Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Pelaksanaan SLPTT Padi : “PTT PADI’’ BALAI PENGAKAJIAN TEKNOLOGI PETANIAN (BPTP) LAMPUNG 2013
Strategi Umum Peningkatan dan Pengamanan Produksi Beras A. Pengembangan sumber-sumber pertumbuhan baru produksi beras:
• Peningkatan produktivitas inovasi teknologi • Perluasan areal tanam (peningkatan IP, perluasan areal lahan kering & pencetakan sawah baru) lahan, infrastruktur & teknologi
B. Penurunan kehilangan hasil akibat cekaman iklim dan OPT C. Penanganan pasca panen untuk mengurangi susut dan mutu hasil
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
PTT merupakan inovasi baru untuk memecahkan kebekuan peningkatan produktivitas padi Teknologi intensifikasi padi bersifat spesifik lokasi, bergantung pada masalah yang akan diatasi (demand driven technology) Komponen teknologi PTT ditentukan bersama-sama petani melalui analisis kebutuhan teknologi (need assessment)
PENDEKATAN • Partisipatif • Sinergis dan terpadu • Dinamis dan spesifik lokasi • Holistik
TUJUAN PTT 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas 2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani 3. Kemantapan sistem produksi padi (perbaikan kondisi lahan)
PENERAPAN PTT
didasarkan pada empat prinsip 1.
PTT lebih bersifat sebagai suatu pendekatan agar sumber daya tanaman, lahan dan air dapat dikelola sebaik-baiknya
2.
PTT memanfaatkan teknologi pertanian yang sudah dikembangkan dan diterapkan dengan memperhatikan unsur keterkaitan sinergis antar teknologi
5.
PTT memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik maupun sosial-ekonomi petani
6.
PTT bersifat partisipatif yang berarti petani turut serta menguji dan memilih teknologi yang sesuai dengan keadaan setempat serta kemampuan petani melalui proses pembelajaran
STRATEGI PENERAPAN PTT 1. Anjuran teknologi didasarkan pada bobot sumbangan teknologi terhadap peningkatan produktivitas tanaman, baik terpisah maupun terintegrasi 2. Teknologi disuluhkan kepada petani secara bertahap
KOMPONEN TEKNOLOGI PRODUKSI
Penggunaan varietas unggul baru Penggunaan benih bermutu dan bibit sehat Penyiapan lahan optimal Penanaman bibit muda (< 21 hari) Jumlah bibit 1 – 3 bt/lubang Pengaturan populasi tanam Pemberian kompos atau bahan organik Penggunaan pupuk berdasarkan kondisi lahan dan kebutuhan tanaman Pengaturan pengairan secara benar Penyiangang gulma dengan gasrok/landak Pelaksanaan PHT sesuai OPT sasaran Perbaikan penanganan panen dan pasca panen
KOMPONEN PTT PADI SAWAH IRIGASI KOMPONEN DASAR
KOMPONEN PILIHAN
• Varietas modern (VUB, PH, PTB) • Bibit bermutu dan sehat
• Bahan organik/pupuk
• Pengaturan cara tanam/populasi tanaman optimal (jajar legowo) • Pemupukan efisien menggunakan BWD dan PUTS/petak omisi/Permentan No. 40/2007/PHSL • PHT sesuai OPT sasaran
kandang/amelioran • Umur bibit • Perbaikan aerasi tanah (irigasi berselang) • Pupuk cair (PPC, ppk organik, pupuk bio-hayati)/ZPT, pupuk mikro) • Pengendalian gulma dengan gasrok/landak • Penanganan panen dan pasca panen
KOMPONEN PTT PADI SAWAH TADAH HUJAN KOMPONEN DASAR
KOMPONEN PILIHAN
•Varietas modern (VUB, PTB) •Benih bermutu dan sehat •Pengelolaan hara P dan K berdasar PUTS •Pemberian bahan organik •Pengendalian gulma terpadu
•Pengelolaan tanaman
yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, larikan, dll) •Cara tanam dilarik dengan populasi tanaman tinggi menggunakan alat tanam row seeding •PHT sesuai OPT sasaran •Penanganan panen dan pasca panen
KOMPONEN PTT PADI GOGO KOMPONEN DASAR
KOMPONEN PILIHAN
• Varietas modern (VUB, PTB) • Benih bermutu dan sehat • Pemberian bahan organik • Pemupukan berdasar status kesuburan tanah (PUTK) • Konservasi tanah dan air
•Pengelolaan tanaman
yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, larikan, dll) •PHT sesuai OPT setempat •Pengendalian gulma terpadu •Pola tanam berbasis padi gogo •Penanganan panen dan pasca panen
KOMPONEN PTT PADI RAWA LEBAK KOMPONEN DASAR
KOMPONEN PILIHAN
•Varietas modern (VUB, PTB) •Bibit bermutu dan sehat •Pemupukan N granul, P dan K berdasarkan PUTS/PUTR •PHT sesuai OPT sasaran
•Pengelolaan tanaman
yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, larikan, dll) •Umur bibit •Pengelolaan air, pembuatan saluran/ caren keliling •Pengendalian gulma terpadu •Penanganan panen dan pasca panen
SISTEM PRODUKSI PADI (75%) DIPENGARUHI : • Varietas unggul baru • Pemupukan • Irigasi/pengairan
Varietas Unggul Baru
Gunakan Varietas Unggul Baru Sesuai Kondisi Setempat Berdaya Hasil Tinggi Tahan Hama Penyakit Rasa Disukai Konsumen Bernilai Jual Tinggi
Mudah Diadopsi Petani
VARIETAS UNGGUL BARU PADI Inbrida Padi Sawah Irigasi (Inpari 1- 24) Hibrida Padi (Hipa 3-14, Hipa Jatim 1 3) Inbrida Padi Rawa (Inpara 1- 6) Inbrida Padi Gogo (Inpago 4- 8)
SELEKSI DAN PERSIAPAN BENIH • Masukkan benih ke dalam ember berisi air garam 3% dengan b.j. 1,18; aduk untuk memudahkan pemisahan; benih yang terapung dan yang tenggelam • Benih tenggelam/terpilih segera dibilas dengan air kemudian direndam dalam air selama 24 jam, • Benih ditiriskan dan kemudian diperam selama 24 jam. • Benih siap disemaikan • Seed treatment bila diperlukan
PERSEMAIAN Olah tanah dan membenam gulma Bajak menggunakan ternak, handtraktor, atau cangkul
Alternatif Tanah-Kompos-Abu
Pupuk 20-40g urea/m2 Setelah lahan digenangi dan tanah lunak, jadikan melumpur Ratakan lahan
70%
20-25%
5-10%
Gali saluran di pinggir untuk drainase
Umur bibit 5 HSS (taman umur 10-15, /< 21 HSS)
JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM Direkomendasikan menanam bibit per rumpun dengan jumlah yang lebih sedikit. Jumlah bibit yang ditanam tidak lebih dari 3 bibit per rumpun. Gunakan jarak tanam beraturan, dari yg biasa 20 cm x 20 cm (25 rmp/m2), 25 cm x 25 cm (16 rmp/m2) menjadi Legowo Catatan: Populasi tanaman > 150.000 rmp/ha
PRINSIP JAJAR LEGOWO Terdapat lorong panjang bebas tanaman Barisan tanaman yang dihilangkan disisipkan kedalam sisi barisan terdekat Sisi barisan yang lain disisipkan tanaman baru
Sehingga, sistem tegel Menjadi : jarak tanam (25 x 25) cm = 160.000 rmp/ha
Legowo 2:1 (25 x 12,5 x 50) cm = 213.300 rmp/ha (25 x 12,5 x 50) cm = 256.000 rmp/h Legowo 4:1 (tipe 1) (20 x 10 x 40) cm = 400.000 rmp/ha
KENAPA SISTEM LEGOWO ??
Efek tanaman pinggir
Turbulensi udara Peningkatan CO2
Peningkatan fotosintesa
20 cm
10 cm
Matahari 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 Khlorofil
40 cm
POLA TANAM LEGOWO 2:1
JENIS LEGOWO LEGOWO 2:1
JENIS LEGOWO LEGOWO 2:1 (25 x 12,5 x 50) cm
JARAK TANAM (cm) (25 x 12,5 x 50) cm
JUMLAH POPULASI (per ha) 213.300 rmp/ha
ALTERNATIF UKURAN DAN JUMLAH POPULASI UBINAN (Hasil kesepakatan pembekalan pendamping SLPTT bahwa ukuran ubinan minimal 10 m2) 2 set tanaman legowo 3 set tanaman legowo 4 set tanaman legowo sepanjang 10 m sepanjang 5 m sepanjang 4 m = (6 x 0,25 m) x 10 m = (9 x 0,25 m) x 5 m = (12 x 0,25 m) x 4 m = 15 m2 = 11,25 m2 = 12 m2 = 320 rumpun = 240 rumpun = 256 rumpun
POLA TANAM LEGOWO 4:1 (tipe 1)
JENIS LEGOWO LEGOWO 4:1 LEGOWO 4:1 (25 x 12,5 x 50) cm
(20 x 10 x 40) cm
JARAK TANAM (cm)
JUMLAH POPULASI (per ha)
(25 x 12,5 x 50) cm
256.000 rmp/ha
(20 x 10 x 40) cm
400.000 rmp/ha
ALTERNATIF UKURAN DAN JUMLAH POPULASI UBINAN (minimal 10 m2) 2 set tanaman legowo sepanjang 5 m 3 set tanaman legowo sepanjang 3 m = (10 x 0,25 m) x 5 m = (15 x 0,25 m) x 3 m = 12,5 m2 = 11,25 m2 = 320 rumpun = 288 rumpun 2 set tanaman legowo sepanjang 5 3 set tanaman legowo sepanjang 4 m2 m2 = (10 x 0,2 m) x 5 m = (15 x 0,2 m) x 4 m = 10 m2 = 12 m2 = 400 rumpun = 480 rumpun
POLA TANAM LEGOWO 4:1 (tipe 2)
JENIS LEGOWO LEGOWO 4:1
LEGOWO 4:1
(25 x 12,5 x 50) cm
(20 x 10 x 40) cm
JARAK TANAM (cm)
JUMLAH POPULASI (per ha)
(25 x 12,5 x 50) cm
170.667 rmp/ha
(20 x 10 x 40) cm
320.000 rmp/ha
ALTERNATIF UKURAN DAN JUMLAH POPULASI UBINAN (Hasil kesepakatan pembekalan pendamping SLPTT bahwa ukuran ubinan minimal 10 m2) 2 set tanaman legowo sepanjang 5 3 set tanaman legowo sepanjang 3 m2 m2 = (10 x 0,25 m) x 5 m = (15 x 0,25 m) x 3 m = 12,5 m2 = 11,25 m2 = 240 rumpun = 216 rumpun 2 set tanaman legowo sepanjang 5 3 set tanaman legowo sepanjang 4 m2 m2 = (10 x 0,2 m) x 5 m = (15 x 0,2 m) x 4 m = 10 m2 = 12 m2
PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI SESUAI KEBUTUHAN TANAMAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
BWD (N), PUTS/PUTK/PUTR (P, K dan pH) Uji Petak Omisi Peta Status Hara 1 : 50.000 Riwayat Penggunaan Pupuk dan hasil yang Bisa Dicapai Petani Rekomendasi Pemupukan Permentan No 40/2007 Kalender Tanam Terpadu PHSL
Pilih Salah Satu
PEMUPUKAN BERDASARKAN KEBUTUHAN TANAMAN DAN STATUS HARA TANAH
Pupuk dan varietas unggul padi merupakan komponen utama peningkatan produksi.
Pemanfaatan pupuk akan optimal jika menerapkan pengelolaan tanaman lainnya sesuai anjuran Takaran Pupuk Tergantung Pada : - Status hara atau suplai hara tanah (lingkungan). - Kebutuhan tanaman akan hara (varietas).
PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI 1
4
2
Memanfaatkan sejarah pemupukan Halaman 1
3 CARA MEMBUAT PETAK OMISI Pemasukan air -N (+PK)
- P (+NK)
- K (+NP)
5
- Ppk lengkap (+NPK)
Saluran pembuangan 1. Hindari penempatan petak di ujung dimana petani memutar bajak PHSL/PuPS 2. Hindari pencampuran air dari petak lainnya (merangkum keempat informasi kedalam shofware yang lebih mudah digunakan)
CONTOH PENGAMATAN BWD Pilih secara acak 10 tanaman sehat pada hamparan yang seragam Pengamatan dilakukan jam 08 – 10 atau 14-16 WIB - Pilih daun teratas (terpanjang) yang - telah membuka penuh letakkan bagian - tengah daun di atas BWD dan - bandingkan warnanya ( skala warna - ambil BWD nilai 2-5) • Jika warna daun diantara 2 skala, rata-ratanya ( misalnya, antara 3 & 4 menjadi 3,5 ) •
• Jika lebih 5 dari 10 daun yang diamati berada dalam batas kritis (dibawah skala 4) , tanaman segera dipupuk n susulan sesuai dengan tingkat hasil di tempat bersangkutan.
PENGGUNAAN BWD • Pengelolaan N berdasarkan REAL TIME 1. Berikan N awal Serapan N
2. Monitor warna daun
• Penyesuaian dosis menurut FIXED TIME 1. Berikan N awal Serapan N
2. Berikan N susulan pada fase Primordia kritis
Dasar – <14 Hst
Monitor warna daun setiap 7-10 hari Hari setelah tanam (Hst)
Anakan Sesuaikan dosis N dengan nilai Saat3. kritis N perlu Dasar – <14 Hst BWD pembacaan diberikan
Monitor warna daun pada saat kritis Hari setelah tanam (Hst)
Contoh FIXED TIME Rekomendasi pemupukan N
Transplanting Dasar
Anakan aktif
Ke-1
-20
-10
0
10
Primordia
Ke-2
20
Keluar malai
Ke-3
30
40
50
60
Panen
70
80
90
100 HST
Pupuk N susulan I dan/atau II
Tingkat hasil (GKG) Nilai warna daun dengan BWD*
5 t/ha
6 t/ha
7 t/ha
8 t/ha
Takaran Urea (kg/ha)
2–3
75
100
125
150
>3 – 4
50
75
100
125
50
50
>4 – tanpa 5 0 20 – 30 kg/ha 0 - 50 * Pupuk N dasar pembacaan BWD:
PERANGKAT UJI TANAH SAWAH (PUTS) Untuk Penetapan Kebutuhan P, K dan pH
+ 0.5 g tanah
+
P-1
3 ml P-1 dan dikocok
P-2
1 sendok kecil P-2 dikocok merata
BAGAN WARNA P rendah
Rekomendasi kg SP-36/ha
sedang
tinggi
Hasil pengukuran dengan bagan warna Rendah
Sedang
Tinggi
100*
75
50
* Diaplikasikan 1 kali pada saat tanam
+ 0,5 g tanah
+
+
K-1 2 ml K1, dikocok merata
1 tetes K2, dan dikocok
1 tetes K3, dan dikocok
BAGAN WARNA K rendah
Rekomendasi K (KCl/ha)
sedang
tinggi
Kadar hara K dalam tanah Rendah
Sedang
Tinggi
Tanpa jerami 100* 50 50 Dengan jerami 50+jerami 5 t/ha jerami 5 t/ha jerami 5 t/ha * Diaplikasikan 2 kali (½ sbg ppk dasar dan ½ saat promordia), terutama bila takarannya tinggi
CARA CEPAT PENENTUAN REKOMENDASI PEMUPUKAN Kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian International Rice Research Institute
PHSL Padi Sawah dapat diakses melalui internet di : http://webapps.irri.org/nm/id atau www.irri.org/nmrice
KALENDER TANAM TERPADU
APA : Sistem informasi dalam bentuk spasial (peta) & tabular level kecamatan tentang: prediksi iklim/musim, awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah rawan benaca (banjir dan kekeringan), potensi serangan OPT, serta rekomendasi pemupukan & varietas, kebutuhan pupuk & benih, dll.
FUNGSI: Merupakan pedoman/alat bantu untuk menentukan/menyesuaian pola tanam dan teknologi adaptif tanaman padi/palawija pada lahan sawah (irigasi, tadah hujan, rawa) sesuai dengan kondisi iklim, dalam mendukung: Pengamanan/penyelamatan produksi pangan Keberhasilan program (P2BN) & pencapaian surplus 10 juta ton beras Swasembada pangan
PENGELOLAAN AIR
Tergenang Terus
Intermitten
Pengairan Berselang Salah satu metode pengairan berselang yang dapat diukur secara praktis adalah pengairan basahkering/Alternate Wetting and Drying (AWD, pengaturan air di lahan pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian). Dengan cara ini pemakaian air dapat dihemat sampai 20%. AWD dipraktekkan mulai tanam sampai satu minggu sebelum tanaman berbunga. Sawah baru diairi apabila kedalaman muka air tanah mencapai + 15 cm, diukur dari permukaan tanah. Hal ini dapat diketahui dengan bantuan alat sederhana dari paralon belubang yang dibenamkan ke dalam tanah. 38
CARA KERJA PENGAIRAN BASAH KERING (AWD) Gunakan tabung paralon/bambu sepanjang 40 cm, berdiameter 10 – 15 cm Separuh dari panjang paralon (20 cm) dibuat lubang berdiametrer 0,5 - 1 cm, jarak antar lubang 2 cm Bagian yang berlubang ditanam dalam tanah (20 cm)
Setiap pagi, ukur kedalam permukaan air dalam tabung. Bila kedalam air 35 cm di bawah perkukaan tabung atau 15 cm di bawah permukaan tanah, segera airi sawah 5 cm
Pada saat pemupukan air dibuat macak-macak Pada fase pembungaan, sawah perlu terus diairi setinggi 3 – 5 cm
PENYIANGAN menggunakan landak/gasrok Dilakukan: pada 21 dan 42 hst (saat gulma mulai padat) dua arah (jika memungkinkan) Manfaatnya adalah: ramah lingkungan hemat tenaga kerja meningkatkan jumlah udara dalam tanah, dan merangsang pertumbuhan akar lebih baik.
Cara menghitung takaran pupuk â&#x20AC;˘ Menggunakan pupuk tunggal â&#x20AC;˘ Menggunakan pupuk majemuk â&#x20AC;˘ Menggunakan pupuk tunggal dan pupuk majemuk
Cara menghitung takaran pupuk
(135 kg N, 35 kg P2O5 dan 20 kg K2O per ha) Apabila semuanya digunakan pupuk tunggal, maka jumlah pupuk yang dibutuhkan sebagai berikut: N = 135/45 x 100 = 300 kg Urea (urea mengandung 45% N) P2O5 = 35/36 x100 = 100 kg SP-36 (SP-36 mengandung 36% P2O5) K2O = 20/60 x 100 = 33 kg/ha KCl (KCl mengandung 60% K2O )
Cara menghitung takaran pupuk
(135 kg N, 35 kg P2O5 dan 20 kg K2O per ha) Apabila digunakan pupuk tunggal dan majemuk, sebagai berikut: Contoh Phonska (15, 15, 15) yang berarti pupuk tersebut mengandung 15% N, 15% P2O5 , dan 15% K2O. Berapa kg Phonska yang diperlukan, maka gunakan standar dari kebutuhan pupuk tunggal yang paling rendah, yaitu 20 kg K2O/ha.
Cara menghitung takaran pupuk
(135 kg N, 35 kg P2O5 dan 20 kg K2O per ha) Pupuk Phonska yang diperlukan = 20/15 x 100 = 133 kg/ha. Dalam 133 kg pupuk Phonska mengandung 20 kg N, 20 kg P2O5, dan 20 kg K2O. Oleh sebab itu kebutuhan hara K sebesar 20 kg/ha sudah terpenuhi, namun keperluan hara N dan P belum tercukupi. Kekurangan hara N adalah 135 kg N â&#x20AC;&#x201C; 20 kg N = 115 kg N atau sama dengan 115 /45 x 100 = 256 kg urea. Kekurangan hara P adalah 35 kg P2O5 - 20 kg P2O5 = 15 kg P2O5 atau sama dengan 15 /36 x 100 = 42 kg SP-36.
KINERJA PTT DALAM MENINGKATAKAN PRODUKTIVITAS PADI
Rata-rata Produktivitas Uji Adaptasi VUB Padi Inbrida SLPTT di Lampung Tahun 2011 Varietas No.
Kabupaten Inpari 6
Inpari 7
Inpari 8
Inpari 9
Inpari 10
Inpari 13
1
Lampung Selatan
5,22
6,57
5,03
-
6,99
6,97
2
Lampung Tengah
5,62
6,16
5,42
-
6,09
6,54
3
Lampung Utara
6,70
5,93
5,27
-
6,00
6,22
4
Lampung Timur
6,43
6,28
6,01
-
6,31
6,38
5
Pringsewu
-
6,78
5,70
5,20
6,58
5,69
6
Pesawaran
7,90
7,92
6,40
8,70
6,98
8,34
Rata-rata
6,37
6,61
5,64
6,95
6,49
6,69
Produktivitas Padi Inbrida di lokasi LL, SL, Non SL, dan Uji Adaptasi di Lampung Tahun 2011 Produktivitas (Ton/Ha) No.
1 2 3 4 5 6
Kabupaten
Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Utara Lampung Timur Pringsewu Pesawaran Jumlah/Rata-rata
Unit
540 600 420 600 320 320 2.800
Luas
LL
SL
Non SL
Uji Adaptasi
13.500
4,73
4,50
4,16
6,16
15.000
5,58
5,20
4,78
5,97
10.500
5,48
5,09
4,57
6,22
15.000
5,79
5,27
4,87
6,26
8.000
5,59
5,19
4,78
5,99
8.000
7,36
6,33
5,41
7,71
70.000
5,75
5,26
4,76
6,38
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Uji Adaptasi thd LL
:
0,63 ton/ha (10,96%)
Uji Adaptasi thd SL
:
1,12 ton/ha (21,29 %)
Uji Adaptasi thd Non SL
:
1,62 ton/ha (34,03%)
LL thd SL
:
0,49 ton/ha (9,32 %)
LL Terhadap Non SL
:
0,99 ton/ha (20,80 %)
SL terhadap Non SL
0,5 ton/ha (10,50 %)
KERAGAAN PRODUKTIVITAS DEM FARM PTT PADI DI LAMPUNG, TAHUN 2011 Kabupaten Varietas Lampung Tengah
6,69
Inpari 10
6,20
Inpari 6
5,78
Inpari 13
6,40
Inpari 6
6,60
Inpari 13
6,40
Cigeulis
6,10
Ciherang
5,2
Ciherang
5,1
Ciherang
4,5
5,8
6,25 Inpari 8
5,03
Inpari 10
4,93
Inpari 13
6,54
Ciherang
5,50
-
Rata-Rata Pesawaran
Provitas (ton/ha)
6,50
Rata-Rata Pringsewu
Varietas
6,22
Rata-Rata Lampung Timur
Provitas (ton/ha)
Inpari 13
Rata-Rata Lampung Selatan
Di Luar Demfarm
Demfram
Inpari 13
8,93
Inpari 10
8,78
Ciherang
6,1
Inpari 9 Peningkatan Provitas Demfarm thd di Luar8,64 Demfram: 1,31 ton/ha (24,53 %)
ANALISIS USAHATANI DEMFARM PTT PADI INBRIDA INPARI 13 vs LUAR DEMFRAM CIHERANG , DI LAMPUNG TAHUN 2011 Kabupaten Uraian Lam Timur
Pesawaran
Lam Selatan
Pringsewu
Lam Tengah
Rata-Rata
Luar Demfarm
Biaya Sarana produksi
2.145.000
3.499.200
1.829.000
1.970.000
3.005.000
2.489.640
2.001.250
Biaya Tenaga Kerja
3.690.000
2.220.000
5.508.571
6.147.800
4.767.400
4.466.754
3.935.000
Jumlah Biaya Produksi
5.835.000
5.719.200
7.337.571
8.117.800
7.822.400
6.966.394
5.936.250
Produksi (kg)
6.400
8.928
6.196
6.540
6.690
6.951
5.200
Penerimaan
19.200.000
30.355.200
21.375.000
20.928.000
22.746.000
22.920.840
17.680.000
Pendapatan
13.365.000
24.636.000
14.037.429
12.810.200
14.923.600
15.954.446
11.743.750
2,29
4,31
1,91
1,58
1,91
2,40
1,98
B/C ratio
Peningkatan: 1. Produksi : 1,751 ton/ha (33,67 %) 2. Pendapatan : Rp.4. 210696 (35,85 %)
Analisis Usahatani Padi PTT VS Non PTT di Desa Purwodadi Kec.Timurjo, Kab.Lampung Tengah, MK I 2011 No
Uraian
PTT
Teknolgi Petani
1.
Biaya sarana Produksi (Rp)
3.055.000
2.001.250
2.
Biaya Tenaga Kerja (Rp
4.767.400
3.935.000
3.
Total Biaya (Rp)
7.822.400
5.936.000
4.
Produksi (kg)
6,69
5.20
5.
Penerimaan (Rp)
22.746.000
17.680.000
6.
Keuntungan (Rp)
14.923.600
11.743.000
7.
Peningkatan (%)
27,09
Keragaan Produktivitas Uji Adaptasi VUB Padi Inbrida SLPTT di Lampung, Tahun 2012 Varietas
Lam Selatan
Lam Tengah
Lam Utara
Inpari 10 Inpari 11 Inpari 13 Inpari 14 Inpari 15 Inpari 20 Inpara 2 Inpara 5 Banyuasin Ciherang* Mekongga* Ciliwung*
6,48 6,33 6,37 6,20 -
5,73 6,39 6,37 4,81 4,82 6,23 4,33 3,57 4,52 5,10 4,70 -
6,00 6,00 6,18 6,24 6,30 5,78 5,05
Kabupaten Lam Pesawara Timur n 6,42 6,68 6,10 6,12 5,65 -
7,30 7,40 7,40 6,90 7,30 7,20 6,00 -
Pringsew u
Ratarata
5,60 5,20 6,30 5,20 6,20 6,20 6,00 -
6,31 6,26 6,49 5,95 6,13 6,41 4,33 3,57 4,52 5,79 4,70 5,05
Produktivitas Rata-rata SLPTT Padi Inbrida di Provinsi Lampung di Lokasi LL, SL, Non SL , Tahun 2012 LL Kabupaten Lampung Selatan Rata-rata Lampung Tengah
Varietas Ciherang
6,37
Varietas Ciherang
Protivitas (ton/ha) 6,20
Non SL Protivitas Varietas (ton/ha) Ciherang
6,20
6,15 6,15
Ciherang
5,43
Ciherang
5,10
Ciherang
4,64
Mekongga Inpari 9 Inpari 13
4,80 6,00 4,80 5,26
Mekongga Inpari 9 Inpari 13
4,70 5,76 4,50 5,02
Mekongga Inpari 9 Inpari 13
4,50 5,20 4,50 4,71
Ciherang
6,00
Ciherang
5,78
Ciherang
5,25
5,15 5,47
Ciliwung
5,05 5,28
Ciliwung
5,00 4,99
Ciliwung Rata-rata
Protivitas (ton/ha) 6,37
Rata-rata Lampung Utara
SL
Lanjutan Lampung Timur
Inpari 7
5,58
Inpari 7
5,19
Ciherang
4,50
Inpari 9
5,66
Inpari 9
5,26
C. Muncul
4,51
Ciherang
5,43
Ciherang
5,08
St.Bagendit
5,60
St.Bangendit
5,24
Inpari 13
5,60
Inpari 13
5,23
Cibogo
5,60
Cibogo
5,23
Mekongga
5,64
Mekongga
5,25
C. Muncul
5,61 5,85
C. Muncul
5,24 5,39
Ra-rata
4,51
Pringsewu Rata-rata
Ciherang
6,70 6,70
Ciherang
6,00 6,00
Ciherang
5,50 5,50
Pesawaran
Inpari 10 Inpari 11 Inpari 13 Inpari 14 Inpari 15 Inpari 20
7,30 7,40 7,40 6,90 7,30 7,20 7,25
Ciherang
6,00
Ciherang
5,80
Rata-rata Rata-rata Provinsi
6,23
6,00
5,80
5,70
5,35
Produktivitas Rata-rata Display PTT Padi, MK Tahun 2012 Kabupaten Varietas Lampung Tengah
6,05
Inpari 13
6,04
Inpari 10
5,60
Inpari 20
5,30
Inpari 15
5,10
Inpari 14
5,30
Inpari 11
4,40
Inpari 13
6,70
Inpari 20
6,00
Inpari 15
7,08
Inpari 14
6,39
Ciherang
7,12
Inpari 9
7,56
Provitas (ton/ha) 3,64
2,26 ton/ha (62,09 %)
4,70
0,33 ton/ha (7,02 %)
4,70 Ciherang
5,3 5,3
Ciherang
6,49 Inpari 10
Peningkatan Produktivitas
3,64
6,70
Rata-Rata Pesawaran
Ciherang
5,03
Rata-Rata Pringsewu
Varietas
5,90
Rata-Rata Lampung Timur
Provitas (ton/ha)
Inpari 20
Rata-Rata Lampung Selatan
Di Luar Display
Display
5,25
1,4 ton/ha (26,42 %) 1,24 ton/ha (23,62 %)
5,25 Ciherang
4,5
1,63 ton/ha (36,25 %)
Produktivitas Rata-rata Uji Adaptasi VUB Padi Inbrida di Lampung Tengah MK, Tahun 2012 Kecamatan Padang Ratu
Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpara Inpara Banyu Ciherang 10 11 13 14 15 20 2 5 asin * 7,40
5,74
Kalirejo
7,38
Kota Gajah Seputih Banyak
6,40
Gunung Sugih
4,80
Rumbia Seputih Mataram Bandar Surabaya
4,43
6,40 6,40
5,60
6,40
4,70
-
7,34
7,38
5,10
5,88
7,68
5,20
5,60
4,75
5,00
6,00
5,12
5,10
4,40 4,20
4,30
5,80
4,00
5,67
4,30
4,30
4,98
5,80
4,30
3,70
4,30
4,55
4,10
2,45
3,95
4,15
4,60 5,74
6,03
4,60
6,20
4,43
4,67
4,67
Bumi Nabung Rata-rata
4,15
4,37
Spt Surabaya Spt Raman
4,30
5,92
5,40
4,96
6,58
4,9
4,1
5,2
4,10
4,37
3,86
4,73
4,65
Terimakasih
KS