Majalah Duta Rimba Edisi 67 Nopember - Desember 2016

Page 1

PERKUAT DISIPLIN DAN TINGKATKAN EFISIENSI

asli air dari hutan

Wana Wisata Banyumas Timur PERUM PERHUTANI KBM INDUSTRI Informasi & Pemesanan Hubungi

UNIT III -JAWA BARAT & BANTEN Jl. AH Nasution No. 413, Cilengkrang 2, Bandung Tel. 022 781 5851 Fax. 022 781 4382 Email : kbmindustri3@gmail.com

No. 67 • TAHUN V • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Selfie Deck

DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI

Air Perhutani

KAYU BALSA KAYU MASA DEPAN

KERJA KERAS UNTUK TINGKATKAN PRODUKTIFITAS

MENDAKI PUNCAK GUNUNG SLAMET

No. 67 • TAHUN V • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Menanam untuk

Kelestarian & Pendapatan


SALAM RIMBA

Berjuang Bersama Para pembaca Duta Rimba yang budiman, sejak terbitan bulan Agustus lalu kita banyak membahas tentang makna“Perubahan” , kali ini kita akan melanjutkan ke perjuangan berikutnya yaitu mulai focus melakukan penanaman tanaman yang dapat menghasilkan dalam waktu yang singkat. Selain itu akan disajikan juga peluang-peluang baru yang tidak sekedar menjadi wacana, tetapi akan segera dilaksanakan. Di Jawa ada pepatah “Rindik Kirik Digitik” artinya anak anjing yang dipukul akan lari sekencang-kencangnya menyelamatkan diri, menuju ke tempat yang aman. Demikian juga kecepatan berkarya yang menghasilkan dalam waktu singkat yang dapat menempatkan Perum Perhutani dari zona bahaya menuju ke tempat yang setidaknya aman harus segera dilakukan. Butuh tenaga dan pikiran yang “extra ordinary” untuk dapat segera berada di tempat yang aman. Tetapi lahan Perum Perhutani yang lebih dari 2 juta hektar Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, bukanlah lahan yang telah jenuh diambil manfaatnya secara penuh, tetapi masih banyak di berbagai bagiannya yang dapat dimaksimalkan manfaatnya. Dalam artikel “Komitmen Kerja 2017 : “Perkuat Disiplin dan Tingkatkan Efisiensi” dipaparkan pandangan CEO tentang peluang dan pentingnya semangat juang untuk meraih keberhasilan. Peran Perum Perhutani juga turut mempelopori penghijauan dituangkan dalam “Perum Perhutani Aktif Dorong Kegiatan Menanam Pohon” , didukung artikel “ Sejarah hari Menanam Pohon di Indonesia” . Di Rubrik “Bisnis Rimba” dapat diperoleh pengetahuan tentang “Kayu Balsa, Kayu Masa Depan”, dan Perum Perhutani sebagai korporasi yang bersifat

terbuka menuai keberhasilan dan penghargaan dari Komisi Informasi Pusat (KIP) tersaji dalam artikel “Perum Perhutani Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik”. Perum Perhutani tak hanya merawat pohon tetapi juga menjaga keamanannya dengan “Perhutani Gunakan Drone Untuk Awasi Hutan”. Pentingnya menejemen hati dan juga daya cipta saat bekerja juga diinspirasikan oleh tokoh Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan dalam “Pria Kreatif yang Percaya Menejemen Hati” dalam Rubrik Sosok. Dalam rubrik Opini terpajang artikel “Kerja Keras Untuk Tinggatkan Produktivitas”, ada juga “KPH Blitar Terus Gencar Hijaukan Lahan”di Pojok KPH, memaparkan kegiatan kelola dan pantau yang tepat menentukan keberhasilan. Di sisi kepedulian pada masyarakat ada artikel“Raih Sukses Bersama Jamu Randublatung” .Demikian inovasi Perum Perhutani tak pernah henti tertuang dalam salah satu inovasi “Sengon Salomon, Alternatif Tingkatkan Produktifitas Hutan”. “Melihat Jejak Kebesaran Majapahit di Umbul Jumprit” sebagai sisi sejarah yang diungkap yang terkait dengan situs yang berada di kawasan Perum Perhutani. Demikian keindahan alamnya kali ini diangkat dengan judul ”Mendaki Puncak Gunung Slamet Sembari Berwisata”. Pada Rubrik “Fauna Rimba” memaparkan jenis Lutung yang kian terancam kelestariannya dalam judul “Keberadaan Lutung Budeng Rentan Punah”. Bagaimana berpikir menurut Edward De Bono tersaji dalam “Latihan Berpikir Mesti Dilakukan Sejak Usia Dini” dan masih banyak tulisan lain yang menginspirasi dari sumber Perum Perhutani di daerah. Selamat membaca. DR DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

1


ari hutan

KAYU BALSA KAYU MASA DEPAN

KERJA KERAS UNTUK TINGKATKAN PRODUKTIFITAS

MENDAKI PUNCAK GUNUNG SLAMET

No. 67 • TAHUN V • NOVEMBER - DESEMBER 2016

No. 67 • TAHUN V • NOVEMBER - DESEMBER 2016

r

TRI PERUM PERHUTANI WA BARAT & BANTEN tion No. 413, Cilengkrang 2, Bandung 5851 Fax. 022 781 4382 ndustri3@gmail.com

8 PERKUAT DISIPLIN DAN TINGKATKAN EFISIENSI

DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI

rhutani

RIMBA SEMAI UTAMA RIMBA

Menanam untuk

Kelestarian & Pendapatan

PENGARAH Denaldy Mulino Mauna Direktur Utama Perum Perhutani PENANGGUNG JAWAB John Novarly Sekretaris Perusahaan PEMIMPIN REDAKSI Susetiyaningsih Sastroprawiro Kepala Biro Komunikasi Perusahaan SEKRETARIS REDAKSI Ruddy Purnama

SALAM RIMBA 1

Berjuang bersama.

REDAKTUR Dadang Kadarsyah • Lusia Diana

2 SEMAI RIMBA

TATA USAHA M. Agus • Media Indah • Adehika • Guritno

POS RIMBA

PERWAKILAN Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten DESAIN & LAYOUT Team Duta Rimba Art Works ALAMAT REDAKSI Biro Komunikasi Perusahaan Perhutani Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 5721 282, Fax: 021 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com NASKAH & ADVERTENSI DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel/naskah softcopy dan berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Majalah Duta Rimba dapat diakses di: www.perumperhutani.com Perum Perhutani

@PerumPerhutani

2

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

4

Saling tergantung.

FROM CEO 6

21

Komitmen kerja 2017: Perkuat Disiplin dan Tingkatkan Efisiensi.

RIMBA UTAMA

8. Hari menanam, Presiden Jokowi Ajak Warga Jaga Kelestarian Alam. 12. Perum Perhutani aktif dorong kegiatan menanam pohon. 15. Maksimalkan penggunaan lahan untuk pacu pendapatan. 19. Sejarah hari menanam pohon Indonesia. 21. Memetik makna dari filosofi menanam pohon.

SOSOK RIMBA

44 Mohamad Soebagja.SE.MM. Pria Kreatif Yang Percaya Pentingnya Managemen Hati.

LENSA RIMBA 48 Lensa Rimba

RIMBA OPINI

54 Kerja Keras Tingkatkan Produktifitas.

BISNIS RIMBA

DANGAU RIMBA

25 Terbuka peluang bisnis kayu balsa.

56 Dangau Rimba.

SELA RIMBA

POJOK KPH

30 Sinergi 6 BUMN dukung Ketahanan Pangan. 31 Perhutani Dukung Kampung Jagung Di Brebes.

LINTAS RIMBA 32

Lintas Rimba.

57 KPH Blitar Terus Gencar Hijaukan Lahan.

BINA RIMBA

62 Sulastri raih sukses berkat bahan jamu randublatung.

INOVASI RIMBA

66 Sengon Salomon Alternatif Tingkatkan Produktifitas Hutan.


27 24 74 80 22

69

WARISAN RIMBA

KULINER RIMBA

69. Melihat Jejak Kebesaran Majapahit Di Umbul Jumprit.

90. Menikmati Sensasi Ngopi Sepuluh Ewu Di Desa Adat Kemiren.

WISATA RIMBA

TUNAS RIMBA

74. Mendaki Puncak Gunung Slamet Sembari Berwisata.

94. Anggota Saka Wana Bakti Madiun Tanam Bibit Pohon Jati.

FLORA RIMBA

CERITA RIMBA

80. Tanaman Api-api Kaya Manfaat.

97. Ujung Rimba.

FAUNA RIMBA

84. Keberadaan Lutung Bundeng Rentan Punah.

62

PUSTAKA RIMBA

88. Latihan Berfikir Mesti Dilakukan Sejak Usia Dini.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

3


RIMBA POS RIMBA UTAMA SAMPAIKAN KRITIK, SARAN PERTANYAAN SEPUTAR PERHUTANI YANG INGIN ANDA KETAHUI MELALUI RUBRIK INI. KRITIK DAN SARAN ANDA SANGAT BERGUNA BAGI PENGEMBANGAN MAJALAH INI. KAMI AKAN SANGAT BERTERIMA KASIH JIKA ANDA BERKENAN MENYAMPAIKAN KRITIK SARAN DAN PERTANYAAN DENGAN KONSTRUKTIF DAN BERTANGGUNG JAWAB, JIKA PERLU LENGKAPILAH DENGAN DATA-DATA PENDUKUNG.

adalah saling melakukan komunikasi antara pihak atasan dan bawahan. Dengan begitu yang dimaksud dengan saling ketergantungan dengan sendirinya akan disosialisasikan sebelumnya sehingga pihak atas memahami yang di bawah sedang yang di bawah juga mengerti betul hal yang http://www.perpuskampus.com/

dimaksudkan oleh atasan. Dengan komunikasi yang baik maka yang disebut sebagai saling ketergantungan itu akan menjadi suatu sinergi yang selaras untuk dilaksanakan dan menghasilkan Saling Tergantung

suatu keuntungan bersama. Pimpinan yang hebat akan mendapatkan dukungan dari karyawan, sebaliknya

Redaksi DR yang saya hormati, saya Mariska dari Cikole, Bandung Selatan, Jawa Barat. Saya seorang pe ngusaha yang dahulu sering bekerja sama dengan PT Perum Perhutani. Saya mengamati perubahan yang terjadi di Perum Perhutani melalui pemberitaan. Saya mengerti bahwa sehebat apa pun pimpinan suatu perusahaan jika tidak mendapatkan dukungan dari karyawannya, usaha apa pun yang dilakukan tidak akan berhasil. Demikian juga di sisi lain, para karyawan juga berkata segiat apa pun telah bekerja jika tidak mendapatkan pimpinan yang cerdas dan dapat mengapresiasi kerja karyawan tidak akan tercapai tujuan yang diinginkan. Pimpinan tergantung pada dukungan karyawan, dan karyawan tergantung pada pimpinan yang akan mengaturnya. Kedua hal saling tergantung. Pertanyaan saya, kebijakan apa yang akan dilakukan oleh Perum Perhutani sehubungan adanya saling ketergantungan antara pimpinan dan bawahan itu? Apakah akan dilakukan bottom up, yaitu karyawan mengajukan proposal tertentu yang akan dilakukan, dan pihak atasan memberikan fasilitasnya? Atau sebaliknya pimpinan yang akan menentukan dan karyawan tinggal melakukannya sesuai alurnya atau rencana yang telah ditetapkan (top down)? Mariska, Cikole, Bandung Selatan.

karyawan yang hebat disebabkan oleh pengarahan yang

Redaksi:

penanaman kayu jati. Kayu jati membutuhkan waktu yang

jelas dari para penga rahnya / board of director (BOD). Terima kasih Ibu Mariska. Salam DR. Kebijakan Baru Yth Redaksi DR. Saya Andi Anameo dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Surakarta yang selama ini juga mengelola lahan sela tegakkan di hutan Perum Perhutani. Biasanya setiap pergantian pimpinan akan diikuti juga oleh perubahan tindakan yang dilakukan. Bisa saja perubahan itu merupakan suatu kelanjutan dan bisa saja merupakan hal yang baru. Saya ingin bertanya apakah yang akan dilakukan oleh direktur utama yang baru sehubungan dengan kebijakan yang diterapkan dalam waktu dekat ini. Terutama jika ada yang terkait dengan pemanfaatan lahan sela. Demikian pertanyaann saya, terima kasih saya ucapkan. Andi Anameo, Surakarta. Redaksi: Terima kasih Bapak Andi Anameo, Perum Perhutani tidak akan lagi mengandalkan pemasukan hanya dari

Terima kasih Ibu Mariska, seperti yang ibu ketahui

sangat lama untuk dapat dipanen. Bahkan dari sektor kayu

sekarang ini Perum Perhutani sedang melakukan

tersebut sekarang hanya akan dituai 1 pohon di antara 10

pengetatan agar dapat terus mengembangkan usahanya.

pohon yang lainnya.

Untuk itu dari sisi keuangan tidak lagi dilakukan manajemen

Selanjutnya untuk kelangsungannya Perum Perhutani

bottom up usulan dari bawah untuk mendapatkan dukungan

akan memanfaatkan lahan yang tersedia untuk keperluan

pelaksanaan, tetapi telah ditegaskan akan menggunakan

bahan industri, seperti halnya tebu sebagai bahan dasar

sistem top down. Ditetapkan dari atas untuk dilaksanakan di

industri gula, yang dapat ditanam di lahan yang belum

bawah.

tergarap maupun di sela tegakkan dalam kapasitas lahan

Tetapi di luar hal yang terkait soal finansial, yaitu di bidang manajemen sumber daya, yang akan dilakukan 4

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

tanam yang luas. Terima kasih Bapak ,Andi Anameo, Salam DR.


Syariah

“Didirikan Untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarga Besar Perhutani” Kami telah menjalin kerjasama dan memberikan dukungan kepada Perhutani dalam program asuransi bagi pengunjung lokasi wisata yang dikelola Perhutani, asuransi bagi Belandong, dan Penyadap. Dapatkan informasi program asuransi lainnya untuk kebutuhan : Investasi (Unit Link) Dana Pendidikan Dana Hari Tua

Hubungi:

Kami juga hadir di:

Kantor Pusat Gedung Menara 165 lantai 5 Jl. TB. Simatupang Kav.1 Cilandak Timur Jakarta 12560 Telp. (021) 29406315 | Fax. (021) 29406316 Email: customerservice@amanahgitha.com

Jakarta Gd. Manggala Wanabakti Lt. II Blok IV Ruang 212 Wing B Jl. Gatot Subroto, Senayan Telp. (021) 5705090

Surabaya Perhutani Unit II Divisi Regional Jawa Timur Jl. Gentengkali 49

Bandung Perhutani Unit III Divisi Regional Jawa Barat & Banten Jl. Soekarno Hatta No. 628 KM. 14 Telp. 082819036539

Semarang Perhutani Unit I Divisi Regional Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 15-17

www.amanahgitha.com

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

5


RIMBA FROMUTAMA CEO

DENALDY MULINO MAUNA

Komitmen Kerja 2017: Perkuat Disiplin dan Tingkatkan Efisiensi

E

fisien dan disiplin kunci untuk meraih sukses

baik dari kinerja keuangan, operasional serta

mengelola

kualitas sumber daya hutannya.

Perum

Perhutani.

Efisiensi

merupakan nilai luhur dan harus menjadi

Data statistik lima tahun terakhir, tahun 2010

budaya yang melekat bagi setiap karyawan.

– 2015 menggambarkan secara objektif kondisi

Kedisiplinan menjadi tolok ukur kinerja.

tersebut. Tahun 2016 merupakan tahun tersulit

Penekanannya disiplin melakukan eksekusi kegiatan atau rencana kerja secara profesional

yang mengakibatkan perusahaan berada dalam kondisi kebangkrutan.

dan tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaan

Pada Oktober 2016, kita melakukan gerakan

serta bekerja dengan orientasi target yang wajib

must now change to survive. Perubahan agar

diselesaikan sesuai dengan tata waktu yang

perusahaan bisa bernapas normal. Langkah

telah ditetapkan.�

melakukan cost reduction program (CRP),

Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2010

program percepatan penjualan sisa persediaan,

merupakan mandat dan kepercayaan pemerintah

dan menggerakan roda plan, do, check, dan act/

kepada Perum Perhutani untuk mengelola hutan

PDCA (rencanakan, kerjakan, periksa, tindak

secara lestari. Hal itu sesuai dengan visi Perum

lanjuti).

Perhutani menjadi perusahaan unggul dalam pengelolaan hutan lestari. Mandat dan kepercayaan pemerintah harus

Namun

semua

yang

dilakukan

correctives action/PICA (identifikasi permasalahan

tetap terjaga dan terpelihara, dengan mewujudkan

tindakan

kinerja perusahaan yang diamanahkan dalam

berhasil sesuai yang diharapkan.

peraturan pemerintah tersebut.

dengan

menggunakan perangkat problem identification perbaikan)

ini

belum

sepenuhnya

Namun kemajuan sampai dengan akhir

Kondisi perusahaan beberapa tahun terakhir

tahun ini dari hasil kerja keras kita semua

menunjukan kinerja yang terus memburuk,

dengan melakukan berbagai efisiensi, termasuk

6

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


Efficient thought process. Sebuah cara berpikir manajemen dan seluruh karyawan yang berlandaskan pada efisiensi penggunaan sumberdaya dalam bekerja, seperti sumberdaya manusia, keuangan, sarana dan prasarana. Efisien merupakan nilai luhur dan harus menjadi budaya yang melekat bagi setiap karyawan.

pengetatan biaya perjalanan dinas, biaya umum,

manajemen dan seluruh karyawan yang berlandaskan

dan disiplin pemakaian anggaran, memungkinkan

pada efisiensi penggunaan sumberdaya dalam

perusahaan terhindari cashflow yang negatif.

bekerja, seperti sumberdaya manusia, keuangan, sarana dan prasarana. Efisien merupakan nilai luhur

Terus Dibenahi Perubahan belum berakhir. Perusahaan harus

dan harus menjadi budaya yang melekat bagi setiap karyawan.

terus dibenahi, segenap karyawan mulai dari tingkat

Accountability. Setiap keputusan dan tindakan

staf pelaksana sampai tingkat manajemen tertinggi

yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan

perlu menyamakan cara berpikir, persepsi, semangat

dan

dan tindakan yang melandasi Komitmen Kerja

Pelanggaran terhadap aturan yang sudah ditetapkan

tahun 2017 yaitu back to basic: disciplined execution,

akan mendapatkan sanksi yang tegas, sesuai

efficient thought process, and accountability.

dengan peraturan disiplin perusahaan.

compliance terhadap aturan yang ada.

Disciplined execution. Disiplin, kepatuhan dan

Disamping itu, pencapaian terhadap target

ketaatan kita sebagai anggota organisasi perusahaan

yang telah ditetapkan manajemen perusahaan

pada berbagai level jabatan dalam menjalankan

juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari

keputusan manajemen. Kedisiplinan ini adalah

akuntabilitas setiap pejabat.

tolok ukur kinerja yang penekanannya disiplin

Dengan penuh semangat mari kita terapkan

melakukan eksekusi kegiatan atau rencana kerja

secara bersama-sama Komitmen Kerja 2017 ini

secara profesional dan tuntas, tidak menunda-nunda

guna mengembalikan kinerja perusahaan kita ke

pekerjaan serta bekerja dengan orientasi target yang

arah yang lebih baik sehingga keluar dari kondisi

wajib diselesaikan sesuai dengan tata waktu yang

kebangkrutan. Perhutani berubah, Perhutani bisa,

telah ditetapkan.

Perhutani luar biasa. DR

Efficient thought process. Sebuah cara berpikir

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

7


RIMBA UTAMA

HARI MENANAM

Presiden Jokowi Ajak Warga Jaga Kelestarian Alam

Presiden Jokowi menanam pohon

Presiden Jokowi tidak canggung menanam pohon jati dengan cangkul yang telah disediakan. Sambil tersenyum, Presiden Jokowi mencangkul tanah di dekat pohon jati yang telah ditanamnya.

8

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

P

elestarian alam Indonesia bukanlah perkara kecil. Kelestarian alam sangat penting diwariskan untuk masa depan generasi mendatang. Banyak contoh dapat dilihat jika alam tidak dirawat dengan baik. Banjir merupakan contoh paling mudah yang dapat dilihat akibat terjadinya kerusakan alam, yang itu menelan banyak korban, baik jiwa maupun harta benda. Untuk itu, seluruh warga harus aktif ikut menjaga kelestarian alam.�


Kesibukan di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada Senin (28/11), tidak seperti biasanya. Tampak banyak orang lalu lalang di desa tersebut. Mereka mempersiapkan dilaksanakannya peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional, yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden Jokowi tidak canggung menanam pohon jati dengan cangkul yang telah disediakan. Sambil tersenyum, Presiden Jokowi mencangkul tanah di dekat pohon jati yang telah ditanamnya. Beberapa kali cangkulan Jokowi di tanah yang memang tidak terlalu keras tersebut dilakukan untuk menutup lobang di sekitar pohon yang ditanamnya. Apa yang dilakukan Presiden Jokowi ini merupakan bagian dari penanaman serentak bersama ribuan warga di desa tersebut. Penanaman sebanyak 237.000 pohon dalam waktu 60 menit secara serentak pada satu tempat berhasil memecahkan rekor dunia (Guinness World Records). Hasil audit pihak Guinness World Records kemudian menyebut bahwa sebanyak 237 ribu batang pohon berhasil ditanam dalam waktu satu jam. Rekor tersebut memecahkan rekor yang sebelumnya telah dibuat di Filipina dengan jumlah 223 ribu batang pohon. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dengan sejumlah pihak, seperti pemerintah daerah (Pemda), Perum Perhutani, serta Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh). Penanaman pohon serentak melibatkan sekitar 10.000 warga tani, pelajar, mahasiswa, pramuka beserta tamu undangan dan masyarakat setempat.

Tim penilai Guinness World Records melakukan penganugerahan dan pencatatan Rekor Dunia kepada Koprabuh sebagai inisiator. Ajang pemecahan rekor dunia penanaman serentak merupakan rangkaian Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2016. Tampak hadir dalam acara ini, Ibu Negara Iriana Widodo, para Menteri Kabinet Kerja, Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, TNI, Polri, Duta Besar Negara Sahabat, United Nations for Environment Programme (UNEP), Pemerintah Provinsi dan Kabupaten di Jawa Timur, pelajar/mahasiswa dan masyarakat sekitar lokasi. Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2016 menjadi momentum gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon secara kontinyu dan diharapkan dapat membudaya di kalangan masyarakat luas. Hutan Rakyat Tema yang diangkat pada Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2016 adalah Pohon dan Hutan Rakyat, untuk Kehidupan, Kesejahteraan dan Devisa Negara. Tema ini relevan dengan kondisi Indonesia yang tengah mendorong peningkatan nilai ekonomi (green economy) dalam pengelolaan hutan. Oleh karenanya, perlu melibatkan masyarakat dalam pengembangan hutan rakyat guna memenuhi bahan baku industri dan kebutuhan lainnya. Hal ini mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di pedesaan berbasis kehutanan. Terkait hal ini, Kementerian LHK tengah mengembangkan program perhutanan sosial yang menerapkan pola bisnis koperasi dengan kapasitas manajemen korporasi.

Makna penanaman pohon dengan upaya peningkatan produktivitas dan ekonomi masyarakat bersama koperasi ini menjadi pembeda Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2016 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pelestarian alam Indonesia bukanlah perkara kecil. Kelestarian alam sangat penting diwariskan untuk masa depan generasi mendatang. Demikian ditekankan Presiden Jokowi saat menghadiri peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional, “Sebenarnya saat kita menanam pohon, kita itu sedang menanam doa, menanam harapan, dan menanam kerja kita semuanya untuk keberlanjutan hidup generasi yang akan datang,” ujar Presiden. Dalam siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, disebutkan bahwa Presiden Jokowi mengingatkan akibat yang dapat segera dilihat oleh karena tidak dirawatnya alam. Banjir merupakan contoh paling mudah yang dapat dilihat akibat terjadinya kerusakan alam dimaksud. “Kita semua sudah melihat sendiri apa akibatnya bila kita tidak merawat alam. Main asal tebang pohon akhirnya bencana seperti banjir yang datang dan akan menyusahkan rakyat,” terangnya. Oleh karenanya, dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergotong royong menjaga alam Indonesia. Alam Nusantara yang penuh dengan keanekaragaman hayatinya. “Ini tugas kita semuanya merawat dan menjaga,” tegas presiden. Banyak cara dapat dilakukan setiap orang guna merawat alam Indonesia tersebut. Bertepatan DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

9


RIMBA UTAMA dengan Hari Menanam Pohon Indonesia, maka Presiden Jokowi pun menyerukan untuk bersamasama menggalakkan penanaman pohon. Dalam acara penanaman pohon tersebut, turut ditanam sekitar 38 ribu batang pohon jati serta 200 ribu kaliandra. “Jangan sampai kita sering berbicara menanam satu miliar pohon, menanam satu juta pohon. Sudah tidak usah bicara yang tinggi seperti itu. Ini kalau 238 ribu dipelihara bisa hidup semua, ya sudah, itulah yang kita inginkan. Tidak usah sampai juta-jutaan, miliar-miliaran, tapi yang hidup hanya dua,” imbuh Presiden Jokowi disambut gelak tawa hadirin. Sejahterakan Masyarakat Selain memperbaiki lingkungan, menanam juga harus memberikan manfaat langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Perlu dikembangkan sebuah model yang mampu mengkorporasikan petani, nelayan, dan koperasi. Dengan cara seperti itulah dalam skala besar diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih jelas. Pergerakan ekonomi kita pun akan semakin baik. “Program ini akan saya ikuti terus, kalau baik akan kita kembangkan di provinsi dan kabupaten kota lainnya,” tegas Jokowi. Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menerangkan penanaman pohon secara serentak yang dilakukan pada kesempatan tersebut dimaksudkan untuk menjaga momentum dan semangat dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan dengan keberadaan pohon. Hal tersebut sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi deforestasi serta degradasi hutan dan lahan. “Upaya ini memberikan refleksi

10

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

kepada dunia bahwa Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam komitmen Indonesia oleh Presiden Jokowi pada COP21 Paris Agreement yang diratifikasi oleh Indonesia dan DPR melalui UU Nomor 16 Tahun 2016,” terang -nya.

mitigasi dengan penanaman pohon merupakan salah satu upaya mengurangi emisi karbon. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Paris Agreement untuk menahan laju kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 20C atau sedapatnya menekan hingga 1,50C.

Dalam penyelenggaraan COP22 di Maroko sendiri, Indonesia diakui berada di depan dalam agenda REDD+. Untuk itu, masih menurut Siti Nurbaya, kepercayaan dunia internasional tersebut perlu dijaga. “Penilaian

“Kegiatan ini juga menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia berperan signifikan dalam leading way penanganan perubahan iklim pada Konferensi Perubahan Iklim Dunia, COP 22 Maroko, 7-18 November yang lalu terkait aksi nyata pengendalian perubahan iklim,” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya saat menyampaikan laporan.

Guinness Book of Record akan memperkuat pengakuan tersebut,” imbuhnya. Untuk diketahui, kegiatan penanaman pohon secara serentak tersebut dilakukan oleh para petani yang bekerja sama dengan Koprabuh. Model penanaman dengan bekerja sama dengan koperasi tersebut diapresiasi secara khusus oleh Presiden Jokowi. “Saya senang sekali model penanaman pohon yang dilakukan pada hari ini dilakukan oleh koperasi, oleh Koprabuh. Selain memperbaiki lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat bagi rakyat,” terangnya. Presiden melanjutkan, mo del-model serupa itulah yang seharusnya dikembangkan lebih lanjut. Sebab, izin konsesi hutan biar bagaimanapun juga haruslah memberikan manfaat kepada masyarakat, utamanya penduduk setempat. “Jangan kembali kita memberikan konsesi-konsesi yang besar kepada korporasi. Kalau memberikan manfaat oleh rakyat, silakan. Tapi kalau tidak, geser pemberian itu kepada koperasi, kepada perorangan,” tegasnya. Hari Menanam Pohon Indonesia 2016 juga erat kaitannya dengan andil Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim. Langkah

Total pohon yang ditanam pada Hari Menanam Pohon Indonesia 2016 mencapai 238.000 batang terdiri dari 200.000 batang kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan 38.000 batang jati (Tectona Grandis) pada areal seluas 23 hektar. Kaliandra merupakan jenis pohon berumur pendek yang dapat dipanen dalam 2 tahun. Biasanya digunakan sebagai bahan baku energi. Kaliandra memiliki manfaat lain melalui bunganya yang dikenal sebagai makanan lebah madu yang produktif. Sementara, tanaman jati memiliki nilai ekonomi tinggi dan mampu memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Kedua jenis pohon ini ditanam berdampingan. Oleh karena itu, masyarakat dapat mengambil manfaat ekonomi jangka pendek melalui Kaliandra dan jangka panjang melalui jati. Partisipasi Perhutani Dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia 2016 ini seluruh unit kerja Perum Perhutani juga melaksanakan aksi tanam bibit pohon di masing-masing wilayah kerja mereka. Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna turun langsung dengan memim


Presiden Jokowi mengajak masyarakat untuk menanam pohon

pin gerakan penanaman 21 ribu bibit pohon di kawasan hutan Petak 29d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sugihan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kerek, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban. Pada Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2016 kali ini Menteri LHK Siti Nurbaya dengan didampingi Ketua Koprabuh menye rahkan penghargaan dan pemberian sertifikat adopsi pohon. Pada kesempatan ini juga Presiden menyerahkan penghargaan kepada gubernur, bupati dan wali kota pemenang Lomba Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Tahun 2015. Untuk tingkat provinsi adalah Jawa Timur, Aceh, dan Sulawesi Utara. Untuk tingkat kabupaten, yaitu Cilacap, Kuningan, dan Lampung Timur. Sedangkan tingkat kota yakni Cimahi, Metro Lampung, dan Balikpapan. Pada 9 Mei 2015, telah disepakati bersama delapan kementerian dalam rangka mendukung dan melaksanakan

secara terpadu Revitalisasi Gerakan Nasional-Kemitraan Penyelamatan Air. Kesepakatan ini bertujuan mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dicapai melalui program pemerintah pusat dan daerah, pelibatan du nia usaha, dan peran serta ma syarakat. Mereka yang bersepakat tersebut adalah Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Kemen terian Desa, Pembangunan Dae rah Tertinggal dan Transmigrasi. Pemerintah telah menuangkan program penanaman dalam RPJMN tahun 2015-2019 pada lahan kritis sekitar 5,5 juta hektare dengan alokasi 1,25 juta ha per tahun. Untuk mempercepat rehabilitasi ini,

Kementerian LHK bekerja sama dengan sejumlah pihak. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, setiap siswa setidaknya menanam lima pohon saat SD, lima pohon saat SMP, lima pohon saat SMA dan lima pohon untuk mahasiswa perguruan tinggi. Disamping itu, berdasarkan kesepahaman dengan Kementerian Agama telah diatur agar setiap pasangan mempelai baru harus menanam lima batang pohon. Sehingga setiap orang menanam pohon setidaknya 25 batang pohon selama hidupnya. Sudah saatnya semangat menanam pohon tertanam dalam diri kita. Menanam pohon merupakan upaya menyelamatkan bumi, menjaga keanekaragaman hayati, menghemat, dan menumbuhkan mata air baru serta memberikan oksigen bagi kehidupan. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

11


RIMBA UTAMA

Perum Perhutani Aktif Dorong Kegiatan Menanam Pohon Dalam kondisi apa pun Perum Perhutani terus gigih aktif mendorong semua pihak melakukan penanaman pohon di lingkungan mereka. Setiap tahun, Perhutani rata-rata menanam sekitar 100 juta bibit pohon dari aneka jenis tanaman.

P

erum Perhutani sebagai BUMN yang bergerak di sektor kehutanan, tidak ketinggalan berperan secara aktif dalam kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia 2016. Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna, pada Senin (28/11) memimpin gerakan penanaman 21 ribu bibit pohon. Penanaman dilakukan di kawasan hutan Petak 29d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sugihan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kerek, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban. Penanaman bibit pohon jenis jati plus Perhutani (JPP), kesambi, kaliandara, sengon, mangga, dan sirsak pada lahan hutan seluas 18,2 hektare tersebut diikuti Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Andi Purwadi, seluruh karyawan Perhutani KPH Tuban, anggota Saka Wanabakti, karang taruna, dan Lembaga Masyarakat Desa hutan (LMDH) dari Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.

Penanaman jati oleh Dirut Perhutani 12 12

DUTA DUTA RIMBA RIMBA •• NOVEMBER NOVEMBER -- DESEMBER DESEMBER 2016 2016


Kegiatan penanaman pohon

Denaldy melakukan kegiatan penanaman ini sebelum mengikuti acara puncak peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia 2016 yang dibuka Presiden Jokowi. Perum Perhutani mengelola lahan hutan seluas 2,4 juta hektare di Jawa dan Madura dengan komposisi sistem tebang dan tanam 1:9. “Jumlah pohon yang ditanam Perhutani rata-rata 100 juta bibit setiap tahun untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan. Dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia 2016 ini seluruh unit kerja Perhutani juga melaksanakan aksi tanam bibit pohon di masing-masing wilayah kerja,” kata Denaldy. Di wilayah Jawa Barat, Perhutani juga melakukan penanaman pohon dalam rangka rangka Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional tahun 2016 pada Kamis (24/11). Perum Perhutani diwakili Sekertaris Divisi Regional Jabar Banten Ananda Artono, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Bupati Kuningan Acep Purnama, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat Budi Susatijo, Ditjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDAS HL), FKPD Kabupaten Kuningan dan masyarakat melakukan penanaman seribu pohon jenis sapu tangan di

Kebun Raya Kuningan (KRK). Bupati Kuningan Acep Purnama menyatakan Kabupaten Kuningan sebagai tuan rumah Hari Penanaman Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional di Jawa Barat tahun ini, dalam dua tahun sudah menanam dua juta pohon lebih dan pada 2018 akan mencapai zero lahan kritis yang saat ini tercatat sekitar 1.381 hektare. Menurut Dedy Mizwar, Kabupaten Kuningan sebagai daerah hulu telah banyak memberikan manfaat untuk daerah-daerah sekitarnya berupa memberikan pasokan air bersih. Sudah selayaknya daerah yang mendapatkan manfaat dari hutan Kuningan untuk berpartisipasi memelihara dan menjaga kawasan hutan di Kuningan sebagai kawasan resapan air. Kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia kali ini, tambah Dedy Mizwar, diharapkan akan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan alam sekitar. Sejumlah bencana yang menimpa beberapa daerah di Jawa Barat akhir-akhir ini patut menjadi bahan pemikiran seluruh masyarakat atas perilaku manusia terhadap alam selama ini. “Oleh karena itu stop deforestrasi.

Dengan menanam hari ini maka kita sudah berinvestasi untuk kelangsungan hidup anak cucu kita. Semakin banyak pohon yang kita tabung, maka semakin besar warisan yang bisa dipetik generasi mendatang,” kata Deddy. Dedy Mizwar juga menyerahkan penghargaan pemenang lomba penanaman satu miliar pohon kepada Bupati Kuningan, Bupati Cianjur, Bupati Sukabumi, Wali Kota Cimahi, Wali Kota Cirebon, dan Wali Kota Bandung. Tidak ketinggalan Perhutani KPH Banten, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten, LMDH Abadi Jaya, Desa Bandulu serta masyarakat melakukan penanaman seribu bibit pohon di Kampus IAIN Sultan Hasanuddin Banten dalam rangka Hari menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam 2016, Senin (28/11). Kegiatan dimeriahkan dengan lomba swafoto bertema Aku Cinta Hutanku, lomba mewarnai dan lomba tebak kata tingkat Sekolah Dasar se-Provinsi Banten. Administratur Perum Perhutani KPH Banten, Cucu Suparman pada saat yang sama memberikan bantuan dana pinjaman lunak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahap pertama tahun 2016 sebesar Rp 25 juta kepada anggota DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

13


RIMBA UTAMA

LMDH Abadi Jaya Desa Bandulu, Kecamatan Anyer bernama Suntama. “Bantuan ini diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat dan menjalin hubungan dengan mitra kerja khususnya di wilayah Perhutani KPH Banten,� kata Cucu. Sementara itu, Perum Perhutani KPH Sumedang dan LMDH Desa Cipelang, Kecamatan Conggeang melakukan penanaman 1.700 bibit mahoni dan rimba lainnya di hutan Petak 47e BKPH Conggeang, KPH Sumedang yang merupakan Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) hulu Sungai Cijengkol, Kamis (1/12). Menurut Administratur KPH Sumedang, Agus Mashudi, penanaman di KPS seluas 1,50 hektare untuk memperkuat daerah hulu Sungai Cijengkol yang airnya mengalir ke Desa Cipelang memberi manfaat untuk kebutuhan pertanian. Selain menanam pohon, kegiatan bersama termasuk pembuatan tanggul untuk mengurangi sedimentasi sungai dan erosi permukaan tanah. Masyarakat Desa Cipelang berpartisipasi aktif memelihara dan menjaga hutan sebagai kawasan resapan air untuk lingkungan dan alam sekitar. Masih dalam rangka hari Menanam Pohon Indonesia 2016, di Petak 49 RPH Sumenep, BKPH Madura Timur, Kamis (1/12) dilakukan penanaman pohon yang dipimpin Bupati Sumenep, KH A

14

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Busyro Karim. Ketua Tim Pelaksana Hari Menanam Pohon Indonesia 2016, yang juga Kadishutbun Sumenep, Herman Poernomo menyampaikan tujuan pekan penghijauan dan konsevasi alam dan pencanangan Pondok Pesantren dalam rangka Hari Santri Nasional tahun 2016 dan hari menanam Indonesia ini menjadi sarana edukasi akan pentingnya menanam pohon. Penanaman pohon untuk mitigasi perubahan iklim pada musim hujan dan menambah jenis tanaman di Hutan Arboretum Wisata Alas Kebun Agung yang tertuang dalam MOU antara Perum Perhutani dan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Keunggulan Wisata Arboretum Alas Kebun Agung dapat meningkatkan mutu lingkungan, mengoptimalkan pengendalian tata air dan sebagai sarana pendidikan, rekreasi, dan penelitian masyarakat. Dalam memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia dengan tema menanam minimal 25 pohon seumur hidup bagi setiap orang, pelaksanaan penanaman di Hutan Wisata Arburetum. Sebanyak 1.000 plances jati, mahoni, trambesi, sengon, matoa, dan akasia ditanam pada acara tersebut. Sedangkan untuk beberapa pondok pesantren yang berada di daratan Sumenep ditanam 30.000 ribu plances.

Bupati Sumenep, KH A Busyro Karim akan membantu bibit pohon kepada 265 pondok pesantren di daratan sebagai rangkaian hari Santri Nasional 2016. Hal ini untuk memacu semangat pondok pesantren dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pemerintah Kabupaten Sumenep menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mensukseskan kegiatan penanaman 1.000 pohon di kawasan Hutan Wisata Arboretum. Semoga ini dapat meningkatkan motivasi semua pihak dalam melestarikan lingkungan. Pohon begitu penting karena sebatang pohon banyak memberikan manfaat. Bupati berharap semua pihak bersinergi mempercepat pelestarian hutan di lingkungan Sumenep dan meminta BPN Sumenep berhati-hati dalam penyertifikatan tanah. Masih dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia, pada Rabu (30/11), Perum Perhutani KPH Bojonegoro menerima 40 orang pecinta alam Himapala Bojonegoro untuk melakukan penanaman bibit jati di lahan seluas 5 hektare. Penanaman dilaksanakan bersama para karyawan Perhutani Bojonegoro di Petak 61a, RPH Sendang Gerong, BKPH Clangap KPH Bojonegoro. Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Erwin mengapresiasi anggota Himapala yang peduli alam dengan kegiatan positif. Kelestarian hutan yang menjadi tanggung jawab Perhutani juga perlu didukung para pihak secara bersama. Ketua Umum Himapala Bojonegoro, Nur Ahmad Fajarudin menyampaikan partisipasi para anggotanya dalam kegiatan menanam diharapkan dapat membantu Perhutani dalam percepatan penanaman. Peserta penanaman mencapai 160 orang. DR


Maksimalkan Penggunaan Lahan untuk Pacu Pendapatan

Tanaman Tebu

U

ntuk menjamin keberhasilannya dijalin kerja sama sinergis dengan berbagai pihak terkait. Yang lebih penting lagi, semua dilakukan dengan mempercayakan kepada mereka yang telah ditunjuk dan mampu bertanggung jawab memberikan keuntungan maksimal. �Pada saatnya karena benar-benar terdesak orang yang hidupnya susah akan menyadari derita dalam hidupnya. Sesuatu yang tidak menyenangkan dan terjauh dari rasa nyaman yang melekat pada dirinya yang kini kian mengganggu dan bahkan berlanjut mengancam pada kematian. Dalam keadaan yang demikian maka orang akan mencari penyebab sumber kesulitannya itu. Berpikir dan menemukan gagasan untuk melakukan perubah-

Peningkatan produksi lahan dengan berbagai jenis tanaman Perum Perhutani terus digenjot. Untuk saat ini, dikembangkan tanaman tebu, kayu putih, dan jagung an agar dapat mengarahkan pada hidup yang menyenangkan. Siapa pun yang menyadari kekurangannya, tentu akan mencari penyebabnya dan berusaha menghilangkan kekurangannya, kemudian membangun kelebihan yang dapat dibanggakan. Begitu juga yang terjadi di Pe-

rum Perhutani. Kondisi ekonomi global dan nasional, menuntut Perhutani melakukan efisiensi. Efisiensi ini sudah menjadi kebijakan perusahaan dan tentu seluruh jajaran Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Hutan (PSDH) Perum Perhutani mendukungnya. “Tidak ada benturan atau

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

15


RIMBA UTAMA

Tanaman Kayu Putih

konflik kebijakan. Karena pada dasarnya setiap perusahaan itu dalam pengaturannya selalu ada efisiensi, terlebih pada perusahaan yang mulai atau sedang mengalami krisis,� kata Direktur Pengelolaan Sumberdaya Hutan (PSDH) Perum Perhutani, Mohamad Soebagja menjawab pertanyaan Duta Rimba, di ruang kerjanya, Jakarta, baru-baru ini. Menurut Soebagja, efisiensi itu sudah diterapkan sebelumnya. Di manajemen dengan pimpinan baru ini tinggal menekankan dan efisiensi langsung terasa dampaknya di berbagai bagian. Efisiensi harus dilakukan dengan sangat ketat, karena situasinya memang telah mengharuskan, jika tidak ingin mati dan itu bukan pilihan. Apa yang dilakukan manajemen tidak ada yang melenceng. Kebijakan itu bersifat meneruskan saja, yang tentunya dengan

16 16

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

berbagai pembaruan. Dukung Efisiensi Secara nyata jajaran direktorat PSDH mendukung efisiensi ini. Dukungan nyata untuk efisiensi, tambah Soebagja, dengan menempatkan dana di lapangan, penanaman jenis kayu, seperti jati, pinus, mahoni, dan lain-lain dikurangi. Sepertinya itu merupakan sesuatu yang memalukan.Tetapi hal ini dilakukan karena masuk akal.sebenarnya, tambah Soebagja, yang dapat membuat memalukan kalau gagal merawat tanaman yang sudah ditanam. Gagal memelihara berarti investasi hilang. Duit sudah keluar untuk membuka lahan, menanam, memberi pupuk, dan melakukan perawatan, tetapi sama sekali tidak mendapatkan hasilnya dan lagi sektor kayu itu terlalu lama menunggu hasilnya. Sekarang yang dilakukan adalah

menanam kayu hanya di lahan 10 ribu hektare. Biasanya 40 - 50 ribu hektare. Memang hanya 10 ribu hektare, tetapi merawat tanaman yang sudah ada ditingkatkan menjadi 46 ribu hektare. Sebelumnya kan terbalik. Menanamnya 46 ribu hektare, sedang untuk merawatnya hanya 15 ribu hektare. Menurut Soebagja, memeliharanya sekarang lebih besar karena duit yang dulu sudah terlanjur keluar harus aman dan pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan. Untuk memberikan hasil yang maksimal, menurut Soebagja, sudah banyak dilakukan terobosan. Sekarang peluang untuk dapat mendukung swasembada pangan Perum Perhutani sudah melakukan komitmen dengan pengusaha gula dengan tahap awal penanaman tebu di 67.500 hektare. Dengan penanaman seluas itu diharapkan kerja sama dengan pabrik gula


akan terus dapat berlangsung, bahkan tidak menutup kemungkinan Perum Perhutani dapat melakukan pengolahan sendiri. Lahan yang dimaksudkan adalah lahan baru. Lahan yang dikhususkan untuk menanam tebu, tidak tumpangsari. Pengalaman buruk, tambah Soebagja, pernah terjadi dengan cara tumpangsari karena kedua tanaman tidak dapat maksimal. Tebu yang ditanam di sela tegakan jati kurang sinar matahari karena tertutup dedaunan, sedangkan pertumbuhan pohon jati juga terganggu. Diharapkan usia panen tebu 12 bulan di tahun pertama dan 8 bulan pada tahun berikutnya. Sekali tanam tebu dapat dipanen tiga kali. Dalam 1 hektare tebu akan tetap ada tanaman Perhutani 1 hektare juga. Dengan

pola penanaman “blok-blokan” selang-seling per satu hektare atau di tengahnya tebu atau sebaliknya, disesuaikan dengan keadaan lahan. Soebagja mengakui untuk dapat meningkatkan kinerja Perhutani, dibutuhkan perubahan dari para karyawan. Membawa orang ke dalam suatu perubahan itu tidaklah gampang.Untuk membawa orang berpola pikir berbeda dari pola pikir yang sudah menjadi rutinitas itu sungguh tidak mudah. Satu pembangunan biasanya disertai oleh sikap bertahan atau resistensi. “Dalam hal itu seperti yang BOD lain lakukan, kami sepakat untuk mengajak, ayo berubah. Berubah untuk dapat bertahan dan dilanjutkan pengembangan untuk kembali dapat mencapai kejayaan,” kata Soebagja.

Tingkatkan Produksi Hampir semua produksi Perum Perhutani, dapat ditingkatkan. Soebagja punya pengalaman menarik saat pergi ke Indramayu, melihat lahan padi yang luas sekali dengan kayu putih yang hanya satu-satu. Jarang sekali ditanam kayu putih di lahan Perum Perhutani itu. “Bertemulah saya dengan kepala desa, saya ajak ngobrol. Saya bilang buatlah jalan 2 meter, 9 hektare untuk kayu putih dan 9 hektare lain untuk padi. Di desa itu terdapat 25 hektare dan saya akan segera punya 150 hektare tanaman kayu putih hasil dari upaya peningkatan yang dilakukan,” katanya. Kalau selanjutnya nanti ada 1.000 hektare tanaman kayu putih yang produktif maka pabrik yang

Jagung siap panen di lahan hutan

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

17


RIMBA RIMBA UTAMA UTAMA

Memangkas kayu putih

mengolah menjadi costumer care akan kewalahan. Soebagja tersentuh ketika orang-orang itu didatangi, disapa, didengarkan. Mereka itu punya hati yang dapat dengan kerelaan dan ketulusannya membantu apa yang akan diupayakan Perum Perhutani. Biaya selama ini dikeluarkan Perum Perhutani untuk menanam, merawat hingga memanen jauh lebih banyak dibandingkan jika diswadayakan. Para petani menanam, merawat kemudian hasilnya dijual ke Perum Perhutani. Mereka mau kok. Antusias. Biaya petik, transport mereka yang tanggung. Pokoknya daun kayu putih sampai di pabrik harganya sesuai dengan kesepakatan dengan KPH, tambah Soebagja, nggak usah mengeluarkan duit lagi. Kebutuhan kayu putih 10 ton per hari. Satu bulan butuh 300 ton. Padahal, Perum Perhutani baru bisa supply 241 - 245 ton saja. Jadi masih berpeluang ditingkatkan. Itu satu pabrik lho. Padahal, masih banyak pabrik lain. Para petani itu 18

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

malah mengatakan nanti setelah dipangkas pemeliharaannya tetap menjadi urusan mereka. Akan merawat hingga panen lagi begitu seterusnya. Di Brebes, tambah Soebagja, juga dilakukan pendekatan dengan masyarakat setempat sehingga terdapat yang disebut “kampung jagung”. Semacam sentra penanaman jagung dengan benih yang bagus dan penyuluhan yang efektif. Jika hasilnya bagus maka akan diterapkan di lahan lain. Soal tanaman selingan yang ditanam di sela tegakan, seperti jahe, nanas, salak, bambu untuk diambil rebungnya, dan lain-lain, biasanya telah dikuasai para tengkulak, pebisnis. Ini membuat petani hanya mendapatkan upah sekadarnya dan yang mendapatkan untung besar adalah para pengelolanya itu. Lain halnya dengan yang disebut “kampung jagung” itu petani akan mendapatkan upah yang selayaknya, pupuk Indonesia mendukung sehingga dapat disepakati pengaturan pembayaran dan kerjasamanya, dan Bulog yang membeli hasil pertanian itu. Di samping tebu, tambah Soebagja, ya peningkatan di berbagai jenis tanaman seperti kayu putih, jagung, maupun

pertambakan. Itu dilakukan dengan mempercayakan pada mereka yang telah ditunjuk untuk melaksanakan dan mampu bertanggung jawab memberikan keuntungan maksimal. Orang-orang yang dapat menerima amanah, silahkan melaksanakan dan harus dapat memberikan pertanggungjawaban. Yang membedakan dengan manajemen sebelumnya adalah dulu diberikan kekuasaaan untuk melakukan tindakan tetapi kurang mendapatkan ketegasanuntukmampu melakukan pertanggungjawaban. Pendanaan yang dilakukan bersifat partisipatif, tidak bottom up seperti cara pengaturan yang lalu. Terkait upaya menggelorakan kegiatan penanaman pohon ke masyarakat. Soebagja mengatakan banyak yang telah dilakukan Perhutani. Sekarang semua bagian dari Perum Perhutani, mulai dari Divisi Regional maupun Kesatuan Pemangku Hutan, telah melakukan penanaman bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Hal itu telah sesuai dengan Program Menanam Pohon yang telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Tuban. DR.


Sejarah Hari Menanam Pohon Indonesia Dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global bagi bumi tidak bisa diabaikan, apalagi dengan semakin banyaknya gunung yang gundul karena penebangan pohon secara liar. Kondisi ini, antara lain yang melahirkan Hari Menanam Pohon di kompasiana.com

Indonesia. Kegiatan menanam pohon, di antaranya untuk meningkatkan kualitas dan jumlah tanaman di lokasi-lokasi yang rawan banjir dan tanah longsor.�

P

ertama kalinya gerakan yang awalnya dilatarbelakangi oleh suatu perubahan iklim secara global yang mengakibatkan terganggunya ekosistem, kondisi cuaca yang terbilang cukup ekstrim, serta sistem tata air Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terganggu. Hal inilah yang menjadi ancaman terjadinya banjir di mana-mana, bukan hanya itu saja ini juga mengakibatkan bencana alam seperti tanah longsor dan kekeringan, serta terganggunya ketahanan hasil pangan nasional.

Dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2008 terkait dengan Hari Menanam Pohon Indonesia, masyarakat diimbau agar setiap tahun pada tanggal 28 November bisa dilakukan peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional. Tema peringatan Hari Menanam tahun 2016 adalah Pohon dan Hutan Rakyat, untuk Kehidupan, Kesejahteraan dan Devisa Negara. Sedangkan tujuan dari diadakannya kegiatan menananm pohon ini, di antaranya untuk bisa meningkatkan kualitas dan jumlah tanaman

di lokasi-lokasi yang rawan banjir dan tanah longsor. Bukan hanya itu saja, langkah ini juga digunakan untuk bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar bisa menjaga lingkungan sekitar agar tidak ada lagi korban yang diakaibatkan oleh bencana alam. Sedangkan hari pohon sedunia juga diperingati pada setiap tanggal 21 November, dan hari peringatan inilah yang bisa mengingatkan masyarakat yang memang seharusnya mengetahui betapa pentingnya pohon dan tumbuhan lainnya di

DUTA DUTA RIMBA RIMBA •• NOVEMBER NOVEMBER -- DESEMBER DESEMBER 2016 2016

19


muka bumi ini. Jika diingat, pohon dan tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi pertiwi semakin terkikis jumlahnya karena digantikan oleh gedung-gedung pencakar langit yang membuat atmosfer bumi menjadi semakin panas. Dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global bagi bumi sendiri tidak bisa diabaikan begitu saja, apalagi dengan semakin banyaknya gunung yang menjadi gundul karena penebangan pohon secara liar utuk kepentingan pribadi. Sedangkan peranan dari pohon sendiri sangat penting untuk menyerap gas CO2, maupun gas beracun lain di udara. Keberadaan pohon mampu menghasilkan oksigen atau O2, yang merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk di bumi. Sangat Vital Mengapa kita harus menanam pohon mulai dari sekarang? Inilah alasan dibalik kampanye Hari Bumi 2016 yang mengusung tema Trees for Earth dan menargetkan penanaman 7,8 miliar pohon hingga 2020 mendatang. Planet bumi saat ini kehilangan lebih dari 15 miliar pohon setiap tahun (setara dengan 48 lapangan sepak bola setiap menit). Padahal, keberadaan pohon-pohon sangat vital bagi planet bumi.

20

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Foto : berbagai sumber/istimewa

RIMBA UTAMA

Mengajarkan mencintai pohon sejak usia dini

Mungkin, banyak di antara kita yang bertanya-tanya, mengapa harus menanam pohon sebanyak itu mulai dari sekarang? Dengan penanaman 7,8 miliar pohon, kita akan berkontribusi terhadap tiga tujuan utama. Pertama, mitigasi perubahan iklim dan polusi. Penanaman pohon dapat menyerap CO2 yang berlebih dan berbahaya dari atmosfer kita. Dalam satu tahun, dibutuhkan sekitar 96 pohon untuk menyerap jumlah CO2 yang dihasilkan oleh satu orang. Pohon juga menyerap bau dan gas polutan seperti nitrogen oksida, amonia, sulfur dioksida, dan ozon, serta menyaring partikulat-partikulat dari udara menggunakan daun dan kulit mereka. Kedua, melindungi keanekaragaman hayati. Dengan menanam

pohon yang tepat, kita dapat membantu menangkal hilangnya spesies,

serta memberikan peningkatan habitat bagi satwa-satwa dihutan lokal. Ketiga, mendukung kehidupan masyarakat. Penanaman pohon membantu masyarakat mencapai keberlanjutan ekonomi dan lingkungan jangka panjang, menyediakan makanan, energi dan pendapatan. Penelitian menunjukkan bahwa sekolah dengan tutupan pohon telah mengurangi tingkat asma dan penyakit paru-paru serta membantu siswa dengan gangguan hiperaktif defisit perhatian atau Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) berkosentrasi lebih lama. Penanaman pohon memiliki korelasi langsung dengan berkurangnya tingkat kejahatan, meningkatkan nilai properti, mengurangi sampah, kohesi sosial yang lebih tinggi, dan sejumlah manfaat sosial dan psikologis lainnya. DR


Memetik Makna dari Filosofi Menanam Pohon “Hidup itu selayaknya mencontoh dari filosofi tumbuhnya tanaman. Tumbuh ke atas berarti kita harus terus berusaha untuk meraih mimpi dan cita-cita setinggi mungkin. Menanam itu bermanfaat bagi orang lain. Hidup ini harus memberi manfaat. Dengan menanam, orang lain akan merasakan manfaatnya sekarang dan nanti.”

DUTA DUTA RIMBA RIMBA •• NOVEMBER NOVEMBER -- DESEMBER DESEMBER 2016 2016

21


RIMBA UTAMA

Bedeng bibit tanaman yang dikembangkan oleh Perhutani. Tanaman yang bermanfaat secara ekonomi dan ekologi

T

radisi menanam pohon memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Menanam mempunyai dimensi dan efek ganda yang luar biasa. Menanam itu bermanfaat bagi orang lain. Hidup ini harus memberi manfaat. Tidak selalu harus berbentuk uang. Cukup dengan menanam, orang lain akan merasakan manfaatnya sekarang dan nanti. Untuk itu, idealnya gerakan menanam adalah gerakan dari hati. Heart to heart,karena pohon adalah sesama mahluk hidup. Sudah selayaknya menempatkan pohon bukan sebagai objek, melainkan sebagai sesama subjek pengambil peran yang bermanfaat bagi lingkungan hidup, sama seperti manusia, Menurut Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Universitas Negeri Semarang (Unnes), Deddy Rustiono dalam Gagasan Menanam dengan Hati, hal ini sejalan dengan pandangan baru yang bernama ekosentrisme. Memandang perlu adanya etika lingkungan dalam tatanan kehidupan yang berimbang dalam kehidupan di alam semesta.Teori ekosentrisme menempatkan alam sebagai satu kesatuan sejajar dalam kehidupan manusia. Nilai

22 22

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

atau harkat manusia bukan saja ditentukan oleh kebajikannya dengan Sang Pencipta, melainkan juga terhadap makhluk ciptaanNya termasuk alam semesta (Sony Keraf, 2002). Prinsip-prinsip moral etika lingkungan harus diterjemahkan dalam aksi nyata tak terkecuali kegiatan menanam pohon. Menaman pohon adalah bentuk etika lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai ekosentrisme. Tuhan menurunkan manusia sebagai khalifah, bukan sebagai penguras sumber daya, melainkan pengelola sumber daya. Artinya, tambah Deddy, menikmati sumber daya dengan tetap menjaga

kelangsungan sumber daya tersebut. Satu pohon yang ditanam sangat berarti bagi kelangsungan generasi berikutnya. Jadi, tambah Deddy, selama pohon masih dijadikan objek semata, dipastikan gerakan menanam hanya akan memuaskan ego manusia dalam dimensi waktu yang sempit. Menanam pohon yang dilandasi dengan visi jauh ke depan akan berbeda hasilnya dengan sekadar menanam untuk jangka pendek. Semangat Merawat Orang yang menanam pohon dengan harapan terbangunnya kehidupan baru yang lebih baik tentu akan memilih bibit terbaik, memilih lokasi tanam paling sesuai, sekaligus menanam dengan cinta dan harapan. Semangat merawat dan memelihara bibit pohon akan semakin kuat karena dorongan misi suci untuk mendapat ganjaran terbesar dari Tuhan berupa taman di surga kelak. Surga menjadi visi terjauh karena di situlah


kehidupan abadi nanti. “Membangun kehidupan dan berkontribusi bagi perbaikan alam adalah visi hidup selama kita di dunia. Visi inilah yang harus ditumbuhkembangkan menembus batas waktu, generasi, dan geografis,� kata Deddy. Menurut Deddy, seseorang yang telah memulai kerja untuk menggapai visi yang jauh dan luas dimensinya takkan pernah bisa dihentikan oleh kematian, tempat, dan sosok pada zamannya. Ia akan menginspirasi banyak orang untuk ikut melanjutkan, menyebarkan, dan melestarikannya. Jadi, kita patut bertanya pada diri kita sendiri, sudah jutaan pohon ditanam, jutaan hektare tertancap bibit pohon, miliaran rupiah dikeluarkan, dan ribuan manusia menanam, namun sudahkah kita menanam dengan niat penuh harap terbangunnya kehidupan baru yang lebih indah dan sehat? Sudahkah kita merencanakan

program penanaman pohon untuk mendapat surga terindah dariNya? Yang patut menjadi renungan bersama, menanam tidak sekadar seremoni dan pencitraan diri. Itulah yang sulit. Masih banyak fakta yang menunjukkan bahwa program penanaman pohon di masyarakat masih terbatas pada pekerjaan mencapai target angka-angka jumlah bibit dan luas tanam. Yang lebih memprihatinkan, menanam pohon dijadikan ajang pencitraan diri dan politisasi semata. Membangun dan menjaga gerakan menanam pohon sebagai sebuah upaya yang datang dari hati adalah sebuah perjuangan tersendiri di sisi yang lain. Apa yang ditulis Irda Handayani dalam kompasiana dengan judul Filosofi Tanaman dalam Kehidupan bisa menjadi pegangan bersama. Hidup itu selayaknya mencontoh dari filosofi tumbuhnya para tumbuhan. Tumbuh ke atas

berarti kita harus terus berusaha untuk meraih mimpi dan cita-cita setinggi mungkin. Setiap hari, tambah Irda, kita tumbuh dan terus berkembang untuk menjalani hidup dan meraih tujuan. Jangan tumbuh ke samping, berarti kita jangan memiliki terlalu banyak keinginan, mau ke sana, mau ke sini, mau dapat yang ini, mau dapat yang itu. Semua itu akhirnya dapat menghadirkan ketidakseimbangan antara tujuan hidup dan ambisi. Menurut Irda, tanaman membutuhkan air, sinar matahari, mineral atau pupuk sebagai faktor utama dalam perkembangbiakannya dan pertumbuhannya. Begitu juga hidup yang membutuhkan spirit fisik dan batin, support dan berbagai bentuk semangat, cinta dan kasih sayang antarsesama. Jika terlalu berlebihan air maka tanaman akan dapat menjadi membusuk, jika terlalu banyak sinar matahari

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

23


RIMBA UTAMA

maka tanaman akan kekeringan, jika terlalu banyak mineral atau pupuk maka tanaman akan overdosis. Butuh Keseimbangan Hidup pun seperti itu, tambah Irda, kita memerlukan keseimbangan dan berusaha agar keseimbangan tercipta. Terlalu banyak spirit, support atau cinta juga dapat menyebabkan hidup menjadi mengerikan. Menjadi fanatik atas segala hal yang berkaitan dengan pola hidup yang dianut. Kekurangan spirit fisik dan batin juga berbahaya, seperti kehilangan nyawa yang sangat berharga. Kekurangan support dan semangat seperti hidup dalam dunia kematian, tidak memiliki rasa bangga dengan dirinya sama sekali. Kekurangan cinta dan kasih sayang juga merupakan salah satu hal terburuk di dunia, menjadi pribadi yang kaku dan egois, dingin dan hampa akan makna hidupnya. Teruslah tumbuh dan berkembang seperti tanaman yang engkau tanam. Air yang membasahi akarnya, sinar matahari yang diserap dengan sempurna, dan mineral yang disimpan dan diolah untuk memperpanjang masa hidupnya. Menghasilkan tunas baru, berbunga, hingga berbuah dan mendatangkan rezeki bagi makhluk hidup yang lainnya. Maka, kita pun jangan pernah kalah dan menyerah bila dibandingkan dengan perjuangan sebuah tanaman. Kita mampu untuk menghasilkan ide-ide cemerlang dan brilian setiap hari, kita mampu bekerja dan menghasilkan karya yang sangat bermanfaat, kita mampu membuat berbagai macam usaha yang bisa

membantu orang lain dalam menaikkan taraf hidupnya, dan

24

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

lain sebagainya. Tanaman yang telah tumbuh dan menghasilkan manfaat juga akan mengalami masa-masa suramnya dalam menghadapi berbagai masalah. Datangnya hama di bagian akar, batang, daun, bunga, dan buahnya. Hama itu akan semakin menghancurkan tanaman sedikit demi sedikit hingga membuatnya mati. Namun manusia sebagai makhluk yang berakal dapat membantunya untuk mengalahkan permasalahan itu. Saling tolong menolong antara makhluk hidup. Kita mendapatan manfaat dari apa yang dihasilkan tanaman itu, keteduhannya, penyerapan CO2nya, daunnya, batangnya hingga buahnya. Maka sudah seharusnya kita juga memberikan bantuan sebagai rasa terima kasih atas berbagai manfaatnya kepada kita. Begitu juga kita, para manusia, sudah seharusnya kita rukun antarsesama. Saling tolong menolong, tak perduli apakah dia terlihat berbeda fisik, pemikiran, karakter, yang menyatukan hanya satu, karena kita sama-sama makhluk Tuhan. Belajarlah terus memberi tanpa pamrih karena jika dia tidak mampu untuk membalasnya, maka pasti akan ada orang lain yang berbuat kebaikan yang sama kepada kita. Jika pun juga tidak ada maka pasti Tuhan menyiapkan pahala yang indah atas rasa ikhlas kita. Setiap yang hidup pasti akan mengalami kematian. Setiap apa yang ada pasti akan tiada. Setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada pemberi nyawa juga. Tanaman yang pada awalnya hanya berupa tunas, berkembang

menjadi pohon yang menghasilkan karya, hingga kemudian akan mengalami masa penuaan dan masa pennon-aktif-an sebagai tanaman, sebagai bagian dari makhluk hidup. Semuanya memiliki masanya sendiri-sendiri. Begitu juga kita, pasti suatu saat yang meskipun tiada seorang pun yang dapat mengetahui kapan dan di mana nyawanya akan diambil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Tanaman yang telah mati, apakah terlihat tidak berguna lagi? Tentu saja masih berguna. Jika tanaman itu memiliki ranting dan batang yang besar dan kokoh, maka dapat digunakan sebagai kayu bakar. Jika tanaman itu hanya tanaman merambat dan terlihat tidak kokoh, maka dedaunnya masih dapat digunakan sebagai bahan pupuk. Begitulah amalan kita sebagai manusia, pasti akan berguna juga bagi orang lain. Meskipun kita telah tiada, orang lain masih dapat mengambil dan mempergunakan manfaat dari ilmu dan amalan yang telah kita berikan sebelumnya. Sama-sama memiliki misi, visi dan tujuan hidup, sama-sama membawa berkah, anugerah dan rezeki lewat caranya masing-masing, bahkan sama-sama memiliki amal dan manfaat bagi makhluk hidup yang lain. Maka, tetaplah tumbuh dan berkembang sampai batas waktu yang telah ditentukan, sampai titik pengorbanan dan pengusahaan terakhir, sampai orang lain dapat mengecap manfaat dari kehadiran kita di muka bumi ini. DR.


BISNIS RIMBA

Terbuka Peluang Bisnis Kayu Balsa Kayu balsa adalah tumbuhan dari America Selatan terutama dari Ekuador. Di Ekuador, Balsa disebut Boya (artinya Pelampung). Bahasa Spanyol Balsa artinya Rakit, karena rakit migrasi masyarakat Polynesia dibuat dari kayu Balsa.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

25 25


RIMBA UTAMA BISNIS RIMBA

K

ayu balsa (Ochroma pyramidale atau Ochroma Lagopus). Produsen terbesar kayu balsa saat ini berasal dari Ekuador, Papua Nugini, Indonesia, Thailand, Kepulauan Solomon. Ekuador telah menguasai pasar dunia lebih dari 70% kayu balsa komersial. Saat ini Indonesia baru bisa memberikan kontribusinya sebesar 5% pasar balsa internasional. Masih sedikit karena balsa bukanlah tanaman primadona untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Masyarakat lebih memilih menanam kayu sengon (Paraseriantes falcata) dibandingkan menanam kayu balsa. Balsa menjadi primadona baru kayu cepat tumbuh. Siap panen pada 4 tahun. Umurnya masih amat belia, 4 tahun, tetapi tinggi pohon itu menjulang hingga 20 meter. Diameter batang juga besar, mencapai 30 cm. Itulah sosok balsa yang siap panen muda. Abdul Manap di Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, memanen 3.000 balsa di lahan 5 ha pada 2006. Ketika balsa berumur 4 tahun, dia memanen 1.400 batang dari 2 ha kebun atau total 400 m3. Pohon ini terbukti tumbuh baik di iklim tropis bersuhu 22-27C dengan kelembapan relatif 75%. Selain itu balsa toleran kekeringan hingga 4 bulan. Pohon kerabat bunga sepatu (Malvaceae) itu memiliki kerapatan massa 0,15-0,28 gram per cm3. Itu berarti balsa jauh lebih ringan ketimbang sengon dengan kerapatan massa 0,20-0,52 gram per cm3 maupun jabon 0,29-0,46 gram per cm3 dan randu 0,12-0,47 gram per cm3. Tanaman balsa bisa mencapai ketinggian 30 meter dengan diameter batang antara 30 - 50 cm. Dalam jangka waktu enam bulan, balsa sudah bisa tumbuh setinggi 4 meter dengan diameter batang 2 cm. Umur 6 - 10 tahun, balsa sudah mencapai diameter sekitar 40 cm dan siap ditebang. Kecepatan tumbuh balsa, sebenarnya masih kalah dibanding dengan albisia, kapuk, dan gamelina. Tetapi pada umur yang sama, kayu balsa tetap memiliki kekuatan lebih tinggi dibanding dengan albisia, gamelina terlebih kapuk. Kalau dibiarkan tumbuh terus, balsa akan menjadi pohon raksasa dengan bagian pangkalnya berbonggol-bonggol. Kayu Marketable Berkembangnya hutan rakyat yang pesat tidak lepas dari faktor species tanaman yang marketable dan mampu diserap oleh industri kayu bahkan cenderung lebih besar kebutuhan daripada supply. Bisa dilihat di sini paling tidak tiga tanaman. 26

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

1. Sengon Hingga saat ini sengon masih merupakan raja hutan rakyat di Jawa Timur. Entah sudah berapa besar multiefek sengon terhadap pertumbuhan ekonomi di tingkat petani sampai industri finish wood working, mungkin setara dengan jati. 2. Jati Jati lebih favorit untuk daerah yang berkapur, tepatnya Jawa Tengah dan sekitarnya. Akses lahan yang terbatas dan pertumbuhan industri kayu juga masih minim. Yang berkembang justru industri mebel. Perhutani yang diberi lahan negara lebih menguasai spesies ini mulai dari pemuliaan tanaman sampai market, sedangkan untuk hutan rakyatnya sangat jauh perbedaannya. 3. Balsa Belum banyak yang mengenal kayu balsa. Jenis ini lebih dikenal petani hutan rakyat Jawa Timur bagian timur daripada wilayah lain. Pertama kali petani menanam jenis ini karena “bujukan� perusahaan kayu dengan sistem kemitraan. Setelah melewati sejarah yang mengecewakan, namun jenis ini patut dilirik oleh petani hutan rakyat. Sengon mencapai lingkar batang 90-100cm pada umur 6-7 tahun. Atau riap lingkar batang kurang lebih 15 cm/tahun. Harga pohon sengon pada lingkar batang tersebut sudah Rp 500.000/pohon. Pada umur 3-4 tahun lingkar batang sengon sekitar 45-60 cm atau diameter 15-20 cm bagian pangkal. Pada umur ini sengon sudah bisa dijual, tetapi harga di bawah 40.000/pohon. Balsa merupakan jenis yang paling cepat pertumbuhannya dibanding species hutan rakyat lain. Riap/ pertumubuhan lingkar batang mencapai 25-30 cm/ tahun. Pada umur 4 tahun rata-rata lingkar batang sudah 100 cm atau diameter 30-40 Cm. Harga balsa masih jauh dengan sengon sekitar 50% nya. Tetapi pertumbuhannya yang cepat merupakan nilai plus sehingga petani bisa mendapat uang lebih awal dibanding menanam sengon. Jika pada usia 4 tahun pohon balsa dihargai Rp200.000/pohon sedangkan sengon umur 4 tahun masih sekitar 50.000/pohon. Tetapi apabila menebang balsa lebih dari 4 tahun tentunya lebih menguntungkan menanam sengon karena pada umur 6-7 sengon sudah berharga 2 kali lipat balsa. Harga balsa yang relatif lebih murah dari sengon dan pertumbuhannya yang cepat, membuat industri pengolahan sengon mulai bergeser ke balsa sebagai


Menandai pohon Balsa

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

27 27


RIMBA UTAMA BISNIS RIMBA

Timbunan kayu yang telah diolah, setengah jadi

bahan baku industrinya. Sebenarnya dengan memahami sifat dan karakteristik dari kayu balsa ini maka teknik pengolahan dan pemanfaatannya pun akan lebih mudah. Dengan berat jenis dari 80 - 240 Kg/M3, menjadikan kayu balsa ini sebagai kayu komersial paling ringan. Struktur pori-pori yang besar yang berguna untuk menyimpan air membuat perbedaan yang sangat jauh berat kayu balsa ini saat basah dan kering. Hal ini yang membuat kayu balsa lebih mudah terserang jamur yang mengakibatkan bercak biru (blue stain). Sangat besarnya kadar air yang tersimpan pada kayu balsa ini, mungkin hanya bisa dikeringkan dengan teknik pengeringan menggunakan kiln dry. Pengeringan secara air dry dapat dilakukan tetapi dengan risiko kerusakan pada kayu akibat blue stain. Kayu balsa sangat mudah dikerjakan karena kayu ini bersifat ringan dengan serat yang halus. Diketam, dipotong, diamplas, sangat mudah dilakukan pada kayu balsa. Tapi untuk di Indonesia, pemasaran kayu balsa ini tidaklah semudah pengerjaannya. Masyarakat Indonesia masih sangat asing

28

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

dengan nama balsa. Kayu balsa ini hanya populer pada beberapa bagian komunitas aeromodelling untuk dibuat menjadi pesawat model mereka, padahal masih banyak sekali penggunaan kayu balsa ini. Hambatan dan Tantangan Pengembangan balsa di Tanah Air paling tidak mengalami lima hambatan. Pertama, untuk ekspor balsa wood diklaim bukan termasuk plantation sehingga pajaknya disamakan dengan produk kayu dari hutan alam, berbeda dengan sengon. Kedua, pemerintah memberikan kategori tanaman rimba untuk tanaman balsa. Ketiga, pembatasan ukuran yang diperbolehkan untuk ekspor. Keempat, tata usaha pengangkutan yang mengharuskan menggunakan FAKO daripada menggunakan nota angkut seperti halnya yang sudah diberlakukan pada tanaman kayu lain, seperti sengon. Kelima, pangsa pasar internasional masih membutuhkan sangat banyak kayu balsa, daur hidup yang cepat, berat yang ringan, kekuatan yang mengagumkan menjadikan balsa sebagai kayu idola masa depan.Demikian pula dengan lantai, dinding, dan atapnya.


http://www.biopolish.com/

Dinding rumah-rumah di Jepang umumnya terbuat dari partisi kayu. Baik berupa playwood maupun midle density fibre. Bagian luar dinding, dilapis dengan bahan tahan air, hingga keawetannya tinggi. Gedung-gedung bertingkat tinggi juga sudah menggunakan produk housing component dan furniture dari bahan ringan (kayu balsa) untuk mengurangi beban cor beton gedung. Kayu yang berkekuatan cukup, tetapi sangat ringan adalah balsa. Selama ini balsa dianggap sebagai kayu yang paling ringan di dunia, dengan bobot hanya 100 - 200 kg per m3, (BJ 0,2). Anggapan ini sebenarnya tidak tepat. Sebab bobot kayu, kapuk dan pulai bisa sama bahkan lebih ringan dari balsa. Namun balsa merupakan kayu ringan yang paling kuat di dunia. Harga kayu balsa di pasaran bulat diameter 30 cm, saat ini Rp 135.000 per m3. Diameter 20 – 29 cm dengan harga Rp 118.000 per m3. Sedangkan diameter 19 cm, harganya Rp 80.000 per m3. Kayu balsa termasuk jenis kayu yang mudah dikerjakan. Cukup dengan peralatan sederhana, seperti pisau cutter, kayu ini sudah bisa dipotong dan dibentuk menjadi berbagai macam model. Sedangkan untuk merekatkannya, bisa dilakukan

dengan menggunakan lem CA (power glue), lem epoxy atau lem putih juga bisa. Bila dibandingkan dengan jenis kayu ringan lain, kayu balsa adalah yang paling unggul, baik dari sisi tingkat flesibilitas maupun tingkat kekuatannya. Kayu yang memiliki ciriciri berwarna putih keabu-abuan ini memiliki kelebihan yang tidak terdapat pada jenis kayu ringan lainnya, yakni mampu menyerap getaran atau guncangan dengan baik. Oleh sebab itu, di beberapa negara, khususnya negara yang sering terjadi gempa seperti Jepang, kayu balsa banyak digunakan untuk membuat kerangka bangunan. Di daerah-daerah yang rawan gempa, penggunaan kayu balsa dianggap lebih aman dari pada menggunakan bahan material lain, seperti beton, besi ataupun baja sebab tidak mudah roboh atau runtuh. Selain dampak kerusakan yang kecil, faktor keselamatan penggunanya juga menjadi pertimbangan. Kalau orang tertindih beton atau besi, orang tersebut pasti cedera parah atau bahkan meninggal, tetapi jika tertindih kayu balsa, orang itu masih bisa selamat sebab cedera yang dialami tidak terlalu parah. DR.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

29


BISNIS RIMBA SELA RIMBA UTAMA RIMBA

Sinergi 6 BUMN Dukung Ketahanan Pangan

S

inergi enam BUMN dijalin untuk mendukung program keta hanan pangan nasional, khususnya gula yang ditetapkan pemerintah melalui optimalisasi lahan kawasan hutan. Ke depannya dengan pola agroforestry Perhutani akan lebih mengoptimalkan kombinasi tanaman hutan dan pangan, termasuk tebu, tanaman hutan, dan ternak (silvopasture) atau dengan ikan (silvofishery). “Dengan kawasan hutan seluas 2,4 juta hektare, ke depan kami akan lebih fokus ke pola agroforestry dengan tetap mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari,� kata Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna ketika menandatangani nota kesepahaman dengan lima BUMN lain, di Kantor Pusat Perhutani, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (26/10). Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia sepakat bekerja sama untuk budidaya tana-

man tebu di kawasan hutan. Semua itu mendapat dukungan pendanaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Kesepakatan itu tertuang dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pemanfaatan Kawasan Hutan Untuk Kegiatan Budidaya Tebu. Mereka yang meneken MoU ini adalah Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna, Direktur Human Capital Management dan Umum PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) Seger Budiarjo, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia B Didiek Prasetyo, Direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk diwakili Kokok Alun Akbar selaku Executive Vice President, Direksi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk diwakili Henry Panjaitan selaku Pemimpin Divisi BUMN dan Institusi Pemerintah, dan Direksi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk diwakili M Iswah yudi selaku Group

Head Corporate Banking 3. Ruang lingkup kerja sama adalah penyediaan lahan kawasan hutan untuk budidaya tanaman tebu dengan pola agroforestry. Itu dimulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tanaman tebu. Kerja sama juga meliputi penyediaan tenaga ahli budidaya tanaman tebu, jaminan pembelian (offtaker) atau pengolahan hasil budidaya tanaman tebu serta penyediaan/pendanaan modal kerja untuk kegiatan kerja sama budidaya tanaman tebu dengan kredit sindikasi. Jaga Kelestarian Hutan Khusus untuk kerja sama tebu, Perum Perhutani mensyaratkan kewajiban penanaman tebu dibanding tanaman kehutanan dengan rasio yang seimbang untuk tetap menjaga keles tarian sumberdaya hutan. Detail syarat implementasi kerja sama akan ditindak lanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh masing-masing BUMN. Saat ini Perhutani menerapkan sistem tebang tanam dengan komposisi 1:9. Artinya dari setiap hektare yang ditebang, ditanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumberdaya

D

irektur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengikuti kunjungan kerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam rangka meluncurkan kartu tani. Kunjungan ini sekaligus merealisasikan dukungan sinergi BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Kampung Bawang, Desa Jagalempeni, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Selasa (8/11). Ikut serta kunjungan kerja Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna mengikuti kunjungan kerja Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam rangka meluncurkan kartu tani, di Brebes, Selasa (8/11).

30

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Perhutani Dukung Kampung Jagung di Brebes


Guna mendukung kadaulatan pangan gula nasional, KPH Indramayu menggelar workshop agroforestry pengembangan tanaman tebu dalam kawasan hutan, di Indramayu, baru-baru ini.

hutan. Selama ini untuk mendukung ketahanan pangan, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan, seperti padi, jagung, kedelai, porang, dan lainnya sesuai kaidah kehutanan. Tidak kurang dari 5.289 Lembaga Ma syarakat Desa Hutan (LMDH) terlibat dalam sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan total produksi 650 ton jagung dan tanaman pangan lainnya tahun 2016 semester pertama.

Selain sinergi dengan lima BUMN tersebut, Denaldy juga menandatangani MoU tentang Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Kegiatan Budidaya dengan Direktur Operasional PT Kebun Tebu Mas, SJ Agus Susanto. PT Kebun Tebu Mas adalah perusahaan swasta nasio nal. Untuk kerja sama budidaya tebu ini, Perum Perhutani mengalokasikan 62 ribu hektare lahan kawasan hutan di wilayah KPH Indramayu, Majalengka, Semarang, sebagian wilayah Perhutani

Jawa Timur, dan wilayah anak perusahaan Perhutani di Lampung. Proses survei lapangan untuk pemilihan lokasi tanaman tebu saat ini tengah berjalan. Agroforestry adalah suatu sistem pola budidaya atau pengelolaan lahan kawasan hutan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Menteri BUMN, antara lain Direksi Bulog, Bank Mandiri, BNI, BRI, Sang Hyang Seri, Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik, Berdikari, Perhutani. Mereka diterima Pelaksana Harian Bupati Brebes, Budi Wibowo. Menteri BUMN terus mendorong sinergi BUMN untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Sinergi BUMN di bidang agro, perbankan, dan logistik untuk meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian masyarakat Kabupaten Brebes. Terdapat tiga proyek sinergi BUMN yang dicanangkan Rini, yaitu kampung bawang, kampung ternak, dan kampung jagung. Perum Perhutani berperan dalam kampung jagung, menyediakan lahan hutannya untuk petani atau

LMDH dengan pola agroforestry. Sang Hyang Seri menyediakan benih unggul, Pupuk Indonesia Holding dan Petrokimia menyediakan pupuk. Bulog sebagai off taker hasil panen. Bank Mandiri, BNI, dan BRI menyiapkan pendanaan dengan membagi kartu tani. Denaldy mengatakan peran Perhutani dalam pemberdayaan masyarakat Kampung Jagung adalah menyiapkan 478,4 hektare lahan hutan di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang untuk tanaman jagung pola agroforestry. Saat ini 60 hektare areal Perhutani di Petak 50b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cisadap, Bagian Kesatuan Pemangkuan

Hutan (BKPH) Banjarharjo Timur, KPH Balapulang telah dibuat demplot tanaman jagung. Benih Bima dan Pionir dari Sang Hyang Seri. Penanaman bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jaya Bersama, Desa Buara, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. “Uji coba benih unggul ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas jagung hutan. Ada dua LMDH yang berperanserta dan sekitar 1.900 petani sekitar hutan. Bila para petani tertarik dengan hasilnya maka potensi tanaman jagung dapat dikembangkan di kawasan hutan wilayah Kabupaten Brebes seluas 22 ribu hektare,� kata Denaldy. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

31


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

PMDHI Berkomitmen Jaga Hutan Jawa Lestari D

irektur Komersial Perum Perhutani, Teguh Hadi Siswanto, mengapresiasi kongres ketiga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), yang menghasilkan komitmen Tri Prasetya Perhimpunan Masyarakat Desa Hutan Indonesia (PMDHI). Ketiga komitmen tersebut adalah berkoperasi di bidang ekonomi, bersinergi untuk desa hutan serta berdikari dan berkolaborasi untuk hutan Jawa lestari, “Perhutani mendukung hasil konggres dapat menjadikan semangat baru mewujudkan masyarakat sejahtera, dan hutan di Jawa lestari. Legitimasi LMDH di tingkat desa perlu dibenahi dan ditata kembali agar meningkat kapasitasnya sehingga bisa berkolaborasi dengan Perhutani” kata Teguh, di Baturraden, Purwokerto, Rabu (26/10). Kongres ketiga LMDH se-Jawa dengan tema “Desa Hutan Jawa Mensejahterakan Indonesia” ini dibuka Kepala Divisi Regional Perum Perhutani Jawa Tengah, Bambang Wuryanto. Kongres tiga hari tersebut diikuti oleh Ketua PMDHI Jateng, Jabar, Jatim, dan perwakilan LMDH se-Jawa dan Madura. Setiap KPH mengirimkan satu wakil. Administratur Perhutani Ciamis, Nganjuk, Madiun, dan Banyumas Timur juga tampak hadir pada

32

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

acara tersebut. Meskipun tidak dapat hadir pada acara tersebut, Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, memberikan dukungannya atas penyelenggaraan kongres tersebut. Perum Perhutani memberikan bantuan 100 juta rupiah kepada panitia kongres untuk kelancaran acara dimaksud. Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Lingkungan, Mukti Sardjono mengatakan sesuai Nawa Cita Jokowi–JK, Kementerian Pertanian siap membangun dan mensejahterakan masyarakat Indonesia dari pinggiran, desa-desa sekitar hutan. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mulai tahun 2019 akan menggelontorkan dana desa 1,5 miliar rupiah per tahun. Nawa KaryaKetua Kongres LMDH Mohamad Adib menambahkan PMDHI menetapkan Nawa Karya sebagai tujuan yang akan dicapai pengurus periode 2016-2021. Pertama, menghadirkan data dan informasi terkini kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan perkembangan pembangunan infrasturktur desa hutan. Kedua, mempublikasikan gerakan desa hutan Jawa mensejahterakan Indonesia. Ketiga, mempersiapkan kader

Suasana Kongres ketiga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), yang menghasilkan komitmen Tri Prasetya Perhimpunan Masyarakat Desa Hutan Indonesia (PMDHI).

pengelola LMDH profesional. Keempat, meningkatkan kompetensi SDM masyarakat desa hutan melalui pendidikan berkelanjutan. Kelima, memperkuat budaya gotong royong, saling membantu dan bekerja sama dalam berwirausaha melalui koperasi. Keenam, memperkuat dan memperluas kerja sama LMDH dengan Perum Perhutani melalui Pengelolaan Sumber Daya Hutan Bersama Masyarakat yang bergerak di bidang agroforestry, jasa lingkungan, dan wisata. Ketujuh, menasionalisasikan jagung, kopi, dan porang hutan Jawa sebagai komoditas nasional. Kedelapan, mengembangkan kampung ternak di setiap LMDH sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi desa hutan. Kesembilan, mengurus dan mengelola hutan Jawa agar tetap ada dan terjaga kelestariannya untuk berkelanjutan Indonesia. Menurut Adib, kongres salah sa-


tunya untuk merumuskan tujuan yang sama dari semua anggota kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan hutan di Jawa. Adib berterima kasih kepada Perhutani atas dukungan yang diberikan sejak kongres pertama

PMDHI sampai yang ketiga ini. LMDH adalah organisasi atau kelompok sosial masyarakat di desa-desa sekitar kawasan hutan Perum Perhutani yang selama ini bermitra dan bekerja sama dengan Perum Perhutani. Kerja sama dijalin dalam sistem

Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PBHM). Anggota mereka mendapat manfaat dari sumberdaya hutan yang dikerjasamakan, antara lain bagi hasil kayu atau nonkayu, tanaman pangan hasil agroforestry dan manfaat lain untuk usaha produktif. Kepala Divisi Regional Perum Perhutani Jawa Tengah, Bambang Wuryanto mengatakan komitmen kerja sama kemitraan antara Perhutani dan LMDH semakin baik di masa mendatang melalui sistem PHBM. PHBM adalah sistem yang tepat untuk mengakomodir kepentingan perusahaan dan masyarakat sekitar hutan. “Kami menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara kongres LMDH tersebut dan berharap kerja sama kemitraan antara Perhutani dan LMDH semakin baik di masa mendatang,� kata Bambang. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

33


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

Karyawan KPH Cianjur Bantu Bedah Rumah Warga

Karyawan Perhutani KPH Cianjur, Rahmat Aripin bersama anggota LMDH setempat secara swadaya memperbaiki rumah Nenek Cicih, di Desa Sinar Laut, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur, baru-baru ini.

Cianjur - Membantu sesama sungguh perbuatan baik. Rahmat Aripin karyawan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur yang berdinas sebagai Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Salatri, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tanggeung tergugah hatinya untuk membantu seorang nenek bernama Cacih 64 tahun. Nenek ini tinggal di Kampung Sinar Lega Cipongpok Rt/Rw 06/05, Desa Sinar Laut, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.

Nenek yang hidup di tepi hutan Perhutani tanpa keluarga tersebut kondisi rumahnya memprihatinkan. Aripin dan beberapa anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) berinisiatif membantu memperbaiki rumah nenek Cacih secara swadaya dengan biaya yang minim. “Saya ingin memotivasi diri saya sendiri juga warga lain bila melihat sesama atau tetangga, seperti Ibu Cacih ini bisa sangat membantu,” kata Aripin. DR

Segarkan Pemahaman Warga Cijulang soal PHBM Tasikmalaya - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya memberikan penyegaran pemahaman ulang tentang implementasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Penyegaran

34

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

ini ditujukan kepada para tokoh masyarakat, penyuluh pertanian dan kehutanan, pengurus dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) serta Kepala Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, di kantor

Desa Cijulang, Senin (17/10). Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Henry Gunawan, menyatakan pemahaman ulang tentang PHBM bagi warga Desa Cijulang ini penting untuk menjaga konsistensi implementasi


Kunyit dan Pepaya Ditanam di Hutan Saradan

Administratur Perhutani KPH Saradan, Amas Wijaya menandatangani kerja sama pola kemitraan dengan LMDH dan BUMDes Desa Nampu, Sebayi, dan Durenan, di Madiun, Selasa (8/11).

Madiun Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan menjalin kerja sama pola kemitraan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Nampu, Sebayi, dan Durenan di Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun. Dengan kerja sama ini, setiap desa akan mengelola lahan di bawah tegakan seluas 4 hektare dengan

tanaman kunyit dan pepaya. Kerja sama ditandatangani di kantor Perum Perhutani KPH Saradan, Selasa (8/11). Dalam kerja sama pemanfaatan lahan di bawah tegakan (PLDT) tersebut Perhutani menyediakan lahan, LMDH menyediakan tenaga kerja, dan BUMDes akan menjadi sumber dana. Sistem pembagian hasil, Perhutani 25%, LMDH 40%,

BUMDes 30%, dan jasa monitoring evaluasi 5%. Administratur Perhutani KPH Saradan, Amas Wijaya berharap melalui kerja sama perberdayaan masyarakat desa di Kabupaten Madiun ini sekaligus dapat memanfaatkan potensi hutan untuk kesejahteraan masyarakat. DR

program bersama. Ini sekaligus disampaikan pembagian peran dan tanggung jawab Perhutani serta masyarakat sekitar hutan menjadi jelas di masing-masing wilayah pangkuan desa hutan. Kepala Desa Cijulang, Anwar Sanusi mengakui dengan paham soal PHBM ini pihaknya dapat lebih meningkatkan koordinasi dalam rangka menjaga, mengamankan, dan melestarikan sumber daya hutan di wilayah desanya. Ini diperlukan agar hutan tetap lestari dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat. DR KPH Tasikmalaya memberikan penyegaran pemahaman ulang tentang implementasi PHBM, di kantor Desa Cijulang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (17/10). DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

35 35


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

Jadikan Wisata Hutan Sebagai Lifestyle

sumberdaya lahan hutan Perum Perhutani. Universitas Prasetiya Mulya adalah perguruan tinggi swasta yang berkemampuan dan berpengalaman dalam jejaring bisnis pengembangan ekowisata. Lebih jauh Denaldy mengatakan sebagai BUMN Kehutanan, Perhutani harus memberikan akses pemahaman kepada publik tentang pentingnya keberadaan hutan bagi kita semua. Kerja sama bertujuan membuat tata kelola destinasi wisata hutan Perum Perhutani lebih terstruktur dan sinergis. Itu semua mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi pemasaran dan pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan teknologi terpadu.

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Prasetiya Mulya, di kantor pusat Perhutani Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Rabu (26/10).

Jakarta – Pengalaman Uni-

daripada ke mal. Di negara-neg-

versitas Prasetiya Mulya diharap-

ara maju, seperti Eropa, wisata

kan dapat membantu menghasil-

ke hutan sudah menjadi lifestyle,”

kan model-model paket wisata

kata Direktur Utama Perum Per-

hutan yang lebih punya attractive-

hutani, Denaldy M Mauna saat

ness atau berdaya tarik bagi mas-

menandatangani nota kesepaha-

yarakat, termasuk generasi mu-

man (MoU) dengan Universitas

danya sehingga ada awareness

Prasetiya Mulya, di kantor pusat

yang meluas tentang hutan. Saat-

Perhutani Gedung Manggala Wa-

nya menjadikan wisata hutan se-

nabakti Jakarta, Rabu (26/10).

bagai lifestyle.

Denaldy dan Ketua Yayasan

“Kami ingin anak-anak dan

Prasetiya Mulya, Prof Dr Djisman

generasi muda kalau week end

S Simandjuntak menandatangani

itu camping, hiking, main sepe-

MoU tentang Pengembangan Ob-

da, mungkin juga menyalurkan

jek Wisata Ekowisata dalam rang-

hobi fotografi mereka ke hutan

ka pemanfaatan potensi alam dan

36

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Saat ini, tambah Denaldy, Perum Perhutani memiliki 236 destinasi wisata hutan di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten berupa hutan pegunungan, hutan pantai, air terjun, telaga, gua, dan camping ground. Semua itu berpotensi untuk terus dikembangkan, belum termasuk hutan wisata yang dikelola anak perusahaan Perhutani. Beberapa hutan wisata Perum Perhutani yang cukup dikenal, antara lain Kawah Putih, Cikole Jayagiri, Pulau Merah, Tanjung Papuma, Sentul Eco Edu Forest, Curug Cilember, dan Curug Cipamingkis. DR


4 RPH di KPH Tasikmalaya Rawan Bencana

Perhutani KPH Tasikmalaya bersama BPBD setempat membahas antisipasi penanganan daerah rawan bencana alam, di Tasikmalaya, Rabu (19/10).

Tasikmalaya - Sebanyak empat titik wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya yang rawan bencana alam. Wilayah tersebut adalah Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Pagerageng, Cigalontang, Tenjowaringin, dan Taraju. “Kami telah membentuk tim terpadu di semua tingkatan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya. Disiapkan juga posko di lima titik Bagian

Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tasikmalaya, Singaparna, Taraju, Karangnunggal, dan Cikatomas,” kata Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Henry Gunawan, saat membahas antisipasi penanganan daerah rawan bencana alam, di kantor BPBD Tasikmalaya, Rabu (19/10). Kepala BPBD Tasikmalaya, Kundang Sodikin, menyatakan dari hasil penelitian geologi dari tim Institut Teknologi Bandung (ITB), terdapat sembilan dari 39

kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya rawan bencana alam. Kecamatan tersebut adalah Puspahiang, Pagerageung, Karangjaya, Gunungtanjung, Salopa, Cisayong, Sukaresik, Cigalontang, dan Salawu. Menurut Kundang, masyarakat di lokasi tersebut harus menghindari aktivitas di tanahtanah labil maupun di lereng-lereng bukit saat turun hujan, karena bisa terkena bencana alam. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

37


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

KPH Indramayu Tanam Bibit Kayu Putih secara Swadaya

Tanam Kayu bersama tumbuhkan semangat penghijauan

D

irektur Pengelolaan Sumberdaya Hutan Perum Perhutani, Mohamad Soebagja memimpin kegiatan penanaman

bibit kayu putih secara swadaya pola plong-plongan di Petak 14 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Jatimunggul Utara, Bagian

KPH Sumedang Bersama Warga Tanam Bibit Pohon Sumedang - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang didukung warga Desa Nanggerang, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat bersama Muspika Kecamatan Sukasari, dan Forum Masyarakat Peduli Hutan Tanjungsari-Sukasari melakukan penanaman 2.000 bibit pohon. Penanaman dilakukan di lahan seluas 26 hektare, Senin (31/10).

38

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jatimunggul, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu bersama seluruh karyawan Perhutani setempat pada Minggu (30/10). Menurut Subagja, penanaman secara swadaya dan sukarela ini merupakan kebijakan Direksi Perum Perhutani dalam rangka mempercepat tanaman musim tanam 2017 sekaligus efisiensi biaya perusahaan. “Hasil potret udara terlihat lokasi tanaman kayu putih kami seperti sawah. Ini yang harus segera berubah karena pola tanam yang baru diharapkan tidak mengganggu tanaman pertanian dan pokok kayu putih, ” kata Subagja. Administratur KPH Indramayu, Agus Yulianto, menargetkan penanaman swadaya 10 hektare setiap minggunya oleh semua karyawan KPH Indramayu, LMDH se-wilayah Indramayu dan pihak ekternal yang bersinergi dengan Perhutani. DR


P

erum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan, Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) atau Yayasan Penyu Banyuwangi, Radar Banyuwangi, dan masyarakat Banyuwangi melepasliarkan 245 ekor tukik atau anak penyu di Pantai Boom, Banyuwangi, Sabtu (29/10). Anak penyu jenis lekang dilepasliarkan dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda. Pembina Yayasan Penyu Banyuwangi, Wiyanto Haditanojo, mengatakan pelepasliaran bertujuan melestarikan dan mempertahankan keberadaan satwa langka penyu. Kegiatan ini menjadi wahana edukasi bagi pemuda sebagai gerakan cinta lingkungan. Uniknya penyelenggaraan kegiatan melibatkan para pihak dengan menggunakan kostum pakaian adat 34 provinsi bertema ”Pelepasliaran Tukik Kebangsaan Bhinneka Tunggal Ika”. Di dunia terdapat tujuh jenis penyu dan empat jenis di antaranya hidup di kawasan Pantai Banyuwangi,

245 Tukik Dilepasliarkan di Pantai Boom Banyuwangi

Memakai pakaian adat BSTF bersama masyarakat melepas tukik

yaitu penyu jenis lekang, sisik, belimbing, dan hijau. Administratur Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Agus Santoso, mengapresiasi kegiatan multipihak ini khususnya save turtle,

Karyawan KPH Sumedang bersama masyarakat setempat menanam bibit pohon,

bahkan ke depannya bisa diperluas untuk pelestarian kawasan hutan pantai dan lingkungan yang lebih luas. DR

Sebanyak 2.000 bibit pohon itu ditanam di Petak 20a wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Genteng, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Manglayang Timur, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang. Administratur Perhutani Sumedang, Agus Mashudi mengatakan kegiatan tersebut swadaya dan merupakan wujud kepedulian karyawan, stakeholder terhadap kelestarian hutan. Ketua Forum Masyarakat Peduli Hutan TanjungsariSukasari, Ono Sutrisno memberikan apresiasinya kepada Perhutani yang selama ini menghijaukan hutan di Jawa. “Kami sebagai stakeholder siap dilibatkan untuk menanam pohon di hutan. Ini bagian dari pelestarian hutan dan lingkungan desa serta upaya menyadarkan masyarakat bahwa menjaga hutan adalah bagian tugas bersama,” kata Ono. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

39


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

Perhutani Terus Lakukan Transformasi

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna bertemu Sekretaris Daerah Pemprov Jabar, Iwa Karniwa, di Gedung Sate, Bandung.

40

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna, memimpin langsung transformasi internal untuk menjadikan Perhutani ke depan lebih baik. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk menyukseskan transformasi tersebut. “Perhutani minta Pemprov Jabar mendukung proses perubahan yang tengah berlangsung untuk perbaikan perusahaan. Ini penting karena Pemprov dan masyarakat Jabar adalah stakeholder penting bagi perusahaan,” kata Denaldy saat bertemu Sekretaris Daerah Pemprov Jabar, Iwa Karniwa, di Gedung Sate, Bandung, Kamis (3/10). Iwa Karniwa mewakili Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan yang tengah bertugas ke Jakarta pada saat yang sama. Pertemuan membahas perubahan-perubahan yang tengah dilakukan oleh manajemen Perum

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Perhutani. Iwa Karniwa menyatakan Pemrov Jabar siap membantu Perhutani, terutama menyelesaikan permasalahan tenurial. “Pemprov Jabar siap membantu Perhutani mengatasi masalah tenurial. Selain itu, saya sarankan wisata Perhutani lebih dioptimalkan lagi,” kata Iwa.Perum Perhutani mengelola 2,4 juta hektare lahan hutan di Jawa dan Madura, sekitar 25% kawasan hutannya ada di Provinsi Jabar yaitu 599 ribu hektare atau 17% luas wilayah Provinsi Jabar. Untuk wilayah Jabar Banten, luas hutan Perhutani lebih kurang 676 ribu hektare, termasuk hutan lindung dan produksi. Selain itu dari 236 destinasi hutan wisata di Perhutani, 72 destinasi ada di Jabar dan masuk wisata unggulan, seperti Kawah Putih, Curug Cilember, dan Cikole Jayagiri. Hutan-hutan wisata Jabar ini menjadi perhatian Iwa Karniwa untuk lebih dioptimalkan. DR


KPH Telawa Kembangkan Objek Wisata Kedung Cinta

Nama Kedung Ombo sudah tidak asing. Waduk yang dibangun di era 1990an ini digunakan untuk pengairan. Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Telawa yang wilayahnya berada di sekitar lokasi tersebut kini menyediakan wana wisata hutan Kedung Cinta di Kedung Ombo. Hutan wisata Kedung Ombo ada sejak 1994, lokasinya di kawasan hutan Petak 89 dan 90c, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Karengan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangwinong, KPH Telawa, Jawa Tengah. Kawasan seluas 18,7 hektare tersebut masuk pangkuan Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali. Kedung Ombo kini hadir dengan simbol baru ‘hati raksasa’ tinggi enam

meter lebar empat meter berwarna merah menyala dengan latar belakang waduk, menarik bagi penggemar swafoto. Fasilitas lain di wana wisata kedung cinta Kedung Ombo adalah jalur track motor trill, track bersepeda, lapangan panahan, serta warung apung ikan bakar kuliner lokal. “Lambang hati raksasa tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan. Kami melibatkan pemerintah desa setempat, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan karangtaruna Desa Wonoharjo dalam mengurus wana wisata kedung cinta ini,” kata Denny, Administratur Perhutani Telawa sebagai pengelola objek wisata Kedung Cinta. DR

Simbol baru ‘hati raksasa’ tinggi enam meter lebar empat meter berwarna merah menyala dengan latar belakang waduk,

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

41


LINTAS RIMBA UTAMA RIMBA

Perhutani Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik

Dirut Perum Perhutani Denaldy M. Mauna (kanan), dan Sekretaris aperusahaan John Novarly (kiri) sesaat setelah menerima penghargaan.

P

erum Perhutani mendapatkan penghargaan sebagai BUMN dengan Keterbukaan Informasi Publik terbaik keempat kategori BUMN. Penghargaan itu ditetapkan oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) dan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di Istana Presiden, siang ini. Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menyampaikan penghargaan tersebut menunjukkan bahwa tim komunikasi Perhutani konsisten melakukan continuous improvement dalam melayani publik dan mencapai kinerja yang lebih baik. “Pelayanan publik terkait informasi perusahaan itu penting, tentu saja sesuai aturan yang berlaku. (Dengan begini kita bisa

42 42

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

terus memperbaiki pelayanan), memperbaiki proses kerja internal agar kebutuhan informasi tercukupi dengan baik, bahkan penghargaan ini memacu kami untuk berprestasi pada aspek lainnya,” tegas Denaldy melalui keterangan resminya, Selasa (20/12). Penghargaan yang diterima Perhutani merupakan kali kedua setelah sebelumnya mendapat peringkat kelima Keterbukaan Informasi Publik tahun 2015. Badan Publik yang masuk kategori penilaian adalah Kementerian, Lembaga Negara, Lembaga Non Struktural, BUMN, Pemerintah Provinsi, Perguruan Tinggi Negeri dan Partai Politik Nasional. Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik dilakukan pemerintah guna mengetahui ketaatan

implementasi kewajiban badan publik seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang (UU) Nomor 14Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP), dengan metode yang dikembangkan dan ditingkatkan untuk menghasilkan hasil yang terukur. Sepuluh BUMN yang lolos ajang penilaian sesuai peringkat adalah PT Taspen, PT PLN (Persero), PT Biofarma, Perum Perhutani, PT Pelindo III, PT Bank Tabungan Negara, PT Kereta Api Indonesia, PT LEN Industri, PT INTI, dan Perum Jasa Tirta II. DR.


Perhutani Gunakan Drone untuk Awasi Hutan.

http://bumn.go.id/

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna seusai menandatangani nota kesepahaman bersama Direktur Utama PT LEN Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (26/10).

Illustrasi : Salah satu jenis Drone

P

enggunaan teknologi drone atau pesawat tanpa awak akan membantu mengoptimalkan kegiatan operasional pengelolaan hutan Perhutani. Alat ini dapat dimanfaatkan untuk menginventarisir pokok pohon, memonitor kondisi tegakan di lapangan dengan lebih baik. “Nantinya alat akan dilengkapi night vision sehingga dapat membantu menjaga pohon dari pencurian. Ini akan membantu polisi hutan (Polhut) kami di lapangan,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna saat menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama Direktur Utama PT LEN Industri (Persero), Zakky Gamal Yasin, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (26/10). Kerja sama ini tentang Penggunaan Sistem Pengendali Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) dalam

rangka menunjang kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan Perhutani. Dengan memanfaatkan drone, tambah Denaldy, Perhutani akan dapat melakukan pemantauan 2,4 juta hektare kawasan hutan sangat efektif. “Selain itu tingkat akurasi data yang diambil sangat tinggi mencapai 5–8 cm/pixel. Teknologi ini akan kami manfaatkan untuk memastikan dan memantapkan perencanaan hutan, memonitor produktivitas hutan per pohon lebih efisien dan akurat,” kata Denaldy. Pesawat terbang tanpa awak (drone) adalah sebuah mesin terbang yang dilengkapi kamera, berfungsi dengan kendali pilot jarak jauh dan mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Menurut Denaldy, total area pen-

gelolaan hutan Perhutani Group, termasuk delapan anak perusahaan mencapai 3,7 juta hektare. Dengan luas kawasan hutan tersebut kerapkali Perhutani memiliki persoalan terkait dengan tata waktu dalam perencanaan pengelolaan hutan, pengawasan dan perlindungan hutan yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Direktur Utama LEN, Zakky Gamal Yasin mendukung penuh sinergi BUMN ini. Uji coba pemetaan hutan dengan pesawat drone sudah dilakukan di kawasan hutan Perhutani Indramayu. Penggunaan teknologi pesawat terbang tanpa awak untuk kegiatan pemantauan kawasan hutan wilayah kerja adalah yang pertama kali dilakukan Perum Perhutani. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

43


SOSOK RIMBA RIMBA UTAMA

Mohamad Soebagja SE, MM :

Pria Kreatif Yang Percaya Pentingnya Manajemen Hati Untuk segala sesuatu yang dapat dengan piawai dilakukan sendiri, tidak perlu dikerjasamakan dengan pihak lain agar untungnya utuh. Sedangkan sesuatu yang kurang piawai, layak dikerjasamakan agar kepastian kualitas maupun kuantitas hasilnya bisa diperoleh maksimal. Contohnya Pantai Muara Gembong. Menurut Asper Karawang terdapat pertambakan luas sekali yang menurun hasil produksi ikannya karena rusaknya hutan mangrove. Itu butuh kerja sama, siapa yang akan membiayai, siapa yang akan mengajari, dan lain-lain.

S

etiap orang itu pasti punya hati. Punya perasaan. Orang bisa mendukung atau membangkang, bergantung bagaimana orang itu memandang suatu kebijakan. Jika menguntungkan, apalagi gampang, tentu akan mendukung. Sebaliknya jika merugikan, apalagi menyulitkan sudah tentu akan menentang.� Kendala dalam implementasi perubahan dalam suatu internal organisasi biasanya disebabkan adanya resistensi. Penolakan oleh seseorang yang

44

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

tampak di permukaan karena sempat diungkapkan maupun penolakan tersembunyi, yang tidak mengemukakan pendapatnya dan diam-diam tidak mendukung, bahkan merusak. Untuk mengetahui bagaimana perubahan di Perum Perhutani dilakukan, Duta Rimba mewawancarai Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan, Mohamad Soebagya, di ruang kerjanya di kantor Pusat Perum Perhutani, Jakarta, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.


SOSOK RIMBA

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

45


SOSOK RIMBA RIMBA UTAMA Perubahan sudah menjadi keharusan. Dalam hal itu tentu ada pro dan kontranya, bagaimana menyikapi hal itu? Saya berpendapat, resistensi itu dapat luruh dan kemudian dapat diarahkan untuk mendukung kebijakan yang akan dilakukan jika orang itu telah disentuh hatinya, didengarkan pendapatnya, dan dengan rendah hati diberikan penjelasan. Saya optimistis bahwa perlakukan itu akan memperlancar kerja untuk meningkatkan produk sumber daya hutan kita. Jika terpaksanya tetap tidak sependapat, silahkan tidak setuju dan menyaksikan saja. Yang terpenting tidak mengganggu pelaksanaan perubahan. Buat saya resistensi itu bunga-bunganya dalam meraih tujuan. Kalau mulus-mulus saja nggak ada seru-serunya. Untuk ke depannya dalam meningkatkan pendapatan, yang berarti peningkatan hasil sumber daya hutan, apakah akan dilakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk setiap produknya? Untuk segala sesuatu yang dapat dengan piawai dilakukan sendiri, tidak perlu dikerjasamakan dengan pihak lain agar untungnya utuh. Sedangkan sesuatu yang kurang piawai, layak dikerjasamakan agar kepastian kualitas maupun kuantitas hasilnya bisa diperoleh maksimal. Contohnya Pantai Muara Gembong. Menurut Asper Karawang terdapat pertambakan luas sekali yang menurun hasil produksi ikannya karena rusaknya hutan mangrove. Itu butuh kerja sama, siapa yang akan membiayai, siapa yang akan mengajari, dan lain-lain. Untuk itu saya sudah mengajak ke lapangan pihak Bank Indonesia untuk pengadaan dana, Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk pengelolaan yang berkualitas, akademisi maupun peneliti yang dapat memberikan kontribusi model pengelolaannya, maupun staf kepresidenan dan bertemu dengan masyarakat yang menjadi pelaksananya. Diharapkan dengan menyaksikan sendiri keadaan senyatanya, dapat terjalin kerja sama yang bermuara menghasilkan panen ikan dan udang yang maksimal. Apa yang diinginkan setelah pihak-pihak terkait itu melakukan kerja sama dan berhasil?

46

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Saya ingin menjadi “raja ikan”. Pengertian saya dalam hal ini adalah Perum Perhutani ya. Artinya begini, saya ingin Muara Gembong menjadi pilot project. Jika berhasil saya akan copy paste saja ke pantai-pantai lain di wilayah Perum Perhutani. Banyak sekali pantai yang dapat dibuat menjadi pertambakan. Bagaimana sudut pandang soal penanaman tebu yang akan dilakukan besar-besaran? Saya juga ingin jadi “raja gula”. Sekarang Perum Perhutani bekerja sama dengan swasta akan menanam tebu baru di lahan 650 ribu hektare di wilayah Divisi Regional Jawa Tengah, Jawa Timur maupun Jawa Barat. Itu tanah luasnya belum seberapa dari yang masih dapat diberdayakan. Kalau penanaman tebu kian meluas sudah tentu pabrik gula akan mengandalkan hasil penanaman tebu dari Perum Perhutani. Setidaknya dapat menanam harapan tentang masa depan Perum Perhutani yang manis ya pak? Ha...ha...ha…iya. Saya juga ingin jadi “raja jagung”. Perhutani lahannya masih luas dapat dimanfaatkan untuk menanam jagung. Dikerjasamakan seperti ini. Petaninya adalah masyarakat, dengan industri pupuk yang sudah bekerja sama, pupuk Indonesia. Dijual ke pembeli yang tetap dan membutuhkan banyak yaitu Bulog, sehingga kelangsungannya untuk dapat dibeli dalam jumlah besar dapat diandalkan. Saya ingin jadi “raja ikan”, “raja jagung”, “raja gula”, “raja gondorukem”, “raja madu”, dan lainlain itu sebagai penggampangan bahwa sebenarnya potensi Perum Perhutani itu masih sangat besar untuk dimaksimalkan. Jangan sampai jadi seperti tikus yang mati di lumbung padi. Mengapa baru sekarang pemaksimalan lahan dilakukan? Hal itu sudah beberapa kali diusahakan, tetapi tidak dimintai pertanggungjawaban yang tegas. Kenapa Perum Perhutani tidak menjadi segala macam “raja” sejak dulu? “Raja jati” kan sudah. “Raja gondorukem” juga sudah. Nah menyusul harus menjadi raja-raja


yang lain. Ini sekarang sedang dalam proses. Dibutuhkan kegesitan dan pendekatan sampai ke hati sehingga dapat terwujud maksimal. Sudah tentu seperti tadi saya bilang yaitu harus ada pertanggungjawaban yang jelas dan tegas. Diharapkan nanti semua yang pernah diteliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani dapat diterapkan di lahan, termasuk membangun peternakan di sela tegakan. Nama : Mohamad Soebagja SE, MM Tempat/Tanggal Lahir: Kuningan, 9 November 1960 Alamat : Taman Pagelaran Blok GG 2 No 10, RT/RW 001/009, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Bogor Istri : Rinny Sandra Anak : • Mochamad Riza Ramdhani • Achmad Fajar Anugrah • Ridho Tristian Muharam • Nayla Hiballia Rahmah Pendidikan • S-1 Ekonomi Universitas Islam Nusantara (lulus tahun 1985) • S-2 Universitas Tujuh Belas Agustus, Semarang (lulus tahun 2011) Jabatan • Direktur Pengelolaan Sumberdaya Hutan Perum Perhutani (24 Agustus 2016 – Sekarang) • Direktur Keuangan Perum Perhutani (21 April 2015 – 23 Agustus 2016) • Direktur Komersial Non-Kayu Perum Perhutani (13 Januari 2014 - 20 April 2015) • Direktur Pemasaran Perum Perhutani (15 Mei 2012 - 13 Januari 2014) • Asisten Direktur Keuangan Perum Perhutani (11 Juni 2011 - 15 Mei 2012) • Kepala Biro Keuangan Divisi Regional Jawa Tengah (16 Februari 2009 – 11 Juni 2011) • Kepala Biro Keuangan Divisi Regional Jawa Timur (1 November 2006 - 16 Februari 2009) • Kepala Seksi Pembelanjaan Verifikasi Perpajakan Unit II Jawa Timur, Divisi Regional Jawa Timur (17 November 2005 - 1 November 2006) • Kepala Seksi Akuntansi Unit II Jawa Timur, Divisi Regional Jawa Timur (16 Januari 2003 - 17 November 2005) • Kepala Seksi Akuntansi Unit I Jawa Tengah, Divisi Regional Jawa Tengah (7 Juni 2000 - 16 Januari 2003) • Staf Khusus Bidang Akuntansi Biaya Kantor Pusat (1 Maret 2000 - 7 Juni 2000) • Staf Khusus Standar Biaya Divisi Anggaran dan Pembelanjaan Jakarta (24 Juli 1997 - 1 Maret 2000) • Ajun Akuntansi Biro Keuangan Unit II Jawa Timur, Divisi Regional Jawa Timur (6 September 1995 - 24 Juli 1997) • Operator Komputer Divisi Data dan Akuntansi Jakarta (23 Januari 1989-6 September 1995) • Staf Pelaksana Keuangan KPH Indramayu (2 November 1987 - 23 Januari 1989)

Bagaimana asal mula tertarik menjadi karyawan di Perum Perhutani? Bapak saya itu bekerja di Perum Perhutani. Kalau saya sedang diajak Bapak, sering melihat hutan, hebat lho jadi ADM itu. Naik landrover. Lihat juga itu sinder yang pake topi lacken, naik kuda. Uah... hebat-hebat itu. Menarik. Waktu saya kerja, setelah lulus kuliah bekerja di Batam. Saya tahu nggak mungkin jadi direktur, nggak mungkin seperti ADM, kemudian saya keluar bekerja di Pemda Majalengka. Pada saat Perum Perhutani membuka kesempatan kerja, saya mendaftar. Diterima. Setelah tujuh tahun bisa jadi kepala seksi, selanjutnya kepala biro, berikutnya kemudian asisten direktur dan sekarang direktur. Hobinya apa Pak? Nah itu dia....Saya jadi suka off road. Mobil blusukan itu seru. Saya juga off road di lahan Perum Perhutani. Pengen jadi “raja off road”? Pengen jadi “raja destinasi off road”. Ha...ha...ha.... Tergenapi dong bisa jadi seperti ADM yang naik landrover? Ha...ha...ha.... Betul-betul. Nah ini dia, di soal off road itu kan hidrolik, dongkrak. Saya jadi ingat para pesanggem kalau menyadap pohon pinus itu membacoknya paling tidak tiga empat kali, dan itu cukup dalam. Saya jadi berpikir kalau terdapat alat hidrolik yang dapat menggores tidak dalam akan bagus untuk pohonnya dan hasil sadapnya meningkat. Saya sedang mereka-reka alat itu. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

47


LENSA UTAMA RIMBA RIMBA

AIRPENGUMPULAN NIRA PORANG

AirPorang nira yang terkumpul setetes umbian semarga dengan demi setetes dikumpulkan Iles-iles danjika Suwek ini, telah dan dapat dimasak akan mengental menjadi dibudidayakan. Bermanfaat untuk Gula Merah. perekat yang kedap air, penguat kertas, pelapis kain, dan di Jepang dapat dijadikan sebagai bahan makanan. GULA MERAH Meningkatkan harga dengan menyadap nira secara langsung Ronny Mawardi atau menjadi pengepul nira untuk Nikon D700 dijadikan Gula Nikkor merah.75-300 f/3.5 - 5.8 Ronny Mawardi Nikon D700 Nikkor 75-300 f/3.5 - 5.8 48

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

49


LENSA UTAMA RIMBA RIMBA

UBIPENGERINGAN RAMBAT PORANG Pengolahan Porang dilakukan Dari bibit ditanam tumbuh, mengdengan cara mengeringkan. hasilkan ubi. Ubi telah diolah diiris menghasilPorang yang ini kan kripik. Semua itu merupakan dikeringkan dengan dijemur peningkatan nilai yang menyenangsebagai bahan dasar industry kan jika diresapi prosesnya. maupun campuran pembuatan mie agar mie dapat lebih kenyal dll.

USAHA KRIPIK

Meningkatkan harga jual setelah menjadi makanan ringan Ronny Mawardi Nikon D700 Nikkor 75-300 f/3.5 Ronny - 5.8 Mawardi Nikon D700 Nikkor 75-300 f/3.5 - 5.8

50

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

51


LENSA UTAMA RIMBA RIMBA

LIDAH BUAYA Menjual daun lidah buaya tentu tak semudah menjual bahan makanan seperti beras atau jagung, Tetapi dengan diolah menjadi makanan atau produk perawatan rambut, akan menjadi lebih menguntungkan.

MINUMAN LIDAH BUAYA Mengolah lidah buaya menjadi bahan minuman seperti nata de coco.

Ronny Mawardi Nikon D700 Nikkor 75-300 f/3.5 - 5.8

52

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

53


RIMBA RIMBA UTAMA OPINI

Kerja Keras untuk Tingkatkan Produktivitas Oleh: Sarkoro Doso Budiatmoko

S

eorang abang sayur menjadi favorit ibu-ibu di sebuah kompleks perumahan, bukan karena ganteng, tetapi karena sayuran dan keperluan dapur yang dibawanya selalu bagus, bersih, dan dalam kondisi segar. Kedatangannya di pagi hari selalu ditunggu dan dagangannya pun selalu laris manis. Tetapi, ada yang tidak biasa pada abang sayur ini. Dia bukan tipe pedagang yang setia. Ibu-ibu tidak bisa belanja dagangannya setiap pagi, karena dia hanya akan datang menggelar dagangannya 54

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

saat tidak punya cukup uang. Bila dalam beberapa hari dagangan laris dan merasa sudah meraup cukup uang, maka berhentilah dia berdagang. Mulai berdagang lagi saat perlu atau sangat perlu mengumpulkan uang. Tidak jauh beda dengan abang sayur di atas, ada juga perilaku yang mirip dari seorang pekerja pungut daun kayu putih di suatu tempat di sekitar pabrik minyak kayu putih. Bila dari memungut daun kayu putih dia menghitung

sudah memperoleh pendapatan yang dianggap cukup, berhenti pula dia bekerja memungut daun. Tidak peduli daun yang seharusnya dipungut,sangat ditunggu pabrik untuk dimasak menjadi minyak. Kerja keras Dua orang di atas menampakkan ketiadaan keinginan dan bahkan mungkin ketiadaan mimpi. Hidup seadanya dan secukupnya menurut ukurannya. Di zaman modern seperti sekarang ini, dengan tingkat


konsumerisme tinggi, sepertinya tidak masuk akal ada perilaku seperti di atas. Umumnya, dorongan atau motivasi yang sifatnya finansial dan material menjadi bahan bakar utama untuk meraih penghasilan lebih dan lebih banyak lagi dengan bekerja dan bekerja lebih keras lagi. Tidak terceritakan bagaimana dua orang itu memanfaatkan sisa waktunya sehari-hari. Tetapi apabila sisa waktu yang mereka berdua miliki tidak digunakan untuk kegiatan yang produktif, tentu bisa diartikan mereka telah menyia-nyiakan sumberdaya yang dimilikinya. Indonesia harus terus membangun diri yang pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan pokok penduduknya yang terus bertambah. Indonesia juga harus terus membangun karena penduduknya perlu makan, butuh papan, terjamin kesehatannya serta semakin baik pendidikannya. Indonesia harus membangun karena negara lain juga terus membangun. Tanpa membangun, Indonesia akan tenggelam. Perhutani pun demikian, harus terus maju bertumbuh dan berkembang, untuk mencapai keinginan dan impian. Keinginan dan impian yang telah termaktub dalam visi, misi dan tata-nilai yang ditetapkan Perhutani sendiri. Perhutani harus terus maju karena kita (penulis dan pembaca setia) tentu bukan tukang sayur dan bukan juga pemungut daun kayu putih. Kita ini juga manusia dengan banyak impian, antara lain mimpi Perhutani kembali jaya dan banyak uang. Perhutani juga dipenuhi dengan insan pemburu penghasilan yang tangguh, begitu tangguhnya bahkan sering mena-

brak-nabrak pagar. Rasanya Perhutani saat ini sudah dipenuhi orang yang sangat memenuhi syarat untuk maju dan kembali jaya, yaitu orang-orang dengan impian dan keinginan tinggi. Rasanya pun kita pantas disetarakan dengan orang Jepang. Orang Jepang menjadi pekerja keras dalam hidupnya untuk menggapai apa yang mereka impikan. Segala apa yang akan membuat mereka menyerah itu tersingkir oleh tekad yang kuat. Menurut mereka: �Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanya kurang bekerja keras�. Lalu apa yang harus ditambah? Mengacu pada cerita tukang sayur dan pemungut daun di atas, mungkin sekali yang harus lebih diperhatikan adalah produktiftas. Added value Produktivitas dimengerti sebagai kemampuan menghasilkan nilai tambah atas sumberdaya input yang digunakan. Tapi awas, jangan sampai keliru, produksi yang tinggi belum tentu karena peningkatan produktivitas. Produksi dapat meningkat walaupun produktivitasnya tetap atau bahkan menurun. Bagusnya, peningkatan produktivitas yang jauh lebih besar dicapai dengan pertambahan sumberdaya yang relatif lebih kecil, tetapi memperoleh nilai tambah yang berlipat. Kalau Anda ingin contoh nyata, coba simak contoh simpel ini. Menjual 1000 m3 log kayu apa pun, nilainya harus jauh di atas dari biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh log kayu dalam jumlah yang sama. Mengolah 1000 m3 log kayu jati dalam industri kayu, nilai penjualan hasil industrinya harus berlipat

ganda dibanding nilai penjualan log kayu jati dalam jumlah yang sama. Mengolah lanjutan 1000 ton gondorukem dan terpentin melalui proses industri kimia menjadi produk turunannya (apa pun bentuknya), nilai penjualan hasil industrinya harus berlipat ganda dibanding nilai penjualan gondorukem dan terpentin dalam jumlah yang sama. Mengelola 1.000 hektare kebun seedlak, mengurus 1.000 hektare tanaman kayu putih menjadi minyak kayu putih, mengelola 1.000 ekor ulat sutra, semua hasilnya harus bernilai jual dan hasil jual tinggi sehingga mampu memberi sumbangan penghasilan bagi perusahan berlipat ganda. Dalam kalimat “besar� Perhutani yang diserahi hutan negara seluas 2,4 juta hektare, harus mampu mengelolanya sehingga mampu memberi manfaat yang berlipat bagi semua pemangku kepentingan. Demikian juga saya dan Anda sebagai karyawan yang digaji Perusahaan. Harus mampu mengolah diri kita sendiri, sesuai posisi dan porsi kita agar mampu berkontribusi melipatgandakan penghasilan Perusahaan. Sekali lagi bagi Perusahaan, bukan bagi Anda sendiri. Penghasilan Perusahaan meningkat, pada saatnya akan meningkatkan penghasilan Anda juga. Hanya dengan begitulah kita bisa kembali berjaya. Percayalah. * Sarkoro Doso Budiatmoko adalah mantan Kepala Biro Pengawasan Divisi Regional Jawa Tengah Perum Perhutani.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

55 55


DANGAU RIMBA UTAMA RIMBA

Perhutani harus mau bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian..

Perhutani tak akan mengandalkan kayu jati lagi. .Kayu jati memang keras.

Asal tak sama halnya: “Hari ini bayar, besok gratis!”

Lama gedenya! “Nggak mudah dikasih tahu!”

Para karyawan harus mendukung pada keputusan atasan.

Nurut itu butuh percaya.

Tanam tebu manis hasilnya, tanam bambu rapet rumahnya, tanam durian sakit nusuknya. .

Tanam sisi tivi di hati, jujur jadinya!

56

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Di sela tegakkan kayu, masih banyak lahan yang dapat dimanfaatkan

Litbang Perum Perhutani layak membuktikan penelitiannya!


POJOK KPH

KPH Blitar Terus Gencar Hijaukan Lahan

Potensi lahan yang kaya manfaat di KPH Blitar.

Kegiatan pengelolaan dan pemantauan dilakukan secara terencana dan terstruktur sehingga diharapkan mampu menjamin keberlanjutan fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

57


RIMBA POJOKUTAMA KPH

G

una mencegah banjir dan longsor saat musim penghujan karena kondisi lahan hutan yang gundul, KPH Blitar gencar melakukan penghijauan dengan tanaman sengon dan durian serta tanaman lainnya di sejumlah kawasan. Yang membanggakan, ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah pihak terkait, termasuk masyarakat setempat.� Masalah pemanasan global saat ini bukan lagi isu lingkungan, melainkan fakta nyata masalah yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia. Pemanasan global menyebabkan siklus pergantian musim menjadi sulit diprediksi. Fakta nyata dari pemanasan global ini ditandai dengan musim kemarau yang menyebabkan kekeringan dan curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir. Banjir dan longsor melanda di banyak wilayah di Tanah Air saat terjadi musim penghujan. Untuk mengatasinya, dibutuhkan aksi nyata yang dapat mencegah memburuknya kondisi lingkungan akibat pemanasan global adalah dengan memelihara dan menjaga lingkungan alam saat ini. Berbagai konsep pemeliharaan lingkungan dibentuk oleh organisasi internasional dan komunitas di dalam negeri. Aksi nyata yang dapat dilakukan adalah penghijauan lingkungan, dalam ruang lingkup makro dan mikro. Untuk ruang lingkup skala mikro yaitu penghijauan untuk perkotaan. Masalah lingkungan seperti memburuknya kualitas udara perkotaan dan masalah air bersih disebabkan karena memburuknya kondisi daerah resapan air. Dalam skala makro, penghijauan yang dilakukan, seperti pemetaan luas hutan konservasi dan konsistensi perlindun-

58

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

gan terhadap hutan konservasi dalam satu daerah/kabupaten maupun negara. Aksi nyata menanam aneka tanaman di lahan yang gundul merupakan cara cerdas dan bijak, yang ini perlu dimasifkan di berbagai daerah. Melalui penghijauan, masalah lingkungan seperti banjir, kesulitan air bersih, dan polusi udara frekuensi dampak lingkungannya semakin berkurang. Penghijauan salah satu cara mudah menyelamatkan lingkungan. Mempertahankan zona hijau dengan melakukan penghijauan/gerakan hijau akan memperbaiki kualitas lingkungan dan kehidupan mahluk hidup. Jadi Contoh Apa yang dilakukan Perum Perhutani patut menjadi contoh. Setelah puluhan tahun tidak berhasil ditanami pohon jati karena gangguan keamanan yang tinggi, kini lahan kawasan hutan Perhutani Petak 2, 3a, 14b dan 15c wilayah Resort Polisi Hutan (RPH) Ngrejo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rejotangan. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blitar segera hijau dengan tanaman sengon. Hal ini dapat terjadi berkat kerja sama Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sido Rukun Desa Plandirejo. Administratur Perum Perhutani KPH Blitar, Haris Suseno dan Ketua LMDH Sido Rukun Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung,

Kabupaten Blitar menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) tentang kerja sama tanaman sengon seluas 24,86 hektare. Itu dilakukan dalam skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PBHM). Penandatanganan disaksikan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Blitar Supandi, di Blitar, beberapa waktu lalu. Perjanjian kerja sama akan berlaku lima tahun ke depan sejak ditandatangani pada pertengahan 2016 dengan sistem bagi hasil senilai masing-masing 50%. Semua itu dengan input produksi dari Perum Perhutani KPH Blitar menyediakan bibit sengon dan pupuk, sedangkan LMDH Sido Rukun bertanggung jawab pemeliharaan tanaman dan pengamanan sampai masa panen. Supandi menyatakan melalui PHBM ini Perum Perhutani KPH Blitar telah membantu masyarakat di sekitar kawasan hutan lebih sejahtera, sadar pentingnya hutan. Diharapkan ke depan LMDH Sido Rukun akan menjadi contoh masyarakat sejahtera bagi desa sekitarnya. “Harapan saya, masyarakat Desa Plandirejo mampu memotivasi warga sekitar hutan lainnya untuk ikut melestarikan dan menghijaukan


hutan. Sebagai BUMN Perhutani bertanggung jawab menghijaukan kawasan hutan yang dikelola sekaligus peduli kepada warga sekitar hutan,” kata Haris. LMDH Sido Rukun yang telah menandatangani PKS dengan Perhutani harus bisa membuktikan kepada publik bahwa kerja sama ini akan berhasil. Haris yakin apabila LMDH bekerja baik akan bisa membuktikan itu. Kawasan hutan lindung Petak 3 RPH Penataran, BKPH Wlingi, KPH Blitar mendapat perhatian khusus dari Asosiasi Petani Pengolah Hasil

Hortikultura (Aspperhorti) setempat melalui kegiatan penanaman bibit durian untuk reboisasi. Reboisasi di jalan rintisan Gunung Kelud tersebut dipimpin Haris, didukung Administratur Perhutani Kediri Maman Rosmantika, Ketua Aspperhorti Jawa Timur Aman Sugandi, pegawai dari Perkebunan Gambar, Kepala Desa Sumberasri, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Blitar, dan masyarakat yang tergabung dalam anggota Assperhorti. Haris menyatakan hutan lindung sebagai kawasan yang mempunyai banyak manfaat. Fungsi tersebut, antara lain perlindungan sistem penyangga kehidupan, berfungsi sebagai pengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan

erosi serta mencegah intrusi air laut, juga memelihara kesuburan tanah. “Hutan lindung bisa dilestarikan dengan tanaman pohon buah-buahan, selain untuk pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat, fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial dapat terpenuhi,” kata Haris. Maman Rosmantika menambahkan ada dua blok hutan lindung, yaitu blok perlindungan/inti dan blok pemanfaatan wisata/jasa air, budidaya jamur/bunga. “Untuk interaksi dengan masyarakat maka hutan lindung dijadikan blok pemanfaatan. Pohon dapat diberi nama-nama latinnya untuk pendidikan,” kata Maman. Ketahanan Pangan Upaya memanfaatkan hutan di KPH Blitar untuk mendukung ketahanan pangan patut diapresasi. Sebagian lahan di KPH Blitar ditanami jagung. Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo bersama bersama jajaran pimpinan dinas terkait melakukan panen raya jagung di lokasi kawasan hutan seluas 7,5 hektare di Petak 92c, RPH Campurdarat, BKPB Campurdarat, KPH Blitar. Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo, menyatakan Kabupaten Tulungagung sebagai penghasil jagung memiliki potensi tinggi dari tahun 2012, yaitu menghasilkan produksi jagung kurang lebih 276 juta ton. Pada tahun 2015 mendapatkan penilaian terbaik dari Provinsi Jawa Timur. Harapannya pemerintah ikut andil dalam masalah-masalah yang dihadapi petani dalam melaksanakan program swasembada pangan. Dengan begitu, petani mudah dan cepat dalam memenuhi kebutuhan pertanian, seperti pupuk dan harga yang baik sehingga petani sejahtera dan masyarakat juga menikmati dengan harga bahan pangan yang dapat terjangkau. Jangan saat panen raya jagung

seperti ini harga turun. Haris menyambut baik kegiatan panen raya jagung di kawasan hutan. Masyarakat di sekitar hutan dapat menjadi sejahtera melalui program Perhutani yaitu PHBM yang dimotori LMDH. Sejumlah LMDH telah terbentuk di masing-masing desa pangkuan hutan, harapannya masyarakat sejahtera, hutan lestari saling memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan hidup khususnya kawasan hutan. Dengan masyarakat sekitar hutan sejahtera, kawasan hutan juga ijo royo-royo dengan tegakan pohon kehutanan. KPH Blitar merupakan salah satu unit Kelola Sumber Daya Hutan (SDH) Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur yang berkedudukan di Kabupaten Blitar. Wilayah hutan yang dikelola KPH Blitar dengan pembagian Bagian Hutan(BH), yaitu BH Boyolangu I dan II dengan jangka waktu 2015 2025 dan BH Blitar, Kesamben, dan Wlingi dengan jangka waktu 2009 - 2018 dengan luas total 57.327,80 hektare. KPH Blitar meliputi tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Blitar seluas 35.442,5 hektare (61%), Kabupaten Tulungagung seluas 19.132,0 hektare (34%), dan Kabupaten Malang seluas 2.753,3 hektare (5%). Kegiatan pengelolaan dan pemantauan dilakukan secara terencana dan terstruktur sehingga diharapkan mampu menjamin keberlanjutan fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilakukan pada kawasan produksi, perlindungan dan peruntukan lainnya. Mulai dari kegiatan penanaman, pembuatan teras dan gulud, penanaman tanaman sela,

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

59


RIMBA POJOKUTAMA KPH untuk mengelola dan memantau diharapkan akan mampu mempercepat proses pemulihan dan terjaganya kelestarian potensi sumber daya hutan yang ada. Dalam rangka pengembangan sumberdaya manusia, KPH Blitar selalu berupaya untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja yang dimilikinya melalui program-program pendidikan dan pelatihan. Namun demikian upaya juga dikembangkan bagi komunitas masyarakat sekitar hutan melalui program-program PHBM yang dimiliki oleh perusahaan.

Penanaman oleh bapak bupati

pengisi, tepi dan pagar, inventarisasi, identifikasi dan penandaan areal perlindungan, pemasangan dan penetapan lokasi alat ukur (SPL Erosi, SPL Bak, SPL Stick, Ombrometer). Sementara untuk pengelolaan dan pemantauan sosial dilakukan pada dua sasaran utama, yaitu masyarakat desa hutan (LMDH) dan karyawan Perhutani. Sehingga diharapkan akan terwujud peningkatan kemandirian, kemampuan dan taraf hidup mereka secara bertahap. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan sumber daya hutan (produksi, lingkungan dan sosial) KPH Blitar perlu dilakukan den60

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

gan metode yang benar sesuai dengan indikator masing-masing, yang ada pada ketiga aspek tersebut guna menjamin kelestarian fungsi dan manfaat SDH. Kegiatan kelola dan pantau yang tepat akan mampu mengawal proses pada masing-masing bidang kegiatan dan akan sangat menentukan keberhasilan KPH Blitar dalam mengelola SDH yang ada di wilayahnya. Kebersamaan dan kesepahaman dengan segenap pihak terkait, terutama masyarakat desa hutan dalam proses pembangunan hutan juga sangat menentukan, terutama di era keterbukaan ini. Keterlibatan aktif masyarakat

Sejumlah Program Kerja Untuk menjaga hutan di KPH Blitar terjaga, disusun sejumlah program kerja pengelolaan SDH. Untuk program kerja pengelolaan SDH dilakukan empat hal. Pertama, pembagian kawasan hutan berdasarkan fungsi dan pengelolaannya sesuai fungsi. Kedua, pengaturan kelestarian dengan melakukan perhitungan etat secara lestari, melakukan reboisasi dan rehabilitasi hutan, perlindungan hutan, pemeliharaan tegakan hutan, dan pemanenan. Ketiga, perlindungan fungsi lingkungan, berupa reboisasi dan rehabilitasi hutan, perbaikan jenis pada KPS, pengendalian pola tanam, dan perlindungan hutan. Keempat, pemanenan ramah lingkungan, pemanenan tersebar, penyaradan tidak merusak fisik tanah, penggantian jenis bukan jati pada KPS. Sedangkan program kerja pengelolaan lingkungan dilakukan 10 program. Pertama, pengalokasian dan pengelolaan kawasan lindung setempat. Kedua, penerapan sistem pengelolaan yang berdampak minimal terhadap lingkungan. Ketiga, monitor dampak negatif dan perbaikan metode jika dampak di atas baku mutu.


Penanaman oleh bapak bupati

Keempat, mempertahankan fungsi hutan lindung. Kelima, memonitor keberadaan satwa (terutama satwa dilindungi). Keenam, menjaga struktur dan komposisi tegakan melalui pengaturan lokasi tebangan. Ketujuh, memperbaiki dan mempertahankan struktur tegakan hutan normal. Kedelapan, pengaturan dan penerapan pola tanam sesuai dengan sistem silvikultur. Kesembilan, penanaman kembali areal bekas tebangan dan tanah kosong. Kesepuluh, identifikasi keberadaan HCVF dan pengelolaanya apabila ada. Untuk program kerja pengelolaan sosial dilakukan delapan kegiatan. Pertama, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Kedua, peningkatan kesejahteraan pegawai / karyawan secara proporsional. Ketiga, penerapan sistem PHBM secara baik dan benar sesuai prioritas dan tata waktu (tanaman, keamanan, panen, berbagai hasil pamanenan kayu/nonkayu. Keempat, perlindungan situs ekologi dan budaya, menetapkan status kawasan LDTI (lahan dengan tujuan istimewa) atau HLT (hutan lindung terbatas). Kelima, memonitor dan mengelola kondisi sosial ekonomi dan budaya MDH. Keenam, pemberdayaan

LMDH, bantuan permodalan lewat kegiatan PKBL. Ketujuh, penyelesaian masalah tenurial dengan mengedepankan cara persuasif. Kedelapan, penanganan keamaman atas pencurian kayu dengan sistem manajemen zonasi. Tidak berhenti di situ. KPH Blitar juga mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui PHBM. Untuk mempercepat terwujudnya program ini dilakukan melalui forum komunikasi dan pemantapan PHBM. Hal itu dilaksanakan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan. Kegiatannya adalah proses konsultasi publik dan rembug PHBM dengan FK PHBM dan dinas-dinas terkait. Kurangnya pemahaman dari forum komunikasi yang merupakan salah satu fasilitator PHBM menyebabkan forum komunikasi tersebut kurang optimal dalam menjalankan perannya. Koordinasi dan kerja sama dengan dinas/pihak terkait yang bertanggung jawab terhadap suksesnya PHBM merupakan salah satu langkah dan upaya KPH Blitar untuk menunjang percepatan jalannya PHBM.

Tahun 2014 pemahaman internal tentang PHBM dilaksanakan secara kontinyu dalam setiap kegiatan, antara lain rapat dinas, pembinaan karyawan, kegiatan apel karyawan, dan kegiatan lain. Pengelolaan sumber daya hutan dilaksanakan dengan jiwa berbagi. Untuk menumbuhkembangkan rasa memiliki dan meningkatkan peran serta rasa tanggung jawab bersama dan sebagai implementasi dari SK Dir No 436/Kpts/Dir/2011 tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu. Tahun 2013 telah diberikan bagi hasil kayu kepada LMDH sebesar Rp 57.474.882 dari hasil tebangan tahun 2011. Bagi hasil produksi kayu diserahkan mulai tahun 2009 hingga tahun 2013 dengan total dana yang diserahkan sebesar Rp 530.078.504. Realisasi dana sharing yang sudah diterima LMDH digunakan untuk kegiatan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat desa hutan di wilayah masing-masing. Untuk membantu masyarakat sekitar hutan KPH Blitar juga melaksanakan PKBL. Ini merupakan upaya perusahaan dalam pengelolaan hutan dengan memerhatikan aspek sosial. Banyaknya pengusaha kecil serta terbentuknya LMDH termasuk kelompok yang menjadi perhatian perusahaan. Melalui pinjaman dana PKBL dengan bunga rendah, diharapkan dapat menjadikan tambahan modal usaha. Sasaran PKBL adalah LMDH atau masyarakat desa hutan (perorangan) yang memiliki usaha produktif. Sejak tahun 1993 hingga 2015, pinjaman dana PKBL sebesar Rp 1.785.000.000 telah disalurkan kepada 64 mitra binaan. Tingkat pengembalian dana PKBL sampai dengan tahun 2015 adalah 72,65%, prosentase tunggakan 27,65%. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

61


RIMBA BINA RIMBA UTAMA

Sulastri Raih Sukses Berkat Bahan Jamu Randublatung Jamu terbuat dari ekstrak beberapa tanaman empon-empon yang tumbuh subur di beberapa lokasi di Tanah Air dan setiap daerah mempunyai sejumlah tanaman unggulan yang bisa dijadikan bahan jamu

62

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


Sulastri, pemilik UD Anugerah yang bergerak di bidang penyedia bahan jamu sedang memilih bahan jamu untuk selanjutnya dikirim ke suplaier yang membutuhkannya.

A

neka tumbuhan herbal yang tumbuh di kawasan hutan Perhutani KPH Randublatung mengantarkan Sulastri sukses menjadi pemasok bahan jamu. Dengan kesungguhan dalam menjaga kebersihan dan kadar kekeringan bahan jamunya, banyak suplier besar mempercayakan pasokan bahan-bahan herbal tersebut kepada Sulastri. Apalagi dengan bantuan modal Perum Perhutani dari PKBL, kini perusahaannya makin berkembang.� Ada beberapa komoditas bahan jamu unggulan yang tumbuh di kawasan hutan Perhutani Kesatuan Pemamgkuan Hutan (KPH) Randublatung. Yang menjadi primadona adalah lempuyang, kunci pepet, dan secang. Jamu merupakan salah satu kekayaan cara pengobatan herbal di Indonesia. Selama ini jamu telah menyita perhatian mereka yang menyukainya, baik aroma maupun manfaatnya. Kebanyakan orang Jawa, khususnya pernah merasakan aroma dan kha-

siat jamu, baik yang berupa seduhan, instan maupun dengan bentuk kemasan lain. Jamu terbuat dari ekstrak beberapa tanaman empon-empon yang tumbuh subur di beberapa lokasi di Tanah Air dan setiap daerah mempunyai sejumlah tanaman unggulan yang bisa dijadikan bahan jamu. Sebaran tanaman empon-empon yang bisa dijadikan bahan baku tersebut salah satunya tumbuh subur di kawasan hutan Perhutani KPH Randublatung. Apalagi hutan di KPH Randublatung kondisi geografisnya secara umum mempunyai jenis tanah mediteran (20%) dan gromosol (80%) dengan topografi landai bergelombang. Kondisi tersebut sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman empon-empon sebagai bahan baku utama jamu. “Kawasan hutan KPH Randublatung memang cocok untuk pertumbuhan tanaman empon-empon. Bisa dikatakan sebagai sumbernya bahan jamu tradisional yang bere-

dar di pasaran, karena dalam kawasan hutan tersebut terdapat sepuluh komoditas dominan bahan jamu,� kata Sulastri, wira usahawati yang bergerak di bidang penyedia bahan jamu saat membuka pembicaraannya, di Blora, baru-baru ini. Sulastri adalah wiraswasta sekaligus pemilik UD Anugerah yang bergerak di bidang penyedia bahan jamu. Dia berdomisili di Jalan Blora No 65 Desa Wulung, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sulastri telah bergerak di bisnis bahan jamu ini sejak tahun 1973. Ada delapan jenis tanaman yang tumbuh di kawasan hutan Randublatung yang bisa dijadikan bahan baku jamu. Tanaman tersebut, tambah Sulastri, adalah lempuyang (Zingiber zerumbet), secang (Caesalpina sappan), temulawak (Curcuma zanthorrhiza), jati landa (Guazima ulmifolia), temu kunci (Boesenbergia rotunda), kunci pepet (Kaempferia angustitolia), temu ireng (Curcuma aeruginosa), dan pace (Morinda citrifolia).

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

63 63


BINA RIMBA RIMBA UTAMA

Sulastri (kiri) bersama dua staf Perum Perhutani menunjukkan aneka bahan jamu yang telah dikemas

Tumbuh Alami Semua tanaman tersebut merupakan kekayaan alam yang terdapat di kawasan hutan KPH Randublatung yang tumbuh secara alami. Sedangkan unggulan tanaman bahan jamu yang dari kawasan hutan KPH Randublatung adalah lempuyang, kunci pepet, dan secang. Untuk secang, tambah Sulastri, yang terbaik hanya dari Randublatung. Perihal bisnis bahan jamu tersebut, sebetulnya Sulastri mengawali usahanya dengan berdagang palawija. Namum karena dirasa kurang menguntungkan, akhirnya diputuskan untuk beralih ke usaha bisnis pemasok bahan jamu ke beberapa agen yang ada di beberapa kota. “Awalnya bisnis yang kami tekuni adalah palawija berupa jagung dan padi. Namun karena

64

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

bisnis tersebut dirasa kurang menguntungkan, akhirnya bisnis jamu ini yang kami tekuni sampai sekarang,” imbuh penerima bantuan pinjaman program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) dari Perum Perhutani dengan bendera UD Anugrah tersebut. Menurut Sulastri, bisnis bahan jamu ini memang perlu keuletan dan ketelatenan. Ada beberapa persyaratan yang perlu dipatuhi, khususnya masalah kebersihan dan kadar kekeringan bahan jamunya. Hal tersebut bisa diatasi dengan baik karena masing-masing komoditi bahan jamu sudah mempunyai pangsa pasar sendiri-sendiri. Yang terberat adalah menjaga ketersediaan stok bahan baku jamu ke suplaier besar. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, jika stok berkurang, Sulastri terpaksa mengambil dari daerah lain. Sedangkan pangsa

pasar bahan baku tersebut yang cukup besar adalah untuk wilayah Semarang, Solo, Surabaya, dan Wonogiri. Dari kebiasaan bersinggungan dengan bahan jamu tersebut, sekarang wanita kelahiran Karang Gede, Boyolali 70 tahun lalu ini mampu membuat racikan bahan jamu sendiri. Keahlian tersebut didapat setelah Perhutani mengursuskan pembuatan jamu Jawa ke salah seorang sinshe kondang di Jawa Tengah. “Untuk keahlian peracikan jamu, saya dikursuskan ke sinshe terkenal di Jawa Tengah dan belajar ke beberapa ahli kolega bisnis kami sendiri. Saya juga menerima bantuan dari sejumlah pihak terkait untuk memajukan usaha,” kata wanita yang aktif sebagai ketua kelompok tani hutan ini. Atas kemampuan meracik jamu jawa tersebut, Sulastri yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial ini meraih peringkat kedua dalam hal


maracik jamu tingkat Jawa Tengah. Penilaian tersebut dilihat dari kemampuan pemilihan bahan baku, kebersihan, ketepatan ukuran bahan serta cara pengolahan dan penyajian jamu tersebut ke konsumen. Bahan jamu dari Randublatung ini merupakan bahan dengan kualitas nomor satu, baik dari segi kekeringan maupun kandungan nutrisi yang terdapat dalam setiap jenis tanaman. Untuk menjaga kualitas nutrisi dari beberapa komoditi jamu tersebut, Sulastri membina para petani dalam memanen tanamannya sesuai dengan tata waktu yang tepat. “Itu kami lakukan dengan harapan agar kualitas tanaman menjadi baik, dan hasil panen setelah melalui proses pengolahan pasca panen bahan baku tersebut mampu bertahan hingga 4-5 bulan,” kata Sulastri. Tak Pernah Menunggak Secara terpisah staf PKBL Perhutani KPH Randublatung, Budi Prihatin, membenarkan bahwa UD Anugrah yang milik Sulastri tercatat sebagai mitra binaan Perhutani KPH Randublatung sejak tahun 1996. Tercatat angsuran mereka tidak pernah menunggak. “Dengan kondisi usaha yang mengalami pasang surut, UD Anugrah tetap mampu membayar angsuran PKBL sesuai dengan batas waktu yang disepakati tiap bulannya. Hal ini membuat kami, petugas lapangan salut atas komitmen UD Anugrah sebagai mitra binaan Perhutani,” kata Budi. Menurut Fajar Ramadhitya P dalam Negara Jamu Bernama Indonesia, dari generasi ke generasi, nenek moyang bangsa Indonesia telah mewariskan pengobatan ba-

han alam yang amat kaya dan beragam. Perkembangan obat bahan alam amat berkaitan dengan etnis dan proses sejarah yang membentuknya. Tanaman obat yang digunakan untuk satu indikasi penyakit tertentu, terkadang digunakan untuk penyakit berbeda di daerah lain. Ini menunjukkan kekayaan budaya yang tersebar di pelosok Nusantara. Kearifan budaya dalam memanfaatkan jamu ini, tambah Fajar, berkaitan erat pula dengan upaya pelestarian lingkungan hidup. Karena tanaman yang menjadi bahan baku jamu tradisional Indonesia adalah tanaman obat yang pemanfaatannya berwawasan pelestarian budaya dan lingkungan hidup. Sehingga pemanfaatan tanaman jamu dapat berperan serta dalam upaya pelestarian lingkungan untuk mengurangi efek pemanasan global yang melanda dunia akhir-akhir ini. Keanekaragaman hayati yang terkandung dalam tumbuhan obat, tambah Fajar, memberikan keanekaragaman struktur senyawa kimia. Hal ini berkaitan dengan keanekaragaman aktivitas farmakologinya. Ini adalah tantangan besar bagi para ilmuwan untuk menyingkap cara kerja jamu dalam meningkatkan kesehatan. Dengan adanya penelitian yang intensif diharapkan dapat muncul terobosan dalam dunia kedokteran. Di masa datang, tenaga kesehatan tak ragu lagi untuk menggunakan jamu dalam pengobatan modern karena telah memiliki dasar-dasar ilmiah terkait cara kerjanya. Untuk menjamin kualitas jamu dalam negeri, diperlukan munculnya kesadaran dari para

pengusaha melakukan pengecekan akan produk-produk racikannya sendiri guna memberi jaminan pada konsumen bahwa produk yang digunakan telah memenuhi standar keamanan. Keuntungan lain dalam mengembangkan jamu adalah produksi jamu biasanya bersifat padat karya sehingga industri jamu dapat menciptakan banyak lapangan kerja. Dengan demikian industri jamu dapat berperan mengurangi pengangguran yang dapat menjadi pemicu gejolak sosial. Diharapkan segenap potensi sumber daya alam di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. Kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia menempati urutan kedua dunia setelah Brasil. Namun dari ribuan tumbuhan yang ada di Indonesia, baru sejumlah kecil yang telah memberi sumbangan berarti bagi kesejahteraan bangsa. Menurut Charles Saerang, mantan Ketua Gabungan Pengusaha Jamu, Indonesia memiliki sekitar 9.000 spesies tumbuhan obat, namun hanya 350 spesies yang teridentifikasi dan baru sekitar 3 - 4% yang telah dimanfaatkan secara komersial. Sebenarnya berbagai produk jamu Indonesia telah mampu menembus pasar dunia, seperti Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa, dan Amerika Serikat. Sementara itu industri farmasi dalam negeri masih banyak mengandalkan bahan baku obat impor. Karena itu sebenarnya pasar obatobatan tradisional masih cukup besar dan menjanjikan. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

65


INOVASI RIMBA UTAMA RIMBA

Sengon Solomon, Alternatif Tingkatkan Produktivitas Hutan Oleh: Sugi Purwanta S.Hut, MSc

S

engon (Falcataria moluccana) termasuk dalam famili Mimosae merupakan tanaman asli dari Pulau Banda (Maluku), Papua, dan Taompala (Sulawesi Selatan). Berkembangnya tanaman sengon di Jawa berawal dari pohon yang dibawa dan ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1871 oleh Teysmann (Budiman dkk. 2004 dalam Rimbawanto, 2008). Sejak saat itu sengon mulai ditanam di berbagai tempat di Jawa, terutama sebagai tanaman pelindung perkebunan. Sebaran alami sengon adalah di Maluku, Papua Nugini, Kepulaun Solomon dan Bismark. Sengon merupakan spesies pionir dengan daya adaptasi yang tinggi, tumbuh mulai pantai sampai dengan 1.600 meter di atas permukaan laut (m dpl), optimum pada 0 - 800 m dpl, dengan curah hujan 200 - 2.700 mm/tahun. Sengon merupakan salah satu spesies paling cepat tumbuh di dunia, mampu tumbuh 8 m/ tahun dalam tahun pertama sehingga masuk dalam The Guinnes Book of Record. Dalam beberapa dekade ter-

66

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

akhir tanaman sengon berkembang dengan sangat pesat, terutama di lahan-lahan milik (hutan rakyat). Beberapa alasan yang mendorong minat masyarakat mengembangkan tanaman sengon, di antaranya adalah harga dan kebutuhan kayu yang terus meningkat, sistem budidaya yang relatif mudah, sengon termasuk jenis cepat tumbuh (fast growing species) sehingga cepat memperoleh hasil/ panen. Sengon termasuk multi manfaat. Pabrik pengolahan kayu sengon banyak berdiri, terutama di Jawa membutuhkan bahan baku kayu sengon dengan jumlah yang sangat besar. Untuk meningkatkan produktivitas hutan tanaman, setidaknya memerlukan dua pendekatan, yaitu perbaikan kualitas tempat tumbuh dan penggunaan benih unggul dengan sifat genetik yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, upaya pengadaan benih bergenetik unggul atau bermutu sangat penting dan harus diprioritaskan. Sementara itu, hingga saat ini benih sengon bermutu sangat sulit diperoleh. Karena memiliki kemampuan tumbuh yang sangat tinggi, sengon solomon merupakan salah satu alternatif solusi untuk

meningkatkan produktivitas hutan tanaman. Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian di beberapa lokasi, produktivitas sengon solomon mencapai 1,5 x lebih besar dibanding dengan sengon lokal. Mengingat permintaan benih/ bibit sengon soloman yang sangat tinggi dengan harga yang mahal (mencapai Rp 5 juta/kg). Penulis berupaya memberikan gambaran perbedaan antara sengon soloman dan sengon lokal. Penulis mengumpulkan bahan untuk pembuatan tulisan ini pada tahun 2009-an, di mana penulis berkesempatan bertugas dan mempelajari pemuliaan-silvikultur berbagai jenis tanaman, termasuk juga sengon. Pengamatan terhadap sifatsifat morfologi sengon solomon dan sengon lokal dilakukan langsung di lapangan, yaitu di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pare Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri. Sementara pengujian sifatsifat fisik, perekatan dan mekanik dilakukan di Laboratorium Komposit Kayu, Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dengan hasil sebagai berikut :


1. Sifat Morfologi

1 Gambar 1 dan 2. Tegakan sengon solomon dan sengon lokal Dari gambar di atas dapat dilihat kondisi sengon solomon (yang

4

c. Tangkai dan Daun

tumbuh lebih subur/besar) dibanding sengon lokal.

Gambar 4. Tangkai dan daun sengon lokal (kiri) dan sengon solomon (kanan) Tangkai atau cabang sengon

a. Pohon/Tegakan

lokal lebih gelap, demikian juga warna daunnya.. Sementara ukuran daun sengon solomon relatif lebih besar.

d Buah/Biji

2

b. Kayu

5 Gambar 5. Biji Sengon lokal (bawah) dan sengon solomon (atas) Gambar 5. menunjukkan bahwa ukuran biji sengon solomon relatif lebih besar (k.l. 1,5 x) dibanding sengon lokal. Sedangkan warna biji Sengon Solomon relatif lebih gelap/tua.

3 Gambar 3. Kayu/log sengon lokal (kiri) dan sengon solomon (kanan) menunjukkan bahwa warna kayu sengon solomon relatif lebih cerah. Persentase kayu teras pada sengon solomon terlihat lebih kecil dibanding sengon lokal.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

67


INOVASI RIMBA UTAMA RIMBA 2. Sifat Fisik, Perekatan dan Mekanik Hasil uji laboratorium terhadap sifat fisik, perekatan dan mekanik kayu sengon solomon dan sengon lokal disajikan pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Terhadap Sifat Fisik, Perekatan dan Mekanik Kayu Sengon Solomon dan Sengon Lokal.

Jenis Sengon

Sifat Fisik

Sifat Perekatan dan Mekanik

KA Segar (%)

KA Maks. (%)

Berat

Wett

MOR

MOE

Tekan Tarik

Belah

Geser

Jenis (BJ) Solomon

26,8

157,2

0,22

1439

342

46,3

128

477

2,13

38,1

Lokal

47,1

110,7

0,32

1344

398

48,2

161

583

2,35

45,8

Berat jenis kayu sengon solomon rata-rata lebih rendah dari kayu sengon lokal. (0,22 dibanding 0,32). Secara teoritis jumlah masa kayu sengon solomon lebih sedikit dibanding dengan sengon lokal. Akibatnya perilaku kayu yang lain, seperti kembang susut, kadar air maupun sifat mekanika, dan perekatan akan cukup berbeda secara signifikan. Berdasarkan kisaran nilai berat jenis kayu, maka kayu sengon solomon dan sengon lokal diklasifikasikan sebagai kayu ringan 68

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

dengan kelas kuat V (berat jenisnya k.l. 0,3). Oleh sebab itu, pemanfaatan kayu dengan nilai berat jenis seperti ini sangat baik untuk komposit kayu. Komposit kayu adalah suatu produk perekatan, di mana kayu ini direkat dengan kayu jenis lain untuk meningkatkan kualitas kayu sebagai bahan konstruksi atau bahan dekoratif. Sifat mekanika kayu menunjukkan perilaku kayu sewaktu menerima beban dari luar. Beban yang berusaha memendekkan dimensi kayu disebut beban tekan, beban yang berusaha melengkungkan kayu disebut beban lengkung (MOR dan MOE), dan beban geser serta belah. Secara umum kayu sengon solomon menunjukkan kekuatan yang lebih rendah dibandingkan kayu sengon lokal. Rata-rata kekuatan lengkung (MOR dan MOE), tekan, belah, dan geser berturutan sebesar 342 kg/cm2, 46.264 kg/cm2, 128 kg/cm2, 2,13 kg/cm2 dan 38,13 kg/cm2. Di lain pihak rata-rata kekuatan kayu sengon lokal secara berturutan sebesar 398 kg/cm2, 48.215

kg/cm2, 161 kg/cm2, 2,35 kg/ cm2 dan 45,80 kg/cm2. Dengan pembuktian ini maka kedua jenis kayu sengon yang diuji memang berada di dalam kisaran kelas kuat kayu menurut standar kayu yang berlaku. Perbedaan sengon solomon dan sengon lokal secara morfologi dapat dilihat dari bentuk, ukuran, warna daun, tangkai/batang, dan biji. Sedangkan perbedaan secara mekanika yang penting untuk diketahui adalah berat jenis sengon solomon yang lebih kecil dibanding sengon lokal, yang selanjutnya akan berakibat pada kekuatan kayu sengon solomon yang lebih rendah meskipun nilainya masih dalam kelas kuat yang sama (KK V). Karena sifat-sifat yang dimilikinya terutama berat jenis yang rendah maka pemanfaatan kayu sengon solomon sangat baik untuk komposit kayu, di mana kayu ini direkat dengan kayu jenis lain untuk meningkatkan kualitas kayu sebagai bahan konstruksi atau bahan dekoratif. * Sugi Purwanta S.Hut, MSc adalah Ketua Litbang Jati Puslitbang Perhutani Cepu


WARISAN RIMBA

/

http://lifestyle.okezone.com

Melihat Jejak Kebesaran Majapahit di Umbul Jumprit Melalui pintu masuk berbentuk seperti pura yang telah berumur ratusan tahun. Kemudian akan menjumpai kolam atau sendang yang dipenuhi oleh air segar yang berasal dari pegunungan. Sendang tersebut biasa digunakan sebagai pemandian oleh para wisatawan yang berkunjung.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

69 69


Borobudur merupakan saksi kejayaan masa lalu Majapahit, sedangkan Umbul Jumprit merupakan saksi keruntuhan Majapahit.

U

mbul Jumprit menjadi bagian dari sejarah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Keberadaan umbul ini hampir bersamaan dengan mulai surutnya kebesaran Majapahit dan berkembangnya Kerajaan Demak. Lokasinya yang asri dan menyegarkan, sangat cocok menjadi tempat yang pas untuk berwisata bersama keluarga sekaligus belajar sejarah. �Temanggung merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki kondisi geografis yang sangat unik. Kabupaten ini terletak di antara dua gunung, yaitu Sindoro dan Sumbing. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten ini menyimpan keindahan alam yang sangat memukau. Temanggung berbatasan dengan empat kabupaten, yaitu Kendal di utara, Semarang di timur, Magelang di selatan, dan Wonosobo di barat.

70

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Mengunjungi Temanggung untuk memburu wisata bukan hanya tentang keindahan alam dan daya tarik berbagai tempat wisatanya saja, namun juga tentang berbagai sejarah daerah ini. Sejarah tersebut ada di berbagai tempat wisatanya. Di sini, pengunjung bisa berwisata menikmati keindahan tempatnya sekaligus menelisik tentang berbagai sejarah yang ada di dalamnya. Bagi yang tengah mencari daerah di Indonesia untuk bertualang sambil berwisata atau apa pun memburu tempattempat indahnya, Temanggung menjadi salah satu daerah yang sayang untuk dilewatkan. Meski merupakan kota kecil, Anda dapat menemukan wisata-wisata alam yang menakjubkan di wilayah ini. Temanggung menyimpan sejuta pesona. Kota yang berada di kaki Gunung Sumbing ini memiliki hawa sejuk yang segar. Saat berkunjung ke sana Anda dapat menikmati

suasana pegunungan yang kental dengan suasana yang masih asri. Berlibur ke Temanggung tak lengkap rasanya bila tak singgah ke tempat wisata tersebut. Dari sekian banyak tempat wisata yang keren di Temanggung ternyata terdapat wisata alam yang tidak kalah dari tempat lain. Mencari Kedamaian Bila Anda merasa lelah karena menjalani rutinitas sehari-hari yang tiada henti, lokasi ini cocok untuk mencari kedamaian. Tidak banyak yang tahu tempat wisata memukau yang satu ini, pasalnya tempat ini oleh masyarakat sekitar banyak dihubungkan dengan hal mistis, padahal tidak demikian. Salah satu wisata sejarah yang sarat dengan nilai keagamaan dan cukup terkenal di Temanggung adalah objek wisata Jumprit. Sendang Jumprit bisa menjadi tempat yang menenangkan untuk menghabiskan waktu luang.

http://bandung.blogspot.co.id/

WARISAN RIMBA UTAMA RIMBA


Wisata Jumprit berada di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung. Wisata Jumprit menjadi tempat suci bagi umat Budha di Indonesia. Setiap berlangsung upacara Trisuci Waisak di Candi Borobudur, air keberkahan selalu diambil dari umbul tersebut. Wisata ini merupakan salah satu destinasi wisata di Temanggung yang semakin hari semakin meningkat peminatnya. Banyak wisatawan yang datang ke tempat ini untuk menjawab semua keingintahuan mereka terhadap tempat yang penuh sejarah dan banyak berhubungan dengan ritual di berbagai tempat. Banyak wisatawan datang ke tempat ini untuk menikmati pemandian di Umbul Jumprit maupun berziarah ke makam Ki Jumprit. Tempat ini diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 18 Januari 1987 sebagai wanawisata di Temanggung dan dibuka secara umum. Wisata Sendang Jumprit memiliki sejarah panjang dengan legenda yang tak bisa dilepaskan. Cerita keberadaan lokawisata ini erat dengan kisah dari Kerajaan Majapahit. Dahulu kala lokasi tersebut merupakan tempat yang dipilih oleh Ki Jumprit untuk mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya. Ki Jumprit diyakini merupakan nenek moyang warga Tegalrejo yang memiliki kesaktian dan menguasai ilmu perbintangan atau nujum. Beberapa lokasi di sana diyakini menjadi tempat semedi dari Ki Jumprit, bahkan makamnya juga ditemukan di area tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi daya tarik banyak orang untuk melakukan kunjungan ziarah

dan melakukan berbagai ritual yang diyakini dapat menjadi perantara dalam mengabulkan permintaan. Saat memasuki wisata Sendang Jumprit, pengunjung akan melalui pintu masuk berbentuk seperti pura yang telah berumur ratusan tahun. Kemudian akan menjumpai kolam atau sendang yang dipenuhi oleh air segar yang berasal dari pegunungan. Sendang tersebut biasa digunakan sebagai pemandian oleh para wisatawan yang berkunjung. Masyarakat meyakini sendang tersebut dapat memberikan berkah. Biasanya orang-orang yang selesai mandi akan membuang pakaian dalam mereka sebagai simbol untuk melenyapkan segala kesialan dan malapetaka dalam diri. Sendang ini juga kerap dijadikan sebagai tempat ritual untuk memandikan benda-benda keramat yang disucikan. Biasanya ritual tersebut akan dilakukan setiap malam satu Suro. Wisata Sendang Jumprit berada di kawasan hutan dan dikelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Pengunjung dapat berkeliling melihat-lihat sekitar lokasi, yang menyediakan tempat wisata lain, seperti gua yang tak jauh dari sendang. Kemudian ada kera-kera yang berkeliaran, berbagai jenis burung yang hinggap di pepohonan, dan sungai yang mengalir melintasi lokawisata tersebut. Hal lain yang juga bisa dilakukan saat berkunjung ke Wisata Sendang Jumprit adalah menikmati waktu dengan berjalan-jalan di hutan yang masih sangat alami dan mencoba menaiki kendaraan ATV di trak yang telah disediakan. Hal yang tak kalah indah yang dapat dinikmati dari lokawisata Jumprit adalah pemandangan alam dari ketinggian.

Anda dapat menyaksikan hamparan pepohonan nan hijau dengan suasana yang tenang. Selain itu, bagi pengunjung yang ingin berlama-lama tinggal di sana bisa menghabiskan malam dengan menginap di hotel-hotel yang terletak tak jauh dari tempat tersebut. Sejarah Majapahit Jumprit boleh dikatakan sebagai bagian dari sejarah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Dari catatan yang ada, nama Jumprit merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan salah satu penasihat Bre Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir), yaitu Pangeran Singonegoro. Alkisah waktu itu, Kerajaan Islam Demak yang diperintah oleh Raden Patah terus melakukan perluasan daerah, termasuk ke wilayah Kerajaan Majapahit. Ada yang tunduk dan ada yang tidak tunduk terhadap kepemimpinan baru di bawah Raden Patah. Salah satunya adalah Pangeran Singonegoro yang tidak tunduk, dengan cara mengasingkan diri ke dataran tinggi di daerah Tegalrejo. Bersama dengan Pangeran Singonegoro waktu itu adalah istrinya dan kedua pengawalnya, yaitu Mahesa Aduk dan Endong Wulung serta seekor kera putih yang bernama Ki Dipo. Kemudian Pangeran Singonegoro bertapa dan menyebarkan ajaran agama Hindu di sekitar daerah Tegalrejo bersama istrinya sampai dengan akhir hayatnya. Setelah Pangeran Singonegoro meninggal, sang kera putih (Ki Dipo) tetap menjaga makam beserta keturunannya sampai sekarang. Sedangkan kedua pengawalnya Mahesa Aduk dan Endong Wulung

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

71 71


Suasana ritual di umbul jumprit

Pintu gerbang menuju umbul jumprit di wilayah Perum Perhutani

turun gunung dan mendirikan Candi Pringapus yang lokasinya tidak jauh darmakam Pangeran Singonegoro dan bermukim di situ sampai akhir hayatnya. Sedangkan nama Jumprit berasal dari salah seorang penduduk Kulon Progo. Cerita singkatnya adalah ketika itu Ki Jumprit, salah seorang penduduk yang tinggal di tepi Kali Progo terkena penyakit kulit yang parah dan tidak bisa disembuhkan. Karena sudah merasa tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakitnya maka Ki Jumprit berniat mengakhiri penderitaannya dengan bunuh diri. Pada saat itulah datang wangsit yang memerintahkan agar Ki Jumprit mandi di sendang yang berdekatan dengan Makam Pangeran Singonegoro. Dan akhirnya setelah mandi di sendang tersebut, penyakit kulit yang diderita sembuh dan selanjutnya Ki Jumprit menjadi juru kunci di tempat tersebut sampai akhir hayatnya. Untuk menghormati keberadaan juru kunci tersebut maka dinamakanlah

72

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

sendang tersebut dengan nama Jumprit sampai sekarang. Ada cerita lain soal Jumprit ini. Jumprit sudah disebutkan dalam Serat Centini, terutama dikaitkan dengan legenda Ki Jumprit yang merupakan ahli nujum di Kerajaan Majapahit. Ki Jumprit bukan hanya dikenal sakti mandraguna, tetapi juga salah seorang putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit. Dia meninggalkan kerajaan, agar bisa mengamalkan ilmu dan kesaktiannya kepada masyarakat luas. Perjalanan panjangnya berakhir di Desa Tegalrejo Beberapa tokoh masyarakat meyakini, Ki Jumprit adalah leluhur dari masyarakat Temanggung yang tersebar di lereng Gunung Sindoro dan Sumbing. Namun hal ini masih memerlukan kajian mendalam, terutama dari aspek kesejarahan. Sebagai ahli nujum, Ki Jumprit pernah meramal suatu saat nanti Temanggung akan

https://penanusantara.wordpress.com

http://print.kompas.com/

WARISAN RIMBA UTAMA RIMBA

menjadi daerah makmur. Sebagian ramalannya terbukti benar. Petani di lereng Sumbing dan Sindoro relatif hidup berkecukupan melalui tanaman tembakau. Komoditas ini mulai populer sejak awal tahun 1970-an. Tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat di Temanggung pun, termasuk kelompok papan atas di Jawa Tengah, terutama jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Meskipun komoditas tembakau tidak lagi secemerlang dulu, kesejahteraan masyarakat Temanggung masih di atas rata-rata masyarakat Jawa Tengah. Tempat ini sangatlah ramai, apalagi jika pada saat malam 1 Suro yang dibarengi acara adat wisata di Sendang Sidukun, yaitu tradisi Suran Traji dengan aneka ritual menebar Jimat Pengantin Lurah Traji. Sejumlah fasilitas tersedia di Wisata Jumprit. Fasiitas tersebut, antara lain tempat ziarah Ki Jumprit dekat dengan Umbul Jumprit biasa untuk bersemedi dan menikmati pemandangan indah di wisata Jumprit. Ada pemandian mata air dekat Umbul Jumprit yang biasa digunakan untuk pemandian mata air murni. Di sini, pengunjung dapat menikmati pemandangan memukau pegunungan dari atas tempat wisata dan banyaknya kera yang konon katanya keturunan dari Kera Putih Ki Dipo. Tersedia wisma Perhutani yang biasa digunakan untuk perkemahan dengan keadaan hutan yang masih murni dan dilindungi oleh pemerintah setempat. Arena track ATV menelusuri wisma Perhutani, hotel juga tersedia di dekat wisata Jumprit


https://penanusantara.wordpress.com

https://penanusantara.wordpress.com

Bagian keindahan seni dan alam di umbul jumprit

serta WC, toilet, dan musala. Rute ke Jumprit Untuk menuju ke kawasan Wisata Jumprit bisa melalui Kabupaten Temanggung kemudian ke arah Kecamatan Ngadirejo, setelah sampai di pertigaan Ngadirejo belok kiri menuju arah Dieng, sekitar 3 Km dari Kecamatan Ngadirejo. Jika dari Kota Wonosobo bisa melalui jalan Wonosobo - Dieng kemudian setelah Pasar Garung masuk ke kanan arah Ngadirejo melalui Tambi kemudian akan sampai ke Jumprit. Wisata Sendang Jumprit berada di ketinggian sekitar 2.100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jarak wisata ini hanya sekitar 26 km dari barat laut kota Temanggung. Rute menuju Sendang Jumprit terbilang mudah. Letaknya berada di jalur yang strategis dengan kemudahan akses dari Wonosobo, Kendal, Magelang, dan Yogyakarta. Anda dapat menempuh perjalanan dengan mengendarai kendaraan pribadi seperti motor atau mobil. Bahkan jalannya juga bisa dilalui kendaraan besar karena wisata ini juga kerap dikunjungi oleh rombongan peziarah sebagai destinasi wisata religi.

Menurut Kabupaten

website

Pemerintah

(Pemkab) Temanggung,

kawasan Jumprit

akan dikembangkan

dan sudah dibuat proposalnya.

Kawasan ini dibagi menjadi empat zona pada areal seluas 80 hektare. Zona I dirancang untuk area parkir, panggung terbuka, danau buatan serta pemandian (tempat kungkum). Zona II untuk arena pacuan kuda, tempat parkir, pasar buah/sayur, dan kios cendera mata. Sedangkan bukit perkemahan dan hutan wisata berada di Zona III. Zona IV untuk hotel, wisma, kolam renang, dan restoran. Zonaisasi ini membuka peluang bagi calon investor untuk ikut serta mengembangkan potensi wisata di kawasan Jumprit. Sebab kawasan ini memang menjanjikan. Di luar item-item yang terangkum dalam zonaisasi itu, masih ada beberapa alternatif lain yang bisa ditawarkan Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Temanggung. Misalnya potensi agrowisata dan wisata arung jeram. Kalau Magelang dan Kulonprogo bisa menciptakan wisata arum jeram di Kali Progo, mengapa Temanggung yang juga memiliki sungai itu tidak melakukan hal serupa. Bahkan, air jernih yang

mengalir deras di Kali Progo berasal dari Umbul Jumprit. Arum Jeram kini menjadi tren bagi kawula muda di berbagai kota di Indonesia. Tak heran jika wisata dengan minat khusus ini berkembang pesat pula di Wonosobo, Banjarnegara, dan Banyumas dengan memanfaatkan Sungai Serayu. Sayang sekali jika para pemilik dana tak melirik potensi besar di Jumprit. Pengembangannya dapat dimulai dari jembatan Kali Progo di Kranggan. Artinya calon penikmat arung jeram bisa star dari sana. Lokasi ini dekat dengan jalan raya, sehingga tidak sulit bagi pengelola untuk menggotong perahu karet. Tempat ini juga lapang dan datar, dengan arus sungai yang sedang dalam keadaan normal. Panorama alamnya juga indah. Jika dibangun sarana prasarana baru, kawasan Jumprit bisa menjadi objek wisata andalan di Jawa Tengah. Diperkirakan mampu menarik minat wisatawan yang bekunjung ke Candi Borobudur (Kabupaten Magelang) serta Dataran Tinggi Dieng (Wonosobo/Banjarnegara) karena Jumprit berada di jalur wisata strategis tersebut. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

73 73


WISATA RIMBA RIMBA UTAMA

Mendaki Puncak Gunung Slamet Sembari Berwisata Gunung Slamet dengan Baturraden yang ada di sana merupakan destinasi wisata yang sudah sangat dikenal untuk disinggahi. Terlebih lagi bagi para pendaki dan pecinta alam, Gunung Slamet merupakan kawasan yang sangat menantang untuk didaki sembari berwisata menikmati panorama alam yang sangat asri

74

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


www.azwisata.com

G

unung Slamet merupakan gunung terbesar di Pulau Jawa dan gunung tertinggi kedua setelah Puncak Gunung Semeru. Letaknya berada pada titik koordinat 7˚14’30” LS dan 109˚12’30” BT. Ketinggiannya mencapai 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung Slamet luasannya meliputi lima wilayah administratif kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Banyumas, Brebes, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang. Bagi wisatawan domestik maupun asing, Gunung Slamet dengan Baturraden yang ada

di sana merupakan destinasi wisata yang sudah sangat dikenal untuk disinggahi. Terlebih lagi bagi para pendaki dan pecinta alam, Gunung Slamet merupakan kawasan yang sangat menantang untuk didaki sembari berwisata menikmati panorama alam yang sangat asri. Pengalaman penulis yang belum lama mendaki Gunung Slamet untuk ketiga kalinya, membuktikan bahwa Gunung Slamet memang sangat layak menjadi wisata petualangan yang menarik untuk dinikmati. Ada tiga trek atau jalur yang biasa dilewati para pendaki untuk menuju puncak Gunung Slamet. Pertama, jalur pendakian melalui Bambangan. Kedua, jalur pendakian melalui Guci. Ketiga, jalur pendakian melalui Baturraden. Namun, jalur legal yang biasa digunakan untuk pendakian Gunung Slamet umumnya hanya ada dua, yaitu jalur pendakian Gunung Slamet via Bambangan dan jalur pendakian Gunung Slamet via Guci. Pada hari Kamis, satu hari setelah Idul Fitri 1437 H, bersama kedua anak saya yang remaja (Puspa Diva Nur Aqmarina Purwita dan Muhammad Belva Al Kautsar Purwita) melakukan pendakian ke puncak Gunung Slamet, sembari menikmati masa liburan Lebaran. Jalan yang ditempuh adalah jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga. Ini merupakan trek yang sangat populer dibandingkan dua jalur lainnya. Setelah menyiapkan peralatan pendakian pada sore hari, kami bersiap-siap pada malam harinya untuk berangkat menuju Purbalingga. Pukul 22.30 WIB kami bertiga meninggalkan kota Purwokerto dan berangkat menuju Pos Pendakian (base camp) Bambangan, Dukuh Kutabawa, Desa Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Setelah melapor di Pondok Pemuda, pada pukul 00.30 WIB, kami berangkat tinggalkan base camp Bambangan menuju pos demi

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

75


http://www.jalanpendaki.com/

RIMBA UTAMA WISATA RIMBA

Aktifitas para pecinta alam di Gunung Slamet

pos (semuanya ada sembilan pos) yang harus dilalui menuju puncak, dengan harapan besok pagi-pagi sudah bisa mendaki pucak Gunung Slamet dan sore hari bisa kembali sampai Bambangan. Kami ditemani seorang pemandu yang sekaligus juga anggota tim SAR, Mugiyanto yang sudah sangat biasa mendaki puncak Gunung Slamet. Tentu kami juga dibantu teman-teman Perhutani KPH Banyumas Timur (mulai Administratur hingga Asper dan KRPH) yang ikut memantau pendakian kami. Menikmati Perjalanan Diiringi dengan bacaan basmalah, kami bertiga melangkahkan kaki mulai melakukan pendakian. Baru perjalanan menuju Pos I, kami sudah dihadang dengan medan yang menanjak cukup terjal dan licin, karena sore hari terjadi hujan yang cukup lebat. Kami berjalan dalam kegelapan malam. Suasana begitu gelap, sehingga malam itu kami tidak dapat menikmati dengan jelas pemandangan kebun-kebun milik masyarakat dan hutan pinus milik Perhutani. Kami terus berjalan di kedinginan malam hingga akhirnya setelah menempuh sekitar dua jam perjalanan, sampailah kami di Pos I (Pondok Gembirung). Kami beristirahat sejenak di Pondok Gembirung sambil melihat kelap-kelip lampu kota di kejauhan malam. Setelah sejenak melepas lelah, mulailah kami berjalan lagi menuju pos berikutnya. Trek kali ini semakin mengusik ketahanan fisik dan mental

76

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

kami. Trek lebih menanjak dan vegetasi hutan pun semakin rapat. Akar-akar pepohonan banyak merintangi perjalanan sehingga beberapa kali kami terjatuh. Napas mulai terengah-engah. Setelah melalui perjalanan selama hampir dua jam lagi, sampailah kami di Pos II (Pondok Walang). Kedua anak saya mulai terlihat kelelahan. Terpaksa kami bertiga harus melakukan evaluasi untuk berbagi beban. Beban diatur kembali sehingga lebih proporsional. Beban Puspa yang terdiri atas dua carrier-bag, mulai diperingan. Begitu pula beban Belva. Akhirnya pak Mugiyanto punya tugas tambahan sebagai porter, disamping tugasnya sebagai pemandu dan tim SAR. Saya sendiri dari awal membawa beban paling ringan, karena menyadari usia yang sudah semakin senja. Usai mengatur napas dan sejenak menata kembali beban yang dibawa, kami berjalan lagi menuju Pos III. Malam itu benar-benar gelap dan licin, sehingga beberapa kali kami harus terpeleset. Trek yang ditempuh tidak semakin ringan, tetapi terus menanjak dengan rintangan kayu yang melintang dan akar-akar pepohonan yang kuat. Dengan napas yang terengah-engah dan energi yang cukup terkuras, sampailah kami di Pos III (Pondok Cemara). Di tempat ini kedua anak saya semakin kelelahan. Mereka meminta izin untuk tidur sambil duduk di hutan. Mereka tidak mengira bahwa medannya begitu berat, sedang seharian mereka tidak istirahat yang cukup karena asyik bermain dengan sanak famili.


http://www.jalanpendaki.com/

Pengalaman mereka mendaki di puncak Gunung Gede-Pangrango, Gunung Salak, Gunung Lawu, Gunung Papandayan, Gunung Ceremai, belum apaapanya dibandingkan dengan pendakian Gunung Slamet pada malam hari. Saya sendiri malam ini memilih tidak tidur, meskipun badan dan kaki mulai pegal-pegal. Saya masih ingin mengejar besok pagi bisa sampai di puncak. Namun melihat kondisi anak saya yang terlelap tidur, saya sudah mulai tergoda untuk tidak disiplin soal waktu. Saya mulai bersikap permisif untuk tidak memaksa Puspa dan Belva mendaki di pagi hari. Saya akhirnya realistis melihat kemampuan fisik mereka. Namun, dengan perasaan yang gundah gulana, akhirnya saya pun harus tega membangunkan Puspa dan Belva dari tidurnya. Saya memaksa mereka berdua untuk melanjutkan perjalanan. Dan benar saja, karena jalan sambil mengantuk, maka baru saja menempuh perjalanan beberapa waktu antara Pos III dan IV, kami istirahat lagi. Kali ini mulai terdengar sayupsayup suara orang tadarus Alquran dari masjid di kampung terdekat. Rupanya waktu sudah menjelang subuh. Setelah terdengar adzan, kami pun segera salat subuh sambil duduk di lantai hutan. Panorama Indah. Usai salat subuh, kami berjalan lagi. Kami semakin semangat karena hari sudah mulai pagi. Semburat sinar matahari sudah mulai memancar terang dan dari kejauhan Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu serta Merapi terlihat sangat indah dibalut

awan putih. Kedua anak saya kegirangan untuk berkali-kali mengabadikan rangkaian gunung itu, sampai lupa waktu. Saya pun akhirnya luluh, tidak mampu bertindak sebagai time-keeper yang baik. Saya tidak lagi berambisi untuk bisa mengejar pagi hari mendaki ke puncak, karena baru menjelang Pos IV pun hari sudah pagi, sedangkan kami harus menempuh hingga Pos IX. Kapan mau sampai ke puncak? Saya sudah tidak lagi berpikir besok pagi sampai puncak dan sorenya sudah kembali sampai Bambangan. Saya ikut menikmati kedua anak saya yang asyik berfoto ria, seperti layaknya fotografer profesional dan lupa kalau kami bertiga punya target umtuk mendaki ke puncak Gunung Slamet. Akhirnya sambil berulang-ulang berhenti, sampailah kami di Pos IV (Pondok Samaranthu). Di sini kami membuka logistik untuk sarapan pagi. Hanya dengan nasi dan ketupat dibalut abon serta telor asin, kami berempat makan nikmat sekali. Luar biasa enak. Belva dan Puspa berkali-kali mengingatkan agar tidak membuang sampah sisa makanan di sembarang tempat. Sampah-sampah itu pun dikumpulkan ke dalam plastik dan diikatkan oleh Belva pada carrier bag-nya. Kami beruntung, sampai di Pos IV (Samaranthu) matahari sudah terbit, sehingga suasananya tidak lagi seram. Konon ceriteranya, Pos IV ini dikenal sebagai tempat yang sangat angker dan penuh misteri, seperti namanya Samaranthu (terdiri dua kata samar dan hantu), yang artinya hantu yang tak terlihat. Saya tidak pernah bercerita kepada kedua anak saya tentang legenda angkernya Samaranthu, sehingga mereka berjalan tanpa beban, bahkan terus bercanda di sepanjang perjalanan. Saya hanya pesan, jika mau buang air kecil selalulah diawali dengan ta’awudh (meminta perlindungan Allah dari gangguan setan) dan membaca basmalah (menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang), agar makhluk halus yang tak kasat mata tidak mengganggu perjalanan kami. Perjalanan dilanjutkan menuju Pos V yang didominasi oleh vegetasi lamtoro. Setelah berjalan lebih kurang 1,5 jam sampailah di Pos V (Samyang Rangkah). Ternyata di sini banyak berdiri tenda para pendaki yang datang lebih awal dari kami. Kami berempat bersepakat tidak membangun tenda di Pos V, tetapi melanjutkan perjalanan menuju Pos VI. Sebetulnya camping di Pos V cukup ideal, karena di sekitar tempat ini terdapat sumber air yang dapat diminum. Namun kami tidak camping di Pos

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

77


WISATA RIMBA UTAMA RIMBA V, karena kami sudah sangat terlambat untuk mengejar puncak di pagi hari. Saya sebagai teamleader memilih sikap pasrah, apa yang terjadi, terjadilah. Meski berjalan tertatih-tatih, kami terus melangkah. Tidak menyerah. Perjalanan menuju Pos VI, cukup mengasyikkan. Meskipun tetap menanjak, tetapi vegetasinya sudah mulai pendek (perdu) sehingga perjalanan lebih terang karena sinar matahari sudah mulai meninggi. Namun kami harus hati-hati, karena bila terjadi angin yang cukup besar daerah ini rawan sekali terjadi badai pasir dan debu. Pemandangan sudah mulai bagus dan kedua anak saya terus asyik mengabadikan objek yang menarik untuk difoto. Setelah menempuh perjalanan satu jam, sampailah di PosVI (Samyang Katebonan). Badan terasa capek, tetapi puncak gunung yang sudah mulai membayang-bayang membuat kami tetap bersemangat untuk berjalan. Kami tidak berhenti. Dari Pos VI perjalanan dilanjutkan menuju Pos VII. Satu jam kemudian, sampailah di Pos VII (Samyang Kendit). Atas saran Pak Mugiyanto, kami membuka tenda yang telah disiapkan oleh Belva. Tenda digelar dan semua rangsel beserta logistik dan peralatan masak disimpan di dalam tenda. Dari Pos VII ini sudah terlihat pemandangan yang sangat cantik, baik ke atas menuju puncak maupun ke bawah melihat pemandangan kota-kota yang terlihat seperti miniatur. Kami membawa perbekalan secukupnya untuk melanjutkan perjalanan menuju Pos VIII. Trek melewati jalur yang menyerupai lorong yang didominasi oleh bebatuan dan pasir, serta ditumbuhi vegetasi lamtoro dan 78

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

bunga edelweis yang sangat indah. Udara sudah sangat sejuk bahkan terasa dingin sekali. Belva dan Pak Mugiyanto dengan cekatan membuka tenda dan mengkaitkan tenda ke pohon di lereng-lereng bukit, takut terjadi angin ribut. Setelah semua aman, barulah kami berempat berjalan lagi menuju puncak. Dengan langkah gontai dan beberapa kali terjatuh, sampailah kami di Pos VIII (Samyang Jampang). Matahari sudah mulai terik dan banyak pendaki lain yang berpapasan turun dari puncak, sedangkan kami justru baru datang. Di sini pemandangan sudah terbuka, vegetasinya perdu yang pendek-pendek dan berdaun kecil. Banyak pula tanaman rumput teki yang bandel. Setelah selama satu jam melewati trek yang dipenuhi dengan pasir dan batu kerikil, sampailah di Pos IX (Pelawangan) atau “pintu” menuju puncak gunung. Matahari luar biasa terik dan medan yang dihadapi berupa batu-batu vulkanik yang memantulkan panas, serta batu-batu pecah yang mudah longsor. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00WIB, sehingga bukan waktu yang ideal lagi untuk mendaki ke puncak. Seringkali puncak Gunung Slamet sudah diselimuti kabut tebal dan angin badai kencang yang dingin, sehingga semua pendaki harus cepat-cepat turun. Namun bagaimana dengan kami? Karena udara begitu cerah dan kabut tidak tampak tebal, Pak Mugiyanto mengizinkan kami bertiga mendaki menuju puncak, meskipun hal ini sudah tidak lazim dan “melanggar” prosedur pendakian. Kami termasuk “pendaki amatiran” yang nekat.

Sampai di Puncak Di Pos IX, matahari sudah sangat terik. Di depan kami menghadang hamparan bebatuan vulkanik yang sangat panas dan mudah berguguran. Saya, Puspa, dan Belva “berlomba” untuk mencapai puncak, meskipun harus hati-hati sekali dan sangat menguras tenaga. Alhamdulillah, saya yang sudah mulai uzur (usia 56 tahun lebih), mampu mengimbangi tenaga kedua anak muda itu. Bahkan seringkali saya berada di depan mereka. Berat sekali rasanya untuk menaklukkan medan yang sangat terjal ini. Saya terus membaca dzikir agar diberikan kekuatan dan kemudahan dari Allah untuk mencapai puncak. Saya sejenak teringat akan Pegunungan Jayawijaya pada tahun 1987-an saat saya berada di kakinya terasa sejuk meskipun sebenarnya matahari sangat terik dan menyengat kulit. Namun kali ini, karena sudah di ketinggian di atas 3000 mdpl, matahari terasa sudah dekat sekali dan sinarnya membakar muka dan sekujur tubuh. Jadi udara yang sejuk dari lembah sudah kalah oleh panasnya matahari. Saat asyik berkompetisi, tibatiba Puspa berteriak minta tolong, karena nyaris terperosok ke dalam jurang yang berbatu-batu. Dia terlalu berjalan ke arah kanan, tidak sadar bila hal itu mendekati jurang yang sangat terjal. Tetapi masih untung, perempuan satu-satunya ini terjerembab sambil memegang erat batu-batu untuk bertahan agar tidak tergelincir ke dalam jurang. Saya segera menghampiri Puspa dan mengulurkan tongkat untuk menolongnya, kemudian ternyata dengan sigap Pak Mugiyanto pun mengulurkan tangan untuk bersama-sama saya menarik kedua tangan Puspa agar keluar dari zona bahaya.


Pemandangan Gunung Slamet dari salah satu sisi.

Alhamdulillah Puspa tertolong dan selamat dari bahaya maut. Tangan dan dadanya terluka, tetapi tidak dia rasakan sakitnya karena kalah oleh perasaan bahagia terlepas dari maut yang mengancamnya. Berkat kerja sama yang baik antara Pak Mugiyanto dan saya, Puspa bisa tertolong. Sedangkan Belva berada jauh di sebelah kiri, melewati jalur yang benar dan aman. Setelah berjuang keras di terik matahari hingga lebih dari dua jam, akhirnya pada hari Jumat, 8 Juli 2016, pukul 12.30 WIB kami berempat mencapai titik puncak tertinggi dari Gunung Slamet, yaitu tepat di ketinggian 3.428 mdpl. Sungguh, kejadian ini sama sekali tidak direkomendasikan bagi pendaki yang amatiran karena sudah melampaui batas waktu aman untuk mendaki. Kami bertiga segera menggelar sujud syukur dan salat berjamaah (jamak qosor dluhur dan asar), sebagai pengganti salat Jumat yang tidak mungkin dilaksanakan di atas puncak gunung yang keras anginnya dan sangat terik ini. Kami bacakan ayat kursi berkali-kali dan rasa syukur yang luar biasa.

Di sini saya merasa sangat kecil dan sebaliknya mengakui keagungan Ilahi (Allah SWT) sebagai penguasa jagad raya yang Maha Besar. Sungguh indah pemandangan siang itu di atas puncak Gunung Slamet yang cerah. Segera Belva mengibarkan bendera Merah Putih dan bendera Saladewa, serta secarik kertas bertuliskan : I love you, Mam untuk diabadikan. Puspa dan Belva tidak percaya bisa mencapai puncak karena time-keeping-nya sudah kacau balau, tetapi adrinalinnya terpacu keras melihat saya yang sudah tua terus memanjat naik tak kenal putus asa. Cuaca yang cerah dan tidak ada kabut tebal yang menyelimuti puncak, diakui menjadi faktor pendukung keberhasilan pendakian. Siang itu tidak ada seorang pendaki pun yang masih berada di puncak, kecuali kami berempat sehingga suasananya begitu hening dan senyap. Hanya suara angin yang bergemuruh, menemani kami di atas puncak. Kami bebas berfoto dengan

latar belakang kawah Gunung Slamet yang terus mengepulkan asap vulkaniknya. Dari kejauhan terlihat puncak Gunung Merapi yang menyembul dibalut awan putih yang tebal. Sungguh asyik, wisata pendakian hari ini. Alhamdulillah, seorang bapak dan kedua anaknya, sama-sama bersimbah keringat mendaki hingga mencapai puncak. Wisata back to nature di hari yang fitri ini, sangat bersejarah dan tak terlupakan sepanjang hayat masih di kandung badan. Insya Allah. Tak lupa, terima kasih kepada Perum Perhutani yang telah membantu mendaftarkan pendakian dan mencarikan seorang anggota SAR (Pak Mugiyanto) yang sangat piawai. * Tjipta Purwita adalah Direktur Utama PT Inhutani II, penulis buku Tatkala Hutan Tak Lagi Hijau (2005), lulusan S1 FakultasKehutanan IPB (1984), MBA PrasetiyaMulya Business School (1993), dan Doktor llmu Ekonomi Pertanian IPB (2010).DR.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

79


RIMBA FLORA UTAMA RIMBA

Perawakan Kayu Api-api (Avicennia spp.)

Tanaman Api-api Kaya Manfaat

Kayu Api-api juga bermanfaat menahan gelombang

“Tanaman api-api (Avicennia Spp.) sudah lama dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat pesisir di Indonesia. Itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, obat-obatan, kayu bakar, konstruksi bangunan rumah, dan pakan ternak. Yang lebih hebat dari tanaman ini, berguna sebagai benteng di pantai jika terjadi tsunami”

80 80

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


S

elain menjadi negara dengan pulau terbanyak, Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang nomor dua di dunia (setelah Kanada), dengan panjang 99.093 kilometer. Dengan garis pantai yang panjang tersebut hampir semua pesisir kepulauan Indonesia memiliki ekosistem hutan mangrove. Hutan mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta, dan daerah pantai yang terlindung. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon bakau yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Ekosistem hutan mangrove memiliki banyak manfaat, dari segi ekologi akan mengurangi dampak abrasi pesisir, mengurangi angin yang bertiup dari laut dan menjadi benteng pertama kita jika terjadi bencana tsunami. Manfaat ekonomi yang sering diambil dari batang api-api sebagai bahan pembuatan arang atau untuk bahan bangunan. Namun manfaat ekonomi yang demikian merusak ekosistem hutan mangrove, seperti yang banyak terjadi di pesisir utara Jawa, Palembang, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Untuk mendapatkan manfaat ekonomi tidak harus dengan menebang, tetapi dengan menjaga dan merawat maka kita akan dapat manfaat ekonomi, seperti buah dari api-api ini dijadikan tepung sebagai bahan makanan, sebagai bahan pewarna batik untuk jenis Rhizophora spp. dan eduwisata atau eduekowisata susur ekosistem hutan mangrove yang saat ini mulai menggeliat di beberapa daerah. Secara Tradisional Pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan mangrove (terutama jenis pohon dari marga Rhizophora, Bruguiera, Avicennia, dan Sonneratia) secara tradisional oleh masyarakat pesisir di Indonesia telah lama berlangsung sejak beberapa abad yang lalu. Masyarakat pesisir di Indonesia sudah sejak lama memanfaatkannya secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan pangan dan obat-obatan. Menurut Cecep Kusmana, Ani Suryani, Yekti Hartati, Poppy Oktadiyani dari IPB dalam Pemanfaatan Jenis Pohon Mangrove Api-api (Avicennia Spp.) Sebagai Bahan Pangan Dan Obatobatan, khusus untuk jenis api-api (Avicennia spp.), masyarakat pesisir di Indonesia sudah sejak

lama memanfaatkannya secara tradisional. Itu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan, obat-obatan, kayu bakar, konstruksi bangunan rumah, dan pakan ternak. Pengetahuan tentang pemanfaatan kayu jenis apiapi untuk kayu bakar dan bahan konstruksi bangunan sudah dikuasai secara baik. Namun pengetahuan ilmiah mengenai pemanfaatan berbagai bagian dari jenis pohon api-api untuk kebutuhan pangan dan obat-obatan sampai saat ini belum diperoleh. Indonesia memiliki jenis mangrove yang beragam. Menurut Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati Y, Oktadiyani P dalam Pemanfaatan Pohon Mangrove Api-Api (Avicennia spp.) sebagai bahan Pangan dan Obat, Indonesia memiliki 202 jenis tumbuhan mangrove. Itu meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit, dan 1 jenis paku. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis (di antaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu) ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove). Sementara jenis lain ditemukan di sekitar mangrove dikenal sebagai asociate mangrove. Salah satu jenis mangrove yang banyak dijumpai di Indonesia adalah api-api (Avicennia spp.). Hasil penelitian Ditjen RRL pada tahun 2005 menunjukkan luas hutan mangrove Indonesia tersisa 9,2 juta hektare. Produksi tumbuhan api-api dalam luas hutan mangrove di Indonesia mencapai setengah dari total keseluruhan luas hutan mengrove. Peranan api-api sebagai tumbuhan pioner atau perintis yang menempati zonasi terluar dari hutan bakau. Menurut Arif Rudiyanto dalam Kayu Api-api Sebagai Potensi Bahan Pangan dan Obat-obatan, kayu api-api masuk ke dalam suku Acanthaceae. Ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang menyusun ekosistem mangrove. Tanamani ini memiliki ukuran pohon antara 12- 25 meter. Daun tunggal, berseling dengan bentuk menjorong. Perbungaan muncul di ujung ranting atau ketiak daun, dan masa berbunga sepanjang tahun. Tanaman api-api memiliki beberapa ciri yang merupakan bagian dari adaptasi pada lingkungan berlumpur dan bergaram. Tiga Ciri Paling tidak tanaman api-api memiliki tiga ciri. Pertama, akar napas menyerupai paku yang panjang dan rapat, muncul ke atas lumpur di sekeliling pangkal batangnya. Kedua, daun-daun dengan kelenjar garam di permukaan bawahnya. Daun apiapi berwarna putih di sisi bawahnya, dilapisi kristal

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

81 81


RIMBA FLORA UTAMA RIMBA

Tanaman Api-api

garam. Ini adalah kelebihan garam yang dibuang oleh tumbuhan tersebut. Ketiga, biji api-api berkecambah tatkala buahnya belum gugur, masih melekat di rantingnya. Dengan demikian biji ini dapat segera tumbuh begitu terjatuh atau tersangkut di lumpur. Tanaman api-api berbentuk belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar. Mangrove ini memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit dan berbentuk pensil (berbentuk asparagus), akar napas tegak. Kulit kayu memiliki tekstur halus dengan burik hijau abu dalam bagian kecil. Tumbuhan api-api memiliki kemampuan untuk menempati dan tumbuh pada berbagai habitat pasang surut, bahkan di tempat asin sekalipun. Jenis ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling umum ditemukan di habitat pasang surut. Tanaman api-api dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, tergantung tumbuh di daerah mana di Indonesia. Sebutan tersebut, antara lain adalah mangi-mangi, sia-sia, boak, koak, marahu, pejapi, papi, nyapi, api-api putih, api-api abang, sia-sia putih, sie-sie, hajusia, dan pai. Selain memiliki banyak sebutan, buah tanaman api-api juga bisa diolah menjadi se jumlah makanan. Berikut adalah kandungan gizi buah api-api. Dari 82

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

hasil penelitian mengenai tumbuhan Avicennia spp. oleh Cecep K (2009) menunjukkan, kandungan vitamin B pada daun sebesar 2,64 mg/100g bahan dan kandungan vitamin C sebesar 15,32 mg/100 g bahan. Komposisi hasil analisa dari bagian tanaman mangrove api-api menunjukkan bahwa bagian biji tanaman banyak mengandung protein sebanyak 10,8% dan karbohidrat sebanyak 21,4% sehingga biji tanaman tersebut dapat dijadikan alternatif sebagai bahan pangan. Di lain pihak, karbohidrat dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh. Dengan sedikitnya kandungan lemak pada biji, kecil kemungkinan untuk mendapatkan kandungan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K). Sebaliknya kandungan air yang tinggi pada biji apiapi memungkinkan untuk mendapatkan kandungan vitamin larut air (B dan C) lebih besar. Hasil uji terhadap kadar vitamin B dan C pada biji Avicennia marina menunjukkan hasil yang lebih tinggi, yaitu sebagai berikut. Kandungan vitamin B pada biji sebesar 3,74 mg/100g bahan dan kandungan vitamin C sebesar 22,24 mg/100 g bahan. Kandungan kedua vitamin ini menunjukkan bahwa biji sebagai bahan pangan juga dapat memenuhi kebutuhan sebagian vitamin B dan C yang diperlukan oleh tubuh. Beberapa jenis Avicennia spp dapat menghasilkan bahan untuk keperluan pengobatan dan farmasi. Hal ini yang membuat perlu dilakukannya analisis proksimat, ekstraksi, dan uji fitokimia pada tumbuhan Avicennia spp untuk mengetahui komponen bioaktif yang terkandung dalamnya melalui pengujian fitokimia. Analisis proksimat yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas bahan pangan, terutama pada standar zat makanan. Tumbuhan api-api dapat digunakan untuk keperluan pengobatan dan farmasi. Prisca Sari Paramudhita dalam Analisis Proksimat, Ekstraksi, dan Uji Fitokimia Pada Tumbuhan Api-Api memaparkan hasil analisis proksimat. Analisis proksimat dilakukan untuk mengidentifikasi komposisi kimia dari tumbuhan api-api. Beberapa. Keunggulan Analisis proksimat memiliki beberapa keunggulan. Pertama, merupakan metode umum


Beberapa makanan dengan bahan dasar buah api-api (Avicennia spp.)

yang digunakan untuk mengetahui komposisi kimia suatu bahan pangan. Kedua, tidak membutuhkan teknologi yang canggih dalam pengujiannya. Ketiga, menghasilkan analisis secara garis besar. Keempat, dapat menghitung nilai total digestible nutrient (TDN), Kelima, dapat memberikan penilaian secara umum pemanfaatan dari suatu bahan pangan. Namun, analisis proksimat juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat menghasilkan kadar dari suatu komposisi kimia secara tepat, tidak dapat menjelaskan tentang daya cerna serta testur dari suatu bahan pangan. Analisis proksimat saat praktikum yang dilakukan Prisca Sari Paramudhita pada daun dan kulit batang Avicennia spp. Hasil analisis proksimat Prisca Sari Paramudhita menunjukkan daun tumbuhan api-api memiliki kadar air sebesar 69,35 %, kadar abu sebesar 5,3 %, kadar lemak sebesar 13,8 %, dan kadar protein sebesar 3,42 %. Batang tumbuhan api-api memiliki kadar air sebesar 55 %, kadar abu sebesar 6,7 %, kadar lemak sebesar 0,8 %, dan kadar protein sebesar 2,9115 %. Uji fitokimia pada daun tumbuhan api-api, tambah Prisca, menunjukkan hasil positif pada uji alkaloid, molish, benedict, ninhidrin, dan fenol hidrokuinon. Sedangkan hasil uji fitokimia pada batang tumbuhan api-api memiliki hasil positif pada uji molish, fenol hidrokuinon, ninhidrin, steroid, flavonoid, dan tanin. Hasil ekstraksi yang diperoleh sebesar 4,3812 gram untuk daun dan 3,0163 gram untuk kulit batang tumbuhan api-api. Pengujian kadar lemak menunjukkan tumbuhan api-api mengandung lemak dalam kadar yang cukup rendah yaitu 0,8% pada kulit batang dan 13,8% dalam daun. Kadar lemak yang rendah dapat disebabkan kandungan air tumbuhan api-api yang sangat tinggi, sehingga secara proporsional persentase kadar lemak akan turun secara drastis. Kadar air umumnya berhubungan terbalik dengan kadar lemak. Hubungan tersebut

mengakibatkan semakin rendahnya kadar lemak, bila kadar air yang terkandung di dalam bahan cukup tinggi. Kadar lemak di daun tumbuhan api-api lebih tinggi dibanding di batang. Hal ini disebabkan adanya lapisan lilin yang terdapat di daun. Kadar lemak tumbuhan api-api Avicennia marina (0,34%) lebih rendah dibanding Avicennia alba (0,60%). Perbedaan ini dapat terjadi karena pengaruh beberapa faktor, yaitu umur, håbitat, ukuran, dan makanan. Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat dalam suatu bahan. Tumbuhan terdiri dari 96% bahan organik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Proses pembakaran akan membakar bahan organik, namun komponen anorganik tidak terbakar. Hasil pengujian kadar abu total menunjukkan tumbuhan api-api mengandung kadar abu sebesar 6,7% pada batang dan sekitar 5,3% pada daun. Menurut Handayani (2006) batang memiliki kadar abu yang lebih tinggi karena bersifat salt accumulation, sedangkan daun bersifat salt accumulation dan salt filtration. Tinggi rendahnya kadar abu dapat disebabkan oleh perbedaan håbitat dan lingkungan hidup yang berbeda. Setiap lingkungan perairan dapat menyediakan asupan mineral yang berbeda-beda bagi organisme yang hidup di dalamnya. Setiap organisme juga memiliki kemampuan yang berbedabeda dalam meregulasi dan mengabsorbsi mineral, sehingga hal ini nantinya akan memberikan pengaruh pada nilai kadar abu dalam masing-masing bahan. Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung dalam bahan. Jumlah kadar air dalam suatu bahan ikut menentukan kestabilan dari bahan tersebut. Kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak. Kadar air pada tumbuhan api-api sangat tinggi (>50 %). Air pada tumbuhan api-api lebih banyak terdapat di daun dibanding di batang. DR DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

83


RIMBA FAUNA UTAMA RIMBA

Keberadaan Lutung Budeng Rentan Punah

Lutung betung

Lutung budeng ( Trachypithecus auratus ) adalah kera kecil yang dilindungi. Hewan ini sekarang banyak hidup di kawasan Hutan Tanjung Papuma, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember, Jawa Timur.

84 84

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


L

utung budeng terancam kelestariannya karena kehilangan serta degradasi habitatnya. Ini terjadi karena lutung ini terdesak oleh perluasan lahan-lahan pertanian dan permukiman manusia, fragmentasi habitat, serta perburuan untuk dimakan atau diperdagangkan sebagai hewan peliharaan. Untuk itu, organisasi konservasi alam, IUCN memasukkannya ke dalam daftar merah dengan status rentan.� Lutung budeng (Trachypithecus auratus) adalah kera kecil yang dilindungi. Hewan ini sekarang banyak hidup di kawasan Hutan Tanjung Papuma, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember, Jawa Timur. Lutung budeng di masa anak-anaknya tidaklah berbulu hitam melainkan berwarna jingga keemasan. Semakin dewasa bulunya semakin menghitam dengan lutung budeng betina memiliki warna putih kekuningan di sekitar kelaminnya. Lutung jenis ini memiliki ukuran tubuh sedang, sekitar 46 hingga 75 cm dan panjang ekor sekitar 61 hingga 82 cm. Lutung betina hanya mimiliki seekor anak setiap kali melahirkan. Tidak jarang lutung betina bersikap sangat agresif terhadap betina dari kelompok lain. Lutung budeng merupakan hewan diurnal yaitu hewan yang aktif di siang hari dan banyak melakukan aktivitas di pepohonan. Hewan ini senang memakan tumbuh-tumbuhan,seperti dedaunan, buah-buahan, dan bunga serta sesekali larva serangga. Selain di hutan Tanjung Papuma, lutung budeng tersebar di hutan-hutan Pulau Jawa, Bali, dan Lombok. Hewan ini menghuni berbagai tipe hutan, mulai dari hutan mangrove, hutan pantai, hutan rawa air tawar, hutan hujan dataran rendah, hutan gugur daun tropika, serta hutan pegunungan hingga ketinggian sekitar 3.000 hingga 3.500 m dpl. Spesies ini juga

KLASIFIKASI LUTUNG BUDENG Kingdom

: Animal

Phylum

: Chordata

Subphylum : Vertebrata Claas

: Mamalia

Sub class

: Theria

Ordo

: Primata

Sub ordo

: Anthropoidea

Famili

: Cercopithecidea

Sub famili

: Colobinea

Genus

: Trachypithecus

Species

: Trachypithecus

auratus

ditemukan di hutan-hutan tanaman jati, rasamala, dan akasia. Di wilayah Pegunungan Dieng, lutung budeng didapati, baik di hutan primer maupun sekunder, di bagian tepi maupun di pedalaman hutan. Lutung budeng memiliki dua subspesies. Pertama, lutung budeng timur (Trachypithecus auratus auratus). Subspesies ini menyebar di Jawa Barat bagian timur hingga ke Jawa Timur, Pulau Sempu dan Nusa Barung, Bali, serta Lombok. Kedua, lutung budeng barat (Trachypithecus auratus mauritius). Subspesies ini menyebar di wilayah Banten dan setengah Jawa Barat bagian barat yaitu di Ujung Kulon, Jasinga, Bogor, Cisalak,Jakarta, Palabuhan ratu, ke timur di pesisir selatan hingga Cikaso atau di pedalaman Ciwangi. Asli Indonesia Binatang yang juga dikenal dengan sebutan lutung jawa ini

adalah salah satu jenis lutung asli (endemik) Indonesia. Lutung jawa juga ada di Muaragembong. Trachypithecus auratus mauritius dijumpai terbatas di daerah Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Habitatnya ada di wilayah Muara Bendera Desa Pantai Bahagia, Muara Besar Desa Pantai Sederhana, dan Muara Blacan Desa Pantai Harapan Jaya. Lutung budeng perdagangannya diawasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/ CITES atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam. Lutung ini termasuk ke dalam Apendiks 2 karena dilindungi oleh undangundang sejak 1999. Spesies ini terancam kelestariannya oleh karena kehilangan serta degradasi habitatnya, yang terdesak oleh perluasan lahan-lahan pertanian dan permukiman manusia, fragmentasi habitat, serta perburuan untuk dimakan atau diperdagangkan sebagai hewan peliharaan. Oleh sebab itu, organisasi konservasi alam, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkannya ke dalam daftar merah dengan status rentan (VU, Vulnerable). Status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. Untuk menjaga kelestariannya lutung ini juga tercatat keberadaannya di dalam kawasankawasan konservasi, seperti Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Taman Nasional GunungGede Pangrango, Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Baluran, serta Taman Nasional Bali Barat.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

85 85


RIMBA FAUNA UTAMA RIMBA Lutung budeng dalam bahasa Inggris dikenal sebagai javan lutung, ebony leaf monkey, javan langur. Dalam bahasa ilmiah (latin) lutung yang dikenal Trachypithecus auratus ini mempunyai beberapa nama sinonim. Nama tersebut, antara lain Trachypithecus kohlbruggei (Sody, 1931), Trachypithecus maurus (Horsfield, 1823), Trachypithecus pyrrhus (Horsfield, 1823), Trachypithecus sondaicus (Robinson & Kloss, 1919), dan Trachypithecus stresemanni (Pocock, 1934). Untuk subspesies Trachypithecus auratus auratus memiliki ras yang mempunyai bulu seperti lutung jawa muda dengan warna bulu yang oranye sedikit gelap dengan ujung kuning. Lutung betung hidup secara berkelompok. Tiap kelompok terdiri sekitar 7 – 20 ekor dengan seekor jantan sebagai pemimpin kelompok dan beberapa lutung betina dewasa. Beberapa induk betina dalam satu kelompok akan saling membantu dalam mengasuh anaknya, namun sering kali bersifat agresif terhadap induk dari kelompok lain. Ciri Morfologi Secara umum, ciri-ciri morfologi pada lutung dewasa ditandai dengan rambut penutup berwarna hitam sampai hitam keperakan. Bagian atas tubuh dari lutung berwarna kelabu kecokelat-cokelatan gelap sampai kehitam-hitaman, dengan masing-masing rambut putih di ujungnya, memberikan warna kilap perak pada mantel kulit. Rambut-rambut pada kaki bawah, punggung, paha adalah kelabu dan kaki dapat berwarna keperak-perakan. Perut dan bagian sebelah dalam dari paha kelabu pucat. Tangan dan kaki berwarna hitam. Daerah muka yang tidak berambut berwarna hitam. Pada

86 86

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

beberapa individu dapat mempunyai moncong yang berwarna putih, tidak terdapat cincin yang mengelilingi mata. Cambang keputih-putihan dan cukup panjang, hampir menutupi telinga, jambul rapih dan tinggi, sangat jelas pada jantan dewasa. Lutung jawa jantan dan betina memiliki perbedaan yang terletak pada bagian pelvik (selangkangan), yang pada betina berwarna putih pucat, sedangkan jantan berwarna

Lutung betung

hitam. Lutung betung mempunyai keistimewaan, yaitu perutnya besar dan menggantung ke bawah. Ini karena jenis makanannya yang terdiri dari daun-daunan serta tidak mempunyai kantung makanan pipi. Jantan dewasa pemimpin kelompok mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih besar daripada betina dewasa, tapi kadang-kadang juga tidak. Gigi taring jantan dewasa lebih keras dan tajam, serta gigi geraham yang besar yang sudah terspesialisasi untuk pemakan daun. Lutung ini memiliki anatomi tubuh dengan susunan tulang pada tubuhnya yang panjang dan lebar. Memiliki kelenjar air ludah yang besar dan saluran pencernaan yang kompleks. Trachypithecus auratus sondaicus sama seperti jenis-jenis lainnya yang termasuk colobinae, yaitu memiliki ciri khas pada

struktur lambung yang kompleks dan merupakan bentuk dasar pemisahan taksonomis. Pergerakan primata secara garis besar dapat dibagi menjadi empat macam gerak dasar. Pertama, vertical clinging and leaping, yaitu gerakan melompat dari pohon ke pohon dan melompat dari atas ke bawah. Pergerakan ini sering dilakukan oleh genus avahi, indri, tarsier, dan lepilemur. Kedua, quadropedalism, yaitu gerakan dengan berlari cepat dan perlahan, memanjat dan melompat. Pergerakan ini dilakukan oleh leur, cebus, macaca, mandriil, baboons, dan lain-lain. Ketiga, ape locomotion, yaitu gerakan yang menggunakan kedua tangannya untuk menggelantung sehingga kedua kakinya menjadi bebas tergantung. Sering dilakukan oleh gibbon, siamang, orangutan, simpanse, gorilla. Keempat, bipedalism, yaitu gerakan yang menggunakan kedua kakinya dan sering dilakukan oleh manusia, seperti berdiri, melangkah, dan berlari. Lutung yang makanan pokonya daun mempunyai keuntungan dan kerugian sekaligus. Daun terdapat berlimpah-limpah, tetapi tidak mengandung gizi banyak. Untuk mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dari daun, lutung telah mengembangkan beberapa sistem pencernaan khusus, termasuk lambungnya yang mampu membesar. Makan Banyak Untuk mempertahankan hidupnya, lutung harus makan dedaunan dalam jumlah banyak. Setelah makan kenyang, berat makanan dan lambungnya yang besar itu mencapai seperempat dari berat badan keseluruhannya bahkan lebih. Makan dapat dimulai begitu


bangun tidur hingga tidur kembali, biasanya diselingi dengan eksresi. Cara mengambil makanan biasanya dilakukan dengan dipetik oleh tangan atau langsung oleh mulut. Lutung jawa cenderung mengarah pada hewan semiruminansia yang memakan makanan dengan kadar selulosa tinggi, daun yang dimakan ada yang dimakan seluruhnya, ada yang sebagian saja. Menjadi kebiasaan lutung ini akan menjatuhkan setidaknya separuh dari makanannya ke lantai hutan. Pada kebanyakan primata terdapat tiga alasan mengapa primata dan lutung jawa senang berganti-ganti pilihan makanannya (Richard, 1985). Pertama, kandungan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Kedua, kebutuhan akan jumlah dan jenis kandungan gizi yang berbedabeda pada setiap primata, termasuk lutung jawa serta konsekuensinya bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Ketiga, kemampuan tiap jenis primata, termasuk lutung jawa yang berbeda-beda dalam mengolah makanannya. Lutung betung memiliki lambung yang kompleks serta mengandung bakteri untuk menguraikan daun dan menetralisir racun (Vermeulen, 2001). Satwa ini melompat dari satu cabang pohon menuju pohon lain yang sangat tinggi dan jarak lompatannya mencapai tiga meter (Rowe, 1996). Lutung ini hidup di hutan dataran rendah hingga dataran tinggi. Mereka juga mendiami daerah perkebunan dan hutan bakau (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Menurut Seoratmo (1979) dalam Tim Penelitian (2003) mengatakan perilaku bintang secara umum dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu perilaku sosial binatang dalam spesies yang sama (intraspecific

relationship). Kedua, jenis perilaku sosial tersebut dapat terjadi pada kelompok binatang karena terdapat bentuk-bentuk komunikasi di antara anggota kelompok. Primata mempunyai perilaku yang lengkap yang berfungsi dalam berkomunikasi dan berintegtrasi dengan anggota kelompoknya. Perilaku tersebut berkembang terus disebabkan status hewan sosialnya. (Rowe, 1996). Satwa ini hidup bersama dalam kelompok sosial yang terorganisasi baik. Besarnya kelompok tergantung sepenuhnya pada persediaan makanan di suatu daerah tertentu. Jika persediaan tidak mampu menunjang semua anggotanya, beberapa kelompok kecil memisahkan diri dan pindah. Primata yang jantan biasanya sebagai pemimpin dalam kelompoknya baik dalam mencari makanan maupun sebagai pemimpin keamanan bagi kelompoknya. Perilaku sosial dari lutung betung meliputi perilaku komunikasi, sosial, bermain, dan perawatan. Dari hasil pengamatan, banyak primata yang berkomunikasi satu sama lain melalui suara vokal dan ekspresi muka yang diubah-ubah. Ekspresi tersebut sering diiringi dengan mengecap-ecapkan bibirnya. Komunikasi tanda bahaya atau kesediaan maupun untuk mengumpulkan anggota kelompok yang terpencar biasanya dengan berteriak, menjerit, mencicit, berbisik, mendengkur, menggeram. Kalau marah mengeluarkan taringtaringnya. Sikap dan postur tubuh juga menunjukan emosi atau tindakan sebagai tanda kepada yang lain, misalnya tanda untuk lari, bertahan atau menyerang. (Tim Penulis, 2003). Spesies primata pada umumnya mencapai masa remaja (pubertas) atau kematangan sosial pada waktu yang berbeda-beda. Pada simpanse, gorila, dan

orangutan masa pubertas terjadi pada umur 8 - 10 tahun. Kera gibbon pada usia 7 tahun, sedangkan babon dan kera Eropa lainnya pada umur 4 - 6 tahun. Ada yang hanya 14 bulan, seperti mamozet. Primata betina pada umumnya menunjukkan perubahan perilaku yang berkaitan dengan perubahan fisiologis selama masa estrus. Betina sering menunjukkan ketanggapan atau kesediaan seks terhadap hewan jantan. Menurut Beach (1976) dalam Ambarwati (1999), ketanggapan seks (reeptivitas) adalah kesediaan betina untuk mengadakan kopulasi. Sedangkan proseptivitas (kesediaan seks) adalah semua perilaku yang dilakukan betina untuk memulai interaksi seks. Kopilasi biasa terjadi dengan posisi ventro-dorsa, yaitu primata jantan menaiki betina dari bagian punggung. Tetapi ada yang dilakukan dengan keadaan si betina tetap berdiri, berbaring ataupun meringkuk. Posisi-posisi tergantung pada spesiesnya dan keduanya mempertahankan posisinya sampai terjadi intromisi. (Chalmers, 1979). Pada umumnya, perilaku bermain banyak dilakukan oleh lutung jawa anak-anak. Bermain biasa dilakukan sendiri ataupun dengan individu lain. Lutung jawa selalu berada di atas pohon dalam setiap aktivitasnya. Hal ini dilakukan jika keadaan strata tengah dan bawah tidak memungkinkan, walaupun sering dijumpai turun ke tanah. Sebagai pertimbangan adalah pohon yang petensial di habitatnya tumbang karena proses pelapukan atau terjadi penebangan sehingga untuk mencapai pohon berikutnya harus melewati tanah (Kurniatin, 2004). DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

87 87


PUSTAKA RIMBA RIMBA UTAMA

Latihan Berpikir Mesti Dilakukan Sejak Usia Dini Judul buku : Revolusi Berpikir Penulis : Edward De Bono Cetakan : Februari, 2007 Penerbit : Pinguin Books, London, Kaifa Tebal : V + 366 halaman

Berpikir merupakan suatu keterampilan yang layaknya terus diasah kelincahannya. Semakin terbiasa dan terus mengembangkan kemampuan kelincahan berpikir, akan semakin pandai menemukan gagasan bahkan dalam waktu yang spontan.

88 88

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


D

alam buku Revolusi Berpikir ini kita dapat melihat cara-cara berpikir, proses berpikir, pengaruh-pengaruh yang menentukan saat orang berpikir. Semua itu bermuara pada munculnya suatu pemikiran. Hasil suatu proses berpikir adalah ide atau gagasan. Gagasan atau ide didapatkan oleh orang yang satu dengan yang lain biasanya berbeda-beda disebabkan perbedaan materi atau pengalaman dari masing-masing orang yang berbeda. Jika sudah jelas bahwa hasil suatu proses berpikir itu menghasilkan pemikiran yang berbeda mengapa orang yang berbeda pemikiran harus sama dengan pikiran diri seseorang tertentu? Ketebalan ego yang berbedalah penyebabnya. Ego ini juga berbeda-beda tiap orang. Kecenderungan orang yang berego kuat akan lebih memaksakan agar ide orang lain menyesuaikan dengan pendapatnya. Penulisnya memaparkan dasar-dasar berpikir dengan menyimbolkan jenis berpikir dalam simbol topi dengan warna-warninya. Misalnya, topi hijau adalah jenis berpikir untuk orang yang piawai melahirkan konsep, pandai melakukan usul dan saran-saran. Topi biru adalah untuk seorang yang mengontrol proses berpikir orang lain. Ia layaknya seperti konduktor dalam suatu konser musik yang mengarahkan pemikiran-pemikiran orang lain menjadi satu kesatuan harmoni yang diinginkan. Topi kuning berpikir tentang keuntungan, manfaat, maupun penghematan yang dapat dilakukan. Topi hitam adalah orang yang selalu berhatihati dalam tindakan maupun pemikirannya itu sendiri. Teliti dalam pencocokan data dan menjaga keamanan dirinya dengan kehati-hatian. Topi merah adalah seorang yang lebih berpikir pada intuisi, dengan merasakan, melakukan empati. Topi putih lebih ke soal angka-angka, data, dan informasi apa yang didapat dan bagaimana mengolahnya. Pada hakekatnya berpikir adalah kegiatan yang sangat alami. Setiap orang normal pasti bisa melakukannya. Tak heran jika kebanyakan tidak merasa perlu mengembangkan kemampuan berpikirnya. Berpikir merupakan suatu keterampilan yang layaknya terus diasah kelincahannya. Semakin terbiasa dan terus mengembangkan kemampuan kelincahan berpikir, akan semakin pandai menemukan gagasan bahkan dalam waktu yang spontan. Demikian juga jika kita menari maka semakin

berlatih akan makin lincah, luwes, dan pandai memainkan gaya dalam menari. Semakin sering melatih tangan bermain piano maka perasaan pun dapat menggerakan jari memainkan lagu yang paling rumit sekalipun, bahkan yang menurut pikiran jadi tidak masuk akal kehebatan orang itu, semua karena peningkatan keterampilan. Seperti halnya kalau ingin menjadi pelari marathon maka sudah tentu keterampilan yang setiap hari harus ditingkatkan adalah melakukan pelatihan berlari. Secara teratur, terus mengembangkan, menguasai teknik- teknik baru, bahkan membuat pengembangan-pengembangan yang mendukung kehebatannya berlari. Keterampilan Berpikir demikian juga jika ingin melakukan pengembangan berpikir maka diperlukan berbagai hal terkait yang dapat melatih meningkatkan keterampilan berpikir. Keterampilan dalam berpikir ini diperlukan di berbagai bidang. Kecepatan berpikir dan penemuan gagasangagasan baru sangat diperlukan dalam dunia modern. Dapat digunakan dalam kancah pergaulan sosial, akademisi, penelitian maupun terobosanterobosan yang sekiranya perlu dilakukan. Dengan metode-metode sederhana dan praktis, sang penemu “Berpikir Lateral� ini membantu terciptanya pelatihan keterampilan berpikir sehingga orang dapat melihat pemikiran orang lain. Melihat adanya perbedaan, kejelian dalam mendapatkan peluang di antara banyak orang yang sedang berpikir maupun dapat berpikir cepat, lincah dalam segala manuvernya dan dapat dirasakan oleh pihak lain tentang kehebatan berpikirnya. Setelah bertahun-tahun buku ini terbit sebelum kemudian beredar ke Indonesia, telah terbukti para pembaca yang mempraktikannya dapat menjadi pribadi-pribadi pemikir yang memiliki keterampilan mengesankan dalam melakukan proses berpikir maupun melahirkan gagasan-gagasan, disamping juga dapat memprediksi pemikiran orang lain sehingga tahu ke mana arah pemikiran bersama akan ditujukan. Buku ini digunakan di sekolah-sekolah maju di berbagai negara agar siswa sejak menjadi pelajar, bahkan sejak anak-anak telah biasa melatih keterampilan pemikirannya menjadi orang yang dapat berpikir cerdas. Dapat menjadi pemikir yang outstanding karena kelebihan pemikiran yang diciptakannya. DR.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

89 89


KULINER RIMBA UTAMA RIMBA

http://www.catatannobi.com/

Menikmati Sensasi Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Adat Kemiren

Suasana festifal kopi

Jajang akhirnya memutuskan untuk mulai mengembangkan usaha orang tuanya sejak dua tahun silam. Pertimbangannya, seiring pamor kopi Banyuwangi yang mulai naik, perkembangan wisata Banyuwangi yang juga semakin meningkat otomatis akan menumbuhkan pasar baru bagi kopi Banyuwangi.

P

engembangan wisata disinergikan dengan kuliner kopi khas di Desa Adat Kemiren terbukti dapat mendongkrak pemasukan masyarakat setempat. Kondisi desa adat terjaga kelestariannya dan pemasukan warga naik karena makin banyak 90

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

wisatawan berkunjung ke daerah tersebut. Semua dapat berkembang baik berkat dukungan enaknya racikan kopi khas masyarakat suku Using dan keramahan mereka. ”Sudah tidak asing bagi kita dengan kopi. Rasanya hampir

dari semua pembaca sudah merasakan nikmatnya secangkir kopi yang masih panas. Ya, ngopi di warung kopi atau coffee shop sudah jamak dilakukan. Tapi bagaimana kalau minum kopi di teras rumah, yang dilakukan bersama ribuan orang sekaligus? Nuansanya pasti berbeda. Di Desa Adat Kemiren, masyarakat suku Using yang merupakan penduduk asli Banyuwangi, punya tradisi minum kopi yang unik dan khas. Tradisi minum kopi ini konon adalah warisan leluhur nenek moyang Kemiren yang masih dilestarikan oleh warganya hingga sekarang. Mereka memegang teguh ujaran nenek moyang yang dalam Bahasa Using berbunyi “Welurine Mbah Buyut Kemire ngombe kopi cangkir tutup”, yang berarti meminum kopi dengan cangkir yang ada tutupnya. Dari kopi ini juga dapat mempererat persaudaraan di antara mereka yang


http://www.catatannobi.com/

Dihidangkan dengan teko kuno

menyeruputnya. Bertolak dari kesadaran akan pesaudaraan yang dapat dijalin dari secangkir kopi inilah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur menggelar Festival Ngopi Sepuluh Ewu pada Sabtu (5/10). Warga setempat menyuguhkan 10.000 cangkir kepada para pengunjung di Desa Adat Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Ratusan masyarakat dan pengunjung tumpah ruah dan menikmati kopi bersama di sepanjang jalan utama desa adat suku Using itu. Pegelaran ngopi sepuluh ewu merupakan puncak dari perayaan hari kopi di Banyuwangi. Mejameja dan kursi tertata rapi untuk menghidangkan kopi kepada tamu-tamu yang datang. Festival dibuka dengan penampilan aneka tari asal Banyuwangi. Uniknya, tari jaran goyang yang mengisahkan tentang kisah percintaan dibawakan oleh sepasang penari cilik berusia lima tahun. Para penonton bersorak saat kedua penari cilik itu dengan lincah menari di depan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Keduanya terlihat kompak

dan lihai dalam setiap gerakan yang ditampilkan. “Acara ini murni swadaya masyarakat. Artinya Pemkab tidak memberikan bantuan gula dan kopi. Kita lihat ini ramai di sepanjang jalan dan itu menunjukkan guyubnya masyarakat Kemiren ini, terima kasih. Ini menguatkan persaudaraan dan mendorong ekonomi masyarakat juga dalam waktu bersamaan,” ujar Anas. Berikan Edukasi Meja-meja memang tampak dipenuhi oleh kumpulan orang yang saling bercengkerama, tertawa hingga berfoto ria. Banyuwangi Coffee Comunity (BCC) juga ikut meramaikan acara. Mereka memberikan edukasi cara menyeduh hingga meminum kopi. “Kami edukasi masyarakat supaya bisa menikmati kopi dengan baik. Dan di sini gratis, kami beritahu caranya,” kata Ketua BCC, Teguh. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemkab Banyuwangi, MY Bramuda, menjelaskan festival kali ini mengangkat tema Sak Corot Dadi Saduluran. Artinya, sekali seduh membuat kita bersaudara. Itu merupakan istilah yang biasa dipakai warga Using Desa Kemiren atas tradisi ngopi bareng

mereka. Ribuan cangkir kopi dihidangkan setiap rumah di sepanjang jalan utama. Desa Kemiren, yang panjangnya mencapai 1,5 kilometer. Selain kopi, jajanan khas Kemiren juga disajikan di pelataran rumah bagi siapa pun tamu yang hadir. Menurut Bramuda, ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren. “Istilah sak corot dadi saduluran ini yang jadi inspirasi kami menggelar festival ngopi sepuluh ewu yang telah kami gelar rutin sejak empat tahun lalu. Minum kopi bersama ini menjadi sarana mempererat jalinan silaturahmi antarmasyarakat Using yang sudah terkenal keramahan dan keluwesannya,” kata Bramuda. Festival ini, tambah Bramuda, merupakan bagian dari promosi dan upaya memperkenalkan kopi khas Banyuwangi, sekaligus mengenalkan tradisi minum kopi masyarakat daerah paling timur Pulau Jawa itu. Di Banyuwangi ada beberapa wilayah yang sangat menonjol dalam produksi kopi, yakni Kalipuro, Kalibaru, termasuk di kawasan barat Banyuwangi, di kaki Gunung Ijen. Bahkan, di Desa Gombengsari, Kalipuro, dua bulan lalu telah digelar festival petik

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

91


KULINER RIMBA UTAMA RIMBA kopi. Di festival ini, kata Bramuda, setiap orang bisa duduk di halaman rumah siapa saja. Sang empunya rumah akan menyambut dan mengajak tamu yang hadir untuk mencicipi kopinya. “Selain bisa menikmati kopi yang terhidang di halaman rumah-rumah warga, para wisatawan juga bisa mengikuti pameran kopi lewat booth (tenda) yang disediakan panitia. Pameran kopi tersebut sudah dilangsungkan dua hari sebelum pelaksanaan festival ngopi sepuluh ewu,” ujarnya. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan bukan hanya minuman kopi yang disuguhkan, ada edukasi tentang kopi. Jenis-jenis kopi yang ada di Banyuwangi dihadirkan pada festival ngopi sepuluh ewu agar masyarakat tahu kopi asli Banyuwangi. Sepuluh ewu, menurut Bramuda, adalah cangkir kopi yang digunakan memiliki bentuk dan motif yang seragam. Di Desa Kemiren ini, setiap keluarga memiliki paling tidak satu set cangkir keramik yang motif dan bentuknya sama. Ketika ada warga yang menikah biasanya akan diberi hadiah cangkir dengan motif yang sama. Tak heran banyak cangkir yang dimiliki warga Kemiren telah berusia puluhan tahun, karena merupakan warisan dari leluhur sebelumnya. Inilah ciri khas tersendiri yang dimiliki Desa Kemiren, selain kasur warganya yang berwarna merah dan hitam semua. Bagi warga Kemiren, cangkir keramik adalah alat terbaik untuk menghidangkan kopi panas yang enak. Jika dihitung dengan jumlah kepala di Desa Kemiren, total cangkir yang disiapkan pada

92 92

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

festival tersebut sekitar 10.000 atau sepuluh ewu dalam bahasa daerah Using. Bukan hanya sekadar menikmati kopi, tambah dia, pengunjung juga bisa cupping kopi dan belajar bagaimana mengolah kopi. Bagi pecinta kopi, ya ini tempat yang cocok bagi mereka untuk berkunjung dan berwisata. Memiliki Filosofi Di Desa Kemiren, tidak ada warung kopi, karena bagi masyarakat setempat minum kopi adalah kebiasaan yang dilakukan di dalam rumah mereka sendiri. Mereka terbiasa menerima tamu dengan menyuguhkan secangkir kopi dalam cangkir mungil lengkap dengan tatakan dan tutup cangkirnya. Bahkan warga Using Kemiren memiliki filosofi atau tatanan tersendiri saat menyajikan kopi kepada tamunya, yaitu gupuh, lungguh, suguh.Gupuh dapat diartikan jika menerima tamu, tuan rumah akan segera mempersilahkan masuk. Lungguh dalam bahasa Indonesia diartikan duduk, yaitu tuan rumah akan mempersilahkan si tamu untuk duduk sesaat setelah dipersilahkan masuk. Yang terakhir suguh, diartikan sebagai memberikan hidangan kepada tamu, di mana salah satunya adalah menghidangkan kopi. Kopi memang punya peran penting dalam laku sosial masyarakat Kemiren. Mereka punya kelakar: kalau orang ngumpul ya harus ngopi, kalau ngeteh itu untuk orang sakit.Kopi menjadi salah satu produk perkebunan andalan Banyuwangi. Pada 2015, produksi kopi di Banyuwangi mencapai 8.047 ton, naik dari 7.992 ton pada 2014. Penyelenggaraan festival ngopi sepuruh ewu, terakhir pada 5 November 2016 diakui para pebisnis

kopi di daerah itu telah mendongkrak penjualan. Jajang Nuryaman (25), salah satu wirausahawan kopi asal Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, di Banyuwangi, mengemukakan penjualan kopinya naik hingga 50 persen. Biasanya hanya laku 10 kg (setara 40 pak) kini bisa mencapai 15 kg (setara 60 pak) per bulan. “Alhamdulillah, kopi saya semakin laris sejak ada festival ngopi,” kata pemilik merek Traditional Coffee Manjehe itu. Menurut Jajang, setiap pak dihargai bervariasi sesuai dengan jenisnya. Misalnya, untuk kopi arabica dia mematok : Rp45 ribu per pak, robusta Rp30 ribu, kopi lanang robusta Rp45 ribu, kopi lanang arabica Rp60 ribu,dan kopi luwak Rp250 ribu. Ia bercerita bisnisnya ini merupakan usaha keluarga yang telah dirintis sang ayah sejak 11 tahun silam. Kala itu, ayahnya hanya melayani pemesanan bubuk kopi untuk warga lokal Banyuwangi. Dalam sebulan, kopi yang dijual ayahnya sebanyak delapan kilogram bubuk kopi dalam kemasan plastik sederhana. Kopinya diambil dari perkebunan Kalibendo, yang terletak di lereng kaki Gunung Ijen. Menurut Jajang, ayahnya juga adalah seorang roaster (penyangrai kopi) tradisional yang andal. Banyak warga membeli kopi ke ayahnya, lantaran cita rasanya yang nikmat. Ayahnya dinilai menguasai teknik penyangraian kopi yang tepat. “Orang-orang bilang kopi ayah enak. Saya pun berpikir kenapa tidak mengembangkan bisnis ini. Temanteman juga menyemangati saya agar meneruskan usaha ayah. Dari sanalah, saya tertarik


http://www.susindra.com/

path.

Menyangan Kopi yaitu menggoreng kopi tanpa minyak

untuk terjun ke bisnis kopi, apalagi sekarang ada festival ngopi yang membuat kopi Banyuwangi semakin diminati,” tutur Jajang. Kembangkan Usaha Jajang akhirnya memutuskan untuk mulai mengembangkan usaha orang tuanya sejak dua tahun silam. Pertimbangannya, seiring pamor kopi Banyuwangi yang mulai naik, perkembangan wisata Banyuwangi yang juga semakin meningkat otomatis akan menumbuhkan pasar baru bagi kopi Banyuwangi. Hal pertama yang dilakukan Jajang adalah melakukan pengemasan produknya meningkatkan nilai jual produk agar bisa bersaing dengan yang lain. Kopi olahannya lalu diberi merek Manjene, dengan pembungkusan yang lebih atraktif dan higienis. Selain melakukan pengemasan yang menarik, Jajang juga memastikan kualitas produknya menjadi lebih baik. “Rasanya saya jamin enak, karena kami memiliki teknik penyangraian yang berbeda. Kami

perhatikan semuanya, mulai dari suhu, tingkat kematangan, hingga bahan bakarnya. Kami menyangrainya pakai kayu bakar, bukan kompor. Kayunya pun bukan kayu sembarangan, tapi ada jenis-jenis tertentu, sehingga dihasilkan kopi yang enak dan harum,” ujar dia. Ada tujuh varian kopi yang ia jual, yakni, arabica, robusta, kopi lanang robusta, kopi lanang arabica, kopi luwak, houseblend arabica dan robusta, serta houseblend robusta dan eselsa. “Biji kopinya kami beli dari petani kopi di seluruh Banyuwangi, jadi benar-benar kopi khas Banyuwangi,” katanya. Dengan cara seperti itu, katanya, pasar kopinya makin meluas, tak hanya dijual di toko milik keluarga, tapi juga di sejumlah distro di sekitar Banyuwangi dan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Kampung Anyar. Tak hanya itu, Jajang juga mulai menawarkan produknya melalui media sosial seperti BlackBerry

Messenger (BBM), WhatsApp (WA), facebook, istagram, line, dan

“Sekarang yang beli kopi Manjehe bukan hanya warga lokal, tapi juga wisatawan domestik dan turis asing yang sedang berlibur ke Banyuwangi. Senang sekali, berkat pariwisata Banyuwangi semakin berkembang, usaha kami juga ikut terangkat,” katanya. Muhammad Efendi, pelaku usaha kopi di Banyuwangi juga merasakan peningkatan penjualan kopinya sebagai dampak dari festival ngopi. Pemuda asal Desa Kemiren ini mengaku penjualan kopi di karang tarunanya meningkat dari hanya 45 pak, kini bisa laku hingga 80 pak per bulan. Ia mematok harga Rp30 ribu per pak (250 gram) untuk robusta, dan Rp35 ribu per pak (125 gram) untuk arabica. “Bahkan kalau pas ada kegiatan, kami bisa menjual sampai 30 pak per hari,” katanya. Banyuwangi sendiri memproduksi kopi 9.000 ton/tahun. Kopi yang diproduksi terdiri dari 90 persen jenis robusta dan 10 persen jenis arabica. Data mencatat produksi kopi di Banyuwangi mencapai 8.047 ton pada 2015, meningkat dari tahun 2014 yang 7.992 ton. Angka produktivitasnya mencapai 19,49 kuintal per hektare. Sebagai penutup bisa disimak filosofi yang terdapat dalam kopi, selain kenikmatan saat meminumnya. Kopi itu nikmat bila dinikmati selagi panas. Namun jangan terburu-buru dalam meminumnya karena kau akan terluka. Dan hidup itu akan nikmat bila kita mengerjakan segala sesuatu dengan lugas, namun jangan terburu nafsu karena nantinya kau akan kecewa. DR

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

93 93


RIMBA TUNAS UTAMA RIMBA

Anggota

Saka Wanabakti

Madiun Tanam Bibit Pohon Jati

Sejumlah anggota Saka Wanabakti Indramayu memban penanaman bibit jati, kesambi, dan mahoni, di KPH Indr Rabu (19/10)..

Dirut Perhutani mengacungi jempol kegiatan adik-adik anggota Saka Wanabhakti yang ikut berpartisipasi menanam di hutan.

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna bersama anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti Madiun menanam bibit pohon jati, Sabtu (22/10). Penanaman dilakukan di Petak 73 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Panggung Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dagangan

94

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016


ntu ramayu,

Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun.

Pimpinan Harian Saka Wanabakti

sialisasi bagi generasi muda agar

Madiun, Tri Rahardjo menyatakan

gemar menanam, memelihara dan

Dirut Perhutani mengacungi jem-

anggota Saka Wanabakti selalu

menjaga hutan. Ini diperlukan agar

pol kegiatan adik-adik anggota Saka

membantu kegiatan Perhutani di

hutan tetap hijau lestari, air tetap

Wanabhakti yang ikut berpartisipasi

bidang tanaman maupun perlindun-

mengalir, pada saat musim hujan

menanam di hutan. Paling tidak ada

gan hutan. Dengan semua itu, dapat

tidak terjadi erosi, banjir dan tanah

11 anggota Saka Wanabakti yang

dicegah

longsor,� kata Tri Raharjo, seusai

terlibat dalam penanaman pohon

hutan.

jati ini.

secara

dini

kebakaran

“Kegiatan ini sekaligus ajang so-

foto bersama Dirut Perhutani di lokasi penanaman. DR.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

95


IKLAN

96

DUTANO. RIMBA - DESEMBER 2016• 2014 53 •• NOVEMBER TH. 9 • juli - agusTus

DUTA Rimba 67


CERITA RIMBA

Oleh: Agung Satriawan

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

97


RIMBA UTAMA

Wira tak mampu menutupi rasa malunya. Hanya duduk menunduk di tengah balai sidang. Dadanya disesaki oleh sesal. Ia merasa semua mata menatap dengan benci, kecuali mungkin kedua orang tuanya. Hampir semua warga desa hadir dalam sidang. Para tetua, pemuda, sampai anak-anak. Mereka yang tak kebagian duduk di kursi kayu, duduk di anak tangga, di setiap sisi balai yang beratap, berubin namun tak berdinding itu. Dalam sidang ini, bahkan anak-anak tak ada yang berani bercanda. Semua orang menutup mulut, kecuali mereka yang berhak bersuara

W

ira tak mampu menutupi rasa malunya. Hanya duduk menunduk di tengah balai sidang. Dadanya disesaki oleh sesal. Ia merasa semua mata menatap dengan benci, kecuali mungkin kedua orang tuanya. Hampir semua warga desa hadir dalam sidang. Para tetua, pemuda, sampai anak-anak. Mereka yang tak kebagian duduk di kursi kayu, duduk di anak tangga, di setiap sisi balai yang beratap, berubin namun tak berdinding itu. Dalam sidang ini, bahkan anakanak tak ada yang berani bercanda. Semua orang menutup mulut, kecuali mereka yang berhak bersuara. “Wira melakukan dosa besar! Ia telah mencuri! Kata Abah Una sambil menunjuk Wira. Sorot matanya tajam wujud ketegasan. Ayah Wira menggeleng. “Anakku bukan mencuri, Abah Una. Dia hanya membawa apa yang tertinggal dari mahasiswa yang melintasi desa”. Membawa masuk barang milik orang lain saja sudah suatu kesalahan, Kuswan!” ujar Abah

98

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Una “Bisa saja itu adalah barang berbahaya!” Suasana jadi berisik karena warga saling bisik. Mereka menyadari bahaya besar akibat perbuatan Wira. Sudah sering mahasiswa atau polisi hutan melintas desa mereka. Tak satu pun yang berulah. Perbuatan Wira bisa mengubah segalanya. Berisiknya warga membuat wajah Wira semakin merah. Ia tak mampu melihat wajah orangorang terlebih lagi orang tuanya. Ia yakin ibunya sedang menahan tangis, atau bahkan marah. Ki Agum tiba-tiba berkata dengan wibawa. “Coba tunjukkan benda yang dibawa Wira,” pintanya dengan sopan. Salah seorang pemuda bangun, memberikan benda itu pada ki Agum. Semua mata ikut melihat. Benda itu kotak biru, cukup kecil untuk bisa digenggam, dan tersambung dengan rantai kecil yang menggantung. “Ada yang tahu nama dan guna benda ini,” tanya Ki Agum sambil melihat sekeliling. Tak ada yang menjawab, beberapa

hanya menggeleng. “Jika kita tidak tahu guna benda ini, bagaimana kita menganggapnya berbahaya?” ujar Kang Kuswan membela anaknya. “Justru karena kita tidak tahu, bagaimana kita bisa menganggapnya tidak berbahaya?” balas Abah Una dengan sinis. Wira bisa melihat, banyak orang yang mengangguk, lebih percaya pada perkataan Abah Una, ketimbang ayahnya. “Kita tidak mungkin menganggap tindakan Wirabukan kesalahan, karena tak ada benda asing yang boleh masuk ke desa kita!” kata Ki Agum. “Kita hanya bisa memutuskan kadar kesalahannya”. Keringat Wira mulai keluar dari samping kepala, membayangkan dirinya sampai menjalani hukuman berat. Kesalahan besar berarti hukuman berat. “Malam ini juga hukuman akan diputuskan oleh para sesepuh,” tambah Ki Agum. Kedua tangannya memberi isyarat agar sesepuh lain mendekat padanya. Sepuluh sesepuh lain, terma-


suk Kang Kuswan dan Abah Una menuruti isyarat Ki Agum. Mereka setengah berbisik memberi suara. Semua warga desa mencoba mencuri dengar. Ki Agum melangkah lebih depan dari sesepuh lain. “Ringan!” ucapnya tegas. “Wira kami jatuhi hukuman mengurus kebun desa selama satu bulan! Semoga Wira tidak meremehkan kesalahannya. Dan ini harus menjadi pelajaran bagi warga lain!” Ucapan itu membuat para sesepuh membubarkan diri dalam iringan keriuhan suara warga. Beberapa warga mengangguk, beberapa menggeleng setelah mendengar keputusan. Abah Una termasuk yang melangkah cepat dengan raut kecewa. Kang Kuswan dan Nyai Diah mendekati anaknya yang masih menunduk. Wira tak bisa menahan diri untuk tidak memeluk ayahnya sebagai ganti terima kasih. “Berjanjilah kamu tak akan melakukan itu lagi,” ucap Kang Kuswan, sangat dekat dengan telinga anaknya. “Aku berjanji ayah,” ucap Wira tegas. Ia sangat tahu tak boleh ada lagi penasaran terhadap benda asing milik orang lain dari luar desa. Malam itu adalah tidur nyenyak pertama bagi Wira sejak seorang anak memergokinya membawa benda kotak warna biru. Benda yang hampir saja membuatnya dihukum berat. Tiga hari sudah Wira melaksanakan hukuman. Seorang diri menggarap kebun desa. Hukuman yang membuat warga lain punya waktu untuk berlibur bersama keluarga. Meski sendiri semua terasa ringan jika ia membayangkan hukuman berat yang

hampir menimpanya. Wira tak lagi sendiri. Seorang datang dari balik pepohonan.“Wira!” teriak seorang lelaki dari kejauhan, membuat burung-burung di pepohonan beterbangan. Wira mendekat, tahu bahwa itu adalah Surya teman sebayanya.“Ada apa?” tanya Wira penasaran. Surya tak langsung menjawab. Ia memberi tatapan sinyal keprihatinan. “Ada apa?” ulang Wira lebih keras. “Kamu ditunggu di balai warga,” jawab Surya.“Memang ada apa?” Surya hanya menggeleng meski tahu. Ia tetap tak mau menjawab, meski Wira bertanya sepanjang perjalanan. Wira malah mendapati kerumunan orang di sekitar balai sidang. Ia masih sulit menebak apa yang akan menimpanya. Wira masuk ke balai sidang melewati orang-orang yang menatap sinis. Balai sidang lebih ramai dari sidang lalu. Wira melihat mata ibunya yang sembab dan basah. Ayahnya bahkan tak mau melihat ia melintas. Ubah Una membalikkan tubuh ketika Wira sudah tiba. “Aku sudah tahu benda yang kau bawa ini!”Abah Una setengah berteriak. “Biar pamong praja perbatasan ini yang mengatakan!” sambil menunjuk pada orang yang berdiri di sampingnya. Si Pamong Praja melihat ke sekeliling sebelum bicara, memastikan semua orang siap mendengarnya. “Aku membawa benda itu ke perbatasan!” ucapnya lantang. “Aku menyamar agar bisa bertanya pada Polisi Hutan,” ucapnya yang membuat semua warga desa berdesas-desus. “Polisi hutan mengatakan bahwa benda itu bernama ji pi

es,” sambung Si Pamong Praja. “Benda yang berguna sebagai peta. Benda yang bisa diketahui keberadaannya dari jarak yang sangat jauh.” Bisik-bisik warga menjadi riuh seketika. Wira tiba-tiba merasa mual. Ia merasa seolah badannya mengkerut sekaligus lemas. Para sesepuh saling bicara, dan sesekali melihat ke arahnya. Ayahnya diam seribu bahasa, tak lagi membela. “Mohon tenang,” Ki Agum menghentikan keriuhan warga. Suara paling tinggi Ki Agum yang pernah Wira dengar selama ini. Ia tahu bahwa ada kemarahan dalam suaranya. “Kami memutuskan untuk mengubah hukuman bagi Wira!” katanya dengan tegas. “Ini akan menjadi pelajaran bagi semua warga. Suasana semakin riuh. Ki Agum memberi isyarat tangan agar semua berhenti bicara. “Hukuman berat akan dijatuhkan,” ujar Ki Agum sambil memandang Wira. Pandangannya seperti meminta permakluman akan ketegasan yang harus ia lakukan. Tangan Ki Agum menjulur dengan isyarat menunjuk ke arah Wira sambil berkata “Wira diasingkan selama satu bulan!”. Meski Wira tahu itu akan terucap, tetap saja membuatnya sesak. Wira tahu bahwa ia harus segera keluar dari desa, segera setelah Ki Agum memberi isyarat pengusiran barusan. “Pamong Praja akan mengantar sampai perbatasan untuk memastikan kamu menjalankan hukuman dengan benar,” tambah Ki Agum sambil melangkah keluar balai warga, sekaligus isyarat bagi Wira untuk segera meninggalkan desa.

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

99


RIMBA UTAMA

Wira sadar langkah para sesepuh dan warga menggiring tubuhnya. Ia tahu beberapa ibu mengelus-elus kepala anaknya sambil menasehati agar tidak melaksanakan kesalahan serupa. “Aku akan ikut mengantarmu sampai ujung hutan Wira,” ujar Surya yang mengikuti. Wira senang mengetahui itu, meski ia berharap ayahnya yang melakukan. “Apa kamu yakin?” tanya Wira sambil menoleh ke belakang sebentar, tanpa berhenti berjalan. “Ujung hutan itu sangat jauh”. “Ya, aku yakin,” jawab Surya. “Lagi pula sudah lama aku tak ke sana. Nostalgia.” Wira tersenyum secukupnya. Kebaikan Surya cukup menghubur. Wira, Surya, dan Si Pamong Praja terus berjalan hingga melewati gubug terakhir. Mereka mulai menapaki jalan setapak. “Wira,” panggil ayahnya dari belakang. “Ayah akan ikut mengantarmu!” kata ayahnya menyusul Pamong Praja dan Surya, menyamai kecepatan Wira. Ia semakin terhibur mendengar itu.“Makanlah ini, Nak!” Ayahnya memberi nasi lalap yang dibungkus daun pisang. Wira menggeleng. “Aku tak akan makan sendirian,” kata Wira menahan diri, meski ia sempat melirik bungkusan itu. “Makanlah dulu, Nak,” si Pamong Praja memberi saran, dan Surya pun mengangguk memberikan dukungan. Terlihat Kang Kuswan kembali menyodorkan. “Kami akan kembali ke desa setelah ini. Sedang kau mungkin harus berburu, memakan daging mentah di luar sana,” Kang

100

DUTA RIMBA • NOVEMBER - DESEMBER 2016

Kuswan memberikan pengertian. “Kamu akan sangat membutuhkan tenaga”. Wira kembali melirik bungkusan itu lalu berhenti. Ia menerima makanan itu dari ayahnya lalu menduduki tonjolan akar pohon pada pinggir jalan setapak. Itu adalah makanan siang terlambatnya, dan mungkin sekaligus makan malam. Wira memakan semua dengan lahap. “Ingat nak, kemungkinan besar kamu akan ketemu dengan polisi hutan,” ucap Kang Kuswa. “Mereka tidak akan melukaimu, karena mereka bertugas melindungi desa kita meski secara tak langsung”. Wira mengangguk-angguk sambil terus mengunyah. “Aku akan baik-baik saja Ayah,” tanggap Wira, lebih kepada usaha membuat ayahnya tidak khawatir. Ia tak ingin membebani lebih banyak lagi, meski tahu dirinya akan berada dalam kedaan bahaya. Wira sudah membersihkan tangannya dari semua nasi yang menempel di jari tangan kanan. Keempatnya kembali berjalan. Tak ada lagi perhentian. Jalan setapak mulai menurun. Ujung hutan sudah terlihat. Si Pamong Praja lebih dahulu menghentikan langkahnya. Ia tidak mau lebih dekat lagi dengan perbatasan, namun terus mengikuti Wira dengan matanya. “Jangan mudah marah jika melihat orang menebang pohon,” kata Si Pamong Praja dari balik punggung Wira. “Mereka yang dari Perhutani juga para polisi hutan, sudah punya perhitungan

yang matang dalam menebang.” Wira mengangguk. Ia sudah mendengar hal itu dari sesepuh desa. Juga tentang orangorang Perhutani yang tahu akan keberadaan desanya. Kabarnya mereka sangat menghormati keberadaan warga desa, meski tak semua dari mereka percaya. Langkah Surya sudah berhenti. Wira bersiap kehilangan derap langkah sang ayah. Jantungnya semakin berdebar. Sulit baginya meninggalkan hutan yang menjadi desanya. Ia bahkan tak pernah mengerti, kenapa manusia bisa hidup begitu jauh dari hutan. Jauh dari kesejukan, keteduhan, dan suara satwa di dalamnya. Suara langkah ayahnya pun punah. Sekarang tinggal langkah kakinya. Wira menoleh, melihat tiga orang pengantarnya. Ayahnya menunduk. Surya pun demikian. Hanya Si Pamong Praja yang tetap bertatap muka dengannya dari gundukan jalan setapak. Tatapan kewajiban, memastikan Wira melaksanakan pengasingan dengan wujud yang semestinya. Wira berpaling, melangkah lagi menuju ujung hutan. Jalannya mulai membungkuk. Wujudnya mulai berganti. Ia tak menyangka akan mengalaminya dua kali. Menjelma seperti pertama kali ia masuk ke dalam hutan. Ketika itu ia memilih ikut rombongan yang setia pada Kakang Prabu. Ia berharap kabar kesalahannya tak sampai ke telinga rajanya itu, karena ia sangat malu. *) Agung Satriawan adalah pemenang ketiga kategori C, Green Pen Award 2016


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.