5 minute read
C. Membuat Peta Pikiran/Rangkuman Alur
c. Hiperbol
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hiperbol adalah ucapan (ungkapan, pernyataan) kiasan yang dibesar-besarkan (berlebih-lebihan), dimaksudkan untuk memperoleh efek tertentu. Gaya bahasa hiperbol digunakan seperti dalam kalimat kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak aku. d. Pleonasme
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang lebih daripada yang diperlukan, misalnya dalam kalimat kita harus dan wajib saling menghormati.
C. MEMBUAT PETA PIKIRAN/RANGKUMAN ALUR ISI BUKU FIKSI ATAU NONFIKSI Kegiatan 1: Mencermati Informasi Buku melalui Indeks
Pernahkah Anda membaca indeks pada bagian belakang buku nonfiksi? Apakah Anda mengetahui indeks itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan. Indeks buku pada umumnya terdapat dalam buku-buku nonfiksi. Sangat jarang buku fiksi terdapat indeks, bahkan tidak ada. Indeks buku disusun dalam beberapa bagian, antara lain: 1. Indeks nama (pengarang), daftar nama-nama orang dalam sebuah indeks. 2. Indeks topik (subjek/istilah), daftar subjek atau istilah yang terdapat dalam buku tersebut. 3. Perincian indeks topik, istilah-istilah atau subjek yang ada kaitannya dengan subjek yang ada dalam sebuah indeks topik. Penulisan kata/istilah yang merupakan bagian ini ditulis di bawah kata yang menaunginya. Misalnya, kata agen dalam contoh indeks di bawah uraian ini memiliki rincian: Belanda, Komintern, NICA, dan tentara. 4. Nomor halaman, bagian indeks buku yang bertuliskan nomornomor halaman tempat istilah/kata tersebut berada. Indeks dibedakan menjadi dua macam, yakni indeks subjek dan indeks pengarang. Indeks subjek berisi daftar istilah-istilah yang dianggap penting yang terdapat dalam buku. Adapun indeks pengarang berisi daftar nama pengarang atau tokoh yang kegiatan, pendapat atau teorinya dikutip dalam buku yang bersangkutan. Aturan penulisan indeks pengarang sebagai berikut.
1. Jika nama pengarang hanya terdiri atas satu kata, nama pengarang ditulis apa adanya, nama depan ditulis dengan huruf kapital. 2. Jika nama pengarang terdiri atas dua kata, nama kedua diletakkan di depan nama pertama, di antara nama kedua dan pertama diberi tanda koma (,). 3. Jika nama pengarang terdiri atas lebih dari dua kata, nama terakhir diletakkan di depan nama pertama dan kedua, setelah nama terakhir tersebut diberi tanda koma (,). 4. Nama kedua dan ketiga dalam penulisannya boleh disingkat salah satu atau keduanya. 5. Nama gelar sebaiknya tidak dicantumkan. Contoh halaman indeks: A A. A. Hadjid 255, 256 A. A. Jadau 195, 203 B. A. Karim 111 C. A. Soedibyo 85 D. A. Tjokronegoro 125, 228 E. A. Tompna 110 F. A.H. Nasution 302 G. A.K. Gani 121 H. A.K. Pringgodigdo 309
Gambar 1.2 (Contoh indeks dalam buku) Sumber: https://www.yuksinau.id/indeks-buku-pengertianbagian-macamcontoh/#!
Kegiatan 2: Mencermati Informasi Buku Melalui Peta Konsep
Pernahkah Anda membuat peta konsep buku untuk mengetahui isi dari buku fiksi ataupun buku nonfiksi? Apakah Anda mengetahui peta konsep itu? Jika belum, mari kita pelajari peta konsep dari pengertiannya. Isi buku pada umumnya terdiri atas beberapa bab dan di dalam setiap bab terbagi pula ke dalam beberapa sub bab. Pada setiap subbabnya juga kembali dirinci ke dalam beberapa bagian lagi. Pembahasan isi buku seperti itu akan lebih mudah apabila disajikan ke dalam suatu pemetaan yang sering disebut dengan peta konsep. Isi setiap bab dalam sebuah buku dapat lebih diperjelas dengan peta konsep seperti di atas. Satu bab disajikan dalam satu bagan sehingga sistematikanya bisa lebih terperinci. Hubungan antarbagiannya pun akan lebih mudah dipahami. Peta konsep menempatkan gagasan yang paling umum pada posisi paling atas, kemudian diikuti oleh gagasan-gasasan yang lebih kecil ke bawahnya secara hirarkis. Akan tetapi, untuk buku-buku cerita semacam novel ataupun buku kumpulan cerpen/dongeng, akan lebih mudah dipahami apabila disajikan dalam bentuk bagan alur. Dengan begitu rangkaian cerita yang ada pada buku itu akan lebih jelas dan mudah terpahami. • Pengenalan Cerita • Penanggalan Peristiwa • Terjadinya Konflik • Penyelesaian Konflik • Penutup 1. Pengertian Peta Konsep Menurut Buzan (2010:5), peta konsep adalah cara yang baik untuk mendapatkan ide baru dan cara yang mudah untuk mendapatkan informasi dari otak. Dengan menggunakan peta konsep, cara kerja alami otak dapat dilibatkan dari awal. Hal ini berarti bahwa untuk mengingat kembali informasi selanjutnya akan menjadi lebih mudah. 2. Ciri-ciri Peta Konsep Menurut Dahar (dalam Trianto, 2007:159), peta konsep mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a. Pemetaan konsep, yaitu suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proporsi-proporsi suatu bidang. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi lebih jelas dan mempelajari bidang studi lebih bermakna.
b. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu bagian dari suatu bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan yang proporsional antarkonsep. c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Hal tersebut memiliki arti bahwa ada konsep lain yang lebih inklusif. d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, maka terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut. 3. Kelebihan dan Kekurangan Peta Konsep Peta konsep memiliki kelebihan sebagai berikut: a) Untuk menyelidiki apa yang telah diketahui siswa pada sebuah buku fiksi atau nonfiksi. b) Digunakan untuk mengetahui apakah cara belajar siswa sudah benar atau belum (siswa sudah menguasai konsep buku atau belum). c) Dapat digunakan untuk mengungkapkan konsep buku yang salah. d) Dapat digunakan untuk evaluasi buku.
4. Langkah-Langkah Membuat Peta Konsep Melalui peta konsep, kita dapat mengetahui hubungan antarbagian dalam buku sehingga mampu menangkap gambaran umum tentang alur buku tersebut. Menurut Arends (dalam Trianto, 2007:160), langkahlangkah dalam membuat peta konsep adalah sebagai berikut. a) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. b) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. c) Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta konsep.
Mengelompokkan ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.