Theories.................................................................... 8
2.2.2
Perbandingan dengan Level Teori yang lain .................................................. 8
2.2.3
Pengelompokan Teori ..................................................................................... 9
2.2.4.
Ciri Middle Range Theory ............................................................................ 10
2.2.5
Penggunaan middle range theory .................................................................. 11
2.2.6.
Teori Midel Range menurut Ramona T. Mercer .......................................... 11
2.2.7
Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T. Mercer12
2.3 Konsep Self Care (Dorothea E.Orem)....................................................................... 13 2.4 Paradigma Keperawatan ............................................................................................ 21 2.5 FILOSOFI DASAR SAINS KEPERAWATAN ....................................................... 29 BAB III ............................................................................................................................... 31 PENUTUP........................................................................................................................... 31 3.1Kesimpulan................................................................................................................. 31 3.2 Saran .......................................................................................................................... 32 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu mengalami perubahan dalam status kesehatan. Ilmu keperawatan
adalah
Rangkaian teori dan praktek
yang bertujuan
dalam
peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya berarti membekali diri dalam rangka memperkaya keilmuan tentang Keperawatan,sehingga bisa dianalisis, dibuktikan
dan dikembangkan dengan parameter dalam ilmu kesehatan
secara umum maupun secara khusus (ilmu keperawatan) seorang perawat memerlukan effort
dan
pengorbananyaitu
dengan
cara
mempelajari
ilmkeperawatan
dan
mempraktekannya. Selainitu perawat juga perlumewujudkan pasien yang dapat merawat dirinya sendiri dan berkaitan dengan teori-teori kepeerawatan.
1.2 Rumusan Masalah 1. Sebutkan teori-teori keperawatan ? 2. Jelaskan yang dimaksud dengan teori Middle Range? 3. Jelaskan konsep self care menurut teori Orem ? 4. Apa yang dimaksud dengan Kebutuhan Dasar Manusia ? 5. Apa yang dimaksud dengan Paradigma Keperawatan ? 6. Apayang dimaksud dengan Falsafah Keperawatan?
1.3 Tujuan 1. Menjelaskan teori-teori keperawatan 2. Menjelaskan yang dimaksud dengan teori Middle Range 3. Menjelaskan konsep self care menurut teori Orem
4. Menjelaskan tentang Kebutuhan Dasar Manusia 5. Mengetahui Paradigma Keperawatan 6. Mengetahui Falsafah Keperawatan
1.4 Metode Penulisan Pembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu mengumpulkan materi-materi dan informasi melalui buku-buku, jurnal, artikel ilmiah , dan sebagainya.
BAB II PEMBAHASAN TEORI 2.1 TEORI-TEORI KEPERAWATAN
Teori
Tujuan keperawatan
Nightingale
Memfasilitasi
(1860)
perbaikan
Latar belakang untuk peraktik
proses Perawat tidak perlu memahami seluruh proses dengan penyakit, asuhan kep. Diorientasikan pada
manipulasi
lingkungan memberi kenyamanan lingkungan, Kebersihan,
pasien/klien.
ketenangan dan nutrisi. Dalam arti perawat menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung profesi lain.
Peplau
Mengembangkan
interaksi Keperawatan
(1952)
antara perawat dan klien
merupakan
proses
signifikan
terapis dan interpersonal. Perawat ikut serta dalam membuat sistem pelayanan kesehatan untuk memfasilitasi hubungan interpersonal.
Henderson
Bekerja
secara
bebas Perawat membantu klien dalam melaksanakan
(1955)
dengan pelayanan kesehatan 14 dasar kebutuhan Henderson. Gambaran lainnya. Membantu klien aktivitas sehari-hari dengan memberi dukungan mendapatkan kebebasan
penyembuhan agar meninggal dengan damai.
Orlando
Untuk merespon terhadap Memahami 3 elemen seperti perilaku reaksi
(1961)
perilaku
klien
dalam perawat dan tindakan keperawatan.
memenuhi kebutuhan klien dengan segera.
Neuman
Membantu
(1972)
individu/kelompok mencapai
Mengurangi tekanan , mengurangi stresor,
dan
tingkat
dalam selain itu juga membantu klien berespon
mengelola terhadap stresor.
kesejahteraan
dengan
intervensi
yang
sesuai. Roy
Identifikasi temp[at yang Model ini berdasarkan psikologis, fisiologis,
(1979)
dibutuhkan klien, membantu sosisologis, dan jenis adaptasi terlihat bebas. beradaptasi
dengan
kebutuhannya
menolong
klien beradaptasi. Watson
Promosi
kesehatan Melibatkan ilmu fisiologis dan pelayanan,
(1979)
memperbaiki
kesehatan memberi
klien
mencegah masalah dan mengidentifikasi koping.
dan
dukungan
mengajari
pemecahan
penyakit. Leininger
Menyediakan
(1978)
yang konsisten dengan ilmu merupakan central dan gabungan ruang lingkup gadar
dan
pelayanan
pelayanan Dengan
teori
transkultural
pelayanan
pengetahuan untuk pengetahuan praktik keperawatan. sebagai
fokus
central
Dalam hal ini kami akan mencoba menguraikan model konseptual keperawatan. Model diatas merupakan model yyang kegunaan dalam praktik keperawatan di indonesia: -
Florence Nightingale
-
Complementasi – suplementary dari Handerson
-
Selfcare model teri Orem
-
Interpersonal Process model dari Peplau
-
Health care system dari Betty Neuman
-
Adaption model dari Roy
-
Philoshofi of caring dari Jean Watson
-
Cultural care teori dari Madelline Leninger ( potter perry,2012)
2.2 Teori Middle Range 2.2.1 Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatasya itu pada realitas keperawatan (Smith danLiehr, 2008). Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapat dikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan. (Smith. 2008) 2.2.2
Perbandingan dengan Level Teori yang lain
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek , middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam grand teori. Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada disiplin ilmu. Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton (1968) yang berperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori. Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan grand theory:
2.2.3
a.
ruang lingkupnya lebih sempit
b.
lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c.
terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d.
merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
e.
lebih dapat diuji secara empiris
f.
lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik (Parker. 2010)
Pengelompokan Teori
Berdasarkan pengelompokannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh beberapa penyusun buku menurut: 
Peterson &Bredow (2009), mengklasifikasikan middle range theories kedalamtipe-tipe :
a.
Tipe fisiologis
b.
Tipe kognitif
c.
Tipe emosional
d.
Tipe sosial
e.
Tipe integrative

Tomey&Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
a.
Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
b.
Tidal Model (Phil Barker, 2001)
c.
Comfort (Kolcaba, 1992)
d.
Peacefull end of life (Ruland& More, 1998) dan sebagainya.
2.2.4.
Ciri Middle Range Theory
a. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
Sulit mengaplikasikan konsep kedalam teori
Tanpa indikator pengukuran
Masih cukup abstrak
Konsep dan proposisi yang terukur
Inklusif
Memiliki sedikit konsep dan variabel
Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif menggunakan studi kualitatif
Mudah diaplikasikan kedalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah yang menarik
Berfokus padahal-hal yang menjadi perhatian perawat.
Beberapa di antaranya memiliki dasardari grand teori
Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.
b. Menurut Meleis, A. I. (1997) :
Ruang lingkup terbatas,
Memiliki sedikit abstrak,
Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
c. Menurut Whall (1996) : 
Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan

Mudah diterapkan

Bisa diterapkan pada berbagai situasi

Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
2.2.5
Penggunaan middle range theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing dalam pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi. Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan penggunaan Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu psikologi. 2.2.6.
Teori Midel Range menurut Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan
lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi. Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu (dapat dilihat gambar di bawah). 2.2.7
Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T. Mercer
a. Keperawatan Mercer (2004) mengemukakan bahwa keperawatan adalah profesi yang dinamis dengan tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan, mencegah kesakitan dan menyediakan layanan keperawatan bagi yang memerlukan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian untuk memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian selanjutnya pada klien dan lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien, menyediakan layanan pada klien yang meliputi dukungan, pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien yang tidak mampu merawat dirinya sendiri. (kim.2006) b. Manusia Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep manusia namun mengarah pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian dari peran yang dimainkan. Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi orang tua jika telah melalui mother-infant dyad. Inti dari manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat mendefinisikan dan membentuk situasi. Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya dan ayah dari bayinya atau orang lain yang berarti saling mempengaruhi. (kim.2006)
c. Kesehatan Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi kesehatan mereka yang lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko terhadap penyakit, kekhawatirkan dan perhatian tentang kesehatan, orientasi pada penyakit dan penyembuhannya, status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi oleh orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan dipandang sebagai keinginan yang ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan bahwa stress suatu proses yang memerlukan perhatian penting selama perawatan persalinan dan proses kelahiran. (kim. 2006) d. Lingkungan Definisi
lingkungan
yang
dikemukakan
oleh
Mercer
diadaptasi
dari
definisiBronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori awalnya. Mercer menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian dari lingkungan, terdapat akomodasi mutual antara perkembangan individu dan perubahan sifat dengan segera. Stress dan dukungan sosial dalam lingkungan mempengaruhi untuk mencapai peran maternal dan paternal serta perkembangan anak. (kim. 2006)
2.3 Konsep Self Care (Dorothea E.Orem) Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah : 1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit. 2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care. 3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhankebutuhan self care klien. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik 2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri 3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah : 1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga 2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya. 3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi 4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar (Asmadi.2008)
1. Biografi Orem Orem lahir di Baltimore dan lulus dari Providence Hospital school of Nursing pada 1930. Kemudian , ia melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar Bachelor of Science (BSc) dalam bidang pendidikan keperawatan pada tahun 1939 ,serta gelar master of science bidang pendidikan keperawatan tahun 1945 dari universitas Katolik Amerika .Terakhir ,ia mendapat gelar doctor kehormatan dari Georgetown University ,Washington,D.C., pada tahun 1976 dengan latar belakan pendidikan tinggi tsb orem disebut ners theorist . 2. Teori keperawatan Orem Pandangan teori orem adalah tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperwatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhan. Dalam konsep keperawatan orem mengembangkan tiga bentuk teori. Yaitu : a. Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :
"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. Dorothea orem yng dikenal dengan model self care menjelaskan bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan oleh individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Model Self-Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki adanya self care dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia, seorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan. Dalam teori self care mengemukakan bahwa self care meliputi : a. Self care itu sendiri yang merupakan aktifitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan. b. Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. c. Adanya tuntutan atau permintaan dalam perwatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat. d. Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses
kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokan ke dalam kebutuhan dasar manusianya. Sifat dari self care selanjutnya adalah untuk perkembangan kepercayaan diri serta ditujukan pada penyimpangan kesehatan yang dimiliki ciri perawatan yang diberikan dalam kondisi sakit/ dalam proses penyembuhan Penekanan teori self care secara umum : 1. Pemeliharaan intake udara 2. Pemeliharaan intake air 3. Pemeliharaan intake makanan 4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi 5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat 6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial 7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia 8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya. Tiga kategori self care Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu : A. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah : 1. Pemeliaharaan kecukupan intake udara 2. Pemeliharaan kecukupan intake cairan 3. Pemeliaharaan kecukupan makanan 4. Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat
5. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia 6. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi. 7. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.
B. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat perkembangn individu dan
lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan
perubahan hidup seseorang atau tingkat
siklus kehidupan.
C. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
b. Self Care Deficit Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan yang diterapkan pada anak yang belum dewasa adalah kebutuhan yang melibihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dlam pemenuhan perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain. Teori self-care Deficit
Teori self-care merupakan inti dari General Theory Of Nursing yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu keperawatan serta kapan keperawatan diperlukan .Defisit perawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri . Asuhan keperawatan diberikan pada saat kemampuan seseorang lebih kecil daripada kebutuhannya tetapi kemungkinan akan terjadi penurunan kemampuan dikemudian hari yang tidak setara dengan peningkatan kebutuhan. Peran perawat dalm hal ini dibutuhkan ketika seseorang memerlukan asuhan keperawatan karena ketidak mampuannya merawat diri. Bantuan yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui beberapa metode. Ada lima metode bantuan menurut orem, yaitu bertindak atau melakukan suatu tindakan untuk orang lain (klien); membimbing; memberi dukungan fisik maupun psikis; menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan personal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan datang; dan terakhir mengajarkan. Oleh karena itu, untuk dapat memberi bantuan perawatan kepada klien. Meurut orem, cara kerja atau aktivitas perawat dalm menjalankan praktik keperawatan mencakup lima area, yaitu membina dan memelihara hubungan terapeutik antara perawat dan klien, baik individu, keluarga maupun kelompok sampai klien mampu merawat dirinya; menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau kapan dibantu; memerhatikan dan meresponpermintaan, keinginan, dan kebutuhan klien untuk mendapatkan bantuan
perawat;
dan mengoordinasikan serta, mengintegrasikan
keperawartan bersama klien dengan aktivitas sehari-hari, kehidupan sosial, dan pendidikan. Teori self care deficit diterapkan bila : 1. Anak belum dewasa 2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan 3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
c. Teori sistem Keperawatan Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri. Kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan manidiri. Dalam pandangan teori sistem ini orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya : a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System) Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan peraatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan sistem ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengalaman dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien fratur vertebra dan pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mmpu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan selfcarenya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien reterdasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System) Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagaian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perwatan luka.
c. Sistem Suportif dan Edukatif Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu memerlukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran. Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, Orem mempunyai pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu dengan lingkungan, menggambarkan apa yang mereka lakukan, menggunakan kreasi dalam berpikir dan berkomunikasi, serta dalam melakukan perbuatan seharusnya sesuai dengan diri dan lingkungan sehingga dalam prakteknya Orem menggunakan langkah dalam proses keperawatan dengan menentukan diagnosis dan perintah, menentukan mengapa keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan menginteprtasikan dengan membuat keputusan, merancang sistem perawatan dengan merencanakan perawatan sesuai dengan sistem perawatan yang dibutuhkan, mengusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan perawatan yang akan diberikan dalam memenuhi keterbatasan perawatan diri sendiri, mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri. (Hidayat. 2009) System keperawatan dibentuk ketika perawat menggunakan kemampuan mereka untuk menetapkan, merancang, dan memberi perawatan kepada klien, baik individu maupun kelompok, melalui berbagai aksi. Teori nursing system ini membahas bgaiamana kebutuhan perawatan diri klien dapat dipenuhi oleh perawat,klien, atau keduanya. Sistem keperawatan ini ditentukan atau disusun berdaasarkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri . Perawatan diri dilakukan dengan memerhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan serta kemampuan klien. Oleh karena itu,ada tiga klasifikasi system keperawatan dalam perawatan diri. Pertama,wholly compensatory nursing system; perawat memberi bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi. Kedua, partly compensatory nursing system; perawat dank lien saling bekerja sama
dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal ini, peran perawat tidak total tetapi sebagian. Ketiga, supportive educative nursing system; klien melakukan perawatan diri sendiri dengan bantuan perawat ( supportive dan educative) saat klien sudah mampu melakukannya. Ketiga tingkatan nursing system tersebut . Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah : 1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya. 2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan 3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik. 4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu
individu,
keluarga
dan
kelompok
masyarakat
dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
2.4 Paradigma Keperawatan Konsep keperawatan dikareteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi konsep manusia,kesehatan, masyarakat dan keperawatan (
Christina
Ibrahim,1986 ). Dan memberikan gambaran paradigm keperawatan . Paradigma keperawatan menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan halhal yang perlu diselidiki(Christine Ibrahim,1986).
Manusia
Keperawatan
Kesehatan
Masyarakat
Gambar 1-1.Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan membedakan teori-teori yang termasuk dalam keperawatan dengan teori lain, karena teori yang termasuk dalam keperawatan ditarik dari keempat konsep diatas yaitu konsep tentang manusia,konsep masyarakat,konsep kesehatan dan konsep keperawatan sebagai intinya. A. Manusia Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial yang utuh dan unik. Teori kebutuhan manusia memandang manusia sebagai suatu keterpaduan ,keseluruhan yang terorganisir yang mendorong untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia .
Aktualisasi Diri Harga Diri Mencintai, Dicintai, Dimiliki
Kebutuhan Fisiologis Biologik; Oksigen, Rasa Aman &Dan Keselamatan Cairan Dn Elektrolit, Nutrisi, Seks
Gambar 1-2 Hirarki Maslow’s tentang kebutuhan dasar manuasia
Menurut yura,wals.1983 Kebutuhan manusia dipandang sebagai tekanan internal sebagai hasil dari perubahan keadaan system, dan tekanan ini dinyatakan dengan perilaku untuk mencapai tujuan sehingga terpenuhinya kebutuhan . Bila Dipandang dari aspek keperawatan maka tekanan tersebut ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan keperawatan dan kesehatan individu, keluarga, kelompok,manapun masyarakat yang menjadi sasaran dalam perawatan masyarakat. Kebutuhan dasar tersebut dirumuskan menurut Hirarchy Maslow (1967). Kebutuhan dasar manusia menurut Malow, kemudia dikembangkan oleh Richard A. Khalish(1973), dimana tingkatan kebutuhan dasar manusia sebagai berikut : Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan oksigen
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan Eliminasi
Kebutuhan istirahat
Kebutuhan menghindari dari rasa nyeri
Kebutuhan regulasi suhu badan
Kebutuhan stimulasi
Kebutuhan melaksanalan aktivitas/kegiatan
Kebutuhan eksplorasi dan manipulasi
Kebutuhan seksual
Kebutuhan Dicintai, Mencintai, dan Dimiliki
Memberikan dan menerima cintai dan kasih sayang .
Membutuhkan teman hidup dan bergaul
Membutuhkan hubungan interpersonal dan kasih sayang
Membutuhkan peran yang memuaskan
Membutuhkan perlakuan yang halus
Membutuhkan kebersamaan
Membutuhkan pergaulan yang intim
Kebutuhan Rasa Aman dan Keselamatan
Bebas dari bahaya yang disebabkan oleh penyakit
Bebas dari rasa takut
Bebas dari bahaya bahan-bahan kimia
Bebas dari bahaya-bahaya yang mengancam tubuh
Bebas dari bahaya-bahaya yang disebabkan oleh suhu
Bebas dari bahaya-bahaya yang disebabkan oleh fisik, elektrik
Memiliki lingkungan yang teratur dan dapat dikelola dengan baik
Memiliki lingkungan hidup yang stabil
Kebutuhan Akan Harga Diri
Menghargai diri sendiri
Menghargai orang lain
Diharagai oleh orang lain
Kebebasan yang mandiri
Prestise
Dikenal dan diakui
Penghargaan
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan pengenalan diri sendiri
Kebutuhan penerimaan diri sendiri
Kebutuhan kenyataan diri sendiri
Kebutuhan hubungan interpersonal yang mendalam

Kebutuhan penghargaan diri sendiri

Kebutuhan pemenuhan diri sendiri

Kebutuhan akan presesi yang sehat dan realitis
B. Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang sangat bergaul , saling beinteraksi (Koentjaraningrat,1990) . Masyarakat merupakan kesatuan-kesatuan hidup manusia, yang dalam bahasa Inggrisnya dipakai istilah Society, yang berarti kawan. Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab yang berarti ikut serta,berpartisipasi . Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan masyarakat, Perawatan melihat maasyarakat sebagai kumpulan individu dalam suatu hubungan yang saling ketergantungan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya secara terorganisir. Masyarakat merupakan suatu bentuk system sosial, dalam hubungan dengan lingkungannya,akan berusaha mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan seperti yang dikemukakan oleh Maslow maupun A.Khalish, termasuk didalamnya untuk memenuhi kebutuhan akan asuhan keperawatan dan pelayanan kesehatan . Dalam perawatan kesehatan masyarakat keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan, karena keluarga merupakan unit utama yang menjadi sasaran pelayanan,
karena
keluarga
merupakan
unit
terkecil
dari
masyarakat
atau
komuniti.Masalah kesehatan keluarga saling brkaitan terhadap anggota keluarga, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan., yang akhhirnya memberikan gambaran terhadap masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh. C. Kesehatan Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam kontinuitas tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit. Kesehatan tidak pernah constant . Menurut Parson(1972) mengatakan sehat adalah kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif, sedangkan Dubois(1978) mengatakan
bahwa kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi lingkungan . Dan menurut beberapa ahli keperawatan diantaranya Peplau H mengatakan bahwa, Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif, dan Produktif, oream E.D mengatakan bahwa kesehatan keadaan integritas individu. Pemeliharaan diri sendiri secara umum adalah dasar untuk berfungsi secara optimal. Karena lingkup dan tanggung jawab perawat kesehatan masyarakat begitu luas dalam memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat, meuntut tanggung jawab yang lebih tinggi , oleh karena itu seorang perawat kesehatan masyarakat harus menguasai teknik keperawatan , hubungan antar manusia, keterampilan berorganisasi disamping keterampilan intelektual, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah keperawatan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan . D. Keperawatan Perawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Pelayanan yang diberikan adlaah upaya untuk mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan dibidang promotif, preventif, kuratif dan rehebilitatif dengan menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan. Menurut International Council of Nurses (ICN,1973), Keperawatan adalah fungsi yang unik membantu individu yang sakit atau sehat, dengan penampilan kegiatan yang berhubungan dengan keseahatan atau penyembuhan(meninggal dengan damai), hingga individu dapat merawat kesehatannya sendiri apabila memiliki kekuatan,kemauan dan pengetahuan .
Untuk dapat melaksankan praktek keperawatan haruslah didasarkan atas sintesis dalm penerapan dari berbagai pengetahuan tentang fisiologi, psikologi, sosial budaya, perkembangan dan spiritual , serta pengetahuan-pengetahuan penunjang lainnya yang berkaitan, diantaranya : Biologi , Patofisiologi penyakit, Mikrobiologi , Farmakologi , kebutuhan Manusia , Motivasi , Komunikasi , teori belajar mengajar , pendekatan system pemecahan masalah, manajemen dan kepemimpinan, hubungan inter-pesonal dalam berhubungan dengan pasien, keluarga dan masyarakat dan semua anggota team kesehatan .dengan menguasai berbagai ilmu dan pengetahuan diatas diharapkan perawat dalam melakukan berbagai intervensi keperawatan baik ditinggkat keluarga, kelompokdan masyarakat ecara keseluruhan . (Efendi. 1998). C. PARADIGMA KEPERAWATAN Paradigma keperawatan merupakan abstrak dari cara memandang dan keyakinan yang mendasari suatu disiplin ilmu keperawatan dalam lingkup ilmu keperawatan, sehinngga pelayanan keperawatan mempunyai norma, memilki standar yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan. Fenomena ini mencakup manusia, lingkungan dan sehat. Fenomena keperawatan merupakan obyek layanan keperawatan yang didasari komponen
keperawatan
manusia,
kesehatan,
lingkunngan
dan
keperawatan.
Kesimpulannya bahwa paradigma sains keperawatan adalah cara memandang fenomena keperawatan yang terjadi berdasarkan keilmuan yang berkembang. Komponen dari paradigma keperawatan sendiri pada dasarnya ada empat seperti yang disebutkan di atas, akan tetapi perkembangannya dalam teori sangat tergantung oleh sudut pandang masing-masing teoris. Dengan begitu, pemaknaan masingmasing komponen paradigma tersebut bisa jadi berbeda sehingga penjelasan yang bisa diberikan secara umum adalah arti komponen secara lebih superfisial. Gambaran singkat mengenai komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manusia Manusia utuh adalah proses sepanjang hidup yang terus menerus berubah dan berinteraksi
dengan
lingkungan
dan
berpartisipasi
dalam
upaya
untuk
mempertahankan kesehatannya. Hal ini juga dapat diartikan bahwa manusia bertindak dan mendasarkan tindakannya pada pemikiran bahwa dirinya harus mempertahankan keseimbangan hidup dengan membuat penyesuaian dengan lingkungan maupun sebaliknya yaitu memanipulasi lingkungan untuk menciptakan keseimbangan. Dalam konteks paradigma keperawatan ini setiap manusia dalam hidupnya akan mengalami situasi di mana dia mampu memenuhi kebutuhannya, membutuhkan bantuan atau bahkan membutuhkan orang lain untuk melakukannya, dalam hal ini perawat. 2. Perawat Perawat adalah individu yang menjalani profesi keperawatan, yaitu seni dan pengetahuan dalam memandirikan maupun membantu klien sesuai dengan kondisi masing-masing personal. Sebagai sebuah profesi, perawat mendasarkan pelayanan kepada individu dan keluarga, maupun masyarakat pada ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilki seorang perawat untuk membantu manusia baik dalam keadaan sehat atau sakit. Perawat akan memberikan pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya. 3. Kesehatan Kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera jasmani maupun rohani yang bersifat dinamis pada individu di mana dalam kondisi ini setiap individu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan internal maupun eksternal. Kesehatan dapat juga diartikan sebagai hasil dari kemampuan individu
atau kelompok baik sehat maupun sakit dalam memenuhi tuntutan
kebutuhan hidup baik dengan cara menyesuaikan diri maupun dengan cara memanipulasi
lingkungan yang
berperan
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan fungsi dan perkembangan diri. Dengan begitu, karena merupakan hasil maka bisa jadi tingkat keberhasilan atau tingkat kesehatan dapat berbeda pada
setiap individu karena akan sangat dipengaruhi kondisi maupun cara memenuhi kebutuhannya. 4. Lingkungan Lingkungan dapat diartikan sebagai tempat, situasi maupun hal-hal yang berinteraksi dengan individu baik secara aktif maupun pasif. Bisa jadi baik lingkungan maupun individu akan sama-sama berpikir,menganalisa, dan membuat kesimpulan selama interaksi sesuai dengan sifat lingkungan yang mungkin saja berupa lingkungan hidup baik individu lain maupun proses berpikir dalam diri seseorang yang ikut mempengaruhi lingkungan internal seseorang. Lingkungan dapat juga diartikan sebagai kondisi terpenuhi atau tidaknya kebutuhan seseorang/klien. Ketika kebutuhan terpenuhi akan menjadi suatu lingkungan yang kondusif bagi individu untuk berfungsi secara optimal dan berlaku juga hal yang berkebalikan. (Potter dan perry.2005)
2.5 FILOSOFI DASAR SAINS KEPERAWATAN A. Filosofi keperawatan Filosofi Sains Keperawatan meliputi:
apa itu sains/ilmu , pengetahuan dan
kepercayaan serta bagaimana cara menciptakan sains/ ilmu pengetahuan. Menggunakan pendekatan
epistemologis,
filosofi
sains
keperawatan
adalah mengenai
teori
pengetahuan dalam pandangan filosofi. Dalam perspektif filosofi yang khusus harus bisa
menjawab
pertanyaan
sebagai
berikut
:
Bagaimanakah seorang
ilmuwan
mengaplikasikan ilmunya, bagaimanakah mereka menjelaskan hasilnya, dan bagaimana mereka memandang sebagai ilmu pengetahuan. Terdapat sains/ilmu, yaitu aliran Rasionalisme dan Empirisme.
dua
teori
besar
tentang
1. Rasionalisme Aliran
ini
lebih
mengutamakan
alasan
dan
penalaran
logis
dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Empirisme Aliran ini lebih mengutamakan pada keadaan sebenarnya yang terjadi berdasarkan pada pengalaman . Pada awal abad ke-20, para ahli filosofi lebihfokus pada analisa struktur teori sedangkan para ilmuwan lebih fokus pada penelitian yang sifatnya empiris. Positivisme yang diperkenalkan pertama kali pada pertengahan abad ke20 oleh Comte menjadi populer dalam perkembangan sains/ilmu pengetahuan modern. Pandangan ini menitik beratkan pada dua halyaitu riset empiris dan analisa logis dalam menciptakan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan sebutan Logical Empiris karena para
aliran
ini
mempercayai
bahwa
untuk menciptakan
ilmu
pengetahuan
dibutuhkan observasi dan eksperimen berdasarkan penalaran yang logis. Pada akhir abad ke-20, aliran “Analisa� mengganti aliran positivisme dan menjadi perspektif baru dalam ilmu pengetahuan. Schutz dalam studinya “phenomenology of the social world� berpendapat bahwa ilmuwan memahami dan pengetahuan
secara
kognitif
tidak
tahu
hal
yang
menciptakan
ilmu
ada diluar lingkungannya,
bergantung pada pengalaman hidupnya sendiri. B. Hubungan antara teori dan observasi: 1. Ilmuwan lebih bersikap pasif melihat kejadian-kejadian dalam dunia empiris, menunggu data-data tersebut ditemukan. 2. Struktur teori yang ditemukan dalam dunia empiris 3. Teori teori yang dipersyaratkan berinteraksi dengan data observasi dalam proses pencarian sebuah ilmu. Pandangan epistemologi baru, Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Brown(1977), menyimpulkan adalah sebuah mitos bila ilmu menunjukan kebenaran yang terakhir. Keterkaitan antara teori dengan
eksperimen dapatdilihat secara operasional,mereka dapat dipandang lebih sesuai sebagai
komponen
proses terbentuknya ilmu pengetahuan. Ilmu
dapat
diartikan
sebagai usaha sosial,artinya proses pencarian ilmu pengetahuan. Dengan kata lain manusia melakukan ilmu pengetahuan.Itulah kenapa ilmuan harus mengantisipasi keadaan sosial, ekonomi, politik karna akan mempengaruhinya.
BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan Paradigma keperawatan pada dasarnya meliputi : Manusia, masyarakat, kesehatan dan keperawatan. pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Pelayanan yang
diberikan adalah upaya untuk mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan dibidang promotif, preventif, kuratif dan rehebilitatif dengan menggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah keperawatan. Dan erat kaitanya dengan teori orem yang berpandangan tentang tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperwatan mandiri. Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah : 
Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.

Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.

Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
3.2 Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman tentang Sistem Termoregulasi. Dan apabila terdapat kekurangan dalam penulisan makalah kami harapkan kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA Amadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC DeLaune, Sue C., Ladner, K. Patrcia. 2002. Fundamental of Nursing: Standard and Practice 2Nd Edition. Delmar. New York Effendy,Nasrul.1998.Dasar-dasar keperawatan kesehatan masayarakat.j Jakarta:EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009 . pengantar konsep dasar keperawatan . Jakarta : salemba medika Kim, Hesook Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing Theories, Conceptual & Philosophical Foundations. Second edition. New York: Springer Publishing Company. McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge. Parker,Marilyn E. & Smith, MarlaineCappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company. Peterson,Sandra J. &Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. Potter,
Patrecia
A.,
Perry,
Anne
Griffin.
2005.
Buku
Ajar
Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 1 Ed 4. EGC. Jakarta Potter & perry.2012. fundamental of Nursing ed.7. Jakarta:EGC Smith,Mary Jane &Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York: Springer Publishing Company. Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby Company St. Louis