2 minute read
dan mengampuni
lima
Sebagian badai kehidupan yang terbesar terjadi dalam keluarga dan di antara teman-teman dekat kita sendiri. Kita tidak selalu bisa mengendalikan perbuatan dan respons orang lain, tetapi kita dapat mengendalikan perbuatan dan respons kita sendiri. Ketika ibu Anda tidak lagi mengakui Anda sebagai anak, ketika ayah Anda gagal mengasihi Anda, ketika anak Anda memberontak, ketika seorang teman mengkhianati Anda, ketika pasangan meninggalkan Anda, Allah sanggup memampukan kita untuk mengasihi dan mengampuni mereka.
Mengampuni orang yang berbuat salah tidak sama dengan mendukung atau membenarkan tindakannya. Itu juga tidak berarti bahwa Anda wajib berdamai dengan orang-
orang yang mengancam Anda atau membahayakan kesejahteraan dan keamanan keluarga Anda. Pengampunan tidak berarti kita membiarkan perlakuan yang sewenang-wenang. Kalau begitu, apa Mengampuni arti pengampunan? Mengampuni seseorang berarti Anda melepaskan seseorang berarti hak untuk menghakimi orang yang Anda melepaskan bersalah tersebut, dan menyerahkan hak untuk penghakiman itu kepada Allah. menghakimi Rasul Paulus menulis, “Saudarasaudaraku yang kekasih, janganlah orang yang kamu sendiri menuntut pembalasan, bersalah tetapi berilah tempat kepada murka tersebut, dan Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan menyerahkan penghakiman itu itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan” (roma 12:19). kepada Allah. Orang yang telah melukai Anda belum tentu mempunyai sumber daya di luar dirinya, tetapi kita mempunyainya. Kristus telah menunjukkan caranya. Kita harus mengampuni orang lain sebagaimana Bapa kita telah mengampuni kita: “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (efesus 4:32).
Bagaimana cara kita melakukannya? Bukan dengan kekuatan kita sendiri, melainkan dengan kuasa Allah, yang dicurahkan ke dalam kita. “Kuasa Allah itu sama seperti kuasa luar biasa yang dipakai-Nya ketika menghidupkan kembali Kristus dari kematian dan memberikan kepada-Nya
kedudukan tertinggi bersama-sama Allah di surga” (efesus 1:19-20 BIS). Itulah kuasa yang telah diberikan kepada kita untuk mengampuni sesama.
Ketika kebencian dan perasaan sakit hati dibalas dengan kasih dan pengampunan, mungkin badai tidak langsung berlalu, tetapi kita akan menemukan ketenangan dan damai sejahtera.
Di tengah pergumulannya sendiri, Rasul Paulus menyatakan, “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 KORINTUS 12:10). Itu berkat “kuasa Kristus” yang tinggal di dalam dirinya. JIka ia tidak menjadi lemah, Paulus tidak akan sampai pada sikapnya yang semakin menjunjung kuasa Kristus.
Renungkan
1. Bacalah Lukas 7:36-50. Prinsip pengampunan apa yang Yesus ajarkan kepada kita di sini?
2. Yesus meminta kita untuk mengampuni sebagaimana kita sendiri telah diampuni. Apakah yang telah Yesus ampuni dalam hidup Anda?
3. Jika Anda sedang mengalami kesulitan saat ini karena perbuatan orang lain yang menyakitkan dan merugikan Anda, cobalah membuat daftar hal apa saja yang akan Anda terima bila Anda menaati Yesus dan mengampuni orang tersebut.