Makalah sistem hormon

Page 1

MAKALAH BSN III SISTEM HORMONAL PADA WANITA

Disusun oleh: PSIK 2013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013-2014

1


KATA PENGANTAR Puji syukur atas rahmat Allah SWT Yang Maha Kuasa, karena berkat nikmat sehat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengaruh Endokrin terhadap sistem reproduksi� dengan semaksimal mungkin. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah BASIC SCIENCE NURSING III. Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai tentang pengaruh hormone terhadap sistem reproduksi, mekanisme yang terkait menyusui serta bagaimana hormone itu berkerja.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Mohon maaf apabila di dalam makalah ini terdapat kesalahan, semoga ini berguna bagi kita semua.

Ciputat, 15 April 2014 Penulis

2


3


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sistem endokrin merupakan salah satu dari dua sistem regulatorik tubuh, mengeluarkan hormone yang berkerja pada sel sasaran untuk mengatur konsentrasi molekul, nutrient, air, garam, dan elektrolit lain dalam darah, selain aktivitas- aktivitas hemeostatik lain. Hormone juga berperan kunci dalam mengontrol pertumbuhan dan reproduksi serta dalam adaptasi stress. Pembahasan dalam hal ini yaitu hormone yang ada pada perempuan kemampuan reproduksi bergantung pada hubungan rumit antara hipotalamus, hipofisis anterior, organ reproduksi dan sasaran hormon seks. Hubungan ini menggunakan banyak mekanisme regulatorik yang di gunakan oleh sistem tubuh lain untuk mempertahankan homeostasis, misalnya control umpan balik negative. Selain proses-proses biologic dasar ini, perilaku dan sikap seksual sangat di pengaruhi oleh factor emosi dan moral sosiokultural masyarakat tempat seseorang berada. Kita akan berkonsentrasi pada fungsi seksual dan reproduksi yang berada di bwah control saraf dan hormone serta tidak akan mengulas aspek psikologis dan social perilaku seksual. Hal lain yang di pelajari dalam bab ini yaitu tentang peran hormone wanita kaitannya dengan fungsi prolaktin dalam sekresi ASI dan

4


oksitosin dalam ejeksi ASI dan fungsi estrogen, progestron, LH dan FSH dalam sistem reproduksi seperti dalam menstruasi, kehamilan dll.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian endokrin, autokrin dan parakin dan bagaimana

mekanisme kerjanya? 2. Bagaimana hormon itu di tinjau dari segi makro dan mikronya? 3. Bagaimana kerja hormone dan pengaturan umpan baliknya? 4. Bagaimana persyarafan dan vaskularisasi hormone? 5. Hubungan hipotalamus, hipofisisdan gonad dalam sekresi air susu dan

menstruasi dan kehamilan? 6. Bagaimana Fisiologi Hormonal Pada Wanita? 7. Bagaimana Pengaruh prolaktin dan oksitosin dalam sekresi ASI ?

C. TUJUAN PENULISAN 1.

Mengetahui prinsip kerja endokrin, autokrin dan parakrin

2.

Mengetahui struktur makro dan mikro dari kelenjar endokrin

3.

Mengetahui mekanisme kerja kelenjar endokrin

4.

Mengetahui persyarafan dan vaskularisasi pengendalian hormone

5.

Mengetahui Hubungan hipotalamus, hipofisis dan gonad dalam hal

sekresi ASI dan menstruasi dan kehamilan 6.

Fisiologi hormonal pada wanita

5


7.

Mengetahui pengaruh prolaktin dan oksitosin.

D. MANFAAT PENULISAN Makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan gambaran tentang segala hal mengenai hormone makro dan mikro, kerja hormone, vaskularisasi, dan keterkaitan antara hormone satu dengan yang lainnya. Hal yang di bahas pada makalah ini yaitu hormon yang ada pada wanita dalam hal ini kaitannya dengan sekresi air susu, laktasi dan ejeksinya dan semua hal yang berkaitan dengan hormone pada perempuan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Kerja Autokrin, Parakrin, Dan Endokrin 1. Autokrin

Bekerja pada sel yang mensintesisi hormon itu sendiri; contohnya, insulin-like growth factor (IGF-1) yang menstimulasi pembelahan sel di dalam sel yang memproduksi hormon tersebut. 2. Parakrin

Bekerja pada sel-sel di sekitarnya. Contohnya adalah insulin, yang disekresikan pleh sel pankreatik β dan memengaruhi sekresi glukagon oleh sel pankreatik ι. 3. Endokrin

Bekerja pada sel atau organ yang menjadi tujuannya saat dibawa melalui aliran darah atau melalui sistem saluran cairan lainnya misalnya saluran limf. Contohnya adalah insulin, estradiol, dan kortisol.

6


B. Struktur Makro Dan Mikro Sistem Endokrin 1. Kelejar Pituitari (Hipofisis)

Kelenjar pituitari terletak dibawah hipotalamus, yang mana kelenjar ini secara strukrural dan secara fungsional berhubungan kelenjar pituitari dibagi menjadi 2 subbagian utama, adenohipofisis (anterior) dan neurohipofisis (posterior).

7


a. Adenohipofisis

Disebut juga hipofisis anterior. Adenohipofisis berasal dari divertikulum ektodermal dari stomodeum (kantung rathke). 1) Pars distal disokong oleh kapsula jaringan ikat dan kerangka.

Bagian ini terdiri atas tali-tali sel parenkim yang tidak beraturan yang letaknya berdekatan dengan kapiler fenestrata. a) Kromofil

Kromofil adalah sel-sel parenlim yang terpulas jelas karena granula

sekretorisnya

yang

berisi

hormon.

Kromofil

diklasifikasi menjadi 2 jenis, tergantung pewarnaan yang ikatnya. (a) Asidofil

Mengikat zat warna asam. Sel ini adalah sel kecil dari 2 jenis subtipe 1. Somatotrof, yang menghasilkan somatotropin (hormon

pertumbuhan), dirangsan oleh somatotropin-releasting hormon (SRH) dan dihambat oleh somatostatin 2. Mammotrof, menghasilkan prolaktin yang disimpan

dalam

granula-granula

sekretoris

kecil.

Sel

ini

dirangsang oleh prolactin-releasting-hormon (PRH) dan dihambat oleh prolactin inhibiting hormone (PIH). (b) Basofil

Mangikat pulasan basa, meliputi tiga subtipa yaitu: 1. Kortikotrof

menghasilkan

adrenocorticotropic

hormon

(ACTH) dan lipotropic hormon (LPH), suatu bakal

8


endorfil-β. Sel ini dirangsang oleh corticotropin-releastinghormon (CRH). 2. Tirotrof

menghasilkan

TSH

dan

dirangsang

oleh

thyrotropin-releasing-hormon (TRH) 3. Gonadotoph menghasilkan FSH dan luteinzing hormone

(LH) pada kedua jenis kelamin. LH kadang-kadang disebut sebagai intestinal cell stimulating hormone (ICSH). Gonadotoph

dirangsang

oleh

gonadotropin-releasting-

hormone (GnRH) dan juga (LHRH). b) Kromofob

Sel yang kurang terpulas. Tidak mempunyai granula sekretoris dan sersusun rapih satu sama lain. c) Sel folikulostelata

Terletak diantara kromofil dan kromofob. Mempunyai juluran panjang yang membentuk gap-junction. Menghasilkan banyak peptida untuk megatur produksi hormonhormon pars distal.

2) Pars intermedia

Mengandung banyak kista berisi koloid (kista Rathke). Pars ini juga

punya

sel

basofil.

Sel

ini

mensekresikan

prohormon

proopiomelanocortin (POMC) yang dipecahkan untuk membentuk melanocyte stimulasing hormon (MS). Pada manusia MSH bekerja dalam berbagai cara untuk memodulasi respon inflamasi ke seluruh tubuh dan MSH mungkin berpern mengendalikan penyimpanan lemak 3) Pars tubelans

Mengelilingi nagian kranial infundibulus (taikai hipofisis). Terdiri atas sel basofil, tersususn membentuk tali sepajang jala-jala kapiler. 9


b. Neurohipofisis

Disebut juga hipofisis posterior. 1. Traktus hipotalamohipofisialis a. Mengandung akson tidak bermielin dari sel neurosekretoris

yang badan selnya terletak dalam nukleus supraoptikdan nukleus paraventrikuaris dari hipotalamus. b. Membawa oksitosin, hormon antidiuretik (ADH), neurofisin

dan adenosin trifosfat (ATP) ke pars nervosa.

10


2. Pars nervosa a. Mengandung ujung distal akson hipotalomohipofisis dan

merupakan tempat dimana glanula neurosekretoris dalam akson ini ditimbulka dan dikenal sebgai bahan herring. b. Pelepasan oksitosin dan ADH ke dalam kapiler fenestrata

dalam merespons rangsangan saraf. 3. Pituisit a. Menempatkan 25% volume pars nervosa b. Penyokong akson c. Mengandung tetesan lemak, filamen intermadia dan pigmen.

11


2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak didepan trakea, dibawah kartilago krikoid dan berbentuk seperti kupu-kupu dengan berat sekitar 20 gram. 1. Terdiri dari 2 lobus lateral dihubungkan melalui sebuah ismus yang

sempit. Secara mikroskopis, lobus tiroid mempunyai 3 jenis sel a. Folikel

Merupaka tempat untuk menyimpan dan menyediaka bahan untuk produksi hormon tiroid seperti yaodium, protein yang disebut tiroglobulin. b. Sel folikular

Menghasilkan hormon tiroksin (T4) dan triodotiroinin (T3). c. Sel parafolikuler

Mensekresi kalsitonin atau tirokalsitonin, kalsitonin menurunkan konsentrasi kalsium dalam darah. 2. Normalnya kelenjar tiroid mensekresi 90% T4 dan 10% T3. 3. Pada jaringan tubuh seperti ginjal, hati dan limpa 80% T4 akan diubah

menjadi T3 untuk dipergunkan dalam proses metabolisme. 4. T3 dan T4 dalam sirkulasi sistemik dibawa atau diikat oleh salah satu dari

3 jenis protein a. Thyroxine-binding globulin yang secara selektif mengikat 55% T4 dan

65% T3 yang ada dalam darah b. Albumin yang secara nonselektif meningkatkan banyak hormon

lipofilik. Termasuk 10% dari T4 dan 35% T3. c. Thyroxine- binding prealbmin yang mengikat sisa 35% T3.

12


5. Tiroksin disimpan dalam bentuk molekul triglobin di folikel tiroid yang

jika terjadi penurunan kadar tiroksin akan melepaskan ke perdaran darah. Hormon tiroksin berperan dalam: a. Pengaturan metabolisme tubuh b. Regulasi pertumbuhan dan perkembangan fisik normal c. Perkembangan reproduksi dan pertahanan infeksi 6. Pengaturan produksi tiroksin dipengaruhi oleh pelepasan TSH, pemasukan

protein dan iodium serta faktor lingkungan seperti keadaan stres dan tepapar dingin. 7. Triodotironin T3, tersusun atas satu atom yodium dan tiroksin berfungsi

untuk pematangan dan pertumbuhan jaringan dengan cara meningkatkan metabisme protein, lemak dan glukosa. 8. Selain T3 dan T4 pada sel parafolekular kelenjar seperti β adrenal

dihasilkan

hormon

tirokalsitonin/kalsitonin

yang

berperan

dalam

keseimbangnan kalsium. Kalsitonin menstimulasi pergerakan kalsium dalam tulang, berbeda dengan parathormon yang mempunyai efek berlawanan.

13


3. Kelenjar Adrenal (Suprarenal)

Kelenjar ini berada pada ujung ginjal kanan dan kiri yang tertanam pada jaringan adiposa. A. Korteks adrenal

Mensekresi hormon steroid. Terdiri dari 3 lapisan 1. Zona glomerulosa 15%

Mensintesis dan mensekresi mineralokortikoid, kebanyakan aldosteron dan beberapa deoksikortikosterin. Produksi hormon dirangsang oleh angiotensin II dan ACTH. 2. Zona fasikulata 78%

Mensintesis dan mensekresi glikokortikoid disebut kortisol dan kortikosteron. Produksi hormon diransang oleh ACTH. 3. Zona retikularis 7,5%

Mensintesis dan mensekresi androgen lemah dan sejumlah kecil glukokortikoid dan estrogen. Produksi hormon dirangsang oleh ACTH. B. Medula adrenal

Hormon medular disekresi oleh sel kromafin yang mensintesis menyimpan dan mensekresi katekolamin, epinefrin 80% dan noreprinefrin 20%.

14


4. Kelenjar Pankreas

Terletak dibelakang dan sedikit dibawah lambung dan abdomen, sel endokrin dapat ditemukan dalam pulau langerhans. Ada 4 jenis sel penghasil hormon 1. Sel alfa mensektesi glukagon, yang meningkatkan kadar gula darah 2. Sel beta mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah 3. Sel delta mensekresi somatostatin atau penghalang hormon pertumbuhna

menghambat sekresi glukagon dan insulin. 4. Sel F mensekresi polipeptida pankreas sejenis hormon pencernaan

5. Kelenjar Gonad

Terdiri dari ovarium dan testis. Ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Estrogen berperan dalam pertumbuhan jaringan

15


organ seks. Progesteron meningatkan perubahan pada uterus untuk persiapan implasi dan fertilisasi ovum dan mempersiapakan kelenjar mame memproduksi susu. Testis menghasilkan hormon androgen yang diantaranya adalah testoteron.

16


6. Kelenjar Thymus

Terletak dibagian atas dada, dekat jantung. Kelenjar ini memproduksi hormon htymosin dan thymopoietin untuk perkembangan limfosit T yang merupakan tipa sel darah putih untuk kekebalan tubuh. Kelenjar ini hanya ada pada anak anak dan akan hilang setelah dewasa.

17


7. Kelenjar Pineal

Terletak alam otak dekat thalamus, memproduksi melatonin yang penting dalam mengatur tidur dan perasan. Juga menghambat dalam pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin oleh melanosit kulit.

Pengendalian dan umpan balik hormon Untuk mempertahankan jumlah hormon dalam darah secara optimal, maka sekresi hormon di kendalikan oleh mekanisme refleks endokrin. Mekanisme refleks endokrin di lakukan melalui negatife feedback (umpan balik negatif) dan stimulasi impuls saraf automatik. (Tarwoto, 2009) a. Umpan balik negatif

Jika peningkatan kadar zat hormon atau nonhormonal dalam darah mengakibatkan inhibisi sekresi hormon selanjutnya. Maka mekanisme ini disebut umpan balik negatif. (Sloane, 2003) b. Umpan balik positif

Jika kadar zat hormon atau nonhormonal dalam darah mengakibatkan peningkatan sekresi pada kelenjar endokrin. Mekanisme ini disebut umpan balik positif. (Sloane, 2003) 18


C. Persyarafan Dan Vaskularisasi Hormon

Hubungan Saraf 1. Lobus posterior diinervasi langsung oleh neuron nukleus supraoptik dan

nukleus paraventikular dalam hipotalamus. Aksonnya memanjang menuruni batang infundibulum sebagai traktus saraf hipofisis, hipotalamus untuk masuk ke neurohipofisis. a. Neuro hipotalamus mensekresi dua neurohormon, oksitosin dan

hormon antidiuretik (ADH) yang dibawa di sepanjang akson dan disimpan dalam neurohipofisis. b. Hormon dilepas oleh neurohipofisis berdasarkan sinyal dari neuron

hipotalamus. 1. Lobus anterior tidak memiliki hubungan saraf langsung dengan

hipotalamus. Hormomn hipofisis anterior juga dilepas berdasarkan sinyal dari hipotalamus tetapi melalui hubungan vaskular. Vaskularisasi 1. Vaskularisasi kelenjar pitiutari a. Pembuluh arteri berasal dari dua pasang pembuluh darah dari arteri

karotis interna. •

Arteri hipofisis superior memperdarahi pars tubulus,

infundibulum dan eminensia medana. •

Arteri hipofisis inferior memperdarahi seluruh pars nervosa

b. Sistem portal hipofisis 2. Vaskularisasi kelenjar edrenal

19


Berasal dari arteri adrenalis superior, media dan inferior, yang membentuk tiga kelompokan pembuluh : ke kapsula, ke sel-sel parenkim korteks dan yang langsung ke medula.

D. Fisiologi Hormonal Pada Wanita a. Pada masa kehamilan

Pada awal kehamilan banyak ibu mengeluh perubahan nafsu makan, pola tidur dan toleransi makanan. Gejala ini akibat peningkatan kadar human chrorionic gonadotrofin (HCG).Sedangkan gangguan pola tidur dianggap berhubungan dengan efek sedatif progesteron. Selama kehamilan sekresi FSH dan LH dari kelenjar hipofisis minimal, dan seiring dengan tidak diperlukannya siklus reproduksi. Kadar prolaktin meninggi sejak awal kehamilan untuk mempersiapkan laktas. Hormon hipofisis lainnya juga meninggi terutama ACTH, TSH dan MSH. Kortisol dari kelenjar adrenal meningkat sejak trimester kedua kehamilan. Kortisol

berperan

untuk

metabolik.

Kadar

kortisolsteroid

secara

keseluruhan meningkat pada masa kehamilan. Kadar hormon tiroid T3dan T4 juga meningkat. Mual dan muntah pada ibu hamil berhubungan dengan peningkatan kadar T4 dan HCG serta tingginya jumlah TSH. Kadar estrogen meningkat tiga kali lipat selama kehamilan. Estrogen bekerja pada hati untuk menghasilkan protein dan kolesterol. Estrogen dipersiapkan untuk menyusui dan untuk pembuatan prolaktin. Kadar progesteron meningkat tiga kali lipat selama kehamilan. Hormon ini bekerja pada otot polos pembuluh darah dan sisitem perkemihan gan gastrointenstinal. Progesteron juga menghambat kontraksi uterus sampai uterus siap ketika persalinan cukup bulan. Relaksasin adalah hormon yang awalnya dihasilkan oleh korpus luteum dan kemudian oleh plasenta. Kadar hormon tersebut sangat tinggi

20


pada trimester pertama dan dianggap bekerja sinergis dengan progesteron untuk menghambat kontraksi miometrium. b. Fase menyusui

Secara umum, estrogen terutama berperan untuk poliferasi duktus payudara dan progesteron untuk perkembangan lobulus. Pada saat kehamilan, kadar prolaktin terus meningkat. Kadar estrogen dan progesteron juga meningkat yang menyebabkan lobulus alveolus berkembang sempurna. Saat plasenta dikeluarkan pada saat persalinan kadar estrogen dan progesteron dalam darah turun mendadak. Turunnya estrogen dalam darah mencetuskan laktasi. Prolaktin dan estrogen bersifat sinergis melawan efek pembentukan susu pada payudara yang ditimbulkan prolaktin. Wanita yang tidak menyusui bayinya biasanya memndapatkan periode haid pertamanya 6 minggu setelah persalinan. Namun wanita yang menyusui

secara

teratur

mengalami

amenorea

selama

25-30

minggu.Menyusui merangsang sekresi prolaktin dan memperlihatkan bahwa prolaktin menghambat sekresi GnRH, menghambat efek GnRH pada hipofisis dan melawan efek gonadotrofin pada ovarium. Ovulasi dihambat dan ovarium menjadi tidak aktif sehingga pengeluaran estrogen dan progesteron berkurang ke kadar yang rendah. Akibatnya hanya 5-10% wanita menjadi hamil kembali selama periode menyusui dan telah lama diketahui bahwa menyusui merupakan salah satu cara pengendalian kelahiran yang penting walaupun kurang efektif. Selain itu hampir 50% siklus dalam 6 bulan pertama setelah kembalinya haid bersifat anovulatorik. Hubungan hipotalamus – hipofisis dan ovarium Kelenjar hipofisis atau pituitary adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak di rongga tulang didasar otak tepat dibawah hipotalamus, hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus melalui sebuah tungkai penghubangan tipis. 21


Kelenjar hipofisis itu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu pars posterior dan anterior. Pada hipofisis posterior terdiri dari jaringan saraf dan karenanya disebut neurohipofisis. Sedangkan hipofisis anterior terdiri dari apitel kelenjar karenanya disebut adenohipofisis. Hipofisis posterior berhubungan dengan hipotalamus melalui jalur saraf. Hipofisis anterior berhubungan dengan hipotalamus melalui pembuluh darah. •

Pada hubungan dengan hipofisis posterior, hipotalamus membentuk suatu sistem neuroendokrin, mensekresikan vasopresin dan oksitosin yang sebelumnyan disekresi dihipotalamus.

Sementara pada hipofisis anterior, kita harus memahami antara posterior dan anterior ternyata fungsi dan kerjanya berbeda, jika posterior hipofisis hanya mengeluarkan hormon yang disentisis dihipotalamus, kalau hipofisis anterior ini justru membentuk sendiri hormon-hormon yang akan di bebaskan kedalam darah. (sherwood,2011)

Sebelum menjelaskan ke hipofisis anterior, kita harus tahu dulu hormon utama hipotalamus : 1. Alormon pelepasan kortkotropin

(corticotropin-teleasing-hormon CRH)

mengontrol pelepasan ACTH. 2. Dopamin menghambat pelepasan prolaktin. 3. Growth-hormon

releasing

hormon

(GHIH)

pelepasan

hormon

pertumbuhan. 4. Somatostatin menghambat pelepasan hormon pertumbuhan. 5. GnRH (pelepasan hormon LH dan FSH). 6. Tirotropin releasing hormon – pelepasan TSH. 7. Oksitosin – kelurnya hormon air susu dan kontraksi uterus. 8. Vasopresin – meningkatkan reabsorbsi air.

22


Sedangkan di hipofisis anterior : 1. GH : hormon pertumbuhan. 2. TSH : merangsang sekresi hormon firoid. 3. ACTH

: merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan

pertumbuhan adrenal. 4. FSH : merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium . 5. LH : ovulasi dan pembentukan korpus lukum penghasil hormondiovarium

setelah ovulasi dan mengatur sekresi estrogen dan progesteron. 6. Proklatin : perkembangan payudarah dan produksi susu.

TSH, FSH, LH dan ACTH merupakan hormon tropik, yaitu masingmasing mengatur sekresi kelenjar endrokin spesifik lain. FSH dan LH secara kolektif disebut gonadotropin karena mengontrol hormon-hormon sek oleh gonad. Diovarium pada saat pematangan sel telur ada peran hormon-hormon diantaranya, FSH (folikel stimulating hormon) yang akan membantu pematangan folikel-folikel dan juga hormon LH yang berperan pada saat terjadinya ovulasi. Kedua hormon tersebut distimulasi atau di rilis oleh GnRH yang berasal dari hipofisis anterior yang dikendalikan oleh hipotalamus. Hormon LH juga menstimulasi produksi estrogen. Estrogen diproduksi oleh ovarium selama menstruasi folikel, pada saat yang sama hormon tersebut menstimulasi reseptor progestron. (sherwood. 2011, glanee. 2007, ganong. 2008)

23


Hubungan estrogen, estrodiol dan ovarium Pada saat pembentukan sel telur dan pematangan sel telur yang di pengaruhi oleh LH yang menstimulasi estrogen dan FSH yang memacu pertumbuhan folikel disekitar ovum. Estrogen yang diproduksi oleh ovarium selama maturasi folikel, hormon ini juga menstimulasi progestron, sehingga mempersiapkan uterus untuk konsentrasi progestron yang tinggi. Estrogen yang terdapat secara alamiah adalah 17 β estrodial, estron dan estriol. Hormon-hormon ini ternyata disekresikan oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus lutem, dan plasenta. Sel teka interna memiliki banyak reseptor LH dan LH berkerja melalui CAMP untuk meningkatkan perubahankolestrol menjadi androsfenedion. Sebagaian androsfenedion diubah menjadi estrodiol yang masuk kedalam sirkulasi. Sel-sel teka interna memberikan androstenedion ke sel glanurosa. Sel granulosa menghasilkan estrodiol apabila mendapat androgen, dan estradiol yang dibentuk di sel granulosa disekresi kedalam edran folikel, sel granulosa memiliki reseptor FSH dan FSH ini dapat meningkatkan sekresi estrodiol. Sel granulosa juga memiliki reseptor Lh yang juga merangsang pembentukan estrodiol.

24


Estrogen ini membatu pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan mofilitas tuba uteria. Hormon ini meningkatkan aliran darah uterus dan memiliki efek penting pada otot polos uterus. Estrodiol merupakan senyawa utama estrogen (ganong. 2008) E. Hubungan hipotalamus, hipofisis, gonad, dalam menstruasi dan

mamae dalam laktasi. Fungsi utama sistem reproduksi wanita adalah menghasilkan ovum dan memastikan ovum mengalami fertilisasi. Pada setiap siklus didalam ovarium terjadi perkembangan banyak folikel atau kumpulan sel namun hanya satu yang akan berkembang menjadi sel telur yang dapat berfungsi sedangkan yang lainnya akan menjadi badan polar yang tak berfungsi optimal. Hipotalamus

merupakan

kunci

dalam

pengaturan

gonadotropin.

Pengaturan oleh hipotalamus dikerjakan melalui hormon GnRH yang disekresi kedalam pembuluh portal hipofisis. GnRH merangsang sekresi FSH dan LH, folikel-folikel berkembang dibawah pengaruh LH ( Luteinizing Hormon) yang menstimulus produksi estrogen dan dan hormon penstimulasi folikel FSH ( Folicel Stimulating Hormon) yang memacu pembentukan folikel-folikel ovum dan menginduksi reseptor LH. Sel granulosa ovarium memproduksi hormon protein yaitu inhibin yang dapat menekan sekresi FSH dari hipofisis. Estrogen diproduksi oleh ovarium selama maturasi folikel dan menstimulasi ploriferasi kelenjar pada bagian dalam atau bagian endometrium uteri. Pada saat yang sama hormon tersebut menstimulasi sintesis reseptor progesteron sehingga mempersiapkan uterus untuk progesteron yang tinggi, hal ini untuk mempersiapkan dinding uterus untuk ovum yang telah difertilisassi. Vagina juga mengalami perubahan secara siklik. Pada saat estrogen meningkat epitel vagian berploriferasi, selama fase proliferasi kadar FSH turun namun karena konsentrasi inhibin dan estrogen yang terus meningkat hal ini akan membuat FSH semakin tertekan dan memberikan umpan balik pada FSH. Pada saat akhir dari fase ini estrogen meningkat dan menginisiasi gonadotropin hipofisis terhadap GnRH sehingga terjadi lonjakan LH dan ovulasi. 25


Pada saat maturasi, folikel de Graaf memproduksi lebih sedikit estrogen dan lebih banyak progesreon, kedua hormon ini membantu pelepasan LH masif, LH dapat membuat folikel ruptur dan ovum keluar. Apabila fertilisasi tak terjadi maka pada akhir fase luteal epitel akan diinvasi oleh leukosit dan luruh dalam bentuk menstruasi. Folikel menjadi korpus luteum ( “korpus”= badan, “luteum’’= kuning) yang mensekresikan progesteron pada masa luteal. Apabila tak terjadi fertilisasi maka korpus luteum secara bertahap akan menjadi sedikit melepaskan progesteron lalu menghabiskan masanya dan menjadi korpus albicans ( albican= putih), setelah itu arteri yang memeperdarahi uterus akan mengkerut dan dinding endometrium kolaps sebagai akibat drai kurang mendapat suplay darah

dan

kemudian

dinding

akan

luruh,turunnyakadar

estrogen

danprogesteronmemberikan negative feedback pada hipotalamus dan hipofisis hingga memulai siklus baru.. ( Greenstein,2010) Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf, dan bermacam-macam hormone. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

26


Pembentukan Kelenjar Payudara •

Sebelum Pubertas Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati Pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari system duktus terutama di bawah pengaruh hormon estrogen sedang pertumbuhan alveoli oleh hormone progesterone. Hormon yang juga ikut berperan adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar anterior adrenalin, tiroid, paratiroid dan hormone pertumbuhan.

Masa Pubertas Pada masa system duktus proliferasi dan kanalisasi dari unit-unit lobulo alveolar yang terletak pada ujung–ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stoma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobalir.

Masa siklus menstruasi Perubahan kelenjar payudara wanita dewasa berhubungan siklus mentruasi dan pengaruh pengaruh hormone yang mengatur siklus tersebut seperti estrogen dan progrsteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormone tersebut meningkat maka akan terjadi edema lobulus, secara klinik payudara dirasakan berat mentruasi kadar estrogen dan progesterone, berkurang. Yang bekerja hanya prolaktin saja. Oedem berkurang berkurang juga. Hal ini menyebabkan payudara besar sampai umur 30 tahun.

Masa Kehamilan Pada awal kehamilan terjadi perningkatan yang jelas dari duktus yang baru ,percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon yang kurang berperan adenohipofise adalah hormone ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan dan penuh. Sehingga besar payudara selalu tambah pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan mentruasi plasenta dan korpus luteum. Hormon yang membantu mempercepat

pertumbuhan

plasenta,

korionik

gonadotropin,insulin

,kortisol hormone tiroid, parathyroid, dan hormon pertumbuhan. •

Pada 3 bulan Kehamilan Prolaktin dari adenohipofise/hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum masih di hambat oleh estrogen 27


dan progesteron. tetapi jumlah prolaktim meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan. •

Pada Trimester kedua Kehamilan Laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormone-hormon terhadap pengeluaran air susu telah didemontrasikan kebenararannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal , tetap keluar kolostrum.

Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI. Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi. F. Sekresi air susu ibu dan Peran oksitosin Pada proses sekresi air susu ibu tak lepas dari peran prolaktin, estrogen, dan progesteron. Dimana estrogen berperan dalam prokferasi duktus payudara, sedangkan progesteron untuk berkembangnya lobulus payudara. Sementara prolaktin berperan dalam stimulasi air susu itu sendiri. Pada saat kehamilan kadar prolaktin terus meningkat sampai aterm, namun mencapai puncaknya setelah persalinan. Karena pada saat plasenta ikut keluar kadar estrogen menurun dan mencetuskan laktasi oleh prolaktin. Ketika kehamilan kadar prolaktin meninggi begitu juga kadar estrogen dan progestero, sehingga menyebabkan Lobulo-alveolus payudara berkembang sempurna. Oksitosin menyebabkan kontraksi mioepitel yang melapisi dinding duktus, dengan akibat keluarnya air susu melalui puting payudara. (Ganong,2008) Pada manusia oksitosin bekerja pada payudara dan uterus, walaupun zat ini juga berperan dalam luteolisis. Ejeksi susu dalam keadaan normal diawali oleh refleks neuroendokrin reseptor, yang berperan adalah reseptor sentuh yang banyak

28


terdapat di payudara, terutama di sekitar puting susu. Impuls yang terbentuk di pancarkan dari jalur SON dan PVN. Pelepasan neuron yang mengandung oksitosin menyebabkan seleresi oksitosin di hipofisis posterior. Bayi yang menghisap puting susu akan merangsang reseptor sentuh, nukleus terangsang, oksitosin lepas dan susu terperas ke dalam sinus, susu siap mengalir ke dalam mulut bayi. (Glance,2007) G. Pengaruh prolaktin dalam laktasi

Wanita yang tidak menyusui bayinya biasanya mendapat periode haid pertamanya 6 minggu setelah persalinan. Akan tetapi, wanita yang menyusui secara teratur mengalami amenorea selama 25-30 minggu. Menyusui merangsang sekresi prolaktin, bukti memperihatkan bahwa prolaktin menghambat sekresi GnRH, menghambat efek GnRH pada hipofisis, dan melawan efek gonadotropin pada ovarium, ovulasi di hambat dan ovarium menjadi tidak aktif, sehingga pengeluaran estrogen dan progesteron berkurang ke kadar yang rendah. (Ganong, 2008)

BAB III PENUTUP

29


1. Kesimpulan

Pembahasan dalam hal ini yaitu hormone yang ada pada perempuan kemampuan reproduksi bergantung pada hubungan rumit antara hipotalamus, hipofisis anterior, organ reproduksi dan sasaran hormon seks. Hubungan ini menggunakan banyak mekanisme regulatorik yang di gunakan oleh sistem tubuh lain untuk mempertahankan homeostasis, misalnya control umpan balik negative Hormon Pada proses sekresi air susu ibu tak lepas dari peran prolaktin, estrogen, dan progesteron. Dimana estrogen berperan dalam prokferasi duktus payudara, sedangkan progesteron untuk berkembangnya lobulus payudara. Sementara prolaktin berperan dalam stimulasi air susu itu sendiri. Pada saat kehamilan kadar prolaktin terus meningkat sampai aterm, namun mencapai puncaknya setelah persalinan. Karena pada saat plasenta ikut keluar kadar estrogen menurun dan mencetuskan laktasi oleh prolaktin. Ketika kehamilan kadar prolaktin meninggi begitu juga kadar estrogen

dan

progestero,

sehingga

menyebabkan

Lobulo-alveolus

payudara berkembang sempurna. Oksitosin menyebabkan kontraksi mioepitel yang melapisi dinding duktus, dengan akibat keluarnya air susu melalui puting payudara. Ejeksi susu dalam keadaan normal diawali oleh refleks neuroendokrin reseptor yang terdapat di payudara, terutama di sekitar puting susu. Impuls yang terbentuk di pancarkan dari jalur SON dan PVN. Pelepasan neuron yang mengandung oksitosin menyebabkan seleresi oksitosin di hipofisis posterior. Bayi yang menghisap puting susu akan merangsang reseptor sentuh, nukleus terangsang, oksitosin lepas dan susu terperas ke dalam sinus, susu siap mengalir ke dalam mulut bayi.

DAFTAR PUSTAKA

30


Tarwoto, dkk. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: trans info media Sloane, ethel. 2004. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:EGC Wylie, Linda. 2011. Essensial Anatomi dan Fisiologi dalam Asuhan Maternitas. Jakarta: EGC. Ganong, WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta. EGC. Greenstain, Ben & Wood, D.F. 2010. at a Glance Sistem Endokrin. Jakarta: Erlangga Tarwoto. 2009. Anatomi Fisiologi Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Transinfomedia Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC Lislee F gartner. dkk. Biologi sel & Histologi. Tangerang selatan: Bina Rupa aksara

31


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.