Majalah Duta rRmba 46 Mei Jun 2013

Page 1

DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI

NO. 46 • TH. 8 • MEI - JUNI • 2013

M A JA L A H

P E R H U TA N I

BENAH DIRI

Berbenah Sembari Melangkah RIMBA KHUSUS

Perhutani Goes to School SOSOK RIMBA

Ewa Polano, Semangat "Sweden The Forest Kingdom" RIMBA KULINER EDISI NO. 46 • TH 8 • MEI-JUNI 2013

Pindang Gombyang Bikin Lidah Bergoyang

Tangkap Peluang di Negeri Orang



SALAMREDAKSI

Penanggung Jawab Bambang Sukmananto Direktur Utama Perum Perhutani

Pemimpin Redaksi Hari Priyanto Wakil Pemimpin Redaksi Susetiyaningsih Sastroprawiro Redaksi Harian Lusia Diana Ruddy Purnama Ade Sudiman Maria Dyah Distribusi Guritno Perwakilan Humas Perhutani Unit I Jawa Tengah Humas Perhutani Unit II Jawa Timur Humas Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten Disain & Layout DUTA RIMBA Art Works Alamat Redaksi Humas Perhutani Gd. Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10 Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta Pusat Telp: 021 - 5721 282, Fax: 021 - 5733 616 E-mail: redaksi@perumperhutani.com www.perumperhutani.com

Naskah & Advertensi DUTA RIMBA adalah majalah dua bulanan yang diterbitkan Perum Perhutani untuk berbagi informasi korporasi kepada internal dan para pihak. Redaksi menerima tulisan, artikel, naskah, dan foto-foto menarik yang sesuai dengan visi dan misi tema penerbitan DUTA RIMBA edisi berikutnya. Artikel ditulis dengan spasi ganda, maksimal lima halaman dan dikirim melalui e-mail (softcopy). Redaksi berhak melakukan editing sesuai dengan kebutuhan penerbitan. Iklan dan advertorial pada majalah DUTA RIMBA mendapatkan diskon menarik.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Dok. Humas PHT

ISSN: 2337-6791

Peluang Mendulang Uang

P

embaca yang budiman, Apa kabar? Semoga Anda senantiasa dalam kondisi sehat wal afiat dan selalu bersemangat untuk terus memberikan kemampuan yang terbaik dalam setiap aktivitas Anda. Dan kami selalu berbahagia dapat kembali menyapa Anda semua. Ada yang menarik saat peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2013. Kementerian BUMN punya gawe bertajuk “Direksi Mengajar”. Ya, Menteri BUMN Dahlan mewajibkan seluruh direksi BUMN untuk menjadi guru di hari itu. Mereka diharuskan mengajar di SMA tempat mereka bersekolah dulu. Maka, sepanjang satu hari itu, sekitar 700 orang anggota direksi dari 134 BUMN pun turun mengajar. Termasuk tujuh anggota dewan direksi Perum Perhutani. Maka, Anda akan dapat melihat penampilan Direktur Utama mengajar di SMAN 1 Purwokerto; Direktur Umum dan SDM di SMAN 1 Jepara; Direktur Perencanaan dan Pengembangan Strategis di SMAN 1 Kendal; Direktur Industri dan Produksi Kayu di SMAN 1 Pemalang; Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Pengembangan Usaha Hutan Rakyat di SMAN Sindanglaut Cirebon; Direktur Keuangan di SMKN 1 Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara; serta Direktur Pemasaran di SMAN 1 Kuningan. Aksi Perhutani Goes to School ini dapat Anda simak di rubrik Rimba Khusus. Oya, di edisi ini kami memang menghadirkan sebuah rubrik khusus. Rubrik bertajuk “Rimba Khusus” ini hadir sebagai satu rubrik tentatif yang khusus mengupas sebuah acara unik yang juga penting Anda ketahui. Pembaca yang budiman, proses transformasi di tubuh Perhutani terus bergulir. Bukan hanya di sektor organisasi dan kinerja, Perhutani juga terus melakukan ekspansi bisnis. Dalam rangka itulah, di medio tahun ini direksi banyak melakukan lawatan bisnis ke manca negara. Banyak peluang yang coba didulang lewat ekspansi ke luar negeri tersebut. Jika peluang di negeri orang itu dapat ditangkap, potensinya akan besar sekali untuk menjadi uang atau laba. Nah, rangkaian lawatan ke luar negeri tersebut kami hadirkan dalam Rimba Utama edisi kali ini. Gencarnya ekspansi bisnis tersebut tentu harus dibarengi dengan kesiapan di dalam tubuh Perhutani sendiri. Maka, Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto pun berpesan agar seluruh personel terus meningkatkan kapabilitasnya dan tak henti mengembangkan potensinya. Semua itu dapat Anda simak di rubrik Benah Diri. Kami hadirkan juga wawancara khusus dengan Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano (di negara-negara barat ditulis Eva Polano, red). Seperti apa komentarnya tentang Perhutani dan pengelolaan hutan di Indonesia? Simak di rubrik Sosok Rimba. Anda juga akan kami ajak menikmati sajian ikan pindang gombyang dari Cirebon. Sambil menikmati keindahan air terjun alami di Curug Cipendok, Banyumas, Jawa Tengah. Atau menelusuri perjalanan bisnis Kopi Alas KedoE. Juga menyambangi Situs Keramat Raden Natakusumah di Sumedang. Jangan juga lewatkan informasi-informasi lain yang tersaji di lembar-lembar Majalah Duta Rimba. Tentu semua informasi tersebut kami hadirkan demi sebuah tujuan untuk memuaskan dahaga keingintahuan Anda, pembaca yang budiman. Akhirnya, kami menghaturkan selamat membaca. Jangan lupa, kami tetap menantikan saran, pesan, maupun kritik dari Anda demi kemajuan majalah kita tercinta. • DR

DUTA Rimba 1


SEMAIRIMBA

SALAM REDAKSI 1 BENAH DIRI • Berbenah Sembari Melangkah 4 PRIMA RIMBA • Muhibah ke Negeri Orang Menoreh Banyak Harapan

6

6

RIMBA UTAMA • Menangkap Peluang di Negeri Orang • Membuka Pintu Pasar Ukraina • Sekilas Ukraina

12 20 24

RIMBA KHUSUS • • • •

Perhutani Goes to School 26 Aksi Para Direksi dalam Studi 32 Tak Patah Arang Dalam Keterbatasan 36 Reformasi Pusdiklat SDM Perum Perhutani 40

SOSOK RIMBA • Ewa Polano, Semangat "The Forest Kingdom of Sweden" 42 46 LINTAS RIMBA

26

WARISAN RIMBA • Makam Kramat Jaya Raden Natakusumah Situs Tanpa Jejak LENSA • Inspirasi Hutan Kota Ukraina OPINI

52 58 64

ENSIKLO RIMBA • Ki Hujan Pohon Anti Pemanasan Global

66

RIMBA DAYA • Keripik Tempe Mbak Sujiah dari Kedungjati

70

BISNIS RIMBA • Mantapnya Kopi Alas KedoE

58

74

FEATURE • •

Bambang Sukmananto Foto Cover BUMN Track Terfavorit “BUMN Best PR Officer 2013" Apa Perlu Humas Berprestasi?

80 82

WISATA RIMBA • Pesona Curug Cipendok

84

90

POJOK KPH • KPH Lawu Ds dan Sepeda Lintas Alam

88

INOVASI • Bantek Alat Sadap Getah Pinus Made in Cianjur

90

RIMBA KULINER • Pindang Gombyang Bikin Lidah Bergoyang 94

2 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


POSRIMBA Info benih tanaman pohpohan Salam kenal,

pengurusnya. Apabila belum ada dan

“Ir. Hindro Priatno”. Kepada yang

berniat mendirikan LMDH, silakan

bersangkutan kami mohon maaf, dan

menghubungi Perhutani KPH setempat.

dengan ini kesalahan kami perbaiki.

Delivery Order Madu

Rekanan Perhutani

Saya Dyah. Mohon infonya, apakah ada menyediakan benih atau biji tanaman pohpohan? Jika ada, bagaimana cara kami untuk membeli

Saya Tinggal di Cempaka Putih,

atau mendapatkannya? Kami mohon

Jakarta Pusat. Adakah layanan Delivery

rekanan Perhutani. Apa saja syarat-

infonya dan kami ucapkan terima kasih.

Order produk madu Perhutani??

syaratnya untuk menjadi Rekanan

Dyah

Indah Fajar Wati

haniif.dyah@XXX.co.id

bundaarkan@XXX.com

Kami berminat untuk menjadi

Perhutani? Mohon kami dibantu. Terima kasih. Oedianto

Terima kasih e-mailnya. Perhutani

Terima kasih e-mailnya. Silakan

oedianto@XXX.com

menyediakan benih-benih yang

menghubungi Outlet terdekat yang

diproduksi/dikembangkan di Perhutani,

ada di wilayah Jakarta, yaitu di Jl Villa

semisal: jati, mahoni, pinus. Untuk

No 1 Gatot Subroto (di belakang Hotel

informasi lebih lengkap, silakan

informasi detail tentang harga dan stok,

Kartika Chandra) dengan contact person

menghubungi bagian Umum di Gedung

silakan menghubungi KBM Ejula di unit

Endang Sopyan (081584028776) dan di

Manggala Wanabakti, Blok 7 lantai 9,

masing-masing. Khusus untuk Pohpohan,

Jl Daan Mogot No 66 Tangerang dengan

telepon (021) 5721282, pesawat 923.

kami tidak kembangkan.

contact person Sutisna (085814131322).

Porang

Permohonan Informasi Lowongan

Berapa harga porang kalau kita jual ke Perhutani? Yang gelondongan dengan yang chip. Lukman lukmanhadi1982@XXX.co.id Untuk informasi lebih lengkap,

Pertanyaan Salam sejahtera, Saya ingin bertanya, apakah

Dengan hormat,

perhutani punya referensi atau mitra

Saya ingin memohon informasi,

yang dapat menampung/membeli hasil

apakah di Perhutani Unit I Jawa Tengah

dari tanaman porang? Saya berasal dari

membuka lowongan pekerjaan untuk

Malang, Jawa Timur.

lulusan baru S-1 jurusan Teknologi Hasil silakan menghubungi bagian Pemasaran

Terima kasih e-mailnya. Untuk

Terima kasih.

Hutan?

Mohammad Ilham

Mohon informasinya. Terima kasih.

m.ilham9187@XXX.com

R. Satriyo Hutomo Wicaksono

di Gedung Manggala Wanabakti, Blok 7 Lantai 11, dengan nomor pesawat

tiyo_hutomo@XXX.com

1025/1026

Untuk informasi lebih lengkap, silakan menghubungi bagian Pemasaran

Terima kasih e-mailnya. Redaksi

Tentang LMDH

di Gedung Manggala Wanabakti, Blok

telah menerima banyak e-mail yang

7 Lantai 11, dengan nomor pesawat

Salam Sukses,

menanyakan informasi lowongan

1025/1026

Langsung saja, saya mau tanya

pekerjaan di Perum Perhutani. Namun

bagaimana cara menjadi anggota LMDH,

saat ini di Perum Perhutani belum

baik perorangan maupun kelompok.

ada rekruitmen untuk penerimaan karyawan baru. Selanjutnya, info

Terima Kasih. Sartono mamastono@XXX.com

Proposal Kami Ingin mengajukan Proposal

lowongan pekerjaan bisa dilihat di

untuk kegiatan pendidikan, bagaimana

alamat website Perum Perhutani di www.

caranya? Terima kasih.

perumperhutani.com. Terima kasih e-mailnya. LMDH adalah

Endang Tirtana alazhariyah@XXX.co.id

Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang ada di desa sekitar hutan. Artinya, yang bisa membuat/mendirikan LMDH adalah

Ralat Di Majalah Duta Rimba edisi 45 Th.

Terima kasih atas e-mail yang telah saudara kirimkan. Di Perum Perhutani

desa yang mempunyai pengakuan hutan.

8 Maret-April 2013, halaman 92 terdapat

ada bagian PKBL atau CSR, silakan

Kalau di desa tempat saudara sudah ada

kesalahan penulisan keterangan foto.

saudara membuat proposal dan diajukan

LMDH, saudara tinggal menghubungi

Tertulis “Ir. Hindario Priatno” seharusnya

ke Kantor Perhutani (KPH terdekat)

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 3


BENAHDIRI

Berbenah Sembari Melangkah Berbagai pembenahan terus dilakukan oleh Perhutani untuk merespon lingkungan bisnis yang terus berubah dengan cepat. Pembenahan itu juga dalam rangka mengimplementasikan Rencana Jangka Panjang (RJP) perusahaan. Dari RJP tersebut sudah sangat jelas, Perhutani harus menuju hilirisasi atau industri. Ke depan, Perhutani harus mampu mengolah komoditasnya menjadi barang jadi dan setengah jadi agar memiliki nilai tambah secara optimal bagi perusahaan.

P

Dok. Humas PHT

ertanyaan yang muncul, untuk melakukan hilirisasi, di hilir atau di hulu. Tidak bisa campur aduk. Tetapi bukan apakah organisasi dan SDM yang ada selama berarti tidak bisa pindah. Tidak tertutup kemungkinan orang ini sudah cukup signifikan untuk mewujudkan industri ke hulu atau orang hulu ke hilir. Intinya harus ada Perhutani sebagai entitas di bidang industri? Dari spesialisasi dalam menjalankan perusahaan. hasil evaluasi mendalam, organisasi yang ada di Memang, yang harus dipikirkan adalah bagaimana Perhutani ini ternyata belum cocok dengan kebutuhan hilirasi. menyusun jenjang karir secara adil dan merata baik di hulu Organisasi Perhutani belum begitu mendukung hilirisasi maupun di hilir. Saya punya pemikiran, nantinya orang karena kurang lincah dan cepat untuk mengantisipasi tidak mengejar-ngejar jabatan, tetapi mengejar-ngejar perubahan. Kondisi demikian juga terjadi di jajaran SDM yang pendapatan. Pendapatan dikejar berkaitan dengan insentif. menjadi pelaku dan penggerak organisasi tersebut. Misalnya, seorang manajer diberi target 10 tetapi bisa Dalam kerangka tranformasi besar Perhutani, tentu mencapai 15, maka sebagian kelebihan itu bisa diberikan harus dilakukan pembenahan Organisasi dan SDM untuk dalam bentuk insentif. Dia akan senang, sehingga tak mendukung tujuan perusahaan dalam mewujudkan hilirisasi. usah berpikir menjadi GM lagi, misalnya. Maka, fungsi dan Ke depan, perusahaan harus mulai mengirim beberapa ADM tanggung jawab menjadi jelas. Orang tak punya jabatan ke Prasetya Mulya untuk belajar manajemen. Mungkin untuk struktural, tetapi pendapatannya sama dengan pejabat yang pertama ada 25 orang, selevel struktural, sehingga tak ada gontokatau satu tingkat di bawah dan di atas gontokan rebutan jabatan. ADM. Pendidikan ini akan dilakukan Sekarang harus kita siapkan secara bertahap. Mereka akan kita perangkatnya. Kita mulai dengan didik intensif non stop lima hari atau Competency Based Human Resource seminggu, siang malam, dilaksanakan Management (CBHRM). Kita sudah di Jakarta untuk mendapatkan suasana mulai. Memang belum sempurna. yang baru. Tetapi kita sudah mengarah ke sana. Pendidikan itu juga akan Pengangkatan pun sudah pakai diberlakukan untuk para direksi, sistem berdasarkan Kompetensi termasuk saya selaku Direkur Utama, indeks. Semua punya penilaian yang untuk meningkatkan kemampuan. jelas. Ini akan dilakukan secara simultan. Disinilah perlunya pembenahan. Orang pemasaran nantinya harus Orang riset mestinya di riset saja. orang-orang yang mengerti industri Ahli. Tetapi jaminan dan kepangkatan dan pemasaran. Nanti harus ada harus jelas. Jika tidak, jangan masuk. Bambang Sukmananto Direktur Utama Perum Perhutani spesialisasi. Orang harus memilih kariir Jadi orang yang masuk riset ya

4 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


memang mau riset. Bukan di riset sebentar kemudian mau jadi ADM. Begitu pula sudah jadi ADM dan sudah enak, lalu mau pindah ke bidang lain. Itu tidak bisa. Orang biasanya sawang sinawang, tetapi sesungguhnya tidak punya kapasitas untuk itu. Ingat, tidak semua orang punya kepandaian. Tidak semua orang punya leadership. Hal-hal semacam itu yang akan kita benahi pelan-pelan, secara bertahap. Untuk melakukan semua itu, Perhutani banyak belajar dari banyak perusahaan besar dan modern. Tetapi bukan berarti harus mengikuti perusahaan-perusahaan besar. Sebab, sekarang sudah ada ilmu manajemen yang berasal dari timur. Timur dan barat itu harus digabung. Dulu negara barat hebat, tetapi sekarang kalah dengan China dan Timur. Jadi sekarang harus digabung. Misalnya, menggunakan teknologi barat, tetapi hatinya dari timur. Istilahnya, harus menggabungkan kearifan manajemen timur dan kecanggihan teknologi Barat. SDM itu bukan semata-mata obyek tetapi aset perusahaan yang harus diperlakukan untuk menuju pada suatu tujuan. Kita harus ambil pelajaran-pelajaran dari melihat perusahaan lain, semisal Pertamina, Telkom, dan sebagainya. Sekalipun akan ada pemisahan secara tegas antara hulu dan hilir, muaranya harus tetap di bisnis. Kita mengelola hulu bukan hanya untuk hulu, tetapi hulu dalam kerangka berbinsis. Kita menanam tanaman, mengelola masyarakat, mengelola KBM, muaranya untuk bisnis. Kita mengelola manusia dan sumber daya alam juga untuk bisnis. Di hulu pendekatannya harus bisnis. Apalagi di hilir. Itu sudah pasti. Dan untuk bisnis, ada syarat-syaratnya. Bisnis seperti apa. Jika kita akan bisnis tetapi wajahnya seperti ditekuk-tekuk, tidak ada orang yang tertarik. Ini salah satu kultur. Jadi, perubahan-perubahan itu intinya ke pelayanan. How to serve. Di Hulu, bagaimana petugas Perhutani bisa melayani, supaya masyarakat mau bisnis dengan perusahaan, baik menjual kayu, menanam, maupun menjaga. Waktu saya ke Jepang, orang yang punya perusahaan begitu besar menerima saya perusahaan kecil begitu baiknya. Ia melayani saya sampai mengantar saya ke pintu kereta api. Dari situ saya berpikir, insya Allah kalau ada tamu, saya antar sampai ke lift. Itu kan tak perlu belajar. Kepada orang-orang tertentu akan saya lakukan hal itu. Apalagi kalau orang itu berharga bagi perusahaan. Intinya semuanya harus belajar. Tinggal dilihat skala prioritasnya. Jadi, kita lakukan pembenahan-pembenahan itu secara simultan. Termasuk organisasinya. Pusdiklat, software-nya kurikulum. Suatu saat akan kita ubah. Lalu Litbang tidak akan seperti sekarang. Litbang harus men-support tujuan Perhutani. Sekarang ini, Litbang hanya mengurusi kayu jati saja. Nanti Litbang harus mulai memikirkan seperti apa industri Perhutani. Jika tidak mampu, kita panggil rekan-rekan ITB untuk membantu Litbang.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Atau di dalam industrinya itu ada Litbang sendiri. Litbang pabriknya. Tetapi untuk keluarnya ada lagi Litbang makronya. Sekarang ini kita tak punya tenaga. Mana ada orang ITB mau masuk ke Perhutani. Atau orang-orang kimia masuk ke Perhutani. Nanti bertahap akan ke sana. Untuk mendorong lahirnya kultur baru, bukan tidak mungkin perusahaan merekrut pakar dari luar perusahan. Tetapi jumlahnya tentu tidak banyak. Seperti untuk pemasaran. Namun yang lebih penting, perusahaan telah membentuk tim untuk mengawal perubahan. Tim ini sekarang sudah ada, tetapi belum bisa berlari, karena organisasinya sedang dibenahi agar lebih lancar. Untuk mendukung, tim ini juga didampingi konsultan. Tenaga yang ada di pabrik juga sudah mulai merekrut. Sebab, SDM Perhutani bukan spesialis mengoperasionalkan mesin pabrik. Maka, yang direkrut adalah SDM dari STM, kimia, lalu dididik secara khsusus. Ini sudah jalan. Dibantu teman-teman dari ITB, untuk plywood kita rekrut orang luar semua. Manajernya dari luar semua dengan pola kontrak. Pegawainya juga orang yang sudah lama bekerja di pabrik plywood. Sehingga, kita bisa perbaiki agar manajemen hulu dan hilir itu berjalan baik. Sebab, jika tidak dimenej dengan baik, egonya akan keluar. Nah, ini tugas direksi. Tetapi kalau targetnya jelas, saya kira tak masalah. Perhutani yang sudah kuat soal menanam, sekarang kita upayakan agar produktivitasnya itu bisa mendukung hilir atau industri. Sekarang dengan 2,4 juta hektar itu produktivitasnya seperti apa sih? Harus dijelaskan seperti apa ukuran-ukurannya. SDMnya pun harus disiapkan dengan baik. Untuk melaksanakan tugas besar ini, tantangannya cukup banyak. Perlu waktu. PT Garuda saja butuh waktu enam tahun. PT Pertamina perlu waktu empat sampai lima tahun. PT KAI juga empat tahun. Semua itu perusahaan-perusahaan yang lebih jelas komoditinya. Pertamina cuma minyak. PLN cuma listrik. Kalau Perhutani kan setengah mati. Ada kayu, non kayu, ada politik, dan sebagainya. Semua ada di sini. Tetapi itu tidak berarti membuat kita mundur. Saya selalu katakan just do it. Kalau tidak, perusahaan tambah jelek atau bangkrut. Namun, yang utama dari semua itu SDM harus memiliki integritas. Kekuatan SDM adalah kekuatan perusahaan. Jika pegawai-pegawainya punya integritas yang kuat, perusahaan juga akan kuat, punya performa yang kuat, dan disegani orang. Karena kumpulan orang-orang yang disegani, maka perusahaan itu juga akan disegani. Nah ini berat sekali. Dalam konteks ini, memang perusahan perlu role model atau suri tauladan. Setiap pimpinan di level mana pun harus jadi teladan. Terutama yang paling tinggi. Saya berusaha maksimal. Tidak gampang juga. Tetapi ini menjadi penting. Apa yang kita bicarakan harus kita lakukan. Tidak mudah, tetapi ini harus dimulai oleh semua sektor. • DR

DUTA Rimba 5


PRIMARIMBA

Muhibah ke Negeri Orang

Menoreh Banyak Harapan

D

unia telah berubah. Peta bisnis global terus bergerak. Memang Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, kini masih menjadi yang utama. Namun, kini mereka bukan satusatunya. Di tengah perekonomian dunia yang tak menentu, di belahan dunia lainnya justeru terdapat sejumlah negara yang tetap tumbuh relatif stabil. Negara-negara yang umumnya termasuk dalam kelompok emerging market, kini justeru menjadi penggerak perekonomian dunia, yang di masa mendatang lebih

6 DUTA Rimba Dok. Humas PHT

menjanjikan. Di Asia, misalnya. Di sana ada China, India, dan Indonesia. Ketiga negara ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil, yaitu pada kisaran 5% sampai dengan 7%. Di Asia Tengah, ada Rusia dan sejumlah negara bekas Uni Soviet yang kini juga tengah menggeliat. Di Amerika Latin ada Brasil dan Chile yang menjadi lokomotif perekonomian di kawasan tersebut. Sementara di Afrika yang negaranegaranya masih terlelap tidur, kini mulai tersadar dan menggeliat mengikuti pergerakan dunia yang

Dok. Humas PHT

Perhutani melakukan lawatan ke sejumlah negara. Tujuannya untuk melebarkan sayap bisnis. Sebab, globalisasi senyatanya telah menghadirkan banyak peluang baru. Peluang itulah yang kini tengah dibidik Perhutani.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 7


Dok. Humas PHT

PRIMARIMBA

semakin dinamis. Dalam posisi semacam ini, tak berlebihan jika banyak kalangan menyebut dewasa ini perekonomian dunia digerakkan oleh Great Convergence. Sebelumnya, perekonomian dunia hanya digerakkan oleh Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, yang jumlah penduduknya hanya 15% dari penduduk dunia. Kini, dunia digerakkan oleh kekuatan besar. Ambillah contoh di Asia saja. China, India, dan negara-negara Asean dengan kekuatan utamanya Indonesia, penduduknya hampir mencapai 3 miliar jiwa. Bayangkan jika jumlah tersebut ditambahkan dengan penduduk Rusia, Brasil, dan

8 DUTA Rimba

negara-negara di Afrika. Pendek kata, dunia kini digerakkan oleh kekuatan besar yang tersebar dalam geografi yang lebih meluas dengan melibatkan lebih dari separuh penduduk dunia. Fakta semacam itulah tampaknya yang mulai dibaca oleh Perhutani. Perhutani melihat isu globalisasi bukan hanya sekadar ancaman, tetapi sekaligus juga peluang. Sebagai entitas bisnis di bidang kehutanan, Perhutani melihat pasar itu bukan hanya ada di Indonesia, tetapi justeru terhampar di belahan dunia mana pun. Di tengah globalisasi, pasar seakan tak punya sekat lagi antara satu negara dengan negara lainnya. Yang menentukan

adalah bagaimana korporasi ini bisa menawarkan keunggulan dari produknya jika dibandingkan dengan produk-produk lainnya dari negara lain. Di dalam konteks inilah, muhibah jajaran direksi yang dikomandani oleh Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto ke sejumlah negara memiliki arti strategis. Kunjungan direksi ke Ukraina, Swedia, Korea, Jepang, beberapa waktu yang lalu, tentu merupakan sebuah jawaban untuk merespon pergeseran dunia dewasa ini. Mereka datang ke negara-negara tersebut selain untuk menjalin kerja sama, juga sekaligus mendapatkan jawaban

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

Tetapi ironisnya, di tengah besarnya kebutuhan akan kayu, kayu jati dari Indonesia tidak bisa masuk ke Swedia. Untuk mendapat kayu jati berkualitas tinggi, negeri ini mendatangkan kayu jati dari Myanmar.

tentang peluang apa yang bisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk-produk Perhutani. Dari Swedia misalnya, Perhutani mendapat gambaran tentang besarnya kebutuhan akan kayu jati di negeri tersebut untuk industri kecil hingga industri besar. Kayu jati juga dimanfaatkan oleh industri kapal. Di NIMBUS, perusahaan kapal terbesar di Swedia, 50 % lantai kapal yang mereka produksi menggunakan kayu jati.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Serifikat FSC Tetapi ironisnya, di tengah besarnya kebutuhan akan kayu jati untuk handicraft, pintu rumah, dinding rumah kayu, floring, dan industri lainnya, kayu jati dari Indonesia tidak bisa masuk ke Swedia. Untuk mendapat kayu jati berkualitas tinggi, negeri ini mendatangkan kayu jati dari Myanmar. Sebabnya adalah, kayu jati produk Indonesia belum memenuhi

standar FSC (Forest Stewardship Council), sebuah sertifikat yang menjamin kayu yang diekspor itu berasal dari hutan lestari. Swedia sebagai salah satu negara Eropa, hanya mau mengimpor kayu yang telah memiliki FSC. Berkaitan dengan itu, muhibah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Swedia, selain memenuhi undangan Raja Carl XVI Gustaf, juga dimaksudkan untuk memperkuat hubungan dan kerjasama bilateral khususnya perdagangan kedua negara. Swedia merupakan mitra penting Indonesia dengan nilai perdagangan bilateral tertinggi di antara negara-negara Skandinavia. Dalam 5 tahun terakhir perdagangan kedua negara menunjukkan tren peningkatan positif dan mencapai 6,91%. Total perdagangan bilateral tahun 2012 mencapai US$ 1,46 miliar, meningkat sebesar 28% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1.05 miliar. Dalam bidang investasi, pengusaha Swedia memandang Indonesia sebagai negara tujuan pengembangan investasi mereka. Realisasi investasi Swedia di Indonesia tahun 2012 mencapai US$ 5,2 juta dengan 11 proyek, meningkat pesat lebih dari 4 kali lipat dari sebelumnya yang sebesar US$ 916.000, dengan 9 proyek. Dalam kunjungan tersebut, selain dilakukan penandatanganan MOU on Cooperation in the Field of Sustainable Urban Development Through SymbioCity and Green City Concepts oleh kedua pemerintahan, juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara pelaku usaha. Perhutani selaku pelaku usaha melakukan penandatanganani dengan Svensk Skogs Certifiering (SSC) – Foresty Swedia mengenai “Fair Traded Wood from Small Scale Farmers on Java”, dilakukan oleh Direktur Utama Perum Perhutani

DUTA Rimba 9


PRIMARIMBA

Penghasil Devisa Utama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyambut baik kerja sama Perhutani dengan Swedia untuk membantu petani kayu di Pulau Jawa. Dengan kerja sama ini, petani kayu Indonesia bukan hanya mempunyai akses ke Eropa, tetapi juga ke pengelolaan hutan dengan baik. Sebab, Swedia dikenal sebagai negara dengan pengelolaan hutan yang cukup maju. Setiap tahun mereka bisa memproduksi kayu antara 90 juta hingga 95 juta M3, namun luasan hutan mereka tidak berkurang. Setiap tahun kontribusi hasil kehutanan mencapai 110 miliar euro, hampir sama dengan APBN. Sumbangan sektor kehutanan sekitar 3 persen dari produk domestik bruto. Indonesia seharusnya bisa menjadikan hutan yang dimiliki sebagai penghasil devisa utama, tanpa harus dianggap merusak hutan. Kalau Indonesia bisa mengelola hutan dengan lebih baik, maka kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat akan semakin tinggi. Itulah sekilas kunjungan ke Swedia. Ke Ukraina, belahan Eropa Timur, Perhutani tak kalah gencarnya melakukan penetrasi pasar untuk produk kayu dan non kayu. Untuk menjaring konsumen, Perhutani mengikuti pameran dagang yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Ukraina. Untuk pasar Eropa Timur, Perhutani menawarkan produk garden furniture, flooring, gum rosin, terpentin, dan destinasi ekowisata

10 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

Bambang Sukmananto dan Managing Director SSC Forestry Mr. Klas bengtsson". Penandatanganan disaksikan oleh Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Mrs. Ewa Polano” dan Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto.

Target pasar pada akhir 2015, diperkirakan sebesar 1.546 m3 lantai kayu akan terserap pasar Asia dan Eropa Timur. Nilai ekspor produk kayu olahan Perhutani tercatat mencapai US$ 3,742 juta pada 2009. Perhutani. Keikutsertaan dalam misi dagang ini bertujuan untuk membuka pasar di kawasan Eropa Timur sekaligus meningkatkan nilai ekspor industri hilir yang tengah dikuatkan, seperti industri derivatif gondorukem, di samping industri plywood berbahan baku kayu sengon. Sejak Perhutani masuk pasar China untuk pasar teak flooring tahun lalu, pesanannya telah mencapai 500 kontainer dalam setahun. Target menembus pasar Eropa Timur melalui Ukraina, akan dijadikan tolok ukur pemasaran industri kayu BUMN tersebut di luar pasar Asia Tenggara dan Eropa

Barat. Dubes RI untuk Ukraina Niniek Kun Naryatie mengatakan, pameran ini merupakan yang pertama kali bagi Indonesia untuk menawarkan produk ke negara Eropa Timur. Dalam hal ini, produk berbahan baku kayu jati belum ada pesaing di pasar Ukraina sehingga potensial meningkatkan nilai ekspor Perhutani. Perluas Pasar Perhutani pun terus memperluas pasar di luar negeri. Selama ini, pasar industri kayu Perhutani seperti produk vinir telah diekspor ke Malaysia, Korea, China, dan Italia. Kuantitasnya pun terus meningkat dari 212.628 m3 pada 2009 menjadi

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

510.525 m3 pada 2011. Rencananya tahun 2012 ekspor vinir mencapai 561.580 m3 dan 747.464 m3 pada 2015. Untuk produk lantai kayu atau flooring, Perhutani mematok target 1.161 m3 pada 2012 dengan negara tujuan Asia seperti China, Jepang, Taiwan, Singapura, Italia, Polandia. Negara-negara tersebut selama ini telah membeli produk dari Perhutani kendati volumenya baru 1.056 m3. Target pasar pada akhir 2015, diperkirakan sebesar 1.546 m3 lantai kayu akan terserap pasar Asia dan Eropa Timur. Nilai ekspor produk kayu olahan Perhutani tercatat mencapai US$ 3,742 juta pada 2009. Jumlah itu sempat turun menjadi US$ 2,719 juta pada 2011 akibat imbas melemahnya kondisi perekonomian dunia. Namun, Perhutani menargetkan pendapatan ekspor produk industri kayu naik mencapai US$ 3,981 juta pada 2015.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Untuk menggenjot ekspor kayu Perhutani, khususnya kayu jati, masalah utama yang dihadapi Perhutani adalah soal sertifikat FCS. Padahal, bagi Perhutani, sertifikat FSC bukan suatu hal yang baru. Jauh sebelum reformasi, Perhutani sudah memiliki sertifikat FSC. Pengelolaan hutan dilakukan secara lestari. Bahkan, hutan Perhutani dikenal sebagai hutan terbaik dunia, selain hutan Amazon. Namun di masa awal era reformasi, penjarahan hutan terjadi secara besar-besaran dengan tajuk “Hutan untuk Rakyat”, sehingga sertifikat FSC tersebut kemudian dicabut karena banyak hutan yang gundul akibat penjarahan. Untuk mendapatkan kembali sertifikat FSC, Perhutani kembali harus merangkak dari awal, dimulai dari tahun 2000. Hingga kini, baru 6 KPH yang telah memiliki sertifikasi

FSC, masing-masing Kebon Harjo, Randublatung, Kendal, Cepu, Ciamis, Banyuwangi Utara. Ditargetkan, di tahun 2014 telah ada 20 KPH yang mendapatkan sertifikasi FSC dari 59 KPH yang ada. Melalui kerjasama dengan SSC Swedia, hal tersebut diharapkan bisa membuka jalan bagi Perhutani untuk bisa mendapatkan peluang mengekspor kayu jati ke Swedia. Sungguh dari muhibah direksi baik ke Ukraina, Swedia, Korea, Jepang, dan mungkin masih aka dilanjutkan ke negara-negara lainnya, tergambar jelas peluang di negeri orang itu sangat terbuka. Masalahnya, kini berpulang kepada insan Perhutani sendiri untuk dapat meresponnya secara cermat, tepat, dan cepat. Melalui Muhibah ke negeri orang, terhampar banyak harapan. Amin.• DR

DUTA Rimba 11


Dok. Humas PHT

RIMBAUTAMA

12 DUTA Rimba Dok. Humas PHT

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Menangkap Peluang di Negeri Orang Akhir Mei 2013 Direktur Utama Perum Perhutani melakukan lawatan muhibah ke sejumlah negara. Salah satunya Swedia.

K

Ada Apa di Swedia e luar negeri? Ngapain harus ke luar negeri? Menangkap peluang atau jalan-jalan terus pulang? Sudah sejak lama dan beberapa kali Perhutani melakukan kunjungan ke luar negeri. Selalu saja yang menjadi pertanyaan, apa hasilnya. Tentu saja hasil sebuah kunjungan kerja tidak bisa langsung seperti menggigit cabe yang pedasnya langsung dirasakan di lidah. Kunjungan kerja bisnis memerlukan tindak lanjut, respon dari bidang yang bersangkutan, sebuah action plan, dan kerja keras. "Saya berharap, Swedia ini dapat menjadi lompatan bisnis ke depan khususnya untuk melebarkan sayap industry perkayuan Perhutani ke Negara-negara Nordic. Peluang pasar begitu besar, saatnya network yang positif yang didukung oleh hubungan bilateral antar Negara ini dapat

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

dimaksimalkan oleh bidang-bidang terkait di jajaran Perhutani", demikian Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto. Mengapa Ke Swedia Hubungan antara Perum Perhutani dengan Pemerintah Swedia telah dirintis sejak tahun 2007. Ketika itu Duta Besar Swedia untuk Indonesia Mrs. Ewa Polano memberi kesempatan kepada Perum Perhutani untuk bekerjasama terkait dengan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Sustainable Forest Management) standar FSC. Sejak itu Perhutani giat menyiapkan beberapa proposal kerjasama tentang pengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat desa sekitar hutan terkait dengan industry kehutanan. Atas dukungan dari SIDA (Swedish International Development Agency) lembaga Swedia, beberapa staf Perhutani belajar tentang Sustainable Forest Management standar FSC

DUTA Rimba 13


Dok. Humas PHT

RIMBAUTAMA

ke Swedia. Dampak positif dari kerjasama ini terus meningkat bagi perkembangan mindset dan kinerja para staf. Kunjungan kerja Perhutani ke Swedia adalah dalam rangka menindaklanjuti salah satu proposal pemberdayaan masyarakat tentang “Fair Trades Wood From Small Scale Farmers on Java” yang didukung oleh Svensk Skogs CertifieringAB (SSC) Forestry Swedia. Acara penandatanganan kerjasama ini dihadiri oleh Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan yang pada kesempatan tersebut mendampingi Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Pemerintah Swedia. Hubungan Bilateral RI-Swedia Swedia merupakan negara nordik di skandinavia, Eropa Utara. Negara ini berbatasan dengan Norwegia

14 DUTA Rimba

Luas total hutan Swedia adalah 35,3 juta ha, yang terdiri dari 23 juta ha lahan hutan; 45 juta ha lahan basah; 0,9 ha pegunungan; 3,4 juta ha lahan pertanian dan padang rumput. (disebelah barat), Finlandia (di timur laut), selat Skagerrak dan selat Kattegat (di barat daya), serat Laut baltik dan teluk bothnia (disebelah timur). Hubungan bilateral antar Indonesia dengan Swedia yang sangat baik. Hal ini ditandai dengan kunjungan

Perdana Menteri H.E Fredrik reindfelt ke Indonesia pada 14 November 2012 yang merupakan kunjungan Pemimpin Negara Swedia pertama sejak hubungan kedua negara dibuka pada 1952. Kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama, terutama di bidang perdagangan, investasi, dan lingkungan. Dalam pertemuan ini juga didiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan demokrasi dan HAM (Hak Asasi Manusia). Dalam pertemuan bilateral tersebut, dibahas peningkatan kerja sama di sektor perdagangan, investasi, lingkungan, pendidikan, pariwisata dan kesehatan untuk manfaat yang nyata bagi Indonesia dan Swedia. Kerjasama Indonesia-Swedia berjalan sangat baik sejak tahun 2009, Pemerintah Swedia melalui kedutaannya di Jakarta gencar melakukan kerjasama pengembangan kota, termasuk bandara ramah

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Penandatangan MoU merupakan bagian dari acara Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Swedia dan event paralel dengan misi Sustainable Development.

lingkungan di Indonesia. Kota-kota tersebut, antara lain, Aceh, Jakarta, Yogyakarta, Palangkaraya, Palu dan Papua. Informasi dari sumber statistik perdagangan Kementerian Luar Negeri Indonesia, pada tahun 2012 ini tercatat sekitar USD 1,1 milyar defisit perdagangan Indonesia dengan Swedia. Untuk itu Indonesia harus terus berupaya meningkatkan ekspor ke negara nordik tersebut.

Dok. Humas PHT

Kehutanan Swedia Hutan telah lama menjadi bagian penting dari budaya Swedia yang tercermin dari slogan “Sweden the Forest Kingdom”. Luas total hutan Swedia adalah 35,3 juta ha, yang terdiri dari 23 juta ha lahan hutan; 45 juta ha lahan basah; 0,9 ha pegunungan; 3,4 juta ha lahan pertanian dan padang rumput. Pengolahan hutan di Swedia berada dibawah otoritas The Swedish Forest Agency (SFA). Selain pengelolaan hutan, SFA juga memonitor penerapan hukum dan peraturan kehutanan, melaksanakan pelatihan dan penyediaan informasi terkait kehutanan. Dengan pengelolaan hutan yang efektif, cadangan kayu di Swedia meningkat lebih dari 60 % dalam seratus tahun terakhir. Cadangan kayu di Swedia saat ini sebesar 3000 juta m3. Beberapa tahun terakhir jumlah tebangan antara 85-90 juta m3, sedangkan jumlah pertumbuhan tahunan sekitar 120 juta m3 per tahun. Hutan dan industri kehutanan berkontribusi bagi perekonomian Swedia sebesar 3% GDP dengan nilai ekspor sebesar 110 milyar Euro pada tahun 2007. Potensi kerjasama bidang kehutanan RISwedia antara lain: • Pengembangan Hutan Tanaman; • Pengembangan peningkatan efisiensi industri kayu; • Pengembangan Wood Pellet; • Pengelolaan lahan basah, mengingat pengalaman dan

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 15


Dok. Humas PHT

RIMBAUTAMA

kemajuan Swedia atas lahan basahnya yang cukup luas. Kerja Sama Perhutani Pada tanggal 28 Mei 2013, bertempat di ruang WASA – Hotel Radison Blu Strand, Nybrokajen 9 Stockholm Swedia Phone +46850664000, dilaksanakan penandatanganan kerjasama atau Memorandum of Understanding tentang ““Fair Trades Wood From Small Scale Farmers on Java” antara Perum Perhutani dengan SSC Forestry (Svensk Skogs CertifieringAB) Swedia. Kerjasama tersebut ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto dan Managing Director SSC Forestry Klas Bengtsson, disaksikan Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Mrs. Ewa Polano dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan RI sekaligus Ketua Dewan

16 DUTA Rimba

Perhutani mempresentasikan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang dijalankan selama ini termasuk pencapaiannya pada standar FSC di tujuh unit manajemen KPH Pengawas Perum Perhutani Hadi Daryanto. Penandatangan MoU merupakan bagian dari acara Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Swedia dan event paralel dengan misi Sustainable Development. Acara

penandatanganan kerja sama tersebut menjadi perhatian khusus dari beberapa stakeholder di Swedia. Lembaga dan nama-nama yang tercatat hadir adalah: 1) Ph.D. Berty van Hensbergen, President Director of SSC Forestry 2) Ph.D. Lennart Ljungman, Senior Consultant of SSC Forestry 3) Klas Bengtsson, CEO of SSC Forestry 4) Börje Drakenberg, Senior Consultant of SSC Forestry 5) Aaron Kaplan, CEO of Sense Group 6) Martin Persson, Senior Consultant of Sense Group 7) Simon Ek, Project Manager of Sense Group 8) Jenny Åkerbäck, Program Manager, Business for Development, Sida 9) Katarina Veem, Director, SIWI (Stockholm International Water Institute)

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

Peluang Pasar Swedia • TEAK COLLECTION HANDYCRAFT. Teak collection handycraft adalah salah satu pusat penjualan barang antik berbahan baku kayu jati. Menurut informasi penjual, saat ini kerajinan kayu jati sekarang mulai digemari masyarakat Swedia, termasuk jual beli barang antik teak collection. Hal ini menunjukkan bahwa kayu jati tetap menjadi tren urutan pertama kayu yang paling diminati di Swedia.

10) Jessika Magnusson, Head of Emerging Markets, SP Technical Research Institute 11) Josefin Nilsson, Engineer SP Wood Technology- SP Technical Research Institutte 12) Rose Dumas, Project Manager, FSC Sweden 13) Marta Lindquist, Communication Manager, FSC Sweden 14) Dr. Anders Malmer, Professor, SLU (Swedish University of Agricultural Sciences) 15) Dr. Daniela Kleinschmit, Asoc. Prof. SLU 16) Dr. Frerik Ingvarsson, SIFI/KSLA Untuk memberikan informasi kepada stakeholder di Swedia, Perhutani mempresentasikan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan yang dijalankan selama ini termasuk pencapaiannya pada standar FSC di tujuh unit manajemen KPH. Demikian pula dengan mekanisme

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

kerjasama yang ditandatangani bersama SSC Forestry didiskusikan bersama stakeholder terkait. Acara pertemuan “Perhutani Overview” yang cukup positif tersebut dipandu oleh Sekretaris Perusahaan & Kepatuhan Perum Perhutani, Hari Priyanto, diselenggarakan tanggal 28 Mei 2013 bertempat di Hotel Radison Blu Strand Stockholm Swedia, setelah acara penandatanganan selesai. Hadir pada diskusi tersebut antara lain: • SIDA (Swedish International Development Agency) sebagai lembaga donor proyek, • FSC dan Fairtrade sebagai lembaga pengurus FSC dan Fairtrade, • Sense Group sebagai stakeholder bidang edukasi pasar di Swedia dan Eropa, • SLU (Swedish University of Agricultural Sciences) mengenai kebijakan sertifikasi di Swedia, • SIWI mengenai climate change

• SLIDING DOORS “HAJOM’. HAJOM merupakan produsen pintu berlapis aluminium, jendela, konstruksi rumah dan furniture. Produk utamanya adalah sliding doors atau pintu sorong. Perusahaan ini membuat produk komponen perumahan yang dilapisi aluminium agar kedap suara dan sebagai insulasi dingin. Kesulitan mendapatkan bahan baku kayu jati, telah mendorong HAJOM mengimpor kayu jati dari Myanmar atau Burma. Karena alasan legalitas kayu dan isu lingkungan, maka produsen beralih pada kayu Jati yang sumber dan legalitasnya jelas. Showroom HAJOM windows/doors terletak di Pa Hornsgatan 143D Stockholm Swedia. • NIMBUS BOAT – Lidingo Harbour. Nimbus adalah produsen kapal pesiar jenis “BOAT” terbesar di Swedia. Menurut pemilik perusahaan, kapal-kapal cantik tersebut dipasarkan khusus ke Swedia, Jepang, Turki dan beberapa negara Eropa, seperti Belanda, Jerman, Inggris, Perancis, dll. Swedia merupakan negara yang banyak memiliki laut dan pulau-pulau kecil, maka setiap satu dari delapan orang di Swedia dipastikan memiliki boat

DUTA Rimba 17


Dok. Humas PHT

RIMBAUTAMA

Kayu Jati yang dibutuhkan adalah kayu-kayu yang telah bersertifikat FSC, dengan spesifikasi dimensi ukuran square edge lumber.

18 DUTA Rimba

untuk keperluan sehari-hari maupun untuk berlibur. NIMBUS termasuk produsen boat exclusive, dan pada setiap lantai kapalnya menggunakan kayu termasuk kayu jati. Hampir 50% dari lantai kapal boat NIMBUS menggunakan kayu jati. Deck kapal boat yang paling digemari pembeli adalah deck yang berbahan kayu Jati. Tentu saja harganya akan sedikit lebih mahal dibandingkan decking yang menggunakan kayu lainnya. Menurut pemiliknya, setiap tahun NIMBUS memproduksi rata-rata 250 kapal boat. Untuk decking kapal boat dibutuhkan bahan-bahan ecoproduct termasuk kayu-kayu yang telah mendapatkan sertifikat FSC dan Fairtrade. Komitmen Nimbus kepada kelestarian lingkungan dan sosial

masyarakat sebagai pemasok kayu ini diharapkan dapat meningkatkan value atau nilai pasar yang lebih tinggi. • BOVALLS DOOR AT NACKA STRAND. Perusahaan keluarga Bovalls di Swedia ini berdiri sejak 1970. Pemilik perusahaan adalah designer produk-produk pintu dan selama ini menjual pintupintu tersebut ke beberapa perumahan real estate di Swedia. Bahan baku utama produk pintu BOVALLS adalah kayu jati. Dan menurut pengakuan pemiliknya, BOVALS merupakan importer kayu terbesar di Eropa, berkerjasama dengan perusahaan pembuat pintu lainnya

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


• ECO-BUILDING, FOLKHEM. Folkhem adalah perusahaan pembangunan perumahan berkonsep eco-building. Hampir semua komponen atau material yang dibuat untuk perumahan atau apartemen yang dibangun FOLKHEM berasal dari materialmaterial yang telah dinyatakan sebagai material ramah lingkungan atau eco-friendly. Salah satu apartemen Folkhem yang dibangun dengan material kayu untuk bangunan dalam dan luar adalah hasil kerjasama FOLKHEM dengan SP-Sweden Technical Research Institute. SP sebagai konsultan perencanaan pembangunan salah satu unit FOLKHEM memberikan masukan hasil penelitiannya akan produk kayu untuk diaplikasikan dalam pembangunan unit apartemen kayu tersebut. Sumbangan teknologi terpenting hasil penelitian SP adalah Impregnated kayu dan inssulation design, layering, fire safety, building system, acustic and vibration, outdoor structure, wooden bridge, less sawdust principle. Dengan

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Dok. Humas PHT

seperti LEKSANDSDOOREN dan EKODOOR. Kayu Jati yang dibutuhkan BOVALLS adalah kayu-kayu yang telah bersertifikat FSC, dengan spesifikasi dimensi ukuran square edge lumber. Selama ini BOVALLS membeli kayu jati dari Myanmar, meskipun sekarang sudah mulai dikurangi karena isu lingkungan. Kayu Jati rakyat yang bersertifikat FSC dari Indonesia pernah dicoba untuk diimpor tetapi kayu jati rakyat ini dianggap masih banyak cacat dan kualitasnya rendah. Pihak pemasok kayu jati BOVALLS pernah mencoba untuk membeli kayu jati dari Perhutani tetapi belum berhasil karena sesuatu hal.

bahan baku “baru” a la SP tersebut, menjadikan apartemen FOLKHEM di Strandparken Sundbyberg sebagai apartemen environmental friendly di Swedia. Apartemen tersebut dijamin tahan api dan hemat energy meskipun musim dingin tiba. Informasi yang disampaikan oleh pihak FOLKHEM, para pembeli akan lebih exited apabila komponen kayu yang ada pada apartemen FOLKHEM tersebut adalah kayu jati. Selain kayu jati lebih ekslusif, kayu jati dikenal sebagai kayu yang paling mahal dan bergengsi di Eropa. • KAHRS WOOD FLOOR PRODUCERS. KAHRS adalah produsen papan komposite yang menggunakan wood material dengan Sertifikasi Fairtrade dan FSC. Tercatat sebagai produsen kayu flooring terbesar di Eropa dengan luas pabrik 40 ha di wilayah utara Swedia. KAHRS juga merupakan produsen kayu lapis dengan Sertifikat FSC dan Fairtrade pertama di dunia, mengimpor kayu dari Chile, dan memproduksi berbagai design

flooring kombinasi Jati maupun non jati. • SP-TECHNICAL RESEARCH INSTITUTE SWEDEN. SP merupakan lembaga independen yang salah satu kegiatannya penelitian terkait sustainability development. Penelitian yang telah dilakukan antara lain: Wood technology and wood construction, Forest energy, biorefinery, biofuel, bio-gas, Quality control and certification, transportation. Pada kesempatan pertemuan dengan Perhutani, SP menyampaikan beberapa teknologi barunya tentang TRANSPONDER, yaitu sebuah alat berupa chips yang dapat dimasukkan ke dalam batang pohon atau kayu. Alat tersebut dapat mendeteksi pergerakan kayu guna lacak balak. Teknologi lainnya yang di sampaikan adalah penggunaan BIOENERGY dan FOREST ENERGY yaitu pemanfaatan setiap bagian pohon untuk kebutuhan energi sehingga tidak ada pemborosan penggunaan kayunya. • DR

DUTA Rimba 19


Dok. Humas PHT

RIMBAUTAMA

20 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Membuka Pintu Pasar

Ukraina

Pasar produk kehutanan Indonesia ke Eropa Barat umumnya sudah lama berjalan. Produk kayu Perhutani sejak lama dikenal dan masuk ke beberapa negara seperti Perancis, Belanda, Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, Denmark. Kayu jati Jawa diakui kualitasnya prima, dinilai eksklusif, dan mahal. Kayu bersertifikat FSC, misalnya, sangat ditunggu pembeli tertentu. Sedangkan wilayah Eropa Timur termasuk Ukraina belum banyak dimasuki produk kehutanan kita.

D

uta Besar Indonesia untuk Ukraina, Ninik Kun Naryati, menyatakan, negara bekas pecahan Uni Soviet ini belum banyak dimasuki produk kehutanan Indonesia maupun produk lainnya. Nilai perdagangan RI-Ukraina

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

menurut data statistik BPS RI mencapai US$ 1,32 miliar pada 2012 atau meningkat US$ 51 juta dibandingkan tahun 2011. Pada 24-27 Mei 2013, Kedutaaan Besar RI (KBRI) Ukraina untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan promosi terpadu Windows to indonesia (WTI) 2013

DUTA Rimba 21


Dok. Humas PHT

RIMBAUTAMA

di Ukrainan House, Kiev, untuk membuka peluang Trade, Tourism, and Investment (TTI). Perum Perhutani adalah salah satu peserta yang mewakili produk kehutanan Indonesia, selain Sinar Mas Forestry dan Asia Pulp. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan didampingi Sekjen Kementerian Kehutanan RI Hadi Daryanto dan Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, hadir pada WTI 2013. Kementerian Kehutanan mendukung kegiatan tersebut dalam rangka mempromosikan kesiapan Indonesia untuk mengekspor produk-produk kayu legal. Indonesia membidik perluasan pasar produk kehutanan, terutama berbasis kayu, ke Eropa Timur, untuk membantu mendongrak ekspor nasional.

22 DUTA Rimba

"Produk kayu kita untuk lantai (flooring) potensi (ekspor)-nya besar di Eropa," kata Menhut Zulkifli Hasan di sela-sela temu ramah, di Wisma Duta, KBRI Indonesia di Kiev, Ukraina. Selama ini, lanjutbeliau, ekspor lantai kayu Indonesia lebih banyak ke wilayah Eropa Barat. "Ini saatnya kita masuk ke wilayah Eropa Timur," ujarnya. “Selain lantai kayu, produk mebel kayu dari Indonesia juga memiliki peluang perluasan pasar yang besar”. Zulkifli melanjutkan, "Kayu jati dan kayu-kayu tropis dari Indonesia bagus-bagus dan warnanya khas, tidak ada di sini dan diminati di Eropa." Namun, diakui Zulkifli, pengembangan produk kehutanan

Produk kayu kita untuk lantai (flooring) potensi (ekspor)-nya besar di Eropa," kata Menhut Zulkifli Hasan berbasis kayu, tidak boleh lagi mengandalkan hutan alam, melainkan hutan tanaman, dalam rangka pelestarian hutan. Bahkan, Zulkifli Hasan minta Perhutani yang memiliki dua juta hektare Jati di Jawa untuk melakukan ekspansi

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

Kunjungan Komisi Pertahanan dan luar Negeri DPR RI ke Ukraina diharapkan dapat meningkatkan hubungan kedua negara melalui diplomasi parlemen pasar ke Ukraina ini. Bambang Sukmananto menambahkan, Perhutani untuk bahan baku sudah tersedia,

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

dan pihaknya selama ini terus mengembangkan ekspor lantai kayu ke berbagai negara. Menurut Gusmardi Bustami, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan RI, salah satu produk kehutanan yang tengah digenjot ekspornya adalah produk berbasis rotan, baik mebel maupun kerajinan. Hubungan bilateral RI-Ukraina Pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden ukraina, Viktor Yaukovych, dilakukan di Seoul, 27 Maret 2012, pada kesempatan KTT Keamanan Nuklir. Pertemuan ini membahas potensi kerjasama kedua negara, di antaranya bidang perekonomian dan pertahanan.

Kunjungan Komisi Pertahanan dan luar Negeri DPR RI ke Ukraina pada 13-19 April 2013 diharapkan dapat meningkatkan hubungan kedua negara melalui diplomasi parlemen. Pada pertemuan tersebut, dibahas rencana kunjungan Presiden Ukraina ke Indonesia pada bulan OktoberNovember 2013. Sampai saat ini, kerja sama dalam bidang kehutanan belum pernah diinisiasi. Melalui WTI ini, diharapkan para pebisnis Ukraina tertarik dengan produk Indonesia, khususnya produk kayu Perhutani. “Sekarang ini bagaimana peluang-peluang bisa segera ditindaklanjuti oleh temanteman di Industri dan Pemasaran Perhutani,” demikian Bambang Sukmananto menyatakan pada DR. • DR

DUTA Rimba 23


RIMBAUTAMA

Sekilas Ukraina U

24 DUTA Rimba

listrik, dan lain-lain.

Kehutanan Ukraina Luas hutan Ukraina 93,995 km2 (15,6% luas daratan). Sebagian besar (7.175.000 ha atau sekitar 70%) dikelola oleh Komite Kehutanan Negara Ukraina / Ukrainian State Committe of Forestry (USCF) yang berada di bawah the Ukrainian Ministry of Ecology and Natural Resources. Untuk tujuan pengelolaan, hutan federal dikategorikan menjadi dua kelompok, pertama seluas 3.412.600 hektare (tutupan hutan 2.859.000 hektare) merupakan hutan kota (37,6%), daerah aliran sungai (11,4%), hutan lindung (30,4%), green belt sepanjang jalan dan rel kereta api (6,9%), hutan resort, cagar alam dan hutan lainnya. Kelompok kedua seluas 3.692.000 hektare (tutupan hutan 3.301.000 hektare) untuk hutan produksi. Hutan kota di Ukraina termasuk sangat cantik dan dikelola dengan baik oleh negara. Pada kesempatan di Kiev tersebut, Menteri Kehutanan Ri, Sekjen Kemhut, dan Direktur Utama Perhutani sengaja mengunjungi beberapa hutan kota dan urban forest. Tentu saja kondisi hutan tropis yang lebih kaya akan bisa mewujudkan hutan kota dan urban forest yang lebih baik di Indonesia. • DR

Dok. Humas PHT

kraina merupakan Negara pecahan Uni Soviet yang terletak di Eropa Timur. Setelah berada di bawah payung Uni Soviet selama kurang lebih 70 tahun, Ukraina merdeka pada tanggal 31 Desember 1991. Menjadi salah satu pasar non-tradisional bagi pemasaran komoditas ekspor Indonesia, dengan jumlah penduduk sebanyak 45 juta jiwa, Ukraina merupakan pasar kedua terbesar setelah Rusia untuk wilayah Eropa Timur. Nilai perdagangan kedua Negara mencapai angka tertinggi pada tahun 2008 sebesar US$ 1,4 milyar, sementara pada periode Januari-Oktober 2012, nilai perdagangan RI-Ukraina telah mencapai US$ 1,18 milyar (BPS RI). Berdasarkan data layanan statistik data layanan statistik Ukraina (Ukrstat) untuk periode JanuariOktober 2012, total Ekspor Indonesia ke Ukraina mencapai US$ 350 juta, dengan jenis komoditas ekspor unggulan antara lain minyak nabati dan hewani (US$ 131,54 juta), bijih besi (US$ 82,79 juta), minyak bumi dan pengolahannya (US$ 17,66), peralatan elektrik (US$ 11,58), kertas (US$ 9,55 juta), teh dan kopi (US$ 6,09 juta), karet (US$ 3,36), furniture (US$ 2,97) dan produk tembakau (US$ 2,31 juta). Sedangkan komoditas impor dari Ukraina antara lain, gandum, pupuk, bahan-bahan kimia, baja, alat-alat

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 25


Perhutani Goes to School

P

rogram “Direksi Mengajar” sendiri merupakan program Kementerian BUMN. Mengadopsi program “Indonesia Mengajar” yang digulirkan Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, di program “Direksi Mengajar” ini Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengharuskan para direktur BUMN datang mengajar ke SMA di mana mereka dulu sekolah. Maka, di hari yang telah ditentukan tersebut, bertebaranlah sekitar 700 orang anggota dewan direksi dari 143 BUMN ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk mengajar. "Seluruh direksi maupun pejabat BUMN, tidak ada kecuali, harus mau mengabdikan diri membagikan ilmu yang dikuasainya kepada anak-anak sekolah," kata Dahlan. Demi mendapatkan gambaran tentang suasana belajar mengajar,

26 DUTA Rimba Dok. Humas PHT

sebelum para direktur itu terjun mengajar, Dahlan mengundang Profesor Anies Baswedan untuk memberikan pelatihan singkat cara mengajar. Anies mengatakan, saat ini ada sesuatu yang kurang dalam sistem belajar mengajar, yaitu kisah inspiratif yang merangsang para siswa untuk mengejar cita-cita. Kepada para direksi BUMN, Dahlan pun menyebut, tujuan program ini adalah untuk menginspirasi melalui berbagi cerita tentang proses para direksi menjalani profesinya. "Anak-anak Indonesia membutuhkan kompetensi kelas dunia serta pemahaman empatik yang mendalam laksana akar rumput meresapi tanah tempatnya hidup," ujar Anies. Dahlan Iskan tidak meminta para direktur BUMN tersebut mengajarkan ilmu pengetahuan seperti yang lazim diajarkan di depan kelas. Tetapi

Dok. Humas PHT

Tepat di momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2013, seluruh direksi Perum Perhutani ambil bagian dalam kegiatan “Direksi Mengajar”. Di hari itu, para direksi tampil di depan siswa-siswi SMA di tujuh kota dan memberikan materi layaknya guru yang sedang mengajar. Seperti apa serunya?

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


RIMBAKHUSUS

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 27


RIMBAKHUSUS terdiri dari 7 Kelas IPA, 2 Kelas IPS, dan 2 Kelas Akselerasi. Bambang sendiri merupakan alumni SMA tersebut tahun 1977. Di hari yang sama, Direktur Umum dan SDM Perum Perhutani, Achmad Fachrodji, menjadi guru dadakan di SMAN 1 Jepara. Fachrodji lulus dari sekolah tersebut tahun 1979. Sementara Direktur Keuangan Perum Perhutani, Morgan S Lumban Batu, mengajar di SMK Negeri 1 Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Direktur dan Produksi Kayu dan Non Kayu Perum Perhutani, Heru Siswanto, juga tampil mengajar Di SMA Negeri 1 Pemalang. Heru adalah alumnus SMAN 1 Pemalang tahun 1977 yang ketika itu bernama SMA Negeri Pemalang. Sedangkan Direktur Pemasaran Perum Perhutani, Mohammad Soebagja, memberikan materinya di SMAN 1 Kuningan, Jawa Barat. Pengalaman mengajar juga dirasakan Direktur Perencananan dan Pengembangan Strategis Perum Perhutani, Tedjo Rumekso, di SMU Negeri 1 Kendal, tempat dia sekolah hingga lulus tahun 1973. Dan yang

tak kalah seru adalah pengalaman mengajar Direktur Pengelolaan SDH dan PUHR Perhutani, Mustoha Iskandar, di SMAN 1 Lemahabang, Cirebon. Mustoha adalah lulusan SMA yang dulu bernama SMAN Sindang Laut itu tahun 1979. “Ini adalah program yang bagus sekali untuk memberikan motivasi kepada anak-anak. Bayangkan, bagaimana siswa yang bersekolah di daerah pelosok, menerima kedatangan seorang direktur atau direktur utama sebuah BUMN yang menceritakan pengalamannya. Ini luar biasa menurut saya. Dan ini akan memberikan inspirasi bagi anak-anak,” kata Bambang Sukmananto usai mengajar. Kisah Masa Kecil Saat menyampaikan materi berisi perjalanan hidupnyadi hadapan siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwokerto, Bambang Sukmananto berkisah, ia berasal dari keluarga besar dengan 15 orang anak, dan 9 orang di antaranya adalah lulusan SMA Negeri 1 Purwokerto. Ia memulai pendidikan formal tahun 1971 di SD Negeri 1 Kranji, Purwokerto. Menurut Bambang, ketika

Dok. Humas PHT

ia minta para direktur itu menjadi inspirasi bagi para siswa agar kelak dapat menjadi sesuatu untuk negara. Para pemimpin BUMN itu juga diminta membawa foto mereka sewaktu SMA dulu dan foto ketika sudah menjadi direktur. “Sehingga bisa memberi inspirasi kepada teman-teman SMA, bahwa dulu dia pun sama seperti para siswa ini,” kata Dahlan. “Jadi kalau saat ini bisa menjadi direktur utama sebuah perusahaan yang besar, berarti siswa SMA yang lain juga akan bisa,” ujar Dahlan selanjutnya. Jadilah. Masing-masing anggota dewan direksi Perhutani pun kembali ke kota tempat mereka dibesarkan. Begitu pula para direksi BUMN yang lain. Yah, hitung-hitung reuni. Kira-kira begitu. Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, misalnya. Di hari itu, Bambang berkesempatan bernostalgia dengan bertemu kembali dengan teman-teman serta gurunya semasa SMA di Kota Purwokerto, Jawa Tengah. Lalu, bapak tiga putri ini pun membagi pengalamannya kepada lebih kurang 352 siswa kelas XII SMA Negeri 1 Purwokerto, yang

28 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Walaupun kalah, tetapi yang penting belajar. Kekalahan setelah mencoba adalah separuh dari kemenangan. piawai menyanyi, ia harus pandai di pelajaran lain. Ia pun rajin belajar, termasuk kerap belajar bersama teman-teman sekelas. Dan, meski menjalani hidup tak mudah dengan keluarga besar yang bersahaja, Bambang tegaskan, tidak ada istilah contek mencontek di kamus hidupnya. Toh nilainya tetap bagus. Buktinya, ia lulus SD di posisi dua teratas. Dari 3 mata pelajaran yang diujikan, Bambang mendapatkan nilai 28. Temannya, Hari Priyono, mendapat nilai paling tinggi yaitu 30. Nilai 28 itu membuat Bambang dapat melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Purwokerto tanpa melalui tes. Lulus SMP tahun 1974, Bambang

langsung melanjutkan ke SMA Negeri 1 Purwokerto. Di sini, ia menyebut bangga menjadi alumni SMAN 1. Sebab, banyak prestasi ditorehkan siswa SMAN 1. Kata dia, dari dulu sampai sekarang SMAN 1 selalu aktif dan berperan di dalam perlombaanperlombaan. “Dulu saya ikut cerdas cermat mewakili SMA 1 di TVRI di Yogyakarta, tetapi kalah. Nggak apa-apa, yang penting semangat. Jadi, dulu itu ada semangat berjuang karena membawa nama baik SMA 1. Selain itu, di SMA dulu saya pernah ikut perlombaan kimia. Dulu kalau ada perlombaan kimia, saya ikut. Walaupun kalah, tetapi yang penting belajar. Kekalahan setelah mencoba adalah separuh dari kemenangan. Kalau belum mencoba kan belum tahu, kalah atau menangnya,” ucapnya. Bambang juga menyebut, dari pengalaman semasa SMA, sesuatu yang hingga sekarang selalu terkenang adalah rasa kebersamaan dengan teman-teman sealmamater. Maka, ia pun meminta para siswa memanfaatkan benar masa-masa bersekolah di SMA. Sebab, di sanalah mereka merasakan kebersamaan yang

Dok. Humas PHT

berskolah di SD, setiap hari ia pergi ke sekolah tanpa memakai sepatu. Padahal, perjalanan yang harus ditempuh cukup jauh. “Kalau pulang sekolah di siang hari, panas, aspal jalan terasa panas sekali. Pasti saya minggir-minggir, jalan di tempat yang ada rumputnya,” ujarnya. Bambang berkisah, ketika itu kondisi masih serba susah. Maka, setelah pulang sekolah SD, ia kerap membantu kakaknya berjualan sagon. Hasilnya lumayan juga. Tetapi, menurut Bambang, satu hal yang paling ia ingat adalah ketika SD ia sering disetrap atau dihukum di depan kelas oleh gurunya lantaran tak piawai bernyanyi. Memangnya disuruh menyanyi apa? Mocopat. Itu hal yang menurut dia adalah paling susah. “Tetapi untuk pelajaran lain, waktu itu insya Allah saya di posisi nomor dua terus. Saingan saya untuk pelajaran selain menyanyi waktu itu adalah Pak Hari Priyono yang sekarang menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian. Dia itu kompetitor saya untuk soal pelajaran,” tuturnya. Bambang menyebut, ia lantas menancapkan tekad, karena tak

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 29


RIMBAKHUSUS kental. Jika sudah masuk perguruan tinggi, kata Bambang, benar-benar dituntut untuk sendirisendiri dalam menuntut ilmu. Di perguruan tinggi, tak ada cerita dibimbing terus. Jadi, kalau sejak sekarang sudah terbiasa mandiri, ia yakin di perguruan tinggi semuanya akan lancar. Selepas SMA, Bambang melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor (IPB). Sebab, kata dia, ketika itu biaya sekolah di IPB relatif murah. Apalagi, IPB termasuk perguruan tinggi top bersama Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga. Waktu itu, IPB menerima Bambang tanpa melalui tes. Sebab, ia menjadi siswa yang diundang, didaftarkan oleh SMA Negeri 1 dengan nilai rapot, lalu diseleksi IPB dan 5 orang diterima. Bambang pun melanjutkan kisahnya hingga meniti karir di bidang kehutanan. Lalu melanjutkan pendidikan S2 di Ateneo University di Manila Filipina dan S3 di IPB. Di kesempatan itu, Bambang pun menekankan kepada para siswa masalah integritas. “Adik-adik, di dunia kerja ini sekarang yang dipentingkan adalah masalah integritas. Bahwa apa yang kita omongkan, itulah yang kita kerjakan. Walaupun tidak ada yang mengawasi, kita harus tetap bekerja sesuai dengan aturan yang ada. Jadi, di situ ada terkandung sikap kejujuran. Kalau sekarang ini tidak ada integritas, jangan harap kita akan bisa maju ke depan. Karena apa? Yang namanya dunia kerja, itu yang utama adalah sikap percaya. Kalau Anda punya teman dan teman Anda itu nggak bisa dipercaya, pasti Anda akan sebentar saja punya teman seperti dia,” tegasnya. Program yang Bagus Menanggapi aksi Direktur Utama

30 DUTA Rimba

Perhutani mengajar dalam program “Direksi Mengajar” itu, apresiasi sangat besar diberikan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Purwokerto, Drs. H. Tohar, Msi. “Kami sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya, kepada Pak Bambang dan Kementerian BUMN atas program Gerakan Direksi Mengajar. Sebab, motivasi eksternal sangat kita butuhkan dalam proses mengantarkan anak-anak kita,” katanya. Hal senada disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMS Negeri 1 Purwokerto, Tri Joko Wiratno. Menurut dia, ini adalah program luar biasa bagus. Sebab, ada banyak informasi yang bisa diberikan kepada anak-anak lewat program ini. “Karena ada cukup banyak informasi yang bisa diberikan kepada anak-anak, sehingga bisa memacu anak-anak untuk mendapatkan motivasi tambahan. Informasi yang diberikan oleh senior-senior mereka para alumni dari almamater mereka sendiri ini juga bisa menjadi contoh tentang entrepreneurship bagi anakanak. Sehingga, dengan begini mereka tahu bahwa sebenarnya sekolah itu merupakan bagian dari proses untuk mencapai keberhasilan di masa depan,” ucapnya. Menurut Tri Joko, pendidikan entrepreneurship itu penting. Sebab, masalah entrepreneurship adalah satu hal yang selama ini belum dijamah oleh pendidikan formal. Padahal, bagaimanapun juga perjalanan karir itu diajarkan oleh tempaan kehidupan setelah mereka keluar dari sekolah. Sekolah ini hanya tempat untuk mendewasakan mereka supaya siap menghadapi alam kehidupan yang sebenarnya dengan lebih bijak. Sementara guru paling senior di SMA Negeri 1 Purwokerto, Iman Marnoto, menyatakan, sangat salut atas pelaksanaan program Direksi

Pendidikan entrepreneurship itu penting. Sebab, masalah entrepreneurship adalah satu hal yang selama ini belum dijamah oleh pendidikan formal. Padahal, bagaimanapun juga perjalanan karir itu diajarkan oleh tempaan kehidupan setelah mereka keluar dari sekolah. BUMN Mengajar. Sebab, materi yang anak-anak telah dapatkan di sekolah tentunya masih sangat sedikit dibandingkan tantangan yang akan mereka hadapi di tengah masyarakat nanti. Sehingga, butuh tambahan wawasan-wawasan dari luar. Maka, lewat program ini, paling tidak anak-anak akan bisa mengambil nilai-nilai yang lebih implementatif dari apa yang dilakukan oleh para direksi yang notabene merupakan kakak-kakak kelas mereka itu. Dengan berbagi pengalaman dari para senior, diharapkan mereka bisa menyerap halhal yang positif dan bisa meniru untuk menghasilkan yang lebih baik lagi. Iman merupakan guru kimia yang sempat mengajar Bambang Sukmananto semasa SMA dulu. Maka, tak terbayang betapa kebanggaan terbias di wajahnya manakala menyaksikan anak didiknya itu hadir kembali di hadapannya dengan membawa kesuksesan karir. Hal itu pun meluncur dari sela bibir Pak Guru

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Event Setiap Tahun Kehadiran Bambang Sukmananto di almamaternya itu tak urung juga membangkitkan kenangan bagi Tri Dewi Retno Nursanti. Guru Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Purwokerto itu adalah adik kelas Bambang semasa

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Dok. Humas PHT

Iman Marnoto. “Wah, saya sangat-sangat sangat bangga, karena sedikit banyak saya ini pernah mengajar beliau (Bambang Sukmananto, red) walaupun hanya sebentar. Sejak di zaman SMA-nya sih memang beliau sudah kelihatan menonjol. Dan memang gigih sekali. Saya sendiri sungguh sangat paham dengan keluarga beliau. Jadi, saya memang nggak terlalu lama mengajar beliau, tetapi boleh dikatakan saya mengajar semua adik-adiknya. Dan memang keluarga Pak Bambang adalah keluarga yang penuh disiplin. Juga bekal agamanya di rumah memang kuat sekali,” kisahnya. Menurut Iman, sejak SMA Bambang Sukmananto memang kuat di pelajaran-pelajaran eksak. Terutama juga di matematika dan kimia. “Buktinya, beliau pernah juga menjadi wakil SMA ini untuk ikut lomba cerdas cermat di Yogyakarta. Waktu itu sekitar tahun 1976, beliau duduk di kelas II dan mewakili SMA ini untuk lomba cerdas cermas di TVRI Yogyakarta,” tuturnya. Di kesempatan tersebut, Perum Perhutani juga membagikan buku “Seni Menulis Sastra Hijau Bersama Perhutani” dan “Fun Writing for Kids”, yang disumbangkan Perum Perhutani kepada perpustakaan sekolah-sekolah tersebut, selain buku-buku lain yang bermanfaat. Selain itu, juga ada pembagian hadiah bagi siswa-siswi yang dapat menjawab pertanyaan dalam sebuah game trivia singkat yang secara spontan dibuat Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto di akhir paparan materinya.

SMA. Bu Retno – demikian muridmuridnya memanggilnya – menyebut, kenal Bambang pertama kali ketika sama-sama aktif di kegiatan OSIS dulu. “Saya dua angkatan di bawah Pak Bambang. Saya lulus tahun 1979. Saya ingat, dulu Pak Bambang juga aktif di OSIS. Di sanalah saya kenal beliau pertama kali,” ucapnya. Maka, tak heran jika Retno berharap kegiatan Direksi Mengajar dapat terselenggara setiap tahun. Bukan hanya tahun ini saja. Sebab, selain menjadi ajang kangenkangenan, kegiatan ini juga positif untuk memberikan pemahaman terhadap siswa tentang kondisi dunia kerja yang sesungguhnya. Tri Joko dan Iman Marnoto juga berharap kegiatan ini berlangsung setiap tahun. Sebab, sekolah tidak sampai menyentuh aspek entrepreneurship. Bahwa perjuangan yang dilakukan secara terus meneruslah yang akan memberikan hasil maksimal untuk setiap prestasi. Namun, sekolah penting sebagai basis untuk melakukan pendewasaan

terhadap siswa. Nah, jika dua hal ini disatukan, tentu akan menciptakan sebuah sinergi yang apik. “Ini bermanfaat sekali. Jadi, saya berharap di tahun-tahun mendatang hal-hal semacam ini dapat dilanjutkan. Bahkan, kalau perlu waktunya ditambah. Tidak hanya setahun sekali tetapi setengah tahun sekali, misalnya. Dan kami akan menyiapkan anak-anak supaya mengikuti kegiatan ini dengan lebih giat lagi. Ini harapan saya,” tutur Tri Joko. “Saya berharap, program ini tidak berhenti hanya sampai di sini saja tetapi bisa terus berlanjut. Karena saya yakin sekali, dari kegiatan hari ini baru sedikit anak-anak yang mendapatkan materi ini. Jadi, saya berharap agar program ini berlanjut. Syukur-syukur, paling tidak setahun dua kali yaitu di akhir semester. Dan bidang materinya bisa diganti-ganti. Kalau itu bisa dilaksanakan, saya kira akan bagus sekali,” imbuh Iman Marnoto. Dan gayung pun bersambut. Sebab, rencananya, program “Direksi Mengajar” memang akan dilakukan setiap tahun.• DR

DUTA Rimba 31


Dok. Humas PHT

RIMBAKHUSUS

32 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Aksi Para Direksi dalam Studi Program Direksi Mengajar meninggalkan kesan mendalam. Di hati para siswa dan guru SMA tempat para direksi tersebut mengajar, juga di hati para direksi. Apa saja aksi mereka dalam memberikan materi pelajaran?

P

rof Anies Baswedan, pencetus Gerakan Indonesia Mengajar, mengatakan, “Yang hilang di kelas sekarang adalah inspirasi. Jadi, sampaikanlah motivasi supaya siswa bisa bermimpi dan mengejar impiannya”. Maka, itulah yang dilakukan para direksi Perum Perhutani, sebagai bagian dari kegiatan Direksi Mengajar yang digulirkan Kementerian BUMN. Mereka pun mengajar para siswa di depan kelas, namun bukan memberikan materi pelajaran matematika dan sebagainya. Materi yang mereka sampaikan adalah kisah hidup mereka meniti karir hingga ke posisi direksi. Kendati merupakan hal baru, para direksi menyambut positif kegiatan ini. Buat mereka, kembali ke sekolah untuk reuni, itu biasa. Tetapi, kembali ke sekolah untuk mengajar, ini baru luar biasa. Seperti itulah yang kira-kira dirasakan Direktur Umum dan SDM Perum Perhutani, Achmad Fachrodji, saat menjadi guru dadakan di SMAN 1 Jepara, 20 Mei 2013. Fachrodji adalah

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

alumni SMAN 1 Jepara tahun 1979. Di hadapan sekitar 600-an siswa, Doktor Manajemen Bisnis dari IPB itu mengingatkan, prestasi tinggi seseorang tidak akan dapat diraih tanpa usaha dan kerja keras. Orang sukses juga tidak selalu berasal dari lingkungan keluarga yang berkecukupan atau masyarakat perkotaan. Anak-anak dari desa tetap memiliki kesempatan mendapatkan prestasi dan kesuksesan. Pria yang menyelesaikan pendidikan S2 di Nagoya, Jepang, ini yakin, pelajar dari Jepara pasti mampu berprestasi di tingkat tinggi, karena potensi yang unggul. Ia mencontohkan, dirinya yang berasal dari keluarga sederhana di desa, toh mampu meraih beasiswa sejak SMA hingga S3. “Untuk meraih prestasi, teruslah belajar dengan keras,” pesannya. Sebelum mengajar, Fachrodji sempat mengikuti upacara pengibaran bendera di Senin pagi itu. Saat memberikan paparan materi, Fachrodji juga sempat melakukan dialog seputar hutan di Indonesia,

DUTA Rimba 33


masalah kemiskinan, hingga pemanasan global. Dan usai mengajar, Fachrodji pun menyerahkan beasiswa kepada 10 siswa berprestasi di SMAN 1 Jepara serta bantuan berupa 1 set komputer kepada sekolah. Lain lagi aksi Direktur Perencananan dan Pengembangan Strategis Perum Perhutani, Tedjo Rumekso, saat mengajar di SMUN 1 Kendal, Jawa Tengah. Tedjo yang lulus SMUN 1 Kendal (ketika itu bernama SMA Negeri Kendal, red) tahun 1973 itu berbahagia berkesempatan menceritakan pengalamannya kepada sekitar 200 siswa di almamaternya itu. Selama dua jam, Tedjo Rumekso memaparkan kisah suksesnya serta memberikan suntikan semangat dan motivasi kepada para siswa agar tak mudah menyerah dan tetap bersemangat mewujudkan cita-cita. Di kesempatan itu Tedjo Rumekso didampingi Kepala Biro Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan, Kepala Biro SDM dan Umum Unit I, Kepala Biro Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan Unit I, Administratur KPH Kendal dan Waka Adm KPH Kendal. “ Sewaktu saya duduk di bangku SMU, saya tidak lebih baik dari adik-adik, namun tidak pernah patah semangat untuk mewujudkan cita-cita. Alhamdulillah, hasilnya dari 25.000 karyawan Perhutani dipilih tujuh direktur yang salah satunya adalah saya,” kisahnya. Selanjutnya, Tedjo juga memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi sebesar Rp 15 juta dan bantuan pendidikan bagi siswa kurang mampu sebesar Rp 15 juta. Ia juga memberikan bantuan 1 unit laptop untuk sarpra, buku-buku untuk perpustakaan sekolah, dan sebanyak 89 paket souvenir produk Perum Perhutani untuk para guru dan karyawan. Gerakan Direksi Mengajar di SMUN 1 Kendal pun diakhiri dengan penanaman pohon matoa di halaman

34 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

RIMBAKHUSUS

sekolah oleh Tedjo Rumekso. Apresiasi disampaikan oleh Kepala SMU Negeri 1 Kendal, Drs. Iskandar, M.Pd. Ia bersyukur siswa-siswi SMUN 1 Kendal mendapatkan motivasi, inspirasi, serta beberapa bantuan dari salah satu alumni yang kini menjadi salah satu direktur di Perum Perhutani. Pengalaman Direktur Keuangan Perhutani, Morgan S Lumban Batu di SMK Negeri 1 Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, tak kalah seru. Di hadapan para siswa, Morgan mengatakan, mengajar dan memberikan motivasi untuk para siswa di kampung halamannya di Humbahas menjadi prioritas pertamanya. Sebab, Morgan berharap akan banyak lagi putraputri Humbahas yang termotivasi untuk menjadi salah satu pemangku kepentingan di Indonesia. “Program Direksi Mengajar ini merupakan perintah langsung dari Kementerian BUMN. Sehingga dapat menjadi motivator untuk kebangkitan

nasional. Kalau saya sekolah bukan di Humbahas. Tetapi karena ini kampung halaman saya, saya memilih (mengajar di) Humbahas,” terang Morgan. Selain memberikan motivasi, Morgan juga memberikan bantuan peralatan pendukung pendidikan kepada sekolah berupa seperti LCD, Proyektor, dan buku-buku pendukung. Ia juga memberikan beasiswa kepada 50 orang pelajar setingkat SLTA terbaik di Humbahas. “Kita juga menggalang sejumlah pihak untuk menjadi bapak angkat kepada tiga siswa di Humbahas agar mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi harapan kita ini menjadi bagian dari motivasi terhadap siswa,” ujar Morgan. Sementara itu, Direktur Industri dan Produksi Kayu dan Non Kayu Perum Perhutani, Heru Siswanto, mengajar di Aula SMAN 1 Pemalang, Jawa Tengah. Di sana, rombongan Perhutani diterima langsung oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Pemalang, Dra. Rishi Mardiningsih, M.Pd. serta

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


kepada Perum Perhutani. “Kami berharap setelah mendapatkan motivasi ini, para siswa dapat menjadi yang terbaik, meraih impian dan juga dapat membanggakan semua orang,” ucapnya. Suasana tak jauh berbeda tertangkap di SMAN 1 Kuningan, Jawa Barat. Sekolah yang terletak di jantung kota Kuningan itu pun menyambut kedatangan Direktur Pemasaran Perhutani, Mohammad Soebagja, dengan gembira. “Saya mengajar di sini karena kebetulan Pak Dahlan Iskan meluncurkan program Direksi Mengajar. Program ini mewajibkan semua direksi untuk mengajar di tempat dulu dia sekolah,” ucap pria asal Kecamatan Nusaherang tersebut. Di depan ratusan siswa yang hadir di aula sekolah tersebut, Soebagja menerangkan perjalanan yang ia lalui untuk menjadi direktur pemasaran Perum Perhutani. Menurut dia, tidak gampang ia meraih jabatan ini, namun ini merupakan hasil

perjuangan keras. Maka ia berharap, dengan diterangkannya perjalanan karir tersebut, para siswa termotivasi meraih cita-cita. Di kesempatan itu, soebagja pun membagikan buku-buku yang antara lain berkisah tentang Menteri BUMN Dahlan Iskan. Selain itu, Soebagja juga menyediakan hadiah voucher pulsa kepada para pelajar yang berhasil menjawab pertanyaannya. Alumni IAIN Sunan Gunung Djati Bandung itu juga memberikan beasiswa kepada 18 siswa tidak mampu dan 5 siswa yang berprestasi masing-masing Rp 1 juta. Kepala SMAN 1 Kuningan Drs H Kasiyo mengaku bangga melihat kesuksesan anak didiknya. Dan ia berharap, mudah-mudahan pengalaman sukses itu dapat menjadi motivasi bagi siswa agar bisa seperti seniornya. “Ini acara positif dan membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih asal mau kerja keras. Tidak peduli berasal dari mana,” tandasnya.• DR

Dok. Humas PHT

para guru dan siswa-siswinya. Heru mengatakan, dia adalah alumnus SMAN 1 Pemalang tahun 1977, yang saat itu bernama SMA Negeri Pemalang. “Jika saya datang ke sekolah ini, saya jadi ingat masa lalu, saat saya masih bersekolah di sini,” ujar Heru sembari melempar senyum khasnya. Heru menyebut bangga menjadi alumni SMAN 1 Pemalang, karena tak terhitung jumlah alumni yang telah sukses meraih cita-cita. Tak terhitung pula jumlah siswa berprestasi yang lahir dan mengharumkan nama sekolah serta nama Kabupaten Pemalang di berbagai perlombaan, baik tingkat nasional maupun internasional. Seperti juga para direksi yang lain, Heru Siswanto juga menyerahkan beberapa bingkisan dan bantuan untuk para siswa berprestasi serta pengurus OSIS SMAN 1 Pemalang. Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Pemalang, Dra. Rishi Mardiningsih, M.Pd. mengucapkan terima kasih

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 35


RIMBAKHUSUS Dr. H. Mustoha Iskandar, MDM (Direktur PSDH dan PUHR Perhutani)

Tak Patah Arang Dalam Keterbatasan Kunjungan ke almamater tempat dahulu mengenyam pendidikan, kerap membuat suasana hati campur aduk. Di sanalah tertinggal sketsa romantisme seorang siswa ketika dia belajar, berorganisasi, dan bersenda gurau dengan teman-temannya. Ini pula tampaknya yang dirasakan Direktur Pengelolaan Sumberdaya Hutan dan Pengembangan Usaha Hutan Rakyat Perhutani, Dr. H. Mustoha Iskandar, MDM. Pada program Direksi BUMN Mengajar kali ini, ia kembali ke almamaternya di SMAN 1 Lemahabang, Cirebon.

I

rama khas roda besi yang beradu dengan rel kereta mengiringi KA Argo Jati menembus keremangan senja menjelang malam. Tepat pukul 17.25 WIB ‘ular besi’ yang kami tumpangi melaju meninggalkan Stasiun Gambir menuju Stasiun Cirebon. Untuk tiga jam ke depan ‘ular besi’ ini akan meliuk-liukkan badannya sambil sesekali mengeluarkan suara pertanda dia akan melintas. DUTA RIMBA yang mengikuti perjalanan Direktur Pengelolaan SDH dan PUHR Perhutani, Dr. Ir. Mustoha Iskandar, MDM, tak menyianyiakan kesempatan berbincang di gerbong restorasi KA Argo Jati. Meski terlihat agak lelah, Mustoha begitu

36 DUTA Rimba

bersemangat menceritakan sekilas rekam jejaknya saat bersekolah di SMAN Sindang Laut yang kini berubah nama menjadi SMAN 1 Lemahabang, Cirebon. Menurut lulusan SMAN Sindang Laut tahun 1979 ini, kunjungannya kali ini merupakan bagian dari program Direksi BUMN Mengajar yang dicetuskan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Rektor Universitas Paramadina Prof. Anis Baswedan, penggagas Gerakan Indonesia Mengajar. “Saya tidak mengajar, tapi hanya akan memberikan kisah sukses saya kepada adik-adik di almamater. Semoga kisah ini dapat memotivasi

dan menginspirasi mereka untuk meraih kesuksesan,” katanya bersemangat. Seperti diketahui, pada pertengahan Mei lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengumpulkan 700 Direksi BUMN di gedung Pertamina Pusat di Jakarta.Dahlan Iskan mewajibkan semua direksi mengajar di SMA tempat dia sekokah dulu untuk memberikan inspirasi. Program yang dilaksanakan serentak pada Hari Kebangkitan Nasional ini merupakan bagian dari Gerakan Indonesia Mengajar. Program ini disambut baik oleh seluruh direksi BUMN, tak terkecuali Mustoha. Melalui kegiatan ini dirinya

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

berkesempatan untuk menanamkan benih motivasi agar para siswa tidak patah arang dengan berbagai kekurangan yang dimiliki. Toh, Mustoha yang saat bersekolah dulu serba kekurangan, pada akhirnya mampu tampil sebagai sosok yang berguna bagi masyarakat. Ubah Nasib dengan Ikhtiar Lahir dan Batin Senin, 20 Mei 2013. Pagi ini begitu cerah setelah malam sebelumnya hujan mengguyur Kota Udang. Tepat pukul 08.30 WIB rombongan Direktur Pengelolaan SDH dan PUHR Perhutani, Dr. Ir. Mustoha Iskandar, MDM, tiba di SMAN 1 Lemahabang. Kepala Sekolah

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

dan beberapa orang guru menyambut di depan gerbang. Tak ketinggalan, sejumlah siswi dari kelompok tari Kian Santang turut menyambut lelaki kelahiran Cirebon, 10 Agustus 1960 ini. Alunan degung dari kelompok karawitan sunda Kian Santang mengiringi gerak gemulai para penari. Sementara siswa-siswi lainnya berbaris sepanjang pintu masuk dengan mengibarkan bendera merah putih kecil di tangan. Kedatangan Direktur Pengelolaan SDH dan PUHR Perhutani ini, rupanya sudah sangat dinantikan para siswa. Ratusan siswa dan siswi memadati aula tempat diselenggarakannya kegiatan. Antusias dan begitu

bersemangat. Setelah menyapa hangat para guru dan siswa SMAN 1 Lemahabang, ia pun mulai menyampaikan orasinya. Mustoha bercerita mengenai masa lalunya, di mana setiap pagi ia harus menempuh jarak 18 km dari rumahnya di Ciledug ke Sindang Laut. Dengan numpak colt terbuka, Mustoha mesti berangkat sejak pukul 6 pagi agar tidak terlambat masuk kelas. Dalam paparannya, Mustoha memotivasi siswa-siswi SMAN 1 Lemahabang agar memiliki keyakinan tinggi untuk dapat bersaing dengan siswa-siswi dari SMA di seluruh Indonesia. Karena berdasarkan pengalamannya, setelah lulus SMA,

DUTA Rimba 37


Dok. Humas PHT

RIMBAKHUSUS

“Di tiga perguruan tinggi itu saya lulus semua. Tapi kemudian saya memilih untuk melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan UGM,” kata mantan Direktur Utama PT. Inhutani IV ini berkisah. Mustoha pun mampu bersaing dengan siswa-siswi lain sehingga diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM). Bahkan ketika itu, dirinya mengikuti seleksi masuk di tiga perguruan tinggi, yakni Fakultas Kehutanan UGM, Fakultas Pertanian Universitas Soedirman, dan Fakultas MIPA IKIP Bandung. “Di tiga perguruan tinggi itu saya lulus semua. Tapi kemudian saya memilih untuk melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan UGM,” kata mantan Direktur Utama PT. Inhutani IV ini berkisah. Mustoha mangajak siswa-siswi untuk mampu mengubah nasib. Karena menurutnya sukses atau tidak kehidupan seseorang merupakan nasib yang harus diperjuangkan. Bahkan dirinya setuju pendapat

38 DUTA Rimba

seorang filosof Islam, Muhammad Iqbal, yang mengatakan bahwa 99 persen nasib ditentukan oleh dirinya sendiri. Untuk meraih kesuksesan itu pun ada caranya, yakni terus berikhtiar secara lahir maupun batin. Ikhtiar lahir dilakukan dengan rajin belajar dan penuh semangat. Semua mata pelajaran harus dikuasai betul. Mustoha menekankan pentingnya memiliki keyakinan bahwa tidak ada satupun pelajaran yang sulit. Dengan memiliki keyakinan seperti itu, maka mind set seorang siswa akan positif dan memandang setiap pelajaran itu mampu dikuasai. Ikhtiar batin dapat dilakukan dengan berpuasa. Mustoha yang sejak kecil hingga sekarang rajin puasa Senin-Kamis, merasakan betul manfaatnya. Selain puasa, ikhtiar batin

juga dilakukan dengan melaksanakan shalat malam (tahajjud). Dua model ikhtiar ini kerap dilakukan Mustoha, terlebih jika menghadapi tes. “Kalau ikhtiar lahir dan ikhtiar batin sudah dilakukan, maka seolaholah tidak ada alasan bagi Allah untuk menolak keinginan kita,” tegas Mustoha. Bancakan dan Guru Favorit Sebagai seorang siswa, diakui Mustoha, dirinya pun memiliki cerita seputar kenakalannya. Pernah suatu ketika ia dan teman-temannya bolos karena ingin melihat bancakan. Ia dan semua temannya satu kelas bolos melihat pesta rakyat itu. Hanya satu temannya saja yang tetap tinggal di kelas. Bancakan atau Babacakan adalah acara pesta giling tebu. Bancakan hampir sama dengan pesta karnaval yang diselenggarakan oleh pabrik gula. Di wilayah Sindang Laut memang terdapat sebuah pabrik gula yang selalu melakukan bancakan.Pesta ini diadakan sebagai tanda dimulainya kegiatan penggilingan tebu di pabrik gula serta dalam rangka syukuran panen tebu.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Drs. Oso Rochjana, MM “Saya pribadi serta seluruh jajaran guru dan siswa merasa terhormat atas kehadiran Bapak Mustoha Iskandar. Program Direksi BUMN Mengajar ini merupakan kegiatan mulia dan diharapkan terus berlanjut di tahun mendatang. Melalui program ini, saya berharap siswa-siswi SMAN 1 Lemahabang mendapatkan pencerahan dan termotivasi untuk mengikuti jejak beliau, sehingga ke depan akan muncul sosok-sosok Mustoha Iskandar lainnya dari SMAN 1 Lemahabang, yang tidak hanya sukses menimba karir tapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Saya hanya bisa berdoa semoga Bapak Mustoha Iskandar terus sehat dan sukses.”

Dok. Humas PHT

(Kepala Sekolah SMAN 1 Lemahabang, Cirebon):

Diah Irwany Indriyati (Pengurus Komite Sekolah SMAN 1 Lemahabang,

“Kami merasa bangga dan sangat bersyukur memiliki Bapak Mustoha Iskandar yang sangat memperhatikan almamater tercinta. Perhatian dan semua hal yang telah dilakukan Bapak Mustoha Iskandar selama ini tidak ada bandingnya. Semoga hal ini dapat dicontoh oleh alumni-alumni SMAN 1 Lemahabang lainnya. Kepedulian dan perhatian seperti ini sangat penting bagi almamater dan siswa-siswi agar dapat mengikuti jejak kesuksesan Bapak Mustoha Iskandar.”

Dok. Humas PHT

Cirebon)

Ahmad Junaidi (Teman SMA/Guru SMPN 1 Karang Sembung,

“Sejak dulu saya tahu Mustoha Iskandar itu seorang yang rajin belajar dan tekun dalam menjalankan agama. Beliau itu kritis di kelas dan juga dekat dengan teman-teman. Sekarang saya senang melihat Mustoha dalam forum ini. Saya sangat mendukung dan untuk langkah berikutnya saya sudah berbincang dengan beliau agar juga dapat memperhatikan jasa-jasa guru yang sudah pensiun.”

Dok. Humas PHT

Cirebon)

Rosa Fitriyana (Ketua OSIS SMAN 1 Lemahabang, Cirebon)

“Saya bangga sekali melihat ada alumni SMAN 1 Lemahabang yang sukses seperti Bapak Mustoha Iskandar. Saya sangat termotivasi untuk semakin rajin belajar dan tidak mudah menyerah kalau ada rintangan. Ini sangat berkesan bagi saya. Melalui paparan Bapak Mustoha itu, kini saya harus yakin bahwa saya juga bisa sukses seperti beliau. Insya Allah.”

Dok. Humas PHT

Biasanya bancakan diramaikan dengan pasar dan beragam hiburan. Pasar terdiri dari para pedagang mainan, panganan dan sandang kebutuhan sehari-hari yang jarang ditemukan pada hari biasa. Masyarakat setempat juga dapat menikmati beragam hiburan seperti Tong Seta, Komidi Putar, Ombak Banyu, Korsel, dan lain sebagainya. Bagi Mustoha dan teman temannya, saat itu, menyaksikan bancakan merupakan hiburan istimewa. Betapa tidak, pesta rakyat itu hanya terjadi setahun sekali. Tentu saja berbeda jika dibandingkan dengan generasi sekarang yang setiap saat bisa menghibur diri dengan beragam tontonan menarik di televisi atau mengunjungi mall. Selain cerita kenakalannya, Mustoha pun selalu teringat sosok guru favoritnya, yaitu Bapak Herman Abdullah. Ia adalah guru matematika. Mustoha ingat betul bagaimana gurunya itu selalu memberikan nasehat maupun ceramah agama di penghujung jam pelajarannya. Nasehat dan ceramah agama tersebut, bagi Mustoha, sangat memotivasi dirinya untuk selalu tampil menjadi pribadi yang lebih baik. Mustoha ingat betul nasehat Bapak Herman Abdullah, ‘Langka pelajaran sing sulit. Sabab kabeh pelajaran iku barang kathon’, bahwa tidak ada pelajaran yang sulit, karena semua pelajaran dapat dipelajari. Nasehat ini pula yang menjadi salah satu bekal dirinya mendulang kesuksesan. Kini, ketika ia kembali bertemu dengan adik-adiknya di SMAN 1 Lemahabang, nasehat Bapak Herman Abdullah kembali disuarakan Mustoha untuk melecut semangat belajar mereka. Mustoha berharap agar kedatangannya kali ini benar-benar mampu memotivasi dan menginspirasi mereka untuk tumbuh menjadi generasi sukses yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. • DR

DUTA Rimba 39


Dok. Humas PHT

RIMBAKHUSUS

Reformasi Pusdiklat SDM Perum Perhutani Di tengah aktivitas direksi mengajar di sejumlah sekolah, perlu juga kita tengok proses pendidikan di internal Perum Perhutani. Lembaga yang sangat berkepentingan bagi pembentukan sumber daya manusia Perhutani yang handal adalah Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) SDM. Dan selama beberapa tahun terakhir Pusdiklat SDM telah melakukan banyak perubahan sistem dan pola. Semua itu dilakukan demi mencapai kualitas pendidikan yang terbaik bagi SDM Perhutani.

M

anajemen Perhutani telah menggulirkan proses transformasi di tubuh perusahaan. Lewat tagline “Menuju Perhutani Ekselen”, Perhutani bergelut dengan semua agenda transformasi. Sejalan dengan transformasi bisnis tersebut, SDM yang berkualitas memegang peran sangat penting untuk mengeksekusi pelaksanaan semua agenda transformasi. Sehingga,

40 DUTA Rimba

kualitas SDM harus terus ditingkatkan dan dikembangkan. “Sejalan dengan proses transformasi bisnis, Pusdiklat punya peran yang sangat strategis, yaitu yang pertama sebagai pusat perubahan. Yang kedua sebagai organisasi pembelajaran. Yang ketiga sebagai lembaga konsultasi yang mungkin terkait dengan pengelolaan hutan secara umum. Yang keempat sebagai pengukur gap of competency.

Jadi, semua level atau jenjang jabatan ini harus diukur lalu ditemukan gapnya. Pengukuran dan penghilangan gap itu juga harus bisa dilaksanakan di sini,” kata Kepala Pusdiklat, Moedjijono B Santoso. Mengingat pentingnya peran itulah, Pusdiklat di bawah kepemimpinan Moedjijono melakukan proses reformasi atau perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada sebelumnya. Menurut Moedjijono,

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Dok. Humas PHT

saat ini proses reformasi yang sudah berjalan adalah melakukan optimalisasi aset-aset. Jika dulu Pusdiklat bisa dikatakan tidak menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang, beberapa tahun terakhir ini Pusdiklat sudah mulai menghasilkan pendapatan untuk perusahaan. Hal itu sejalan dengan program manajemen, bahwa di samping tugas pokok Pusdiklat untuk melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan, konsultasi, dan tugas lain yang diberikan pimpinan, di masa depan Pusdiklat harus mandiri dalam segala aspek. “Sekarang ini sedang digodok konsep revitalisasi Pusdiklat. Jadi, nanti kita akan mempunyai suatu konsep tentang bagaimana merespon perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita. Jadi, Pusdiklat ini memiliki peran yang sangat strategis terkait dengan proses transformasi bisnis yang sedang dijalankan. Sebab, program-program transformasi dari manajemen tidak akan bisa dieksekusi dengan baik tanpa ada peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ujar Moedjijono. Terkait dengan pentingnya peningkatan kualitas SDM itulah, Pusdiklat pun telah dilengkapi dengan kehadiran Assessment center. Assessment adalah suatu metode penilaian yang digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kapasitas seseorang secara komprehensif, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk menilai kemampuan calon yang akan diproyeksikan untuk menduduki posisi manajerial, baik calon dari luar perusahaan, maupun untuk kepentingan promosi jabatan. Pusdiklat juga telah merancang program-program pendidikan untuk membentuk insan-insan Perhutani yang mahir berbisnis. Hal itu sekaligus menjawab tantangan Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan,

Moedjijono B Santoso. Kepala Pusdiklat

saat memberikan sambutan di Hari Ulang Tahun ke-52 Perhutani, bahwa Perhutani harus punya ahli bisnis. Sebab, jika kemampuan berbisnis itu tidak diasah, Perhutani akan sulit bersaing dengan pihak swasta. “Kualitas teman-teman SDM yang ahli di bidang pengelolaan hutan saya kira cukup bisa diandalkan. Terutama teman-teman di lapangan, mulai dari mandor, mantri, KRPH, Asper, sampai jajaran di atasnya. Tetapi SDM yang memiliki talenta bisnis memang agak langka. Ada gap di sana. Penghilangan gap ini harus dilakukan. Seharusnya (program pendidikan bisnis) itu telah terselenggara, namun setelah diukur, dua tahun ini hal itu terkendala karena ada keterbatasan anggaran. Tetapi hal itu penting karena ia masuk di dalam mata rantai proses transformasi bisnis. Ketika hal itu terkendala, akhirnya rantai ini menjadi terputus,” urainya. Kendati begitu, di internalnya Pusdiklat terus melakukan reformasi. Kini, setiap tahun Pusdiklat selalu meraih capaian pendapatan yang melebihi target yang ditentukan. Di triwulan pertama tahun ini saja, penghasilan Pusdiklat sudah hampir mencapai 100 persen dari target 350 juta rupiah. Maka, tak heran jika Moedjijono yakin di akhir tahun nanti mereka akan sanggup mencapai 300 persen dari target. Inilah contoh

tentang bagaimana mengelola mindset bisnis SDM Perhutani terhadap aset-aset yang dimiliki. “Sekarang, aset yang dimiliki Pusdiklat yaitu gedung Aula sudah tidak pernah berhenti setiap Sabtu dan Minggu untuk disewa. Lapangan futsal itu juga tidak pernah berhenti, selalu ada kegiatan. Menghasilkan uang terus. Tetapi tetap yang intinya fasilitas itu memang untuk fasilitas pendidikan, walaupun pada saat-saat kosong, fasilitas itu bisa dioptimalkan untuk bisnis. Sebetulnya, di manapun juga hal itu bisa dilakukan. Dan banyak yang bisa menghasilkan. Sebab, sumber daya hutan kita dengan sumber daya alam yang ada di dalamnya cukup besar dan bisa dioptimalkan,” ucapnya. Salah satu yang juga menjadi perhatian Pusdiklat adalah mengubah pola pikir dan kultur dari kultur birokrat ke kultur korporat. Hal ini penting karena kini kultur birokrat masih cukup kental. Sehingga, ruang untuk dapat mengekspresikan ide-ide kadangkadang terbentur birokrasi yang ada. Begitu juga pengawalan-pengawalan terhadap rangkaian menuju pelaksanaan kultur korporat. “Sebetulnya, semua itu sudah dirumuskan di dalam transformasi yang akan dilaksanakan. Kini tinggal komitmen semua jajaran, dipadu dengan pengawalan yang rapih, dan evaluasi agar segera dapat memerbaiki apa yang kurang, untuk bisa mencapai tujuan itu. Dan semua sudah dirumuskan di dalam transformasi yang kita laksanakan. Tinggal kita evaluasi. Sebab, apa yang sudah dirumuskan perlu dieksekusi dengan baik, dievaluasi, dikawal dengan baik, dan ada komitmen dari semua pihak, terutama manajemen. Komitmen itu penting. Pengawalan itu penting. Sebab, kalau komitmen ini sudah tidak terjaga, menjadi tidak konsisten, lalu ada pembiaran terhadap persoalan yang ada. Maka, harus dikawal dengan komitmen yang tinggi,” urainya. • DR

DUTA Rimba 41


SOSOKRIMBA

Ewa Polano, Semangat "Sweden The Forest Kingdom"

Hari itu, 28 Mei 2013, Stockholm bertemperatur 18 derajat celcius. Tepat pukul tujuh lebih lima puluh enam menit. Di tengah udara dingin, seorang perempuan bule, cantik, berambut blonde tersanggul rapi, mengenakan busana corak tenun khas Indonesia warna kuning oranye, berjalan tegap memasuki ruangan pertemuan di Hotel Radison Blue Stran. Satu hari sebelumnya, saya sudah melihat kesibukannya di sebuah tempat, mempersiapkan kehadiran Presiden Republik Indonesia di Swedia. Perempuan itu adalah Ewa Ulrika Polano, Duta Besar Swedia untuk Indonesia. Jabatan yang disandang sungguh pas dengan kelincahan gerak dan keahliannya.

S

elasa pagi itu, Ewa Polano bersama Menteri Kehutanan RI hadir pada acara penandatanganan kerjasama antara Perum Perhutani dengan SSC Forestry Swedia. Dalam memberikan sambutan selamat datangnya, Ewa Polano sangat menghargai kehadiran Menteri Kehutanan RI ke Swedia yang menurut dia berkomitmen tinggi mendukung kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Swedia yang sifatnya G to G maupun B to B. Ia termasuk orang yang senang bahwa akhirnya

42 DUTA Rimba

Perhutani yang merupakan pengelola 2,4 juta ha hutan di Indonesia bekerjasama dengan Swedia. Siapa Ewa Polano, dan apa hubungan dengan Perhutani? Ewa Ulrika Polano lahir 5 Januari 1958 di St. Malm Sweden. Asli berkebangsaan Swedish dan berprofesi sebagai Diplomat Kementerian Luar Negeri Swedia. Selain sebagai Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano juga ditunjuk pemerintahnya sebagai Duta Besar Swedia untuk Asean dan Republik Demokratik Timor Timur sejak 2010.

Berlatar pendidikan Internasional Politik Science dari Universitas Swedish. Ewa menambah ilmu di Universitas Gothengurg Stockholm dan Upsalla tahun 1985 sampai 1988 di bidang diplomatik tentang hubungan bilateral, multilateral, internasional dan sebagainya. Dalam catatan curriculum vitae yang dikirim kepada Duta Rimba (DR), tercatat Ewa memulai karir diplomatiknya sebagai third secretary di Kedutaan Swedia Netherland tahun 1980-an, selanjutnya Ewa Polano bertugas sebagai Secondary Secretary Kedutaan Swedia Vietnam

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

Dok. Humas PHT

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 43


Dok. Humas PHT

Dok. Humas PHT

SOSOKRIMBA

di Hanoi mulai 1983 sampai 1984, dilanjutkan bertugas di Singapore. Karir diplomatiknya terus menaik. Beberapa negara yang tercatat pernah menjadi tempat tugasnya antara lain adalah Kuwait, Iraq, Guinea Bissau, Argentina, Siria, Jerman, Mexico. Tetap memegang erat bahasa swedish sebagai bahasa ibu, perempuan yang bersuamikan Paul E Polano dan memiliki dua putra Erik dan Nils ini, menguasai bahasa inggris, jerman, spanyol, belanda juga perancis dan sebagian portugis serta italia. Bagaimana dengan bahasa indonesia? Tentu saja Ewa sangat aktif belajar bahasa Indonesia sejak pebruari 2010. Tidak tanggung-tanggung khusus belajar ke Yogyakarta. Ketika baru menjabat Duta Besar (Dubes) Swedia di Indonesia pada September 2009, Ewa Polano

44 DUTA Rimba

Swedia juga memiliki ambisi untuk mengembangkan entrepreuners untuk produk kehutanan di Swedia maupun dengan mitra internasional seperti Indonesia. Di sinilah saya melihat potensi besar!

mengaku belum pernah mendengar tentang Perhutani. Dengan cepat Dubes Swedia ini belajar tentang betapa hebatnya fakta tentang Indonesia, antara lain sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, negara kepulauan terbesar, juga negara dengan wilayah hutan terbesar kedua di dunia setelah Congo. Dengan kesibukannya yang luar biasa, tidak mudah tim DR bertatap muka untuk wawancara. Namun demikian disela penerbangan dari Jakarta ke Swedia Ewa Polano berkenan merespon pertanyaan tim DR melalui surat elektronik. Berikut ini petikannya.

Kapan dan bagaimana mengenal Perhutani? Bulan Desember 2009 adalah pertemuan pertama saya dengan

Perhutani. Saya ingat dengan baik, Swedish International Development Cooperation agency (SIDA) waktu itu menawarkan pengembangan kapasitas berkelanjutan. Saat itu SIDA mengadakan kursus sertifikasi kayu di Semarang untuk peserta dari seluruh dunia, dan Perhutani adalah tuan rumah kursus. Saya hadir dan memberikan pidato pada acara tersebut. Saya bertemu Upik Rosalina, Direktur Perhutani (waktu itu, red) dan saya sangat terkesan dengan beliau, juga tim yang bagus di sekelilingnya�. Saya belajar banyak pada kursus sertifikasi kayu, Tujuan utama kursus adalah untuk memberikan peningkatan kapasitas sehingga indonesia dan negara-negara lain yang berpartisipasi, bisa belajar lebih banyak tentang bagaimana menjadi negara yang siap ekspor

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


produk kehutanan sesuai dengan standar internasional, siap untuk pasar internasional terutama ke pasar uni eropa. Setelah kegiatan kursus tersebut, kedutaan besar swedia memiliki beberapa tindak lanjut untuk memperdalam kerjasama dengan Perhutani.

Mengapa mendukung kerjasama Perhutani dan SSC? Swedia ingin berbagi pengetahuan dengan Indonesia tentang penerapan pengelolaan kehutanan berkelanjutan dan mengembangkan kerjasama dengan melibatkan enterprener sekitar. Ini dalam rangka mempersiapkan produk Indonesia menjadi ekstra menarik di pasar internasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat Indonesia yang tinggal didekat hutan. Presiden anda (Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, red) menyebutnya "Sustainable Growth With Equity" atau "Pertumbuhan berkelanjutan dengan ekuitas" dan apa yang kita bicarakan dalam bidang kehutanan ini adalah contoh yang sangat baik bagaimana mengembangkan "pertumbuhan berkelanjutan dengan ekuitas". Pemerintah Indonesia memiliki ambisi untuk mengembangkan ekonomi. Bukan hanya eksportir komoditas, tetapi menjadi negara yang meningkatkan rantai yang bernilai dan mengembangkan kapasitas indonesia di bidang ekspor dan perdagangan dunia melalui barang-barang olahan, seperti produk kehutanan, furniture kayu, bioenergi dengan sistem yang adil. Swedia ingin berkontribusi kepada pembangunan di Indonesia. Salah satu cara penting berbagi pengetahuan adalah melalui peningkatan kerjasama antara Perhutani dan Swedia. MoU yang

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

ditandatangani di Stockholm Swedia pada Mei 2013 lalu adalah momen besar dengan kehadiran Menteri Kehutanan Republik Indonesia Zulkifli Hasan. Ketika Perhutani (Direktur Utama, Bambang Sukmananto, red) dan SSC Forestry Swedia (Direktur Eksekutif, Klas Bengstoon, red) menandatangani kerjasama tersebut, beberapa mitra SSC Swedia juga hadir di sana. Mereka akan berkontribusi juga untuk tukar menukar, transfer pengetahuan serta teknologi antar negara, universitas, perusahaan swasta dengan melibatkan SP. Kita akan melihat lebih dalam perkembangan ekspor kehutanan, solusi energi renewlable, dan solusi berbasis bio.

Apa harapan Swedia kepada Perhutani? Lembaga Swedia seperti SIDA, Swedia SSC, Univerisitas Swedia dan sektor swasta ingin terus mengembangkan hubungan dengan Perhutani. Kami harus banyak belajar satu sama lain dan kita dapat bertukar pengalaman. Swedia juga memiliki ambisi untuk mengembangkan entrepreuners untuk produk kehutanan di Swedia maupun dengan mitra internasional seperti Indonesia. Di sinilah saya melihat potensi besar! Salah satu bidang yang sangat menarik misalnya adalah penelitian Swedia untuk agroforestry dan saya tahu Perhutani telah menyatakan minatnya melakukan pertukaran tentang know-how agroforestry ini. Semua merupakan aspek penting yang dapat dikembangkan sesuai keingininan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bagi Indonesia, yaitu untuk memecahkan masalah ketahanan pangan. Khususnya budidaya di bawah tegakan pohon hutan yang sesuai dengan iklim dan dapat sangat menguntungkan bagi

indonesia.

Kesan dan pesan untuk Perhutani? Saya terkesan dengan rakyat indonesia setelah menjabat Dubes Swedia di Indonesia sejak September 2009. Anda memiliki kekuatan sosial, sangat mampu dalam menangani situasi sosial, selama ribuan tahun dengan sejarah lapisan civilazations yang berbeda untuk membangun. Ketika Swedia masih dingin dan tertutup es, di sini sudah ada kehidupan budaya etnis dan berbeda. Indonesia tentu lebih maju daripada Swedia dalam aspek ini! Saya selalu senang bertemu teman-teman Perhutani karena anda adalah contoh yang sangat baik dari keramahan Indonesia dan saya sangat menghargai bagaimana anda memiliki cara pendekatan yang membumi, sangat ramah, selalu penasaran dan konstruktif. Anda selalu ingin belajar dan berbagi pengetahuan anda dengan kami di swedia. Bagi Swedia, hutan telah menjadi aset inti yang sangat penting dalam perekonomian selama ratusan tahun dan itu terjaga. Kita bisa saling belajar. Saya yakin bahwa ini adalah alasan mengapa kita menandatangani kerjasama yang sangat penting pada 28 Mei tahun 2013 di Stockholm antara Perhutani dan SSC forest Swedia! Begitu bersemangat Ewa Polano bercerita tentang Perhutani. Semangatnya ibarat ingin menumpahkan energi “the forest kingdom of Sweden” segera ke hutan di Jawa Madura yang menurutnya luar biasa. Hutan sebagai aset strategis dan memberi manfaat berkelanjutan kepada Indonesia khususnya bagi masyarakat sekitarnya.• Bahan: Hari Priyanto; Ditulis oleh: Susetiyaningsih

DUTA Rimba 45


LINTASRIMBA

Dok. Humas PHT

Dok. Humas PHT

Jati Plus Perhutani Panen Perdana

M

enurut Administratur (Adm) KPH Ngawi, Joko Siswantoro, pihaknya mulai mengembangkan Jati Plus tahun 2002. Saat itu, Puslitbang banyak melakukan uji coba Jati Plus dengan sistem KBK di wilayah KPH Ngawi. Ketika Jati Plus diujicobakan dengan pola stek pucuk pada 2004, KPH Ngawi juga menjadi lahan

46 DUTA Rimba

percontohannya. Kini, setelah 9 tahun, Puslitbang ingin meneliti tingkat keberhasilan klon ini. “Dari empat hektar tanaman Jati Plus, yang dipanen kali ini adalah dua hektar. Sedangkan dua hektar lagi yaitu di sebelahnya akan kita teruskan pemeliharaannya hingga daur normal sampai 20 tahun. Tetapi dari yang dua hektar yang kita panen itu juga

tidak seluruhnya ditebang,” katanya. Joko menyebut, berdasarkan hasil hitungan mereka, diperkirakan dari 1 hektar lahan tersebut, hasilnya kurang lebih dapat mencapai 100 meter kubik. Sedangkan hasil penelitian Puslitbang, jika daurnya lengkap 20 tahun diperkirakan akan menghasilkan 200 meter kubik. Artinya, pertumbuhan Jati Plus di

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Jati Plus Perhutani, produk unggul hasil riset Puslitbang Perum Perhutani, masuk babak baru. Pada 30 April 2013, klon jati hasil pembiakan silvikultur intensif melalui stek pucuk itu dipanen. Panen perdana tanaman berusia 9 tahun ini dilakukan di petak 61a RPH Sidolaju, BKPH Kedunggalar, KPH Ngawi.

KPH Ngawi ini bisa dikatakan bagus. Sisa tebangan pohon Jati Plus dari lahan 2 hektar tersebut juga akan ditumbuhkembangkan lagi lewat pola trubusan. Jadi, satu batang pohon Jati Plus akan dapat dipanen berkalikali. Ini juga merupakan terobosan tersendiri. Pemotongan Jati Plus tersebut dilakukan dalam rangka penelitian,

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

untuk mengetahui kualitas kayu dan riapnya. “Jadi kita ingin tahu realisasi dari potongan pohon sejumlah 1244 di lahan 2 hektar ini. Sebenarnya jumlah pohon di lahan 2 hektar ini adalah 1294 pohon, tetapi kita tinggal (tidak ditebang, red) sebanyak 50 pohon atau 25 pohon per hektar, untuk dipelihara sampai daur normal 20 tahun. Maksudnya agar kita tahu pohon-pohon ini di umur tuanya dengan jarak yang lebar seperti ini akan seperti apa. Tentu diharapkan akan lebih cepat besar,” tuturnya. Setelah ditebang, tiap-tiap pohon lalu dipotong-potong dengan panjang masing-masing 4 meter. Lalu, batang-batang jati hasil potongan itu dibawa ke TPK Banjarrejo KPH Ngawi. Di sana, kualitas hasil panen perdana itu diuji. Menurut Penguji Tingkat I KPH Ngawi, Sutikno, kayu-kayu hasil panen perdana tersebut secara kualitas masuk kategori mutu T dan M. Sebab, Jati Plus panen perdana tersebut masih mengandung lingkaran gubal yang cukup tebal. “Lingkaran gubal putihnya itu seharusnya tipis, tetapi yang ini masih tebal. Itu karena memang belum umurnya. Perbandingannya bisa dilihat dengan jati usia 60 tahun yang terlihat lingkaran gubal putihnya tipis sekitar setengah centimeter. Sekarang sudah ada aturan tentang gubal, maka ada hjd (harga jual dasar, red) gubal tersendiri, yaitu ada penurunan nilai 10 sampai 11 persen dari harga kayu normal. Tetapi, kami kemudian menyiasati dengan mengusahakan ada nilai tambah. Maka, kita potong

panjang – minimal 3,5 meter – dan itu akan memenuhi surcharge yaitu deep kelangkaan, sehingga nanti akan bisa menutup selisih yang 11 persen dari harga normal itu,” jelasnya. Sudah ada calon pembeli yang datang dan tertarik pada hasil panen perdana itu. Estimasi harganya adalah 1,4 juta rupiah. Hjd itu dihitung berdasarkan harga rata-rata kayu mutu T dengan panjang 2 sampai 2,90 meter, dikurangi selisih dengan non gubal yaitu 10 sampai 11 persen. “Para buyer yang datang dari Jepara dan sebagainya itu sudah ada yang lihat. Termasuk yang dari Pasuruan juga. Biasanya kayu yang gubal tebal banyak lari ke Pasuruan,” ujar Kepala TPK Banjarrejo KPH Ngawi, Dadi. Kendati belum memenuhi kualias terbaik, Jati Plus hasil panen perdana ini sudah menunjukkan kualitasnya. Padahal, usianya masih kurang dari setengah jalan. Seharusnya, Jati Plus dipanen saat usianya mencapai 20 tahun. “Walaupun memang lebih rumit dengan stek pucuk, tetapi hasil akhirnya lebih bagus. Dilihat dari kualitas bibit, jika dikembangkan dari biji otomatis indukan yang dikembangkan dengan cara generatif itu masih ada kemungkinan terjadi penyimpangan gen. Kalau stek, yang pertama yang jelas harapannya nanti indukan yang dikembangkan ini sesuai atau tidak mengalami mutasi gen. Yang kedua, tanaman juga mudah besar untuk pengembangannya,” demikian Joko. • DR

DUTA Rimba 47


LINTASRIMBA

Dok. Humas PHT

Lagi, Kerja Sama Perhutani dan Korea Green Promotion Agency

Tanggal 29 April hingga 2 Mei 2013, delegasi Perum Perhutani mengadakan pertemuan dengan Korea Green Promotion Agency (KGPA), di kantor pusat KGPA di Seogu, Daejeon, Korea. Pertemuan itu menghasilkan penandatanganan “MOU and Joint Operation Contract on the Trial Biomass Plantation between Korea Green Promotion Agency and Perum Perhutani”.

D

elegasi Perhutani dalam pertemuan bisnis tersebut adalah Direktur Utama Bambang Sukmananto, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Strategis Tedjo Rumekso, Kepala Unit I Jawa Tengah Teguh Hadi Siswanto, Kepala Biro Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan Unit I Djoko Sukrisno Riyanto, dan Administratur/KKPH Semarang Bob Priambodo. Delegasi Perum Perhutani diterima oleh Presiden KGPA Jang Chan-Sik, Youn Jung-Soo (Executive

48 DUTA Rimba

Director), Dr Kong Young-Ho (Director of Global HQ), dan Dr Youn Yang (Expert Advisor). Di dalam pertemuan ini disampaikan bahwa Korea Forest Service (KFS) menempatkan rencana pengembangan tanaman biomassa di Indonesia sebagai prioritas pertama dalam rencana proyek kehutanan di luar negeri. Mereka sangat mendukung kerja sama dengan Perum Perhutani . KFS mendukung penuh pihak swasta dalam mengembangkan kerja sama penanaman di luar

negeri, melalui pemberian kebijakan, penelitian, pendidikan tenaga ahli, dan pendanaan berupa soft loan. Pada akhir tahun 2012, KFS telah memfasilitasi 29 proyek di Indonesia dan negara lain semisal Kamboja, Vietnam, Laos, dan Selandia Baru, dengan luas mencapai 280.000 hektar. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk penanaman biomassa dilakukan di gedung Forest Vision Center milik KGPA di Seoul. MoU itu ditandatangani oleh Direktur Utama Perum Perhutani dan Presiden KGPA. Turut menyaksikan, Acting Executive Director of Asian Forest Cooperation Organization (AfoCO), Dr Park ChongHo. MoU ini menyepakati perubahan dari “Memorandum of Agreement on Cooperative Biomass Plantation and Wood Pellet Manufacturing in Purwakarta, Indonesia” yang ditandatangani sebelumnya pada tanggal 18 Oktober 2011. Uji coba penanaman biomassa seluas 500 hektar dilaksanakan di Semarang. Selain itu, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (Joint Operation Contract) oleh Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dan Presiden Direktur PT KGPA Indonesia Mr. Lee ChangBae, disaksikan oleh Direktur Utama Perum Perhutani dan Presiden KGPA, dengan obyek kerja sama itu adalah uji coba penanaman biomassa pada kawasan hutan BKPH Tanggung dan BKPH Padas di KPH Semarang seluas 500,9 hektar. Jenis tanamannya adalah Gliricidia sepium jarak tanam 1 x 1 meter. MoU berlaku sejak ditandatangani, berakhir pada 31 Juli 2015, dan dapat diperpanjang dengan syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak. • DR

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dahlan Iskan Tanam Porang Massal di Hutan Perhutani

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Dok. Humas PHT

M

enteri Negara BUMN Dahlan Iskan dan Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, didampingi Bupati Blora Djoko Nugroho, Sabtu pagi 27 April 2013, melakukan penanaman porang secara massal, bersama hampir seribuan petani desa di wilayah Kabupaten Blora. Aksi tanam porang tersebut dilakukan di Petak hutan 7087D, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cabak, Bagian Kesatuan Pemangkuan hutan (BKPH) Cabak, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Perhutani Unit I Jawa Tengah. Ini adalah acara Penanaman Massal Porang Perdana di lahan seluas 16,2 Ha. Rencananya, akan dilanjutkan dengan penanaman lanjutan hingga mencapai luasan 1200 Ha di Kabupaten Blora. Seperti gayanya selama ini, tanpa basa-basi Dahlan Iskan menyampaikan salam kepada para petani yang telah menunggu selama sekitar satu jam. Setelah menghitung mundur dari angka tujuh, Menteri BUMN memukul gong dan mengajak seluruh petani yang hadir serentak menanam porang. Saat memberikan sambutan, Dahlan Iskan menyatakan terkesan terhadap kesigapan Perhutani merealisasikan penanaman porang di Blora sehingga bisa lebih cepat. Padahal, yang rencananya acara ini baru akan diadakan September nanti. Ia lalu berkisah, dua bulan lalu saat memimpin rapat tentang Porang di Randublatung, Dahlan meminta Perhutani mengeksplorasi tanaman yang baik dan menguntungkan

sebagai tanaman sela, di antara jarak, empon-empon, jagung dan porang. Porang akhirnya dipilih, karena pasarnya sudah ada yaitu Jepang dan China. Sementara Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dalam sambutannya mengatakan, saat ini Perhutani sudah memiliki pabrik porang di Pare Kediri dengan kapasitas masih 500 ton per hari. Di tahun 2014, Perhutani akan mendirikan pabrik porang di Blora dengan kapasitas 30.000 ton per hari. Sebab, permintaan porang dari dalam dan luar negeri begitu tinggi. Selain itu, pabrik yang dibangun tahun 2014 itu diharapkan sudah bisa menampung hasil panen porang perdana yang diperkirakan tahun 2015. Bupati Blora, Djoko Nugroho, menyatakan, menyambut baik rencana pendirian pabrik porang di Blora. Sebab, belum satupun pabrik berdiri di kota dengan julukan kota sate ini. Apalagi 49 persen wilayah Kabupaten Blora merupakan kawasan hutan Perum Perhutani. Maka, ia menyebut keberadaan pabrik pengolahan porang Perhutani di sekitar Blora itu sudah

sesuai. Porang sendiri baru bisa dipanen dua tahun setelah ditanam. Selama masa itu, nantinya petani akan mendapat upah bulanan sekitar Rp 700.000 per orang, selain sharing dari Perhutani. Ketua kelompok porang adalah karyawan Perhutani terutama mandor-mandor lapangan. Tujuannya agar karyawan Perhutani juga merasakan sejahtera. Saat ini sudah ada 120 ketua kelompok dan 1200an anggota. Dahlan berharap, pada 2015 akan menjadi 10.000 kelompok tani porang sehingga 100.000 orang menanam porang. Maka, bukan mustahil Blora akan jadi penghasil porang terbesar di dunia. Selain menanam porang, Dahlan menyempatkan panen empon-empon seperti temu lawak dan kencur putih yang ditanam masyarakat dengan sistem tumpangsari di hutan Perhutani. Hasil empon-empon inilah yang diperjuangkan Menteri BUMN agar empon-empon dibeli dengan harga wajar oleh produsen jamu Sido Muncul, hingga ia bersedia menjadi bintang iklan perusahaan tersebut. • DR

DUTA Rimba 49


LINTASRIMBA Perhutani Perkuat Bisnis Wisata Alam Anak perusahaan Perum Perhutani, PT Palawi Risorsis, memperkuat bisnis wisata alam untuk mendulang pendapatan agar bisa mandiri. Menurut Direktur Utama PT Palawi Risorsis Heru Luthfi Nazianto seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (17/6), ada tiga bisnis utama Palawi, yaitu pengelola wisata alam/hutan (wanawisata), penyedia jasa wisata, serta biro perjalanan yang termasuk di dalamnya sebagai penyelenggara meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE). Kendati, kata Heru, pendapatan rutin yang menyimpan peluang besar adalah pengelolaan wanawisata. “Paling sedikit kami mendapat pemasukan dari pengelolaan wisata hutan Coban Rondo (Jawa Timur) dan Batu Raden (Jawa Tengah) sebesar Rp130 juta/bulan, dan paling besar Rp200 juta/bulan,”katanya. Tren bisnis tersebut memiliki potensi tumbuh, terutama pada liburan sekolah dan hari besar keagamaan. Apalagi, tren kunjungan wisata alam kini semakin meningkat. Selama ini, diakuinya, Palawi banyak bersandar pada bisnis pengelolaan wanawisata. Untuk memperkuat pendapatan perusahaan, pihaknya telah meminta kepada Dirut Perum Perhutani untuk menambah satu wanawisata lagi yang dikelola Palawi, yakni Kawah Putih atau Curug Cilember. • Diolah dari : Jurnal Nasional

Perusahaan BUMN Lakukan Tanam Bersama Perum Perhutani bersama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan penanaman pohon secara bersama-sama di Bukit Hambalang, Desa Karang Tengah, Kec. Babakan Madang, Kab. Bogor, Senin (10/6/2013). Penanaman dimaksudkan untuk menambah produktivitas kawasan hijau. Staf Ahli Kementerian Kehutanan Bidang Perencanaan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Hari Santoso, menyatakan

50 DUTA Rimba

kegiatan penanaman pohon dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas, mutu, dan nilai sumberdaya hutan melalui pembangunan sumberdaya hutan berbasis kemitraan sekaligus meningkatkan daya dukung lingkungan Penanaman bersama merupakan acara penutupan kegiatan penanaman hasil kerjasama PGN bersama Perum Perhutani sejak 2012 lalu. Program kerjasama ini dilakukan dengan melakukan penanaman pohon dan perawatan di hutan wisata yang memiliki luas 380, 88 hektar. Di hutan wisata Hambalang sendiri telah ditanami dengan jenis tanaman pokok berupa pinus, tanaman pengisi puspa, serta kopi sebagai tanaman produktif masyarakat • Diolah dari: pikiran-rakyat.com

Hutan Desa Perhutani Unit I Capai 99% Pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) oleh Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah mencapai 99% mencakup 1.920 desa dari sejumlah 1.930 desa kawasan sekitar hutan yang di sasar. Program PHBM itu mulai diselenggarakan sejak 2001 yang bertujuan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui pemanfaatan ruang lahan hutan untuk pertanian tanaman pangan Kepala Sub Seksi PHBM Perum Perhutani Jateng, Cahyono mengatakan sejak program dimulai 12 tahun lalu hingga periode 31 Maret 2013, pihaknya telah bekerja sama dengan 20 kesatuan pemangkuan hutan (KPH) di wilayah Kabupaten/Kota provinsi Jateng. “Proses PHBM berupaya menjadikan kawasan desa di sekitar hutan menjadi lebih berdaya guna pemenuhan kebutuhan pasar dan industri,” katanya. • Sumber: Bisnis Indonesia

PR Perhutani Raih Prestasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara menetapkan BUMN Best Public Relation Officer dan BUMN Best PR Program,

Rabu (5/6). Acara ini untuk meningkatkan kualitas humas perusahaan pelat merah. Pemilihan ini diikuti oleh 42 BUMN, yang terdiri dari 30 pegawai humas yang mengikuti pemilihan BUMN best PR officer, dan 34 BUMN yang mengikuti pemilihan BUMN Best PR program. Para penilai lomba ini adalah Ketua Perhumas dan Direktur London School of PR Prita Kemal Gani, Rektor Universitas Multi Media Nusantara Henny Widyaningsih, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot S Dewa Broto, dan Direktur Utama Info Media Eddy Kurnia. Dalam perhelatan ini Perhutani meraih prestasi setelah Kepala Humas Perum Perhutani, Susetiyaningsih, mendapat penghargaan sebagai pemenang terbaik kedua dalam BUMN Best PR Officer 2012 level general manager. • DR

Perhutani, Polres dan Komunitas Trail Tanam Pohon Sebagai wujud kepedulian lingkungan dan pembauran bersama masyarakat, Polres Grobogan bersama Perhutani KPH Gundih dan komunitas trail RFC serta P-Gatra melaksanakan penghijauan berupa penanaman pohon di sepanjang jalan Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Senin (17/6). Ratusan pecinta trail yang dipimpin langsung Kapolres AKBP Langgeng Purnomo SIK MH meluncur dari Mapolres menuju lokasi penanaman melalui jalur hutan KPH Gundih, sejak pagi. Rute yang dilalui dikenal cukup ekstrem. ‘Kegiatan ini juga sebagai salah satu agenda rangkaian HUT Ke-67 Bhayangkara. Sengaja kami mengajak para pecinta trail, supaya mereka lebih dekat dengan lingkungan, apalagi selama melakukan aktifitas, bersinggungan langsung dengan lingkungan di hutan,’’ kata Kapolres didampingi Wakapolres Kompol Anton Perda SIK dan Kasat Reskrim AKP Ngadiyo SH. • Diolah dari: suaramerdeka.com

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


J

ajaran Sekretariat Perusahaan, 19 Mei 2013 pagi, menggelar aksi penanaman pohon di petak 50 RPH Lembang BKPH Lembang. Acara tersebut merupakan rangkaian dari rapat Triwulan I tahun 2013 yang diadakan sehari sebelumnya. Seluruh personel Sekretariat Perusahaan Kantor Pusat Perum Perhutani, yang terdiri dari 4 Biro, yaitu Biro Humas, Protokoler dan Kesekretariatan; Biro Hukum dan Kepatuhan; Biro Teknologi dan Informasi; serta Biro Manajemen Risiko, ikut dalam kegiatan tersebut. Jumlah bibit yang ditanam saat itu di lahan dengan luas baku 27,00 Ha itu adalah 500 plances, terdiri dari Pinus, Damar, Rasamala, Puspa dan Jambu air. Kegiatan penanaman tersebut seakan menjadi wujud tema yang diangkat dalam rapat triwulan itu yaitu “Peduli Tanaman”. Tempat kegiatan penanaman pohon tersebut merupakan lokasi kerjasama PHBM yang merupakan demplot komoditi Hijauan Makanan Ternak (HMT)

Dok. Humas PHT

Sekretariat Perusahaan Kantor Pusat Peduli Tanaman

seluas 5 Ha yang dikelola oleh LMDH Cikole, Desa Cikole, Kecamatan Lembang. Hasil produksi HMT itu digunakan untuk menyuplai usaha Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), Jawa Barat. Saat memberikan arahan kepada seluruh peserta acara ini, Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, Sekretariat Perusahaan adalah bagian penting dalam struktur organisasi perusahaan. Sebab, ia merupakan bagian yang paling dekat dengan Direksi dan berfungsi sebagai corong perusahaan baik ke internal maupun eksternal. Sehingga, orang-orang yang ada di Sekretariat Perusahaan wajib menguasai informasi tentang Perhutani walau hanya secara garis besarnya saja.

Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan team building outbond. Lewat outbond tersebut, diharapkan seluruh personel dapat meningkatkan kualitas interaksi, komunikasi, keakraban, kebersamaan, dan kesadaran kerjasama. Selain itu, juga menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan pekerjaan dan mengatasi risiko. Lalu, meningkatkan motivasi diri dalam bekerja, disinergikan dengan tujuan kelompok dan organisasi. Serta, dapat merangsang tumbuhnya komitmen bersama untuk maju dan meningkatkan kinerja. Kendati hanya beberapa permainan yang dilakukan, namun rasa kebersamaan saat itu sangat terasa di antara seluruh personel Sekretariat Perusahaan. • DR

BRI Beri Dukungan Sistem Manajemen Kas Perhutani Bank BRI dan Perum Perhutani menandatangani kerja sama pemanfaatan dan penyediaan layanan jasa perbankan berupa pengelolaan operasional perusahaan melalui fasilitas cash management system Bank BRI. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Muhamad Ali mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah, mempercepat, dan

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

memberikan keamanan lebih kepada Perhutani dalam melakukan transaksi keuangannya. Nantinya Bank BRI akan mengelola pembayaran upah/ honor dan pembayaran hasil hutan para pekerja dasar Perhutani yang terdiri dari penyadap, blandong dan pesanggem, yang totalnya berjumlah 100.000 pekerja, mencapai Rp. 700 miliar per tahun.

Pembayaran upah dan hasil hutan ini sekaligus membuka akses perbankan bagi para pekerja dasar tersebut. Tidak menutup kemungkinan, BRI akan memperkenalkan fasilitas perbankan lain, seperti tabungan Simpedes, dan Britama, serta skema kredit komersil, seperti Kupedes bagi mereka yang ingin memulai usaha di sektor lain. • Diolah dari: www.bisnis.com

DUTA Rimba 51


WARISANRIMBA

52 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


WARISANRIMBA

Makam Kramat Jaya Raden Natakusumah

Dok. Humas PHT

Situs Tanpa Jejak

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Berkunjung ke situs-situs bersejarah kerap meinggalkan kesan mendalam. Keingintahuan terhadap kisah di balik situssitus itu membuat kita hendak berlamalama. Terlebih bagi mereka yang tidak sekadar berziarah, melainkan juga hendak ‘menyampaikan’ hajat yang diniatkannya.

DUTA Rimba 53


WARISANRIMBA

Mudah Dijangkau Namun Tak Dikenali Seperti di tempat-tempat yang dikeramatkan lainnya, nuansa magis begitu kentara saat memasuki area situs Makam Kramat Jaya Raden Natakusumah. Terlebih situs ini berada di tengah tegakan pohon

54 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

S

umedang merupakan sebuah wilayah yang menyimpan begitu banyak kisah. Bahkan di antaranya masih dapat ditemukan sejumlah situs sebagai saksi sejarah. Nama Sumedang diyakini berasal dari Sumedang Larang yang pernah berjaya di masa pemerintahan Pangeran Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun sekitar tahun 1578. Sumedang Larang dikenal luas hingga ke pelosok Jawa Barat dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Selatan sampai dengan Samudera Hindia, wilayah Utara sampai Laut Jawa, wilayah Barat sampai dengan Cisadane, dan wilayah Timur sampai dengan Kali Pamali. Kini, Sumedang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang terletak sekitar 45 km Timur Laut Kota Bandung. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di Utara, Kabupaten Majalengka di Timur, Kabupaten Garut di Selatan, Kabupaten Bandung di Barat Daya, serta Kabupaten Subang di Barat. Menyusuri Sumedang untuk merekam jejak situs yang tersisa sangatlah menarik. Kali ini, DUTA RIMBA berkesempatan mengunjungi sebuah situs, berupa makam yang diyakini sebagai peristirahatan terakhir Raden Natakusumah. Makam yang berada di kawasan Perhutani KPH Sumedang ini, konon, kerap dikunjungi banyak peziarah dari beragam daerah.

Nuansa magis begitu kentara saat memasuki area situs Makam Kramat Jaya Raden Natakusumah.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

Makam Kramat Jaya Raden Natakusumah berada di dalam sebuah bangunan. Di samping bangunan itu terdapat sebuah pendopo kecil. Sementara di depan bangunan tersebut terdapat patung harimau besar bercorak loreng.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

jati yang rata-rata usianya di atas 50 tahunan. Beberapa di antaranya bahkan tergeletak, rubuh menimpa beberapa makam di bawahnya. Tidak banyak kisah yang didapat DUTA RIMBA saat berkunjung ke makam kramat jaya Raden Natakusumah. Masyarakat setempat yang ditanyai pun kerap menggeleng saat ditanya asal muasal makam kramat dan sosok yang berbaring di dalamnya. Begitupun sang juru kunci yang enggan berbagi kisah, karena khawatir salah memberikan informasi. “Saya pribadi tidak mengetahui asal-usul Raden Natakusumah. Mohon maaf, takut salah,” ujar Dayat, sang juru kunci. Dayat mengakui jika dirinya hanya meneruskan status yang diemban orangtua dan leluhurnya. Namun sayang, Dayat tidak pernah mendapatkan cerita terkait Raden Natakusumah dari orangtuanya. Ia hanya diajarkan bagaimana membimbing para peziarah bertawassul untuk menautkan hajat kepada Sang Pencipta. “Malahan seringkali para peziarah yang lebih mengetahui siapa Eyang Raden Natakusumah ini,” tuturnya menambahkan. Meski tak banyak yang mengetahui rekam jejak Raden Natakusumah, namun makam ini sering dikunjungi para peziarah. Utamanya di hari-hari tertentu, seperti malam Jumat Kliwon. Para peziarah yang datang dari beragam daerah membawa maksud berbeda, mulai minta dimudahkan dalam urusan pekerjaan, bisnis, jodoh, atau sekadar ‘ngalap’ berkah. Bahkan para peziarah banyak pula yang sengaja menginap. Makam Kramat Jaya Raden Natakusumah berada di dalam sebuah bangunan. Di samping bangunan itu terdapat sebuah pendopo kecil. Sementara di depan

DUTA Rimba 55


Dok. Humas PHT

WARISANRIMBA

bangunan tersebut terdapat patung harimau besar bercorak loreng. Tampak di atas badan patung harimau itu terdapat sisa-sisa bunga yang ditaburkan. Secara administratif, Makam Keramat Jaya Rd. Natakusumah yang berada di Petak 51 h RPH Ujungjaya, BKPH Ujungjaya, KPH Sumedang ini berada di wilayah Desa Ujungjaya Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang. Lokasinya yang berada persis di sisi jalan Ujungjaya perlintasan kendaraan Cirebon – Jakarta, membuat situs ini mudah

56 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

“Saya pribadi tidak mengetahui asal-usul Raden Natakusumah. Mohon maaf, takut salah,” ujar Dayat, sang juru kunci.

dijangkau. Sebuah plang yang dipajang di sebuah pohon jati menegaskan bahwa situs ini berada di kawasan Perhutani. Plang tersebut sekaligus menegaskan pula bahwa Perhutani memiliki

pekerjaan rumah tambahan, yakni mengungkap sejarah keberadaan situs itu. Tujuannya tentu saja sangat mulia, agar situs-situs bersejarah tak kehilangan jejak dan dapat dikenali anak-cucu negeri ini.• DR

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 57


INSPIRASI

HUTAN KOTA

UKRAINA

Ketika hutan menjadi idaman manusia, Dimanapun pohon tegak harus ada.

58 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


LENSA

Tanah sejengkal, tanah sekelumit di ujung kota, namanya juga usaha, maka bersoleklah taman kota

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 59


60 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


mimpi bisa datang siang dan malam, menganga di antara rindang pohon bila hutan-hutan kota memeluk Kiev Ukraina

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 61


sejatinya rimba raya Indonesia lebih lantang bersuara bukankah akan lebih indah hutan kota kita bila dipelihara

62 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


mengepal air, mengirim angin, memberimu inspirasi di sudut-sudut kota

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 63


Pesan dari Waduk Sangiran:

Sungguh-sungguh

Kerja Oleh: Gito dfi.*)

N

asi Jotos ala Madiun, atau disebut Sega Bandem di wilayah seputar Tegal-Cirebon, dan di Solo biasa disebut Nasi Kucing, adalah menu sarapan bagi sekitar 70 karyawan Perhutani KPH Saradan pada Kamis pagi, 3 Januari 2013. Sekalipun menunya hanya Nasi Jotos, namun sarapan pagi itu dapat dikatakan sebagai sarapan penuh semangat. Sebab, pukul setengah tujuh pagi semua peserta sudah harus tiba di lokasi tepi Waduk Sangiran yang letaknya jauh di tengah hutan. Padahal, mereka datang dari semua BKPH di wilayah KPH Saradan. “Sarapan itu juga layak disebut sarapan penuh semangat, karena setelah itu para personel KPH Saradan akan melakukan kegiatan penanaman pohon bersama karyawan. Kegiatan penanaman tersebut

64 DUTA Rimba

dilakukan di Petak 62 dan Petak 53a, dengan luas total 30,2 hektar, wilayah RPH Pakolan BKPH Rejuno tahun tanam 2012 dengan sistem tanam banjar harian. Kegiatan penanaman di kedua petak ini memang mengalami keterlambatan, karena seharusnya sesuai tata waktu hal itu dikerjakan bulan November sampai Desember. Tetapi, sebab keterlambatan itu bukan karena mandor tanam yang malas atau KRPH dan Asper yang tidak kredibel. Keterlambatan kegiatan penanaman tersebut disebabkan lokasinya jauh dan sulit untuk mendapatkan tenaga kerja. Jika dengan jalan kaki, untuk menuju lokasi kedua petak ini perlu waktu mengitari Waduk Sangiran sejauh kurang lebih 6 kilometer. Jika ingin jaraknya lebih pendek, harus naik perahu selama 10 menit, lalu berjalan kurang lebih dua kilometer. Ada hal yang sedikit berbeda

dalam kegiatan penanaman kali ini. Setidaknya dibandingkan kegiatan penanaman serentak di semua KPH yang dilakukan bulan sebelumnya. Penanaman serentak saat itu dilakukan dengan berbagai acara seremonial, upacara demi upacara, kata sambutan dari pejabat satu diteruskan pejabat lain, dan seterusnya. Penanaman 3 Januari ini tanpa seremonial dan tanpa kata sambutan! Jika di acara penanaman serentak bulan sebelumnya peserta datang dengan tangan kosong karena lubang tanam sudah disiapkan dan diberinama berdasarkan penanam, kali ini berbeda. Peserta harus membawa sabit, cangkul, dan air minum dalam botol. Di lokasi tersebut tidak tersedia papan nama pejabat dan lubang tanam, tetapi hutan perawan yang gelisah menunggu dijamah para pecinta. Adm tak perlu mencari namanya di papan dekat

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


lubang tanam atau mencaritahu berapa pohon yang harus ditanam. Mereka bebas menanam di mana pun dan boleh juga menanam sebanyak-banyaknya. Bahkan, jika ingin mengkapling setengah atau satu hektar untuk ditanam sendiri pun bisa. Jika di bulan sebelumnya, biaya untuk acara penanaman serentak atau semacamnya di suatu KPH mencapai puluhan juta rupiah dengan hasil tanam beberapa ratus pohon,

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

maka di penanaman kali ini dengan biaya 800.000 rupiah untuk 2 kali makan Nasi Jotos peserta berhasil menyelesaikan penanaman 13 hektar atau 14.500 pohon. Ini memang sungguh-sungguh bekerja, bukan seremonial belaka. Ada beberapa pesan kecil yang terselip dari kegiatan ini. Pesan pertama, adalah “kita melakukan sesuatu dengan sederhana”. Toh dengan sederhana kita tetap dapat melakukan sesuatu yang besar. kesederhanaan tidak akan mengurangi harkat dan martabat. Bahkan dengan sederhana kita akan berhemat, mengingat kata pepatah “hemat pangkal kaya”. Pesan kedua adalah “pemimpin yang dekat dengan bawahan”. Sikap pemimpin yang merakyat seperti ditunjukkan Adm telah menjadi impian rakyat dalam segala waktu serta rentang sejarah dan tempat. Kepemimpinan yang merakyat dan dekat dengan rakyat adalah simbol keberhasilan kepemimpinan itu sendiri. Saya teringat kepada sosok

Menteri BUMN Dahlan Iskan, yang baru saja berkunjung ke Randublatung. Ketika turun dari kereta Ekonomi Blora Jaya, beliau memilih naik mobil Trajet keluaran tahun 2001. Padahal, mobil Alphard beliau sudah menunggu. Sikap Menteri BUMN yang merakyat ini tidak pernah mengurangi sedikitpun wibawa jabatan beliau dan tidak pula mengganggu kinerja beliau sebagai seorang menteri. Saya pun jadi teringat pada Joko Widodo atau Jokowi, Gubernur DKI Jakarta yang sampai mau merasakan banjir, masuk ke gorong-gorong, atau datang ke mana saja untuk mengetahui langsung masalah rakyat yang dipimpin. Akhirnya, Kamis siang itu, 3 Januari 2013, perahu demi perahu bergerak menyeberangi Waduk Sangiran, membawa teman-teman kembali setelah melaksanakan momentum sederhana. Penanaman bersama manajemen. Salam sungguh-sungguh bekerja! • *) Penulis adalah Pegawai Pelaksana KPH Saradan

DUTA Rimba 65


Dok. Humas PHT

66 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


ENSIKLORIMBA

Ki Hujan

Pohon Anti Pemanasan Global Gerakan one man one tree sebagai gerakan penghijauan nasional yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010 silam, kini, telah menjadi sebuah tren di berbagai perusahaan. Namun, dari sekian banyak pohon yang dapat ditanam, ada satu pohon yang sangat dianjurkan. Apa itu?

K

i Hujan namanya. Inilah salah satu pohon yang diyakini memiliki manfaat besar bagi bumi di tengah pemanasan global. Pohon yang dikenal juga sebagai pohon Trembesi ini sangat cocok dengan iklim tropis Indonesia. Terlebih di kawasan perkotaan yang sarat dengan polusi udara. Cobalah kita tengok terminalterminal yang umumnya sangat berdebu dan panas. Kondisi itu juga sedikit banyaknya mempengaruhi karakter manusia-manusia yang bekerja di tengah pusaran debu dan terik matahari. Penampakan terminal dan karakter manusianya, boleh jadi, akan berubah lebih baik jika di sejumlah titik di terminal ditanami pohon Ki Hujan. Ya, pohon Ki Hujan memang sangat baik untuk ditanam di tempat yang berpolusi dan panas. Tajuknya yang lebar dan daunnya

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal, pohon ini dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi pencemaran udara dan ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahunnya. Pohon ini juga sangat cocok sebagai peneduh karena daunnya lebat dan rindang. Tak heran jika Ki Hujan banyak ditanam di pinggir jalan dan pekarangan yang luas. Oleh Perum Perhutani, pohon Ki Hujan banyak ditanam sebagai peneduh di Tempat Penimbunan Kayu (TPK). Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI,

DUTA Rimba 67


ENSIKLORIMBA

Lebar Seperti Payung Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), Trembesi, Munggur, Punggur, Meh (Jawa), Ki Hujan (Sunda). Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut, Rain Tree, Saman Tree, Acacia Preta, dan False Powder Puff. Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam), Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia), Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis). Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari Meksiko, Peru dan Brazil namun sekarang telah tersebar ke seluruh daerah beriklim tropis termasuk ke Indonesia. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai batang yang besar, bulat dan tinggi antara 10-20 meter. Permukaan batangnya beralur, kasar dan berwarna coklat kehitamhitaman. Daunnya majemuk dan menyirip ganda. Tiap helai daun berbentuk bulat memanjang dengan panjang antara 2-6 cm dan lebar antara 1-4 cm dengan tepi daun rata. Warna daun hijau dengan permukaan licin dan tulang daun menyirip.

68 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini. Sayangnya, Ki Hujan menjadi kurang populer sebagai tanaman peneduh di wilayah perkotaan. Hal ini mungkin disebabkan karena pohon ini memiliki jaringan akar yang besar dan luas sehingga sering kali merusak bangunan atau perkerasan di sekitar lokasi tumbuhnya.

Pohon Ki Hujan memang sangat mudah dikenali dari karakteristik dahan pohonnya yang akan membentuk seperti bentuk payung, sehingga tak heran jika pohon ini disebut juga sebagai Si Payung Alam Pohon Ki Hujan memang sangat mudah dikenali dari karakteristik dahan pohonnya yang akan membentuk seperti bentuk payung, sehingga tak heran jika pohon ini disebut juga sebagai Si Payung Alam. Ki Hujan ini akan tumbuh melebar melebihi ketinggian pohonnya. Di negara asalnya pohon ini dipergunakan sebagai pohon

penyejuk di perkebunan maupun taman. Bunga Trembesi berwarna merah kekuningan. Buahnya berwarna hitam berbentuk polong dengan panjang antara 30-40 cm. Dalam buah terdapat beberapa biji yang keras berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 mm berwarna coklat kehitaman. • DR

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


1. Mampu menyerap karbondioksida (CO2) sebanyak 28,5 ton per tahun. Bentangan kanopinya sangat lebar mampu mencapai hingga 30 meter sehingga menurunkan suhu mikro antara 3-4 derajat Celcius. 2. Akarnya mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium untuk mengikat nitrogen hingga 78% dari kandungan nitrogen di udara. 3. Ki Hujan mampu bertahan hidup di lahan-lahan marjinal, dan lahan-lahan kritis, seperti bekas tambang, bahkan mampu bertahan pada keasaman tanah yang tinggi. Awalnya pohon ini hanya ditemukan di padang savana Peru, Brasil, dan Meksiko, yang merupakan daerah yang sangat minim air. 4. Berdasarkan penelitian Hartwell (1967-1971) di Venezuela, akar Ki Hujan dapat digunakan sebagai obat tambahan saat mandi air hangat untuk mencegah kanker. Ekstrak daun Ki Hujan dapat menghambat pertumbuhan mikrobakterium Tuberculosis (Perry, 1980) yang dapat menyebabkan sakit perut. Ki Hujan juga dapat digunakan sebagai obat flu, sakit kepala dan penyakit usus (Duke and Wain, 1981). 5. Hasil penelitian membuktikan bahwa pohon Ki Hujan yang ditanam di atas lahan satu hektar dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen (O2) yang mampu memenuhi kebutuhan oksigen untuk 1.550 orang per hari. Ki Hujan juga unggul dalam menanggulangi banjir sebab mampu menyimpan 900 meter kubik air tanah per tahun dan mampu menyalurkan (mentransfer) 4.000 liter air per hari. • DR

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Manfaat Ki Hujan

Dok. Humas PHT

M

enurut sejumlah penelitian, pohon Ki Hujan memiliki beragam manfaat, antara lain:

Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Upafamili : Mimosoideae Genus : Albizia Spesies : Samanea saman Nama binomial : Albizia saman (Jacq.) Merr.

DUTA Rimba 69


Dok. Humas PHT

RIMBADAYA

70 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


S

Dok. Humas PHT

emarang. Nyanyian burung terdengar merdu layaknya simponi hasil komposisi seniman besar menyambut kedatangan Duta Rimba. Ini kali pertama singgah di kota yang terkenal dengan simpanglima-nya itu. Singgah? Ya, karena perjalanan memang belum usai. Masih 40 kilometer lagi. Tujuannya adalah Desa Kedungjati, Grobogan. Atmosfir kuning keemasan, terik, panas menyengat, dan kegiatan jualbeli masyarakat desa hutan turut mewarnai perjalanan. Maka, jarak 40 km dari Kota Semarang pun tak terasa ketika mata dimanjakan oleh pemandangan pinggiran hutan jati berbatang lurus milik Perum Perhutani di kanan-kiri jalan. Tiba di Desa Kedungjati. Hari beranjak siang. Namun, panasnya matahari siang itu seakan tak terasa manakala melihat senyum cerah menghias wajah Sujiah. Di rumahnya yang asri khas pedesaan itu, ada sebuah warung kecil bertajuk “Kios Mbak Jiyah”. Di sana, Sujiah menjual macam-macam bahan kebutuhan pokok alias sembako. Tetapi, ada produk Mbak Jiyah yang menarik selain bahan-bahan kebutuhan pokok itu. Produk yang berupa jajanan itu kini menarik hati banyak konsumen. Yaitu keripik tempe kemasan.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Keripik Tempe

Mbak Sujiah dari Kedungjati Semula merupakan bagian dari tradisi, kini penghasilan jutaan rupiah per bulan berhasil didapat. Penganan dari tempe itu pun sanggup menghidupi keluarga pensiunan tenaga kerja kontrak Perum Perhutani ini. Hmm... seperti apa ya hasil olahan produk berbahandasar kacang kedelai itu? Bakat Turun Temurun Mengolah tempe adalah keahlian rata-rata orang asli Desa Kaliratan, Kecamatan Kedung Jati, Kabupaten Grobogan. Sehingga, Sujiah boleh dikatakan punya bakat alam mengolah kacang kedelai menjadi tempe. Bakat itu ia dapat dari keluarganya secara turun temurun. Hampir semua anggota keluarga besarnya punya kemampuan membuat tempe. Tempe hasil olahan keluarga tersebut dapat dijual mentah, dapat pula dikembangkan menjadi penganan siap santap. Itulah yang kini ia geluti dan mengisi hariharinya. Sepuluh tahun yang lalu, ibu dua anak ini mulai meneruskan usaha keluarganya di bidang pertempean.

Modal awal yang ia punya saat itu adalah Rp 5.000.000. Uang lima juta rupiah itu ia dapat dari pinjaman dari sebuah bank milik BUMN, dengan bunga lumayan tinggi dan persyaratan yang rumit. Sujiah adalah istri dari Purwadi, seorang Tenaga Kerja Kontrak (TKK) Perhutani yang telah purna tugas. Setelah suaminya pensiun, Sujiah pun mencanangkan tekad untuk serius melanjutkan usaha keluarganya mengelola produk di seputar tempe. Di tangan Mbak Jiyah, salah satu produk hasil pengembangan tempe itu dikenal dalam bentuk keripik tempe kemasan. Awalnya, Ibu Sujiah dibantu oleh anak-anaknya dalam proses mengolah bahan baku kedelai

DUTA Rimba 71


RIMBADAYA

Dok. Humas PHT

Usaha keripik tempe Sujiah yang kian moncer itupun menjadi incaran kalangan perbankan untuk mengucurkan kredit. Puluhan juta rupiah pun ditawarkan kepadanya. menjadi kripik tempe. Kedelai setiap hari ia dapatkan dari pedagang-pedagang di desa. Setelah diolah menjadi keripik tempe, kemudian Sujiah memasarkan produknya itu ke tetangga-tetangga terdekat. Pucuk dicinta ulampun tiba. Ternyata usaha keripik tempe made in Sujiah bersama keluarga mendapat sambutan yang luar biasa. Dan usahanya pun kian berkembang. Seiring perkembangan usaha, Sujiah pun merekrut tenaga kerja untuk membatunya. Selain karena banyaknya pekerjaan, perekrutan tenaga kerja itu diperlukan karena seorang anaknya sudah sulit membagi waktu untuk membantunya, lantaran telah punya kesibukan yang padat sebagai Anggota Polisi. Ia berdinas di Kepolisian Sektor Ngaliyan dengan pangkat Brigadir Kepala.

Meningkat Tajam Seiring waktu, banyak masyarakat penjual keripik tempe yang membeli tempe mentah darinya lalu menggorengnya sendiri dan dipasarkan ke berbagai daerah melalui Koperasi yang dikelola

72 DUTA Rimba

Perhutani. Selain itu, tenaga kerja yang membantunya pun bertambah tiga orang lagi sehingga berjumlah enam orang sekali proses. Dari usaha keluarga, usahanya meningkat tajam, apalagi setelah disokong oleh PKBL Perhutani. Sujiah yang merupakan anggota LMDH Wanajati ini diperkenalkan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh petugas Perhutani yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH/Asper). Modal pinjaman yang diberikan lewat PKBL Perhutani adalah Rp. 5.500.000. Artinya, lebih besar daripada pinjaman yang ia peroleh terdahulu dari bank. Lewat modal lima juta lima ratus ribu rupiah yang memiliki jangka waktu tiga tahun untuk pelunasannya itu, sujiah pun meneruskan usaha turunan tersebut. Berbekal kemauan, tekad bulat, dan kerja keras, Sujiah mampu meningkatkan penghasilannya dari rata-rata Rp 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu rupiah) per bulan, menjadi Rp 4.000.000 (empat juta rupiah) per bulan. Dan kini, dengan modal tambahan berupa pinjaman lunak

yang diberikan PKBL Perhutani, usaha produksi keripik tempe Sujiah pun merambah usaha lain semisal pupuk organik, pupuk kandang, dan mengembangkan usaha kelontongan (kios) yang dimilikinya. Usaha keripik tempe Sujiah yang kian moncer itupun menjadi incaran kalangan perbankan untuk mengucurkan kredit. Puluhan juta rupiah pun ditawarkan kepadanya. Tetapi Sujiah tetap bergeming. Yang ada di pikirannya saat ini adalah hanya Perhutani yang dapat membantu usahanya dengan memberikan pinjaman modal berbunga sangat rendah dan proses yang tidak berbelit-belit. Selain modal, ia pun mendapat bekal tambahan pengetahuan. Sebab, Sujiah pernah mengikuti pelatihan mitra binaan yang diselenggarakan Perhutani di Bogor, Jawa Barat. Hal seperti inilah yang diidam-idamkan pengusaha kecil di kampung seperti dirinya. Tentu wajar jika Sujiah masih punya keinginan, kendati keinginannya tidak muluk-muluk, yaitu terus mengembangkan usahanya hingga ke berbagai daerah. Dan tekadnya untuk meraih keinginan itu pun kian mantap. Seiring keberuntungan demi keberuntungan yang masih memihak kepada dirinya dan keluarga. Itu terlihat, misalnya, ketika entah dari mana asalnya burung walet yang terkenal di seantero dunia pun bersarang dengan anggun di atap rumah Sujiah. Hmm... • DR 

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 73


Dok. Humas PHT

Dok. Humas PHT

BISNISRIMBA

74 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


BISNISRIMBA

Mantapnya Kopi

Alas KedoE Masyarakat Indonesia punya tradisi minum kopi kental. Itu hal biasa mengingat banyaknya produksi kopi di tanah air. Potensi besar produksi kopi Indonesia itu juga ada di KPH Kedu Utara. Oleh karena itu, terjun ke bisnis kopi menjadi suatu hal yang niscaya. Lalu sejauhmana prospeknya?

B

ertahun-tahun manusia mengenal kopi sebagai tanaman yang dapat menghasilkan minuman mantab. Selain teh, kopi telah menjadi minuman favorit banyak di dunia sebagai sarana pergaulan atau suguhan bagi tamu yang datang. Sebetulnya bagaimana awal mula manusia menyukai kopi? Kopi merupakan biji dari pohon kopi. Biji kopi ditemukan sekitar tahun 800 SM di Eropa oleh seorang penggembala di Afrika bernama Khalid. Alkisah, Khalid kerap kali mengamati kambing-kambing yang ia gembalakan setiap hari. Kambingkambing itu tetap terjaga dengan mata terbuka lebar, walaupun matahari telah terbenam. Ia pun bertanya-tanya, apa yang membuat kambing-kambing itu demikian kuat tak terpejam. Setelah ia amati, ternyata kambing-kambing gembalaannya

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

tersebut suka memakan buahbuahan sejenis beri yang tumbuh di sekitar ladang mereka. Khalid tergerak untuk mengamati lebih jauh, khasiat buah itu. Khalid merasa bahwa buah sejenis beri itu memang bermanfaat. Kemudian Khalid pun mulai mencoba bereksperimen dengan memasak buah beri keras tersebut. Ia melakukannya dengan merebus langsung, menggoreng, bahkan menjemur. Kebiasaan ini pun lalu ditularkan ke keluarga, teman dan sampai akhirnya ke mana-mana, lalu menyebar ke seluruh penjuru Afrika. Beberapa ratus tahun kemudian, biji kopi ini dibawa oleh pedagang melewati laut merah menuju ke Arab Saudi, negara pertama yang mengembangkan minuman kopi. Dengan peradaban yang lebih maju dari negara asalnya, cara penyajian dan pengolahan kopi pun mengalami banyak kemajuan. Terus berlanjut, hingga hari ini, kopi dapat dikatakan

telah menjelajahi seluruh pelosok dunia.

Alas KedoE Indonesia merupakan negara penghasil kopi ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Kolumbia. Tak heran kebiasaan minum kopi di Indonesia menjadi tradisi yang sangat kental. Saat bangun tidur di pagi hari maupun menemani malam yang panjang, kopi menjadi teman setia orang Indonesia. Menghirup kopi kini tidak hanya dilakukan untuk menemani begadang, namun kopi sering juga dijumpai kala sedang santai atau di kala ingin menikmati waktu senggang, entah bersama keluarga atau bersama teman-teman. Dari kebiasaan inilah timbul ide bisnis kopi. Di dalam bisnis kopi, sang pebisnis tidak hanya menjual kopi semata, namun berbisnis dengan mengolah kopi tersebut menjadi minuman, sekaligus menyediakan

DUTA Rimba 75


BISNISRIMBA

Brand “Kopi Alas KedoE” dipilih karena memang potensi tanaman kopi yang dimiliki KPH Kedu Utara berada di wilayah kerjanya yaitu Candiroto, Temanggung, dan Ambarawa, yang notabene merupakan wilayah eks karesidenan Kedu.

Dok. Humas PHT

tempat yang nyaman untuk menikmatinya, alias bisnis kedai kopi. Kini, kedai-kedai kopi menjamur dan beragam di berbagai tempat. Dan yang paling tren sekarang ini adalah Café and Lounge. Kini, peluang bisnis kopi merupakan peluang bisnis yang diminati orang, karena kesibukan dan jadual yang padat seharian penuh, membuat setidaknya seseorang akan butuh untuk meluangkan sedikit waktunya guna beristirahat santai. Nah, istirahat santai dan nikmat dan mantap adalah dengan ditemani secangkir kopi. Itulah sedikit fenomena yang melatarbelakangi KPH Kedu Utara, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah memulai, merintis, dan mengembangkan bisnis kopi dengan bendera Kopi Alas KedoE. Brand “Kopi Alas KedoE” dipilih karena memang potensi tanaman kopi yang dimiliki KPH Kedu Utara berada di wilayah kerjanya yaitu Candiroto, Temanggung, dan Ambarawa, yang notabene merupakan wilayah eks karesidenan Kedu.

76 DUTA Rimba

Administratur KPH Kedu Utara, Iwan Setiawan, menuturkan, memulai bisnis ternyata tidak mudah, apalagi bisnis kopi. Banyak likaliku yang harus dilalui KPH Kedu Utara ketika awal proses merintis bisnis ini. Namun, semua itu mereka jalani dengan tekun. Dengan kenekadannya, mulailah sedikit demi sedikit Kopi Alas KedoE dikenal oleh masyarakat sekitar. Usul untuk mengelola bisnis kopi dicetuskan Budi Widodo di awal tahun 2012 ketika ia menjabat Administratur KPH Kedu Utara. Lalu, usul tersebut diwujudkan dengan pembangunan pabrik pada Juni 2012 oleh Endro Kusdianto yang saat itu menggantikan Budi sebagai Administratur KPH Kedu Utara. Kini, operasional pabrik tersebut diteruskan oleh Iwan Setiawan selaku Administratur KPH Kedu Utara saat ini. Rata–rata produksi pabrik Kopi Alas KedoE baru 8 dus per hari. Iwan bertekad, kendati dengan semua keterbatasan yang ada, ia akan

terus berupaya mengembangkan dan mengenalkan Kopi Alas KedoE kepada masyarakat luas. Yang utama, menurut dia, pabrik Kopi Alas KedoE harus terus berjalan!

Pemasaran Mandiri Pabrik Kopi Alas KedoE terletak di Jumo, Temanggung. Pemilihan daerah Jumo - Temanggung sebagai lokasi untuk mendirikan pabrik mempunyai alasan tersendiri, antara lain karena jaraknya yang dekat dengan keberadaan bahan baku. Perlu diketahui bahwa bahan baku kopi banyak tersedia di BKPH Temanggung, Candiroto, dan Ambarawa. Sehingga, dipilihnya lokasi pabrik di daerah Jumo Temanggung dinilai sedikit bisa menekan biaya transportasi bahan baku. “Kopi merupakan tanaman LMDH di ketiga daerah tersebut dengan pola sharing yang variatif. Dengan pola sharing itu tentunya penggarap lahan tidak menjual kopi hasil panenannya kepada pihak luar,

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Tentu saja ada pro dan kontra atas kebijakan Administratur yang dikenal suka bicara ceplas-ceplos ini. Namun, Iwan meyakinkan, cara tersebut dapat efektif sebagai medium promosi agar produk Kopi Alas KedoE cepat dikenal masyarakat. Kebijakan ini dipandang lebih efektif untuk mengenalkan dan mempromosikan Kopi Alas KedoE, karena promosi langsung dengan cara face to face dengan konsumen seperti itu akan menumbuhkan

kepercayaan konsumen. Kepercayaan itu pun akan lebih terpelihara jika pola pendekatan antar pribadi itu terus dijalankan dengan efektif. Diasumsikan bahwa setiap karyawan membawa satu dus kemasan kopi ke lingkungan keluarganya, baik yang pengonsumsi kopi maupun yang bukan. Bahkan, setiap hari Selasa, seluruh karyawan lingkup KPH Kedu Utara diwajiban minum kopi, kecuali bagi karyawan yang dilarang oleh Dokter dengan alasan kesehatan.

Dok. Humas PHT

akan tetapi menjual kepada Perum Perhutani dengan harga pasar,” paparnya. Kopi Alas KedoE pun terus bergerak. Biaya yang minim, khususnya untuk keperluan promosi dan pemasaran, bukan merupakan halangan bagi Iwan dan jajarannya. Demi menyiasati minimnya biaya, Iwan pun menerapkan sistem pemasaran mandiri. Artinya, setiap karyawan KPH Kedu Utara wajib menjual Kopi Alas KedoE di wilayahnya masing-masing.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 77


Dok. Humas PHT

BISNISRIMBA

Iwan Setiawan Administratur KPH Kedu Utara

Tetapi, di sisi lain Iwan pun tidak latah dengan memanfaatkan captive market yang ada di Perum Perhutani. Walaupun tidak dapat dimungkiri bahwa captive market yang ada di Perum Perhutani sangat potensial. Bayangkan, untuk wilayah Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah saja, ada sekitar 9000-an orang karyawan. Dan kalau dihitung-hitung, jika hanya memenuhi captive market ini saja sudah akan ada sekitar 9 ton kopi yang terjual dalam sekali proses pemasaran, dan itu menjadi penghasilan KPH Kedu Utara. Namun, hal itu tidak dilakukannya. Iwan dan jajarannya di KPH Kedu Utara lebih membidik pasar di luar Perum Perhutani, walaupun memang captive market yang ada itu tidak diabaikan begitu saja. Sebab, dengan cara pemasaran mandiri ke luar lingkup Perum Perhutani, akan memberikan perasaan memiliki (sense of belonging) di dalam diri setiap personel KPH Kedu Utara, sekaligus lebih melebarkan cakupan wilayah yang mengenal keberadaan

78 DUTA Rimba

produk Kopi Alas KedoE. Pemasaran secara langsung dengan pola mandiri pun berlanjut. Bahkan, warung-warung angkringan yang ada di sekitar Magelang pun mereka tawari dan mereka titipi kopi Alas KedoE ini. Pertama-tama warung-warung angkringan itu diberi gratis untuk mencoba. Lambat-laun, para pengelola angkringan pun mulai meminta Kopi Alas KedoE untuk mereka jual di warung, dan permintaan mereka terus meningkat dari hari ke hari. Tidak hanya berhenti di situ saja. Kopi Alas KedoE pun lambat laun mulai merambah masuk ke supermarket yang ada di daerah Magelang dan sekitarnya. Upaya untuk terus memperkenalkan dan mempromosikan produk ini pun tidak pernah berhenti. Saat ini, instansi yang ada di wilayah Magelang semisal PDAM, Pemkot Magelang, dan instansi-insatnsi lainnya, pun sudah banyak yang meminta Kopi Alas KedoE.

Obsesi dan Peluang Iwan Setiawan menyebut, ada obsesi ke depan untuk lebih memperkenalkan Kopi Alas KedoE kepada masyarakat luas. Obsesi itu akan diwujudkan dengan rencana membuat rest area di lokasi-lokasi yang strategis, semisal di daerah Parakan, Temanggung, Wonosobo, Dieng, dan lokasi-lokasi lain yang

dipandang strategis untuk ajang mempromosikan produk kopi ini. Untuk memberikan insentif bagi setiap karyawan KPH Kedu Utara, diambilkan dari margin yang didapat dari HJD (harga jual dasar) Kopi Alas KedoE dan HET (harga eceran tertinggi). Untuk setiap dus kemasan isi 100 gram dengan HJD Rp 7000, dijual dengan harga Rp 8000, sehingga terdapat margin keuntungan Rp 1000 untuk setiap dus yang terjual. Kentungan inilah yang diberikan kepada setiap karyawan yang memasarkan produk ini. Dan banyaknya karyawan yang berdomisili di luar Magelang, semisal di Semarang, Kendal, dan daerah-daerah lain, diangap lebih menguntungkan dari sisi promosi produk kopi. Hal itu merupakan peluang besar yang potensial untuk terus digarap. Untuk menjaga kualitas dan citra rasa Kopi Alas KedoE, dipekerjakan seorang mantan karyawan KPH Kedu Utara yang memahami seluk-beluk perkopian, mulai pemilihan biji, penyortiran, sampai pada proses produksi. Ia bertindak sebagai semacam Quality Control-nya. Sehingga, citra rasa serta kemurnian Kopi Alas KedoE dapat benar-benar terjaga. Dan – meminjam istilah pakar kuliner Bondan Winarno – mantapnya Kopi Alas KedoE pun kian maknyus. • DR

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 79


Bambang Sukmananto

Foto Cover BUMN Track

Dok. Humas PHT

Terfavorit

80 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


D

i dalam foto cover tersebut, Bambang Sukmananto berperan sebagai Indiana Jones dan bergelayut pada sebuah tali yang tergantung di sebuah pohon di tengah hutan. Di acara bertajuk “Malam Anugerah Cover Favorit 2012 BUMN Track” itu, gambar cover Indiana Jones ala Direktur Utama Perhutani itu meraih 30 persen SMS pembaca. Ia mengalahkan 12 cover lain majalah tersebut yang terbit selama tahun 2012, yang juga menampilkan para pemimpin BUMN dalam berbagai pose sesuai tema perusahaannya. Acara pengumuman hasil voting pembaca lewat SMS itu berlangsung di Hotel Borubudur Jakarta, 24 April 2013. Acaranya bertepatan dengan acara pemberian anugerah “Kartini BUMN 2013” kepada 15 Perempuan Direksi BUMN berprestasi. Di kesempatan itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan berkenan memberikan penghargaan Cover Terfavorit itu kepada Bambang Sukmananto dan pemenang lainnya. Pimpinan Majalah BUMN Track, Hadi M Djuraid, turut mendampingi Dahlan Iskan saat memberikan penghargaan tersebut. Posisi kedua cover terfavorit ditempati oleh cover majaah edisi 65 tahun VI Desember 2012, yang menampilkan foto Direktur Utama PT Telkom tbk, Arief Yahya. Cover tersebut meraih 29 persen SMS pembaca. Sedangkan cover majalah edisi 60 tahun VI Desember 2012 dengan foto Direktur Utama Perum Perumnas, Himawan Arief Sugoto, menempati posisi ketiga cover terfavorit dengan raihan 11,5 persen suara pembaca. “Orang Perhutani itu kerjanya di hutan. Wilayah kerjanya 2,4 juta hektar. Jadi, gaya saya di foto cover majalah itu ya seperti gaya orang yang ada di hutan. Bergelayutan. Itu saya gelayutan bener, lho. Dan pemotretnya juga iseng. Saya difoto begitu sampai lama. Sampai tangan saya lecet-lecet karena terlalu lama

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Dok. Humas PHT

Majalah bisnis dan ekonomi BUMN Track menggelar ajang pemilihan cover favorit pilihan pembaca. Lewat acara ini, pembaca majalah tersebut berkesempatan memberikan suara terhadap gambar cover BUMN Track yang terbaik menurut mereka, dari semua cover majalah itu selama satu tahun. Hasilnya, cover BUMN Track edisi nomor 57A tahun VI April 2012 yang menampilkan Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dinyatakan keluar sebagai pemenang.

bergantung pada tali,” ucap Bambang Sukmananto sambil tertawa. Mengomentari kemenangan foto cover itu, orang nomor satu Perhutani yang hobi utamanya bersepeda tersebut tidak mampu menyembunyikan rasa gembira. Ia pun menyampaikan terimakasih kepada seluruh pembaca BUMN Track yang telah memilih cover tersebut melalui polling SMS. Majalah BUMN Track di malam itu juga memberikan apresiasi kepada para pembaca pengirim SMS cover favorit yang beruntung. Caranya dengan mengundi nomor telepon para pemenang. Hadiahnya berupa Kamera Digital, Ipad dan Sepeda Motor. Para pemenang dapat dilihat di Majalah BUMN Track edisi Mei 2013. Cover Indiana Jones ala Bambang Sukmananto tersebut juga pernah menjadi pemenang Silver Winner bagi BUMN Track dalam ajang Indonesia Print Media Award (IPMA) 2013. Ajang tersebut diselenggarakan oleh Serikat Penerbitan Pers (SPS) di Manado pada Februari 2013. BUMN Track sendiri merupakan sebuah majalah ekonomi dan bisnis yang memfokuskan diri pada aktivitas BUMN Indonesia di dalam dan di luar negeri. Majalah ini terbit pertama kali pada 3 Mei 2007. Majalah yang saat ini memiliki tiras 50.000 eksemplar tersebut memiliki tujuan mulia untuk menyeimbangkan opini yang berkembang di media massa, sehingga citra perusahaan milik negara dapat tergambar secara benar di masyarakat. Majalah yang biasanya terbit setebal 100 halaman full colour ini juga diharapkan mampu membentuk sinergi antar BUMN sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan simpati masyarakat agar lebih optimal. Selamat untuk Pak Dirut. Selamat pula untuk BUMN Track. • DR

DUTA Rimba 81


“BUMN Best PR Officer 2013"

Apa Perlu Humas Berprestasi?

Satu lagi prestasi ditorehkan insan Perum Perhutani di tahun ini. Kepala Humas, Protokol dan Kesekretariatan Perum Perhutani meraih posisi kedua Kategori General Manager/Kepala Divisi/ Assistant Vice President/ Kepala Biro di ajang “The Best PR Officer dan The Best PR Program BUMN”. Buah kerja keras dan tim yang solid.

S

enyum lebar pantas mengembang di wajah Susetyaningsih. Di puncak acara penganugerahan “The Best PR Officer dan The Best PR Program BUMN” tersebut, Kabiro Humas, Protokol dan Kesekretariatan Perum Perhutani itu berdiri sejajar dengan Humas dari BUMN lain yang secara aset boleh dibilang lebih kakap ketimbang Perhutani. Apalagi, di ajang yang digelar pada Rabu malam, 6 Juni 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta, tersebut, Soesi – sapaan akrabnya – berhasil menyisihkan puluhan Humas dengan jabatan sederajat di BUMN-BUMN lain. Senyum itu pun terlihat tatkala Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyerahkan penghargaan tersebut. Direktur Keuangan Perum Perhutani, Morgan S Lumbanbatu, ikut naik ke pentas mendampingi Menteri BUMN saat menyerahkan penghargaan. Ini menjadi pembuktian kinerja Tim Humas, Protokol dan Kesekretariatan Perum Perhutani. Sebab, juri ajang ini

82 DUTA Rimba

juga bukan sembarang orang. Mereka adalah tokoh-tokoh yang kredibel di bidangnya. Dewan juri ajang ini adalah Prita Kemal Gani (Ketua Perhumas, Direktur London School Of PR), Ninok Leksono (Wartawan Senior Harian Kompas dan Rektor Universitas Multi Media Nusantara), Henny Widianingsih (Akademisi dan Anggota Komisi Informasi Publik), Gatot S Dewa Broto (Kepala Pusat informasi dan Humas, kementerian Kominfo), serta Eddy Kurnia (Direktur Utama Info Media). Buah kerja keras? Ya, karena menjadi Humas atau Public Relations Officer di zaman sekarang tidaklah mudah. Hal itu dikatakan Menteri Dahlan Iskan. “Menjadi humas zaman sekarang tidak gampang. Masyarakat tidak bisa dibodohi (atau) ditipu. Ada FB, twitter. Sekarang humas membawa kejujuran dan keterbukaan. Sehingga, (fungsi humas adalah) bagaimana mendorong perbaikan. Kalau ada kesalahan – perusahaan bikin kesalahan – Humas harus berlaku bagaimana bukan menutupi cacat tetapi menyembuhkan cacat

itu. Pertama mengakui kesalahan, kedua bagaimana ke depan, terus mengkomunikasikan kejujuran dan harapan,” urainya. Acara yang baru pertama kali digelar oleh Forum Humas BUMN ini mempertandingkan dua kategori. Di kategori BUMN Best PR Officer, 30 PR Officer mengikutinya. Dan untuk kategori BUMN Best PR Program diikuti oleh 34 BUMN. Menurut Ketua Presidium Forum Humas BUMN, Purwanto, proses penilaian pemenang melalui beberapa tahap. Masing-masing tahap punya parameter penilaian tersendiri. “Metode penilaian, selain melalui seleksi administrasi, juga dilakukan penilaian oleh Dewan Juri yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penilaian tertulis yang dilakukan oleh masing-masing Dewan Juri secara terpisah. Tahap kedua merupakan tahap tatap muka melalui wawancara dengan mengundang peserta. Adapun penilaian menyangkut kompetensi kunci, kompetensi umum, kompetensi inti, kompetensi khusus, dan tambahan berupa attitude dan groowing selaku Public Relations. Selain itu, ditambahkan penilaian oleh media atas kemampuan memberikan informasi dengan respon yang paling cepat dan akurat,” demikian dikatakan oleh Ketua presidium Forum Humas BUMN. Siapa saja pemenang lengkap ajang ini? Nah, berikut ini dafftar pemenangnya.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

Pemenang untuk kategori BUMN Best PR Officer Level I Kategori Corporate Secretary/Vice President: 1. Pujobroto, VP Corporate Communication PT Garuda WIndonesia Tbk 2. Nixon LP. Napitupulu, Corsec PT Bank Mandiri Tbk 3. Ali Mundakir, VP Corporate Communication PT Pertamina

Pemenang untuk Level II Kategori General Manager/Kepala Divisi / Assistant Vice President/ Kepala Biro: 1. Djoko Rusdianto, GM Corporate Communication PT Kimia Farma Tbk 2. Susetiyaningsih, Kabiro Humas, Protokol dan Kesekretariatan Perum Perhutani 3. Wisnu Kuncara, Corporate Communication PT Krakatau Steel Tbk

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Pemenang untuk Level III Kategori Manager/Kepala Bagian/Kepala Urusan: 1. Nurlaela Arief, Kepala Bagian Humas PT Bio Farma 2. Irwadi Lubis, Kepala Urusan Humas & Protokol PT Perkebunan Nusantara III 3. Wilca Osca, Corporate Secretary PT Rekayasa Industri

Sedangkan pemenang “BUMN Best PR Pogram” dengan urutan pemenang adalah sebagai berikut: 1. Program PR PT Garuda Indonesia Tbk “Garuda Indonesia & Liverpool FC Experience” 2. Program PR PT Pertamina “Pertamina Sahabat Bumi” 3. Program PR PT Bank Rakyat Indonesia Tbk “Tersebar dan Terbesar” Selamat! • DR

DUTA Rimba 83


WISATARIMBA

Pesona

Curug Cipendok Dok. Humas PHT

Air terjun dengan ketinggian 92 meter di lereng Gunung Slamet ini punya daya tarik tersendiri. Sebab, lingkungannya masih betul-betul alami. Cocoklah untuk melepas penat dari kesibukan kota dan kembali ke alam.

84 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


K

esunyian masih sangat terasa melingkupi wana wisata Curug Cipendok. Sebab, belum banyak pelancong yang datang menikmati keindahan alamnya. Hawa di sekitar air terjun itu sejuk. Apalagi, di sepanjang jalan menuju ke sana terdapat area perkebunan. Pemandangan yang cukup memanjakan mata pun tersaji di kanan-kiri jalan. Di dekat lokasi Curug Cipendok, ada juga wisata telaga yang sungguh menakjubkan, yaitu Telaga Pucung. Telaga itu dikelilingi oleh hutan pinus dan damar, sehingga sangat cocok sebagai camping ground. Beberapa puluh tahun lalu, Curug Cipendok dapat disebut sebagai keindahan tersembunyi. Sebab, boleh dikata Pemerintah Kabupaten Banyumas baru melirik keindahan alam Curug Cipendok di tahun 1984. Setelah pembangunan sarana semisal tempat peristirahatan dan mushola, pembukaannya secara resmi sebagai obyek wisata baru dilaksanakan tanggal 27 Februari 1987. Hingga kini, usaha-usaha peningkatan pelayanan juga masih terus dilakukan. Hal ini terbukti dengan berbagai langkah yang diambil pemerintah dalam mempromosikan Curug Cipendok lewat peta pariwisata Banyumas, selain pengadaan ragam sarana untuk dapat menunjang kenyamanan para pengunjung. Misalnya terlihat dari pembangunan tempat bermain anak, pementasan hiburan, perbaikan jalan, serta penambahan obyek wisata yaitu Telaga Pucung yang berada sekitar 500 meter arah barat dari lokasi curug. Selain itu, juga terdapat bumi perkemahan yang menjanjikan pesona alam untuk menumbuhkan jiwa mandiri. Curug Cipendok tepatnya terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Banyumas, Jawa Tengah. Lokasi air terjun ini cukup mudah untuk dicapai. Sebab, semua jalan yang menuju ke lokasi sudah diaspal. Untuk mencapai lokasi wisata Curug Cipendok, dari Kota Purwokerto para wisatawan bisa menempuh Jl Jenderal Sudirman ke arah alun-alun, kemudian lurus menuju jalan raya Cilongok sampai pertigaan Losari, sekitar 14 km dari Purwokerto. Selanjutnya, ketika menjumpai tanda berupa rambu lampu kuning, belok ke kanan, dan Anda menuju lokasi dengan jarak sekitar 8 km. Jarak 8 km dari jalan raya Cilongok menuju Curug Cipendok merupakan jalan naik dan berkelok, tetapi sudah diaspal halus. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi ataupun ingin mengunjungi kawasan Curug Cipendok tanpa menggunakan kendaraan pribadi, dapat memanfaatkan angkutan umum (Koperades). Angkutan umum ini punya trayek jalur Ajibarang - Losari - Kalisari - KarangTengah Lebaksiu - Curug Cipendok. Di hari biasa, Koperades ini biasanya hanya melayani rute Ajibarang - Losari Lebaksiu (KarangTengah), namun ia bisa disewa untuk membawa wisatawan yang ingin pergi ke Curug Cipendok. Biasanya untuk para pelancong yang ingin menyewa Koperades, bisa mencarinya di pertigaan Losari (desa KarangLo).

Raden Ranusentika Nama Curug Cipendok bermula dari legenda yang masih berkaitan dengan sejarah Perang Diponegoro. Perang ini berlangsung tahun 1825 - 1830 antara pasukan Pangeran Diponegoro melawan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Perang yang dimenangkan Belanda itu membuat seluruh wilayah Kerajaan Surakarta termasuk wilayah Dulangmas (Kedu, Magelang, Banyumas) jatuh

ke bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Perjanjian peralihan kekuasaan tersebut tertuang dalam Perjanjian Dulangmas. Salah satu wilayah Banyumas, yaitu Ajibarang, saat itu dipimpin oleh seorang Wedana bernama Raden Ranusentika. Suatu saat, ia diberi tugas untuk melakukan kerja rodi, berupa pembukaan hutan belantara di sekitar lereng Gunung Slamet untuk dijadikan area perkebunan. Namun setelah delapan bulan memimpin pembukaan hutan di lereng Gunung Slamet, ia belum juga mendapatkan hasil. Senantiasa terjadi keanehan di sana. Yaitu, setiap pohon-pohon selesai ditebang, esoknya tumbuh lagi seperti semula. Seolah-olah belum pernah ditebang sama sekali. Kejadian ini terus terjadi berulang-ulang, sehingga membuat bingung dan pusing Raden Ranusentika. Bingung karena baru kali ini menemukan permasalahan yang demikian aneh, Raden Ranusentika kemudian berdoa dan bermohon kepada Tuhan, dengan cara bersemedi. Ia menyudahi

atas usul seorang kepala pekerja bernama Breden Santa, air terjun tempat Raden Ranusentika menemukan pendok keris, dinamakan Curug Cipendok. Berasal dari kata curug yang berarti air terjun dan pendok atau cincin dari bilah keris. DUTA Rimba 85


tapanya karena merasa belum juga mendapatkan petunjuk. Sembari mengusir kegundahan dan mencari jalan keluar, Raden Ranusentika lalu pergi memancing ikan di dekat sebuah air terjun. Tak berapa lama memancing, tiba-tiba ia merasa mata kailnya seperti ditarik-tarik oleh ikan yang besar, sampai-sampai gagang pancingnya melengkung. Namun alangkah terkejutnya ia, saat pancing ditarik bukan ikan yang didapat, melainkan sebuah benda mirip cincin yang merupakan pendok atau cincin warangka keris yang bersinar kuning keemasan. Ketika didekati, tiba-tiba Raden Ranusentika bisa melihat banyak sekali makhluk halus yang berada di hutan yang sebelumnya telah ditebang habis. Mereka semualah yang selama itu telah menggagalkan pekerjaan Raden Ranusentika. Tak berapa lama kemudian, sesosok makhluk halus berwujud peri bernama Dewi Masinten Putri Sudhem, menemui Raden Ranusentika. Peri itu bersedia membantu menyelesaikan pekerjaan pembukaan hutan tersebut. Akhirnya, pekerjaan pembukaan hutan berhasil diselesaikan dengan baik. Dewi Masinten Putri Sudhem pun kemudian diboyong ke Kadipaten Ajibarang, menjadi garwa padmi (selir) dari Raden Ranusentika. Maka, atas usul seorang kepala pekerja bernama Breden Santa, air terjun tempat Raden Ranusentika menemukan pendok keris, dinamakan Curug Cipendok. Berasal dari kata curug yang berarti air terjun dan pendok atau cincin dari bilah keris.

Ragam Fasilitas Sesampai lokasi parkir wana wisata Curug Cipendok, wisatawan harus berjalan kaki menuju air terjun. Jarak antara Curug Cipendok dengan tempat parkir mobil masih tersisa sekitar 500 meter. Namun jangan

86 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

WISATARIMBA

Perhutani juga telah memberi keterangan nama-nama pohon langka yang hidup di situ. Tujuannya, tak lain bagi para pelajar agar selain menikmati keindahan alam, juga dapat mengenal tumbuh-tumbuhan langka yang hidup di tempat itu. khawatir, perjalanan 500 meter itu tak bakal membosankan, karena perjalanan tersebut membawa pengunjung memasuki alam yang masih asri. Menyusuri kontur jalan yang naik turun, wisatawan yang datang akan disambut dengan suarasuara serangga khas hutan tropis. Di sepanjang jalan menuju lokasi, bisa ditemukan banyak warung di rumah-rumah penduduk. Mereka menjajakan mendoan, susu murni,

dan makanan kecil. Perkebunan tomat, cabai, dan seledri, juga menarik dinikmati sepanjang perjalanan. Juga sungai-sungai kecil berair jernih yang bisa mengundang untuk turun sejenak dan merasakan sejuk serta jernihnya air pegunungan yang mengalir. Setelah berjalan kaki sekitar 15-20 menit, wisatawan akan segera mendengar suara gemuruh seperti hujan lebat. Itulah suara air terjun yang turun dari ketinggian hampir 100 meter tersebut. Udara dingin ditingkahi titik-titik air membuat suasana damai dan segar. Jika sudah agak siang, sinar matahari akan membentuk pelangi tipis hasil pantulan titik-titik air terjun yang turun. Hmm...indahnya. Tempat wisata Curug Cipendok yang termasuk dalam wilayah Perhutani Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya (JLPL) tersebut mulai dibenahi dengan hadirnya berbagai fasilitas, sejak secara resmi dijadikan tujuan wisata. KBM JLPL Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah telah melengkapi dengan tempat parkir, tempat istirahat, dan kamar

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Dok. Humas PHT

mandi. Perhutani juga telah memberi keterangan nama-nama pohon langka yang hidup di situ. Tujuannya, tak lain bagi para pelajar agar selain menikmati keindahan alam, juga dapat mengenal tumbuh-tumbuhan langka yang hidup di tempat itu. Selain keindahan alam yang masih asli, pesona lain Curug Cipendok adalah hewan-hewan hutan yang masih kerap dapat dijumpai. Di sekitar Curug Cipendok masih terdapat elang dan harimau Jawa. Keberadaan kedua jenis hewan itu kini semakin berkurang jumlahnya akibat habitatnya yang kian tergusur peradaban. Sehingga, wisatawan akan kerap kali dapat mendengar suara-suara burung langka Elang Jawa yang terbang berputar-putar di atas Telaga Pucung. Pengunjung yang beruntung juga dapat melihat spesies endemik sejenis monyet berwarna abu-abu yang dinamakan rek-rek. Wana wisata Curug Cipendok menawarkan ragam fasilitas semisal cottage, arena outbond, jogging track, jungle tracking, serta bumi perkemahan. Fasilitas lain yang tersedia di wana wisata Curug

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Cipendok adalah arena bermain anak-anak. Selain itu, di lokasi curug ini juga terdapat menara pandang. Jika cuaca sedang cerah, dari menara ini Anda dapat melihat hamparan pemandangan Kota Purwokerto.

Telaga Pucung Setiap tahun, lokasi wisata ini cukup ramai dikunjungi wisatawan saat hari besar atau Libur Lebaran. Dan salah satu daya tarik obyek wisata ini adalah Telaga Pucung. Telaga dengan air yang cukup jernih dan di sekitarnya dikelilingi hutan yang masih alami. Telaga Pucung juga merupakan sumber mata air Pucung yang berada di Kampung Panginyongan. Kampung ini ditampilkan dalam nuansa Budaya Banyumasan. Di sini, suasana sangat hening dan asri, cocok untuk melonggarkan pikiran, sehingga sangat patut untuk menjadi lokasi camping ground. Telaga Pucung sendiri berada di areal kompleks telaga seluas tiga hektar, dengan luas telaga sekitar satu hektar. Kompleks Telaga Pucung sebagai salah satu obyek wisata di Kabupaten Banyumas mungkin

Satu lagi pesona di sekitar Curug Cipendok adalah keberadaan Kampung Panginyongan. Di sini, ada berbagai kegiatan menarik yang bisa dilakukan wisatawan. Antara lain melukis, praktik membuat gula kelapa, menari tradisional, serta berlatih gamelan. belum banyak dikenal orang. Sebab, kompleks Telaga Pucung baru dibuka secara resmi sebagai tujuan wisata tanggal 8 Agustus 2005. Namun, ia akan menjadi salah satu andalan Kabupaten Banyumas untuk menyedot wisatawan. Telaga pucung ini pertama kali ditemukan tahun 1997. Ketika pertama kali ditemukan, telaga ini masih dikelilingi dan dipenuhi semaksemak. Belum nampak keindahan telaga ini saat itu. Tetapi, setelah ditangani dengan serius, telaga ini berubah menjadi sangat indah dan dilengkapi sarana bermain bagi anak-anak. Nampaknya, pengemasan relokasi telaga ini memang didesain secara khusus untuk menjadi tempat rekreasi dan kumpul keluarga. Satu lagi pesona di sekitar Curug Cipendok adalah keberadaan Kampung Panginyongan. Di sini, ada berbagai kegiatan menarik yang bisa dilakukan wisatawan. Antara lain melukis, praktik membuat gula kelapa, menari tradisional, serta berlatih gamelan. Nah, komplet kan wana wisata Curug Cipendok sebagai alternatif tujuan wisata yang asri dan edukatif? Datang saja! • DR

DUTA Rimba 87


POJOKKPH

KPH Lawu Ds dan Sepeda Lintas Alam

U

dara pagi itu masih terasa dingin. Cuaca berkabut. Rerumputan masih basah oleh embun. Namun suara mesin Jeep telah meraung-raung, menapaki tanjakan jalan makadam sembari menarik trailer bermuatan sepeda. Sepeda-sepeda itu akan digunakan para biker yang tergabung dalam Lawu Explore Cycling Community (LECC) KPH Lawu Ds untuk lintas alam. Rute kali ini melalui kawasan hutan pinus berstruktur jalan tanah berbatu yang naik-turun di Mojosemi, Hutan Lindung di ketinggian 1080 mdpl yang masuk wilayah RPH Sarangan, BKPH Lawu Selatan, KPH Lawu Ds. Secara geografis, KPH Lawu Ds berada di koordinat 110o 58’27” BT sampai dengan 111o 48’ 27” BT dan 07o 30’ 00” LS sampai dengan 08o 10’ 00” LS. Wilayah kerja pengelolaan hutan KPH Lawu Ds dibagi ke dalam dua Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH), yaitu SKPH Lereng Lawu Wilis dan SKPH Ponorogo-Pacitan. Total luas wilayah KPH Lawu DS adalah 52.474,70 hektar. Berdasarkan fungsinya, pengelolaan wilayah hutan KPH Lawu Ds terdiri dari Kawasan Produksi seluas 25.449,30 hektar (48,5 %), Kawasan Perlindungan seluas 26.546,90 hektar (50,6 %), dan 478,50 hektar (0,9 %) Kawasan Penggunaan Lain. Kantor KPH lawu Ds terletak di Jl Rimba Mulya No 5 Madiun, e-mail: humas_lawuds@yahoo.co.id. Secara administrasi pemerintahan, Wilayah Pemangkuan Hutan Dinas Administrasi KPH Lawu Ds beririsan dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun; Dinas Pertanian, Bidang Kehutanan Kabupaten Ponorogo; Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Magetan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Ngawi; Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan; Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Timur; serta 152 Desa Pangkuan Hutan. Tiba di titik start. Setelah memastikan kesiapan terutama tekanan angin pada ban, suspensi, crankset dan rem,

88 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

Februari 2013, KPH Lawu Ds menggelar ajang sepeda lintas alam. Acara ini cukup memacu adrenalin karena rute dan trek yang ditempuh memang menantang. Ingin tahu seperti apa serunya?

kunci-kunci, pompa, ban dalam cadangan, serta air minum dalam ransel, perjalanan dimulai. Diawali dengan menyusuri jalan makadam di camping ground Mojosemi. Kawasan ini termasuk hutan lindung dengan kondisi vegetasi beragam dan terbagi beberapa strata. Beberapa pohon tumbang yang melintang menutup jalur bersepeda akibat hujan dengan angin yang kuat pada hari sebelumnya. Sehingga, beberapa kali para biker harus mengangkat, memanggul, bahkan menyeret sepedanya sambil merangkak untuk dapat melanjutkan perjalanan. Yang tak kalah menantang, tanjakan berbelok tajam dengan kondisi jalan tanah berbatu tidak beraturan dan licin sisa hujan. Itu cukup menguras tenaga dan nafas para biker. Beratnya tanjakan membuat beberapa sepeda mengalami putus rantai. Keberadaan toolkit dalam ransel sangat membantu menyambung kembali rantai sepeda yang putus. Para biker juga disuguhi medan yang memacu adrenalin berupa turunan panjang membelah petak hutan pinus. Beberapa biker sempat terjatuh dan terpental karena posisi badan yang tak tepat sehingga handling sepeda tidak stabil, membentur batu atau akar menjalar yang tersembunyi oleh lebatnya rumput gajah, dan sebagainya. Padahal, saat terlempar dari sepeda ada risiko tubuh menghantam pepohonan pinus yang ada di sepanjang jalur. Jalur hutan ini berakhir di Desa Singolangu. Dari sana, biker melanjutkan perjalanan menuju Telaga Sarangan untuk beristirahat sambil menikmati sate kelinci.

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


Di kesempatan lain, para penggiat sepeda lintas alam ini juga menjajal track Kare yang masuk wilayah RPH Kare, BKPH Wilis Utara, KPH Lawu Ds. Berawal dari perkebunan teh di ketinggian 980 mdpl, rute dilanjutkan turunan sepanjang Desa Kare, lalu masuk turunan curam di kawasan hutan pinus Petak 28. Kondisi jalan makadam yang licin karena hujan serta beberapa tikungan tajam menguji keahlian dan keseimbangan dalam handling sepeda. Perjalanan berlanjut dengan menyusuri jalan kecil berair yang diapit tebing dan jurang dengan sungai di bawahnya, lalu melintasi sejumlah jembatan tua sempit sebelum tiba di Waduk PLTA Giringan. KPH Lawu Ds memang dilalui dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Solo dan DAS Grindulu. Lalu mereka menempuh track hutan Jati dan kesambi di wilayah RPH Kresek, BKPH Dungus, KPH Madiun, dengan kondisi medan penuh jumping spot yang sering digunakan untuk latihan penggiat Down Hill. Kedua track di atas termasuk kategori Cross Country (XC) dan Down Hill Ringan (Light DH) yang masih dapat ditempuh dengan sepeda tipe Cross country (XC) yang hanya memiliki suspensi depan disebut juga Hard Tail atau dikategorikan sebagai Rigid Frame. Dua track itu akan lebih nyaman jika ditempuh dengan sepeda tipe All Mountain (AM) yang didesain untuk melintasi alam yang berat semisal naik-turun bukit, melintasi medan berbatu, hutan, dan menjelajah medan offroad jarak jauh. Tipikal sepeda ini memiliki double suspension di depan dan belakang. Panjang suspensi belakang (rear suspension) sekitar 6 inchi dan panjang suspensi depan (fork) mulai dari 140mm s/d 160mm. • DR

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

DUTA Rimba 89


INOVASI

Bantek

Indonesia adalah produsen gondorukem terbesar di Asia Tenggara. Di dunia, Indonesia menempati urutan ketiga produsen terbesar gondorukem, setelah China dan Brazil. Potensi besar hasil olahan getah pinus itu juga memunculkan ide dan inovasi baru. Salah satunya bernama Bantek.

Alat Sadap Getah Pinus Made in Cianjur

90 DUTA Rimba

Dok. Humas PHT

P

otensi getah pinus memang besar. Tetapi, proses produksi sangat dipengaruhi pasokan getah dari pohon. Ketika telah masuk ke skala industri, ada target pasokan getah untuk diolah menjadi gondorukem bahkan ke produk derivatif, yang harus dipenuhi. Di sisi ini, kerap kali muncul kendala terutama dari sisi tenaga kerja penyadap. Saat ini sangat sulit tenaga kerja yang dapat dipekerjakan sebagai penyadap. Itu pula yang terjadi di BKPH Sukanagara Utara. Salah satu BKPH yang ada di KPH Cianjur itu termasuk Kelas Perusahaan Pinus. Maka, getah pinus merupakan produk andalan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dari BKPH tersebut. Sekaligus juga merupakan produk andalan Perum Perhutani dari sektor Hasil Hutan Bukan Kayu. Namun, persoalan kekurangan tenaga penyadap tersebut membuat seorang mandor sadap dituntut untuk bekerja ekstra keras agar target produksi getah pinus tetap tercapai. Kesulitan tak melulu harus disikapi sebagai beban. Sebaliknya, dari kendala yang ada justeru dapat lahir pikiran-pikiran baru, inovasi-

inovasi segar. Itulah yang mendasari terobosan seorang mandor sadap yang bertugas di RPH Campaka, BKPH Sukanagara Utara, KPH Cianjur, bernama Baban Sobandi. Demi mengejar target getah pinus, Baban menciptakan alat sadap mesin yang kini dikenal sebagai Bantek. “Ide menciptakan alat sadap Bantek sebenarnya sudah lama ada,

yaitu sejak saya bertugas sebagai mandor sadap di RPH Hanjawar Timur I (Hutan Lindung). Saya ingin memperbaiki sistem penyadapan getah pinus. Penyadapan yang selama ini dilaksanakan di lapangan, kebanyakan tidak mengacu kepada SOP sadapan pinus. Salah satu contohnya soal kedalaman Quare, bidang sadap yang cepat habis

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


karena alat yang digunakan selama ini digunakan secara manual, sehingga pola pemakaiannya tidak dapat di atur secara otomatis sesuai dengan ukuran yang diinginkan, baik lebar, panjang, maupun kedalaman Quare-nya,” kata Baban. Penyadapan getah pinus yang tidak sesuai dengan SOP itu membuat bidang sadapan pinus cepat habis sebelum waktunya, untuk kemudian pindah ke bidang sadapan yang baru.

Selain itu, kata Baban, ia pun berpikir bagaimana caranya meningkatkan produktivitas getah pinus dan pencapaian target yang setiap periodenya selalu di bawah NPS. Apalagi ia dihadapkan pada persoalan susahnya mencari tenaga kerja penyadap. Pengalaman dan kendala itu membuat ide pembuatan mesin sadap semakin kuat di hati Baban

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

untuk diwujudkan. Maka, mulailah Baban Sobandi merancang alat sadap baru. Hingga akhirnya, terciptalah alat sadap yang diberi nama Bantek. Bantek merupakan perpaduan mesin pemotong rumput dengan sebuah rangkaian gear box yang dihubungkan dengan suatu dudukan mata pisau dengan arah sayatan ke samping. Nama Bantek diberikan sebagai petunjuk siapa pembuatnya, karena Bantek merupakan singkatan dari “Baban Teknologi”. Jika dibandingkan dengan alat sadap manual (Kadukul), pemakaian alat sadap ini punya banyak kelebihan yang sangat berarti. Di antaranya, tegakan pohon pinus tidak mudah roboh, dapat melakukan pembaharuan quare (tusukan pada batang pohon untuk mengeluarkan getahnya, red) dalam waktu singkat, bekas luka sayatan pisau lebih halus sehingga pori-pori lebih terbuka, dapat meminimalkan bekas sayatan pisau (tatal) karena arah putaran pisau yang menyamping, bidang sayatan tidak cepat habis, dalamnya sayatan pisau hanya 1 cm -2 cm, serta tinggi pembaharuan quare hanya 0,5 - 1 cm. Apalagi, dengan Bantek, dalam sehari seorang penyadap bisa melakukan pengerjaan 600 quare. Nah, jika dilihat dari kelebihan kelebihan pemakaian alat sadap Bantek, Perhutani bisa meningkatkan hasil produksi getah dan menekan angka reduksi. Sebab, getah hasil sadapan itu terjamin bersih dari kotoran karena bekas sayatan pisau (tatal) tidak langsung masuk ke dalam batok penampung getah.

Berbagai Modifikasi Baban Sobandi bergabung dengan Perum Perhutani pada bulan Mei 1999 sebagai Pembantu Mandor Tanam di RPH Hanjawar Timur I BKPH Sukanagara Utara KPH Cianjur. Ia lalu diangkat sebagai pekerja pelaksana

pada tahun 2007. Baban mulai aktif sebagai Mandor Sadap tahun 2007 di petak 69 A, 69 K, 70 A, 70 B TPG Cianter, RPH Hanjawar Timur I, BKPH Sukanagara Utara, KPH Cianjur. Menurut Baban, pengalaman di lapangan yang ia padukan dengan acuan pada SOP sadapan pinus, sangat membantu dia dalam menentukan ukuran-ukuran yang dapat dilakukan Bantek. Ukuranukuran mulai dari kedalaman quare, tinggi pembaharuan, kecepatan pembuatan pembaharuan quare, sampai kehalusan pada quare, semua ia susun berdasarkan pengamatan dan apa yang ia alami selama ini. Sehingga, Bantek benar-benar aplikatif sesuai kondisi yang kerap terjadi di lapangan. “Mengenai efektivitas maupun efisiensi mesin sadap ini, sudah jelas sangat efisien dan efektif. Karena untuk pembuatan quare awal saja, hanya memerlukan waktu kurang lebih 2 menit. Itu untuk pembuatan quare, pasang talang, dan tempurung. Sedangkan untuk pembaharuan quare, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 7 sampai dengan 10 detik per quare-nya. Dan untuk bahan bakar mesin sadap ini, menggunakan BBM jenis premium campur (2 Tak), yang dalam 1 liter premium bisa melakukan pembaharuan quare sebanyak kurang lebih 313 quare,” tutur Baban. Tentu Bantek tidak langsung sempurna saat pertama diciptakan. Ada banyak perubahan, penyesuaian, dan modifikasi yang dilakukan. Sebab, pembuatan alat sadap ini juga harus taat bersandar pada aturan SOP penyadapan getah pinus. Jangan sampai penciptaan alat sadap baru ini justeru membuat kelangsungan hidup pohon pinus menjadi terancam. Sebab, di masa lalu, banyak pohon pinus sehat yang tumbang akibat cara sadap getah tradisional. Cara sadap getah tradisional yaitu dengan cara membuat coakan di pohon agar getah dapat mengalir dengan jumlah

DUTA Rimba 91


INOVASI yang banyak. Itulah yang mendorong Perum Perhutani sejak dua tahun lalu mulai merevisi cara sadap getah pohon pinus dari cara tradisional menjadi mekanikal. Yaitu, Perhutani menerapkan sistem baru yang disebut sistem bor. Saat itu, Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, mengemukakan, sistem bor merupakan sistem yang menggunakan tusukan kecil untuk membuat lubang agar getah dapat mengalir deras. Dengan metode ini, pohon pinus yang produktif tidak akan tumbang lagi karena coakan yang terlalu dalam dan jumlah coakannya yang banyak ataupun karena terembus angin kencang. “Dengan metode sadap bor yakni pohon cukup disuntik dengan alat sadap modern, getap dapat mengalir deras. Pohon juga tetap utuh dan tidak ada coakan luka pisau,” kata Bambang. Nah, dengan Bantek, metode sadap quare menemukan sarana penunjangnya. Hal itu sudah terlihat sejak Baban melakukan beberapa uji coba untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi Bantek. Serta untuk melakukan penyempurnaan atas alat sadap getah ciptaannya itu. “Kendala (dalam proses pembuatan Bantek) pasti ada, tetapi itu bukan merupakan suatu halangan untuk berkreativitas. Tetapi kendala itu merupakan suatu tantangan. Setelah beberapa kali melakukan percobaan dan bongkar pasang alat untuk penyempurnaan sesuai dengan SOP sadapan pinus, maka terciptalah alat sadap Bantek seperti yang sekarang ini ada. Saya melakukan percobaan pemakaian alat ini di petak 39 G dengan luas 3 hektar di RPH Campaka, BKPH Sukanagara Utara,” kisahnya. Baban bersyukur, pimpinan dan rekan-rekannya mendukung upaya penciptaan inovasi alat sadap getah tersebut. Sehingga, proses penciptaan Bantek pun relatif kian mendekati

92 DUTA Rimba

sempurna dengan banyaknya masukan dari pimpinan dan rekanrekannya itu. Banyak modifikasi dilakukan berdasarkan masukanmasukan tersebut. “Dalam menciptakan mesin sadap getah Bantek ini, Alhamdulilah semua jajaran mulai dari tingkat BKPH sampai dengan KPH, semua sangat mendukung baik moril maupun materil,” ujarnya. Sehingga, Baban pun berharap, kehadiran Bantek dapat memberikan inspirasi bagi rekan-rekannya untuk selalu berinovasi. Inovasi dan kreativitas yang kaya sangat dibutuhkan untuk bisa mendapatkan hasil yang terbaik.

Kompetisi Kian Ketat Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto, pernah menyatakan, kompetisi di sektor gondorukem, terpentin, bahkan gum rosin, begitu ketat. Sehingga, menurut Bambang, meski saat ini Perhutani masih memegang rekor sebagai produsen gondorukem dan gum rosin (getah padat dari pinus dan tanaman lain, red) terbesar di Asia Tenggara, Perhutani tak boleh terlena dan berhenti melakukan inovasi. Sebab, kompetisi di masa mendatang bakal semakin kuat. “Sehingga perlu inovasi dan teknologi supaya produksi Perhutani tetap kompetitif dan memenuhi harapan pelanggan,” jelas Bambang. Bambang Sukmananto mengatakan, produk gondorukem memang punya prospek bagus. Saat ini, Perhutani memiliki lahan pinus seluas 865.000 hektar dengan potensi sadapan 166.000 hektar untuk tahun 2013. Dan faktanya, selama ini bisnis gondorukem mampu menyumbang 30 persen pendapatan tahunan Perhutani. Ditambah lagi, Perhutani setiap tahun mampu memproduksi gondorukem sejumlah 55.000 ton dari delapan buah pabriknya. Sekitar

20 persen dari jumlah itu diserap pasar domestik, sementara 80 persen diekspor ke Asia dan Eropa. “Kami juga ekspor ke Amerika Serikat dan Australia, tetapi jumlahnya tidak begitu besar,” ujarnya. Di masa depan, potensi pasar itu juga akan makin berkembang mengingat banyaknya jenis industri yang membutuhkan gondorukem sebagai salah satu komponennya. Maka, kehadiran inovasi baru yang dapat menambah efektivitas kerja dan meningkatkan produktivitas sadapan getah pinus pun menjadi satu hal yang sangat penting. Dari sisi ini, kehadiran Bantek seolah menyisipkan sebuah harapan untuk dapat mewujudkan semua target dan menjawab tantangan kompetisi yang kian ketat. Harapan itu pun terucap dari bibir Baban Sobandi. Ia menyebut, harapannya agar Bantek dapat dimanfaatkan di semua petak sadapan. Sehingga, hasil optimal pun dapat diraih. “Harapan saya ke depan, semoga alat sadap Bantek ini bisa diaplikasikan di semua petak-petak sadapan, terutama petak-petak yang tidak tersentuh karena tidak ada penyadap atau tenaga kerja maupun petak-petak yang ditinggalkan oleh penyadap dengan berbagai alasan. Saya juga berharap, Bantek ini dapat memotivasi rekan-rekan mandor sadap di manapun berada dalam rangka peningkatan produksi getah pinus,” katanya. Baban pun berkeinginan, agar kreativitas rekan-rekannya pun kian terpacu untuk terus mewujudkan hal baru yang menjadi terobosan untuk meningkatkan produktivitas. “Sekali lagi, saya mengajak rekan-rekan mandor sadap di manapun berada, untuk tidak henti-hentinya berinovasi dan berkreativitas untuk mendorong dan meningkatkan produktivitas getah pinus, demi keberlanjutan Perhutani di masa yang akan datang,” ujarnya. • DR

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


BABAN SOBANDI

Kreator Nama Pak Mandor : Baban Sobandi Asal Unit Kerja : RPH Campaka, BKPH Sukanagara Utara KPH Cianjur Masa Kerja/Status : Masuk Perhutani bulan Mei 1999 sebagai pembantu mandor tanam di RPH Hanjawar Timur I BKPH Sukanagara Utara dan diangkat sebagai pekerja pelaksana pada tahun 2007. Pengalaman sebagai mandor sadap : Mulai aktif sebagai mandor sadap tahun 2007 di petak 69 A, 69 K, 70 A, 70 B TPG Cianter RPH Hanjawar Timur I BKPH Sukanagara Utara. Latar Belakang dan Motivasi Timbul Ide Menciptakan Mesin Sadap : Ide menciptakan alat sadap BANTEK sebenarnya sudal lama sejak saya sebagai mandor sadap di RPH Hanjawar Timur I (Hutan Lindung), saya ingin memperbaiki sistim penyadapan getah pinus yang selama ini dilaksanakan di lapangan kebanyakan tidak mengacu pada SOP sadapan pinus, salah satu contoh kedalaman Quare bidang sadap yang cepat habis karena alat yang digunakan selama ini di gunakan secara manual yang pemakaiannya tidak dapat di atur secara otomatis sesuai dengan yang diinginkan baik lebar, panjang

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Dok. Humas PHT

Alat Sadap (Bantek)

maupun kedalaman Quarenya, sehingga tidak sesuai dengan SOP sadapan pinus yang menimbulkan bidang sadapan pinus cepat habis sebelum waktunya dan pindah ke bidang sadapan yang baru. Selain itu bagaimana caranya meningkatkan produktifitas getah pinus dan pencapaian target yang selalu di bawah NPS setiap periodenya dan susah nya mencarai tenaga kerja penyadap. Dari pengalaman itulah ide pembuatan mesin sadap semakin kuat. Bagaimana efektifitas dan efisiensi mesin sadap Bantek bila dibandingkan dengan alat sebelumnya/alat manual : Berdasarkan dari pengalaman di lapangan dan mengacu pada SOP sadapan pinus, saya susun apa saja yang seharusnya dilakukan dalam pembuatan mesin sadap Bantek mulai dari kedalaman Quare, tinggi pembaharuan, kecepatan pembuatan pembahuruan quare sampai pada kehalusan pada quare. Mengenai efektifitas maupun efisiensi mesin sadap ini sudah jelas sangat efisien dan efektif karena untuk pembuatan quare awal saja hanya memerlukan

waktu +/- 2 Menit (Pembuatan quare, pasang talang dan tempurung) dan untuk pembaharuan quare hanya membutuhkan waktu +/- 7 s/d 10 detik per quare nya. Dan untuk bahan bakar mesin sadap ini menggunakan Premium campur (2 Tak) dalam 1 liter premium bisa melakukan pembaharuan quare sebanyak ± 313 quare. Kendala-kendala dalam pembuatan mesin sadap ini : Kendala pasti ada tapi itu bukan suatu halangan untuk berkreatifitas tapi merupakan suatu tantangan, setelah beberapa kali melakukan percobaan dan bongkar pasang alat untuk penyempurnaan sesuai dengan SOP sadapan pinus maka terciptalah alat sadap Bantek, saya melakukan percobaan alat ini di petak 39 G luas 3 Ha RPH Campaka BKPH Sukanagara Utara. Bagaimana Dukungan dari Pimpinan dan harapan ke depannya mengenai alat sadap Bantek ini : Dalam menciptakan mesin sadap Bantek ini Alhamdulilah semua jajaran mulai dari tingkat BKPH sampai dengan KPH semua sangat mendukung baik moril maupun materil. Harapan saya ke depan semoga alat sadap Bantek ini bisa diaplikasikan di semua petak-petak sadapan terutama petak-petak yang tidak tersentuh karena tidak ada penyadap/tenaga kerja maupun petak-petak yang ditinggalkan oleh penyadap dengan berbagai alasan dan dapat memotivasi rekan-rekan mandor sadap di manapun berada dalam rangka peningkatan produksi getah pinus. Sekali lagi saya ajak rekan-rekan mandor sadap di manapun berada untuk tidak henti-hentinya ber inovasi dan berkreativitas untuk mendorong dan meningkatkan produktivitas getah pinus demi keberlanjutan Perhutani di masa yang akan datang. • DR

DUTA Rimba 93


KULINERRIMBA

Pindang Gombyang

Dok. Humas PHT

Bikin Lidah Bergoyang

B

au khas angin laut langsung tercium saat DUTA RIMBA menginjakkan kaki di rumah makan ‘Panorama’. Letak rumah makan yang terkenal dengan menu Pindang Gombyang ini memang cukup dekat dengan laut. Dengan jarak kurang dari 700 meter dari pantai, aroma laut memang sangat terasa. Bagi masyarakat setempat,

94 DUTA Rimba

Pindang Gombyang bukanlah menu istimewa. Sebab Pindang Gombyang merupakan masakan tradisional yang kerap dinikmati masyarakat Indramayu. Bahkan kini, di sejumlah rumah makan, Pindang Gombyang kerap hadir menghiasi daftar menu. Meski demikian, ada yang berbeda dengan Pindang Gombyang ala Rumah Makan ‘Panorama’. Di rumah makan milik Warto ini Pindang Gombyang memiliki citra rasa unik

sehingga diminati banyak kalangan. Tak heran jika rumah makan yang baru dibangun pada tahun 2009 ini berkembang begitu pesat. Letak yang cukup jauh dari pusat kota, rupanya tak membuat rumah makan ini sepi pelanggan. Bahkan, para pemburu kuliner banyak yang sengaja datang untuk menikmati masakan berkuah bening ini. Malah sebagian besar pelanggan datang berkelompok karena umumnya

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013


mereka berasal dari satu kantor, seperti Perhutani, Pertamina, Polres Indramayu, dan lain sebagainya.

Perpaduan asam, gurih, dan pedas Ditelisik dari namanya saja, Pindang Gombyang terbilang unik. Pindang Gombyang berasal dari kata pindang yang berarti penganan berbahan dasar ikan yang digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering. Sementara Gombyang, menurut Warto, bermakna kuah yang banyak seperti bergelombang. Ikan yang dijadikan bahan dasar pembuatan Pindang Gombyang umumnya dari jenis ikan manyung atau ikan jambal roti. Bagi penggemar masakan Sunda, tentu tidak asing dengan ikan jambal roti, karena jenis ikan ini biasa tersedia dalam paket Nasi Timbel dan disantap bersama sayur asam, sambal, dan lalapan. Hanya saja untuk Pindang Gombyang, ikan manyung atau jambal roti ini diambil bagian kepalanya saja. Menyantap satu porsi Pindang Gombyang saja, perut Anda dijamin kenyang. Karena satu porsi Pindang Gombyang berisi sebagian kepala ikan manyung yang besarnya hampir sama dengan betis orang dewasa. Untuk mendapatkan cita rasa ‘juara’, Warto meracik Pindang

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013

Gombyang dengan berbagai rempah-rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, kemiri, bawang merah dan bawang putih serta sejumlah bumbu rahasia. Sebagai penghilang bau amis, digunakan belimbing wuluh, sehingga rasanya menjadi asam dan pedas. “Untuk rasa pedas tergantung selera. Konsumen bisa memesan pedas atau tidak,” kata Warto. Dalam sehari Warto bisa menghabiskan 100 kepala ikan manyung untuk 200 porsi Pindang Gombyang atau satu kuintal dalam ukuran berat. Harganya pun variatif, mulai dari Rp. 20.000,- untuk prosi kecil dan Rp. 25.000,- untuk porsi besar. Jika dihitung-hitung, omset perbulan rumah makan Panorama menembus angka 150 juta rupiah. Tentu angka yang fantastis untuk sebuah rumah makan yang letaknya jauh dari pusat keramaian. Meski Pindang Gombyang identik dengan ikan manyung, namun Warto melakukan inovasi dengan menawarkan menu Pindang Gombyang berbahan baku selain ikan manyung. Jenis ikan lain yang ditawarkan adalah kakap merah, kerapu, atau bawal. “Daging ikan manyung lebih kenyal dari jenis ikan lainnya. Tapi, itu terserah selera konsumen. Karena banyak juga yang menyukai Pindang Gombyang berbahan baku kakap merah, bawal, atau kerapu,” papar

Dok. Humas PHT

Kawasan Pantura kerap menawarkan cerita indah. Tak terkecuali soal kuliner yang selalu mampu menggugah selera. Dari sekian banyak varian kuliner khas Pantura, Pindang Gombyang menjadi menu yang wajib dicicipi. Keunikan cita rasa dan kesegaran masakan khas Indramayu ini memang pantas disebut juara. Warto. Inovasi ini merupakan ‘jurus’ lain yang dibuat Warto agar pengunjung rumah makan miliknya tak hanya dari penikmat ikan manyung. Dan memang jika dibandingkan rumah makan lain yang menyediakan menu Pindang Gombyang, rumah makan “Panorama” milik Warto cukup terkenal. Ini terlihat dari pajangan foto sejumlah public figure, baik pejabat pemerintahan maupun artis, yang mampir untuk mencicipi Pindang Gombyang. Bahkan rumah makan yang buka sejak pukul 09.00 hingga 22.00 ini pun telah diliput banyak media massa, baik cetak, online maupun broadcast. Mendapat promosi seperti itu, tentu saja membuat rumah makan “Panorama” makin terkenal. Tak heran jika rumah makan di Jl. Tambak Raya, Indramayu, ini sering mendapat kunjungan yang sengaja datang dari Jakarta dan sekitarnya. Daya tarik rumah makan “Panorama” itu tidak hanya dari menunya saja. Desain interior berupa bilik-bilik bambu yang berdiri di atas tambak menjadi pesona lain. Terlebih lagi jika berkunjung ketika sore hari, seperti yang dilakukan DUTA RIMBA saat itu. Sambil lesehan di lantai bilik bambu dan menyantap Pindang Gombyang, mata kita pun dapat menikmati indahnya sunset, menyaksikan bulatan matahari yang memerah saga. • DR

DUTA Rimba 95


Dok. Humas PHT

KULINERRIMBA

Anda yang tidak sempat berkunjung ke Indramayu atau yang ingin membuat Pindang Gombyang di rumah, dapat mencoba resep berikut ini: Bahan: • Kepala ikan Manyung • 1,5 butir kelapa • Cabe merah • Bawang merah • Bawang putih • Daun salam • Jahe • Sereh • Laos (lengkuas) • Kunyit • Temu kunci • 6 atau 7 butir kemiri • Asam muda • Garam • Gula pasir

Resep

Pindang Gombyang

Cara Membuat: Kemiri dan sebagian kunyit di ulek. Bumbu-bumbu lain diiris tipis-tipis campurkan, lalu ditumis. Buatlah santan kental dan encer. Godoklah santan encer dengan bumbu yang telah ditumis tadi. Kalau sudah mulai mendidih, masukan asam muda. Apabila sudah mulai empuk, angkatlah dari godokan tadi lalu ditumbuk dan diambil airnya. Masukkan air asam tersebut ke dalam godokan tadi, tambahkan santan kentalnya. Cicipilah, rasanya harus asam. Agar empuk, ikan manyung direbus selama 1 jam. Setelah dibersihkan sisik dan kotorannya, kepala ikan manyung kembali direbus selama 1 jam di dalam godokan bumbu yang telah disiapkan.

Rumah Makan ‘Panorama’ Jl. Tambak Raya Indramayu Telp. (0234) 7006559 Hp. 08122376642, 08782888992

96 DUTA Rimba

NO. 46 • TH. 8 • MEI-JUNI • 2013



DUTA RIMBA MAJALAH PERHUTANI

NO. 46 • TH. 8 • MEI - JUNI • 2013

M A JA L A H

P E R H U TA N I

BENAH DIRI

Berbenah Sembari Melangkah RIMBA KHUSUS

Perhutani Goes to School SOSOK RIMBA

Ewa Polano, Semangat "Sweden The Forest Kingdom" RIMBA KULINER EDISI NO. 46 • TH 8 • MEI-JUNI 2013

Pindang Gombyang Bikin Lidah Bergoyang

Tangkap Peluang di Negeri Orang


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.