Majalah Duta Rimba Perhutani Edisi 65 Juli-Agustus 2016

Page 1

MENTAL KORPORASI KONTRIBUTOR REVOLUSI MENTAL BANGSA

asli air dari hutan

DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI

Air Perhutani

20 SISWA PAPUA BELAJAR KERAGAMAN BUDAYA

DUKUNG KETAHANAN DAGING DENGAN SILVOPASTURE

SUREN, TANAMAN DENGAN ANEKA MANFAAT

No. 65 • TAHUN V • JULI - AGUSTUS 2016

Holopis Kuntul Baris

Revolusi Mental Korporasi

KBM INDUSTRI PERUM PERHUTANI UNIT III -JAWA BARAT & BANTEN Jl. AH Nasution No. 413, Cilengkrang 2, Bandung Tel. 022 781 5851 Fax. 022 781 4382 Email : kbmindustri3@gmail.com

No. 65 • TAHUN V • JULI - AGUSTUS 2016

Informasi & Pemesanan Hubungi


SALAM RIMBA

PERKUAT GOTONG ROYONG

P

embaca yang budiman, Duta Rimba pada edisi kali ini menekankan pada upaya penguatan gotong royong. Kalimat bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, sudah tidak asing di telinga kita semua. Kalimat tersebut sempat populer di kalangan masyarakat Indonesia pada tahun 1990-an, namun dengungannya kini mulai jarang sekali terdengar. Kalimat tersebut singkat, namun maknanya dapat tergambar dengan sangat jelas. Persatuan adalah landasan semangat yang sejak dulu digunakan oleh para pejuang untuk membangun bangsa. Budaya gotong royong merupakan salah satu perwujudan nyata dari semangat persatuan masyarakat Indonesia. Presiden Soekarno pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia di tahun 1945 menyampaikan gotong royong merupakan “jiwa� masyarakat Indonesia. Gotong royong berarti mengangkat bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam memberi nilai positif di masyarakat, termasuk di Perum Perhutani. Bergotong royong, dengan holopis kuntul baris diharapkan seluruh jajaran dan insan Perum Perhutani dapat merapatkan diri dengan segenap potensi masingmasing. Mereka harus menyatukan niat dan tindakan agar dapat berkekuatan dahsyat sehingga mampu mengangkat beban berat perusahaan yang harus bersaing dengan produsen produk sejenis, di pasaran dunia. Itulah semangat dan niat yang terpatri di dada

segenap karyawan Perhutani menghadapi tantangan global bersamaan dengan peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme di era kekinian diwujudkan dengan merevolusi mental karyawan. Tulisan soal revolusi mental ini dapat pembaca simak di rubrik rimba utama dengan judul Mental Korporasi Sebagai Kontributor Revolusi Mental Bangsa dan Perubahan Sikap Mental yang Ideal. Ada juga tulisan menarik dengan judul Perhutani Bantu Pemudik dengan Posko Mudik Lebaran dan 20 Siswa Papua Akan Belajar Keragaman Budaya di Lampung. Tulisan menarik juga dapat pembaca simak di rubrik bisnis rimba yang berjudul Perhutani Kembangkan Kopi. Tulisan berjudul KPH Surakarta Ajak Swasta Kembangkan Wisata dapat pembaca temukan di rubrik ujung KPH dan di rubrik Bina Rimba telah diracik naskah inspiratif berjudul Mendulang Rupiah dari Limbah Akar. Artikel inovatif dari rubrik Inovasi Rimba bisa menambah pemahaman, bahkan bisa diterapkan bagi pembaca yang memiliki lahan cukup luas di kampung halaman. Simak saja tulisan berjudul Perhutani Dukung Ketahanan Daging dengan Silvopasture. Bisa ditemukan juga sejumlah tulisan menarik yang berjudul Menikmati Puncak Songolikur yang Mempesona, Citumang Membuncahkan Sejuta Ekspresi, Suren Tanaman dengan Aneka Manfaat, Revolusi Mental Harus Dilakukan dengan Konsisten, Makan di Warung Seafood Bu Nanang Bikin Ketagihan, Anggota Saka Wanabakti Harus Peduli Hutan. Dan masih banyak lagi naskah menarik tulisan menarik lainnya.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

1


RIMBA SEMAI UTAMA RIMBA

PENGARAH Mustoha Iskandar Direktur Utama Perum Perhutani

16

PENANGGUNG JAWAB John Novarly Sekretaris Perusahaan PEMIMPIN REDAKSI Susetiyaningsih Sastroprawiro Kepala Biro Komunikasi Perusahaan SEKRETARIS REDAKSI Ruddy Purnama REDAKTUR Dadang Kadarsyah • Lusia Diana TATA USAHA M. Agus • Media Indah • Adehika • Guritno PERWAKILAN Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten DESAIN & LAYOUT Team Duta Rimba Art Works ALAMAT REDAKSI Biro Komunikasi Perusahaan Perhutani Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 5721 282, Fax: 021 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com NASKAH & ADVERTENSI DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel/naskah softcopy dan berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di: www.perumperhutani.com Perum Perhutani

@PerumPerhutani

22 SALAM RIMBA 1

Perkuat Gotong Royong

SEMAI RIMBA 2

Daftar Isi

POS RIMBA 4

Surat Pembaca

FROM CEO 6

Holopis Kuntul Baris

RIMBA UTAMA 8

Mental Korporasi sebagai Kontributor Revolusi Mental Bangsa 12 Perubahan Sikap Mental yang Ideal 16 Perhutani Bantu Pemudik dengan Posko Mudik Lebaran

RIMBA KHUSUS

22 20 Siswa Papua Belajar Keragaman Budaya di Lampung 30 Perum Perhutani Memotivasi Siswa SMA

BISNIS RIMBA

38 Perhutani Kembangkan Kopi

SOSOK RIMBA

42 Iing Moh Ichsan, Amanah yang Harus Berbuah

LINTAS RIMBA

46-71 Peristiwa Aktual Perhutani di Daerah

LENSA RIMBA 72 Foto Pilihan

2

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

DANGAU RIMBA 76 Obrolan

POJOK KPH

77 KPH Surakarta Ajak Swasta Kembangkan Wisata

BINA RIMBA

81 Mendulang Rupiah dari Limbah Akar

INOVASI RIMBA

86 Perhutani Dukung Ketahanan Daging dengan Silvopasture

WARISAN RIMBA

88 Menikmati Puncak Songolikur yang Mempesona


88 96

22

42

106

WISATA RIMBA

92 Citumang, Membuncahkan Sejuta Ekspresi

FLORA RIMBA

96 Suren, Tanaman dengan Aneka Manfaat

81

PUSTAKA RIMBA

100 Resensi Buku : Revolusi Mental Harus Dilakukan dengan Konsisten

KULINER RIMBA

102 Warung Seafood Bu Nanang

TUNAS RIMBA

106 Anggota Saka Wanabakti Harus Peduli Hutan 107 Anggota Pramuka Saka Wanabakti Bagikan Takjil

UJUNG RIMBA

108 Basrowiyanto: Dua Pohon Jati Besar Itu Pun Selamat dari Penjarahan

CERITA RIMBA

110 Cerpen : Lelaki dengan Rajah Akar di Pipi Kirinya

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

3


POS RIMBA SAMPAIKAN KRITIK, SARAN PERTANYAAN SEPUTAR PERHUTANI YANG INGIN ANDA KETAHUI MELALUI RUBRIK INI. KRITIK DAN SARAN ANDA SANGAT BERGUNA BAGI PENGEMBANGAN MAJALAH INI. KAMI AKAN SANGAT BERTERIMA KASIH JIKA ANDA BERKENAN MENYAMPAIKAN KRITIK SARAN DAN PERTANYAAN DENGAN KONSTRUKTIF DAN BERTANGGUNG JAWAB, JIKA PERLU LENGKAPILAH DENGAN DATA-DATA PENDUKUNG.

TEROBOSAN DI SEMUA BAGIAN

SURAT MENYURAT YANG TERBUKA

Redaksi DR yang saya hormati, saya Nunik, seorang wiraswastawati, melihat banyak potensi yang dapat diolah untuk ditingkatkan dan dijadikan komoditas dari berbagai hal yang berada di wilayah pengelolaan Perum Perhutani. Pertanyaan saya, apakah “Revolusi Mental Korporasi” dapat membuat bagian-bagian di semua jalur birokrasi Perum Perhutani juga dapat melakukan pengembangan yang dilaksanakan dengan melakukan terobosan sehingga dapat memaksimalkan kerja sama dan tidak gagal karena prosedur yang berbelit-belit? Nunik Setyowati, Magelang

Yth Redaksi DR. Sebagai warga masyarakat desa hutan, saya pernah datang bertatap muka dengan kepala biro pemasaran. Terima kasih dari masuk ke dalam kantor hingga bertemu dengan orang yang saya cari saya dibantu dengan ramah. Setelah mengutarakan gagasan, saya mengakhiri pertemuan dengan memberikan proposal untuk dapat dipelajari dan ditindaklanjuti. Apakah semua surat yang masuk akan benar benar mendapatkan perhatian dengan dipelajari dan mendapatkan jawaban disetujui atau tidaknya? Achmat Anggito, Surabaya

Redaksi: Terima kasih Ibu Nunik. Kreativitas untuk mengembangkan diri di masing-masing bagian sekarang telah dievaluasi dan tidak perlu terhalang oleh lambatnya prosedur atau bahkan karena tidak ada prosedurnya. Setiap gagasan yang dimunculkan akan dibicarakan dengan prosedur sehingga lebih berorientasi pada hasil akhir. Perum Perhutani terbuka terhadap gagasan dan kerja sama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Terima kasih. Salam DR

Redaksi: Terima kasih Bapak Anggito. Semua surat akan mendapatkan tanggapan. Tanggapannya bisa tiga macam. Pertama, ditolak dengan alasan yang disebutkan. Kedua, diterima dengan beberapa perbaikan. Ketiga, diterima untuk dapat ditindaklanjuti. Semua surat bersifat terbuka, sehingga siapa pun dapat membaca dan dapat diakses melalui internet. Surat hardcopy Bapak Anggito juga telah dibantu di-up load di saluran surat menyurat Perum Perhutani.

MENTALITAS BARU PERBAIKAN PROSEDUR Redaksi yang saya hormati. Saya sudah trauma dengan perkataan perubahan. Sering dibilangnya telah melakukan perubahan, tetapi pada kenyataannya masih sama. Jika petugas ditanya jawabannya masih standar sekali, “Saya terima Pak, dan kami akan segera memproses.” Tidak juga dapat menjelaskan prosesnya itu bagaimana, mana boleh mana yang tidak, dan bagaimana solusinya. Yang saya tahu revolusi mental itu lebih ditujukan kepada sumber daya manusianya saja agar lebih memuaskan dalam melayani dan lebih giat dalam melakukan pencapaian sesuai dengan target di masing-masing bagian, tetapi tidak disertai dengan piranti (termasuk prosedur) yang juga diubah. Terima kasih. Salam DR. Kartalesmana, Tegal Redaksi: Revolusi mental bersifat menyeluruh dan dalam waktu yang cepat. Menyeluruh ke semua bagian dan ke semua cara kerja maupun mentalnya dalam pengembangan dan pemecahan masalah. Jika SDM telah mulai melakukan sikap mental yang ideal maka sudah tentu akan diikuti dengan perubahan berbagai perangkat yang menyertai pekerjaannya. Termasuk di dalamnya prosedur yang semakin mudah, singkat, dan solutif. Terima kasih. Salam DR. 4

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Saya Pelajar di SMK Kehutanan. Perum Perhutani merupakan yang telah lama berdiri dengan struktur, mekanisme maupun budaya yang telah melekat pada diri masing-masing personal di berbagai bagian. Adanya internet membuat perusahaan berubah menjadi lebih terbuka dan lebih praktis. Kemajuan teknologi dapat dijadikan alat untuk memajukan perusahaan, tetapi di sisi lain teknologi itu sendiri dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu yang dapat merugikan perusahaan bahkan tanpa terlacak jejaknya. Bagaimana mentalitas insan kehutanan itu dapat berubah dalam waktu singkat? Yhungyung, Yogyakarta Redaksi: Ibarat pisau dapat digunakan untuk memasak, tetapi juga dapat digunakan untuk menyerang. Tentu perubahan ditujukan untuk hal yang positif, tanpa lepas mewaspadai dampak lain yang terkadang muncul tidak terduga. Adanya piranti Whistle Blowing System (WBS) memang membantu, tetapi tetap saja tak dapat lepas dari kemungkinan adanya persekongkolan untuk menjatuhkan pihak yang telah di jalur benar. Melalui pendekatan menjadi manusia yang manusiawi yang anti merugikan perusahaan sendiri, diharapkan terjadi perubahan yang nyata dalam waktu yang singkat. Salam DR.


Syariah

“Didirikan Untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarga Besar Perhutani” Kami telah menjalin kerjasama dan memberikan dukungan kepada Perhutani dalam program asuransi bagi pengunjung lokasi wisata yang dikelola Perhutani, asuransi bagi Belandong, dan Penyadap. Dapatkan informasi program asuransi lainnya untuk kebutuhan : Investasi (Unit Link) Dana Pendidikan Dana Hari Tua

Hubungi:

Kami juga hadir di:

Kantor Pusat Gedung Menara 165 lantai 5 Jl. TB. Simatupang Kav.1 Cilandak Timur Jakarta 12560 Telp. (021) 29406315 | Fax. (021) 29406316 Email: customerservice@amanahgitha.com

Jakarta Gd. Manggala Wanabakti Lt. II Blok IV Ruang 212 Wing B Jl. Gatot Subroto, Senayan Telp. (021) 5705090

Surabaya Perhutani Unit II Divisi Regional Jawa Timur Jl. Gentengkali 49

Bandung Perhutani Unit III Divisi Regional Jawa Barat & Banten Jl. Soekarno Hatta No. 628 KM. 14 Telp. 082819036539

Semarang Perhutani Unit I Divisi Regional Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 15-17

www.amanahgitha.com

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

5


RIMBA FROMUTAMA CEO

MUSTOHA ISKANDAR

HOLOPIS KUNTUL BARIS H

olopis kuntul baris merupakan kata ungkapan orang Jawa yang artinya saiyeg saeka praya. Suatu kesatuan tekad untuk dikerjakan bersama-sama atau bergotong-royong. Bebarengan mrantasi gawe, bersama menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebenarnya ungkapan itu mirip dengan kata rawerawe rantas malang-malang putung, suatu ungkapan untuk menunjukkan tekad semangat bersama yang tak kan dapat terhalang-halangi. Menggambarkan semangat keutuhan dan kebesaran tekad, yang super tangguh menerobos penghalang. Penghalang rawe-rawe atau penghalang kecil akan rantas, artinya berantakan hancur, sedangkan penghalang besar akan putung atau terputus. Dengan holopis kuntul baris diharapkan seluruh jajaran dan insan Perum Perhutani dapat merapatkan diri dengan segenap potensi masing-masing. Mereka semua harus menyatukan niat dan tindakan agar dapat berkekuatan dahsyat sehingga mampu mengangkat beban berat perusahaan yang harus bersaing dengan produsen produk sejenis, di pasaran dunia. Telah banyak perumpamaan tentang kebersamaan yang menghasilkan kekuatan jauh lebih besar seperti halnya sapu lidi, yang menjadi sangat berman-

6

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

faat karena kebersamaan banyak lidi dalam satu kesatuan. Diharapkan seluruh bagian, bahkan semua insan Perhutani dapat mewujudkan rasa andarbeni atau rasa memiliki sehingga terdapat niat besar bahwa tempat kerjanya yaitu Perum Perhutani dapat menjadi sumber hidup yang tangguh. Itu dapat terwujud dengan mengurus hutan di Jawa dan Madura melalui pengembangan dalam tugasnya masing-masing, sehingga dapat lebih produktif dengan cara kerja yang lebih efektif. Keadaan yang sedang terjadi di dunia internasional sekarang ini adalah melemahnya harga komoditas yang berbasis pada sumber daya alam. Kayu jati, dan getah pinus yang menjadi produk andalan Perum Perhutani ini mengalami penurunan harga. Dalam keadaan seperti itu dana cash melonjak seolah bertahta menjadi raja. Untuk itu perlu dilakukan pengetatan di berbagai bidang, dilakukan pengendalian diri agar dapat melewati fase yang tidak mudah itu. Perum Perhutani tidak bisa lagi melulu mengandalkan kayu jati dan gumrosin saja, tetapi juga harus dapat melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis baru yang menghasilkan. Lahan yang masih dapat diolah, masih sangat luas harus dikembangkan.


Melemahnya harga komoditas yang berbasis pada sumber daya alam di dunia harus melecut semangat semua jajaran Perhutani untuk bekerja keras. Semua potensi yang ada mesti dikembangkan dengan terobosan dan inovasi kreatif untuk menambah pundi-pundi pemasukan Perum Perhutani. Dengan holopis kuntul baris, semua masalah pasti akan dapat diatasi dengan baik.

Terus Dikembangkan Pengembangan akan terus ditingkatkan di bidang tanaman pangan, memanfaatkan sela tegakan jati untuk tanaman jagung, tebu, padi, ketela pohon, padi, dan lain-lain. Meningkatkan produktivitas juga dapat dilakukan dengan tanaman sisipan, seperti sengon yang dapat dipanen jauh lebih cepat dibandingkan kayu jati dan hasilnya sangat dibutuhkan. Demikian juga bambu betung, dapat digunakan sebagai sumpit, tusuk gigi, bahkan telah dikembangkan menjadi bahan furnitur yang berkelas. Bambu kuning selain kulit bambunya yang berwarna kuning dan dapat menjadi aksesoris produk bangunan, tunas bambunya pun atau rebung-nya diminati masyarakat untuk dikonsumsi. Sela tegakan juga dapat dimaksimalkan dengan menanam tanaman buah, seperti nanas, salak, melon, semangka, tanaman palawija, jahe, kencur, merica, lada, dan lain-lain. Dari sekian banyak pilihan yang dapat ditanam di sela tegakan itu, semua tanaman yang dianjurkan telah diteliti dan dicoba oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani. Bahkan di beberapa tempat di sela tegakan dapat dijadikan kawasan peternakan yang bermanfaat untuk kesuburan tanah dan memberikan kontribusi terhadap keperluan daging. Rawa atau lahan rendahan yang tergenang, dapat

dimaksimalkan dengan penanaman padi apung atau empang ikan. Lahan yang berada di tepian pantai juga akan terus dikembangkan menjadi empang udang dan ikan. Tempat-tempat yang potensial dapat digarap menjadi objek wisata akan terus ditingkatkan melalui kerja sama yang saling menguntungkan. Senada dengan pendapat bahwa Perum Perhutani harus dapat menjadi pebisnis, bukan tukang yang bekerja atas dasar pesanan yang kemudian sekadar mendapatkan upah, maka Perum Perhutanipun memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pihak investor maupun pelaksana produksi untuk memanfaatkan ketersediaan lahan Perhutani menjadi lahan yang seproduktif mungkin. Sehubungan dengan prosedur kerja sama yang selama ini tercitra berbelit dan sulit, maka Perum Perhutani telah turut mendukung perubahan secara nasional. Hal itu dilakukan dengan mengedepankan gagasan sebagai hal yang utama. Prosedur akan mengikuti gagasan. Semoga teamwork masing-masing bagian dan insan Perum Perhutani dapat melakukan temuan, dapat menemukan inovasi sehingga memberikan manfaat yang jauh lebih banyak. Demikian juga untuk inisiator, investor, pelaksana kegiatan, dapat terus bekerja sama untuk meraih hasil seoptimal mungkin. Ayo kita satukan kekuatan, holopis kuntul baris.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

7


RIMBA UTAMA

Revolusi mental tidak hanya sebatas menjaga ketertiban melakukan antrean, membuang sampah pada tempatnya, menghormati orang yang lebih tua, berjalan di pedestrian yang telah disediakan, tetapi terlebih mengenai sikap mental dalam melakukan pengembangan melalui suatu perubahan dalam waktu yang cepat dan menyeluruh.

8

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

bl3ss3d.deviantart.com


MENTAL KORPORASI SEBAGAI KONTRIBUTOR REVOLUSI MENTAL BANGSA

Revolusi merupakan perubahan yang terjadi secara singkat, yang bersifat menyeluruh dan dalam kewilayahan yang luas. Bentuk proses lain dari revolusi adalah evolusi yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam tempo yang sangat lambat. Jika perubahan yang berlangsung cepat itu terkait dengan watak dan batin orang, maka revolusi itu disebut sebagai revolusi mental. Jadi revolusi mental merupakan perubahan secara cepat terkait dengan watak dan sikap seseorang saat bekerja dan dalam kehidupan kesehariannya, atau tekad tertentu, dalam mencapai tujuan. Meroketnya Tiongkok sebagai raksasa ekonomi dunia, didahului dengan perubahan sikap mental yang menghasilkan cara pandang baru, menghasilkan suasana kebersamaan yang baru, yang lebih sesuai dengan tujuan besar yang ingin diraihnya. Sikap keterbukaan negara besar Tiongkok, menarik perhatian dunia. Sikap terbukanya pada dunia internasional itu dalam waktu singkat nyata berdampak pengembangan di berbagai bidang terutama keberhasilannya di bidang perdagangan. Dalam suatu jamuan makan bersama, Presiden Jokowi bertanya kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping, mengenai rahasia keberhasilan Tiongkok. Jawabannya, sederhana. Pertama, semua partai di negaranya dapat bersatu. Kedua, melakukan gagasan yang besar. Dicontohkan gagasan besar adalah melakukan tindakan yang tidak tanggung-tanggung seperti saat membuat suatu pelabuhan, tidak hanya menyediakan lahan seluas 10 ha saja di titik inti yang diperlukan saat ini saja, tetapi sekalian menyediakan lahan 2.000 ha. Lahan yang dibeli sekarang mumpung harga tak semelonjak masa datang itu, segera dibuat infrastuktur inti mulai dari

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

9


RIMBA UTAMA akses jalan yang paling diperlukan, stasiun kereta api barang, terminal peti kemas, kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian lain yang mendukung kelancaran pekerjaan dan fungsi pelabuhan. Revolusi Korporasi Dalam lingkup yang lebih kecil revolusi mental juga harus dilakukan di setiap korporasi agar terbentuk suatu institusi yang memiliki derajat mental yang profesional. Inilah kontribusi suatu kelembagaan dalam pembangunan mental suatu bangsa. Perubahan besar-besaran dan mendalam dalam suatu kelembagaan tidak dapat dilakukan secara sporadis, di bagian-bagian tertentu saja. Tetapi harus didukung dilakukan bahkan dicontohkan oleh semua pemegang kepentingan. Di mana pun yang disebut revolusi tidak serta merta muncul menjadi peristiwa yang fenomenal, tetapi selalu ditandai dengan kehadiran beberapa hal, antara lain ketidakpuasan terhadap pendapatan, kinerja, sistem yang dibentuk, pola komunikasi yang telah membudaya. Wujud dari ketidakpuasan itu secara personal maupun kelompok ditandai dengan adanya pembicaraan yang bersifat sinis, di berbagai kesempatan bertemu. Meningkat pada sikap-sikap yang apatis dan enggan melakukan pengembangan. Ketidakpercayaan pada lembaga, dan tindakan yang kontraproduktif. Keadaan ini dapat diibaratkan seperti jatuhnya dedaunan yang kemudian melayu dan mengering. Dalam keadaan seperti itu mudah terbakar oleh suatu provokasi yang dapat menimbulkan tindakan yang bersifat anarkistis. Provokasi pola lama dapat langsung berujung tindakan fisik melakukan pengambilalihan atas suatu kekuasaan. Provokasi pola baru adalah mengajak mempelajari dari berbagai sumber untuk mendapatkan temuan yang objektif untuk terciptanya pembaruan. Orang dapat menentukan pilihan yang biasanya mengarah pada terjadinya pembaruan yang membangun, mengembangkan, dan mampu membuahkan kesejahteraan bersama. Peran pemimpin sangat penting dalam suatu peristiwa perubahan besar. Sebagai tokoh karismatik yang menjadi panutan, harus dapat memberikan keterangan sejelas-jelasnya, dapat memberikan pemahaman yang benar-benar “gamblang� tanpa unsur “gambling� mengenai tindakan-tindakan baru ke depan yang masuk akal dan memikat untuk segera dikerjakan. Sekecil-kecilnya budaya baru yang digerakkan oleh suatu koporasi akan menghasilkan bentuk percepatan 10

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

untuk mencapai tujuan yang diidamkan bersama. Jika Presiden Tiongkok, Xi Jinping, mengatakan pentingnya partai bersatu maka dalam suatu korporasi dapat diterapkan pentingnya key person dan semua pemegang kepentingan melakukan perapatan pendapat dan tekad bersama untuk suatu perubahan besar. Semua itu tercermin dalam perilaku semua anggota korporasinya dan pencapaian luar biasa yang ditargetkan. Pentingnya Gagasan Besar Di dalam suatu korporasi, gagasan besar untuk suatu pencapaian sangatlah penting. Gagasan menjadi inner beauty suatu perusahaan. Untuk itu lelang jabatan untuk memilih pemimpin dalam suatu kelembagaan dilakukan untuk memperoleh gambaran konsep pencapaian suatu kelembagaan yang akan dipimpinnya. Penilaian dalam lelang jabatan biasanya bertumpu pada beberapa hal. Pertama, cara mengatasi masalah meningkatkan pendapatan sehingga beroleh untung yang lebih besar. Atau meningkatkan pelayanan sehingga beroleh cara pelayanan yang memuaskan. Kedua, melakukan penghematan. Pendanaan mengalir secara sangat terbatas tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Biasanya pimpinan terpilih adalah yang dapat mengembangkan berbagai terobosan yang nyata dapat dilaksanakan. Di sisi lain dapat menghemat tanpa menurunkan kualitas operasional atau pelayanan. Dalam pidatonya tentang Revolusi Mental Presiden Joko Widodo membagikan pengalaman tentang pentingnya terobosan, di mana-mana dan di berbagai bidang. Saat berkunjung ke Kalimantan Jokowi bertanya tentang lambatnya mengurus izin pengadaan tenaga listrik power plant hingga dua tahun, bahkan di Lampung hingga enam tahun. Sistem perizinan yang lambat yang harus dirombak. Mengapa harus Presiden yang merombak? Bisa jadi karena pemegang kepentingan telah lama merasakan hal terkait lamanya memperoleh izin itu, sudah merupakan kelumrahan. Apakah tidak ada yang dapat mengubah selain presiden? Membutuhkan seorang pejuang, seorang yang mau mengambil risiko. Ini berisiko karena sindikat yang telah melekat salah-salah dapat membalik dan menciderai sang inisiator. Diharapkan dengan revolusi mental terdapat kebersamaan, untuk saling melihat, mengingatkan dan melakukan koreksi bersama, sehingga menghasilkan hanya karya terbaik, tanpa kebocoran dan distorsi di


sana-sini. Salah satu perangkat dalam kerangka menegakan mentalitas yang terpuji adalah munculnya Whistle Blowing System (WBS), di mana setiap pihak yang terkait dapat melakukan pelaporan langsung kepada pucuk pimpinan untuk dapat ditindaklanjuti. Revolusi mental juga dapat mengalami hambatan bahkan gagal karena terbentur oleh kekuatan prosedur baku yang tidak luwes. Dicontohkan Presiden mengenai relokasi pengungsi yang telah lebih dari dua tahun tinggal di camp, belum direlokasi ke permukiman sewajarnya. Bahkan Bupati dan Gubernur pun hanya dapat menunggu keluarnya izin relokasi. Tanpa dapat melakukan terobosan keluar dari sistem baku yang telah bertahun-tahun menjadi jalur suatu proses pekerjaan. Terkait hal itu Presiden segera menghubungi Kementerian Kehutanan yang menyediakan lokasi pengungsian dan ternyata dalam beberapa jam saja surat perizinan dapat diselesaikan dan dikirim. Ternyata masih dibutuhkan peran tokoh dalam melakukan perombakan. Sebenarnya tokoh itu ada di mana-mana. Bibit menjadi “Sang Inisiator” di setiap bagian dalam korporasi yang mampu melakukan temuan untuk dikembangkan. Dalam pidato kebudayaannya di Taman Ismail Marzuki pada 16 April 1977, budayawan Mochtar Lubis menyampaikan pidato berjudul “Manusia Indonesia”. Pidato tersebut menggariskan adanya 12 ciri mentalitas orang Indonesia, yang harus dirombak. Menurut Presiden Jokowi, akan sulit membangun kemandirian bangsa jika sifat-sifat yang tidak menguntungkan itu masih melekat dalam keseharian anakanak bangsa. Dari sinilah Presiden Jokowi kemudian memunculkan jargon Revolusi Mental sebagai wujud pembangunan manusia Indonesia. Revolusi mental tidak hanya sebatas menjaga ketertiban melakukan antrean, membuang sampah pada tempatnya, menghormati orang yang lebih tua, berjalan di pedestrian yang telah disediakan, tetapi terlebih mengenai sikap mental dalam melakukan pengembangan melalui suatu perubahan dalam waktu yang cepat dan menyeluruh. Jokowi mengatakan mental yang kuat akan melahirkan etos kerja. Etos kerja akan menghasilkan produktivitas. Produktivitas akan meningkatkan daya saing dan membawa bangsa pada kemakmuran maupun kesejahteraan. Untuk jajaran internal Perum Perhutani, melemahnya harga komoditas yang berbasis pada sumber daya alam di dunia harus melecut semangat semua

jajaran Perhutani untuk bekerja keras. Seperti disampaikan Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, semua potensi yang ada mesti dikembangkan dengan terobosan dan inovasi kreatif untuk menambah pundi-pundi pemasukan Perum Perhutani. Dengan holopis kuntul baris, pasti semua masalah pasti akan dapat diatasi dengan baik. Menurut Mustoha, dengan holopis kuntul baris diharapkan seluruh jajaran dan insan Perum Perhutani dapat merapatkan diri dengan segenap potensi masing-masing. Mereka semua harus menyatukan niat dan tindakan agar dapat berkekuatan dahsyat sehingga mampu mengangkat beban berat perusahaan yang harus bersaing dengan produsen produk sejenis, di pasaran dunia. Mustoha berharap, seluruh bagian, bahkan semua insan Perhutani dapat mewujudkan rasa andarbeni atau rasa memiliki sehingga terdapat niat besar bahwa tempat kerjanya yaitu Perum Perhutani dapat menjadi sumber hidup yang tangguh. Itu dapat terwujud dengan mengurus hutan di Jawa dan Madura melalui pengembangan dalam tugasnya masing-masing, sehingga dapat lebih produktif dengan cara kerja yang lebih efektif. Masih terkait dalam menghadapi kondisi dunia, perlu dilakukan pengetatan di berbagai bidang, dilakukan pengendalian diri agar dapat melewati fase yang tidak mudah itu. “Perum Perhutani tidak bisa lagi melulu mengandalkan kayu jati dan gumrosin saja, tetapi juga harus dapat melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis baru yang menghasilkan. Lahan yang masih dapat diolah, masih sangat luas harus dikembangkan,” tandas Mustoha. Pengembangan, tambah Mustoha, akan terus ditingkatkan di bidang tanaman pangan, memanfaatkan sela tegakan jati untuk tanaman jagung, tebu, padi, ketela pohon, padi, dan lain-lain. Meningkatkan produktivitas juga dapat dilakukan dengan tanaman sisipan, seperti sengon yang dapat dipanen jauh lebih cepat dibandingkan kayu jati dan hasilnya sangat dibutuhkan. Rawa atau lahan rendahan yang tergenang, tambah Mustoha, dapat dimaksimalkan dengan penanaman padi apung atau empang ikan. Lahan yang berada di tepian pantai juga akan terus dikembangkan menjadi empang udang dan ikan. Tempat-tempat yang potensial dapat digarap menjadi objek wisata akan terus ditingkatkan melalui kerja sama yang saling menguntungkan. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

11


RIMBA UTAMA

PERUBAHAN SIKAP MENTAL YANG IDEAL

Sejumlah sikap mental bangsa Indonesia membelenggu pengembangan dirinya. Pidato budayawan Mochtar Lubis di Taman Ismail Marzuki, menginspirasi Revolusi Mental Presiden Joko Widodo. Ini juga bisa diterapkan dengan pola dinamika yang biasa terjadi pada suatu korporasi.

12

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


MUNAFIK

ENGGAN BERTANGGUNG JAWAB

Hipokrit alias munafik merupakan sikap berpura-pura, lain di muka lain di belakang. Biasa menyembunyikan apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya, apa yang dirasakannya atau yang dipikirkannya ataupun bahkan yang sebenarnya dikehendakinya. Hal itu terjadi karena takut berterus terang, takut mendatangkan kerugian karena tidak sesuai dengan keinginan pihak yang berkuasa atas dirinya. Sikap berpura-pura itu digunakan semata untuk menyelamatkan diri dari tekanan pihak atasan atau siapa pun yang berkuasa.

Segan atau enggan bertanggung jawab. “Bukan saya” adalah kalimat pendek yang popular di Indonesia, agar tanggung jawab berangsur teralihkan atau turun ke jenjang bawahannya. Lain halnya jika itu merupakan suatu keberhasilan. Maka keberhasilan itu akan segera diakui sebagai buah karya dirinya.

Idealnya:

Terus Terang Karena sebenarnya terus terang itu terang terus. Terang terus, yang berarti berada di wilayah yang selalu terang, yang jelas dapat melihat maupun dilihat, tidak buram atau sulit melihat karena gelap. Tidak juga membiarkan dirinya berada di lingkup komunikasi yang sesat, gelap atau gagal. Berbicara terus terang tidak akan berpotensi menimbulkan perkiraan yang menyesatkan. Berbicara terus terang akan memudahkan dalam melakukan proses komunikasi, karena dengan bersikap terbuka ini, akan membuat pihak lain segera tahu hal yang sesungguhnya.

PERCAYA TAHAYUL Membuat sesajian dan menggunakan jimat merupakan simbol kepercayaan pada tahayul, termasuk dalam hal ini adalah adanya batu akik yang dapat membuat disukai oleh atasan atau menghadirkan pengaruh saat melakukan presentasi. Idealnya:

Percaya Diri Sembilan tahun belajar di jenjang menengah dasar, tiga tahun di jenjang sekolah menengah atas, bahkan empat tahun berikutnya di perguruan tinggi, merupakan bekal yang cukup untuk memperkuat logika dan ilmu pengetahuan. Ditambah dengan pengalaman keseharian melewati persoalan dan cara pemecahannya sudah cukup untuk berkarya meraih tujuan yang diharapkan.

Idealnya:

Bangga Bertanggung Jawab Memiliki sikap bangga menjadi seorang yang dapat secara tegas mengakui sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat berkata “Kalau pun bawahan saya yang salah, saya juga yang salah karena saya yang memimpinnya. Saya mohon maaf, dan bertanggung jawab sebagaimana mestinya”. Sebaliknya jika mendapatkan pujian atas keberhasilan maka yang dikatakan adalah “Saya bekerja tidak sendiri, kami bekerja saling membantu, jadi keberhasilan itu adalah keberhasilan bersama. Khususnya pada yang berjasa mendapatkan temuan dan telah mencoba mencari solusinya, saya sampaikan profesiat.”

WATAK YANG LEMAH Lemah dalam memperjuangkan harapannya atau cita-cita yang telah ditetapkannya. Bahkan demi survive sendiri, rela menggadaikan harga dirinya. Mudah putus asa dan enggan menerima penolakan. Idealnya:

Watak Yang Tegar Tidak perlu malu karena terdengar bicaranya medhok. Seolah orang udik sekali. Banggalah karena perbedaan atau ciri khas itu justru akan mempercantik kebersamaan baru yang akan dijalin. Tegar pada watak yang memang telah menjadi jati dirinya sendiri. Tidak perlu menggadaikan diri menjadi pribadi orang lain, meminjam atau menjual nama orang lain. Menghormati pertemanan dan menghargai jalur yang telah membesarkan dirinya.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

13


RIMBA UTAMA

FEODAL

TIDAK HEMAT

Mereka yang mempunyai kekuasaan harus dihormati. Seolah kekuasaan itu sama dengan memiliki derajat mental maupun derajat kebenaran yang lebih tinggi, sehingga sungguh perlu mendapatkan kehormatan dan pelayanan dari bawahannya. Bahkan bawahannya dapat sekadar dijadikan aksesori dari sikap feodalnya. Misalnya perlu ada seorang yang membawakan tas atau membukakan pintu mobilnya.

Kebanyakan orang Indonesia bukan economic animal. Bahkan pandai mengeluarkan penghasilan yang belum diterimanya, senang tampil wah. Hal itu menyebabkan mobil mewah, perumahan yang “Wah Residence”, dan segala sesuatu yang mencengangkan orang, laris manis terjual di Indonesia.

Idealnya:

Melayani Tangan kosong melenggang disyukuri sebagai tangan yang sehat yang dapat membawa tas dan piranti presentasi sendiri. Malu menjadi pribadi yang diagungkan. Tetaplah menjadi pribadi yang ingat sejarah saat lima tas sekaligus harus ditenteng bersama sewaktu membangun kariernya yang kini telah tiba di wilayah sukses itu. Tetap menjadi pelayan yang ringan hati dan menyenangkan. Kacang itu tidak perlu lupa pada kulitnya. Bukalah pintu mobil sendiri, keluar mobil anggukan kepala sedikit dan tersenyum pada orang yang tak sempat membukakan pintu mobilnya dan ucapkan “terima kasih”. Sikap rendah hati hanya dapat dilakukan oleh seorang yang memang tinggi derajat mentalnya. Ajining diri gumantung kedaling lathi, kehormatan itu bergantung dari pembawaan diri sendiri.

Idealnya:

Hemat Pepatah lama mengatakan “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”. Rajin dalam belajar akan menghasilkan kepandaian, sedangkan hemat dalam mengatur keuangan akan menghasilkan kekayaan. Hemat adalah mengatur pengeluaran seperlunya saja dan membuat skala prioritas pengeluaran. Dalam hal hemat, sangat diperlukan kemampuan untuk mengendalikan diri.

TUKANG MENGGERUTU Sebenarnya yang termasuk dalam kategori tukang adalah seorang yang memiliki keterampilan tertentu yang kemampuannya itu setiap hari selalu diperkaya dengan pengalaman bekerjanya. Jadi di negeri kita menggerutu sudah termasuk dalam batasan “keahlian” seseorang. Tidak berani berkata terus terang, tetapi berkata yang terkadang tidak jelas logikanya, dan yang terpenting berkadar pelampiasan atas suatu yang mengecewakan. Idealnya:

SOK

Memuji

Kalau sudah berkuasa mudah mabuk kuasa. Gampang memudahkan, menyepelekan atau meremehkan. Pada terapannya memunculkan sikap semena-mena. Menonjolkan ketokohan dirinya untuk membenamkan pihak lain.

Memuji tidaklah sulit dilakukan oleh seorang yang memang telah terbiasa bersikap rendah hati. Kaya keikhlasan untuk membesarkan orang lain. Pujian yang dilakukan akan memberikan semangat dan rasa percaya diri. Memuji biasanya merupakan ungkapan kepuasan terhadap suatu hal. Suatu perintah yang jelas, masuk akal dan bertujuan untuk suatu kebaikan, layak untuk mendapatkan pujian.

Idealnya:

Bersyukur Bersyukur atas karier dan tanggung jawab yang selama ini telah diembannya. Membagikan tugasnya pada bawahan sesuai kemampuan dan tugas masing-masing. Memberikan arahan yang jelas dan terus memotivasi dan memberikan apresiasi.

14

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


ARTISTIK

MALAS

Turis manca negara senang menonton nuansa artistik orang Indonesia, karena memang dipertontonkan oleh orang Indonesia sendiri. Selain itu juga mempertontonkan sikap yang ramah dan menyenangkan. Tidak mau siapa pun melihat hal-hal jelek yang sebenarnya banyak tersembunyi dalam dirinya. Menyukai lamis (indah di permukaan saja).

Orang malas sebenarnya adalah orang yang paling praktis. Segala yang diinginkannya dapat dihadirkan dan dalam waktu yang sangat singkat. Ingin memiliki rumah yang bagus, tinggal membayangkan kesandung harta karun dan dapat membeli rumah itu, ingin punya mobil yang wah tinggal membayangkan mendapatkan undian berhadiah. Ingin kelima ATM nya penuh tinggal membayangkan bermain saham dan selalu untung besar. Menikmati indahnya bayangan dan menghindar dari kenyataan. Bekerja ala kadarnya dan banyak waktu digunakan untuk diam berfantasi.

Idealnya:

Realistik Dapat memaparkan keindahan yang ditampilkan, tetapi juga dapat menjelaskan kekurangan dari penampilan yang dikagumi orang lain itu. Di mana pun di belahan bumi, orang masih akan lebih menghargai suatu ketulusan dan kejujuran, sesuatu yang memang dari dalam sanubarinya.

LEBIH SUKA TIDAK BEKERJA KERAS Jika telah mendapatkan penghasilan bulanan yang telah dapat dipaksakan menjadi cukup, tak perlu mengejar insentif disediakan perusahaan. Pulang dari kantor tidur, jalan-jalan, makan malam, nonton televisi, dan tidur. Berorientasi pada menikmati proses, bukan kepuasan atas hasil gemilang. Idealnya:

Kerja Keras, Kerja Pintar Berpedoman pada hasil akhir dengan dukungan proses yang seefektif mungkin.

CEPAT CEMBURU DAN DENGKI Cemburu dan dengki terhadap orang lain yang dilihatnya lebih berhasil. Menjadi orang yang mudah menjatuhkan orang lain.

Idealnya:

Giat

Ada pepatah yang menyatakan daripada tidur lebih baik duduk, daripada duduk lebih baik berdiri, daripada berdiri lebih baik berjalan, daripada berjalan lebih baik berlari, daripada berlari lebih baik melompat‌ terbang‌. Memberikan gambaran semangat pencapaian yang terus ditingkatkan sebagai estafet yang berujung pada kepuasan.

PLAGIATOR Menjadi tukang tiru sehingga nyaris kehilangan identitasnya sebagai korporasi yang mempunyai ciri kebudayaan sendiri. Idealnya:

Kreator Walaupun ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) merupakan hal yang sah masuk ke dalam kategori bukan plagiat, tetapi alangkah bangganya jika dapat menciptakan sendiri karya besar. Menciptakan kepribadian budaya dalam korporasi sendiri. DR

Idealnya:

Mendukung Berada di dekat orang mencuci biasanya akan terciprat busa. Berada di antara orang-orang yang berhasil biasanya dapat menikmati keberhasilannya. Cemburu dan dengki pada orang lain yang berhasil sebenarnya hanya membuat malu diri sendiri. Ucapkan pujian dengan ikhlas dan tetap berteman dengan tulus.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

15


RIMBA UTAMA

16

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


PERHUTANI BANTU PEMUDIK

DENGAN POSKO MUDIK LEBARAN

Untuk mewujudkan kebersamaan dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi bangsa ini, Perum Perhutani berkiprah membantu kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2016. Ini dilakukan karena ketikdaklancaran arus mudik dan baik Lebaran, sedikit banyak akan berpengaruh kenyamanan warga bangsa yang sedang mudik. Pembukaan posko mudik Lebaran merupakan wujud nyata yang konsisten dilakukan Perhutani setiap tahun. Kesigapan para petugas di posko Perhutani sungguh dirasakan manfaatnya para pemudik. Siaga 24 jam para petugas di posko ini sungguh membanggakan, termasuk saat dini hari orang nomor satu di Perum Perhutani singgah di salah satu posko tersebut.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

17


RIMBA UTAMA

Perum Perhutani setiap tahun turut serta membantu pengamanan jalur mudik dengan membuka posko mudik Lebaran. Tahun ini, Perhutani membuka 15 posko mudik. Posko dilengkapi dengan fasilitas tempat parkir, toilet, musala, TV, radio, alat komunikasi, air minum, dan jasa tukang pijat bagi pemudik yang kelelahan. Para pemudik juga bisa menikmati wisata hutan dan melihat-lihat kualitas kayu jati Perhutani.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengunjungi Posko Mudik Lebaran Perum Perhutani 2016 di Jl Raya Purwakarta – Cikampek untuk memantau secara langsung kesiapan posko. Kunjungan pada Senin (4/7) dini hari ini membuat kaget penjaga posko. Mustoha menyatakan Perum Perhutani mumbuka 15 Posko Mudik Lebaran guna membantu para pemudik yang melakukan perjalanan dengan kendaraan roda dua atau roda empat yang merayakan Idul Fitri 1437 H, khususnya yang lewat jalur-jalur utama utara, selatan, dan timur Pulau Jawa. “Di wilayah Jawa Barat hanya dibuka tiga posko, yaitu di Purwakarta, Indramayu, dan Ciamis. Di Jawa Tengah tiga posko dan Jawa Timur sembilan posko,” kata Mustoha. 18

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Posko Mudik Lebaran Perhutani di Purwakarta tersebut dilengkapi dengan fasilitas tempat parkir, toilet, musala, TV, radio, alat komunikasi, air minum, dan jasa tukang pijat bagi pemudik yang kelelahan. Setelah dari Posko Purwakarta, Mustoha mengecek tanaman jati dan tanaman karet di Petak 30 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cijambe, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sanca, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu. Mustoha kemudian melanjutkan perjalanan ke Posko 2, yaitu posko Mudik Lebaran di TPK Cikamurang, Desa Cikawung, Kecamatan Trisi, Kabupaten Indramayu, Jl Raya Subang-Kadipaten. “Jalur ini (Subang-red) sekarang sedikit pemudiknya, setelah ada tol Cipali yang dibangun Pemerin-

tah,” kata Mustoha saat berada di Posko Perhutani di TPK Cikamurang, Subang. Perum Perhutani setiap tahun turut serta dalam membantu pengamanan jalur mudik. Perhutani KPH Ciamis mendirikan rest area yang berlokasi di Jalan Raya Banjar-Cilacap KM 2. Wisata Hutan Jika pemudik beristirahat di posko ini bisa menikmati wisata hutan KPH Ciamis. “Selain menikmati wisata hutan, para pemudik juga bisa melihat-lihat bagaimana kualitas kayu jati Perhutani,” kata Kabag Humas Perum Perhutani KPH Ciamis, Aan. Perhutani Ciamis juga telah melengkapi rest area tersebut dengan berbagai fasilitas. “Rest area yang kami sediakan memiliki fasilitas toilet bersih. Bila magrib tiba,


kami juga menyediakan takjil gratis bagi para pemudik,” lanjutnya. Aan menambahkan, setiap hari pihaknya menurunkan empat personil di posko mudik H-10 sampai H+10. Petugas yang diturunkan itu dari polisi hutan (Polhut), karyawan biasa, dan dari Pramuka Saka Wanabakti. Aan mengungkapkan, mudik merupakan rutinitas pulang kampung menjelang Lebaran untuk bertemu dengan keluarga di kampung halaman. Tentunya keselamatan harus nomor satu. “Bila lelah, kantuk, serta ingin sekadar rebahan silahkan pemudik mampir di posko yang telah kami sediakan selama 20 hari ini,” katanya. Pemudik asal Lampung, Ahmad Rifa’i, mengaku dengan adanya pijat gratis ini sangat terbantu untuk mengembalikan stamina setelah

menempuh perjalanan jauh. “Saya dari Lampung mau ke Yogyakarta. Perjalanan saya sekarang sudah hampir selama 22 jam. Tentunya ini menguras stamina saya. Dengan adanya pijat gratis ini saya merasa terbantu dan bugar kembali, alhamdulillah,” terangnya. Ahmad berharap, pelayan pijat gratis ini tidak hanya ada di rest area yang disediakan Perhutani saja, melainkan di rest area lainya pun harus ada. Refleksi urat-urat tegang salah satunya harus ada pijatan ringan. Biasanya rasa lelah saat mudik itu di bagian kepala, mata, punggung serta pinggang. Setelah dipijit ya sedikit bugar kembali. Secara khusus Mustoha menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh umat Muslim yang merayakan kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah

puasa, Selasa (5/7). Semoga Lebaran bisa mendorong semua umat Muslim untuk berlomba berbuat kebaikan karena berbuat kebaikan berpengaruh positif pada kehidupan. “Niatkan ikhlas berbuat kebaikan. Cintailah orang-orang yang berbuat baik. Tanamkan rasa beruntung bila berbuat kebaikan. Tanamkan ilmu bila berbuat baik dan yakinlah bahwa kita adalah teladan dari anak, keluarga, dan masyarakat kita,” kata Mustoha dalam pesan singkatnya sebelum mengunjungi posko mudik Perum Perhutani di Indramayu. Mustoha menambahkan bahwa libur hari raya kali ini terasa panjang karena ada tambahan libur Sabtu dan Minggu. Kondisi ini sekaligus dapat dimanfaatkan untuk menambah iman dan kebaikan. DR DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

19


RIMBA UTAMA

20

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

21


RIMBA KHUSUS

Guna menanamkan rasa bangga kepada siswa sebagai bangsa yang memiliki kekayaan keragaman Nusantara, digelar program Siswa Mengenal Nusantara. Dengan program ini akan meningkatkan rasa percaya diri sebagai bangsa yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kemajemukan dan perbedaan adalah sebuah kekayaan yang wajib disyukuri dan dikelola menjadi kekuatan bangsa.

22

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


20 SISWA PAPUA

BELAJAR KERAGAMAN BUDAYA DI LAMPUNG

Upaya membentuk rasa persatuan di kalangan generasi muda sangat penting diwujudkan. Kesadaran akan beragamnya budaya di Tanah Air harus sungguh dirasakan oleh mereka, khususnya para pelajar. Perum Perhutani sungguh menyadari pentingnya masalah ini. Bertolak dari kesadaran tersebut, Perhutani sangat mendukung apa yang dilakukan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang menggelar Program Siswa Mengenal Nusantara 2016. Dukungan dilakukan dengan langkah nyata turun ke lapangan bersama tim dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sebanyak 20 siswa SLTA terbaik Papua mengikuti Program Siswa Mengenal Nusantara 2016 untuk belajar ke Provinsi Lampung. Kegiatan yang diinisiasi Kementerian BUMN dan dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perum Perhutani ini untuk menanamkan rasa percaya diri dan belajar keragaman budaya.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

23


RIMBA KHUSUS

“Dinas Pendidikan Provinsi Papua membantu kami menyeleksi siswa-siswa terbaik kelas XI dari Kabupaten/Kota sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Kementerian BUMN,” kata Kepala Biro Komunikasi Perum Perhutani, Susetiyaningsih dalam pertemuan, di Jayapura, baru-baru ini. Siswa Mengenal Nusantara bertujuan, antara lain menanamkan rasa bangga kepada anak didik sebagai bangsa yang memiliki kekayaan keragaman Nusantara melalui proses pertukaran informasi dan kebudayaan. Siswa diajak meningkatkan rasa percaya diri sebagai bangsa yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika, kemajemukan dan perbedaan adalah sebuah kekayaan yang wajib disyukuri dan dikelola menjadi kekuatan bangsa. Siswa SLTA berprestasi yang terpilih didampingi dua guru teladan dan satu pejabat dinas provinsi diberangkatkan ke Provinsi Lampung pada Agustus 2016. 24

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Hal yang sama juga dilakukan pelajar dari Provinsi Lampung. Kepala Bagian CSR Divisi Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Zainuddin Thalib, mengatakan siswa terpilih tersebut belajar mengenal pendidikan, kehidupan sosial budaya, dan ekonomi atau entrepreneurship di Provinsi Lampung sebagai lokasi tujuan. Sebaliknya siswa dari Provinsi Lampung pada saat yang sama dibawa ke Papua. Sangat Bermanfaat Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Protasius Lobia menyatakan mendukung penuh program Siswa Mengenal Nusantara 2016 gagasan Kementerian BUMN. Program ini sudah ada dampaknya bagi siswa Papua yang tahun lalu mengikutinya. “Sangat bermanfaat, kami siap mendukung untuk kemajuan anak-anak generasi muda Papua,” kata Protasius.


Selama ini saya tahu Danau Ranau di Lampung dan Sentani di Papua. Saya belum pernah ke Ranau, tetapi hari ini saya malah melihat Danau Sentani yang jauh dari rumah. Di Danau Sentani yang luas ini, saya bisa menyentuh airnya yang dingin jernih. Kami diajak makan pagi di pinggirnya. Sentani luar biasa indah.

Dalam kegiatan Siswa Mengenal Nusantara 2016 ini, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mendapat tugas sebagai PIC dan Perum Perhutani sebagai Co-PIC nya. Perum Perhutani dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bersama Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi Papua serius menyiapkan proses seleksi Siswa Mengenal Nusantara 2016. Tim juga menyiapkan lokasi-lokasi yang dikunjungi siswa dari Provinsi Lampung. Susetiyaningsih menyatakan Perum Perhutani sebagai wakil atau Co-PIC PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berbagi peran secara proporsional. Tahun lalu Perum Perhutani dalam program BUMN Hadir Untuk Negeri mendapat tugas di Provinsi Kalimantan Utara, dipusatkan di Pulau Sebatik, perbatasan dengan Malaysia. “Tahun ini kami dapat jatah lokasi di Papua, perbatasan dengan Papua Nugini, mudah-mudahan bisa leb-

ih baik penyelenggaraannya. Danau Sentani, Pos Perbatasan, dan Tugu Mac Arthur, termasuk lokasi yang kami siapkan untuk dikunjungi siswa dari Lampung,” kata Susetiyaningsih. Setelah menempuh perjalanan delapan jam, peserta Siswa Mengenal Nusantara Lampung 2016 menjejakkan kaki di Bandara Sentani, Tanah Papua, Kamis (4/8). Mereka diterima Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi Papua, Yulianus Kuayo diiringi tarian Weru yang meriah yaitu tarian asli Papua untuk penjemputan tamu. Didampingi Area Manager Divre IV Perum Damri, Ferdik Sakona siswa dari Lampung ini disambut Pimpinan Wilayah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jayapura, Prisley Hutabarat dan Perum Perhutani diwakili Susetiyaningsih. “Papua luasnya tiga kali Pulau Jawa, tetapi penduduknya hanya satu persen dari penduduk Indonesia. Ada 28 kabupaten/kota, 389 distrik/kecamatan, 3619 desa/kampung, 250 suku, 271 bahasa daerah, tetapi mereka tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Kami kaya sumberdaya alam. Jadi silakan belajar dan mencari pengalaman di Papua. Jangan lupa kuliner papeda, barapen, dan lainnya,” kata Yulianus. Atas nama Pemprov Papua, Yulianus mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan seluruh staf Kanwil PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Papua serta Perum Perhutani. Kedua BUMN ini sungguh peduli memajukan dunia pendidikan di Tanah Air, khususnya Provinsi Papua dan Lampung melalui program Siswa Mengenal Nusantara ini. Salah seorang siswa Siswa Mengenal Nusantara Lampung, Julio Aras dari SMA Negeri 1 Simpang Pematang Lampung yang nilai geografi rapornya 95 mengatakan kekagumannya akan keindahan Tanah Papua. Ini perjalanannya paling jauh di provinsi timur Indonesia. “Selama ini saya tahu Danau Ranau di Lampung dan Sentani di Papua. Saya belum pernah ke Ranau, tetapi hari ini saya malah melihat Danau Sentani yang jauh dari rumah. Di Danau Sentani yang luas ini, saya bisa menyentuh airnya yang dingin jernih. Kami diajak makan pagi di pinggirnya. Sentani luar biasa indah,” ungkap Julio. Pada hari yang sama, bertempat di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perum Perhutani menyerahkan 20 siswa terbaik Papua untuk mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara di Provinsi Lampung. Penyerahan Siswa Mengenal

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

25


RIMBA KHUSUS

Nusantara Papua 2016 diwakili Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, John Novarly sebagai Co PIC Provinsi Papua dan diterima General Manager Perum Damri Wilayah Lampung, Yulianto yang dalam program Siswa Mengenal Nusantara bertanggung jawab untuk Provinsi Lampung bersama PT Wijaya Karya (Persero) dan PTPN VII. “Kami serahkan siswa-siswa terbaik Provinsi Papua untuk didampingi. Harapan kami, program Siswa Mengenal Nusantara di Lampung ini bisa berjalan dengan sukses dan anak-anak bertambah pengetahuannya,” kata John Novarly saat serah terima Siswa Mengenal Nusantara. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Hery Suliyanto menyambut baik program Siswa Mengenal Nusantara tersebut. Diharapkan apa yang menjadi kelebihan Provinsi Lampung bisa memberikan manfaat, begitu pula sebaliknya. Para pelajar dalam program Siswa Mengenal Nusantara Papua akan mengikuti kegiatan budaya, sosial, pendidikan, entrepreneurship, dan lainnya tentang Provinsi Lampung selama seminggu. Program Siswa Mengenal Nusantara adalah salah satu kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri dalam rangka 71 tahun Indonesia Merdeka yang diselenggarakan di 34 provinsi serentak. Diberi Pembekalan Sebelum bertolak ke Lampung, 20 siswa bersama tiga pendamping diberikan pembekalan di Kantor Cabang Pembantu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kota Jayapura Papua. Pembekalan dibuka Pimpinan Cabang Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Abepura Papua, Suristanta dan pembekalan diberikan Susetiyaningsih, Kabag CSR Divisi Sekretariat Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Zainuddin Thalib, Kabag Logistik dan Umum Kanwil Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Jayapura Amatus Susilardi. 26

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Secara garis besar pembekalan tentang tugas dan tanggung jawab siswa serta pendamping selama di Lampung serta manfaat dari keikutsertaan siswa dalam program Siswa Mengenal Nusantara tersebut. Dalam pembekalan dijelaskan juga profil, peran dan aktivitas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk maupun Perum Perhutani sebagai BUMN Indonesia yang mengemban tugas dari pemerintah di bidang masing masing. “Mudah-mudahan selama tujuh hari di Lampung wawasannya bertambah dan pengalaman tentang keindonesiaan lebih kuat. Di Papua anak-anak ini kurang mengenal Perhutani karena memang tidak ada wilayah kerja di Provinsi Papua, adanya di Papua Barat, di mana Perhutani memiliki pabrik sagu di Sorong Selatan,” kata Susetiyaningsih. Sementara Zainuddin Thalib mengatakan para siswa patut bersyukur terpilih dalam program Siswa Mengenal Nusantara ini dan patut berbangga memiliki BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perum Perhutani yang memiliki peran strategis bagi bangsa dan negara. Pimpinan Wilayah BRI Jayapura, Presley Hutabarat menyampaikan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perum Perhutani sebagai perwakilan Kementerian BUMN memfasilitasi kegiatan Siswa Mengenal Nusantara Papua 2016 ini agar para siswa mendapatkan wawasan tentang nusantara. “Kalian akan mendapatkan saudara-saudara baru dan pengetahuan baru di Provinsi Lampung, jadi harus bisa menyesuaikan diri dan menimba manfaat sebanyak-banyaknya,” kata Presley.


DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

27


RIMBA KHUSUS Pelepasan peserta Siswa Mengenal Nusantara Papua dilakukan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas P dan K Provinsi Papua, Yulianus Kuayo dengan menyematkan tanda peserta, topi, dan jaket Siswa Mengenal Nusantara 2016. Yulianus menegaskan pemerintah, sekolah, orang tua, dan stakeholder lain termasuk BUMN memiliki tanggung jawab membantu siswa menggali potensi diri agar ketika lulus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian baik. Siswa yang lulus berarti mewakili Provinsi Papua, sopan santun harus dijaga, serius selama kegiatan hingga dapat pendidikan juga pengetahuan. “Terima kasih BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan Perum Perhutani membantu Pendidikan di Papua dengan program berpotensi tingkatkan keterampilan dan kepribadian siswa,” tegas Yulius. Peserta Siswa Mengenal Nusantara 2016 Provinsi Papua tiba kembali di Tanah Papua Kamis (11/8) dari lawatannya selama seminggu di Provinsi Lampung. Bertempat di kantor PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang kota Jayapura, 20 siswa Siswa Mengenal Nusantara Papua dan tiga pendamping memaparkan pengalaman mereka selama di Lampung dihadapan tim PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai koordinator dan Perum Perhutani wakil koordinator program BUMN Hadir Untuk Negeri di Provinsi Papua. Wakil Pimpinan Wilayah Bisnis II PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jayapura, Teguh Pramono, mewakili Pimwil PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jayapura, Pimca Abepura Suristanta, Kabid Logistik dan Umum Kanwil PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jayapura Amatus Susilardi bersama Kabiro Komunikasi Perusahaan Perum Perhutani Susetiyaningsih S dan Yerry Koridama dari Dinas P&K Provinsi Papua hadir menyambut mereka dari Lampung sekaligus menutup rangkaian acara program Siswa Mengenal Nusantara Papua 2016.

28

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Ada kebun nanas 32 ribu ha luasnya yang diekspor ke 20 negara, karyawan ribuan. Indonesia ini luar biasa. Ada kereta api di sana, saya berharap kelak kereta api juga ada di Papua.

Teguh menyampaikan pesan dan salam dari Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Pimwil Jayapura kepada anak-anak Siswa Mengenal Nusantara sebagai duta Papua yang telah kembali ke Tanah Papua dengan selamat, sehat, bertambah pengalaman baru tentang budaya, entrepreneurship, dan pendidikan. Sangat Senang Salah satu siswa Ribka Warinilena dari SMA Gabungan Jayapura mengaku sangat senang bisa melihat kebun sawit dan nanas nomor satu di dunia, selain luas sekali juga modern. “Mereka bilang Papua lebih luas dari Lampung, saya bangga tapi kami tidak punya kebun seluas itu. Kami ada sawit di Arso, saya belum lihat malah saya lihatnya di Lampung. Bus Damri di Lampung juga besar bagus ber-AC, kursinya bisa diutakatik gerak-gerak toh, beda dengan bus kami di Papua kecil-kecil. Saya belajar banyak di Lampung dan ingin


Papua maju seperti provinsi lain,” kata Ribka sampaikan kesannya. Jubile salah satu siswa menambahkan ingin Papua yang luas ini punya kebun buah merah atau nanas modern ke depannya. Lain lagi Cosmos DF Lubul dari SMK Negeri 3 Jayapura menyatakan Lampung begitu maju, ada pabrik beton PT Wika, kebun sawit PTPN7, kebun nanas, dan kereta api. “Ada kebun nanas 32 ribu ha luasnya yang diekspor ke 20 negara, karyawan ribuan. Indonesia ini luar biasa. Ada kereta api di sana, saya berharap kelak kereta api juga ada di Papua,” kata Cosmos. Wani Oraine SMA YPPK Teruna Bakti Jayapura mengaku seumur hidup baru sekali ini melihat gajah di Way Kambas. “Di Papua tak ada gajah. Saya membaca di buku pelajaran satwa saja, kadang melihat di televisi dan baca koran. Ini saya bisa langsung melihat, memegang kakinya bahkan belajar tentang kehidupan satwa tersebut. Ternyata gajah besar sekali, jauh dari bayangan saya, ada Rumah Sakit Gajah juga,” ungkap Wani. Pada acara tersebut guru pendamping siswa, Jonni Siagian, mengucap rasa syukur dan terimakasihnya kepada para Pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perum Perhutani yang telah memfasilitasi kegiatan Siswa Mengenal Nusantara 2016 sehingga anak-anak Papua bisa terbang ke Lampung dan mendapat pengalaman luar biasa. Sebagai penutup dari rangkaian kegiatan Siswa Mengenal Nusantara 2016 Provinsi Papua digelar upacara peringatan 17 Agustus di halaman kantor wilayah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jayapura. Hal ini menumbuhkan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi mereka yang terlibat. Peserta Siswa Mengenal Nusantara Papua 2016, Annisa Wihelmina Infandi, mengaku bangga bisa diundang, apalagi membacakan kata mutiara di hadapan

seluruh peserta upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-71 RI. “Bangsa Indonesia tetaplah bersatu gapailah masa depan yang cerah,” kata Annisa saat membacakan kata mutiara, dalam rangkaian peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Jayapura. Direktur Utama PT PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam bertindak sebagai inspektur upacara. Upacara diiikuti seluruh karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jayapura dan 30 perwakilan BUMN yang berkantor di provinsi paling timur Indonesia tersebut. Upacara ini merupakan rangkaian dari program BUMN Hadir Untuk Negeri di Provinsi Papua yang dikoordinir PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Perum Perhutani. Hadir Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, Direktur PTBank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Priyastomo yang bersama-sama Asmawi Syam menyerahkan secara simbolis bantuan CSR/Bina Lingkungan kepada perwakilan penerima bantuan bedah rumah veteran, mantan atlet nasional, pembangunan tempat penitipan anak di Pasar Doyo, sarana air bersih, dan sertifikat peserta Siswa Mengenal Nusantara 2016 Provinsi Papua. Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, John Novarly mengatakan setelah upacara acara dilanjutkan dengan kegiatan penjualan 1000 paket sembako Pasar Murah BUMN Hadir Untuk Negeri. Diserahkan bantuan elektrifikasi 100 unit rumah dan sarana air bersih yang penyelenggaraannya di Kabupaten Merauke. Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Hari Siaga, menyampaikan upacara HUT ke-71 RI menjadi momentum bagi seluruh pekerja di perusahaan BUMN untuk berkarya dan berkinerja unggul dalam menyongsong persaingan di era goblal. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

29


RIMBA KHUSUS

Untuk menyiapkan generasi muda Indonesia yang andal, Kementerian BUMN menggelar Program BUMN Mengajar. Program ini dilaksanakan di 34 provinsi dengan tema Indonesia Negeri Kebanggaanku. Dalam program ini Perum Perhutani ikut terlibat dengan mengajar di enam SMA di Pulau Jawa dan Madura. Para pimpinan Perum Perhutani memotivasi siswa-siswi agar giat belajar, bekerja keras untuk mewujudkan Indonesia maju dan makmur.

30

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


PERUM PERHUTANI MEMOTIVASI SISWA SMA

Pembangunan harus digelorakan agar harkat bangsa terus meningkat secara berkesinambungan. Butuh kecerdasan berpikir agar dapat menghadapi persaingan yang kian marak dan merasuk ke berbagai bidang. Seluruh komponen bangsa, termasuk generasi penerusnya harus mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan dan sumber daya alam yang ada di Tanah Air. Janganlah dibiarkan perbedaan yang ada membuat lemah dan memicu konflik. Saatnya seluruh komponen bangsa bergandengan tangan menyongsong Indonesia jaya yang penuh harapan. Salah satunya itu dimulai dari para siswa, khususnya mereka yang tengah duduk di sekolah lanjutan tingkat atas. Pentingnya membekali para siswa dengan pengetahuan yang relevan dan kekinian sesuai perkembangan nasional dan gobal ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginisiasi Program BUMN Mengajar. Program ini dilaksanakan di 34 provinsi seluruh Indonesia, dengan tema Indonesia Negeri Kebanggaanku.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

31


RIMBA KHUSUS

Pemilihan tempat mengajar ditentukan di seluruh wilayah di mana BUMN berada, yang dilakukan oleh para kepala cabang, dengan pelaksanaan yang dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Provinsi setempat. Halhal yang diajarkan, antara lain pengenalan pada BUMN, profesi-profesi di BUMN, pemberian motivasi, dan kisah sukses kepala cabang. Melalui semua itu, ditanamkan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan tekad yang kuat. Tidak ketinggalan Perum Perhutani terlibat dalam kegiatan mulia ini. Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, John Novarly mengungkapkan, program BUMN Mengajar sebelumnya diterapkan direksi di lokasi asal sekolah masing-masing anggota direksi tersebut. “Untuk tahun ini sesuai ketentuan Kementerian BUMN, kegiatan mengajar boleh dilakukan Kepala Wilayah BUMN di wilayah masing-masing. Perum Perhutani menetapkan enam lokasi mengajar di empat provinsi Pulau Jawa dan Madura,” tandas John. 32

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Cukup Positif Kepala Biro Komunikasi Perusahaan Perum Perhutani, Susetiyaningsih mengatakan program BUMN Mengajar cukup positif dampaknya bagi siswa-siswi SMA. Dengan kegiatan tersebut, mereka dapat lebih mengenal korporasi-korporasi milik negara yang memiliki fungsi strategis. “Mereka juga diberikan pengetahuan jenis-jenis korporasi milik negara, baik yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum), Perseroan Terbatas (PT (Persero), baik yang Tbk maupun non Tbk,” kata Susetiyaningsih. Dalam program ini ada 119 BUMN yang terlibat, salah satunya Perum Perhutani. Pada tahun ini, Perum Perhutani menetapkan enam lokasi program BUMN Mengajar 2016. Sekolah tersebut adalah SMA Negeri 1 Pamekasan, SMA Negeri 3 Malang. Keduanya berada di Provinsi Jawa Timur. SMA Negeri 3 Yogyakarta di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), SMA Neg-


eri 3 Surakarta di Provinsi Jawa Tengah, SMA Negeri 2 Tasikmalaya di Provinsi Jawa Barat, dan SMA Negeri 1 Serang di Provinsi Banten. Kepala Divisi Regional (Kadivre) Perum Perhutani Jawa Timur, Andi Purwadi mengajar di hadapan 165 siswa dari berbagai kelas X-XII di SMA Negeri 1 Pamekasan Madura. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pamekasan, Faridah, tampak bangga sebab sekolah yang dipimpinnya terpilih oleh Perum Perhutani menjadi salah satu sasaran BUMN Mengajar 2016. “Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa. Selain itu terjalin kerja sama yang baik antara Perum Perhutani dan SMA Negeri 1 Pamekasan. Syukur kegiatan ini nantinya bisa dituangkan dalam MOU. Pemilihan sekolah di Pulau Madura ini tepat dan lagi acara ini waktunya pas anak-anak baru saja masuk semester baru,” tandas Faridah.

Para siswa antusias terlibat diskusi panjang, mulai dari bertanya berapa lama tanaman hutan bisa dipanen, hingga pertanyaan kritis apa itu tax amnesty juga mengapa tambang Papua tak dikelola BUMN saja. Biasanya, para siswa pulang sekolah pukul 13.00, yang akhirnya molor hingga pukul 16.00 sebab pertanyaan tentang peran-peran BUMN dari siswa banyak diajukan kepada nara sumber. Selain mengenalkan kinerja BUMN, mereka mengajak siswa cinta lingkungan. “Para siswa SMAN 1 Pamekasan cukup kritis, tidak hanya menanyakan peran Perhutani secara luas, tapi juga masalah amnesti pajak hingga tambang di Papua ditanyakan juga,” ujar Andi. Salah satu siswa, yaitu Agus menyatakan kebanggaannya mengikuti acara ini. ”Dari awal saya terkesan dengan penjelasan Perum Perhutani. Banyak pengetahuan tentang peran BUMN dan kegiatan Perhutani. Ternyata Perhutani tidak hanya mengelola hutan, tapi DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

33


RIMBA KHUSUS

Dari awal saya terkesan dengan penjelasan Perum Perhutani. Banyak pengetahuan tentang peran BUMN dan kegiatan Perhutani. Ternyata Perhutani tidak hanya mengelola hutan, tapi juga membantu masyarakat sekitar hutan dan mengelola wisata.

34

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


juga membantu masyarakat sekitar hutan dan mengelola wisata,” ujar Agus. Lebih jauh Andi mengatakan BUMN mengabdi untuk negeri, salah satunya adalah untuk memperkenalkan BUMN pada anak-anak. Menyasar di SMA karena mereka adalah generasi penerus yang tentunya dengan diberikan wawasan sejak dini, membekali mereka untuk ke depannya bisa mengisi pembangunan di desa mereka. Didampingi Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura, Haris Suseno, Andi menjelaskan pihaknya berharap kegiatan ini tidak terbatas pada saat itu mengenalkan pada siswa, membuka wawasan mereka mengenai BUMN dan Perhutani, namun lebih luas lagi. “Artinya nanti ada jalinan kerja sama dengan seko-

lah agar anak-anak mengenal lebih banyak, mencintai lingkungan hidup di sekitar mereka. Semoga saja nanti bisa kerja sama dengan KPH Madura,” tandas Andi. Kegiatan BUMN Mengajar 2016 di SMA Negeri 3 Malang, digelar pada Senin (25/7). Kegiatan dengan tema Peran BUMN Sebagai Agen Pembangunan Negara ini sekaligus memotivasi anak didik untuk memiliki cita-cita luhur bagi bangsa dan negaranya. Tidak kurang dari 300 siswa SMA Negeri 3 Malang didampingi beberapa guru berkumpul di aula sekolah mendengarkan paparan dari Kadivre Jawa Timur, Andi Purwadi. Antusias terlihat ketika beberapa siswa mengajukan pertanyaan, seperti apa hubungan tax amnesty dengan BUMN, mengapa bank-bank BUMN tidak dijadikan satu, dan pertanyaan kritis lainnya. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Malang, Asri Widi-

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

35


RIMBA KHUSUS apsari, menyatakan kegembiraannya atas kepedulian BUMN, khususnya Perum Perhutani yang memilih sekolah mereka untuk program BUMN Mengajar 2016. “Saya berharap kegiatan ini dilaksanakan secara kontinu karena dapat menggugah dan memberikan motivasi yang luar biasa bagi segenap siswa untuk belajar dan bekerja keras menuju masyarakat Indonesia yang lebih cerdas dan baik,” jelas Asri. Sangat Menyukai Dzaqi Faisal dan Kyranaya Adrinea Zaenal dua siswa yang ikut program BUMN Mengajar 2016, sangat menyukai kegiatan ini. “Wawasan kami tentang BUMN semakin terbuka lebar setelah mengikuti kegiatan ini. Kami sedini mungkin dapat mempersiapkan diri dengan belajar secara rajin sehingga kelak dapat bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” kata Kyranaya. Sekitar 330 siswa SMA Negeri 3 Surakarta mengikuti kegiatan BUMN Mengajar. Mereka bertanya tentang pengelolaan pariwisata di kawasan hutan, peran Perum Perhutani dalam mengelola hutan mangrove, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Andriyana Prameswari Sidarta, siswa kelas XI IPA mengaku senang dengan adanya kegiatan BUMN Mengajar. Menurut dia, para siswa mungkin tidak bisa mendapat informasi sejelas yang diberikan dalam program BUMN Mengajar, dibanding browsing di internet. “Dengan acara seperti ini, dengan pembicara langsung dari Perum Perhutani, kami mendapatkan informasi yang lengkap dengan tanya jawab. Saya sangat senang dan merasa beruntung mengikuti acara ini karena dapat belajar tentang peran BUMN. Semoga ke depan, bisa diperbanyak acara seperti ini,” kata Andriyana. Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 3 Surakarta, Larja, mengatakan kehadiran BUMN Mengajar 2016 di sekolah dengan memberikan materi seputar BUMN sangat diperlukan. Kadivre Perhutani Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, mengatakan hutan di wilayah Wonogiri akan dikembangkan bagi kepentingan wisata agar bisa memberi multi efek kepada masyarakat luas. Perhutani berjanji akan menggandeng seluruh stakeholder, termasuk masyarakat, dalam pengembangan hutan itu. Sehingga potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara maksimal. “Ada potensi sangat besar yang bisa dikembangkan dari hutan di Indonesia,” kata alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu ketika menjawab pertanyaan siswa SMAN 3 Surakarta, Kamis (28/7). 36

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


Dalam proses belajar yang berlangsung interaktif ini Bambang lebih banyak memaparkan seputar keberadaan BUMN. Mulai dari arti, fungsi, peran, dan contoh-contohnya dalam pembangunan nasional. Seperti pembangunan jalan tol, transportasi, energi, dan peran strategis lainnya. Bambang juga memaparkan tentang Perum Perhutani, yang menjadi bagian dari BUMN. Mulai dari peran, visi misi, wilayah kerja dan organisasi pengelolaan, sumberdaya manusia (SDM), industri Perhutani, strategi pengelolaan, penangkaran hewan, hingga tanggung jawab sosial. Harus Kerja Keras Tak lupa, Bambang memberi motivasi bagi para siswa mengenai kerja keras, rintangan menuju sukses, tekad yang kuat, integritas, semangat, bekerja dengan hati, kepemimpinan, kerja sama yang kuat, saling berbagi dan mendukung. “Dari BUMN mengajar ini kami berharap dapat mengenalkan dan menyadarkan para siswa mengenai potensi kekayaan alam di Indonesia. Melalui kegiatan ini sekaligus mengenalkan keberadaan Perum Perhutani kepada para pelajar sebagai generasi penerus bangsa,” kata Bambang. Dalam kesempatan itu, Bambang menjelaskan mengenai peran dari Perum Perhutani sebagai salah satu sumber pendapatan negara nonpajak. Perum Perhutani sebagai salah satu BUMN dari 119 BUMN yang ada di Indonesia juga merupakan sumber pendapatan negara melalui pengelolaan alam yang benar. Tidak memakai cara-cara instan, tambah Bambang, seperti membabat hutan dan menjual satwa yang dilindungi. Menurut Bambang, seperti BUMN yang lain, Perhutani juga berperan menjadi sumber pendapatan negara nonpajak, dan membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu Bambang mengenalkan Perum Perhutani, agar pemahaman tentang Perum Perhutani tidak terputus. Mulai dari mengenalkan, menyadarkan potensi negeri ini, dan bagaimana mengelola potensi kekayaan alam Indonesia ini melalui BUMN. Perhutani, selain berperan dalam melayani masyarakat, juga industri yang dimiliki Perhutani dengan mengelola kekayaan negara, termasuk melakukan penangkaran binatang seperti kera, buaya, dan rusa. Bambang sebelum memulai acara mengajak para siswa menanam bibit pohon matoa di lingkungan sekolah sekaligus memberikan 40 plances bibit

pohon kayu putih secara simbolis yang ditanam oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Surakarta, H Makmur Sugeng. Sedangkan kegiatan BUMN Mengajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta diikuti 232 siswa dan 60 karyawan. Apresiasi disampaikan para siswa terhadap kegiatan BUMN Mengajar ini. “Acara ini luar biasa, keren. Banyak manfaat yang saya dapatkan. Saya jadi tahu tugas dan peran BUMN di Indonesia. Semoga Perum Perhutani bisa membuat hutan-hutan di Indonesia semakin lestari,” kata Anis Ayu, siswa kelas XI IPA yang mengikuti kegiatan tersebut. Humas SMA Negeri 3 Padmanaba Yogyakarta, Agus Santosa berharap lebih banyak stadium general di sekolah-sekolah karena akan mengenalkan anakanak pada dunia kerja nyata dan peran BUMN bagi Indonesia. Feri Indra Setiawan, siswa kelas XI IPA mengaku menunggu Perum Perhutani atau BUMN lainnya datang ke SMA Negeri 3 Yogyakarta lagi, memberikan ilmu-ilmu lain ke depannya. Pertanyaan para siswa umumnya kritis. Mereka mempertanyakan cara-cara pengelolaan hutan mangrove dan penghijauan untuk lahan bekas penambangan. Bahkan, ada yang bertanya mengenai syaratsyarat agar bisa bekerja di BUMN. Kegiatan Perum Perhutani yang bertajuk BUMN Mengajar 2016 disambut positif dewan guru SMA Negeri 1 Serang karena dapat mendukung pembelajaran para siswa mereka. Kegiatan BUMN Mengajar merupakan hal yang baru dan sangat bermanfaat karena menambah pengetahuan siswa tentang peran BUMN, khususnya Perum Perhutani. “Mudah-mudahan ke depan, ini bisa terus dilakukan demi menumbuhkan kecintaan terhadap hutan karena bermanfaat bagi kelangsungan hidup. Terima kasih telah memberikan pengalaman positif bagi pembelajaran anak didik kami,” kata Dewan Guru SMA Negeri 1 Serang, Yayah, usai dilaksanakannya BUMN Mengajar 2016, Jumat (5/8). Kadivre Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten, Ellan Barlian memberikan materi tentang peran BUMN dalam membangun bangsa dan negara. Materi tersebut disampaikan di hadapan 123 perwakilan siswa kelas X-XII sekolah tersebut serta memberikan motivasi agar mereka bangga sebagai bangsa Indonesia. Satu siswa kelas XI IPA, Durothy, menyatakan kegiatan BUMN Mengajar, membuat siswa termotivasi untuk terus belajar agar nantinya dapat ikut serta membangun negeri. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

37


BISNIS RIMBA

PERHUTANI KEMBANGKAN KOPI

38

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


Selama ini Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melakukan kerja sama penanaman kopi melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Melalui kegiatan ini, LMDH didorong untuk menjadi eksportir kopi nasional.

Potensi lahan kawasan hutan untuk tanaman kopi di lahan hutan Perum Perhutani sekitar 46 ribu hektare (ha) siap dikembangkan. Saat ini dari hutan Perhutani telah menghasilkan produk pangan, antara lain padi, jagung, kacang tanah. Produksi kopi di Perhutani dengan sistem tanam pemanfaatan lahan di bawah tegakan (PLDT). Di sisi lain, warga Korea Selatan paling suka dan banyak membeli kopi saat mereka bertandang ke Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Simak saja apa yang dilakukan sejumlah wartawan Korea

Kehadiran warga negara Korea Selatan ini memang paling ditunggu oleh Edi Prabowo, pemilik home industry yang berada di Kabupaten Bantul ini. Menurut Edi, warga Korea Selatan paling suka dan banyak membeli kopi saat mereka bertandang ke sini. Edi membanderol kopi olahannya dijual dengan harga 3,5 juta rupiah per kg. Namun, kalau ada yang menawar dan membeli dalam jumlah banyak, harganya bisa sekitar 3 juta rupiah. Melihat potensi tanaman kopi yang melimpah di Perum Perhutani dan minat warga Korea Selatan yang gemar minum kopi, PT Korea Indonesia Forestry Cooperative akan mengembangkan komoditi kopi di lahan hutan milik Perum Perhutani. Kerja sama strategis itu diteken belum lama ini oleh Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar dan Ketua sekaligus CEO National Forestry Cooperative Federation (NFCF Korea), Lee Seok Hyung.

Selatan yang tampak antusias mendengarkan penjelasan proses produksi kopi yang disampaikan Meri, karyawan Kopi Luwak Mataran, DIY, beberapa waktu lalu. Di akhir penjelasan, mereka dipersilahkan mencicipi seduhan kopi racikan anak buah Meri. Mereka pun sungguh menikmati kopi yang tersedia dalam cangkir mini, namun sungguh nikmat tersebut. Terbukti, mereka langsung membeli kopi luwak yang ditawarkan Meri. Tidak kurang 5 juta rupiah mereka belanjakan untuk membeli kopi luwak tersebut.

Tingkatkan Ekspor Menurut Mustoha, kerja sama perdagangan kopi dari kawasan hutan Perhutani menguntungkan kedua belah pihak. Selain meningkatkan ekspor kopi Indonesia, pengembangan komoditi ini juga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Hal itu diwujudkan dengan melibatkan masyarakat sekitar kawasan hutan yang dikerjasamakan, termasuk pemasarannya. “Selama ini Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) melakukan kerja sama penanaman kopi melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Melalui kegiatan ini, LMDH didorong untuk menjadi eksportir kopi nasional,â€? kata Mustoha. Indonesia memproduksi kopi sekitar 3-4 persen dari produksi dunia, yaitu mencapai 650 ribu ton per tahun. Kopi yang ditanam di Pulau Jawa lokasinya sebagian besar berada di dalam kawasan hutan yang dikelola Perhutani, yaitu jenis robusta dan arabika. DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

39


BISNIS RIMBA Perum Perhutani mulai tahun ini mengintensifkan penanaman kopi di sekitar hutan di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selain prospek bisnisnya bagus, tersedia potensi lahan 46.000 ha. Di selasela pertemuan dengan pelaku usaha kopi di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, Mustoha mengatakan selama ini penanaman kopi yang dilakukan LMDH tidak intensif. Mustoha mengatakan langkah awal dengan meningkatkan produktivitas tanaman kopinya. Namun sebelumnya harus dilakukan penelitian terlebih dahulu terkait kecocokan lahannya. “Kalau lahannya cocok ditanami kopi, maka produktivitasnya tentu naik,” katanya. Kemudian, tambah Mustoha, terkait pendanaan harus ada akses ke bank. Dalam hal ini Perhutani akan berusaha memfasilitasinya dengan membuka kredit usaha rakyat. Ini dilakukan agar pengijon itu nggak masuk. Kalau pengijonan masuk, kan kasihan harga kopi petani nanti dimainkan. Lebih dari itu, untuk menghindari para spekulan kopi yang merugikan petani kopi Indonesia, terutama di Jawa Barat, Perhutani akan mengeluarkan kebijakan mekanisme penjualan dan pembelian kopi melalui satu pintu. Dengan begitu, semua kopi yang dihasilkan para petani kopi dari lingkungan masyarakat desa hutan hanya dapat dijual melalui Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perum Perhutani di tingkat kabupaten. “Nantinya KPH akan bertindak sebagai off taker. Semua hasil panen kopi akan dibeli oleh Perhutani. Dengan demikian tidak akan ada lagi para spekulan yang bermain harga. Masyarakat petani juga akan terproteksi,” kata Mustoha. Perhutani memiliki lahan yang dikelola LMDH dan sudah menghasilkan kopi. Tapi hingga kini hasilnya belum maksimal karena mekanisme penjualannya yang tidak terfokus. “Dengan pembelian yang menggunakan mekanisme satu pintu, kami akan terus up date fluktuasi harga kopi. Kami akan terbuka kepada para petani. Jika harga kopi bagus, ada cash back bagi masyarakat dan ada masukan buat Perhutani,” ujar Mustoha. Potensi lahan 46.000 ha di seluruh Pulau Jawa siap dikembangkan untuk tanaman kopi. Petani sudah berpengalaman sebab mereka sudah mengembangkan tanaman ini. “Ke depan kami ingin mengintensifkan tanaman kopi. Hasilnya ditampung KPH Perhutani di masing-masing daerah,” ujar Mustoha. Dalam program kerja sama penanaman kopi dengan LMDH, Perhutani mempunyai bagian dari produksi kopi, dan yang dibeli nanti adalah produksi kopi bagian masyarakat. Dengan pola itu, kata Mustoha, petani tidak perlu repot-repot memasarkan produknya ke luar. 40

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Dirikan Perusahaan Untuk produk hilir turunan dari kopi, Mustoha berencana mendirikan sebuah perusahaan tersendiri yang sahamnya berasal dari para pengusaha kopi. Dengan demikian, ekonomi masyarakat petani kopi bakal makin meningkat. Ke depan tidak hanya menjual kopi, tapi menjual produk lain berbahan kopi. Dengan demikian peluang usaha masyarakat semakin terbuka. Dengan begitu, Perhutani optimistis kopi bisa jadi salah satu produk unggulan agribisnis. Selama ini produktivitas tanaman kopi LMDH baru 1,5 kilogram hingga 2 kilogram per pohon untuk setiap kali panen. Selain bibitnya asal-asalan, pola budidaya yang dilakukan petani tidak mengikuti kaidah pertanaman yang baik. Produktivitas itu sangat rendah. Padahal lahan hutan di Bandung selatan dan Banyuwangi, Jawa Timur, misalnya, cukup bagus untuk pengembangan kopi. “Dulu petani membeli benih kopi yang tidak bersertifikat. Setelah ditanam tidak dipupuk dan dipelihara dengan baik sehingga hasilnya rendah,” ujar Ketua Paguyuban LMDH Kabupaten Garut, Taufik Farhan. Di sekitar hutan di Garut di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut kini banyak ditanami kopi jenis arabika. Untuk lahan hutan di bawah 800 meter di atas permukaan laut ditanam kopi robusta. Sampai sekarang, kata Taufik, baru 75 LMDH yang menanam kopi arabika. Satu LMDH terdiri atas 50 keluarga hingga 100 keluarga petani desa hutan. Mereka menanam di sekitar lahan hutan melalui program PHBM. Tanaman kopi dirasakan Taufik mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Dulu anak-anak petani di sekitar hutan, pendidikan SD pun tidak tamat Setelah ada tanaman kopi walaupun belum intensif, anak-anak itu sudah ada yang tamat SMA. Beberapa di antara mereka sudah berpendidikan perguruan tinggi. Taufik mengemukakan 10 tahun lalu seorang Ketua LMDH di kota Garut menggunakan ojek dan naik angkot ketika datang ke lokasi rapat. Tiga tahun menjadi Ketua LMDH, ia mulai naik sepeda motor. Lima tahun kemudian ia sudah naik mobil. “Penghasilan petani meningkat walaupun mereka tidak memiliki lahan,” kata Taufik. Di luar petani hutan, usaha perkebunan rakyat kopi unggul yang memiliki cita rasa khas Jawa Barat atau dikenal sebagai kopi Java Preanger juga terus menggeliat. Dari aspek budidaya, pengolahan, maupun berkembangnya pasar, produksi komoditas ini terus meningkat seiring meningkatnya konsumsi. Untuk mendukung itu, Dinas Perkebunan Jabar membagikan bibit unggul kopi arabika kepada 65 kelompok tani di 11 kabupaten. Kepala Dinas Perkebunan


Di dalam hutan potensi kopi sangat luas. Di Bondowoso saja ada 14 ribu ha, sementara PTPN XII hanya sekitar tiga ribu ha. Saya berharap lima tahun ke depan kopi Bondowoso didominasi kopi hutan, bukan dari perkebunan.

www.northcountrypublicradio.org

Jabar, Arief Santosa, menjelaskan tahun 2008 luas kebun kopi rakyat di Jabar hanya 26.000 ha. Pada tahun 2014 bertambah menjadi 32.486 ha. Perkebunan tersebar di 18 kabupaten dan kota. Tahun 2008 Jabar hanya menghasilkan 9.840 ton kopi, tahun 2014 produksi mencapai 12.943 ton. Secara terpisah, Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur, Andi Purwadi, berkomitmen meningkatkan produktivitas 14 ribu ha lahan kopi yang tumbuh di kawasan Perhutani KPH Bondowoso. “Produktivitas kopi kita kan masih rendah, jadi harus ditingkatkan lagi,” katanya. Andi mengemukakan ada tiga hal yang akan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kopi. Pertama, dengan meregenerasi pohon kopi yang sudah tidak produktif. Kedua, melakukan intensifikasi di lokasi tanaman kopi. Ketiga, melakukan ekstensifikasi mengingat ada beberapa lahan pengganti yang direboisasi untuk ditanami kopi di bawah pohon tegakan. Tidak Mudah Sementara untuk perluasan lahan kopi, secara perlahan Perum Perhutani akan mengubah fungsi lahan yang ditanami sayur menjadi tanaman kopi di bawah tegakan. Andi mengaku memang tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat, namun harus dilakukan mengingat tanaman sayur menjadi pemicu banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Sempol pada Februari 2015. “Ada sekitar 100 ha lahan Perhutani di Bondowoso yang saat ini ditanami sayur oleh masyarakat sekitar. Fungsi itu akan kami ubah dengan pohon tegakan yang di bawahnya bisa dimanfaatkan untuk ditanami kopi. Saya yakin masyarakat secara perlahan bisa menerimanya karena kopi memiliki prospek lebih baik dibandingkan sayur,” tuturnya. Andi mentargetkan di tahun 2019, 100 ha lahan sayur akan berubah menjadi tanaman kopi, berdampin-

gan dengan hutan. Sebab kopi yang bagus adalah yang berdampingan dengan hutan, semakin lestari hutan maka semakin bagus pula kopinya. Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Perum Perhutani, Suwarno, menyatakan kopi yang bagus adalah yang tumbuh di bawah tegakan. “Kopi itu harus ada di bawah tegakan sebagai naungannya,” ujarnya. Ia juga sepakat dengan Kadivre Perhutani Jatim, bahwasanya 14 ribu ha lahan Perhutani di Bondowoso yang ditanami kopi harus ditingkatkan produktivitasnya, mengingat kopi yang tumbuh di atas ketinggian 900 meter dari permukaan laut memiliki prospek yang menjanjikan. “Di dalam hutan potensi kopi sangat luas. Di Bondowoso saja ada 14 ribu ha, sementara PTPN XII hanya sekitar tiga ribu ha. Saya berharap lima tahun ke depan kopi Bondowoso didominasi kopi hutan, bukan dari perkebunan,” ungkap Suwarno. Menurut Suwarno, kopi hutan memiliki nilai yang sangat baik, karena selain lingkungan hutan terjaga juga melibatkan masyarakat sekitar hutan serta produktivitasnya pun tinggi. “Inilah yang harus kami kejar, untuk mewujudkan Bondowoso Republik Kopi,” tuturnya. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso, Muhammad Ervan, mengatakan agar produksi dan kualitas ekspor terpenuhi, sebagian tanaman yang ada harus dikonversi. “Ada 2.500 ha tanaman kopi robusta yang berada di lahan dengan ketinggian lebih dari 800 meter dari permukaan laut, harus dikonversi dengan kopi arabika,” katanya. Permintaan dari negara-negara Eropa Timur, seperti Rusia, Polandia, dan Ukraina, belum bisa dipenuhi karena produksi belum mencukupi. “Kalau 10.000 ha telah digarap secara intensif, permintaan itu kami pertimbangkan,” kata Ervan. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

41


SOSOK RIMBA

IING MOH ICHSAN* AMANAH YANG HARUS BERBUAH

Perum Perhutani mengemban amanah berat. Dengan semangat kebersamaan holopis kuntul baris, dapat mewujudkan amanah tersebut hingga tiba pada tujuan yang diharapkan. Amanah tak boleh dirasakan beratnya, karena pancaran kesan berat itu dapat menciptakan rasa yang memang benar-benar berat. Anggap saja tugas itu sebagai suatu proses mengelola, seperti menanam, menyiram, dan memelihara agar pada waktunya dapat memetik buahnya. Amanah yang berat itu sebagai tantangan sekaligus peluang, apalagi dengan modal besar sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Segala konsep, 42

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

proses hingga hasil akhir dari suatu pencapaian, bertumpu pada kualitas dan ketepatan kerja SDM yang ada. Perum Perhutani menjadi acuan dan pedoman dalam pengelolaan wilayah kehutanan lain di Indonesia. Ini merupakan tantangan yang harus dimenangkan dan terus dikembangkan. Untuk mengetahui upaya Perhutani ke depan, Duta Rimba mewawancarai Asisten Direktur Sumberdaya Manusia dan Organisasi, Direktorat Sumberdaya Manusia dan Umum Perum Perhutani, Iing Moh Ichsan, di Jakarta, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.


Seperti apa keadaan sistem dan SDM di Perhutani?

Bagaimana kesiapan SDM di bidang pemasaran?

Sistem yang diciptakan itu sudah bagus, yang harus selalu dijaga pelaksanaannya secara konsisten. Suatu sistem yang bagus harus dijalankan oleh SDM yang bagus juga agar proses dalam kerjanya berlangsung efektif dengan kualitas pencapaian yang prima.

Dulu dapat saja Perum Perhutani seperti butuh nggak butuh pembeli, orang tetap datang untuk membeli. Mereka rela melakukan antrean panjang sehingga dapat diibaratkan nomor urut pembeliannya pun dapat dijualbelikan. Akhir masa jaya kayu jati telah tiba. Banyak pilihan sehingga tak harus menggunakan kayu jati, kayu utuh. Banyak bermunculan kayu lapis dan bahan lain yang dapat menggantikannya.

Menurut hasil telaah konsultan, kebanyakan yang masuk ke Perum Perhutani itu berasal dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia dan luar negeri. Mereka terpilih dan mempunyai idealisme yang sinergis dengan alur kerja Perhutani. Bagaimana cara mengelola SDM yang bagus itu? Dengan cara meningkatkan terus melalui berbagai program dan kebijakan yang sekarang masih dalam proses transformasi. Memastikan dugaan-dugaan yang memang menjadi fakta objektif, dengan cara mengundang para pemerhati maupun para pemangku kepentingan untuk melakukan dialog. Mereka yang memiliki sumbangsih pemikiran melalui berbagai kritik, diundang untuk didengar pendapatnya lebih jelas dan tuntas sehingga gagasan-gagasannya dapat menjadi bagian pengembangan Perum Perhutani ke depan. Apakah dialog itu sudah tepat dan dilakukan setiap Perum Perhutani menyusun program? Sebelumnya tidak pernah dilakukan. Sebelumnya relatif merasa sudah tahu, merasa sudah lebih menguasai medan, sudah mahir menentukan strateginya, dan juga merasa temu pendapat itu memang tidak perlu. Itu salah satu ciri sikap feodal. Apa hasil yang didapat setelah mengawali sikap terbuka itu? Dialog dengan para pemangku kepentingan menghasilkan masukan yang bersifat positif. Mengenai aset, disebutkan bahwa aset milik Perum Perhutani itu sudah jelas-jelas dapat dioptimalkan. Perhutani disebutkan kurang piawai melakukan pengelolaan, tak segemilang misalnya seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI). PT KAI, secara fisik perubahannya dapat langsung dilihat, tidak ada pedagang berjualan di kereta lagi, tidak ada penumpang berdiri bahkan sampai berjubel sepanjang perjalanan. Perjalanan menggunakan kereta api yang dulunya kenyamanannya hanya dapat diraih dengan penuh perjuangan, dalam waktu singkat dapat diubah menjadi kenyamanannya terjamin dan menjadi perjalanan yang menyenangkan.

Untuk itu pemasarannya harus dirombak drastis, dengan dukungan teknologi terpadu, dapat dilakukan online. Pembeli tidak perlu datang ke lokasi untuk melihat kayu bahkan antre membeli. Dengan melakukan click maka kayu yang diinginkan akan terkirim, dengan harga yang telah ditetapkan dan tidak akan terdapat permainan harga. Bagaimana SDM menanggapi perubahan drastis itu? SDM harus siap menghadapi perubahan itu, tidak hanya di bidang pemasaran tapi juga di seluruh bidang. Penerapan work system tidak dapat ditunda. Harus dapat melakukan pemenuhan standar tertentu dalam bekerja, dengan panduan kerja dan pengawasannya menggunakan sistem, termasuk dibukanya Whistle Blowing System (WBS). Bagaimana percepatan penyesuaian SDM pada sistem itu? Ada yang disebut dengan tahapan transformasi Perhutani. Transformasi itu menjadi bagian penting korporasi. Suatu tata nilai yang menjadi rujukan, menjadi pedoman dalam berperilaku. Transformasi didahului dengan management transformation, yaitu mengubah mindset para pemimpinnya. Melakukan workshop, dan membangun pemahaman, membuat rencana jangka panjang, termasuk di dalamnya terdapat unsur bahwa kayu jati khususnya dan hutan pada umumnya diperlukan untuk menjaga ekosistem. Dibutuhkan perubahan sikap dari yang dahulunya feodal menjadi sikap yang lebih terbuka dan demokratis. Upaya selanjutnya melakukan strategy transformation. Semua strategi dilihat kembali dan dilakukan penyesuaian. Ibarat dulu orang sekolah tidak dinilai dan tidak mendapatkan rapor hasil belajarnya, sekarang berubah menggunakan pedoman-pedoman yang harus dicapai, ada visi misi, tata nilai yang selain harus diikuti juga terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan korporasi yang dapat saja berubah dalam waktu yang relatif singkat, dan kesemuanya itu ketercapaiannya dapat diukur. Ketiga, structural transformation. Susunan organisasinya diubah, untuk lebih dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, agar dapat mengikuti arus bisnis dan mengembangkan diri, termasuk di dalamnya menguasai teknologi terpadu atau integrated technology (IT). DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

43


SOSOK RIMBA Ketiga fase yang telah disebutkan tadi terus dikembangkan, sementara berikutnya adalah cultural transformation. Ini merupakan up grade yang keempat, termasuk di dalamnya ada muatan tata nilai yaitu jujur, peduli, dan profesional. Transfomasi kultural. Jujur, peduli, dan professional (JPP) merupakan kebutuhan yang harus dipegang teguh. Proses terciptanya tata nilai JPP tidak datang serta merta atau ujug-ujug, tetapi melalui proses yang panjang yang didahului dengan pedoman tata nilai yaitu PETIK dan BERMAKNA.

Dapatkah dijelaskan yang dimaksud dengan jujur, peduli, dan profesional? Yang dimaksud dengan jujur adalah yang diucapkan dengan kenyataan hasilnya sama. Tidak berbeda dan tidak terjadi distorsi. Tata nilai peduli adalah peduli pada keadaan persoalan yang dihadapi korporasi dan turut mengambil bagian dalam melakukan solusi yang terkait pada korporasi, diri sendiri, dan masyarakat sekitar hutan. Profesional adalah entitas bisnis itu harus being consent, melakukan perbaikan terus berkesinambungan dan berlangsung selamanya.

Bagaimana menerapkannya? Tahap awal sebelum JPP menjadi pemahaman dan jiwa dalam bekerja, JPP disosialisasikan dan dilakukan dengan cara “memaksa” menggunakan sistem. Tata nilai yang telah menjadi komitmen korporasi harus dipatuhi semua karyawan. Tidak cukup membuat tata nilai yang hanya terpampang sebagai slogan saja, tetapi JPP telah masuk menjadi program yang diterapkan dalam kelangsungan perusahaan sehari-hari. Tingkat pemahaman dan pengamalan tiap individu berbedabeda, bagaimana mengelolanya? Benar bahwa di Perum Perhutani terdapat juga karyawan dengan tingkat akademis yang berbeda-beda, tetapi sekarang aspirasinya telah terwadahi dalam serikat karyawan (Sekar). Suatu kelembagaan yang independen. Perum Perhutani yang feodal ada serikatnya? Itulah hasil memaknai pentingnya perubahan. Bisa ada perserikatan dalam Perum yang telah nyata “kokoh” itu. Serikat itu didirikan dan dilindungi oleh undang undang dan didorong oleh Perum Perhutani untuk menjadi mitra strategic corporation. Dulu tidak ada yang berani mengadakan.Ternyata serikat itu sangat positif dalam karyanya turut mengawal perusahaan. Serikat itu diperbaharui kerja samanya setiap dua tahun, dan dievaluasi bersama setiap tahun. Bagaimana asal mula Sekar itu berdiri? Tahun 2003 pada awalnya serikat mengadopsi persoalan pengelolaan hutan Jawa yang dinilai oleh eksternal tidak capable, kemudian serikat hadir memberikan pencerahan ke ekternal dan menyatakan bahwa Perhutani mampu membangun hutan Jawa. Tujuan dari argumentasinya adalah mempertahankan eksistensi korporasi, yang sudah tentu akan berujung pada kelestarian hutan Jawa harus terselamatkan. Sedang tujuan kedua adalah kesejahteraan serikat karyawan, sebagai mitra yang berkiprah juga dalam hal yang bersifat industrialnya. Untuk itu kesejahteraan mereka terus diperhatikan sehingga tercipta hubungan positif dengan serikat yang independen itu. 44

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Bagaimana prosesnya agar dapat benar-benar menjadi budaya kerja? Yang namanya budaya tata nilai rumusnya harus dimulai dari top management. Dilakukan sosialisasi hasil workshop, bukan internal saja, tetapi juga dari stakeholder, apa yang diharapkan? Di samping menyusun visi misi dan melakukan sosialisasi melalui berbagai media, Direktur Utama juga melakukan sosialisasi di berbagai kesempatan, bahkan beberapa program disosialisasikan hingga masuk ke sekolahsekolah. Kompetensi karyawan harus menceminkan kepada arah JPP, apa yang harus dibangun? Integritasnya harus dilakukan, teamwork building harus dibangun, profesionalisme harus dibangun, network harus dibangun, kemudian dilakukan evaluasi, atau pengukuran pencapaiannya. Bagaimana melakukan pengukuran budaya kerja itu? Awal tahun 2016 sudah dilakukan pengukuran, dengan survei, wawancara, menggunakan IT, dengan IKAT. Pengukuran, bagaimana pemahaman top management, Asdir ke atas, Direksi, Asdir dinilai, menurut persepsi responden. Pemahamannya bernilai baik. Ini potret tidak hanya diperlukan pandai menyusun pedoman perilaku sehari-hari. Ini merupakan mapping, assessment terhadap bagaimana penerapan tata nilai yang sudah menjadi rujukan itu dijalankan. Di kesesuaian dengan pribadi ini, grade-nya makin turun, menjadi cukup yaitu 3,6. Makin mendalam makin menyurut. Bagaimana pelaksanaan sehari-hari? Menurut responden sedang-sedang saja. Nilai yang semakin menurun itu menjadi tantangan untuk dapat ditingkatkan.


Jadi bagaimana peningkatannya? Dalam waktu dekat, peningkatan pemahaman ini harus terus dilakukan bukan hanya di jenjang top management, tetapi melalui sosialisasi, melalui medsos, dan berbagai media. JPP harus dipahami seluruh karyawan dari yang di pelosok hingga di kantor pusat. Itu melibatkan seluruh insan Perhutani. Itu dalam rangka meningkatkan pemahaman.

NAMA Iing Moh Ichsan TEMPAT/TANGGAL LAHIR Kuningan, 4 Mei 1963 ALAMAT Jl Cibiru Indah VIII No 128 RT 5 RW 16 Cibiruwetan, Cileunyi ISTRI Elni Elyani ANAK Afif Abdulbasith, M. Hasbi Assidiq, Fikri Abdul Hakim PENDIDIKAN • SMP Pertiwi Kuningan • SMAN Cilimus, Kuningan • S-1 Kehutanan Institut Pertanian Bogor • S-2 Pembangunan - Pengelolaan Lingkungan Institut Teknologi Bandung • S-3 Humaniora - Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta JABATAN • Pelaksana Harian KSS Perhutanan Sosial, Kantor Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (1 Desember 1990 - 28 Juni 1991) • KSS Perhutanan Sosial, Kantor Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (28 Juni 1991- 30 November 1991) • Asisten Perhutani/KBKPH KPH Bogor (30 November 1991 - 30 November 1991) • KSS Pada Biro Pembinaan Hutan, Kantor Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (30 November 1991 - 8 Juni 1993) • KSS DPB Pada Biro Pembinaan Hutan, Kantor Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (8 Juni 1993 - 10 Januari 1994) • Staf DPB Kantor Unit III (Tugas Belajar Program S2-ITB), Kantor Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (10 Januari 1994 - 4 Agustus 1997) • Staf DPB Div Renbang Perusahaan, Kantor Pusat Jakarta (4 Agustus 1997 - 13 Oktober 1999) • Ajun ADM/KSKPH Sukabumi Barat KPH Sukabumi (13 Oktober 1999 - 30 November 1999) • Ajun ADM/KSKPH Kuningan KPH Kuningan (30 November 1999 - 4 Maret 2002) • Kepala Seksi Pembinaan Lingkungan Biro Pembinaan SDH Unit III Jawa Barat dan Banten (4 Maret 2002 – 17 November 2005) • Administratur/KKPH Bandung Selatan (17 November 2005- 30 Agustus 2006) • Administratur/KKPH Sukabumi (30 Agustus 2006 – 13 April 2009) • Kepala Biro Efisiensi Kantor Pusat (13 April 2009 – 6 Juli 2009) • Kepala Biro Sistem Manajemen Perhutani (6 Juli 2009 – 6 Juli 2012) • Kepala Biro SDM dan Umum Kantor Divisi Regional Jawa Tengah (6 Juli 2012 - 16 Januari 2014) • Asisten Direktur Sumberdaya Manusia dan Organisasi, Direktorat Sumberdaya Manusia dan Umum Perum Perhutani (16 Januari 2014 - Sekarang)

Dalam rangka mendekatkan rentang gap hasil dilakukan dengan mengikuti pelatihan tentang arti pentingnya nilai. Tata nilai menjadi kebutuhan dasar suatu korporasi, termasuk juga tentang pentingnya leadership. Pelaksanaan supaya tata nilai betul-betul meresap dan menjadi budaya semua karyawan melalui code of conduct, pedoman perilaku perusahaan, sudah disosialisasikan melalui web. Diharapkan korporasi ke depan menjadi lebih baik. Secara singkat dapatkah dijelaskan pengembangan Perum Perhutani ke depan? Upaya terus dilakukan dengan harapan Perum Perhutani menjadi perusahaan dengan karyawan yang mempunyai integritas tinggi, yaitu menjunjung tinggi kejujuran, memiliki kepedulian yang tinggi, dan kualitas profesinya dapat diandalkan. Apa saja yang secara umum menjadi dasar Perusahaan melakukan proses pencapaian hingga disebut berhasil? Ada empat hal yang harus ada dalam diri setiap karyawan. Pertama, keinginan. Harus ada keinginan untuk berubah. Kedua, keyakinan. Memiliki keyakinan akan keberhasilan yang betul-betul dipegang. Ketiga, effort. Memiliki usaha yang tak henti. Mendapatkan masukan dari eksternal harus melakukan upaya perbaikan. Keempat, ability. Memiliki kemampuan atau kompetensi. Anak-anak muda mempunyai kemampuan yang luar biasa. Contohnya, pedoman perilaku wajib dibaca dan dapat dipahami dijalankan oleh seluruh insan Perhutani. Dapat disosialisasikan dan dalam waktu singkat ditandatangani seluruh karyawan. Apa harapan semua karyawan? Harapannya Perum Perhutani menjadi perusahaan yang kembali exist yang memiliki kemampuan besar untuk memberikan kesejahteraan ke seluruh karyawan. Potensi itu masih dapat diraih jika secara bersama semua kompak membuat perubahan dan pencapaian dengan cara yang sesuai dengan perubahan dunia bisnis terkini. Banyak orang mengatakan potensi Perum Perhutani masih dapat ditingkatkan. Ketersediaan lahan dan kesempatan untuk memaksimalkan potensinya masih terbuka luas. DR * Iing Moh Ichsan, Asisten Direktur Sumberdaya Manusia dan Organisasi, Direktorat Sumberdaya Manusia Dan Umum Perum Perhutani DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

45


LINTAS RIMBA

PERHUTANI GANDENG ITB KEMBANGKAN HASIL HUTAN Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar (kiri), seusai menandatangani naskah MoU dengan Rektor ITB, Kadarsah Suryadi, di Rektorat ITB, Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.

Bandung – Perum Perhutani terus berusaha tingkatkan hasil hutannya dengan mengembangkan bidang teknologi ilmu hayati, khususnya di hutan lindung. Untuk itu, Perhutani menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk merencanakan pengembangan hasil hutan yang produktif. “Lahan seluas 338,31 hektare sudah disediakan untuk hutan pendidikan yang akan dikerjasamakan dengan ITB. Tempatnya di Gunung Geulis, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, di Ruang Rapim A, Rektorat ITB, Jalan Tamansari 64 Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini. Mustoha di ITB untuk menandatangani naskah Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MoU) tentang Kerjasama dalam Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Dari pihak ITB diteken oleh Rektor ITB, Kadarsah Suryadi. MoU tersebut merupakan pedoman (payung) untuk pelaksanaan kerja sama lebih lanjut dan lebih rinci. Perum Perhutani dan ITB akan menindaklanjuti dengan langkah lebih mendetail, yang akan dituangkan di dalam suatu Perjanjian Kerjasama, terutama dalam pengelolaan hutan yang optimal sesuai fungsinya. Lebih jauh Mustoha mengatakan kerja sama Perhutani dengan ITB merupakan kerja sama yang kedua. 46

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Sebelumnya kerja sama diteken dengan Universitas Brawijaya. “Kerja sama ini dilaksanakan dalam rangka optimalisasi kawasan hutan dengan tujuan khusus sesuai SK Menhut No 162/Menhut-II/2013. Tujuannya, antara lain untuk pengembangan SDM yang profesional dalam pengelolaan hutan lestari maupun dalam bidang pendidikan dan penelitian. Mustoha berharap kerja sama ini tidak berhenti sampai penadatanganan Kesepakatan Bersama, tetapi harus segera ditindaklanjuti dengan kegiatan operasionalnya yang dirumuskan melalui Perjanjian Kerja Sama. Kepala Divisi Regional Perhutani Jabar dan Banten, Ellan Barlian, diminta agar merumuskan konsep kerjasamanya bersama tim ITB paling lambat satu bulan setelah MoU ini ditandatangani. Mustoha menyebut ruang lingkup kerja sama ini meliputi tiga hal. Pertama, pengembangan sumber daya manusia yang profesional dalam pengelolaan hutan lestari melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Kedua, pengembangan dan peningkatan potensi sumber daya alam hutan melalui penyelenggaraan penelitian dan pengembangan ilmu, teknologi dan rakayasa hutan serta hasil hutan. Ketiga, perencanaan dan pembangunan hutan yang produktif, kompetitif, efisien, sehat, dan lestari melalui kegiatan konsultasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.


Hutan Pendidikan Menyinggung soal kerja sama pengelolaan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Geulis untuk hutan pendidikan ITB, Mustoha berharap agar KHDTK Gunung Geulis dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium eksperimentasi untuk pendidikan dan penelitian mahasiswa. Lebih dari itu juga bisa menghasilkan model pengelolaan hutan lindung dan kawasan lindung yang lestari dan memberikan daya dukung bagi kawasan di sekitarnya. Mustoha pun berharap KHDTK Gunung Geulis menghasilkan model unit manajemen yang memiliki hutan lindung dan kawasan lindung yang menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan fungsinya, terutama dalam pengelolaan hutan lindung di Pulau Jawa. “Saya juga berharap agar segera membentuk tim gabungan ITB dan Perhutani untuk bersama menyusun rencana pengelolaan KHDTK Gunung Geulis tersebut,” ucap Mustoha. Rektor ITB, Kadarsah Suryadi menyambut baik kerja sama ini dan mengharapkan MoU segera ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama dalam waktu maksimal satu bulan ke depan. “Ini merupakan tugas mulia, utamanya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas hutan dan lahan,” jelasnya. Kadarsah menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Dirut Perhutani beserta jajaran yang sudah bersedia menjalin kerja sama dengan ITB. Tanah hutan tetap jumlahnya, sementara pemanfaatannya terus bertambah. Ketika pemanfaatan terus bertambah tanpa ada rekayasa produktivitas, maka akan mengalami kepunahan. “Beruntung ITB punya para pakar bidang kehutanan yang ahli di bidangnya dan memiliki komitmen yang tinggi. ITB memiliki program studi baru, yaitu Prodi Rekayasa Kehutanan yang memiliki SDM profesional, siap melakukan kerja sama untuk mengoptimalkan hutan yang harus dilindungi,” ungkap Kadarsah. ITB akan segera membentuk tim untuk bergabung dengan tim Perhutani guna menyusun rencana pengelolaan KHDTK Gunung Geulis. Acara ini dihadiri Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi, Miming Miharja, para dosen SITH serta Kepala Divisi Regional Perum Perhutani Jabar dan Banten Ellan Barlian beserta jajarannya. Acara diakhiri dengan acara pertukaran cinderamata antara Rektor ITB dan Dirut Perhutani. DR

KPH CIANJUR KEMBANGKAN SORGUM Cianjur - Perum Perhutani menyiapkan lokasi kawasan hutan untuk tanaman sorgum sebagai hijauan makanan ternak seluas 9 Ha di Petak Hutan 20e, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bojong Picung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciranjang Selatan, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur. Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Ellan Barlian didampingi Administratur Perhutani KPH Cianjur, Henry Purnomo mengadakam pengecekan di lapangan, baru-baru ini. Ini dilakukan untuk memastikan kesiapan penanaman sorgum sebagai langkah pengembangan bisnis agroforestry. Selain sorgum, nantinya jenis hijauan makanan ternak yang akan dikembangkan adalah jenis king grass atau rumput raja. Pengembangan dengan sistem kerja sama bersama masyarakat atau pihak ketiga di lahan di bawah tegakan (PLDT). Beberapa lokasi peternakan sapi yang tidak jauh dari lokasi tersebut adalah peternakan Pasir Tengah dan lokasi tanaman hijauan makanan ternak di Sulanjana Cikalong, RPH Cikalong, BKPH Ciranjang Utara KPH Cianjur. DR

Perum Perhutani menyiapkan lokasi kawasan hutan untuk tanaman sorgum sebagai hijauan makanan ternak di lahan seluas 9 ha di KPH Cianjur.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

47


LINTAS RIMBA

Kepala Dinas Kehutanan Jatim, Indra Wiragana, didampingi Sekretaris Perum Perhutani Divisi Regional Jatim, Yahya Amin, mengunjungi Pabrik Pengolahan Minyak Kayu Putih Sukun, di Madiun, baru-baru ini.

TANAMAN JAGUNG DI HUTAN MADIUN SEJAHTERAKAN WARGA Madiun - Kunjungan kerja ke Pabrik Pengolahan Minyak Kayu Putih Sukun dan hutan kayu putih untuk melihat peran penggarap lahan di bawah tegakan kayu putih yang ada di hutan Perum Perhutani. Hutan ini setiap tahun dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk ditanami jagung sebagai komoditi unggulan. “Pengelolaan hutan sudah seharusnya dilakukan Perum Perhutani bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) ini berjalan dengan kondusif dan keberadaan hutan tetap terjaga dan tentunya masyarakat bisa sejahtera,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Indra Wiragana, di kantor Sekretariat LMDH Wonorejo, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Selasa (17/5). Indra didampingi Sekretaris Perum Perhutani Divisi Regional Jatim, Yahya Amin, mengunjungi pabrik pengolahan minyak kayu putih sukun serta hutan kayu putih. Pada kesempatan tersebut juga digelar temu wicara dengan LMDH Wonorejo BKPH Sukun KPH Madiun. Temu wicara dengan Indra, Perhutani dan LMDH menghasilkan komitmen bersama untuk saling menjaga keberlanjutan fungsi dan manfaat hutan demi kesejahteraan masyarakat. Administratur Perhutani KPH Madiun, Widhi Tjahjanto, pada saat menerima kunjungan tersebut menyatakan kontribusi Perhutani kepada masyarakat desa hutan, selain pemberdayaan adalah penyerapan tenaga kerja pemetik daun kayu putih seluas 2.460,5 ha lebih kurang 3.876.900 pohon. Dengan target produksi 8.055.248 kg maka per hari per orang menghasilkan maksimal 300 kg. Ini berarti Perhutani menyerap tenaga kerja 90 orang per hari. DR 48

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


Dengan pemandangan yang menawan, Air Terjun Curug Plethuk di Petak 9e dan 9f di wilayah hutan RPH Pegedongan, BKPH Banjarnegara KPH Kedu Selatan sangat potensial untuk dikembangkan.

INDAHNYA CURUG PLETHUK DI HUTAN KEDU SELATAN Purworejo - Hutan selain menyediakan produk kayu dan nonkayu juga menyimpan keindahan alam. Hal itu bisa dibuktikan dengan mengunjungi Air Terjun Curug Plethuk yang berada di Petak 9e dan 9f di wilayah hutan RPH Pegedongan, BKPH Banjarnegara KPH Kedu Selatan. “Keindahan air terjunnya mulai menarik minat masyarakat sekitar Purworejo untuk mengunjunginya sebagai tujuan pariwisata lokal,� kata anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bangkit Usaha dari Desa Pesangkalan, Kecamatan Pagedongan, M Fajri, di Purworejo, baru-baru ini. Dengan sedikut berpromosi, Fajri menjelaskan curug dengan air yang sangat jernih didukung pemandangan menawan ini bisa dikatakan curug sewunya Banjarnegara. Di sini pengunjung tidak akan bosan memandang keindahan alam di sekitarnya. Sebagai anggota LMDH binaan Perum Perhutani, Fajri berharap Perum Perhutani melakukan sejumlah pembenahan, antara lain akses menuju lokasi curug, dibangun shelter, kolam renang, dan panggung kecil untuk pertunjukan. Curug Plethuk terdapat di jalur jalan raya Banjarnegara-Pagedongan. Luasnya 6,3 hektare dan apabila dibuka akan menjadi wisata air terjun di jalur selatan. Perum Perhutani memiliki skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang memungkinkan kerja sama pelestarian hutan dengan masyarakat lokal melalui kelembagaan LMDH untuk kepentingan bersama. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

49


LINTAS RIMBA

PENGAWASAN MELEKAT DI KPH MADIUN DITINGKATKAN Madiun - Sistem Pengaduan Pelanggaran atau Whistle Blowing System (WBS) telah diterapkan di Perhutani wilayah Madiun. Sistem ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada manajemen bila terjadi tindakan yang kurang sesuai di lingkungan Perum Perhutani KPH Madiun. Demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, John Novarly di hadapan sejumlah pejabat yang tengah mengikuti pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pengembangan SDM Perum Perhutani, Madiun, Senin (13/6). Selain WBS ini, Perum Perhutani juga membuka layanan Call Centre 1500235 untuk informasi pelayanan produk dan lainnya. Administratur Perhutani KPH Madiun, Widhi Tjahjanto, mendukung adanya WBS tersebut dalam rangka meningkatkan pengawasan melekat dan pengendalian

50

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, John Novarly menyampaikan sistem pengaduan pelanggaran ke sejumlah pejabat yang mengikuti pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pengembangan SDM Perum Perhutani, Madiun, Senin (13/6).

kinerja di semua lini. Dengan sistem ini diharapkan pihak internal dan eksternal dapat segera melaporkan kepada Perum Perhutani bila mendapatkan atau menemukan adanya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lapangan yang dilakukan oleh karyawan atau pejabat Perum Perhutani, tentu saja dengan bukti-bukti yang cukup. Caranya mudah, pelapor dapat mengakses layanan WBS melalui website resmi perusahaan www.perumperhutani.com dan masuk menu WBS. Pelapor cukup menjelaskan informasi yang ada di dalam pengaduan, yang memuat antara lain permasalahan yang terjadi, siapa yang terlibat, bentuk dan dasar kerugian, kapan serta tempat terjadinya dan saksi yang mengetahuinya. DR


WARGA DIMINTA GUNAKAN DANA BAGI HASIL UNTUK BUKA USAHA Tuban – Kontribusi riil dana bagi hasil Perum Perhutani kepada masyarakat setempat hendaknya dapat digunakan sebagai modal untuk membuka usaha mereka. Dengan begitu kesejahteraan masyarakat sekitar hutan meningkat sesuai visi dan misi Perum Perhutani yang memperhatikan masyarakat dari aspek sosial maupun ekonomi. “Saya berharap masyarakat sekitar hutan punya tanggung jawab terhadap keamanan dan kelestarian hutan sebagaimana mereka mendapatkan manfaat langsung maupun tak langsung dari hutan-hutan di sekitarnya. Dana bagi hasil atau sharing ini adalah bukti

konkret perhatian Perum Perhutani kepada masyarakat sekitar,” kata Administratur Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jatirogo, Achmad Basuki, di Tuban, Kamis (16/6). Perum Perhutani melalui KPH Jatirogo menyerahkan dana hasil kerja sama Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) sebesar Rp332.647.464 kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sekar Jati mewakili 20 LMDH di wilayah KPH Jatirogo, di kantor Perhutani KPH Jatirogo. Dana tersebut merupakan output dari sistem bagi hasil produksi kayu tahun 2014 LMDH bekerja sama mengamankan hutan dan kegiatan lainnya. DR

Administratur KPH Jatirogo, Achmad Basuki, menyerahkan dana hasil kerja sama PHBM sebesar Rp 332.647.462 kepada LMDH Sekar Jati mewakili 20 LMDH di wilayah KPH Jatirogo, di Tuban, Kamis (16/6).

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

51


LINTAS RIMBA

LAHAN PERHUTANI HASILKAN 647.602 TON JAGUNG Jakarta - Perum Perhutani hingga akhir Mei 2016 telah memanen jagung dari lahan hutan di Jawa dan Madura seluas 155.550 ha dengan produksi jagung pipil sebesar 647.602 ton. Produksi ini sudah mencapai 53% dari target produksi tahun 2016 sebesar 1.227.453 ton. “Untuk padi yang telah dipanen seluas 35.481 ha dengan produksi gabah kering panen sebanyak 83.628 ton. Jumlah tersebut sudah mencapai 62% dari target sebesar 133.227 ton,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, di sela-sela persiapan rapat jajaran direksi, di Jakarta, Senin (20/6). Pada tahun 2015, tambah Mustoha, lahan dalam kawasan hutan Perum Perhutani yang telah dioptimalkan untuk tanaman pangan seluas 160.668 ha. Untuk padi seluas 43.020 ha dan jagung seluas 117.648 ha. Lahan tersebut mampu menghasilkan produksi sebesar 108.594 ton Gabah Kering Giling (GKG) dan 396.120

PENGUSAHA TIONGKOK MINATI KAYU PERHUTANI Madiun - Beberapa pejabat dari perusahaan kayu asal Tiongkok, Sanghai Zhuangxi Teakwood Manufacturing Co.LTD, Chen Chung, Cao Yan Hong, dan Francis

52

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

ton jagung pipil. Perum Perhutani sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2010 mengelola hutan di Pulau Jawa Madura seluas kurang lebih 2,4 juta hektare dan wilayah hutan ini memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Sesuai Surat Sekretaris Kabinet Nomor B-187/ Seskab/3/2015 tanggal 31 Maret 2015 perihal Arahan Presiden Mengenai Optimalisasi Lahan Perhutani, Perum Perhutani diharapkan dapat lebih mengoptimalkan lahan kawasan hutan untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Program kerja yang telah dilakukan Perum Perhutani adalah mengoptimalkan lahan kawasan hutan untuk produksi pangan sesuai kaidah kehutanan dan melakukan intensifikasi pada budidaya tanaman pangan (on farm) serta penanganan pasca panen (off farm). Untuk mendukung kebijakan kedaulatan pan-


gan tersebut, Perum Perhutani bekerja sama dengan berbagai stakeholder, antara lain Kementerian Pertanian, Kementerian Transmigrasi Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal, Perum Bulog, BUMN lain, dan pihak swasta. Mustoha berharap program tersebut dapat mem-

berikan manfaat bagi petani, selain pencapaian target produksi. “Selain untuk mencapai target produksi yang dipatok pemerintah, diharapkan juga bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” kata Mustoha. DR

Presiden Joko Widodo didampingi Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat panen raya jagung di Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Goh minta izin ke Perum Perhutani untuk berkunjung ke hutan jati Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun. Kunjungan ini dilakukan untuk melihat pengelolaan hutan jati lestari yang diterapkan Perum Perhutani. “Kayu Perum Perhutani diminati pasar berbagai negara, salah satunya Tiongkok. Ini terjadi karena Perhutani mengantongi Sertifikat Legalitas Kayu (SLK) yang mandatory serta Sertifikat Internasional Forest Stewardship Council (FSC) untuk forest management,” kata Administratur Perum Perhutani KPH Madiun, Widhi Tjahjanto, di Madiun, Senin (13/6).

Beberapa pengusaha China mengunjungi tempat penebangan kayu jati di KPH Madiun, yang telah bersertifikat internasional, di Madiun, Senin (13/6).

Perwakilan perusahaan dari Tiongkok tersebut berada di lokasi tebangan A2 Petak 221 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Randu Alas Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dungus KPH Madiun untuk melihat cara menebang kayu jati Perum Perhutani yang telah bersertifikat internasional FSC tersebut. Mereka cukup puas dengan sistem dan standar yang dipakai Perum Perhutani. “Mereka akan segera mepertimbangkan pembelian kayu jati karena pengelolaannya sangat bagus. Kami hanya ingin membeli kayu bila proses pengelolaannya sesuai dengan standar internasional, bermanfaat bagi pekerja dan masyarakat sekitar hutan. Yang tidak kalah pentingnya juga menjaga dan melestarikan lingkungan produksi dan sosial serta keanekaragaman hayati yang ada di hutan,” kata Chen Chung. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

53


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

KPH BONDOWOSO BANTU ALAT-ALAT SEKOLAH Untuk membantu anak-anak sekolah, jajaran KPH Bondowoso membantu alat-alat sekolah kepada 80 anak dari jenjang PAUD dan SD, di Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, baru-baru ini.

KPH TUBAN CAPAI 6.422.332 JAM KERJA TANPA KECELAKAAN Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Hanif Dhakiri menyerahkan penghargaan zero accident award kepada Wakil Administratur Perhutani KPH Tuban, Muchlisin Sabarna, di Jakarta, Rabu (18/5).

Tuban - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban kembali mendapatkan penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau zero accident award. Penghargaan yang kedua belas kalinya ini diterima dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Hanif Dhakiri. Penghargaan diserahkan Hanif kepada Wakil Administratur Perhutani KPH Tuban, Muchlisin Sabarna, di Gedung Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jakarta, Rabu (18/5). Dengan keberhasilan KPH Tuban selama dua belas tahun berturut-turut meraih penghargaan zero accident, menandakan bahwa keamanan kerja di KPH Tuban sudah sangat kondusif. Pertama kali penghargaan zero accident untuk KPH Tuban dari Kementerian Tenaga Kerja diterima

54

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

pada 1 Oktober 2003 sampai dengan 31 Oktober 2015. Saat in Perhutani KPH Tuban mencapai 6.422.332 jam kerja karyawan tanpa kecelakaan kerja. “Penghargaan ini merupakan apresiasi kami kepada perusahaan yang terus menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Bila seluruh potensi bahaya yang ada berhasil dikendalikan sampai batas standar aman, maka akan tercipta kondisi kerja yang nyaman, aman, dan sehat sehingga proses produksi dapat berjalan lancar,” kata Hanif. Salah satu indikator dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah peningkatan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Secara filosofi K3 ditujukan untuk menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. DR


Bondowoso - Perum Perhutani KPH Bondowoso memberikan dukungan kepada keluarga karyawan. Hal itu diwujudkan dengan membantu alat-alat sekolah kepada 80 anak dari jenjang PAUD dan SD. Disalurkan juga paket baju pantas pakai dan sembako serta pengobatan gratis di Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari, Kabupaten Bon-

Cepu – Masyarakat yang berada di wilayah Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu mengeluhkan ketidakstabilan harga pasar atas hasil produksi mereka. Padahal, Perhutani telah berkontribusi dengan menyumbang produk jagung sebesar 2 juta ton dari hutan dari total 3 juta ton jagung hasil produksi Kabupaten Blora tahun 2016. “Pemerintah akan segera merespons dengan melakukan operasi pasar lebih intensif lagi sehingga selisih harga tidak terlalu besar agar kestabilan harga hasil produksi para petani,” kata Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Joko Sukrisno pada buka puasa dan taraweh keliling bersama di wilayah Perhutani KPH Cepu, Senin (23/6). Dalam kegiatan taraweh keliling Perhutani dan Pemprov Jateng yang merupakan tradisi tahunan selama bulan Ramadan ini juga dihadiri Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Bambang Wuryanto. Tampak hadir juga perwakilan Pemprov Jateng, Kepala Dinas Kehutanan Jateng, anggota LMDH Cepu juga Administratur Perhutani wilayah Rayon IV, dan Seksi Perencanaan Hutan IV Rembang. “Acara ini sifatnya silaturahim

dowoso, Jawa Timur, baru-baru ini. Bhakti sosial bertema “Peduli Sesama, Puan Rimbawan KPH Bondowoso Berbagi Cinta Demi Peningkatan Kesejahteraan dan Pendidikan Tunas Bangsa” tersebut digelar sebagai rangkaian kegiatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2016. Perhutani dibantu tenaga dok-

ter dan tiga paramedis dari Puskesmas Tlogosari ditambah dengan lima orang keluarga karyawan Perhutani yang berprofesi sebagai paramedis. Sebanyak 60 warga desa memanfaatkan fasilitas pengobatan gratis dan pemeriksaan kesehatan. Bhakti sosial ini juga didukung donasi keluarga besar KPH Bondowoso. DR

WARGA KELUHKAN KETIDAKSTABILAN HARGA Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Joko Sukrisno dan Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jateng, Bambang Wuryanto pada buka puasa dan taraweh keliling bersama di wilayah Perhutani KPH Cepu, Senin (23/6).

antara Pemprov Jateng, Perhutani, dan masyarakat desa hutan di Jateng, khususnya para anggota LMDH. Masyarakat juga bisa me-

nyampaikan keluh kesahnya melalui acara ini terkait penggarapan lahan atau lainnya,” kata Bambang. DR DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

55


LINTAS RIMBA

KPH MADIUN TERIMA PENGHARGAAN ZERO ACCIDENT AWARD

Administratur Perum Perhutani KPH Madiun, Widhi Tjahjanto, menerima penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Madiun, beberapa waktu lalu.

Madiun - Perum Perhutani wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun kembali mendapatkan penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau Zero Accident Award dari Dinas Tenaga Kerja Kota Madiun. Penghargaan diserahkan Sekretaris Disnakersos Kota Madiun, Agus Titik Wahyuti, di Madiun, beberapa waktu lalu. Administratur Perum Perhutani KPH Madiun, Widhi Tjahjanto, saat menerima penghargaan tersebut menyatakankan salah satu indikator dalam pembangunan ketenagakerjaaan adalah peningkatan perlindungan K3. Penghargaan ini merupakan apresiasi penerapan sistem manajemen K3 yang konsisten untuk yang ketiga kalinya. Pertama kali penghargaan zero accident KPH Madiun dari Gubernur Jawa Timur 10 Maret 2013 dan penghargaan kedua, zero accident dari Kementerian Tenaga Kerja pada tanggal 14 Mei 2013. DR

KEMBALIKAN KEJAYAAN HUTAN BOJONEGORO Administratur KPH Bojonegoro, Erwin bertemu Bupati Bojonegoro Suyoto di rumah Dinas Bupati Bojonegoro dalam rangka mendapatkan masukan perbaikan sistem PHBM, di Bojonegoro, Kamis (9/6).

56

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Jakarta – Sertifikat Forest Management-Forest Stewardship Council (FM-FSC) penting bagi Perum Perhutani. Untuk itu perlu dipersiapkan sebaik mungkin dan butuh dukungan berbagai pihak internal dan eksternal. Ada pembeli kayu dari Eropa, sudah sepuluh tahun mencari kayu jati berkualitas, bersertifikat FSC lagi dan baru menemukan kayu tersebut di Perum Perhutani. “Pembeli tersebut kini menjadi pelanggan Perhutani dan selalu repeat order. Ini membuktikan bahwa sertifikat FSC yang sifatnya voluntary tersebut penting sebagai salah satu instrumen pasar kayu internasional,” kata Deputi Direktur Pengendalian dan Peningkatan Kinerja (PPK) Perum Perhutani, Hari Priyanto, di Kantor Pusat Perum Perhutani, Jakarta, Rabu (8/6). Hari menyampaikan hal tersebut saat memimpin persiapan pelaksanaan audit internal sistem pengelolaan sumber daya hutan FM-FSC 2016. Delapan unit Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani yang selama ini telah memperoleh sertifikat FM-FSC,

Bojonegoro – Semangat mengembangkan hutan harus dimiliki para pihak guna mengembalikan kejayaan hutan, sehingga tidak hanya menjadi beban Perum Perhutani saja. Sistem perencanaan perlu melibatkan para pihak untuk role model agar bisa mengembalikan kondisi hutan Bojonegoro seperti dahulu. “Perlu dibuat roadmap untuk komitmen bersama, paradigma yang dibangun di Kabupaten Bojonegoro adalah ‘Kita Semua Perlu Hutan’. Sumber air yang terjamin dari hutan dapat dinikmati oleh semua masyarakat Bojonegoro,”


Deputi Direktur Pengendalian dan Peningkatan Kinerja Perum Perhutani, Hari Priyanto, memimpin persiapan pelaksanaan audit internal sistem pengelolaan sumberdaya hutan FM-FSC 2016, di Kantor Pusat Perum Perhutani, Jakarta, Rabu (8/6).

PELANGGAN DARI EROPA TERUS BELI KAYU PERHUTANI kata Bupati Bojonegoro Suyoto atau Kang Yoto, di Bojonegoro, Kamis (9/6). Perum Perhutani melalui Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, Erwin bertemu Kang Yoto di rumah Dinas Bupati Bojonegoro dalam rangka mendapatkan masukan perbaikan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), di wilayah Bojonegoro, Kamis (9/6). Kang Yoyo mengatakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro siap memfasilitasi, termasuk pembiayaannya dalam rangka mengembalikan kejayaan hutan Bojonegoro.

Inisiatif awal dari 6 KPH Perhutani di Kabupaten Bojonegoro ditunggu. Bupati Bojonegoro menilai pada periode awal dulu PHBM orientasinya sebatas pendayagunaan anggaran di Perhutani, sedangkan periode selanjutnya pelaku concern untuk mendapatkan keuntungan di dalam pengelolaan Sumberdaya Hutan (SDH). Ada sinergi yang baik antara Perhutani, Pemerintah Kabupaten, dan warga desa hutan. Petugasnya aktif, namun spiritnya hanya untuk menunaikan kewajiban. Terkait dengan UU tentang Desa, Kang Yoto menyampaikan

yaitu Kebonharjo, Kendal, Cepu, Randublatung, Ciamis, Saradan, Banyuwangi Utara, dan terakhir Banten pada Mei 2016. Audit internal merupakan bagian proses continuous improvement sistem manajemen Perum Perhutani untuk mempertahankan kinerja pengelolaan hutan lestari. Kegiatan audit internal dipusatkan di tiga wilayah, yaitu Perhutani KPH Cepu, Randublatung, dan Kendal. Sertifikat FM-FSC merupakan bukti pengakuan pihak internasional terhadap sistem pengelolaan sumberdaya hutan dan lingkungan lestari yang diterapkan oleh Perum Perhutani telah memenuhi 10 prinsip dan kriteria dalam standar FSC tersebut. DR

bahwa UU tersebut sebenarnya memberi peluang kepada desa untuk terlibat dalam pengembangan hutan. Desa memiliki kemampuan untuk memperbaiki infrastruktur lebih cepat, dan melakukan fungsifungsi pemberdayaan masyarakat secara optimal. Menurut Kang Yoto, salah satu sebab kerusakan hutan itu masih saja ada yang nekat mencuri kayu. Orang-orang tersebut bisa dipetakan dan ditangani bersama desa dan Pemkab, lalu dibantu kerja dalam PHBM sehingga dia tidak punya alasan lagi untuk mencuri. DR DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

57


LINTAS RIMBA

Anak yatim dan dhuafa serta para pensiunan isteri rimbawan mendapat santunan dari karyawan Perum Perhutani dalam rangka Ramadan 1437H, di Kantor Pusat Perum Perhutani, Jakarta, Rabu (22/6).

KARYAWAN PERHUTANI PEDULI KAUM DHUAFA Jakarta - Karyawan Perum Perhutani yang tergabung dalam Majelis Ta’lim Perhutani Kantor Pusat menyantuni anak yatim dan dhuafa serta para pensiunan isteri rimbawan dalam rangka Ramadan 1437H, di Kantor Pusat Perum Perhutani, Rabu (22/6). Ikut bergabung dalam kegiatan ini PT Indofood, yang memberikan 137 paket sembako. Ketua Majelis Ta’lim Kantor Pusat Perum Perhutani, Adi Prasetya Utama mengatakan santunan merupakan salah satu kegiatan rutin dan kepedulian kepada masyarakat. Acara juga diisi dengan ceramah Ramadan oleh Ustad Bukhori Yusuf, program Rimbawan Berbagi melalui pengumpulan buku-buku dan baju layak pakai untuk didstribusikan ke desa-desa sekitar hutan. Menurut Adi, mereka yang menerima santunan selain pensiunan dan istri pensiunan karyawan Perum Perhutani juga 16 Yayasan Anak Yatim. Mereka, Yayasan TPA KBM Madiun, Yayasan Hubbul Aitam Depok, Yayasan Khoiru Ummah Depok, Yayasan Asy Syahidah Tangerang, Yayasan Habibie Afsyah Jakarta, 58

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Rumah Mengaji Ahsanil Qalam Depok, Yayasan Al Bunyan Bogor, Yayasan Mawadatu Soddik Bekasi, Yayasan Sukatani Bekasi, Yayasan TPA/PAUD Merpati Jakarta, Yayasan Nurul Huda Meruya, Yayasan An-Nadwah Bogor, Yayasan Islam Abu Yatama Jakarta, Yayasan Al Qur’aniah Cileduk, Yayasan Tahfiz Qur’an Tambun, dan Mu’allaf Jakarta. Hadir pada acara tersebut Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani, Heru Siswanto, yang ikut menyerahkan santunan secara simbolis. Pengawas Yayasan Hubbul Aitam Depok, Mohammad Memet Madra S mengakui santunan ini bermanfaat untuk kegiatan anak-anak, khususnya di bidang pendidikan. Pendiri Yayasan Habibie Afsyah Jakarta, Endang Setyati mengakui pihaknya sangat terbantu dengan pemberian santunan tersebut. Bantuan ini akan digunakan untuk pembinaan kegiatan anak-anak difabel dan parenting. DR


KARYAWAN PERHUTANI HARUS SOLID HADAPI TANTANGAN GLOBAL

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar pada buka puasa dan pemberian santunan kepada anak yatim piatu, di Kantor Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Selasa (21/6).

Bandung – Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, mengatakan para karyawan perusahaan atau jajaran internal Perhutani diharapkan dapat semakin solid menghadapi situasi ekonomi global. Hal ini dibutuhkan untuk mewujudkan kemajuan perusahaan. “Jajaran internal Perhutani diharapkan dapat semakin solid menghadapi situasi ekonomi global untuk kemajuan perusahaan,” kata Mustoha saat menghadiri acara buka puasa dan pemberian santunan kepada anak yatim piatu, di Kantor Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Bandung, Selasa (21/6). Mustoha pada kesempatan tersebut secara khusus menyantuni 30 anak yatim dari Pondok Pesantren Al Ikhlas Ujungberung dan Rumah Yatim Kecamatan Gede Bage Kota Bandung. Kegiatan rutin setiap bulan Ramadan tersebut selalu diikuti oleh karyawan, para pensiunan di Jawa Barat Banten. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Ellan Barlian, menyampaikan bahwa acara ini selain sebagai ajang silaturahmi juga sekaligus media introspeksi seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas perusahaan. DR

KARYAWAN PERHUTANI HARUS KERJA KERAS

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, menyerahkan santunan kepada anak yatim dari Panti Asuhan Al Islah Mateseh Semarang, di gedung Rimba Graha, Semarang, Rabu (23/6).

Semarang – Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, meminta para karyawan untuk tetap bekerja dengan giat meskipun masih tersedia stok kayu dan nonkayu. Kerja keras dan giat dibutuhkan karena kondisi krisis ekonomi global yang mempengaruhi kinerja banyak perusahaan di dunia. “Kami sangat perlu soliditas semua jajaran untuk kinerja terbaik. Hal itu masih perlu ditambah dengan efisiensi, seperti penghematan dalam perjalanan dinas,” kata Mustoha pada acara buka puasa bersama jajaran Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, di gedung Rimba Graha, Semarang, Rabu (23/6). Mustoha bersama Direksi Perhutani dan 515 karyawan Perhutani Jawa Tengah mengadakan buka puasa. Pada acara tersebut Mustoha menyerahkan santunan kepada 45 anak yatim dari Panti Asuhan Al Islah Mateseh Semarang sebagai bagian dari safari Ramadan yang dilakukannya di Divisi Regional Jawa Tengah. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

59


LINTAS RIMBA

Garut - Program Safari Ramadan 1437H BUMN yang diinisiasi Kementerian BUMN digelar di 538 kabupaten/kota di Indonesia oleh seluruh BUMN. Perum Perhutani yang menggelar pasar murah di Lebak (Banten), Cianjur (Jawa Barat), Brebes (Jawa Tengah), dan Mojokerto (Jawa Timur) bekerja sama dengan BUMN lain, Jumat (24/6). Dalam kegiatan pasar murah tersebut Perum Perhutani bekerja sama dengan Jasa Marga di Lebak, Pos Indonesia dan Perumnas di Cianjur, Pos Indonesia dan Waskita Karya di Brebes, serta Kimia Farma dan PTPN III di wilayah Mojokerto berupa penjualan paket sembako dan santunan kepada anak yatim piatu. Sebanyak 1.500 paket sembako murah yang disediakan terdiri dari beras 10 kg, minyak goreng 2 liter, gula pasir 2 kg senilai Rp 150 ribu

60

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Untuk membantu warga menyambut Lebaran, seluruh BUMN, termasuk Perum Perhutani menggelar pasar muran dan menyantuni anak yatim, yang puncaknya digelar di Garut

BANTU WARGA SAMBUT LEBARAN DENGAN PASAR MURAH BUMN dijual dengan harga subsidi menjadi Rp 25 ribu. Sistem kupon digunakan untuk memperlancar proses penjualan dan sembako sampai kepada yang benar-benar berhak menerima. Selain paket sembako murah Perum Perhutani juga memberikan santunan kepada 1.000 anak yatim piatu masing-masing anak sebesar Rp 100 ribu di empat wilayah tersebut. Acara puncak Safari Ramadan BUMN 2016 dilaksanakan di Masjid Agung Kabupaten Garut Jawa Barat berupa istighosah, tabligh

akbar, dan santunan kepada anak yatim piatu yang dihadiri Menteri BUMN, Rini Soemarno dan para Direksi BUMN. Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar yang hadir di Garut menyambut baik acara Safari Ramadan tersebut karena bantuan dari dana bina lingkungan ini mempunyai manfaat langsung bagi masyarakat perdesaan yang membutuhkan sembako murah menjelang Lebaran. Perum Perhutani juga mengadakan pasar murah bersama beberapa pemerintah daerah, seperti Madiun. DR


PASAR MURAH UNTUK WARGA DESA HUTAN Madiun - Perum Perhutani melalui Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun bersama Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar pasar murah, Selasa (21/6). Acara dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 H ini dilaksanakan di Desa Gemarang, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun Wilayah hutan RPH Gemarang BKPH Wilangan Selatan KPH Saradan. Sekitar 800 warga Desa Gemarang dan sekitarnya antusias mendatangi lokasi pasar murah untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Pada umumnya mereka adalah warga desa hutan yang bekerja untuk kegiatan kehutanan. Bupati Madiun Muhtarom menyampaikan terima kasih kepada KPH Madiun yang telah mendukung program pasar murah bersama instansi BUMN, dan BUMD di wilayah Kabupaten Madiun. Administratur Perum Perhutani KPH Madiun, Widhi Tjahjanto, mengatakan pasar murah digelar un-

KPH Madiun bersama Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar pasar murah, di Desa Gemarang, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun Selasa (21/6).

tuk membantu masyarakat kurang mampu, khususnya mereka yang timggal di sekitar hutan untuk mencukupi kebutuhan Lebaran tahun ini. Harga sembako disubsidi sebesar 40%, antara lain beras 5 kg dijual Rp 25.000, 1 liter minyak goreng dijual Rp 8.500, 1 kg gula pasir dijual Rp 11.000. Selain dengan Pemda Madiun, Perum Perhutani juga mengadakan pasar murah program Safari Ramadan 2016 Kementerian BUMN di empat kabupaten, yaitu Lebak, Cianjur, Brebes, dan Mojokerto. Sebanyak 1500 paket sembako dan 1000 paket santunan anak yatim pada 24 Juni 2016 diserahkan secara serentak. DR

KPH KEDU SELATAN BANTU KORBAN LONGSOR Administratur KPH Kedu Selatan, Arief Waka menyerahkan bantuan korban tanah longsor yang menerjang Desa Karangrejo, Kecamatan Loano dan Desa Donorrati, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, baru-baru ini.

Purworejo - Tanah longsor yang menerjang Desa Karangrejo, Kecamatan Loano dan Desa Donorrati, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah merusakkan beberapa rumah warga. Mendengar kondisi tersebut karyawan Perhutani wilayah Kedu Selatan secara spontan mengumpulkan dana dan sembako untuk meringankan beban warga yang termasuk desa sekitar hutan tersebut. “Bantuan karyawan memang nilainya tidak besar,

tetapi perhatian mereka ini patut kami apresiasi. Selain bahan pangan berupa beras, mi instans, dan air mineral, karyawan Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Purworejo juga bergabung dalam tim evakuasi pencarian korban,� kata Administratur KPH Kedu Selatan, Arief Waka saat menyerahkan bantuan, di Purworejo, baru-baru ini. Bantuan dari karyawan disalurkan ke korban tanah longsor di Purworejo, Gombong dan Banjarnegara. DR DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

61


LINTAS RIMBA

MENIKMATI PANORAMA INDAH DI CURUG BATU BLEK

Tasikmalaya - Wana Wisata Curug Batu Blek ramai dikunjungi wisatawan dalam mengisi liburan setelah Lebaran. Pengunjung yang datang mulai dari anak-anak muda, rombongan, dan keluarga, Selasa (12/7). Objek wisata ini berada di wilayah kerja Perhutani Petak 26 b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cisayong, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tasikmalaya,KPH Tasikmalaya, wilayah Administratif Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong. Menurut salah seorang pengunjung dari Tangerang, Dadang Hermawan (41), bersama keluarga berwisata ke Curug Batu Blek dalam rangka liburan setelah Lebaran. “Mumpung anak lagi libur, sekalian saya ajak keluarga berwisata ke sini. Tempat dan panoramanya indah serta tarifnya terjangkau,” katamya. Teti Sulastri (37), pengunjung asal Bandung mengaku lebih senang bermain ke alam terbuka. Pemandangan alamnya yang indah dan asri. Kawasan wisata Curug Batu Blek, tempat yang paling menyenangkan untuk mengisi liburan panjang setelah Lebaran. Lokasi Curug Batu Blek mudah dijangkau. Dari pusat Kota Tasikmalaya, Curug Batu Blek dapat diakses lewat jalur Tasikmalaya – Cisayong – Curug Batu Blek sepanjang 17 Km, jalur Bandung – Malangbong – Cisayong – Curug Batu Blek 120 Km. Jika dari Garut –Singaparna – Cisayong- Curug Batu Blek sepanjang 60 Km. Menariknya di sekitar wisata tersebut para pengunjung dimanjakan dengan suguhan kesenian tradisional sunda berupa calung. Hal ini disuguhkan supaya pengunjung kerasan berada di sekitar lokasi wisata. Memasuki wisata ini pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 5.000 untuk karcis tanda masuk. DR

62

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat Banten, Elan Barlian dan Direktur Utama PT Jala Energy, Adam Prawiranegara seusai menandatangani Perjanjian Kerja Sama, di Bandung, Jumat (10/6).

KEMBANGKAN ANGGREK DI WANA WISATA CIKOLE Bandung - Perum Perhutani melalui Divisi Regional Jawa Barat dan Banten mengembangkan budidaya tanaman anggrek di wilayah Wana Wisata Cikole Jayagiri, Bandung, Jawa Barat seluas 10,4 Ha. Pengembangan ini dilakukan bekerja sama dengan PT Jala Energy. Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat Banten, Elan Barlian dan Direktur Utama PT Jala Energy, Adam Prawiranegara menandatangani Perjanjian Kerja Sama, di Bandung, Jumat (10/6). Ruang lingkup kerja sama, antara lain pembangunan dan pengembangan lokasi wana wisata, usaha wisata alam dan budidaya tanaman anggrek, dan pembangunan sarana prasarana wana wisata. Ellan Barlian menyatakan kerja sama tersebut merupakan salah satu bentuk pemanfaatan dan optimalisasi potensi kawasan hutan. Langkah ini sekaligus menunjang pengembangan Wana Wisata Cluster Cikole Jayagiri. Sementara Adam Prawiranegara berharap kerja sama bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Meskipun pihaknya menyatakan kerja sama bisa running well dalam dua atau tiga tahun ke depan, dia berharap kerja sama positif ini dapat diteruskan lebih lama. DR

Wana Wisata Pantai Sowan, wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jatirogo dijadikan pemotretan prewedding karena pantai wisata Perhutani tersebut pemandangannya indah.

WANA WISATA PANTAI SOWAN BAGUS UNTUK PEMOTRETAN PREWEDDING Tuban - Acara pengambilan gambar sebelum pesta pernikahan sekarang ini banyak dilakukan calon pasangan sampai ke pelosok-pelosok daerah. Erwin dan Nia asal Tuban ini salah satu contoh calon pasangan yang melakukan acara pemotretan prewedding di Wana Wisata Pantai Sowan wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jatirogo, Sabtu (25/6). Pantai Sowan lokasinya di tepi Laut Jawa, secara administratif masuk Desa Bogorejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban. Menurut pasangan tersebut, pemilihan Pantai Sowan sebagai pemotretan prewedding karena pantai wisata Perhutani tersebut pemandangannya indah, pasir pantainya putih, banyak pohon klampis yang bentuknya unik sehingga menarik untuk latar belakang pemotretan. Petugas penjaga Pantai Sowan, Parwoto mengakui selain untuk prewedding, Pantai Sowan juga digunakan berkemah anak-anak Pramuka. Pada hari Sabtu Minggu ramai dikunjungi warga. Fasilitas di Pantai Sowan lumayan lengkap, mulai sarana outbond, musala, dan toilet yang bersih. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

63


LINTAS RIMBA

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menyerahkan santunan ke anak yatim yang diselenggarakan Kantor Divisi Regional Jawa Timur, di Surabaya, Selasa (28/6).

RAMADAN WAHANA DIDIK UMAT LEBIH BERTAKWA

Surabaya – Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, menegaskan sesungguhnya berpuasa itu sebagai sarana sekolah, pesantren atau perguruan tinggi yang mendidik umat Islam untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa. Ilustrasinya ketaqwaan seseorang perlu diukur melalui taqwa level index, seseorang yang berpuasa sebulan penuh bisa dilihat derajat taqwanya. “Sebelum dan sesudah Ramadan apakah ketaqwaannya meningkat atau sebaliknya. Kalau meningkat pasti tidak akan korupsi dan melanggar aturan-aturan agama,” kata Mustoha dalam ceramah Ramadan pada acara buka puasa sekaligus pemberian santunan ke anak yatim yang diselenggarakan Kantor

64

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Divisi Regional Jawa Timur, di Surabaya, Selasa (28/6). Acara juga diisi dengan ceramah agama oleh ustad Didik Purwo Darsono yang mengiyakan tentang taqwa level index tersebut. “Tanda orang yang mencapai level tinggi tersebut dalam hatinya ditanamkan oleh Allah SWT bahwa dia tidak akan memiliki rasa takut dan tidak pula bersedih hati,” jelasnya. Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Andi Purwadi menyampaikan Perhutani kali ini membantu 20 anak dari dua yayasan yatim piatu, yakni Nurani Mandiri dan Hidayah Umat. Perhutani juga menggelar acara Safari Ramadan BUMN di Mojokerto, bantuan rumah ibadah dan membuka Posko Mudik Lebaran di sembilan titik di Jawa Timur dari 15 titik posko di Jawa. DR


Sekitar 900 warga Desa Bulakan dan Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Banten, menyerbu pasar murah BUMN Jumat (24/6).

PASAR MURAH DAN SANTUNAN UNTUK WARGA LEBAK Lebak – Pasar murah digelar di Desa Bulakan dan Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (24/6). Sekitar 900 warga dua desa tersebut menyerbu Pasar Murah BUMN yang diselenggarakan Perum Perhutani di Wilayah Hutan RPH Kerta BKPH Malingping KPH Banten. Pasar Murah BUMN adalah bagian dari Program Safari Ramadan Kementerian BUMN yang diselenggarakan serentak di lebih dari 500 Kota/Kabupaten di Indonesia dan dipusatkan di Garut. Untuk wilayah Lebak, Perhutani melalui program bina lingkungan menyediakan 306 paket sembako seharga Rp 150 ribu dan dijual Rp 25 ribu per paket. Perum Perhutani juga menyantuni 250 anak yatim di wilayah Lebak.

“Paket sembako yang dijual terdiri dari 10 kg beras, 2 liter minyak goreng, 2 kg gula pasir. Hasil penjualan seluruhnya disumbangkan ke tempat ibadah. Para penerima sembako umumnya adalah warga dua desa yang bekerja di hutan-hutan Perhutani sebagai pemanen kayu putih,” kata Wakil Administratur Wilayah Banten Timur, Angga Prawira, di Lebak. Kepala Desa Bulakan, H Wawan menyampaikan terima kasihnya kepada BUMN dan Perhutani yang mengadakan pasar murah saat harga kebutuhan pokok sangat mahal. Wawan mengajak warganya untuk terus mendukung kegiatan Perhutani seperti program penanaman kayu putih serta menjaga hutan di sekitar desa dari kerusakan. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

65


LINTAS RIMBA

WARGA BLITAR DIAJAK HIJAUKAN HUTAN

Administratur Perum Perhutani KPH Blitar, Haris Suseno meneken kerja sama dengan skema PBHM disaksikan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Blitar, Supandi, di Blitar, Jumat (24/6).

Blitar – Masyarakat Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar diharapkan mampu memotivasi warga sekitar hutan lain untuk ikut melestarikan dan menghijaukan hutan. Perum Perhutani bertanggung jawab menghijauakan kawasan hutan yang dikelola sekaligus peduli kepada warga sekitar hutan. “Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sido Rukun yang menandatangani perjanjian kerja sama dengan Perhutani harus bisa membuktikan kepada publik bahwa ini akan berhasil,” kata Administratur Perum Perhutani KPH Blitar, Haris Suseno saat meneken kerja sama dengan skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PBHM) disaksikan Ke-

66

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

pala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Blitar, Supandi, di Blitar, Jumat (24/6). Haris yakin bila LMDH bekerja baik akan bisa membuktikan keberhasilan dalam menanam sengon. Haris dan Ketua LMDH Sido Rukun Desa Plandirejo, menandatangani perjanjian kerja sama untuk menanam sengon seluas 24,86 hektare di Petak 2, 3a, 14b, 15c RPH Ngrejo, BKPH Rejotangan, KPH Blitar. Setelah puluhan tahun tidak berhasil ditamani pohon jati karena gangguan keamanan yang tinggi, kini lahan kawasan hutan Perhutani Petak 2, 3a, 14b dan 15c wilayah Resort Polisi Hutan (RPH) Ngrejo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rejotangan, KPH Blitar

segera hijau dengan tanaman Sengon. Perjanjian kerja sama akan berlaku lima tahun sejak ditandatangani 24 Juni 2016 dengan sistem bagi hasil senilai masingmasing 50%, dengan input produksi dari Perum Perhutani KPH Blitar menyediakan bibit sengon dan pupuk. LMDH Sido Rukun bertanggung jawab terhadap pemeliharaan tanaman dan pengamanan sampai masa panen. Supandi menyatakan melalui PHBM ini Perum Perhutani KPH Blitar telah membantu masyarakat di sekitar kawasan hutan lebih sejahtera, sadar pentingnya hutan dan LMDH Sido Rukun akan menjadi contoh masyarakat sejahtera bagi desa sekitarnya. DR


UPAYA KPH PATI SELAMATKAN TANAMAN KEHUTANAN Pati - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati membentuk tim PLDT dengan tiga tujuan. Pertama, menyelamatkan tanaman kehutanan. Kedua, memutuskan pemodal dan mengembalikan hak para penggarap/pesanggem. Ketiga, pembuatan perjanjian kerja sama untuk tanaman ketela yang sudah terlanjur ditanam dibawah tegakan atau tanaman lepas kontrak. Sebelum acara selesai diadakan diskusi bersama dengan mengacu dasar SK PLDT No. 682/KPTS/ Dir/2009. Demikian disampaikan Wakil Administratur/KSKPH Pati Utara, Gatot Farid Prabowo, pada sosialisasi penertiban tanaman ketela, di gedung serba guna Perhutani KPH Pati, Kamis (30/6). Pada acara tersebut diundang 14 kepala desa, seluruh Ketua LMDH se-wilayah BKPH Ngarengan, tenaga pendamping masyarakat/

Wakil Administratur/KSKPH Pati Utara, Gatot Farid Prabowo, pada sosialisasi penertiban tanaman ketela, di gedung serba guna Perhutani KPH Pati, Kamis (30/6).

TPM/ LSM, tokoh masyarakat, perwakilan KRPH, Asper BKPH Ngarengan, dan Pabin. Gatot menyampaikan selama 20 tahun terakhir di BKPH Ngarengan belum ada kegiatan tebangan sampai akhir daur. Kemudian dibuat kajian sosial bahwasannya tanaman ketela di BKPH Ngarengan tidak bisa diberantas karena dua hal. Pertama, kebutuhan pabrik ketela untuk bahan baku tepung. Kedua, tidak ada yang bisa menggantikan hasil ketela. Hal itu terbukti karena pada tahun 2013 – 2015 dilakukan pencabutan tanaman ketela oleh petugas Perhutani bersama Polri dan TNI, namun esok harinya ada tanaman ketela lagi. Sampai sekarang masih tetap ada tanaman ketela. Tanaman ketela di BKPH Ngarengan rata-rata dikuasai pemodal dan masyarakat setempat hanya sebagai buruh tanam. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

67


LINTAS RIMBA

SOSIALISASI PENGGUNAAN TANAH PERHUTANI

Tim optimalisasi aset Perhutani KPH Pati bersama Asper/ KBKPH Gajahbiru, Kasmijan mensosialisasikan tentang penggunaan tanah perusahaan kepada masyarakat di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Selasa (21/6).

Jepara - Guna meningkatkan pendapatan perusahaan melalui pengembangan usaha, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati mensosialisasikan tentang penggunaan tanah perusahaan kepada masyarakat di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Soasialisasi oleh tim optimalisasi aset ini digelar di kantor Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gajahbiru, Selasa (21/6). Tim optimalisasi aset Perhutani KPH Pati bersama Asper/KBKPH Gajahbiru, Kasmijan, menyampaikan tanah-tanah yang selama ini mereka tempati dan yang digunakan usaha adalah tanah DK milik Perhutani / halaman kantor Perhutani BKPH Gajahbiru. Tanah yang mereka gunakan usaha warung maupun kios-kios tersebut harus ada izin/ perjanjian kerja sama dengan Perhutani. Perjanjian dengan jangka waktu satu tahun dan bisa diperpanjang selama masyarakat mematuhi peraturan yang dibuat dan tanah tersebut belum dimanfaatkan oleh Perhutani. Masyarakat yang hadir dalam sosialisasi tersebut setuju untuk dibuatkan perjanjian kerja sama mulai Juli 2016 dengan peraturan yang ada di Perhutani. DR

68

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Perhutani KPH Pati menggelar sosialisasi pelaksanaan pemanfaatan lahan dibawah tegakan (PLDT) tanaman ketela pohon, di gedung pertemuan Kantor Kecamatan Dukuhseti, Pati, Senin (18/7).

KPH PATI

SOSIALISASIKAN PLDT UNTUK KETELA POHON


Administratur Perhutani KPH Pati, RM Dadang Ishardianto, mengaku kaget waktu datang ke Pati mendengar ada hutan di dalam kawasan ketela. Lahan hutannya kalah luas dengan ketelanya. Dadang meminta Kapolres dan Dandim untuk membantu menangani masalah tersebut. “Aset negara itu bisa kembali, tetapi saya tidak akan menghilangkan begitu saja tanaman ketela. Hasil kajian sosial, tanaman ketela itu memang tidak bisa dihilangkan dari Pati,” kata Dadang.

Pati – Untuk menjaga kelestarian hutan, Perhutani KPH Pati menggelar sosialisasi pelaksanaan pemanfaatan lahan dibawah tegakan (PLDT) tanaman ketela pohon dengan pola kerja sama BKPH Ngarengan KPH Pati. Sosialisasi dilaksanakan di gedung pertemuan Kantor Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Senin (18/7). Manajemen Perhutani KPH Pati yang dipimpin Administratur KPH Pati, RM Dadang Ishardianto, mengundang Komandan Kodim 0718/Pati, Letkol Andri Anijaya dan Kapolres Pati, AKBP Ari Wibowo. Tampak hadir Muspika Kecamatan Cluwak, Dukuhseti, Tayu, 14 kepala desa, 18 LMDH, 79 orang perwakilan penggarap/pesanggem, tenaga pendamping masyarakat, serta jajaran BKPH Ngarengan. Kegiatan ini untuk menjaga keharmonisan antara Perum Perhutani, LMDH, dan pesanggem. Ini sekaligus untuk mengingatkan kembali peran masyarakat desa hutan dalam melaksanakan tugasnya menjaga dan melestarikan hutan sekitarnya. Dengan kawasan hutan lestari akan membuat masyarakatnya makmur. Dalam acara sosialisasi tersebut diadakan diskusi dan tanya jawab mengenai perjanjian kerja sama PLDT, baik hasil panen ketela pohon per hektare, harga, dan prosedur bagi hasil untuk diusulkan ke kantor Divisi Regional Jawa Tengah.

Membangun Hutan Dadang mengajak masyarakat untuk bersamasama membangun hutan. Dengan adanya perjanjian kerja sama PLDT diharapkan hutan akan menjadi lebih baik. Pesanggem bisa menggarap lahan secara legal. Diingatkan bahwa lahan yang digarap itu milik negara, bukan milik perorangan. Kapolres Pati, AKBP Ari Wibowo, menyampaikan menjaga alam sama saja dengan menjaga anak cucu karena hutan adalah penghasil oksigen. “Marilah kita jaga bersama untuk anak cucu, jangan malah dihabiskan hanya untuk mengisi perut saja. Hidupilah anak cucu dengan hal-hal yang halal. Marilah kita jaga lingkungan, jaga silaturahmi yang telah baik ini. Jangan sampai kita ketemu di sel kantor polisi atau sel kantor Perhutani,” kata Ari. Menurut Ari, dalam Pasal 11 UU No18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan itu ada empat masalah, antara lain pemanfaatan lahan tidak sesuai aturan. Pemanfaatan lahan tidak sesuai aturan itu pengertiannya sangat luas. Dengan adanya aturan itu, jangan sampai ada warga yang melanggar. Semua pihak hendaknya ikut mensukseskan ketahanan pangan. Masyarakat sejahtera dan lahan Perhutani aman. Komandan Kodim 0718/Pati, Letkol Andri Anijaya, menyampaikan secara internal mesti tertib dulu baru bisa bicara secara teknis. Seragam ini hanya sebagai simbol saja, bukan untuk menakut-nakuti. Saatnya untuk menyamakan persepsi. Jangan sampai karena tanaman ketela, terjadi keributan. “Marilah kita bicarakan secara legal. Kami ingin melihat petani ketela pohon ini makmur karena kami ingin mensukseskan ketahanan pangan. Presiden Joko Widodo menyampaikan ketahanan pangan ini harus dikawal. Untuk saat ini data di internet, ketela pohon masih impor. Marilah kita kelola lahan ini secara legal. Mari kita bersama-sama mengamankan hutan agar petani ketela bisa memanen hasilnya secara legal,” kata Andri. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

69


LINTAS RIMBA

KPH SUMEDANG DUKUNG PETERNAK SAPI

KPH Sumedang mempersiapkan kemungkinan penanaman pakan ternak jenis rumput gajah di lahan hutan dengan pola PLDT untuk mendukung peternak sapi potong dari warga sekitar hutan.

Sumedang - Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Situsari Desa Tolengas, Edi Junaedi, mengatakan penanaman pakan ternak jenis rumput gajah di lahan hutan dilakukan guna mendukung LMDH mengembangkan usaha sapi potong. Sapi potong butuh banyak pakan rumput gajah, yang itu bisa ditanam di kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang. “Kami berharap musim tanam akan datang tanaman rumput gajah ini akan dikembangkan pada

70

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

kawasan hutan yang cocok untuk budidaya tersebut. Penanaman rumput bisa menambah pendapatan petani hutan dari kegiatan Pemanfaatan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT) dengan pola PHBM ini,” kata Edi, di Sumedang, belum lama ini. Administratur KPH Sumedang, Agus Marsudi, mengatakan KPH Sumedang tengah mempersiapkan kemungkinan penanaman pakan ternak jenis rumput gajah di lahan hutan dengan pola PLDT di wilayah pengelolaan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tomo, Bagian Kes-

atuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tomo Selatan. Ini dilakukan untuk mencukupi pakar ternak warga yang tergabung dalam LMDH Situsari Desa Tolengas. “LMDH Situsari binaan Perum Perhutani memiliki usaha ternak sapi potong dan butuh pakan ternak kontinyu. Rencana kerja sama LMDH Situsari dengan Perhutani ini dapat dicontoh LMDH lain bahwa manfaat sumberdaya hutan Perhutani dapat dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat dan tentu saja Perusahaan,” kata Agus. DR


BERGOTONG ROYONG BESARKAN PERHUTANI Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar bersilaturahmi bersama Direksi delapan anak perusahaannya, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Jakarta - Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani, Hadi Daryanto menyampaikan saat ini berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, semuanya harus bekerja sama. Bukan hanya sekadar kerja sama, tetapi mesti benar-benar bekerja bersama-sama atau bergotong royong. “Bekerja bersama-sama atau bergotong royong. Hal ini akan memberikan manfaat yang luar biasa dan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas karyawan,” kata Hadi pada acara silaturahmi manajemen Perum Perhutani bersama direksi delapan anak perusahaannya, yaitu PT Inhutani I, II, III, IV, V, PT Perhutani Anugerah Kimia, PT Palawi Risorsis, dan PT

BUMN HL I, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (19/7). Silaturami bersama 300 karyawan Perum Perhutani Kantor Pusat ini dihadiri mantan Menteri Kehutanan, Djamaloedin Soeryohadikoesoemo serta lima mantan Direktur Utama Perhutani. Mereka adalah Hendarsun S Putra, Abas TS, Abdul Fatah, Transtoto Handhadari, dan Upik Rosalina Wasrin. Acara ditutup dengan tausiyah dan doa oleh Ustadz Faisal Hamdani. Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, menyampaikan momen halal bi halal adalah momen untuk kita saling memaafkan. Ini perlu dilakukan karena manusia tidak ada yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan.

“Halal bi halal tidak sekadar salaman. Tidak sekadar seremonial. Namun ini adalah momen untuk betul-betul saling memaafkan kesalahan masing-masing dari lubuk hati yang paling dalam. Sesungguhnya makna bulan Ramadhan adalah untuk menciptakan orangorang bertaqwa,” kata Mustoha. Mustoha menambahkan ciriciri bulan Ramadhan adalah membenahi diri lebih baik yang akan menjadikan kinerja lebih produktif serta bahu membahu membangun perusahaan agar lebih baik ke depannya. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

71


LENSA RIMBA

KERAJINAN BUBUT Berputar dan terus berputar, telah lama masyarakat desa Batokan menekuninya. Batokan berada di Kecamatan Kasiman, ujung Barat Kab. Bojonegoro, berbatasan dengan Kota Cepu Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kerajinan ini memanfaatkan limbah gergaji kayu jati yang diperoleh dari Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Industri Kayu Cepu.

Ruddy Purnama Nikon D7100 Nikkor 16-85mm ISO 200 1/100 pada f 5.6

72

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

73


LENSA RIMBA

SOUVENIR KAYU Miniatur mobil, jam dinding, sepeda, tempat payung, delman, becak, guci, asbak, kap lampu, petromak, dan lain-lain adalah sebagian produk yang dihasilkan. Tercipta dari tangan-tangan terampil dan terlatih ditambah bakat dan ketekunan penduduk desa Batokan.

Ronny M. Nikon D7100 Nikkor 16-85mm ISO 200 1/100 pada f 5.6

74

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

75


DANGAU RIMBA UTAMA RIMBA Dalam kata Revolusi terdapat kata Evolusi.

Semoga perubahan mental di Perum Perhutani tidak evolutif. Yang dimaksud dengan mental adalah segala sesuatu yang terkait dengan sikap jiwa seseorang, bukan bola yang mental di gawang.

Ayo ….Cetak goal! Mental tak boleh mentalmental. Seorang mandor dapat menyekolahkan anak hingga jenjang akademisi tertinggi.

Itulah orang kaya sejati! Banyak gagasan menjadi mental (berbalik), karena harus mengubah prosedur!

Kata Bapak Presiden Jokowi: “Prosedur itu mengikuti gagasan!”

Dalam revolusi mental dibutuhkan pemimpin yang amanah!

Artinya meng-aman-kan harapan bersama menjadi kenyataan.

76

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


POJOK KPH

KPH SURAKARTA

AJAK SWASTA KEMBANGKAN WISATA

Untuk menggenjot pendapatan dari sektor wisata, KPH Surakarta memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pengunjung serta mengajak pihak swasta untuk membuka objek wisata alam baru dan kerja sama pengelolaan wisata. Di wilayah kerja KPH Surakarta terdapat banyak objek wisata potensial yang bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan, baik dari dalam negeri maupun manca negara.

Sektor pariwisata menjadi peluang untuk memperbesar pundi-pundi perusahaan. Apalagi di wilayah kerja Perum Perhutani terdapat banyak objek wisata potensial yang bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan, baik dari dalam negeri maupun manca negara.

Potensi tersebut juga ada di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta. Di wilayah ini terdapat sejumlah objek wisata. Untuk pengembangannya memang dibutuhkan bantuan dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat di sekitar objek wisata tersebut berada. DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

77


POJOK KPH

Untuk kepentingan pengunjung manca negara terdapat Bandara Udara Adi Sumarmo yang merupakan bandara terdekat di wilayah wisata KPH Surakarta. Aksesbilitas dan infrastruktur ke objek wisata menjadi dasar pijakan bagi perumusan kebijakan pengembangannya untuk mendukung kenyamanan kunjungan wisatawan.

78

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Administratur KPH Surakarta, Bob Priambodo, mengatakan untuk menggenjot pendapatan dari sektor wisata, KPH Surakarta melakukan dengan dua cara. Pertama, memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pengunjung, Kedua, membuka peluang para pihak untuk membuka objek wisata alam baru dan kerja sama pengelolaan wisata. Untuk mendukung berkembangnya sektor pariwisata, menurut Bob, yang perlu diperkuat pemerintah adalah infrastruktur transportasi darat dan udara. Trasportasi darat sangat diperlukan pengunjung lokal sebagai akses untuk dapat mencapai lokasi dengan sarana transportasi umum maupun pribadi. “Untuk kepentingan pengunjung manca negara terdapat Bandara Udara Adi Sumarmo yang merupakan bandara terdekat di wilayah wisata KPH Surakarta. Aksesbilitas dan infrastruktur ke objek wisata menjadi dasar pijakan bagi perumusan kebijakan pengembangannya untuk mendukung kenyamanan kunjungan wisatawan,” kata Bob. Paket Wisata Bob mengakui adanya jalan tembus antara Jawa Tengah dan Jawa Timur memudahkan wisatawan dari berbagai kota melalui lintas jalan tersebut sehingga bisa berkelanjutan sebagai satu paket wisata di satu kota ke kota berikutnya. Penyediaan jaringan listrik sampai ke lokasi wisata alam juga sangat dibutuhkan agar kegiatan wisata dapat lebih berkembang. Disadari bahwa untuk memacu program wisata Perum Perhutani harus disinergikan dengan pihak lain. Untuk itu, KPH Surakarta menjalin kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), pihak ketiga, dan dengan pemerintah daerah (Pemda). Pihak ketiga yang pernah menjalin kerja sama, antara lain dengan Bank BUMN dan BUMD serta swasta. Pemda yang sudah digandeng KPH Surakarta, tambah Bob, adalah Pemerintah Kabupaten Wonogiri dalam pengelolaan Objek Wisata Air Terjun Giri Manik. Direncanakan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam pengelolaan Wana Wisata Gunung Bromo. Wana Wisata Gunung Bromo memiliki aliran Sungai Bamban. Sungai ini airnya mengalir sepanjang tahun karena masih banyak jenis tegakan, seperti pinus, mahoni, sonokeling, dan terbagi dalam petakpetak. Selain itu di lokasi tersebut terdapat Situs Petilasan Nyi Ageng Serang. Wana Wisata Gunung Bromo merupakan kawasan hutan seluas 49,4 hektare. Sejak tahun 1986 lokasi ini mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal. Bob menyadari bahwa untuk memetik hasil investasi di sektor wisata butuh waktu. KPH Surakarta berusaha menggandeng pihak lain, yaitu CV Cahaya Abadi, pengelola Home Stay Container di objek wisata Puncak Lawu (Cemoro Kandang). Dalam satu tahun ini, sudah dilaksanakan pemasangan sarana prasarana dan penataan lokasi, tetapi sampai saat ini belum bisa dibuka karena masih dalam tahap penyelesaian akhir. “Dalam pengembangan wisata, KPH Surakarta memberikan penyuluhan kepada LMDH yang mempunyai petak pangkuan di hutan lindung agar mendapat penghasilan melalui pengembangan wisata alam,” kata Bob.


Peran KPH dalam memacu pengembangan wisata dengan menawarkan peluang usaha wisata dan membuat perjanjian kerja sama antara LMDH, pihak ketiga, dan Pemda dengan sharing sesuai peran masing-masing pihak. Secara bertahap, tambah Bob, dilaksanakan penataan kembali terkait objek wisata dan fasilitas yang ada mengingat pengelolaan oleh KPH baru diserahkan kembali yang semula dikelola Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Wisata & Jasa Lingkungan I. Meski begitu, Bob mengaku ada sejumlah kendala. Kendala yang dirasakan adalah keterbatasan anggaran utuk investasi serta ketersediaan SDM pengelolaan wana wisata. Untuk promosi belum optimal karena alokasi anggaran untuk promosi masih sangat minim. KPH Surakarta menggandeng TV Swasta untuk memperkenalkan kepada masyarakat sekitar dalam program acara Jelajah Daerah, Budaya, dan Bisnis. Objek wisata di KPH Surakarta sudah ada pengunjungnya sehingga memberikan pemasukannya. Selama kuartal I tahun 2016, pengunjung Wana Wisata Alam Puncak Lawu sebanyak 3.495 orang dengan pendapatan Rp 30.085.000, objek wisata Sekipan sebanyak 3.334 pengunjung dengan pemasukan Rp 31.062.500, objek wisata Pringgodani dengan pengunjung 643 orang dengan pemasukan Rp 4.433.000, dan Wana Wisata Alam Gunung Bromo dikunjungi 146 orang dengan pemasukan Rp 696.000. Untuk mengetahui lebih komprehensif KPH Surakarta, di sini dilengkapi sejumlah informasi. KPH Surakarta adalah salah satu unit manajemen di wilayah Divisi Regional Jawa Tengah. Batas KPH Surakarta di timur Gunung Lawu,

selatan gugusan Pegunungan Seribu, barat Gunung Merapi dan Merbabu serta utara Pegunungan Kendeng. Berdasarkan hasil evaluasi potensi sumber daya hutan tahun 2013, luas wilayahnya 33.150,00 Ha meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Klaten 642,7 Ha, Kabupaten Sragen 4.525,69 Ha, Kabupaten Sukoharjo 374,45 Ha, Kabupaten Karanganyar 7.570,5 Ha, serta Kabupaten Wonogiri 20.036,66 Ha. Berdasarkan SK No 359/Menhut-II/2004 tentang Fungsi Hutan KPH Surakarta yaitu hutan produksi seluas 13.584,60 Ha (40,48 %) dan hutan lindung 19.565,4 Ha (59,02 %). Berdasarkan topografi terdiri dari lahan datar (2,17 %), landai (34,47 %), bergelombang (32,09 %), agak curam (30,40 %), dan curam (0,87 %). KPH Surakarta berada di ketinggian 50 - 3.265 meter di atas permukaan laut. Pengelolaan kawasan hutan di KPH Surakarta diorganisasikan dalam tujuh Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 28 Resort Polisi Hutan (RPH). Masingmasing RPH mempunyai pelaksana lapangan untuk kegiatan tanaman, pemeliharaan, penjarangan, keamanan, pembantu penyuluh / sosial, pembantu lingkungan, dan tebangan. Pengelolaan KPH Surakarta dilaksanakan bersama 190 karyawan, terdiri dari 152 orang (80%) pegawai perusahaan dan 38 orang (20%) pekerja pelaksana. Sesuai hasil evaluasi potensi tahun 2013, potensi sumber daya hutan KPH Surakarta terdiri dari 12.483,35 Ha (37,66 %) kawasan produksi, 858 Ha (2,59 %) kawasan perlindungan, dan 243,25 Ha (0,73 %) kawasan penggunaan lain serta 19.565,40 Ha (59,02 %) hutan lindung.

Usaha Produktif KPH Surakarta mengembangkan usaha produktif di 14 LMDH. Pertama, LMDH Wanabakti Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif penanaman empon-empon, janggelan, koperasi LMDH, penyewaan tratak dan alat pernikahan. Kedua, LMDH Songgolangit Desa Hargosari, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif penanaman di bawah tegakan janggelan, ternak kambing, koperasi LMDH. Ketiga, LMDH Giri Sejati Desa Sejati, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif home industry (suvenir kayu) dan hutan rakyat. Keempat, LMDH Gunung Gono Desa Pare, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif karamba, ternak kambing, koperasi LMDH. Kelima, LMDH Margo Luhur Desa Padarangin, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif pembuatan pupuk organik dan ternak sapi. Keenam, LMDH Jabalikat Lestari Desa Melikan, Kecamatn Wedi, Kabupaten Klaten. Usaha produktif home industry gerabah lukis. Ketujuh, LMDH Jati Kusumo Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Usaha produktif keramba tancap. Kedelapan, LMDH Kembang Kuncoro Desa Kembang, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif simpan pinjam, penggemukan sapi dan ternak sapi. Kesembilan, LMDH Girimanik Desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif wisata air terjun (ada perjanjian kerja sama antara LMDH, Perhutani dan Pemda Kabupaten Wonogiri). Kesepuluh, LMDH Sidodadi Tenan Desa

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

79


POJOK KPH Ngrombo, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen. Usaha produktif ternak kambing, tanaman garut, dan simpan pinjam. Kesebelas, LMDH Segoro Gunung Desa Segoro Gunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Usaha produktif wisata air terjun. Keduabelas, LMDH Wahana Hijau Lestari Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Usaha produktif wisata air terjun dan koperasi. Ketigabelas, LMDH Paranghijau Desa Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Usaha produktif wisata air terjun. Keempatbelas, LMDH Wono Mulyo Desa Girimulyo, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Usaha produktif koperasi simpan pinjam dan ternak sapi. Pengelolaan sumber daya hutan dilakukan dengan basis masyarakat Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan dengan basis sumber daya hutan. Itu mulai dari aspek perencanaan hutan yang mencakup aspek produksi, lingkungan, dan sosial hingga pemanenan. Sistem silvikultur yang diterapkan adalah tebang habis permudaan buatan dengan jenis jati daur 40 tahun dan pinus daur 50 tahun. Percepatan PHBM melalui forum komunikasi dan pemantapan PHBM dilaksanakan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan. Kegiatannya adalah proses konsultasi publik dan rembug PHBM dengan forum komunikasi PHBM dan dinas-dinas terkait. Koordinasi dan kerja sama dengan dinas dan pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap suksesnya PHBM merupakan salah satu langkah Perhutani untuk menunjang percepatan jalannya PHBM. Tahun 2014 pemahaman in80

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

ternal tentang PHBM dilaksanakan secara kontinyu dalam setiap kegiatan, antara lain kegiatan rapat dinas, pembinaan karyawan, kegiatan apel karyawan, dan kegiatan lain. Untuk pengelolaan sumber daya hutan dilaksanakan dengan jiwa berbagi untuk menumbuhkembangkan rasa memiliki dan meningkatkan peran serta rasa tanggung jawab bersama. Hal ini sekaligus sebagai implementasi dari SK Direksi No 436 Tahun 2011 tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu. Bagi hasil produksi KPH Surakarta dikelompokkan menjadi dua yaitu bagi hasil kayu dan nonkayu. Pada tahun 2014 KPH Surakarta telah menyerahkan bagi hasil kayu dan nonkayu tahun 2013. Bagi hasil kayu tahun 2013 telah diserahkan kepada 25 LMDH dengan nilai sharing sebesar Rp 219.768.602. Bagi hasil nonkayu berupa getah pinus tahun 2013 telah diserahkan kepada 54 LMDH dengan nilai sharing sebesar Rp 92.716.982. Bagi hasil produksi kayu diserahkan mulai tahun 2006 dan hingga tahun 2014 total dana yang diserahkan kepada LMDH sebesar Rp 610.022.150. Sedangkan bagi hasil produksi nonkayu (getah pinus) diserahkan mulai tahun 2004, dan sampai tahun 2014 total dana yang diserahkan kepada LMDH sebesar Rp 910.236.618. Bina LMDH Pembinaan dan pengarahan kepada LMDH masih diperlukan, sehingga dana sharing yang telah diterima oleh LMDH dapat digunakan dengan optimal. Realisasi dana sharing yang sudah diterima oleh LMDH digunakan untuk kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat desa hutan di wilayah masing-masing.

Biaya administrasi LMDH (digunakan untuk biaya administrasi kantor, rapat, dan perlengkapan alat-alat kantor). Biaya personalia LMDH (digunakan untuk honor pengurus, perjalanan tugas/dinas, kompensasi anggota, dan bantuan operasional forum komunikasi). Biaya pengamanan SDH pangkuan LMDH (digunakan untuk biaya piket Pamhut, biaya pembinaan tim Pamhut, dan biaya penyuluhan). Biaya sosial LMDH (digunakan untuk bantuan pembangunan fasilitas umum, bantuan masyarakat miskin, biaya pembinaan lembaga desa, bantuan keagamaan, beasiswa anak miskin, dan lain-lain). Biaya investasi dan pengembangan usaha produktif. Selain itu, di KPH Surakarta ada program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). Ini adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri serta pemberdayakan kondisi sosial ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan dari bagian laba perusahaan. Sasaran PKBL adalah LMDH, koperasi LMDH, dan keluarga mandor yang mempunyai usaha produktif. Sejak tahun 1992 hingga 2014 pinjaman dana PKBL sebesar Rp 3.067.245.000 telah disalurkan kepada 410 mitra binaan. Tahun 2014 sebesar Rp 132.000.000 diserahkan untuk 10 mitra binaan. Tingkat pengembalian PKBL tahun 2014 adalah 73 persen. Wilayah KPH Surakarta terdiri dari 39 kecamatan dan 155 desa hutan. Masyarakatnya tidak memiliki hak adat terhadap wilayah hutan, tetapi di dalam kawasan hutan terdapat situs-situs yang dijadikan tempat ritual oleh masyarakat lokal setempat dan sekitarnya. DR


BINA RIMBA

MENDULANG RUPIAH DARI LIMBAH AKAR Akar kayu jati, limbah hasil hutan umumnya digunakan untuk kayu bakar. Namun, di tangan Jumani, perajin dari Desa Sekaran, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, akar kayu jati dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel yang memiliki nilai eksotis yang tinggi.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

81


BINA RIMBA

Jalan menuju Desa Sekaran, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban melewati hamparan hutan kayu jati yang sangat lebat. Pada musim kemarau pun, masih terasa sejuk dan enak dipandang mata. Meskipun jalan beraspal, tetapi masih banyak lobang di sejumlah tempat, apalagi kalau habis hujan tentu saja sangat susah untuk dilewati. Wilayah Desa Sekaran ini pengelolaan hutannya masuk pangkuan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jatirogo. Desa yang jauh dari kota ini sangat jelas kesederhanaannya terlihat dari kondisi warganya. Sifat kekeluargaan dan kebersamaan terpancar dari kehidupan sehari-hari mereka. Sekaran yang masuk desa hutan ini mata pencaharian sekitar 90 persen warganya dari hutan dan menjadi pesanggem. Untuk menambah penghasilan rumah tangga, sebagian warga mengambil rencek (kayu bakar), daun, empon-empon, dan limbah dari petak-petak tebangan yaitu berupa akar jati. Administratur KPH Jatirogo, Ahmad Basuki, menjelaskan akar jati, limbah hasil hutan yang umumnya hanya dibelah-belah menjadi kayu bakar untuk dijual atau untuk kebutuhan sendiri. Namun, di tangan Jumani, perajin akar jati yang bertempat tinggal di Desa Sekaran, bahan itu kini dimanfaatkan sebagai bahan mebel karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Memulai Usaha Jumani boleh dikatakan mempunyai bakat dan berjiwa dagang. Kalau dilihat dari silsilah keluarga, tidak ada seorang pun yang mempunyai bakat sebagai perajin, karena semua keluarganya bermata pencaharian sebagai petani hutan. Untuk memulai usaha sebagai perajin tidaklah mudah. Banyak suka duka yang dialami Jumani. 82

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Â

Berawal dari menjadi buruh menggembala sapi milik kepala desa, Jumani sehari-hari menggembala sapi di hutan. Memang lahan untuk pangonan sapi di Desa Sekaran tidak ada sehingga mesti menggembala di hutan sambil menggambil akar jati untuk dibawa pulang. Berawal dari akar jati yang dibawa pulang untuk dijadikan kayu bakar, lambat laun Jumani merasa say-


Ada tetangga yang berminat membeli akar jati yang masih belum dipoles atau akar jati mentahan, pada tahun 2001. Pada saat itu harganya masih murah, tapi saya mempunyai keyakinan bahwa akar jati ini akan menjadi usaha yang besar dan mampu mengangkat nama Desa Sekaran sebagai desa penyuplai akar jati untuk kerajinan dan bahan mebel yang dibuat dari limbah kayu

Â

ang kalau akar jati hanya dibakar. Timbullah keinginan mengumpulkan akar jati untuk dibuat kursi. Setibanya di rumah akar jati yang diambil dari hutan dibersihkan. “Ada tetangga yang berminat membeli akar jati yang masih belum dipoles atau akar jati mentahan, pada tahun 2001. Pada saat itu harganya masih murah, tapi saya mempunyai keyakinan bahwa akar jati ini akan menjadi usaha yang besar dan mampu mengangkat nama Desa Sekaran sebagai desa penyuplai akar jati untuk kerajinan dan bahan mebel yang dibuat dari limbah kayu,� kata Jumani. Empat belas tahun yang lalu, bapak dua anak ini memulai usaha yang didapat secara tidak sengaja karena hanya mengamati limbah dari potensi hutan yang tidak dimanfaatkan. Dari hari ke hari, Jumani mengambil limbah akar jati. Kadang selama dua minggu hanya dapat satu akar jati dengan ukuran sedang. Dengan ketelatenan dan ketekunannya dari tahun ke tahun, sekarang membuahkan hasil. Semula limbah akar jati tidak banyak diminati untuk kerajinan, sekarang dapat digosok menjadi rupiah.

Tentu saja sebuah usaha membutuhkan modal. Pada awalnya, Jumani hanya mengandalkan hasil penjualan sapi yang didapat dari buruh menggembala sapi. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak warga mengenal akan keunikan akar jati jika dibuat mebel sehingga banyak pesanan yang didapat. Dengan modal kecil, Jumani mengerjakan dibantu istri dan adik ipar dalam mengolah akar jati, membersihkan tanah yang banyak menempel pada lobang kayu dan akar jati. Dengan kegigihannya, lambat laun ternyata usaha mengerjakan akar jati menjadi mebel cukup menjanjikan karena dapat menjadi peluang usaha dan membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar rumah, yang hasilnya dapat menambah biaya hidup. Pada awalnya, usaha ini hanya dikerjakan dua orang, yaitu istri Jumani dan adik ipar untuk membersihkan kotoran / tanah yang menempel di akar jati. Jumani mengambil akar jati dari hutan bekas tebangan yang jauh dari rumahnya, bahkan terkadang di luar desa. Meski terkadang dalam satu hari tak mendapatkan barang, Jumani tidak pernah mengeluh. Permintaan Meningkat Bahan baku akar jati yang semula diambil sendiri, karena permintaan pasar meningkat maka banyak tetangga yang akhirnya mengambil akar jati untuk dijual ke Jumani. Ukuran akar jati yang didapat dari warga Desa Sekaran bermacam-macam, ada yang kecil bahkan ada yang besar sekali sampai-sampai untuk meletakkannya tidak bisa direbahkan, harus ditegakkan untuk menghidari pecah. DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

83


BINA RIMBA Kini tenaga kerja di tempat usaha Jumani ada em pat orang. Setelah mendapat bahan baku akar jati yang didapat dari hutan bekas tebangan, dibersihkan kotorannya dengan disemprot dengan air sambil disikat dan dicuci dengan sabun. Setelah bersih, baru kelihatan bentuk dan model akar jati. Ada yang dipotong untuk menyerasikan wujud akar jati agar kelihatan lebih natural. Akar jati dikerjakan dengan alat yang sederhana, hanya dengan alat pertukangan yang biasa dipakai tukang kayu pada umumnya. Dalam pengolahan akar jati, disesuaikan dengan pesanan. Akar jati jika dipakai untuk mebel kualitas kayunya tidak kalah dengan kayu jati yang berkelas, dan banyak pesanan berupa kursi dan meja. Akar jati setelah dibersihkan, dipanaskan di terik matahari untuk melihat model / bentuk akar jati. Apakah akan dibuat meja, kursi atau lemari pakaian, maka harus dilakukan pemilahan bahan baku secara cermat. Akar jati tidak hanya dijadikan meja dan kursi saja, dapat dibuat ukiran berbentuk hewan dan buahbuahan dengan nilai seni yang tinggi dan banyak diminati masyarakat.

84

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


Jumani menjadi anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sekarjati Desa Sekaran. Kebetulan LMDH Sekarjati menjadi LMDH Unggulan KPH Jatirogo. Jumani sadar akan usaha yang ditekuni banyak membutuhkan modal yang tidak sedikit. Pada tahun 2012, Jumani bertemu dengan Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sekaran, Sukandi. Dari obrolan itu, Sukandi memberi informasi tentang pinjaman lunak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dipinjamkan kepada masyarakan desa hutan, LMDH yang mempunyai usaha produktif. Dengan semangat Jumani datang ke Kantor KPH Jatirogo menemui KSS Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), Tarsimin. Tujuannya, menanyakan pinjaman lunak dari Perum Perhutani dengan nama PKBL, di mana bunga pinjaman sangat rendah dibandingkan dengan pinjaman di bank.

Pinjaman PKBL Setelah mendapatkan informasi dari Tarsimin maka untuk mengembangkan usahanya, Jumani mencoba mengajukan proposal pinjaman modal pada Perum Perhutani melalui PKBL yang pertama kalinya

awal tahun 2012 dan akhirnya terealisir pinjaman modal usaha sebesar Rp 10 juta, diterima pada Desember 2012. Dengan pinjaman ini, modal usahanya bertambah dan pesanan juga meningkat. Usaha semakin lancar dan angsuran selalu tepat waktu. “Dengan bertambahnya modal, bahan baku semakin banyak sehingga untuk membuat mebel tidak hanya satu macam, bahkan banyak model yang dikembangkan sesuai dengan perkembangan model yang datang dari ide Jumani,” tutur Ahmad Basuki. Sebagai seorang mitra binaan PKBL dan anggota LMDH Sekarjati Perum Perhutani KPH Jatirogo, Jumani pernah mengikuti pameran usaha kecil yang diadakan satu tahun sekali di kecamatan dan mengikuti pelatihan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur tentang cara mengelola manajemen keuangan bagi usaha kecil di Surabaya pada September 2014. Dengan penuh keyakinan dan keuletan untuk mengelola usaha maka penghasilan semakin meningkat. Awal usaha hanya mampu mengerjakan satu bulan untuk satu set (empat kursi engkel) dengan harga satuan Rp 250 ribu per buah, sekarang karena permintaan semakin banyak untuk tenaga kerja tukang juga ditambah. Hasil produksi lebih bagus dan menarik sehingga sekarang untuk satu buah kursi engkel dijual Rp 400 ribu. Dalam satu bulan dapat menghasilkan tiga set, dengan sistem upah kepada tenaga kerja model borongan. Waktu terus berjalan, usaha Jumani semakin meningkat dan terkenal. Pesanan banyak dikirim ke luar Kabupaten Tuban, bahkan sampai ke Bali. Angan-angan Jumani membuat akar jati sebagai barang yang berharga jadi kenyataan. Kalau waktu itu Jumani hanya memiliki sepedah ontel, sekarang mampu membeli mobil untuk pribadi dan sebuah mobil bak terbuka untuk pengiriman akar jati. Jumani berharap bisa mendaftarkan usahanya di Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban untuk mendapatkan izin usaha dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil. Dengan berbekal SIUP, Jumani semakin yakin dan berharap usahanya akan semakin dikenal di desanya maupun di luar kecamatan, bahkan lintas provinsi. Cita-cita itu sekarang sudah di depan mata dan pengembangan usaha juga sudah mulai dirintis di luar desa. Mengembangkan usaha ini tidak mudah. Banyak pengorbanan dan kucuran keringat yang dikeluarkan untuk membawa nama baik desa, di mana Jumani tinggal dan mengangkat nama LMDH Sekarjati. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

85


INOVASI RIMBA

PERHUTANI DUKUNG KETAHANAN DAGING DENGAN SILVOPASTURE

Untuk mendukung program kedaulatan pangan khususnya daging, Perhutani KPH Kediri menjalin kerja sama dengan CV Putra Prima Mandiri untuk budidaya bebek hutan.

Kesanggupan Perum Perhutani tidak saja dalam mendukung ketahanan pangan untuk padi dan jagung, namun juga dalam penyediaan daging. Perhutani akan mengembangkan produk daging sapi dengan skema silvopasture, yaitu kombinasi antara ternak dengan hutan. “Mengenai food estate, kami akan terlibat secara aktif. Sudah ada program-program yang kami buat untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan. Potensi pasar daging itu besar. Kenapa tidak kita siapkan sendiri tanpa harus impor,� kata Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar merespons penetapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan pencapaian ketahanan pangan dalam waktu tiga tahun mendatang. Silvopasture merupakan salah satu bentuk agroforestry yang melakukan pengelolaan lahan hutan untuk menghasilkan kayu dan memelihara ternak. Paling tidak silvopasture memiliki tiga tujuan. Pertama, menin86

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

gkatkan taraf hidup masyarakat dalam memanfaatkan kawasan hutan dengan pola pengelolaan hutan bersama-sama dengan pemeliharaan ternak. Kedua, tersedianya kegiatan produktif secara berkelanjutan yang dapat menyerap angkatan kerja sehingga dapat menurunkan angka pengangguran. Ketiga, menumbuhkan kesadaranan masyarakat dalam upaya konservasi dan proteksi kawasan sumber daya hutan melalui perbaikan vegetasi dan penerapan pola agroforestry konservasi. Langkah cepat sudah dilakukan oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, yang melakukan kerja sama budidaya bebek hutan dengan CV Putra Prima Mandiri. Kerja sama dilaksanakan di Petak 9 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatirejo Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pare KPH Kediri dengan pola silvopasture (bebek dan sengon). Administratur Perhutani Kediri, Maman Rosmantika mengatakan kegiatan tersebut untuk men-


dukung program pemerintah bidang kedaulatan pangan, khususnya daging. Program ini sekaligus untuk mengoptimalkan manfaat sumberdaya hutan guna meningkatkan produktivitas dan manfaat hutan tanaman sengon. “Dengan adanya budidaya bebek hutan tersebut, otomatis kerawanan akan gangguan keamanan akan berkurang. Setiap saat terpantau atau masyarakat yang terlibat dalam pengeloaan pemeliharaan bebek akan menjaga lingkungan di sekitar kawasan hutan,” tambah Maman, di Kediri, baru-baru ini. Sampai saat ini sudah dilakukan uji coba di lahan sekitar 26,5 hektare. Setiap hektarnya sekitar 5.000 bebek. Untuk ke depanya akan dikembangkan di tiga RPH, yaitu Manggis, Jatirejo, dan Pandantoyo. Dari tiga RPH ini merupakan kawasan hutan yang didominasi tanaman sengon. Direktur CV Putra Prima Mandiri, Eko Sanjoyo, mengatakan kerja sama yang dilakukan dengan Perum Perhutani ini memang baru dilakukan di KPH Kediri. Dia optimistis menjadi perusahaan yang mampu mengemban amanat yang dipercayakan Perum Perhutani KPH Kediri. Melihat siklus tanahnya yang luar biasa untuk budidaya bebek hutan. Bebek ini akan dipanen setelah umur 45 hari dan cara pemanenan bertahap. KPH Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, juga mulai melirik sektor peternakan untuk mendukung swasembada daging nasional. Konsep yang diterapkan adalah dengan sistem silvopasture sebagai salah satu alternatif teknologi untuk meningkatkan produktifitas ternak. Diharapkan dengan konsep tersebut Indonesia mampu mewujudkan swasembada daging pada tiga tahun ke depan. Kepala Pusat Penetian dan Pengembangan (Puslitbang) Perhutani Cepu, Suwarno, menjelaskan silvopasture atau mamadukan antara peternakan dan kawasan hutan, dijadikan sebagai lumbung daging, bisa segera dilakuan untuk mendukung program swasembada daging. Menurut Suwarno, setelah kedatangan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, hutan sebagai lumbung daging mendapat respons positif. Sehingga swasembada daging bisa dilakukan dalam jangka waktu tiga tahun ke depan, jika secara intensif memanfaatkan hutan, terutama di sekitar desa. “Pengembangan ternak di dalam hutan dapat dilakukan setelah kawasan hutan tersebut tidak meng-

hasilkan palawija,” kata Suwarno saat diskusi penjaringan mitra kerja sama pengembangan silvopasture, beberapa waktu lalu. Suwarno tidak memungkiri, selama ini ada larangan pengembangbiakan ternak di kawasan hutan karena bisa merusak tanaman jati dan mengakibatkan pemadatan. “Namun saat ini, sudah waktunya mengubah ancaman menjadi peluang,” tandasnya. Dari hasil penelitian dan kajian yang dilakukan Puslitbang Perhutani, yaitu dengan melakukan praktik gundukan sekitar tanaman jati serta drainase, bisa menjadi pengaman tanaman. Dengan luasan hutan 500.000 hektare yang dikelilingi 877 desa, Suwarno meyakini sistem silvopasture sebagai pendukung kedaulatan daging bisa terwujud. Peneliti dari Depertemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB Bogor, Irdika Mansur, mengungkapkan model pengembangan silvopasture untuk mendukung kedaulatan daging bisa diterapkan di Tanah Air. Indoinesia memiliki potensi cukup besar untuk mengembangkan peternakan di kawasan hutan dibanding dengan negara lain. Kondisi iklim di Indonesia, lanjut Irdika, mendukung tumbuh suburnya tanaman pakan ternak sepanjang tahun. Sehingga produkstivitas tanaman pakan ternak lebih tinggi untuk daya dukung peternakan di Indonesia. Dengan luas hutan produksi 1,2 juta hektare di Pulau Jawa merupakn potensi yang sangat besar untuk mendukung ketahanan pangan, termasuk daging. Irdika menilai masyarakat Jawa, termasuk mereka yang tinggal di sekitar hutan secara umum sudah terbiasa dan terampil dalam bertani dan beternak. Hal ini menjadi modal penting untuk mengembangkan silvopasture di hutan. “Perhutani akan mudah mendapatkan pekerja atau mitra kelompok tani hutan dalam mengembangkan peternakan dengan sistem silvopasture,” kata Irdika. Sementara itu, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Na’im, melihat potensi dan kondisi hutan di Kabupaten Blora, lebih cocok untuk silvopasture pada ternak kambing. “Lebih cocok kepada kambing, bukan sapi,” katanya. Namun demikian, lanjut Na’im, Blora sebagai penghasil sapi nomor satu di Jawa Tengah, bisa terus dipertahankan. “Tapi bisa juga silvopasture di Blora, diterapkan pada sapi,” katanya. DR

Silvopasture merupakan salah satu bentuk agroforestry yang melakukan pengelolaan lahan hutan untuk menghasilkan kayu dan memelihara ternak.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

87


WARISAN RIMBA UTAMA RIMBA

MENIKMATI

PUNCAK SONGOLIKUR YANG MEMPESONA

Setiap daerah memiliki objek wisata yang berbeda-beda. Tidak terkecuali Kabupaten Kudus, memiliki cukup banyak potensi wisata. Potensi tersebut, antara lain wisata sejarah (Museum Kretek dan Museum Purbakala), wisata kuliner (jenang kudus, lentog tanjung, dan soto kudus), wisata alam (Desa Wisata Rahtawu, Puncak Songolikur, dan Air Terjun Montel), wisata religi (ziarah makam Sunan Kudus dan Sunan Muria), wisata belanja (batik kudus, sentra bordir). Di Kudus, ada Gunung Muria, yang merupakan gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur. Gunung Muria masuk dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Di kawasan ini terdapat tempat yang sangat legendaris peninggalan Wali Songo, yaitu pesanggrahan di kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini merupakan pesanggrahan, di mana Kanjeng Sunan Muria menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Di sini pula Sunan Muria dimakamkan. Bagi para pecinta alam, Desa Wisata Rahtawu bisa menjadi pilihan untuk dicoba. Desa ini mempunyai panorama alam cukup bagus dan menyenangkan. Desa ini termasuk salah satu bagian dari Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Banyak petilasan di 88

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

sana. Rahtawu terletak di daerah paling atas dari Kecamatan Gebog. Di Desa Rahtawu memiliki potensi wisata yang sangat menarik. Di kawasan ini, pengunjung dapat menikmati panorama alam pegunungan yang asri dan indah mempesona dengan udara yang bersih, segar, dan sejuk. Di desa ini terdapat gunung yang terkenal dengan sebutan Wukir Rahtawu. Gunung ini terletak di sebelah Gunung Muria. Letak geografis Desa Rahtawu banyak menarik minat masyarakat untuk melakukan wisata. Bagi para pecinta alam dapat menyusuri jalan setapak menjelajahi medan pegunungan Rahtawu untuk menaklukkan puncak Gunung Wukir yang disebut dengan Puncak Songolikur. Selain itu, di kawasan itu juga terdapat mata air sungai yang cukup besar di Kudus, yaitu mata air Kali Gelis. Wisata pegunungan Rahtawu merupakan suatu tempat yang terletak di kaki Gunung Muria sekitar 20 km dari Kota Kudus. Rahtawu memiliki pemandangan yang indah karena letaknya yang dikelilingi deretan pegunungan dan sungai-sungai yang masih jernih. Mata air sungai Kali Gelis berasal dari Rahtawu ini. Kawasan ini sangat cocok bagi para pelajar, remaja serta muda-mudi yang berhobi mendaki gunung dapat menyusuri jalan setapak menjelajahi medan pegunungan Rahtawu.


Para pecinta alam dapat menyusuri jalan setapak menjelajahi medan pegunungan Rahtawu untuk menaklukkan Puncak Songolikur. Di kawasan yang masuk KPH Pati ini, para pendaki akan disuguhi pemandangan yang menawan, asri dan indah mempesona dengan udara yang bersih, segar serta sejuk.

www.cakrawalaasia.com

Situs Budaya Kawasan hutan Puncak 29 berada di Petak 61 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ternadi, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Muria Pati Ayam, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati. Kawasan Puncak Songolikur masuk situs budaya yang dilindungi, masuk High Conservation Value Forest (HCVF) atau hutan bernilai konservasi tinggi. Terdapat dua rute pendakian yang dapat ditempuh untuk mencapai Puncak Songolikur. Pertama, melalui pos pendakian di Dusun Semliro, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Kedua, melalui pos di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Untuk lebih jelasnya dapat disimak cerita dari seorang pendaki. Itu bisa ditemukan di http://desarahtawu.blogspot.co.id/. Motor dititipkan di Dusun Semliro, Desa Rahtawu. Tak ada persyaratan khusus untuk mendaki Gunung Muria. Izin ala kadarnya sudah cukup untuk melakukan pendakian. Usai salat Subuh di musala yang letaknya berdekatan dengan jalur utama untuk menuju rimba Muria, pendakian dimulai. Medan yang sedikit lebar dengan kontur tanah kering dan padat, membuat langkah kaki cepat beradaptasi. Kanan dan kiri pemandangan masih terlihat samar meskipun warna hijau bebukitan sudah mulai terdetek-

si oleh indra penglihatan. Tak perlu waktu lama untuk mencapai pos I, dengan berjalan santai cukup setengah jam saja mencapai lokasi ini ditandai semacam bangunan rumah kecil yang sedikit rusak. Secara perlahan mentari pagi sudah mulai menyinari dedaunan dan persawahan penduduk. Keremangan fajar sudah digantikan dengan cuaca terang, eloknya bebukitan sudah tampak jelas terlihat menambah pendaki semakin bersemangat untuk terus bergerak ke atas. Jalur yang cukup jelas serta cuaca teduh seolah mendukung pendakian dan mengantarkan para pendaki tiba di Pos II. Tak kurang dari 50 menit waktu yang dibutuhkan. Di Pos II ada semacam bangunan yang tak ada penghuninya dan biasanya dijadikan untuk berjualan jika memasuki hari-hari suci atau perayaan lain. Beristirahat sebentar sambil minum dan makan secukupnya membuat badan kembali bugar. Lepas pos ini, trek tajam harus dilewati untuk mencapai Pos Bunton. Jalur naik turun bukit mirip roller coaster cukup menguras energi yang masih belum siap untuk diajak berpetualang. Beruntung tak kurang dari dua jam para pendaki sudah sampai di Pos Bunton. Di area ini merupakan tempat yang cocok untuk beristirahat atau bermalam sebelum melakukan pendakian ke puncak. Ada tempat peristirahatan cukup nyaDUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

89


WARISAN RIMBA man yang dibangun oleh penduduk lereng Muria. Tempatnya lebar dan luas, terdapat sumber mata air jernih yang terus mengucur deras. Di beberapa titik terdapat pemandian atau istilah warga lokal menamainya Sendang Bunton yang dipercaya memberi khasiat yang luar biasa seperti awet muda, enteng jodoh, menyembuhkan beberapa penyakit, tolak bala maupun khasiat lain. Konon Sendang Bunton merupakan pertapaan Eyang Danang Joyo yang mempunyai kesaktian spritual tinggi dalam menjalankan ajaran agama islam. Tak heran banyak masyarakat yang sering berbondongbondong hanya sekadar mandi, minum bahkan bertapa di lokasi ini untuk membuktikan khasiat sendang tersebut. Apalagi di bulan Syuro atau hari suci lain, tempat ini dipastikan dipadati oleh para penikmat alam dengan berbagai tujuan. Di hari-hari tertentu kadang ada beberapa penduduk lereng Muria yang berjualan di sekitar Pos Bunton. Ibu Supinah di antaranya, wanita paruh baya dengan perawakan tubuh gemuk cukup kesohor sebagai penunggu setia untuk melayani para petualang sekadar melepas dahaga dan lapar. Hampir satu jam lamanya para pendaki habiskan waktu di sini, pendakian pun dilanjutkan kembali. Pemandangan Memukau Medan terjal dan sempit lebih mendominasi. Semakin berada di ketinggian pemandangan yang terlihat begitu memukau. Bentangan bukit Muria yang hijau dari ujung selatan hingga ujung timur seakan mempercantik pesonanya. Setelah disuguhi eloknya alam Muria yang begitu luar biasa, para pendaki tiba di Pos Empat. Di sekitar lokasi ini terdapat pertapaan Eyang Sakulo Dewo yang sangat dikeramatkan. Melihat sekilas sambil mengamati secara seksama membuat nuansa aneh semakin terasa, ditambah adanya batuan besar di sekeliling menambah aura mistis begitu menyelimuti pos ini. Para pendaki sengaja tak berlamalama di sini, perjalanan pun dilanjutkan. Sesekali para pendaki melewati jalur tanah merah dan terkadang digantikan dengan medan berbatuan yang silih berganti ditapaki. Setengah jam perjalanan jalur sudah berganti dengan pohon ilalang dan rerumputan hijau yang sangat asri. Terlihat kiri dan kanan jalur jurang-jurang dalam yang maha indah. Pukul 11.00 siang para pendaki sudah tiba di Pos V atau pos terakhir sebelum mencapai puncak. Di area ini terdapat pertapaan Eyang Pandu Dewonoto dengan batu besar dan semacam rumah kecil sebagai penanda khas pos ini. Lokasi ini sangat cocok untuk melihat seutuhnya bebukitan Gunung Muria. Mengabadikan setiap momen yang ada adalah cara 90

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

yang tepat agar setiap sudut keindahannya tak terlewatkan. Dari pos ini sudah dekat dengan Puncak Muria atau lebih dikenal dengan Puncak Songolikur. Kurang lebih setengah jam perjalanan untuk sampai di puncak. Meskipun beberapa tanjakan tajam harus dilalui langkah kaki para pendaki seakan sudah menyatu padu dengan alam muria. Detik-detik menjelang puncak semakin kentara, dua gapura merah laksana gerbang masuk istana cukup terlihat jelas menandakan tak berapa lama lagi pendaki akan menginjakkan di Puncak Songolikur. Sungguh pencapaian luar biasa yang sekian lama baru bisa singgah dan menikmatinya. Memasuki area puncak terdapat beberapa gubug menyerupai rumah yang bisa dipergunakan sebagai tempat melepas lelah atau bahkan untuk bermalam ala kadarnya. Di sekitar lokasi juga terdapat tiang pemancar radio lokal dan tempat pertapaan Sanghyang Wenang Sanghyang Wening yang masih terjaga baik. Tak sampai di sini saja, sesungguhnya untuk mencapai titik tertingginya masih harus berjalan lima menit lagi ke arah barat. Bentuk puncaknya yang sedikit memanjang dengan sekeliling ditumbuhi padang ilalang setengah meteran membuat pemandangan semakin mempesona. Dari titik ini, para pendaki terus menyusuri sampai ujung puncaknya yang ditandai dengan banyaknya batuan besar sampai akhirnya menemukan pertapaan Eyang Semar yang begitu melagenda dalam sejarah pewayangan di Indonesia. Sungguh fantastis perjalanan, pemandangan spektakuler telah didapat di titik ini. Duduk-duduk di atas batu besar sambil memandang sekeliling serasa hidup dalam kedamaian yang tiada henti. Di Rahtawu ini terdapat tempat-tempat pertapaan atau petilasan. Nama petilasan tersebut diambil dari beberapa cerita pewayangan, yaitu Hyang Semar, Petilasan Abiyoso, Begawan Sakri, Lokojoyo, Dewi Kunthi, Makam Mbah Bunton, Hyang Pandan, Argojambangan, Jonggring Saloko, dan Sendang Bunton. Gunung Muria memiliki beberapa puncak. Puncak Songolikur merupakan puncak tertinggi di Gunung Muria. Sering juga disebut sebagai puncak Saptorenggo. Puncak Candi Angin dan Puncak Argowiloso. Namun, sampai saat ini belum ada yang tahu berapa ketinggian dari kedua puncak tersebut. Ada juga Puncak Argojembangan dan Puncak Abiyoso. Puncak Songolikur adalah puncak tertinggi di Gunung Muria dengan ketinggian 1602 meter dpl. Selain menjadi puncak yang menarik perhatian setiap pecinta alam untuk mendakinya, juga menjadi tempat tujuan bagi para pencari berkah dan pelaku spiritual utamanya


pada setiap Bulan Sura atau Bulan Muharam. Dahulu kala konon katanya di Puncak Rahtawu, yaitu Puncak Songolikur (Puncak 29) adalah pusat pertapaan para dewa yang selalu memberikan kedamaian dan rahmat di bumi. Rahtawu yang berhawa dingin dan jauh dari keramaian merupakan daya tarik bagi yang suka laku prihatin. Kata orang Desa Rahtawu nama Rahtawu mempunyai arti getih (bahawa Jawa) yang bercecer. Harus Patuhi Pantangan Di Rahtawu juga ada pantangan, yakni warga dilarang nanggap wayang kulit. Meski di sana banyak nama petilasan bernama leluhur Pandawa. Bila dilanggar, yang bersangkutan terkena bencana. Konon cerita para penduduk setempat, pernah ada yang melanggar larangan tersebut, maka datang bencana angin ribut yang menghancurkan rumah dan dukuh yang mengadakan pagelaran wayang tersebut. Jadi kalau ada warga punya hajat, paling nanggap tayub, (jogetan tradisional di daerah pantura Jawa Tengah). Prosesi ritual itu dikatakan sebagai tradisi warga Rahtawu yang berjalan turun-temurun. Maksudnya untuk memanjatkan doa kepada Tuhan dan minta keselamatan agar hasil bumi lebih banyak dari tahun lalu. Rahtawu memang menyimpan banyak misteri. Seharusnya, baik ilmuwan Islam maupun juru dakwah tertarik dan mencari tahu bagaimana praktik Islam di sana. Apalagi, dinamika kehidupan warga di Rahtawu masih tradisional. Mitos Wukir Rahtawu merupakan tempat pertapaan Resi Manumayasa sampai kepada Begawan Abiyasa yang merupakan leluhur Pandawa dan Korawa. Menurut cerita Babad dan Purwa, konon leluhur rajaraja Jawa merupakan keturunan Bharata. Di Rahtawu terdapat banyak petilasan pertapaan yang diyakini dahulu kala memang benar-benar merupakan tempat bertapanya para tokoh suci yang oleh penduduk setempat disebut Eyang. Mereka, antara lain Eyang Sakri (Bathara Sakri), di Desa Rahtawu, Eyang Pikulun Narada dan Bathara Guru, di Joggring Saloka, Dukuh Semliro. Ada juga Eyang Abiyasa dan Eyang Palasara, di puncak Gunung Abiyasa, ada yang menyebut Sapta Arga. Eyang Manik Manumayasa, Eyang Puntadewa, Eyang Nakula Sadewa di lereng Gunung Songolikur. Di puncaknya tempat pertapaan Eyang Sang Hyang Wenang (Wening) dan sedikit ke bawah pertapaan Eyang Ismaya. Eyang Sakutrem (Satrukem) di sendang di kaki Gunung Songolikur sebelah timur. Eyang Lokajaya, guru Spirituil Kejawen Sunan Kalijaga. Menurut dongeng, Lokajaya nama samaran Sunan Kalijaga sebelum bertaubat. Eyang Mada (Gadjah Mada) dan Eyang (Romo) Suprapto, berupa makam di Dusun Semliro.

Semua petilasan (kecuali makam Eyang Mada) merupakan batu datar yang diperkirakan sebagai tempat duduk ketika bertapa (meditasi, semadi). Sayangnya, semua petilasan tersebut telah dibangun dan dibuat sedemikian rupa sakral dengan diberi bilik yang tertutup dan dikunci. Pembukaan tutup dilakukan setiap tanggal 1 – 10 bulan Suro (Muharam). Di setiap petilasan dibuatkan suatu bilik khusus untuk melakukan ritual sesaji dengan bunga dan pembakaran dupa. Disediakan juga satu ruangan cukup luas untuk para pengunjung beristirahat dan menunggu giliran untuk melakukan ritual sesaji maupun ngalap berkah. Di Rahtawu pengaruh peradaban Hindu, Buddha, dan Islam tidak tampak jelas. Tidak ada jejak berupa bangunan peribadatan candi Hindu dan Buddha. Bahkan tidak ada arca maupun ornamen bangunan yang terbuat dari batu berukir sebagaimana ditemukan di Dieng, Trowulan, Lawu, dan tempat-tempat lainnya di Jawa. Bangunan peribadatan berupa masjid ataupun langgar (musala) merupakan bangunan baru buatan zaman ini. Maka sesungguhnya mengundang suatu pemikiran, situs peradaban apakah di Rahtawu tersebut. Ini berkaitan dengan ajaran budhi (Sabdo Palon) ajaran tentang kautaman urip. Ada pun bagaimana sejarah Rahtawu masih merupakan misteri. Siapa pula yang menetapkan daerah itu menjadi petilasan pertapaan, juga masih sulit untuk didapatkan keterangan. Yang jelas sudah sejak zaman kuno, Rahtawu dianggap sebagai tempat petilasan pertapaan para suci. Atau semua itu adalah rekayasa para leluhur Jawa untuk lebih meyakinkan bahwa yang menciptakan Mahabharata, Resi Wiyasa adalah Abiyasa yang tinggalnya di Rahtawu. Kenyataan yang ada sekarang, Rahtawu menjadi tempat untuk kepentingan ngalap berkah yang bermacam-macam. Nuansa spirituil religius Jawa sudah berbaur dengan laku-budaya adat yang oleh berbagai pihak dianggap klenik, tahayul, dan syirik. Perbukitan Muria memerlukan kajian mendalam. Ilmiah maupun spiritual untuk menguak misterinya. Di tempat itu juga ada makam Sunan Muria (salah satu Wali Sanga) yang dikeramatkan pula oleh banyak orang Jawa yang muslim. Dengan demikian di Muria ada dua tempat wisata spiritual, Makam Sunan Muria (Islam) dan Petilasan Pertapaan Rahtawu (Kejawen). Gunung Muria terdapat berbagai habitat flora, di antaranya aren, bendo, cengkeh, dadap, eukaliptus, gintungan, ingas, jati, kaliandra, lamtorogung, manggis, nangka, pinus, randu, salam, tejo, wuni. Ada juga aneka macam anggrek, pohon pepaya, pohon jambu monyet. Gunung Muria terdapat berbagai habitat fauna, di antaranya kijang, macan tutul, monyet ekor panjang. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

91


WISATA RIMBA

CITUMANG

MEMBUNCAHKAN SEJUTA EKSPRESI

Ingin menikmati kenyamanan arus sungai di tengah kepungan rimba disertai suasana yang sejuk, silakan datang ke Wana Wisata Sungai Citumang. Di sini wisatawan akan betul-betul menikmati petualangan ala Tarzan, ditemani beberapa kera yang sekali-kali menyapa pengunjung.

92

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


www.wisatajabar.com

Suasana yang membuncahkan adrenalin langsung menyergap saat memasuki kawasan Wana Wisata Sungai Citumang. Sungai yang terdiri dari tiga sumber air berbeda ini ditingkahi dinding batu kapur dan pohonan hijau benar-benar memantulkan energi petualangan yang kuat. Perasaan gamang yang mendera pun sirna. Lalu byur mencebur. Air segar nan bening Citumang membelah hutan Perhutani Pangandaran Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis. Potret Citumang yang memiliki dinding kapur di beberapa bagian tergolong unik, karena sungai yang memiliki dinding kapur biasanya identik berada di daerah pegunungan. Sungai Citumang berjarak sekira 12 Km dari Pantai Pangadaran. Paling besar kendaraan yang bisa digunakan menuju Citumang adalah bus tiga perempat. Sebab dari jalan utama Parigi menuju lokasi jalan yang dilalui tidak begitu besar. Kendati demikian angin segar ditambah hijaunya pesawahan di sepanjang jalan pedesaan ke Citumang menjadi teman perjalanan yang mengasyikkan. Untuk memasuki Citumang pengunjung harus mengeluarkan kocek sebesar 70 ribu rupiah. Harga tersebut sudah termasuk tiket masuk, sewa pelampung, makan, dan tips pemandu untuk kegiatan body rafting. Pengunjung akan ditemani pemandu menyusuri jalan di kawasan hutan. Dalam perjalanan tampak terlihat gazebo dan area camping ground. Begitu mendekati sungai tempat memulai body rafting terdapat kolam renang yang airnya bersumber dari Sungai Citumang. Kolam ini diperuntukan untuk anak-anak. Petualangan dimulai di track pertama, yakni Gua Citumang. Sebelumnya pemandu memeriksa dan memastikan pelampung dikenakan secara benar. Untuk mencapai Gua Citumang harus menyeberang arus dengan menggunakan bantuan bentangan tambang. Pemandangan batu stalagtit dan akar pohon yang kokoh, seperti membawa ingatan pada film-film petualangan.

Sangat Mengasyikkan Degub adrenalin langsung terasa saat pemandu memanjat tebing setinggi tujuh meter dengan menggunakan akar sebagai pegangan, lalu terjun ke sungai. Tak berselang lama pengunjung pun mengikuti gerakan pemandu, lalu melompat sambil berteriak ke sungai. “Wah asyik sekali waktu di atas sempat takut, tapi setelah terjun kaya pecah telur plong, lepas sekali,� kata Fredi, pengunjung asal Bandung. Track body rafting Citumang terbentang sepanjang 1 Km lebih. Memasuki Curug Citumang sensasi bergelantung layaknya Tarzan dapat dinikmati. Pengunjung harus menarik tambang ke tepian lalu bergelantung dan menceburkan ke curug. Tak hanya itu, di balik Curug Citumang terdapat gua yang tidak tampak langsung karena terhalang air terjun. Untuk masuk ke gua bisa ditempuh dari pinggir air terjun yang terdapat celah menuju gua. Selepas Curug Citumang, ada arus tenang saat memasuki Sungai Citumang. Ukuran sungainya lebih besar dan genangannya cukup dalam. Di track pengunjung melakukan train water atau kakaretaan (bahasa Indonesia kekeretaan). Pengunjung secara berkelompok telentang memanjang sambil berpegangan dan meluncur bersama-sama. Seru sekali. Bagi yang tidak berkelompok arus pelan dirasakan untuk terapung dalam suasana rileks. Sambil menikmati laju arus pelan di atas sungai, mereka terlihat sesekali memejamkan mata layaknya orang tiduran. Tampak nyaman sekali. Citumang memiliki kondisi air yang bening. Pada beberapa lokasi, pengunjung bisa melihat dasar sungai dan ikan-ikan yang berkeliaran di habitatnya yang bening. Tak heran bila saat melakukan body rafting sesekali melihat pemancing tradisiosnal di sekitar Citumang. Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis, Bambang Juriyanto, mengatakan air Sungai Citumang berasal dari tiga sumber yang berbeda. Pertama dari air terusan sungai

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

93


WISATA RIMBA yang menembus gua dan dua sumber mata air yang debitnya cukup besar. “Jadi airnya cukup bening, mau musim kemarau atau hujan debitnya relatif stabil karena ada arus sungai terusan dan orang suka karena airnya bening kebiruan-biruan,” ujar Bambang. Masih di Sungai Citumang, di tengah genangan yang cukup lebar dan tenang tersedia tangga dari tambang yang bertali pada sebuah pohon besar setinggi 12 meter yang menjorok ke sungai. Di lokasi ini sungai benar-benar dikepung rimba. Banyak pengunjung pria yang harus berjuang menapaki tangga satu per satu untuk sampai di dahan pohon, setelah di atas pohon lalu meluncur deras ke arus sungai. Sambil sesekali bercengkerama, pengunjung mengambang menuju track terakhir di bendungan Sungai Citumang. Bendungan yang berfungsi untuk mensuplai air bersih bagi pertanian dan kebutuhan air untuk dikelola PDAM setempat. Pundi-pundi Menjanjikan Citumang ibarat harta karun di tengah hutan. Kekuatan potensinya membuat Perhutani Ciamis optimis bila dikembangkan, Citumang akan menjadi pundi-pundi rupiah yang menjanjikan. Hasilnya tidak sia-sia, pendapatan Citumang selalu jauh melampaui target. “Di dalamnya lengkap ada wisata batuan, hutan, dan sungai yang arusnya unik. Jadi kami melihat ini potensi yang besar,” kata Bambang. Luas wisata Citumang mencapai 5 hektare, terletak di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cisaladah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pangandaran, KPH Ciamis. Sejak resmi dibuka tahun 2011, grafik pengunjung Citumang terus meningkat. Saat memasuki hari libur pengunjung domestik maupun mancanegara jumlahnya bisa mencapai 1.000 orang setiap harinya. KPH Ciamis sebagai pengelola terus berikhitar agar siklus pengunjung saat di Citumang bisa dikendalikan, khususnya pada saat hari libur. “Pengunjung sudah banyak yang kesengsem dengan Citumang. Jumlahnya naik terus. Kami terus mengembangkan. Kami buat beberapa gazebo dan area camping ground.

94

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Track body rafting Citumang terbentang sepanjang 1 Km lebih. Memasuki Curug Citumang sensasi bergelantung layaknya Tarzan dapat dinikmati.

clinic-picnic.com

Pembinaan terhadap warga masyarakat yang menjadi pemandu wisata di objek wisata Citumang

Kolam renang anak yang dibangun di samping area body Citumang

Pengunjung Objek Wisata Citumang Perhutani Ciamis pada saat libur panjang 6 Mei 2016 Wisatawan mancanegara dari Belanda saat mengunjungi objek wisata Citumang Pangandaran

Aksesibilitas menuju objek wisata Citumang yang melewati hamparan sawah nan indah


Langkah ini untuk mengurai pengunjung pada saat hari libur,” jelas Bambang. Soal pengamanan pengunjung tak usah khawatir. Wisata Citumang memiliki pemandu yang berkemampuan sebagai life guard. Tiga orang di antaranya sudah bersertifikat life guard internasional. Pada musim liburan, seluruh guard disiapkan. Termasuk mobil klinik khsusus dengan empat tenaga medis yang standby di Wisata Citumang. Dari sisi ekologi, KPH Ciamis bergiat memperkaya tegakkan pohon untuk menjaga ketersediaan air di wilayah hutan Cisaladah. Dilakukan pelepasan enam kera, yang saat ini jumlahnya mencapai 45 ekor. Hal ini menjadi indikasi bahwa hutan di sekitar Citumang dapat menyediakan pangan untuk kera. “Intinya pengembangan Citumang memperkaya khasanah wisata. Ini sejalan dengan misi pembangunan Kabupaten Pangandaran yang ingin menjadi kabupaten dengan destinasi wisata terbanyak,” kata Bambang. Ke depan Bambang akan terus mempromosikan Citumang. Modal Citumang yang menawan ditambah pelayanan prima, diharapkan setiap wisatawan yang berkunjung ke Citumang, datang kembali dengan membawa keluarga, kerabat, dan sahabat lain. Dalam upaya meningkatkan kedatangan wisatawan, promosi gencar dilakukan, mulai dengan brosur, leaftet, hingga promosi melalui media sosial. Bambang mengakui promosi adalah satu hal terpenting dalam mengembangkan pariwisata. Promosi salah satu cara untuk mengenalkan objek wisata ke masyarakat dan calon wisatawan potensial. “Kalau tidak mempromosikan, bagaimana masyarakat dapat mengenal dan tertarik dengan objek wisata milik Perum Perhutani,” Bambang. Pada 18 -27 Maret 2016, Bambang mengaku telah mensurvei wisatawan di objek wisata KPH Ciamis. Hasilnya, diperoleh data bahwa sebagian besar pengunjung mengetahui objek wisata alam di Perhutani Ciamis, seperti Citumang, Karang Nini, dan lain-lain dari internet/media sosial (47%). Sebagian lagi mengetahui dari cerita teman (43%) dan sisanya mereka mengetahui dari brosur-brosur yang dibagikan (10%). Itu artinya bahwa media sosial saat ini punya peran yang sangat penting dalam media promosi wisata. Lebih jauh Bambang mengatakan kunjungan wisatawan ke objek wisata yang dikelola Perhutani Ciamis, terutama objek wisata Citumang saat ini menjadi salah satu ikon wisata di Pangandaran. Jumlah pengunjungnya terus meningkat. “Ini belum memuaskan kami, gagasan dan ide-ide terus kami kembangkan sesuai

potensi nature dan culture sehingga tercipta atraksi destinasi wisata yang lebih berbobot,” katanya. Bambang mengakui pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang digalakkan pemerintah karena berperan penting dalam pembangunan Indonesia. Perum Perhutani KPH Ciamis mendukung program pemerintah, apalagi Presiden Jokowi sudah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 20 juta orang pada tahun 2019. Sebagian objek wisata KPH Ciamis secara administratif berada di Kabupaten Pangandaran, yang nota bene mempunyai visi terwujudnya pariwisata Pangandaran yang mendunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, tambah Bambang, dukungan dan sinergitas dari pemerintah sangat diperlukan, termasuk pengembangan infrastruktur sehingga ketika wisatawan datang ke tempat wisata tersebut tidak kecewa karena jauh dari yang diharapkan. Menurut Bambang, ada empat poin penting dalam pengembangan wisata alam di KPH Ciamis yang satu sama lainnya saling berkaitan agar tidak mengecewakan wisatawan. Keempat poin tersebut, yakni destinasi wisata, pemasaran, atraksi wisata, dan kelembagaan. Jangan hanya pemasaran yang digencarkan, tanpa diimbangi pemgembangan destinasi seperti keindahan alam maupun atraksi wisatanya. Hal ini menandakan bahwa pengembangan pariwisata membutuhkan sinergitas dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, institusi lain, dan masyarakat sekitar hutan yang terlibat langsung dalam industri wisata alam. “Kami sedang menjajagi kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam upaya pengembangan wisata alam berkelanjutan. Untuk promosi, kami bekerja sama dengan beberapa hotel dan restoran di Pangandaran. Kami akan menawarkan beberapa pilihan paket wisata yang tentunya lebih menarik dan terjangkau,” kata Bambang. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka pengembangan pariwisata yang dilakukan senantiasa melibatkan dan memberdayakan masyarakat setempat. Bambang memberi contoh untuk objek wisata Citumang, ada sekitar 200 pemandu wisata yang semuanya merupakan anggota karang taruna desa setempat. Kami ingin pariwisata di KPH Ciamis berkembang dan mampu menarik minat wisatawan berkunjung. Perhutani terus membenahi fasilitas obyek wisata, seperti di Citumang kini telah dilengkapi kolam renang anak, area camping ground, fasilitas kesehatan, fasilitas keselamatan wisata, dan fasilitas-fasilitas lain,” kata Bambang. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

95


FLORA RIMBA ekadarmun.wordpress.com

96

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


Suren

TANAMAN DENGAN ANEKA MANFAAT Tanaman suren termasuk salah satu jenis pohon yang sangat cepat tumbuh, termasuk kayu yang teringan. Tanaman ini memiliki banyak manfaat. Kayunya yang berbau sangat harum membuatnya sering digunakan sebagai bahan mebel. Kulit dan akarnya dimanfaatkan untuk bahan baku obat diarrhoea dan ekstrak daunnya dipakai sebagai antibiotik dan bio-insektisida. Rebusan kulit batang dapat dipakai untuk obat demam, diare, dan disentri.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

97


FLORA RIMBA Kayu pohon suren (Toona sureni) berbau sangat harum sehingga sering digunakan sebagai bahan mebel. Tanaman ini merupakan salah satu jenis pohon yang sangat cepat tumbuh, termasuk kayu yang teringan. Bila baru ditebang warnanya keputih-putihan, tapi akan berubah menjadi merah muda hingga merah jingga. Pohon ini memiliki karakter khusus, seperti harum yang khas bila bagian daun atau buah diremas dan pada saat batang dilukai atau ditebang. Bentuk batang lurus dengan bebas cabang mencapai 25 m dan tinggi pohon dapat mencapai 40 sampai 60 m. Kulit batang kasar dan pecah-pecah seperti kulit buaya berwarna cokelat. Serat kayunya bergaris-garis besar memanjang seperti kayu cemara. Di Jawa dan Bali, kayunya dijadikan papan-papan tipis untuk peti, kotak, dan meja tulis yang diampelas serta divernis hingga berwarna kemerah-merahan dan berurat indah. Di Kepulauan Ulias, Ambon, pohon suren digunakan sebagai bahan pembuatan perahu, karena ringan dan tahan lama dalam air laut. Sedangkan batangnya yang besar sering digunakan untuk rusuk, papan rumah, kayu perkakas, seni ukur dan pahat, potlot, dan moulding. Untuk Obat Kulit dan akarnya dimanfaatkan untuk bahan baku obat diarrhoea dan ekstrak daunnya dipakai sebagai antibiotik dan bioinsektisida. Rebusan kulit batang dapat dipakai untuk obat demam, diare, dan disentri. Sedangkan kulit batang dan buahnya dapat disuling untuk menghasilkan minyak esensial (aromatik). Daun suren berbentuk oval dengan panjang 10-15 cm, lebarnya 98

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

sekitar 2,5 – 7 cm, bentuknya elips, duduk menyirip tunggal dengan 8-30 pasang daun pada pohon berdiameter 1-2 m. Tersusun spiral dan terlihat berkumpul di ujung ranting. Tepian daun rata. Kedudukan bunga adalah terminal, di mana keluar dari ujung batang pohon. Susunan bunga membentuk malai sampai 1 meter. Musim bunga dua kali dalam setahun, yaitu bulan Februari-Maret dan September-Oktober. Bunga suren merupakan bunga biseksual tetapi bisa berfungsi uniseksual. Bunganya berwarna kuning keputihan dan mengeluarkan aroma kuat. Tandan bunga berbentuk tandan (racemose), berada di ujung cabang, menggarpu dan menggantung. Pinggiran mahkota bunga berambut halus. Benang sari atau stamen 5. Bakal buah ditutupi dengan rambut putih halus (tomentosa). Musim buah dua kali dalam setahun, yaitu bulan DesemberFebruari dan April-September, dihasilkan dalam bentuk rangkaian (malai) seperti rangkaian bunganya dengan jumlah lebih dari 100 buah pada setiap malai. Buah berbentuk oval, terbagi menjadi lima ruang secara vertikal. Buah masak ditandai dengan warna kulit buah berubah dari hijau menjadi cokelat tua kusam dan kasar, bila pecah akan terlihat seperti bintang. Ciri lain dari buah masak yaitu pohon seperti meranggas/tidak berdaun. Buah ini seringkali diliputi titik putih. Tandannya buah tumbuh di ujung. Setiap satu tandan kurang lebih terdiri atas 100 buah. Setiap buah terbagi menjadi 5 bagian, satu bagiannya terdiri dari 6 – 9 biji yang berbentuk pipih tidak beraturan. Ketika membuka, buah seperti menyerupai bentuk bintang. Berwarna cokelat. Biji bersayap di kedua ujungnya.

www.plantsofasia.com

KLASIFIKASI TANAMAN Kingdom : Plantae Filum : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Meliacea Toona (Endl.) Roemer Genus : Spesies : Toona sureni Merr

SUREN UNTUK PESTISIDA NABATI Kandungan kimia Daun dan kulit batang mengandung surenon, surenin, dan surenolakton.

Cara kerja racun Mempengaruhi aktifitas makan, gangguan pada sistem reproduksi. Bersifat mengusir hama.

Sasaran hama Tungau, walang sangit, ulat dan kutu daun.

Cara penggunaan Digunakan melalui beberapa cara, di antaranya dengan menghaluskan bagian tanaman lalu dicampur dengan air kemudian secara langsung dipakai untuk memerangkap lalat buah.


Warna benih cokelat, panjang benih 3-6 mm dan 2-4 mm lebarnya dengan bentuk pipih, bersayap pada satu sisi sehingga benihnya akan terbang terbawa angin. Dalam 1 kg terdapat 64.000 benih. Buah disimpan di atas tampah kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama dua hari dari jam 9-12, kemudian dirontokkan dengan cara memukul-mukul tangkai buah di atas tampah atau dalam karung agar benih tidak terbang. Untuk seleksi dapat dengan cara menampi agar benih dan kotoran terpisah. Biji surian mengandung minyak tidak berwarna, tetapi beraroma wangi sedangkan pucuk dan daun suren mengandung karoten, vitamin, dan asam amino yang bermanfaat untuk berbagai tujuan seperti untuk bahan baku obat, makanan ternak dan berperan untuk insektisida alami. Sering ditanam di perkebunan teh sebagai pemecah angin. Jenis ini cocok sebagai naungan dan pohon di sepanjang tepi jalan. Kayunya bernilai tinggi dan mudah digergaji serta memiliki sifat kayu yang baik. Beberapa bagian pohon, terutama kulit dan akar sering digunakan untuk ramuan obat, yaitu diare. Hasil Penelitian Kulit dan buahnya dapat digunakan untuk minyak atsiri. Berdasarkan penelitian, suren memiliki kandungan bahan surenon, surenin. dan surenolakton yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan, insektisida dan antifeedant (menghambat daya makan) terhadap larva serangga uji ulat sutera. Bahan-bahan tersebut juga terbukti merupakan repellant (pengusir atau penolak) serangga, termasuk nyamuk. Pohon Suren menyebar secara

alami di Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat serta Papua. Sifat pohon suren dapat tumbuh baik di tempattempat terbuka dan mendapat cahaya langsung (<1200 m dpl). Jenis ini menghendaki iklim agak kering dengan tipe curah hujan A sampai C. Jenis tanah yang dikehendaki meliputi tanah-tanah berlempung yang dalam, subur, berdrainase baik serta menyenangi tanah basa. Pohon suren termasuk jenis yang tumbuh cepat, dengan batang lurus, bertajuk ringan, berakar tunggang dalam dan berakar cabang banyak. Pada umur 10-12 tahun sudah dapat menghasilkan kayu untuk tiang-tiang rumah. Warna kayu teras merah cokelat, muda bersemu ungu, gubal berwarna putih kemerahan dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu tera. Tanaman suren termasuk pohon berukuran sedang sampai besar, dapat mencapai tinggi 40-60 m dengan tinggi bebas cabang hingga 25 m. Diameter dapat mencapai 100 cm, bahkan di pegunungan dapat mencapai hingga 300 cm. Kulit batang terlihat pecah-pecah dan seolah tumpang tindih, berwarna cokelat keputihan, pucat hingga keabu-abuan. Tekstur kayu sangat kasar, arah serat lurus atau agak berpadu. Permukaan kayu agak licin dan mengkilap indah, pada bidang radial dan tangensial tampak gambaran berupa pita-pita yang berwarna lebih tua. Berat jenis 0,53 (0,42-0,65). Penyusutan dan keadaan basah sampai kering tanur 3,3% (radial) dan 4,1% (tangensial). Keawetan kayu Surian termasuk sedang (IVV) dengan kelas kuat (IV). Suren dikenal dengan berbagai nama sesuai dengan daerah tempat tumbuh, seperti surian (Sumatera dan Thailand), surian wangi

(Malaysia), danupra (Filipina), ye tama (Myanmar), dan nama perdagangannya yaitu limpaga. Kayunya berbau harum sehingga tahan terhadap serangan rayap maupun bubuk kayu dengan warna kemerahan. Benih suren mempunyai kadar air awal sekitar 11%. Bila disimpan dalam ruang AC (18Âş-20ÂşC) dapat bertahan sampai 5 bulan dengan daya kecambah 56%. Secara umum, benih suren dapat dikecambahkan dengan menabur benih dalam bedengan maupun polibag. Untuk praktisnya dapat dilakukan dengan cara menggantung rangkaian buah di atas bedengan dan buah akan merekah dengan sendirinya dan benih tidak akan terbang jauh, setelah itu disapih ke dalam polibag. Sedangkan cara lain yaitu dengan menabur benih di dalam bak kecambah. Media kecambah digunakan campuran tanah dan pasir (1:1). Setelah benih ditabur ditutup dengan media yang sama. Setelah berumur 2 - 3 minggu (berdaun 2) semai dapat dipindahkan ke polibag ukuran 10x12 cm. Media pembibitan digunakan campuran tanah, pasir. kompos (7:2:1) dan setiap 1 mÂł media ditambahkan pupuk TSP 1 sendok makan (5 gr), kemudian masukkan ke dalam polibag ukuran 10x12 cm. Semai disimpan di bawah naungan (shadingnet) dengan intensitas cahaya 90%. Setelah berumur 3 bulan dipersemaian dapat dipindahkan ke lapangan. Di daerah Cianjur, tepatnya di Desa Cugenang, dekat perkebunan teh Gedeh, masyarakat biasa menanam di sekeliling kebun atau sawah sebagai pembatas blok atau tersebar di tengah-tengah kebun. Sedangkan di perkebunannya sendiri tersebar di antara tanaman teh dan di pinggir jalan sepanjang perkebunan. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

99


PUSTAKA RIMBA UTAMA RIMBA

REVOLUSI MENTAL HARUS DILAKUKAN DENGAN KONSISTEN

Judul Penulis

Penerbit Cetakan Tebal

100

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

: Revolusi Mental di Institusi, Birokrasi, dan Korporasi : Yudi Latif, Joko Widodo, Christina M Udiani, Radhar Panca Dahana, Sindhunata, Agus Santosa, AM Lilik Agung, Hasudungan Sirait, Togar Silaban, Fachri Ali, William Chang, Indra Muhtadi, Jansen Sinamo, Martin L Sinaga, Anthony Dio Martin, Ulil Absar Abdala, Munaldus, B Herry Priyonom Gede Subawa, M Hutahayan, Sigit Triyono, Hasnul Suhaimi, Junimart Girsang, Parlindungan Marpaung. : Institut Darma Mahardika : April 2014 : 226 halaman


Sebenarnya semua orang memiliki niat yang sama membentuk bangsa yang adil makmur sejahtera. Namun, ketika terbentur sesuatu yang dapat menguntungkan diri sendiri, egonya menjadi besar dan mengalahkan niat mulianya.

Hanya membutuhkan waktu beberapa detik, pasukan elite dapat membentuk barisan yang rapi. Masingmasing mengetahui posisinya. Yang tinggi di belakang, yang rendah di depan dengan kanan kiri tingginya sama. Itulah gerakan kesadaran bersama, untuk membentuk barisan siap jalan dalam waktu seketika. Bayangkan jika masing-masing tidak dapat melihat ukuran tinggi dirinya, akan berpindah-pindah mencari posisi yang tepat untuk dirinya. Butuh waktu, apalagi jika masing-masing saling mengatur yang lain maka barisan tidak akan segera terbentuk, bahkan muncul kekesalan antarteman dan yang menonton pun jadi sebal rasanya. Itulah yang dimaksud menyeluruh dari suatu revolusi mental dilakukian oleh semua masyarakat terlebih yang terkait dalam korporasi dan birokrasi. Tidak hanya menyeluruh saja, tetapi juga harus dilakukan secara cepat. Semua aktif, tahu posisi, tahu yang harus dikerjakan. Semua mengatur diri masing-masing untuk mencapai kepentingan kebersamaan, mencapai terbentuknya barisan yang rapi dalam waktu yang singkat. Pada dasarnya dalam suatu kebersamaan tidak dibutuhkan kemampuan yang sama, berbeda beda justru semakin semarak menggairahkan. Seperti halnya dalam suatu pertandingan besar sepakbola kelebihan kemampuan masing-masing pemain yang berbeda-beda, menyemarakan serunya permainan. Masing-masing menunjukkan kemampuannya dalam kerja sama yang menciptakan gol yang spektakuler. Sebenarnya semua orang memiliki niat yang sama membentuk bangsa yang adil makmur sejahtera. Namun, ketika terbentur sesuatu yang dapat menguntungkan diri sendiri, egonya menjadi besar dan mengalahkan niat mulianya. Dibutuhkan kebesaran tekad untuk mengokohkan pengendalian dirinya sehingga mampu menolak tawaran yang paling menggiurkan bahkan yang paling aman sekalipun. Bisakah? Pasti bisa dan semua setuju. Tetapi kapan dapat diwujudkan?

Dilakukan Konsisten Presiden Jokowi menggagas revolusi mental sebagai dasar pembangunan bangsa. Sejak awal kampanyenya telah didengungkan pentingnya perubahan sikap mental yang menyeluruh dan dalam waktu yang singkat. Tidak perlu takut menerapkan walaupun itu sangat berat. Harus dimulai dan dilakukan konsisten, didukung sistem pengawasan yang terus dikembangkan. Buku yang diharapkan dapat menjadi dasar mental ini terdiri dari tiga bagian. Ketiga bagian tersebut adalah Sejarah dan Hakikat Revolusi Mental, Aplikasi Revolusi Mental, Revolusi Mental di Berbagai Sektor. Awal halaman buku ini ditulis Joko Widodo dengan judul Revolusi Mental. Ada pun keberhasilan revolusimental menurut Togar Arifin Silaban dapat diukur setidaknya dalam lima faktor. Pertama, apakah revolusi mental meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pelayanan publik menjadi nyaman, jauh dari keluh kesah masyarakat yang membutuhkan pelayanan itu, baik yang terkait dengan layanan personal maupun fasilitasnya. Kedua, apakah revolusi mental bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat merasakan langsung bahwa revolusi mental yang dilakukan serempak, termasuk oleh dirinya sendiri memberikan berbagai kemudahan dan sangat membantu. Ketiga, apakah revolusi mental menghilangkan penyalahgunaan wewenang. Tidak ada kewenangan yang disalahgunakan yang merugikan bagi institusi maupun masyarakat sendiri. Keempat, apakah revolusi mental meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Sumber daya bekerja fokus pada esensi, tidak banyak macam tugasnya tetapi dapat terukur dan efektif. Lebih mengutamakan pencapaian, tanpa mengabaikan proses yang dilewati. Kelima, apakah revolusi mental mensinergikan kegiatan-kegiatan unit kerja birokrasi. Birokrasi antarunit terjadi sinergi yang memudahkan masyarakat saat membutuhkan pelayanan. Revolusi mental harus menjadi suatu gerakan nasional. Menjadi tugas semua warga untuk mewujudkan bangsa yang sungguh merdeka, berkeadilan, makmur, dan sejahtera. DR DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

101


KULINER RIMBA UTAMA RIMBA

www.berbagifun.com

WARUNG SEAFOOD BU NANANG Warung Seafood Bu Nanang selalu ramai dikunjungi konsumen karena diracik dengan bumbu yang pas. Pemilik warung mendapat resep dan bumbu dari mereka yang hobi mancing dan menyantap ikan laut sehingga terasa pas di lidah. Semua itu ditambah dengan bahan baku ikan yang masih segar karena warung ini berdekatan dengan tempat pelelangan ikan.

102

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016


goreng seafood, es kelapa muda, es teh manis, es jeruk, aneka jus, dan air mineral. Harganya untuk seafood itu dihitung per kilo. “Ikan tangkapan nelayan Kebumen terkenal segar. Mereka melaut hanya sehari, pergi pagi pulang sore. Beda nelayan daerah lain yang sampai bermingguminggu di lautan,� ujar pemilik warung, Endang Watdi Nanang dalam perbicangan dengan Duta Rimba, belum lama ini. Selain bahan yang masih segar, harga sangat murah dan terjangkau karena sama dengan pembelian di tempat pelelangan. Jika harga lelang sedang turun harga di warung ikut turun, begitu sebaliknya. Selain itu, sebagai mantan nelayan, bapak satu anak dan kakek satu cucu itu paham betul jenis-jenis ikan yang berkualitas tinggi. Pria asli Tasikmalaya, Jawa Barat itu berkisah, warung seafood miliknya mulai buka sekitar tahun 2000. Namun sejak tahun 1984 istrinya yang asli Ayah sudah membuka warung makan di kawasan pantai. Yakni menjual bakso, mi ayam dan nasi rames. Sedangkan dirinya sehari-hari menjadi seorang nelayan. Ceritanya, pada suatu saat ada sejumlah kelom-

www.berbagifun.com

Kalau sekali waktu Anda melancong ke Pantai Logending atau Pantai Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, jangan lupa singgah di Warung Seafood Bu Nanang yang menghidangkan makanan laut segar. Warung ini akan mudah ditemukan saat Anda dalam perjalanan di Jawa Tengah bagian selatan. Pantai Logending merupakan objek wisata pantai yang masuk wilayah kerja Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan, Divisi Regional Jawa Tengah. Kenyamanan liburan saat melancong ke Pantai Ayah tentunya makin afdol jika Anda mencicipi menu di Warung Seafood Bu Nanang. Ya, di warung makan yang dikelola oleh Endang Watdi Nanang (56) bersama istrinya Anikem (48) itu menyediakan sejumlah menu seafood seperti ikan bawal, udang, dan kepiting. Menu yang sangat digemari, antara lain kepiting saos tiram, udang tepung, maupun udang asam manis. Selain itu menu bawal bakar juga tidak kalah lezatnya. Menu lain yang disediakan cukup bervariasi, ikan asam manis, ikan masak tauco, ikan goreng, ikan bakar, sop ikan, kepiting asam manis, cumi asam manis, cumi lombok ijo, cumi tepung, cah kangkung. Ada juga nasi

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

103


KULINER RIMBA pok pemancing yang meminta istrinya memasak ikan hasil pancingan mereka. Ternyata hasil masakannya dinilai enak dan tidak kalah dengan koki profesional. Para pemancing yang sebagian pengusaha keturunan Tionghoa itu juga banyak mengajari bagaimana mengolah seafood agar enak disantap. “Mulai dari situ, kami mulai berjualan seafood,” ujar Nanang yang didampingi istrinya. Langganan Pejabat Keberadaan warung seafood Bu Nanang mulai dikenal dari mulut ke mulut. Sampai akhirnya warung tersebut menjadi langganan para wisatawan maupun para pejabat sipil, Polri maupun TNI yang selesai kunjungan ke Kecamatan Ayah. Bupati Kebumen mulai

warung,” imbuh Nanang sembari tersenyum. Nanang bersyukur, saat ini usaha yang dikelolanya terus berkembang. Jika dahulu hanya menempati warung kecil, sekarang telah memiliki tiga warung. Dia dibantu 10 orang yang seluruhnya masih keluarga sendiri. Selain bisa membangun rumah, dari usahanya itu dia telah memiliki mobil. Anak semata wayangnya Eko Romadani (29) mulai dilatih untuk melanjutkan mengelola warung. “Sebenarnya banyak yang menawari untuk membuka cabang baru. Namun saya masih belum kepikiran,” tandasnya. Warung Bu Nanang bisa menjadi pilihan, apalagi sudah terkenal. Di dinding warung ini banyak terpampang foto-foto para pelanggan yang sedang menikmati

ucritengoceh.wordpress.com

dari Rustriningsih, KH Nashiruddin Al Mansyur hingga Buyar Winarso menjadi salah satu pelanggan. Lihat saja, dinding warung yang buka mulai pukul 09.00 sampai 20.00 tersebut dipenuhi foto-foto para pejabat yang pernah singgah. “Bahkan tidak sedikit pengunjung yang minta fotonya ikut ditempel di dinding

104

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

hidangan, ada dari kalangan masyarakat biasa, pejabat, TNI, Polri, bahkan artis juga ada. Hmm berarti warung ini memang sudah terkenal. Dipastikan menu yang dipesan, seperti ikan kakap, udang, kepiting, dan cah kangkung, beserta minuman es jeruk dan es teh, menggoda lidah. Rasanya begitu


ondosupriyanto.blogspot.com

ondosupriyanto.blogspot.com

mantap, apalagi harga sungguh terjangkau. Warung seafood ini nyaris selalu ramai. Warung ini pun cukup higienis sebagaimana lingkungan Logending umumnya. Kalau makan di Warung Seafood Bu Nanang rasanya tambah enak. Mungkin karena disertai tiupan angin laut yang semilir yang membuat mereka yang makan lahap dan habis itu ngantuk. Warung ini satu-satunya yang dibangun di atas laut Logending. Jadi bentuknya seperti rumah panggung. Jika ingin menikmati ketenangan di warung ini saat bersantap, silakan bersama rombongan datang sebelum jam makan siang. Warung Bu Nanang ini sudah terkenal di seantero Gombong. Untuk harga macam-macam seafood, seperti udang, cumi, ikan kuwe, ikan bawal, dan lain-lain sebenarnya tidak terlalu mahal, justru sangat murah. Tentu ini karena dekat dengan tempat nelayan kembali dari melaut. Sebagai gambaran bisa dilihat harga ini. Pengunjung yang memesan 1/2 kg udang goreng tepung (menu favorit di sini), 1/2 kg udang bakar (menu favorit juga di sini), 1/2 kg cumi saus padang, 1/2 kg ikan kuwe bakar, 1/2 kg ikan kuwe goreng, 1 porsi cah kangkung polos. Menu itu sudah termasuk sambal kecap, sambal terasi, nasi putih untuk enam orang, lalapan, empat kelapa muda utuh, 1 es jeruk, dan 2 teh tawar. Dengan aneka menu tersebut, hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 350 ribu. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, semua hidangan yang tersedia ludes berpindah ke perut, tanpa bersisa. Untuk udang bakarnya bumbunya pas meresap sampai ke dalam dagingnya,

sampai kulitnya pun terasa sayang jika hanya dibiarkan saja sehingga peru disedot bumbu di kulit udang. Untuk rasa cah kangkung juga tak kalah enaknya. Pokoknya hampir semua masakan di warung ini sungguh nikmat pas banget buat selera. Tak heran ya sekarang warungnya pun bertambah untuk mengatasi kedatangan rombongan pengunjung setiap harinya. Sayangnya warung Bu Nanang ini tidak membuka cabang di tempat lain. Selalu Ramai Kalau Anda ingin singgah di sini, bisa pesan tempat dahulu. Pada akhir pekan dan hari libur, warung ini selalu ramai. Udang, ikan, kepiting dimasak seperti apa pun, Bu Nanang siap mengolahnya. Dijamin, pasti Anda menghabiskan hidangan laut itu sampai ludes, tak bersisa. Di tengah suara deburan ombak pantai selatan dan desiran angin, di warung makan ini Anda dapat menikmati hidangan laut yang semuanya segar. Semisal, udang asam manis, ikan bawal bakar, sampai kepiting saus tiram yang dimasak dengan tauco dengan harga relatif terjangkau. “Pelanggan warung ini beragam, mulai dari pejabat, pengusaha, sampai masyarakat. Promosinya dari mulut ke mulut, dari mereka yang puas dengan hidangan kami, lalu menyampaikan informasi gethok tular,” kata Nanang, pemilik warung makan. Nanang awalnya berprofesi sopir angkutan umum pedesaan. Ia lalu beralih profesi menjadi nelayan selama lima tahun. Karena punya hobi memancing, ia pun memiliki banyak kawan. “Awalnya warung makan ini dibangun karena banyak teman mancing yang ngumpul. Kalau mendapat ikan, dimasak ramai-ramai. Akhirnya warung makan seafood ini dibentuk permanen,” kata Nanang. Yang membuat warung seafood ini tetap ramai adalah karena diracik dengan bumbu yang pas. “Saya dapat resep dan bumbu dari mereka yang hobi mancing. Mereka orang berpunya dan ada yang punya restoran. Bumbunya dibeli di supermarket,” cerita Bu Nanang menambahkan. Bahan baku yang masih segar membuat makanan yang disantap pun makin nikmat. Sebab, di dekat warung itu berdiri Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Logending sehingga kesegarannya bahan pun terjamin. Yang pasti karena diracik dengan bumbu yang pas dan bahan baku masih segar dari laut, rasanya benar-benar maknyuss. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

105


TUNAS RIMBA

ANGGOTA PRAMUKA SAKA WANABAKTI

HARUS PEDULI HUTAN Peduli hutan ini penting dan mereka harus dengan tekun mengikuti pendidikan sesuai program dan mengembangkan pengetahuan kehutanan kepada masyarakat di lingkungannya.

Pemekasan – Para anggota Saka Wanabakti Pamekasan, Jawa Timur diminta untuk peduli hutan dan lingkungan hidup. Mereka hendaknya menyampaikan kepada masyarakat bila ada kegiatan perkemahan di sekitar hutan. “Peduli hutan ini penting dan mereka harus den-

106

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

gan tekun mengikuti pendidikan sesuai program dan mengembangkan pengetahuan kehutanan kepada masyarakat di lingkungannya,” kata Administratur Perum Perhutani KPH Madura, Dudi Kurniadi, di halaman kantor Perhutani KPH Madura Pamekasan, barubaru ini. Kegiatan Saka Wanabakti merupakan kegiatan pemuda-pemudi, khususnya di bidang kehutanan dan lingkungan hidup. Saka Wanabakti Kwarcab Pamekasan Perhutani KPH Madura melantik lima anggota Dewan Saka periode 2016-2017. Dudi menyampaikan ada tiga pertanyaan Pamong Saka untuk calon pengurus sebelum dilantik. Pertama, kesanggupan mengikuti pendidikan kesakaan sesuai tata tertib. Kedua, kesanggupan mengikuti pendidikan sesuai program dan mengembangkan pengetahuan kehutanan kepada masyarakat di lingkungannya. Ketiga, bersedia mengamalkan Trisatya dan Dasa Dharma Pramuka dalam kehidupan sehari hari di lingkungannya. DR


ANGGOTA PRAMUKA SAKA WANABAKTI

BAGIKAN TAKJIL

Tuban - Pramuka Saka Wanabakti binaan Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Jatirogo membagikan takjil untuk warga Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Pembagian dilakukan bersama karyawan Perum Perhutani Jatirogo pada Selasa (28/6). Kegiatan Pramuka Saka Wanabakti tersebut juga dilaksanakan bersama para anggota dan pamong dari Perhutani KPH Tuban, Perhutani KPH Bojonegoro, Pramuka Saka Bhayangkara, Saka Wira Kartika serta Saka Bakti Husada. Kegiatan ini mendapat apresiasi masyarakat Jatirogo di tengah kondisi generasi muda yang banyak diberitakan kurang baik, anggota Pramuka tetap konsisten menjalankan tugasnya. Ketua Dewan Saka Wira Kartika Bangilan, Makruf, mengakui Saka Wanabakti Perhutani KPH Jatirogo, termasuk contoh untuk Saka-Saka lain dalam membuat kegiatan pemuda yang kreatif, inspiratif dan bermanfaat. Yang penting kegiatan konsisten. DR

Para anggota Pramuka Saka Wanabakti binaan Perum Perhutani KPH Jatirogo membagikan takjil untuk warga Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban.

Saka Wanabakti Perhutani KPH Jatirogo, termasuk contoh untuk Saka-saka lain dalam membuat kegiatan pemuda yang kreatif, inspiratif dan bermanfaat.

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

107


UJUNG RIMBA

BASROWIYANTO DUA POHON JATI BESAR ITU PUN SELAMAT DARI PENJARAHAN Pada tahun 2009, Basrowiyanto menjabat selaku KRPH Kates BKPH Kates KPH Padangan. Di RPH tersebut potensi sumber daya hutan didominasi KU I dan II. Namun, di situ ada dua pohon jati yang tumbuh tegak dengan keliling 620 cm dan 280 cm di Petak 56 RPH Kates. Itu merupakan keliling pohon terbesar di KPH Padangan. Suatu ketika Basrowiyanto sedang menghadiri undangan Kepala Desa Jumuk, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro. Sekitar jam13.00 WIB Basrowiyanto menerima laporan via telpon dari mandor Polter. Dia melaporkan, ada rombongan sekitar 125 orang dari daerah Beringin, Ngawi dengan memakai seragam persatuan pencak silat Setia Hati Teratai (SHT) menuju kawasan hutan RPH Kates. “Secara spontan saya perintahkan Polter untuk memantau dari jarak jauh untuk memastikan kemana arah gerombolan tersebut. Rombongan menuju ke lokasi pohon jati yang besar di Petak 56 dengan membawa dua mesin chain show dan senjata tajam berupa perkul/kampak besar, parang, dan arit,” kata Basrowiyanto, baru-baru ini. Setelah itu Basrowiyanto perintahkan Polter dan mandor yang lain untuk tidak mendekat ke TKP, cuk-

108

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

Secara spontan saya perintahkan Polter untuk memantau dari jarak jauh untuk memastikan kemana arah gerombolan tersebut. Rombongan menuju ke lokasi pohon jati yang besar di Petak 56 dengan membawa dua mesin chain saw dan senjata tajam berupa perkul/kampak besar, parang, dan arit

up dipantau dari jauh. Basrowiyanto bergegas mendekati TKP. Sebelum merapat ke TKP dia mendengar mesin sudah mulai dihidupkan. Ketika itu, Asper Kates (Supriyadi) sempat telepon dan mengatakan ingin menghubungi Polhutmob untuk merapat ke TKP. “Saya tidak setuju dan berpikir kalau nanti Polhutmob yang datang dan merapat ke TKP, akan semakin runyam dan tidak bisa dicegah persoalannya. Karakter pasukan sangat bervariasi dan tanpa sengaja sempat terucap ‘Saya kan Polmob juga Pak’. Saya berpesan ke anggota ‘kalau saya terlalu lama tidak kembali, jemputlah saya ke TKP’. Dengan modal tekad kuat, percaya,

dan yakin dengan takdir serta didukung dengan kekuatan doa, saya merapat ke TKP sendirian,” tutur Basrowiyanto. Pada saat merapat ke TKP, dia tidak mengenakan seragam dinas dan mereka tidak tahu siapa Basrowiyanto yang sebenarnya. Hal ini membuatnya bisa masuk dan berkomunikasi dengan mereka sambil menanyakan siapa yang menjadi pimpinan rombongan. Mereka menjawab pimpinannya adalah Bambang. Akhirnya dia dipertemukan dengan Bambang. Basrowiyanto pun terlibat perbincangan disertai canda yang familiar. Bisa disimak perbincangan di bawah ini.


Apa yang saya sampaikan walaupun sedikit berbohong, mereka bisa menerima dan mau mengikuti kata-kata saya. Dengan begitu, saya bisa menguasai keadaan dan mengendalikan situasi serta menyelamatkan aset Perum Perhutani, berupa pohon jati terbesar yang ada di KPH Padangan dari penjarahan yang dilakukan warga Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Ngawi

Basrowiyanto: Pak Bambang, sampeyan ini orang Jawa, Madura atau dari luar negeri. Bambang: Orang Jawa pak. Basrowiyanto: Mestinya orang Jawa kalau mau masuk rumah atau pekarangan orang lain, kan izin atau kulo nuwun dulu. Bambang: Ya pastilah pak. Basrowiyanto: Tapi mengapa Bapak masuk kawasan hutan untuk menebang pohon jati, tidak pamitan dan minta izin sama Perhutani. Bambang: Saya sudah minta izin, bahkan masing-masing petugas sudah ada jatahnya. Dengan perincian Asper 10 juta rupiah, mantri 5 juta rupiah, dan mandor sekitar 2 juta rupiah. Basrowiyanto: Memangnya Bapak sudah kenal dengan mantrinya. Bambang: Belum, tapi sudah ada yang mengurusi pejabat Perhutani pak. Basrowiyanto: Pak, saya ini mantrinya. Kalau saya sudah dihubungi dan menerima jatah yang

Bapak ceritakan, saya tak mungkin mencegah. Disamping itu saya tidak mungkin menerima uang itu. Bapak sudah dibohongi oleh teman Bapak sendiri. Bambang: Mohon maaf kalau begitu. Terus saya harus bagaimana pak. Basrowiyanto: Tolong batalkan rencana Bapak. Suruh kembali pulang anak buah. Jangan memaksa untuk menebang pohon. Kalau Bapak memaksa menebang pohon, mungkin secara adu fisik saya tidak akan mampu. Jika sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bukan hanya Bapak yang menanggung risikonya. Anak, istri, dan keluarga besar Bapak akan kebingungan. Kalau Bapak tetap ingin memiliki atau membeli pohon ini, saya siap membantu mengurus secara resmi dengan biaya yang lebih murah. Tidak perlu melibatkan tenaga yang sangat besar. Dari komunikasi di atas, dapat dipetik pelajaran berharga. Penjelasan yang masuk akal bisa

dimengerti oleh para pelaku, termasuk pimpinannya. Walaupun pada saat itu pelaku banyak yang mengonsumsi minuman keras (arak). Dengan penuh hati-hati dalam berkomunikasi agar tidak timbul kontak fisik. “Apa yang saya sampaikan walaupun sedikit berbohong, mereka bisa menerima dan mau mengikuti kata-kata saya. Dengan begitu, saya bisa menguasai keadaan dan mengendalikan situasi serta menyelamatkan aset Perum Perhutani, berupa pohon jati terbesar yang ada di KPH Padangan dari penjarahan yang dilakukan warga Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Ngawi,� kata Basrowiyanto. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing tanpa membawa kayu yang akan dijarah. Ada pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kasus ini. Dalam situasi apa pun kita bisa mengendalikan permasalahan dengan sukses bila dilakukan dengan tekad kuat dan komunikasi yang baik. Tentu semua itu didukung dengan doa. DR

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

109


CERITA RIMBA

Lelaki dengan Rajah Akar di Pipi Kirinya Oleh: A. Zakky Zulhazmi

Gemuruh itu mereka dengar. Tapi apa yang akan terjadi berikutnya tak mereka ketahui. Sama sekali. Mereka juga tak sempat berkemas atau lari bergegas. Suara berisik di tanggul disusul ledakan atau semacamnya. Segala yang tegak luluh lantak oleh bah. Subuh menjadi begitu lusuh. Di kejauhan melolong teriakan. Berasal dari ketakutan mereka sendiri. Boleh jadi ada jeda untuk mereka memikirkan penyesalan. Lalu menyiapkan sebuah ungsian yang lekas. Andai mereka mengindahkan ocehan lelaki setengah waras itu. Lelaki dengan rajah akar di pipi kirinya. Sayangnya mereka abai dan terlambat. ** Mula-mula kami melihat lelaki itu di warung nasi uduk Mpok Rodiye. Di ujung Gang Bunin, Cirendeu, Ciputat. Saat itu hari Jumat, 20 Maret 2009. Kami semula mengira ia lelaki yang kebetulan lewat dan hendak sarapan. Kami menduga ia hanya lelaki biasa. Namun, 110

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

barangkali kami kekiru. Ia tak sesepele yang kami kira. Ia makan dengan lahap. Beberapa kali minta tambah sambal. Beberapa kali pula ia comot goreng tahu dan tempe yang masih hangat. Teh tawar ia teguk dengan tergesa, seolah ia tidak minum berhari-hari. Kami yang biasa datang untuk sarapan di warung itu melempar tatapan penasaran. Siapa lelaki ini? Ia tak pernah terlihat sebelumnya. Ciri di wajah itu begitu kentara. Ada rajah akar yang samar di pipi kirinya. Mungkin itu semacam penanda suku tertentu atau sekadar keisengan. Kulitnya coklat tua dan rambutnya ikal mengombak seleher. Kemeja dan celana yang dikenakannya mengirim pesan betapa buruk selera lelaki itu. Keduanya kumal dan belel. Ia juga terlihat selalu resah. Seperti dikejar sesuatu, atau seseorang. Manakala Mpok Rodiye bersiap menutup warungnya lelaki itu masih berada di sana. Seolah tak


menangkap gelagat Mpok Rodiye yang ingin membereskan dagangan. Bang Edi, suami Mpok Rodiye, menjajari duduk lelaki itu. Ia tahu apa yang mesti dilakukan. Ramah ia bertanya nama dan asal. Tapi, dengan suara parau lelaki itu menjawab. “Aku anak Nyi Mas Melati, penjaga Situ Gintung.” Ia tersenyum ganjil lalu pergi dengan muka masa bodoh. Bang Edi tersenyum kecut saja. Entah meremehkan, entah merinding. Bagi warga di sekitar rumahnya, termasuk dirinya, nama Nyi Mas Melati adalah legenda. Konon, ia yang menjaga waduk buatan Belanda tahun 1933 itu, yang berjarak hanya seperlemparan batu dari warung nasi uduknya. Sejak hari itu, kami tahu, kami kedatangan tamu tak diundang yang aneh perangainya lagi misterius asal-usulnya. ** “Kamu sudah dengar cerita si Edi?” “Cerita tentang lelaki yang mengaku anak Nyi Mas Melati?” “Iya. Cerita itu.” Pagi masih terlampau dini. Ini hari Minggu. Aku jalanjalan ke Taman Situ Gintung dan bertemu Mul, pegawai taman, yang lantas mengajakku minum kopi di saung. Aku yang berniat joging terpaksa menuruti ajakannya. Di awal obrolan ia langsung bertanya soal lelaki asing itu. “Aku sudah dengar. Dari si Edi langsung. Aku juga tahu ia datang ke acara tabligh akbar tempo hari dan berteriak-teriak di luar masjid, seperti berkhotbah. Tentang kutukan dan kemarahan.” “Soal itu aku juga dengar. Tapi siapa sebenernya lelaki itu? Orang gilakah ia?” “Aku tidak tahu pasti. Khotbahnya terlalu berbobot jika ia kurang waras.” Keheningan menguasai aku dan Mul. Kuedarkan pandangan ke hamparan Situ Gintung di hadapanku. Pagi mulai tinggi. Satu dua orang tampak lari-lari kecil dengan pakaian olahraga di tepian situ. Mungkin orang komplek atau orang kampung, mungkin juga mahasiswa. Saban Minggu pagi memang begitu ritualnya. Di depan kampus yang bersebelahan dengan situ ada pasar kaget yang tak pernah sepi kecuali hari hujan. Di pelataran kampus digelar senam. Yang berolahraga selain senam juga banyak. Antara yang datang untuk berolahraga dan sekadar belanja hampir sama jumlahnya. Kulihat jajaran palem yang kian tinggi di samping lapangan tenis. Juga saung-saung yang makin banyak didirikan. Di sisi timur sekarang juga sudah dibangun rumah makan bambu ala Sunda. Aku pangling. Sebentar lagi loket taman wisata akan dibuka. Dan taman jadi ramai. Orang-orang datang untuk berbagai

keperluan. Sebagian menggelar acara gathering, reuni atau outbond di sini. Sebagaian yang lain ingin pacaran, kumpul keluarga atau sekadar jalan-jalan. “Taman sekarang sudah lain sekali ya, Mul.” “Beginilah. Zaman bergerak dan mau tak mau kita mengikuti. Dulu cuma ada pohon dan pohon di sini. Tapi, lama-lama orang kepingin main tenis, dibangunlah lapangan tenis. Yang pengen bikin acara kumpulkumpul makin banyak, ya dibangun saung-saung. Kita mah ngikut doang.” “Di hilir, juga sudah jadi rumah semua. Rata-rata kos-kosan. Pohon-pohon habis.” Mul mengangguk. Ia menyesap kopinya lagi. Suara cericit burung sayup-sayup. Tidak seramai seperti waktu aku kecil dulu. Angin dingin berkesiur dari timur. Meremangkan bulu roma. Di kejauhan sampahsampah mengambang di pinggiran situ. Aku mendadak teringat dongeng masa kecilku. Tentang buaya putih penghuni Situ Ginung. Dongeng yang begitu kondang di perkampungan sekitar situ. Jangankan buang sampah ke situ, memancing ikan ke tengah saja tidak berani. Pasalnya, buaya putih akan mengganyang tanpa ampun jika para pemancing terlalu ke tengah. Awalnya, tak seorang pun percaya, hingga Sabeni yang nekat ke tengah dengan sampan karena kesal tak kunjung dapat ikan terguling, tenggelam, dan jasadnya tak ditemukan. Tapi, mitos itu tak kedengaran lagi. Raib sudah segala rasa takut. Orang-orang berlaku semau mereka. Termasuk menebang pohon lalu menimbun tanah dengan hunian. Seiring membludaknya mahasiswa rantau yang datang untuk kuliah di kampus besar dekat situ. Padahal, dulu, jika hendak menebang pohon, warga kampung selalu penuh sopan santun dan tak pernah luput membawa tunas pohon pengganti. Kini, mereka lebih takut anak cucu tak bisa makan ketimbang takut kepada tokoh legenda-leganda kuno yang mereka anggap konyol. “Nyi Mas Melati sudah tidak sakti lagi. Tidak membuat orang-orang menjaga alam,” tukas Mul tiba-tiba, seolah membaca pikiranku. “Benar. Begitu juga kisah buaya putih dan ular sebesar pohon kelapa.” “Dan lelaki dengan rajah akar itu coba meyakinkan warga lagi. Tidak aneh jika ia dianggap gila.” “Aku selalu beranggapan bahwa legenda Nyi Mas Melati itu satu hal, dan kebenaran cerita itu sebagai hal lain. Kenapa ada legenda Nyi Mas Melati, buaya putih dan ular raksasa aku pikir sebagai cara nenek moyang kita untuk hidup selaras dengan alam.” Mul menghela napas panjang. Matanya menerawang jauh. Seperti menuju masa lalu. Tenggelam dalam

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

111


CERITA RIMBA nostalgia. Kala kampungya masih hijau. Sekeliling Situ Gintung belum ada kampus, ruko dan sekolah internasional. Ketika ayahnya tak berani memancing ikan lebih dari lima ekor. Sekira cukup untuk makan sekeluarga, maka cukup. Memancing ikan lebih dari lima adalah pamali dan kepercayaan itu dipegang kuat. Juga kepercayaan adanya Nyi Mas Melati, penunggu situ. Mul ingin menyeruput kopinya lagi. Namun, tinggal bersisa ampas. Loket tampaknya sudah dibuka. Empat orang berpakaian necis duduk di saung samping saung yang kutempati bersama Mul. Sepertinya satu keluarga. Aku pamit pulang. Mul juga hendak bekerja. Kuucapkan terima kasih untuk segelas kopi dari Mul. ** Kami melihat perkelahian itu. Arman, ketua ikatan remaja masjid, meninju wajah lelaki asing dengan rajah akar di pipi kirinya. Tidak tepat disebut perkelahian sebetulnya. Mengingat lelaki yang mengaku anak Nyi Mas Melati itu tidak memberi perlawanan apa-apa. “Ini untukmu, tukang musyrik!” Bogem mentah sekali lagi mendarat di pipi lelaki asing. Tak seorang pun berani melerai. Kemarahan Arman reda setelah bapaknya yang Ketua RT datang. Lelaki asing itu berjalan terhuyung dan menjauh. Setelah sebelumnya ia berkhotbah di lapangan. “Kalian memang benar-benar dungu. Para pemancing semalam melihat ibuku, Nyi Mas Melati, di tengah danau. Kalian tidak bisa menangkap pertanda ini! Ibuku marah! Ibuku marah! Kalian adalah perusak. Beberapa hari ke depan akan terjadi hal buruk. Aku peringatkan kalian, beri tahu orang-orang di hilir untuk meninggalkan rumah mereka! Sebelum terlambat.” Ia juga mengetuk rumah demi rumah. Berkhotbah dengan tema yang sama. Orang-orang yang risih menutup pintu. Ada yang mau mendengar meski tak banyak. Nasib sial menghampirinya saat ia berkhotbah di depan rumah Pak RT. Arman yang kebetulan sedang duduk di teras tak segan melabraknya. Ia simpatisan FPI, cukup ketat dalam beragama. Takhayul macam mitos Nyi Mas Melati tak mendapat tempat di pikiran dan hatinya. Karena lelaki rajah akar tak mau diam, Arman menghentikan dengan caranya sendiri. Hujan turun ketika lelaki asing itu tak tampak lagi batang hidungnya. Hujan yang mengawali hujan panjang tiga hari berturut-turut. Di ruang tamu rumahnya Arman terus berusaha meyakinkan ayahnya untuk mengusir lelaki asing yang ia anggap orang gila. Bagi Arman, lelaki itu penyebar kemusyrikan. Alih-alih ayah Arman menyetujui masukan anaknya, ia justru marah. Meratapi kelakuan Arman yang mudah marah dan main tangan. Obrolan anak-bapak itu berubah menjadi 112

DUTA RIMBA • JULI - AGUSTUS 2016

perdebatan sengit tentang tata cara dakwah. ** Mul datang ke rumahku dengan payung lantaran di luar hujan begitu lebat. Ia menyampaikan niat sejumlah warga yang ingin mengusir lelaki setengah waras itu dengan pengadilan jalanan. Mereka sedang menunggu lelaki aneh itu berkhotbah tentang Nyi Mas Melati dan Situ Gintung. Jika ia mulai berkhotbah, mereka akan mendatanginya, memberi satu dua tonjokan lalu mengusirnya. Ide ini muncul dari Arman. Tanpa sepengetahuan ayahnya, tentu saja. Aku jelas tidak setuju dengan kekerasan macam itu. Tapi diam-diam aku memikirkan hal lain yang berbeda dan kusampaikan kepada Mul. “Mul, kamu sadar tidak, lelaki yang punya rajah akar itu tahu terlalu banyak tentang kampung kita. Tapi kita tidak pernah melihat ia sebelumnya. Padahal sejak kecil kita berada di sini. Tak ke mana-mana. Siapa ia sebenarnya?” “Aku tidak tahu. Ia terlalu misterius. Hanya saja apa yang ia bicarakan itu ada benarnya. Kita ini memang perusak, tidak pernah bisa menjaga. Diberi waduk untuk menampung air hujan malah dirusak. Dikasih pohon dibabat habis buat bangunan. Aku curiga lelaki kumal yang beberapa hari ini lalu lalang di kampung kita adalah mahasiswa pecinta alam yang pura-pura gila.” “Bisa jadi. Ah, kita harus menghentikan kekerasan warga. Siapapun lelaki iu, jangan ada darah yang tumpah kerena hal-hal bodoh.” ** Gemuruh itu mereka dengar. Tapi apa yang akan terjadi berikutnya tak bisa mereka tebak. Sama sekali. Mereka juga tak sempat berkemas atau lari bergegas. Suara berisik di tanggul disusul ledakan atau semacamnya. Segala yang tegak luluh lantak oleh bah. Subuh menjadi begitu lusuh. Di kejauhan melolong teriakan. Berasal dari ketakutan mereka sendiri. Hari itu, 27 Maret 2009, tanggul Situ Gintung jebol. Korban tewas lebih dari 100. Rumah rusak tak terhitung. Apa sebab tanggul jebol? Banyak pasal. Terutama karena usia dan kurang rawatan. Bisa juga karena maraknya penyalahgunaan lahan di sekitar waduk. Apapun itu, Bu RT sedari pagi tak henti meraung-raung, adiknya yang tinggal di hilir jadi korban. Arman duduk mencakung di ruang tamu dengan tatapan nanar. Aku dan Mul teringat lelaki dengan rajah akar itu. Di mana ia sekarang? Kenapa tak muncul lagi? Barangkali, alam telah mengirim isyarat. Lewat seorang perantara. Lantaran tak bisa kunjung bisa dimengerti. Maka ia perlu bicara tatap muka. Seperti kejutan di Jumat subuh itu misalnya. Barangkali. Cirendeu, 2014


Madu Perhutani Madu Murni dengan Kualitas Prima

Kawah Putih PEMANDANGAN ALAM NAN EKSOTIS

DAPATKAN DI TOKO-TOKO KOPERASI PERHUTANI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.