MAKALAH HASIL DISKUSI KELOMPOK “GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR”
Disusun Oleh: PSIK 2015
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1
KATA PENGANTAR Puji syukur atas rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa,karena berkat nikmat sehat-Nya,penulis dapat menyelesaikan makalah laporan hasil pleno tentang Sistem Respirasi kedua ini dengan semaksimal mungkin.
Makalah laporan pleno ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah BASIC SCIENCE IN NURSING II. Makalah laporan pratikum ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum bagaimana kajian system pernapasan dan kaitannnya dengan pH dalam tubuh. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.Mohon maaf apabila di dalam makalah ini terdapat kesalahan,semoga ini berguna bagi kita semua.
Ciputat, 17 Desember 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Respirasi adalah keseluruhan proses yang melaksanakan pemindahan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolism sel, serta pemindahan pasif terus-menerus CO2 yang dihasilkanoleh metabolism dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernapasan berperan dalam homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara system pernapasan dan jaringan. Sistem pernapasan berperan dalam homeostasis dengan mengambil O 2 dari luar dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan luar. Sistem ini membantu mengatur pH lingkungan interstitium dengan menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam. Homeostasis ini penting bagi kelangsungan hidup sel. Sel memerlukan pasokan O2 yang terus-menerus untuk menunjang berbagai reaksi kimia penghasil energy, dan memproduksi CO 2 yang harus selalu di keluarkan dari tubuh dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan produksinya, untuk mencegah fluktuasi pH yang membahayakan (yaitu, untuk mempertahankan keseimbangan asam basa), karena CO2 menghasilkan asam karbonat. CO2 yang juga menghasilkan asam karbonat harus terus diproses oleh tubuh bertujuan untuk mempertahankan pH lingkungan internal yang sesuai. Sel hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran pH tertentu.
B.
TUJUAN •
Mengetahui keterkaitan pH dalam sistem pernapasan dalam mempertahankan homeostasis tubuh.
•
Mengetahui definisi dan penyebab hiperventilasi. 4
•
Mengetahui tentang AGD dan pemeriksaan fisik.
•
Mengetahui apa saja gangguan system pernapasan.
•
Mengetahui pengaturan napas secar normal.
C. RUMUSAN MASALAH •
Apa
keterkaitan
pH
dalam
system
pernapasan
dalam
mempertahankan homeostasis tubuh? •
Apa definisi dan penyebab hiperventilasi?
•
Bagaimana penjelasan tentang AGD dan pemeriksaan fisik?
•
Apa saja gangguan system pernapasan?
•
Bagaimana pengaturn napas secar normal?
5
BAB II PEMBAHASAN A. KESEIMBANGAN ASAM BASA ( PENGATURAN pH ) Keseimbangan asam basa gas darah dipengaruhi ekskresi CO 2 yang mengasilkan [H+]. Ketika darah arteri mengair melalui kapiler jaringan CO 2 berdifusi ketika tekanan parsialnya dari sel aringan ke dalam darah. CO 2 diangkut oleh darah dalam 3 cara : 1. Larut secara fisik. Seperti O2 yang larut, jumlah CO2 yan larut secara fisik
dalam darah, hanya 10% dari kandungan CO2 total darah yang terangkut dengan cara ini pada tingkat CO2 vena sistemik normal. 2. Terikat ke hemoglobin. Sebanyak 30% dari CO 2 berikatan dengan hemoglobin
untuk membentuk karbominohemoglobin (HbCO2). CO2 berikatan dengan bagian golbin Hb. Hb tereduksi memiliki afinitas lebi besar terhadap CO 2 dari pada HbO2. Karena itu dibebaskannya O2 dari Hb kapiler jaringan mempermudah penyerapan CO2 oleh Hb. 3. Sebagai bikarbonat. Cara paling peting mengangkut CO 2 adalah sebagai
bikarbonat (HCO3-) dengan 60% CO2 diubah menjadi HCO3- oleh reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel darah merah. Keseimbangan asam basa sangat dipengaruhi oleh fungsi paru serta homeostasis CO2. Untuk mengatur [H+] agar tetap seimbang sistem pernapasan mengontrol dengan memperhatikan laju pengeluaran CO 2. Tingkat afinitas pernapasan sebagiann diatur oleh [H+] arteri, sebagai berikut. a) Ketika [H+] arteri meningkat akibat kausa nonresiratorik (metabolisme), pusat
pernapasan di batang otak secara refleks terangsang untuk meningkatkan ventilasi paru. Sewaktu kecepatan dan kedalaman napas bertambah lebih banyak CO2 dihembuskan keluar sehigga H2CO3 yang ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Karena CO2 membentuk asam maka pengeluaran CO2
6
pada dasarnya menghilangkan asam dari sumber ini di tubuh, menghilangkan kelebihan asam yang berasal dari sumber non respiratorik. b) Sebaliknya, ketika [H+] di arteri turun, ventilasi paru berkurang. Akibat
pernapasan lebih dangakal dan lambat,
CO 2 diproduki oleh metabolisme
berdifusi dari el ke darah lebih cepat dari pada pengeluaran dari darah oleh paru sehingga terjadi akumulasi CO2 penghasil asam di dalam memulihkan [H+] menuju normal. Paru sangat penting di dalam mempertahankan [H+]. Setiap hari, organ ini mengeluarkan cairan tubuh [H+] yang berasal dari asam karbonat dalam jumlah 100 kali lebih banyak daripada yang dikeluarkan ginjal dari sumber di luar asam karbonat. Selain itu, sistem pernapasan, melalui kemampuannya mengatur CO2 di arteri, dapat menyesuaikan jumlah [H +] yang ditambahkan ke cairan tubuh dari sumber ini sesuai kebutuhan untuk memulihkan pH ke arah normal ketika terjadi fluktuasi [H+] dari sumber selain HCO3-.
B. PEMERIKSAAN FISIK DAN AGD 1. Analisa Gas Darah Analisis gas darah arteri memberkann determinasi objektif tentang oksigenasi darah arteri, pertukaran gas alveoli dan keasimbangan asm basa. Dalam pemeriksaan ini diperlukan sampel darah arteri yang diambil dari arteri femoralis, radialis atau brachialis dengan menggunakan spuil yang telah heparin untuk mencegah pembekuan darah. Sebelum mengambil darah arteri, lakuan tes allen’s yaitu pengkajian cepat sirkulasi kolateral pada tangan. Caranya: sumbat kedua arteri radialis dan ulnaris denagn jari tangan
pemeriksa, intakan klien untuk mengepalkan
tangannya. Jika klien membuka kepalan tangannya pada kedua arteri yang tersumbat, maka tangan klien akan pucat. Jika pemeriksa melepaskan sumbatan dari salah satu arteri , tangan klien seharusnya berwarna merah muda yng menandakan adanya sirkulasi kolateral kulit,maka daerah arteri radialis boleh dimbil.
7
Setelah darah arteri selesai diambil, spuit ditutup untuk mencegah kontak dengan udara luar dan letakkkan dalam wadah termos yang berisi es sampai tiba waktu untuk dianalisis. Sementara pada darah bekas pengambilan darah di arteri di tekan sedikitnya selama 5 menit untuk mencegah pendarahan Nilai normal hasil Analisis Gas Darah Fungsi pernapasan
Pengukuran
Nilai normal
Keseimbangan
pH : Konsentrasi ion Hidrogen
7,35 – 7,45
asam basa
PaO2 : tekanan parsial kelarutan 80 – 100 mmHg oksien dalam darah
Oksigenasi
SaO2 : presentasi ikatan oksigen 95% atau lebih dengan hemoglobin
ventilasi
PaCO2 : tekanan parsial kelarutan 35 – 45 mmHg CO2 dalam darah
Keterangan : -
PaCO2 merupakan indikator klinis untuk mengetahui status oksigenasi bila niainya < 80 mmHg mengindikasi bahwa klien mengalami hipoksemia
-
SaO2 merupakan parameter oksigen terikat oleh hemoglobin. SaO 2 ini mempunya hubungan dengan PaO2 yaitu menggambarkan kurva disosiasi oksihemoglobin
-
pH menyatakan kepekaan ion hidrogen dan keasaman zat yang itimbulkannya. Apabila terjadi penambahan / peningakatan konsentrasi ion hidrogen maka keadaannya bersifat asam dan pH akan turun. Sebaliknya, bila tubuh bersifat basa atau alkali maka pH akan meningkat. PaCO2 adalah tekanan ynag ditimbulkan oleh CO2 yang terlrut dalam darah. PaCO2 dapat digunakan sebagai parameter cukup atau tidaknya ventilatoraveolar. PaCO2 rendah disebut dengan hipokapnia, berarti terjadi hiperventilasi. Pda awal peningkatan PaCO2, sistem pernapasan akan
8
terangsang untuk menurunkan PaCO2 tersebut. Sebaliknya, jika PaCO2 sangat tinggi justru akan menekan sitem pernapasan. -
Saturasi adalah mengukur derajat hemoglobin tersaturasi oleh oksigen. Saturasi ini dapat dipenngaruhi oleh perubahan suhu, pH, dan PaO 2. Bila PaO2 turun dibawah 60 mmHg maka tterjadi penurunan besar pada saturasi.
-
Kelebihan atau kekurangan basa : menunjukkan dalam istilah umum terdapatnya sejumlah buffer darah (hemoglobin dan bikarbonat plasma). Nilai yang tinggi secara abnormal menggambarkan alkalosis ; nilai rendah menggambarkan asidosis, nilai normal kurang lebih 2
-
HCO3- : bikarbonat serum merupakan komponen ginjal mayor dari pengaturan asam basa. HCO3- diekskresi atau dihasilkan oleh ginjal untuk mempertahankan lingkungan asam basa normal. Enurunan kadar bikarbonat atau > 26 mEq/L menggambarkan alkalosis metabolik, juga sebagai gangguan metabolik primer/ sebagai perubahan kompensatori pada respons terhadap asidosis respiratori
-
Komposisi Base ekses (BE) dalam tubuh nilai normalnya -3 sampai dengan +3 mEq/L (-2,5 sampai dengan +2,5)
(Reff : Hurne, Mima M. 2003. Keseimbangan Cairan Elektrolit dan Asam Basa. Jakarta : EGC 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik menurut Arol adalah infeksi tubuh dan sistem tubuh guna menentukan ada atau tidaknya enyait yang didasarkan pada hasil pemeriksaan dan laboratoium pemeriksaan dan laboratorium pemeriksaan fisik berfokus pada respons klien terhadap masalah kesehatan yang dialaminya. Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainnya serta pemeriksaan semua bagian tubuh dengan mengunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pemeriksaan untuk adanya abnormalitas yang mungkin menunjukka informasi tentang masalah kesehatan masa lalu,
9
saat ini atau yang akan datang. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah riwayat keperawatan dilakukan sehingga data historis tersebut dapat diperkuat. Selain itu, data baru dikumpulkan selama pemeriksaan. Tujuan dari pmeriksaan fisik ini adalah untuk menentukan status kessehatan klien, mengidentifikasi masalah dan memperoleh data dasar guna menyusun rencana asuham keperawatan. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawasan cara pemeriksaan fisik yang dilakukan perawat pada kemammpuan fungsional klien. Misalnya klien degan gangguan sistem pernapasan maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Teknik pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik daat dilakukan dengan 4 teknik : â&#x20AC;˘ Inspeksi, merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik.
Inspeksi dilakukan dengan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dimulai pada awal berinteraksi dengan klien dan diteruskan pada pemeriksaan selanjutnya. Penerangan yang cukup sangat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kesimtrian tubuh. Pada pproses inspeksi perawat harus membandingkan bagian tubuh yang ormal dengan bagian tubuh yang abnormal. â&#x20AC;˘ Palpasi, merupakan teknik pemerikaan yang meggunakan indera peraba,
tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang suhu, turgor, bentuk kelembapan, vibrasi dan ukuran â&#x20AC;˘ Perkusi, merupakan mengetuk-ngetukkan jari perawat sebagai alat untuk
menghasilkan suara ke bagian tubuh. Tubuh klien akan dikaji dengan membandingkan bagian yang kiri dengan ynag kanan. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan,
10
â&#x20AC;˘ Auskultasi,
merupakann
teknik
pemeriksaan
dengan
menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Reff : Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta: EGC) Interpretasi hasil pemeriksaan fisik : -
Vesikular adalah jenis suara napas normal yyang terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari pada ekspirasi. Ekspirasi terdengar seperti tiupan (Irman, Sumantri. 2008. Keperawatan medikal bedah : Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Jakarta : EGC )
-
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Puncak dari tekanan arah maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik, ada saat ventrikel
relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu. Tekanan darah normal rata-rata. Usia
Tekanan darah (mmHg)
Bayi baru lahir
40 (rerata)
1 bulan
85/54
1 tahun
95/65
6 tahun
110/65
10 â&#x20AC;&#x201C; 13 tahun
120
14 â&#x20AC;&#x201C; 17 tahun
75
Dewasa tengah
120/80
Lansia
140/90
11
-
Afebris / aferil merupakan suhu tubuh tannpa demam. Suu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panaas yan hilang e lingkungan luar
-
Nadi (Heart Rate) adalah aliran darah yang menonjol dan dapt diraba di berbagai tempat pada tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. Sirkulasi merupakan alat melalui apa sel menerima utrin dan membuang sampah yang dihasilkan dari metabolisme. Supaya sel berfungsi secara normal, harus ada aliran darah yang kontinu dan dengan volume sesuai yang didistribusikan darah ke sel-sel yang membutuhkan nutrien. Berikut adalah tabel frekuensi jantung normal menurut usia. Usia
-
Frekuensi jantung (denyut/ menit)
Bayi
120 – 160 /menit
Todler (2 th)
90 – 140 /menit
Pra sekolah
80 – 110 /menit
Usia sekolah
75 – 100 /menit
Remaja
60 – 90 /menit
Dewasa
60 – 100 /menit
RR (Respiration rate) Frekuensi pernapasan rata-rata normal menurut usia Usia
Frekuensi pernapasan
Bayi baru lahir
35 – 40
Bayi (6 bulan)
30 – 50
Todler (2 tahun)
25 – 32
Anak – anak
20 – 30
Remaja
16 – 19
Dewasa
12 – 20
12
(Reff : Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta: EGC)
13
BAB III SIMPULAN
14