Peran Aktif Mahasiswa Kesehatan dalam Upaya Promosi Kesehatan

Page 1

KONTRIBUSI AKTIF MAHASISWA KESEHATAN DALAM MENGEVALUASI KEBERLANGSUNGAN MDGs DI INDONESIA “KONTRIBUSI AKTIF MAHASISWA KESEHATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN DAN PELATIHAN KADER-KADER KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN IBU”

Oleh : Nur Cita Q

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA MEI/2015


KONTRIBUSI AKTIF MAHASISWA KESEHATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN DAN PELATIHAN KADER-KADER KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN IBU Millenium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen yang disusun dan disetujui oleh 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000, yang di dalamnya dibahas tentang upaya-upaya dalam pengentasan kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan manusia lainnya pada tahun 2015.1 MDGs juga diartikan sebagai program pembangunan yang telah menjadi komitmen berbagai negara di dunia ini yang dideklarasikan pada tahun 2000 untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.2 Salah satu pembangunan yang dicanangkan yaitu kesehatan, dimana lima dari poin-poin yang terdapat pada MDGs merupakan bagian dari bidang kesehatan. Komitmen Indonesia untuk mencapai MDGs mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. Karena itu, MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional. 3 Laporan pencapaian tujuan pembangunan millenium tahun 2013 menunjukkan, bahwa Indonesia telah mencapai beberapa indikator yang ada, namun sebagian indikator lainnya yang belum tercapai membutuhkan perhatian yang khusus, dikarenakan persentase pencapaian masih jauh dari yang ditargetkan. Menurut laporan pencapaian MDGs tahun 2013, Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup (data pencapaian terbaru yaitu 359/100.000 kelahiran hidup sedangkan targetnya yaitu 102/100.000 kelahiran hidup).4 Dari data tersebut, penulis menyimpulkan bahwa data terbaru AKI memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan target pencapaian AKI , dikarenakan data terbaru AKI dengan pencapaian yang ditargetkan perbandingannya yaitu 3:1 (359:102). Suatu hal yang miris memang, ini berarti dalam satu jam, tiga hingga empat ibu di Indonesia meninggal karena melahirkan. Sehari ada 72 – 96 kematian ibu melahirkan, sebulan 2.160 – 5.760 dan setahun 25.000 – 34.560 ibu di Indonesia meninggal karena melahirkan. 5


Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat.6 AKI juga diartikan sebagai peristiwa kompleks yang disebabkan oleh berbagai penyebab yang dapat dibedakan atas determinan dekat, antara, dan jauh. Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi

kehamilan,

persalinan

dan

nifas

seperti

perdarahan,

pre-

eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan lama dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran). Menurut SDKI tahun 2002, sebanyak 22.5% maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti TIGA TERLAMBAT (terlambat mengenai tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor yang berpengaruh lainnya yaitu adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis, sifilis dan penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, gangguan jiwa, maupun yang mengalami kekurangan gizi.7 Analisa dan Evaluasi Program / Upaya yang Dilakukan untuk Percepatan Penurunan AKI Untuk menurunkan AKI, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan kebijakan melalui strategi Making Pregnancy Safer (MPS), antara lain terimplementasi dalam program jampersal untuk menjamin semua persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan dan oleh tenaga kesehatan yang terlatih serta penyediaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehesif (PONEK) untuk menjamin semua komplikasi obstetrik dapat tertangani dengan optimal. Selain itu, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan juga mencanangkan Gerakan Sayang Ibu (GSI) sebagai upaya menumbuhkan kesadaran bahwa kehamilan dan kelahiran dapat memunculkan risiko dan tidak hanya menjadi tanggung jawab itu,


tetapi juga keluarga, suami, orang tua dan masyarakat.8 MPS ini diaplikasikan oleh Departemen Kesehatan dalam berbagai program, diantaranya : 1. Pelayanan Antenatal Care Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan : mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat

pada saat kehamilan, persalinan dan

nifas, mengenal dan menangani penyakit yang menyertai, memberikan petunjuk dan nasihat yang berkaitan, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.9 Pelayanan antenatal di fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta dan praktik perorangan perlu dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS, TB, malaria, PMS) serta penanganan penyakit kronis.7 Kurangnya pengetahuan ibu tentang ANC, jarak pelayanan terlalu jauh, kurangnya dukungan keluarga, serta sikap petugas yang kurang baik berpengaruh terhadap kurangnya pemanfaatan pelayanan Antenatal Care.10 2. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil termasuk perencanaan dan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Tahapan kegiatan P4K yaitu orientasi, sosialisasi, operasionalisasi, rekapitulasi pelaporan dan forum komunikasi.11 Salah satu keberhasilan pencegahan kematian ibu terletak pada ketepatan pengambilan keputusan pada saat terjadinya komplikasi. Hal ini bisa terjadi apabila keluarga mempunyai pengetahuan dasar yang baik


tentang kehamilan dan persalinan sehingga mereka bisa menyusun perencanaan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi sedini mungkin.11 Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa sekitar 45% keluarga yang mengaku dapat penjelasan tanda bahaya saat ANC. Hal ini diperkuat dengan hasil Asesmen Kualitas Pelayanan Maternal tahun 2012 yang menunjukkan bahwa hanya 24% RS dan 45% Puskesmas yang melakukan konseling dan edukasi sesuai standar ANC. Kedua hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan untuk melakukan pemberian informasi sebagai upaya promotif dan preventif kepada ibu dan keluarga pada saat ANC masih lemah, sehingga pengetahuan masyarakat untuk membuat perencanaan persalinan juga rendah.11 Peran Aktif Mahasiswa 1. Promosi kesehatan Untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat, mahasiswa

kesehatan dapat melakukan promosi kesehatan. Promosi yang diberikan lebih ke arah promotif dan preventif seperti bagaimana cara menjaga kesehatan pada saat kehamilan, pentingnya kunjungan antenatal care, komplikasi-komplikasi yang sering terjadi pada ibu hamil serta diet atau manajemen nutrisi yang baik bagi ibu hamil dan nifas, pentingnya dukungan keluarga pada ibu hamil dan lain-lain. Promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara berkala ataupun dalam satu event besar dan tentunya juga promosi kesehatan dilaksanakan secara bersama-sama dengan melibatkan elemen masyarakat setempat (posyandu) untuk memudahkan proses pelaksanaan. Diharapkan nantinya, setelah dilakukan promosi kesehatan, intensitas kunjungan ibu pada saat kehamilan ke pelayanan kesehatan dasar pun meningkat dan pengetahuan ibu dan keluarga pun meningkat.


2. Pelatihan kader-kader kesehatan (Posyandu) Kader diartikan sebagai tenaga sukarela bersedia mengabdi untuk masyarakat yang dipilih oleh masyarakat. Kader posyandu adalah pilar utama penggerak pembangunan utamanya kesehatan, dimana mereka dilibatkan oleh puskesmas untuk mengelola pelayanan kesehatan di desa. Untuk itu, upaya peningkatan kemampuan baik secara pengetahuan dan keterampilan perlu ditingkatkan. Upaya ini dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan secara berkala dengan materi yang berbeda-beda, semisal diadakan dalam satu bulan sekali. Dalam satu bulan sekali, mahasiswa kesehatan, bekerja sama dengan puskesmas, menyelenggarakan pelatihan kader-kader posyandu. Kader-kader kesehatan yang terlatih ini pun diharapkan bisa menjadi perpanjangan tangan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan yang lebih intensif kepada masyarakat Peran mahasiswa kesehatan sangat dibutuhkan dalam upaya promotif dan preventif dalam menurunkan angka kematian ibu. Upaya promotif ini berupa optimalisasi promosi kesehatan kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat pengetahuan, dan diharapkan nantinya akan berimbas pada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Kader-kader kesehatan yang terlatih pun diharapkan bisa menjadi perpanjangan tangan mahasiswa dalam melakukan promosi kesehatan yang lebh intensif kepada masyarakat. Daftar Pustaka 1. Todaro, P. Micahel dan Stephen C.Smith. Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Erlangga, 2006. 2. Baowolo, Robert B et al. Kekuasaan sebagai Wakaf Politik. Yogyakarta : Kanisius, 2008. 3. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia tahun 2010 diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 4. Sardjunani, Nina. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia tahun 2013. Disampaikan dalam pertemuan Tim Pengarah


Finalisasi Draft Laporan Pencapaian MDGs Indonesia 2013 Hotel Sari Pan Pasific: BAPPENAS, 2014. 5. Saptono, Irawan et al. Jalan Terjal Menurunkan Angka Kematian Ibu. Jakarta : International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), 2013. 6. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 diakses dari http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV INSI_2012/11%20Profil_Kes.Prov.DKIJakarta_2012.pdf pada tanggal 26 Mei 2015 pukul 23:16 WIB 7. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu: Kementrian kesehatan Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2010. 8. Aeni, Nurul. Faktor Resiko Kematian Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 10, Mei 2013. 9. Yulaikhah, Lily. Kehamilan : Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2009. 10. Rauf, Nur Inayah et al. Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minasa UPA Kota Makasar. . 2013.

di

akses

dari

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5481/NUR%20I NAYAH%20RAUF%20%28K%20111%2009%20343%29.pdf?sequence =1 pada tanggal 29 mei 2015 pukul 12:13 WIB 11. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia. Direktorat Bina Kesehatan Ibu ; Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA Kementerian

Kesehatan

Republik

Indonesia,

2013.

diakses

dari

http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/12/RAN-PP-AKI-2013-2015.pdf tanggal 29 Mei 2015 pukul 01:25 WIB

pada


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.