Daypost 11 - Dapur Demonstrasi Mahasiswa

Page 1

DAPUR DEMONSTRASI MAHASISWA

Di Balik Layar Demonstrasi Mahasiswa Demonstrasi merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan banyak orang di hadapan umum. Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.

ke halaman 2

Demonstrasi Mahasiswa: Tegas Kepada Birokrat dan Diri Sendiri Demonstrasi oleh mahasiswa mampu menjatuhkan sebuah rezim. Kalimat tersebut seakan menjadi mantra sakti bahwa setiap demonstrasi yang dilakukan mahasiswa juga akan berhasil. Namun, akhir-akhir ini terasa bahwa mantra tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan.

ke halaman 4

Salam Redaksi Hampir setiap kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah atau kampus akan mengundang protes yang sering disebut sebagai demonstrasi. Pada umumnya, demonstrasi bisa dilakukan oleh siapa saja, namun demonstrasi mahasiswa sering kali dilakukan dengan berbagai alasan. Lantas, apa itu sebenarnya demonstrasi mahasiswa? bagaimana demonstrasi mahasiswa dimulai? dan apa tanggapan pengamat sosial terhadap fenomena tersebut? Redaksi: Iqbal, Gilang, Arin, Dewa, Falaah Layouting: Vieri, Falaah Kontributor: Seluruh Anggota UKM Jurnalistik Aksara


Fokus

Di Balik Layar Demonstrasi Mahasiswa

D

emonstrasi merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan banyak orang di hadapan umum. Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok. Demonstrasi umumnya dilakukan oleh orangorang yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Peran dan fungsi mahasiswa dianggap sebagai Agent of Change, Social Control, dan Guardian of Value. Mereka diharapkan membawa perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan akan memberikan manfaat serta menjadi pengontrol untuk dirinya sendiri, orang tua, teman-teman, orangorang di sekitarnya, dan negara mendorong mereka melakukan penyampaian aspirasi dan menjaga nilai yang dianggap tidak sesuai. Salah satunya adalah dengan aksi demonstrasi di hadapan umum. Dalam sejarahnya, bukan sesekali saja mahasiswa berdemonstrasi menyampaikan aspirasi dan menggugat pemerintah atau DPR. Bahkan tercatat dua diantaranya mampu menumbangkan rezim yang tengah berkuasa. Demonstrasi dimulai dari kebijakan penguasa yang tidak mau mendengar aspirasi rakyat. Kegiatan aksi demonstrasi mahasiswa biasanya difasilitasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Bagaimana Pembahasan Sebuah Isu Dimulai? 2

BEM-KEMA Telkom University, pengelolaan terkait dengan penyampaian aspirasi mahasiswa dilakukan oleh Kementerian Literasi, Kajian, dan Aksi Strategis atau Kastrat. Di dalam kementerian tersebut dibagi atas staf dan kabinet muda. Tugas mereka adalah mengawasi isu dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Ketika muncul sebuah isu, mereka melakukan kajian materi dan verifikasi sebelum dibawa ke konsolidasi. Selain itu, Kementerian Kastrat juga melihat urgensi isu yang dibawa dengan melihat pergerakan isu yang sama di BEM kampus lain. Kajian isu yang dilakukan BEMKEMA berbeda dengan BEM Fakultas meskipun bisa saja bekerja sama jika diperlukan. Setelah kajian isu dilakukan, keputusan turun ke jalan ditentukan melalui sebuah konsolidasi. Sebelum melaksanakan konsolidasi aksi, BEM-KEMA atau BEM SI biasanya akan mengajukan permintaan audiensi terlebih dahulu kepada pemerintah atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Jika pihak pemerintah atau DPR berkenan melaksanakan audiensi, maka cukup dilakukan audiensi di dalam forum tanpa melakukan aksi demonstrasi di hadapan umum. Namun, jika audiensi tidak diterima maka diputuskan untuk melaksanakan konsolidasi aksi. Selain itu, ada juga cara lain yang digunakan seperti pernyataan sikap dan penyampaian melalui dunia maya seperti menaikkan tagar tertentu dan membangun trending yang diharapkan akan menarik perhatian khalayak dan menyinggung sisi moral pihak yang ditentang. Untuk mengajak mahasiswa lain turut serta, pihak BEM akan mempublikasikan ajakan terbuka untuk melakukan konsolidasi. Pihak BEM akan menunggu mahasiswa yang akan hadir secara sukarela. Pihak BEM-KEMA akan bekerja sama dengan BEM antar-fakultas atau menginisiasi sendiri. Selain dari BEM-KEMA, ada juga organisasi atau komunitas yang ingin melaksanakan demonstrasi sendiri dan tidak terinisiasi dengan BEM-KEMA.

Hal tersebut dapat dilihat dari poster ajakan konsolidasi, yang jika dilaksanakan oleh BEM terdapat logo yang dicantumkan. Aliansi mahasiswa biasanya diinisiasi oleh para mahasiswa yang memiliki pandangan yang sama terkait dengan sebuah isu, dengan mengedepankan prinsip murni dari mahasiswa, tanpa penokohan dan klaim gerakan. Walaupun demikian, gerakan aliansi mahasiswa bisa bekerja sama dengan BEM dalam beberapa hal, seperti pengumpulan massa. Konsolidasi aksi membahas tentang banyak hal. Dimulai dengan menyatukan pendapat dan pemikiran, alasan membahas isu dan urgensinya untuk didiskusikan. Kemudian dilakukan pembagian tugas dan penunjukan pelaksana lapangan seperti narahubung, publikasi, tim medis, dll. Pembahasan teknis seperti titik kumpul, titik evakuasi, waktu pelaksanaan, menghadapi situasi terburuk, dan pendataan peserta demonstrasi. Dalam konsolidasi dibahas tuntas dari sisi teknis dan non-teknis. Hal itu mendasari


mengapa konsolidasi tidak dapat yang dianggap memiliki dilakukan hanya sekali dua kali. kemampuan di bidangnya. Semisal untuk tim medis, BEM Ketika memutuskan untuk KEMA akan meminta bantuan melakukan demonstrasi pun kepada Unit KSR PMI. Untuk tidak hanya dilakukan secara koordinator aksi lapangan tetap sembarangan. Ada beberapa kali dipegang oleh pihak BEMkonsolidasi sebelum akhirnya KEMA melalui Kastrat sebagai diputuskan benar-benar untuk bentuk pertanggungjawaban. turun ke jalan. Konsolidasi Secara umum terdiri atas tersebut meliputi konsolidasi bagian keamanan, koordinator yang dilakukan secara nasional lapangan, dan komandan oleh Aliansi BEM Seluruh lapangan. Indonesia (BEM SI), kemudian berlanjut ke Aliansi BEM SI Penentuan titik kumpul wilayah Jawa Barat dan internal dilakukan dengan beberapa kampus yang meliputi BEM pertimbangan, seperti koordinasi Fakultas sebelum diputuskan dengan pihak demonstrasi untuk memanggil mahasiswa yang lain dan antisipasi pihaksecara umum. pihak yang ingin menggagalkan aksi demonstrasi. Penentuan Pengawalan isu secara titik kumpul dan waktu akan berkelanjutan dilakukan dengan diumumkan melalui postingan melihat kondisi-kondisi lain dan grup yang dibentuk saat di luar BEM-KEMA, semisal konsolidasi aksi. Penentuan BEM kampus lain dan kuantitas aksi yang dilakukan bersama mahasiswa yang turut mengawal akan dikoordinasikan melalui isu tersebut. Peran BEM konsolidasi bersama dengan dikatakan hanya mewadahi BEM kampus lain. aspirasi para mahasiswa. Jika sebuah isu sudah meredup, BEM- Pemberangkatan ke KEMA tidak bisa berbuat banyak titik aksi dikoordinasikan oleh untuk mengawal isu tersebut. panitia lapangan, bahkan dalam beberapa aksi dapat difasilitasi oleh pihak BEM seperti pendataan kendaraan atau menyewa kendaraan umum. Biaya sewa ditanggung oleh BEM dan patungan antar-peserta aksi. Pembagian petugas Sebelum aksi berlangsung, lapangan dilakukan saat konsolidasi atau briefing. Saat itu dilakukan pendataan terhadap yang akan dibagi menjadi beberapa mahasiswa-mahasiswa fungsi seperti tim medis, akan mengikuti demonstrasi. itu dilakukan publikasi, koordinator lapangan, Pendataan dll. Untuk beberapa fungsi, BEM- sebelum dan sesudah aksi untuk KEMA akan meminta bantuan memastikan apakah peserta kepada unit kegiatan mahasiswa aksi ditangkap atau tidak. Jika

Pelaksanaan di Lapangan

ada mahasiswa yang belum ditemukan aparat, pihak BEM akan menghubungi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk membantu mencari di titiktitik penangkapan, semisal kantor polisi. Semisal terdapat mahasiswa yang ditangkap oleh aparat, maka akan dilakukan penjemputan dan pemulangan.

anarkisme. Terkait surat himbauan kampus mengenai aksi demonstrasi. Menurut Dzul Fiqram Nur, Menteri Literasi, Kajian, dan Aksi Strategis BEMKEMA Telkom University, himbauan untuk mencegah aksi demonstrasi dianggap melanggar prinsip kebebasan berpendapat yang sudah dijamin oleh undangundang. Kampus tidak memiliki hak untuk melarang mahasiswa untuk berdemonstrasi karena itu adalah hak individu mahasiswa untuk menyatakan pendapat. Dia juga menambahkan bahwa himbauan yang dikeluarkan hanya untuk menjaga nama baik kampus sendiri.

Jika koordinator lapangan sudah melihat potensi rusuh, mahasiswa akan ditarik mundur ke titik evakuasi yang dianggap aman. Koordinator lapangan selanjutnya akan melakukan sweeping untuk memastikan ada tidaknya mahasiswa yang masih berada di lokasi aksi. Jika ada peserta aksi yang terluka, maka akan dibantu melalui petugas “Kalau misalkan bahasa medis lapangan. kasarnya dianggap melanggar aturan, ya itu membuat aturan untuk melanggar aturan. Ya udah kalau ada aksi demo kita cuek-cuek saja, nggak ada permasalahan, nggak ada urusan” ungkapnya.

Tanggapan Terkait Surat Edaran Rektor

Dalam pelaksanaan demonstrasi, pihak kampus melalui Surat Edaran Rektor Telkom University Nomor: 166/SKR4/REK/2020 tentang Himbauan dalam Penyampaian Aspirasi, ada tiga poin yang disampaikan meliputi himbauan menjaga suasana kondusif, poinpoin himbauan yang melarang penggunaan atribut terkait dengan kampus, keterlibatan dengan anarkisme, mematuhi protokol kesehatan, dan menjaga keamanan, serta sanksi jika melanggar poin terkait atribut dan keterlibatan dengan

Menanggapi soal ucapan Megawati beberapa waktu lalu yang menyinggung soal peran milenial, menurutnya jika seorang milenial hanya dianggap bisa demo saja maka ia juga mempertanyakan peran Megawati sendiri untuk negara. Ia juga menganggap bahwa itu hanya sekedar mencari perhatian saja.

“Mau Megawati bicara apa ya itu urusan dia, tugas kita ya menjaga negara. Kita mengawal sebagai fungsi dan peran mahasiswa sebagai social control. Ya udah kita mengawal yang dirasa kurang baik dan membela yang dirasa baik untuk kemaslahatan bangsa,” ucapnya. Menurut Dzul, mahasiswa harus memahami peran dan fungsinya sebagai pembeda dengan siswa yang membawa kata ‘maha’ dalam tanggung jawab kepada bangsa dan negara. Ketika ada tanggung jawab, kita jalankan semampu kita. Jangan lari dari tanggung jawab yang diemban dan jangan menjadi mahasiswa yang apatis atau cuek. Setidaknya, mahasiswa harus berperan sebagai pelajar yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan bahkan bagi bangsa dan negara.

3


Omami

Bagaimana Mahasiswa Memandang Demonstrasi Mahasiswa? Demonstrasi bukanlah sebuah hal baru yang terjadi di Indonesia. Gerakan mahasiswa Indonesia pada tahun 1998 merupakan salah satu sejarah besar terkait demonstrasi mahasiswa. Saat itu, mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden. Setelahnya juga menjadi awal mula era reformasi berjalan. Pada dua tahun terakhir ini, Indonesia banyak diwarnai dengan terjadinya demonstrasi yang dilakukan secara serentak di beberapa kota besar. Gelombang protes ini diikuti oleh massa dari berbagai kalangan, begitu juga mahasiswa yang menggunakan almamater dari berbagai perguruan tinggi. Mahasiswa turut serta membantu dan menyampaikan aspirasinya untuk membantu persoalan yang tengah terjadi saat itu. Demonstrasi yang terjadi saat itu antara lain adalah Aksi Demonstrasi RUU KUHP pada tahun 2019 lalu dan Omnibus Law pada tahun ini. Beberapa tanggapan masuk dari empat mahasiswa yang diwawancarai mengenai demonstrasi mahasiswa. Tanggapan tersebut diantaranya beranggapan bahwa demonstrasi adalah suatu hal yang baik, wajar, dan sudah seharusnya dilakukan oleh seorang mahasiswa. Melalui demonstrasi, mahasiswa bebas untuk bersuara sesuai dengan haknya sebagai warga negara, bukan berarti adanya demonstrasi ini malah memecah belah satu sama lain. Salah satu mahasiswa memberikan tanggapan

demonstrasi yang sehat adalah demonstrasi yang dilakukan secara kondusif. 4

Ketika ditanya mengenai dampak dari demonstrasi, salah satu mahasiswa memaparkan pendapatnya mengenai dampak negatif dan positif yang dilihatnya. Dampak positif yang dilihat adalah mahasiswa

menjadi lebih solid antara satu dengan yang lainnya. Selain

itu, mahasiswa membantu masyarakat agar tidak terlalu khawatir dengan situasi ini karena masih banyak orang yang ingin memperjuangkan keadilan dan kemakmuran untuk rakyat Indonesia. Di sisi lain, empat mahasiswa yang diwawancarai memiliki pendapat yang sama akan dampak negatif dari demonstrasi. Beberapa mahasiswa menyayangkan akan banyaknya korban

dan setelah ditangkap mereka diperlakukan dengan tidak baik. Hal tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran kebebasan berpendapat di negara ini.

Di samping itu, tiga mahasiswa lainnya yang tidak ikut, beralasan karena perizinan dari orang tua, tempat tinggal yang jauh dari lokasi demonstrasi dilakukan, dan menghindari penularan yang terjadi di masa pandemi Menurut lima seperti sekarang ini. mahasiswa yang diwawancarai, hanya 2 Ketika ditanya diantaranya yang ikut turun mengenai apakah seorang pada demonstrasi. Salah satu mahasiswa perlu untuk mahasiswa yang ikut turun mengikuti demonstrasi, pada aksi demonstrasi di semua narasumber Jakarta berpendapat bahwa mahasiswa berpendapat hal itu merupakan pilihan tujuannya mengikuti mahasiswa itu sendiri. demonstrasi ini adalah dari sudah harus siap mencari kebenaran dan Mahasiswa akan resiko yang diterimanya keadilan. dalam mengikuti demonstrasi. Menurutnya, mahasiswa Salah satu mahasiswa suka membuka forum dan berpendapat bahwa berdiskusi sehingga aksi demonstrasi bukanlah demonstrasi menjadi tempat untuk mengutarakan apa yang satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk dipikirkan selama ini.

luka ketika demonstrasi berlangsung serta infrastruktur yang Satu mahasiswa lainnya rusak akibat kericuhan yang mengikuti demonstrasi yang terjadi. di Bandung berpendapat Mahasiswa lainnya memiliki pendapat yang berbeda mengenai penangkapan yang dilakukan pada mahasiswa dan anggota pers mahasiswa. Menurutnya, tindakan tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh aparat keamanan karena alasan penangkapan tidak jelas

bahwa tujuannya adalah untuk melaksanakan haknya dalam bersuara dan merasa resah dengan kondisi negara saat ini. Menurutnya, tujuan dari demonstrasi ini masih sering disalah artikan, padahal tujuannya melakukan demonstrasi murni untuk mengeluarkan aspirasi dan aksi damai.

menyuarakan aspirasi.

Menurutnya mahasiswa juga bisa menginformasikan situasi negara di sosial media dan menandatangani petisi yang tersebar secara online untuk berbicara mengenai keresahan atau menolak sesuatu. Jika mahasiswa ingin mengikuti aksi demonstrasi, sebaiknya lakukan dengan aksi damai dan mengikuti aturan yang ada untuk menyampaikan aspirasi. Â


Kampusiana

Demonstrasi Mahasiswa: Tegas Kepada Birokrat dan Diri Sendiri

Demonstrasi oleh mahasiswa mampu menjatuhkan sebuah rezim. Kalimat tersebut seakan menjadi mantra sakti bahwa setiap demonstrasi yang dilakukan mahasiswa juga akan berhasil. Namun, akhirakhir ini terasa bahwa mantra tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan. Hal ini memunculkan urgensi untuk menilik lebih dalam lagi tentang bagaimana seharusnya tindakan mahasiswa agar ide mereka bisa didengar atau, alternatifnya, agar demonstrasi oleh mahasiswa bisa lebih efektif. Protes yang merupakan bahasa universal dari demonstrasi, sudah terjadi dari dulu dengan berbagai tujuan. Ambil contoh rangkaian pergerakan seluas Afrika Utara hingga Timur Tengah: Arab Spring sekitar tahun 2011 yang dimulai oleh kesuksesan demonstrasi di Tunisia. Pergerakan tersebut meluas hingga mencangkup 5 negara lain, yaitu Libya, Egypt, Yemen, Syria, dan Bahrain. Di Egypt, demonstrasi dimulai pada 25 Januari 2011 dan berlangsung selama 18 hari. Demonstrasi tersebut membesar terlalu cepat hingga

pemerintah memutuskan akses internet. Tujuannya: menghentikan kepemimpinan Hosni Mubarak yang sudah berlangsung sepanjang 30 tahun. Mubarak berhasil diturunkan dan digantikan Mohamed Morsi yang akhirnya menjalankan pemerintahan absolut selanjutnya. Hingga pada akhirnya, terjadi kudeta untuk menurunkan Mohamed Morsi. Di Libya, demonstrasi pada 15 Februari 2011 berakhir menjadi perang sipil sepanjang 8 bulan. Aksi saling menyerang antar demonstran dan polisi terus berlanjut hingga terjadi perebutan wilayah. Pergerakan mengarah untuk menurunkan kepemerintahan Muammar Gaddafi. Walau pada akhirnya, ketika Gaddafi tertangkap dan dibunuh, perang sipil tetap berlanjut. Skala demonstrasi di atas menunjukkan betapa seriusnya masalah yang diangkat, sekental apa situasi kebencian dan kemarahan, juga besarnya jumlah partisipan bukan merupakan rumus keberhasilan sebuah demonstrasi. Kesusahan yang dialami demonstrasi sebesar itu, walau bukan di Indonesia,

tentu tidak sepenuhnya bisa dihindari tiap demonstrasi oleh mahasiswa. Hal tersebut bahkan cenderung membuat pemikiran pesimis tentang bagaimana mungkin demonstrasi oleh beberapa mahasiswa bisa merubah sesuatu.

Pola Eksekusi dari Demonstrasi oleh Mahasiswa Terkini

poin-poin itu, kemudian apa yang dirasakan masyarakat secara umum. Nah, itu memperoleh dukungan akhirnya,� kata Epin. Contoh yang Epin berikan adalah demonstrasi terhadap UU Cipta Kerja dengan elemen dominan hanya dua: buruh dan mahasiswa. Hal tersebut adalah contoh nyata betapa tidak adanya dukungan secara besar dan fakta bahwa kajian yang disampaikan tidak komprehensif untuk publik.

Epin Saepudin, selaku dosen PKN di Universitas Telkom dan Institut Teknologi Bandung mengatakan bahwa selama ini demonstrasi hanya memanfaatkan isu-isu di media dan belum tentu benar-benar mengkaji poin mana yang harus dikritisi. Epin mengatakan hal tersebut karena banyak mahasiswanya yang ia tanyakan tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana tentang tujuan turut serta berdemonstrasi.

Demonstrasi ukuran masif dengan kajian tidak komprehensif adalah apa yang terjadi dalam demonstrasi Occupy Wall Street. Tuntutan yang mereka sampaikan tidak memiliki acuan yang bisa digunakan untuk merubah suatu kebijakan. Sederhananya, tidak ada yang tahu secara khususnya bagaimana cara mewujudkan tuntutan mereka. Selain itu, gerakan Occupy juga tidak terkesan progresif. Gerakan tersebut mengendur dan Epin menambahkan mereda dengan cepat akibat bahwa isu yang dibawa harus ketiadaan target jangka melibatkan berbagai pihak. pendek. “Dulu saat rezim diturunkan, itu jelas gitu ya, poin-poin apa Hal tersebut juga saja tuntutannya. Kenapa ada menjadi salah satu pola

5


terjadi di demonstrasi Hong Kong yang memperjuangkan penghapusan kebijakan ekstradisi belakangan ini. Demonstran mengenakan pakaian gelap dengan pelindung kepala dan sarung tangan. Atribut mereka lengkap dengan pelindung mata dan masker untuk menangkal gas air mata. Memotong pengawasan CCTV dengan cat demi melindungi identitas demonstran. Pembagian tugas yang rapi dengan tugas membuat jalur pembekalan, penanganan medis, dan lini terdepan pergerakan. Persatuan pergerakan dalam demonstrasi tersebut bahkan mencapai titik menjaga identitas bersama dengan menggunakan kartu transportasi sekali pakai. eksekusi yang mencolok di Indonesia, bahwa demonstrasi terkini tidak ada keberlanjutannya. Isu tersebut harus dikawal dari awal hingga akhir meski perjuangan yang telah dilakukan dianggap sia-sia. Epin kembali mengungkit RUU Cipta Kerja. “Sustainabilitas-nya harus ada. Jangan rame terus kemudian sekarang udah gak muncul lagi. Waktu itu rame RUU Cipta Kerja, sekarang sudah jadi undang-undang, terus … gak ada.”

Substansi dari Demonstrasi “Budaya berdemokrasi, bukan berdemonstrasi, belum terbangun,” komentar Epin. Itu adalah alasan mengapa melakukan demonstrasi dianggap sinis dan munculnya berbagai pandangan negatif lainnya. Mahasiswa terlihat seakanakan hanya asal berteriak dan melakukan tindak kekerasan di kanan dan kiri. Apa yang mereka perjuangkan dengan apa yang mereka lakukan berkontradiksi. Sehingga akhirnya, bukan hasil kajian atau poin-poin penting yang publik lihat, tetapi hanyalah tindakan merusak pengganggu ketertiban. “Kita kritisi suatu RUU, kemudian ajukan RUU bandingan. ‘Ini kami sudah melakukan kajian, sudah bahas ini saja!’ misalkan begitu. Kalau begitu kan keren

6

tuh, jadi semacam ‘sparring partner’ bisa terjadi adu argumen,” andai Epin. Hal tersebut adalah hal yang sesuai untuk dilakukan mahasiswa. Karena demonstrasi oleh mahasiswa dibanding yang lain harus berbeda. “Mahasiswa itu punya tingkat intelektualitas yang lebih tinggi dibanding yang lain,” tambah Epin. Citra ‘bakar ban’ yang terjadi hampir di setiap demonstrasi, demonstran yang berpikir ‘kalau tidak merusak, tidak didengar’, dan seluruh kejadian yang dilakukan aksi massa harus dapat dikendalikan. Demi citra demonstrasi yang lebih baik, harus ada kontrol sosial. Epin menjelaskan, “koordinator lapangan (korlap) itu harus orang yang memang paham betul bagaimana situasi, massa yang dibawa, dan semuanya harus dilakukan dengan komitmen.” Epin melanjutkan, “untuk massa aksi, walau secara pengetahuan tidak sedalam yang berorasi, tetapi dia mengikuti ‘rules of the game’-nya. Jadi ketika aksi, instruksi yang diperintahkan korlap, harus diikuti. Nah, komitmen itu harus dibangun di awal.” Jika mengambil contoh demonstrasi di negeri lain, demonstrasi dengan kontrol massa yang disanjung dunia

Apakah Demonstrasi oleh Mahasiswa itu Efektif?

organisasi dengan perbedaan ideologis. Hal tersebut yang menyekat gerakan mahasiswa. Demonstrasi seakan-akan dilakukan oleh mahasiswa universitas A dan mahasiswa universitas B, bukan dilakukan oleh seluruh mahasiswa sebagai satu kesatuan. Demonstrasi menjadi sebuah ajang pamer atribut dengan isi yang disampaikan tenggelam. Hingga akhirnya, gerakan mahasiswa gagal untuk menjadi masif. Epin menyimpulkan, “kalau mau efektif ya lakukan gerakan bersama, tanpa sekat bendera. Kemudian isunya harus nasional dan dirasakan semua pihak. Kemudian ada komitmen bersama bahwa tujuannya adalah menyampaikan aspirasi dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat, yang menurut pengajian, tidak terakomodir akibat dikeluarkannya suatu produk kebijakan.”

“Demonstrasi sekarang ini kurang efektif ya, yang saya lihat,” jawab Epin. Ia merasa telah terjadi dikotomi antar mahasiswa, misalnya disebabkan oleh

Ragam Tenang

oleh: Iqbal Abdul Ra’uf Kabut makin pekatkan hati Terkubur fana hampir mati Diiring semerbak melati Yang hitam menolak nikmati Temaram di penghujung masa Tenang dan membuai rasa Tak pernah menghembus dosa Hampir memutus asa Bersila menyingkap bilah Perlahan nafas terengah Berbisik pelan arah tanah Menghadap langit menengadah Tak akan mungkin berkilah Gejolak pada nurani mengasah Kembali untuk berpasrah Pada kuasa yang tak terjamah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.