DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
M A JA L A H
PER H U T A N I
SOSOK RIMBA
Hermawan Kertajaya
Perhutani Holding Bisa WOW Apa Warisan Rimba
Di Antara Debur Curug Citambur WISATA RIMBA
EDISI NO. 54 • TH 9 •SEPTEMBER - OKTOBER 2014
Mengintip Kemolekan Pantai Pasir Panjang Rimba Kuliner
Serabi Pengantar Moci Sore Hari
sang BIROKRAT
Dok. Kom PHT®2014
SalamRedaksi
ISSN: 2337-6791 Pengarah Mustoha Iskandar Direktur Utama Perum Perhutani
Pergantian
Penanggung Jawab John Novarly Sekretaris Perusahaan
Pemimpin Redaksi Susetiyaningsih Sastroprawiro Kepala Biro Komunikasi Perusahaan
Sekretaris Redaksi Ruddy Purnama
Redaktur Dadang Kadarsyah • Lusia Diana
Tata Usaha M. Agus • Media Indah • Adehika • Guritno
Perwakilan Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten
Desain & Layout Tim Duta Rimba Art Works
Alamat Redaksi Biro Komunikasi Perusahaan Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com
Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Iklan dan advertorial pada majalah DUTA RIMBA mendapatkan diskon menarik. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perumperhutani.com Perum Perhutani @PerumPerhutani
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
P
embaca yang budiman. Dinamika perubahan di tubuh Perum Perhutani begitu cepat. Bila pada edisi lalu kita mengabarkan ada pergantian pengasuh Duta Rimba, khususnya di Pemimpin Umum. Kini pergantian juga terjadi di pucuk pimpinan Perum Perhutani. Ada dua jabatan direksi yang diserahterimakan. Dr Ir Mustoha Iskandar, SH MDM, yang sebelumnya menjabat Direktur Komersial Kayu, diangkat menjadi Direktur Utama Perum Perhutani menggantikan Bambang Sukmananto. Begitu pula Agus Setyaprastawa yang sebelumnya menjabat Kepala Devisi Regional Jawa Timur dipromosikan sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perum Perhutani menggantikan Tedjo Rumekso, yang memasuki masa pensiun Sekalipun kedua tokoh tersebut bukan asing lagi dikalangan insan Perhutani, maka untuk rubrik Benah Diri akan turunkan gagasan Mustoha untuk mengubah kultur Perhutani dari kultur birokrat menjadi kultur korporat. Sebuah gagasan untuk memastikan perubahan struktural yang telah dilakukan selama ini juga mampu mengubah perilaku insan Perhutani. Dari yang terbiasa dilayani ke depan harus banyak melayani. Untuk melengkapi perkenalan dengan Dirut Perhutani, dalam rubrik Rimba Khusus juga diturunkan Mengenal Lebih Dekat dengan Pak Mustoha Iskandar, yang ditulis dalam konteks leadership dan perjalanan anak manusia. Sebagai majalah ilmu pengetahuan di bidang pengelolaan hutan, pada edisi ini juga menurunkan Rimba Utama dengan tema sentral industri hilir Perhutani. Bila selama ini Perhutani terfokus pada industri hulu, khususnya dalam menghasilkan kayu jati, kedepan Perhutani akan mengembangkan sayap bisnisnya pada industri hilir yang berbasis pada hasil hutan Untuk memberikan pengayaan dalam tata kelola pemasaran, dalam Rubrik Sosok Rimba kita turunkan wawancara mendalam dengan Hermawan Kartajaya, pakar marketing kelas dunia dan pendiri Mark Plus. Ia banyak memberikan masukan kepada Perhutani yang bisnisnya makin meluas untuk memperkuat branding. Rubrik lainnya yang tak kalah menarik untuk disimak, adalah bagaimana legitnya kue Serabi yang diturunkan dalam Rimba Kuliner. Sementara rubrik lain yang tak kalah menariknya adalah Warisan Rimba yang menurunkan Curug Citambur di Cianjur. Kaliandra di Ensiklo Rimba dan Porang Primadona Bagi Nganjuk di Rubrik Bisnis Rimba. Saya yakin majalah kesayangan Anda ini akan bisa menemani kesibukan sehari-hari. Selamat membaca.
DUTA Rimba 1
semairimba
SALAM REDAKSI BENAH DIRI • Culture Migration Sang Birokrat
1 4
PRIMA RIMBA • Hilirisasi Berpeluang Menjadi Role Model
6
RIMBA UTAMA • • • • • •
10 34
Perhutani Ikuti Jejak Temasek 10 Perhutani National Flag Industri Kehutanan 14 Pertama di Indonesia 18 Terbesar di Asia Tenggara Era Baru Industri Pengolahan Kayu 22 Dari Sagu hingga Porang 26 Perkuat Ketahanan Pangan Hilirisasi Membutuhkan Kultur Pelayanan 30
RIMBA KHUSUS • Da’i yang Direktur Santai Satu Jam Bersama Mustoha Iskandar 34 • Keluar dari Kesumpekan, Bergulat dengan 44 Masalah Keumatan
SOSOK RIMBA • Hermawan Kertajaya: Perhutani Holding Bisa Wow Apa Ndak LENSA • Tertambat di Tanah Papua LINTAS RIMBA RESENSI • Doktrin Piercing The Corporate Veil Menyingkap Tabir Perseroan
48 54 60
48
67
OPINI • Kayu Putih Unggul untuk Perhutani
68
WARISAN RIMBA • Di Antara Debur Curug Citambur
72
ENSIKLO RIMBA • Kaliandra Merah Pemberantas Tanaman Liar 7 6
BISNIS RIMBA • Porang Primadona Bagi Nganjuk Meningkatkan Pundi-Pundi Petani
80
POJOK KPH • KPH Parengan dan Konservasi Rusa
80
84
WISATA RIMBA • Mengintip Kemolekan Pantai Pasir Panjang
86
INOVASI • Kereta Seluncur Kayu Pengangkut di Medan Curam
90
RIMBA KULINER • Serabi Pengantar Moci Sore Hari 2 DUTA Rimba
94 NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
POSRIMBA Kayu Poplar
apakah benar Perum Perhutani
di alamat website Perum Perhutani di
Assalamualaikum
mengadakan seleksi pegawai pada
www.perumperhutani.com atau dengan
Saya perwakilan dari salah satu
tanggal 10 Oktober 2014 di Surabaya?
menghubungi bagian SDM Kantor Pusat
perusahaan trading di China, Ningbo Yili
Karena saya mendapatkan email
International Trade. Kami membutuhkan
pemberitahuannya, maka dari itu saya
kayu poplar. Saya bermaksud
ingin mengkonfirmasi terlebih dahulu.
menanyakan harga FOB atau CFR untuk
di nomor 021-5721282 ekstensi 912.
Harga Kayu Jati
Terima kasih
pembelian kayu poplar tersebut beserta
Ruly Chandra
Permisi mau tanya, dimana saya bisa
packagingnya. Kalau kayu poplar belum
h4354956@xxxxx
mendapatkan informasi mengenai harga kayu jati a1, a2, a3, a4 tahun 2014 ?
ada di Indonesia, mungkin bisa kayu Redaksi telah menerima banyak
Indonesia yang kualitasnya mendekati
Andy
e-mail serupa yang menanyakan informasi
kayu poplar tersebut.
andyprends@xxxxx
lowongan pekerjaan di Perum Perhutani.
Demikian permohonan ini
Namun saat ini di Perum Perhutani
disampaikan, terima kasih. Wassalamualaikum Ms. Cica tavakoli.ndeso@xxxxx
arahan lebih lanjut mengenai harga
karyawan baru. Hati-hati pada tindak
kayu tersebut, silakan menghubungi
penipuan yang mengatasnamakan Perum
Bagian Divisi Komersial Kayu di Gedung
Perhutani.
Manggala Wanabakti, Blok 7 lantai 09,
Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai harga kayu maupun
Untuk mendapatkan informasi dan
belum ada rekruitmen untuk penerimaan
窶帰dapun jika ada rekrutmen karyawan baru, info lowongan pekerjaan bisa dilihat
dengan nomor telepon 021-5721282 ekstensi 919.
ketersediaannya pada Perusahaan kami, silakan menghubungi Bagian Divisi Komersial Kayu di Gedung Manggala Wanabakti, Blok 7 lantai 09, dengan nomor telepon 021-5721282 ekstensi 919.
Minyak Kayu Putih Saya ingin membeli minyak kayu putih produksi Perhutani. Berapa harganya 1 liter? Saya gunakan untuk pribadi. Untuk Jakarta apakah saya bisa mendapatkan alamatnya? Terima kasih Tjahjono Juwono tjahjonoj@xxxxx Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai pembelian minyak kayu putih, saudara bisa menghubungi bagian Divisi Komersial Non Kayu di Gedung Manggala Wanabakti, Blok 7 lantai 9, dengan nomor 021-5721282 ext. 1025/1026.
Assalamualaikum Wr. Wb. Maaf bapak/ibu, saya ingin bertanya
NO. 54 窶「 TH. 9 窶「 september - oktober 窶「 2014
Dok. ISTIMEWA
Seleksi Penerimaan Pegawai
DUTA Rimba 3
BENAHDIRI
Dok. Kom PHT®2014
Perubahan secara struktural tidak memadai lagi bagi Perhutani. Karena perubahan struktural itu tak mampu merubah perilaku. Karena itu perubahan struktural perlu ditindaklanjuti dengan perubahan kultur. Dari kultur birokrasi menuju kultur korporat.
Mustoha Iskandar Direktur Utama Perum Perhutani
Sang Birokrat
D
alam beberapa tahun terakhir ini, Perhutani telah melakukan perubahan secara struktural. Tentu saja ini merupakan langkah maju, meskipun itu belum cukup . Karena perubahan struktural itu tak akan mampu mengubah perilaku. Maka harus dilanjutkan dengan perubahan kultural. Makanya saya menggagas culture migration from bureaucratic culture to corporate culture. Karena nllai intinya ada di situ. Semua muaranya pada perubahan budaya, value, sistem, struktur, strategic, style staffing. Untuk itu, culture migration harus dimulai sekarang. Mau berapa kali casing-nya berubah ya hanya merubah cassing saja, kalau kulturnya tidak diubah. Wadahnya saja, tetapi kontennya tidak berubah, kalau share value-nya, atau budaya tidak disentuh.
4 DUTA Rimba
Itu saya kira yang akan kita lakukan. Dan, budaya itu tidak harus sama untuk seluruh Perhutani. Tetapi nanti ada sub kultur- sub kultur. Budayanya orang indusrtri berbeda dengan budanya orang pemasaran. Budaya orang produksi berbeda dengan budayanya orang tanaman hutan. Jadi budaya Perhutani itu terdiri dari sub kultur-sub kultur di masing-masing kegiatan bisnis. SPI (Satuan Pengawasan Internal) harus dibangun budaya sendiri . Bagaimana menstrerilkan SPI itu supaya tahan godaan. Gaji mau saya naikkan tersendiri . Kalau perlu saya kasih insentif atas penemuan pengamanan uang perusahaan. Sekian persen saya kasih ke you sebagai insentif. Tapi sekali-kali terima amplop saya pecat. Kita harus mulai dari SPI-nya dulu. Bagaimana SPI mau nyapu, kalau sapunya kotor. Bila perlu SPI didampingi jaksa pengacara
negara dan dan penyidik kepolisian SPI dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh tergantung pada hotel yang disediakan oleh pejabat terperiksa. Bila perlu SPI seperti KPK . Saya ngajak mereka ikut di mobil saya saja tidak mau. Saya mau SPI itu steril. You cari mobil sendiri di sana. Jangan dilayani. Paling tidak yang dibawah komando saya ini harus disterilkan dulu. Ada SPI, Perencanaan, ada BPK. Nanti carikan insentifnya. SPI kita naikkan gajinya, kita kasih insentif dan ini sudah saya bicarakan dengan Dewan Pengawas, mereka setuju. Dengan cara begitu, Doktrin corporate oportunity akan tumbuh dan pendapatan akan naik, karena itu kita pangkasi semua, sehingga peluang peningkatan pendapatannya semakin tinggi. Dan, bisnis kita pun akan langsung pada user. Tidak lagi pada trader.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Termasuk kayu. Saya bilang Perhutani itu bisa membawa bendera nasional. National Flag-nya Perhutani. Keluar negeri dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN , kita harus berbenah diri. Mengumpulkan mitra-mitra kita dalam rangka tadi, tetapi intinya Perhutani menjadi leadernya. Bukan menjadi followernya. Saya tidak mau. Sudah terlalu lama kita jadi follower. Banyak kayu kita di mana saja di China dan lain sebagainya. Namun di tanya Perhutani tak ada yang tahu. National flag-nya Perhutani, jangan orang lain. Litbangnnya dari kita, kok orang lain yang terkenal . Kita punya bahan baku sendiri. Orang lain ngambil bahan baku dari kita, orang lain yang terkenal. Seharunsya kita punya competition advantage dong, karena Kita punya bahan baku sendiri dan, punya pabrik sendiri. Kalau mau bergabung silahkan . Kalau kita membangun branded saya kira sudah pantas Perhutani ini. Apalagi kita sudah berbentuk holding, sekalipun Inhutani dalam posisi tidak sehat. Ada beberapa yang sehat, tetapi ada yang tidak sehat. Bukan tidak laba, tetapi tidak sehat. Karena kalau ada laba, belum tentu sehat. Karena kalau laba tidak proporsional dengan aset yang mereka miliki bisa jadi tidak sehat. Tapi kalau sehat sudah pasti laba. Ke depan harus kita bantu benahi. Terutama dengan kepastian lahan. Yang dari ijin kemudian berubah menjadi hak pengelolaan. Tapi kan tidak mungkin karena Inhutani statusnya anak perusahaan. Nanti Perhutani yang mendapatkan areal di Luar Jawa kemudian dikerjasamakan dengan Inhutani. Sehingga bisa saja kita merubah PP 72, sehingga areal pengelolaannya tidak hanya di Jawa tetapi juga bisa di luar Jawa. Karena itu KPH itu maunya saya ada cost margin revenue. Berapa banyak revenue yang diterima
KPH itu yang kita kembalikan ke KPH untuk membiayai KPH. Jadi jangan net-nya terus, susah. Jadi kalau kurang untuk membayar gaji. Pindah saja pegawainya ke daerah yang memerlukan. Ini jelas ada cost margin revenue. Pendapatan Rp 2,4 miliar, minta uang Rp 10 miliar. Terus uangnya siapa? Anda bisnis berbasis lahan, Coba kalau saya kasih kepada pengusaha 2.000 Ha, pasti sudah kaya raya. Jawa Barat tanahnya subur, gemah ripah loh jinawi, tapi rugi terus. Tentu tidak bisa begitu. Oleh karena itu harus ada komoditas long term, kayu jati berapa. Untuk midle term-nya apa. Dan untuk short termnya apa? Tanaman pertanian dan tanaman pangan tentu bisa masuk ke jangka pendek. Bukan menjadi biaya perusahaan. Itu bisa kita manfaatkan untuk pendapatan short term di masing-masing KPH. Sawah banyak di situ, Cuma setorannya sedikit untuk perusahaan. Tak tahu kemana yang besar itu, tetapi untuk perusahaan kecil. Itu yang harus kita lakukan. Jangan kita Cuma berfikir corporate social responsibility. Tanaman padi, tanaman pangan, tetapi kita tidak mendapatkan apaapa. Harus ada value di situ. Bahkan di situ bisa lebih besar dari pada jatinya dari areal begitu luasnya. Ada padi, ada jagung, ada kacang, Kerjasama dengan perusahaan besar, ada pendampingannya dengan ahli-ahli. Dengan ahli produksi, ahli pemasarannya. Tapi mereka tak saya bayar. Kasih share. You sebagai orang kampus buktikan jago-jago bisa jadi uang tidak? Kalau tak berhasil tidak dapat apa-apa. You mau dapat share berapa di situ? Aku punya lahan, aku punya uang, you ahli bantu kita bisa dapat deviden sekian. Tapi you teliti di situ cocoknya tanaman apa, bagian pemasaran mencoba menjualnya . Bagian produksi mencari teknologi
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
produksinya seperti apa? Saya kira ini yang harus saya lakukan ke depan. Kaya di Jawa Barat itu hutan rugi melulu, sampai kapan dari perusahaan berdiri sampai sekarang disubsidi terus. Memangnya uang dari mana. Giliran bonus di Jawa Barat itu ingin dapat semua. Insentif diberikan per KPH, berbasis kinerja. Kita bikin indikator insentif itu bukan kualitatif, tetapi kuantitatif. Bagaimana indikator itu sebagai pemecah masalah. Tak usaha banyak-banyak. Misalnya 5 . Untuk industri, apa indikator insentif itu? Apa persoalan industri. Misalnya cost, bagaimana bisa menghasilkan delta biaya. Berarti kan ada efisiensi delta biaya. Delta pendapatan. Artinya pendapatan di RKAP itu minimal. Tetapi biaya itu maksimal. Kita ciptakan delta biaya dan delta pendapatan itu naik. Jadi pendapatan itu ada deltanya naik. Tapi biaya deltanya turun . Begitu juga misalnya rendemen. Persediaan, harga rata-rata. Itu persoalan-persoalan di industri yang saya pikir memecahkan persoalan setempat. Dia sendiri yang memecahkan, bukan dari luar. Kita tidak menganggarkan baru insentif. Jadi indikator itu tak usah banyak-banyak. Insentif itu tak usah dianggarkan dalam RKAP karena itu tak ada pengaruhnya terhadap motivasi. Kalau sebuah insentif tidak menghasilkan peningkatan kinerja, berarti sistem itu mati. Tidak berfungsi. Insentif itu untuk memotivasi kinerja. Kalau itu dikeluarkan tidak memacu kinerja, buat apa? Bila para ahli dilibatkan, orang kita yang main-main bakal ketahuan. Dengan para ahli, pendapatan dari tanaman pangan bisa lebih dari triliunan. Mulai dari jagung, padi yang bisa di tanam di areal Perhutani cukup banyak, bisa menjadi pemasukan bagi perusahaan. • DR
DUTA Rimba 5
Dok. Kom PHT®2014
primarimba
Perhutani Pywood Industry di Pare, Kediri.
6 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Hilirisasi
Berpeluang Menjadi
Role Model
Di tengah kelesuan pengelolaan hutan di tanah air, hilirisasi yang diusung Perhutani tak hanya sejalan dengan kebijakan pemerintah di bidang perindustrian. Konsep ini seakan menjadi paradigma baru dalam pengelolaan hutan lestari. Bila hilirisasi di Perhutani ini berhasil tak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga menjadi investasi bagi bangsa ini untuk mengelola hutan secara progresif. Tak berlebihan bila hilirisasi ini ke depan bisa menjadi Role Model Pengelolaan Hutan lestari di masa depan.
I
barat genderang perang telah ditabuh. Tidak mungkin lagi transformasi bisnis Perhutani mundur ke belakang. Hilirisasi yang telah dirancang dalam lima tahun terakhir ini, sudah mulai menampakkan arah yang benar. Dimana untuk mendongkrak pendapatan Perhutani tak mungkin lagi mengandalkan pendapatan dari hulu, karena potensi kayu makin menurun. Justru peluang semakin terbuka pada sektor hilir, yaitu industrialisasi yang berbasis hasil hutan. Ini sebuah tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan kehutanan di Pulau Jawa ini. Apalagi, perusahaan ini juga baru saja ditunjuk sebagai induk holding bagi Inhutani I s/d V. Peluang untuk mengembangkan
hilirisasi tak hanya terbatas di Pulau Jawa, tetapi juga di luar Jawa makin melebar. Tak berlebihan bila Mustoha Iskandar, Direktur Utama Perum Perhutani yang baru saja diangkat menggantikan Bambang Sukmananto, bertekad kuat untuk terus menggelorakan hilirisasi. Bila selama ini untuk mendukung hilirisasi, Perum Perhutani melakukan perubahan struktural, Mustoha mulai menggulirkan transformasi fundamental, yaitu mengubah perilaku insan Perhutani, dari yang biasa dilayani ke depan harus menjadi pelayan-pelayan yang profesional. Ia mengistilahkan Culture Migration from Beurecratic to Corporate culture. Dimana dalam mengembangkan corporate culture, Mustoha bertekad untuk
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
mengembangkan sub-sub kultur sesuai dengan aneka macam bisnis Perhutani. Untuk industri tentu kulturnya berbeda dengan kultur tanaman. Dimana untuk industri dibutuhkan kerja cepat, efisien dan berorientasi pada produktivitas. Sementara untuk kultur tanaman, dibutuhkan kultur, ketelatenan, sabar, tekun dan berorientasi jangka panjang. Melalui sub-sub kultur yang ada dilini bisnis, Perhutani ke depan akan menjadi miniatur kultur perusahaan, yang unik, komprehensif dan menjawab tantangan yang dihadapi perusahan. Hilirisasi Perhutani ke depan akan ditandai. Pertama, bisnis Perum Perhutani berkembang luas khususnya bisnis non kayu. Apalagi dengan adanya optimalisasi aset,
DUTA Rimba 7
Dok. Kom PHTÂŽ2014
primarimba
TPK Input di Industri Kayu Cepu.
hilirasi Perhutani tak hanya akan ditandai dengan lahirnya pabrikpabrik baru, tetapi juga bisnis jasa di bidang ritel, hospitality, hotel dan property. Kedua, hilirisasi Perhutani tak hanya berkutat di Jawa, tetapi juga di luar Jawa, bahkan tidak menutup kemungkinan di luar negeri. Ketiga, Perhutani akan menjadi holding dengan sejumlah anak perusahaan diluar Inhutani I s/d V, menjadi ujung tombak mengembangkan bisnis secara lebih mikro dan penghasil keuntungan. Sementara untuk holding bisa lebih fokus di sektor hulu untuk menyiapkan bahan baku bagi industri hilir. Ke empat, pendapatan dan keuntungan perusahaan akan ditopang oleh bisnis non kayu. Bagi Perhutani mengembangkan hilirisasi kini sudah menjadi realitas. Perhutani dalam memperkuat Program Pemerintah dalam bidang Ketahanan Pangan, mulai membangun Pabrik Sagu di Papua. Pembangunan pabrik sagu ini
8 DUTA Rimba
merupakan sebuah terobosan untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Pabrik tersebut memang baru sampai pada tahap pembangunan kontruksi. Bila pabrik ini sudah beroperasi, tentu ini tak hanya memberikan kontribusi pada bangsa dan negara, tetapi juga bagi Perhutani. Peluang untuk mengembangkan hilirisasi ini juga terbuka luas untuk pabrik gondorukem dan terpentin. Untuk meningkatkan kapasitas pabrik gondorukem dan terpetrin, Perhutani juga membeli getah pinus dari luar Jawa, khususnya dari wilayah Sumatera. Bila kapasitas pabrik-pabrik gondorukem di Jawa sudah penuh, dan permintaan pasar baik domestik maupun internasional makin meningkat, bukan tidak mungkin sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Komersial Non Kayu M Subagya bisa mendirikan pabrik gondorukem dan Terpetin di Luar Jawa. Peluang ini semakin terbuka,
karena Perhutani kini memiliki anak perusahaan di Luar Jawa. Dari pada membeli dan mengangkut getah pinus dari Sumatera ke Jawa untuk diolah menjadi terpeting. Kenapa tidak Perhutani bekerja sama dengan anak perusahaan, Inhutani IV yang mempunyai wilayah di Sumatera bagian Utara dan Aceh, mendirikan pabrik gondorukemn dan Terpentin di Aceh. Selain bisa efisien, juga bisa ikut menggerakkan perekonomian di wilayah ujung barat Indonesia. Hal-hal semacam itu tentu saja bisa diterapkan dengan Inhutani lainnya yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan maupun Sulawesi. Hanya saja ini tentu membutuhkan kajian dan perhitungan yang matang. Peluang ini harus dipikirkan dengan masak, dan kalkulasinya tidak boleh hanya berdasarkan intuisi, tetapi harus dari kalkulasi bisnis secara rasional dan bisa dipertanggung jawabkan. Dari gambaran hilirisasi ke depan tersebut, tentu yang menjadi konsen Perhutani terfokus dengan bagaimana mengoptimalkan industri yang telah dibangun dan memasuki kegiatan operasional. Perhutani telah membangun pabrik playwood dan gondorukem dan terpetin di Pemalang, Pabrik Porang di Kediri. Infrastruktur di sektor hilir jelas menandai kebangkitan hilirisasi Perum Perhutani. Tentu yang menjadi masalah, bagaimana mengoperasikan dan mengembangkan pabrik-pabrik tersebut agar bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dari pabrik yang sudah ada, memang sudah ada yang menunjukkan hasil yang menggembirakan. Seperti misalnya pabrik gondorukem dan terpenting di Pemalang, Jawa Tengah, sudah melakukan ekspor perdanannya ke India. Bila kegiatan ekspor ini bisa dipertahankan, maka bisa dipastikan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Hadi Daryanto, Ketua Dewan Pengawas Perhutani.
Perhutani akan memiliki peranan nasional, terutama sekali dalam dalam menciptakan devisa dan mengurangi defisit perdagangan. Memang tidaklah salah industrialisasi di Perhutani berorientasi ekspor. Namun kita juga mengingatkan jangan melupakan pasar domestik. Jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa itu merupakan separo dari penduduk di ASEAN. Fenomena ini memberikan isyarat, pasar domestik tak boleh ditinggalkan oleh Perhutani. Adanya ide untuk memproduksi produk masal, dalam rangka meningkatkan pendapatan Perhutani memang harus terus dikembangkan. Jangan sampai bangsa-bangsa lain berebut pasar di tanah air, Perhutani justru melupakannya. Justru di tengah bangsa-bangsa lain berebut pasar di tanah air, Perhutani
melakukan konsolidasi internal agar bisa menjadi tuan di negeri sendiri khususnya pada produk-produk industri kehutanan. Memang ini bukanlah persoalan sederhana. Karena dalam hilirisasi memiliki permasalahan yang kompleks. Tak hanya dari sisi produktivitas dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Tetapi juga dibutuhkan tenagatenaga trampil di bidang branding, pemasaran , promosi dan lain sebagainya. Kesadaran untuk menyiapkan SDM yang berkualitas memang mulai dirintis. Seperti Perhutani mengirim sejumlah tenaga kerja di level menengah mengikuti pendidikan di Prasetia Mulya, untuk mengikuti pendidikan manajemen. Begitu pula mengundang Hermawan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Kartajaya , ahli pemasaran kelas dunia dari Mark Plus. Semua itu tentu mengindikasikan adanya tekad yang kuat dari manajemen untuk melakukan revitalisasi SDM yang dibutuhkan dalam proses perubahan besar menuju hilirisasi. Masalahnya sekarang, bagaimana dalam menyiapkan SDM ini melembaga di internal Perhutani diseluruh bidang, agar upaya meningkatkan kualitas SDM menjadi sebuah kebutuhan dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Disinilah dibutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholders untuk mendukung program peningkatan kualitas SDM, sebagaimana dipersyaratkan oleh hilirisasi. Bahkan untuk mengakselerasi hilirisasi Perum Perhutani, janganlah menganggap tabu, bila untuk menangangani hal-hal yang spesifik harus mengundang talent-talent dari luar. Dengan jalan membuka diri, hadirnya professional-profesional dari luar, akan menyebarkan virusvirus nilai-nilai baru yang dibutuhkan oleh internal Perhutani. Melalui serangkaian transformasi yang digulirkan Perhutani dalam beberapa tahun terakhir ini, tentu memberikan optimisme bagi perusahaan yang tengah mengulirkan hilirisasi dan industrialisasi. Bila transformasi Perhutani ini berhasil tak hanya bermanfaat bagi korporat, tetapi juga bisa menjadi investasi bagi bangsa ini. Bila industri kehutanan dewasa ini dalam kondisi ‘mati suri”, maka hilirisasi Perum Perhutani ini memberikan harapan baru yang bisa ditularkan kepada industri kehutanan yang lain. Bila transformasi Perum Perhutani berhasil, bukan tidak mungkin Perhutani akan menjadi role model bagi perusahaan kehutanan untuk keluar dari benang kusut sektor kehutanan. Aamiin. • DR
DUTA Rimba 9
Dok. Kom PHT®2014
RIMBAutama
Salah satu proses produksi di Perhutani Plywood Industry di Pare, Kediri.
10 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Perhutani Ikuti Jejak Temasek Hilirisasi memberi peluang bagi Perhutani untuk memupuk pundi-pundi perusahaan. Hilirisasi juga bisa mendorong perusahaan ini menjadi holding kehutanan kelas dunia. Dibutuhkan kerja keras dari seluruh insan Perhutani untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut.
H
ilirisasi yang digulirkan Perhutani sejak 2011, tampaknya akan bergerak kencang, setelah sejumlah pabrik yang dibangun oleh Perhutani mulai beroperasi. Bisnis Perhutani akan semakin terbuka , dan tidak hanya mengandalkan pada bisnis kayu. Melalui hilirisasi, bisnis Perhutani akan semakin meluas. Tak berlebihan bila Hadi Daryanto, Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani, di sela-sela menghadiri serah terima jabatan Direktur Utama Perhutani dari Bambang Sukmananto kepada Mustoha Iskandar pertengahan Oktober, menyebut dengan hilirisasi, perusahaan yang memiliki 2,4 juta
hektar kawasan hutan di Pulau Jawa bisa tumbuh menjadi sebesar induk Badan Usaha Pemerintah Singapura, Temasek . Tentu harapan semacam itu tidaklah terlalu berlebihan. Embrio untuk menjadi Temasek sudah ada. Dimana Perhutani kini telah menjadi induk holding dari perusahaan kehutanan setelah Inhutani I s/d V oleh pemerintah kepemilikan sahamnya diserahkan kepada Perhutani. Namun untuk betul-betul bisa menjadi sebuah holding di bidang kehutanan, yang sebenarbenarnya, perhutani harus melakukan hilirisasi, sehingga lini bisnisnya semakin meluas, dan masing-masing lini bisnis itu agar lebih fokus dikelola oleh anak perusahaan. Bila ini bisa
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
terwujud maka Perhutani akan menjadi holding secara subtansial dengan puluhan, bahkan ratusan anak perusahaan. Bila perusahaan ini kelak kuat dari sisi permodalannya, Perhutani bisa menjelma menjadi perusahaan investasi di bidang kehutanan yang tidak hanya merambah di tanah air, tetapi bisa juga ke manca negara. Bisa dipahami, bila kini Board Of Management (BOD) memiliki komitmen yang kuat untuk meneruskan hilirisasi di tubuh Perum Perhutani. Komitmen ini selain merefleksikan visi ke depan, pada sisi lain dari sisi jangka pendek, hilirisasi ini juga diharapkan bisa menjadi pundi-pundi perusahaan. Sebagaimana diungkapkan Mustoha
DUTA Rimba 11
Iskandar ketika menerima tampuk kepemimpinan dari Bambang Sukmananto, Perhutani menargetkan pendapatan tahun 2014 senilai Rp 4,6 triliun dengan laba Rp 287 miliar. Deversifikasi produk non kayu sektor hilir akan menjadi perhatian manajemen untuk mengimbangi penghgasilan sektor hulu. ”Sektor hilir harus menjadi penghela pendapatan perusahaan. Perhutani harus menjadi pemimpin sektor industri kayu dengan masuk ke sektor hilir yang sangat kompetitif,” tegas Mustoha di hadapan para wartawan. Hilirisasi bagi Perhutani itu sebuah keharusan. “Karena dengan memiliki atau menguasai bahan baku dipastikan akan memiliki keunggulan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang tidak punya bahan baku sendiri. Dengan kondisi seperti itu, sudah selayaknya Perhutani membangun dan mengembangkan bisnis industri hilirnya,” tegas Agus Setyaprastawa, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Bahkan bagi Perhutani, menghadapi perdagangan bebas ASEAN pada 2015, tidak terlalu masalah. Perhutani tetap memiliki keunggulan komparatif di banding perusahaan yang tak memiliki bahan baku sendiri atau bahan bakunya terbatas. “Bahan baku Perhutani cukup melimpah,” tegas Agus Genderang hilirisasi ini sesungguhnya dimulai oleh perusahaan pelat merah ini, ketika memutuskan untuk membangun tiga pabrik pada 2011. Tiga pabrik tersebut kemudian mulai dibangun 2012. Ketiganya yakni pabrik pengolahan derivatif gondorukem dan terpentin di Pemalang seluas 2,5 hektare, pabrik plywood di Kediri seluas 8,3 hektare, serta pabrik furniture patungan dengan jaringan usaha asal Belgia. Rencana tersebut tentu saja sangat spektakuler. Perusahaan yang
12 DUTA Rimba
Dok. Kom PHT®2014
rimbaUTAMA
Gondorukem.
Di lokasi seluas 6,3 hektar dengan bangunan 2,5 hektar ini, terdapat empat pabrik yaitu Pabrik gondorukem terpentin, pabrik fraksinasi terpentin (PFT), pabrik gliserol resin ester (PGRE), dan pabrik terpineol pinene (PTP). selama ini adem ayem dengan bisnis hulu, secara visioner membangun tiga pabrik dengan investasi sekitar Rp 700 miliar. Dana sebesar itu bukan hanya berasal dari kas internal, tetapi juga dari pinjaman bank pemerintah. Inilah sebuah terobosan untuk pertama kalinya Perhutani membangun sebuah pabrik dengan biaya dari bank. Bank yang mengucurkan kredit investasi ini adalah Bank BNI Pembangunan ketiga pabrik tersebut diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah hasil hutan yang diproduksi masyarakat. Sebagaimana pernah disampaikan Heru Siswanto, nilai tambah yang dihasilkan kayu olahan plywood bisa mencapai Rp 40 miliar. Lebih tinggi dibandingkan ekspor kayu sengon mentah, bahan plywood, yang bernilai Rp 28 miliar. Sementara , 70%
produk kayu lapis ini akan diekspor, sedangkan sisanya dipasarkan didalam negeri. “Jepang sudah mengajukan permintaan jangka panjang,” ujarnya. Apa yang dirancang tahun 2011, kini sudah mulai membuahkan hasil. Sebagai penanda hilirisasi produk, ada empat pabrik derivat gondorukem dan terpentin dibangun. Satu-satunya yang terpadu di Indonesia dan yang terbesar di Asia Tenggara. Langkah awal menjadi pemain penting di bisnis pine chemical dunia, Pabrik Perhutani Pine Chemical Indusrtry (PPCI) di Pemalang, Jawa Tengah mulai beroperasi. Bertepatan dengan rangkaian peringatan hari jadi Perum Perhutani yang ke-53, medio April silam Perhutani melakukan ekspor perdana 13,6 ton alphapinene dengan kualitas kemurnian 97,5% ke India.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Pemecahan kendi, sebagai lambang dimulainya ekspor pada truk kontainer dilakukan oleh Bambang Sukmananto yang kala itu masih menjabat Direktur Utama “Tahap awal, ekspor produk ini baru ke India, ke depan bisa ke Jepang, Cina dan negara-negara Eropa, karena jenis produknya banyak ” kata Bambang saat meninjau pabrik derivat gondorukem dan terpentin tersebut. Di lokasi seluas 6,3 hektar dengan bangunan 2,5 hektar ini, terdapat empat pabrik yaitu Pabrik gondorukem terpentin, pabrik fraksinasi terpentin (PFT), pabrik gliserol resin ester (PGRE), dan pabrik terpineol pinene (PTP). Sementara itu Pabrik Plywood Perhutani yang dibangun di Kecamatan Pare-Pare, Kabupaten kediri, Jawa Timur dengan investasi Rp 48 miliar sejak 2013 telah beroperasi. Pabrik yang dibangun di atas lahan 8 Hektar dengan kapasitas produksi 4.000 meter kubik per bulan bahan bakunya adalah kayu sengon yang banyak ditanam di kawasan hutan di wilayah Kediri. Sebesar 90% bahan baku dicukupi dari Kediri, sementara 10% dari luar daerah Kehadiran pabrik industri plywood ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada produk kayu sengon Perhutani sebesar 30 persen, dibandingkan apabila dijual dalam bentuk kayu glondongan. Belum lagi, pabrik plywood di Kediri mampu membukukan pendapatan hingga Rp 74 miliar per tahun, dan ditargetkan mencapai BEP (break event point) dalam kurun waktu hanya tiga tahun. Dalam rangka hilirisasi ini, Perhutani juga masuk dalam industri pangan. Di kediri pula, Perhutani juga membangun Pabrik Porang, sebagaimana di Blora, Jawa Tengah yang kini memasuki tahap kontruksi. Bahkan untuk memperkuat
Derivat Gondorukem yang diekspor ke India bulan Maret 2014.
ketahanan pangan, Perhutani juga membangun Pabrik Sagu di Papua, tepatnya di Desa Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat Karena itu, Hadi Daryanto menekankan kepada Mustoha Iskandar untuk memberikan perhatian terhadap pembangunan Pabrik Sagu di Papua ini. ”Target Dirut Perhutani yang baru adalah menyelesaikan rencana kerja dan pembangunan pabrik sagu di Papua serta meningkatkan tata kelola perusahaan. Perhutani harus dapat menjadi pionir industri terpadu sektor kehutanan, pangan, dan industri pengolahan berbasis rakyat,” kata Hadi. Bagi Perhutani, pembangunan pabrik Sagu di Papua ini merupakan pertaruhan bagi perusahaan ketika masuk ke industri pangan. Pabrik tersebut kini memang sedang dalam proses konstruksi. Namun, karena pabrik ini merupakan yang pertama, sehingga kalau pobrik ini sukses, Agus Setyapastawa, merekomendasikan untuk bisa membangun pabrik sagu dalam sekala besar di tanah Papua lainnya Beberapa rangkaian langkah besar yang dilakukan oleh Perhutani tersebut, Mustoha Iskandar
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
menggulirkan perlunya perubahan mind side seluruh jajaran Perhutani. Mereka harus mengubah kultur. Bila selama ini mereka sering dinina bobokkan dengan kultur dilayani, ke depan harus memiliki kultur untuk melayani. Dengan adanya berbagai produk barang dan jasa, Perhutani rasanya tidak bisa seperti dulu lagi. Perhutani kedepan harus bisa membangun branding sendiri, melakukan promosi, pemasaran, yang itu semua dibutuhkan kultur baru yaitu kultur korporat untuk menggantikan kultur birokrasi yang masih mengakar kuat. Untuk mendukung hilirisasi, Perhutani juga sudah membuka perwakilan pemasaran di Tiongkok. Hanya saja diingatkan oleh Mustoha, dalam memasarkan produk-produk BUMN ini, Perhutani harus menjadi national flag-nya. Boleh saja pihak lain bergabung dengan Perhutani, namun mereka harus dibawah kendali Perhutani Hanya dengan national flag Perhutani, BUMN ini akan bisa mengikuti jejak Temasek, menjadi perusahaan investasi di bidang kehutanan, yang memiliki anak-anak perusahaan tak hanya di tanah air, tetapi bisa juga di luar negeri. • DR
DUTA Rimba 13
Dok. Kom PHT®2014
rimbaUTAMA
Salah satu Teresan Jati di KPH Pemalang.
14 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Perhutani
National Flag Industri Kehutanan
R
evitalisasi industri kehutanan di Perhutani dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dari pada sekedar menjual bahan baku berupa kayu. Revitalisasi ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Dengan revitalisasi industri kehutanan, peluang untuk meningkatkan pundipundi perusahaan makin terbuka. Memang ketika perusahaan tengah menggenjot industri kehutanan berada dalam dilema. Khusus industri kayu Perhutani, produk dan pasarnya masih terbatas, karena mesin-mesin yang dimiliki mulai tua, khususnya untuk produkproduk flooring. Padahal dari sisi permintaan produk-produk kayu enginering kini semakin meningkat. Fenomena tersebut, seharusnya ditangkap oleh Perhutani dengan melakukan restrukturisasi industri dengan penggantian mesin-mesin yang telah usang dengan mesin yang baru. “Begitu pula dalam pengembangan pasar, Perhutani sudah saatnya mengembangkan brand tersendiri sehingga produkproduk Perhutani dikenal di pasar internasional,” tegas Agus Setyaprastawa, Direktur Perencanaan
Untuk memperkuat industri hilir, sudah saatnya Perhutani mengembangkan brand tersendiri agar bisa mendapatkan nilai tambah yang optimal. Bahkan dikancah global yang tingkat persaingannya sangat ketat, Perhutani harus bisa mengibarkan national flag industri kehutanan. Melalui cara demikian Perhutani akan memiliki share market lebih luas untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan global di bidang industri kehutanan. dan Pengembangan Bisnis Perum Perhutani. Agus perlu menekankan pentingnnya brand Perhutani, karena dewasa ini banyak produk Perhutani yang diolah sendiri maupun bekerjasama dengan mitra kerja menggunakan brand pembeli, akibatnya Perhutani dalam bisnis industri kayu di pasar global kurang dikenal. Karena itu secara radikal Mustoha Iskandar, Dirut Perhutani dalam memperkuat branding Perhutani akan memperkenalkan Perhutani sebagai national flag industri kehutanan, sebagaimana Pertamina yang kini masuk dalam urutan 123
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
dari 500 perusahaan kelas dunia versi majalah Fortune 500 . Siapa saja boleh bekerja sama atau bergabung dalam industrialisasi Perhutani, tapi benderanya harus Perum Perhutani Peluang Perhutani menjadi perusahaan kelas dunia sesungguhnya semakin terbuka. Apalagi dengan adanya pembebasan pajak untuk produk kayu olahan yang diekspor, ini menjadi peluang daya saing Perhutani sebagai produsen log meningkat. Belum lagi sebagaimana digambarkan Agus, pada industri non kayu, seperti produk-produk devirate gondorukem terpentin juga menjadi peluang yang besar bagi Perhutani,
DUTA Rimba 15
Dok. Kom PHT®2014
rimbaUTAMA
Salah satu kegiatan di Perhutani Plywood Industry di Pare, Kediri.
karena kebutuhan bahan-bahan kimia turunan dari Gondorukem dan terpentin masih terbuka lebar. Masalahnya sekarang bagaimana meningkatkan penguasaan teknologi pada industri kayu dan non kayu menjadi keharusan bagi Perhutani . “SDM pada bidang industri kayu dan non kayu harus menjadi perhatian,” tambah Agus. Bagi manajemen, hilirisasi industri kehutanan ke depan jelas menjadi sebuah kaharusan. Tidak boleh tidak. Ini harus menjadi roap jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Mengapa demikian? Karena Perhutani dengan memiliki dan menguasai bahan baku berbasis hutan, tentu akan memperoleh keunggulan komperatif untuk bersaing dibanding dengan perusahaan lain yang tidak menguasai atau memiliki sumber bahan baku sendiri. “Dengan kondisi seperti ini selayaknya, Perhutani membangun dan mengembangkan bisnis industri hilirnya,” tambah Agus Dengan modal dasar semacam itu, Perhutani memasuki tahun 2015, sebagai tahun dimulainya
16 DUTA Rimba
perdagangan bebas ASEAN, merupakan salah satu perusahaan yang paling siap menghadapi persaingan di industri hilirkehutanan. “Tidak ada masalah, karena Perhutani sebagai perusahaan yang memiliki bahan baku sendiri mestinya bisa memperoleh keunggulan komparatif bila dibanding perusahaan lain yang tidak memiliki bahan baku sendiri atau bahan baku terbatas.” Dengan hilirisasi, Perhutani ke depan akan menjadi holding dengan puluhan, bahkan ratusan anak perusahaan dengan bisnis hilir yang lebih fokus pada produk-produk yang lebih segmented. Anak-anak perusahaan inilah nantinya akan menjadi peraup uang. Sementara holdingnya akan bisa lebih fokus menyiapkan bahan baku industrinya. Sebuah model transformasi bisnis di sektor kehutanan yang sangat radikal. Bila peran ini bisa dimainkan oleh Perhutani, meminjam istilahnya Mahaguru Manajemen Prof Dr Renald Kasali, bukan tidak mungkin Perhutani ke depan bisa menjadi Power House di industri kehutanan.
Perusahaan ini ke depan akan menjadi pusat pengembangan teknologi, putra-putra terbaik bangsa dalam mengelola sektor kehutanan. Perusahaan ini ke depan akan bisa menjadi kebanggan nasional sebagaimana Samsung dan Hyundai di Korea Selatan, Petronas di Malaysia, Temasek di Singapura, Toyotan di Jepang, dan lain sebagainya Deversifikasi Produk Secara umum dalam rangka deversifikasi, produk industri kehutanan akan dititik beratkan untuk industri kayu adalah plywood. Dimana potensi bahan baku kayu sengon dapat diusahakan dalam waktu relatif pendek sekitar enam tahun bisa dipanen. Penanaman sengon bisa digencarkan di beberapa clustter baik yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat serta Banten. Sementara untuk kayu jati diarahkan untuk membuat produk engineering flooring, sehingga bahan - bahan baku kayu yang bagus bisa dihemat dengan mengkombinasikan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Tantangan ke depan yang dihadapi oleh Perhutani adalah SDM, terutama dalam memasarkan produk di pasar internasional dan
Dok. Kom PHT®2014
Dibutuhkan kemampuan bernegosiasi dan berkomunikasi dengan calon pelanggan Ir Agus Setya Prastawa, MM Direktur Perencanan dan Pengembang Bisnis.
dengan kayu yang kualitasnya lebih rendah, namun tampilannya tetap bagus dan kualitasnya tetap terjamin. Kayu ini kedepannya kata Agus sangat bagus, karena bahan baku ditanam didukung dari kayu yang dipanen dari hutan dikelola secara lestari yang dibuktikan dengan Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari, baik dengan skema FSC maupun PHPL. Tantangan kedepan yang dihadapi oleh Perhutani adalah SDM, terutama dalam memasarkan produk di pasar internasional dan global market. “ Disini dibutuhkan kemampuan bernegosiasi dan berkomunikasi dengan calon pelanggan,” tambah Agus. Begitu pula untuk gondorukem dan terpentin bagi Perhutani masih cukup menjanjikan terutama dalam menambah pundi-pundi perusahaan. Kini Gondorukem dan terpentin menjadi sumber pendapatan nomor 2 setelah kayu jati Perkembangan pabrik derivatif gondorukem dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah sudah selesai dan sekarang memasuki
tahap uji coba. Diharapkan tahun depan sudah bisa operasional. Tantangan pada industri ini terutama sekali adalah penguasaan teknologi. Karena kunci persaingan di pasar bahan kimia derivatif Gondorukem adalah bagaimana membuat produkproduk bahan kimia yang bernilai tinggi akan laku dijual di pasaran. Untuk mengatasi kendala tersebut Agus mengusulkan perlunya merekrut tenaga-tenaga profesional yang ahli dibidang Kimia untuk mampu menciptakan produk-produk yang bernilai tinggi dan pasarnya masih terbuka. Perhutani memiliki kegiatan dari hulu (pengelolaan hutan) sampai dengan hilir (industri dan pemasaran), dengan multi produk. Karena sebagaimana ditekankan Mustoha Iskandar, Agus juga mengingatkan pentingnya masalah kultur perusahaan juga menjadi perhatian manajemen. Budaya kerja dihulu dan dihilir itu sangat berbeda. Bahkan dalam setiap produk yang menjadi bisnis Perhutani memiliki kultur yang berbeda-beda. Selama ini Perum
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Perhutani memiliki satu budaya kerja, padahal kita tahu lingkungan usaha dihulu dan berbagai bisnis yang dilakukan Perhutani sangat berbeda Misalnya orang yang bekerja di hutan memiliki kultur yang kuat terkait dengan teknis kehutanan serta pengamanan hutan yang menjadi tugas utamanya sehari-hari. Hal itu berbeda dengan orang yang bekerja di industri dan pemasaran yang kental dengn urusan bisnis seperti membuat hitungan-hitungan analisa bisnis, komunikasi, negoisasi , termasuk membuat kontrak-kontrak dengan calon pembeli. SDM di industri, pemasaran dan legal masih sangat diperlukan apabila Perhutani akan masuk bisnis di industri hilir secara besar-besaran. Untuk itu diperlukan rekruitmen tenaga-tenaga profesional yang sudah jadi untuk menjalankan bisnis hilir Perhutani. “Atau merekrut tenaga-tenaga baru yang dibentuk sejak awal untuk menangani bisnis tertentu dengan kultur yang juga dibentuk sejak awal agar bisa tune in dengan pekerjaan yang dilakukan sesuai bisnisnya,” tambah Agus • DR
DUTA Rimba 17
rimbaUTAMA
Pertama di Indonesia
Terbesar
Dok. www.bumn.go.id
di Asia Tenggara
18 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Industri kimia dunia kini terperangah. Di negeri Jamrud khatulistiwa ini, ternyata memiliki Pabrik Gondorukem dan Terpentin kelas dunia. Di kawasan regional, pabrik tersebut merupakan satu-satunya kebanggaan nasional sekaligus yang terbesar di Asia Tenggara. Sebuah sejarah yang menandai bangkitnya industri kimia, yang diharapkan bia menjadi gerbong lokomotif perekonomian nasional.
P
Pabrik Perhutani Pine Chemical Industry, di Pemalang saat malam hari.
abrik Gondorukem dan Terpenting yang terbesar di Asia Tenggara itu adalah milik Perhutani yang dibangun di Pemalang Jawa Tengah. Pabrik itu merupakan buah karya anak bangsa di bidang industri kimia, yang menempatkan Indonesia , sejajar dengan negara-negara seperti Brasil, China sebagai penghasil Gondorukem dan Terpentin dunia. Bahkan bila dibanding dengan negara-negara tersebut, Indonesia memiliki unggulan komperatif, karena gondorukem dan terpentin yang dihasilkan Perhutani memiliki zat kimia yang tidak bisa diproduksi di negara lain dari hasil getah pinus merkusi Setelah dilakukan ground breaking pada akhir desember 2011 di kantor Kementerian BUMN, Pabrik Perhutani Pine Chemical Indusrtry (PPCI) di Pemalang, Jawa Tengah mulai beroperasi. Bertepatan dengan rangkaian peringatan hari jadi Perum tersebut yang ke-53, medio April silam Perhutani melakukan ekspor perdana 13,6 ton alphapinene dengan kualitas kemurnian 97,5% ke India. Tahap awal, ekspor produk ini baru ke India, ke
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
depan bisa ke Jepang, Cina dan negara-negara Eropa, karena jenis produknya banyak � kata Bambang Sukmananto, ketika masih menjabat Dirut Perhutani, saat meninjau pabrik derivat gondorukem dan terpentin tersebut. Di lokasi seluas 6,3 hektar dengan bangunan 2,5 hektar ini,, terdapat empat pabrik yaitu Pabrik gondorukem terpentin, pabrik fraksinasi terpentin (PFT), pabrik gliserol resin ester (PGRE), dan pabrik terpineol pinene (PTP). PFT menggunakan teknologi yang dikembangkan di perusahaan Swiss yaitu sulzer sedangkan kolom fraksinasinya (vessel) dirancang oleh PT Pasadena Engineering Indonesia dan dibuat oleh PT Pupuk Kujang bersama PT Weltes. Tujuan utama dari pabrik ini untuk memisahkan atau memurnikan komponen minyak yang ada di dalam terpentin. PGRE bertujuan memproduksi gliserol rosin ester yang angka asamnya rendah. Gliserol rosin ester dalam dunia industri digunakan untuk adhesive, ink, dan industri pangan. Dalam proses produksi, PGRE menerapkan teori esterifikasi yang ditemukan oleh Hermand Emile Fischer dari Jerman pada tahun 1895, berupa reaksi asam
DUTA Rimba 19
rimbaUTAMA
Dok. Kom PHTÂŽ2014
Gondorukem dan Terpentin pasarnya makin luas sejalan dengan perkembangan industri dunia. Di tengah persaingan yang demikian keras, tantangan yang dihadapi industri Gondorukem dan terpentin adalah penguasaan teknologi. Operator pabrik Perhutani Pine Industry.
(gondorukem) dengan alkohol (gliserin) yang menghasilkan ester. Teori tersebut dikembangkan dan diaplikasikan dalam pabrik ini oleh tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan PT Pasadena Engineering Indonesia. PTP memproduksi turunan alphapinene menjadi alkohol alphapinene (terpineol). Cara pembuatannya, alphapinene direaksikan dengan bantuan katalis yang bersifat asam. Proses reaksinya dibuat dengan dua tahap yaitu reaksi hidrasi dengan produk terpin hidrat dan selanjutnya terpin hidrat tersebut didehidrasi menjadi terpineol. Produk ini adalah bahan baku industri fragrance, antiseptic, dan bahan penolong industri tambang terutama emas. Pabrik Gondorukem dan Terpenting di Pemalang memiliki arti strategis untuk mendongkrak pundi-pundi perusahaan. Bagaimana tidak sebagimana dijelaskan Agus Setyaprastawa,
20 DUTA Rimba
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perum Perhutani, Gondorukem dan Terpenting merupakan sumber pendapatan nomor 2 setelah kayu jati. Maka dengan selesainya pabrik dalam sekala besar di Pemalang ini, peluang untuk mendongkrak pendapatn perusahaan akan semakin terbuka di masa mendatang. Kapasitas produksi terpasang pabrik Gondorukem dan Terpentin di Pemalang; Gondorukem 17.150 ton/tahun, Tepentin 3.675/tahun, Alphapinene 6.000 ton/tahun, Betapinene 112,5 ton/tahun, Gliserol Rosin Ester 18.000 ton per tahun dan Terpine 1.8000 ton/tahun Gondorukem dan Terpentin pasarnya makin luas sejalan dengan perkembangan industri dunia. Bahan kimia dari gondorukem ini biasanya digunakan pada industri batik, plastik, sabun, tinta cetak, bahan pelitur dan sebagainya. Sedangkan untuk terpentin
digunakan sebagai bahan pelarut cat. Pabrik Gondorukem dan Terpenting di Pemalang ini menelan investasi sebesar Rp 208,7 miliar. Untuk membangun pabrik ini mengunakan 80% produk lokal dan sisanya 20% menggunakan produk dari luar negeri. Kandungan yang berasal dari luar negeri itu berupa Nitrogen Plant yang diimpor dari Korea, Electro motor dan pompa didatangkan dari Jepang, Italia dan Denmark. Selain itu ada juga Progammable Logic Controller yang didatangkan dari Perancis, mesin reverse osmosis dari Taiwan, electrical dari Schneider, Jerman serta Kolom dan packing distilasi yang menggunakan teknologi Swiss yang dibuat di Singapura oleh Sulzer. Pabrik derivat terpadu satusatunya di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara ini mempunyai kapasitas bahan baku feed stock 24.500 ton/tahun getah pinus.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Kapasitas terpasang gondorukem (gumrosin) 17.150 ton/tahun, terpentin 3.675 ton/tahun, alphapinene 6.000 ton/tahun, betapinene 112,5 ton/ tahun, gliserol rosin ester 18.000 ton/tahun, serta terpineol 1.800 ton/tahun. Kebutuhan alphapinene dan Bethapinene di dunia mencapai 600 ribu ton/tahun, sementara di dalam negeri kebutuhannya mencapai 19 ribu ton/ tahun. Dengan baku pinus yang ada, dengan pengelolaan sampai derivatnya, Perhutani ke depan diharapkan bisa menjadi pelaku bisnis industri pine chemical penting di dunia. Oleh karena itu, PPCI ini diharapkan bisa berproduksi sesuai dengan kapasitas terpasang sehingga nilai tambahnya maksimal. Perhutani baru menembus 10% sebagai produsen derivat dan terpentin di dunia, Cina sudah mencapai 70% dan Brazil 11%,. Saat ini Luas hutan yang dikelola Perhutani di Jawa 2.4 juta Ha, terdiri dari hutan jati 1.261.465,81 Ha (52 persen), hutan pinus 876.992,66 Ha (36 persen) dan sisanya Damar, Mahoni, Akacia, Sengon, Kesambi. Pohon pinus yang disadap menghasilkan getah pinus. Getah pinus inilah yang diolah melalui proses melting, scrubber dan pemasakan sehingga menghasilkan gondorukem atau gumrosin dan terpentin. Meski pabrik Gondorukem dan Terpentin ini sudah berhasil dibangun di Pemalang, bukan berarti semuanya beres. Di tengah persaingan yang demikian keras, tantangan yang dihadapi industri Gondorukem dan terpentin adalah penguasaan teknologi. “ Karena kunci persaingan di pasar bahan kimia derivatif Gondorukem adalah bagaimana membuat produkproduk bahan kimia yang bernilai tinggi agar bisa dijual,” tambah
kunci persaingan di pasar bahan kimia derivatif Gondorukem adalah bagaimana membuat produkproduk bahan kimia yang bernilai tinggi agar bisa dijual
Agus Setyaprastawa. Langkah maju yang dicapai oleh Pabrik Gondorukem dan Terpentin, tentu tak boleh membuat berpuas diri. Untuk menghasilkan produk-produk derivatif yang memiliki ekonomi tinggi, dibutuhkan tenaga-tenaga profesional yang ahli di bidang kimia untuk mampu menciptakan produk-produk yang bernilai tinggi dan pasarnya masih terbuka. Inilah tantangan terbesar pada industri gondorukem dan terpentin. Produk Kimia Hutan Perhutani menghasilkan Forest Chemical Products sebagai berikut . • Gondorukem dan Terpentin Produk ini diperoleh dari proses pengolahan atas getah pinus. Gondorukem merupakan produk resin alam yang banyak digunakan dibidang farmasi sedang minyak terpentin yang berwarna transparan putih adalah pelarut yang kuat dan digunakan sebagai bahan baku pelarut cat, bahan baku parfum, desinfektan, dan campuran kimia lainnya..
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
• Minyak Kayu Putih Minyak kayu putih diperoleh dari proses ekstraksi atas daun pohon kayu putih. Produk ini banyak digunakan pada industri farmasi. Untuk menjaga kualitas produk ini, Perum Perhutani mengembangkan benih unggul kayu putih di kebun benih semai selain melakukan inovasi pada proses ekstraksi dan penanganan produk. • Kopal Kopal adalah hasil olahan getah (resin) yang disadap dari batang damar (Agathis dammara [sin. A. alba] dan beberapa Agathis lainnya) serta batang dari batang pohon anggota suku Burseraceae (Bursera, Protium). Kopal merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar. Bahan ini juga dipakai sebagai campuran lak dan vernis. • Lak Lak adalah hasil sekresi kutu lak atau dalam bahasa latin disebut Leccifer lacca, dibudidayakan diranting pohon kesambi dan inang. Lak diolah menjadi bahan isolator alat-alat listrik, bahan kosmetik, tinta dan pelitur. • Minyak ylang-ylang Minyak ylang-ylang disuling dari bunga tanaman ylang-ylang (Cananga odorata forma genuine Hook Fil. et Thompson). Minyak ylang-ylang mempunyai aroma yang sangat wangi, atau setaraf dengan bau minyak melati, sehingga minyak ylang-ylang termasuk salah satu bahan pewangi dalam parfum yang mahal. Minyak kenanga mempunyai mutu bau yang lebih rendah bila dibandingkan dengan minyak ylang-ylang dan dipakai sebagai bahan pewangi sabun • DR
DUTA Rimba 21
rimbaUTAMA
Era Baru
Industri Pengolahan
Untuk meningkatkan pendapatan dari hutan, Perhutani melakukan ekspansi besar-besaran dengan membangun industri pengolahan kayu. Ada aneka produk olahan kayu yang akan menjadi pundi-pundi perusahaan pelat merah dimasa depan. Semua itu dilakukan, kayu yang diproduksi bisa memberikan hasil yang maksimal, tidak saja bagi perusahaan, tetapi juga dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan, devisa negara, maupun nilai tambah lainnya. Inilah program hilirisasi yang nyata dan akan bisa mendongkrak kinerja perusahaan.
22 DUTA Rimba
Dok. www.bumn.go.id
Kayu NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Bahan Baku Perhutani Plywood Industry di Pare Kediri.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 23
Dok. Kom PHT®2014
rimbaUTAMA
Kayu log sengon siap diproses.
T
iupan angin menyapu hamparan tanaman kayu sengon yang terdapat di belantara Kediri Jawa Timur. Tanaman yang sudah dibudidayakan sekitar enam tahun itu segera dipanen. Gelondongan kayu sengon itu tak perlu diekspor, karena kayu itu bisa dimanfaatkan di kabupaten tersebut. Kayu sengon yang sudah ditebang dan dipotong-potong tersebut bisa diangkut dengan truk untuk memasok bahan baku Pabrik Kayu lapis (Playwood) milik Perum Perhutani di Kediri, yang baru saja dibangun dan diresmikan tahun 2013 Pembangunan pabrik playwood ini menandai hilirisasi industri hilir Perhutani, disamping Pabrik Gondorukem dan Terpentin di Pemalang, Jawa Tengah, yang mulai beroperasi pertengahan 2014. Pabrik yang dibangun dengan dana sebesar
24 DUTA Rimba
Rp 48 miliar sebagaimana dijelaskan Agus Setyaprastawa, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perum Perhutani akan menjadi fokus BUMN ini dalam industri pengolahan kayu. Sejak dioperasikan pertengahan tahun hingga akhir 2013, produksi kayu lapis pabrik baru Perum Perhutani di Kediri ini mencapai 24.000 M3, dengan input 48.000 m3 bahan baku. Dengan begitu produksi pabrik playwood sudah mencapai kapasitas optimal 4.000 M3/bulan Jenis produk yang dihasilkan antara lain plywood UTY 2,7 mm, plywood UTY 4,8mm, plywood UTY 7,5 mm dan plywood UTY 11,55 mm. Adapun orientasi produknya 40% untuk pasar domestik. Sisanya untuk ekspor ke Jepang, China, Timur Tengah dan Australia. Ekspor ini akan menjadi pundipundi bagi Perhutani, di tengah nilai
kurs dolar terhadap rupiah menguat. Coba saja anda bayangkan bahan baku playwood dibeli dengan rupiah, tetapi hasilnya dijual dengan dolar. Bahan baku pabrik ini berasal dari sekitar Kediri. “Bahan bakunya dari hutan tanaman kita. Pasarnya saat ini masih dalam negeri,” jelas Heru Siswanto Direktur PSDH. Untuk mendukung bahan baku sengon, Perum Perhutani Kediri kini gencar menanam sengon dengan sistem cluster seperti di Kecamatan Bandung, Tulungagung hingga 200 hektar. Secara total luas lahan di Perhutani kediri sekitar 117 ribu hektar dengan tanaman pokok sengon dan pinus. “Kami akan buat klusterkluster baru dengan harapan untuk menjaga pasokan ,” tegas salah seorang karyawan Perum Perhutani di kediri. Playwood hanyalah salah satu industri pengolahan kayu yang
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
berbasis tanaman sengon. Untuk industri pengolahan kayu jati, diungkapkan oleh Agus adalah untuk membuat produk engireering flooring Flooring ini pasarnya memang cukup menjanjikan meskipun pemainnya cukup banyak, khususnya di pasar global. Karena itu Perhutani akan fokus juga pada industri pengolahan kayu untuk memproduksi lantai kayu. Pada tahun 2014 perusahaan ini ditargetkan mampu memproduksi flooring hampir sekitar 10.000 m3 Perhutani akan serius mendorong industri pengolahan kayu. Mustoha Iskandar menargetkan Perhutani akan meningkatkan kontribusi kayu dri sisi industri, seperti housing component, furniture dan flooaring. “Perhutani akan mendorong sektor hilir tersebut menjadi kontribusi bagi pendapatan merusahaan,” tegasnya. Tentu strategi semacam ini bisa dipahami untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Hutan produksi Perhutani berlokasi di Jawa Tengah seluas 546.290 ha, Jawa Timur 809.959 ha, Jawa Barat 349.649 ha, dan Banten 61.406 ha. Realisasi tebangan Perhutani sekitar 800.000 m3/tahun. Ini campuran kayu Jati, Sengon, Mahoni, dan Sonokeling. Kayu akan disuplai ke industri hilirisasi supaya ada added value. Hutan jati milik Perhutani seluas 1,21 juta ha diestimasi menghasilkan 417.021 m3 kayu jati/ tahun. Sebanyak 81% atau 339.521 m3 kayu dipasarkan dalam bentuk kayu bulat di pasar domestik dan dipasok ke industri sebanyak 19% atau 77.500 m3. Adapun, hutan rimba seluas 1,31 juta ha diestimasi menghasilkan 343.195 m3 kayu/tahun. Realisasi tebangan mayoritas dipasarkan dalam bentuk log 324.395 m3 atau 95% dan hanya 5% atau 18.800 m3 yang diolah.
Kayu log jati.
Di tengah persaingan yang demikian keras, tantangan yang dihadapi industri Gondorukem dan terpentin adalah penguasaan teknologi. Bila kayu bulat dan kayu log itu bisa diolah di industri hilir Perhutani tentu tak hanya akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan secara signifikan. Tetapi secara makro juga bisa ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan berkembangnnya rantai bisnis di sekitar industri kayu. Peluang untuk mengolah kayu bulat dan log di industri hilir Perhutani sangat terbuka, karena
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
sesunguhnya Perhutani memiliki pabrik-pabrik pengolah kayu. Di Jawa Timur Perhutani, memiliki empat pabrik pengolahan kayu, yakni di Cepu, Brumbung, Gresik, dan pabrik kayu lapis (plywood) sengon di Kediri. Kapasitas produksi empat pabrik pengolahan tersebut mencapai 125.000 m3/ tahun mencakup produk kayu gergajian, furniture taman, komponen rumah tangga, veneer, lamela, parket, dan flooring • DR
DUTA Rimba 25
rimbaUTAMA
Dari Sagu hingga Porang Perkuat Ketahanan
Pangan
Masuknya Perhutani ke industri pangan, tak hanya sekedar untuk memperkuat ketahanan pangan. Tetapi melalui industri pangan tersebut diharapkan juga mampu meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan. Harus ada kalkulasi bisnis yang menguntungkan seluruh stakeholders.
B
atang –batang rubia (Metroxylon Sagu Rottb) menjulang tinggi di distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat. Batang yang dikenal sebagai pohon sagu itu merupakan pohon hasil budidaya di kawasan hutan sagu yang dikelola oleh Perhutani. Hutan sagu kelolaan perusahaan pelat merah itu mencapai 16.000 hektar. Terobosan untuk membudidayakan hutan sagu itu merupakan langkah progresif Perhutani untuk melakukan breaktrough di tanah Papua. Bagaimana tidak, pohon sagu yang habitatnya tumbuh di rawa-rawa secara bebas, bisa dibudidayakan oleh masyarakat di distrik Kais di kawasan hutan milik Perhutani. Pati yang dihasilkan dari pohon tersebut menjadi makanan khas Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir
26 DUTA Rimba
Tak berlebihan bila kemudian Perum Perhutani memprakarsai pendirian Pabrik Sagu di Distrik Kais ini. Peluang bisnisnya tentu saja sangat menjanjikan. Pohon sagu yang dapat tumbuh hingga setinggi 20 s/d 30 m, produksi satu pohonya bisa mencapai 150 s/d 300 Kg pati sagu. Pabrik sagu modern dan terbesar se-Indonesia saat ini sedang memasuki tahap kontruksi . Lokasinya sangat terpencil karena harus ditempuh dengan long boat selama 3 jam dari ibu kota Kabupaten Sorong Selatan. Dimulai tahun lalu, pabrik ini ditargetkan bisa beroperasi pada Maret 2015. Pabrik sagu modern ini bukan yang pertama dibangun di Papua. Ada pabrik serupa namun proses pembangunan memperoleh penolakan dari penduduk atau suku lokal. “Pabrik milik swasta itu sampai
sekarang nggak bisa beroperasi karena ditolak penduduk setempat. Mereka sudah investasi banyak. Itu sudah mulai dibangun tujuh tahun silam tapi masalahnya tidak selesaiselesai,” kata General Manager Perhutani Papua Ronald Guido Suitela Berbeda dengan pabrik sagu swasta, pabrik milik BUMN Perhutani justru memperoleh dukungan penduduk lokal. Tidak pernah ada penghadangan terhadap proses pembangunan. Ronald bercerita pihaknya melakukan pendekatan ke warga setempat terlebih dahulu. Artinya pembangunan didasarkan atas persetujuan dan keinginan warga. Perhutani menyebutnya sebagai membangun pondasi sosial terlebih dahulu agar misi negara untuk mendirikan pabrik bisa berhasil. Pembangunan pabrik sagu di
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Istimewa
Tanaman sagu di Papua.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 27
rimbaUTAMA Papua ini merupakan salah satu industri baru yang dikembangkan Perhutani selain Pabrik Poran di Blorang dan Pare-Pare, Kediri serta Pabrik Gondorukem dan Terpentin di Pemalang, Jawa Tengah. Pabrikpabrik ini menandai era baru Perhutani sebagai perusahaan hutan yang mulai masuk ke industri hilir. Pembangunan pabrik Sagu ini menjadi prioritas bagi Perhutani. Hadi daryanto, Ketua Dewan Pengawas Perhutani , memberikan penegasan kepada Mustoha Iskandar Dirut Perhutani yang baru untuk menuntaskan pembangunan pabrik yang dirintis oleh Bambang Sukmananto. “Penyelesaian pabrik Sagu di Papua menjadi tugasnya Dirut yang baru,” ujarnya ketika menghadiri serah terima jabatan Dirut Perhutani pertengahan Oktober.
28 DUTA Rimba
Dok. Kom PHT®2014
Pabrik Porang Selain pabrik sagu, Perhutani menggarap pabrik Porang tentu tidak lepas dari kebijakan pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan. Ketika Menteri Negara BUMN dijabat Dahlan Iskan, Perhutani mendapat penugasan untuk ikut mendukung ketahanan pangan nasional. Salah satu bentuk dukungan BUMN ini dengan mendirikan pabrikpabrik yang memproduksi pangan. Memang dalam menggarap ketahanan pangan ini, Perhutani tak hanya membangun pabrik sagu, tetapi juga pabrik porang . Jenis tanaman umbian merupakan tanaman yang tumbuh di bawah pohon tegakan. Porang ini tumbuh dengan baik di bawah tegakan jati, sonokeling dan mahoni. Tanaman ini sudah dibudidayakan secara baik oleh masyarakat sekitar hutan di daerah KPH Nganjuk, Bojonegoro, Saradan dan Madiun. Tanaman umbian ini panen satu tahun sekali pada bulan Mei, Juni
Untuk mengolah hasil porang yang tiap hektarnya menghasilkan porang 40 Kg, maka Perhutani membangun Pabrik Porang di Blora Jawa Tengah dengan target produksi pada 2015 dengan kapasitas produksi 30.000 ton per tahun.
Tanaman Porang di KPH Ngganjuk.
dan Juli. Porang yang bermanfaat untuk kesehatan, terutama sekali mengobati kolesterol dan diabetes sudah dikembangkan di KPH Randublatung, KPH Cepu, KPH Blora dan KPH Mantingan dengan luas areal tanaman 1.500 hektar. Untuk mengolah hasil porang yang tiap hektarnya menghasilkan porang 40 Kg, maka Perhutani membangun Pabrik Porang di Blora Jawa Tengah dengan target produksi pada 2015 dengan kapasitas
produksi 30.000 ton per tahun. Pabrik tersebut dibangun dengan menelan biaya Rp 50 miliar. Sebelum pabrik di Blora ini beroperasi, Perhutani telah terlebih dahulu membangun pabrik Porang di Pare-Pare, Kediri, Jawa Timur. Pabrik yang memiliki kapasitas produksi 10 ton per hari, memiliki dua mesin, sehingga seberapa banyak hasil Porang di wilayah tersebut, Perhutani siap membeli hasil Porang untuk memasok pabrik Porang dengan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Ketahanan pangan, bagi Perhutani tak bisa dilihat hanya sekadar melaksanakan penugasan dari pemerintah, tetapi secara bisnis harus dijadikan strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Salah satu kegiatan di pabrik porang Perhutani.
harga pasar sekitar Rp 2.700 s/d Rp 3.000. Untuk mengejar kapasitas produksi tersebut Pabrik Porang Kediri membutuhkan pasokan Porang setiap bulannya sebesar 250 ton porang. Untuk menjamin ketersediaan pasokan Porang, Perhutani Kediri juga melakukan pembinaan kepada para petani agar bisa menghasilkan Porang yang berkualitas tinggi sebagaimana kualifikasi yang dibutuhkan oleh
pabrik. Pabrik Porang di Kediri ini telah memproduksi pati dengan merek dagang Forest Konjac. Melalui produk ini, Perhutani bisa memberdayakan petani Porang di sekitar kediri. Porang yang dihasilkan oleh pabrik ini bagi kalangan industri bisa dimanfaatkan untuk pengganti tepung, pembungkus tablet, bahan perekat, bahan film dan lain sebagainya. Sementara untuk manfaat kesehatan Porang bisa
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
dimanfaatkan untuk menurunkan kolesterol dan diabetes. Ketahanan pangan, bagi Perhutani tak bisa dilihat hanya sekedar melaksanakan penugasan dari pemerintah, tetapi secara bisnis harus dijadikan strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sudah saatnya devisi regional dan KPH mengintegrasikan program ketahanan pangan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kayu jati, itu jelas bisnis jangka panjang perusahaan pelat merah. Untuk jangka menengah dan jangka pendek, tentu harus dipikirkan agar bisa memberikan sumbangan yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Tanaman pangan, seperti beras, jagung, kedelai kiranya bisa dikembangkan sebagai program jangka pendek untuk memperkuat pundi-pundi perusahan. Sepeti dicontohkan Mustoha, di Banten Perhutani memiliki areal yang telah ditanam padi oleh masyarakat sekitar hutan. Namun, yang terjadi selama ini sumbangan kepada pendapatan Perhutani sangat kecil. Hal serupa juga terjadi di daerah lain. Padahal kalau optimnalisasi lahan untuk tanaman pangan dengan sistem yang bagus, Mustoha yakin, pendapatan dari sektor pangan itu bisa jadi lebih besar dari tanaman jati. “Ini bisa triliunan,” tegas Mustoha. Optimalisasi tanaman pangan itu bukan berarti harus mengusir para penggarap tanah Perhutani. Mereka bisa saja tetap dilibatkan, tetapi harus dalam kerangka sistem yang diciptakan oleh Perhutani. Disinilah dibutuhkan ketegasan, tapi juga penuh dengan kepedulian. Sehingga pengembangan ketahanan pangan itu jangan hanya dilihat dari perspektif CSR, tetapi juga dari perspektif bisnis. Penggarap untung, perhutani juga untung. Bukan begitu. • DR
DUTA Rimba 29
rimbaUTAMA
Hilirisasi Membutuhkan
Kultur Pelayanan
Dok. Kom PHT®2014
Masuk ke hilirisasi itu ibarat masuk ke medan persaingan. Produk-produk yang dihasilkan oleh Perhutani akan segera memasuki pasar bebas. Karena itu pelayanan menjadi kunci untuk memenangkan persaingan.
30 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Ir John Novarly Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 31
rimbaUTAMA
32 DUTA Rimba
Dok. ISTIMEWA
P
erhutani sudah saatnya mengatur strategi transformasi. Kalau sebelumnya Perhutani lebih banyak melakuan kegiatan di hulu, sekarang suah mulai beralih ke hilir. Untuk merespon perubahan tersebut, Perhutani juga telah menindak lanjuti dengan melakukan perubahan struktur, dimana ada Divisi Komersial Kayu dan Divisi Komersial Non Kayu di hilir. Sementara di hulu ada sumber daya hutan. Sehingga masing-masing harus bisa fokus. Divisi ini tidak hanya terjadi di pusat, tetapi juga di daerah dengan adanya divisi regional (divre) . Bila sebelumnya didivre itu juga menangani kayu, pengolahan, pemasaran dan industri. “Sekarang di spin of di tingkat divisi dalam rangka perbaikan kawasan hutan yang rusak. Jadi masing-masing Divre ini lebih fokus memperbaiki kawasan hutan,” tegas John Novarly, Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani. Dengan adanya perubahan tersebut, kata pria kelahiran Palembang 23 November 1961, ke depan tidak bisa main-main lagi. Tanaman harus berhasil sebagai aset utama Perhutani, sehingga tidak bisa bermain-main dengan cara-cara lama. Kawasan hutan harus diperbaiki. Kalau selama ini kurang mendapat perhatian harus ditingkatkan kapasitasnya. Makanya Dirut Perhutani Mustoha Iskandar menggagas culture migration from bureaucratic culture to corporate culture. Gagasan tersebut sangat cocok untuk mendukung hilirisasi, karena di hilir itu ada industri, pelayanan, dan pemasaran. “Kalau dulu jual kayu bulat itu captive. Kita tak usah memburu-buru pembeli. Sekarang kita harus gencar strategi pemasarannya, marketingnya dan
Ir John Novarly Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani.
Jadi perubahan kultur itu memang perlu. Perhutani mewarisi kultur feodal. Karena itu fungsi pelayanan sangat kurang. Sementara kalau sudah masuk ke hilir, saingan Perhutani itu sudah jelas. Produkproduk yang sama itu merupakan pesaing-pesaing Perhutani. marketing intelligent-nya harus kuat, “ tambah mantan Kepala Biro Humas Perum Perhutani. Ia mencontohkan digetah pinus. Ketika ia mengikuti Kongres Pine Chemical Association (PCA) ia melihat bahwa marketing intelligent itu perlu untuk menentukan harga. “ Disitu kita rembukan dengan buyer, ketemu produsen dari China, Brasil dan India, Amerika, Eropa. Ada 12 pembeli. Disitulah kita berdialog. Kita berada pada posisi dimana sih,” tambah alumni IPB ini. Jadi perubahan kultur itu memang perlu. Perhutani mewarisi kultur feodal. Karena itu fungsi pelayanan sangat kurang.
Sementara kalau sudah masuk ke hilir, saingan Perhutani itu sudah jelas. Produk-produk yang sama itu merupakan pesaing-pesaing Perhutani. Jadi migrasi kultur dari birokrat ke korporat itu perlu, meskipun untuk itu tidak mudah. Karena kultur itu merupakan sesuatu yang sudah terbiasa dalam kehudupan sehari-hari. Kalau membalik kultur 360 derajat itu tidak mudah bagi Perhutani yang orientasi pelayanannya masih sangat kurang. Tetapi harus dijalani. Karena kalau tidak bagaimana bisa bersaing, karena stok kayu kita itu sudah terbatas. Sekarang semuanya sudah
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. ISTIMEWA
Ekspor Perdana Plywood.
berubah. Dulu kayu sekarang sudah non kayu. Ada 9 produk mulai dari kayu, non kayu hingga wisata. Bila di profil perusahaan itu ada sembilan. Bisa menjadikan empat produk utama dan mengubah kultur itu sudah hebat. Migrasi dari budaya birokrasi ke budaya corporate itu menjadi tantangan berat perhutani, tetapi harus dilakukan. Yang penting bagi pria peraih Master in Forestry Science di University of Canterbury, New Zealand, bagaimana Perhutani bisa melayani konsumen. Tidak hanya di hilir tetapi juga di hulu. Itu sudah mandatory. Tidak lagi pilihan berubah atau tidak berubah. Itu wajib. Karena Perhutani sekarang ini sudah mulai menerapkan GCG, ISO dan lain-lain. Kalau di Kawasan hutan ada sertifikasi forest management, dimana ada standarstandar yang harus dicapai. Tinggal
Migrasi dari budaya birokrasi ke budaya corporate itu menjadi tantangan berat perhutani, tetapi harus dilakukan. bagaimana membuat perilaku kulturnya. Kalau standar telah dicapai, tetapi dari sisi perubahan mind side bagaimana. Dari segi pengetahuan, marketing sudah bagus, tinggal merubah attitude itu yang sulit. Spin itu dirancang untuk meningkatkan pelayanan. Dari kultur dilayani menjadi kultur melayani. Dari kultur raja yang sering dilayani, kini menjadi kultur melayani. Karena ke depan selain ke hilir kita juga menstrategikan pendapatan dari non kayu. Itu semua adalah kulturkultur pelayanan. Jadi tidak bisa wisata dikelola seperti RPH, mandor. Harus orang yang bisa tersenyum
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
dan penampilan baik. Jadi kalau dulu di pintu gerbang wisata dijaga oleh petugas keamanan dengan pistol. Kalau seperti itu siapa yang mau datang. Memang Sekarang sudah mulai bagus, seperti Kawah Putih, dan lain-lain, karena Perhutani sudah mengembangkan kawasan wisata di Banyuwangi, Pulau Merah dimana ke depan akan sangat strategis bagi Perhutani. “Jadi Pak Mustoha itu saya pikir hebat memikirkan migration. Perubahan secara pelan tapi pasti, bukan revolusi. Dan itu harus ada jadwal dan tahapan-tahapan.” Jelas mantan Adminstratur KKPH Cianjur. • DR
DUTA Rimba 33
RIMBAkhusus
Da’i
yang Direktur Santai Satu Jam
Bersama Mustoha Iskandar
Ditunjuk Kementerian BUMN sebagai Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar mengangkat Culture Migration dan integrity sebagai jargon kepemimpinannya. Integrity baginya adalah modal utama. Menurut Mustoha, ada integrity vertikal, artinya integrity yang dibangun karena adanya hubungan dengan Yang di atas, dan integrity horisontal hubungannya dengan sesama. Mustoha menghubungkan integrity dengan bisnis perusahaan, kita simak petikan pemikirannya.
Bagaimana integrity dalam bisnis Perhutani Bisnis Perhutani adalah SDA (sumberdaya alam:red), maka ada hubungan secara diagonal. Integrity diagonal itu yang harus kita bangun. Bagaimana membangun hutan dengan cara-cara yang bermoral, berintegritas, bukan dilakukan oleh orang yang tidak bermoral dan suka ngentit, lebih jauh lagi ngrampok, ya nggak bisa. Dalam konsep agama, rahmat itu datang, barokah
34 DUTA Rimba
itu datang kalau kita melakukan tindakan-tindakan yang bermoral. Dengan cara bekerja yang ikhlas, baru intervensi itu akan datang. Kita harus selalu menyiapkan ruang di hati kita bagi kemungkinan adanya intervensi Tuhan di dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Itu intinya. Insha Allah kalau pemimpin seperti itu, maka tidak perlu pintar, tetapi dilandasi oleh keikhlasan, dilandasi morality yang kuat, maka akan dibimbing oleh yang punya
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 35
rimbakhusus
Culture migration yang seperti apa? Culture migration yang jelas. Perhutani itu birocratic culture. Nilai-nilai korporasi ada di situ. Belajar tentang 7S-nya Mc.Kenzie semuanya bermuara pada share value. Kita ngomongin struktur, struktur follow strategy, ada skill, ada staf, style, sistem, satu lagi share value. Itulah fondasi kita sebenarnya. Kalau orang-orang bekerja tanpa sistem nilai, ya hancurlah. Mengelola perusahaan, mengelola negara, mengelola apapun pasti hancur, kalau nggak ada sitem nilai yang kita bangun. Oleh karena itu ke depan saya ingin membangun ini, harus selesai dibangun. Jangan tiap tahun ganti-ganti struktur tapi kulturnya nggak pernah dibangun. Perilakunya nggak berubah. Dari tahun ke tahun gitu aja, kayak gasing yang berputar, tapi dalamnya, kontennya nggak berubah. Teori ekonomi ada namanya economics of the firms yang melahirkanlah efisiensi dan efektifitas. Saya mencoba merumuskan spiritual of the firms tadi intergritas vertikal, horisontal, dan diagonal. Kadang-kadang kalau efisen efektif saja nggak didasari moralitas juga akan terjadi kasus tidak baik. Ada perusahaan di Amerika yang sudah bagus GCG-nya, kok masih bisa terjadi ambruk, ini karena mengandalkan hard saja tidak
36 DUTA Rimba
Dok. Kom PHTÂŽ2014
jagad raya ini. Itu Revolusi Mental. Jadi orang sepintar apapun, kalau dia tidak bermoral, dia nggak punya atau kurang integritasnya maka kepintarannya akan habis untuk menutupi ketidakjujurannya, ketidakbermoralannya. Akhirnya cuma kayak zero fun games saja. Itu yang terjadi. Pinter, makanya tesnya itu ini, tes kompetensi, kan wah secara akademik, tapi kerjanya nggak karu-karuan. Lebih baik tes kejujuran saja. Karena itu saya meluncurkan pemikiran culture migration.
Serah terima jabatan Direktur Utama Perhutani.
pada soft-nya. Hubungannya dengan mengelola Perhutani ? Mengelola perusahaan harus berdasar spiritual. Ada spiritualnya, kalau enggak ya susah. Makanya saya merumuskan kembali ada yang membantu BoD sebagai change makers. Misalnya kita punya SPI. Bagaimana SPI menjadi change makers, rumuskan sistemnya seperti apa. Harus menjadi lembaga independen, makanya nggak boleh dilayani di daerah, cari makan sendiri, mobil pun nggak boleh dilayani orang-orang di daerah, cari mobil sendiri, gimana caranya terserah mereka rumuskan sekarang. Saya bisa berikan insentif misalnya penyelamatan uang perusahaan. Semangat kan?. Kita keluarkan insentif, tapi awas jangan coba-coba kamu terima amplop dari orangorang yang diperiksa itu. Kalau
enggak ya susah, kalau misalnya SPI sebagai mata dan telinganya Dirut masih melakukan hal-hal yang kurang bermoral begitu, masih nilep bahasanya. Kita hidup seperti di rumah kaca sekarang ini, semua orang melihat. Kalau masih ngentatngentit itu ya nggak bisa. Orang pasti ke bawah, kita ngentit 1 rupiah, di bawah 5 rupiah, ke bawahnya lagi 10 rupiah. Kita ngomongin efisien, efektif, itu slogan doang kalau nggak diimbangi dengan changes management-nya. Karena prinsipnya, sejauh apapun kita melangkah, turn around sekarang juga. Itu prinsip changes management. Itu akan saya lakukan di Perhutani. Maka itu nanti secara kelembagaan ada changemakers-changemakers. Saya juga akan merintis adanya agent of changes pada masing-masing unit bisnis. Ada orang-orang tertentu yang kita tunjuk sebagai agent of changes, itu satu. Kemudian saya
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Serah terima Ketua Dharma Wanita Perhutani disaksikan Direktur Utama.
tunjuk juga whistleblower. Tentu dirahasiakan, harus dilindungi. Dia harus mengungkap semua kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi pada setiap unit bisnis. Kita lindungi whistleblowerwhistleblower itu, secara GCG kan diharuskan ada whistleblower. Mereka laporan langsung. Bila ini terjadi, baru bisa merubah, kalau nggak, susah merubah perusahaan dengan komunitas karyawan sebanyak hampir 30 ribu orang. Makanya perlu contoh, terutama di BoDnya. Kita harus siap-siap betul, bersih, bersih. Nggak ada yang macem-macem.
IV itu. Kenapa tidak senang. Karena Inhutani IV waktu itu sudah nggak bisa bayar karyawan. Sudah 3 bulan nggak bayaran, BoD-nya 5 bulan nggak bayaran. Jadi saya ditunjuk sebagai Dirut itu bukannya seneng, saya stres. Stres, bayangkan untuk perjalanan dinas saja nggak ada uang. Saya harus menggadaikan mobil dinas, Rp 100 juta saya gadaikan, hanya untuk perjalanan dinas saya. Seru itu. Kemudian saya kumpulkan karyawan, serikat pekerjanya, saya bicara bilang “Saya minta waktu satu setengah tahun untuk mengembalikan perusahaan ini ke posisi nol.”
Seperti apa pengalaman sebagai seorang leader selama ini ? Saat saya mau turn around Inhutani IV. Mungkin orang ketika ditunjuk menjadi Direktur Utama di sebuah BUMN senang umumnya. Saya tidak senang waktu di Inhutani
Perusahaan yang bapak pimpin di posisi minus? Iya. Untuk mengembalikan perusahaan (Inhutani IV:red) ini ke posisi nol. Saya buat kesepakatan, selama satu setengah tahun Serikat Karyawan jangan berulah, jangan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
protes, apapun tindakan saya, mereka harus ikut. Utangnya saat itu dimana-mana. Nggak bisa bayar gaji, utang yang nagih banyak, bayangin bagaimana rasanya menjadi saya. Lebih sedih lagi saat itu saya mau ujian disertasi, istri saya masuk rumah sakit, rumah saya kebanjiran. Istri saya nggak tahu kalau saya itu nggak gajian, saya gak kasih tahu karena takut dia tambah stres. Apakah karyawannya tidak sepakat, maksudnya bagaimana ? Saya dan karyawan sepakat. Di situlah saya melakukan kontrol. Satu lapisan saya pangkas. GM saya pangkas. Nggak ada GM lagi, manager saja. Agar terjadi komunikasi langsung saya dengan manager, tidak lewat GM. Karena kalau saya komunikasi lewat GM, kata GM “entar, Pak, coba saya tanya dulu ke Manager”. Oh kalau begitu saya langsung tanya saja manager. Jadi
DUTA Rimba 37
rimbakhusus
Dok. Kom PHT®2014
Jawa Barat misalnya, hampir selalu tiap tahun rugi. Padahal kita kenal Jawa Barat itu lahannya subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Salah satu kegiatan Mustoha Iskandar saat pameran di Malaysia.
banyak pejabat GM nganggur, saya tarik jadi staf. Kalau saya ke daerah nggak perlu dijemput beramai-ramai, satu orang supir saja cukup. Saya begitukan dulu. Kalau makan saya yang bayar. Di BUMN itu misalnya Dirut mau datang yang jemput banyak sekali. Kita makan mereka ikut makan, padahal yang dijemput cuma saya, ya kan. Tamu boros itu namanya. Akhirnya kalau makan saya yang bayarin. Paling mereka bilang “Pak, jangan Pak..”.“Lha bosnya elu apa gua?”, saya bilang, “Bosnya kan Bapak”, “Ya udah gua yang bayar, kamu nggak usah bayar, karena kamu numpangin kalau kamu yang bayarin”. Perusahaan kasihan hanya makan misalnya 500 ribu bisa jadi satu juta? Mulai yang kecil-kecil begini saya beresin. Kemudian potensi-potensi anak-anak perusahaan yang banyak itu ada 17an rugi semua. Mengapa rugi, saya pelajari anak perusahaan yang rugirugi itu, ternyata nggak rugi mereka itu. Saya minta diaudit ulang. Saya ancam kalau you nggak mau audit ulang, saya adukan ke polisi, saya kesel waktu itu. Sudah RUPS malah, sudah segala macem. Setelah audit
38 DUTA Rimba
ulang, anak perusahaan untung. Nah di situlah kami mendapat uang. Beberapa saham yang tidak menguntungkan saya divest. Turn around-kan hanya salah satu strateginya divestment, disamping cost redemption, asset redemption juga divestment strategy. Divestasidivestasi beberapa saham yang tidak menguntungkan pada beberapa perusahaan patungan, joint venture itu. Satu tahun kemudian perusahaan sehat, gaji karyawan saya naikkan. Mereka senang sekali. Sampai sekarang perusahaan sehat, pasti mereka terkesan dengan situasi waktu itu. Saya sangat terkesan dengan pola itu. Direktur saya masukkan ke perusahaan yang hampir sama juga, yang sudah dua periode Direksinya ya nggak. Mereka belajar dari saya, men-turn aroundkan perusahaan. Itulah saat-saat membanggakan saya. Akan ada treatment juga ke Perhutani ? Saya ingin di Perhutani ini juga ada turn around. Kalau 2015 ini labanya ditarget 300 milyaran, Insya Allah saya bisa melipatkan itu. Yang
penting kuncinya tadi, tidak ada faceted. Kerja ikhlas, bekerja apa adanya, nggak main-main, tidak ngentat-ngentit segala macem, enak kita kerja itu. Pokoknya sekarang sudah, saya akan declare, kerja harus bersih. Saya yakin bisa. Ini harusnya yang dilakukan Perhutani dengan lahan 2,4 juta hektarnya. 57 KPH, hanya beberapa KPH yang mengcreate laba. Jawa Barat misalnya, hampir selalu tiap tahun rugi. Padahal kita kenal Jawa Barat itu lahannya subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Ya karena kurang kreatif saja sebenarnya. Mereka rugi nggak ada penghasilan apa-apa karena nunggu, nunggu pohon itu ditebang. Nunggu pohon itu sudah masak, ditebang, sudah umurnya, kalau itu belum dia ya diam aja. Padahal mestinya yang harus di-manage itu kan lahannya. Coba pengusaha-pengusaha kalau dikasih lahan seribu hektar. Kira-kira kaya raya nggak? Jadi jangan bicara kayunya, bicara quick yielding juga dong. Maksudnya yang cepat panen ? Misalnya ada teh, padi, kacang, kopi, mangga, masih banyak yang
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
bisa dilakukan di lahan itu. Bukan sekedar nanam tanaman hutan. Tanaman-tanaman itu kan boleh kita kelola. Ke depan saya kerjasama dengan para expert produksi, expert teknologi, expert pemasaran, mendampingi tiap-tiap unit bisnis tapi nggak dibayar. Keahlian dihitung sebagai ekuitas dia, nanti ada share, profit sharing. Jadi expert juga jangan sekedar ngomong sebagai ahli dong, ayo buktikan, mampu nggak menghasilkan uang. Harus terbukti. Jangan saya hired dia sebagai expert, terus saya bayar. Ndak, ya ikut di situ, buktikan expertnya. Apabila butuh uang, kita bisa fasilitasi pinjam bank. Creative thinking maksudnya ya Pak? Kita punya lahan bisa digarap untuk yang tahunan. Siapa saja boleh, saya tantang, jangan cuma jadi konsultan tapi sekarang real bisnis. Hayo saya lihat. Misal lahan 5000 hektar, ahli produksinya bisa Perguruan Tinggi, ahli teknologinya ambil dari luar, pemasarannya misalnya Markplus praktekkan sistem profit sharing. Coba mengusulkan produk apa yang kira-kira marketable, ada pasarnya. Bikin proposal bareng-bareng, satu tim, misalkan butuh dana berapa, kita fasilitasi ke bank. Hitunghitungan modal kerja tim itu. Kalau berhasil ya silahkan nanti sharing diatur perjanjiannya. Quick yielding misalnya minyak kayu putih, atau tanaman-tanaman semusim, pepaya kek, pisang kek. Kemudian bikin jus atau bikin apa gitu. Ini luar biasa lho. Jangankan 2,4 juta hektar, cukup 200 ribu hektar saja cukup. Intensif, harus intensif. Perkebunan saja punya HGU untuk karet misal hanya 100 ribu hektar, karetnya 14 ribu hektar, labanya bisa sama dengan Perhutani. Serius ini. Itu untuk middle term, supaya
Perhutani punya penghasilan middle term, long term-nya kan dari kayu jati, kayu yang lama-lama bisa 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun. Short term-nya quick yiellding tadi. Tanaman-tanaman semusim. Untuk program perubahan, apa visi personal maupun korporate. Saya ingin Perhutani menjadi pemain kelas dunia. Terutama untuk industri-industri kehutanan. Bukan kelas lokal. Sekarang lokal produknya bingung, mau beli air saja dimana nggak tau. Saya lihat, Perhutani ini banyak dikuasai mitra saja. Oleh karena itu bagaimana Perhutani ke depan itu membawa National Flag. Jadi industri-industri kehutanan khususnya di Jawa, Perhutani yang bawa bendera nasionalnya, karena BUMN. Kita sendiri yang harus ekspose keluar. Bagaimana melakukan survei-survei ke beberapa negara, starting from market. Sebenarnya itu visi saya, ingin menjadikan Perhutani menjadi pemain kelas dunia. Pokoknya dikenal di dunia. Apa-apa produk Perhutani, dia cinta. Ini baru kelas lokal dan terkenal rijit, orang mau beli produknya susah. Cuma orang-orang tertentu kesannya yang bisa beli. Tips membangun kebanggaan dan confidence jadi pemain dunia, kirakira seperti apa. How to get there-nya kita sudah punya. Pertama dengan transformasi cultural migration. Ini dulu yang harus, transformasi budaya dari birocratic culture ke coporate culture ini butuh waktu. Karena turn around by concept itu 2 tahun, baru bisa terjadi. Dibutuhkan waktu untuk men-turn around masalah budaya. Kedua kembali bahwa key driver itu ada di SDM. SDM harus mulai dipacu, dimotivasi. Cara memotivasi SDM itu kan insentif. Sistem penggajian kita tidak akan punya arti kalau sistem
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
itu tidak memotivasi. Itu prinsipnya. Karena kinerja itu fungsi dari motivasi dan ability. Motivasi memberikan kontribusi 80-90 persen, sementara ability hanya 10-20 persen. Jadi sehebat apapun orang-orang yang ada di Perhutani, kalau tidak ada motivasinya untuk bekerja secara jujur, secara ikhlas, nggak ada artinya, sehebat apapun SDM itu. Nggak ada artinya. Motivasi itu fungsi dari insentif, bukan gaji. Kalau naik gaji saja itu memotivasi hanya 2 bulan 3 bulan, setelah itu dia berhenti, nggak ada lagi motivasi. Stagnan saja, biasa. Oleh karena itu bukan gaji yang harus dinaikkan, insentifnya yang harus diciptakan. Gaji naik itu tidak memotivasi. Kalau gaji naik biasa, apa perlu dinaikkan lagi Maksudnya begitu, insentif yang harus ada. Makanya insentif itu tidak bisa berlaku sama di seluruh Perusahaan. Insentif itu diberikan per KPH beda-beda, per unit usaha beda-beda. Karena karakternya sudah berbeda. Sub-kulturnya harus diciptakan sendiri. Jadi Perhutani tidak bisa corporate culture-nya sama. Nggak bisa. Karena bukan single bisnis, beda dengan kereta api, dia satu corporate culture. Tapi di Perhutani nggak bisa. Corporate culture pariwisata beda dengan corporate culture industri kayu. Jadi harus ada subculture-subculture yang harus kita ciptakan sesuai bisnis itu. Kalau nggak, nggak bisa sampai kapan pun Perhutani akan mandek seperti ini. Dia akan tinggal declining, kalau dalam corporate lifecycle, dia itu pasti akan declining. Posisi declining ini sekarang. Declining sumberdaya hutannya. Karena ini berkaitan dengan penilaian kinerja Kementerian BUMN. 70% itu kinerja keuangan, digenjot keuangan suruh naik, tapi lama-lama sumberdaya bolong. Jangan diperkosa. Sehingga
DUTA Rimba 39
Dok. Kom PHT®2014
rimbakhusus
Mustoha Iskandar beserta istri.
for the long term habis duluan. Nah itu yang berbahaya. Sekarang mulai stagnan, turun volume kayu yang kita tebang. Sampai kapan penurunan ini kita belum tau, itu karena tadi, karena kinerja diukur dengan kinerja keuangan. Padahal kan bukan itu. Kita Perum kan, harusnya ada public service obligation-nya. Kita tidak semata-mata meng-create laba. Kita juga bicara tentang planet, lingkungan. Bicara tentang people, bagaimana mensejahterakan orang-orang di sekitar kawasan hutan, bukan sekedar bicara profit. Ini Perum. Oleh karena itu yang seharusnya menghela laba itu ya anak-anak perusahaannya itu. Ke depan saya punya visi bagaimana nanti Perhutani bicara di hulu. Bagaimana mengurus kawasan hutan di Jawa ini supaya orang di Jawa pada makmur, hutannya terjaga. Udaranya bersih, bisa bernafas lega. Oleh karena itu orang Perhutani
40 DUTA Rimba
harus bisa membuat semua orang di Jawa bernafas lega, itu pintu Surga sudah di depan. Karena menanam itu amal jariyah. Jangan amal jariyah itu membangun masjid, bangun sekolah, bangun madrasah saja, membangun hutan itu amal jariyah. Hutan itu menghasilkan oksigen, kalau nggak ada oksigen bisa bernafas nggak? Pondasi visi misi Bapak ada, untuk program membangun integrity bagaimana Kalau dalam bahasa agama itu kan hanya selalu bicaranya habluminallah wa habluminannas. Hubungan dengan Allah dan hubungan sesama manusia. Sebagai khalifah fil-ard itu kita berhak juga melindungi makhluk-makhluk Tuhan yang lain. Ini namanya Da’i yang Direktur, bukan Direktur yang Da’i ya. Tanaman itu makhluk Tuhan, dia dzikir, dia bertasbih sesuai yang dia kehendaki. Dimana kita tidak
tahu tasbihnya mereka. Tapi pada dasarnya adalah dia makhluk Tuhan yang juga mengabdi kepada Tuhan, cuma kita tidak tahu bagaimana beribadahnya tumbuh-tumbuhan itu. Tapi yang pasti dia pasti ngikuti sunatullah. Contohnya, kalau ujung pohon itu dibengkokkan, begini (Mustoha membengkokkan ujung jarinya:red), beberapa saat pasti dia begini lagi karena mencari sinar matahari. Itulah sunatullah. Karena tumbuh-tumbuhan juga diberikan semacam insting. Bedanya dengan manusia, manusia diberikan akal, kalau dia hanya insting, dia tidak diberikan kebebasan. Kalau hewan ada insting dan nafsu. Tumbuhtumbuhan punya insting nggak punya nafsu. Manusia punya semuanya. Setelah pondasi, ada istilah kecerdasan emosional seorang pemimpin.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
pada dasarnya pemimpin itu tidak perlu marah-marah, karena marah itu sesungguhnya menunjukkan kelemahan dirinya.
Direktur utama menjadi wisudawan tertua saat wisuda di Universitas Krisnadwipayana 2014.
Ya, betul, pada kasus ini kita harus menghadapi orang-orang, kalau memang perlu saya keras ya saya keras, kalau perlu lembut ya kita bisa lembut. Tapi pada dasarnya pemimpin itu tidak perlu marah-marah, karena marah itu sesungguhnya menunjukkan kelemahan dirinya. Marah itu sesungguhnya menunjukkan kelemahan dirinya. Pemimpin tidak perlu dengan marah, tapi dengan contoh. Tetapi dimana perlu kita marah ya perlu juga, cuma saya kadang-kadang marahnya itu akting. Artinya itu nggak sampai di hati marahnya itu. Jadi marahnya Bapak saat itu saja. Saat itu saja, tidak sampai di hati. Kan beda orang beda hati. Sampai dendam segala macem, itu nggak boleh. Seorang pemimpin itu kan seorang Bapak. Konsep pemimpin itu dia menjadi Bapak, artinya kita mengayomi. Membuat anak buah itu terlindungi, senang. Pemimpin itu how to manage hope. Me-manage harapan-harapan anak buah. Apa sesungguhnya harapan-harapan
anak buah itu. Nah kalau dimarahmarah terus kan bukan hope, dia stress. Kita harus me-manage emosi itu. Artinya tadi, kapan kita harus marah, tapi saya terus terang saja lebih banyak kadang-kadang akting marahnya itu. Dan itu harus dimanage. Saya mengajar mata kuliah Strategic Leadership. Dimana mengajar Pak? Kwik Kian Gie School of Bussiness. Saya mengajar di situ, di program Magister Manajemen. Leadership beda dengan manage. Kalau lead itu, moving between paradigm, kalau manage itu holdone paradigm. Do the thing right, bukan the right thing. Dia harus melakukan apa yang seharusnya. Manage itu harus melakukan apa yang ada di prosedur, sesuai petunjuk kerjanya. Apa yang seharusnya, bukan apa kenyataannya. Apa tips memanfaatkan network untuk mendukung kinerja Bapak di Perhutani? Ya sosiability saya, investasi di network cukup banyak. Saya sejak
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
mahasiswa memang sudah aktif di organisasi. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam dan Ketua HMI Cabang Yogya, pernah saya jabat. Sampai menjadi Ketua Umum Himpunan Perserikatan BangsaBangsa Indonesia Yogyakarta, saya juga pernah menjadi Ketua Umum Keluarga Pelajar Mahasiswa Jawa Barat di Yogyakarta. Jadi saya ketua umum terus itu. Kuliah saya S1 dobel waktu di Yogya itu. Saya kuliah di Fakultas Kehutanan UGM dan saya juga kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk bidang dakwah. Bapak satu angkatan dengan Pak Jokowi ?. Satu angkatan, temen, cuma nasibnya beda. Dia nasibnya lebih bagus, karena ada intervensi Tuhan. Oya, satu lagi saya lulus Sarjana Hukum di UNKRIS Jakarta, baru lulus bulan September kemarin wisuda. Ada buku karya saya judulnya “Pertanggungjawaban Direksi Menurut Doktrin Piercing the Corporate Veil”. Itu bahasa hukum, itu doktrin hukum, namanya Piercing
DUTA Rimba 41
rimbakhusus
Sekarang banyak persoalan hukum yang tidak kita ketahui. Dengan saya belajar hukum paling tidak saya mem-protect saya ketika saya berhadapan dengan persoalanpersoalan hukum. the Corporate Veil. Memang punya passion di ilmu hukum, Bapak. Kenapa tertarik ilmu hukum? Sekarang banyak persoalan hukum yang tidak kita ketahui. Dengan saya belajar hukum paling tidak saya mem-protect saya ketika saya berhadapan dengan persoalanpersoalan hukum. Saya lulusan tertua, tapi tercepat dan tertinggi IPnya, Cumlaude saya, IP 3,88. Apa suka dukanya kuliah dengan anak-anak muda begitu Pak? Saya S1, dosen, saya juga sudah S3, Doktor, yang ngajar S2. Ketika saya suruh maju ke depan, ditanya ini itu, semua S1, dan saya harus tunduk sama sistem itu. Maju ke depan, ditanya bapak ngomong ini, ini, ini, maju. Padahal pada saat yang bersamaan sorenya saya mengajar S2, posisi di depan kelas. Pada hari yang sama saya posisi sebagai mahasiswa S1 diajar oleh S2. Bisa bayangkan bagaimana harus pandai me-manage emosi saya. Terus terang bergaul dengan ABG-ABG yang lahirnya 91, 92 itu unik. Saya ketua kelasnya, mereka kalau manggil saya ‘ayah’ sambil
42 DUTA Rimba
cium tangan, bagaimana coba. Nggak gampang loh itu. Saya dipanggil ke depan, dimarah-marah misalnya, ada yang nggak bikin tugas misalnya, ketua kelas dipanggil. Maka dari itu salah satu melatih emosi. Jadi saya seperti berakting gitu. Bagaimana mempengaruhi orangorang agar mengikuti ide atau gagasan, tips Bapak ? Dimanapun leader itu kan keteladanannya. Yang penting sesuai apa yang kita katakan dengan perbuatan. Itu tip paling mujarab. BoD itu hidup seperti di rumah kaca. Orang melihat kita semua, jadi kalau kita berbohong kelihatan juga di situ kita berbohong, jadi nggak boleh berbohong. Jangan sampai kita itu merasa di tempat gelap, padahal orang pas dibuka jendela begitu diluar sudah siang. Makanya Perhutani ini harus buka jendela, buka pintu lebar-lebar supaya jangan tadi mengiranya masih gelap hari itu padahal sudah siang. Bapak pernah berhubungan dengan beragam latar belakang baru,apa ada pengalaman menarik. Waktu S2 di Los Banos saya ngambil Economics, nggak kehutanan. Satu kelas ada orang Cina, Taiwan, Jepang, ada macem-macem lah. Nggak punya pengalaman yang special. Sekolah cuma ke perpustakaan, belajar, pulang, kalau Sabtu Minggu main kartu. Kebetulan saya sekjen perkumpulan student Indonesia. Sebenarnya physicality, tampilan, baju, dan sebagainya ada pengaruhnya tidak dengan leadership. Contoh Pak Jokowi mengkomunikasikan filosofi kabinet kerja dengan baju putih, diluntung. Saya punya paradigma yang saya balik. Bila ada masalah yang perlu harus diselesaikan, polanya saya
tidak memanggil Asisten Direktur itu ke ruangan saya, tapi saya datangi ke sana dan diskusi di sana, nah selesai disana, selesai dia. Karena kalau datang ke sini (ruangan Direktur Utama:red), secara psikologis itu berbeda. Tapi kalau saya datang ke sana, ke ruangan dia disana dan diskusi disana langsung selesaikan disana, selesai, gitu. Itu yang saya coba balik paradigmanya. Lebih efektif. Gaya Bapak itu seperti orang Jepang? Saya nggak tau gaya siapa, tapi saya memang menerapkan pola itu. Mereka (bawahan:red) juga merasa tidak ada barrier dengan saya. Kalau dia harus dipanggil kesini, harus menghadap, takut-takut.Saya datangi aja kesana, diskusi di sana, kumpulkan disana, hayo kita diskusi apa, langsung selesai di situ. Jadi lebih cepat, gitu. Berarti blusukan dari dulu? Oo iya, saya dari dulu sudah menggunakan style begitu. Namanya konsep leadership itu kan conditional. Nggak boleh menerapkan pola kepemimpinan, suatu gaya kepemimpinan pada satu situasi, dipakai pada berbagai macam situasi, nggak bisa. Misalnya yang dipimpin saya seneng orang batak, nggak bisa dong gaya lembut, orang batak harus straight line, langsung, misalnya “Hei, kau!!” naahh harus begitu gayanya. Demikian juga pada orang jawa. Kalimat “tolong” pada yang satu dengan yang lainnya itu punya makna yang beda. Untuk menjaga kesehatan, apa tips khusus bapak? Puasa. Kalau perlu minum madu. Puasa justru yang bikin sehat. Saya puasanya sehari berselang-seling. Hari ini saya nggak puasa, besok saya pasti puasa. • DR/SOE
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
B. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Strata 1 Kehutanan UGM Yogyakarta (1986) 2. Sarjana Muda Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1986) 3. Strata 2 Development Management UPLB Los Banos, Filipina (1996) 4. Strata 3 Business Management Unpad Bandung (2006) 5. Strata 1 Ilmu Hukum Universitas Krisnadwipayana (2014) C. RIWAYAT PEKERJAAN 1. Asisten Manager HTI Nanga PT Inhutani III (Persero) (1988-1989) 2. Administratur HTI Nanga Pinoh Pt Inhutani III (Persero) (19891992) 3. Administratur HTI Pelaihari PT Inhutani III (Persero) (1992—1993) 4. Kepala Bagian Perencanaan Unit Banjarbaru PT Inhutani III (Persero) 1993-1994) 5. Direktur Produksi (PT Finantara Intiga (Joint Venture of PT Inhutani III, Gudang Garam & Nordic Forest Development Finlandia) (1996-1998). 6. Kepala Unit Sampit PT Inhutani III (Persero) (1998-1999) 7. Kepala Biro HTI PT Inhutani III (Persero) (1999-2001) 8. Direktur Pengembangan PT Inhutani III (Persero) (2001-2007) 9. Direktur Utama PT Inhutani IV (Persero) (2007-2011).
Riwayat Hidup
Dok. Kom PHT®2014
A. DATA PRIBADI 1. Nama : Dr.Ir. Mustoha Iskandar, SH, MDM 2. Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 10 Agustus 1960 3. Alamat Kantor : Perum Perhutani Gedung Manggala Wanabakti Blok7 Lt 10 Jl Gatot Subroto, Jakarta 4. Agama : Islam 5. Status/Jumlah Anak : Menikah/2 (dua) anak
10. Direktur Pengelolaan Sumberdaya Hutan dan Pengembangan Usaha Hutan Rakyat Perum Perhutani (20112014) 11. Direktur Komersial Kayu Perum Perhutani (2014) 12. Direktur Utama Perum Perhutani (2014) D. ORGANISASI PROFESI 1. Anggota Tim Verifikasi Pertanggungjawaban Keuangan Pengurus APHI (1999-2004) 2. Kepala Biro Humas dan Publikasi Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (2000) 3. Anggota Tim Penilai APHI (20042007) 4. Pengurus APHI Bidang Organisasi dan Kelembagaan (2006-2011) 5. Partner – IICD’S Alumnae Member (2009 s/d Skr) E. MENGAJAR 1. Dosen Paruh Waktu Program Magister Universitas Padjadjaran Bandung (2007 s/d Skr) 2. Dosen paruh Waktu Magister Manajemen untuk mata kuliah Human Resources Management STEKPI Jakarta (2009- Skr) 3. Dosen Paruh Waktu Program
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Magister Manajemen untuk mata kuliah Strategic Leadership IBBI Jakarta (2009-Skr) F. PUBLIKASI 1. Deklarasi Kaliurang, Deforestasi dan Moralitas Rimbawan (1998) 2. APEC dan Lingkungan Hidup (2001) 3. Penggarukan Becak dan Hak Asasi Manusia (2001) 4. Menciptakan Organisasi yang inovatif (2002) 5. Koordinasi, Pengendalian dan Struktur Organisasi (2002) 6. Budaya organisasi (2002) 7. Management of Change: Structure and Its Application (2002) 8. Deforestasi & Teroris Lingkungan (2004) 9. Menggugat Tenaga Kerja Kontrak (2007) 10. Ada Persaingan Bisnis di Balik Isu Ilegal Logging (2009) 11. Budiono, Islam, Neolib dan Ekonomi Kerakyatan (2009) 12. Strategic Leadership in Facing The Global Financial Crisis (2009) 13. Change Management in Facing The Global Financial Crisis (2009) 14. Kiat Perusahaan Menghadapi Efek Krisis Keuangan Global (2009) 15. Haramkah Hutang dan Privatisasi (2009) 16. Hak Guna Usaha Kehutanan (HGUK) Solusi Bagi Semua (2010) 17. Terobosan Mewujudkan Percepatan Pembangunan HTI (2010) 18. PertanggungJawaban Direksi Menurut Doktrin Piercing The Corporate Veil (2014) G. PUBLIKASI 1. The Best CEO 2009 (Rank 5) Business Review 2009 2. The Best Potential CEO 2009 (Ramk1) – Business Review 2009
DUTA Rimba 43
Dok. Kom PHT®2014
rimbakhusus
44 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Keluar dari Kesumpekan, Bergulat dengan
Masalah Keumatan Puasa Nabi Daud-nya tidak pernah putus. Selain sebagai seorang profesional dalam pengelolaan hutan, Mustoha Iskandar, Direktur Utama Perum Perhutani juga mendedikasikan dirinya dengan kegiatan dakwah. Tak berlebihan bila banyak kalangan menyebut pria kelahiran Cirebon ini Ustad yang juga Dirut.
K
ampus pada era tahun 1980 mati suri, pasca pemberlakukan NKK dan BKK. Hampir semua aktivitas mahasiswa lumpuh total. Hal semacam itu dirasakan betul di Kota Gudeg, Yogyakarta, yang sebelumnya menjadi pusat gerakan mahasiswa selain Bandung, dan Jakarta. Kegiatan mahasiswa selalu menjadi incaran aparat. Beberapa latihan kepemimpinan yang diselenggarakan oleh organisasi ektra kampus selalu terancam dibubarkan. Tak sedikit para pentolan
mahasiswa ditangkap dan kemudian diinapkan oleh aparat keamanan. Fenomena yang menyumbat kebebasan inilah yang mendorong lahirnya radikalisme di kalangan mahasiswa di Yogyakarta. Ada yang sebagian berhaluan ke kiri, ada juga yang berhaluan ke kanan. Di antara mereka ada yang tak mau menyelesaikan studinya. Baginya, kampus telah mati dan tak menawarkan kebebasan lagi. Menghadapi kenyataan itu, bagi mahasiswa yang merasa sumpek dengan suasana kampus , mereka lari ke luar. Ada yang membentuk
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
kelompok studi (KS), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), atau memasuki organisasi mahasiswa ekstra seperti HMI, PMKRI, GMNI, PMII dan sebagainya. Tapi ada juga yang menyempal dari organisasi ekstra dan membikin kelompok sendiri seperti Pengkajian Nilai Dasar Islam (PNDI), atau bahkan ada yang ikut Islam Jamaah dan sebagainya. Selanjutnya terjadi interaksi antar berbagai komponen tersebut, khususnya antar para aktivis LSM, KS dan pers mahasiwa. Mobilitas yang tinggi menyebabkan interaksi antara komponen tersebut sangat
DUTA Rimba 45
Meski memiliki kesibukan seabrek sebagai seorang aktivis. Mustoha pada 1986 mampu menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kehutanan UGM sebagai sarjana dan sarjana Muda Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Dok. Kom PHT®2014
rimbakhusus
Mustoha selesai wisuda sarjana hukum 2014
intens dan merebak ke berbagai kota dan terbentuklah semacam jaringan aktivis antar kota. Diawali Jakarta – Bandung – Yogyakarta, yang bertujuan untuk menggerakan kembali kebangkitan mahasiswa Mustoha Iskandar yang kala itu tengah menuntut studi di Faultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), merupakan salah satu mahasiswa yang merasa sumpek dengan kegiatan kampus yang monoton. Dalam situasi kampus yang semacam itu, ia bahklan nyaris untuk tidak mau kuliah lagi. Ia kemudian aktif di HMI dan kegiatan dakwah lainnya. Ia juga dibaiat oleh lembaga-lembaga dakwah. Ia bergaul tak hanya dengan aktivis masjid Sholahuddin (UGM), tetapi juga aktivis Salman ITB. Bahkan ia pernah juga dikirim oleh Muhammadiyah untuk berdakwah di Merbabu-Merapi Kompleks yang terletak di Kaki Gunung-Merapi, Jawa Tengah.
46 DUTA Rimba
Di Merbabu-Merapi inilah Mustoha berdiam diri dan merenung, untuk memutuskan tidak mau melanjutkan kuliah. Inilah pengalaman pergulatan spiritual yang tak pernah ia lupakan dalam hidupnya. Sampai-sampai ia nyantri di Gontor. Dakwah menjadi pilihan hidup. Dalam jiwa yang bergolak inilah, orang tuanya datang untuk membujuk dirinya untuk melanjutkan kuliah di UGM. Namun untuk memenuhi dahaga spiritualnya itu, kemudian Mustoha mendaftar di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga. Untuk bisa menembus Fakultas Dakwah, ia mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh. Ia mengikuti tes Bahasa Arab, Hadist dan tafsir. Dan Alhamdulillah ia lulus tes dan mulai kuliah di Faukltas Dakwah. Setelah jiwanya mulai stabil, Mustoha juga back to UGM
merampungkan kuliahnya di Fakultas Kehutanan. “Makanya saya agak lama menyelesaikan studi di UGM,” tegasnya. Ia tidak kepalang tanggung dalam merntis karir sebagai aktivis di HMI. Ia tak hanya menjadi Ketua Komisariat HMI Fakultas Kehutanan UGM (1982-1983), tetapi juga Ketua Umum Koordinator Komisariat (Korkom) UGM yang membawahi 18 fakultas. Bahkan ia juga pernah menjadi Ketua HMI Cabang Yogyakarta (1984-1986) Tentu bisa dibayangkan bagaimana kesibukan Mustoha ketika menempuh kuliah di Yogyakarta. Ia tidak hanya menghabiskan waktu di bangku kuliah untuk mendengarkan ceramah dari para dosen, tetapi ia juga mengendalikan organisasi mahasiswa terbesar di Yogyakarta. Belum lagi selain aktif di HMI, Mustoha juga aktif di organisasi mahasiswa kedaerahan. Ia menjadi Ketua Umum Keluarga Pelajar dan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Mustoha bersama Direktur anak perusahaan holding BUMN Kehutanan.
Mahasiswa (KPM) Jawa Barat, Yogyakarta (1984-1986). Bahkan ia juga tercatat sebagai Ketua Umum Himpunan Perserikatan Bangsa-Bangsa Indonesia (HPBBI) Komisariat Yogyakarta (1984-1987). Meski memiliki kesibukan seabrek sebagai seorang aktivis. Mustoha pada 1986 mampu menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kehutanan UGM sebagai sarjana dan sarjana Muda Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Sungguh sangat membahagiakan sekali gelar kesarjanaan itu ia peroleh “Kenakalan” di Yogyakarta itu, ia akui yang ikut membentuk pribadinya hinngga kini. Dimana dakwah menjadi jalan hidupnya. Ia tak pernah berhenti untuk melakukan dakwah. Karena dalam Islam itu setiap manusia diwajibkan untuk berdakwah. Setelah merintis karir sebagai seorang profesional di bidang pengelolaan hutan, ia tak pernah
meninggalkan dakwah. Ketika ia bekerja sebagai Administratur HTI Nanga Pinoh, PT Inhutani III, ia pernah terpilih sebagai pimpinan Cabang Muhammadiyah Nanga Pinoh di Kalimantan Barat (19911992) Intensitasnya yang tinggi dengan masalah-masalah keumatan, Mustoha juga banyak diminta untuk membina organisasi sosial keagamanaan. Ia pernah menjadi Dewan pembina Forum Silaturahmi Pemuda dan Remaja Masjid Seluruh Indonesia (FRRMI) (2008-2004). Dan dibawah Ketua Presideum Majelis Nasional KAHMI Mahfud MD, Mustoha didapuk sebagai Bendaraha PMN Kahmi (2012- s/d sekarang). Tak berlebihan bila di kalangan BUMN, Mustoha dikenal sebagai seorang Ustadz. Panggilan itu tentu sangat menyejukan sekaligus membanggakan. Hal ini dirasakan oleh Mustoha. Ketika Duta Rimba menanyakan apakah dirinya lebih
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
tepat disebut Ustadz atau Direktur Utama, secara terbuka Mustoha menjawab, karena dalam Islam itu diperintahkan untuk berdakwah, ia mengaku lebih senang dipanggil Ustadz yang juga Direktur Utama. Tak heran bila pertama kali memasuki kantor Direktur Utama Perum Perhutani, pertama ia persoalkan adalah tempat shalat, yang letaknya di samping tempat wudhu, hanya cukup satu orang. Ia langsung meminta Susetyaningsih Sastroprawiro, untuk memindahkan tempat shalat di ruangan sebelah yang lebih luas agar bisa shalat berjamaah. Shalat begitu mendapat prioritas bagi pria yang hariharinya selalu menjalankan puasa Nabu Daud (Sehari Puasa, sehari tidak). Karena dengan Shalat itu akan membimbing dirinya dalam mewakafkan hidupnya untuk perkembangan Perhutani yang ia pimpin. Aamiin • DR
DUTA Rimba 47
SOSOKrimba
Hermawan
Kertajaya:
Perhutani Holding
Dok. Kom PHT®2014 | Reporter : SOE, Fotografer: RUD.
Bisa Wow Apa Ndak Hermawan Kertajaya. Begawan marketing dunia asli Indonesia ini, diakui mampu menyihir banyak pelaku bisnis. Bukan saja karya pikirnya yang ‘WOW’ tapi value untuk sharing knowledge dan experience pada banyak orang tak diragukan dan jempolan. Meluncur ke arah kantornya di menara 88 (Eightyeight@Kotakasablanka) lantai 8, Kav. 88, membuat saya penasaran, ada apa dengan angka 88. Sekejap pikiran terbang ke satuan elite 88, apa hubungannya ya?. Tentu saja tidak ada, angka 88 itu bagus. Yang jelas, Jumat siang 24 Oktober 2014, Duta Rimba diajak office tour, menyusuri lorong-lorong kantor yang dinamis, mengintip dapur redaksi Marketeers, dan satu jam lebih ngobrol santai bersama Hermawan Kertajaya -Presiden Direktur Mark Pluss & Co. Berikut ini petikan oleh-oleh saya: Kesan pertama Bapak mendengar nama Perhutani? Kesan saya ketika mendengar Perhutani pertama kali, terus terang persepsi sebagai orang luar ya KAYU JATI. Aku belum melakukan riset lo ya. Makanya pada waktu acara BUMN Marketing Club di Manggala Wanabakti itu, bingung aku, karena sudah begitu banyak yang dilakukan oleh Perhutani yang belum kedengaran di luar yaitu
48 DUTA Rimba
ada air, air madu, macam-macam. Ngeliat itu memang kayaknya harus ada transformasi yang sungguh-sungguh tentang korporasi Perhutani. Karena banyaknya korporasi.
Korporasi seperti apa ? Karena korporasi kayu ini nanti yang menjadi umbrella bagi non kayu. Apalagi dengan holding dari semua anak-anak perusahaan.
Secara keseluruhan per-holding-an ini mumpung baru dirundingkan, menurut saya sekaligus mesti di-rebranding. Kalau pak Jokowi ngomong itu positioning, differentiation, branding (PDB). Itu sejalan dengan saya soal PDB. Sekarang holding ini mesti ada repositioning, redifferentiation, sama rebranding, karena posisi Perhutani sudah lain, dan sudah holding sekarang. Kalo Perhutani
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
ansich itu kan Perhutani sendiri. Sekarang positioning-nya harus ada re, diferensiasinya juga kan memang beda, diferensiasi sama brandingnya ini mesti dipikirin. Dari review terhadap PDB itulah nanti baru ke bawah-bawah, diganti habis-habisan sampai ke bawah-bawah, istilahnya di-pretheli ke bawah. Kalau sekarang yang dilakukan kayaknya sudah banyak, cuma perlu dikasih payung untuk disolidkan menjadi satu.
Pernah punya pengalaman tidak enak dengan Perhutani? Ndak, soalnya bisnis saya ndak beli kayu dari Perhutani, atau menjadi suplier-nya Perhutani. Mungkin tidak valid pendapat saya ini, karena saya ndak pernah berurusan dengan Perhutani jadi ya ndak tahu, ndak bermasalah. Saya melihat DireksiDireksi Perhutani itu yang saya kenal sangat agresif,dalam melakukan perubahan-perubahan maupun
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
transformasi-transformasi. Pak Bambang saya kenal lama karena dulu saya mengunjungi Taman Nasional. Kalau pak Mustoha, kita melihat juga semangatnya sangat besar dan orang ini berani. Pak Mus ini berani dan memang orang yang mungkin diperkirakan bisa melanjutkan bahkan akan lebih cepat lagi. Dasar-dasar yang ditinggalkan oleh Pak Bambang Sukmananto basic-nya cukup kuat. Prinsipnya
DUTA Rimba 49
SOSOKrimba sekarang ada kesempatan untuk diteruskan oleh Pak Mus dengan berpegang pada prinsip-prinsip yang sudah ada, apalagi sudah holding. Kayaknya Pak Bambang Sukmananto yang diminta mempersiapkan holding ini, sesudah di-holding-kan sekarang urusannya Pak Mus.
Perubahan Perhutani untuk marketing, Bapak melihatnya bagaimana? Saya cuma di luar samar-samar kan. Jadi saya melihatnya kalau marketing itu ada di Bussiness to Bussiness (B to B) dan Bussiness to Customer (B to C). Kalau Perhutani B to B sudah jalan lama, ya misalnya seperti jualan kayu ke perusahaan mana, jual air langsung ke Jepang, dan sebagainya. Tetapi kalau B to C, jualan langsung ke Customer Perhutani belum sampai sana. Kalau B to C arahnya adalah bagaimana menciptakan brand. B to C ini jualan produk langsung ke publik ke masyarakat. Jadi B to C Perhutani harus banyak dilakukan marketingnya. Bagaimana menciptakan brand hilir untuk kemudian betul-betul bisa menjadi favorit bagi orang atau masyarakat luas ini harus dilakukan. Saya melihatnya B to C ini ya yang harus banyak dilakukan penyempurnaan marketingnya perusahaan. Tetapi dalam B to B pun sebetulnya juga masih banyak yang perlu dilakukan supaya bargaining kita lebih bagus.
Corporate Selling apakah tidak cukup? Orang menganggap bahwa B to B itu cukup corporate selling saja dan ndak perlu marketing, itu salah. Itu salah besar. Kalau kita cuma corporate selling, selling to the institution, selling to the company, selling to the negara lain itu cuma bentuk tradisional. Itu namanya cuma selling komoditi, komoditi air, komoditi kayu, komoditi macam-macam. Itulah
50 DUTA Rimba
yang membuat ekspor kita menjadi defisit karena ekspornya kebanyakan masih ekspor komoditi. Produk hilir pun yang diekspor kebanyakan di indonesia secara umum (bukan perhutani) masih komoditi, masih jadi tukang jahit, diminta apa ya itu yang dikerjakan, tapi gak punya merk, tidak punya bargaining. Sehingga kita cuma menjadi price taker, bukan price maker. Price taker itu artinya harga disana yang menentukan, kita terpaksa terima daripada tidak. Tapi kalau price maker itu lain. Contoh, kopi dibeli perusahaan besar, dia yang memarketingkan, kopinya sumatera, akhirnya jadilah kopi brand tertentu yang harganya mahal, kita yg jualan kopi cuma dapat berapa persen, susah-susah tanamnya dan akhirnya disana yang menikmati hasilnya.
Posisi Perhutani masih corporate selling atau marketing? Dari paparan BUMN marketing club waktu itu sebetulnya potensi Perhutani ini banyak sekali baik di
hulu dan hilir. Di hulu pun meskipun kita belum bisa mengolah semua, tidak perlu semua diolah jadi produk hilir. Tapi kalau kita dandani B to B marketing itu jadi marketing corporation, unsur marketingnya lebih banyak, branding perhutani secara korporasi menjadi kuat, maka itu biasanya B to B nya akan semakin kuat. Walaupun masih jual komoditi. Tapi kalau hilir, sudah ada added value-nya, pertempuran menjadi terbuka, lebih terbuka lagi kalau B to C. Yang harus dilakukan oleh Perhutani menurut saya adalah pemahaman terhadap marketing secara komprehensif. Benar katanya pak Mus (Dirut Perhutani Mustoha Iskandar: red) bahwa marketing bukan sekedar jualan, marketing itu bukan cuma communication, marketing itu ya bukan cuma branding thok, tapi marketing itu dimulai dengan mengenali diri kita sendiri, company, mengenali customer kita siapa, mengenali kompetitor kita siapa dan mengenali changes yang akan terjadi kira-kira
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Kalau bisa dibentuk tim strategic marketing di tingkat korporasi, yang anggotanya elemen-elemen strategic product management, strategic customer management, sama strategic brand management trennya apa. Dengan melakukan analisis terhadap 4C tadi, company, competitor, customer, dan changes maka dari situlah kita me-review PDB kita, positioning, differentiation, branding. Nah holding sekarang ini kan Pemerintah melihatnya bahwa kalau kecil-kecil begini sayang, bagaimana bisa bersaing begitu ya, makanya di luar kalah terus karena kita kecil kecil diadu satu sama lain gampang. Tapi kalau dijadiin satu kan berarti menjadi satu kekuatan. Nah ini antara lain tentu analisisnya dari analisis 4C itu. Tapi apakah sesudah holding, sudah selesai, ini kan baru permulaan. Justru setelah holding itu ada re-PDB. Sekarang ada Perhutani dengan Inhutaninya dengan macammacam produk. Ini harus dipetakan lagi, di-mapping. Berapa produk hulu yang kita punya, berapa produk hilir yang kita punya, market-nya siapa saja, dibikinkan produk market matrik, kemudian nanti kita kelompokkelompokkan. Program marketing mana yang bisa dipakai untuk Produk hulu 1, hulu 2, hulu 3 gitu katakanlah dan marketing kayak apa yang harus kita pakai untuk produk hilir 1, hilir 2, hilir 3, kepada market yang berbedabeda. Exciting ini exciting, ini really exciting.
Langkah Marketing Perhutani selanjutnya ? Sesudah 4C dan re-PDB baru langkah ketiga kita kalau mau lebih detail lagi ke sembilan elemen itu. Segmentation, targeting, positioning itu strategi, defferentiation, marketing,
make selling itu taktik, brand, service, process itu value. Nah ini semacam check list, kalau check list itu ada maka holding ini nanti akan larinya kencang karena ada guideline-nya. Kalau enggak, ya memang seperti yang dikhawatirkan oleh Pak Mus (Dirut Perhutani Mustoha Iskandar: red). Ditelepon beliau minta saya supaya Perhutani dibantu secara komprehensif, bagaimana orangorang Perhutani melihat marketing itu komprehensif. Siap, saya bilang. Karena ini aset negara, begitu besar dan dulu dipercayakan kepada Pak Bambang (mantan Dirut Perhutani: red) untuk meletakkan dasarnya menyiapkan holding-nya, sekarang Pak Mus yang harus betul-betul membentuk ‘kabinetnya’ kerja, kerja, kerja, maka Perhutani juga harus kerja kerja kerja.
Melihat SDM dari sisi marketing menurut Bapak bagaimana ? Makanya tadi saya mengusulkan supaya udahlah, marilah kita letakkan dasar dulu. Saya mengusulkan Strategic Marketing Workshop dulu lah. Mulai dari siapa yang diharapkan menjalankan ini semua. Orang produk mesti ada di situ, orang yang ngerti produk disitu, orang yang ngerti customer bisa ada di situ, dan orang yang ngerti brand kayak ibu ini di communication corporate ya harus di situ. Karena buat saya strategic marketing itu kan tiga, yaitu strategic product management, strategic customer management, sama strategic brand management.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Marketing tuh tiga itu.
Product, Customer, Brand management apakah masih kurang ? Iya, strategic product management, strategic customer management, sama strategic brand management. Marketing tuh tiga itu. Nah jadi kalau saran konkrit, kalau bisa dibentuk tim strategic marketing di tingkat korporasi, yang anggotanya elemenelemen yang itu ada tiga itu, kita gembleng dikasih komprehensif workshop tiga hari apa seminggu, biar dia ngerti betul itu. Nah sekaligus sesudah itu nanti kita kerja pemetaan produk market tadi.
Bagaimana mendorong perubahan Perhutani supaya lebih cepat lagi kalau marketing bukan identik dengan jualan ? Ya memang nggak, fungsinya itu strategic product management, menata produk-produk ini terus menata customer-customer-nya dan brand-nya. Selling itu akan jalan sendiri. Jadi nggak boleh berfikir yang fungsional. Fungsi berjualan, fungsi produk, brand, fungsi communication, sendiri-sendiri, ndak-ndak. Tapi dia atasnya itu semua ada cara berpikir strategic yang kita sebut strategic product management. Portofolio product itu loh yang di-manage. Perhutani, Inhutani ini kan akan gede sekali. Jadi strategic customer management, customer-nya kan banyak banget. Ada yang sudah jual ke sini jual ke sana, terus strategic brand management-nya, brand-nya kan banyak juga. Ada corporate brand Perhutani, juga untuk Inhutani, ini kan nanti bisa kacau. Nah ini masih harus dirapikan dan juga saya lihat beberapa produk memang sudah punya brand. Brand kecil-kecil, artinya awareness-nya nggak ada, asal gawe brand, nah ini bisa menjadi beban.
DUTA Rimba 51
Karena sebenarnya tiap-tiap brand itu kan begitu dilahirkan kan kayak (seperti:red) anak, harus dirawat, disekolahin akhirnya jadi, kalau ndak akan repot.
Ada contoh beban brand Perhutani? Nah, umpamanya saya ke Banyuwangi, kita diundang pak Azwar, dia bangga sekali sama Pantai Merah Pulau Merah. Yang dapet nama brand itu Banyuwanginya. Sing nduwe (yang punya:red) hutan Perhutani tapi dalam pembicaraan dengan Banyuwangi itu baru inget, itu kan Perhutani punya, ya itu memang Perhutani kata beliau. Nah ini artinya Banyuwangi lebih marketing dibanding Perhutani kan. Pinter dia me-marketing-kan Banyuwangi itu, bukan cuma pencitraan tapi memang betul-betul benar berani.
Holding Kehutanan dan sistem sentralistik corporate Image, menurut Bapak? Kayak Semen Indonesia itu mendandani brand-nya kan sudah sesuai corporate image. Pada waktu holding ini, kita ikut mendandani nama. Holding semen ini adalah Semen Indonesia. Produknya beli semen Tonasa sama Semen Padang. Belum kalau orang-orang daerah itu nggak tau dengan holding ini mau kemana. Makanya branding menjadi penting untuk Perhutani yang sudah holding ini. Kalau nggak, apa nggak ngeri perusahaan begini gede-nya. Lha itu nanti sekalian dibikin branding Perhutani yang baru, Pak Mus pasti punya keleluasaan untuk membuat wajah baru, values baru, revolusi mental, FGD nya revolusi mental pak Jokowi dari sini loh. Revolusi mental negara bisa saja diadopsi, diorganisasi, dioper, resuffle. Pak Jokowi kayak gini untuk Indonesia lima tahun ke depan, nah untuk perhutani baru seperti apa ? Makanya
52 DUTA Rimba
ada tiga hal kenapa kok harus cepat. Satu, di holding ini pejabat nggak bisa fungsional. Setelah ada holding wis ayo bekerja masing-masing semaksimal, ini gak bisa, harus ada payung strategic-nya, strategic marketing-nya. Kedua, teknik baru ini harus diperkenalkan sekalian strategic branding korporasi dan sekalian bikin culture baru. Sehingga nanti mau nggak mau, step by step orang Perhutani ini berubah juga diharapkan cara berpikirnya, cara mentalnya dan sebagainya. Ketiga, ini tantangan dari Pak Jokowi, beliau itu kan orangnya marketing kan? Marketing itu terjemahane ya marketing. Sehingga BUMN Holding kehutanan ini juga harus bisa menterjemahkan kedalam kinerjanya korporasi bagaimana marketing yang benar.
Apa yang tidak boleh dilakukan Perhutani ke depan? Perhutani jangan tidak fokus. Fewer, bigger, bolder. Fewer itu walaupun sekarang holding sudah, Perhutani sudah sama dengan Inhutani sudah jadi gede, tapi jangan terpancing untuk melakukan segala macem. Kan kalau sudah gede biasanya kan asetnya gede. Nah percuma aset itu kalau tidak produktif. Jadi ini pekerjaan Perhutani ini meningkat, dengan aset gede. Jadi pembukuan ini berat ini, kalau aset gede tidak ada produktivitasnya. Makanya dikasih aset gede itu lebih aman gak dikasih apaapa. Jadi kalau tidak menghasilkan apa-apa gak salah. Nah ini kalau dikasih semua, urus hayo. Waaahh jadi kelihatan kuasa. Kalau jaman dulu kan orang serba dikasih aset kecil kalau sekarang aset gede itu bagus tapi harus tetep fokus. Fewer itu jangan terlalu banyak melakukan halhal yang tidak perlu dilakukan, yang dilakukan pada aset ini harus produktif ataupun menghasilkan sesuatu. Malah jadi nanti akan jadi builder lagi kalau aset ini produktif. Aset ini akan
bertambah accountingnya. Kalau aset ini dipakai kemudian rugi, akhirnya terjadi aset dilution kan? Asetnya kan makin lama makin berkurang. Dillute itu asetnya akan berkurang. Jadi kayak orang kaya sekarang punya anak 5, kalau anak dikasih 20, 20, 20, 20, 20, belum tentu yang satu dipegang oleh anak pertama 20 itu asetnya 10 tahun lagi mungkin bisa jadi 100...200... Tapi dipegang anak yang satu digawe enak-enakan hilang, entek (habis: red), itu dillution. Jadi fewer itu artinya jangan terlalu banyak melakukan hal-hal yang tidak relevan. Ukuran asset itu productivity. Kedua, kalau yang dilakukan itu produktif, aset itu katakanlah akan jadi bigger. Taruhannya si aset itu jadi bigger apa ndak, sesudah 5 tahun ukur lagi. Pemerintah kasih kesempatan pada Direksi baru ini bagaimana 5 tahun lagi. Terus ketiga bolder, malah kalau kita tetap fokus akan lebih buruk, karena kita ngerti tho apa yang kita lakukan harus lebih berani gitu lho. Inovasinya lebih berani. Tapi kalau kita paksa dibidang-bidang yang kita sebetulnya nggak ngerti ya repot. Kalaupun kita nggak ngerti pun ya kita harus bekerja sama dengan orang yang ngerti. Nah karena sekarang ini Pak presiden Jokowi kan marketing, marketing terus. Presiden pertama marketing dan dia marketing of the year kita di 2010. Makanya Perhutani mesti lebih dari arus ini. Revolusi mental?, ya tidak apa-apa. Di mental, di materi, juga harus diterjemahkan Perhutani ke marketing. Percuma berbuat macam-macam tapi gak ono market gitu lho (tidak ada marketnya:red). Percuma punya anak perusahaan banyak tapi kalau tidak bisa mencari marketnya. Marketing itu membuat suatu aset yang tidak produktif menjadi lebih produktif. Sementara marketing yang baik itu kalau kita bantu jualan tapi rugi terus ya percuma. Asset dilution nanti. Marketing hubungannya dengan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
accounting,ya supaya aset kita tidak dilution. Dan mesti ada marketing yang baik dan benar, ada strategy company.
Apa yang tidak boleh dilakukan SDM nya? Jadi ya aset sesudah holding ini kemudian mereka cuma bangga, wah, saya di perusahaan yang gede, dan saya sekarang jadi makin gede. Mental perusahaan yang gede itu kan bahaya. Yang tidak boleh dilakukan adalah kalau kita itu gede jangan lemes tapi harus berperilaku kayak perusahaan kecil, gesit. Jadi jangan sampai sesudah holding ini malah semua orang perhutani ini jangan sampai sombong gitu ya. Lho, kalau hutan itu kan dari dulu sudah ada. Mohon maaf ini kan ada cultureculture feodalnya. Apa masih ada culture ini, kan tidak. Nanti kalau strategic marketing dilakukan, tiga hal ini penting: branding, customer sama product, strategic branding itu bukan cuma peluang tapi juga Perhutani baru itu akan seperti apa, dibawa kemana. Marketing itu ada eksternal marketing ada internal marketing. Jadilah Perhutani baru dengan ini dan dengan itu. Ini kesempatan emas untuk meletakkan kaki baru. Ambil momentum ini, satu holding.
mesti mikir marketing assessment. Itu semua mendadak perlu saat ini. Kalau presiden ini kan tidak perduli jabatane opo, yang penting bisa tidak mencari market. Makanya sertifikasi marketing itu jadi penting. Perhutani bisa memilih untuk orang-orang kunci yang masuk tim, misalnya 30 orang. Tim ini diambil dari Perhutani, Inhutani, ambil yang
Apa harapan Bapak pada Perhutani ? Kalau saya selalu ngomong marketing, Presiden marketing pertama ya pak Jokowi ini, kalau buat orang Perhutani ini kan Presiden kehutanan pertama. Harus berpikir begitu, lalu cepatlah, bukan berarti melestarikan model Perhutani dari atas sampai bawah culture-nya gitugitu aja. Yang diminta ini kan Indonesia Wow, ya bikinlah Perhutani Wow. Nah kalau pakai cara yang sama terus kan repot. Kemampuan marketingnya Perhutani nggak di-assessment masalahnya. Makanya bagian SDM
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
pilihan jangan like atau dislike, tapi yang menguasai produk, menguasai customer, komunikasi, brand, yang nanti ditugasi untuk bidangnya. Kalau bisa 30 orang itu jadi, wah waduh luar biasa, paling top lagi 50 orang. Wow bener. Salam untuk teman-teman Perhutani, salam untuk Pak Mus. • DR - SOE
Sang Begawan Marketing Dunia Tidak ada satu pun pelaku marketing di Indonesia bahkan di beberapa Negara dunia yang tidak kenal Hermawan Kartajaya. Pria energik ini lahir di Surabaya, JawaTimur, 18 November 1947 adalah pakar pemasaran berkewarganegaraan Indonesia. Sejak 2002, menjabat sebagai Presiden World Marketing Association dan oleh The Chartered Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggrisi dinobatkan sebagai 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing. Saat ini juga menjabat sebagai Presiden Mark Plus & Co, perusahaan konsultan manajemen yang berbasis di Asia yang dirintisnya sejak tahun 1990. Ia juga aktif menulis buku-buku pemasaran. Kartajaya merupakan orang Indonesia pertama yang memasuki ranah pemasaran internasional dengan model yang ia buat sendiri. Ia adalah seroang yang unik kombinasi dari orang yang memiliki pemikiran akan konsep bisnis yang strategis dalam bidang marketing dan seorang praktisi. Hermawan yang juga founder dan President Mark Plus itu selalu mengatakan bahwa jika ingin membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena dibenak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang. Pernah mengenyam Pendidikan Tinggi di Teknik Elektro ITS, namun harus keluar karena permasalahan ekonomi, gelar sarjana diperoleh dari Universitas Surabaya dan ia mendapatkan gelar master di University of Strathclyde Graduate School of Business, Scotland 1995. • DR
DUTA Rimba 53
Tertambat Dok. Kom PHT®2014 | Foto : SOE.
di Tanah Papua Ketahanan pangan Membawa Perhutani ke Tanah Papua Mengolah Sagu Menjadi Menu utama Memenuhi hajat hidup anak bangsa
54 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
LENSA
Menyusuri sungai dan belantara Menembus deras samudera Memastikan aneka pangan tersedia. Dari ulat sagu sampai pepeda NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 55
Dengan kapal sederhana Tak ada waktu untuk jeda Menyeberangi samudera Bersama anak-anak Papua.
56 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Di hamparan tanah Papua Kami harus meloncat dari kapal Menuju jalan setapak berlapis kayu Menggoreskan harapan baru
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 57
Dari kontruksi besi yang berdiri kokoh Akan Lahir Industri Pangan Perhutani Yang digerakkan oleh putra-putra terbaik Di Tanah Papua
58 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Kini hamparan tanah telah terbuka Seluruh stakeholder mendamba Perhutani yang unggul
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 59
lintasrimba
Kadivre Jatim
Dok. Kom PHT®2014
Jelajah Hutan di KPH Kediri
Kadivre Jatim di lokasi sadapan pinus Petak 8 RPH Bendungan BKPH Trenggalek.
Kediri - Di tengah kesibukan dinasnya, Kepala Divisi Regional (Kadivre) Jawa Timur, Agus Setia Prastawa, selama 1 hari penuh melakukan aksi Jelajah Hutan di BKPH Trenggalek, KPH Kediri, 8 Oktober 2014. Jelajah hutan bersama jajaran KPH Kediri itu sebagai dukungan terhadap pengawalan produksi getah pinus dan kelola SDH lainnya. Guna memudahkan menjangkau lokasi-lokasi sadapan, Agus dan rombongan menggunakan motor trail. Rangkaian kegiatan diawali silaturahmi dengan jajaran PGT Rejowinangun dan Asper di wilayah Kediri Selatan. Di pertemuan itu, ditekankan pentingnya komunikasi di antara petugas BKPH dengan PGT untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku getah, agar tiap harinya PGT dapat memasak sesuai kapasitas. Selain itu, juga ditekankan pentingnya selalu meningkatkan mutu getah, karena setiap 1 persen peningkatan mutu getah akan
60 DUTA Rimba
berdampak pada peningkatan efisiensi proses pemasakan getah dan pendapatan perusahaan. Masih menggunakan motor trail, rombongan lalu menuju TPG Ngempleng RPH Trenggalek BKPH Trenggalek, dengan target produksi 102,8 ton. Selain memberi pengarahan untuk petugas dan penyadap, Agus juga memberikan bantuan sembako. Bantuan itu diharapkan dapat memotivasi penyadap untuk lebih giat bekerja dalam rangka peningkatan produksi. Perjalanan dilanjutkan menuju TPG Masaran di BKPH Trenggalek dengan target produksi sebesar 199,5 ton. Di sana, Agus melihat demontrasi penggunaan alat-alat penunjang sadapan hasil inovasi petugas KPH Kediri, antara lain kerokan getah suru dari BKPH Dongko, kerokan getah gelang dari BKPH Trenggalek, Alat saring mekanik Mpeg-DKN1 dari BKPH Dongko dan alat saring sederhana (ASSER S4) dari BKPH Kampak.
Dikesempatan itu, Agus juga memberi apresiasi berupa piagam penghargaan kepada Mandor Sadap dan TPG di BKPH Trenggalek sampai bulan September 2014 yang produksinya melampaui NPS (81%). Mereka adalah Nyamin (TPG Pakem Bromo RPH Sumurup) dengan realisasi produksi 223,8 %; Jajik Hadi (TPG Pogalan RPH Durenan) dengan realisasi produksi 121,0 %; Teguh S (TPG Sumberdadi RPH Sumurup) dengan realisasi produksi 100,3 %; Mujilan (TPG Tumpak RPH Trenggalek) dengan realisasi produksi 94,7 %; Sugiono (TPG Depok RPH Sumurup) dengan realisasi produksi 95,5 %; Suminto (TPG Suren Kidul RPH Sumurup) dengan realisasi produksi 94,7 %; serta Riyanto (TPG Sukosari RPH Trenggalek) dengan realisasi produksi 86,9 %; dan Sutrisno (TPG Joho RPH Sumurup) dengan realisasi produksi 82,1 %. KPH Kediri sendiri telah mencanangkan gerakan turun
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
ke lapangan, dalam rangka membangun sistem monev kegiatan pengelolaan SDH yang ada di KPH Kediri secara terarah dan berkelanjutan. Kegiatan yang dilakukan setiap minggu itu juga menjadi sarana meningkatkan motivasi petugas lapangan. Sejumlah kegiatan mengisi program turun ke lapangan itu, yaitu Boling (Rebo keliling), Jumling (Jumat keliling), dan Tuling (Sabtu keliling). Boling dilakukan oleh unsur KPH dan BKPH. Fokus kegiatannya adalah pembinaan produksi (kelola produksi) kayu maupun
non kayu bagi tenaga tebang dan sadap getah pinus yang dilakukan langsung di petak tebangan serta sadapan yang perolehannya masih di bawah target. Jumling dilakukan dengan fokus kegiatan berupa pembinaan LMDH di lokasi-lokasi rawan konflik tenurial, dengan cara shalat Jumat berjamaah dilanjutkan pertemuan serta peninjauan lapangan. Sedangkan fokus kegiatan Tuling adalah kelola SDH dan lingkungan berupa pengecekan persemaian, persiapan tanaman 2014, pemeliharaan tanaman, tunjuk tolet dan kondisi HCVF.
Acara diakhiri kunjungan ke lokasi persemaian Botoputih RPH Bendungan, yang sudah merealisasikan target 489.000 plances bibit pinus (100%) dengan kondisi bibit 90% sudah siap tanam. Kunjungan 1 hari Kadivre Jatim di KPH Kediri khususnya BKPH Trenggalek itu, diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi petugas lapangan, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan tahun 2014 dengan baik, sesuai prinsip 5S (Sehat, Selamat, Sejahtera, Senang dan Surga) yang selalu disampaikan Kadivre Jatim. • DR
LMDH Desa Padakan
Dok. Kom PHT®2014
Dapat Sumbangan 30 Ekor Sapi dari Kementan
Pak Mul dan Sapi-sapinya
Blora - LMDH Desa Padakan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, belum lama ini menerima sumbangan 30 ekor sapi dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. Sumbangan tersebut merupakan wujud empati pemerintah terhadap organisasi yang berbasis pertanian dan diberikan kepada LMDH yang maju dan banyak melahirkan inovasi. LMDH yang termasuk wilayah pangkuan
RPH Wotbakah, BKPH Nglawungan, KPH Blora, ini pun dinilai sebagai penyumbang devisa negara dan turut menopang ketahanan pangan. Saat ini, LMDH Desa Padakan tengah gencar melaksanakan program penggemukan sapi. Ini merupakan bagian dari program Perum Perhutani serta Pemda Blora. Atas kreatifitasnya, LMDH itu mendapatkan perhatian dari Pemda sebagai LMDH yang inovatif.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Perhatian Pemda terhadap LMDH pimpinan Pak Mul itu diwujudkan dengan rekomendasi kepada kementan dan berujung sumbangan 30 ekor sapi tersebut, sehingga saat ini sudah ada 45 ekor sapi di LMDH tersebut dalam kurun waktu sekira 2 tahun. Sumber makanan sapi-sapi itu adalah rumput kolonjono dan kolomenjo yang ditanam di bawah tegakan di wilayah RPH Wotbakah. • DR
DUTA Rimba 61
lintasrimba
Monumen Anumerta di KRPH Nglawungan
Administratur Kebonharjo Bagikan Sharing Kayu Kebonharjo - Administratur Perhutani Kebonharjo, Haris Triwahyunita, membagikan dana sharing produksi kayu dalam pertemuan di ruang rapat Kantor Perhutani Kebonharjo, 6 September 2014. Sebanyak 26 LMDH yang tersebar di Kecamatan Jiken, Bogorejo, Kenduruan, Sale, Sarang, Jatirogo, dan Sedan, dari Kabupaten Blora, Tuban dan Rembang menerima dana sharing sebesar Rp 926.572.251. Penerima sharing terbanyak adalah LMDH Reksa Wana Kumala, Desa Sale Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, sebesar Rp 192.590.314. Sedangkan yang terkecil adalah LMDH Tani Luhur desa Jamprong kecamatan Kenduruan
62 DUTA Rimba
peristiwa gugurnya personel saat menjalankan tugas. Di tahun
Dok. Kom PHT®2014
Blora - Ada pemandangan menarik sekaligus mengharukan di di depan RD KRPH Nglawungan BPKH Nglawungan KPH Blora. Sebuah monumen anumerta terdapat di sana. Monumen yang menggambarkan sosok seorang Polter tersebut mengingatkan pada peristiwa mengharukan 21 tahun yang lalu. Saat itu, Supriyanta, seorang Polter berusia 37 tahun, gugur saat menjalankan tugas. Ketika itu, Supriyanta memergoki aksi seorang pencuri kayu. Saat dipergoki, sang pencuri melawan dengan senjata tajam, sedangkan Supriyanta tak membawa apapun. Ia pun gugur. Oleh pengadilan, sang pelaku lalu dijatuhi hukuman 17 tahun penjara dan kini telah bebas. Kejadian itu bukan satu-satunya
2009, Bambang Priyanto yang ketika itu menjabat sebagai KPRH Kedungkenongo, BKPH Kalisari, KPH Blora, juga meninggal dunia dibunuh oleh seorang pencuri kayu. Mari kita sejenak merenung dan berdoa atas gugurnya teman-teman kita dalam menjalankan tugas. • DR
Monumen Anumerta di KRPH Nglawungan
Tuban sebesar Rp 202.826. Sharing produksi tahun 2013 mencapai hampir 1 miliar rupiah. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi LMDH sebelum sharing dibagikan, antara lain ada rencana kegiatan, kepemilikan buku kas LMDH, laporan pertanggungjawaban kegiatan tahun sebelumnya, dan lainlain. Dikesempatan itu, Haris mengatakan, Perhutani Kebonharjo selalu melakukan pendampingan ketika sharing produksi akan dibagikan. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) diharapkan memanfaatkan sharing produksi kayu untuk usaha produktif. “Hal ini supaya uang dari hasil produksi kayu yang diberikan kepada masyakat desa hutan ada arah yang jelas dalam penggunaannya sehingga membawa
manfaat positif bagi kemajuan LMDH,” tambahnya. Sementara Wakil Administratur Kebonharjo, Asep Ruskandar, menyatakan, dengan sharing itu diharapkan terjadi kerja sama yang baik dan saling menguntungkan di antara Perhutani dengan masyarakat desa hutan. Perhutani senantiasa bekerjasama dengan masyarakat dalam kelola hutan dengan tujuan terciptanya hutan lestari yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakatnya. “Sharing bukan hadiah, tetapi merupakan perwujudan jiwa berbagi antara masyarakat dengan Perhutani. LMDH harus dapat menggunakan sharing ini untuk usaha produktif. Apapun usaha yang dilakukan, idealnya dapat menambah pendapatan demi peningkatan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
kesejahteraan masyarakat desa hutan” ucapnya. • DR
Cepu Siapkan Mobil Pemadam Kebakaran Hutan Cepu - Perhutani Cepu menyiapkan satu unit mobil pemadam kebakaran yang dimodifikasi sendiri dengan kapasitas 1000 liter air yang dilengkapi dengan satu unit mesin pompa. Perhutani Cepu Juga menyiapkan sejumlah peralatan pemadam kebakaran, yaitu 30 unit tanki semprot dan 48 buah kebyok besi. Di setiap pos pemantau kebakaran, disediakan 2 unit tanki penyemprot dan 4 buah kebyok besi. Administratur Perhutani Cepu, Endro Koesdijanto, 19 September 2014, di Kantor Perhutani Cepu menegaskan, mobil itu disiapkan karena Perhutani Cepu dalam keadaan darurat. Wakil Administratur Perhutani Cepu Selatan, Teguh Waluyo, selaku Koordinator Keamanan (Korkam) KPH Cepu, menambahkan, ketika musim kemarau seperti saat ini, tugas berat yang harus dilakukan segenap karyawan Perum Perhutani terutama petugas lapangan, adalah upaya mencegah dan mengantisipasi sedini mungkin terjadinya kebakaran hutan, sehingga tidak menjalar kemana-mana dan menimbulkan kerugian yang lebih besar. Berbagai langkah pencegahan juga disiapkan, antara lain dengan melakukan patroli rutin, memasang plang pelarangan dan pencegahan pembakaran hutan, serta sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat. Juga telah dibangun pos pemantauan kebakaran di masing-masing Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) serta pos sentral di Desa Janjang Kecamatan Jiken, wilayah BKPH Nanas. Selain menyiapkan berbagai macam peralatan tersebut,
Perhutani Cepu juga menjalin kerja sama dengan LMDH dan TNI dalam upaya pengamanan hutan. Dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan sebagai mitra kerja, pemantauan kebakaran hutan akan lebih efektif dan lebih cepat terdeteksi. • DR
Balapulang Apel Siaga Kebakaran Hutan Balapulang - Perhutani Balapulang, 17 September 2014, mengadakan Apel Siaga kebakaran hutan dalam rangka memasuki puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi bulan September hingga Okober 2014 di Kantor Perhutani Balapulang. Selain itu, Perhutani Balapulang juga menyiagakan Posko Pusat Pemadam kebakaran hutan di kantor Perhutani Balapulang yang stanby 24 jam beranggotakan karyawan, Polhut yang melibatkan LMDH terdekat. Administratur Perhutani Balapulang, Isnin Soiban, mengajak seluruh rimbawan termasuk keluarga untuk membantu memberikan informasi jika terjadi titik api terlihat. “Kebakaran hutan disebabkan dua faktor, yaitu faktor Alam dari sambaran petir dan pemanasan sinar matahari yang mantul pada kaca/lapisan seng sedangkan faktor manusia paling banyak karena disengaja yaitu pembakaran rumput, ladang dan membakar sampah, sedangkan penyebab yang tidak disengaja seperti membuang puntung rokok, pendaki gunung yang lupa memadamkan api,” katanya. Total luas wilayah hutan Perhutani Balapulang adalah 29.790,29 hektar. Luas itu terdapat di dua Kabupaten, yaitu Tegal 6.869,61 hektar dan Kabupaten Brebes 22.920,68 hektar (77%). Kawasan Hutan rawan kebakaran hutan terdapat di Bagian
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Hutan Banjarharjo Barat (RPH) Cigadung, RPH Malahayu, dan RPH Malahayu yang merupakan tanaman jenis jati muda umur 5 tahun ke atas. • DR
Mojokerto Tingkatkan Keterampilan Mandor Mojokerto - Perhutani Mojokerto melakukan pelatihan perawatan (pemeliharaan) hutan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kambangan, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ngegreng, Petak 37 h, 18 September 2014. Tidak kurang 35 Mandor Tebang dan Mandor RKP, Asper / KBKPH serta KRPH perwakilan dari masing-masing BKPH mengikuti program pergantian tersebut. Dikesempatan itu, Kepala Seksi Pengelolaan SumberDaya Hutan Perhutani Mojokerto, M Sabri Madjid, menegaskan, Perhutani Mojokerto senantiasa meningkatkan keterampilan seluruh jajaran serta mengawal keberhasilan perawatan hutan tahun 2014. “Keterampilan atau skill yang bagus, tidak salah dalam menentukan pilihan pohon yang dimatikan, tidak keliru dalam menebang, sehingga pada akhir daur dapat diperoleh tegakan tinggal yang optimal, merupakan keniscayaan jika dibarengi dengan pergantian atau peningkatan kompetensi mandor tebang dan mandor Regu Kerja Penjarangan (RKP) seperti yang dilakukan saat ini”, tambah Sabri. Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan Hutan (KSPH) III Jombang, Tubagus Aep Syaifudin, mengingatkan agar konsep Rencana Teknik Tahunan (RTT) ditanggapi dua tahun sebelum pelaksanaan (T-2), jangan ditanggapi pada saat satu tahun sebelum pelaksanaan (T1) ataupun saat tahun pelaksanaan (T-0). Harapannya, ke depan RTT agar lebih dicermati lagi. Lebih lanjut, ia menjelaskan, penjarangan
DUTA Rimba 63
lintasrimba merupakan salah satu tindakan silvikultur yang penting. Jika dilaksanakan dengan benar, hal itu akan meningkatkan produktivitas tegakan. “Akan didapatkan pohon yang sehat, berbatang lurus, bebas cacat dan bertajuk normal, diperoleh kerataan tajuk pohon sehingga tidak ada bagian yang sangat rapat atau terbuka, diperoleh massa kayu tegakan tinggal yang bernilai ekonomis tinggi”, paparnya. • DR
Mojokerto Addendum Perjanjian PHBM Mojokerto - Di dalam rangka peningkatan peran dan tanggung jawab masyarakat desa hutan dan pihak lain yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan, Perum Perhutani KPH Mojokerto mengadakan sosialisasi adendum Perjanjian Kerjasama (PKS) pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat (PHBM) di Aula Kantor Perhutani Mojokerto, 15 September 2014. Sosialisasi adendum PKS PHBM tersebut merupakan inisiasi Forum Komunikasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (FK-LMDH) KPH Mojokerto. Kegiatan tersebut dihadiri 105 pengurus LMDH seKPH Mojokerto, Waka Administratur Mojokerto Timur, Hendra Lesmana, S.Hut; Kasi PSDH, Sabri Madjid; KSS PHBM, Tukani; dan para pihak terkait antara lain Dinas Perhutanan Kabupaten Lamongan, Mojokerto dan Jombang, Dinas Koperasi, Dinas Pertanian serta Notaris Khusnul Hadi, SH dari Jombang. Saat memberikan sambutan, Wakil Administratur Mojokerto Timur, Hendra Lesmana, S.Hut menegaskan, didalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat digantungkan berbagai harapan. Diantaranya, melalui PHBM keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan terasa lebih
64 DUTA Rimba
nyata. PHBM memiliki semangat kebersamaan yang mengandung arti berbagi, baik dalam peran, ruang, waktu, maupun keuntungan. “Dengan demikian, masyarakat dapat ikut berperan serta aktif dalam mengelola hutan, sehingga diharapkan akan tumbuh rasa memiliki dan rasa turut bertanggung jawab terhadap keberadaan dan kelestarian hutan. Berangkat dari kesadaran tersebut penyempurnaan dan pembenahan PKS melalui addendum tersebut sangatlah penting untuk keberlangsungan kemitraan yang lebih baik, optimal dan proporsional,” katanya. Sementara itu, Sabri Madjid mengatakan, PHBM dimaksudkan memberikan akses kepada masyarakat (kelompok masyarakat) di sekitar hutan dan para pihak terkait (stakeholders) sesuai peran dan fungsi masing-masing untuk mengelola hutan secara partisipatif tanpa mengubah status dan fungsi hutan. Semua itu dilakukan berlandaskan azas manfaat, kelestarian, kebersamaan, kemitraan, keterpaduan, kesederajatan dan bagi hasil (sharing). “Lewat pembenahan atau adendum PKS yang baik, masyarakat dapat lebih meningkatkan peran serta secara aktif dalam mengelola hutan, sehingga diharapkan akan tumbuh rasa memiliki dan rasa turut bertanggung jawab terhadap keberadaan dan kelestarian hutan”, jelas Sabri. Sosialisasi diikuti dengan antusias oleh anggota LMDH yang dipandu langsung oleh Notaris, Khusnul Hadi,SH dengan metode tanya jawab yang menarik dan aktif. • DR
Kendal Refleksikan Kegiatan Penanaman Kendal - Perum Perhutani Kendal, Sabtu 13 September 2014, melaksanakan kegiatan refleksi
tanaman dan pembinaan karyawan dibagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Subah, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatisari Selatan, petak 62 a-1. Administratur Perhutani Kendal, Sunarto, menyatakan, Petak 62 a-1 dengan keluasan baku 32,1 hektar; luas tanam 4,3 hektar; perlu ditanami kembali setelah penebangan, dan hal ini sudah rutin dilakukan. “Untuk itu saya berharap pelaksanaan tanaman tahun 2014 harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Untuk menuju hal tersebut, kita jangan mementingkan diri sendiri. Kita harus selalu peduli terhadap perusahaan dan melaksanakan komunikasi kepada masyarakat, sesama karyawan, bawahan dan manajemen, serta selalu menjaga kekeluargaan, kerja sama, kekompakan, dan saling bersatu, sehingga jiwa korsa kita tidak akan luntur,” ujarnya. Kasi Pengelolaan Sumberdaya Hutan & Lingkungan yang juga sebagai Pelaksana Tugas Harian Wakil Administratus, Agus Kusnandar, menyampaikan, untuk tanaman tahun 2013 luas tanaman KPH Kendal mencapai 612,00 hektar, yang terdiri dari 106,20 hektar tanaman rutin, 135,00 hektar tanaman pembangunan, 360,80 hektar tanaman pengayaan dan 10,00 hektar opslang culture, sedangkan tahun 2014 luas tanaman 381,90 hektar terdiri dari 101,90 hektar tanaman rutin, 143,40 hektar tanaman pembangunan, 105,80 hektar tanaman pengkayaan dan 30,80 hektar tanaman crash program, jadi ada penurunan dari tanaman tahun 2013. “Kegiatan refleksi penanaman ini dengan tujuan melaksanakan kegiatan reboisasi dan rehabilitasi di kawasan hutan untuk meningkatkan tutupan lahan, produktifitas, dan meningkatkan fungsi hutan,”
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Ketika Awak Media
Press Tour ke pembangunan pabrik sagu Perhutani di Papua.
bangsa dengan menciptakan ketahanan pangan. Tidak hanya itu, nantinya pun kami bisa berperan dalam menciptakan ketahanan energi,” kata Bambang Sukmananto, saat meninjau proses pembangunan pabrik sagu di Sorong Selatan, Rabu (03/9/2014).
Rombongan awak media didampingi tim Kementerian BUMN, Faisal Halimi dan Erwin Fadjrin. Selain menikmati bubur sagu dan kepiting sungai, salah satu awak media Suzan Silaban, sempat mencicipi lezatnya ulat sagu Papua. • DR (SOE)
Dok. Kom PHT®2014
Sorong - Dulu, Papua identik dengan hutan belantara, Cendrawasih, tambang, dan koteka. Sekarang beda, ada Raja Ampat wisata yang mulai masyur, bahkan di Sorong Selatan bakal ada pabrik Sagu terbesar di Asia Tenggara. Lebih dari 22 awak media dari Jakarta awal September lalu menyambangi pabrik Sagu Perhutani di Distrik Kais Sorong Selatan. Perjalanan Jakarta ke Sorong dengan pesawat, Sorong ke Teminabuan lima jam jalan darat. Bermalam di kota Teminabuan, pagi hari rombongan menuju Kais dengan tiga kapal motor, makan waktu empat jam di sungai dan laut. Menginjak pelataran proyek pabrik sagu di Kais, beberapa awak media tampak lelah, pucat karena kekuatiran bertemu buaya sungai Kais,mereka umumnya acung jempol dengan geliat dan giatnya Perhutani mengatasi ketahanan pangan di Indonesia timur. Diterima langsung oleh Bambang Sukmananto Dirut Perhutani,mereka juga mendapat penjelasan pembangunan sosial masyarakat dari Manager Proyek Ronald Suietella. Tahun 2012, Perhutani ditunjuk pemerintah melalui Kementrian BUMN untuk membangun pabrik Sagu. Saat ini pabrik jadi 60%, rencananya Maret 2015 pabrik dengan investasi 112 milyar itu selesai. Soal infrastruktur masih menjadi tantangan. “Tugas ini merupakan wujud nasionalisme kami sebagai BUMN. Perhutani harus terlibat dalam upaya membangun
Dok. Kom PHT®2014
ke Pabrik Sagu Papua
Awak media mencicipi ulat sagu.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 65
lintasrimba tambahnya. Pada tanaman tahun ketiga (tanaman tahun 2011), Perhutani Kendal mendapat peringkat I tingkat Divisi Regional Jawa Tengah dengan nilai prosentase tumbuh tanaman pokok dan pengisi 96,50%. • DR
Cepu Patroli Sepeda ke Hutan Cepu - Segenap Pejabat dan Karyawan Perhutani Cepu, Jumat, 12 September 2014, melakukan patroli bersepeda mengelilingi hutan. Hal itu merupakan tradisi yang dilakukan segenap jajaran pimpinan dan karyawan Perum Perhutani Cepu secara rutin minimal 1 (satu) kali dalam seminggu. Kegiatan olah raga sepeda bersama itu diprakarsai Administratur Perhutani Cepu, Endro Koesdijanto, yang gemar olah raga terutama naik sepeda. Di hari itu, rutenya melintasi wilayah hutan melalui jalan angkutan kayu dan jalan setapak. Sekitar pukul 17.15 WIB, saat memasuki wilayah hutan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gerdusapi Kendilan Petak 3044, rombongan bersepeda itu melihat ada kebakaran hutan. Mereka segera mengambil tindakan memadamkan api dengan peralatan tongkat dan ranting pohon yang ada di sekitar lokasi kejadian tersebut sehingga api dapat dipadamkan. Endro Koesdijanto menyatakan, ada beberapa keuntungan kegiatan sepeda bersama. Selain kesehatan dan kebugaran fisik, juga dapat untuk menjalin keakraban di antara karyawan dengan jajaran pimpinan, serta dapat memberi terapi mental kepada oknum yang ingin mencuri kayu di wilayah hutan Perhutani Cepu. Sebab, kira-kira akan ada kekhawatiran didalam benak mereka bahwa mereka akan berpapasan dengan rombongan sepeda santai dari kantor Perhutani Cepu. • DR
66 DUTA Rimba
Pemkab Bondowoso Cari Peluang Kerja Sama dengan Perhutani
pihaknya mengajak Perhutani bersama-sama mengembangkan dengan kerja sama yang lebih baik. • DR
Bondowoso - Bupati Bondowoso, Amin Sa’id Husni, melakukan kunjungan kerja di Kantor Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, dalam rangka membuka mencari peluangpeluang baru kerja sama yang lebih luas dengan Perum Perhutani, 11 September 2014. Ikut dalam rombongan selain Bupati, Kepala Bapeda, Kepala Dinas Pariwisata dan beberapa pejabat Kabupaten Bondowoso. Kedatangan mereka disambut Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Agus Setya Prastawa. Agus menyampaikan, Perum Perhutani Divisi Regional Jatim mempunyai luas hutan 1,3 juta hektar, sesuai peruntukannya yaitu hutan produksi dan hutan lindung. Luas kawasan Hutan produksi adalah 1,132 juta hektar. Pengelolaan hutan produksi membagi menjadi kelas perusahaan Jati, Pinus, Mahoni, Damar, Sengon, Kesambi dan Kayu Putih. Jumlah karyawan tidak kurang 6.000 orang dibagi 23 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Ketika mengelola hutan, Perhutani memerhatikan “3 P yaitu Profit , Planet dan People. Sementara Amin Sa’id Husni dalam sambutannya menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Bondowoso saat ini telah melaksanakan kerja sama dengan pihak Perhutani yaitu claster Kopi Arabica Java Ijen Raung. Kerja sama yang sudah terjalin dengan baik ini, kedepan bisa dikembangkan di kawasan yang lebih luas lagi. Ditambahkan, ada rencana pengembangan potensi yang lain, semisal bambu sebagai salah satu potensi ekonomi masyarakat, serta pengembangan objek pariwisata karena Kabupaten Bondowoso memiliki alam yang sangat indah. Mengingat potensi yang baik ini,
Pasuruan Bina Kesamaptaan Petugas Pasuruan - Perhutani Pasuruan, 20 September 2014, melakukan pembinaan Kesamaptaan bagi jajaran Asper, KRPH, dan Polhuther, di lapangan olah raga Taman Gayam Malang. Sebelumnya, dilaksanakan sosilalisasi UU No 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H). Kegiatan itu bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang lebih kompetitif dan profesional, khususnya di Perum Perhutani Pasuruan. Kegiatan pembinaan Kesamaptaan tersebut diikuti 168 peserta dari jajaran Perum Perhutani Pasuruan. Administratur Perhutani Pasuruan, Kuntum Suryandari, menyampaikan, lewat Kegiatan Kesamaptaan Jasmani dan Sosialisasi UU No 18 tahun 2013, petugas diharapkan menjalankan tugas dan pekerjaan dengan penuh disiplin dan bertanggungjawab terhadap perintah yang harus dikerjakan, sehingga hasilnya baik dan sukses seperti diharapkan. Di acara itu juga dilakukan pembinaan mental peserta kesamaptaan yang dilaksanakan di lapangan olah raga Taman Gayam Malang dan dipandu langsung oleh Pabin Polhut KPH Pasuruan, AKP Cecep Suryadi dari Satuan Polres Pasuruan. Materi yang diberikan adalah ketahanan fisik berupa berlari, sit up, Peraturan Baris Berbaris (PBB), bela diri tangan kosong, dan cek kesehatan peserta. Kegiatan ini diharapkan bisa membangun kembali dan memupuk rasa percaya diri para petugas di lapangan. • DR
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
resensi
Menyingkap Tabir Perseroan Judul Buku : Doktrin Piercing The Corporate Veil Penulis
: Mustoha Iskandar
Penerbit
: Rangkang Education, Yogyakarta
Jumlah
: 288
Tahun Terbit : 2014
P
emahaman terhadap doktrin-doktrin kontemporer dalam Hukum Perusahaan atau Hukum Perseroan Terbatas di Indonesia harus diakui masih belum terlalu meluas. Hal itu disebabkan texbook atau literatur Hukum Indonesia yang mendiseminasikan tentang hal tersebut juga belum terlalu banyak, sehingga berbagai teori serta doktrin tersebut belum cukup difahami dengan baik. Buku ini bukan sekadar berbicara teori, akan tetapi substansi buku ini menunjukkan bahwa penulis mencoba mengemukakan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan serta penerapan hukum tentang tanggungjawab Perseroan Terbatas menurut Hukum Positif Indonesia. Para Hakim perdata wajib memahami doktrin ini karena ketika para hakim sedang memeriksa serta harus memutus suatu perkara perdata, utamanya dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan tanggung jawab Perseroan Terbatas, para hakim wajib memutus dengan adil, benar, serta akuntabel. Disamping itu, putusan hakim tidak cukup jika sekadar memberikan kepastian hukum, melainkan dari itu putusan hakim wajib memberikan keadilan serta kemanfaatan kepada siapa pun para pihak yang berperkara. Buku ini merupakan buah pikiran
penulis yang tentunya ditunjang oleh hasil penelitian yang dilakukannya sendiri serta dipraktikan selama penulis menjadi praktisi dalam memimpin perusahaan. Doktrin Pierching the Corporate Veil adalah suatu doktrin hukum yang memungkinkan bagi penegak hukum mengesampingkan prinsip tanggungjawab terbatas bagi para pemegang saham, direksi dan komisaris karena keadaan insolvensi maupun adanya kerugian atau tuntutan hukum dari pihak ketiga terhadap perseroan. Doktrin Pierching The Corporate Veil notabene merupakan doktrin hukum perseroan di Common Law System itu telah diintegrasikan ke dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 yang ide dasarnya dituangkan dalam pasal 3 ayat (2). Doktrin Pierching the Corporate Veil dalam perkembangannya bukan hanya diarahkan kepada pemegang saham tetapi juga kepada direksi bahkan dalam hal-hal yang sangat khusus dapat diarahkan kepada komisaris. Hal ini terkait dengan kewajiban direksi dalam pengurusan perseroan dan Rapat Umum
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Pemegang Saham (RUPS). Kurangnya para penegak hukum, berani menerapkan Pierching the Corporate Veil sebagai acuan di dalam memutuskan perkara di pengadilan. Terbukti hanya ada satu kasus sengketa bisnis yang pernah diputuskan oleh lembaga pengadilan melalui putusan Mahkamah Agung Nomor 1916 K/Pdt/1991 (1996) yang telah memutuskan kasus perjanjian kredit antara PT Bank Perkembangan Asia dengan PT Djaya Tunggal berdasarkan doktrin Pierching the Corporate Veil. Prinsip-prinsip umum dalam korporasi menyatakan bahwa perusahaan merupakan badan hukum yang kekayaannya terpisah dari para pemegang saham, pegawai dan direksi. Kewajiban korporasi merupakan tanggung jawab badan hukum dan bukan berada ditangan pemegng saham, direksi atau pegawai yang memiliki saham dan/ atau bertindak atas nama badan hukum. Tanggung jawab terbatas ini merupakan karakteristik yang paling menarik dalam suatu perseroan terbatas. Buku ini memberikan gambaran yang jelas utuh dan menyeluruh, kepada masyarakat dan para anggota direksi perseroan khususnya mengenai hapusnya sifat pertanggungjawaban terbatas dalam sutau perseroan terbatas (Pierching The Corporate Veil) dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagai akibat dari penerapan doktrin Pierching the Corporate veil. Ironis memang karena banyak diantara anggota direksi yang tidak memahami akan konsep doktrin Pierching the Corpaorate Veil ini. Dengan demikian penerbitan buku ini layak disambut sebagai salah satu upaya memperkaya khazanah Ilmu Hukum di Indonesia. Selamat membaca.• DR - RUD
DUTA Rimba 67
opini
Kayu Putih Unggul untuk Perhutani
Dok. Kom PHT®2014
Oleh: Corriyanti, Padang Jayanto, Aris Wibowo, dan Cahyo Susanto*)
68 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Tulisan ini disampaikan di acara panen perdana dan diskusi pengelolaan kayu putih klon unggul di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto, 20 Mei 2014.
Dok. Kom PHT®2014
T
anaman Kayu Putih (Melaleuca cajuputi) merupakan bahan baku industri minyak kayu putih (MKP) di Indonesia. Selama ini kita ketahui, tanaman kayu putih yang ada di Pulau Jawa adalah M Cajuputi sub species cajuputi. Tanaman tersebut diduga berasal dari benih yang dibawa penjajah Belanda ke Pulau Buru, sekitar abad ke-18. Hutan kayu putih di Pulau Jawa mencapai luasan tidak kurang dari 24.000 hektar, dengan produksi minyak kayu putih ratarata mencapai 300 ton per tahun. Sementara Perum Perhutani - BUMN kehutanan yang memiliki otoritas menangani lahan hutan di Pulau Jawa - mengelola pertanaman kayu putih yang mencapai luasan sekitar 17.826,1 hektar, terdapat di KPH Gundih, Madiun, Mojokerto, dan Indramayu. Mencermati produksi daun kayu putih, sebut saja produksi tahun 2011 sebesar 37.310 ton dan menghasilkan MKP sebesar 265.706 kg, rendemen rerata MKP 0.71 %. Padahal, kebutuhan nasional saat ini sebesar 1.500 ton per tahun, dan kemampuan dalam negeri tahunan baru mencapai kisaran 300 ton. Sisanya selalu dicukupi melalui impor dari negeri Tiongkok (China). Melihat kayu putih sebagai peluang bisnis yang cukup besar, maka melalui program pemuliaan
kayu putih dengan tujuan mendapatkan materi kayu putih yang unggul dari segi produktivitas (rendemen), Puslitbang sejak tahun 2002 telah merintis kegiatan kerja sama dengan Balai Penelitian Pemuliaan Pohon dan Bioteknologi Yogyakarta dan telah menghasilkan sumber benih, yaitu Kebun Benih Uji Keturunan (KBUK) di Madiun, Gundih, dan Cepu.
Mengenal Strategi Pemuliaan Kayu Putih Strategi pemuliaan kayu putih bertujuan memperoleh materi kayu putih yang mampu meningkatkan produktivitas tegakan kayu putih. Kegiatan pemuliaan pohon akan dievaluasi secara periodik, dilakukan pemantauan / monitoring, untuk merencanakan langkah-langkah dan strategi lanjutan. Kegiatan pemuliaan pohon kayu putih dapat dibagi menjadi tiga jangka rencana, yaitu rencana
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Rencana jangka pendek kayu putih meliputi kegiatan: Memanfaatkan benih berasal dari KBUK Madiun-Cepu, KBK, dan kebun pangkas; Membuat demplot dengan materi asal Puslitbang (KBK, KBUK, dan Kebun pangkas) dan sumber benih dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Purwobinangun (KBUK full-sib, KBK, KBUK F2, KBUK F1 Paliyan). Rencana jangka menengah kayu putih meliputi kegiatan: Membangun kebun benih produksi. Pembangunan ini dilakukan setelah diketahui sumber benih yang terbaik dari demplot sumber benih pada rencana jangka pendek. Sedangkan untuk rencana jangka panjang meliputi kegiatan: Melakukan kegiatan penyerbukan terkendali; Membangun tanaman uji keturunan full-sib; Membangun sumber benih KBK terseleksi, kebun pangkas;
DUTA Rimba 69
Mengembangkan infuse genetic.
Kinerja Program Pemuliaan Kayu Putih Secara umum dapat dikatakan, kinerja program pemuliaan kayu putih adalah sebagai berikut: Pertama, distribusi benih unggul untuk tanaman rutin kayu putih; distribusi benih dari Kebun Benih Uji Keturunan (KBUK) untuk tanaman rutin di KPH sejak tahun 2007 sebanyak 6 kg/tahun. Strategi untuk pengunduhan benih kayu putih lebih dari 0.8 % dan berkadar cineol di atas 50%. Kedua, Kebun Pangkas Kayu Putih; dibangun untuk menyediakan bahan stek pucuk. Pembangunan kebun pangkas kayu putih diarahkan pada individu-individu yang mempunyai rendemen minyak kayu putih lebih dari 0.8 %. Indukan untuk kebun pangkas sebanyak 84 klon terpilih. Ketiga, Kebun Benih Lokal (KBK); Pembangunan KBK menggunakan materi genetic yang berasal dari bagian vegetative (stek pucuk) individu-individu terseleksi dari KBUK. Pada tahun 2015 diperkirakan sudah mulai produksi benih dari KBK. Keempat, Uji Klon untuk menguji klon-klon untuk mendapatkan rendemen MKP dan kadar cineol tinggi. Hasil uji klon diperoleh biomasa pada pemangksan pertama mendapatkan 20 kg daun kayu putih pada umur 2.5 tahun. Kelima, produksi bibit stek pucuk klon unggul kayu putih; tahun 2013 telah memproduksi stek pucuk kayu putih sebanyak 40.000 plances. Tahun 2014 direncanakan memproduksi stek pucuk kayu putih sebanyak 65.000 plances dan bila dioptimalkan dapat mencapai 120.000 plances. Tahun 2015 dapat memproduksi stek pucuk kayu putih sebanyak 500.000 plances. Keenam, Perhutanan Klon;
70 DUTA Rimba
Dari pengamatan awal tanaman uji pada family/ individu terbaik tersebut menunjukkan indikasi terdapat family dengan produksi pangkasan yang cukup baik, karena usia 1.5 sampai 2.5 tahun menghasilkan daun kayu putih dalam kisaran 8 – 20 kg per pohon. penerapan hasil uji (genetika, lingkungan, silvikultur, dan sosial ekonomi masyarakat) sehingga diharapkan menghasilkan hutan yang produktif, efektif, effisien, kompetitif dan lestari. Kegiatan tahun 2013 – 2020 adalah; pembangunan populasi perbanyakan dan penyebarluasan populasi perbanyakan ke KPHKPH; membangun plot populasi produksi seperti perhutanan klon di berbagai lokasi; membuat SOP silvikultur intensif kayu putih; mensosialisasikan kepada KPH-KPH hasil dari pemuliaan kayu putih untuk dikembangkan secara massal.
Pengelolaan Pertanaman Kayu Putih Unggulan Keberlanjutan upaya pencarian materi unggul kayu putih, maka pada tahun 2011 Tim Puslitbang melakukan uji rendemen dan kadar sineol minyak kayu putih dari setiap individu / family yang ditanam. Individu pohon dengan rendemen MKP 0.8 % - 1..4 % dan kadar sineol diatas 50 % lebih lanjut dikembangkan untuk merintis
pembangunan Kebun Benih Klonan (KBK), uji klon dan kebun pangkas. Dari pengamatan awal tanaman uji pada family/individu terbaik tersebut menunjukkan indikasi terdapat family dengan produksi pangkasan yang cukup baik, karena usia 1.5 sampai 2.5 tahun menghasilkan daun kayu putih dalam kisaran 8 – 20 kg per pohon. Dari keunggulan yang diperoleh tersebut, maka rencana ke depan dapat diuraikan sebagai berikut : Pertama, pembangunan kebun pangkas di KPH-KPH. Klon kayu putih yang dikembangkan untuk kebun pangkas yaitu klon dengan biomasa pertama di atas 12 kg, rendemen di atas 1.0 %. Setiap kebun pangkas akan ditanam 7 klon terbaik, setiap klon 50 ramet. Kedua, Penanaman Kayu Putih Unggul. Penanaman rutin di KPH saat ini menggunakan benih dari KBUK, namun setelah KBK dan kebun pangkas sudah produksi dapat digunakan sebagai sumber benih. Ketiga, upaya mengatasi masalah lahan tenurial dengan kayu putih unggul. Hal ini dilakukan dengan perlakuan pengaturan jarak tanam dan pengaturan lahan pertanian. Ketika peluang bisnis kayu putih terbuka lebar didepan mata, kesempatan menanam tersedia di lahan kelola bisnis Perhutani, disisi lain prestasi kerja program pemuliaan kayu putih telah mendapatkan materi kayu putih unggul, maka segenap petugas lapangan diharapkan bergandengan tangan untuk mengembangkan tanaman kayu putih demi mencapai hasil yang luar biasa. Keberhasilan ini akan berdampak pada aspek sosialekonomi lingkungan. • DR *) Penulis adalah Kepala Biro Kelola SDH Puslitbang, Ketua Pokja Litbang FGS & SDH lain, Petugas Pelaksana Litbang FGS & SDH lain
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
DUTA Rimba 71
warisanrimba
Di Antara
Debur Curug
Citambur Manusia kerap mencari pemandangan alami yang belum tersentuh gemerlap kota. Suasana asli di alam bebas itu seakan memberikan relaksasi di tengah kejenuhan akan hiruk pikuk kota. Nah, ini lagi salah satu lokasi yang layak disambangi untuk mendapatkan suasana alam yang masih asli dan eksotis. Air terjun berpanorama indah ini menjanjikan pesona tersendiri bagi penyuka wisata alam. Ingin tahu seperti apa keindahannya? Simak saja.
C
ianjur tidak saja mengingatkan orang akan sebuah kabupaten diantara Bandung dan Jakarta. Ia juga merupakan tempat yang berudara masih segar dan sejuk dibandingkan Jakarta. Cianjur juga merupakan daerah yang punya banyak lokasi wisata alami. Salah satunya adalah air terjun yang terdapat di daerah selatan Cianjur ini. Namanya Curug Citambur. Curug dalam bahasa Sunda berarti air terjun. Lokasi Curug Citambur memang berada di Jawa Barat. Tepatnya di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan. Dari Kecamatan Ciwidey,
72 DUTA Rimba
Kabupaten Bandung, jaraknya kirakira 40 kilometer ke arah selatan. Lokasi persis Curug Citambur dapat ditemukan di dalam peta dan koordinat GPS: 7° 11’ 35.25” S 107° 14’ 2.20” E. Akses menuju Curug Citambur pun tak terlalu sulit. Namun lokasinya memang cukup jauh dari jalan utama yang kerap dilalui orang. Yang menarik, perjalanan menuju air terjun elok ini dihiasi perkebunan teh nan hijau. Jika datang dari Bandung, ambil arah ke selatan menuju Kecamatan Ciwidey. Setelah tiba di Perkebunan Teh Rancabali, Anda akan menemukan pertigaan jalan. Jalan yang ke kiri menuju ke arah lokasi wisata Situ/Danau Patengan,
sedangkan ke kanan akan menuju ke perkebunan teh Sinumbra. Dari pertigaan tersebut, ambillah jalan yang menuju ke perkebunan teh Sinumbra. Dari perkebunan teh Sinumbra, perjalanan akan melalui Desa Cipelah Kecamatan Rancabali. Dengan kendaraan bermotor, perjalanan dari perkebunan teh Sinumbra menuju ke Desa Karang Jaya membutuhkan waktu kira-kira satu setengah jam. Kondisi jalan yang dilalui menuju lokasi air terjun itu cukup baik, walau memang ada bagian jalan yang berbatu-batu dan terkadang terdapat lubang di tengah jalan. Setiba di Desa Karang Jaya, Anda tinggal menemukan Kantor Desa Karang Jaya saja. Sebab, tepat didepan kantor desa tersebut terdapat gerbang yang merupakan pintu masuk menuju Curug Citambur. Beberapa meter dari pintu masuk tersebut, Anda akan langsung disambut oleh Situ RawaSuro. Situ Rawasuro saat ini dijadikan tempat penampung air untuk keperluan irigasi. Sayangnya, keadaan lingkungan di sekitar danau Rawasuro ini tidak terlalu bersih. Bahkan, tampaknya warga sekitar menjadikan aliran irigasi disana sebagai tempat untuk membersihkan plastik. Hal ini tampaknya perlu menjadi perhatian bagi pihak pengelola,
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Pesona Curug Citambur.
jika Curug Citambur memang akan dijadikan salah satu alternatif lokasi wanawisata yang kelak akan sangat menjanjikan. Selanjutnya, Anda akan sampai di tempat parkir. Lagi-lagi, tempat parkir lokasi wisata ini juga tidak tertata, dan bahkan dipenuhi oleh rerumputan. Tetapi, dari tempat parkir tersebut Anda sudah akan disuguhi pemandangan yang
memesona. Dari tempat parkir itu, air terjun yang cukup tinggi sudah akan terlihat di sebelah kanan.
Pesona Air Terjun Nah, dari lokasi tempat parkir tersebut pemandangan indah yang alami sudah akan terlihat. Pepohonan pinus yang hijau sudah akan menyejukkan mata. Hamparan sawah dengan rangkaian padi
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
menguning juga terdapat disekitar tempat parkir, sehingga menambah kuat kesan alami di sana. Di sebelah kiri depan air terjun juga terdapat bukit yang di bagian puncaknya terdapat pohon beringin. Semua itu menambah kuat kesan alami Curug Citambur yang masih “perawan” belum tersentuh sisi komersil. Keistimewaan Curug Citambur antara lain adalah ketinggiannya.
DUTA Rimba 73
Dok. Kom PHT®2014
warisanrimba
Pesona Curug Citambur.
Tinggi air terjun itu kira-kira 100 meter. Di bagian bawah air terjun terdapat semacam kolam alam yang juga memesona. Kolam alam itu menjadi wadah besar tempat curahan air yang jatuh dari ketinggian. Tingginya tempat jatuh air Curug Citambur itu membuat volume air jatuhan curug tersebut begitu besar. Bahkan diperkirakan, Curug Citambur ini lebih tinggi dan volume air jatuhannya lebih besar ketimbang Curug Cimahi di daerah Cisarua, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
74 DUTA Rimba
Volume air jatuhan yang cukup besar itu membuat tak ada yang berani mandi atau berenang di bawah air jatuhannya. Sebab, dipastikan badan kita akan terasa sakit sekali jika tertimpa air jatuhan yang menimpa tubuh dengan volume sangat besar. Selain itu, airnya juga terasa sangat dingin. Tetapi, terlepas dari ketiadaan orang yang mau mandi di bawah air terjun itu, Curug Citambur tetap memberikan pesona yang indah dan elok, sehingga seru untuk dijadikan tempat berlibur. Mengapa? Karena
panorama Curug Citambur begitu alami dan indah natural. Suasana dan udaranya juga menyejukkan, karena dikelilingi hamparan sawah dan perkebunan teh. Cocok untuk warga kota yang ingin mencari suasana bernuansa alam nan asri. Panorama indah di sekitar Curug Citambur dilengkapi suasana khas alam. Pemandangan di sekitar air terjun hampir selalu diliputi oleh kabut tipis. Suara air jatuhan Curug Citambur terdengar berdebum dengan begitu keras dan membahana. Suara air jatuhan yang demikian keras itulah yang membuat Curug Citambur terasa berbeda ketimbang air terjun lain. Sesekali terdengar pula suara kicauan burung kutilang di antara deburan air, seakan kian memperkaya simponi suara alam di sekitar kawasan itu. Sejumlah orang yang dijumpai di lokasi air terjun ini menuturkan, pesona Curug Citambur memang terletak pada suasananya yang sangat alami. Menurut mereka, berada di Curug Citambur serasa berada di alam yang masih “perawan” dan belum banyak disentuh oleh tangan manusia. Suasana alam yang masih asli di antara debur Curug Citambur itu menurut mereka, menjadikan objek wisata itu masih eksotis. Keeksotisan itulah yang memberikan suasana berbeda di antara tempat-tempat wisata lain yang pernah mereka datangi. Kondisi “alam perawan” itu bahkan tak urung menghadirkan pula suasana mistis di antara deburdebur Curug Citambur.
Asal Usul Nama Satu hal yang mengusik pertanyaan adalah, mengapa air terjun tersebut bernama Curug Citambur? Ada dua versi. Yang pertama dituturkan Ketua
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Meskipun keberadaan Curug Citambur yang memesona itu belum diberdayakan secara optimal, tetapi penduduk di sana berkeyakinan bahwa suatu saat air terjun tersebut akan bisa membebaskan warga dari lilitan kemiskinan. Badan Pertimbangan Desa (BPD) Desa Karang Jaya, Dargana. Ia menjelaskan, menurut orang-orang tua dulu, suara air jatuhan dari air terjun yang jatuh ke kolam di bawahnya terdengar “berdebum” dalam irama tertentu layaknya seperti tambur yang sedang ditabuh. Saat itu, menurut Dahana, mungkin volume air terjun yang jatuh itu jauh lebih besar dari sekarang. Dan kolamnya masih cukup luas. Sehingga, suara jatuhnya air menimbulkan bunyi seperti alat musik tabuh yang dipukul berulang-ulang setiap kali air jatuh menimpa kolam. Kini, seiring menyusutnya volume air, bunyi itu tak lagi terdengar begitu keras seperti dulu. Versi kedua asal usul nama Curug Citambur ini berhubungan dengan sesuatu yang lebih dekat dengan mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Menurut cerita, konon lokasi Curug Citambur ini dulu termasuk wilayah Kerajaan Tanjung Anginan. Raja dari kerajaan tersebut bergelar Prabu Tanjung Anginan.
Pusat Kerajaan Tanjung Anginan konon berada di Pasirkuda, yang kini termasuk wilayah Desa Simpang dan Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Daerah ini berbatasan dengan Kecamatan Pasirkuda. Dugaan tentang pusat kekuasaan yang terletak disana muncul karena terdapat batu yang berbentuk kursi. Warga sekitar meyakini batu berbentuk kursi itu sebagai tempat duduk raja. Batu tersebut terdapat disebuah bukit yang berbentuk kuda. Konon, hal itu pula yang mendatangkan nama Pasir Kuda. Sebab, pasir di dalam bahasa Sunda berarti bukit atau gunung kecil. Ketika Kerajaan Tanjung Anginan tersebut berdiri, sang raja kerap mandi di curug itu. Setiap kali sang raja akan mandi ke curug tersebut, ia selalu diiringi oleh rombongan kerajaan. Sepanjang perjalanan, rombongan kerajaan yang mengiringi sang raja selalu dilengkapi dengan suara tetabuhan dari tambur yang ditabuh para pengawal. Suaranya terdengar berdebum. Suara berdebumnya alat musik tabuh itu terdengar hingga jarak yang cukup jauh sehingga warga dapat mengenali bahwa jika terdengar suara tambur yang berdebum itu, artinya rombongan raja sedang menuju curug. Sejak itulah, warga Pasir Kuda dan sekitarnya lantas menyebut air terjun itu sebagai Curug Citambur. Namun, versi kedua ini hingga kini lebih merupakan mitos semata. Sulit dibuktikan akan kebenarannya. Sebab, warga dan para sesepuh di daerah tersebut tidak mengetahui, Kerajaan Tanjung Anginan tersebut berdiri pada abad ke berapa. Di dalam buku-buku sejarah yang ada pun nama Kerajaan Tanjung Anginan tidak dikenal. Sehingga, tidak dapat dipastikan apakah di daerah Cianjur memang benar-
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
benar pernah ada sebuah kerajaan bertajuk Kerajaan Tanjung Anginan. Mungkin, keberadaan Kerajaan Tanjung Anginan hanyalah sebuah legenda. Tetapi yang pasti, di Curug Citambur sesekali ada orang yang datang untuk bersemedi sebagai sarana untuk mendapatkan hajat yang mereka inginkan. Mereka yang datang untuk bersemedi itu sepertinya beranggapan bahwa di curug itu ada kekuatan supranatural. Ini satu hal lagi yang membuat Curug Citambur menjadi lekat dengan mitos.
Belum Dioptimalkan Curug Citambur tetap menyimpan potensi wisata yang cukup besar. Keberadaannya yang masih asli dan alami memberikan suasana berbeda yang kini begitu dicari orang yang hendak berwisata. Terlebih lagi, Curug Citambur bisa ikut membantu menyejahterakan warga sekitar. Sayang, potensi wisata Curug Citambur belum dioptimalkan. Meskipun keberadaan Curug Citambur yang memesona itu belum diberdayakan secara optimal, tetapi penduduk di sana berkeyakinan bahwa suatu saat air terjun tersebut akan bisa membebaskan warga dari lilitan kemiskinan. Tetapi, syaratnya menurut mereka harus ada pihak yang mau menata Curug Citambur dengan baik dan profesional. Pendapat itu bisa dipahami. Sebab, jika menelusuri wilayah selatan Cianjur, mulai dari Ciwalini di Kabupaten Bandung hingga ke wilayah Kabupaten Cianjur khusunya kecataman-kecamatan Pagelaran, Sindangbarang, Cidaun, Naringgul, yang merupakan jalur melingkar, banyak obyek wisata yang potensial namun belum diberdayakan secara optimal. Nah, tunggu apa lagi? • DR
DUTA Rimba 75
ensikloRIMBA
Kaliandra Merah Pemberantas Tanaman Liar
Dok. Kom PHT®2014
Asalnya dari Guatemala. Pohon yang tumbuh luas disejumlah daerah di Jawa Timur ini, punya bunga-bunga yang indah. Tetapi ada satu hal yang unik dari tanaman ini. Ia merupakan pionir untuk memberantas tanaman liar semisal alang-alang, tembelekan, serta gelagah.
Tanaman Kaliandra di KPH Sukabumi.
N
ama aslinya adalah Xilip de Qorcolorado. Datang pertama kali tahun 1936 berupa biji dari Guatemala. Pohon ini lalu dikenal dengan nama Kaliandra. Pohon ini memiliki dua jenis bunga. Yang berbunga merah, namanya kemudian diganti dengan
76 DUTA Rimba
Calliandra callothyrsus Meissen. Jenis inilah yang datang ke Indonesia tahun 1936. Yang berbunga putih, datang 3 tahun kemudian pada 1939, namanya Xilip de Hora Blancos. Kemudian namanya diganti menjadi Calliandra tetragona B. Et. HH. Kedatangannya ke Indonesia bukan sekadar untuk menjadi koleksi
Kebun Raya Bogor. Tetapi kaliandra segera diujicoba penanamannya di Bogor, Cikampek, Pasirhantap, dan Sumberingin. Atas dasar uji coba penanaman tersebut, Ir. L. Verhoef menyimpulkan, kaliandra merah dapat mencapai tinggi 3 – 5 meter. Tetapi pada tahun 1970, di Jawa Timur ternyata tingginya bisa
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
mencapai 10 meter. Di Jawa Timur, Kaliandra Merah disebarluaskan di daerah Bondowoso, Jember, Malang, Pasuruan, Blitar, Kediri dan lereng Lawu. Tanaman ini mungkin belum terlalu populer di masyarakat. Namun, jika pergi ke Jawa Timur, khususnya didaerah Gunung Banyak dan desa Toyomarto di daerah Malang, calliandra atau kaliandra akan banyak kita jumpai. Sementara itu, setelah melalui penyuluhan dari Perum Perhutani, di Kecamatan Singosari, Malang, kini penduduk mau menanam kaliandra di tegalan mereka. Kini, penanaman kaliandra banyak dilakukan karena merupakan salah satu bagian dari usaha penghijauan tanah-tanah pegunungan yang gundul di kawasan hutan. Banyak kelebihan tanaman kaliandra. Jenis tanaman kaliandra ini hasilnya sangat baik. Selain itu, jenis tanaman kaliandra ini merupakan pionir untuk memberantas tanaman liar semisal alang-alang, tembelekan, gelagah dan kirinya. Kaliandra juga banyak mengandung bintil-bintil akar penyubur tanah (Leguminosa), cepat rimbun menutupi tanah, daunnya mudah lapuk lalu di tanah akan membentuk humus, serta penanaman dan pemeliharaannya mudah. Daunnya juga digemari kambing, dan kayunya bermanfaat sebagai kayu bakar yang bermutu baik. Sebagai penghasil kayu bakar, kaliandra ternyata melebihi hasil tanaman palawija jika tanaman palawija itu di tempat yang sama gersangnya. Kaliandra punya keindahan alami dengan bunga-bunga yang cantik. Sehingga, kaliandra pantas ditanam di pinggir jalan, pekaranganpekarangan rumah, tanggul-tanggul irigasi dan pematang sawah. Warna bunga kaliandra dapat menjadi
penghias halaman dan pekarangan rumah-rumah masyarakat. Umumnya, pohon kaliandra tumbuh dengan tinggi 3 – 5 meter. Namun, puncak gunung Kelud yang meletus tahun 1965, sekarang menjadi hutan kaliandra yang tingginya bisa mencapai 10 meter. Kaliandra memang bisa tumbuh di iklim basah dengan curah hujan kurang lebih 1000 mm per tahun, di segala jenis tanah terutama yang cukup zat asam, khususnya pada ketinggian 150 - 1500 meter dari permukaan laut. Tanah kawasan hutan membutuhkan jenis pohon atau tanaman yang memenuhi persyaratan tertentu yang memiliki sifat tanaman pionir, mudah ditanam, dan pemeliharaannya melindungi tanah serta lapangan secara efektif. Tiga syarat itu dipenuhi oleh tanaman kaliandra, sekalipun lebih baik lagi jika dilengkapi sifat-sifat ekonomis. Sebab, ada pendapat yang mengatakan bahwa dalam hubungan dengan tujuan yang pokok dalam reboisasi, nilai ekonomi itu bukan merupakan hal yang penting, tetapi barangkali bisa ditambahkan, setidaktidaknya sampai dicapai kondisi pulihnya kembali kesuburan tanah. Di dalam menyikapi hal tersebut, pihak Perhutani sudah sejak lama menanami tanah hutannya dengan pinus, kayu putih, murbei, rumput gajah. Tetapi tanah di luar kawasan hutan perlu dihijaukan dengan tanaman-tanaman lamtoro, turi dan kaliandra.
Jenggot Matahari Kaliandra merah secara ilmiah memang memiliki nama resmi Xilip de Qorcolorado. Namun, ia juga memiliki nama-nama yang lain. Di tempat asalnya, jenis kaliandra merah memiliki beberapa nama umum. Yang paling sering digunakan adalah “cabello de angel” yang berarti
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
”rambut malaikat” dan “barbe sol” yang artinya ”jenggot matahari”. Nama Jenggot Matahari ini terdengar unik. Entah dari mana asal nama itu. Mungkin karena jika dilihat dari kejauhan di siang hari, bunga-bunganya terlihat indah kala terkena pantulan sinar matahari dan seolah tampak seperti menggantung di bawah lingkar matahari layaknya jenggot yang menggantung didagu manusia. Di Indonesia, jenis Calliandra ini disebut ”kaliandra merah”. Ada memang tanaman yang disebut ”Kaliandra putih”. Namun, kaliandra putih adalah jenis yang berkerabat dengan kaliandra merah, tetapi sekarang tidak lagi diklasifikasikan ke dalam Callianda. Nama ilmiah kaliandra putih adalah Zapoteca tetragona. Calliandra merupakan spesies tanaman multiguna. Fungsi utamanya adalah ditanam untuk hijauan pakan suplemen bagi pakan kualitas rendah yang diberikan kepada ruminansia. Tetapi, ia juga digunakan sebagai pupuk hijau, tanaman pelindung bagi kopi dan teh, serta untuk memperbaiki tanah dan menahan erosi. Selain itu, calliandra digunakan sebagai sumber serbuk sari bagi produksi madu. Juga sangat penting disebagian Afrika (semisal di Uganda, Rwanda) sebagai panjatan bagi tanaman kacang-kacangan. Ia juga merupakan sumber kayu bakar yang sangat baik, karena kayu kaliandra kering sangat cepat. Misalnya, batang kecil dapat kering dalam satu hari dan terbakar dengan baik tanpa asap.
Penyebaran dan Tempat Tumbuh Calliandra calothyrsus merupakan jenis yang unik dalam marganya. Sebab, penggunaannya yang luas secara internasional sebagai pohon serbaguna untuk wanatani.
DUTA Rimba 77
Dok. Istimewa
ensikloRIMBA
Calliandra calothyrsus terbukti sesuai untuk berbagai kegunaan sistem wanatani dan dipromosikan oleh instansi kehutanan di Indonesia untuk penyebaran pertanaman. Jenis ini secara alami terdapat di Meksiko dan Amerika Tengah, dari negara bagian Colima, Meksiko, turun ke pesisir utara Panama bagian tengah. Di tahun 1936, benih tanaman ini dikirimkan dari Guatemala Selatan ke Jawa. Kemungkinan besar benih ini dikumpulkan dari provenans “Santa Maria de Jesus” di Guatemala. Kemudian sampai tahun 1974, berbagai percobaan di tingkat desa telah dilakukan untuk menilai kesesuaiannya untuk penghijauan lahan-lahan yang tererosi di sekitar desa. Dari Jawa, jenis ini kemudian diperkenalkan ke berbagai pulau di Indonesia. Lambat laun ia pun mencapai kepopuleran. Kepopuleran jenis ini lalu membangkitkan minat untuk mengembangbiakkannya di tempat lain. Sehingga, benihnya lalu dikirimkan ke negara-negara lain di Afrika, Asia, dan bahkan kembali ke Amerika Tengah. Sekarang, jenis ini diyakini telah tersebar di seluruh kawasan tropis. Di awal tahun 1980-an, sebuah lembaga penelitian di Costa Rica, CATIE, melakukan serangkaian juji coba di Amerika Tengah dengan melakukan pengumpulan benih dari
78 DUTA Rimba
beberapa provenans di Guatemala, Costa Rica dan Honduras. Ditahun 1990, Oxford Forestry Institute mulai melakukan pengumpulan benih secara lebih luas lagi, dan kegiatan ini berakhir pada tahun 1993. Pengumpulan biji ini meliputi 50 provenans dari delapan negara di sebaran alaminya. Biji yang dikumpulkan dikirimkan kepada 32 negara untuk evaluasi jenis dan provenans. Percobaan tersebut menunjukkan, provenans yang diintroduksi ke Jawa tahun 1930-an dan merupakan sumber dari hampir semua populasi eksotik, merupakan salah satu yang paling produktif dari provenans yang ada. Provenans lain yang cepat tumbuh adalah San Ramón dari Nikaragua, yang menghasilkan lebih banyak biomassa tetapi kurang baik kualitasnya sebagai hijauan ternak.
Habitat Calliandra calothyrsus dapat tumbuh alami di sepanjang bantaran sungai, tetapi dengan cepat akan menempati areal yang vegetasinya terganggu, misalnya di tepi-tepi jalan. Tetapi, jenis ini tidak tahan berada di bawah naungan dan dapat cepat sekali kalah bersaing dengan vegetasi sekunder lain. Di Meksiko dan Amerika Tengah, tanaman ini tumbuh di berbagai habitat dari ketinggian permukaan
laut sampai 1860 meter. Jenis ini terutama terdapat di daerah yang curah hujannya berkisar antara 1000 dan 4000 mm, meskipun untuk populasi tertentu terdapat didaerah yang curah hujan tahunannya hanya 800 mm. Jenis ini terutama terdapat di daerah yang musim kemaraunya berlangsung selama 2-4 bulan (dengan curah hujan kurang dari 50 mm per bulan). Namun, pernah ada juga spesimen yang ditemukan di daerah yang musim kemaraunya mencapai 6 bulan. Jenis ini tumbuh didaerah dengan suhu minimum tahunan 1822° C. dan jenis ini juga tidak tahan terhadap pembekuan. Ditempat tumbuh aslinya, jenis ini hidup pada berbagai tipe tanah dan tampaknya tahan terhadap tanah yang agak masam dengan pH sekitar 4,5. Selain itu, jenis ini tidak tahan terhadap tanah yang drainasenya buruk dan yang tergenang secara teratur. Calliandra calothyrsus adalah pohon kecil bercabang yang tumbuh mencapai tinggi maksimum 12 m dan diameter batang maksimum 20 cm. Kulit batangnya berwarna merah atau abu-abu yang tertutup oleh lentisel kecil, pucat berbentuk oval. Ke arah pucuk, batangnya cenderung bergerigi, dan pada pohon yang batangnya coklatkemerahan, ujung batangnya bisa berulas merah. Dibawah batang, sistem akarnya terdiri dari beberapa akar tunjang dengan akar yang lebih halus yang jumlahnya sangat banyak dan memanjang sampai ke luar permukaan tanah. Jika didalam tanah terdapat rhizobia dan mikoriza, akan terbentuk asosiasi antara jamur dengan bintil-bintil akar. Didalam populasi jenis tertentu, pertumbuhan akar tumbuh menyerupai akar penghisap sehingga tanaman membentuk rumpun yang sebenarnya merupakan satu tanaman tunggal saja. Jenis ini memiliki
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
bulan November dan April. Di Indonesia, Calliandra calothyrsus menghasilkan biji dari bulan Juli sampai November. Dengan keringnya polong, maka pinggirannya yang tebal mengeras sehingga polong merekah mendadak dari ujungnya. Bijinya keluar dengan gerakan berputar dan bisa terpental sejauh 10 m. Kecambah tumbuh dengan kedua keping biji muncul diatas permukaan tanah. Daun pertama hanya memiliki satu sumbu yang menjadi tempat tumbuh helai daun, tetapi daun berikutnya terbagi menjadi sumbu-sumbu sekunder. Bijinya memerlukan skarifikasi seperti merendam biji dalam air dingin selama 48 jam. Penggunaan air panas berrisiko membunuh biji akibat suhu tinggi yang berlebihan.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Skarifikasi secara mekanis juga dapat dilakukan. Penanaman dapat dilakukan dengan cara semai langsung biji yang telah diskarifikasi pada kedalaman 1-3 cm atau dengan pindah tanam bibit yang telah setinggi 20-50 cm yang telah ditumbuhkan pada tempat pembibitan. Bibit dapat ditanam berbaris dengan jarak tanam 3-4 m, atau pada penggunaan sebagai sumber pakan ditanam dengan jarak 0,5-1 m secara menyebar. Penggunaan inokulasi mungkin bermanfaat pada daerah baru ditanamai. Pertumbuhan awal lambat tetapi pertumbuhan selanjutnya sangat cepat dan pohon dapat mencapai tinggi 3,5 m dalam 6 bulan. Tidak dapat tumbuh baik bila dipotong. • DR (Rud/dari berbagai sumber)
Dok. Kom PHT®2014
daun-daun yang lunak yang terbagi menjadi daun-daun kecil. Panjang daun utama dapat mencapai 20 cm dan lebarnya mencapai 15 cm dan pada malam hari daun-daun ini melipat kearah batang. Tangkai daun bergerigi dengan semacam tulang di bagian permukaan atasnya, tetapi tidak memiliki kelenjar-kelenjar pada tulang sekundernya. Disebaran alaminya, tanaman ini berbunga sepanjang tahun, tetapi masa puncak pembungaannya terjadi antara bulan Juli dan Maret. Di Indonesia, musim berbunga jenis ini sangat bervariasi antara daerah satu dengan daerah lainnya, bergantung pada jumlah curah hujan dan persebarannya, dan puncaknya berlangsung antara bulan Januari dan April. Tandan bunga berkembang dalam posisi terpusat. Bunganya bergerombol di sekitar ujung batang. Bunga menjadi matang dari pangkal keujung selama beberapa bulan. Bunga ini mekar selama satu malam saja dengan benang-benang mencolok yang umumnya berwarna putih dipangkalnya dan merah di ujungnya (walaupun kadang ada juga yang berwarna merah-jambu). Sehari kemudian benang-benang ini akan layu dan bunga yang tidak mengalami pembuahan akan gugur. Polong terbentuk selama dua sampai empat bulan dan ketika sudah masak, panjangnya dapat mencapai 14 cm dan lebarnya 2 cm. Polong berbentuk lurus dan berwarna agak coklat, dan berisi 8-12 bakal biji yang akan berkembang menjadi biji oval yang pipih. Permukaan biji yang sudah matang berbintik hitam dan coklat, dan terdapat tanda yang khas berbentuk ladam kuda pada kedua permukannya yang rata. Biji yang masak panjangnya dapat mencapai 8 mm dan keras ketika ditekan dengan kuku. Di tempat persebaran alaminya, puncak musim biji terjadi antara
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra calothyrsus
DUTA Rimba 79
bisnisrimba
Porang
Primadona Bagi Nganjuk
Dok. Kom PHT®2014
Meningkatkan Pundi-Pundi Petani
80 DUTA Rimba
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Senja sore itu terlihat menawan ketika berada di Pabrik Pengolahan Porang di Nganjuk, Jawa Timur. Pabrik itu kini menjadi kebanggaan bagi masyarakat kota Nganjuk yang sebagian besar bermata pencaharian buruh tani.
T
anaman iles-iles atau yang lebih dikenal dengan tanaman porang (Amorphopallus muelleri) adalah sejenis tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan. Tanaman ini memiliki batang yang tegak dan lunak. Tumbuhan ini memiliki batang halus berwarna, seperti hijau dan hitam. Di batang halus itu juga terdapat totol-totol putih. Di Indonesia, nama porang bisa berbeda-beda di setiap daerahnya. Didaerah Jawa Barat, porang dinamakan acoan oray atau acung. Di daerah Jawa Timur, lebih tepatnya Nganjuk, porang diberi nama kairong. Porang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan maupun di perindustrian. Maka, produksi porang sedang digalakkan agar mampu memberikan stok yang cukup untuk permintaan porang dari berbagai daerah. Tim Perhutani, seperti dikemukakan mantan Dirut Perhutani, Bambang Sukmananto, akhirnya menemukan cara bagi hasil. Petani, melakukan penanaman terus-menerus setiap hari. Mereka
akan dibayar sesuai dengan luasan tanaman yang mereka kerjakan. Makin rajin mereka akan makin besar bayarannya. Tiap bulan petani akan mendapat bayaran sekitar Rp. 500.000,-. Bisa lebih dari itu. Saat panen tiba, mereka mendapat bagian separuh dari hasil porangnya. Bayaran Rp. 500.000,- per bulan memang kecil, tapi jam kerja mereka juga tidak panjang. Mereka hanya bekerja empat jam sehari. Sisa jam kerjanya bisa tetap untuk mencari penghasilan lainnya. Porang kemudian dikumpulkan di pabrik untuk diolah. Setelah menjadi Chip, barulah chip porang tersebut dikirim ke pabrik porang yang kapasitasnya jauh lebih besar untuk pengolahan porang lebih lanjut. Pabrik porang yang dibangun oleh Perhutani di Pare, Kediri, memiliki kapasitas 500 ton perhari tapi dengan usaha yang sangat baik. Tepung porangnya memenuhi standar kualitas internasional. Pembeli tepung hingga antre. Terutama dari Tiongkok dan Jepang. Tepung Porang memang menjadi bahan baku kue, kosmetik dan obatobatan. Praktis pasar tepung tidak terbatas.
Teknik Pengembangbiakan Porang Tanaman porang mempunyai sifat khusus yaitu toleransi yang sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh (tahan tempat teduh). Tanaman porang membutuhkan cahaya maksimum hanya sampai 40%. Tanaman porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 700 M dpl. Namun yang paling baik pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 – 600 M dpl. Untuk hasil yang baik, tanaman porang menghendaki tanah yang gembur serta tidak tergenang air. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah antara PH 6-7.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Naungan yang ideal untuk tanaman porang adalah jenis Jati, mahoni Sono, dan lain-lain. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga semakin rapat semakin baik lagi tumbuhnya. Saat ini, Puslitbang Perum Perhutani masih terus mencoba mempelajari teknik budaya yang tepat terhadap penanaman porang di lapangan, dan mengupayakan perbanyakannya secara semi bioteknologi. Para peneliti sudah berhasil mengkulturjaringankan porang melalui materi kultur dari bubil atau yang dikenal dengan istilah katak ini cenderung menunjukkan hasil kultur berupa bibit siap tanam ketimbang menggunakan materi kultur berupa umbi. “Kelebihan dari katak ini adalah menghasilkan calon tunas yang lebih banyak. Dari bintil-bintil yang ada di katak ini maksimal bisa tumbuh sekitar 40 tunas,” jelas Endah Yulianti, peneliti senior. Untuk menghasilkan bibit porang dengan cara kultur jaringan dibutuhkan paling tidak 5-6 bulan. Karena budidaya kultur jaringan ini termasuk budidaya vegetative, maka dengan memperbanyak tentu diharapkan sifat-sifat induk akan terbawa pada bibit. Porang dapat tumbuh di berbagai macam jenis tanah, tetapi porang akan tumbuh lebih baik di tanah yang memiliki naungan misalnya Jati, Mahoni dan Sengon.
Memilih Umbi Porang dapat dipanen setelah 3 tahun. Cara memanennya adalah dengan mengambil umbi yang paling besar dari tumbuhan tersebut. Umbi yang kecil dibiarkan saja di lahan pertanian agar padasaat musim hujan dapat tumbuh lagi. Setelah itu umbi yang besar diambil dan dibersihkan dari tanah dan akar, umbi kemudian diris-iris menjadi kepingan porang
DUTA Rimba 81
Dok. Kom PHTÂŽ2014
bisnisrimba
Petani menjemur irisan porang.
tipis oleh mesin pemotong. Setelah porang diris-iris menjadi kepingan porang yang dikenal dengan Chip, irisan porang tersebut kemudian diletakkan dibawah terik matahari agar kadar airnya berkurang. Cara mengiris menentukan kualitas porang. Dari sekitar 100 kilogram umbi porang basah jika dikeringkan, hanya tinggal menjadi 15 kilogram. Apabila sudah dirasa kering, chip segera dimasukkan kedalam karung dan ditimbang beratnya. Setelah diketahui pasti berapa berat porang dalam satu karung, porang dalam bentuk chip tersebut kemudian siap dikirm ke Pabrik pengolah porang lebih lanjut yang berada di Pare, Kediri.
Kualitas Porang Dalam mengiris dan menjemur porang, tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Jika salah mengiris porang atau terlalu tebal, bila dijemur porang akan lama kering dan kualitasnya tidak akan baik karena adanya jamur. Tetapi bila irisan porang lebih tipis dan ideal, porang akan lebih cepat kering
82 DUTA Rimba
Jika salah mengiris porang atau terlalu tebal, bila dijemur porang akan lama kering dan kualitasnya tidak akan baik karena adanya jamur. dan tentu saja akan meningkatkan nilai ekonomi. Untuk diketahui, porang membutuhkan banyak sekali perhatian mulai dari menanam, memelihara dan melestarikannya kembali.
kosmetik,kertas, karet sintetis, dan lain sebagainya.
Jadi Primadona
Pembuatan Tepung Porang Chip porang yang ada saat ini dari Pabrik Porang yang berada di KPH Nganjuk dikirim ke Pabrik Porang yang berada di Pare, KPH Kediri yang kapasitas daya tampungnya jauh lebih besar yaitu 500 ton perhari. Chip tersbeut diolah dari Pabrik Porang di Pare, Kediri menjadi tepung yang siap diekspor ke berbagai negara yaitu Hongkong, Jepang dan Korea. Tepung porang tersebut dapat diolah negara maju sebagai bahan baku mie, tahu, perekat, celluloid, bahan peledak, obat-obatan,
Tanaman porang merupakan Primadona saat ini, terlebih lagi ketika dimandatkan langsung oleh Dahlan Iskan agar pengembangannya digarap secara intensif, yang ketika itu masih manjabat sebagai Menteri BUMN RI.
Omzet Tahunan Pabrik yang berlokasi di Nganjuk, Jawa Timur ini memiliki omzet yang cukup fantastis pertahunnya. Nilainya mencapai Rp. 170 hingga Rp. 200 juta pertahun. Hal itu karena porang yang terkenal sebagai primadona ini memikat para hati pembeli. Selain itu Porang juga makanan yang cukup merakyat yang dicari dari kalangan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Irisan-irisan porang kering siap diolah.
menengah kebawah maupun menengah keatas. Pada akhir tahun 2013, produksi Pabrik Porang Nganjuk mencapai 80 ton. Harga porang pada bulan maret hingga april hanya mencapai Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) per kilogramnya, namun dalam waktu tertentu harga porang juga bisa naik sebesar Rp. 3.100,- (tiga ribu seratus rupiah) per kilogram. Hal itu tergantung kondisi dan banyaknya porang. Apabila porang banyak dipasaran maka harganya cenderung turun, namun jika sulit dicari harga porang tersebut akan melambung tinggi. Jika sedang ramai pesanan, maka tenaga kerja semakin banyak yaitu 23 orang. Sedangkan Bapakbapak sebanyak 5 orang. Namun, apabila hari biasa, tenaga kerja ibuibu hanya berjumlah 7-8 orang dan bapak-bapak 2 orang. Pabrik Porang di Nganjuk, di kelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Argo Mulyo. LMDH ini diketuai oleh Satirun. Lelaki paruh baya ini mengatakan bahwa bahan baku yang diambil tidak hanya berasal dari Nganjuk saja, melainkan dari beberapa daerah lain
yaitu Banyuwangi, Majalengka, dan beberapa daerah lain yang belum dapat mengelola porang dengan baik. Dengan wilayah kerja dan tanggung jawabnya di pulau Jawa, Perhutani memiliki tuntutan yang besar secara perusahaan maupun nasional, yaitu masalah kesejahteraan masyarakat. Tidak kurang 5000 desa berada didalam dan atau dekat dengan hutan Perhutani. Hal ini mendorong perusahaan untuk menciptakan suatu kondisi dimana semua aspek, yaitu aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan dapat terjaga. Perum Perhutani, BUMN yang mengelola hutan jati diseluruh Jawa dan Madura, memang memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk di sekitar hutan. Terutama untuk memanfaatkan tanah di sela-sela pohon jati. Berbagai tanaman sudah dicoba, jagung, empon-empon, ketela, jarak dan banyak lagi. Tapi hasilnya sangat minim. Para petani tetap melakukan itu mengingat sedikit apa pun hasilnya tetap lebih baik daripada
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
tidak sama sekali. Disisi lain Perhutani sebagai BUMN Kehutanan juga dituntut pemerintah berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Porang menjadi harapan untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat desa hutan, memberikan kesempatan masyarakatmeningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraannya melalui hasil porang. Hal ini sekaligus menjawab tantangan Menteri BUMN Dahlan Iskan agar porang dikembangkan menjadi produk benefit bagi Perhutani dan masyarakat. Kebijakan Perhutani adalah menyediakan lahan dibawah tegakan hutan bagi masyarakat desa hutanterutama mereka yang belum memiliki garapan untuk menanam porang. Bibit dan pengerjaan penanaman porang akan dibantu sepenuhnya oleh Perhutani. Pada tahun 2013-2014 rencana Direksi Perhutani mempunyai rencana menanam sekitar 1.600 ha tanaman porang di bawah tegakan jati di wilyah KPH Blora, Cepu, Mantingan dan Randublatung, Jawa Tengah. • DR
DUTA Rimba 83
Dok. Kom PHT®2014
pojokkph
Penangkaran Rusa di KPH Parengan.
KPH Parengan dan
Konservasi Rusa Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan saat ini memiliki ikon baru. Sebuah lokasi konservasi untuk rusa dibangun di wilayah kerja KPH Parengan yang merupakan Kelas Perusahaan Jati. Apa lagi hal menarik dari Parengan?
84 DUTA Rimba
K
PH Parengan adalah KPH yang mengelola hutan dengan Kelas Perusahaan Jati. Artinya, jenis tanaman utama yang mereka usahakan adalah Jati (Tectona grandis). Parengan adalah salah satu dari 23 satuan kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
yang berada di wilayah Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Wilayah kerja KPH Parengan secara administratif pemerintahan, meliputi dua kabupaten yaitu Tuban dan Bojonegoro. Tempat Kedudukan kantor KPH Parengan berada di Jalan Teuku Umar Nomor 2 Bojonegoro, Jawa Timur. Kawasan hutan yang termasuk wilayah pemangkuan KPH Parengan memiliki luas 17.663,3 Hektar. Seluas 14.840,4 Hektar berada di wilayah Kabupaten Tuban dan sisanya seluas 2.792,9 Hektar berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Dari seluruh wilayah kerjanya, seluas 16.022 Hektar ditanami tanaman Jati. Sedangkan sisanya terdiri dari beragam jenis tanaman semisal Mahoni, Johar, Mindi dan tanaman rimba campur. Di dalam operasional pengelolaan sumber daya hutan, KPH Parengan terbagi menjadi enam Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BPKH) yang dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH). Keenam BPKH tersebut adalah BKPH Mulyoagung, BKPH Montong, BKPH Parengan Utara, BKPH Parengan Selatan, BKPH Pungpungan dan BKPH Malo. Masing-masing BKPH tersebut membawahi beberapa satuan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) yang dipimpin oleh Kepala Resort Pemangkuan Hutan (KRPH). Seluruhnya terdapat 25 RPH di wilayah kerja KPH Parengan. Ada hal menarik di KPH Parengan di tahun 2014. Sejak tahun ini, KPH Parengan memiliki ikon baru. Sebab, bekerjasama dengan Pertamina EP asset 4, KPH Parengan membangun lokasi konservasi eks situ bagi spesies Rusa Timor atau dikenal juga sebagai Rusa Jawa (Cervus timorensis). Terletak di pekarangan
bekerjasama dengan Pertamina EP asset 4, KPH Parengan membangun lokasi konservasi eks situ bagi spesies Rusa Timor atau dikenal juga sebagai Rusa Jawa (Cervus timorensis). dinas BPKH Malo, di Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, lokasi penangkaran rusa tersebut diresmikan tanggal 27 Juni 2014 oleh Bupati Bojonegoro, Drs. Suyoto M.Si. Lokasi ini dipilih karena aksesibilitas, kemanan sosial, dan juga teknis. Menempati areal seluas 0,4 hektar, lokasi penangkaran ditetalpak oleh Tim dari Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta. Administratur KPH Parengan, Daniel B. Cahyono, menjelaskan, diharapkan kawasan hutan Malo dan penangkaran rusa tersebut bisa menjadi tujuan wisata minat khusus dalam kesatuan paket. Dan rintisan ke arah sana sudah dimulai. Hal ini terbukti telah dengan terselenggaranya kegiatan Contextual Teaching and Learning beberapa waktu lalu. Sebagai sebuah BUMN Kehutanan, Perum Perhutani dituntut untuk mengelola hutan dengan berpegang pada prinsip kelestarian usaha, kelestarian lingkungan dan kelestarian sosial. Ketiga prinsip tersebut harus diimplementasikan secara simultan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
proporsional. Pada aspek kelestarian usaha dan lingkungan, KPH Parengan dituntut untuk bisa menghasilkan kayu jati bernilaijual optimal, namun tetap menjaga kelestarian sumber daya hutannya, termasuk memberikan perhatian kepada kaidah-kaidah silvikultur dan konservasi. Sedangkan pada aspek sosialnya, pengusahaan hutan di KPH Parengan harus memberikan keleluasaan akses kepada masyarakat desa hutan untuk berinteraksi dengan hutan dalam konteks saling menguntungkan. Artinya, pengelolaan hutan harus memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan kelestarian pada tiga aspek tersebut, pengelolaan sumber daya hutan oleh Perhutani dilaksanakan dengan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan sistem Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) yang mengacu pada skema Forest Stewardship Council (FSC) yang berlaku secara internasional. Hutan jawa adalah kawasan hutan yang dikepung oleh populasi manusia. Sehingga, pengelolaan hutan di Jawa, tak terkecuali di wilayah KPH Parengan, harus menghadapi berbagai hambatan yang diakibatkan begitu tingginya dinamika sektor-sektor lain disekelilingnya, baik sosial, bisnis, bahkan politik. Namun demikian, rimbawan Perhutani KPH Parengan bertekad untuk mewujudkan sumberdaya hutan yang berkelanjutan yang memberi kemanfaatan lestari pula bagi negara, bangsa dan bagi kehidupan manusia secara umum. Satu hal sudah pasti. Hutan adalah penyangga sistem kehidupan. Sehingga, eksistensi hutan dan kelestariannya adalah suatu keniscayaan. • DR
DUTA Rimba 85
wisatarimba
Dok. Kom PHT®2014
Mengintip Kemolekan Pantai Pasir Panjang
W
isata Pantai Pasir Panjang Malang adalah lokasi wisata dengan objek utama pasir putih yang terbentang luas sepanjang 700 m. Keindahan pantai pasir panjang terletak pada keadaan alamnya yang masih alami dan belum tercemar oleh polusi perkotaan. Di pantai ini juga banyak terdapat batu karang. Oleh karena
86 DUTA Rimba
itu pengunjung di pantai ini tidak diperbolehkan berenang karena deburan ombak yang bergulunggulung. Tak heran jika banyak wisatawan domestik maupun asing yang berkunjung kepantai ini. Di Pantai ini, bukan hanya pantai saja yang dapat dinikmati. Wisata ini juga berdekatan dengan pantai Balekambang, Sendangbiru dan Goa Cina. Pantai yang belum banyak dikenal masyakarakat luas ini
menjadi salah satu primadona wisata Kota Malang. Dinamakan Pantai Pasir Panjang karena pantainya melengkungi lautan lepas. Luas area wisata Pantai Pasir panjang atau yang lebih dikenal dengan nama Ngliyep kurang lebih 10 Hektare yang terdiri dari hutan lindung, area wisata, penginapan, dan lahan parkir. Pada era 1980-an, Pantai Ngliyep dan Pasir Panjang merupakan daerah
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Anda tentu bisa membayangkan, bagaimana kemolekan seorang perawan yang belum pernah terjamah tangan seorang pangeran. Kemolekan semacam itu juga terhampar di Pantai Pasir Panjang di Malang, Jawa Timur. Di pantai tersebut bisa ditemukan destinasi wisata yang memadukan kemolekan alam, sejarah dan keramat. Sebuah destinasi yang membangkitkan selera pelancong untuk untuk menelusuri lekaklekuk pantai yang masih perawan tersebut.
tujuan wisata favorit di JawaTimur. Bahkan sebelum pantai Balekambang dan Pantai Sendang Biru dikenal para wisatawan, pantai ini jauh lebih dulu dikenal. Konon pantai ini ditemukan pertama kali oleh Mbah Atun, perantauan asal Jogjakarta, pada 1919 dan mulai dibuka secara resmi pada 1951. Sayangnya, sekarang Ngliyep kurang dikelola dengan baik karena masih terjadi persengketaan lahan antara pemerintah daerah dengan
Perum Perhutani. Disebelah kiri terdapat sebuah teluk dengan pemandangan yang tak kalah indah yaitu Teluk Putri. Untuk menuju kesana, pengunjung cukup berjalan ke sisi kiri kemudian naik ke bukit yang takterlalu tinggi. Disebut dengan Teluk Putri, karena di teluk ini dilapisi pasir putih sangat bersih dan halus lembut sehalus kulit para putri. Ketebalan pasir kurang lebih 40 cm. Memang, hamparan pasir tidak luas,
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
tak lebih dari 100 meter saja, namun nyaman untuk tempat menyepi. Hanya, pengunjung di sini harus hatihati karena terkadang gelombang bisa cukup besar. Karena itu, tidak diperbolehkan mendekat sampai di bibir pantai. Pengunjung hanya boleh berada di pasir putih.
Keistimewaan Sebelum sampai kepesisir pantai, kita harus terlebih dahulu menuruni
DUTA Rimba 87
Dok. Kom PHTÂŽ2014
wisatarimba
bukit dengan suasana hutan. Suasana yang sangat jarang kita temui di daerah perkotaan. Dari bibir pantai, pengunjung dapat menikmati panorama laut yang berlatar kaki langit biru. Sekilas pantai ini mirip pantai yang berada di Bali, tetapi tentu saja beda. Hamparan pasir pantai yang bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai dan sepak
88 DUTA Rimba
bola pantai. Air lautnya yang berombak cukup ganas namun jernih dan bersih tampaknya sangat mendukung aktivitas pengunjung yang ingin berselancar. Suasana kawasan ini kian ekslusif menjelang detik-detik terbenamnya matahari (sunset) dibalik pulau-pulau kecil yang terdapat di sekitar kawasan pantai ini. Pengunjung juga dapat menikmatinya langsung dari pinggir
pantai atau dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut. Disini juga terdapat sebuah muara sungai yang sangat jernih dan memiliki rasa tawar, sungai tersebut bersumber dari Sendang Kemulyan. Semua keindahan inilah yang membuat para wisatawan betah untuk berlama-lama berada di pantai ini bahkan tak jarang mereka mendirikan tenda untuk berkemah.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
Kondisi pantai yang masih terbilang sepi menjadikan pantai ini masih perawan dan nyaman untuk bermain-main disela ombak dan pasir putih. Bila bosan dengan suasana pantai, pengunjung juga disuguhi beberapa tempat wisata lain disekitar pantai seperti sendang biru dan Goa Cina. Selain pantai dan Gua, terdapat makam keramat juga yaitu di Gunung Kumbang yang ramai dikunjungi pada hari Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru, serta hari- hari besar keagamaan lainnya oleh para peziarah. Setiap tahun, dibulan Jawa tepatnya bulan Maulud, pantai Ngliyep akan lebih ramai dari biasanya karena digelar acara ritual bertajuk Upacara Labuhan yang di gelar tanggal 15 Maulud. Upacara Labuhan adalah bentuk upacara pengorbanan, dimana kepala hewan ternak seperti kambing atau sapi akan dikor bankan kedalam laut sebagai sesaji. Kegiatan labuhan ini sudah ada secara turun-temurun sejak masa Mbah Atun, orang yang dipercaya jadi penemu Pantai Ngliyep. Labuhan adalah kegiatan masyarakat adat Jawa berupa selamatan dengan
menyembelih kambing atau sapi yang disedekahkan kepada masyarakat sekitar pantai. Namun, sebagian makanan juga dilarung atau ditebarkan ketengah laut. Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Kedung salam dengan membawa sesaji beraneka ragam dan diiringi kesenian Jaranan serta para pengawal yang mengenakan pakaian adat. Sesaji itu diarak menuju Gunung Kombang yang berjarak kurang lebih 300 m melalui sebuah jembatan dari pesanggrahan Ngliyep. Pantai pasir panjang Malang berlokasi didaerah Malang Selatan, 52 km dari pusat Kota Malang atau lebih tepatnya berada di Dusun Ngliyep, Desakedung salam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Pantai ini terletak di petak 62. Untuk sampai ke pantai pasir panjang malang ini anda harus menempuh kurang lebih 2 jam berkendara. Perjalanan menuju pantai pasir panjang tergolong lancar, hal ini dikarenakan kondisi jalannya sudah beraspal, namun anda tetap harus berhati-hati karena masih ada beberapa titik jalan yang berlubang dan bergelombang. Untuk mencapai pantai ini, jalur
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
yang termudah adalah melalui Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Pagak, lalu ke Kecamatan Donomulyo dan dari situ kita bisa langsung menuju ke Desa Kedung salam. Pengunjung dipungut biaya sebesar Rp. 10.000,- per orang. Di kawasan pantai pasir panjang terdapat beberapa penginapan yang disewakan dengan berbagai tarif. Tarif penginapan tersebut mulai dari Rp. 50 ribu yang short time hingga Rp. 75 ribu untuk menginap semalam. Selain itu terdapat 20 warung yang menjual berbagai macam aneka makanan yang relatif terjangkau. Pengunjung yang datang kepantai ini pada hari biasa berkisar 30 hingga 50 orang, sedangkan pada hari sabtu minggu bisa mencapai 500 orang yang berasal dari berbagai macam daerah misalnya dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain. Pantai pasir panjang merupakan pilihan yang tepat apabila anda hanya ingin bersantai dan menikmati indahnya pemandangan laut, namun jika anda ingin berenang, sebaiknya tetap mematuhi peraturan dari pihak pengelola karena ombak di pantai ini dapat membahayakan keselamatan diri anda. • DR
DUTA Rimba 89
inovasi
Kereta Seluncur Kayu
Dok. Kom PHT®2014
Pengangkut di Medan Curam
P
erhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) PEMALANG merupakan salah satu KPH yang berada dalam jajaran Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah yang memangku kawasan hutan seluas 24.392,7 Ha. Dari Semarang (Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten Pemalang (KPH
90 DUTA Rimba
Pemalang) berjarak ±135 Km ke arah barat atau jika ditempuh dengan kendaraan darat memakan waktu kurang lebih 3-4 jam. Batas Wilayah Hutan KPH Pemalang, sebelah Utara Wilayah Admnsitrasi Kabupaten Pemalang, Sebelah Timur Wilayah Administarsi Kabupaten Pekalongan dan KPH Pekalongan Timur, Sebelah Selatan Wilayah Administrasi Kabupaten
Pemalang KPH Pekalongan Timur dan KPH Pekalongan Barat. Sedangkan sebelah Barat Wilayah Administrasi Kabupaten Tegal & KPH Pekalongan Barat. KPH Pemalang memiliki luas Kawasan Hutan seluas 24.392,7 Hektar dengan Hutan Produksi seluar 21.646,8 Hektar atau total 88% dari luas hutan yang menjadi pangkuannya. Dan 2.927,9 Hektar
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Mengangkut kayu tebangan dari daerah pegunungan dan medan yang curam tak perlu menggunakan tenaga manusia. Kini telah ditemukan Kereta Seluncur kayu yang bisa mengangkut kayu gelondongan di medan yang curam. Sebuah inovasi di bidang teknologi sarad untuk membawa kayu di tempat penimbunan kayu.
lagi berupa Hutan Produksi Terbatas atau sekitar 12%. Sedangkan luas hutan menurut wilayah adminstrasi pemerintahan meliputi Kabupaten Pemalang seluas 15.898,4 Hektar atau 65% dan Kabupaten Tegal seluas 8.4954,3 Hektar atau 35%. Kawasan hutan meliputi kelas perusahaan jati, dan terdiri dari 3 Bagian Hutan yakni Jatinegara, Bantarbolang, dan Comal, serta
terdiri dari 6 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 20 Resort Pemangkuan Hutan (RPH). 6 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) tersebut yaitu : 1. BKPH Jatinegara, 2. BKPH Kedungjati, 3. BKPH Cipero, 4. BKPH Slarang, 5. BKPH Bantarsari, 6. BKPH Sokawati. KPH Pemalang telah menggoreskan catatan yang menarik untuk disimak. Catatan itu berupa
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
sebuah inovasi yang dilakukan tim KPH Pemalang yang telah berhasil menelurkan ide untuk memecahkan masalah yakni teknik sarad sebagai solusi penyaradan kayu di tempat yang sulit/ curam. Topografi yang curam atau sulit, acap kali menjadi momok untuk melakukan penyaradan atau memikul kayu. Menurut pengamatan dil lapangan kegiatan melangsir
DUTA Rimba 91
inovasi
Dok. Kom PHTÂŽ2014
Prinsip sederhana yang digunakan adalah bagaimana kayu, bisa ditempatkan dialat yang kuat, dan alat tersebut dapat mudah ditarik ke atas dengan menggunakan sling. Model kereta seluncur kayu sederhana.
kayu di tempat yang curam, atau pegunungan dengan cara dipikul oleh tenaga manusia atau blandong menjadi tidak efektif antara lain prestasi kegiatan langsir atau pikul yang sangat kecil dapat memakan waktu yang cukup lama sehingga tarif biaya langsir atau pikul yang dikeluarkan akan menjadi cukup besar. Kendala lain dengan kemampuan tenaga kerja manusia untuk kegiatan langsir atau pikul pun akan sangat terbatas kadang membutuhkan tenaga manusia yang cukup banyak untuk dapat mengangkut kayu dalam jumlah besar. Cuaca pun berpengaruh pada kegiatan langsir atau pikul, sehingga proses kegiatan langsir atau pikul pun akan terhenti bila turun hujan. Berawal dari permasalahan di atas, menggerakakan Administratur/ Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) Pemalang Rukman Supriatna beserta jajarannya berkolaborasi untuk mencari solusi mengatasi permasalahan tersebut. Dasar pemikiran berawal dari kondisi topografi kawasan hutan KPH Pemalang, khususnya wilayah
92 DUTA Rimba
bagian hutan hutan Comal yang mempunyai topografi pegunungan, dimana beberapa lokasi tebangan mempunyai medan yang cukup curam sehingga cukup berat, dalam melakukan operasional tebangan khususnya langsir kayu dengan cara penyaradan atau pikul dari lokasi tebangan yang berada di lokasi yang curam ke lokasi pengumpulan kayu sementara di sekitar alur sebelum di angkut ke Tempat Penimbunan Kayu (TPK). Dan berdasarkan hasil diskusi tercetus suatu pemikiran metode penyaradan kayu di lokasi yang sulit dengan teknik luncur dengan memanfaatkan mesin mekanik atau roller sebagai alat bantu tenaga penarik. Maka dibuatlah alat sarad kayu dengan prinsip seperti kereta seluncur di salju yang terbuat dari besi yang ditarik menggunakan sling yang digerakkan oleh mesin. Karena alat sarad ini mirip dengan kereta luncur di salju, maka untuk sementara alat ini diberi nama Kereta Seluncur Kayu (KSK). Mengenai tujuan dan kelebihan KSK tujuannya adalah menemukan alat untuk memudahkan langsir
kayu dari lokasi yang curam ke lokasi pengumpulan kayu sementara yang lebih murah, mudah, dan cepat atau dengan kata lain lebih efektif dan efisien sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil diskusi tersebut disepakati, bahwa perlu dibuat alat angkut sederhana yang bisa membawa kayu dari lokasi tebangan yang sulit karena curam ke lokasi pengumpulan kayu sementara. Prinsip sederhana yang digunakan adalah bagaimana kayu, bisa ditempatkan di alat yang kuat, dan alat tersebut dapat mudah ditarik ke atas dengan menggunakan sling. Dengan pemikiran tersebut maka, sepakat untuk merancang alat angkut sederhana dengan persis seperti kereta salju yang dapat mengangkut manusia ke bawah pada kondisi jalan yang tidak merata. Dalam mengoperasikan alat sarad KSK ini diperlukan sling dan mesin sebagai penarik. Guna melihat apakan alat KSK ini cukup efektif dan efisien dalam penggunanaan mengangkut kayu di lapangan maka dalam operasionalnya digunakan
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
mesin mobil sebagai penarik dengan menambah alat untuk menyimpan sling yang digunakan untuk menarik alat KSK yang sudah dimuati kayu, selain mobil polmob dapat juga digunakan mesin mobil truk. Yang dapat dimodifikasi velgnya agar bisa menarik kabel sling. Menggunakan truk ini diperkirakan lebih efektif karena mempunyai tenaga yang lebih besar sehingga cenderung lebih stabil. Uji coba telah dilakukan secara berturutturut selama 4 hari pada bulan Agustus 2014 yang lalu, dengan tujuan adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas saat ini sampai kepada penyempurnaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggunaan alat sarad KSK ini, antara lain untuk mempersingkat waktu langsir, maka diupayakan dilakukan terlebih dahulu pengumpulan kayu di lokasi curam, sehingga pada saat alat ini dipergunakan waktu untuk pengangkutan akan lebih efektif. Bidang dasar untuk meletakkan kayu di alat sarad harus aerodinamis, sehingga tidak terbentur-bentur dengan tanah yang dapat
Dok. Kom PHTÂŽ2014
Alat ini sangat efektif dan efisien digunakan dilapangan baik untuk kondisi yang curam maupun lokasi datar, mampu menghemat waktu pelaksanaan tebangan dan menghemat biaya operasional tebangan di lapangan.
Cara menggunakan kereta seluncur kayu.
menghambat pergerakan alat sarad KSK, dibuat alur jalan atau pembersihan dari bekas tunggak yang terlalu menonjol agar tidak menghambat lajunya alat sarad KSK. Dan akan lebih efektif apabila digunakan 2 alat sarad KSK sekaligus sehingga lebih dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan hasil uji coba, dan melihat dari efisiensi yang dapat dilakukan dari penggunaan alat kereta seluncur kayu atau KSK ini disimpulkan bahwa alat ini sangat efektif dan efisien digunakan dilapangan baik untuk kondisi yang curam maupun lokasi datar sehingga mampu menghemat waktu pelaksanaan tebangan dan menghemat biaya operasional
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
tebangan di lapangan. Banyak hal yang menarik pertama; adanya pemecahan masalah untuk mencari solusi yang dilakukan oleh tim yang solid dari KPH Pemalang ini yang dapat dianalogikan sebagai sebuah orkestra untuk mencurahkan sebagai informasi baik ide, pencapaian, keluhan, kendala maupun peluang atau buah pemikiran yang jitu. Apapun itu sebuah inovasi yang telah dilakukan di KPH Pemalang untuk menghemat biaya operasional tebangan khususnya pada medan yang sulit atau curam melalui Kereta Seluncur Kayu (KSK) ini layak kita apresiasi. Bravo KPH Pemalang. • DR (Rud)
DUTA Rimba 93
rimbakuliner Dari KPH Pekalongan Barat
Serabi Pengantar
Sore Hari
T
radisi menjamu tamu tak hanya terjadi pada pesta pernikahan, khitanan, arisan dan tasyakuran, yang berlaku umum pada masyarsakat. Menjamu tamu juga terjadi pada acara formal di berbagai perusahaan. Seperti misalnya tamu kedinasan, yang tentu saja penyambutannya harus dipersiapkan sebaik mungkin. Karena disinilah ada nilai-nilai spiritual yang sangat besar nilainya. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat untuk urusan satu ini tidak begitu memusingkan, mengapa begitu? karena dipojok kantor KPH terdapat sebuah warung kuliner yang menjajakan makanan tradisional khas jaman dahulu yang selalu siap untuk dihidangkan sebagai hidangan menjamu tamu yakni Serabi. Serabi adalah makanan/jajanan tradisional khas jawa yang terbuat dari sari pati kelapa dan beras, dimasak menggunakan perapian arang dalam waktu 1,5 menit s.d 2 menit, berbentuk bundar pipih, beraroma khas, nikmat rasanya dan mengenyangkan. Untuk menjawab kebutuhan
94 DUTA Rimba
Memuliakan tamu tak hanya sekadar tradisi yang diwariskan nenek moyang. Memuliakan tamu termasuk ibadah yang di ajarkan oleh agama. Tak heran bila ada tamu, si empunya rumah akan berusaha menjamu sebaik mungkin, agar tamunya merasa betah dan dihormati.
konsumen tersebut, Rohimah pemilik warung serabi asal Procot Slawi - Tegal tanggap dengan memberikan pilihan serabi gurih dan mengenyangkan kepada masyarakat kota Tegal, Slawi dan sekitarnya yang membutuhkan. Termasuk salah satu konsumen langganan adalah karyawan Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat jajanan tradisional yang mengenyangkan sebagai menu pilihan pengganti makan nasi atau jamuan ringan saat istirahat sore. Ada 2 jenis serabi manis dan gurih, kering atau basah siap untuk menggoyang lidah penikmatnya.
Rohimah menuturkan, kebutuhan akan makanan hingga jajanan khas jaman dulu ini bisa didapatkan dengan gampang dengan harga murah di tempatnya yakni di pojok kantor Perhutani KPH pekalongan barat. Disini penikmat atau pelanggan bisa pesan serabi rasa manis atau gurih baik kering maupun basah. Bagi masyarakat yang akan mengadakan hajatan baik di rumah atau gedung, Rokhimah juga siap melayani kebutuhan untuk hidangan snack dalam jumlah bervariasi sesuai kebutuhan yang ada. Semua
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
ditangani Rohimah sendiri dan hanya dibantu tenaga dari saudara tua dan keponakannya. Semua bahan baku pembuatan kue serabi menggunakan bahan pilihan yang baik atau fresh sehingga olahan serabi yang dihasilkan memiliki cita rasa khas terjaga dan berkualitas. Rohimah pun berpesan kepada masyarakat yang membutuhkan jika kepingin mencicipi kue serabi, untuk kegiatan resepsi, menjamu tamu, kerabat, pertemanan, dll bisa saja datang kepojok Perhutani - Slawi dan memesan langsung. “Semua akan dilayani dengan ramah cepat dan tepat waktu agar acara bisa terselenggara dengan lancar.” katanya. Selain itu disetiap sorenya, kue serabi yang disajikan untuk bersantap bersama tamu, keluarga maupun teman, jenisnya bisa dipilih kering atau basah, rasa gurih atau manis. Dia mempersilahkan
masyarakat, instansi atau sekolah untuk datang dan membuktikan sendiri agar tidak penasaran untuk segera berkunjung ke kedai Serabi Rohimah pojok Perhutani KPH Pekalongan Barat. Rohimah sang pemilik menekuni berjualan serabi sudah puluhan tahun, dia jualan sejak masih gadis , waktu itu ia mengikuti sang ibunya jualan di pasar Slawi. Menurutnya meracik bahan baku, memproses pembuatan adonan hingga memasak dan memasarkan dia dapatkan ilmunya secara turuntemurun langsung dari sang bundanya. Sudah 30 tahun lebih dia mengenal dan berjualan serabi. Omset penjualan serabi Rohimah per hari bisa mencapai Rp 500 ribu – Rp 750 ribu dari jam 1 siang hingga jam 8 malam, kadang sebelum maghrib sudah habis laris terjual. Per hari mampu menghabiskan 15 – 25
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
kg bahan baku serabi, lebih kurang sekitar 300 – 400 biji serabi, dengan peralatan yang dimiliki rohimah mampu sekali masak 15 biji serabi. Harga serabi dibedakan menjadi dua macam : berkuah (santan) dan kering. Untuk yang berkuah (santan) dibedakan menjadi 2 macam rasa yakni gurih dan manis. Harga satu porsi serabi bersantan baik rasa manis maupun gurih adalah sama Rp. 7500,- /porsi, 1 (satu) porsi berisi
DUTA Rimba 95
4 biji serabi. Sedangkan untuk harga serabi kering Rp.1500,-/biji dan dijamin halal 100%. Pendapatan yang diperoleh rohimah sehari bisa mencapai Rp 900 ribu kotor, jika dikurangi biaya operasional dan modal maka diperoleh keuntungan bersih Rp.650 ribu- Rp 750 ribu/hari. Biaya operasional antara lain untuk bayar tenaga kerja, bahan baku, gas, listrik dan lain-lain. Kedai Rohimah selain berjualan serabi juga dilengkapi minuman kopi, susu, teh dan air mineral kemasan gelas. Rohimah menuturkan mengapa dia pilih berjualan sore tidak pagi hari seperti di tempat lain banyak orang berjualan serabi umumnya diwaktu
pagi hari. Rohimah menuturkan melihat konsumennya adalah orang-orang yang kesehariannya sibuk bekerja, serabi sangat pas sebagai menu pengantar minum kopi atau moci saat istirahat sore hari, untuk hidangan suasana santai bersama keluarga, relasi setelah seharian disibukan dengan bekerja. “Seperti halnya memilih tempat berjualan di pojokan kantor perhutani KPH Pekalongan Barat tidak lain karena tempat setrategis, teduh, nyaman dan gratis, juga karena kesibukan orang bekerja di kantoran, wiraswasta, sopir angkot, buruh pabrik, guru, bahkan remaja waktu senggang dan santai hanya pada sore hari.” Ujar Rohimah • DR
Resep Pembuatan
Kue Serabi
Dok. Kom PHT®2014
3. Cara Membuat Kue Srabi :
1. Bahan :
• Tepung beras • Kelapa tua • Daun pandan wangi • Gula merah • Garam • Air
2. Alat :
• Sangan/layah/cobek, berbentuk bulat ukuran diameter 10cm dan bertutup terbuat dari tanah. • Perapian, menggunakan kayu bakar.
96 DUTA Rimba
Langkah pertama buatlah bubur sumsum “bibit” dengan bahan : tepung beras 1 kg, parutan 2 butir kelapa, air secukupnya, garam 1 – 2 sendok makan, lalu diadon, kemudian adonan di rebus selama 20-30 menit sampai menjadi bubur sunsum. Kedua, adonan yang sudah menjadi bubur sunsum tersebut pindahkan ke wadah yang disesuaikan, kemudian didinginkan Ketiga, ketika sudah dingin campurkan semua bahan yang sudah disiapkan seperti tepung, parutan kelapa, air, garam secukupnya menjadi satu adonan, lalu diaduk-aduk terus sampai merata, tambahkan air secukupnya hingga adonan menjadi encer. Keempat, tuangkan adonan tersebut ke layah/cobek dan sudah siap dimasak, dengan cara dipanggang api selama 1-1,5 menit lamanya. dibalik sehingga matangnya merata. Kelima, jika sudah matang/masak warna agak kecoklatan lalu diangkat dan begitu seterusnya. Keenam, untuk mendapatkan rasa gurih dan manis terletak pada penyajiannnya, jika rasa manis penyajiannya dikasih santan yang sudah ditambahkan gula merah dan pewangi daun pandan; jika rasa gurih hanya dengan santan kelapa murni. Catatan : Santan kelapa direbus terlebih dahulu sampai mendidih/masak.
NO. 54 • TH. 9 • september - oktober • 2014
Dok. Kom PHT®2014
rimbakuliner