2
Catatan kecil seorang kader
edisi april 2013
Tertib Administrasi Menuju yang Terbaik
SEPEKAN sudah tim penilai gelar kapasitas pelaku PNPM ter baik Kabupaten Mesuji Tahun 2013 “plesiran” ke tujuh kecamatan dengan jangkauan yang cukup melelahkan. Tim bentukan Kelompok Kerja Ruang Belajar Masyarakat (Pokja RBM) dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (BPMPD) Mesuji ini melakukan penilaian secara komprehensif untuk mencari siapa yang pantas menyandang predikat terbaik dari delapan komponen tersebut. Komponen itu antara lain unit pengelola kegiatan (UPK), tim pelaksana kegiatan (TPK), kepala desa; pendamping lokal (PL), badan koordinasi antar desa (BKAD), kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD); kelompok simpan pinjam perempuan (SPP); dan tim penyehat pinjaman. Tim menilai delapan komponen berdasarkan indikator baku dari regulasi PNPM. Penilaian yang dilakukan cukup standar dan tidak terlalu sulit. Tim hanya melihat kekompakan pelaku di lembaganya masing-masing, pemahaman aturan main program pemberdayaan; pengelolaan program pemberdayaan, dan dokumentasi/administrasi. Dari sejumlah indikator terse-
Segan but, pemahaman dalam membuat administrasi yang baik dan benar masih memprihatinkan sehingga harus mendapat perhatian serius dari fasilitator kecamatan maupun kabupaten. Karena hanya UPK dan sebagian besar TPK yang telah menyiapkan administrasi berikut dokumentasi secara baik dan benar. Tertib administrasi ini sangat penting. Hal ini mengingat dengan pengarsipan laporan keuangan dan kegiatan yang rapi dan tertib akan menunjang keberhasilan pengelolaan program, juga transparansi dan akuntabilitas harus diartikan sebagai kewajiban untuk mel-
Penilaian yang dilakukan cukup standar dan tidak terlalu sulit. Tim hanya melihat kekompakan pelaku di lembaganya masing-masing, pemahaman aturan main program pemberdayaan; pengelolaan program pemberdayaan, dan dokumentasi/administrasi. aporkan kepada khalayak. Administrasi yang rapi menc akup tertib perencanaan prog ram dan anggaran,tertib pel aksanaan program dan ang g aran; tertib penyelanggaraan monitoring dan pengendalian, tertib pelaporan dan pertanggungjawaban. Tertib Perencanaan Program dan Anggaran Tertib di bidang perencanaan program dan anggaran yang dimaksud adalah bahwa setiap rencana disusun dengan berdasarkan pelaksanaan kelembagaan, kapasitas atau
kemampuan kelembagaan, ketercapaian out put yang ditetapkan, dan kesesuaian dengan berbagai peraturan perundangundangan yang berlaku. Sebagai bagian dari tertib adaministrasi adalah perencanaan program dan anggaran yang harus disusun berbasis kinerja. Sesuai ketentuan yang berlaku penerapan program dan anggaran berbasis kinerja disusun berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipatif, disiplin, berkeadilan, efesiensi dan efektivitas, rasional dan terukur. Tertib Pelaksanaan Program dan Anggaran Penyelenggaraan tertib administrasi bukan hanya soal kelengkapan dokumen pertanggungjawaban, tetapi lebih dari itu menyangkut soal integritas, moral dan etika. Mengukuhkan niat; senantiasa melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab, sesuai amanat yang diemban; memiliki pemahaman yang utuh tentang tujuan dan sasaran program yang ingin dicapai oleh masing-masing kelembagaan.
gambar ilustrasi
Tertib Penyelanggaraan Mon itoring dan Pengendalian Monitoring merupakan salah satu upaya penting untuk melakukan kontrol kualitas dan akuntabilitas pelaksanaan program dan anggaran. Tujuan utama monitoring pada dasarnya bermuara pada upaya meningkatkan upaya
pengendalian. Seluruh kegiatan harus dikendalikan dalam suatu sistem manajemen yang komprehensif. Pengendalian itu sendiri mencakup tiga unsur yaitu pengendalian terhadap input, proses dan output. Tertib monitoring pengendalian mengandaikan adanya suatu strategi yang sistemik dan terukur dengan sistem penjadwalan yang ketat. Setiap kegiatan monitoring dan evaluasi serta penyelenggaraan pengendalian harus dilakukan secara lebih profesional dengan hasil yang terukur. Tertib Pelaporan dan Pertang gungjawaban Pelaporan merupakan salah satu tahap penting dalam proses pelaksanaan program dan anggaran. Meskipun pnyelenggaraan TUSI organisasi dapat berjalan dengan baik dan mencapai output yang diharapkan tetapi jika tidak didukung dengan laporan yang memadai maka dapat menimbulkan permasalahan, seperti adanya dugaan penyalahgunaan kewenangan, korupsi dan sejenisnya. Fungsi pelaporan tidak hanya untuk kepentingan administrasi yaitu terpenuhinya tuntutan formal pertanggungjawaban, tetapi lebih dari itu memiliki fungsi informasi dan perbaikan. Fungsi informasi yang berarti laporan merupakan bentuk paparan atau penjelasan terulis tentang pengelolaan input, proses dan output suatu program/kegiatan. Fungsi perbaikan adalah melalui laporan dapat diketahui tingkat ketercapaian kegiatan, serta kendala dan permasalahan yang dihadapi sehingga kita semua bisa meningkatkan kinerja maupun mutu kegiatan sejenis di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk pelaku PNPM di seluruh desa maupun kecamatan se-Mesuji. Kita semua berharap tidak ditemukan lagi administrasi yang bobrok pada pelaksanaan gelar kapasitas tahun berikutnya. Salam pemberdayaan! Segan Petrus Simanjuntak, S.H. Penulis aktif sebagai wartawan di Lampung NewsPaper (Radar Lampung Group)
PENGIRIMAN OPINI: Mesuji Mandiri menerima opini dengan jumlah 3000 karakter. Kirim via email ke redaksi rbmmesuji@gmail.com
Mesuji Mandiri
Pelindung: Khamamik, S.H. (Bupati Mesuji) Haryati Candralela, S.Sos.M.M. (Ketua DPRD)
Penasihat: Drs. Andrian Syarif, M.ip. (Kepala Badan PMPK Mesuji) Sukarman, S.H. (Kepala Bappeda Mesuji) Pimpinan Redaksi: Fajarullah
Staf Redaksi: Puryanto, Ansori Eko Setiyo, Juni Setiono, Warseno, Yoyok, Dadang Saputra, S.Pd., Supriyanto, rudi Hartono, Adi rismanto. Penerbit: Pokja Media dan Informasi Ruang Belajar Masyarakat (RBM) Kabupaten Mesuji.
Alamat: Kampung Budiaji, Kecamatan Simpangpematang, Kabupaten mesuji, Provinsi Lampung. Email: rbmmesuji@gmail.com
edisi april 2013
3
seputar PNPM
MENLU Australia Bob Carr melakukan kunjungan ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manarul Huda di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, awal April 2013 lalu.
Australia Penghibah Terbesar Dana PNPM PADA hari Kamis, 4 April 2013 Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Bob Carr melakukan kunjungan ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manarul Huda di Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. MI Manarul Huda merupakan salah satu sekolah di Jakarta yang telah mendapatkan dukungan AusAID untuk peningkatan mutu pendidikan.
Dalam kunjungan tersebut, Bob Carr juga mengungkapkan bahwa pemerintah Australia akan memberi tambahan hibah sebesar 99 juta dolar Australia atau hampir setara dengan Rp1 trilliun untuk PNPM. Tambahan bantuan ini akan dimanfaatkan untuk membantu program PNPM sepanjang dua tahun ke depan. Dengan bantuan yang telah diberikan, pada tahun
2013 ini Australia adalah negara penyumbang bantuan terbesar bagi Indonesia. Adapun jumlah total bantuan Australia untuk PNPM Mandiri adalah sebesar $314 juta yang diberikan bertahap sejak tahun 2009 hingga 2015. Dalam acara di MI Manarul Huda, Bob Carr mengatakan bahwa PNPM Mandiri memberikan manfaat kepada sekitar 80 juta masyarakat Indone-
sia sehingga sangat layak untuk menerima bantuan tersebut. Tambahan dana yang diberikan akan lebih banyak difokuskan pada masyarakat marginal, rentan miskin dan masyarakat dengan kategori kemiskinan absolut. Dana tersebut  juga diharapkan akan banyak membantu PNPM generasi sehingga pada akhir tahun 2014 akan mewujudkan bantuan berupa sarana kesehatan dan pendidikan bagi 5000
desa di Indonesia. Menurut Sujana Royat, Deputi Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenko Kesra selaku Ketua Pokja Pengendali PNPM Mandiri, dana hibah yang diberikan akan dikelola oleh institusi dengan akuntabilitas yang sangat baik sehingga setiap rupiah yang ada dapat dilihat secara jelas pertanggungjawabannya. (net)
Menteri Swedia Apresiasi PNPM MPd PROGRAM Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) sebagai program pemberdayaan masyarakat terbesar di Indonesia telah memberikan manfaat yang sangat besar kepada masyarakat. Program ini juga telah dikenal luas di dunia internasional dan sudah banyak perwakilan dari negara-negara lain, baik negara berkembang maupun juga negara maju yang berkunjung ke Indonesia untuk melihat dan belajar lebih dekat tentang program ini. Kamis pagi, 28 Maret 2013, Menteri Kerjasama Pembangunan Intenasional Swedia Gunilla Carlsson didampingi oleh Duta Besar Swedia untuk Indonesia Ewa Polano, Asisten Deputi Menko Kesra urusan Pemberdayaan Masyarakat Ibu Pamudji Lestari beserta rombongan, berkunjung ke Desa Wanurejo dan
Desa Candirejo Kabupaten Magelang - Jawa Tengah. Dalam kunjungan tersebut, mereka menemui dan berdialog langsung dengan para pelaku PNPM MPd, satuan kerja (Satker) terkait dan aparat desa, serta para penerima manfaat. Delegasi ingin berinteraksi secara langsung dan melihat bagaimana program PNPM dapat mendorong pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs). Delegasi menyaksikan kegiatan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang didanai PNPM di Desa Wanurejo serta kegiatan posyandu di Desa Candirejo. Menteri menyampaikan bahwa beliau sangat terkesan dengan model pemberdayaan yang ada di PNPM dan berharap program seperti ini bisa terus dipertahankan. (net)
MENTERI Kerjasama Pembangunan Intenasional Swedia Gunilla Carlsson saat berkunjung ke Desa Wanurejo dan Desa Candirejo, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, akhir Maret 2013.
4
probLeMATikA
pusat bisnis kTM edisi april 2013
Alih Fungsi Jadi Sekolah
MESUJI TIMUR – Niat pemerintah pusat mempercepat proses pembangunan di kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji justru digunakan oknum tak bertanggung jawab untuk menjadi lahan korupsi anggaran negara. Kondisi KTM yang terletak di Desa Tanjungmas Makmur, Kecamatan Mesuji Timur, sejak selesai dibangun Februari 2010 sampai saat ini terbengkalai. Tidak ada aktivitas bisnis dan transaksi jual-beli di dalam bangunan yang menghabiskan dana miliaran rupiah tersebut. Semua fasilitas yang dibangun di kawasan transmigrasi tersebut terbengkalai. Mulai dari gedung-gedung, sarana jalan, instalasi air bersih, listrik tenaga surya tidak beroperasi sampai saat ini. Hanya sejumlah ruangan yang kini digunakan sebagai lokal bagi siswa SMK setempat. “Lantai satu hanya terisi dua pedagang. Saya sebagai pedagang makanan dan pedagang parfum. Sedangkan, ruangan di lantai dua dipakai oleh SMK untuk kegiatan belajar-mengajar,” tutur Titi Widaryati, warga Tanjungmas Makmur. Selain itu, lanjut Titi, salah satu stasiun radio lokal menggunakan satu ruangan untuk kegiatan penyiaran setiap harinya. “Sejak gedung ini selesai dibangun, aktivitas pedagang tidak ada. Cuma saya dan pedagang parfum yang berjualan di sini (KTM, Red), Mas,” ungkap wanita berjilbab ini. Bupati Mesuji Khamamik menegaskan bahwa salah satu upaya agar KTM hidup adalah dengan menarik investor untuk menanamkan modal juga usahanya di pusat bisnis tersebut. “Upaya kedepan yang akan ditempuh tentunya pembenahan infrastruktur jalan juga fasilitas penunjang lainnya termasuk listrik di KTM untuk menarik investor masuk dan ikut membangun KTM sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Rencananya, nanti di Kecamatan Rawajitu Utara akan di bangun pula dermaga, serta jembatan penghubung antara KTM dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),” jelasnya. Terpisah, Kepala Bappeda Mesuji Sukarman menjelaskan secara umum memang kabupaten belum mampu kerja maksimal. “Seharusnya kegiatan yang akan dilakukan di KTM melalui pokja ini. Selama ini memang anggaran yang dikucurkan untuk KTM masih dari pusat, dari pemda sendiri sangat terbatas sekali,” terangnya. Pengerjaan KTM memang belum diserahkan ke daerah alias masih dikelola pemerintah pusat dengan APBN melalui tugas pembantuan (TP). APBD Mesuji diprioritaskan ke infrastruktur sebanyak 35%. “Pada musrenbang provinsi nanti, kita akan sampaikan usulan APBN untuk penguatan KTM sendiri,” katanya. Berdasarkan pantauan, gedung berlantai dua yang dibiayai APBN ini sudah rusak. Dinding dan atap bangunan itu mulai retak sehingga saat musim hujan ruangan bocor. Tidak ada perawatan terhadap pusat bisnis KTM yang kini beralih fungsi menjadi kegiatan pendidikan dan penyiaran tersebut. Pembangunan yang sudah dilakukan di KTM adalah pembangunan tugu KTM; pembangunan gapura (APBN 2007); pembangunan jembatan pusat KTM; gedung pusat bisnis; pasar kering; pasar basah; sarana air bersih berupa unit prosesing dan water tank; pengembangan masjid atau islamic center; rumah pintar atau semacam perpustakaan; pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebanyak 87unit dari pusat dan 25 unit oleh provinsi untuk penerangan jalan; dan hibrit atau penerangan gedung (APBN 2008). Kemudian pembangunan kantor polsek; kantor pengelelola KTM; rumah jaga dan jembatan di SP-9 pada APBN 2009. Dari keseluruhan itu, jembatan mengalami rusak parah. Untuk bangunan lain masih berfungsi, namun perlu rehabilitasi. “Hal ini sudah diketahui pemerintah pusat melalui kementerian terkait,” pungkas Sukarman. (red)
FOtO mORe
ngsi sebaM kini beralihfu di SMK Pusat bisnis KT ar H: laj lA pe gi KO ba Se gajar JADI tan belajar men gai tempat kegia setempat.
FOtO mORe
mUBAZIR: Kondisi KTM yang terletak di Desa Tanjungmas Makmur, Kecamatan Mesuji Timur, sejak selesai dibangun Februari 2010 sampai saat ini terbengkalai. Tidak ada aktivitas bisnis dan transaksi jual-beli di dalam bangunan yang menghabiskan dana miliaran rupiah tersebut.
Semoga Tidak Sekadar Janji! MESUJI TIMUR – Kondisi Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji yang cukup memprihatinkan mendapatkan perhatian dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) saat berkunjung ke kawasan KTM di Kecamatan Mesuji Timur, awal Februari 2013 lalu. Direktur Pengembangan Usaha Kemenakertrans Ir. Titi Wahyuni, M.Si. mengatakan, KTM yang dikembangkan di kawasan transmigrasi pada prinsipnya dirancang sebagai pusat pertumbuhan melalui pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Keberadaan KTM Mesuji, menurut Titi, semestinya dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, pelayanan agroindustri, pendidikan dan pelatihan. “Selain itu, KTM juga dapat dijadikan sebagai pusat perdagangan wilayah,” terangnya. Karenanya, lanjut Titi, perlu adanya komitmen pemerintah daerah dan masyarakatnya dalam mempertahankan ketersediaan komoditas unggulan untuk mendukung program tersebut. “Tujuan kami ke sini (Mesuji, Red) untuk me-review manfaat KTM Mesuji. Kalau ada yang belum maksimal, maka akan kita tingkatkan melalui pemberdayaan dan menumbuhkembangkan ekonomi masyarakatnya,” katanya.
Dia menegaskan ketersediaan lahan pertanian untuk penyediaan komoditas unggulan wajib dipertahankan, termasuk pengelolaan sampahnya. “Saya berharap Pemkab Mesuji dapat terus mendukung keberadaan KTM, terutama dalam membentuk kelembagaan pengelolaannya,” harapnya. Direktur Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi Kemenakertrans Dr. Ir. Chamidun Daim, M.B.A. mengatakan, pengembangan kawasan KTM membutuhkan keterlibatan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Dilanjutkannya, Kemenakertrans saat ini telah melakukan kerjasama dengan beberapa kementerian untuk pengembangan KTM. “Misalnya Kementerian Pertanian, Pendidikan dan Kebudayaan, Perhubungan, Kelautan dan Perikanan, Kesehatan, Bappenas, dan beberapa kementerian lainnya. Ini dilakukan dalam rangka pengembangan kawasan KTM seIndonesia,” jelasnya. Beberapa program pembangunan Kemenakertrans yang akan dikucurkan untuk pengembangan KTM Mesuji tahun 2013 ini antara lain adalah peningkatan jalan, pengembangan pusat pembenihan, dan pengembangan Islamic Center. Kementerian Kesehatan akan membangun klinik pratama di kawasan tersebut.
“Melalui kelompok kerja pusat, kita akan memfasilitasi rencana pembangunan dermaga KTM di Desa Pangkalmas Jaya ke Kementerian Perhubungan,” tutur Chamidun. Sementara, Bupati Mesuji Khamamik mengapreasiasi Kemenakertrans yang sudah memberi perhatian terhadap KTM Mesuji. Dia menyatakan sarana dan prasarana yang telah dibangun di lokasi tersebut tahun 2008 sudah tidak berfungsi optimal. “Bahkan banyak yang sudah rusak,” katanya kepada tim Kemenakertrans saat meninjau kawasan KTM Mesuji. Ditambahkan Khamamik, topografi desa-desa yang berada di kawasan KTM tersebut didominasi oleh tanah gambut sehingga membutuhkan teknologi dan biaya yang tinggi untuk membangun di wilayah tersebut. “Saat ini banyak sarana dan prasarana di KTM yang tidak berfungsi. Lampu penerangan jalan energi surya hampir seluruhnya rusak, sistem pengelolaan air minum juga tidak terawat dan tidak berfungsi semestinya,” bebernya. “Demikian pula dengan Rice Milling Plant dan Gedung Pusat Bisnis yang belum termanfaatkan. Padahal potensi pertanian dan perdagangan di lokasi tersebut sangat baik,” tandas Khamamik. (red)
5
sekiLAs rbM
edisi april 2013
RBM-GP Ansor “Perangi” Korupsi Lapor pNpM
WAYKANAN – Pokja Ruang Belajar Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (RBM-PNPM) Waykanan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) kabupaten setempat, akhir April lalu. Kerjasama ini guna mendorong terwujudnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat tanpa korupsi di beberapa wilayah melalui pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kelompok kerja yang ada dalam RBM Kabupaten Waykanan
sebagai wujud nyata partisipasi pembangunan. Penandatanganan MoU itu dilakukan oleh Ketua PC GP Ansor Supri Iswan dan Ketua RBM Darul Hafiz di Tugu Ryacudu Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan. Kerjasama antara RBM dengan GP Ansor berdasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berdaya saing dan mandiri dengan tanpa korupsi. “Kerjasama ini harus lebih didetailkan dalam strategi dan taktis gerakan, sehingga kedepan arah dari kerjasama akan lebih tera-
rah. Paling tidak, untuk menuju masyarakat Waykanan yang berdaya saing dan dinamis. Kampanye terhadap gerakan anti korupsi harus jadi agenda utamanya,” ujar Fasilitator Kabupaten PNPM MPd-INTEGRASI Waykanan Riza Allatif. Dilanjutkannya, kebiasaan diskusi kritis yang telah dilakukan oleh RBM dan elemen-elemen di Waykanan ini, harus dilembagakan dan menjadi budaya positif pada masyarakat di bumi Ramik Ragom ini. “Selaku Fasilitator Kabupaten, saya sangat bangga dengan kawan-kawan RBM dan
para sahabat dari GP Ansor. Moment hari ulang tahun Waykanan ke-14 ini semoga menjadi tonggak gerakan publik dalam rangka mewujudkan Waykanan yang berdaya dan mandiri tanpa korupsi,” katanya. Sementara, Wakil Kepala Satuan Koordinasi Cabang Banser Waykanan Gatot Arifianto, menambahkan kesepakatan bersama ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dalam memberdayakan masyarakat melalui program “Berdaya, Mandiri, Tanpa Korupsi” berasaskan saling menguntungkan secara sinergis. (net)
Alamat dan Nomor Telepon untuk Menyampaikan Keluhan dan Melaporkan Masalah PNPM Mandiri Perdesaan-INTEGRASI - SMS/Telepon : 081369301902/0 81379599699/081279069600 - Email : rbmmesuji@gmail.com - Facebook: rbm mesuji atau mesuji mandiri - Surat : Simpangpematang, Kecamatan Simpangpematang, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.
6
ACTiviTy
edisi april 2013
ramai-ramai kampanyekan Antikorupsi!
FOTO iST
KOORDInAtOR Provinsi PNPM Mandiri Perdesaan Amir Machmud Hasan (kiri) salam komando dengan Team Leader PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi Lampung ir. Sujoko saat deklarasi gerakan radio komunitas untuk indonesia bersih sekaligus peluncuran radio komunitas untuk akuntabilitas dan transparansi di Wisma Semergo, Bandarlampung, akhir April 2013 lalu.
GIM Terus Tumbuhkan Minat Baca GERAKAN menumbuhkan minat baca anak bisa dilakukan dengan beragam cara. Satu di antaranya dengan mendistribusikan buku-buku bacaan ke daerah terpencil di Indonesia, sekaligus mendirikan taman bacaannya. Indonesia Menyala, salah satu inisiatif Gerakan Indonesia Mengajar (GIM), mengadakan program Pack Your Spirit (PYS) 2013. Program ini bertujuan menciptakan budaya membaca pada anak-anak sekolah dasar dengan pendekatan multiaktor. Terbentuk sejak dua tahun lalu, Indonesia Menyala telah mengirimkan sekitar 70 ribu buku ke 17 kabupaten di Indonesia yang proses pengepakan dan pengirimannya bek-
erjasama dengan perusahaan jasa pengiriman paket dan logistik JNE. Buku-buku tersebut turut berperan menjadi amunisi bagi berdirinya 107 perpustakaan dan rumah belajar di daerah penempatan pengajar muda. Berdasar pengalaman, minat baca siswa dan warga tidak bisa
langsung mun-
cul dengan penyediaan bukubuku bacaan buat mereka. Karena itu, gerakan ini juga menggalang partisipasi relawan. Ketua Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) Anies Baswedan mengatakan GIM merupakan gerakan bersama
masyarakat yang berikhtiar untuk ikut berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa. Caranya dengan merekrut, melatih dan mengirim generasi muda terbaik ke berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengabdi sebagai pengajar muda (PM) di sekolah dasar dan di masyarakat selama satu tahun. Gerakan ini mengemban misi ganda. Membantu mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah yang membutuhkan dan menjadi wahana belajar kepemimpinan bagi anak-anak muda Indonesia agar memiliki kompetensi kelas dunia dengan memiliki pemahaman tentang akar rumput yang utuh. (net)
JARINGAN Radio Komunitas Indonesia (JKRI) bersama para pegiat antikorupsi dan seluruh ketua Jaringan Radio Komunitas dari 12 provinsi, termasuk Lampung mendeklarasikan Indonesia Bersih. Deklarasi gerakan radio komunitas untuk Indonesia Bersih berisikan; mendukung setiap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, mendorong kesadaran kritis masyarakat untuk aktif dalam gerakan anti korupsi, mengawal dan memastikan terwujudnya akuntabilitas dan transparansi dalam tata kelola pembangunan bagi publik. Gerakan radio komunitas ini bertanding dengan kekuatan puting beliung yang selama ini terjadi pada situasi cuaca ekstrim Indonesia. Namun dengan kekuatan yang berbeda, radio komunitas masuk pada cuaca sosial ekstrim yang bernama kejahatan korupsi. Radio komunitas telah berkomitmen untuk akan menjadi sapu pembersih semua kegiatan yang berindikasi korupsi untuk menjunjung upaya transparansi dan akuntabilitas praktik pemerintahan dan tata kelola lembaga publik yang mendedikasikan dirinya untuk kepentingan masyarakat. Ini adalah sebuah tekat yang kuat dengan kekuatan besar untuk terus membangun ide tentang perlunya Indonesia bersih dan menghapus habis perilaku korupsi yang tidak hanya menggerogoti birokrasi juga sendi-sendi sosial. Upaya dengan segala penjuru ini menjadi upaya untuk terus memperkuat tekanan terhadap upaya yang menggunakan celah tertentu untuk melakukan korupsi. Gerakan radio komunitas akan menjadi sebuah upaya dalam bentuk kerja organisasi radio komunitas secara nasional. Radio komunitas tidak pandang bulu akan terus mengejar semua perilaku korupsi baik itu yang telah menjadi benalu di daerah maupun telah menjadi kanker sosial secara nasional. Upaya ini untuk menegakkan kebenaran bahwa korupsi adalah kejahatan yang luar biasa yang harus dibasmi dengan waktu sesingkatsingkatnya. Radio komunitas akan membangun kerangka pembumiangusan agar semua praktek dominasi kekuasaan yang cenderung bersifat kroni, oligarkis, keluargaisme sebagai pemicu sebuah perilaku korupsi. Oleh karena itu mendorong sistem pengawasan dan kontrol menjadi sebuah kebutuhan radio komunitas agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Ini sebagai bentuk partisipasi aktif dari komponen masyarakat dalam pengawasan pemerintahan. Seperti halnya masyarakat, radio komunitas punya peran besar melakukan kerja investigatif untuk berbagai persoalan korupsi dengan menggunakan hak untuk memperoleh informasi publik. Bentuk paling mungkin dilakukan dengan adanya keterbukaan setiap penggunaan pendanaan yang digunakan oleh negara. Radio komunitas mempunyai peran besar dalam membuka setiap penggunaan anggaran sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Selama ini masyarakat tidak pernah diberi akses, akan menjadi peran radio komunitas untuk membuka akses terhadap rasionalistik penggunaan anggaran tersebut. Peran untuk mendorong sebuah kegiatan pencegahan dalam perilaku korupsi, bagaimanapun sebuah strategi untuk membersihkan hulu agar korupsi tidak mengalir ke hilir dengan sebuah strategi yang komprehensif, terencana, dan sistemik. Upaya pencegahan dengan menanamkan kepada semua komponen masyarakat bahwa korupsi akan menganggu rasa keadilan masyarakat. Pemberantasan korupsi adalah upaya radio komunitas untuk menegakkan hak-hak keadilan distributif. Indonesia bersih adalah Indonesia yang adil. (net)Â
7
activity
edisi april 2013
Masa Kerja UPK Dibatasi, Asal...
FOTO FAJARULLAH
AYO BANGKIT: Kelompok kerja Ruang Belajar Masyarakat (Pokja RBM) Kabupaten Mesuji menggelar pelatihan pertanian organik di Balai Desa Ekamulya, Kecamatan Mesuji Timur, 3-4 April 2013.
Mesuji Gencar Promosikan Pupuk Organik
MESUJI TIMUR – Pengunaan pupuk organic mulai digalang se bagai bahan penyubur tanaman utama bagi pertanian di Kabupaten Mesuji. Hal itu disampaikan oleh Dali man SP, Koordinator Ke lom pok Jabatan Fungsional Badan Pe laksana Penyuluhan Pertanian Per kebunan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Mesuji, kemarin. Penyampaian itu disampaikan dalam pelatihan Pertanian Organik yang dilaksanakan oleh Pokja Ru ang Belajar Masyarakat (Pokja RBM) PNPM MPd-INTEGRASI di Desa Ekamulya, Kecamatan Mesuji Timur. Menurut Daliman, pola penerapan teknologi dalam bertani adalah hal yang mutlak harus di lakukan. Dengan pola organik, kata dia, metode tersebut menitik ber atkan pada sisi keseimbangan alam. Menjadi tren saat ini adalah kembali ke alam (back to nature) dimana bahan-bahan kimia di perkecil penggunaanya bahkan dihilangkan. Dan ini adalah pola yang sudah tepat yang harus segera di terapkan saat ini,” ujarnya. Oleh sebab itulah, masih menurut Daliman, jika ingin men peroleh hasil yang maksimal dengan biaya produksi yang lebih sedikit, para petani yang ada di Kabupaten Mesuji hendaknya dapat segera menerapkan pola pertanian
organik secara perlahan. “Tapi kerana menerapkan pola pertanian jenis ini memang tidak bisa instan. Maka diperlukan semangat dan keseriusan, juga niat yang ikhlas. Sebab jika terlalu dipaksakan justru akan berdampak tidak baik,” ujarnya dalam pelatihan ini diikuti oleh 35 orang pengurus Kelompok Tani di tiga kecamatan ; Mesuji, Mesuji Timur dan Rawajitu Utara. Dalam pelatihan itu, narasumber berasal dari BP4K Kabupaten Mesuji antara lain Kepala BP3 Pancajaya Subarda, S.P. dan staf BP4K Halwan, S.P. Dalam pemaparannya, Hal wan menyampaikan bahwa pola per tanian konvensional yang selama ini telah dijalankan oleh ke banyakan petani rata-rata yang me nggunakan pupuk dan pestisida kimia tanpa pemahanam yang baik dan cenderung berlebihan. Padahal, penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan itu justru dapat mengkibatkan pe nurunan produktifitas disamping meningkatnya biaya. Dampak negatif lainnya juga akan mem bawa dampak buruk bagi eko sis tem seperti pencemaran ling kungan, terbunuhnya jasad pem bantu yang dibutuhkan bagi per tumbuhan tanaman, hama menjadi kebal, peledakan hama tak terkendali dan terganggunya
kesehatan manusia disekitarnya. “Banyak petani yang tidak memahami bahwa hal ini justru dapat membuat hama dan penyakit menjadi kebal. Dan jika itu dibiarkan terus menerus maka terjadinya le dakan hama hanya tinggal menungu waktu,” terang Halwan. Ketua Kelompok Kerja Ruang Belajar Masyarakat (Pokja RBM) Kabu paten Mesuji Fajarullah menyatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama Pokja RBM PNPM MPdINTEGRASI dengan BP4K Mesuji. Ia menyebutkan gagasan menggunakan pupuk organic sama dengan salah satu program dan fungsi RBM sebagai lembaga pengembangan kapasitas masyarakat yang juga adalah bagian tak terpisahkan dari program pemberdayaan di Kabupaten Mesuji. “Pelatihan Pertanian Organik yang kita gelar ini adalah upaya un tuk turut serta mewujudkan gerakan Go Organik Mesuji yang se benarnya sudah tergaung sejak lama. Dan melalui kegiatan ini, kita mencoba untuk terus mengawal hal itu bersama dengan satuan ker ja, instansi dan bidang terkait. Kita sangat memimpikan suatu saat Mesuji akan muncul sebagai salah satu daerah penghasil be ras organik terbaik di Provinsi Lampung,” ujarnya. Terpisah, Bupati Mesuji Kha mamik, S.H. mengungkapkan Pem
kab Mesuji juga telah menyiapkan mesin-mesin pembuat pupuk organic melalui Dinas Pertanian. “Kita sudah tanyakan ke pihak pembuatnya. Saat ini sudah di guna kan di beberapa perkebuan sawit besar di Kabupaten OKI, Sumsel. Bahan dasarnya adalah janjangan kosong sawit,” ujarnya. Khamamik menambahkan bahan baku janjangan sawit untuk pupuk organic sudah disuplai dari salah satu pabrik Tandan Buah Segar (TBS) sawit PT.Garuda Bumi Perkasa di Kecamatan Simpangpematang. “Sudah disetujui. Kita tinggal jalan saja kalau alat pencacah jajangan itu sudah datang. Kemudian agar hasilnya lebih baik, kita akan undang ahlinya agar komposisi kandungan pupuk sesuai dengan pupuk non organic yang ada,” ujarnya. Setelah produksi, kata bupati lagi, pupuk akan di distribusikan kepada masyarakat yang mempunyai kebun. “Ya, harganya paling nanti hanya biaya produksi dan ongkos kirim. Sekitar ya, sekarung Rp15 ribu-20 ribu gitu. Kita antar ke tempat,” tutupnya. Dengan demikian, kata dia, ketersediaan pupuk organic bagi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Mesuji dapat terpenuhi dengan harga yang murah dan terjangkau. Sehingga kedepan, kata Khamamik, mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia. (red)
MENTERI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung laksono menolak tuntutan pencabutan Erata (Draft) Petunjuk Teknis Operasional (PTO) X yang mengatur masa kerja pengurus Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, maksimal dua kali periode. “Masa tugas pengurus UPK wajib dibatasi. Capek juga kita melihat pengurus UPK yang tidak perform terus menerus menjabat di sana,” ujar Menko Kesra usai membuka Seminar Nasional UPK PNPM Mandiri Pedesaan (PNPM-MPd) di Solo, beberapa waktu lalu. Penegasan itu diungkapkan Agung Laksono, guna menanggapi penolakan terhadap penerapan Erata PTO X yang dilakukan oleh mayoritas pengurus UPK Jawa Tengah yang mengikuti seminar. “Kalau masa kepengurusan dibatasi, setelah selesai kita mau kerja apa?,” teriak salah satu pengurus UPK yang menolak disebut namanya. UPK adalah salah satu unit yang dibentuk oleh musyawarah antar desa (MAD). Tugasnya untuk mengelola seluruh kegiatan PNPM-MPd di masing-masing kecamatan. Kegiatan itu meliputi pembangunan prasarana, seperti pendidikan, kesehatan dan kegiatan ekonomi, serta pengelolaan administrasi keuangan. Satu UPK umumnya terdiri dari satu ketua, sekretaris dan bendahara. Pada kesempatan itu, Agung Laksono mengungkapkan sejumlah alasan mengapa masa kepengurusan UPK perlu dibatasi. Antara lain untuk merotasi pengurus yang dianggap tidak bekerja dengan baik dan menghindari praktik korupsi dana PNPM yang dilakukan pengurus. Kendati menolak mencabut penerapan Erata PTO X, Menteri berjanji akan mengakomodasi sejumlah tuntutan. Salah satu yang bakal ditinjau ulang adalah masa periode setiap sekali menjabat. “Saat ini maksimal menjabat tiga tahun setiap periode. Kedepan mungkin bisa kita tambah setiap satu periode memimpin lima tahun,” tutupnya. (net)
8
activity
FOTO SEGAN PETRUS S.
KABID SDM Pemberdayaan Masyarakat Diskes Mesuji Ade Sukaryadi memberikan materi tentang kesehatan saat pelatihan kader Posyandu yang digelar Pokja RBM Mesuji di Balai Desa Adimulyo, Kecamatan Pancajaya, Sabtu (6/4).
Kader Posyandu-Petani Dilatih MESUJI – Kelompok kerja ruang belajar masyarakat (Pokja RBM) Kabupaten Mesuji terus berbuat maksimal untuk seluruh pelaku PNPM di tingkat desa hingga kecamatan. Kali ini, Pokja RBM bersama Dinas Kesehatan (Diskes) setempat melatih kader Posyandu di Balai Desa Adimulyo, Kecamatan Pancajaya, Sabtu (6/4). Fasilitator Kabupaten (Faskab) Integrasi Mesuji Yohanes T.B.mengatakan pelatihan kesehatan bagi kader Posyandu ini bertujuan meningkatkan wawasan kaum perempuan terhadap pentingnya menjaga pola hidup sehat di lingkungannya masing-masing. “Kita ingin memberikan pemahaman bahwa kesehatan sangat penting, khususnya untuk masya rakat miskin. Karena itu, kita berharap kader Posyandu yang mengikuti pelatihan ini bisa memberikan kontribusi positif bagi lingkungan tempat tinggalnya,” katanya. Kader posyandu, lanjut Yohanes,
dapat mengontrol setiap kegiatan yang didanai PNPM maupun APBD Mesuji. “Jika memang ada kader Posyandu yang meminjam dana simpan pinjam kelompok perempuan (SPP), ibu kepala desa (kades) wajib memberikan teguran kepada kelompok perempuan tersebut,” terangnya. Dalam pelatihan tersebut, Pokja RBM menghadirkan dua pemateri. Yakni Ade Sukaryadi (Kabid SDM Pemberdayaan Masyarakat Diskes Mesuji) dan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Warso. Warso mengungkapkan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan pemahaman dasar untuk mengetahui betapa pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dengan pola yang baik. “STBM ini fokus terhadap pembuangan kotoran manusia yang tidak boleh dilakukan sembarangan dan pentingnya cuci tangan menggunakan sabun,” jelasnya.
Menurutnya, sejumlah warga Mesuji mayoritas tidak memiliki sarana MCK (mandi cuci kakus) yang laik. Sungai atau kali masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang membuang air besar atau kecil. “Selain itu peladangan. Melalui materi ini, kita ingin ibu-ibu yang tergabung dalam kader Posyandu dapat mengubah prilaku masyarakatnya,” ungkapnya. Sementara, Ade Sukaryadi meng apresiasi program pelatihan yang diberikan Pokja RBM Mesuji. “Kaum perempuan yang menjadi kader kesehatan di desa masingmasing harus peduli terhadap proses pembangunan yang dibiayai anggaran negara maupun anggaran daerah,” tuturnya. Sebelumnya, Pokja RBM yang dinahkodai Fajarullah ini juga me nggelar pelatihan pertanian organik di Balai Desa Ekamulya, Kecamatan Mesuji Timur. Para petani diharapkan menuai hasil maksimal pasca mengikuti pelatihan tersebut. (red)
edisi April 2013
TPK-Panitia Lelang Dibekali Aturan
BRABASAN – Pelaksanaan program pemberdayaan tahun anggaran 2013 tinggal menunggu waktu. Guna mengoptimalkan kualitas pelaksanaan kegiatan itu, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Mesuji dalam waktu dekat akan segera mengadakan pelatihan bagi Tim Pelaksna Kegiatan (TPK) di seluruh desa yang ada di Sai Bumi Serasan Segawe. Kepala BPMPD Mesuji Andrian Syarif menjelaskan pelaksanaan pelatihan ini akan diadakan dalam dua tahapan yang berbeda yakni antara PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPMINTEGRASI. “Pelatihan TPK bagi PNPM Mandiri Perdesaan yang terdiri dari tiga kecamatan. Yakni Mesuji, Pancajaya dan Simpangpematang. Rencananya akan kita laksanakan pada 7-8 Mei dengan menggunakan alokasi dana operasioanal kegiatan (DOK) reguler, sedangkan PNPM-INTEGRASI akan dilaksanakan pada 15-16 dengan menggunakan DOK 2013,” terangnya. Pelaksanaan pelatihan akan dilakukankan selama dua hari. Pada hari pertama, pelatihan akan difokuskan bagi kinerja TPK sebagai pelaku pelaksana di tingkat desa. Sedangkan hari kedua, materi pelatihan akan menitikberatkan pada proses dan pelaksanaan lelang barang dan jasa yang nantinya akan dilaksanakan panitia lelang desa. Ditambahkan Andrian, proses pengadaan barang me lalui mekanisme lelang ini sangat penting. Agar TPK benar-benar bisa memperoleh barang dengan kualitas baik. “Jika terdapat sisa hasil lelang dari selisih harga yang sudah ditetapkan di RAB kegiatan. Hal itu bisa diwujudkan dalam bentuk kegiatan tambahan seperti pembangunan goronggorong maupun sarana lainnya,” tegasnya. PJO Kabupaten PNPM MPdINTEGRASI Mesuji Abu Rosid Istomi menambahkan bahwa
Andrian Syarif Kepala BPMPD Mesuji untuk memaksimalkan kegiatan pelatihan ini. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan tim fasilitator kabupaten PNPM MPd-INTEGRASI Mesuji berkaitan dengan teknis pelaksanaan dan materi kegiatan pelatihan tersebut. “Karena itu, kita sangat berharap agar kegiatan pelatihan ini dapat benar-benar memberikan bekal bagi TPK sebelum mereka melaksanakan kegiatan di desanya masing-masing,” ujarnya. Sebagaimana telah diketahui bahwa alokasi untuk kegiatan pemberdayaan ma syarakat pada tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sekitar Rp20 miliar lebih. Dan dari jumlah itu, Pemkab Mesuji mengalokasikan Rp14 miliar lebih. Sisanya sebesar Rp5,570 miliar berasal dari dana pusat. Jumlah itu tersebar di tujuh Kecamatan melalui Unit Pengelola Kegiatan (UPK). Mengingat besarnya alokasi yang telah ditetapkan, Pemkab Mesuji melalui BPMPD merasa perlu untuk mengawal proses dan pelaksanaannya secara lebih optimal sebagai upaya untuk mencegah tindak kebocoran yang bisa terjadi akibat kekurangpahaman TPK. (red)
edisi april 2013
9
musawarah mufakat
FOTO IST
HASIL musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) dan Forum SKPD Kabupaten Mesuji Tahun 2013 dievaluasi bersama seluruh SKPD.
Kelompok Sadar Wisata Dibentuk BRABASAN – Sebagai upaya mewujudkan program pariwisata alam dan buatan dan menggali potensi lokal daerah, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Mesuji mulai bergerak menjajaki potensi pariwisata yang tersebar di kabupaten ini. Salah satu yang menjadi sasaranya adalah embung yang berada di Desa Bukoposo, Kecamatan Wayserdang. “Di desa ini (Bukoposo, Red) sudah sejak lama dibangun sebuah embung yang berfungsi sebagai resapan air jika kemarau tiba. Kita melihat, jika pemanfaatannya dioptimalkan, hal ini bisa menjadi aset wisata yang cukup berpotensi,” terang Kabid Pariwisata Sudirman. Menurut Sudirman, letak Desa Bukoposo yang berada di titik tengah antara tiga kabupaten, yakni Tulangbawang Barat; Tulangbawang dan Mesuji cukup memberikan manfaat
strategis jika program ini bisa terlaksana. “Untuk itulah sebagai langkah awal, kita sudah bekerja sama dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat untuk segera membentuk kelompok masyarakat sadar wisata sebagai upaya untuk mewujudkan desa wisata yang kedepan diharapkan dapat diperkuat keberadaanya melalui peratutran daerah,” tambahnya. Masih menurut Sudirman, kelompok itu nantinya akan dibina dan dilatih agar menjadi barisan masyarakat yang dapat turut berpastisipasi dalam mewujudkan program pariwisata di desanya. Dan untuk kegiatan ini, ia juga menyatakan bahwa hal-hal yang sangat mungkin akan didukung oleh pemda jika program ini sudah mulai berjalan adalah kantor pengelola, gapura, anjungan bagi pedagang, MCK (mandi cuci kakus) dan tem-
pat parkir kendaraan pengunjung. Sedangkan jalan menuju lokasi, karena sifatnya bukan jalan berat, ia berharap pendanaannya dapat diajukan ke UPK melalui PNPM MPdIntegrasi atau program Sai Bumi Serasan Segawe (SBSS). Disamping itu, Sudirman juga mengungkapkan bahwa peranan masyarakat Sadar Wisata sangat penting keberadaanya untuk desadesa yang memiliki potensi dibidang pariwisata. “Jika kegiatan ini kelak berjalan, merekalah yang akan menjadi ujung tombak untuk pemanfaatan dan pelestarian selanjutnya. Tentunya bersama-sama dengan pemerintah terkait,” imbuhnya. Sementara, Camat Wayserdang Drs. Widada menyatakan sangat mengapresiasi program yang sedang dijalankan satuan
kerja terkait. Menurutnya, Wayserdang memiliki sejumlah desa dengan potensi pariwisata selain Bukoposo. “Masih banyak desa-desa lain yang juga memiliki potensi yang sama seperti Bumi Harapan dan Pancawarna. Khusus Pancawarna, selain embungnya sudah dimanfaatkan sebagai tempat pemeliharaan ikan dengan keramba oleh masyarakat, tempat itu juga sudah menjadi bumi perkemahan,” jelasnya. Terpisah, Pjs. Kepala Desa Bukoposo A.Katmo yang juga menjadi pembicara dalam pembentukan masyarakat Sadar Wisata di desanya itu menyampaikan rasa terimakasihnya atas respon yang diberikan pemerintah daerah. Sebab, menurutnya, harapan tentang terbentuknya sebuah kegiatan wisata
itu sebenarnya sudah terpendam sejak lama. “Salah satu alasan mengapa kegiatan ini menjadi penting adalah, karena nantinya di desa ini akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan bagi masyarakat. Disamping itu, kita akan mengadakan pendekatan pada para pemuda agar turut berpartisipasi dalam menggerakan kegiatan wisata ini. Dan itu artinya, kegiatan yang merugikan masyarakat seperti hura-hura dan lainnya, akan dapat tertanggulangi,” bebernya penuh semangat. Awang N.S., salah satu tokoh masyarakat yang sebelumnya betugas sebagai ketua tim pemelihara embung ditunjuk sebagai ketua kelompok masyarakat peduli wisata. Ia didampingi Kaur Umum Waluyo sebagai sekretaris dan Maryadi sebagai bendahara. (jar)
Bappeda dan SKPD Evaluasi Renja BRABASAN – Untuk mempertajam re- “Ada dua hal yang coba kita tekankan. Yang pertama pemantaalisasi hasil musyawarah pan rencana kerja SKPD rencana pembangunan Tahun 2013 yang dalam (Musrenbang) dan Forum waktu dekat akan segera SKPD Kabupaten Mesuji yang dilaksanakan dan yang telah dilaksanakan, Badan kedua evaluasi dan Perencanaan Pembangunan penajaman untuk renDaerah (Bappeda) setempat cana kerja tahun 2014 mengadakan evaluasi dan mendatang,” terang Napenajaman rencana kerja densir, sapaan akrabnya. gan seluruh SKPD. Nasir meyakini hal ini Hal ini dilakukan sebapenting dilakukan menggai wahana evaluasi sekaingat pelaksanaan Musligus hasil usulan yang surenbang Kabupaten dan dah terakomodir itu dapat Forum SKPD yang selalu terealisasi dalam rencana digelar setiap tahun itu kerja satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada sayyid nasir pada dasarnya adalah upaya untuk mengoptitahun 2014 mendatang. malkan hasil perangkSekretaris Bappeda Mesuji Sayyid Nasir mengatakan hal ini ingan kebutuhan masyarakat yang telah dilakukan sebagai upaya untuk mem- tersaring dalam bentuk hasil musrenbang pertegas program kerja SKPD sehingga desa dan kecamatan. Hasil inilah yang kemudian menjadi dapat tepat sasaran dan sesuai dengan aspirasi dan keinginan masyarakat. acuan untuk diformulasikan dalam ben-
tuk program dan rencana kerja SKPD. “Sebab jika hal ini tidak terakomodir dengan baik bisa dipastikan akan berdampak pada pelaksanaan musrenbang di waktu berikutnya,” tambah Nasir. Kabid Pengendalian Bappeda Kabupaten Mesuji Arif Dwiyanto, S.T., M.T. mengaku telah mengundang beberapa SKPD, meski ada juga yang justru mengundang mereka. “Intinya semacam konsolidasi. Ada yang kita undang di kantor Bappeda, tetapi ada juga yang kita datangi,” ujar pria yang hobi mengkoleksi tanaman langka ini. Baik Nasir maupun Arif sepakat bahwa penajaman rencana kerja 2014 ini dilakukan sebagai upaya untuk memaksimalkan keberpihakan pemerintah daerah terhadap aspirasi yang sudah dituangkan masyarakat melalui hasil musrenbang. “Tujuannya hanya satu, yakni bagaimana arah pembangunan Kabupaten Mesuji kedepan benar-benar cerminan dari harapan masyarakat Mesuji secara umum,” tutup Arif. (red)
10
oAse
edisi april 2013
Setahun Kepemimpinan Khamamik
pengembangan infrastruktur Membuahkan reward
BRABASAN – Setahun sudah Khamamik menahkodai Kabupaten Mesuji. Bupati terpilih yang dilantik 13 April 2012 silam itu memiliki deretan program pembangunan unggulan. Meski begitu, pembangunan dan pengembangan di bidang infrastruktur berbuah manis dengan mendapatkan reward dari Lampung NewsPaper (Radar Lampung Group). Ya. Bupati yang hobi blusukan ini dinobatkan sebagai kepala daerah dengan pengembangan dan peningkatan infrastruktur terbaik se-Lampung. Penganugerahan Lampung NewsPaper Award itu diberikan langsung kepada Khamamik di Hotel Sheraton Bandarlampung, Selasa (9/4) lalu. Bupati Mesuji Khamamik mengucapkan terima kasih kepada Lampung NewsPaper yang telah memberikan penghargaan dalam bidang pengembangan dan peningkatan infrastruktur jalan maupun jembatan. Dia juga mengapresiasi masyarakatnya yang tetap menjaga kekompakan dan mendukung kinerja pemkab dalam melaksanakan program pembangunan dan pelayanan publik. “Sebelumnya, saya sangat berterimakasih dengan niatan baik masyarakat yang sudah berbaik hati merelakan tanah dan bangunannya digunakan untuk pelebaran ruas jalan,” katanya saat menghadiri undangan khitanan putra Kepala Desa Sukaagung Wagimin belum lama ini. Menurut Khamamik, pelebaran jalan dan perapihan saluran drainase saat ini sedang dilakukan secara masif oleh Pemkab Mesuji. Dia memohon maaf dan meminta
keikhlasan warga yang tanahnya terkena pelebaran. “Saat ini, kita sedang melakukan perapihan saluran air dan pelebaran jalan untuk dibuatkan dua jalur,” ujarnya. “Jadi kalau ada lahan warga yang kena pelebaran, saya mohon diikhlaskan. Karena tujuannya untuk kepentingan bersama yang memang kita dambakan bersama,” lanjut mantan anggota DPRD Provinsi Lampung ini. Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Sukaagung Wagimin mengatakan bahwa warga desa setempat mendukung penuh keseriusan Pemkab Mesuji yang tengah melebarkan ruas jalan. “Warga Sukaagung tentu sangat mendukung kegiatan pelebaran jalan. Kalau jalannya lebar dan bagus, nanti dengan sendirinya desa menjadi maju dan perekonomian warga akan meningkat. Nilai tanahnya pasti akan menjadi lebih tinggi,” tandasnya. Terpisah, Kepala Bappeda Mesuji Sukarman mengatakan bupati sukses melebarkan sejumlah ruas jalan provinsi dan kabupaten setempat. Menurutnya, mayoritas warga Mesuji mendukung penuh proses pelebaran jalan tanpa menimbulkan gejolak yang cukup berarti. “Penolakan dari sebagian kecil masyarakat yang kontra terhadap pelebaran jalan memang tetap ada. Tetapi hal itu tidak mengganggu keberlangsungan program pelebaran jalan tersebut,” terang mantan asisten II Pemkab Mesuji ini. Dia membeberkan bahwa pelebaran ruas jalan yang sukses dilakukan Bupati Khamamik antara lain jalan poros provinsi yang kini diberi nama Jl.Pangeran Mat;
FOtO ISt
BUPAtI Mesuji Khamamik saat menerima cindera mata berupa karikatur dari SKH Lampung NewsPaper di Hotel Sheraton Bandarlampung, Selasa (9/4) lalu.
Jl.Jendral Sudirman (ruas jalan kabupaten); jalan poros Simpang D; dan sejumlah ruas jalan lainnya. “Yang lebih hebatnya, masyarakat tidak menuntut ganti rugi, meskipun kita tetap memberikan kompensasi yang memang tidak sesuai dengan kerugian mereka,” ungkapnya. Tidak hanya itu. Sukarman menyatakan bahwa bupati berkomit-
men mengembangkan sarana infrastruktur baik jalan maupun jembatan. Menurutnya, penyelesaian jembatan Sungai Buaya sepanjang 90 meter yang menghubungkan Kecamatan Mesuji Timur dengan Rawajitu Utara menjadi fokus utama era kepemimpinan Khamamik. “Tahun ini memasuki tahap ketiga. Targetnya selesai tahun ini,” katanya.
Rencananya, terus Sukarman, pengembangan infrastruktur jembatan akan diperjuangkan Bupati Khamamik kepada pemerintah pusat. “Yakni jembatan yang menghubungkan kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM), Kecamatan Mesuji Timur menuju Gajah Mati, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),” jelas mantan Kadispenda Mesuji ini. (red)
Ribuan Warga Meriahkan Jalan Sehat
FOtO ISt
WARgA Mesuji membanjiri kegiatan jalan sehat dalam rangka memeringati satu tahun definitifnya Kabupaten Mesuji.
BRABASAN – Satu tahun sudah Khamamik resmi memimpin Kabupaten Mesuji. Momentum bersejarah itu jatuh pada Sabtu (13/4). Ribuan warga hadir memeringatinya melalui jalan sehat dengan jarak tempuh sekitar 6 km yang mengambil start dari depan rumah dinas bupati di Desa Gedungram, Kecamatan Tanjungraya. Bupati Mesuji Khamamik mengapresiasi partisipasi masyarakat yang tumpah ruah mengikuti kegiatan jalan sehat dengan ratusan hadiah menarik dari para sponsor yang mendukung acara tersebut. “Jika melihat ramainya peserta, acara jalan sehat ini seperti di kota (Bandarlampung, Red),” ungkapnya sumringah, Sabtu (13/4) lalu.
Menurutnya, acara jalan sehat digelar karena ingin mengajak masyarakat Mesuji supaya bersamasama aparaturnya membangun kabupaten pecahan Tulangbawang ini lebih baik lagi di kemudian hari. “Karya saya baru akan terlihat pada tahun ini. Kalau tahun anggaran 2012, saya tidak terlibat menyusun anggarannya. Karena saya dilantik tiga bulan setelah APBD 2012 disahkan,” kata mantan anggota DPRD Lampung ini. Meski begitu, lanjut Khamamik, masyarakat dapat melihat langsung perjuangan yang telah dilakukan jajarannya. “Mulai dapat dirasakan. Terlebih lagi jika tahun anggaran 2013 sudah habis,” ujarnya. Khamamik menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur baik
jalan maupun jembatan akan merata di seluruh desa dan kecamatan se-Mesuji. Dia berjanji tidak akan membeda-bedakan desa atau kecamatan yang akan dibangun. “Kita akan melihat skala prioritasnya. Jika melihat kondisi wilayahnya, Kecamatan Mesuji Timur dan Rawajitu Utara memang cukup banyak yang harus dibenahi,” terangnya. Dalam jalan sehat tersebut, mantan Wakil Bupati Mesuji terpilih Ismail Ishak turut hadir. Sekkab Agus Salim; Wakil Ketua DPRD setempat Edi Anwar dan Supriyanto; Ketua Tim Penggerak PKK Ny.Elviana Khamamik yang saat itu mendapatkan kejutan tumpeng karena hari ulang tahun (HUT)-nya bersamaan dengan kegiatan tersebut. (red)
11
oAse
edisi april 2013
Mesuji Segera Miliki Mapolres Polres Kerangka Ditarget Tiga Bulan BRABASAN – Polda Lampung menargetkan Polres Kerangka di Kabupaten Mesuji terealisasi sekitar Mei-Juni 2013 mendatang. Kesiapan polres kerangka ini akan didukung dengan 100 personil yang ditambah dari polsek seMesuji. Kapolres Kerangka Mesuji
AKBP Irwandi, S.H. melalui Kompol Jatmiko mengatakan polres harus segera terbentuk di Mesuji sesuai dengan perintah Kapolda Lampung Brigjen Pol.Heru Winarko. “Polres Kerangka sudah saatnya mulai dibentuk. Ini hasil rapat dengan kapolda,” kata Jatmiko seusai audensi dengan Bupati Mesuji Khamamik di rumah dinas bupati setempat belum lama ini. Menurutnya, personil yang akan dikerahkan untuk polres kerangka belum mencapai kata ideal. “Kalau mau ideal, maka personilnya harus 200 orang,” terang mantan kapolsek Tanjungkarang Barat ini. Bupati Mesuji Khamamik mengapresiasi rencana pembentukan polres kerangka di kabupaten baru tersebut. “Prinsipnya pemkab selalu mendukung penuh. Warga
Mesuji sudah sangat mendambakan keberadaan polres yang diharapkan bisa memberikan rasa aman dan nyaman,” jelas mantan anggota DPRD Lampung ini. Ditegaskannya, aksi kejahatan di Mesuji semakin meningkat seiring kurangnya personil kepolisian. Dia menyatakan kondisi personil tidak sebanding dengan luasan wilayah dan jumlah penduduk. “Karena itu, kehadiran polres sudah dirasakan tepat,” tandas bupati yang rajin blusukan ini. Target ini tentunya menjadi kabar segar bagi masyarakat Mesuji. Hal ini semakin diperkuat dengan turunnya surat keputusan Kapolri tentang pembentukan polres definitif di kabupaten ini. Keberadaan polres memang sangat mendesak dan sangat dibutuhkan masyarakat.
Hal ini mengingat DOB hasil pemekaran Tulangbawang itu merupakan salah satu wilayah yang rawan terjadinya konflik horizontal. Sehingga penanganan secara cepat dari aparat kepolisian dalam upaya penegakan hukum menjadi hal yang sangat dinantikan. “Rentang kendali dengan Polres Tulangbawang jaraknya terlalu jauh. Apalagi dengan banyaknya masalah yang terjadi di Kabupaten mesuji saat ini. Sehingga keberadaan Polres memang sangat dibutuhkan,” tandas Khamamik. Diketahui, Pemkab Mesuji sudah menyiapkan areal seluas 5 Ha untuk keperluan mapolres. Lahan calon lokasi Mapolres mesuji itu berada di Desa Gedungram, Kecamatan Tanjungraya. Dan itu adalah tanah hibah dari masyarakat. (red)
Pemprov Respon Pembangunan Jembatan BRABASAN – Fokus pembangunan infrastruktur tidak hanya dibuktikan di bidang jalan saja. Bupati Mesuji Khamamik juga berencana membangun jembatan yang menghubungkan Kecamatan Mesuji Timur dengan Desa Gajah Mati, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan. Niatan pemkab membangun jembatan dengan bentangan 275 meter itu tampaknya bukan sekadar wacana. Tim Bappeda dan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung telah melakukan survei ke lokasi calon dibangunnya jembatan tersebut. Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Mesuji Suharbi Akib mengata-
kan rencana pembangungan jembatan telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), baik RTRW Kabupaten Mesuji maupun RTRW Provinsi Lampung, serta RTRW OKI. “Ini selaras pula dengan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sumatera. Tujuannya adalah membuka jaringan infrastruktur jalan lintas pantai timur (Jalinpantim) sumatera bagian selatan,” terangnya. Jembatan itu, lanjut Suharbi, nantinya akan menghubungkan jalinpantim dari Mesuji sampai Musi Banyu Asin (Muba) Sumatera Selatan. “Jadi, manfaat jembatan itu mampu menembus semua wilayah terdekat,” kata mantan sekretaris Dinas Peker-
jaan Umum Mesuji ini. Lebih lanjut, Suharbi menyatakan Pemprov Lampung mendukung rencana tersebut karena manfaat yang akan dirasakan masyarakat sangat besar. Saat ini, sekitar 50 perahu setiap harinya beroperasi untuk melayani para penumpang yang hendak menyeberang ke Desa Gajah Mati maupun Kecamatan Mesuji Timur. “Tentunya tidak hanya membawa penumpang, tetapi barang dagangan juga,” ujarnya. Menurutnya, hal ini menandakan bahwa mobilitas dan perekonomian masyarakat cukup tinggi di wilayah perbatasan tersebut. “Pemprov Lampung mendukung
rencana yang diusulkan Pemkab Mesuji kepada pemerintah pusat. Tim dari Bappeda dan Dinas Bina Marga Lampung telah meninjau langsung,” ungkapnya. Jika rencana pembangunan ini benarbenar terwujud, maka terdapat perubahan status jalan di Kabupaten Mesuji. Sejauh ini, jalan kabupaten dan jalan provinsi menjadi jalan nasional. Bupati Mesuji Khamamik mengatakan setuju dan sangat mendukung. “Saya sangat mendukungnya. Ini kan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Saya telah sampaikan juga kepada Bappeda, PU, dan Bagian Ekbang untuk berkoordinasi,” singkatnya. (red)
12
pemberdayaan perempuan
edisi April 2013
Kelompok SPP Mesuji Dilatih Antisipasi Penyimpangan Dana Bantuan MESUJI – Untuk meningkatkan pemahaman kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) dalam perguliran dana simpam pinjam PNPM Mandiri Perdesaan, Fasilitor Kecamatan (FK) bersama Pengurus UPK Kecamatan Mesuji melakukan pembinaan kepada kelompok SPP. Menurut FK Kecamatan Mesuji Hasrodi A.Md. pembinaan yang dilaksanakan ini dilakukansebelum pencairan dana ke kelompok
SPP berdasarkan surat putusan camat (SPC) diterbitkan. Salah satu bentuknya, yaitu melalui pelatihan pengurus kelompok sebanyak 49 orang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Mesuji. “Pelatihan ini dilakukan sebelum dilaksanakannya pencairan dana bagi masingmasing kelompok yang mang ajukan. Karena itulah, semua pengurus kelompok wajib hadir,” tegas Hasrodi. FK yang baru bertugas selama 5 bulan itu mengungkapkan bahwa pelatihan ini mempertegas mengenai mekanisme yang harus dilalui kelompok peminjam, kewajiban dan hak anggota kelompok, cara pengisian kartu keridit dan tata cara pengisian
buku kas umum (BKU). Disamping itu, lanjutnya, pembinaan ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan setiap tiga bulan. “Untuk pengawasan, kita menjadwalkan monitoring kepada kelompok yang bersangkuatan setiap bulan. Hal ini penting untuk dilakukan guna mengetahui perkembangan kemajuan dan permasalahan yang mungkin dihadapi oleh kelompok tersebut,” tambah Hasrodi. Dia menambahkan bahwa, jika terjadi kelompok mengalami tunggakan hingga tiga bulan, maka akan dilakukan pemberitahuan melalui surat peringatan terlebih dahulu sebelum dijemput ke rumahnya masing-masing untuk mengeta-
hui sebab musababnya. Hasrodi juga menyampaikan bahwa berkaitan dengan proses pengajuan kelompok ke UPK. Mekanisme yang harus dilalui adalah pengajuan atas nama kelompok yang beranggotakan 5-10 orang yang dibuktikan dengan fotokopi KTP masing-masing pengurus. “Satu hal lagi, suami yang bersangkutan juga harus tahu kalau istrinya sedang mengajukan pinjaman di UPK. Sehingga sang suami juga bisa ikut beranggungjawab jika di kemudian hari terjadi persoalan,” bebernya. Sebagaimana diberitakan pa da edisi sebelumnya, Kecamatan Mesuji pada tahun 2012 yang lalu terdapat 49 kelompok SPP yang
mengajukan pinjaman. Ke-49 kelompok itu masing-masing tiga kelompok dari Desa Sidomulyo; 13 kelompok dari Desa Sungaibadak; 18 kelompok dari Desa Wiralaga I, dan 15 kelompok dari Desa Wiralaga II. Disisi lain, kecamatan ini sempat terjadi permasalahan berkenaan dengan pengembalian yang harus dilakukan kelompok. Dari catatan Tim Penyehatan Pinjaman Mesuji yang sudah dibentuk dan terus bekerja, setidaknya terdapat 1,8 miliar dana tunggakan selama 2003-2012. Kemacetan ini ternyata bukan saja dilakukan oleh pengurus kelompok, tetapi juga oleh oknum fasilitator, kepala desa, BKAD, KPMD, dan TPK. (red)
UPK Pancajaya Surplus Rp208 Juta
FOTO IST
FASILITOR Kecamatan (FK) Mesuji Hasrodi memberikan materi kepada puluhan kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) yang berada di wilayah kecamatan setempat.
UPK mendapatkan S I M PA N G P E M A surplus seperti UPK TANG – Unit Pengelola Ke Pancajaya,” katanya. giatan (UPK) Kecamatan Menurut Yohanes, Pancajaya kembali menUPK Kecamatan Pangukir prestasi. UPK PNPM cajaya juga sukses MPd-INTEGRASI ini mengelola dana simmencapai surplus sebesar pan pinjam kelompok Rp208.220.000. sepanjang perempuan (SPP) tahun 2012. Keuntungan dengan baik dan tidak itu diraih karena sukses terdapat tunggakan. mengelola dana pember“Program bantuan dayaan secara efektif dan langsung masyarakat efesien. (BLM) melalui SPP ini Fasilitator Kabupaten rentan bermasalah. (Faskab) PNPM MPdYohanes Ji ka tidak dikelola INTEGRASI Mesuji Yodengan baik dan hanes TB. mengatakan bahwa surplus dana pemberdayaan transparan, maka tidak bisa men di UPK Kecamatan Pancajaya itu capai surplus,” tegasnya. Artinya, masih kata Yohanes, tidak akan dialokasikan untuk lima kegsemua kelompok perempuan beriatan dan kelembagaan. Yakni santunan bagi rumah masalah dengan program simpan pintangga miskin (RTM) sebanyak 15 jam yang digelontorkan pemerintah. persen dari total dana surplus; ke Hal ini dibuktikan kelompok peremlembagaan diantaranya operasion- puan di Kecamatan Pancajaya yang al Badan Koordinasi Antar Desa pengembalian dana simpan pinjamn(BKAD) sebanyak 10 persen; Badan ya selalu konsisten setiap bulannya. “UPK Pancajaya berhasil memPengawas UPK (BPUPK) 5 persen; bonus UPK 5 persen; dan penam- bawa daerahnya sebagai kecamabahan modal SPP kecamatan se- tan yang paling berprestasi dalam pengelolaan dana bergulir setempat 65 persen. “Ini hasil kesepakatan musya- Kabupaten Mesuji dengan tingkat warah antar desa (MAD) informasi pengembalian SPP,” ujarnya. Pencapaian ini bukan hanya yang tertuang bahwa dana RTM diberikan dalam bentuk beras 10 kg/ keputusan sepihak. Berdasarkan RTM. Kita sudah melakukan veri- surat keputusan Direktur Jendral fikasi sebanyak 466 RTM dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa nilai anggaran Rp31 juta,” ungkap (Dirjen PMD) Kementerian Dalam Yohanes didampingi Ketua Pokja Negeri yang merilis bahwa nilai non Ruang Belajar Masyarakat Mesuji performance loan (NPL) KecamaFajarullah dan Fasilitator Kecama- tan Pancajaya hanya 11,3 persen tan UPK Pancajaya Alex Rufaidy di pada tahun 2012 lalu. “Sesuai aturan Dirjen PMD, kekantor Faskab Mesuji. Yohanes menyatakan surplus yang camatan yang laporan NPL-nya di atas diraih UPK Kecamatan Pancajaya ini 10 persen wajib melaksanakan MAD merupakan prestasi membanggakan Khusus pengelolaan dana bergulir,” dan patut menjadi motivasi bagi UPK pungkas Fasilitator Teknik Kecamatan lainnya. “Kita selalu berharap setiap Pancajaya Suhadi Purnawan, S.T. (red)
13
civil society
edisi april 2013
abu rosid
Dana Pemberdayaan Segera Di-Launching
TIM penilai gelar kapasitas saat melakukan penilaian di kantor UPK Pancajaya.
FOTO MORE
Gelar Kapasitas
Ajang Evaluasi Kader SIMPANGPEMATANG – Pokja Ruang Belajar Masyarakat (RBM) Mesuji mengadakan gelar kapasitas pelaku PNPM MPd-INTEGARSI terbaik tahun 2012. Even akbar perdana ini merupakan ide kreatif para pengurus Pokja RBM yang bertujuan memacu pelaku PNPM di tingkat desa maupun kecamatan supaya berlomba-lomba membenahi lembaganya masing-masing. Dalam kegiatan ini, Pokja RBM Mesuji melibatkan personil-personil yang berada di luar ruang lingkup program pemberdayaan. Ketua Pokja RBM Mesuji Fajarullah menuturkan pembentukan tim penilai yang melibatkan pihak di luar pelaku dan kader pemberdayaan itu didasari oleh keinginan untuk mendapatkan hasil objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena itulah, masih menurut Fajarullah, lima orang tim penilai yang terjun ke lapangan itu meliputi unsur profesional, perempuan, dan masyarakat. Mereka adalah Segan Petrus Simanjuntak yang mewakili unsur profesional atau tepatnya media massa (Lampung NewsPaper), Herawati Sugitho (Unsur Perempuan/BPMPD Mesu-
ji), Atang Sanjaya dan Ahmad (Unsur masyarakat), serta Parsuki (Tim pelatih masyarakat/TPM) PNPM MPd-INTEGRASI Kabupaten Mesuji. “Dengan komposisi tim penilai itu diharapkan akan memunculkan hasil penilain yang lebih objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan utamanya bukan perkara menang atau kalah, melainkan bagaimana setiap kader dan pelaku program dapat mengevaluasi kekurangannya,” jelasnya. “Dari sanalah, kita bisa memulai pembenahan dari dalam untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Selama ini, kita mungkin sudah merasa melakukan hal yang terbaik, tetapi tentulah harus ada standarisasi penilaian yang jelas dan terukur. Dan salah satunya adalah melalui gelar kapasitas,” lanjut Fajarullah. Gelar kapasitas pelaku terbaik ini adalah kegiatan yang memang dimungkinkan dalam ruang lingkup penggunaan dana operasional kegiatan (DOK) Pokja RBM. Tujuannya untuk mendorong lahirnya ide-ide tentang pengembangan dan implementasi
RBM di lapangan agar terbangun semangat dan motivasi di kalangan pelaku dan masyarakat. Bentuk penghargaannya berupa material dan non material (sertifikat, piagam dsb). Dalam hal bentuk penghargaan ini, semua diputuskan dalam rapat pokja kabupaten. Penjelasan ini tertuang dengan tegas dalam panduan pengembangan sistem RBM. DOK RBM dikelola dan dilaksakan melalui rencana kegiatan dan rencana anggaran yang dilaksankan oleh gugus tugas atau kelompok kerja RBM dengan prinsip pengelolaan yang dilakukan dengan cara demokratis, swakelola, terbuka, bertanggungjawab, sederhana dan tepat guna serta bersifat subsidi. Khusus di Mesuji, selain alokasi yang bersumber dari pusat sebesar Rp150 juta, Pemerintah Kabupaten Mesuji melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) juga telah mensupport dengan mengalokasikan Rp100 juta sebagai upaya untuk mengembangkan sistem pembangunan kapasitas berbasis masyarakat. (red)
BRABASAN – Program pemberdayaan yang akan dilaksanakn pada tahun anggaran 2013 di Mesuji segera diluncurkan kepada masyarakat. Setelah sebelumnya sempat molor beberapa kali, hajatan akbar ini akhirnya ditetapkan di Lapangan Desa Adimulyo, Kecamatan Pancajaya, Senin (20/5) nanti. Hal itu ditegaskan Penanggungjawab Operasional (PJO) PNPM MPd-INTEGRASI Kabupaten Mesuji Abu Rosid Istomi, S.Si. “Perubahan waktu karena padatnya jadwal Bapak Bupati. Tadinya sempat disepakati tanggal 6 Mei 2013, tapi karena ada kunjungan gubernur Lampung, akhirnya ditetapkan 20 Mei. Mudah-mudahan tidak ada perubahan lagi,” ujarnya. Dia mengungkapkan bahwa launching ini sebagai upaya transparansi kepada masyarakat berkenaan dengan program pemberdayaan yang memang terus digaungkan pemerintah daerah. “Kita telah mengetahui bahwa alokasi untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di tahun ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sekitar Rp20,250 miliar,” bebernya. Dari jumlah itu, lanjut Abu, sekitar Rp14,680 miliar bersumber dari APBD Mesuji Tahun 2013. Sedangkan sisanya Rp5,570 miliar berasal dari dana pusat. Menurutnya, informasi ini harus tersampaikan pada elemen masyarakat agar dalam pelaksanaannya nanti masyarakat dapat melakukan pemantauan dan pengawalan. “Sehingga apa yang sudah diupayakan pemda ini tidak menjadi sesuatu yang sia-sia,” katanya. Sementara, Fasilitator Kabupaten (Faskab) PNPM MPd-INTEGRASI Mesuji Yohanes T.B. menambahkan bahwa launching tersebut akan diisi dengan penyerahan dana sosial kepada masyarakat miskin dari alokasi 15 persen hasil surplus simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) Kecamatan Pancajaya. “Lalu peletakan batu pertama pembangunan kantor UPK Pancajaya oleh bupati dan penyerahan reward bagi pemenang gelar kapasitas pelaku PMPM MPdINTEGRASI terbaik,” ungkapnya. Terpisah, Bupati Mesuji Khamamik menyampaikan apresiasinya terhadap rencana UPK Pancajaya yang akan membangun kantor sendiri. Karena itu, ia berharap kekurangan dalam hal pembangunan kantor UPK dapat diajukan kepada pemerintah daerah. “Silakan berkoordinasi dengan BPMPD untuk diajukan di APBD Perubahan Tahun 2013. Ini adalah upaya masyarakat yang memang sudah selayaknya mendapat apresiasi,” tuturnya. Mengenai rencana pembangunan kantor UPK Pancajaya, Fasilitator Kecamatan setempat Alex Rufaidy menerangkan bahwa anggaran yang akan dipergunakan untuk membangun kantor berasal dari hasil dana surplus UPK selama ini. “Modal awal sebesar Rp30 juta. Kita akan membangun secara berangsur sesuai dengan kemampuan pendanaan yang ada,” ujar Alex. (red)
14
CiviL soCieTy
edisi april 2013 FOTO iST
Alih Fungsi Lahan Pertanian Langgar UU SIMPANGPEMATANG – Alih fungsi lahan pertanian pangan nampaknya tidak terbendung lagi di Kabupaten Mesuji. Pola pikir (Mindset) masyarakat terhadap keutuhan lahan pertanian pangan kini mulai berubah. Mayoritas warga Mesuji lebih memilih mengalihfungsikan lahannya untuk perkebunan kelapa sawit dan karet. Di Kecamatan Simpangpematang misalnya. Luasan areal tanaman pangan di kecamatan ini mencapai 1000 hektar (Ha). Namun belakangan ini, sejumlah petani mengalihfungsikan lahan pertanian pangannya ke usaha perkebunan karet dan
kelapa sawit. Kepala Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Simpangpematang Slamet Untaryo mengatakan lahan pertanian pangan yang sudah beralihfungsi mencapai seluas 150 ha. “Ini tersebar di Desa Jayasakti, Harapanjaya, Margorahayu, dan Bangunmulyo,” terang Slamet saat ditemui di kantornya. Menurutnya, luas tanam pertanian pangan di Kecamatan Simpangpematang mencapai 1000 ha. Dia mengaku prihatin terhadap alih fungsi lahan pertanian
Sektor Pertanian Pangan Jadi Prioritas SIMPANGPEMATANG – Banyaknya lahan pertanian pangan yang alih fungsi di Kabupaten Mesuji membuat Bupati Khamamik berpikir keras. Orang nomor satu di Sai Bumi Serasan Segawe ini akan memprioritaskan pembangunan sektor pertanian pangan supaya tidak beralihfungsi ke perkebunan kelapa sawit dan karet. “Kalau perkebunan sawit dan karet hanya menguntungkan perusahaan saja. Hasil panen masyarakat dibeli dengan harga semaunya sendiri, sementara perusahaan meraup keuntungan berlimpah. Dan keuntungan itu bukan untuk membangun Kabupaten Mesuji, tetapi dibawa ke luar kabupaten/kota di luar Lampung,” tegas Khamamik. Menurutnya, perusahaan di Mesuji hendaknya jangan serakah sehingga warga dan pemerintahan desa setempat bisa lebih diperhatikan. “Desa dan masyarakat di sekitar perusahaan harus dipikirkan. Hasil dari Mesuji jangan sepenuhnya dibawa
pergi. Ingat. Hidup tidak sendiri, kekayaan tidak dibawa mati,” kelakar mantan anggota DPRD Provinsi Lampung ini. Sebagai wujud keseriusannya mengembangkan pertanian pangan, Khamamik telah memberikan berbagai bantuan berupa sarana produksi (saprodi) seperti pupuk, benih/bibit dan obat-obatan merupakan syarat pokok dalam suksesnya usaha pertanian di pedesaan. “Kita juga sudah membagikan alat pertanian seperti combine harvester yang berfungsi meningkatkan hasil pertanian pangan,” ujarnya. Untuk perkebunan, Bupati akan mengembangkan pohon duren dan klengkeng pada masyarakat. Hatersebut sudah dilakukan penelitian terhadap struktur tanah dan budidaya yang dilakukan masyarakat dalam skala kecil di pekarangan. “Ternyata cocok pohon buah itu untuk diberikan pada masyarakat. Kita sedang mencari bibit unggulnya, karena kalau asalan dikhawatirkan berbuah cukup lama atau tidak berbuah,” jelasnya. (red)
BUPAtI Mesuji Khamamik langsung turun ke lokasi sawah guna memberikan pemahaman kepada petani terkait alihfungsi lahan pertanian pangan yang sewaktu-waktu mengancam swasembada pangan jika dibiarkan.
pangan yang dilakukan oleh petani. “Kita tidak mungkin melarangnya. Karena kewenangan itu sepenuhnya ada di tangan petani selaku pemilik lahan. Kalau kita hanya memberikan saran dan penyuluhan saja,” ungkapnya. Banyaknya alih fungsi lahan pertanian pangan ini melanggar UU No.1 Tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Sesuai pasal 44 ayat 1; lahan yang sudah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan. Dalam hal untuk kepentingan umum, la-
han pertanian pangan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dialihfungsikan dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Larangan ini semakin diperkuat dengan adanya sanksi pidana yang tertuang dalam pasal 72 ayat 1; orang perseorangan yang melakukan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000. (red)
15
poDiuM MANDiri
edisi april 2013
Mantan FK Tunjukkan Itikad Baik Serahkan Sertifikat Sebagai Bentuk Cicilan MESUJI – Kinerja Tim Penyehatan Pinjaman (TPP) Kecamatan Mesuji terus menuai hasil. Mantan fasilitator kecamatan (FK) setempat berinisial MS mendatangi kantor UPK Mesuji untuk menyerahkan sertifikat rumahnya sebagai jaminan atas tunggakan dana SPP. Sebelumnya TPP telah memberikan tenggat waktu kepada para penunggak pada akhir April 2013. Penunggak juga harus mengklirkan semua kewajiban yang telah menunggak dana bantuan langsung masyarakat melalui program SPP. Kedatangan pria asal Perumahan Wana Asri RT 03/RW 22 Kota Bandarlampung itu untuk mencicil kewajibannya sebesar Rp60.041.700. dari jumlah sebesar Rp97.000.000. yang harus dipertanggungjawabkannya. Sebagai jaminan atas kekurangan sebesar Rp36.958.300., MS menyerahkan sertifikat rumahnya sebagai jaminan. “Jika sampai 15 Juli 2013 saya belum juga menyelesaikan kewajiban ini, saya siap menerima sanksi sesuai peraturan perundang-un-
dangan yang berlaku,” aku MS. Fasilitator Keuangan PNPM MPd-INTEGRASI Kabupaten Mesuji Aliful Hakim, A.Md. yang juga turut hadir dalam penyerahan dana itu menyatakan MS juga siap mengklarifikasi dan bertanggungjawab apabila di kemudian hari ternyata TPP kembali menemukan penyelewengan atas dasar pengakuan kelompok, baik itu dana SPP maupun UEP atas nama dirinya. “Dan semua itu tertuang dalam berita acara dan surat pernyataan yang ditandatangani oleh yang bersangkutan,” terang Alif, sapaan akrabnya. Mengenai Yy—oknum penyeleweng dana SPP yang sebelumnya menjabat ketua UPK Mesuji, Aliful Hakim menyatakan sudah resmi diberhentikan dari jabatan sebagai ketua UPK sesuai hasil Musrenbang Kecamatan Mesuji pada 21-22 Maret 2013. “Pejabat sementara pada saat itu dipercayakan kepada Muhamad Wajar yang juga adalah bendahara UPK Mesuji,” katanya. Sebagai penggantinya, Edi Heriyanto dipercaya mengemban posisi ketua UPK Mesuji sesuai kesepakatan dalam Musyawarah Antar Desa Informasi (MAD-Info), awal April 2013 lalu. Edi sebelumnya menjabat sebagai pendamping lokal (PL) Kecamatan Mesuji. “Sampai saat ini, kita masih mel-
FOtO ISt
InIlAH bukti surat pernyataan sebagai jaminan atas itikad baik MS, mantan FK Mesuji yang diduga telah menunggak dana SPP. akukan berbagai upaya agar saudara Yy bersikap kooperatif untuk mengembalikan apa yang sudah
menjadi tangung jawabnya,” pungkas Alif seraya menambahkan jika memang yang bersangkutan tidak
memilki itikad baik, maka jalur hukum sangat mungkin siap ditempuh. (red)
Alamat dan Nomor Telepon untuk Menyampaikan keluhan dan Melaporkan Masalah pNpM Mandiri perdesaan-iNTeGrAsi - SMS/Telepon : 081369301902/081379599699/081279069600 - Email : rbmmesuji@gmail.com - Facebook: rbm mesuji atau mesuji mandiri - Surat : Simpangpematang, Kecamatan Simpangpematang, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.
Mengapa Angsuran SPP Hanya 10 Bulan? Nama saya Aminah, salah satu pengelola Kelompok SPP di Kecamatan Wayserdang dan sudah mengangsur selama 5 bulan. Sampai saat ini kelompok kami belum pernah telat mengangsur. Tapi ada hal yang menjadi pertanyaan kami. Mengapa SPP ini angsurannya hanya sepuluh bulan? Apa tidak bisa lebih dari itu? Mohon penjelasan. (081369678xxx) Jawaban: Ibu Aminah yang baik. Sebelumnya terimakasih atas ketepatan ibu dan anggota yang sudah mengembalikan angsuran pinjaman SPP tepat pada waktunya. Semoga ini bisa menjadi teladan bagi kelompok-kelompok peminjam yang lain. Berkenaan dengan jumlah pengembalian pinjaman yang hanya 10 kali angsuran, saya sampaikan bahwa itu adalah hasil kesepakatan yang sudah kita putuskan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) Informasi
yang dihadiri oleh kepala desa, tokoh masyarakat juga utusan perempuan seKecamatan Wayserdang. Musyawarah ini setiap tahun selalu kita laksanakan. Jadi ketetapan itu bukan buatan UPK semata-mata. Melainkan adalah hasil kesepakatan kita dalam MAD. Semoga penjelasan ini bisa menjawab kegelisahan ibu. Dan jika ibu masih merasa belum jelas, bisa juga ditanyakan pada kepala desa. Atau kami akan menerima dengan senang hati jika ibu berkenan datang ke Kantor UPK Wayserdang seperti juga pernah dilakukan oleh beberpa ibu dari Desa Gedungboga yang pernah menanyakan hal yang sama. Kami tunggu kedatangan ibu. Terimakasih. (UPK Wayserdang)
Bagaimana Agar Bisa Diberitakan di Buletin MM? Salam Pemberdayaan! Redaksi Yth, nama saya Suratman dari Kecamatan RJU. Ingin menanyakan bagaimana caranya agar kegiatan
pembangunan di Desa kami juga bisa dimuat di Mesuji Mandiri? Mohon penjelasan. (085292851xxx) Jawaban: Bapak Suratman yang baik. Terimakasih atas respon bapak untuk Mesuji Mandiri. Agar kegiatan pembangunan di desa bapak juga bisa dimuat dalam buletin ini, bapak bisa menyampaikan hal itu pada UPK yang ada di Kecamatan bapak. Di UPK setiap Kecamatan sudah ada kader media RBM yang telah kita latih kemampuan jurnalistiknya. Jadi nanti merekalah yang akan merilis beritanya. Bapak tinggal menceritakan apa yang bapak ketahui tentang pembangunan itu. Kader medialah nantinya yang akan meneruskannya pada kami. Kirim, ya Pak. Kami tunggu. Terimakasih.(Redaksi)
Minta Pelatihan Pertanian Lagi Redaksi Yth, nama saya Surono dari
Mesuji Timur. Saya adalah salah satu peserta dalam Pelatihan Petanian Organik yang dilaksanakan oleh RBM di Desa Ekamulya, Kecamatan Mesuji Timur bulan maret yang lalu. Kalau bisa pelatihan seperti ini dapat dilaksanakan lagi di tahun depan, khususnya tentang bagaimana cara membuat pestisida alami dan pengenalan jenis-jenis hama padi. Terimakasih. (081379966xxx) Jawaban: Pak Surono Yth. Kami sangat berbahagia jika pelatihan yang kita laksanakan itu ternyata sangat terasa manfaatnya. Tentang usulan bapak, kita akan coba mengkoordinasikannya dengan Dinas Petanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Petanian Perkebunan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Mesuji. Karena pelatihan yang sudah kita laksanakan di Ekamulya tempo hari, juga terlaksana atas peran dan kerja sama kita dengan Dinas Pertanian dan BP4K Kabupaten Mesuji. Tetap semangat ya, Pak? Terimaksih atas masukannya. (Pokja RBM)
bendera usang di Tanah Larangan Oleh: Fajarullah teRIK diatas hamparan tanah kerontang itu meranggas membakar peluh. Angin mati berhembus liat. Senyap menyeruak dalam desah panjang yang beku dan nanar. Debu bagai badai sindora; bergulung menghempas disepanjang jalanan memasuki gang menganga yang bertepikan kibaran merah putih kecil yang usang dan tegak menatap langit. Sepeda motor tanpa kaca spion yang membawa perempuan muda berwajah bulat telur itu, melaju merangsek menembus terik yang menyengat liar dibara yang naktak tiada tara. ini adalah siang ditanah larangan. Tempat yang sebelumnya adalah hamparan tanaman pohon Albasia yang menghampar tanpa batas diwilayah Sai Bumi Serasan Segawe itu, saat ini tak lebih dari semacam padang perlawanan atas orang-orang pinggiran yang tersulut. Yang telah menjelma menjadi tangan-tangan badai yang jika mentari jingga mencuat, ia pun berubah menjadi lagu idealisme yang riap seburam debu. Tentang perlawanan berkobar-kobar bagai lava Anak Krakatau dan tak kunung padam. Tentang perlawanan untuk sebuah pembelaan atas hak entah apa yang masih menyuguhkan beragam bias. Juga tentang perlawanan untuk sesuatu yang tiba-tiba saja telah menyeret alam sadar hampir semua orang tentang makna sebuah nasionalisme yang disandingkan dengan arti sebuah semangat. Sungguh, siapapun yang melintasi dan menatap wilayah itu saat ini, akan tergiring pada satu kesimpulan tak berahir tentang sebilah episode kecil mengenai hati yang juga berdiri tegak dengan kakinya sendiri dalam satu kebulatan yang teramat ranum. Motor usang tanpa spion itu melaju melintasi gang pintu masuk yang titik awalnya terhalang oleh portal besi setinggi dada. Sebuah pos penjagaan berisi beberapa orang lelaki tengah baya yang berdiri menatap sangar pada setiap orang yang hendak melintas dalam sorot mata mencekam penuh makna. Mereka duduk berderet menempati sebuah kursi kayu menghadap ke jalan masuk lokasi itu yang tak henti bersapu debu. Tepat dibagian depan pintu Pos pos penjagaan dimana mereka berada, sebuah tulisan bernada provokatif dengan huruf kapital tak beratuturan berwarna merah terangkai dalam kaliamat yang juga tak kalah hebat: UNTUK TANAH iNi, KAMi SiAP MATi! Gemuruh. Sesekali mereka menghela nafas. Parang besar ditangan mereka terdekap dingin di dada bagian terdalam; hal yang membuat bulu kudu siapapun yang melihantnya terasa akan serentak berdiri meski tanpa aba-aba. Tak jelas apa yang membuat tulisan itu terpampang dengan makna begitu gegap. Tak pula terekam untuk siapa yang sedang
melawan siapa rangkaian kata itu tercipta. Tapi ketika perempuan muda itu melintas, satu dari empat lelaki berbadan tegap yang menjaga pos itu segera tergopoh-gopoh membukakan pintu portal sembari menyempatkan diri melempar sebuah senyum penuh makna. Begitu pula ketika terdengar denting suara klakson dari motor usang buatan tahun 1970an itu. Serta merta ketiga orang penjaga yang lain pun menyambutnya dengan seringai senyum terindah. Senyum yang tentu saja terasa amat bermakna ditengah hari terik yang sejatinya amat terasa menggigit itu. “Sendirian, Bu Guru? Bapaknya tidak ikut, ya?” sapa seorang dari mereka. Perempuan itu menggeleng, “Tidak, Bang. Lagi ada urusan. Permisi, nih, Bang!” “O, ya. Bu Guru, silahkan!” Pintu portal terbuka. Debu dan angin mati terus mengepung di sepanjang tanah gersang. Laju sepeda motor butut yang kecepatannya tak lagi maksimal itu menerobos rentangan kepekatan. Terik yang terus menggigit pun tak lagi sempat dia rasakan. ia, perempuan muda itu, baru menghentikan laju gas motor bersuara memekak itu setelah tiba tepat di sebuah gubuk panjang tiga ruangan yang berdiri tegak tepat dijantung pemukim. Diantara semua deretan pemukiman apa adanya yang berdiri tertata yang ada, itu adalah bangunan terbesar dihamparan tanah yang teramat meranggas itu. Sejatinya, bangunan itu amatlah sederhana. Berdinding antara papan-papan bekas, belahan-belahan bambu dan potongan-potongan kayu sebesar lengan orang dewasa yang keseluruhannya terkombinasi dan terpasang tanpa aturan. Atapnya terbuat dari anyaman ilalang yang dikejakan secara amat kasar sehingga terkesan asal jadi. Jendelanya yang tanpa ornamen hanya ditutup dengan beberapa bilah bambu yang dibelah selebar tiga jari orang dewasa dan dipasang sekenanya. Tepat dihadapan bangunan berukuran tak lebih dari 6x5 meter itu, juga terhampar halaman datar yang luas yang masih dipenuhi rumput liar yang tumbuh tak beraturan. Disisi paling tengah dari halaman bersemak itu, sebuah tiang bendera kayu yang juga tidak terlalu lurus terpancang menjulang dengan gagahnya. Menjadi satu-satunya tempat paling nyaman untuk berkibarnya sebuah bendera usang yang terus menjadi saksi atas kejadian demi kejadian yang selalu menyuguhkan dilema ditanah itu. Di setiap sudut halaman, beberapa bocah berbagai usia berkerumun membentuk kelompok-kelompok bermain; anakanak perempuan mengambil tempat untuk permainan kaum mereka, sedang sekelompok bocah laki-laki juga disibukan dengan permainan yang juga sama. Saat perempuan muda itu tiba, serta merta kerumunan bocah itu
membubarkan diri dan berhamburan menghampirinya. Mereka saling berebut mengulurkan tangan untuk menyalami jari jemari perempuan muda itu dan menciumnya. Beberapa bocah yang usia dan postur fisiknya lebih kecil, juga tampak bersusah payah melakukan hal yang sama sambil berteriak-teriak penuh semangat. “Bu Siti datang! Bu Siti datang!” Perempuan itu tertegun sesaat. Matanya yang tajam menatap dua bocah paling kecil yang berusaha menerobos kerumunan kawannya yang lain yang mengepung Bu Siti yang baru saja tiba. Sementara Bu Sitit melangkah medekati dua bocah imut itu. “Bu Sitii…gendoong!” Perempuan itu mendekat. “O… Pipit dan Sari, nggak bisa menerobos kakak-kakak, ya? Kasihaaaan.” “Bu Sitiii…!” Dua anak itu semakin manja. “Huuf!” tangan Bu Siti meraih dan mendekap kedua bocah itu. “Sekarang, ayo kita masuk kelas.” Siti Az-Zahrah Pertiwi , S.Pd. Begitu nama lengkap perempuan muda itu. Laki-laki yang menjadi suaminya dan telah memberinya seorang bidadari kecil usia lima tahun adalah Simin. Seorang penjaga sekolah honorer yang sudah menisbatkan dirinya lebih dari lima belas tahun disebuah SMP Negeri tak jauh dari rumah mungil mereka yang masih terhutang itu. Dulu, sepuluh tahun yang lalu, sebelum Siti menjadi pendampingnya, laki-laki itu sebenarnya pernah hampir diangkat mejadi Pegawai Negeri Sipil berstatus Staf Tata Usaha di sekolah itu. Tapi entah mengapa, ketika SK kepegawaiannya itu hendak diambil, ada semacam negosiasi yang ditawarkan fihak terkait dan itu membuatnya panik setengah mati. Sebab jumlah nominal angka rupiah yang disebutkan dan harus ia siapkan sebagai semacam mas kawin SK itu, ternyata sama sekali tak sebanding dengan semua harta yang ia miliki sebagai tenaga honorer yang masih menumpang di mes milik sekolah saat itu. Begitulah. Hari-hari setelah itu adalah sejarah paling buruk dalam hidupnya. Lebih dari setahun nasibnya terombangambing bagai bola tenis dilapangan Olimpiade Atletik. Hingga pada akhirnya nama dan SK-nya itu benar-benar hilang dari genggaman tangannya dan harus ia relakan. Orang-orang pintar yang amat mengerti bagaimana memperlakukan sosok lugu macam Simin telah menjadikan hak laki-laki berbadan kurus itu raib bagai ditelan bumi dan tak mungkin dapat dilacak. Ada air mata yang tersedu di malam saat peristiwa itu pertama kali disadarinya. Air mata yang mebasuh sajadah usangnya dalam munajat panjang di dua pertiga malam yang senyap. Air mata yang sama sekali tak mengerti tentang betapa berlikunya mempertahankan hak di zaman merdeka seperti saat ini. Tak ada alunan dendam dalam bait doa sedu-sedan yang
ia tuturkan ditengah pekat gulita tanpa rembulan ketika itu. “Tuhan, asal Engkau tak marah kepadaku. Juga asal aku tak menjadi durhaka pada Mu karenanya. Aku ingin segala perlakuan ini menjadi kebaikan bagi mereka yang tak pernah mengerti betapa sakitnya sebuah ketidakberdayaan. Meski aku sadar, ini pasti keputusan terbaik yang telah Engkau suratkan bagi sepenggal rentang perjalanan hidup ku. Engkau mengetahui getaran setiap hati yang berdetak diantara kami hamba Mu, Wahai Dzat Pemilik Semua Rencana. Maafkan aku karena aku ingin Engkau memaafkan mereka seluas samudra. Sebab jauh sebelum itu, aku telah membuka pintu maaf ini seluas yang aku bisa. Aku tiada daya, Ya Tuhan.” itulah sepenggal episode paling membekas yang tak akan pernah hilang dibenak Simin bahkan hingga akhir hayat. Episode yang menurut sebagian rekan kerjanya adalah kebodohan paling nyata karena ia dianggap tak mampu mengikuti kehendak dan ketetapan zaman, meski ada juga yang menilai sebaliknya. Dan ketika Siti menjadi bagian dari sekolah itu lima tahun kemudian, keteguhan sikap Simin itulah yang membuat hatinya sama sekali tak ragu untuk menjadikannya belahan desah nafas. “Pinang aku dengan Bismillah, mas,” begitu ujar Siti kala itu. Bersama suaminya itulah, keputusan untuk menjadi guru relawan di tanah larangan negara itu, sebenarnya sempat menjadi perdebatan. Suaminya, pada awalnya sama sekali tak mengerti apalagi menyetujui apa yang menjadi kehendak Siti. Persoalannya sederhana, karena ia tau betul tempat seperti apa sedang dimaksudkan oleh Sang isteri itu. “itu daerah larangan, Bu. Hutan Register Negara. Apapun alasannya pergi kesana bukanlah hal yang tepat. Salah-salah ibu malah akan dianggap sedang mempermalukan dan merusak dunia pendidikan.” “Dan Mas adalah provokatornya, begitu?” Simin Mendesah panjang. Ekor matanya menatap tajam kearah bola mata Siti tanpa berkedip. Perlahan-lahan kepalanya menggeleng. “Bukan. Sama sekali bukan itu, Bu.” “Lalu apa, Mas?” “Boleh Mas bertanya sesuatu?” Perempuan itu mengangguk “Apakah jalan ini akan membuat ibu merasa bahagia?” Perempuan itu terdiam. Pandangannya menghujam pada wajah tirus yang kini berada tepat dihadapannya. Sesaat tampak ia tersenyum meski terkesan amat dipaksakan, “Mas,” ucapnya lirih. “Sejak kecil, cita-cita ku adalah menjadi guru. Karena itu tak ada hal yang membaut aku merasa amat menderita kecuali ketika mataku melihat sekumpulan bocah yang meginginkan aku hadir diantara mereka tapi aku
tak ada disana. Tahukah Mas apa yang menjadi penyebabnya?” Simin menggeleng. “Karena bocah-bocah itu juga memiliki hak yang sama dengan bocah-bocah lain untuk memiliki cita-cita menjadi generasi terbaik di masanya, Mas. Tugas guru adalah mendekatkan cita-cita itu agar lebih cepat mereka genggam. Tapi aku tak akan memaksa jika Mas merasa keberatan akan hal ini. Aku akan berusaha memahami itu.” Mulut Simin terkatup. Sudut matanya menatap nanar kearah Sang istri yang masih saja diam terpaku ditempat duduknya. Sesekali kepalanya tampak menggeleng-geleng. Seakan tak ingin mempercayai apa yang baru saja ia dengar dari mulut sosok yang telah hidup bersamanya lebih dari lima belas tahun itu. Hening membalut malam dalam waktu yang agak lama. Keduanya terhanyut dalam alam fikiran mereka masing-masing. Tak lama, terdengar suara laki-laki itu bergetar memecah sunyi. “Ku ijinkan ibu dengan Bismillah. Dan mulai besok, ijinkan juga aku menemani ibu untuk melakukannya bersama-sama.” itulah sepenggal kisah dimalam itu. Simin sebenarnya tak pernah lagi dihantui beragam rasa dan prasangka buruk seteleh itu. Karena baginya, apa yang telah mereka putuskan itu adalah hal terbaik yang memang harus mereka lakukan. Kecuali hari itu. Saat dimana sebuah berita tentang pengosongan paksa itu tanpa sengaja ia dengan dari seorang tetangga dekatnya. Yang paling terasa menyiksa batinya adalah karena hari itu ia tak dapat menemani Sang istri berangkat ke tanah larangan itu. Sekolahnya sedang mengadakan rapat serah terima Kepala Sekolah yang baru dan ia tak mungkin meninggalkan tugasnya sebagai petugas kebersihan satu-satunya. Hingga akhirnya sebuah pesan singkat dari nomor ponsel Siti yang ia terima disore hari, benar-benar membuat nafas Simin tercekat. “Maaf, Mas, aku belum bisa pulang. Saat ini, aku dan anak-anak masih berkumpul dibawah tiang bendera yang tak lagi berkibar di halaman sekolah. Sejak tadi siang, orang tua mereka sudah lari berhamburan entah kemana. Tempat belajar itu kini penuh sesak oleh warga yang kebingungan. M ereka akan tetap tinggal disini sampai semua menjadi jelas hendak pergi kemana setelah ini. Bocah-bocah ini hanya korban, Mas. Dan aku harus tetap berada disini untuk memastikan dan meyakinkan mereka bahwa hari esok tetap masih ada ...” Tubuh Simin yang kurus dan rapuh itu bergetar hebat. Detak jantungnya bertabuh tanpa irama. Sesaat kemudian pandangannya menjadi remang dan sembab. *** Penulis aktif sebagai Ketua Pokja Ruang Belajar masyarakat (RBm) PnPm mPd-Inte-