Daypost 12 - Optimalkah Ormawa di Masa Daring?

Page 1

Ormawa di Masa Perkuliahan Daring Perkuliahan merupakan sebuah aktivitas yang tidak hanya menuntut aktif di dalam ruang kelas akademik semata, namun juga seharusnya dapat bergandengan dengan kegiatan-kegiatan non-akademik yang dimana keunggulan dan minat seorang mahasiswa akan suatu bidang tertentu dapat terlihat.

ke halaman 2

Membangun Kaderisasi Daring yang Efektif Organisasi merupakan salah satu wadah bagi sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam organisasi tersebut terdapat berbagai macam individu yang tentunya memiliki karakter bahkan tujuan yang berbeda. Tujuan dari setiap individu harus disatupadukan agar organisasi tersebut berjalan dengan lancar. Maka dari itu, diperlukan kaderisasi yang menjadi salah satu pondasi bagi hampir setiap organisasi.

ke halaman 3

OPTIMALKAH ORMAWA DI MASA DARING?

SALAM REDAKSI Pandemi COVID-19 menuntut adaptasi dan perubahan yang cepat, termasuk perkuliahan. Tidak hanya sekedar perkuliahan akademik, namun juga dalam bidang non-akademik seperti kegiatan kemahasiswaan. Lalu, bagaimana organisasi mahasiswa menyiasati program kerja mereka di masa perkuliahan daring seperti saat ini? Langkah apa saja yang dilakukan agar mereka tetap berjalan di tengah kesulitan jarak dan waktu yang saling berjauhan? Dan bagaimana tanggapan berbagai pihak terhadap ormawa di masa daring seperti saat ini? Redaksi: Iqbal, Gilang, Aya, Charissa, Gia, Tesya, Yeni Layouting: Budhi, Ima, Ica Kontributor: Seluruh Anggota UKM Jurnalistik Aksara


Fokus

Ormawa di Masa Perkuliahan Daring

Pemahaman mengenai Ormawa dan UKM (secara umum dan di Telkom University) Kegiatan perkuliahan bukan hanya menuntut aktif pada bidang akademik di dalam ruang kelas, namun sebaiknya diimbangi dengan kegiatan-kegiatan non-akademik. Hal ini dapat memunculkan keunggulan dan minat seorang mahasiswa terhadap suatu bidang tertentu akan terlihat. Baik kegiatan akademik maupun non-akademik, semestinya dapat disejajarkan dimana keunggulan dan keterampilan seorang mahasiswa akan diuji. Selain itu, kegiatan perkuliahan diharapkan mampu membuat mahasiswa menyelaraskan diri dengan berbagai macam situasi di luar kampus. Berbicara mengenai organisasi kemahasiswaan, atau yang sering disebut sebagai ormawa, ada banyak jenis, tingkatan, dan bidang yang memungkinkan seseorang atau sekelompok mahasiswa yang tergabung dapat meningkatkan potensinya. Misalnya potensi dalam diri mereka baik dari sisi kepemimpinan, manajemen, komunikasi, maupun membangun relasi. Ormawa dapat menjadi sebuah wadah aktualisasi dan pengembangan diri dalam rangka meningkatkan soft skills dan karakter kepemimpinan mahasiswa. Jika mengutip dari Peraturan Umum (PU) Rektor Telkom University no. PU.010/ MHS7/KMH-KKM/2021 tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan di Telkom University Bab I pasal 1 ayat (8), organisasi mahasiswa universitas adalah organisasi yang merupakan wahana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kepemimpinan dan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Ormawa tingkat universitas, menurut PU Rektor 010 Bab IV pasal 4, digolongkan

2

menjadi 3 bentuk, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sedangkan pada tingkat fakultas terdiri atas BEM Fakultas dan DPM Fakultas. Himpunan Mahasiswa (HIMA) sendiri berada langsung dalam koordinasi Dekan bertalian dalam suatu fakultas. Namun, pandemi COVID-19 mengharuskan hampir semua kegiatan dilakukan secara daring, termasuk perkuliahan. Keadaan daring ini berlaku untuk semua kegiatan akademik maupun non-akademik dan sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2020 lalu. Dengan adanya kondisi daring tentunya memiliki dampak bagi mahasiswa, apalagi untuk mereka yang bergabung dalam organisasi mahasiswa, baik dari BEM, DPM, dan UKM itu sendiri.

Namun, untuk saat ini akun media sosial BEM KEMA terpantau tidak aktif dan postingan terakhir tertanggal 7 Februari 2021. Aksara sempat mencoba menghubungi melalui Official Account (OA) LINE BEM KEMA namun hingga artikel ini ditulis tidak ada respons apapun. Ketika Aksara mencoba menghubungi Santiko Wibowo selaku Presma BEM KEMA Telkom University 2020, sempat ada jawaban mengenai rencana wawancara offline atau online, namun tidak ada jawaban lebih lanjut setelahnya. Dikonfirmasi melalui Dzul Fiqram Nur selaku Menteri Literasi, Kajian, dan Aksi Strategis, untuk saat ini kepengurusan BEM KEMA sedang kosong dan sedang dilaksanakan Pemilihan Umum Raya (PEMIRA).

Daringisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Daringisasi dianggap sebagai tantangan bagi beberapa UKM dalam melaksanakan program kerjanya, misalnya UKM Telkom Radio. Saat diwawancarai, Jacklyn Ananda Ramadhina Uly selaku ketua UKM T-Radio mengatakan bahwa, ia melihat keadaan daring sebagai tantangan dan atau opportunity untuk melakukan hal lebih untuk kepentingan organisasi. Terkait cara organisasi beradaptasi dan membangun program kerja di kondisi daring, Jacklyn menjelaskan bahwa perlu untuk melihat peluang bagaimana kegiatan yang biasanya dilaksanakan secara luring dipindahkan menjadi kegiatan daring. Melihat dari program kerja UKM T-Radio yang sebagian besar merupakan kegiatan

Program Kerja Berbasis Daring BEM KEMA 2020 Kabinet Akselerator Juang Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KEMA) Telkom University tahun 2020 berjalan pada kondisi perkuliahan daring. Pada masa kepengurusannya, ada beberapa kegiatan dan diskusi yang dilaksanakan oleh BEM KEMA. Mulai dari diskusi mengenai biaya penyelenggaraan pendidikan (BPP), webinar, hingga konsolidasi isu nasional Omnibus Law. Selain itu, akun media sosial resmi BEM KEMA seperti Instagram juga cukup aktif memberikan infografis-infografis mengenai hal-hal yang terkait dengan mahasiswa terkhusus Telkom University, baik informasi ringan ataupun informasi mengenai kegiatankegiatan yang dilaksanakan di lingkup kampus maupun luar kampus. BEM KEMA juga menyelenggarakan Telkom University Writing Competition National (TICNAS) 2020, kompetisi karya tulis ilmiah tingkat nasional yang menjangkau peserta dari mahasiswa diploma/sarjana dan siswa SMA sederajat.

Pandemi gini kegiatan ormawa gimana ya?

Kurang lebih sama cuy, tapi semuanya serba daring.

Oh ya? tapi gimana ya...


yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka, salah satu cara beradaptasi dari UKM T-Radio adalah memanfaatkan platform yang ada agar program kerja tetap terlaksana. “Kita harus melihat dulu tujuan prokernya apa, misal kayak studi banding, tujuannya kan untuk mengetahui UKM atau club di universitas lain itu kayak gimana program kerjanya. Jadi dari tujuannya itu kita coba adaptasiin ke online. Kalau misalnya tujuannya cuma sekedar untuk mengenal UKM lain, kita bisa alihin lagi ke Zoom. Pokoknya intinya dari tujuan tersebut gak bakal hilang walaupun tetap online.” Jacklyn, T-Radio.

Tidak jauh berbeda, UKM Bengkel Seni Embun juga merasakan perbedaan yang cukup signifikan dalam pelaksanaan program kerja selama kondisi daring. Memiliki lima talent di dalamnya, UKM Embun yang biasanya melakukan latihan secara tatap muka, kini diharuskan untuk beradaptasi dengan memikirkan cara agar tetap bisa berkreasi dan menampilkan apa yang seharusnya mereka tampilkan. Berbicara tentang kegiatan daring, tentunya tidak terlepas dari permasalahan koneksi jaringan yang seringkali menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Kedua UKM mengakui bahwa permasalahan ini berdampak pada performa program kerja yang mereka jalankan dan juga memengaruhi komunikasi antar anggota. Mengenai cara menjaga komunikasi antar-anggota di tengah kondisi daring, baik UKM T-Radio maupun UKM Embun, keduanya mengatakan bahwa cara mereka membangun komunikasi antar anggota dalam organisasi adalah dengan mengadakan pertemuan rutin. Selain itu juga, memperbanyak interaksi seperti mengobrol sesama anggota, bermain games, dan lainnya. Mengenai perbedaan dan penyesuaian waktu kegiatan bagi tiap anggota, UKM Embun tidak memaksakan anggotanya untuk ikut dalam kegiatan jika tidak memungkinkan, sedangkan UKM T-Radio tetap melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kesepakatan bersama semua anggota. Meskipun sedang dalam kondisi daring, melakukan promosi organisasi tetap dilakukan. Misalnya, saat UKM Fair bulan Oktober lalu, UKM T-Radio melakukan promosi dengan siaran online. Hal itu terbukti efektif karena membuat banyak mahasiswa tertarik untuk mendaftarkan diri. Hampir sama dengan UKM T-Radio, UKM Embun juga melakukan promosi dengan memanfaatkan media daring. Inovasi yang dilakukan adalah mengunggah video masing-masing talent yang ada ke platform Tiktok tiap minggunya. “Sesuai visi kita, Embun itu buat nyalurin bakat minat untuk generasi muda di Telkom University terutama di bidang seni dan budaya

biar kita bisa dikenal secara luas di Jawa Barat,” kata ketua UKM Embun, Muhammad Arief Zulfikar. Mengenai pendanaan, kedua UKM tersebut mengadakan iuran kas bagi semua anggota organisasi dan mengajukan proposal ke bagian kemahasiswaan (BK). Sampai saat ini dikatakan bahwa keduanya belum menemukan kesulitan dalam masalah pengajuan proposal. Selain mengandalkan iuran kas dan bantuan dari BK, adanya bantuan dari sponsor juga membantu dalam hal pendanaan program kerja. Walaupun dalam keadaan daring, Arief mengungkapkan harapannya bagi seluruh UKM yang ada di Telkom University untuk bisa lebih nyaman dan menyesuaikan dengan keadaan daring, serta menjadi lebih kreatif kedepannya.

Tanggapan dan Kebijakan Bagian Kegiatan dan Kesejahteraan Mahasiswa (KKM) Dalam pelaksanaan kegiatan ormawa di dalam lingkup kampus menurut PU Rektor 010 Bab IV pasal 11 ayat (3), ormawa sendiri bertanggung jawab kepada Rektor Bidang Admisi, Kemahasiswaan, dan Alumni. Semua kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan oleh ormawa harus tertulis dalam Program Kerja Tahunan yang diserahkan dan disetujui oleh Wakil Rektor Bidang Admisi, Kemahasiswaan dan Alumni pada awal masa bakti kepengurusan. Setiap kegiatan didahului dengan persetujuan dan dipertanggungjawabkan kepada Wakil Rektor Bidang Admisi, Kemahasiswaan, dan Alumni

Menurut Kemas Rahmat sebagai Manajer Kegiatan dan Kesejahteraan Mahasiswa (KKM), kondisi kegiatan perkuliahan di masa pandemi COVID-19 mengalami banyak perubahan, tidak terkecuali bagi kegiatan ormawa dan UKM. Perubahan yang cukup mendadak membuat mahasiswa cukup kebingungan dan mengalami kekosongan kegiatan dan seiring berjalannya waktu mereka dapat menyesuaikan program kerja dan latihan masing-masing. Namun, beliau menyayangkan bahwa masih banyak UKM yang dirasa masih kurang kreatif dalam mengadaptasi program kerja mereka yang semula dijalankan secara luring menjadi daring. Banyak alternatif kegiatan semisal kompetisi ataupun kegiatan lainnya. Beliau juga menjelaskan ada sebagian kecil UKM yang tidak dapat menjalankan program kerjanya secara optimal meskipun tidak dijelaskan secara rinci. “Jadi anak-anak rata-rata isinya webinar atau kalau nggak webinar ketemu alumni, silaturahmi. Jadinya kok kebanyakan acaranya cuma dua jenis ini yang ada. Padahal mereka bisa ngadain kompetisi, misalkan debat atau banyak hal yang lain. Jadi kreativitasnya kurang.” Kemas Rahmat, Manajer KKM Beliau pun memberikan tambahan berupa saran dan masukan agar kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan oleh ormawa maupun UKM dapat dilakukan dengan lebih kreatif dan tidak monoton. “Mahasiswa harus berani bereksperimen dan dia harus lihat core business-nya apa. Kalau misal core business-nya olahraga bisa melakukan kompetisi online. Misalkan

kompetisi plank. Plank gitu tahan 20 detik, lihat siapa yang paling lama. Jadi harus melihat dari apa yang mereka suka, kemudian coba gali lebih dalam lagi. ya eksperimen.” Tambah Kemas. Mengenai kebijakan terhadap ormawa, pihak KKM menyampaikan bahwa tidak ada perubahan kebijakan selama perkuliahan daring saat ini, termasuk juga mengenai pendanaan. Ia menjelaskan mengenai anggaran yang disediakan untuk ormawa habis di 2 bulan awal pandemi. Kemas juga kembali menekankan mengenai ormawa dan UKM agar lebih kompetitif dan tidak hanya sekedar bermain dengan teman-temannya saja. Ormawa dan UKM yang tidak dapat menjalankan program kerjanya akan dikenakan sanksi ditiadakan. Mengingat kinerja ormawa dan UKM yang underperformed pada masa transisi luring menjadi daring. Kebijakan evaluasi terhadap Ormawa dan UKM pada tahun 2021 akan diberlakukan kembali.

PUISI Paradigma Satu Sisi Sabtu pagi Hewan dan tumbuhan terjaga Saling bersyukur satu sama lain Saling menyapa dalam hangatnya mentari Aku Menyelinap dari ruang pesawatku Berlari dari lorong jingga ku Melompat dan menghantam dinding hitam ku Aku tak punya mainan Bahkan satu buah pun itu Aku tak diizinkan Bermain dengan mainan hidupku Inilah drama hidup Pagi berganti siang Aku berlalu Dan aku Masih tanpa mainanku Karya Yudinda Gilang Pramudya

3


Ommami

Pandangan Mahasiswa Mengenai Kegiatan Organisasi Mahasiswa

Sebagian mahasiswa beranggapan bahwa sebagai mahasiswa, mengikuti perkuliahan adalah hal yang terpenting padahal pembelajaran tidak hanya berasal dari perkuliahan di kelas, namun bersosialisasi di lingkungan perkuliahan juga tidak kalah pentingnya. Contohnya seperti berpartisipasi dalam berbagai organisasi dan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan hobi, minat, bakat, melatih kepemimpinan, sampai pembinaan prestasi. Organisasi mahasiswa merupakan wadah dimana mahasiswa dapat mengembangkan berbagai aspirasi, ideide positif dan inovatif melalui berbagai kegiatan. Biasanya, organisasi mahasiswa menawarkan kepemimpinan di dalam jurusan, fakultas, bahkan universitas. Selain organisasi mahasiswa, terdapat juga organisasi kemahasiswaan yang memiliki tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat penalaran, minat dan kegemaran, dan kesejahteraan yang disebut sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). UKM merupakan wadah kegiatan kemahasiswaan di luar kelas yang ditujukan bagi mahasiswa yang memiliki minat, hobi, dan kreativitas yang sama. UKM di Telkom University dikelompokkan menjadi empat bidang, yaitu bidang kerohanian, seni dan budaya, olahraga, dan penalaran.

Hadirnya Terhadap Mahasiswa

Pandemi Kegiatan

Kegiatan akademik hingga non-akademik terpaksa dilakukan secara daring akibat dari munculnya pandemi COVID-19. Setelah aktivitas perkuliahan dan kegiatan ekstra kampus diubah dari luring ke daring, banyak mahasiswa yang kehilangan semangat dalam berorganisasi. Dalam hal ini, jelas bahwa

4

esensi berorganisasi kian memudar dari yang seharusnya. Di samping dari banyaknya kegiatan mahasiswa yang masih berjalan sebagaimana mestinya, justru efektivitas program kerja dari masing-masing kegiatan mahasiswa/organisasi kian menurun. Seorang anggota dari salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang seni mengutarakan bahwa ia amat tertarik dalam mengikuti kegiatan UKM. Disebutkan juga jika rata-rata dari pengurus UKM yang diikutinya bisa beradaptasi dengan baik di masa pandemi ini. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh para pengurus dalam rangka mempertahankan semangat berorganisasi. Hanya saja, para anggota baru masih memperlihatkan sisi malu-malu dan kurang interaktif sehingga menimbulkan gap antara pengurus dan anggota baru. Sementara itu, jika kegiatan mahasiswa dilakukan secara offline, hampir bisa dipastikan bahwa seluruh anggotanya dapat akrab. Hal itu menjadi dampak dari adanya variasi kegiatan yang mengharuskan mereka membaur satu sama lain. Berbeda dengan kedua mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan UKM maupun organisasi mahasiswa (Ormawa) mengungkapkan jika alasan dibalik ketidaksertaannya itu karena sejauh ini belum ada kegiatan mahasiswa yang dapat menarik minatnya. Ditambah ia juga merasa kurang semangat apabila mengikuti UKM atau Ormawa di masa pandemi. Lantas, apa saja kegiatan mereka yang tidak mengikuti organisasi mahasiswa ataupun UKM? Jawabannya tentu saja bermacam-macam. Mulai dari disibukkan oleh kegiatan akademik maupun non-akademik di luar kampus, seperti mengikuti International Model United Nations (IMUN) dan mencari beasiswa, hingga kegiatan part-time job yang membutuhkan manajemen waktu yang baik.

Plus Minus Mengikuti Kegiatan Mahasiswa Melalui Sistem Daring Berbicara soal dampak bergabung di organisasi yang berlandaskan pada pengembangan diri, pastilah banyak manfaat yang akan didapatkan. Meskipun begitu, dari berlimpahnya sisi positif yang diterima, tentu akan selalu beriringan dengan pasangannya; sisi negatif. Semua narasumber kompak menjawab jika mengikuti kegiatan UKM maupun Ormawa dapat menambah dan mengasah soft-skill tiap-tiap individu. Memangnya soft-skill seperti apa yang akan diterima para anggota organisasi? Pada umumnya, soft-skill yang didapatkan adalah meningkatnya kesadaran bersosialisasi sehingga mewujudkan pertambahan relasi sosial. Selain itu, kita pasti akan menerima banyak transfer ilmu baru, entah itu seputar berkomunikasi khususnya public speaking hingga ilmu yang berkaitan dengan kegiatan mahasiswa yang diikuti.

Salah satu penggiat organisasi menambahkan bahwasanya bisa jadi kita akan lebih mudah mendapatkan teman baru dari UKM yang sama karena faktor hobi yang selaras. Dari kesamaan minat dan hobi itu akan menghasilkan perasaan klop satu sama lain. Nah, menilik sisi negatifnya, semua narasumber pun lagi-lagi kompak dalam menyuarakan pendapatnya. Minus mengikuti kegiatan mahasiswa pada saat pandemi, yakni tidak dilakukan secara tatap muka sehingga dirasa kurang efektif dan tidak menyenangkan. Kegiatan mahasiswa yang memerlukan praktik pun jadi terhambat jika dilakukan secara daring seperti saat ini.


Kampusiana

Membangun Kaderisasi Daring yang Efektif Arti Kaderisasi Organisasi merupakan salah satu wadah bagi sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam organisasi tersebut terdapat berbagai macam individu yang tentunya memiliki karakter bahkan tujuan yang berbeda. Tujuan dari setiap individu harus disatupadukan agar organisasi tersebut berjalan dengan lancar. Maka dari itu, diperlukan kaderisasi yang menjadi salah satu pondasi bagi hampir setiap organisasi. Kaderisasi sendiri merupakan suatu proses pembentukan karakter seseorang agar memiliki satu tujuan dan pemahaman yang sama. Kaderisasi juga merupakan media untuk mendidik seseorang dan menanamkan sikap kepemimpinan. Pelaksanaannya sendiri diadakan oleh sebuah institusi atau organisasi ketika masa penerimaan anggota baru sebelum diberikan tanggung jawab pekerjaan. Penanaman sikap, rasa, jiwa, serta mental kepemimpinan diperlukan untuk proses kemajuan organisasi atau institusi itu sendiri. Seperti halnya yang dipaparkan oleh Hilman Fauzy, selaku Staff Departemen Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Telkom University, menyatakan bahwa kaderisasi merupakan sebuah media penanaman value kepada para anggota baru organisasi. Berbeda pandangan dengan Adinda Aulia sebagai peserta kaderisasi Teknik Industri, ia berpendapat bahwa kaderisasi merupakan transfer ilmu yang dimiliki oleh kakak tingkat kepada adik tingkatnya. Ilmu ini diharapkan dapat mengembangkan karakter peserta kaderisasi. Bagi organisasi mahasiswa dan unit ekstra kampus, kaderisasi merupakan hal yang esensial dan selalu diadakan ketika proses penerimaan anggota baru. Kaderisasi dianggap sebagai pondasi keberlangsungan organisasi kedepannya agar tidak salah memilih anggota baru. Tujuannya adalah untuk regenerasi organisasi itu sendiri. Kegiatan ini juga dibutuhkan sebagai titik awal untuk mengetahui karakter seseorang. Karien Aulia sebagai ketua Serat (Serumpun Anak Tekstil Tel-U) mengatakan bahwa esensi dari kaderisasi adalah bagaimana kita mengetahui seseorang itu cocok dan dapat dipercaya untuk meneruskan suatu organisasi, menumbuhkan interaksi antar-anggota maupun antarangkatan, dan dapat juga menumbuhkan solidaritas dalam organisasi.

dari sisi efektivitas, maka kaderisasi online jauh lebih efektif ketimbang kaderisasi offline. Walaupun kaderisasi online memerlukan waktu yang lebih lama daripada kaderisasi offline, kegiatan tersebut dinilai jauh lebih tidak memberatkan para peserta. Dari sudut pandang peserta, kaderisasi online tidak lebih melelahkan dari kaderisasi offline, karena diberi beberapa keringanan dan dilakukan dari rumah. Namun, terdapat kesulitan saat harus melakukan pekerjaan kelompok, sulitnya koordinasi dan sering terjadi miskomunikasi membuat pekerjaan kelompok dikerjakan lebih lambat dibanding apabila dilakukan secara luring. Meskipun begitu, para peserta tetap diberikan tugas serta perintah berupa arahan untuk dapat merasakan value atau output kaderisasi yang ditanamkan. Kendati demikian, kaderisasi online ini memiliki kekurangan dalam beberapa hal. Misalnya ketika berinteraksi dengan kakak tingkat maupun teman sebaya, kaderisasi daring dirasa tidak bebas dalam berkomunikasi karena tidak saling mengenal karakter masingmasing. Para peserta seringkali mengalami kesulitan dan merasa canggung apabila diminta untuk berinteraksi antar-peserta. Penanaman komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menciptakan interaksi yang lancar serta menciptakan keselarasan apabila ada kerjasama tim.

Perencanaan Daring

Kaderisasi

Ketidakpastian kondisi saat ini membuat seluruh organisasi memutar otak untuk menemukan perencanaan paling efektif dan memungkinkan di masa depan. Perkuliahan secara luring masih saja menjadi angan-angan bagi para mahasiswa dan pengurus organisasi. Namun, hal ini tidaklah menjadi persoalan

yang sulit karena beberapa organisasi sudah menyiapkan konsep kaderisasi dengan berbagai kemungkinan. 1. Kaderisasi Luring/offline Konsep kaderisasi luring masih sama seperti konsep kaderisasi luring pada umumnya. Namun, akan mengalami beberapa adaptasi dalam penggunaan teknologi. Misalnya, pengumpulan berkas anggota kaderisasi yang sebelumnya berupa kertas fisik menjadi e-paper atau form digital. 2. Kaderisasi Daring/online Konsep kaderisasi daring yang diterapkan masih sama seperti yang sudah berjalan, namun tentunya ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Misalnya koordinasi antar-panitia. 3. Kaderisasi Hybrid Konsep yang diusung yaitu dengan mekanisme 50:50. Misalnya, ketika penyampaian materi yang tidak memerlukan praktik dan interaksi yang banyak, maka diadakan secara daring. Sedangkan, ketika proses kaderisasi itu memerlukan interaksi, kerja tim, games, dan kebutuhan lain menyangkut teamwork maka dilakukan secara luring. Perubahan konsep yang dilakukan cukup drastis ketika masa-masa awal pandemi COVID-19. Berbagai rancangan konsep disediakan untuk mengantisipasi keadaan yang tidak pasti. Perencanaan kaderisasi saat ini mengalami adaptasi di beberapa bagian. Adaptasi ini diharapkan dapat membuat kaderisasi lebih efektif dan efisien.

Urgensitas, Manfaat, Esensi Kaderisasi

dan

Kaderisasi yang dilakukan pada periode 2020 dan 2021 sedikit berbeda. Sejak tahun 2020 dimana awal pandemi COVID-19

menyebar di Indonesia, membuat kita perlu menghindari kontak fisik dan harus berada di rumah. Oleh karena itu, hampir semua kegiatan harus dilakukan secara daring, termasuk kegiatan perkuliahan yang diantaranya adalah kegiatan organisasi. Kegiatan tersebut diibaratkan sebagai sebuah pondasi bagi organisasi untuk keberlanjutannya di masa depan. Urgensitas setiap organisasi berbedabeda dalam mengadakan kaderisasi. Kaderisasi dibutuhkan untuk mengetahui setiap karakteristik anggota baru agar sesuai dengan tujuan organisasi. Akan berakibat cukup fatal apabila karakteristik anggota baru tidak sesuai dengan tujuan organisasi. “Kenapa diwajibkan, karena di situ (kaderisasi) juga kita dapat mengenal budaya baru. Di sisi lain juga ada transisi dari siswa ke mahasiswa”. Ujar Hilman. Kaderisasi ditujukan untuk menciptakan objek yang memiliki value sesuai dengan visi dan misi organisasi. Value tersebut berupa sikap kepemimpinan, kedisiplinan, kemandirian, dan kedewasaan ketika menangani masalah internal maupun eksternal organisasi, serta memiliki dedikasi yang tinggi terhadap organisasi. Esensi yang didapatkan sangat banyak dari kaderisasi. Teamwork, self-improvement, kepedulian terhadap rekan satu tim maupun rekan di tim lain, dan masih banyak lagi esensi yang akan didapatkan. Baik kaderisasi daring maupun luring, esensi-esensi tersebut masih bisa dirasakan oleh para peserta kaderisasi. Avilia Chika Devi sebagai wakil ketua Serat memiliki harapan apabila kedepannya dilakukan secara luring dapat memiliki pembagian waktu yang benar atau memiliki manajemen waktu yang jelas, ia juga menambahkan untuk menerapkan sistem kaderisasi daring walaupun sudah dapat dilakukan secara luring.

Apakah Benar Kaderisasi Daring Dirasa Jauh Lebih Baik? Tentunya kaderisasi daring menjadi hal baru bagi tiap organisasi maupun individu. Oleh karena itu, terdapat beberapa hambatan maupun tantangan yang perlu dihadapi. Di antara nya adalah permasalahan sinyal, tidak semua individu berada di daerah yang memiliki kualitas sinyal yang baik, beberapa berada di wilayah pelosok yang kualitas sinyalnya masih buruk. Hal ini dapat diatasi dengan tidak menyalakan kamera saat conference call melalui Zoom atau Google Meet, walaupun membuat orang tersebut tidak dapat dikenali. Bahkan apabila sinyalnya lebih buruk, membuat individu tersebut tidak bisa mengikuti kaderisasi secara utuh dan perlu diganti melalui cara lain. Kaderisasi offline dan kaderisasi online sangat berbeda dari berbagai sisi. Jika dilihat

5


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.