Daypost 9 - Menengok Kiprah BEM Tel-U 2018

Page 1

MENENGOK KIPRAH

BEM TEL-U 2018

Sorot Balik Kabinet Adharma Sendi Akara Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM merupakan organisasi yang melaksanakan fungsi dan tujuan eksekutifnya, yakni menjalankan peraturan serta sebagai pelaksana kegiatan di tingkat institusi. BEM KEMA Tel-U masa bakti 2018, yaitu Kabinet Adharma Sendi Akara juga berusaha menjalankan fungsi dan tujuannya sebagai pelaksana kegiatan di tingkat pusat.

ke halaman 2

Tilikan Hasil Dedikasi Para Eksekutif Mahasiswa Terpilihnya presma dan waprema baru membuat tongkat estafet kepengurusan terus berlanjut. Janji-janji masa kampanye akan segera direalisasikan. Program kerja baru akan segera dilaksanakan. Entah benar-benar baru atau melanjutkan program lama pada kepengurusan baru. Berakhirnya kepengurusan BEM KEMA Kabinet Adharma Sendi Akara tidak membuat janji manis serta rencana yang dulu dicanangkan oleh kabinet ini dapat dilupakan begitu saja.

ke halaman 4

SALAM REDAKSI Menjadi pemimpin bukan perkara mudah. Terlebih memimpin ribuan manusia dengan isi kepala yang berbeda. Perjalanannya tidak akan selalu lancar. Rencana tidak akan selalu terwujud. Janji tidak akan selalu ditepati. Definisi sempurna pun seakan sulit untuk diraih. Namun pemimpin tetaplah pemimipin. Seseorang yang sudah dipercaya untuk menjalankan roda pemerintahan. Begitu juga dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Telkom University. Berganti tahun, berganti pula kepemimpinan pada lembaga eksekutif kampus tersebut. Maka izinkan kami untuk mengulas kembali perjalanan pengabdian para eksekutif kampus periode 2018 lalu. Selamat membaca! Redaksi: Annisa, Dina dan Fidya Layouting: Alifia Kontributor: Seluruh Anggota UKM Jurnalistik Aksara


Fokus

SOROT BALIK Kabinet Adharma Sendi Akara

B

adan Eksekutif Mahasiswa atau BEM merupakan organisasi yang melaksanakan fungsi dan tujuan eksekutifnya, yakni menjalankan peraturan serta sebagai pelaksana kegiatan di tingkat institusi. BEM KEMA Tel-U masa bakti 2018, yaitu Kabinet Adharma Sendi Akara juga berusaha menjalankan fungsi dan tujuannya sebagai pelaksana kegiatan di tingkat pusat. Dipimpin oleh Muhammad Wahyu Yusran dan Kurniawan Setyo Budi sebagai PresmaWapresma (Presiden MahasiswaWakil Presiden Mahasiswa) dilantik pada 1 September 2018 dan telah menyelesaikan tugasnya sampai dengan tanggal 12 Februari 2018. Tak sedikit program kerja yang harus diselesaikan oleh Kabinet Adharma Sendi Akara. Ada 27 program kerja (proker) yang harus dituntaskan, meskipun pada akhirnya tak semuanya berhasil terealisasikan. “Kami mengajukan 27 proker, belum termasuk aktivitas (agenda di luar proker). Jadi jika dihitung semuanya sekitar 70-an lah. 90% dapat kami selesaikan dengan waktu yang sangat singkat,” ungkap Wahyu Yusran. Sebagai presiden mahasiswa masa bakti 2018, Wahyu mengaku tugas pertama BEM KEMA Tel-U adalah untuk merekatkan entitas KEMA Tel-U. Hal ini sebagai bentuk semangat persatuan yang diusung presiden mahasiswa bersama jajaran kementeriannya. Diwujudkan dalam silaturahmi antara BEM dengan organisasi mahasiswa (Unit kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas), Kabinet Adharma Sendi Akara mencoba mendengar aspirasi mereka dan berdiskusi tentang terobosan setiap ormawa. Lalu, seberapa jauh aspirasi ini terealisasikan oleh BEM KEMA Tel-U Kabinet Adharma Sendi Akara?

Hanya

Sebatas Aspirasi

Dari sekian banyak aspirasi yang dihimpun, aspirasi yang paling banyak disuarakan adalah mengenai arak-arakan, regulasi peminjaman ruangan, jual-beli hasil tes EprT, serta kurangnya fasilitas untuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

AKSARA/ Yasmin

Dimulai dari parade wisuda atau yang biasa disebut arakarakan menjadi polemik bersama KEMA Tel-U pada tahun 2018. Sempat terancam tidak akan dilaksanakan, arak-arakan akhirnya berhasil kembali dilaksanakan dengan berbagai syarat dan ketentuan dari pihak kampus. Namun, ketua BEM FEB, Teuku Verbi Alfarabi, mengaku BEM Kabinet Adharma Sendi Akara tidak terlibat dalam perjuangan pelaksanaan parade kelulusan karena masalah arak-arakan telah dibahas sebelum BEM Pusat terpilih pada sidang kongres 4 April 2018. “Karena (BEM Pusat) baru terpilih pada April itu menghambat momentum dimana kita berkonsolidasi untuk mengadakan arak-arakan. BEM Pusat tidak terlibat sama sekali. Jadi kita BEM fakultas dengan himpunanhimpunan semuanya (yang berkonsolidasi mengadakan

arak-arakan),” ungkap Verbi. Tak hanya arak-arakan, beberapa aspirasi juga tak sampai berakhir pada realisasi. Ada aspirasi yang hanya sampai pada kajian, salah satunya perihal denda KTM. Wahyu mengaku telah berusaha menyelesaikan hal tersebut. “Kami mencoba untuk menyelesaikan pelan-pelan, secara bertahap. Dengan waktu yang ada, itu tidak bisa selesai semuanya. Hal itu, kami telah membuat kajian-kajian dan pencarian data, tinggal dilanjutkan nanti (oleh BEM masa bakti berikutnya),” kata Wahyu. Selain itu, permasalahan yang urung selesai adalah terkait pembayaran BPP untuk mahasiswa yang melewati masa studi normal, yang akan dikenakan biaya yang sama dengan biaya BPP untuk mahasiswa baru 2019. Terkait hal tersebut, Wahyu mengaku telah mengumpulkan data dan melakukan kajian, tetapi,

masa jabatan yang singkat menyebabkan masalah tersebut belum dapat diselesaikan. Fasilitas kantin untuk Fakultas Industri Kreatif (FIK) yang dulu sempat dicanangkan juga belum bisa terealisasikan. Padahal, Wahyu mengaku bahwa pihak kampus sudah berencana akan mencairkan dana untuk merealisasikan kantin FIK tersebut. “Masalah fasilitas yang belum memadai, kantin FIK pun kita sudah komunikasikan kemarin, kampus menjanjikan tahun ini anggarannya ada,” ungkap Wahyu. Sementara permasalahan UKM yang kekurangan fasilitas penunjang, seperti tempat latihan maupun tempat penyimpanan barang berakhir hanya pada advokasi antara UKM kepada pihak kampus.

2


Fokus Realisasi

itu tidak bisa dijalankan oleh BEM, dikhawatirkan mahasiswa kehilangan kepercayaan kepada BEM KEMA. Hal yang sama disampaikan oleh Teuku Verbi Alfarabi

Aspirasi

Meskipun beberapa aspirasi tak dapat diselesaikan, ada pula aspirasi yang sempat diwujudkan. Seperti urusan jual-beli hasil tes EprT yang menjadi syarat kelulusan telah diselesaikan dengan solusi dilakukannya tes ulang bagi mahasiswa yang kedapatan melakukan kecurangan tersebut, bukan dengan dilakukan drop out atau skorsing seperti yang sebelumnya ditetapkan. Sebagai bentuk semangat berkarya, BEM Kabinet Adharma Sendi Akara berusaha mewujudkannya dalam berbagai proker yang diajukan, salah satunya Artology Fest. Berangkat dari permasalahan utama mahasiswa yang takut berkarya karena merasa karyanya kurang di apresiasi, BEM membuat gebrakan baru berupa pameran seni dan teknologi, bernama Artology Fest. Dalam acara ters e bu t, di h a r a p k a n a k a n timbul semangat berkarya untuk mahasiswa Tel-U. Sementara, dalam hal akademik BEM Kabinet Adharma Sendi Akara berusaha mewujudkan PKM Center, bekerja sama dengan UKM penalaran SEARCH. Konsep dimana mahasiswa yang ingin berkarya dalam bidang PKM dapat menyalurkan karyanya di PKM Center.

Ulas Eksekusi sang Eksekutif Banyak aspirasi yang diterima, namun tak semuanya diwujudkan. Aspirasi dan inovasi yang dijalankan juga perlu kritik dan penilaian. Seberapa besar dampak yang dirasakan dari program kerja yang digagas BEM Kabinet Adharma Sendi Akara, sejauh apa manfaat yang didapat oleh mahasiswa terhadap kinerja Kabinet Adharma Sendi Akara, dan bagaimana pencapaian Kabinet Adharma Sendi Akara dibandingkan dengan harapan-harapan di awal kepengurusannya menjadi evaluasi bersama KEMA Tel-U. Penilaian pertama datang dari DPM selaku Dewan Perwakilan Mahasiswa. Sebagai dewan legislatif, DPM bekerja untuk menerima petunjuk pelaksanaan kerja BEM sebagai acuan kinerja BEM selama kepengurusan kedepannya,

3

‘‘

Secara substansial yang dilakukan BEM pusat ini tidak terlalu berdampak kepada mahasiswa. Itu juga yang bisa mengakibatkan mahasiswa kurang percaya terhadap BEM pusat.

serta mengevaluasi kerja BEM. DPM KEMA Tel-U telah mengeluarkan hasil penilaian atas BEM KEMA Tel-U masa bakti 2018 melalui Official Account LINE DPM pada 17 Februari 2018. Adapun indikator penilaian tersebut berdasarkan pada pelanggaran petunjuk pelaksanaan kerja yang diajukan BEM kepada DPM, serta berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) BEM kepada DPM. Sementara penerimaan LPJ BEM oleh DPM didasari pada penilaian setiap kementerian di dalam BEM yang mendapat presentase nilai diatas 60%. Selaku Pimpinan II DPM KEMA Tel-U, Rega Eggitya Suyono mengatakan bahwa kinerja BEM sudah cukup baik, dinilai berdasarkan koordinasinya dengan DPM. Selain itu, program kerja BEM Kabinet Adharma Sendi Akara juga dinilai sudah sesuai dengan visi dan misi yang digagas di awal pengurusannya. “Jika berdasarkan LPJ, mereka ‘kan ada visi dan misi dari presiden dan wakil presidennya. Secara umum juga dicantumkan BEM itu ingin berjalan ke mana, pencapaiannya apa saja, juga

dilihat dari sana (LPJ). Kalo hasil dari diskusi kemarin sih sudah tercapai,” ungkap Rega. Tak semuanya selaras, penilaian kinerja BEM Kabinet Adharma Sendi Akara beragam. Ada juga yang tak setuju jika BEM Kabinet Adharma Sendi Akara dinilai sudah memuaskan. Ghiats Shalih Rasyid ketua UKM Alfath, menilai bahwa kinerja BEM belum mewadahi aspirasi mahasiswa dengan baik. “Terutama sebagai perwujudan dari mahasiswa Tel-U itu sendiri masih belum terasa. Jadi masih perlu diperbaiki bersama.” Sementara itu, Dirga Fradika selaku Pimpinan I DPM KEMA Tel-U berpendapat bahwa kinerja BEM saat ini hanya mementingkan proker yang mereka gagas. “Efek dari proker itu terkadang jarang dipikirkan oleh mereka.” Menurutnya, seharusnya program kerja BEM bisa lebih menekankan pada apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa Tel-U. Hal ini sesuai dengan fungsi dari BEM, yakni menjembatani mahasiswa kepada pihakpihak terkait. Maka jika hal

Verbi menambahkan, ke depannya dinamika politik BEM KEMA Tel-U harus diperbaiki, agar BEM KEMA Tel-U dapat memiliki kekuatan politik di ranahnya sendiri. “Birokrasi juga harus diperbaiki melalui AD/ART pada saat kongres, agar segmentasi ormawa dapat lebih jelas.” Selain itu, Verbi juga menyarankan agar BEM KEMA Tel-U memiliki program kerja yang lebih inovatif, yang didukung oleh suasana yang lebih atraktif, seperti dalam hal pengemasan informasi, hingga pengangkatan isu-isu dalam maupun luar kampus. Waktu yang singkat, sumber daya manusia yang kurang maksimal, serta problematika kampus yang banyak, diakui Wahyu sebagai alasan kurang optimalnya kerja para Eksekutif. Berdalih telah mengupayakan yang terbaik, BEM Kabinet Adharma Sendi Akara tidak banyak meninggalkan kesan bagi pemangku kuasa yang dinaunginya. Justru, BEM Kabinet Adharma Sendi Akara meninggalkan PR (Pekerjaan Rumah) yang mesti dituntaskan oleh BEM masa bakti 2019 yang baru dilantik. Namun, masa bakti BEM Kabinet Adharma Sendi Akara telah usai. Harapannya, kepercayaan mahasiswa tak pudar hanya karena program kerja yang digagas badan eksekutifnya tak sesuai janji diawal. Berdasarkan paparan di atas mengenai kilas balik serta penilaian kinerja BEM, sudahkah Kabinet Adharma Sendi Akara berhasil menjalankan tugas sesuai dengan fungsi dan tujuan BEM yang sesungguhnya?


Omammi Tilikan Hasil Dedikasi

Para Eksekutif

Mahasiswa

T

erpilihnya presma dan waprema baru membuat tongkat estafet kepengurusan terus berlanjut. Janji-janji masa kampanye akan segera direalisasikan. Program kerja baru akan segera dilaksanakan. Entah benar-benar baru atau melanjutkan program lama pada kepengurusan baru. Berakhirnya kepengurusan BEM KEMA Kabinet Adharma Sendi Akara tidak membuat janji manis serta rencana yang dulu dicanangkan oleh kabinet ini dapat dilupakan begitu saja. Kabinet kepengurusan ini baru terpilih pada bulan April 2018 melalui Kongres Sidang Umum mahasiswa Tel-U, baru dilantik pada bulan September 2018, dan resmi berakhir pada 12 Februari 2019 silam. Waktu yang tergolong cukup singkat untuk masa satu kepengurusan. Bagi sebagian mahasiswa, kepengurusan yang baru terbentuk pada bulan April ini dapat menyebabkan beberapa masalah. Kurangnya koordinasi pada UKM, himpunan, maupun BEM fakultas, adalah salah satu masalah yang timbul akibat kekosongan kekuasaan pada waktu itu. Menurut 6 mahasiswa saat diwawancara mengenai BEM Kabinet Adharma Sendi Akara, hanya 3 mahasiswa saja yang mengaku mengetahui siapa presiden mahasiswa (presma) dan wakil presiden mahasiswa (wapresma) yang menjabat pada periode kemarin. Informasi itu pun baru mereka dapat ketika BEM KEMA 2018 melakukan pertemuan dengan himpunan atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang mereka ikuti. Sisanya mengaku benarbenar tidak mengetahui siapa presma dan wapresma Tel-U yang menjabat pada tahun 2018. Ketidaktahuan ini, menurut mereka dikarenakan kurangnya pergerakan BEM, sehingga kehadiran BEM kurang dirasakan oleh mahasiswa.

Disinggung mengenai realisasi dari visi BEM Kabinet Adharma Sendi Akara, yaitu berdaulat, semangat berkarya, dan selaras dalam bergerak untuk berkarya bagi almamater dan Bangsa Indonesia, 4 dari 6 mahasiswa berpendapat bahwa mereka belum merasakan realisasi dari visi tersebut. Sebagian merasa bahwa sedikit sekali program kerja atau kegiatan dari BEM Kabinet Adharma Sendi Akara yang benar-benar mendukung visi tersebut. Satu-satunya kegiatan yang diketahui adalah kegiatan pertemuan antara BEM dengan himpunan-himpunan di Telkom University. Sementara sebagian lagi berpendapat bahwa BEM 2018 sudah cukup menjalankan visi yang dibuatnya, hanya saja hasil akhirnya belum maksimal. Sementara untuk program kerja, hanya segelintir mahasiswa yang benar-benar mengetahui dan mengikuti apa saja yang sudah BEM Kabinet Adharma Sendi Akara lakukan. Sebanyak 4 dari 6 mahasiswa juga mengaku tidak mengetahui apa saja

yang sudah dihasilkan oleh BEM Kabinet Adharma Sendi Akara. Hal ini disebabkan karena program kerja yang dibuat oleh BEM, kurang “menyentuh� mahasiswa, sehingga dampaknya pun kurang dirasa oleh mahasiswa. Secara keseluruhan, sebagian besar mahasiswa yang diwawancara menilai bahwa kinerja BEM KEMA 2018 belum maksimal dan belum sepenuhnya berhasil. Masih banyak keluhan dan aspirasi yang terbelangkai, serta belum mewakili mahasiswa. BEM juga dianggap masih gagal menjadi penyambung lidah antara mahasiswa dan pihak kampus. Lebih jauh, kehadiran BEM di lingkungan kampus pun masih dirasa belum memberikan Salah satu narasumber justru merasa bahwa BEM hanyalah pelengkap saja, sehingga ada atau tidak adanya BEM tidak akan memberikan pengaruh apapun pada Telkom University.

Pada hakikatnya, sebuah perubahan tidak bisa hanya dilakukan oleh BEM atau satu elemen kampus saja. Perlu ada kerja sama dan sinergi antara seluruh masyarakat Telkom University agar benar-benar tercipta sebuah perubahan.

dampak apapun. Namun, BEM akan tetap menjadi komponen utama dalam menggerakkannya, sebagaimana peran BEM dalam lingkungan kampus, yaitu sebagai perwakilan mahasiswa. Sehingga memang benarbenar diperlukan aksi nyata BEM untuk mengajak seluruh entitas Telkom Univesity dalam melakukan pergerakan. Ke depannya, BEM Tel-U diharapkan dapat lebih proaktif terhadap segala hal yang ada di dalam maupun di luar kampus, sehingga Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat secara nyata dilaksanakan.

4


Komik

Cerita oleh : Alifia Tresiana Illustrasi oleh : Yasmin

5


Kampusiana

Kompilasi Perkara Pemira Tel-U 2018

Pemilihan Raya atau yang lebih dikenal sebagai Pemira, merupakan pesta demokrasi bagi kalangan mahasiswa. Pesta ini menjadi pagelaran akbar setiap tahunnya di jenjang setingkat universitas. Pemira dianggap sebagai agenda penting karena merupakan pintu gerbang sekaligus sarana untuk menentukan pemimpin lembaga mahasiswa. Seharusnya, Pemira tidak hanya berperan untuk tujuan politik dan kekuasaan saja, melainkan sebagai wadah untuk memilih pemimpin lembaga mahasiswa yang berkualitas. Sebagai ajang politik kampus, Pemira selalu berhubungan dengan kata “persoalan”. Seperti di Telkom University, Pemira 2018 yang bertujuan untuk memilih presiden mahasiswa-wakil presiden mahasiswa serta DPM Delegasi ini ditemui beberapa permasalahan dalam tapak tilasnya. Dimulai dengan logo Pemira Telkom University 2018 yang disinyalir menggunakan logo yang sama dengan logo Pemira ITB tahun 2014. Logo baru diubah oleh KPR setelah masalah ini menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa. Kejadian selanjutnya pada Jumat 23 November 2018, Official Account LINE Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Tel-U (DPM Kema Tel-U) menerbitkan press release Laporan Tindak Kecurangan Panitia Pemira Tel-U 2018. Laporan yang diterima pada 18 November 2018 ini berisi surat pengunduran diri dari 6 orang yang tergabung dalam panitia Pemira Tel-U 2018 yang disertai 16 poin yang diindikasi sebagai bentuk pelanggaran peraturan selama proses Pemira 2018. Menurut Ghozy Ghulamul Afif, selaku anggota Badan Pengawas Pemilihan Raya (BPR) 2018, penyebab 16 pelanggaran tersebut sebagian besar terjadi karena adanya miskomunikasi, seperti kasus keterlambatan penyerahan berkas oleh pasangan Yusuf-Adnan. Berdasarkan keterangan yang diberikan, Yusuf sempat ditahan oleh pihak BPR dan Komisi Pemilihan Raya (KPR) ketika akan mengumpulkan berkas pada 19.59 WIB. Hal ini karena Yusuf tidak dibersamai wakilnya, Adnan. Padahal, tidak ada aturan yang mewajibkan pengembalian berkas harus dilakukan oleh pasangan calon. Sedangkan mengenai perpanjangan pengumpulan berkas, Ghozy mengaku pihak BPR-KPR telah mempertimbangkan beberapa hal. Salah satunya adalah mundurnya waktu Pemira apabila semua pasangan calon digugurkan dan harus dilaksanakan Pemira ulang. Selain itu, dekatnya waktu Ujian Akhir Semester (UAS) dikhawatirkan akan menghambat pelaksanaan Pemira. Ghozy menambahkan bahwa perihal perpanjangan pengumpulan berkas pada awalnya tidak disetujui DPM dan tidak berdasar pada aturan yang berlaku. Panitia

bisa dibilang tidak profesional karena hal ini. Namun, karena BPR-KPR menjunjung tinggi musyawarah, pada akhirnya suara yang menerima keputusan perpanjangan lebih banyak daripada yang menolak. Setelah itu, diadakan penerimaan pelaporan yang terjadi selama kegiatan Pemira Tel-U 2018 yang nantinya diproses dan diinvestigasi oleh BPR. Menurut Ghozy, terdapat sembilan laporan yang diterima. Namun, ada kendala yang dialami oleh BPR ketika satu dari sembilan pelaporan disetujui karena adanya hak prerogatif dari ketua BPR sebelumnya. Padahal dalam prosesnya, mayoritas panitia menolak pelaporan tersebut. Selain itu, pengumuman hasil pelaporan terlambat dan tidak ada konsolidasi kepada pihak DPM. Perkara tersebut menyebabkan hasil proses pelaporan dianggap tidak sah dan dibawa ke audiensi. Dirga Fradika, selaku Ketua DPM 2018, mengatakan bahwa dari awal pun BPR-KPR tidak tegas. Mulai dari masalah pengembalian berkas dan adanya intervensi dari luar. Dirga menganggap hasil pelaporan tidak sesuai dengan alur karena dikeluarkannya surat keputusan tanpa sepengetahuan DPM dan sebagainya. Sebelum audiensi dilaksanakan, pada 4 Desember 2018, Official Account LINE DPM Kema Tel-U mengeluarkan surat ketetapan mengenai pemberhentian sementara BPR-KPR 2018. Pemberhentian dilakukan karena tidak kondusifnya kegiatan Pemira Tel-U 2018 dan perlu adanya tindak lanjut terkait pelaporan yang terjadi selama kegiatan. Akhirnya, DPM mengadakan audiensi terkait penindaklanjutan laporan kecurangan di Sekretariat Pemira pada 8 Desember 2018. Dalam audiensi tersebut terdapat dua mosi tidak percaya yang ditujukan kepada ketua BPR dan ketua KPR yang disampaikan oleh Zainal Abidin Pane selaku koordinator saksi pasangan calon nomor urut 2. Sementara itu, hasil audiensi diunggah pada 10 Desember 2018. Adapun hasilnya yaitu dicabutnya keputusan KPR 2018 terkait surat teguran dan surat peringatan terhadap semua peserta Pemira 2018. Lalu diberhentikan dan ditugaskan kembalinya beberapa anggota panitia Pemira Tel-U 2018. Sebagai bagian dari panitia, Ghozy megaku bahwa Pemira Tel-U 2018 masih kurang jika dilihat dari kesiapan panitia. Perihal ini disebabkan karena tidak adanya pelatihan atau briefing kepada panitia. “Hanya dikasih satu bulan tanpa ada briefing sama sekali, otomatis kami belum siap,” kata Ghozy. Ghozy berpesan bagi Pemira selanjutnya, DPM diharapkan mempersiapkan Pemira ini dua sampai tiga bulan sebelumnya. “Lebih baik dua-tiga bulan sebelumnya itu sudah disiapkan dan dikasih briefing tentang apa saja yang harus dipersiapkan, serta dimatangkan lagi AD/ART-nya,” tutup Ghozy.

Ragam Kisah Bapak Tua oleh : Nur Azizah Arini

Terbaring lemah Di atas kasur Di bawah selimut Dibalut pakaian putih Nafasnya tersenggal Pelan, pelan Sesekali tercekat Meminta bantuan Perawat yang sama itu datang lagi Menanyakan yang sama lagi Kabar, Kondisi Dan apa yang diingini “Aku tidak ingin tidur.” kata dia Tapi si perawat hanya bilang tidak apa Semua akan baik-baik saja Dan dia melihat malaikat

6


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.