Page |1
MAKALAH BSN III “ SISTEM INTEGUMEN “
OLEH : PSIK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Page |2
Contents
BAB I PENDAHULUAN
Anatomi Integumen
1.
Kulit adalah organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5 kg dan menutupi
area seluas 18 kaki persegi pada laki-laki dengan berat badan 75 kg. a.
Lapisan Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari
jaringan epitel skuamosa bertingkat yang memangalami keratinisasi, jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis paling tebal dan dapat ditemukan dibagian telapak tangan dan telapak kaki.
Page |3
Epidermis terdiri dari lima lapisan yaitu:
1.
Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat
pada jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini. Dan sel baru didortong masuk kelapisan berikutnya. 2.
Skratum spinosum adalah lapisan sel spinal atau tanduk, disebut demikian
karena sel-sel tersebut di satukan oleh tonjolan yang menyurupai spina . spina adalah bagian penghubung interselular yang disebut desmosom. 3.
Skratum granulosum terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel dengan
granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor pembentukan keratin.
Page |4
a). Keratin adalah protein keras dan resilien . anti air serta melindungi permukaan kulit yang terbuka. b). Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang berkadar sulfur rendah, berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut. c). Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, mak nukleus sel berdisintegrasi, menyebabkan kematian sel. 4. Skrum lusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati dan hampir mati dengan ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel. 5. skratum korneum adalah lapisan epedermis teratas, terdiri dari 25 sampai 30 lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat medekati permukaan kulit.(epidermis tipis yang melapisi seluruh tubuh kecuali, telapak tanga dan telapak kaki , tersusun hanya dari lapisan basalis dan korneum). a). Permukaan terbuka dari skratum mengalami proses pergabtian ulang yang konstan atau deskuamasi. b). Ada pembaruan yang konstan pada sel yang terdestuamasi melalui pembelaan sel dilapisan basalis. c). Keseluruhan lapisan epidermisakan di ganti dari dasar ke atas setiap 15 sampai 30 hari b.
Lapisan Dermis adalah lapisan jaringa ikat bagian bawah. Lapisan mengikat peidermis dengan struktur yang ada dibawahnya dan dipisahkan dari lapisan epideemis dengan adanya membran dasar atau lamina.membran ini tersusun ini tersusun dari dua lapisan jaringa ikat. 1.
lapisan papilar adalah jaringa ikat areolar renggang dengan fibroblas,sel mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang memberikan nutrisi epidermis di atasnya.
Page |5
2.
lapisan ritekular terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan serat elastik. Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul kolagen dan serat elastik mengakibatkan pengertiputan kulit.
c.
Lapisan subkutan atau hipodermis, mengikuti kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Lapisan ini nmengandung jumlah sel lemak yang beragam , bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf.
2.
Kuku, kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epeidermis ke dalam dermis.
a.
Bada kuku tumbuh dari akar dari akar kuku yang tertanam dikulit, pertumbuhan kuku kira-kira 0,5 mm perminggu, lebih cepat di musim panas dari pada dimusim dingin.
b.
Kutikel adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah skratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku.
c. 3.
Lunula adalah area keputihan berbentuk melengkung dekat dengan kutikel.
Rambut, rambut atau pili. Ada hampir seluruh tubuh, tetepi sebagian berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna, tersamar. Rambut terminal bisaanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam dikulit kepala, alis dan bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini akan menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis (dan di wajah laki-laki) sebagian dari karakteriktik seksual sekunder.
Page |6
a.
Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir melalui pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis. Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya, kemudain membentuk bulbus rambut. Bulbus rambut ini kemudian diinvaginasi suatu msa yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darah , dan saraf yang disebut papila dermal yang memberi nutrisi pertumbuhan rambut.
b.
Rambut terdiri dari akar, bagian tertanam dalam folokel dan batamg, bagian di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut tersusun dari tiga lapisan epitelium. 1) Kutikula adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang bersisik. 2) Korteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragan yang menentukan warna kulit. 3)
Medula atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan
sel. Pertumbuhan medula bruk bahkan sering kali tidak terjadi, terutama pada rambut pirang. 4.
Kelenjar pada kulit. a. Kelenjar keringat terbagi menjadi dua jenis berdasarkan struktur dan lokasi.
Page |7
1). Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubular simpel dan berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini penyebarannya meluas ke seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan , telapak kaki dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (berkeringat ) mengandung air dan membantu perdinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh. 2). Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat terspeasisasi yang besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbats. Kelenjar ini ditemukan pada aksila, areola payuda dan regia anogenitial. b.
Kelenjar sebasea mengerluarkan sebum yang biaasanya di alirkan ke folikel
brambut. Kelenjar sebasea, rambut dan kelenjar bertingkat apokrin membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut di n area genitalia, bibir, puting susu dan areola payudara.
Page |8
Sumber: Sloane, ethel. (2004). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC
BAB II Fisiologi Integumen
Page |9
Jenis – Jenis Sensasi yang terdeteksi pada kulit
Mekanoreseptor, sensitif terhadap regangan ultrasi, tekanan, propriosepsi,
1)
pendengaran, ekuilibrium dan tekanan darah. 2)
Termoreseptor, sensitif terhadap perubahan suhu.
3)
Reseptor nyeri, sensitif terhadap kerusakan jaringan. Semua reseptor sensorik
dapat berfungsi sebagai nosireseptor jika stimulusnya lebih kuat. 4)
Fotoreseptor, mendeteksi energi cahaya.
5)
Kemoreseptor, sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion, pH gas darah dan
glukosa darah. Jenis ini juga mencakup reseptor untuk indera pengecapan dan penciuman.
Ujung reseptor sensorik, biasanya terbagi menjadi dua jenis: Ujung Saraf Bebas
1)
Tidak memiliki lapisan selular dan terdapat di dalam kulit, jaringan ikat dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan dan suhu. Ujung Saraf Berkapsul
2)
Terbungkus dalam berbagai macam jenis kapsul dan terletak di kulit, otot, tendon, persendian dan organ tubuh. a.
Korpuskel pacinian, mendeteksi stimulus dan tekanan vibratori. Korpuskel ini banyak terdapat pada tangan, genitalia eksternal dan payudara.
b.
Korpuskel Meissner dan diskus merkle, mendeteksi sentuhan.
c.
Korpuskel Ruffini, responsif terhadap tegangan, disekitar jaringan ikat dan memantau tekanan. Korpuskel ini ditemukan terutama pada permukaan plantar kaki.
P a g e | 10 d.
Ujung bulbus krause, tipis berkapsul dan dipercaya berkontribusi terhadap tekan sentuhan, kesadaran akan posisi dan kesadaran akan gerakan.
e.
Spindel neuromuskular, memantau tonus otot (regangan dan tegangan) dalam otot dan organ tendon golgi, memantau tegangan dalam tendon.
Modalitas Rasa Kulit 1)
Rasa suhu
-
Terdapat dua alat indra yang digunakan untuk merespon terhadap stimulus
suhu, yaitu reseptor suhu panas dan suhu dingin. Penelitian membuktikan bahwa adanya daerah yang peka dingin dan peka panas yang terpisah dikulit. Daerah dingin 4-10 kali lebih banyak dari pada daerah panas. Alat indra suhu adalah ujung saraf telanjang yang berespon terhadap suhu mutlak, bukan terhadap gradien suhu di kulit. Reseptor dingin berespon pada suhu 10 - 38°Cdan reseptor panas terhadap suhu 30 45°C. Aferen untuk suhu dingin yaitu serat C dan A-delta, sedangkan aferen untuk panas adalah serat C. Aferen-aferen ini meneruskan informasi ke girus post sentralis melalui traktus spinotalamikus lateral dan radiasi talamus. 2)
Rasa Raba
-
Rasa tekan adalah rasa raba yang di pertahankan. Rasa raba terdapat di daerah
yang tidak terdapat reseptor-reseptor khusus. Namun, ditempat yang terdapat reseptor khusus, badan meissner dan paccini merupakan reseptor raba yang cepat beradaptasi dan lempeng merkel serta ujung ruffini merupakan reseptor raba yang lambat beradaptasi. Reseptor raba banyak terdapat pada bibir, dan kulit di jari tangan. -
Serat sensorik Aβ yang menyalurkan impuls dari reseptor raba ke susunan
saraf pusat. Selain ada impuls raba yang juga dihantarkan melalui serat C. Informasi raba disalurkan baik melalui jaras lemnikus maupun jaras anterolateral sehingga hanya lesi yang kuat saja yang dapat menghilangkan seluruh kesan raba. -
Informasi yang disalurkan oleh sistem lemnikus berhubungan dengan lokasi
kesan yang rinci, bentuk ruang dan pola temporal rangsang raba. Sedangkan informasi yang disalurkan melalui traktus spinotalamikus berkaitan dengan sensasi raba yang kasar dan kurang sensasi. 3)
Rasa Propriosepsi
P a g e | 11 -
Informasi propriosepsi disalurkan ke atas melalui kolumna dorsalis medula
spinalis. Sebagian besar masukan menuju serebelum, tetapi ada juga yang menuju ke korteks melalui lemnikus medialis dan radiasi talamus. -
Beberapa bukti menunjukkan bahwa informasi propriosepsi disadari di
kolumna anterolateral medula spinalis. Kesadaran akan posisi bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat-alat indra. Alat indra tersebut dalah ujung – ujung saraf spray yang beradaptasi lambat yang bentuknya mirip organ tendo golgi dan mungkin badan paccini di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba dan kulit jaringan lain, dan dari kumparan otot diproses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
4)
Rasa Nyeri
-
Mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa
sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan. Sensasi nyeri disertai oleh respons perilaku termotivasi ( misalnya : menarik diri atau bertahan ) serta reaksi emosional (misalnya menangis atau takut ). -
Kategori reseptor nyeri : Nosiseptor mekanis (berespon terhadap kerusakan
mekanis misalnya tersayat, terpukul atau cubitan), Nosiseptor suhu ( berespon terhadap suhu ekstrim), nosiseptor polimodal ( berespon sama kuat terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk bahan iritan kimia yang dikeluarkan oleh jaringan yang cidera.) -
Impuls nyeri yang berasal dari nosiseptor dilakukan ke SSP melalui salah satu
dari jenis serat aferen. Sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan suhu disalurkan melalui serat A-delta halus bermielin dengan kecepatan hingga 30m/dtk (jalur nyeri cepat). Impuls dari nosiseptor polimodal dislaurkan oleh serat C halus tak bermielin dengan kecepatan jauh lebih rendah (12m/dtk:jalur nyeri lambat) -
Serat - serat nyeri aferen primer bersinaps dengan antar neuron ordo kedua
spesifik di tanduk dorsal medula spinalis sebagai respon terhadap potensial aksi yang
P a g e | 12
dipicu oleh rangsangan, serat2 nyeri aferen mengeluarkan neurotransmitter. Dua neurotransmitter yang paling banyak adalah substansi P dan glutamat. 5)
Rasa Gatal
-
Rangsang yang relatif ringan, terutaama sesuatu yang bergerak di kulit akan
menimbulkan rasa gatal dan geli. Menggaruk akan menghilangkan rasa gatal karena tindakan ini menggiatkan serat-serat aferen besar dengan daya hantar yang cepat yang akan menghambat penghantaran impuls di kornu dorsalis dengan cara serupa dengan cara penghambatan nyeri oleh perangsangan serat aferen serupa. -
Gatal dapat ditimbulkan tidak saja dengan rangsang mekanis lokal berulang
pada kulit tetapi juga oleh berbagai bahan kimia. Akan terjadi pergerakan bila kadar garam empedu dalam plasma meningkat. Histamin menimbulkan gatal-gatal yang hebat dan cedera yang menimbulkan pelepasan histamin di daerah yang cidera. Sumber : Ganong, William. (2003). Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Jenis- Jenis Kulit 1.
Kulit normal Tekstur kulit halus, kencang, dan kenyal. Tidak pucat, tidak mengkilat dan
tidak kusam, tidak terdapat atau sedikit sekali noda pigmentasi . Kalau adapun, hanya samar-samar . Permukaan kulit berwarna merah muda, halus, bersih, tidak tampak pori-pori kulit yang membesar. Ciri khas kulit yang demikian ini, ditimbulkan oleh metabolisme sel-sel kulit kuning yang baik, pola makan dengan diet seimbang, perawatan kebersihan dan pemupukan kulit yang terjaga baik. 2.
Kulit kering Ciri-ciri kulit kering adalah permukaan kulit kasar, tipis dan terasa tegang.
Cenderung bersisik terutama di daerah alis. Elastisitas kulit kurang dan bersifat sensitif. Sifat ini terbentuk akibat kurangnya sekresi kelenjar minyak dan sekresi kelenjar keringat. Dapat juga terjadi oleh penggunaan sabun berdetergen tinggi maupun kosmetik berkadar alkohol tinggi, sering terkena sorotan matahari langsung.
P a g e | 13
Memiliki kebiasaan merokok, sering berada dalam ruangan ber-AC secara terus menerus dalam waktu lama, kekurangan vitamin C dan kurang banyak minum air . 3.
Kulit berminyak Pori-pori kulit tampak terbuka, permukaan kulit tebal, berminyak dan
mengkilat. Warna kulit pucat kekuningan , kusam dan kotor cenderung berjerawat dan berkomedo. Sifat ini disebabkan karena metabolisme sel kurang baik oleh kelenjar palit yang terlalu aktif, terlalu banyak makan lemak dan minyak,kurang memerhatikan perawatan dan kebersihan kulit. 4.
Kulit kombinasi Kulit kombinasi memiliki sifat kulit normal condong kekering
atau kulit
kering condong keberminyak. Jarang sekali dijumpai sifat kering dan berminyak. Keadaan ini disebabkan karena kelenjar palit, terutama yang berada di daerah T terlalu aktif. Jenis kulit kombinasi cukup banyak dijumpai. Sekitar 40% wanita memiliki tipe kulit kombinasi. 5.
Kulit sensitif Permukaan kulit lebih transparan dan pembuluh darah nampak smar-samar
melebihi jenis kulit normal. Mudah timbul reaksi alergi terhadap benda asing atau kosmetik yang pemakaiannya oleh orang lain tidak menimbulkan reaksi alergi apaapa. Jika terkena goresan akan timbul warna merah. Jenis kulit kering cenderung berubah menjadi kulit sensitif.
Sumber : Kusumadewi . Tata Rias wajah Wanita Usia 40+ . Penerbit : GMC
P a g e | 14
Proses Perubahan Warna Kulit
Melanosit menghasilkan pigmen melanin, yang disebarkan ke sel-sel kulit sekitar. Jumlah dan jenis melanin, yang dapat bervariasi di antara pigmen hitam, coklat, kuning, dan merah, menentukan warna kulit ras manusia. Orang berkulit terang memiliki jumlah melanosit yang sama dengan orang berkulit gelap; perbedaan warna kulit bergantung pada jumlah melanin yang diproduksi oleh masing-masing melanosit. Melanin dihasilkan melalui jalur biokimia kompleks di mana enzim melanosit tirosinase berperan kunci. Sebagian besar orang, apapun warna kulitnya memiliki cukup tirosin yang jika berfungsi penuh, dapat menghasilkan cukup melanin untuk membuat warna kulit sangat hitam. Namun, pada mereka yang berkulit terang, dua faktor mencegah enzim melnosit ini berfungsi dengan kapasitas penuh: (1) banyak dari tirosinase yang dihasilkan dalam bentuk inaktif, dan (2) adanya berbagai inhibitor yang menghambat tirosinase. Akibatnya melanin yang diproduksi lebih sedikit. Selain penentuan kandungan melanin secara herediter, jumlah pigmen ini dapat meningkat sementara sebagai respons terhadap pajanan ke berkas sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Melanin tambahan ini, yang penampakan luarnya berupa “warna coklat�, melaksanakan fungsi protektif dengan menyerap berkas UV yang berbahaya. MELANOGENESIS Kulit yang terpapar sinar matahari selama antara 6-20 jam akan mengalami eritema, yang cepat atau lambat menimbulkan pencoklatan kulit (tanning). Hal ini disebabkan oleh sinar ultraviolet A (UV-A) dengan panjang gelombang 290-320 nm dan sinar yang terlihat (visible light) dengan panjang gelombang 320-700 nm. Tanning cepat tampak jelas 1 jam setelah kulit terpapar matahari dan kemudian akan menghilang kembali dalam waktu 4 jam. Hal ini mungkin disebabkan oleh reaksi oksidasi dari radikal bebas semiquinon yang tidak stabil di dalam melanin. Di sini tampak jelas adanya pembentukan melanosom baru. Tanning lambat terjadi 48 – 72 jam setelah kulit terpapar sinar matahari dengan panjang gelombang 320 – 5—nm. Reaksi serupa pula pada sunburn (290-320 nm). Hal ini disebabkan oleh pembentukan melanosom-melanosom baru secara perlahan, dan baru terlihat dalam waktu 72 jam.
P a g e | 15
Sinar ultraviolet gelombang agak panjang serta sinar yang dapat dilihat, antara 320700 nm, merupakan penyebab melanogenesis, tetapi gelombang-gelombang lebih pendek (290-320 nm) masih merupakan inisiator paling efektif untuk melanogenesis. Intensitas Warna Kulit Intensitas warna kulit secara fundamental ditentukan oleh : 1.
Jumlah melanosom yang terdapat didalam keratinosit dan melanosit.
2.
Kecepatan melanogenesis di dalam melanosit.
3.
Kecepatan transfer di dalam populasi keratinosit.
Oleh karena itu dikenal 2 macam warna kulit, yaitu : 1.
Warna kulit konstitutif, yaitu yang secara genetik diturunkan tanpa
dipengaruhi faktor sinar ultraviolet dan hormon. 2.
Warna kulit fakultatif, yaitu warna kulit akibat pengaruh sinar ultraviolet dan
hormon. Warna ini jelas tampak pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian. Hormon-hormon yang berpengaruh, antara lain : 1.
Melanin Stimulating Hormon (MSH), yang pemberiannya menyebabkan
hiperpigmentasi pada kulit. 2.
Estrogen dan Progesteron, yang antara lain waktu hamil menyebabkan
pigmentasi pada puting susu dan sekitarnya. 3.
Glutathion (GSH), yang merupakan inhibitor terhadap melanogenesis.
Sumber : Sherwood, Lauralee. (2011). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Ed. 6. Jakarta: EGC Retno I. S Traggono. (2007).
Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
P a g e | 16
Faktor perubahan warna kulit 1.
Melanosit , unsur endogen kulit yang bertanggung jawab untuk warna dasar
kulit. Tidak adanya melanosit pada albinisme menyebabkan kulit mengambil warna jaringan pembuluh darah di bawahnya merah pucat. Bahkan pada orang normal pun warna pembuluh darah sangat mempengaruhi warna kulit. 2.
Ketebalan lapisan kulit diatasnya dan banyaknya pleksus pembuluh darah
menyebabkan warna kulit yang berbeda-beda. 3.
Tingkat oksigenasi darah di dalam jaringan pembuluh darah pada permukaan
tubuh memengaruhi pula warna kulit . garis garis lipatan kulit oada telapak tangan menjadi pucat kalau hemoglobin turun dibawah 7 gr %. Sumber : Burnside –Meglymn . Adams Diagnosis Fisik edisi 17 . Jakarta : EGC Faktor -faktor lain 1.
Ditentukan oleh pigmen melanin dan bersifat keturunan (genetic) yaitu
bergantung pada banyak tiroksinase yang dihasilkan berada dalam bentuk inaktif dan adanya beragam inhibitor yang menghambat tirosinase. 2.
Banyak atau tidaknya kulit terpajan sinar matahari
3.
Makanan, yaitu salah satunya wortel karena menyebabkan kulit berwarna
kekuningan . vitamin A yang berlebihan dapat menimbulkan warna kuning dalam tubuh. Sumber : Daniel. S Wibowo . Anatomi Manusia . Jakarta : Grasindo The Triple Respon of the skin -
Pada tahun 1920, Sir Thomas Lewis melakukan percobaan sederhana yang
berhubungan dengan mekanisme dilatasi pembuluh darah yang ada pada kuli. Pada percobaan ini, Lewis hanya menggunakan sebuah penggaris. 1)
Memberi tekanan pada kulit dengan menggunakan penggaris.
2)
Respon tubuh yaitu timbul kemerahan yang nampak pada permukaan kulit.
P a g e | 17 3)
Kemudian, warna merah tersebut yang ada pada kulut berubah menjadi pucat
dan menghilang
Sumber : Majno,Guido & Isabelle Joris.(2004). Cells,tissues,and disease : principles of general pathology. Newyork: Oxford University Press - Pada saat kita dicubit, awalnya terjadi vasokonstriksi vaskular kemudian beberapa
menit diikuti oleh vasodilatasi vaskular sebagai akibat pelepasan histamine oleh jaringan yang mengalami cedera. Darah yang mengalir ke area cedera ( hipermia ) sehingga menimbulkan kemerahan atau rasa hangat. Jaringan yang cedera akan melepaskan mediator kimia ( bradikinin, serotonin, prostaglandin, dan histamine) yang menyebakan peningkatan permeabilitas vaskular sehingga cairan, protein dan leukosit masuk ke ruang interstisial yang menimbulkan bengkak (edema). Penumpukan cairan interstisial yang menyebabkan penekanan pada ujung saraf serta iritasi oleh mediator kimia mengakibatkan nyeri pada cedera. Sumber : Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC - Pada saat impuls nyeri terdeteksi oleh akson sel saraf nonsiseptor aferen primer,
stimulus sampai ke medulla spinalis melalui radiks dorsal. Kemudian diteruskan ke batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulus sebagai bagian dari respon stress. Pada saat serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah
P a g e | 18
satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu (substansi grisea) di medulla spinalis. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi flight or fight yang merupakan sindrom adaptasi umum. Jika impuls tersampaikan hingga mencapai korteks serebri maka rangsangan akan diproses serta diasosiasi dalam upaya mempersepsikan nyeri, contohnya dengan berteriak. Sumber: Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta. Salemba Medika
Gambar. Respon tubuh saat mendapatkan tekanan Mekanisme berkeringat Mekanisme ini melibatkan aktivitas kelenjar keringat dan vasodilatasi pembuluh darah di kulit, yang membawa darah ke permukaan kulit agar panas dapat dikeluarkan melalui radiasi, konveksi dan konduksi.
P a g e | 19
Gambar . Jalur pengaturan suhu oleh tubuh
Pusat pengendalian panas tubuh berada di hipotalamus yang terdiri dari regio anterior dan regio posterior. Suhu inti normal pada tubuh manusia adalah sekitar 37째C . Apabila suhu inti tubuh berada di atas 37째C maka, pada hipotalamus anterior akan melakukan mekanisme pengeluaran panas yaitu dengan cara mempengaruhi sistem saraf simpatis untuk vasodilatasi pembuluh darah agar panas tubuh keluar ke permukaan. Selain itu, hipotalamus juga mempengaruhi kerja sistem saraf simpatis untuk kelenjar keringat melakukan sekresi keringat yang berfungsi untuk mendinginkan dan kontrol panas. Sebaliknya, jika suhu inti berada dibawah 37째C maka hipotalamus posterior akan melakukan mekanisme peningkatan produksi panas melalui sistem saraf otonom untuk
P a g e | 20
meningkatkan tonus otot rangka yang biasa disebut menggigil. Menggigil ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga menghasilkan panas yang lebih banyak. Selain itu hipotalamus juga mempengaruhi keja saraf simpatis ke pembuluh darah untuk bervasokontriksi untuk mencegah keluarnya panas. Sumber: Brooker,Chriss. (2004) . Enksiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC Berkeringat diatur oleh pusat di area pre-optik dari hipotalamus yang berfungsi sebagai termostat. Suhu tubuh yang tinggi akan memicu neuron-neuron di pusat itu sepuluh kali lebih keras yang berakibat banyak mengeluarkan keringat . Impuls diteruskan melalui jalur otonom ke serat simpatis pasca ganglion yang berakhir di sekitar kelenjar keringat. Impuls diteruskan melalui jalur otonom ke serat simpatis pasca ganglion yang berakhir disekitar kelenjar keringat. Pengendalian suhu efisiensi juga memerlukan pengaturan aliran darah kulit, karena darahlah yang menghantarkan panas tubuh bagian dalam untuk dibebaskan ke permukaan. Aliran darah sebagian besar diatur oleh hipotalamus (sama dengan mengatur keringat ) . Pusat pusat ini mengatur derajat anastomosis arteriovenosa yang dapat mengalirkan banyak darah sekaligus ke pleksus vena subkutan terkait suhu yang naik berakibat vasodilatasi dan terbukanya anastomosis arterio venosa. Sumber : Fawcet& Bloom . (2002 ) . Buku Ajar Histologi . Jakarta : EGC
BAB III KESIMPULAN
-
Kulit mempunyai reseptor yang berfungsi menerima rangsangan
-
Kulit gelap dikarenakan banyaknya melanin yang dihasilkan oleh melanosit
-
Kulit memerah disebabkan karena adanya respon vaskular pada lapisan dermis
-
Respon berteriak disebabkan oleh pengaruh respon hipotalamus dan sistem
limbik
P a g e | 21
DAFTAR PUSTAKA
-
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC
-
Brooker,Chriss. (2004) . Enksiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC
-
Burnside –Meglymn . Adams Diagnosis Fisik edisi 17 . Jakarta : EGC
-
Daniel. S Wibowo . Anatomi Manusia . Jakarta : Grasindo
-
Fawcet& Bloom . (2002 ) . Buku Ajar Histologi . Jakarta : EGC -
Ganong, William. (2003). Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
-
Majno,Guido & Isabelle Joris.(2004). Cells,tissues,and disease : principles
of general pathology. Newyork: Oxford University Press -
Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta. Salemba Medika
P a g e | 22 -
Retno I. S Traggono. (2007).
Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama -
Sherwood, Lauralee. (2011). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem Ed. 6. Jakarta: EGC
-
Sloane, ethel. (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC