Duta Rimba Edisi 53 Juli-Agustus

Page 1

DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI

NO. 53 • TH. 9 • jULI - AGUSTUS • 2014

M A JA L A H

P E R H U TA N I

SOSOK RIMBA

Tjipta Purwita

Kami Tidak Mau Jadi Beban, Kami Butuh Energizer RIMBA DAYA

Panjang Rezeki Lewat Cengkeh INOVASI

Chaintech Berkenalpot EDISI NO. 53 • TH 9 •JULI - AGUSTUS 2014

KULINER

Sop Ikan Taman Taktakan

MENGINTIP KELAHIRAN HOLDING

operasional


SalamRedaksi

Pengarah Bambang Sukmananto Direktur Utama Perum Perhutani

Akselerasi Kualitas

Dok. Kom PHT®2014

ISSN: 2337-6791

Penanggung Jawab John Novarly Sekretaris Perusahaan

Pemimpin Redaksi Susetiyaningsih Sastroprawiro Kepala Biro Komunikasi Perusahaan

Sekretaris Redaksi Ruddy Purnama

Redaktur Dadang Kadarsyah • Lusia Diana

Tata Usaha M. Agus • Media Indah • Adehika • Guritno

Perwakilan Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Kepala Seksi Humas Perhutani Divisi Regional Jawa Barat & Banten

Desain & Layout Tim Duta Rimba Art Works

Alamat Redaksi Biro Komunikasi Perusahaan Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan, Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com

Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan fotofoto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Iklan dan advertorial pada majalah DUTA RIMBA mendapatkan diskon menarik. Majalah Duta Rimba dapat diakses di www.perumperhutani.com

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

P

embaca yang budiman. Untuk mengawali salam ini, saya ingin menyampaikan dinamika yang terjadi di perusahaan. Dalam rangka peningkatan kinerja, terjadi pergantian pejabat Sekretaris Perusahaan (Sekper), dari Bapak Hari Priyanto kepada saya. Pak Hari dipromosikan menjadi Deputi Direktur Pengendalian dan Peningkatan Kinerja. Sehubungan dengan pergantian tersebut, perubahan terjadi di jajaran redaksi Duta Rimba. Penanggung Jawab, sebagai jabatan exofficio, secara otoomatis diserahterimakan oleh Pak Hari kepada saya, John Novarly sebagai pengemban tugas baru, tentu saya sampaikan terima kasih kepada Pak Hari yang telah menghantarkan Duta Rimba, pernah mendapat berbagai penghargaan prestisius dari lembaga kredibel. Sebagai pengemban tugas baru, tentu saya ingin melanjutkan program-program peningkatan kualitas majalah yang telah dirintis dari sisi konten, tampilan, ketepatan waktu produksi dan distribusi majalah agar bisa sampai ke pembaca. Namun demikian, saya juga akan melakukan akselerasi pada bidang-bidang di mana kualitas majalah ini harus ditingkatkan agar bisa memenuhi rasa ingin tahu para pembaca. Pada awal saya menjadi Penanggung Jawab majalah ini, perusahaan tengah disibukkan dengan pembentukan Holding Company Kehutanan. Perhutani dipercaya oleh pemerintah menerima saham dan mengendalikan BUMN Kehutanan mulai dari Inhutani I s/d V. Pembentukan Holding ini tak hanya menandai era baru pengelolaan hutan di Indonesia, sekaligus transformasi pengelolaan di sektor kehutanan. Karena itu pembentukan Holding Company ini akan menjadi liputan utama dalam majalah edisi ini. Namun, sebagaimana edisi-edisi sebelumnya, dalam edisi kali ini juga disajikan rubrik Sosok yang menghadirkan Bapak Tjipta Purwita, Direktur Utama PT. INHUTANI II, beliau sengaja kita pilih untuk mewakili pandangan calon anggota holding BUMN kehutanan ini. Pembentukan holding ini masuk dalam Program 100 Hari Akhir Pemerintahan SBY. Selain itu juga Duta Rimba menyajikan tentang Watu Pawadonan, KPH Indramayu dalam rubrik Warisan Rimba, nasib sutera Regaloh (Bisnis Rimba), Mengenal Tanjung (Ensiklo Rimba), dan Cibolang (Wisata Rimba). Sementara bagi pemburu kuliner, Anda bisa menemukan pada Rimba Kuliner tentang Sop Ikan Banten. Karena itu jangan lewatkan majalah ini di tengah kesibukan anda. Salam.

DUTA Rimba 1


semairimba

SALAM REDAKSI BENAH DIRI • Semangat Ber-Holding

1 4

PRIMA RIMBA • Lentera di Ujung

6

RIMBA UTAMA • • • • • • • •

Mengintip Kelahiran Holding Operasional Seribu Wajah Hutan Nusantara Holding Kehutanan Bagai Gayung Bersambut Dari Pulling Power Sampai Branding Tuntaskan Utang Lari makin Kencang Induk yang Beranak-Pinak Mengikuti Jejak The World Class Company Mengawal Ultimate Goal Raksasa Kehutanan

10

10 14 16 18 22 26 30 34

RIMBA KHUSUS • Seleksi dan Kaderisasi untuk Kesinambungan Perusahaan

40

40

SOSOK RIMBA • Tjipta Purwita : Kami Tidak Mau Jadi Beban, Kami Butuh Energizer 44 LENSA • Berbagi Ilmu Marketing Pagi Hari 50 LINTAS RIMBA 56 RESENSI • Hutan Jawa dalam Kemilau Pesona Nusantara 63

44

OPINI • Holding BUMN Kehutanan, Peluang atau Ancaman?

64

WARISAN RIMBA • Laris Manis ke Watu Pewadonan

68

ENSIKLO RIMBA • Tanjung, Tersanjung dan Multi Guna

72

RIMBA DAYA • Panjang Rezeki Lewat Cengkeh

76

BISNIS RIMBA • Dilema Usaha Sutera Alam Regaloh

80

76

POJOK KPH • KPH Telawa dan Kelas Perusahaan Jati

84

WISATA RIMBA • Hangat Air Belerang di Cibolang

86

INOVASI • Chaintech Berkenalpot

90

RIMBA KULINER • Sop Ikan Taman Taktakan 2 DUTA Rimba

94 NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


POSRIMBA Mau Jadi Agen Madu

Madu Kelengkeng, Madu Randu, dll) 2. Pembelian selanjutnya tidak

Selamat pagi admin,

panggilan interview pada tanggal 13 agustus 2014 yg disitu tercantum harus

Mau tanya kalau untuk menjadi agen

dibatasi jumlahnya namun hanya

konfirmasi kedatangan dan bekerjasama

madu perhutani bagaimana caranya?

diperbolehkan untuk satu jenis madu saja.

dengan traveloka dan biaya transportasi

Saya pemakai produk madu ini dan sangat puas dengan khasiat serta jenis varian-varian-nya sehingga saya berminat

3. Produk bisa langsung diambil di outlet terdekat. Untuk informasi lebih lengkap,

untuk menjualnya juga. Mohon infonya.

saudara bisa menghubungi Divisi

Terima kasih

Komersial Non Kayu Kantor Pusat di violetiar@xxxxx

Terimakasih

sama dengan distributor) yang dapat kami berikan, diantaranya :

Perhutani. Apakah informasi tersebut benar atau tidak Ibu/Bapak? Mohon jawabannya. Terimakasih suciarumlismasari@xxxxx

nomor 021 – 5721282 ekstensi 1025.

Berikut beberapa informasi tentang agen madu Perum Perhutani (agen tidak

akan ditanggung sepenuhnya oleh Perum

Kami telah menerima banyak e-mail yang menanyakan informasi lowongan

Rekrutmen Perhutani Bapak/ibu humas perhutani, saya

pekerjaan di Perum Perhutani. Namun saat ini di Perum Perhutani belum ada

mau bertanya tentang rekrutmen

rekruitmen untuk penerimaan karyawan

perum perhutani yang ada di website.

baru.

Rp. 3.000.000 secara cash berisi produk

Saya sudah mencoba melamar dan

Hati-hati pada tindak penipuan yang

madu campuran (misal : Madu Rambutan,

mendapatkan balasan berupa surat

mengatasnamakan Perum Perhutani.

1. Pembelian pertama adalah sebesar

Perum Perhutani TIDAK bekerjasama dengan agen travel manapun untuk penerimaan pegawai baru. Email resmi Perum Perhutani : humas@perhutani.co.id Selanjutnya, info lowongan pekerjaan bisa dilihat di alamat website Perum Perhutani (www.perumperhutani.com) Link Pengumuman Resmi : http://perumperhutani.com/2014/07/ perum-perhutani-belum-membukalowongan-pekerjaan-untuk-tahun-2014/ atau dengan menghubungi bagian SDM Kantor pusat di nomor 021-5721282 ekstensi 912. Terimakasih.

Mahasiswa Magang Assalamualaikum Wr. Wb Permisi, saya mahasiswa dari Universitas Pakuan ingin menanyakan apakah di Perhutani ini bisa menerima mahasiswa magang untuk bagian IT. terimakasih. iahmadyusuf@xxxxx Silahkan ajukan surat permohonan dari Rektor / Dekan saudara kepada Direktur SDM dan Umum Perum Perhutani kantor Dok. ISTIMEWA

pusat. Pengembangan IT hanya ada di kantor pusat. Terimakasih

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 3


BENAHDIRI

Semangat Pembentukan holding BUMN Kehutanan tinggal menunggu waktu. Dibutuhkan semangat dari seluruh Insan Inhutani I s/d V dan Perhutani bergandeng tangan memberi bobot holding tersebut melalui sinergi antara induk dan anak perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara maksimal

4 DUTA Rimba

Dok. Kom PHTÂŽ2014

P

embentukan Holding Kehutanan menjadi sebuah keniscayaan, yang harus dilaksanakan. Bagi Perhutani dan Inhutani I s/d V pembentukan holding ini meminjam istilah Menteri BUMN Dahlan Iskan merupakan tugas negara, yang harus dilaksanakan. Ini merupakan bagian dari penyederhanaan BUMN yang jumlahnya masih cukup banyak, menjadi jumlah yang ideal sekitar 60 BUMN dari jumlah yang sekarang sekitar 144 BUMN. Pembentukan holding Kehutanan ini masuk dalam Program 100 hari akhir pemerintahan Presiden SBYBudiono. Mau tidak mau, kita harus siap. Saya sendiri sudah mendiskusikan dengan Direksi Perhutani untuk merespon kebijakan pemerintah tersebut. Meskipun sesungguhnya persiapan untuk membentuk holding ini sudah cukup lama. Dimulai dari tahun 2005, dan baru pada 2014

Bambang Sukmananto Direktur Utama Perum Perhutani

mendapat izin prinsip dari Presiden. Mulai dari sisi keuangan, SDM, dan organisasi harus disiapkan. Mulai dari divisi industri, pengelolaan hutan tak boleh ketinggalan. Begitu pula industriindustri Perhutani yang bisa disinergikan dengan Inhutani juga disiapkan. Program Agroforerestry

yang tengah kita galakkan juga tak boleh ketinggalan untuk disinergikan. Kemudian masalah pangan, energi juga masuk untuk mengisi holding yang tengah kita siapkan. Itulah kira-kira ide besar untuk menghadapi pembentukan holding di bidang kehutanan. Khusus untuk SDM, saya sudah meminta Direktur SDM dan Umum Perhutani untuk menyiapkan pedoman SDM untuk holding. Seperti dalam soal penempatan, bagaimana antara anak dan bapak. Kalau nanti orang Perhutani sudah dilepas ke Inhutani, gajinya harus dibayar oleh Inhutani. Jangan seperti sekarang. Masih nggandul. Itu harus diatur, supaya bisa diimplementasikan . Masalahnya sekarang, bagaimana Inhutani sendiri dalam merespon tugas negara ini. Saya berharap mulai dari direksi hingga karyawan di lapis bawah memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan pembentukan holding ini. Kita harus menatap ke depan,

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


melangkah untuk menjalankan tugas negara ini dengan sepenuh hati. Disinilah dibutuhkan sikap legowo, karena holding ini merupakan tugas negara. Seluruh Dirut Inhutani harus semangat, supaya pembentukan holding ini bisa berjalan lancar, karena tuntutan pemilik modal ini makin jelas. Ini Perusahaan harus untung supaya larinya lebih kencang. Kalau kementerian itu uang negara. Sekarang adalah uang perusahaan. Sehingga harus semangat. Makanya dalam jangka pendek, saya akan melakukan road show ke Inhutani I s/d V, untuk sosialisasi holding. Saya akan sampaikan dalam pembentukan holding ini tak akan ada pengurangan karyawan atau PHK. Saya ingin menyampaikan langsung kepada mereka. Saya akan mengajak Direktur Utama Inhutani untuk turun langsung ke bawah. Saya menginginkan para karyawan mendengarkan langsung dari direktur utamanya. Sosialisasi semacam itu juga sudah saya lakukan di internal Perhutani. Dalam kunjungan saya di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten, saya sampaikan rencana pembentukan holding ini. Dimana pembentukan holding ini pada intinya kepemilikan saham pemerintah di Inhutani I s/d V dipindahkan kepada Perhutani. Sementara sebagai entitas bisnis, Inhutani I s/d V tetap berjalan sebagaimana biasa melaksanakan operasional perusahaan, sebagai anak perusahaan . Operasional perhutani tidak akan terganggu dengan pembentukan holding. Tidak ada uang Perhutani yang akan disedot ke anak perusahaan. Namun sebagai induk, Perhutani akan membimbing anak-anak perusahaan agar bisa menciptakan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

nilai tambah. Bila ada yang perlu di support, Perhutani tentu akan mensupport. Pembentukan holding membuka peluang baik bagi Perhutani maupun Inhutani untuk bisa menciptakan peluang bisnis baru dan mengembangkan bisnis yang sudah ada melalui sinergi. Dengan holding ini tak hanya anak usahanya yang bisa maju, tetapi juga induk perusahaannya Kalau kita sudah solid dalam membentuk holding, dalam bayangan saya, kita bersamasama (Perhutani dan Inhutani I s/d V) akan menghadap Menteri Kehutanan, untuk menjelaskan perubahan ini dan meminta dukungan. Saya juga akan sampaikan bahwa holding ini akan berjalan baik, sepanjang para pengurusnya semangat, khususnya bagi yang muda-muda. Bila holding sudah terbentuk, mengenai program tentu bisa dibicarakan untuk memberikan bobot. Namun, dalam jangka pendek yang perlu dilakukan bagaimana membangun sinergi, supaya anak dan bapak itu bisa maju. Seperti dalam pemasaran kayu log. Kalau mau diolah, terbatas dananya. Perhutani mempunyai industri dan memiliki kapital. Kalau ini bisa disinergikan, tentu akan bisa memberikan nilai tambah yang optimal. Tentu masih banyak peluang usaha yang bisa disinergikan untuk meningkatkan nilai tambah baik di induk maupun di anak perusahaan. Semuanya membutuhkan kemauan dan kerja keras kita semua. Kita akan melihat mana program yang bisa disinergikan dan bisa segera dieksekusi. Program-program Inhutani mana saja yang bisa disupport oleh Perhutani. Masalah ke depan yang berat untuk dihadapi adalah masalah

kultur. Karena masing-masing perusahaan ini memiliki kultur yang berbeda-beda, sekalipun jenis usahanya hampir sama di bidang kehutanan. Orang Perhutani bagusbagus dalam menanam, karena nanamnya di daerah subur yang mudah di tanam. Begitu pula di Inhutani juga jago-jago menanam di daerah yang sulit. Disinilah nantinya ada kultur yang saling mengisi. Pasti ada plus-minusnya Sebagai perusahaan induk, Perhutani ke depan tentu akan mereview jenis tanaman-tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Inhutani. Namun ini juga amat tergantung pada regulasinya. Tapi untuk agroforestry, tanaman kebun dan pangan itu bisa dilaksanakan tanpa harus menghilangkan ciri khas tanaman hutan. Seperti tanaman kebun di-mix dengan tanaman pangan. Bahkan kalau perlu juga dipelihara sapi, tanpa harus menghilangkan tanaman hutannya. Agroforestry ini sudah dimulai di Perhutani. Yang belum masalah pangan saja. Disini memang perlu meloby dan meyakinkan Kementerian Kehutanan, dengan menyampaikan alasannya yaitu menjalankan tugas negara untuk ketahanan pangan. Seperti misalnya kita meminta Menteri BUMN menyurati Kementerian Kehutanan untuk ketahanan pangan membutuhkan dukungan areal sekian ribu hektar. Agroforestry ini bisa dikembangkan menjadi integrated agroforestry. Dimana dalam kawasan hutan itu ada pangan, energi, hutan, sapi, bahkan industrinya. Bila ini bisa dikembangkan, tentu holding BUMN Kehutananan akan bisa bergerak lebih cepat untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder. Bukan Begitu. • DR

DUTA Rimba 5


primarimba

Lentera di Ujung D

ari Forum Sosialisasi Holding Perkebunan dan Kehutanan BUMN di Plaza Mandiri, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Bambang Sukmananto, Direktur Utama Perum Perhutani mendapat kesempatan dari Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk menyampaikan pertanyaan berbagai permasalahan sekitar holding yang tengah digeber oleh pemerintah. Selain Bambang terdapat direksi, komisaris dan perwakilan Serikat Pekerja yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dalam forum tersebut. Dalam forum sosialisasi tersebut dari Kementerian BUMN, selain Menteri, juga hadir Deputi Agro dan Industri Primer Muhammad Zamkani, dan Kepala Biro Hukum Hambra. Sementara para audiens terdiri dari Direksi, Komisaris, Serikat

6 DUTA Rimba

Pekerja BUMN Perkebunan dan Kehutanan dari seluruh Indonesia. Suasana tampak santai, dan Menteri BUMN menekankan sosialisasi ini lebih banyak diisi dengan berbagai pertanyaan yang menjadi problem dalam pembentukan holding. Untuk lebih serius peserta sosialisasi mengajukan pertanyaan, Dahlan Iskan meminta yang bertanya di-listing terlebih dahulu dan kemudian berlari menuju ke atas panggung dan berbaris secara berurutan. Pada urutan pertama itulah, tampak Bambang Sukmananto yang mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Bambang selaku orang nomor satu di Perhutani masuk pada pertanyaan yang lebih subtansial, menanyakan bagaimana komitmen pemerintah untuk mendukung pembentukan holding Perkebunan dan Kehutanan ini dengan

Dok. Kom PHTÂŽ2014

Pembentukan holding BUMN Kehutanan memberikan peluang bagi Inhutani I s/d V menjadi perusahaan yang kuat dan tangguh. Sementara bagi Perhutani sebagai induk perusahaan, memberi peluang menjadi raksasa di bidang kehutanan untuk bersaing di tingkat global. Ini sebuah lentera di akhir Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 7


Dok. Kom PHTÂŽ2014

primarimba

Ir. Tedjo Rumekso, Dir. Perencanaan Pengembangan Bisnis Perhutani

berbagai regulasi yang signifikan. Tanpa dukungan dan komitmen dikhawatirkan akan menjadi kendala bagi holding untuk melangkah, apalagi berlari kencang. Pembentukan holding Perkebunan dan Kehutanan ini, selain dimaksudkan untuk memperkecil jumlah BUMN, pada sisi lain untuk membentuk holding yang besar guna menghadapi persaingan yang begitu ketat di era pembentukan Masyarakat ASEAN. Jumlah BUMN sebesar 144 perusahaan dirasa terlalu besar. Apalagi dari jumlah sebesar itu, banyak juga yang menderita kerugian, sehingga memberi beban bagi negara. Agar pengelolaan BUMN lebih efisien dan mampu bersaing dengan perusahaan lain, Pemerintah menginginkan jumlah BUMN sekitar 60-an. Dengan berbagai metoda, pembentukan holding ini memang terus digeber pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Baik yang dilakukan secara organik maupun non organik. Secara organik dilakukan oleh perusahaan induknya untuk membentuk anak-anak perusahaan, agar gerak langkah perusahaan makin lincah dan fokus. Hal ini terlihat pada perusahaan

8 DUTA Rimba

semacam, Pertamina, Telkom, Bank Mandiri, Bank BRI dan lain sebagainya. Bahkan perusahaan yang membentuk holding secara organik ini ada yang sudah mampu menjadi perusahaan kelas dunia (The Wolrd Class Company). Pertamina bahkan masuk dalam peringkat 123 dalam 500 perusahaan kelas dunia versi Fortune 500. Sementara secara un organik dilakukan dengan strategi merger dan penggabungan, yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia dan Pupuk, telah membuat holding itu dalam waktu relatif singkat mampu meningkatkan kinerja hingga bisa merambah ke manca negara. Semen Indonesia misalnya kini telah merambah ke Myanmar dan Vietnam. Berdasarkan pengalaman keberhasilan beberapa perusahaan kelas dunia tersebut, kiranya kini yang tengah disiapkan bagi BUMN Perkebunan dan Kehutanan untuk membentuk holding. Pembentukan ini sesungguhnya sudah lama disiapkan. Tepatnya pada 2005 di awal Pemerintahanan SBY-JK (20042009). Namun dalam kumparan waktu tersebut tak ada kemajuannya, sekalipun pemerintahan sudah berganti ke SBY-Budiono (2009-2014).

Ibarat sepak bola, sesungguhnya Holding Perkebunan dan Kehutanan ini telah bergulir di lapangan hijau. Namun, sayang bola tidak pernah menerobos gawang atau gol. Bahkan sebagaimana diakui oleh Zamkani, selama 2010-2013, pembahasan holding ini pernah vakum. Semua itu terjadi, karena otoritas Kementerian BUMN tak pernah mendapat Izin prinsip dari Presiden untuk menyatukan BUMN Perkebunan dan Kehutanan dalam sebuah holding. Dalam suasana vakum tersebut, di ujung pemerintahan SBY- Budiono, pembentukan holding Perkebunan dan Kehutanan tersebut dijadikan salah satu program 100 hari terakhir pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Untuk mempermulus program tersebut, Presiden SBY telah mengeluarkan izin prinsip pembentukan holding. Setelah izin prinsip ini akan segera ditindaklanjuti dengan berbagai langkah baik oleh regulator maupun operator. Setidaknya diinventarisir 23 langkah yang akan dilakukan regulator dan operator. Dalam waktu dekat misalnya akan segera disusun payung hukum yang berupa peraturan menteri BUMN tentang pembentukan holding. Bagi Dahlan Iskan, pembentukan holding ini merupakan keputusan negara, yang harus dilaksanakan oleh seluruh manajemen BUMN Perkebunan dan Kehutanan. Dalam skenario pembentukan holding, untuk perkebunan, PTPN I s/d XIV (Persero) digabung dibawah kendali PTPN III yang berbasis Sumatera Utara. Sementara untuk BUMN Kehutanan, Inhutani I s/d V (Persero) menyatu dibawah naungan Perum Perhutani. Meski Kementerian BUMN mematok target pembentukan BUMN Perkebunan dan Kehutanan pada akhir September, secara umum ada tiga persoalan mendasar yang akan muncul dalam pembentukan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Dok. Kom PHT®2014

holding, yaitu aspek hukum, financial dan SDM. Dari aspek hukum, problem yang muncul bagaimana merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Inhutani I s/d V. Karena kalau sebelumnya pemegang saham Inhutani itu adalah pemerintah, dengan holding ini pemegang saham berpindah ke Perhutani. Bila dahulu Inhutani merupakan BUMN, dengan menjadi anak perusahaan Perhutani , statusnya menjadi entitas bisnis biasa. Sementara dari aspek financial tentu lebih rumit lagi. Dalam pengalihan saham, apakah yang dialihkan itu modal disetor oleh pemerintah kepada Perhutani atau sesuai neraca anak perusahaan. Karena kepemilikan sudah dialihkan bagaimana dengan kewajiban anak perusahaan kepada pihak ketiga. Siapa yang harus membayar. Atau, kalau tetap dibayar oleh anak perusahaan, pada masa transisi itu bagaimana dengan kewajiban pihak ketiga yang jatuh tempo. Kemudian, kewajiban kepada pihak ke tiga itu, apakah tidak bisa dialihkan melalui penyertaan modal pemerintah ke Perhutani Dalam konteks keuangan, tentu masalahnya tidak bisa disederhanakan, karena ini menyangkut darah bagi anak maupun induk holding. Dalam peleburan Holding ini, tentu membutuhkan prasarat-prasarat tertentu yang harus dituntaskan, agar jangan di kemudian hari menjadi problem serius yang bisa menggerogoti holding itu sendiri. Begitu pula dari sisi SDM, dengan pembentukan holding, tentu bisnis holding kehutanan juga harus berubah, untuk bisa sustainable. Tanpa itu, bisa dipastikan holding kehutanan bisa menjadi fosil. Di Perhutani sendiri yang akan menjadi induk BUMN Kehutanan, bisnisnya telah berubah dan melebar secara

Morgan Sarif Lumban Batu, Dir. Keuangan

signifikan. Bila dahulu bisnis Perhutani hanya berbasis pada kayu, kini sudah bertransformasi menjadi industri dan hilirisasi. Perubahan di induk holding ini tentu akan ditularkan kepada anggota holding, untuk bisa memberikan nilai tambah bagi BUMN Kehutanan. Perubahan bisnis ini tentu membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi. Hanya orang-orang yang memiliki kompetensi yang tinggi tentu yang dibutuhkan pada holding BUMN Kehutanan. Masalah ini sungguh sangat subtansial, tetapi sangat sensitif, khususnya di kalangan SDM. Apalagi di BUMN Kehutanan ini juga memiliki serikat-serikat pekerja yang cukup kuat. Mereka ini dalam pembentukan holding haruslah dilibatkan, agar mereka memahami problema SDM dalam pembentukan holding. Serikat pekerja ini selayaknya menjadi ujung tombak bagi BUMN untuk menjelaskan pembentukan holding kepada seluruh karyawan yang mernjadi anggotanya . Serangkaian tantangan yang dihadapi dalam pembentukan holding, bagi Perhutani yang menjadi induk dari BUMN Kehutanan kiranya bisa menjadi tantangan sekaligus

peluang. Menjadi tantangan, karena sebagai induk BUMN Kehutanan, mereka tak hanya harus melakukan konsolidasi internal, tetapi juga harus mengkonsolidasikan sumber daya yang ada di Inhutani I s/d V agar bisa bersinergi menjadi aset holding yang produktif. Bila aset Inhutani I s/d V bisa dikonsolidasikan, Perhutani ke depan akan menjelma menjadi perusahaan kehutanan raksasa, yang siap bersaing baik di tingkat ASEAN maupun global Bila konsolidasi internal dan eksternal itu bisa dilakukan, maka peluang Perhutani sebagai induk holding kehutanan terbuka luas untuk melangkah menjadi perusahaan di bidang kehutanan yang tidak hanya diperhitungkan di dalam tetapi juga di luar negeri. Dengan memiliki tambahan aset perusahaan yang umumnya di luar Jawa, maka akan mempermudah Perhutani untuk mengembangkan industri Gondorukem maupun kayu di luar Jawa. Gambaran tersebut tentu bukanlah sebuah metamorphose. Tetapi itu semua membutuhkan, sinergi dari seluruh stakeholder dan kerja keras dari seluruh insan holding BUMN kehutanan. Selamat. • DR

DUTA Rimba 9


RIMBAutama

Mengintip Kelahiran

Operasional Penggabungan Inhutani I s/d V ke Perhutani dalam sebuah holding, tidak menghapuskan entitas bisnis masing-masing perusahaan BUMN. Holding ini hanya memindahkan kepemilikan saham dari pemerintah kepada Perhutani. Sementara sebagai entitas bisnis mereka tetap menjalankan operasional masing-masing dibawah bimbingan induk perusahaan.

I

barat melempar batu di sungai, bundaran gelombang air itu segera menyebar. Hal itu juga terjadi di BUMN Kehutanan. Ketika genderang pembentukan holding perkebunan dan kehutanan ditabuh oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, seluruh stakeholder BUMN kehutanan terus merespon dengan cepat. Tak hanya Serikat Pekerja, tetapi Direksi BUMN juga melakukan pertemuan demi pertemuan untuk membahas aksi korporasi tersebut. Mereka tentu tak bisa berpangku tangan dalam merespon gelombang besar ini. Mereka harus merespon dengan cepat, tetapi tetap cermat. “Jadi tidak hanya dalam rapat kali ini. Kami di Inhutani juga sudah melakukan pertemuan, begitu pula serikat pekerjanya,” tegas Hadi

10 DUTA Rimba

Siswoyo, Dirut Inhutani IV dalam rapat dengan Perhutani di kawasan Manggala Wanabhakti pertengahan Agustus. Pertengahan Agustus itu Bambang Sukmananto, Direktur Utama Perhutani mengundang rekannya sesama direksi di Inhutani I s/d V untuk melakukan rapat konsolidasi pembentukan holding di kantor Pusat Perum Perhutani. Rapat itu diselenggarakan tepat seminggu, setelah Menteri BUMN Dahlan Iskan mengundang seluruh direksi BUMN Perkebunan dan Kehutanan dan Serikat Pekerja di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto Jakarta. Dalam sosialisasi tersebut, Dahlan menegaskan, pembentukan holding ini masuk dalam 100 hari program terakhir Presiden SBY-

Budiono. Pembentukan holding ini merupakan tugas negara untuk mengurangi jumlah BUMN sebanyak 144 BUMN menjagi sekitar 60-an BUMN. Pembentukan holding BUMN Kehutanan ini harus selesai pada akhir September 2014. Dukungan Menhut Respon positif juga ditunjukkan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan sebagai Pembina teknis BUMN Kehutanan. Ia mendukung langkah Kementerian BUMN untuk menyatukan Inhutani I s/d V dengan Perhutani dalam sebuah holding. Selain pengelolaan hutan akan makin efisien, juga meningkatkan kemampuan pemerintah melalui BUMN Kehutanan untuk mengelola dan merehabilitasi hutan Nusantara.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

Dok. Kom PHT®2014

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 11


Inhutani memiliki hutan yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Pembentukan holding BUMN itu sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru. Sebelum BUMN Perkebunan dan Kehutanan, dua holding telah terbentuk dan berkinerja bagus, yaitu Semen Indonesia dan Pupuk Indonesia. Kedua Holding itu dijadikan role model pembentukan holding BUMN lainnya. Semen Indonesia selain berkinerja bagus juga telah go international. Mereka telah mengibarkan Merah Putih di Vietnam dan segera menyusul di Myanmar Pembentukan Holding Perkebunan dan Kehutanan ini sesungguhnya sudah dirintis sejak 2005, setahun setelah pemerintahan SBY-JK dibentuk. Namun rencana ini maju mundur, karena tak pernah mendapat izin prinsip dari presiden. Baru ketika SBY-Budiono akan mengakhiri tugasnya pada Oktober 2014, izin prinsip itu kelar dari Presiden. Perhutani Sebagai Induk Dalam pembentukan holding kehutanan tersebut, Perhutani ditunjuk sabagai induk, sementara Inhutani I s/d V menjadi anak perusahaan. Saham pemerintah di Inhutani I s/d V diserahkan 100% kepada Perhutani, sehingga BUMN yang berbasis di Jawa itu sebagai pengendali Dalam holding ini, tak ada peleburan perusahan sebagaimana pernah terjadi pada Bank Mandiri. Tetapi masing-masing perusahaan induk maupun anak perusahaan sebagai entitas bisnis tetap melakukan operasional biasa. Namun dalam pelaksanaannya dibimbing oleh perusahaan induk sebagai pemegang saham. Karena itu, holding BUMN Kehutanan ini disebut juga operational holding.

12 DUTA Rimba

Dok. Kom PHT®2014

rimbaUTAMA

Rapat yang digelar di Perhutani untuk merespon kebijakan pemerintah. Dari kalangan Inhutani I terlihat Didik Aryo Gunawan (Direktur Utama), Inhutani II Tjipta Purwita (Dirut), Inhutani III BB Widyantoro (Dirut), Hadi Siswoyo (Dirut Inhutani IV) dan Endro Siswoko (Dirut Inhutani V). Sementara dari Perhutani, selain Bambang Sukmananto, hadir Morgan Sarif Lumban Batu (Direktur Keuangan), Tedjo Rumekso (Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis), Heru Siswanto (Direktur (PSDH), Mustoha Iskandar (Direktur Komersial Kayu), Mohamad Soebagja (Direktur Komersial Non Kayu) dan Teguh Hadi Siswanto (Direktur SDM dan Umum). Bambang Sukmananto yang memimpin rapat meminta komitmen dari seluruh direksi Perhutani dan Inhutani I s/d V untuk memperlancar pembentukan Holding BUMN Kehutanan ini. Pembentukan holding ini bukan kemauan Perhutani, tetapi oleh pemegang saham dalam hal ini pemerintah. Mengutip penjelasan Dahlan Iskan ini adalah tugas negara yang harus dilaksanakan oleh seluruh insan BUMN Kehutanan. Banyak Usulan Memang banyak masalah dan usulan penyelesaian dalam

pembentukan holding ini . Indro Siswoko, Direktur Utama Inhutani V mengusulkan dalam sosialisasi Holding BUMN Kehutanan itu dilakukan tidak mendadak. Dengan perubahan status ini jangan sampai image anak perusahaan dari holding ini bukan lagi BUMN Dalam membangun sinergi antara induk dan anak perusahaan holding BUMN, di Inhutani V, kiranya terbuka untuk dikembangkan ketahanan pangan. “ Di lampung bisa dikembangkan untuk menanam tebu guna mendukung persediaan gula nasional, “ ujar pria kelahiran 28 Juni 1963 yang menamatkan Sarjana Kehutanan IPB. Selain hal-hal yang bersifat instrumental dalam rapat koordinasi itu juga muncul hal-hal yang berkait dengan masalah-masalah subtansial yang mengiringi pembentukan holding BUMN Kehutanan ini. Mulai dari aspek legal, financial, maupun operasional. Dari aspek legal, sudah jelas. Bila dulu induk dari Inhutani I s/d V adalah Kementerian BUMN. Dengan holding ini, induk mereka adalah Perum Perhutani. Bila komunikasi mereka dengan kementerian BUMN itu terbatas pada persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan pelaksanaannya. Maka ketika

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Perlu Sinergi Dalam konteks ini, Mustoha Iskandar, Direktur Komersial Kayu menegaskan hubungan dengan pemegang saham adalah dalam pembagian deviden. Nah bagaimana agar deviden itu bisa dibagikan secara maksimal, pemegang saham dibutuhkan kontribusinya untuk mendukung operasional perusahaan. Masalah fundamental lain yang sempat menyeruak adalah aspek financial. Seperti pengalihan saham itu apakah hanya modal yang disetor oleh pemerintah, atau dalam bentuk neraca perusahaan. Kemudian, bagaimana dengan utang Inhutani baik I s/d V. Masalah ini menyeruak, karena utang lima Inhutani itu tidak sedikitit baik dalam bentuk SLA (Subsidary loan Agreement) maupun Dana Reboisasi yang jumlahnya cukup besar. Untuk SLA jumlahnya mencapai Rp 13,8 miliar dan DR Rp 129,5 miliar. Sebagaimana ditegaskan oleh Morgan Sarif Lumban Batu, holding ini bukanlah peleburan perusahaan sebagaimana terjadi pada Bank Mandiri. Penggabungan ini hanyalah pemindahan saham pemerintah kepada Perhutani.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Dok. Kom PHT®2014

dibawah kendali Perhutani, selain seperti kepada Kementerian BUMN, pada saat pelaksanaan program, Perhutani selaku pemegang saham, akan banyak memberikan gagasangagasan . Tentu dalam memberikan gagasan-gagasan tersebut bukanlah dimaksudkan untuk mencampuri operasional perusahaan. Karena sebagaimana aturan Good Corporate Governance (GCG), pemegang saham tidak bisa mencampuri urusan operasional perusahaan. Namun pemegang saham mempunyai kewajiban untuk memberikan nasihat dan mengawasi operasional perusahaan

Sebagai entitas bisnis Inhutani I s/d V masih tetap ada dan menjalankan operasionalnya. Sehingga utang perusahaan baik itu SLA maupun DR menjadi tanggung jawab dari masing-masing perusahaan. Perhutani sebagai BUMN tidak bisa serta merta mengucurkan dana ke anak perusahaan. Karena ini harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam hal ini pemerintah Tentu yang menjadi pertanyaan bagi kalangan Inhutani I s/d V, bagaimana dengan utang jatuh tempo yang terjadi pada masa-masa pembentukan holding? Masalah pelik ini memang harus dituntaskan. Namun, penyelesaiannya tentu harus mengacu pada koridor hukum yang berlaku. Karena itu, Bambang Sukmananto menegaskan yang segera mendesak dilakukan bagaimana sinergi antara induk dan anak perusahaan ini bisa segera direalisasikan agar bisa memperbaiki likuiditas anak perusahaan untuk bisa menyelesaikan beban-beban perusahaan Peluang melakukan sinergi untuk menciptakan peluang bisnis baru dan mengembankan bisnis yang sudah ada sangat terbuka. Ini bisa dilakukan dengan menduplikasi bisnis induk perusahaan ke anak perusahaan, atau mensinergikan

bisnis yang sudah ada di anak perusahaan dengan yang ada di induk perusahaan. Bila ini bisa dilakukan tentu akan bisa membantu likuiditas anak perusahaan. Dari hasil kajian yang sudah dilakukan Perum Perhutani, memang sudah diketahui bisnis di masing Inhutani, prospeknya ke depan bagaimana. Dari hasil kajian tersebut kiranya bisa memitigasi langkah ke depan dalam membangun sinergi antara induk dan anak perusahaan agar bisa memberikan value yang maksimal baik bagi anak maupun induk perusahaan Sebagai induk perusahaan, Perhutani tentu tak hanya ingin enaknya saja menerima pengalihan saham. Sebagai pemilik, menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk menjadikan anak perusahaan itu bisa tumbuh dan berkembang secara kokoh. Karena bila anakanak perusahaan bisa kokoh, maka daya saing induk perusahaan dalam memenangkan persaingan di era kompetisi bisa dilakukan Gabungan antara Inhutani I s/d V dengan Perhutani dalam konteks memasuki Masyarakat ASEAN akan membuat holding BUMN Kehutanan ini menjadi perusahaan terbesar yang dibutuhkan untuk menghadapi persaingan. Semoga. • DR

DUTA Rimba 13


rimbaUTAMA

Seribu

Wajah

Hutan Nusantara PT Inhutani I PT Eksploitasi & Industri Hutan (PT Inhutani I) berdiri tahun 1973 lanjutan dari PN Perhutani Kalimantan Timur. Areal konsesi seluas 2,2 juta Ha dengan masa konsesi pertama 20 tahun (19731993) dan pada tahun 2006 mendapat perpanjangan konsesi periode ke dua berlaku sampai 2038. Perusahaan yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan dan Sulawesi ini memiliki core business pengelolaan hutan dan produksi hasil hutan dengan aset produksi delapan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Alam (UPHHK-HA) seluas 616,532 Ha dan potensi produksi kayu bulat sebanyak 350.000 M3, 3 UUPHHKHT seluas 73.316 dan 3 industri pengeolahan kayu dengan produk utama woodworking yang mampu menghasilkan out put 17.500 M3 per tahun. Perseroan juga mengoptimalkan aset yang dimiliki dengan melaksanakan kegiatan penyadapan getah pinus dan karet serta melaksanakan usaha jasa wisata. PT Inhutani II PT Eksploitasi dan Industri Hutan (PT Inhutani II) didirikan sejak tahun 1975. Perusahaan ini memiliki tiga konsesi hutan alam di Kalimantan Utara, tepatnya di Kabupaten Malinau seluas 29,400 Ha, Semanu seluas 48.735 Ha , dan

14 DUTA Rimba

Inhutani I s/d V memiliki karakteristik bisnis beraneka ragam. Mereka mengalami pasang surut seirama dengan perjalanan sang waktu. Dengan menjadi bagian dari holding, mereka bisa mengepakkan sayap melanjutkan kehidupan Sei Tubu seluas 99.100 Ha. Selain itu juga hutan alam di Pulau Laut seluas 48.720 Ha di Kalimantan Selatan. Selain itu , BUMN kehutanan ini juga mengantongi Izin HTI di Kotabaru, Kalimantan Selatan seluas 96.266 Ha, yang terdiri di Pulau Laut seluas 48.720 Ha, Semakin 30.730 Ha . Selain itu di Tanah Grogot, Kabupaen Paser Kalimantan Timur seluas 16.816 Ha. Aksi penjarahan yang terjadi pada awal reformasi terhadap hutan di Kalimantan, sebagaimana dalam situs resminya telah membuat perusahaan ini terpuruk dan menderita kerugian. Puncak kerugian terjadi pada 2011 sebesar Rp 36 Miliar. Namun pada 2013 perusahaan kembali meraih laba Rp 6,4 miliar PT Inhutani III PT Inhutani III merupakan peralihan bentuk usaha dari Perhutani Kalimantan Tengah dan dibentuk berdasarkan PP No 31 Tahun 1974 . Sejak tahun 2000 fokus bisnis perusahaan ini telah

meninggalkan bisnis hutan alam dan memulai bisnis hutan tanaman dan perkebunan. Mulai dari HTI, pengolahan dan industri, reboisasi dan rehabilitasi, pembenihan dan pembibitan serta penanaman dan lain sebagainya. Sebagaimana diuraikan dalam Situs resminya, perusahaan ini memiliki luas lahan sebanyak 167.414 Ha, namun yang efektif sebesar 91.290 Ha. Areal kerja itu tersebar di Kalimantan Barat dengan jenis tanaman pinus karet, Kalimantan Selatan dengan jenis tanaman Akasia dan Karet dan Kalimantan Tengah dengan tanaman andalan karet. PT Inhutani IV PT Inhutani IV didirikan pada tahun 1994. Cikal bakal perusahaan ini adalah kegiatan rehabilitasi areal eks Hak Pengusahaan Hutan (HPH PT Goodwin dan PT Barakaz seluas 84.900 Ha di Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara yang dilaksanakan oleh PT Inhutani II yang

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

Hutan Jati PHT dipimpin seorang Pimpro Perusahaan ini memiliki wilayah kerja di 4 propinsi yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat. Perusahaan ini bergerak di bidang Kehutanan, jasa pengukuran dan rehabilitasi hutan dan jasa lainnya. Perusahaan ini fokus pada produksi getah pinus yang tersebar di areal sadapan Kabupaten Solok (874 Ha), Tanah Datar (1080 Ha), Agam (150 Ha) Pasaman (200 Ha). Selain itu juga mengembangkan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

areal sadapan di Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Karo dan Aceh Tengah. PT Inhutani V PT Inhutani V didirikan 1 April 1991 dengan wilayah kerja di Sumatera bagian Selatan, yaitu ; Propinsi Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Jambi dengan luas hutan dengan total sebanyak 432.432 Ha, yang terdiri dari areal HTI swakelola sebanyak 73..277 Ha dan anak perusahan hasil patungan

sebesar 349.155 Ha. Perusahaan yang fokus mengembangkan karet dengan pola kemitraan ini, sebagaimana Inhutani lainnya, kinerja keuangannya sempat terpelanting. Pada tahun 2006 s/d 2008 perusahaan sempat merugi. Puncaknya terjadi pada 2008 sebesar Rp 56 miliar. Namun kini perushaan mulai bangkit pada 2011 hingga mulai bisa mencicil tunggakan pajak, Dana Reboisasi dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Sumber dari Situs Resmi Inhutani I s/d V

DUTA Rimba 15


rimbaUTAMA

Holding Kehutanan

Bagai Gayung Bersambut

Dipastikan pembentukan holding BUMN tak ada hambatan dari otoritas pembuat kebijakan. Kementerian BUMN dan Kementerian Kehutanan nampaknya satu visi dalam pembentukan holding. Mereka berusaha keras untuk menjadikan holding ini sebagai strategi untuk mengefisienkan BUMN Kehutanan

K

einginan Pemerintah untuk membentuk Holding Kehutanan bagai gayung bersambut. Kementerian Kehutanan yang memiliki otoritas dalam pengelolaan hutan memberikan dukungan penuh atas upaya menyatukan Perum Perhutani dengan PT Inhutani I s/d V dalam sebuah perusahaan Holding BUMN Kehutanan. Pernyataan itu akan bisa meningkatkan kemampuan pemerintah melalui BUMN dalam pengelolaan dan rehabilitasi hutan di tanah air. Bahkan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan berharap penyatuan BUMN Kehutanan itu bisa dilaksanakan tahun ini. Bagi pemerintah, penyatuan BUMN ini juga memungkinkan pengelolaan hutan ke depan makin efisien. Apalagi sebagai induk holding, Perhutani memiliki pengalaman yang sangat luas dan mendalam dalam

16 DUTA Rimba

melakukan penanaman pohon di Pulau Jawa. “Pembentukan holding BUMN kehutanan itu kami harapkan segera terlaksana setelah Perpresnya terbit. Penyatuan itu tujuannya agar lebih efisien dan kinerja semua BUMN kehutanan jauh lebih baik,” tutur Zulkifli di sela-sela kunjungan kerja ke Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai, Kaltim, yang dikelola Inhutani, Rabu (20/8). Dukungan Zulkifli Hasan terhadap pembentukan holding BUMN Kehutanan itu juga menepis kekhawatiran di luaran, bagaimana sikap otoritas di bidang kehutanan ini dalam melihat rencana pembentukan holding. Dengan adanya dukungan dari Menhut, bisa dipastikan rencana untuk menyatukan BUMN Kehutanan ini bakal mulus. Pada kunjungan kerja tersebut, Zulkifli Hasan dan rombongan menanam pohon gaharu dan mengikuti program adopsi pohon.

Lebih jauh Menhut menuturkan, selama ini kinerja Perum Perhutani cukup baik dan kemampuan merehabilitasi kawasan hutan cukup mumpuni. Itu diharapkan dapat dilakukan juga pada hutan di luar Jawa yang saat ini dikelola Inhutani. Melalui holding BUMN kehutanan, pemerintah juga berharap dapat mengoptimalkan rehabilitasi kawasan hutan tidak hanya di Jawa, tetapi juga di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. “Kami perlu merehabilitasi kawasan hutan besarbesaran karena tingkat kerusakan hutan cukup memprihatinkan. Kami juga ingin penanaman tidak dilakukan secara sporadis, tidak asalasalan, dan harus terlatih,” kata dia. Memang pembentukan holding ini juga akan menimbulkan masalah dalam pengelolaan perusahaan. Hal itu setidaknya dibaca oleh Pengamat Ekonomi Kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB)

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

Menteri Kehutanan RI, Zulkifli Hasan bersama Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto, dalam acara penanaman di Bukit Hambalang

Togu Manurung mengungkapkan, pembentukan holding BUMN kehutanan merupakan kebijakan yang patut didukung karena bisa membuat BUMN kehutanan jauh lebih efisien. Holding BUMN kehutanan nantinya juga bisa didorong untuk menjadi ikon dalam pengembangan bisnis kehutanan yang berkelanjutan dan pengelolaan hutan lestari. “Holding akan membuat BUMN kehutanan lebih efisien dalam pengelolaanya. Perampingan BUMN ini menciptakan manajemen yang profesional. Selain bisa menciptakan bisnis produk kayu yang bernilai ekonomi tinggi, BUMN kehutanan akan menjadi ikon dalam pengelolaan hutan secara lestari,” kata dia kepada Investor Daily, kemarin. Namun demikian, kata Togu, kemungkinan utang Inhutani yang cukup besar bisa menjadi beban Perhutani. Karena itu, pembentukan holding

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

harus didasarkan pada perencanaan yang matang, sehingga pengelolaan utang akan lebih efisien, termasuk proses perampingan karyawan bisa berjalan dengan baik. “Mau tidak mau, utang Inhutani akan menjadi beban Perhutani karena mereka menjadi satu BUMN. Dengan posisi Perhutani yang lebih besar dari sisi aset dan pendapatan, tentu Perhutani yang akan membayarnya. “Semoga pembentukan holding ini bisa menyelesaikan persoalan utang itu,” kata Togu. Togu mengatakan, selama ini kinerja Inhutani I s/d V memang tidak baik, bahkan mengalami kemunduran seperti pengurangan staf karyawan dan kantor yang semakin kecil. Secara umum, Inhutani belum bisa melakukan praktek pengelolaan hutan lestari. Kondisi ini tentu patut disayangkan mengingat Inhutani adalah BUMN yang harusnya memiliki kinerja baik. Perhutani

pun sebenarnya kurang memiliki kinerja yang baik, terutama dari sisi pengelolaan hutan lestari. “Di Jawa misalnya, standing stock dari tahun ke tahun terus menurun dan penyebaran umur hutan jati dan rimba tidak normal. Perhutani juga lebih banyak menghasilkan produksi hutan nonkayu, ini juga harus jadi perhatian,” kata Togu Tentu apa yang disampaikan oleh Togu ini memang bisa dipahami. Dari sisi finansial, pendapatan Perhutani dari non kayu kini memang sudah jauh lebih besar bila dibanding dengan pendapatan kayu. Hal ini terjadi karena proses transformasi yang terjadi ditubuh Perhutani. Namun, itu bukan berarti pengelolaan hutan lestari kinerjanya menjadi penurun. Dengan pendapatan non kayu yang meningkat, ke depan justru Perhutani akan bisa menggenjot program rehabilitasi hutan agar lebih sustainable. • DR

DUTA Rimba 17


Dok. www.bumn.go.id

rimbaUTAMA

18 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dari Pulling Power Sampai

Perhutani memiliki brand yang cukup kuat, sehingga penggabungan BUMN Kehutanan itu akan mampu meningkatkan bargaining power baik bagi induk maupun anak perusahaan dalam menciptakan maksimalisasi value. Masalahnya, sekarang bagaimana merumuskan masalahmasalah strategik tersebut untuk memperkuat lini bisnis di masing-masing entitas bisnis di bawah kendali holding.

D

ari aspek legal, pembentukan holding telah dikaji oleh Kementerian BUMN. Sementara dari aspek keuangan ada beberapa hal terjadi konsesus. Jadi sebenarnya holding itu tidak menghilangkan entitas Inhutani I s/d V. Makanya namanya Operating Holding (Holding Operasi). Jadi entitas Inhutani I s/d V dan kewajiban dari aspek keuangan masih melekat di sana. Demikian juga peraturan Inhutani I s/d V dan peraturan yang mendasari terbentuknya Inhutani

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

itu masih tetap. Cuma khusus untuk Inhutani I s/d V AD/ART-nya berubah . Karena dulu dibentuk berdasarkan penyertaan modal pemerintah. Sekarang modalnya diserahkan kepada Perhutani, sehingga AD/ART Inhutani I s/d V berubah. “Kemudian mengenai kewajiban-kewajiban keuangan maupun manajemen keuangan dan pengelolaan keuangan tetap melekat pada Inhutani I s/d V. Tidak ada perubahan dari Inhutani menjadi Perhutani. Hanya saja saham pemerintah diserahkan

kepada Perhutani,” tegas Tedjo Rumekso, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani. Mengenai aspek teknis dan operasinya, mereka tetap beroperasi seperti biasa. Kemudian SDM juga tetap tidak ada perubahan. Hanya kalau sebelumnya koordinasinya pada Kementerian BUMN, sekarang koordinasinya ke Holding dalam hal ini Perhutani. Nah, kalau waktu dikoordinasikan oleh Kementerian BUMN hanya menilai kinerja pada waktu mengajukan RKAP, kemudian pelaksanaanya. Nanti di Perhutani juga begitu. Tapi bedanya karena Perhutani itu lebih operasional, dalam keseharian operasional di Inhutani I s/d V itu bisa dilakukan oleh induk dalam hal ini Perhutani untuk melakukan sinergitas. Melakukan Pulling Power Indhutani I s/d V. Yang tadinya terpisah-pisah, kemudian di pulling-kan, dijadikan satu, sehingga Perhutani bisa membagi dan menserasikan. Contoh, Inhutani 1 punya bisnis A, Inhutani II punya bisnis B dan Inhutani 3 punya bisnis C. Perhutani juga ada bisnis A, B, dan C. Ini bisa diseragamkan agar efisien.

DUTA Rimba 19


Dok. Kom PHT®2014

rimbaUTAMA

Kemudian disamping itu, kalau dulu secara entitas, kurang bankable. Tidak mau melakukan pengembangan bisnis, karena kasitas keuangannya tidak mencukupi . Sedangkan Perhutani cukup. Maka disini Perhutani bisa dijadikan katalis, kalau prospek pengembangan bisnis yang dilakukan Inhutani I s/d V, maka Bank akan percaya. Karena Perhutani sebagai induknya punya dana. “Nah disitu. Cuma mekanismenya tetap mekanisme korporasi,” tambah Tedjo. Misalnya Inhutani akan melakukan eksploitasi di suatu tempat dan dikerjasamakan dengan pihak lain. Inhutani tak punya dana, sehingga bargaining power Inhutani kan lemah, sehingga mengikuti saja. “Sekarang kalau kerja sama dengan HPH, hitung-hitungannya bagaimana? Kalau menguntungkan oke. Kalau dulu, karena dia sendiri mahal. Kalau sekarang karena Perhutani bargaining power-nya langsung naik.” Dari aspek bisnis, dengan adanya nama dan kemampuan Perhutani dari sisi keuangan dan lain sebagainya itu akan menjadi lebih kuat. Kemudian dari sisi SDM, Inhutani bisa melakukan upaya meningkatkan kapasitas building

20 DUTA Rimba

melalui cross kompetensi. Dimana karena Perhutani memiliki kelebihan itu bisa dijadikan aset, sehingga kapasitas SDM Inhutani I s/d V akan meningkat. Perhutani sudah melakukan pemetaan bisnis Inhutani. Tentunya sebagai induk, kewajibannya adalah bagaimana menyatukan potensi yang ada. Contoh paling simpel. Inhutani I di Gresik punya industri Moulding yang dulu sampai sekarang tidak bisa beroperasi karena tidak punya bahan baku. Di sisi lain, Perhutani punya industri moulding di Cepu. Di Gresik tidak punya bahan baku. Kenapa tidak disinergikan? Perhutani menyiapkan bahan bakunya. Tentunya itu ada hitunghitungan bisnisnya. “Sebenarnya Inhutani I, II, III itu memiliki areal HTI. Pada waktu ingin melakukan kerja sama dengan investor, maka izin kerja samanya kepada Kementerian BUMN, sehingga tak jadi-jadi. Kalau sekarang dengan induk, sehingga kalau harus membentuk cucu usaha akan lebih mudah,” tegas Tedjo Branding Sangat Kuat Selain itu, Perhutani yang

memiliki branding cukup kuat, juga bisa digunakan oleh Inhutani untuk mengembangkan bisnis. Kalau selama ini mengoperasikan sendiri menjadi terhambat, karena bargaining lemah. Dengan brand Perhutani, dalam tawar menawar, Inhutani menjadi semakin kuat. “Kalau mau bekerja sama dengan Inhutani, pasti akan berhadapan dengan pemegang saham utama dalam hal ini Perhutani. Jadi tak bisa sembarangan. Ada itungitungannya.” Barangkali itu tak pernah disadari, karena mereka hanya melihat dari keseharian. Kalau mereka tahu pemilik saham 100% Perhutani dan likuiditas cukup bagus pasti bargainingnya menjadi kuat Jadi Perhutani itu nanti akan jadi super holding . Dimana Perhutani itu akan banyak memiliki anak usaha dan cucu usaha . Ruang usaha akan banyak. Tinggal masalahnya Man Behind exsecution-nya itu lho. Kalau orangnnya bagus-bagus akan berkembang,” tambah Tedjo Branding sebuah perusahaan sebagaimana disampaikan Prof Dr Renald Kasali, yang membuat sebuah negara memiliki value yang lebih besar dan berkali lipat. Negara-negara maju yang memiliki produktivitas tinggi, karena memiliki brand-brand kelas dunia. Brand yang kuat susah dilawan dengan strategi pemasaran lainnya. Kenapa Newmont, Freeport, Exxon, Total, Chevron, kemanamana bisa diterima. Mereka tentu karena memiliki brand yang cukup kuat, sehingga banyak pihak yang menaruh kepercayaan. Perhutani arahnya tentu juga harus ke sana. Perhutani dengan punya kaki di Inhutani I s/d V kan peluang bisnis itu banyak . “Tapi mereka tak bisa melihat karena mereka disibukkan dengan keseharian mereka.”

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

Untuk meralisasikan dan cukup banyak tantangannya. Namun bila ditelusuri, tantangannya bagaimana merubah pola pikir, dimana penggabungan itu akan lebih banyak keuntungannya. Pabrik PDGT Perusahaan Terbesar ASEAN Kalau aset-aset Inhutani dan Perhutani dikonsolidasikan akan menjadi perusahaan kehutanan terbesar ASEAN. “Saya melihat dari aspek strategiknya. Kalau dari aspek operasionalnya itu biasa-biasa saja. Justru dari kemampuan pulling power inilah yang akan menjadi pendorong untuk Inhutani maupun Perhutani sendiri.” Untuk Sinergi. Sebenarnya Perhutani sudah memetakan, dari bisnis Inhutani I s/d V begitu pula di Pehutani. Tentunya adalah bagaimana menciptakan bisnis-bisnis baru baik dari potensi yang ada di Inhutani dan Perhutani. “Kita bisa saja melakukan duplikasi, seperti wisata, air, agroforestry. Kita duplikasikan saja sudah bagus, Termasuk Mikro Hidro.” Selain itu, ada juga potensipotensi bisnis yang bisa digabungkan antara Inhutani dan Perhutani. Contoh getah pinus. Pulling Centre di Inhutani I dan IV dengan Perhutani itu sudah bisa membuat bargaining

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

power menjadi tinggi. “Itulah yang saya maksudkan bagaimana menggabungkan kekuatan bisnis, menciptakan bisnjis baru baik yang berupa foto copy maupun pengembangan potensi yang sudah ada yang mungkin harus kita lihat bener-bener. Cross vertilization. Yang tadinya di Perhutani tidak punya, tetapi di Inhutani punya ini akan mengembangkan bisnis Perhutani dan Inhutani. Riilnya itu memang tidak bisa seketika. Tetapi secara high light kelihatan.” Inhutani I legacy-nya adalah HPH, HTI dan industri. Legacy-nya Perhutani adalah pengelolaan hutan, pemasaran kayu log, industri dan wisata. Legacy itu kalau digabungkan akan dahsyat. Karena yang ditawarkan bukan hanya produknya Perhutani tetapi juga produk Inhutani. Karena pemasarannya bersama. Misalnya kayu-kayu rimba Kalimantan, yang tadinya tidak tahu siapa yang memasarkan. Maka pasti akan lebih mudah kalau juga ditangani Perhutani. Dan, harganya

akan lebih bagus. “Dengan branding, jangkauan marketnya tidak hanya lokal dan nasional tetapi juga internasional,” tegas Tedjo. Untuk meralisasikan Pulling Power dan Branding cukup banyak tantangannya. Namun bila ditelusuri, tantangannya bagaimana merubah pola pikir, dimana penggabungan itu akan lebih banyak keuntungannya. Masalahnya sekarang bagaimana bersama-sama merumuskan segala permasalahan di masing-masing entitas bisnis untuk membangun dan membesarkan masing-masing entitas bisnis. “Jadi dimulai branding aku bisa begini. Mari kita rumuskan sama-sama. Mari kita lakukan eksekusi.” Sementara dari sisi induk, belum tahu apa sebenarnya PR di internal Inhutani I s/d V. Sehingga dalam masa transisi ini harus ada pendampingan agar tidak salah jalan. Sebenarnya secara operasional apa yang mereka lakukan itu salah atau benar, harus diaudit.• DR

DUTA Rimba 21


rimbaUTAMA

Tuntaskan

Utang

Lari Makin Kencang Sebagai entitas bisnis, induk dan anak perusahaan itu memiliki kedudukan yang sama. Mereka memiliki badan hukum, dan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga masing masing. Sehingga untuk masalah financial juga menjadi tanggung jawab masing-masing. Tak bisa dicampur adukkan.

P

embentukan holding BUMN Kehutanan sebaiknya janganlah sekadar untuk mengurangi jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pembentukan holding ini juga ditujukan untuk penyehakan BUMN. Baik induk maupun anak perusahaan harus bisa tumbuh dan berkembang untuk bisa memberikan nilai tambah bagi stakeholder. Dalam penyelesaian aspek financial yang timbul dalam pembentukan holding BUMN Kehutanan juga harus dilihat dalam perspektif penyehatan BUMN. Sebagaimana dijelaskan Menteri

22 DUTA Rimba

BUMN Dahlan Iskan, pembentukan BUMN Kehutanan sudah final. Namun bila melihat laporan keuangan Inhutani I s/d V masih ada utang yang menjadi beban di kemudian hari. Hal ini juga diakui oleh sejumlah Direksi Inhutani I s/d V dalam rapat koordinasi dengan Direksi Perhutani di kawasan Manggala Wanabhakti pertengahan Agustus. “Itu harus menjadi perhatian kita semua,” tegas Hadi Siswoyo, Direktur Utama Inhutani IV dalam rapat yang dipimpin Bambang Sukmananto, Direktur Utama Perhutani. Ada jua jenis utang Inhutani I s/d V adalah utang SLA (Subsidary Loan

Aggreement) dan Dana Reboisasi (DR). Dalam aturan mainnya SLA itu harus diberikan kepada BUMN. Dengan dialihkannya saham Inhutani I s/d V, maka utangnya bagaimana? Untuk mengalihkan saham perusahaan yang memiliki utang tersebut dengan dua skenario. Pertama, yang dalihkan ke Perhutani adalah sesuai dengan nilai buku (Modal yang disetor oleh negara ke Inhutani I s/d V). Kedua, yang dialihkan nilai sahamnya, tetapi tidak disertai dengan nilai absolutnya. Dimana nilai absolutnya akan ditentukan oleh Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan di kemudian hari

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. www.bumn.go.id

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 23


rimbaUTAMA Data Keuangan Inhutani II013 No

Perusahaan

Equitas (Miliar Rp)

Utang SLA (Miliar Rp)

DR Miliar Rp 46,03

1.

Inhutani I

182,3

0,574

2.

Inhutani II

108,3

11,5

3.

Inhutani III

103,6

1,8

4

Inhutani IV

61,3

5

Inhutani V

38,9 494,4

Dari dua skenario tersebut menurut Direktur Keuangan Perum Perhutani Morgan Sarif Lumban Batu, skenario yang paling tepat adalah skenario yang kedua. “ Nah kalau itu yang dilakukan kita bisa mengajukan kepada pemilik modal Perhutani kuasi organisasi (restructuring) terhadap Inhutani I s/d V. Waktu dialihkan ke Perhutani dengan adanya restructuring ini maka menjadi lebih sehat. Dengan catatan kedua kementerian ini setuju.” Sementara, Kalau SLA dialihkan ke Perhutani tentu ini akan memberatkan BUMN Kehutanan yang berbasis di Jawa ini. Idealnya kata Morgan utang Inhutani itu dijadikan penyertaan modal pemerintah (PNP) di perhutani. Karena kalau utang itu juga dibebankan kepada Perhutani, tentu kurang signifikan untuk meningkatkan kapitalisasi Perhutani. Modal Perhutani dewasa ini mencapai Rp 1.519.228 triliun Untuk itu Morgan melihat, kalau tujuan pemerintah untuk membentuk holding hanya sekedar membuat BUMN berkurang jumlahnya kurang tepat. Seharusnya pembentukan holding juga dimaksudkan untuk penyehatan BUMN. Karena secara teori pembentukan holding itu sesungguhnya untuk memperkuat modal. Kalau sebelumnya besarnya begini, setelah menjadi holding menjadi begini. Kalau digabung menjadi kuat. Kebetulan modal

24 DUTA Rimba

83,5 13,874

129,53

Inhutani I s/d V itu kecil. Buat Perhutani, kalau beban utang Inhutani juga harus dipindahkan kepada Perhutani tidak sesuai dengan teori bahwa pembentukan holding untuk memperkuat kapital perusahaan Namun kalau tujuan pemerintah bahwa Perhutani lebih ahli dalam bidang bisnis kehutanan, kemudian diserahi tugas untuk membina agar menjadi lebih sehat, kiranya tepat. Karena itu, Morgan mengusulkan, agar Perhutani lebih enak dalam membina Inhutani, menjadi sehat dan menghasilkan keuntungan, maka utang tersebut akan lebih bijak dijadikan penambahan modal. “Kalau utang menjadi PNP, itu lebih ringan. Jadi enaklah kita. Baru setelah itu kita mungkin bicara yang lainnya. ” Pemikiran semacam ini tentu untuk menjamin agar holding ini lebih sustainable. Jangan sampai pemerintah sudah mengalihkan saham Perhutani, tapi karena masalah utang tak bisa diselesaikan, Perhutani tak bisa membina Inhutani. Hal semacam itu tentu harus dihindari Bila utang itu bisa dijadikan PNP, tentu akan lebih mudah bagi Perhutani untuk bicara bagaimana ke depan membina Inhutani. Karena kalau utang tersebut dijadikan penyertaaan modal pada Perhutani, maka Inhutani I s/d V larinya akan lebih kencang. “Karena kalau sudah dijadikan holding, larinya tidak

Morgan melihat, kalau tujuan pemerintah untuk membentuk hanya sekedar membuat BUMN berkurang jumlahnya kurang tepat. Seharusnya pembentukan juga dimaksudkan untuk penyehatan BUMN. kencang, untuk apa?” tanya Morgan Tata Kelola Keuangan Pertanyaan selanjutnya setelah menjadi holding, bagaimana tata kelola keuangan di Inhutani I s/d V?. Sebagaimana dijelaskan Morgan, dalam pembentukan holding ini sesungguhnya hanyalah pengalihan kepemilikan saham Inhutani I s/d V dari pemerintah kepada Perhutani. Sementara sebagai entitas bisnis, Inhutani I s/d V masih tetap seperti biasa menjalankan operasional perusahaan. Sebagai entitas bisnis yang berbadan hukum, tentunya mereka akan mengelola sendiri keuangannya. “ Ibarat anak, kita kan tidak bisa mencampuri keuangan mereka . Kalau anak bilang saya ingin beli tempat tidur, ya beli saja. Mungkin kita bantu melalui apa.” Melalui konsep bisnis bisa saja si anak di bantu. Tapi sebagai induk perusahaan tidak bisa memberikan uang kepada mereka. Hal ini perlu ditegaskan, supaya jangan salah pengertian. Perhutani bukan lembaga pinjam- meminjam uang. “Katakanlah ada proyek di Inhutani. Tidak bisa ujug-ujug Perhutani mengucurkan modal. Karena kalau

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

Anak usaha dan induk usaha itu memiliki kedudukan hukum yang sama. Mereka punya entitas, peraturan dan AD/ART sendiri. Di Inhutani 1/s 5 punya cara sendiri untuk merekrut orang. Sebagai induk, Perhutani hanya bisa mengarahkan.

mengucurkan modal harus meminta Izin pemilik Perhutani, ” tegas Morgan Sebagai badan usaha sendiri, tentu mereka harus mengelola keuangan sendiri. “Kecuali, karena induk mereka adalah Perhutani, mungkin mereka bisa memanfaatkan induk untuk bisa mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dengan jaminan dibicarakan dengan Perhutani. Banyak cara kita meminjam. Tapi kalau menambah modal kepada Inhutani I s/d V, Perhutani itu tidak bisa. Harus izin dulu dari Kementerian BUMN. Aturan mainnya begitu.” Anak usaha dan induk usaha itu memiliki kedudukan hukum yang sama. Mereka punya entitas, peraturan dan AD/ART sendiri. Di Inhutani I s/d V punya cara sendiri untuk merekrut orang. Sebagai induk, Perhutani hanya bisa mengarahkan. Tapi kalau Perhutani akan memindahkan orang ke Inhutani tentu tidak bisa, karena mereka punya badan hukum sendiri. Kalau direksi sesuai dengan peraturan yang ada menjadi kewenangan pemegang saham untuk mengangkat dan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

memberhentikan. Kalau karyawan itu menjadi kewenangan masing-masing anak perusahaan. Perusahaan punya wewenang dan aturan sendiri-sendiri yang mengacu pada UU No 40 tentang Perseroan Terbatas. Tentu pengelolaan perusahaan di Inhutani I s/d V jalan seperti biasa. Yang diharapkan pemilik saham Inhutani adalah deviden. Untuk menghasilkan deviden yang lebih besar bagaimana caranya. “Saya pemilik perusahaan ingin mendapatkan laba yang lebih besar. Pimpinlah dengan benar. Kontrol itu dari pemilik perusahaan, pemilihan direksi yang benar, komisaris yang benar. Bahkan harus di-review aturan main yang dibuat perusahaan dilihat permasalahanya di mana?” tambah Morgan sambil melanjutkan, kalau ada permasalahan itu harus dipikirkan oleh pemegang saham. Lain kalau untuk meminjam dan mengucurkan modal itu sangat berbeda. Untuk mendapatkan laba yang besar tentu harus ada sinergi yang dilakukan antara Inhutani I s/d V dengan Perhutani. Sinergi inilah yang harus dijadikan modal untuk

membesarkan perusahaan. Pada bidang mana sinergi ini harus dilakukan. Kedepan kita akan mengembangkan agroforestry, itu kira-kira yang perlu digenjot. Pasti banyak sisi bisnis yang bisa disinergikan. Di bidang Litbang, Perhutani sudah bagus. Bagaimana membuat bibit yang bagus. Menanam yang bagus kita sudah unggul, itu bisa dimanfaatkan oleh Inhutani Perhutani juga membutuhkan jasa penanaman. Tentu tak masalah bila ditenderkan yang menang adalah anak perusahaan dari Inhutani. “Toh dari kita untuk kita. Bagus kan. Sepertinya banyak hal yang perlu dipikirkan dan digali,” tambah Morgan Melalui sinergi ini akan menjamin kelangsungan usaha Inhutani I s/d V bisa terjaga yang pada gilirannya juga akan membesarkan perusahaan. Masalahnya sekarang, bagaimana antara anak dan bapak ini bisa segera merumuskan sinergi dan mengeksekusinya, agar bisa memberikan nilai tambah yang maksimal baik kepada anak maupun induk perusahaan • DR

DUTA Rimba 25


Dok. Kom PHT®2014

rimbaUTAMA

26 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Induk yang Beranak-Pinak Perhutani dalam mengembangkan holding tak hanya secara un organic, tetapi juga secara organic dengan membentuk anakanak perusahaan yang fokus pada bisnis yang lebih mikro. Dalam waktu dekat perusahaan kehutanan ini akan mendirikan anak perusahaan yang bergerak dalam bisnis gondorukem, kayu, properti dan energi. Namun bisnis baru tersebut masih memiliki keterkaitan erat dengan sumber daya hutan.

B

agi Perhutani, konsep Holding Company itu telah melekat dalam transformasi bisnis yang digencarkan dalam lima tahun terakhir ini. Dalam transformasi bisnis tersebut, Perhutani tak hanya berkutat pada aspek tanaman saja, tetapi juga merambah ke sektor industri yang berbasis pada hasil hutan. Dengan transformasi bisnis tersebut, kini bisnis Perhutani makin

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

membengkak dan beraneka ragam. Tak hanya kayu tetapi juga non kayu. Dalam bisnis non kayu ini yang terasa cukup kencang dewasa ini adalah industri gondorukem dan terpentin. Pabrik baru di Pemalang, kini telah mengekspor gondorukem dan terpentin ke sejumlah negara seperti China dan India. Gondorukem ke depan akan menjadi sumber pendapatan perusahaan. Permintaan akan

produk ini di Eropa juga sangat besar. Apalagi Perhutani memiliki getah pinus Merkusi yang tak dimiliki negara pesaing seperti China dan Vietnam. Pinus Merkusi getahnya memiliki zat kimia yang tak dimiliki oleh pinus dari negara lain, termasuk Brasil. Perhutani juga agresif untuk mengoptimalkan aset perusahaan. Perhutani yang memiliki lahan-lahan nganggur akan dimanfaatkan untuk bisnis ritel, hotel dan hospitility,

DUTA Rimba 27


Bambang Sukmananto membayangkan Perhutani ke depan menjadi dengan puluhan anak perusahaan yang fokus pada bidang usaha yang mereka geluti. Sementara sebagai , Perhutani bisa fokus mengurus tanaman untuk menjamin kelestarian hutan dan menjaga pasokan bahan baku industri yang mereka bentuk

Dok. Kom PHTÂŽ2014

rimbaUTAMA

Salah satu sudut di Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang

maupun properti. Keseriusan ini ditunjukkan Perhutani telah mengundang pakar-pakar properti seperti Panangian Simanungkalit untuk memberikan masukan dalam pengembangan properti. Selain itu. Perhutani juga agresif mengembangkan destinasi wisata. Perusahaan negara yang memiliki daerah operasi hutan di Pulau Jawa dan Madura memiliki situs dan objek wisata potensial yang bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata. Untuk menggarap destinasi wisata, sebagaimana pernah diungkapkan Direktur Komersial Non Kayu Mohammad Soebagja, pihaknya tengah menyiapkan kajian untuk menyusun roap map pengembangan wisata Perhutani. Melihat potensinya tak berlebihan bila Direktur Utama Bambang Sukmananto mengimpikan Perhutani ke depan

28 DUTA Rimba

akan menjadi holding dengan membentuk anak-anak perusahaan agar lebih fokus pada bisnis yang mereka tekuni. Perhutani bisa mengikuti jejak perusahaan besar semacam Pertamina, Bank Mandiri, Telkom, dan lainnya. Untuk menangani hulu misalnya Pertamina membentuk anak usaha Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP). Untuk menangani laut dalam dibentuk Pertamina Hulu Energi. Untuk menangani blok-blok Migas di luar negeri membentuk Pertamina Internasional. Untuk menggarap Geothermal membentuk Pertamina Geothermal Energi. Demikian seterusnya, kini Pertamina memiliki 23 anak perusahaan dan ratusan cucu usaha. Hal yang sama juga terjadi di Bank Mandiri. Untuk menjadikan holding perbankan yang terintegrasi, Bank Mandiri

juga membentuk perusahaan sekuritas. Untuk masuk di asuransi membentuk Axa Mandiri. Untuk menjangkau penduduk muslim membentuk Bank Syariah Mandiri. Begitu seterusnya, yang juga diikuti oleh Bank BRI maupun Telkom. Perhutani ke depan bisa saja bisnisnya seperti Pertamina, Bank Mandiri, Bank BRI dan Telkom. Secara organik membentuk anakanak perusahaan yang terintegrasi di sektor kehutanan. Bambang Sukmananto membayangkan Perhutani ke depan menjadi holding dengan puluhan anak perusahaan yang fokus pada bidang usaha yang mereka geluti. Sementara sebagai Holding, Perhutani bisa fokus mengurus tanaman untuk menjamin kelestarian hutan dan menjaga pasokan bahan baku industri yang mereka bentuk. Tak berlebihan bila Direktur

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

“Omzet pada sektor gondorukem dan kayu cukup besar. Membesarkannya harus dibuat anak usaha sendiri agar lebih fokus. Nanti akan kami sinergikan juga dengan Inhutani yang dapat menjadi pemasok bahan baku,” tutur Tedjo . Perhutani menghasilkan gondorukem dan terpentin sebagai bahan baku untuk sabun, parfum, detergen, produk komestik, aroma jeruk untuk pangan dan obatobatan serta insektida pertanian. Sementara untuk produk kayu yang dihasilkan adalah jenis kayu jati, pinus, mahoni, damar, akasia, sengon, jabon hingga rotan dan bambu. Produk kayu Pertahuni digunakan sebagai bahan furniture, flooring, decking serta listoni dan skirting. Terakhir untuk properti saat ini Perhutani telah memiliki resort di Lembang, Bandung dan Tanjung Papuma, Jember. Pabrik Plywood di Pare - Kediri

Secara bertahap, Perhutani akan membangun anak usaha dengan memulainya dari anak usaha gondorukem, kayu dan properti pada 2016. Menyusul ditahun 2018 membentuk anak usaha yang bergerak di sektor energi. Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani Tedjo Rumekso menggagas akan lahirnya anak usaha baru Perhutani. Pasca pembentukan Holding BUMN Kehutanan yang akan resmi beroperasi pada Oktober. Perhutani akan menambah jumlah anak usahanya. Pada tahun 2018 mendatang, akan ada empat anak usaha baru Perhutani. Empat anak usaha baru Perhutani bergerak pada sektor:

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

gondorukem, kayu, properti dan energi. Secara bertahap, Perhutani akan membangun anak usaha dengan memulainya dari anak usaha gondorukem, kayu dan properti pada 2016. Menyusul ditahun 2018 membentuk anak usaha yang bergerak di sektor energi. Alasan pembentukan anak usaha ini karena keinginan perusahaan untuk masuk hilir. Plus omzet bisnis pada sektor gondorukem dan kayu masingmasing telah mencapai Rp 1 triliun.

Gandeng PLN Untuk masuk ke sektor energi Perhutani akan menggandeng PT PLN PT PLN Enjinering, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan pihak swasta. Kerja sama ini akan membangun Mini Hydro atau pembangkit listrik tenaga air bertenaga 50 megawatt yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2018. Mini Hydro diprediksi akan memakan biaya hingga Rp 5 triliun. Mini Hydro Perhutani akan menggarap kawasan dari Kendal, Jawa Tengah sampai Banten. Tedjo Rumekso menjelaskan, latar belakang perusahaan masuk ke sektor energi didorong persaingan antara negera maju yang telah menjadikan industri biomassa sebagai kebutuhan. “Kebutuhannya tinggi dan pasarnya juga jelas. Maka kami akan masuk sektor energi,” ujar Tedjo. • DR

DUTA Rimba 29


Dok. ISTIMEWA

rimbaUTAMA

30 DUTA Rimba

Dahlan bersama direksi PT Semen Indonesia

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Mengikuti Jejak

The World Class Company Baik Holding Organik maupun Non Organik, banyak yang telah menunjukkan kinerja dan prestasi yang cukup membanggakan. Dengan holding, anak-anak perusahaan bisa fokus pada bisnisnya dan induknya bisa berkompetisi dengan perusahaan besar lainnya. Karena itu, merupakan langkah bijak bila Perhutani mengikuti jejak perusahaanperusahaan holding berkelas dunia

B

ila dirunut lebih jauh, Holding Company, bukanlah baru muncul, ketika dunia menjadi global. Justru sebelum globalisasi ini ada, Holding Company telah lahir mendahului era baru yang membuat dunia ini menyatu. Holding Company muncul, untuk menjawab perubahan yang terjadi saat itu. Holding Company dimulai sejak tahun 1889, ketika New Jersey menjadi negara bagian di AS yang pertama memberlakukan Undang-undang yang mengizinkan pembentukan perusahaan dengan tujuan utamanya memiliki sahamsaham perusahaan lain. Holding Company adalah korporasi yang

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

memiliki saham biasa perusahaan lain dalam jumlah yang cukup sehingga bisa mengendalikan perusahaan tersebut. (Bringham & Huston, 2001; 413). Berdasarkan sejarah tersebut ada sebagian pengamat yang mendefinisikan holding company adalah perusahaan yang dibentuk secara khusus untuk memiliki sahamsaham dan mengendalikan operasi perusahaan. Pengertian tersebut tentu tidaklah salah, karena memang ada perusahaan yang dibentuk untuk memiliki saham-saham perusahaan lain dan mengendalikannya. Seperti contoh Temasek, sebuah perusahaan holding company milik Singapura dan Khazanah Holding milik

Malaysia. Kedua perusahaan holding itu dibentuk untuk menguasai saham-saham perusahaan dan mengendalikan perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri Temasek telah mengambil rumah sakit terbesar di Thailand dan perusahaan telekomunikasi milik mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinavatra dan operator pelabuhan terbesar dunia P&O, yang membawahi 30 pelabuhan besar dunia. Bahkan beberapa perusahaan di Indonesia juga sudah dikuasai dan dikendalikan oleh Temasek. Di telekomunikasi sudah masuk ke Indosat dan Telkomsel. Keuangan sudah masuk ke Bank Danamon dan

DUTA Rimba 31


Dok. ISTIMEWA

rimbaUTAMA

Operator Pupuk Indonesia

NISP. Di bidang ritel, membangun mal kawasan Bubutan di Surabaya. Sebagai negara kecil melalui Temasek, Singapura mampu menguasai negara lain tanpa harus menguasai wilayah teritorial. Namun pembentukan holding company ini telah meluas. Tak hanya untuk mengambil alih saham perusahaan lain. Namun holding dibentuk dengan mendirikan anak-anak perusahaan agar lebih fokus pada lini bisnis yang mereka kembangkan. Seperti Pertamina, bank mandiri, Bank BRI, dan lain sebagainya. Untuk mengembangkan bisnis energi, Pertamina kini telah memiliki 23 anak perusahaan. Mulai dari perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi, hilir dan mid stream. Begitu pula Bank Mandiri, untuk mengembangkan diri sebagai perusahaan keuangan yang terintegrasi, membentuk perusahaan asurasi, sekuritas, dan mengambil alih perbankan di daerah. Seirama dengan lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, holding dibentuk juga untuk merespon

32 DUTA Rimba

dibentuk dengan mendirikan anak-anak perusahaan agar lebih fokus pada lini bisnis yang mereka kembangkan. Seperti Pertamina, bank mandiri, Bank BRI, dan lain sebagainya. perubahan agar memiliki daya saing dan efisiensi yang tinggi. Langkah ini yang kini tengah ditempuh oleh Kementerian BUMN. Kementerian yang bertanggung jawab terhadap mati hidupnya BUMN, melihat jumlah BUMN sebesar 144 perusahaan itu terlalu besar. Idealnya jumlah BUMN hanya sekitar 60 perusahaan. Belum lagi, untuk menghadapi persaingan di tengah perubahan global, seperti terbentuknya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015, tentu dibutuhkan perusahaan-perusahaan bersekala besar agar bisa bersaing dengan perusahaan dari negara lain yang memiliki kapitalisasi yang cukup besar. Gagasan Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk menggabung

Bank Mandiri dengan Bank BTN, tentu bukanlah dimaksudkan untuk menghapus bank perumahan. Sekalipun gagasan itu ditangguhkan oleh Presiden, itu memiliki tujuan jangka panjang untuk mendongkrak adanya bank nasional yang mampu bersaing dengan Bank DBS, UOB dan ONCB dari ASEAN DBS dengan jumlah modal US$ 26,5 miliar, diikuti dengan UOB US$ 19,2 miliar, dan OCBC dengan modal US$ 18 miliar. Adapun dari sisi kapitalisasi pasar, bank terbesar di ASEAN adalah DBS asal Singapura dengan nilai US$ 33,1 miliar dan diikuti oleh ONCB dengan nilai US$ 27,7 miliar. Sedangkan dari sisi aset, tiga bank Singapura juga menempati tiga besar di ASEAN, yaitu DBS dengan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


aset US$ 318,4 miliar, OCBC dengan aset US$ 268,1 miliar, dan UOB dengan aset US$ 225,2 miliar. Bank Mandiri yang asetnya pada 2011 Rp 551 triliun ( US$ 55 miliar) menempati urutan 11 bank di ASEAN memang membutuhkan penguatan baik dari sisi modal, kapitalisasi dan aset. Dengan menggabung Bank BTN, justru akan menguntungkan kedua bank tersebut. Dari sisi Bank Mandiri, Bank ini akan menjadi bank besar di antara Bank ASEAN sehingga bisa bersaing dengan bankbank besar lainnya. Sementara dari sisi bank BTN, akan bisa mengakses dana lebih besar dari Bank Mandiri dalam ikut menyediakan perumahan bagi publik. Tapi terlepas dari pro kontra akuisisi Bank BTN oleh Bank Mandiri, Kementerian BUMN telah berhasil menginisiasi pembentukan holding semen dan pupuk yang cukup fenomenal. PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) disingkat PIHC merupakan perusahaan induk untuk BUMN bidang pupuk. Perusahaan ini dulunya bernama PT Pupuk Sriwijaya (Persero), merupakan perusahaan pupuk di Palembang, Sumatera Selatan. Perusahaan yang didirikan 24 Desember 1959 awalnya untuk menjadi produsen pupuk urea yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pada 7 Agustus 1997, pemerintah menunjuk PT Pupuk Sriwijaya menjadi holding company untuk perusahaan pupuk di Indonesia. Dalam pembentukan holding pupuk ini, pemerintah mengalihkan seluruh saham yang dimilikinya di PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero), PT Petrokimia Gresik (Persero), PT Pupuk Kujang (Persero) dan PT Pupuk Iskandar Muda kepada PT Pupuk Sriwijaya (Persero) dan pada tahun 1998, PT Pupuk Sriwijaya menerima pengalihan saham pemerintah dari PT Mega Eltra

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Memang semen dan pupuk itu berbeda dengan kehutanan. Tapi beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa perusahan yang telah melakukan hingga berkibar ke manca negara, kiranya menginspirasi bagi Perusahaan di bidang Kehutanan untuk bersinergi membangun kekuatan baru dan meraih peluang yang lebih besar. (Persero). Setelah menjadi holding pada tahun 2010, PT Pupuk Sriwijaya (Persero) merestrukturisasi dengan memisahkan atau spin-off PT Pupuk Sriwijaya Palembang sebagai unit produksi. Dan, pada 2012 berganti nama PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) dengan melakukan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. PIHC ini sekarang membawahi 7 anak perusahaan pupuk dan 2 perusahaan non pupuk PT Semen Indonesia (Persero) merupakan holding company dari banyak anak perusahan produsen semen, yakni; Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, Thang Long Cement Vietnam. Sedangkan, anak perusahaan bukan penghasil semen ada 8 perusahaan di mana salah satunya PT United Tractors Semen Gresik. PT Semen Indonesia ini akan menjadi kekuatan ekonomi baru sebagai strategic holding yang akan mensinergikan beberapa fungsi engineering dan riset yang selama ini terpecah-pecah menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Dengan holding yang cukup besar, industri semen nasional akan bisa bersaing dengan perusahaan semen asing yang mulai masuk ke Indonesia seperti Siam Cement dari Thailand dan Anhui

Conch dari China yang cukup besar, di samping tentu ada beberapa pemain impor yang sudah ada. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan ini terus menggenjot kapasitas produksi yang memadai, membangun saluran distribusi yang kuat, karena itu sekarang ini PT Semen Indonesia gencar membangun packing Plant. Dalam menekan cost production, PT Semen Indonesia harus menjadi perusahaan paling efisien di Indonesia maupun regional. PT Semen Indonersia yang memiliki pangsa pasar di atas 40%, memang terus berekspansi. Setelah masuk Vietnam,mereka segera menggarap pasar Myanmar. Mereka memiliki target tahun 2014 mulai membangun pabrik di sana dengan investasi US$ 200 juta (Rp 23 triliun) Memang holding semen dan pupuk itu berbeda dengan kehutanan. Tapi beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa perusahan yang telah melakukan holding hingga berkibar ke manca negara, kiranya menginspirasi bagi Perusahaan di bidang Kehutanan untuk bersinergi membangun kekuatan baru dan meraih peluang yang lebih besar. Karena itu jangan lewatkan kesempatan ini terus melangkah menggapai mimpi perusahan nasional di bidang kehutanan yang diperhitungkan baik oleh kawan maupun lawan. • DR

DUTA Rimba 33


Dok. Kom PHT®2014

rimbaUTAMA

34 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Mengawal

Ultimate Goal

Raksasa Kehutanan Dalam pembentukan holding BUMN Kehutanan ini, persoalan mendasar sebagaimana pernah disampaikan Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, di depan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskhan pada sosialisasi pembentukan holding Perkebunan dan Kehutanan, adalah bagaimana komitmen regulator untuk mendukung operator. Pertanyaan itu sangat mendasar, sekalipun tak sempat dijawab oleh Meneg BUMN. Dengan komitmen regulator, operator dalam hal ini induk dan anak perusahaan akan bisa lari kencang

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

H

al itu diulangi kembali oleh Bambang Setiadi, Direktur Inhutani II. Bahkan komitmen itu tak hanya dari regulator tetapi juga dari operator. Hal lain yang lebih mendasar lagi harus menjadi prioritas awal pembentukan holding ini adalah bagaimana seluruh persoalan harus di-clearkan. Kemudian selanjutnya , yang harus fokus adalah ultimate goal-nya itu yang harus dikawal. Ini menjadi peran dan tugas para pihak baik Kementerian BUMN, Kementerian Kehutanan, induk dan anak. Jadi apa pun ultimate goal itu bisa landing. Sebetulnya kalau kita kerucutkan lagi adalah bagaimana membuat BUMN Perhutani ini sehat sehingga bisa tumbuh dan berkembang . “ Ini harus dikawal. Jangan nanti hanya memindahkan persoalan.” Pembentukan holding ini kesempatan untuk menyehatkan. “Karena saya selama 26 tahun di Perum . Tapi kayaknya harus simultan dan niatkan. Kemudian fokusnya, masing-masing dimana dalam rangka menyehatkan. Barangkali blue print usaha itu harus digarap oleh masing-masing. Karena saya yakin baik anak maupun induk komitmennya adalah menyehatkan perusahaan,” tegas Bambang yang pernah di Perencanaan Perhutani. Semangat untuk menyehatkan

juga ditekankan oleh Morgan Sarif Lumban Batu, Direktur Keuangan Perhutani. Kalau pembentukan holding hanya untuk menciutkan BUMN, terlalu sayang. Pembentukan holding ini harus dijadikan momentum untuk menyehatkan BUMN Kehutanan. Agar lebih sehat, berbagai masalah di bidang keuangan juga harus dituntaskan, agar induk maupun anak, lebih kencang larinya Untuk Inhutani II pada tahap awal sebenarnya memasuki tahapan recovery, karena selama beberapa tahun terpuruk sampai pada titik nadir. Karena itu Inhutani II tidak muluk-muluk. Recovery dalam RJPP telah disusun. Dan di dalam itu juga melakukan restructuring baik finance, portopolio, SDM dan melakukan transformasi. Pada dasarnya perubahan, dimana direksi yang ada sekarang ini memprediksi paling hanya mampu menyiapkan sampai pondasi untuk take off. “Minimal mulai kami ada di sini ini menjaga posisi keuangan ini tetap surplus. Sambil menunggu perkembangan resources,” tegas Bambang. Ada fakta yang menarik. Bisnis kehutanan di luar Jawa ini justru tidak menarik. Ini PR. Para pelaku usaha dihadapkan pada ketidakpastian areal. Beda dengan Perum. Karena diberi mandat. Yang kedua masih berkutat pada suplai

DUTA Rimba 35


kayu. Regulasinya macam-macam, sehingga cenderung high cost dan marginnya tipis. Baik hutan alam maupun hutan tanaman, pada gilirannya pengusaha tidak mampu mengembalikan resourses. Ada persoalan pendudukan areal secara masif. Ada kepentingan otonomi daerah yang membuat ini berat. Sehingga ada kecendeungan untuk mengubah fungsi hutan untuk kepentingan lain. Barangkali ini merupakan ancaman. Karena itu ke depan. Kita harus punya keleluasaan, beri kami mandat pengelolaan. Harusnya pengelolaan hutan itu sebagai prasyarat untuk jadi holding supaya ada kesetaraan. Intinya bisa sama-sama jalan. Mengapa harus pengelolaan. Supaya punya keleluasaan bisnis aman dari sisi

36 DUTA Rimba

areal. Kemudian deversifikasi produk bisa aman dikembangkan. Sehingga bisa melakukan out of the box. Transformasi pada dasarnya keluar dari kotak . Artinya Inhutani II telah melakukan trnsformasi struktural dan kultural yang menjadi landasan utamanya. Dari yang kurang baik mengarah yang baik. Karena GCG ini untuk menyehatkan perusahaan. “Karena itu, kultural ini kami rumuskan dalam budaya perusahaan “spirit.” “Modal dasar ini adalah semangat. Kalau ini tetangga kami ini punya semua. Hutan ada, punya potensi areal. Hutan alam ada dan kompetensi kita punya. Ini berarti kita tinggal nggenjot. Pada saat itu awalnya babak belur,” tambah

Bambang. Jadi ada holding maupun tidak, Inhutani tidak ingin dipersepsikan menjadi beban bagi induk. Inhutani II juga punya blue print ke arah sana. Hanya sekarang prasaratnya pengelolaan. Sehingga peranan regulator itu mutlak. Kemudian mari berbagi antara induk dan anak. Apa sih peran dan fungsi masing-masing. “Kemudian kita definisikan. Barangkali mengarah saja ke supporting dulu. Karena untuk implementasi ini tahapannya. Ada tahapan transisi, ada tahapan stabilitas. Ada tahapan pertumbuhan. Pada tahap transisi biarkan kami fokus blue print yang kita susun. Support kami.” Kenapa skema yang Inhutani II pilih B to B itu ada alasannya.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

Area Persemaian Inhutani

Yang pertama, yang jelas kalau nanti Holding Inhutani tidak mau disetarakan dengan Palawi. Itu beda secara prinsip. Sahamnya juga bisa. Enrtitas bisnisnya beda. Inhutani II hanya butuh supporting saja. Inhutani tidak mengharapkan charity. Mari kita tajamkan dari focusing blue print yang ada. Ini bagimana bisnis ke depan. Apa yang kita laksanakan, apa yang bisa di support. Inhutani II sudah bergerak. Kami ada masalah pendanaan, kita kembangkan aliansi strategis. Ini barangkali supporting dari induk jelas, kenapa dengan pihak lain. B to B lebih enak dengan induk. Karena pada gilirannya anak perusahaan ini harus memberikan kontribusi pada induknya. Kalau seperti itu bisnisnya, support. Jangan sampai separoh hati. “Saya pesimis kalau di induk sendiri tidak berubah. Ayo sama-sama berubah. “ Kalau bicara out of the box harus melakukan pengembangan usaha. Melakukan transformasi struktural, kultural, bisnis dan manajemen. Memang bisa langsung berjalan. Tapi bisa netesnya nanti. “Kita ini intinya sama dengan Perhutani karena basisnya adalah hutan. Sebetulnya

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Bambang Setiabudi, Direktur Operasional PT Inhutani II

dari induk jelas, kenapa dengan pihak lain. B to B lebih enak dengan induk. Karena pada gilirannya anak perusahaan ini harus memberikan kontribusi pada induknya. pengelolaan hutan, meskipun pengusahaan. Kedua berbasis kompetensi, optimalisasi aset dan trading. “Kemudian kita kembangkan menjadi delapan, tapi intinya optimalisasi lahan. Tadinya hanya kayu log, kayu tanaman industri, kemudian jasa, kami kembangkan, termasuk jasa lingkungan, agroforestry, Bio energy. Karena itu redesain PSDH menjadi mutlak, disamping penataan SDM.” SDH harus sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk membangun KPH-KPH. Ini harus kita ikuti. Barangkali itu yang mendasar. Kemudian dalam pengelolaan hutan itu satu-satunya yang ditugasi adalah BUMN. Inhutani tidak usaha ke Jawa, tetapi di luar jawa. Arahnya mau kemana? Yang jelas era sekarang itu adalah era rehabilitasi. Kalau mengandalkan finance perusahaan sangat tidak mungkin. Dan proporsi anggaran untuk rehabilitasi hutan sangat

kecil sekali. Artinya kalau untuk rehabilitasi itu ada political will dari pemerintah.” Ini yang kita tuntut, Kita siap menerima penugasan seperti saat Perhutani ditugaskan di NTT dan NTB dahulu. Perkara sudah jadi pemerintah bisa seperti memisahkan kekayaan negara. Diserahkan ke Perum. Karena faktanya tidak ada pengelolaan. Hanya administratif. Ini kesempatan untuk membesarkan kehutanan Indonesia, kalau arahnya era rehabilitasi. Pengelolaan yang diterima Perhutani ini sebenarnya pemerintah menugaskan pengelolaan hutan. Bagaimana untuk menjamin kelestarian hutan dan berbisnis. Basisnya pengelolan hutan, bukan Izin pengelolaan hutan. Ini barangkali persoalan-persoalan yang harus kita hadapi. Tapi kalau bicara holding adalah bicara implementasi. Mekipun ini sebenarnya circle karena dulu bentuknya BPU (Badan Perusahaan Umum) • DR

DUTA Rimba 37


rimbaUTAMA

Dirut Inhutani IV

Dok. Kom PHT®2014

Operasional Anak Perusahaan Harus Tetap Jalan

Saya menyambut baik rencana pembentukan holding BUMN Kehutanan. Ini merupakan langkah bagus, karena ke depan kita akan memiliki BUMN Kehutanan yang besar, yang bisa bersaing di era persaingan bebas ini. Sekarang kita harus bekerja keras untuk menyiapkan terbentuknya holding ini dengan cermat. Begitu dapat konfirmasi pembentukan holding, kita dari Inhutani I s/d V sudah bertemu, karena rencana holding ini tak ada point no return, sehingga harus kita tuntaskan. Ada hal yang penting disampaikan Pak Bambang Sukmananto dalam sosialiasi pembentukan holding oleh Menteri BUMN di Plaza Mandiri tentang pengelolaan yang oleh Menteri BUMN bukan pertanyaan. Tetapi sebagai holding pertanyaan Pak Bambang itu harus dijawab, seperti RPP Pengelolaannya itu harus diselesaikan, termasuk schedulenya. Yang kedua tentang konsolidasi laporan keuangan. Sudah harus mulai

38 DUTA Rimba

Apa Kata

Mereka

setelah dengan adanya holding tentu terkesan nuansa swastanya makin menguat. Sedikit menjadi beban bagi kami. Untuk itu saya meminta sosialisasi dilakukan secara bertahap. Kemudian selanjutnya dalam kaitan operasional perusahaan, khususnya yang berkait dengan aturan PPN yang baru berkait dengan hasil di kawasan hutan maupun pertanian. Dengan adanya PNBP sebesar 6%, kalau kemudian harus ditambah dengan 10% ini menyulitkan. Ini mengganggu negoisasi dengan masyarakat dalam menjalin kemitraan Dalam kaitan dengan ketahanan pangan, kami memiliki potensi yang cukup bagus. Kalau selama ini kami hanya menanam 3000 Ha untuk tanaman pangan, ke depan bisa ditingkatkan bisa mencapai 50.000 Ha. Yang potensial untuk di Lampung adalah tanaman tebu. Kalau ini bisa digarap dengan baik, tentu akan bisa memperkuat ketahanan pangan.

disiapkan. Mungkin sedikit di sini ada yang tak bisa terkonsolidasikan karena adanya masalah keuangan Perhutani dan Inhutani, tentang pencatatan utang tanaman. Ini harus kita selesaikan, kalau tidak, kita tidak bisa consolidated. Ketiga, ada yang bersifat prinsip terkait utang SLA dan DR. Begitu menjadi anak perusahaan ada Rp 136 miliar utang DR yang jatuh tempo, siapa yang harus membayar. Kalau dibayar Inhutani dananya terkuras. Kemudian juga ada utang SLA sebesar Rp 13 miliar. Ini harus diselesaikan. Kalau tidak, kita bisa berhenti di tengah jalan dan langsung colaps. Kita tidak ingin Perhutani terganggu dan Inhutani terganggu. Begitu Inhutani menjadi swasta itu langsung jatuh tempo. Ada skenario, dijadikan PNM, tapi kapan akan dijadikan PNM Dalam soal operasional saya kira harus tetap jalan, termasuk sinergi. Kemudian dalam soal karyawan kita pastikan dengan adanya holding tak ada rasionalisasi karyawan.

Endro Siswoko Dirut Inhutani V

Perkuat Ketahanan Pangan Bila Holding ini terbentuk saya mengusulkan sosialisasinya dilakukan secara bertahap, karena selama ini kami dikenal sebagai BUMN. Namun

Dok. Kom PHT®2014

Hadi Siswoyo

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. ISTIMEWA Dok. Kom PHT®2014

Holding Company Ala PUSRI

M Zain Ismed Sekper PT Pusri Pelembang Konsep holding company dahulu tidak dikenal oleh karyawan PT Pusri. Perusahaan yang berdiri tahun 1957 tersebut pada tahun 1997 menjadi perusahaan Operating Holding. Dalam perkembangannya,

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

pada 12 Nopember 2010 kelompok ini dilakukan spin off menjadi Holding (PT Pupuk Indonesia), operatingnya adalah PT Pupuk Sriwijaya Palembang dan delapan perusahaan lainnya seperti: PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk kaltim, PT Rekayasa Industri, PT Mega Eltra, PT PI Logistik, PT PI Energi. M.Zain Ismed Sekretaris Perusahaan PT Pusri Palembang, sebelumnya adalah Manajer Hukum dan Humas, menceritakan pengalamannya ketika pertama kali Pusri berubah menjadi Holding. Status PT Pusri dahulu adalah operating holding. Cukup berat karena mengurus unit operasi sekaligus anak-anak perusahaan. Karyawan dan stakeholder di Palembang sempat resah karena peran perusahaan pupuk kebanggaan warga Palembang ini dianggap akan berubah

dengan menjadi anak holding. Padahal sebetulnya tidak. Saat itu sebagai Humas, ia disibukkan harus memberikan penjelasan dan pemahaman kesana kemari. Karyawan sempat mau demo juga karena ketidakpahamannya. Sejak 2011 sampai sekarang PT Pusri Palembang mengurus operasional saja sehingga lebih fokus. Policy investment holding termasuk sinkronisasi anak perusahaan diurus oleh Pupuk Indonesia sebagai induk holding. Bagaimana sistem remunerasi? Menurut aktivis presidium forum humas BUMN ini, sistem remunerasi tidak berubah, semua tergantung kinerja perusahaan. Kalau kinerja perusahaan di masing-masing anggota holding bagus ya pasti remunerasi bagus. Holding PT Pusri Palembang sudah berjalan empat tahun. Bisnis dengan model ‘sinergi’ holding-isasi ini semakin bagus, karyawan bisa merasakan hasilnya. Memang tidak langsung tetapi sekarang karyawan merasakan sendiri hasilnya, kalau mau gaji bagus maka kerja juga harus bagus. • DR/soe

DUTA Rimba 39


RIMBAkhusus

Seleksi dan Kaderisasi

untuk Kesinambungan

Perusahaan Ada khabar gembira bagi para pencari kerja. Sejalan dengan transformasi di tubuh Perum Perhutani, perusahaan di bidang kehutanan ini juga terus menambah jumlah karyawan. Semua itu dilakukan agar terjadi seleksi dan kaderisasi untuk menjaga kesinambungan perusahaan.

40 DUTA Rimba

S

umber daya manusia (SDM) menjadi kunci sukses transformasi Perhutani. Selain terus meng-up grade karyawannya agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh bisnis perusahaan. Perum Perhutani juga merekrut pegawai baru, untuk memperkuat lini bisnis Perhutani yang terus melebar. Dalam merekrut pegawai baru, Direksi Perum Perhutani telah meloloskan 1.400 pekerja pelaksana untuk menjadi pegawai. Jumlah itu tersaring dari 7.286 peserta yang mengikuti seleksi tes tertulis tingkat direksi. Seleksi ini dilaksanakan di 77 tempat tes dari seluruh satuan unit kerja. Tes tertulis tingkat Direksi dilaksanakan secara serentak

Rabu, 18 Juni 2014, dimana semua Direksi, semua Asisten Direktur ikut melakukan pengawasan dan pendampingan untuk memastikan pelaksanaan tes tertulis ini berdasarkan prinsip GCG. Teguh Hadi Siswanto, Direktur SDM dan Umum Perum Perhutani, menegaskan, seleksi tes tertulis tingkat Direksi ini baru pertama kali dilaksanakan, sehingga mungkin ada beberapa kekurangan-kekurangan. Pelaksanaan tes ini diproses secara transparan yang disaksikan oleh kedua serikat karyawan (Sekar dan SP2P) dan tidak ada titipan dari manapun dan dari siapapun. Dalam mengelola SDM ini yang sangat penting bagaimana mendorong untuk menyiapkan kader-kader terbaik dengan melalui rekruitmen dan pelatihan secara

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 41


Dok. Kom PHT®2014

rimbakhusus

transparan. Sementara itu Asisten Direktur SDM dan Organisasi, sekaligus Ketua Tim Seleksi Tes Tertulis, Iing Moch. Ichsan menyatakan, Peningkatan status kali ini sebagai wujud komitmen Direksi Perhutani untuk mengangkat Pekerja Pelaksana menjadi Pegawai Perhutani sebagaimana PKB antara Direksi Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan minimal peningkatan

42 DUTA Rimba

status sebanyak 1.600 orang. Namun, Direksi mempunyai komitmen mengangkat 3.000 karyawan pada tahun 2014, dimana 1.600 karyawan sudah dilaksanakan melalui jalur reguler pada April 2014 lalu, sisanyasebanyak 1400 orang yang pada kali ini dilaksanakan melalui jalur kompetensi. Karena seleksi tes tertulis ini ingin menjaring sesuai kompetensi, maka sistem kuotanya didasarkan

per bidang kompetensi. Bisa jadi nanti pekerja pelaksana yang lolos seleksi numpuk di satu unit kerja dan beberapa unit kerja mungkin hanya sedikit bahkan tidak ada yang lolos, itu menunjukan kompetensi yang dimiliki SDM pada unit kerja tersebut. “Bagi Pekerja Pelaksana yang berprestasi dan memiliki kompetensi maka itulah karya saudara tidak ada rekayasa apapun, kalau anda lulus maka kemampuan anda harus lebih

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

ditunjukan dalam pekerjaan dan saya ucapkan selamat. Dan, bagi yang belum lolos, ini bukan akhir segalanya bukan berarti kiamat, kita berharap perusahaan kita semakin bagus, kinerjannya semakin baik, maka pada waktunya seluruh pekerja pelaksana akan diangkat,” tegasnya. Jumlah Pekerja Pelaksana Perum Perhutani saat ini sebanyak 7.548 orang. Yang mengikuti tes tertulis tingkat Direksi sebanyak 7.286 orang, sisanya tidak mengikuti tes dengan berbagai alasan, diantaranya merasa tidak mampu/ tidak mau ikut, sedang menjalani proses hukuman indisipliner, lulus Pendidikan Menengah Kehutanan (PMK), mengikuti pendidikan PMK dan Sakit • DR

Arahan Direktur Sdm dan Umum Pemeriksaan Hasil Tes Tertulis Pekerja Pelaksana Menjadi Pegawai 1. Dari hasil pelaksanaan test tertulis kemarin dan sekarang dievaluasi 2. Karena ini baru pertamakali dilaksanakan, sehingga mungkin ada beberapa kekurangan-kekurangan 3. Terimakasih kepada jajaran SDM dan panitia yang telah melaksanakan kegiatan test tertulis ini. 4. Minggu malam sudah dapat diupload di website Perhutani sehingga senin sudah bisa diketahui dan dilihat hasilnya 5. Kepada pendamping, agar segala permasalahanpermasalahan dalam pelaksanaan supaya menjadi catatan-catatan untuk perbaikan-perbaikan, baik catatan yang lucu-lucu maupun yang tidak lucu 6. Kita sudah saatnya dalam mengelola SDM ini menjadi satu hal yang sangat penting sekali bahwa kita harus bisa membentuk dan mendorongan untuk menyiapkan kader-kader/ orang-orang terbaik dan dimulai dari sistem rekuitment, pelatihan-pelatihan dan lain-lain 7. Rekapitulasi hasil dalam 2 hari ini harus bisa selesai, kalau kita serius dari mulai perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan atau apapun pekerjaan bisa kita lakukan. 8. Dalam stategi SDM kita tidak hanya membuat suatu rancangan pelatihan tetapi bagaimana merancang

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

berapa karyawan kita mau dibayar (Gaji), karena gaji karyawan harus diperjuangkan. 9. Dari hasil tes ini mungkin nanti akan ada satu unit kerja yang diterima banyak/ngumpul di satu unit kerja, maka segera dikelompokan dan dipotret, karyawan/ pegawai kita ini seperti apa? Nanti akan kelihatan bagaimana kompetensinya. 10. Dari hasil tes ini akan kelihatan kapasitasnya, dan konpetensinya agar bisa dipetakan SDM Perhutani seperti apa. 11. Dengan begitu akan terlihat bagaimana pembinaan atasan masing-masing direktorat atau satuan unit kerja. 12. Ini adalah proses transparan yang disaksikan oleh kedua serikat karyawan (Sekar dan SP2P), tidak ada titipan dari manapun. 13. Dalam proses ini harus disiplin dan terbuka karena ini nasib orang dan kita harus hati-hati 14. Ini adalah proses percontohan. 15. Ke depan sistem rangking perlu dikembangkan, khususnya rangking per orang/individu sehingga setiap orang bisa melihat posisinya, setiap orang bisa mengukur apa pantas atau tidak menjadi pemimpin/ kepala (promosi).

DUTA Rimba 43


Dok. Kom PHT®2014

SOSOKrimba

Tjipta Purwita DIRUT PT INHUTANI II

Kami Tidak Mau Jadi Beban,

Kami Butuh

Energizer 44 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Pembentukan Holding BUMN Kehutanan diharapkan tak hanya untuk merampingkan perusahaan pelat merah di bidang kehutanan. Namun, pembentukan holding itu harus menjadi momentum untuk menyehatkan BUMN Kehutanan, agar ke depan mampu bersaing di kancah global. Karena itu dibutuhkan strategi baik induk maupun anak usaha untuk meningkatkan kompetensi bisnis melalui sinergi secara berkelanjutan

P

eluang Holding BUMN Kehutanan untuk menjadi perusahaan kelas dunia sangat terbuka. Apalagi kalau mereka mampu mensinergikan potensi-potensi unggulan dari induk dan anak perusahaan, maka holding ini akan sanggup bersaing ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan 2015. Untuk melihat prospek holding BUMN Kehutanan, Dr Ir H Tjipta Purwita, MBA, Direktur Utama PT Inhutani II (Persero) menerima Solemanto dan Ruddy Purnama, wartawan Duta Rimba untuk melakukan wawancara di kantornya di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan Tjipta yang didampingi Bambang Setia Budi, Direktur PT Inhutani II, memaparkan saatnya bagi induk dan anak perusahaan untuk menyehatkan perusahaan. Bagi anak perusahaan, pembentukan holding ini janganlah dijadikan beban bagi induk. Mereka hanya menginginkan energizer untuk mengakselerasi bisnis yang mereka kembangkan. Kalau pun ada kerja bisnis pendekatannya bukan charity, tetapi harus tetap bisnis to bisnis. Karena pendekatan B to B diyakini akan menguntungkan induk maupun anak perusahaan. Berikut petikan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

wawancara dengan Tjipta;

Bagaimana respon anda dengan pembentukan ini? Holding itu suatu keniscayaan. Memang kita sadari juga , Indonesia bisa memiliki Perusahaan kehutanan yang besar sekali. Tetapi mengacu pada dinamika globalisasi, perlu dilakukan pengelompokan, sehingga menimbulkan daya saing yang sangat kuat, dari pada BUMN begitu banyak, masingmasing bergerak sendiri-sendiri. Dengan pengelompokan sektoral seperti dalam holding tentu akan meningkatkan daya saing global, diisamping juga meningkatkan efisiensi. Tentu dengan menjadi holding baik induk maupun anak perusahaan harus melakukan restructuring , bahwa pembenahan internal harus dilakukan sehingga kekuatan masingmasing itu bisa disinergikan.

Itu secara makro, tetapi dari segi internal Inhutani II? Kalau kami sudah berproses lama. Artinya, Kami sudah siapkan mental kawa-kawan, bahwa baik ada holding maupun tidak ada

holding perusahaan ini harus sehat. Saya kira itu pekerjaan rumahnya secara internal. Sehingga kami berproses saja. Secara internal kami bisa membawa Inhutani II yang tadinya dalam kondisi sangat jelek bisa kembali sehat. Sehingga saya berharap kalau menjadi holding pun Inhutani II sudah siap menerima keputusan pemerintah. Oleh karena itu secara internal Inhutani II melakukan pembenahan, yang kami sebut dengan transformasi bisnis. Memang ini masih proses, dan dengan adanya holding itu akan kami percepat. .

Untuk tranformasi bisnis di Inhutani II itu sudah sejauh mana ? Dalam melakukan tranformasi bisnis kami tidak melupakan kekuatan internal. Berbasis pada potensi yang kita punyai sendiri. Jangan sampai kita yang mempunyai potensi sebesar ini tidak memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu transformasi ini dengan mulai mengakses semua potensi yang ada di internal untu kita kembangkan. Pertama, Kita punya areal di luar Jawa yang menurut saya cukup potensial kita kembangkan. Hanya, karena Inhutani II ini terbatas dananya , sehingga ini i belum optimal. Pada hal, dengan optimalisasi areal saja itu efeknya sudah besar. Yang kedua, berdasarkan kompetensi SDM. Kita meningkatkan kapasitasnya, speed-nya agar bisa meningkatkan kinerjanya dengan baik. Kemudian, yang berikutnya kita juga mengembangkan produk port folio bisnis. Kalau tadi kita hanya pada hutan tanaman dan hutan alam, dan jasa. Kita kembangkan menjadi delapan. Mulai dari tanaman, kayu, karet, getah, dan seterusnya, termasuk optimalisasi aset. Jadi kita tidak terlalu loncat begitu jauh. Suatu

DUTA Rimba 45


Dok. Kom PHTÂŽ2014

SOSOKrimba

perubahan yang terus kita dorong, supaya lebih cepat. Tapi basisnya dari apa yang kita punya.

Sinergi itu kan bisa terus diakselerasi oleh Perhutani dan Inhutani? Sangat mungkin, Di Inhutani kan ada deversifikasi produk. Kita sudah mulai. Dan, kita akan ancangancang, membangun industrinya, membangun pengolahannya. Dan, nanti bisa dihitung. Bisa lebih efisien mana. Kalau katakan Perhutani bisa membangun dalam sekala lebih besar lagi. Bisa saja misalnya dari Inhutani diberi proporsi berapa . Dan kemudian dari Inhutani lainnya berapa. Bisa begitu Ada satu lagi obsesi kami. Indonesia itu memiliki areal open acces yang sangat besar. Kalau Perhutani dan Inhutani jadi holding dan pemerintah mendukung, maka sebenarnya BUMN Kehutanan yang dimotori Perhutani itu bisa di fungsikan luar biasa besar. Karena

46 DUTA Rimba

itu harus ada political will dari pemerintah. Sehingga areal open acces itu bisa berubah menjadi areal yang produktif. Kita bisa membangun hutan kembali pada areal open acces. Dan ini, sangat mungkin, kaena baik Perhutani dan Inhutani I s/d V punya kompetensi di bidang itu. Dan, saya kira kompetensi Perhutani dan Inhutani ini masih baik dibanding dengan perusahaan lainnya. Dan kita kalau diberikan kesempatan dengan dukungan policy bisa ditangani secara progresif.

Ini dari aspek kehutanannya? Ini aspek strategi pemerintah. Indonesia ini memiliki potensi yang besar dari sisi kehutanan. Tapi daya saingnya sangat lemah. Dengan Vietnam saja kita kalah. Kita punya potensi besar sekali. Bagaimana kita dan pemerintah punya obsesi yang sama. Potensinya ada. Kita mau bekerja keras atau tidak. Harusnya itu bisa ditingkatkan. Tidak sekedar hanya menguruskan

BUMN. Itu sayang. Mestinya, bisa seperti yang dilakukan oleh Semen Indonesia. Tapi kita tidak perlu mencontoh seperti itu, karena dalam negeri, domestik ini kekuatannya besar sekali. Kalau industri kehutanan berkembang di Indonesia, saya kira bisa mewarnai dunia, karena potensinya besar sekali. Harus ada political will pemerintah. Dengan holding ini, BUMN Kehutanan yang terbentuk itu menjadi besar. Jadi kalau Perhutani sudah kuat di Jawa dan luar Jawa, proporsinya pantas menjadi sebuah perusahaan holding yang besar.

Dari aspek kehutanan, ini bisa dioptimalkan? Saya kira begitu. Kita kan pernah menjadi pengekspor kayu lapis terbesar dunia. Tapi sekarang kayu lapis saja kalah dengan Vietnam, bahkan dengan China. Karena kita berguguran. Karena terlambat melakukan restructuring, sehingga daya saing kita jatuh sekali, karena

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Sejak dari awal sekali saya sampaikan. Siapa yang bisa menolong kesulitan kita? Diri kita sendiri. Semangat itu harus tertanam. Siapa yang bisa menolong Inhutani, harus muncul dari Inhutani sendiri. Yang lain itu energizer. Tapi semangat kita harus bisa mendolong diri kita sendiri. hutan di luar Jawa banyak yang rusak. Sekarang bisa, tidak hutan yang rusak itu dibangun kembali, sehingga bisa produktif. Ini harus jadi perhatian. Kita butuh tenaga kerja besar sekali. Banyak lapangan kerja .

Kalau jadi besar, dalam rehabilitas hutan itu tak harus menggunakan uang negara kan? Tidak. Tapi baiknya kombinasi. Ya contohnya di Perhutani saja, yang dulu waktu kami masih di Perhutani, nanam 100.000 Ha itu tidak menggunakan dana pemerintah. Dana internal. Nah kalau sekarang rehabilitasinya mengecil, ini harus menjadi leverage lagi. Kita mengundang capital yang lebih besar lagi. Apalagi kalau gawe besar ini bisa patungan. Berapa kekuatan perusahaan dan berapa kekuatan pemerintah. Tapi pada suatu saat kalau perusahaan itu besar sekali, tidak mustahil rehabilitasi itu bisa kita tangani sendiri

Dari segi, pilihan pemerintah untuk memilih Perhutani sebagai induk ini bagaimana ? Kalau saya lihat sudah tepat. Karena kalau digabung Inhutani I s/d V dengan Perhutani, yang paling kuat ya Perhutani. Ini bisa dilihat dari berbagai sudut. Dari kekuatan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

asetnya, SDM-nya, Finansialnya. Semua besar sekali perbedaannya. Sehingga kalau Perhutani ditunjuk holding itu realistis. Dari enam perusahaan yang paling sehat adalah Perhutani. Jadi itu keputusan yang tepat.

Sebagai induk , Perhutani gencar melakukan transformasi menuju hilirisasi. Menurut Anda bagaimana transformasi itu nantinya bisa diikuti oleh Inhutani? Sangat bisa. Sebenarnya antara Inhutani dan Perhutani ada pertimpalan kegiatan yang mirip-mirip. Sehingga bisa saling menyemangati. Kalau saya ikuti transformasi “Perhutani Unggul” sudah bagus sekali. Kalau Perhutani bisa konsisten menjalankan transformasi bisnis yang sudah disusun, Perhutani bisa besar sekali. Dulu waktu saya menjadi Direktur Keuangan Perhutani, perusahaan ini besar sekali, tapi sangat sedikit anak usahanya. Kalau tidak salah hanya ada Palawi. Saya saat itu berfikir, perusahaan ini penuh dan sesak sekali. Harus dibuat sekoci-sekoci baru. Nah sekarang terjadi. Ada anak perusahan yang mengolah aset. Aset besar sekali. Kemudian wisatanya, kalau ditangani akan besar sekali. Kemudian agroforestery. Ini antara anak perusahaan Inhutani dan

Perhutani bisa saling bersinergi untuk menjadi besar.

Dari segi operasional bagaimana periapan anak usaha menuju ? Jadi saya pikir masing-masing punya rencana jangka panjang (RJPP) dan masing-masing memiliki transformasi bisnis. Nah dari konsep yang disusun. Dimana titik temu yang bisa disinergikan. Pada awal sekali kita harus banyak berangkulan. Apa yang diperlukan, Perhutani bisa memfasilitasi. Yang kita perlukan itu fasilitasi. Jadi jangan membayangkan semua itu menjadi beban. Harusnya bisa diciptakan, kita share yang positif. Oke katakanlah akan memfasilitasi perbankan. Ayo maju bersama dengan Perhutani, dengan proyek seperti ini. Semangatnya tidak boleh kita (anak perusahaan-red) seperti mendapat dewa penolong. Sejak dari awal sekali saya sampaikan. Siapa yang bisa menolong kesulitan kita? Diri kita sendiri. Semangat itu harus tertanam. Siapa yang bisa menolong Inhutani, harus muncul dari Inhutani sendiri. Yang lain itu energizer. Tapi semangat kita harus bisa mendolong diri kita sendiri. Lho kalau dulu untuk gajian saja tidak bisa, sekarang sudah bisa untuk membayar gaji. Dan memang belum sehat-sehat sekali. Tapi sudah membaik. Selama 10 tahun potret Inhutani itu jelek sekali. Minus sekali. Sampai 2012. 2013 sudah positif. Insya Allah 2014 juga positif. Kita kerja keras luar biasa. Tapi bagi saya itu baru recovery. Kita harus lebih speed up. Sehingga proses transformasi ini juga harus di energizer. Saya lagi menggarap dengan konsultasi manajemen untuk merumuskan formasi bisnis di Inhutani ini agar bisa di speed up.

DUTA Rimba 47


SOSOKrimba Kalau lihat cerita Anda, Inhutani ke depan itu bisa lebih kencang lagi? Saya berharap begitu. Kalau ada energizer, harusnya kita bisa lebih cepat, karena ada kekuatan luar yang akan membantu. Tapi saya berharap pendekatannya bisnis to bisnis antara induk dengan anak. Artinya apa yang bisa disinergikan. Saya punya rencana apa, Bapak punya rencana apa. Serta potensi apa yang bisa disinergikan. Sehingg saya berharap hubungannya bisnis to bisnis.

Lantas bagaimana untuk menyiapkan SDM supaya lebih kencang lagi? Ya kita harus lakukan regenerasi dan meningkatkan kapasitas SDM di masing-masing. Jadi kalau program transformasi itu jalan bisa mengembangkan produk dan mengelola bisnis. Memang kita tak bisa menggunakan kekuatan SDM yang ada sekarang ini. Kita harus rekrut fresh graduate. Kemudian peningkatan kapasitas, untuk SDM harus kita lakukan. Kalau bisa base line itu jangan sampai kalah dengan kompetitor. Kita harus satu step lebih tinggi. Kalau tidak, tidak balance. Ini bisnis kita kembangkan, tetapi SDM juga harus kita ikuti. Termasuk kesejahteraannya. Kita memang kurang speed. Semangat untuk bisa menyehatkan diri yang harus kita tanamkan betul, sehingga pemerintah memutuskan berdiri sendiri, mau digabung menjad holding atau apapun, kita harus tetap menyehatkan perusahaan. Itulah spirit yang harus kita jaga

Untuk mendatangkan professional-profesional baru dari luar bagaimana? Itu sangat dimungkinkan. Tapi menurut saya itu step berikut. Jadi kalau saya coba kerjakan bisnis yang usual itu jalan dulu dan ditingkatkan.

48 DUTA Rimba

Bahkan saya membayangkan, Perhutani sebagai induknya bisa melihat mana Inhutani yang bagus dan perlu diperkuat. Ini kan bisa masuk pasar modal. Bisa menginduknya, maupun dirinya. Kalau sudah timbul akulturasi tadi baru itu dilakukan. Apa itu cross. Kemudian bahkan kita masingmasing harus mengambil profesional dari luar.

Dalam transformasi, pada manajemen level menengah ini sering kurang bisa menterjemahkan apa maunya direksi? Makanya saya melihat transformasi ini cukup ditangani dari internal sendiri dulu. Kalau masih kurang kita memang harus ada fasilitator agar bisa mempercepat. Kita masih menganggap butuh fasilitator. Karena policy direksi itu belum tentu bisa sampai ke bawah. Dan ini butuh proses dan waktu.

kesejahteraan. Bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan, meningkatkan gaji, kalau perusahaan sendiri tak bisa melakukan transformasi bisnis. Tujuan akhir dari perusahaan itu bagimana bisa sejahtera. Kalau efisien saja tujuan akhirnya, bukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Dari aspek financial bagaimana Pak? Memang masalah financial itu hanya pada masa awal saja. Karena ini ada pelimpahan saham. Saham negara di Inhutani dilimpahkan ke Perhutani. Sementara di Inhutani, sahamnya yang disetor oleh negara ada yang turun nilainya, sehingga equitasnya lebih kecil dari saham yang disetor. Selain itu masih ada embanan-embanan yang berupa utang dan lain sebagainya. Ya bisa sedikit membebani Perhutani. Tapi, kalau kalau Inhutani bisa menyehatkan. Saya kira tantangan pada masa awal itu bisa diselesaikan. Disinilah dibutuhkan dukungan Perhutani Bahkan saya membayangkan, Perhutani sebagai induknya bisa melihat mana Inhutani yang bagus dan perlu diperkuat. Ini kan bisa masuk pasar modal. Bisa mengengineered induknya, maupun dirinya. Jadi harus seperti itu, sehingga seperti Tellkom dan indosat, dan lebih besar anak perusahaannya. Ada tidak satu kekuatan di anak perusahaan, yang layak kita lempar di pasar modal dan bisa meng-engineered modal yang sangat besar. Kalau jadi besar, induknya juga menjadi besar.

Bahkan Kalau Pak Bambang Sukmananto selalu mengandaikan transformasi bagi karyawan, naik gaji tidak?

Dari Inhutani ini mana yang bisa di ?

Kalau saya akan saya challenge. Kita kan harus bisa menggaji diri kita sendiri. Artinya kalau bisa melakukan transformasi bisnis secara sehat, tentu akan bisa meningkatkan

Ya semangat kami 5 tahun ini Survival, kemudian bisa menjadi blue chip perusahaan yang sehat. Kalau kita bisa menempatkan sehingga perusahaan kita ini sehat, yang

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


dengan sendirinya bisa menjadi blue chip di pasar modal.

Kalau soal SLA dan DR bagaimana ? Sebetulnya kalau waktunya mencukupi dan pemerintah mau. Itu di PNM-kan. Cuma saya tidk tahu. Mungkin waktunya yang tidak ngejar. Mungkin gini saja dulu. Nanti baru dievaluasi. Ya kalau kami di Inhutani DR sudah lunas. Dulu kan banyak artinya yang swakelola. Dari hasil itu kami mengembalikan. Insya Allah Inhutani II kalau soal itu punya kekuatan. Sehingga lunas. Tinggal Rp 11 miliar SLA.

Ya sebaiknya begitu, Karena kalau tidak di Perhutaninya kurang ikhlas menerima, seolah-olah menerima beban, karena cukup besar. Kalau pemerintah punya political will itu bagian yang harus disehatkan. Cuma saya tidak tahu.

Lantas sinergi apa yang bisa dilakukan dengan induk? Jadi antara induk dan anak perusahan yang saya berharap itu bisa menimbulkan leverage, daya ungkit supaya kita bisa memiliki akses-akses pendanaan. Dimana kita punya potensi ini akses pendanaan ini lebih ada salurannya. Selama ini seolah-olah perusahaan yang tak sehat itu tidak bankable. Kedua dengan sinergi ini nanti muncul hilirisasi sehingga memang harus ada nilai tambah. Ketiga harus ada sekala usaha yang lebih besar. Kalau sekala usahanya menjadi besar setelah penggabungan ini kalau mendapat penugasan dari pemerintah melakukan rehabilitasi dilakukan BUMN kehutanan ini akan menjadi lebih besar lagi. Perusahaan ini harus dibesarkan juga skala bisnisnya. • DR

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Dok. Kom PHT®2014

Apa itu tidak sebaiknya dijadikan penanaman modal saja?

Kembalinya Anak Yang Hilang Jika Holding BUMN Kehutanan ini terbentuk, bagi Tjipta Purwita, tentu memiliki makna khusus. Apalagi dalam holding itu nanti yang menjadi induk adalah Perhutani. Pria Purwokerto yang lahir di Bandung seakan kembali ke rumah induknya, setelah sekian lama menghilang menjadi bos di tempat lain Direktur Utama PT Inhutani sudah malang malang-melintang di dunia Kehutanan. Mulai menjadi PNS di Kanwil Kehutanan Irian Jaya, ia juga pernah berkarier di BUMN antara lain di Perhutani. Di Perusahaan ini, ia pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan. Pria Kelahiran Bandung, 3 April 1960 termasuk pembelajar sejati. Setelah menamatkan Fakultas Kehutanan IPB pada 1984, 26 tahun kemudian menyelesaikan Gelar Doktor untuk Studi Ilmu Ekonomi Pertanian di almamater yang sama. Bahkan sebelum mencapai gelar tertinggi di bidang akademik ini, ia sempat meraih gelar MBA di Prasetya Mulya. Pria yang menikah dengan seorang gadis cantik di KUA Kecamatan Keraton Yogyakarta, Sabtu Kliwon 28 Dulhijjah 1410, juga dikenal sebagai penulis produktif. Ia banyak menelorkan paper dan materi makalah yang dipresentasikan di depan publik. Tapi ia juga menulis di sejumlah penerbitan media di ibukota. Rasanya hidup terasa lengkap. Apa yang dia pikirkan dan kerjakan bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebuah kelebihan yang dianugerahkan oleh Tuhan. Amien. • DR

DUTA Rimba 49


berbagi ilmu marketing

pagi hari

Menggapai Mimpi Merentang Prestasi Itulah langkah Yang ditempuh Perhutani 50 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


LENSA Bukan menggandeng selibriti Tetapi justru menggandeng para ahli Memaparkan rumus dan teori Melempangkan jalan transformasi

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 51


Dari sekadar menanam Merebak ke hilirisasi Tumbuh menjadi industri Berbasis hasil hutan

52 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Tak cukup hanya sekedar produksi Tapi juga harus dikemas Agar memiliki nilai yang tinggi Kinerja perusahaan makin meluas

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 53


Memang tidak mudah Ibarat meretas jalan terjal Tapi mereka sudah bersumpah Untuk terus menjajal

54 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Kini jalan itu sudah dibuka Melintasi beberapa tanggul Seluruh stakeholder mendamba Perhutani yang unggul NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 55


lintasrimba

Dok. Kom PHT®2014

Cara Jitu Perhutani Mengakselerasi Produksi

Jakarta - Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, kian percaya diri menatap prospek hilirisasi hasil hutan dan keluar dari jalur konvensional. Dengan tajuk transformasi bisnis, ia berani menargetkan dalam 5 tahun ke depan perseroan tak lagi mengandalkan bisnis kayu. Alasannya, menebang kayu hutan alam tak lagi dapat diandalkan sebagai penghasilan utama, selain juga memiliki konsekuensi sosial dan lingkungan yang serius. “Pada 2019, kami targetkan pendapatan non kayu mencapai 45%,” ujarnya dalam BUMN Marketeers Club yang digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, 19 Agustus 2014. Bambang pun memaparkan target pertumbuhan pendapatan dari industri non kayu akan diikuti penurunan bagian pendapatan non-industri hingga 40%. Bambang paham bisnis perkayuan semisal jati, damar, mahoni, sengon, sonokeling, menebangnya mudah tetapi susah menanam serta merawatnya. Sepanjang tahun 2013, lanjutnya, pendapatan dari bisnis non kayu masih 39% dari total pendapatan, sementara non industri 53%. Perhutani dalam beberapa tahun terakhir memang sedang gencar bertransformasi. Setidaknya,

56 DUTA Rimba

Perhutani mengalami kenaikan pendapatan yang signifikan sejak 3 tahun ini. Pada 2011, pendapatan Perhutani hanya sebesar Rp 3,11 triliun. Di tahun lalu, perolehan pendapatan itu naik Rp 750 miliar pada tahun lalu. Sepanjang tahun ini, Perum Perhutani menargetkan bisa meraup pendapatan Rp 4,53 triliun atau melonjak 45,65%. Selain penghiliran hasil hutan, Perhutani tengah gencar menjalin kerja sama, baik dengan BUMN maupun pemda untuk mengoptimalkan potensi pendapatan dari luas kawasan hutannya yang mencapai 2,4 juta hektar. Dua di antaranya menjalin kerja sama dengan Medco dan PLN Engineering untuk membangun sumber listrik minihidro dan biomassa. Nantinya, Bambang memproyeksikan Perhutani semakin ekspansif di beberapa sub sektor semisal pertambangan mineral, kopi, karet, porang dan sagu. Apalagi, saat ini terdapat 113 potensi tempat wisata yang berada di dalam lahan kelolaan perseroan. Selain itu, Bambang juga mengupayakan agar tempat istirahat (rest area) di jalan tol yang ada di kawasan hutan juga menjadi lini bisnis mandiri. “Yang sudah akan jalan itu [kerja sama] dengan [Pemda] Banyuwangi dan Mojokerto. Karena kalau kawasan wisata tidak segera dikerjakan, nanti ya diambil pihak lain,” tegasnya. Sejauh ini, pendapatan kayu Perhutani masih didominasi produksi kayu bundar sebesar 82% dan sisanya oleh industri kayu. Untuk usaha nonkayu, gondorukem dan terpentin memiliki andil hingga 89%. “Untuk itu kami juga mencoba ekspansi pasar ke luar negeri untuk produk derivatif,”

lanjutnya. Selain persoalan regulasi, Bambang menceritakan kelemahan kendali mutu internal Perhutani sehingga kadang terjadi penurunan kualitas. Di sisi lain, Perhutani sering terlibat sengketa lahan. Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto menjelaskan strategi Perhutani mengoptimalkan perannya mengelola hutan dan mengembangkan bisnis. Ada 4 langkah besar Perhutani yang oleh Bambang disebut Grand Strategy menuju Perhutani unggul. Strategi pertama adalah pengelolaan hutan secara lestari untuk peningkatan potensi sumber daya hutan, dengan mengoptimalkan produktivitas lahan. Lahan-lahan ditambah untuk dapat mengoptimalkan sumber dayanya. Perhutani juga melakukan perlindungan hutan. Hutan memiliki banyak potensi sehingga konservasi hutan diperlukan agar kasus-kasus semisal penebangan liar bisa diminimalkan dan mengurangi kerugian negara. Untuk menjaga dan mengelola hutan ini, Perhutani juga melakukan kolaborasi dengan masyarakat. Strategi kedua, Perhutani memaksimalkan kinerja usaha dengan mengembangkan beberapa sayap penjualan mereka untuk bisa menyasar beberapa wilayah di luar negeri. Sebab itu, Perhutani mulai menggunakan sistem online untuk memasarkan produk-produk mereka. Selain sistem online, Perhutani juga mengadopsi sistem keagenan. Di samping itu, peningkatan kualitas produk menjadi salah satu fokus Perhutani, dengan melakukan kontrol kualitas yang ketat dan sertifikasi atas

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


produk-produk Perhutani. Strategi ketiga, pemanfaatan jenis usaha baru untuk mendongkrak pendapatan. Saat ini, Perhutani mengelola lahan seluas 2,4 juta hektar yang masih bisa dioptimalkan untuk mendatangkan pendapatan yang lebih besar. Perhutani juga melakukan kerjasama strategis dan pengembangan beberapa bisnis baru. Strategi keempat, pemanfaatan fungsi-fungsi pendukung dari dalam organisasi. Dalam kaitan ini, Perhutani sangat peduli pada peningkatan kualitas SDM. Terkait SDM, Perhutani membangun budaya kerja yang berbasis pada prinsip kejujuran, kepedulian, dan profesionalitas. Untuk kesejahteraan karyawan, Perhutani melakukan peningkatan take home

pay untuk pegawai. Perhutani juga memanfaatkan sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk layanan keuangan, produksi, pengelolaan kayu, dan pemasaran. Perhutani juga sadar pentingnya upaya penegakan hukum dan pengendalian risiko. Dengan keempat strategi besar tersebut, Bambang optimis mampu meningkatkan performa Perum Perhutani. Perhutani menargetkan pendapatan pada tahun 2015 sebesar Rp 5 triliun dan meningkat menjadi Rp 9 triliun pada tahun 2019. Soal rencana pengalihan saham Inhutani I-V ke Perhutani pada akhir September 2014, Bambang tetap optimistis perusahaan induk (holding) BUMN kehutanan bisa

Dok. Kom PHT®2014

Perhutani Balapulang Siapkan Pakan Ternak 2500 Kambing

Brebes - Perhutani KPH Balapulang menyiapkan 4 hektar Hijauan Makanan Ternak (HMT) di bawah tegakan tanaman tahun 2000 untuk 2.500 kambing di Hutan Pangkuan Desa Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mekar Jati, Desa Randegan, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes. Sekdes Desa Randegan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Kecamatan Losari – Brebes, Sunarto, menyebut, masyarakat di wilayah tersebut, terutama anggota LMDH Mekar Jaya, sangat terbantu dengan adanya HMT yang ditanam di bawah tegakan hutan Perhutani. ”Ini terobosan Pak Mantri dan LMDH yang baru saya jumpai. Masyarakat akan terus memanen rumput setiap hari, sebab setelah

memacu produktivitas. Bambang yakin bisa mengonsolidasi dan mengakomodasi keunikan masingmasing anak usaha Perhutani. Ia janji tidak akan melakukan perombakan besar di internal Inhutani. “Saat ini, kami sedang intensif diskusi dengan Inhutani, bersinergi untuk jadi holding September nanti. Akan ada sinergisinergi jangka pendek dulu,” lanjutnya. Nantinya, holding itu menjadi model pengelolaan hutan secara berkelanjutan dan lestari bagi publik domestik dan internasional. “Area hutan produksi kita ini 60 juta hektar, masak yang dikelola pemerintah kurang dari 10%? Holding ini supaya bisa juga dilihat oleh masyarakat, ini lho contoh pengelolaan hutan yang benar,” tegasnya. • DR

rumput diambil langsung diberi pupuk kandang yang juga dari kotoran ternak, sehingga bisa tumbuh lagi tanpa membeli pupuk kimia. Kami berterimakasih kepada KPH Balapulang karena warga kami bisa menanam padi, palawija, dan melon di sela tanaman muda. Selama dua tahun warga kami sangat terbantu dari tumpangsari tanaman di lokasi tersebut,” tutur Sunarto. Administratur Perhutani Balapulang, Isnin Soiban, mengajak LMDH untuk selalu aktif berinteraksi dengan hutan. “Berkomunikasilah dengan pak Mandor, pak Mantri, serta petugas penyuluh pertanian kecamatan. Sampaikan permasalahan yang ada, semisal tanaman palawija terkena hama, dan sebagainya. Yang penting tanaman pokok Perhutani tumbuh baik, petani juga bisa menuai hasil panen yang maksimal. Di lokasi ini ada tanaman sengon SILIN yang rencananya umur lima tahun bisa dipanen. Nantinya LMDH Mekar Jaya bisa mendapatkan hak sharing 25 persen dari hasil tebangan,” kata Isnin. • DR

DUTA Rimba 57


lintasrimba

Pekalongan Barat Targetkan

Pekalongan Barat - Kepala Divisi Regional Jawa Tengah Perum Perhutani, SR Slamet Wibowo, Rabu 20 Agustus 2014, menemui seluruh penyadap dan mandor sadap yang ada di wilayah KPH Pekalongan Barat. Pertemuan berlangsung hangat di bawah rerimbunan pinus yang sejuk dan segar di lembah Gunung Slamet, tepatnya di Petak 40b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Diwung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Moga, KPH Pekalongan Barat. Pertemuan tersebut dihadiri 85 orang penyadap dan mandor sadap dari 3 Kabupaten, yaitu Brebes, Tegal, dan Pemalang. Di kesempatan itu, SR Slamet Wibowo didampingi Sekretaris Divisi Regional Jawa Tengah, Ir. Arief Hidayat, MP. Para penyadap tersebut sengaja dikumpulkan di petak 40b tanaman pinus 1998 bersama rimbawan KPH Pekalongan Barat yaitu Administratur, Waka Adm/ KSKPH, Kasi PSDH, KSS PHBM, Segenap Asper, KRPH, Kaur Humas, Kaur Produksi, Kaur Tanaman, Pabin, beserta Polisi Hutan Mobil (polmob), dalam rangka safari Kadivre Jateng untuk bersilaturrahim dengan penyadap sekaligus memberi motivasi agar meningkatkan produksi getah pinus di tahun 2014. Saat memberikan sambutan, Administratur Pekalongan Barat, Anton Fadjar Agung Susetyo, mengatakan, getah pinus merupakan salah satu bagian penting pendapatan Perum Perhutani.

58 DUTA Rimba

Dok. Kom PHT®2014

Penghasilan Penyadap 2 Juta Rupiah Sebulan

Sehingga, produksinya harus bisa melampaui target. Sementara SR Slamet Wibowo menekankan pentingnya pemenuhan target setoran getah pinus per penyadap. Idealnya, jumlah pohon per penyadap adalah 900 - 1000 pohon, sehingga setoran getah bisa mencapai 350 kg per bulan per orang. Maka, untuk bisa meraih target yang dibebankan perusahaan sekaligus agar warga masyarakat mendapatkan upah sesuai UMR sebesar dua juta rupiah per bulan, penyadap dianjurkan melakukan sadapan sesuai aturan. Hal ini juga sesuai harapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. SR Slamet Wibowo lalu menanyakan hasil sadapan para penyadap. Kaswan, salah satu penyadap, menjadi yang tertinggi karena bisa menyetor getah

sejumlah 350 kg per bulan dan rata-rata dapat menyadap 900 pohon. Kaswan rutin melakukan pembaharuan setiap 3 hari sekali, penyemprotan CAS seperlunya di hari ke-4, dan selalu menaikkan batok setiap ± 30 cm dari pembaharuan. Atas prestasi itu, Kaswan menerima bonus dari Kadivre Jateng. Di pertemuan itu terungkap, ketidaklancaran sadapan disebabkan penyadap tak rutin menyadap, bekerja di bidang lain, dan tegakan pinus banyak berkurang akibat roboh oleh bencana alam (angin). Maka, disepakati solusi terbaik untuk menyukseskan target produksi getah tahun 2014 dengan memastikan rutinitas kegiatan sadapan sesuai SOP, agar pendapatan bagi perusahaan dan masyarakat penyadap pun meningkat. • DR

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Perhutani Balapulang dan Kuningan Lakukan Patroli Gabungan Perbatasan Kuningan - Kepala Biro Perlindungan SDH & Kelola Sosial Divisi Regional Jawa Barat – Banten, Taufik Hidayat, baru-baru ini menyatukan pasukan KPH Kuningan (Divre Jabar – Banten) dan KPH Balapulang (Divre Jateng) di lapangan. Pertemuan dua KPH itu bertempat di Pos Leuwiasem KPH Kuningan. Taufik Hidayat menyatakan, penyatuan itu untuk melakukan patroli gabungan di perbatasan kedua kawasan. Di kesempatan itu, Taufik Hidayat mengajak jajaran di lapangan agar saling berkomunikasi, hilangkan egoisme, karena petugas di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah sesungguhnya adalah Korps Rimbawan yang satu jiwa, satu rumah, satu tujuan, yaitu mengamankan aset negara berupa hutan dan seluruh isinya serta menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Sementara Administratur Perhutani Balapulang, Isnin Sohiban, dalam sambutannya mengajak Asper, KRPH dan Mandor di dua KPH perbatasan tersebut saling tukar menukar nomor HP. ”Saat ini musim kemarau. Tingkatkan patroli bersama, terutama cegah kebakaran hutan. Informasi itu mahal harganya. Maka, sebelum terjadi kebakaran, cegah sedini mungkin. Siapa saja yang bertemu di hutan, ajak komunikasi. Jika perlu, arahkan agar jangan menimbulkan api di dalam hutan,” kata Isnin. Sedangkan Wakil Administratur Perhutani Kuningan, Erwin Lukmandar, mengapresiasi petugas RPH Cibendung, BKPH Banjarharjo Barat, KPH Balapulang, yang telah memberi informasi kepada Petugas BKPH Ciledug KPH

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Kuningan sehingga dapat mencegah pencurian. “Berkat informasi dari petugas RPH Cibendung, BKPH Banjarharjo Barat, KPH Balapulang, belum lama petugas kami menangkap dan mengamankan tersangka pelaku pencurian kayu beserta barang buktinya di wilayah BKPH Ciledug KPH Kuningan. Kerja bareng ini terus kita tingkatkan kekompakannya,” tutur Erwin. • DR

Bupati Tegal Apresiasi Juara Nasional Wana Lestari LMDH Tegal - Bupati Tegal, Enthus Susmono, mengapresiasi prestasi Juara Nasional Wana Lestari LMDH Manggala Dharma Desa Balapulang Kulon, Kecamatan Balapulang, di sela sosialisasi kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat (KBR) dan Pembangunan Desa Hutan di Aula Yaumi, Tegal, 21 Agustus 2014. LMDH Manggala Dharma Balapulang Kulon meraih Juara I Tingkat Nasional Lomba Wana Lestari. Piala penghargaan itu diberikan oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, kepada Ketua LMDH Manggala Dharma, Untung Raharjo, saat Upacara 17 Agustus 2014 di Istana Negara Jakarta. LMDH Manggala Dharma sebelumnya telah banyak meraih prestasi. Antara lain Juara II Lomba Wana Lestari tingkat Divre Jawa Tengah, Juara I Lomba Kalpataru tingkat Kabupaten Tegal katagori Penyelamat Lingkungan, Juara II lomba Penghijauan Konservasi Alam tingkat Jawa Tengah, dan Juara IV Lomba Partisipasi Penyelamat dan Pembinaan Lingkungan. “Saya memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada LMDH Manggala Dharma Desa Balapulang Kulon, Kecamatan Balapulang, atas prestasi menjadi LMDH terbaik I Tingkat Nasional, pada Lomba Pekan Penghijauan KonservasiAlam

Wana Lestari Tahun 2014. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi LMDH yang lain untuk berkarya,” kata Enthus. Enthus Susmono menyampaikan, masih banyak kegiatan yang harus dikerjakan secara sinergis antara Perum Perhutani dengan LMDH. Ia berharap, program PHBM dapat dilakukan secara maksimal di semua wilayah Perhutani. Sehingga, kawasan hutan di Kabupaten Tegal dapat memberi manfaat finansial bagi Perum Perhutani serta memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat. Selain itu, lahan kritis akan berubah menjadi lahanlahan yang lebih produktif dan bermanfaat. Menurut Administratur KPH Balapulang, Isnin Soiban, di wilayah KPH Balapulang terdapat 61 LMDH dan 5 Koperasi LMDH Mandiri, masing-masing 24 LMDH di Kabupaten Tegal dan 37 LMDH di Kabupaten Brebes. • DR

Perhutani Kedu Selatan Serahkan Dana Sharing 1 Miliar Rupiah Purworejo - Perum Perhutani KPH Kedu Selatan menyerahkan dana sharing atau bagi hasil pengelolaan hutan kepada mitranya, Kamis 28 Agustus 2014. Tahun 2014 ini, total dana sharing yang diserahkan KPH Kedu Selatan yang berkedudukan di Kabupaten Purworejo itu mencapai Rp 1 miliar lebih. Di acara yang dilangsungkan di Desa Wonosido, Kecamatan Pituruh, Purworejo tersebut, Perum Perhutani KPH Kedu Selatan bekerjasama dengan PD Apotek Daerah mengadakan pengobatan gratis. Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan Kedu Selatan, Toni Suratno, mengungkapkan, Kabupaten Purworejo rata-rata menerima 200 juta rupiah setiap

DUTA Rimba 59


lintasrimba tahun. Dana sharing itu diperoleh dari hasil penyadapan getah pinus maupun tebangan pinus dan sengon. “Dana sharing atau corporate social responsibility (CSR) itu diserahkan untuk lima kabupaten, meliputi Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Banjarnegara, dan Banyumas. Untuk Purworejo sendiri sebesar Rp 178 juta,” katanya. Setiap tahun, KPH Kedu Selatan juga menyetor tidak kurang dari 800 juta rupiah sebagai Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) atau pajak kepada pemerintah. Toni pun

mengucapkan terima kasih kepada LMDH atas kerja sama selama ini, sehingga bisa mendatangkan hasil sesuai yang diharapkan. Ditambahkan, Perhutani juga siap bekerjasama dengan masyarakat dalam pengembangan wana wisata. Khususnya kawasan hutan yang memiliki potensi wisata, seperti di Wonosido bisa dikembangkan untuk menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat desa hutan. “Kami juga bekerjasama dengan para petani dalam pemanfaatan

Dok. Kom PHT®2014

Perhutani Plywood Industry Ekspor Perdana ke China

Kediri - Perhutani Plywood Industry melakukan ekspor perdana sebanyak 2 kontainer produk plywood ke Shanghai Sunmanno Office Furniture CO LTD China, 7 Agustus 2014. Perhutani Plywood Industri adalah perusahaan pengolahan kayu lapis milik Negara Indonesia yang berdiri sejak awal tahun 2013 dan berlokasi di Desa Gedangsewu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Saat ini, pabrik tersebut melibatkan sekitar 600 pekerja, dengan mayoritas warga Kabupaten Kediri.

60 DUTA Rimba

Produk yang diekspor kali ini adalah plywood jenis sengon dengan ukuran masing-masing 2.7 X 1220 X 2440 MM, 4.5 X 1220 X 2440 MM, dan 7.5 X 1220 X 2440 MM. Menurut Kepala Pabrik Plywood, Rahmadi Yudianto, produksi plywood di perusahaan itu cukup bagus. Per bulan mereka mampu memroduksi kayu olahan hingga 2000 meter kubik. Selama ini, produk plywood Perhutani memang masih bermain di pasar lokal, dan kini akan mencoba untuk ekspor dengan komposisi

lahan di bawah tegakan untuk budi daya palawija maupun tanamantanaman perkebunan yang diperkenankan oleh Perhutani. Tidak kurang dari Rp 900 juta dihasilkan dalam setahun dan di Kabupaten Purworejo sendiri menghasilkan Rp 150 juta. Kami berharap ke depan kepada para penyadap atau Kelompok Tani Sadap yang dinaungi Forum LMDH bisa meningkatkan produktifitas sadapan maupun tebangan sehingga nantinya ke depan hasil CSR yang diperoleh akan lebih besar,” katanya. • DR

10-20 persen dari jumlah produksi mereka. Rencana ekspor hasil olahan kayu ini akan dilakukan secepatnya. Rahmadi menambahkan, pabrik yang masih tergolong baru karena operasionalnya baru mulai tahun 2013, itu diyakini target produksinya akan terus meningkat, bahkan sampai tiga kali lipat dari kapasitas pabrik. Diharapkan, produksi terus meningkat dan ditargetkan sampai 48.000 meter kubik. Sementara Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Kediri, Errik Alberto, mengatakan, pihaknya juga berupaya terus mengembangkan tanaman kayu sengon sebagai bahan baku plywood. Salah satunya dengan pembuatan kluster baru di Kecamatan Bandung, Tulungagung, di lahan seluas 200 hektar. Orientasinya produk berkualitas untuk menembus pasar ekspor dengan pengembangan produksi kayu lapis berbahanbaku sengon. “Kami akan buat kluster-kluster baru dan harapannya untuk menjaga pasokan termasuk industri sekitar,” kata Errik. Secara total, luas lahan yang ada di Perhutani Kediri sekitar 117.000 hektar dengan tanaman pokok sengon dan pinus. • DR

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Perhutani Bojonegoro Dukung Bojonegoro Sebagai Lumbung Pangan dan Energi Bojonegoro - Administratur/ KKPH Bojonegoro, Ir. Erwin. MM, menyatakan, pihaknya mendukung Kabupaten Bojonegoro sebagai lumbung pangan dan energi Indonesia yang produktif, berdaya saing, adil, sejahtera dan berkelanjutan. Hal itu disampaikan saat memimpin acara peringatan hari ulang tahun ke-69 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus tahun 2014, di Kantor Perhutani KPH Bojonegoro. Erwin pun mengimbau seluruh jajarannya untuk mengisi kemerdekaan dengan menggauli alam secara baik agar memberikan yang terbaik untuk hidup kita. Sementara Bupati Bojonegoro dalam pidato sambutan yang dibacakan Administratur/KKPH Bojonegoro, menjelaskan, kita harus mengisi kemerdekaan dengan terus mengejar mimpi-mimpi yang dicanangkan para pendiri bangsa yaitu mewujudkan Indonesia yang sejahtera, adil, bermartabat di dalam pergaulan internasional. “Kita bersyukur karena dalam perjalanan bangsa Indonesia mengisi kemerdekaan, kita mampu melalui dan mengatasi berbagai cobaan dan ujian, ancaman disintegrasi bangsa, juga bisa mengatasi berbagai goncangan bencana alam. Kita bersyukur bangsa Indonesia telah menunjukkan kekuatan daya tahannya dari sisi sosial dan politik,” tegasnya. Seiring tema peringatan HUT ke-69 RI yaitu “Dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945, kita dukung suksesi kepemimpinan nasional hasil pemilu 2014 demi kelanjutan pembangunan menuju Indonesia yang makin maju dan sejahtera”, Erwin menegaskan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

perlunya stabilitas politik dan sosial, tidak lain agar kita bisa mewujudkan cita-cita kemerdekaan, terutama menjadi bangsa yang berdaulat. Berdaulat dari sisi energi, berdaulat dari sisi pangan, berdaulat secara kebudayaan dan politik. Maka, kita harus mencerdaskan diri. Karena tidak mungkin cita-cita itu bisa diwujudkan tanpa kerja keras, kerja ikhlas dan kerja cerdas. “Semoga kita semua mampu terus meningkatkan taraf hidup bersama dan menggunakan kesempatan yang kita miliki dengan sebaik-baiknya, dengan niat ikhlas membangun dan mengisi kemerdekaan dalam mewujudkan Bojonegoro sebagai lumbung pangan dan energi Indonesia yang produktif, berdaya saing, adil, sejahtera dan berkelanjutan,” imbuhnya. • DR

Pramuka Wanabakti Randublatung adakan Giri Wana Rally Randublatung - Didampingi unsur Muspika, Pimpinan Satuan Karya Pramuka Wanabakti Randublatung, Herdian Suhartono, melepas 140 orang peserta Giri Wana Rally dan Napak Tilas lokasi bersejarah Perjuangan Agil Kusumadya, Kamis 28 Agustus 2014. Giri Wana Rally dan Napak Tilas itu merupakan bagian dari acara Kemah Bersama HUT Pramuka ke-53 di Bumi Perkemahan Wana Amarta Hutan Kota Koleksi Perhutani KPH Randublatung. Menurut Herdian Suhartono yang sehari-hari menjabat Administratur Perhutani Randublatung, penelusuran hutan ini bertujuan mengenalkan hutan dan funginya kepada generasi muda agar mereka mengerti dan peduli terhadap lingkungan. “Dengan mengenal hutan dan lingkungannya, tentu akan tumbuh kesadaran

tentang pentingnya fungsi hutan dalam kehidupan manusia sehari– hari, baik sebagai penyedia oksigen, sebagai habitat berbagai satwa burung, dan yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa menjaga hutan agar tetap lestari sehingga bisa bermanfaat bagi kehidupan semua makhluk hidup,” ucapnya. Salah satu pegiat Pramuka, Gunawan SPd, menambahkan, jalur yang dilalui di acara ini sengaja melewati lokasi bersejarah yaitu tempat perjuangan Agil Kusumadya yang gugur di masa lalu untuk membela kedaulatan negara. “Di tempat terjadinya pertempuran itu sekarang didirikan tugu pahlawan dan peserta kita arahkan ke lokasi tersebut dengan tujuan agar mereka mengetahui sejarah perjuangan bangsa di masa lalu,” tuturnya. • DR

Menhut RI Apresiasi Prestasi Pemenang Lomba Wana Lestari Harnoto, seorang mandor tanam dari KPH Mojokerto, diundang menghadiri Temu Karya Pemenang Lomba Wana Lestari Prima Wana Mitra dan Kelompok Masyarakat Pengelola DAS dan Perhutanan Sosial Tahun 2014, di Jakarta, 14 – 19 Agustus 2014. Ia sekaligus mengikuti Upacara HUT Proklamasi ke-69 di Istana Negara tanggal 17 Agustus 2014. Hal itu diraih Harnoto setelah Tim Penilai Lomba Wana Lestari Tingkat Nasional menyatakan Harnoto sebagai Mandor Tanam Perum Perhutani Terbaik II. Ayah tiga anak ini mengikuti rangkaian acara selama di Jakarta di antaranya Temu Karya pemenang lomba Wana Lestari, Sidang Paripurna DPR RI, Temu Wicara bersama Menteri Kehutanan RI, Mengikuti Upacara Pengibaran Bendera Pusaka Kemerdekaan RI di Istana Negara, Ramah Tamah

DUTA Rimba 61


lintasrimba bersama Presiden RI, dan puncaknya pengumuman pemenang lomba Wana Lestari Tingkat Nasional. Acara Temu Karya Pemenang Lomba Wana Lestari Prima Wana Mitra dan Kelompok Masyarakat Pengelola DAS dan Perhutanan Sosial Tahun 2014 berlangsung di Gedung Kementerian Kehutanan, Jakarta, 18 Agustus 2014, dihadiri Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan. Di kesempatan itu, Zulkifli mengatakan, ia sangat mengapresiasi para pemenang. “Sebanyak 279 pemenang kami harapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat lainnya dalam menjadikan kehidupan hutan hijau kembali dan menjadi lingkungan yang sehat,” ujar Zulkifli Hasan. Lomba Wana Lestari 2014 mengangkat tema “Partisipasi Aktif Masyarakat Menjadi Kunci Keberhasilan Pembangunan Kehutanan”. Zulkifli menegaskan, lomba ini harus terus dilakukan setiap tahun, sehingga menjadi program rutin Kementerian Kehutanan, sekaligus menjadikan masyarakat sadar akan penghijauan. Harnoto mengaku gembira. Terbayar sudah semua pengorbanan dan perjuangan selama ini. Walau masih berstatus Pekerja Pelaksana (PP), Mandor Harnoto merasa harus bisa menjadi pelopor dan sumber inspirasi bagi personel lain untuk bekerja lebih giat, berani berbuat dan beraksi, bekerja lebih baik dan lebih banyak lagi, lebih impulsif dan inovatif lagi, karena bumi tak lagi mau menunggu dan terus bersabar untuk dicintai dan disayangi. Bumi terus berputar, waktu terus berlalu, hanya sebuah aksi nyata yang dibutuhkan. Penerima penghargaan dari lomba Wana Lestari meliputi Penyuluh Kehutanan, Kelompok Tani Hutan, Desa/Kelurahan Peduli Kehutanan, Kecil Menanam Dewasa

62 DUTA Rimba

Memanen (kelompok Sekolah Dasar), Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat, Kader Konservasi Alam, Kelompok Pencinta Alam, Polisi Kehutanan di seluruh Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Perhutani, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Perhutani, Mandor Pendamping PHBM Perhutani, Mandor Tanam Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Perhutani. Di Lomba Wana Lestari 2014 bersama pemenang dari seluruh Indonesia, pada kategori Kesatuan Pemangkuan Hutan, KPH Ciamis memperoleh penghargaan terbaik I, KPH Banyuwangi Utara terbaik II dan KPH Telawa terbaik III. Sedangkan kategori BKPH adalah BKPH Dongko, KPH Kediri terbaik I, BKPH Salem, KPH Pekalongan Barat terbaik II dan BKPH Rangkasbitung, KPH Banten terbaik III. Kategori RPH adalah RPH Cikajang, KPH Garut terbaik I, RPH Mugas, KPH Kendal terbaik II dan RPH Blimbinggede, KPH Padangan terbaik III. Pada kategori Mandor Pendamping PHBM Perum Perhutani adalah; Undaiman, KPH Garut terbaik I, Tutur dari KPH Banyumas Barat terbaik II dan Darmuka dari KPH Parengan terbaik III. Kategori Mandor Tanam Perum Perhutani adalah Iwan Mustopa dari KPH Ciamis terbaik I, Harnoto dari KPH Mojokerto terbaik II dan Biat dari KPH Kedu Selatan terbaik III. Sedangkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang memperoleh penghargaan Wana Lestari adalah LMDH Manggala Dharma, KPH Balapulang terbaik I, LMDH Paniis, KPH Sumedang terbaik II dan LMDH Podang Wilis dari KPH Saradan terbaik III.

Kepada masing-masing pemenang diberikan Plakat, Piagam dan uang pembinaan. • DR

Perhutani Gandeng Indomaret Kelola Aset Perum Perhutani menggandeng PT Indomarco Prismatama (pengembang waralaba Indomaret) untuk memberdayakan aset-aset perusahaan di banyak daerah. Indomaret akan menggunakan lahan-lahan Perhutani untuk melebarkan ekspansi bisnisnya. Hal itu diwujudkan dengan penandatanganan kesepakatan bersama oleh Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto dan Direktur Operasional PT Indomarco Prismatama Stephanus Krisgianto, di Jakarta, 19 Agustus 2014. Bambang mengatakan, kesepakatan ini merupakan langkah awal kerja sama saling menguntungkan melalui pemanfaatan potensi dan fasilitas milik Perhutani. Nantinya, Indomaret akan memanfaatkan bangunan dan tanah milik Perhutani yang bernilai ekonomi tinggi di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. “Bentuk kerjasamanya bisa sewa-menyewa, waralaba, atau revenue sharing,” kata Bambang. Sementara Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama, Wiwiek Yusuf, menyebut, pihaknya menyambut baik upaya Perhutani memanfaatkan aset perusahaan untuk usaha retail minimarket itu. Aset Perhutani yang demikian besar dahulu ada di tengah hutan. Namun seiring perkembangan pembangunan, sekarang banyak yang menjadi berada di tengah kota, sehingga Perhutani termasuk penyedia lokasi strategis bagi usaha waralaba. • DR

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


resensi

Hutan Jawa

Dalam Kemilau Pesona Nusantara Judul : Menyibak Sumber Daya dan Kemilau Budaya Jawa Editor : Yulia Ekayanti dan Gama Satria Penerbit : Mediatama Halaman : 267 Tahun Terbit : 2014

B

ila dibanding dengan pulau besar di Indonesia, Jawa hanya memiliki luas 126.700 Km. Namun, sekalipun kecil, pulau ini merupakan yang terpadat penduduknya dan memiliki pengaruh kuat terhadap pulau-pulau lain di Nusantara. Dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 251 juta jiwa, sebesar 136 juta jiwa tinggal di Pulau Jawa Di tanah ini jutaan manusia menggantungkan hidup untuk mengubah nasib. Mereka datang dari segala penjuru negeri dengan berbagai latar belakang kebudayan yang berbeda. Menjalani hidup dengan semangat tak pernah surut.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Pulau yang dulunya dinamai Sunda Besar atau Jawa Dwipa ini, sejak awal menyedot perhatian penjelajah Eropa. Mereka berbondong-bondong datang Ke Jawa untuk berburu sumber daya alam. Mulai dari hasil hutan hingga hasil tambang. Dalam penjelajahan tersebut telah menggoreskan sejarah penjajahan di tanah air. Mulai dari penjajahan Belanda, Portutal, Spanyol dan terakhir Jepang Jawa menjadi magnet Nusantara maupun dunia, tentu tak lepas dari Kemilau Pulau Jawa. Pulau ini tak hanya memiliki kemilau alam, tetapi juga sosial, dan budaya. Dari sisi alam, Jawa dikenal dengan keindahan alamnya yang memaukau.

Pesona pegunungan, pantai , maupun hamparan sawah menghijau dengan pepohonan yang rindang dan teduh. Pesona alam di Jawa pun tak lepas dari pulau-pulau kecil yang kini makin populer sebagai tujuan wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Ada Karimun Jawa, Pulau Sempu maupun Kepulauan Seribu di utara Jakarta. Sementara dari sisi kekayaan budaya , di Jawa akan banyak ditemukan beragam budaya dengan ciri khasnya. Ada gamelan dan angklung yang sudah terkenal di manca negara. Lalau ada sendratari Ramayana yang megah, tari topeng yang memukau, ondel-ondel Betawi yang meriah. Selain itu, ada hutan warisan dunia yang cukup dikenal di Pulau Jawa. Hutan Jati Perhutani ini ada di Pasar Sore, Jawa Tengah. Kemilau Jawa tersebut dewasa ini seakan mendapat penguatan sejalan dengan laju pembangunan yang terus bergulir tanpa henti. Jawa kini makin mudah dijangkau dan diakses, hingga menjadi pesona dunia. Disinilah buku yang hadir di hadapan anda ini bisa menjadi gambaran awal untuk mengungkap kemilau Jawa. Buku yang terdiri dari delapanan Bab ini tak hanya mengulas sekilah Pulau Jawa, tetapi juga; Jawa Kuno, budaya jawa, sejarah, pesona, sumber daya alam, jejak peradaban dan geliat Jawa kini. Dari cakupan bahasan buku ini, memang bisa untuk menggambarkan bagaimana kemilau Jawa dari berbagai perspektif. Namun begitu luasnya kemilau Jawa, rasanya buku ini belum mengungkap sepenuhnya.... Tapi terlepas dari semua itu, buku ini layak dibaca para cerdik pandai, atau siapa saja yang berminat untuk mengenal Jawa dari dekat. Melalui buku ini setidaknya bisa menjadi jendela awal untuk mengenal Pulau Jawa. • DR

DUTA Rimba 63


opini

Holding BUMN Kehutanan,

Peluang atau Ancaman? Oleh: Nur Budi Susatyo

“Ini bukan keputusan saya, tetapi ini adalah keputusan negara.” Demikian penegasan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, dalam Sosialisasi Pembentukan Holding BUMN Perkebunan dan BUMN Kehutanan di Plaza Bank Mandiri pada 15 Agustus 2014. Holding BUMN Kehutanan ini akan menggabungkan Perum Perhutani dengan PT Inhutani I hingga V. Perhutani berperan sebagai induk dari holding, sedangkan PT Inhutani I sampai V menjadi anak perusahaan. Tujuan holding adalah untuk merampingkan jumlah BUMN, dari 140-an BUMN menjadi 80 BUMN.

M

64 DUTA Rimba

aspirasi karyawan ketika SP2P dan Sekar Perhutani beraudiensi dengan Dewan Pengawas Perhutani maupun Kementerian BUMN. Di dalam bahasa saya ketika itu, jangan sampai Perhutani ini seperti orang miskin yang harus “ngopeni” lima anak yatim. Saat ini masalahnya bukan

Dok. Kom PHT®2014

ungkin banyak pertanyaan yang menyelimuti hati para karyawan. Bagaimana nanti status karyawan, apakah tetap menjadi karyawan BUMN atau karyawan swasta, apakah status karyawan ini menjadi satu ataukah tetap sebagai karyawan masing-masing perusahaan, apakah dimungkinkan nanti ada perpindahan tugas karyawan dari Perhutani ke Inhutani I sampai dengan V atau sebaliknya, apakah tidak akan terjadi penyederhanaan atau pengurangan karyawan, dan mungkin masih banyak pertanyaan lain. Tulisan ini tidak dalam konteks setuju atau tidak setuju, apalagi menolak terhadap keputusan holding BUMN Kehutanan. Kalau penolakan terhadap rencana holding, kami sudah pernah sampaikan setahun yang lalu, pada saat menyuarakan

Nur Budi Susatyo Ketua Umum DPP SP2P

lagi setuju atau tidak setuju. Oleh karena keputusan holding saat ini sudah final, bahkan akhir September – menurut Pak Menteri – sudah harus dilaksanakan, maka yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana sikap kita, baik Dewan Direksi maupun karyawan Perhutani, dalam mengawali holding ini. Dengan penggabungan BUMN kehutanan ini, seluruh saham Inhutani akan ditransfer ke Perhutani. Sebagian besar saham negara di PT Inhutani I sampai dengan V, dialihkan menjadi penambahan penyertaan modal negara (PMN) pada Perhutani. Pemerintah akan menjadi pemegang saham minoritas di masing-masing anak perusahaan (Inhutani I sampai dengan V) untuk memenuhi ketentuan kepemilikan sebuah Perseroan Terbatas yang harus dimiliki oleh sekurangkurangnya dua pihak sesuai

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHTÂŽ2014

Kunjungan Direksi Inhutani IV ke lokasi bilang Lingkungan di Agam ketentuan perundang-undangan. Demikian pun dengan hutang anak perusahaan, tentu Perhutani sebagai induk perusahaan akan ikut bertanggung jawab, kecuali misalnya direksi pada anak perusahaan telah bertindak melebihi kewenangan yang diberikan kepadanya. Saya berharap, Direksi Perhutani akan bijak dalam menyikapi hutang anak perusahaan ini. Kalaupun ada penambahan modal kepada anak perusahaan, tidak akan berpengaruh pada kondisi keuangan Perhutani. Mengenai status ketenagakerjaan, baik karyawan Perhutani maupun Inhutani I sampai dengan V saya rasa tidak perlu dikhawatirkan. Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 61 mengatur bahwa Perjanjian kerja tidak berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak atas perusahaan yang disebabkan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

penjualan, pewarisan, atau hibah. Dan dalam hal terjadi pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerja/ buruh menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh. Karyawan Perhutani tetap sebagai karyawan Perhutani, demikian juga dengan karyawan Inhutani. Kalaupun ada perpindahan tugas dari Perhutani ke Inhutani atau sebaliknya, sifatnya merupakan penugasan. Hak-hak kepegawaian seperti kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan hak pensiun tetap diberlakukan sesuai ketentuan Perhutani sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Perum perhutani dengan Sekar dan SP2P periode 2012-2014 pasal 18. Jika penugasan pada anak perusahaan ini telah selesai dan belum memasuki usia pensiun,

dapat kembali bertugas di Perhutani dengan diberikan pangkat/jenjang jabatan sesuai dengan ketentuan pola karir yang berlaku. Sebagai perusahaan negara, BUMN Kehutanan selama ini sering menjadi bahan cibiran dari LSM, lembaga pendidikan dan masyarakat umum lainnya karena kinerja yang kurang membanggakan dengan penilaian umum antara lain produktifitas rendah, budaya kerja birokratis, cara usaha terkotak-kotak, tidak berorientasi kepada pasar, kualitas dan kinerja usaha. Dan seabrek penilaian miring lainnya. Holding BUMN Kehutanan tentu ditantang untuk menjawab penilaianpenilaian miring itu. Pak Menteri sudah menegaskan bahwa yang dipilih dalam holding BUMN Perkebunan dan BUMN Kehutanan ini adalah holding operasional. Ini artinya, perusahaan

DUTA Rimba 65


Dok. Kom PHT®2014

Perjalanan organisasi dalam mengawali pemberlakuan ini perlu dukungan penuh dari karyawan. Ciptakan passion atau perasaan, gairah atau semangat untuk menikmati pekerjaan ini.

Sadar Menanam di Inhutani IV induk masih melakukan operasi bisnis. Dalam beberapa kasus operating holding company, ini bisa menjadi titik kelemahan karena bisa menyebabkan kurangnya fokus dalam menerapkan strategi bisnis, apalagi kondisi Perum Perhutani dengan PT Inhutani I sampai dengan V dengan spesifikasi usaha dan segmentasi pasar yang berbeda. Tugas berat Pak Dirut Perhutani untuk bisa meningkatkan posisi kompetitif perusahaan melalui penajaman fokus bisnis, perbaikan skala usaha dan penciptaan core competencies. Saya berharap, holding ini bukan tujuan, tetapi memang benar-benar merupakan cara untuk menciptakan perusahaan yang berdaya saing dan berdaya cipta tinggi menuju BUMN Kehutanan yang world class company. Saya memiliki keyakinan, jika dikelola dengan baik, pembentukan Holding ini akan memberikan manfaat baik pula seperti mendorong proses penciptaan nilai, nama besar perusahaan yang maju akan meningkatkan nilai anak perusahaan lainnya, mensubstitusi defisiensi manajemen di anak-anak perusahaan,

66 DUTA Rimba

mengkoordinasikan strategi agar mendapatkan akses ke pasar internasional yang lebih luas dan lainlain. Lantas apa yang harus dilakukan karyawan? Tidak bisa dipungkiri, karyawan adalah roh perusahaan. Konsekuensi dari sebuah perusahaan yang dimiliki oleh negara, jika pemerintah sudah memutuskan pemberlakuan holding, mau tidak mau, suka atau tidak suka, karyawan harus menerima. Perjalanan organisasi dalam mengawali pemberlakuan holding ini perlu dukungan penuh dari karyawan. Ciptakan passion atau perasaan, gairah atau semangat untuk menikmati pekerjaan ini. Perusahaan juga wajib untuk menciptaan iklim kerja yang dapat menumbuhkan gairah atau semangat agar karyawan sangat menikmati pekerjaan ini. Kata orang bijak, membahagiakan karyawan perlu investasi waktu, tenaga dan biaya yang besar. Tetapi membuat karyawan tidak bahagia akan membuat kita membayar dengan waktu, tenaga dan materi yang jauh lebih besar. Kebahagiaan karyawan dalam bekerja sangat dipengaruhi pada kecukupan salary

dan kepastian karier disamping kenyamanan dan keamanan tempat kerja. Mudah-mudahan holding BUMN Kehutanan ini akan membawa implikasi baik bagi perusahaan dan karyawan. Akan tumbuh semangat kerja yang tinggi, peningkatan produktifitas, persaingan usaha yang sehat, pengelolaan SDM yang adil dan bijak baik di Perhutani sebagai induk holding maupun di anak perusahaan. Tidak menjadi masalah apabila gaji karyawan di anak perusahaan lebih tinggi dibanding karyawan di induk holding kalau memang kinerja dan produktifitas di anak perusahaan tersebut lebih baik. Semoga penunjukan direksi anak perusahaan nantinya didasarkan pada semangat untuk meningkatkan kinerja, tidak ada unsur KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) atau NKK (nulung konco-konco), bukan pejabat yang sudah hampir memasuki usia pensiun, tetapi karena ”babaturan deukeut“ atau ”jape methe”, diangkat sebagai direksi di anak perusahaan. Akhirnya, akankah Holding BUMN Kehutanan ini menjadi sebuah peluang ataukah ancaman bisnis perusahaan kehutanan, semua berpulang pada niatan, kemauan dan semangat kita masing-masing. Niatan, kemauan dan semangat Dewan Direksi dan karyawan Perhutani.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 67


warisanrimba

Laris Manis

ke Watu Pewadonan Banyak cara ditempuh orang untuk tampil menarik. Mulai yang rasional, logis, hingga yang menyentuh hal-hal metafisis bahkan klenik. Termasuk dengan mendatangi tempat-tempat yang diyakini punya kekuatan untuk memenuhi keinginan sang empunya hajat. Salah satu contoh fenomena itu adalah batu pewadonan di Indramayu.

B

anyak kaum wanita yang kerap kali lebih suka mengambil jalan pintas untuk memenuhi ribuan macam kebutuhannya. Penyebab keinginannya karena berbagai faktor. Tentu saja hal ini didasari keimanan yang sangat tipis, bahkan dewasa ini sudah memudar di lingkungan masyarakat kita. Sedikit banyak, hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup konsumtif yang menjangkiti sebagian besar masyarakat kita. Bergaya hidup mewah seakan sudah menjadi budaya bagi sebagian golongan. Ada yang diperoleh dengan cara halal, tetapi tidak sedikit yang menghalalkan segala macam cara termasuk yang bertentangan dengan ajaran agama. Salah satu fenomena yang berkaitan dengan hal ini bisa dijumpai di Kabupaten Indramayu, tepatnya di Petak 2b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cikawung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)

68 DUTA Rimba

Cikawung, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Indramayu. Dewasa ini, sebagian kaum wanita cenderung kurang puas jika hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Mereka tidak mengetahui betapa mulianya profesi sebagai ibu rumah tangga itu. Kenapa mulia? Bayangkan, sehari-hari ibu rumah tangga sudah memulai aktivitas saat suami dan anak-anak mereka masih tidur. Seorang ibu akan menyiapkan segala sesuatu yang terkait dengan kebutuhan anak–anak beserta suaminya, mulai dari merebus air untuk mandi, mencuci dan menyetrika pakaian mereka, menyiapkan makanan, membersihkan rumah, menjaga rumah saat ditinggal suami bekerja dan anak-anak bersekolah, mengajari pekerjaan rumah anakanak, menemani tidur suami, lalu kembali menjalani rutinitas seperti ini di keesokan harinya, dan begitu seterusnya.

Rutinitas semacam inilah yang kadang-kadang membuat sebagian besar kaum wanita merasa bosan. Apalagi kalau kehidupan ekonomi mereka tidak terlalu beruntung atau bahkan hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan keinginan besar terhadap harta benda, ditambah lagi pengaruh budaya yang konsumtif, mereka mudah teperdaya dan tergoda untuk memeroleh tambahan penghasilan dengan cara apa pun. Termasuk menghalalkan cara yang tidak benar, antara lain dengan menjajakan tubuh mereka kepada lelaki hidung belang dengan imbalan sejumlah uang. Sebuah fakta yang sulit diingkari, semakin hari jumlah Pekerja Seks Komersial semakin menjamur di tengah masyarakat. Baik di kota-kota besar maupun kecil, bisnis prostitusi semakin menjamur. Bahkan sangat sulit diberantas, walaupun di kotakota tertentu ada yang menutup dan merelokasi kompleks lokalisasi di

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

DUTA Rimba 69


warisanrimba

Dok. Kom PHT®2014

Setelah melakukan sesaji dan prosesi ritual, biasanya kaum wanita ini akan mandi dengan menggunakan air yang mengalir dari batu tersebut. Air yang mengalir itu cukup jernih, sehingga kerap digunakan untuk membersihkan tubuh. derahnya. Persaingan di antara para pekerja seks komersial ini pun sangat beragam. Bukan hanya wajah dan tubuh aduhai yang dipasarkan. Mereka juga punya strategi khusus agar “dagangan” mereka laku dan laris manis dijual. Mulai dari jampejampe, susuk, sampai totok wajah, dan masih banyak lagi. Termasuk dengan jalan meminta pada benda keramat atau mendatangi tempat-tempat yang diyakini dapat memberikan apa yang mereka inginkan itu. Salah satu tempat itu adalah Batu Pewadonan.

Ritual di Petilasan Secara administratif, Batu Pawadonan masuk wilayah Desa Cikawung Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Lokasi Batu Pawadonan merupakan petilasan (situs) budaya yang banyak dikunjungi oleh Wanita Tuna Susila. Disebut Batu Pewadonan (wanita, red) karena bentuk batu tersebut yang (maaf!) menyerupai alat kelamin wanita. Sehingga, entah bagaimana asal mulanya, lokasi tempat batu tersebut

70 DUTA Rimba

berada pun kerap didatangi wanita yang ingin lebih menarik bagi lawan jenisnya. Pada setiap hari Jumat khususnya Jumat Kliwon dalam hari pasaran Jawa, banyak kaum wanita mengunjungi batu itu. Antara lain dengan tujuan supaya terlihat cantik dan menarik, supaya laris, dan konon agar (maaf lagi!) enak dipakai. Mereka mengadakan ritual dengan dipandu oleh juru kunci. Kegiatan tersebut dimulai dari pagi sampai sore hari (tidak menginap). Tetapi, saat yang afdol untuk melakukan ritual ini adalah di malam Jumat Kliwon. Di malam Jumat Kliwon, rata-rata jumlah pengunjung yang datang kurang lebih seratus orang. Setelah melakukan sesaji dan prosesi ritual, biasanya kaum wanita ini akan mandi dengan menggunakan air yang mengalir dari batu tersebut. Air yang mengalir itu cukup jernih, sehingga kerap digunakan untuk membersihkan tubuh. Kadang ada yang sekadar membasuh muka, cebok, ada pula yang hanya mencuci tangan dan membasuh kaki. Semua itu dilakukan dengan harapan tubuh

mereka akan laris manis dan banyak dipakai oleh lelaki hidung belang. Jika hal itu terwujud, pundi-pundi rupiah milik mereka pun akan kian berat.

Sangkuriang dan Dayang Sumbi Ada legenda yang melingkupi Batu Pawadonan. Menurut cerita dari tokoh masyarakat setempat, Batu Larangan merupakan tempat terjadinya percintaan antara Sangkuriang dengan Dayang Sumbi. Menurut legenda, Sangkuriang jatuh cinta kepada Dayang Sumbi. Sangkuriang tidak tahu bahwa sesungguhnya Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya sendiri. Ketidaktahuan itu membuat hampir saja terjadi hubungan seks di antara anak dan ibu kandungnya. Legenda Sangkuriang hingga kini merupakan sebuah kisah legenda yang hidup di tengah masyarakat Jawa Barat. Mengisahkan tentang hubungan cinta terlarang yang terjadi di antara Sangkuriang dengan Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Menurut cerita, Dayang Sumbi adalah anak seorang Raja yang

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


bernama Sungging Perbangkara. Suatu hari, Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan, sang raja membuang air seni yang tertampung di dalam daun “cariang” atau keladi hutan. Di saat bersamaan, ada seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia. Ia lalu meminum air seni tadi. Tak dinyana Wayungyang hamil dan kemudian melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis cantik jelita. Banyak raja yang meminangnya, tetapi tidak ada seorang pun yang diterima. Akhirnya, para raja saling berperang di antara sesamanya. Menyikapi hal ini, atas permintaannya sendiri Dayang Sumbi pun mengasingkan diri di sebuah bukit dengan ditemani seekor anjing jantan bernama si Tumang. Dayang Sumbi mengisi hariharinya di pengasingan dengan menenun kain. Suatu hari, ketika sedang asyik bertenun, toropong atau torak yang tengah digunakan bertenun kain itu terjatuh jauh ke bawah tempat Dayang Sumbi duduk. Dayang Sumbi merasa malas mengambilnya. Lalu, terlontarlah ucapan tanpa dipikir dulu, bahwa Dayang Sumbi berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh itu, jika laki-laki akan ia jadikan suami. Si Tumang lalu mengambilkan torak itu dan memberikankannya kepada Dayang Sumbi. Mau tak mau, Dayang Sumbi menerima Tumang sebagai suaminya. Singkatnya, Dayang Sumbi akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberinama Sangkuriang. Ketika Sangkuriang sedang berburu di dalam hutan, ia menyuruh

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

si Tumang mengejar babi betina Wayungyang. Si Tumang tak mau menuruti keinginan Sangkuriang. Karena si Tumang tidak menurut, Sangkuriang marah lalu membunuh si Tumang. Sangkuriang lalu menyerahkan hati si Tumang kepada Dayang Sumbi yang lalu memasak dan memakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak. Serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka. Sangkuriang lalu pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur, akhirnya sampailah ia di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali lagi ke tempat Dayang Sumbi, ibunya, berada. Sangkuriang tidak mengenali putri cantik yang ditemuinya. Ia lupa bahwa wanita cantik itu adalah Dayang Sumbi, ibunya. Lalu terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja, Dayang Sumbi melihat tanda luka di kepalaSangkuriang, lalu mengetahui bahwa lelaki itu adalah puteranya. Dayang Sumbi lalu berusaha menjelaskan kepada Sangkuriang dan meminta lelaki itu mengurungkan niat untuk menikahinya. Namun, Sangkuriang tetap memaksa. Maka, Dayang Sumbi pun meminta Sangkuriang membuatkan perahu dan talaga atau danau yang harus selesai dalam waktu satu malam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya. Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur. Tunggul atau pokok pohon itu lalu berubah menjadi Gunung Bukit Tunggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan mejadi Gunung Burangrang. Lalu, dengan bantuan para Guriang, bendungan

yang diminta pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi, di saat itu Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi lalu menebarkan irisan Boeh Rarang (kain putih hasil tenunannya), dan ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Menyadari ia gagal memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar. Di puncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, dan sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur sehingga menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Telaga Bandung lalu menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah itu lalu ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkubanparahu. Setelah itu, Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai Bunga Jaksi. Adapun Sangkuriang, setelah sampai di sebuah tempat yang disebut Ujungberung, akhirnya menghilang ke alam gaib (Ngahiyang).

Soal Keyakinan Benar atau tidaknya legenda itu, tentu terpulang kepada masingmasing orang. Sebab, yang namanya legenda memang sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Namun, legenda selalu hidup di tengah masyarakat dan disebarkan secara turun temurun. Begitupun dengan kebenaran bahwa Batu Pawadonan merupakan tempat terjadinya percintaan antara Sangkuriang dengan Dayang Sumbi. Boleh percaya, tidak pun boleh. Semua terpulang kepada keyakinan masing-masing orang. • DR

DUTA Rimba 71


ensikloRIMBA

Tanjung

Dok. Kom PHT®2014

Tersanjung dan Multi Guna

72 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Tanjung kerap ditanam sebagai pohon pelindung yang anggun. Tetapi, ia juga menyimpan banyak manfaat. Bunganya kerap dimanfaatkan untuk mengharumkan pakaian, ruangan, atau sebagai hiasan. Buahnya bisa dimakan dengan rasa manis agak sepat. Air rebusan kulit batangnya dapat digunakan sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan kulit batang serta bunganya digunakan untuk mengatasi murus yang disertai demam. Lantas apa lagi hal menarik dari tanjung?

P

ohon tanjung punya ciri, berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang. Ia biasa ditanam di taman-taman dan di sisi jalan. Sejak berabad-abad silam, tanjung (Mimusops elengi) telah masuk ke Nusantara. Aslinya, tanjung berasal dari India, Sri Lanka, dan Burma. Pohon ini juga dikenal dengan banyak nama. Misalnya, tanjung dikenal sebagai tanjong (Bugis, Makassar), tanju (Bima), angkatan, wilaja (Bali), keupula cangè (Aceh), dan kahekis, karikis, kariskis, rekes (aneka bahasa di Sulawesi Utara). Pohon tanjung umumnya berukuran sedang dan dapat tumbuh hingga ketinggian 25 meter. Memiliki daun-daun tunggal, tersebar, dan bertangkai panjang. Daun yang termuda berambut coklat dan segera gugur. Helaian daun bundar telur hingga melonjong, panjang 9 –16 cm, seperti jangat, bertepi rata namun menggelombang. Bunganya berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun, berbilangan 8, dan berbau semerbak. Bunganya yang wangi

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

mudah rontok. Bunga-bunga yang rontok ini kerap dikumpulkan orang di pagi hari untuk mengharumkan pakaian, ruangan atau juga untuk hiasan. Bagian yang digunakan ialah Kulit batang, daun dan bunga. Bunga tanjung dan aneka bagian tumbuhan lainnya juga memiliki khasiat obat. Air rebusan pepagan atau kulit batangnya digunakan sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan pepagan beserta bunganya digunakan untuk mengatasi murus yang disertai demam. Daun segar yang digerus halus dapat digunakan sebagai tapal obat sakit kepala. Sedangkan daun yang dirajang sebagaimana tembakau lalu dicampur sedikit serutan kayu secang dan dilinting dengan daun pisang, digunakan sebagai rokok untuk mengobati seriawan mulut. Akarnya yang dicampur dengan cuka dapat digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan. (Heyne, 1987). Buahnya juga dapat dimakan. Ketika masih muda, buah tanjung berwarna hijau dan jika sudah masak akan berwarna kuning kemerahan.

Rasa buah tanjung itu manis agak sepat. Kulit akarnya mengandung banyak tanin dan sedikit alkaloid yang tidak beracun. Minyak yang diekstrak dari biji tumbuhan tanjung ini mengandung beberapa asam lemak. Untuk mengatasi sakit gigi dan menghilangkan nafas berbau, kulit batang pohon direbus bersama air dan air hasil rebusannya dibuat kumur selama empat hari. Untuk merawat luka, rebus kulit batang pohon tanjung dan air rebusan kulit batang pohon tersebut digunakan untuk mencuci luka. Untuk mewangikan rambut, rendam bunga tanjung di dalam minyak kelapa lalu dilumurkan ke rambut. Untuk pengharum ruangan, letakkan segenggam bunga tanjung di dalam ruangan. Sedangkan sebagai aroma terapi, ambil segenggam bunga tanjung lalu rebus dalam 4 liter air hingga mendidih, lalu campur dengan air dingin hingga suhunya suam-suam kuku, lalu mandilah dengan air tersebut, maka tubuh Anda akan wangi dan kehangatannya akan membuat pikiran terasa nyaman.

Sifat-sifat kayu Kayu tanjung yang padat, berat, dan keras, sebagaimana umumnya kayu dari varietas parvifolia yang biasa tumbuh dekat pantai, dipilih sebagai bahan pasak dalam pembuatan perahu, untuk tangkai tombak dan tangkai perkakas lain, almari dan mebel, serta untuk tiang rumah. Varietas ini bisa tumbuh setinggi 25 m dan segemang 40 cm (Heyne, 1987). Kayu tanjung juga baik untuk dijadikan bahan ukiran, patung, penutup lantai, jembatan, serta untuk bantalan rel kereta api. Kayu teras tanjung berwarna coklat tua, sedangkan warna kayu gubalnya lebih muda dengan batas-

DUTA Rimba 73


Dok. Kom PHT®2014

ensikloRIMBA

batas yang jelas. Teksturnya halus dan merata, dengan arah serat lurus, agak bergelombang, atau sedikit berpadu. Berat jenis kayu tanjung berkisar antara 0,92 – 1,12 (rata-rata 1,00), dan termasuk kelas kuat I. Kayu tanjung tergolong kayu yang mudah dikerjakan dengan hasil yang amat baik. Ia dapat diserut, dibor, dilubangi persegi, dan diamplas dengan hasil yang sangat baik, serta dibentuk dan dibubut dengan hasil yang baik hingga sangat baik(Martawijaya, 1989). Keawetan kayu tanjung termasuk dalam kelas I-II. Daya tahan kayu tanjung terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II, sementara terhadap rayap kayu kering termasuk kelas IV (tidak awet, red). Dalam pada itu, keterawetannya tergolong sedang. Sayangnya, kayu tanjung tidak mudah dikeringkan dengan hasil yang baik. Sebab, apabila

74 DUTA Rimba

dikeringkan, kayu ini cenderung melengkung, pecah ujung, dan retak-retak permukaannya. Meskipun relatif mudah dikupas, akan tetapi venir (lembaran tipis bahan kayu lapis, red) yang dihasilkan dari pahon tanjung ini cenderung menggelombang. Pengeringan alami harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu yang lama. Misalnya, proses pengeringan papan setebal 3 cm dari kadar air 39% hingga 15%, membutuhkan waktu hingga sekitar 63 hari.

Tanjung dan Masyarakat Jawa Tanjung juga menempati posisi tersendiri di tengah masyarakat Jawa. Pohon Tanjung adalah salah satu pohon yang banyak ditanam di pekarangan rumah beradat Jawa. Setiap pohon yang ditanam di pekarangan rumah beradat Jawa selalu menjadi media bagi masyarakatnya untuk mengingat

ajaran mengenai kebaikan budi pekerti dan sikap hidup. Lalu apakah makna yang terkandung di dalam nama pohon tanjung? Tanjung adalah paduan kata ta dan jung. Ta mempunyai maksud tandha, dan jung mempunyai maksud ajhunjhung. Paduan kedua kata tersebut menyiratkan ajakan kepada semua orang untuk selalu menjunjung tinggi ajaran agama. Selain Tanjung, ada beberapa jenis pohon yang banyak pula ditanam sebagai peneduh pekarangan rumah beradat Jawa. Di antaranya adalah beringin (Ficus benjamina) yang melambangkan perlindungan pemimpin kepada anak buahnya; Gayam (Inocarpus edulis) yang melambangkan kehidupan yang adem ayem (tenang, tenteram, red); sawo kecik (Manilkara kauki) yang menyiratkan doa penanamnya yaitu sebuah permohonan agar siapapun yang datang berkunjung ke rumah itu selalu memiliki niat yang baik (dalam bahasa Jawa: sarwo becik, red); asem (Tamarindus indica) yang melambangkan sengsem atau esem (pesona, senyum) sebagai sapa keramahan sang pemilik rumah kepada siapapun tamu yang datang berkunjung; kemuning (Murraya paniculata) yang melambangkan pikiran yang bening; jambu dersono (Syzygium malaccense) yang mengiaskan kata sudarsono atau contoh atau teladan yang baik; keben (Barringtonia asiatica) yang dipahami sebagai pohon perdamaian; serta kepel (Stelechocarpus burahol) sebagai tanda kebulatan tekad (kepel= kepalan tangan, red). Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri, di dalam tata struktur bangunan kraton maupun kota Jogjakarta, memiliki konsepkonsep yang matang tentang bagaimana jalan “menjadi manusia yang utama” yang bertumpu pada konsep bersatunya manusia dengan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Tuhannya. Stuktur vegetasi dan bangunan dapat menjadi “paugeran” atau pedoman yang baik bagi masyarakatnya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang sungguh penting dalam pondasi masyarakat sebuah kota, bahwa karakter masyarakat adalah cerminan dari struktur kotanya, dan sebaliknya. Di dalam pemikiran yang sebaliknya, struktur kota merupakan cerminan sistem masyarakat yang dicita-citakan. Sistem tersebut terdiri atas landasan filosofi pemimpin dan rakyatnya, yang secara simbolis disepakati oleh seluruh rakyat akan kebenaran ajaran yang dianut oleh pemimpinnya. Di dalam kehidupan sehari-hari pemimpin selalu menjadi teladan sebagai manifestasi ajaran kehidupan yang baik yang diyakini, sedangkan rakyatnya selalu ingatmengingatkan mengenai sistem filosofi yang dianut.

Umurnya bisa mencapai 100 tahun. Buah tanjung yang bisa dimakan itu juga menarik perhatian burung. Walaupun kemampuan pohon tanjung dalam menyerap unsur pencemar timbal (Pb) relatif rendah, tetapi pohon ini tidak mudah rusak oleh pencemaran udara (Anonim, 2012). Manfaat lingkungan dari pohon tanjung sebagai pohon berdaun hijau dan berdaun lebat, merupakan pohon yang sangat baik untuk meredam suara dan debu (Khedanta, 2011). Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman pohon yang cukup prospektif untuk dipergunakan dalam program pengembangan hutan kota, karena memiliki multi fungsi. Tanaman tanjung memiliki ketahanan yang tinggi terhadap pencemaran debu semen dan

juga memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen, tidak peka terhadap pencemaran udara. Walaupun kemampuan jerapannya terhadap timbal tergolong rendah, tanjung dapat menghasilkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk, dan bunganya dapat diambil dan dimanfaatkan masyarakat guna meningkatkan taraf gizi/ kesehatan dan penghasilan masyarakat dan mempunyai nilai estetika. Oleh karena itu, tanaman tanjung yang anggun itu dapat pula dipergunakan dalam program pengembangan hutan kota di kawasan pabrik, di kawasan dengan pencemaran udara yang tinggi, maupun di kawasan tempat penimbunan sampah, atau di kawasan pemukiman kumuh dan padat. • DR

Tanjung (Mimusops elengi) termasuk family Sapotaceae. Ia adalah sejenis pohon yang berasal dari India, Sri Lanka, dan Burma, namun telah masuk ke Nusantara sejak berabad-abad yang silam. Pohon tanjung berbunga harum semerbak dan bertajuk rindang. Bunga tanjung sangat terkenal karena baunya yang harum, dan sering dipakai oleh gadis-gadis Melayu untuk disunting dan diselipkan pada rambutnya. Seperti juga aneka bagian tumbuhan tanjung yang lainnya, bunga tanjung juga memiliki khasiat obat. Keharuman bunga tanjung ini pula yang menyiratkan ajakan agar anak-anak selalu diberikan contoh yang baik, sehingga tumbuh menjadi sosok yang pantas disanjung. Jika dilihat dari bentuknya, pohon tanjung cukup menarik dan anggun. Luas keteduhan yang dapat dinaungi mencapai 125 meter persegi.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Dok. Kom PHT®2014

Manfaat Lingkungan

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae

Ordo : Ericales

Famili : Sapotaceae

Genus : Mimusops

Spesies : Mimusops elengi

DUTA Rimba 75


Dok. Kom PHT®2014

rimbaDAYA

76 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Panjang Rezeki Lewat Cengkeh Pandeglang terkenal karena memiliki salah satu wilayah tempat perlindungan satwa langka Badak Bercula Satu. Pandeglang juga terkenal dengan ragam kulinernya. Ada lagi yang membuat Pandeglang terkenal. Yaitu salah satu produk khasnya: Minyak Cengkeh.

P

andeglang, Kabupaten bermaskot Badak itu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Pandeglang berbatasan dengan Kabupaten Serang di utara, Kabupaten Lebak di timur, serta Samudera Indonesia di sebelah barat dan selatan. Wilayahnya mencakup pula pulau-pulau kecil di Samudera Hindia, termasuk Pulau Panaitan serta Pulau Deli dan Pulau Tinjil. Selain itu, juga Semenanjung Ujung Kulon yang merupakan ujung paling barat Pulau Jawa. Semenanjung Ujung Kulon merupakan kebanggaan Pandeglang karena terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan badak bercula satu yang kini hampir punah. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang merupakan dataran rendah dan bergelombang. Kawasan selatan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

terdapat rangkaian pegunungan indah serta sungai yang mengalir membuat suasana hati sejuk bagi siapapun yang memandangnya. Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota yaitu Kota Pandeglang dan Labuan. Mengunjungi Pandeglang menjadi kurang lengkap jika belum pernah mencicipi dan merasakan makanan khasnya yang tak kalah ketimbang daerah lain. Misalnya Apem Cimanuk, Pasung, Balok Menes, Otak-otak, Rangginang, Jojorong, Gipang, Opak, Bubur Sop, Anggeun Lada dan lain-lain. Satu lagi produk unggulan Pandeglang. Pohon cengkeh banyak ditanam di sebagian wilayah Pandeglang. Cengkeh itu pula yang menjadi media rezeki bagi sebagian besar penduduk Desa Panjang Jaya, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten,

Minyak Cengkeh Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn) adalah tanaman asli Indonesia. Tanaman cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 10 meter - 20 meter, dan mempunyai daun berbentuk lonjong serta berbunga pada pucuk-pucuk dahannya. Pada awalnya tangkai bunga berwarna hijau dan jika bunga sudah mekar ia akan berwarna merah. Bunga cengkeh banyak digunakan sebagai bumbu masakan dan bahan utama pembuatan rokok. Bunga cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5 cm - 2 cm. Kuntum bunga cengkeh mengandung sejumlah minyak atsiri serta sejumlah senyawa kimia seperti eugenin, asam oleanolat, asam galatanat dan vanillin. Hal itu membuat cengkeh memberi peluang untuk mendulang rezeki. Penyulingan cengkeh untuk mendapatkan minyak cengkeh juga tidak sulit. Hal pertama yang dilakukan setelah daun cengkeh datang adalah ditimbang dan disimpan di dalam gudang. Tunggu hingga berat daun-daun cengkeh tersebut mencapai 1 ton, kemudian daun-daun itu dimasukkan ke dalam ketel masak. Daun yang telah masak pun dikeluarkan dari ketel dan dikeringkan untuk dijadikan bahan

DUTA Rimba 77


Dok. Kom PHT®2014

rimbaDAYA

baku tungku perapian. Campuran air dan minyak yang berada di dalam ketel lalu dialirkan ke dalam wadah penampungan untuk kemudian disaring. Di sana, dilakukan tiga kali proses penyaringan. Minyak cengkeh yang sudah siap kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan siap didistribusikan ke seluruh pelanggan.

Usaha Penyulingan Minyak Contoh pemilik usaha yang sukses adalah Armin. Lelaki paruh baya penduduk Desa Panjang Jaya, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, itu merupakan salah satu pemilik usaha Penyulingan Minyak Atsiri dari Daun Cengkeh yang menjadi Binaan Perhutani Banten. Semua berawal dari keikutsertaan Armin menjadi pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Panjang Harapan yang dibentuk Perhutani Banten tahun 2006. Aktivitas di LMDH Panjang Harapan membawa Armin untuk mengenal bisnis cengkeh serta hasil bumi lainnya. Dari sana, Armin pun langsung mengemban amanat warga Desa Panjang Jaya untuk menduduki

78 DUTA Rimba

Tak ada gading yang tak retak. Manusia manapun pastinya pernah berbuat salah. Begitu pula dengan Armin. Ia mengaku pernah melakukan kesalahan lewat bisnis yang ia jalani. Jatuh, bangun, jatuh, dan bangun lagi, terus ia lakoni. posisi Ketua LMDH. Keseluruhan anggota dan pengurus LMDH Panjang Harapan saat itu hanya 100 orang. Armin mengaku, sebelum bergabung dengan LMDH Panjang Harapan, ia berbisnis secara asal. Apapun ia coba untuk dilakukan. “Yang penting untungnya besar,” kisah Armin, yang mengaku kala itu tak peduli apakah usaha yang ia jalani itu lurus atau tidak. Tak ada gading yang tak retak. Manusia manapun pastinya pernah berbuat salah. Begitu pula dengan Armin. Ia mengaku pernah melakukan kesalahan lewat bisnis yang ia jalani. Jatuh, bangun, jatuh, dan bangun lagi, terus ia lakoni. Tetapi kini ia telah berubah. Maka, dengan dibantu petugas dari Perhutani Banten di LMDH Panjang Harapan, rasa percaya diri Armin pun mulai bangkit untuk kembali

membangun usaha yang dahulu sempat mengalami jatuh-bangun. Kini dengan didampingi petugas dari Perhutani Banten, niat Armin untuk memulai usaha dari awal lagi tercapai sudah. Di tahun 2006, Ayah tiga putra itu sangat bahagia karena mendapat dukungan anggota LMDH, untuk mengajukan sebuah goresan tinta berbentuk proyek proposal mengenai permohonan pinjaman dana lunak PKBL bagi usaha miliknya, berupa penyulingan daun cengkeh, kopi, pisang, gula dan berbagai macam hasil bumi lain. Layaknya seperti mendapat durian runtuh, pada tahun yang sama dana pinjaman lunak PKBL sebesar Rp 5.000.000 mengucur dari Perhutani Banten. Bagi Armin, pinjaman sebesar itu sudah sangat luar biasa besar. Sebuah modal besar untuk mantab berbisnis penyulingan daun cengkeh.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHT®2014

Armin Pemilik usaha Penyulingan Minyak Atsiri dari Daun Cengkeh

Lalu, berbekal pengalaman, pengamatan, keteguhan, kegigihan, keberanian, ditambah motivasi yang besar dari keluarganya tercinta, Armin melangkah maju. Dengan mantab ia bertekad membangun sebuah pabrik. Dan, pabrik Penyulingan Daun Cengkeh dengan kapasitas 2 ton per hari pun ia bangun. Pembangunan pabrik tersebut dilakukan dengan modal hasil pinjam kesana-kemari, hingga terkumpul uang Rp 190.000.000. Pabrik milik Armin masih dibilang sederhana. Pabrik itu berisi 1 buah ketel berkapasitas 1 ton, tungku perapian, gudang penyimpanan daun cengkeh, tempat yang digunakan untuk mengeringkan daun sebelum dijadikan bahan bakar, serta beberapa wadah dan pipa-pipa yang dipakai untuk menampung minyak hasil penyulingan.

Manfaat Besar Siapa sangka, sang Ketua LMDH Panjang Harapan yang juga pemilik usaha penyulingan daun cengkeh, Armin, ternyata memiliki niat yang sungguh mulia. Tidak hanya memerhatikan untung besar

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

lewat bisnis, tetapi ia juga sangat peduli dengan lingkungan. Usaha penyulingan daun cengkeh miliknya tidak memakai daun yang masih berada di pohon, melainkan daun yang sudah gugur ke tanah. Menurut dia, hal itu tidak akan merusak pohon cengkeh yang masih produktif. Harganya pun sangat terjangkau, yaitu Rp 1000 per kilogram. Saat ini, Armin memeroleh bahan baku daun cengkeh tidak hanya dari Desa Panjang Jaya saja, melainkan juga dari seluruh Kabupaten Pandeglang, Serang, maupun beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Armin senang melakukan usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini karena juga memiliki berjuta manfaat bagi kehidupan. Minyak daun cengkeh banyak berguna bagi kesehatan. Selain dapat mengobati beragam infeksi pada kulit, sakit gigi, mengurangi stres, serta menghilangkan sakit kepala, minyak daun cengkeh juga berfungsi sebagai antibody, antibakteri, anastesi, bahkan hingga aromatherapy. Harga minyak cengkeh yang dahulu hanya berkisar Rp 60.000

– Rp 70.000 per kilogram, saat ini melangit hingga mencapai Rp 150.000 per kilogram. Jika dihitung omset, penyulingan daun cengkeh dapat menghasilkan keuntungan lebih dari 2,5 miliar rupiah. Berbinarbinarlah mata Armin dengan lompatan nilai pendapatan yang tak pernah terduga untuk ukuran orang desa. Saat ini, pabrik penyulingan daun cengkeh milik Armin kian maju. Bahkan, Armin akan membuka cabang di beberapa tempat di Pandeglang. Salah satunya ada di Kecamatan Cigeulis dengan menambah pula jumlah ketel sehingga dapat menghasilkan lebih banyak lagi minyak daun cengkeh. Armin menuturkan, ia sangat menikmati aktivitasnya menggeluti usaha penyulingan minyak daun cengkeh. Sebab, ia mencintai hal itu. Buat dia, kesempatan menekuni hal yang dicintai yaitu usaha penyulingan daun cengkeh dan pengolahan hasil bumi lainnya, adalah kesempatan emas. Kesempatan emas itu akan ia manfaatkan sebaik mungkin, demi mengejar mimpi dan cita-citanya untuk menyejahterakan keluarga serta menjaga lestarinya bumi pertiwi Indonesia. • DR

DUTA Rimba 79


bisnisrimba

Dilema Usaha

Sutera Alam

Dok. Kom PHT®2014

Regaloh

K

ain sutera sejak lama dikenal sebagai bahan pakaian yang memiliki tekstur lembut, halus, dan terkesan mewah. Para pedagang dari China mengenalkannya ke Nusantara melalui jalur perdagangan. Hal itu tercatat dalam sejarah sebagai jalur sutera. Kini, kebutuhan akan kain sutera

80 DUTA Rimba

di tanah air kian meningkat. Sehingga, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk mengembangkan budi daya ulat sutera, termasuk meningkatkan kualitas produksi telur ulat sutera dan benang sutera. Sebagai konsekuensi, kebijakan itu melibatkan berbagai unsur kelembagaan pemerintah di sektor kehutanan, koperasi, Sesungguhnya, bisnis sutera menjanjikan peluang

cukup menarik di sektor agroindustri. Apalagi, produksi kokon ulat sutera merupakan bisnis padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. Hal itu diperkuat dengan data bahwa rata-rata produksi kokon (kepompong ulat sutera, red) nasional per tahun adalah 250 ton setara 31,25 ton benang sutera, sementara kapasitas industri pemintalan benang sutera nasional

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Sejak berdiri tahun 1972, unit bisnis Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh, Pati, Jawa Tengah, belum pernah meraih keuntungan. Bahkan Break Even Point pun belum. Banyak faktor yang menjadi sebab. PSA Regaloh pun dihadapkan pada dilema akan kelanjutan bisnisnya. Namun di tengah dilema yang melingkupi, optimisme masih terpancar dari sana. per tahun sebesar 87,5 ton dan memerlukan 700 ton kokon. Walhasil, setiap tahun Indonesia masih harus mengimpor 450 ton kokon dari China dan Thailand. Di Perum Perhutani, pengusahaan sutera alam Perum Perhutani dijalankan di dua unit kerja, yaitu PPUS (Pusat Pembibitan Ulat Sutera) dan Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh Pati. Unit kerja tersebut adalah bagian unit usaha Perum Perhutani yang berada di bawah kendali Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agribisnis Wilayah I Jawa Tengah Divisi Wisata Dan Agribisnis Perum Perhutani. PPUS berada di Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah. Tepatnya di desa Bejen, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, sekira 37 KM dari Weleri. Kegiatan utama PPUS Candiroto adalah sebagai penyedia bibit atau telur ulat sutera berkualitas dan bebas penyakit. Kegiatan ini meliputi pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan kebun murbai sebagai bahan makanan pokok ulat sutera, serta pemuliaan dan pemeliharaan ulat sutera hingga menghasilkan telur yang siap didistribusikan. Produk PPUS Candiroto adalah telur ulat sutera F1, dan kokon sayat. PPUS Candiroto memiliki sarana dan prasarana, antara lain kebun murbai

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

seluas 24 hektar, ruang pemeliharaan ulat berkapasitas sampai 600 box intake per tahun, DCS (Dry Cool Storage) untuk penyimpanan telur, laboratorium, dan sarana pengecekan kualitas kokon (single cocon reeling tools).

Kilas PSA PSA Regaloh berjarak 7 KM sebelah utara Pati, sekitar 75 KM dari Semarang. Lokasi tepatnya di sebelah timur lereng Gunung Muria dengan ketinggian 85 – 155 dpl. Kegiatan utama di PSA Regaloh meliputi pemeliharaan kebun murbai, produksi kokon ulat sutera, dan produksi benang ulat sutera. PSA Regaloh memiliki sarana dan prasarana, antara lain kebun murbai seluas 335,5 hektar, 5 brak (gedung pemeliharaan) ulat kecil, 32 brak ulat besar, 1 unit mesin reeling otomatis, 1 unit mesin reeling semi otomatis, dan mesin twist. Produk utamanya kokon pintal, benang sutera 28 Dinnier, dan benang sutera twist. Menurut Asisten Manajer PSA Regaloh, Nasruddin, kegiatan yang sejak lama dilakukan adalah menyediakan bibit/telur ulat sutera untuk petani pemelihara ulat sutera dan melakukan pembinaan masyarakat desa hutan untuk memelihara ulat sutera hingga

menghasilkan kokon yang selanjutnya dipintal di pabrik pemintalan milik Perum Perhutani. Benang sutera (rawsilk) yang dihasilkan Perum Perhutani dijual langsung kepada para perajin tenun kain yang pembinaannya dilakukan oleh sektor perindustrian. Demi menghasilkan telur ulat sutera yang sesuai standar mutu, proses produksi merupakan kegiatan yang sangat vital dan harus dilakukan sesuai prosedur. Proses produksi telur sutera dimulai dengan breeding di bagian pemuliaan bibit. Permulaan pemeliharaan diawali dengan disinfeksi alat-alat dan ruangan. Masa disinfeksi lebih kurang 24 jam, setelah itu ruangan dibuka supaya baunya hilang, dicuci sampai bersih, dibiarkan beberapa hari agar kering dan dipakai untuk pemeliharaan ulat breeding. Demi pelestarian breeding dilakukan proses pemeliharaan setiap 2 kali dalam setahun dan pemeliharaan ulat untuk bahan pondation (P1) dilakukan secukupnya. Sedangkan pemeliharaan ulat pondation (P2) disesuaikan dengan permintaan pasar. Selama proses tersebut, data selalu dipantau tentang jumlah kokon per kg, berat kokon per butir, berat kulit kokon per butir, dan panjang filamen jika perlu. Alat-alat penunjang proses semisal rak, kotak, kertas, dan lain-lain, sudah disterilkan. Setelah itu, penyayatan kokon dan pemisahan antara pupa betina dan pupa jantan yang dimasukkan ke dalam kotak sendiri-sendiri. Setelah pekerjaan penyayatan selesai, tinggal menunggu sekitar 14 hari hingga keluarnya kupu-kupu. Biasanya kupu jantan keluar lebih dulu, disusul kupu betina. Di saat itu, kupu betina harus segera dikawinkan dengan kupu jantan. Batas waktu kawin kupu harus lebih dari 3 jam untuk menghindari telur tidak dibuahi dan telur kuning (non vertil). Sehingga, petugas

DUTA Rimba 81


Dok. Kom PHT®2014

bisnisrimba

pelaksana harus datang pagi-pagi untuk mengawinkannya. Selesai perkawinan, para kupukupu dilepas dan kupu betina dipisahkan dari kupu jantan. Proses bertelur kupu-kupu kurang lebih sehari semalam. Di pagi harinya telur kupu sudah bisa diambil. Jika dalam proses pemeriksaan kupu betina, ditemukan spora pebrine maka telurtelur yang sesuai dengan nomornya langsung dimusnahkan dengan jalan dibakar. Alur pekerjaan breeding yaitu dari telur sampai menjadi telur lagi, harus dijaga kemurniannya pada semua bagian proses dari ulat, peneluran,

82 DUTA Rimba

treatment dan penyimpanannya.

Produksi Kokon Bibit (PKB) Proses disinfeksi alat-alat dan ruangan hampir sama dengan ulat di bagian breeding. Kokon bibit dipelihara dalam jumlah banyak disesuaikan permintaan pasar. Artinya, jangan sampai pemeliharaan banyak tetapi tak ada serapan pasar. Awal pemeliharaan yaitu ambil telur dari treatment di pagi hari sesuai yang diinginkan, lalu telur diberi penerangan lampu agar bisa menetas serempak. Di jam 09.00 pagi, telur memasuki proses hakitate atau pemberian

makan yang pertama. Telur produksi kokon bibit dikemas dalam box berkapasitas 25.000 butir per box. Pemberian makan ulat dilakukan 4 kali yaitu pukul 06.00 - 07.00, 12.00 - 13.00, 14.00 - 17.00, dan 20.00 22.00. Standar Keberhasilannya yang baik adalah diatas 90 %, kualitas daun sesuai dengan umur ulat, disiplin tenaga, iklim yang mendukung yaitu temperatur untuk ulat kecil = 25o C dan kelembaban 90 %, dan temperatur untuk ulat besar = 27o C - 28o C dan kelembaban 85 %. Panen kokon dilakukan di hari keenam. Selesai panen jumlahnya ditimbang dan diserahkan kepada bagian peneluran. Di bagian Peneluran Produksi Kokon Bibit, ras China dan ras Jepang dipisahkan dalam ruang masingmasing agar bibit kedua jenis tak tercampur. Saat umur kokon berkisar 13 – 14 hari, ia berubah menjadi kupukupu. Perkawinan dilaksanakan pada pagi hari jam 06.00, dan lama kawin tak boleh kurang dari 3 jam untuk menghindari telur kuning (Non vertil). Di hari berikutnya, telur diserahkan ke bagian treatment sedangkan kupunya diperiksa di laboratorium. Jika ternyata ada spora pebrine, telur sesuai nomornya itu akan dimusnahkan. Setelah diperiksa, telur disimpan di ruang DCS. Ruang DCS adalah ruang untuk menyimpan telur dengan kapasitas ±75.000 box. Pengamatan di bagian ini harus kontinyu sehingga petugasnya setiap hari bertugas bergantian. Mereka wajib mengontrol temperatur dan kelembaban di dalam ruang DCS dan telur, serta memerbaiki alat–alat atau mesin yang rusak. Jika dalam pemeriksaan per box yang berisi induk kupu + 80 betina terdapat satu saja yang mengandung pebrine, telurnya harus dimusnahkan. Untuk foundation, pemeriksaan lebih ketat karena harus steril dari penyakit yang lebih banyak yaitu

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Fakta dan Harapan Telur ulat sutera yang berkualitas dan bersertifikat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam box khusus dan siap didistribusikan serta dipasarkan dengan harga Rp 60.000 setiap box. Teddy mengakui, harga itu memang sangat murah jika dilihat dari proses produksi telur yang sedemikian rumit. Telur-telur ulat sutera itu kemudian didistribusikan kepada pembeli yang membutuhkan telur ulat sutera. Sebagian besar dikirim ke PSA Regaloh untuk diproses menjadi benang sutera. Rata–rata setiap bulan PSA Regaloh menerima 150 box telur ulat sutera. Dari 150 box tersebut, rata-rata menjadi 240 kg benang sutera. Sekarang ini, harga benang sutera di pasaran untuk Raw Silk 28 Dinnier adalah Rp 583.000 per kg, sedangkan untuk Twist Rp. 600.000 per kg. Harga tersebut memang tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh korporat yaitu Perum Perhutani. Tetapi, saat ini fakta itulah yang harus diterima. Asisten Manajer PSA Regaloh, Nasruddin, menuturkan, salah satu faktor keberhasilan budidaya ulat sutera adalah produksi daun murbai. Sebab, sukses tidaknya ulat sutera membuat kokon serta memroduksi benang sutera sangat ditentukan oleh faktor pakannya. Maka, untuk menunjang keberhasilan produksi daun murbai, telah diambil langkahlangkah antara lain membuat

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Sekarang ini, harga benang sutera di pasaran untuk Raw Silk 28 Dinnier adalah Rp 583.000 per kg, sedangkan untuk Twist Rp. 600.000 per kg. beberapa sumur bor sebagai pengairan kebun murbai di PSA Regaloh. Sayang, ternyata pembuatan sumur itu tidak juga memberikan hasil yang signifikan. Padahal, pembuatannya cukup memakan biaya. Hal itu tentu berdampak pada pembiayaan di sektor yang lain. Bahkan di tahun 2014 ini, PSA Regaloh tidak memiliki anggaran untuk biaya pemupukan. Tidak bisa dipungkiri, dari tahun ke tahun kapasitas produksi benang sutera di PSA Regaloh terus mengalami penurunan. Bahkan, sejak berdirinya di tahun 1972, unit bisnis PSA Regaloh belum pernah mengalami keuntungan. Jangankan laba, Break Event Point pun belum pernah dicapai. Penurunan produksi sutera ini disebabkan banyak faktor yang saling berkelindan, karena semua bagian dalam proses produksi saling terkait satu dengan yang lain. Harga jual produk sutera yang tidak berbanding lurus dengan biaya dan kesulitan selama proses produksi mendatangkan dilema akan kelanjutan bisnis ini di masa depan. Bahkan, saat ini pun PSA Regaloh masih mengoperasikan mesin pintal buatan Jepang yang diproduksi tahun 1972. Padahal, Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta Departemen Kehutanan telah

Dok. Kom PHT®2014

Pebrine, Muscardin, Bakteri, dan Virus (dop). Kondisi terakhir lalu dilaporkan ke bagian treatment supaya jelas jenis telurnya, nomor panel/boks, tanggal produksi, dan kapan segera dimusnahkan atau tidak terpakai. Di samping produksi telur, KBM Agribisnis wilayah I Jawa Tengah yang saat ini dipimpin oleh Ir Teddy Msi juga memroduksi dan memasarkan benang sutera.

Nasruddin Asisten Manajer PSA Regaloh

menghibahkan mesin dengan kapasitas produksi yang jauh lebih besar. Sebab, mesin hibah dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta Departemen Kehutanan tersebut kini sudah tidak bisa dioperasikan, karena biaya perawatan dan spare part yang sangat mahal. Padahal, harga mesin hibah buatan China tahun 2010 tersebut pun cukup besar, yaitu senilai 4 Miliar Rupiah lebih. Kebijakan untuk tidak mengoperasikan mesin tersebut diambil, karena paling tidak hal itu bisa menghemat anggaran operasional. Namun, di tengah kondisi tersebut Nasruddin yang biasa dipanggil Pak Nas, mengaku masih optimis bahwa PSA Regaloh bisa memberikan kontribusi pendapatan bagi korporasi, walau mungkin tidak sebesar unit bisnis lain. “Dengan intensifikasi kebun murbai dan menghentikan kegiatan tumpangsari, saya optimis kita bisa meningkatkan produksi benang sutera PSA Regaloh,” tutur pria asal Sulawesi ini. Semoga... • DR

DUTA Rimba 83


pojokkph

KPH Telawa KPH Telawa mengelola kelas perusahaan jati, sehingga tanaman jati mendominasi tegakan hutan. Aktivitas utama personel KPH telawa juga meliputi hal-hal terkait jati. Di antaranya perlindungan kawasan hutan yang bertujuan melindungi sumber daya hutan dari aktivitas ilegal semisal pencurian kayu, penggarapan/ penambangan liar, dan kebakaran hutan.

K

PH Telawa adalah salah satu KPH pengelola hutan jati di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Luas wilayah kerjanya 18.667,30 hektar. Secara administratif, wilayah KPH Telawa meliputi Kabupaten Grobogan (kawasan yang masuk KPH 5.000,30 Hektar atau 26,79 %), Kabupaten Boyolali (12.838,70 atau 68,78 %), serta Kabupaten Sragen (828,30 atau 4,44 %). KPH Telawa berada di ketinggian rata-rata 17 – 379,3 Dpl. Di Utara, KPH Telawa berbatasan dengan KPH Purwodadi, sebelah Timur dengan KPH Gundih, sebelah Selatan dengan

84 DUTA Rimba

Dok. Kom PHT®2014

dan Kelas Perusahaan Jati

Administratur/KKPH Telawa dan Muspika Juwangi bekerjasama melakukan penanaman tanaman turus jalan .

KPH Surakarta, dan sebelah Barat dengan KPH Semarang. Wilayah KPH Telawa dilewati Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Sub DAS Bengawan Solo, Serang, dan Tuntang. KPH Telawa terbagi menjadi 7 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) yaitu Karangrayung (2.562,9 Hektar), Ketawar (1.923,0 Hektar), Karangwinong (2.718,6 Hektar), Kedungcumpleng (3.004,7 Hektar), Krobokan (2.917,8 Hektar), Guwo (2.514,4 Hektar), Gemolong (2.625,3 Hektar). Total luas kawasan hutan adalah 18.266,3 Hektar. Wilayah kerja KPH Telawa meliputi 68 Desa Hutan. Studi tentang persepsi masyarakat lokal tahun 2012

dan 2013 menunjukkan hal positif, karena telah memberi kontribusi nyata bagi masyarakat desa serta peningkatan kualitas hidup pemangku kepentingan. Perhutani juga punya program tanggungjawab sosial/CSR (Corporate Social Responsibility), misalnya Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), Sharing, dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). KPH Telawa juga memberi bantuan sosial berupa pendistribusian bibit bagi masyarakat yang membutuhkan, bantuan air bersih, bantuan pendidikan Taman Kanakkanak, serta membangun dan/atau memelihara jalan, jalur, jembatan di sekitar desa hutan.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Dok. Kom PHT®2014

Kawasan hutan di KPH Telawa dibagi dua induk kelas hutan, yaitu kawasan hutan produksi dan Kawasan hutan bukan produksi. Kawasan hutan produksi adalah kawasan yang sesuai untuk pertumbuhan jati dan difungsikan untuk menghasilkan kayu secara teratur. Kawasan hutan bukan produksi adalah lapangan-lapangan yang tidak baik untuk produksi kayu jati dan merupakan lahan-lahan yang berdasarkan pertimbangan teknis tidak cocok untuk ditanami jati. Penerapan pelaksanaan bisnis kehutanan oleh perusahaan dilakukan dengan sistem manajemen Perum Perhutani berdasarkan prinsip Good Coporate Governance (GCG) yang menujukkan transparansi, akuntabilitas, reponsibilitas, independen, dan keterbukaan. Dua tahun terakhir, kegiatan tanaman di KPH Telawa rata-rata seluas 1.180,05 Hektar. Sedangkan tahun 2014 luas tanaman mencapai 1.598,7 Hektar. Kegiatan tanaman sedapat mungkin menggunakan bibit yang paling bagus dan berasal dari sumber benih yang paling tinggi tingkatnya. Rencana kegiatan persemaian KPH Telawa adalah pembibitan jati dan jenis lainnya di tahun 2012 dan tahun 2013 rata-rata sebanyak 4.951,363 plances setiap tahunnya. Rencana persemaian di tahun 2014 adalah sebesar 3.759,832 plances. Persiapan persemaian harus betulbetul matang untuk menghasilkan kualitas bibit yang unggul. Pembuatan kebun pangkas Jati Plus Perhutani (JPP) stek pucuk berlokasi di BKPH Guwo sejak 19 Februari 2011, untuk mencukupi kebutuhan bibit JPP Stek pucuk guna redesign pengelolaan Sumber Daya Hutan KPH Telawa. Hal ini dilakukan untuk mendapat bibit Jati Plus Perhutani (JPP) secara vegetatif dengan metode stek pucuk siap tanam yang bermutu tinggi sesuai tata waktu. Pengelolan kebun

Loji Papak KPH Telawa

pangkas serta pembuatan bibit stek pucuk Jati Plus Perhutani dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Kegiatan pemeliharaan temasuk penjarangan di tahun kedua meliputi babat dan pruning. Pemeliharaan ini biasanya dilakukan di tahun pertama dan kedua setelah tanam. Lembaga Masyarakat Desa Hutan setempat ikut dilibatkan secara aktif dalam kegiatan ini. Perlindungan hutan bertujuan untuk melindungi sumber daya hutan dari aktivitas ilegal semisal pencurian kayu, penggarapan/penambangan liar, dan kebakaran hutan. Gangguan keamanan hutan sampai saat kini masih merupakan ancaman yang harus diantisipasi dan ditanggulangi agar keberadaan kelestarian hutan tetap terjaga. Sebab, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (UU N0. 41/ 1999 tentang Kehutanan). Dua tahun terakhir (2012 - 2013) rata–rata produksi kayu di KPH Telawa adalah 6.334,000 meter kubik per tahun. Semua kayu yang dihasilkan dapat diverifikasi secara legal dan memiliki sistem lacak balak. Konsumen dapat dengan mudah

melacak asal kayu. Untuk pemasaran kayu, telah dipisahkan dari KPH ke KBM Pemasaran Kayu Divisi Komersial Kayu Perum Perhutani. Sedangkan produksi non kayu, dalam hal ini produksi daun Minyak Kayu Putih (MKP), pada 2012 - 2013 adalah 1.500 ton per tahun. Penyulingannya dilakukan oleh Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP) Krai - Gundih dan sebagian oleh LMDH Wonomulyo, Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu - Boyolali. Administratur KPH Telawa, Denny Raffidin S.Hut, MM saat ini menempati Rumah Dinas yang populer dengan nama Loji Papak. Bentuk bangunannya sangat unik dan langka, sudah sangat jarang kita jumpai di sekitar Jawa Tengah. Rumah tersebut menyimpan sejarah karena merupakan bangunan peninggalan zaman Belanda. Letaknya terpencil, di Desa Karangmanis, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali. Keunikan bentuk bangunan yang berbeda dari bangunan-bangunan umum yang ada di sekitarnya membuat banyak warga yang penasaran lalu kagum terhadap bangunan ini. Banyak warga baik dari daerah Juwangi maupun luar Juwangi yang meminta izin untuk sekadar berfoto di depan Loji Papak. • DR

DUTA Rimba 85


wisatarimba

Hangat Air Belerang

di Cibolang Jika Anda mampir ke Bandung, khususnya ke daerah Pangalengan, sempatkanlah datang ke Objek Wisata Pemandian Air Panas Cibolang. Pemandian yang air panasnya bersumber dari dari Gunung Windu itu mata airnya mengeluarkan air panas yang mengandung belerang serta mineral lain dengan kadar yang cukup untuk kesehatan kulit. Hal itu membuat penduduk sekitar sering menjadikan Pemandian Air Panas Cibolang sebagai sarana untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, terutama rematik.

W

ana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang memiliki luas sekitar 2 hektar. Ia berada dekat sekali dengan wilayah perkebunan teh Malabar Pangalengan. Persisnya Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang terdapat di Desa Wayang Windu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Lokasinya yang berada di ketinggian 1450 meter di atas permukaan laut membuat suhu udara di sekitar pun terasa sejuk, yaitu berkisar antara 23 hingga 25 derajat celcius. Pemandian Air Panas Cibolang biasa dikenal sebagai Cibolang Hotspring Water. Wana wisata ini sering “dijugjug” para wisatawan baik dari Bandung dan sekitarnya maupun dari luar Bandung. Meskipun di daerah lainnya masih banyak obyek wisata dengan

86 DUTA Rimba

sajian utama berupa sumber air panas, semisal Ciater dan Cipanas Garut, Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang mempunyai ciri khas yang berbeda. Sebab, air panas di Cibolang ini memiliki kadar iodium yang tinggi, sehingga berkhasiat dapat mengobati penyakit reumatik. Saat ini wana wisata Pemandian Air Panas Cibolang menjadi bagian pengelolaan KBM Wisata Divisi Wisata dan Agribisnis Perum Perhutani. Ada berbagai jenis kolam untuk kenyamanan para pengunjung Pemandian Air Panas Cibolang, disesuaikan dengan kedalaman dan fungsinya. Jika ingin berenang, pengunjung dapat memilih kolam yang terdalam dan paling luas. Namun, jika hanya ingin menikmati kehangatan air panas Cibolang, pengunjung dapat memilih kolam khusus untuk berendam yaitu di kolam yang dangkal. Untuk anakanak, juga ada kolam khusus dengan kedalaman yang sudah disesuaikan

dengan standard keamanan bagi anak. Tetapi ada hal unik yang mungkin tak pernah dijumpai di lokasi wisata pemandian air panas di manapun. Yaitu, di bagian belakang lokasi pemandian air panas Cibolang, terdapat kolam yang dibuat untuk aktivitas ngagogo atau menangkap ikan dengan menggunakan tangan kosong. Bagian tersebut menjadi salah satu daya tarik Cibolang. Aktivitas menangkap ikan merupakan hal sederhana namun sulit ditemukan di kota-kota besar. Sehingga, bagi anakanak hal itu menjadi pengalaman sangat seru yang akan sulit terlupakan. Pemandian Air Panas Cibolang terkenal dengan suasananya yang sangat damai serta panorama yang indah, walaupun lokasinya tidak terlalu luas. Apalagi, tempatnya jauh dari suasana bising khas kota besar, sehingga membuat acara berendam di air hangat menjadi terasa semakin

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHTÂŽ2014

nikmat dan memberikan relaksasi tersendiri. Ada dua rute utama untuk mencapai lokasi Wisata Pemandian Air Panas Cibolang. Dari arah barat semisal Jakarta, Bogor, Cianjur, atau Sukabumi, pengunjung dapat menempuh jalur yang melewati Kota Soreang, lalu mengambil jalan yang mengarah ke Banjaran, kemudian terus ke desa Pangalengan.

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Sedangkan dari arah timur semisal Garut, Tasikmalaya, atau Sumedang, jalur yang dapat ditempuh adalah harus melewati kecamatan Majalaya, lalu menuju Pacet-Kertasari, dan akhirnya sampai Pangalengan. Nah, di sepanjang perjalanan menuju lokasi wisata Pemandian Air Panas Cibolang, tersaji pemandangan indah berupa hamparan kebun teh di sekitarnya.

Pemandangan indah itu terlihat seperti karpet alam berwarna hijau. Jika matahari akan mulai memasuki tempat peraduannya di senja hari, warna kebun teh tersebut terlihat menjadi kuning keemasan. Menikmati pemandangan bak lukisan alam itu pun menjelma menjadi pengalaman tersendiri sebagai pengisi ruang batin bagi siapa pun yang berkunjung ke sana.

DUTA Rimba 87


Dok. Kom PHT®2014

wisatarimba

Potensi Wisata Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang terletak di RPH Wayang Windu, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Secara administratif pemerintahan, Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang terletak di desa Wayang Windu Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Luas Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang sendiri mencapai 2 hektar. Di atas lahan seluas itu, terdapat hutan tanaman dengan tanaman utama kaliandra dan pinus. Dua jenis pohon itu menambah daya pesona Cibolang. Kehadirannya seakan memberi tambahan kesejukan yang sebelumnya pun telah terasa menyentuh kulit lantaran suhu udara yang lumayan dingin khas hawa pegunungan. Tetapi, daya tarik utama tentu saja kehangatan air belerangnya. Air panas yang bersumber dari mata air panas dari Gunung Windu itu selain dipercaya banyak orang bisa menyembuhkan aneka macam penyakit kulit, juga dapat meringankan penyakit reumatik. Biasanya, kegiatan wisata harian yang kerap dilakukan pengunjung di

88 DUTA Rimba

lokasi wisata pemandian air panas Cibolang, selain mandi air panas, adalah piknik, “ngagogo”, tracking ke Kawah Burung, memancing, atau berenang. Suasananya yang alami dan tenang dengan nuansa yang sangat nyaman juga menjadi daya tarik Cibolang yang digemari pengunjung dari segala usia ini. Tracking ke Kawah Burung juga menjadi kegiatan menarik di Cibolang. Tak heran, karena lokasi Kawah Gunung Windu hanya berjarak kira-kira 600 meter dari lokasi pemandian air panas Cibolang. Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang juga telah dilengkapi dengan ragam fasilitas penunjang. Fasilitas-fasilitas yang tersedia antara lain Kolam Renang Air Panas, Kolam Pancing, Kolam Ngagogo, Musholla, Kamar Rendam Air Panas, Shelter, Bale Kambang, MCK, Kamar Ganti, Kios Dagang, serta Penyewaan Peralatan Renang dan Pancing. Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang mulai dibuka dan diberdayakan sejak tahun 1985. Di masa awal pembukaannya, lokasi wisata pemandian air panas ini hanya menyediakan fasilitas pemandian air panas berupa tempat mandi yang

Air panas yang bersumber dari mata air panas dari Gunung Windu itu selain dipercaya banyak orang bisa menyembuhkan aneka macam penyakit kulit, juga dapat meringankan penyakit reumatik. dibuat layaknya bak tertutup. Namun, sejak tahun 1987 mulai dibuat kolam renang untuk dewasa dan anak-anak. Seiring makin meningkatnya jumlah pengunjung yang datang ke Pemandian Air Panas Cibolang, di tahun 1990 lokasi pemandian kemudian diperluas lagi dengan dibuatnya kolam tambahan. Sehingga, sejak saat itu Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang pun menjadi salah satu tempat wisata andalan kota Bandung. Kebanyakan pengunjung sejauh

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Dok. Kom PHTÂŽ2014

ini memang berasal dari kota Bandung dan sekitarnya. Sebab, jarak lokasinya memang tidak terlalu jauh. Namun, banyak pula pengunjung yang merupakan wisatawan dari luar Jawa Barat semisal Jakarta, Semarang, Surabaya, ataupun kotakota besar lainnya. Daya tarik Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang bagi para pengunjung itu tentu saja selain air panasnya, juga sajian pemandangan alamnya yang masih terlihat alami, belum tersentuh pembangunan oleh manusia. Selain itu, juga lokasinya yang berdekatan dengan Gunung Windu yang kawahnya hanya berjarak sekira 600 meter dari lokasi pemandian air panas tersebut. Berbagai fasilitas umum pun lantas disiapkan untuk membuat tempat ini layak menjadi tempat wisata nasional. Disini telah tersedia sarana umum seperti tempat parkir, tempat ibadah, tempat-tempat makan serta penyewaan alat pancing untuk pengunjung yang hobi memancing.

Panorama Sebenarnya, Wana Wisata

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Pemandian Air Panas Cibolang adalah sebuah tempat pemandian air panas yang tidak terlalu besar. Namun, suasananya yang sangat damai serta panorama di sekitarnya yang indah membuat Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang terkenal di antara banyak wisatawan. Tempatnya yang jauh dari kebisingan kota membuat acara berendam di air hangat terasa semakin nikmat. Hamparan kebun teh yang tersaji layaknya karpet alam berwarna hijau yang akan berubah warna menjadi kuning keemasan tatkala mentari mulai terbenam, juga memberikan pemandangan alami yang akan jarang sekali dapat kita temui di tempat lain. Apalagi, kolam yang ada di Cibolang bukan hanya untuk berendam saja. Ada beberapa fungsi lain yang memberikan kesempatan bagi banyak penyuka hobi tertentu. Sebenarnya, suhu air yang ada di kolam-kolam Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang hampir sama. Perbedaannya hanya terletak di kedalaman dan fungsinya saja. Untuk berenang, ada kolam terdalam yang paling luas. Untuk menikmati kehangatan air panas, ada kolam dangkal yang khusus

untuk berendam. Untuk anak-anak juga ada kolam khusus dengan kedalaman yang sudah disesuaikan demi keamanan anak. Juga terdapat kolam yang dibuat khusus untuk aktivitas ngagogo atau menangkap ikan dengan menggunakan tangan kosong. Jika sudah puas berenang dan berendam di Wana Wisata Pemandian Air Panas Cibolang, pengunjung juga dapat mencoba untuk bertualang ke kebun teh Malabar. Caranya dengan berjalan kaki sambil melihat hijaunya dedaunan di perkebunan yang hijau di sebelah kanan dan kiri sepanjang jalan yang dilewati. Pohon-pohon yang besar dan rimbun membuat perjalanan menjadi tidak terlalu panas dan tentunya menambah suasana menjadi semakin mengasyikkan. Setelah lelah bertualang mengitari kawasan ini, tak ada salahnya pengunjung kembali berendam, karena air panas Cibolang akan membuat badan kembali rileks. Benar-benar suatu petualangan yang memanjakan tubuh. Nah, tunggu apalagi? Pemandian Air Panas Cibolang sudah menunggu kedatangan Anda dan keluarga! • DR

DUTA Rimba 89


inovasi

Dok. Kom PHT®2014

Chaintech Berkenalpot

90 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Indonesia memiliki potensi getah pinus yang besar. Faktanya, Indonesia adalah produsen gondorukem terbesar di Asia Tenggara. Bahkan di dunia, Indonesia menempati posisi ketiga produsen terbesar gondorukem setelah China dan Brazil. Perum Perhutani adalah penyumbang terbesar produksi gondorukem itu. Potensi dan produksi getah pinus yang besar itu kerap memunculkan ide dan inovasi baru. Kali ini, inovasi itu bernama chaintech.

G

etah pinus merupakan produk andalan berjenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dari BKPH Cibarengkok, salah satu BKPH yang ada di KPH Cianjur. Potensinya memang besar karena ia termasuk Kelas Perusahaan Pinus. Tetapi, potensi besar itu harus ditindaklanjuti dengan proses produksi yang sangat dipengaruhi pasokan getah dari pohon. Apalagi, ketika telah masuk ke skala industri. Ada target pasokan getah pinus yang harus dipenuhi, untuk kemudian diolah menjadi gondorukem, terpentin, bahkan hingga ke produk derivatif. Kebutuhan besar untuk memenuhi target pasokan getah pinus itu justeru melahirkan ideide baru, pikiran-pikiran segar, dan inovasi-inovasi mutakhir. Dan personel di bawah KPH Cianjur termasuk rajin melahirkan inovasi serupa itu. Masih ingat dengan alat sadap getah pinus made in BKPH Sukanagara Utara bertajuk “Bantek” alias Baban Teknologi? Nah, tahun ini giliran BKPH Cibarengkok yang melahirkan alat sadap bernama “Chaintech”. Apa pula Chaintech itu? Chaintech adalah singkatan dari chainsaw technology. Adalah Empar

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

Suparta dan Maman Sulaeman, dua personel KPH Cianjur yang membidani kelahiran chaintech. Idenya bermula di penghujung tahun 2013. Empar Suparta, yang ketika itu bertugas sebagai Asper di BKPH Cibarengkok, berpikir bagaimana bisa meningkatkan produksi getah pinus tanpa membahayakan tegakan. Empar berpikir, di masa lalu banyak pohon pinus yang masih sehat namun tumbang akibat cara sadap getah yang tradisional. Kerap kali tegakan pohon menjadi rawan roboh jika terlalu banyak luka sayatan getah yang besar-besar di sekujur batangnya. Cara sadap getah tradisional, yaitu dengan cara membuat coakan di batang pohon agar getah dapat mengalir dengan deras dalam jumlah yang banyak itu akhirnya sangat membahayakan tegakan. Ia lalu menyimpulkan, harus dibuat alat sadap yang tidak menimbulkan luka sayatan terlalu besar pada pohon, tetapi tetap dapat meningkatkan kapasitas produksi getah per pohon, serta tidak membahayakan tegakan. Empar lalu berdiskusi dengan Maman Sulaeman. Mandor Sadap di RPH Cibarengkok BKPH Cibarengkok KPH Cianjur itu ternyata mampu menerjemahkan ide-ide Empar

menjadi nyata. Mereka pun kian intensif melakukan serangkaian diskusi dan uji coba. Perpaduan pengetahuan teknis dan pengalaman lapangan mereka pun berpadu menjadi satu. Maka, layaknya kolaborasi antara Rinus Michels sang arsitek total football dengan Johan Cruijff yang mewujudkan konsep total football itu di lapangan Piala Dunia sepakbola 1974, kolaborasi Empar Suparta dan Maman Sulaeman pun melahirkan sebuah inovasi untuk memodifikasi chainsaw (gergaji mesin, red) menjadi sebuah alat sadap generasi baru. “Alat sadap hasil modifikasi yang saya beri nama chaintech itu menjadi satu pilihan untuk membuat getah dapat mengalir dengan deras tetapi pohon tetap utuh karena tidak ada luka coakan yang besar,” ujar Empar.

Lebih Produktif Empar Suparta yang kini menjabat sebagai KSS Perencanaan KPH Cianjur ini menuturkan, ide inovasi bertajuk chaintech ini bermula dari kendala keterbatasan alat dan tenaga penyadap, sementara tuntutan untuk memenuhi target produksi cukup besar. Suatu kali, di lapangan saat tengah bekerja bersama para mandor, terdapat pohon pinus yang semula akan ditebang tetapi tidak jadi. Dari luka bekas gergaji pada pohon yang tak jadi ditebang itu keluar getah. “Saya lalu berdiskusi dengan Pak Maman, coba dibuat sayatannya agar lebih produktif. Awalnya dibuat sayatan berbentuk panah dengan chainsaw. Beberapa waktu kemudian, ternyata luka sayatan berbentuk panas itu rusak. Akhirnya, saya coba dengan membuat luka sayatan berbentuk beberapa garis lurus. Awalnya kami pakai chainsaw biasa. Ternyata hasilnya bagus. Dalam waktu tidak sampai 30 menit getah sudah menetes. Tetapi

DUTA Rimba 91


Dok. Kom PHT®2014

inovasi

tempat tempurung talang sadap getahnya tidak cukup menampung. Lalu kami coba membuat tiga garis sejajar dengan panjang sekitar 2,5 centimeter dan itu dapat tertampung,” urai Empar. Empar kemudian berpikir, perlu dicari gergaji yang cocok untuk ide inovasi mereka. Ragam uji coba dengan berbagai merek gergaji lalu dilakukan. Hasilnya kadang terlalu dalam kadang terlalu dangkal. Menyikapi hal itu, Empar dan Maman lalu membuat pembatas 2,5 sampai 3 cm dari ujung gergaji. Ukuran itu dibuat untuk menyikapi kulit pada batang pinus. Setelah diujicoba di Petak 12D BKPH Cibarengkok, ternyata hasilnya cukup menggembirakan. “Waktu itu kami uji coba di sore hari. Ternyata esok sore batok penampung getahnya sudah terisi seperempat bagian. Saya juga kaget. Lalu kami coba di beberapa pohon lagi. Ternyata hasilnya sama. Akhirnya saya bicara, ‘ayo kita coba di lapangan.’ Sebelumnya, kami kumpul dulu di kantor. Di sana ada Bapak Wakil Adm untuk wilayah selatan, yaitu Pak Dudi. Kami sampaikan

92 DUTA Rimba

bahwa ada inovasi menyadap getah pinus dengan menggunakan chainsaw. Pak Wakil Adm mempersilakan untuk melanjutkan,” kisah Empar. Di sisi lain, asap yang keluar dari mesin gergaji dari uap panas saat mesin digunakan juga mengundang perhatian Empar. Ia berpikir, uap panas itu juga bisa dimanfaatkan. Ia lalu bicara dengan Maman. Maman menangkap maksud Empar. Ia lalu memotong sebuah pipa besi berdiameter 2 cm dengan panjang 20 cm lalu memasangnya di mesin gergaji dengan las. Terciptalah pipa pengeluaran panas yang berfungsi seperti knalpot pada kendaraan bermotor. “Hawa panas ini menembus ke dalam batang pohon sehingga mempercepat keluarnya gerah. Selain itu, getah hasil sadapan jadi bersih dan jernih,” ucap Maman. Empar lalu merumuskan hasil temuan mereka dalam sebuah karya tulis. Karya tulis itu ia sampaikan mendatangkan tanggapan positif dari banyak karena diperkirakan penggunaan chaintech lebih memungkinkan pohon tetap lestari.

Sebab, luka sayatannya tidak besar tetapi lebih produktif karena lebih cepat menghasilkan getah. Kala itu, Empar memerkirakan luka sayatan chaintech itu akan tertutup kembali setelah satu tahun. Ternyata, luka sayatan lebih cepat sembuh karena dalam waktu enam bulan setelah uji coba tersebut, luka sayatan pada pohon itu sudah tertutup kembali. Bahkan, alat ini lebih memungkinkan untuk digunakan menyadap pada pohon yang berusia di bawah 10 tahun karena lebih kecil. Uji coba terhadap pohon di bawah usia 10 tahun pun dilakukan di Petak 18B BKPH Cibarengkok. Hasilnya sama seperti yang diharapkan. Artinya, terbukti chaintech ini lebih ramah lingkungan.

Kualitas Getah Penggunaan chaintech juga lebih cepat ketimbang alat sebelumnya. Menurut Maman, jika sudah terbiasa alat chaintech bisa menghasilkan tiga kuaris dalam satu menit. Istilah “kuaris” juga diciptakan Empar untuk menyebut luka sayatan yang dihasilkan chaintech. Sebab, lukanya berbeda dengan quare yang

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


dihasilkan alat sebelumnya. Menurut Empar, “kuaris” sendiri merupakan singkatan “keluar garis”. “Perbandingannya, dengan satu alat ini produksinya sama dengan empat orang yang menggunakan tenik tradisional. Jadi, dengan alat ini, satu orang penyadap dapat menghasilkan getah yang jumlahnya sama dengan yang biasa didapat oleh empat orang,” ujar Maman. Luka sayatan chainsaw di awal dapat dilakukan pada batang tegakan dengan jarak 20 cm dari tanah. Setelah 6 hari, dapat dilakukan pembaruan sepanjang 1 cm tepat di atas sayatannya. “Jadi kelebihan alat ini selain lebih ramah lingkungan karena lukanya lebih cepat sembuh juga dapat digunakan pada usia pohon 6 sampai 10 tahun, asalkan keliling batang tegakan sudah mencapai 35 cm sampai 40 cm. Untuk di bawah 10 tahun, lukanya cukup dua garis saja. Dan itu tidak berbahaya bagi tegakan. Kulitas getahnya mendekati premium,” tutur Empar. Dari sisi produksi juga lebih baik. Sebab, dari hasil uji coba didapat data bahwa dari satu kuaris dapat menghasilkan 19 gram per hari. Saat diujicoba di daerah berhawa dingin, yaitu di KPH Sukabumi serta di KPH Kedu Selatan dan KPH Lawu DS, didapat hasil 12 sampai 15 gram per kuaris per hari. Hasil itu lebih unggul ketimbang metode tradisional. Apalagi, berat chaintech yang merupakan hasil modifikasi dari mesin gergaji STIHL tipe MS 170 itu hanya sekira 3,5 kg. Sedangkan hasil sadapannya cukup berkualitas.

Dukungan KPH Cianjur Tentu saja keberhasilan penggunaan alat chaintech sebagai sebuah inovasi itu tak lepas dari dukungan penuh yang diberikan Administratur KPH Cianjur, Henry Purnomo. Henry sangat

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

mengapresiasi terobosan baru dan kreatif yang dihasilkan para personel KPH Cianjur tersebut. Sebab, meskipun saat ini Perhutani masih menjadi produsen gondorukem dan gum rosin (getah padat dari pinus dan tanaman lain, red) terbesar di Asia Tenggara, Perhutani tak boleh terlena dan berhenti melakukan inovasi, mengingat kompetisi di sektor ini yang kian ketat. “Saya sangat responsif dengan hadirnya alat chaintech ini. Sebab, kami menyadari bahwa produk getah pinus sekarang sudah bagaikan primadona karena hasilnya mungkin saat ini sudah melewati hasil dari kayu. Selain itu, kondisi getah di KPH Cianjur secara ranking masih belum mencapai target. Dalam kondisi seperti itu, hadirnya ide-ide baru dari teman-teman di Cianjur yang kreatif ini sangat membantu. Maka, kehadiran chaintech ini kami respon karena dari hasil uji coba ternyata perolehan chaintech ini paling tinggi dibandingkan alat yang lain,” kata Henry. Sehingga, dengan pengadaan secara swadaya, chaintech pun segera dibuat dalam jumlah banyak dan segera digunakan di hampir semua BKPH di KPH Cianjur. Hasilnya, pada periode 7 bulan pertama tahun 2014 ini, realisasi produksi getah pinus mereka 20% 30% di atas capaian di periode yang sama tahun 2013. Khusus di BKPH Cibarenkok sendiri, raihannya dengan chaintech mampu meningkatkan produktivitas sadapan getah hingga mencapai 10 ton – 12 ton per periode dari sebelumnya 3 ton – 4 ton per periode. “Di Cianjur ini sudah ada 200 tenaga penyadap. Memang jumlah itu masih kurang. Nah, kekurangan tenaga penyadap itu ditutupi dengan kehadiran chaintech,” ujar Henry. Henry menyebut, pada akhirnya penerapan teknologi apapun

Maman Sulaeman, Mandor sadap RPH Cibarengkok KPH Cianjur

sesungguhnya terpulang kepada SDM yang mengoperasikannya. Tetapi dari hasil uji di Cianjur, pencapaian chaintech adalah yang paling tinggi ketimbang alat sadap yang lain. Setidaknya, hal itu menunjukkan SDM penyadap dan mandor di Cianjur lebih nyaman menggunakan chaintech. Apalagi, dari sisi kelestarian pohon juga lebih baik. Sehingga, Henry memerkirakan, penggunaan chaintech ini membuat tegakan pinus tidak akan mengalami jenuh sadap. “Penggunaan chaintech ini dapat menyeimbangkan aspek corporate sustainability dengan kelestarian sumber daya hutan, karena luka sayatannya cepat menutup kembali. Sehingga, upaya mengejar target dapat dilakukan tanpa membahayakan tegakan,” ujarnya. Nah, keterbukaan pikiran untuk selalu melahirkan ide baru akan melahirkan inovasi yang penerapannya dapat meningkatkan produktivitas getah pinus. Tujuan akhirnya tentu saja untuk memberikan kontribusi bagi keberlanjutan bisnis Perhutani di masa depan. Dan inovasi serupa itu layak ditepuktangani. Bravo! • DR

DUTA Rimba 93


rimbakuliner

94 DUTA Rimba

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Sop Ikan Taman Taktakan Mengunjungi Banten, tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi ragam olahan kulinernya. Sebab, provinsi yang terletak di antara 5° 7’ 50” - 7° 1’ 11” LS dan 105° 1’ 11” - 106° 12” BT ini memang dikenal menyimpan segudang kuliner lezat, khususnya olahan ikan laut. Salah satu sajian kuliner berbahan baku ikan laut khas Banten yang dapat memanjakan lidah konsumen adalah penganan Sop Ikan Taman Taktakan. Seperti apakah rasanya?

S

op Ikan Taman Taktakan punya rasa yang sangat khas. Rasanya kecut dan segar. Segar, karena bahan utamanya adalah ikan kue yang baru ditangkap oleh nelayan. Apalagi, bumbu-bumbu yang menyertai olahan ikan segar itu diracik pula secara mendadak ketika pengunjung memesan makanan. Kesegaran dan rasa yang khas itu cocok untuk Anda yang ingin merasakan nikmatnya santap siang di tengah semilir angin Pantai Banten. Duta Rimba pun merasa penasaran ingin berburu segarnya Sop Ikan Taman Taktakan. Dan Tim Duta Rimba tak perlu bingungbingung memburunya. Cari saja rumah makan bertajuk RM Sop Ikan Taman Taktakan. Dan ternyata tak susah mencari rumah makan

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014

tersebut. Restoran yang beroperasi sejak 17 Agustus 2000 itu berlokasi di Jalan Yusuf Martadilaga, Kebonjahe, Serang, Banten. Pendirian RM Sop Ikan Taman Taktakan dirintis oleh Ibu Sri Endah Sundari, mantan komisaris di sebuah Bank ternama, dan kini telah memiliki 13 cabang. Tentu orang bertanya-tanya, mengapa menu utamanya dinamakan “Sop Ikan Taman Taktakan”? Ide ini bermula dari lokasi pertama tempat usaha ini dirintis, yaitu di Kecamatan Taktakan (tepatnya di sekitar Asrama Kopassus Grup I, red) sebelum kemudian berpindah lokasi ke Anyer. Nama itu lantas melekat terus hingga sekarang, kendati lokasinya sudah tidak lagi berada di Kecamatan Taktakan. Ternyata, kepindahan rumah

makan itu di Anyer membawa kemajuan besar bagi usaha kuliner tersebut. Ibu Sri Endah Sundari berhasil mengembangkan bisnis rumah makan Sop Ikan Taman Taktakan ini hingga memiliki 13 cabang, kendati saat ini hanya 8 cabang saja yang masih beroperasi. Saat ini, seluruh kegiatan operasional rumah makan itu digerakkan oleh 100 orang karyawan.

Kesegaran Bahan Baku Daerah Serang, Banten, tempat saat ini RM Sop Ikan Taktakan beroperasi, dinilai cukup menjanjikan. Sebab, menurut Supervisor RM Sop Ikan Taman Taktakan, Mastur, lokasinya yang strategis, mudah dijangkau konsumen, dan ketersediaan bahan baku dengan lokasi pembelian yang mudah. Bahan baku yang mudah didapat itu

DUTA Rimba 95


rimbakuliner Selera Public Figure

Rumah Makan Sup Ikan Taman Taktakan

Mastur Supervisor RM Sup Ikan Taman Taktakan

telah menjamin pula mutu kesegaran hidangannya. Ketersediaan bahan baku memang menjadi nilai utama penjamin kesegaran hidangan. Bahan baku cukup mudah didapat. Yaitu cukup dengan menemui langsung para nelayan di lokasilokasi semisal di sekitar pelabuhan Anyer, Karanghantu, atau ke Pasar Lama, ikan-ikan segar akan dapat Anda jumpai dengan harga yang relatif murah. Mastur menyebut, alasan tersebutlah memang yang mendasari pemilihan lokasi bisnis RM Sop Ikan Taman Taktakan, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan pun tidak terlalu mahal. Ujungujungnya, omzet yang didapat pun tak tanggung-tanggung, hingga bisa mencapai Rp 28.000.000 – Rp 30.000.000 dalam seminggu. Selain Sop Ikan khas Taman Taktakan yang kecut namun segar, di RM Sop Ikan Taman Taktakan

96 DUTA Rimba

ini juga Anda dapat mencicipi Wokublanga (Olahan khas Makassar, berbahandasar ikan yang dipadu dengan santan), Sate Sapi Daging Has Dalam yang di daerah Purwakarta dan sekitarnya dikenal dengan nama Sate Maranggi, serta Gurami Cabe Hijau yang jangan sampai Anda lewatkan untuk mencicipinya, karena pasti menggugah selera makan siang Anda. Harga yang dibanderol pun cukup terjangkau. Menurut Mastur, untuk satu porsi Sop Ikan khas Taman Taktakan, harga yang dikenakan hanya sebesar Rp 95.000, dan umumnya pengunjung yang hadir dapat menghabiskan Rp 200.000 – Rp 250.000 untuk satu kali transaksi.

Harga yang pas di kantong itulah yang membuat RM Sop Ikan Taman Taktakan tak henti-henti disambangi pengunjung. Pengunjungnya pun berasal dari kalangan beragam. Bahkan tak jarang pengunjung yang datang itu berasal dari kalangan artis dan public figure serta pejabat publik, semisal artis dan politisi Nurul Arifin, model yang kini terjun ke politik Arzetti Bilbina, Fadly (vokalis band Padi), hingga Menteri BUMN RI Dahlan Iskan, Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, dan tentu saja Mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, serta Plt Gubernur Banten Rano Karno. Hal tersebut membuat Tim Duta Rimba penasaran, apa yang membuat RM Sop Ikan Taman Taktakan begitu digandrungi? Hal itu mengusik Tim Duta Rimba untuk bertanya lebih dalam. Secara diplomatis, Mastur sang Supervisor RM Sop Ikan Taman Taktakan, menjawab, “Mutu kesegaran menjadi prioritas RM Sop Ikan Taman Taktakan. Mulai dari pemilihan jenis ikan sebagai bahan utama yang tidak sembarangan, yaitu Ikan Kue yang langsung didatangkan dari laut, dan bumbu-bumbu pilihan. Semuanya diracik secara mendadak ketika pengunjung memesan,” tutur Mastur. Sayangnya, Supervisor RM Sop Ikan Taman Taktakan itu enggan menceritakan lebih jauh mengenai “resep rahasia“ yang membuat RM Sop Ikan Taman Taktakan demikian tersohor hingga menjangkau kalangan pelat merah. Namun, jangan khawatir. Jika penasaran ingin mencobanya, lokasi rumah makan RM Sop Ikan Taman Taktakan itu cukup mudah dijangkau, kok. Nah, apakah Anda tertarik untuk mencoba langsung kesegaran Sop Ikan ala RM Sop Ikan Taman Taktakan? Datang saja! • DR

NO. 53 • TH. 9 • juli - agustus • 2014


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.