Dr 66 rimba 66

Page 1

BERUBAH UNTUK SURVIVE

CARA SINGKAT BENAHI PERUSAHAAN

BEKERJALAH SEOLAH BESOK BANGKRUT

WISATA KE AIR TERJUN GENTONGAN

No. 66 • TAHUN V • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Benahi Perusahaan

Berubah atau Punah

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

1


RIMBA UTAMA

Kawah Putih PEMANDANGAN ALAM NAN EKSOTIS

2

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


SALAM RIMBA

Harus Berubah P

ara pembaca yang budiman, Duta Rimba pada edisi kali ini menekankan pada kerja keras untuk berubah dengan membuat langkah strategis yang dilakukan jajaran Perum Perhutani. Itu dilakukan karena Perhutani perlu pembenahan komprehensif untuk menghindari kebangkrutan. Perubahan dalam rangka membenahi perusahaan sudah tidak bisa ditunda lagi agar Perum Perhutani dapat bertahan dan sukses di masa mendatang. Untuk itu dibutuhkan kedisiplinan dari semua jajaran, mulai dari mereka yang ada di pelosok-pelosok hutan milik Perhutani hingga mereka yang ada di kantor pusat, Jakarta. Tidak boleh ditawar-tawar lagi bahwa ke depan Perum Perhutani harus menjadi perusahaan kehutanan yang unggul. Perusahaan ini mesti mampu meningkatkan kesejahteraan karyawannya, berkontribusi bagi kesejahteraan bangsa dan nantinya harus bangga menjadi salah satu dari lima BUMN besar di Indonesia. Jangka waktu tiga bulan ke depan adalah semua jajaran wajib membantu menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk, efisiensi biaya, efektifitas proses. Perlu juga dilakukan reorganisasi struktur perusahaan dengan menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuannya, konsolidasi asset dan sumber daya yang ada, asesmen untuk restrukturisasi total serta dilakukan change process melalui change agents. Tulisan soal pembenahan perusahaan ini dapat pembaca simak di rubrik rimba utama dengan judul Cara

Singkat Benahi Perusahaan. Ada tulisan menyegarkan dengan judul Menikmati Keindahan Situ Kabuyutan di rubrik warisan rimba dan Kopi Luwak Mataram Digemari Turis Mancanegara di rubrik kuliner rimba. Tulisan menarik dapat pembaca simak di rubrik bisnis rimba yang berjudul Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin Kembangkan Produk serta tulisan berjudul Bekerjalah Seolah Besok Akan Bangkrut di rubrik opini rimba. Tulisan berjudul KPH Kedu Selatan Genjot Pemasukan Wisata dengan Promosi dapat pembaca temukan di rubrik pojok KPH dan di rubrik bina rimba telah diiracik naskah inspiratif berjudul Produksi Sarung Tenun Sutra Nur Hadi Go International. Artikel inovatif dari rubrik inovasi rimba dapat pembaca temukan di sini dengan judul Cangkok Pinus dengan Media Tumbuh Akar Simbar Merah. Simak juga tulisan berjudul Berwisata sekaligus Berobat di Air Terjun Gentongan di rubrik wisata rimba. Tulisan berjudul Sugiarti: Ranger Baru Keuangan Perum Perhutani dapat pembaca simak di dalam rubrik Sosok Rimba. Tulisan berjudul Peneliti Asing Banyak Incar Durian Merah Banyuwangi dapat pembaca temukan di rubrik flora rimba. Sedangkan di rubrik fauna rimba pembaca dapat menemukan naskah dengan judul Geleng-geleng Ulah Celeng Gasak “Celengan�. Di rubrik ujung rimba pembaca akan menemukan naskah menarik berjudul Mandor Persemaian dari KPH Blitar: Samini Perlakukan Tanaman Seperti Keluarga. Dan masih banyak lagi naskah menarik tulisan menarik lainnya. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

3


RIMBA SEMAI UTAMA RIMBA

PENGARAH Denaldy Mulino Mauna Direktur Utama Perum Perhutani

10

PENANGGUNG JAWAB John Novarly Sekretaris Perusahaan PEMIMPIN REDAKSI Susetiyaningsih Sastroprawiro Kepala Biro Komunikasi Perusahaan SEKRETARIS REDAKSI Ruddy Purnama

14 SALAM RIMBA 3

Harus Berubah

REDAKTUR Dadang Kadarsyah • Lusia Diana

4 SEMAI RIMBA

TATA USAHA M. Agus • Media Indah • Adehika • Guritno

POS RIMBA

PERWAKILAN Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten DESAIN & LAYOUT Team Duta Rimba Art Works ALAMAT REDAKSI Biro Komunikasi Perusahaan Perhutani Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 5721 282, Fax: 021 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com NASKAH & ADVERTENSI DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel/naskah softcopy dan berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di:

6 6

Mendapatkan Untung dan Tetap Lestari Kinerja Perum Perhutani yang Meragukan Keberhasilan

FROM CEO 8

Berubah untuk “Survive”

RIMBA UTAMA

10 Cara Singkat Benahi Perusahaan 14 Sinergi untuk Perkuat Kinerja Perhutani

SELA RIMBA

18 Argoforestry Pengembangan Tanaman Tebu dalam Kawasan Hutan 19 KPH Banyuwangi Selatan Sediakan Lahan untuk Tanam Kedelai 19 Manfaatkan Hutan untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan 20 KPH Tasikmalaya Dukung Swasembada Beras 21 Bantuan Bibit Jagung untuk 103 LMDH

BISNIS RIMBA

22 Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin Kembangkan Produk

www.perumperhutani.com Perum Perhutani

@PerumPerhutani

4

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

24 LINTAS RIMBA

SOSOK RIMBA

42 Sugiati: Ranger Baru Keuangan Perum Perhutani

46 LENSA RIMBA RIMBA OPINI

52 Bekerjalah Seolah Besok akan Bangkrut 54 Kembangkan Energi Baru Terbarukan dari Hutan

58 DANGAU RIMBA POJOK KPH

59 KPH Kedu Selatan Genjot Pemasukan Wisata dengan Promosi

BINA RIMBA

64 Produksi Sarung Tenun Sutra Nur Hadi Go International


22

78

52

92 PUSTAKA RIMBA

90 Khayal, Cerpen Pilihan Perhutani Green Pen Award 2016

INOVASI RIMBA

68 Cangkok Pinus dengan Media Tumbuh Akar Simbar Merah

WARISAN RIMBA

70 Menikmati Keindahan Situ Kabuyutan

92 Kopi Luwan Mataram Digemari Turis Mancanegara

TUNAS RIMBA

74 Berwisata Sekaligus Berobat di Air Terjun Gentongan 78 Menikmati Curug Cipamingkis yang Sejuk

96 Saka Wanabakti Tampil pada Helaran Budaya Sunda 96 Siswa SMK Kehutanan Perdalam Tebangan Kayu Rimba 97 Tingkatkan Mutu Pendidikan Bidang Kehutanan

FLORA RIMBA

UJUNG RIMBA

FAUNA RIMBA

CERITA RIMBA

WISATA RIMBA

64

KULINER RIMBA

82 Peneliti Asing Banyak Incar Durian Merah Banyuwangi 86 Geleng-geleng Ulah Celeng Gasak “Celengan”

98 Samini: Perlakukan Tanaman seperti Keluarga 99 Khayal

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

5


POS RIMBA SAMPAIKAN KRITIK, SARAN PERTANYAAN SEPUTAR PERHUTANI YANG INGIN ANDA KETAHUI MELALUI RUBRIK INI. KRITIK DAN SARAN ANDA SANGAT BERGUNA BAGI PENGEMBANGAN MAJALAH INI. KAMI AKAN SANGAT BERTERIMA KASIH JIKA ANDA BERKENAN MENYAMPAIKAN KRITIK SARAN DAN PERTANYAAN DENGAN KONSTRUKTIF DAN BERTANGGUNG JAWAB, JIKA PERLU LENGKAPILAH DENGAN DATA-DATA PENDUKUNG.

Kinerja Perum Perhutani yang Meragukan Keberhasilan Yth Redaksi DR. Saya Bronoyoga pemerhati Perum Perhutani sekaligus seorang guru yang tinggal tidak jauh dari hutan yang dikelola Perum Perhutani di Pemalang. Secara teori meningkatkan pendapatan Perum Perhutani itu tidaklah sulit, bahkan pada penerapannya pun telah banyak warga sekitar hutan yang siap mengerjakan. Saya pikir mengubah kinerja Perum Perhutani tiMendapatkan Untung dan Tetap Lestari

dak sulit. Apakah bekerja itu yang penting selamat atau hanya boleh bekerja sebagaimana standar yang telah

Redaksi DR yang saya hormati, saya Ani Ardian,

ditetapkan? Kesannya seperti sulit untuk mengajak ber-

mahasiswi pecinta alam yang bangga pada pejuang ke-

pikir lebih terbuka, apalagi menulis konsep pendapat-

lestarian alam. Yang saya tahu tentang kelestarian alam

nya dan memperjuangkannya. Bronoyoga, Tegal

bukan berarti meniadakan manfaat untuk kepentingan orang, tetapi tetap mengambil manfaat secara alami dan mengambil manfaat untuk fasilitas hidup. Maksud manfaat alami, misalnya, kesejukan udara, mata air yang sehat, mudah didapat sumbernya dan mengalir deras, kontur tanah yang aman jauh dari ancaman longsor. Adapun manfaat untuk fasilitas hidup adalah tetap dapat mengambil kayu maupun getah, untuk diolah menjadi produk yang dibutuhkan. Yang saya baca dari media Perum Perhutani sebagai pengelola kelestarian hutan, sekarang dalam keadaan yang terus merugi. Apakah keuntungan finansial yang dirancangkan bisa dilakukan tanpa mengganggu kelestarian? Nunik, Solo Redaksi: Terima kasih Sdri. Ani, mengambil keuntungan finansial tanpa mempedulikan dampak buruknya bukan suatu hal yang sulit. Tetapi tetap dapat sejahtera sebagai Perum dan tetap menjaga kelestarian, bukan hal yang mudah. Pada prinsipnya menjaga kelestarian itu tetap merupakan keharusan, sedangkan menjadi pengelola yang sejahtera itulah yang sedang diperjuangkan tetap menggunakan konsep perubahan tetapi dengan jurus pemikiran yang lebih efektif dan efisien. Di bawah kendali Dirut baru, kami harapkan bisa melakukan perubahan yang melegakan berbagai pihak. Terima kasih . Salam DR. 6

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Redaksi: Terima kasih Bapak Bronoyoga. Bisa dimengerti bahwa terdapat kesan seperti seorang yang sedang berlari dikejar pencuri di dalam mimpi. Rasanya sangat ingin berlari lebih cepat, tetapi tetap saja berada di tempat. Kini kami akan terus berbenah dan memacu kinerja perusahaan dengan terus meningkatkan sumber daya manusia yang ada. Melalui pengalamannya yang tangguh di salah satu perusahaan swasta, semoga pimpinan baru sekarang dapat menerapkan pemikiran yang tepat. Salah satu perusahaan perangkat selular di Swedia merugi selama 12 tahun dapat ditebus dengan penerapan pemikiran baru, dalam waktu hanya dua tahun. Terima kasih Bapak, Salam DR.


Syariah

“Didirikan Untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarga Besar Perhutani” Kami telah menjalin kerjasama dan memberikan dukungan kepada Perhutani dalam program asuransi bagi pengunjung lokasi wisata yang dikelola Perhutani, asuransi bagi Belandong, dan Penyadap. Dapatkan informasi program asuransi lainnya untuk kebutuhan : Investasi (Unit Link) Dana Pendidikan Dana Hari Tua

Hubungi:

Kami juga hadir di:

Kantor Pusat Gedung Menara 165 lantai 5 Jl. TB. Simatupang Kav.1 Cilandak Timur Jakarta 12560 Telp. (021) 29406315 | Fax. (021) 29406316 Email: customerservice@amanahgitha.com

Jakarta Gd. Manggala Wanabakti Lt. II Blok IV Ruang 212 Wing B Jl. Gatot Subroto, Senayan Telp. (021) 5705090

Surabaya Perhutani Unit II Divisi Regional Jawa Timur Jl. Gentengkali 49

Bandung Perhutani Unit III Divisi Regional Jawa Barat & Banten Jl. Soekarno Hatta No. 628 KM. 14 Telp. 082819036539

Semarang Perhutani Unit I Divisi Regional Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 15-17

www.amanahgitha.com

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

7


RIMBA FROMUTAMA CEO

DENALDY MULINO MAUNA

Berubah untuk “Survive� K

etika perusahaan sudah tidak sehat maka untuk menyelesaikan masalahnya tidak bisa dengan pendekatan biasa dan parsial. Mengatasinya harus menyeluruh, dilihat pula bagaimana struktur organisasi, operasional, dan budaya kerja yang ada di perusahaan selama ini. Selama satu bulan pertama setelah mendapat mandat memimpin perusahaan, saya melakukan asesmen singkat tentang kinerja perusahaan dengan bertemu berbagai stakeholders, termasuk seluruh KPH dan mitra kerja. Kami, direksi menyatakan bahwa beberapa keputusan strategis perlu segera ditempuh. Kita perlu pembenahan komprehensif untuk menghindari kebangkrutan. Berubah atau punah. Perhutani harus berubah. Perubahan ini minimal untuk bertahan hidup. Must now change to survive, perubahan untuk memungkinkan perusahaan bisa bernapas normal. Indikasi seperti profitabilitas positif, pencapaian pendapatan sesuai rencana, sistem operasional perusahaan efisien dan efektif serta produktivitas karyawan yang tinggi adalah capaian yang mutlak harus bisa diraih oleh manajemen dan seluruh karyawan perusahaan bersama-sama. Kita tentu mengamini bahwa Perum Perhutani harus menjadi perusahaan kehutanan yang unggul, mampu meningkatkan kesejahteraan karyawannya, berkontribusi bagi kesejahteraan bangsa dan nantinya kita harus bangga menjadi salah satu dari lima BUMN besar di Indonesia.

8

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan, mulai dari mana dan kapan? Fokus utama, jangka tiga bulan ke depan adalah kita semua wajib menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk, efisiensi biaya, efektifitas proses, reorganisasi struktur perusahaan dengan putting the right people on the right place, konsolidasi aset dan sumber daya yang ada, asesmen untuk restrukturisasi total serta kita lakukan change process melalui change agents. Sinergi Diperkuat Demikian juga sinergi dengan anak-anak perusahaan akan diperkuat lagi. Kunjungan singkat saya ke daerah mendorong percepatan implementasi program CRP, peningkatan penjualan dan menciptakan quick wins atau kemenangan-kemenangan kecil melalui mekanisme Problem Identification Correctives Action (PICA) dalam sistem Plan Do Check Action (PDCA). Ini dimonitor dan di-review setiap minggu. Kita harus percaya bahwa dengan melakukan perubahan secara menyeluruh dan konsisten, perusahaan ini akan keluar dari situasi yang tidak sehat. Saya sangat yakin bahwa manajemen dan karyawan mampu berpikir rasional, kita masih punya waktu dan kesempatan untuk bergerak. Sekarang juga saatnya, kita melakukan efisiensi dengan efektif. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Perum Perhutani Group dengan delapan anak perusahaan ber-


Direksi Perhutani bergerak cepat untuk mengatasi beberapa persoalan mendasar, terutama melakukan asesmen ulang terhadap beberapa aspek kinerja organisasi, meningkatkan konsolidasi internal dan sinergi.

bisnis sumberdaya hutan lebih dari setengah abad. Perhutani menghasilkan produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan masyarakat umum bahkan berperan dalam perekonomian negara. Perum Perhutani Group mengelola lahan hutan seluas 3.7 juta hektare terdiri dari 2,4 juta hektare di Jawa dan Madura yang dikelola induk serta 1,3 juta hektare di luar Jawa dan Madura yang dikelola anak perusahaan. Perhutani menyadari bahwa bisnis produk sumberdaya hutan memasuki era persaingan yang semakin ketat ditandai dengan meningkatnya permintaan produk bahan baku dari alam yang terjamin ramah lingkungan, tersedia cepat dan berkualitas. Permintaan pasar semakin cerdas dan selektif. Perubahan yang demikian memang perlu respons strategis yang cepat dari manajemen perusahaan agar kondisi usaha tahun 2016 dan tahun-tahun selanjutnya dapat berkembang dinamis di tengah tantangan yang ada. Direksi Perhutani bergerak cepat untuk mengatasi beberapa persoalan mendasar, terutama melakukan asesmen ulang terhadap beberapa aspek kinerja organisasi, meningkatkan konsolidasi internal dan sinergi. Fokus utama kerja selama satu tahun ke depan diarahkan untuk mendorong strategi efisiensi biaya dan efektivitas kerja, peningkatan penjualan produkproduk perusahaan yang berkualitas tinggi ke pasarpasar potensial dalam dan luar negeri sesuai permintaan pasar.

Dengan proses perubahan tersebut, ke depan Perhutani akan menghasilkan budaya kerja yang sinergi dengan rencana kerjanya dan adaptif terhadap perubahan. Proses change management dalam tubuh perusahaan dimaksudkan untuk mendorong tercapainya excellent people dan process agar perusahaan segera menjadi ‘A Sustainable Forest Company’. Konsistensi penerapan fokus utama kerja dengan strategi inisiatif tertentu tersebut untuk memperkuat landasan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan dengan memegang prinsip good corporate governance. Dukungan Pemerintah Indonesia telah ada dengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan. Paket tersebut mencakup deregulasi dan pemotongan birokrasi, pemberian insentif pajak, pembukaan sejumlah sektor untuk investasi asing, penyederhanaan dan percepatan izin investasi, efektivitas dan efisiensi logistik, kepastian berusaha, dan pembangunan infrastruktur akan mendorong upaya perbaikan iklim investasi. Kondisi ini akan menjadi peluang bagi perusahaan untuk menarik investor, untuk bekerja sama serta menyerap kebutuhan-kebutuhan para investor akan produk-produk bahan baku yang bersumber dari sumberdaya hutan. Direksi optimistis bahwa strategi perubahan yang dilakukan bersama seluruh karyawan akan menjadikan Perum Perhutani mampu terus tumbuh berkembang menjadi perusahaan yang menyediakan produk kehutanan secara berkelanjutan dengan sistem pelayanan yang profesional. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

9


RIMBA UTAMA

CARA SINGKAT

Benahi Perusahaan Setiap perusahaan memerlukan sistem manajemen yang baik untuk memberikan jaminan dilaksanakannya bisnis organisasi secara efektif dan efisien. Dengan begitu, tujuan organisasi dapat dicapai. Biasanya dalam perusahaan yang bermasalah, hal tersebut tidak berjalan dengan baik. Hal yang bermasalah inilah yang harus fokus dibenahi oleh jajaran manajemen.

10

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

pexels.com


Dalam pembenahan suatu perusahaan yang sedang bermasalah maka yang paling sentral harus dilakukan adalah perbaikan pada sistem manajemennya. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk programprogram atau aktivitas. Perusahaan memerlukan sistem manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya bisnis organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Meningkatnya daya saing perusahaan, kemajuan teknologi dan perubahan jaman, mengakibatkan sistem manajemen perusahaan menjadi kurang/tidak efektif lagi dalam menjalankan roda perputaran bisnis. Untuk itu perlu dilakukan pembenahan atau perbaikan sistem manajemen perusahaan secara periodik. Menurut Angelina Hutomo Chandra dalam Menata Sistem Manajemen Perusahaan yang Baik dan Benar, dalam pembenahan atau perbaikan sistem manajemen ada hal-hal yang harus dianalisis agar sistem dapat berjalan dengan efektif. Berikut langkah-langkah dalam memperbaiki sistem manajemen. Pertama, meninjau proses bisnis perusahaan. Proses bisnis merupakan unsur utama dalam memperbaiki sistem manajemen. Hal ini diperlukan guna mengetahui pola bisnis perusahaan dengan baik, serta mengetahui proses bisnis yang benar dari mulai input, proses hingga output. Proses Bisnis merupakan kejelasan alur proses dari sebuah kegiatan organisasi atau perusahaan, mulai dari hulu sampai ke hilir. Proses Bisnis ini nantinya akan menentukan jumlah fungsi serta bagian yang ada dalam struktur organisasi. Inti dari Proses Bisnis yaitu harus jelas, supaya mempermudah manajemen dalam mengendalikan dan monitoring setiap proses yang berjalan. Selain itu, hal ini juga akan mempermudah karyawan dalam menjalani aktivitas bisnis perusahaan. Struktur Organisasi Kedua, meninjau struktur organisasi perusahaan. Setelah proses bisnis dibuat secara benar, langkah selanjutnya yaitu meninjau ulang struktur organisasi yang ada. Hal ini sangat penting karena struktur organisasi merupakan hal yang berkesinambungan dengan proses bisnis. Struktur organisasi yang ideal adalah struktur organisasi yang dibuat berdasarkan kebutuhan dari proses bisnis yang ada, bukan struktur organisasi yang dibuat sekehendak hati atau asal-asalan. Struktur or-

ganisasi wajib disusun ulang sesuai dengan proses bisnis supaya ada kejelasan bagian atau fungsi, kewenangan, tugas dan tanggung jawab sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak tumpang tindih serta segala bentuk aktivitas akan mudah dikontrol dan dikendalikan. Struktur organisasi sangat menentukan suksesnya implementasi sebuah sistem. Salah satu contohnya adalah sistem Standard Operating Procedure (SOP). Sebab SOP yang baik adalah SOP yang dibuat berdasarkan struktur organisasi yang sudah final, dan dengan adanya struktur organisasi yang baik, maka fungsi wewenang dan tanggung jawab di masing-masing proses dan bagian itu jelas bentuknya. Ketiga, meninjau sarana dan prasarana perusahaan. Sarana dan prasarana perusahaan sangat diperlukan dalam memperbaiki sistem manajemen perusahaan. Hal ini diperlukan sebagai penunjang dalam menjalankan suatu sistem manajemen, sehingga sistem yang ada menjadi lebih efektif dan efisien. Bila sarana dan prasarana kurang memadai maka akan mengakibatkan sistem tidak akan berjalan dengan optimal, bahkan bisa terkendala di lapangan. Oleh karena itu, tinjauan terhadap sarana dan prasarana ini sangat penting, sehingga sistem dapat berjalan optimal dan baik di dalam perusahaan. Keempat, meninjau kembali efektivitas sistem yang sudah berjalan di dalam perusahaan. Meninjau kembali sistem yang sudah berjalan, apakah sistem yang dijalankan selama ini efektif atau malah cenderung tidak efektif. Dalam hal membangun sistem manajemen perlu diingat, bahwa hal yang paling utama adalah implementasi di lapangan, bukan mengesampingkan perlu atau tidaknya sebuah sistem. Sehingga sangat diperlukan pencocokan jenis sistem manajemen yang seperti apa yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi perusahaan, gaya kepemimpinan manajemen, serta kondisi kemampuan karyawan dalam menjalankan sistem tersebut. Kelima, meninjau kembali komitmen dari pimpinan perusahaan. Meninjau ulang komitmen pimpinan perusahaan sangatlah penting. Karena sebagus apa pun sistem yang dibuat, tanpa ada komitmen yang baik dari manajemen, maka semuanya akan sia-sia. Hal ini diperlukan karena segala sesuatu bersumber dari komitmen pimpinan dalam menjalankan roda perusahaan. Kenyamanan para karyawan, sistem, sarana prasarana dan lain-lain merupakan bentuk aktualisasi dari komitmen pimpinan perusahaan. Segalanya tidak dapat optimal apabila tidak disertai dan didukung komitmen yang baik dan kuat dari pimpinan atau manajemen. Oleh karena itu, komitmen pimpinan sangat penting

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

11


RIMBA UTAMA

dalam membawa perusahaan ke arah yang progresif. Diperlukan peninjauan karena hal ini akan mempengaruhi baik dalam sistem manajemen maupun yang lainnya, dalam penerapannya yang mana berpengaruh pada sumber daya yang dimiliki. Manajemen SDM Selain itu, dalam pembenahan perusahaan yang tidak boleh dilupakan adalah perbaikan sistem manajemen sumber daya manusia (SDM). Menurut aryasentraconsulting.com, kesadaran akan pentingnya sebuah sistem manajemen SDM tentunya akan memudahkan perusahaan dalam mencapai visi misinya. Jika sebuah organisasi ingin unggul dalam bersaing, tentunya harus didukung oleh keunggulan dalam hal kualitas, produk servis, biaya maupun SDM yang profesional. Keunggulan akan dapat dicapai dengan baik melalui pengelolaan SDM yang baik pula. Berdasarkan pengalaman Aryasentra Consultant, penyebab suatu perusahaan susah mencapai target dan sasaran yang ditetapkan adalah karena rendahnya kesadaran dan komitmen manajemen terhadap sistem tata kelola SDM yang dimiliki. Ketika manajemen tidak ada kesadaran membangun komitmen yang baik terkait dengan sistem manajemen SDM tentunya akan 12

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ketika kinerja karyawan tidak maksimal ini akan menjadi penghambat dalam mencapai tujuan serta akan mempengaruhi terhadap kualitas produk dan service yang dihasilkan. Kinerja pegawai merujuk pada tingkat keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas serta upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja seseorang dapat menjadi optimal jika didukung oleh kemampuan dan motivasi kerja yang baik. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja kar-yawan adalah melalui sistem kompensasi. Sistem kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima oleh pegawai/tenaga kerja baik materil ataupun nonmaterial sebagai balas jasa atau bisa juga sebagai penghargaan atas kontribusi pegawai dalam tercapainya tujuan, target dan sasaran suatu organisasi. Sistem kompensasi penting bagi pegawai sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka di antara karyawan itu sendiri, keluarga, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap perusahaan atau organisasi seharusnya dapat memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang di pikul tenaga kerja.


Jika suatu organisasi ingin unggul dalam bersaing, tentunya harus didukung oleh keunggulan dalam hal kualitas, produk servis, biaya maupun SDM yang profesional. Keunggulan akan dapat dicapai dengan baik melalui pengelolaan SDM yang baik pula.

estateprotectors.net

Kompensasi karyawan sangat mempengaruhi produktivitas dan tendensi karyawan untuk tetap loyal terhadap perusahaan. Hal ini terjadi karena setiap tenaga kerja memiliki motif dan kebutuhan yang berbeda-beda serta mengharapkan kepuasan dari hasil kerjanya. Sistem Kompensasi Lantas timbul pertanyaan, dalam bentuk apakah kompensasi diberikan? Sistem kompensasi dapat diberikan dalam bentuk finansial dan nonfinansial. Bentuk finansial ini maksudnya adalah kompensasi yang diberikan kepada pegawai yang besarnya dapat dinyatakan dalam bentuk uang sesuai dengan perhitungan melalui hubungan kepegawaian. Kompensasi finansial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kompensasi langsung dan tidak langsung. Kompensasi langsung ini biasanya dalam bentuk insentif, bonus, dan komisi. Sedangkan kompensasi tidak langsung biasanya dalam bentuk pemberian asuransi, jaminan pensiun, jaminan sosial, bantuan pendidikan, serta pemberian bayaran di luar jam kerja seperti cuti hamil, rekreasi. Selain dalam bentuk finansial seperti diuraikan di atas, kompensasi dapat diberikan dalam bentuk nonfinansial. Maksud dari kompensasi nonfinansial ini mencakup kepuasan yang

diterima karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Contohnya pemberian fasilitas terhadap karyawan, seperti mobil serta fasilitas lainnya. Sistem kompensasi ini memiliki beberapa manfaat. Manfaat tersebut, antara lain menghargai prestasi karyawan, menjamin keadilan gaji karyawan, mempertahankan karyawan atau mengurangi turn over karyawan, memperoleh karyawan yang bermutu, pengendalian biaya, dan memenuhi peraturan-peraturan. Yang tidak boleh dilupakan dalam pmbenahan perusahaan adalah manajemen kinerja. Mempunyai tenaga kerja terampil, profesional, dan berprestasi merupakan dambaan setiap perusahaan. Kualitas SDM sangat menentukan kinerja dan pengembangan perusahaan di masa mendatang. Kesadaran akan arti penting kualitas dan produktivitas SDM akan mampu membawa perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin ketat seperti sekarang ini. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem manajemen kinerja yang mampu mendeteksi dan melihat kualitas dari para SDM yang dimiliki, sehingga dalam penempatan SDM pada suatu departemen/divisi itu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sistem manajemen kinerja dapat menjadi sumber untuk pengelolaan SDM di perusahaan. Hasil yang akan didapat adalah bisa membantu perusahaan untuk merencanakan dan melaksanakan program-program lain dengan lebih tepat, cepat, dan efektif. Paling tidak dapat diberikan tiga contoh program yang dapat dilaksanakan. Pertama, program pelatihan dan pengembangan SDM. Dengan membuat sistem manajemen kinerja perusahaan dapat mengetahui dan bisa mengindentifikasi pelatihan apa saja yang harus diberikan pada SDM yang dimiliki agar karyawan mampu mencapai target dan standar prestasi yang di tetapkan. Kedua, program kaderisasi dan pengembangan karir. Dengan program ini perusahaan dapat mengindentifikasi siapa saja karyawan yang mempunyai potensi untuk menduduki sebuah jabatan yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Tentu saja hal ini diukur dari penilaian prestasi kerja SDM itu sendiri. Ketiga, program pembinaan karyawan. Dengan pelaksanaan manajemen kinerja, perusahaan dapat meneliti hambatan yang dihadapi oleh SDM yang ada dalam peningkatan prestasinya. Bila ternyata ditemukan hambatannya, bukan kemampuan tapi kemauan, maka atas dasar hasil manajemen kinerja program pembinaan yang tepat dapat dilakukan. Serta masih banyak program-program lain yang bisa dilaksanakan dengan adanya penerapan manajemen kinerja ini. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

13


RIMBA UTAMA

Sinergi untuk Perkuat Kinerja

Perhutani Untuk meningkatkan kinerja Perum Perhutani agar dapat melewati masalah yang tengah dihadapi, Direksi harus melakukan kerja keras disertai menjalin kerja sama sinergis dengan stakeholder terkait. Riset sangat dibutuhkan agar dapat membuahkan produk yang inovatif. Semua itu akan membuat Perhutani semakin efisien dan produktif di masa mendatang.

14

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


Tantangan berat dan kompleks yang tengah melandari Pusat Pendidikan dan Pengembangan SDM (Pusda Perum Perhutani harus dihadapi dengan kerja keras. dikbang) Perhutani, Pusat Penelitian Pengembangan Harus disertai pula dengan menyatukan kemampuan Sumberdaya Hutan (Puslitbang) Cepu, KPH Madiun, yang ada. Itu semua belum cukup, mesti dilakukan juga Unit Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Madiun, maskerja sama dengan semua stakeholder untuk memacu yarakat anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan kinerja agar dapat lebih baik di masa mendatang. (LMDH) dan Saka Wanabakti Madiun. Kondisi tersebut disadari betul oleh Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna beserta jajaranTindakan Nyata nya. Setelah sekitar satu bulan mendengarkan berbagai Denaldy sadar betul bahwa efisiensi biaya tak akan laporan dan dengan intensif turun ke lapangan menyerberarti bila hanya di atas kertas. Untuk itu, kebijakan ap aspirasi dan menjaring masalah yang tengah dihaefisiensi penggunaan biaya harus menjadi tindakan dapi perusahaan maka dengan cepat Denaldy menyusun nyata dan yang penting ada contoh dari pucuk pimpinan. langkah cepat. “Dengan menggunakan bus ke lapangan, efisiensi biaya Sejumlah langkah ditempuh, antara lain dengan langsung bisa dihitung. Selain itu, ada kebersamaan di efisiensi, melebarkan jaringan kerja sama dengan seantara kami semua,” kata Denaldy kepada peserta dajumlah stakeholder serta meningkatkan profesionallam perjalanan dengan menggunakan bus dari Madiun isme para karyawan. Semua kebijakan tersebut harus ke lokasi penanaman bibit, di Madiun. terus dimonitor dan dievaluasi agar apa yang telah Kunjungan kerja Denaldy didampingi Andi beserta 50 digariskan tidak melenceng sehingga kinerja Perhutakaryawan lain ke wilayah hutan RPH Panggung, BKPH ni segera membaik di dalam waktu yang tidak terlalu Dagangan, KPH Madiun tidak menggunakan mobil dinas, lama. tetapi transportasi Efisiensi bus dari Madiun. dilakukan Denaldy, Kunjungan kerja antara lain dengan untuk penanaman cara swadaya daswadaya di Petak lam program ta73 RPH Panggung, nam pohon. Pada BKPH Dagangan, Sabtu (22/10), KPH Madiun terseDenaldy mengabut sontak berubah jak 200 karyawan menjadi semacam Perhutani wilayah piknik keluarga Madiun turun besar yang penuh lapangan melakukebersamaan ankan penananam tara pimpinan dan swadaya dan sukaryawan. karela. PenanaLebih dari 20 Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, melakukan kunjungan kerja ke lokasi tempat penimbunan kayu KBM Pemasaran Kayu Madiun. man dilakukan di kendaraan dinas Petak 73 Resort diparkir di kantor Pemangkuan Hutan (RPH) Panggung, Bagian Kesatuan Perhutani Madiun karena peserta mengikuti Dirut PerPemangkuan Hutan (BKPH) Dagangan, Kesatuan Pehutani naik bus dinas Pusat Pendidikan Pengembangan mangkuan Hutan (KPH) Madiun. SDM Perhutani Madiun. Efisiensi biaya dan efektivitas kerja adalah salah satu fokus kerja yang ditetapkan “Menggalakkan penanaman tanaman secara swadan digalakkan Direksi Perum Perhutani dalam rangka daya adalah bagian dari upaya efisiensi dan perubahan. mendongkrak kinerja perusahaan setahun ke depan. Kami lakukan perubahan secara bersama,” kata Denaldy Denaldy memberi contoh efisiensi langsung di lapa pada acara penanaman bibit klon Jati Plus Perhutani ngan sebagai bentuk quick wins. Untuk menyerap keinginan pasar, Denaldy men(JPP) di petak seluas 9,2 hektare. Kegiatan tanam swagunjungi beberapa mitra dan pembeli kayu jati Perdaya akan diikuti wilayah lain di Perhutani, sebelumnya hutani di Gresik, Sidoarjo, dan Jombang dalam rangKPH Telawa dan KPH Bogor melakukan hal yang sama. kaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur, Jumat (21/10). Kegiatan diikuti Deputi Direktur PPK Hari Priyanto, Kunjungan ke para pembeli besar Perhutani tersebut Kepala Divisi Regional Jatim Andi Purwadi, karyawan

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

15


RIMBA UTAMA untuk membina hubungan sekaligus tahu apa kebutuhan mereka. “Mendengarkan suara dan mengetahui kebutuhan mereka itu penting. Dengan begini kami bisa memperbaiki pelayanan, memperbaiki proses kerja internal agar mereka tetap menjadi pelanggan loyal. Pelayanan kami yang baik akan meningkatkan kuantitas pembelian bahan baku ke Perhutani,” tegas Denaldy. Perum Perhutani mengelola 2,4 juta hektare lahan hutan, lebih kurang 1,24 juta hektare adalah tanaman jati. Produksi kayu jati dan kayu lainnya lebih kurang 1

juta m3 per tahun untuk memenuhi pasar industri kayu domestik maupun ekspor. Orang nomor satu di Perhutani mengunjungi industri woodworking Gloster di Gresik, Malindo di Sidoarjo, dan Senfong di Jombang yang memproduksi garden furniture, flooring, dan bahan bakunya kayu jati kualitas terbaik dari Perhutani. Pengujian Kayu Perbaikan kinerja juga dilakukan ke dalam internal Perhutani. Salah satunya untuk bidang pengukuran dan

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna mengunjungi mitra bisnis, di Gresik, Sidoarjo, dan Jombang dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur.

pengujian kayu hasil hutan. Pengukuran dan pengujian kayu merupakan kegiatan untuk menetapkan jumlah, jenis, volume atau berat, dan mutu kayu yang sesuai fisik dan dokumen oleh penguji kayu di lapangan. Hasil pengujian kayu yang akurat dan sesuai Standar Nasio nal Indonesia (SNI) penting dan akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan pelanggan kayu. “Saya minta para penguji kayu lebih profesional. Ini penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan atas produk kayu Perhutani yang berkualitas,” kata Denaldy saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi tempat pe nimbunan kayu (TPK) KBM Pemasaran Kayu Madiun, Jumat (22/10). Denaldy memberikan arahan kepada para penguji kayu dan Kepala TPK wilayah Rayon Madiun untuk lebih profesional, melakukan pengujian dengan benar, aku-

16

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Efisiensi : Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna dan para karyawan Perhutani menggunakan bus

rat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Kalau perlu, sistem pengujian di-review agar kualitas uji kayu lebih baik lagi. Kepuasan pelanggan harus diutamakan, marketing harus proaktif. Dalam sistem pengujian, kayu jati Perum Perhutani dikelompokkan dalam sortimen A1 yaitu kayu ukuran diameter empat sampai 19 cm, sortimen A2 ukuran 22 cm, 25 cm, 28 cm dan sortimen A3 ukuran diameter 30 cm ke atas. Akurasi pengujian kayu tersebut menjadi salah satu perhatian Dirut Perhutani untuk meningkatkan pelayanan pelanggan. Namun, kerja keras itu belum cukup. Dibutuhkan kerja sama sinergis dengan kalangan akademisi yang memang ahli dalam masalah hutan. Kepakaran para dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) tidak diragukan. Hasil joint research mereka diharapkan dapat


memberikan masukan tentang model pengelolaan sumberdaya hutan, khususnya pola pemanfaatan hutan dengan pangan yang tepat di masa depan. “Saya yakin pakar-pakar kehutanan yang hebat tersebut bila disatukan akan menghasilkan karya luar biasa berupa kajian bisnis model pengelolaan hutan untuk Perum Perhutani ke depan. Apakah untuk lokasi-lokasi dengan interaksi masyarakat yang tinggi saat ini model pelestarian kawasan hutan perlu ada improvement lagi,� kata Denaldy saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) di kantor pusat Perhutani,

dari Madiun ke lokasi penanaman bibit, di Madiun.

Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (26/10). MoU diteken oleh Denaldy, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Budi Adi, dan Dekan Fakultas Kehutanan IPB Rinekso Soekmadi. Kerja sama ini tentang Penelitian dan Kajian Bisnis Model Pengelolaan Sumberdaya Hutan Pada Kawasan Dengan Interaksi Masyarakat di Wilayah Kerja Perum Perhutani. Menurut Denaldy, penelitian bersama dua perguruan tinggi tersebut memiliki beberapa tujuan. Pertama, interaksi yang terjadi antara masyarakat dan kawasan hutan. Kedua, mengetahui faktor-faktor yang paling

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna menandatangani nota kesepahaman dengan Fakultas Kehutanan UGM dan IPB, di kantor pusat Perhutani, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

berperan dalam mendorong keberhasilan pengelolaan hutan dengan interaksi masyarakat tinggi. Ketiga, merumuskan strategi bisnis model yang tepat pada kawasan hutan. Membuat Kajian Fakultas Kehutanan UGM dan IPB, tambah Denaldy, memiliki kompetensi membuat kajian-kajian dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi terkait model pengelolaan hutan. Selama ini telah banyak hasil penelitian kedua perguruan tinggi tersebut yang dilakukan di wilayah kerja Perum Perhutani dan dimanfaatkan perusahaan. Perum Perhutani mengelola 2,4 juta hektare kawasan hutan di Jawa dan Madura yang padat penduduk. Sistem tebang dan tanam dalam pengelolaan hutan, tambah Denaldy, menerapkan komposisi 1:9. Artinya dari setiap hektare yang ditebang Perhutani menanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan.

Tidak kurang dari 5.300 desa berada di sekitar kawasan hutan dan Perhutani kerapkali memiliki persoalan terkait pengelolaan hutan pada lokasi-lokasi yang interaksi masyarakatnya tinggi. Perum Perhutani telah bermitra dengan lebih kurang 5.289 LMDH dalam program PHBM dan memberikan kontribusi hasil bagi lebih kurang Rp 36,7 miliar selama lima tahun terakhir ditambah dengan kontribusi tanaman pangan berupa jagung, padi dan lainnya. Namun demikian Perum Perhutani sebagai BUMN Kehutanan terus berusaha meningkatkan kerjasamanya dengan masyarakat untuk kesejahteraan mereka dan kelestarian hutan. Budi Adi dan Rinekso Soekmadi yang hadir pada penandatanganan MoU tersebut sangat mendukung kerja sama joint research yang diinisiasi Perhutani tersebut. DR

17


SELA RIMBA

Agroforestry Pengembangan Tanaman Tebu dalam Kawasan Hutan

Guna mendukung kadaulatan pangan gula nasional, KPH Indramayu menggelar workshop agroforestry pengembangan tanaman tebu dalam kawasan hutan, di Indramayu, baru-baru ini.

Indramayu - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu mendukung kadaulatan pangan gula nasional. Hal itu diwujudkan melalui workshop agrofo restry yang dibuka Direktur Pengelolaan Sumberdaya Hutan Perum Perhutani, Mohamad Soebagja, di Indramayu, baru-baru ini. Kegiatan tersebut bertujuan menyamakan persepsi dalam tiga hal. Pertama, pengembangan tanaman tebu dalam kawasan hutan. Kedua, meningkatkan pemahaman pengembangan tebu dalam kawasan hutan. Ketiga, menentukan pola pengembangan gula tebu dalam kawasan hutan. 18

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Kegiatan tersebut dihadiri nara sumber dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Direktur Usaha Hutan Produksi Kementerian Lingku ngan Hidup dan Kehutanan, Asdep Usaha Industri Agro dan Farmasi I Kementerian BUMN, Direktur Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, konsultan, advisor pengelolaan hutan bersama masyarakat, jajaran dewan pengawas, dari Kantor Pusat Direksi, dari Puslitbang Perhutani Cepu, dari divisi regional Jawa Barat dan Banten, para Direktur Utama Produsen Gula Baik PT RNI, PTPN IX ,X , XI, PG Tebu Mas Lamongan.

Kegiatan selanjutnya dilaksanakan berupa peninjauan lapangan dan diskusi di Petak 49 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatimunggul Utara Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatimunggul, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu. Lokasi ini tepatnya di demplot percontohan yang nantinya dijadikan sebagai salah satu model pola tanaman jati dengan tebu. Pola ini akan dilaksanakan di tiga divisi, yaitu Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Jateng, dan Jawa Timur. Penerapannya akan disesuaikan dengan karakteristik tanaman tebu. DR


KPH Banyuwangi Selatan Sediakan Lahan untuk Tanam Kedelai Banyuwangi – Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan menyediakan lahan hutan seluas 839 hektare untuk tanaman kedelai. Ini dilakukan untuk mendukung program kedaulatan pangan yang telah dicanangkan pemerintah. “Kami sediakan lahan hutan seluas 839 hektare untuk tanaman kedelai,” kata Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Agus Santoso pada acara sosia lisasi program perluasan areal taman kedelai 2016 yang diselenggarakan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur di hadapan 175 peserta yang terdiri dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),

Jatirogo - Perum Perhutani terus menggerakkan petani hutan untuk suksesnya program kedaulatan pangan Nasional. Masyarakat desa hutan diingatkan kembali agar berperan dalam menjaga dan melestarikan hutan di sekitarnya, termasuk caracara memanfaatkan hutan untuk mencapai kedaulatan pangan nasional. “Pengembangan hutan akan menimbulkan dampak pada wilayah sekitarnya berupa dampak sosial dan ekonomi,” kata Administratur KPH Jatirogo, Achmad Basuki dalam pertemuan dengan 33 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah Jatirogo, di kantor Perhutani Jatirogo, Jumat (27/5).

KPH Banyuwangi Selatan menggelar sosialisasi perluasan areal taman kedelai 2016 di hadapan 175 peserta, yang antara lain para anggota LMDH, di Banyuwangi.

Muspika se-Kabupaten Banyuwa ngi, BRI Banyuwangi, di kantor Perhutani, Banyuwangi, Rabu (12/10). Menurut Agus, di wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan seluas 2.402,86 hektare lahan hutan di tujuh Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) sudah ditanami tanaman padi seluas 832,75 hekatare, jagung 1.223,21 hektare, dan kedelai 346,9 hektare. Penanaman dilakukan dengan pola agroforestry dalam skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Ini belum termasuk rencana program PAT 2016.

Sementara itu, Wanda dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, mengatakan pada acara ini dijelaskan tentang teknik penanaman, perawatan, pemasaran hasil panen kedelai. Dijelaskan juga tentang sistem bantuan biaya penanaman kedelai program PAT 2016 kepada LMDH Perhutani. “Untuk bantuan biaya bisa langsung dicairkan asal sudah membuat rekening masing-masing LMDH dan penyelesaian administrasinya. Ini gratis tanpa dipungut biaya,” papar Wanda. DR

Manfaatkan Hutan untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan Lebih mendetail Achmad menjelaskan dampak sosial dan ekonomi tersebut, seperti pengurangan jumlah pengangguran, penyerapan tenaga kerja, penghasilan bagi masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan penanaman, pemeliharaan, penebangan, pemanfaatan lahan bawah tegakan. Untuk mendukung program kedaulatan pangan Perum Per-

hutani KPH Jatirogo telah mengalokasikan tanaman padi seluas 105.15 Ha dengan produksi mencapai 95,80 ton atau Rp 335.300.000.000. Penanaman bibit jagung seluas 4.648.55 Ha dengan produksi 20.227.06 ton atau Rp 50.567.652.000. Nilai hasil tanaman pangan tersebut keseluruhannya dinikmati masyarakat melalui LMDH setempat. DR

Administratur KPH Jatirogo, Achmad Basuki menggelar pertemuan dengan 33 LMDH untuk memacu suksesnya program kedaulatan pangan Nasional di kantor Perhutani Jatirogo.

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

19


SELA RIMBA

KPH Tasikmalaya mendukung pencapaian swasembada beras dengan cara petani menanam tanaman pangan dengan teknik tumpangsari di bawah tegakan.

KPH Tasikmalaya Dukung Swasembada Beras Program ini dilakukan melalui penyempurnaan berbagai kebijakan, peningkatan produktivitas, perbaikan infrastruktur, dan tata niaga komuditas padi, jagung, dan kedelai

20

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Tasikmalaya – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya mendukung program kedaulatan pangan dalam pencapaian swasembada beras. Untuk itu, Perhutani melakukan pengadaan pangan bersama kelompok tani hutan yang bekerja sama dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). “Petani menanam tanaman pangan dengan teknik tumpangsari di bawah tegakan, dalam pelaksanaanya dilakukan dengan pola kemitraan kerja sama,” kata Administratur Perhutani Tasikmalaya, Henry Gunawan pada acara tanam perdana padi di lokasi cetak sawah baru di Desa Padawaras, Kecamatan Padawaras, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (22/9). Lokasi untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah Perum Perhutani KPH Tasikmalaya seluas 888,82 hektare berada di 10 RPH, 286 petak, 49 desa, 17 kecamatan dengan jumlah penggarap 1.297 orang. Jenis tanaman meliputi padi, kacang tanah, singkong, jagung, kedelai, dan pisang. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Mohammad Zen menyampaikan Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Barat. Pemerintah memberikan dukungan yang besar melalui program upaya khusus padi, jagung, kedelai. “Program ini dilakukan melalui penyempurnaan berbagai kebijakan, peningkatan produktivitas, perbaikan infrastruktur, dan tata niaga komuditas padi, jagung, dan kedelai,” ujar Zen. Aspek lahan merupakan komponen yang paling utama dalam upaya pencapaian swasembada pangan berkelanjutan. “Berdasarkan survei di Kabupaten Tasikmalaya potensi cetak sawah sebesar 1263 hektare, yang baru terealisasi hanya 100 hektare,” jelasnya. DR


Bantuan Bibit Jagung untuk 103 LMDH

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memverifikasi data para calon penerima bantuan bibit jagung, di kantor Dinas Pertanian Bojonegoro, baru-baru ini.

Bojonegoro – Sebanyak 103 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) binaan Perum Perhutani Bojonegoro akan mendapat bantuan bibit jagung hibrida dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Verifikasi data calon petani calon lahan (CPCL) dilaksanakan di kantor Dinas Pertanian Bojonegoro. “Hasil verifikasi LMDH tersebut selanjutnya akan ditindaklanjuti dan direncanakan Agustus tahun ini bibit sudah didistribusikan kepada petani,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Akhmad Djupari, di Bojonegoro, baru-baru ini. Pemkab Bojonegoro mendata ulang pengajuan bantuan benih ke 103 LMDH yang akan menanam jagung di lahan seluas 15.633 Ha. Pengajuan benih untuk KPH Bojonegoro ke 53 LMDH untuk lahan 7.490 Ha, Perhutani KPH Parengan 3 LMDH untuk lahan 40,95 Ha, KPH Padangan ke 36 LMDH untuk lahan 6.701 Ha, KPH Ngawi seluas 490 Ha, sedangkan KPH Saradan 6 LMDH seluas 910,7 Ha. Jika per Ha butuh benih 15 kg maka untuk luas lahan 15.633 Ha benih yang dibutuhkan sekitar 234,495 ton. Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Erwin, mengatakan sinergi antara Perhutani dan Pemkab Bojongoro ini adalah tindak lanjut dari keberhasilan Bojonegoro sebagai lumbung pangan dan program ketahanan pangan nasional. Sekitar 400 orang hadir pada acara verifikasi ini, termasuk pengurus 103 LMDH. DR

Hasil verifikasi LMDH tersebut selanjutnya akan ditindaklanjuti dan direncanakan Agustus tahun ini bibit sudah didistribusikan kepada petani

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

21


BISNIS RIMBA UTAMA RIMBA

artsuppliesonweb.com

Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin Kembangkan Produk Tantangan zaman dan persaingan usaha di era globalisasi ini makin keras. Dibutuhkan banyak terobosan dan langkah cerdas untuk menyikapinya. Untuk dapat memasarkan produk, harus ada langkah sinergis dengan pihak lain sekaligus menambah variasi produk yang di butuhkan konsumen dunia. Kesadaran inilah yang menggelitik Perum Perhutani menjalin kerja sama dengan perusahaan Altex International FZE, Karama Dubai. Perusahaan yang telah berpengalaman mengelola produksi dan memasarkan hasil produksi nya itu akan meneruskan pelaksanaan pabrik derivat gondorukem dan terpentin yang pembangunan fisiknya telah selesai dilaksanakan di Pemalang. Karo Industri Non Kayu Perum Perhutani, Tri Bagus Sumardiyono mengatakan perusahaan Altec tel22

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

ah selesai melakukan penandatanganan kerja sama dan kini mulai dengan menyempurnakan beberapa bagian pabrik untuk dapat memaksimalkan produksi yang akan segera dilakukan. Perusahaan Altec telah lebih dahulu menembus pasar dunia ke berbagai negara. Pabrik derivat gondorukem dan terpentin di Pemalang sebelumnya telah berdiri dan mencoba melakukan produksi. Melakukan produksi satu varian, yang hasilnya masih perlu dimaksimalkan. Untuk itu, tambah Tri, perlu segera mengambil sikap guna meningkatkannya. Keputusan menjalin kerja sama dengan Altec, pabrik di Pemalang itu akan membuat 13 varian produk, sehingga pemasarannya akan lebih mudah karena banyak pilihan yang dapat ditawarkan. Olah Getah Mentah Menurut Tri, pabrik ini akan

mengolah dari getah mentah ke komoditas setengah jadi, yang dapat langsung dimanfaatkan pabrikpabrik yang membutuhkannya. Pabrik tersebut, antara lain pabrik isolasi plastik, botol minuman, plastik laminating, diolah dari turunan gondorukem yang disebut gliserol rosin ester dan produk derivat terpentin, yang menjadi bahan baku pembuatan minyak wangi, aroma orange, pembersih lantai, maupun penyegar mulut. “Gondorukem dapat dipasarkan dengan varian yang sudah baku dibutuhkan oleh banyak pabrik di seluruh dunia. Sedangkan dari terpentin akan diproduksi sesuai dengan pesanan, karena setiap kebutuhan pabrik dapat berbeda spesifikasinya,� kata Tri. Perusahaan Altec berdiri di tahun 2009 dan dalam waktu yang singkat kini telah merambah ke


Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan produk turunan gondorukem dan terpentin, manajemen Perum Perhutani memutuskan menjalin kerja sama dengan Altec International FZE. Pabrik derivat gondorukem dan terpentin di Pemalang itu akan membuat 13 varian produk, sehingga pemasarannya akan lebih mudah karena banyak pilihan yang dapat ditawarkan.

pasarnya dengan cabang-cabang kantornya di Mesir, Turki, India, Pakistan, dan Jerman. Menurut Tri, pemasaran produk ini akan menjadi kuat dan terfokus dengan tim pemasaran internasional yang menggunakan agen lokal yang tentunya akan lebih mampu menyesuaikan dan menggunakan budayanya sebagai pendekatan menembus pasar lokal. Selain akan bekerja sama untuk memasarkan dalam hal produksinya sendiri, tambah Tri, perusahaan Altec akan membuat 13 varian, antara lain perekat, semen, tinta, kosmetik dan bahan industri makanan, karet, sabun, pewangi, pestisida untuk pertanian, produk obat-obatan, dan pelarut cat. Produk hasil kerja sama akan menjadi produk yang berstandar kualitas international, tetapi juga akan melakukan pemasaran produk yang sesuai benar dengan kebutuhan pelanggan tertentu, dan harus mampu memberikan kepua-

san kualitas maupun pelayanannya. Perusahaan Altec melakukan pelayanan memuaskan pada pelanggannya dan memberikan jaminan kualitas produk yang dibelinya. Altec juga akan menawarkan solusi untuk proyek-proyek pelanggan dan ide-ide inovatif untuk usaha masa depan. Memberikan konsultasi untuk persoalan lingkungan, menjaga hubungan yang dapat dipercaya dengan para pemasok, dan bersama-sama, mengolah hubungan untuk memasarkan produk di semua aspek dari bisnis “Menyediakan tempat baru di pasaran utama sambil terus mengincar terobosan produk yang dapat disebut out of the box. Setelah saling melakukan pendekatan dalam waktu yang singkat, Perum Perhutani dan Altek, bersepakat untuk dapat bekerja sama dalam jangka waktu yang panjang,� tandas Tri. Tri menjelaskan secara singkat soal pabrik yang dibangun di Pemalang.

Ada beberapa pertimbangan kenapa dibangun di Pemalang. Pertimbangan tersebut, sumber bahan mentah dapat dikirim dari Jonggol, Jawa Barat dan dari sekitar Bojonegoro, Jawa Timur. Lokasi pabrik berada tepat di tengah jarak dari Bojonegoro dan dari Jonggol. “Selain berakses jalan kontainer, juga dekat dengan Pelabuhan Pekalongan. Berada di kepadatan penduduk yang rendah, tetapi tersedia berbagai kebutuhan penunjangnya,� kata Tri. Menurut data, negara produsen utama gondorukem untuk mencukupi kebutuhan dunia adalah Tiongkok (sekitar 700 ribu ton), Brazil (sekitar 76 ribu ton), dan Indonesia (sekitar 60 ribu ton). Tiongkok mengembangkan derivat 20% dari seluruh produksinya, yang diekspor ke berbagai negara, demikian juga Indonesia 20% dari seluruh produksinya akan langsung diolah untuk keperluan perusahaan sendiri. Tri pun menjelaskan beberapa produk turunan olahan gondorukem. Gliserol rosin ester merupakan turunan olahan gondorukem dapat digunakan untuk bahan pembuat isolasi, botol plastik, dan lain-lain. Derivat terpentin menghasilkan turunan A-P Pinene untuk membuat minyak wangi. D-limoene, untuk membuat aroma jeruk. A-terpineol, untuk membuat cairan pel anti kuman. Cincole digunakan untuk kumur pembersih mulut antiseptik. Adapun beberapa pertimbangan, kenapa produk mentah di-olah sendiri. Pertimbangan tersebut adalah nilai tambah produk tinggi, kebutuhan pasar tinggi, teknologi proses sederhana, dan bahan baku penunjang tersedia dengan baik. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

23


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA Jakarta - Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, menyerahkan bantuan sembako kepada korban bencana banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Bantuan diserahkan kepada panitia posko sinergi BUMN Tanggap Bencana yang dikoordinir PT Telkom, Danang Suryana di posko Sinergi BUMN Tanggap bencana BUMN Hadir untuk Negeri di kantor PT Telkom, Garut. Bantuan berupa beras satu ton , mi instan 100 dus, minyak goreng 100 liter, gula pasir 100 kg, susu/ kecap 1000 sacet, dan air minum dalam kemasan Perhutani sebanyak 100 dus. Turut hadir saat penyerahan Direktur Pengelolaan Sumberdaya Hutan Perum Perhutani, Mohamad Soebagja, Kepala

Divisi Regional Jabar& Banten, Ellan Barlian, dan Administratur Perhutani KPH Garut, Dede Mulyana. Dari posko Sinergi BUMN Tanggap bencana BUMN Hadir untuk Negeri di kantor PT Telkom, Garut, Denaldy melanjutkan kunjungan ke lokasi posko penampungan korban di Kampung Cimacan, Desa Guntur, Kecamatan Garut Kota. Di posko tersebut menampung sebanyak 300 orang. Kunjungan Dirut Perhutani dilanjutkan ke rumah salah satu karyawan Perhutani KPH Garut yang terkena bencana banjir dan berada di Kampung Gordah, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut dan menyerahkan tanda belasungkawa. Direktur Utama Perhutani,

Perhutani Peduli kepada Korban Banjir Bandang Garut

24

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Denaldi M Mauna menyampaikan bahwa atas nama perusahaan menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besar atas kejadian yang menimpa Azis, staf produksi KPH Garut. Denaldy menyatakan pendirian posko tanggap darurat ini merupakan kepedulian BUMN terhadap musibah yang terjadi di Garut. Kementerian BUMN telah menunjuk tiga BUMN sebagai koordinator dalam penanganan kondisi darurat ini, yaitu PT Pertamina, PT Telkom, dan BRI. “Perum Perhutani telah menyalurkan bantuan melalui posko tersebut dan akan terus mengeva luasi untuk memberikan bantuan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak dari bencana ini,� ungkapnya. DR

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, menyerahkan bantuan sembako kepada korban bencana banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, baru-baru ini.


Menteri BUMN, Rini M Soemarno (kedua dari kanan) didampingi Dirut Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna dalam salah satu pertemuan saat melakukan kunjungan kerja ke Swedia dan Finlandia pada 14-19 September 2016.

Perhutani - Sveaskog Bahas Listrik Berbasis Biomass Jakarta - Menteri BUMN, Rini M Soemarno beserta sejumlah Direktur Utama (Dirut) BUMN Indonesia, termasuk Dirut Perum Perhutani, Denaldy M Mauna melakukan kunjungan kerja ke negara-negara Skandinavia, yaitu Swedia dan Finlandia pada tanggal 14 – 19 September 2016. Kunjungan ini selain melakukan benchmarking diharapkan dapat mendorong kerja sama dan sinergitas antar BUMN, terutama dalam sektor energi, perikanan, dan kehutanan. Di Swedia, delegasi kementerian termasuk Denaldy melakukan pertemuan dengan jajaran CEO Sveaskog guna membicarakan tentang potensi pengelolaan hutan yang mampu menghasilkan energi listrik berbasis biomass. Sveaskog merupakan salah satu BUMN Kehutanan di Swedia yang dapat dijadikan contoh dalam mengelola sumber daya secara efisien. Perhutani sebagai BUMN Kehutanan terbesar di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dengan mulai mengelola tanaman biomass dan memanfaatkan sisa-sisa kayu dari tebangan yang selanjutnya diproses sebagai biomass untuk menghasilkan energi yang terbarukan. Produksi biomass tersebut

selain digunakan untuk kepentingan sendiri juga mencukupi kebutuhan energi industri-industri lain. Selain pertemuan dengan Sveaskog, Denaldy juga melakukan pertemuan dengan calon-calon mitra potensial Perhutani dalam bentuk business meeting. Pertemuan tersebut dilakukan dengan Sense Group, Bovalls Group, dan Svensk Skogs Certifiering (SSC). Lembaga-lembaga tersebut merupakan calon mitra potensial, khususnya untuk pemasaran produk-produk kayu dan nonkayu yang sudah bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC). Denaldy difasilitasi Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Finlandia melakukan pertemuan dengan Direktur Metsahallitus, Juha Makinen serta perwakilan dari Kementerian Kehutanan Finlandia. Perusahaan ini juga merupakan BUMN Kehutanan di Finlandia yang mengelola hutan secara lestari. Di negara ini, peran Kementerian Kehutanan cukup strategis dalam memfasilitasi terwujudnya pengelolaan hutan secara lestari serta mendorong masyarakat untuk menggunakan komponen kayu dalam kegiatan konstruksi dan infrastruktur lainnya. DR DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

25


LINTAS RIMBA

Mahasiswa Universitas Jambi Praktik ke KPH Kedu Selatan Para mahasiswa Universitas Jambi mendengarkan penjelasan Wakil Administratur KPH Kedu Selatan, Arif Fitri Saputra, saat melakukan kunjungan dalam rangka praktik lapangan, baru-baru ini.

Perhutani Bantu Korban Longsor Cadaspangeran Untuk meringankan beban penderitaan korban longsor Cadaspangeran, Administratus KPH Sumedang, Agus Mashudi menyerahkan bantuan, beberapa waktu lalu.

Sumedang - Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang, Agus Mashudi menyerahkan bantuan kepada korban bencana alam longsor Cadaspangeran, di Posko Bencana Alam Gedung Olah Raga Tajimalela Sumedang, beberapa waktu lalu. Bencana terjadi pada 21 September 2016 di beberapa titik longsor. Longsoran menutup ruas jalan Sumedang - Ban dung, mengakibatkan lalu lintas baik menuju atau dari arah Bandung macet total. Jalur jalan Cadaspangeran berbatasan langsung dengan kawasan hutan Petak 24 g Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Rancakalong, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Manglayang Timur. Bantuan yang diserahkan Agus diterima Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Ayi Rusmana di posko pengendalian bencana alam Gedung Olah Raga Tajimalela 26

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Sumedang. Bantuan diharapkan dapat meringankan derita para korban dan semoga diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah ini. Agus mengatakan fenomena alam yang terjadi sekarang ini sangat sulit diprediksi. Masyarakat harus ekstra hati-hati dalam menghadapi musim hujan ini. Dengan bencana ini, semua pihak dapat mengambil sebuah pembelajaran yang sangat berharga tentang betapa pentingnya kearifan lokal dalam menjaga dan memelihara alam. Masyarakat harus mengikuti segala imbauan yang telah diberikann pemerintah mengenai hasil mitigasi bencana untuk tidak mendirikan bangunan di lokasi- lokasi yang dekat bencana, seperti berada di daerah-dae rah yang berpotensi longsor. “Perhutani yang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai pengelola hutan yang ada di Kabupaten Sumedang, untuk ikut serta memelihara dan melestarikan hutan,� tambah Agus. DR


Purworejo – Sebanyak 51 mahasiswa Universitas Jambi bersama dosen pembimbing mereka melakukan kunjungan dalam rangka praktik kerja lapangan ke Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan. Mereka diterima Wakil Administratur KPH Kedu Selatan, Arif Fitri Saputra, Selasa (26/7). Dosen pembimbing mahasiswa Samsudin mengatakan kegiatan praktik kerja lapangan dipandang

perlu karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Ini akan menambah menambah kemampuan mahasiswa mengamati, mengkaji teori dengan kenyataan di lapangan. Semua itu pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas manajerial mahasiswa dalam mengamati permasalahan. Arif menyampaikan praktik kerja merupakan cara belajar mahasiswa secara langsung di Lem-

Boyolali - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta melatih masyarakat desa sekitar hutan wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa untuk lebih kreatif dengan memanfaatkan ranting kayu. Mereka dilatih memanfaatkan ranting kayu menjadi beberapa furniture yang cantik dan bernilai ekonomi tinggi di Kelurahan Sambeng, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Sabtu (24/9). Pelatihan yang diinisiatori Ke tua Penyelenggara ISI Surakarta, Sumarno dan ketua peneliti Sri Hesti Heriwati ini didukung Kementrian Riset, Teknologi & Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Perhutani KPH Telawa, dan Propan Paint. Kegiatan berbagi ilmu dari ISI Surakarta ini dilakukan karena secara ekonomi masyarakat sekitar hutan masih tertinggal dan secara hukum pun rentan. Bahan baku tersedia di sekitar hutan cukup banyak. Gagasan yang luar biasa dari ISI Surakarta disambut baik Perhutani KPH Telawa. Administratur Perhutani KPH Telawa, Denny Rafidin berharap kegiatan semacam ini dapat berkesinambungan tidak hanya kepa-

ISI Surakarta Latih Kreativitas Masyarakat Desa Hutan

baga BUMN, BUMD, perusahaan swasta, dan instansi pemerintahan setempat. Selain itu juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengabdikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di kampus. Untuk mempermudah kegiatan, para mahasiswa dibagi menjadi lima kelompok untuk mendapatkan jadwal praktik di tujuh wilayah bagian yang ada di Kedu Selatan selama satu bulan. DR

ISI Surakarta melatih kreativitas warga desa sekitar hutan di wilayah KPH Telawa memanfaatkan ranting kayu menjadi furnitur cantik, di Kelurahan Sambeng, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali.

da warga Kelurahan Sambeng Juwangi saja, tetapi dapat dibagikan kepada desa-desa sekitar hutan lain. Ini diperlukan karena pangkuan desa sekitar hutan Perhutani KPH Telawa ada 68 desa.

“Jika masyarakat sekitar hutan ini sudah mandiri dengan keterampilan-keterampilan industri, harapannya akan mengurangi ketergantungan hidupnya di hutan,” tambah Denny. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

27


LINTAS RIMBA

Polwan Rayakan HUT dengan Menanam Bibit Kina KPH Banyuwangi Selatan menggelar media gathering di Aula Pondok Wina, Banyuwangi. Kegiatan diikuti 13 awak media cetak dan elektronik.

Perkuat Sinergi KPH Banyuwangi Selatan dengan Pers Banyuwangi - Dalam upaya meningkatkan harmonisisasi dan pererat sinergitas dengan 12 insan media jurnalis televisi wilayah Banyuwangi dan Radar Banyuwangi, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan menggelar media gathering di Aula Pondok Wina, Selasa (27/9). Administratur KPH Banyuwangi Selatan, Agus Santoso menyatakan kegiatan ini untuk lebih mendekatkan lagi dengan pihak media dan terus meningkatkatkan harmonisasi, komunikasi, dan sinergitas. Tujuan media gathering untuk menyampaikan visi misi, program-program dan kebijakan Perhutani. “Melalui kegiatan ini diharapkan akan diketahui sejauh mana implementasi program dan kebijakan yang dijalankan Perhutani dapat diterima oleh publik luas, juga untuk mencari input serta saran masukan dari pihak media terkait hal tersebut guna perbaikan ke depannya,� kata Agus. Kegiatan diikuti 13 awak media yang terdiri dari media elektronik yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia wilayah Banyuwangi dan media cetak Radar Banyuwangi. DR

28

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Dalam rangka merayakan HUT ke-68 Polwan pada 30 Agustus 2016, para anggota Polwan bersama anak Gunung Lawu dan pegawai Perum Perhutani KPH Surakarta menanam bibit kina dan damar di lereng Gunung Lawu.

Surakarta - Jajaran Kepolisian Resort Karanganyar, polisi wanita (Polwan), dan anak Gunung Lawu bekerja sama dengan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta menanam tanaman bersama di lereng Gunung Lawu. Ini dilakukan dalam rangka HUT ke-68 Polwan pada 30 Agustus 2016. Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak mengatakan dalam rangka HUT ke-68 Polwan, mari tingkatkan upaya menjaga kelestarian hutan agar di wilayah Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya. Hal ini diperlukan agar Karanganyar tidak kekurangan persediaan air dengan cara menanam bersama di lereng Gunung Lawu. Kegiatan diikuti 80 personil dari Polwan beserta jajaran Polres Kabupaten Karanganyar, anak Gunung Lawu dan personil di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara dengan menanam bibit kina 100 plances dan bibit damar 100 plances di petak 63 jalur pendakian dari Cemoro Kandang ke Pos I. Selain penanaman juga dilaksanakan kegiatan pembersihan sampah pada jalur pendakian tersebut. DR


Samakan Persepsi untuk Wujudkan Hutan Lestari Tuban – Sosialisasi pengelolaan hutan dan lingkungan efektif untuk memelihara dan meningkatkan kebersamaan guna membangun komunikasi di antara stakeholder. Dengan begitu dapat diperoleh kesamaan pandangan dalam memahami setiap permasalahan yang terjadi untuk terpeliharanya keharmonisan dan sinergitas mewujudkan hutan lestari. “Komunikasi sosial dapat pula dilakukan oleh Asper dengan cara mendatangi tokoh masyarakat dan pemuda serta pelaku illegal

loging kemudian menjelaskan metode-metode tentang kehutanan,” kata Administratur/KKPH Jatirogo, Achmad Basuki pada diskusi tentang pengelolaan hutan yang dikemas dalam kegiatan komunikasi sosial bersama seluruh LMDH, TNI dan Polri di tengah hutan Petak 17a RPH Sekaran, baru-baru ini. Kanit Resintel Polsek Jatirogo, AKP Suharto menyampaikan untuk menciptakan komunikasi sosial yang baik bisa melakukan pendekatan. Upaya pendekatan ini

KPH Jatirogo menggelar diskusi tentang pengelolaan hutan yang dikemas dalam kegiatan komunikasi sosial bersama seluruh LMDH, TNI dan Polri di tengah hutan Petak 17a RPH Sekaran, baru-baru ini.

terutama kepada masyarakat desa sekitar hutan, dalam hal ini Asper/ KBKPH, KRPH, maupun Polhutmob untuk sesering mungkin melakukan sosialisasi. “Masyarakat diberikan masukan terkait dengan pentingnya Undang-undang No 18 tahun 2013 tentang Pencegahan Pemberantasan dan Perusakan Hutan yang di dalamnya terdapat sanksi atau hukuman apabila warga melakukan pelanggaran terkait dengan tindak pidana kehutanan,” kata Suharto. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

29


LINTAS RIMBA

Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat untuk Peduli Lingkungan

Surabaya - Segenap insan pers diajak untuk tidak sekadar membuat pemberitaan soal pentingnya menjaga lingkungan, tapi bagaimana bisa mengedukasi warga agar mereka cinta lingkungan. Upaya ini perlu dilakukan dengan konsisten dan terus menerus sehingga peduli lingkungan masyarakat dalam dilihat dalam kehidupan sehari-hari. “Yang lebih penting lagi adalah bagaimana insan pers bisa mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan aksi nyata,” kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, H Ahmad Munir pada acara media gathering dan diskusi publik, di Wisma Puspa, Sarangan, Jawa Timur (14/9). Media gathering dan diskusi publik untuk melestarikan lingkungan ini diselenggarakan oleh PWI de ngan dukungan dari Perum Perhutani dan Semen Indonesia. Munir pun menyatakan kegembiraannya dengan berlangsungnya acara ini. Ketua DPRD Kabupaten Tuban, Moh Miyadi menyatakan kegiatan ini mengingatkan semua stakeholder tentang berbagai Undang-undang yang mengatur lingku 30

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur didukung Perum Perhutani dan Semen Indonesia menggelar media gathering dan diskusi publik soal pelestarian lingkungan, di Surabaya.

ngan hidup. Semua regulasi itu tak akan banyak berarti bila tidak didukung dengan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan. “Berbagai lokasi bekas penambangan juga harus direklamasi. Sinergi antara Perhutani dan Semen Indonesia di Tuban untuk melakukan reklamasi dan reboisasi terhadap lokasi bekas tambang merupakan suatu hal yang sangat positif dan perlu diapresiasi,” kata Miyadi. Menanggapi tentang permasalahan kelestarian lingkungan, Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Andi Purwadi menyodorkan pola Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) yang sudah dimodifikasi. Itu dilakukan dengan cara menyesuaikan situasi daerah setempat, seperti silvofishery, pemeliharaan bebek di bawah tegakan, plong-plongan tanaman polowijo dan management regime. “Upaya pelestarian lingkungan akan lebih mudah dilaksanakan bila masyarakat dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan hutan dan lingkungan. Dengan pelibatan masyarakat setempat, mereka akan mendapatkan manfaat ekonomi,” tambah Andi. DR


Koordinator Wisata Alam Gunung Selok, Didik Haryanto menyerahkan dana bagi hasil kepada Sekretaris LMDH Mara Seloka Jaya Desa Karangbenda, Supardiman, di Cilacap.

LMDH Terima Dana Bagi Hasil dari Objek Wisata Gunung Selok Banyumas – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur menyerahkan dana bagi hasil kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mara Seloka Jaya Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap sebesar 19,5 juta rupiah dalam kurun waktu 5 bulan, baru-baru ini. Dana tersebut dari hasil pengembangan usaha sektor Wisata Alam Gunung Selok.

Kejaksaan Siap Bantu Menindak Kejahatan di Hutan Pekalongan – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Brebes, Pendi Sijabat mengatakan hutan merupakan aset negara yang tidak dipagar, siapa saja bisa masuk. Mereka dapat melakukan aktivitas pencurian pohon maupun penyerobotan lahan untuk pertanian tanpa izin atau dengan lahan tersebut masyarakat berkeinginan untuk memiliki lahan. “Untuk itu pihak kejaksaan siap sebagai pengacara negara dan akan selalu mendampingi Perhutani di dalam tindakan pidana kejahatan di hutan. Meskipun demikian pada prinsipnya hutan merupakan aset negara yang harus dijaga ber-

Penyerahan dana bagi hasil diberikan oleh koordinator Wisata Alam Gunung Selok, Didik Haryanto kepada Sekretaris LMDH Mara Seloka Jaya Desa Karangbenda, Supardiman. Penyerahan dilaksanakan di loket masuk selfie deck, Wisata Alam Gunung Selok disaksikan Kepala Desa Sakino. Dana bagi hasil tersebut berasal dari jasa pengaturan kendaraan roda dua dan empat sebesar Rp 13.231.400 dan jasa penjualan tiket selfie deck selok view senilai Rp 6.334.500. Jumlah dana tersebut diperoleh selama periode 1 Mei – 15 September 2016. DR

Administratur/KKPH Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat, A Fadjar Agung Susetyo (kiri) meneken kerja sama dengan Kajari Kabupaten Brebes, Pendi Sijabat, di Tasikmalaya.

sama,” kata Pendi pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Administratur Administratur/KKPH Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat, A Fadjar Agung Susetyo, di Tasikmalaya, Senin (6/6). Perum Perhutani melalui KPH Pekalongan Barat bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri Kabupaten Brebes dalam rangka penanganan kejahatan dan tenurial di dalam kawasan hutan Perhutani Pekalongan Barat, khususnya wilayah Kabupaten Brebes. Sementara A Fadjar Agung Susetyo

menyampaikan pernah ada masalah tenurial di wilayah RPH Kretek BKPH Paguyangan KPH Pekalongan Barat, di mana hutan ingin dikuasai masyarakat. Untuk itu Perhutani berharap kejaksaan siap membantu. “Perhutani sudah bermitra dengan masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan sejak 2003 dan memang sangat membantu keamanan di lapangan. Melalui kelola sosial ini Perhutani menerapkan sistem bagi hasil produksi getah maupun tebangan kayu kepada masyarakat sesuai kontribusinya di wilayah Tegal maupun LMDH Wilayah Brebes,” kata Fadjar. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

31


LINTAS RIMBA

Jajagi, tanam Tebu di Lahan Perhutani Jakarta - Kementerian Pertanian akan menyisir lahan-lahan di sekitar pabrik gula untuk dijadikan perkebunan tebu. Pemerintah mencari peluang kerja sama memanfaatkan lahan milik PT Perhutani yang cocok untuk tebu. Upaya menambah areal perkebunan tebu diharapkan mampu mendongkrak produksi gula nasional. “Kami mengembangkan pabrik baru. Pabrik acisting yang kekura ngan lahan, kami optimalkan lahan sekitarnya. Bisa dengan kerja sama dengan lahan milik Perhutani dan sebagainya,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, usai menggelar pertemuan dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), di Jakarta, Selasa (19/4). Mentan mengatakan, ada beberapa pabrik gula yang sudah beroperasi, tetapi belum memiliki lahan yang cukup untuk perkebunan tebu. Hal itu menyebabkan kapasitas pabrik tidak maksimal. Dia mencontohkan salah satu pabrik yang terletak di Dompu, Nusa Tenggara Barat yang baru memiliki lahan 6.000 ha, tetapi sudah beroperasi. Perusahaan ini akan terus mengembangkan lahan hingga mencapai 15.000 ha. Menurut Mentan, sejauh ini Kementerian Pertanian telah membahas dengan sejumlah kementerian terkait yaitu Kementerian BUMN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk menggunakan lahan milik Perhutani yang cocok untuk ditanami tebu. Lahan yang digunakan untuk menanam tebu oleh para investor yang membangun pabrik gula diupayakan bersama dengan penjajakan lahan untuk investasi jagung dan peternakan yaitu mencapai 2 juta ha. Mentan 32

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

mencontohkan beberapa daerah yang memiliki potensi untuk perkebunan tebu, yaitu Sulawesi Tenggara, NTB, dan Jawa. “Kami mengembangkan sepuluh industri gula di Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Kami membantu fasilitasi lahannya kalau yang mereka, investor tidak cukup,” kata Mentan. Ketua Upaya Khusus Percepatan Investasi Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, mengatakan sebagian besar pabrik gula memang telah berdiri di Pulau Jawa. Namun,ada beberapa aturan yang hingga saat ini menjadi hambatan dalam proses pencarian lahan. “Ada regulasi yang mengharuskan penggantian lahan di daerah lain, ada yang mengharuskan sewa lahan, tetapi dengan biaya yang sangat mahal yang sulit dipenuhi oleh investasi sektor pertanian. Lahan di Jawa dikelola Perhutani sehingga kalau kita membutuhkan, harus kerja sama dengan Perhutani,” jelas Syukur. Direktur Utama Perhutani Mustoha menyampaikan ada peluang kerja sama pemanfaatan lahan antara Perhutani atau pun dengan anak perusahaan, yaitu Inhutani dengan investor gula dengan skema-skema tertentu. “Di Jawa kami bisa mencari lokasi-lokasi yang sesuai untuk penanaman tebu. Kan tidak semua bisa, kecocokan lahannya harus dicari. Kerja sama bisa difasilitasi dengan Kementerian BUMN atau Kementerian Pertanian,” kata Mustoha. Ada 14 pabrik gula yang membutuhkan lahan total sekitar 340.593 ha. Selain 14 pabrik gula acisting tersebut, sebelas investor berencana membangun pabrik gula baru dengan total kebutuhan lahan 207.775 ha. DR


Bojonegoro - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro terus mempromosikan Wisata Negeri Atas Angin. Kali ini promosi dilakukan melalui program TNI Manunggal Masuk Desa di wilayah Desa Deling, Kecamatan Sekar. Kegiatan upacara TNI Manunggal Masuk Desa pada Rabu (28/9) ini digelar di lokasi Wana Wisata Negeri Atas Angin yang dikelola LMDH Wana Hijau dan Kepala Desa Deling bekerja sama dengan Perhutani Bojonegoro. Tampak hadir dalam acara tersebut, antara lain Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Inf M Herry Subagyo beserta jajaran, Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro beserta jajaran, Sekkab Bojonegoro, Soehadi Moeljono beserta para pejabat Pemkab Bojonegoro. Wakil Administratur/KKPH Bojonegoro, Hari Jatmiko mengatakan dengan adanya program TNI Manunggal Masuk Desa di Desa Deling sangat menguntungkan Perhutani maupun masyarakat setempat. Secara tidak langsung Perhutani memperkenalkan lokasi wisata tersebut kepada masyarakat luas. DR

KPH Bojonegoro Terus Promosikan Wisata Negeri Atas Angin

KPH Bojonegoro terus mempromosikan keberadaan Objek Wana Wisata Negeri Atas Angin agar makin dikenal masyarakat luas.

Audit untuk Penuhi Standar Pasar Internasional Madiun – Audit surveillance controlled wood standar Forest Stewardship Council (FSC) ini penting bagi Perum Perhutani, untuk memenuhi pasar internasional. Sertifikasi controlled wood FSC ini menjamin produk-produk sumberdaya hutan yang dihasilkan Perum Perhutani sah dan legal sehingga dapat diekspor ke negara manapun di dunia. “Audit ini penting bagi Perum Perhutani, untuk memenuhi pasar internasional. Dengan diaudit dan dapat sertifikat controlled wood FSC ini menjamin produk-produk sumber daya hutan yang dihasilkan Perhutani sah dan dapat diekspor ke negara manapun,” kata Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds, Nanang Sugiharto, di Madiun, barubaru ini. Lembaga sertifikasi SGS dan Ascreditation Services Internasional (ASI) melakukan audit surveillance controlled wood standar FSC di tiga KPH Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Ketiga KPH tersebut adalah

Lawu Ds, Parengan, dan Blitar. Tim ASI terdiri dari James Sandom , Daniel TCL, dan Thomas HK. Sedangkan tim SGS terdiri dari Zaenal Abidin, Fourry Meilano, Gunung Wijanarko. Proses audit meliputi pemeriksaan dokumen administrasi pengelolaan kawasan hutan negara dan pengecekan di lapa ngan. DR

Tim dari lembaga sertifikasi SGS dan Ascreditation Services Internasional (ASI) melakukan tinjauan ke lapangan saat mengaudit produk-produk sumber daya hutan di KPH Lawu DS, baru-baru ini.

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

33


LINTAS RIMBA

Dikembangkan Klaster Kopi Ijen Raung Perhutani KPH Bondowoso, Dishutbun, serta Puslit Kopi dan Kakao Indonesia segera memetakan kawasan hutan yang berpotensi untuk areal pengembangan kopi arabika.

Petani Ungkapkan Rasa Syukur dengan Wiwit Panen Kopi

Kepala Biro Lind SDH dan Kelsos Perhutani Jateng, Imam Puji Raharjo, bersama para tamu undangan pada acara wiwit panen kopi, di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Puluhan orang warga Desa Colo siang itu tampak membawa basi yang dibungkus kain menuju lokasi acara wiwit panen kopi. Mereka menyusuri jalan setapak yang kanan kirinya terdapat pohon kopi dengan buah tampak sudah memerah di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Mereka mendapat tugas untuk mempersiapkan acara yang digelar sebagai tradisi menjelang panen kopi di Pegunungan Muria. Sebagian dari mereka membawa burung dengan kandangnya menuju lokasi tempat akan diselenggarakannya wiwit panen kopi. Ada di antara mereka membawa dengan hati-hati tumpeng, yang akan dipotong pada puncak acara wiwit. Warga tampak guyub dan rukun menyiapkan semua ubo ranpe yang akan dipakai pada acara tersebut dengan sumringah, yang kadang diselingi canda tawa mereka. Tradisi wiwit panen kopi tersebut dilangsungkan di kawasan hutan lindung Patok 48 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ternadi Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Muria Pati Ayam Kesatuan Pemangkuan

Hutan (KPH) Pati, Divisi Regional Perhutani Jawa Tengah (Jateng). Kopi jenis robusta yang dipanen di kawasan hutan Muria tersebut merupakan tanaman favorit warga di Kecamatan Dawe dan Gebog berada pada ketinggian mulai 600 meter di atas permukaan laut. Kesibukan makin meningkat saat menjelang dimulainya acara pukul 15.00 pada Senin (19/9). Para tamu undangan tersebut berkumpul/beristirahat sebentar di Gedung Rimba Muria Kudus kemudian dilanjutkan naik sepeda motor menuju lokasi wiwit panen kopi. Acara wiwit kopi ini diprakarsai Ketua Paguyuban Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH) H Syokib. Secara khusus PMPH mengundang Bupati Kudus HMustofa, Kepala Divisi Regional Perhutani Jateng yang diwakili Kepala Biro Lind dan Kelsos, Imam Puji Raharjo yang didampingi Adm Perhutani KPH Pati RM Dadang Ishardianto, Waka Adm PU Gatot Farid Prabowo, sejumlah pejabat jajaran TNI dan Polri Kabupaten Kudus, para pimpinan Forkopinda Kudus, para pimpinan SKPD Jateng dan Kabupaten Kudus, camat dan

34

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


Bondowoso - Tanaman kopi robusta dan arabika di wilayah hutan Perhutani Bondowoso yang mencapai 14.000 Ha akan disurvei ulang bersama Puslit dan Dishutbun Bondowoso. Ini dilakukan untuk meningkatkan mutu, kualitas, dan produktivitasnya. Perum Perhutani berusaha mengubah pola pikir masyarakat lereng Ijen Raung dari budidaya sayuran kubis atau kentang ke budidaya tanaman kopi. “Tanaman musiman di lereng Ijen terbukti sebagai pemicu bencana sedangkan tanaman kopi mampu mencegah erosi selain pangsa pasarnya lebih tinggi,� kata Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso, Adi Winarno,

Pelepasan burung dilakukan dalam rangkaian acara wiwit panen kopi, yang merupakan ungkapan syukur para petani kopi atas hasil panen kopi mereka.

kepala desa se-Kecamatan Dawe, perwakilan dari Djarum Foundation, tokoh masyarakat, dan para warga Desa Colo. Tradisi wiwit kopi digelar sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberi berkah bagi penduduk lewat hasil tanaman kopi mereka. Tradisi wiwit panen kopi dilakukan satu tahun sekali pada bulan Agustus atau September, saat petani akan melakukan panen kopi. Panen Turun Ketua PMPH H Syokib mengatakan hasil panen kopi tahun ini memang tidak sebagus pada musim panen tahun 2015. Penyebab utama kemerosotan panen tahun ini dikarenakan terlalu banyak hujan turun. Semoga saja tahun yang akan datang panen kopi bisa berlimpah dan lebih baik tentunya berkat dukungan seluruh warga dan jajaran Pemerintah Kabupaten Kudus. Kepala Biro Lind SDH dan Kelsos Perhutani Jateng, Imam Puji Raharjo, mengucapkan selamat kepada seluruh anggota PMPH yang telah mendapatkan peng-

usai penandatanganan nota kesepahaman kedua untuk pengembangan Klaster Kopi Arabika Java Ijen Raung, di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember, Rabu (25/5). Kerja sama ini dilakukan Perum Perhutani melalui KPH Bondowoso guna mendukung program pembangunan Kabupaten Bondowoso. Perhutani KPH Bondowoso, Dishutbun, serta Puslit Kopi dan Kakao Indonesia segera memetakan kawasan hutan yang berpotensi untuk areal pengembangan kopi arabika. Perum Perhutani akan mengganti tanaman kopi robusta menjadi kopi arabika, khususnya yang ada di hutan berketinggian di atas 900 mdpl. DR

Bupati Kudus Hmustofa secara simbolis memanen kopi pada saat digelar acara wiwit panen kopi.

hargaan Kalpataru dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kiprah nyata yang diakui pemerintah ini tentu sangat dibutuhkan untuk pengembangan ke depan dan Perhutani siap mendukung. Pada prinsipnya Perhutani siap bekerja sama dengan siapa pun karena Perhutani ini sangat membutuhkan warga untuk ikut melestarikan hutan. Buktinya hutan yang ada di Gunung Muria sa ngat baik dan terjaga. Bupati Kudus H Mustofa menyampaikan selamat dan penghargaan atas prestasi yang telah diterima PMPH. Ini adalah tanggung jawab untuk melestarikan lingkungan. Tetaplah selalu menjaga lingkungan de ngan baik serta ucapan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberi peluang untuk terus meningkatkan kerja sama. Setelah mendengarkan beberapa sambutan dari para pejabat terkait, acara dilanjutkan dengan doa bersama, potong tumpeng, makan bersama kemudian pelepasan burung. Puncaknya adalah acara petik kopi secara simbolis oleh Mustofa yang didampingi Imam. DR DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

35


LINTAS RIMBA

KPH Sumedang DukungPeternak Sapi

KPH Sumedang mempersiapkan kemungkinan penanaman pakan ternak jenis rumput gajah di lahan hutan dengan pola PLDT untuk mendukung peternak sapi potong dari warga sekitar hutan.

Sumedang - Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Situsari Desa Tolengas, Edi Junaedi, mengatakan penanaman pakan ternak jenis rumput gajah di lahan hutan dilakukan guna mendukung LMDH mengembangkan usaha sapi potong. Sapi potong butuh banyak pakan rumput gajah, yang itu bisa ditanam di kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang. “Kami berharap musim tanam akan datang tanaman rumput gajah ini akan dikembangkan pada

36

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

kawasan hutan yang cocok untuk budidaya tersebut. Penanaman rumput bisa menambah pendapatan petani hutan dari kegiatan Pemanfaatan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT) dengan pola PHBM ini,” kata Edi, di Sumedang, belum lama ini. Administratur KPH Sumedang, Agus Marsudi, mengatakan KPH Sumedang tengah mempersiapkan kemungkinan penanaman pakan ternak jenis rumput gajah di lahan hutan dengan pola PLDT di wilayah pengelolaan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tomo, Bagian Kesa

tuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tomo Selatan. Ini dilakukan untuk mencukupi pakar ternak warga yang tergabung dalam LMDH Situsari Desa Tolengas. “LMDH Situsari binaan Perum Perhutani memiliki usaha ternak sapi potong dan butuh pakan ternak kontinyu. Rencana kerja sama LMDH Situsari dengan Perhutani ini dapat dicontoh LMDH lain bahwa manfaat sumberdaya hutan Perhutani dapat dioptimalkan untuk kepentingan masyarakat dan tentu saja Perusahaan,” kata Agus. DR


Tidak Mudah Mengelola Hutan Lestari

KPH Lawu Ds menggelar konsultasi terkait FSC Controlled Wood dan High Conservation Value Forest (HCVF), di Madiun.

Madiun - Untuk mewujudkan perusahaan yang unggul dalam pengelolaan hutan lestari tidak mudah. Tidak hanya sebatas mengatasi kasus pencurian kayu dan penggelolaan hutan bersama masyarakat, namun perusahaan tersebut harus memperhatikan lingku ngan kawasan bernilai konservasi tinggi. Demikian disampaikan Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds, Nanang Sugiharto pada konsultasi publik terkait FSC Controlled Wood dan High Conservation Value Forest (HCVF), di Madiun, Rabu (14/9). “Kami tentunya mengelola sumber daya hutan secara lestari. Kemudian mengenai people atau ma syarakatnya, bagaimana kami meningkatkan manfaat pengelolaan sumber daya hutan ini bagi seluruh pemangku kepentingan. Mengenai profit tentunya kami juga menyelenggarakan bisnis kehutanan dengan prinsip good corporate governance,” tambah Nanang. Nanang mengaku dalam mengelola hutan di KPH Lawu Ds mengacu pada lima prinsip. Prinsip tersebut adalah menebang secara legal, menebang kayu menghindari hak-hak sipil dan hak tradisional, tidak menebang pada kawasan konservasi bernilai tinggi, tidak mengonversi hutan primer, dan tidak menebang hutan tanaman dari trasnsger. Rektor Universitas Merdeka Madiun, Rahmanta Setiahadi, mengatakan KPH Lawu Ds harus melakukan sertifikasi kayu hasil produksinya. Hal itu perlu dilakukan karena semua sistim pasar (marketing) dan produk kayu sudah masuk lingkaran kapitalisasi pasar. Salah satu dampak dari proses itu, adanya tuntutan yang

disebut grade ekonomi. “Grade ekonomi adalah sebuah alasan klasik negara-negara maju yang ketika kondisi lingkungannya sudah rusak, mereka menekan negara-negara berkembang untuk mempertahankan kawasan hutannya,” kata Rahmanta. Pada kajiannya, Rahmanta mengatakan grade ekonomi ini hanya ditekankan kepada negara-negara yang memiliki hutan luas, salah satunya Brasil dan Indonesia. Indonesia tidak bisa melepas dari teori itu karena produk-produk Indonesia merupakan bagian devisa yang cukup penting. Indonesia juga berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca melalui program REDD dan Forest Law Enforcement Government and Trade. Ketua Pokja PHL KPH Lawu Ds yang juga Wakil Administratur, Adi Nugroho mengungkapan sumber daya hutan di KPH Lawu Ds terdapat ekosistem yang tidak terputus dari puncak hingga bawah gunung, seperti air yang melimpah hingga pohon yang berusia ratusan tahun. Menyikapi kondisi hutan seperti itu, pihaknya melakukan identifikasi dan meningkatkan pengelolaan hutan dengan melibatkan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) supaya dapat dinikmati oleh semua pihak. “Pertama, kami mengidentifikasi untuk mengetahui apa saja yang ada di wilayah KPH Lawu Ds. Kedua, membangun strategi pengelolaan menggunakan prinsip pendekatan bersama masyarakat untuk meng identifikasi lokasi-lokasi, baik situs budaya, mata air, kebudayaan, keberadaan hutan lindung KPS. Ketiga, membangun sistim monitoring,” kata Adi. DR DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

37


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

Prosesi siraman Air Terjun Sedudo digelar di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Air Terjun Sedudo Menjadi Ikon Kabupaten Nganjuk Kediri – Objek Wisata Air Terjun Sedudo menjadi ikon Kabupaten Nganjuk. Air dari Sedudo ini kegunaanya luar biasa, mulai untuk mandi, minum,dan pengairan lahan masyarakat sekitar. Untuk itu harus dijaga kelestarian hutannya sehingga akan tetap lestari, sejuk, dan ke depannya menjadi wisata andalan Kabupaten Nganjuk. “Kami akan merasa bersalah kalau tidak bersyukur kepada Tuhan

karena keberadaan Sedudo ini sudah ratusan tahun, bahkan ribuan tahun tidak pernah berhenti mengalir sedetik pun walaupun kemarau panjang,” kata Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman pada prosesi siraman Sedudo 2016, di Nganjuk, baru-baru ini. Air Terjun Sedudo, objek wisata Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri ini terletak di Petak 21F Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gedan Klu-

Cegah Banjir dengan Tanam Pohon di Hulu DAS Cimanuk Administratur Perum Perhutani KPH Garut, Dede Mulyana, menanam pohon di kawasan hulu daerah aliran Sungai Cimanuk, Garut.

38

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

tuk. Siraman Sedudo dapat digelar dengan baik berkat kerja sama de ngan Pemerintah Kabupaten Nganjuk dan dihadiri ribuan pengunjung. Para pengunjung tak hanya melihat prosesi siraman, tapi juga mandi dan mengambil airnya yang konon bisa menyembuhkan segala penyakit dan bisa membuat awet muda. Para pengunjung tampak menikmati air terjun di lereng Gunung Wilis yang memiliki tinggi sekitar 105 meter ini. Acara yang digelar pemerintah daerah dan masyarakat tersebut rutin diadakan setiap tahun untuk mendapatkan berkah dari air terjun tersebut. Yatno, salah satu pengunjung dan sejumlah pengunjung lain yang tergabung dalam komunitas Ngudi Rahayu memanjatkan doa dan mandi bersama di air terjun diiringi sholawat. Puji-pujian kepada Tuhan dilantunkan para anggota komunitas. Puluhan anggota komunitas tidak hanya dari masyarakat Ngliman saja, tapi dari Malang, Kediri, Tulungagung hingga Surabaya. Mereka dalam ritual kemarin me ngenakan ikat kepala yang khas yaitu merah putih saat berdoa tepat di bawah air terjun. DR


Nelayan Banyuwangi Lestarikan Budaya Petik Laut

Nelayan Desa Lampon, Kecamatan Pesanggrahan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar tradisi budaya petik laut, di Pantaui Lampon.

Banyuwangi - Indonesia kaya budaya ritual. Salah satunya budaya petik laut yang dilakukan nelayan Desa Lampon, Kecamatan Pesanggrahan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur di Pantaui Lampon, Minggu (2/10). Pantai ini masuk kawasan hutan Perum Perhutani. Petik laut adalah upacara menghanyutkan atau melarung perahu kecil berisi sesaji kepala sapi dan lainnya ke laut oleh nela yan dengan tujuan mendapatkan hasil tangkapan lebih baik lagi. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1927 dan dilakukan setiap tahun. Acara dimeriahkan dengan kesenian daerah, seperti reog, bala ganjur, hadrah, dan drum band. Hadir para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat setempat, termasuk Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan Agus Santoso yang ikut melepaskan tali perahu secara simbolis. Agus mengatakan Pantai Lampon masuk kawasan hutan Perhutani, dan hubungan masyarakat dengan perusahaan cukup baik. DR

Garut – Jajaran Perum Perhutani bersama Muspika Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut melakukan penanaman aneka tanaman di hulu daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk pasca bencana banjir. Ini dilakukan sebagai wujud nyata Perum Perhutani mengantisipasi bencana banjir atau longsor pada masa mendatang. “Lahan kritis yang masuk kawasan DAS Cimanuk seluas 69.958,18 Ha, terdiri dari kawasan hutan seluas 61.211,85 Ha (88%) dan di dalam kawasan hutan se luas 8.746,33 Ha. Itu setara dengan

arabica ditanam di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang. Untuk KPH Garut kawasan hutan yang masuk dalam DAS Cimanuk seluas 14.282,01 Ha, dengan lokasi yang berada di hulu DAS Cimanuk seluas 7.822,00 Ha. Sedangkan luas lahan kritis yang merupakan lokasi rambahan masyarakat seluas 3.993,45 Ha dengan lahan kritis yang harus segera direhabilitasi 1.073,88 Ha. Perhutani KPH Garut telah menyiapkan 54.000 bibit pohon untuk rencana rehabilitasi lahan kritis tahun 2016. DR

12% yang dikelola Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut dan Sumedang,” kata Administratur Perum Perhutani KPH Garut, Dede Mulyana, di Garut, Selasa (4/10). Perhutani Perum KPH Garut bersama dengan Muspika Kecamatan Cikajang melakukan penanaman di hulu Sungai Cimanuk yang berada di Petak 142 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Mandalagiri, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Cikajang. Penanaman di lahan seluas 10 Ha. Sebanyak 5.560 pohon jenis rimba campur dan 10.890 pohon jenis kopi

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

39


LINTAS RIMBA

Kepala Divisi Divisi Regional Jatim, Andi Purwadi dan Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto menandatangani kerja sama untuk memanfaatkan kawasan hutan Perum Perhutani, di Surabaya.

Tingkatkan Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Pariwisata Surabaya - Kawasan hutan yang ada di Kabupaten Situbondo disepakati akan ditingkatkan pemanfaatannya untuk industri pariwisata dan konservasi perairan. Kawasan hutan juga digunakan untuk kepentingan umum, seperti pembangunan kanal saluran air, normalisasi sungai, dan pembangunan rest area. “Kami mengapresiasi kerja sama ini. Mudah-mudahan sinergi Perhutani dengan Pemerintah Kabupaten Situbondo mendapatkan manfaat dan mensejahterakan masyarakat,” kata Kepala Divisi Regional Perum Perhutani Jawa Timur (Jatim), Andi Purwadi usai menandatangani kerja sama dengan Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto, di kantor Perhutani Surabaya, baru-baru ini. Kesepakatan tersebut tentang pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan Perum Perhutani. Andi mengatakan Pemkab Situbondo setengah daratannya adalah kawasan hutan Perhutani sehingga sudah selayaknya kontribusinya dinikmati masyarakat Situbondo. Bupati Situbondo, Dadang Wigiarto menyampaikan terima kasih kepada Perum Perhutani yang telah bersedia menjalin bekerja sama untuk memanfaatkan kawasan hutan di Situbondo. Diharapkan kesepakatan segera ditindaklanjuti lebih nyata. Pihaknya telah menyiapkan program hingga diwujudkannya perjanjian tersebut. DR

40

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Kendal – Sebanyak sepuluh pegawai Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan belajar sistem pengelolaan hutan di Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kendal, Sabtu (1/10). Mereka diterima Wakil Administratur /KSKPH Kendal, Rovi Tri Kuncoro. Rovi mengatakan saat ini di KPH Kendal terdapat 82 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang bekerja sama dengan Perhutani dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Desa-desa tersebut bertanggung jawab pada desa-desa pangkuan masing-masing. “Mereka mendapatkan kesempatan untuk menanam tanaman pangan seperti jagung, padi, dan palawija lainnya termasuk kewajiban untuk memelihara tanaman hutan dan pengamanannya hingga pohon ditebang. Perhutani juga memberikan kredit usaha (softloan) dengan bunga rendah lewat skema Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL),” kata Rovi. Rombongan mengakhiri kunjungannya ke lokasi LMDH Berkah di Desa Gondang Kecamatan Subah, Kabupaten Batang wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatisari Utara Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Subah. Dalam kunjungan ini, mereka melihat

Wana Wisata Kalibaya Gunung Lio Dikembangkan Pengurus LMDH Mangun Tapa mengundang para pemangku kepentingan untuk mengunjungi wana wisata Kalibaya Gunung Lio yang tengah dikembangkan, baru-baru ini.


Para pegawai Dishut Banjar, Kalimantan Selatan belajar sistem pengelolaan hutan di Perum Perhutani KPH Kendal.

Pegawai Dishut Banjar Belajar Kelola Hutan ke KPH Kendal

Brebes - Masyarakat desa hutan Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan

(LMDH) Mangun Tapa mengundang para pemangku kepentingan mengunjungi wana wisata Kalibaya Gunung Lio, baru-baru ini. LMDH Mangun Tapa tengah merintis ke-

usaha yang dilakukan LMDH tersebut. Para pegawai Dishut Banjar ingin belajar sistem manajemen KPH dan sistem PHBM yang dilaksanakan Perum Perhutani. Perhutani KPH Kendal adalah salah satu Unit Manajemen KPH Perhutani pemegang sertifikat internasional sustainable forest management standard Forest Stewardship Council (FSC) dan sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Dengan sertifikat tersebut, sumberdaya hutan seluas 20.428,40 hektare terjamin kelestariannya. Kegiatan kelola sosial Perum Perhutani yaitu PHBM yang diimplementasikan sejak 2001 telah menjadi bagian dalam sistem pengelolaan hutan Perhutani dan diakui ma syarakat sekitar hutan. PHBM memberikan manfaat bagi mereka berupa kontribusi pangan, pakan ternak, air, penyerapan tenaga kerja bahkan hasil bagi produksi hasil hutan sesuai dengan nilai kontribusi masyarakat pada kegiatannya. DR

giatan wisata di Gunung Lio untuk dikembangkan bersama Perhutani. Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perum Perhutani Pekalongan Barat, A Fadjar Agung Susetyo, mengatakan pihaknya mendukung usaha masyarakat yang akan memanfaatkan potensi keindahan hutan Perhutani tanpa mengubah fungsi hutan. Wana wisata ini masuk wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babagan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Salem KPH Pekalongan Barat. Wilayah hutan KPH Pekalongan Barat yang membentang dari Pemalang sampai Brebes memiliki kawasan-kawasan potensi untuk tempat wisata. Masyarakat umumnya berjualan makanan, minuman atau produk kerajinan. DR DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

41


SOSOK RIMBA

SUGIARTI:

RANGER BARU KEUANGAN PERUM PERHUTANI Bertemu dengan Sugiarti, Direktur Keuangan Perum Perhutani, tampak semangat untuk mewujudkan yel itu tak hanya sebatas slogan saja. Sosok baru ini diharapkan dapat menyerupai salah satu tokoh dalam serial film Power Ranger yang dikenal dengan yelnya dapat “berubah secara cepat”.

Untuk pertama kali DR, pada Rabu (16/11) bertemu

Baik. Begini. Mungkin pihak pemegang saham,

dengan salah satu Board Of Director (BOD) baru di Pe-

Kementerian BUMN, melihat bahwa selama ini be-

rum Perhutani. Dengan membawa kesan kurang per-

berapa bidang usaha, seperti Perum Perhutani, bi-

caya atas kegunaan yel baru yang kini masih diteriak-

asanya dipegang oleh pejabat de ngan disiplin ilmu

kan kembali yaitu “berubah atau punah”. Yel itu sudah

terkait. Namun, karena saat ini kondisi keuangan

dikumandangkan lebih dari satu dekade di periode dua

Perum Perhutani sedang tidak menyenangkan maka

direktur utama sebelumnya, dan hasilnya masih belum

diperlukan orang yang tepat mengatasi dengan

tampak signifikan.

keahlian yang sesuai peruntukannya.

Dua BOD Perum Perhutani yang baru adalah Di-

Bisa diceritakan riwayat karier Ibu?

rektur Utama Denaldy Molino Mauna dan Direktur

Saya pernah kerja di perbankan, PT Bank Rakyat

Keuangan Sugiarti. Keduanya merupakan orang muda

Indonesia (Persero) Tbk (BRI) selama 28 tahun. Se-

yang penuh semangat. Kali ini dapat dicatat bahwa

lama 20 tahun di operasional, artinya di lapangan,

peruba han di jajaran direktur Perum Perhutani sudah

fungsional, yang tidak memiliki staf atau anak buah.

diwujudkan dari atas dengan menempatkan BOD yang

Sedang yang 8 tahun memegang jabatan di struk-

berubah karena berbeda dari kebiasaan sebelumnya.

tural, mulai dari Kabag bagian kredit, pembinaan

Muncul dari salah satu ruang di kantornya, alumni pasca sarjana Universitas Diponegoro ini bergegas

monitoring, sampai terakhir di eselon 1 Kadiv dana pihak ketiga.

menemui DR yang sudah menunggu, kemudian men-

Jurus jitu apa yang bisa membuat berubah?

gajak ngobrol di sela kesibukannya yang seolah meng-

Menurut saya, berubah itu pertama dari SDM-

ingatkan di tiap detik waktunya telah banyak harapan

nya. Sebagus apa pun sistem itu dibangun, kalau

ditautkan. Berikut petikan wawancara selengkapnya.

SDM-nya nggak ada dukungan, tidak akan tercapai

Apa yang membuat Ibu dipercaya untuk men-

tujuan. Kalau SDM-nya tidak dapat menterjemahkan

dukung perubahan yang diprogramkan Perum Per-

kemauan pimpinan maka tidak akan tercapai hara-

hutani? 42

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

43


SOSOK RIMBA RIMBA UTAMA pan yang diinginkan. Manusianya dengan budayanya

masih fine saja. Sekarang tidak hanya harus tegas,

berubah. Mungkin bisa seperti dari tempat kerja saya

tetapi juga harus efektif, efisien, kreatif untuk terus

yang lama, culture kerjanya mendapatkan target seh-

dapat berta han, bahkan harus dapat meningkat.

ingga spiritnya itu berjuang terus. Apa pun kesulitannya harus bisa diselesaikan.

Apakah ketika masuk di Perum Perhutani merasakan seperti yang Ibu prediksikan?

Apakah di Perhutani akan diterapkan sistem itu?

Ya, seperti yang saya bayangkan, bahkan lebih

Nah‌ini yang perlu kami sampaikan. Saya men-

dari yang saya bayangkan. Tetapi pimpinan men-

ganalogkan kepada teman-teman di daerah, ibarat

dukung agar saya tidak ragu untuk membangun,

berbaris. Kalau pimpinan mengatakan go ahead jalan

membuat pahala lebih besar lagi. Saya sempat galau

ke depan, ya tidak perlu lagi menga-mengo, tengok

juga karena sudah di grade tertinggi di perbankan,

kanan tengok kiri atau ragu ragu.

sudah aman dan mapan, mau cari apa lagi. Kenapa

Tidak bisa serta merta menerapkan system itu, tetapi harus melalui suatu proses. Proses dari dua belah pihak yaitu dari BOD dan dari seluruh karyawan. Kalau hanya salah satu bagian saja yang

saya di usia 52 tahun masih harus bertualang memperbaiki perusahaan yang sedang kepayahan. Langkah kebijakan Ibu yang nyata harus segera dilakukan?

berproses, maka tidak akan dapat menghasilkan.

Bisa jadi teman-teman nanti akan menangkap

Saya dan karyawan itu sebenarnya sama saja, sa-

yang saya lakukan itu esktrem. Saya membuat pen-

ma-sama bekerja hanya bedanya saya mendapatkan

getatan yang dulunya anggaran itu bersifat bottom

tanggung jawab lebih dari mereka.

up, yaitu usulan dilakukan dari kebutuhan di bawah,

Apa perubahan yang sekarang sudah dilakukan?

menjadi breakdown yaitu ditetapkan dari atas untuk

Contoh kecil tentang berubah. Lakukan se suatu

diterapkan dan harus cukup.

yang pasti bisa dilakukan, tetapi sering dilupakan.

Analoginya seperti kalau mau membeli baju

Misalnya berdoa pagi, di setiap gawe itu akan baik

sendiri pasti akan memilih kain, model, kecocokan,

kalau punya passion yang sama bahwa kerja itu

dan lain-lain yang terbagus. Namun, kalau ditentu-

amanah, datang tepat waktu, pulang jam 4 jangan

kan anggarannya dari atas maka akan mencukupkan

sebelum jam 4 sudah ketakutan ditinggal bus.

untuk dapat membeli baju yang setidaknya mendeka-

Apa langkah Ibu sendiri untuk dapat dekat dengan karyawan? Pertama satu dalam passion dalam kesatuan

ti kebutuhan yang diinginkan. Bagaimana perasaan Ibu dengan melakukan pengetatan itu?

doa, dan pada setiap ada acara saya selalu berusaha

Berat sekali, tetapi mau tidak mau harus dilaku-

hadir sebagai wujud kesadaran saya bahwa saya itu

kan. Saya sebenarnya juga miris menandatangani

bukan siapa-siapa tanpa mereka.

gaji yang mohon maaf cuma segitu. Untuk dapat

Untuk membuat karyawan bisa mendukung kebijakan apa yang Ibu lakukan, apakah seperti Pem-

meningkat membutuhkan usaha luar biasa. Sedangkan untuk bertahan saja sekarang masih timpang.

kot DKI gaji dinaikkan, kerja lebih disiplin dan lebih

Dulu bisa nyaman sewaktu kayu jati masih pri-

melayani, jika tidak efektif, dipecat ngantre yang

madona, tetapi keadaan sudah berubah, sudah ma-

akan menggantikan?

suk pesaingnya PVC, baja ringan dll. Untuk itu dib-

Mungkin nggak seekstrem itu. Sedangkan saya

utuhkan kreativitas memunculkan potensi unggulan

bicara lugas saja sudah banyak yang “kaget�. Saya

baru yang dapat diandalkan. Saya merasakan sulit-

kalau ke daerah saya ngomong dan dirasakan beda,

nya mengubah pola pikir yang tidak mudah. Seperti

saya pikir mungkin selama ini nggak ada orang yang

misalnya dulu saya di lingkungan pedagang, kemu-

selugas saya. Tetapi untuk keadaan seperti sekarang

dian dimasukkan ke wilayah pelaut, tentu bukan hal

ini mau tidak mau orang selugas saya itu diperlukan.

yang mudah.

Mungkin dulu kurang tegas nggak apa-apa karena

Apa kebijakan untuk menambah pemasukan?

duit masih banyak jadi seolah nggak berdampak,

Untuk meningkatkan pemasukan, salah satunya

44

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


melakukan agro forestry. Pemerintah sekarang sedang mencanangkan swasembada gula pada tahun 2019. Untuk itu, tanaman yang dijadikan andalan adalah tebu sebagai tanaman sisipan bahkan tanaman utama untuk lahan yang belum tergarap. Walaupun kami belum ahli di bidang tersebut, tapi itu yang paling mudah dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak lain. Misalnya dengan PT Perkebunan, PT Kebun Tebu Mas, dan lain-lain. Pokoknya yang siklusnya pendek-pendek. Harus ada cash flow untuk jangka pendek. Jadi manajemen baru ini lebih terbuka untuk pihak lain? Nama: Sugiarti

Betul. Dengan bekerja sama melakukan produksi

Tempat/Tanggal Lahir: Semarang, 10 Januari 1964

yang tidak hanya di sektor tanaman, tapi juga di sek-

Alamat Rumah: Badak V Timur Ganesha Gg.XIV

tor jasa. Seperti halnya di daerah tertentu yang untuk

RT/RW 02/09 Pandean Lamper, Gayamsari,

tanaman kurang sesuai maka dapat dikedepankan

Semarang, Jawa Tengah

sektor jasanya, misalnya pariwisatanya. Soal per-

Suami: Teddy Amiharja Anak: Reza Satria TA, M Reynald Putra TA, Revita Aldia Putri TA

janjian kerja sama, yang sekarang ini masih terikat

Pendidikan Formal:

hanya bisa dua tahun, sedang diusulkan untuk dapat

• S-1 Ekonomi Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang

diperluas rentang waktu kerjasamanya.

• S-2 Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang Pendidikan Nonformal: • Caton Staf Pimpinan Angkatan XIV.B, Pusdik BRI Gatot Subroto, Intern BRI (1989) • Kredit Policy & Procedure (CPP) BRI, Kanwil Semarang, Intern BRI (1990)

Bagaimana untuk mencukupi cash flow perusahaan sekarang ini? Ya ada dari beberapa sumber pilihan. Yang ek-

• Bank Performancea analysis, Pusdik BRI Gatot Subroto, BRI & Citibank (1992)

sternal paling sederhana kan pinjam dari bank. Terus

• Introduction To Financial Interpretation, Pusdik BRI Gatot Subroto, BRI & Citibank (1992)

penjualan aset yang tidak produktif ke pihak ketiga

• Pengenalan Perkreditan BRI - Citibank, Pusdik BRI Gatot Subroto, Intern BRI (1992)

misalnya Pertamina. Jadi penjualan tak kemana ma-

• Teknik Presentasi I, Pusdik BRI Denpasar, Intern BRI (1992) • Program Penyuluhan Hukum, Kanwil Semarang, Intern BRI (1994) • Kebijakan & Prosedur Kredit, Kanwil Semarang, Intern BRI (1994) • Pendidikan Caton Pegawai Madya 1, PKBI Jakarta, Intern BRI (1997) • Sistem Monitoring Operasional Kanca, Hotel Lembah Hijau Ciloto, Intern BRI (1997) • Trainers Training Pelayanan Prima Kantor, Hotel Wisata Int.Jakarta, Intern BRI (1997) • Pendidikan Restrukturisasi Kredit, Pusdiklat BRI Ragunan, Intern BRI (1999) • Trainers Training AO Bistan, Pusdiklat BRI Ragunan, Intern BRI (2000)

sih di wilayah BUMN. Ada pesan untuk karyawan menyikapi krisis ini? Masing-masing orang itu yakin bahwa kita bisa lebih baik dari yang dulu. Hanya saja dibutuhkan berpikir think out of the box. Jangan melakukan romanza masa lalu. Saya menyadari memang sema-

• Trainers Training Account Officer, Pusdiklat BRI Ragunan, Intern BRI (2000)

kin tambah usia semakin sulit mengubah pola pikir.

• Pendidikan Caton Pegawai Madya 3, Pusdiklat BRI Ragunan, Intern BRI (2003)

Terdapat 90% karyawan Perhutani di atas 45 tahun.

• Training CRM u/Pejabat Kredit & Audit, Hotel Ciputra Semarang (2003)

Struktur pegawai digeser yang muda lebih ke mar-

• Pendidikan Account Officer Menengah, Jakarta, Intern BRI (2006) • Pengawasan Pinca & Pincapem pada Sistem Brinets, Kanwil Semarang, Kanwil Semarang (2006)

keting. Kelemahan kami selama ini tidak menggu-

• Manajemen Risiko, Surabaya, Intern BRI (2006)

nakan marketing tetapi hanya melakukan penjualan

• TOT Operational Risk Management, Pusdiklat BRI Ragunan, Divisi Diktat BRI (2008)

menggunakan agen saja.

Karier: • Kepala Bagian, Divisi Kredit Ritel Kantor Pusat BRI (2007) • Kepala Bagian, Divisi Bisnis Ritel dan Menengah Kantor Pusat BRI (2009) • Pemimpin Cabang, Kanca BRI Semarang Jendral A Yani Kantor Wilayah Semarang (2010)

Prinsipnya

sederhana,

saya

mengharapkan

karyawan mau saja dulu. Mau menurut kebijaksanaan pimpinan dengan saya sadari juga bahwa un-

• Wapinwil Bidang Dana, Kantor Wilayah Semarang (2014)

tuk mau itu dibutuhkan rasa percaya pada pihak yang

• Kepala Divisi Mass Banking BRI (2015)

akan diikutinya.Tekad untuk maju bersama dulu, itu

• Direktur Keuangan Perum Perhutani (24 Agustus 2016 - Sekarang)

andil 90 persen untuk sukses. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

45


LENSA RIMBA

PERUBAHAN Lambat kita tertinggal Malas kita tertindas Berhenti, kita mati ! Suatu upaya harus terus dapat mengikuti perubahan, untuk dapat terus berhasil mencapai tujuan.

PEDATI Alat pengangkut barang sebelum ada alat-alat berat modern

Rudi Purnama Nikon D700 Nikkor 18-105 f/3.5 - 5.8

46

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

47


LENSA RIMBA

UMBI

Nusantara memiliki kekayaan hayati diantaranya umbi-umbian yang beraneka ragam.

PORANG

Porang , Iles-iles atau Suweg, telah dapat dibudidayakan. Memiliki berbagai manfaat diantaranya untuk bahan perekat yang kedap air, penguat kertas, pelapis kain, dan dapat dijadikan sebagai bahan makanan.

Ronny Mawardi Nikon D700 Nikkor 75-300 f/3.5 - 5.8

48

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

49


LENSA RIMBA

HASIL BAIK Porang kering lebih mudah disimpan dengan kualitas yang baik.

PENGERINGAN PORANG Porang yang telah diiris dikeringkan dengan cara dijemur. Porang kering dijadikan sebagai bahan dasar industri.

Ronny Mawardi Nikon D700 Nikkor 75-300 f/3.5 - 5.8

50

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

51


artfido.com

RIMBA OPINI

Sarkoro Doso Budiatmoko :

Bekerjalah Seolah Besok akan Bangkrut Sesekali coba berdiri di pinggir jalan raya dengan wajah menunggu. Bisa dipastikan segera datang menghampiri angkot menawari naik. Begitulah sopir angkot mencari nafkah, rajin menghampiri calon penumpang di pinggir jalan untuk naik. Penghasilan sopir angkot memang benar-benar tergantung pada banyaknya penumpang yang mampu dia tarik. Bayaran dari penumpang satu per satu dikumpulkannya setidaknya melebihi besarnya uang setoran sehingga sisanya cukup untuk menafkahi anak, istri, dan keluarganya. Coba juga diingat, mungkin Anda pernah datang ke salah satu tempat seperti kantor, hotel, kampus, dan sekolah bahkan mungkin rumah, banyak yang menghiasi diri dengan pernak-pernik dibuat dari bahan limbah. Contohnya, cone buah pinus yang dikeringkan dan dipoles pernis. Tunggak jati yang dulu tidak berharga, kini memiliki nilai seni dan harga jual tinggi. Barang yang semula tampak terbuang dan tidak berguna di hutan, berubah menjadi sesuatu yang bernilai seni dan tentu saja memiliki nilai tambah ekonomi. Ilustrasi di atas terkait erat dengan kondisi banyak usaha dalam menghadapi tantangan zaman yang dari

52

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

hari ke hari harus bergulat supaya tetap gagah dan mampu berkembang. Bergelut agar tetap survive dan adaptif di segala kondisi. Banyak yang khawatir ketatnya persaingan dan iklim usaha yang tidak bersahabat membuat perusahaan pada kolaps. Seberapa pun besar dan kaya sumberdayanya, semua perusahaan dituntut lebih inovatif dan agresif untuk sekadar bertahan. Sudah sering dilansir, bukan seberapa besar sumberdaya yang Anda miliki, tetapi seberapa kuat kinerja untuk mengelolanya. Apabila kalah bersaing, akan dipaksa keadaan “turun derajat“ memungut penghasilan dengan menjajakan produk dari “pintu ke pintu”, atau dipaksa keadaan menjual produk-produk primer yang selama ini kesampar-kesandung dipandang sebelah mata. Situasi yang sungguh menyakitkan. Banyak usaha yang masih berkutat dengan produk primer dan industri berbahan baku primer. Usaha ini perolehan nilai tambahnya kalah jauh dibanding industri lanjut. Di Perhutani, pendapatannya selama ini tidak pernah lepas dari dua kelompok besar sumber, yaitu kayu


dan nonkayu (didominasi gondorukem dan terpentin). Begitu dominannya produk hasil-hasil hutan jenis ini, sampai-sampai seolah terkesan tidak terpikir untuk mengelola bisnis hasil hutan lainnya. Kalau pun dikelola, belum bisa dikatakan telah dikelola dengan serius dan benar. Sebut saja produk nonkayu lain, yaitu minyak kayu putih, wisata, madu, AMDK, persuteraan, seed-lak, kopal, dan kopi. Pengelolaannya belum cukup untuk menyokong Perhutani menjadi lebih jaya dan karyawan lebih sejahtera dari yang dicita-citakan. Bahkan terjadi, semakin digeluti semakin merugi. Jawabnya bisa sederhana saja, yaitu merasa cukup nyaman menggantungkan diri pada hasil usaha usaha utama berupa kayu dan gondorukem terpentin. Kenyamanan itu membawa perilaku ketergantungan pada bisnis utama, dan kemudian berdampak lebih jauh pada resistensi terhadap perubahan, kurang terobosan dan tumpulnya entrepreneurship. Kenyamanan benarbenar mengakibatkan merasa tidak perlu benar-benar berubah. Catatan Sejarah Bukan berapa banyak perubahan yang dilakukan yang menjadi masalah, tetapi seberapa jauh hasil perubahan itu mampu mengubah. Sejarah mencatat, Perhutani bertahun-tahun melakukan perbaikan terus menerus. Perubahan dalam rangka beradaptasi dan berjuang untuk tetap gagah. Mulai dari perubahan struktur organisasi, pengisian pejabatnya, pelatihan, pengembangan, dan seterusnya. Sejarah juga mencatat, telah banyak produk nonkayu yang dicoba dikelola. Namun beberapa berakhir sepi tak bergema. Ambil contoh hangat, kelola aren, nyamplung, dan tentu belum hilang dari ingatan, sorgum dan porang. Dulu, bahkan komoditas pangan sorgum dan porang, saking menggiurkan perhitungan awal ekonominya, telah membuat seseorang promosi jabatan begitu tinggi meski bisnisnya berakhir sepi. Perhutani harus bisa belajar dari sejarah ketidakberhasilan. Belum berhasilnya kelola porang, sorgum, aren, dan nyamplung menjadi pelajaran berharga. Antara lain adalah bagaimana masih bisa bersikap nyaman-nyaman, tidak merasa merugi telah keluar banyak biaya tapi tidak menghasilkan untung yang sepadan. Sekali lagi, kita merasa nyaman berada di zona yang kita “anggap” nyaman. Waspadalah, kalau terus terbuai di zona yang dirasakan nyaman, bukan mustahil suatu saat Perhutani dipaksa keadaan, terdesak, harus memungut rupiah-

Seberapa pun besar dan kaya sumberdayanya, semua perusahaan dituntut lebih inovatif dan agresif untuk sekadar bertahan. Sudah sering dilansir, bukan seberapa besar sumberdaya yang Anda miliki, tetapi seberapa kuat kinerja untuk mengelolanya. serupiah dari kayu maupun nonkayu sebagaimana supir angkot tersebut di atas. Penyebab utama yang asli adalah secara kolektif kita semua belum merasa terdesak untuk berubah. Apabila tiba saatnya harus berubah, tanpa disuruh, tanpa ba-bibu, apa pun akan dilakukan, termasuk memungut rupiah demi rupiah untuk menghidupi perusahaan. Saat yang bagaimanakah itu? Yaitu saat datangnya kesadaran, sekali lagi, bukan besarnya potensi sumber daya dengan kekuatan, kekhasan, keunggulan hasil hutan dan jasa lingkungan yang ada, tetapi pada kemampuan untuk mengubah potensi yang dimiliki menjadi rupiah. Pada saatnya, Perhutani akan “terpaksa” meningkatkan efektifitas dan efisiensi, inovasi, dan kreatifitas, pemanfaatan peluang dan penciptaan pasar baru, penelitian dan pengembangan, penguatan kemitraan usaha dan jejaring kerja untuk pengembangan dan pemanfaatan komoditas hasil hutan. Jangan menunggu dipaksa keadaan, lebih baik ciptakan keadaan yang memaksa diri terdesak dan kemudian terpaksa berubah. Bangkitkan tenaga bawah sadar lalu bekerjalah seolah-olah besok akan bangkrut. Sejujurnya, saya memang sungguh takut bangkrut, bagaimana dengan Anda?

* Sarkoro Doso Budiatmoko adalah mantan Kepala Biro Pengawasan Divisi Regional Jawa Tengah Perum Perhutani.

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

53


RIMBA OPINI

Kembangkan Energi Baru Terbarukan dari Hutan Oleh: Lambang Raspriyo Aji

54

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


www.biggreenswitch.co.uk

Konsumsi energi sekarang mulai menjadi masalah global. Laju konsumsi minyak yang terjadi sekarang dapat menyebabkan kelangkaan dalam beberapa dasawarsa mendatang. Oleh karena itu penggunaan minyak tidak dapat diteruskan secara tak terbatas. Masalah ini bertambah kompleks karena ada tumpang tindih dengan penebangan hutan, khususnya kayu yang merupakan bahan bakar paling murah dan merupakan sumber daya yang bisa diperbaharui.

Tingginya permintaan energi minyak dan gas didominasi okeh negera dengan industri yang telah maju. Sepuluh negara konsumen energi terbesar yang masih didominasi oleh negara-negara industri maju yang tergabung dalam kelompok G8. Kecenderungan yang terjadi di dunia, hampir semuanya menjadikan minyak, batu bara, dan gas alam sebagai penopang utama kebutuhan energinya, meskipun dengan komposisi yang berbeda-beda. Dari sepuluh negara konsumen energi terbesar tersebut, yang jumlah semuanya memakan 64,76% dari total energi dunia. Sebagian besar tetap menjadikan minyak sebagai pasokan utama energinya. Kelima negara yang menjadikan minyak sebagai sumber utama pemenuhan energinya yaitu Amerika Serikat (AS), Jepang, Jerman, Kanada, dan Korea Selatan. Federasi Rusia dan Inggris menjadikan gas alam sebagai pemasok terbesar kebutuhan energi dalam negerinya, sementara Tiongkok dan India menggunakan batu bara sebagai penopang utama pemenuhan kebutuhan energinya.

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

55


RIMBA OPINI Mulai Menyusut Di sisi lain dunia telah membuktikan bahwa cadangan minyak mulai menyusut. Penurunan pertama sejak 1998 dipimpin oleh Rusia, Norwegia, dan Tiongkok. Hal ini ditegaskan oleh BP Plc. Cadangan minyak berada di level 1,258 triliun barrel pada akhir tahun 2008, turun dibandingkan dengan 1,261 triliun barrel pada tahun sebelumnya. BP merilis data ini melalui laporan Statistical Review of World Energy. Menurutnya, dunia masih memiliki persediaan minyak untuk 42 tahun dan perusahaan minyak yang lain kini berjibaku untuk memindahkan pencadangan ini lantaran akses pada sumber daya alam ini makin sulit dan ladang di Inggris dan Meksiko kini mulai terkuras. Menurut BP Chief Executive Officer Tony Hayward dalam presentasinya di London. (Sumber: Kompas, 11 Juni 2009). Jika kita mencermati pertumbuhan energi-energi nonfosil dari AS, tampak AS masih tetap akan mengandalkan sumber-sumber energi dari fosil sebagai pemasok utama kebutuhan energinya. Ini bisa dilihat dari tidak terlalu tingginya tingkat pertumbuhan energi nonfosil tahun 2004, seperti nuklir yang hanya tumbuh 3,2%, jauh lebih lambat dibandingkan dengan Jepang yang tumbuh 24,3%, Kanada sebesar 21,3% atau Tiongkok 14,1%. Sumber energi yang berasal dari renewable energi juga relatif lambat berkembang, salah satu contohnya adalah hydro energy, sel surya (photovoltaic). Sementara kecepatan konsumsi sumber-sumber daya yang tidak dapat diperbarui menghadirkan masalah, alangkah lebih arifnya kita menengok kepada sumber daya yang terbarukan yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan. Beberapa jenis energi terbarukan di antaranya biofuel, biomassa, panas 56

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

bumi, energi air, energi surya, energi pasang surut, energi ombak, energi angin. Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi pa ling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulih-kan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya. (Sumber: Wikipedia) Peluang Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan makin besar. Hal itu menyusul diterimanya Indonesia secara resmi sebagai anggota International Energy Agency (IEA). Organisasi antar pemerintah yang berbasis di Paris, Prancis, itu memiliki peran luas mempromosikan sumber energi alternatif. Dengan masuk keanggotaan IEA, kini Indonesia menjadi bagian dari dua organisasi yang seakan berada di dua sisi yang berbeda, yaitu anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan IEA. Sejumlah Keuntungan Menurut mantan Menteri ESDM Sudirman Said, ada sejumlah keuntungan bagi Indonesia bergabung juga dalam IEA. Anggota IEA yang sebagian besar merupakan negara maju telah memiliki teknologi yang bagus dalam pengembangan energi terbarukan. Banyak yang lebih advance, lebih maju, dan pengembangan energi terbarukan itu yang sedang kita tuju. Dengan banyak bergaul dengan negara-negara tersebut, Indonesia akan bisa menyerap lebih banyak pengetahuan dalam hal penerapan teknologi energi terbarukan, selain membuka peluang bisnis dan investasi di bidang yang ada. (Sumber : Jawa

Pos) Hutan sebagai sumber daya energi yang paling murah dan dapat diperbaharui. Hutan memainkan peran utama di dalam sistem iklim dan membentuk habitat-habitat setidaknya untuk separuh dari spesies-spesies planet. Tetapi justru fakta inilah yang juga membuat hutan sebagai sumber-sumber daya, baik bagi penghuni manusia maupun bukan manusianya, dan juga bagi ilmuwan dan para wisatawan bumi. Hutan juga merupakan gudang kayu, bahan bakar kayu, dan spesies-spesies yang secara umum dibutuhkan manusia, belum lagi untuk maksud-maksud medis dan pertanian. Di dalam kondisi normal, hutan-hutan memperbarui dirinya sendiri. Kemampuan memperbarui diri ini selaras dengan pemanfaatan yang berhati-hati secara tebang pilih. Alternatif hutan sebagai sumber energi, antara lain pemanfaatan biomassa hutan. Biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industri. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Hal ini selaras dengan program dari Kementrian ESDM, disampaikan oleh Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup besar, di antaranya mini/micro hydro sebesar 450 MW, biomass 50 GW. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomasa adalah


www.vecoplanllc.com

mendorong pemanfaatan limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi secara terintegrasi dengan industrinya. Mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan kegiatan ekonomi masyarakat, mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa dan usaha penunjang dan meningkatkan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah, termasuk sampah kota untuk energi. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa sebagai sumber energi. Misalnya dengan memakai kayu atau kotoran hewan untuk menyalakan api unggun. Sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi atau batu bara untuk menghasilkan tenaga, penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. Namun, persediaan bahan bakar fosil sangat terbatas. Para ilmuwan memperkirakan dalam hitungan tahun persediaan minyak dunia akan terkuras habis. Karena itu penggunaan sumber energi alternatif kini digiatkan, termasuk di antaranya penggunaan biomassa. Sisa pemanfaatan kayu dapat dimanfaatkan sebagai sumber potensial bagi pembangkit listrik tenaga biomassa. Biomassa yang belum dimanfaatkan tersebut sebagian besar bersumber dari sisa pembalakan, konversi lahan hutan, maupun dari perkebunan rakyat. Potensi Besar Di samping residu biomassa dari hutan alam, residu biomassa dari hutan tanaman juga berpotensi besar sebagai sumber energi, di mana program pemanfaatannya bisa diintegrasikan dengan kegiatan lain berbasis

Mulai sekarang mengembangkan teknologi yang bisa mengonversi bahan bakar hayati yang bisa diperbarui demi keberlangsungan kehidupan kita.

sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan. Dalam implementasinya, program pengembangan bioenergi di daerah sekitar hutan ini selain berkontribusi dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat yang umumnya berpenghasilan rendah, juga dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk tujuan pe ngelolaan hutan berkelanjutan. Secara teknis, semua material organik mempunyai potensi untuk dikonversi menjadi energi. Pertama, biomassa dapat secara langsung dibakar atau dikonversi menjadi bahan padatan, cair atau gas untuk menghasilkan panas dan listrik. Biomassa dibakar pada ketel uap modern untuk menghasilkan panas, listrik atau kombinasi panas dan tenaga. Kedua, konversi biomassa secara

anaerobik baik padatan maupun cair menjadi gas tanpa oksigen. Gas yang dihasilkan didominasi methane dan CO2. Hasil ikutan berupa kompos dan pupuk untuk pertanian dan kehutanan. Ketiga, konversi menjadi arang, penyiapan lahan baik pertanian maupun Hutan Tanaman Industri (HTI) seringkali dengan cara pembakaran, selain berisiko kebakaran dan gangguan pernapasan, cara ini pun dapat menstimulus pemanasan global akibat peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer. Dengan mengonversinya menjadi arang tentunya dapat meminimalkan emisi, pun menambah penghasilan masyarakat. Selain digunakan sebagai sumber panas, arang pun dapat digunakan sebagai kondisioner tanah untuk mempercepat terjadinya simbiotik antara akar dan mikoriza, yang berkontribusi pada percepatan pertumbuhan tanaman dan penyerapan emisi CO2 di atmosfir. Mengingat jumlah cadangan bahan bakar fosil yang semakin menipis dan tidak dapat diperbarui, alangkah baiknya bila berpikir soal energi alternatif. Mulai sekarang mengembangkan teknologi yang bisa mengonversi bahan bakar hayati yang bisa diperbarui demi keberlangsungan kehidupan kita. Masih banyak lagi yang bisa dikembangkan selain biomassa, seperti mikro hidro, tenaga surya dan lain-lain. Tidak ada kata terlambat, yang ada hanya sebuah penyesalan di belakang hari bila energi dari fosil minyak, gas bumi habis, namun kita juga belum bisa memanfaatkan sumber daya hutan secara optimal dan lestari. * Lambang Raspriyo Aji adalah Kepala Sub Seksi Keamanan Biro Perlindungan SDH Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

57


DANGAU RIMBA UTAMA RIMBA

Perhutani punya Direktur baru.

Tantangan lelaki sejati “berubah atau punah” kini berubah meningkat menjadi tantangan “ksatria sejati”melalui quick win yang akan di-review setiap minggu.

Sekarang bukan zaman“siapa?” tetapi “bagaimana?

Semoga berbuah dan berkah! Perhutani harus berubah. Perubahan ini minimal untuk bertahan hidup.

Perubahan itu keharusan! Karena yang tidak berubah hanya perubahan itu sendiri. Jangan menunggu dipaksa keadaan, lebih baik ciptakan keadaan yang memaksa diri seolah terdesak dan kemudian “terpaksa” berubah.

Power Rangers bilang “saatnya berubah!” menjadi kekuatan luar biasa!

Perum Perhutani now, putting the right people on the right place!

Bahasa TTS-nya: klop

58

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


POJOK KPH

KPH Kedu Selatan Genjot Pemasukan Wisata dengan Promosi

Kebanyakan wisata Perhutani adalah wisata alam. Untuk itu, pemerintah perlu memperkuat infrastruktur sarana jalan, aliran listrik, dan air bersih. Untuk menggenjot pendapatan dari sektor wisata, KPH Kedu Selatan melakukan promosi secara tidak resmi melalui rapat-rapat, menggandeng pelaku wisata, seperti hotel, biro jasa, dan komunitas wisata minat khusus.

Wilayah kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan berdasarkan daerah administrasi pemerintahan berada di lima kabupaen. Wilayah tersebut adalah Purworejo seluas 8.867,24 ha (19,83%), Kebumen seluas 17.679,64 ha (39,53%), Banjarnegara seluas 6.622,44 ha (14,81%), Wonosobo seluas 7.777,31 ha (17,39%), dan Banyumas

seluas 3.775,12 ha (8,44%). Lebih jelasnya bisa dilihat batas-batas wilayah KPH Kedu Selatan. Sebelah utara Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Sebelah timur Kabupaten Magelang dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebelah selatan Samudera Indonesia, dan sebelah barat Kabupaten Banyumas. DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

59


POJOK KPH

Kawasan hutan KPH Kedu Selatan umumnya dilingkupi dan berbatasan langsung dengan wilayah pemukiman. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar warga di sekitar hutan merupakan masyarakat agraris yang mata pencahariannya bertani dari lahan milik maupun lahan hutan (penggarap). Hal ini menyebabkan terdapat empat masalah sosial mendasar masyarakat sekitar hutan. Pertama, latar belakang sumber daya manusia yang umumnya masih rendah. Kedua, makin padatnya jumlah penduduk, di satu sisi sempitnya lapangan kerja berdampak pada tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Ketiga, keterbatasan lahan milik untuk pertanian. Keempat, masih rendahnya tingkat ekonomi masyarakat sekitar hutan. Kondisi umum tersebut di atas yang melatarbelakangi tingginya tekanan keberadaan sumber daya hutan. Berdasarkan keadaan topografinya, kawasan hutan KPH Kedu Selatan mulai dari datar dengan kelerengan 60

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

0-8% (0,5%), landai dengan kelerengan 3-15% (15,9%), berbukit agak curam dengan kelerengan 25-40% (54,6%) sampai dengan curam dengan kelerengan >40% (29%). Semua itu dengan ketinggian 0-1.500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi jenis tanah tahun 1995 dari TWG Dames Cs dapat disimpulkan bahwa di KPH Kedu Selatan terdapat lima jenis tanah, yaitu aluvial, litosol, regosol, grumusol, dan mediteran. Data curah hujan yang diambil dari stasiun di wilayah kerja KPH Kedu Selatan memberikan informasi sebagai berikut. Tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata 3.777 mm per tahun. Bulan basah terendah Agustus dan tertinggi November. Kembangkan Wisata Dengan modal wilayah yang seperti itu, salah satu sektor yang dikembangkan di KPH Kedu Selatan adalah pariwisata. Administratur KPH Kedu Selatan, Toni Suratno mengatakan untuk menggenjot

pendapatan dari sektor wisata, KPH Kedu Selatan melakukan promosi secara tidak resmi melalui rapat-rapat, menggandeng pelaku wisata, seperti hotel, biro jasa, dan komunitas wisata minat khusus. Kebanyakan wisata Perhutani adalah wisata alam. Yang perlu diperkuat pemerintah adalah sarana jalan, aliran listrik, air bersih yang ada di objek wisata. Saat ini memang infrastrukturnya masih jauh dari memadai. Dibutuhkan peningkatan kapasitas pelaku atau pengelola wisata (mitra Lembaga Masyarakat Desa Hutan/LMDH) yang mengelola. Untuk memacu program wisata Perhutani harus disinergikan dengan kerja sama pihak lain. Ada yang pengelolaannya dikerjasamakan dengan LMDH dan investor. Tony mencontohkan, Wisata Pentulu Indah di Karangsambung, Kebumen hasil kerja sama dengan LMDH Sido Makmur. Wisata Pantai Menganti dengan PT Pesona Indah Menganti, wisata Logending dengan Pemkab Kebumen. Wana Wisata Wanalela dalam proses


Kami mendukung upaya pengembangan objek wisata di Perum Perhutani. Bersama LMDH, kami membangun objek wisata agar bisa lebih menarik minat masyarakat datang ke objek tersebut.

kerja sama dengan investor PT Asri Tata Energi. Untuk suksesnya pengembangan objek wisata butuh dukungan masyarakat setempat. Dengan adanya wisata, tambah Tony, masyarakat sekitar objek wisata sangat diuntungkan karena dapat menambah penghasilan. Pembinaan yang sudah dilakukan dengan membentuk kelompok kerja wisata. “Kami mendukung upaya pengembangan objek wisata di Perum Perhutani. Bersama LMDH, kami membangun objek wisata agar bisa lebih menarik minat masyarakat datang ke objek tersebut,” tandas Tony. Tony mengaku ada sejumlah kendala, antara lain batasan-batasan kewenangan dan waktu yang lama dalam penyelesaian perizinan. KPH Kedu Selatan belum bisa mengoptimalkan promosi untuk mengenalkan objek wisata karena keterbatasan anggaran. “Sudah banyak objek wisata yang berada di KPH Kedu Selatan tampil di media sosial. Pihak LMDH juga ikut dalam kerja sama dengan antusias mempromosikan lewat media sosial,” kata Tony. Untuk pemasukan dari objek wisata di Kedu Selatan, Tony memaparkan sejumlah angka. Untuk Wisata Logending pad atahun 2015 hasil kerja sama dengan Pemkab Kebumen membuahkan sharing Rp 202 juta. Untuk tahun 2016 hingga semester I sebanyak Rp 89.919.500. Sedangkan pemasukan dari Pantai Menganti pada tahun 2015 sebesar Rp 200.923.750. Hingga semester I tahun 2016, Pantai Menganti sudah menyumbang pemasukan Rp 74.562.500. Untuk menambah objek wisata di KPH Kedu Selatan, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno meresmikan Wana Wisata Bahari Pasir Indah di Desa Pasir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Wana Wisata Bahari Pasir Indah merupakan objek wisata yang dikelola bersama antara Perhutani Kedu

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

61


POJOK KPH Selatan, LMDH Rimba Lestari, dan Pemerintah Desa Pasir. Desa Pasir juga menjadi Desa Pancasila, yakni diterapkannya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehadiran Try Sutrisno ketika itu sungguh istimewa karena selain meresmikan objek wisata juga dalam rangka merayakan ulang tahun ke-80 yang dilaksanakan secara sederhana bersama warga. Dibantu istrinya, Tuti Try Sutrisno, mantan panglima TNI yang lahir 15 November 1935 itu meniup lilin dan memotong tumpeng. Potongan tumpeng diberikan kepada Kepala Desa Pasir, Sukamso. Untuk menjaga keamanan di kawasan hutan, Perum Perhutani Kedu Selatan bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo memprakarsai pembentukan masyarakat mitra polisi hutan (Polhut) di Kaliwiro, Wonosobo yang diikuti 30 peserta. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo, Muawal Soleh menyampaikan masalah perlindu ngan dan pengamanan hutan adalah sebuah masalah yang cukup kompleks dan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Dengan dinamika di berbagai bidang, terjadi pula perkembangan permasalahan perlindungan dan pengamanan hutan. Masalah tersebut mulai dari perambahan, kebakaran hutan, dan pencurian kayu sampai penyelundupan satwa liar yang dilindungi UU. “Peran aktif dari masyarakat dalam perlindungan dan pengaman-

62

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

an hutan sangat dibutuhkan. Peran diwujudkan melalui pembentukan masyarakat mitra Polhut (MMP) secara swakarsa serta masyarakat peduli api (MPA). Salah satu bentuk pengamanan hutan swakarsa adalah MMP dan MPA yang merupakan salah satu

bentuk pengamanan hutan partisipatif atau pengamanan hutan yang berbasis masyarakat,” tambahnya. Wakil Administratur KP Kedu Selatan, Arif Fitri Saputra menyatakan bila terjadi gangguan keamanan hutan, petugas Polhut pasti melaporkan kepada petugas kepolisian setempat atau melaporkan kepada pimpinan yang lebih tinggi untuk ditindaklanjuti. Untuk mengatasi masalah hukum, KPH Kedu Selatan dan KPH Banyumas Timur dengan Kepala Kejaksaan Negeri Banjarnegara menandatanganani kerja sama bidang hukum perdata dan tata usaha negara di Banjarnegara. Kepala Kejaksaan Negeri Ban-

jarnegara, Muchlis menyatakan kejaksaan menyampaikan terima kasih diberi kepercayaan dalam rangka mewujudkan sebuah fungsi kejaksaan. Fungsi tersebut, memberikan bantuan hukum, pertimbangan hukum yang diberikan hanya kepada negara, pemerintah, dan Badan Usaha Milik Negara. “Mudah-mudahan

ini bermanfaat bagi kita bersama dalam rangka penegakan hukum di tengah-te ngah masyarakat,” katanya. Bina Lingkungan Keberadaan Perum Perhutani KPH Kedu Selatan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat sekitar. Perum Perhutani memiliki tanggung jawab sosial membantu warga sekitar hutan agar ekonominya tumbuh. Beberapa waktu lalu di serahkan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) tahap II sebesar Rp 65 juta kepada tiga mitra binaan. Toni menyampaikan penyaluran dana PKBL tahap II ini diperuntukan pengembangan sektor ekonomi produktif. Pertama, disalurkan kepada LMDH Tanggul Asri Desa Ngalian,


ada lahan yang kondisinya sangat kritis. Penanaman 1,3 juta pohon se suai jumlah penduduk Kabupaten Kebumen. Dengan program satu penduduk menanam satu pohon, tambah Djoenedi, akan mengurangi luas lahan kritis, dan membuat lahan agak kritis menjadi ijo royo-royo.

Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo Rp 30 juta. Peruntukannya untuk pengembangan usaha koperasi simpan pinjam. Kedua, untuk LMDH Sumber Waras Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo Rp 20 juta. Peruntukannya untuk pengembangan usaha koperasi simpan pinjam.

ing, Kabupaten Purworejo dan Panti Asuhan An Nahar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Masing-masing diberikan santunan uang tunai Rp 10 juta. Wilayah KPH Kedu Selatan juga terbuka untuk praktik lapangan bagi para mahasiswa. Sebanyak empat mahasiswa Universitas Ga djah

KERJA SAMA KPH KEDU SELATAN DENGAN LMDH DAN PEMDA KELOLA OBJEK WISATA No

Wana Wisata

LMDH

Pemda

BKPH

Kabupaten

1

Pentulu Indah

Sido Makmur

Kebumen

Kebumen

2

Pantai Karangagung

Sabdo Pandito Ratu

Gombong Selatan

Kebumen

3

Pantai Pecaron

Rimbasari

Gombong Selatan

Kebumen

4

Bukit Hud

Wana Lestari

Gombong Selatan

Kebumen

5

Bukit Langit

Giri Asri

Karanganyar

Kebumen

6

Curug Pletuk

Bangkit Usaha

Banjarnegara

Banjarnegara

7

Bukit Lanang

Maju Makmur

Ngadisono

Wonosobo

8

Logending

-

Gombong Selatan

Kebumen

9

Pantai Menganti

Sengkuyung Makmur

Gombong Selatan

Kebumen

10

Pantai Lampon

Gombong Selatan

Kebumen

Ketiga, Cahaya Rizki warga Kebumen Rp 15 juta untuk pengembangan sektor perdagangan. Total penyaluran dana PKBL tahun 2015 sebesar Rp 115 juta. Guna menjaga kelestarian lingkungan hutan, Penjabat Bupati Kebumen, M Arief Irwanto dan Ketua DPRD Kebumen Cipto Waluyo, Perhutani Kedu Selatan, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kebumen, Djoenedi Fatchurrahman melakukan kegiatan penanaman dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia di Pecaron, Desa Srati, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Djoenedi menyampaikan target penanaman 1,3 juta pohon ditanam setiap tahun, dan selalu tercapai. Sehingga sejak tahun 2013, sudah tidak

Kebumen

Aksi sosial lain yang dilakukan adalah memberikan santunan. Dalam rangka memperingati Hari Jadi Perhutani ke-55, KPH Kedu Selatan menyantuni anak-anak yatim. Santunan diserahkan Toni sebesar Rp 20 juta di Kantor Perum Perhutani Kedu Selatan. Toni mengatakan pemberian santunan merupakan aksi so sial sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Perhutani. “Keluarga besar Perhutani sedang berbahagia merayakan hari jadi. Dalam suasana bahagia ini kami ingin berbagi kepada anak-anak yatim. Kami merasa memiliki tanggung jawab untuk ikut membantu mereka,” katanya. Santunan diserahkan kepada dua panti asuhan, yaitu Panti Asuhan Dhuafa Muhammadiyah Kaliges-

Mada (UGM) praktik silvikultur intensif (Silin) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bruno Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Purworejo selama 14 hari. Saat melepas empat mahasiswa itu Toni mengatakan teori-teori yang dipelajari selama di bangku kuliah tentu akan menemukan hal-hal baru di lapangan. Mudah-mudahan dapat memberikan masukan atau saran untuk perbaikan ke depan untuk kemajuan perusahaan. Ketua tim praktik mahasiswa, Kwirinus F Habeahan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Perum Perhutani KPH Kedu Selatan yang telah memfasilitasi selama kegiatan praktik. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi bekal kami saat bekerja nanti,” ujarnya. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

63


BINA RIMBA

PRODUKSI

Sarung Tenun Sutra Nur Hadi Go International Â

Setelah melewati perjuangan yang melelahkan, kini Nur Hadi dapat menikmati hasil dari usaha tenun sutra yang telah puluhan tahun digelutinya. Produk sarung tenunnya tidak hanya merambah pasar dalam negeri, tapi sudah go international, diekspor ke Yaman dan Arab Saudi. Semua ini tidak terlepas dari bantuan dana dari Perum Perhutani lewat program kemitraan dan bina lingkungan.

64

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


Tidak ada usaha yang selalu sukses, jatuh bangun dalam berbisnis itu hal biasa. Kegagalan menjadi cambuk untuk makin tekun dalam berusaha. Itulah yang disampaikan pengrajin tenun sutra, H Nur Hadi mengawali cerita dalam membangun usaha sarung tenun dari usaha turun temurun milik keluarga. Nur Hadi tinggal di Dusun Jambu, Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dusun ini terletak sekitar 15 Km dari jantung Kota Gresik. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang pertanian dan pertambakan yang berubah dengan cepat menjadi kota industri. Menurut Nur Hadi, warga Dusun Jambu dan sekitar mengenal dan belajar menenun benang sutra menjadi sarung, sejak sekitar tahun 1950. Awalnya diperkenalkan oleh seorang warga keturunan Arab yang singgah di tempat Nur tinggal. Dia mengajarkan bagaimana menenun hingga cara membuat alat tenun bukan mesin (ATBM) yang sekarang masih menjadi usaha yang cukup dikenal. “Usaha sarung tenun, tetapi saya lebih senang dipanggil sebagai pengrajin sarung tenun ini bersifat omahan atau yang lebih ngetrend saat ini adalah home industry. Awalnya hanya usaha sampingan, tetapi sangat menguntungkan kalau dikelola dengan benar. Sebenarnya pekerjaan saya adalah petani tambak,” tutur Nur Hadi, baru-baru ini. Usaha sarung tenun milik keluarga ini berdiri sekitar tahun 1980. Akhirnya beberapa tahun kemudian menjadi usaha mandiri. Masing-masing anak mendirikan usaha sarung tenun sendiri, bisa dibilang cabang dari orang tua. Di wilayah Nur Hadi tinggal, banyak warga membuka usaha yang sama. Dia kini memproduksi sarung tenun benang sutra dan sarung tenun benang mesres.

Berawal dari sanalah Nur Hadi mencoba membuka usaha sarung tenun sendiri dengan membawa 15 ATBM warisan keluarga. Dalam usaha sarung tenun ini dia mene rapkan dua metode, yaitu jual beli dan borongan (kerja sama). Untuk metode jual beli maka alat tenun, bahan baku, ongkos tenaga kerja dengan modal sendiri sehingga kalau sarung tenun sudah jadi, dipa sarkan sendiri. Sedangkan metode borongan, bahan baku maupun ongkos kerja, berasal dari orang yang biasa disebut juragan (orang yang diajak kerja sama). Setelah sarung tenun jadi, tinggal setor ke juragan. Pada tahun pertama, Nur Hadi mencoba memproduksi sarung tenun dengan metode jual beli. Dalam mengawali usaha ini bukan tanpa hambatan, mulai dari minimnya modal sampai pemasaran. Dia harus bersusah payah agar usaha ini bisa berjalan terus. Kata orang Jawa, endas digawe sikil, sikil digawe endas. “Untuk pemasaran, saya mencoba memasarkan ke sekitar Gresik dan Surabaya. Singkat cerita, saya sempat terpuruk satu tahun akibat produksi meningkat, tetapi pemasarannya agak menurun. Ini berdampak pada omset pendapatan. Namun, saya tidak berkecil hati karena saya punya prinsip, di mana ada kemauan pasti ada jalan menuju kesuksesan,” kata Nur Hadi. Bantuan Modal Untuk menutupi ketidakstabilan usaha dan menambah modal, Nur Hadi diperkenalkan seorang teman pengrajin cara menambah modal yang tidak terlalu menyusahkan. Caranya lewat Perum Perhutani. Perusahaan ini memiliki program pinjaman modal yaitu program kemitraan dan bina lingku ngan (PKBL). Sekitar tahun 1993, dia mengajukan

pinjaman modal dan disetujui Rp 1,8 juta. Dengan pinjaman modal dari Perum Perhutani usaha ini dapat berjalan lebih baik. Berangkat dari usaha pertama yang bisa dibilang kurang menguntungkan, Nur Hadi bermanuver memakai metode borongan. Pada 1994, dia bergabung dengan perusahan sarung Jazirah di Kota Surabaya. Dengan modal kepercayaan dia meyakinkan pemilik perusahaan tersebut dan diterima dengan baik. Nur Hadi tinggal mengolah benang sutra menjadi sarung tenun yang siap pakai sesuai kemampuan ATBM. “Sarung tenun yang saya buat dapat lisensi dan diberi merek ‘Jazirah’ oleh perusahaan tersebut. Meskipun saya tidak punya hak untuk memasarkan, tapi saya masih punya kebanggaan, di mana sarung tenun yang saya buat bisa bermanfaat bagi orang lain. Penduduk sekitar bisa memperoleh penghasilan tambahan dengan bekerja sebagai tenaga kerja di usaha sarung tenun yang saya rintis,” kata Nur Hadi bangga. Setelah bergabung dengan perusahaan sarung Jazirah, permasalahan tidak cukup di situ saja. Dari 15 ATBM, kalau dikalkulasi satu mesin menghasilkan enam sarung tenun per bulan sehingga bisa menghasilkan 90 sarung per bulan. Sedangkan permintaan sarung tenun dari perusahaan terus meningkat. Nur Hadi membutuhkan penambahan mesin untuk mencukupi permintaan dari perusahaan sarung Jazirah. Dia mengajukan lagi permohonan pinjaman ke Perum Perhutani melalui PKBL. Pada tahun 1997 permohonan disetujui Rp 5 juta sehingga permintaan sarung tenun dapat dipenuhi. Dengan bertambahnya modal dari Perum Perhutani, omzet bertambah.

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

65


BINA RIMBA Tambahan Penghasilan Pemasukan usaha sarung tenun ini juga dinikmati penduduk sekitar yang dulunya hanya buruh serabutan, sekarang ada tambahan penghasilan dari menjadi penenun. Sejumlah ibu rumah tangga juga menjadi penenun. Mereka bisa bekerja di rumah karena Nur Hadi menyediakan ATBM di rumahnya dengan modal dari program kemitraan PKBL Perum Perhutani. Usaha sarung tenun ini berjalan bukan tanpa pasang surut dan hambatan. Namun, itu disikapi dengan tenang karena bercermin dari usaha metode pertama. Mulai dari persaingan antarpengrajin sarung tenun, susahnya mencari tenaga kerja hingga naiknya ong kos tenaga kerja. Sejak tahun 1994 dengan metode juragan, semua bisa diselesaikan dengan baik. Masalah yang ada, dibahas bersama sehingga ditemukan jalan keluar yang baik. Perjalanan usaha Nur Hadi terus meningkat karena yang sebelumnya hanya mencukupi permintaan pasar lokal di sekitar Gresik dan Surabaya, pada awal tahun 2000, produksi sarung tenun mulai diekspor ke Yaman dan Arab Saudi. Ini berdampak pada meningkatnya produksi yang harus dipenuhi sehingga perlu tambah modal ke Perum Perhutani. Pada tahun 2001 pengajuan pinjaman modal disetujui Perum Perhutani melalui Program Kemitraan Usaha Kecil sebesar Rp 7, 5 juta. Pinjaman ini sebagian digunakan membeli mesin alat tenun. Nur Hadi pun mencoba membuka empat tempat usaha lagi di luar desanya sehingga target per bulan dari perusahaan sarung Jazirah dapat terpenuhi. Dengan hasil tersebut, hingga saat ini mesin alat tenun sudah mencapai kurang lebih 50 buah. 66

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Dengan kalkulasi satu ATBM menghasilkan enam sarung per bulan maka 50 mesin menghasilkan 300 sarung. Kalau dihitung dengan ongkos kerja, yang Nur dapatkan dari perusahaan sarung Jazirah per sarung siap pakai sebesar Rp 75 ribu dengan rincian untuk ongkos tenaga kerja plus operasional Rp 45 ribu per sarung. Nur masih mendapatkan untung Rp 30 ribu. Dari situ bisa dihitung, keuntungan per bulan sebesar Rp 9 juta. “Pada tahun 2001 saya masih mengajukan pinjaman modal ke Perum Perhutani dan itu pinjaman

modal usaha yang terakhir. Syukur alhamdulillah dengan pinjaman dari PKBL tersebut beberapa tahun kemudian usaha makin sukses. Bertambahnya ATBM yang saya miliki membuat semakin banyak pula produksi sarung tenun yang saya hasilkan,” kata Nur Hadi. Inilah awal Nur Hadi bisa menikmati hasil yang selama ini diperjuangkan. Dia bisa menabung untuk menambah modal sehingga tidak bergantung dengan modal pinjaman dari manapun. Itulah nasehat orang tua, yaitu bekerjalah mulai dengan kepercayaan dan prinsip orang


tua, sitik nek duwit dewe dadi ayem (modal sedikit kalau dengan uang sendiri menjadi tenang). Pada tahun 2013 kendala masih ada. Persoalan bukan karena bahan baku yang sulit, tapi karena susah mencari tenaga kerja, apalagi ditunjang dengan mahalnya upah. Banyak warga memilih bekerja di pabrik sehingga banyak ATBM yang tidak dioperasikan. Hal ini berdampak pada produksi sarung tenun. Kalau dikalkulasikan dari 50 ATBM dalam satu bulan hanya menghasilkan sekitar 150 sarung tenun. Tetap Disyukuri

Jika dikurskan dengan nominal penghasilan dari usaha tenun sarung berkisar Rp 4,5 juta per bulan. Ini berbanding terbalik dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi ini tetap disyukuri karena masih bisa menjaga kelangsungan usaha turun temurun milik keluarga. Sekarang harga ATBM sekitar Rp 1 juta per unit, harga bahan baku benang sutra sekitar Rp 2,5 juta per pak, benang mesres sekitar Rp 600 ribu per pak. Untuk 1 dus benang tenun bisa menghasilkan 22 sarung. Untuk pemasaran, hingga sekarang tidak ada masalah, baik untuk da-

lam negeri maupun luar negeri. Sekadar bocoran untuk harga jual sarung tenun sutra di pasaran sekitar Rp 250 ribu per sarung, sedangkan sarung tenun yang mesres mencapai Rp 150 ribu per sarung. Kendala saat ini sulitnya mencari tenaga kerja dan upah tenaga kerja yang cenderung minta tinggi. Untuk masalah manajemen dan pemasarannya tidak ada persoalan karena sistem yang dipakai adalah borongan sejak tahun 1994 dengan perusahaan sarung Jazirah. Nur harus setor sarung tenun yang sudah jadi ke perusahaan sesuai target yang diberikan dengan kalkulasi setiap 1 dus benang sutra bisa menghasilkan 22 sarung tenun. Untuk pembaca yang ingin membuka usaha tenun, Nur memberikan saran. Kalau ingin menerapkan metode jual beli, Anda harus mempunyai modal cukup besar untuk memulai menjadi pengrajin sarung tenun. Harus juga pintar-pintar mempunyai strategi bagaimana memasarkan produk karena bagian ini yang tersulit. Kalau memakai metode borongan, Anda cukup memerlukan modal yang tidak terlalu besar, tetapi harus cerdas memilih juragan yang bisa menopang kelangsungan jangka panjang usaha. Dengan modal kepercayaan dan didukung dengan cara kerja yang maksimal, Anda akan sukses menjalankan usaha. Namun, perlu diingat dalam menjalankan bisnis sarung tenun, Anda harus sabar karena usaha ini baru terasa hasilnya kalau berjalan beberapa tahun. Jika ada yang berminat bergelut di bidang usaha sarung tenun sutra, Nur Hadi siap berbagi dan membantu. Yang jelas, dari usaha tenun ini, Nur bisa membuka lebih dari satu tempat usaha yang bisa dibilang sangat menguntungkan. Dia pun bisa membeli mobil dan lahan tambak. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

67


INOVASI RIMBA

Cangkok Pinus dengan Media Tumbuh Akar Simbar Merah OLEH: PURWANTO

Pembiakan tanaman Pinus merkusii bocor getah dapat dilakukan dengan pembiakan generatif dan pembiakan vegetatif. Pembiakan generatif dilakukan dengan biji dan tunas. Sedangkan pembiakan vegetatif dengan setek, cangkok, menyambung, dan lain-lain. Salah satu alternatif untuk pembiakan vegetatif pinus adalah de-ngan mencangkok. Menurut Purnomosidhi (2007) mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan merangsang pertumbuhan perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru. Cara merangsang pertumbuhan akar dapat 68

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

dilakukan dengan mengupas kulit luar cabang dan selanjutnya cabang yang terkupas diberi media tanah. Pembiakan vegetatif dengan cangkok dapat dilakukan pada tanaman pinus umur muda dan tua. Disamping itu cabang atau ranting yang dicangkok dapat lebih besar dari pada dengan setek pucuk. Panjang cabang yang dicangkok dari ujung cabang sampai tempat cangkokan antara 20-100 cm tergantung besar cabang yang akan dicangkok. Media tumbuh untuk pembuatan cangkok mempunyai peranan yang penting dalam keberhasilan cangkok. Media tumbuh akar

pada pembiakan vegetatif dengan cangkok pada umumnya menggunakan tanah, pupuk kandang, dan sabut kelapa atau cocopeat. Apabila mencangkok dengan menggunakan media tumbuh akar dengan tanah, pupuk kandang dan cocopit memerlukan pembungkus media (plastik putih, sabut kelapa). Salah satu alternatif media tumbuh akar untuk mencangkok adalah akar simbar merah (Asplenium nidus) yang sering disebut paku sarang burung atau kadaka. Kelebihan media akar simbar merah adalah lebih kompak, dapat menyimpan air, mudah digunakan dan tidak memerlukan pem-


Paku Simbar merah (Asplenium nidus)

Akar simbar merah untuk media tumbuh cangkok

Cangkok pinusPaku dengan media tumbuh akar simbar Simbar m erah (Asplenium nidus) Akar smerah imbar merah untuk media tumbuh can setelah 3 bulan sudah berakar. bungkus plastik atau sabut kelapa. Media tumbuh yang kompak dapat meningkatkan keberhasilan cangkok karena sangat mendukung pertumbuhan perakaran cangkok. Disamping itu waktu pemanenan cangkok media tumbuh tidak mudah pecah. Simbar merah atau paku sarang burung tersebar di seluruh daerah tropis dan banyak tumbuh di dataran rendah maupun daerah pegunungan hingga ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Tumbuhan simbar merah sering menumpang di batang pohon dan menyukai daerah yang agak lembab dan tahan terhadap sinar matahari langsung. Simbar merah merupakan paku epifit dengan akar rimpang kokoh dengan kumpulan akar yang besar dan rambut berwarna cokelat. Telah Dicoba Pembiakan vegetatif cangkok dengan media tumbuh akar simbar merah telah dicoba untuk tanaman

Pinus merkusii di kebun pangkas kandidat bocor getah Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perhutani di Baturaden dan tanaman muda di lapangan. Tanaman yang dicangkok dapat berumur 2-10 tahun, namun pada tanaman umur muda keberhasilannya lebih baik. Cabang yang dicangkok dapat berdiameter 0,5-2 cm dengan panjang cangkok antara 20-60 cm. Cara cangkok dengan menempelkan akar simbar merah pada cabang yang telah dikupas kulitnya dengan lebar 1 cm. Selanjutnya diikat dengan tali rafia sampai menempel dengan kuat. Pembuatan cangkok dilakukan pada awal musim hujan agar media akar simbar tetap terjaga kelembabannya. Pada umumnya cangkok sudah berakar setelah 2 bulan, namun pemanenan cangkok sebaiknya dilakukan setelah akar yang tumbuh berwarna cokelat, yaitu sekitar 3 bulan setelah pencangkokan.

Keberhasilan cangkok dengan media akar simbar merah dapat di atas 90%, sehingga dapat digunakan untuk perbanyakan vegetatif Pinus merkusii bocor getah di lapangan. Untuk meningkatkan keberhasilan sebaiknya sebelum ditanam di lapangan bibit asal cangkok dipindah di polybag dengan media yang subur dan dipelihara di persemaian selama 2-5 bulan. Penanaman bibit asal cangkok di lapangan dilakukan pada musim hujan. Pembiakan vegetatif tanaman Pinus merkusii melalui cangkok dengan media tumbuh dari akar simbar merah mempunyai prospek untuk penanaman di lapangan. Media akar simbar merah lebih kompak sehingga perakaran lebih baik. Sebaiknya sebelum ditanam di lapangan bibit dari cangkok perlu dipindah di polybag dan dipelihara di persemaian selama 2-4 bulan. * Purwanto adalah peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Perum Perhutani. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

69


WARISAN RIMBA

Menikmati Keindahan

Situ Kabuyutan Situ Kabuyutan yang dikelilingi hutan pinus dan tebing membuat pemandangannya tidak terlalu luas, tetapi cukup nyaman. Di sini pengunjung dapat berkemah santai atau hanya ngadem sebentar sambil makan bersama menyantap bekal yang dibawa.

Situ Kabuyutan merupakan situs budaya yang berada di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Leles, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tarogong, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut. Situ Kabuyutan secara administrasi berada di Desa Pasirlayung, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Lokasinya sudah hampir mendekati batas wilayah Kecamatan Pakenjeng dengan Bungbulang. Oleh karena itu, bila mencari informasi mengenai Situ Kabuyutan di internet maka nama daerah yang akan muncul adalah Kecamatan Bungbulang. Selain karena lokasinya yang memang sudah dekat dengan Bungbulang, nama Kecamatan Pakenjeng memang masih belum sering terdengar dan terkenal seperti Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan Pusat Kegiatan Lokal 70

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Perkotaan Bungbulang seperti tercantum dalam RTRW Kabupaten Garut 2011-2031 pada bagian Rencana Sistem Pusat Kegiatan Kabupaten. Selain itu simpul pergerakan juga berada di Bungbulang berupa Terminal Tipe C. Oleh karena itu, tidak akan kesulitan jika akan menuju Bungbulang menggunakan mobil Elf dari arah manapun, baik dari utara, seperti Garut atau dari barat melalui Desa Sukarame. Bungbulang merupakan lokasi transit untuk perjalanan menuju selatan, seperti Cijayana dan Caringin di pesisir selatan Kabupaten Garut. Sedangkan Pakenjeng sendiri, sebagian besarnya ditetapkan untuk kegiatan budidaya, seperti untuk aneka jenis komoditi perkebunan dan mineral logam dengan telah ditetapkan sebagai daerah untuk perkebunan besar swasta, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, PLTP Ciarinem.

Lokasi Situ Kabuyutan bila ditinjau dari letak geografisnya, berada di areal perbukitan yang termasuk kedalam zona pegunungan selatan Jawa Barat. Berdasarkan pembagian fisiografi, menurut Van Bemmelen 1984, kondisi ini dapat dilihat dari medan jalan dan pemandangan selama perjalanan menuju Situ Kabuyutan yang didominasi jalan berkelok mengitari lereng perbukitan yang cukup terjal. Kabut Tebal Jurang yang sangat dalam di kedua sisi jalan serta deretan tebing-tebing perbukitan yang di sebelah utara dibatasi Gunung Papandayan. Bila menjelang malam hari, tidak jarang kabut tebal turun sehingga dapat sedikit menghambat perjalanan. Patokan menuju Situ Kabuyutan yang pertama adalah perti-


schariev.wordpress.com

gaan di Pasar Cisurupan yang merupakan jalur menuju Gunung Papandayan. Sampai di Pasar Cisurupan, jalan akan sedikit ramai, karena melewati beberapa pasar dan merupakan daerah permukiman padat penduduk, meskipun mendekati Kecamatan Cisurupan mulai sedikit sepi. Kondisi jalan dapat dikatakan memadai dengan aspal yang cukup baik dan jalan yang lebar. Di sana ada SPBU sebelum pertigaan Pasar Cisurupan yang juga merupakan SPBU terakhir di jalur yang akan ditempuh nanti untuk mengisi bahan bakar. Setelah pertigaan Pasar Cisurupan, patokan yang kedua yaitu pertigaan Cikajang. Pertigaan ini membagi jalan menuju Kecamatan Cikajang yang merupakan jalur utama menuju Pameungpeuk dan jalur lain menuju Cisewu dan jalur utama menuju Bungbulang.

Jalur yang harus ditempuh menuju Situ Kabuyutan adalah jalur yang mengarah ke Bungbulang. Kondisi jalan cukup memadai, termasuk setelah melewati Markas Kostrad Tengkorak Putih, tepatnya memasuki Desa Cikandang. Selepas Desa Cikandang, memasuki areal Perkebunan Teh Papandayan, tepatnya Kecamatan Pamulihan, jalan kembali baik. Aspal mulus dan jalan berkelok-kelok serta beberapa tikungan tajam akan menjadi medan yang akan ditempuh hingga di depan PLTA Sumadra. Setelah melewati PLTA Sumadra, jalan akan menjadi sedikit menyempit. Tidak jauh dari PLTA Sumadra, tepatnya di Pasar Pamulihan, Anda akan menemukan persimpangan jalur. Ini adalah patokan ketiga untuk menuju Kecamatan Pakenjeng. Ambil jalan yang lurus menuju kantor Kecamatan Paken-

jeng, karena jalur yang berbelok ke kanan, tepat di Pasar Pamulihan adalah jalur menuju Desa Pamulihan dan menuju Curug Sanghyang Taraje, tepat berada di sisi lain Gunung Papandayan dengan melewati areal perkebunan teh. Setelah pertigaan ini sudah tidak akan ditemui lagi persimpangan jalan dan jalan akan semakin menanjak terus dengan lebar jalan cukup sempit, tikungan tajam, berkelok-kelok. Tepat di samping kiri jalan merupakan jurang yang cukup dalam dengan sungai yang besar dengan aliran deras di dasarnya. Sebenarnya pemandangan disamping aliran sungai cukup bagus, beberapa lahan sawah dan lahan kosong yang ditumbuhi rerumputan hijau dengan tebing dari bagian Gunung Halimun di seberang sungai cukup menarik untuk sekadar mengambil foto landscape. DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

71


WARISAN RIMBA

Posisi Situ Kabuyutan yang dikelilingi hutan pinus dan tebing dari bukit tempat datang tadi membuat pemandangannya tidak terlalu luas, tetapi cukup nyaman jika hanya sekadar berkemah santai atau hanya ngadem sebentar. jelajahgarut.com

Para pengunjung di sini tidak disarankan untuk melintas di jalur ini pada malam hari apabila belum terbiasa bepergian jauh dengan medan yang hampir sama. Karena kabut tebal dan angin cukup kencang di daerah ini akan sangat berbahaya pada malam hari. Kondisi yang terjadi karena letak geografis tempat ini yang cukup tinggi dan dikelilingi perbukitan terjal juga tidak didukung dengan kelengkapan jalan berupa marka tengah dan samping serta penerangan jalan. Bahkan ketika memasuki areal kebun teh yang lebih terbuka ada beberapa titik rawan longsor. Jalan memasuki areal perkebunan teh apabila dari arah Pakenjeng akan didominasi oleh turunan curam yang tidak putus serta tikungan tajam, untungnya jalan di sini cukup lebar dan mulus. Hamparan Kebun Teh Di sisi kanan dan kiri jalan tidak lagi tebing-tebing bagian dari Gunung Halimun dan deretan perbukitan di selatan Garut, tetapi berganti menjadi hamparan luas ke72

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

bun teh yang dibatasi jurang dalam dengan aliran sungai di dasarnya dan Gunung Papandayan di sebelah barat. Jalan akan terus menurun hingga ke dasar jurang dan menyeberangi sebuah aliran sungai yang lebar dan deras, Sungai Cikandang. Setelah melewati jembatan ini, mulai memasuki wilayah Desa Depok yang juga terdapat pintu masuk menuju Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. Lalu lintas semenjak melewati Pasar Pamulihan memang akan sepi dan hanya akan didominasi oleh mobil Elf menuju Bungbulang dan sesekali berpapasan dengan sepeda motor. Jarang sekali kendaraan pribadi melintas di sini. Memasuki Desa Depok, jalan akan kembali menanjak hingga ke puncak bukit dan kemudian akan kembali turun hingga ke dasar jurang tepat di kaki Gunung Wayang. Tepat sebelum jalan menurun hingga ke dasar jurang akan disuguhi pemandangan Gunung Wayang dengan batuannya yang berwarna hitam dan areal persawahan warga yang sudah mulai menguning dan

deretan perbukitan yang memanjang di sisi kanan dan kiri jalan. Pemandangan khas yang akan selalui ditemui di daerah tengah Jawa Barat jika melakukan perjalanan menuju daerah selatan di Jawa Barat hingga dekat dengan wilayah pesisirnya. Setelah melewati Gunung Wayang, jalan akan kembali menanjak dan tetap berkelok-kelok dan aspal yang mengelupas ditambah dengan lubang yang tersebar di seluruh permukaan jalan. Dari situ, sekitar 2 Km jalan akan terus menanjak dan kemudian akan menjadi sedikit datar dan tidak akan lama lagi akan tiba di persimpangan menuju Situ Kabuyutan. Jalan masuk menuju Situ Kabuyutan sangat sempit, hanya selebar kendaraan mini bus dengan tanjakan hingga ke lokasi parkir, sehingga harus sangat berhati-hati. Apabila cuaca cerah, dari jalan kecil ini akan terlihat garis pantai di selatan yang merupakan wilayah Cijayana dan Cikelet juga deretan perbukitan di sisi barat Kecamatan Bungbulang yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Caringin.


Diujung tanjakan, akan ditemui persimpangan lagi, yang menuju desa dan jalan setapak menuju hutan pinus, ambil yang menuju hutan pinus. Kendaraan dapat diparkir di sini. Jika mengendarai motor, Anda dapat menitipkan di depan sebuah warung yang tampak tidak ada penghuninya. Jika ragu-ragu, tidak perlu khawatir karena Anda dapat bertanya ke warga setempat. Warga yang Anda temui pasti akan menjelaskan dengan lengkap jalan menuju Situ Kabuyutan. Tidak jauh dari situ ini ada juga Situ Cirompang. Situ Kabuyutan merupakan danau alami yang memang tidak terlalu besar, ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan Situ Cirompang. Situ Kabuyutan sudah cukup dikenal oleh masyarakat sekitar, cukup banyak warga yang sekadar datang ataupun kemping di samping danau. Situ Cirompang, aksesnya jauh lebih sulit karena berada di lereng Gunung Jampang dan diperlukan waktu cukup lama untuk trekkingnya, apabila musim hujan akan menjadi jauh lebih sulit. Situ Cirompang merupakan areal yang didominasi oleh rawa. Jadi memang tidak akan kering ketika musim kemarau. Sedangkan Situ Kabuyutan akan sedikit menyusut dan warna danaunya menjadi cokelat karena lumpur. Jalan Setapak Dari tempat menitipkan kendaraan, Anda mesti meneruskan perjalanan dengan mengikuti jalan setapak yang sebagian semennya sudah menghilang digantikan dengan ilalang. Patokannya adalah turunan yang cukup licin di samping sawah yang tidak terlalu lebar. Dari sana sudah tidak jauh lagi menuju Situ Kabuyutan. Ternyata belum jauh berjalan kaki, jalan bercabang dua, yang sedikit menanjak

dan yang menurun menuju hutan pinus. Ikuti jalur yang memasuki hutan pinus. Jalur yang semula jalan setapak tanah dan ilalang kemudian berganti menjadi semen yang sudah hancur lengkap dengan pembatas di sisi kanan-kirinya agar tidak tergelincir ke sawah di sisi kanan jalan. Jalan setapak yang dominan turunan ini semakin lama semakin memutari bukit tempat memulai trekking tadi. Jika Anda ragu bisa bertanya kepada penduduk yang ada di sekitar tempat tersebut. Dari sini hanya perlu sekitar 15 menit lagi untuk sampai di Situ Kabuyutan. Jalan semakin lama semakin turun dan semen pun sedikit demi sedikit menghilang digantikan kembali menjadi jalan setapak tanah dengan ilalang. Turunannya curam dan licin jika turun hujan tepat disamping sepetak sawah yang langsung menuju hutan pinus. Dari hutan pinus ini, sedikit demi sedikit mulai terlihat genangan air berwarna cokelat, Anda pun tiba di Situ Kabuyutan. Posisi Situ Kabuyutan yang dikelilingi hutan pinus dan tebing dari bukit tempat datang tadi membuat pemandangannya tidak terlalu luas, tetapi cukup nyaman jika hanya sekadar berkemah santai atau hanya ngadem sebentar. Bentuk Situ Kabuyutan memanjang dan bagian ujung dari tempat posisi rombongan datang, mengalir sungai kecil menuju hutan pinus dan kemungkinan ada jalan tembus menuju perkampungan. Ada tanah datar yang terbuka tepat di sisi danau, yang di sini bisa dijadikan sebagai tempat beristirahat setelah perjalanan cukup jauh. Suasananya biasanya sangat sepi, apalagi kalau hari biasa, bukan saat liburan. Pengunjung akan disuguhi suara pohon pinus yang tertiup angin, cuaca cerah, langit biru

dan sesekali gumpalan awan putih melintas tertiup angin yang cukup kencang, benar-benar menggoda untuk tidur siang. Saat itu, rombongan tiba di Situ Kabuyutan tepat pukul 11.30, waktu makan siang. Namun, sayangnya di sini tidak ada warung nasi atau pedagang yang berada di pinggir danau, bahkan di jalan menuju tempat parkir. Di tempat parkir memang ada warung, tetapi belum tentu buka setiap hari. Oleh karena itu, ada baiknya jika ingin membeli makanan sebaiknya sebelum berbelok menuju Situ Kabuyutan. Ada juga pengunjung yang datang ke Situ Kabuyutan dengan jalan masuk yang berbeda. Jalan yang diambil tepat berada di seberang tanah datar terbuka, atau berada di sisi kanan jalan setapak dari arah hutan pinus, dari arah tebing bukit tempat jalan setapak yang rombongan kami ketika datang. Ada baiknya datang ke Situ Kabuyutan pagi-pagi agar bisa puas berkeliling dan menikmati kenyamanan pemandangan di sini, apalagi kalau membawa bekal makan siang bersama akan terasa nikmat. Cuma harus hati-hati, bisa saja menjelang sore kabut tebal dapat seketika turun dari arah tebing. Masalah kabut ini harus diantisipasi karena saat pulang menuju tempat parkir, jalannya akan menanjak terus dan akan licin jika hujan. Dari lokasi Situ Kabuyutan pengunjung butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di tempat parkir kendaraan, dekat warung. Setelah beristirahat sejenak, Silahkan meninggalkan Situ Kabuyutan. Dari sini jika cuaca cerah masih dapat menikmati pemandangan yang menawan sepanjang perjalanan. Butuh sekitar dua jam untuk tiba kembali di SPBU Cisurupan, yang pengunjung bisa sekaligus mengisi bahan bakar. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

73


WISATA RIMBA

BERWISATA SEKALIGUS BEROBAT DI

Air Terjun Gentongan Jika melintas di Kabupaten Bondowoso, jangan lupa untuk singgah sejenak untuk menikmati keindahan alamnya. Di daerah yang berbatasan dengan Banyuwangi ini punya banyak tempat menarik yang mirip daerah-daerah di luar negeri. Ada Situs Batu Solor atau Kawah Wurung dengan bukit Teletubbiesnya, yang seperti di Selandia Baru. Namun, dari semua itu ada satu yang istimewa, bukan kembaran landmark dunia dan hanya ada di Bondowoso, yaitu Air Terjun Gentongan. Air Terjun Gentongan secara administratif terletak di Dusun Watu Capil, Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso. Air terjun ini berada di Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) Petak 104 I Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Blawan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukosari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso.

74

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


Objek wisata ini bisa menjadi destinasi tambahan saat wisatawan mengunjungi wisata Kawah Ijen karena lokasinya yang berada tepat di antara Air Terjun Kalipait dan Air Terjun Blawan. Jika dari pos Paltuding wisatawan tinggal menuju ke arah Bondowoso, tak jauh setelah melewati Air Terjun Kalipait maka sampailah di Afdeling Watu Capil. Untuk motor bisa dititipkan di rumah warga dan untuk mobil bisa diparkir di lapangan SD Watu Capil lalu menyusuri jalan setapak menuruni tebing. Sampai bawah tinggal mengikuti jalan setapak melawan arus Sungai Kalipait. Jika belum jelas, sampai di Afdeling Watu Capil bisa tanya warga setempat untuk akses jalannya. Lebih Indah Memang, nama Air Terjun Gentongan masih asing di telinga tra veler, tapi tidak bagi mereka yang pernah mendaki ke Kawah Ijen lewat jalur Bondowoso. Untuk diketahui bahwa Gunung Ijen bisa didaki lewat kabupaten ini, bahkan para pendaki sepakat jika rute pendakian dari kota tape ini menyuguhkan lanskap yang lebih indah diban ding jika pengujung mendaki dari wilayah Kabupaten Banyuwangi. Sepanjang rute pendakian dari Bondowoso, pengunjung akan disuguhi beberapa air terjun cantik, salah satunya adalah Air Terjun Gentongan ini. Mereka akan menjumpai air terjun ini saat melintasi kawasan Afdeling Watu Capil, Kecamatan Sempol. Tapi penampakannya tidak akan terlihat begitu saja, perlu trekking dulu sejauh 1 km untuk melihatnya. Jalannya lumayan curam dan berdebu. Jadi, sangat disarankan untuk memakai masker, kain atau sejenisnya untuk menutup hidung. Tidak disarankan pakai masker, kalau pengunjung ingin merasakan

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

75


WISATA RIMBA sensasi terkena debu. Jika saat habis menitipkan kendaraan tidak percaya diri, bisa minta tolong warga untuk memandu. Anak-anak kecil, penduduk lokal bisa menjadi pemandu yang andal. Pengunjung cukup kasih uang jajan seiklasnya saja sebagai upah. Setelah menerjang panas teriknya matahari, pasti para pengunjung ingin segera sampai di Air Terjun Gentongan. Banyak pengunjung yang membayangkan bisa main air segar di sana. E..., jangan salah ya. Air Terjun Gentongan adalah air belerang, bukan air segar seperti kebanyakan air terjun pada umumnya. Air terjun berketinggian sekitar 20 meter ini tergolong unik. Pasalnya, aliran air tersebut merupakan terusan dari Kali Pait dan rembesan dari Danau Kawah

Obati Penyakit Kulit Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat, air terjun ini mengandung khasiat khusus, dapat dijadikan obat untuk penyakit kulit atau gatal-gatal. Caranya dengan mengoleskan air pada bagian tubuh yang sakit. Keunikan dari objek wisata ini adalah posisi air terjun ini terlihat seperti menggantung di batu tebing. Dari sanalah kemudian warga sekitar menamainya dengan

Air Terjun Gentongan begitu cantik dengan batu-batu di kanan dan kiri air terjun itu yang menjulang. Airnya berasal dari rembesan Kawah Ijen yang kaya akan kandungan belerang ini memiliki khasiat khusus, dapat dijadikan obat untuk penyakit kulit atau gatal-gatal. Caranya dengan mengoleskan air pada bagian tubuh yang sakit.

Ijen. Air Terjun Gentongan memiliki air berwarna biru agak kehijauan dan berbuih. Hal ini dikarenakan airnya berasal dari rembesan Kawah Ijen yang kaya akan kandungan belerang. Maka dari itu buat pengunjung yang tidak kuat dengan bau menyengat belerang disarankan untuk memakai masker jika berada di dekat air terjun. Jangan pula terlalu dekat dengan terjunannya, karena cipratan air yang dihasilkan bisa memberikan efek gatal dan perih jika terkena mata. Keunikan lain dari air terjun ini yaitu bila kita berkunjung di siang hari, percikan air yang muncul dari antara bebatuan alam akan berkilau kuning seperti emas ketika terpapar sinar matahari. 76

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

gentongan yang berasal dari bahasa Madura karena sebagian besar penduduk di sini berbahasa madura. Gentongan memiliki arti menggantung. Keberadaan air terjun ini belum banyak diketahui traveler lantaran minimnya promosi. Mungkin hal ini juga disebabkan karena akses menuju lokasi yang masih sulit serta letaknya yang berada tersembunyi di balik pemukiman warga.


Ada beberapa rute yang bisa diambil untuk menjangkau ke lokasi namun hanya satu yang direkomendasikan untuk pengunjung. Pertimbangannya adalah jalur lainnya terlalu berbahaya dan tidak semua wisatawan bisa melewatinya. Satu jalur yang cukup aman dilalui adalah melintasi jalan setapak di dekat lapangan sepak bola Desa Watu Capil dengan posisi menurun. Jalan ini sengaja

bawa kendaraan pun bisa dititipkan ke rumah warga sekitar lokasi. Ketika ke sana jangan lupa bawa kamera dan siapkan diri untuk menikmati panorama aliran air keemasan yang muncul dari tebing bebatuan alami nan indah. Air terjun ini memang tidak tinggi, tapi memanjang. Jadi terlihat begitu cantik. Yang membuat air terjun ini begitu eksotis adalah batu-batu yang ter-

dibuat untuk wisatawan, meski jauh tapi lebih aman untuk dilalui. Dari pusat kota Bondowoso, pengunjung akan melewati jalan raya beraspal mulus menuju ke arah Kawah Ijen, sekitar 56 km. Selanjutnya melintasi jalan macadam sejauh 7 km. Lokasi ini sayang sekali untuk dilewatkan saat Anda menuju Kawah Ijen atau Kawah Wurung. Saat ini belum ada tiket masuknya, jika mem-

bentuk di kanan dan kiri air terjun itu. Suasana di Air Terjun Gentongan sepi dan tenang. Batuan tebing yang eksotis dan tinggi mengelilingi air terjun, untuk yang hobi climbing bisa dicoba di sini. Keren banget. Pengunjung yang ingin menyusuri objek wisata di Jawa Timur, bisa memasukkan Air Terjun Gentongan dalam daftar perjalanan di musim liburan mendatang. DR DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

77


WISATA RIMBA

MENIKMATI

Kesejukan Curug Cipamingkis

Murah dan berkesan. Itulah yang sering hinggap di benak kita saat merencanakan untuk berlibur bersama keluarga atau rekan di kantor. Ya, menikmati liburan tidak harus dengan travelling ke tempat yang jauh dan memakan biaya besar. Yang penting bagaimana dengan biaya terjangkau, namun meninggalkan kesan mendalam. Itu tidak sulit untuk diwujudkan. Kemacetan akhir pekan menuju Puncak Cisarua kerapkali mengurungkan niat kita untuk berwisata menikmati keindahan hutan

78

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

pinus dan udara sejuk. Kini tak perlu lagi mengurungkan niat karena ada Curug Cipamingkis di kawasan hutan Perhutani Perhutani Bogor, bisa menjadi jawaban dan sekaligus obat rindu pengganti wisata di Puncak. Buat yang tinggal di kawasan Jabodetabek, tidak ada salahnya menikmati keindahan alam Curug Cipamingkis, di kawasan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain letaknya hanya sekitar 60 kilometer dari Jakarta, wahana wisata Curug Cipamingkis juga menyajik-

an suasana alam nan indah ditambah dengan udara yang segar. Suasana alam khas pegunungan dijamin akan membuat pengunjung ingin berlama-lama di tempat ini. Curug Cipamingkis berada di sebuah lembah pegunungan di bagian selatan pusat kota Jonggol, tepatnya di bukit Cipamingkis. Tempat ini juga cocok dikunjungi para karyawan yang ingin menikmati liburan singkat di akhir pekan. Meski lokasinya dekat, namun sebelum berangkat, ada baiknya Anda menyiapkan fisik dengan baik.


Warga Jabodetabek kini memiliki alternatif untuk mengisi liburan dengan harga terjangkau, namun tetap bisa memberikan kesan mendalam. Wisata alam Curug Cipamingkis yang berada di kawasan hutan Perhutani Bogor, kini sudah banyak dikunjungi wisatawan. Udara sejuk dan pemandangan hutan pinus serta berbagai fasilitas yang lengkap, akan menjadi tempat rekreasi yang mengesankan bagi Anda sekeluarga.

Selain itu, pastikan juga kondisi kendaraan dalam kondisi prima. Soalnya, dalam perjalanan ke lokasi wisata tersebut, Anda akan menemui banyak tanjakan terjal dengan sudut kemiringan mencapai 30 derajat. Selain menikmati keindahan Curug Cipamingkis, pengunjung juga bisa singgah sejenak di Curug Ciherang. Air terjun ini letaknya hanya sekitar 800 meter dari pintu masuk Curug Cipamingkis. Kedua wahana wisata alam ini berada di bawah pengawasan Perum Perhutani. “Air terjunnya bagus dan masih bersih. Akses dari tempat parkir ke lokasi juga aman, treknya tidak terlalu berat. Selain itu, suasana daerah sekitar sangat sejuk, mirip dengan udara di Puncak. Ditambah lagi kendaraan yang melintas sangat sedikit,” kata Imam, pengunjung dari Bekasi. Curug Cipamingkis yang terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan air laut, hutan pinus seluas 16.5 hektare di Petak 30C, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipamingkis, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor tersebut mulai bersolek bak perawan.

Udara dingin dengan temperatur 16-20 derajat Celcius di hutan pinus ini diyakini menyimpan ‘hawa lain’ bagi warga desa yang sebagian besar bekerja di hutan Perhutani dan sebagai petani sayuran. Banyak pelajar sekolah, mahasiswa dan keluarga muda berkemah mengisi akhir pekan mereka di hutan wisata Perhutani Bogor tersebut. Fasilitas Memadai camping Selain fasilitas ground, hutan Cipamingkis menyediakan atraksi jembatan pohon kiara di ketinggian 30 meter dari atas tanah. Jembatan berwarna oranye ini menjadi lokasi favorit pengunjung untuk menikmati keindahan hutan pinus sekaligus mengambil gambar-selfie atau wefie. Keindahan lain yang ditawarkan hutan wisata ini adalah taman bermain anak, stone garden, kolam bharatayuda, perahu aspara, jembatan cinta, terapi ikan, air terjun atau Curug Cipamingkis setinggi tujuh meter. Bagi para pengunjung yang hendak ke bawah air terjun, perlu memperhatikan beberapa hal. Bila ingin mencoba khasiat air terjun ketinggian tujuh meter disarankan memakai sepatu khusus untuk mendaki gunung atau hiking sehingga pijakan kaki akan mantap

saat melewati batu-batu besar sekitar air terjun. Bisa juga mengenakan sandal. Jangan sampai Anda terpaksa harus mencopot dan menjinjing sepatu cantik, lalu jalan kaki berjinjit-jinjit karena kesulitan berpijak. Demikian pula bila bisa berfoto selfie di jembatan kiara setinggi 30 meter, sensasinya amboi luar biasa. Menurut Administratur KPH Bogor, Asep Dedi Mulyadi, hutan wisata Curug Cipamingkis ini dibuka tahun 2010 bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Puncak Mandiri Desa Warga Jaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. “Pengunjung umumnya datang untuk camping, outbound, menyalurkan hobi fotografi atau sepeda gunung, bahkan hanya ingin makan siang rame-rame sambil selfie di jembatan pohon kiara. Saat libur Lebaran pengunjung bisa mencapai 1.500 orang,” kata Asep. Pada hari Sabtu (15/10) lalu, pengunjung Curug Cipamingkis mencapai sekitar 500 orang. Mereka datang dari Bogor, Depok, Bandung, Surabaya hingga beberapa turis mancanegara seperti Afrika dan Arab Saudi. “Saya suka melihat air terjun di sini, dingin. Saya juga berfoto di atas pohon, bisa melihat alam, betul-betul indah, alami, serasa di planet lain,” kata salah satu pengunjung warga Arab yang datang bersama rombongan. Pengunjung lain, Asmawi yang berkemah saat itu bersama keluarganya mengetahui lokasi hutan Perhutani tersebut dari blog temannya yang pernah berkunjung. “Kemah di sini nyaman, alamnya asri, jauh dari keramaian, mudah dijangkau dari Bekasi, tidak macet seperti Puncak, udaranya juga sama kok dengan Puncak, dingin. Keluarga saya senang, kemah di

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

79


WISATA RIMBA sini meriah, anak-anak leluasa bermain, sambil belajar ilmu alam,” kata Asmawi di tengah kesibukan memasang tenda. Tiket ke hutan wisata Curug Cipamingkis hanya 15 ribu rupiah, parkir motor 2000 rupiah dan mobil 4000 rupiah selain retribusi desa setempat. Bila ingin berkemah, sewa tenda antara 150-300 ribu rupiah tergantung ukuran tenda. Lokasi tidak jauh dari Sentul City (32 km) atau dari Bekasi (50 km) atau dari Taman Bunga Nusantara

kata Asep. Berbagai Legenda Bagi masyarakat desa hutan Wargajaya, legenda Curug Cipamingkis tidak asing lagi. Masyarakat meyakini Curug Cipamingkis dihuni Pangeran Langit dan Dewi Ular yang saling cinta dan setia. Cinta mereka akan menular kepada siapa saja yang mandi air Curug Cipamingkis di waktu pagi. Air curug berkhasiat memudahkan mendapat jodoh selain juga sehat

pamingkis terlihat lebih banyak didatangi pengunjung ketimbang Curug Ciherang yang sama-sama berada di wilayah Bogor. Kendati lokasi kedua curug tersebut berdekatan, legenda Curug Cipamingkis lebih terasa kental ketimbang Curug Ciherang. Penyebabnya, tak bisa dimungkiri karena Curug Cipamingkis sangat lekat mengandung aroma mistik yang melegenda. Ada banyak legenda dan mitos di seputar Curug Cipamingkis. Salah satu mitos yang melingkupi

Cipanas hanya 17 km ke Sukamakmur. Aksesnya mudah, jalanan beraspal dan lalu lintas sepi. “Kegiatan kemah hari libur tak pernah sepi, full booked, ini ada karyawan dari salah satu bank dari Jakarta sudah pesan untuk family gathering di sini. Kami terus tingkatkan pelayanan, keamanan, kebersihan, dan penataan parkir,”

dari penyakit. Namun, ada juga sekelompok masyarakat setempat yang menyebut Curug Cipamingkis merupakan air terjun pamungkas atau terakhir. Kelompok masyarakat ini meyakini, dari filosofi kata pamungkas itu kemudian menjelma nama cipamingkis. Yang menarik, Curug Ci-

Curug Cipamingkis itu menyatakan jika seseorang yang belum mendapatkan jodoh dalam hidupnya lalu mandi di bawah terjunan airnya dengan melafalkan niat, maksud, dan tujuan maka yang dikehendaki itu akan terlaksana. Selain itu, juga ada mitos yang menyebut bahwa Curug Ci-

80

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


pamingkis memiliki “penunggu”. Menurut mitosnya, “penunggu” Curug Cipamingkis itu berbentuk ular naga yang digelari masyarakat sebagai Ratu Ular atau Dewi Ular, yaitu paduan Pangeran Langit. Juga ada salah satu cerita yang konon berasal dari salah satu pengunjung Curug Cipamingkis. Menurut cerita itu, ketika dia tengah berada di Curug Cipamingkis, pada suatu saat tiba-tiba didatangi sosok yang matanya memancarkan sinar tajam berbentuk bola merah dan semakin lama semakin dekat menghampirinya. Akhirnya, dia merasakan keanehan pada dirinya. Sejak itu, konon dia lantas merasa secara tidak langsung telah mendapatkan kekuatan gaib dan daya tarik terutama terkait perjalanan cinta kasihnya. Cerita yang tak jauh berbeda juga terdengar di seputar Curug Ciherang yang notabene merupakan tetangga dekat Curug Cipamingkis. Situs Wisata Curug Ciherang saat ini merupakan air terjun objek wisata religi yang kerap didatangi masyarakat. Air terjun ini juga di-lingkupi legenda kendati aroma mistisnya tidak sekental Curug Cipamingkis. Suara gemericik air terjun Curug Cipamingkis berasal dari pertemuan aliran Sungai Cipamingkis dan Cisarua. Legenda Curug Cipamingkis tetap hidup hingga kini. Kendati tak lepas dari cerita mistis di seputar air terjun, Curug Cipamingkis menyimpan potensi besar karena kekayaan pesona dan daya tarik alamiahnya. Perhutani KPH Bogor kini berhasil menyulap kawasan curug menjadi destinasi wisata yang diburu pengunjung. Sebab, Curug Cipamingkis terlihat begitu indah dengan hamparan hutan pinus yang hijau mengelilinginya. Suasana yang asri, sejuk, dan hawa

segar khas pegunungan pun begitu terasa saat memasuki area air terjun. Dilihat dari posisi lokasi wisata, Curug Cipamingkis memiliki keunggulan. Lokasi parkirnya lebih dekat dengan jalan utama. Begitu tiba di area air terjun, tempat parkir akan segera terlihat. Banyak ken-daraan roda empat dan dua yang parkir di sana. Di sekitar tempat parkir terdapat pondok-pondok yang menjual makanan dan minuman ringan. Dari lokasi parkir, terdapat jembatan bambu yang harus dilewati untuk menyeberang. Sehingga, sekilas sudah terlihat pengelolaan yang cukup baik di sana. Mudah Dijangkau Tidak sulit ke Curug Cipamingkis, yang berada di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Alternatif pertama bisa ditempuh dari Cibinong-Sentul City-Babakan Madang ke Sukamakmur (40km), atau Bekasi-Jonggol-Sukamakmur (50 km), terdekat dari Cianjur-Cipanas-Taman Bunga Nusantara-Sukamakmur (17 km). Untuk menuju ke Curug Cipamingkis paling tidak rute perjalanan ini dapat menjadi patokan. Pertama, melalui jalan raya Jonggol-Cariu, bisa melalui jalur Cibubur atau Taman Buah Mekar Sari. Ambil jalan lurus menuju Cianjur. Kedua, untuk memastikan agar tidak kelewatan, arahkan GPS menuju Polsek Jonggol. Buat yang nggak punya GPS, silahkan tanya warga sekitar, di mana letak Polsek Jonggol. Ketiga, setelah sampai di Pol-

s e k Jonggol, silakan ambil rute menuju Dayeuh. Dari jalan raya Dayeuh, tinggal lurus sampai me-nemui pertigaan menuju Kota Bunga atau Sentul, jaraknya sekitar 18 km. Keempat, ambil arah menuju Kota Bunga. Sekitar 8 km dari pertigaan tadi, akan ditemui pertigaan dengan petunjuk menuju Gunung Batu atau Curug Cipamingkis. Kelima, silakan ambil arah kanan menuju Curug Cipamingkis. Dari pertigaan itu, lokasi curug sekitar 4,8 km. Tapi tanjakan terjal membuat perjalanan terasa lebih berat. Dari Bogor, jaraknya hanya sekitar 40 km. Rutenya dengan melewati Bogor-Sentul-Babakan Madang-Sukamakmur-Desa Wargajaya-Curug Cipamingkis. Bagi pengunjung dari Jakarta, jaraknya pun tak terlalu jauh, hanya sekitar 60 km dari Pintu Tol Cibubur. Rutenya adalah Cibubur-Gunung Putri-Jonggol-Sukamakmur-Desa Wargajaya-Curug Cipamingkis. Dari arah Jonggol, pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dapat mengambil jalan menuju Sukamakmur ke arah Cipanas. Para pengunjung diperkirakan tak akan banyak mengalami kesulitan untuk tiba di lokasi Curug Cipamingkis setelah keluar pintu tol Cibubur. Sebab, perjalanan dari sana hanya tinggal lurus saja mengikuti jalan raya ke arah timur. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

81


FLORA RIMBA

banyuwangibagus.com

PENELITI ASING INCAR

Durian Merah Banyuwangi Durian merah banyuwangi sekarang makin populer. Bagi pecinta durian, nama durian merah pasti mengundang rasa penasaran untuk menikmatinya. Popularitasnya telah mendunia. Ini dibuktikan dengan tertariknya para peneliti dari beberapa negara sahabat untuk mempelajari budidaya durian merah Banyuwangi.

82

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


kotaikan.blogspot.com

Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara sekaligus nama buahnya yang bisa disantap. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah “raja dari segala buah” (king of fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya. Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal, tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadang ditemukan di pasar di Asia Tenggara. Terdapat banyak nama lokal. Terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan duren (bahasa Gayo). Orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang Toraja menamai duliang. Di Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai doriang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen. Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah sekitarnya juga memiliki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru, yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 meter, tergantung spesiesnya. Pohon

durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna cokelat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang. Daun berbentuk jorong hingga lanset, terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai. Sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang. Bunga dan buahnya muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang sekitar 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2 kali panjang kelopak, berjumlah lima helai, keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam lima berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam (“berduri”, karena itu disebut “durian”, walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani), berwarna hijau kekuning-kuningan, kecokelatan, hingga keabu-abuan. Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

83


FLORA RIMBA yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri bila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kg, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Bila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian. Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya “kamar”), yang menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecokelatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji), yang biasa disebut sebagai “daging buah” durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi. Namun, pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut pongge. Varietas Unggul Pemulihan durian diarahkan untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut “sukun”). Durian sangat beraneka ragam. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik, namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya. Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi. Beberapa di antaranya adalah durian parung, durian lampung, durian jepara, durian palembang, durian padang, dan durian merah banyuwangi. Di sini akan diulas lebih jauh soal durian merah banyuwangi. Ya durian ini sekarang makin populer. Bahkan popularitasnya telah mendunia. Ini dibuktikan dengan tertariknya para peneliti dari beberapa negara untuk mempelajari budidaya durian merah banyuwangi. Tak terkecuali bagi pecinta durian, nama durian merah pasti mengundang rasa penasaran untuk menikmatinya. Durian abang alias Dubang, begitu lidah lokal menyebut durian merah, semakin banyak peminatnya. Banyak alasan untuk memburunya. Selain karena karena jumlah yang bisa dihasilkan dari pohonnya masih terbatas, durian merah memiliki warna eksotis dan rasa yang lezat. 84

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Keunikan durian merah, mendorong pemerintah daerah untuk melakukan berbagai usaha pengembangan komoditas hortikultura durian merah. Tidak seperti durian pada umumnya, durian merah memiliki keunikan dan memiliki ciri khas tersendiri. Dua varietas durian merah, yaitu Balqis dan SOJ (Sunrise of Java, yang memiliki daging buah berwarna orange), secara resmi telah diumumkan sebagai milik dan menjadi ciri khas bagi Banyuwangi oleh Kementerian Pertanian. Pengesahan dua varietas durian merah tersebut tertuang dalam SK Menteri Pertanian Nomor 143 tahun 2015. Durian merah varietas SOJ kini menjadi idola, karena warna dagingnya yang sangat terang dan mencolok. Ini jadi unggulan, dan bernilai ekonomis tinggi. Ketebalan daging SOJ mencapai 16,5 milimeter dengan perpaduan rasa manis dan pahit yang pas di lidah. Aroma durian ini juga tidak tajam. Durian merah telah lama menjadi daya tarik bagi wisata Banyuwangi. Ketenarannya telah banyak dikenal oleh wisatawan yang datang. Durian jenis ini bahkan menjadi incaran banyak peneliti perkebunan dari berbagai negara untuk dikembangkan. Durian merah khas Kabupaten Banyuwangi, memiliki 65 varietas dengan karakteristik rasa dan aroma yang berbeda-beda. Varietas itu karena adanya proses penyerbukan yang berbeda-beda pula. “Ada yang merah block dan merah grafis. Untuk rasa juga beragam, ada yang manis, asin gurih, bahkan pahit,” kata peneliti durian merah Eko Mulyantoro, di Banyuwangi, beberapa waktu lalu. Menurut peneliti dari Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi ini, dari 65 varietas itu hanya 25 varietas yang bisa dikonsumsi. Dua di antaranya adalah jenis balqis dan SOJ. Sebagai peneliti dan pengembang, Eko memiliki target untuk bisa menghasilkan durian merah unggulan yang bisa diekspor. Saat ini ada 11 varietas yang tengah dikembangkan untuk memenuhi target itu. Tembus Pasar Eropa Keunggulan yang dikembangkan, kata Eko, antara lain buah tidak berbau, warna buah merah batik (grafis), biji tipis dan berdaging tebal, kulit durian selalu hijau serta nonalkoholik yang tidak membuat perut kembung apabila dikonsumsi. “Target kami durian merah banyuwangi bisa menembus pasar Eropa,” kata lelaki yang juga PNS di Pemkab Banyuwangi ini. Sampai sekarang pengembangan durian merah terus dilakukan. Sebanyak 15 ribu bibit durian merah telah disebarkan oleh Pemkab Banyuwangi kepada warga dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, populasi


pohon durian merah yang sudah ditanam mencapai 15 ribu. Dari jumlah itu 1.500 pohon sudah tumbuh besar dan 200 di antaranya sudah berbuah secara produktif. Setiap tahun rata-rata dihasilkan 1.700 buah durian merah yang bisa dipanen. “Kami terus mengembangkan durian merah dengan merangkul para petani melalui pemberian bibit secara gratis. Kami berharap semakin banyak petani yang mau menanam durian merah karena nilai ekonomis buah ini sangat tinggi. Per kilogramnya Rp 150275 ribu, maka bisa menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi siapa pun yang ingin mengembangkan,” kata Eko. Menurut dia, buah durian merah menjadi ikon tanaman hortikultura asal Banyuwangi yang paling diburu oleh wisatawan saat ini. “Buah ini eksotis dan sangat khas, sangat berpotensi untuk menjadi buah ikon daerah,” kata Eko. Semula jumlah pohon durian merah besar dan produktif di Banyuwangi hanya ada lima yang tersebar di beberapa wilayah dan kini sudah berusia tua. “Seperti milik Pak Serat di Kecamatan Glagah. Pohon ini sudah tumbuh sejak beberapa generasi, hasil buahnya kecil dengan biji yang besar,” kata Eko. Selanjutnya dimulailah pengembangan durian merah untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik. Caranya melalui proses polinasi (penyerbukan) di lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh durian merah. “Kami sudah melakukan riset, wilayah yang cocok untuk pengembangan durian merah di Banyuwangi hanya ada di lima Kecamatan yakni Kalipuro, Glagah, Songgon, Licin, dan Kecamatan Giri,” ujarnya. Eko menjelaskan di wilayah ini tanahnya memiliki unsur hara yang istimewa karena mendapatkan asupan sulfur dari Gunung Ijen maupun Gunung Raung ditambah hawa laut dari Selat Bali yang kaya akan mineral. “Unsur hara dan mineral ini sangat berpengaruh pada karakteristik durian merah yang dihasilkan, termasuk warna merah pada dagingnya,” katanya. Eko melanjutkan pada sekali proses polinasi akan dihasilkan 10-25 jenis buah durian merah yang berbeda-beda. Namun saat biji hasil buah itu disemai tidak semuanya akan tumbuh menjadi tunas. Tunas-tunas yang berhasil tumbuh inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhan baru hingga mencapai 65 varietas. “Setelah tumbuh menjadi tunas kemudian tunas dipotong dan ditempel ke pohon yang sudah besar dengan metode top walking. Dengan metode ini tidak perlu menunggu sampai bertahun-tahun agar pohon durian merah berbuah, hanya 2,5 tahun sudah bisa produksi,” ujarnya.

Warisan Nenek Moyang Eko memaparkan durian merah sudah ada sejak zaman kerajaan, namun baru dipublikasikan pada tahun 1997. Tahun 1997 itu dipublikasikan. Awalnya itu Serad (warga Desa Kemiren), di kebun rakyat. Kebun itu warisan nenek moyangnya. Dari zaman kerajaan Blambangan itu sudah ada. Awal pengembangan durian merah, tambah Eko, telah dilakukan sejak tahun 2007 dan waktu itu hanya tiga pohon yang produktif. Di Tahun 2014, sudah berkembang 200 pohon yang bisa dipanen tiap tahun. Untuk menjaga agar durian merah banyuwangi tidak kehilangan identitasnya sebagai ikon daerah, setiap pengiriman bibit keluar daerah dilakukan pencatatan di hadapan notaris. Menurut Eko, ada beberapa syarat untuk bisa masuk ke kategori internasional, yaitu berat standar antara 1,5 sampai 2 kg, tahan antara dua sampai tiga minggu dan masih dalam kondisi baik saat dibekukan. Dari 62 varian tersebut, durian merah Banyuwangi dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan warna daging buahnya. Pertama, durian merah bocking yang seluruh dagingnya berwarna merah. Kedua, durian merah pelangi yang dagingnya berwarna merah dan kuning. Ketiga, durian grafika yang dagingnya berwarna kuning, putih, dan merah. Ketiganya bisa dibedakan dari pohonnya dan daunnya memiliki kekhasan masing-masing. Budidaya durian membutuhkan waktu antara tujuh sampai 12 tahun, baru bisa dipanen. Pelestarian durian merah banyuwangi dilakukan dengan cara penanaman bibit baru durian. Sedangkan untuk pengembangan bibit durian merah di Banyuwangi, dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan penelitian untuk percepatan bibit. Percepatan bibit durian merah itu, menurut Eko, dilakukan dengan cara menyambung batang induk durian biasa dengan batang durian merah. Cara ini bisa mempercepat pohon durian berbuah dari 12 tahun menjadi hanya lima tahun. Selain itu percepatan juga dilakukan dengan cara top working, yaitu pohon durian besar disisipi dengan bibit durian merah. Dengan cara seperti ini, maksimal tiga tahun kemudian sudah bisa dipanen. Bibitnya, dijual dengan harga bervariasi sesuai tinggi bibit. Untuk bibit durian merah yang tingginya sekitar 30 cm, harganya berkisar Rp 75.000, sedangkan bibit yang tingginya di atas 60 cm sampai 1 meter, dibanderol Rp 200.000. Untuk yang tingginya lebih dari 1,5 meter harganya mencapai Rp 1,5 juta. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

85


RIMBA FAUNA UTAMA RIMBA

Geleng-geleng Ulah Celeng Gasak

“Celengan” 86

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

gaulois.ardennes.culture.fr


Babi hutan atau celeng menjadi musuh petani karena menggasak lahan pertanian yang telah susah payah dicangkul, ditanami, dirawat bahkan telah dipagarinya. Bagi petani, tumbuh dan berhasilnya tanaman yang dirawat di ladangnya adalah tabungan bagi keluarganya. Namun, di banyak tempat, celeng ini menyerang tanaman petani yang siap dipanen.

Dalam bahasa Jawa ada binatang yang disebut celeng. Tetapi tidak ada hubungan dengan celengan tempat menabung. Hanya bisa jadi awal orang menabung dimasukkan ke dalam gerabah yang dibentuk seperti celeng, tetapi sekarang kebanyakan sudah berubah berupa ayam dan kucing duduk. Celeng juga bukan berarti orang yang mabuk karena minuman keras sehingga oleng kehilangan keseimbangan atau lebainya seorang yang sempoyongan tak kuat membawa beban berbagai masalah dalam hidupnya. Celeng adalah babi. Bedanya celeng dengan babi adalah celeng hidup di hutan dan mencari makan sendiri, sedangkan babi diternak sehingga geraknya terbatas. Untuk itu babi berlemak, berkolesterol tinggi, sedangkan

celeng yang bergerak terus tak sempat menyimpan lemak dalam tubuhnya. Adapun kesamaan celeng dengan babi adalah sama-sama binatang over aktif seperti hamster, yang bergerak terus dan diam hanya saat tidur saja. Dalam image orang, babi itu jorok, menjijikkan. Untuk itu masuk akal kalau orang sedang kesal, yang disebut adalah nama binatang itu. Sudah pasti jika Tarzan yang kesal, pasti akan menyebut celeng karena dia tidak kenal babi. Logikanya orang tidak mengonsumsi babi, karena selain lemaknya tidak sehat juga identik dengan binatang yang jorok banget. Makan bercampur tanah bisa bercampur telor cacing, makanya babi biasa cacingan.Telor cacing tidak hanya hidup di pencernakan babi, tetapi bisa mengikut arus darah ke dalam

daging. Untuk itu mengonsumsi dagingnya setengah matang bisa sama dengan mengimpor telur cacing dalam pencernakan orang. Kedua makluk beda tempat tinggal itu sama-sama menyukai makanan berupa umbi-umbian, barangkali segernya seperti orang mengonsumsi buah segar seperti pir, melon, semangka. Babi tidak merusak tanaman yang ditanam orang, karena tinggal dalam kandang, tidak bisa berkeliaran semau gue, eh semau babi. Sedangkan celeng tinggal bebas tanpa kandang. Bisa bertualang kemana saja bersama sanak saudara kerabat dan kelompoknya. Biasanya sasaran utamanya adalah ladang ubi atau singkong. Ladang bengkoang, semangka, melon juga pilihannya, bahkan sayur mayur juga terasa sekali se bagai bagian salat yang nikmat. DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

87


FAUNA RIMBA Tangkap Celeng Tenaga dan besarnya ukuran celeng membuat orang tidak mudah menangkap dengan tangan tanpa peralatan. Cara efektif untuk menangkapnya adalah membuat perangkap. Membuat kubangan di jalan yang biasa dilalui rombo-ngan celeng, kemudian kubangan itu ditutup ranting dan dedaunan, sehingga tampak tetap rata. Saat kawanan itu lewat, sebagian rombongan paling depan akan terperosok dalam kubangan. Di dasar kubangan, celeng tak dapat melompat membebaskan diri, karena berat badannya tak seukur dengan tenaga kakinya untuk melompat, dan kakinya pun tidak di-design untuk melompat. Tidak se-perti kucing atau harimau. Tidak juga dapat mendusir membuat tangga tanah agar bisa keluar dari kubangan. Celeng menjadi musuh petani karena menggasak lahan pertanian yang telah susah payah dicangkul, ditanami, dirawat bahkan telah dipagarinya. Bagi petani, tumbuh dan berhasilnya tanaman yang dirawat di ladangnya adalah “celengan� bagi keluarganya. Seperti yang dialami para petani padi dan palawija di Kampung Ciwangun, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada awal tahun ini. Mereka kembali mengeluh akibat serangan babi hutan. Babi hutan selain merusakan tanaman padi siap panen, juga merusak bermacam tanaman palawija berumur muda sehingga terancam gagal panen. Atas nama peristiwa itulah para penggemar berburu, bersama anjing-anjing terlatihnya gemar menyerbu dan menembak celeng. Pembunuhan yang dianggap syah. Para pemburu mendapatkan alasan untuk membunuh kawanan

hewan yang selanjutnya mendapatkan julukan perusak itu. Andai punya perasaan, celeng tidak merasa merusak yang berdampak turut andil dalam menyengsarakan nasib para petani. Celeng hanya mencari makan saja. Suatu ikhwal keharusan makhluk hidup. Sayangnya para celeng telah melanggar pagar yang dibuat manusia. Itu pun tanpa sadar bahwa pagar itu suatu tanda tak boleh suatu wilayah dilanggar. Sebenarnya habitat celeng berada di hutan belantara, di mana segala umbi-umbian dan dedaunan tersedia di dalamnya dan menjadi makanan kesehariannya. Jika hutan tetap lestari maka celeng pun akan dapat menjaga kehidupan dirinya dalam habitat yang sesungguhnya, di hutan rimba. Jika tak dilihat dari buruknya saja, sekelompok binatang ini dengan kakinya yang berkuku kembar membuat jejak-jejak di tanah, sama artinya dengan melakukan pembukaan lubang pori-pori tanah bagian atas, agar tak tertutup endapan, sehingga oksigen dapat meresap ke dalam tanah, dan kotoran kawanan ini pun menyuburkan. Bisa dibayangkan kalau celengnya tinggal sepasang, pasti akan tinggal di kebun binatang, dan diharapkan dapat berketurunan, layaknya seperti panda sekarang. Panda cina, celeng indonesia. Jangan sampai Indonesia terkenal karena “kecelengannya�atau kerakusannya.

Keberadaan babi hutan yang di satu sisi menjadi hama bagi masyarakat sekitar kawasan karena masuk di lahan-lahan pertanian, namun di sisi lain babi hutan juga sebagai salah satu keanekaragaman hayati yang harus dilindungi. Untuk itu diperlukan cara agar keberadaan babi hutan tetap dapat lestari dan tanaman pertanian penduduk terselamatkan. Binatang Malam Babi hutan (Sus scrofa) atau celeng ini yang menurunkan babi ternak (Sus domesticus) dan termasuk familia Suidae. Menurut Singer et al, Russo, Massei & Genov, dalam Leaper R. et al. (1999), babi hutan merupakan binatang malam. Aktivitas harian babi hutan sebagian besar digunakan untuk mencari makan yaitu 67,5% dari seluruh aktivitas harian. Umumnya pencari-an makan dilakukan pada malam hari dan mulai aktif merusak tanaman saat tengah malam sampai menjelang subuh. Daya jelajah (home range) babi hutan dalam beberapa riset yang telah dilakukan menunjukkan sangat beragam. Perkiraan home range tahunan menurut Saunders & Kay dalam Leaper, R. et al. (1999) mempunyai kisaran 4 - 21,8 km2,

88 linkis.com


sedangkan menurut Massei et al. dalam Leaper, R. et al. (1999), berkisar 4,6 - 16,4 km2 atau menurut Jullien et al. dalam Leaper, R. et al (1999) rata-rata home range tahunan adalah 26 km2. Jenis makanan yang disukai babi hutan di lahan pertanian terutama adalah terong, cabai, jagung, singkong, padi, jambu, cacing tanah, serangga, dan ikan. Daerah penyebaran babi hutan adalah di hutan-hutan Eropa Tengah, Mediterania (termasuk Pegunungan Atlas di Afrika Tengah) dan sebagian besar Asia hingga paling selatan

di Indonesia. Persebaran babi hutan di seluruh wilayah Asia Tenggara, dengan spesifikasi ukuran tubuh babi hutan di wilayah Peninsular Malaysia, Singapura dan Indonesia bagian barat cenderung lebih kecil dibanding tempat lain (D.L., Yong. 2010). Taman Nasional Kelimutu merupakan salah satu habitat alami babi hutan di Pulau Flores. Kebiasaan hidup masyarakat Flores pada umumnya yang mengkonsumsi daging babi menjadikan babi hutan kerap diburu untuk diambil dagingnya. Di beberapa

Saat merasa terancam, babi hutan tempat, khususnya di sekitar kawasan Taman Nasional jantan akan menurunkan Kelimutu masih ditemui jerkepalanya dan menyeruduk si at babi hutan yang dibuat secara tradisional dengan pengganggu dengan taring tajam menggunakan bambu atau dan kuatnya. Sementara babi hutan batang pohon yang panjang. betina biasanya akan mengangkat Tidak bisa dipungkiri, perilaku seperti ini juga menjadi kepalanya dan menggigit si penyebab berkurangnya popupengganggu. lasi babi hutan di habitatnya. Celeng memiliki ukuran tubuh yang beragam. Panjang tubuhnya berkisar 105 cm hingga 240 cm. Berat babi hutan dewasa mencapai 66272 kg. Babi betina cenderung lebih kecil dibanding jantan. Babi di Indonesia umumnya berukuran lebih kecil, meskipun mampu memiliki tubuh sepanjang 1,5 meter dan de-ngan tinggi bahu antara 6075 cm. Babi Hutan memiliki bulu yang berwarna cokelat dengan garis atau tutul berwarna krem di sekujur tubuhnya. Semakin dewasa, garis-garis tersebut akan semakin menghilang. Hewan yang kerap dianggap hama ini memiliki taring panjang yang terus tumbuh dari gigi taring atas dan bawah mereka. Pada celeng jantan panjangnya bisa mencapai 12 cm, meskipun umumnya hanya 6 cm saja. Sedangkan pada babi hutan betina taringnya lebih kecil. Celeng merupakan hewan omnivora. Makanan utamanya adalah berbagai tumbuhan, buah-buahan, kacang-kacangan, hingga akar. Babi hutan juga mengonsumsi telur burung, bangkai, tikus kecil, serangga, dan cacing. Celeng jantan dewasa umumnya hidup menyendiri, kecuali saat musim kawin. Sedangkan babi hutan betina bersama anaknya hidup dalam satu kelompok yang terdiri dari sekitar 20 ekor. Saat merasa terancam, babi

hutan jant a n akan menurunkan kepalanya dan menyeruduk si pengganggu dengan taring tajam dan kuatnya. Sementara babi hutan betina biasanya akan mengangkat kepalanya dan menggigit si pengganggu. Hewan mamalia ini tersebar hampir di seluruh dunia. Groves dan Grubb (1993) membedakannya menjadi empat subspesies pe-ngelompokan berdasarkan kriteria geografis dan morfologi. Pertama, Ras Barat. Babi hutan ini berada di Eropa (Sus scrofa scrofa dan Sus scrofa meridionalis), Afrika Utara (Sus scrofa algira) dan Timur Tengah (Sus scrofa libycus), hingga Soviet di Asia Tengah (Sus scrofa attila dan Sus scrofa nigripes). Kedua, Ras India. Berada di wilayah sub-Himalaya (Sus scrofa davidi) India bagian utara hingga Myanmar dan Thailand (Sus scrofa cristatus), dan India bagian selatan dan Sri Lanka (Sus scrofa affinis). Ketiga, Ras Timur. Hewan ini berada dari Mongolia dan Soviet timur jauh (Sus scrofa sibiricus dan Sus scrofa ussuricus), Jepang (Sus scrofa leucomystax dan Sus scrofa riukiuanus), Taiwan (Sus scrofa taivanus), ke China selatan-timur dan Vietnam (Sus scrofa moupinensis). Keempat, Ras Indonesia. Biasanya celeng kelompok ini berada dari Melayu Semenanjung, Sumatera, Jawa, Bali dan pulau-pulau lepas pantai tertentu (Sus scrofa vittatus). DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

89


PUSTAKA RIMBA

Khayal

Cerpen Pilihan Perhutani Green Pen Award 2016

Judul : Khayal, Kumpulan Cerita Pendek Pilihan Perhutani Green Pen Award Penyunting : Susetiyaningsih Sastroprawiro Penerbit : Perum Perhutani Cetakan : Juli 2016 Tebal : VIII + 266 halaman

90

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


Di sana tidak ada dingin. Di sana tidak ada panas. Di sana mereka berbahagia dengan gelak tawa yang tidak ada satu pun dari kita yang bisa mendengarnya. Nenek terus menceritakan dongeng tersebut sejak aku masih kecil. Aku masih ingat pupil matanya yang membesar penuh harapan setiap kali menceriterakannya kepadaku. Sebelum tidur, dia menceriterakan tentang dunia yang disebut sebagai Khayal.

Hampir tidak terbayang bahwa kutipan di atas merupakan bagian awal cerita pendek (Cerpen) yang ditulis siswa SMP. Selain talenta yang memang telah dimiliki dan terus dikembangkan melalui referensi cerita dan pustaka lain maupun pengalaman kesehariannya, penulis dapat memaparkan sesuatu yang sangat sederhana dengan gaya penyampaian maupun alur logika yang memikat. Buku kumpulan Cerpen yang diterbitkan Perum Perhutani ini terdiri dari 23 judul pemenang lomba Perhutani Green Pen Award 2016. Lomba meliputi kategori A yang diikuti siswa setingkat SD dan SLTP sebanyak tujuh judul, kategori B yang diikuti siswa SLTA & mahasiswa sebanyak delapan judul, dan kategori C untuk guru, dosen, penulis / pengarang sebanyak delapan judul. Lomba menulis Cerpen hutan dan lingkungan dimaksudkan untuk mencari bintang-bintang muda Indonesia yang memiliki kemampuan menulis sastra, khususnya cerita pendek /fiksi. Mencari penulis yang memiliki kepekaan rasa serta peduli terhadap pelestarian hutan dan lingkungan. Buku kumpulan Cerpen ini berjudul Khayal sesuai dengan judul cerita yang ditulis oleh Mahram Hafiz, siswa belia peserta kategori A yang dinilai memiliki kepekaan bercerita tentang keindahan alam yang dikemas dalam imajinasi yang sederhana. Meresapi keadaan alam apa adanya dan menyampaikan kembali. Buku kumpulan Cerpen ini merupakan terbitan ketiga dari lomba yang diikuti 1500 peserta. Mereka tertantang memenangkan lomba yang dinilai para sastrawan profesional yang ternama di bidangnya, yaitu Leila S Chudori, N. Syamsuddin CH Haesy, Soesi Sastro, Free Hearty, dan Wina Bojonegoro. Sesuai dengan sudut pandang di kategorinya, semua penulis menunjukkan keterkaitan erat pada

perasaan handarbeni atau sense of belonging akan pentingnya kelestarian alam dan lingkungan. Semua dikemas melalui gaya bahasa dan nilai sastra sesuai getar seni masing-masing. Melalui lomba dan terbitan buku Khayal ini diharapkan penulisnya lebih dapat menghayati arti pentingnya kelestarian alam. Dengan karyanya dipublikasikan dapat memberikan inspirasi kepada para pembacanya untuk setidaknya turut menjaga lingkungan sekitar mereka tinggal. Pemrakarsa telah memperhitungkan matang kegiatan lomba ini dengan ditindaklanjuti penerbitan karya kumpulan Cerpen. Green Pen Award dapat memberikan semangat para penulis yunior maupun senior untuk terus menghayati nikmatnya alam lingkungan dan memberikan inspirasi kepada masyarakat pada umumnya melalui tulisan-tulisan sastra yang tentunya disampaikan secara penuh daya cipta dan mengesankan. Keberhasilan seorang penulis cerita biasanya tidaklah mulus. Pencapaian untuk meraih keberhasilan harus dibayar sampai berdarah-darah, bahkan setelah berkarya dan tampil baru tersadar karyanya ternyata kusam, tak secemerlang yang lain. Namun, penulis itu tetaplah terus berkarya karena pengalaman yang didapat menjadi guru yang terbaik untuk berubah mengagumkan. Tetaplah terus mengasah hingga tajam dalam berkarya. Hal penting yang harus dilakukan penulis adalah jujur. Jujur untuk berani membangun jati diri sebagai pribadi yang memiliki prestasi dan peka menyikapi keadaan dan mengarahkan kepada keadaan baru melalui “kelazimanâ€? yang menyenangkan. Kumpulan Cerpen ini menjadi jendala untuk dapat lebh mengagumi alam sekitar dan dapat memetik hikmat atas segala tanda, yang bahkan masih menjadi embrio gejala, menjadi peristiwa besar yang bakal terjadi. DR DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

91


KULINER RIMBA UTAMA RIMBA

Nikmatnya

Kopi Luwak Mataram Digemari Turis Mancanegara

Banyak manfaatnya dan nikmatnya seduhan kopi luwak, membuat banyak turis mancanegara menggemarinya. Meskipun harganya relatif lebih mahal, namun buat kantong para turis tidak masalah. Terbukti produk Kopi Luwak Mataram ini banyak didatangi dan dinikmati para turis mancanegara. Bahkan sebagian dari mereka setelah kembali ke negara mereka, minta dikirimin.

worldtoe.com

92

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016


Kota Yogyakarta memang selalu punya cara yang khas dan menarik untuk menujukkan pesona dengan potensi kulinernya. Tak terkecuali dengan bermunculannya warung kopi. Salah satu tempat minum kopi yang patut dicoba adalah Kopi Luwak Mataram. Di sini semua pungunjung dapat menikmati seduhan kopi luwak yang terbukti banyak digemari banyak turis mancanegara. Seluruh karyawannya akan menyambut dengan keramahan khas Yogyakarta. Sebelumnya, tentu pengunjung ditanya dahulu apakah tamunya mengerti bahasa Indonesia. Jika tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar, mereka siap menerangkan dalam bahasa Inggris, proses pembuatan kopi ini mulai dari saat panen hingga sampai di cangkir, siap diminum. Meri, salah satu karyawan yang menyambut rombongan menerangkan tentang proses pembuatan kopi luwak. Biji kopi yang dimakan luwak adalah biji kopi berkualitas terbaik, karena dengan indera penciumannya, luwak me-

milah biji kopi untuk dicernanya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi luwak (civet coffee) yang keluar bersama feses masih tetap utuh, tidak hancur dan kemudian diproses menjadi bubuk kopi dengan cita rasa yang spesial dan istimewa. Penciuman luwak yang sangat tajam dan baik terhadap setiap buah yang dia makan, sehingga membuat biji kopi ini terasa sangat alami. Kealamiannya tersebut membuat pemilik memproduksi dengan tradisional agar cita rasa yang datang dari kopi tersebut tidak hilang. Kopi-kopi pilihan dari luwak alam liar ini sangat digemari oleh kalangan turis. “Tentu biji kopi luwak yang keluar bersama feses yang masih tetap utuh tidak langsung diolah. Biji kopi yang tidak hancur itu dicuci beberapa kali hingga bersih, bebas dari feses luwak. Selanjutnya diproses menjadi bubuk kopi secara manual,� kata Meri menyakinkan

bahwa kopi hasil olahan ini sangat higienis. Yang menyenangkan, Meri menerangkannya dengan mencontohkan, misalnya biji kopi luwak yang sudah dipanggang bisa dengan nikmat dimakan bersama potongan gula merah. Dari kunjungan ini pengunjung juga tahu bawa ternyata makin lama disimpan, makin enak rasanya. Mencicipi Kopi Setelah mendapatkan penjelasan tentang proses pembuatan kopi luwak, pengunjung dipersilahkan mencicipi kopi luwak. Kopi luwak yang disajikan tentu tanpa gula. Dan di meja disediakan gula merah atau gula pasir yang bisa ditambahkan sesuai selera. Tak hanya itu, ada cemilan yang disediakan untuk menjadi teman minum kopi luwak. Namun, sayangnya, selain kopi luwak tak ada makanan lain yang disajikan. Jadi pastikan Anda sudah makan sebelum bisa menikmti kopi luwak di sini. Buat yang ingin membeli kopi luwak untuk diminum di rumah, bisa membeli dalam berb-

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

93


KULINER RIMBA UTAMA RIMBA agai ukuran. Kopi luwak ini dikemas dengan cantik, hingga pantas menjadi oleh-oleh. Kopi luwak memang dikenal cukup mahal harganya karena proses pembuatannya yang panjang dan tidak bisa secara massal. Namun, manfaatnya pun cukup banyak. Mulai dari memproteksi gigi dan mulut karena rendah kafein, antikanker, bagus untuk kulit karena kandungan vitamin E, mencegah diabetes, mencegah parkinson, serta sejumlah manfaat lainnya. Jadi… pastikan Anda mampir ke Mataram Kopi Luwak yang berada di Jalan Palemwu-

lung No15, Banguntapan, Kotagede untuk menyesap nikmatnya secangkir kopi luwak. Seperti saat itu datang hampir bersamaan dua rombongan turis dari Korea Selatan dan India. Mereka tampak menyimak apa yang disampaikan Meri. Rombongan turis dari Korea Selatan tampak lebih antusias mendengarkan penjelasan Meri. Di akhir penjelasan tentang proses pembuatan kopi dari home industry ini, mereka dipersilahkan mencicipi seduhan kopi racikan anak buah Meri. Mereka pun sungguh menik-

worldtoe.com

mati kopi yang tersedia dalam cangkir mini, namun sungguh nikmat tersebut. Terbukti, mereka langsung membeli kopi luwak yang ditawarkan Meri. Kehadiran warga negara Korea Selatan ini memang paling ditunggu oleh Edi Prabowo, pemilik home industry yang didirikan enam tahun lalu itu. Menurut Edi, warga Korea Selatan dan Jepang paling suka dan banyak membeli kopi saat mereka bertandang ke sini. “Ini hanya sedikit yang berbelanja. Pernah dalam satu hari saat ada rombongan turis Jepang ke sini, kami menerima belanjaan hingga 40 juta Rupiah. Kami senang kalau ada tamu turis Korea Selatan dan Jepang,” kata Edi. Edi membanderol kopi olahannya dijual dengan harga 3,5 juta per kilogram. Namun, kalau ada yang menawar dan membeli da94

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

lam jumlah banyak, harganya bisa sekitar 3 juta rupiah. Dia pun mencontohkan beberapa waktu lalu ada turis dari Jepang yang membeli kopi hingga tujuh kilogram. Banyaknya pemesan ini membuat usaha Edi makin berkembang dan kini mempekerjakan 12 orang. Karena sasaran usahanya adalah turis asing, maka semua karyawannya bisa berbahasa Inggris dengan fasih. Dengan begitu, bisa menjelaskan ke pengunjung bagaimana proses pembuatan kopi luwak ini. Mereka juga bisa bersfungsi seperti guide bagi Kopi Luwak Mataram. Kerja Sama Petani Biji kopi di sini, tambah Edi, dipetik dari kebuh petani di daerah Wonosobo dan Pati, Jawa Tengah. Untuk menjaga kontinuitas pasokan, Edi menjalin kerja sama de-ngan kelompok


petani di kedua daerah tersebut. Paling tidak ada enam kelompok petani yang telah terbina jalinan kerja sama tersebut. Empat kelompok ada di Wonosobo dan dua kelompok di Pati. Setiap kelompok biasanya terdiri dari empat petani. Pasokan kopi dari Wonosobo dan Pati akan banyak pada Agustus-September. Di kedua daerah tersebut sedang musim panen. Di bulan berikutnya, relatif sedikit, bahkan tidak ada yang bisa dipanen di sana. Karena itu, saat pasokan melimpah, semua panenan dari keenam kelompok ini Edi tampung semuanya. Saat ditanya bagaimana bisa menjatuhkan pilihan ke usaha kopi luwak yang ternyata sangat diminati para wisatawan mancanegara, Edi pun bercerita singkat. “Kebetulan saya anggota DPRD Kabupaten Bantul periode 1999-2004. Saat itu sudah terlintas di pikiran saya, setelah tidak menjadi anggota Dewan, mau usaha apa. Akhirnya, muncul usaha kopi luwak karena saat itu di Yogyakarta belum ada,” katanya. Edi yakin usaha kopi luwak akan bisa menggaet wisatawan, Untuk itulah dia belajar gratis ke kebun-kebun kopi, jika kebetulan ada kunjungan kerja yang dilakukan DPRD Bantul. Di saat kunjungan kerja ke sejumlah kebun kopi di Tanah Air, Edi memanfaatkan dengan sungguh-sungguh, menyerap semua ilmu dari para petani. “Setelah tidak menjadi anggota Dewan, saya coba usaha kopi luwak ini. Saya mencoba mengontaks temen-temen di berbagai wilayah, responsnya luar biasa. Apalagi banyak turis yang bertandang ke sini sehingga usaha ini banyak dimuat media asing. Para turis mancanegara mengetahui bahwa kopi luwak ini unik dan enak rasanya,” kata Edi. Dari seringnya mendapat kunjungan dari para wisatawan man-

canegara, Kopi Luwak Mataran makin go international. “Apalagi dibantu dengan kunjungan para turis asing seperti dari Korea Selatan ini, sangat membantu kami. Akan membuat kami makin dikenal karena mereka akan menceritakan kopi luwak ini ke rekan dan saudara mereka di Korea Selatan,” kata Edi. Banyak Pesanan Usaha yang tadinya tidak banyak yang melirik, sekarang Edi menerima banyak pesenan dari luar negeri. Sejumlah wisatawan yang puas dan cocok dengan kopi luwak ini, setelah sampai di negaranya, mereka memesan. Memang tidak dalam jumlah banyak, tapi ini sudah beberapa kali permintaan tersebut dilayani. Pengelolaan secara tradisional ini diolah di Kecamatan Kotagede, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik sengaja mengolah biji kopi luwak ini secara tradisional agar tidak menghilangkan keaslian dan kealamiahan dari biji kopi tersebut. Pengelolahan dilakukan di rumah karena ini perusahaan ini bergerak di bidang industri rumahan (home made).

Pilihan sasaran konsumennya antara lain kepada turis Jepang karena sebelum perusahaan ini berdiri, pemilik mempunyai banyak hubungan dengan turis mancanegara. Dengan begitu, kopi luwak ini lebih terkenal di luar negeri. Karena banyak dikenal dari sistem pemasaran dari mulut ke mulut turis tersebutlah yang membuat kopi ini bisa terkenal sampai ke Jepang dan Korea Selatan. Seiring dengan banyaknya peminat kopi luwak tersebut, pemilik mengembangkan pasaran dengan bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk memasarkan dan memperkenalkan produk Kopi Luwak Mataram ke dalam negeri. Jika berkunjung ke Kopi Luwak Mataram bisa sekaligus ke sejumlah objek wisata di kawasan Kotagede. Kotagede sudah terkenal sejak zaman kerajaan karena daerah ini adalah tempat raja-raja Mataram singgah. Oleh karenanya, pemilik menambahkan nama Mataram di belakang home industry-nya. Pemilik yang belajar dari media online untuk mengelola, memproduksi dan memasarkan kopi tersebut, saat ini sudah go international. DR

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

95


TUNAS RIMBA Saka Wanabakti Tampil pada

Helaran Budaya Sunda

Sejumlah anggota Saka Wanabakti binaan KPH Tasikmalaya mengenakan pakaian karnaval memeriahkan pawai pada acara helaran budaya Sunda, di Tasikmalaya, baru-baru ini.

Tasikmalaya – Dalam membentuk manusia patriot yang mandiri, anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti harus bisa beradaptasi dengan keadaan lingkungan. Salah satu contohnya, ikut berperan aktif pada acara helaran budaya Sunda di Tasikmalaya. “Peran aktif pada acara helaran budaya Sunda di Tasikmalaya ini diharapkan akan menjadi sumbangan nyata bagi generasi muda, khususnya anggota Pramuka Saka Wanabakti,” kata Pimpinan Saka Wanabakti Tasikmalaya, Deden Yogi Nugraha yang juga Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Tasikmalaya, di Tasikmalaya, baru-baru ini. Apa yang disampaikan Deden ini menanggapi kegiatan positif yang dilakukan para anggota Saka Wa-

nabakti Binaan Perhutani Tasikmalaya. Mereka dengan mengenakan pakaian karnaval ikut memeriahkan pawai pada acara helaran budaya Sunda yang dibuka Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman di Tasikmalaya, Kamis (15/9). Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman menyatakan gelaran karnaval dan helaran budaya tersebut sebagai salah satu bentuk rasa syukur dan menggali potensi atau kreativitas yang ada di daerah. Helaran budaya yang memperlihatkan kekayaan budaya ini, tambah Budi, bertujuan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kesenian daerah, meningkatkan semangat kelompok seni untuk melestarikan budaya serta meningkatkan pemahaman pada masyarakat luas akan kemajemukan budaya. DR

Siswa SMK Kehutanan Perdalam Tebangan Kayu Rimba Pati - Sebanyak 17 siswa SMK Kehutanan Rimba Taruna Sedan, Rembang diantar kepala sekolahnya, Suwijo Harahap dan beberapa guru, Sabtu (24/9) ke kantor Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati untuk praktik kerja lapangan. Dalam penyerahan siswa SMK kehutanan tersebut, Suwijo menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Pati yang mau

96

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

menerima murid-muridnya untuk menimba ilmu mengenahi kegiatan tebangan kayu rimba. Menurut Suwijo, praktik kerja lapangan bertujuan memadukan antara teori di sekolah dan kenyataan di lapangan. Praktik kerja lapangan selama dua bulan ini dimulai pada 22 September 2016. Mereka diterima Wakil Administratur Pati Selatan Agus Ridwan. Selesai diter-

ima di kantor KPH Pati semua siswa diantar ke Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gajahbiru guna praktik lapangan. Agus mengatakan para siswa diarahkan di BKPH Gajahbiru Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Banyumanis yang ada kegiatan tebangan kayu rimba tahun 2016. Dalam melaksanakan praktik lapangan, para siswa diajari administrasi dan


Para siswa Sekolah Menengah Kehutanan Negeri Pagelaran belajar dan mempraktikkan ilmu kehutanan di wilayah Perhutani Cianjur.

Tingkatan Mutu Pendidikan

Bidang Kehutanan Cianjur - Perum Perhutani memberikan kesempatan kepada siswa Sekolah Menengah Kehutanan Negeri (SMKN) Pagelaran untuk belajar ilmu kehutanan di wilayah Perhutani Cianjur. Ini dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan bidang kehutanan sekaligus membahas rencana praktik kerja industri (Prakerin) 2016. Kesempatan diberikan setelah ditandatangani nota kesepaha-

man yang dilakukan Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur, Henry Purnomo dan Kepala Sekolah SMKN 1 Pagelaran, Nandang Jauharudin, di Kantor Perhutani KPH Cianjur, Jumat (27/5). SMKN Pagelaran berdiri tahun 2004 dan sekolah kejuruan pertama yang membuka jurusan kehutanan. Prakerin dilaksanakan di BKPH Sindangbarang, BKPH Tanggeung, BKPH Sukanagara Selatan, dan

BKPH Sukanagara Utara. Sebanyak 40 siswa SMK Pagelaran mengikuti Prakerin dengan bimbingan Asisten Perhutani. Henry mengatakan tujuan kerja sama ini untuk membangun hubungan antara Perhutani sebagai pengelola hutan di Jawa dan sekolah yang mendidik calon-calon lulusan sekolah kehutanan di Cianjur. Sementara itu, Nandang Jauharudin menyatakan rasa terima kasih kepada Perum Perhutani yang telah mendukung upaya pe ningkatan mutu pendidikan bidang kehutanan sekolahnya, terutama dalam kegiatan rekruitmen alumni maupun pelaksanaan program magang peserta didik. DR

tehnik tebangan yang dimulai dari persiapan, penebangan, angkutan kayu hasil tebangan, pengujian kayu tebangan, dan pemasaran kayu. Tujuan utama praktik tersebut untuk meningkatkan kompetensi di bidang kehutanan. Agus meminta semua siswa terus mengembangkan diri dengan senantiasa belajar dan berlatih, berusaha meningkatkan kualitas kesiswaan berkarakter dan sikap mental yang kuat, disiplin serta berpengetahuan luas. DR Sebanyak 17 siswa SMK Kehutanan Rimba Taruna Sedan, Rembang diterima Wakil Administratur Pati Selatan Agus Ridwan untuk mengikuti praktik kerja lapangan, di KPH Pati selama dua bulan mulai 22 September 2016.

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

97


UJUNG RIMBA

Mandor Persemaian dari KPH Blitar:

Samini

Perlakukan Tanaman seperti Keluarga Di Perum Perhutani, profesi sebagai mandor persemaian merupakan profesi yang jarang dapat ditemui. Apalagi kalau yang berprofesi itu seorang wanita. Sangat jarang dijumpai sekarang wanita yang mau bekerja di panas terik matahari, berkotor-kotor, dan berkutat dengan tanaman. Namun kondisi tersebut tidak berlaku bagi Samini. Ya, perempuan paruh baya ini menekuni bidang pekerjaan sebagai mandor persemaian dengan tekun dan ikhlas. Banyak penghargaan yang sudah ia dapatkan dari profesi mandor persemaian ini. Seusai menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) tahun 1985, wanita kelahiran Blitar, 50 tahun silam ini mengawali karier di Perum Perhutani sebagai pekerja harian dengan menjadi mandor pemeliharaan ulat sutera di Persuteraan Alam (PSA) Sumberingin dari tahun 1988 sampai tahun 2004. Pada 2004 masih di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Sumberingin Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rejotangan, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blitar, Sarmini dipercaya menjadi mandor persemaian rutin/rimba. Kemudian tahun 2011 sampai sekarang, menjadi mandor persemaian setek pucuk dan rimba

98

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Mulai pemupukan, penyiraman, hingga membersihkan dari tanaman liar yang mengganggu tingkat pertumbuhan dan keberhasilan tanaman. Karena tanaman yang bagus diperoleh dari persemaian yang bagus pula. masih di tempat yang sama. Sebagai mandor persemaian, Samini merasa bahagia apabila persemaian yang dibuat dan peliharanya tingkat keberhasilannya mencapai 100%. Hal itu ia dapatkan karena memperlakukan tanaman layaknya sebagai keluarga. “Mulai pemupukan, penyiraman, hingga membersihkan dari tanaman liar yang mengganggu tingkat pertumbuhan dan keberhasilan tanaman. Karena tanaman yang bagus diperoleh dari persemaian yang bagus pula,� tutur istri Suwoko Handoko ini. Mandor persemaian paling tidak memiliki lima tugas. Pertama, pelaksana harian pengendalian persemaian di lokasi petak persemaian. Kedua, melaporkan hasil pekerjaan persemaian kepada Asper/KBKPH. Ketiga, mengamankan wilayah kerja persemaian dan produk persemaian. Keempat,

melaksanakan intruksi kerja K3 di kegiatan persemaian. Kelima, melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. Tidak kurang empat piagam penghargaan ia peroleh dari menekuni profesi sebagai mandor persemaian ini. Biar pun semua penghargaan hanya dari Administratur/KKPH Blitar, namun tetap membuatnya bangga. Karena jerih payahnya sebagai mandor persemaian dihargai. Di awali tahun 2006 dan 2007, ibu dari Rudi Agus Setyawan dan Lucky Apriliana ini menerima penghargaan sebagai mandor persemaian terbaik dari Administratur/ KKPH Blitar. Tahun 2010 berprestasi pada pembuatan persemaian setek pucuk tahun 2010 dari Administratur/ KKPH Blitar, dan di tahun 2015 menerima penghargaan dari Administratur/ KKPH Blitar. DR


CERITA RIMBA

Oleh: Mahram Hafi

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

99


CERITA RIMBA

D

i sana tidak ada dingin. Di sana tidak ada panas. Di sana mereka berbahagia dengan gelak tawa yang tidak ada satu pun dari kita yang bisa mendengarnya.“Merelro menamainya khayal,� ujar nenek. Dia terus menceritakan dongeng tersebut sejak aku masih kecil. Aku masih ingat pupil matanya yang membesar penuh harapan setiap kali menceriterakannya kepadaku. Sebelum tidur, dia menceriterakan tentang dunia yang disebut sebagai Khayal. Di tengah hutan yang dalam tak berujung.Di sana tidak ada gelap.Cahaya selalu menerangi tanahnya walaupun hujan sedang berlangsung. Bahkan di dalam tidurnya, dia bergumam tentang betapa indah dan nikmatnya tinggal di sana. Aku mempercayai setiap katakatanya dan berharap untuk tinggal di sana. Bermain-main dengan penduduk Khayal yang dikatakannya sebagai orang-orang dengan kupu-kupu yang senantiasa berputar mengelilingi mereka bernyanyi bersama-sama dengan alat musik yang mereka ciptakan sendiri.Sampai akhirnya aku tersadar kalau tempat seperti itu tidak ada. Dia selalu menghabiskan waktunya untuk duduk di gazebo yang mengarah ke hutan yang ada di belakang rumah sampai ibuku membawa masuk. Aku sesekali menemaninya. Dan sesekali juga dia mengusirku. Ibuku tidak tahan dengan kegilaan yang meresapi lalu mengendap pada diri nenekku setiap harinya, jadi dia memutuskan untuk pindah ke kota. Aku tidak punya pilihan lain selain ikut dengan orang tuaku, dan bersepakat hanya akan kembali ke tempat ini setiap liburan. Dia mengatakan kalau Khayal memilihku. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa walau banyak sekali katakata yang membesar dan membengkak memohon agar dikatakan oleh mulutku di dalam benakku. Aku sungguh berharap semua ini selesai dan bisa melupakan hal-hal tentang Khayal. Dan akhirnya pada saat itu juga mulutku membuka. Pertanyaan yang tadi kutahan melesat keluar bagaikan air hujan yang sudah menungggu berhari-hari di dalam awan yang menghitam untuk membasahi bumi. Aku mengatakan kepadanya bahwa Khayal itu tidak pernah ada. Dan sekarang, aku menyesalinya. Jalan sepi berbatu-batu dan pemandangan bukit yang menguning adalah salah satu yang bisa kunikmati dalam perjalanan menuju rumah nenek sepanjang perjalanan. Ini sudah lama sejak orang tuaku meninggalkan nenekku, meninggalkannya dengan seorang perawat di rumahnya, dan aku cukup menyesali kesepakatan untuk kembali ke sini setiap liburan. Bahkan aku tidak ingat aku berjanji untuk tidak akan membawa apa-apa ke sana. Aku sudah tidak sabar memberitahu teman-temanku tentang liburan itu dalam artian yang 100

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

buruk tentunya. Tepat di sana, di rumah nenek, yang ditutupi oleh hutan lebat dan tamannya yang tak terawat, pasti akan menjadi hiburan terburukku yang akan diwarnai dengan gigitan nyamuk. Aku sudah bisa merasakannya dari perjalanan yang menyiksa ini. Terkurung di mobil dalam perjalanan yang memakan waktu berjam-jam dari kota dengan lagu-lagu ayahku yang hampir membuatku gila tidak bisa menjamin berada di rumah nenekku bisa lebih baik lagi. Tetapi setidaknya aku bisa tidur di kamar lamaku lagi. Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya aku bisa melihatnya. Atap cokelat yang dirambati tumbuhan rambat dan beberapa pilar yang masih berdiri di halaman belakang yang dijalari oleh anggur. Itu rumah nenek. Yang dulunya terdapat berbagai kesenangan di bawah atapnya yang mungkin sekarang sudah dipenuhi laba-laba dan rayap. Aku bahkan tidak dapat mengingat apa yang membuat kami meninggalkannya. Ibuku selalu mengatakan dokter melarang kita mengganggu terapi yang sedang berlangsung selama ini. Kami akhirnya sampai di depan gerbang. Ayahku turun untuk membukannya. Pola pohon bercabang dengan burung-burung ada pada gerbangnya yang sudah berkarat dan terkelupas. Daya tarikku terhadap hal-hal yang kemungkinan sudah kulupakan yang mungkin masih tersembunyi di dalam taman nenek membuatku turun dari mobil dan meminta pada ayahku agar melanjutkan perjalanan ke dalam dengan jalan kaki. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku hendak melihat-lihat sebentar, dan dia mengiyakan. Ayahku kembali ke dalam mobil, lalu masuk ke dalam menuju rumah nenekku yang tertutup oleh dinding tanaman yang tinggal, meninggalkan aku di taman yang lebat dan tidak terawat untuk dijelajahi. Semak-semak dan patung-patung berlumut berhamburan di kebunnya. Beberapa patung tidak memiliki kepala, tangan dan anggota-anggota tubuh tertentu. Semak-semak buah beri meliuk-liuk merambati patung dan mereka menari setiap kali angina berhembus.Tidak ada satu pun benda di sini yang tidak terlihat sangat familier atau menggodaku untuk menyentuhnya, sampai mataku terkunci pada sebuah pohon besar yang ada di ujung jalan. Burung-burung kelibri berputar-putar di sekitarnya dan pada salah satu batang terdapat tongkat-tongkat besi yang tergantung pada tali-tali. Angin mulai berhembus dan tongkat-tongkat itu saling berpukulan. Bunyi yang dihasilkannya membuat seakan-akan anginnya bernyanyi, membujuk pohon-pohon untuk menari bersamanya dengan bebas. Andaikan aku tidak


berlari menghampiri Aku terdiam beberaAlam bernyanyi. Alam pohon itu, mungpa detik memandangi kin saja bumenari. Alam menenangkan. sesuatu yang tinyinya sudah dak kusangka seAku memejamkan mataku membuatku belumnya. Ada menikmati semuanya dengan lubang besar pada t e r t i d u r. rakus dan dengan penuh Kurasa ini tidinding tanaman dak seburuk penghayatan, sampai akhirnya di belakang poitu berada di hon, dan aku tiangin berhenti dan aku rumah nenek. dak menyadarinya kembali membuka mataku. selama ini. BuAku berjingkat-jingkat rung-burung dan menghindari kupu-kupu terlihat bunga-bunga yang keluar masuk lubangtumbuh dengan liar di jalan setapak. Setiap jingkat nya. Sungguh aneh melihat mereka memilih unber-irama dengan bunyi dentingan besi yang saling tuk melewati lubang daripada lewat atas dinding. berpu-kulan seolah merasukiku, sampai akhirnya anAku berjalan mendekatinya. Suara-suara di dalam gin berhenti. Dan entah kenapa itu membuat jingkakepalaku memaksaku agar aku memasukinya. Ini tan kakiku menjadi lebih berat. Sampai akhirnya angin tidak biasa kulakukan, tetapi aku menurut. Aku berhembus dan kembali bernyanyi. Aku mempercepat bersyukur lubangnya tidak terlalu kecil, jadi aku jingkatanku dengan hati-hati agar tetap seimbang, dan bisa melewatinya tanpa menghalangi kupu-kupu bukannya membuatku terjatuh ke dalam semak-semak. yang lewat, tetapi tidak dengan burung yang keliDan akhirnya aku sampai di bawah pohonnya. Tanahnya hatan terancam saat aku menghalangi jalan merebasah, begitu juga dengan pohonnya yang lapuk. Cahaya ka. Pikiran pertamaku hutan, dan benar. matahari bersinar menembus sela dedaunan. Hutan yang lebat dan kelihatannya tidak berujung. Serangga-serangga berdengung dengan irama yang Aku tidak ingat ayahku melarangku masuk, jadi aku maberbeda. Nyanyian burung ikut berbaur dan membantu suk ke dalam hutan. Bunga-bunga kelihatan tidak ada menyempurnakan iramanya. Kupu-kupu dengan warna batasan untuk tumbuh di sini, dan pepohonan terlihat yang berbeda-beda pada setiap bunga yang terlihat inlebih hijau dan udaranya sejuk. dah di mataku. Angin kembali berhembus dan membuat Ranting-ranting patahlah yang kudengar di sini dan tongkat-tongkat besi itu saling berdenting, dan berbukannya nyanyian seperti di kebun tadi. Dan aku tidak gabung dengan irama alam. Semuanya berbaur menbisa berjalan lebih jauh tanpa ada risiko tersesat, jadi ciptakan orkestra yang indah dan pastinya tidak bisa kuaku memutuskan untuk berbalik. Dan tepat pada saat dapatkan di tempat tinggalku di tengah kota yang penuh itu juga aku melihat sesuatu yang menakjubkan. dengan hiruk-pikuk. Aku berlari mendekatinya tanpa ragu. Itu sebuah Alam bernyanyi. Alam menari. Alam menenangkan. air mancur. Airnya berwarna emas bercahaya karena Aku memejamkan mataku menikmati semuanya dengan sinar matahari yang meneranginya. Berbagai macam rakus dan dengan penuh penghayatan, sampai akhirnya tanaman berwarna-warni tumbuh di sekitarnya. Anginangin berhenti dan aku kembali membuka mataku. nya lebih sejuk daripada taman. Kupu-kupu tidak bisa Berjam-jam aku duduk di bawah pohon sembari kuhitung dengan tangan. Burung-burung lebih berisik menikmati angin. Suara-suara lain lambat laun mulai di sini. Keluarga hutan yang lain juga terlihat di sini. bermunculan apabila aku menajamkan pendengaranku Rubah, kelinci, tupai, dan rusa. Mereka kelihatannya dan mendengar betul-betul. Suara burung pelatuk terlihat tidak terusik keberadaannya olehku. mematuk-matuk kayu, jangkrik yang bernyanyi, dan Aku berhenti di dekat air mancurnya. Air mancur lebih banyak lagi. Setelah telingaku mencari-cari suaratidak terlihat lebih baru dari patung-patung dan batu suara, mataku akhirnya ikut mencari-cari sesuatu yang ukiran yang sudah kulihat di taman. Ukiran-ukiran unik dapat menarik perhatianku. Dan benar saja mataku juga mewarnai air mancurnya. Terdapat ukuran manumembawaku pada sebuah batu pahatan yang terlihat sia bersayap seperti malaikat dikelilingi oleh hewanunik di bawah pohon dekat aku tadi duduk. Ada tulisan hewan dan sulur-sulur tanaman anggur. yang dipahat pada batu itu, tetapi aku tak dapat memba“Sedang apa kau di sini?� Aku terkejut, berbalik, dan canya. Mataku kembali mencari hal lain. tersandung gundukan akar yang mencuat di tanah saat

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

101


CERITA RIMBA mencoba berdiri. Tepat di depanku seorang lelaki tua memakai kemeja flannel kuno yang tadinya tidak ada di sana. “Mm…maaf. Aku….” “Tidak apa-apa,” ucapnya sembari menjulurkan tangan lalu menarikku berdiri. Aku membersihkan tanah dari bajuku sambil berusaha berjalan menjauh darinya. Berjalan mundur sedikit demi sedikit sampai akhirnya aku berlari dengan sekuat tenaga menuju lubang tempatku masuk tadi. Angin bertiup kencang! Datang dari arah aku berlari, berusaha untuk mendorongku kembali kepada kakek itu. Dan suara yang tadinya tidak kudengar sebelumnya. Suara lonceng. Aku menengadahkan kepalaku ke atas sembari berlari dan melihat juntaian tali-tali yang terhubung ke setiap pohon yang membentuk kanopi-kanopi alami dengan loncenglonceng yang terikat, bergoyang-goyang tertiup angina. Aku mengalihkan perhatianku kepada lubang agar aku bisa masuk dengan cepat dan tanpa perlu membuat serangga-serangga yang sedang lewat mati, lalu berlari dengan sekuat tenaga menuju rumah nenek. ”Kuharap kau turun untuk makan malam.” Aku bersyukur ayahku memecahkan keheningan di kamarku yang sedari tadi mengerubungiku. Jujur, aku masih takut dengan apa yang tadi kulihat di hutan. Kakek itu, entah datang dari mana. Dan seharusnya aku sudah melupakan itu. Meja makan dipenuhi berbagai macam makanan buatan perawat. Sudah bisa ditebak. Bubur tak berasa, polong-polongan, dan beberapa umbi-umbian. Di ujung meja ada nenek. Perawatnya mengatakan aku tidak boleh terlalu dekat dengannya karena sedang sedikit sensitif. Sekarang dia memberikanku senyuman mengerikan yang tak ada habisnya. Lalu aku berpura-pura menyukai makanannya dan melontarkan beberapa pujian terhadapnya untuk mengalihkan perhatiannya. Sungguh ini bukan sifat yang seharusnya aku lakukan terhadap nenekku, tapi kurasa keadaannya tidak bertambah bagus semenjak ditinggalkan dan itu membuatku miris. “Kau menyukai makanannya?” tanya sang perawat. Dan aku mengangguk. Makan malamnya hanya dipenuhi oleh keheningan. Tidak ada salah satu dari kamu yang bicara banyak. Aku berharap ini segera berakhir. Aku duduk-duduk di gazebo memandangi kunang-kunang kecil yang berputar-putar tak tahu arah, dan sedikitsedikit memandangi bulan saat awan tidak menutupinya. Angin berhembus dan sesuatu yang seharusnya sudah kulupakan dan mengendap di dalam pikiranku kembali teraduk seiring bunyi lonceng kembali terdengar. Dari ujung mataku, aku bisa melihat sosok nenekku berjalan tanpa alas kaki menuju hutan. 102

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

Kurasa dia tidak melihatku, dan aku memutuskan untuk mengikutinya, alih-alih menyuruhnya berbalik kembali ke dalam rumah. Kakinya mengunjak-injak ranting kering dan dia sama sekali tidak terusik. Aku bersyukur kunangkunang sangat menyukai hutan dan bulan belum ditutupi oleh awan, sehingga masih ada cahaya yang menerangi hutan gelap yang terlihat seakan-akan tidak berujung. “Kau di situ sayangku?” tanyanya. Kelihatannya dia sedang mencari seseorang. Seseorang, tetapi itu mustahil. Tepat demi kegelapan yang tidak terlalu gelap dari hutan cahaya muncul. Suara-suara itu kembali lagi, Bunyi lonceng. Hewan-hewan yang tadi kulihat di hutan bermunculan. Aku tidak tahu siapa yang menaruh lilin di tengah hutan, tetapi aku melihatnya. Mereka menyala dengan sendirinya, menerangi patung-patung dan air mancur. Kupu-kupu dengan warna beraneka ragam bermunculan, menari mengelilingi patung-patung yang mungkin berbahagia dengan gelak tawa yang tidak satu pun dari kami yang dapat mendengarnya dan begitu juga burung-burung. Angin malamnya terasa hangat dan aku mendengar orchestra alam yang lambat laun memulai acara. Dan dari sana, muncullah lelaki tua itu. “Di sana tidak ada dingin. Di sana tidak ada panas. Di sana mereka berbahagia dengan gelak tawa yang tidak ada satu pun dari kita yang bisa mendengarnya. Mereka menamainya Khayal” Khayal! “Mereka memanggilmu” Aku berjalan mendekati nenekku “Alam menyanyi, alam menari. Mereka menari bersama kupu-kupu dan tertawa tanpa ada yang bisa mendengarnya. Alam membawa kehangatan dan kehidupan. Mereka menjaga yang tercinta walaupun sudah tiada.” Aku berlari. Dan menyalahkan diriku sendiri. Aku memeluk nenekku dan lelaki tua itu. Dan aku tidak ketakutan kalau aku bisa merasakan kemeja flannel mereka. Aku tidak percaya bisa melihat lelaki tua ini, walaupun aku tidak pernah melihatnya. Jadi nenekku benar bahwa aku dipilih. Dongeng yang selama ini sudah kulupakan. Khayal. Mereka memilih orang-orang yang peduli pada mereka. Orang-orang yang peduli dengan yang namanya alam. Alam menyanyi. Alam menari. Mereka membawa kehangatan dan kehidupan. Mereka menjaga yang tercinta, walaupun sudah tiada. Mereka menjaga nenek dan kakekku, sehingga mereka bisa bertemu kembali.

* Mahram Hafi adalah Pemenang Pertama Perhutani Green Pen Award Kategori A


Madu Perhutani Madu Murni dengan Kualitas Prima DAPATKAN DI TOKO-TOKO KOPERASI PERHUTANI

DUTA RIMBA • SEPTEMBER - OKTOBER 2016

103


RIMBA UTAMA

Air Perhutani asli air dari hutan

Informasi & Pemesanan Hubungi

KBM INDUSTRI PERUM PERHUTANI UNIT III -JAWA BARAT & BANTEN Jl. AH Nasution No. 413, Cilengkrang 2, Bandung Tel. 022 781 5851 Fax. 022 781 4382 Email : kbmindustri3@gmail.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.