Laporan praktikum biokimia

Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PENCERNAAN BSN 3

Disusun Oleh:

PSIK UIN Jakarta

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji Syukur kami sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya . Tidak lupa pula sholawat dan salam kami haturkan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum biokimia, dengan tujuan untuk melaporkan hasil praktikum kami yang telah dilaksanakan seminggu yang lalu. Atas izin dan rahmat Allah SWT, akhirnya pembuatan makalah ini berjalan dengan lancar. Kami menyusun makalah ini dengan beberapa landasan teori yang kami cari dari berbagai buku. Untuk menyamakan teori dengan hasil praktikum,kami menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan serta beberapa alat untuk digunakan dalam percobaan. Dengan demikian, hasil praktikum akan dilihat persamaannya serta menegetahui perbedaan yang terjadi dari berbagai percobaan. Demikianlah sekilas tentang gambaran dalam laporan praktikum ini,apabila ada kekurangan atau perlu dikomentari,kami menyediakan kritik dan saran dengan tujuan memperbaiki kekurangan tersebut. Cukup sekian dan Terima Kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb


Daftar isi


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang : Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk dapat tetap bertahan hidup. Pada umumnya, sebagian besar mahluk hidup akan merasa lapar dan lemas apabila kekurangan makanan. Makanan yang kita konsumsi sehari-hari umunya tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh. Oleh karena itu dibutuhkan makanan harus melalui proses mekanik dan kimiawi sehingga dapat diserap oleh tubuh.(Tarwoto,2009) Pada praktik kali ini kami akan membahas mengenai enzim yang terdapat dalam sistem pencernaan, bagaimana enzim tersebut bekerja dan dimana enzim tersebut bekerja. Pada sistem pencernaan terdapat berbagai enzim antara lain amilase, lipase,dan tripsinogen. Salah satu kerja enzim tersebut adalah bekerja pada proses pencernaan mekanik dan kimiawi yang berfungsi untuk membuat makanan yang kita makan dapat dicerna menjadi partikel-partikel yang lebih kecil lagi dan bisa diabsorpsi oleh tubuh sebagai nutrisi.

Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam urin. 2. Untuk mengetahui adanya sulfat dalam liur. 3. Untuk mengetahui adanya fosfat dalam liur 4. Untuk mengetahui bahwa liur mengandung protein dibuktikan degan adanya ikatan

peptida (protein) 5. Mengetahui aktifitas enzim amilase di mulut 6. Untuk mengetahui adanya aktivitas enzim proteolitik pada getah lambung 7. Untuk mengukur kadar gula darah menggunakan alat glukosameter. 8. Untuk mengetahui kadar triasil gliserol darah


BAB II PEMBAHASAN

PRAKTIKUM 1 : A.

UJI KREATININ TEORI Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolism otot yang

dilepaskan Dari otot dengan kecepatan yang hamper konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relative konstan dalam plasma dari hari kehari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2009). Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bias digunakan untuk menilai kemampuan lajufiltrasi glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatininklirens.Selain itu tinggi rendahnya kadar kreatinin darah juga member igambaran tentang berat ringannya gangguan fungsi ginjal. Hemodialisis dilakukan pada gangguan fungsi ginjal yang berat yaitu jika kadar kreatinin lebih dari 7 mg / dl serum. Namun dianjurkan bahwa sebaiknya hemodialisis dilakukan sedini mungkin untuk memghambat progresifitas penyakit. Kreatinin adalah anhidrida dari kreatin, ia dibentuk sebagian besar dalam otot dengan pembuangan air dari keratin fosfat secara takreversi bel dan non enzimatik. Kreatinin bebas terdapat dalam darah dan urin.Pembentukan kreatinin rupanya adalah langkah permulaan yang diperlukan untuk ekskresi sebagian besar kreatinin.


Tujuan: Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam urin. Dasar: Kreatinin bereaksi dengan asam pikrat dalam larutan alkalis membentuk tautomer keratin

pikrat yang berwarna merah. Bahan: •

Urin 24 jam, standar kreatinin dan aquades (sampel)

NaOH 10%

Asam pikrat jenuh

Standar kreatinin (1mg/ml)

Tugas:

1 ml sampel + 20 ml asampikrat + 1,5 ml NaOH 10% → dibaca pada spektofotometri Perhitungan:

Kadar kreatinin= (Ru-Rb/Rs-Rb) x1x (ml urin 24 jam/1) x (1/1000) Keterangan: •

Rs= Absorban standar

Ru = Absorban sampel

Rb = Absorban blanko

Hasil pengamatan Sampel Asorban

Urin 24 jam Urin 1 0,080

Hasil perhitungan

Standarkreatinin

Blanko

0,012

0,038

Urin 2 0,103

Urin 1 : (0,080-0,038/0,012-0,038) x1 (1ml/1) x1/1000 = -21/13.10-3


Urin 2 : (0,013-0,038/0,012-0,038) x1 (1ml/1) x1/1000 = 69/28.10-3

Kesimpulan

Kadar kreatinin dalam urin 1 adalah-21/13.10-3mg/dl Kadar kreatinin dalam urin 2adalah69/28.10-3mg/dl

PRAKTIKUM 2 : Liur A. Uji Sulfat Tujuan: untuk mengetahui adanya sulfat dalam liur Dasar: Ion sulfat dalam suasana asam dapat diendapkan oleh barium Ba2+ + SO42- -------------

BaSO4 (mengendap)

Uji sulfat dalam pengujian kadar sulfat dalam saliva ini, kami mencampurkan 1 mL air liur yang sudah diencerkan dengan HCL tujuannya untuk mengasamkan air liur tersebut lalu ditambahkan BaCl 2. Belerang organik merupakan bagian terbesar dari belerang yang teroksidasi (85-90 %) dan berasal terutama dari metabolisme protein. Maka akan terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya belerang anorganik, reaksi yang terjadi adalah : BaCl 2 + SO42- → BaSO4 + 2Cl⠝ Pada uji presipitasi, pada saat air liur ditambahkan dengan asam asetat encer membentuk endapan putih, air liur disini mengandung enzim amilase, amylase yang direaksikan dengan asam asetat encer akan membentuk endapan putih, asam asetat encer mempunyai kemampuan mengikat air dari gugus pengikatair, sehingga kelarutan amilum akan berkurang dan akan mengendap. Bahan:

Liur dan aquades HCl encer BaCl2 2%

Tugas: 1 mL liur + 3-5 HCl + 5-10 tetes BaCl2

(+) endapan putih (BaSO4)


Hasil Pengamatan : Sampel

Liur

Aquades

Hasil

+ (ada endapan putih)

-

Kesimpulan : Uji sulfat yang dilakukan pada air liur menghasilkan reaksi positif yakni menjadikan larutan yang semula tak berwarna menjadi putih keruh. Hal ini terjadi setelah air liur ditambahkan HCl encer yang berfungsi mengikat sulfat yang terkandung di dalam air liur. Reaksi positif yang ditimbulkan ini menunjukkan air liur mengandung mineral sulfat, sedangkan aquades tidak, karena tidak terbentuk endapan putih.

B. Uji Fosfat

Tujuan : Untuk mengetahui adanya fosfat dalam liur Dasar teori

: Uji fosfat merupakan uji untuk mengetahui adanya ion fosfat pada suatu larutan.

Fosfat bereaksi dengan asam molibdat membentuk asam fosfomolibdat, yang dapat direduksi sehingga memberikan warna biru tua (ortofosfat) Bahan : *

Liur dan akuades sebagai sampel 0,5 mL

*

Larutan urea 10% 0,5 mL

*

Pereaksi molibdat special 5mL

*

FeSO4 spesial

Cara kerja

:


Uji fosfat pada air liur yaitu dengan menambahkan urea 10% sehingga larutan berwarna jernih kemudian ditambah dengan reagen molibdat dan didapat larutan menjadi kuning keruh. Langkah selanjutnya menambah FeSO4 Penambahan FeSO4 ini bertujuan untuk membentuk kompleks.

Hasil Pengamatan

:

Sampel

Liur

Akuades

Hasil

Bewarna Biru

Tidak bewarna biru

(+)

(-)

Kesimpulan : Dari hasil percobaan Uji fosfat, hasil yang ditunjukkan pada sampel liur adalah positif yakni terbentuknya endapan, memberikan warna biru(ortofosfat). Hal ini membuktikan air liur mengandung mineral fosfat.PO4 + asam molibdat →asam fosfomolibdat + FeSO 4 → ortofosfa

C. Uji Enzim Liur Kwalitatif (Biuret) Tujuan :

Untuk mengetahui bahwa liur mengandung protein dibuktikan degan adanya ikatan peptida (protein) Dasar Teori :

Komposisi saliva terdiri atas 99,3% air, 0,7% zat padat (solid) yaitu 0,5 % organik (0,4% mucin, albumin, globulin dan 0,1% terdiri dari urea,asam urat,kolestero dan vitamin,0,2% zat anorganik (Ca+,Cl-,HCO3-,K-SCN),zat-zat mikroskopik (sel epitel,leukosit, bakteri), saliva normal tidak mengandung glukosa dan Ph 6-7,9. Stimulasi sekresi saliva melalui stimulasi saraf simpatis (menciun bau dan melihat makanan), adanya makanan/zat dalam mulut, rasa asam/phit (makanan yang ditolak dan mucin.


Reaksi kolorimetri untuk penetapan kualitatif dan kuantitatif protein, yang didasarkan pada di hasilkannya warna ungu jika biuret,peptida,protein,ataupun senyawa terkait diolah dengan tembaga sulfat dalam suatu larutan basa. Jika larutan protein encer yang dibuat basa dengn larutan natrium hidroksida ditambah dengan beberapa tetes larutan tembaga sulfat encer, larutan tersebut akan terbentuk sama dengan warna senyawa biuret bila ditambah larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat. Warna merah muda atau merah jambu terbentuk atau merah jambu terbentuk apabila larutan protein yang diselidiki mempunyai molekul yang kecil, misalnya proteosa dan pepton. Warna violet terbentuk apabila larutsn protein yang diselidiki mempunyai molekul yang besar, misalnya gelatin. Reaksi biuret positif untuk semua jenis protein dan hasil-hasil antara hidrolisisnya jika masih mempunyai dua atau lebih ikatan peptida, dan negatif untuk asam amino. Reaksi biuret positif terhadap adanya minimal 2 ikatan peptida. Pereaksi biuret (larutan CuSO4 alkalis) terdiri atas larutan NaOH dan larutan CuSO4. Cu pada larutan alkalisis bereaksi dengan protein membentuk suatu senyawa antara CU2+ dengan gugus CO dan NH pada ikatan peptida. Senyawa inilah yang memberi warna lembayung. Bahan : Liur,albumin dan aquades (sampel)

NaOH 10% CuSO4 1% Tugas :

2 mL sampel + 2 mL NaOH 10% +1-10 tetes CuSO4 1%

(+)lembayung

Hasil Pengamatan :

Sampel

Liur

Albumin

Blanko

Hasil

Positif (+)

Positif(+)

Negatif(-)

Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan liur,albumin, dan blanko (aquades) hasilnya liur dan albumin positif berwarna menjadi lembayung karena


mengandung ikatan peptida, Sedangkan blanko hasilnya negatif karena tidak mengandung ikatan peptida.

D. Uji Klorida Tujuan: Mengetahui ada tidaknya klorida dalam liur. Dasar: Ion klorida dalam suasana asam dapat diendapkan oleh Ag (perak). Endapan AgCl menunjukkan adanya klorida. Bahan: liur dan aquades (sampel) Asam nitrat Perak nitrat Tugas: 1 ml sampel + 3-5 tetes asam nitrat + 5-10 tetes perak nitrat

(+) endapan putih AgCl

Hasil pengamatan: Sampel

Liur

aquades

Hasil

(+) ada endapan putih

(-) tidak ada endapan

Kesimpulan: liur mengandung klorida ditandai dengan adanya endapan putih AgCl, sedangkan aquades tidak mengandung klorida karena tidak ada endapan putih AgCl.


PRAKTIKUM 3: Enzim Pencernaan A. Uji Amilase tujuan

: mengetahui aktifitas enzim amilase di mulut

dasar teori

:

amilase (diastase) adalah enzim pencernaan yang bekerja ekstrasel untuk memecah kanji kelompok karbohidrat yang lebih kecil dan akhirnya menjadi monosakarida. sember utama amilase adalah kelenjar liur dan pankras. amilase saliva disekresi melalio duktus salivarius. sekresi eksokrin pankreas meliputi enzim - enzim pencernaan seperti amilase, lipase, tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, deoksiribonuklease, dan ribonuklease memlaui duktus pankreatikus setelah adanya rangsangan pankreozimin (kolesistokinin) dan masuknya ke duodenum. air liur mengandung enzim ptialin ( suatu alfa amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis didalam mulut). enzim ini menghidrolisis pati (salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa. makanan yang berada dalam mulut tak lebih dari 3 - 5 % dari pati telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan. ptialin dapat bekerja terus selama satu jam setelah makanan memasuki lambung, yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung. selanjutnya, aktivitas ptialin dari air liur dihambat oleh zat asam yang disekresikan oleh lambung karena enzim amilase yang tak aktif saat pH turun dibawah 4,0. Setelah makanan (kimus) meningggalkan lambung dan masuk ke duodenum, kimus tersebut bercampur dengan getah pankreas. pati yang belum dipecah akan dicerna amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas yang mengadung alfa amilase yang memiliki fungsi yang sama pada liur. namun pati pada umumnya hampir sepenuhnya diubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya sebelum melewati lambung. ada dua jenis isoenzim amilase, yaitu: a. Tipe S (saliva) : 45 - 70%. peningkatan dapat terjadi karena tumor ovarium atau tumor

bronkogenik. b. Tipe P (pankreas) : 30 - 55%. dapat meningkat pada pankreatitis akut.

pengukuran amilase dapat dilakukan pada serum atau urin.kadar ilase urin erguna dalam menentukan nilai normal atau meningkatnya serum, terutama bila klien memiliki gejala pankreatitis. amilase urin dapat bertahan tinggi selama lebih dari 2 minggu setelah


pankreatitis akut. normal kandungan amilase pada serum :60 - 160 Somogyi U/dL, 25-125 U/L (unit SI) kadungan normal amilase pada urin

: 4 - 37 U/L 2 jam

bahan : *

liur dan akuades sebagai sampel

*

pati

*

pereaksi iodium

*

pereaksi benedict

cara kerja

:

1 mL liur + 1 mL pati -> diamkan selama 30 menit -> tambahkan 1 tetes iodium -> kuning (+) mengandung maltosa 1 mL akuades + 1 mL pati -> diamkan selama 30 menit -> tambahkan 1 tetes iodium -> biru (-) mengandung maltosa hasil pengamatan

:

Sampel

Amylase

Akuades

Hasil

Larutan berubah jadi warna kuning (+)

Larutan berwarna biru (-)

Kesimpulan

Liur mengandung amylase karena setelah diuji larutan berubah warna menjadi warna kuning. Sedangkan akuades setelah diberi larutan pati dan iodium larutan berubah warna dari bening menjadi warna biru. Hal ini menandakan akuades tidak mengandung amylase

B. Proteolitik Pepsin Tujuan: untuk mengetahui adanya aktivitas enzim proteolitik pada getah lambung


Dasar: pepsin akan rusak bila dipanaskan dengan suhu tinggi Bahan: -

pepsin tanpa dipanaskan

-

pepsin dipanaskan dalam penangas 37oC

-

HCl 0,4%

Tugas:

3mL sampel + 3 mL HCl 0,4% + sedikit protein → dipanaskan dalam penangas 37 oC selama 30 menit → catat terbentuknya perubahan Sampel Hasil Kesimpulan

Pepsin tanpa pemanasan Jernih

Pepsin pemanasan 37oC Keruh

Dasar pemikiran:

Pepsin berfungsi sebagai enzim proteolitik aktif dalam medium yang sangat asam (pH optimal 1,8-3,5) tetapi >pH 5, pepsin hamper tidak mempunyai aktivitas proteolitik dan menjadi tidak aktif dalam waktu yang singkat.

PRAKTIKUM 4 : Darah Pemeriksaan Gula Darah Tujuan praktikum:Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kadar gula darah menggunakan alat glukosameter. Metode pemeriksaan ini sangat mudah, murah, dan hasil yang didapatkan cukup valid untuk menilai kadar gula di dalam darah. Biasanya metode ini dipakai sebagai skrining atau monitoring kadar gula darah pasien Diabetes Melitus. Alat dan Bahan: -

Glukosameter


-

Lancet

-

Kapas alcohol

-

Darahperifer

Cara kerja: 1. Lakukan tindakan aseptic pada ujung jari yang akan diambil darahnya menggunakan kapas alcohol. 2. Tusukkan lancet pada ujung jari, dan teteskan darah perifer ke strip. 3. Tunggu beberapa detik dan baca hasilnya pada layar glukosameter. 4. Kadar normal glukosa darah adalah 70-120 mg/dL. Hasil Nama: MunaMushofa GulaDarah: 86 mg/dL. (Normal) Keterangan Kadar Gula Darah pada pasien diatas masih dalam keadaan normal < 120 mg/dL

Teori A. Glukosa Darah

Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. (Joyce LeeFever, 2007 ). Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energy alternative juga dapat berasal dari metabolism asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa,dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berubah yang apabila dibiarkan menumpuk, sehingga kadar glukosa didalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam


rentang 7 sampai 110mg/dl dalam keadaan puasa. (Ronald A. SacherRichard A. McPherson, 2004). Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa,secara normal kadar glukosa darah akan meningkat, namun tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormone ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan mekanisme regulatori kini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah,menandakan terjadinya gangguan homeostatis dan sudah semestinya mendorong tenaga analis kesehatan melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya. (Ronald A.Sacher,Richard A. McPherson, 2004). B. Metabolisme Metabolisme merupakan segala proses reaksikimia yang terjadi didalam makhluk hidup.

Proses yang lengkap dan komplit sangat terkoordinatif melibatkan banyak enzim di dalamnya, sehingga terjadi pertukaran bahan dan energi. Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang mempengaruhi kadar gula darah, yaitu : 1. Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar intake makanan sehari-hari, dan sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Fungsi dari karbohidrat dalam metabolism adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energy untuk proses-proses metabolism lainnya.(William F. Ganong, 1995).Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimer-polimer hexosa, dan yang penting adalah glukosa, laktosa, fruktosa dan galaktosa.Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer.Hasil yang

utama dari metabolism karbohidrat yang terdapat dalam darah adalah glukosa.

(William F. Ganong, 1995).Glukosa yang dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami fosforilasi membentuk glukosa-6-fosfat, yang dibantu oleh enzim hexokinase, sebagai katalisator. Hati memiliki enzim yang disebut glukokinase, yang lebih spesifik terhadap glukosa, dan seperti halnya hexokinase, akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurang pada saat kelaparan dan diabetes. Glukosa-6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen, sebagai bentuk glukosa yang dapat disimpan,terdapat dalam hamper semua jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan otot rangka. (William F. Ganong, 1995)


2. Metabolisme gula darah

Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran darah masuk kehati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah kedalam sel tubuh yang memerlukannya.Kadar gula dalam tubuh dikendalikan oleh suatu hormone yaitu hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat.Bila kadar gula darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah akan keluar bersama urin

(glukosuria).(Depkes RI, 1999). C.

Absorbsi gula darah

Tubuh setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula akan melakukan proses pencernaan,dan absorbs akan berlangsung terutama didalam duodenum dan jejunum proksimal, setelah absorbs akan terjadi peningkatan kadargula darah untuks ementara waktu dan akhirnya kembali pada kadar semula baseline. (Sylvia Anderson Price, 1996). Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam. Kecepatan absorbs gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dapat ditentukan dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).( Sylvia Anderson Price, 1996).

D.

Glikolisis

Glikolisis adaah proses penguraian molekul glukosa yang memiliki enam atom karbon, secara enzimatik untuk menghasilkan dua molekul piruvat yang memiliki tiga atom karbon. Glikolisis dapat terjadi di luar tubuh setelah sampel darah dikeluarkan dari dalam tubuh, bila tanpa zat penghambat glikolisis maka komponen yang ada dalam sampel darah sepert ieritrosit, lekosit, dan juga kontaminasi bakteri dapat menyebabkankan glukosa darah menurun. Glikolisis juga dapat terjadi karena pengaruh suhu dan lama penyimpanan.( Henry, 1989 ).


UJI TRIASIL GLISEROL DARAH Tujuan praktikum: Untuk mengetahui kadar triasil gliserol darah Prinsip praktikum: Pengukuran kadar triasil gliserol dengan bantuan enzim hidrolisis yaitu lipase. Bila terjadi reaksi hidrolisis tersebut dapat terdeteksi dengan indicator terbentuk quinonemina oleh katalis enzim hydrogen peroksidase dari senyawa 4-amino antipyrin dan 4-klorofenol. Triasilgliserol

gliserol + asam lemak

Lipase Gliserol kinase Gliserol + ATP

Gliserol-3-fosfatr + ADP

Gliserol-3-fosfat oxidase Gliserol-3-fosfat + O2

dihidroasi hidro aseton fosfat + H2O2

H2O2 + senyawa-4-aminoantipyrin + 4-klorofenol HidrogenPeroksidase

Alat dan Bahan: Alat: -

Tabung Reaksi Kecil/ tabung mikro

-

Tabung sentry fugasi

-

Sentri fugasi

-

Spektro fotometer

-

Kuvet

-

Mikro pipet

quinoneminaHCl + H 2O


-

Vakumtener (tabung EDTA)

-

Spuit

Bahan: -

Serum darah

-

Kit triasilgliserol (R1: Pepes buffer, 4-chlorophenol. 4-aminoantypirin, magnesium ions, ATP, Lipase, peroksidase, gliserilkinase, gliserol-3-fosfat oxidase)

-

Standartriasilgliserida 200 mg/dLatau 2,28 mmol/L

Cara Kerja: 1. 3 mL darah disentri fugasi, kemudian diambil serumnya 2. Siapkan 3 buah tabung mikro 3. Tabung pertama berisi akuades sebagai blanko, tabung kedua berisi serum dan tabung ketiga standar triasilgliserol masing-masing sebanyak 10 uL 4. Tambahkan ketiga tabung dengan 1000 uLreagen R1 5. Inkubasi pada suhu ruangan selama 10 menit 6. Lalu baca pada panjang gelombang 500 nm dengan menggunakan spektrofotometer 7. Hitung kadar triasilgliserol Kadar triasilgliserol darah

8. Kadar Normal : < 165 mg/dL

Hasil: Diketahui Rb = blankoďƒ 0,00 Blankoreagenďƒ 0,200

menggunakan rumus: Ru- Rb Rs - Rb

=

x kadar standar


Rs = 0,674 Ru = 0,213 Hasil perhitungan = 200

= 200

Sampel Standar

x

0,213 0,674

x

= 200 x 0,316 = 63,20 mg/dL Kesimpulan: Karena hasil uji menghasilkan 63,20 mg/dL kadar triasilgliserol darah ( < 165 mg/dL ) maka ini merupakan kondisi normal.


BAB III KESIMPULAN 1. Uji sulfat yang dilakukan pada air liur menghasilkan reaksi positif yakni menjadikan larutan yang semula tak berwarna menjadi putih keruh. Hal ini terjadi setelah air liur ditambahkan HCl encer yang berfungsi mengikat sulfat yang terkandung di dalam air liur. Reaksi positif yang ditimbulkan ini menunjukkan air liur mengandung mineral sulfat, sedangkan aquades tidak, karena tidak terbentuk endapan putih. 2. Dari hasil percobaan Uji fosfat, hasil yang ditunjukkan pada sampel liur adalah positif

yakni terbentuknya endapan, memberikan warna biru(ortofosfat). Hal ini membuktikan air liur mengandung mineral fosfat.PO4 + asam molibdat →asam fosfomolibdat + FeSO 4 → ortofosfa 3. Setelah melakukan pengamatan liur,albumin, dan blanko (aquades) hasilnya liur dan

albumin positif berwarna menjadi lembayung karena mengandung ikatan peptida, Sedangkan blanko hasilnya negatif karena tidak mengandung ikatan peptida. 4. liur mengandung klorida ditandai dengan adanya endapan putih AgCl, sedangkan aquades tidak mengandung klorida karena tidak ada endapan putih AgCl 5. Liur mengandung amylase karena setelah diuji larutan berubah warna menjadi warna kuning. Sedangkan akuades setelah diberi larutan pati dan iodium larutan berubah warna dari bening menjadi warna biru. Hal ini menandakan akuades tidak mengandung amylase 6. Karena hasil uji menghasilkan 63,20 mg/dL kadar triasilgliserol darah ( < 165 mg/dL ) maka ini merupakan kondisi normal.


Lampiran-lampiran


DaftarPustaka William F, Ganong. 1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi14. Jakarta: EGC John Bernand Henry, M.D. 1989.Clinical Diagnosis and Management. Philadelphia London-Toronto: W.B.Saunders Company Sylvia Anderson Prince& Lorraine McCartyWilson. 1996. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Buku 2 Edisi4. Jakarta: EGC Lee, Joyce le Fever. 2007. Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic. Joyce le Fever Kee: alih bahasa, Sari Kurnia ningsih( et al ); editor edisi. Bahasa Indonesia, Ramona P. Kapoh. Ed.6. Jakarta: EGC Ronald A. Sacher Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Ed 11. Jakarta: EGC Sumardjo,Damin.2009. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Starta I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC Wulandari,Endah.2010. Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran. Jakarta: Lembaga Penilitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kee, Joyce LeFever. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan


Implikasi Keperawatan. Jakarta: EGC Sacher, Ronald A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan laboratorium. jakarta: EGC


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.