Makalah komunikasi

Page 1

MAKALAH FUNDAMENTAL KEPERAWATAN 2 “KOMUNIKASI KEPERAWATAN”

Disusun oleh: PSIK 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKART SEPTEMBER 2015 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa, karena berkat nikmat sehat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunikasi dalam Keperawatan � dengan semaksimal mungkin.

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah FUNDAMENTAL OF NURSING II. Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai tentang pengertian,bentuk / model, tahapan, factor yang mempengaruhi, media komunikasi dan komunikasi terapeutik dari tujuan, fungsi , manfaat, karakteristik dan juga tehnik komunikasi terapeutik serta aspek keislaman dalam berkomunikasi, hubungan perawat-klien, perawat dengan teman sejawat serta perawat dengan tenaga kesehatan lainnya .

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Mohon maaf apabila di dalam makalah ini terdapat kesalahan, semoga ini berguna bagi kita semua.

Ciputat, 27 September 2014 2


Penulis

3


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekarang ini komunikasi secara mutlak merupakan bagian penting dan integral dari kehidupan kita tidak terkecuali bagi seorang perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain . Komunikasi adalah hal pertama yang harus dilakukan perawat kepada klien. Komunikasi itu sendiri harus memiliki elemen sebagai prosesaktif antar pengirim dan penerima seperti referen, pengirim, pesan yang kirim pengirim, saluran atau media yang digunakansebagai alat pengirim pesan, penerima pesan tersebut dan respon dari si pengirim. Bentuk komunikasi individu yang mengirimkan dengan bentuk-bentuk verbal yang saling bersinggungan ketika terjadi interaksi interpersonal. Pada waktu kita bicara, kita mengekspreikan diri kita melalui gerakan, nada dan suara. Cara-cara ini dapat membantu kita dalam menyampaikan pesan yang samaatau berbeda kepada si penerima pesan. Bukan hanya itu aja, disini juga memberikan teknik komunikasi terapeutik, tahapan komunikasi terapeutik, faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik dan faktor yang menghambat komunikasi terapeutik. Jadi, kita lebih bisa menjelaskan kepada klien secara ringkas agar klien bisa memahami hal yang kita jelaskan. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif

dalam

memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.

A. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian komunikasi secara umum dan komunikasi terapeutik? 2. Apa tujuan dan fungsi komunikasi secara umum dan terapeutik ? 3. Apa saja karateristik komunikasi terapeutik ?

4


4. Bagaimana teknik komunikasi terapeutik? 5. Bagaimana tahapan komunikasi terapeutik ? 6. Bagaimana agar komunikasi dapat di anggap sebagai jenis komunikasi yang efektif ? 7. Apa Faktor yang mempengaruhi komunikasi ? 8. Hubungan klien-perawat-dokter atau tenaga medis ? 9. Apa aspek keislaman dalam komunikasi ?

B. Tujuan 1. Mengetahui pengertian komunikasi secara umum dan terapeutik 2. Mengetahui tujuan dan fungsi komunikasi umum dan komunikasi terapeutik 3. Mengetahui saja karateristik, prinsip, teknik dan tahapan komunikasi terapeutik 4. Mengetahui perbedaan aantara komunikasi terapeutik dan komunikasi social 5. Mengetahui factor atau Hal yang mempengaruhi komunikasi 6. Mengetahui komunikasi itu dikatakan komunikasi efektif 7. Mengetahui aspek keislaman tentang komunikasi

5


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi Definisi komunikasi dari para pakar: a. Menurut

Laswella, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa,

mengatakan apa, dengan cara apa, kepda siapa, dengan efek apa. b. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atu

komunikator mengoperkan stimulus biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkh lwku orwng lin. c. Menurut Theodorson dan Thedorson, komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-

ide sebagai sikap atu emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. d. Menurut Edwin Emery, komunikasi adalah seni menyampikan informasi, ide-ide dan

sikap kepada orang lain. e. Delton E, Mc Farland, komunikasi adalah suatu proses interasi yang mempunyai arti

antara sesama manusia.

6


f.

Menurut William Albig, komunikasi adalah proses sosial, dalam arto pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pemgaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.

g. Menurut Charles H. Cooley, komunikasi adalah suatu mekanisme suatu hubungan

antarmanusia dilakukan dengan menartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu. h. Menurut A. Winnet, komunikasi adalah proses pengalihan suatu maksud dari sumber

aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memundahkan peralihan maksud tersebut. i.

Menurut Karlfried Knapp, komunikasi adalah interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung/tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual).

Definisi Komunikasi secara etimologis, termonologis dan paradigmatis a. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’ yng

bersumber dari kata ‘comminis ysng artinya sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasiksn. b. Secara termonologis, komunikasi berati proses penyampaian suatu pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain. c. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen

toleransi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.

B. Fungsi Komunikasi

7


Komunikasi sangst penting dilakukan demi tercapainya kebahagiaan hidup manusia. Johnson (1981) memperlihatkan 4 fungsi dan juga peranan komunikasi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yaitu: a. Komunikasi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. b. Membentuk identitas atau jati diri melalui komunikasi dengan orang lain c. Dengan komunikasi yang benar, akan mampu memahami kenyataan yang ada di

sekeliling kita d. Komunikasi mempunyai peransebagai sarana pembentukan kesehatan mental

Langkah-langkah dalam proses Komunikasi adalah sebagai berikut: a. Ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator b. Ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan menjadi lambang-lambang

komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan c. Pesan yang sudah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media

yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada komunikan d. Penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan perdepsinya untuk mengartikan

maksud pesan tersebut e. Apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akan mengirim kembali

pesan tersebut ke komunikator Elemen-elemen Komunikasi Harold D. Laswell memperkenalkan 5 elemen-elemen komunikasi untuk terjadinya proses komunikasi, yaitu: a. Who, yakni berkenaan dengan siapa yang menyatakan (referen). b. Says what, yakni berkenaan dengan menyatakan apa (pengirim). 8


c. In which channel, yakni berkenaan dengan saluran apa (pesan). d. To whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa (saluran). e. With what effect, yakni berkenaan dengan pengaruh apa (respon).

Sumber : Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Management Komunikasi. Yogjakarta: Media Pressindo Arwani. 2003. Kmunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperaawatan. Jakarta: EGC

C. Pengertian Komunikasi Terapeutik Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal (stuart,G,.W,.1998 ). Karena bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam keperawatan di sebut dengan komunikasi terapeutik. Stuart juga mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. Keltner, schwecke dan bostrom,1991 mengatakan Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien. Sedangkan norhouse (1998,hal12) menyatakan bahwa “ komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau ketrampilan perawat untuk membantu beradaptasi

tehadap stress,

mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi agar klien dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

9


D. Fungsi Komunikasi Terapeutik Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dan klien. Perawat berusaha mengungkap perasaan,mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mngevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan. Komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku klien dan membantu klien mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap keperawatan. Sedangkan pada tahap refentiv kegunaannya adalah mencegah adanya tindakan yang negative terhadap ketahanan diri klien (Purwanto, 1994).

E. Tujuan Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi: 1. Realisasi diri penerimaan dan peningkatan penghormatan diri

Melalui komunikasi terapeutik diharapkan klien yang tadinya tidak bisa menerima diri apa adanya atau merasa rendah diri, setelah berkomunikasi dengan perawat dapat menerima diri apa adanya. Contoh : seorang wanita yang mengalami kanker payudara sehingga payudaranya harus diangkat (mastektomi) biasanya akan mengalami gangguan gambaran diri,gangguan harga diri, merasa dirinya tidak berarti dimata suaminya sehingga mungkin akan membenci dirinya dan pada akhirnya merasa putus asa dan depresi. Dengan melakukan komunikasi tarapeutik dengan klien tentang penyakitnya, dirinya dan masa depannya sehingga klien dapat menerima diri apa adanya. 2. Meningkatkan kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superficial dan

saling bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima klien apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan kemampuan klien dalam membina hubungan saling percaya.

10


3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan

yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Misalnya seorang yang baru mengalami amputasi kaki karena kecelakaan mengatakan akan tetap bekerja menjadi satpam ini peran perawat adalah membimbing klien dalam membuat tujuan yang realistis dan meningkatkan kemampuan klien memenuhi kebutuhan dirinya. 4. Meningkatkan kejelasan identitas personal dan peningkatan integritas diri, identitas

personal disini termasuk status, peran,dan jenis kelamin. Klien yang mengalami gangguan indentitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas.

F. Bentuk Komunikasi Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk: 1. Bentuk komunikasi berdasarkan a. Komunikasi langsung

Kominikasi langsung tanpa menggunakan alat. Komunikasi berbentuk kata_akata, gerakan-gerakan yang berarti khusu dan penggunaan isyarat, misanya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.

A

B

b. Komunikasi tidak langsung

11


Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalanya menggunakan radio, buku, dll.

2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran a. Komunikasi massa

komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar dan umumny tidak dikenal. b. Kominikasi kelompok

Komunikasi yang sasarannya sekelmpok orang yang umumnya dpat dihitung dan dikenal dan meupakan komunikasi langsung dan timbal balik.

Perawat

Pengunjung

3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan a. Komunikasi satu arah

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya misalnya radio. A

B

b. Komunikasi timbal balik

Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik.

12


Tingkatan komunikasi 1. Komunikasi Intrapersonal

Bentuk komunikasi yang memiliki kekuatan yang terjadi dalam diri individu. Tingkat komunikasi ini disebut juga self-talk, self-verbalization dan inner thought (Balzer Riley, 2000). Pikiran menggunakan persepsi, tingkah laku dan onsep diri seseorang secara kuat. Komunikasi intrapersonal menciptakan seperangkat kondisi melalui pengalaman hidupnya. 2. Komunikasi Interpersonal

Interaksi satu lawan satu antara perawat dan orang lain yang sering terjadi secara face to face. Tingkat ini merupakan komunikasi yang paling sering digunakan dalam situasi keperawatan. 3. Komunikasi Transpersonal

Interaksi terjadi dalam domain spiripual seseorang. Menurut Krebs, 2001 kemajuan terbesar datang dari pemahaman terdalam kita mengenai apa artinya menjadi makhluk hidup, makhluk spiritual.

G. Komponen Komunikasi Elemen atau unsur dapat disebutkan juga bagian atau komponen. 1. Pengirim (sender)

Orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada sesorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksud. 2. Pesan (messages)

13


Informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dpat verbal atau non verbal dan bahsa simbolis. Pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. 3. Media (channels)

Cara atau alat yang digunakan untuk mengirim atau menerima pesan seperti indra penglihatan (visual), pendengaran (auditory), san sentuhan (tactile). Semakin banyak media yang digunakan oleh pengirim untuk mengirim pesan, semakin jelas pesan diterima. 4. Penerima pesan (receiver)

Orang yang dapat memahami pesan dari pengirim meskipun dalam bentuk kode/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim 5. Stimulus (referent)

Rangsangan yang dapat memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Stimulus ini dapat berupa objek, benda, situasi, pengalaman, emosi, ide-ide dan aktivitas. 6. Umpan balik (feedback)

Isyarat atau tanggapan uang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun non verbal.

H. Proses Komunikasi 1. Komunkasi Verbal

Meliputi kata-kata yang diucapkan maupun yang tertulis. a. Vocabulary (pembendaharaan kata-kata) b. Racing (keceptan) c. Intonasi suara d. Humor 14


e. Singkat dan jelas f.

Timing (waktu dan tepat)

2. Komunikasi non Verbal a. Ekspresi wajah b. Kontak mata c. Sentuhan d. Postur tubuh dan gaya berjalan e. Sound (suara) f.

Gerak isyarat

Gangguan

Balikan

Penerima pesan

Pengiriman pesan

Simbol/isyarat

Gangguan

Media (saluran)

Mengartikan kode/pesan 15


Damiati, Nia & Denita Agus. 2006. Modul Komunikasi Keperawatan. Jakarta: UIN Jakarta Press

I. Tehnik komunikasi efektif terapeutik Ada beberapa tehnik komunikasi efektif yang dapat digunakan untuk membangun keterampilan komunikasi terapeutik yaitu: 1. Keterampilan melakukan percakapan (Conversation Skill)

Conversation adalah proses interaksi sosial, dimana terjadi pertukaran komunikasi verbal. Keterampilan conversation antara lain: a. Kontrol nada suara

Kontrol nada membuat klien mengerti apa yang diucapkan nada suara perawat menunjukkan ketertarikan terhadap pembicaraan, peneriman kepada klien. b. Memahami topik pembicaraan

Perawat familiar dengan topik, memiliki informasi yang cukup sebelum berdiskusi dengan klien. c. Fleksibel

Perawat mempelajari setiap topik yang ingin dan mungkin dibicarakan klien, ketika klien berubah topik, perawat bisa mengikuti, tetapi tetap focusing pada topik utama. d. Jelas, ringkas dan padat berisi

Hal ini memudahkan klien menerima informasi. e. Hindari kata-kata yang dapat diinterpretasikan berbeda

Kata yang sama dapat memberikan arti yang berbeda, seperti kata: “cinta, benci..� 2. Keterampilan mendengar (Listening Skill) 16


Listening adalah keterampilan mendengar dan interpretasi apa yang diucapkan seseorang. Perlu perhatian, konsentrasi dan validasi. Keterampilan listening antara lain: -

Duduk berhadapan dengan klien, tidak menyilang kaki atau tangan

-

Relaks

-

Pertahankan kontak mata

-

Perhatikan sikap tubuh dan ekspresi wajah

-

Berikan respon yang sesuai kepada klien

-

Jangan berpura-pura mendengar

-

Dengarkan setiap topik yang dibicarakan klien

-

Ciptakan kondisi yang alami, hindari suara yang berlebihan

3. Diam (Silence)

Diam diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk berpikir, menyusun ide, sebelum melanjutkan pembicaraan. Pada saat diam, perawat dapat mengobservasi klien. Hal-hal yang dapat dilihat pada periode “diam�: -

Klien menunjukkan rasa nyaman dalam hubungan perawat klien

-

Klien ungkin menunjukkan kemampuan kopingnya tanpa bantuan perawat

-

Klien mungkin menggali perasaannya, membutuhkan waktu berpikir

-

Klien mungkin takut, dan menggunakan “diam� untuk menghindari perawat

4. Sentuhan (Touch)

Sentuhan merupakan bentuk komunikasi non verbal yang bersifat personal, spontan, dapat menyampaikan beberapa pesan: cinta, dukungan, perhatian, emosi. 17


-

Perawat melakukan “sentuhan� pada saat implementasi pada klien: sentuhan terapeutik

-

Waspada terhadap penggunaan sentuhan

-

Sentuhan harus dapat dipahami dan diterima dengan jelas

5. Humor -

Woosten (1993) mencatat: tawa membantu melepaskan ketegangan yang berhubungan dengan stres dan sakit

-

Beare dan Miyers (1994): humor dapat meningkatkan perasaan sehat, mengurangi kecemasan dan meningkatkan toleransi rasa sakit

-

Perawat harus tepat dan situasi sesuai dalam menggunakan tehnik ini

Damiati, Nia & Agus, Yenita. 2006. Modul Komunikasi Keperawatan. Jakarta: UIN Jakarta Press

TEKNIK

PENGERTIAN

Diam

Tenang,

tidak

CONTOH melakukan Duduk atau berjalan bersama

pembicaraan selama beberapa klien dengan tenang sambil detik atau menit.

menunggu

klien

menyampaikan pikiran dan perasaannya. Mendengar

Proses informasi

aktif dan

penerimaan Oh... ya... penelaahan

reaksi seseorang terhadap pesan

mmm... eh...

yang diterima.

18


Meghadirkan

Menggunakan pernyataan atau “Mungkin ada yang ingin

topik

pertanyaan

pembicaraan

klien untuk berbicara.

saya?”

Memilih topik pembicaraan.

“Adakah yang ingin saudara

yang umum

yang

Memfasilitasi

mendorong bapak

kelanjutan

pembicaraan.

diskusikan

dengan

sampaikan?” “Baik...

saya

akan

mendengarkan apapun yang ibu katakan nantinya.” “Lalu, kemudian..., apalagi?” Menspesifikkan Membuat

pernyataan

yang “Tampaknya

lebih spesifik dan tentatif.

anda

sedang

tidak ingin bicara?” (tentatif) “Anda

kok

diam

saja?”

(umum) “apa

sekarang

anda

tidak

nafsu makan?” (umum) “apakah anda tidak menyukai makanan

yang

tadi

disajikan?” (umum) Menggunakan

Menanyakan

sesuatu

pertanyaan

bersifat luas, memberi klien banyak

terbuka

kesempatan untuk bereksplorasi Anda dirawat di sini.” (mengungkapkan,

yang “ Saya ingin mengetahui lebih

klarifikasi,

menggambarkan, membandingkan mengilustrasikan)

atau

tentang

“Ceritakan

mengapa

kepada

saya

keluhan anda.” “Apa yang Anda rasakan saat ini?” “Apa pendapat Bapak?”

19


Sentuhan

Melakukan kontak fisik untuk Meletakkan tangan di atas meningkatkan kepedulian.

Mengecek persepsi

tangan klien.

Metode yang sama dengan Klien:

“Suami

atau klarifikasi, tetapi pengecekan pernah

memvalidasi

saya

tidak

memeperhatikan

dilakukan terhadap kata-kata saya.” khusus yang disampaikan klien.

Perawat: “Apakah maksud ibu selama

menikah

sampai

sekarang suami tidak memberi perhatian kepada Ibu?” Klien: “Bukan begitu, tetapi saya merasa begitu dua bulan terakhir.” Menawarkan

Menawarkan

diri

perhatian,

kehadiran, “Bolehkah dan

saya

menemani

pemahaman Ibu di sini?”

tentang sesuatu.

“Saya akan membantu Ibu berjalan ke kamar mandi.”

Memberi

Memberi

informasi

informasi

secara spesifik tentang klien sedikit walaupun

tidak

Apabila

tidak

informasi

faktual “Anda akan merasa mual

perawat

dimaksud, menyatakan

ketidaktahuannya

obat

diminta. dimasukkan.” mengetahui

yang

setelah

“Oprasi

akan

dilaksanakan

besok pagi.”

dan “Saya kurang tahu rencanan

menanyakan orang yang dapat tindakan berikutnya, tapi akan dihubungi untuk mendapatkan saya konfirmasikan dengan perawat kepala.”

informasi. Menyatakan kembali

Secara

aktif

mendengarkan Klien: “Saya tidak mau makan

dan pesan utama yang disampaikan 20


menyimpulkan

klien

dan

kemudian lagi!”

menyampaikan kembali pikiran dan

perasaan

itu

dengan

menggunakan kata-kata serupa.

Perawat: ”Apakah anda tidak mau makan karena merasa mual?” Klien: “Saya tidak bisa tidur semalam!”

Mengklarifikasi Metode membuat inti seluruh “Maaf,

bisakah

Ibu

pesan dari pernyataan klien mengulangi perkataan Ibu?” lebih

dimengerti.

Klarifikasi

dapat dilakukan bila perawat tidak

dapat

kembali.

menyatakan

Perawat

“Saya agak bingung dengan pernyataan Bapak.”

dapat “”Tampaknya

saya

belum

melakukan klarifikasi dengan begitu mengerti, coba tolong menyatakan

kembali

pesan jelaskan kembali.”

dasar/meminta klien mengulang atau menyatakan kembali pesan yang disampaikan.

“Apakah yang dimaksud tadi adalah obat yang dimasukkan melalui selang infus? Tolong beri tahu saya.”

Refleksi

Mengembalikan ide, perasaan, Klien: “Apa yang dapat saya pertanyaan kepada klien untuk lakukan?” memungkinkan eksplorasi ide dan perasaan mereka terhadap situasi.

Perawat:

“Menurut

kira-kira

apa

yang

Bapak, dapat

Bapak lakukan?”

Menyimpulkan

Menyatakan poin utama dalam “Selama setengah jam kita

dan

diskusi untuk mengklarifikasi telah mendiskusikan persiapan

merencanakan

hal-hal

relevan

didiskusikan.

yang Teknik

perlu operasi yang ada.” ini 21


berguna pada akhir wawancara “Besok kita akan mencoba atau

untuk

penguasaan

mengevaluasi mendiskusikan klien

terhadap melakukan

cara penyuntikan

program pengajaran kesehatan. insulin.” Teknik ini sering digunakan pada

pendahuluan

untuk

menentukan rencana perawatan berikutnya. Menyatakan

Membantu klien membedakan “Telepon yang bernunyi tadi

realitas

antara yang nyata dan yang berasal dari program televisi.” tidak nyata.

“Benda yang di pojok kamar itu bukan bangkai tikus.”

Pengakuan

Memberi

komentar

teknik

tidak

terhadap

perubahan

dengan “Usahakan untuk tidak terlalu

menghakimi kuat bernapas dengan hidung perilaku agar perdarahan tidak terjadi

seseorang atau usaha yang telah lagi.” dilakukan.

“Usahakan

gunakan

teknik

batuk efektif yang telah saya ajarkan tadi.” Klarifikasi

Membantu

waktiu

mengklarifikasi

klien Klien: “Saya muntah tadi waktu

atau pagi.”

kejadian, situasi kejadian dan hubungan antara peristiwa dan waktu. Memfokuskan

Membantu mengembangkan

Perawat:

“Apakah

setelah

makan atau sebelumnya?”

klien “Saya rasa ini saatnya bagi topik

yang kita

untuk

penting. Penting bagi perawat rencana

membicarakan

perawatan

luka

untuk menunggu klien beberapa Bapak.” saat tentang tema apa yang mereka sampaikan (perhatikan) 22


sebelum

memfokuskan

pembicaraan.

(Tamsuri, 2006)

J. Sikap Komunikasi Terapeutik Egan (dikutip dari Keliat, 1992. Hal.16-17) mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik, yaitu: 1. Berhadapan

Arti dari posisi ini adalah “Saya siap untuk anda� 2. Mempertahankan kontak mata

Kontak mata pada tingkat yang sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi 3. Membungkuk ke arah klien

Posisi ini menujukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu 4. Mempertahankan sikap terbuka

Tidak melipat kaki atau tangan, menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi 5. Tetap rileks

Tetap mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon pada klien. Selain hal-hal diatas, sikap terapeutikjuga dapat teridentifikasi melalui perilaku nonverbal. Stuart dan Sundeen (1998) menyatakan ada lima kategori komunikasi non-verbal, yaitu: 1. Isyarat vokal, yaitu isyarat paralinguistik termasuk semua kualitas bicara non-verbal.

Misalnya: tekanan suara, kualtitas suara, irama dan kecepatan bicara. 2. Isyarat tindakan, yaitu semua gerak tubuh, termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh. 3. Isyarat obyek, yaitu obyek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh

seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya. 4. Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. Hal ini

didasarkan pada norma-norma sosial buadaya yang dimiliki. 23


5. Sentuhan, yaitu kontak fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi non-verbal

yang paling personal. Respon dari seseorang terhadap tindakan ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan, jenis kelamin, usia dan harapan. (Nia dan Denita, 2006).

K. Upaya Untuk Mencegah Kesalahan Komunikasi 1. Penguraian Tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas 2. Komunikasi vertikal dan Horizontal 3. Adanya mekanisme penyampaian keluhan 4. Keterbukaan 5. Keadilan 6. Pengamatan dan pemantauan gairah kerja 7. Keikutsertaan semua tim kesehatan dalam mengambil keputusan 8. Bimbingan dan penyuluhan

Sumber : Suhaemi, Mimin Emi . ( 2004 ). Etika Keperawatan . Jakarta : EGC

L. Cara untuk mengatasi kesalahan komunikasi : 1 ) Menentukan tentang apa perselisihan itu sehingga ia dapat melihat dari dua sisi 2) Klarifikasi posisi perawat di dalam perselisihan tersebut dan timbulkan objektivitas di dalam pandangan mereka mengenai problem tersebut 3 ) Buatlah rencana yang rasional untuk menyelesaikan perselisihan tersebut 4 ) Identifikasi setiap tindakan yang membuat perawat mengalami kesalahan komunikasi atau salah terima terhadap orang lain.

24


5) Memodifikasi hubungan yang diharapkan, apabila harapan tersebut tampak tidak realistik Sumber : Tomb, David A. ( 2004 ). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC

M. Hambatan komunikasi efektif 1) Pemberian pendapat

Dengan memberikan pendapat akan membutuhkan pengambilan keputusan yang jauh dari klien. Hal ini menghalangi spontanitas, menghambat pemecahan masalah dan menyebabkan keraguan. 2) memberikan penentraman semu

dapat mematahkan komunikasi terbuka. Penentraman yang tulus dan dapat dipercaya sangat penting dan dapat membantu menetapkan harga diri dan harapan klien. 3) Bersikap defensif

Defensif adalah respon untuk mengkritik, untuk menunjukan bahwa klien tidak memiliki hak untuk memberi opini. Ketika klien menunjukkan kritik, perawat harus mendengar yang mereka katakan. Mendengarkan tidak berarti menyetujui. Untuk memberi alasan dibalik kritik klien, perawat harus menghindari sikat defensif. 4) Menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan

Persetujuan perawat yang berlebihan tidak akan membuat klien berpikir atau bertindak dengan bebas dan menghalangi potensi untuk melakukan pengambilan keputusan. Peryataan yang menunjukkan ketidaksetujuan akan membuat klien merasa ditolak . klien akan menghindari interaksi lebih lanjut dengan perawat yang akan menghambat potensial penyembuhan. 5) Sterotif

25


Adalah kepercayaan umum mengenai orang lain. Penggunaan sterotif menghalangi komunikasi dan dapat menghalangi menghalangi hubungan antara klien dengan perawat. Pernyataan yang bersifat sterotif seperti “lansia selalu membingungkan” secara serius membuat komuikasi interpersonal menjadi tidak seimbang. 6) Bertanya mengapa

Klien seringkali menginterpretasikan pertanyaan “mengapa” sebagai tuduhan. pertanyaan “mengapa” dapat menyebabkan kebencian rasa tidak aman dan tidak percaya. “kenapa anda tidak melakukan latihan?” dapat diubah dengan “anda tidak melakukan latihan anda? Apakah ada masalah?” 7) Mengubah subjek pembicaraan secara tidak tepat

Mengubah subjek menghalangi kemajuan dalam komunikasi terapeutik. Pemikiran dan spontanitas klien menjadi terganggu, ide-idenya menjadi kusut dan akibatnya informasi yang tersedia menjadi tidak adekuat.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta:

N. Faktor yang mempengaruhi Proses Komunikasi Faktor yang mempengaruhi proses komunikasi terdiri dari factor penunjang dan penghambat. Faktor penunjang dari aspek komunikator (perawat/pemberi asuhan) adalah : 1. Memiliki kelebihan fisik maupun mental 2. Memiliki pengetahuanketerampilan dan pengalaman yang cukup mengenai komunikasi 3. Menguasai isi pesan 26


4. Menguasai media 5. Adanya lingkungan yang mendukung (tenang, bebas dari kebisingan, ventilasi

baik,kamar tidak terlalu panas/terlalu dingin, adanya privasi). Hal tersebut akan memperlancar komunikasi. Faktor Penghambat dapat muncul baik dari komunikator maupun komunikan. Faktor penghambat dari aspek komunikator (perawat/pemberi asuhan) meliputi tidak menguasai pesan,kurang meguasai unsur lain, suasana tidak mendukung, penyampaian pesan tidak jelas (karena suara terlalu kecil/cepat), sehingga susah ditangkap oleh penerima. Faktor penghambat dari aspek komunikan meliputi pengetahuan komunikan terlalu rendah sehingga sulit mencerna isi pesan, sifat tertutup (terkait agama, adat kebiasaan,media,dan status) atau lingkungan tempat berkomunikasi yang kurang mendukung (terlalu dingin, tidak adanya privasi) akan menghambat komunikasi. Sumber: Nugroho,Wahyudi .2009. Komunikasi dalam Keperawatan Genotik.Jakarta: EGC Demikian

halnya dengan

komunikasi, di mana tampilan komunikasi yang

teramati/tampak dipengaruhi oleh berbagai factor yang tidak terlihat, namun terasa pengaruhnya. Hal yang menjadi bagian ini adalah seagai berikut : 1. Meaning. Ketika ada symbol maka terdapat makna dan bagaimana cara menanggapinya,

intonasi suara, mimic muka, kata-kata,gambar, dan sebagaina. Merupakan symbol yang mewakili suatu makna. Misalnya intonasi yang tinggi dimaknai dengan kemarahan,kata pohon mewakili tumbuhan dan lain-lain. 2. Learning, berikut ini adalah beberapa makna dari learning. a. interpretasi makna terhadap symbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang

diasosiasikan dengan pengalaman. Interpretasi muncul melalui tindakan yang mengikuti aturan dan dieroleh melalui pengalaman. b. Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang kita

pelajari, jadi makna ysng kita berikan merupakan hasil belajar. 27


c. Pola-pola atau perilaku komunikasi tidak bergantung pada keturunan/genetic, tetapi

makna dan informasi merupakan hasil belajar terhadap symbol-simbol yang ada di lingkungannya. d. Membaca,menulis dan mengitung adalah proses belajar pada lingkungan formal. e. Jadi, kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil learning (belajar) dari

lingkungan 3. Subjectivity a. Pengalaman individu tidak akan pernah benar-benar sama sehingga indvidu dalam

meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama. b. Interperetasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama. 4. Negotiation.

Komunikasi

merupakan

pertukaran

symbol.

Pihak-pihak

yang

berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk memengaruhi orng lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan symbol dan makna sehingga tercapai rasa saling pengertian. Dengan demikian, dapat disimulkan bahwa negotiation merupakan : a. Pertukaran symbol sama dengan proses pertukaran makna b. Masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain. 5. Culture a. Setip individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain b. Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi, dan anggota masyarakat c. Symbol dan makna adalah bagian dari lingkungan orang lain, kelompok, organisasi,

dan masyarakat d. Symbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita

adaptasi.

28


e. Melalui komunikasi, budaya diciptakan, dipertahankan, dan diubah. f.

Budaya menciptakan cara pandang (point of view)

6. Interacting levels and context. Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam

dan tingkatan. Lingkup komunikasi antarpribadi, klompok,organisasi dan massa. 7. Self reference. Perilaku dan symbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan

pengalaman yang dimilikinya. Artinya, sesuatu yang kita katakana dan lakukan serta cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dn harapan-harapan kita. 8. Self reflexivity, kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan di mana seseorang

memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bag melakukan apapuniNan dari lingkunhgannya dan hal tersebut berpengaruh pada komunikasi. 9. Inevitability. Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi, Walaupun tidak melakukan

apapun tetapi kita akan tercemin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Buat pesan anda mudah untuk dimengerti 2. Focus pada informasi yang penting 3. Gunakan ilstrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut 4. Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar anda 5. Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul 6. Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (back up).

Referensi : Nasir Abdul, Muhith Abdul.2011.Dasar-dasar Keperawatan jiwa: Pengantar dan Teori.Jakarta: Salemba Medika

29


Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi : 1. Perkembangan

Tingkat perkembangan berbicara bervariasi dan secara langsung berhubungan dengan perkembangan neurologi dan intelektual (Whaley dan Wong, 1995) 2. Persepsi

Setiap

orang

merasakan

menginterprestasikan

dan

memahami

kejadia

secara

berbeda,persepsi adalah pandangan pribadi terhadap apa yang terjadi. 3. Nilai

Adalah standar yang mempengaruhi tingkat laku. Nilai tersebut adalah apa yang dianggap penting dalam hidup dan seseorang dan pengaruh dari ekpresi pemikiran dan ide. Nilai juga mempengaruhi interpretasi pesan. 4. Emosi

Adalah perasaan subjektif seseorang mengenai peristiwa tertentu. Cara seseorang bersosialisasi atau berkomunikasi dengan orang lain dipngaruhioleh emosi. 5. Latar Belakang Sosiokultural

Budaya adalah jumlah total dari mempelajari cara berbuat berfikir, dan merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yan menunjukkan dirinya melalui tingkah laku. 6. Jender

Pria dan wanita memiliki gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama lain saling mempengaruhi proses komunikasi secara unik. Tannen (1990) mendiskusikan gaya komunikasi yang berbeda bagi pribadi dan wanita. 7. Peran dan Hubungan

Individu berkomunikasi dalam tatanan yang tepat menurut hubungan dan peran mereka. 30


8. Ruang dan Teritorial

Teritorial menetapkan makna dari hak seseorang pada suatu area dan sekitarnya, territorial sangat penting karena membuat orang merasa memili indetintas, keamanan dan kontrol. Referensi : Potter,Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep`167 Proses dan Praktik.Jakarta: EGC

O. Aspek Keislaman Komunikasi ( Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 15

Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS An-nisa : 63)

31


32


BAB III KESIMPULAN Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal karena bertujuan untuk terapi maka komunikasi dalam keperawatan disebut juga dengan komunikasi terapeutik. komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. Komunikasi secara mutlak merupakan bagian penting dan integral dari kehidupan kita tidak terkecuali bagi seorang perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif

dalam

memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.

33


DAFTAR PUSTAKA

Arwani. 2003. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Damiati, Nia & Denita Agus. 2006. Modul Komunikasi Keperawatan. Jakarta: UIN Jakarta Press Nugroho,Wahyudi .2009. Komunikasi dalam Keperawatan Genotik.Jakarta: EGC Nasir Abdul, Muhith Abdul.2011. Dasar-dasar Keperawatan jiwa: Pengantar dan Teori.Jakarta: Salemba Medika Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperaawatan. Jakarta: EGC Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Management Komunikasi. Yogjakarta: Media Pressindo Suhaemi, Mimin Emi . ( 2004 ). Etika Keperawatan . Jakarta : EGC Tomb, David A. ( 2004 ). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC

34


35


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.