MAKALAH FUNDAMENTAL KEPERAWATAN “TUMBUH KEMBANG”
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA SEPTEMBER 2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses seumur hidup yang akan dialami oleh semua orang. Menurut Whaley dan Wong (2000), pertumbuhan merupakan proses peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. (Supartini, 2004) Semua orang menaruh harapan agar anak-anaknya dapat tumbuh secara sehat fisik, mental dan sosial. Hal yang demikian berpengaruh terhadap produktivitas anak dan kemampuannya berguna bagi orang lain dan bangsa. Tumbuh kembang merupakan hasil interaksi antara faktor internal atau genetik dengan faktor eksternal, yakni linggkungan. Banyak faktor yang saling terkait berhubungan dengan tumbuh kembang seseorang. Selain faktor, tahapan dan ciri pertumbuhan serta perkembangan seseorang berbeda disetiap periodenya. Beberapa ahli membagi tahapan tumbuh kembang menurut teori yang mereka kemukakan. Dalam makalah ini akan dibahas teori-teori tersebut, fase dan ciri, faktor serta pengertian dari tumbuh kembang itu sendiri secara merinci.
b. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian tumbuh kembang? 2. Bagaimana para ahli mengemukakan teori-teori tumbuh kembang? 3. Bagaimana fase dan ciri tumbuh kembang pada manusia? 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang seseorang?
5. Bagaimana pandangan islam mengenai tumbuh kembang pada
manusia?
c. Tujuan 1. Mengetahui penjelasan tentang definisi tumbuh kembang 2. Mengetahui teori-teori pertumbuhan dan perkembangan 3. Mengetahui fase dan ciri tumbuh kembang secara umum 4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang 5. Mengetahui pandangan islam tentang tumbuh kembang
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi tumbuh kembang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses sinkronisasi yang bersifat independen dalam kesehatan individu. Individu mengalami perubahan secara kuantitafif dan kualitatif dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis proteinprotein baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan
berkaitan
dengan
perubahan
kuantitatif
yang
menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis. Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan. Pertumbuhan fisik: merupakan hal kuantitatif, aspek peningkatan ukuran fisik individu sebagai hasil peningkatan dalam jumlah sel. Indicator pertumbuhan ini meliputi perubahan tinggi dan berat badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual. Perkembangan: merupakan aspek progresif adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat kualitatif. Contohnya adalah peningkatan
kapasitas fungsional penguasaan terhadap keterampilan yang lebih kecil. Maturasi: merupakan proses tumbuh-kembang menjadi penuh (maksimum), hal tersebut meliputi kemampuan biologis individu, kondisi fisiologis, dan keinginan untuk belajar perilaku yang lebih mature. Maturasi memengaruhi sekuensi dan waktu perubahan yang dihubungkan dengan pertumbuhan dan perkembangan Prinsip pertumbuhan dan perkembangan •
Individu memiliki potensi adaptif untuk perubahan kualitatif dan kuantatif dengan menerima stimulus dari lingkungan dan memberi stimulus pada lingkungan tersebut.
•
Individu memperoleh keunikan dari interaksi hereditas dan lingkungan.
•
Tujuan
utama
perkembangan
adalah
pencapaian
potensi
(realisasi/aktualisasi diri). Prinsip dasar Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian tertentu. Perkembangan merupakan sesuatu yang terarah dan berlangsung terus menerus dengan cara cephalocaudal (atas-bawah), proximodistal (pusat-tepi), dan differentiation (mudah-kompleks). Perkembangan merupakan hal kompleks, terprediksi, terjadi secara konsisten. Perkembangan merupakan hal unik untuk individu dan untuk potensi genetic dan setiap individu cenderung untuk mencari potensi maksimum perkembangan. Perkembangan terjadi melalui konflik dan adaptasi, dan aspek yang berbeda berkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari keseimbangan dan ketidakseimbangan. Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang pasti sesuai umur dan kemampuan. Tugas perkembangan membutuhkan praktik dan tenaga, fokus ini berbeda sesuai dengan setiap tahap perkembangan dan tugas yang dicapai.
b. Teori-Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Teori Perkembangan Psikosekual Freud Freud mengemukakan bahas perkembangan psikosekual anak terdiri atas fase oral, fase anal, fase falik, dan fase genital. 1. Fase oral (0 sampai 11 bulan)
Selama
masa
bayi,
sumber
kesenangan
anak terbesar
berpusat
padaaktivitas oral, seperti mengisap, menggigit, mengunyah, dan mengecap. Hambatan atau ketidakpuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral akan mempengaruhi fsae perkembangan berikutnya. Penanaman identitas gender pada bayi dimulai dengan adanya perlakuan ibu atau ayah yang berbeda, misalnya bayi perempuan cenderung diajak berbicara lebih banyak dibandingkan dengan bayi laki-laki, sementaraayah lebih banyak melakukan aktivitas motorik pada bayi laki-laki dibandingkan dengan bayi perempuan, misalnya dengan mengangkat dan menjunjung bayi ke atas. 2. Fase anal (1 sampai 3 tahun)
Selama fase kedua, yaitu menginjak tahun pertama sampai tahun ketiga, kehidupan
anak
berpusat
pada
kesenangan
anak,
yaitu
selama
perkembangan otot sfingter. Anak senang menahan feses, bahkan bermainmain dengan fesesnyasesuai dengan keinginanya. Dengan demikian, toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan pada periode ini. 3. Fase falik (3sampai 6 tahun)
Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang senitif. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin perempuan
dan
laki-laki
dengan
mengetahui
adanya
perbedaan
denganpertanyaan yang diajukan berkaitan dengan perbedaan ini. Orang tua harus bijaksana dalam memberi penjelasan tentang hal ini sesuai dengan kemampuan pekembangan kognitifnyaagar anak mendapatkan pemahaman yang benar. Selain itu, untuk memahami identitas gender, anak sering meniru ibu atau bapaknya, misalnya dengan menggunakan
pakaian ibu dan ayahnya. Secara psikologis pada fase ini mulai berkembangnyasuperego, yaitu anak mulai berkurang sifat egosentrinya. 4. Fase laten (6 sampai 12 tahun)
Selama periode laten, anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosialnya. Padaawal fase laten, anak perempuan lebih menyukai berteman dengan jenis kelamin perempuan dan anak
laki-laki
jugasebaliknya.
Pertanyaan
tentang
anak
tentang
sekssemakin banyak, mengarahkan padasistem reproduksi. Dalam hal ini, orang tua harus bijaksana dalam merespons, yaitu menjawab dengan jujur dan hangat. Luas jawaban disesuaikan dengan maturitasanak. Sering kali karena begitu penasarandengan seks, anak mungkin dapat bertindak cobacoba dengan teman sepermainnya. Oleh karena itu, jikaanak tidak pernah bertanya tentang seks, sebaiknya orang tuawaspada. Peran ibu dan ayah sangat penting dalam melakukan pendekatan dengan anak, pelajari apa yang sebenarnyasedang dipikirkan anak berkaitan dengan seks. 5. Fase genital (12 sampai 18 tahun)
Tahapan akhir masa perkembangan menurut Freud adalah tahapan genital ketikaanak mulai masuk fase pubertas, yaitu dengan adanya proses kematangan organ reproduksi dan produksi hormon seks. Teori Perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif berdasarkan pada tahapan senorik-motorik, praoperasional, concrete operational, dan formal operation. 1. Tahap senorik-motorik (0 sampai 2 tahun)
Mengisap (sucking) adalah ciri utama pada perilaku bayi dan berkembang sekalipun tidak sedang menyusu, bibirnya bergerak-gerak seperti sedang menyusu. Jikalapar, bayi akan menangis, ibu akan menyusukan dan anak terdiam. Dan jika ibu menyusu sambil bernyanyi atau bersenandung, bayi juga terdiam. Jadi, bayi belajar dan mengembangkan kemampuan senorik-
motorik dengan dikondisikan oleh lingkungnnya. Pada tahap ini, anak mengembangkan aktivitasnya dengan menunjukkan perilaku sederhana yang dilakukan berulang-ulang untuk meniru perilaku tertentu dari lingkungan. Jadi, perkembangan intelektual dipelajari melalui sensasi dan pergerakan. Tiga kejadian penting dari tahapan senorik-motorik adalah perpisahan anak dengan lingkunganseperti ibunya, ada persepsi tentang konsep benda yang permanen atau konstan serta penggunasimbol untuk memersepsikan situasi atau benda, misalnya dengan menggunakan mainan. 2. Praoperasional (2 sampai 7 tahun)
Karakteristik
utama
perkembangan
intelektual
pada
tahapan
praoperasional didasari olehsifat egosentri. Ketidakmampuan untuk menempatkan diri sendiri di tempat orang lain. Pemikiran didominasi oleh apa yang mereka lihat dan rasakan dengan pengalaman lainnya. Padaanak usia 2 ampai 3 tahun, anak berada di antarasenorik-motor dan praoperasional, yaitu anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial and error, dan menginterprestasi bendaatau kejadian. Anak prasekolah (3 sampai 6 tahun) mempunyai tugas untuk menyiapkan diri memasuki duniasekolah. Anak prasekolah berada pada fase peralihan antara preconceptual dan intuitive thought. Pada fase preconceptual, anak sering menggunakan satu istilah untuk beberapa orang yang mempunyai ciri yang sama, misalnya menyebut nenek padasetiap wanita tua, sudah bongkok, dan memakai tongkat. Sedangkan pada fase intuitive thought, anak sudah bisa memberialasan pada tindakan yang dilakukannya. Anak prasekolah berasumi bahwa orang lain berpikir seperti merekasehingga perlu menggali pengertian mereka dengan pendekatan nonverbal. 3. Concrete operational (7 sampai 11 tahun)
Pada usai ini, pemikiran meningkat atau bertambah logis dan koheren. Anak mampu mengklasifikasi benda dan perintah dan menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematik berdasarkan apa yang mereka terima dari lingkungannya. Kemampuan berpikir anak sudah rasional, imajinatif, dan dapat menggali objek atau situasi lebih banyak untuk mencegahkan masalah. Anak sudah dapat berpikir konsep tentang waktu dan mengingat kejadian yang lalu serta menyadari kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, tetapi pemahamannya belum mendalam, selnjutnyaakan semakin berkembang di akhir usai sekolah atau awal masa remaja. 4. Formal operation (11 sampai 15 tahun)
Tahapan ini ditunjukkan dengan karaktersitik kemampuan beradatasi dengan
lingkungan
dan
kemampuan
untuk
fleksibel
terhadap
lingkungannya. Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan tandaatau simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teotetis, dan filosofi. Pola berpikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang apa yang orang lain juga memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan masalah. Teori Tugas Perkembangan Menurut Havighurst Havighurst mendefinisikan tugas perkembangan adalah sebuah tugas yang timbul pada / sekitar periode tertentu dalam kehidupan seseorang, proses belajar adalah dasar untuk hidup, terjadi selama 6 tahap.
Pencapaian yang sukses:
bahagia dan berhasil dengan tugas berilkutnya, Kegagalan : ketidak bahagiaan dan kesulitan dengan tugas berikutnya. Berikut ini adalah tahap tugas perkembangan menurut Havighurst 1. Infant dan Early Childhood •
Belajar untuk berjalan
•
Belajar untuk makan makanan padat
•
Belajar untuk berbicara
•
Belajar untuk mengontrol eliminasi
•
Belajar membedakan jenis kelamin
•
Mencapai kestabilan psikologis
•
Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan social dan fisik
•
Belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara kandung dan orang lain
•
Belajar untuk membedakan benar dan salah serta mengembangkan kesadaran.
2. Middle Childhood •
Belajar keterampilan fisik
•
Membangun perilaku yang bermanfaat bagi dirinya
•
Belajar bergaul dengan teman sebaya
•
Belajar peran feminim dan maskulin yang tepat
•
Membangun keterampilan dasar dalam menulis, membaca dan berhitung
•
Membangun konsep yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari
•
Membangun kesadaran, moralitas dan nilai-nilai
•
Mencapai kemandirian pribadi
•
Mengembangkan tingkah laku terhadap kelompok social
3. Adolescence •
Mencapai hubungan baru dan dewasa dengan teman sebaya lakilaki dan perempuan
•
Mencapai peran social laki-laki atau perempuan
•
Menerima fisiknya dan menggunakan tubuh secara efektif
•
Mendapat jaminan kebebasan ekonomi
•
Memilih dan menyiapkan diri untuk pekerjaan
•
Menyiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
•
Mengembangkan kemampuan intelektual
•
Mencapai tingkah laku social yang bertanggung jawab
•
Menerima seperangkat nilai dan sistemetik.
4. Early Adulthood •
Memilih pasangan
•
Belajar untuk hidup dengan pasangan
•
Memulai berkeluarga
•
Membesarkan anak
•
Mengatur rumah
•
Mulai bekerja
•
Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara
•
Menemukan kelompok social yang menyenangkan
5. Middle Age •
Memenuhi tanggung jawab social dan kewarganegaraan
•
Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup
•
Membantu anak remaja menjadi dewasa dan bertanggung jawab
•
Mengembangkan aktivitas waktu luang
•
Menerima dan menyesuaikan terhadap perubahan fisiologis
•
Menyesuaikan terhadap orang tua
6. Later Maturity •
Menyesuaikan dengan penurunan fisik dan kesehatan
•
Menyesuaikan dengan pension dan penurunan pendapatan
•
Menyesuai kandengan kematian pasangan
•
Membina suatu hubungan dengan kelompok umurnya
•
Memenuhi kewajiban social dan sipil
•
Membangun kepuasan pengaturan hidup
Teori Perkembangan Moral Kohlberg Teori ini dikemukan oleh Kohlberg dan Gilligan, mereka mengatakan bahwa proses tumbuh dan kembang merupakan proses yang kompleks, melibatkan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Teori moral Kolberg berfokus pada alas an individu membuat keputusan, menurut Kohlberg kemajuan dalam perkembangan moral melalui 3 tingkat 6 tahap. Tahap Perkembangan Moral Kohlberg Level I :Prekonvensional Tahap 1 :Orientasi hukuman dan kepatuha, Tindakan salah akan dihukum, dan benar tidak akan dihukum. Tahap 2 :Orientasi hubungan instrumental Tindakan diambil untuk memuaskan kebutuhan seseorang Level II :Konvensional Tahap 3 :Persetujuan interpersonal
Tindakan dilakukan untuk menyenangkan orang lain dan memperoleh persetujuan Tahap 4 :Orientasi hukum dan perintah Perilaku yang benar adalah perilaku yang mematuhi hukum dan mengikuti peraturan Level III : Postkonvensional Tahap 5 : Orientasi hukum dan kontrak social Standar
perilaku
berdasarkan
hukum
yang
melindungi
kesejahteraan dan hak orang lain Tahap6 :Prinsip Etik-Universal Prinsip moral universal terinternalisasi. Menghargai orang lain dan percaya hubungan berdasarkan kepercayaan.
Teori Perkembangan Psikososial Erickson TAHAPAN DAN USIA a. Percaya vs tidak percaya (lahir sampai
1 tahun) (bayi) Bentuk: mengambil dan mendapatkan Sifat baik: pengharapan
CIRI TAHAPAN Pemenuhan kepuasan dari pengasuh tentang kebutuhan dasar bayi untuk makan dan menghisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman dalam perilaku yang konsisten dan sensitif, menghasilkan kepercayaan.
Anak mulai mengembangkan kemandirian b. Autonomi vs ragu-ragu dan malu (1-3
tahun) (masa toddler) Bentuk: menahan dan membiarkan
padsa saat peningkatan kontrol fungsi tubuh terhadap kegiatan membuka dan memakai baju, bejalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
pergi Sifat baik: kesediaan
Anak mengembangkan inisiatif pada saat merencanakan dan mencoba hal-hal baru.
c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
(prasekolah).
Perilaku anak ditandai sebagai sesuatu yang kuat, imininatif, dan intrusif. Terjadinperkembangan perasaan bersalah
Bentuk: serangan yang merusak dan
identifikasi dengan orang tua yang sama jenis
kemenangan
kelamin.
Sifat baik: tujuan Anak mendapatkan pengenalan melalui demontrasi keterampilan dan produksi bendabenda serta mengembangkan harga diri melalui pencapaian. Anak secara besar d. Industri vs inferior (6-12 tahun)
dipengaruhi oleh guru dan sekolah.
(usia sekolah) Bentuk: melakukan dan memproduksi sesuatu Sifat baik: kompetensi
Individu mengembangkan penyatuan rasa “diri sendiri�. Teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku. Keputusan utama adalah untuk menentukan tujuan vokasional.
e. Identitas vs bingung peran atau difusi
(18-21 tahun) (remaja) Sifat baik: kesetiaan
Tugas adalah untuk mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan lainnya, yang mungkin termasuk pasangan seksual.
Dewasa matang dihadapkan pada kesadaran f.
Intimasi vs isolasi (18-21 sampai 40
tentang penetapan dan bimbingan untuk
tahun) (dewasa muda)
generasi selanjutnya. Orang dewasa melihat
Bentuk: mencintai Sifat baik: cinta
g. Generativitas vs absorbsi diri atau
kedalam diri sendiri dan umumnya mengekpresikan kepedulian pada dunia di masa yang akan datang .
Masa lansia dapat melihat ke belakang
stagnasi (40-65 tahun) (dewasa tengah) dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan Bentuk: memberi nafkah Sifat baik: merawat
kematian.
h. Integritas ego vs putus asa (65 tahun
sampai mati) (dewasa akhir) Bentuk: penerimaan Sifat baik: bijaksana
Teori Kebutuhan Manusia Maslow TAHAPAN DAN USIA
CIRI TAHAPAN
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis meliputi makanan, minuman, dan tidur.
b. Kebutuhan keselamatan
Kepuasaan kebutuhan keselamatan membiarkan individu untuk merasa selamat dan aman.
c. Kebutuhan rasa memiliki dan
cinta
Rasa memiliki membiarkan individu untuk menggabungkan diri dan diterima oleh orang lain.
Penghargaan membiarkan individu meningkatkan persetujuan dengan orang lain. d. Kebutuhan penghargaan
Pemenuhan potensi diri sendiri di kenali.
e. Aktualisasi diri
c. Fase dan Ciri Tumbuh Kembang Dalam peristiwa pertumbuhan dan perkembangan memiliki berbagai ciri khas yang membedakan komponen satu dengan yang lain. Pertumbuhan memiliki ciriciri sebagai berikut: 1. Akan terjadi perubanhan pertumbuhan dalam hal bertambanhnya ukuran
fisik, sepeti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lain-lain.
2. Terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau
organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa. 3. Terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti
hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleksrefleks tertentu. 4. Terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan,
seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada. Perkembangan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi,
seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin. 2. Memiliki pola yang konstan dengan hkum tetap, yaitu perkembangan
dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal. 3. Memiliki tahapan yang berurutan mulai dari melakukan kemampuan hal
yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna. 4. Setiap individu memiliki kecepatan percapaian perkembangan yang
berbeda. 5. Dapat menentukan pertumbuhan tahan selanjutnya, diamana tahap
perkrmbangan harus dilewati tahap demi tahap(Narendra,2002) Tahapan Tumbuh Kembang Manusia 1. Neonatus (bayi lahir sampai 28 hari)
Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar tumbuh dan kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya. Rata-rata pertumbuhan yang cepat yang ketergantuan total membuat masa in menjadi salah satu periode yang paling penting dalam proses perkembangan.
2. Bayi ( 1 bulan sampai 1 tahun)
Bayi pada usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala, mengikuti objek pada mata, melihat dengan tersenyum dll. Periode bayi merupakan salah satu perkembangan motorik, kognitif, dan sosial yang cepat. 3. Todler ( 1-3 tahun)
Anak usia todler mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai membaik, hampir setiap organ mengalami maturasi maksimal. Pengalaman dan perilaku mereka mulai dipengaruhi oleh lingkung diluar keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi denagn teman. 4. Pra Sekolah (3-6 tahun)
Anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi petumbuhan dan perkembangannya. 5. Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Perkembanga fisik, psikososial, mental anak meningkat. 6. Remaja (12-18/20 tahun)
Sebagai periode transisi yang dimulai pada saat terjadinya pubertas. 7. Dewasa muda (20-40 tahun)
Penyesuaian diri dan menerima komitmen. 8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
Perubahan gaya hidup terjadi disebabkan oleh adanya perubahan. 9. Dewasa tua atau lansia awal ( 65-75 tahun)
Adaptasi keadaan pensiun, perubahan kemapuan fisik sistem mengalami penurunan, penyakit kronis, degenerasi mungkin terjdi.
10. Lansia (75 tahun – meninggal)
Adaptasi terhadap keadaan kemunduran kecepatan dalam gerak, reaksi tehadap
waktu,
menurnnya
kemampuan
sensori,
meningkatnya
ketergantungan pada orang lain.
d. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu: 1. Faktor Genetik: Merupakan dasar modal dalam mencapai proses akhir tumbuh
kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patogenik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. 2. Faktor Lingkungan: Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkunag secara umum dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan pranatal dan faktor lingkungan post-natal a. Faktor lingkungan pranatal: berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin mulai dari konsepsi sampai lahir, diantaranya: 1) Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada saat hamil sering menyebabkan kelahiran bayi dengan BBLR (berat badan lahir rendah), atau lahir mati, dan menyebabkan cacat bawaan. Selain itu juga dapat mengahambat pertumbuhan otak janin, abortus, anemia pada bayi baru ahir, dan lain-lain. 2) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Sama halnya dengan posisi janin dalam uterus dapat menyebabkan talipes, dislokasi panggul, dan lain-lain. 3) Toksin / zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zatzat tertogen, misalnya obat-obatan thalidomide, phenitoin, obatobat anti kanker dan sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Begitu pula dengan perokok berat dan pecandu alkohol kronis sering kali melahirkan bayi berat badan rendah, lahir cacat, keterbelakangan mental, atau bahkan mati. 4) Endokrin
Hormon-hormin yang mungkin berperan dalam tumbuh kembang janin adalah somatotropin, hormon plasenta hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain. 5) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum berusia 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. 6) Infeksi
Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). 7) Stres
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain. 8) Imunitas
Rhesus ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, dan lahir mati. 9) Anoksia embrio
Menurunnya oksigen janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat dapat menyebabkan BBLR. b. Faktor lingkungan post-natal: lingkungan yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak setelah lahir. Lingkungan post-natalyang mempengaruhi tumbuh kembang anak dibagi menjadi; 1) Lingkungan Biologis
a)
Ras / suku bangsa: Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa.
b)
Jenis kelamin: Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, namun belum diketahui pasti kebenarannya.
c)
Umur: Umur yang paling rawan adalah masa balitayang merupakan dasar kepribadian anak, sehingga dibutuhkan perhatian yang khusus.
d)
Gizi: Makanan berperan penting dalam tumbuh kembang anak.
e)
Perawatan kesehatan: Perawatan kesehatan yang dilakukan rutin sebulan sekali dan tidak hanya pada saat sakit, dapat menunjang tumbuh kembang anak.
f)
Kepekaan terhadap penyakit: Dengan diberikan imunisasi, maka diharapkan anak dapat terhindardari penyakit yang membahayakan.
g)
Penyakit kronis: Anak yang menderita penyakit kronis menahun
akan
terganggu
tumbuh
kembang
dan
pendidikannya, selain itu anak juga akan mengalami stres yang berkepanjangan. h)
Fungsi metabolisme: Khusus pada anak, kebutuhan berbagai nutrien harus didasarkan pada perhitungan yang setidaknya memadai
i)
Hormon
2) Faktor fisik a)
Cuaca, musim dan keadaan suatu daerah: Musim kemarau yang panjan dan bencana alam lainnya dapat berdampak terhadap tumbuh kembang anak, antara lain seperti gagalnya panen,
b)
Sanitasi: Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan
perorangan
maupun
kebersihan
lingkungan
memiliki
peranan penting dalam menimbulkan penyakit. c)
Keadaan rumah: Struktur bangunan, entilasi, cahay, dan kepdatan hunian. Keadaan rumah yang layak dengan konstruksi
bangunan
yang
tidak
membahayakan
penghuninya, serta tidak penuh sesak menjamin kesehatan penghuninya. d)
Radiasi: Radiasi yang tinggi dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
3) Faktor Psikososial: a)
Stimulasi: Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan yang kurang mendapatkan stimulasi.
b)
Ganjaran yang tepat atau hukuman yang wajar
c)
Kelompok sebaya: Untuk proses
sosialisasi dengan
lingkungannya anak perlu teman sebaya. Tetapi perhatian dari orangtua juga tetap ada untuk mengetahui dengan isapa anak itu bergaul. d)
Stres:
stres
pada
anak
juga
mengganggu
tumbuh
kembangnya misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, dan sebagainya. e)
Sekolah: Dengan mendapatkan pendidikan yang baik, diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan anak-anak
f)
Cinta dan kasih sayang: Anak butuh cinta dan kasih sayang juga perlakuan yang adil dari orangtuanya. Agar kelak suatu hari nanti tidak menjadi anak yang sombong dan dapat memberi kasih sayang pula kepada sesamanya.
g)
Kualitas interaksi anak-orang tua: Interaksi timbal balik anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban. Anak akan terbuka kepada keuda orang tuanya sehingga bisa terjadi komunikasi dua arah dan segala permasalahan akhirnya bisa diatasi secara bersama-sama karena adanya
kepercayaan, keterbukaan, dan kedekatan antara kedua orang tua dan anak. 4) Faktor keluarga dan adat istiadat: a)
Pekerjaan dan pendapatan orang tua: Pendapatan keluarga yang memadai dapat menunjang tumbuh kembang anak, karena kebutuhan primer baik sekundr mereka dapat terpenuhi.
b)
Pendidikan ayah dan ibu: Dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar, teruatama tentang bagaimana cara mengurus anak.
c)
Jumlah saudara: Jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan
ekonomi
sosial
cukup
dapat
menyebabkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan ekonomi kurang dapat menyebabkan kebutuhan primer seperti makan berkurang. d)
Jenis kelamin dalam keluarga: Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah dari pada lakilaki, sehingga anngka kematian bayi dan malnutrisi masih tinggi pada wanita. Demikian pula dengan pendidikan, masih banyak ditemukan wanita tidak dapat membaca.
e)
Stabilitas rumah tangga: Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh dan kembang anak. Tumbuh kiembang anak akan berbedapada keluarga yang harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
f)
Kepribadian ayah ibu: kepribadian ayang ibu yang terbuka tentu akan berbeda dengan mereka yang tertutup.
g)
Agama: Pengajaran agam harus sudah ditanamkan sedini mungkin,karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
h)
Urbanisasi: kemiskinan.
Biasanya
dapat
berdampak
terhadap
i)
Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain.
e. Tahap Tumbuh Kembang Menurut Islam 1. Fase dalam kandungan
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami balut dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.�(Q.S. Al-Mu'minun, 23: 12-14)
2. Fase neonatus a. Setelah bayi baru dilahirkan sebaiknya di bersihkan dan dililitkan
dengan menggunakan kain putih. b.
Sunah untuk diadzankan di tlinga kanan, dan juga disunahkan untuk diiqamatkan di telinga kiri serta disunahkan membaca ayatayat suci al-quran pada bayi tersebut.
c. Sunah menamakan anak baru lahir dengan nama-nama yang baik d.
Mencukur rambut Ini dilakukan sebaik-baiknya pada hari ketujuh kelahiranya.
e. Sunat "Aqiqah" bagi anak baru lahir. Aqiqah yang membawa
maksud
penyembelihan
binatang
ternakan
seperti
lembu,kerbau,unta ataupun kambing yang dilakukan selepas kelahiran bayi. f.
Dikhitan, Perkara ini menjadi sunat kepada kaum perempuan dan merupakan suatu kewajiban bagi laki-laki.
3. Fase bayi (1-12 bulan)
Artinya: ’’ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan�. ( QS. Al-Baqarah ayat 233)
4. Fase todler (1-3 tahun)
Imam Ghazali mengatakan “ sesungguhnya melarang anaknya bermain dan memaksa anaknya untuk selalu belajar sama halnya dengan membunuh haknya , memusnahkan kecerdasannya dan menyusahkan hidupnya, sehingga ia berusaha bebas dari hal ini, hal tersebut dikuatkan oleh hadis nabi SAW beliau bersabda “ membiasakan anak bermain semasa kecilnya akan menambah kecerdasan dimasa dewasanya�. Orang tua sebaiknya membiarkan anak-anak bermain namun tetap dijaga. (HR. Al-Hakim At Tarmidzi)
5. Pra sekolah (3-5 tahun)
Hal yang seharusnya dilakukan orang tua: a. Memberikan rasa sayang dan aman b. Menanamkan disiplin c. Mengenalkan akhlak dan adab d. Mengajarkan anak berdoa e. Membangkitkan rasa percaya diri dan tanggung jawab
6. Usia sekolah (5-12 tahun)
Pada usia ini orang tua harus sudah mengenalkan anak tentang agama islam.
7. Remaja a. Emisi noktural pada laki-laki > 12 tahun b. Haid pada perempuan 9-15 tahun
c. Pada anak yang sudah baligh diwajibkan untuk menjalankan apa
yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarangnya
8. Dewasa awal
Pada masa ini karir seseorang pada puncaknya. Rosul bersabda: “ Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah engkau hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok” (HR. Muslim)
9. Dewasa tengah
Usia ini adalah usia kebijaksanaan sehingga kelihatan individu cenderung untuk mendekatkan diri pada Allah sebagaimana dalam firman Allah (QS. Al-Qashas ayat 14)
“Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
10. Dewasa akhir dan lansia
Masalah umum bagi usia lanjut adalah keadaan fisik lemah dan tak berdaya sebagaimana firman Allah dalam (QS. Ar-Rum ayat 54)
Artinya: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.�
BAB III PENUTUP Kesimpulan Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses sinkronisasi yang bersifat independen dalam kesehatan individu. Individu mengalami perubahan secara
kuantitafif
dan
kualitatif
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan.Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.Perkembangan: merupakan aspek progresif adaptasi terhadap lingkungan yang bersifat kualitatif. Contohnya adalah peningkatan kapasitas fungsional penguasaan terhadap keterampilan yang lebih kecil.Perkembangan terjadi melalui konflik dan adaptasi, dan aspek yang berbeda berkembang pada waktu yang berbeda, menciptakan periode dari keseimbangan dan ketidakseimbangan. Perkembangan meliputi tantangan bagi individu dalam bentuk tugas yang pasti sesuai umur dan kemampuan.. Pertumbuhan manusia yang berlangsung seumur hidup hingga tua ataupun mati dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti genetik dan eksternal seperti lingkungan. lingkungan yang berpengaruh bisa berupa lingkungan sebelum dilahirkan maupun lingkungan disekitar dia berada. Karena manusia merupakan sistem kompleks dan terbuka yang dipengaruhi oleh dorongan alami dari dalam maupun luar untuk melakukan perubahan. Banyak teori ahli berpendaapat mengenai tumbuh kembang seperti teroi kognitif piaget, psikososial erickson, perkembangan moral Kohlberg dan lain sebagainya yang mengungkapkan tahapan pertumbuhan seseorang berbeda ciri maupun peranannya. Pandangan Islam sendiri terhadap pertumbuhan dan perkembangan sudah jelas tercantum dalam Alquran dari sejak pembentukan manusia yang berasal dari saripati tanah hingga menjadi janin dan terlahir, setelah dewasa ia pun memilikitugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai bentuk dari perubahan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA Ernawati, Maftuhah. 2006. Model Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: UIN Jakarta Press Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Potter, patricia. 2005. Fundamental of Nursing vol. 1. Jakarta:EGC Soetjiningsih, 2007.Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC Supartini, yupi. 2004. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta:EGC