Daypost 13 - Transformasi Tel-U Semakin Melaju

Page 1

EDISI 13, Juni 2022

AKSARA JURNALISTIK TELKOM UIVERSITY

TRANSFORMASI TEL-U SEMAKIN

MELAJU

Transformasi Sistem Pembelajaran dan Kebijakan Model Perkuliahan Hybrid Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 membuat berbagai sektor melakukan hampir seluruh kegiatannya secara daring, khususnya di sektor pendidikan. Dilansir dari Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020, menganjurkan kepada institusi pendidikan agar seluruh kegiatannya diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). •

ke halaman 2

Fasilitas Kampus dan Urgensinya Terhadap Kegiatan Perkuliahan Bagi beberapa orang, fasilitas kampus menjadi pertimbangan yang cukup penting dalam menempuh perkuliahan. Pasalnya, fasilitas kampus yang mumpuni ditengarai dapat meningkatkan semangat belajar individu untuk menempuh perkuliahan di kampus tersebut. •

ke halaman 4

Salam Redaksi Setelah dua tahun menjalani perkuliahan online, akhirnya Tel-U mengeluarkan kebijakan perkuliahan hybrid. Bagaimana Tel-U menyiasati perkuliahan hybrid? banyak sekali perubahan yang telah dilakukan oleh kampus untuk melakukan perkuliahan hybrid, dengan perbaikan fasilitas yang telah rusak atau memperbarui yang telah ada, membuat kebijakan baru mengenai sistem TAK, dan juga bagaimana sistem hybrid akan dilaksanakan. Redaksi: Aya, Hasbi, Charissa, Tesyalonica, Gia. Layouting: Aisy, Hanun, Risma Kontributor: Seluruh Anggota UKM Jurnalistik Aksara


FOKUS

Transformasi Sistem Pembelajaran dan Kebijakan Model Perkuliahan Hybrid

P

andemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 membuat berbagai sektor melakukan hampir seluruh kegiatannya secara daring, khususnya di sektor pendidikan. Dilansir dari Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020, menganjurkan kepada institusi pendidikan agar seluruh kegiatannya diubah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini menyebabkan sistem pembelajaran di beberapa Universitas, termasuk Telkom University mengalami beberapa kali perubahan dalam hal metode pembelajaran, dengan tujuan untuk menciptakan sistem pembelajaran yang efektif. Telkom University sendiri telah memiliki program kuliah dengan mekanisme pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada program studi S1 Informatika dan S2 Manajemen. Dengan metode perkuliahan yang diterapkan yaitu distance learning, dimana perkuliahan diselenggarakan online secara penuh dengan Asynchronous (belajar mandiri) dan Synchronous (tatap muka online) melalui Learning Management System (LMS). Selain program PJJ, tentunya Telkom University memiliki program reguler, yang membedakan reguler dengan PJJ adalah proporsi pada perkuliahan online. Namun, karena pandemi yang terjadi bersifat keadaan memaksa dan dianggap sebagai bencana, maka ditetapkan kebijakan untuk program reguler melakukan perkuliahan online secara penuh, seperti program PJJ.

Seiring dengan membaiknya kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia, beberapa institusi pendidikan mulai merancang kembali sistem pembelajaran yang akan diterapkan.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri Nomor 05/ KB/2021 menyatakan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dapat dilakukan dengan: (a) Pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan; dan/atau (b) Pembelajaran jarak jauh.

Dengan adanya kebijakan tersebut, Telkom University mulai merancang transisi model perkuliahan Hybrid Learning, yaitu metode pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka di dalam kelas pada saat yang bersamaan. Saat diwawancarai, Roosdiana Noor Rochman, Kepala Urusan Bagian Standar dan Layanan Akademik mengatakan bahwa, hal yang paling membedakan dari sistem perkuliahan daring, luring, dan hybrid ialah dari sisi jenis interaksinya. “Dimana pada pembelajaran onsite interaksi kan dilakukan secara langsung pada ruangan yang sama. Namun, untuk pembelajaran

online interaksi yang dilakukan melalui perantara media teknologi informasi dan komunikasi, Nah untuk pembelajaran hybrid yang sekarang kita adopsi itu menggabungkan kedua jenis interaksi tersebut.” Ujar Diana.

Keputusan Kampus untuk Memberlakukan Pembelajaran Model Hybrid Pada 24 Agustus 2021, Bagian Administrasi Akademik (BAA) Telkom University mengumumkan kemungkinan diberlakukannya perkuliahan Hybrid Learning. Mahasiswa yang memenuhi syarat untuk mengikuti perkuliahan secara onsite yang akan dimulai pada semester baru di bulan Februari 2022 dapat melakukan registrasi bayangan pada 25 31 Agustus 2021 kemudian diperpanjang pada 31 Januari - 4 Februari 2022. Namun, pada Februari 2022, Bandung Raya mengalami kenaikan kasus COVID-19 sehingga terjadi perubahan level PPKM di sejumlah daerah dan menyebabkan ditundanya pelaksanaan perkuliahan hybrid di beberapa perguruan tinggi termasuk Telkom University. Perkuliahan hybrid tentu membutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung agar kedua interaksi antara onsite dan online dapat dilakukan secara baik. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan perkuliahan hybrid, seperti kelayakan

kawasan kampus, dimana Kabupaten Bandung termasuk kategori wilayah yang tidak progresif dalam kinerja yang berkaitan seperti proporsi masyarakat yang sudah divaksin dan kasus COVID-19 yang terjadi. Kondisi tersebut tidak bisa dikontrol oleh perguruan tinggi sehingga menjadi suatu hambatan dalam implementasi perkuliahan hybrid. Tidak hanya itu, respon mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan onsite yang ditandai dengan melakukan registrasi bayangan sangatlah kecil jika dibandingkan dengan proporsi jumlah mahasiswa Telkom University secara keseluruhan. Setelah 2 bulan berada pada PPKM level 3, Bandung Raya mengalami penurunan jumlah kasus COVID-19. Dengan kondisi pandemi yang semakin membaik tentunya berpengaruh kepada respon mahasiswa, yaitu lebih banyak mahasiswa yang melakukan registrasi bayangan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendukung diadakannya perkuliahan hybrid, yang akhirnya secara perdana diberlakukan mulai 12 Mei 2022.

Kendala Sistem Perkuliahan Hybrid di Telkom University Tantangan utama dalam perkuliahan dengan sistem hybrid adalah kesinergian di antara semua elemen yang terlibat. Mulai dari perguruan tinggi, pihak eksternal, dosen, hingga mahasiswa perlu beradaptasi dengan sistem pembelajaran dan kondisi yang baru.

2

Perubahan sistem perkuliahan selama pandemi COVID-19 memerlukan penyesuaian sistem untuk mendukung model perkuliahan yang tepat. Setiap perubahan model perkuliahan memerlukan koordinasi dan sosialisasi yang terorganisir. Namun, terdapat kendala dalam melaksanakan sosialisasi, diantaranya kendala waktu. Bentuk sosialisasi yang dilaksanakan memerlukan waktu yang berjenjang untuk penyebaran informasi yang merata, dimulai dari universitas kepada fakultas, fakultas kepada dosen, dan dosen kepada mahasiswa. Pelaksanaan perkuliahan dengan sistem hybrid juga memerlukan aturan pokok atau syarat yang harus dipenuhi, yaitu protokol kesehatan, vaksinasi COVID-19, sarana dan prasarana, hingga izin orang tua. Perguruan tinggi diwajibkan untuk memastikan semua persyaratan perkuliahan sistem hybrid sudah sesuai aturan atau syarat yang telah ditentukan. Persiapan ini melibatkan banyak pihak, seperti Kementerian Kesehatan, LLDIKTI 4, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jawa Barat, BEM Telkom University, Ketua Ikatan Orang Tua Mahasiswa, hingga fakultas dan Direktorat Telkom University. Persiapan dengan pihakpihak tersebut berkaitan dengan kesiapan dan kesanggupan Telkom University dalam melaksanakan perkuliahan dengan sistem hybrid. Jika Telkom University dinyatakan sanggup, maka keseluruhan proses perkuliahan sistem hybrid ini akan dilanjutkan dengan mempersiapkan protokol kesehatan, sarana dan prasarana, sistem yang diperlukan, hingga registrasi mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan hybrid. Tidak hanya keperluan mahasiswa saja yang perlu diperhatikan, kesiapan dosen juga dipersiapkan guna kelancaran dalam proses belajar mengajar. Dosen beradaptasi menghadapi dua kondisi sekaligus, yaitu mengajar secara onsite dan online sehingga semua mahasiswa merasa adil dan diperhatikan dengan porsi yang seimbang.

3

Kebijakan Perkuliahan dengan Sistem Hybrid di Telkom University Telkom University melaksanakan perkuliahan dengan sistem hybrid yang membawa banyak kebijakan baru di dalam lingkup universitas. Dalam kegiatan operasional perkuliahan hybrid, petunjuk teknis adalah pegangan fakultas dan unit-unit terkait yang berperan dalam memastikan kelancaran pelaksanaan perkuliahan dengan sistem hybrid. Kebijakan ini bersifat kebaruan, sehingga kebijakan mengikuti kondisi yang sesuai. Berdasarkan SE Rektor Nomor 059/ AKD01/WR1/2022 tentang Pelaksanaan Perkuliahan Model Hybrid dan Blended Learning (HBL) Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022, perkuliahan dilakukan secara HBL mulai pada 12 Mei 2022.

Kegiatan HBL akan dilaksanakan ketika jumlah mahasiswa kurang dari 20 mahasiswa per kelas dengan rincian segala macam perkuliahan, penelitian tugas akhir di laboratorium, bimbingan tugas akhir, dan kegiatan kemahasiswaan harus mendapat izin dari Ditmawa.

“ HBL dapat diikuti oleh mahasiswa yang mengisi registrasi bayangan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan di dalam dan di luar lingkungan universitas dan kegiatan HBL dapat tinjauan kembali sesuai perkembangan pandemi COVID-19.

Sedangkan upaya Telkom University dalam kesetaraan perkuliahan dengan sistem hybrid antara mahasiswa yang onsite dan online adalah melakukan pengawasan dengan monitoring dan evaluasi secara berkala. Pada akhir masa pelaksanaan perkuliahan terdapat survey langsung kepada mahasiswa sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan di waktu mendatang. Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan pelaksanaan perkuliahan antara onsite dan online memiliki kualitas yang setara.


Ommami

Kampusiana

Fasilitas Kampus

Perubahan Sistem

dan Urgensinya Terhadap Kegiatan Perkuliahan

T

B

ranskrip Aktivitas Kemahasiswaan (TAK) sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa Telkom University. TAK merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur keaktifan mahasiswa di bidang non-akademik. Sudah sejak lama sistem TAK diberlakukan dan sudah banyak pula perubahan yang dilakukan terkait dengan kebijakan sistem ini.

agi beberapa orang, fasilitas kampus menjadi pertimbangan yang cukup penting dalam menempuh perkuliahan. Pasalnya, fasilitas kampus yang mumpuni ditengarai dapat meningkatkan semangat belajar individu untuk menempuh perkuliahan di kampus tersebut. Di samping itu, jurusan-jurusan yang di dalamnya terdapat praktik tentu membutuhkan berbagai fasilitas untuk mendukung Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM). Diberlangsungkannya perkuliahan hybrid di Telkom University ini menjadi pengalaman pertama bagi mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 dalam melakukan KBM di kampus. Dilihat dari sisi penyediaan fasilitas pembelajaran, Telkom University sendiri telah mengoptimalkan dan terus mengembangkan sarana dan prasarana yang diperlukan selama pembelajaran online, meskipun tidak sedikit dari para mahasiswa yang menemukan beberapa kendala saat melaksanakan perkuliahan secara online. Kendala tersebut di antaranya ialah gangguan sinyal dan jaringan, faktor cuaca, factor device, dan lainnya. Berdasarkan pengamatan Sheren, mahasiswi Digital Public Relations 2019, ia berbagi pendapat bahwa Telkom University semakin memperlihatkan perkembangan fasilitas kampus. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pemasangan lampulampu, penanaman beberapa pohon, pembangunan gedung maupun ruangan baru, hingga perbaikan jalan di area kampus. Berhubung pada semester ini Sheren sedang tidak mengikuti kuliah onsite, ia mendapatkan informasi tambahan seputar fasilitas kampus dari temannya. Menurut pengakuan temannya itu, Open Library Telkom University tetap menunjukkan performa terbaiknya dari segi fasilitas hingga pelayanan. Terkait peningkatan fasilitas di kampus Telkom University pun diaminkan oleh seorang mahasiswa angkatan 2019 dari jurusan Digital Public Relations, yaitu Witara Danu, yang saat ini sedang mengikuti perkuliahan secara onsite.

“Menurut saya, sejauh ini fasilitas kampus sudah mencukupi untuk kebutuhan perkuliahan baik yang onsite maupun online,” ucap Danu.

TAK

Melihat dari segi fasilitas yang disediakan kampus, terdapat salah satu gedung baru yang sudah digunakan untuk kegiatan KBM bagi beberapa fakultas, yaitu Telkom University Landmark Tower (TULT). Gedung ini merupakan bangunan perkuliahan tertinggi di Jawa Barat yang berkiblat pada konsep go green serta smart building. Untuk mahasiswa yang berasal dari fakultas yang tidak melakukan kegiatan perkuliahan di gedung tersebut, tentu mereka merasakan perbedaan fasilitas yang cukup signifikan. Hal tersebut diutarakan oleh Muhammad Fakhrul Kemal, mahasiswa angkatan 2020 dari jurusan Teknik Fisika, yang kebetulan berkesempatan melakukan kegiatan kelas di gedung P. “Fasilitas di gedung TULT sudah pasti sangat baik dikarenakan gedungnya masih baru, tetapi lift-nya terkadang ada yang mati, ga semua nyala. Nah karena saya dapat kelas di gedung FTE yang lama jadi terasa lumayan berbeda fasilitasnya. Kelasnya lumayan kotor dan berdebu, ditambah kursi kuliah yang sangat kecil jadi badan saya tidak muat. Akhirnya saya kelas sambil duduk di lantai” Ungkap Kemal.

Di samping dari adanya perbaikan fasilitas kampus, Danu pun menyampaikan keluhannya selama menjalankan perkuliahan. “Terkadang speaker kurang jelas ketika mahasiswa yang online sedang berbicara.”

Khairon Rafi, mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2020 saat diwawancara mengatakan hal yang kurang lebih sama dengan apa yang dikatakan kemal, namun fasilitas yang kurang menurut dia yaitu transportasi menuju gedung baru dikarenakan parkiran yang jauh dan juga masih banyak kegiatan yang dilakukan di gedung lama menguras cukup banyak waktu jika harus bolak-balik dengan berjalan.

Ia pun memberikan solusi terkait keluhan yang dialami oleh dirinya maupun temanteman yang menjalankan perkuliahan secara online. Menurutnya, solusi dari keluhan tersebut bisa diminimalisir dengan menggunakan speaker yang memiliki range frekuensi luas agar suara yang dikeluarkan semakin jelas.

Untuk mahasiswa-mahasiswi angkatan 2021 sendiri, beberapa jurusan telah melaksanakan perkuliahan hybrid, termasuk jurusan S1 Sistem Informasi dan S1 Informatika. Dengan diberlakukannya perkuliahan hybrid ini tentunya memberikan harapan baru bagi mahasiswa-mahasiswi angkatan 2021.

Perkuliahan hybrid ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk lebih mengeksplorasi diri dengan menggabungkan metode pembelajaran berbasis e-learning dengan metode pembelajaran tatap muka, yang tentunya banyak fasilitas pembelajaran di Telkom University yang dapat digunakan untuk mendukung kelancaran pembelajaran. Prins Naval, mahasiswa angkatan 2021 dari jurusan S1 Informatika menjelaskan bahwa secara keseluruhan kondisi fasilitas kampus saat ini sudah bagus, baik dari segi sarana prasarana maupun dari segi pelayanan. Melalui perkuliahan hybrid ini, Naval mengatakan bahwa mahasiswa-mahasiswi dapat lebih leluasa memanfaatkan fasilitas kampus yang mengalami peningkatan kualitas.

dipermudah dari segi transportasi menuju TULT, walaupun sempat dihadapkan oleh kendala mogok dan harus mengantri,” tambahnya. Untuk kedepannya, ia berharap agar fasilitas kampus lebih ditingkatkan performanya dari segi kualitas maupun kuantitas. Ia juga bersyukur atas adanya fasilitas pendukung karena menurutnya, hal itu dapat meningkatkan kinerja serta kenyamanan kegiatan di area kampus. Dengan adanya fasilitas kampus yang dapat memenuhi kebutuhan belajar dan kebutuhan estetika civitas akademika, maka akan menciptakan rasa nyaman dan meningkatkan reputasi kampus.

No

Kegiatan

Sebelumnya, pada tahun 2021 pernah beredar draft SK TAK terbaru di tengahtengah mahasiswa hingga menjadi perbincangan hangat. Namun, hingga kini belum terdapat informasi lebih lanjut terkait perubahan tersebut. Oleh karenanya Tim Aksara melakukan konfirmasi kepada Kepala Bagian Kegiatan dan Prestasi Mahasiswa, Edy Wibowo. Dalam wawancara yang kami lakukan, Ia membenarkan bahwa saat ini sistem TAK sedang dalam masa pengembangan.

1.

PKKMB

2.

Perkembangan Karakter:

Terdapat beberapa perubahan yang akan diterapkan pada sistem TAK yang baru. Perubahan ini berkaitan dengan sistem penilaian dan konversi poin. Pada sistem TAK yang lama, hanya diatur minimal poin yang harus dikumpulkan oleh mahasiswa, yaitu minimal 60 poin. Dalam sistem tersebut poin maksimal tidak diatur, sehingga rentang angka pengumpulan TAK sangat luas dan tidak terbatas. Menindaklanjuti hal tersebut, Kemahasiswaan melakukan pembaruan sistem TAK, yaitu dengan menetapkan angka minimal dan maksimal agar poin-poin yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa dapat terstandarisasi melalui konversi TAK menjadi IKK (Indeks Kemahasiswaan Kolektif). IKK sendiri merupakan konversi poin TAK yang sistemnya mirip dengan perhitungan konversi IPK mahasiswa. IKK inilah yang nantinya akan menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa. Cara menghitung IKK adalah jumlah TAK selama 4 tahun dibagi dengan nilai maksimal TAK pada masing-masing jenjang, kemudian dikali 4. Berikut rentang nilai kumulatif TAK sebagai syarat kelulusan untuk masing masing jenjang: 1.

Menurut Naval, dari segi teknologi pun fasilitas di Telkom University telah mengalami peningkatan, “Selama perkuliahan hybrid kami dapat memanfaatkan fasilitasfasilitas modern di gedung TULT, misalnya melakukan tapping sebelum masuk lift.” Ia menambahkan bahwa hal tersebut dapat diimplementasikan di gedung-gedung yang lain. Selain itu, ia juga berharap kepada seluruh civitas akademika untuk mendukung penuh peningkatan fasilitas di Telkom University demi kepentingan bersama.

Sarjana Pada jenjang sarjana, poin minimum yang berlaku adalah 60 poin atau setara dengan 2,00 IKK dan poin maksimum adalah 120 poin atau setara dengan 4,00 IKK

2.

Diploma Pada jenjang diploma, poin minimum yang berlaku adalah 45 poin atau setara dengan 2,00 IKK dan poin maksimucm adalah 90 poin atau setara dengan 4,00 IKK

Hal serupa juga dirasakan oleh mahasiswi S1 Sistem Informasi, Zahra yang saat ini sedang mengikuti perkuliahan onsite. Walaupun baru dua kali melaksanakan perkuliahan onsite, Zahra menjelaskan bahwa fasilitas kampus, khususnya di gedung TULT, kondisinya sangat baik.

3.

Ekstensi Untuk mahasiswa ekstensi, poin minimum yang berlaku adalah 25 poin atau setara dengan 2,00 IKK dan poin maksimum adalah 50 poin atau setara dengan 4,00 IKK

“Sejauh ini fasilitas di TULT sangat baik, terlebih lagi mahasiswa-mahasiswi

4

Secara umum penilaian TAK terbagi atas dua jenis, yaitu penilaian kegiatan wajib dan penilaian kegiatan pilihan. Penilaian kegiatan wajib memiliki bobot 30 poin. Poin tersebut disediakan oleh pihak kampus melalui kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan selama perkuliahan seperti:

5

Poin 4

a. Self-Management

4

b. Relationship Management

4

c. Leadership

4

d. Entrepreneurship Mindset

4

4.

Wawasan Kebangsaan

4

5.

Kompetisi

4

6.

Organisasi

2

Bagi mahasiswa ekstensi, kegiatan wajib yang harus dipenuhi meliputi Pengembangan Karakter dan Wawasan Kebangsaan. Untuk mahasiswa ekstensi yang berasal dari Universitas Telkom dapat menggunakan poin kegiatan Pengembangan Karakter dan Wawasan Kebangsaan pada jenjang sebelumnya. Adapun penilaian kegiatan pilihan yaitu poin TAK yang diperoleh dari kegiatan lainnya yang diluar kegiatan wajib, seperti mengikuti seminar, pengabdian masyarakat, mengikuti sertifikasi, aktif dalam kepanitiaan, dsb. Perubahan lainnya yang terdapat dalam sistem TAK terbaru adalah aturan mengenai kegiatan organisasi dan kompetisi. Pada sistem TAK yang lama, kegiatan berorganisasi dan kompetisi merupakan kegiatan opsional bagi mahasiswa. Pada sistem TAK yang sedang dikembangkan saat ini, mengikuti organisasi dan kompetisi merupakan kegiatan wajib bagi seluruh mahasiswa Tel-U. Hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengalaman berorganisasi yang akan berguna untuk diaplikasikan di dunia kerja nantinya. Selanjutnya, untuk memenuhi kewajiban poin kompetisi, mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti sekurang-kurangnya dua kompetisi di tingkat nasional selama berkuliah di Tel-U.

Seluruh pasal pada draft rumusan TAK terbaru akan berlaku bagi mahasiswa Telkom University angkatan 2022 dan setelahnya. Sedangkan untuk angkatan 2021 akan berlaku seluruh pasal kecuali pasal 2 ayat 1, dan untuk angkatan 2020 dan sebelumnya akan berlaku seluruh pasal kecuali pasal 2 ayat 1 dan pasal 3 ayat 1.

“Mengapa sistem TAK dibuat beberapa kegiatannya wajib, agar seluruh mahasiswa Tel-U sekurang-kurangnya memiliki dan memenuhi standar karakter, (agar setelah lulus nanti dapat terlihat) Oh ini karakter khas mahasiswa Tel-U.” ujar Edy Wibowo.

Pasal 2: Fungsi TAK 1.

Kelulusan di tingkat pertama, berupa kewajiban mahasiswa mengikuti dan lulus Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Pasal 3: Lingkup penilaian TAK

1.

Kegiatan mahasiswa yang mendapat poin TAK antara lain sebagai berikut: a. Kegiatan pengembangankarakter b. Keikutsertaan dalam kompetisi c. Keaktifan dalam organisasi d. Keikutsertaan seminar e. Kegiatan sertifikasi f. Keikutsertaan dalam kepanitiaan g. Keaktifan dalam mendukung Tridharma Perguruan Tinggi h. Kegiatan kemahasiswaan lainnya.

Dalam sistem TAK yang baru pun akan berbeda dalam teknis pengajuannya. Pada sistem yang lama, TAK diinput manual oleh mahasiswa melalui iGracias. Sedangkan pada sistem yang baru, untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus serta Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) akan diinput secara otomatis sebagai poin TAK. Untuk kegiatan lain selain yang disebutkan tersebut, mahasiswa perlu melakukan input manual melalui sistem baru yang disebut SITU. Migrasi yang dilakukan dari iGracias ke SITU tidak akan mempengaruhi poin TAK yang telah diperoleh sebelumnya. Berlakunya sistem TAK bagi mahasiswa Tel-U guna untuk menguatkan karakter mahasiswa. Diharapkan mahasiswa dapat mengikuti sistem ini tidak hanya mengejar poin minimal, tetapi juga poin maksimal. Dengan begitu, mahasiswa ketika lulus tidak hanya memiliki bekal IPK akademik yang tinggi, tetapi juga nilai keaktifan non-akademik yang tinggi. Maka dari itu, dengan adanya beberapa perubahan pada sistem TAK diharapkan dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi mahasiswa. Pengalaman dari kegiatan-kegiatan yang diikuti bisa dilampirkan dalam CV untuk menunjang saat mencari kerja.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.